The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Mulyono, 2023-02-01 10:06:25

Buku Panduan Pendidikan Adab

Buku Panduan Pendidikan Adab

3$1'8$1 3(1*8$7$13(1',',.$1$'$% ',5(.725$73(1',',.$1 '$6$5'$1 0(1(1*$+ <$<$6$1 3(6$175(1 ,6/$0 $/$=+$5 7$+81 


DAFTAR ISI KATA PENGANTAR LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………. 1 B. Mengapa Pentingnya Pendidikan Adab………………... 3 C. Landasan Pendidikan Adab…………………………….. 5 D. Tujuan Pendidikan Adab...…………………………….. 9 E. Ruang Lingkup Pendidikan Adab……………………... 9 F. Strategi Implementasi dan Penjaminan Keterlaksanaan Pendidikan Adab ……………………………………… 10 BAB II : MUATAN PENDIDIKAN ADAB A. Pengertian Pendidikan Adab…………………………… 13 B. Muatan Pendidikan Adab……………………………… 17 C. Rincian Muatan Pendidikan Adab …………………….. 19 BAB III : PEMBELAJARAN BERBASIS ADAB A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Adab………………. 42 B. Proses Pembelajaran berbasis Adab …………………… 42 C. Adab dalam Pembelajaran……………………………… 44 D. Tata Adab dalam Pembelajaran………………………… 52 E. Integrasi Muatan Adab dalam Pembelajaran…………… 56 F. Proses Pembelajaran Berbasis Adab……………………. 58 BAB IV : IKLIM DAN BUDAYA SEKOLAH YANG BERADAB A. Iklim dan Budaya Sekolah yang beradab……………… 70 B. Rumusan Strategi Iklim dan Budaya yang Beradab…… 74 C. Kerangka Materi Iklim Dan Budaya Adab……………. 79 D. Juknis Membangun Iklim Dan Budaya Sekolah Beradab………………………………………………… 85 BAB V : PENUTUP …………………………………………………… 171 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Tim Penyusun Panduan Penguatan Pendidikan Adab Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah YPI Al Azhar


2. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Pesantren Islam Al Azhar nomor:212/X/KEP/YPIA-P/1442.2020 Tentang Pembentukan Tim Pendamping Piloting dan Penunjukan Kampus Kegiatan Piloting Implementasi Penguatan Pendidikan Adab 3. Jadwal Kegiatan Penyusunan Buku Panduan Penguatan Pendidikan Adab 4. Jadwal Kegiatan Pendampingan Implementasi Penguatan Pendidikan Adab Kampus Piloting (Kampus Al Azhar Kebayoran Baru, Kampus Al Azhar Cibinong, Kampus Al Azhar Bandung)


1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah besar pendidikan saat ini adalah implementasi ilmu dalam sikap dan perbuatan. Kompetensi ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang murid belum berdampak terhadap sikap dan perilaku. Demikian juga guru belum dapat menanamkan apa yang diajarkan terhadap hati murid-muridnya sehingga menjadi perbuatan yang baik. Guru hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada murid-muridnya sehingga ditemukan banyak murid berprestasi tetapi belum sesuai dengan perilakunya, seperti: makan minum sambil berdiri, berbicara tidak sopan, berpakaian tidak sesuai tuntutan syariat Islam, tidak mengucapkan terima kasih, dan sopan santun kepada orang tua, guru dan sesama belum Nampak. Fenomena yang terjadi akibat tidak diterapkannya adab dalam diri murid menyebabkan penyimpangan prilaku, seperti peristiwa pemukulan terhadap guru, tawuran antar pelajar yang tak jarang berujung kepada kematian telah menjadi pemandangan sehari-hari. Masalah adab ini menjadi masalah nasional bangsa Indonesia dan sudah seharusnya lembaga pendidikan di setiap jenjang TK,SD, SMP dan SMA bahkan perguruan tinggi mengembalikan dan memfokuskan semua sistem pendidikan kepada implementasi adab ini. Diakui bersama bahwa perhatian terhadap adab dalam dunia pendidikan masih sangat minim. Pendidikan masih difokuskan pada bimbingan terhadap anak supaya menumbuhkan potensi dan kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. Peran Al Azhar sebagai yayasan pesantren Islam sangat diperlukan untuk mengembalikan orientasi pendidikan kepada tujuan yang sebenarnya, yaitu pendidikan sebagai proses mengantarkan murid menjadi orang yang baik sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al Quran dan keteladanan Rasulullah SAW dalam sunah-sunahnya. Hal ini seiring dengan tujuan Yayasan Pesantren Islam Al Azhar, yaitu 1. Mendidik pemuda-pemuda Indonesia untuk menjadi kader pembangunan akhlak guna kesejahteraan Republik Indonesia. 2. Mendidik pemuda-pemudi Indonesia agar menjadi alat negara yang berjiwa bersih dan suci.


