The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Che Luth Dhia A Yusron, 2021-02-22 00:59:51

MODUL DGP SEMESTER GENAP

MODUL DGP SEMESTER GENAP

- Penyusun -

Lutfatul Kholifah, ST

Modul Digital

Desain Grafis

Percetakan

Kelas

XI

Semester Genap

KATA PENGANTAR

Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan berhenti bertahmid atas anugerah
pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu,
Sang Khalik . Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan pada baginda
Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umat yang mendapat syafaat
dariNya, Aamiin.

Bahan ajar ini tak lain sebagai salah satu bahan pelengkap dari RPP
kurikulum 2013 revisi yang dapat mempermudah peserta didik dalam proses
pembelajaran untuk mata pelajaran Desain Grafis Percetakan kelas XI SMK Jurusan
Multimedia semester genap. Setiap orang dalam berkarya selalu mencari
kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan
seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin
menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan,

tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga dengan tulisan ini, kehendak hati
ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan karena
kesempurnaan itu sesungguhnya hanyalah milik Allah SWT semata . Segala daya dan
upaya telah penulis kerahkan untuk membuat

tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan dan bagi
semua pembaca.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga hal yang penulis
perbuat dapat menjadi sumbangan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia, semoga
bermanfaat bagi para pembaca, dan semoga be rnilai ibadah disisi - Nya. Aamiin.
Billahi fi i Sabilil Haq Fastabiqul Khaerat

Tegal, 1 Januari 2021
Penulis

Lutfatul Kolifah, ST

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………..…………………..………….…… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………….………………..………………… ii
KD 3.10
Menganalisis ilmu Fotografi
a. Kompetensi dasar …………………………….……………..………….…..……….………. 1
b. Indikator Pencapaian Kompetensi.…………………………………………….………. 1
c. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………….……….………. 1
d. Materi …………………………….…………………………………………….………….………. 1
KD 3.11
Memahami jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi
a. Kompetensi dasar …………………………….……………..………….………….…..……. 6
b. Indikator Pencapaian Kompetensi.…………………………………….…….…..……. 6
c. Tujuan Pembelajaran ………………………………………………………..…….…..……. 6
d. Materi …………………………….…………………………………………..………….…..……. 6
KD 3.12
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan
fotografi
a. Kompetensi dasar …………………………….……………..………….………….………. 21
b. Indikator Pencapaian Kompetensi.………………………………….……….………. 21
c. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………..……….………. 21
d. Materi …………………………….…………………………………………..………….………. 21

KD 3.13
Menerapkan prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut
pengambilan gambar
a. Kompetensi dasar …………………………….……………..………….………….………. 35
b. Indikator Pencapaian Kompetensi.……………………………….………….………. 35
c. Tujuan Pembelajaran ………………………………………………………..…….………. 35
d. Materi …………………………….……………………………………………..……….………. 35
KD 3.14
Menganalisis tata cahaya dalam pengambilan gambar
a. Kompetensi dasar …………………………….……………..………….………….………. 48
b. Indikator Pencapaian Kompetensi.…………………………………..………………. 48
c. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………..……….………. 48
d. Materi …………………………….………………………………………………..…….………. 48
KD 3.15
Mengambil gambar dengan teknik zooming dan panning
a. Kompetensi dasar …………………………….……………..………….………….………. 58
b. Indikator Pencapaian Kompetensi.…………………………………………..………. 58
c. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………...………. 58
d. Materi …………………………….…………………………………………………..….………. 58
KD 3.16
Menerapkan prosedur pengambilan gambar dengan teknik bluring
a. Kompetensi dasar …………………………….……………..………….………….………. 65
b. Indikator Pencapaian Kompetensi.…………………………………………..………. 65
c. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………...………. 65

d. Materi …………………………….…………………………………………………..….………. 65
KD 3.17
Menganalisis komposisi gambar dalam fotografi
a. Kompetensi dasar …………………………….……………..………….………….………. 71
b. Indikator Pencapaian Kompetensi.…………………………………………..………. 71
c. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………...………. 71
d. Materi …………………………….…………………………………………………..….………. 71
KD 3.18
Menganalisis pembuatan karya seni fotografi digital
a. Kompetensi dasar …………………………….……………..………….………….………. 83
b. Indikator Pencapaian Kompetensi.…………………………………………..………. 83
c. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………...………. 83
d. Materi …………………………….…………………………………………………..….………. 83
KD 3.19
Mengevaluasi Karya Fotografi
a. Kompetensi dasar …………………………….……………..………….………….………. 91
b. Indikator Pencapaian Kompetensi.…………………………………………..………. 91
c. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………...………. 91
d. Materi …………………………….…………………………………………………..….………. 91

KD
3.10

KOMPETENSI DASAR
3.10 Menganalisis ilmu Fotografi
4.10 Mengembangkan referensi gambar sesuai ilmu Fotografi

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
3.10.1 Menganalisis ilmu Fotografi
3.10.2 Merinci ilmu Fotografi
4.10.1 Membuat referensi gambar sesuai ilmu Fotografi
4.10.2 Mendemontrasikan referensi gambar sesuai ilmu Fotografi

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat membuat dan

Mendemontrasikan referensi gambar sesuai ilmu Fotografi dengan yang tepat
 Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat

Menganalisis dan Merinci ilmu Fotografi dengan yang benar

MATERI

A. Pengertian Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani

yaitu "Fotos" : Cahaya dan "Grafo" : melukis/menulis.). Fotografi adalah
melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum,
fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari
suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut
pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini
adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah
dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan
identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan yang disebut lensa.
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar,
digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran
pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya
tersebut dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture),
dan kecepatan rana (Shutter speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed
disebut sebagai pencahayaan (exposure). Di era fotografi digital di mana film tidak
digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi
Digital ISO.

