The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by desi.bpdikjur, 2021-12-20 02:54:07

Suara Hati di Masa Pandemi

Suara Hati di Masa Pandemi

SUARA HATI
di Masa Pandemi

Copyright @2020

Cetakan Pertama : 12 Oktober 2020
Penulis : Siti Aminatun, S.Pd., M.Par., Rumisih, M.Pd.,

Dra. Retnaningsih, M.Pd.
Editor : Vindi Fitriana, S.Sos.
Layout : Vindi Fitriana, S.Sos.
Cover : Gitakara
Tebal Buku : ii+ 157 halaman

Diterbitkan oleh Vigi Bless Publisher
Alamat : Jln. Perintis Kemerdekaan No. 09 RT. 04/05, Purwokerto

53141
Telepon : 081391551690 (SMS) dan 082221636380 (WA)
Email : [email protected]

Blog : www.vigiblesspublisher.blogspot.co.id

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang keras memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa seizin
penerbit.

ISBN : 978-623-6772-05-8

Isi di luar tanggung jawab percetakan.

Suara Hati di Masa Pandemi| ii

Kata Pengantar

Puji syukur tak henti penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang selalu memberikan karunia yang tak
terhingga kepada penulis. Selalu memberikan jalan keluar
setiap datang permasalahan, juga memberikan berkah-Nya
lewat jalan dan tangan-tangan yang tak disangka-sangka
datangnya. Selalu ada pelangi selepas hujan. Selalu sejuk
setelah badai sirna. Adakah nikmat yang kami dustakan?
Alhamdulillah, Allah selalu menjadi pembimbing,
penuntun, dan pelindung bagi penulis agar tetap di jalan-
Nya.

Di masa pandemi corona, kita membaca sejumlah
kepiluan. Seisi bumi seolah masih terlihat utuh tetapi
kualitas kehidupan nyaris hancur. Kehangatan, ekspresi
kerinduan, dan pergaulan dipangkas habis oleh jargon
“jaga jarak” yang tidak diharapkan. Namun, apa hendak
dikata? Kita tak berdaya.

Dan kita melihat kepiluan sepanjang akhir Desember
2019 hingga Juni 2020. Gerak hidup terbatas, kemiskinan
kian nyata, kematian dimana-mana. Lebih dari 6 juta jiwa
di seluruh dunia terpapar Covid-19, hampir 500.000
diantaranya meninggal dunia.

Suara Hati di Masa Pandemi| iii

Apa yang bisa dikerjakan seniman di tengah peta
kusam itu? Ia hanya mampu berkarya dengan sensitifitas
tinggi. Pelukis menorehkan warna membentuk bercak
kesedihan, sastrawan menuliskan kegalauan yang
ditangkap mata batin. Selebihnya, ia hanya mampu
menyuarakan tanda-tanda kepiluan.

Penulis berusaha merekan suara hati dan
menuangkannya dalam Puisi bersama Suara Hati di Masa
Pandemi ini berisi puisi-puisi selama corona dan pandemi
terjadi. Berbeda dengan antologi sebelumnya, buku ini
merupakan puisi suara hati penulis di masa pandemi.
Semoga catatan kecil ini menjadi pertanda, kepiluan
sekaligus jeritan hati karena pandemi.

Saya sampaikan terima kasih kepada Vigibless
Publiser yang menerbitkan dan merapikan antologi ini.
Inilah salah satu yang telah membantu terdokumentasi dan
tersebarluasnya kami.

Semarang, Juli 2021

Penulis

Suara Hati di Masa Pandemi| iv

Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………… iii
Daftar Isi………………………………………... v

1. Tuhan, Tolong Aku…………………….... 1
2. Tuhan, Dengarkan Jeritan Kami……….… 3
3. Tuhan Menegurmu………………….……. 5
4. Badai Pasti Berlalu………………………. 7
5. Terusik Corona……………………….….. 9
6. Raja Tak Bermahkota……………………. 11
7. Sadarlah………………………………….. 13
8. Akan Menyerahkah Kita?........................... 15
9. Setitik Cahaya……………………….…… 17
10. Lepaskan Belengguku………………….… 19
11. Berita Kelam……………………………... 20
12. Ceroboh………………………………….. 22
13. Terenggut Oleh Pandemi………………… 23
14. Pelangi Kehidupan………………………. 24
15. Corona Merajalela………………………... 25
16. Nyanyian Jiwa………………………......... 26
17. Kujaring Matahari untuk Negeri………… 27
18. Tersadar…………………………………... 28
19. Sadarlah…………………………………... 29