2 3. Mendidik pemuda-pemudi Indonesia agar dapat menjadi missi Islam (muballigh) di belakang hari. Implementasi Adab merupakan amanah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 20 tahun 2003), yaitu pendidikan nasional memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi murid agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jika perkataan beriman, bertaqwa, dan berbudi pekerti dilihat dari sudut komponen dasar agama Islam, maka padanannya adalah aqidah, syariah (hablum minallah = ibadah; hablum minannas = muamalah), dan beradab. Persoalan yang mendasar adalah implementasi dari Undang-Undang ini belum tampak dalam setiap jenjang pendidikan. Sekolah Islam Al Azhar termasuk sekolah umum swasta Islam (SUSI) yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya menjadi manusia Indonesia yang berkualitas, beraqidah, bersyariah, dan berakhlak Islami, memiliki kemampuan tertentu dalam pengetahuan dan keterampilan untuk dikembangkan lebih lanjut pada perguruan tinggi atau di dalam dunia kerja. Al Azhar sebagai lembaga pendidikan Islam memiliki visi dan misi yang mulia, yaitu meeujudkan cendikiawan muslim dengan menerapkan program penguatan pendidikan Adab. Penguatan pendidikan Adab ini merupakan program keberlanjutan yang tertuang dalam Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim (KP2M) dengan pendekatan yang holistik melibatkan semua unsur; sekolah, keluarga dan masyarakat. Implementasi penguatan pendidikan adab di sekolah-sekolah Al Azhar diwujudkan dalam Proses Pembelajaran, Pembiasaan dalam lingkungan dan budaya sekolah dengan strategi implementasi yang sistematis dan terkontrol. Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dan memenuhi harapan masyarakat, maka sekolah Islam Al Azhar perlu mengembangkan, menyelaraskan dan memadukan upaya peningkatan penguatan Pendidikan adab sebagai salah satu bahan kajian yang berkesinambungan dengan mutu bahan kajian lainnya di semua jenjang pendidikan sebagai satu kesatuan.


3 Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim (KP2M) Jenjang TK, SD, SMP dan SMA Islam telah menggambarkan Pendidikan Aqidah, Ibadah, Al Quran, Akhlak dan Kisah, namun muatan materi penguatan pendidikan Adab masih belum sesuai harapan1 . Materi kurikulum yang belum memadai dan tidak aplikatif berdampak kepada murid-murid Al Azhar belum mencapai Adab yang diharapkan. Demikian pula pola pribadi muslim sebagai sebuah upaya dalam penumbuhan pembiasaan yang ada dalam Buku Ke-Al Azharan dan Pola Pribadi Muslim membutuhkan penyempurnaan dalam konsep dan aplikasi. Beberapa kasus murid masih ditemui di sekolah Al Azhar, diantaranya rendahnya kualitas pelaksanaan ibadah, seperti berwudhu, shalat berjamah di masjid, bacaan Al Quran, memuliakan Rasulullah SAW, menunjukkan kebanggaan terhadap Agama Islam, kejujuran, kesungguhan, kurangnya sopan santun kepada sesama teman, guru dan orang tuanya, rendahnya kepedulian murid terhadap kebersihan sekolah atau lingkungan di sekolah dan rumah, kurangnya pengetahuan tentang adab dalam keseharian, seperti: Adab makan dan Minum, berjalan, berpakaian dann beberapa kasus yang terjadi di sekolah yang berakibat kepada dikembalikannya murid kepada orang tua murid karena sekolah “sudah tidak sanggup” untuk mendidiknya. Berdasarkan pengamatan terhadap literatur, baik Al Quran, Al Hadits dan Pendapat para Ulama, maka upaya yang harus dilakukan untuk menjadikan murid-murid memiliki keyakinan yang kuat, ibadah yang baik serta akhlak yang baik, diperlukan penguatan pendidikan Adab yang terencana secara baik dan strategi-strategi impelementasi yang sistematis. Lahirnya Pendidikan Adab sebagai penguat Pendidikan Akhlak dan Integrasi IMTAQ yang sudah disusun dan dimplementasikan beberapa tahun yang lalu oleh para pendahulu di Yayasan Pesantren Islam Al Azhar. Buku Panduan ini sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan tentang konsep pendidikan Adab, strategi implementasi, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut. Buku Panduan ini merupakan bimbingan bagi sekolah untuk membuat program, mensosialisasikan, melaksanakan dan memonitoring pelaksanaan penguatan pendidikan Adab di sekolah masingmasing bekerjasama dengan unit yang lain dalam kampus sehingga implementasi dan kontrol dapat dilakukan dengan baik. Penguatan pendidikan Adab ini tidak hanya tugas unit atau pegawai tertentu, akan tetapi menjadi tugas mulia secara bersama-sama sehingga tumbuh saling mengingatkan satu sama lainnya. 1 Lampiran Hasil Kajian Muatan Materi KP2M jenjang TK,SD,SMP,SMA Islam Al Azhar