B. Dasar-dasar Fotografi

Fotografi adalah melukis dengan cahaya. Jadi esensi dari fotografi adalah
cahaya. Kamera tidak akan merekam apapun untuk menjadikan sebuah foto tanpa
cahaya. Oleh karena itu, dasar dari sebuah fotografi adalah bagaimana seoptimal
mungkin kita mengatur tingkat pencahayaan (exposure) yang masuk ke kamera
kita, sehingga memperoleh pencahayaan yang pas, tidak kelebihan cahaya (Over
Exposure) atau kekurangan cahaya (Under Exposure). Pada dasarnya, ada tiga
pengaturan kamera yang mempengaruhi tingkat exposure kamera yaitu Shuter
Speed, Aperture dan ISO. Ketiga pengaturan dasar tersebut sering dinamakan
TRIANGLE FOTOGRAFI atau SEGITIGA FOTOGRAFI. Ketiganya harus bersinergi
secara pas agar menghasilkan kualitas gambar yang terbaik atau sesuai keinginan
kita. Ketiga pengaturan tersebut adalah

1. Shutter Speed (Kecepatan Rana)

Shutter Speed adalah kecepatan terbuka sampai tertutupnya tirai (rana)
atau dengan kata lain lamanya waktu penyinaran sensor pada kamera digital,
dan film pada kamera konvensional. Shuter Speed dinyatakan dengan angka-

angka: 1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dan
seterusnya. Satuannya adalah detik, jadi 1/100 artinya 1/100 detik.

Pada saat kita menekan tombol Shuter, ada semacam tirai yang
membuka dan menutup di depan sensor. Semakin lama tirai terbuka semakin
banyak jumlah cahaya yang masuk dan sebaliknya, Semakin kecil angkanya
berarti semakin cepat waktu yg digunakan, hal ini akan menciptakan efek
diam (freeze), misalnya kita akan memotret objek yang bergerak, sebagai
contoh mobil berjalan dengan kecepatan 50 km/jam. Agar mobil tertangkap
seolah olah berhenti atau ter-efek diam, kita memerlukan setidaknya shutter
speed di atas 1/125 detik, Sebaliknya bila kita akan memotret objek tersebut
dengan efek bergerak, maka dibutuhkan shutter speed kurang dari 1/125
detik, sehingga terlihat obyek seperti ada bekas gerakan.

Dua hal di atas tergantung juga dari kecepatan objek tersebut bergerak,
semakin cepat objek bergerak, berarti semakin tinggi shutter speed yang 84
dibutuhkan agar memperoleh efek diam atau bergerak yang diinginkan. Perlu
diperhatikan, semakin rendah shutter speed, akan mengakibatkan semakin
besar juga kemungkinan terjadinya camera shaking, yang akan
mengakibatkan hasil jepretan menjadi goyang dan tidak tajam. Agar aman,
gunakan shutter speed di atas 30 atau 1/30 detik, kalau memang
menginginkan shutter speed lebih rendah, misal 1/15 detik, 1/8 detik atau
yang lebih rendah, gunakan penyangga atau tripod untuk menghindari shake
(goyah) pada saat kita menekan tombol shutter.

2. Aperture (Diafragma)

Aperture adalah ukuran besar kecilnya bukaan lensa. Lensa berfungsi
memasukkan dan meneruskan cahaya ke sensor atau film. Ukuran besar
kecilnya diatur melalui diafragma. Pada kamera umumnya tertera 1,8 ; 2,8;
3,5 ; 4; 5,6 ; 7,1 dst. angka angka tersebut dikenal sebagai f-number atau biasa
disebut aperture (bukaan): f/1.8 ; f/2,8; f/3,5 ; f/4; f/5,6 ; f/7,1 dan
seterusnya. Semakin besar bukaan lensa semakin kecil f-numbernya

sebaliknya semakin kecil bukaan semakin besar f-number nya jadi f/4 lebih
kecil bukaannya daripada f/1,8.

Cara kerja aperture mirip pupil pada mata manusia, semakin besar
bukaan berarti semakin banyak cahaya yang masuk, semakin kecil bukaan
maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Aperture sangat berhubungan
dengan ruang tajam atau depth of field. Semakin besar bukaan lensa maka
semakin tipis DOF nya, hal ini mengakibatkan efek blur di belakang obyek atau
fokus sehingga bagus untuk Fotografi Makro. Sebaliknya semakin kecil bukaan
lensa maka semakin lebar DOF nya, hal ini mengakibatkan gambar tetap tajam
mulai dari obyek terdekat hingga background foto yang terjauh dari obyek.
Bukaan kecil sering digunakan untuk Fotografi Landscape.

3. ISO/ASA (Tingkat Kepekaan Sensor)

ISO adalah tingkat kepekaan sensor atau film dalam merekam cahaya.
Pada kamera digital dituliskan dengan angka 100, 200, 400, 800, 1600 dan
seterusnya. Peranan ISO juga penting, semakin tinggi ISO yang digunakan,
maka kepekaan terhadap cahaya pun makin besar, sehingga pada
pencahayaan kurang pun, shutter speed maupun aperture masih dapat
digunakan secara maksimal. 85 Tapi perlu diingat, semakin tinggi ISO yang
digunakan, akan semakin tinggi tingkat noise atau pun grain yang dihasilkan.

Untuk mengetahui apakah exposure sudah tepat atau belum, pada
kamera digital atau konvensional tersedia fasilitas metering. Sehingga
terjadinya over exposure (kelebihan pencahayaan) atau under exposure
(kekurangan pencahayaan) dapat diminimalkan.

