The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ilyaaisatulazizah01, 2021-04-06 08:08:29

SMECONE DRUGS INFORMATION

XI FKK 2
SMK N 1 Purwokerto

Keywords: #obat

- Nyeri dada, detak jantung tidak teratur atau cepat baru atau
semakin memburuk

- Mendadak mati rasa atau lemas, gangguan penglihatan,
kemampuan berbicara, atau keseimbangan

- Demam, radang tenggorokan
- Mudah memar, pendarahan tidak wajar (hidung, mulut, vagina,

atau rektum), bintik ungu atau merah di bawah kulit
- Kebingungan, halusinasi, muncul pikiran atau kebiasaan yang

aneh
- Nyeri atau sulit buang air kecil
- Kejang-kejang
- Sakit kuning.
 Bentuk Sediaan:Kapsul, Tablet
 Nama Pabrik : PT. TAJ Pharma
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Efek Farmakokinetik

- Penyerapan: Diserap dengan baik; tidak dipengaruhi oleh
makanan.

- Distribusi: Anak-anak: 14,5 L / kg; Dewasa: ~ 10 hingga 20
L / kg.

- Metabolisme: Hati, terutama melalui CYP2D6 ke
desipramine (aktif) dan metabolit lainnya;

- efek first-pass yang signifikan.
- Ekskresi: urine (sebagai metabolit; <5% tidak berubah)
 Sumber:Farmakope Edisi III hal 304,MIMS hal A226, DOI

100

69.INDOMETACIN

 Kandungan Zat Aktif:Mengandung tidak kurang dari
98,5%C19H16CINO4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

 Khasiat : Analgetikum
 Golongan Obat:Obat Bebas
 Dosis Maksimum: - / 200mg
 Dosis Lazim/ Aturan Pakai:

- Umur 3 – 7tahun :- / 50mg
- Umur 7 – 12tahun :- / 100mg
- Dewasa : 25mg/50mg – 75mg
 Interaksi Obat Dengan ObatLain :
- Peningkatan kadar methotrexate atau probenecid dalam darah
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika

digunakan dengan obat antikoagulan, seperti warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal akibat efek kerja

yang berlawanan jika digunakan bersama obat ACE inhibitor,
seperti captopril, enapril, atau lisinopril.
- Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan
bersama suplemen vitamin K atau diuretik hemat kalium

101

- Penurunan efektivitas dari furosemide, hydralazine, diuretik
jenis thiazide, serta penghambat beta, seperti atenolol,
propranolol, dan oxyprenolol

- Peningkatan risiko terjadinya efek samping haloperidol
 Efek Samping Obat:

- Nyeri dada, lemas, nafas pendek, susah berbicara, masalah pada
penglihatan atau keseimbangan

- Tinja yang hitam, berdarah, atau sulit keluar
- Batuk darah atau muntah yang terlihat seperti ampas kopi
- Pembengkakan atau peningkatan berat badan
- Jarang buang air kecil atau tidak sama sekali
- Mual, nyeri perut, demam, kehilangan nafsu makan, urin gelap,

tinja yang berwarna lilin, jaundice (penguningan pada kulit atau
mata)
- Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan gangguan
kulit dan ruam
- Lebam, perasaan geli yang parah, mati rasa, sakit, otot lemah
 Bentuk Sediaan:Infus, Kapsul, Tetes mata, Suppositoria
 Nama Pabrik : PT. Eisai
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori D
 Sumber:Farmakope Edisi III hal 310, MIMS hal A226, DOI

102

70. INDINAVIR

 Kandungan Zat Aktif:Inhibitor Protease
 Khasiat:Mengendalikan infeksi HIV
 Golongan Obat:Obat Keras
 Dosis Maksimum:-
 Dosis Lazim/ Aturan Pakai :

- Dewasa: 800 mg tiap 8 jam.
Dosis dapat diturunkan jika dikombinasikan dengan obat lain,
seperti itraconazole, rifabutin, delavirdine, atau ketoconazole.

- Anak-anak > 4 tahun: 500 mg/m² tiap 8 jam, tanpa melebihi
dosis orang dewasa.

- Pada penderita HIV yang menderita gangguan hati, dosisnya
adalah 600 mg tiap 8 jam.

 Interaksi Obat Dengan ObatLain :
- Penurunan efektivitas indinavir, jika digunakan bersama obat
antasida, bevurapine, efavirenz, dan rifampicin.
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping indinavir, jika
digunakan dengan delavirdine, ketoconazole, ritonavirelfinavir,
statin, midazolam, alprazolam, atau triazolam.
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat penghambat
phosphodiesterase-5, jika digunakan bersama dengan indinavir.

103

- Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan
bersama amiodaron, pimozide, atau cisapride.

- Penurunan efektivitas asunaprevir, lurasidone, flibanserin,
trazodone, regorafenib, salmeterol, obat penghambat kalsium,
serta obat penghambat PDE5 (seperti sildenafil dan vardenafil).

 Efek SampingObat :Nyeri perut, Mual dan muntah, Pusing dan
sakit kepala, Kehilangan selera makan, Nyeri ulu hati, Badan terasa
lelah atau lemas, Nyeri punggung, Nyeri sendi, Mulut dan kulit
terasa kering, Diare, Sulit buang air kecil, Batuk, Napas pendek

 Bentuk Sediaan: Kapsul
 Nama Pabrik : PT. Merck
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Efek Farmakodinamik

- Mekanisme utama indinavir sebagai terapi HIV adalah melalui
inhibisi protease sel. Obat akan menduduki protease apartil HIV
dengan membentuk poliprotein gag-pro yang menyerupai
poliprotein milik HIV. Hal ini akan menyebabkan produksi
virus imatur yang bersifat noninfeksius. Turunnya produksi
virus yang bersifat infeksius akan berdampak pada penurunan
viral load, peningkatan sel CD4+, dan berkurangnya
kemungkinan infeksi oportunistik.

 Sumber: MIMS hal A226, DOI

104

71.ISOPRENALIN

 Kandungan Zat Aktif:Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 101,5% C11H7O3, HCl dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.

 Khasiat:Simpatomimetikum
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum:15mg / 60mg
 DosisLazim: 10mg - 20mg / 30mg - 60mg
 InteraksiObatDengan ObatLain :

- Inhibitor Catechol-O-methyltransferase (COMT) (contoh,
tolcapone) karena risiko efek samping mungkin akan meningkat

 EfekSampingObat :
- Tanda-tanda reaksi alergi seperti gatal-gatal, kesulitan bernapas,
pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
- Nyeri dada atau detak jantung tidak normal
- Sakit kepala, pusing, berkunang-kunang, atau insomnia
- Gemetar (tremor) atau serangan gugup
- Berkeringat
- Mual, muntah, diare

105

- Mulut terasa kering
 Bentuk Sediaan:Injeksi
 Nama Pabrik : PT. Dexa Medica
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Sumber:Farmakope Edisi III hal 321, MIMS hal A226, DOI
72.ISONIAZID

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0%C6H7N3O, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

 Khasiat:Anti tuberkulosis
 Golongan Obat:Obat Keras
 Dosis Maksimum: - / 10mg/kg
 Dosis Lazim/ Aturan Pakai:

- Bayi dan anak : 5mg/kg / 10mg/kg
- Dewasa : 4mg/kg - 5mg/kg / -
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Menghambat metabolisme obat anti epilepsi (carbamazepine,

ethosuximide, primidone, fenitoin), benzodiazepine (diazepam,
triazolam), teofilin, disulfiram yang terjadi di hepar. Hal ini
kadang menyebabkan peningkatan risiko toksisitas di hati.

