84 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN 13. Crab adalah gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subjek yang sedang berjalan. Gerakan crab hampir sama dengan dolly, perbedaanya hanya pada arah gerakan kamera. 14. Crab left : kamera bergerak ke kiri. 15. Crab right : kamera bergerak ke kanan. APA ITU SINEMATOGRAFI? Gambar 3.28 Seorang Sinematografer dan Asistennya Sedang Merekam Gambar Sumber: https://bit.ly/2GadmFf Berbeda dengan fotografi yang memiliki output berupa gambar atau foto, sinematografi lebih menitik beratkan pada rekaman momen yang kemudian menghasilkan objek bergerak. Adapun secara definisi, sinematografi adalah bidang ilmu yang membahas teknik penangkapan dan atau penggabungan gambar sehingga rangkaiannya memiliki gagasan ide yang ingin tersampaikan. Dengan demikian, perlunya memahami bagi D.O.P untuk memahami semua alat yang akan digunakan harus benar-benar dikuasai supaya meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar nantinya. CAKRAWALA
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 85 RANGKUMAN JELAJAH INTERNET Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai teknik dasar kamera para siswa sekalian dapat mempelajari secara mandiri di internet. Melalui internet, kalian bisa mengakses lebih jauh materi tentang komposis, angle, dan camera movement. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang teknik dasar kamera adalah sebagai berikut. https://bit.ly/2R8qZv6 Sinematografi adalah ilmu terapan yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan sekaligus menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang memiliki kemampuan menyampaikan ide dan cerita. Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai objek. Perbedaannya dengan fotografi adalah peralatan fotografi hanya dapat menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Ketika telah memahami konsep dasar ini, Anda diharapkan mampu tau apa sebenarnya sinematografi itu. Nah, pada bab sebelumnya dan bab III ini, Anda telah membahas pengertian dan Anatomi pada Sinematografi, yaitu fotografi dasar serta prinsip dan teknik dasar tata kamera. Dari materi di atas dapat disimpulkan bahwa Camera angle atau sudut penempatan kamera juga memegang peranan yang sangat penting pada sinematografi. Bagaimanapun juga sebuah film dibentuk oleh beberapa banyak shot yang membutuhkan penempatan kamera di tempat yang terbaik bagi penonton untuk mengikuti cerita dalam film. Penempatan angle yang baik tentu saja bisa memperkuat dramatik sebuah film karena angle kamera ini adalah mata penonton melihat informasi visual dan juga bisa berarti seberapa besar area yang Anda gunakan dalam sebuah shot. Penempatan sudut kamera akan memposisikan penonton lebih dekat dengan action yang ada dalam film, misalnya dengan teknik close up dan lain sebagainya. Penempatan sudut kamera ini sangat dipengaruhi beberapa faktor di antaranya analisis pada skenario, penggunaan jenis lensa dan sebagainya. Memang lewat pengalaman panjang dan keterampilan penempatan kamera bisa di lakukan secara intuisif sifatnya. Akan tetapi jika Anda mempelajarinya tentu akan mempermudah Anda dalam membuat sebuah shot. Pada dasarnya kamera angle dibagi dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut. Angle objektif adalah kamera menjadi point of view cerita, artinya penonton melihat semua elemen visual yang sutradara berikan dalam filmnya. Contoh yang paling gampang adalah dalam film dokumenter di mana orang-orang tidak melihat ke arah lensa kamera atau dalam candid shot/kamera tersembunyi.
86 PRODUKSI FILM TATA KAMERA RANGKUMAN Prinsip dan teknik dasar tata kamera wajib kalian kuasai, tugas kalian adalah mencari teknik dasar penggunaan kamera dan cara pengambilan gambarnya. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu! TUGAS MANDIRI Angle subjektif maksudnya adalah seperti personal view point artinya penonton berpartisipasi dalam sebuah shot seperti pengalaman sendiri. Contohnya adalah shot dari udara atau aerial shot yang memperlihatkan pemandangan kota atau birds point of view. Jika seorang aktor melihat langsung ke arah lensa/penonton maka penonton di sini juga berpartisipasi dalam sebuah shot tersebut, maka bisa juga disebut angle subjektif. Point of view adalah pandangan subjektif dari subjek dalam scene. Maksudnya jika Anda melihat seorang aktor melihat ke arah langit kemudian shot selanjutnya adalah arak-arakan mega di langit maka shot ke dua tersebut adalah point of view subjek tersebut. Shot sering didefinisikan sebagai sebuah aktivitas perekaman dimulai dari menekan tombol rekam pada kamera hingga diakhiri dengan stop. Sedangkan scene sering diartikan sebagai tempat atau setting di mana sebuah cerita akan dimainkan, hal ini tentu saja terpengaruh dari dunia teater atau panggung. Sebuah scene bisa terdiri dari beberapa shot atau bisa saja satu shot panjang yang disebut sebagai sequence shot. Sequence adalah rangkaian dari beberapa scene dan shot dalam satu kesatuan yang utuh. Tipe-tipe dari shot dibagi dalam beberapa bagian, hal ini akan sangat membantu pada komunikasi visual, ketika Anda bercerita kepada penonton atau menyampaikan informasi kepada penonton maka Anda memerlukan beberapa penekanan atas informasi penting tersebut. Maka dari itu, Anda memerlukan detail penyampaian informasi tersebut untuk itulah Anda memerlukan beberapa tipe shot. Misalnya, Anda membuat close up dari sebuah benda agar penonton bisa lebih melihat detail atau menerima dengan jelas atas informasi yang Anda berikan
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 87 Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan kegunaan komposisi dalam pengambilan gambar di dalam sebuah film! 2. Sebutkan jenis komposisi dalam pengambilan gambar! 3. Apa yang dimkasud dengan komposisi pengambilan gambar rule of thirds? 4. Apa yang dimaksud dengan angle kamera? 5. Sebutkan jenis-jenis angle kamera! 6. Apa yang dimaksud dengan point of view? 7. Jelaskan pengertian movement dalam pengambilan gambar! 8. Disebut apakah teknik menggerakan kamera secara mendongak dari bawah ke atas (vertikal) atau sebaliknya? 9. Disebut apakah teknik menggerakan kamera di atas tripod atau dolly mendekati atau menjauhi subjek? 10. Disebut apakah gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subjek yang sedang berjalan? PENILAIAN AKHIR BAB Setelah mempelajari bab III ini, siswa tentu menjadi paham tentang prinsip dan teknik dasar tata kamera. Dari semua materi yang sudah dijabarkan pada bab III ini menurut Anda mana yang paling sulit untuk dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun dengan guru, karena materi ini akan berkaitan dengan materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya. REFLEKSI
88 PRODUKSI FILM TATA KAMERA PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL A. PILIHAN GANDA Jawablah soal soal di bawah ini dengan benar! 1. Dalam produksi film besar, terdapat banyak crew yang dibutuhkan di tim departemen kamera. Tim tersebut terdiri dari…. a. Penulis naskah b. Astrada c. Sinematografer/pengarah fotografi/director of photography d. Editor 2. Memvisualisasikan sesuai skenario dan konsep disebut… a. Seni Sinematografi b. Improvisasi c. Cutting d. Director 3. Pemilihan bahan baku untuk dapat menetapkan look dari filmnya disebut….. a. Pendirectan a. Seni sinematografi b. Teknologi sinematografi c. Visualisasi 4. Hal yang harus dilakukan oleh departemen sinematografi dasar pada saat pra produksi adalah…. a. Merencanakan pencahayaan b. Komposisi shot-shot c. Jadwal pembagian shot d. Menjaga kontinuiti visual 5. Di bawah ini yang termasuk seseorang yang paling dekat kedudukannya dengan sutradara disebut…. a. Penulis naskah b. Editor c. Astrada d. Sinematografer(director of photography/DOP) 6. Di bawah ini yang termasuk hak-hak juru kamera (operator kamera) adalah…. a. Mendapatkan jumlah dan kualitas awak/kru produksi, sarana peralatan kerja dan bahan baku sesuai dengan desain produksi, serta memenuhi standar mutu. b. Mendapatkan salary sesuai kesulitan bekerja. c. Berhak mengatur-ngatur sutradara. d. Berhak member efek yang di inginkan terhadap editor. 7. Di bawah ini 4 jenis kamera dilihat dari fungsinya, kecuali… a. Kamera profesional semi broadcast b. Kamera home use c. Handycam