4 B. Mengapa Pendidikan adab Pendidikan Adab ini lahir dari hasil kajian Teoritis dan pengamatan di lingkungan sekolah. Dari kajian teoritis, bahwa adab didahulukan daripada ilmu. Adab merupakan kumpulan Akhlak yang baik. Akhlak bersifat kondisi yang mengakar dalam hati seseorang yang melahirkan baik dan buruk sedangkan adab merupakan kumpulan Akhlak yang baik dan juga Proses penanaman Akhlak yang baik yang bersumber dari keyakinan kepada Allah SWT dan RasulNya. Hasil pengamatan muatan Kurikulum jenjang TK, SD, SMP, SMA Islam Al Azhar dan Perguruan Tinggi ditemukan sangat sedikit materi tentang Adab selain diajarkan memenuhi ketuntasan materi sehingga murid-murid dapat menghafal konsep dan akibatnya murid tidak memahami Adab baik teori maupun aplikasi. Hasil pengamatan di sekolah, keteladanan guru dalam implementasi adab ini masih kurang. Proses pembelajaran, guru tidak mengaitkan antara Kompetensi Dasar dengan prinsip-prinsip ilmu berdasar kepada Al Quran dan Al hadits. Adab guru dalam mengajar menjadi pusat perhatian karena langkah mengajar tidak sesuai dengan Adab seorang guru, akibatnya proses pembelajaran tidak berdampak kepada perubahan sikap dan perilaku, materi tidak mudah dicerna oleh murid karena melihat performance guru dalam berbicara, berpakaian dan melayani mereka tidak menampilkan Adab. Objek implementasi penguatan Pendidikan Adab adalah murid yang kembali dan mempertahankan Fitrah, yaitu al khilqah, keadaan asal ketika seorang manusia diciptakan oleh Allah (lihat Lisaanul Arab 5/56, Al Qamus Al Muhith 1/881). yang dimaksud dengan agama yang fitrah ialah Islam. Setiap manusia lahir dalam keadaan muslim, sebagaimana Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: كُلُُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوُِّدَانِهِ أَوْ يُمَجُِّسَانِهِ أَوْ يُنَصُِّرَانِهِ “Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi atau Nasrani” (HR. Bukhari-Muslim) Orang dewasa yang telah mendapatkan pengalaman keilmuan yang baik harus dapat mempertahankan kefitrahan yang sudah dimiliki oleh murid. Untuk menjadikan mereka tetap dalam keadaan Fitrah, maka diperlukan implementasi penguatan pendidikan Adab dalam iklim dan budaya melibatkan semua unsur sekolah, masyarakat kampus dan keluarga.


5 Sebagaiman Firman Allah SWT dalam Surat Al Hasyr ayat 18 : يَا أَي ُّهَا ال َّذِينَ آمَنُوا ات َّقُوا الل َّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَد َّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَات َّقُوا الل َّهَ ۖ إِن َّ الل َّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ )سورة الحشر:۸۱) Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” Makna Ayat ini adalah bahwa diperlukan sebuah evaluasi kondisi sekarang terjadi untuk menghadapi masa yang akan datang. Upaya mengevaluasi kondisi Implementasi Adab di sekolah, kampus dan rumah dengan mempersiapkan diri untuk lebih menguatkan implementasi penguatan Adab di masa yang akan datang. C. Landasan Pendidikan adab 1. Rasululullah SAW diutus pembawa rahmat (perlindungan, kedamaian dan kasih sayang) bagi semua alam . وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِل َّا رَحْمَةً ل ِّلْعَالَمِيْنَ ) سورة الأنبياء: ٠١۷) Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Q.S Al Anbiya :107) 2. Rasul memiliki Akhlak yang agung dan diutus menyempurnakan Akhlak manusia. وَإِن َّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ


6 Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. Al Qolam:4) عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رض قَال: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص م: إِن َّمَا بُعِثْتُ لِأُتَم ِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ Artinya : "Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak " 3. Perintah agar mendidik adab sebelum Ilmu terhadap diri dan keluarga . يَا أَي ُّهَا ال َّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا الن َّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ الل َّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ )سورة التحريم: ٦) Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS At Tahrim ayat 6) Imam Ibnu Katsir, dalam Kitab Tafsirnya, menyebutkan, bahwa Ali bin Abi Thalib r.a. memaknai perintah Allah “Qū anfusakum wa-ahlȋkum nārā”, dengan "addibūhum wa ‘allimūhum” (didiklah mereka agar beradab dan ajari mereka ilmu).


