LAPORAN HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS
BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (WBP)
DI LAPAS PEREMPUAN KELAS IIA SUNGGUMINASA
OLEH
AHMAD ANSYARI
199712062022031006
NDH : 03
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS ANGKATAN CXXII
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN HAM SULAWESI UTARA
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2022
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN HAM SULAWESI UTARA
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
ANGKATAN CXXII TAHUN 2022
Nama Peserta : Ahmad Ansyari
Nip : 199712062022031006
Unit Kerja : Lapas Perempuan Kelas II A Sungguminasa
Jabatan : Penjaga Tahanan
Judul Aktualisasi : Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan (Wbp) Di Lapas Perempuan Kelas Ii A
Sungguminasa
SETUJU DISEMINARKAN
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
PENERAPAN NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LAPAS PEREMPUAN KELAS II A SUNGGUMINASA
Menyetujui Gowa, 4 November 2022
Mentor
Coach
Ir. ANDI HAMDANI, MM. HARNANENSI, S.H., M.H.
NIP. 196608816 199403 1 007 NIP. 19720724 199403 2 001
Mengetahui
Plt. Kepala BADIKLAT Hukum dan Ham Sulawesi Utara
ABDUL MAJID ODE, S.H
NIP.197701292003121002
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN HAM SULAWESI UTARA
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
ANGKATAN CXXII TAHUN 2022
Nama Peserta : Ahmad Ansyari
Nip : 199712062022031006
Unit Kerja : Lapas Perempuan Kelas Ii A Sungguminasa
Jabatan : Penjaga Tahanan
Judul Aktualisasi : Meningkatkan Kemampuan Membaca Dan Menulis Bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan (Wbp) Di Lapas Perempuan Kelas IIA
Sungguminasa
TELAH DISEMINARKAN
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
PENERAPAN NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI LAPAS PEREMPUAN KELAS II A SUNGGUMINASA
Mengesahkan Gowa, 4 November 2022
Penguji
Coach
Ir. ANDI HAMDANI, M.M MUSA PAPARANG, S.E
NIP. 19660816 199403 1 007 NIP. 19780822 201012 1 001
Mengetahui
Plt. Kepala BADIKLAT Hukum dan Ham Sulawesi Utara
ABDUL MAJID ODE, S.H
NIP.197701292003121002
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil aktualisasi pada Pelatihan
Dasar CPNS Angkatan CXXII Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2022 dengan judul “
Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis bagi Warga Binaan Pemasyarakatan
(WBP) di Lapas Perempuan Kelas IIA Sungguminasa”
Laporan hasil aktualisasi ini disusun sebagai sarana aktualisasi (penerapan) Nilai-Nilai
Dasar PNS BerAKHLAK dan Peran Kedudukan PNS dalam mewujudkan Smart Governance.
Penyusunan laporan hasil aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Abdul majid Ode, S.H Selaku Plt. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum
dan HAM Sulawesi Utara
2. Bapak Drs. Liberti Sitinjak, M.M, M.Si selaku Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan HAM Sulawesi Selatan
3. Bapak Drs. H. Asri Sahrun Said selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Provinsi Sulawesi Selatan.
4. Ibu Yohani Widayati, Bc.I.P., S.H., M.H selaku Plt Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA
Sungguminasa.
5. Bapak Syamsul Bahri, S.Sos selaku Kepala Urusan Kepegawaian Lapas Perempuan Kelas
IIA Sungguminasa selalu memberikan supportdan arahan.
6. Ibu Harnanensi, S.H., M.H selaku Mentor Aktualisasi CPNS Lapas Perempuan Kelas IIA
Sungguminasa yang selalu memberikan support, bimbingan, masukan dan arahan.
7. Bapak Ir. Andi Hamdani, MM selaku Coach yang selalu memberikan support, bimbingan,
masukan dan pengarahan.
8. Bapak Musa Paparang, S.E selaku Penguji yang telah memberi saran dan masukkan.
9. Widyaiswara Badiklat Hukum dan HAM Sulawesi Utara dan BPSDM Provinsi Sulawesi
Selatan yang menjadi fasilitator dalam pelatihan ini.
10. Panitia Pelatihan Dasar CPNS Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM Sulawesi
Utara Tahun 2022 yang turut menyukseskan berlangsungnya kegiatan pelatihan dasar ini,
serta selalu memberikan motivasi dan nasihat selama kegiatan.
11. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tersayang Ahyadi, S.Pd
dan Hawati T., S.Pd
12. Rekan kerja dikantor Lapas Perempuan Kelas IIA Sungguminasa yang selalu mendukung
dan membantu kegiatan aktualisasi saya
13. Rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Kementrian Hukum dan HAM Tahun 2022,
terkhusus untuk angkatan CXXII yang telah memberikan bantuan dan motivasi Laporan
hasil aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan masukan serta saran demi perbaikan selanjutnya.
Gowa, 7 November 2022
AHMAD ANSYARI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Fishbone................................................................................... 18
Gambar 4.1 Dokumentasi Kegiatan I .......................................................................... 54
Gambar 4.2 Dokumentasi Kegiatan II ......................................................................... 58
Gambar 4.3 Dokumentasi Kegiatan III ........................................................................ 61
Gambar 4.4 Dokumentasi Kegiatan IV........................................................................ 64
Gambar 4.4 Dokumentasi Kegiatan V......................................................................... 67
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Relevansi Isu terhadap Peran dan kedudukan ASN.................................... 19
Tabel 3.2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu APKL ............................................... 21
Tabel 3.3 Analisis Kriteria isu dengan alat Analisis APKL ........................................... 21
Tabel 3.4 Analisis Kritesia isu dengan alat Analisis USG ............................................ 22
Tabel 3.5 Rancangan Aktualisasi................................................................................ 22
Tabel 3.6 Rancangan Kegiatan Aktualisasi................................................................. 43
Tabel 3.7 Jadwal Kegiatan.......................................................................................... 44
Tabel 4.1 Capaian Aktualisasi..................................................................................... 52
Tabel 4.2 Deskripsi Capaian dan Analisis Dampak Kegiatan I .................................... 53
Tabel 4.3 Deskripsi Capaian dan Analisis Dampak Kegiatan II ................................... 57
Tabel 4.4 Deskripsi Capaian dan Analisis Dampak Kegiatan III .................................. 60
Tabel 4.5 Deskripsi Capaian dan Analisis Dampak Kegiatan IV.................................. 63
Tabel 4.6 Deskripsi Capaian dan Analisis Dampak Kegiatan V................................... 66
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Kuisioner........................................................................