Suara Hati di Masa Pandemi| v

20. Air Kepiluan……………………………… 30

21. Sahabat di Tengah Pandemi Corona............. 31
22. Corona, Segeralah Hengkang…………….. 33
23. Warga Corona……………………………. 35
24. Corona Merusak Dunia…………………... 36
25. Corona, Aku Tak Peduli…………………. 37
26. Virus Corona……………………………... 38
27. Cepatlah Kembali………………………… 39
28. Corona Pembawa Sial……………………. 40
29. Corona Mematikan……………………….. 41
30. Hilanglah Corona………………………… 42
31. Corona Parasit………………………….… 43
32. Petaka Dunia……………………………... 44
33. Pergilah Corona…………………………... 45
34. Enyahlah Corona…………………………. 46
35. Ahkiri……………………………………... 47
36. Debu Yang Mematikan…………………… 48
37. Corona Kecil, tapi... ……………………... 49
38. Surat Cinta Untuk Corona………………... 50
39. Untuk Corona…………………………….. 51
40. Corona Kau Melumpuhkan………………. 52
41. Terhenti…………………………………… 53
42. Si Corona…………………………………. 54
43. Terpuruk…………………………………... 55
44. Anak Baru………………………………… 56
45. Pandemi…………………………………... 57
46. Virus Tak Kunjung Hilang……………….. 58
47. Virus Corona……………………………... 59

Suara Hati di Masa Pandemi| vi

48. Virus Yang Tak Diundang……………….. 60
49. Tak Terlihat Namun Berdampak………… 61
50. Corona, Terlalu... ……………………...… 62
51. Pilu……………………………………….. 63
52. Corona Pembawa Duka………………….. 64
53. Pengganggu Baru……………………........ 65
54. Resah……………………………………... 66
55. Karma Tangan Rakus……………………. 67
56. Rindu Kami……………………………..... 68
57. Corona, Pengusir Kami………………....... 69
58. Corona Pembuat Resah…………………... 70
59. Untuk Corona…………………………..... 71

60. Mengapa Engkau Datang, Corona?............ 72
61. Corona Selalu Kuingat………………….... 74
62. Corona Mengerikan………………………. 75
63. Corona Membuat Resah………………….. 77

64. Corona, Sipakah Kau?................................. 78
65. Corona Menggetarkan Dunia…………….. 79
66. Corona Bencana Dunia…………………… 80
67. Asalmu Corona…………………………… 81
68. Corona Menghancurkan Segalanya……….. 83
69. Corona, Tolonglah Pergi………………….. 84
70. Corona Merana……………………………. 85
71. Corona, Membuatku.... …………………… 86
72. Corona, oh.... …………………………….. 87
73. Corona Membuatku Galau……………….. 88

74. Corona, Apa Maumu?................................. 89

75. Corona, Siapakah Engkau?......................... 90

Suara Hati di Masa Pandemi| vii

76. Corona, Pembelajaranmu... ……………... 91
77. Corona, Berhentilah! ……………………. 92
78. Corona, Kau Menakutkanku…………….. 93

79. Corona, Pergilah!........................................ 94

80. Corona, Pulanglah!...................................... 95

81. Corona, Siapakah Engkau?......................... 96

82. Corona, Mengapa Kau?.............................. 98

83. Corona, Enyahlah!....................................... 100
84. Corona, Karenamu... …………………….. 101

85. Corona, Mengapa Kau Datang?.................. 102

86. Corona, Mengapa Kau Datang?.................. 103
87. Corona Menggemparkan Dunia………….. 104
88. Virus Corona……………………………... 106
89. Pengacau Dunia…………………………... 107
90. Corona, Karenamu.... …………………… 109
91. Corona, Karenamu Semua Kacau Balau…. 111
92. Corona Virus……………………………… 112
93. Virus Berbahaya………………………….. 113
94. Akibat Corona……………………………. 114
95. Jagalah Kesehatan………………………... 115
96. Entah……………………………………... 116
97. Sang Tak Kasat Mata…………………….. 117
98. Melawan Corona…………………………. 118
99. Mengusir Wabah Corona………………… 119
100. Corona Mengusik Kehidupan…………... 120
101. Corona Mencabik Kehidupan…………... 121
102. Negeriku Cepatlah Pulih………………… 122
103. Corona Pembuat Risih…………………… 123

