Purbalingga, 15 April 2021
Dengan hormat,
Saya ikut berpartisipasi dalam lomba membuat “Surat Untuk Kartini”. Semoga lomba ini
mendatangkan manfaat bagi saya dan bagi Pendidikan literasi Indonesia.
Pejuang sejati Kartini masa kini.
Waktu boleh saja berubah, tapi takkan diizinkan rakyat melupa akan sejarah. Takdir
memang membuat kita berpisah, tetapi bukan berarti mati langkah dan pasrah. Mencoba
bangkit melawan arus tantangan global. Zaman kian berkembang besar infrastruktur
teknologi pun semakin pintar. Ujian kini adalah ketangguhan belajar dan membangun
dengan tekun. Kami percaya bu, tiada seorangpun yang dapat menghalangi rencana
tuhan. Satu tahun sudah hidup berdampingan dengan makhluk kecil yang bahkan tak
berbobot satu gram. Ia meluluh lantakkan perekonomian, merusak pupulasi kehidupan.
Dampaknya kian merebak. pada akhirnya penduduk, sekolahpun ikut menghirupnya.
Kami semua sedang dihadang oleh kesulitan. Pegawai-pegawai berbondong-bondong
minta pesangon karena PHK, sekolah, toko bahkan masjid dan taman kota pun ditutup.
Bersemarak berita untuk dirumah saja Bu. Kami ini pelajar, angka kemalasan siswa
pun tak mau kalah. Bahkan banyak kabar tersebar,sekolah akan dimulai ketika virus
beranjak pergi dari bumi ini Lelah bu, hanya kata itu saja yang terucap dari bibir pejabat
negeri. Atas kebijakan pemerintah, sekolah tetap ada dengan media elektronika. Cerita
cerita perjuangan ibu ibu rumah tangga yang membangunkan anaknya untuk belajar via
onlinepun tak kalah penuh perjuangan. Dan bagi si siswa, ketika matahari Timur baru
saja menampakkan sinar jingganya, mereka harus menghadap layar. Segala aplikasi
online dibuat canggih sedemikian rupa agar siswa tak bosan belajar. Dan seringkali
ketika guru mengajak meet melalui layar, si wajah kasur pasti akan melanjutkan bunga
tidurnya. Hal itu yang membuat kami bersyukur, dahulu pernah sempat bertemu dan kini
masih bisa tegur sapa meski hanya sepintas layar belaka.
Menteri Pendidikan tak kalah memutar otaknya, beliau bahkan sampai merombak
kurikulum. Berbagai lembaga literasi ikut serta membangun semangat pelajar negeri.
Hampir sepekan, puluhan hingga ratusan perlombaan tersebar lewat media. Berbekal
semangat dan motivasi harapan, kami menyertakan diri berpartisipasi dalam perlombaan.
Tidak ada salahnya kita berusaha dan mencoba, hasil itu takdir dari Yang Kuasa. Kami
membuat karya karya dengan senang hati, virus ini tidak akan mengambil alih prestasi
kami.
Bu, kau ini wanita cerdas nan hebat. Bahkan bukti kecerdasanmu terkenang melalui
“Habis Gelap Terbitlah Terang”. Namamu dikenang sepanjang sejarah. Sukar sepertinya
untuk mewujdukan impianmu. Sedang wanita wanita lebih mengutamakan paras ayu.
Bukan buku ilmu yang mereka buru, tapi keberadaan salon kecantikan diseluruh penjuru.
Ada sebagian yang sudah paham dengan impian ibu dan memulai perjuangan. Melalui
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 95 — Lomba Menulis Kominfo 2021
iklan media sosial yang menghiasi siang dan malam, bahkan segala teknologi dan
pengetahuan manusia telah diintegrasikan masuk dalam perjuangan. Bahkan mereka
tidak tahu tolak ukur kemajuan bangsa lepas dari masalah itu. Kita lirik menuju perjuangan
para guru. Kau tahu bu, orang mulia seperti mereka bahkan tidak mendapat tunjangan.
Tak setimpal dengan perjuangan mereka mengabaikan panas terik, berbagai waktu dan
usaha, berkorban untuk negeri. Demi murid yang mereka sayangi, berharap bisa menjadi
penerus bangsa dengan prestasi yang menghiasi rumah demi rumah mereka sambangi,
walau hanya beberapa menit sudah sangat penuh akan arti.
Wahai ibuku, biarpun jazadmu kini telah mati, tapi jasamu masih terhirup oleh kami.
Kemarilah bu, lihatlah Indonesia yang tercinta ini. Pasti kau tak akan berdiam diri, tak
hanya berpangku tangan di rumah karena anjuran tinggal dirumah saja. Kami berharap
ada belas kasih dari pemerintah untuk mendengar jeritan kami. Semoga ada sekian biaya
dan beasiswa untuk mewujudkan mimpi dan perjuangan kami. Kami pelajar Indonesia
akan terus mengharumkan nama baik negaranya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, sekian dan terima kasih
Ainaya Rakhmaningtias
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 96 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Amanda Jananto
SMP Mentari Intercultural School Bintaro
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 97 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Serpong, 15 April 2021
Salam, Ibu Raden Ajeng Kartini
Pada surat ini, saya ingin berbagi pemikiran saya mengenai internet dengan ibu.
Saya pikir dengan adanya internet, banyak aktivitas manusia terbantu. Tetapi banyak
pula kerugian yang akan didapatkan jika tidak menggunakan internet dengan bijak.
Contohnya adalah saat para pelajar menimba ilmu sekarang, pandemi COVID-19 sedang
terjadi dan mengharuskan semua orang untuk tetap berada di dalam rumah. Hal ini
tentu menghambat proses pembelajaran para pelajar karena mereka tidak bisa pergi ke
sekolah untuk belajar secara tatap muka. Untungnya, ada internet yang memungkinkan
berlangsungnya proses pembelajaran dari rumah.
Selain itu, internet juga mampu memudahkan karya seni seniman lokal agar dikenali
oleh masyarakat luas. Sehingga, walaupun seniman tersebut tidak memiliki popularitas
yang begitu tinggi sebelumnya, berkat internet, ia mampu dikenal oleh banyak orang
dan karyanya pun mendapatkan banyak perhatian.
Contoh lain adalah jika dulu orang-orang rela kepanasan di bawah terik matahari demi
menjual barang-barang mereka, sekarang, dengan hanya bermodalkan gawai serta
dukungan dari jaringan internet yang bagus, mereka dapat berjualan dari dalam rumah
mereka yang juga dikenal sebagai online shoping. Hal ini memungkinkan konsumen
untuk membeli barang dari toko yang puluhan bahkan ribuan kilometer jauhnya dari
lokasi keberadaannya hanya dengan mengusapkan jari pada layar gawai mereka.
Sayangnya, dengan adanya internet, timbullah sifat malas pada banyak orang. Beberapa
pelajar yang harus belajar dari rumah menjadi kurang produktif. Materi yang diberikan
oleh guru-guru saat proses pembelajaran dalam jaringan (daring) dirasa lebih sulit
dimengerti dibanding materi yang diberikan pada proses pembelajaran luar jaringan
(luring). Hal ini dikarenakan banyaknya gangguan mulai dari suasana belajar yang berisik,
notifikasi yang muncul dari gawai, dan kurangnya motivasi untuk belajar. Akibatnya,
banyak pelajar yang justru meminta orang tua mereka untuk mengerjakan tugas-tugas
mereka.
Kemudian, para seniman bisa saja memalsukan keaslian karya-karya mereka dengan
menggunakan aplikasi-aplikasi yang dapat memanipulasi foto atau video. Pemalsuan
karya ini bisa berupa plagiarisme dengan cara mengklaim karya orang lain menjadi
miliknya dengan merubah beberapa detail pada karya yang diplagiatkannya itu.
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 98 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Mereka yang terlanjur jatuh cinta pada ide berbelanja dari balik layar justru menjadi
enggan untuk keluar dari rumah. Selain itu, kebiasaan berbelanja seperti ini dapat
menumbuhkan perilaku konsumtif pada konsumennya.
Tak hanya itu, jika kita mundur ke masa dikala pandemi COVID-19 belum ada, kita dapat
menyaksikan tren permainan tradisional yang rasanya sudah mulai redup. Anak-anak
zaman sekarang lebih suka memainkan permainan yang ada di gawai mereka dibanding
permainan tradisional seperti petak umpet, congklak, dan lompat tali. Padahal, cara
bermain mereka yang seperti itu dapat menyebabkan kram pada jari dan leher serta
pusing. Selain itu, menatap layar gawai untuk waktu yang lama juga dapat menimbulkan
masalah seperti rusaknya penglihatan.
Dengan keadaan seperti ini, saya berharap pemerintah dapat turut membantu untuk
membangun kesadaran publik bahwa penggunaan internet yang berlebihan itu tidak
baik. Pemerintah mungkin juga dapat mengajak masyarakat untuk menjadikan internet
tempat yang positif dan bermanfaat, bukan tempat diperolehnya berita-berita palsu
(hoaks). Selain pemerintah, saya juga berharap agar para orang tua di Indonesia
dapat lebih sering membiasakan anak-anak mereka bermain permainan tradisional
dan kebiasaan membaca buku daripada terus-terusan bermain gawai. Jangan biarkan
internet merusak diri kita untuk menjadi pribadi yang konsumtif, tidak sehat, dan tidak
jujur.
Demikian yang dapat saya sampaikan kepada ibu. Semoga surat ini dapat diterima
dengan baik. Terima kasih.
Salam hangat,
Amanda Jananto
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 99 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Erpin Gora
SMPN 4 Nangapanda, Nusa Tenggara Timur
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 100 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kepada
Yth, Ibu R.A. Kartini
Di Tempat
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua…..
Berdasarkan pengalaman saya selama ini tentang baajar, bermain, dan berkarya di era
digital. Pada masa sekarang sangat berbeda dengan masa-masa dulu, dimana semua
orang belum mengenal peralatan peralatan yang canggih.
Pada masa sekarang semua sudah mengalami perkembangan dalam segala aspek
keidupan menjadi serba digital, salah satu contohnya ialah dalam belajar. Sebelum
COVID-19 yang melanda seluruh dunia pembelajaran yang dilakukan di sekolah-
sekolah dilakukan secara biasa-biasa saja. Pambelajaran takap muka yang dilakukan
di sekolah membuat saya sebagai murid sangat senang dan menerimanya. dengan hati
yang bahagia.
Saya sebagai saran Satu siswi dari SMPN 4 Nangapanda di Rajawawo (Flores Nusa
Tenggara Timur), merasa sangat prihatin dengan Firus yang sedang melanda seluruh
dunia ini.
Di sekolah, saya dan teman-teman sudah tidak lagi melakukan pembelajaran tatap
muka, tetapi kepala sekolah beserta guru-guru membuat pembelajaran baru bagi murid-
muridnya. Pembelajaran yang dimaksud adaran Pembelajaran secara online.