vi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL RANCANGAN ............................................................................................... i
LEMBAR PESETUJUAN ........................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2. Tujuan Aktualisasi................................................................................ 3
1.3. Manfaat Aktualisasi.............................................................................. 4
1.4. Ruang Lingkup..................................................................................... 4
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ......................................................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI 6
DASAR ASN .............................................................................................. 6
6
2.1. Gambaran Umum Organisasi............................................................... 6
2.2. Tugas dan Fungsi Organisasi .............................................................. 8
2.3. Visi dan Misi Organisasi....................................................................... 13
2.4. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar PNS (BerAKHLAK).....................................
2.5. Kedudukan dan Peran ASN Menuju Smart Governance ......................
BAB III PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALIASASI ............................ 17
3.1. Environmental Scanning ...................................................................... 17
3.2. Relevansi Isu Terhadap Kedudukan dan Peran ASN ........................... 18
3.3. Penetapan dan Analisis Isu.................................................................. 19
3.4. Rancangan Aktualisasi......................................................................... 23
3.5. Jadwal Kegiatan Aktualisasi................................................................. 43
BAB IV HASIL AKTUALISASI GAGASAN DAN NILAI-NILAI DASAR CPNS........ 44
4.1. Capaian Hasil Aktualisasi Gagasan ..................................................... 44
4.2. Deskripsi Capaian Hasil Aktualisasi Gagasan...................................... 52
vii
a. Kegiatan I ...................................................................................... 52
b. Kegiatan II ..................................................................................... 56
c. Kegiatan III .................................................................................... 59
d. Kegiatan IV .................................................................................... 62
e. Kegiatan V ..................................................................................... 65
4.3. Tantangan, Hambatan, dan Cara Penyelesaian................................... 68
4.3.1. Tantangan................................................................................. 68
4.3.2. Hambatan ................................................................................. 68
4.3.3. Cara Penyelesaian.................................................................... 68
4.4. Analisis Konsekuensi dan Nilai-nilai dasar PNS yang diaktualisasikan 68
4.4.1. Konsekuensi Bila Isu Tidak Terselesaikan................................ 68
4.4.2. Nilai-nilai Dasar PNS Teraktualisasi ......................................... 69
4.5. Role Model........................................................................................... 73
4.5.1. Definisi Role Model................................................................... 73
4.5.2. Maksud dan Tujuan Role Model ............................................... 74
4.5.3. Role Model Di Lapas Perempuan Kelas IIA Sungguminasa...... 74
BAB V PENUTUP..................................................................................................... 75
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 75
5.2. Saran ................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 76
LAMPIRAN................................................................................................................. 77
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN)
dan merujuk pada ketentuan Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN, Calon Pegawai
Negeri Sipil wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Selain
itu, Pemerintah sudah menetapkan nilai-nilai dasar (core values) BerAKHLAK sebagai
dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian
kerja individu/instansi. Pelatihan Dasar CPNS sebagai pelatihan terintegrasi bagi CPNS
bertujuan menginternalisasikan dan mengimplementasikan core values ASN
BerAKHLAK dalam mendukung employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa”.
Penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai
teknologi dan strategi yang inovatif dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan
yang memadukan pembelajaran klasikal dan nonklasikal di tempat pelatihan dan di
tempat kerja, sehingga memungkinkan Peserta mampu menginternalisasi, menerapkan,
dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter Pegawai
Negeri Sipil yang profesional sesuai dengan bidang tugasnya. Melalui pembaharuan
pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan Pegawai Negeri Sipil profesional
yang berkarakter berlandaskan pada core values ASN dalam melaksanakan tugas dan
jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat
pemersatu bangsa
Salah satu bentuk profesi PNS yang merujuk ke dalam profesi pelayanan publik
adalah Penjaga Tahanan yang memiliki tugas dan fungsi Pemasyarakatan terhadap
Narapidana dan Tahanan Serta Pelayanan Tahanan sebagai wujud Pelaksanaan Undang
undang No.12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan. Salah satu Unit Pelaksana Teknis
yang melayani masyarakat adalah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
Dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
05.OT.01.01 Tahun 2010 Tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia” pasal 1 yaitu lembaga pemasyarakatan yang
1
selanjutnya disebut lapas adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana.
Dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu, Pemasyarakatan sebagai pelaksana
putusan pengadilan untuk membina dan membimbing narapidana agar dapat diterima
masyarakat. Instansi penegak hukum memiliki peran dan fungsi masing-masing.
Kepolisian melakukan penyidikan, Kejaksaan melakukan penuntutan. Pengadilan yang
memvonis atau memutuskan suatu perkara, dan diakhir Pemasyarakatan yang
melakukan Pembinaan,
Menurut UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal 1 ayat 2 dalam
menajalani masa pidana di UPT Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
Narapidana wajib memenuhi dan mengikuti alur pembinaan yaitu berupa pemberian
pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas intelektual, sikap, dan perilaku,
kesehatan jasmani, dan rohani yang dilaksanakan secara bertahap.
Buta aksara merupakan buta terhadap membaca huruf-huruf, sehingga
masyarakat tidak dapat membaca huruf. Mereka hanya bisa mengerti pembicaraan yang
dibicarakan tanpa mengetahui bagaimana penulisan dari kata-kata yang di
bicarakannya. Di masa sekarang ini buta aksara adalah masalah yang sangat serius.
Karena jika seseorang tidak berkemampuan untuk membaca dan menulis tentunya akan
kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. UUD 1945 mengamanatkan kepada semua
warga negara untuk memberantas buta aksara sesuai dengan tujuan Negara.
Pemberantasan ini tertuang didalam Pembukaan UUD 1945 yaitu “mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Juga terdapat pada BAB XIII Pendidikan dan Kebudayaan pasal 31
ayat 1 yang berbunyi “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pendidikan”.
