KUMPULAN CERPEN AMAZING
Kupu-kupu dan Semut
Semilir angin berhembus, meniup tiap anak rambut seorang gadis yang sedang duduk di kursi rodanya.
Pandangan matanya terlihat sayu seperti terpancar sebuah kesedihan di dalamnya. Teringat akan satu
hal di mana indahnya dahulu sebelum kecelakaan itu terjadi, kecelakaan yang mengakibatkan ia harus
duduk di kursi roda dan hanya melihat orang lain dengan iri. Iri dengan kaki mereka yang masih
mampu untuk berjalan maupun berlari.
“Ck…” Gadis itu berdecak sebal. Dia merasa muak berada di tengah-tengah orang normal yang hanya
membuat dirinya iri. Dengan desahan napas kesal dia pun mulai menjalankan kursi rodanya dan pergi
dari sana.
“Nona Linda...” Panggil Arvan, asisten yang mendampingi Linda, semenjak kecelakaan mobil itu
terjadi. Arvan dan Linda seumuran hanya saja cowok itu lebih tua lima bulan.
“Ada apa? Apa anda sudah bosan berada di sini?”
“Tidak usah bertanya jika kau sendiri sudah mengetahuinya!” Jawab Linda dengan ketus.
Arvan tersenyum simpul, gadis di hadapannya ini benar-benar kasar. “Mari sini biar saya bantu.”
Arvan kemudian meraih pegangan yang berada tepat di belakang kursi roda tersebut. Seketika Linda
menepis tangannya. “Tidak perlu aku bisa sendiri dan satu lagi jangan berbicara sok formal
dihadapanku.” Ucap Linda meninggalkan Arvan yang sedang menggeleng sambil terkekeh pelan.
“Tidak pernah berubah, sama seperti dulu. Dingin.” Gumam Arvan menyusul Linda dari belakang.
Arvan sudah mengenal Linda sejak di bangku SMP. Gadis itu memang sedari dulu sangat dingin
bahkan saking dinginnya tidak ada laki-laki yang berani mendekatinya. Hingga ia pun kembali
dipertemukan oleh gadis itu semenjak empat tahun lamanya. Saat itu keluarganya memiliki masalah
ekonomi yang mengharuskan ia bekerja untuk membiayai kuliahnya sendiri dan alhasil ia diterima oleh
keluarga yang tak lain dan tak bukan adalah keluarga Linda. Sedikit mengejutkan saat pertama kali
melihat kondisi dari gadis itu. Kata kedua orang tuanya, gadis itu mengalami tabrak lari dan berakhir
lumpuh. Kedua kakinya tak lagi kuat menopang tubuhnya. Langkahnya digantikan dengan kursi roda.
Arvan tahu, jika dibalik sikap dinginnya, gadis itu menyimpan banyak beban, tak jarang, ia
menemukan gadis itu menangis sendirian. Linda adalah gadis sok kuat yang pernah ia temui, bahkan
saat gadis itu kepergok menangis. Linda masih saja mengelak. Arvan malah mendapatkan tatapan sinis
yang menakutkan.
“Bawa saya pulang ke rumah.” Perintah gadis itu saat sudah berada di dalam mobil. Arvan yang sedang
meletakkan kursi roda di dalam bagasi tampak mengkerutkan keningnya bingung.
“Bukan kah hari ini nona ada jadwal untuk berobat?”
“Aisssshh, sudah berapa kali ku katakan, jangan memanggil ku nona! Aku tidak suka. Kau bisa
memanggil ku dengan nama saja kenapa kau sangat keras kepala?” Balas Linda dengan kesal. Sapaan
itu membuatnya kembali mengingat masa lalu. Sapaan yang acap kali terlontar dari teman kelasnya
dahulu.
“Maaf nona saya sudah terbiasa.”
“Yakkkk. Aisss antar aku pulang. Aku tidak mau ke rumah sakit lagi, itu percuma mau terapi berapa
kali pun kaki ku tidak akan sembuh.” Keluh Linda lagi dengan nada yang memelan di akhir
kalimatnya.
Arvan menghembuskan napasnya pelan. Dia melajukan mobilnya kea rah rumah sakit tanpa menuruti
keinginan dari gadis itu.
“Kau! Aku bilang bawa aku ke rumah bukan ke rumah sakit!” Protes Linda namun sayang Arvan tidak
mengindahkannya. Asistennya itu hanya sibuk mengeluarkan kursi roda yang berada di bagasi mobil,
kemudian menggendong nonanya duduk di kursi roda dengan raut wajah polos tanpa merasa bersalah.
Linda memberikan tatapan mematikannya kepada Arvan namun Arvan sama sekali tidak takut, dia
sudah terbiasa dengan tatapan tersebut. “Mari masuk nona, aku akan menunggu mu sampai terapimu
selesai.” Lalu, tanpa meminta persetujuan dari gadis tersebut, Arvan pun mendorong kursi roda itu
menyelusuri lorong rumah sakit.
Setelah menemui dokter, Linda pun menjalankan terapinya. Netra Arvan berfokus dibalik kaca, melihat
perjuangan sang nona menahan sakit saat kedua kakinya mulai dipaksakan untuk bergerak dan berpijak
di lantai. Arvan tahu gadis itu sudah lelah dengan kakinya yang tak kunjung sembuh namun di balik itu
semua Arvan optismis jika masih ada secercah harapan untuk nonanya.
***
Seperti biasa, Linda berada di taman pagi pagi, hanya sekadar menghirup udara segar meski pulang
dengan wajah masam karena melihat orang lain yang bahagia sambil berlarian di taman. Dia
mendongak melihat cahaya yang menembus sela-sela dedaunan pohon, kemudian tatapan matanya
beralih ke arah kupu-kupu berwarna biru indah yang hinggap di sebuah bunga mawar. Wajahnya
berseri seri seolah olah mengagumi kupu-kupu itu. Arvan yang berada di sampingnya kini tersenyum
kala melihat apa yang sedang dipandang oleh Linda.
“Nona tahu, di balik keindahan dari sayapnya, dia sempat berjuang hingga bisa menjadi seperti itu.”
Ujar Arvan mengalihkan tatapan Linda. Linda menatap wajah Arvan dengan bingung.
Arvan tersenyum lagi, laki-laki yang berada dipandangan Linda memang sangat ramah. “Sebelum
menjadi kupu-kupu ia harus berjuang di dalam kepompong. Saat berada di dalam kepompong maka ia
harus berjuang untuk keluar dari kepompong tersebut. Ada sebuah buku yang pernah saya baca, kalau
tidak salah ingat judulnya itu Healing Body and Soul karya Amirad Ayad.. Singkatnya dalam cerita
tersebut ada seorang laki-laki yang sedang melihat sebuah kepompong dan membantu memperbesar
lubang kecil dari kepompong tersebut agar bisa lebih mudah keluar namun, niat baiknya justru
membuat kupu-kupu itu lemah dan mati. Nah ternyata lubang kecil dari kepompong tersebut lah yang
seharusnya membuat kupu –kupu agar berjuang dengan waktu yang lama agar cairan dalam tubuh
kupu-kupu mengalir ke dalam sayapnya sehingga sayapnya dapat mengembang dan segera terbang
setelah keluar dari kepompong.” Jelas Arvan.
Linda hanya diam mencermati kalimat-kalimat yang terlontar dari mulut Arvan.
“Ah iya, selain kupu-kupu ada juga semut. Nona tahu semut kan? Iya. Semut memiliki tubuh yang
kecil namun dia bisa mengangkat makanan yang lebih berat dari tubuhnya. Dia kecil namun pekerja
keras dan penuh perjuangan.”
Mata Linda memicing. “Terus apa hubungannya dengan ku?”
Arvan terkekeh. “ Dari kedua jenis serangga yang saya sebutkan tadi itu seharusnya bisa dijadikan
contoh agar terus berjuang dan pantang menyerah dalam hidup. Nona harus belajar dari mereka. Nona
harus berjuang untuk membuat kaki nona kembali pulih.”
“Ck jadi kau ingin menyamakan aku dengan serangga huh? Serangga yang kau sebutkan tadi jelas
berbeda dengan ku. Mereka bisa terbang dan berjalan sedangkan aku?”
Arvan menghembuskan napasnya, Gadis di sampingnya rupanya tidak memahami maksud dari
perkataannya tadi. “Baiklah begini saja. Anggap saja rasa sakit di kaki mu itu sebagai penjajah. Jadi
nona harus berjuang untuk melawan penjajah tersebut agar pergi dan tidak menjajah kaki nona lagi.
Seperti para pejuang negara yang berjuang mengusir para penjajah dari negeri ini. Yakin lah jika nona
berjuang maka kaki nona akan segera pulih. Memang membutuhkan waktu yang lama tapi percaya jika
kita berjuang maka kita akan mencapainya. Seperti kupu-kupu yang akhirnya bisa terbang dengan
sayapnya yang indah, Semut yang akhirnya tidak kekurangan makanan ketika musim selanjutnya serta
negara kita yang akhirnya bebas dari para penjajah. Semuanya butuh perjuangan dan kesabaran.
Kini mata Linda berkaca-kaca. Apa yang di katakan Arvan memang benar, ia seharusnya tidak
menyerah atas kelumpuhan kakinya dan ia harus sabar menunggu hari kesembuhannya tiba. Tidak ada
usaha yang sia-sia. Dan kini dengan kupu-kupu dan juga semut ia jadi belajar untuk terus bekerja keras.
“Arvan terima kasih dan maaf.” Ucap Linda tulus.
“Maaf kenapa?”
“Maaf karena selama ini aku kasar sama kamu.”
“Tidak masalah.” Jawab Arvan kemudian melihat kearah wajah Linda yang sedang menangis.
“Nona kau menangis?” Tanya Arvan.
Sadar akan hal itu, Linda langsung menghapus air matanya kemudian menatap Arvan dengan tajam.
“Tidak, aku tidak menangis. Ayok pulang aku capek.” Ucap Linda kemudian menjalankan kursi
rodanya pergi mendahului Arvan dengan salah tingkah.
Akhirnya semenjak kejadian di taman, Linda kini tidak menyerah lagi. Ia justru tampak lebih semangat
untuk menjalankan terapinya dan percaya jika suatu saat kakinya akan sembuh. Gadis itu juga sudah
tidak dingin dan kasar lagi terhadap Arvan, wajahnya jauh lebih ceria dari biasanya. Ternyata kunci
kebahagiaan adalah sabar dan rasa syukur dan itu semua ia pelajari dari sosok laki-laki ramah yang kini
menjadi bagian dari hidupnya.
By : Regina Antonia S
Kelas : E-Amazing
Meraih Cita dan Asa
Namaku Ramadhana Kurnia Putra, biasa dipanggil Dhana. Aku merupakan anak kedua dari dua
bersaudara dan berasal dari keluarga yang sederhana, pada saat aku berumur 7 tahun, aku selalu
diajarkan oleh orang tuaku tentang arti kehidupan, di dalam hatiku aku sering berkata “ Betapa enak
menjadi orang kaya, semua serba ada, segala keinginan terpenuhi karena semua tersedia ”. Aku
sering menghayal, seandainya aku jadi orang kaya, pasti aku sangat senang sekali, tapi orang tuaku
selalu berkata: “Bahwa dengan menuntut ilmu dan berusaha dengan sungguh-sungguh pasti apa
yang kita inginkan akan tercapai”.Itupun juga pernah dikatakan oleh guru ngajiku “ MAN JADDA
WAJADA” yang artinya “ Barang siapa bersungguh sungguh semua keinginan pasti akan tercapai”,
itu selalu kutanamkan dalam hatiku sampai sekarang untuk itu aku selalu berusaha dengan sekuat
tenaga untuk bisa mengejar cita-citaku yaitu ingin menjadi dosen.
Sewaktu seketika pada malam harinya aku diajak pamanku kerumahnya
Pamanku : “Dhan, hari minggu besok kamu ada kerjaan gak”
Aku :“Tidak ada, emangnya kenapa”,
Pamanku : “Besok kamu mau gak, kerumah paman”
Aku : “ Emang ada apa paman ?”
Pamanku : “Besok saja kamu datang. “
Aku : “Oke deh.”
Keesokan harinya aku langsung pergi kerumah pamanku yang ada di Candi Lontar, tanpa pamit
kepada orang tuaku, pamanku langsung meminta aku duduk di berugak disamping rumahnya,aku
langsung duduk.Tanpa basa basi pamanku langsung memberikanku sebuah buku yang berjudul
“Kisah Abu zar Al ghifari”di dalam hatiku aku selalu bertanya untuk apa pamanku mengasih buku
ini.Setelah itu pamanku langsung menjelaskan bahwa Abu zar Al ghifari itu merupakan sahabat
Nabi Muhammad SAW yang memiliki ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki oleh orang lain, selain
itu dia juga shaleh dan termasuk orang kaya dari para sahabat Nabi Muhammad SAW, dia dulunya
sangat miskin tetapi dia berusaha dengan sungguh-sungguh dia menjadi orang kaya yang sukses,
hartanya ada dimana mana”setelah pamanku bercerita panjang lebar, bibiku datang.
“Dhan, ibumu mencarimu kemana mana,dia naik pitam,dan takut kalau kamu itu diculik
orang”kata bibiku.Aku pun langsung pamit kepada pamanku, tapi sebelum aku pamit pamanku
menyuruh untuk datang kerumahnya besok setelah pulah ke rumah dan aku langsung
menyetujuinya.
