8. BCU (Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak
besar. Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.
9. ECU (Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga.
SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR
Sudut-sudut pengambilan gambar ataupun dapat diartikan dalam Bahasa Inggris
sebagai camera angle yang sangat berarti dalam bidang fotografi. Camera angle
merupakan suatu sudut pandang yang mengambilkan suatu objek tertentu di dalam
sebuah fotografi.
Mengambil sudut gambar maupun sebuah camera angle haruslah tahu teknik
jenis-jenis yang akan diambil oleh sebuah kamera. Dengan mengambil objek yang pas
maka suatu shoot dapat menghasilkan sebuah gambar yang bagus dan baik pula.
APA ITU ANGEL ???
Angle adalah teknik pengambilan gambar dengan memperhatikan sudut pandang
atau singkatnya sudut pandang pengambilan gambar, untuk menghasilkan gambar
atau video yang menarik dan profesional
Sudut kamera dibagi mejadi 3
1. Sudut kamera obyektif (Objektif camera angle)
Adalah kamera dari sudut pandang penonton outsider, tidak dari sudut
pandang pemain tertentu. Angle objektif maksudnya adalah kamera menjadi point
of view cerita, artinya penonton melihat semua elemen visual yang sutradara
berikan dalam filmnya. Contoh yang paling gampang adalah dalam film
dokumenter di mana orang-orang tidak melihat ke arah lensa kamera atau
dalam candid shot/kamera tersembunyi.
2. Sudut kamera subyektif (Subjektif camera angle)
Kamera dari sudut padang penonton yang dilibatkan Misalnya melihat ke
penonton. Atau dari sudut pandang penonton lain Misal film horor
3. Sudut kamera point of view (Point of view)
Suatu gabungan antara objektif dan subyektif. Angel kamera point of view
diambil sedekat shot objektif dalam kemampuan mengapproach sebuah shot
subyektif dan tetapi obyektif.
Kamera ditempatkan pada sisi pemain subyektif sehingga memberi kesan
penonton beradu pipi dengan pemain yang diluar layar.
JENIS-JENIS TEKNIK PENGAMBILAN SUATU OBJEK ATAU CAMERA ANGLE DALAM
FOTOGRAFI.
1. Bird eye view
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera
berada diatas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan
benda-benda berada lain tampak kecil dan berserakan
2. High angle
Ialah sebuah teknik pengambilan gambar tepat diatas suatu objek. Seperti
jika kamu akan mengambil objek kepala seseorang, maka shoot kamu harus diatas
kepala orang tersebut
3. Low angel
Low angel Yaitu teknik pengambilan gambar yang tepat dibawah suatu
objek. Low angle adalah kebalikan dari high angle. Contoh seperti kamu ingin
mengambil objek kepala seorang, maka kamu harus shoot kamera kamu dibawah
objek kepala orang tersebut
4. Eye level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperhatikan
tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memilii kesan dramatis
melainkan kesan wajar
5. Frog eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas /
dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah olah mata
penonton mewakili mata katak
KD
3.14
KOMPETENSI DASAR
3.14 Menganalisis tata cahaya dalam pengambilan gambar
4.14 Mengatur tata cahaya dalam pengambilan gambar
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
3.14.1 Mengillustrasikan tata cahaya dalam pengambilan gambar
3.14.2 Menganalisis tata cahaya dalam pengambilan gambar
4.14.1 Mengatur tata cahaya dalam pengambilan gambar
4.14.2 Merancang tata cahaya dalam pengambilan gambar
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat Mengatur dan Merancang
tata cahaya dalam pengambilan gambar dengan yang tepat
Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat
Mengillustrasikan dan Menganalisis tata cahaya dalam pengambilan gambar
dengan yang benar
MATERI
A. PENGERTIAN TATA CAHAYA
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan
peralatan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi
sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana
dari suatu kejadian yang di pertunjukan dalam suatu pementasan.
cahaya menurut sumbernya dibedakan dari alam, seperti cahaya matahari (
natural light/daylight ) dan cahaya yang di ciptakan atau bersumber dari lampu,
api (artifisial light/tungsten)
LIGHTING. Disebut juga tata cahaya atau pencahayaan. Dalam produksi film
dan acara televisi, penataan cahaya yang baik akan menambah nilai artistik
gambar yang berdimensi dan mempunyai kedalaman ruang.
Pencahayaan adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya berarti sangat
penting dalam pembuatan film maupun acara televisi.Cahaya tidak selalu
berurusan dengan lampu. Ada sumber cahaya lain selain dari sumber lampu.
Secara sederhana ada dua jenis sumber pencahayaan, yakni pencahayaan alami
(natural) dan pencahayaan buatan(artificial).
B. TUJUAN TATA CAHAYA
Tujuan dari tata cahaya adalah untuk mendapatkan gambar yang menarik
dan mendukung suatu produksi visualisasi fotografi. Tata cahaya/lampu yang
menyinari semua obyek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara
dan aktor untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua obyek yang disinari
memberikan gambaran yang jelas kepada penikmat foto tentang segala sesuatu
yang akan dikomunikasikan.
Banyak sekali fungsi tata cahaya/lampu tetapi fungsi dasar tata
cahaya/lampu ini ada 4, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir.
1. Penerangan
Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi
penerangan pada pemain dan setiap obyek yang ada dilokasi. Istilah
penerangan dalam tata cahaya bukan hanya sekedar memberi efek terang
sehingga bisa dilihat tetapi juga memberi penerangan bagian tertentu dengan
intensitas tertentu. Tidak semua area memiliki tingkat terang yang sama
tetapi diatur dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan
yang hendak disampaikan.
2. Dimensi
Tata cahaya dapat mencitrakan kedalaman sebuah obyek. Dimensi
dapat diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas obyek yang
disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua obyek
diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap
oleh kamera tampak sama. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta
pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi obyek akan muncul.