106

- Peningkatan konsentrasi dan meningkatkan efek atau toksisitas
warfarin.

- Mengurangi penyerapan isoniazid bila dikonsumsi bersamaan
dengan antasida yang mengandung aluminium.

- Peningkatan risiko neuropati perifer bila dikonsumsi bersamaan
dengan stavudine dan zalcitabine.

- Hindari makanan yang mengandung tiramin (keju), dan yang
mengandung histamin (tuna) karena memperberat reaksi (sakit
kepala, keringat, berdebar-debar, tekanan darah rendah).

- Alkohol dapat menurunkan efikasi isoniazid dan dapat
menyebabkan risiko neuropati perifer dan kerusakan hati.

 Efek Samping Obat :Mual, Muntah, Sakit perut, Pusing, Lemas,
Tidak nafsu makan, Diare

 Bentuk Sediaan:Tablet, Sirup
 Nama Pabrik : PT. Armoxindo
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Efek Farmakodinamik

- Isoniazid (INH) bekerja dengan cara menghambat sintesis asam
mikolik, yaitu suatu komponen esensial dinding sel bakteri.
Mekanisme inilah yang nantinya akan menimbulkan efek terapi
obat yang bersifat bakterisid terhadap organisme
Mycobacterium tuberculosis yang aktif bertumbuh secara
intraseluler dan ekstraseluler.

 Sumber:Farmakope Edisi III hal 320, MIMS hal A226, DOI

107

73.KETOTIFEN

 Kandungan ZatAktif:Ketotifen
 Khasiat:Meredakan gejala rhinitis alergi dan terapi tambahan untuk

asma
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum:-
 DosisLazim / Aturan Pakai:

Kondisi: Rhinitis alergi
- Dewasa dan anak-anak usia ≥3 tahun: 1 mg, 2 kali sehari. Jika

diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 mg, 2 kali
sehari.
Kondisi: Asma
- Dewasa dan anak-anak usia ≥3 tahun: 1 mg, 2 kali sehari,
dikonsumsi pada pagi dan malam hari.
- Anak-anak usia 6 bulan sampai 3 tahun: 0,05 mg/kgBB, 2 kali
sehari, dikonsumsi pada pagi dan malam hari.
 InteraksiObatDengan Obat Lain:
- Menurunkan jumlah keping darah (trombosit) jika dikonsumsi
dengan obat antidiabetes
- Meningkatkan efek samping obat penenang atau obat tidur

108

 EfekSamping Obat:Mulut kering, Kantuk, Berat badan meningkat,
Gelisah, Mimisan

 Bentuk Sediaan: Tablet dan sirup
 Nama Pabrik : PT. Dankos Farma
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Sumber: MIMS hal A226, DOI
74.KLORDIAZEPOKSID

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C16H14CIN3O, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.

 Khasiat:Trankilizer
 GolonganObat:Psikotropika golongan 3 dan 4
 DosisMaksimum: - / 100mg
 DosisLazim/ Aturan Pakai:

- Umur 6 tahun keatas: - / 0,5mg/kg
- Dewasa : 5mg - 15mg / 15mg - 45mg
 InteraksiObatDengan ObatLain :
- Cimetidine menghambat proses metabolisme Chlordiazepoxide

sehingga meningkatkan kadar serumnya.

109

- Penggunaan obat benzodiazepine bersamaan dengan obat opioid
(misalnya codeine, oxycodone, dan morphine) menyebabkan
efek samping yang sangat buruk bahkan sampai kematian.
Hindari penggunaan secara bersamaan

 EfekSamping Obat:Perubahan mood, Bicara cadel, Kesulitan
berjalan, Penurunan atau peningkatan minat seks, Tremor, Wajah
atau otot berkedut, Kesulitan buang air kecil, Gangguan tidur,
Pingsan, Mual atau muntah berat, Sakit tenggorokan atau demam
berat

 Bentuk Sediaan:Tablet, Kapsul
 Nama Pabrik : PT. Sanbe Farma
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori D
 Efek Farmakodinamik

- GABA (gamma-aminobutyric acid) merupakan
neurotransmitter inhibisi utama pada sistem saraf pusat. GABA
berperan pada aktivitas tidur, kontrol hipnosis, memori,
ansietas, epilepsi, dan eksitabilitas neuron. Ikatan diazepam
pada reseptor GABA di sistem limbik dan hipotalamus akan
meningkatkan laju ion klorida ke dalam neuron. Kemudian
menimbulkan hiperpolarisasi dari membran sehingga
menurunkan eksitabilitas saraf

 Sumber:Farmakope Edisi III hal 147, MIMS hal A222, DOI
75.KAFEIN

110

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C8H10N4O2 dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan

 Khasiat:Stimulan saraf pusat,kardiotonikum

 GolonganObat:Zat Adiktif bukan narkotika dan psikotropika

 DosisMaksimum:500mg / 1,5g

 DosisLazim/ Aturan Pakai :

- Umur 3 bulan-1 tahun : 10mg / 10mg - 60mg

- Umur 1-6 tahun:10mg - 20mg / 10mg - 1200mg

- Umur 6-12 tahun : 30mg - 50mg / 30mg - 300mg

- Dewasa : 100mg - 200mg/ 300mg - 600mg

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Penggunaan bersamaan dengan benzodiazepin,
aminoglutethimide, carbamazepine, phenobarbital atau rifampin
dapat mengurangi efek sedatif sedangkan akan meningkatkan
efek sedatif apabila digunakan dengan fluvoxamine,
ketoconazole, rofecoxib, ciprofloxacin, norfloxacin, ofloxacin,
agonis ß-adrenergik, disulfiram, dan aspirin.

 Efek Samping Obat:Sakit perut, Nyeri bila disentuh, Kembung,
Konstipasi atau diare, Muntah berwarna hijau, Darah pada feses,
Kelelahan yang tidak biasa, Kejang, Gerakan otot yang tidak
terkontrol, Demam, Detak jantung yang cepat atau lambat

 Bentuk Sediaan:Tablet, Kapsul, Larutan Oral, Larutan Injeksi

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : C

 Efek Farmakokinetik

- Penyerapan: Mudah diserap setelah diminum.
- Distribusi: Didistribusikan ke seluruh tubuh.

111

- Metabolisme: Dimetabolisme hampir sepenuhnya oleh hati
melalui oksidasi, demetilasi dan asetilasi.

- Ekskresi: Diekskresikan dalam urin sebagai asam 1-metilurat,
1-metilxantin, 7-metilxantin, 1,7-dimetilxantin, 5-asetilamino-6-
formylamino-3-metilurasil dan metabolit lainnya dan hanya
sekitar 1% yang tidak berubah.

 Sumber:Farmakope Edisi III hal 175, MIMS hal A222, DOI
76.KLINDAMISIN

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 800 UI
C18H33CIN2O5S per mg

 Khasiat:Antibiotik
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum:-
 DosisLazim / Aturan Pakai:

- Umur 1 bulan ke atas : 2mg/kg - 5mg/kg / 8mg/kg - 20mg/kg
- Dewasa : 150mg - 450mg / 600mg - 1,8mg
 InteraksiObatDengan Obat Lain :
- Penurunan efektivitas vaksin yang mengandung kuman hidup,

seperti vaksin tifoid, kolera, dan BCG.