Kepala Sekolah meminta agar kami harus memiliki HP Android, tetapi tidak semua
orangtua yang mampu memberikan HP Android untuk anak-anak mereka, karena barang
tersebut memiliki harga yang sangat mahal. Banyak orang tua yang khawatir dengan
pembelajaran seperti itu. Karena mereka tanu hal tersebut akan sulit bagi mereka untuk
mengontrol anak-anakuya.
Ada orangtua yang mengerti dan ada juga orangtua yang tidak mengerti akan situasi
yang dijalani sekarang ini.
Hp Android saat in membuat orang tua risau karena harus membayar uang pulsa setiap
bulannya. Bukan saja orang tua, sava sebagai murid juga tidak bisa menerima keadaan
seperti ini, karena HP Android juga membutunican jaringan / data untuk mengerjakan
tugas sekolan. Sedangkan saya harus mencari jaringan ke mana-mana untuk belajar,
walaupun di kampung saya sudah mempunyai TOWER / jaringan, tetapi di saat hujan
turun semua sinyal atau jaringan menjadi hilang. Hal tersebut membuat saya sangat
kecewa sekali, karena itu saya sebagai pelajar meminta supaya dijalani Kembali sekolah
tatap muka seperti biasa agar semua siswa-siswi senang dan dapat berinteraksi Kembali
seperti semula
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 101 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Begitu juga dalam bermain seringkali saya merasa tidak nyaman dalam bermain karena
tugas yang terlalu banyak membuat saya jarang bermain di luar dan bertemu dengan
teman-teman. Terkadang saya jenuh untuk mengerjakan semua tugas-tugas yang
diberikan oleh guru dan orangtua, baik tugas dari sekolah maupun tugas di rumah. Tidak
ada waktu untuk saya dalam bermain selama ini. Karena pada pagi dan siang hari saya
harus belajar sedangkan sore hari saya harus membantu kedua orangtua untuk bekerja,
salah satunya ialah memasak di dapur. Hal tersebut membuat saya kecewa, karena
waktu untuk bersama dengan teman-teman tidak pernah ada. Adapun teman-teman
yang mau berkomunikasi dengan saya hanya dengan mengguna HP Android untuk
kepentingannya sendiri seperti: Bermain game, yang salah satunya adalan game online
seperti FreeFire yang sangat merugikan orangtua, karena game tersebut menggunakan
data
Berkarya dalam era digital saat ini sangat mempunyai pengaruh yang besar bagi
anak-anak yang ingin mengembangkan bakat dan kemampuannya. Dulu sebum
COVID-19 yang melanda seluruh dunia ini, saya salah satu anak yang mempunyai
bakat dalam bernyanyi. Seringkali saya melatih adik-adik untuk bernyanyi dengan baik.
Tidak hanya dalam banyanyi saya juga mempunyai bakat dalam kegiatan kerohanian
seperti mendampingi adik-dik untuk berlatih sekolah minggu (sekami) seperti menari
dan berdoa. Tetapi di saat sekarang semuanya ini terhambat karena COVID-19. Saya
selalu berusaha untuk bangkit Kembali, dengan menggunawan HP Android untuk
berkomunikasi dengan semua teman-teman saya. Oleh karena itu sedikit demi sedikit
saya bisa mengembangkan kembali bakat dalam berkarya dan juga bisa melakukan
semua kegiatan yang dapat barguna bagi dari saya sendiri dan semua orang.
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 102 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Hanifah Husna Azizah
SMPIT Bina Amal Semarang
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 103 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Semarang, 16 April 2021
Teruntuk Sang Penegak Indung Nusantara,
Raden Ajeng Kartini
Assalamualaikum Wr. Wb.
Apa kabar wahai Ibunda Indonesia? Izinkan aku memanggilmu Ibu, sebuah panggilan
yang tepat untuk sosok sepertimu.
Lihatlah, kini amat banyak mudi-mudi telah mendapat haknya, mendapat kesetaraan
dalam hal pendidikan. Ibu berani mematahkan pikiran orang-orang bahwa nantinya setiap
perempuan ujungnya menjadi ibu rumah tangga saja. Ibu tidak ragu memperjuangkannya
karena Ibu tahu bahwa sejatinya semua memiliki hak yang sama dalam mengejar cita-
cita dan mengenyam pendidikan yang tinggi.
Bahkan kini pun, kami masih tetap mengejar cita kami walau dunia sedang dalam kata
tidak baik-baik saja.
Kami seperti terbelenggu dalam rumah dan dunia memaksa kami tak bisa belajar secara
langsung. Bumi ini dikelilingi atmosfer gelap berupa wabah. Kemana-mana kami harus
mengenakan masker, membawa antiseptik. Sekolah ditutup, karyawan dirumahkan,
tempat-tempat ramai pun turut juga diberhentikan. Sejenak dunia ini rasanya seperti
mati.
Waktu memaksa kami untuk menempuh masa depan dengan jarak jauh. Kami hanya
dapat mengandalkan jaringan dan alat elektronik. Ibu tahu? Sekarang kami malah
memburuk dalam belajar, kami terlalu santai yang berujung malas. Materi tak ada yang
benar-benar dipahami. Kami terlalu terlena dan mengandalkan internet untuk menjawab
pertanyaan guru. Begitu susah lepas dari itu semua.
Mama kini jadi lebih sering mengeluarkan suara nyaringnya. Suaranya pasti selalu
menginterupsi kami yang malas mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah. Katanya,
kami ini hanya main handphone saja dan tidak belajar. Selama di rumah aku pun turut
mengalami itu semua, Bu. Siklus hidup yang dulunya berwarna kini perlahan menjadi
monokrom. Terus saja sama setiap harinya tanpa kemajuan. Ilmu tidak maksimal, yang
ada hanya rasa malas yang begitu besar.
Sering kupikirkan, kapan dunia ini membaik? Kapan sekolah kembali dibuka? Mutu
pendidikan negeri ini bisa-bisa merosot jika hanya mengandalkan pembelajaran melalui
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 104 — Lomba Menulis Kominfo 2021
daring. Jadi apa nantinya para penerus negeri ini? Bahkan tak jarang mereka juga
kesusahan akibat sinyal ataupun ekonomi karena tak mampu memiliki smartphone dan
sebagainya. Dan juga, beberapa guru tampak tak terbiasa dengan metode yang kini
digunakan. Tak semuanya paham akan teknologi yang kini berkembang pesat. Mengajar
melalui meeting online dan terkadang urusan paham tidaknya, tak lagi jadi beban.
Namun bu, di balik itu semua tetap saja ada hikmahnya. Hikmah yang terkadang tak aku
sadari.
Ibu harus tahu. Kami memang terbelenggu, tapi belenggu itu justru yang membuat
kami masih bisa bernafas hingga sekarang. Kami berada di rumah, karena rumah adalah
tempat yang tepat bagi kami berlindung dari wabah mematikan ini. Dunia di luar bisa
saja mati, tapi tidak dengan cita-cita kami.
Materi pembelajaran memanglah tidak sesempurna ketika kami pergi ke sekolah,
bertemu langsung dengan kawan dan guru. Namun apa yang dapat diambil? Kita bisa
menyempurnakannya dengan informasi secara digital. Kami menjadi terdorong untuk
maju demi tujuan di masa depan dengan lebih giat mencari kekurangan di setiap materi.
Mengandalkan internet memang menjadi kebiasaan, tapi bukan berarti kami hanya
sekadar copy paste. Kami juga membaca apa yang akan kami ambil, memahaminya
kemudian baru menjawab di kolom jawaban.
Mama yang sering bersuara itu demi kebaikan kami, terutama para perempuan agar kami
tak menjadi malas. Kami adalah calon ibu yang akan melahirkan penerus bangsa. Apa
jadinya jika seorang ibu yang dijadikan teladan malah bermalas-malasan? Apa jadinya
generasi nusantara nantinya?
Ibu, sampai detik ini dunia memang belum membaik. Tapi apa Ibu tahu? Jika kita bisa
menaati protokol yang ada pasti dunia akan lekas membaik. Pendidikan akan kembali
seperti dahulu kala dan sekolah dibuka. Kita harus bisa mengubah, bahwa dunia
monokrom bisa berwarna kembali.
Kondisi saat ini bukanlah penghalang untuk kami berkarya. Banyak sekali ajang
perlombaan yang kini diadakan secara online. Juga dalam situasi seperti ini kami bisa
menjadi inspirator bagi orang lain dengan media yang tersedia seperti smartphone.
Sering juga kami merasa malas, tapi aku tahu bahwa malas itu untuk dilawan bukan
dipelihara apalagi sampai menjadi kebiasaan.
Mutu pendidikan negeri ini harus tetap bertahan. Para pelajar haruslah bisa tetap
mempertahankan walau secara online seperti saat ini. Dengan apa? Buanglah rasa
malas yang ada, bertekadlah untuk berubah menjadi lebih baik. Jika kita bisa bertahan
maka saatnya untuk menaikkan.
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 105 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Pemerintah sepatutnya memberikan bantuan dan fasilitas menyeluruh terutama
kepada daerah terpencil, dimana mereka memiliki kekurangan dalam pembelajaran
online. Pemerintah harus bisa menyikapi ini agar nantinya mereka tetap bisa belajar
dan perjuangan pahlawan pendidikan juga tak akan sia-sia. Semua demi negeri tercinta.
Dapat kita ketahui Bu, bahwa disini yang bersemangat bukan hanya kami para siswa, tapi
guru pun juga begitu. Guru yang bersemangat dan sepenuh hati melakukan pembelajaran
pasti akan membawa gelombang positif bagi siswanya. Siswa akan cenderung tertarik
dengan materi yang dibahas sehingga mereka menjadi aktif. Guru pun jika bisa harus
tetap memaksimalkan pembelajaran layaknya ketika offline, seperti memancing anak
agar mau mengatakan apa yang belum dipahaminya.
Ibu, perjuangan Ibu demi pendidikan dan hak perempuan telah membuatku percaya
bahwa semua itu tak dapat dilupakan begitu saja. Aku harus bisa mewujudkan apa yang
telah menjadi cita-citaku dan membuktikan kepada dunia bahwa semua perjuanganmu
tidaklah sia-sia. Akupun tak akan berhenti disitu saja. Aku harus bisa berkarya yang
nantinya akan bermanfaat bagi negeri ini.
Perempuan haruslah terdorong untuk mengembangkan potensi dalam diri dan berkarir
bukanlah semata-mata demi keuangan dan ekonomi, tetapi harus bisa menjadi contoh
khususnya bagi calon pewaris negeri makmur ini. Sekian dariku, Ibu yang tenang di sana.
Doaku akan senantiasa terpanjat untukmu. Semua yang Ibu lakukan tak akan ada yang
pernah mengalahkan. Terima kasih Ibu,
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dari seorang putri Nusantara,
Hanifah Husna A.
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 106 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Izzati Naifah MArwan
SMPIT Nurul Ilmi Jambi
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 107 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Jambi, 15 April 2021
Kepada yang tersayang,
Bu Kartini, nun di Rembang sana
Assalamu'alaikum Bu Kartini...