3. Pemilihan
Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan obyek dan area
yang hendak disinari. Pengaturan tata cahaya/lampu ini tidak hanya
berpengaruh bagi perhatian penikmat fotografi tetapi juga bagi obyek untuk
menampilkan keindahan dalam suatu frame.
4. Atmosfir
Fungsi tata cahaya yang paling menarik adalah kemampuannya
menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penikmat fotografi. Kata
“atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang
terkandung dalam karya fotografi. Sejak ditemukannya teknologi, efek lampu
dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-
waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang
hari.
C. PRINSIP TATA CAHAYA
Proses pengambilan gambar fotografi, baik di dalam maupun luar ruangan
sangat penting untuk mengatur pencahayaan sehingga subyek akan tampak
dengan jelas. Jika pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan, usahakan
ruangan memiliki cukup banyak cahaya alami ataupun cahaya buatan. Dalam
proses produksi fotografi, tata cahaya memegang peranan yang sangat penting,
bahkan yang paling menentukan nilai atau kualitas materi fotografi yang ingin
ditampilkan. Secara umum, dalam tata cahaya dikenal istilah three points lighting,
merupakan formula dasar
pencahayaan dalam produksi fotografi. Three points lighting yaitu key light,
fill light dan back light.
1. Keylight
Key light adalah cahaya terkuat dan paling penting dari tiga cahaya yang
digunakan dalam teknik ini. Sumber cahaya ini ditempatkan di antara sisi.
kamera dan subjek sedemikian rupa (biasanya membentuk sudut 45) sehingga
satu sisi subyek akan terang, tetapi sisi lain agak gelap.
Biasanya sinar yang digunakan pada keylight merupakan seberkas sinar
dari hard light dan terfokus pada subyek. Banyaknya sumber cahaya untuk
keylight, tergantung dari banyaknya sudut pengambilan gambar. Oleh karena
itu, dalam produksi film, sumber cahaya ditempatkan di berbagai arah dengan
berbagai intensitas.
2. Fill light
Fill light digunakan sebagai sumber cahaya sekunder untuk key light dan
ditempatkan di sisi berlawanan dari subyek (membentuk sudut -45). Sumber
cahaya ini tidak seterang key light, karena hanya digunakan untuk mengisi
bayangan yang dihasilkan key light. Fill light membantu mengurangi kontras
yang dihasilkan oleh key light sehingga gambar lebih terlihat natural.
3. Back light
Back light ditempatkan di belakang subyek dan digunakan untuk
pencahayaan subyek dari belakang. Back light bisa lebih terang atau lebih
redup dari keylight; sumber cahaya ini akan memberikan highlight yang cukup
pada subyek dan memisahkan subyek dari latar belakang. Back light
menambah kedalaman gambar, sehingga membuat tampilan gambar menjadi
tiga dimensi.
Fungsi cahaya adalah
Menyinari obyek/subyek
Menciptakan gambar yang artistik,
Menghilangkan bayangan yang tidak perlu
Membuat efek khusus.
D. JENIS CAHAYA
1. Cahaya indoor
2. Outdoor
E. TEHNIK DASAR PENCAHAYAAN ATAU LIGHTING
1. Front Light
adalah posisi cahaya berada di depan objek, sehingga pada bagian depan
objek akan mendapat cahaya penuh.
2. Oval Light
adalah posisi cahaya berada pada 3/4 objek, sehingga akan terdapat sedikit
bayangan pada bagian belakang objek.
3. Side Light
adalah posisi cahaya berada pada sisi samping dari objek, sehingga bayangan
dan terang objek akan terbagi menjadi dua, bagian terang dan bayangan akan
berada pada posisi yang berlawanan.
4. Rim Light
adalah posisi cahaya berada bagian belakang dengan posisi sudut 1/4 objek,
sehingga pada bagian depan objek akan gelap dan akan timbul garis cahaya
pada tepian objek.
5. Back Light
adalah posisi cahaya tepat pada bagian belakang objek sehingga sisi depan
objek menjadi gelap dan tercipta garis-garis cahaya pada bagian belakang objek
secara tegas.
F. DI DALAM FOTOGRAFI KITA MENGENAL 3 JENIS SUMBER CAHAYA
1. Available Light
Cahaya yang telah tersedia secara alami di lingkungan sekitar. Kita
sebagai fotografer tidak bisa mengatur besar-kecil serta arah penyinaran
cahaya tersebut. Seperti matahari, lampu kota, lampu panggung, lampu
ruangan. Istilah ini sering disebut juga Ambient light.
2. Artificial Light
Cahaya yang sengaja kita buat ketika kita sedang membuat sebuah
gambar foto. Sebagai fotografer kita bisa mengatur besar-kecil serta
mengubah arah penyinaran dari cahaya tersebut. Seperti lampu studio, flash/
lampu kilat, senter.
3. Mix Light
Sebagai penggemar fotografi maupun fotografer profesional,
terkadang kita perlu untuk menggabungkan dua jenis sumber cahaya tersebut
kedalam sebuah foto. Kita bisa menggabungkan beberapa available light
misalnya sinar matahari dengan lampu ruangan), dan juga menggabungkan
beberapa artificial light misalnya lampu studio dengan flash dan available light
dengan artificial light (lampu kota dengan lampu kilat).
KD
3.15
KOMPETENSI DASAR
3.15 Mengambil gambar dengan teknik zooming dan panning
4.15 Mengambil gambar dengan teknik zooming dan panning
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
3.15.1 Mengilustrasikan zooming dan panning
3.15.2 Menugaskan zooming dan panning
4.15.1 Membuat zooming dan panning
4.15.2 mendemontrasikan zooming dan panning
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat membuat dan
Mendemontrasikan gambar dengan teknik zooming dan panning dengan teknik
yang benar
Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat
menugaskan dan Mengilustrasikan gambar dengan teknik zooming dan panning
dengan teknik yang benar
MATERI
Saat ini siapa sih yang nggak tau tentang fotografi? Fotografi bisa menggunakan
kamera DSLR ataupun kamera smartphone. Tapi yang kita bahas saat ini adalah teknik
fotografi menggunakan kamera DSLR.