112

- Penurunan efektivitas clindamycin, bila digunakan bersama
obat untuk TBC rifampicin.

- Penurunan efektivitas clindamycin dan erythromycin, bila
digunakan bersamaan.

- Peningkatan efek samping atracurium, ciclosporin, dan
vecuronium.

- Penurunan efektivitas pil KB, terutama yang mengandung
estradiol.

- Penurunan efek samping clindamycin, bila digunakan bersama
ketoconazole

 EfekSampingObat :

- Munculnya gangguan pencernaan termasuk, mual, muntah,
muncul rasa seperti logam di mulut, serta diare.

- Nyeri saat menelan.

- Nyeri sendi.

- Rasa panas di area dada (heartburn).

- Iritasi pada area kulit yang diolesi clindamycin salep atau gel.

 Bentuk Sediaan:Kapsul, Salep, Gel

 Nama Pabrik : PT. Dexa Medica

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B

 Efek Farmakodinamik

- Clindamycin bekerja dengan cara mencegah sintesis protein
pada bakteri. Sintesis ini dihambat melalui ikatan terhadap
subunit ribosom 50S dan 23S. Dengan demikian, ikatan peptida
tidak dapat terbentuk dan bakteri gagal menghasilkan protein
yang dibutuhkan. Clindamycin dapat berperan bakteriostatik
maupun bakterisidal tergantung dari organisme yang dilawan,
lokasi infeksi, dan konsentrasi obat yang diberikan. Selain itu,

113

clindamycin juga dapat menghambat produksi toksin yang
dihasilkan oleh streptokokus grup A dan Staphylococcus
aureus. Berikut adalah contoh bakteri yang sensitif terhadap
clindamycin
 Sumber:Farmakope Edisi III hal 168, DOI hal 788, MIMS hal
A222
77.KLORAMFENIKOL

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 103,0% C11H12Cl2N2O5, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.

 Khasiat:Antibiotik
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum:-
 DosisLazim/ Aturan Pakai :

- Dewasa : 250mg - 500mg/ 1 g -2 g
- Bayi umur 2 minggu ke atas :- / 50mg/kg
 InteraksiObatDengan ObatLain :
- Penurunan efektivitas chloramphenicol dalam membasmi

bakteri, bila digunakan bersama rifampicin dan phenobarbital.

114

- Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang fatal, jika
digunakan bersama obat yang bisa menekan fungsi sumsum
tulang.

- Peningkatan risiko terjadinya efek samping phenytoin,
ciclosporin, dan tacrolimus.

- Penurunan efektivitas ceftazidime, cynacobalamin (vitamin
B12), dan beberapa vaksin hidup, seperti vaksin BCG, vaksin
kolera, dan vaksin tifoid.

- Penurunan efektivitas antibiotik lain, seperti ceftriaxone, dalam
mengatasi infeksi bakteri.

- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan, bila digunakan
bersama warfarin.

- Peningkatan efek obat antidiabetes golongan sulfonilurea,
seperti gliclazide, glipizide, atau gliquidone, sehingga dapat
terjadi hipoglikemia

 EfekSamping Obat:Pusing, Sakit kepala, Mual atau muntah, Diare,
Kebingungan atau linglung, Sariawan, Sensasi tersengat pada mata
atau telinga, Pandangan kabur

 Bentuk Sediaan:Tablet, Kapsul , Sirup , Obat tetes, Salep, Injeksi

 Nama Pabrik : PT. Actavis

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C

 Efek Farmakodinamik

- Chloramphenicol dan metabolitnya bekerja terutama pada
subunit 50S ribosom bakteri, dengan supresi aktivitas enzim
peptidyltransferase. Hal ini akan menghambat sintesis protein
membran mitokondria, yang akan menyebabkan supresi
respirasi mitokondria dan proliferasi sel.

 Sumber:Farmakope Edisi III hal 143,MIMS hal A222, DOI

115

78.KALIUM BENZYLPENICILLINUM

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 96,0%
penisilina jumlah dihitung sebagai C16H17KN2O4S, dan tidak
kurang dari 1140UI dan tidak lebih dari 1680UI per mg penisilina.

 Khasiat:Antibiotik
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum:-
 DosisLazim/ Aturan Pakai:

- Bayi :- / 100.000UI - 300.000UI
- Umur 1 - 12 tahun :- / 200.000UI - 400.000UI
- Dewasa : 20.000UI - 50.000UI /50.000UI - 100.000UI
 InteraksiObatDengan ObatLain :
- Penggunaan dengan methotrexat dapat meningkatkan efek

toksisitasnya.
- Penggunaan dengan probenacid dapat meningkatkan

konsentrasi plasma darah.
- Mengurangi keefektifan antibakteri janis bakteriostatik.
 EfekSamping Obat:
- Nyeri, bengkak, benjol, memar, gatal, atau perdarahan pada

daerah yang disuntik

116

- Demam, mual, dan muntah
- Lemas
- Menggigil
- Kesulitan bernapas dan menelan
- Nyeri tenggorokan
- Suara serak
- Nyeri pada otot atau sendi
- Denyut jantung kian cepat
- Kebas pada lengan dan kaki
- Diare parah yang disertai dengan demam dan kram perut
 Bentuk Sediaan:Injeksi
 Nama Pabrik : PT. Meiji Indonesia
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Efek Farmakodinamik
- Penicillin benzathine merupakan salah satu obat golongan beta

laktam. Obat golongan ini bekerja dengan cara menghambat
pembentukan dinding sel bakteri pada tahap akhir. Penicillin
akan berikatan dengan molekul penicillin-binding proteins
(PBP) yang terdapat di dinding sel bakteri. PBP yang terasilasi
akan memicu lisis dari dinding sel bakteri sehingga berujung
kepada kematian bakteri.
 Sumber:Farmakope Edisi III hal 326, DOI

117

79.KALIUM SULFOGUAIAKOLAT

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 102,0% C7H7KO5S, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.

 Khasiat:Ekspetoransia
 GolonganObat:Obat Bebas Terbatas
 DosisMaksimum: 1g / 3g
 DosisLazim / Aturan Pakai:

- Umur 1 - 3 tahun : 80mg - 125mg / 240mg - 375mg
- Umur 3 - 6 tahun : 125mg - 200mg/375mg - 600mg
- Dewasa : 500mg / 1,5mg
 InteraksiObatDengan Obat Lain:
- Dapat berinteraksi dengan obat jenis penghambat monoamine-

oksidase (MAOI) seperti isocarboxazid, phenelzine,
tranylcipromine, selegiline (obat anti parkinson).
 EfekSampingObat :Mengantuk, Sedasi, Pusing, Gangguan
koordinasi, Rasa tidak enak di ulu hati, Sekresi,Saluran napas
mengental.
 Bentuk Sediaan:Oral
 Nama Pabrik : PT. Sanbe Farma

118

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B
 Sumber:Farmakope Edisi III hal 332,DOI
80.KANAMISINA SULFAS

 Kandungan ZatAktif:Zat antimikroba yang dihasilkan oleh
Streptomyces kanamyceticus

 Khasiat:Antibiotik
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum:-
 DosisLazim: - / 15mg/kg - 30mg/kg
 InteraksiObatDengan ObatLain :

- Gangguan fungsi ginjal dan saraf, jika digunakan bersama obat
antibiotik sefalosporin, polimiksin B, bacitracin, colistin,
amfoterisin B, cisplatin, vankomisin, dan aminoglikosida lain
seperti paromomycin.