Kondisi saat ini di Lapas Perempuan Kelas II A Sungguminasa Warga Binaan
Pemasyarakatan atau disingkat WBP yang berjumlah 375 orang terdiri dari 373
narapidana dan 2 tahanan ditambah 3 titipan anak dengan kapasitas lapas yaitu 248
orang ,sementara buta aksara sendiri telah menjadi poin penting yang harus segera di
entaskan, bahkan terdapat 17 orang warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang belum
lancar membaca 6 diantara tidak mengenal huruf sama sekali, mengingat pentingnya
kemampuan mengenal aksara khususnya membaca dan menulis yang merupakan salah
satu pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang, tak terkecuali bagi warga
binaan di Lapas.
Kondisi yang di harapakan warga binaan pemasyarakatan (WBP) diharapkan
2
mampu Membaca dan menulis karena selain berguna untuk menyaring informasi baik
secara lisan maupun tulisan, utamanya adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan warga binaan pemasyarakatan (WBP) setiap blok di dalam Lapas,
contohnya terdapat aturan tata tertib yang ditempel untuk wajib dibaca warga binaan.
hal ini sejalan dengan Visi Organisasi yaitu Terwujudnya lembaga pemasyarakatan
yang unggul dalam pembinaan Tentunya hal ini mubazir bagi mereka yang tidak bisa
membaca akibat buta aksara. Oleh karena itu, saya mengajukan gagasan sebegai solusi
dari memecahkan masalah yaitu “Minimnya kemampuan membaca dan menulis
bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas Perempuan kelas II A
Sungguminasa”.
1.2 TUJUAN AKTUALISASI
a. Tujuan Umum
Memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang mata
pelatihannya di acronimkan BerAKHLAK yaitu: (Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif)
1. Mengaktualisasikan nilai bereorientasi pelayanan sehingga memberikan
responsivitas, kualitas, kepuasan terhadap pelayanan publik
2. Mengaktualisasikan nilai akuntabel sehingga memiliki integritas,
konsisten, dapat dipercaya dan transparan terhadap apa yang akan
dikerjakan
3. Mengaktualisasikan nilai kompeten sehingga memiliki kinerja terbaik,
sukses, keberhasilan,leaning agility, ahli dibidangnya untuk
melaksanakan tugas dan kualitas terbaik’
4. Mengaktualisasikan nilai harmonis sehingga bekerja dengan peduli,
perbedaan, selaras untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Mengaktualisasikan nilai loyal sehingga mewujudkan komitmen,
dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian untuk mewujudkan
pelayanan yang berkualitas
6. Mengaktualisasikan nilai adaptif sehingga memiliki inovasi, antusia
dalam perubahan dan proaktif untuk mengembangkan kreativitas dalam
menghadapi perubahan yang cepat
7. Mengaktualisasikan nilai kolaboratif sehingga mampu mewujudkan
kerjasama, sinergi hasil yang baik
Karakter yang dimaksudkan adalah senantiasa melakukan implementasi
3
nilai-nilai berakhlak secara terus menerus hingga menjadi habit(kebiasaan) dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi di organisasi.
b. Tujuan Khusus
1. Terkelolanya pembinaan pengetahuan dasar membaca dan menulis untuk
warga binaan pemasyarakatan (WBP) Buta Aksara
2. Terciptanya area bebas buta aksara terkhususnya di Lapas Perempuan kelas II
A Sungguminasa
3. Membiasakan implementasi nilai-nilai berakhlak dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsi
1.3 MANFAAT AKTUALISASI
a. Manfaat Bagi Penulis
1. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai BerAKHLAK pada habituasi di Lapas
Perempuan Kelas II A Sungguminasa
2. Berkesempatan mengamalkan ilmu pengetahuan membaca dan menulis kepada
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
3. Meningkatkan ikatan emosional dengan terjalinnya hubungan pada saat pembelajaran
4. Menjadi referensi pengetahuan tentang pengelolaan pembinaan buta aksara
b. Manfaat bagi Unit Kerja
1. Meningkatnya mutu pembinaan warga binaan pemasyarakatan (WBP) terkhususnya
dalam hal membaca dan menulis.
2. Meningkatnya citra unit kerja yang lebih baik di mata masyarakat umum dengan
adanya perubahan kemampuan membaca dan menulis bagi warga binaan
pemasyarakatan (WBP).
3. Petugas akan lebih mudah dalam memberikan pengarahan terkait ketertiban dan
peraturan baik saat membuat pengumuman maupun saat meminta data warga binaan
dalam bentuk tulisan
c. Manfaat bagi Stake Holder
1. Meningkatkan pengetahuan tentang ilmu pengetahuan dasar terkhusus pada
membaca dan menulis bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).
2. Warga binaan pemasyarakatan (WBP) mendapatkan ilmu membaca dan menulis
yang berguna untuk kesehariannya baik ketika masih didalam Lapas maupun setelah
bebas.
4
1.4 Ruang Lingkup
a. Konsultasi dengan Mentor
b. Pembelajaran mengenal abjad
c. Pembelajaran mengeja abjad, suku kata, dan kata
d. Pembelajaran membaca dan menulis abjad
e. Evaluasi hasil aktualisasi
1.5 Waktu an Tempat Pelaksanaan
Waktu dan tempat pelaksanaan aktualisasi pada 20 September 2022 sampai
dengan 31 Oktober 2022 di Wilayah Lapas Perempuan Kelas II A Sungguminasa.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
2.1. PROFIL LAPAS PEREMPUAN KELAS IIA SUNGGUMINASA
Lapas kelas IIA Sungguminasa adalah salah satu unit pelaksana teknisyang berada
dibawah naungan kantor wilayah kementerian hukum dan hak asasi manusia provinsi
Sulawesi Selatan. Lapas kelas IIA Sungguminasa terletak di desa Timbuseng kecamatan
Pattallassang, Kabupaten Gowa yang menempati lahan seluas 12.000 m2.
