The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ilyaaisatulazizah01, 2021-04-06 08:08:29

SMECONE DRUGS INFORMATION

XI FKK 2
SMK N 1 Purwokerto

Keywords: #obat

 Bentuk Sediaan : Tablet
 Nama Pabrik : PT. Etercon
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Sumber : DOI
131. RESERPINE

 Kandungan Zat Aktif : Reserpine
 Khasiat : Mengobati hipertensi dan psikosis pada skizofrenia
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

Tujuan: Mengobati hipertensi
- Dosis awal: 0,5 mg per hari, selama 1–2 minggu
- Dosis pemeliharaan: 0,1–0,25 mg per hari
- Dosis maksimal: 0,5 mg per hari
Tujuan: Mengobati psikosis kronis
- Dosis awal: 0,5 mg per hari. Dosis bisa dinaikan atau

diturunkan sesuai dengan respons tubuh pasien terhadap
pengobatan. Rentang dosis yang dapat digunakan adalah 0,1-1
mg per hari
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

200

- Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang fatal jika
digunakan bersama dengan obat esketamin intranasal,
lamborexant, deutetrabenazine, atau tetrabenazine

- Perubahan efek dari iobenguane I-131
- Peningkatan risiko terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah)

jika digunakan bersama obat golongan diuretik, tizanidine, atau
obat antihipertensi lain
- Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan
quinidine
- Penurunan efektivitas obat reserpine sebagain obat
antihipertensi jika digunakan dengan antidepresan trisiklik
(TCAs)
 Efek Samping Obat : Mual, Sakit kepala, Muntah, Mulut kering,
Pusing, Kantuk, Diare, Kehilangan nafsu makan, Hidung
tersumbat, Payudara bengkak
 Bentuk Sediaan : Tablet
 Nama Pabrik : PT. Indofarma
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Sumber : MIMS hal A230, DOI
132. ROKSITROMISIN

201

 Kandungan Zat Aktif :Roxithromycin

 Khasiat : Mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman yang
peka terhadap roksitromisina (Roxithromycin) seperti : infeksi
telinga hidung dan tenggorokan (THT), bronkopulminari, infeksi
saluran genital (kecuali infeksi gonococcus), infeksi kulit dan
struktur kulit, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak.

 Golongan Obat : Obat Keras

 Dosis Maksimum : -

 Dosis Lazim / Aturan Pakai:

- Dewasa: 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari

- Untuk anak-anak : 2.5-5 mg / kg BB/ hari, diberikan dalam dua
dosis terbagi

- 30 menit sebelum makan atau 2 jam setelah makan

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Jika roksitromisina (Roxithromycin) diberikan bersamaan
dengan teofilin, terjadi peningkatan konsentrasi teofilin pada
plasma sehingga meningkatkan efek sampingnya.

- Roksitromisina (Roxithromycin) juga berinteraksi dengan
warfarin dan agen anti koagulan lainnya sehingga jika diberikan
bersamaan berpotensi terjadi perdarahan.

- Sebaiknya roksitromisina (Roxithromycin) tidak diberikan
bersamaan dengan ergotamine dan sejenisnya.

 Efek Samping Obat :

- Kebanyakan efek samping roksitromisina (Roxithromycin) yang
muncul adalah mual, muntah, diare, kembung,
flatulensi,palpitasi, nyeri dada, dispepsia, dan nyeri pada perut.

- Sakit kepala, insomnia, reaksi alergi (seperti ruam kulit dan
anafilaktik) dan hasil tes fungsi hati yang abnormal juga

202

dilaporkan terjadi akibat pemakaian roksitromisina
(Roxithromycin) meski kejadiannya jarang.
- Efek samping yang juga dapat terjadi: pusing, vertigo,
perubahan indera penciuman dan rasa.
 Bentuk Sediaan : Tablet
 Nama Pabrik : PT. Pharos
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : -
 Sumber : DOI
133. SALBUTAMOL

 Kandungan Zat Aktif : Salbutamol
 Khasiat : Mengatasi sesak napas akibat menyempitnya saluran

pernapasan, seperti saat serangan asma.
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

Inhaler (aerosol)
- Sesak napas akibat bronkospasme (penyempitan saluran napas

bronkus): 1-2 kali hirup, 4 kali sehari.

203

- Serangan asma berat: Dosis awal 4 kali hirup, kemudian
dilanjutkan 2 kali hirup setiap 2 menit. Dosis maksimal adalah
10 kali hirup.

- Pencegahan sesak napas yang dipicu olahraga: 1-2 kali hirup,
10-15 menit sebelum olahraga.

Oral (tablet atau sirop)

Dosis salbutamol oral untuk mengatasi sesak napas akibat
bronkospasme adalah sebagai berikut:

- Untuk orang dewasa, dosisnya adalah 2-4 mg, 3-4 kali sehari.
Dosis bisa ditingkatkan sampai maksimal 8 mg, 3-4 kali sehari.

- Untuk anak-anak, dosisnya adalah 1-2 mg sebanyak 3-4 kali
sehari.

Injeksi Intramuskuler/ Subkutan (IM/SC)

- Untuk dosis dewasa 500mcg (8mcg/kg) diulang per 4 jam

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada fungsi jantung,
bila digunakan bersama antidepresan golongan trisiklik, seperti
amitriptyline, obat golongan MAOI.

- Menghambat efektivitas obat dan meningkatkan risiko sesak
napas, bila digunakan bersama obat golongan beta-blocker,
seperti propranolol.

- Meningkatkan potensi hipokalemia (kekurangan kalium), bila
digunakan bersama obat golongan diuretik, seperti furosemide.

 Efek Samping Obat : Jantung berdebar, Tungkai, lengan, tangan,
atau kaki gemetaran, Sakit kepala, Nyeri atau kram otot.

 Bentuk Sediaan : Obat hirup (inhaler), tablet, sirop, injeksi.

 Nama Pabrik : PT. Yarindo Farmatama

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C

204

 Efek Farmakodinamik :
- Salbutamol bekerja pada reseptor beta2-adrenergik dalam
menstimulasi enzim adenil siklase intraseluler. Reseptor beta 2-
adrenergik adalah reseptor predominan pada otot polos
bronkial, sedangkan enzim adenil siklase intraseluler bekerja
mengkatalisasi konversi ATP menjadi AMP siklik.
Meningkatnya kadar AMP siklik diasosiasikan dengan relaksasi
otot polos bronkial, dan inhibisi terhadap dilepaskannya
mediator”immediate hypersensitivity” dari sel-sel, terutama dari
sel mast.