- Munculnya efek samping kanamycin, jika digunakan bersama
obat diuretik, seperti furosemide atau manitol, atau obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS).

- Peningkatan risiko efek samping obat pelemas otot, seperti
rocuronium

 EfekSampingObat :
- Sakit tenggorokan.

119

- Otot terasa nyeri atau kaku.
- Kehilangan keseimbangan.
- Telinga berdenging.
- Gangguan pendengaran.
- Penglihatan buram.
- Perdarahan, seperti muncul memar-memar, BAB berdarah, atau

kencing berdarah.
- Gangguan fungsi ginjal, misalnya jumlah urine yang keluar

berkurang, pembengkakan pada wajah dan tungkai, peningkatan
berat badan dengan cepat, dan sesak napas.
- Kejang.
 Bentuk Sediaan:Kapsul, Injeksi
 Nama Pabrik : PT. Meiji Indonesian
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori D
 Sumber:Farmakope Edisi III hal 333, DOI hal 750, MIMS hal
A226

120

81.KLORPROPAMID

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C10H13CIN2O3S, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.

 Khasiat:Antidiabetes
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum: - / 750mg
 DosisLazim/ Aturan Pakai :

- Dewasa : 125mg - 500mg / 125mg - 500mg
 InteraksiObatDengan Obat Lain :

- Efek terapi Chlorpropamide berkurang jika digunakan
bersamaan dengan diuretik thiazide.

- Antikoagulan oral, hydantoins, salisilat, obat-obat NSAID
(misal merk mefinal), dan obat-obat golongan sulfonamid dapat
mempotensiasi aksi hipoglikemik Chlorpropamide.

- Konsentrasi plasma Chlorpropamide meningkat jika digunakan
bersamaan dengan obat antijamur tertentu (misalnya
miconazole, fluconazole).

121

- Penggunaan alkohol dapat menyebabkan disulfiram-like
reaction.

 EfekSamping Obat:
- Tanda-tanda reaksi alerg seperti mual, muntah, berkeringat,
gatal-gatal, gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah,
bibir, lidah, atau tenggorokan, atau merasa seperti akan pingsan
- Hipoglikemia atau gula darah rendah.

 Bentuk Sediaan:Tablet
 Nama Pabrik : PT. Pfizer
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Efek Farmakokinetik

- Penyerapan: Mudah diserap dari saluran pencernaan.
- Waktu untuk memuncak konsentrasi plasma: dalam 2-4 jam.
- Distribusi: Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Volume

distribusi: 0,13-0,23 L/kg. Pengikatan protein plasma: 90%.
- Metabolisme: Menjalani metabolisme hati yang luas (sekitar

80%) terutama oleh isoenzim CYP2C9.
- Ekskresi: Melalui urin sebagai metabolit dan obat yang tidak

berubah. Waktu paruh: Kira-kira 35 jam.
 Sumber:Farmakope Edisi III hal 159,MIMS hal A222, DOI

122

82.KARBAMAZEPIN

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan
tidak lebih dari 103,0%C15H12N2O dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan

 Khasiat:Neuralgia rtigeminal
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum: - / 1,2g
 DosisLazim: - / 200mg
 InteraksiObatDengan Obat Lain:

- Meningkatkan kadar carbamazepine dalam darah jika
digunakan dengan cimetidine, asam valproat, atau valpromide

- Menurunkan kadar carbamazepine dalam darah jika digunakan
dengan cisplatin

- Meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang merusak
sistem saraf jika digunakan dengan lithium

- Menurunkan efektivitas dari alat kontrasepsi hormonal
- Meningkatkan kadar cyclophosphamide di dalam darah
- Menurunkan kadar tacrolimus, temsirolimus, atau lapatinib di

dalam darah
- Meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan

dengan isoniazid

123

- Meningkatkan risiko terjadinya hiponatremia jika digunakan
dengan obat golongan diuretik, seperti hydrochlorothiazide atau
furosemide

- Menurunkan efek dan kadar nefazodone dalam darah
- Meningkatkan risiko terjadinya efek samping yang berbahaya

jika digunakan dengan obat MAOI
 EfekSampingObat :Masalah hati, Nyeri sendi, Kejang, Kehilangan

nafsu makan, Mata menguning, Sakit kepala yang tidak hilang
 Bentuk Sediaan:Tablet, Kaplet
 Nama Pabrik : PT. Novartis
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori D
 Efek Farmakodinamik

- Kerja Carbamazepine secara biokimiawi diketahui dengan cara
menghambat arus voltage-dependent ion Natrium melalui dua
mekanisme

 Sumber:Farmakope Edisi III hal 130, MIMS hal A222, DOI
83.KALIUM FENOKSIMETILPENISILINA

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 87,0%
penisilina jumlah dan tidak kurang dari 85,0% C16H18N2O5S,
masing-masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

 Khasiat:Antibiotik

124

 GolonganObat:Obat Keras

 DosisMaksimum:-

 DosisLazim / Aturan Pakai:

- Umur 12 tahun ke bawah : 6250UI - 22.500UI / 25.000UI -
90.000UI

- Dewasa : -/ 0,5g - 1.5g(dalam dosis bagi)

 InteraksiObatDengan Obat Lain:

- Mengurangi penyerapan jika diberikan bersamaan dengan
neomisin.

- Dapat mengganggu kontrol antikoagulan.

- Antagonisme efek bakterisida oleh kloramfenikol, eritromisin,
dan tetrasiklin.

- Dapat meningkatkan toksisitas metotreksat.

- Dapat mengurangi kemanjuran kontrasepsi oral.

- Mengurangi ekskresi jika diberikan bersamaan dengan
probenecid dan sulfinpyrazone.

- Dapat menonaktifkan vaksin tifoid oral jika tertelan secara
bersamaan.

- Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko reaksi anafilaksis bersama
nadolol dan propranolol.

 EfekSampingObat :Mual, Muntah, Sakit perut, Diare, Radang
mulut, Trombositopenia (jumlah trombosit kurang dari normal),
Leukopenia (jumlah leukosit kurang dari normal), Reaksi
alergi(reaksi seperti penyakit serum, kejang, kesemutan), Biduran,
Ruam, Gatal

 Bentuk Sediaan:Oral

 Nama Pabrik : PT. Phapros

125

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B
 Efek Farmakodinamik

- Penicillin V bersifat bakterisidal terhadap mikroorganisme
sensitif penicillin. Obat ini mempengaruhi stadium multiplikasi
bakteri dengan mengganggu sintesis peptidoglikan dinding sel
bakteri.

 Sumber:Farmakope Edisi III hal 331,MIMS hal A229, DOI
84.KETOROLAC

 Kandungan ZatAktif:Ketorolac Tromethamine
 Khasiat:Meredakan peradangan dan nyeri
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum: -
 DosisLazim / Aturan Pakai:

Ketorolac suntik atau infus
- Dosis awal 10 mg, diikuti dengan 10–30 mg setiap 4–6 jam.

Jika diperlukan, pemberian ketorolac bisa dilakukan setiap 2
jam.
- Dosis maksimal 90 mg per hari.
- Pada pasien dengan berat <50 kg, dosis maksimal 60 mg per
hari.

Ketorolac tablet

126

- Dosis awal 10–20 mg, diikuti dengan 10 mg setiap 4–6 jam.
Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan hingga 40 mg per hari.

