The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Akuntansi Keuangan Menengah JFPAP 2022 (1)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by farrasdzakirah13, 2022-08-19 01:39:23

Akuntansi Keuangan Menengah JFPAP 2022 (1)

Akuntansi Keuangan Menengah JFPAP 2022 (1)

CONTOH 1 PELEPASAN ASET TETAP

PT Harapan Jaya mempunyai Peralatan yang diperoleh pada tanggal 1 Januari 2018 dengan harga beli Rp1,25
Milyar. Peralatan tersebut disusutkan selama 8 tahun dengan Metode Garis Lurus dengan nilai sisa Rp50 juta.
Pada tgl 1 Januari 2021, Peralatan tersebut dijual secara tunai dengan harga Rp820 juta.
Buatlah jurnal penjualan pada tanggal 1 Januari 2021?

1. Nilai Buku Peralatan pada tanggal 1 Januari 2021 = Harga Perolehan 1 Januari 2018 – Akumulasi penyusutan

sampai dengan 1 Januari 2021
• Peralatan diperoleh pada tanggal 1 Januari 2018, berarti pada saat dijual pada tanggal 1 Januari 2021,

peralatan tersebut telah disusutkan selama 3 Tahun (1 Januari 2018 - 31 Desember 2018, 1 Januari 2019 -

31 Desember 2019, 1 Januari 2020 - 31 Desember 2020).
• Depresiasi 2018 = 1/8 x (Rp1.250.000.000 – Rp50.000.000) x 12/12 = Rp150.000.000
• Depresiasi 2019 = 1/8 x (Rp1.250.000.000 – Rp50.000.000) x 12/12 = Rp150.000.000
• Depresiasi 2020 = 1/8 x (Rp1.250.000.000 – Rp50.000.000) x 12/12 = Rp150.000.000
• Akumulasi Penyusutan = Rp150.000.000 + Rp150.000.000 + Rp150.000.000 = Rp450.000.000
• Nilai Buku 1 Januari 2021 (Nilai Buku 31 Desember 2020) = Rp1.250.000.000 - Rp450.000.000 =

Rp800.000.000

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 101

CONTOH 1 PELEPASAN ASET TETAP

2. Membandingkan antara Nilai Buku Aset Tetap yang dijual dengan Harga Jual
• Harga Jual Rp820.000.000
• Nilai Buku Rp800.000.000
• Harga Jual > Nilai Buku Aset Tetap, maka akan diakui keuntungan sebesar Rp820.000.000 –

Rp800.000.000 = Rp20.000.000

Tgl Jurnal

1 Jan Jurnal Penjualan Aset Tetap 1 Jan 2021
2021 Kas 820.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan 450.000.000
1.250.000.000
Peralatan 20.000.000
Keuntungan Penjualan Peralatan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 102

CONTOH 2 PELEPASAN ASET TETAP

PT Harapan Jaya mempunyai Peralatan yang diperoleh pada tanggal 1 Maret 2018 dengan harga beli Rp1,25
Milyar. Peralatan tersebut disusutkan selama 8 tahun dengan Metode Garis Lurus dengan nilai sisa Rp50 juta.
Pada tgl 1 Januari 2021, Peralatan tersebut dijual secara tunai dengan harga Rp795 juta.
Buatlah jurnal penjualan pada tanggal 1 Januari 2021?

1. Nilai Buku Peralatan pada tanggal 1 Januari 2021 = Harga Perolehan 1 Maret 2018 – Akumulasi penyusutan
sampai dengan 1 Januari 2021
• Peralatan diperoleh pada tanggal 1 Maret 2018, berarti pada saat dijual pada tanggal 1 Januari 2021,
peralatan tersebut telah disusutkan selama 2 Tahun 10 bulan (1 Maret 2018 - 31 Desember 2018, 1 Januari
2019 - 31 Desember 2019, 1 Januari 2020 - 31 Desember 2020).
• Depresiasi 2018 = 1/8 x (Rp1.250.000.000 – Rp50.000.000) x 10/12 = Rp125.000.000
• Depresiasi 2019 = 1/8 x (Rp1.250.000.000 – Rp50.000.000) x 12/12 = Rp150.000.000
• Depresiasi 2020 = 1/8 x (Rp1.250.000.000 – Rp50.000.000) x 12/12 = Rp150.000.000
• Akumulasi Penyusutan = Rp125.000.000 + Rp150.000.000 + Rp150.000.000 = Rp425.000.000
• Nilai Buku 1 Januari 2021 (Nilai Buku 31 Desember 2020) = Rp1.250.000.000 - Rp425.000.000 =
Rp825.000.000

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 103

CONTOH 2 PELEPASAN ASET TETAP

2. Membandingkan antara Nilai Buku Aset Tetap yang dijual dengan Harga Jual
• Harga Jual Rp795.000.000
• Nilai Buku Rp825.000.000
• Harga Jual < Nilai Buku Aset Tetap, maka akan diakui kerugian sebesar Rp825.000.000 – Rp795.000.000 =

Rp30.000.000

Tgl Jurnal

1 Jan Jurnal Penjualan Aset Tetap 1 Jan 2021
2021
Kas 795.000.000

Akumulasi Penyusutan Peralatan 425.000.000

Kerugian Penjualan Peralatan 30.000.000

Peralatan 1.250.000.000

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 104

LATIHAN SOAL 1

Pada tanggal 1 Agustus 2020, PT Harapan Jaya membeli Peralatan secara tunai dengan harga Rp320.000.000.
Peralatan tersebut disusutkan selama 4 tahun dengan nilai sisa Rp20.000.000. Buatlah:
1. Jurnal pembelian Peralatan pada tanggal 1 Agustus 2020
2. Jurnal penyusutan peralatan pada tanggal 31 Desember 2020, jika:

a. Perusahaan menggunakan metode penyusutan dengan garis lurus
b. Perusahaan menggunakan metode penyusutan dengan saldo menurun ganda
c. Perusahaan menggunakan metode penyusutan dengan jumlah angka tahun
3. Jurnal penyusutan peralatan pada tanggal 31 Desember 2021, jika:
a. Perusahaan menggunakan metode penyusutan dengan garis lurus
b. Perusahaan menggunakan metode penyusutan dengan saldo menurun ganda
c. Perusahaan menggunakan metode penyusutan dengan jumlah angka tahun
4. Hitunglah nilai buku peralatan pada tanggal 1 Januari 2022, jika:
a. Perusahaan menggunakan metode penyusutan dengan garis lurus
b. Perusahaan menggunakan metode penyusutan dengan saldo menurun ganda
c. Perusahaan menggunakan metode penyusutan dengan jumlah angka tahun

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 105

LATIHAN SOAL 2

Pada tanggal 1 Juli 2019, PT Matarmaja membeli Mesin secara tunai dengan harga Rp500 juta. Mesin tersebut
disusutkan selama 5 Tahun dengan metode garis lurus dengan nilai sisa Rp20 juta. Pada tanggal 1 Januari 2021,
PT Matarmaja mengubah metode penyusutan menjadi saldo menurun ganda dengan nilai residu sebesar Rp15
juta, dengan masa manfaat menjadi 4 tahun per tanggal tersebut. Pada tanggal 1 Januari 2022, PT Matarmaja
menjual Mesin tersebut dengan harga Rp100 juta. Buatlah:
1. Jurnal pembelian mesin pada tanggal 1 Juli 2019
2. Jurnal penyusutan mesin pada tanggal 31 Desember 2019
3. Jurnal penyusutan mesin pada tanggal 31 Desember 2020
4. Jurnal penyusutan mesin pada tanggal 31 Desember 2021
5. Jurnal penjualan mesin pada tanggal 1 Januari 2022

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 106

LATIHAN SOAL 3

Pada tanggal 1 Januari 2018, PT Bangun Karta membeli Peralatan secara tunai dengan harga Rp800 juta.
Peralatan tersebut disusutkan selama 5 Tahun dengan metode saldo menurun ganda dengan nilai sisa Rp20
juta. Pada tanggal 1 Januari 2020, PT Bangun Karta mengubah metode penyusutan menjadi jumlah angka
tahun dengan nilai residu sebesar Rp15 juta, dengan masa manfaat menjadi 5 tahun per tanggal tersebut.
Pada tanggal 1 Januari 2021, PT Bangun Karta menjual Mesin tersebut dengan harga Rp180 juta. Buatlah:
1. Jurnal pembelian mesin pada tanggal 1 Januari 2018
2. Jurnal penyusutan mesin pada tanggal 31 Desember 2018
3. Jurnal penyusutan mesin pada tanggal 31 Desember 2019
4. Jurnal penyusutan mesin pada tanggal 31 Desember 2020
5. Jurnal penjualan mesin pada tanggal 1 Januari 2021

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 107

BAB VI 108
ASET TAK BERWUJUD

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

RENCANA PEMBELAJARAN 109

Definisi Aset Tak Berwujud
Karakteristik Aset Tak Berwujud
Jenis Aset Tak Berwujud
Amortisasi dan Penurunan Aset Tak Berwujud
Jurnal Transaksi Aset Tak Berwujud

Penyajian Aset Tak Berwujud dalam Laporan Keuangan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

DEFINISI ASET TAK BERWUJUD

Aset Tak Berwujud (Intangible Assets) adalah jenis aset yang tidak memiliki wujud fisik tetapi dapat diidentifikasi
dan memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Manfaat tersebut dapat berupa pendapatan tambahan,
penghematan biaya, atau peningkatan pangsa pasar.