Fotografi merupakan bagian dari seni grafis. Juga bisa masuk dalam desain
grafis seperti yang tercantum pada pembahasan sebelumnya, yaitu dasar desain grafis.
Teknik fotografi menggunakan kamera DSLR berbeda dengan teknik fotografi
menggunakan hp. Karena pada kamera DSLR memiliki lebih banyak menu.
Apa saja sih teknik fotografi yang harus diketahui?
Untuk menghasilkan foto seperti diatas yang perlu diperhatikan dalam kamera
adalah segitiga exposure.
APA SIH SEGITIGA EXPOSURE ITU?
Istilah exposure bisa diartikan sebagai kemampuan kamera dalam
mengumpulkan cahaya yang masuk pada kamera. Segitiga Exposure dikenal juga
dengan sebutan Triangle Exposure.
Segitiga Exposure merupakan gabungan dari 3 komponen, yaitu Shutter Speed
+ Aperture + ISO = Exposure. Jika ingin mendapatkan hasil gambar yang jernih dan
dapat dinikmati, maka pengaturan exposure ini sangat mempengaruhi hasil
gambarnya.
Dari pengaturan exposure ini ada 3 istilah dari gambar yang dihasilkan, yaitu:
Under-Exposed (UE) adalah jika foto yang dihasilkan terlalu gelap
Exposure-Cukup adalah apabila foto yang dihasilkan komposisinya sesuai dan enak
untuk dilihat
Over-Exposed (OE) adalah jika foto terlalu terang
Segitiga Exposure terdiri dari iso, aperture, dan shutter speed. Berikut
penjelasannya:
1. ISO
ISO adalah singkatan dari International Standardization
Organization. Dalam dunia fotografi ISO digunakan untuk mewakili tingkat
sensitivitas sensor. ISO bisa diartikan dengan ukuran tingkat sensifitas sensor
kamera terhadap cahaya.
Semakin tinggi setting ISO maka semakin sensitif sensor kamera
terhadap cahaya.ISO harus dinaikkan saat kondisi di bawah ini: Keadaan
minim cahaya Sudah menggunakan Aperture dengan bukaan terbesar
Sudah mengatur Shutter Speed pada kecepatan paling wajar
2. Aperature?
Aperture atau yang sering disebut bukaan lensa ialah ukuran seberapa
besar atau kecil terbukanya iris/diafragma lensa yang diukur dengan satuan f-
stop. Misalnya f/1.8, f/2.8, sampai f/16.
Angka f yang ada di lensa itu menunjukkan aperture maksimum atau
bukaan terlebar pada lensa. Ini harus diperhatikan dan jangan sampai terbalik.
Semakin kecil angka f-stop yang tertera maka semakin lebar bukaan
aperature atau lensanya
Jika bukaan lensa semakin besar, maka akan mempengaruhi 2 hal ini:
Karena jumlah cahaya yang masuk banyak, jadi foto yang dihasikan semakin
terang
Background foto yang dihasilkan lebih bokeh atau blur karena depth of
field atau ruang tajam semakin sempit
3. Shutter Speed?
Shutter Speed (kecepatan rana) biasa dikenal juga dengan Exposure
Time menentukan lamanya sensor kamera dalam menangkap citra cahaya dari
suatu objek. Shutter speed diukur dalam satuan second atau detik.
Semakin cepat shutter speed, maka jumlah cahaya yang
masuk sedikit sehingga hasil gambarnya gelap
Di bawah ini contoh foto yang menggunakan shutter speed cepat sehingga
membuat air dan buah terlihat membeku.
Semakin lambat shutter speed, maka jumlah cahaya yang masuk
banyak sehingga hasil gambarnya terang
Di bawah ini contoh foto yang menggunakan shutter speed lambat
sehingga membuat gerakan air terlihat lembut.
A. PENGERTIAN ZOOMING
Zoom adalah mengubah panjang fokus lensa pada saat eksposure.
Otomatis untuk penggunaan shutter speed-nya harus rendah dan kebanyakan
menggunakan lensa tele (zoom). Pada saat memotret atau tombol shutter ditekan,
titik fokus lensa diubah dengan menarik lensa zoom ke dalam atau ke arah luar
(untuk jenis zoom yang ditarik).
Zooming adalah teknik pemotretan untuk memperoleh hasil foto dengan
kesan objek mendekat / menjauhi kamera. Jika objek mendekat maka disebut
zooming in akan tetapi jika objek menjauh maka disebut zooming out
Teknik zooming juga berguna untuk memberi kesan gerak pada objek
dengan cara mengubah panjang fokus lensa. Sedangkan panjang fokus hanya
dapat dilakukan dengan lensa zoom.