7 4. Gambaran Al Quran tentang orang yang beradab وَعِبَادُ الر َّحْمٰنِ ال َّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُوْنَ قَالُوْا سَلَامًا )الفرقان :٦٦) Artinya : “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”. (QS. Al-Furqan: 63) 5. Adab merupakan pendidikan membentuk Akhlak yang baik yang sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah. أَد َّبَنِى رَب ِّى اَحْسَنَ تَأْدِيْـبِى “Tuhanku telah mendidikku, maka ia menjadikan pendidikanku menjadi baik” (HR.Ibnu Hibban) أَدُِّبُوْا اَوْلَادَكُ مْ وَ اَحْسِّنُوْا أَدَابَهُمْ “Didiklah anak-anak kamu dengan pendidikan yang baik”. )HR Ibnu Majah) 6. Orang mukmin yang sempurna Imannya adalah mereka yang manampilkan akhlak yang baik. عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: أَكْمَلُ الْمُ ؤْمِنِيْنَ إِ يْمَاناً أَحْسَنُهُمْ خُلُقاً، وَخِ يَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِ هِم ، رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح Artinya: “Dari Abi Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “orang mukmin yang sempurnya imannya adalah yang paling baik


8 akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada perempuan”. H.R At Tirmidzi dan ia berkata: Hadits Hasan Shahih 7. Ajarkanlah adab mencintai Nabi SAW, Keluarganya dan Al Quran رَوَى الط َّبْرَانِي ُّ عَنْ عَلِي ٍّ أَن َّ الن َّبِي َّ صَل َّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَ ل َّمَ قَالَ : أَد ِّبُوْا أَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ حُب ُّ نَبِي ِّكُمْ وَحُب ُّ أَهلِ بَيتِهِ وَقِرَاءَّةِ الْقُرْآنِ فَإِن َّ حَمْلَةَ الْقُرْآنِ فِيْ ظِل ِّ اللهِ يَوْمَ لَا ظِل َّ إِل َّا ظِل ُّهُ مَعَ أَنْبِيَآءِّ اللهِ وَأَصْفِيَائِهِ Artinya : Dari Ali bin Abi Thalib ra, bahwa Nabi SAW, ia berkata: didiklah anak-anakmu atas tiga hal; mencintai Nabimu, Keluarganya dan membaca al-Quran, karena membawa al-Quran dalam lindungan Allah SWT dimana tidak ada perlindungan kecuali perlindunganNya bersama para Nabi Allah dan manusia pilihannya. 8. Pelajari adab sebelum mempelajari ilmu Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy تَعَل َّمِ الْأَدَبَ قَبْلَ أَنْ تَتَعَل َّمَ الْعِلْمَ Artinya : “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.” Al-Laits Ibn Sa’ad memberi nasehat kepada para ahli hadits: تَعَل َّمُوْا الْحِلْمَ قَبْلَ الْعِلْمِ Artinya:”Belajarkah sikap penyayang sebelum belajar ilmu!”


9 Abdullah ibn Wahab rahimahullah: مَاتَعَل َّمْنَا مِنْ أَدَابِ مَالِكٍ أَكْثَرُ مِنْ مَاتَعَل َّمْنَا مِنْ عِلْمِهِ Artinya: "Apa yang kami pelajari tentang adab dari Imam Malik lebih banyak daripada yang kami pelajari tentang ilmunya". D. Tujuan Pendidikan adab 1. Tujuan Umum a. Memperkuat program penumbuhan dan pengembangan adab di sekolah Islam Al Azhar. b. Mengembangkan dan mengimplementasikan penguatan pendidikan adab sebagai bagian integral dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dikembangkan oleh YPI Al Azhar melalui Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah YPI Al Azhar. c. Mempresentasikan landasan prinsip penyelenggaraan program pembiasaan di sekolah-sekolah sehingga dapat mewujudkan manusia yang beradab. d. Menjadi alternatif pengelolaan dan atau penyelenggaraan pendidikan Islam di lingkungan sekolah-sekolah Islam Al Azhar. 2. Tujuan Khusus a. Menjadikan standar penyelenggaraan penguatan pendidikan adab di sekolah Islam Al Azhar se-Indonesia. b. Memberikan panduan teknis penyelenggaraan penguatan pendidikan adab bagi sekolah Islam Al Azhar. c. Meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran, baik berkenaan langsung dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Alquran, atau pun mata pelajaran lain.


10 d. Memperoleh umpan balik untuk melakukan perbaikan dan menyempurnakan penyelenggaraan penguatan pendidikan adab secara berkelanjutan. E. Ruang Lingkup Pendidikan adab Ruang lingkup adab2 meliputi hubungan hamba terhadap Allah, juga hubungan terhadap sesama manusia, lingkungan dan adab dalam aktifitas keseharian, antara lain: 1. Adab terhadap Allah SWT 2. Adab terhadap Al Quran 3. Adab terhadap Rasul 4. Adab terhadap Islam 5. Adab terhadap Diri Sendiri 6. Adab terhadap Sesama 7. Adab terhadap Lingkungan 8. Adab dalam Aktifitas Keseharian F. Strategi Implementasi dan Penjaminan Keterlaksanaan Pendidikan adab 1. Strategi Pendidikan adab melalui: a. Penyusunan program penguatan pendidikan adab oleh sekolah. b. Sosialisasi Buku panduan Penguatan pendidikan adab kepada seluruh stakeholder sekolah. c. Penguatan pendidikan adab melalui keteladanan. d. Penguatan pendidikan adab dalam bentuk penyampaian prinsip-prinsip, doktrin-doktrin, logika-logika, kisah-kisah, arahan-arahan yang membuat murid semakin kuat keyakinannya. e. Penerapan muatan adab dalam pembelajaran f. Pembiasaan-pembiasaan dengan praktik langsung sehingga menjadi kebiasaan (habit). 2 Bakar Jabir Al-Jazairi.(2001).Minhajul Muslim.Kitab Aqaid wa Adab Wa Akhlak wa Ibadah Wa Mu’amalat. Mesir. Daarussalam.


