38 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... dampak pandemi COVID-19 khususnya di tempat dan fasilitas umum. Masyarakat harus melakukan perubahan pola hidup dengan tatanan dan adaptasi kebiasaan yang baru (new normal) agar dapat hidup produktif dan terhindar dari penularan COVID-19. Kedisiplinan dalam menerapkan prinsip pola hidup yang lebih bersih dan sehat merupakan kunci dalam menekan penularan COVID-19 pada masyarakat, sehingga diharapkan wabah COVID-19 dapat segera berakhir (Sampurno, 2020). Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru/cluster pada tempat-tempat dimana terjadinya pergerakan orang, interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang. Masyarakat harus dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi COVID-19 dengan beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat serta memberdayakan semua sumber daya yang ada. Peran masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penularan COVID-19 (risiko tertular dan menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan. Protokol kesehatan secara umum harus memuat Perlindungan Kesehatan Individu Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia dengan masuknya droplet yang mengandung virus SARS CoV-2 ke dalam tubuh melalui hidung, mulut, dan mata. Prinsip pencegahan penularan COVID-19 pada individu dilakukan dengan menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk tersebut dengan beberapa tindakan, seperti menggunakan masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang
Edukasi Penerapan Protokol Kesehatan pada Kedai... 39 lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan COVID-19), membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/hand sanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus), menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Jika tidak memungkinkan melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi dapat berupa pemba-tasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis antara lain dapat berupa pembuat-an partisi, pengaturan jalur masuk dan keluar, dan lain sebagainya. Selain upaya perlindungan diri dari luar perlu untuk meningkatkan pertahanan tubuh dari dalam, yaitu dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor risiko penyakit. Orang yang memiliki komorbiditas/penyakit penyerta/kondisi rentan seperti diabetes, hipertensi, gangguan paru, gangguan jantung, gangguan ginjal, kondisi immunocompromised/penyakit autoimun, kehamilan, lanjut usia, anak-anak, dan lain lain, harus lebih berhati-hati dalam beraktifitas di tempat dan fasilitas umum. Rumah makan dan Restoran merupakan tempat penyedia jasa pelayanan makanan dan minuman. Perlu adanya penerapan protokol kesehatan di Rumah Makan, restoran dan sejenisnya, yaitu bagi pelaku usaha wajib memperhatikan
40 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... informasi terkini serta himbauan dan instruksi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terkait COVID-19 diwilayahnya dan kebijakan pemerintah daerah setempat, menyediakan sarana cuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer di pintu masuk dan tempat lain yang mudah diakses pengunjung, mewajibkan setiap orang yang akan masuk untuk mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, mewajibkan pekerja menggunakan masker selama bekerja, memastikan pekerja memahami COVID-19 dan cara pencegahannya, melarang masuk pekerja dan pengunjung yang memilikigejala demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak nafas, dan/atau diare atau memiliki riwayat kontak dengan orangterkena COVID-19, melakukan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk, jika ditemukan pekerja atau pengunjung dengan suhu >37,3 oC (2 kali pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk, mewajibkan semua penjamah pangan atau pekerja yang kontak langsung dengan pangan agar mengenakan masker, sarung tangan, atau penjepit pada saat menyentuh pangan siap saji dan mengenakan penutup kepala dan celemek pada saat persiapan, pengolahan, dan penyajian pangan, menyediakan alat bantu seperti sarung tangan dan/atau penjepit pangan untuk meminimalkan kontak langsung dengan pangan siap saji dalam proses persiapan, pengolahan, dan penyajian, tidak menerapkan sistem prasmanan/buffet. Apabila menerapkan sistem prasmanan/buffet agar menempatkan petugas pelayanan pada stall yang disediakan dengan menggunakan masker serta sarung tangan, pengunjung dalam mengambil makanan dilayani oleh petugas dan tetap menjaga jarak minimal 1 meter. Semua peralatan makan wajib dibersihkan dan didisinfeksi sebelum digunakan kembali, menjaga kualitas udara di tempat usaha atau di tempat kerja dengan
Edukasi Penerapan Protokol Kesehatan pada Kedai... 41 mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk serta pembersihan filter AC, mengupayakan pembayaran secara nontunai (cashless) dengan memperhatikan disinfeksi untuk mesin pembayaran, jika harus bertransaksi dengan uang tunai, gunakan Hand sanitizer setelahnya, memastikan seluruh lingkungan restoran/rumah makan dalam kondisi bersih dan saniter dengan melakukan pembersihan dan disinfeksi secara berkala minimal 2 kali sehari (saat sebelum buka dan tutup) menggunakan pembersih dan disinfektan yang sesuai. Pengelola juga wajib meningkatkan frekuensi pembersihan dan disinfeksi (paling sedikit 3 kali sehari) terutama pada permukaan area dan peralatan yang sering disentuh/ dilewati orang seperti meja dan kursi di ruang makan, kenop/gagang pintu, sakelar, kran, tuas flushtoilet, toilet, meja kasir, mesin penghitung uang/kasir, lantai ruang makan, dan lain lain, menutup alat makan yang diletakkan di meja makan (sendok, garpu, pisau dibungkus misalnya dengan tissue), tidak menggunakan alat makan bersama-sama. Peralatan makan di atas meja makan yang sering disentuh diganti dalam bentuk kemasan sekali pakai/sachet atau diberikan kepada pengunjung apabila diminta, menerapkan jaga jarak dengan berbagai cara seperti: mengatur jarak minimal 1 meter pada saat antri masuk rumah makan/restoran dan sejenisnya, memesan, dan membayar di kasir dengan memberikan tanda di lantai. Bila memungkinkan ada pembatas pengunjung dengan kasir berupa dinding plastik atau kaca, pengaturan jarak antar kursi minimal 1 meter dan tidak saling berhadapan atau pemasangan partisi kaca/mika/plastik antar tamu di atas meja makan serta meningkatkan pelayanan pemesanan makanan dan minuman secara online atau delivery service atau drive thru, dan lain sebagainya (Kepmenkes 382, 2020)
42 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... Protokol kesehatan bagi pekerja rumah makan, yaitu memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum keluar rumah. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesak nafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila berlanjut, serta laporkan pada pimpinan tempat kerja, menggunakan masker saat perjalanan dan selama berada di tempat kerja; menghindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut, memperhatikan jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain, menggunakan pakaian khusus saat bekerja, menghindari penggunaan alat pribadi secara bersama seperti alat salat, alat makan, dan lain-lain, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, jika diperlukan, bersihkan handphone, kaca mata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan, saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, bersihkan handphone, kacamata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan, meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan PHBS seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit. Protokol kesehatan bagi pengunjung/konsumen yaitu memastikan diri dalam kondisi sehat sebelum berkunjung kerumah makan/restoran atau sejenisnya. Jika mengalami gejalaseperti demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan/atau sesaknafas tetap di rumah dan periksakan diri ke fasilitas pelayanankesehatan apabila berlanjut, saat perjalanan dan selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain, dan hindarimenyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
Edukasi Penerapan Protokol Kesehatan pada Kedai... 43 mengalir atau menggunakan hand sanitizer, saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah, membersihkan handphone, kaca mata, tas, dan barang lainnya dengan cairan disinfektan, meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan PHBS seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dengan tidur minimal 7 jam, serta menghindari faktor risiko penyakit. C. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan tinggi. Pengabdian ini dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa dilakukan dalam beberapa tahapan dan metode yaitu: 1. Tahap Persiapan Adapun tahap persiapan kegiatan meliputi: a. Survei Lokasi, bertujuan untuk menetukan wilayah kegiatan pengabdian masyarakat. Survei lokasi bekerja sama dengan Puskesmas Batu 10 untuk meminta data jumlah kedai kopi di wilayah Tanjung Pinang Timur. b. Pendataan dan identifikasi lokasi dan sasaran. Pendataan dan identifikasi lokasi dan sasaran merupakan kegiatan observasi ke kedai kopi sasaran pengamas, pendataan dilakukan terkait ketersediaan sarana prasarana dan penerapan protokol kesehatan c. Perumusan metode yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil observasi, dirumuskan metode pengabdian masyarakat yang akan diterapkan. 2. Rencana Kegiatan a. Menetapkan jumlah alat dan bahan yang dibutuhkan, berdasarkan kedai kopi yang ramai pengunjung dan tidak menerapkan protokol kesehatan.