Beberapa contoh aset tidak berwujud adalah software komputer, paten, copyright, daftar pelanggan, lisensi, kuota
impor, waralaba (franchise), hak pemasaran, dan goodwill.

Pengakuan Aset Tak Berwujud Perolehan Aset Tak Berwujud Karakteristik Aset Tak Berwujud
1. Memenuhi definisi Aset Tak 1. Perolehan Terpisah 1. Dapat Diidentifikasi, yaitu:
2. Akuisisi sebagai Bagian
Berwujud; a. Dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas
2. Memenuhi kriteria pengakuan, dari Kombinasi Bisnis dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan,
3. Akuisisi dengan Hibah atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau
yaitu bersama-sama dnegan kontrak terkait; atau
• kemungkinan besar entitas akan Pemerintah
4. Pertukaran Aset b. Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya.
memperoleh manfaat ekonomis di 5. Aset Tak Berwujud yang 2. Kendali, yaitu entitas memiliki kemampuan untuk
masa depan dari aset tersebut,
dan Dihasilkan secara Internal memperoleh manfaat ekonomis dari aset tersebut
• biaya perolehan dapat diukur dan dapat membatasi akses pihak lain dalam
secara handal. memperoleh manfaat ekonomis tersebut.
3. Tidak mempunyai wujud fisik
Jika kriteria pengakuan tidak dipenuhi, Dalam beberapa kondisi, Aset Tak Berwujud memiliki
maka biaya yang dikeluarkan harus diakui elemen fisik sehingga perlu pertimbangan untuk
sebagai beban. menentukan apakah suatu aset merupakan Aset
Berwujud atau Aset Tak Berwujud.
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]
110

JENIS ASET TAK BERWUJUD

1. Aset Tak Berwujud Terkait Pemasaran, biasanya digunakan untuk memasarkan atau promosi produk. Contoh:
merek dagang atau nama dagang (trade marks atau trade names), dan internet domain name.

2. Aset Tak Berwujud Terkait Pelanggan, berasal dari interaksi antara perusahaan dengan pelanggan atau pihak di
luar perusahaan. Sebagai contoh adalah daftar pelamggan dan hubungan dengan pelanggan, baik bersifat
kontraktual maupun nonkontraktual.

3. Aset Tak Berwujud Terkait Kesenian, mencakup hak kepemilikan terkait permainan, literasi, musik, gambar,
fotografi, materi video dan audivisual. Untuk melindungi hak-hak tersebut, diberikan copyrights.

4. Aset tak Berwujud Terkait Kontrak, menunjukkan nilai dari hak yang berasal dari perjanjian kontraktual.
Contoh: waralaba (franchise), perjanjian lisensi, izin pembangunan, hak penyiaran, serta kontrak jasa atau
penyediaan.

5. Aset Tak Berwujud Terkait Teknologi, berhubungan dengan inovasi atau kemajuan teknologi. Contoh: teknologi
yang dipatenkan dan rahasia dagang yang diberikan oleh badan pemerintah.

6. Goodwill, menunjukkan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari akuisisi aset lain dalam kombinasi
bisnis yang tidak diidentifikasi secara individu dan tidak diakui secara terpisah. Goodwill hanya dicatat dalam
hal terjadi pembelian seluruh bisnis sehingga Goodwill sering disebut sebagai “the most intangible of the
intangible assets”.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

jika suatu perusahaan mengembangkan merek dagang atau nama dagang, maka biaya yang dikapitalisasi ke aset adalah biaya-
biaya yang terkait dengan pengamanan merek dagang.
Biaya penelitian dan biaya pengembangan biaya yang tidak memenuhi kriteria pengakuan, maka biaya-biaya tersebut tidak
dikapitalisasi, atau diakui sebagai beban.

BIAYA TAHAP PENELITIAN BIAYA TAHAP PENGEMBANGAN

1. Kegiatan yang ditujukan untuk 1. Desain, konstruksi, serta

memperoleh pengetahuan pengujian purwarupa dan

baru; model sebelum produksi atau

2. Pencarian, evaluasi, dan sebelum digunakan;

seleksi final untuk penerapan 2. Desain peralatan, jig, cetakan,

atas penemuan penelitian dan pewarnaan yang

atau pengetahuan lain; melibatkan teknologi baru;

3. Pencarian alternatif bahan 3. Desain, konstruksi, dan

baku, peralatan, produk, operasi pabrik percontohan,

proses, sistem atau jasa; dan yang skalanya tidak ekonomis,

4. Perumusan, desain, evaluasi, untuk produksi komersial; dan

dan seleksi final berbagai 4. Desain, konstruksi, dan

• Tahap Penelitian  semua biaya dicatat sebagai beban kemungkinan alternatif bahan pengujian alternatif bahan
• Tahap Pengembangan  semua biaya dikapitalisasi ke aset Tak Berwujud baku, peralatan, produk, baku, peralatan, produk,
proses, sistem atau jasa yang proses, sistem atau jasa yang

baru atau yang diperbaiki. baru atau yang diperbaiki.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 112

GOODWILL

1. Definisi dan Karakteristik Goodwill
Goodwill menunjukkan manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari akuisisi aset lain dalam
kombinasi bisnis yang tidak diidentifikasi secara individu dan tidak diakui secara terpisah. Goodwill
hanya dicatat dalam hal terjadi pembelian seluruh bisnis sehingga goodwill sering disebut sebagai
“the most intangible of the intangible assets”. Goodwill diukur dengan menghitung kelebihan harga
beli atas nilai wajar aset bersih dari bisnis yang dibeli.

2. Amortisasi dan Penurunan Nilai Goodwill
Perusahaan yang mengakui adanya goodwill dalam suatu akuisisi bisnis menganggap bahwa goodwill
mempunyai umur manfaat yang tidak terbatas (indefinite life) sehingga tidak diamortisasi. Namun
demikian, pada saat goodwill mengalami penurunan nilai (impairment) sesuai dengan hasil uji
penurunan nilai yang dilakukan, maka perusahaan akan menyesuaikan nilai tercatat (carrying value)
goodwill.

3. Pembelian dengan Keuntungan (Bargain Purchase)
Jika harga dibayar yang lebih sedikit daripada nilai wajar dari aset bersih bisnis yang diakusisimaka,
selisih antara harga beli dengan nilai wajar dari aset bersih bisnis yang diakuisisi tersebut diakui oleh
perusahaan sebagai keuntungan (gain).

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

AMORTISASI DAN PENURUNAN NILAI ASET TAK BERWUJUD

▪ Amortisasi adalah alokasi biaya perolehan aset tidak berwujud (cost of intangible asset) secara sistematis selama umur manfaat
aset. Amortisasi hanya dilakukan untuk aset tidak berwujud dengan umur manfaat terbatas (limited life intangibles), seperti
copyright dan lisensi. Adapun untuk aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas (indefinite life intangibles), seperti
trade mark/name, internet domain name, goodwill tidak dilakukan amortisasi.

▪ Jumlah Aset Tak Berwujud yang diamortisasi adalah sebesar biaya perolehan (cost) dikurangi nilai sisa (residual value). Nilai sisa
aset tidak berwujud diasumsikan nihil (nol) kecuali pada akhir masa manfaat, aset tersebut mempunyai nilai bagi perusahaan lain.

