AKUNTANSI KEUANGAN
MENENGAH
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
BAB I 2
GAMBARAN UMUM PENGAKUAN AKUN
PADA LAPORAN LABA RUGI DAN
PENGHASILAN KOMPREHENSIF
LAINNYA DAN LAPORAN POSISI
KEUANGAN
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
RENCANA PEMBELAJARAN 3
Pos-pos dalam Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lainnya
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan Beban
Akun pada Laporan Posisi Keuangan
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lainnya
• Laporan laba rugi merupakan satu dari tiga laporan keuangan yang digunakan untuk melaporkan
keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu
• Penyusunan laporan laba rugi memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Memberi informasi mengenai kondisi suatu perusahaan, apakah memperoleh keuntungan atau
kerugian pada setiap periode akuntansi.
2. Memberi informasi mengenai jumlah total pajak yang harus dibayarkan.
3. Membantu proses analisis usaha yang akan mengukur perkembangan suatu bisnis.
4. Sebagai bahan referensi untuk evaluasi pihak manajemen perusahaan untuk menentukan langkah-
langkah yang harus diambil pada periode selanjutnya.
5. Sebagai acuan perusahaan dalam upaya untuk mengembangkan bisnis jika ingin meningkatkan
perolehan keuntungan.
6. Membantu proses analisis strategi perusahaan untuk mengetahui keberhasilan strategi bisnis yang
dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 4
Pos-pos Dalam Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lainnya
1. Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas yang
normal. Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya,
pendapatan biasanya disajikan menjadi dua, yakni pendapatan dan pendapatan
lainnya. Pendapatan berasal dari penjualan, sedangkan pendapatan lainnya
contohnya adalah keuntungan karena penjualan aset tetap, deviden, dan sewa.
2. Harga Pokok
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah total keseluruhan pengeluaran yang
dikenakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan
barang dan jasa di dalam kondisi dan tempat di mana barang tersebut dapat
dijual atau digunakan.
3. Laba Kotor
Laba Kotor adalah pendapatan dikurangi dengan Harga/Beban Pokok Penjualan.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 5
Pos-pos Dalam Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lainnya
4. Beban
Semua pengeluaran sumber daya atau pengorbanan untuk menghasilkan pendapatan
dalam aktivitas normal perusahaan. Beban dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lainnya terdiri dari Beban Penjualan, Beban Administrasi, dan Beban
Lain-Lain.
5. Laba Sebelum Pajak
Laba sebelum pajak adalah total pendapatan yang belum dikurangi dengan pajak
6. Beban Pajak Penghasilan
Pengeluaran atau pengorbanan untuk menyelesaikan Pajak Penghasilan
7. Penghasilan Komprehensif Lainnya
Perubahan ekuitas perusahaan yang bukan berasal dari operasi normal perusahaan
yang tidak melibatkan pembayaran atau penerimaan kas. Contohnya adalah Perubahan
dalam surplus revaluasi aset tetap dan pengukuran kembali atas program manfaat pasti.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 6
Contoh Penyajian Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif Lainnya
PT Pesona Alam 10.000.000.000
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lainnya (6.000.000.000)
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2020 4.000.000.000
(300.000.000)
Pendapatan (200.000.000)
Harga/Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor 150.000.000
Beban Penjualan (50.000.000)
Beban Administrasi 3.600.000.000
Pendapatan Lainnya (792.000.000)
Beban Lainnya 2.808.000.000
Laba Sebelum Pajak
Beban Pajak Penghasilan (22%) 80.000.000
Laba dari Aktivitas Operasi 2.888.000.000
Keuntungan/Kerugian dari Operasi yang Dihentikan (Net of Tax)
Laba Bersih 70.000.000
Penghasilan Komprehensif Lainnya 2.958.000.000
Laba Komprehensif
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 7
Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pendapatan yang terdapat dalam PSAK No. 23, merupakan
pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi dibawah ini
dapat dipenuhi:
1. Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat atas kepemilikan barang
secara signifikan kepada pembeli.
2. Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas
barang yang dijual.
3. Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.
4. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi akan
mengalir ke entitas.