- Dosis maksimal 40 mg per hari.
 InteraksiObatDengan ObatLain :

- Meningkatkan risiko terjadinya perdarahan, jika digunakan
bersama obat antikoagulan, antiplatelet, NSAIDs,kortikosteroid,
dan antidepresan golongan SSRIs

- Meningkatkan risiko terjadinya kerusakan ginjal, jika digunakan
bersama obat diuretik, ciclosporin, tacrolimus, ACE inhibitor,
atau obat angiotensin II receptor antagonists (ARB)

- Meningkatkan kadar ketorolac di dalam darah jika digunakan
bersama probenecid, lithium, methotrexate, dan digoxin

- Memicu terjadinya halusinasi, jika digunakan
bersamaflouxetine, thiothixene, dan alprazolam

 EfekSampingObat :Berat badan naik drastis, Sakit perut, Mual dan
muntah, Peningkatan tekanan darah, Mulut kering, Sariawan

 Bentuk Sediaan: Tablet, suntik
 Nama Pabrik : PT. Phapros
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Sumber: MIMS hal A226, DOI
85.KLODERMA

 Kandungan ZatAktif: Clobestasol propionate

127

 Khasiat:Mengobatai masalah kulit seperti psoriasis dan eksim yang
sukar sembuh

 GolonganObat:Obat Keras

 DosisMaksimum: -

 DosisLazim/ Aturan Pakai :

- Dewasa: dalam bentuk gel/krim/lotion/oinment 0,05%. Oleskan
tipis-tipis secara merata pada area kulit yang sakit 1-2 kali
sehari. Kurangi dosis jika diperlukan. Dosis maksimal per hari
50 gr dan maksimal terapi 4 minggu.

- Anak-anak umur dari 1 tahun: sama dengan dosis dewasa.
Namun, maksimal penggunaan tidak boleh lebih dari 5 hari.

 InteraksiObatDengan ObatLain :

- Obat ini dapat meningkatkan paparan sistemik dari obat jenis
penghambat enzim CYP34A seperti itraconazole dan ritonavir.

- Obat ini dapat mengurangi efek antineoplastik dari obat
aldeslaukin.

- Penggunaan bersamaan dengan ceritinib dapat meningkatkan
efek hiperglikemik.

- Dapat menyebabkan efek merugikan bahkan beracun jika
digunakan bersamaan dengan deferasinox.

 Efek Samping Obat:

- Sensasi terbakar, menyengat, kesemutan, retak-retak di kulit,
iritasi, gatal, hipopigmentasi, eritema, folikulitis, stirae, miliaria,
alopecia, dan kering pada kulit.

- Mati rasa pada jari.

- Tekanan pada hiptalamus, adrenal dan pituari atau supresi
hiperkortisme seperti sindrom
cushing, hiperglikemia, glikosuria.

128

 Bentuk Sediaan: Gel, Cream, Oinment, Lotion
 Nama Pabrik : PT. Surya Dermato Medica Lab
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Sumber:DOI hal 852
86.LIOTHYRONINE

 Kandungan Zat Aktif : Liothyronine
 Khasiat:Mengobati hipotiroidisme dan mengatasi beberapa jenis

penyakit gondok
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum: -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

Kondisi: terapi penggantian hormon pada hipotiroidisme
 Dewasa

- Dosis awal: 25 mcg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi
60–75 mcg per hari yang dibagi menjadi 2–3 dosis.
 Anak-anak

- Dosis awal: 5 mcg per hari. Dosis dapat ditingkatkan tiap 3–4
hari sampai tercapai respons terapi yang diinginkan.

- Dosis pemeliharaan
Anak usia <1 tahun: 20 mcg per hari

129

Anak usia 1–3 tahun: 20 mcg per hari
Anak usia > tahun: 25–75 mcg per hari
 Lansia
- 5 mcg per hari. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 5 mcg tiap 2
minggu
Kondisi: gondok
 Dewasa
- Dosis awal: 5 mcg per hari. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak
5–25 mcg, tiap 1–2 minggu.
- Dosis pemeliharaan: 75 mcg per hari
Kondisi: myxedema
 Dewasa
- Dosis awal: 5 mcg, per hari. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak
5–25 mcg, per hari, tiap 1–2 minggu
- Dosis pemeliharaan: 50–100 mcg per hari
Kondisi: T3 suppression test
 Dewasa
- 75–200 mcg tiap hari selama 7 hari
 InteraksiObatDengan ObatLain :
- Penurunan efektivitas sodium iodide I-131
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan
bersama obat golongan antikoagulan, seperti apixaban,
warfarin, atau heparin
- Peningkatan risiko hipertensi dan takikardia jika digunakan
dengan ketamine

130

- Penurunan efektivitas liothyronine jika digunakan bersama
obat antasida, zat besi, atau obat antikonvulsan,
seperti carbamazepine

- Penurunan efektivitas dan mengganggu kadar gula darah jika
digunakan bersama tolazamide dan obat diabetes,
seperti metformin atau glipizide

- Penurunan efektivitas liothyronine jika digunakan
bersama levonorgestrel atau ethinylestradiol

- Perubahan efek liothyronine dan amitriptylin jika digunakan
bersamaan

 EfekSampingObat : Sakit kepala,Mual dan muntah, Diare, Rambut
rontok, Berat badan menurun, Insomnia, Siklus menstruasi berubah
(pada wanita)

 Bentuk Sediaan:Tablet

 Nama Pabrik : PT. Keifei Pharma

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori A

 Efek Farmakokinetik

- Penyerapan: Diserap cukup (sekitar 95%) dari saluran GI (oral).
- Distribusi: Mengikat globulin pengikat tiroksin (TBG) dan pada

taraf tertentu pre-albumin pengikat tiroksin (TBPA) atau
albumin.
- Sejumlah kecil masukkan ASI.
- Metabolisme: Hepatic, melalui deiodinasi dan dikonversi
menjadi di-iodothyronine dan mono-iodothyronine tidak aktif.
- Pengeluaran:Melalui urin.
- Paruh eliminasi: 2,5 hari.

 Sumber:MIMS hal A226, DOI

131

87.LANACOL

 Kandungan ZatAktif:Thiamphenicol 500 mg / kapsul
 Khasiat:Pengobatan infeksi saluran pernafasan, infeksi

saluran pencernaan, dan infeksi saluran kemih misalnya gonore
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum:-
 DosisLazim / Aturan Pakai:

- Anak 30-100mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi ATAU 25-
50mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi

- Dewasa 1,5gram/hari dibagi dalam beberapa dosis. Pada kasus
berat dapat ditingkatkan menjadi 3 gram/hari

- Infeksi gonorrhea 2,5gram/hari dosis terbagi dapat ditingkatkan
tergantung kondisi klinis

 InteraksiObatDengan Obat Lain:
- Lanacol (thiamphenicol) dapat meningkatkan efek warfarin dan
sulfonylurea.
- Juga meningkatkan kadar fenitoin dalam plasma darah.

132

- Metabolisme lanacol (thiamphenicol) meningkat pada
pemberian bersamaan dengan fenobarbital dan rifampisin

 EfekSampingObat :
- Efek samping yang disebabkan oleh pemakaian lanacol
(thiamphenicol) adalah reaksi hipersensitivias / alergi, gangguan
pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare.
- Obat ini dapat juga menyebabkan sariawan,
glositis, ensefalopati, depresi mental, sakit kepala,
ototoksisitas, anemia hemolitik dan reaksi jarish-herxheimer.
- Jika antibiotik ini digunakan dalam jangka waktu
yang panjang dapat menyebabkan pendarahan, neuritis
optik dan perifer.
- Efek samping lanacol (thiamphenicol) yang berpotensi fatal
adalah penekanan pada sumsum tulang belakang, sindrom abu-
abu pada bayi baru lahir dan prematur.
- Jika tanda - tanda hipersensitivitas muncul segera hubungi
pihak medis karena bisa menyebabkan shock anafilaktic yang
bisa berakibat fatal.