Dan keesokan harinya setelah aku pulang sekolah aku langsung pamit kepada orang tuaku untuk
pergi kerumah pamanku
Aku :“Ma, aku mau pergi kerumah pamanku,nanti sore aku pulang”
Ibuku : “Iya,tapi kamu jangan terlambat lagi”
Aku : “Iya, aku pamit dulu, Assalamu’alaikum”
Ibuku : “Wa’alaikumussalam”
Setelah sampai dirumah pamanku dan mempersilahkan aku duduk, pamanku mulai ngobrol
denganku.
Paman :“ Dhan, setelah kamu lulus dari SMP Negeri 25 Surabaya, kamu ingin melanjutkan
dimana?”
Aku : “Aku ingin sekolah di SMA Negeri 11 Surabaya, karena itu merupakan impianku sejak
kecil.
Paman : “Kenapa nggak kamu coba memilih di tengah kota, misalnya di SMA Negeri 5
Surabaya ?”
Aku : “Aku sih mau, tapi aku ingin sekolah di SMA Negeri 11 Surabaya yang lebih dekat
dengan rumah dan menghemat biaya transportasi” hehe.Selain itu, sekolah mana saja sama kok,
yang penting niatnya.
Pamanku: “ Ohh, baguslah kalau begitu.Kamu mau gak ngembala kambing paman”
Aku : “Aku gak bisa ngembala kambing,tapi akan ku usahain”
Pada malam harinya setelah salat maghrib aku membaca buku tentang kisah Abu zar al ghifari yang
dikasih pamanku tempo hari yang lalu, setelah membacanya hatiku merasa tergerak dan termotivasi
supaya aku berusaha dengan tekun supaya cita-citaku bisa terwujud,di dalam hatiku berkata
“Memang betul pilihanku ngembala kambing pamanku kan nanti uangnya aku bisa tabung untuk
keperluan sekolahku”. Setelah seminggu atau sebulan bekerja pamanku memberikan aku uang, dan
uang itu langsung aku tabung untuk keperluan sekolahku.
***
Di sekolah aku mempunyai dua yang sangat dekat dengan ku yang selalu memotivasiku dan
menemaniku di saat senang ataupun susah yang bernama Rio Hidayatullah dan Zihnul Puadi.
Zihnul : “Dhan, kamu mau gak besok kita pergi ke Pantai, kan besok hari libur”.
Rio : “Kan kamu kerja melulu gak ada waktu luangmu” kata Rio meyakinkanku.
Setelah terdiam sejenak aku menyetujuinya. Dan keesokan harinya aku minta ijin ke pamanku
untuk berlibur ke pantai yaitu ke pantai Kenjeran, dan pamanku mengijinkanku . Tepat pada pukul
08.00 WIB kami berangkat menggunakan sepeda motor, di dalam perjalanan aku merasa senang
sekali karena telah sekian lama aku tidak pergi ke pantai yaitu pada saat kelas 1 SMP dansekarang
kelas 3 SMP .Setelah sampai di sana aku membaca sebuah puisi karyaku yang berjudul pantai :
Pantai
Hamparan pasirmu indah mempesona
Tak letih mata memandang dari ujung pengharapan
Adakah engkau tahu wahai pantai ...
Engkau mempesona diriku......
Mentari pagi terbit dan tenggelam disisimu oh... pantai
Hembusan angin menerbangkan pasir putihmu
Tahukah engkau senangnya hatiku........
Karena dapat mengunjungimu.
Pantai oh pantai biarpun engkau di cintai
Tapi engkau tetap angkuh dan tak peduli.....
Kalau engkau marah semua menderita
Tapi engkau seolah tidak tahu engkau tetap tenang
Bagai air yang tenang tapi menghayuntukan.
Ombak mu adalah lidahmu
Yang kadang mendatangkan bencana
Walaupun begitu engkau tetap dipuja dan disanjung
Oh pantai sampaikan salam ku lewat angin ...
Sampaikan kesahku lewat deburanmu....
Kirimkan dukaku lewat lagumu.....
Pantai, engkau tetap sebuah pantai
Yang tak mengerti hatiku.........
Setelah kurang lebih 1 tahun lamanya aku mengembala kambing, aku memutuskan untuk berhenti
mengembala kambing karena aku fokus untuk sekolah dan melanjutkan sekolahku di SMA Negeri
11 Surabaya, setelah aku mengutarakan keinginanku akhirnya pamanku mengijinkanku untuk
berhenti mengembala kambingnya karena dia tahu bahwa tidak selamanya aku bekerja ngembala
kambing, kan aku harus meneruskan sekolahku untuk menggapai cita-citaku.
Setelah aku lulus dari SMP Negeri 25 Surabaya dan Alhamdulillah juga aku sangat bersyukur
karena bisa di terima di SMA Negeri 11 Surabaya yang sekolahnya terkenal di kawasan Surabaya
Barat.
Masalah yang selalu hinggap dalam benak pikiranku yaitu tentang masalah biaya,Alhamdulillah
dengan kerja kerasku selama ini aku bisa membayarnya dan juga dapat membeli seragam sekolah
dan kelengkapan lainnya dengan di bantu juga oleh orang tuaku , dan juga aku selalu ingat kisah
sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Abu zar al ghifari yang kerja dengan sungguh-sungguh
hingga dia menjadi orang kaya yang harta dan kekayaannya ada di mana-mana, itu membuatku
semangat lagi dalam menggapai cita citaku yaitu ingin menjadi guru dan juga ingin orang yang
sukses seperti kisah Abu zar Al ghifari.
Selain itu juga kisah Abu zar Al ghifari sebagai inspirasi hidupku dan kata “ Man
JaddaWajada ”akan selalu ku ingat dan melaksanakannya dalam menggapai cita citaku dan aku
selalu berdoa kepada Allah SWT agar cita citaku bisa terwujud dan menjadi orang yang sukses di
kemudian hari Amin amin ya robbal alamin.
KARMA
Oleh Naysilla Cahya A
Kejadian ini bermulai dari “Eh, nonton yuk?”
Arum. Anak yang saat ini duduk di bangku SMA kelas 10.
Dia memiliki 6 teman yang sangat dekat dengannya yaitu,
Runa, Ale, Abim, Harsa, Adinata, dan Rama. Hampir setiap
hari dia menghabiskan waktu dengan mereka, sekolah
ataupun di sekolah. Mereka semua satu kelas kecuali Rama
Saat itu hari Rabu ketika jam terakhir di sekolah tidak ada
guru yang masuk ke kelas. “Eh, nonton yuk!” Abim tiba-tiba
setengah berteriak di hadapan kami. “Apasi Bim.. kaget tau!”
Kaget Arum yang mendengarnya. “Hehehe ya maaf atuh”
Katanya. “Eh boleh tuh mau kapan nontonnya?” Tanya Ale,
Abim melanjutkan pembicaraan yang tadi, “Kamis depan
mau gak? pada bisa juga kan?” Tanya Abim ke semuanya,
“Kalo Harsa ikut aku juga ikut.”. Seketika suasana
menghening sebentar, .. “Iyalaah yang punya pacar” kita
semua tertawa lepas ketika mendengar Adinata berkata
seperti itu. “Hehehe ngga laah apapun keadaannya aku bakal
tetap ikut kok soalnya ngebayangin pasti seru, pulang dari
nonton terus jalan-jalan” Runa membantah perkataan
Adinata. “Ih ngebayanginnya juga pasti seru” seru si Ale,
“Oh iya ini mau nonton dimana? Aku ada rekomendasi
tempat yang harganya lebih murah si” Ale menyarankan,
“Boleh tuh, ditempat yang kamu bilang aja Le, juga biar
hemat hehe” “Oh iya, tempatnya dimana tuh?” Tanya Harsa,
“Di Yokohama soalnya disitu murah cuman 25 ribu”. Arum
pun terkejut mendengarnya bahwa tempat tersebut sangat
jauh, dia pun khawatir akan di izinkan oleh orang tuanya
atau tidak. “Apa ngga kejauhan tempatnya?” Tanya Arum
sedikit khawatir. “Iyasii cuman kalo yang murah cuman
disitu” Jawab Ale, “Iyaa duit lagi menipis juga nih cari yang
murah ajaa” Saut Harsa. Sedangkan dalam hati Arum “Duh
bakal di izinin ngga ya sama ibu”, Arum sedikit takut untuk
izin ke orang tuanya. “Oh iya jangan lupa kasih tau Rama
juga buat ikut nonton” Ucap Harsa. Setelah perdebatan yang
panjang, Abim sudah memutuskan kapan dan dimana
mereka akan menonton. “Oke jadi fix yaa kita nonton di ZII
Yokohama hari Kamis depan pas pulang sekolah yaa”.
Semuanya meng iya kan ajakan Abim tersebut, dengan
sedikit ragu Arum pun tetap meng iya kan ajakan Abim.
Hari berikutnya setelah pulang sekolah mereka tidak
langsung pulang kerumah, melainkan bermain di lapangan
perumahan Abim. Namun yang ikut hanya Rama, Harsa,
Ale, dan Arum. Mereka berbincang-bincang entah apa saja
yang di bahas. “Btw adikku hari minggu ultah, datang dong
sekalian selesai dari acara kita jalan-jalan” Ucap Abim, “Oh
Ale sama Arum mau jadi MC ngga buat acara nya? Aku
nyaranin kalian ke mamaku buat jadi MC nanti, gimana?
Kalian mau?” Ajak Abim. “Wah boleh tuh buat sekalian
ngelatih public speaking kita juga Rum” Seru Ale. “Ih mauu
tapi takut aku nya gugup pas hari H nya” Ucap Arum. Arum
akui, ia emang agak sulit dalam berbicara di depan banyak
orang maupun dengan orang baru ia kenal. “Tenang Rum,
kan ada aku kalo kamu gugup entar aku bantu juga” Ucap
Ale menyemagati Arum. Arum yang mendengar ucapan Ale
tersebut sedikit lega akan kegugupan nya nanti. “Tenang
nanti lagi bakal dapat uang kok hehehe” Ucap si Abim.
Arum dan Ale pun jadi tambah bersemangat ketika
mendengar hal tersebut.
Setelah percakapan panjang setelah pulang sekolah itu,
mereka pun pulang kerumah masing-masing. Malamnya,
Arum dan teman-teman nya melakukan Voice Call. Hampir
tiap malam mereka melakukannya. Dalam percakapan
tersebut mereka sedang membahas tentang Fashion yang
sedang Tren dikalangan anak muda. “Guys coba lihat, bagus
ga sepatunya?” Ucap Adinata. “Ih bagus warnanya juga
cakep ngga mecolok juga” Jawab Ale. Dan hampir sejam
mereka membahas tentang Sepatu, Baju DLL. Namun tidak
sekian lama Adinata ngomong “Eh mau nge thrift ngga?”,
“Ayoo kayaknya seru” Jawab mereka yang ada di call
tersebut, “Eh sekalian aja pulang dari acara ulang tahun adik
ku kita nge thrift” Ucap Abim. “Emang kapan ulang tahun
adik kamu Bim?” Tanya Runa, “Hari minggu Run, jam 3 an
gitu paling selesainya jam 5, abistu itu kita langsung pergi”
Jawab Abim. “yaah pasti pulang nya malam, kayaknya aku
ga ikut deh soalnya aku ga boleh pulang malem” Ucap Runa
sedikit sedih dikarenakan dia sangat ingin ikut namun tidak
bakal di izin kan orang tuanya karena pulang malam. Jadinya
yang hanya ikut pergi hanya Abim, Harsa, Adinata, Rama,
Ale, dan Arum.
Hari dimana ulang tahun adiknya Abim juga Arum dan Ale
menjadi MC acara ulang tahun adiknya. “Eh Bim, acaranya
udah belum mulai kan?” Tanya Arum lewat Telephone. Saat
itu Arum masih dalam keadaan bersiap-siap begitu pula
dengan Ale yang sedang bersiap-siap dirumah Arum, mereka
ber dandan rapi karena akan menjadi pembawa acara.
“Belum Rum, masih pada siap-siap juga kok, kamu dimana?
Mending kesini deh sekalian bantu-bantu” Jawab Abim,
“Oke bentar lagi aku kesana sama Ale”. Di sis lain Harsa dan
Rama sudah berada di tempat Abim. Tidak lama kemudian
Ale dan Arum pun datang, mereka langsung membantu
menyiapkan makanan dan minuman buat tamu. “Bentar lagi
tuh acaranya mulai, kalian siap-siap sana” Ucap Abim. “Duh
Le aku gugup banget takut ngga bisa ngomong di depan
nanti, kamu aja deh yang maju aku ngga jadi nge MC” Ucap
Arum yang tiba-tiba gugup saat acara mau dimulai. Akhirnya
yang maju hanya Ale sendirian karena Arum saat itu benar-
benar sangat gugup. “Hai semuanya, kalian sudah tau belum
hari ini hari ulang tahunnya siapa?” Tanya Ale kepada tamu
anak-anak. “ULANG TAHUNNYA JEAN!!” Seru anak-
anak menjawabnya. Acara terus berlanjut hingga selesai
tanpa ada masalah, “Udah selesai nih, langsung pergi kita?”
Tanya Ale dan di iyakan oleh semuanya, “Eh jemput Adinata
dulu” “Hahaha hampir aja lupa padahal yang ngajakin
ngethrift dia loh” Seru Abim. Setelah menjemput Adinata, di
perjalanan sangat menyenangkan langit sore yang indah juga
cuaca yang adem dan awan yang tebal, di tambah sunset
yang menyinari sore itu ketika menjelang malam. Saat
sampai tujuan mereka pun berkeliling mencari barang yang
mereka minati dan tidak lupa menawar harga tersebut. Tanpa
tau waktu waktu sudah menunjukan pukul 8 malam, mereka
pun bergegas pulang, namun diperjalanan mereka hendak
pergi makan dulu lalu pulang. Namun naas nya ketika di
tengah jalan mereka kejebak hujan yang sangat deras, namun
mereka tetap melanjutkan perjalanan sambil hujan-hujanan.
