The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul teknik pengolahan Audio video kelas XII

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Che Luth Dhia A Yusron, 2021-08-22 22:19:11

E-Modul Teknik pengolahan Audio video

Modul teknik pengolahan Audio video kelas XII

3.1

KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami alur proses produksi multimedia
4.1 Membuat alur proses produksi multimedia

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.1.1 Menjelaskan alur proses produksi multimedia
3.1.2 Merinci alur proses produksi multimedia
4.1.1 Merancang alur proses produksi multimedia
4.1.2 Mendemontrasikan alur proses produksi multimedia

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat
menjelaskan dan merinci alur proses produksi multimedia
 Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat merancang dan
mendemontrasikan alur proses produksi multimedia

MATERI

Alir Proses Produksi Produk Multimedia
1. Pre-Production
2. Production
3. Post-Production.

1. PRE-PRODUCTION
Praproduksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum merupakan

tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video). Pada
Mata Pelajaran

Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

intinya, tujuan praproduksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses
produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya digital video
sesuai dengan harapan. Untuk memulai pemrosesan video, dibutuhkan beberapa
langkah, sebagai berikut:
a. Ide

Ide/gagasan adalah rancangan yang tersusun di pikiran. Artinya sama
dengan cita-cita. Gagasan menyebabkan timbulnya konsep, yang merupakan
dasar bagi segala macam pengetahuan, baik sains maupun filsafat. Ide adalah
pemikiran atau konsepsi yang berpotensi atau benar-benar ada dalam pikiran
sebagai produk dari aktifitas mental. Secara sederhana ide dapat dikatakan
sebuah gagasan, sebuah rencana, pendapat, skema atau metode. Maka dari itu,
pembuatan presentasi video harus dimulai dengan menciptakan sebuah ide.
Karena ide adalah landasan utama dari keseluruhan proses pembuatan video
tersebut. Misalnya, ide tentang “Dampak negatif jejaring sosial”
b. Sasaran

Tentukan sasaran dari video yang kita buat. Apakah yang ingin menonton
video kita adalah kalangan pelajar SMK atau SMA, anak-anak, ataukah
masyarakat umum? Misalnya berdasarkan ide yang telah dikemukakan di atas,
maka sasaran video adalah “Kalangan Pelajar”.
c. Tujuan

Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan kita membuat video.
Apakah untuk tugas sekolah? Komersil atau diperjualbelikan? Atau untuk sarana
belajar? Misalnya, berdasarkan ide dan sasaran maka tujuan video adalah:
“Untuk Tugas Sekolah”
d. Pokok Materi/Cerita

Video yang akan dibuat memiliki pokok materi berupa pesan yang ingin
disampaikan. Apakah pesan tentang bahaya merokok? Apakah pesan tentang
pentingnya bersungguh-sungguh dalam belajar? Berdasakan Ide yang telah
dikemukakan di atas, maka Materi Pokok dengan judul “Terjebak Jaringan
Facebook” dengan cerita yang dikutip dari Sudaryanto dan Sabdan Badio
(2013) sebagai berikut:

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

“Terjebak Jaringan Facebook”
Dusun Tegalanom dihuni oleh penduduk yang mayoritas pekerjaannya
adalah petani. Mereka hidup berdampingan dengan damai. Sebuah
permasalahan dialami para pemuda, kekompakan dalam beberapa kegiatan

mulai mengalami kemunduran.
Anom adalah pemuda tanggung yang peduli tentang permasalahan
tersebut. Dia bertanya-tanya, mengapa teman-temannya mulai terasa malas.
Dia pun mulai berpikir dan menyelidiki hal itu. Secara diam-diam, Anom

merencanakan sebuah niat baik.
Pemuda Tegalanom memiliki kegiatan rutin, yaitu pertemuan Minggu
Pon. Pada kesempatan itu, Anom mulai melancarkan aksinya, menghampiri
dan mengajak beberapa orang teman. Pemuda pertama yang diajaknya adalah
si Galo. Ketika didatangi, si Galo sedang asyik menonton sepak bola melalui
layar ponselnya. Sementara itu, teman lainnya, punya kesibukan yang hampir
sama. Ada yang sedang asyik SMS, ngerumpi di pos ronda, asyik menonton
sinetron di layar televisi, ada pula yang hanya nongkrong tidak jelas.
Perjalanan Anom berakhir di teras rumah Aiti, seorang remaja putri.
Ditemui Anom, Aiti sedang asyik mengakses situs jejaring social Facebook.
Dia terlihat asyik dengan teman-teman Facebook-nya itu. Ajakan Anom pun
ditolak mentah- mentah oleh Aiti. Pagi harinya, Simbok Yoto, Ibu Aiti,
bertanya kepada Aiti tentang ketidakhadirannya pada acara kumpul pemuda
semalam. Terjadilah dialog yang sengit nan lucu. Berulang kali Aiti menyebut

kata Facebook. Ibunya tentu saja tidak paham.
Malam berikutnya, Aiti dan Maya naik sepeda motor ke luar kampung
menuju kota untuk bertemu Tean, sang pujaan hati Aiti, seorang pemuda yang
dikenalnya melalui Facebook. Sampai di taman kota, mereka penasaran
seperti apa Tean. Sepuluh menit kemudian datanglah seorang pria dengan
postur tinggi, besar, hitam, namanya Begu. Dia datang bersama seorang
teman dan mengaku diminta Tean menjemput Aiti dan Maya. Aiti dan Maya
sempat curiga atas alasan Tean. Keduanya bertanya-tanya, mengapa Tean

tidak datang sendiri untuk menjemput.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

Sebelum keduanya sempat berpikir lebih jauh, Begu dan temanya
membekap keduanya dengan sapu tangan hingga tidak sadarkan diri. Aiti dan
Maya ambruk. Keduanya pun diangkat masuk ke sebuah mobil yang diparkir
tidak jauh dari tempat itu. Sementara itu, sepeda motor yang digunakan Aiti
dan Maya dibawah oleh teman Begu. Dia mengikuti mobil yang membawa Aiti

dan Maya.
Di sebuah rumah kosong, gelap, pengap, dan jauh dari keramaian, Aiti
dan Maya diturunkan. Begu dan komplotannya merampas semua barang yang
dibawa keduanya sebelum pergi meninggalkan Aiti dan Maya yang mulai
tersadar dari pingsannya. Ketika pergi, dompet Begu terjatuh tanpa

disadarinya.
Anom dan Ketud melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Prambanan.
Anom adalah pemuda yang peduli dengan teman-temannya 299

dan Ketud adalah ketua pemuda, keduanya merasa terpanggil untuk
membantu Aiti dan Maya. Mereka pun menjelaskan dengan rinci kejadian

yang menimpa Aiti dan Maya sesuai yang dituturkan keduanya melalui
telepon. Rupa-rupanya para penyekap tidak sempat mengambil ponsel Aiti.
Bersama polisi, Anom dan Ketud menuju ke lokasi Aiti dan Maya disekap. Tiba
di lokasi penyekapan, Anom, Ketud, dan Pak Polisi langsung mencari Aiti dan
Maya. Mereka disertai papa Maya dan pemuda-pemuda lain. Tidak lama

kemudian, mereka menemukan Aiti dan Maya masih terlihat lunglai.
Aiti dan Maya mengucapkan terima kasih kepada rombongan yang telah
mencarinya. Keduanya dibawa pulang ke kantor polisi untuk dimintai
keterangan lebih lanjut. Pak Polisi pun berjanji untuk mengusut kejadian
tersebut sampai tuntas dan menangkap penjahat yang telah menyekap Aiti dan

