The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by zchaa1039, 2022-11-16 20:03:41

1001 CERPEN AMAZING

KUMPULAN CERPEN AMAZING

kepada
Ketua yang memimpin geng tersebut,mendengar itu sang ketua

tidak terima dan ingin membalas dendam
lalu sang ketua itu menyuru bawahanya untuk Memberi pelajaran

kepada cobra,rencana pun dimulai.
Disaaat corba pulang sekolah ia ditarik oleh seseorang dan di

bawa ketempat sebuah markas.
Segerombol orang terus berdatangan dan menyerbu si Cobra.

Awalnya Cobra dapat melawan mereka tetapi musuh terus
berdatngan tanpa henti sampai dia kewalahan menghadapi

mereka.
Datanglah sang ketua dari segerombolan tersebut seketika semua

orang berhenti
“ouh jadi kau orangnya ,siksa dan pukulin dia”sang ketua

memperintahkan kepada anggotanya
Cobrapun tak bisa melawan tubuhnya lemas dan akhirnya ia

terbaring pingsan .segerombolan orang

Tersebut meninggalkan Cobra sendirian sambil tertawa puas.
Dipagi harinya tiba tiba manda merasa cemas ,dan disaat itulah ia

kepikiran cowok itu yaitu Cobra.
Ada apa yaa kok tiba tiba prasaanku ga enak ,aku jadi khawatir

sama dia ,sesampainya di sekolah
Ia tak melihat Cobra dimana pun sehingga harus bertanya kepada

teman teman kelasnya.
Tenyata benar corba tidak hadir ,Manda terus bertanya “kenapa

dia tidak berangkat ,apa ada sesuatu?”
“Kami tidak tau manda ,mungkin dia lagi sakit ?” jawab temannya.

kekhawatiran di hati manda terus melonjak.
Sepulang sekolah manda ingin pergi Bersama temen temennya

Cobra untuk berkunjung kerumah dia.
Tetapi di pertengahan jalan mereka terkejut atas apa yang mereka

lihat,Cobra terbaring di jalanan dengan memakai baju sekolah
serta ada beberapa pototangan kayu Berarrti dia telah pingsan

semalaman dan meraka pun membawa Cobra

kerumah sakit. manda terus menangis dan merasa bersalah atas
kejadian yang menimpa Cobra saat ini pastinya

ini adalah perbuatan dari remaja remaja kemaren temanya meng
iyaakan perkataan tersebut.

Dan benar Ketika esok harinya mereka berangkat sekolah dan
lasung di kasih tau olah pelajar lainnya

Bahwa cobra pingsan dikarenakan pelajar dari sekolah wira
,setelah tau faktanya mereka geram dan

Ingin melaporkan kejadian ini kepada polisi karena perilaku
mereka sudah melampui batas.

berita inipun sampai di seluruh pelajar sekolah smk oya tak hanya
itu sahabat lamanya Cobra yaitu Mura juga

mendengar berita ini. tak menyangka sahabat lamanya terluka
parah dan terbaring di rumah sakit

Mura buru buru ingin menjumpai sahabat lamanya itu dan ingin
menemaninya sampai ia sembuh dari rasa sakitnya.

Melihat keanehan tingkahlaku mura temannya pun bertanya “haii

kau mau kemana mura,
bukankah sebentar lagi Kau akan mengikuti seleksi bela diri ?”

dengan gelisah
Mura menjawab “sahabtku Cobra telah terluka parah dan terbaring

dirumah sakit ,aku ingin segera Ingin menjumpainya“
“tapi ini adalah seleksi penentu, jadi perjuanganmu selama ini

akan sia sia apa kamu tidak apa apa?”jawab teman Cobra
Cobra “Hal itu bukanlah apa apa bagiku tanpa dukungan dari dia

mungkin aku tidak akan bisa sampai di posisi ini”
Teman Cobra “Kalo begitu biarkan kami ikut denganmu mura kami

ingin melihatnya,” baik “kata Mura.
Merakapun pergi ,tenyata sesampainya disana sudah banyak

orang yang berkunjung.
Merekapun masuk dan memberi salam.manda beserta kawannya

bingung dan menannyakan siapa kalian?
“aku adalah sahabat lamanya dia,kenapa dia bisa seperti ini ?”

kata Mura.

Manda lasung menjawab perkataan tersebut“ini semua adalah
kesalahanku,jika dia tidak menyelamatkanku

Pasti kejadian seperti ini tidak akan terjadi ”. Tidak ini bukan
salahmu mandaa ,ini semua salah anak brengsek itu.

Mendengar hal tersebut Mura terkejut ,maksutmu anak brengsek
itu apa ?

Anak pelajar dari smk oya menjawab “ ya ini karena remaja remaja
dari sekolah smk riwa yang selalu bikin onar”.

Mendengar hal tersebut mura sangat kesal dan ingin memberikan
pelajaran kepada mereka.

“Dimana biasanya mereka berkumpul ? “ tanya mura dengan nada
kesal

Salah satu orang menjawab mereka biasanya di temapt seberang
jalan sekolah wira ,tak pikir panjang

Mura lasung pergi tapi di hentikan oleh Manda dan teman
temannya.

Mereka mengatakan jika kau pergi sendiri itu akan sangat

berbahaya, kami sudah melapor kejadian
Ini ke kanitr polisi tetapi Mura menghiraukan perkataan tersebut .
Mura pergi dan temannya pun tak tinggal diam merekapun pergi

Bersama.
Sisa Manda dan anak lainya yang berasal dari smk oya,tiba tiba

Cobra terbangun dan sedikit mendengar
Kegaduan yang terjadi barusan. “Apa tadi ada orang lain yang

kesini ?” tanya Cobra ke pada yang lain .
“ Iyaaa” kata mereka .sepertinya aku tidak asing sama suara orang

tadi , apa dia mura sahabt lamanya aku ?
Cobra mennyakan nama orang tadi kepada mereka “apa kalian tau

nama orang tadi siapa ?”
“Kalo ga salah tadi namanya Mura” mereka menjawab ,mendengar

hal tersebut Cobra menangis
Ternyata yang datang benar sahabat lamanya .
Lalu mereka pergi kemana ,jangan bilang dia pergi ke anak anak

itu ? dengan merasa bersalah

Mereka menjawab “ iyaa Cobra maafkan kami yang tidak bisa
mencegah mereka”mendegar hal tersebut

Cobra lasung meminta tolong agar dia di bawa ketempat yang
sama Bersama Mura ,aku tak ingin dia

Terlibat masalah ini .dengan tegas mereka menjawab tidak Cobra
tubuhmu belom sembuh sepenuhnya biarkan kami

Yang pergi membantu mereka ,hai manda kamu tetap disini ya
jaga Cobra , lalu mereka pergi.

Mura telah sampai di markas orang tersebut dan lasung berteriak
“apa kalian yang menyakiti sahabatku , Cobra haa?”

Mereka lasung menyambut kedatangan Mura beserta kawan
kawanya,apa kalian tau ini tempat apa ,apa kalian memawang

ingin mati ?
Mendengar jawaban tersebut Mura tak lagi bisa memendung
emosinya dan lasung menyerang mereka,perkelahianpun terjadi
melihat hal tersebut temanya mengatakan ia seperti monster

ketika sedang berkelahi.

Tak lama anak smk oya datang membantu mereka .
Hati Cobra terus khawatir terhadap sahabatnya itu ,ia mengatakan

kepada Manda “haii manda aku sangat meminta
Tolong kepadamu ,untuk aku mengantar ketempat itu?” dengan

terpaksa Manda meng iyakan perkataan tersebut.
Sesampainya disana Cobra dan manda melihat anak smk wira

sudah terkapar sisa ketua mereka.
Perkelahian tersebut akan di akhiri oleh pertarungan antara Mura

dan ketua smk wira.
Ternyata ketua tersebut tak sanggub lagi untuk bertarung

murapun berhasil menjatuhkannya tetapi Mura tetap
Memukuli sang ketua ,melihat hal tersebut Cobra berteriak dan

mencoba menghentikan Mura yang sudah
Terselimuti rasa balas dendam .tak lama kemudian polisipun

datang menjumpai mereka dan lasung menangkap
anak anak yang suka berbuat onar tersebut.

Semua berdiri kembali ,ntah Mura ,temanya dan anak smk oya

semua terlihat Bahagia ,
Mura menatap wajah sahabat lamanya itu ,tak sadar air matanya

telah mengalir ,Cobra tersenyum .
Merekapun semua Kembali bersama dan merayakan pertemuan

mereka dengan bermain music
akhirnya masalahpun telah berakhir.

AKU DAN IMPIANKU

Aku ALANNA AZKADINA CARABELLA . Aku adalah perempuan yang berusia 17 tahun ya lebih tepatnya aku kelas 3 SMA
sekarang dan aku bersekolah di STAR HIGH SCHOOL . Aku adalah anak tunggal dari keluarga yang jauh dari kata berada.

Meskipun begitu aku adalah salah satu seseorang yang mempunyai mimpi besar untuk kuliah dan belajar di luar negeri.
Yaitu di SOUL NATIONAL UNIVERSITY . Aku selalu belajar, dengan meminjam buku dari perpustakaan kemudian juga
dengan teman – temanku .Dan tidak heran jika ruangan kamarku juga di penuhi oleh Kata-kata motivasi yang membuatku
semangat.

Meski aku baru bangun dari tempat tidurku kemudian, orang tuaku suatu hal yang membuat aku sangat yakin lebih layak
lagi yang aku tahu kisah ini tidak bisa di jelaskan secara mudah kisah ini penuh rintangan dan perjuangan yang kadang
membuatku menangis.