5. Biaya yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat
diukur dengan andal.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 8
Kkriteria Pengakuan Pendapatan
• Dalam prinsipnya, pengakuan pendapatan pun harus dapat memenuhi kriteria pendapatan, sehingga
pendapatan tersebut dapat diakui, yaitu:
a. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan (tanggal penyerahan ke
pelanggan).
b. Pendapatan dari pemberian jasa diakui saat jasa sudah diberikan dan bisa ditagih.
c. Pendapatan dari memperbolehkan pihak lain untuk menerapkan aktiva perusahaan, seperti bunga,
sewa, dan royalty, diakui layak dengan berlalunya waktu atau pada saat aktiva tersebut diterapkan.
d. Pendapatan dari penjualan aktiva kecuali produk diakui pada tanggal penjualan.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 9
Penerapan metode pengakuan pendapatan:
Penerapan metode pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut :
1. Metode Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjualan
• Dalam prinsip akuntansi, metode pengakuan pendapatan ini perlu disepakati secara
transparan. Jenis pendapatan yang perlu diakui sangat beragam salah satunya adalah
saat penjualan.
2. Metode Pengakuan Pendapatan Sebelum Penyerahan
• Dalam metode pengakuan pendapatan atas kontrak jangka panjang seperti kontrak tipe
konstruksi, pengembangan pesawat terbang militer maupun komersial, atau yang
seringkali diketahui bahwa penjual sebagai kontraktor dapat menagih pendapatan
kepada pembeli atas jangka waktu tertentu.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 10
PENGAKUAN BEBAN
Pengakuan beban dapat dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
1. Penandingan langsung (direct matching) mengkaitkan beban dengan
pendapatan tertentu seringkali dikenal dengan proses.
2. Alokasi secara sistematis dan rasional (sistematic and rational
allocation).
3. Melibatkan pengeluaran modal yang memiliki masa manfaat lebih dari
satu periode akuntansi.
Pengakuan segera dilakukan atas beban-beban yang hanya memberikan
manfaat dalam periode ketika beban tersebut dibayarkan atau terjadi, dan
terkait dengan pendapatan tertentu, tetapi secara tidak langsung membantu
menciptakan pendapatan.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 11
LAPORAN POSISI KEUANGAN
• Neraca/Laporan Posisi Keuangan merupakan laporan keuangan yang di dalamnya terdapat
informasi terkait akun-akun aset, modal serta liabilitas/kewajiban perusahaan pada tanggal
tertentu. Pada umumnya, neraca laporan posisi keuangan ini terbagi dalam dua macam, yaitu
bentuk vertikal (stafel) dan bentuk horizontal (skontro). Nilai modal yang ada pada , neraca
laporan posisi keuangan nilai yang tercantum dalam laporan perubahan modal.
• Akun Laporan Posisi Keuangan merupakan akun riil yaitu akun permanen dalam jurnal umum
yang tidak ditutup di akhir tahun akuntansi, sehingga saldonya tetap dilanjutkan ke tahun
berikutnya. Biasanya akun riil dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu aset, liabilitas (kewajiban), dan
ekuitas.
• Dalam laporan, neraca laporan posisi keuangan terdapat informasi yang sangat berguna untuk
pihak-pihak yang memiliki kepentingan seperti pemegang saham, kreditur, pemerintah dan
lainnya agar bisa menentukan kebijakan ke depannya.
• Neraca/Laporan posisi keuangan memiliki kegunaan untuk melihat apakah kondisi keuangan
sebuah perusahaan sehat atau tidak, selain itu dapat dipakai untuk memperkirakan keadaan
aliran kas di masa depan, serta berfungsi sebagai alat menganalisa likuiditas dan fleksibilitas
keuangan perusahaan.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 12
Komponen-Komponen dalam Laporan Neraca
Dalam Laporan Posisi Keuangan, terdapat tiga komponen utama yakni aset, liabilitas (kewajiban), dan
ekuitas (modal). Aset atau harta adalah sumber daya bernilai ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk
nantinya diharapkan bisa memberikan manfaat kepada bisnis.
1. Aset
2. Liabilitas/Kewajiban
3. Ekuitas Modal
Dari ketiga komponen penting pada laporan posisi keuangan tersebut, jika dihubungkan dengan
prinsip akuntansi akan didapat persamaan dasar sebagai berikut:
• Aset = Liabilitas/Kewajiban + Modal/Ekuitas
Bentuk Laporan Posisi Keuangan
Bentuk dari laporan neraca ini ada dua macam. Bentuk laporan yang memanjang ke bawah
disebut stafel. Lalu susunan laporan neraca dengan bentuk ke samping dinamakan skontro.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 13
Akun – akun dalam Laporan Posisi Keuangan
Akun kelompok Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aset, Liabilitas, dan Ekuitas. Masing-masing dengan rincian sebagai berikut :
ASET
Aset merupakan kekayaan fisik yang dimiliki perusahaan. Aset terbagi menjadi Aset lancar dan Aset tidak lancar. Selain itu terdapat
pula Aset lain-lain.