11 g. Penataan lingkungan yang kondusif dengan peraturan dan tata tertib untuk tumbuhnya adab. h. Penanaman kewaspadaan terhadap hal-hal yang merusak adab seseorang. i. Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Penguatan pendidikan adab. j. Pemberian Reward dan Punishment yang humanis. 2. Implementasi Pendidikan adab melalui: a. Penyusunan Petunjuk Teknis penguatan Pendidikan adab oleh sekolah. b. Penataan lingkungan yang kondusif dengan peraturan dan tata tertib untuk tumbuhnya Adab. c. Penataan lingkungan yang kondusif dengan peraturan dan tata tertib untuk penumbuhan Adab d. Bentuk penyampaian prinsip-prinsip, doktrin-doktrin, logika-logika, kisah-kisah, arahan-arahan yang membuat murid semakin kuat keyakinannya. Seluruh stake holder Kampus yang meliputi Pimpinan, Staff, Guru, Pembina Ekskul, Pelatih Ekskul, Karyawan, Security dan Orang tua murid harus melakukan penguatan Adab pada wilayah yang menjadi tanggungjawabnya e. Pembiasaan-pembiasaan dengan praktik langsung sehingga menjadi kebiasaan (habit) dan membudaya f. Keteladanan seluruh stake holder Kampus, meliputi Pimpinan, Staff, Guru, Pembina Ekskul, Pelatih Ekskul, Karyawan, Security dan Orang tua murid. g. Penanaman kewaspadaan terhadap hal-hal yang merusak Adab seseorang. h. Pemberian Reward dalam bentuk material atau ucapan.(apresiasi) i. Pemberian Punisment secara individual yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia (Humanis)


12 3. Penjaminan Keterlaksanaan Pendidikan adab melalui: a. Dibuatkan Tim Penjamin Pelaksana Penguatan Pendidikan Adab di setiap satuan pendidikan dan unit-unit kegiatan. b. Dibuatkan instrument monotirong dan evaluasi serta tindaklanjut yang mangacu kepada strategi implementasi Penguatan Pendidikan Adab


13 BAB II MUATAN PENDIDIKAN ADAB A. Pengertian Pendidikan Adab Menurut al-Attas, secara etimologi (bahasa); Adab berasal dari bahasa Arab yaitu َب َّدَأ ُب ٍّد ؤُي diterjemahkan oleh al-Attas sebagai ‘mendidik’ atau ‘pendidikan’.Menurutnya akar kata Adab tersebut berdasarkan dalam sebuah hadis Rasulullah saw yang secara jelas mengunakan istilah Adab untuk menerangkan tentang didikan Allah Swtyang merupakan sebaik-baik didikan Aku أَد َّبَنِيْ رَب ِّيْ فَأَحْسَنَ تَأْدِيْبِيْ :adalah tersebut Hadis. saw Rasulullah oleh diterima telah yang telah dididik oleh Tuhanku maka pendidikanku itu adalah yang terbaik. Adapun secara istilah (terminology), al-Attas mendefinisi Adab sebagai suatu pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanam kedalam manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal ini membimbing kearah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan keperiadaan. Pengertian Adab dalam Kitab Shahih Al Bukhari adalah menggunakan perkataan, perbuatan, dan hal ihwal yang bagus. Imam Bukhari menyusun kitab Al Adab Al Mufrad yang berisi kumpulan hadits Nabi Saw yang menggambarkan berbagai bentuk sifat dan adab terpuji yang dibutuhkan umat Islam ketika bermukim dan berpergian, atau adab yang dibutuhkan ketika berada di tengah keluarga dan tetangga serta segala sesuatu yang erat kaitannya dengan kekerabatan dan kemasyarakatan1 . Adab adalah meninggalkan sesuatu yang membawa kejelekan (aib). Adab menghiasi diri dengan hiasan orang-orang yang memiliki keutamaan. Menurut pendapat lain, arti Adab adalah tidak bermaksiat kepada Allah Swt dan tidak merusak harga diri. Adab berarti taqwa kepada Allah Swt. Jadi, orang yang bertaqwa kepada Allah Swt adalah orang yang beradab. Pengertian bahwa Adab ialah mencerminkan baik buruknya seseorang, mulia atau hinanya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai seseorang. Maka jelaslah bahwa seseorang itu bisa mulia dan terhormat di sisi Allah Swt dan manusia apabila ia memiliki Adab dan budi pekerti yang baik. 1 Al Bukhari.(2013).Al Adabul Mufrad jilid I.Jakarta: Griya Ilmu. hal: 4