4. Metering

Fotografi tidak bisa lepas dari cahaya dan metering. Metering sendiri
adalah proses mengukur seberapa terang objek foto supaya kamera bisa
mendapatkan exposure yang tepat (tidak over dan tidak under). Mata
manusia punya kemampuan beradaptasi pada berbagai tingkat intensitas

cahaya sehingga meski berada di tempat terang atau temaram, mata kita
masih mampu memberikan eksposur yang normal. Selain itu, mata manusia
pun punya jangkauan dinamis (dynamic range) yang luar biasa baik, kita bisa
melihat benda yang punya perbedaan terang gelap yang sangat lebar. Saat
memotret, kita dihadapkan pada kenyataan kalau kamera, tak peduli
seberapa pun canggihnya, tidak mampu menangkap segala keindahan yang
bisa dilihat oleh mata

KD
3.11

KOMPETENSI DASAR

3.11 Memahami jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi
4.11 Mengoperasikan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)

3.11.1 Menjelaskan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi
3.11.2 Menguraikan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi
4.11.1 Mendemontrasikan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi
4.11.2 Mengoperasikan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi

TUJUAN PEMBELAJARAN

 Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat Mendemontrasikan dan
Mengoperasikan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi dengan yang tepat

 Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat
Menjelaskan dan Menguraikan jenis-jenis kamera dan alat bantu fotografi
dengan yang benar

MATERI

Perkembangan teknologi telah bergulir hampir di semua sector, baik itu bisnis,
industri, hiburan, bahkan fotografi. Saat ini aktivitas yang berhubungan dengan
fotografi dan videografi memang menjadi hal lumrah bagi kebanyakan orang, sehingga
tidak heran saat ini banyak diproduksi teknologi bernama kamera.

Sejak pertama kali diperkenalkan, kamera berkembang hingga memiliki berbagai
jenis model dan tipe. Setiap jenis kamera memiliki fungsi yang berbeda di bandingkan
jenis lainnya, berikut jenis kamera.
1. Compact Digital

Compact digital banyak dipilih oleh mereka yang membutuhkan kamera
untuk sekadar pengambilan gambar saja. Fitur yang dimiliki kamera ini bisa
dibilang standar, tidak memiliki shoot mode dialer. Namun, kamera ini memiliki
mobilitas yang tinggi. Compact digital biasa disebut sebagai kamera saku yang
cocok digunakan pada acara-acara di dalam ruangan, acara luar ruangan yang
tidak terlalu membutuhkan zoom, dan dokumentasi standar.
2. Bridge Camera (Prosumer)

Bridge camera atau prosumer merupakan akronim dari professional and
consumer. Kamera yang berjenis point and shoot ini memiliki fitur yang lebih
lengkap jika dibandingkan dengan compact digital. Fitur yang membedakannya
dengan kamera saku antara lain adalah pengaturan exposure dan ISO secara
manual. Kemampuan zoom-nya pun lebih mumpuni ketimbang kamera saku.
3. Mirrorless Camera

Kamera mirrorless merupakan kamera yang tidak menggunakan cermin,
sama seperti halnya dengan yang dimiliki kamera DSLR. Dengan tidak adanya
cermin ini, mirrorless camera bisa memiliki ukuran yang lebih kecil dan tentunya
lebih ringkas disbanding kamera DSLR. Namun, kemampuannya sudah dapat
disetarakan dengan kamera DSLR level middle-end. Salah satu kelebihan yang
dimiliki oleh kamera ini adalah lensanya yang bisa dilepas, sama seperti kamera
DSLR.

4. Digital Single Lens Reflex (DSLR) Camera

Seperti pendahulunya di era analog, Digiral Single Lens Reflex Camera ini
juga memiliki banyak fitur yang berguna untuk bisa menghasilkan foto-foto yang
menarik. Kamera DSLR ini juga memiliki kategori-kategorinya sendiri, mulai dari
entry level, semipro, sampai pro.
5. Boutique Camera

Kamera boutique memiliki sensor full frame dengan kualitas yang tak perlu
diragukan, bahkan bisa melebihi kemampuan dari kamera DSLR. Kamera butik

lebih bagus dari full frame DSLR seperti D3S, dan butik APCS seperti X100
mengalahkan EOS7D dari segi image quality dengan bentuk yang compact.
6. Digital Rangefinder Camera

Digital rangefinder camera adalah kamera pengintai yang dilengkapi dengan
alat pengintai jarak jauh. Alat ini berfungsi untuk mengukur jarak subjek yang akan
dibidik dengan cara menyesuaikan focus lensa objektif kamera berdasarkan open-
loop controller.
7. Digital Single Lens Translucent (DSLT Camera)

Kamera DSLT memiliki perbedaan yang cukup mendasar jika dibandingkan
dengan kamera DSLR. Yaitu, dalam cermin yang digunakan. Dalam kamera DSLT,
yang digunakan adalah cermin translucent tetap atau cermin transmisif atau
cermin semi trasnparan. Bagian kecil cahaya direfleksikan ke sensor autofocus,
sementara bagian sinar cahaya yang lain melewati cermin translucent.
8. Medium Format Camera

Kamera medium format biasanya digunakan untuk kepentingan komersial
dari sebuah produk. Karena, kamera ini mampu menghasilkan gambar yang sangat
detail. Keunggulan dari kamera medium format adalah ketajaman dalam
menangkap detail objek yang dibidik.
9. Action Digital Camera

Action digital camera kini semakin banyak diminati oleh masyarakat seiring
dengan kebutuhan untuk berbagai foto dan video di berbagai media sosial.
Umumnya, kamera jenis ini dilengkapi dengan pelindung tahan air, berbagai
aksesori, serta pemasangan yang sesuai seperti pada helm, lengan, sepeda, dan
lain-lain.
10. 360-degree Digital Camera

Kamera digital 360 derajat dapat mengambil gambar atau video 360 derajat
dengan menggunakan dua lensa back-to-back dan mengambil gambar pada saat
yang bersamaan. Kamera digital 360 derajat dilengkapi dengan mode virtual
reality, built-in-switching,Wifi, dan Bluetooth. Pada kamera jenis ini juga dapat
digunakan untuk kepentingan live streaming, namun beberapa kamera jenis ini
juga dapat berperan sebagai action camera.
Dalam fotografi, selain menggunakan kamera dengan segala fasilitasnya, ada
kalanya kita memerlukan alat pendukung untuk memaksimalkan hasil pemotretan kita.
Alat pendukung ini sangat berguna untuk membantu kita dalam setiap pemotretan
dan penggunaan alat bantu fotografi tergantung pada kebutuhan kita. Jenis- jenis alat
bantu fotografi yang harus kita kenali, yaitu:

1. Filter
Alat ini berfungsi sebagai penyaring cahaya yang masuk sehingga

menimbulkan efek-efek yang kita inginkan.