 Sumber :MIMS hal A230, DOI
134. SALICYLAMIDE

 Kandungan Zat Aktif :Salicylamide
 Khasiat : Mengatasi demam dan mengobati nyeri ringan sampai

sedang termasuk nyeri pada sendi dan otot, serta yang disebabkan
oleh efek peradangan.
 Golongan Obat : Obat Bebas
 Dosis Maksimum : - /650 mg
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :
- Dosis orang dewasa: 325-650 mg, 3-4 kali sehari
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

205

- Obat kortikosteroid, menyebabkan kadar serum berkurang
- Obat NSAID, meningkatkan risiko efek samping obat
 Efek Samping Obat :
- Gangguan SSP, GI
- Berkeringat
- Mulut kering
- Ruam kulit
- Tinnitus (telinga berdenging)
- Leukopenia atau trombositopenia
 Bentuk Sediaan : Tablet
 Nama Pabrik : PT. United American
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Sumber: DOI
135. SEFADROKSIL

 Kandungan Zat Aktif : Cefadroxil monohydrate

206

 Khasiat : Untuk mengatasi infeksi bakteri di tenggorokan, saluran
kencing, kulit, atau jantung.

 Golongan Obat : Obat Keras

 Dosis Maksimum : -

 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

- Dewasa: 1-2 gram per hari dibagi menjadi 2 kali sehari.

- Anak-anak lebih dari 6 tahun: 30-50 mg/kgBB per hari, dengan
dosis maksimum 100 mg/kgBB per hari.

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Penurunan efektivitas masing-masing obat, jika dikonsumsi
dengan antibiotik lain.

- Penurunan efektivitas vaksin BCG dan vaksin tifoid.

- Melemahkan efek dari pil KB.

- Berisiko menimbulkan efek samping dari cefadroxil, bila
dikonsumsi dengan probenecid.

- Menurunkan efektivitas cefadroxil, jika dikonsumsi dengan
cholestyramine.

 Efek Samping Obat : Diare, Sakit maag atau dispepsia, Mual dan
muntah, Gangguan pencernaan, Demam

 Bentuk Sediaan : Kapsul dan sirup

 Nama Pabrik : PT. Hexapharm

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B

 Efek Farmakodinamik :

- Cefadroxil mengandung gugus beta laktam, struktur molekul
yang berperan dalam fungsi bakterisidal antibiotik tersebut.
Gugus beta laktam bekerja dengan menginhibisi zat yang
berfungsi dalam sintesis dinding sel bakteri, yaitu penicillin-

207

binding protein (PBP). Inhibisi PBP akan mengganggu fase
transpeptidase pada proses biosintesis peptidoglikan.
 Sumber :DOI hal 767, MIMS hal A222
136. SEFIKSIM

 Kandungan Zat Aktif : Cefixime trihydrate
 Khasiat : Mengobati infeksi bakteri pada telinga, saluran

pernapasan, dan infeksi saluran kemih.
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

- Dewasa : 200-400 mg per hari
- Anak-anak usia di atas 6 bulan dengan dosis yang biasanya

direkomendasikan adalah 9 mg/kgBB per hari.
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Antikoagulan, karena dapat menimbulkan perdarahan.
- Probenecid dan nifedipine, karena dapat menimbulkan efek

samping dari obat cefixime.
- Carbamazepine, karena dapat meningkatkan efek samping obat

carbamazepine.
 Efek Samping Obat : Sakit kepala, Pusing, Gangguan pencernaan,

Diare, Sakit perut, Mual

208

 Bentuk Sediaan : Tablet, kapsul, sirup
 Nama Pabrik : PT. OGB Dexa
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B
 Efek Farmakodinamik :

- Cefixime memiliki properti bakterisidal yang bekerja
menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Cefixime
menghambat langkah akhir transpeptidasi sintesis peptidoglikan
dengan cara berikatan pada protein pengikat penisilin. Ketika
pembentukan dinding sel terhambat, aktivitas enzim autolysin
dan murein hydrolase (enzim autolitik dinding sel) tetap
berlanjut akibatnya bakteri mengalami lisis.

 Sumber : DOI hal 768, MIMS hal A222
137. SIMETIDIN

 Kandungan Zat Aktif : Cimetidine
 Khasiat : Mengobati tukak lambung, ulkus duodenum, penyakit

asam lambung (GERD), dan kondisi yang terkait oleh asam
lambung berlebih.
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -

209

 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

Tujuan: Mengobati sindrom Zollinger-Ellison

- Dewasa: 300 mg atau 400 mg, 4 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan bila diperlukan.

Tujuan: Mengobati penyakit asam lambung atau gastroesophageal
reflux disease (GERD)

- Dewasa: 400 mg, 4 kali sehari, atau 800 mg, 2 kali sehari,
selama 4–12 minggu.

Tujuan: Mengobati sakit maag

- Dewasa : 800 mg per hari dibagi dalam dosis terpisah.

Tujuan: Mengobati tukak lambung

- Dewasa: 800 mg per hari sebelum tidur atau 400 mg, 2 kali
sehari, selama 4 minggu. Dosis pemeliharaan: 400 mg sebelum
tidur atau 400 mg, 2 kali sehari.

Tujuan: Mengatasi ulkus duodenum

- Dewasa: 800 mg per hari sebelum tidur atau 400 mg, 2 kali
sehari, selama 6 minggu. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 400
mg, 4 kali sehari jika diperlukan. Dosis pemeliharaan: 400 mg
sebelum tidur atau 400 mg, 2 kali sehari.

Tujuan: Mencegah terjadinya perdarahan saluran cerna
akibat stress ulcer
- Dewasa: 200–400 mg, 4–6 jam sekali.

Tujuan: Mengatasi kurangnya enzim yang dihasilkan oleh
pankreas (pancreatic insufficiency)
- Dewasa: 800–1.600 mg per hari dibagi menjadi 4 dosis,

dikonsumsi 60–90 menit sebelum makan.

Kondisi: Mencegah terjadinya aspirasi asam lambung saat
menjalani bius umum

210

- Dewasa: 400 mg, diberikan 90–120 menit sebelum pemberian
obat bius. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg, setiap 4
jam sekali jika diperlukan. Dosis maksimal 2.400 g per hari.