Ibu apa kabar? Semoga, ibu mendapat tempat yang si ridhoi Allah yaa. Aamin.
Bu, aku bercerita sedikit mengenai kehidupanku di masa sekarang, boleh ya?
Cara belajar kami berbeda dengan cara Ibu belajar dulu, akhir-akhir ini kami belajar
secara daring. Eh, ibu tahu gak daring itu apa? Daring adalah suatu kegiatan yang
dilakukan melalui komputer. Zaman ibu dulu belum ada komputer kan?
Aku lumayan menyukai belajar daring, terutama kalau ada praktek melalui video, yang
bisa ku sunting semauku. Aku juga tidak perlu grogi untuk tampil di hadapan teman satu
kelas. Karena kalau ada salah, tinggal kurekam ulang, hehe. Selain itu, aku juga punya
waktu banyak untuk menghias catatanku, sehingga aku jadi lebih bersemangat untuk
mempelajari kembali pelajaran yang lalu-lalu.
Tapi tentu saja, ada juga yang tidak kusukai dari pembelajaran daring, yaitu guru yang
gaptek kalau mengajar. Gaptek adalah singkatan dari gagap teknologi. Jadi, setiap
ketemu guru yang gaptek, ribet deh urusan.
Selain belajar dengan teknologi, kami juga bisa bermain dengan teknologi. Terutama,
dengan ponsel genggam. Kita bisa menanyakan kabar orang-orang se cara berjauhan,
dengan meneleponnya atau hanya dengan mengirim pesan singkat, mengecek suhu dan
cuaca, membaca berita, mendengarkan musik, dan bermain seperti yang kubilang di
atas.
Aku lebih suka menonton youtube ketimbang bermain. Tapi, aku suka Minecraft yang
kadang kumainkan secara online bersama adikku. Aku bingung cara menjelaskan ini,
tapi rasanya itu kayak ibu lagi main gobak sodor bersama teman-teman Ibu, hanya saja
melalui layar telepon genggam.
Meski seru, aku masih dibatasi oleh Ibuku untuk bermain telepon genggam agar tidak
candu dan kesehatan mataku sehat terjaga.
Kemarin, aku menerima pesanan gambor digital. Disitu, orang-orang memesan lukisan
wajah mereka yang kugambar melalui ponsel genggamku tadi. Biasanya, aku memuat
hasil gambar digital-ku di akun instagram @zati art. Selain itu, aku juga menulis: cerpen
di laptop, sekedar untuk mengisi waktu luang. maupun untuk diikutkan dalam lomba.
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 108 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Lumayan kan Bu? Dulu, biasanya aku mendapat uang tabungan dari sisa mang jajan
yang diberikan kedua orangtuaku semasa sekolah tatap muka, kini aku sudah bisa
menghasilkan uang dari usahaku sendiri. Dari hasil pesanan gambar, mereka mau
membayar sebesar tiga puluh lima ribu rupiah. Kalau ada sepuluh orang yang pesan,
aku sudah dapat tiga ratus lima puluh ribu ru piah... Alhamdulillah.
Tapi saat ini, masih ada beberapa pesanan yang belum aku selesaikan, karena mulai
sibuk dengan tugas sekolah. Insyaallah akan aku selesaikan secepatnya. Doakan aku
ya Bu!
Doakan juga agar menteri pendidikan lebih memperhatikan potensi anak-anak remaja
Indonesia seusiaku. Karena sesungguhnya, kami sangat kreatif dan memiliki bakat-bakat
yang unik, banyak diantaranya tidak ada di zaman ibu. Contohnya gambar digital yang
lagi aku tekuni, video editing, storytelling, gambar animasi, menulis digital dan masih
banyak lagi. Kalau pemerintah mendukung karya kami, bisa jadi saat ini karya kami
sudah sampai di luar negeri, negara kita kan jadi lebih dikenal. Semoga kedepannya,
ada lebih banyak lagi pelatihan, lomba-lomba dan peluang lainnya untuk menampilkan
hasil karya dan kreatifitas kami. Dengan begitu, kami juga bisa mengembangkan bakat
dan hobi kami lebih lanjut.
Aku percaya, Indonesia adalah negara dengan potensi yang besar untuk maju, terutama
ketika pemerintah mendukung karya-karya kami. Kami juga akan memiliki semangat dan
tujuan yang lebih dalam berkarya, yaitu untuk mengharumkan nama bangsa dengan hal
yang kekinian tapi bermanfaat. Dengan karya kami yang tersebar luas dengan bantuan
dari pemerintah, dunia akan mengakui bahwa anak-anak Indonesia itu keren, Indonesia
itu hebat, dan kaya prestasi.
Bu Kartini, sebenarnya masih banyak hal yang ingin aku ceritakan, tapi kulanjutkan di
surat berikutnya saja ya, soalnya tanganku sudah capek. Terimakasih sudah membaca
surat danku.
Salam sehangat sup buatan Nenekku untuk Ibu
Ibu Kartini, pendekar bangsa
Dari Izzati Naifah Marwan
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 109 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Kania Ananda Putri
SMP Negeri 222 Jakarta
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 110 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Jakarta, 16 April 201
Untuk Ibu Kartini,
Assalamu'alaikum wr. wb.
Ibu Kartini, namaku Kania Ananda Putri. Aku adalah seorang perempuan yang lahir pada
tahun 2007 dan kini berusia 13 tahun. Sekarang, aku sedang menduduki bangku kelas
7 SMP di Jakarta.
Aku ingin mengucapkan terima kasih pada Ibu. Berkat perjuangan Ibu dulu, aku dan
kaum perempuan dapat menempuh pendidikan hingga ke jenjang yang tinggi dan tidak
memiliki batasan dalam menuntut ilmu.
Ibu Kartini, perjuangan dan semangat Ibu dalam mendidik kaum perempuan berbuah
manis, banyak perempuan Indonesia menjadi sukses dan berhasil mencapai cita-citanya.
Ilmu yang Ibu barkan membuat para perempuan dapat belajar dan berkrend dengan
bebas.
Sekarang di tahun 2021, ilmu teknologi sudah berkembang pesat, Bu. Banyak perempuan
yang berpartisipasi untuk mengembangkan teknologi di negeri kita tercinta. Karena
perkembangan teknolog, cara belajar dan cara kami berkreasi pun menjadi beragam.
Salah satu perkembangan teknologi adalah internet. Lewat internet, aku dapat lebih
mudah mencari materi untuk belajar.
Saat masih SD dulu, aku berangkat ke sekolah di pagi hari untuk mencari ilmu. Aku
sangat bahagia karena dapat bersekolah, aku mendapat banyak ilmu dan dapat bermain
dengan kawan-kawanku di sekolah. Ibu Kartini, aku merasa nyaman saat berada di
kelasku, karena baik laki-laki dan perempuan dapat belajar bersama dan berbagi ilmu.
Kami menulis bersama, membaca bersama dan bermain kuis materi pelajaran bersama.
Karena perjuangan Ibu yang tidak kenal lelah, kaum perempuan menjasi setara dengan
kaum lelaki saat menempuh ilmu.
Tetapi aku sedih, karena pada tahun 2010 saat aku hendak lulus SD, datang sebuah
virus yang dinamai dengan COVID-19. Datangnya virus ini membuat masyarakat di
seluruh dunia melakukan lockdown atau berdiam diri di rumah karena virus C0cvD-19
menular dan telah dinyatakan sebagaI pandemi, sehingga kami semua harus tinggal di
rumah. Saat aku mendapter ke jenjang SMP pun harus lewat internet. Cara belajar kini
juga berubah, dari yang semula di sekolah menjadi belajar di rumah.
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 111 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Untungnya, teknologi sudah maju dan sudah diciptakan alat-alat sebagai sarana
untuk memudahkan komunikasi dan informasi, salah satunya adalah handphone. Pada
handphone, terdapat banyak sarana komunikasi dan informasi seperti WhatsApp,
Twitter, Facebook, Instagram dan lain-lain. Dengan handphone, kita dapat berkomunikasi
baik secara lan maupun tertulis, kita juga bisa berbicara dengan bertatap muka langsung
melalui handphone. Selain itu, banyak aplikasi lainnya yang bisa kami gunakan. Sangat
canggih kan, Bu? Jadi guru-guruku masih dapat mengajar melalui WhatsApp meski kami
semua diharuskan berdiam diri di rumah agar bisa mengurangi penyebaran COVID -19.
Metode belajar ini disebut metode PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh.
Meski hanya lewat PJJ, tapi sekarang aku sudah akrab dengan kawan-kawan baruku
di SMP. Kalau dulu, aku bermain dan berkomunikasi dengan kawan-kawanku secara
langsung, kami bersepeda, bermain di taman dan lain-lain. Kalau sekarang, aku bermain
dan berkomunikasi dengan kawan-kawanku hanya melalui sarana komunikasi yang ada
di handphone.
Tahukah Ibu? Sangat bosan rasanya karena harus sering berada di dalam rumah.
Bahkan terkadang aku menjadi malas untuk belajar. Tapi mengingat perjuangan Ibu
dalam memberikan ilmu untuk kaum perempuan membuat aku menjadi termotivasi.
Aku berpikir dulu zaman Ibu, kaum perempuan masih sulit untuk mendapatkan ilmu,
namun di zamanku, di era digitalisasi sekarang, kami sangat mudah mencari ilmu dan
informasi melalu teknologi canggih saat ini. Pikiran inilah yang membuat aku menjadi
lebih semangat untuk belajar. Sekarang, kalau aku sedang merasa tidak mood belajar,
aku berusaha mengisi waktu dengan belajar walau hanya membaca beberapa lembar
buku atau mencari materi pelajaran di internet.
Pada saat pandemi ini, aku mencari kegiatan-kegiatan untuk mengurangi rasa bosan.
Setiap PJJ usai, aku selalu menggambar, membuat cerita di handphoneku dan menonton
film yang aku suka. Aku juga lebih sering mengikuti lomba-lomba melalui intemet seperti
lomba Matematika dari EMC Internasional, lomba puisi dari Badan Sastra, lomba cover
lagu perjuangan dari Baznas, lomba menulis surat dari KEMKOMINFO, lomba murratal
Al-Quran dari Baznas-LBIQ dan lain-lain. Di beberapa lomba, aku berhasil meraih juara,
tapi sebagian lainnya masih belum berhasil. Saat belum berhasil, rasanya kecewa dan
sedih. Tapp, keluargaku selalu mendukung dan menghiburku yang membuatku kembali
bersemangat untuk ikut lomba lagi.
Oh iya Ibu Kartini, aku pernah masuk 10 besar dalam lomba menulis surat dan mendapat
hadiah. Dari hadiah itu, aku membel alat untuk menggambar digital yaitu drawing pen
lewat toko online di internet. Rasanya sangat bahagia ketika usahaku berbuah manis
dan aku dapat membeli barang dari hasil jerih payahku sendiri. Sekarang, aku bisa
menggambar digital dan meningkatkan kemampuan gambar digitalku.