44 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... b. Merencanakan model media edukasi yang akan digunakan. c. Merencanakan model Hand sanitizer sensor yang akan digunakan. d. Menyusun jadwal evaluasi penerapan protokol kesehatan setelah kegiatan. 3. Partisipasi Mitra a. Mempersiapkan hari pelaksanaan edukasi dan pemberian Hand sanitizer di lokasi kedai kopi sasaran. b. Memantau penerapan protokol kesehatan di kedai kopi sasaran. 4. Relevansi Kegiatan Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini diharapkan mampu membiasakan masyarakat untuk mengetahui protokol kesehatan dengan menyediakan media media publikasi protokol kesehatan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pengelola, pekerja dan pengunjung tentang protokol kesehatan Covid-19 serta membiasakan penggunaan hansanitizer sensor (touchless) dalam upaya merubah perilaku pengelola, pekerja dan pengunjung untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, terutama di tempat-tempat makan seperti kedai kopi. D. METODE PENDEKATAN 1. Pendekatan dengan media promosi kesehatan. Media promosi kesehatan seperti banner, poster yang mudah dilihat oleh pengelola, pekerja dan pengunjung yang diletakkan di lokasi kedai kopi. 2. Pendekatan aplikatif dengan memberikan alat yang bisa langsung digunakan, berupa hand sanitizer sensor (touchless).
Edukasi Penerapan Protokol Kesehatan pada Kedai... 45 E. PROSEDUR KEGIATAN Prosedur kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi tahap persiapan/perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. 1. Tahap persiapan/perencanaan kegiatan meliputi: a. Survei Lokasi, bertujuan untuk menentukan wilayah kegiatan pengabdian masyarakat. Survei lokasi bekerja sama dengan Puskesmas Batu 10 untuk meminta data jumlah kedai kopi di wilayah Tanjung Pinang Timur. b. Pendataan dan identifikasi lokasi dan sasaran. Pendataan dan identifikasi lokasi dan sasaran merupakan kegiatan observasi ke kedai kopi sasaran pengabmas, pendataan dilakukan terkait ketersediaan sarana prasarana dan penerapan protokol kesehatan c. Perumusan metode yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil observasi, dirumuskan metode pengabdian masyarakat yang akan diterapkan, seperti media publikasi dan promosi yang digunakan dan alat serta bahan yang dibutuhkan. 2. Pelaksanaan kegiatan a. Mengobservasi dan mengidentifikasi tempat-tempat makan yang aktif di Kecamatan Tanjung Pinang Timur, b. Melakukan edukasi tentang penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat makan dengan media promosi kesehatan, seperti leaflet, poster dan banner. c. Pemberian “alat Hand sanitizer sensor” pada tempat makan tersebut 3. Monitoring dan evaluasi kegiatan. Evaluasi kegiatan dilakukan secara berkala dengan melibatkan Puskesmas Batu 10 dan Pengelola Kedai Kopi.
46 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... F. HASIL KEGIATAN Hasil pengabdian masyarakat ini antara lain: 1. Observasi awal dan Perizinan lokasi penelitian ke Kedai Kopi. 2. Pelaksanaan kegiatan dengan memberikan media promosi yang berisi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 bagi pegawai dan pengunjung berupa banner, leaflet, brosur, pajangan (Gambar 1 dan Gambar 2) dan APD seperti masker, face shield dan sarung tangan. 3. Pemberian alat hand sanitizer sensor sebagai inisiasi penggunaan alat hand sanitizer yang aman untuk digunakan bersama (Gambar 3). 4. Evaluasi penerapan protokol kesehatan setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat.
Edukasi Penerapan Protokol Kesehatan pada Kedai... 47 Gambar 7. Media Publikasi Protokol kesehatan (Direktorat Promkes RI, 2020) Gambar 8. Pemberian Media Publikasi di Kedai Kopi
48 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... Gambar 9. Penjelasan Protokol Kesehatan dan Pemberian Hand sanitizer pada Pengelola. G. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kegiatan Pengbdian Kepada Masyarakat yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal: 1. Adanya peningkatan pengetahuan pengelola pekerja dan pengunjung tentang penerapan protokol kesehatan dengan membaca media promosi kesehatan yang terdapat di kedai kopi. 2. Pegawai dan pengunjung menggunakan alat Hand sanitizer sensor (touchless) yang aman untuk digunakan secara bersama.
Edukasi Penerapan Protokol Kesehatan pada Kedai... 49 Saran yang dapat diberikan ialah sebagai berikut: 1. Sebaiknya ada lembar observasi khusus yang digunakan untuk menilai kedai kopi/rumah makan sebelum dan sesudah dilakukannya pengabdian masyarakat. 2. Sebaiknya dilakukan evaluasi secara berkala setelah kegiatan pengabdian masyarakat tentang penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat makan. H. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kota Tanjung Pinang. 2019. Kecamatan Tanjung Pinang Timur dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik Kota Tanjung Pinang. Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. 2020. Kumpulan media adaptasi kebiasaan baru. http://promkes.kemkes. go.id/kumpulan-media-adaptasi-kebiasaan-baru. Diakses 31 Agustus 2020. Gugus Tugas Covid 19 Kepri. 2020. Statistik Data Covid 19 di Provinsi Kepualauan Riau per-3 Agustus 2020. https://corona.kepriprov.go.id/. Diakses 31 Agustus 2020. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Tanggal 19 Juni 2020 Redaksi Warta Rakyat. 2020. 19 Orang di Tanjung Pinang dinyatakan Positif Covid 19.https://wartarakyat.co.id
50 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... /2020/08/30/19-orang-di-Tanjung Pinang dinyatakanpositif-Covid-19/ . Diakses 31 Agustus 2020. Sampurno, M.B.T, T.C. Kusumandyoko dan M.A. Islam. 2020. Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat dan Pandemi COVID-19. SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-i 7(6) (2020), pp. 529-542, DOI: 10.15408/ sjsbs.v7i5.15210. FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Indonesia. 2020. Materi Edukasi. https://Covid19.go.id/edukasi/materiedukasi. Diakses 31 Agustus 2020.