2. Tudung Lensa
Alat ini berfungsi untuk menghilangkan cahaya / sinar yang tidak diinginkan

masuk kedalam lensa karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare
pada hasil pemotretan.

3. Tripod
berfungsi sebagai penyangga kamera. Tripod merupakan alat bantu

pemotretan sebagai fungsi penyangga kamera agar tidak ada terjadinya
goncangan (shaking) saat pemotretan. Tripod sangat cocok untuk pengambilan
gambar yang menggunakan speed rendah dan sebagai menompang lensa yang
panjang.

4. Monopod
mempunyai fungsi yang sama dengan tripod akan tetapi memiliki bentuk

yang berbeda.

5. Kabel Release
bentuknya hampir seperti injeksi yang lentur berfungsi untuk menghindari

goncangan saat shutter ditekan karena saat memakai alat ini kita tidak perlu
menekan shutter secara langsung.

6. Background
kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan studio dengan

berbagai macam gambar, pola dan warna.

7. Stand Background

Alat ini sebagai pembantu berdirinya background yang digunakan. Stand
Background setidaknya memiliki 2 stand untuk penyangga yang dapat di naik
turunkan sesuai kebutuhan.

8. Payung Reflektor
Payung ini berguna agar sifat cahaya yang dihasilkan pada gambar lebih luas,

sehingga bayangan dan cayaha keseluruhan nampak menjadi lebih halus

9. Light Stand
Light Stand merupakan alat yang dapat digunakan sebagai menyangga

lampu studio.

10. Honeycomp
Honeycomp merupakan alat yang mirip dengan filter dengan bentuk bulat

seperti sarang tawon, jika filter di pasang didepan lensa honeycomp dipasang
pada lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke
arah obyek gambar.

11. Barndoors
Barndoors merupkan alat yang digunakan sebagai pengarah datangnya

cahaya dari arah sumber cahaya. Bentuk dari Barndoors ini berbentuk persegi dan
berwarna gelap.

12. Strobo
Alat yang satu ini mirip dengan flash pada camera namun ukurannya yang

lebih besar. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap cahaya utama yang
dapat menjadikan strobo ini menyalah dengan otomatis ketika ada cahaya utama
(main light) yang dinyalahkan. Selain itu kekuatan cahaya yang di hasilkan oleh
strobo bisa diatur sesuai keinginan kita.

13. Trigger
Trigger merupakan flash tambahan yang terpisah dengan camera, sehingga

flash dapat di gunakan dengan bantuan gelombang elektro tanpa harus di pasang
di body kamera. Alat ini cukup efektif untuk membuat cahaya dari arah yang kita
inginkan.

Jenis jenis Fotografi Populer
1. Landscape Fotografi

Jika kamu mencintai fotografi dan memiliki kecenderungan untuk melihat-
lihat pemandangan indah yang ada di sekitar kamu atau traveling ke tempat-
tempat yang indah kemudian mengabadikan foto alam tersebut. kamu pasti
tertarik dengan landscape fotografi. Landscape fotografi banyak dicari oleh rumah
media. Kamu dapat menemukan karya-karya landscape foto yang keren di
“National Geographic”

2. Wildlife Fotografi
fotografi yang berfokus pada hewan dan habitat alami mereka disebut

fotografi satwa liar. Perilaku hewan di alam liar juga merupakan objek bagi wildlife
photography. sebagian foto-foto ini dicetak dalam jurnal dan pemeran. Banyak
orang berlatih jenis fotografi ini. Namun bukan hal yang mudah karena selain
kamera yang canggih, lensa yang bagus, senter yang kuat, dan juga membutuhkan
kesabaran ekstra untuk membidik foto yang menawan.

3. Aerial Fotografi (Foto Udara)

Aerial fotografi adalah jenis fotografi di mana foto diambil dari udara dengan
menggunakan pesawat, balon udara, parasut atau diambil dari atas gedung
pencakar langit. Foto-foto ini memberikan tampilan yang lebih besar dari subjek
dan latar belakang.

4. Sports Fotografi
Ini fotografi mengkhususkan diri dalam menangkap momen yang

menentukan dalam sebuah acara olahraga. Fotografi oelahraga adalah salah satu
jenis fotografi yang sulit, karena membutuhkan banyak latihan dan peralatan yang
memadahi.

5. Portrait Fotografi
Salah satu jenis fotografi dengan umur paling tua adalah fotografi potrait.

Fotografi potrait adalah segala hal mengenai menangkap suasana hati seseorang
dengan penakanan ekspresi. Jenis ini tidak perlu menggunakan model profesional,
bisa memotret anggota keluarga. Ada banyak cara untuk membuat hasil foto
potrait yang menajubkan.

6. Architectural Fotografi
Fotografi arsitektur adalah fotografi yang berkaitan dengan mengambil foto

sebuah struktur rumah atau bangunan dari sudut yang berbeda. Tujuan utama
dari fotografi arsitektur adalah untuk menciptakan dampak positif pada pembeli
potensial real estate.

7. Wedding /Event Fotografi
Dapat dikatakan bahwa para fotografer pendatang baru memulai karirnya

dengan berlatih memotret acara pernikahan atau event fotografi. Tapi hal ini
bukan berati bahwa wedding photography tidak memerlukan keterampilan
apapun. Apabila sudah terjun dalam wedding fotografi maka harus memiliki
kecakapan yang baik soal editing

8. Fashion Fotografi
Fotografi fashion ialah memotret model dengan pencahayaan yang glamour

dan juga selain model fotografer memotret item fashion seperti tas, baju, sepatu,

aksesoris, atau make up. Fotografi jenis ini biasanya banyak digunakan dalam
dunia periklanan dan majalah fashion.