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 112 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Karera zaman sekarang sudah serba digital, aku membutuhkan kuota internet supaya
lancar dan tidak mengalami hambatan baik saat PJJ, saat lomba atau saat aku sedang
menggambar, menonton dan melakukan kegiatan lainnya, Bu. kadang aku suka kesal
saaat sinyal internet di rumah ku sedang mengalami gangguan. Karena sinyal yang tidak
bagus, aku kadang hampir telat mengumpulkan tugas atau tertinggal materi pelajaran,
apalag kalau sedang di tengah pembelajaran tiba-tiba kuotaku habis.
Untungnya, pemerintah memberikan kuota internet gratis untuk para pelajar. Sehingga,
kebutuhan kuotaku saat PJJ terpenuhi dan aku juga dapat mengikuti laba-lomba di
internet. Tapi pemberian kuota internet berhent saat awal tahun 2011. Aku berharap
pemerintah dapat melanjutkan program untuk pemberian kuota Internet lagi supaya
bisa aku gunakan untuk PJJ dan lomba. Aku juga berharap supaya lomba-lomba
perbanyak supaya aku tidak bosan saat di rumah terus dan semoga pemerintah juga bisa
memberikan fasilitas tambahan seperti komputer atau laptop di perpustakaan sekolah,
sehingga lebih memudahkan kam sebagal palajar untuk menambah wawasan melalui
internet.
Oh iya bu Kartini, vaksin untuk pencegahan virus COVID-19 Sudah ada dan di takarta
sudah mulai vaksinasi pencegahan virus COVID-19. Para ilmuwan dapat menemukan
vaksin ini karena ilmu pengetahuan mereka yang hebat dan aku harap, aku dan warga
Indonesia juga dapat terus meningkatkan ilmu pengetahuan kami agar bisa selalu
mengharum kan nama Indonesia dan membuat lbu Kartini bangga.
Sekian surat dariku, Ibu Kartini. Terima kasih telah mendidik kaum perempuan sehingga
kaum perempuan dapat menjadi perempuan hebat yang tangguh seperti Ibu. Perjuangan
dan jasamu tak akan kami lupakan.
Dari pengagummu,
Kania Ananda Putri
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 113 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Kathrine Irawan
SMP Ignatius Slamet Riyadi Karawang
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 114 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Karawang, 15 April 2021
Untuk Ibu Raden Ajeng Kartini
Di hati semua masyarakat Indonesia
Salam hangat,
Nama saya Kathrine Irawan. Disini saya ingin bercerita tentang pengalaman saya dalam
belajar, bermain di era digital. Dikarenakan adanya pandemi dari 2020 sampai sekarang,
kita diharuskan untuk melakukan segala sesuatu secara daring. Proses pembelajaran
sudah tidak lagi di dominasi dengan pertemuan secara langsung, tetapi kita sudah bisa
berkomunikasi dengan menggunakan sebuah media teknologi, dengan pemanfaatan
aplikasi virtual meeting. Tidak hanya belajar, bermain dengan teman, berinteraksi
dengan sesama juga dilakukan secara daring. Kita saat ini dipaksakan untuk beralih
kebiasaan dalam dunia pendidikan dikarenakan adanya pandemi virus COVID-19 yang
menyebar ke penjuru dunia. Dan semua itu dilakukan selama setahun lebih. Walaupun
begitu saya tetap bersyukur karena dengan adanya pandemi saya menjadi lebih dekat
dengan keluarga, bisa melakukan banyak olahraga, lebih giat untuk mengambangkan
bakat saya di bidang desain dan saya tetap bisa berorganisasi dengan baik di OSIS.
Di saat pandemi seperti ini juga membuat saya lebih kreatif untuk mengadakan acara-
acara OSIS yang menarik dengan sebaik mungkin memanfaatkan kecanggihan teknologi
di era digital ini. Awalnya memang kami masih tidak terbiasa dengan kondisi era
digital ini, tetap kita tidak bisa berdiam diri dalam menghadapi kondisi ini. Kita harus
beradaptasi cepat dan menyesuaikan dengan teknologi yang sudah sangat canggih ini.
Saya sebagai orang awam juga sudah mulai terbiasa dengan teknologi saat ini, seperti
yang biasanya saya membuat poster di kertas, kini berubah menjadi membuat poster di
laptop menggunakan aplikasi yang tersedia. Sudah 1 tahun mayoritas dari kita melakukan
segala kegiatan di rumah. Hal ini membuat banyak orang mulai mencari alternatif untuk
mengisi waktu luang mereka. Begitu juga dengan saya yang sudah mulai bosan akibat
banyak menghabiskan waktu di rumah sejak awal COVID sampai sekarang. Salah satu
hiburan yang biasa saya lakukan untuk membunuh kebosanan adalah melukis, membaca
buku, membuat kerajinan tangan dari manik-manik dan banyak aktivitas lainnya. Salah
satu kegiatan yang saya sukai adalah bermain games online dengan teman-teman saya.
Namun, tentu saja penggunaan games online harus dibatasi. Jika tidak dibatasi, maka
akan menimbulkan kecanduan. Memang pada kondisi normal bermain dikhawatirkan
akan memberi dampak negatif apabila sampai kecanduan. Di masa pandemi ini selain
saya mematuhi protokol kesehatan, olahraga juga menjadi salah satu cara saya untuk
menjaga metabolisme tubuh, meningkatkan imunitas tubuh dan membantu membentuk
tubuh agar ideal. Biasanya saya melakukan olahraga badminton bersama kakak saya,
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 115 — Lomba Menulis Kominfo 2021
berjalan kaki, berlari, dan melakukan latihan fisik. Masalahnya, memulai rutin untuk
berolahraga pada masa pandemi juga tidak mudah, terlebih di masa pandemi godaan
menjadi kaum rebahan menjadi lebih kuat. Tetapi kita harus bisa melawan rasa malas itu,
karena menurut saya masa pandemi ini adalah saat yang tepat untuk memulai menjaga
kesehatan dengan berolahraga yang benar dan teratur.
Saya mempunyai cita-cita untuk menjadi model. Saya juga ingin agar bisa mewujudkan
cita-cita itu. Harapan saya untuk pemerintah agar bisa membantu dan mewujudkan
cita-cita saya adalah dapat mengubah sudut pandang masyarakat bahwa model
itu tidak harus putih, cantik, ganteng, dan tidak harus sempurna. Tapi keunikan dan
keberagamanlah yang membuat model itu dicari oleh banyak desainer dan menjadi
terkenal. Saya harap pemerintah bisa mengubah sudut pandang masyarakat terhadap
model. Mengutip dari katakata Ir. Soekarno “Barang siapa ingin mutiara, harus berani
terjun di lautan yang dalam”. Menurut saya ungkapan ini menyatakan bahwa siapapun
yang ingin mendapatkan sesuatu yang ingin diinginkannya, maka dirinya sendirilah
yang harus berusaha sekuat tenaga untuk mencapai keinginannya. Tidak ada orang lain
yang bisa membantu untuk mencapai tujuan kita, jika bukan diri kita sendiri. Begitu juga
dengan saya yang ingin menjadi model, saya akan berjuang dan berlatih agar dapat
menjadi model.
Saya juga berterima kasih kepada Ibu Raden Ajeng Kartini, seorang emansipasi wanita
yang sudah berjuang untuk menaikkan martabat wanita dan telah menjadi inspirasi
banyak wanita. Semoga engkau tenang di sana, dan kita sebagai penerus bangsa bisa
meneruskan semangat Ibu Kartini untuk memajukan Bangsa Indonesia di era yang
semakin modern ini.
Sekian dulu cerita dariku, senang sekali rasanya bisa bercerita denganmu.Semoga surat
saya dapat dibalas, saya tunggu balasanmu.
Anakmu,
Kathrine Irawan
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 116 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Keysya January Christy
SMP Negeri 266 Jakarta
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 117 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kepada Yang Tercinta Ibu R.A Kartini
Di Tempat
Salam hormat saya Keysya January Christy pelajar putri dari SMPN 266 Jakarta.
Ibu Kartini, kami pelajar putri dan bangsa Indonesia sangat membutuhkan sosok Ibu.
Karena sekarang ini, banyak pelajar atau banyak orang yang bicara tentang bangsa
dan masa depan secara pesimis, dibandingkan membangun ruang secara optimisme.
Rasanya tidak berlebihan Indonesia hari ini sangat butuh sosok Ibu, membutuhkan
perempuan yang sangat tangguh, hebat dan berani. Perjuangan Ibu tentang emansipasi
sudah selesai di negeri ini. Kesetaraan gender pun sudah tak ada masalah, karena
sekarang sudah ada para menteri perempuan seperti Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani,
Menteri Lingkungan Hidup Ibu Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak Ibu I Gusti Ayu BIntang Darmawati. Tapi sayang Ibu, hari ini
masih banyak orang yang menjadikan emansipasi sebagai ambisi bukan sikap. Ibu
Kartini mungkin perlu tahu juga. Bersamaan dengan itu semua, tidak sedikit pula para
perempuan hari ini yang terjebak kepada gaya hidup yang berlebihan, pandangan yang
menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup,
pada konsumerisme tak terbatas, yang kian menjadi jadi.
Ibu Kartini tahu tidak? Di jaman Era Digital dan canggih ni masih banyak kasus KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga), kekerasan seksual sangat menghantui kehidupan
para perempuan. Semua itu Ibu, angka-angka semakin meningkat terus. Sekarang ini,
makin banyak perempuan-perempuan yang melawan daripada membangun. Tak sedikit
yang berniat tapi tidak ada aksi. Sudah berjuang tapi menentang. Menurut saya Ibu, itu
semua terjadi karena kecintaan pada dunia yang berlebihan. Saat ini Ibu di Era digital
media sosial sudah seperti barang wajib yang harus dimiliki oleh setiap orang. Memang
tidak bisa dipungkiri jika media sosial menjadi platform yang menyenangkan untuk
mengisi waktu luang dan berguna juga untuk berkomunikasi dengan orang lain. Karena
media sosial banyak menyajikan berbagai informasi dan hiburan bagi penggunanya.
Penggunaan media sosial yang berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi
para penggunanya. Ibu Kartini banyak rekan-rekan sekolah dan saudara saudara
saya yang kecanduan dengan media sosial bisa berpengaruh buruk pada hubungan
dengan lingkungan, keluarga, atau dengan pasangan yang menyebabkan mengganggu
produktifitas hingga waktu tidur kita.
Selain itu menatap layar/ponsel/laptop dalam waktu lama akan berdampak pada
kesehatan mata. Saya yakin, dahulu kala Ibu Kartini berjuang untuk emansipasi pasti
bukan atas dasar pemberontakan perempuan terhadap kodrat keperempuanannya,
tetapi agar jangan ada anak anak yang kesepian atau merasa hanya punya “Ibu Semu”.