Lembaga pemasyarakatan kelas IIA Sungguminasa mulai dibangun pada tahun 2004
dan mulai di operasikan pada tahun 5 September 2007 dan diresmikan pada 26 Juli 2011
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Aanusia Patrialis Akbar.
Lembaga pemasyarakatan kelas IIA Sungguminasa adalah lapas khusus wanita yang
berfungsi untuk melakukan pembinaan dan perawatan bagi warga binaan pemasyarakatan
perempuan.
2.2. TUGAS DAN FUNGSI
Dalam melaksanakan tugasnya Lembaga Pemasyarakatan punyaifungsi:
1. Melaksanakan Pembinaan warga binaan pemasyarakatan (WBP) Perempuan.
2. Memberikan bimbingan sosial/kerohanian pada warga binaan pemasyarakatan (WBP)
Perempuan.
3. Melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban
4. Melakukan tata usaha dan urusan rumah tangga
2.3. VISI DAN MISI
Visi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang Andal, Profesional, Innovatif dan
Berintegritas dalam pelayanan kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan
Visi dan Misi Presiden “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”.
Misi
1. Membentuk Peraturan Perundang-Undangan yang Berkualitas dan
MelindungiKepentingan Nasional
2. Menyelenggarakan Pelayanan Publik di Bidang Hukum yang Berkualitas
3. Mendukung Penegakan Hukum di Bidang Kekayaan Intelektual, Keimigrasian,
Administrasi Hukum Umum dan Pemasyarakatan yang Bebas Dari Korupsi,
Bermartabat dan Terpercaya
4. Melaksanakan Penghormatan, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia
6
yang Berkelanjutan
5. Melaksanakan Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat
6. Ikut Serta Menjaga Stabilitas Keamanan Melalui Peran Keimigrasian dan
Pemasyarakatan
7. Melaksanakan Tata Laksana Pemerintahan yang Baik Melalui Reformasi Birokrasi
danKelembagaan
Nilai – Nilai Organisasi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menjunjung tinggi tata nilai
kami,
“P-A-S-T-I”
• Profesional : Aparatur Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang
bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penugasan bidang
tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
• Akuntabel : Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku
• Sinergi : Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama
yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat
dan berkualitas
• Transparan : Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan
bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakkni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai
• Inovatif : Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan dengan tugasdan fungsinya.
7
STRUKTUR ORGANISASI
Plt. KA LAPAS PEREMPUAN KELAS IIA SUNGGUMINASA
YOHANI WIDAYATI, Amd.IP, S.H., M.H.
Plh. KASUBAG TU
SYAMSYUL BAHRI, S.Sos
KAUR UMUM KAUR KEP & KEU
MUSLIYADI, S.H. SYAMSYUL BAHRI, S.Sos
KA. KPLP KASI BINADIK Plh. KASI GIATJA KASI ADM. KAMTIB
ANDI ANNISA IKHSYANIA,S.H., M.H HARNANENSI, S.H., M.H.
INDAH DEWI KARTIKA SARI., HARNANENSI, S.H.,
A.Md.IP M.H.
REGU JAGA
KASUBSI REGISTRASI KASUBSI BIMKER KASUBSI PELAPORAN
AWALUDDIN SAM, S.H. Dra. RAMLAH RESQI IRWANSYAH, S,H.
KASUBSI KASUBSI SARKER KASUBSI KEAMANAN
BIMASWAT NELLYANTI, S.H. ANDI AKBAR, S.H.
BUNGAWALI, S.H.
2.4. Konsepsi Nilai - Nilai Dasar PNS (Ber AKHLAK)
2.4.1. Berorientasi Pelayanan
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai berorientasi pelayanan pada peserta
melalui substansi pembelajaran yang terkait dengan pemahaman dan pemenuhan
kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, serta
melakukan perbaikan tiada henti.
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU adalah kegiatan atau
rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan
/ pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara publik.
8
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik dalam konteks ASN yaitu :
1. Penyelenggara pelayanan publik yaitu: ASN/birokrasi
2. Penerima layanan yaitu masyarakat
3. Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan.
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan
kepuasan pengguna layanan. Pelayanan prima didasarkan pada implementasi standar
pelayanan yang di miliki oleh penyelenggara. Budaya pelayanan ASN akan sangat
menentukan kualitas pemberi layanan kepada masyarakat.
Nilai-nilai dasar penerapan orientasi pelayanan :
a. Menerapkan budaya 5S ketika berintekrasi dengan masyarakat
b. Datang tepat waktu
c. Pulang pada waktu yang telah ditetapkan
d. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
e. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
f. Melakukan perbaikan tiada henti
2.4.2. Akuntabel
Akuntabel adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap organisasi
sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan
kegiatan kepada atasanya.
Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas adalah
sebuah hubungan , akuntabilitas beriorientasi pada hasil, akuntabilitas memerlukan
konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Boves,2007) yaitu pertama untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi), kedua yaitu untuk mencegah korupsi
dan meningkatkan efisien dan efektivitas.
Nilai-nilai dasar penerapan akuntabel :
a. Mengerjakan pekerjaan dengan baik
b. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
c. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efesien.
d. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
2.4.3. Kompeten
Defenisi kompeten adalah : terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Kalimat
afirmasinya, kami terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Dengan Kata kunci
9
a) Kinerja Terbaik
b) Sukses
c) Keberhasilan
d) Learning Agility
e) Ahli di Bidangnya
f) Nilai - nilai dasar penerapan kompeten(kode etik/panduan prilaku
g) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
h) Membantu orang lain untuk belajar
i) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai Kompeten pada peserta melalui substansi
pembelajaran yang terkait dengan peningkatan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar serta pelaksanaan tugas
dengan kualitas terbaik.
Karakteristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan
pekerjaan saat ini dan kedepan meliputi : integritas, nasionalisme, profesionalisme,
wawasan global, IT dan bahasa asing, hospitality , networking dan
enterpreneurship.Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan
dengan perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam aspek pekerjaan.
2.4.4. Harmonis
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai harmonis pada peserta melalui substansi
pembelajaran yang terkait dengan menghargai setiap orang apa pun latar belakangnya,
suka menolong orang lain serta membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti
“Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai
setiap orang apapun latar belakangnya. Penting bagi setiap ASN untuk dapat
menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan
kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif.