▪ Metode yang digunakan untuk amortisasi adalah garis lurus, metode saldo menurun, dan metode unit produksi.
▪ IFRS juga mensyaratkan entitas untuk mengevaluasi aset tidak berwujud setiap tahun untuk menentukan apakah terdapat indikasi

penurunan nilai (impairment). Jika terdapat indikasi penurunan nilai, entitas harus melakukan uji penurunan nilai (impairment
test), yang dilakukan terhadap aset tidak berwujud dengan umur manfaat terbatas (limited life intangibles) maupun umur
manfaat tidak terbatas (indefinite life intangibles)

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 114

AMORTISASI IMPAIRMENT

Pada tanggal 1 Maret 2020, PT Harapan Jaya Pada tanggal 1 Maret 2020, PT Harapan Jaya membeli lisensi
membeli lisensi sebesar Rp200 juta secara tunai. sebesar Rp200 juta secara tunai. Lisensi tersebut
Lisensi tersebut diamortisasi selama 5 tahun diamortisasi selama 5 tahun dengan metode garis lurus
dengan metode garis lurus dengan nilai sisa dengan nilai sisa Rp20juta. Nilai Recoverable Amount lisensi
Rp20juta. per 31 Desember 2020 sebesar Rp150 juta

Buatlah jurnal selama Tahun 2020 Buatlah jurnal selama Tahun 2020

Nilai diamortisasi Rp200.000.000,00 – Rp20.000.000,00 = Rp180.000.000,00 Nilai buku setelah Rp200.000.000 – Rp30.000.000 = Rp170.000.000
Masa manfaat 5 tahun amortisasi
Amortisasi per tahun (Maret s.d Desember = 10 bulan) = Recoverable Amount = Rp150.000.000
Amortisasi th 2020 = Rp36.000.000,00 Beban penurunan nilai = Rp20.000.000
10/12
Transaksi terkait Aset Tak Berwujud selama tahun 2020 adalah:
Rp30.000.000,00

Mar, 1 Lisensi 200.000.000 ‐
Kas
Transaksi terkait Aset Tak Berwujud selama tahun 2020 adalah: ‐ 200.000.000
(mencatat pembelian lisensi)
Mar, 1 Lisensi 200.000.000 ‐
Kas ‐ 200.000.000 Dec, 31 Beban Amortisasi – Lisensi 30.000.000 -
30.000.000
(mencatat pembelian lisensi) - Lisensi -
30.000.000
Dec, 31 Beban Amortisasi – Lisensi 30.000.000 (mencatat Beban Amortisasi tahun 2020)
Lisensi -

(mencatat amortisasi tahun 2020) Dec, 31 Kerugian Penurunan Nilai – Lisensi 20.000.000 -
20.000.000
Lisensi -

(mencatat kerugian karena penurunan nilai Lisensi)

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 115

Penyajian dan Pengungkapan Akun Aset Tak Berwujud dalam Laporan Keuangan

• Dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Aset • Entitas harus mengungkapkan informasi untuk setiap kelompok Aset
Tak Berwujud termasuk dalam kelompok Aset Tak Berwujud, dipisahkan antara Aset Tak Berwujud yang dihasilkan
Tak Lancar. secara internal dan Aset Tak Berwujud lain.

• Dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif, • Beberapa informasi yang harus diungkapkan adalah:
penyajian Beban Amortisasi dan Kerugian dari 1. Umur manfaat tidak terbatas atau terbatas;
Penurunan Nilai sebagai bagian dari laba 2. Metode amortisasi yang digunakan;
operasi berkelanjutan, kecuali apabila 3. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi dengan akumulasi
kerugian dari penurunan nilai tersebut penurunan nilai pada awal dan akhir periode;
berhubungan dengan operasi tidak 4. Unsur – unsur dalam laporan Penghasilan Komprehensif;
berkelanjutan (discontinued operations). 5. Penambahan, penurunan, kerugian penurunan nilai, amortisasi
yang diakui, dan perubahan lainnya pada jumlah tercatat selama
• Di neraca, Aset Tak Berwujud disajikan sebesar periode;
nilai bukunya, yakni harga perolehan 6. Untuk Aset Tak Berwujud tak terbatas:
dikurangi akumulasi amortisasi. a. jumlah tercatat; dan
b. alasan yang mendukung masa manfaat tak terbatas.
Lisensi (at cost) Rp88.000.000 7. Untuk yang menggunakan model revaluasi:
Dikurangi: Akum. Amortisasi Rp 8.000.000 a. tanggal efektif revaluasi;
Rp80.000.000 b. jumlah tercatat yang direvaluasi;
c. jumlah tercatat yang diakui apabila diukur dengan metode biaya;
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] d. jumlah surplus revaluasi awal dan akhir periode; dan
e. metode dan asumsi dalam mengestimasi nilai wajar aset
8. Nilai keseluruhan biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai
biaya selama periode.

BAB VII 117
INVESTASI

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

RENCANA PEMBELAJARAN 118

Definisi investasi dan pengakuannya
Jenis dan klasifikasi investasi
Perhitungan dan penjurnalan transaksi investasi
Penyajian investasi dalam laporan keuangan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Definisi dan Jenis Investasi

Investasi merupakan salah satu bagian dari instrumen keuangan, yaitu setiap aset yang berbentuk:
1. Kas;
2. Insrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;
3. Hak kontraktual (untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya atau untuk mempertukarkan aset atau liabilitas

keuangan dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi menguntungkan entitas tersebut);
4. Kontrak yang akan atau dimungkinkan diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh

entitas dan merupakan nonderivatif atau derivatif)

Jenis Investasi • Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (Financial
asset at Fair Value through Profit and Loss – FVTPL)
Investasi utang (debt
investments) • Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Penghasilan
Komprehensif Lain (Financial asset at Fair Value through Other
Comphrehensive Income – FVOCI)

• Biaya perolehan yang diamortisasi dan dijual (Amortized cost)

Investasi saham • Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (Financial
asset at Fair Value through Profit and Loss – FVTPL)
(equity investments)
• Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Penghasilan
Komprehensif Lain (Financial asset at Fair Value through Other
Comphrehensive Income – FVOCI)

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

INVESTASI UTANG (debt investments)

Karakteristik Instrumen Utang Jenis Kriteria Keuntungan / Pendapatan
1. Terdapat nilai jatuh tempo yang Pengukuran Kerugian Belum Lainnya

mencerminkan nilai yang harus dibayar Terealisasi Bunga, untung
ke pemegang surat utang pada tanggal dan rugi dari
jatuh tempo; Amortized Held for collection (HFC) Tidak diakui penjualan.
2. Terdapat tingkat bunga yang cost dan tidak memilih opsi
menyebabkan timbulnya kewajiban fair value (FVO)
pembayaran bunga secara berkala; dan
3. Terdapat tanggal jatuh tempo yang FVOCI Held for collection and Diakui di Bunga, untung dan
menunjukkan kapan utang harus FVTPL selling (HFCS) dan tidak Penghasilan rugi dari penjualan.
dilunasi. memilih opsi fair value Komprehensif

(FVO) Lain (OCI)

Trading serta HFC Diakui di laba rugi Bunga, untung
dan HFCS yang (net income) dan rugi dari
memilih FVO
penjualan.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 120

Investasi Instrumen Utang— Amortized Cost

Investasi instrumen utang yang diukur pada amortized cost adalah investasi instrumen
utang yang dimiliki untuk dikoleksi dalam rangka memperoleh pembayaran bunga dan
pokok (held for collection - HFC).