Karena ibu aslinya, menurut anak-anak adalah media sosial, internet.
Saya mau mengatakan kepada Ibu Kartini. Penting hari ini untuk mengingatkan saya
sebagai kaum wanita dan kaum Ibu. Bahwa introspeksi diri dan harapan harus selalu
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 118 — Lomba Menulis Kominfo 2021
ada. Karena itu sikap bukan ambisi. Maka transformasi emansipasi bukanlah untuk diri
sendiri. Tetapi lebih luas dari itu, untuk membangun harapan dan kemaslahatan bagi
banyak orang. Agar kaum perempuan menjadi tempat dan kesempatan menghidupkan
kembali solidaritas dan harapan di negara ini.
Harapan saya kedepannya para pelajar putri Indonesia dapat mengharumkan nama
Indonesia di macam negara.
Sekian dahulu surat dari Keysya January Christy.
Jakarta, 15 April 2021
Hormat Ananda
Keysya January Christy
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 119 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Khofivatul Hastutut
SMP Negeri 1 Palang
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 120 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Tuban, 13 April 2021
Untuk Pahlawanku
Ibu R.A Kartini
di Tempat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pada hari ini, tanggal 13 April 2021, kutulis surat sederhana ini dengan sepenuh hari dan
dengan pikiran saya yang tidak sempurna ini. Saya kehabisan kata-kata, bahkan wanita
di seluruh Indonesia juga tidak bisa mewakili rasa terimakasih kami Ibu, yang sudah
sangat berjasa untuk bangsa yang indah dan mempesona ini. Saya dan seluruh wanita
Indonesia tidak akan bisa mendapatkan hak kami sebagai wanita, tanpa kehadiran dan
perjuangan Ibu Kartini. Kami, kaum wanita tidak akan diberi kesempatan untuk menimba
ilmu. Tanpamu, kami tidak akan bangkit, kami akan kalah dan tertindas, serta tanpamu
kami tidak akan bisa mendapatkan hak yang layak. Karenamu, kami bisa menimba ilmu
di sekolah.
Dulu kaum wanita tidak boleh keluar dari rumah. Hanya boleh memasak ataupun
melakukan pekerjaan rumah lainnya. Akan tetapi dengan perjuangan dan kerja keras
Ibu Kartini, antara kaum wanita dan kaum lelaki diperlakukan sama dan dengan seadil-
adilnya.
Tetapi Ibu… Sekarang ini hidup berada di era teknologi yang super canggih. Seharusnya
mampu membuat dan menjadikan manusia lebih produktif dalam berkarya. Misalnya
dalam menghasilkan karya tulis. Tidak harus mengeluarkan buku, minimal kita mampu
menulis satu atau dua kalimat yang lebih bermanfaat dan mampu menginspirasi bagi
siapapun yang membacanya. Lebih-lebih kalau bisa menghasilkan buku, pasti ada
kebahagiaan tersendiri bagi siapa yang mampu melakukan itu. Akan rugi, jika kita yang
hidup di era teknologi yang super canggih ini bila tidak mampu berkarya tulis.
Ibu.. di era digital ini, saya merasa sangat kesulitan. Apalagi, saat ini hampir seluruh
lembaga pendidikan melaksanakan pembelajaran secara daring dn menggunakan alat
bantu yang namanya “handphone”. Lah, kebetulan saya punya handphone. Tapi, setelah
beberapa hari saya gunakan handphone itu rusak. Saya bingung, mau belajar pakai
apa? Dan akhirnya ada tawaran pinjaman tablet dari pihak sekolah. Meskipun itu bukan
handphone, saya tetap bersyukur karena bisa mengikuti pembelajaran secara daring
lagi.
Ibu… kita harus bisa memaksimalkan fungsi laptop atau sejenisnya yang kita punya untuk
berkarya apapun itu. Jadikanlah laptop atau sejenisnya untuk menanam dan berbagi
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 121 — Lomba Menulis Kominfo 2021
kebaikan. Percayalah apapun yang kita tulis itu tidak ada yang sia-sia, asalkan bernilai
positif atau bernilai guna.
Pemilihan mainan bagi anak di era digital ini juga sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kognitif, fisik, sosial dan emosional anak. Mainan elektronik seperti
yang saat ini lagi trend di dunia maya yaitu bermain game online, justru dapat
mengurangi pengalaman sosial pada masa awal anak. Ada juga mainan yang cocok
untuk perkembangan anak yaitu boneka, mobil-mobilan, alat memasak, puzzle, plastisin,
mainan huruf, sepeda roda tiga dan berbagai mainan tradisional lainnya.
Ibu Kartini, saya hanya ingin memberitahukan bahwa di Indonesia ini sedang dilanda
kesedihan dan kecemasan karena pandemi COVID-19 telah menyerang negara kita
yang tercinta. Akibatnya, banyak tempat-tempat yang mengundang kerumunan ditutup.
Bahkan, sekolah-sekolah pun ditutup dan melaksanakan pembelajaran lewat daring.
Saya biasanya sekolah daring menggunakan banyak aplikasi diantaranya WhatsApp,
Google Classroom, Youtube jika disuruh nyimak video yang dikirim bapak atau ibu guru,
ada juga Microsoft Team digunakan untuk waktu ujian, dan berbagai aplikasi lainnya.
Kalau dibuat penilaian oleh guru menggunakan aplikasi Office 365 (Form Microsoft).
Meskipun demikian, saya tetap giat belajar.
Ibu.. saya berharap semoga bangsa Indonesia bisa menanggulangi situasi di era digital
ini dan bisa mewujudkan cita-cita nasional. Misalnya, menyediakan sarana pendidikan
yang memadai, memberikan biaya pendidikan gratis terhadap masyarakat yang
membutuhkan, menyediakan lapangan kerja yang luas dan lain-lain.
Ibu Kartini… maafkan kami yang mungkin hanya menghisap madu yang kau kumpulkan
dengan keringat yang mengguyur seluruh jiwa dan ragamu demi kami. Jasa dan
pengorbananmu menuntun kami ke jalan kesuksesan dan kebebasan untuk bermimpi.
Saya dan seluruh wanita Indonesia sangat berterima kasih kepadamu.
Sudah dulu, Ibu.. semoga Ibu tenang di alam sana dan ditempatkan di sisi-Nya, Aamiin…
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penerusmu,
Khofivatul Hastutut
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 122 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Ng Jing Wen
Ansvin School, Kepulauan Riau
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 123 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Batam, 15 April 2021
Kepada Yth.
Ibu Kartini (Wanita inspirasi saya)
di Tempat
Salam sehat untuk kami bu,
Wabah pandemi yang kami alami akhir-akhir ini membuat ruang gerak kami terbatas.
Tidak ada yang pasti kapan ini akan berakhir. Hal ini membuat seluruh siswa dan siswi
belajar dari rumah, tentu hal ini memberikan banyak dampak kepada kami. Entah kami
siap atau tidak untuk menghadapi ini.
Ibu Kartini, saat ini saya adalah salah satu dari sekian pelajar di Indonesia yang harus
belajar dari rumah. Situasi ini membuat saya berdiam diri dan menghabiskan waktu di
rumah. Hal ini tentu saja berat untuk saya hadapi. Saat saya ingin melepas kesepian
sebagai anak tunggal di keluarga saya, saya tidak berinteraksi seperti biasanya dengan
teman dengan leluasa. Sebelumnya, saya mempunyai begitu banyak teman untuk
berbagi cerita dan kesulitan yang saya hadapi dalam pembelajaran, namun sekarang
saya harus menjalankannya seorang diri.
Setiap kesulitan yang saya hadapi dalam belajar, sayang tanggung sendiri dan jikalau
saya punya keberanian lebih saya akan bertanya kepada guru. Situasi seperti ini
cukup berat untuk saya. Namun di sisi lain, situasi inilah yang mengajari saya untuk
menjelajahi dunia digital. Saya tidak menyangka bahwa saya bisa lebih fokus untuk
memahami materi-materi yang dijelaskan oleh guru melalui WhatsApp ataupun Zoom.
Meski terkadang koneksi internet tidak mendukung pembelajaran saya menjadi semakin
berinisiatif untuk mencari informasi tambahan dari aplikasi lain seperti google maupun
youtube di luar jam pelajaran. Hal ini membuat saya juga merasa semakin mandiri dalam
menyelesaikan setiap tanggung jawab sebagai seorang pelajar.
Sebagai seorang remaja, tentu saja saya memiliki hasrat untuk bermain. Di masa-masa
seperti ini saya banyak menghabiskan waktu bermain dengan menjelajahi dunia digital
melalui media sosial, walaupun terkadang saya ingin bermain dan bertemu langsung
dengan teman-teman tanpa jarak, tapi apalah daya, situasi tidak mendukung untuk saya
pergi ke luar. Keluarga saya cukup ketat mematuhi peraturan yang ditetapkan untuk
tidak pergi kemana-mana selama pandemi ini, terkadang saya harus curi-curi waktu
untuk bertemu dengan teman, janjian disuatu tempat walau hanya untuk sekedar
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 124 — Lomba Menulis Kominfo 2021
bersapa dan sedikit bercerita. Ketika bertemu pun kami memastikan tetap mengikuti
protokol kesehatan. Memakai masker dan mengunakan pembersih tangan, sudah
menjadi kebiasaan yang automatis kami lakukan ketika berkumpul bersama.
Situasi pandemi ini membuat saya mempunyai banyak waktu luang dan mendorong saya
untuk semakin menjelajahi dunia digital. Ini membuat saya sadar bahwa mengisi waktu
luang itu tidak hanya sekedar berkumpul bersama teman di suatu tempat tetapi bisa
juga mengisinya dengan kegiatan lain seperti, menonton video di youtube, membaca
novel dengan berbagai genre baik romantis, horror, thriller, ataupun kasus-kasus yang
belum terpecahkan lewat aplikasi yang diponsel saya.
Saya sangat menikmati waktu ketika membaca novel di ponsel. Ada kepuasan tersendiri
dibalik alur setiap ceritanya yang membuat saya terkagum dengan penulis yang
mampu membawa saya seolah-olah masuk ke dalam dunia ceritanya. Hal itu sangat
menginspirasi saya untuk bisa menjadi seorang penulis.
Saya ingin menjadi seperti orang-orang hebat yang mampu menulis cerita yang begitu
seru dan disukai banyak orang. Menurut saya itu sangat luar biasa, sampai suatu hari
saya memulai langkah untuk menulis diary tentang kehidupan sehari-hari saya. Saya
menemukan bakat terpendam yang mungkin tidak saya sadari selama ini bahwa saya
tertarik untuk menulis. Kemudian saya mencoba langkah selanjutnya dan memberanikan
diri untuk mulai menulis di sebuah aplikasi. Ketika pertama kali saya membagikan cerita
pertama yang saya tulis di laman aplikasi media sosial hanya segelintir teman dekat
yang tertarik untuk membaca cerita saya.