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Peningkatan risiko terjadinya perpanjangan interval QT pada
hasil EKG, yang dapat berakibat fatal jika digunakan bersama
dofelitide atau pimozide

- Peningkatan kadar eliglustat, yang bisa meningkatkan risiko
terjadinya gangguan irama jantung atau gangguan jantung yang
membahayakan nyawa

- Peningkatan risiko terjadinya efek samping berupa diare,
muntah, nyeri perut, dan kerusakan hati, jika digunakan
bersama lomitapide

- Penurunan penyerapan dasatinib, itraconazole, atau
ketoconazole

- Peningkatan kadar antikoagulan oral, hydroxyzine, lidocaine,
phenytoin, atau teofilin, di dalam darah

- Penurunan penyerapan cimetidine bila digunakan dengan
antasida, sukralfat, atau propantheline

- Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan
dengan obat myelosupresif, seperti antimetabolit dan agen
alkilasi

 Efek Samping Obat : Nyeri otot, Pusing, Sakit kepala, Diare, Rasa
kantuk

 Bentuk Sediaan : Tablet, kaplet, kapsul

 Nama Pabrik : PT. Kimia Farma

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B

 Sumber :DOI

211

138. SEFOPERAZON

 Kandungan Zat Aktif : Cefoperazone
 Khasiat : Mengobati infeksi akibat bakteri
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

- Dewasa, 2-4 gram per hari, yang dibagi menjadi 2 kali
pemberian. Pada infeksi berat, dosis bisa ditingkatkan menjadi
12 gram per hari, yang dibagi menjadi 2-4 kali pemberian

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Aminoglikosida dan furosemide - meningkatkan risiko
gangguan ginjal.
- Antikoagulan - meningkatkan risiko perdarahan.

 Efek Samping Obat : Batuk, Sesak napas, Demam, Menggigil,
Badan terasa lemah dan lelah, Mual, Urine berwarna gelap, Nyeri
saat buang air kecil, Jantung berdebar, Nyeri punggung.

 Bentuk Sediaan : Suntik
 Nama Pabrik : PT. Prafa

212

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B
 Sumber :DOI hal 608, MIMS hal A223
139. STREPTOMISIN

 Kandungan Zat Aktif : Streptomycin
 Khasiat : Mengatasi berbagai kondisi akibat infeksi bakteri, seperti

tuberkulosis, Tularemia, Pes atau sampar (plague), Endokarditis
bakteri, Brucellosis, Meningitis, Pneumonia, Infeksi saluran kemih
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :
Tuberkulosis
- Dewasa: 15 mg/kgBB per hari. Tidak lebih dari 1 g per hari.
- Anak-anak : 20-40 mg/kgBB per hari. Tidak lebih dari 1 g per

hari.
Tularemia
- Dewasa: 1-2 g per hari, yang dapat dibagi menjadi beberapa kali

pemberian, selama 7-10 hari.
- Anak-anak : 15 mg/kgBB, dua kali sehari selama 10-14 hari.
Endokarditis bakteri

213

- Dewasa : 1 g, dua kali sehari, selama 7-14 hari.

Brucellosis, meningitis, pneumonia, infeksi saluran kemih

- Dewasa : 1-2 g per hari, dibagi menjadi 2-4 kali pemberian.

- Anak-anak : 20-40 mg/kgBB per hari, yang dibagi menjadi 2-4
kali pemberian

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Risiko munculnya efek nefrotoksik dan neurotoksik meningkat,
jika digunakan dengan neomycin, kanamycin, gentamicin,
paromomycin, polymyxin B, colistin, tobramycin, atau
ciclosporin.

- Risiko efek ototoksik (gangguan pendengaran) dan nefrotoksik
meningkat, jika digunakan dengan manitol atau furosemide.

- Meningkatkan efek samping obat pelemas otot.

- Meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal, jika digunakan
dengan sefalosporin.

- Memperlama kadar streptomycin dalam darah jika digunakan
dengan obat anti inflamasi nonsteroid, seperti aspirin dan
ibuprofen.

 Efek Samping Obat : Gangguan fungsi ginjal, Gangguan saraf,
Gangguan pendengaran, Sakit kepala, Hipotensi, Mengantuk,
Ruam, Mual dan muntah, Anemia, Badan terasa lemas

 Bentuk Sediaan : Suntik

 Nama Pabrik : PT. Meiji Indonesia

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori D

 Efek Farmakodinamik :

- Streptomycin adalah antibiotik golongan aminoglikosida yang
bekerja ketika terikat dengan subunit 30S ribosom bakteri,
menyebabkan kesalahan pembacaan t-RNA, sehingga

214

mengakibatkan bakteri tidak dapat mensintesis protein yang
penting untuk pertumbuhan. Aminoglikosida mempunyai
manfaat utama untuk mengatasi infeksi bakteri aerobik Gram
negatif, seperti Pseudomonas, Acinetobacter, dan Enterobacter.
Selain itu, beberapa jenis Mycobacteria, termasuk penyebab
tuberkulosis, juga bisa diatasi dengan streptomycin.
 Sumber :MIMS hal A231
140. SEFALEKSIN

 Kandungan Zat Aktif : Cephalexin
 Khasiat : Mengobati infeksi bakteri
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

- Untuk mengobati infeksi bakteri orang dewasa, dosis cefalexin
adalah: 1000 – 4000 mg diminum setiap hari dalam dosis yang
sudah terbagi.

- Untuk mengobati infeksi bakteri anak-anak, dosis cefalexin
adalah : Berkisar antara 25 – 100 mg/kg diminum setiap hari
dalam dosis yang sudah terbagi.