Inilah langkah-langkah mengaplikasikan teknik fotografi zoom in:
Fokuskan obyek tepat di tengah, lalu zoom in hingga full jauh
Atur shutter speed di 1/20sec
Atur ISO di 100
Atur aperture 1/11
Untuk panjang lensa antara 17-40 mm
Putar gelang zoom ke zoom in mendekat sambil memencet tombol shoot
Gunakan manual focus untuk lebih aman
Agar focus dapat maksimal, maka gunakanlah tripot
Pilih background yang kontras dan banyak warna untuk memperoleh kesan
zooming yang menarik
Inilah langkah-langkah mengaplikasikan teknik fotografi zoom out:
Fokuskan obyek tepat di tengah, lalu zoom in hingga full dekat
Atur shutter speed di 1/25sec
Atur ISO di 100
Atur aperture 1/11
Untuk panjang lensa antara 17-40 mm
Putar gelang zoom ke zoom out menjauh sambil memencet tombol shoot
Gunakan manual focus untuk lebih aman
Agar focus dapat maksimal, maka gunakanlah tripot
Pilih background yang kontras dan banyak warna untuk memperoleh kesan
zooming yang menarik
B. PENGERTIAN PANNING
Panning merupakan teknik fotografi yang digunakan untuk membekukan
gerakan pada benda yang bergerak. Teknik fotografi panning ini akan
menghasilkan gambar yang gerak akan terlihat tajam, sedangkan background yang
diam justru telihat kabur atau blur (bokeh)
Untuk Setingan kameranya adalah
Seting mode kamera di Manual
Seting shutter speed di 1/20 sec
(shutter usahakan rendah karena berhubungan dengan kecepatan)
Seting aperture di F16
(setingan aperture rendah karena mengikuti shutter speed yang rendah jika
aperture tinggi akan menimbulkan exposure yang berlebihan)
Seting ISO di 200
White balance auto
KD
3.16
KOMPETENSI DASAR
3.16 Menerapkan prosedur pengambilan gambar dengan teknik bluring
4.16 Mengambil gambar dengan teknik bluring
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
3.16.1 Mengilustrasikan Bluring dengan Setting aperture dan Setting shutter speed
3.16.2 Menugaskan Bluring dengan Setting aperture dan Setting shutter speed
4.16.1 Membuat Bluring dengan Setting aperture dan Setting shutter speed
4.16.2 Mendemontrasikan Bluring dengan Setting aperture dan Setting shutter speed
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat membuat dan
Mendemontrasikan teknik Bluring dengan Setting aperture dan Setting shutter
speed yang tepat
Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat
menugaskan dan Mengilustrasikan teknik Bluring dengan Setting aperture dan
Setting shutter speed yang tepat
MATERI
A. BLURING
Blurring merupakan istilah dalam bahasa inggris yang diserap dari kata blur.
Blur berarti kurang jelas, kabur, dan objek terlihat samar. Dalam dunia fotografi,
blur artinya objek gambar tidak fokus yang terjadi akibat pengaturan tertentu.
Jarak pengambilan objek yang tidak tepat juga menjadi faktor penyebab gambar
menjadi blur. Namun secara teknis, gambar blur maksudnya gambar yang
kerapatan piksel yang membentuknya rendah. Dengan kata lain, resolusi gambar
blur rendah.
Apakah sama gambar blur dengan gambar transparan? Transparan berarti
tembus pandang. Sebagai contoh kaca, kita dapat melihat dengan jelas benda
yang ada di balik kaca tanpa ada perubahan bentuk benda. Dalam dunia fotografi,
sebuah gambar yang trasnparan akan menembus pandang terhadap objek yang di
belakangnya.
Gambar blur adalah gambar yang tidak tembus pandang, tetapi objeknya
nampak kabur, tidak jelas, tidak fokus dan samar-samar. Pada gambar blur, objek
di belakangnya tetap tidak kelihatan. Maksudnya gambar yang blur tetap
menutupi objek di belakangnya.
Terdapat 2 faktor yang mendukung terbentuknya blur. Adapun faktor
tersebut antara lain.
1. Depth of Field (DOF)
Depth of Field artinya ruang ketajaman. Ruang ketajaman
mempengaruhi terjadinya blur pada background foto. DOF menjelaskan
seberapa luas area yang tajam dan area yang tidak tajam pada sebuah
gambar. DOF terbagi menjadi dua yaitu DOF lebar dan DOF sempit. Keduanya
mengarah pada luas dan sempitnya area yang tajam pada gambar.
Ketika area yang tajam lebih luas dibandingkan area yang blur, maka
dikatakan sebagai DOF lebar. Begitu pun sebaliknya, ketika area yang tajam
lebih sempit dibandingkan area yang blur desebut dengan DOF sempit.
Contoh gambaran DOF lebar adalah ketika kita mengambil gambar
menggunakan kamera ponsel. Pada umumnya foto yang dihasilkan semua
bagian gambar tampak jelas bahkan tidak ada satu bagian dari gambar
tersebut yang mengalami blur.
Fokus utama yang mempengaruhi terjadinya DOF ini adalah bukaan
lensa (aperture atau diafragma). Sehingga untuk mengetahui seberapa luas
area tajam pada gambar tergantung dari penggunaan aperture atau diafragma
lensa. Aturan dalam hal ini yaitu semakin lebar bukaan aperture yang
digunakan maka semakin sempit area tajam pada gambar.
2. Pengaruh lensa
Lensa yang digunakan dalam pengambilan gambar berperan penting
karena menentukan hasil dalam background yang blur. Lensa dengan focal
length terpanjang dapat memaksimalkan hasil blur. Lensa yang banyak
digunakan untuk membuat latar blur adalah lensa fix 50mm dan lensa zoom
tele. Jika menggunakan lensa zoom wide (lebar) yang umumnya memiliki
rentang focal pendek maka hasil blurnya tidak se-ekstrim (sangat blur) dari
hasil blur dari lensa tersebut
cara membuat teknik blurring fotografi makro antara lain:
Atur mode di AV / A
ISO Auto
Aperture f 5.6
Manual focus
Lihat di lensa tulisan makro 0.25 artinya kamera tersebut jarak terdekat
dengan objek hanya bias 25 cm
B. FREEZING
FREEZING merupakan teknik dalam fotografi untuk “membekukan” subjek
yang sedang bergerak cepat. Dengan teknik ini, gerakan anak-anak yang sedang
bermain ayunan, burung yang sedang terbang maupun benda-benda bergerak
lainnya yang menjadi subjek pemotret seolah-seolah berhenti.