Suara Hati di Masa Pandemi| viii

104. Makna Corona………………………….. 124
105. Corona Hadirmu... ……………………... 126
106. Corona: Kecil, Mengguncangkan Dunia.. 127
107. Virus Corona Itu... ……………………... 128
108. Badai Corona……………………………. 129
109. Tahun Yang Berbeda…………………… 130
110. Covid-19 ………………………………... 131
111. Corona Penyebab Semuanya……………. 132
112. Enyahlah Kau Corona…………………… 133
113. Corona Jahat…………………………….. 134
114. Corona Penghancur Negara…………….. 135
115. Siapa Dirimu?............................................ 136
116. Corona di Mata Dunia…………………... 138
117. Virus Corona Duka……………………… 139
118. Corona Berbahaya………………………. 140
119. Berharap Tak Kembali…………………... 141
120. Merintih Karenamu……………………… 142
121. Kebersamaan Corona……………………. 143
122. Sudahi Covid-19………………………… 144
123. Karenamu Virus Corona………………… 145
124. Pandemi Covid-19………………………. 146
125. Pandemi Corona………………………… 147
126. Lawan Corona…………………………... 148
127. Lekas Pergi Corona……………………… 150

Tentang Penulis………………………………….. 151

Suara Hati di Masa Pandemi| ix

Tuhan, Tolong Aku

Corona
datangmu tanpa diundang
membuat dunia sedu sedan
gusar dan malang melintang
menutup semua akses kegiatan sosial

Corona
betapa dahsyatnya dirimu
membuat semua mata tertuju
dan bersatu padu bahu-membahu
untuk memotong dan memberantasmu

Tuhanku
Tolong dan bantu Aku
Mengenyahkan tentara corona-Mu
Membawa pulang pasukan pandemimu
Agar aku dapat bersujud dan beribadah tenang pada-Mu

Suara Hati di Masa Pandemi| 1

Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Membawa semua duka derita
Membawa segala nestapa karena corona
Untuk Kau tarik kembali pulang dengan seruan-Mu

Suara Hati di Masa Pandemi| 2

Tuhan, Dengarkan Jeritan Kami

Corona
hadirmu menggelisahkan dunia
membuat tatanan sosial porak poranda
melumpuhkan perekonomian sedemikian rupa

Corona
tiada belas kasihan
mati sudah sanubarimu
kasih sayangmu pada manusia
hingga kau lumpuhkan semua tatanan

Corona
kemana lagi kami harus berkaca
dari mana kami introspeksi untuk membenahi semuanya
yang telah lumpuh dan porak poranda tak beraturan rusak

semua atau
kau ingin memberi pelajaran kehidupan manusia yang

selama ini besar kepala
yang telah lupa pada pencipta, yang memuaskan hawa

nafsu dan duniawinya

Suara Hati di Masa Pandemi| 3

luntur budi pekertinya, rendah akhlaknya, bejat moralnya,
turun derajat:binatang
Oh Tuhan

jika Kau memang turunkan pasukan handal untuk
membasmi kebusukan dan

Kesombongan untuk mengenyahkan segala kemunafikan
dan kekotoran

tangan manusia: tipu daya aku izinkan, aku ikhlaskan Kau
bersenda

gurau dengan kematian mengambil nyawa putra terbaik
bangsa

untuk Kau selamatkan dari deru debu dunia
maya yang menjijikan

Suara Hati di Masa Pandemi| 4

Tuhan Menegurmu

Tuhan jengah
melihat tingkah polah
menyaksikan sepak terjang
manusia mengangkang menantang meradang