51 Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 dengan Menjaga Kebersihan Tangan Menggunakan Hand Sanitizer Dispenser pada Pengunjung Wisata Pantai di Kota Tanjung Pinang Kepulauan Riau M. Yusuf. MF1 1Poltekkes Kemenkes Tanjung Pinang 1Program Studi D-III Sanitasi Email:[email protected]; poltanyusuf@poltekkes-Tanjung Pinang.ac.id Abstrak Berkembangnya wabah Corona Virus Disease-19 (COVID-19) di dunia hingga ke Indonesia, tentu sangat mengkhawatirkan seluruh lapisan masyarakat. WHO pun telah menetapkan pandemi yang terjadi sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia dan telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap pola dan adaptasi kebiasaan hidup masyarakat. Hal ini dikarenakan penyebaran COVID-19 dinilai masif dan sulit dikontrol, terutama pada penyebaran kasus di tempat-tempat publik atau aktivitas masyarakat yang tidak mengikuti protokol kesehatan. Salah satu pusat area yang dikhawatirkan menjadi daerah sebaran penularan COVID-19 adalah kawasan wisata pantai, khususnya di lokasi kawasan wisata Pantai Suntuk Tanjung Pinang. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran bagi pengunjung dan
52 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... masyarakat sekitar kawasan wisata pantai mengenai pola hidup bersih dan sehat, serta memfasilitasi penerapan teknologi tepat guna berupa alat Hand sanitizer dispenser sebagai instrumen pencegahan penyebaran COVID-19 dengan menjaga kebersihan tangan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mencakup 4 tahapan, yaitu (1) Survei lokasi dan penjajakan izin kegiatan; (2) Persiapan dan pemasangan media penunjang kegiatan; (3) Pelaksanaan kegiatan; dan (4) Monitoring dan evaluasi kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan di 3 lokasi kafe kawasan Pantai Suntuk berjalan dengan baik dan lancar, koodinasi dan kerjasama berbagai elemen pendukung dilakukan dengan kooperatif, dan antusiasme serta partisipasi pengelola kafe pantai dan pengunjung sangat baik. Dengan demikian, kegiatan ini telah memberikan manfaat yang besar dengan nilai evaluasi positif kebermanfaatan lebih dari 90%, sehingga diharapkan bagi pihak pengelola kafe kawasan pantai untuk tetap mengikuti protokol kesehatan, menyediakan, dan merawat fasilitas instrumen adaptasi kebiasaan baru dalam pencegahan penyebaran COVID-19 bagi pengunjung dan masyarakat. Kata Kunci: COVID-19, Hand sanitizer dispenser, wisata pantai Abstract The development of the Corona Virus Disease-19 (COVID-19) outbreak in the world even to Indonesia is certainly very worrying for all levels of societies. WHO has also declared the pandemic that occurred as a Public Health Emergency of International Concern and has had a very significant impact on the pattern and adaptation of people's living habits. It is because
Upaya Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 53 the spread of COVID-19 which is considered massive and difficult to control, especially in the spread of cases in public places or community activities that do not obey health protocols. One of the central areas feared to be spreading areas of COVID-19 transmission is local beach tourism areas, especially in the tourist area of Suntuk’s Beach, Tanjung Pinang City. The purpose of this community service is to educate and increase awareness for visitors and the community around the local beach tourism area by regarding a clean and healthy lifestyle, as well as by facilitating the application of appropriate technology in the form of a Hand sanitizer dispenser as an instrument to prevent the spread of COVID-19 by maintaining hand hygiene. This community service activity includes 4 stages, namely (1) location survei and exploration of activity permits; (2) Preparation and installation of media supporting activities; (3) Implementation of activities; and (4) Monitoring and evaluation of activity. The results of the implementation of activities in 3 cafe locations in the Suntuk’s Beach area went well and smoothly, the coordination and cooperation of various supporting elements was carried out cooperatively, and the enthusiasm and participation of beach cafe managers and visitors was very good. Thus, this activity has provided great benefits with a positive evaluation value of more than 90% usefulness, so it is hoped that the beach area cafe manager will continue to follow health protocols, to provide and to maintain new habit adaptation instrument facilities in preventing the spread of COVID-19 for visitors and the public. Key word: COVID-19, Hand sanitizer dispenser, local beach tourism
54 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... A. PENDAHULUAN Berkembangnya wabah Corona Virus Disease-19 (COVID-19) di dunia, hingga ke sejumlah wilayah di Indonesia, tentu sangat mengkhawatirkan seluruh lapisan masyarakat. Sejak diketahui pertama kali kasus Corona di Indonesia pada bulan Maret 2020 sampai sekarang, masyarakat hidup dalam ketidakpastian dan kekhawatiran terinfeksi penyakit tersebut maupun terkena dampak pandemik baik secara langsung maupun tidak langsung. Wabah COVID-19 ini menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Bahkan tercatat penambahan sebanyak ± 3000-4000 kasus setiap harinya, yang dikarenakan adanya penambahan kluster baru di tempat-tempat publik atau aktivitas masyarakat yang tidak mengikuti protokol kesehatan. Padahal Kementerian Kesehatan telah menerbitkan beberapa protokol penanganan COVID-19, antara lain: Protokol Komunikasi Publik, Protokol Kesehatan, Protokol di Area dan Transportasi Publik, Protokol di Area Institusi Pendidikan, Protokol di Pintu Masuk Wilayah Indonesia (Bandara dan Pelabuhan Nasional, PLBDN), Protokol dalam Lingkup Khusus Pemerintahan (VVIP), dan Protokol Isolasi Diri Sendiri (Kemenkes RI, 2020). Salah satu pusat area yang dikhawatirkan menjadi daerah sebaran penularan COVID-19 adalah kawasan wisata pantai. Pada kawasan pariwisata pantai, kegiatan yang menjadi aktivitas masyarakat lokal adalah budidaya, perdagangan, dan jasa yang telah menjadi bagian tak terpisahkan masyarakat, khususnya untuk keperluan rekreasi dan hiburan. Sebagai contoh, kawasan pantai yang ada di Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan. Pantai dan laut merupakan bagian yang tidak terpisahkan bagi masyarakat Tanjung Pinang dengan keadaan geografis yang dikelilingi oleh
Upaya Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 55 semanjung pantai. Pantai merupakan salah satu alternatif tempat hiburan bagi aktivitas demografi masyarakat di Tanjung Pinang. Salah satu pantai yang terdapat di Kota Tanjung Pinang, yaitu Pantai Suntuk yang berlokasi di Tanjung Ayun Sakti, Bukit Bestari, dimana pantai ini memiliki pemandangan yang cukup indah dan menghadap langsung ke landmark terkenal di Kota Tanjung Pinang, yaitu Jembatan Dompak, sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk berkunjung dan menikmati pemandangan yang ada di Pantai Suntuk. Di sisi lain, keberadaan Pantai Suntuk juga memberikan potensi dan peluang pelaku usaha, yakni dengan berdirinya banyak kafe di sekitar sempadan pantai. Keberadaan kafe-kafe tersebut menjadi alternatif bagi pengunjug untuk berkumpul dan bercengkeramah sambil menikmati pemandangan laut yang menghadap langsung Jembatan Dompak yang indah. Hal ini menjadi suatu kekhawatiran khususnya selama situasi pandemi yang sedang terjadi, dimana masyarakat dan pengunjung yang berkunjung kurang disiplin menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya yang dapat mengedukasi dan mengajak para pengunjung dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat, khususnya menjaga kebersihan tangan. Dengan demikian, kegiatan pengabdian masyarakat yang diperlukan bagi para pengunjung wisata Pantai Suntuk adalah edukasi dan aplikasi teknologi tepat guna alat hand sanitizer dispenser di gerbang masuk kafe sekitar kawasan Pantai Suntuk, sebagai bentuk antisipasi pencegahan penyebaran COVID-19 pada pengunjung dan masyarakat sekitar. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran yag kuat pada