Mereka berfikir sekalian mandi hujan. Pulangnya Arum di
marahi oleh orang tuanya karena pulang larut malam, ya
mereka pulang sekitar jam 11 an bagaimana orang tuan
Arum tidak khawatir. Arum juga sudah di telfon beberapa
kali sama orang tuanya karena belum balik juga, namun
Arum menggunakan alasan kejebak hujan dan selalu bilang
“Tunggu reda”, namun sampai Arum pulang pun hujan tak
kunjung berhenti.
D-Day. Hari dimana mereka semua berjanji akan menonton
film bersama di ZII Yokohama. “Rum, abis aku mandi aku
kerumah kamu yamau siap-siap disana” Ucap Ale yang di
iyakan oleh Arum. Ceritanya mereka semua sudah pulang
sekolah dan langsung bersih-bersih sebelum pergi. Ale pun
tiba di rumah Arum dan mereka pun sedang bersiap-siap
juga ber dandan rapi. Tidak lama kemudian Harsa dan Rama
datang kerumah Arum untuk mengajak pergi bersama-sama.
“Sekalian aja jemput Abim, Adinata dan Runa” Ucap Harsa.
Kami pun meng-iyakan ucapan Harsa. Saat ingin pergi Arum
berpamitan dengan orang tuanya, Arum juga membawa
motor abang nya yang saat ini abangnya sedang di luar kota.
“Bu, Arum bawa motor ya soalnya yang lain kurang motor,
sekalian STNK punya mas Arum bawa buat jaga-jaga” Mas
adalah sebutan abang dari Arum. Ibunya bertanya kepada
Arum, “Arum mau nonton kemana emangnya?” Arum
terkejut, tetapi dia sudah membuat jawaban ketika Ibunya
bertanya seperti itu, “Ke ZII Fukuoka kok deket aja”. Betul,
Arum berbohong kepada Ibunya. Karena dia tau pasti tidak
akan di izinkan jika pergi ketempat yang jauh, apalagi dia
anak perempuan satu-satunya dan membawa motor. Namun
Ibunya sangat percaya dengan Arum dan Arum dibolehkan
pergi. Selama di perjalanan tidak ada yang aneh, dan mereka
juga selamat sampai tujuan. Saat membeli tiket masuk
mereka satu persatu mengeluarkan duit yang ada di dompet
mereka. Film yang mereka nonton bergenre horror. Saat
menunggu filmnya mulai, mereka masih sempat berfoto-foto
dulu disana. Saat film nya mulai satu persatu mereka
memasuki ruangan teater dan menduduki tempat duduk yang
sudah diarahkan. Selama menonton tidak terjadi hal apapun,
suasana hati mereka pun juga senang. Setelah filmnya
selesai, merekan tidak langsung pulang, melainkan
mengunjungi tempat wisata yang dekat di daerah situ.
Yamashita Park, tempat yang mereka kunjungi usai
menonton film. Mereka bergurau disana dan berseang
senang disana sambil menikmati sunset dan angina yang
sejuk. “Laperr ke Indoapril yuk” Ucap Arum yang disetujui
oleh yang lain. Saat tiba disana mereka memilih belanjaan
yang mereka suka, Arum memilih minuman manis dan es
krim. Ketika ingin membayar hendak mengeluarkan dompet,
Arum menyadari bahwa dompetnya tidak ada di koceknya.
Arum sangat panik, hingga dia bertanya kepada yang lain
apakah ada yang memegang dompetnya tersebut. Arum pun
mengecheck di motornya, tidak ada. Arum frustasi dan terus
berfikir dimana terakhir kali dia memagang atau
mengeluarkan dompetnya. Dibantu dengan teman-temannya
yang lain, mereka bolak-balik ke Mall ZII Yokohama-
Yamashita Park. Tetap tidak ketemu, Arum panik hingga
nangis bagaimana cara dia menceritakan ke orang tuangnya
bahwa dompetnya telah ilang beserta STNK milik abangnya.
Arum sangat takut untuk menceritakan tentang dompetnya
yang hilang ke orang tuanya, namun mau tidak mau dia
harus memberitahu tentang kejadian ini melalui telephone.
“Assalamualaikum Bu..” “Waalaikumsalam iya kenapa
Rum, kok belum pulang?” Jawab Ibu Arum sembari
menanyakan Arum mengapa belum pulang juga. “IBu..
dompet Arum ilang” Air mata Arum mengalir deras saat
menceritakan kejadian yang dia alami saat ini, dia juga
menceritakan tentang dia bohong kepada Ibunya bahwa dia
tidak berada di tempat yang ia janjikan kepada Ibunya.
Ibunya sangat kecewa dengan tindakan yang Arum lakukan,
dari berbohong kepada orang tua dan kecerobohan dia. Saat
pulang Arum diceramahi dan dimarahi oleh kedua orang
tuanya juga dengan abang satunya lagi. Arum sangat
menyesal akibat perbuatan yang dia lakukan, dan juga dia
berjanji tidak akan mengulang kejadian seperti itu. Arum
kena hukuman tidak boleh main dulu untuk sementara agar
dia jera atas akibat yang telah ia perbuat.
Cerita ini diangkat dari kisah nyata.
Apa Itu Bakat
Di perkampungan yang kumuh di negeri Clover berdirilah sebuah gereja yang sudah lama
didirikan sehingga sudah mulai rusak. Tapi digereja itu ada banyak anak yatim piatu yang
ditinggalkan oleh orang tuanya dan dirawat oleh seorang pak tua dan seorang suster. Dan didalam
gereja itu terdapat dua orang anak yang ditinggalkan pada waktu yang sama, salah satu dari mereka
memiliki bakat dalam sihir sedangkan yang satu lagi bahkan tidak memiliki sihir, mereka adalah
Asta dan Juno. Walau kemampuan mereka berbeda tapi mereka meiliki satu tujuan yang sama, yaitu
berusaha menjadi Kaisar Sihir.
Karna mereka memiliki tujuan yang sama, hal ini menjadikan mereka rival sejak kecil.
Karena Asta tidak memiliki sihir, Asta pun tidak pernah menang melawan Juno tetapi hal ini tidak
menjadi alasan Asta untuk menyerah. Bagi Asta menyerah adalah hal yang paling dibencinya,
baginya apabila tidak memiliki sihir maka dia akan melatih fisiknya dan akan menjadi Kaisar Sihir,
selagi mau mencoba maka Tuhan akan memberi jalan keluar. Asta selalu berlatih sendiri sampai
malam dan selalu pulang dalam keadaan penuh lumpur dan tanah.
Selang waktupun berlalu dan kini usia Asta dan Juno sudah menginjak 16 tahun. Pada tahun
itu diadakan pemberian “Grimorie” sebuah alat yang dapat meningkatkan sihir seseorang. Karna
ingin menjadi lebih kuat, Asta dan Juno akan menghadirinya untuk menjadikan mereka lebih kuat.
Asta pun terus berlatih untuk melatih fisiknya agar menjadi lebih kuat tanpa harus menggunakan
sihir, sedangkan Juno melatih bakat sihirnya. Tiga bulan pun berlalu dan kini waktunya untuk
pemberian Grimorie yang diadakan dikerajaan Clover. Asta dan Juno pergi ke kerajaan bersama.
Saat dikerajaan Asta dan Juno terkejut melihat tempat-tempat yang ada karena sebelumnya
mereka hanya tinggal di gereja dan tidak pernah kemana-mana. Akhirnya acara pemberian
Grimorie pun dimulai dan semua orang berkumpul di lapangan kerajaan untuk mendapatkan
Grimorie mereka. Grimorie pun dibagikan berdasarkan pribadi pemiliknya dan Juno mendapatkan
Grimorie daun semanggi empat karena bakat yang dia miliki, sedangkan Asta tidak mendapatkan
Grimorie pada acara itu.
Menjelang malam, Juno di cegat di gang kecil oleh seseorang yang ingin mengambil
Grimorie milik Juno karena Grimorie milik Juno langka dan hanya beberapa orang yang
mendapatkannya. Juno pun bertarung dengan orang itu untuk mempertahankan Grimorie miliknya,
tapi karna masih belum terlalu mahir, Juno kalah dari orang itu. Pada saat yang sama Asta lewat
dari gang itu dan melihat Juno diikat oleh orang itu, tanpa basa basi Asta langsung berlari dan
melindungi Juno. Asta mencoba melawan tapi usahanya sia-sia karna yang dilawannya
menggunakan sihir.
Asta pun kalah juga dari orang itu dan menyadari bahwa sihir itu lebih penting, latihan fisik
tidak cukup untuk melawan sihir dia pun mulai menyerah. Tetapi Juno menyadarkan Asta tentang
keyakinan yang Asta miliki “Selagi mau mencoba maka Tuhan akan beri jalan”. Berkat Juno Asta
kembali berdiri dengan keyakinan yang kuat dan dengat semangat yang berkobar-kobar. Tiba-tiba
sebuah Grimorie muncul di hadapan Asta sebuah Grimorie tua yang sudah usang dan kotor dan
mengeluarkan sebuah pedang besar, Ternyata Grimorie itu adalah Grimorie daun semanggi lima.
Arti dari tiga daun semanggi adalah keyakinan, harapan. Dan daun keempat berarti
keberuntungan, dan daun kelima yang kau dapatkan adalah “Iblis”. Asta langsung mengangkat
pedang besar itu dengan mudah karna hasil latihan fisiknya dan menebas orang itu. Orang itu kalah
dalam sekali tebasan, kemudian Asta mengambil Grimorie Juno dan mengembalikan pada Juno.
Mereka pun saling menatap dan tersenyum karna sekarang mereka sekarang memiliki Grimorie
walau Asta belum mengetahui bahwa Grimorie miliknya adalah daun semanggi lima.
Enam bulan pun berlalu dan di kerajaan diadakan ujian Kesatria Sihir untuk merekrut orang-
orang hebat yang baru mendapatkan Grimorie mereka. Asta dan Juno mengikuti ujian ini agar
mereka dapat belasjar dan mengasah kemampuan mereka lagi agar menjadi seorang Kesatria Sihir.
Ujian pun dimulai dengan ujian awal adalah terbang dengan sapu terbang, Juno melakukannya
dengan mudah sedangkan Asta tidak terbang sedikit pun. Ujian pun terus berlangsung hingga
mencapai ujian akhir yaitu Latih Tanding dengan memilih pasangan masing-masing.
Di ujian akhir ini Asta berpasangan dengan orang bernama Zeke, Zeke ingin melawan Asta
karna dia berpikir bahwa Asta adalah lawan yang mudah. Pertandingan pun dimulai, Zeke memullai
dengan mengeluarkan sihirnya dan bertindak sombong karna yakin akan menang melawan Asta.
Asta pun langsung berlari kearah Zeke dengan cepat karna hasil latihannya dan mengalahkan Zeke
dengan sekali serangan saja. Orang-orang terkejut dengan apa yang telah terjadi para Kesatria Sihir
juga terkejut, mereka tidak menyangka bahwa seseorang tanpa sihir dapat menang.
Ujian pun berakhir dan sekarang saatnya perekrutan anggota tim. Saat giliran Juno untuk di
rekrut, semua Kesatri Sihir mau merekrut Juno tetapi Juno memilih bergabung kepada tim Kesatria
keenam. Dan sekarang giliran Asta tidak ada satu Kesatria yang ingin merekrut Asta, tetapi tiba-tiba
ada seorang Kapten tim yang bersedia untuk merekrut Asta, nama timnya adalah “Black Bulls” dan
Asta bergabung pada tim itu. Acara pun selesai dan setiap anggota yang baru direkrut akan dibawa
ke markas timnya masing-masing.
Asta pun dibawa ke markas timnya, disana banyak anggota lain yang sedang latihan. Kapten
tim ini bernama Yami, dia memperkenalkan Asta pada anggota lain dan ternyata anggota lain ingin
menguji Asta apakah dia layak masuk ke tim itu. Mereka mengadakan latihan tanding untuk
menguji kekuatan Asta. Pertandingannya dimulai, serangan awal dilakukan oleh Magna senior Asta
dengan melemparkan bola api, Asta pun menepis bola api itu kearah Magna. Dan Magna kalah
dengan serangannya sendiri, anggota lain sudah menerima Asta sebagai anggota baru.
Keesokan harinya Asta langsung diberi misi pertamanya untuk menangkap babi hutan untuk
warga desa. Asta pergi bersama dua anggota lainnya, sampai disana ternyata mereka dihadapkan
oleh pertarungan dengan sesorang. Asta dan yang lainnya terpaksa bertarung karna warga desa
dijadikan sandera. Asta dan yang lain berjuang dengan kerasuntuk melawan orang itu sambil
menjaga para warga. Mereka kalah melawan orang itu dan tinggal Asta seorang yang tetap berdiri
walau sudah babak belur untuk tetap melindungi para warga.
Bagi Asta melindungi orang itu penting karena impiannya ingin menjadi Kaisar Sihir agar
dapat melindungi orang lain, ia tetap tidak menyerah karena baginya tidak ada kata menyerah.
Serangan demi serangan Asta tahan demi melindungi para warga, karena hal ini teman Asta yang
sudah kalah tadi kembali berdiri untuk melawan orang itu. Mereka bertarung habis-habisan sampai
melewati batasan mereka sendiri sampai pada akhirnya mereka dapat mengalahkan orang itu. Para
penduduk desa berterima kasih pada mereka dan membawa mereka untuk dirawat.