 Bentuk Sediaan:Kapsul
 Nama Pabrik : PT. Landson
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui: Kategori C
 Sumber:DOI hal 779

133

88.LEVODOPA

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
tidak lebih dari 101,0% C9H11NO4, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.

 Khasiat:Anti hipertensi
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum: - / 8g
 DosisLazim/ Aturan Pakai:

 Mengobati penyakit Parkinson
- Dewasa: Dosis awal 125 mg dua kali sehari. Setelah itu dosis

dapat ditingkatkan setiap 3-7 hari. Dosis maksimum 8 g per hari
 Mengobati penyakit Parkinson jika dikombinasikan bersama

carbidopa
- Dewasa: Dosis awal levodopa sebanyak 100 mg diminum 3 kali

sehari. Dosis pemeliharaan: 750 mg -2 gram levodopa setiap
harinya.
 Mengobati penyakit Parkinson jika dikombinasikan bersama

benserazide
- Dewasa: Dosis awal 50 mg, 3-4 kali sehari. Dosis pemeliharaan:

400-800 mg per hari.
- Lansia: Dosis awal 50 mg, sekali sehari.
 InteraksiObatDengan Obat Lain:

134

- Menurunkan penyerapan levodopa oleh tubuh, jika dikonsumsi
bersama antidepresan trisiklik.

- Menurunkan efektivitas levodopa, jika dikonsumsi bersamaan
dengan obat antipsikotik.

- Makin menurunkan tekanan darah, jika dikonsumsi dengan obat
anti hiperten

- Memperparah gejala penyakit Parkinson, jika dikonsumsi
dengan metoclopramide.

- Terjadi peningkatan risiko aritmia, jika digunakan bersama
dengan gas bius.

 EfekSamping Obat:

- Pusing, sakit kepala, dan limbung.

- Mual dan muntah.

- Selera makan hilang.

- Sulit tidur.

- Mimpi buruk.

- Kesemutan pada tangan atau kaki.

- Urin, Air liur, dan Keringat menjadi gelap

 Bentuk Sediaan:Tablet, Kapsul

 Nama Pabrik : PT. Meprofarm

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C

 Efek Farmakodinamik
o Degenerasi basal ganglia pada otak penderita Parkinson

menganggu fungsi neuron dopaminergik di substansia nigra yang
menyebabkan penurunan konsentrasi neurotransmiter dopamin.
Oleh karena itu, perlunya pengganti dopamin dari luar tubuh untuk
mengatasi defisiensi dopamin ini. Levodopa diambil oleh neuron

135

dopaminergik melalui proses dekarboksilasi pada terminal
presinaptik yang kemudian menghasilkan dopamin. Levodopa
dapat melewati sawar darah otak, sedangkan dopamin tidak dapat
melewati sawar darah otak. Maka levodopa disebut juga obat
prekursor dopamin
 Sumber:Farmakope Edisi III hal 343, MIMS hal A226, DOI
89.LAMOTRIGINE

 Kandungan ZatAktif :Lamotrigine
 Khasiat:Meredakan kejang pada penderita epilepsi dan mengobati

gangguan bipolar
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum:-
 DosisLazim/ Aturan Pakai :

Kondisi: Epilepsi
Monoterapi atau terapi tambahan tanpa valproate obat antiepilepsi
lain
- Dewasa: Dosis awal 25 mg, sekali sehari, selama 2 minggu,

kemudian 50 mg, sekali sehari, selama 2 minggu. Setelah itu,
tingkatkan hingga maksimal 50–100 mg per hari, setiap 1–2
minggu.

136

- Anak-anak usia 2–12 tahun: Dosis awal 0,3 mg/kgBB per hari
selama 2 minggu, kemudian 0,6 mg/kgBB per hari selama 2
minggu. Setelah itu, tingkatkan hingga maksimal 0,6 mg/kgBB
per hari setiap 1–2 minggu.

Kondisi: Gangguan bipolar

 Monoterapi atau terapi tambahan tanpa valproate atau
antiepilepsi lain

- Dewasa: Dosis awal 25 mg sekali sehari selama 2 minggu, lalu
50 mg perhari yang dibagi dalam 1–2 dosis selama 2 minggu.
Setelah itu, 100 mg per hari yang dibagi dalam 1–2 dosis
selama 1 minggu, lalu tingkatkan ke dosis target 200 mg per
hari.

 Terapi tambahan dengan antiepilepsi yang menginduksi
enzim, tanpa penggunaan valproate

- Dewasa: Dosis awal 50 mg sekali sehari selama 2 minggu, lalu
50 mg 2 kali sehari selama 2 minggu. Setelah itu, 100 mg 2 kali
sehari selama 1 minggu, lalu 150 mg 2 kali sehari selama 1
minggu, dan tingkatkan menjadi dosis target 400 mg per hari.

 Terapi tambahan dengan valproate

- Dewasa: Dosis awal 25 mg setiap 2 hari selama 2 minggu, lalu
25 mg sekali sehari selama 2 minggu. Setelah itu, 50 mg per
hari yang dibagi dalam 1–2 dosis selama 1 minggu, kemudian
tingkatkan ke dosis target 100 mg per hari. Dosis maksimal
adalah 200 mg per hari.

 InteraksiObat Dengan ObatLain :

- Peningkatan konsentrasi lamotrigine dan risiko terjadinya reaksi
kulit yang parah jika digunakan dengan valproate

- Penurunan konsentrasi lamotrigine jika digunakan
dengan carbamazepine, phenytoin, phenobarbital,
primidone, rifampicin, atazanavir-ritonavir, lopinavir-ritonavir,
atau kontrasepsi hormonal

137

 EfekSampingObat :Ruam kulit yang parah, Pusing, Kantuk, Sakit
kepala, Muntah, Sakit perut, Gangguan penglihatan, Pusing atau
sakit kepala, Diare atau konstipasi, Nafsu makan hilang, Mual atau
muntah, Mulut kering

 Bentuk sediaan : Tablet dan tablet dispersible
 Nama Pabrik : PT. Actavis
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Efek Farmakodinamik

- Lamotrigine mencegah kejang dan gangguan mood dengan
menghambat voltage-sensitive sodium channels dan calcium ion
channels. Sehingga, lamotrigine memodulasi neurotransmiter
(aspartat dan glutamat) untuk menstabilisasi membran neuron

 Sumber:DOI
90.LIDOCAINE

 Kandungan ZatAktif:Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C14H22N2O, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan.

 Khasiat:Anti aritmia,Anestesi lokal
 GolonganObat:Obat Keras
 DosisMaksimum:-

138

 DosisLazim/ Aturan Pakai :

- Sehari dewasa : tidak boleh lebih dari 25g salep 2,55%

 InteraksiObatDengan Obat Lain:

- Dapat meningkatkan kadar lidocaine dalam darah jika
dikonsumsi dengan cimetidine dan propranolol.

- Meningkatkan risiko gangguan jantung jika dikonsumsi dengan
obat golongan beta blocker, misalnya bisoprolol.