215

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Metformi: menyebabkan asidosis.
- Warfarin: meningkatkan risiko perdarahan.
- Colistin, polymyxin, dan antibiotik aminoglikosida:
menurunkan fungsi ginjal.
- Natrium pikosulfat, vaksin BCG, serta vaksin tifus: menurunkan
efek dari ketiga obat tersebut.
- Obat kemoterapi untuk leukemia: menyebabkan hipokalemia.
- Suplemen vitamin: menyebabkan berkurangnya kadar vitamin
di dalam darah

 Efek Samping Obat : Mual, sakit perut, diare, sariawan
 Bentuk Sediaan : Tablet dan kapsul
 Nama Pabrik : PT. Indofarma
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B
 Sumber : MIMS hal A222, DOI
141. SPIRAMISIN

 Kandungan Zat Aktif : Spiramycin
 Khasiat : Mengobati infeksi bakteri, mengatasi toksoplasmosis saat

kehamilan
 Golongan Obat : Obat Keras

216

 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim :

Kondisi: Infeksi bakteri
- Dewasa: 1–2 gram (3–6 juta IU), 2 kali sehari. Untuk infeksi

berat, dosisnya 2–2,5 gram per hari, 2 kali sehari.
- Bayi dan anak-anak: Untuk anak dengan berat badan ≥20 kg,

dosisnya 25 mg/kgBB (75.000 IU/kgBB), 2 kali sehari.
Kondisi: Toksoplasmosis dan infeksi protozoa
- Wanita hamil: 6–9 juta IU per hari, dibagi dalam 2–3 kali

pemberian. Dosis dapat ditingkatkan sampai 15 juta IU per hari
pada infeksi yang parah.
- Bayi dan anak-anak: 50–100 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 2
kali pemberian, selama 6 minggu.
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Berkurangnya penyerapan obat carbidopa dan mengurangi
kadar obat levodopa dalam darah
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika
dikonsumsi dengan astemizole, cisapride, atau terfenadine
- Peningkatan risiko terjadinya dystonia jika dikonsumsi dengan
fluphenazine
 Efek Samping Obat : Mual, muntah, nyeri perut, diare, kesemutan
 Bentuk Sediaan : Tablet, kaplet, sirop
 Nama Pabrik : PT. Indofarma
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Sumber : MIMS hal A231, DOI

217

142. SIPROFLOKSASIN

 Kandungan Zat Aktif : Ciprofloxacin
 Khasiat : Mengobati berbagai jenis infeksi bakteri
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum :
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

Kondisi: anthrax
 Tablet/kapsul

- Dewasa: 500 mg, 2 kali sehari, selama 60 hari.
- Anak-anak: 10-15 mg/kgBB, dosis maksimal 500 mg per kali

pemberian, selama 60 hari.
 Suntikan

- Dewasa: 400 mg, 2 kali sehari melalui infus. Obat diberikan
selama 60 hari.

Kondisi: infeksi saluran pernapasan dan infeksi kulit
 Tablet/kapsul

- Dewasa: 500-750 mg, 2 kali sehari, selama 7-14 hari.
 Suntikan

218

- Dewasa: 400 mg, 2-3 kali sehari melalui infus. Obat diberikan
selama 7-14 hari.

Kondisi: otitis eksterna
 Tablet/kapsul

- Dewasa: 750 mg, 2 kali sehari, selama 7-14 hari. Pemberian
dosis dapat dilanjutkan hingga 3 bulan sesuai kondisi penderita.

 Suntikan

- Dewasa: 400 mg, 3 kali sehari melalui infus. Obat diberikan
selama 28 hari hingga 3 bulan.

Kondisi: penyakit tipes
 Tablet/kapsul

- Dewasa: 500 mg, 2 kali sehari, selama 7 hari.
 Suntikan

- Dewasa: 400 mg, 2 kali sehari melalui infus, selama 7 hari.

Kondisi: prostatitis
 Tablet/kapsul

- Dewasa: 500-750 mg, 2 kali sehari, selama 2-4 minggu untuk
prostatitis akut atau 4-6 minggu untuk prostatitis kronis.

 Suntikan

- Dewasa: 400 mg, 2-3 kali sehari, melalui infus, selama 2-4
minggu.

Kondisi: infeksi ginjal
 Tablet/kapsul

- Dewasa: 500 mg, 2 kali sehari, selama 7 hari atau 1000 mg, 1
kali sehari, selama 7-14 hari. Jika mengalami infeksi ginjal
parah, dosis yang diberikan adalah 500-750 mg, 2 kali sehari,
selama 10-21 hari.

219

- Anak-anak: 10-20 mg/kgBB, 2 kali sehari, selama 10-21 hari,
dosis maksimal 750 mg per kali pemberian.

 Suntikan

- Dewasa: 400 mg, 2-3 kali sehari melalui infus. Obat diberikan
selama 7-21 hari.

- Anak-anak: 6-10 mg/kgBB, 3 kali sehari melalui infus, dosis
maksimal 400 mg per kali pemberian. Obat diberikan selama
10-21 hari.

Kondisi: cystic fibrosis
 Tablet/kapsul

- Anak-anak: 20 mg/kgBB, 2 kali sehari, selama 10-14 hari, dosis
maksimal 750 mg per kali pemberian.

 Suntikan

- Anak-anak: 10 mg/kgBB, 3 kali sehari, selama 10-14 hari, dosis
maksimal 400 mg per kali pemberian.

Kondisi: cystitis
 Tablet/kapsul

- Dewasa: Dosis untuk cystitis ringan adalah 250-500 mg, 2 kali
sehari, selama 3 hari atau 500 mg, 1 kali sehari, selama 3 hari.
Dosis untuk cystitis parah adalah 500 mg, 2 kali sehari, selama
7 hari atau 1000 mg, 1 kali sehari, selama 7-14 hari.

- Anak-anak: 10-20 mg/kgBB, 2 kali sehari, selama 10-21 hari.
Dosis maksimal adalah 750 mg per dosis.

Kondisi: infeksi tulang dan sendi
 Tablet/kapsul

- Dewasa: 500-750 mg, 2 kali sehari.
 Suntikan

220

- Dewasa: 400 mg, 2-3 kali sehari melalui infus.
Kondisi: radang panggul
 Tablet/kapsul
- Dewasa: 500-750 mg, 2 kali sehari, selama setidaknya 14 hari.
 Suntikan
- Dewasa: 400 mg, 2-3 kali sehari melalui infus, selama 14 hari.
Kondisi: diare
 Tablet/kapsul
- Dewasa: 500 mg, 2 kali sehari, selama 1-5 hari, tergantung

tingkat keparahan infeksi.
 Suntikan

- Dewasa: 400 mg, 2 kali sehari, selama 1-5 hari, tergantung
tingkat keparahan infeksi.

Kondisi: infeksi perut
 Tablet/kapsul

- Dewasa: 500-750 mg, 2 kali sehari, selama 5-14 hari.
 Suntikan

- Dewasa: 400 mg, 2-3 kali sehari melalui infus, selama 2-4
minggu.