Maya secepat mungkin.
Saat rombongan bergerak meninggalkan rumah tempat Aiti dan Maya
disekap, mereka melihat kedatangan Begu bersama temannya. Begu dan
temannya kembali untuk mencari dompet Begu yang terjatuh. Terjadilah kejar-
kejaran yang cukup panjang dan melelahkan. Begu berhasil melarikan diri
sementara temannya tertangkap. Setelah diselidiki, ternyata otak penyekapan

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

itu bernama Siko. Lelaki ini telah berulang kali melakukan penipuan melalu
jejaring sosial. Siko menjalankan aksinya dengan cara menyewa penjahat

bayaran.
Dua hari kemudian, Anom dan Mas Tumu mengadakan pengajian dan
penyuluhan dengan tema pergaulan bebas dan dampak negatifnya jejaring
sosial, khususnya Facebook. Pasca kejadian itu, suasana di wilayah
Tegalanom mulai membaik. Apalagi mereka telah mendapatkan siraman
rohani dan penyuluhan dari pakar teknologi informasi. Para pemuda pun
kembali rukun dan kompak untuk menjalankan kegiatan kepemudaan.
Di akhir cerita Anom bermimpi bertemu Aiti. Dalam mimpinya, Anom
diam-diam jatuh hati kepada Aiti. Mereka lari-lari dan hamper 300 berpelukan
bagai di film India. Begitu sadar ternyata Anom hanya memeluk guling.

TAMAT
e. Sinopsis

Sinopsis adalah setiap peristiwa atau rekaan yang dikisahkan dalam bentuk
cerita yang dapat disimpulkan ke dalam bentuk ringkas yang padat dan jelas.
Pada sinopsis terjadi pemendekan cerita tanpa menghilangkan unsur–unsur
pentingnya. Untuk itu, diperlukan sebuah sinopsis, agar dalam pembuatan
presentasi video kali ini sudah memiliki alur cerita. Sehingga dapat
mempermudah dalam proses pembuatan naskah selanjutnya.

Berdasarkan cerita yang telah dibuat, maka dapat dibua sinopsis sebagai
berikut:

Anom adalah pemuda dari Dusun Tegalanom. Dia merasa resah
menyaksikan semangat teman-temannya untuk berorganisasi mulai menurun.
Pertemuan Minggu Pon semakin sepi saja. Oleh karena itu, Anom pun berniat

mengaktifkan pemuda-pemuda yang ada di kampungnya. Ternyata bukan
perkara mudah. Ketika dia berkeliling kampung pada malam Minggu Pon, dia

menemukan teman-temannya sudah memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Si
Galo asik menonton sepak bola melalui ponselnya, pemuda lain ngerumpi di

pos ronda, asyik SMS, ada pula yang sekadar nongkrong tidak jelas.
Yang terakhir ditemuinya adalah seorang pemudi bernama Aiti. Aiti

menolak ajalan Anom untuk mendatangi pertemuan malam Minggu Pon. Tidak

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

ada alasan yang penting, Aiti sedang asyik bercengkerama di dunia maya

bersama teman-teman Facebooknya.

Malam berikutnya, Aiti dan temannya, Maya, diculik oleh orang yang

dikenalnya melalui jejaring sosial Facebook. Anom dan pemuda lain

bertindak. Bersama polisi mereka mendatangi lokasi penyekapan Aiti dan

Maya. Beruntung keduanya masih selamat. Di tempat kejadian, secara tidak

sengaja mereka bertemu dengan para penculik yang kembali untuk mengambil

dompetnya yang terjatuh. Terjadi kejarkejaran yang berujung tertangkapnya

satu di antara penculik. Ternyata mereka hanyalah penjahat suruhan

seseorang. Si penyuruh adalah penjahat yang sering beraksi dengan mencari

korban melalui jejaring sosial.

Akibat kejadian tersebut, para pemuda mulai sadar. Setelah dilakukan

pengajian dan penyuluhan teknologi informasi, para pemuda pun semakin

sadar dan kembali aktif berorganisasi.

f. Naskah

Naskah pada umumnya berisi gambaran atau deskripsi tentang pesan atau

informasi yang disampaikan seperti alur cerita, karakter tokoh utama,

dramatisasi, peran/figuran, setting, dan property atau segala hal yang berkaitan

dengan pembuatan sebuah program video dan televisi. Naskah pada umumnya

digunakan sebagai dokumen yang dapat mengarahkan sutradara dan kerabat

kerja (crew) dalam bekerja menyelesaikan produksi program video. Naskah

sebuah program video berisi beberapa informasi tentang adegan yang

melibatkan artis, setting, dan property. Sutradara dan kerabat kerja harus

mematuhi isi dan alur cerita yang terdapat dalam sebuah naskah.

Berdasarkan cerita yang telah dibuat sebelumnya, berikut ini contoh

naskahnya:

Tabel 4.1. Contoh Naskah

Judul: TERJEBAK JARINGAN FACEBOOK

Scene Video Audio

1/1 EXT. SUASANA PROFIL DUSUN INSTRUMEN

INT. SUASANA KUMPULAN MUSIK

PEMUDA YANG SEPI DISSOLVE.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

SUASANA GOTONG ROYONG Alunan musik

YANG SEPI tradisional Jawa

2/1 EXT. BELAKANG RUMAH. SORE ANOM

HARI. Ya Allah berilah

CLOSE UP. Tampak Anom petunjuk Mu agar

merenung sendirian. pemuda-pemudi kami

kompak kembali

3/1 1 EXT. MALAM HARI. LIMA tempat ANOM

berbeda. “Gal, yuk kumpulan!”

CONVERSATION. Anom GALO
menghampiri Galo dan temannya “Nggak ah Nom,
yang tengah asik nonton bola di tanggung nih!”

ponsel.

3/2 WIDE SHOOT. Tampak beberapa ANOM

pemudi tengah asik ngerumpi di “Mbak, berangkat

pos ronda. kumpulan, yuk!”

EMPAT PEMUDI

SEREMPAK

MENJAWAB
“Halah Nom, lagi
asik nih!”

3/3 DISSOLVE. Anom melanjutkan ke MUSIK

teman-teman yang lainnya INSTRUMEN

semuanya menolak dengan alasan GALAU SEDIH

macam-macam. DUBBING ANOM
CLOSE UP. Anom tampak prihatin “Sabar ya Allah,
sambil melanjutkan perjalanan sabar!!!”

hendak menghampiri Aiti.