Aku sering kali berkata Tuhan , jika kali ini aku Lela , berikan aku semangat dan keyakinan yang tak pernah berhenti dan
tetap berikan aku kekuatan untuk meneruskan harapanku “ . Ucapku jika lelah mulai menghalangi aku .

Dan aku tahu bagaimana rasanya harapan datang ketika aku selepas aku berjuang kadang , terbesit dalam diriku aku ingin
sekali bisa menjadi mahasiswa dan pulang dengan membawa bawah ucapan syukur karena lulus.

Setiap hari aku mempelajari materi – materi yang belum aku mengerti dan aku ulang materi -materi yang sudah di ajarkan
oleh bapak dan ibu guru . Hari berganti hari bahkan bulan sudah berganti bulan

Suatu malam ketika aku sedang belajar orang tuaku mengetuk pintu dan masuk ke kamarku dan orang tuaku berkata
“Anakku sayang , bolehkah kita berbicara sebentar?” maka aku pun langsung mendengarkan dan memahami setiap
perkataannya dengan sangat baik lalu ibuku melanjutkan perkataannya yang akan disampaikan

“ Ibu dan ayah tidak bisa memberikan apa pun untukmu selain doa yang kami panjatkan “ .

Dan apakah Ibu dan ayah boleh bertanya? Apakah kamu yakin untuk berkuliah di sana? Kami khawatir sekali anakku dengan
biaya kamu kuliah di sana ......

Kami orang tidak berada bahkan, untuk makan sehari-hari pun kami susah . Sontak setelah mendengar ibu dan ayah
berbicara sepatah itu, aku langsung menangis dan berkata “ibu ,ayah percaya padaku . Aku akan berusaha semaksimal
mungkin untuk kuliah di sana “.

“ Dan ALANNA berjanji tak kan membebani ibu dan ayah. ALANNA sudah yakin ibu , ayah dengan pilihan ALLANNA sendiri
yang terpenting Ibu dan Ayah selalu mendoakan ALANNA”.

Dan itu merupakan hal yang sangat berarti untukku ibu , ayah sudah jangan terlalu di pikirkan nanti ALANNA akan berusaha
semaksimal mungkin mencari solusinya . “ ucap ALANNA seperti itu kepada ibu dan ayah . “

Setelah berbincang itu berbagai hal mengisi kekosongan di kepalaku . Aku langsung pergi ke kamar dan menguncinya dan
duduk sambil merenung dan menangis berbagai, solusi aku cari untuk menjawab semua pertanyaan dii pikiranku .

Malam pun berlalu ,Sinar matahari masuk melalui celah jendela kamar yang tidak tertutup dengan tirai , suara burung Pipit
seperti biasa terasa merdu menemani pagi yang cerah di hari itu, hari ini adalah waktunya ALANNA berangkat ke sekolah .

Setelah ALANNA selesai sarapan, ALANNA langsung pergi menemui ibunya untuk berpamitan “ ibu ALANNA berangkat ke
sekolah dulu ya “ Ucap ALANNA. “iya sayang kamu hati – hati ya ibu selalu mendoakanmu , semangat ya belajarnya !”.

“Ibu, jangan khawatir ALANNA berusaha semaksimal mungkin , ALANNA tidak akan mengecewakan ibu sama ayah” .

Setelah sampai ke sekolah , aku duduk diam di kelas sembari membisikkan harapan kepada yang Maha Kuasa untuk
mewujudkan impianku . Karna terlalu larut dalam harapan untuk impian tersebut membuatku tidak sadar bahwa bel
pertanda jam pelajaran akan segera dimulai.

Jam istirahat pun tiba “ hai ALLANNA!” kutoleh kan kepala ke arah belakang , kudapati seorang menyapaku yang tidak lain
adalah dua sahabatku sekaligus Penyemangatku dalam meraih impianku ya , dia adalah ANNA dan BIA .

ANNA dan BIA adalah sahabat yang paling dekat denganku yang selalu, memberi motivasiku dan menemani aku di saat
senang maupun susah . Aku sangat bersyukur di banding orang lain, karena aku bisa merasakan kasih sayang yang
kurasakan saat ini dari orang tuaku dan dua sahabat terbaikku

ANNA : “ALANNA aku dan BIA mau pergi ke kantin apa kamu mau ikut?”

ALANNA : “enggak dulu soalnya , aku mau pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa

Buku bacaan!”.

BIA : “kamu jangan terlalu keras belajarnya kasihan sama otakmu yang membutuhkan

Istirahat “

ALANNA: “aku harus berusaha keras untuk mencapai impianku “

ANNA:“ tapi kesehatan kamu jauh lebih penting kamu harus menjadi tubuhmu sendiri”

BIA : “kalau begitu aku dan ANNA akan menemanimu meminjam buku di perpustakaan “

Pulang sekolah pun tiba , sesaat aku sampai di rumah aku berusaha terus mencari informasi dari buku , koran , pihak
sekolah , dan lain – lainnya . Dan menanyakan apakah ada beasiswa yang bisa aku dapat untuk kuliah di Sana ?

Dan hari demi hari , malam demi malam aku selalu berdoa sama Tuhan untuk selalu memberikan kemudahan di setiap
perjuanganku . Dan berharap Tuhan memberikan aku jawaban dan hasil yang baik untukku .

Setiap hari aku lewati dengan belajar yang lebih giat lagi aku , belajar hingga larut malam aku melihat tulisan yang selalu
ingin aku paha mi ya, memang tidak mudah namun ini perjuangan yang aku barengi dengan usaha dan doaku perjuangan
yang tidak akan pernah berhenti .

“kerja keras untuk ini akan terbalas lebih aku , harap ini akan jadi kenangan yang akan aku ingat selalu jika aku masuk
universitas “

Pagi hari saat aku datang ke sekolah, kabar baik datang ke padaku melewati guruku , beliau berkata bahwa ada beasiswa
untuk ke SOUL NATIONAL UNIVERSITY dan dengan tambahan informasi bahwa hanya 10 orang yang lulus tes yang akan
berkuliah di sana

Dan beliau sangat menyarankan aku untuk ikut dan tes itu , akan dilaksanakan 2 Minggu ke depannya bisa di bayangkan
betapa senangnya aku atas informasinya itu . Aku pun pulang dan berbicara soal ini kepada orang tuaku .

“ kemudian mereka bahagia sekali , dan menangis terharu karena melihatku mempunyai kesempatan untuk berkuliah di
SOUL NATIONAL UNIVERSITY sejak saat itu , orang tuaku selalu tak pernah berhenti untuk menyemangatiku dan
mendoakanku

Bersyukur rasanya ketika mimpimu memberikan peluang dan harapan untuk menggapainya aku pun tak pernah lupa untuk
meningkatkan kembali belajarku selalu, berdoa kepada Tuhan karena Tuhan selalu, punya rencana yang terbaik untukku .
Bahkan aku lebih sering pergi ke perpustakaan lebih sering dari yang sebelumnya aku rajin , meminjam buku untuk aku
pelajari.

Akhirnya setelah beberapa Minggu aku lewati, tibalah waktuku untuk tes dan aku melaksanakan tes ini di sekolah dengan
bertatapan pada hari Senin sebelum, berangkat aku tak lupa untuk selalu berpamitan dan meminta orang tuaku untuk
mendoakan agar tesnya berjalan lancar.

Dengan perasaan senang deg-degan dan juga perasaan menjadi satu dalam setiap langkah Aku pergi ke sekolah. Aku pun
tiba di sekolah dan memulai teks tersebut

“Dengan ini aku serahkan kepada Tuhan” ucapku .

Waktu demi waktu aku lewati dengan mengisi soal-soal nomor demi nomor, aku doakan dan berharap bahwa itu jawaban
terbaik setelah melewati perjuangan yang cukup menegangkan bagiku, akhirnya tes tersebut selesai dan aku mampu
menjawab semua pertanyaan

Dan aku mendapatkan informasi bahwa hasil tesnya akan diumumkan seminggu setelah tes diselesaikan dilaksanakan.
Seminggu pun berlalu, dan tak terasa hari demi hari yang penuh kekhawatiran akhirnya selesai penentuan yang berhasil
dapat beasiswa kuliah SOUL NATIONAL UNIVERSITY

Dan pengumuman itu akan diumumkan di sekolah dan aku sangat bersemangat untuk hari itu aku selalu berucap

“Jika aku lulus aku akan sangat bersyukur atas semua pemberian dari Tuhan”

Dan hasilnya.... Dengan ini aku ikut belirih kalimat

“ ALANNA AZKADINA CARABELLA , masuk ke 10 peserta yang berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di SOUL NATIONAL
UNIVERSITY “.

Rasanya senang, berpadu dengan sedih, terharu dan tidak menyangka atas ini bayangkan saja dari 1000 peserta di
Indonesia, Aku adalah salah satu dari 10 besar yang ke terima ini adalah awal dari di mana mimpiku yang dipenuhi harapan

“Aku pulang dengan berlari langkah demi langkah aku rasakan kebahagiaan hingga tiba di rumah aku memeluk kedua orang
tuaku dan berterima kasih atas seluruh doanya tiada yang mampu diucapkan lagi selain rasa syukur orang tuaku pun sangat
bahagia dan tiada henti mengucapkan selamat untukku dan mengatakan kepadaku “.

“ Bahwa aku adalah anak yang pekerja keras dan tekun dan hasil kerja keras . Belajarku selama ini menghasilkan hasil
terbaik juga semoga aku bisa meneruskannya aku membahagiakan orang tua”.

Bawang merah dan bawang putih
jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang
bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan
damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia.
Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah.
Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah
Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan
rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah
Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang
merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu
bawang

merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih.

Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang
putih

dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang
putih

harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya
duduk

duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih
tidak

pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu
Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih.
Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh,
untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian
dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia
masih harus menyetrika. membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya.
Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia
berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri. Pagi
ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di
sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang
biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua
pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari
bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju
kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh.
Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil
menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada
ibunya.