9. Macro Fotografi
Fotografi makro adalah jenis fotografi di mana gambar dibidik dengan

kisaran lebih dekat untuk menampilkan rincian materi subjek yang ingin
ditonjolkan. Subyek yang menarik dari fotografi makro adalah bunga, serangga,
teksture dari sweater, atau keranjang.

10. Baby/Family Fotografi
Fotografi Bayi / keluarga adalah jenis fotografi lain yang populer. Fotografi

Bayi / keluarga dilakukan ketika keluarga biasanya baru saja mendapatkan bayi

yang baru lahir. Ekspresi berbeda bayi bersama dengan anggota keluarga yang
dibidik dalam fotografi jenis ini. Seluruh keluarga datang bersama-sama untuk
membekukan satu sesi pemotretan yang dapat dilakukan secara indoor atau
outdoor.

KD
3.12

KOMPETENSI DASAR
3.12 Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
4.12 Mengoperasikan kamera digital dan perawatan peralatan fotografi

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
3.12.1 Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
3.12.2 Menentukan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
4.12.1 Mengoperasikan kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
4.12.2 Mendemontrasikan kamera digital dan perawatan peralatan fotografi

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat Mendemontrasikan dan
Mengoperasikan kamera digital dan perawatan peralatan fotografi dengan yang
tepat
 Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat
Menerapkan dan Menentukan pengoperasian kamera digital dan perawatan
peralatan fotografi dengan yang benar

MATERI

Pengoperasian Kamera Digital

Kamera digital adalah kamera otomatis yang menggunakan format pengambilan
gambar dan penyimpanan digital dengan ukuran kecil dan ringan sehingga mudah
dibawa. Kamera digital pada umumnya memiliki karakter yang sama seperti kamera
manual. Kamera digital telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti kemampuan
untuk menangani pencahayaan yang lemah dan fokus atas (close up).
Related

Kamera digital memiliki komponen-komponen terpenting, komponen kamera
digital diantaranya:

 Body kamera
 Lensa
 Tombol shutter (tombol menjepret)
 Memory card
Komponen tambahan;
 Lampu flash
 Pengatur speed
 Pengatur diafragma
 Pengatus ISO
 Pengatur fokus pada lensa

Berikut cara menggunakan kamera digital agar menghasilkan foto yang lebih
bagus:
1. Aktifkan Kamera

Aktifkan kamera dengan menekan tombol On/Off, kemudian aturlah kamera
pada mode otomatis. Untuk menghemat baterai matikan pembidik LCD dan
gunakan pembidik optic yang tersedia.
2. Gunakan Flash

Lampu flash berfungsi untuk membekukan gerakan, dengan
menggunakan flash untuk menerangi obyek foto yang membelakangi arah cahaya.
3. Hindari Zoom Digital

Untuk mendapatkan ketajaman dan kualitas foto yang baik, gunakan zoom
optik untuk membidik obyek foto dari jarak jauh, dan hindari menggunakan zoom
digital.
4. Memanfaatkan Scene Mode

Kamera digital pada umumnya sudah menyediakan mode otomatis untuk
pemotretan landscape, portrait, serta night shot. Mode tersebut juga berfungsi
untuk menyetel speed dan diafragma secara otomatis sesuai kondisi pemotretan.
5. Menggeser Fokus
Mencoba untuk menggeser fokus, dari fokus tengah kearah pinggir.

6. Gunakan Tripod
Gunakan tripod untuk menopang kamera agar tidak goyang saat melakukan
pemotretan.
Untuk menghasilkan gambar yang berkualitas dan memiliki nilai seni, seorang

fotografer harus menguasai teknik dasar dalam menggunakan kamera Digital (DSLR).
Teknik-teknik dasar tersebut meliputi komposisi objek yang baik, pencahayaan yang
seimbang dan fokus yang tajam.

Untuk menghasilkan gambar yang berkualitas dan memiliki nilai seni, seorang
fotografer harus menguasai paling tidak teknik-teknik dasar menggunakan kamera
DSLR. Teknik-teknik dasar tersebut adalah komposisi objek yang baik, pencahayaan
yang seimbang dan fokus yang tajam.

Komposisi bukan saja objek yang mempunyai susunan bagus(dari sononya bagus)
melainkan juga angle atau sudut pandang yang baik juga dimana fotografer mampu
menemukan titik yang terbaik.
CONTROL DASAR PADA KAMERA
1. EXPOSURE (aperture, shutter speed, ND filter, gain)

Exposure adalah pencahayaan kamera untuk mendapatkan gambar yang
normal. aperture adalah sejumlah lembaran metal tipis yang di susun sedemikian
rupa sehingga bisa di uka dan di tutup untuk mengatur banyaknya sinar yang
masuk ke dalam lensa. shutter speed berfungsi sebagai pengaur kecepatan.
ND filter berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa
mempengaruhi warna cahaya. GAIN berfungsi apabila pengambilan gambar dalam
keadaan kurang cahaya
2. FILTER COLOUR

filter colour berfungsiuntuk mengubah atau mencocokan cahaya yang masuk
dalam kamera.
3. WHITE BALANCE
adalah kseimbangan intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera
4. ZOOM

adalah gerakan lensa zoom menjauhi atau mendekati objek secara optik

dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut panjang dan sudut lebar.

5. FOCUS

adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu.

6. AUDIO LEVELS

kualitas suara pada sebuah gambar atau video.