Asta dan yang lain pulang ke markas mereka, Kapten Yami bangga pada mereka karena
mereka dapat melewati batasan mereka sendiri dan dapat menang. Kehidupan baru Asta pun
dimulai,, hari demi hari dilalui untuk mencapai tujuan akhirnya yaitu menjadi seorang Kaisar Sihir.
Sahabat dan kasih sayang
"Besok jalan gak?" suara Yuda mengagetkan tiba-tiba "besok... hmm nggak dulu deh aku lagi
capek, maaf ya Yud" suara ku memelas. "ohh ya udah gak papa, kamu istirahat aja" dia tersenyum
kepadaku lewat kaca spion. Rintik hujan makin deras, motor mulai melaju dengan kecepatan tinggi.
Di musim hujan seperti ini sudah pasti hujan sering disertai angin kencang dan tidak jarang
akhirnya akan menimbulkan kabut yang akan membuat kabur penglihatan. "Puss.. kita neduh dulu
yah, hujan nya makin deras". Aku belum sempat menjawab dia sudah memakirkan motornya di
sebuah kedai nasi goreng. Ya, tak apa lagipula memang aku ingin berteduh. "Puss makan yuk aku
tau kamu belum makan" Yuda menarik tangan ku agar ikut masuk ke kedai nasi goreng tersebut.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk pelan. "mba nasi goreng special 2 ya yang satu pake
suwiran ayam yang satu pake campuran sayuran ya mba" Yuda memesan ke pelayan tanpa
menghampiri pelayan tersebut. Untuk menu nasi goreng dia tidak perlu bertanya lagi kepada ku, dia
sudah tau menu nasi goreng kesukaan ku, nasi goreng campur "sayur", "benerkan kamu mau pake
sayuran?" Yuda merasa khawatir dia takut kalau nanti salah dan akhirnya aku ngambek. "hehe iya
bener" aku menjawab dengan tertawa kecil. "oia gimana tadi kerjaan kamu puss kamu betah di
kantor kamu yang baru?" "iya betah kok karyawannya baik-baik semua kerjaannya juga mudah".
"bagus kalo begitu" Malam sudah mulai larut sudah tidak terdengar suara para ibu-ibu yang sedang
menggosip entah gosip tentang apa yang mereka sering bicarakan. Hanya suara jangkrik yang ku
dengar kini. Aku tinggal seorang diri di sebuah kost kecil tapi kost-kostan ini resik dan juga dengan
harga sewanya yang murah, dengan tetangga kost yang ramah. Inilah sebabnya aku betah tinggal
disini. Kurebahkan badanku di atas kasur empuk kupeluk pinky boneka beruang dari Yuda. Yuda...
dia adalah kakak kelas ku sewaktu di SMK dulu sekaligus mantan kekasih. Aku bertemu dengannya
pada saat aku kelas X dan Yuda kelas XII, aku masuk ekskul rohis dan dialah kakak mentor atau
pembimbing ku. Jujur dari awal saat ia menerangkan tentang rohis aku sudah tertarik dengannya
dari gaya bicaranya yang bijak, tingkah lakunya yang kalem membuatnya kelihatan berwibawa.
Singkat cerita kami mulai dekat dan pada suatu malam lewat sms dia menyatakan perasaannya pada
ku tapi aku masih belum bisa untuk menjawab karena ini pertama kalinya seorang laki-laki
menyatakan persaannya pada ku dan akhirnya pada tanggal 8 November aku menerimanya sebagai
kekasih. Namun hubungan tersebut tidak berlangsung lama hanya sekitar 3 bulan aku putus dengan
Yuda. Aku belum mengenal sepenuhnya tentang dia dari wataknya yang sangat protektif, ia suka
mengekangku untuk kumpul bersama teman-teman. Padahal hanya kumpul biasa tidak ada yang
negatif. Teman-temanku orang baik semua, kekurangannya dari nilai pelajaran, dan dari
latarbelakang keluarganya yang keras. Terlebih lagi nilai nilaiku yang anjlok dan peringkat ku
turun, banyak guru-guruku yang membicarakannya, hal tersebut tentu membuat ku tidak nyaman.
Karena itulah akhirnya aku putus. Tetapi ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa aku ingin
putus ia masih ingin tetap terus mempertahankan hubungan kami sampai akhirnya aku harus
menangis agar ia mau memenuhi keinginanku dan akhirnya ia merelakan ku. Semenjak putus tetap
saja ia mendekatiku terus berharap kami akan kembali menjadi sepasang kekasih, la berjanji akan
merubah dirinya menjadi lebih baik dan akan terus menungguku samapai aku bisa menerimanya
dan entah bagaimana alumnya tiba-tiba kami dekat lagi suka jalan bareng seperti orang pacaran
hanya saja tidak ada status. Aku merasa sudah ada perubahan yang baik darinya tetapi tetap saja aku
masih belum bisa menerimanya kembali. Aku takut jika kami kembali bersama, ia akan mengulang
kembali sifat lamanya, meski begitu aku juga tidak bisa melupakannya, sangat sulit bagiku dia
adalah orang pertama yang memberiku rasa nyaman disaat aku sedang sedih dan dia pulalah orang
yang selalu membantuku disaat sulit. Terlebih lagi dia sangat mencintaiku, aku yakin itu. Sinar
matahari masuk menembus jendela menyilaukan sudut kamar, suara orang menyapu lidi, tukang
sayur keliling, tukang roti, membuat ku terbangun dari lelapnya tidur. Ku lihat jam di atas meja
kecil di samping ranjang. Pukul 06.00 pagi. Untung sekarang sedang libur, bangun jam segini saat
hari kerja sudah pasti terlambat, mengingat tempat kerjaku yang cukup jauh ditambah lagi jalurnya
yang sering kena macet. Aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, menggosok gigi dan
cuci muka. Setelah itu menonton tv sambil menghabiskan sarapan. Kring... kring, nada panggilan
handphoneku berdering. Siapa pagi-pagi begini menelpon mungkin Yuda pikirku. Ternyata yang
menelfon Ririn teman akrabku sewaktu di SMK dulu. "iya hallo rin" sapaku "hallo Puspita apa
kabar? kau sedang tidak lembur kan?", "aku baik, aku tidak lembur, ada apa?", "baguslah kalau
begitu, aku ditugaskan dari kantor untuk membeli perlengkapan bayi, teman kerjaku ada yang
melahirkan. Kau mau tidak menemaniku?" suara Ririn terdengar memohon. "baiklah kalau begitu
sekalian cuci mata liat fashion, kaya waktu SMK dulu. Hehehe". "hahaha iya oke-oke, tapi aku
tidak sendiri, aku bersama rekan kerjaku juga untuk membantu membeli semua yang dibutuhkan.
Maklum aku sering lupa. Heheheh suara Ririn terdengar malu malu Hari sudah sangat terik, di
sebuah café di dalam mall aku menunggu Ririn. Sekitar 15 menit sudah berlalu Ririn tak juga
datang di telpon tak diangkat di sms pun tidak balas. Chocolate yang kupesan pun sudah habis ku
minum. "Puspita., aduh maaf ya telat tadi duit buat belanja ketinggalan jadi tadi balik lagi, maaf ya"
suara Ririn terdengar ngosngosan. "iya gak papa" jawab ku singkat. "oya puspita kenalkan ini Fariz,
Fariz kenalkan ini Puspita Ririn memperkenalkan kami berdua, seperti biasa dia tampak ceria.
Sebelum belanja, kami banyak saling bertukar bercerita. Fariz tidak seperti kebanyakan orang yang
jika baru pertama kali bertemu akan diam, ia sangat komunikatif dan supel. Banyak hal yang
menarik perhatianku dari laki-laki ini, ia sangat sopan, berpendidikan, pandai, dan kurasa dia sudah
sangat mapan, ditambah lagi dari fisiknya sangat memenuhi kriteria ku. Hari ini sangat melelahkan,
tak kusangka Ririn membeli begitu banyak perlengkapan bayi sampai tiga kantung plastik besar.
Sampai di rumah pun sudah magrib. Aku langsung makan mie instan dan mandi dengan air hangat.
Lelah masih terasa aku langsung rebahan dan memeluk pinky. Kipas angin yang menyala
membuatku sangat mengantuk ditambah lagi suasana sangat hening, mungkin karena tadi hujan
membuat orang-orang enggan untuk berkumpul dan saling bersuka ria seperti biasanya. Sudah
sayup-sayup mataku ingin tertidur pulas, kudengar suara handphoneku berdering tanda ada yang
menelpon tapi makin lama suara itu makin jauh.. jauh.. dan akhirnya tidak terdengar lagi, semua
gelap. Oya semalam sepertinya ada yang menelfon, siapa ya kira-kira. Aku lihat nanti saja kalau
sudah sampai di kantor, sangat beresiko menggenggam handphone didalam mini bus yang penuh
sesak ini, mengingat banyak tindakan kriminalitas. Tas yang kubawa ku pegang dengan erat dan
kukedepankan. "Kiri bang," kata ku sambil mengetuk-ngetuk langit-langit minibus. Citttt.. minibus
berhenti segera. Di handphone ada catatan 4 panggilan tidak terjawab. Dan ternyata yang menelpon
ku adalah Fariz. Ada apa dia menelpon ku? Apakah terjadi sesuatu yang buruk dengan Ririn.
Kemarin Ririn pulang bareng dengan Fariz. Rasa cemas terhadap sahabatku ini mulai melanda. Aku
langsung menelpon Ririn berharap dia segera menjawab telepon dari ku. Begitu ditelpon hanya ada
suara "maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif". Ya ampun apa dia baik-baik saja. Ku telpon
terus Ririn sampai 5 kali panggilan. Tak juga aktif nomornya, mungkin sebaiknya aku menelpon
Fariz, pikirku. "Tut.. tut.. tut" syukurlah nyambung. "hallo" terdengar jelas suara laki laki yang
sangat kukenal "hallo, riz semalam nelpon ada apa ya? maaf riz aku sudah tidur saat kau
menelpon". "ohh nggak apa-apa Cuma mau telpon aja. Puspita gimana kabarnya baik?". "iya baik.
Riz, semalam si Ririn diantar sampai rumahnya, ngga?". "Aku barusan menelpon tidak dijawab"
Tanya ku cemas. "iya semalam diantar sampai rumahnya, ohh si Ririn sekarang lagi ke acara
workshop. Dia baik-baik saja" perkataan Fariz membuatku benar-benar lega. Kurasa dia tau aku
sedang cemas. "syukurlah kalau begitu. Kukira ada kejadian buruk sampai kau menelpon 4 kali
semalam". "maaf ya puspita jadi khawatir karena Fariz". "iya tidak apa-apa, oya masih ada kerjaan
di kantor. Puspita tutup ya ris.". Belum sempat Fariz menjawab aku sudah duluan menutup
teleponnya. Aku masih banyak kerjaan yang belum selesai dan harus dikumpulkan hari ini juga.
Suatu malam saat aku pulang kerja Fariz menelpon ku kembali. Kali ini aku mengangkat
teleponnya. "hallo" jawabku "hallo Puspita. Apa kabar?". "baik, kenapa riz?". "nggak apa-apa Cuma
mau telepon aja, liburan mau kemana?". Dari nada suara Fariz aku bisa perkirakan dia agak malu-
malu. Mungkin dia bingung apa yang harus dia katakan untuk membuka permbicaraan. "kurang tau
sih, Belum ada rencana" jawabku datar." "Puspita suka nonton bioskop?". "suka" jawabku singkat,
"mau tidak nonton sama Fariz kebetulan Fariz punya 2 tiket nonton, hadiah dari kupon majalah.
heheh", "nonton apa?", "kartun kungfu panda terbaru, itu kartun favoritmu kan?". Ya ampun aku
terhenyak mendengarnya baru kenal pun dia sudah tau film apa yang kugemari, berbeda dengan
Yuda yang tidak pernah mengajak nonton dan apalagi dia tidak begitu tau apa yang ku sukai,
kalaupun aku bilang dia pasti lupa. Mumpung ada yang ajak, aku mau! Lumayan gratis pikirku.
"Puspita?" suara fariz membangunku dari lamunan "oh iya mau riz. Siapa aja yang mau nonton?".
"kita berdua, tapi kalo Puspita mau ajak siapa gak apa-apa". Hah hanya berdua? Sebagai wanita aku
merasa ada feeling yang janggal. Apa dia suka...? Ah ngga palingan dia bingung mau ajak siapa
yang suka nonton kartun. Makanya dia ajak aku. Mungkin dia tau aku suka kungfu panda karena
dari gantungan handphoneku yang berupa boneka poo, si peran utama kungfu panda. Semakin lama
aku semakin dekat dengan Fariz, tapi kedekatan itu hanya sekedar lewat dari handphone. Kami
jarang bertemu dan jalan. Walaupun jauh aku merasa sangat dekat hampir tiap hari yang ada
pikiranku adalah Fariz bahkan angan-anganku tentang Fariz mengalahkan anganku mengenai Yuda.
Yuda... aku jarang bertemu dengannya akhir-akhir ini dia kerja senin sampai jumat, kalau libur dia
punya kegiatan sendiri, entah dia menjadi mentor, lembur, ataupun kulian menyelesaikan S1.