Kini
Tuhan menegurmu
dengan menurunkan pasukan tak kasat mata
virus corona dari negeri antah berantah

Tuhan menegur
manusia takabur
hamba kufur, iman luntur
kembalilah sebelum dikubur

Tuhan menegurmu
tanda sayang cinta-Nya, pada manusia makhluk mulia
agar pulang ke pangkuan-Nya
dalam dekapan dan bimbingan-Nya semata

Suara Hati di Masa Pandemi| 5

Wahai Tuhan Yang Perkasa
tarik pasukan-Mu dari dunia nyata
agar bangsaku jauh dari duka derita, jauh dari malapetaka
corona
teguran-Mu sungguh mengena di hati kami yang terlena

Suara Hati di Masa Pandemi| 6

Badai Pasti Berlalu

Membentang sajadah
Bersimpuh luruh
Hati teguh, tangan tengadah
Berharap karunia berkah barokah

Allah Tuhan hamba
Ikhtiar tiada sirna
Menguras keringat dan air mata
Memutar otak berdaya upaya, mengerahkan pikiran
mengusir corona

Allah Rabbku
Cukup sudah ujian-Mu buktikan kemahaan-Mu
Kau turunkan corona tak kasat mata
Namun melumpuhkan segalanya

Allah, jangan biarkan putus asa melanda
Jangan biarkan hati dan kalbu membeku
Jangan larutkan kami dalam tumpukan dosa
Karena prasangka Kau timpakan malapetaka tiada sirna

Suara Hati di Masa Pandemi| 7

Allah Rabbku
Tarik kembali pasukan handal-Mu
Virus corona yang merajalela, pandemi covid pembawa
petaka
Agar bumiku tersenyum merekah mewangi

Suara Hati di Masa Pandemi| 8

Terusik Corona

Semesta bertasbih
Alam senandungkan rindu
Angin menyapa dedaunan
Gemericik air segarkan suasana

Kembang bermekaran
Kupu bergandeng tangan
Kumbang mengisap sari madu
Semarakkan suasana pagi, indahkan semesta raya

Corona menyapa
Semburat merah terasa
Kelopak bunga menangis pilu
Semesta tak lagi merdu, hari-hari berubah kelabu

Senyum corona, sapa pandemi
Petaka merajalela
Derita membabi buta
Bahagia maya fatamorgana

Suara Hati di Masa Pandemi| 9

Enyahlah corona, jauhlah dari taman surga
Hengkanglah dari persada
Datangmu mengusik bahagia semesta
Bentangkan derita tiada ujungnya

Suara Hati di Masa Pandemi| 10

Raja Tak Bermahkota

Negeriku berkabut
Langit kelabu bergayut
Awan berarak menyelimut
Berselempang maut, nyawa siap dijemput

Geliat corona, awal petaka
Sepak terjang merajalela
Sebarkan gundah gulana
Merantai bahagia semesta

Corona
Raja diraja tanpa mahkota
Datangmu awal bencana
Penghancur bahagia

Corona
Semesta redup
Tiada senandung nyaring
Semua terbungkam, terdiam dalam derita panjang

Suara Hati di Masa Pandemi| 11

Corona
Lepaskan mahkota derita
Hengkang dan enyahlah dari persada
Kembalikan wajah indonesiaku
Ayem tentrem kertoraharjo di pundahku

Suara Hati di Masa Pandemi| 12

Sadarlah

Angkara murka di mana-mana
Kejahatan merajalela
Korupsi di seluruh lini
Aborsi kian menjadi

Kesombongan dibanggakan
Kebodohan ditampakkan
Harkat martabat digadaikan
Nurani dijualbelikan

Pasukan corona meradang
Pandemi menyebar malang melintang
Covid terbahak mengangkang
Menatang menyerang semua orang

Virus corona tak kasat mata, membungkam dunia
Melumpuhkan semua lini, sendi-sendi tiang negara
Porak porandakan hati nurani manusia tanpa sisa
Membuka mata dunia renta, hancur lebur tanpa daya: nista

Suara Hati di Masa Pandemi| 13

Sadar, bukalah mata
Lebarkan telinga
Buka hati nurani
Akui kehebatan pandemi

Suara Hati di Masa Pandemi| 14

Akan Menyerahkah Kita?