TEKNIK PENGATURAN KAMERA YANG WAJIB KITA KUASAI

1. White Balance

Untuk melakukan pengaturan white balance kita memerlukan benda

berwarna putih, bisa menggunakan kertas, baju ataupun dinding. Anggap saja kita

menggunakan kertas maka caranya adalah menempatkan kertas pada bidang

tertentu, gunakan pencahayaan yang sedang (tidak kurang atau kelebihan),

gunakan manual fokus dan usahakan seluruh frame foto terisi dengan kertas

tersebut. Pengaturan white balance bisa dengan menggunakan skala kelvin atau

dengan gambar-gambar untuk menyatakan suhu pencahayaan ruangan seperti

cloudy, tungsteen, white flourescent dll. Nah, gambar yang kita ambil tadi

merupakan patokan untuk mengoreksi white balance untuk mendapatkan

ketajaman gambar sesuai dengan suhu ruangan.

Berikut adalah tabel Skala Kelvin

2. Skala Kelvin

Dari Skala Kelvin diatas menunjukkan bahwa 1.000 kelvin berwarna merah

dan 10.000kelvin berwarna langit biru, hal ini menunjukkan bahwa apabila

settingan kelvin kita terlalu tinggi akan berwarna kekuningan, dan apabila

settingan kelvin kita terlalu rendah akan berwarna kebiruan. Aturlah skala kelvin

sesuai gambar diatas, hasil foto haruslah tampak netral, yakni tidak kekuningan

atau kebiruan.

3. Fokus

Pengaturan fokus secara manual dapat dilakukan dengan cara menggeser ke

mode Manual(M) panel fokus yang ada di lensa. Dengan begitu fokus dapat kita

atur ketajamannya secara manual dengan cara memutar ring fokus pada lensa.

Gunakan mode auto apabila tidak ingin repot mengaturnya, fokus akan bergerak

otomatis untuk menyesuaikan zoom.

Beberapa teknik pengambilan gambar yang berkaitan dengan jarak adalah

1.Extreme Long Shot(Pandangan Sangat Luas) 2. Long Shot (pandangan lebih

Dekat dari ELS) 3. Medium Long Shot(Manusia dari lutut sampai kepala) 4.

Medium Shot (onjek diatas pinggang sampai kepala) 5. Medium Close Up(Objek

manusia dari dada sampai kepala) 6. Close Up(Wajah) 7. Big Close Up(Hidung /

mata) 8. Extreme Close Up(Pori-pori kulit) yang mempunyai detail sangat jelas.

4. Diafragma

pengaturan aperture Diafragma disimbolkan dengan f yakni pengaturan

bukaan lensa, seperti kita lihat pada gambar disamping, semakin kecil nilai f nya

maka semakin besar bukaan lensanya. Angka f yang kecil(bukaan besar) akan

menyebabkan Depth of Field(DOF) / area tajam lebar meliputi objek utama dan

background akan nampak jelas, sedangkan semakin besar pengaturan f(bukaan

kecil) Depth of Fieldnya akan sempit yakni objek didepan jelas, sedangkan objek

dibelakang/backgorund buram. Ukuran f sendiri terdiri dari f/1,4(yang terkecil)

hingga f/16(yang terbesar). Diaframa termasuk 1 dari 3 komponen eksposur yang

sangat bermanfaat mengatur intensitas cahaya yang masuk ke lensa.

Large bokeh size small

f/1.8 f/5.6 f/16

Open aperture close

5. Shutter Speed
Shutter speed adalah pengaturan kecepatan buka dan tutup rana atau

jendela kamera. Pengaturan shuter speed adalah dalam satuan detik misalnya
1/125 atau 1/1000, jadi Semakin besar angka satuannya misal 1/1000 makaa
semakin cepat pula waktu buka dan tutup rana/ jendela sehingga cahaya yang
masuk ke image sensor lebih sedikit. Sebaliknya apabila angka satuannya semakin
kecil misal 1/125 maka semakin lama pula kecepatan buka dan tutup rana /
jendela kamera sehingga cahaya yang masuk ke image sensor lebih banyak.Untuk
membekukan objekbergerak misalnya orang sedang berselancar atau baling-baling
pada helikopter diperlukan settingan shutter speed yang tinggi seperti gambar
disamping. Biasanya teknik pegambilan gambar tersebut dinamakan panning atau
freeze. Jadi semakin cepat gerakan objek yang ingin kita tangkap maka semakin
besar pula satuan shutter speednya. Set pengaturan shutter Speed diatas 1/250
untuk membekukan aksi (seperti gambar disamping) , serta gunakan shutter speed
dibawah 1/25 untuk memburamkan objek seperti air yang sedang jatuh/air terjun.
6. Tehnik Fotografi Slow Speed

Untuk menghasilkan foto sesuai gambar disamping dibutuhkan settingan
shutter speed yang rendah, hal ini akan memperbanyak cahaya yang masuk yang

sangat berguna apabila dilakukan dimalam hari. Pada shutter speed yang rendah

diperlukan bantuan Camera stand(monopod/tripod), agar mampu meredam

goyangan dan gambar yang dihasilkan tidak kabur. Lebih baik lagi apabila

menggunakan shutter release / aksesori kamera untuk menggantikan peran

tangan kanan dalam menekan tombol shutter. Alat ini juga bisa dikendalikan dari

jarak jauh sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih tajam.

Semakin besar angka semakin cepat

waktu buka/tutup

cahaya sensor lebih

sedikit

Semakin kecil angka semakin lama buka /

jendela kamera

cahaya lebih banyak

7. ISO
ISO merupakan tingkat kesensitifan sensor kamera. Semakin tinggi ISO maka

semakin sensitif pula sensor sehingga gambar yang dihasilkan akan memiliki lebih
banyak cahaya, sebaliknya semakin rendah settingan ISO maka semakin minim

pula cahaya yang masuk ke sensor kamera . Seperti gambar diatas, semakin

rendah ISO semakin rendah pula noise, sebaliknya semakin tinggi ISO maka

semakin tinggi pula noisenya. Kita harus menemukan setting ISO yang pas untuk

kamera, dan dari kasus gelas diatas pada kisaran 320-800 karena lebih dari itu

gambar over exposure dan kurang dari itu gambar terlihat redup atau kurang

cahaya. ISO tinggi biasanya digunakan saat malam hari atau saat cahaya benar

benar minim. Agar gambar yang dihasilkan maksimal gunakanlah ISO 100 dan

naikkan hanya jika memang dibutuhkan. Ingat, menaikkan ISO juga berarti

menaikkan Noise.