Meskipun tujuan awalnya held for collection, tetapi Namun demikian, jika perusahaan sudah
perusahaan dapat menjual investasinya sebelum jatuh mulai memperdagangkan investasi HFC
secara teratur, maka perusahaan perlu
tempo dengan alasan: menilai kembali apakah investasi tersebut
masih konsisten dengan kriteria held for
1) 2) 3) collection.

sekuritas tersebut perusahaan perusahaan
sudah tidak mengubah strategi membutuhkan dana
investasinya, yaitu
memenuhi kriteria hanya berinvestasi untuk keperluan
atau strategi investasi belanja modal
perusahaan, misalnya pada sekuritas sehingga perlu untuk
dengan waktu jatuh menjual sekuritas
rating-nya turun atau investasi yang
tempo tertentu,
dimiliki.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Investasi Instrumen Utang - FVOCI (With Recycling)

Investasi dalam bentuk instrumen utang yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain (FVOCI)
adalah investasi instrumen instrumen utang yang dimiliki untuk dikoleksi dan dijual (held for collection and selling)
dengan perlakuan akuntansi sebagai berikut.
1. Selama periode pelaporan, investasi instrumen utang yang diukur pada FVOCI mengikuti jurnal akuntansi yang sama

dengan investasi utang yang dimiliki untuk dikoleksi, yaitu dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (amortized cost)
dan dilakukan amortisasi.
2. Pada setiap tanggal pelaporan, perusahaan menyesuaikan amortized cost terhadap nilai wajar (fair value) investasi
utang.
3. Selisih antara amortized cost dan nilai wajar dicatat pada akun Penysuaian Nilai Wajar dan akun Keuntungan
(kerugian) belum terealisasi – Penghasilan komprehensif lainnya/OCI (masuk komponen OCI dan ditutup pada
Akumulasi Penghasilan komprehensif lainnya (accumulated other comprehensive income - AOCI).
4. Pada saat investasi dijual dengan harga transaksi = nilai wajar investasi tersebut, maka perusahaan melakukan
penyesuaian nilai wajar dan Keuntungan (kerugian) belum terealisasi – Penghasilan komprehensif lainnya/OCI
untuk selanjutnya ditutup pada AOCI. Selanjutnya, perusahaan menutup saldo FVA dan menutup saldo akun
Keuntungan (kerugian) belum terealisasi – Penghasilan komprehensif lainnya/OCI pada akun Keuntungan (kerugian)
terealisasi – Penghasilan komprehensif lainnya – Laba Rugi (recycling/reklasifikasi) dan kemudian menutup saldo AOCI.
5. Pada saat investasi dijual dengan harga transaksi = nilai wajar investasi tersebut (misalnya karena ada negosiasi),
maka setelah perusahaan melakukan penyesuaian nilai wajar dan melakukan pencatatan sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, perusahaan mengakui keuntungan (kerugiaan) dari penjualan investasi saham sebesar selisih antara
harga transaksi dan nilai wajar.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 122

Investasi Instrumen Utang – FVTPL

Investasi Instrumen • Perusahaan memegang investasi utang dengan tujuan untuk menjualnya dalam
Utang - Trading waktu singkat

• Perusahaan melaporkan trading investments pada nilai wajar dan keuntungan
(kerugian) belum terealisasi yang terjadi dilaporkan sebagai bagian dari laba bersih

• jumlah keuntungan (kerugian) belum terealisasi berasal dari perubahan bersih nilai
wajar sekuritas dari satu periode ke periode lain, tidak termasuk pendapatan
dividen atau pendapatan bunga yang diakui tetapi tidak diterima.

Investasi Instrumen • Diterapkan untuk setiap instrumen aset keuangan.
Utang –
• Umumnya tersedia hanya pada saat perusahaan pertama kali membeli aset
Fair Value Option keuangan atau menimbulkan kewajiban keuangan.

• Perusahaan harus mengukur aset keuangan pada nilai wajar sampai dengan
perusahaan tidak lagi memiliki aset keuangan tersebut.

• Pada saat pengakuan awal entitas dapat membuat penetapan yang tak terbatalkan
untuk mengukur aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (fair value
option) jika penetapan tersebut mengeliminasi atau secara signifikan
mengurangi inkonsistensi pengukuran atau pengakuan.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

INVESTASI SAHAM (Equity Investment)

Investasi saham menggambarkan kepemilikan suatu saham, baik saham biasa, saham preferen, maupun saham lainnya.
• Dalam hal investasi saham diukur pada FVTPL, maka nilai investasi saham diukur sesuai harga beli sekuritas, sedangkan

komisi untuk broker dan biaya lainnya yang terkait dengan pembelian dicatat sebagai beban (expense);
• Adapun jika investasi saham diukur selain FVTPL, maka biaya broker dan biaya transaksi lainnya dicatat sebagai penambah

nilai investasi saham.

Perlakuan akuntansi untuk investasi No. Kategori Penilaian Keuntungan / Kerugian Dampak Lain Terhadap
saham ditentukan sejauh mana Belum Terealisasi Pendapatan
pengaruh investor terhadap
manajemen perusahaan. Dalam hal 1. Kepemilikan < 20%
ini tingkat pengaruh investor dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Trading Nilai Wajar (Fair Diakui sebagai bagian laba - Mencatat pendapatan saat
1. tidak memiliki pengaruh atau
value) bersih pengumuman dividen;
memiliki pengaruh yang tidak
signifikan (biasanya kepemilikan - Mencatat gain atau loss dari
kurang dari 20%);
2. memiliki pengaruh yang signfikan penjualan saham
(biasanya kepemilikan 20% -
50%); dan b. Non- Nilai Wajar (Fair Dicatat dalam akun - Mencatat pendapatan saat
3. memiliki kendali atas perusahaan
(kepemilikan di atas 50%). Trading value) "Penghasilan Komprehensif pengumuman dividen;

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] Option Lainnya (other comprehensive - Mencatat gain atau loss dari

income – OCI)” dan masuk penjualan saham

komponen Ekuitas

2. Kepemilikan Metode Ekuitas Tidak Diakui - Mencatat pengurangan investasi

20% -50% saat pengumuman dividen

- Mencatat penambahan investasi

(proporsional) saat pengumuman

laba bersih

3. Kepemilikan Konsolidasi Tidak Diakui Tidak dapat diterapkan

> 50%

Penjurnalan Transaksi Investasi Saham

Kepemilikan Kurang dari 20% (Fair Value Method) --- Investasi Saham - FVTPL

Investasi Saham - FVTPL Contoh:
Investasi saham diukur pada FVTPL dalam
hal dimaksudkan untuk diperdagangkan Pada tanggal 30 Desember 2019 PT Republik membeli tiga saham berikut ini dengan kepemilikan masing-
(for trading).
Investasi saham dengan tujuan tidak masing kurang dari 20% dengan tujuan untuk diperdagangkan.
diperdagangkan (non trading) juga diukur
pada FVTPL dalam hal entitas tidak Saham Biaya Perolehan Nilai wajar 31 Des 2019
memilih untuk menggunakan opsi FVOCI.
PT Angkasa Rp250.000.000

PT Planetariana Rp400.000.000

PT Galaksi Rp150.000.000

Total Biaya Rp800.000.000

Rincian Transaksi dan Jurnal:

1. Jurnal Pembelian 2. Jurnal Penyesuaian nilai wajar pada akhir periode

2019 Investasi di Saham 800.000.000 - Diasumsikan per tanggal 31 Desember 2019, nilai wajar dari portofolio

Des, 30 Kas - 800.000.000 investasi saham PT Republik adalah sebagai berikut.

Saham Biaya Perolehan Nilai wajar 31 Des 2019 Keuntungan(Kerugian)

PT Angkasa Rp250.000.000 Rp265.000.000 Rp15.000.000

PT Planetariana Rp400.000.000 Rp395.000.000 (Rp 5.000.000)

PT Galaksi Rp150.000.000 Rp120.000.000 (Rp30.000.000)

Total Rp800.000.000 Rp780.000.000 (Rp20.000.000)

Jurnal:

2019 Keuntungan (Kerugian) Belum 20.000.000 -
Des, 31 20.000.000
Terealisasi – Laba Rugi

Penyesuaian nilai wajar -

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Penjurnalan Transaksi Investasi Saham

Kepemilikan Kurang dari 20% (Fair Value Method) --- Investasi Saham - FVTPL

3. Jurnal Pencatatan Pendapatan Dividen 5. Jurnal Penjualan Investasi Saham
Pada 2 Januari 2020, PT Planetariana Tbk mengumumkan Pada 15 Januari 2020, PT Republik menjual saham PT Planetariana Tbk dengan
pembagian dividen tunai. Berdasarkan perhitungan, PT harga Rp405.000.000 (sesuai nilai wajar). Berarti ada keuntungan sebesar
Republik mendapatkan jatah dividen sebesar Rp5.000.000 (Rp405.000.000-Rp400.000.000). Biaya broker Rp4.000.000.
Rp10.000.000. Dividen dibagikan tanggal 12 Januari 2020. Perhitungan:
PT Republik berniat untuk tidak menjual saham PT
Planetariana sampai dengan tanggal pembagian dividen. Saldo Keuntungan (Kerugian) Belum Terealisasi - Saham PT = 5.000.000
Jurnal: Planetariana = (5.000.000)
Saldo Penyesuaian Nilai Wajar sebelumnya – Kredit