"Dasar ceroboh!" bentak ibu tirinya. "Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari
baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?"

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai
tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga
menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran
akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh
melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang
penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: "Wahai
paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya
harus menemukan dan membawanya pulang." "Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu
mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya," kata paman itu.

"Baiklah paman, terima kasih!" kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri.
Hari

sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba,
dan

Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi

sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.

"Permisi...!" kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.

"Siapa kamu nak?" tanya nenek itu.

"Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan
sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?" tanya Bawang putih.
"Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek. "Ya nek. Apa...
nenek menemukannya?" tanya Bawang putih.

"Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,”
kata nenek. "Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini
selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?" pinta
nenek Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun
merasa iba. "Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak
bosan saja denganku," kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih
membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang.
Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih. "Nak, sudah
seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti.
Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kauboleh
memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!" kata nenek. Mulanya Bawang putih
menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu
yang paling kecil. "Saya takut tidak kuat membawa yang besar," katanya. Nenek pun
tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara
dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih
ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia
berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang
merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka
memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah
tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan
hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya
bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang
putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti
bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan.
Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan

dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah
untuk pergi. "Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena
menemanimu selama seminggu?" tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh
bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang
merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang
pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira
memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian,
mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka
membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut,
melainkan binatang binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-
binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan
bagi orang yang serakah.

KENANGAN

Nama : Aisha Khanza Azzahra
Kelas : Fase E Amazing

Matahari yang bersinar, bunyi jam yang berdetak setiap menit, suara pena yang sedang
dimainkan, decitan kursi, bisikan teman sekelasnya, Dan suara guru yang sedang
menjelaskan materi. Itulah yang bisa Ayesha deskripsikan tentang apa yang sedang terjadi di
kelasnya. Ayesha Elmira atau yang dikerap dipanggil Ayesha adalah seorang gadis berusia 15
tahun yang bersekolah di Sma Twenty dan menduduki kelas 10. Ia termenung karena merasa
bosan mendengarkan penjelasan mengenai adat istiadat budaya melayu yang sedang
dijelaskan oleh guru ppnnya tersebut. Ia memikirkan apa yang akan dia lakukan saat bel
berbunyi. Ia melirik ke arah belakang dan melihat ada seorang laki laki yang juga terlihat
bosan mendengar penjelasan guru tersebut. Laki laki tersebut bernama Sae Elvio yang
berusia 16 tahun, memiliki hobi bermain sepak bola, ia cukup terkenal di sekolah kami karena
bakatnya dalam bermain sepak bola tetapi memiliki sifat yang keras kepala dan egois kepada
semua orang karena merasa dirinya yang paling hebat di sekolah ini. Kami bertatapan
beberapa detik dan langsung mengalihkan pandangan. Aku penasaran apa yang ada di dalam
pikiran maniak sepakbola itu. Tatapan matanya selalu kosong kecuali saat ia bermain sepak

bola.

5 menit kemudian bel istirahat berbunyi aku bergegas pergi keluar kelas menuju rooftop di
sekolahku untuk mencari angin. Aku bisa melihat banyak anak murid bergerombolan
bersama temannya mencari tempat agar bisa memakan bekal mereka. Lalu aku duduk di
salah satu bangku dan membaca buku yang ku bawa dari kelas berjudul The little mermaid
karya Hans Christian Anderson. Karya ini merupakan favoritku sejak kecil. Cerita aslinya
berbeda dengan film yang ditonton oleh anak anak, My Little Mermaid bukanlah cerita yang
bahagia. Ariel, sang putri duyung hanya bisa melihat pangeran yang ia cintai menyukai wanita
lain yang ia kira menyelamatkan hidupnya pada saat insiden karamnya kapal. Padahal yang
menyelamatkannya ialah sang Mermaid, ia sampai mengorbankan suaranya sehingga dia
tidak bisa lagi bernyanyi atau berbicara. Ia hanya bisa membaca setengah buku karena bel
sekolah berbunyi menandakan istirahat siap dan para murid harus segera kembali kelas untuk
melanjutkan jam pembelajaran.

Waktu pun berlalu dan sekarang adalah waktunya untuk pulang sekolah. dan 2 orang
teman sekelasnya diingatkan oleh wali kelas agar tidak lupa melaksanakan piket. Tetapi 2
teman sekelasnya memiliki urusan tersendiri, mereka meminta izin pada Ayesha dan pergi
mengurus kesibukan mereka. Ayesha pun melaksanakan piket kelas sendiri. Beberapa menit
berlalu dan tiba tiba muncul suara pintu yang terbuka memperlihatkan Sae yang masuk
kedalam kelas. Ia bertanya " kenapa kamu melakukan semuanya sendiri? Kemana yang lain." "
Mereka berdua mempunyai kesibukan tersendiri dan langsung pulang" Ujar Ayesha. Sae yang
mendengar itu hanya menghela nafas dan membantunya dalam melaksanakan piket. Ayesha
bingung kenapa dia mau membantunya piket dan ingin bertanya tetapi mengurungkan
niatnya karena merasa malu dan ingin segera bergegas pulang ke rumah. Saat kelas sudah
bersih, Ayesha mengambil tasnya dan mengucapkan terimakasih lalu bergegas pergi. Ia
sampai melupakan buku favoritnya yang ia letakkan di salah satu meja teman sekelasnya.
Sae hanya melihatnya pergi keluar kelas dengan tatapan kosong, tidak memiliki niat untuk
membalas terimakasih tersebut.

Sae melihat seisi kelas dan mendapati suatu buku yang tergeletak di salah satu meja dan
mendekati buku itu. Ia berpikir untuk membawa bukunya, mengembalikannya atau
meninggalkan buku tersebut di kelas. Tetapi diakhir ia membawa kembali buku tersebut
karena merasa tidak asing membaca judul dari buku itu. Ia pergi keluar sekolah dan melihat

ke arah jamnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore dan langit berwarna oranye terang,
kicauan burung burung yang menganggu telinganya. Ia melihat mobil jemputan milik ayah nya
dan pergi menuju mobil lalu pulang ke rumahnya.

"Aku pulang" kata Ayesha memasuki rumah nya. Seperti biasa orang tua nya selalu sibuk
bekerja sampai tidak ada waktu untuk pulang kerumah. Ayesha melepas sepatu dan
menaruhnya di lemari lalu pergi ke kamarnya yang terletak di lantai 2. Ia melempar tasnya dan
melompat ke kasur yang empuk miliknya. Mukanya memerah memikirkan apa yang terjadi
barusan di sekolah. Ia teringat akan buku yang belum habis dibaca dan mencari buku tersebut
tetapi tidak bisa menemukan buku kesayangannya. "Aku lupa mengambil kembali buku yang
ku taruh di meja saat piket tadi" batinnya. Perutnya tiba tiba berbunyi meningatkannya bahwa
ia belum makan dari siang, ia pun pergi ke dapur untuk mencari makanan dan segera tidur.

Keesokan hari, Ayesha pergi ke kelas dan mendapati buku miliknya di baca oleh lelaki yang
membantunya piket kemarin. Sae yang merasa diperhatikan melirik kearah Ayesha dan
mereka saling bertatapan. Ayesha segera mengalihkan pandangan dan duduk di kursinya
sendiri. Lalu, ia dipanggil oleh teman sebelahnya untuk memengajari materi pelajaran agama
yang diajarkan kepada mereka kemarin hari.

Selama jam pelajaran, Sae menyelesaikan buku itu sampai tamat, sudah lama ia tidak
merasa tertarik oleh sesuatu selain Sepak Bola. Sae berpikir bagaimana caranya ia
mengembalikan buku tersebut. Sepertinya akan susah dikarenakan mereka berdua tidak
pernah berinteraksi satu sama lain dan Ayesha memiliki aura yang sulit untuk didekati. Bel
istirahat berbunyi, para murid berhamburan pergi keluar kelas mencari tempat untuk
memakan bekal siang mereka. Ayesha pergi ke rooftop sekolah nya untuk mencari udara
segar. Tanpa ia sadari Sae diam diam mengikutinya dari belakang, lalu menghampirinya. "ini
bukumu yang tertinggal saat piket kemarin”, ujar Sae sambil menyerahkan buku itu. Ayesha
mengambil buku itu dari tangan Sae dan bertanya "Bagaimana dengan ceritanya? Mengapa
kamu kelihatan senang saat membaca buku ini di kelas tadi,". "Ceritanya cukup menarik untuk
di baca tetapi aku merasa kesal dengan Ariel, apabila aku adalah Ariel maka aku tidak akan
segan membunuh pangeran tersebut dan kembali ke lautan" kata Sae dengan tatapan kosong.
Ayesha yang mendengar hal itu hanya tertawa "Perasaan si putri duyung lebih kuat sehingga

ia lebih memilih untuk bunuh diri daripada membunuh sang kekasih hati" ujarnya.

Mereka berdua terdiam, Ayesha merasa senang bisa melakukan percakapan dengan Sae
yang selama ini ia perhatikan. Ayesha memberanikan diri mengajaknya berbicara tentang
topik lain. Tanpa disadari, bel sekolah sudah berbunyi mengingatkan mereka untuk segera
kembali ke kelas. "Ayo kita kembali ke kelas bareng" kata Sae yang berjalan kearah tangga.
Ayesha mengejar dan berjalan di sebelahnya. Seandainya mereka tau bahwa ada seorang
perempuan yang daritadi memperhatikan mereka sejak awal istirahat.