4/1 EXT. TERAS RUMAH AITI. ANOM

WIDE SHOOT. Aiti dan Maya “Ti, yuk berangkat

tengah asik Fb-an dan Aiti tertarik kumpulan!”

dengan Tean yang ganteng, AITI

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

nampak kaya, dan keren. “Hari gini kumpulan

PANNING, ANOM PERGI SAMBIL Nom? mbok kalau
MENGERUTU ngajak itu dolan!”

ANOM
“Duh cewek zaman

sekarang sok gaul

amat, ihh ganteng

banget, keren
banget, Aiti,Aiti!”

4/2 WIDE SHOOT. SUASANA DUBBING ANOM
KUMPULAN “Ya Allah, beneran

nggak ini yang datang
kok cuma segini!”

5/1 EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH INSTRUMEN

AITI. JAM 6 PAGI TILT DOWN. MUSIK

DISSOLVE TEMPAT TIDUR AITI

5/2 INT. TEMPAT TIDUR AITI. JAM 7 SIMBOK

PAGI. CONVERSATION. Simbok “Ti, semalam kamu

minta penjelasan kepada Aiti kok nggak ikut

tentang masalah semalam dan kumpulan pemuda
penasaran tentang Facebook Minggu Pon?”

tersebut. AITI
“Kan ada teman

datang, Mi, lagian

males, Mi, kumpulan
gitu!”

SIMBOK

Eh Ti, nggak boleh

ngomong gitu, tuh

kamu main ponsel
terus itu ngapain,Ti?”

AITI

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

“Lagi FB-an ama
cowok ganteng, Mi!”

SIMBOK
“Apa itu FB-an Ti?
Simbok ngak tahu!”

6/1 EXT. JALAN DUSUN. INSTRUMEN

MENJELANG MAGRIB. MUSIK

PANNING RIGHT . Aiti dan maya

naik sepeda motor dengan

tergesa-gesa menuju taman kota.

DST....

Dalam menulis naskah video, perlu memperhatikan beberapa hal, di

antaranya judul program dan deskripsi adegan. Judul program hendaknya ditulis

di bagian tengah atas kertas dengan huruf kapital. Sementara itu, deskripsi ditulis

dengan aturan berikut:

1) Indikator tempat, yaitu menerangkan lokasi pengambilan gambar di dalam

atau di luar ruang. Indikator ini ditulis dengan nomor urut dengan kapital.

Contoh:

INTERIOR atau EXTERIOR (biasanya disingka INT. atau EXT.)

2) Indikator setting, yaitu menuliskan tempat kejadian dan dituliskan secara

singkat dan jelas.

Contoh: INT.-RUANG KELAS

3) Indikator waktu kejadian, ditulis singkat dalam huruf kapital.
Contoh: INT.-RUANG KELAS – PAGI

4) Instruksi jenis shoot/gerakan kamera (angle) ditulis dalam huruf kapital.

Contoh:

INT.-RUANG KELAS-PAGI

LS.-PAK GURU DUDUK SISWA MEMBERI SALAM KEPADA PAK

GURU DARI KURSINYA

(LS berarti long shoot)

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

5) Nama tokoh (kecuali bila termasuk dalam dialog), isyarat musik, sound
effect, dan instruksi acting semuanya ditulis dalam huruf kapital. Untuk
naskah dua kolom, ketiga hal tersebut ditulis dalam kolom audio.

g. Storyboard
Storyboard adalah serangkaian sketsa dibuat berbentuk persegi panjang

yang menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang diusulkan
untuk menjadi panduan dalam proses perekaman.
Sebelum membuat suatu storyboard sebaiknya membuat:
1) Membuat rincian atau cakupan
2) Membuat rincian naskah
3) Mendetailkan grafik dan visual
Adapun langkah-langkah pembuatan storyboard yaitu:
1) Mencatat poin-poin penting, ide dan juga konsep yang akan ditampilkan

dalam storyboard
2) Storyboard pada dasarnya adalah gambar serial dan lengkap dengan

penjelasan semua langkah dan keterangan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tujuan dibuatnya suatu film
3) Membuat sketsa kasar visual dalam semua frame
4) Visual secara nyata menampilkan adegan utama
5) Storyboard bisa dirancang memakai kertas dengan coretan dan tulisan
manual ataupun dengan perangkat seperti Microsoft Word. Berikut ini
adalah contoh

Storyboard:

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

2. PRODUCTION
Setelah semua kegiatan praproduksi serta kegiatan lain yang berkaitan dengan

preparasi selesai dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

pengambilan gambar adegan (take shot) atau yang lebih dikenal kaum awam dengan
sebutan „syuting‟.

Produksi dimulai dari merekam video dengan script dan konsep yang sudah
dirancang dari awal. Kemudian proses rekaman baik visual maupun audio dilakukan,
dan seluruh elemen bekerjasama dalam proses produksi. Pada proses produksi kita
harus menyiapkan:
a. Komputer (personal computer)/laptop
b. Alat pengambil gambar (kamera), handphone atau webcam.
c. Peralatan pendukung, misalnya kabel AV, Tripod, dan lain-lain.
d. Screen video Microphone

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

3. POST-PRODUCTION
Pada tahap pasca produksi semua bahan mentah produksi dikumpulkan untuk

diolah dan dievaluasi. Berikut ini merupakan beberapa fungsi dalam tahapan editing
video.

a. Editing Video
Pada kegiatan editing video, aplikasi yang digunakan adalah Adobe Premiere

Pro CS4.
4. CONTENT PRODUCTION

Multimedia Content Production
Multimedia Content Production adalah penggunaan dan pemrosesan beberapa

media (text, audio, graphics, animation, video, and interactivity) yang berbeda untuk
menyampaikan informasi atau menghasilkan produk multimedia (music, video, film,
game, entertaiment, dll) Atau penggunaan sejumlah teknologi yang berbeda yang
memungkinkan untuk menggabungkan media (text, audio, graphics, animation,
video, and interactivity) dengan cara yang baru untuk tujuan komunikasi.
Dalamkategoriinimedia yang digunakan adalah:

 Media Teks
 Media Audio
 Media Video
 Media Animasi
 Media Graph/ Image
 Media Interactivity
 Media Special Effect

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

 Media 2D / 3D Modelling
 MediaWeb
5. MULTIMEDIA COMMUNICATION

Multimedia adalah menggunakan media (masa), seperti televisi, radio, cetak,
dan Internet, untuk mempublikasikan/ menyiarkan/ mengkomunikasikan material
advertising, publicity, entertaiment, news, education, dll
Dalamkategoriinimedia yang digunakan adalah:

• TV
• Radio
• Film
• Cetak
• Musik
• Game
• Entertaiment
• Tutorial
• ICT (Internet)
Multimedia Production dan Multimedia Broadcasting / Publishing

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) / JOBSHEET

SMKS ASTRINDO KOTA TEGAL
Kompetensi Keahlian Multimedia
Tahun Pelajaran 2021 / 2022

Nama Siswa / Mata Pelajaran : Teknik Pengolahan Audio Video
Kelompok
Kelas : XII Semester : Gasal Nilai

Jobsheet 1

A. KOMPETENSI DASAR
4.1 Membuat alur proses produksi multimedia

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
4.1.1 Merancang alur proses produksi multimedia
4.1.2 Mendemontrasikan alur proses produksi multimedia