Hadirmu begitu mengejutkan tanpa bisikan
Hadirmu begitu menenggelamkan tanpa pertanda

Kau sematkan duka di ujung senja
Kala dunia sudah semakin renta

Berjuta warna kau pudarkan
Berjuta hati kau porandakan
Berjuta rindu kau tahankan
Berjuta mimpi kau gantungkan

Keresahan hati semakin menghimpit
Roda ekonomi semakin sulit
Derap langkah semakin sakit

Pandangan mata semakin sempit
Bangunlah wahai jiwa dan hati yang lara
Teruslah terjaga dalam segala nuansa dan suasana
Teruslah berjuang dan nyatakan genderang perang
Melawan corona yang kian mengembang
Agar diri tetap terjaga dan jiwa tetap terpelihara
Untuk mengembalikan hati yang cemas

Mengembalikan jiwa yang poranda
Mengembalikan rindu yang tertahan

Suara Hati di Masa Pandemi| 15

Mengembalikan mimpi yang tergantung
Dan …

dunia akan kembali tersenyum dalam kedamaian

Suara Hati di Masa Pandemi| 16

Setitik Cahaya

Setitik cahaya menelusup menuju ruang-ruang asa
Dia yang telah tega merusak budaya bangsa yang beradab

Hilangnya jabat tangan diakibatkan oleh dia yang
kasatmata

Dia telah merenggut kebebasan kita
Mengurung kita dalam sangkar emas

Dia yang mengharuskan kita menjaga jarak demi
keselamatan bersama

Dia merenggut kebersamaan kita yang melibatkan jiwa dan
raga

Dia yang juga membuat kita wajib memakai protokol
kesehatan

Di musim penghujan dia merajalela beranak pinak.
Dia datang tanpa diundang

Kepergiannya hal yang ditunggu-tunggu setiap insan
Dia juga mengajarkan kita untuk selalu menjaga kebersihan

Suara Hati di Masa Pandemi| 17

Gara-gara dia yang hanya setitik dan tak kelihatan tapi
mampu menggoroti tubuh manusia
Enam purnama telah berlalu
Desiran angin masih gemulai

Dia belum beranjak dari singgasananya yang sekarang
Hujan deras melanda bumi berharap si dia terbawa arus air

sampai ke dasar lautan
Seperti pelagi sehabis hujan, kepergiannya dari muka bumi

sangat dinantikan
Pelangi senja di bulan September adalah asa, si dia musnah

dan tak kembali lagi

Suara Hati di Masa Pandemi| 18

Lepaskan Belengguku

Mengapa engkau harus datang?
Dengan seenaknya merampas porakpondakan hidupku!

Apakah ada rasa iri adakah juga dengki?
Apakah ada rasa durjana memboncengmu?

Mengapa engkau harus datang?
Di saat cinta duniawiku terbang membumbung tinggi?

Gairah usia mudaku meledak pun harus terhenti?
Kau paksa jiwaku duduk diam terbelenggu, begitukah

maumu?

Mengapa engkau harus datang?
Apakah itu malah bentuk cinta dan kasihmu

Agar aku takjadi liar tanpa kendali
Melumat, merampas, dan aniaya sesama hilangkan kasih

Memuja kenikmati duniawi
Melampiaskan nafsu segala nafsu birahi
Hingga hilang jati diri dan rasa manusiawi

Dan takpernah lagi rasakan
Segarnya air suci sehari lima kali?

Mengapa engkau harus datang?

Suara Hati di Masa Pandemi| 19

Berita Kelam

Terpapar
Wajah kota mati
Pandemi menggunting mimpi
Sembunyikan wajah dalam topengnya

Angkot kosong
Masjid melompong
Sekolah bagai gerbong ompong
Wajah-wajah Bengong

Hampa
Tak percaya
Mahluk kecil porak-porandakan syahwat manusia

Dunia maya sibuk bercerita
Menuangkan berita kelam
Mimpi buruk mencekam

Curiga bertahta
Betapa kerdil
Betapa takut
Pada kematian

Suara Hati di Masa Pandemi| 20

Kini saatnya menjemput taubat
Hidup penuhi rahmat
Agar tak makin sekarat

Suara Hati di Masa Pandemi| 21

Ceroboh

Kau berjalan mendongak
bisu,

Busungkan dada berlagak dungu
Kau tunjukkan kesombongan semu

Kau pamerkan keperkasaan tipu

Kau telusuri lorong pasar dan mall
Kau tongkrongi warung dan restoran,

Kau anggap dirimu sakti,
Tak mempan virus dan bakteri

Wahai, orang-orang abai,
Tahukah kamu?