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 89 PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL d. Kamera semibroadcast 8. Pernyataan yang mengatakan pentinya kamera video pada saat pembuatan film adalah…. a. Merekam suara b. Merekam bayangan c. Merekam gambar/visual d. Merekam kamerawan 9. Alat yang berfungsi sebagai penyangga kamera supaya kamera tetap berdiri tegak adalah… a. cliper b. swicer c. iPhod d. tripod 10. Bagian kamera yang berfungsi sebagai alat penglihat adalah…. a. iris b. fokus c. view finder d. riwender 11. Berikut yang termasuk kedalam ciri kamera home use atau kamera amatir adalah…. a. Mempunyai lensa panjang b. Mempunyai gelang fokus c. Bentuknya besar d. Tidak mempunyai gelang Iris dan fokus 12. Berikut ini merupakan salah satu ciri di jenis kamera professional adalah…. a. mempunyai gelang iris dan fokus b. mempunyai jenis kaset yang beragam c. mempunyai bentuk yang sempurna d. sangat mudah digunakan 13. Alat yang berfungsi sebagai penyangga kamera supaya kamera tetap berdiri tegak adalah…. a. cliper b. swicer c. iPhod d. tripod 14. Di bawah ini merupakan 6 kontrol dasar pengoperasian kamera, adalah.... a. Exposure, filter hight contras, zoom, white black, audio mixer, dan focus b. Exposure, white color, white balance, zom, focus, dan audio mixer c. exposure, filter color, white balance, zoom, focus, audio mixer d. Exposure, filter color, white balance, predestal, zoom, dan audio level
90 PRODUKSI FILM TATA KAMERA PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 15. Pada gambar di atas yang dilingkari tersebut berfungsi sebagai…. a. Tombol Rana b. Pengurangan mata-merah/lampu self timer c. Dudukan Lensa d. Indeks Dudukan Lensa 16. Fungsi sebuah jendela kecil pada kamera untuk melihat objek yang akan diambil disebut….. a. LCD b. Flash c. View vinder d. Oled 17. Pada gambar di atas, yang diberi kotak merah pada angka tersebut merupakan menunjukkan…. a. Nilai Apertur b. ISO Speed c. Titik AF d. Kecepatan Rana
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 91 PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 18. Pada gambar di atas yang dilingkari warna merah tersebut merupakan…. a. Tombol SET/Multi-controller b. Tombol Playback c. Tombol MENU d. Tombol Pengaturan ISO Speed 19. Pada gambar di atas yang dilingkari fungsi tombol tersebut untuk… a. Tombol Erase b. Tombol Tampilan c. Tombol Pemilihan Titik Fokus d. Sakelar Live View Shooting/Movie Shooting 20. Pergerakan kamera dari kanan ke kiri atau sebaliknya disebut… a. tilting b. panning c. zooming d. following
92 PRODUKSI FILM TATA KAMERA PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 21. Teknik pengambilan video jika posisi kamera di baawah ketinggian mata, maka kamera harus mendongak untuk merekam gambar subjek sehingga posisi ini memberikan kesancenderungmenambah ukuran tinggi objek, adalah… a. normal camera angle b. bird eye view c. high camera angle d. low camera angle 22. Berikut teknik pengambilan gambar video dalam sebuah film kecuali… a. ambil gambar peradegan b. hindari menggunakan zoom c. isilah frame dengan subjek gambar d. menggunakan pan kiri dan kanan dalam satu adegan 23. Apa yang dimaksud dengan kamera subjektif…. a. Proses pengambilan gambar dengan bantuan tangan tanpa menggunakan tripod. b. Proses pengambilan gambar dengan mengibaratkan lensa kamera sebagai mata manusia. c. Proses pengambilan gambar dengan panning. d. Proses pengambilan gambar dengan moving kamera. 24. Pengambilan gambar berdasarkan pada level mata dengan ketinggian objek disebut…. a. High Angle Shot b. Eye Angle Shot c. Low Angle Shot d. Handheld 25. Pergerakan kamera dengan menjauhi objek disebut…. a. Panning b. Tracking c. Track out d. Til up 26. Keseimbangan warna putih, sebagai acuan warna premiere RGB untuk preset pengaturan pada kamera disebut…. a. Colour temperature orange b. Colouring c. White balance d. Filter 27. Crew yang bertugas (penata fotografi) bertindak sesuai intruksi dari cameraman adalah…. a. Second cameraman b. First assistan cameraman c. Juru camera d. Kepala cameraman
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 93 PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 28. Teknik pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas adalah…. a. Low angle b. High angle c. Frog eye d. Bird eye 29. Berikut yang bukan termasuk ukuran shot pengambilan gambar adalah…. a. CU b. ECU c. VCE d. MC 30. Di bawah ini merupakan tiga komponen dasar pada sebuah kamera, yaitu….. a. Lampu, bodi, dan recorder b. Lensa, bodi, dan recorder c. Lensa, pegangan, dan lampu d. Recorder, kaset, dan perekam B. URAIAN Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar ! 1. Sebutkan macam-macam jenis lensa berdasarkan kebutuhan! 2. Sebutkan 3 hal yang mempengaruhi bidang kedalaman (DOF) dan sebutkan ukurannya! 3. Apa yang dimaksud dengan F stop? 4. Apa itu default format file software-software penyunting video? 5. Disebut apakah teknik pengambilan video jika posisi kamera di baawah ketinggian mata, maka kamera Harus mendongak untuk merekam gambar subjek, sehingga posisi ini memberikan kesancenderungmenambah ukuran tinggi objek?
94 PRODUKSI FILM TATA KAMERA BAB IV DASAR-DASAR PENCAHAYAAN PETA KONSEP KATA KUNCI TUJUAN PEMBELAJARAN Three point lighting Setelah mempelajari materi tentang menganalisis prinsip tenik dasar kamera peserta didik dapat memahami dan mengidentifikasi pengertian dan fungsi pencahayaan dalam pengambilan gambar. BAB IV DASAR-DASAR PENCAHAYAAN PENGERTIAN TATA CAHAYA Pendahuluan Fungsi Tata Cahaya Karakteristik Cahaya Peralatan Tata Cahaya
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 95 PENDAHULUAN Dalam Tata Kamera, pencahayaan adalah salah satu aspek penting untuk menghasilkan gambar yang bagus. Berbeda sudut pengambilan gambar, maka intensitas cahaya yang didapatkan juga berbeda, sehingga tentu saja gambar yang dihasilkan tidaklah sama, begitupun pencahayaan dalam pengambilan video. Seorang kameraman atau D.O.P perlu memikirkan fungsi pencahayaan, karakteristik cahaya, dan sumber cahaya dalam pengambilan gambar. Berikut jenis-jenis pencahayaan dan kapan saat yang tepat untuk menggunakannya. Menganalisis Tata Cahaya Dalam Pengambilan Gambar Gambar 4.1 Posisi Penempatan Cahaya Sumber: https://bit.ly/37dqTrP MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Tata Cahaya Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan agar kamera mampu melihat objek dengan jelas, dan menciptakan ilusi, sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu, dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan. Cahaya menurut sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu cahaya bersumber dari alam, seperti cahaya matahari (natural light/daylight) dan cahaya yang diciptakan atau bersumber dari lampu, api (artifisial light/tungsten).