Sekarang hubungan Ayesha dan Sae semakin dekat. Mereka saling membantu mengerjakan
tugas, piket kelas bersama, dan membantu dalam hal lain juga. Ayesha pun memberanikan
diri meminta nomor telepon maniak sepak bola tersebut dan Sae memberikannya. Hubungan
mereka berdua semakin dekat membuat seisi kelas terheran tetapi mereka tidak berani untuk
bertanya.

Di hari libur, Ayesha tiba tiba di kirim pesan oleh Sae. Pesannya berisi ajakan untuk melihat
pertandingan Sepak bolanya melawan sekolah lain dan sekaligus bertemu tim sepak bola
yang bermain dengan Sae selama ini. Ayesha menerima ajakannya dan bersiap siap untuk
pergi ke sekolah. Di lapangan sekolah ia melihat Sae yang menggunakan jersey putih nomor
10 sedang melakukan peregangan dan menghampirinya. "Semangat aku tau kamu pasti bisa
mengalahkan mereka" kata Ayesha sambil tersenyum kecil. Sae menatap wajahnya sebentar
dan mengucapkan terimakasih, sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu tetapi namanya
sudah dipanggil oleh seorang laki laki yang terlihat memakai jersey yang sama dengannya. Ia
melambaikan tangan lalu pergi menuju lapangan meninggalkan Ayesha.

Pertandingan berlangsung, Ayesha sejujurnya tidak terlalu memahami Sepak bola tetapi dia
bisa mengetahui Sae sangat barbakat dalam bermain. Sae dapat memprediksi kemana arah
lawannya berada dan berlari ke arah mereka lalu mengambil bolanya. Sae memang pantas
disebut sebagai egois, ia tidak pernah mengoper bola kepada timnya sendiri kecuali saat
terdesak.

Pertandingan sudah berlalu selama 30 menit, skor sudah 4-0. Ayesha yang sedang duduk di
kursi supporter didatangi oleh seorang perempuan yang menganakan jas putih. "Apa yang
perempuan ini mau?" batinnya. Perempuan tersebut menarik tangannya dengan kasar dan
membawanya ke tempat sepi. Ayesha sudah mencoba menarik tangannya kembali tetapi
tidak bisa karena cengkeraman perempuan itu melebihi kekuatan nya, ia hanya bisa pasrah
membiarkan dirinya dibawa. Mereka berjalan selama 20 menit."Apa yang kamu lakukan
membawaku ke tempat ini" Kata Ayesha marah. Perempuan itu diam dan tiba tiba
meletakkan tangannya tepat di dinding tempat Ayesha bersandar. "Jauhi dia untuk selamanya
atau kau akan menerima konsekuensinya". Ucap perempuan itu dengan mata yang tajam.
Ayesha tahu apa yang dibicarakan oleh perempuan itu tetapi hanya diam karena ketakutan.
"Jangan diam saja, jawab aku atau kau akan menerima hukuman sekarang juga!" Teriak
perempuan itu. "Aku tidak paham apa yang kamu bicarakan,” "Jangan pura pura bodoh aku
sudah tau hubunganmu dengan Sae semakin dekat dan aku akan memaksamu untuk
menjauhinya" Kata perempuan itu dengan keras. Ayesha bertanya "untuk apa aku
menjauhinya? kamu juga tidak memiliki hak untuk memaksaku". Perempuan itu semakin
marah tidak bisa mengendalikan emosinya dan menampar Ayesha dengan keras. "Dan kamu
juga tidak ada hak untuk mendekati lalu merebutnya dariku!" Teriak perempuan itu. Ayesha
jatuh terduduk di tanah karena tamparan perempuan tersebut terlalu keras. "Aku sudah
mengejarnya selama 3 tahun sejak smp dan kamu dengan mudah bisa merebutnya!? tidak
akan aku biarkan" kata perempuan tersebut dan menendang kepalanya sampai terbentur
dinding dibelakang. "Aku tahu sepertinya perbuatan ini terlalu berlebihan tapi akan aku
lakukan apapun untuk menyingkirkanmu dan mendapatkan hatinya"

Ayesha yang daritadi duduk terdiam memejamkan mata menahan rasa sakit di kepalanya.
Ia teringat dengan Sae yang sedang bertanding saat ini dan memanggil namanya dengan
suara kecil. "Aku sengaja mengincar kepalamu agar kau bisa melupakan tentang hal ini juga
tentang dia, terimakasih atas waktunya selamat tinggal," Kata perempuan gila itu lalu
meninggalkannya. Tubuh Ayesha terkapar di tanah dan mengalami pendarahan di bagian
kepalanya.

Pertandingan dimenangkan oleh Sma Twenty. Para pemain bersorak kecuali satu orang

yaitu Sae. Ia tidak bisa melihat teman yang dia ajak untuk menonton pertandingan ini. Tiba
tiba terdengar sirene ambulans, para petugas ambulan turun sambil membawa tandu. Sae
yang penasaran mencari tahu apa yang terjadi dan melihat seorang perempuan diangkat
menggunakan tandu. Sae melihat Ayesha yang sedang dibawa menggunakan tandu, mukanya
memucat lalu berlari menghampiri ambulans itu. "Apa yang terjadi?? Apa yang kalian lakukan
pergi membawanya" tanya Sae yang sedang panik.

"Tolong tenangkan diri anda, apakah anda mengenal perempuan ini? Ia terkena cedara kepala
karena kepalanya terbentur dinding dan kelihatannya ini bukan kecelakaan, tangannya sedikit
memar seperti ditarik oleh seseorang dan ada bekas tamparan dimukanya kami akan segera
membawanya ke rumah sakit" kata petugas medis. Sae terdiam dan berniat untuk menyelidiki
apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang melakukan hal ini ke temannya sendiri. Ia tidak
punya keberanian untuk bertemu dengan Ayesha sampai menemukan pelaku.

Setelah 1 bulan, akhirnya Ayesha terbangun dari kasur rumah sakit. Dokter yang berada di
sebelahnya berkata " Kamu akhirnya bangun juga". " Apa yang terjadi kepada saya dokter? "
tanya Ayesha kepada sang dokter. " Kamu mengalami koma selama 1 bulan karena cedera
kepala yang kamu alami sebab kepalamu terkena benturan dinding dengan keras". " Apakah
kamu bisa mengingat apa yang terjadi saat itu?" Tanya dokter. Ayesha berusaha mengingat
tetapi ia ingatannya hanya samar samar dan tiba tiba merasakan rasa sakit di kepalanya. "
Jangan dipaksakan nak kamu masih dalam proses pemulihan, selama 1 bulan ini orang
tuamu hanya berkunjung 3 kali tetapi ada seorang laki laki yang berkunjung setiap hari sejak 2
minggu lalu sepertinya dia adalah pacarmu" ucap dokter sambil tersenyum. Muka Ayesha
memerah memikirkannya ia tahu siapa laki laki yang selalu berkunjung tersebut. " Baiklah,
tolong jangan terlalu keras pada dirimu kami akan selalu melakukan pengecekan tiap jam"
kata dokter. Ayesha mengucapkan terimakasih dan dokter itu pun pergi mengobati pasien
lain.

Ayesha hanya bisa melihat atap putih rumah sakit ia merasa bosan. Tiba tiba, ada bunyi
ketukan pintu dan masuk seorang laki laki seusianya. Sae kaget melihat Ayesha yang sudah

bangun dan berlari memeluknya. "Syukurlah kamu baik baik saja aku sangat khawatir," ujar
sae. Mereka berpelukan cukup lama sampai Sae melepaskan dan memegang tangan Ayesha.
"Apakah kamu baik baik saja?" Tanya sae. "Tidak, tapi moodku lebih baik saat bersamamu,"
kata Ayesha dengan muka merah. Sae tersenyum dan mengatakan "Aku sudah memasukkan
dia ke penjara perempuan yang melakukan ini kepadamu," ungkap Sae.

Selama 2 minggu Sae menyelidiki apa yang terjadi. Ia mengecek cctv di area supporter dan
melihat kronologi awalnya. Dia melihat bagaimana perempuan itu menarik tanganmu tanpa
disadari orang lain dan pergi berjalan 1 kilometer ke tempat kejadian yaitu sebuah gudang
lama yang terkunci selama 20 menit. Perempuan tersebut mengenakan jas putih sehingga
wajahnya hanya terlihat sekilas. Saat kejadian berlangsung cctv mengalami gangguan yang
disebabkan oleh putusnya kabel cctv tersebut. Tetapi di kejadian perkara pelaku sepertinya
meninggalkan sidik jarinya dan polisi menyelidikinya. Sidik jari tersebut diproses selama 3
hari dan diidentifikasikan sebagai sidik jari dari seorang murid di sekolah bernama Alana putri
dari kelas 11 ipa 3. Ia melakukan hak tersebut karena merasakan kecemburuan yang dalam
sehingga tidak dapat mengendalikan emosinya. Alana memiliki penyakit Dissociative Identity
Disorder (DID) sehingga sifatnya di kelas berbeda dan tidak pernah dicurigaisama sekali. Ia
juga memiliki obsesi yang berlebihan sampai membuatnya melakukan hal sekeji itu. Alana
pun ditangkap dan dipenjara oleh polisi karena dinyatakan bersalah dan sesuai pasal ia
terjerat hukuman 8 tahun penjara.

"Begitulah kira kira apa yang terjadi dengan perempuan gila itu," kata Sae. Ayesha tersenyum
dan berkata"Terimakasih atas semua perjuanganmu aku harap kita bisa menjadi dekat
selamanya tanpa ada gangguan lagi sungguh kejadian ini akan menjadi kenangan terpahitku
sejak lahir". Mereka berdua tertawa dan terdiam. Tiba tiba, Sae menanyakan sesuatu "
Maukah ... kamu menjadi pacarku?" melirik ke arah perempuan dipelukannya. "Aku sudah
menunggunya sejak lama," Ayesha berkata dan menerimanya dengan senyuman. Mereka
berdua senang dan berharap untuk bahagia untuk selamanya.