Nilai-nilai dasar harmonis yaitu :
1. Menghargai semua orang apapun latar belakangnya
2. Suka menolong orang lain
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
10
2.4.5. Loyal
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai Loyal pada peserta melalui substansi
pembelajaran yang terkait dengan memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintah yang sah, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan,
instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan kelas dunia (World Class Government),
pemerintah telah meluncurkan Core Value (Nilai- Nilai Dasar) ASNBerAkhlak dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa), Nilai Loyal diangap penting dan
dimasukkan menjadi Core Value yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan
baik oleh setiap ASN dikarenakan adanya faktor internal dan eksterna.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Value ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara. Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara,
pemerintahan dan martabak pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seorang atau golongan sebagai wujud
loyalitasnya terdapat bangsa dan negara. Agar para ASN mampu menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan lainya dibutuhkan langka-langka
kongkrit, diantaranya. melalui pemantapan wawasan kebangsaan. Selain memantapkan
wawasan kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus
meningkatkan nasionalisme kepada bangsa dan negara.
Nilai-nilai dasar loyal yaitu :
1. Memegang teguh idiologi pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945
2. Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
3. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara
4. Menjaga rahasia jabatan dan Negara
2.4.5. Adaptif
Definisi adaptif adalah : terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun
menghadapi perubahan, Kata afirmasinya, kami terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakan ataupun menghadapi perubahan dengan Kata kunci
a) Inovasi
b) Antusias terhadap Perubahan
11
c) proaktif
Nilai - nilai dasar penerapan loyal (kode etik/panduan prilaku )
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c) Bertindak proaktif
d) Eksperimen orang yang beradaptasi
e) Melihat peluang dimana orang lain melihat kegagalan
f) Memiliki sumber daya
g) Selalu berpikir ke depan
h) Tidak mudah mengeluh
i) Orang yang mudah beradaptasi tidak menyalahkan
j) Tidak mencari popularitas
k) Memiliki rasa ingin tahu
l) Membuka pikiran
m) Memahami apa yang sedang diperjuangkan
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Kemampuan
beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan
dalam diri individu maupun organisasi. Dalam budaya adaktif sebagai budaya ASN
merupakan kampanye utuk membangun karakter adaktif pada diri ASN sebagai individu
yang menggerakan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai Adaptif pada peserta melalui substansi
pembelajaran yang terkait dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus
berinovasi dan mengembangkan kreativitas serta bertindak proaktif.
Organisasi adaptif yaitu : organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon
perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel.
Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur harus dapat
dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus selalu diingat,
istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah Perubahan itu sendiri”,
membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal. Adaptasi dapat
dilakukan dengan terus berinovasi dengan mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai
juga harus selalu bertindak proaktif dan tidak hanya berpangku tangan.
2.4.6. Kolaboratif
Definisi kolaboratif adalah : membangun kerjasama yang sinergis, Kata
12
afirmasinya, kami membangun kerjasama yang sinergis dengan Kata kunci : Kesediaan,
Kerjasama dan Sinergi untuk hasil lebih baik
Nilai - nilai dasar penerapan kolaboratif (kode etik/panduan prilaku ) :
a) Memberi kesepakatan berbagai pihak untuk berkontribusi
b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c) Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama
Untuk memfasilitasi pembentukan nilai Kolaboratif pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan pemberian kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
serta menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Dalam pelaksanaan tugas, kolaborasi di antara setiap aparatur mutlak harus
dilaksanakan. Bersinergi dan memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam pembangunan, akan dapat mempercepat pencapaian suatu visi dan
cita- cita. Keterbukaan dalam bekerja sama, dan mencari solusi bersama akan dapat
menghasilkan nilai tambah, dan mempercepat mencapai tujuan bersama.
2.5. Kedudukan dan Peran ASN untuk Mendukung Terwujudnya Smart Goverenance
2.5.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Asas-asas penyelenggaraan manajemen ASN
a. Kepastian hukum
b. Profesionalitas
c. Proporsionalitas
d. Keterpaduan
e. Delegasi
f. Netralitas
g. Akuntabilitas
h. Efektif dan efisien
i. Keterbukaan
j. Nondiskriminasi
k. Persatuan dan kesatuan
l. Keadilan dan kesetaraan
m. Kesejahteraan
13
Membekali peserta pelatihan dengan pengetahuan tentang kedudukan, peran, hak
dan kewajiban, kode etik ASN, sistem merit dalam pengelolaan ASN, dan pengelolaan
ASN. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pegawai ASN berkedudukan sebagai
aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem
birokrasi selama ini dianggap belum sempurna. Berdasarkan jenisnya ASN terdiri atas
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
Pegawai Negeri Sipil merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
pegawai ASN merupakan satu kesatuan menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut: 1) Pelaksana kebijakan publik; 2) Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu
bangsa. Selanjutnya Pegawai ASN bertugas: 1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; 2) Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas; dan 3)
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap
ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik
14
dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat
dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para
ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
1. Smart ASN
Membekali Peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada perspektif
literasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi.
Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia muncul berbagai perbincangan ,
regulasi pendukung dan upaya konkret menerapkan transormasi digital dilingkungan
perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia. Terjadinya pandemi COVID-19
justru memberikan dampak yang sangat luar biasa dalam aspek ini .
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh internet.
Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat Indonesia tidak terlepas
dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi)
dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk
IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn
meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat.
Nilai-Nilai dalam Smart ASN sebagai berikut:
a. Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi Pegawai ASN dalam
berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam
hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan,
serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi dan bertanggung jawab.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme
memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah
satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah. Seorang
PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia (nasionalisme) dan
mengedepankan kepentingan nasional. Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan
dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu.
15
c. Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara kemampuanaparatur
dengan kebutuhan tugas merupakan syarat terbentuknya aparatur yang profesional.