2020 Piutang Dividen 10.000.000 Penyesuaian Nilai Wajar – Debit = 10.000.000

Jan, 2 Pendapatan Dividen 10.000.000 a. Jurnal Penyesuaian Nilai Wajar Saat Penjualan

4. Jurnal Penerimaan Dividen Tunai 2020 Penyesuaian Nilai Wajar 10.000.000 -
Jan, 15 Keuntungan (Kerugian) Belum - 10.000.000

2020 Kas 10.000.000 Terealisasi – Laba Rugi

Jan, 12 Piutang Dividen 10.000.000 Dengan jurnal di atas, per 15 Januari 2020, saldo Penyesuaian Nilai Wajar
investasi saham PT Planetariana adalah Rp5.000.000 (Debit).

b. Jurnal Penjualan

2020 Kas 405.000.000 -

Jan, 15 Investasi Saham - 400.000.000
- 5.000.000
Penyesuaian Nilai Wajar

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] Beban Komisi 4.000.000 -
Kas - 4.000.000

Penjurnalan Transaksi Investasi Saham

Kepemilikan Kurang dari 20% (Fair Value Method) --- Investasi Saham - FVTPL

6. Jurnal Penyesuaian Nilai Wajar pada saat Akhir Periode

Misalnya sampai akhir bulan Januari 2020, PT Republik tidak melakukan pembelian

dan penjualan saham, berikut informasi saham PT Republik per 31 Januari 2020.

Perhitungan:

Saham Biaya Perolehan Nilai wajar 31 Des 2019 Keuntungan(Kerugian)
PT Angkasa Rp250.000.000 Rp260.000.000 Rp10.000.000
PT Galaksi Rp150.000.000 Rp145.000.000 (Rp 5.000.000)
Rp400.000.000 Rp405.000.000 (Rp 5.000.000)
Total

Penyesuaian nilai wajar sebeluimnya Rp15.000.000
– PT Angkasa Tbk (Dr)
Penyesuaian nilai wajar sebeluimnya (Rp30.000.000)
– PT Galaksi Tbk (Cr) Rp20.000.000
Penyesuaian Nilai Wajar

Jurnal Penyesuaian Nilai Wajar 20.000.000 -
- 20.000.000
2020 Keuntungan (Kerugian) Belum
Jan, 31 Terealisasi – Laba Rugi

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Penjurnalan Transaksi Investasi Saham

Kepemilikan Kurang dari 20% (Fair Value Method) --- Investasi Saham - FVOCI

Investasi Saham – FVOCI Perlakuan akuntansi terkait investasi saham-FVOCI adalah sebagai berikut.
1. Jurnal yang diperlukan untuk mencatat investasi saham-FVOCI secara umum sama dengan investasi saham-
Investasi saham diukur
FVTPL;
pada FVOCI dalam hal 2. Segala Keuntungan (Kerugian) Belum Terealisasi yang terjadi dicatat sebagai bagian dari Penghasilan

investasi saham Komprehensif Lainnya (other comprehensive income – OCI);
3. Segala Keuntungan (Kerugian) Belum Terealisasi yang terjadi akan menambah atau mengurangi akun
dimaksudkan tidak
Investasi Saham, bukan akun Penyesuaian Nilai Wajar karena klasifikasi investasi saham – FVOCI
untuk diperdagangkan diterapkan per instrumen investasi, bukan berbasis portofolio;
4. Karena bersifat no recycling, pada saat penjualan, tidak ada reklasifikasi pada laba rugi tahun berjalan,
(non trading) dan entitas melainkan saldo Akumulasi Penghasilan Komprehensif Lainnya (Accumulates Other Comprehensive Income
– AOCI) atas investasi saham yang dijual langsung ditutup pada akun Laba Ditahan.
memilih untuk

menggunakan opsi

FVOCI.

Contoh:
Berikut adalah informasi terkait dengan investasi saham PT Antik.
• Pada 1 Desember 2020, PT Antik membeli 20.000 saham PT Klasik dengan harga Rp7.500 per saham dengan tujuan tidak untuk

diperdagangkan dan kepemilikan <20 %. Perusahaan membayar biaya broker sebesar Rp1.500.000. Untuk mengukur saham ini,
perusahaan memilih FVOCI Option.
• Pada 20 Desember 2020, PT Klasik mengumumkan dan membayar dividen tunai sebesar Rp500 per saham.
• Pada 31 Desember 2020, nilai wajar saham PT Klasik Rp7.400 per saham.
• Pada 2 Januari 2021, PT Antik menjual seluruh saham PT Klasik dengan harga jual Rp7.600 per saham dan membayar biaya broker
Rp2.000.000. Diketahui nilai wajar saham Rp7.400 (sama dengan 31 Desember 2020).

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Penjurnalan Transaksi Investasi Saham

Kepemilikan Kurang dari 20% (Fair Value Method) --- Investasi Saham - FVOCI

1. Jurnal Pembelian Saham 3. Jurnal Penyesuaian Nilai Wajar pada Akhir Periode

2020 Investasi Saham* 151.500.000 - 2020 Keuntungan (Kerugian) Belum 3.500.000 -
Des, 1 Kas Des, 31 Terealisasi – OCI - 3.500.000
- 151.500.000
Investasi Saham

*Karena investasi saham diukur pada FVOCI (tidak diukur pada FVTPL), maka Akum. Penghasilan 3.500.000 -
biaya transaksi diperlakukan sebagai penambah biaya perolehan investasi saham Komprehensif Lain nya (AOCI) - 3.500.000
(Rp150.000.000 + Rp1.500.000).
Keuntungan (Kerugian)
Belum Terealisasi – OCI

2. Jurnal Penerimaan Deviden 10.000.000 - *Jurnal di atas menggunakan akun Investasi Saham bukan akun Penyesuaian Nilai
Wajar karena klasifikasi non trading diterapkan per instrumen investasi, bukan
2020 Kas - 20.000.000 berbasis portofolio (Rp151.500.000 - (20.000 x Rp7.400) = 3.500.000)
Des, 20 Pendapatan Deviden

4. Jurnal Penjualan

2021 Kas (7.600 x Rp20.000) 152.000.000 -
Jan, 2 Investasi Saham
Keuntungan Penjualan - 148.000.000
Investasi Saham
- 4.000.000

Beban Komisi 2.000.000 -
Kas
- 2.000.000

Laba Ditahan 3.500.000 -
Akum. Penghasilan
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] Komprehensif Lain nya (AOCI) - 3.500.000

Penjurnalan Transaksi Investasi Saham

Kepemilikan Antara 20% -50%

Investor yang memiliki saham sebesar 20%-50% dianggap • Investasi saham dengan kepemilikan 20% - 50% dicatat
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap operasional dan
kebijakan finansial investee. menggunakan metode ekuitas (equity method).
Secara kualitatif, pengaruh signifikan ditandai dengan hal-hal • Transaksi awal pembelian investasi dicatat sebesar biaya
sebagai berikut:
1. Keterwakilan dalam dewan direksi dan komisaris atau organ perolehan.
• Setiap pengumuman dividen akan mengurangi nilai
setara;
2. Partisipasi proses pembuatan kebijakan, termasuk dividen investasi perusahaan dan setiap pengumuman laba bersih

dan distribusi lain; oleh investee akan menambah nilai investasi perusahaan.
3. Transaksi material investor dengan investee; • Tidak ada jurnal penyesuaian nilai wajar yang dibuat.
4. Pertukaran personel manajerial; dan • Dalam hal investee mengumumkan rugi bersih yang
5. Penyediaan informasi teknis pokok.
mengakibatkan kerugian yang harus ditanggung investor
Entitas juga harus memperhatikan hak suara potensial yang dapat
timbul jika entitas memiliki waran, opsi beli saham, instrument utang melebihi carrying value saldo investasi yang dimiliki, maka
atau instrument ekuitas yang dapat dikonvesi menjadi saham biasa,
atau instrument sejenis lainnya yang mempunyai potensi suara pihak biasanya investor hanya mengakui kerugian maksimal
lain. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini
dapat dieksekusi atau dikonversi, termasuk juga hak suara potensial sejumlah saldo investasinya dan tidak mengakui kerugian
yang dimiliki oleh entitas lain, harus dipertimbangkan dalam melakukan
penilaian apakah entitas mempunyai pengaruh signifikan. tambahan serta menghentikan penerapan equity

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] method.
• Jika kerugian investor tidak dibatasi sampai jumlah saldo

investasinya (misalnya ada jaminan bahwa investee akan

menghasilkan keuntungan di masa depan atau investee

akan mendapatkan dukungan dana), maka investor dapat

mengakui kerugian tambahan.