TAMAT

MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH

By:RAJA AUREL VIOLIN KEY.G

Setiap orang dari kita pasti pernah yang namanya terpuruk
dalam suatu masalah bukan?

Nah, keterpurukan ketakukan yang kemudian menjauhkan
diri kita dalam agama lantas membuat kita seakan asing
dengan Tuhan Yang Maha Esa Allah swt.

Hai..namaku “adzkya moon azahra”

Aku merasakan ketakutan yang mendalam dan tidak wajar
hingga meruntuhkan optimisme ku. Sedangkan aku sendiri
tidak mengerti darimana dan kapan semua ini berawal.Aku
sendiri hanyalah seorang gadis biasa.

Aku bukanlah gadis yang kaya apalagi dari keluarga yang
berpengaruh. Selain itu juga aku juga sosok murid yang
pintar.Dengan kondisiku yang demikian, apa yang bisa aku
sombongkan?

Walaupun aku hanya hanyalah gadis biasa, bukan berarti
hidupku selalu menjadi benalu. Prinsipku bukanlah seperti
itu. Bahkan setiap ada masalah selalu ku pendam sendiri.
Lalu apakah orang seperti ku ini bisa dikatakan sombong,
pengganggu, serta suka menghina orang lain? Kalian semua
salah besar.

Berbeda lagi jika kalian bilang kalau aku aku ini lemah dan
penakut, maka aku akan bilang memang seperti itu
diriku.Bahkan ketakutanku semakin tidak wajar saja. Ada
rasa takut yang sangat besar menghantui ku. Aku tidak tahu

dimana awalnya dan bagaimana semua ini berasal.

Apa yang kalian pikirkan jika ada orang yang melamun
membayangkan dirinya bersama keluarga tercinta?

Atau mungkin dia membayangkan sedang bercanda ria
bersama teman-temannya? Semua kebahagiaan, senyum,
canda dan juga tawa hanya terlihat dalam lamunannya.
Padahal kenyataannya dia hanya diam tanpa kata dengan
tatapan kosong seakan memandang jauh tak tahu kemana.

Padahal kenyataannya dia sendiri tahu jika teman-temannya
ada di sekitarnya. Keluarga yang diharapkan juga
bersamanya.
Semuanya sedang berusaha meramaikan suasana dengan
celotehan dan sahut menyahut seakan tanpa jeda. Jika
kalian melihat orang seperti itu, apa yang terlintas di benak
kalian?

Mungkin kalian akan menganggap orang itu bodoh, gila dan
sebagainya. Nah, bagaimana jika orang itu adalah aku?
Sebenarnya aku pun ingin bersenang-senang dan melewati
hari-hari bersama mereka.
ingin ku berceloteh ria dengan senyum tulus kepada mereka.
Ingin ku bercanda ria sehingga mereka semua tertawa
kemudian sejenak lupa akan semua masalah yang mereka
punya. Sungguh aku sangat menginginkan hal seperti itu.

Aku sudah mendapatkan semuanya. Semua yang kuinginkan
dalam khayalanku sudah ada. Akan tetapi tetap saja aku
hanya bisa diam dan malah merasa cemas diantara mereka.
Jika ini berada dalam sebuah film, mungkin aku akan
menemui Harry Potter kemudian meminjam jubah gaib
miliknya agar aku bisa menghilang dari dunia ini.

Namun, ini adalah sebuah kenyataan. Bukan sebuah

dongeng atau cerita drama Korea. Setiap hari dan setiap
saat aku selalu bertanya kepada diriku dan juga Tuhanku.

“Apakah aku akan terus seperti ini?

Aku tidak pernah bisa menjawab pertanyaan yang
kusampaikan pada diriku sendiri. Ribuan motivasi kubaca,
akan tetapi aku pun tidak bisa menjawab satu pertanyaan
yang muncul dari diriku sendiri. Jika diriku tidak bisa
menjawabnya, tetapi aku masih yakin seratus persen jika
Tuhan pasti akan menjawabnya lewat waktu dan semesta-
Nya. Bukankah Tuhan selalu memberikan petunjuk melalui
ayat-ayat-Nya?

Semua petunjuk yang sudah ada sejak ratusan ribu tahun
silam. Lantas mengapa aku tidak menyadarinya? Mengapa
malah diriku semakin menjauh dari-Nya? Sungguh hinanya
diriku ini.

Tidak dipungkiri, bahwa setiap orang pasti mencari cara
menghadapi masalah hidup yang dialaminya. Pasalnya,
sudah menjadi garis hidup manusia bahwa tidak selamanya
akan merasakan bahagia.

Sehingga, masalah yang dialami seseorag tersebut pun akan
membuatnya menjadi cemas, stres, bahkan kalau tidak
segera diatasi bisa memicu terjadinya gangguan serius,
seperti depresi.

Tapi kamu tidak usah khawatir, sebab setiap kesulitan
tentunya ada jalan keluar untuk melewatinya.

Ketika aku coba mengingat, mencari, membuka lembaran
kitab suci yang telah lama kutinggalkan. Pada saat itu aku
menemukan ayat yang membuatku tersadar. Aku sendiri
sudah mengetahui ayat itu sejak dahulu.

Akan tetapi mengapa baru kali ini aku memikirkan maksud
yang terkandung di dalamnya? Mengapa bukan sejak dahulu
kala?.
Memang penyesalan selalu tiba pada akhirnya, kalau pada
awalnya mungkin bukan menyesal, tapi sadar.

Tiga ayat yang baru kupikirkan maksudnya setelah sekian
lama adalah:

 “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya.” Surah al-Baqarah
ayat 268.

 “Maka, sesungguhnya sesudah kesulitan ada
kemudahan.” Surah al-Insyirah Ayat 5.

 “Sesungguhnya, Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah
apa-apa yang ada pada diri mereka.” Surah al-Ra’d
ayat 11.

 "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah
Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Surah az-
zumar ayat 53

Dari ketiga ayat di atas aku pun menyadari bahwa Tuhan
selalu mengingatkanku melalui firman-Nya. Mengapa aku
baru menyadarinya ketika aku menjauh dari-Nya.Aku hanya
bisa berputus asa dan berteman mesra dengan rasa takut
yang selalu ada.

Pada akhirnya… setiap kali aku berputus asa dan ingin
menyerah, aku pun berkata” Tuhan selalu memberitahuku

bahwa aku sanggup menyelesaikan masalahku.

Tuhan tahu sejauh mana batas kemampuanku. Setiap kali
cobaan menghampiriku, pasti akan selalu ada kemudahan
yang menyertainya.

Tuhan selalu menyuruhku untuk menghadapi permasalahan
agar segera bertemu dengan kemudahan.
Teruntuk kalian yang seagama dengan ku, bacalah ketiga
ayat tersebut dan renungkanlah maksud dan tujuannya.
Kuharap buat yang seiman dengan ku bisa membaca ulang
ketiga ayat tersebut kemudian merenungkannya.

Tidak banyak orang bisa mengendalikan dirinya saat
menghadapi persoalan yang besar. Bahkan, kebanyakan
diantara kalian akan langsung saja menyalahkan semua
orang yang ada sekitarnya.

Padahal, marah atau menyalahkan sama sekali tidak
membawa jalan keluar. Justru sebaliknya, permasalahanmu
itu akan jadi semakin runyam.

Kurasa ayat itu bisa membuat kalian bisa mendapatkan
semangat hidup kembali. Tunjukkankanlah semangat hidup
kalian dan aku akan sangat berterima kasih kepada kalian.

Nah buat yang berbeda keyakinan, jangan pernah putus asa,
renungkan dan pikirkan kembali ayat-ayat dalam ajaran
kalian. Aku yakin Tuhan kalian tidak akan meninggalkan
kalian. Aku percaya bahwa setiap agama akan selalu
mengajarkan pada kebaikan. Mari bersama mengingat
Tuhan dan tersenyum kepada dunia.

Semenjak aku merenungkan ayat-ayat Tuhan, aku selalu
berusaha sebisa ku. Karena itu merupakan tanggung
jawabku.

Meskipun aku masih sering menangis, rasa takut yang
masih ada, aku bersyukur bahwa aku dianggap ada.
Tuhanlah yang paling mengerti segala yang kurasakan.
Selalu tahu apa yang kusembunyikan.

Aku tidak perlu memendam rasa takut ku.
Tak perlu ku tampakkan senyum palsu pada kalian. Aku
hanya berusaha menjadi apa adanya di hadapan Tuhanku.
Tidak peduli kalian mau berkata seperti apa.

“Sebesar apapun masalah kita. Seberat apapun beban yang
kita jalani. Percayalah Tuhan selalu ada untuk kita”
Itulah yang ku yakini sampai kapan pun.

-TAMAT-

Bawang merah dan bawang putih
jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang
bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan
damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia.
Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah.
Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah
Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan
rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah
Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang
merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu
bawang

merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih.

Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang
putih

dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang
putih

harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya
duduk

duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih

tidak

pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu
Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih.
Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh,
untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian
dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia
masih harus menyetrika. membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya.
Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia
berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri. Pagi
ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di
sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang
biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua
pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari
bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju
kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh.
Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil
menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada
ibunya.

"Dasar ceroboh!" bentak ibu tirinya. "Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari
baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?"

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai
tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga
menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran
akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh
melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang
penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: "Wahai
paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya

harus menemukan dan membawanya pulang." "Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu
mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya," kata paman itu.

"Baiklah paman, terima kasih!" kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri.
Hari

sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba,
dan

Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi

sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.

"Permisi...!" kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.

"Siapa kamu nak?" tanya nenek itu.

"Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan
sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?" tanya Bawang putih.
"Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek. "Ya nek. Apa...
nenek menemukannya?" tanya Bawang putih.

"Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,”
kata nenek. "Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini
selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?" pinta
nenek Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun
merasa iba. "Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak
bosan saja denganku," kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih
membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang.
Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih. "Nak, sudah
seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti.
Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kauboleh
memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!" kata nenek. Mulanya Bawang putih
menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu
yang paling kecil. "Saya takut tidak kuat membawa yang besar," katanya. Nenek pun
tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara
dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih
ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia
berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang
merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka
memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah
tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan
hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya
bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang
putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti
bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan.
Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan
dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah
untuk pergi. "Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena
menemanimu selama seminggu?" tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh
bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang
merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang
pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira
memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian,
mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka
membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut,
melainkan binatang binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-
binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan
bagi orang yang serakah.

Nama : Martina Paskah Naulita
Kelas : e-amazing

Kincir

Hari-hari Ramdan tidaklah selalu berat. Suatu saat nanti ia pasti akan senang juga. Hanya
saja untuk hari ini nampaknya awan sedang tidak mendukunya, lagi. Niat Ramdan untuk
menghabiskan malam tahun baru di sebuah pasar malam nampaknya harus ia urungkan.
"Pasar Malam bukanlah tempat yang nyaman untuk didatangi dalam keadaan basah dan
berlumpur setelah hujan." Nyinyirnya.

Namun lain halnya dengan Rio yang penuh semangat di seberang telepon sana, "Ayolah,
kita sudah merencanakan ini dua minggu kemarin loh. Kotor -kotor sedikit tidak apa-apa.
"Kenapa tidak kita pilih yang indoor saja ya waktu itu?"

"Sayang, percaya padaku, bahwa semua akan baik-baik saja." Ramdan sesungguhnya
bukanlah orang yang banyak mengeluh, namun kepergiannya dari rumah setelah
pengusiran yang dilakukan oleh keluarganya sendiri beberapa hari yang

lalu, membuat Ramdan kehilangan nyala hidupnya.

Rio, si pendatang baru dalam kehidupan Ramdan, tidaklah terlalu mengerti tentang apa
yang dirasakan Ramdan, yang ia tahu adalah sebentar lagi malam tahun baru akan datang,
dan ia tak bisa membiarkan orang terkasihnya itu terus menerus bersedih.Setelah sedikit
memaksa, Rio akhirnya menjemput Ramdan menggunakan sepeda motornya. Baju merah
kotak-kotak Ramdan kenakan kala itu. Diimbangi oleh baju warna biru segar yang
dikenakan Rio. Mengapa mereka berdua nampak serasi sekali?

Perjalanan membuat langit kemudian menggelap, awan hitam tadi tak lagi terlihat namun
angin lembab masih terasa. Di kursi belakang, Ramdan tak banyak bicara. Nampaknya Rio
mengerti dan tak banyak menganggu Ramdan. Sedikit terbesit dalam benak Rio untuk

menghentikan laju motornya dan menanyakan kekasihnya itu apakah ia baik-baik saja atau
tidak. Namun ia seolah sudah tahu jawabannya dan melanjutkan perjalanan.

"Bisa kah kita ke toilet dulu?" tanya Ramdan pada akhirnya.

Rio mengangguk dan membelokkan kemudinya di tempat pengisian bensin beberapa

meter di depan mereka. Sembari Rio mengisi bensin, Rio pun menunggu kekasihnya itu.
Ramdan kembali dengan wajah yang sama, yang berbeda adalah kini ia membawa
minuman soda ringan kesukaan mereka berdua. "Maaf ya aku cuma beli satu, kita minum
berdua saja." Rio mengangguk saja mendengarnya.

"Yuk lanjut lagi perjalanan kita.” Kata Rio. Ramdan berdiam diri. Ia tak lekas naik ke atas

kursi motor. "Ada apa sayang?"

"Bisakah kita mengobrol sedikit di sini?"

Rio teringat kembali misinya malam ini, ia tak mau melihat kekasihnya bersedih terus,
sehingga mungkin ini adalah awal yang baik bagi Ramdan untuk meluapkan isi pikirannya.
Rio melepas helm yang membelenggu rambutnya yang sebelumnya tertata rapih, kini
berantakan sudah rambutnya. Dengan jemarinya ia sedikit demi sedikit membetulkan.

"Aku tidak bisa pergi ke Pasar Malam." Kata Ramdan. "Ada apa? Kau ingin ke tempat lain?
Ada tempat lain yang ingin kamu kunjungi?”

Ramdan menggeleng. Ramdan tahu bahwa 300 mililiter minuman bersoda di
genggamannya dan kekasihnya saja sudah cukup untuk menghiasi malam ini. Namun ada

sesuatu yang ingin Ramdan katakan pada Rio.

"Apapun yang akan kamu katakan, aku siap. Namun jangan biarkan aku meninggalkanmu
sendirian, terutama malam ini, terutama lagi di tempat ini. Aku masih ingin menemanimu.”
Ucap Rio.

"Dulu, sewaktu kau mengatakan padaku bahwa sebenarnya dirimu adalah seorang
Biseksual, aku berjuang sekeras mungkin untuk bisa mengerti dirimu. Dan akhirnya
berhasil, aku tidak lagi memandangmu sebagai sesuatu yang buruk. Kamu tahu aku juga
manusia seperti dirimu. Jadi aku ingin meminta maaf jika selama ini aku membuatmu
kecewa tentang itu." Rio buru buru menggelangkan kepalanya, ia ingin mengatakan bahwa
itu bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan karena Rio mengerti betul apa resikonya
ketika ia mengatakan pada kekasihnya bahwa dirinya dalah seorang Biseksual.

Namun Ramdan belum mengizinkan Rio untuk memotong kalimatnya. Ia sentuh pipi Rio,
memintanya untuk melanjutkan kalimat. "Kita juga pernah bertengkar hebat ketika aku
mengatakan padamu bahwa aku tak percaya akan kehadiran Tuhan. Kita selalu memiliki
pandangan yang berbeda akan sesuatu. Semua perdebatan sengit sudah kita lewati.
Sekarang ini, dahulu, setiap malam tahun baru, Pasar Malam adalah tempat yang wajib
untuk aku dan keluargaku datangi. Dan aku tak mau lagi melakukan itu. Kau tahu
alasannya, kan? Aku pernah diangkat tinggi-tinggi hingga seperti melayang oleh ayahku,
aku juga pernah memasuki rumah hantu itu bersama adik-kakakku, kami juga pernah
berpesta kecil-kecilan memperingati ibu yang naik jabatan di kantornya. Semua kenangan-
kenangan itu terjadi di Pasar Malam. Senang, bahagia, senyum, kasih dan sayang kami
rayakan saat itu. Hingga semuanya sirna setelah mereka mengetahui siapa diriku. Aku
tidak lagi berada di lingkaran itu. Aku sudah tidak lagi pantas untuk datang ke Pasar
Malam. Aku ingin kau mengerti itu."

Rio terdiam. Sejauh ini, di kepala Rio, Pasar Malam identik dengan kemeriahan, pesta pora
rakyat, lampu-lampu, dan kebahagiaan. Ia tidak tahu bahwa di kepala sang kekasih Pasar
Malam berarti kesendirian, kegelapan, pengasingan dan kesedihan. Rio tidak menyadari
bahwa selama diperjalanan kekasihnya itu justru ketakutan setengah mati.

"Sayang," giliran Rio yang berbicara kali ini, mata coklat mereka saling memandang. "Jika
benar keluargamu ada di sana malam ini, tentu kita akan segera pergi seketika itu juga jika
kau mau. Namun mereka sekarang berada di kota kelahiranmu, di pulau seberang.
Maafkan aku yang memaksamu. Namun aku janji, semua akan baik-baik saja. Jika kau
merasa ingin menangis, bagi lah tangisanmu itu denganku, menangislah. Seperti aku
selalu membagikannya denganmu. Jika itu membuatmu lebih baik. Aku akan selalu
mendengarkan tangisanmu itu. Aku tidak tahu harus apa." Ramdan menundukkan
kepalanya, air soda di tangannya bergetar mengikuti getaran tangannya. Rio kemudian
memeluk Ramdan yang mulai ambruk dalam tangisnya. Saat itu Rio mengerti, bahwa
bukan ketakutan akan keluarganya lah yang membuat Ramdan menangis, namun Ramdan
takut untuk mengulang memori indah itu.

Bermenit-menit mereka berpelukkan, suara-suara kendaraan bermotor bernyanyi indah
dibelakang mereka. Tak peduli lagi mereka kepada teriakan-teriakan pengguna jalan yang
arogan. Mereka tahu cinta mereka jauh lebih kuat dari teriakan orang-orang itu. "Ayo..."
kata Ramdan akhirnya dibalik suaranya yang pecah.

"Pulang?" tanya Rio.

Ramdan mengeluarkan senyumnya yang khas, dan menghapus sendiri air matanya, "Ke
Pasar Malam saja. Tak apa. Aku ingin sekali menaiki Korsel. Aku rindu kuda-kuda kayu itu.
Aku rindu lampu-lampunya. Aku rindu putaran ringan yang tidak memabukkan itu. Atau kita
naik Kincir saja, aku ingin berada di puncaknya dan melihat seberapa kecil orang-orang.
Atau kita main tembak-tembakkan kaleng saja, aku yakin aku bisa mengalahkanmu..."
Ramdan yang antusias itu sudah kembali lagi. Rio sedikit lega.