Tinggi ISO sensitif sensor gambar lbh byk masuk tinggi noise

Rendah minim cahaya rendah noise

JENIS-JENIS MODE KAMERA
Ada empat jenis utama mode kamera:
 Program Mode

Dalam program mode, kamera secara otomatis akan
menentukan Aperture dan Shutter Speed untuk kita berdasarkan jumlah cahaya
yang masuk melalui lensa. Jika anda menemukan momen yang penting dan tidak
ingin berpikir apa-apa langsung jepret, gunakan mode ini.

Kamera akan berusaha menyeimbangkan antara shutter dan aperture, jika
kita mengarahkan lensa ke area yang terang, angka aperture secara otomatis
membesar sementara shutter speed dipertahankan di angka yang lumayan cepat.
Arahkan kamera ke area gelap dan angka aperture akan mengecil untuk
mempertahakan shutter supaya tidak terlalu blur.

Ada cara untuk mengubah pengukuran otomatis kamera, dengan memutar
kontrol dial di kamera. Jika kita putar dial ke kiri maka kamera akan “dipaksa”
memperlambat shutter speed dan menambah aperture. Jika memuter dial ke
kanan, kamera akan “dipaksa” mempercepat shutter speed dan memperkecil
aperture
 Shutter Priority (Tv atau S)

Di mode shutter priortiy, kita secara manual mengatur nilai shutter speed
dan kamera secara otomatis memilih nilai aperture untuk kita bserdasarkan

jumlah cahaya yang masuk melalui lensa. Mode ini bisa kita pakai saat ingin
membekukan gerakan atau kalau kita sengaja ingin menciptakan foto blur. Jika ada
terlalu banyak cahaya, maka angka aperture akan membesar (bukaan mengecil)
sehingga jumlah cahaya yang masuk lensa akan berkurang. Jika terlalu sedikit
cahaya masuk lensa makan angka aperture akan mengecil (bukaan membesar)
supaya cahaya makin banyak masuk lensa.

Jadi di mode shutter priority, nilai shutter speed akan konstan tidak berubah
sesuai (sesuai setting kita), sementara nilai aperture akan bervariasi tergantung
jumlah cahaya.
 Aperture Priority (Av atau A)

Di mode aperture priority, kita set besaran aperture secara manual dan
kamera akan menentukan besar shutter speed sesuai jumlah cahaya yang masuk
lensa. Dengan menggunakan mode aperture priority, kita memiliki kontrol penuh
atas depth of field(bidang tajam), karena kita bisa menurunkan atau menaikkan
bukaan lensa dan membiarkan kamera yang menghitung shutter speed

Menggunakan mode aperture priority adalah cara aman dalam
mengoperasikan kamera karena resiko foto menjadi under-exposed (gelap) atau
over-exposed (terlalu terang) lumayan kecil. Kenapa? karena nilai shutter kamera
range-nya lumayan lebar, dari 30 detik sampai 1/4000 detik (atau 1/8000 detik
dikamera canggih), yang mana sangat mencukupi untuk berbagai kondisi cahaya
 Manual (M)

Seperti namanya, kita mengontrol nilai aperture dan shutter speed kamera
secara manual sepenuhnya. Anda harus memilih nilai aperture sekaligus shutter
speed. Mode ini bisa dipakai saat memotret obyek foto yang kondisi pencahayaan-
nya membuat kamera “bingung”. Contohnya adalah saat kita memotret teman di
pantai yang sangat terang, kamera mungkin akan salah menilai exposure sehingga
wajah teman jadi hitam supaya pasir dipantai tidak over-exposed. Dalam kasus
seperti ini, kita bisa mengganti mode menjadi manual dan melakukan metering
dengan mengukur exposure di wajah teman lalu menentukan aperture serta
shutter speed secara manual berdasarkan hasil metering tadi.

Mode manual juga berguna saat misalnya kita memotret panorama (cara
memotret panorama? baca disini), supaya terjadi konsistensi. Foto panorama
dihasilkan dari beberapa foto yang dijahit, dan nilai aperture maupun shutter
speed sebaiknya selalu konsisten sehingga hasil akhir foto panorama akan
konsisten tidak belang-belang ada yang gelap dan ada yang terang.
CARA MENGUBAH MODE KAMERA?

Tombol pengubah mode kamera biasanya terlihat cukup mencolok,, sebuah
tombol putar yang ditampilannya tertulis: P – S – A – M (DSLR Nikon) atau : P – Tv – Av
– M (DSLR Canon), ini beberapa contohnya Nikon D5000

PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI
1. Merawat Kamera

Merawat bagian luar kamera/casing merupakan bagian yang biasa dilakukan
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan masuknya
kotoran ketika akan membersihkan bagian dalamnya.
 Bersihkan bagian luar kamera dengan blower terlebih dahulu, untuk beberapa

debu yang masih menempel dapat dipergunakan brush.
 Selanjutnya pergunakan lens cloth atau dry cloth
2. Merawat Lensa

Lensa merupakan elemen terpenting untuk dapat menghasilkan gambar
yang baik. Langkah yang dilakukan dalam merawat lensa diantaranya; tidak
menyentuh lensa secara langsung dengan jari, gunakan lens hood untuk
melindungi bagian depan lensa dari benturan sekaligus mencegah
munculnya flare pada cahaya frontal menuju lensa, pasang lens cap ketika lensa
sedang tidak dipergunakan, hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan terpapar
dan menempelnya debu pada permukaan lensa.
3. Merawat Baterai