Kondisi: uretritis dan servisitis
 Tablet/kapsul

- Dewasa: 500 mg, sekali sehari.
Kondisi: meningitis
 Tablet/kapsul
- Dewasa: 500 mg, sekali sehari.

221

Kondisi: infeksi mata
 Obat tetes mata dengan kandungan 0,3%

- Dewasa: 1-2 tetes, 4 kali sehari. Jika infeksi mata tergolong
parah, 1-2 tetes, setiap 2 jam, selama 2 hari. Selanjutnya,
pemberian obat diteteskan 4 kali sehari. Durasi maksimal
pemberian obat adalah 21 hari.

- Anak-anak ≥1 tahun: dosis yang digunakan sama dengan dosis
dewasa.

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Meningkatnya risiko epilepsi dan serangan jantung, jika
digunakan dengan teofilin.

- Meningkatnya risiko kejang, jika digunakan dengan obat
antiinflamasi nonsteroid.

- Meningkatnya risiko hipotensi, jika diberikan bersama dengan
obat penenang.

- Meningkatnya risiko gangguan jantung, jika digunakan dengan
obat antiaritmia, antibiotik makrolid, cisapride, dan obat
antipsikotik.

- Meningkatkanya efek samping ciprofloxacin, jika digunakan
dengan probenecid dan ciclosporin.

- Meningkatnya efek samping methotrexate, clozapine,
ropinirole, phenytoin, warfarin, dan vitamin K

 Efek Samping Obat : Sakit maag, Mual dan muntah, Diare, Sakit
kepala, Sulit tidur, Vagina terasa gatal atau keputihan

 Bentuk Sediaan : Tablet, kapsul, cairan infus, tetes mata

 Nama Pabrik : PT. Indofarma

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C

222

 Efek Farmakodinamik :
- Ciprofloxacin bekerja dengan menghambat mekanisme kerja
yang umum enzim DNA girase yang berperan dalam
pembelahan sel bakteri
- Ciprofloxacin menunjukkan aktivitas yang cukup baik melawan
bakteri gram positif dan gram negatif sehingga terbukti lebih
manjur daripada antibiotik fluorokuinolon lainnya
- Ciprofloxacin adalah fluorokuinolon paling aktif melawan
Pseudomonas aeruginosa
- Bila diberi secara oral, ciprofloxacin menunjukkan
bioavailabilitas 70% dan mencapai kadar serum puncak berkisar
antara 1,5 dan 2,9 mikrogram / ml setelah dosis 500 mg tunggal
- 19% dosis oral diekskresikan sebagai metabolit baik dalam air
seni maupun kotoran
- Dalam kebanyakan kasus, cairan tubuh dan konsentrasi jaringan
sama atau melebihi jumlah sampel serum bersamaan
- Dalam uji klinis, ciprofloxacin oral dan intravena menghasilkan
hasil klinis dan bakteriologis yang tak jauh berbeda
dibandingkan dengan terapi standar pada beragam infeksi
sistemik, termasuk infeksi saluran kemih bagian bawah dan
atas; uretritis gonokokal; kulit, struktur kulit, dan infeksi tulang;
dan saluran pernapasan dan infeksi saluran cerna.

 Sumber : DOI hal 781, MIMS hal A223

223

143. SPIRONOLAKTON

 Kandungan Zat Aktif : Spironolactone
 Khasiat : Mengobati hipertensi, gagal jantung, hipokalemia, sirosis,

edema, atau hiperaldosteronisme.
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

Tujuan: Mengobati hipertensi (darah tinggi)
- Dewasa: 50–100 mg per hari, dosis dapat dibagi menjadi 1–2

kali sehari. Dosis dapat disesuaikan setelah 2 minggu.
Tujuan: Mengobati edema
- Dewasa: 100 mg per hari. Selanjutnya dosis dapat ditingkatkan

hingga 400 mg per hari.
Tujuan: Mengobati sirosis dengan edema dan asites
- Dewasa: 100–400 mg per hari, tergantung pada kadar natrium

dan kalium dalam urine.
- Lansia: Diawali dengan dosis terendah, kemudian dapat

ditambah jika diperlukan.

224

- Anak-anak: 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam
beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan
respons tubuh pasien.

Tujuan: Mengobati hiperaldosteronisme primer
- Dewasa: 400 mg per hari, selama 3–4 minggu.

- Lansia: Diawali dengan dosis terendah, kemudian dapat
ditambah jika diperlukan.

- Anak-anak: 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam
beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan
respons tubuh pasien.

Tujuan: Perawatan praoperasi pada pasien hiperaldosteronisme
- Dewasa: 100–400 mg per hari. Perawatan jangka panjang tanpa

operasi menerapkan dosis efektif terendah.

- Lansia: Diawali dengan dosis terendah, kemudian dosis dapat
ditambah jika diperlukan.

- Anak-anak: 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam
beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan
respons pasien.

Tujuan: Mengobati gagal jantung

- Dewasa: Dosis awal 25 mg, sekali sehari, dengan dosis
maksimal 50 mg per hari.

- Lansia: Diawali dengan dosis terendah, kemudian dosis dapat
ditambah jika diperlukan.

- Anak-anak: 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam
beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan dengan
respons pasien.

Tujuan: Mengobati hipokalemia akibat diuretik
- Dewasa: 25–100 mg per hari.

225

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Meningkatkan risiko terjadinya hiperkalemia jika dikonsumsi
bersama ACE inhibitor, angiotensin II receptor antagonist,
heparin, suplemen kalium, trilostane, atau diuretik hemat
kalium lain, seperti eplerenon
- Meningkatkan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal jika
dikonsumsi dengan ciclosporin atau OAINS
- Meningkatkan efek racun dari obat lithium
- Meningkatkan risiko asidosis metabolik dan hiperkalemia jika
dikonsumsi dengan colestyramine
- Meningkatkan risiko terjadinya hipotensi ortostatik jika
dikonsumsi dengan Phenobarbital
- Meningkatkan kadar digoxin dalam darah

 Efek Samping Obat : Pusing, Sakit kepala, Mual, Muntah, Diare,
Disfungsi ereksi, Pembengkakan di payudara.

 Bentuk Sediaan : Tablet
 Nama Pabrik : PT.OGB Dexa
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Efek Farmakodinamik :

- Farmakodinamik spironolactone, berupa efek utamanya sebagai
diuretik hemat kalium, dan efek-efek lainnya, termasuk efek
penggunaan secara topikal.