C. TUJUAN
Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat
 merancang alur proses produksi multimedia
 mendemontrasikan alur proses produksi multimedia

D. ALAT DAN BAHAN
 Laptop / PC
 Software Ms Word
 Buku
 Pensil

E. LANGKAH – LANGKAH (PETUNJUK) KERJA
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari antara 3-5 anak
2. Carilah ide untuk membuat sebuah cerita yang akan dijadikan sebuah film
pendek dengan durasi 30 menit
3. Tentukan sasaran film yang akan dibuat adalah untuk generasi anak bangsa
4. Tentukan juga tujuan dibuatnya judul film tersebut
5. Setelah semuanya sudah didapat langkah selanjutnya adalah membuat cerita
yang dituangkan dalam sebuah coretan tinta diatas kertas kemudian diketik
dalam aplikasi Ms word

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

6. Setelah dibuat cerita langkah selanjutnya adalah membuat sinapsis dari cerita

tersebut

7. Kemudian dibuatkan sebuah naskah

Scene Video Audio

8. Kemudian buatlah storyboardnya

Scene Sequence Board Durasi Naskah

F. RUBLIK PENILAIAN KETRAMPILAN

No Keterangan 1-5 Skore 9-10
7-8
1 Ide
2 Sasaran
3 Tujuan
4 Cerita
5 Sinopsis
6 Naskah
7 Storyboard

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

3.2

KOMPETENSI DASAR
3.1 Menerapkan prosedur pengoperasian kamera video
4.1 Dapat Mengoperasikan kamera video sesuai dengan prosedur

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.2.1 Menerapkan prosedur pengoperasian kamera video
3.2.2 Menentukan prosedur pengoperasian kamera video
4.2.1 Dapat Mendemontrasikan pengoperasian kamera video sesuai dengan prosedur
4.1.1 Dapatmenggabungkanpengoperasian kamera video sesuai dengan prosedur

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat

menerapkan dan Menentukan prosedur pengoperasian kamera video
 Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat mendemontrasikan dan

menggabungkan pengoperasian kamera video sesuai dengan prosedur

MATERI

A. KAMERA
Kamera merupakan salah satu aspek penting dalam suatu pembuatan video,

fungsi kamera yaitu mengambil / merekam adegan - adegan yang diarahkan oleh sang
sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-
adegan.

Kamera dioperasikan oleh kru yang biasa disebut kameramen, kameramen
mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang
kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik
memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan
gambar, dan sebagainya.

Jenis kamera yang digunakan dalam film sangat beragam jenisnya, namun
secara garis besar kamera terbagi tiga yaitu :
1. Kamera foto (still photography)

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak (still
single picture). Bahan baku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid,
sehingga setelah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan
secara kimiawi. Contoh : kamera analog, kamera digital.

2. Kamera film (cinema photography)
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto namun hasil

yang didapat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau
biasa disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.

3. Kamera video (video photography)
Kamera video (Video Camera Recorder) adalah kamera elektronik untuk

menangkap gambar bergerak (Motion) dalam format video. Kamera video
sendiri dalam perkembangannya dimulai dari kamera video analog dan
berkembang menjadi kamera video digital. Di era modern, cara kerja kamera
video analog sudah banyak ditinggalkan. Karena fungsi kamera video dan
kualitas yang dihasilkan kamera video digital lebih bagus dan lebih mudah
dikelola

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

Dalam kegiatan produksi video/film, terdapat banyak jenis kamera yang
digunakan. Pada dasarnya peralatan kamera untuk produksi film terbagi menjadi
tiga, yaitu consumer, prosumer dan professional.
a. Kamera Consumer

Kamera consumer didesain untuk keperluan sehari-hari dengan
kecenderungan pengguna kalangan yang memiliki hobi di bidang
videografi. Ciri-ciri kamera consumer:
1) Fitur yang disediakan serba otomatis.
2) Harga relatif lebih murah.
3) Tidak tahan banting dan cenderung lebih ringkih.
4) Memiliki resolusi gambar yang rendah, SD-SDTV (Standard-

definition television).

b. Kamera Prosumer
Kamera prosumer kadang dikenal sebagai peralatan home industry,

digunakan untuk produksi yang sedikit lebih berat dan kadang-kadang
Mata Pelajaran

Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

memberikan beberapa fitur profesional (misal: lensa kamera dapat diganti
dengan lensa film) tetapi masih memiliki banyak fitur otomatis seperti yang
terdapat pada kamera consumer. Karena sifatnya kombinasi portabilitas dan
kualitas, maka kamera jenis ini lebih rendah biayanya dibandingkan dengan
kamera professional, sehingga para professional pun terkadang
menggunakan kamera ini dengan menambah berbagai kombinasi alat yang
lain, misalnya penggunaan lensa. Kamera prosumer memiliki ciri-ciri:
1) Penggunanya adalah home industry atau mendekati professional.
2) Sudah memiliki beberapa fitur manual.
3) Harga lebih mahal dibanding kamera consumer.
4) Tidak tahan banting tetapi tidak ringkih.
5) Mempunyai resolusi gambar yang cenderung lebih baik dari kelas

consumer namun masih SD – SDTV. Ada yang sudah HDTV (high
definition television) namun harganya masih mahal.

c. Kamera Professional
Kamera professional dirancang khusus untuk kebutuhan produksi

yang tinggi dengan tingkat pemakaian yang berat, berkualitas tinggi pada
semua aspek komponen, termasuk lensa. Mempunyai ciri:

1) Pengguna sebagian besar profesional broadcast industri besar di
dunia pertelevisian dan Production house (PH).

2) Fitur manual karena membutuhkan beberapa pengaturan dalam
penggunaannya. Tersedia fitur otomatis, namun gambar yang
dihasilkan kurang bagus.

3) Harganya mahal.
Mata Pelajaran

Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

4) Memiliki standar fungsi yang tinggi, resolusi HDTV dengan warna
yang tidak mengalami distorsi.

5) Sangat stabil dan handal.
6) Cukup kuat dan tahan segala kondisi seperti getaran, guncangan,

debu, dan panas.

Pada saat ini terdapat beragam jenis kamera yang beredar di pasaran.
Ada banyak aspek yang bisa dipertimbangkan dalam memilih kamera.
Berikut adalah factor yang paling sering digunakan dalam memilih kamera:
1. Kemudahan Pengoperasian
2. Format Hasil Rekaman
3. Resolusi Hasil Rekaman
4. Frame Per Second
5. Manual Atau Otomatis?