Penjurnalan Transaksi Investasi Saham

Kepemilikan Antara 20% -50%

Metode Nilai Wajar Metode Ekuitas

(Fair Value Method) (Equity Method)

Pada tanggal 2 Januari 2019 PT Asli membeli 500 lembar saham PT Siap (setara dengan 20% kepemilikan) seharga Rp10.000

per lembar

Investasi Saham 5.000.000 Investasi Saham 5.000.000

Kas 5.000.000 Kas 5.000.000

PT Siap mengumumkan laba bersih untuk tahun 2019 sebesar Rp3.000.000 (PT Asli mencatat bagian laba bersih sebesar

Rp600.000 (Rp3.000.000 x 20%))

Tidak ada jurnal Investasi Saham 600.000

Pendapatan Investasi 600.000

Pada tanggal 31 Desember 2019, nilai wajar saham PT Siap sebesar Rp12.000 per lembar (Penyesuaian nilai wajar sebesar

Rp1.000.000 (Rp2.000 x 500))

Penyesaian Nilai Wajar 1.000.000 Tidak ada jurnal

Keuntungan (Kerugian) Belum 1.000.000

Terealisasi – Laba Rugi

Pada tanggal 6 Februari 2019, PT Asli menerima dividen kas sebesar Rp250.000

Kas 250.000 Kas 250.000
250.000
Pendapatan Dividen 250.000 Investasi Saham

PT Siap mengumumkan kerugian bersih untuk tahun 2019 sebesar Rp1.000.000

Tidak ada jurnal Kerugian Investasi Saham 1.000.000

Investasi Saham 1.000.000

Pada tanggal 31 Desember 2019, nilai wajar saham PT Siap sebesar Rp11.000 per lembar (Penyesuaian nilai wajar sebesar

Rp500.000 (Rp1.000 x 500))

Keuntungan (Kerugian) Belum 500.000 Tidak ada jurnal
Terealisasi – Laba Rugi

Penyesuaian Nilai Wajar 500.0000

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] Sumber: Kieso, Weygandt, Warfield (2018)

Penjurnalan Transaksi Investasi Saham

Kepemilikan Lebih dari 50%

• Ketika sebuah perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50% pada
korporasi lain maka perusahaan tersebut dianggap memiliki kendali (controlling
interest);

• Perusahaan investor disebut perusahaan induk (parent), sedangkan perusahaan
investee disebut sebagai perusahaan anak (subsidiary);

• Perusahaan induk akan mencatat investasi saham pada anak perusahaan sebagai
investasi jangka panjang;

• Perusahaan induk akan membuat laporan keuangan konsolidasi.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Penyajian Investasi dalam Laporan Keuangan

1. Investasi Utang
Investasi utang dengan tujuan untuk dikoleksi dan dijual maka diukur pada FVOCI dengan melakukan recycling atau reklasifikasi
dimana keuntungan (kerugian) yang belum terealisasi yang dicatat ke penghasilan komprehensif lainnya (OCI), apabila sudah
direalisasikan (misalnya dengan cara dijual), maka keuntungan (kerugian) yang belum terealisasi tersebut di-recycle atau dicatat
di laporan laba rugi (other income and expense).

2. Investasi Saham
• Investasi saham dengan pengaruh kecil (< 20%) dan bertujuan untuk diperdagangkan (trading) diukur menggunakan nilai
wajar. Pembagian dan penerimaan dividen dicatat sebagai pendapatan dividen (dividend revenue) dan segala keuntungan
(kerugian) yang belum terealisasi yang terjadi dicatat sebagai bagian dari laba bersih;
• Investasi saham dengan pengaruh kecil (<20%) dan bertujuan untuk tidak diperdagangkan (nontrading) diukur menggunakan
nilai wajar. Pembagian dan penerimaan dividen dicatat sebagai pendapatan dividen (dividend revenue) dan segala segala
keuntungan (kerugian) yang belum terealisasi yang terjadi dicatat sebagai bagian dari penghasilan komprehensif lainnya dan
merupakan komponen Akumulasi penghasilan komprehensif lainnya pada bagian ekuitas (equity section);
• Investasi saham dengan pengaruh signifikan (20% - 50%) dicatat menggunakan metode ekuitas (equity method). Dalam equity
method, setiap pengumuman dividen akan mengurangi nilai investasi perusahaan dan setiap pengumuman laba bersih oleh
investee akan menambah nilai investasi perusahaan;
• Investasi saham yang mengakibatkan timbulnya kendali pada korporasi lain (>50%) dicatat dan dilaporkan dengan
menggunakan metode konsolidasi (consolidation method).

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Penyajian Investasi dalam Laporan Keuangan Rpxxx.xxx.xxx
Rpxxx.xxx.xxx
Contoh ilustrasi penyajian investasi tersaji sebagai berikut. Rpxxx.xxx.xxx

Laporan Posisi Keungan Rpxxx.xxx.xxx
ASET Rpxxx.xxx.xxx
Investasi Rpxxx.xxx.xxx

Investasi Utang
Aset Lancar

Piutang Bunga
EKUITAS

Akumulasi penghasilan komprehensif lainnya

Laporan Rugi Laba
Penghasilan dan Beban Lainnya

Pendapatan Bunga
Keuntungan (Kerugian) yang Terealisasi – Rugi Laba

Penghasilan Komprehensif Lainnya
Keuntungan (Kerugian) yang Belim Terealisasi – Rugi
Laba

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Soal Latihan

Pada Januari 2017, PT. SERUNAI membeli tunai 200.000 lembar saham PT. PQR (20% dari total saham yang
beredar) bernominal Rp1.500/lembar. Pada 31 Desember 2017 dan 2018 PT. PQR mengumumkan laba
(rugi), dividen tunai dan nilai pasar wajar sahamnya sebagai berikut.

Tahun Laba (Rugi) Bersih Dividen Tunai Nilai Wajar
2017 Rp150.000.000 Rp60.000.000 Rp1.800
2018 (Rp60.000.000) Rp15.000.000 Rp1.500

Apabila pada 1 Pebruari 2018, PT. SERUNAI menjual seluruh sahamnya dengan harga Rp1.600, maka buatlah
jurnal pencatatannya apabila diasumsikan sebagai berikut.
a. Saham yang dibeli tidak mempunyai pengaruh yang signifikan;
b. Saham yang dibeli mempunyai pengaruh yang signifikan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

BAB VIII 136
LIABILITAS LANCAR

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

RENCANA PEMBELAJARAN 137

Karakteristik Liabilitas Jangka Pendek
Jenis Liabilitas Jangka Pendek

Transaksi Liabilitas Jangka Pendek
Liabilitas Kontijensi dan Pengungkapan

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Karakteristik dan Jenis Liabilitas (Kewajiban) Lancar

Liabilitas adalah kewajiban (obligation) entitas masa kini yang Berdasarkan nilainya, liabilitas dapat dikategorikan menjadi:
timbul dari peristiwa masa lalu, pelunasannya menyebabkan 1. Liabilitas yang nilainya pasti, yaitu bentuk liabilitas yang
aliran keluar atas sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi. telah jelas berapa jumlah dibayarkan kepada pihak lain;
dan
Karakteristik liabilitas adalah:
1. Merepresentasikan kewajiban masa kini; 2. Liabilitas yang nilainya tidak pasti, yaitu liabilitas yang
2. Muncul dari kejadian masa lalu; dan jumlahnya diestimasi oleh entitas berdasarkan informasi
3. Ada arus keluar (kas, barang, dan jasa). yang tersedia, biasa disebut sebagai provisi.