Tidak membiarkan baterai terpapar suhu ekstrim diatas 43 ‘C, letakan
baterai pada tempat yang sejuk. Tidak mencharge baterai secara berlebihan,
jika charge telah menunjukkan baterai terisi penuh segera cabut. Charge baterai
sebelum dan sesudah penyimpanan dalam jangka waktu lama.
Media Penyimpanan

Memori card berupa SD/Secure Digital, CF/Compact Flash, dan sebagainya,
simpan kembali pada casingnya masing-masing setelah digunakan untuk
melindungi dari debu. Dudukan flash dan kontak baterai flash perlu dibersihkan
secara berkala untuk menghindari penumpukan kotoran.
4. Tas Kamera

Tas kamera merupakan media penyimpanan peralatan fotografi sewaktu
bepergian, dengan demikian perawatannya juga mutlak dilakukan agar mampu
melindungi peralatan fotografi. Berikut beberapa langkah perawatannya:
 Selesai dipergunakan, keluarkan isinya lalu bersihkan bagian dalam dan

luarnya.
 Cuci tas kemara dalam jangka waktu berkala.
Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk menyimpan dan merawat peralatan
fotografi, antara lain :
a. Dry box

merupakan sebuah lemari yang memiliki sifat anti lembab yang biasa
digunakan untuk menyimpan alat – alat fotografi yang sering terkena serangan
jamur, seperti yang terjadi pada lensa kamera. Lemari yang dilengkapi dengan

lampu berukuran 2,5 watt ini mampu menjaga suhu agar tetap dalam kondisi yang
hangat. Hal tersebut dikarenakan untuk mengantisipasi timbulnya kelembaban
pada lemari. Sementara suhu pada lemari juga harus berada pada 20 derajat.
b. Waterproof Bag

Kita sering melihat seorang fotografer membawa tas anti air ketika
melakukan pemotretan terhadap suatu objek pada musim hujan. Alat tersebutlah
yang bernama waterproof bag. Alat tersebut digunakan untuk menyimpan kamera
dari pengaruh air hujan saat hunting foto.

c. Blower Brush
Alat tersebut berfungsi untuk mengeluarkan udara pada saat kita

membersihkan lensa kamera dari debu

d. Tisu Lensa
Tisu tersebut berfungsi untuk membersihkan kotoran pada lensa. Tisu ini

didesain khusus untuk lensa kamera kita.

e. Silica Gel
Merupakan zat yang digunakan untuk mengantisipasi kelembaban pada

kamera. Dengan menggunakan silica gel, kamera kita akan terlindungi dari jamur
yang disebabkan oleh kelembaban yang muncul

KD
3.13

KOMPETENSI DASAR
3.13 Menerapkan prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan

gambar
4.13 Mengambil gambar sesuai bidang pandang dan sudut pandang

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
3.13.1 Mengilustrasikan prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut

pengambilan gambar
3.13.2 Mengukur prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan

gambar
4.13.1 Membuat prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan

gambar
4.13.2 Mendemontrasikan prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat membuat dan
Mendemontrasikan prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut
pengambilan gambar sesuai angel yang benar
 Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat
mengukur dan Mengilustrasikan prosedur pengukuran bidang pandang dan
sudut pengambilan gambar berdasarkan angel yang tepat

MATERI

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita melakukan pengambilan
gambar, salah satunya adalah memastikan perangkat kamera apa yang akan kita
gunakan untuk mengambil gambar, diantaranya:
 Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan.

 Fitur-fitur yang ada pada kamera.
 Memastikan ketersedian peralatan pendukung seperti, baterai sudah terpasang

dan terisi full, termasuk memori card yang sudah disiapkan.
PROSEDUR PENGUKURAN BIDANG PANDANG DAN SUDUT PANDANG

Kamera angle adalah suatu sudut pandang dalam mengambil gambar suatu
objek, pemandangan, maupun sebuah adegan. Dengan sudut tertentu kita dapat
menghasilkan suatu shot yang menarik, dengan perspektif yang unik dan menciptakan
kesan tertentu pada gambar yang di sajikan.
rosedur Pengukuran Bidang Pandang

Pengukuran bidang pandang dalam pengambilan gambar mempunyai beberapa
teknik, diantaranya:
1. ELS ( Extreme Long Shot)

Gambar diambil dari jarak jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi
latar belakang. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap
lingkunganya

2. VLS (Very Long Shot)

Gambar dengan teknik ini mempunyai komposisi panjang, jauh dan luas
tetapi lebih kecil dari ELS dengan tujuan menggambarkan adegan kolosal atau
objek yang banyak.

3. LS ( Long Shot)
Merupakan teknik yang memperlihatkan komposisi objek secara total dari

ujung kepala hingga ujung kaki (bila objek manusia). Dengan tujuan
memperkenalkan tokoh secara lengkap dengan setting latarnya yang
menggambarkan objek berada. Biasanya gambar ini digunakan sebagai opening
shot

4. MLS (Medium Long Shot)
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long

shot, obyek manusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di atas
kepala. Medium Long Shot adalah teknik pengambilan gambar dari ujung kepala
sampai lutut. Medium Long Shot biasanya digunakan untuk mempertegas gerak-
gerik objek.

5. MS (Medium Shot)

Gambar yang memiliki komposisi subjek (manusia) dari tangan / perut
hingga keatas kepala sehingga penonton dapat melihat jelas ekpresi dan emosi
yang meliputnya

6. MCU (Medium Close Up)
Komposisi gambar yang memperlihatkan setengah porsi subjek dengan latar

yang masih bisa dinikmati sehingga memberikan kesatuan antara koposisi subjek
dengan latar

7. CU (Close UP)
Komposisi yang memperjelas ukuran gambar contoh pada gambar manusia

biasanya antara kepala hingga leher. Hal ini menunjukan penggambaran emosi
atau reaksi terhadap adegan


Click to View FlipBook Version