Oleh karena itu saya hampir menyerah, tapi keinginan saya untuk menulis lebih besar
daripada keinginan saya untuk menyerah. Maka dari itu, saya mulai tertantang menulis
kembali cerita-cerita berikutnya. Saya mencoba untuk mencari ide yang lebih cemerlang,
setelah saya membagikan cerita kedua, saya merasa begitu bahagia karena ada sekitar
empat ratus pembaca yang membaca cerita saya. Saat saya mendengar orang-orang
disekitar saya bilang “ceritamu bagus loh,” “kenapa nggak dilanjutin?” Jujur itu membuat
saya menjadi semangat untuk menulis cerita baru. Saya mulai merambah cerita ke genre
yang sedikit berbeda yaitu fanfiction, seperti sebelumnya ketika saya membagikan awal
cerita tersebut, tidak ada yang membaca.
Tetapi saat sudah sampai dipertengahan cerita, tiba-tiba saya melihat ada banyak yang
merespon tulisan saya. Karena mendapat begitu banyak dukungan, saya menjadi tambah
semangat untuk melanjutkan cerita tersebut.
Sampai ceritanya sudah mencapai akhir, saya mendapat lebih dari delapan puluh ribu
pembaca. Tentu saja itu membuat saya bahagia. Namun saat ada yang membenci karya
saya, itu terkadang membuat saya sedih, berfikir apakah ada yang salah dari cerita yang
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 125 — Lomba Menulis Kominfo 2021
saya tulis. Tetapi saya selalu menyemangati diri sendiri sambail mendengar lagu yang
berjudul “manusia kuat” yang dinyanyikan oleh Tulus selain lagunya yang enak, arti dari
lagu tersebut juga begitu dalam.
Begitu lah cerita saya menjelajahi dunia digital selama musim pandemi ini. Saya belajar
bahwa situasi buruk tidak mampu menghentikan saya untuk bertumbuh selama saya
masih mempunyai keinginan. Hal ini mengingatkan saya akan slogan magic Ibu Kartini
“Habis gelap terbitlah terang”. Ternyata situasi pandemi yang awalnya terasa begitu
gelap membuat saya tampil lebih terang saat ini. Saya mempunyai skill dan pengalaman
baru dan menemukan diri terus bertumbuh. Terima kasih Ibu Kartini, sudah menginspirasi
begitu banyak wanita termasuk saya untuk terus bertumbuh dan berkarya.
Penggemarmu,
Ng Jing Wen
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 126 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Nimaz Cantika Maharani
SMP Muhammadiyah Lubuklinggau
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 127 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Lubuklinggau, 16 April 2021
Kepada Yth Ibu RA. Kartini
di Rembang yang damai
Assallammualaikum wr,wb
Dengan Hormat,
Ibu apa kabar? Saya harap Ibu semakin bahagia di sana ya. Kenalkan saya Cantika
sekarang saya duduk di kelas VII SMP Muhammadyah Lubuklinggau. Sejak pertama
masuk sekolah saya dan teman-teman sudah di haruskan melakukan kegiatan belajar
dari rumah melalui aplikasi gawai. Jujur awalnya saya merasa kesulitan karna saya
belum memiliki gawai untunglah pihak sekolah mengizinkan saya dan teman-teman
untuk mengambil soal di sekolah dan mengerjakannya di rumah.
Ibu, saat pandemi seperti ini mau tidak mau saya harus lebih kereativ untuk mengisi
waktu luang. Saya membantu mama menjahit kuncir rambut, juga membuat aneka
kerajinan tangan dari limbah sampah pelastik hingga menjadi wadah tisu, wadah botol
minum, dompet, juga tas.
Dari hasil kerajinan itu saya mendapat Juara Pertama dari daur ulang sampah saya
senang sekali karna hasil hadia dari lomba bisa membantu mama untuk membeli gawai
agar saya tidak kesulitan lagi untuk belajar.
Ibu, kadang saya suka sedih melihat mama saya bekerja dari pagi hingga sore semata
mata agar saya bisa terus sekolah hingga perguruan tinggi. Ibu, saya malu mengeluh
seperti kata Ibu sebagai perempuan kita tidak boleh lemah. Kita harus semangat
menjalanin apa pun rintangan. Saat saya sedang susah selalu mengingat ingat nasehat
mu yang dulu ku baca dalam buku habis gelap terbitlah terang dalam semboyanmu, aku
mau dua patah kata yang ringkas itu sudah berapa kali mendukung dan membawa aku
melintas gunung keberatan dan ke susahan aku janji tidak akan menyerah bu, saya akan
selalu semangat.
Sejak memiliki gawai saya jadi lebih mudah untuk belajar saya juga menggunakan gawai
untuk bermediasosial Ibu, zaman sekarang sudah sangat canggih apa-apa semua bisa
di akses di gawai apa-apa tinggal tanggal goglle itu membuat saya terlena hingga lupa
membaca buku padahal buku adalah salah satu kunci untuk kita mencapai ke suksesan
kegiatan saya setiap hari sejak pandemi ini adalah belajar secara daring, setelah itu
membantu menjada kedai kakak.
Dari kakak saya lah saya jadi tau cara memanfaatkan gawai dengam bijaj. Kata kakak
saya harus bisa memanfaatkan teknologi untuk memberi kemudahan dalam setiap
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 128 — Lomba Menulis Kominfo 2021
pekerjaan. saya sering melihat kakak saya mempromosikan dagangan es nya di media
sosial dan itu membuat jualannya semakin laris serta di kenal banyak orang.
Ibu, saya kagum dan bangga sekali dengan kakak saya meskipun dia perempuan dan
usianya masih muda dia sudah bekerja keras dia menjadi contoh teladan bagi saya
Saya juga ikut mempromosikan hasil kerajinan tangan saya di media sosial ternyata
banyak apresiasi yang saya terima dan itu membuat saya senang serta bersemangat
untuk terus berkarya.
Bagi saya Bu, waktu bermain saya adalah saat saya membuat kerajinan tangan.
Mengambil gambarnya dan memostingnya di media sosial. Saya sudah jarang berkumpul
dengan teman -teman karna pandemi. dan kesibukan saya ini, sebetulnya saya sedih tapi
saya berfikir saya tidak boleh membuang-buang waktu untuk hal yg tidak berguna.
Bu, Ini adalah pertama kali saya berani menulis surat untuk Ibu, tapi besar harapan saya
bahwa ini bukan yang terakhir. Saya senang bisa berbagi cerita dengan ibu walau saya
hanya mengenal Ibu dari tulisa, buku dan informasi yang kini dengan mudah dapat saya
temukan di internet.
Begitu banyak perempuan perempuan hebat dan sukses di Indonesia Ini bu semog saya
bisa menjadi salah satu nya. sayah selalu semangat untuk belajar, untuk masa depan
yang lebih cera, untuk Ibu, untuk Indonesia dan semua yang saya sayangi
Nanti kita sambung lagi ya bu saya mau belajar dulu, ohya bu selamat hari kartini ya bu
saya bangga menjadi perempuan Indonesia
Wassalammualaikum wr.wb
Hormat saya,
Nimaz Cantika Maharani
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 129 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Rauf Sayid Ahmad Saputra
SMP Negeri 5 Yogyakarta
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 130 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Yogyakarta, 14 April 2021
Ysb. R. A. Kartini
di Istana Keabadian, Ruang Sejarah Bangsa Indonesia
R.A. Kartini yang selalu menginspirasi,
Sudah sejak lama ingin saya torehkan pena ini, untuk sampaikan kepadamu kabar cucumu
ini yang sedang berjuang utnuk mengisi kemerdekaan demi tercapai cita-cita bangsa
Indonesia yang telah engkau mulai di masa lalu. Ijinkan saya, Rauf, memanggilmu eyang
wahai R.A. Kartini. Sejatinya engkau layaknya seperti eyang Rauf yang telah memberikan
pencerahan, inspirasi, dan teladan kepada kami cucu-cucumu, terutama di era modern
ini – era digital dimana informasi dan pengetahuan disajikan secara massif, serba cepat,
dan tidak terbatas ruang dan waktu.
Eyang Kartini, berjuta-juta untaian kata ingin Rauf sampaikan kapada eyang, sekedar
cerita tentang pengalaman belajar, bermain, dan berkarya yang telah cucumu ini lalui.
Berharap mendapat masukan, koreksi, dan arahan untuk meraih masa depan yang
lebih gemilang. Meski raga tak sempurna, meski fasilitas tak jua berada, Rauf yakin,
masa depan gemilang adalah hak setiap anak, termasuk Rauf sebagai bagian dari anak
Indonesia generasi penerus bangsa, sebagaimana yang telah eyang torehkan dalam
catatan sejarah untuk selalu berjuang untuk memperbaiki diri dan mengabdi untuk
negeri.
Eyang Kartini, saat ini Rauf berjuang tak patah arang meski hanya separuh penglihatan,
itupun tidak sempurna satu penglihatan lainnya sudah tidak berfungsi sejak Rauf
menginjak kelas 3 SD. Tak jarang cemoohan, cibiran, dan pandangan aneh dari
teman-teman harus Rauf terima Ketika mereka melihat Rauf dalam membaca harus
menggunakan tambahan alat bantu kaca pembesar, meski mata juga sudah memakai
kecamata. Yang bisa Rauf lakukan adalah menyimpan hal tersebut dalam sanubari,
mengubahnya menjadi bahan bakar untuk menyulut semangat dalam diri. Perjuangan
belum berakhir dan tak layak merasa kecil hati dengan semua anugerah lain yang diberi
Ilahi untuk menapakki dunia ini.
Masa-masa sulit ini pasti akan terlewati, perjalanan panjang di depan masih menanti.
Eyang Kartini, saat ini yang Rauf lakukan adalah mencari bekal sebanyak-banyaknya
melalui ilmu dan pengetahuan yang bapak dan ibu guru ajarkan disekolah. Tidak mudah,
menantang, dan butuh komitmen, itulah yang sedang Rauf hadapi. Pandemi global
COVID-19, mengubah cara-cara konvensional belajar dan mencari ilmu. Pembelajaran
disekolah diubah menjadi moda daring, mengharuskan semua siswa belajar dari rumah
dengan mediasi teknologi. Interaksi kelas menjadi interaksi virtual melalui ruang-ruang
online dunia maya. Setiap hari menghabiskan waktu didepan layar monitor untuk bersua
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 131 — Lomba Menulis Kominfo 2021
dengan bapak/ibu guru dan teman-teman. Eyang Kartini, pengalaman baru ini awalnya
sangat menyenangkan Rauf rasakan, namun seiring bergulirnya waktu banyak hal
yang terasa hilang dan terlewati begitu saja. Tak ada lagi kesempatan bermain dengan
teman-teman, bersenda gurau, mendengarkan keluh kesah dan cerita-cerita mereka.