Kriteria klasifikasi liabilitas jangka pendek adalah: Berdasarkan asal terjadinya, Liabilitas dapat diklasifikasikan
1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas menjadi:
1. Liabilitas yang terjadi sebagai konsekuensi kegiatan
dalam siklus operasi normalnya;
2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan operasi perusahaan
Contoh: utang dagang, utang pajak, beban yang masih
diperdagangkan; harus dibayar, pendapatan diterima di muka.
3. Liabilitas jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka
2. Liabilitas yang berdasarkan kontrak formal
waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau Contoh: wesel bayar, utang bank, atau liabilitas jangka
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda panjang yang akan jatuh tempo dalam dua belas bulan.

penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12
bulan setelah periode pelaporan.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Pencatatan Transaksi Liabilitas Lancar Contoh:
PT Mawar membeli barang secara kredit pada tanggal 29
1. Utang Usaha Desember 2020 senilai Rp330.000.000 setelah nilai PPN
10%. Persyaratan jual beli adalah n/30, FOB Shipping Point.
Utang usaha (Accounts Payable) adalah utang terkait Barang sampai dengan 31 Desember 2020 belum sampai di
kegiatan utama entitas. Untuk entitas yang bergerak di gudang PT Mawar dan diketahui baru diterima gudang pada
bidang perdagangan, utang usaha disebut sebagai utang 2 Januari 2021.
dagang. Pembelian kredit sering dituliskan dalam term:
2/10, n/60, FOB Shipping Point, yang artinya pembelian Des, 29 Persediaan 300.000.000 ‐
akan diberikan diskon 2% jika dilunasi sampai dengan 10 PPN Masukan 30.000.000 -
hari, utang jatuh tempo dalam waktu 60 hari, dan titik Utang Dagang ‐ 330.000.000
pengakuan di gudang penjual.
Utang dagang diakui saat entitas telah menerima barang Pencatatan utang dagang tetap dilakukan pada 29
atau jasa dari pemasok. Syarat jual beli atau serah terima Desember karena titik pengakuan di gudang penjual
harus diperhatikan untuk menentukan titik pengakuan,
yaitu:
1. FOB Shipping Point (franko gudang penjual), yaitu

titik pengakuan pembelian di gudang penjual. Utang
akan diakui saat barang telah masuk kendaraan
angkutan untuk diantar ke gudang pembeli.
2. FOB Destination Point (franko gudang pembeli), yaitu
titik pengakuan di gudang pembeli. Utang diakui saat
barang telah diterima oleh pembeli.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Pencatatan Transaksi Liabilitas Lancar

2. Utang Wesel

Utang wesel (Notes Payable) merupakan janji utang secara tertulis (promissory/written promises), muncul dari pembelian,
pembiayaan, atau transaksi lainnya. Wesel tak berbunga dibayar oleh bank di bawah nilai nominalnya, sedangkan wesel berbunga
dibayar sebesar nilai nominalnya.

Wesel Berbunga Di neraca per 31 Desember 2018, utang wesel berbunga
PT. LOUBENA JAYA pada tanggal 1 November 2018 menarik beserta utang bunganya disajikan sebagai berikut.
utang wesel jangka pendek dari bank, nilai nominal
Rp10.000.000, bunga 12%, jangka waktu 3 bulan. Kewajiban Lancar :
Jurnal penarikan utang wesel sebagai berikut.
Utang Wesel Rp 10.000.000

Ditambah : Utang Bunga 200.000

Nov, 1 Kas 10.000.000 ‐ Rp 10. 200.000

Utang Wesel ‐ 10.000.000 Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir tahun 2018 dibalik

pada awal tahun 2019 dengan mendebit Utang Bunga dan

Jika tahun buku adalah tahun kalender, maka dibuat jurnal mengkredit Beban Bunga sebesar Rp200.000.
penyesuaian pada akhir tahun 2018 untuk mengakui biaya
bunga selama 2 bulan (1 November ‐ 31 Desember) sebagai Kemudian, pada saat pelunasan 1 Februari 2019 dibuat jurnal
berikut. sebagai berikut:

Feb. Utang Wesel 10.000.000 ‐

Des. 31 Beban Bunga 200.000 ‐ 1 Beban Bunga (Rp 10 juta x 12% x 3/12) 300.000 -

(Rp 10 juta x 12% x 2/12) ‐ 200.000 Kas ‐ 10.300.000

Utang Bunga

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Pencatatan Transaksi Liabilitas Lancar

Wesel Tanpa Bunga Di neraca per 31 Desember 2018, utang wesel tanpa bunga
PT. PRADHANA pada tanggal 1 November 2018 menarik eksplisit disajikan sebagai berikut.
utang wesel jangka pendek dari bank, nilai nominal
Rp10.000.000, jangka waktu 3 bulan, tidak disebutkan Kewajiban Lancar : Rp 10.000.000
tingkat bunga secara eksplisit. Namun, bank hanya Utang Wesel 100.000
membayar Rp9.700.000. Dikurangi: Diskonto Utang Wesel
Jurnal untuk mencatat penarikan utang wesel adalah Rp 9.900.000
sebagai berikut.
Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir tahun 2018 tidak
Nov. 1 Kas 9.700.000 ‐ dibalik pada awal tahun 2019. Kemudian, pada tanggal 1
Diskonto Utang Wesel Februari 2019 dilakukan penjurnalan untuk amortisasi
Utang Wesel 300.000 ‐ diskonto selama 1 bulan dan penjurnalan untuk pelunasan
utang wesel sebagai berikut:
‐ 10.000.000

Jika tahun buku adalah tahun kalender, maka dibuat jurnal Feb. 1 Beban Bunga 100.000 ‐
penyesuaian pada akhir tahun 2018 untuk mengamortisasi
diskonto dan mengakuinya sebagai beban bunga selama 2 (Rp 300.000 x 1/3) ‐ 100.000
bulan (1 November ‐ 31 Desember) sebagai berikut.
Diskonto Utang Wesel 10.000.000 -
Des.31 Beban Bunga 200.000 ‐
‐ 200.000 Utang Wesel - 10.000.000
(Rp 300.000 x 2/3)
Kas
Diskonto Utang Wesel

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Pencatatan Transaksi Liabilitas Lancar

3. Utang PPh Karyawan

Merupakan utang atas kewajiban perusahaan karena perusahaan sebagai pembayar upah karyawan diwajibkan oleh pemerintah
untuk menghitung, memungut, menyetor, dan melaporkan pajak atas gaji dan upah karyawan.

Contoh: Jurnal untuk mencatat pemotongan gaji, pembayaran gaji, dan pembayaran
Pada 1 Juli 2018, Ibu Nimmie Fadhillah, seorang PPh ke Kas Negara adalah sebagai berikut:
karyawan tetap yang memiliki NPWP, tidak kawin,
dan tidak punya tanggungan, bekerja pada PT. OASE Jul. 1 Beban Gaji dan Upah 4.800.000 ‐
SEMBADA dengan penghasilan setiap bulan Utang Gaji dan Upah ‐ 4.755.000
Rp4.800.000. Jika tarif pajaknya adalah 15% dan Utang PPh Karyawan ‐
PTKP Rp4.500.000 per bulan, maka pajak yang 45.000
harus dipotong dari gajinya adalah Rp45.000, yakni
15% x (Rp4.800.000 – Rp4.500.000). Anggaplah PPh Jul. 1 Utang Gaji dan Upah 4.755.00 -
harus disetor tiap tanggal 10. Kas - 4.755.000

Jul, 10 Utang PPh Karyawan 45.000 -
Kas - 45.000

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Pencatatan Transaksi Liabilitas Lancar

4. Beban yang Masih Harus Dibayar

Atas beban yang telah terjadi namun belum dibayar sampai periode pelaporan, entitas harus mengakui beban dalam laporan laba
rugi serta beban yang masih harus dibayar pada laporan posisi keuangan. Contoh: Beban gaji, Bunga yang masih harus dibayar/utang
bunga, dan Beban operasi yang masih harus dibayar.

Contoh: Entitas memiliki utang bank yang ditarik pada 1 Desember 2020
Pembayaran gaji karyawan sebesar Rp240.000.000 dilakukan sebesar Rp400.000.000 bunga 12% per tahun, jangka waktu 5
pada tanggal 5 tiap bulan, untuk masa kerja tanggal 1 sampai tahun. Bunga dibayarkan setiap tanggal 1 Desember. Bunga dari
dengan akhir bulan. Pada akhir periode tiap tahun, misal tanggal 1 -31 Desember 2020 harus dibebankan sebagai beban
tahun 2020, dibuat jurnal penyesuaian atas gaji untuk masa bunga dan utang bung/bunga yang masih harus dibayar.
kerja bulan Desember yang baru akan dibayarkan pada tanggl
5 Januari tahun berikutnya, yaitu tahun 2021. 2020 Beban Bunga 4.000.000 -
Des. 31
2020 Beban Gaji 240.000.000 - - 4.000.000
Des. 31 Utang Gaji Utang Bunga
- 240.000.000

2021 Utang Gaji 240.000.000 - Bunga 12% x 1/12 x Rp400.000.000
Jan. 5 Kas = Rp4.000.000

- 240.000.000

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Pencatatan Transaksi Liabilitas Lancar

5. Pendapatan Diterima di Muka
Pendapatan Diterima Di Muka (unearned revenue) timbul karena perusahaan menerima kas sebagai pembayaran
sebelum perusahaan menyelesaikan pekerjaan/jasa.