14 Hasyim Asyari2 mengatakan konsekuensi dari pernyataan tauhid yang telah diikrarkan seseorang adalah mengharuskannya beriman kepada Allah Swt (yakni dengan membenarkan dan meyakini Allah Swt Swt. tanpa sedikit pun keraguan). Karena, apabila ia tidak memiliki keimanan itu, tauhidnya dianggap tidak sah. Demikian pula keimanan, jika keimanan tidak dibarengi dengan pengamalan syariat (hukum-hukum Islam) dengan baik, maka sesungguhnya ia belum memiliki keimanan dan tauhid yang benar. Begitupun dengan pengamalan syariat, apabila ia mengamalkannya tanpa dilandasi Adab, maka pada hakikatnya ia belum mengamalkan syariat, dan belum dianggap beriman serta bertauhid kepada Allah Swt. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan Adab adalah usaha secara sadar dan terencana untuk menanamkan Adab kepada murid sehingga dapat tumbuh menjadi pribadi yang beradab. Seseorang akan menjadi orang yang beradab apabila ia mampu menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki. Tidak sombong dan tinggi hati dan selalu ingat bahwa apa yang ada di dalam dirinya adalah pemberian dari Allah Swt Swt. Sifat-sifat tersebut telah dimiliki Rasulullah saw. secara utuh dan sempurna. Adab berbeda dengan Akhlak bahkan cakupannya lebih luas. Akhlak menurut Imam Al Ghazali adalah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatanperbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang keluar itu baik dan terpuji menurut syara dan aqal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila keluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk”. Menurutnya3 akhlak mulia adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh para utusan Allah Swt . yaitu para Nabi dan Rasul dan merupakan amal para shadiqin. Akhlak yang baik itu merupakan sebagian dari agama dan hasil dari sikap sungguh-sungguh dari latihan yang dilakukan oleh para ahli ibadah dan para muttaqin. Sedangkan Adab menurutnya didasarkan atas mujahadah (ketekunan) dan latihan riyadhah-nafsiyah (ketekunan dan latihan kejiwaan) yang membebani jiwa dengan amal-amal perbuatan yang ditujukan kepada khuluk yang baik. Barangsiapa yang ingin dirinya mempunyai akhlak pemurah, maka ia harus melatih diri untuk melakukan perbuatan-perbuatan pemurah, yakni dermawan, dan gemar bersedekah. Jika beramal bersedekah dilakukan secara istiqamah, maka akan jadi kebiasaan. ۚ وَإِن َّ الل َّهَ لَمَعَ الْمُحْسِّنِينَ )سورة العنكبوت:٦۹) وَال َّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَن َّهُمْ سُبُلَنَا Artinya : 2 Hasyim As’ari (1238).Adabul A’limi wal Muta’allimi. Maktabah At Turats Al Islami. Tebuireng Jombang. 3 Imam Al Ghazali.(2012). Bidayatul Hidayah : Jalan Meraih Hidayah Allah. Khatulistiwa Press


15 Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah Swt benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS Al-‘Ankabut: 69) Al-Jurjani4 , mendefinisikan adab adalah proses memperoleh ilmu pengetahuan (ma’rifah) yang dimuridi untuk mencegah murid dari bentuk kesalahan. Menurutnya Adab ini harus ada proses dalam bentuk kegiatan proses kegiatan belajar mengajar dan iklim serta budaya yang diciptakan melalui keteladanan yang baik yang ditunjukkan oleh para pendidik. Buya Hamka5 mengistilahkan Akhlak yang agung yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebagai budi pekerti. Budi Pekerti adalah sikap hidup, atau karakter; atau perangai. Dibawa oleh latihan atau kesanggupan mengendalikan diri. Mula-mulanya latihan dari sebab sadar akan yang baik adalah baik dan yang buruk adalah buruk. Lalu dibiasakan berbuat yang baik itu. Kemudian menjadi adat kebiasaan, tidak mau lagi mengerjakan yang buruk, melainkan selalu mengerjakan yang baik dan yang lebih baik. Budi Pekerti itu adalah gabungan dua sikap, yaitu sikap tubuh dan sikap batin. Sekali waktu budi itu tidak terpisah dan bahasa. Sebab itu dikatakan budi bahasa. Di sini budi isi jiwa, atau makna yang terkandung dalam hati, atau makna yang terkandung dalam hati, lalu diucapkan dengan bahasa yang terpilih. Dari sinilah sebabnya, maka ilmu sastra yang halus, disebut orang ilmu Adab, menjadi sebagian dari budi juga. Penanaman Adab dalam pandangan Buya Hamka 6 dimulai dari keluarga dengan menanamkan iman dan memupuk Islam. Karena dari rumah tangga itulah akan terbentuk Umat. Dan dalam Umat itulah akan tegak masyarakat Islam. Masyarakat Islam ialah suatu masyarakat yang bersamaan pandangan hidup bersamaan penilaian terhadap Islam. Adab adalah kehalusan dan kebaikan budi pekerti, kesopanan, akhlak. Menurut bahasa, Adab memiliki arti kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti, akhlak. M. Sastra Praja menjelaskan bahwa, Adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia. Sedangkan menurut istilah Adab adalah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah. 7 Kata Adab sudah dikenal sejak zaman pra-Islam, maknanya berevolusi seiring perjalanan sejarah kebudayaan bangsa Arab. Pemaknaan tertua mengacu kepada kebiasaan norma tingkah laku yang terpuji dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam Islam, kata adab mengalami 4 Wan Wan Mohd Nor Wan. Filsafat Dan Praktik Pendidikan Islam Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Terj. dari Bahasa Inggris oleh Hamid Fahmi, M. Arifin Ismail dan Iskandar Arnel. Bandung: Mizan, 2003 h. 60. 5 HAMKA. (2019).Tafsir Al Azhar: Jilid 9. hal: 267 6 Ibid. hal: 219 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia


16 unsur-unsur spiritual dan intelektual dalam maknanya. Oleh karena itu makna adab menjadi bermacam-macam, pada awal Islam berarti pendidikan (at-tahdzib), Budi Pekerti (Al-Khuluq). Adab bermakna undangan yang berarti menyeru, mengajak dan mengundang seseorang kepada setiap perbuatan terpuji dan mencegah dari segala buruk. Kata Adab tidak ditemukan dalam Al Quran, namun ada satu ayat dalam al-Quran, yaitu surat At Tahrim ayat 6 yang ditafsirkan perintah untuk menanamkan adab dan mengajarkan ilmu8 . يَا أَي ُّهَا ال َّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا الن َّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ الل َّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ )سورة التحريم: ٦) Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS At Tahrim ayat 6) Imam Ibnu Katsir, dalam Kitab Tafsirnya, menyebutkan, bahwa Ali bin Abi Thalib r.a. memaknai perintah Allah “Qū anfusakum wa-ahlȋkum nārā”, dengan "addibūhum wa ‘allimūhum” (didiklah mereka agar beradab dan ajari mereka ilmu)9 . Adapun di dalam hadits, kata adab dapat ditemukan dengan berbagai makna, yaitu Adab berarti Al Quran, sebagaimana Ibnu Mas’ud ra berkata: bukanlah seorang pendidik kecuali dia senang diberikan adabnya. Dan sesungguhnya adab Allah itu adalah al-Quran10 . Adab berarti perilaku, muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah perilaku (adab) mereka11 dan sanksi kedisiplinan sebagaimana Ibnu Abbas ra berkata: Rasulullah Saw bersabda:”Gantungkanlah cambuk di tempat yang bisa dilihat penghuni rumah, karena itu menjadi adab (kedisiplinan) untuk mereka12 Seseorang akan memiliki adab apabila ia mampu menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki. Tidak merasa sombong dan tinggi hati dan selalu ingat bahwa apa yang 8 Ardiansyah, Muhammad.(2020).Konsep Adab Syed Muhammad Naquib Al-Attas dan Aplikasinya di Perguruan Tinggi.Depok:YPI At Taqwa 9 Abu al-Fida ‘Ismail ibnu Katsir. Tafsir Al-Quran al-Azhim juz 3.Singapura. Sulaiman Mar’i 10 HR.al-Dharimi, Kitab Sunan al-Dharimi, bab Keutamaan Orang Yang Membaca al-Quran, no:3364 11 Nawawi al-Bantani. (2011).Tanqih al-Qaul al-Hatsis Syarh Lubab al-Hadits, Jakarta: Dar al Kutub al Islamiyyah 12 HR al-Thabrani, al-Mu’jam al-Kabir, no:10523