Umumnya, kebanyakan kamera tidak begitu handal dalam melakukan hal
tersebut secara automatis karena biasanya akan menghasilkan foto blur atau
sering disebut bayangan kabur karena subjek bergerak dalam frame ketika shutter
terbuka. Namun dengan memahami teknik foto freezing, anda akan tetap
berpeluang mendapatkan foto tajam alias tidak mengakibatkan motion blur dan
masih memberi kesan ilusi bahwa subjek yang anda potret bergerak. Berikut tips
sederhana untuk mendapatkan foto freezing yang keren.
cara membuat teknik freezing fotografi antara lain
Atur pada mode manual
ISO rendah supaya bebas noise 100
Shutter speed 1/125 s
Aperture f18 rendah supaya menghasilkan gambar yang tajam
Flash 1/128
C. BULB PHTOGRAPHY
Bulb adalah salah satu teknik fotografi yang memperlihatkan hasil foto dari
cahaya. Hal itu berarti bahwa kita bisa menggambarkan suatu objek dengan
cahaya itu sendiri. Nantinya, teknik bulb fotografi ini akan menghasilkan sebuah
garis atau gambar yang terbentuk dari sumber cahaya yang digunakan.
Jika didefinisikan, bulb berarti pengaturan kecepatan rana pada kamera yang
disesuaikan dan memungkinkan untuk waktu pemaparan yang lama.
cara membuat teknik freezing fotografi antara lain
Atur pada mode manual
Aperture 20
ISO 100
Shutter speed 20 sec
Timer 20 sec
KD
3.17
KOMPETENSI DASAR
3.17 Menganalisis komposisi gambar dalam fotografi
4.17 Mengambil gambar berdasarkan komposisi
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
3.17.1 Menganalisis komposisi gambar dalam fotografi
3.17.2 Merinci komposisi gambar dalam fotografi
4.17.1 Mendemontrasikan gambar berdasarkan komposisi
4.17.2 Membuat gambar berdasarkan komposisi
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat Membuat dan
Mendemontrasikan gambar berdasarkan komposisi dengan yang tepat
Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat
Menganalisis dan Merinci komposisi gambar dalam fotografi dengan yang benar
MATERI
Sebuah foto dapat kita jadikan sebagai sebuah media komunikasi untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain. Sebagai seorang fotografer, hal penting yang
harus dipahami selain berbagai teknik dasar fotografi dan macam-macam lensa
kamera adalah komposisi. Komposisi memiliki kekuatan untuk menyampaikan secara
tepat pesan yang ingin kita sampaikan melalui media sebuah foto yang kita hasilkan
kepada viewer.
Komposisi adalah sebuah cara untuk memandu mata viewer untuk melihat
elemen yang sangat penting dari sebuah foto. Sebuah komposisi yang baik dapat
membantu terciptanya sebuah karya seni dari sebuah foto. Sebaliknya, komposisi yang
tidak baik atau buruk dapat merusak makna sebuah foto secara keseluruhan.
Akibatnya, pesan yang ingin disampaikan oleh fotografer melalui media foto menjadi
tidak tersampaikan kepada viewer dan komunikasi yang efektif pun tidak akan terjadi.
Dalam fotografi, terdapat bermacam-macam teknik komposisi yang dapat
membantu kita menghasilkan sebuah foto yang baik, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. The Golden Ratio
Teknik komposisi The Golden Ratio adalah teknik komposisi yang membagi
layar kita ke dalam beberapa bagian dengan perbandingan 1:1
Dibandingkan dengan Rule of Thirds, garis-garis dalam The Golden
Ratio terkonsentrasi di tengah frame dengan ukuran 3/8 frame di bagian atas,
2/8 frame di tengah, dan 3/8 frame di bawah.
2. Rule of Thirds
Rule of Thirds adalah sebuah teknik komposisi yang paling banyak digunakan
oleh fotografer. Dengan rule of thirds, pusat perhatian ditempatkan pada setiap
titik simpang garis yang membagi gambar atau foto dari atas ke bawah dan dari
kiri ke kanan.
Teknik ini sangat berguna untuk membentuk struktur komposisi sebuah
gambar. Kini, mengikuti perkembangan teknologi, beberapa manufaktur
menawarkan sebuah rentang garis pada layar display kamera digital untuk
membantu fotografer dalam membentuk komposisi sebuah gambar atau foto.
3. Golden triangles
Golden triangles adalah salah satu teknik komposisi fotografi yang dilakukan
dengan cara membagi gambar secara diagonal dari sudut yang satu ke sudut yang
lain kemudian menarik sebuah garis dari satu sudut yang lain hingga bertemu di
garis pertama dengan sudut 90 derajat.
4. Balance
Balance secara khusus digunakan ketika menggunakan teknik komposisi Rule
of Thirds atau The Golden Ratio dengan tujuan agar gambar memiliki
keseimbangan. Sebuah foto yang memiliki subyek lebar dan berada di posisi paling
depan dari subyek yang lain dapat menciptakan sebuah gambar yang terlihat
terlalu berat sebelah.
Kita dapat menciptakan beberapa keseimbangan dengan menyertakan
sebuah elemen yang kurang penting atau sebuah elemen yang tampil lebih kecil di
belakang.
5. Leading lines
Teknik leading lines membantu mata viewer tertuju pada titik pusat dan
fokus perhatian pada beberapa elemen penting yang ada pada sebuah gambar
atau foto. Teknik ini juga membantu menciptakan sebuah ilusi kedalaman atau
ilusi jarak dalam sebuah komposisi. Umumnya yang dapat digunakan
sebagai leading lines adalah tembok atau pola-pola atau jalan.
6. Lighting
Lighting atau pencahayaan dapat menambah atau memberikan efek
dramatis ke dalam foto kita. Biasanya kita membutuhkan sumber cahaya
dibelakang kita ketika memotret.
Terdapat tiga macam lighting yang dikenal dalam dunia fotografi, yaitu:
backlighting
sidelighting
floor lighting.
Backlighting terjadi ketika sumber cahaya berada di depan lensa dan di
belakang subyek hingga menciptakan gambar siluet. Sementara
itu, sidelighting atau pencahayaan dari sebelah sisi sangat efektif dalam
mengkomunikasikan kekuatan emosi. Terakhir, floor lighting adalah sebuah teknik
yang menempatkan sebuah sumber cahaya di depan dan di bawah subyek dan
kamera untuk menciptakan atau menimbulkan kesan misteri.