Tak ada lagi kesempatan bercengkrama bersama saat menghabiskan waktu istirahat
dan mengunjungi ibu kantin. Tak ada lagi kesempatan melihat teman-teman berlari-lari
dan bermain bola di lapangan. Meski hanya melihat mereka berolahraga dari pinggir
lapangan, karena kondisi kesehatan yang oleh dokter, Rauf tidak diperbolehkan untuk
ikut bermain bola dan melompat-lompat kegirangan yang rawan dan dapat berakibat
fatal pada satu-satunya penglihatan yang tersisa. Namun melihat mereka lari kesana-
kemari dan menjadi wasit maupun penghitung skor saat mereka bermain sepak bola
maupun basket cukup membuat Rauf merasakan kegembiraan bermain yang juga
mereka rasakan.
Sekolah online ini membuat semua aktivitas pembelajaran tidak lagi sama dengan masa-
masa sebelumnya. Tanpa terasa, masa-masa SMP ini berakhir begitu saja. Baru kemarin
rasanya Rauf menapakkan dan menjalani hari-hari di sekolah. Hanya satu semester saja
bisa menghabiskan waktu disekolah. Hari ini Rauf sudah selesai menjalani Ujian Akhir
Daerah pengganti Ujian Nasional dan bersiap-siap mennyongsong jenjang Sekolah
Menengah Atas. Masa ini akan selamanya terkenang dan menjadi salah satu bagian
perjalanan sejarah kehidupan Rauf yang tak terlupakan. Menghabiskan masa SMP
hanya 2 Tahun dan menjalani proses pembelajaran di sekolah hanya satu semester, dan
menghabiskan sisanya dengan pembelajaran online. Banyak hal yang bisa Rauf petik
dari semua pengalaman ini dan juga tak lupa Rauf bersyukur untuk semua anugerah
yang telah tuhan limpahkan selama ini.
Syukur tiada terkira Rauf panjatkan atas kesempatan yang tuhan berikan bahwa
menjelang pandemi Rauf masih bisa ikut berpatisipasi dalam “The 2nd Global Youth
Leader Exchange Program”, atas undangan dari pemerintah provinsi Gangwon,
Korea Selatan dan hampir menghabiskan hampir 2 minggu di Korea Selatan. Suatu
pengalaman luar biasa yang membuka cakrawala dan wawasan kebangsaan Rauf,
menambah kebanggaan Rauf sebagai anak negeri dan memperkuat tekad untuk selalu
membanggakan ibu pertiwi.
Eyang Kartini, Rauf sadar tantangan anak bangsa, kedepan semakin kompleks. Andai
engkau tahu, bahwa bangsa Indonesia tercinta kita kini semakin bergerak maju dan
semakin diperhitungkan dalam percaturan dunia global, engkau pasti akan tersenyum
dan bangga perjuanganmu dan juga para pahlawan terdahulu membuat kami bisa
mengenyam semua kemewahan buah kemerdekaan ini. Rauf juga sepenuhnya sadar,
bahwa hari esok masih panjang, masih banyak yang perlu dibenahi, banyak hal yang
masih perlu ditingkatkan demi terwujudnya Indonesia yang adil Makmur, gemah ripah
loh jinawa untuk semua.
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 132 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Pandanganmu Eyang Kartini, sangatlah benar. Kunci utama pembebasan masa suram
ada pada pendidikan. Pendidikan untuk semua anak bangsa, putra dan putri, tanpa
kecuali. Pemerintah pun saat ini terus berjuang mendorong seluruh anak negeri untuk
dapat mengenyam pendidikan yang berkualitas. Berbagai inovasi senantiasa digali,
memfasilitasi putra-putri pertiwi untuk mengmbangkan potensi diri.
Eyang Kartini, Rauf harap masih ada kesempatan-kesempatan lain dimana Rauf bisa
berkirim surat kepadamu kembali. bercerita tentang banyak hal yang Rauf alami. Harapan
Rauf, kedepan semakin banyak kesempatan diberikan oleh pemerintah untuk anak
negeri mengembangkan kreasi dan potensi, menggali jati diri, dan membuka wawasan
nasional dan global. Fasilitasi perpustakaan yang memadai diseluruh pelosok tanah air
untuk membuka cakrawala dan pola berpikir yang kritis, program-program pertukaran
pelajar baik dalam negeri maupun luar negeri untuk membuka wawasan kebangsaan,
serta program melek teknologi untuk semua anak negeri sangat penting untuk dipenuhi.
Sebenarnya banyak hal yang masih ingin Rauf torehkan dalam surat ini, Eyang. Namun,
waktu juga yang membatasi. Doa Rauf semoga Eyang tenang di istana Keabadian Eyang.
Al-Fatihah tak lupa Rauf sematkan untuk Eyang. Eyang tidak perlu khawatir, kami akan
senantiasa melanjutkan perjuangan Eyang, mewujudkan Indonesia jaya yang berdikari.
Sampai bertemu di surat-surat selanjutnya Eyang R. A. Kartini.
Cucumu yang selalu mengaggumimu,
Rauf Sayid Ahmad Saputra
SMP Negeri 5 Yogyakarta
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 133 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Shelvy Eightiarini
SMP Modern Islamic School Surakarta
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 134 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Karanganyar, 16 April 2021
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam, Ibu Raden Ajeng Kartini. Saya Shelvy Eightiarini, seorang siswi difabel tunanetra
yang bersekolah di sekolah inklusi. Saya ingin bercerita mengenai pengalaman saya saat
belajar, bermain, dan berkarya selama ini.
Ibu, peradaban dunia maju secara sangat pesat. Mungkin kehidupan saat ini, sangat
berbeda jauh dengan zaman penjajahan dahulu. Sekarang, hampir semua kegiatan
menggunakan teknologi canggih. Hingga disebut sebagai Era Digital. Setiap harinya,
teknologi berkembang sangat cepat. Jika tidak mengikuti perkembangan, mungkin akan
tertinggal. Misalnya saja, hari ini baru mempelajari teknologi kemarin. Eh, hari ini sudah
ada lagi yang baru. Begitulah keadaan saat ini. Semua dikendalikan oleh teknologi.
Tapi, saya juga sangat bersyukur dengan adanya digitalisasi. Hal itu memudahkan saya
sebagai seorang difabel untuk berkegiatan.
Melakukan sesuatu secara mandiri, dalam belajar misalnya tanpa lagi perlu terlalu
merepotkan orang lain. Jika dahulu waktu ingin membaca materi di buku harus mencari
orang yang bisa melihat untuk membacakan, sekarang kami dapat melakukannya
sendiri, dengan cara men-scan buku tersebut, lalu akan dibacakan oleh bantuan screen
reader atau pembaca layar. Bisa juga dengan menggunakan e-book atau buku elektronik
dan audio book atau buku bicara. Pun dalam bermain dan berkarya. Kini, saya memiliki
lebih banyak teman setelah berkembangnya era digital. Teman bisa didapatkan di
mana saja dan dari mana saja. Bahkan teman dari luar negeri sekalipun. Ada beberapa
orang yang minta berkenalan, lalu akhirnya saling menyimpan nomor. Entah mereka
memang sedang ingin mencari teman, atau hanya memanfaatkan kesempatan. Karena
ada beberapa orang yang setelah berkenalan, ternyata hanya untuk menawarkan barang
dagangan atau bisnis online. Apapun niat mereka, akan tetap saya terima, asal itu tidak
merugikan.
Di era digital ini pula, saya dapat lebih mengembangkan potensi dan hobi. Saya sangat
senang dunia psikologi. Karena itu, saya mengikuti beberapa grup psikologi. Semakin
banyak grup yang saya ikuti, semakin luas pengetahuan tentang psikologi dan
pengalaman untuk bekal masa depan.
Dalam berkarya, saya suka membaca dan menulis. Untuk mengembangkan hobi,
saya mengikuti berbagai grup literasi dan komunitas menulis. Di sana, saya belajar
untuk menghasilkan karya yang baik dan hebat. Saya mulai membuat tulisan tulisan
untuk dilombakan ataupun untuk diterbitkan. Juga dalam bidang musik. Saya dapat
mengembangkan potensi dengan mendengarkan atau menyaksikan karya musik melalui
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 135 — Lomba Menulis Kominfo 2021
tayangan-tayangan di platform smart phone. Banyak cerita dan pengalaman yang saya
peroleh di era digital saat ini.
Bu, dengan majunya teknologi saat ini, seharusnya sudah tidak ada yang namanya
diskriminasi. Karena semua mempunyai kesempatan dan hak yang sama, semua
setara. Namun, masih saya temukan berbagai diskriminasi di sekitar. Saya pun pernah
mengalaminya. Maaf, bu, saya harus menceritakan ini. Saya tidak bermaksud membuat
sedih Ibu Kartini, saya sangat bangga dan berterima kasih atas perjuangan Ibu untuk
penyama rataan hak.
Saat itu, saya lulus SDLB dan ingin mendaftar ke sekolah umum atau inklusi. SMP-
SMP di kabupaten sudah saya datangi. Bahkan, saya sampai ke Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan di kabupaten. Saya, ditemani oleh ibu dan kakak memberanikan diri untuk
menuntut hak yang harusnya didapat. Semua SMP umum di kabupaten saya menolak.
Tidak bisa menerima saya menjadi siswa mereka, dengan berbagai alasan. Hei, zaman
sekarang sudah berbeda. Saya memanglah tidak bisa melihat dengan sempurna, tapi
saya memiliki kemampuan yang sama. Saya dapat mengikuti pembelajaran seperti
anak pada umumnya. Saya dapat memanfaatkan teknologi untuk menunjang belajar.
Penjelasan saya tetap tidak bisa mengubah keputusan mereka. Hingga akhirnya, saya
sekarang bersekolah di SMP inklusi swasta di kota sebelah. Saya diterima baik di sana.
Karena kota itu memang sudah menjadi salah satu kota yang inklusi. Saya pun ingin, di
kabupaten yang saya tinggali juga menjadi ramah difabel atau inklusi.
Sekian yang dapat saya ceritakan, bu. Saya berharap kepada pemerintah, semoga
lebih dapat memberikan kemudahan akses. Terutama untuk penyandang disabilitas.
Kami setara, tapi kami memiliki kebutuhan khusus. Seperti dalam pendidikan, dan
bahan bacaan. Saat ini, buku atau e-book yang dapat kami akses sangat sedikit apabila
dibandingkan dengan yang dapat diakses orang normal. Di Ipusnas pun, buku-bukunya
tidak dapat terbaca oleh pembaca layar. Semoga kedepannya dapat diperbaiki, lebih
akses untuk kami. Begitu pula dengan sarana prasarana lain. Pemerintah selama ini
sudah banyak membantu dan memberikan kemudahan. Semoga kedepannya lebih baik
lagi.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam toleransi,
Shelvy Eightiarini
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 136 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Syahla Marsha Sabilla
SMP BPI 1 Bandung
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 137 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Bandung, 14 April 2021
Kepada Pahlawanku,
Ibu Kartini
Di Jepara
Salam Kagum,
Ibu Kartini, perkenalkan nama saya Syahla, saya adalah salah satu siswi kelas 3 SMP
yang berumur 14 tahun. Saya sedang menempuh pendidikan di SMP BPI 1 yang terletak
di Kota Bandung. Saya bisa bersekolah dan memiliki kebebasan menuntut ilmu saat ini
tentunya karena perjuangan Ibu di masa lampau, saya harap Ibu bisa bangga karena
harapan Ibu untuk menjadikan perempuan pribumi yang lebih maju akhirnya tercapai.