1. Aset Lancar; Aset lancar adalah kekayaan perusahaan yang berupa uang tunai (kas) dan kekayaan lain yang mudah diuangkan atau
dalam jangka waktu pendek dapat ditukarkan menjadi uang tunai.
a. Kas atau Bank; Aset berupa kas atau uang tunai yang disimpan secara fisik di dalam perusahaan. Akun ini digunakan untuk
menampung transaksi yang berkaitan dengan kas atau Bank
b. Piutang Usaha; Akun ini digunakan untuk menampung penjualan tempo. Piutang usaha ini mempunyai subledger atau buku
pembantu piutang yang merupakan rincian dari piutang usaha.
c. Piutang Lain lain; Akun ini digunakan untuk menampung transaksi yang menimbulkan tagihan yang bukan dari transaksi
penjualan kredit. Misalnya pinjaman kepada karyawan. Akun ini tidak mempunyai subledger.
d. Investasi Jangka Pendek
Yakni investasi yang mempunyai jatuh tempo antara 3-12 bulan, contoh deposito 6 bulan.
e. Persediaan; Akun ini digunakan untuk menampung transaksi yang berkaitan dengan pergerakan persediaan, baik itu barang
dagangan, Barang dalam proses, Bahan Baku, dan lainnya. Persediaan ini mencerminkan nilai dari fisik barang yang tersedia.
f. Beban Dibayar Dimuka; Akun ini digunakan untuk menampung pembayaran biaya-biaya dimana masa manfaatnya belum
terjadi, misalnya pembayaran sewa untuk 2 tahun, maka pembayaran ini masuk dalam Beban Dibayar Dimuka.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 14
Aset Tidak Lancar
Aset tidak lancar adalah Aset yang tidak memenuhi kriteria kelompok Aset lancar, terdiri dari:
a. Investasi Jangka Panjang; Aset berupa instrument investasi yang disimpan hingga jatuh tempo, yang biasanya
berjangka waktu panjang, biasa disebut “held-to-maturity”.
b. Property
• Aset berupa property (tanah, bangunan/gedung) yang diperoleh bukan untuk digunakan dalam operasional
perusahaan secara normal, melainkan untuk mendapat keuntungan tertentu, misalnya dengan cara disewakan
atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
1) Tanah; Aset berupa tanah atau lahan yang digunakan untuk operasional perusahaan.
2) Bangunan; Aset berupa bangunan yang digunakan untuk operasional perusahaan, mulai dari tempat parkir, pos
satpam, gudang, pabrik, kantor, dan lain sebagainya.
3) Mesin dan Peralatan; Aset berupa mesin dan peralatan yang digunakan untuk operasional perusahan,
mesin dan peralatan apapun itu.
4) Sarana dan Peralatan kantor; Aset berupa furnitur, mebeler, dan peralatan kantor yang digunakan untuk
operasional perusahaan.
5) Kendaraan; Aset berupa kendaraan yang dimiliki dan digunakan untuk menunjang kelancaran operasional
perusahaan, termasuk kendaraan-kendaraan dinas, baik roda dua maupun roda empat.
6) Aset Tak Berwujud; Aset tak lancar yang tidak memiliki wujud fisik akan tetapi diharapkan akan mendatangkan
manfaat baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. Misalnya: goodwill, merk, patent, copyright, biaya
organisasional, perijinan, software, dan sejenisnya.
Aktiva Lain-lain
Aset yang tidak memenuhi kriteria lancar tetapi tidak bisa digolongkan kedalam akun Aset tak lancar yang telah
disebutkan di atas.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 15
LIABILITAS
Kewajiban harus dibayar karena telah menggunakan jasa atau membeli barang tersebut sebelumnya, dan terdapat
jangka waktu pengembaliannya. Kewajiban terdiri dari Kewajiban lancar dan Kewajiban Tidak Lancar (Jangka Panjang)
Liabilitas Lancar
• Adalah kewajiban finansial perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu relatif pendek umumnya kurang dari
satu tahun, seperti akun:
a. Utang Usaha; Akun ini digunakan untuk menampung utang yang timbul dari pembelian dengan pembayaran
tempo.
b. Utang Bank (Bagian dari jangka panjang); Akun ini digunakan untuk menampung utang bank yang jatuh
temponya masih dalam periode berjalan. Jumlah ini adalah bagian dari Utang Jangka Panjang.
c. Beban yang masih harus dibayar; Akun ini digunakan untuk menampung biaya biaya yang dibebankan pada suatu
periode buku namun belum dilakukan pembayaran.
d. Pendapatan diterima dimuka; Akun ini digunakan untuk menampung transaksi pendapatan diterima lebih dulu
dari penyerahan barang/jasa.