7. Fill the Frame
Memenuhi frame dengan subyek dan meninggalkan sedikit ruang atau tidak
ada ruang sama sekali di sekitar frame dapat menjadi efektif untuk situasi
tertentu. Hal ini dapat membuat viewer menjadi benar-benar fokus pada subyek
utama tanpa adanya hal-hal yang mengganggu.
Selain itu, viewer dapat mengeksplorasi hal-hal kecil yang dimiliki oleh
subyek yang tidak akan mungkin dipotret dari jarak jauh.
8. Left to Right Rule
Ada sebuah teori yang berpendapat bahwa kita membaca sebuah gambar
dari kiri ke kanan sama seperti cara kita membaca sebuah teks. Untuk alasan inilah
disarankan bagi beberapa gerakan yang dipotret dalam sebuah foto hendaknya
mengalir dari kiri ke kanan.
Asumsi ini didasarkan pada bahwa sebagian besar Negara-negara di dunia
membaca teks dari kiri ke kanan. Namun, perlu diingat pula bahwa beberapa
bahwa ada beberapa bahasa yang dibaca dari kanan ke kiri seperti misalnya Arab
Saudi.
9. Simplification
Sebagai sebuah aturan umum, gambar yang sederhana cenderung menjadi
lebih menarik dibandingkan dengan gambar yang sangat kompleks. Teknik
komposisi simplification pada dasarnya memiliki kesamaan dengan teknik
komposisi fill the frame.
Untuk dapat menggunakan teknik komposisi ini, pertama kali ajukan sebuah
pertanyaan kepada diri kita sendiri menyangkut elemen apa yang ingin
ditambahkan ke dalam komposisi yang kita buat. Kita dapat melakukan teknik ini
dengan cara mengatur ulang komposisi.
Sehingga elemen yang dirasa tidak diperlukan tidak akan ada lagi di
dalam frame. Tekniknya adalah dengan melakukan zoom pada subyek dengan
menggunakan aperture yang lebar untuk memperoleh depth of field yang
diinginkan. Atau bisa juga dengan melakukan crop terhadap gambar di akhir poses.
10. Leaving space
Meninggalkan ruang kosong yang luas di sekitar subyek dapat membuat foto
menjadi sangat atraktif. Teknik komposisi ini dapat menciptakan sensasi
sederhana dan minimalis.
Sebagaimana teknik komposisi fill the frame, teknik komposisi ini dapat
membantu viewer menjadi lebih fokus pada subyek utama tanpa adanya
gangguan.
11. Patterns
Berbagai macam patterns atau pola dapat kita temui dimanapun, baik
berupa buatan tangan manusia maupun hasil kreasi alam. Sebuah pola
atau pattern dapat secara visual kita lihat karena pola atau pattern menyajikan
harmoni dan irama tertentu.
Sesuatu yang harmonis dan berirama dapat membuat kita merasakan
nuansa tertentu. Dengan menyatukan beberapa pola ke dalam foto, kita dapat
menciptakan suatu komposisi yang baik.
12. Isolate the Subject (depth of fields)
Kita dapat membuat komposisi yang lebih sederhana secara lebih efektif
dengan cara menggunakan depth of fields yang dangkal untuk mengisolasi sebuah
subyek. Dengan menggunakan aperture yang lebar, kita dapat menciptakan kesan
buram pada bagian latar belakang subyek. Teknik ini sangat berhasil diterapkan
ketika kita melakukan pemotretan.
13. Color Combinations
Warna adalah alat atau instrumen komposisi yang dapat kita gunakan untuk
menciptakan mood dalam sebuah foto. Warna-warna seperti biru dan hijau dapat
membuat viewer merasa tenang atau damai. Sedangkan, warna merah dan kuning
dapat membangkitkan perasaan gembira atau optimisme.
Sebagai seorang fotografer, kita dapat mengkombinasikan beberapa warna
sebagai sebuah cara atau teknik untuk menciptakan komposisi yang lebih atraktif.
14. Rule of Space
Yang dimaksud dengan teknik komposisi The Rule of Space adalah terkait
dengan arah subyek dalam foto yang bergerak maju. Jika kita mengambil sebuah
foto dari mobil yang bergerak, akan menampilkan ruang di depan mobil dibanding
di belakang mobil dalam sebuah frame. Hal ini memberikan implikasi bahwa
terdapat ruang bagi mobil untuk bergerak maju dalam sebuah frame.
15. Textures
Textures adalah cara lain yang dapat kita gunakan untuk menciptakan
dimensi dalam sebuah foto. Dengan melakukan zoom in pada permukaan yang
bertekstur, kita dapat membuatnya terlihat seperti foto yang hidup dalam tiga
dimensi.
16. Juxtaposition
Juxtaposition merupakan salah satu teknik komposisi yang sangat kuat
dalam fotografi. Juxtaposition merujuk pada inklusi dua elemen atau lebih dalam
sebuah layar yang dapat berefek kontras atau saling melengkapi satu sama lain.
Kedua pendekatan ini dapat bekerja dengan baik dan memainkan peranan
yang penting dalam menampilkan cerita dari sebuah foto.
17. Frame Within the Frame
Teknik komposisi frame within the frame merupakan teknik komposisi
fotografi alternatif yang efektif dalam merekam kedalaman sebuah layar. Agar
efektif, frame tidak harus berada di sekitar keseluruhan layar. Dengan
menggunakan teknik komposisi frame within the frame maka akan menciptakan
peluang besar untuk menggunakan keadaan sekitar menjadi lebih kreatif dalam
komposisi yang kita buat.
18. Rule of Odds
Teknik komposisi rule of odds tidak jarang dikaitkan dengan teknik
komposisi rule of thirds. Mata kita cenderung akan menjadi nyaman apabila
melihat gambar yang berisi sejumlah elemen yang tidak biasa.
Sebuah foto yang menyajikan tiga ekor burung di atas kawat sangat mungkin
menjadi lebih menarik dibandingan dengan sebuah foto yang memotret burung
ketiga terbang. Alasannya adalah bahwa mata manusia akan secara alami melihat
langsung ke pusat sebuah kelompok.