56 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... pengunjung dan masyarakat sekitar Pantai Suntuk akan pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat, sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19, khususnya di wilayah kawasan wisata pantai. B. LANDASAN TEORI Novel Corona virus (COVID-19) adalah jenis virus baru penyebab penyakit saluran pernafasan. Virus ini bermula dari Cina. Novel corona virus merupakan salah satu keluarga dengan virus penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) (WHO, 2020). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernafasan akut seperti demam, batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan, pilek, hingga pneumonia ringan hingga berat. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus berat COVID-19 dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam (38oC), kesulitan bernafas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Kemenkes RI, 2020). Berdasarkan penelitian dan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui sentuhan fisik dan cairan batuk/bersin. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19, termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan manusia, ternak, hewan liar dan menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernafasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan
Upaya Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 57 pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat (Kemenkes RI, 2020). Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa Corona virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD), atas pertimbangan peningkatan kasus yang signifikan dari negara-negara yang melaporkan kasus. Saat ini di Indonesia telah terdapat beberapa kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19. Pada tanggal 12 Maret 2020, Menteri Kesehatan RI Dr. Terawan Agus Putranto telah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/ Menkes/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Corona virus (Infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya. COVID19 telah ditetapkan sebagai penyakit yang berpotensi mewabah di Indonesia, sehingga perlu dilakukan langkahlangkah penanggulangan termasuk aspek komunikasi penanganannya. Menyikapi situasi keganasan virus corona ini, BNPB menetapkan perpanjangan status keadaan darurat bencana wabah penyakit akibat virus Corona di Indonesia, terhitung sejak tanggal 29 Februari 2020 sampai dengan waktu dan keadaan yang stabil dan aman (BNPB, 2020). Kementerian Kesehatan telah menerbitkan beberapa protokol penanganan COVID-19, antara lain: Protokol Komunikasi Publik, Protokol Kesehatan, Protokol di Area dan Transportasi Publik, Protokol di Area Institusi Pendidikan, Protokol di Pintu Masuk Wilayah Indonesia (Bandara dan Pelabuhan Nasional, PLBDN), Protokol dalam Lingkup Khusus Pemerintahan (VVIP), dan Protokol Isolasi Diri Sendiri (Kemenkes RI, 2020).
58 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... Salah satu upaya pencegahan dalam penyebaran kasus COVID-19 adalah dengan menjaga kebersihan diri, khususnya kebersihan tangan dengan selalu mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer. Hand sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri. Menurut Diana (2012), terdapat dua hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan hand sanitizer spray. Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan, mengandung bahan aktif alkohol 60%. hand sanitizer spray merupakan pembersih tangan berbentuk spray untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan yang mengandung bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%. Penelitian Diana (2012) menyatakan, hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif dibandingkan Hand sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman pada tangan. Aplikasi hand sanitizer memiliki berbagai modifikasi dan pengembangan, salah satunya menggabungkan aplikasi dispenser dengan hand sanitizer. Hand sanitizer dispenser adalah salah satu bentuk modifikasi penggunaan antiseptik ke dalam suatu wadah yang dapat digunakan setiap saat, dimana isi dari dispenser tersebut berupa cairan hand sanitizer yang dapa dibuat praktis otomatis maupun manual, tergantung kebutuhan dan fungsionalnya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengaplikasikan Hand sanitizer dispenser sebagai instrumen kegiatan pengabdian masyarakat dalam membantu program pemerintah dalam mencegah atau meminimalisir penyebaran kasus COVID-19, yakni di area keramaian, seperti di wisata pantai lokal. Wisata pantai dapat diartikan sebagai wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam pantai beserta
Upaya Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 59 komponen pendukungnya, baik alami maupun buatan atau gabungan keduanya. Pada kawasan pariwisata pantai, kegiatan yang menjadi aktifitas masyarakat lokal adalah budidaya, perdagangan, dan jasa. Kegiatan budidaya bertujuan untuk memanfaatkan potensi alam atau komoditas lokal yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Berkaitan dengan menjaga kelestarian alam kawasan pariwisata pantai sehingga kegiatan budidaya yang berada di sempadan pantai tidak boleh menimbulkan dampak negatif dan memiliki koordinator pengawasan pemanfaatan ruang. Kegiatan budidaya yang berdampak negatif termasuk pembuangan limbah padat ke pantai, pembuangan limbah cair tanpa pengolahan ke pantai, budidaya pertanian tanpa pengolahan tanah secara intensif, pembangunan tempat hunian atau tempat usaha tanpa Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) (John O. Simond, 1978, dalam Sunaryo, 2013). Sementara pada kawasan pariwisata pantai untuk kegiatan perdagangan dan jasa menjadi prasarana penunjang kegiatan wisata. Kegiatan perdagangan dan jasa membutuhkan arahan yang jelas sehingga kegiatan operasional tidak mengganggu kegiatan wisata dan lingkungan. Ketentuan kawasan perdagangan dan jasa termasuk memiliki prasarana persampahan, air bersih, konstruksi bangunan tidak rentan terhadap salinitas, batas minimum 200 m dari batas titik pasang surut air laut, sesuai dengan kondisi lingkungan, tidak pada area laguna, KDB maksimum 60 %, KLB maksimum 4,8 serta ketinggian bangunan maksimal 8 lantai (Sunaryo, 2013). C. METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dimaksudkan sebagai panduan dan tata cara pelaksanaan kegiatan yang telah disusun, yang terdiri dari (a) bentuk