B. PEMASANGAN KAMERA, LENSA, DAN ASSESORIS LAIN
Kamera terdiri dari beberapa bagian. Secara umum, bagian kamera terdiri dari

lensa, tubuh kamera, dan Recorder (VCR). Sebelum kamera digunakan, perlu
dilakukan serangkaian pemasangan, pengaturan dan pengecekan peralatan sehingga
pengambilan gambar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Berikut adalah hal-hal
yang perlu diperhatikan sebelum kamera digunakan:
1. Menyiapkan lensa, battery, dan media penyimpan
2. Mengambil Kamera
3. Setting Kamera
4. Cek & Ricek

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

C. PEMASANGAN PERALATAN PENDUKUNG KAMERA
Peralatan pendukung kamera bervariasi sesuai dengan kebutuhan kameramen.

Berikut ini adalah alat-alat pendukung yang biasa digunakan dalam pengambilan
gambar.
1. Tripod
2. Lampu
3. Reflector
4. Microphone
5. Earphone

D. MENGUJI ASPEK PENGOPERASIAN KAMERA
Sebelum digunakan untuk mengambil gambar, beberapa aspek kamera perlu

diuji terlebih dahulu agar hasil pengambilan gambar sesuai dengan harapan.
Nyalakan terlebih dahulu kamera sebelum melakukan pengujian dengan Putar
tombol mode pada saat menekan tombol pembuka kunci, jika berubah dari OFF
menjadi sejajar dengan indicator status.

Setelah kamera menyala, lakukan pengujian untuk beberapa aspek berikut:
1. White Balance
2. Focusing
3. Zooming
4. Microphone

E. PELEPASAN KAMERA DAN PERALATAN PENDUKUNG
Setelah kamera menyala, lakukan pengujian untuk beberapa aspek berikut:

Setelah proses pengambilan gambar selesai, kamera dapat dimatikan dengan cara
memutar tombol mode ke arah OFF.

Beberapa hal berikut harus dipahami untuk merawat kamera agar awet dan
tidak cepat rusak:
1. Jika kamera digunakan dalam waktu yang lama, bodi kamera akan menjadi

panas, namun ini bukan gangguan.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

2. Jauhkan kamera dari peralatan yang menghasilkan medan magnet seperti ponsel,
mikrowave oven, TV dan perlangkapan video game.

3. Jangan menggunakan kamera di dekat transmitter MULTIMEDIA atau kabel
bertigangan tinggi.

4. Jangan menyemprotkan pembasmi saranga atau zat kimia. Jika tersemprot zat
kimia, bodi kamera akan berubah bentuk dan lapisan permukaan akan
terkelupas.

5. Jika menggunakan kamera di pantai atau di tempat yang berpasir, lindungi
kamera agar tidak basah dan berpasir.

6. Jangan sampai terantuk atau terjatuh.
7. Jangan menggunakan bensin, cat atau alkohol untuk membersikan kamera.
8. Bersihkan kamera dengan kain yang lembut dan kering.
9. Jika LCD kotor, bersikan dengan kain lembut dan kering.
10. Pengembunan dapat terjadi pada LCD monitor, lap dengan kain lembut dan

kering.
11. Untuk membersikan viewfinder, terlibih dulu lepas viewfinder, lalu bersihkan.

Jika debu sulit dibersikan, gunakan kapas basah (jangan terlalu basah).

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) / JOBSHEET

SMKS ASTRINDO KOTA TEGAL
Kompetensi Keahlian Multimedia
Tahun Pelajaran 2021 / 2022

Nama Siswa / Mata Pelajaran : Teknik Pengolahan Audio Video
Kelompok
Kelas : XII Semester : Gasal Nilai

Jobsheet 2

A. KOMPETENSI DASAR
4.2 Dapat Mengoperasikan kamera video sesuai dengan prosedur

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
4.2.2 Dapat Mendemontrasikan pengoperasian kamera video sesuai dengan
prosedur
4.2.3 Dapatmenggabungkanpengoperasian kamera video sesuai dengan prosedur

C. TUJUAN
Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat
 Mendemontrasikan pengoperasian kamera video sesuai dengan prosedur
 Menggabungkan pengoperasian kamera video sesuai dengan prosedur

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

D. ALAT DAN BAHAN
 Kamera
 Camcorder

E. LANGKAH – LANGKAH (PETUNJUK) KERJA
1. Ambil sebuah kamera DSLR
2. aktifkan mode manual dan arahkan ke video
3. arahkan kamera anda dengan baik dan benar
4. perhatikan pengaturan kamera
5. kenali lokasi pemotretan
6. hindari guncangan terhadap kamera
7. ambil gambar video sesuai dengan hasil ide dan naskah cerita yang telah
dibuat pada jobsheet 1

F. RUBLIK PENILAIAN KETRAMPILAN

No Keterangan 1-5 Skore 9-10
6-8
1 Memasang kamera
2 Teknik Memegang kamera
3 Teknik mengoperasikan

kamera

Mengetahui; Tegal, Juli 2021
Kepala SMK Astrindo Kota Tegal Guru Mata Pelajaran

Suswono, M.Kom Lutfatul Kholifah, ST
NIPY. 08.81.002.0006 NIPY. 21.83.002.0036

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

3.3

KOMPETENSI DASAR
3.3 Menganalisis teknik pergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak

(perekama video)
4.3 Mampu Menerapkan teknik pergerakan kamera berdasarkan ukuran (framing)

dan sudut pandang (angle) kamera

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.3.1 Menganalisis teknikpergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak

(perekama video)
3.3.2 Merinci teknikpergerakan kamera saat pengambilan gambar bergerak (perekama

video)
4.3.1 Mampu Menerapkan teknik pergerakan kamera berdasarkan ukuran (framing)

dan sudut pandang (angle) kamera
4.3.2 Mampu Mendemontrasikan teknik pergerakan kamera berdasarkan ukuran

(framing) dan sudut pandang (angle) kamera

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat

menganalisis dan Merinci teknikpergerakan kamera saat pengambilan gambar
bergerak (perekama video)
 Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat menerangkan dan
Mendemontrasikan teknik pergerakan kamera berdasarkan ukuran (framing) dan
sudut pandang (angle) kamera

MATERI

Gerakan kamera (Camera Movement) merupakan sebuah aktivitas membangun
suasana dramatik dalam sebuah shot video maupun film dengan cara menggerakan
kamera. Banyak alasan kenapa kamera harus digerakkan, selain dapat membangun
suasana dramatis, penggunaan gerakan kamera secara tepat dapat menciptakan visual
lebih dinamis, mengarahkan perhatian penonton pada subyek tertentu, mengungkap

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

maupun menyembunyikan dimensi ruang, dan dapat juga untuk menciptakan visual yang
lebih ekspresif.

Menggerakkan kamera dalam shot film haruslah mimiliki alasan yang cukup kuat,
hal ini bertujuan untuk menghindari shot-shot tidak penting yang hanya akan
memperpanjang durasi film namun tak mampu berbicara apapun. Ada 8 teknik dasar
gerakan kamera yang dapat digunakan dalam pengambilan gambar. Dari masing-masing
teknis juga dapat dilakukan kombinasi agar hasil visual lebih variatif.
A. TEKNIK DASAR GERAKAN KAMERA

1. Zoom

Zooming yaitu gerakan lensa kamera dalam merekam obyek. Di mana
posisi kamera dalam keadaan statis/diam, cukup dengan menekan tombol zoom
pada kamera atau dengan memutar ring lensa secara manual. Zooming ada dua
jenis, yaitu zoom in dan zoom out. Zoom in yaitu gerakan lensa untuk
memperbesar atau mendekatkan obyek dalam gambar. Sedangkan zoom out
yaitu gerakan lensa untuk merekam obyek mengecil atau menjauh. Dalam
pembuatan film, teknik zooming kurang disarankan, karena dalam sebuah
adegan durasi yang digunakan adalah satuan detik. Jika menggunakan teknik
zooming, efek yang akan diperlihatkan sering kali tidak tersampaikan..
2. Dolly

Dolly/Tracking yaitu pergerakan kamera akibat perubahan posisi kamera
secara horizontal. Pergerakan dapat ke arah manapun (maju, mundur, samping
kanan, samping kiri, maupun melingkar) sejauh masih menyentuh permukaan

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

tanah. Gerakan kamera maju mendekati obyek disebut dolly in. Gerakan kamera
menjauhi obyek disebut dolly out.