96 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN B. Fungsi Tata Cahaya Seperti telah disebutkan sebelumnya, mata kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat suatu objek. Dalam sinematografi, fungsi pencahayaan lebih beragam. Bukan hanya untuk memperlihatkan suatu objek, tapi juga seni untuk menampilkan kesan artistik. Berikut 12 fungsi pencahayaan dalam bidang sinematografi. 1. Menyinari objek Gambar 4.2 Cahaya yang Menyinari Objek Sumber: https://studioantelope.com/apa-itu-mise-en-scene/ Fungsi paling pertama dan utama dalam pencahayaan adalah untuk menyinari objek. Dengan begitu objek dapat memantulkan cahaya, sehingga bentuk dari objek tersebut dapat ditangkap oleh kamera penyinaran objek tersebut dilakukan sedemikian rupa, sehingga objek terlihat jelas, sesuai dengan konsep yang diinginkan dalam film. 2. Membuat Tampilan Gambar yang Artistik Gambar 4.3 Cahaya yang Menciptakan Kesan Artistik Sumber: https://bit.ly/2v0EKmT
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 97 MATERI PEMBELAJARAN Sinematografi merupakan sebuah seni, oleh sebab itu gambar yang ditampilkan dalam sebuah karya sinematografi harus memberikan kesan artistik. Pencahayaan dapat membantu melakukannya. Pencahayaan yang tepat dapat meningkatkan kualitas estetika suatu objek. Menonjolkan detail serta arsitektur tertentu dari suatu objek agar tampak dominan, sehingga terlihat lebih indah. 3. Menciptakan Efek Khusus Gambar 4.4 Cahaya yang Menciptakan Efek Khusus Sumber: https://www.patreon.com/FilmmakerIQ Efek pencayahaan dalam sinematografi pada dasarnya meniru cahaya alam dan berdasarkan pengalaman tertentu. Dalam rangka mengikuti konsep film, untuk memperoleh efek tertentu sering kali dibutuhkan bantuan pencahayaan tertentu pula. Misalnya, untuk menimbulkan efek bayangan tanpa objek yang melintas dalam sebuah film horor, atau efek silaunya sinar matahari, dan semacamnya. 4. Menghilangkan Bayangan yang Mengganggu Gambar 4.5 Perubahan Pencahayaan pada Objek Sumber: https://bit.ly/36eqhkn
98 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Seperti telah disebutkan sebelumnya, terdapat bermacam bayangan yang dihasilkan dalam pencahayaan. Ada bayangan yang memang diperlukan untuk menimbulkan efek tertentu, namun ada pula bayangan yang tidak diperlukan. Bayangan yang tidak diperlukan ini sering kali tampak mengganggu atau menyalahi konsep film yang dibuat, sehingga perlu dihilangkan. Bayangan tersebut dapat dihilangkan dengan bantuan cahaya lain, dilakukan dengan tata cahaya tertentu. 5. Pemilihan Bagian yang Dilihat Penonton Gambar 4.6 Cahaya yang Redup dan Terang dalam Satu Frame Sumber: https://bit.ly/369AIFH Pencahayaan dalam sinematografi dapat diatur sedemikian rupa, sehingga penonton dapat diarahkan untuk melihat bagian tertentu yang perlu dilihat atau tidak melihat bagian tertentu misalnya, dengan memberikan efek terang, sehingga penonton dapat melihat suatu objek dengan jelas atau meminimalisir pencahayaan pada objek yang tidak ingin diekspose. Apa yang dilihat penonton bisa diatur melalui intensitas penerangan, ukuran objek yang disorot, kontras suatu objek dengan latar belakang, serta jarak objek. 6. Membentuk Persepsi Gambar 4.7 Cahaya yang Redup dan Terang dalam Satu Frame Sumber: https://bit.ly/2RyMyny
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 99 MATERI PEMBELAJARAN Efek pencahayaan tertentu pada suatu objek atau ruang dapat menciptakan nuansa serta karakter tertentu, sesuai dengan konsep yang diinginkan. Misalnya, efek pencayahaan yang menimbulkan kesan luas pada ruang yang sempit, atau kesan tinggi pada objek yang rendah. 7. Mengungkapkan Bentuk Gambar 4.8 Cahaya yang Membentuk Ruang Sumber: https://bit.ly/2TKxFRM Jika pencahayaan yang diberikan dalam sebuah karya sinematografi hanya berupa cahaya datar atau flat, maka objek yang tersorot cahayanya akan terlihat monoton, tidak menarik. Dengan tata cahaya yang bervariasi, maka akan muncul keberagaman bentuk objek, sesuai dengan tinggi rendah derajat pencahayaan, arah cahaya, serta intensitas yang diberikan. Tata cahaya perlu diramu sedemikian rupa, sehingga menimbulkan kontras serta keberagaman warna yang membentuk objek, sehingga memikat penonton. 8. Menciptakan Gambaran yang Wajar Gambar 4.9 Salah Satu Adegan dalam Film The Raid 2 Sumber: https://bit.ly/2TKxFRM Tata cahaya lampu tiruan dapat menciptakan gambaran cahaya wajar, misalnya
100 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN mengenai petunjuk waktu, tempat, atau musim yang ingin ditampilkan dalam konsep sinematografi tersebut. 9. Membuat Komposisi Gambar 4.10 Efek Cahaya Menembus Jendela Sumber: https://bit.ly/2NLVUeD Tata cahaya dalam sinematograi dapat dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat menciptakan komposisi tertentu yang sesuai dengan kebutuhan skenario. Objek mana yang disorot, intensitas cahaya yang diberikan, arah serta sudut cahaya dapat dirancang sedemikain rupa, sehingga menghasilkan komposisi yang baik dan sesuai dengan konsep. 10. Menciptakan Suasana Gambar 4.11 Salah Satu Adegan dalam Film PTU (Johnnie To, 2003) Sumber: https://bit.ly/2RHx1lE Suasana di sini lebih mengarah pada suasana hati atau jiwa penonton. Efek kejiwaan ini dapat diciptakan oleh aktor dengan dukungan pencahayaan yang tepat. Misalnya, efek seram, tegang, sedih, atau semacamnya.
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 101 MATERI PEMBELAJARAN 11. Memperbaiki Mood Gambar 4.12 Salah Satu Adegan dalam Film Love for Sale Sumber: https://bit.ly/2NLVUeD Seperti disinggung sebelumnya, cahaya dapat memberikan kesan tertentu yang mempengaruhi jiwa manusia. Beberapa cahaya diyakini dapat memperbaiki mood. Misalnya, cahaya biru untuk menenangkan pikiran, cahaya hijau untuk relaksasi, dan cahaya merah untuk kesan eksotik. 12. Memisahkan Ruang Gambar 4.13 Salah Satu Adegan dalam Batman Sumber: https://bit.ly/37hAz4k Sering kali karya sinematografi diciptakan dalam sebuah area yang terdiri dari beberapa ruang. Tata cahaya dapat membatu agar ruang-ruang tersebut terkesan terpisah. Sehingga antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya tidak tampak secara nyata, berada dalam satu area. C. Karakteristik Tata Cahaya 1. Hard light Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya dengan intesitas yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan kekontrasan
102 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN yang tinggi dan bayangan yang keras (gelap-terangnya) Gambar 4.14 Cahaya dengan Bayangan yang Gelap Sumber: http://www.primaimaging.com/schools/detail/7/eye-school#.Xiapjf4zbIU 2. Soft light Disebut juga cahya yang lembut karena di hasilkan dari sumber terpendar dan halus biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan di berangi dengan filter atau elemen penghalus pemendaran cahaya.kontras yang di hasilkan lebih tipis, sehingga bayangan dihasilkan juga tidak keras. Gambar 4.15 Cahaya dengan Bayangan yang Lembut Sumber: http://www.primaimaging.com/schools/detail/7/eye-school#.Xiapjf4zbIU 3. Natural light Cahaya natural yang sumber cahaya dalam suatu frame atau dengan maupun scene bersumber dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya, cahaya pagi hari ini dari sebelah timur (key). Maka shot shot dalam scene tersebut key lightnya dari arah yang sama.