60 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... kegiatan; (b) waktu dan tempat kegiatan; (c) sarana dan alat kegiatan; (d) pihak-pihak yang terlibat; (e) kerangka pemecahan masalah; dan (f) realisasi pemecahan masalah. 1. Bentuk kegiatan Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan yakni berupa kegiatan edukasi pola hidup bersih dan sehat dan aplikasi teknologi tepat guna berupa alat hand sanitizer dispenser sebagai upaya dalam pencegahan penyebaran COVID-19 di kawasan wisata pantai. 2. Waktu dan Tempat Kegiatan Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam rentang waktu 2 bulan dengan 3 kali pertemuan pada hari yang berbeda dan disesuaikan dengan waktu dan kondisi yang optimal. Lokasi kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di lingkungan kawasan wisata pantai, tepatnya di 3 Kafe Pantai Suntuk, yang berlokasi di Haji Ungar, Tanjung Ayun Sakti, Kecamatan Bukit Bestari. Kegiatan dilaksanakan dengan durasi ± 2-3 jam, dimana sasaran kegiatan ini ditujukan kepada pemilik dan pengelola kafe Pantai Suntuk, pengunjung, dan masyarakat di kawasan Pantai Suntuk. 3. Sarana dan Alat Kegiatan Dalam proses pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini tentu tidak terlepas dari kebutuhan perlengkapan bahan, peralatan, dan sarana penunjang guna kelancaran pelaksanaan kegiatan. Adapun sarana dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan mencakup bahan dan media edukasi dan aplikasi alat tepat guna, diantaranya mencakup leaflet dan flyer protokol kesehatan, spanduk adaptasi kebiasaan baru, alat hand sanitizer dispenser, antiseptik, masker, lembar presensi, lembar evaluasi kegiatan, peralatan tulis, sarana dan alat dokumentasi
Upaya Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 61 (kamera dan handphone), serta sarana untuk penyusunan proposal dan laporan hasil kegiatan. 4. Pihak-pihak yang Terlibat Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanan kegiatan pengabdian masyarakat ini mencakup pihak internal dan pihak eksternal. Pihak internal terdiri dari tim pelaksana kegiatan meliputi 1 orang dosen dan anggota tim pelaksana (4 mahasiswa/i Prodi D-III Sanitasi), serta tim reviewer yang akan melakukan monitoring dan penilaian atas kegiatan yang dilakukan. Pihak eksternal yang terlibat yakni pemilik dan pengelola kafe Pantai Suntuk, Ketua RT setempat, pengungjung kafe, dan masyarakat kawasan wisata Pantai Suntuk. 5. Kerangka Pemecahan Masalah Adapun kerangka pemecahan masalah kegiatan dijabarkan dalam diagram alir berikut ini.
62 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... Gambar 10. Tahapan alur kerangka pemecahan masalah kegiatan 6. Realisasi Pemecahan Masalah Adapun realisasi tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi 4 tahapan, yakni (1) Survei lokasi dan penjajakan izin kegiatan; (2) persiapan dan pemasangan media penunjang kegiatan; (3) pelaksanaan kegiatan; dan (4) monitoring dan evaluasi kegiatan. Studi Pendahuluan 1. Perumusan masalah. 2. Kajian pustaka. 3. Pengenalan lapangan. 4. Penentuan tujuan. 5. Penentuan manfaat. Pengumpulan Data 1. Data primer: data sebaran kafe Kawasan Pantai Suntuk, lembar isian evaluasi kebermanfaatan 2. Data sekunder: desktripsi situasi, observasi lapangan, data pendukung literatur, dan studi kepustakaan Analisis Hasil Kegiatan 1. Survei, wawancara, dan pengamatan. 2. Persiapan sarana dan media kegiatan 3. Edukasi dan Simulasi alat 4. Monitoring dan evaluasi kegiatan Output Kegiatan 1. Kesimpulan 2. Saran 3. Rekomendasi
Upaya Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 63 Gambar 11. Tahapan realisasi pelaksanaan kegiatan pengabdian D. METODE PENDEKATAN Pendekatan kegiatan pengabdian masyarakat ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mendapatkan izin administratif dan kelancaran dalam pelaksanaannya, yakni mencakup kegiatan sebagai berikut: 1. Pendekatan yang dilaksanakan yaitu dengan meminta izin dan dukungan dari pihak birokratif administrasi wilayah tempat dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat, yakni dari Ketua RT dan RW serta pemilik kafe di area wisata Pantai Suntuk. 2. Melakukan advokasi dan koordinasi dengan pemilik kafe dan warung sekitar Pantai Suntuk.
64 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... 3. Menyusun perencanaan kegiatan termasuk jadwal kegiatan yang telah disesuaikan dengan surat tugas pelaksanaan dari institusi. 4. Melakukan pelaksanaan kegiatan. 5. Memonitoring dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan. E. PROSEDUR KEGIATAN Adapun prosedur kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi: 1. Survei lokasi dan penjajakan perizinan 2. Persiapan peralatan dan sarana penunjang kegiatan 3. Pelaksanaan kegiatan 4. Monitoring dan evaluasi kegiatan F. HASIL KEGIATAN Secara umum pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan berjalan dengan baik dan lancar. Partisipasi, kerjasama, dan bantuan dari pihak-pihak yang terlibat, baik internal maupun eksternal, dilakukan dengan baik dan kooperatif. Penjabaran hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan, yakni sebagai berikut: 1. Survei lokasi dan penjajakan izin kegiatan pada pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan baik dan sesuai dengan izin administratif wilayah tempat dilakukannya kegiatan, yakni pada area wisata Pantai Suntuk. Pemilihan kawasan Pantai Suntuk sebagai lokasi kegiatan pengabdian masyarakat ini dikarenakan beberapa alasan, diantaranya sebagai berikut : Akses ke lokasi mudah dijangkau, salah satu lokasi favorit tempat nongkrong masyarakat Tanjung Pinang, memiliki pemandangan yang indah menghadap langsung Jembatan Dompak, adanya sambutan baik dari
Upaya Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 65 Ketua RT dan Pemilik kafe untuk pelaksanaan kegiatan, dan belum adanya kegiatan pengabdian masyarakat di lokasi 2. Semua bahan, alat, sarana, dan media kegiatan dapat dipersiapkan dengan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan. 3. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan dengan baik dan lancar. Bantuan dan Kerjasama dari tim pelaksana berjalan dengan baik, dan sambutan serta antusiasme pemilik kafe Pantai Suntuk, ketua RT setempat, dan masyarakat sangat baik dan kooperatif. 4. Hasil monetering dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan memberikan nilai evaluasi kebermanfaatan yang sangat baik (>90%), dimana berdasarkan hasil evaluasi kepada 3 kafe Pantai Suntuk yang telah diberikan alat Hand sanitizer dispenser dan dilakukan pemasangan spanduk adaptasi kebiasaan baru memberikan respons yang baik terhadap pola kebiasan pengunjung, khususnya dalam menjaga kebersihan tangan. Selain itu, pemilik kafe juga terlibat aktif mengingatkan pengunjung untuk mencuci tangan terlebih dahulu dengan alat Hand sanitizer dispenser yang telah disediakan.
66 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... Gambar 12. Survei lokasi dan penjajakan izin kegiatan (Dok. Pengabmas) Gambar 13. Persiapan dan pemasangan sarana kegiatan (Dok. Pengabmas)
Upaya Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 67 Gambar 14. Pelaksanaan kegiatan (Dok. Pengabmas)
68 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3...