Kalaupun dia mengirim sms aku sering bosan paling tidak dia hanya bertanya sedang apa. Dia
sangat kaku, jarang terlontar darinya perkataan yang romantis. Berbeda dengan Fariz yang setiap
perbincangannya selalu Saja ada topik yang menarik aku tidak pernah bosan bila saling chating,
sms-an ataupun yang lain. Bahkan aku selalu menunggu sms dari nya. Jujur Fariz adalah pria
idamanku!!! Sudah sekian lama aku tidak jalan dengan Yuda. Harus selalu aku yang minta. Aku
melamun menerawang ke arah langit-langit kamar. Aku berfikir dalam setiap apapun yang ku mau
kenapa harus selalu aku yang bilang, Kau selalu bilang mencintaiku, menungguku, tapi kenapa kau
tidak pernah peka? Apa kau telah jatuh hati teradap wanita lain?. Apakah kau tidak ingat kita sering
bertengkar karena aku sering menyakan hal ini padamu? Apakah aku harus menagis terlebih dahulu
agar kau peka dan bisa menjadi laki-laki yang membuatku benar-benar merasa menjadi seorang
kekasih? aku sering menangis karena hal ini Yud, aku ingin kau peka!! kau tau itu!! "dertttt derttt"
tanda pesan sms masuk, pasti Fariz. Setelah pesan ku buka ternyata Yuda seperti biasa hanya berisi
pesan "puss, sedang apa?" ahh selalu saja seperti ini. Tak kubalas smsnya Yuda. Beberapa menit
kemudian pesan baru masuk hingga lebih dari 5 pesan, tapi sayang, isi pesannya sama semua. Dan
akhirnya Yuda menelpon. Aku malas menjawab teleponnya, hanya karena suara getarnya yang
nyaring akhirnya mau tak mau aku angkat juga. "hallo puss, lagi apa? Kok dari tadi gak di balas
smsnya, teleponnya juga tadi lama dijawabnya?". "gak papa" jawabku singkat. "oh, kamu lagi
apa?". "ya ampun yuda, kamu tuh bisa gak sih nanya selain lagi apa? aku bosan kamu selalu nanya
itu, aku bosan dengan semua sikap kamu yang gak peka!!! Aku capek yud!!" Aku jawab pertanyaan
yuda dengan nada tinggi dan rasa kesal yang tak bisa lagi kutahan. "aku gak peka dari mananya
puss, ayo coba kamu bilang" kudengar suara yuda seperti menenangkanku. "ya banyak yud, aku kan
udah sering bilang". "iya sayang iya, kamu mau jalan?" suara yuda terdengar cemas, kurasa dia
cemas kalo aku akan lama ngambek. "harus selalu ngambek duluan, baru peka!!!". "puss, aku
emang lagi nggak ada waktu akhir-akhir ini banyak acara, bukan karena gak mau ketemu".
"kalaupun ada waktu tetap aja gak peka. Udah yud, aku cape!!" "puss ntar dulu kamu.." sebelum
yuda selesai bicara aku langsung menutup teleponnya dan mematikan handphone. Semenjak
kejadian itu aku tidak pernah membalas sms Yuda, tidak pernah mengangkat telepon, membalas
pesan Yuda di facebook maupun twiter bahkan sampai Yuda datang ke kost ku aku tidak pernah
keluar menemuinya. Perjuangan yuda tidak sampai disitu dia sampai datang ke rumah orangtuaku
menanyakanku, datang ke kantor ku pada saat jam pulang, sampai mengontak orang-orang
terdekatku. Aku benar-benar sudah tidak ingin lagi melihatnya. Sampai akhirnya dia mengirim
sebuah pesan "puss aku nggak apa-apa kalau kamu marah sama aku sampai kaya gini. Baiklah,
mungkin ini waktunya aku menyerah dan merelakan kamu untuk bersama yang lain. Aku sudah tau
mengenai Fariz, mungkin dia lebih pantas buat puss. Semoga kamu bahagia sama Fariz". Setelah
pesan itu, tidak lagi kutemukan pesan darinya ataupun perjuangannya agar ia bisa bertemu
denganku. Aku merasa biasa-biasa saja tidak ada yang kusesali. Aku tidak tau darimana Yuda tau
soal Fariz. Aku tak peduli!! Tak lama Yuda pergi, aku mengharapkan Fariz datang dan menyatakan
persaannya padaku. Ya dia pernah bilang akan menungguku disaat aku benar-benar lepas dari
Yuda. Sayang, disaat aku mengharapkannya, dia telah pergi meninggalkanku tak ada kabar lagi
tentang dia. Bahkan Ririn bilang bahwa Yuda telah bertunangan dengan orang asing dari Inggris
ketika dia mendapat hadiah undian. Ririn tak mengetahui kedekatanku dengan Fariz dan memang
salahku tak menanyakan Ririn mengenai Fariz. Dari Ririn aku tau, Yuda orang yang play boy. Aku
kaget setengah mati setelah mendengar kata-kata Ririn mengenai Fariz. Aku berharap ini adalah
mimpi buruk, tapi ini kenyataan sungguh nyata. Kali ini langit begitu kelam, tak ada sinar matahari
yang berbinar terang. Tak ada warna jingga di sore ini seperti biasanya hanya ada warna abu-abu
kehitaman yang kulihat dan beberapa titik air yang jatuh membasahi segala nya, titik kecil air itu
makin deras deras dan deras. aku hanya duduk bersandar di sebuah halte dekat kantor menunggu
sebuah bus yang akan mengantarku pulang, aku termenung dalam lamunan angan-angan
menerawang jauh entah kemana, dulu saat pulang kerja di depan gerbang kantor aku selalu melihat
sebuah motor bergigi warna merah metallic dan seorang pria di atas nya dengan tubuh besar dan
kekar, yuda. Saat ini aku tidak pernah melihat lagi pria itu lagi tak ada lagi sms yang menanyakan
apakah aku sudah pulang kerja, dan tak ada lagi sms yang menyakan aku sedang apa yang dulu
sangat aku benci. Kini aku merindukan hal tersebut, tak hanya tu aku merindukan semua tentang
yuda. Tuhan, aku merindukan dia. Aku mencintai dia Andai saja engkau memberiku kesempatan
agar kembali bersamanya tak akan kusiasiakan dia. Berikanlah aku kesempatan terakhir Tuhan, aku
ingin bersamanya sampai akhir nanti. Tak terasa air mataku membasahi kedua pipi cabiku
tenggelam dalam lamunan ini. Dari kejauhan terdengar suara motor yang sangat kukenal tapi suara
itu samar-samar terbawa angin dan derasnya hujan makin lama makin mendekat ke arah ku. Dan
akhirnya suara itu berhenti dekatku. aku berharap itu adalah yuda. Aku membuka mata setelah lama
menganis ku tatap pria yang turun dari motor berwarna merah metallic, tapi aku tidak melihat
dengan jelas air mata yang masih menggenang di bola mata membuat samar apa yang ingin ku lihat.
Elusan tangan di kepalaku begitu terasa elusan lembut itu aku sangat kenal dengan elusan itu,
elusan yang aku dapati setiap aku ulang tahun. Aku mengusap air mata yang menggenang di
kmataku mengusap dengan menekan kuat agar tak ada lagi air mata yang mengganggu. Dan
ternyata pria itu memang yuda aku menatapnya lekat-lekat begitu pula dengannya, dia tersenyum
dengan senyum khas selalu membuat ku tersipu. "puss, aku terus berusaha untuk berubah agar
menjadi laki-laki yang kamu mau. Aku janji. Maafkan aku ya, aku mencintaimu sampai kapanpun.
Apakah kau mau menerima ku kembali? tapi jika masih belum bisa. Aku tidak akan lelah untuk
menunggumu menerimaku kembali." Aku masih belum bisa untuk berkata-kata napasku masih
tersenggal karena tangisan tadi aku hanya menggangguk menjawab pertanyaan yuda sambil
tersenyum dan bersandar di pundak kirinya yang lebar. Oh tuhan terimakasih Engkau telah
mengembalikan Yuda kepada ku dan mengambulkan doaku. Dari-Mu aku mendapat sebuah
pelajaran penting. Tiap orang mempunyai cara untuk mencintai pasangannya dengan cara nya
sendiri bahkan berbeda dari yang orang lain lakukan kalaupun mengingkan hal yang lebih
bersabarlah, kalaupun sangat susah teruslah membimbingnya agar berubah jangan mendesaknya
dan terimalah dia apa adanya jika dia sungguh-sungguh mencintaimu. Seseorang yang benar-benar
mencintaimu akan terus berusaha membuatmu nyaman berada di dekatnya. Jangan pernah menyia-
nyiakan orang yang sayang padamu. Kesempatan terakhir tidak akan selalu ada..
Anak pemalas dan anak rajin
Di pagi hari disaat danu dan kakak kembarannya yang ber nama luna ingin bersiap siap
untuk berangkat kesekolah, lagi lagi ibu mereka membanding bandingkan danu dengan luna
karena luna selalu mendapat penghargaan di sekolah,sedangkan danu adalah anak yang malas
mengerjakan segala sesuatu.luna meruapakan anak yang rajin,sopan,dan selalu membantu
sesama, sedangkan danu merupakan anak yang pemalas dan tidak pedulian .Saat Danu dan Luna
sedang mempersiapkan barang barang yang akan dibawa kesekolah tiba tiba ibu mereka meminta
tolong kepada danu untuk menghidangkan sarapan mereka di meja makan,”Danu tolong bantu
ibu hidangkan makanan ke meja makan nak”ujar ibu kepada Danu.”aduh bu nanti ya danu males
banget mau kedapur bu”jawab danu kepada ibu.”udah bu biar luna aja yang siapin bu”ujar luna
kepada ibu dengan nada yang lembut.”makasih ya luna mau bantu ibu”kata ibu kepada
luna.Setelah selesai sarapan akhirnya luna dan danu berangkat kesekolah.
Saat sampai dikelas luna dan danu , teman teman mereka menghampiri mereka dan bertanya
tentang tugas dari salah satu mata pelajaran yang akan di pelajari hari itu.”eh danu luna kalian
udah pada siap tugas mata pelajaran ini belum”Tanya teman danu dan luna.”oh tugas itu udah
kok”jawab luna kepada temannya.”kalau kamu danu?”Tanya teman mereka, Saat danu belum
menjawab pertanyaan temannya sontak salah satu teman kelas nya menjawab dengan nada
menyindir”aduh danu gak usah ditanya udah pasti belum bikin tugasnya, dia kan pemalas”ujar
salah satu temannya.Danu dan luna pun langsung duduk ketempat duduk mereka masing
masing.Disaat mereka sedang menunggu guru datang kekelas,luna menyempatkan dirinya untuk
membaca materi yang diberikan oleh guru nya minggu lalu, sedangkan danu hanya bermain main
di kelas dan tidak mau mengerjakan tugas yang belum dia buat.
.Beberapa saat kemudian pak guru pun datang.”Selamat pagi anak anak”kata pak guru. “Pagi
pak”jawab anak murid.”baik anak anak bapak tolong kumpulkan tugas yang sudah bapak berikan
minggu lalu”ujar pak guru.”baik pak”jawab murid murid .siswa siswi pun mulai maju satu
persatu kedepan untuk mengumpulkan tugas yang sudah diberikan,namun danu hanya berdiam di
tempat duduknya.pak guru pun melihat danu yang tidak maju kedepan untuk mengumpulkan
tugasnnya.”Danu,kenapa kamu tidak mengumpulkan tugas bapak?”Tanya bapak guru kepada
danu.”eh iya pak saya lupa bawa bukunya pak”jawab danu dengan nada yang gugup.”kamu tidak
membawa buku kesekolah lalu kamu ke sekolah ngapain?”jawab bapak guru dengan nada yang
tinggi.”apa benar luna,danu sudah membuat tugas nya”Tanya bapak guru kepada luna.”belum
pak,tadi malam sudah saya ingatkan kepada danu tapi dia tidak mau mendengarkan pak”jawab
luna.”Apa benar itu danu?!”Tanya pak guru dengan penuh amarah.”iya pak benar,maaf
pak”.ucap danu . “Saya sudah sabar yah danu menghadapi kamu selama ini,kamu selalu tidak
mengerjakan tugas tugas yang bapak berikan,karena kamu sudah tidak membuat tugas bapak
maka bapak akan menghukum kamu!”ujar bapak guru dengan nada tinggi.”baik pak,maaf “ucap
danu dengan nada yang pelan .”Anak anak jangan kalian mencontoh sikap yang tidak baik
seperti danu ini yang acuh tak acuh terhadap tugasnya sendiri”.kata bapak guru kepada murid
murid.”baik anak anak karna sudah Jam istirahat silahkan istirahat,kecuali danu bapak akan
berikan hukuman”.kata pak guru.”baik pak,terimakasih”jawab murid.Setelah danu di berikan
hukuman akhirnya danu dibolehkan bapak guru untuk istirahat.
Saat istirahat luna dan teman teman bergegas untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah
disekolah,Tetapi danu hanya makan dikelas dan malas melakukan sholat berjamaah disekolah
.lalu teman danu menghampiri danu dn mengajak danu untuk ikut melakukan sholat
berjamaah.”eh danu kamu kok masih dikelas?ayo kita sholat berjamaah di masjid sekolah”kata
teman danu.”iya kamu duluan aja nanti aku susul”ujar danu.”oke aku tinggal dulu ya”kata teman
danu.”iya siap”jawab danu.Tapi setelah sholat dzuhur sudah selesai danu pun tetap tidak pergi
untuk melaksanakan sholat.
Saat pembelajaran berikutnya danu tidak mendengarkan guru yang menjelaskan ia hanya
bermalas malasan dan tidak mau memperhatikan pembelajaran tersebut,padahal danu sudah
dihukum oleh guru lainnya tetapi ia tetap tidak berubah juga.beberapa saat kemudian bel pualng
pun berbunyi”kringg kringg”murid murid pun bersiap siap untuk pulang.
Danu dan luna pun menunggu ibunya menjemput mereka.Saat mereka sedang menunggu tiba
tiba luna berkata kepada danu.”danu,kamu kenapa sih selalu males,kamu ga takut apa di marahin
ibu kalau kamu nanti ga naik kelas?”Tanya luna keada danu.”udah lah kak itu urusan aku kakak
gak usah ikut campur”jawab danu dengan ketus.tidak lama kemudian ibu luna dan danu pun
datang untuk menjemput mereka berdua.