3. Crab/crabing

Posisi kamera bergeser dari kiri ke kanan disebut crab right. Posisi kamera
bergeser dari kanan ke kiri disebut crab left. Posisi kamera berpindah mengikuti
gerakan obyek disebut follow. Pergerakan kamera ini biasanya menggunakan
dolly yaitu segitiga beroda yang diletakkan di bawah kaki-kaki tripod agar
gambar tidak shaking/berguncang.
4. Panning

Pan singkatan dari panorama, yaitu pergerakan horizontal kamera dari kiri
ke kanan atau sebaliknya. Pengambilan gambar dilakukan dengan
menggerakkan body camera tanpa mengubah posisi kamera. Panning ada dua
macam, yaitu pan right dan pan left. Pan right yaitu kamera bergerak (menyapu
obyek) dari kiri ke kanan. Sedangkan pan left yaitu kamera bergerak (menyapu
obyek dari kanan ke kiri. Waktu standar untuk melakukan panning berkisar
antara 3 sampai 5 detik.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

.
Gerakan paning juga bisa digunakan untuk transisi antara dua shot, istilah
yang populer digunakan adalah whipe pan, yakni melakukan gerakan paning
secara cepat antara shot satu dengan lainnya. Penggunaan transisi ini dapat
menciptakan gambar yang lebih dinamis dan mempersingkat waktu dalam
sebuah kejadian yang memiliki hubungan sebab akibat.
5. Tilt
Pergerakan vertikal kamera dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Pengambilan gambar dilakukan dengan menggerakkan body camera tanpa
mengubah posisi kamera. Tilting ada 2, yaitu tilt up dan tilt down. Tilt Up yaitu
kamera bergerak (menyapu obyek) dari bawah ke atas. Sedangkan tilt down yaitu
kamera bergerak (menyapu gambar) dari atas ke bawah. Pergerakan ini
menampilkan sosok secara perlahan-lahan, sehingga menimbulkan rasa
penasaran penonton.
Gerakan tilting banyak digunakan untuk menggiring mata penonton pada
aktivitas tertentu pada subyek, misalnya shot dimulai dengan wajah perempuan
menangis menunduk kebawah, kamera melakukan tilt down, dan shot berakhir
pada jemarinya yang bergetar sedang membaca/membalas sms dari seseorang,
mungkin sedang diputus pacarnya.
Proses sebab-akibat dapat diciptakan dengan tilting, pada adegan diatas
sebenarnya juga bisa saja dibalik dengan melakukan tilt up, yakni dimulai dari
shot jemari bergetar menulis sms, kemudian tilt up pada wajah yang menangis.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

6. Pedestal (Ped)
Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan.

Sekarang ini banyak digunakan Portal-Jip Traveller. Pedestal up merupakan
istilah yang digunakan untuk gerakan kamera yang dinaikan, sedangkan Pedestal
down merupakan gerakan kamera yang diturunkan.
7. Arc

Arc adalah gerakan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan
atau sebaliknya.
8. Follow

Follow adalah gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak, bisa
dengan pan, tilt, ped atau yang lainnya. Untuk menciptakan gambar yang lebih
dinamis bisa juga mennggunakan crane, atau dapat juga dilakukan dengan
handheld. Crane sangat memungkinkan menggabungkan beberapa gerakan
kamera sehingga gambar dapat terlihat dinamis.

B. SUDUT PEMGAMBILAN GAMBAR
Mata Pelajaran

Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

Terdapat lima sudut pengambilan gambar. Masing-masing memiliki fungsi
yang berbeda sehingga karakter dan pesan yang dikandung dalam setiap shoot
berbeda pula. Kelima angle tersebut adalah bird eye view, high angle, eye level, low
angle, dan frog angle.
1. Bird Eye View

Adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan oleh juru kamera
dengan posisi kamera di atas ketinggian objek yang direkam. Hasil perekaman
teknik ini memperlihatkan lingkungan yang begitu luas dengan benda-benda lain
yang tampak di bawah begitu kecil dan berserakan tanpa mempunyai makna.
Sudut pengambilan gambar ini biasanya dilakukan dari helicopter atau dari
gedung bertingkat tinggi.

2. High Angle
Sudut pengambilan gambar ini lebih rendah dari yang pertama. High angle

merupakan pengambilan gambar dari atas objek. Selama kamera di atas objek
maka sudah dianggap high angle. Dengan high angle maka objek tampak lebih
kecil. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah lemah, tak
berdaya, kesendirian, dan kesan lain yang mengandung konotasi dilemahkan
atau dikerdilkan.

3. Eye Level

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

Eye level adalah pengambilan gambar dengan posisi kamera sejajar objek.
Sudut pengambilan ini adalah standar yang dilakukan oleh juru kamera.
Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang yang berdiri
atau pandangan mata seseorang yang mempunyai ketinggian tubuh tepat
tingginya sama dengan objek.

4. Low Angle
Low angle merupakan pengambilan gambar di bawah objek. Juru kamera

juga sering mengemas low angel dengan mengambil gambar objek diawali
dengan tilt up (dari bawah ke atas. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan
gambar ini adalah berkuasa. Seseorang yang ditampilkan dengan sudut
pengambilan ini akan mempunyai kesan dominan

5. Frog Angle
Frog angle adalah pengambilan gambar yang dilakuakn juru kamera

dengan ketinggian kamera sejajar dengan dasar (alas) kedudukan objek. Dengan
teknik ini dihasilkan suatu pemandangan objek yang besar, terkadang
mengerikan dan bisa juga penuh misteri.

Sudut pandang ini mempunyai kesan dramatis untuk memperlihatkan
sesuatu pemandangan yang aneh, ganjil, kebesara, atau sesuatu yang menarik
tapi diambil dengan variasi tidak biasanya.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

C. OBJEK YANG DIREKAM
Dalam pengambilan gambar, ada beberapa pembagian objek yang selanjutnya

dijabarkan sebagai berikut:
1. 1 S (one shot)

Memperlihatkan seseorang dalam frame

2. 2 S (two shot)
Adegan dua objek sedang berinteraksi

3. 3 S (three shot)
Adegan tiga objek sedang berinteraksi

4. GS (groups shot)

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

Banyak objek sedang berinteraksi

D. FRAME SIZE (BIDANG PANDANG PENGAMBILAN GAMBAR)
Frame size adalah rasio ukuran objek yang direkam dalam bingkai layar. Tabel

berikut ini menjelaskan jenis-jenis frame size.
1. ELS ( Extreme Long Shot)

Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang sangat luas, kamera
mengambil keseluruhan pandangan. Obyek utama dan obyek lainnya nampak
sangat kecil dalam hubungannya dengan latar belakang.