- Meningkatkan efek samping terhadap penyakit jantung jika
lidocaine dikombinasikan dengan phenytoin suntikan.

- Mengurangi efektivitas lidocaine bila digunakan bersama
diuretik, seperti acetazolamide, furosemide, atau
hydrochlorothiazide.

- Dosis harus disesuaikan pada pasien yang rutin mengonsumsi
phenytoin

 EfekSampingObat :Hipotensi, Pembengkakan akibat
penumpukancairan, Mual dan muntah, Demam, Pusing, Tremor,
Sakit kepala, Kesemutan, Rasa terbakar, Iritasi kulit

 Bentuk Sediaan:Tablet , Topikal (krim, salep, gel), Suppositoria,
Injeksi,Tetes telinga

 Nama Pabrik :PT. Lucas Djaja

 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B

 Efek Farmakodinamik

- Farmakodinamik lidocaine adalah melalui inhibisi kanal
sodium. Pada keadaan normal, kanal ion sodium pada membran
neuron berada dalam kondisi istirahat. Ketika mendapatkan
stimulasi, kanal ion tersebut menjadi aktif. Akibatnya, sejumlah
besar ion sodium masuk ke dalam sel dan memicu depolarisasi.
Peningkatan voltage membran neuron yang drastis ini akan

139

mengembalikan kanal ion sodium ke kondisi istirahat sehingga
menyebabkan repolarisasi
 Sumber:Farmakope Edisi III hal 346, MIMS hal A226, DOI
91.LAXADINE

 Kandungan Zat Aktif : Phenolphthalein 55 mg, Liquid Paraffin
1,200 mg, Glycerin 378 mg

 Khasiat : Melancarkan buang air besar
 Golongan Obat : Obat Bebas
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

- Dewasa: 1 x sehari 15-30 ml, diminum sebelum tidur.
- Anak-anak: anak umur 6-12 tahun diberikan ½ dosis dewasa.

Efektifitas dan keamanannya untuk anak di bawah 6 tahun
masih belum diketahui. Konsultasikan dengan dokter jika ingin
menggunakan obat ini untuk anak kecil dari 6 tahun.
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Obat hydrocortisone/dexamethasone: terutama untuk
penggunaan jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko
dehidrasi, hipokalemia dan darah kekurangan potassium.
- Amoxicillin/clarithromycin/lansoprazole: Amoxicillin diketahui
memiliki efek samping yang mempengaruhi detak jantung, dan

140

kondisi ini bisa meningkat jika terjadi penurunan kadar
potassium dalam darah yang disebabkan oleh glycerin.
 Efek Samping Obat :Ruam kulit, Pruritus, Perasaan terbakar pada
perut, Kolik abdomen atau kram usus, Kehilangan cairan
dan elektrolit tubuh secara berlebihan, Diare, Mual dan muntah
 Bentuk Sediaan :Laxadine Syrup 30 ml, 60 ml dan 110 ml
 Nama Pabrik : PT.Galenium Pharmacia
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori B
 Sumber : DOI hal 625
92.LORAZEPAM

 Kandungan Zat Aktif : Lorazepam
 Khasiat : Antikonvulsan
 Golongan Obat : Psikotropika
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

Kondisi: Gangguan kecemasan
- Dewasa: 1–4 mg per hari dibagi menjadi beberapa dosis,

dikonsumsi selama 2–4 minggu.
- Lansia: Dosis akan ditentukan dokter sesuai dengan kondisi

pasien.
Kondisi: Persiapan operasi

- Dewasa: 2–3 mg diberikan pada malam sebelum operasi, diikuti
dengan 2–4 mg yang diberikan 1–2 jam sebelum operasi.

141

- Anak-anak usia 5–13 tahun: 0,5–2,5 mg/kgBB tidak kurang dari
1 jam sebelum operasi.

- Lansia: Dosis akan ditentukan dokter berdasarkan kondisi
pasien.
Kondisi: Insomnia terkait gangguan kecemasan

- Dewasa: 1–2 mg 1 kali sehari sebelum tidur.
- Lansia: Dosis akan ditentukan dokter berdasarkan kondisi

pasien.
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Meningkatkan risiko terjadinya efek samping jika digunakan
bersama clozapine atau propoxyphene

- Meningkatkan efek sedasi dan risiko terjadinya gangguan
sistem pernapasan, koma, bahkan kematian jika digunakan
bersama obat golongan opioid, sepert morfin, oxycodone,
fentanyl, atau tramadol

- Meningkatan risiko terjadinya hipotensi, denyut jantung yang
lemah, mengantuk, atau pusing, jika digunakan
bersama olanzapine

- Meningkatkan risiko terjadinya denyut jantung yang lambat
(bradikardia) jika digunakan bersama droperidol

- Meningkatkan kadar obat lorazepam, jika digunakan
dengan natrium divalproex.

 Efek Samping Obat :Kantuk,Pusing, Kehilangan koordinasi, Sakit
kepala, Mual, Penglihatan buram, Mulut kering, Gairah seksual
hilang, Konstipasi, Tidak nafsu makan

 Bentuk Sediaan : Tablet dan suntik
 Nama Pabrik : PT.Mersifarma Tirmaku Mercusana
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori D
 Efek Farmakodinamik :

- Lorazepam bekerja dengan cara berinteraksi dengan
reseptor Gamma Aminobutyric Acid (GABA) yang banyak
terdapat di sistem saraf pusat manusia. Ikatan yang terjadi
antara lorazepam dengan reseptor GABA tidak menggantikan
posisi GABA pada reseptornya, melainkan meningkatkan ikatan
GABA dengan reseptornya pada kompleks reseptor yang sama.
Interaksi ini yang dipercaya menyebabkan respons berupa

142

penurunan kecemasan, sedasi, dan penurunan kejadian kejang.
Intensitas respons tersebut berhubungan langsung dengan
jumlah ikatan yang terbentuk antara golongan benzodiazepin
dengan reseptor GABA.
 Sumber : MIMS hal A227, DOI

93. LOVASTATIN

 Kandungan Zat Aktif : Lovastatin
 Khasiat : Menurunkan kolesterol di dalam darah
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim / Aturan Pakai :

- Dewasa: 10–20 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga
maksimal 80 mg per hari, dengan jarak 4 minggu setelah
pengobatan awal.

- Anak-anak usia 10–17 tahun: 10–20 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan hingga maksimal 40 mg per hari, dengan jarak 4
minggu setelah pengobatan awal.

 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Peningkatan risiko terjadinya miopati atau rhabdomyolysis jika
digunakan bersama dengan clarithromycin, itraconazole, niacin,
ketoconazole, gemfibrozil, nefazodone, atau obat antivirus,
seperti telaprevir
- Peningkatan kadar lovastatin jika digunakan
bersama amiodarone, diltiazem, atau ceritinib
- Peningkatan efektivitas obat antikoagulan, seperti warfarin

 Efek Samping Obat :Sakit kepala, Sembelit, Mudah lupa, Pusing,
Penglihatan kabur, Insomnia, Kelainan otot (seperti miopati)

143

 Bentuk Sediaan : Tablet
 Nama Pabrik : PT. Pursina Pharmaceutical
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori X
 Sumber : MIMS hal A227, DOI

94. LINESTRENOL

 Kandungan Zat Aktif : Linestrenol mengandung tidak kurang dari
97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C20H28O, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.