Liabilitas Tidak Lancar (Jangka Panjang)
• Adalah kewajiban finansial perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu relatif panjang umumnya lebih dari
satu tahun.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 16
EKUITAS
Ekuitas/modal antara lain terdiri dari:
1. Modal Saham (Share Capital)
2. Tambahan Modal Saham (Share Premium)
3. Saldo Laba (Retained Earnings)
4. Akumulasi Laba Komprehensif (Accumulated Other Comprehensive Income/AOCI), dan
5. Saham Treasury (Treasury Shares)
Khusus saham Treasury adalah sebagai pengurang modal/ekuitas.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 17
Contoh Penyajian Laporan Posisi Keuangan
PT Pesona Alam
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2020
ASET LIABILITAS
Aset Lancar
Kas Liabilitas Lancar
Piutang
Investasi Jangka Pendek 2.000.000.000 Utang Usaha 1.000.000.000
Persediaan 500.000.000 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 500.000.000
Beban Dibayar di Muka 300.000.000
Asuransi Dibayar di Muka 3.000.000.000 Beban yang Masih Harus Dibayar 200.000.000
Total Aset Lancar
Aset Tidak Lancar 200.000.000 Pendapatan Diterima di Muka 2.000.000.000
Tanah
Bangunan 100.000.000 Total Liabilitas Lancar 3.400.000.000
Peralatan dan Mesin 600.000.000
Sarana dan Perlengkapan Kantor 50.000.000 Liabilitas Tidak Lancar
Kendaraan 4.000.000.000
Aset Tidak Berwujud 5.850.000.000 Utang Obligasi 6.000.000.000
Total Aset Tidak Lancar
Utang Wesel 5.000.000.000
TOTAL ASET 10.000.000.000
10.000.000.000 Total Liabilitas Tidak Lancar
6.800.000.000
8.000.000.000 TOTAL LIABILITAS 600.000.000
2.000.000.000 EKUITAS
(400.000.000)
500.000.000 Modal Saham 22.000.000.000
28.000.000.000
1.500.000.000 Tambahan Modal Saham Komprehensif
150.000.000 Saldo Laba
22.150.000.000 Akumulasi Penghasilan
Lainnya
Saham Treasury
TOTAL EKUITAS
28.000.000.000 TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 18
BAB II 19
KAS DAN SETARA KAS
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
RENCANA PEMBELAJARAN 20
Definisi kas dan setara kas
Kas kecil dan penjurnalannya
Rekonsiliasi bank dan penjurnalannya.
Penyajian kas dan setara kas dalam laporan
keuangan
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
Definisi Kas dan Setara Kas
❖ Kas adalah alat pertukaran.
❖ Aktiva disebut kas jika ia dapat digunakan untuk membayar semua
kewajiban sekarang dan bebas dari ikatan-ikatan yang membatasi
penggunaannya.
❖ Kas terdiri dari uang kertas, uang logam, dan simpanan di bank dalam
bentuk rekening giro.
❖ Setara kas adalah investasi yang sangat likuid yang jatuh temponya
sangat pendek (umumnya tidak lebih dari 3 bulan) dan harganya
tidak terpengaruh oleh perubahan tingkat bunga.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 21
Beberapa pos yang tidak termasuk kas:
1) uang tunai dan simpanan di bank yang dibatasi
penggunaannya untuk tujuan-tujuan khusus,
misalnya untuk ekspansi pabrik dan pelunasan
kewajiban jangka panjang,
2) cek mundur (post–dated check),
3) cek kosong (non–sufficient fund check), dan
4) Meterai
5) Kas yang di cadangkan dengan penggunaan
khusus tidak boleh di kategorikan sebagai kas,
tetapi diklasifikasikan sebagai dana cadangan.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
Kas Kecil (petty cash fund)
dibentuk untuk memenuhi pembayaran dengan jumlah yang
relatif kecil, misalnya untuk membeli makanan dan minuman
harian.
terdapat dua sistem/metoda akuntansi untuk menyelenggarakan
dana kas kecil, yaitu
• sistem dana tetap dan
adalah sistem pengelolaan dana kas kecil dengan menentukan
jumlah dana tetap. Besarnya penggantian sebesar pengeluaran
yang telah dilakukan sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti
semula.