Ibu, di zaman sekarang, pendidikan sudah semakin maju begitupun dengan teknologi
yang semakin berkembang pesat, wilayah yang dulunya disebut Nusantara kini telah
berubah nama menjadi Indonesia. Kemajuan pendidikan dan teknologi ini ternyata
berdampak besar pada kualitas ilmu yang akan dipelajari.
Dalam era digital ini, saya merasa telah diberi banyak kemudahan dalam belajar karena
bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Contohnya, dalam situasi COVID seperti ini,
nyatanya tidak menghalangi saya untuk terus belajar dengan tekun, dengan adanya
teknologi berupa alat elektronik dan internet, serta diluncurkannya aplikasi bernama
Zoom dan Google Classroom memungkinkan saya dan teman-teman saya untuk belajar
walaupun dari jarak jauh, ilmu yang saya dapatkan dalam daring ternyata tidak jauh
berbeda dengan ilmu yang saya dapatkan di sekolah. Atau dalam contoh lain, ketika
saya berada dalam situasi yang mengharuskan saya untuk belajar tetapi saya sedang
tidak ada dirumah, saya bisa tetap belajar diluar rumah karena saya memiliki buku paket
versi e-book, yaitu buku paket digital berbentuk file, sangat praktis bukan, Bu?
Dalam alat elektronik seperti ponsel atau laptop juga terdapat aplikasi berupa media
sosial. Dalam media sosial, saya bisa berkenalan dengan teman-teman baru, mungkin
di zaman ibu biasa disebut sebagai sahabat pena, tetapi sekarang lebih modern karena
dalam media sosial ini saya langsung berkenalan dengan orang baru tanpa harus
bertukar surat. Saya sudah memiliki banyak teman baru lewat media sosial ini, hal ini
sejujurnya dapat membantu saya untuk mengembangkan rasa sosial dalam diri saya.
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 138 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Tetapi memiliki sahabat pena sepertinya tidak kalah jauh menyenangkannya
dibandingkan dengan memiliki teman dari media sosial ya Bu? Saya pun tertarik untuk
mencobanya jika mesin waktu itu nyata adanya saya akan mencoba masuk ke zaman Ibu
dan merasakan bagaimana serunya menulis surat untuk sahabat pena.
Tidak hanya itu Bu, saya memanfaatkan kesempatan dalam era digital ini dengan menulis
cerita. Saat saya duduk di bangku SD, saya memiliki cita-cita untuk menjadi penulis,
maka dari itu saya memberanikan diri untuk menulis cerita dan mempublikasikannya.
Kemudahan yang saya dapatkan saat itu adalah kemudahan dalam mempublikasikan
cerita, jika pada cara konvensional biasanya dengan mendatangi langsung penerbit,
sekarang dengan mudah saya memperkenalkan karya saya kepada pembaca langsung
lewat berbagai platform, misalnya lewat aplikasi yang bernama wattpad.
Terlepas dari itu semua, saya rasa pemanfaatan dalam era digital ini masih bisa diperbesar,
misalnya dengan cara memunculkan sebuah platform digital yang berhubungan
dengan “kesehatan mental”. Sejujurnya akhir-akhir ini saya merasa kesehatan mental
saya sebagai pelajar menurun karena adanya dampak dari berbagai hal, mungkin
salah satunya dikarenakan situasi COVID yang membuat saya merasa terisolasi secara
sosial. Oleh karena itu untuk memaksimalkan pemanfaatan dalam era digital ini saya
selalu berharap agar suatu saat muncul sebuah platform digital dari Pemerintah yang
memfokuskan pelajar dengan bagaimana cara merawat kesehatan mental.
Ketika saya baca lebih dalam dari berbagai sumber, prevalensi gangguan mental
emosional pada remaja meningkat menjadi 9,8% dibandingkan pada tahun 2013 yaitu
6%. Angka ini membuktikan bahwa tidak sedikit pelajar yang rentan mengalami gangguan
mental seperti stress maupun depresi. Namun sayangnya, saat ini masih sedikit orang
yang peduli tentang kesehatan mental ini padahal kesehatan mental berdampak pada
kecerdasan dan kualitas pelajar itu sendiri. Oleh karena itu, saya berharap Pemerintah
lebih peka terhadap kesehatan mental para pelajar.
Kembali lagi pada pembahasan platform digital tadi, mungkin isinya bisa berupa panduan
bagaimana cara untuk bermeditasi, bagaimana upaya untuk tetap menjaga kesehatan
mental, suara-suara menenangkan yang cocok untuk belajar, konsultasi dengan psikolog,
atau mungkin bagaimana upaya untuk pulih dari penyakit-penyakit mental.
Saya yakin banyak sekali pelajar yang membutuhkan ini dan jika ini diluncurkan oleh
Pemerintah dalam negeri besar kemungkinannya untuk meminimalisir prevalensi
gangguan mental para pelajar di Indonesia dan menambah kecerdasan serta kualitas
pada para pelajar di Indonesia.
Saya rasa mungkin cukup sampai disini surat saya untuk Ibu, saya ingin mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu karena telah menyempatkan diri untuk
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 139 — Lomba Menulis Kominfo 2021
membaca surat ini, mungkin surat ini belum ada apa-apanya dibandingkan surat-surat
yang Ibu tuliskan terdahulu untuk kebebasan wanita yang masih terikat oleh adat, tetapi
saya harap surat ini dapat memiliki manfaat dan juga semoga saran dari saya dapat
membantu Pemerintah di Indonesia kedepannya ya Bu, jika ada kesalahan kata saya
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Salam dari saya,
Syahla Marsha Sabilla
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 140 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Sydney Ronaa Zorra
SMP Telkom Bandung
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 141 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Bandung, 13 April 2021
Yth. Ibu Raden Ajeng Kartini
d.a Panitia Lomba Menulis untuk Kartini
Biro Hubungan Masyarakat
Gedung Belakang Lantai I
Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 9
Jakarta 10110
Salamku kepada Ibu Raden Ajeng Kartini ku senantiasa mendo’akan semoga kebahagiaan
senantiasa meliputimu di alam surga sana.
Berbagai perjuangan yang telah engkau beri, berbagai usaha yang engkau ikhtiarkan
dan segala pikiran, harta benda yang engkau korbankan semoga menjadi ladang amal
kebahagiaan di sisinya.
Teknologi pendidikan di era dahulu dan sekarang begitu maju sangat pesat perubahan
dan informasi berjalan mengikuti perkembangan zaman tulisan dan ide.
Gagasanmu yang kau tulis dengan tinta dalam sebuah cita dan asa di masa depan
seakan menjadi warisan wasiat yang sangat berharga untuk kaum wanita yang engkau
perjuangkan. Sungguh mulia cita-cita mu sehingga kaum wanita memiliki hak dan
kesamaan gender dengan para kaum laki-laki.
Kaum wanita di zaman dahulu tidak mengenal pendidikan hanya mengerjakan pekerjaan
rumah saja. Karena perjuangannya kaum wanita bisa menguasai berbagai macam bidang
pekerjaan yang dimiliki kaum pria.
Tongak perjuangan yang engkau gaungkan menjadi tumbuh Kartini-Kartini muda yang
mampu berismpun dan bersaing dalam segala bidang pekerjaan.
Melihat ceritamu di berbagai buku membuatku teringat akan jasamu yang begitu berarti,
permainan zaman dahulu sangat tradisional dan sekarang zaman sudah semakin canggih
banyak anak-anak yang meninggalkannya.
Permainan digital dan teknologi yang terus berkembang membuatku tersadar walaupun
zaman sudah modern kita tidak boleh lupa untuk tetap menjaga dan melestarikan
permainan tradisional dengan cara mengajak teman-teman.
Aku suka bermain dengan mereka agar tidak lupa untuk tetap melestarikan permainan
tradisional permainan yang suka kami mainkan adalah engrang dan congklak hal ini
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 142 — Lomba Menulis Kominfo 2021
juga dapat membuat kita agar tetap melestarikan permainan tradisional dan tidak untuk
ditinggalkan.
Sebagai seorang siswa, saya suka melihat bagaimana cara berkarya di tengah pandemi
COVID-19.
Teknologi sekarang sudah semakin canggih dibandingkan pada zaman dahulu. Sekarang
kita bisa belajar banyak mengenai ilmu pengetahuan. Dengan adanya media sosial
seperti HP, laptop, dan komputer di masa pandemi COVID-19 ini kita banyak melakukan
kegiatan di dalam rumah. Bukan berarti kita hanya diam saja, di masa pandemi ini kita
harus berkarya yang bisa menumbuhkan semangat jiwa para pemuda.
Seperti jika ingin berkarya lakukanlah di waktu luang atau hari libur, karena banyak
waktu yang bisa kita lakukan. Kita bisa membuat pot bunga dari botol plastik agar
pencemaran sampah tidak terlalu banyak, mengadakan workshop untuk menambah
ilmu pengetahuan kita mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna. Misalnya
plastik kopi kita bisa mendaur ulangnya dengan cara merancangnya sebagai dompet
dan lain sebagainya.
Kita sebagai seorang pemuda harus memiliki keinginan untuk memajukan negara ini, kita
juga bisa mengajak pemuda-pemudi untuk berkarya.
Dengan teknologi yang semakin canggih, seharusnya kita juga lebih bersemangat
karena di zaman dahulu sulit sekali untuk para kaum wanita untuk menimba ilmu, namun
mereka sangat semangat untuk menuntut ilmu. Maka dari itu kita jadi harus memiliki
semangat yang tinggi untuk bisa berkarya di saat pandemi ini jangan lengah walaupun
virus ini terus merajalela.
Kita tidak boleh turunkan semangat kita, teruslah berinovasi dan jangan lelah untuk
berusaha memajukan masa depan yang cerah.
Setelah saya menyadari bahwa perjuangan Ibu R.A Kartini sangat besar, saya juga ingin
menjadi seperti dirinya. Cara saya untuk bisa menggapai cita-cita saya adalah saya harus
terus berinovasi dan semangat agar cita-cita yang saya inginkan bisa terwujud.
Semoga perjuanganmu akan selalu ada, dikenang dan diingat sepanjang zaman.
Demikian cerita saya selaku pemuda Indonesia menuliskan surat kepada R.A Kartini.
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 143 — Lomba Menulis Kominfo 2021
Kategori SMP
Zakia Fadisa Maharani
MTs Negeri 24 Jakarta Timur
20 Surat Terbaik untuk Kartini — 144 — Lomba Menulis Kominfo 2021