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 103 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.16 Suasana Cahaya di Pagi Hari Sumber: https://bit.ly/2RCgPly Pencahayaan yang dibedakan berdasarkan arah cahaya dan jatuhnya cahaya ke subjek dapat dibedakan sebagai berikut. 1. Top light Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga menciptakan suasana tertekan pada subjek. Gambar 4.17 Sumber Cahaya dari Atas Sumber: https://bit.ly/2ufuIy7 2. Eye light Cahaya yang di tunjukan pada posisi mata subjek guna untuk menguatkan kekuatan yang dimunculkan dari mata.
104 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.18 Mata yang Terlihat Jelas dengan Pencahayan Sumber: https://bit.ly/2tEIBpn 3. Accent light Cahaya yang dibuat sebagai aksen di luar subjek untuk menciptakan kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditunjukkan pada background. Gambar 4.19 Penerapan Cahaya Background Lighting Accents Sumber: https://indiecinemaacademy.com/three-lighting-tips-for-your-next-action-film/ 4. Color Temperature (Suhu Warna)
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 105 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.20 Berbagai Macam Suhu Warna Sumber: https://bit.ly/36d9zle Suatu cahaya yang berbeda akan menghasilkan suhu warna yang berbeda pila. Lampu neon memberikan cahaya berwarna kebiru-biruan, lampu tangsten halogen menghasilkan warna kuning kemerah-merahan, sinar cahaya matahari memancarkan warna putih kebiru-biruan. Secara teknis, cahaya merupakan radiasi gelombang elekromagnetik yang dapat dilihat oleh mata (Visible Light Spectrum). Panjang gelombang elekromagnetik ini diukur dalam satuan yang disebut nanometer (1 nanometer = 1/1 Milyar Meter). Gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia berkisar di antara 40 sampai dengan 700 nanometer. Gambar 4.21 Visible Light Spectrum Sumber: https://bit.ly/37odahO Setiap objek memancarkan radiasi (energi panas) yang besar kecilnya tergantung pada panjang atau pendeknya gelombang radiasi yang dipancarkannya. Hal ini merupakan salah satu unsur dalam tata cahaya yang penting untuk diketahui, dalam tata cahaya film hal ini biasa disebut Color
106 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Temperature (Suhu Warna). Color Temperatur dihitung dengan derajat Kelvin, yaitu digunakan untuk menjelaskan perbedaan campuran dari spektral. Berikut gambar hasil warna dan colour temperaturnya. Gambar 4.22 Color Temperature (Suhu Warna) Sumber: https://bit.ly/38unuoA Adapun satuan yang digunakan untuk mengukur suhu warna adalah derajat Kelvin, atau biasa disingkat dengan “K”. Alat yang digunakan untuk mengukurnya adalah Kelvin Meter atau lebih umum disebut light meter. Gambar 4.23 Alat Pengukur Suhu Warna Cahaya (Light Meter) Sumber: https://bit.ly/2RjdSY3 Dalam produksi audio visual, baik film maupun televisi sumber pencahayan yang digunakan pada umumnya adalah matahari dan peralatan lampu, baik
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 107 MATERI PEMBELAJARAN yang tergolong sebagai sumber pencahayaan daylight yang memiliki suhu warna 5600K, maupun tungsten dengan suhu warnanya 3200K. Bahan baku film memang didesain untuk kebutuhan tersebut. Sementara kamera-kamera elektronikpun memiliki fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan dalam hal suhu warna. Gambar 4.24 Selector Penggunaan Suhu Warna pada Kamera Panasonic Varicam HD Sumber: https://www.sharegrid.com/richmond/buy/c-cinema-cameras Dengan demikian warna putih (yang memiliki spectrum warna-warna) akan terekam sebagai putih, jika kita menggunakan Film Daylight yang pada waktu shooting sumber pencahyaannya 5600 Derajat Kelvin. Sama halnya dengan penggunaan Tungsten Film, juga akan menghasilkan warna yang sesuai dengan aslinya,jika sumber pencahayaan yang digunakan suhu warnanya 3200 Derajat Kelvin (Tungsten). Sama halnya yang bisa dilakukan dengan kamera elektronik (video). Setelah melakukan pemilihan selektor yang sesuai, kemudian dilakukan proses “White Balance” dengan sumber pencahayaan yang sesuai, maka warna pada reproduksi gambarpun akan sempurna. Jika sumber cahaya tidak sesuai dengan jenis filmnya, maka akan terjadi reproduksi gambar yang tidak seimbang (tidak akan seperti warna aslinya). Emulsi Film Tungsten (3200 Kelvin) digunakan dengan sumber pencahayaan Daylight (5600 Derajat Kelvin), hasil reproduksinya akan kebiru-biruan. Sementara Emulsi Film Daylight (5600 Derajat Kelvin) dipergunakan dengan sumber pencahayaan 3200 Derajat Kelvin (Tungsten), akan menghasilkan gambar yang cenderung kemerahmerahan. Demikian pula halnya yang terjadi dengan kamera video. Jika pemilihan selector suhu warna tidak sesuai dengan suhu warna dari sumber pencahayaannya, maka reproduksi warna yang dihasilkanpun akan tidak sesuai dengan warna asli dari subjek. D. Prinsip Dasar Tata Cahaya
108 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.25 Penempatan Posisi Sumber Cahaya dan Kamera dalam Prinsip Dasar Tata Cahaya Sumber: https://www.studiobinder.com/three-point-lighting-setup/ Prinsip ini sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi vidio, film, dan foto. Tiga poin penting ini terdiri atas, key light, fill light. Back light. Untuk penataan cahaya pada film akan lebih komplek lagi tentunya bukan hanya sekedar three-point ligting saja. 1. Key Light Gambar 4.26 Sumber Cahaya dari Depan Sumber: https://bit.ly/2ReKDG0 Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahayaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajar di atas subjek fill light.
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 109 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.27 Sumber Cahaya dari 3 Posisi Sumber: https://bit.ly/2ReKDG0 2. Fill Light Gambar 4.28 Sumber Cahaya dari 2 Posisi Sumber: https://bit.ly/2ReKDG0 Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan objek yang disebabkan oleh keylight. Fill light ditempatkan berseberangan dengan subjek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intesitas pencahayaan fill light biasanya setengah dari keylight. 3. Back Light Gambar 4.29 Sumber Cahaya dari Belakang Objek Sumber: https://bit.ly/2ReKDG0
110 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Pencahyaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk memberikan dimensi agar subjek tidak menyatu dengan latar belakang. Pencahayaan ini diletakkan 45 derajat di belakang subjek. Intesitas pencahayaan backlight sangat tergantung dari pencahayaan keylight dan fill light. Dan tentu saja tergantung pada subjeknya. Misal, back light untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam. E. Menganalisis Sumber Cahaya 1. Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang ada di dalam frame. Istilah penerangan dalam tata cahaya bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di dalam frame memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu, sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor di atas pentas. 1. Dimensi. Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari, sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama, maka gambar yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang, maka dimensi objek akan muncul. 2. Pemilihan. Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan televisi sutradara dapat memilih adeganmenggunakan kamera maka sutradara film melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton secara normal dapat melihat seluruh frame, untuk memberikan fokus perhatian pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di dalam frame serta keindahan yang dihadirkan. 3. Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam peristiwa lakon. Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan dalam film, efek lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktuwaktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh tata cahaya. Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya, masingmasing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Gambar berikut memperlihatkan interaksi fungsi pokok tata cahaya.