 Sumber : MIMS hal A231, DOI

226

144. SEFOTAKSIM

 Kandungan Zat Aktif : Cefotaxime
 Khasiat : Menangani infeksi bakteri seperti pneumonia, infeksi

saluran kemih, kencing nanah, meningitis, peritonitis, atau
osteomielitis (infeksi pada tulang), dan mencegah infeksi luka
operasi.
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :
Kondisi: Gonore
- Dewasa: 0,5–1 gram, dosis tunggal yang diberikan secara IM,

atau IV dengan suntikan perlahan selama 3–5 menit, atau
melalui infus selama 20–60 menit.
Kondisi: Infeksi tulang dan otot, sistem saraf pusat, area kelamin,
panggul, perut, saluran pernapasan, atau infeksi kulit
- Dewasa: 1–2 gram tiap 8–12 jam, tergantung dari tingkat
keparahan infeksi. Suntikan dapat diberikan IM, atau IV dengan
suntikan perlahan selama 3–5, atau melalui infus selama 20–60
menit. Dosis maksimal adalah 12 gram per hari.
- Anak-anak usia 0–1 minggu: 50 mg/kgBB, tiap 12 jam, dengan
suntikan IV.

227

- Anak-anak usia ˃1–4 minggu : 50 mg/kgBB, tiap 8 jam, dengan
suntikan IV.

- Anak-anak usia 1 bulan hingga 12 tahun dengan berat badan
<50 kg: 50–180 mg/kgBB, dibagi dalam 4–6 kali pemberian,
dengan suntikan IV/IM.

Kondisi: Sepsis

- Dewasa: 6–8 gram per hari, dibagi dalam 3–4 kali pemberian.
Dapat diberikan sekaligus melalui otot, melalui pembuluh darah
secara perlahan selama 3–5 menit, atau melalui infus selama
20–60 menit.

Kondisi: Pencegahan infeksi luka operasi

- Dewasa: 1 gram, 30–90 menit sebelum tindakan operasi. Dapat
diberikan sekaligus melalui otot, secara perlahan selama 3–5
menit melalui pembuluh darah, atau selama 20–60 menit
melalui infus.

- Dewasa: Untuk operasi caesar, suntikan sebanyak 1 gram akan
dilakukan setelah tali pusat dijepit, disusul dengan 2 suntikan
melalui otot atau pembuluh darah, 6–12 jam setelahnya.

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Cefotaxim dapat menimbulkan interaksi obat berupa
peningkatan efek toksik pada ginjal jika digunakan bersama
obat golongan aminoglikosida atau diuretik. Selain itu, kadar
cefotaxim dalam darah juga dapat meningkat jika digunakan
bersama probenecid.

 Efek Samping Obat : Nyeri atau benkak di area yang disuntik,
Diare, Mual atau muntah.

 Bentuk Sediaan : Suntik

 Nama Pabrik : PT.Indofarma

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B

228

 Efek Farmakodinamik :
- Farmakodinamik cefotaxime serupa dengan antibiotik beta
laktam lainnya yaitu dengan menghambat pembentukan dinding
sel bakteri. Efek ini terjadi melalui ikatan antara cefotaxime
dengan penicillin binding protein (PBP).

 Sumber : DOI ha 769, MIMS hal A222
145. TIAMFENIKOL

 Kandungan Zat Aktif : Thiamphenicol
 Khasiat : Mengatasi infeksi bakteri, seperti tifus, gonore,

meningitis, infeksi saluran pernapasan, dan infeksi saluran
pencernaan.
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :
Kondisi : Gonore
- Dewasa: 2.500 mg/hari selama 1–2 hari, atau 2.500 mg pada

hari pertama dan selanjutnya 2.000 mg/hari selama 4 hari
Kondisi: Infeksi bakteri dan penyakit menular seksual

229

- Dewasa: 1.500 mg/hari, dapat dibagi menjadi beberapa dosis.
Dosis dapat ditingkatkan menjadi 3.000 mg/hari untuk infeksi
yang parah.

- Anak-anak: 30–100 mg/kgBB/hari.
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Meningkatkan risiko terjadinya penurunan fungsi sumsum
tulang jika digunakan dengan obat yang menghambat fungsi
sumsum tulang

- Meningkatkan efek obat antikoagulan, obat antidiebetes, atau
obat antikonvulsan, seperti phenytoin

- Meningkatkan metabolisme thiamphenicol jika digunakan
dengan phenobarbital atau rifampicin

 Efek Samping Obat : Sakit kepala, Mual, Muntah, Diare, Sariawan,
Radang lidah (glositis), Perubahan suasana perasaan.

 Bentuk Sediaan : Kapsul, kaplet, dan sirop kering
 Nama Pabrik : PT. Indofarma
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori N
 Sumber : DOI hal 780
146. TETRASIKLIN HCL

 Kandungan Zat Aktif : Tetracycline

230

 Khasiat : Mengobati berbagai penyakit akibat infeksi bakteri,
seperti anthrax, sifilis, gonore, infeksi saluran kemih, infeksi kulit,
atau infeksi saluran pencernaan.

 Golongan Obat : Obat Keras

 Dosis Maksimum : -

 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

Tujuan: Mengobati konjungtivitis akibat infeksi bakteri

- Dewasa: salep tetracycline hcl 1% diaplikasikan tipis-tipis ke
kelopak mata bagian dalam, sebanyak 2 kali, selama 7 hari

Tujuan: Mencegah konjungtivitis pada bayi baru lahir

- Bayi: salep tetracycline hcl 1% diaplikasikan pada kelopak mata
- bayi setelah dilahirkan

Tujuan: Mengobati trakhoma

- Dewasa: salep tetracycline hcl 1% diaplikasikan tipis-tipis ke
kelopak mata bagian dalam, sebanyak 2 kali, selama 6 minggu

Tujuan: Mengobati infeksi kulit ringan

- Dewasa: salep tetracycline hcl 3% diaplikasikan tipis-tipis ke
area kulit yang bermasalah, sebanyak 1–3 kali dalam sehari