Rio sebenarnya tidak tahu apa yang harus ia lakukan, namun terbesit sebuah gagasan.
Untuk apa mengulang-ulang kenangan usang yang sudah lalu, sedangkan kita bisa
membuatnya yang baru? Rio pun ikut tersenyum. Kemudian naiklah mereka ke atas motor,
dan melajulah motor itu menuju tempat yang membahagiakan. Dalam hati Rio berniat
nakal, ia akan mencium laki-laki yang memeluk pinggangnya erat ini di puncak Kincir

sembari kemudian membiarkan kembang api itu meledak-ledak di angan mereka, seraya
membisikkannya kepada sang kekasih, "Selamat Tahun Baru.

Happiness (2021)

Drakor Happiness menceritakan dahulu kisah saat Yoon Sae Bom (Han Hyo Joo) dan Jung Yi
Hyun (Park Hyung Sik) duduk dibangku sekolah SMA.

Keduanya bertemu karena salah satu dari mereka ada yang bersikukuh tidak mau berpindah
untuk terjun bebas dari atap gedung padahal ia di zona berbahaya.

Muncul lah Yoon Sae Bom yang lantas dengan sengaja mendorongkan pria tersebut agar
cepat turun dan sekolah pun bisa cepat bubar. Keduanya dipertemukan kembali saat mereka
sama-sama telah dewasa, keduanya menjalani pekerjaan yang saling berkaitan.

Yoon Sae Bom melatih juniornya di divisi kepolisiannya, sedangkan Yi Hyun kerja sebagai tim
kepolisian sembari terkadang memakai seragam yang tidak beraturan bagaimana kehendak
dirinya terkadang memakai baju baseballnya.

Permasalahan muncul ketika adanya kematian dari penduduk apartemen setempat yang
ternyata pelakunya seperti zombi. Pelaku tersebut diketahui mendapat pil obat dari Lee Jong
Tae.

Lee Jong Tae adalah junior yang tengah dilatih dikepolisian unit divisi Yoon Sae Bom. Sae
Bom segera mengecek ke ruang pelatihan, ternyata Lee Jong Tae sedang mencoba menggigit
rekan sekamarnya.

Ternyata Lee Jong Tae telah berubah seperti layaknya menjadi zombi. Sae Bom mencoba
menembakkan peluru ke kaki Jong Tae namun Jong Tae tetap bisa kembali dan menyerang
siapapun yang ada di ruangan termasuk Sae Bom. Setelah itu semua yang ada di ruangan
tersebut berhasil keluar, dan Sae Bom sudah bersiap didepan pintu khawatir Jong Tae tetap
menjadi zombi.

Ternyata terdengar suara minta tolong, Jong Tae sudah kembali menjadi manusia lagi, tetapi
kewaspadaan tetap dirasakan Sae Bom ia lantas memanggil tim medis dan segera
diselesaikan oleh mereka.

Ternyata, Jong Tae melakukan hal seperti karena telah mengonsumsi obat yang tidak
diketahui dari mana asalnya. Ketika Jong Tae dan Sae bom berada dalam 1 lingkungan
asrama Universitas Wonjung yang mana itu adalah tempat karantina yang ternyata tidak
hanya mereka berdua tetapi diisi oleh banyak orang. Diceritakan Yoon Sae Boom bercita-cita

memiliki rumah sendiri di sebuah apartemen, kemudian ia menemukan apartemen yang ia
inginkan tetapi dengan syarat harus sudah berumah tangga. Untuk itu, ia mengajak teman
saat masa sekolahnya terdahulu, Jung Yi Hyun untuk tinggal bersama dan menikah.

Mereka pun tinggal di apartemen tersebut, keduanya tampak serasi saling melengkapi
terutama Sae Bom yang seolah tak peduli dengan rekannya, Yi Hyun.

Yoon Sae Bom tampak bahagia seorang diri karena akhirnya bisa memiliki rumah dan kamar
sendiri.

Itu terjadi karena Yoon Sae bom di masa lalu penuh tekanan dari keluarganya, ia hanya
menginginkan kamar sendiri benar-benar miliknya sendiri. Kemudian di tempat lain, penyakit
yang diduga dari obat rancangan suatu perusahaan tersebut ternyata akan berefek tidak
menentu pada pengonsumsinya.

Jika ada yang tertular sebelumnya dari pengidap penyakit tersebut, maka korban yang tertular
itu tidak bisa ditebak akan bereaksi kapan ia akan merasa kehausan dan menyerang manusia.

Temannya, Lee Seung young ia juga sebelumnya terkena cakaran dari penderita penyakit
menular itu. Karena dirinya memiliki keluarga dan sepertinya membutuhkan uang cepat, ia
mendapat tawaran dari seorang reporter agar membocorkan tempat karantina Universitas
Wonjung. Kemudian ia berdalih bahwa dirinya terkena cakaran itu, namun ia memberitahukan
bekas lukanya itu ditempat berbeda, ia memanipulasi dengan cara menyayatkan pisau
ditangannya.

Itu semua ia lakukan demi bisa masuk ke pusat karantina tersebut dan segera ia keluar dari
tempat tersebut dan membocorkan semua yang terjadi di karantina itu kepada reporter agar
diberi uang.

Sae Bom mendapat informasi bahwa korban parah lainnya dipindahkan ke truk pendingin.
Kemudian tak lama, Seung young yang mengetahui lebih dulu soal rahasia tempat tersebut, ia
lantas menelusuri seorang diri terkait tempat tersebut.

Karena Seung Young membuat gaduh di dalam truk pendingin yang berisi para zombi itu,
akhirnya satu per satu zombi bangun dan perlahan seperti menyerang Seung Young.

Keadaan menjadi ricuh, dan Seung Young pun terjebak di truk pendingin yang berisi penderita
penyakit aneh tersebut. Ternyata benar saja teman Sae Bom terinfeksi dan harus menjalani

karantina di pusat karantina Universitas Wonjung.

Kemudian, ditempat berbeda, di apartemen tempat Yoon Sae Bom dan Yi Hyun tinggal ada
salah seorang tetangga yang seringkali mengeluarkan bunyi aneh pada jam-jam tertentu.
Setelah ditelusuri, benar saja penghuni kamar atas, istrinya sudah terinfeksi virus penyakit
orang gila tersebut.

Sesegera mungkin, Yi Hyun menghubungi tim kepolisian tempatnya bekerja, dan orang yang
terinfeksi tadi segera dievakuasi ke tempat karantina.

Karena ada kasus yang terinfeksi di apartemen tersebut, dan kasus itu melebar sampai
pemberitaan yang meluas, maka tim kepolisian pun bergegas dan sepakat melakukan
pengawasan ketat di apartemen tersebut. Keadaan menjadi kacau, lingkungan apartemen
tersebut benar-benar langsung seperti di isolasi dengan penjagaan ketat. Warga apartemen
pun berlarian keluar memprotes karena adanya benteng menjulang tinggi menghalangi
tingkat aktivitas mereka.

Yoon Sae Bom dan penduduk lainnya yang panik karena pembatasan wilayah tersebut, dia
mengalami panic buying sehingga berkunjung ke supermarket dan membeli segala
kebutuhan untuk keseharian kedepan karena tidak bisa keluar rumah. Kali ini penjagaan ketat
dilakukan dan dikerahkan oleh petugas keamanan setempat. Penduduk apartemen juga
banyak yang masih protes dengan pemberlakuan aturan tersebut. Semuanya dijaga ketat
dengan pengamanan memakai dinding yang terkesan tinggi menjulang.

Ketika itu dilakukan, banyak anggota keluarga lainnya yang masih berada diluar apartemen
dan mereka tetap memaksa masuk untuk memastikan keadaan keluarga mereka yang tinggal
di apartemen tersebut.

Ditempat berbeda, para warga apartemen berkumpul untuk membicarakan dan
mendengarkan seksama anjuran dari pemerintah setempat. Penduduk apartemen juga
banyak yang masih protes dengan pemberlakuan aturan tersebut. Semuanya dijaga ketat
dengan pengamanan memakai dinding yang terkesan tinggi menjulang.

Ketika itu dilakukan, banyak anggota keluarga lainnya yang masih berada diluar apartemen
dan mereka tetap memaksa masuk untuk memastikan keadaan keluarga mereka yang tinggal
di apartemen tersebut.

Ditempat berbeda, para warga apartemen berkumpul untuk membicarakan dan

mendengarkan seksama anjuran dari pemerintah setempat. Ternyata mereka mendapat
informasi bahwa pemberlakuan karantina wilayah akan dilakukan selama 7 hari kedepan.
Mendengar hal itu, warga apartemen pun khawatir akan stok dan ketersediaan makanan
mereka, serta kebutuhan sehari-hari lainnya.

Yoon Sae Bom dan Yi Hyun pun melakukan pendataan lengkap siapa saja yang sudah kontak
fisik dengan korban yang terinfeksi pertama, dan siapa saja yang memiliki gejala penyakit
orang gila itu. Sementara itu, aksi protes dari apartemen tetangga tetap menuai keributan
yang tak berkesudahan, mereka mengklaim apartemen yang ditinggali Sae Bom adalah
pemicunya.

Sae Bom menenangkan warga di apartemennya dan mengatur strategi bagaimana caranya
tidak mendengarkan pengaruh dari orang lain dan fokus untuk penanganan bertahan hidup
selama karantina.

Wilayah karantina diberlakukan selama 7 hari kedepan. Penjagaan ketat terus dilakukan
disekitar wilayah apartemen tersebut.

Kasus virus orang gila ini masih dianggap sepele oleh sebagian penduduk apartemen. Mereka
mengesampingkan virus tersebut sampai akhirnya mereka baru sadar virus itu berbahaya
setelah adanya orang terinfeksi.