Pendapatan Jasa Diterima di Muka. Pendapatan Sewa Diterima di Muka.
Contoh: Pada 1 Juli 2018 sebuah perusahaan penerbangan Contoh: Pada 1 Oktober 2020 PT. NANARIA menerima uang
menjual tiket kepada 100 orang untuk penerbangan tunai Rp15.000.000 dari Tuan Mulyanto sebagai uang sewa
Jakarta‐Jogja dengan menerima uang tunai Rp42.500.000. ruangan kantor selama 2 tahun atau Rp7.500.000 per tahun.
Semua penumpang telah menerima jasa penerbangan Jurnal untuk mencatat penerimaan uang tunai dan pengakuan
Jakarta‐Jogja tersebut pada 7 Juli 2018. pendapatan diterima di muka adalah sebagai berikut:
Jurnal untuk mencatat penerimaan uang tunai dan
pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut: 2020 Kas 15.000.000 ‐

Okt. 1 Pendapatan Sewa Diterima di Muka ‐ 15.000.000

Jul. 1 Kas 42.500.000 ‐ 2020, Pendapatan Sewa Diterima di Muka 1.875.000 ‐
- 1.875.000
Pendapatan Jasa Diterima di ‐ 42.500.000 Des. 31 Pendapatan Sewa (3/12 x Rp 7,5 juta)
Muka
2021 Pendapatan Sewa Diterima di Muka 7.500.000 -

Des. 31 Pendapatan Sewa ‐ 7.500.000

Jul. 7 Pendapatan Jasa Diterima di Muka 42.500.000 ‐ 2022 Pendapatan Sewa Diterima di Muka 5.625.000 -
Pendapatan Jasa
‐ 42.500.000 Okt. 1 Pendapatan Sewa (9/12 x Rp 7,5 juta) ‐ 5.625.000

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

Liabilitas Kontinjensi

Pada kondisi tertentu entitas memiliki liabilitas yang kepastian dan jumlahnya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Istilah umum yang
digunakan untuk sesuatu yang memiliki ketidakpastian dari sisi kejadian dan jumlah adalah kontinjensi.

Tipe Kontinjensi Provisi diakui jika memenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum, konstruktif) sebagai
Istilah provisi dibedakan dari kontinjensi untuk menjelaskan
terminologi yang berbeda. Provisi disebut sebagai kewajiban akibat peristiwa masa lalu;
diestimasi. Provisi adalah bentuk kontinjensi yang disajikan 2. Kemungkinan besar (probable) penyelesaian liabilitas tersebut
dalam laporan keuangan (on balance sheet), sedangkan
liabilitas kontinjensi hanya diungkapkan dalam laporan mengakibatkan arus keluar seumber daya; dan
keuangan. 3. Estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas dapat dibuat.
Jika tidak memenuhi tiga syarat tersebut, provisi tidak dapat diakui, sehingga
https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] kemungkinan liabilitas tersebut cukup diungkapkan sebagai liabilitas kontinjensi
tergantung materialitas dan kemungkinan terjadinya.

Liabilitas kontinjensi adalah:
1. Liabilitas potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya

menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih
pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas;
atau
2. Liabilitas kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena:
a. Tidak terdapat kemungkinan besar (probable) entitas mengeluarkan

sumber daya untuk menyelesaikan liabilitasnya;
b. Jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan, liabilitas ini hanya
perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Latihan Soal Soal Latihan 3
Tn. Syafruddin pada 1 September 2018 menarik
Soal Latihan 1 utang wesel dari Bank Sembada, nilai nominal
PT. ANDRIJAYA membayar gaji dan upah Rp10.000.000, bunga 9%, jangka waktu 5 bulan.
karyawannya tiap tanggal 20 pada setiap bulan Buatlah jurnal pencatatannya sampai dengan
sebesar Rp15.000.000. Apabila gaji dan upah tanggal jatuh tempo 1 Februari 2019!
karyawan bulan Januari 2018 telah dihitung pada
tanggal 15 Januari dan tarif pajak penghasilan
(PPh) karyawan sebesar 15%, maka buatlah jurnal
pencatatannya!

Soal Latihan 2 Soal Latihan 4
PT. MAHARDIKA pada 1 Juni 2016 membayar sewa Nn. Fadhillah pada 1 November 2018 menarik
gedung untuk 3 tahun ke depan sebesar utang wesel dari Bank XYZ, nilai nominal
Rp18.000.000. Buatlah jurnal pencatatan pada 1 Rp12.000.000, jangka waktu 3 bulan, maka buatlah
Juni 2016 sampai dengan 1 Juni 2019! jurnal pencatatannya sampai dengan tanggal jatuh
tempo 1 Februari 2019 apabila Bank hanya
membayar kas Rp10.200.000 kepada Nn. Fadhillah!

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

source: www.freshbooks.com 147

BAB IX
LIABILITAS
JANGKA PANJANG

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected]

AGENDA PEMBELAJARAN

1 Definisi dan Jenis Liabilitas Jangka Panjang 6 Obligasi Diterbitkan/Dijual pada Nilai Diskon/Premium
2 Bunga Obligasi dan Waktu Penerbitan Obligasi 7 Pelunasan Obligasi pada Jatuh Tempo
3 Jurnal Terkait Obligasi 8 Obligasi dgn Bunga Dibayar per Semester
4 Penilaian Obligasi 9 Penyajian Obligasi pada LPK
5 Obligasi Diterbitkan/Dijual pada Nilai Par
10 Wesel Bayar

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 148

DEFINISI DAN JENIS LIABILITAS JANGKA PANJANG

• Liabilitas/Kewajiban jangka panjang sebagai sumber daya yang diharapkan akan
dikeluarkan di masa datang sebagai akibat dari kewajiban yang terjadi saat ini yang
tidak dibayarkan dalam jangka waktu satu tahun atau selama satu siklus operasi
perusahaan, mana yang lebih lama. Liabilitas jangka panjang seringkali disebut
dengan istilah utang jangka panjang atau kewajiban tidak lancar.

• Klasifikasi/jenis Kewajiban Jangka Panjang antara lain adalah:
1. Utang Obligasi (Bond Payable);
2. Wesel Bayar (Long Term Notes Payable); dan
3. Utang Hipotek (Mortgages Payable).

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 149

UTANG OBLIGASI

➢ Utang Obligasi atau Obligasi terjadi karena adanya kontrak jual beli antara penerbit obligasi (bond issuer)
dengan pembeli obligasi (kreditur/investor). Pihak yang menerbitkan obligasi akan menerima uang dari
penerbitan obligasi tersebut dari pembeli obligasi, yang diterima sekali sewaktu obligasi diterbitkan atau
dijual. Di sisi lain, penerbit obligasi berkewajiban untuk mengembalikan uang (melunasi utang) kepada
kreditur yang terdiri dari:
1. Nilai pokok atau principal atau nominal, yang akan dibayar sekali pada tanggal jatuh tempo obligasi.
2. Bunga, yang dibayarkan secara berkala sesuai dengan perjanjian obligasi, umumnya adalah setiap tahun
atau setiap semester. Bunga yang dibayarkan oleh penerbit obligasi adalah bunga
kupon/nominal/tercatat.

➢ Dalam penerbitan obligasi, ada dua jenis bunga yang terkait, yakni:
1. Coupon rate (bunga kupon)/Nominal rate (bunga nominal)/Stated rate (bunga tercatat)
Suku bunga yang tertulis dalam kontrak/perjanjian obligasi, yang dijadikan sebagai dasar dalam
pembayaran bunga obligasi secara berkala.
2. Effective interest rate (bunga efektif)/Yield rate/Market rate (bunga pasar)
Suku bunga yang memberikan tingkat pengembalian sepadan dengan risiko yang didasarkan pada
mekanisme pasar. Bunga ini digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai/harga jual obligasi, yakni
rate digunakan untuk menghitung Nilai Kini dari Arus Kas di Masa Depan. Bunga pasar juga dijadikan
dasar rate dalam melakukan amortisasi obligasi yang diterbitkan pada nilai Diskon atau Premium.

https://bpkcorpu.bpk.go.id email: [email protected] 150


Click to View FlipBook Version