Jika ada ruang kosong, maka ke sanalah mata akan tertuju. Sebagai seorang
fotografer, kita tentunya mengharapkan viewer melihat ke subyek bukan sebuah
ruang kosong.
KD
3.18
KOMPETENSI DASAR
3.18 Menganalisis pembuatan karya seni fotografi digital
4.18 Membuat karya seni fotografi digital
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
3.18.1 Menganalisis pembuatan karya seni fotografi digital
3.18.2 Merinci pembuatan karya seni fotografi digital
4.18.1 Membuat karya seni fotografi digital.
4.18.2 Mendemontrasikan karya seni fotografi digital.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat Membuat dan
Mendemontrasikan karya seni fotografi digital dengan yang tepat
Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat
Menganalisis dan Merinci pembuatan karya seni fotografi digital dengan yang
benar
MATERI
Untuk menghasilkan sebuah hasil karya yang bagus atau menarik ada beberapa
factor faktor yang paling utama adalah faktor pencahayaan, tanpa cahaya atau
pencahayaan yang baik akan terlalu sulit untuk menghasilkan hasil karya yang bagus,
untuk itu dibutuhkan faktor yang kedua. Faktor kedua adalah fotografer, foktor ini juga
penting, karena tanpa fotografer proses fotografi tidak akan terjadi. Disini fotografer
akan dituntut dan di uji seni atau kreatifitas nya untuk menghasilkan subuah foto yang
bagus atau menarik.
1. TEKNIK FOTO JURNALISTIK
Membuat foto jurnalistik dituntut untuk tidak hanya sekedar memotret
(taking picture) akan tetapi handaknya kita harus dapat membuat gambar (making
picture ). Karya wartawan foto dinilai baik jika baik pula isi gambar dan isi
beritanya.
a) Perencanaan
Perencanaan pada foto jurnalistik diperlukan untuk menghasilkan
gambar dan berita yang menarik perhatian pembaca dan tentu mempunya
nilai berita yang tinggi. Unsur utama foto jurnalistik harus mempunyai nilai
beritanya yang tinggi disamping gambar yang berkualitas.
Tahap-tahap perencanaan :
Mengumpulkan informasi tentang suatu peristiwa atau acara yang
mengandung nilai berita. Pada tahap perencanaan, informasi mengenai
suatu peristiwa/acara yang harus diketahui oleh wartawan foto adalah
kapan waktu, lokasi acara siapa saja orang-orang yang terlibat dalam
acara tersebut, dalam rangka atau membahas apa persitiwa itu. Hal-hal
tersebut hendaknya diperhatikan oleh wartawan foto sebelum
melaksanakan peliputan, agar nantinya tidak menemui hambatan selama
berada di lapangan.
Merencanakan gambar seperti apa yang akan dihasilkan. Hal–hal yang
dapat diperhatikan disini oleh wartawan foto di antaranya yaitu
perencanaan mengenai komposisi foto yang hendak dihasilkan,
perencanaan mengenai angle yang akan diambil atau juga mengenai
perencanaan pembubuhan unsur-unsur seni yang hendak dimasukkan
gambar yang akan dibuat. c) Mempersiapkan peralatan sesuai dengan
kebutuhan. Peralatan yang harus dipersiapkan harus sesuai dengan
peristiwa apa yang hendak diliput. Informasi untuk membuat foto
jurnalistik didapatkan melalui radio, televisi, press release, informan,
rekan seprofesi dan hubungan baik dengan semua orang.
b) Menguasai Kamera dan Cahaya
Penulis risalah fotografi terkenal John Hedgecoe, menunjukkan bahwa
untuk mencapai hasil pemotretan yang sempurna pewarta foto harus mampu
menguasai kamera dan cahaya dengan tagnkas dan terampil. Menentukan
kecapatan, diafragma, penggunaan blitz dan lensa disesuaikan dengan
keadaan cahaya dan objek, hal ini perlu diperhatikan. Pembuatan foto
jurnalistik umumya harus menghasilkan gambar yang jelas sehingga apa yang
disampaikan mudah diterima dan dimengerti oleh orang yang melihat foto
yang kita hasilkan tersebut.
c) Detil Gambar
Membuat foto jurnalistik memerlukan ketelitian agar mendapat hasil
yang maksimal. Keterampilan membuat gambar yang bermutu harus
memenuhi persyaratan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Metode yang
diperkenalkan Walter Croncide School of Jurnalist and Telecommunication
Arizona State University sebagai metode EDFAT dapat digunakan sebagai
pembimbing dalam setiap peliputan pewarta foto. EDFAT adalah suatu
metode pemotretan untuk melatih suatu detil yang tajam. Tahapan-tahapan
yang dilakukan pada setiap unsur. A.
1) Entire
Entire adalah suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu
melihat suatu peristiwa
2) Detil
Detil adalah suatu pilihan atas bagian tertentu dari keseluruhan
pemandangan terdahulu (entire). Tahap ini adalah suatu pilihan
pengambilan keputusan atas sesuatu yang dinilai paling tepat.
3) Frame
Frame adalah suatu tahap dimana pewarta foto membingkai suatu
detil yang telah dipilih. Fase ini mengantar pewarta foto ke komposisi,
pola tekstur dan bentuk subjek pemotretan dengan akurat.
4) Angle
Angle adalah tahap di mana sudut pandang menjadi dominan,
ketinggian, kerendahan, level mata kiri, mata kanan dan cara melihat.
Fase ini penting untuk mengkonsepsikan visual apa yang diinginkan.