Tujuan: Mengobati infeksi bakteri
- Dewasa: 250–500 mg dikonsumsi setiap 6 jam sekali
- Anak-anak usia ≥ 8 tahun: 25–50 mg/kgBB dikonsumsi setiap 6

jam sekali

Tujuan: Mengobati jerawat (acne vulgaris) atau rosacea
- Dewasa: 250–500 mg per hari. Dikonsumsi dalam dosis tunggal

atau dosis terpisah, selama minimal 3 bulan

Tujuan: Mengobati brucellosis

231

- Dewasa: 500 mg dikonsumsi 4 kali sehari, selama 3 minggu,
dikombinasikan dengan streptomycin

Tujuan: Mengobati gonore, nongonococcal urethritis, atau infeksi
kelamin akibat chlamydia trachomatis

- Dewasa: 500 mg dikonsumsi 4 kali sehari, selama 7 hari

Tujuan: Mengobati sifilis kecuali neurosifilis
- Dewasa: 500 mg dikonsumsi 4 kali sehari, selama 15–30 hari,

tergantung kondisi pasien

Tujuan: Mengobati epididimitis orchitis

- Dewasa: 500 mg dikonsumsi 4 kali sehari, selama 10 hari.

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Penurunan efektivitas tetracycline hcl jika digunakan dengan
obat antasida, suplemen zinc, zat besi, natrium bikarbonat, atau
obat pencahar

- Penurunan efektivitas penisilin dan pil KB

- Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin tifus atau
vaksin BCG

- Perpanjangan efektivitas antikoagulan

- Peningkatan kadar lithium atau digoxin

- Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan
dengan methotrexate atau ergotamine

- Peningkatan risiko terjadinya gangguan ginjal jika digunakan
dengan methoxyflurane atau obat diuretic

- Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan
dengan insulin atau obat diabetes golongan sulfonylurea, seperti
glibenclamide

- Peningkatan risiko terjadinya peningkatan tekanan dalam otak
jika digunakan dengan vitamin A atau tretinoin

232

 Efek Samping Obat : Mual dan muntah, Kram perut, Nyeri ulu
hati, Pusing, Diare, Hilang nafsu makan, Sakit kepala, Bercak putih
yang perih atau sariawan di dalam mulut atau bibir, Lidah
membengkak, berwarna kehitaman, dan terasa berbulu, Rasa tidak
nyaman di area rektum.

 Bentuk Sediaan : Kapsul, salep, suntik
 Nama Pabrik : PT. Phapros
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori D
 Sumber :MIMS hal A231, DOI
147. TERRAMICYN

 Kandungan Zat Aktif : Oxytetracycline
 Khasiat : Mengatasi infeksi bakteri pada mata
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

- Dosis Tetramycin dapat berbeda-beda, tergantung pada tingkat
keparahan infeksi. Umumnya, dokter meresepkan Tetramycin
untuk digunakan tiap 2-4 jam, baik pada pasien dewasa maupun
anak-anak.

233

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Dapat meningkatkan risiko ergotisme dengan alkaloid ergot
- Dapat menyebabkan kegagalan kontrasepsi oral
- Dapat menurunkan efektivitas atovaquone

 Efek Samping Obat : Iritasi dan kemerahan pada mata, Mata terasa
terbakar, Kelopak mata gatal dan bengkak, Mata sensitif terhadap
cahaya, Penglihatan kabur

 Bentuk sediaan : Salep mata
 Nama Pabrik : PT. Pfizer
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori D
 Sumber :DOI hal 787
148. TRAMADOL

 Kandungan Zat Aktif : Tramadol hydrochloride
 Khasiat : Pereda rasa sakit, misalnya rasa sakit atau nyeri setelah

operasi.
 Golongan Obat : Narkotika
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

- Dewasa dan anak-anak 12 tahun ke atas adalah 50-100 mg/hari,
setiap 4-6 jam. Konsumsi obat tramadol tidak boleh melebihi

234

400 mg per hari. Pada lansia di atas 75 tahun, dosis tramadol
tidak boleh melebihi 300 mg per hari.

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Menyebabkan sakit kepala berat, sulit bernafas, hingga koma,
jika digunakan dengan obat penenang benzodiazepine dan obat
antipsikotik.

- Berisiko menyebabkan kejang, jika digunakan bersama dengan
carbamazepine.

- Meningkatkan risiko sindrom serotonin, jika digunakan dengan
obat antidepresan, obat antikejang, serta obat herbal yang
mengandung tanaman St. John’s wort.

- Meningkatkan efek samping obat sumatriptan dan lithium.

- Meningkatkan risiko perdarahan, jika digunakan bersama
dengan obat pengencer darah warfarin.

- Meningkatkan efek samping tramadol, jika digunakan setelah
mengkonsumsi alkohol

 Efek Samping Obat : Pusing, Sakit kepala, Kantuk, Mual, Muntah,
Konstipasi, Mulut kering, Berkeringat, Energi menurun.

 Bentuk Sediaan : Kapsul, tablet, dan suntikan (injeksi).

 Nama Pabrik : PT. Indofarma

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C

 Efek Farmakodinamik :

- Tramadol telah terbukti menghambat reuptake norepinefrin,
serotonin, dan meningkatkan pelepasan serotonin untuk
mempengaruhi respon dan persepsi terhadap nyeri dengan
mengikat reseptor mu di sistem saraf pusat seperti golongan
opioid lainnya. Selain efek analgesik, tramadol dapat
menyebabkan beberapa efek yang serupa dengan opioid lain
seperti mual, pusing, cenderung mengantuk (somnolen),

235

konstipasi, berkeringat, dan pruritus. Pada dosis terapi yang
sesuai, tramadol tidak berpengaruh pada denyut jantung, fungsi
ventrikel kiri, atau indeks jantung.
 Sumber :DOI hal 650, MIMS hal A232
149. TRIAMSINOLON

 Kandungan Zat Aktif : Triamcinolone
 Khasiat : Mengatasi radang dan alergi
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

Kondisi: Alergi, radang kulit bukan akibat infeksi (dermatitis),
atau kondisi peradangan lain
 Jenis sediaan tablet:
- Dewasa: 4–48 mg per hari, tergantung tingkat keparahan

penyakit. Dapat disesuaikan kembali berdasarkan kondisi
pasien.
- Anak-anak: Dosis disesuaikan dengan tingkat keparahan
penyakit dan respon pasien.

236

 Jenis sediaan topikal (salep dan krim):
- Dewasa dan anak-anak: 2–4 kali sehari, dioleskan tipis-tipis
pada area yang akan diobati.