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 111 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.30 Interaksi Fungsi Pokok Tata Cahaya Sumber: https://bit.ly/37cNapG Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing ahli tata cahaya. F. Peralatan Tata Cahaya Pada dasarnya, disain lampu yang saat ini banyak digunakan pada produksi baik industri pertelevisian maupun film, terbagi dalam 3 katagori. 1. Open Face Fixures Design Jenis-jenis lampu yang didisain dengan permukaan yang terbuka. Kemasannya (housing) tidak dilengkapi dengan lensa sebagai penutupnya. Dengan rancangan design tersebut, maka arah dan kualitas pencahayan yang dihasilkan sangat ditentukan oleh reflektor yang dimilikinya. Bayangan yang muncul dari lampu jenis ini cenderung tajam atau keras. Gambar 4.31 Lampu Jenis Open Face Fixures Design Sumber: https://bsmentertainment.com/
112 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN 2. Enclosed Type Housing Design Jenis jenis lampu yang tergolong pada katagori ini adalah lampu2 yang permukaannya ditutupi dengan lensa (condenser lens). Sama halnya dengan lampu jenis Open Face, lampu jenis ini pun memunculkan bayangan yang cenderung tajam atau keras pula. Gambar 4.32 Lampu jenis Enclosed Type Housing Design HMI 18000 Watt Temperatur 5600K Sumber: https://bsmentertainment.com/ Lensa (condenser lens) sebagai penutup permukaan lampu berfungsi sebagai penentu arah, juga kualitas dari pencahyaan. Jenis Condenser Lens ini bermacam-macam antara lain sebagai berikut. a. Plano Convex Plano Convex, merupakan lensa yang terbuat dari bahan gelas. Terdiri dari dua permukaan. Pertama berbentuk “flat “ (plano), sedang permukaan lain berbentuk bola yang dibelah seperti lensa cembung (convex). b. Fresnel Bentuk dasarnya merupakan bentuk lensa cembung (plano convex) yang kemudian dipotong pada bagian cembungnya, sehingga menjadi bentuk lekukan bersiku. Ukuran sudut pemotongan sudah diperhitungkan sesuai dengan arah sebar serta kualitas pencahayaan yang akan dihasilkannya.
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 113 MATERI PEMBELAJARAN c. Step Lens Bentuk dasarnya adalah plano yang pada bagian dalamnya dipotong dengan pola seperti tahapan tangga (step). Dengan pola desain lensa seperti ini cahaya yang dipantulkan melalui reflektor serta sebagian cahaya dari bulb (sumber pencahyaan) dipancarkan secara paralel (setelah melalui melalui lensa). Kualitas pencahayaan akan menjadi menyebar serta lembut ketimbang menggunakan lensa fresnel. Gambar 4.33 Jenis-jenis Lensa pada Lampu Enclosed Type Housing Design Sumber: http://www.binoculars.web.id/ 3. Fluorescent Design Fluorescent merupakan desain yang dirancang teknologi tinggi, sehingga menghasilkan cahaya yang lembut (soft) dan bayangan yang tipis atau lembut pula. Salah satu jenis lampu yang sering dugunakan pada produksi film adalah lampu Kinoflo yang merupakan jenis lampu yang didesain menyerupai lampu fluorescent, namun suhu warnanya sudah didesain 3200 (Tungsten) dan 5600 derajat Kelvin (Daylight).
114 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.34 Lampu Jenis Kinoflo 450 Watt Sumber: https://www.kinoflo.com/ Banyak sekali jenis lampu yang digunakan dalam proses pengambilan gambar atau shooting. Jenis lampu itu terdiri dari berikut ini. a. Blonde adalah lampu yang biasanya digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas. Pada dasarnya merupakan versi yang lebih besar Red head. Power rating bisa 1.000-2.000 watt, meskipun istilah umumnya mengacu pada unit terbuka muka 2000w. Ini adalah lampu yang kuat, berguna sebagai lampu sorot utama untuk penerangan area yang luas.
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 115 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.35 Lampu Blonde Sumber: https://www.bhphotovideo.com/ b. Readhead adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan lampu umum-tujuan bersama dalam pekerjaan media visual. Power rating adalah sekitar 650-1000W, biasanya 800w Red Head dapat digunakan sebagai lampu yang menyebar untuk daerah yang luas, tetapi juga berguna sebagai mengisi dan lampu latar (back light). 650-1000 Watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas. Gambar 4.36 Lampu Readhead Sumber: https://www.bhphotovideo.com/
116 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN c. Pepper Light adalah lampu kecil, sekitar 100-1000W (200w umum). Mereka dapat digunakan sebagai lampu utama atau mengisi di daerah kecil, atau untuk efek cahaya tertentu, membuat pencahayaan kontras dan efek, dan lain-lain. Lampu dengan intensitas rendah digunakan khusus untuk key light atau fill light. Gambar 4.37 Lampu Pepper Light Sumber: https://www.bhphotovideo.com/ d. HMI (Hydrargyrum Medium-Arc Iodide) adalah jenis cahaya yang menggunakan lampu memanjang bukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya. Lampu HMI berkualitas tinggi dan sangat mahal. Mereka populer dengan film dan perusahaan produksi televisi tapi harga mereka menempatkan mereka keluar dari jangkauan orang-orang dengan anggaran sederhana. Lampu HMI memerlukan pemberat (ballast), sebuah perangkat elektronik yang mengatur cahaya. Keuntungan dari lampu HMI adalah sebagai berikut. 1) Efisiensi, 2 sampai 5 kali . Ini berarti mereka menggunakan daya yang lebih kecil dan bekerja dengan lebih sejuk. 2) Suhu Warna (Colour Tempereture). HMIs dijalankan pada sekitar 5600K, suhu siang hari. Hal ini membuat shooting siang hari lebih mudah, serta hilangnya menghilangkan cahaya dari bayangan. 3) Kualitas cahaya. Directors of photography (DOP) dapat berbicara banyak tentang cahaya yang dihasilkan oleh HMIs.