Saat sampai dirumah ibu danu dan lana pun memanggil danu”Danuuu”panggil ibu kepada
danu.”iya bu,kenapa danu capek banget nih bu baru pulang sekolah”jawab danu.”kesini sebentar
danu ibu mau bicara”ucap ibu danu dengan lembut.”iya bu sebentar”jawab danu.”iya danu
sekarang ya..”jawab ibu danu.Beberapa saat kemudian danu pun datang menghampiri
ibunya.”kenapa bu?”Tanya danu kepada ibunya.”ibu mau nanya sama kamu,kamu jawab jujur ya
nak..”.ujar ibu kepada danu.” Iya bu emangnya kenapa sih bu kok serius banget”jawab danu.”ibu
tadi dihubungi sama wali kelas kamu nak..,katanya kamu sealu males malesan di sekolah,dan
kata nya kamu juga tidak pernah mengerjakan tugas tugas yang di berikan guru kamu,kata wali
kelas kamu kalau kamu begini terus kedepannya kamu bisa tidak naik kelas nak…,jadi apa betul
itu danu?”Tanya ibu kepada danu.”iya buu maafin danu ya bu”ucap danu dengan nada yang
lembut.”tapi kamu kenapa nak malas mengerjakan tugas tugas yang diberikan guru guru
kamu?”Tanya ibu.”iya bu danu males ngerjain tugas tugas nya bu banyak banget terus danu juga
ga paham sama materinya bu”jawab danu..”danu…tugas kamu jadi banyak karena kamu
menumpuk numpuk tugas kamu , kalau kamu langsung kerjakan pasti tugas kamu jauh lebih
ringan”jawab ibu dengan nada pelan.”iya bu danu tau tapi danu kan gapaham bu sama tugas
tugasnya gimana danu mau kerjain kalau danu gapaham”jawab danu.”Nak kalau kamu tidak
paham kan kamu bisa Tanya sama guru kamu,kalau pun kamu tidak sempat bertanya ke guru
kamu , setidaknya kamu bisa bertanya ke kakak kamu luna atau Tanya ke ibu nak.ujar ibu ke
danu.”iya ibu maafin danu ya udah buat ibu jadi kepikiran sama danu,danu janji danu ga ulangin
lagi bu”ucap danu dengan penuh penyesalan.
Lalu ibu luna dan danu memanggil luna,”luna,nak kesini sebentar nak…”ucap ibu dengan
suara keras.”iya bu luna kesana”jawab luna.”kenapa bu?”Tanya luna kepada ibunya.”luna ibu
minta tolong ya sama kamu...”jawab ibu.”iya bu,minta tolong apa ibuu”.jawab luna.”ibu minta
tolong sama kamu bantu adik kamu ya luna supaya bisa berubah,jadi lebih rajin lagi
belajarnya,lebih rajin lagi ibadahnya …”ucap ibu ke luna.”iya bu pasti luna bantu bu “jawab
luna.”makasih ya kak mau bantu aku,aku janji aku bakal berubah menjadi lebih rajin lagi”ucap
danu.
Setelah ibu danu menasehati danu,akhirnya danu pun mau berubah menjadi anak yang lebih
rajin lagi daripada sebelumya.
TAMAT.
NAMA=AURALIA SAFIRA
KELAS=FASE E-AMAZING
Meraih Cita dan Asa
Namaku Ramadhana Kurnia Putra, biasa dipanggil Dhana. Aku merupakan anak kedua dari dua
bersaudara dan berasal dari keluarga yang sederhana, pada saat aku berumur 7 tahun, aku selalu
diajarkan oleh orang tuaku tentang arti kehidupan, di dalam hatiku aku sering berkata “ Betapa enak
menjadi orang kaya, semua serba ada, segala keinginan terpenuhi karena semua tersedia ”. Aku
sering menghayal, seandainya aku jadi orang kaya, pasti aku sangat senang sekali, tapi orang tuaku
selalu berkata: “Bahwa dengan menuntut ilmu dan berusaha dengan sungguh-sungguh pasti apa
yang kita inginkan akan tercapai”.Itupun juga pernah dikatakan oleh guru ngajiku “ MAN JADDA
WAJADA” yang artinya “ Barang siapa bersungguh sungguh semua keinginan pasti akan tercapai”,
itu selalu kutanamkan dalam hatiku sampai sekarang untuk itu aku selalu berusaha dengan sekuat
tenaga untuk bisa mengejar cita-citaku yaitu ingin menjadi dosen.
Sewaktu seketika pada malam harinya aku diajak pamanku kerumahnya
Pamanku : “Dhan, hari minggu besok kamu ada kerjaan gak”
Aku :“Tidak ada, emangnya kenapa”,
Pamanku : “Besok kamu mau gak, kerumah paman”
Aku : “ Emang ada apa paman ?”
Pamanku : “Besok saja kamu datang. “
Aku : “Oke deh.”
Keesokan harinya aku langsung pergi kerumah pamanku yang ada di Candi Lontar, tanpa pamit
kepada orang tuaku, pamanku langsung meminta aku duduk di berugak disamping rumahnya,aku
langsung duduk.Tanpa basa basi pamanku langsung memberikanku sebuah buku yang berjudul
“Kisah Abu zar Al ghifari”di dalam hatiku aku selalu bertanya untuk apa pamanku mengasih buku
ini.Setelah itu pamanku langsung menjelaskan bahwa Abu zar Al ghifari itu merupakan sahabat
Nabi Muhammad SAW yang memiliki ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki oleh orang lain, selain
itu dia juga shaleh dan termasuk orang kaya dari para sahabat Nabi Muhammad SAW, dia dulunya
sangat miskin tetapi dia berusaha dengan sungguh-sungguh dia menjadi orang kaya yang sukses,
hartanya ada dimana mana”setelah pamanku bercerita panjang lebar, bibiku datang.
“Dhan, ibumu mencarimu kemana mana,dia naik pitam,dan takut kalau kamu itu diculik
orang”kata bibiku.Aku pun langsung pamit kepada pamanku, tapi sebelum aku pamit pamanku
menyuruh untuk datang kerumahnya besok setelah pulah ke rumah dan aku langsung
menyetujuinya.
Dan keesokan harinya setelah aku pulang sekolah aku langsung pamit kepada orang tuaku untuk
pergi kerumah pamanku
Aku :“Ma, aku mau pergi kerumah pamanku,nanti sore aku pulang”
Ibuku : “Iya,tapi kamu jangan terlambat lagi”
Aku : “Iya, aku pamit dulu, Assalamu’alaikum”
Ibuku : “Wa’alaikumussalam”
Setelah sampai dirumah pamanku dan mempersilahkan aku duduk, pamanku mulai ngobrol
denganku.
Paman :“ Dhan, setelah kamu lulus dari SMP Negeri 25 Surabaya, kamu ingin melanjutkan
dimana?”
Aku : “Aku ingin sekolah di SMA Negeri 11 Surabaya, karena itu merupakan impianku sejak
kecil.
Paman : “Kenapa nggak kamu coba memilih di tengah kota, misalnya di SMA Negeri 5
Surabaya ?”
Aku : “Aku sih mau, tapi aku ingin sekolah di SMA Negeri 11 Surabaya yang lebih dekat
dengan rumah dan menghemat biaya transportasi” hehe.Selain itu, sekolah mana saja sama kok,
yang penting niatnya.
Pamanku: “ Ohh, baguslah kalau begitu.Kamu mau gak ngembala kambing paman”
Aku : “Aku gak bisa ngembala kambing,tapi akan ku usahain”
Pada malam harinya setelah salat maghrib aku membaca buku tentang kisah Abu zar al ghifari yang
dikasih pamanku tempo hari yang lalu, setelah membacanya hatiku merasa tergerak dan termotivasi
supaya aku berusaha dengan tekun supaya cita-citaku bisa terwujud,di dalam hatiku berkata
“Memang betul pilihanku ngembala kambing pamanku kan nanti uangnya aku bisa tabung untuk
keperluan sekolahku”. Setelah seminggu atau sebulan bekerja pamanku memberikan aku uang, dan
uang itu langsung aku tabung untuk keperluan sekolahku.
***
Di sekolah aku mempunyai dua yang sangat dekat dengan ku yang selalu memotivasiku dan
menemaniku di saat senang ataupun susah yang bernama Rio Hidayatullah dan Zihnul Puadi.
Zihnul : “Dhan, kamu mau gak besok kita pergi ke Pantai, kan besok hari libur”.
Rio : “Kan kamu kerja melulu gak ada waktu luangmu” kata Rio meyakinkanku.
Setelah terdiam sejenak aku menyetujuinya. Dan keesokan harinya aku minta ijin ke pamanku
untuk berlibur ke pantai yaitu ke pantai Kenjeran, dan pamanku mengijinkanku . Tepat pada pukul
08.00 WIB kami berangkat menggunakan sepeda motor, di dalam perjalanan aku merasa senang
sekali karena telah sekian lama aku tidak pergi ke pantai yaitu pada saat kelas 1 SMP dansekarang
kelas 3 SMP .Setelah sampai di sana aku membaca sebuah puisi karyaku yang berjudul pantai :
Pantai
Hamparan pasirmu indah mempesona
Tak letih mata memandang dari ujung pengharapan
Adakah engkau tahu wahai pantai ...
Engkau mempesona diriku......
Mentari pagi terbit dan tenggelam disisimu oh... pantai
Hembusan angin menerbangkan pasir putihmu
Tahukah engkau senangnya hatiku........
Karena dapat mengunjungimu.
Pantai oh pantai biarpun engkau di cintai
Tapi engkau tetap angkuh dan tak peduli.....
Kalau engkau marah semua menderita
Tapi engkau seolah tidak tahu engkau tetap tenang
Bagai air yang tenang tapi menghayuntukan.
Ombak mu adalah lidahmu
Yang kadang mendatangkan bencana
Walaupun begitu engkau tetap dipuja dan disanjung
Oh pantai sampaikan salam ku lewat angin ...
Sampaikan kesahku lewat deburanmu....
Kirimkan dukaku lewat lagumu.....
Pantai, engkau tetap sebuah pantai
Yang tak mengerti hatiku.........
Setelah kurang lebih 1 tahun lamanya aku mengembala kambing, aku memutuskan untuk berhenti
mengembala kambing karena aku fokus untuk sekolah dan melanjutkan sekolahku di SMA Negeri
11 Surabaya, setelah aku mengutarakan keinginanku akhirnya pamanku mengijinkanku untuk
berhenti mengembala kambingnya karena dia tahu bahwa tidak selamanya aku bekerja ngembala
kambing, kan aku harus meneruskan sekolahku untuk menggapai cita-citaku.
Setelah aku lulus dari SMP Negeri 25 Surabaya dan Alhamdulillah juga aku sangat bersyukur
karena bisa di terima di SMA Negeri 11 Surabaya yang sekolahnya terkenal di kawasan Surabaya
Barat.
Masalah yang selalu hinggap dalam benak pikiranku yaitu tentang masalah biaya,Alhamdulillah
dengan kerja kerasku selama ini aku bisa membayarnya dan juga dapat membeli seragam sekolah
dan kelengkapan lainnya dengan di bantu juga oleh orang tuaku , dan juga aku selalu ingat kisah
sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Abu zar al ghifari yang kerja dengan sungguh-sungguh
hingga dia menjadi orang kaya yang harta dan kekayaannya ada di mana-mana, itu membuatku
semangat lagi dalam menggapai cita citaku yaitu ingin menjadi guru dan juga ingin orang yang
sukses seperti kisah Abu zar Al ghifari.
Selain itu juga kisah Abu zar Al ghifari sebagai inspirasi hidupku dan kata “ Man
JaddaWajada ”akan selalu ku ingat dan melaksanakannya dalam menggapai cita citaku dan aku
selalu berdoa kepada Allah SWT agar cita citaku bisa terwujud dan menjadi orang yang sukses di
kemudian hari Amin amin ya robbal alamin.
Hati yang Kuat
Pada suatu hari hiduplah keluarga kecil dengan masalah hidup mereka.
2 bersaudara, sang kakak kiya dan adik kecilnya. hutang dan pertengkaran orang tua selalu di
dengar setiap malam oleh kiya, ia sedih dan selalu memohon ampun kepada Tuhan jika ia
bersalah atas dosa – dosanya.
Karena masalah yang tidak selesai – selesai, kiya di beritahukan oleh ibunya bahwa mereka
bertiga akan pindah ke kota seberang.
“Lalu bagaimana dengan ayah?”, Jawabku.
“ayah tidak ikut”, kata ibu.
Kiya sedih mengapa keluarga kecil yang ia sayangi harus hancur, sungguh kiya yang masi
SD hanya bisa bersedih dan menuruti kata sang ibu.
Ayah tidaklah jahat menurutnya, ayah selalu menemani kiya jalan- jalan malam, selalu
menuruti perkataan kiya, dan selalu mengajarkan kiya tentang kebaikan kepada sesama
manusia.
Hari itu pun tiba, kiya, ibu dan adiknya sampai di kota baru. Kota yang terasa tidak asing
karena ini adalah kampung sang ibu, ibu terlihat senang tapi tidak dengan kiya.
Sementara waktu, kiya, ibu dan adiknya tinggal di rumah nenek bersama sepupu. Sepupu
terlihat baik dan selalu mengajak kiya bermain bersama. Karena sudah pindah, sekolah kiya
sekarang juga baru bersama sang sepupu. Merasa senang karena tidak perlu takut sekolah
karena ada sepupu.