 Khasiat : Progestogenum
 Golongan Obat : Obat keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim :

- Oral : - / 5 mg - 15 mg
- Kontraseptik,oral: - / 2,5 mg - 5 mg
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Peningkatan risiko perdarahan jika digunakan bersama obat

golongan antikoagulan, seperti warfarin
- Peningkatan risiko efek samping yang fatal jika digunakan

bersama obat ciclosporin
- Penurunan efektivitas progesterone jika digunakan bersama

obat golongan antikonvulsan, seperti phenobarbital,
carbamazepine, dan phenytoin
 Efek Samping Obat : Sakit kepala atau migrain, mual, sakit perut,
jerawat, nyeri payudara, menstruasi tidak teratur.
 Bentuk Sediaan : Tablet

144

 Nama Pabrik :PT. Harsen
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori X
 Sumber : Farmakope Edisi III hal 349 dan 974, MIMS hal A227,

DOI

95. METRONIDAZOL

 Kandungan Zat Aktif : Metrodinazol mengandung tidak kurang
dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C6H9N3O3, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.

 Khasiat : Antiamuba, Antitrikhomoniasis
 Golongan Obat : Obat keras
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim :

- Oral : 250 mg / 500 mg
- Vaginal : 500 mg / -
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :
- Menyebabkan mual, muntah, kram perut, dan kemerahan pada

wajah, jika digunakan bersaman dengan produk yang
mengandung alkohol, produk yang mengandung prophylene
glycol, lopinavir/ritonavir, dan lithium.
- Menurunkan efektivitas dari kontrasepsi hormonal, sehingga
seseorang dapat hamil meskipun menggunakan kontrasepsi.
- Menurunkan efektivitas vaksin yang berasal dari bakteri hidup
yang dilemahkan, seperti vaksin tipes.
- Meningkatkan risiko perdarahan, bila digunakan dengan
warfarin.
- Menurunkan efektivitas metronidazole, jika digunakan
dengan phenobarbitol.

145

- Meningkatkan efek samping dari metronidazole jika digunakan
dengan cimetidine.

- Meningkatkan risiko terjadinya efek samping obat lithium,
phenytoin, tacrolimus, dan carbamazepine.

 Efek Samping Obat : Pusing, sakit kepala, mual, muntah, diare,
sembelit, hilangnya nafsu makan.

 Bentuk Sediaan : Tablet, kapsul, sirup, ovula, suppositoria,dan
infus

 Nama Pabrik : PT. Novapharin Pharmaceutical Industries
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui :

- Trimester 1 : Kategori C
- Trimester 2&3 : Kategori B
 Sumber : Farmakope Edisi III hal 382 dan 976,

96. MENADION

 Kandungan Zat Aktif : Menadion mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C11H8O2 dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.

 Khasiat : Antihemoragi
 Golongan Obat : Obat Bebas
 Dosis Maksimum : -
 Dosis Lazim : - / 10 mg
 Interaksi Obat Dengan ObatLain :

- Menurunkan kadar gula darah sampai di bawah normal, jika
dikonsumsi dengan obat diabetes.

- Mengurangi penyerapan menadione, jika dikonsumsi bersama
obat pengikat asam empedu, seperti cholestyramine.

146

- Menurunkan efektifitas obat antikoagulan dalam membekukan
darah.

- Mengurangi penyerapan menadione, jika dikonsumsi
dengan orlistat.

- Menurunkan efektifitas menadione, jika dikonsumsi
dengan antibiotik.

 Efek Samping Obat : Mudah berkeringat, gangguan indera
pengecap, bibir membiru, sesak napas, kulit dan putih mata
menguning, pusing seperti hendak pingsan.

 Bentuk Sediaan : Tablet, injeksi.
 Nama Pabrik : PT. Fresenius
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui :Kategori C
 Efek Farmakodinamik :

- Farmakodinamik metronidazole dimulai dari konversi molekul
menjadi bentuk radikal bebas short-lived nitroso oleh reduksi
intraseluler. Konversi ini terjadi di dalam sitoplasma bakteri,
atau organela spesifik protozoa, dan menyebabkan obat menjadi
aktif terhadap kuman yang memiliki metabolisme anaerob.
Namun, obat juga efektif terhadap kuman yang bersifat
mikroaerofili, seperti Helicobacter pylori.

 Sumber : Farmakope Edisi III hal 357 dan 975, DOI hal 796,
MIMS hal A227

97. MEPROBAMAT

 Zat Berkhasiat : Meprobamat mengandung tidak kurang dari 98,0%
C9H18N2O4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

 Khasiat : Sedativum

147

 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : 800 mg / 2,4 g
 Dosis Lazim : 400 mg / 1,2 g - 1,6 g
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Peningkatan efek sedatif dengan depresan SSP dan agen
psikotropika.

 Efek Samping Obat : Kecanggungan atau ketidakstabilan, kantuk,
mual atau muntah, diare, pusing, sakit kepala.

 Bentuk Sediaan : Tablet
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori C
 Efek Farmakokinetik:

- Penyerapan : Mudah diserap dari saluran pencernaan. Waktu
untuk memuncak konsentrasi plasma : 1-3 jam.

 Sumber : Farmakope Edisi III hal 363 dan 975, MIMS hal A227,
DOI

98. METOTREKSAT

 Kandungan Zat Aktif : Metotreksat mengandung tidak kurang dari
85,0% C20H22N8O5, dihitung terhadap zat anhidrat.

 Khasiat : Antineoplastikum
 Golongan Obat : Obat Keras
 Dosis Maksimum : - / 10 mg
 Dosis Lazim : 2,5 mg- 5 mg / -
 Interaksi Obat Dengan Obat Lain :

- Peningkatan risiko terjadinya efek samping methotrexate, jika
digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteorid (OAINS),
aspirin, probenecid,penisilin, aminoglikosida, sulfamethoxazole,
kotrimoksazol, trimethoprim, cisplatin, ciclosporin,
dan omeprazole.

148

- Penurunan efektivitas asam folat dan fluorouracil.
- Peningkatan efek samping cholestyramine.
 Efek Samping Obat : Demam, sakit kepala, mual, hilang nafsu
makan, sakit maag, mata merah, gusi bengkak, rambut rontok.
 Bentuk Sediaan : Tablet dan suntik
 Nama Pabrik : PT. Dankos Farma
 Keamanan Untuk Ibu Hamil dan Menyusui : Kategori X
 Efek Farmakodinamik :
- Farmakodinamik methotrexate adalah menghambat enzim

dihidrofolat reductase, dimana enzim ini berfungsi untuk
merubah asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat yang
digunakan sebagai pembawa gugus satu karbon sintesis
nukleotida purin dan timidilat pada proses sintesis, perbaikan,
dan replikasi sel DNA. Oleh karena itu, methotrexate memiliki
efek antimetabolit yang sensitif pada sel-sel yang aktif
berproliferasi, misalnya pada sel keganasan, sel sumsum tulang,
sel janin, sel mukosa bukal dan usus, serta sel kandung kemih.
Saat proliferasi sel keganasan dalam jaringan lebih besar
daripada di jaringan normal, methotrexate dapat mengganggu
pertumbuhan sel ganas tersebut tanpa menyebabkan kerusakan
permanen pada jaringan normal.
 Sumber : Farmakope Edisi III hal 374 dan 975, MIMS hal A227,
DOI

99. MISOPROSTOL

 Kandungan Zat Aktif : Misoprostol
 Khasiat :Mengobati dan mencegah tukak pada lambung.

149


Click to View FlipBook Version