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 117 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.38 Lampu HMI Sumber: https://www.bhphotovideo.com/ e. Hallogen adalah lampu yang dirancang untuk tempat kerja dan situasi serupa di mana sarana fleksibel memberikan pencahayaan yang kuat diperlukan, misalnya, pembangunan, mekanik, dan lain-lain.. Work lamp hadir dalam berbagai ukuran dan konfigurasi, dari unit portabel dengan menangani untuk stand-mount versi multi-head. Power rating umumnya 150W ke 500W., digunakan sebagai key flood untuk area luas, jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan budgeting rendah. Gambar 4. 39 Lampu Hallogen Sumber: https://www.bhphotovideo.com/
118 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN f. Fresnell adalah lampu yang digunakan untuk penerangan dengan warna netral. Lampu ini menggunakan halogen atau jenis lampu discharge tetapi pada bagian depannya dipasang lensa fresnel. Lensa fresnel adalah satu jenis lensa yang berguna menghasilkan berkas sinar yang sejajar dari suatu bohlam lampu. Prinsip kerja agak sama dengan lensa cembung yang menghasilkan sidar sejajar jika terdapat sumber sinar satu titik. Lensa fresnel adalah modifikasi dari lensa cembung karena sumber sinar berasal dari bohlam lampu yang dimensi fisiknya besar (bukan titik) sehingga sumber sinar berasal dari bentuk yang sama sekali bukan titik sinar. Gambar 4.40 Lampu Fresnell Sumber: https://www.bhphotovideo.com/ g. Kinoflo adalah alat bantu utama dalam pencahayaan ketika akan mengambil gambar atau adegan untuk suatu acara maupun film. Salah satu jenis lampu yang paling umum digunakan adalah Kino Flo. Lampu yang dibuat pada tahun 1987 di California pertama kali itu merupakan lampu dengan tabung neon besar yang telah dioptimalkan, sehingga cahaya yang dihasilkan lebih relatif kompak (terpusat pada satu tujuan) dan efisien untuk jenis pencahayaan lembut. Tabung neon pada Kino Flo ini menghasilkan sedikit panas dan dapat dimasukkan ke lokasi shooting yang sempit. Dua hal inilah yang biasanya membuat para pembuat film senang menggunakan lampu jenis ini. Kinoflo memiliki tabung lampu yang berisi fosfor khusus yang dirancang untuk menghilangkan spectrum warna yang biasanya dihasilkan oleh lampu neon biasa. Ini menyebabkan proses pengambilan gambar tidak akan terganggu. Selain itu konversi penggunaan siang hari dan malam hari
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 119 MATERI PEMBELAJARAN dapat dilakukan dengan cepat, yaitu hanya menukar tabung lampu pengatur temperatur dan warna. Terdapat berbagai macam jenis Kino Flo di antaranya, lampu untuk mengoptimalkan jenis spectrum warna tertentu (hijau atau biru) dan lampu yang dapat membuat percampuran warna yang diambil menjadi lebih baik. Selain menggunakan penyangga lampu jenis ini dapat ditempelkan di dinding tempat lokasi pengambilan gambar. Hal inilah yang menyebabkan lampu Kino Flo mampu menerangi kolasi yang sempit. Ukuran dari Kino Flo juga bermacam-macam, dari yang besar hingga kecil. Lampu yang berukuran kecil akan sangat memudahkan anda dalam pemasangan di atas meja untuk adegan pada suatu ruangan. Sumber chaya dari lampu ini sudah banyak diciptakan, selain neon lampu ini juga menggunakan sistem fluorescent, sehingga lampu tidak mudah panas. Dalam penggunaannya Kino Flo memerlukan sumber listrik. Gambar 4.41 Lampu Kinoflo Sumber: https://www.bhphotovideo.com/ A. Bentuk-bentuk Reflector Lighting 1. Spherical Reflector Bentuk reflektor ini banyak digunakan pada lampu2 yang tergolong Enclosed Type Housing. Prinsip kerjanya, cahaya yang dipancarkan dari sumbernya (bulb source) sebagian dipantulkan ke permukaan reflektor, seterusnya dipantulkan melalui lensa (condenser lens).Sementara sebagian pancaran cahaya langsung mengarah ke lensa.
120 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.42 Bentuk Reflector Spherical Sumber: https://uslhs.org/reflectors 2. Parabolic Gambar 4.43 Bentuk Reflector Parabolic Sumber: https://uslhs.org/reflectors Bentuk reflektor parabolic ini dijumpai pada lampu jenis lampu yang didesain khusus, seperti halnya jenis lampu . Jenis lampu yang sumber cahayanya didesain bersatu dengan reflektor berbentuk parabolis serta permukaannya tertutup lensa. Bentuk reflektor jenis inipun dimiliki oleh lampu HMI yang tergolong sebagai HMI PAR. Namun jika pada jenis lampu Modul lensa pada permukaan lampu terpasang secara permanen, maka pada lampu HMI lensa penutupnya dapat dibuka serta diganti dengan jenis-jenis lensa yang dibutuhkan.
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 121 MATERI PEMBELAJARAN Gambar 4.44 Aplikasi Bentuk Reflector Parabolic pada Lampu Jenis PAR Sumber: https://uslhs.org/reflectors 3. Kombinasi Spherical dan Parabolic Gambar 4.45 Bentuk Kombinasi Spherical dan Parabolic Sumber: https://uslhs.org/reflectors
122 PRODUKSI FILM TATA KAMERA CAKRAWALA REFLECTION FAKTOR PADA PERMUKAAN DASAR ALUMINIUM Tahu kah Anda? bahwa Reflection Factor, secara sederhana dapat diartikan indikator dari jumlah cahaya yang terserap saat direfleksikan. Besar kecilnya jumlah cahaya yang terserap atau terbuang saat direfleksikan, tergantung pada karakteristik bahan yang dipergunakan pada permukaan reflektornya. Di bawah ini ada beberapa indikasi yang memberikan keterangan tentang seberapa besar bahan yang dipergunakan sebagai pelapis pada permukaan reflektor lampu. Tabel 4.1 Kadar Pantulan pada Bahan Aluminium MATERIAL PERCENT REFLECTION (%) Alzak Aluminium 80 – 85 Stainless Steel 56 – 65 Nickel 60 – 63 Chrome 60 – 67 Porcelain-Glossy 62-79 Porcelain-Dull 60 – 77 Gambar 4.46 Aluminium Sumber: http://www.indo-makmur.com/ Alzak adalah sebuah produk dari Aluminium Company of America, Produk aluminium yang banyak dipergunakan sebagai bahan pelapis reflektor pada peralatan lampu.
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 123 RANGKUMAN JELAJAH INTERNET Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai three point lighting Anda dapat mempelajari secara mandiri di internet. Melalui internet Anda bisa mengakses lebih jauh materi tentang fungsi tata cahaya, karakteristik tata cahaya, dan sumber tata cahaya. Salah satu website yang dapat Anda kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang three point lighting adalah sebagai berikut. https://bit.ly/2NTZumO Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut. 1. Pencahayaan Alami Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai. Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktorfaktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu sebagai berikut. a. Variasi intensitas cahaya matahari. b. Distribusi dari terangnya cahaya. c. Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan. d. Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung. 1. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut. a. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat.