5) Time
Time adalah penentuan penyinaran dengan kombinasi yang tepat
antara diafragma dan kecepatan atas keempat tingkat yang telah
disebutkan sebelumnya. Pemotretan teknis atas keinginan membekukan
gerakan atau memilih ketajaman ruangan suatu event atau kondisi visual
bernilai berita dengan cepat dan lugas.
d) Melakukan Pemotretan
Tugas utama seorang pewarta foto adalah memotret peristiwa yang
terjadi dengan sebuah kamera. Melakukan pemotretan harus tepat waktu,
karena peristiwa yangn sudah lewat tidak bisa diulang lagi. Pemotretan foto
jurnalistik dilakukan beberapa kali sampai mendapat action (gerakan) yang
baik dari sebuah objek
e) KUALITAS FOTO
Secara sederhana dapat dikatakan foto tersebut berkualitas dilihat dari dua
aspek yaitu:
1) Aspek teknis dan aspek visual
Aspek teknis berkaitan dengan kualitas reproduksi gambar, garis
gambar yang tegas (tajam) dan warna-warna cemerlang. Dengan garis-
garis gambar yang jelas (tajam), maka ekspresi foto atau detil-detil subjek
yang direkam bisa tampil dengan sempurna, sedangkan warna-warna
yang cemerlang akan memperindah subjek tersebut.
2) Aspek visual, berkaitan dengan subjek yang ditampilkan dalam foto
tersebtu.
Unsur-unsur foto yang baik diantaranya adalah : jelas dan
berkualitas baik, mempunyai daya kejut/eye catching yang kuat.
Menggugah emosi, suasana/mood .
Membuat caption
Caption adalah keterangan gambar. Caption diperlukan untuk
menambah keterangan tentang tempat, waktu dan dalam peristiwa apa
foto itu diambil, dengan caption akan dapat menguatkan cerita dalam
sebuah gambar yang liputan. Syarat caption harus singkat dan padat serta
jelas apa yang dimaksud sehingga tidak diperlukan waktu danyak
membacanya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat caption adalah :
Date line
Judul kecil
Badan berita
Kode Editing foto
Editing foto
berfungsi untuk membuat foto menjadi berkualitas baik sebelum
dijual ke pelanggan maupun di kantor. Editing dilakukan di lapangan
maupun di kantor. Editing di lapangan dilakukan saat pemotreran oleh
fotografer sesuai dengan metode EDFT. Editing di kantor dilakukan oleh
redaktur foto.
Pertimbangan redaktur foto untuk mengedit foto yang layak disiarkan :
Mempunyai nilai berita yang tinggi
Tidak mengandung SARA
Bermanfaat bagi masyarakat d) Tidak mengandung kesadisan
Gambarnya etis/elegan
Tidak bersifat mengiklan/mempromosikan lembaga-lembaga swasta
atau suatu produk.
2. FOTOGRAFI SENI
adalah sebuah karya foto yang mevisualisasikan obyek berdasarkan proses
eksplorasi imajinasi tinggi dari kreatornya, hingga terkadang hasil foto keluar dari
logika pemahaman realitas peristiwa
fungsinya Fotografi Seni
dapat diklasifikasikan sebagai sebuah karya foto yang mengkomunikasikan
eksplorasi imajinasi kreatornya sebagai curahan emosi jiwa dalam melihat
fenomena alam yang ada di sekitarnya.
Fotografi Seni tidaklah sama dengan Fotografi jurnalistik yang mempunyai
tujuan khusus yaitu menyampaikan informasi suatu peristiwa atau kejadian di
masyarakat melalui pengadegan gambar-gambar menarik lewat penyampaian
media seperti media cetak dalam bentuk koran, majalah dan tabloid ataupun
melalui media audio visual seperti pemberitaan televisi, namun lebih bebas
menyampaikan ide atau pikiran sesuai dengan kemauan isi hatinya sebagai
ungkapan ekspresi dari gejolak jiwanya.
Jenis Fotografi Seni
a. Fotografi Seni Berorientasi Sifat Atraktif
Fotografi Seni yang mencerminkan sifat atraktif merupakan penjabaran
dari sebuah karya fotografi dengan visualisasi obyek yang bergerak.
Pergerakan obyek disini mencerminkan adanya suatu aktifitas kehidupan
dalam persepsi seorang kreator atau fotografernya terhadap fenomena alam
yang ada disekelilingnya, untuk kemudian ditransfer melalui proses eksplorasi
imajinasi dengan didukung berbagai macam teknik manipulasi penciptaan
hingga menghasilkan sebuah karya fotografi yang mampu membangkitkan
dan menimbulkan suatu persepsi tertentu dari permirsanya. Banyak karya
fotografi pada kategori ini yang ada di tengahmasyarakat baik melalui
pameran-pameran foto di berbgai tempat maupun di dalam situs internet.
b. Fotografi Seni Berorientasi Sifat Statis
Fotografi Seni yang mencerminkan sifat Statis merupakan penjabaran
dari sebuah karya fotografi dengan visualisasi obyek yang tidak bergerak.
Susunan obyek disini mencerminkan adanya suatu keadaan atau situasi alam
dalam persepsi seorang kreator atau fotografernya terhadap fenomena alam
yang ada disekelilingnya, untuk kemudian ditransfer melalui proses eksplorasi
imajinasi dengan didukung berbagai macam teknik manipulasi penciptaan
hingga menghasilkan sebuah karya fotografi yang mampu membangkitkan
dan menimbulkan suatu persepsi tertentu dari permirsanya. Banyak karya
fotografi pada kategori ini yang ada di tengahmasyarakat baik melalui
pameran-pameran foto di berbgai tempat maupun di dalam situs internet.
c. Fotografi Seni Berorientasi Sifat Simbolis atau Image
d. Fotografi Seni yang mencerminkan sifat simbolik merupakan penjabaran dari
sebuah karya fotografi dengan visualisasi obyek yang tidak bergerak atau
dibentuk dengan unsur-unsur benda tertentu hingga menimbulkan pencitraan
tertentu dari asil foto tersebut. Pengaturan benda-benda tertentu yang mewakili
obyek disini mencerminkan adanya suatu pencitraan pemikiran dari persepsi
seorang kreator atau fotografernya melalui proses eksplorasi imajinasi dengan