UpayaTabel 2. Penilaian Evaluasi KebermanfaNo. Indikator Analisis Situ1 Ketersediaan sarana mencuci tangan untuk pengunjung Terdapat wadah airmencuci tangan, tetletaknya tidak di pintu/gerbang masdan tidak praktis 2 Sarana protokol kesehatan dan adaptasi kebiasaan baru (spanduk, banner, atau umbulumbul) Tidak ada sarana prkesehatan dan adapkebiasaan baru maspandemi 3 Pemahaman pemilik kafe terhadap protokol kesehatan COVID-19 Belum maksimal kabelum memfasilitasprotokol kesehatan19 di kafe
a Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 69 aatan Kegiatan Pengabdian Masyarakat uasi Intervensi Penilaian r untuk tapi suk kafe Disediakan alat Hand sanitizer dispenser yang diletakkan di pintu/gerbang masuk kafe dan praktis Added useful value (100%) rotokol ptasi sa Disediakan spanduk adaptasi kebiasaan baru yang dilpasang di tempat yang langsung terlihat oleh pengunjung Added useful value (100%) arena si sarana n COVIDDiberikan flyer dan leaflet aturan protokol kesehatan COVID-19 bagi Added useful value
70 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prod4 Pemahaman pengunjung terhadap protokol kesehatan COVID-19 Masih banyak pengyang tidak menerapprotokol kesehatanberkunjung, sepertimenggunakan maskmencuci tangan 5 Keberlanjutan pemilik kafe untuk penyediaan dan pemeliharaan sarana protokol kesehatan Belum sepenuhnya dilaksanakan Total persentase nilai evaluasi kebermanfaatan
di D3... pemilik warung makan dan pekerjanya (90%) gunjung pkan n ketika i tidak ker dan Diberikan masker kepada pengunjung dan leaflet protokol kesehatan COVID-19 bagi pengunjung wisata dan rumah makan Added useful value (90%) optimal Melalui kegiatan edukasi dan penyediaan sarana, pemilik kafe menjadi lebih faham dan peduli Added useful value (90%) 94%
Upaya Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 71 G. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kegiatan Pengbdian Kepada Masyarakat yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal: 1. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan pada hakikatnya sebagai wujud dukungan tridharma perguruan tinggi terhadap pemerintah untuk mencegah penyebaran penularan COVID-19 di lingkungan sekitar, melalui kegiatan edukasi pola hidup bersih dan sehat kepada masyarakat dan aplikasi teknologi tepat guna berupa alat Hand sanitizer dispenser dalam menjaga kebersihan tangan. 2. Lokasi kawasan wisata pantai dinilai krusial sebagai lokus pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dikarenakan pantai dan laut merupakan bagian penting faktor geografis dan demografi masyarakat Tanjung Pinang. 3. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar. Kerjasama, koordinasi, dan bantuan dari berbagai pihak berlangsung dengan kooperatif dan lancar. 4. Hasil monitoring dan evaluasi terhadap penilaian kebermanfaatan pelaksanaan kegiatan memberikan nilai sebesar 94%. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan ini telah memberikan manfaat dan kontribusi yang besar bagi pemilik kafe dan pengunjung kawasan wisata pantai. Adapun saran dan rekomendasi yang dapat diberikan untuk penyempurnaan kegiatan terkait berikutnya, di antaranya adalah: 1. Perlunya memperluas jangkauan kegiatan edukasi PBHS dan aplikasi teknologi tepat guna alat hand sanitizer dispenser ke banyak kafe kawasan pantai di Kota Tanjung Pinang mengingat kegiatan yang dilakukan bersifat krusial guna pencegahan penularan COVID-19.
72 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... 2. Perlunya keberlanjutan kegiatan program sejenis lainnya di lokasi kegiatan, seperti pembentukan kader keamanan pencegahan penularan COVID-19 di pusat keramaian, penyediaan sarana screening pemeriksaan awal sederhana kepada pengunjung dan pemilik kafe, peniaian indikator standar warung makan/kafe bebas COVID-19, dan kegiatan terkait lainnya yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat H. DAFTAR PUSTAKA Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia. 2020. Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia Nomor 13.A Tahun 2020 (Jakarta: Direktorat BNPB), hlm. 1-2. Diana, A. 2012. Pengaruh Desiminasi Dokter Kecil Tentang Penggunaan Hand sanitizer Gel dan Spray Terhadap Penurunan Angka Kuman Tangan Siswa SDN Demakijo Gamping Sleman. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona virus Disease (COVID-19). Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Surat Edaran Nomor HK.02.01/Menkes/199/2020 tentang Komunikasi Penanganan Corona virus Disease 2019 (COVID-19) (Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2020).
Upaya Pencegaham Penyebaran COVID-19 dengan... 73 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Surat Edaran Nomor HK.02.01/Menkes/202/2020 tentang Protokol Isolasi Diri Sendiri Penanganan Corona virus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Panduan Pencegahan Penularan COVID-19 di Tempat dan Fasilitas Umum (Jakarta: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan, 2020), hlm. 2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Info Corona Virus. https://Covid19.kemkes.go.id/ category/ situasi-infeksi-emerging/infocoronavirus/#.X5QwLWg zbIU. [Diakses Oktober 2020]. Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan pembangunan Destinasi pariwisata. Yogyakarta: GAVA MEDIA. World Health Organization. 2020. Corona virus. https://www.who.int/health-topics/coronavirus. [Diakses Oktober 2020].
74 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3...