124 PRODUKSI FILM TATA KAMERA RANGKUMAN b. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman. c. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja. d. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang. e. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi. Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam, yakni sebagai berikut. 1. Sistem Pencahayaan Merata Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langit-langit. 2. Sistem Pencahayaan Terarah Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata. 3. Sistem Pencahayaan Setempat Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya, tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan diruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu sebagai berikut. a. Sistem Pencahayaan Langsung (Direct Lighting) Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan. b. Pencahayaan Semi Langsung (Semi Direct Lighting) Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa, langit-langit dan dinding yang
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 125 RANGKUMAN diplester putih memiliki effiesien pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%. c. Sistem Pencahayaan Diffus (General Diffus Lighting) Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct–indirect, yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya ke atas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui. d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (Semi Indirect Lighting). Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi. e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (Indirect Lighting) Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik.Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja. Penggunaan tiga cahaya utama adalah hal umum yang berlaku di dunia film dan photografi. Pada presentasi arsitektural penggunaannya akan sedikit berbeda, walaupun masih dalam kerangka pemikiran yang sama. Agar pembaca lebih mudah memahami topik ini, saya menyertakan ilustrasi-ilustrasi gambar di bawah ini. Harap diingat, bahwa topik ini tidak terkait dengan penggunaan software apapun, baik 3D Studio MAX, Lightwave, Maya, Soft image, ataupun software lainnya. Pada dasar-dasar pencahayaan, selain tiga pencahayaan utama terdapat dua pencahayaan lain yang mendukung sebuah karya menjadi terlihat nyata yang disebut cahaya tambahan. Cahaya tambahan terdapat dua macam, yaitu sebagai berikut. 1. Cahaya Aksentuasi (Kickers light) Kickers berfungsi untuk memberikan penekanan (aksentuasi) pada objek-objek tertentu. Lampu spot adalah yang terbaik digunakan karena mempunyai kemiripan dengan sifat lampu spot halogen yang biasa dipergunakan sebagai elemen interior. Intensitas cahaya aksentuasi tidak boleh melebihi key light karena akan menciptakan over exposure, sehingga hasil karya jadi terlihat seperti foto yang kelebihan cahaya. 2. Cahaya Pantul (Bounce light) Setiap benda yang terkena cahaya pasti akan memantulkan kembali sebagian cahayanya. Misalnya, cahaya matahari masuk melalui jendela dan menimbulkan “pendar” pada bagian tembok dan jendela. Warna pendaran cahaya tersebut juga harus disesuaikan dengan warna material yang memantulkan cahaya. Semakin tinggi kadar reflektifitas suatu benda, seperti
126 PRODUKSI FILM TATA KAMERA RANGKUMAN kaca misalnya, semakin besarlah “pendar” cahaya yang ditimbulkannya. Pada program-program 3D tertentu seperti, Lightwave dan program rendering seperti BMRT dari Renderman, atau Arnold renderer. Efek Bounce Light bisa ditimbulkan tanpa menggunakan bounce light tambahan. Program secara otomatis menghitung pantulan masing-masing benda berdasarkan berkas-berkas photon yang datang dari arah cahaya. Namun karena photon adalah sistem partikel, maka perhitungan algoritma pada saat rendering akan semakin besar. Artinya waktu yang diperlukan untuk rendering akan semakin besar. Ada kalanya proses ini memakan waktu 10 kali lebih lama dibandingkan dengan menciptakan bounce light secara manual satu persatu. Proses simulasi photon yang lebih dikenal sebagai radiosity tersebut sangat handal untuk menciptakan gambar still image, tetapi tidak dianjurkan untuk membuat sebuah animasi. Penggunaannya akan sangat tergantung kepada kondisi yang pembaca alami dalam proses pembuatan ilustrasi. Bounce light merupakan elemen yang sangat penting dalam menciptakan kesan nyata pada gambar kita. Tanpa bounce light, maka ilustrasi arsitektur akan berkesan seperti gambar komputer biasa yang kaku dan tidak berkesan hidup. Pemantulan cahaya dibagi atas dua bagian, yaitu sebagai berikut. 1. Specular Reflection Pantulan sinar cahaya pada permukaan yang mengkilap dan rata seperti cermin yang memantulkan sinar cahaya kearah yang dengan mudah dapat diduga. 2. Diffuse Reflection Pantulan sinar cahaya pada permukaan tidak mengkilap seperti pada kertas atau batu. Pantulan ini mempunyai distribusi sinar pantul yang tergantung pada struktur mikroskopik permukaan. Pencahayaan di dalam ruangan/indoor misalnya, pencahayaan yang sudah ada (lampu neon atau lampu pijar). Pencahayaan ini bisa dimanfaatkan untuk keperluan shooting, walaupun bisa jadi banyak kelemahan, di antaranya intensitas cahaya yang dihasilkan terlalu rendah untuk kepentingan shooting. Dengan teknologi video digital hal ini masih bisa diakali dengan menaikan iris, walau demikian pasti ada batas toleransinya. Ketika kita menaikan f-stop di kamera, mungkin gambar yang dihasilkan akan tampak grainy/bintik-bintik. Usahakan, objek mendapat pencahayaan yang cukup, walaupun tidak selalu solusi yang baik, coba memindahkan objek/subjek yang akan dishoot pada area cukup cahaya di mana cahaya lampu itu jatuh. Jika akan shooting di dalam ruang kamar, bisa memanfaatkan cahaya matahari dari luar ruangan. Namun sekali lagi, harus mengatur posisi subjek agar mendapatkan intensitas pencahayaan yang diinginkan.
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 127 TUGAS MANDIRI Tugas para siswa adalah mendeskripsikan tentang dasar-dasar pencahayaan serta mendemonstrasikan antara fungsi cahaya, karakteristik cahaya, dan sumber cahaya dengan melatih penggunaan kamera serta lighting tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati guru pengampu! REFLEKSI Setelah mempelajari bab IV ini, Anda tentu menjadi paham tentang dasardasar pencahayaan. Dari semua materi yang sudah dijabarkan pada bab IV ini menurut Anda mana yang paling sulit untuk dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun dengan guru, karena materi ini akan berkaitan dengan materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya! Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan pengertian tata cahaya! 2. Sebutkan fungsi tata cahaya! 3. Sebutkan 10 fungsi pencahayaan dalam bidang sinematografi! 4. Sebutkan tiga karakteristik tata cahaya? 5. Pencahayaan yang menggunakan suasana di pagi hari disebut dengan pencahayaan…… 6. Cahaya yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga menciptakan suasana tertekan pada subjek disebut…. 7. Cahaya yang dibuat sebagai aksen di luar subjek untuk menciptakan kedalaman dan mood tertentu. Biasanya ditunjukan pada background disebut…. 8. Apa yang dimaksud dengan colour temperature? 9. Apa yang dimaksud dengan atmosfir dalam tata cahaya? PENILAIAN AKHIR BAB
128 PRODUKSI FILM TATA KAMERA BAB V MENGUKUR KETEPATAN FOKUS LENSA PETA KONSEP KATA KUNCI TUJUAN PEMBELAJARAN Focus, lensa, focal lenght, auto focus, manual focus. Setelah mempelajari materi tentang peralatan tata cahaya, peserta didik dapat memahami dan mengatur tentang pengukuran ketetapan fokus, cahaya, lensa, dan focal length. BAB V MENGUKUR KETEPATAN FOKUS LENSA PENGUKURAN KETETAPAN FOKUS Cahaya Focal Length Lensa
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 129 PENDAHULUAN Lensa merupakan bagian yang sangat terpenting dalam kamera, sebab lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang dapat membakar film (medium), bayangkan jika dalam kamera tidak ada lensa kita tidak dapat melukis atau menggambar cahaya. Lensa terletak di depan kamera. Berdasarkan besar sudut dan panjang titik apinya lensa terbagi menjadi Lensa Normal, Lensa Tele, Lesa Wide, dan Lensa Makro. Fokus berfungsi untuk mengatur ketajaman gambar yang akan dihasilkan dalam fotografi. Fokus berkaitan dengan aperture semakin besar bukaan aperture semakin sempit ketajaman gambar, begitupun sebaliknya semakin kecil bukaan aperture semakin besar ruang ketajaman pada gambar. Berikut akan dijelaskan fokus manual dan fokus otomatis. MATERI PEMBELAJARAN A. Fokus Gambar 5.1 Memilih Titik Fokus dan Mode Area Fokus Sumber: http://www.infofotografi.com/ Salah satu aturan yang paling utama dalam fotografi yaitu subjek yang ditangkap harus lebih tajam dan jelas. Kamera digital modern menawarkan beberapa cara agar Anda dapat menghasilkan foto yang lebih tajam. Dalam artikel ini, kita akan membahas kiat-kiat untuk fokus kamera digital yang paling utama dan penting, serta pengaturan terbaik yang dapat digunakan. Kita akan membahas bagaimana untuk memilih titik auto-focus dengan tepat, serta mode fokus mana yang akan digunakan.