Awal masuk sekolah, kiya disambut baik oleh teman teman barunya. Ia terlihat senang karena
teman – temannya menerima dirinya yang suka gugup ketika berbicara.
Tetapi, 2-3 hari sekolah, kiya merasa suram. Mengapa hawa antara ia dengan sepupu seperti
menjauh.. kiya tetap berpikir positif mungkin nanti tidak lagi.
Tidak.. ternyata benar kiya tidak di peduli kan lagi oleh sang sepupu. Kiya bingung mengapa
ia seperti di asingkan, apa ia ada salah?
Sampai pada kenaikan kelas 6, kiya sudah mengetahui jawabannya. Sang sepupu hanya jijik
padanya, mengapa? Karena tingkah laku kiya yang aneh dan ibunya kiya dengan ibunya
bertengkar.
Sungguh kiya merasa sedih mengapa harus di hadapkan masalah lagi? Ia sangat ingin marah
rasanya. Karena merasa bersalah kiya dengan keberaniannya datang ke tempat sepupu ingin
minta maaf jika ia ada salah.
“Apakah aku ada salah? Jika ada aku sangat minta maaf padamu”, tanya kiya menunduk,
Namun ia berkata,“ Tidak, tidak ada”,lalu pergi meninggalkan kiya.
Kiya merasa lega, untung saja ia tidak berbuat salah apapun kepada sepupunya.
Semester baru datang, tiba saat kiya dan sang sepupu kelas 6. Ia terlihat gembira, menurutnya
dengan memasuki semester baru sama dengan masuk kehidupan yang baru. Ia bersemangat
melangkah jalan menuju kelas baru dengan sang sepupu. Tetapi di lihat orang lain, tubuhnya
tampak lemas dan mukanya yang pucat.
Setiap harinya di kelas 6, ia belajar dengan giat. Selalu mendapatkan pujian dari teman –
teman dan guru karena kepintarannya, kiya tersipu malu dan bangga dengan dirinya sendiri.
Namun, setelah 3 bulan kemudian. Kiya di kagetkan dengan temannya bernama Asti
membencinya. Kiya tidak tahu kesalahannya dimana, mengapa kiya di benci oleh teman yang
ia impikan untuk dekat dengannya.
Tidak sampai disekolah, masalah rumah juga datang menemui kiya. Sang ibu dan neneknya
bertengkar, tidak tahu masalahnya apa dan mengapa bisa terjadi. Membuat sang nenek pindah
dari rumahnya ke desa baru. Sang ibu juga bertengkar lagi dengan ibunya sepupu, ini
membuat kiya takut dengan keluarganya sendiri.
Keesokan harinya, kiya belajar seperti biasa disekolah. Namun masalah menimpah kembali,
ibu guru memuji kiya secara berlebihan karena nilai dan tulisannya. Itu membuat Asti
cemburu dan menghasut teman- temannya untuk tidak berteman dengan kiya.
Kiya sudah tau, masalah ini akan datang. Rasanya kiya hanya pasrah kepada Tuhan dan
menjalani hidupnya. Bahkan sepupunya sendiri ikut dengan omongan Asti dan mengasingkan
kiya.
Kiya tidak punya teman di sekolah, saat istirahat biasanya ia makan di kantin sendiri dan
memikirkan nasibnya ini.
Tetapi ada hal aneh yang terjadi, mengapa sepupunya sok baik kepadannya di rumah
sedangkan di sekolah ia diasingkan?
Sungguh kiya ingin menangis setiap hari rasanya.
Hari kamisnya, sepupu dan ibunya pindah ke rumah kontrakan baru dekat sekolah SD kiya
dan sang sepupu. Kiya berpikir sangat salah pindah ke kampung sang ibu, apa ia ikut saja
sama ayah dulu? Pasti asyik bukan.
Masalah tiba lagi pada hari Jum’at, bahwa kiya akan menginap bersama sang sepupu
dirumahnya untuk sekolah Karena motor ibunya kiya rusak dan harus di bengkel. Selama
dirumah sang sepupu kiya hanya diam dan takut kepada mereka, sungguh rasanya ia ingin
sekali pulang pulang pulang sekarang juga.
Karena sang sepupu Masi saja tidak mau bicara dengan kiya.
Esok paginya, kiya dan sang sepupu berangkat sekolah dengan mata pelajaran pertama
penjas. Saat di lapangan, kiya bingung mencari tempat duduk karena sudah di tempati oleh
teman teman ceweknya. Kiya takut kesana, sungguh firasatnya tidak enak. Guru penjas yang
tidak kunjung- kunjung datang, membuatnya terpaksa duduk bersama teman- teman
perempuannya. Yang paling ditakutin kiya adalah Asti, benar saja baru beberapa detik kiya
duduk, Asti sudah mengejek- ejek dirinya.
“ ihhh belum mandi, ga gosok gigi. Jorokk bauuu, ahahahha kiyakk kiyakk”, teriak Asti di
seberang Deket pohon bersama sang sepupu.
Kiya kaget mendengarnya, mengapa ia tiba tiba di fitnah begitu. Apakah sang sepupu yang
memberi tahu? Tapikan kiya gosok gigi dan mandi. Tiba saat itu juga kiya menangis deras.
Tiba saat kelulusan SD, kiya mengikuti perpisahan karena ia ingin sekali berenang. Walau
tidak ada teman, ia hanya ingin berenang.
Saat teman-teman dan kiya berenang dengan serunya. Kiya melihat seseorang teman Asti
yang menyendiri, kiya tersenyum. Apakah ia akan mendapatkan teman? Mungkin saja ia
sedang dijauhi oleh rombongan Asti.
Kiya menyapa orang itu dan tersenyum ingin sekali bermain bersama. Kiya dan temannya
bermain dengan seru, walau mereka hanya berdua tetapi kita merasa senang dengan
perpisahan ini.
Tetapi besoknya, teman yang ia ajak bermain air kemarin sudah tidak peduli dengannya lagi.
Ia sudah bergabung dengan rombongan Asti dan hanya memanfaatkan kiya karena orang itu
tidak punya teman.
Sungguh kiya merasa kecewa.. saat pulang sekolah. Kiya menceritakan sedikit pengalaman
sekolahnya kepada sang ibu, kiya sedih dan merasa sakit di hati yang terdalam. Ibu
tersenyum, “ tidak apa- apa kiya, kamu sudah melakukan yang terbaik untuk hidup, jangan
pantang menyerah, dan semangat terus. Buat bangga ibu, adik dan ayahmu”.
Kiya melihat sang ibu dengan mata berbinar. Ia tersenyum dan akan terus kuat dengan
masalah hidupnya. Bukan hanya kiya yang merasakan pahitnya hidup tetapi semua manusia
punya masalahnya masing- masing.
Meraih Cita dan Asa
By:Hana Aryani Nainggolan
Namaku Ramadhana Kurnia Putra, biasa dipanggil Dhana.Aku merupakan anak kedua dari dua
bersaudara dan berasal dari keluarga yang sederhana, pada saat aku berumur 7 tahun, aku selalu
diajarkan oleh orang tuaku tentang arti kehidupan, di dalam hatiku aku sering berkata “ Betapa enak
menjadi orang kaya, semua serba ada, segala keinginan terpenuhi karena semua tersedia ”. Aku
sering menghayal, seandainya aku jadi orang kaya, pasti aku sangat senang sekali, tapi orang tuaku
selalu berkata: “Bahwa dengan menuntut ilmu dan berusaha dengan sungguh-sungguh pasti apa
yang kita inginkan akan tercapai”.Itupun juga pernah dikatakan oleh guru ngajiku “ MAN JADDA
WAJADA” yang artinya “ Barang siapa bersungguh sungguh semua keinginan pasti akan tercapai”,
itu selalu kutanamkan dalam hatiku sampai sekarang untuk itu aku selalu berusaha dengan sekuat
tenaga untuk bisa mengejar cita-citaku yaitu ingin menjadi dosen.
Sewaktu seketika pada malam harinya aku diajak pamanku kerumahnya
Pamanku : “Dhan, hari minggu besok kamu ada kerjaan gak”
Aku :“Tidak ada, emangnya kenapa”,
Pamanku : “Besok kamu mau gak, kerumah paman”
Aku : “ Emang ada apa paman ?”
Pamanku : “Besok saja kamu datang. “
Aku : “Oke deh.”
Keesokan harinya aku langsung pergi kerumah paman ku yang ada di Candi Lontar, tanpa pamit
kepada orang tuaku, pamanku langsung meminta aku duduk di berugak disamping rumahnya,aku
langsung duduk.Tanpa basa basi pamanku langsung memberikanku sebuah buku yang berjudul
“Kisah Abu zar Al ghifari”di dalam hatiku aku selalu bertanya untuk apa pamanku mengasih buku
ini.Setelah itu pamanku langsung menjelaskan bahwa Abu zar Al ghifari itu merupakan sahabat
Nabi Muhammad SAW yang memiliki ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki oleh orang lain, selain
itu dia juga shaleh dan termasuk orang kaya dari para sahabat Nabi MuhammadSAW, dia dulunya
sangat miskin tetapi dia berusaha dengan sungguh-sungguh dia menjadi orang kaya yang sukses,
hartanya ada dimana mana”setelah pamanku bercerita panjang lebar, bibiku datang.
“Dhan, ibumu mencarimu kemana mana,dia naik pitam,dan takut kalau kamu itu diculik
orang”kata bibiku.Aku pun langsung pamit kepada pamanku, tapi sebelum aku pamit pamanku
menyuruh untuk datang kerumahnya besok setelah pulah ke rumah dan aku langsung
menyetujuinya. Dan keesokan harinya setelah aku pulang sekolah aku langsung pamit kepada orang
tuaku untuk pergi kerumah pamanku
Aku :“Ma, aku mau pergi kerumah pamanku,nanti sore aku pulang”
Ibuku : “Iya,tapi kamu jangan terlambat lagi”
Aku : “Iya, aku pamit dulu, Assalamu’alaikum”
Ibuku : “Wa’alaikumussalam”
Setelah sampai dirumah pamanku dan mempersilahkan aku duduk, pamanku mulai ngobrol
denganku.
Paman :“ Dhan, setelah kamu lulus dari SMP Negeri 25 Surabaya, kamu ingin melanjutkan
dimana?”
Aku : “Aku ingin sekolah di SMA Negeri 11 Surabaya, karena itu merupakan impianku sejak
kecil.
Paman : “Kenapa nggak kamu coba memilih di tengah kota, misalnya di SMA Negeri 5 Surabaya
?”
Aku : “Aku sih mau, tapi aku ingin sekolah di SMA Negeri 11 Surabaya yang lebih dekat
dengan rumah dan menghemat biaya transportasi” hehe.Selain itu, sekolah mana saja sama kok,
yang penting niatnya.
Pamanku: “ Ohh, baguslah kalau begitu.Kamu mau gak ngembala kambing paman”
Aku : “Aku gak bisa ngembala kambing,tapi akan ku usahain”
Pada malam harinya setelah salat maghrib aku membaca buku tentang kisah Abu zar al ghifari yang
dikasih pamanku tempo hari yang lalu, setelah membacanya hatiku merasa tergerak dan termotivasi
supaya aku berusaha dengan tekun supaya cita-citaku bisa terwujud,di dalam hatiku berkata
“Memang betul pilihanku ngembala kambing pamanku kan nanti uangnya aku bisa tabung untuk
keperluan sekolahku”. Setelah seminggu atau sebulan bekerja pamanku memberikan aku uang, dan
uang itu langsung aku tabung untuk keperluan sekolahku.
Di sekolah aku mempunyai dua yang sangat dekat dengan ku yang selalu memotivasiku dan
menemaniku di saat senang ataupun susah yang bernama Rio Hidayatullah dan Zihnul Puadi.
Zihnul : “Dhan, kamu mau gak besok kita pergi ke Pantai, kan besok hari libur”.
Rio : “Kan kamu kerja melulu gak ada waktu luangmu” kata Rio meyakinkanku
Setelah terdiam sejenak aku menyetujuinya. Dan keesokan harinya aku minta ijin ke pamanku
untuk berlibur ke pantai yaitu ke pantai Kenjeran, dan pamanku mengijinkanku . Tepat pada pukul
08.00 WIB kami berangkat menggunakan sepeda motor, di dalam perjalanan aku merasa senang
sekali karena telah sekian lama aku tidak pergi ke pantai yaitu pada saat kelas 1 SMP dansekarang
kelas 3 SMP .Setelah sampai di sana aku membaca sebuah puisi karyaku yang berjudul pantai :
Pantai
Hamparan pasirmu indah mempesona
Tak letih mata memandang dari ujung pengharapan
Adakah engkau tahu wahai pantai ...
Engkau mempesona diriku......
Mentari pagi terbit dan tenggelam disisimu oh... pantai
Hembusan angin menerbangkan pasir putihmu
Tahukah engkau senangnya hatiku........
Karena dapat mengunjungimu.
Pantai oh pantai biarpun engkau di cintai
Tapi engkau tetap angkuh dan tak peduli.....
Kalau engkau marah semua menderita
Tapi engkau seolah tidak tahu engkau tetap tenang
Bagai air yang tenang tapi menghayuntukan.
Ombak mu adalah lidahmu
Yang kadang mendatangkan bencana
Walaupun begitu engkau tetap dipuja dan disanjung
Oh pantai sampaikan salam ku lewat angin ...
Sampaikan kesahku lewat deburanmu....
Kirimkan dukaku lewat lagumu.....