75 Upaya Pemenuhan Standar Rumah Sehat dan Mencegah Masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS) melalui Penggunaan Jamban Sehat Keluarga di Kelurahan Kampung Bulang Wilayah Kerja Puskesmas Melayu Kota Piring Kota Tanjung Pinang Tahun 2019 Veronika Amelia Simbolon1 1 Poltekkes Kemenkes Tanjung Pinang Email: veronika@poltekkes-Tanjung Pinang.ac.id Abstrak Kesadaran menjaga lingkungan yang bersih dan sehat pada sebagian masyarakat khususnya masyarakat yang berada di daerah Kelurahan Kampung Bulang masih kurang, hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang Buang Air Besar (BAB) sembarangan. Berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Tanjung Pinang, diketahui belum ada kelurahan yang ODF, terutama masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Sebagian masyarakat masih menjadikan laut sebagai septic tank raksasa, karena masyarakat berasumsi tidak perlu repot mengeluarkan biaya untuk membangun sarana pembuangan tinja yang semestinya. Membuang tinja sembarangan bagi masyarakat bukan menjadi suatu masalah karena selama mereka tinggal di daerah tersebut belum pernah mengalami permasalahan serius yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan sekitar, khususnya dampak kesehatan akibat Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Salah satu
76 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... upaya penurunan angka BAB sembarangan ini, dilakukan penyuluhan, pemicuan dan pembuatan septic tank sebagai percontohan di daerah Kelurahan Kampung Bulang, agar masyarakat mampu secara mandiri menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar, sehingga Kelurahan Kampung Bulang dapat mencapai daerah ODF. Kata Kunci: Septic tank, BABS Abstract Awareness of maintaining a clean and healthy environment in some communities, especially those in the Kampung Bulang Village area, is still lacking, this can be seen from the large number of people who defecate indiscriminately. Based on data obtained from the Tanjung Pinang City Health Office, it is known that there are no ODF villages, especially people who live in coastal areas. Some people still use the sea as a giant septic tank, because people assume that they don't have to spend money to build proper waste disposal facilities. Disposing of feces carelessly for the community is not a problem because as long as they live in the area they have never experienced serious problems caused by pollution of the surrounding environment, especially the health effects of open defecation (BABS). One of the efforts to reduce the number of open defecation is counseling, triggering and making a septic tank as a pilot in the Kampung Bulang Village area, so that the community is able to independently maintain health and the surrounding environment, so that the Kampung Bulang Village can reach the ODF area. Key word: Organic Waste, Liquid Organic Fertilizer
Upaya Pemenuhan Standar Rumah Sehat dan... 77 A. PENDAHULUAN Permasalahan air minum, higiene dan sanitasi merupakan tantangan sangat besar yang harus dihadapi Indonesia. Hasil Risert Kesehatan Dasar 2010 menunjukknan penduduk yang melakukan BAB numpang di tetangga sebesar 6,7%, menngunakan jamban tidak sehat 25% dan 17,7% BAB disembarang tempat (Kemenkes, 2010). Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah (i) setelah buang air besar 12%, (ii) setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, (iii) sebelum makan 14%, (iv) sebelum memberi makan bayi 7%, dan (v) sebelum menyiapkan makanan 6%. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47.50 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli. Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%, (Menkes RI, 2008). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau dikenal juga dengan nama Community Lead Total Sanitation (CLTS) merupakan program pemerintah dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan
78 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... sanitasi dasar berkesinambungan. Upaya sanitasi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 852/Menkes/ SK/IX/ 2008 yang disebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yaitu: Meliputi tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar mengelola limbah air rumah tangga dengan aman (Depkes RI, 2008). Perilaku BABS/Open Defecation termasuk salah satu contoh perilaku yang tidak sehat. BABS/Open Defecation adalah suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak – semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air. (WHO, 2010) Sanitasi, personal higiene dan lingkungan yang buruk berkaitan dengan penularan beberapa penyakit infeksi yaitu penyakit diare, kolera, disentri, penyakit cacing tambang (Mukerjee,2011). Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 1,1 milyar orang atau 17% penduduk dunia masih buang air besar di area terbuka, dari data tersebut diatas sebesar 81% penduduk yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terdapat di 10 negara dan Indonesia sebagai negara kedua terbanyak ditemukan masyarakat buang air besar di area terbuka, yaitu India (58%), Indonesia (12,9%), China (4,5%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), Nigeria (3%), Sudan (1,5%), Nepal (1,3%), Brazil (1,2%) dan Niger (1,1%). Hasil Riskesdas 2013 tentang proporsi rumah tangga berdasarkan penggunaan fasilitas buang air besar. Rerata nasional perilaku buang air besar di jamban adalah (82,6%). (Kemenkes, 2014). Menurut jenis tempat buang air besar yang digunakan, sebagian besar rumah tangga di Indonesia menggunakan kloset berjenis leher angsa sebesar 84,4%, plengsengan sebesar 4,8%, cemplung/cubluk/lubang tanpa
Upaya Pemenuhan Standar Rumah Sehat dan... 79 lantai sebesar 7,2%, dan cemplung/cubluk/lubang dengan lantai sebesar 3,7%. Berdasarkan tempat pembuangan akhir tinja sebesar 66% rumah tangga menggunakan tangki septik sebagai tempat pembuangan akhir tinja. Rumah tangga yang menggunakan tempat Saluran Pembuangan Akhir Limbah (SPAL) sebesar 4%, kolam/sawah sebesar 4,4%, sungai/ danau/laut sebesar 13,9%, lubang tanah sebesar 8,6%, pantai/tanah lapang/kebun sebesar 2,7% (Kemenkes RI, 2013). Sanitasi sebagai kebutuhan dasar manusia menuntut konsekuensi pemerintah untuk mendorong terpenuhinya kebutuhan tersebut. Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan untuk menuntaskan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menetapkan tarcapainya akses universal 100% air minum, 0% pemukiman kumuh dan 100% stop bebas buang air besar sembarangan. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan salah satu upaya untuk menuntaskan permasalahan sanitasi di Indonesia. Sampai saat ini tercatat baru 20,5% desa/kelurahan di Indonesia yang dinyatakan terverifikasi sebagai desa ODF (Open Defecation Free) Data sekretariat STBM pada tahun 2015 menunjukkan jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM sebanyak 18.339, sedangkan yang sudah Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebanyak 2867 desa/kelurahan. Kesenjangan pencapaian desa/kelurahan STBM disebabkan oleh belum semua petugas melaporkan hasil kegiatan di daerahnya. Total dari 9.738 tenaga kesehatan lingkungan yang terdaftar, hanya 4.285 tenaga kesehatan lingkungan (44%) yang melaksanakan monitoring kegiatan STBM sampai dengan tahun 2015.
80 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tanjung Pinang belum ada satu pun kelurahan yang sudah Open Defecation Free (ODF), terutama masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir sebagian besar membuang tinja langsung ke laut, sungai dan parit. Masyarakat pesisir menganggap laut, sungai dan parit sebagai septik tank raksasa yang aman, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membangun sarana pembuangan tinja yang semestinya. Kelurahan Kampung Bulang merupakan salah satu kelurahan dengan masalah sanitasi yang kurang baik, dimana masih ditemukan masyarakat yang melakukan praktik buang air besar sembarangan (BABS). Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat yang menyebabkan kondisi sanitasi di daerah tersebut kurang baik. Penduduk yang belum mengakses jamban sehat di Kelurahan Kampung Bulang terdapat 37 KK yang mana sebagian masyarakatnya masih melakukan praktik buang air besar sembarangan dengan cara mengalirkan pembuangan tinja langsung ke laut dan sungai/got/parit. Maka dari itu perlu dilakukan kegiatan penyuluhan dalam rangka mengedukasi masyarakat agar mau dan mampu menjaga kesehatan serta memicu masyarakat untuk menggunakan jamban keluarga yang aman dan sehat. B. LANDASAN TEORI Sanitasi lingkungan merupakan suatu upaya atau kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut mencakup: Pasokan air yang bersih dan aman; pembuangan limbah
Upaya Pemenuhan Standar Rumah Sehat dan... 81 dari hewan, manusia dan industri yang efisien; perlindungan makanan dari kontaminasi biologi dan kimia; udara yang bersih dan aman; rumah yang bersih dan aman (Bagja Waluyo, 2012). Salah satu upaya yang dilakukan untuk menciptakan sanitasi lingkungan yang baik adalah dengan mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat Terjangkitnya penyakit seperti diare diakibatkan oleh kebiasaan hidup yang tidak sehat. Kebiasaan yang dimaksud adalah tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, buang air besar atau kecil sembarangan, minum air yang belum dimasak secara benar dan lain-lain. STBM dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat dimana masyarakat sadar, mau dan mampu untuk melaksanakan sanitasi total yang timbul dari dirinya sendiri, bukan melalui paksaan. Melalui cara ini diharapkan perubahan perilaku tidak terjadi pada saat pelaksanaan program melainkan berlangsung seterusnya (Menkes RI, 2008). Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia anus sebagai sisa proses pencernaan makanan disepanjang sistem saluran pencernaan (Tractur Digestifus) (Suparmin Soeparman, 2002). Manusia sebagai makhluk individu maupun social melakukan aktifitas sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hudupnya. Pemenuhan kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dari penggunaan air untuk berbagai kegiatannya. Sebagian air dari sisa aktifitas manusia tersebut akan terbuang dalam bentuk limbah cair. Tinja manusia tergolong dalam limbah cair yang merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh (Chandra, 2007).