Kondisi: Radang sendi (arthritis) dan reumathoid arthritis
 Jenis sediaan tablet:

- Dewasa: 4–48 mg per hari, tergantung tingkat keparahan
penyakit. Dapat disesuaikan kembali berdasarkan kondisi
pasien.

- Anak-anak: Dosis disesuaikan dengan tingkat keparahan
penyakit dan respon pasien.

Kondisi: Luka di mulut
 Jenis sediaan salep mulut 0,1%:

- Dewasa dan Anak-anak: 1 titik kecil dioleskan di luka 2–3 kali
sehari setelah makan atau sebelum tidur.

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Meningkatkan kadar dan efektivitas triamcinolone jika
digunakan bersamaan dengan ketoconazole, esterogen, atau pil
KB

- Meningkatkan tekanan intraokular (tekanan dalam bola mata)
jika digunakan dengan obat antikolinergik, seperti atropine

- Meningkatkan efek cerinitib dalam meningkatkan kadar gula
darah

- Menurunkan kadar dan efektivitas isoniazid

- Meningkatkan risiko terjadinya pendarahan saluran cerna jika
digunakan dengan obat NSAID

- Meningkatkan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan
dengan amphotericin B atau obat golongan diuretic

237

- Meningkatan risiko terjadinya pemanjangan interval QT jika
digunakan dengan obat antiaritmia

- Mempengaruhi efek dari obat relaksan otot

- Menurunkan efek obat antihipertensi dalam menurunkan
tekanan darah

- Meningkatkan efektivitas dari obat ciclosporin atau obat
kortikosteroid

- Menurunkan efek obat antidiabetes dan insulin

- Mempengaruhi efektivitas dari vaksin yang baru diberikan

 Efek Samping Obat :

- ESO Triamcinolone Suntik dan Tablet : Gangguan tidur,
Perubahan suasana hati, Jerawat, Kulit kering, Penipisan kulit,
Memar, Luka lama sembuh, Keringat berlebih, Pusing dan sakit
kepala, Mual, Sakit perut, Lemah otot, Gangguan penglihatan,
Tinja berdarah atau berwarna gelap, Muntah darah, Kadar
kalium rendah (hipokalemia), Tekanan darah tinggi.

- ESO Triamcinolone Topikal (Krim dan Salep) : Iritasi pada
bagian yang diobati, Muncul kerak di sekitar akar rambut, Kulit
sekitar mulut gatal atau memerah, Stretch mark, Jerawat,
Penipisan kulit, Perubahan warna kulit.

- ESO Triamcinolone Semprot Hidung : Iritasi pada hidung atau
tenggorokan, Gejala-gejala flu, Sakit kepala, Batuk atau bersin-
bersin.

 Bentuk Sediaan : Tablet, krim, suntik, semprot hidung, salep mulut

 Nama Pabrik : PT. Etercon Pharma

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C

 Sumber :MIMS hal A232, DOI

238

150. TELBIVUDINE

 Kandungan Zat Aktif : Telbivudine
 Khasiat : Mengobati hepatitis B kronis
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

- Dewasa atau usia di atas 16 tahun adalah 600 mg, sekali sehari.
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Peningkatan risiko terjadinya neuropati perifer jika dikonsumsi
bersama obat peginterferon alfa-2a

- Peningkatan kadar dan efek telbivudine jika dikonsumsi
bersama amphotericin B, amikacin, loop diuretic, seperti
furosemide

- Peningkatan risiko terjadinya miopati jika dikonsumsi bersama
obat antijamur golongan azole, ciclosporin, kortikosteroid,
fibrat, penicillamine, erythromycin atau, zidovudine

 Efek Samping Obat : Sakit kepala, Pusing, Tubuh terasa lelah,
Sakit tenggorokan, Batuk, Mual, Diare, Sakit perut, Nyeri otot,
Sakit punggung, Nyeri sendi, Sulit tidur

 Bentuk Sediaan : Tablet
 Nama Pabrik : PT. Novartis Biochemie Farma Indonesia

239

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B
 Sumber :MIMS hal A231, DOI
151. TAMOKSIFEN

 Kandungan Zat Aktif : Tamoxifen
 Khasiat : Menangani kanker payudara, serta menurunkan risiko

kanker payudara pada wanita risiko tinggi.
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

- Penanganan kanker payudara : 20-40 mg/hari. Penggunaan di
atas 20 mg biasanya dibagi menjadi 2 kali sehari.

- Mengurangi potensi munculnya kanker payudara pada wanita
berisiko tinggi : 20 mg/hari, selama 5 tahun.

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah, jika
dikonsumsi dengan antikanker lain, seperti doxorubicin,
vincristine, atau paclitaxel.
- Meningkatkan risiko perdarahan, jika digunakan dengan obat
antiplatelet, seperti aspirin.
- Dapat mengurangi efektivitas tamoxifen, jika digunakan dengan
pil KB.

240

- Dapat menurunkan kadar tamoxifen dalam darah, jika
digunakan dengan obat CYP3A4 (misalnya rifampicin) atau
CYP2D6 (misalnya duloxetine).

 Efek Samping Obat : Rasa nyeri pada tumor atau tulang meningkat,
Perubahan suasana hati, Tubuh terasa lelah, Mual, Sakit kepala,
Muncul rasa seperti terbakar, Sembelit, Kulit kering, Rambut
rontok.

 Bentuk Sediaan : Tablet salut selaput
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori D
 Efek Farmakodinamik :

- Farmakodinamik tamoxifen sebagai selective estrogen receptor
modulators (SERM) yang memiliki efek antiestrogenik poten
pada payudara dan efek sitostatik.

 Sumber : MIMS hal A231, DOI

241

Daftar Pustaka
Djuanda, Adhi, Azrul Azwar, Sofyan Ismael, Merdias Almatsier, Rianto
Setiabudy, Rudy Firmansyah, Aulia Sani, dan Handaya.2016/2017.MIMS Edisi
16.Jakarta: PT. Medidata Indonesia
Hardjosaputra, Purwanto, Listyawati Purwanto, Tresni Kemalasari, Loecke
Kunardi, Indriyantoro, dan Nawanti Indriyani.2008.DOI Edisi 11. Jakarta: PT.
MuliapurnaJayaterbit
Sirait, Midian.1979.Farmakope Indonesia Edisi ketiga.Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia

242

SMECONE DRUGS INFORMATION

243

244


Click to View FlipBook Version