• sistem dana berfluktuasi.
Dana kas kecil ditentukan dalam jumlah yang tetap, sehingga
jumlah pengganti dana kas kecil (pengisian kembali) tidak harus
sama dengan jumlah yang dikeluarkan.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 23
Perbandingan pencatatan transaksi pada sistem dan tetap dan fluktuatif dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
No Waktu Jurnal Metode Dana Tetap Jurnal Metode Fluktuasi
1 Pembentukan Dana Kas Kecil Dr. Kas Kecil xxxx Dr. Kas Kecil xxxx
Cr Kas Bankxxxx Cr Kas Bank xxxx
2 Pemakaian Kas kecil untuk pembayaran tidak dijurnal Dr biaya.. Xxxx
Dr biaya.. Xxxx
Cr Kas Kecil xxxx
3 Pengisian Kembali dana kas kecil Dr biaya.. Xxxx tidak ada pengisian kembali
Dr biaya.. Xxxx
Cr Kas Bankxxxx
4 Pengembalian dana kas kecil apabila dianggap Dr Kas Bank xxxx Dr Kas Bank xxxx
terlalu besar Cr. Kas Kecil Cr. Kas Kecil xxxx
5 penambahan dana kas kecil Dr. Kas Kecil xxxx Dr. Kas Kecil xxxx
Cr Kas Bankxxxx Cr Kas Bank xxxx
6 Jurnal Penyesuaian akhir tahun (apabila pada Dr biaya.. Xxxx tidak ada jurnal penyesuaian
akhir periode tidak ada pengisian kembali dana Dr biaya.. Xxxx
kas kecil)
Cr Kas Kecilxxxx
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 24
Rekonsiliasi Bank
• Perusahaan membuka rekening giro di bank untuk memenuhi pengendalian
intern kas yang memadai, maka terjadi dua catatan kas yang independen:
• catatan kas menurut perusahaan.
• catatan kas menurut bank.
• Seharusnya saldo kedua catatan tsb sama.
• Dalam kenyataan, saldo dua catatan itu dapat berbeda, sehingga perlu
dilakukan rekonsiliasi.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 25
Rekonsiliasi Bank….lanj
Penyebab terjadinya perbedaan catatan kas perusahaan dan catatan kas bank
terdiri atas dua jenis yaitu :
a.Perbedaan waktu
• Setoran dalam perjalanan (deposit in transit)
• Cek yang masih beredar (outstanding checks)
• Penerimaan telah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan.
• Pengeluaran telah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan
b.Akibat kesalahan
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 26
Contoh Rekonsiliasi Bank.
Pada tanggal 1 Juni 2018, PT LIMA SAKTI menerima laporan bank yang
menunjukkan bahwa saldo giro perusahaan per 31 Mei 2018 adalah Rp4.800.000,
sedangkan menurut perusahaan Rp5.000.000. Setelah dilakukan prosedur
rekonsiliasi, diketahui bahwa perbedaan saldo di atas disebabkan oleh hal–hal
berikut:
• Setoran dalam perjalanan Rp600.000.
• Cek yang masih beredar Rp150.000.
• Jasa giro bank dan biaya bank bulan Mei berturut-turut adalah Rp50.000 dan
Rp30.000.
• Cek yang diterima dari perusahaan lain sebesar Rp270.000 dinyatakan oleh
bank sebagai cek kosong atau tidak ada dananya.
• Bank berhasil menagihkan wesel nominal Rp520.000. Biaya tagih yang
dibebankan ke perusahaan adalah Rp20.000. Jadi, bersihnya Rp500.000.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 27
Di rekonsiliasi bank :
(1) setoran dalam perjalanan Rp600.000 menambah saldo bank,
(2) cek beredar Rp150.000 mengurangi saldo bank,
(3) jasa giro Rp50.000 menambah saldo perusahaan dan biaya bank Rp30.000 mengurangi saldo
perusahaan,
(4) cek kosong Rp270.000 mengurangi saldo perusahaan, dan
(5) wesel yang berhasil ditagih oleh bank Rp520.000 dikurangi biaya tagih Rp20.000 menambah saldo
perusahaan.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 28
PT LIMA HATI
Rekonsiliasi Bank
Per 31 Mei 2018
Saldo per perusahaan Rp5.000.000 Saldo per bank Rp 4.800.000
Ditambah : Ditambah : 600.000
Penagihan wesel (520.000 – 20.000)
500.000 Setoran dalam perjalanan Rp 5.400.000
Jasa giro 50.000 (150.000)
Rp.5.250.000
Dikurangi : Dikurangi :
Cek kosong (270.000) Cek masih beredar :
Biaya Bank (30.000)
Saldo perusahaan yang benar Rp5.250.000 Saldo bank yang benar
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 29
Jurnal Penyesuaian Berdasar Rekonsiliasi Bank.