82 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... Manusia sangat menghindari untuk kontak dengan tinja. Hal ini terjadi karena alasan jijik dan baunya yang menyengat. Selain hal tersebut, tinja juga merupakan bahan yang menarik bagi serangga khususnya lalat dan berbagai hewan lain seperti anjing, ayam dan tikus. Tinja yang tidak ditangani dengan baik berpotensi menjadi zat pencemar terhadap air, tanah serta makanan. Komposisi tinja manusia terdiri atas: zat padat, zat organik dan zat anorganik. 1. Karakteristik Tinja Karakteristik tinja dipengaruhi oleh kebiasaan makan, kondisi kesehatan, kondisi psikologi, kehidupan agama serta tingkat sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi hidup, termasuk hal kebiasaan menggunakan air untuk pembersih dari manuasia penghasil tinja tersebut (Suparmin Soeparman, 2002). Menurut Azrul Azwar (1995) seseorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari sekitar 83 gram dan menghasilkan air seni sekitar 970 gram. Kedua jenis kotoran manusia ini sebagian besar berupa air, terdiri dari zat organik (20% untuk tinja dan 2,5% untuk air seni), serta zat anorganik seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur dan lainlain). 2. Dampak Tinja Bagi Kesehatan Dampak negatif dari kontaminasi tinja ini adalah timbulnya penyakit, seperti: tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal dan lain-lain (Chandra, 2007). Bahaya terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat pembuangan secara tidak baik adalah pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan dan perkembangbiakan lalat. Sementara itu, penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat keadaan diatas, antara lain: tifoid,
Upaya Pemenuhan Standar Rumah Sehat dan... 83 paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal, serta infestasi parasit lain. Penyakit tersebut bukan saja menjadi beban komonitas (dilihat dari angka kesakitan, kematian dan harapan hidup), tetapi juga penghalang bagi tercapainya kemajuan dibidang sosial dan ekonomi. Pembuangan kotoran manusia yang baik merupakan hal yang mendasar bagi keserasian (Chandra, 2012). Ekskreta yang dimanfaatkan manusia dalam hal pertanian dan budidaya air ternyata memiliki dampak juga terhadap kesehatan manusia. Ekskreta mengandung kadar pathogen yang tinggi karena ekskreta mengandung virus, bakteri, protozoa dan cacing yang keluar dari dalam tubuh manusia kemudian masuk melalui makanan yang dikonsumsi manusia sehingga dapat menimbulkan infeksi (Mara dan Cairncross, 1994). Menurut Chandra (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi penyakit dari tinja, antara lain: 1. Agen. 2. Reservoir. 3. Cara menghindari dari reservoir. 4. Cara transmisi dari reservoir ke penjamu potensial. 5. Cara penularan ke penjamu baru. 6. Penjamu yang rentan (sensitif). Kotoran manusia adalah sumber penyebaran penyakit yang multikomplet. Penyebaran penyakit yang bersumber pada feses dapat melalui berbagai macam cara. 1. Jamban Sehat a. Definisi Jamban Sehat Jamban merupakan tempat yang aman dan nyaman sebagai tempat buang air besar. Jamban sehat adalah fasilitas buang air besar yang dapat mencegah pence-
84 Kumpulan Artikel Pengabdian Masyarakat Prodi D3... maran badan air, mencegah kontak antara manusia dan tinja, mencegah hinggapnya lalat atau serangga lain di tinja, mencegah bau tidak sedap, serta dudukan (slab) yang baik, aman dan mudah dibersihkan. Jamban di bedakan atas beberapa macam (Notoatmodjo, 2003) yaitu: 1) Jamban cubluk (pit privy) Jamban cubluk adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya dibangun dibawah tempat pijakan atau dibawah bangunan jamban. Lubang dengan diameter 80-120 cm sedalam 2,5-8 m. Dinding diperkuat dengan batu-batu, hanya dapat dibuat di tanah atau dengan air tanah dalam. 2) Jamban angsatrine Closetnya berbentuk leher angsa sehingga selalu terisi air. Fungsinya sebagai sumbat sehingga bau busuk tidak keluar. 3) Jamban bored hole latrine Seperti cubluk, hanya ukurannya kecil, karena untuk sementara. Jika penuh dapat meluap sehingga mengotori air permukaan. 4) Jamban empang (overhung latrine) Jamban yang dibangun diatas empang, sungai, rawa, dan selokan. 5) Jamban cemplung (pit latrine) Jamban cemplung sering dijumpai di daerah pedesaan, tetapi kurang sempurna karena tanpa rumah jamban dan tanpa tutup. Sehingga serangga mudah masuk dan berbau, dan jika musim hujan tiba maka jamban akan penuh oleh air. Dalamnya jamban 1,5-3 meter, jarak dari sumber air minum sekurangkurangnya 15 meter. Sesuai dengan daerah pedesaan
Upaya Pemenuhan Standar Rumah Sehat dan... 85 maka rumah kakus tersebut dapat dibuat dari bambu, dinding bambu dan atap daun kelapa atau daun padi. Jamban tipe ini tidak memerlukan untuk menggelontor kotoran, namun untuk mengurangi bau serta agar lalat dan serangga lain tidak masuk lubang jamban perlu di tutup. 6) Jamban kimia (chemical toilet) model jamban yang di bangun di tempat-tempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api, pesawat, dan lain-lain. b. Syarat Jamban Sehat Syarat-syarat jamban sehat keluarga antara lain: (Depkes RI, 2004). 1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air minum. 2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. 3) Cukup luas dan lantai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah di sekitarnya. 4) Mudah dibersihkan dan aman penggunannya. 5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna. 6) Cukup penerangan. 7) Lantai kedap air. 8) Ventilasi cukup baik. 9) Tersedia air dan alat pembersih. 2. Kerugian tidak memiliki jamban Dengan masih adanya masyarakat di suatu wilayah yang BAB sembarangan, maka wilayah tesebut terancam beberapa penyakit menular yang berbasis lingkungan di