Artinya, keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai
oleh sebuah organisasi.
d. Berwawasan Global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan anak didik
dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan
yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang
sangat tinggi.
e. Penguasaan IT dan Bahasa Asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat
mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT (informasi Tekhnology)
termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat. Seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar
juga memiliki kemampuan menguasai bahasa asing.
f. Berjiwa Hospitality (Keramahan)
Hospitality / Keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi
bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan aktivitas
pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam menampilkan pelayanan prima
kepada masyarakat.
g. ASN Memiliki Kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau
organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun personal.
h. ASN Memiliki Kemampuan Enterpreneur
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpreneur yakni berjiwa kewirausahaan
yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreativitas, inovatif, pantang menyerah,
dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggungjawab.
Enterpeneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan orang banyak.
Kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu
mereka yang membutuhkan. dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpeneurship ini
maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya.
16
BAB III
PENETAPAN ISU DAN RANCANGAN AKTUALISASI
3.1. Environmental Scaning
3.1.1. Sumber isu
Sumber isu didapatkan dari hasil pengamatan penulis yang kemudian
dikontsultasian dengan mentor selaku Pimpinan pegawai di Lapas Perempuan kelas II
A Sungguminasa. Salah satu isu tersebut menjadi Core isu untuk kemudian dicarikan
gagasan pemecahan isunya dalam bentuk rancangan berupa beberapa kegiatan dalam
tahap kegiatan.
Kurangnya motivasi MATERIAL
belajar bagi warga
Kurangnya sarana dan
binaan prasarana media
pemasyarakatan
pembelajaran untuk
membaca dan menulis
Minimnya kemampuan
Membaca dan Menulis
bagi WBP
Lingkungan belajar yang Meningkatnya angka
tidak tenang dan bersih buta aksara di Lapas
sehingga tidak mendukung Perempuan Kelas IIA
proses belajar-mengajar
Sungguminasa
Tata cara pembelajaran yang
konvensional sehingga sulit untuk
di pahami peserta buta aksara
ENVIRONMENT METHOD
Gambar 3.1 : Diagram Fishbone
17
3.2. Relevensi Isu Terhadap Kedudukan dan Peran ASN untuk Mendukung Smart
Governance
No Kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
Isu Manajemen ASN Smart ASN
1 Kurangnya sarana dan Saya berinovasi dalam upaya Pembaruan sarana dan prasarana
prasarana media
pembelajaran untuk menciptakan sarana dan pembelajaran akan mampu
membaca dan menulis
prasarana yang mampu memberikan pelayanan yang
mendukung pembinaan di Enterpreunership untuk proses
tempat kerja saya pembelajaran
2 Kurangnya motivasi Sebagai seorang ASN saya sebagai seoarng ASN di
Lembaga pemasyarakatan saya
belajar bagi warga memberikan kinerja yang berintegritas guna
binaan pemasyarakatan
terbaik dalam membantu
WBP untuk meningkatkan meningkatkan motivasi belajar
motivasi belajarnya warga binaan untuk menertibkan
fungsi pembinaan sebagai
petugas pemasyarakatan
3 Minimnya kemampuan Saya berkomitmen dan sebagai seorang ASN Petugas
Pemasyarakatan, saya
membaca dan menulis berdedikasi untuk berintegritas guna melakukan
bagi WBP
memberikan pembinaan
keilmuan demi tercapainya tugas dan fungsi saya untuk
tujuan organisasi dengan melakukan pembinaan membaca
melakukan optimalisasi dan menulis kepada warga
kemampuan membaca dan binaan
Lingkungan belajar menulis sebagai seorang ASN Petugas
4 yang tidak tenang dan Saya bersikap Peduli dalam Pemasyarakatan saya
upaya menciptakan menerapakan jiwa Hospitality
bersih sehingga tidak lingkungan belajar yang menciptakan lingkungan belajar
mendukung proses mampu mendukung
belajar-mengajar
tercapainya proses yang efektif digunakan oleh
pembelajaran membaca dan Warga Binaan
menulis untu WBP
18
5 Metode pembelajaran Saya antusias pada Sebagai seorang ASN
pemasyarakatan saya terus
yang konvensional perubahan zaman dalam meningkatkan
pelaksanakan fungsi pembinaan
sehingga sulit untuk di
pahami peserta buta mengambil materi dan
aksara menggunakan metode
pembelajaran modern guna yang lebih baik dengan
mempermudah WBP dalam menerapkan enterpreunership
proses pembelajarannya dalam menerapkan pembelajaran
yang lebih modern
Tabel 3.1 Tabel Relevansi Isu terhadap Peran dan Kedudukan ASN
3.3. Penetapan dan Analisis Isu
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria dan kualitas isu. Dari isu di atas, analisis
isu dilakukan dengan menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni
berupa:
1. Penetapan Isu
APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan) APKL digunakan untuk
menentukan skala prioritas isu yang akan diselesaikan.APKL memiliki 4 kriteria penilaian
yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan.
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di kalangan
masyarakat
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Layak artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Hasil analisis isu-isu yang terjadi pada unit kerja dengan metode APKL dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Bobot Keterangan
5 Sangat(Penting/Serius/Berkembang)
4 Penting/Serius/Berkembang
3 Cukup(Penting/Serius/Berkembang)
2 Tidak(Penting/Serius/Berkembang)
1 Sangattidak(Penting/Serius/Berkembang)
Tabel 3.2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU APKL
19
NO ISU KRITERIA JUMLAH RANK
APK
1 Kurangnya sarana dan prasarana media 333 L
pembelajaran untuk membaca dan
menulis 2 11 V
2 Kurangnya motivasi belajar bagi warga 4 5 33 15 III
binaan pemasyarakatan 5 5 45 19 II
5 4 43 16 I
3 Minimnya kemampuan Membaca dan
Menulis bagi WBP 4 3 32 12 IV
4 Lingkungan belajar yang tidak tenang
dan bersih sehingga tidak mendukung
proses belajar-mengajar
5 Metode pembelajaran yang
konvensional sehingga sulit untuk di
pahami peserta buta aksara
Tabel 3.3 Analisis Kriteria Isu dengan alat Analisis APKL
Berdasarkan tabulasi APKL seperti tercantum pada table 3.3 Analisis isu strategis, ditemukan 3
isu utama yang memenuhi syarat, yaitu sebagai berikut :
1. Minimnya kemampuan Membaca dan Menulis bagi WBP
2. Lingkungan belajar yang tidak tenang dan bersih sehingga tidak mendukung proses
belajar-mengajar
3. Kurangnya motivasi belajar bagi warga binaan pemasyarakatan
2. Analisis Isu
Teknik tapisan lain yang digunakan untuk menentukan isu utama (core isu) yaitu dengan
menggunakan teknil analisis USG yang merupakan singkatan dari :
a. Urgency (seberapa mendesak mutu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindak lanjuti)
b. Seriousness (seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
akan ditimbulkan)
c. Growth (seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera
ditangani
Adapun terdapat beberapa analisis lain yang dapat digunakan untuk menganalisis isu
misalnya mind Maping, Fishbone, Diagram, Analisis SWOT ( Strength, Weakness,
Opportunities, Threat).