Menurut rekonsiliasi bank di atas, saldo kas perusahaan yang benar adalah Rp5.250.000 padahal menurut saldo
perusahaan sebelum rekonsiliasi adalah Rp5.000.000. Untuk membetulkan saldo akun Kas di Bank dalam buku
besar PT LIMA HATI, maka diperlukan jurnal penyesuaian berikut.
Mei 31 Kas di Bank 550.000
Biaya Tagih 20.000
Piutang Wesel 570.000
(mencatat penerimaan dari piutang wesel)
Kas di Bank 50.000
Pendapatan Jasa Giro 50.000
(mencatat penerimaan jasa giro bank)
Piutang Dagang 270.000
Kas di Bank 270.000
(mencatat cek kosong)
Biaya Bank 30.000
Kas di Bank 30.000
(mencatat biaya bank)
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 30
Kas Akun di Bank setelah penyesuaian :
Kas di Bank
Mei 31 Saldo Sebelum Penyesuaian 5.000.000 Mei 31 Penyesuaian (cek kosong) 270.000
Penyesuaian (wesel) Penyesuaian (biaya bank) 30.000
Penyesuaian(jasa giro) 500.000
50.000 300.000
Saldo Setelah Penyesuaian
5.550.000
5.250.000
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 31
Penyajian Kas dan Setara Kas
• Disajikan paling atas dalam kelompok aktiva lancar karena sifatnya yang
terlikuid di antara aktiva-aktiva lancar lainnya.
• Kas dinilai sebesar nilai nominal uang (kertas dan logam) ditambah nilai
nominal cek perusahaan lain yang menjadi hak perusahaan, dan saldo
rekening giro pada tanggal neraca, serta jumlah tertentu yang sudah diketahui
untuk setara kas .
• Dana kas kecil dilaporkan terpisah dari kas dan setara kas kecuali jika
jumlahnya dipandang tak material.
• Kas kecil yang disajikan adalah jumlah sesungguhnya dari dana kas kecil yang
terdapat dalam brankas atau laci dana kas kecil.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 32
BAB III 33
PIUTANG
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
RENCANA PEMBELAJARAN 34
Definisi dan pengakuan piutang
Retur penjualan
Taksiran piutang tidak tertagih
Penghapusan piutang dan pelunasan atas piutang dihapus
Piutang wesel
Penyajian piutang dalam laporan keuangan
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
DEFINISI PIUTANG
Piutang
Piutang Piutang Piutang
Dagang Wesel lain-lain
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
PENGAKUAN PIUTANG
Pengakuan ketika terjadi penjualan kredit atas barang/jasa
perusahaan.
Contoh :
PT ABC pada 16 Mei 2017 menjual barang dagangan secara kredit dengan harga
Rp10.000.000. Syarat kredit 1/10, n/30. Artinya, pelanggan diberi potongan 1%
jika ia membayar dalam waktu 10 hari dan batas pembayaran adalah 30 hari sejak
tanggal transaksi. Anggaplah pelanggan membayar pada 25 Mei 2017 sehingga ia
diberi potongan Rp100.000. Dengan kata lain, jumlah yang harus dibayarnya
adalah Rp9.900.000.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
JURNAL PIUTANG
• Saat terjadi:
Mei 16 Piutang Usaha 10.000.000
Penjualan 10.000.000
• Saat dibayar dalam jangka waktu potongan:
Mei 25 Kas 9.900.000
Potongan Penjualan 100.000
Piutang Usaha 10.000.000
• Saat dibayar diluar waktu potongan/diskon:
Mei 31 Kas 10.000.000
Piutang Usaha 10.000.000
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 37
RETUR PENJUALAN
• Perusahaan boleh jadi menerima kembali barang dagangan yang telah dibeli oleh pelanggan.