Jung Yi Hyun (Park Hyung Sik) dan Yoon Sae Bom (Han Hyo Joo) memimpin pasukan
apartemen mereka dalam melawan virus tersebut. Yi Hyun dan Sae Bom bersama penduduk
apartemen lainnya menuju ke luar gedung memakai alat pelindung diri sembari berwaspada
khawatir ada orang yang tiba-tiba saja terinfeksi berkeliaran sekitar apartemen.

Suasana apartemen yang hijau dan cukup tenang seolah menampilkan suasana sebelum
ketegangan terjadi saat badai pasien terinfeksi berkeliaran. Banyak juga warga yang
kemudian terkena panic buying membeli apapun tanpa tahu kebutuhan yang sebenarnya
demi persediaan makanan selama karantina. Suasana tegang lainnya ditunjukkan ketika Yoon
Sae Bom dan Jung Yi Hyun hendak kembali ke gedung apartemen mereka. Wilayah karantina
sudah diberlakukan disejumlah wilayah kawasan apartemen elit itu.

Yi Hyun dan Sae Bom sebagai satu-satunya pasangan muda dengan berlatar belakang
kepolisian mereka memimpin para penghuni apartemen itu untuk tetap tenang dan terus
waspada. Mereka ternyata merencanakan untuk mengawasi keluar apartemen untuk

memastikan dan dikhawatirkan masih adanya warga lain yang terjebak tidak bisa melarikan
diri diantara para warga yang terinfeksi.

Suasana pun mencekam kala mereka menemukan warga yang dihiasi luka-luka namun tetap
sadar bahwa mereka terinfeksi. Semua penghuni apartemen yang ikut bersama Yi Hyun dan
Sae Bom tadi tetap waspada dan tidak melakukan kontak dengan para warga yang sudah
terinfeksi. Kemudian cuplikan lainnya menampilkan bahwa ada beberapa warga yang sudah
terinfeksi namun tetap memaksa dirinya untuk masuk ke wilayah aman. Sejumlah warga itu
tadinya adalah warga yang tidak percaya dengan virus yang beredar.

Namun, satu per satu dari mereka akhirnya terinfeksi dan seringkali memunculkan wajahnya
yang mengerikan ke wilayah apartemen yang masih aman. Suasana apartemen semakin
mencekam karena adanya seseorang yang berubah menjadi sosok lain ketika virus itu
menjalar.

Pasalnya seseorang di ruang olahraga yang sebelumnya memang memiliki gejala virus
tersebut sudah dijaga dan diawasi ketat oleh Yi Hyun dan Yoon Sae Bom. Tetapi ketika Yi
Hyun dan Sae Bom mengunjungi ruangan tersebut lagi ternyata seseorang itu tengah kambuh
dari virus yang menjeratnya. Yi Hyun dan Sae Bom tengah panik melihat orang yang terinfeksi
itu kambuh. Dalam unggahan foto lainnya juga menampilkan pertahanan kuat dari Jung Yi
Hyun (Park Hyung Sik) yang mencoba melawan orang yang terinfeksi itu yang berusaha terus
menyerangnya. Ketegangan lainnya yaitu beredar informasi bahwa listrik dan saluran air di
apartemen tersebut akan mati sejenak. Selain itu, ditempat berbeda, Han Tae Suk (Jo Woo Jin)
tengah merencanakan taktik lainnya untuk meminimalisir dan mencari cara agar virus tidak
menyebar luas. Kali ini karantina wilayah diperpanjang, pemerintah menetapkan dan
mengumumkan kepada seluruh warganya agar bersiap dalam keadaan listrik mati. Karena
diberlakukan listrik mati untuk beberapa hari kedepan, maka para penghuni pun harus
memasok air untuk kebutuhan sehari-harinya. Mereka mengandalkan atap gedung untuk bisa
menampung air dari air hujan yang turun pada malam hari. Mereka sudah memprediksi
apabila akan turun hujan mereka segera bersiap menampung air sebanyak-banyaknya.

Disisi lain, kewaspadaan terus dilakukan oleh Yi Hyun dan Yoon Sae Bom khawatir ada korban
yang terinfeksi lain masuk ke wilayah zona aman. Dalam kesunyian itu, ternyata terlihat Yi
Hyun dan Sae Bom mencoba ke luar dari lingkungan gedung dan menelusuri wilayah taman
apartemen khawatir ada korban yang masih berseliweran sekitar gedung. Disisi lain, mereka

juga memergoki seorang pembersih apartemen yang menemukan bekas darah seolah
menunjukkan ada warga gedung tersebut yang menyembunyikan korban terinfeksi.
Ketegangan semakin memuncak, krisis air, listrik dan makanan menjadi hal utama yang
membuat orang berpikiran sensitif bahkan curiga hanya karena hal-hal sepele yang terjadi di
lingkungan tersebut. Kali ini karena karantina wilayah diperpanjang, para penduduk
apartemen semakin memiliki tingkat kecurigaan yang tinggi.

Semuanya seperti saling mencurigai satu sama lain. Ini membuat Jung Yi Hyun (Park Hyung
Sik) dan Yoon Sae Bom (Han Hyo Joo) kesulitan untuk menaruh kepercayaan kepada mereka.
Raut wajah dari Yi Hyun dan Sae Bom yang tampak waspada. Mereka mencoba terus
meyakinkan para penduduk apartemen agar tetap berpikiran positif walaupun keadaan
mencekam. Rekan terdekat Yi Hyun, Kim Jung Kook (Lee Joo Hyuk) tampak memberikan
perlawanan kepada Yi Hyun dan Sae Bom.

Jung Kook juga ternyata terintimidasi oleh perwakilan apartemen tersebut untuk melawan
peraturan yang ditetapkan Yi Hyun dan Sae Bom.

Saat itu juga Yi Hyun dan Sae Bom seolah terpojok oleh seluruh penduduk apartemen.
Tampaknya Yoon Sae Bom dan Yi Hyun berusaha untuk bisa mendapatkan sesuatu entah
pasokan makanan atau bantuan apapun dari pria di lantai 15. Tetapi, Yoon Sae Bom tampak
memberikan raut wajah mencurigakan seolah khawatir sambil berbicara dengan walkie-
talkienya. Sementara itu, Yi Hyun tampak terdiam melihat ke satu arah seperti sedang
mencurigai sesuatu atau seseorang. Han Tae Suk mengarahkan pistol kepada seseorang, ia
seperti sedang terbawa emosi karena dihadapkan oleh sesuatu pilihan yang cukup berat.
Sementara itu, perempuan lainnya yang seringkali bertugas bersama Han Tae Suk seolah
meredakan egonya, ia menurunkan senjata pistolnya sambil melihat dan memantau gerak-
gerik lawan bicaranya.

Sebelumnya diceritakan bahwa Han Tae Suk harus memilih salah satu antara istrinya yang
terpapar virus orang gila atau mempertahankan anak yang tengah dikandung oleh istrinya.
Ternyata Yoon Sae Bom dan Jung Yi Hyun menghadapi kesulitan yang semakin parah karena
keegoisan dan barbarnya penduduk apartemen.

Disisi lain mereka tetap berpegang teguh untuk bisa mendapatkan pasokan makanan
meskipun itu akan menewaskan salah satu penduduk apartemen. Permasalahan lainnya
ternyata sosok Andrew yang selama ini misterius selalu menggunakan masker dan pelindung

matanya benar-benar diluar dugaan Sae Bom dan Yi Hyun.

Sosok Andrew pada saat kemunculan awalnya memang sudah mengundang tanggapan
misterius. Terlebih saat wabah semakin meningkat, hanya dia lah yang tampak tenang tanpa
beban. Ternyata Andrew diduga salah satu kunci di balik pembunuhan misterius yang terjadi
di apartemen tersebut. Sae Bom dan Yi Hyun berdiri sigap menghadapi Andrew yang
mencurigakan. Sementara itu, Andrew tampak membuka maskernya dan memperlihatkan
wajah aslinya dengan tatapan misterius, raut wajah yang tidak bisa ditebak maksud dan
tujuannya itu.

Sae Bom yang tampak menghadapi seseorang yang keras kepala dengan tatapan yang tajam.
Disisi lain, Yi Hyun dengan keadaan yang seolah berlumur darah, ia seolah menarik perhatian
seseorang untuk mendekat padanya dengan dalih ada darah disekujur tubuhnya. Ini
merupakan sifat manusiawi namun mereka benar-benar seolah tak peduli terhadap sesama
manusia. Sebelumnya juga terungkap bahwa sosok pembunuh berdarah dingin adalah
Andrew yang selama ini sosoknya memang mencurigakan.

Terlepas dari itu ia juga memiliki dorongan dari beberapa warga apartemen yang memiliki
dendam terhadap Sae Bom dan Yi Hyun. Jung Yi Hyun (Park Hyung Sik) ternyata terinfeksi
virus orang gila yang terus menerus memakan korban.

Sebelumnya juga sudah diperlihatkan bahwa tanda-tanda gejala yang dialami Yi Hyun yang
mana ia enggan untuk meminum air putih yang disediakan oleh Yoon Sae Bom (Han Hyo Joo).
Yi Hyun berdalih dirinya lebih baik tidak meminum itu daripada dirinya akan terus menerus
merasa kehausan yang tak terbendung akibat efek dari virus orang gila itu. Situasi semakin
mencekam, Yi Hyun yang terinfeksi tampak semakin memiliki efek yang parah. Sae Bom dan
Yi Hyun sempat terpisah, mereka hanya bisa saling terhubung melalui media video. Berselang
hari, Sae Bom akhirnya bisa kembali ke apartemen itu untuk memastikan keadaan apartemen
dan tentunya khawatir akan kondisi Yi Hyun. Beberapa tahun kemudian Yi Hyun sudah di
nyatakan sembuh dan obat nya sudah di temukan. Semua masyarakat yang terkena virus
tersebut pun sembuh dan dapat hidup dengan aman dan bahagia.


Click to View FlipBook Version