Covit 19 mengintai mu,
Menyusup dlm tubuhmu

Keegoisanmu
Bencana sanak saudaramu
Jika nyawa sudah terenggut,

Baru rasamu terhanyut,
Berendam dalam lautan sesal yang tak berujung.

Suara Hati di Masa Pandemi| 22

Terenggut Oleh Pandemi

Bencana datang bagai mimpi buruk
Kepedihan menghiasi sudut-sudut negeri
Ketakutan dan kegalauan saling berkejaran
Wajah lusuh seperti bayang senja menyelimuti

Ya Rabb
Gantikan kepedihan dengan kesenangan
Dinginkan resah jiwa dengan air keimanan
Sirnakan rasa takut dengan ketentraman
Sirami panas kalbu dengan salju keyakinan

Ra Rabb
Tuangkan dalam jiwa kedamaian

Sinari hati dengan cahaya-Mu
Sirnakan keraguan pada sang fajar
Berilah secercah sinar kebenaran
Hilangkan rasa takut yang mendera
Sehingga damai kembali menghiasi negeri tercinta

Dan badai segera berlalu

Suara Hati di Masa Pandemi| 23

Pelangi Kehidupan

Sayang lihatlah pelangi di waktu hujan.
Kau akan temukan keindahan perbedaan,
Pada warna- warna yang selalu berdampingan.

Tapi menciptakan suatu keindahan.

Betapa indah pelangi di waktu hujan.
Selalu mencerahkan langit setelah mendung yang

menghitam.
Begitu juga dirimu yang aku harapkan.
Selalu memberiku warna yang indah dalam kehidupan.

Semoga perbedaan pandangan dalam kehidupan.
Menjadi seperti warna pelagi yang memberi keindahan.

Pelangi selalu bersinar cantik walau di tiup angin kencang..
Itulah yang aku harapakan, engkau selalu jadi pelindung
dan memberikan kebahagiaan.
.
Di saat engkau lelah berjalan lihatlah pelangi sehabis
hujan.
Agar hidup dapat belajar meraih kedamaian.

Suara Hati di Masa Pandemi| 24

Corona Merajalela

Corona Oh corona
Kau makhluk tak kasat mata
Walau kucari dirimu dimanapun kau berada
Walau kucari sampai keujung dunia
Ternyata tak kutemukan juga
Tapi aku yakin kau tetap ada

Wahai Engkau Sang Pencipta
Tunjukkan hambamu cara tuk menghindarinya
Karena aku khawatir terlena dan tak waspada
Sehingga mudah diserang makhlukmu yang sangat

berbahaya

Corona membuat huru hara
Siapapun pasti takut dan akan menghidar darimu

Berbagai usaha telah dilakukan
Dengan menerapkan 3 M

Memakai masker dimanapun berada
Mencuci tangan setelah pergi kemanapun

Menjaga jarak dengan siapapun

Suara Hati di Masa Pandemi| 25

Nyanyian Jiwa

Jiwa lara tersentak mengharu biru
Corona

Merajalela menembus dunia
Sedih....kalut...takut

Inikah petanda bumi
Enggan berputar

Menyerah menanggung beban
Berat....sampai kapan

Rindu redam
Celoteh penuh makna
Telusuri relung jiwa
Tanpa pamrih...berkata kata

Rindu dendam
Lirih suara terdengar
Kadang hiruk pikuk menggema
Canda tawa pelipur lara

Suara Hati di Masa Pandemi| 26

Kujaring Matahari untuk Negeri

Mengapa engkau harus datang, corona?
seenaknya merampas ,porakpondakan gemerlap dunia

Adakah iri dengki membonceng kebengisan.