Pantai, engkau tetap sebuah pantai
setelah aku mengutarakan keinginanku akhirnya pamanku mengijinkanku untuk berhenti
mengembala kambingnya karena dia tahu bahwa tidak selamanya aku bekerja ngembala kambing,
kan aku harus meneruskan sekolahku untuk menggapai cita-citaku.setelah aku mengutarakan
keinginanku akhirnya pamanku mengijinkanku untuk berhenti mengembala kambingnya karena dia
tahu bahwa tidak selamanya aku bekerja ngembala kambing, kan aku harus meneruskan sekolahku
untuk menggapai cita-citaku.
Setelah aku lulus dari SMP Negeri 25 Surabaya dan Alhamdulillah juga aku sangat bersyukur
karena bisa di terima di SMA Negeri 11 Surabaya yang sekolahnya terkenal di kawasan Surabaya
Barat.
Masalah yang selalu hinggap dalam benak pikiranku yaitu tentang masalah biaya,Alhamdulillah
dengan kerja kerasku selama ini aku bisa membayarnya dan juga dapat membeli seragam sekolah
dan kelengkapan lainnya dengan di bantu juga oleh orang tuaku , dan juga aku selalu ingat kisah
sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Abu zar al ghifari yang kerja dengan sungguh-sungguh
hingga dia menjadi orang kaya yang harta dan kekayaannya ada di mana-mana, itu membuatku
semangat lagi dalam menggapai cita citaku yaitu ingin menjadi guru dan juga ingin orang yang
sukses seperti kisah Abu zar Al ghifari.
Selain itu juga kisah Abu zar Al ghifari sebagai inspirasi hidupku dan kata “ Man JaddaWajada
”akan selalu ku ingat dan melaksanakannya dalam menggapai cita citaku dan aku selalu berdoa
kepada Allah SWT agar cita citaku bisa terwujud dan menjadi orang yang sukses di kemudian hari
Amin amin ya robbal alamin.
TAMAT
Analisis Cerita
Struktur cerpen :
1.Perkenalan tokoh
Tokoh utamanya adalah : Ramadhan Karunia Putra anak dari Ibu,paman,dan tokoh pendamping
Rio dan Zhinul
SI GADIS NAKAL
By: Fina Aurel Aprilia
Suatu hari, ada seorang gadis remaja yang memiliki paras cantik dan menawan yang terlihat
sedang berkelahi dengan teman sebayanya.
“Hey.. Raim!!!” ucap seorang teman yang memanggil nama gadis tersebut dari arah belakang.
Lalu gadis cantik itu menoleh ke belakang dan melihatkan wajah nya yang terluka akibat
perkelahian tadi, kepada teman yang memanggilnya.
“Hey kalian (sambil menunjuk kearah orang yang berkelahi dengan Raim tadi) sudah pergilah
sana!” teriak Meara.
Kemudian Meara mengajak Raim pulang, ”Sudahlah, ayo pulang, ada yang mau Paman katakan
padamu.” Ucap Meara, sambil merangkul tangan Raim.
Raim Melison adalah nama dari gadis yang nakal dan berparas cantik itu, dia sering disebut
sosiopat dan anti sosial. Namun Raim sangat pintar dan pandai menggambar, dia lahir di Indonesia
namun sejak kecil dia sudah tinggal bersama Paman nya di German. Orang tua Raim meninggal
ketika dia berusia 7 tahun, karena kecelakaan kapal dan tenggelam di laut. Semenjak itu Paman nya
mengajari Raim untuk latihan bela diri, agar bisa menjaga dirinya sendiri ketika nanti Paman nya
telah tiada. Dia termasuk gadis yang bertubuh tinggi dibandingkan teman-teman sebayanya.
Selama dia bersekolah di German, dia hanya memiliki satu sahabat yang bernama Meara
Kimberly. Dia adalah anak dari seorang CEO perusahaan terkenal dari Belgia. Sifat Meara dahulu
sangat mirip dengan Raim, Meara yang sangat suka berkelelahi dengan teman-teman sebayanya dan
selalu membuat masalah dan sebagainya. Setelah mereka bersahabat cukup lama, kini Meara
berubah menjadi anak yang cukup baik, ramah, dan mudah bergaul, cantik. Semenjak Raim kelas 2
SMP, dia telah tinggal sendiri karena tidak mau merepotkan Paman nya. Dan hampir setiap hari
Meara mengajak Raim untuk makan dirumah nya, sehingga kini Raim cukup dekat dengan keluarga
Meara. Kini Raim dan Meara berada di kelas 1 SMA.
Sesampainya mereka berdua di Rumah, “Raim.. duduklah..” ucap Ayah Meara dengan
tatapan yang hangat. Lalu Raim duduk dan menatap ke arah lantai.
“Kamu berkelahi lagi ya..” ucap Ayah Meara.
Raim hanya diam menatap lantai di bawahnya. Kemudian Meara datang membawa kotak P3K
untuk mengobati luka di wajah Raim. Dengan nada lembut Ayah Meara berkata
“Sudah Paman bilangkan, kamu boleh berkelahi namun jangan sampai melukai dirimu.” Sambil
melihat wajah Raim yang sedang di obati oleh Meara.
“Akh.. hey pelan-pelan” ucap Raim kepada Meara.
Lalu Meara meniup luka pada wajah Raim “ Ah.. maafkan aku ( fiuh..fiuh..) apakah masih sakit
Ra?.”
Dan Meara lanjut mengobati luka Raim.
“Sudah lah cukup.” Sambil menurunkan tangan Meara yang ada di wajahnya.
Lalu Raim bertanya “Apa yang mau Paman katakan pada ku?.”
Paman dan bibi mulai sedikit ragu untuk menyampaikan hal tersebut, karena Meara pun belum
mengetahui hal apa yang akan Ayah nya katakan. Setelah beberapa detik hening, Ayah Meara mulai
berbicara,
“Jadi Meara, Raim. Ayah dan ibu akan mengembangkan perusahaan Ayah yang ada di Korea, jadi
kita akan pindah ke Korea.”
Sontak Meara langsung bertanya kepada Ayah nya, “Lalu apakah Raim akan ikut bersama kita
Ayah?.”
Ayah menjawab “Boleh saja jika Raim mau ikut bersama..”
Kemudian Meara bertanya kepada Raim “ Raim.. apakah kamu mau ikut ke Korea dan pindah
sekolah bersama keluarga ku?.”
Raim hanya mengganguk kecil dan berkata “Tapi Paman, nanti di Korea bolehkah aku tinggal
sendiri?”
Ayah Meara menjawab “Ya boleh, jika itu kemauan mu Raim..”
Tiba di hari mereka berempat tinggal di Seoul, Korea. Besok adalah hari pertama mereka
sekolah di SMA Tae-Pyeong Korea. Sehari sebelumnya, Raim berpikir untuk mencari pekerjaan di
sekitar kost nya, agar bisa memiliki uang karena Paman nya hanya mengirimi sedikit uang dan dia
rasa itu tidak cukup untuk memenuhi beberapa kebutuhannya. Setelah dia berkeliling, dia hanya
menemui sebuah kedai makan kecil yang membutuhkan pekerja cuci piring saja.
“Hah.. sial, aku tidak mau bekerja kotor seperti itu hah..” gumamnya sambil sesekali
menghembuskan nafasnya.
Kemudian dia ingat bahwa dirinya pandai menggambar “Ah iya.. aku pandai menggambarkan,
apakah aku membuaat komik online saja? Hitung-hitung untuk menambah uang jajan ku” ucapnya
kepada dirinya sendiri.
Malam harinya, Raim mulai membuat skenario dan menggambar komik nya, sehingga dia tidur jam
3 pagi.
Paginya, tepat dimana itu hari pertama Raim dan Meara sekolah, Meara yang rajin dia
berangkat pagi agar tidak terlambat ke sekolah.
Sesampainya di sekolah “Kring… Kring…” suara bel berbunyi tepat di jam 07.30.
Lalu Meara segera masuk ke kelasnya dan di antar dengan Pak guru wali kelasnya.
“Ini murid baru kita anak-anak, dia pindahan dari luar negeri.” Ucap Pak guru kepada murid-murid
lain.
Sedangkan Meara hanya menatap teman-teman barunya dengan ramah.
“Perkenalkan diri mu Meara..” ucap Pak guru.
Lalu Meara memperkenalkan dirinya, dan teman-teman yang lain hanya memperhatikan dan
berbisik,
“Hey.. dia cantik ya” ucap murid A,
“Iya cantik, sepertinya dia juga pintar.” Ucap murid B,
lalu murid C berkata “Orang luar negeri mah baru lahir juga sudah cantik.” dengan nada iri.
Kemudian Pak guru mempersilahkan Meara untuk duduk di kursi kosong yang berada di tengah
kelas. Karena Meara orang yang ramah, dia sangat mudah mendapatkan teman di kelas barunya itu.
Sementar itu Raim, dia baru bangun jam 07.15.
“Ukh..(sambil mengucek matanya) aku baru bangun hoamm… jam berapa ini?” ucapnya sambil
melihat jam di ponsel nya.
Sontak dia terkejut, kemudian dia bergegas mandi, ganti baju dan pergi sekolah tanpa sarapan. Dia
berlari menuju halte bus, karena dia melihat bus didepan nya akan segera pergi.
Dan “Bruk..” Raim menabrak sekempulan remaja perempuan sebaya yang berada di depannya,
karena dia tidak sadar dan hanya fokus menuju halte nya.
Lalu Raim berhenti dan Raim masih fokus ke arah depan dan melihat bus yang dia kejar itu telah
pergi.
“Hiyaa….!!!” teriak salah satu perempuan yang dia tabrak tadi, lalu Raim melihat kebelakang ke
arah sekumpulan perempuan itu.
Namun dia tidak menghiraukan teriakan itu.
“Ck... Sial bus nya sudah pergi” ucap Raim, dan langsung meninggalkan sekumpulan perempuan
itu dan kembali berlari menuju sekolahnya.
Sampainya Raim di sekolah, dia melihat gerbang sekolah yang telah tertutup dan beberapa
Guru kesiswaaan berjaga di depan gerbang.
Kemudian dia berpikir “Sudah kesiangan, tertabrak sekumpulan perempuan itu dan gerbang sudah
di tutup pula, hah…” gumamnya sambil menghela nafasnya.
Lalu Raim berjalan ke arah belakang sekolah dan melihat beberapa murid yang memanjat pagar
belakang untuk masuk ke sekolah.
“Apakah aku panjat juga ya? aku cukup tinggi untuk memanjat pagar rendah ini.” ucapnya.
Kemudian Raim masuk sekolah melalui pagar belakang dan berlari mencari kelasnya.
Sementara itu, sekumpulan perempuan yang di tabrak Raim tadi,
”Akh.. dasar perempuan sialan.” Ucap ketua geng dari sekumpulan perempuan itu, Namanya adalah
Min Divaa.
Lalu teman A nya berkata “Dari seragam nya seperti baju seragam sekolah SMA Tae-Pyeong.”
SMA Tae-Pyeong adalah SMA paling terkenal di Korea. Sedangkan geng perempuan tersebut
berasal dari SMA Pyeong-Sang yang dimana sekolah itu adalah saingan sekolah SMA Tae-Pyeong.
Lalu Divaa berkata “Lihat saja kau nanti sudah berani menabrak ku gadis cupu.” ucapnya dengan
senyuman licik.
Kemudian Raim, setelah cukup lama berputar-putar mencari kelasnya, akhir nya dia
berhenti di sebuah kelas dengan kondisi terengah-engah karena melihat Meara melalui jendela di
kelas tersebut.
“Hey kamu yang di luar.” ucap Pak guru, lalu Raim melihat ke dalam kelas.
“Masuk lah..” ucap Pak guru.
Raim masuk ke dalam kelas, dan semua perhatian murid tertuju kepada Raim karena dia sangat
cantik. Kemudian Pak guru melihat jam yang sudah menunjukan angka 8.40.
“Kenapa kamu terlambat?.” Tanya Pak guru kepada Raim,
“Tadi macet di jalan Pak” jawab Raim dengan berbohong.
Lalu Pak guru bertanya “Apakah kamu telah dihukum atas keterlambatan mu?.”
Raim menjawab “Sudah” dengan tatapan malas dan kelelahan.
Setelah itu Pak guru menyuruh Raim memperkenalkan dirinya dan mempersilahkannya duduk di
bangku kosong yang berada di pojok belakang kelas. Lalu Raim duduk di bangku itu dengan
tatapan kosong dan tidak mempedulikan sekitarnya.
Beberapa siswa berbisik “Wah dia cantik ya.. tidak kalah dari Meara.” ucap murid A,
“Sepertinya dia agak sulit bergaul ya.” ucap murid B,
dan di lanjut kan oleh murid C “Ternyata di kelas kita ada 2 murid baru ya Meara dan Raim, mereka
juga berasal dari sekolah yang sama.”
lalu murid B bertanya “Menurut kalian apakah mereka saling mengenal?.”
Pak guru pun melanjutkan pembelajaran nya.
“Kring…. Kring…” suara bel istirahat berbunyi.
Kemudian Meara mengajak Raim untuk makan bersama dengan teman baru nya. Salah satu teman
Meara namanya Park Cheoya, dia mulai berbicara
“Kalian berdua kan murid baru, aku kasih tau sesuatu ya. Jika kalian menemui geng perempuan
dengan seragam SMA Pyeong-Sang, sebaiknya kalian pergi dari sekitar situ.” ucap Cheoya
Meara yang penasaran pun bertanya “Memang nya kenapa dengan geng itu?.”
Cheoya pun menjawab “Sudah lah pokoknya jika ketemu mereka pergi saja, mereka sangat suka
mencari masalah dengan murid Tae-Pyeong, apalagi jika kalian menemui ketua geng nya Min
Divaa sebaiknya langsung lari saja ya.”