• Dicatat sebagai retur penjualan.
• Jika penjualannya adalah dengan syarat kredit, maka pengembalian barang ini merupakan
pengurang piutang usaha.
• Misalnya:
Pada 10 September 2017, PT WARNA KARYA menerima kembali barang yang telah dijual secara kredit
sepekan sebelumnya. Harga jual barang yang dikembalikan itu menurut faktur adalah Rp500.000 dan sampai
tanggal pengembalian belum ada pembayaran atas harga tersebut. Penerimaan kembali ini dicatat sebagai
berikut:
Sep 10 Retur Penjualan 500.000
Piutang Usaha 500.000
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 38
TAKSIRAN PIUTANG TAKTERTAGIH
• Perusahaan yang menjual barang/jasanya secara kredit menghadapi risiko tidak
dapat menagih piutang.
• Risiko itu wajar sehingga rugi yang mungkin timbul dari adanya piutang
taktertagih diakui sebagai biaya operasional.
Metode Penghapusan Langsung (direct Metode Cadangan
write-off) (Allowance method)
Piutang dihapuskan sebesar yang tidak Mengakui adanya biaya piutang tidak
tertagih. tertagih pada periode penjualan.
Tidak sesuai konsep pengkaitan Dilakukan dengan menaksir jumlah
(matching concept) beban dan laba, piutang akhir tahun yang mungkin tak
serta tidak melaporkan piutang pada dapat ditagih dan mengakuinya melalui
nilai bersih yang dapat direalisasikan
jurnal penyesuaian.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
39
Contoh :
PT Ragam Niaga selama tahun 2017 menjual barang dagangan secara kredit Rp100.000.000. Dari
jumlah ini, Rp10.000.000 masih berupa piutang pada akhir tahun 2017. Jika ditaksir Rp500.000
dari piutang akhir tahun ini tidak akan bisa ditagih, maka jurnal penyesuaian untuk pengakuan
biaya piutang taktertagih adalah sebagai berikut.
Des 31 Biaya Piutang Taktertagih 500.000
Cadangan Piutang Taktertagih 500.000
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 40
PENGHAPUSAN PIUTANG
• Apabila taksiran kerugian piutang benar-benar terjadi pada perioda setelah tahun penjualan,
maka dilakukan penghapusan piutang.
• Misalnya:
Pada 1 Februari 2018, manajemen PT RAGAM NIAGA menghapus piutang kepada PT ABADI JAYA
Rp4.500. Jurnal untuk mencatat penghapusan ini adalah:
Feb 1 Cadangan Piutang Taktertagih 450.000
Piutang Usaha 450.000
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 41
PENERIMAAN DARI PIUTANG YANG TELAH DIHAPUS
• Ada kemungkinan debitor yang utangnya telah dihapus perusahaan datang ke perusahaan dan membayar.
• Hal ini dimungkinkan karena perusahaan tidak memberi tahu bahwa tagihan kepada debitor tersebut telah dihapus.
• Kejadian seperti ini dicatat oleh perusahaan dengan dua jurnal, yakni jurnal untuk mencatat kesanggupan debitor untuk membayar
utangnya dan jurnal untuk mencatat penerimaan kas.
• Contoh:
PT ABADI JAYA pada 1 September 2018 melunasi seluruh utangnya yang telah dihapus oleh PT RAGAM NIAGA. Jurnal yang dibuat oleh PT RAGAM
NIAGA adalah sebagai berikut:
Sep 1 Piutang Usaha 450.000
Cadangan Piutang Taktertagih 450.000
(mencatat timbulnya kembali piutang)
Sep 1 Kas 450.000
Piutang Usaha 450.000
(mencatat penerimaan kas)
Dua jurnal di atas sebenarnya dapat digabung menjadi satu jurnal sebagai berikut.
Sep 1 Kas 450.000
Cadangan Piutang Taktertagih 450.000
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 42
PENENTUAN BIAYA PIUTANG TAKTERTAGIH
• Terdapat dua pendekatan:
1. pendekatan neraca
2. pendekatan laba-rugi.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 43
PENDEKATAN NERACA
• Ditentukan lebih dahulu berapa jumlah piutang akhir tahun yang
diperkirakan tidak dapat ditagih.
• Untuk memperkirakan ini, dapat dibuat analisis umur piutang dan
ditaksir bahwa piutang yang sudah menunggal relatif lama, taksiran
persentase taktertagihnya relatif lebih besar.