Mengapa engkau harus datang, corona?
Saat pecinta duniawi pesta pora luapkan gairah muda
Apakah gairah harus berhenti duduk diam terkunci.

Mengapa engkau datang, corona?
Apakah bentuk cinta kasih Sang Pujaanku?
Agar jiwa liar tanpa kendali, menjadi lembut penuh kasih
Barisan insan pemuja birahi , bergerak lurus laksanakan

perintah Ilahi
Corona!!!

Hidup harus barlanjut meski berganti tradisi
Kedatanganmu ubah komposisi warna pelangi

Kan kujaring cahaya matahari
Kugenggam, kusajikan bagi ibu pertiwi

Suara Hati di Masa Pandemi| 27

Tersadar

Ketika buih petuah tergelar
Mata sayu menghujam lunglai
Segala angkuh kian terpapar
Tirani kecongkakan tergeser damai
Satu mutiara nama makhluk-Nya
Kian dikenal pesona cakarnya
Melekat erat peluk badan bernyawa
Membisu menggulung menahan suara
Tersendat tercekat tanpa rasa
Hingga jatuh tersungkur bersujud kan kuasaNYA
Pecah tangisan aib menyelubung dada
Lari menerjang persembunyian
seolah makluk halus mengintai

Suara Hati di Masa Pandemi| 28

Sadarlah

Begitu lemah diri
Begitu bodoh angkuhnya
Terlewat sepenggal ilmu sederhana
Orang orang yang dianggap tak berilmu

Kini kembali khusuk berdiam diri
Mengejawantah tragedi yang membumi
Sembari asa dunia tak berarti dan kian menepi
Hanya kuasa sang Pencipta yang mampu merenggutnya
Terlepas dari kepala ketakutan manusia

Terpapar karenanya
Corona

Kala badan tak ada harap tuk bangkit
Kala mata terhalang dinding putih
Ketika mentari slalu dirindukan
Seolah mendung siaga menitikan

Suara Hati di Masa Pandemi| 29

Air Kepiluan

Haruskah tiada asa
Sedang sang Pengabul doa

Cemburu kan taubatmu
Lihatlah cerianya badan mungil menari

Di sela kerangkengan protokol
Ikhtiar bagi si penyayang diri, saudara kerabatnya

Lihatlah makhluk berseragam merah putih,
Biru dan abu abu bercengkerama dengan ilmu di huniannya

Dengarkan suara rintihan yang tetap bergelora para
pahlawan kesehatan

Walau pendek napasnya, dingin peluhnya,
Nanar berbinar air matanya

Hingga gelora rindu tlah mati rasa
Itulah doa tuk bumi pertiwi

Bukan janji ini lah kami
Asa kami
Rindu kami
Doa kami
Tuk Negeri

Suara Hati di Masa Pandemi| 30

Sahabat di Tengah Pandemi Corona

Corona
datangmu tanpa diundang
membuat dunia sedu sedan
gusar dan malang melintang
menutup semua akses kegiatan sosial

Corona
betapa dahsyatnya dirimu
membuat semua mata tertuju
dan bersatu padu bahu-membahu
untuk memotong dan memberantasmu

andai kau tahu
agar anak cucu, mata rantai serta epidemimu
terputus terpotong tanpa tinggalkan sesuatu di hadapanku

Corona
enyahlah
dari hadapan dan mataku
menjauhlah dari bangsa dan negaraku
agar kami sedunia tak mati kutu karnamu
(Datang Sahabat Setiaku)

Suara Hati di Masa Pandemi| 31

Dia yang selalu bersamaku
dikala suka dan dukaku
dikala lara dan sakitku

dalam rintihan dan tangisku
dalam pedih dan deritaku

dalam detak jantungku dalam embusan napasku
dalam nadi-nadiku
dalam jiwa ragaku

Sahabat
menghapus air mata dukaku
mengusap keringat letihku
menunjukkan kesalahanku
menguatkan kelemahanku

menopang kerapuhanku
menyembunyikan aibku
menutupi kekuranganku

Dia
mengobarkan semangatku

memotivasi hidupku
memompa semangat juangku
menginspirasi karya-karyaku

dialah sahabat sejatiku
(Meski corona belum berlalu, dia selalu mengirim WA

padaku)