2. LS (Long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yanglebih dekat

dibandingkan dengan ELS, obyek masih didominasi oleh latar belakang yang
lebih luas.

3. Full Shot (FS)
Merupakan teknik yang memperlihatkan komposisi obyek secara total,

dari ujung kepala hingga ujung kaki (bila obyek manusia). Tujuannya untuk
memperkenalkan tokoh lengkap dengan setting latarnya yang menggambarkan

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

posisi obyek berada. Biasanya gambar ini digunakan sebagai opening shot
(biasanya zoom in hingga ke medium shot untuk menggambarkan wajah tokoh
yang bersangkutan lebih detail).

4. MLS (Medium Long Shot)
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dari pada long

shot, obyekmanusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai di atas kepala.

5. MS (Medium Shot)
Di sisni obyek menjadi lebih besar dan dominan, obyek manusia

ditampakkan dari atas pingang sampai di atas kepala. Latar belakang masih
nampak sebading dengan obyek utama.

6. MCU (Medium Close Up)
Shot amat dekat, obyek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala.

MCU ini yang paling sering dipergunakan dalam televise.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

7. CU (Close UP)
Shot dekat, obyek menjadi titik perhatian utama di dalam shot ini, latar

belakng nampak sedikit sekali. Untuk obyek manusia biasanya ditampilkan
wajah dari bahu sampai di atas kepala.

8. BCU ( Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek

mengisi seluruh layar dan jelas sekali detilnya.

9. ECU ( Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Obyek

mengisi seluruh layar dan jelas sekali detilnya.

E. TEKNIK PEMGAMBILAN GAMBAR
Ada beberapa teknik dalam pengambilan gambar yang bisa digunakan untuk

menghasilkan gambar yang sesuai dengan kebutuhan.
1. Backlight Spot

Dalam teknik ini, pengambilan gambar memperlihatkan wajah yang
berbayang karena diabaikan oleh lensa kamera. Lensa kamera lebih mengejar

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

cahaya di belakang objek sehingga objek menjadi tidak terkena cahaya. Pada
prinsipnya, kamera selalu mengejar cahaya yang lebih terang, sehingga jika ada
objek yang menghalangi cahaya maka objek tersebut akan terlihat gelap.

Efek yang terjadi adalah objek terlihat tidak jelas, sementara background
tampak terang benderang. Semakin terang cahaya background, maka semakin
gelap objek.

2. Reflection shoot
Dalam teknik ini, juru kamera tidak membidik objek langsung ke sasaran,

tetapi justru ke benda-benda yang mengandung bayangan (refleksi) atau
pantulan objek.

Jika dilakukan di kamar, maka cermin bisa digunakan sebagai reflektor,
jika dilakukan di taman, kolam bisa dijadikan sebagai reflektor. Kesan yang
ditimbulkan cukup dramatis karena pengaruh media yang digunakan.

3. Door frame shoot
Dalam teknik ini, pengambilan gambar dilakukan dengan membuka

sebuah pintu sedikit demi sedikit kemudia melongok ke dalamnya. Seolah juru
kamera mengintip tapi melalui pintu yang sedikit terbuka.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

Biasanya teknik seperti ini memberikan kesan menegangkan, misalnya
dalam film horor. Penonton menjadi penasaran pada peristiwa yang terjadi di
balik pintu.

4. Point of View (POV)
Dalam teknik ini, posisi kamera berada diagonal dengan objek. Ada dua

jenis POV, yakni kamera sebagai subjek dan kamera sebagai objek.

Sebagai subjek, kamera membidik langsung ke objek seolah subjek
bertemu langsung ke objek. Dalam teknik ini komposisi dan ukuran gambar
harus diperhatikan.Sebagai objek, kamera adalah seperti orang ketiga. Sebagai
orang ketiga tugas kamera layaknya pendengar dalam obrolan. Sebagai
pendengar, dia akan selalu memperhatikan orang yang berbicara.
5. Artificial Framing shoot

Dalam efek ini, juru kamera menempatkan benda-benda di depan kamera
sehingga efek yang muncul adalah keindahan karena kamera tidak langsung
membidik objek, tetapi terhalangi oleh benda yang menjadi foreground.

6. Jaws Shoot
Dalam pengambilan gambar, biasanya objek tahu jika gambarnya akan di-

shot. Tapi dalam teknik ini justru seolah-olah objek tidak tahu sehingga ketika
kamera menyorot ke arahnya dia terlihat kaget, tapi dalam situasi yang dramatik.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

7. Framing with Background
Dalam teknik ini, fokus tetap di depan, tapi latar belakangnya dimunculkan

untuk memberi kesan lain terhadap objek tujuan.
Objek berada dalam kondisi yang benar-benar tegas dan tajam, sementara

background dibiarkan buram karena tidak ada kaitannya dengan objek.

8. Tripod Transition
Pada teknik ini, posisi kamera berada di atas tripod dan beralih dari obyek

satu ke obyek lain secara cepat.

9. Artificial Hairlight
Pada efek ini, rambut obyek diberi efek cahaya buatan sehingga

menimbulkan efek bersinar. Selain untuk menambah penampilan, teknik ini juga
untuk memberi batas antara obyek dengan background sehingga tampak lebih
terpisah antara obyek dan latar belakangnya.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

10. Fast Road Effect
Teknik pengambilan gambar ini memperlihatkan juru kamera berada di

dalam kendaraan yang sedang melaju kencang. Kesan yang ditimbulkan adalah
pemandangan jalan yang bergerak begitu cepat memperlihatkan efek kecepatan
mobil objek.

11. Walking Shoot
Pada teknik ini, juru kamera mengikuti objek yang berjalan. Kesan yang

ditampilkan adalah orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dalam kondisi
dikejar-kejar sesuatu.