130 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN 1. Fokus Manual Fokus manual merupakan pilihan utama yang terbaik untuk fotografi makro/jarak dekat. Kebanyakan kamera bekerja dengan membidik pada jarak yang sangat dekat dengan subjek, sehingga lensa yang digunakan berhenti untuk berfokus (bergerak didalam dan luar fokus) setiap kali tombol shutter ditekan. Hal ini sangat tidak mungkin untuk dilakukan, mengalihkan kamera atau lensa ke dalam fokus manual pada saat mengerjakannya sendiri. Akan tetapi, ada teknologi live view membuat fokus manual menjadi sangat mudah untuk digunakan, sebab teknologi ini memungkinkan gambar dapat diperbesar pada layar tampilan, sehingga dapat melihat titik secara tepat hal yang disukai, lalu kemudian menyesuaikan fokus hingga menjadi lebih tajam. Gambar 5.2. Tombol Pengaturan Fokus pada Kamera Sumber: http://www.infofotografi.com/ Pengaturan fokus manual pada kamera dapat disesuaikan, hingga mencapai titik tertajam. Langkah-langkah dalam melakukan manual focus adalah sebagai berikut. a. Setel posisi fokus di lensa Anda akan melihat tanda m/a atau af/mf di lensa, pilihlah di posisi m. b. Putar focusing ring untuk menentukan focus Biasanya lensa memiliki 2 ring yang bisa diputar, satu untuk mengubah zoom dan satunya yang lain untuk mengatur fokus. Putarlah cincin fokus tersebut sambil mengintip di viewfinder. Kadang kita harus memutar ke kanan atau ke kiri sambil memastikan area yang akan difokuskan benarbenar tajam. c. Gunakan skala jarak Di lensa terdapat distance scale atau skala jarak untuk membantu melakukan manual fokus. Skala ini cukup membantu saat digunakan memotret di
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 131 MATERI PEMBELAJARAN kondisi gelap dan bisa digunakan untuk memperkirakan di sebelah mana focusing ring harus diputar. d. Manfaatkan layar LCD untuk memeriksa ketajaman hasil foto Zoom sampai besar dan arahkan ke area yang ingin kita fokuskan ketajamannya. Misal, saat memotret wajah, yang harus diperiksa adalah area mata. Jika kurang tajam, bisa segera mengulang untuk mendapatkan hasil yang paling memuaskan. e. Pastikan diopter kamera diatur dengan benar Diopter sendiri adalah roda slider di sebelah viewfinder dengan tanda -/+ untuk mengatur tampilan focus brackets dan data di viewfinder agar tampak jelas untuk mata fotografer. Jika terlihat buram artinya diopter perlu diatur ulang. f. Aturlah mode fokus Jika menggunakan lensa af-s, pindahkan mode fokus ke ‘single area’ yang akan memungkinkan untuk mengontrol focus bracket saat menggunakan lensa manual. g. Gunakan fitur focus confirmation Focus confirmation adalah titik hijau di bagian kiri bawah viewfinder yang akan menyala jika fokus yang didapat sudah benar. Jika titiknya berkedipkedip berarti fokusnya masih sedikit meleset dan harus mencarinya hingga benar-benar stabil. h. Ingatlah untuk memeriksa focus bracket Fitur focus confirmation yang disebutkan di atas hanya akan mengonfirmasikan fokus pada apapun yang ada di bawah focus bracket yang sudah dipilih. Akan sia-sia saja berusaha mendapatkan fokus ke wajah seseorang dan berharap titik hijaunya terus menyala kalau focus bracketnya ternyata mengarah ke sesuatu di belakang objek. Jika kamera diatur ke fokus single area atau dynamic area, bisa menggunakan tombol arah untuk memilih bracket yang digunakan. Titik fokus sendiri adalah titik merah yang berkedip di area focus bracket ketika menekan tombol shutter setengah, juga bisa memeriksanya di bagian kiri bawah LCD. i. Stabilkan tangan Anda Semakin stabil tangan Anda, maka akan semakin mudah untuk mendapatkan fokus yang benar. Jangan terus bergerak karena jika bergoyang menjauhi atau mendekati objek maka fokus juga akan terus meleset. Untuk latihan manual fokus, bisa memanfaatkan tripod sebagai alat bantu, sehingga mempermudah untuk berkonsentrasi mendapat fokus dan komposisi yang benar. Tripod juga akan memastikan Anda mendapat gambar yang tajam karena tidak akan ada goyangan kamera. j. Gunakan zoom in untuk memeriksa ketajaman Setelah mengatur exposure, Anda bisa menggunakan live view untuk melakukan zoom in dan melihat apakah fokus sudah benar-benar tajam. Kemudian barulah bisa mengatur fokus dari situ.
132 PRODUKSI FILM TATA KAMERA MATERI PEMBELAJARAN 2. Alasan Menggunakan Manual Fokus Gambar 5.3 Seleksi Fokus Sumber: http://www.infofotografi.com/ Meskipun menggunakan autofokus cukup praktis dan bisa langsung digunakan tanpa perlu susah-susah mengatur cincin fokus untuk mendapatkan ketajaman objek, namun sebenarnya menggunakan manual fokus lebih fleksibel dan lebih banyak yang bisa ditangkap dibanding menggunakan autofokus. Mode auto fokus juga sering kali tidak berfungsi dengan baik dalam mendapatkan fokus saat kondisi tertentu, misal, di malam hari saat cahaya minim atau terlalu gelap dan juga untuk pemotretan makro. Saat itulah manual fokus menjadi wajib digunakan. Menggunakan manual fokus memang butuh latihan dan tentunya pengetahuan tambahan, sehingga hasil foto yang didapatkan bisa lebih mantap. Berikut alasan-alasan menggunakan manual fokus lebih dipilih dibanding menggunakan auto fokus. a. Cocok dilakukan dalam mengambil foto makro Gambar 5.4 Hasil Potret Menggunakan Lensa Makro dengan Teknik Manual Fokus Sumber: http://www.infofotografi.com/
PRODUKSI FILM TATA KAMERA 133 MATERI PEMBELAJARAN Saat memotret makro, jarak antara lensa dan subjek biasanya sangat dekat. Selain itu saat memotret makro, depth-of-field (dof) sangatlah tipis dan sempit. Dalam situasi demikian, fitur autofokus lensa akan kesulitan untuk mendapatkan fokus yang tepat. Ring fokus lensa akan berputar terus menerus untuk mendapatkan fokus. Untuk memotret objek yang sangat dekat atau makro, cara yang terbaik tentu saja dengan menggunakan fokus manual. Untuk mendapatkan perbesaran maksimal, setting lensa pada manual fokus dan gunakan titik fokus terdekat. Lalu temukan fokus yang tepat dengan memaju-mundurkan lensa di depan objek hingga mendapatkan fokus yang pas. Menggunakan fokus manual pada mode live view juga sangat berguna karena dengan dof yang sangat sempit dan jarak fokus yang pendek akan menghasilkan subjek dengan fokus yang tajam pada area atau titik yang dikehendaki. b. Hasil lebih artistik Gambar 5.5 Hasil Potret Perspektif Sumber: http://www.infofotografi.com/ Untuk beberapa alasan artistik, penggunaan manual fokus akan sangat berguna. Misalnya, saat fotografer sengaja ingin membuat efek blur atau tidak fokus untuk mendapat efek tertentu, maka menggunakan manual fokus akan sangat membantu. Demikian juga saat ingin mendapat karakter bokeh dari suatu lensa atau mungkin saat ingin memotret kabut di hutan agar terlihat blur dan menghasilkan efek mistis, peran manual fokus menjadi sangat penting.