Untuk menetapkan isu utama (Core Issue) dari beberapa isu berkualitas yang telah
diidentifikasi, digunakan metode analisis Urgency, Seriouness, and Growth (USG) yang Diukur
20
dengan Skala sesuai tabel 3.4 sebagai berikut :
NO ISU KRITERIA JUMLAH RANK
USG 11 II
1 Kurangnya motivasi belajar bagi warga binaan 452
pemasyarakatan
545 14 I
2 Minimnya kemampuan Membaca dan Menulis
bagi WBP 343 10 III
3 Lingkungan belajar yang tidak tenang dan
bersih sehingga tidak mendukung proses
belajar-mengajar
Tabel 3.4 Analisis Kriteria Isu Dengan Alat Analisis USG
3. Core Isu/ Isu Terpilih
Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan baik menggunakan analisis Isu APKL,
maupun USG, maka ditentukan bahwa isu utama yang memiliki skor tertinggi adalah
“ Minimnya Kemampuan membaca dan Menulis untuk WBP”
Unit Kerja Lapas Perempuan kelas II A Sungguminasa
Identifikasi Isu 1. Kurangnya sarana dan prasarana media pembelajaran
untuk membaca dan menulis
2. Minimnya kemampuan Membaca dan Menulis untuk
WBP
3. Kurangnya motivasi belajar membaca dan menulis bagi
warga binaan pemasyarakatan
4. Lingkungan belajar yang tidak tenang dan bersih
sehingga tidak mendukung proses belajar-mengajar
5. Metode pembelajaran yang konvensional sehingga sulit
untuk di pahami peserta buta aksara
Isu Yang di Angkat Minimnya kemampuan Membaca dan Menulis
untuk WBP
Gagasan Pemecahan Isu Meningkatkan kemampuan Membaca dan
Menulis untuk WBP
Tabel 3.5 RancanRgaannteApakotualisasi
21
Gagasan pemecahan isu dari dampak yang dapat ditimbulkan dari isu di atas menghasilkan
judul aktualisasi yakni “Meningkatkan kemampuan Membaca dan Menulis untuk WBP di
Lapas Perempuan Kelas II A Sungguminasa”
22
3.4. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Lapas Perempuan Kelas II A
Isu Yang diangkat : Minimnya Kemampuan Mem
Judul Aktualisasi : Meningkatkan Kemampuan M
RANCANGAN KEGIA
No Kagiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil
1 Melakukan 1
Konsultasi S
dengan Mentor m
e
2
S
m
y
h
23
Sungguminasa
mbaca dan Menulis untuk WBP
Membaca dan Menulis untuk WBP
ATAN AKTUALISASI Kontribusi Kontribusi
Terhadap Visi dan
Keterkaitan Pencapaian Nilai
Misi Organisasi
Substansi Dengan Organisasi
merancang
Mata Pelatihan program bersama Akuntabel
Mentor akan Bersesuaian dengan
1) Manajemen ASN mewujudkan misi nilaiorganisasi
Saya konsultasi dengan Lapas Perempuan disiplin dan
mentor sebagai bentuk Kelas II A kejujuran
etikaprofesi Sungguminasa
yaitu Loyal
2) Smart ASN Melaksanakan sepadan dengannilai
Saya konsultasi dengan perawatan, organisasi
mentor dengan tutur kata pembinaan dan tanggungjawab
yang baik berjiwa
hospitalty Kompeten sepadan
dengan nilai
tanggung jawab.
3
a. menyiapkan bahan a. adanya foto
konsultasi dan menyiapkan
jadwal pelaksanaan konsultasi dan
kegiatan adanya jadwal
pelaksanaan
kegiatan
b. Melakukan b. adanya foto saat 1
konsultasi melakukan konsultasi
2
3
24
1) Akuntabel pembimbingan Harmonis
Saya bertanggung WBP dalam sepadandengan nilai
jawab kerangka Kedisiplinan
menyiapkan bahan penegakan
konsultasi sebelum hukum, Adaptif sepadan
menghadap kepada pencegahan dan dengannilai
mentor. penanggulangan kerjasama
kejahatan serta
2) Kompeten: pemajuan dan Kolaboratif sepadan
Saya perlindungan hak dengan nilai
melaksanakan asasi manusia. organisasikerjasama
tugas dengan
kualitasterbaik
dalam menyiapkan
bahan konsultasi
agar dapat
menghasilkan
kinerja terbaik.