12. Profil Shot
Jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari

samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua
memperlihatkan orang kedua.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

13. Overshoulder Shoot
Pada teknik ini, objek diambil melalui bahu pemain. Teknik ini

mempunyai kesan menarik karena seolah lensa kamera mewakili pandangan
seorang pemain.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) / JOBSHEET

SMKS ASTRINDO KOTA TEGAL
Kompetensi Keahlian Multimedia
Tahun Pelajaran 2021 / 2022

Nama Siswa / Mata Pelajaran : Teknik Pengolahan Audio Video
Kelompok
Kelas : XII Semester : Gasal Nilai

Jobsheet 3

A. KOMPETENSI DASAR
4.3 Mampu Menerapkan teknik pergerakan kamera berdasarkan ukuran
(framing) dan sudut pandang (angle) kamera

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
4.3.1 Mampu Menerapkan teknik pergerakan kamera berdasarkan ukuran
(framing) dan sudut pandang (angle) kamera
4.3.2 Mampu Mendemontrasikan teknik pergerakan kamera berdasarkan ukuran
(framing) dan sudut pandang (angle) kamera

C. TUJUAN
Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat
 Menerangkan teknik pergerakan kamera berdasarkan ukuran (framing) dan
sudut pandang (angle) kamera
 Mendemontrasikan teknik pergerakan kamera berdasarkan ukuran (framing)
dan sudut pandang (angle) kamera

D. ALAT DAN BAHAN
 Kamera
 PC

E. LANGKAH – LANGKAH (PETUNJUK) KERJA
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari antara 3-5 anak
2. Buat video tentang pengambilan gambar bergerak yang sesuai dengan
petunjuk pengambilan gambar
a. Pergerakan kamera
 Tilting
 Panning
 Zooming
 Dolly
 Crab
 Pedestal
 Arc
 follow
b. Bidang Pandang Pengambilan Gambar

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

 ELS
 LS
 FL
 MLS
 MS
 MCU
 CU
 BCU
 ECU

F. RUBLIK PENILAIAN KETRAMPILAN

No Keterangan 1-6 Skore 9-10
7-8
1 Pergerakan kamera
 Tilting
 Panning
 Zooming
 Dolly
 Crab
 Pedestal
 Arc
 follow

2 Bidang Pandang Pengambilan Gambar
 ELS
 LS

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

 FL
 MLS
 MS
 MCU
 CU
 BCU
 ECU

Mengetahui; Tegal, Juli 2021
Kepala SMK Astrindo Kota Tegal Guru Mata Pelajaran

Suswono, M.Kom Lutfatul Kholifah, ST
NIPY. 08.81.002.0006 NIPY. 21.83.002.0036

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

3.4

KOMPETENSI DASAR
3.4 Menganalisis tata cahaya gambar bergerak (perekaman video)
4.4 Mengatur tata cahaya dalam pengambilan gambar bergerak (perekaman video)

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.4.1 Menganalisis tata cahaya gambar bergerak (perekaman video)
3.4.2 Merinci tata cahaya gambar bergerak (perekaman video)
4.4.1 Merancang tata cahaya dalam pengambilan gambar bergerak (perekaman video)
4.4.2 Mendemontrasikan tata cahaya dalam pengambilan gambar bergerak (perekaman

video)

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Setelah bekerja sama dengan teman dan didampingi oleh guru siswa dapat

menganalisisMerinci tata cahaya gambar bergerak (perekaman video)

 Setelah menyaksikan tayangan video siswa dapat

merancangdanMendemontrasikan tata cahaya dalam pengambilan gambar

bergerak (perekaman video)

MATERI

A. Pengertian Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan

pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi
sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari
suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan
B. Konsep Tata Cahaya

Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting ketika merekam video.
Namun, cahaya yang terlalu banyak akan membuat obyek terlihat putih. Sebaliknya,
kurang cahaya dapat membuat obyek tidak terlihat. Sebagian besar kamera video saat
ini telah dilengkapi pengaturan cahaya otomatis. Namun demikian, saat merekam di
luar ruangan, sebaiknya posisi Anda membelakangi cahaya matahari. Dalam
kaitannya dengan masalah penataan cahaya, satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

juru kamera adalah penempatan kamera harus sedemikian rupa sehingga kamera
membelakangi pintu atau jendela, karena melalui pintu atau jendela tersebut cahaya
masuk ke dalam ruangan

Melalui penataan cahaya, dapat diciptakan suasana yang dapat menyentuh
emosi penonton. Misalnya suasanya sedih, gembira, dan sakral. Demikian pula
melalui penataan cahaya dapat memberikan kesan aktor sedang marah, sedih, atau
berwibawa. Jadi, meskipun kini telah banyak kamera video dengan sensitivitas
tinggi, dimana dalam suatu ruangan yang cukup luas dapat mengambil gambar
dengan sangat jelas, tidak berarti mampu menggeser peranan tata cahaya. Sebab,
dengan pencahayaan terhadap suatu obyek akan dapat menciptakan gambar yang
terang dan indah.

Tujuan dari tata cahaya adalah untuk mendapatkan gambar yang menarik dan
mendukung suatu produksi visualisasi dari suatu naskah cerita. Tata cahaya/lampu
yang menyinari semua obyek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi
sutradara dan aktor untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua obyek yang
disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu
yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi
imajinatif. Banyak sekali fungsi tata cahaya/lampu tetapi fungsi dasar tata
cahaya/lampu ini ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir.
C. Fungsi Tata Cahaya
1. Penerangan

Inilah fungsi paling mendasar dari tata cahaya. Lampu memberi
penerangan pada pemain dan setiap obyek yang ada di lokasi. Istilah penerangan
dalam tata cahaya panggung bukan hanya sekedar memberi efek terang sehingga
bisa dilihat tetapi juga memberi penerangan bagian tertentu dengan intensitas
tertentu. Tidak semua area memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur
dengan tujuan dan maksud tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak
disampaikan melalui akting pemain.
2. Dimensi

Tata cahaya dapat mencitrakan kedalaman sebuah obyek. Dimensi dapat
diciptakan dengan membagi sisi gelap dan terang atas obyek yang disinari
sehingga membantu perspektif tata panggung. Jika semua obyek diterangi

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

dengan intensitas yang sama maka gambar yang akan tertangkap oleh kamera
tampak sama. Dengan pengaturan tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap
dan terang maka dimensi obyek akan muncul
3. Pemilihan

Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan obyek dan area yang
hendak disinari. Pengaturan tata cahaya/lampu ini tidak hanya berpengaruh bagi
perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor serta keindahan tata panggung
yang dihadirkan.
4. Atmosfir

Fungsi tata cahaya yang paling menarik adalah kemampuannya
menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Kata “atmosfir”
digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang terkandung dalam
peristiwa lakon. Tata cahaya/lampu mampu menghadirkan suasana yang
dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi, efek lampu dapat
diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada waktu-waktu
tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang hari.
D. Prinsip Tata Cahaya

Proses pengambilan gambar bergerak, baik di dalam maupun di luar ruangan
sangat penting untuk mengatur pencahayaan sehingga subjek akan tampak dengan
jelas. Jika pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan, usahakan ruangan
memiliki cukup banyak cahaya alami atau pun cahaya buatan. Dalam proses produksi
video, tata cahaya memegang peranan yang sangat penting, bahkan yang paling
menentukan nilai atau kualitas materi video yang ingin ditampilkan. Secara umum,
dalam tata cahaya dikenal istilah three points lighting, merupakan formula dasar
pencahayaan dalam produksi video. Three points lighting yaitu key light, fill light,
dan back light.

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)

1. Key Light
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan

sumber pencahayaan paling dominan. Biasanya keylight lebih terang
dibandingkan dengan fill light. Dalam desain 3 poin pencahyaan, keylight
ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.
2. Fill light

Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk menghilangkan bayangan
objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan berseberangan
dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight. Intensitas
pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.
3. Back Light

Mata Pelajaran
Teknik Pengolahan Audio Video (TPAV)


Click to View FlipBook Version