Suara Hati di Masa Pandemi| 32

Corona, Segeralah Hengkang

Corona
hadirmu menggelisahkan dunia
membuat tatanan sosial porak poranda
melumpuhkan perekonomian sedemikian rupa

Corona
tiada belas kasihan
mati sudah sanubarimu hingga tak ada lagi
kasih sayangmu pada manusia
hingga kau lumpuhkan semua tatanan

Corona
kemana lagi kami harus berkaca
dari mana kami introspeksi untuk membenahi semuanya
yang telah lumpuh dan porak poranda tak beraturan rusak

semua
atau
kau ingin memberi pelajaran kehidupan manusia yang
selama ini besar kepala
yang telah lupa pada pencipta, yang memuaskan hawa
nafsu dan duniawinya
lutur budi pekertinya, rendah akhlaknya, bejat moralnya,
turun derajat:binatang

Suara Hati di Masa Pandemi| 33

Oh corona
jika kau sengaja diturunkan Tuhan,
jika kau memang pasukan handal untuk membasmi

kebusukan
untuk mengenyahkan segala kemunafikan dan kekotoran

tangan manusia: tipu daya
aku izinkan, aku ikhlaskan kau bersenda gurau dengan

kematian
mengambil nyawa putra terbaik bangsa untuk kau

selamatkan
dari deru debu dunia maya yang menjijikan

Corona
segeralah hengkang dari persadaku
terima kasih atas pembelajaran yang yang berarti
yang (mungkin) kau paksakan: sempat menggegerkan

kehidupan
selamat tinggal corona, selamat berpisah kau

melaksanakan tugas sebagai pasukan
sebagai kepanjangan tuhan tuk mengingatkan kami yang

selama ini penuh angkara murka.

Suara Hati di Masa Pandemi| 34

Warga Corona

corona kau menghancurkan semua rencana
bahkan sekolah pun jadi sasarannya

orang tua, anak muda, anak kecil kau jadikan semua tak
berdaya

tak lama semua orang akan memusnahkanmu
bye byeee corona

Suara Hati di Masa Pandemi| 35

Corona Merusak Dunia

Corona
Mengapa engkau datang ke bumi ini
Dan mengapa engkau menelan banyak korban

Pergilah dari bumiku secepatnya
Agar semua kembali normal

Suara Hati di Masa Pandemi| 36

Corona, Aku Tak Peduli

Corona,
Siapapun engkau, kami tak lagi peduli.

Karena hari ini
Kami sedang berdiam dalam diri,
Mencari tahu, siapakah kami sesungguhnya dalam tubuh

yang fana.

Suara Hati di Masa Pandemi| 37

Virus Corona

Corona..
Semenjak engkau berpijak di bumi ini
engkau membuat kami berdiam diri dalam rumah

corona...
cepatlah menjauh dari bumi ini

dan tak berpijak kembali..

Suara Hati di Masa Pandemi| 38

Cepatlah Kembali

Hai corona..
Engkau telah mengajarkan pengalaman baru bagi kami

Akan pentingnya menjaga kebersihan
menjaga diri, dan masih banyak lagi
Sudah cukup engkau mengguncang dunia
Semoga semua ini lekas membaik

dan dunia kembali seperti semula

Suara Hati di Masa Pandemi| 39

Corona Pembawa Sial

corona
siapa kau?
mengapa kau datang?
apa kau senang?
membuat orang kesusahan
menyebabkan penderitaan
sampai kapan kau ingin tetap berada di sini?
pergilah
dan jangan kembali lagi

Suara Hati di Masa Pandemi| 40

Corona Mematikan

Corona
Kecil bentuknya,
Mematikan dampakrnya
Tak kasat mata,
Namun bisa membawa ke alam baka

Itulah Corona,
Walau kutahu kau hanyalah konspirasi

belaka
Yang dibuat oleh para raja

Namun apalah daya
Kuhanya manusia yang hina
Dan tidak bisa berbuat apa apa
Lekas sembuh wahai sang Penguasa

Suara Hati di Masa Pandemi| 41


Click to View FlipBook Version