1) Loyal : Konsultasi
dengan mentor
menjadi bentuk
komitmen saya
kepada mentor untuk
menyelesaikan isu
2) Adaptif : Saya
mampu
menyesuaikan diri
dengan jadwal
konsultasi yang
disepakati
3) Kolaboratif: Saya
bekerja sama
dengan mentor
dalam menentukan
jadwal konsultasi
4
c. Mencatat hasil c. adanya catatan hasil
konsultasi konsultasi
25
4) Akuntabel: Saya
bertanggung jawab
menyiapkan jadwal
konsultasi sebelum
menghadap ke
mentor
1) Loyal : Saya
mencatat hasil
konsultasi untuk
memberikan hasil
yang terbaik sebagai
bentuk dedikasi dan
kontribusi saya
kepada kantor
2) Akuntabel : Saya
berkomitmen
melaksanakan tugas
dengan bertanggung
jawab dalam
mencatat hasil
konsultasi bersama
mentor terkait
kegiatan aktualisasi
ditempat kerja
3) Kompeten : Saya
melaksanakan tugas
dengan kualitas
terbaik dalam
menyiapkan bahan
konsultasi agar dapat
menghasilkan
kinerja Terbaik
5
d . Meminta persetujuan d . Adanya persetujuan
pelaksanaan aktualisasi pelaksanaan aktualisasi
kepada mentor kepada mentor
26
4) Harmonis :
Melakukan
konsultasi dengan
tutur kata yang sopan
dan santun untuk
menciptakan
lingkungan kerja
yang kondusif
1) Loyal
Dengan adanya
persetujuan dengan
mentor
membuktikan
adanya komitmen
saya dan mentor
untuk menyelesaikan
isu
2) Akuntabel
Persetujuan dengan
mentor ialah bentuk
Transparan saya
dalam memecahkan
isu
3) Kolaboratif
persetujuan yang
diberikan mentor
adalan bentuk
kesediaan kerjasama
sebagai mentor
sekaligus pengawas
aktualisasi
6
2 Pembelajaran 1
Pengenalan Abjad 2
27
4) Kompeten
Saya meminta
persetujuan kepada
mentor guna
mendukung
penyelesaian isu
dengan sukses dan
berhasil serta
bertanya ke yang
lebih ahli di
bidangnya
1) Manajemen ASN: Dengan merancang
Saya dalam melakukan program bersama
pembelajaran Mentor akan
pengenalan Abjad mewujudkan misi Lapas
secara efektif dan Perempuan Kelas II A
efisien agar Sungguminasa yaitu
mendapatkan hasil Melaksanakan
yang maksimal pembimbingan WBP
dalam kerangka
2) Smart ASN: Saya penegakan hukum,
bersikap professional pencegahan dan
dan hospital saat penanggulangan
mengenalkan kejahatan serta
pembelajaran abjad pemajuan dan
perlindungan hak asasi
manusia.
7
a. Merekrut dan a. adanya daftar WBP 1
membuat daftar WBP Buta Aksara
yang masih buta aksara
2
b. Mempersiapkan Alat b . Foto 1
dan bahan yang akan
jadi media mempersiapkan
pembelajaran
pengenalan abjad Alat dan bahan yang
akan jadi media
pembelajaran
pengenalan abjad
2
28
1)Akuntabel :
Mendata dan mencatat
WBP yang masih
kategori buta aksara
secara Transparan
2) Harmonis :
Saya bersikap ramah,
sopan, dan
hormat terhadap WBP
ketika merekrut dan
membuat daftar WBP
yang masih buta aksara
1) Akuntabel :
Saya bertanggung
jawab menyiapkan
alat dan bahan
pembelajaran
pengenalan abjad
2) Kompeten:
Saya melaksanakan
tugas dengan
kualitas terbaik
dalam menyiapkan
alat dan bahan
pembelajaran
pengenalan abjad agar
dapat menghasilkan
hasil terbaik.
8
c. Melakukan Absensi c. adanya daftar hadir 1
2
3
29
1) Kolaboratif : Saya
membuat daftar hadir
denganmelakukan
kerjasama dengan
semua pihak yang
berkontribusi dalam
memberikan
pemecahan masalah
isu yang terkait
2) Harmonis : Saya
membuat daftar hadir
sebagai bentuk peduli
kepada seluruh
peserta untuk berdoa
sebelum kegiatan
pembelajaran
dilakukan a agar
tercipta lingkungan
yang kondusif
3) Akuntabel :
Saya membuat daftar
hadir sebagai bentuk
transparansi peserta
yang terlibat dalam
kegiatan.
9
d . Pelaksanaan d. Video dan foto
Pembelajaran sebelum dan setelah
pengenalan abjad pelaksanaan
pembelajaran
Pengenalan Abjad
30
1)Kompeten: Saya
melaksanakan
pembelajaran dasar
dengan harapan bahwa
terlaksana dengan
kinerja terbaik agar
memperoleh
keberhasilan yang
maksimaldalam
meningkatan
pembelajaran
pengenalan abjad bagi
wbp.
2)Kolaboratif: Saya
melaksanakan
pembelajaran
pengenalan abjad
denganberkerjasama
dengan semua pihak
yang berkontribusi
dalam memberikan
pemecahan masalahisu
yang terkait
0
3 Pelaksanaan
Pembalajaran
membaca dan
Menulis Abjad
3
1) Manajemen ASN: Dengan pelaksanaan
Saya dalam melakukan layanan titipan akan
pembelajaran membaca
dan menulis abjad mewujudkan misi
secara efektif dan Lapas Perempuan
efisien agar
mendapatkan hasil Kelas II A
yang maksimal Sungguminasa yaitu
2) Smart ASN: Saya Melaksanakan
bersikap professional perawatan, pembinaan
dan hospital saat
mengenalkan dan pembimbingan
pembelajaran membaca WBP dalam kerangka
dan menulis abjad
penegakan hukum,
pencegahan dan
penanggulangan
kejahatan serta
pemajuan dan
perlindungan hak asasi
manusia.
31
a. Merekrut dan a. adanya daftar WBP
mencatat WBP yang masih
yang masih kesulitan membaca
dan menulis abjad
kesulitan
membaca dan
menulis abjad
b. Mempersiapkan alat b . Foto dan video
dan bahan yang mempersiapkan alat
akan jadi media dan bahan yang
pembelajaran akan jadi media
membaca pembelajaran
dan menulis abjad membaca
dan menulis abjad
3
1) Akuntabel : Mendata
dan mencatat WBP
yang masih sulit
membaca dan menulis
abjad secara
Transparan
2) Harmonis :
Saya bersikap ramah,
sopan, dan
hormat terhadap WBP
ketika menanyakan
kemampuan membaca
dan menulisnya abjad
1) Kompeten: Saya
melaksanakan tugas
t dengan kualitas
terbaik dalam
menyiapkan alat dan
bahan pembelajaran
pengenalan abjad agar
dapat menghasilkan
hasil terbaik.
32