• Jumlah tersebut merupakan saldo seharusnya akun Cadangan
Biaya Taktertagih pada akhir periode.
• Penentuan biaya piutang taktertagih tergantung pada saldo akun
cadangan sebelum penyesuaian.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 44
PENDEKATAN NERACA (LANJ)
Contoh:
Pada akhir tahun 2018 saldo sebelum penyesuaian akun Piutang Usaha adalah Rp5.000.000 debit
dan akun Cadangan Piutang Taktertagih Rp20.000 kredit. Jika dari piutang usaha akhir tahun
tersebut ditaksir 1% tidak dapat ditagih, maka akun Cadangan Piutang Taktertagih akhir tahun
yang seharusnya adalah Rp50.000 (1% x Rp5.000.000). Oleh karena akun tersebut sebelum
penyesuaian adalah Rp20.000, maka akun tersebut harus disesuaikan dengan mengkreditnya
sebesar Rp30.000. Debitnya adalah Biaya Piutang Taktertagih sebesar itu juga. Jurnalnya pada 31
Desember 2018 adalah sebagai berikut.
Des 31 Biaya Piutang Taktertagih 30.000
Cadangan Piutang Taktertagih 30.000
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 45
PENDEKATAN NERACA (LANJ)
Andaikan dalam contoh di atas, saldo akun Cadangan PiutangTaktertagih sebelum penyesuaian
adalah Rp40.000 kredit, maka jurnalnya adalah sebagai berikut.
Des 31 Biaya Piutang Tak Tertagih 10.000
Cadangan Piutang Tak Tertagih 10.000
Jadi, jumlah biaya piutang tak tertagih merupakan akibat dari penyesuaian untuk akun cadangan.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 46
ANALISIS UMUR PIUTANG
contoh skedul umur piutang berikut.
Skedul Umur Piutang
Nama Belum Menunggak Total
Debitor Menunggak
2 bulan 535.000
Abugosok Rp 500.000 1 bulan Rp10.000 3 bulan 260.000
Alicaping 200.000 Rp 20.000 20.000 Rp 5.000 300.000
Cahyono 300.000 10.000
Darsono 0 30.000 0 0 50.000
Eron 100.000 0 0 50.000 115.000
0 5.000 0
Jumlah Rp 1.100.000 1.260.000
10.000 Rp35.000 Rp65.000
Persentase 1% Rp 60.000 3% 5%
taksiran
2%
Taktertagih
Rp 1.200
Taksiran Jumlah Rp 11.000 Rp1.050 Rp3.250 Rp16.500
Taktertagih
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 47
PENDEKATAN LABA-RUGI
• Ditentukan lebih dahulu berapa jumlah biaya piutang taktertagih tanpa
memperhatikan saldo akun cadangan sebelum penyesuaian.
• Nilai cadangan piutang taktertagih justru merupakan akibat dari penentuan
jumlah biaya piutang taktertagih.
• Penentuan jumlah biaya piutang taktertagih biasanya berdasarkan pada
penjualan (kredit) selama satu periode.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 48
PENDEKATAN LABA-RUGI
Contoh :
Penjualan kredit PT KLM selama tahun 2007 adalah Rp1.000.000. Manajemen menaksir bahwa
biaya piutang taktertagih 2% dari penjualan kredit setahun. Jadi, jumlahnya adalah Rp20.000 (2%
x Rp1.000.000). Jurnal penyesuaian akhir tahun adalah sebagai berikut (tanpa memperdulikan
berapa jumlah akun cadangan sebelum penyesuaian).
Des 31 Biaya Piutang Taktertagih 20.000
Cadangan Piutang Taktertagih 20.000
Jadi, pendekatan laba-rugi merupakan lebih mementingkan jumlah biaya piutang tak tertagih
yang akan dilaporkan di laba-rugi daripada jumlah cadangan piutang taktertagih yang akan
dilaporkan di neraca akhir tahun.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 49
PENYAJIAN DI NERACA
• Piutang usaha dan piutang wesel disajikan di neraca dalam kelompok aktiva lancar sebesar nilai
realisasi bersih (net realizable value), yakni jumlah bersih yang diperkirakan dapat ditagih.
• Contoh penyajiannya seperti berikut ini.
Piutang Wesel Rp32.000.000 Rp25.000.000
Piutang Dagang (800.000)
Cadangan/penyisihan Piutang Tidak Tertagih 31.200.000
Piutang Gaji dan Upah 3.500.000
Rp59.700.000
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 50