17 ada di dalam dirinya adalah pemberian dari Allah Swt Swt. Sifat-sifat tersebut telah dimiliki Rasulullah Saw. Secara utuh dan sempurna. Adab adalah suatu konsep kunci yang pada hakikatnya merupakan inti dalam proses pendidikan Islam. Adab adalah sebuah metode dalam struktur konsepnya membimbing beberapa unsur-unsur dalam diri manusia, seperti pengetahuan (‘ilm), amal (‘amal), pengajaran (ta’lim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah).Terserapnya adab dalam diri akan melahirkan “manusia beradab. Selanjutnya akan melahirkan kepemimpinan yang adil dalam menempatkan segala sesuatu pada tempat yang benar, selanjutnya ia akan senantiasa berusaha memperbaik setiap aspek dirinya, masyarakatnya, negaranya ke tahap yang lebih baik sesuai dengan tuntunan dari Allah Swt. Selanjutnya, yang menariknya, dikatakan oleh al-Attas bahwa terserapnya adab dalam diri, bukan sekedar menghasilkan manusia sebagai warga negara yang baik. Namun juga melahirkan manusia yang baik secara individu. Manusia yang baik yang dimaksud di sini adalah: Manusia yang sadar insaf akan tangungjawabnya kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang senantiasa disembah; yang memahami dan melaksanakan tangungjawabnya kepada diri sendiri. Dan kepada masyarakat dengan adil dan yang senantiasa berusaha memperbaik setiap aspek dirinya ke tahap yang lebih sempurna. Adab dalam pribadi seseorang merupakan ciri kesuksesan dan kebahagiaan. Sebaliknya, rendahnya adab merupakan ciri kehancuran dan kesengsaraannya. Kebaikan dunia dan akhirat akan direngkuh dengan adab santun yang dimiliki seseorang, begitu pula kesengsaraan dunia dan akhirat akan terjadi disebabkan rendahnya Adab13 . B. Muatan Pendidikan Adab 1. Muatan Pendidikan Adab secara Umum14, meliputi: a. Adab terhadap Allah Swt, meliputi: 1) Beriman (shalat) 2) Bersyukur 3) Mengingat (Dzikir) 4) Taat 5) Tidak Mendahului Allah Swt dan Rasul-Nya. 6) Takut 7) Malu 8) Bertaubat 13 Al Bukhari.(2013).Al Adabul Mufrad jilid I.Jakarta: Griya Ilmu. hal: 3 14 Bakar Jabir Al-Jazairi.(2001).Minhajul Muslim.Kitab Aqaid wa Adab Wa Akhlak wa Ibadah Wa Mu’amalat. Mesir. Daarussalam.


18 9) Husnuzhan (Berbaik Sangka) b. Adab terhadap Al Quran, meliputi: 1) Membacanya dalam keadaan yang paling baik, yaitu suci dari hadas, menghadap kiblat 2) Tidak terburu-buru membaca dan mengkhatamkannya 3) Menunjukkan sikap khusyu ketika membacanya 4) Membaguskan suaranya 5) Membacanya dengan suara pelan ketika takut timbul sikap riya dan berada di tengah-tengah orang yang shalat 6) Mentadaburi (mengambil pelajaran) dan mentafakkuri (berfikir, menghayati) apa yang sedang dibaca 7) Tidak lalai dan tidak menentang apa yang dibacanya c. Adab terhadap Rasul, meliputi: 1) Menaati 2) mencintai 3) Bershalawat 4) Waspada 5) Mendahulukan perkataannya 6) Mengimani kenabian dan kerasulan 7) Menghindari sikap ghulluw ( berlebihan ) 8) Mencintai orang yang mencintai Rasulullah Saw 9) Menjaga sunnah d. Adab Terhadap Islam, meliputi: 1) Berpegang teguh 2) Bangga 3) Mendakwahkan e. Adab terhadap Diri Sendiri, meliputi: 1) Taubat 2) Muroqobah (Kejujuran,) 3) Muhasabah ( intropeksi diri ) 4) Mujahadah ( kedisiplinan, Tanggungjawab, Kemandirian, Percaya diri) f. Adab terhadap Sesama, meliputi: 1) Adab terhadap Orang Tua


19 2) Adab terhadap Guru 3) Adab terhadap keluarga 4) Adab terhadap Tetangga 5) Adab terhadap Tamu 6) Adab terhadap sesama muslim 7) Adab terhadap Sesama Manusia g. Adab terhadap Lingkungan, meliputi: 1) Adab terhadap Tumbuhan 2) Adab terhadap Hewan 3) Adab terhadap Lingkungan h. Adab dalam aktifitas keseharian, meliputi: 1) Adab makan dan minum 2) Adab tidur 3) Adab berbicara 4) Adab berjalan 5) Adab duduk di majlis 6) Adab di tempat-tempat tertentu 7) Adab pergaulan 8) Adab bertamu 9) Adab menengok orang yang sakit 10) Adab takziah 11) Adab Jual Beli 12) Adab belajar 13) Adab berpakaian 14) Adab membersihkan badan C. Rincian Muatan Pendidikan Adab 1. Adab terhadap Allah Swt, meliputi: a) Beriman 1) Membenarkan keberadaanNya, penciptaanNya 2) Diwujudkan dengan keyakinan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan . 3) Indikator keimanan adanya keteguhan keyakinan dalam hati seseorang bahwa Allah Swt telah memerintahkan untuk beribadah


20 kepadaNya melalui Ikhlas dalam berbuat, senantiasa berdzikir dan beramal sholeh. b) Bersyukur 1) Merendahkan diri di hadapan yang dia syukuri. 2) Kecintaan terhadap Sang Pemberi nikmat. 3) Mengakui seluruh kenikmatan yang Dia berikan 4) Senantiasa memuji-Nya atas segala nikmat 5) Tidak menggunakan nikmat tersebut untuk sesuatu yang dibenci oleh Allah Swt. c) Mengingat (Dzikir) Bentuk dan Cara berdzikir : 1) Dzikir dengan hati, 2) Dzikir dengan lisan (ucapan mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al Quran dan sebagainya. 3) Dzikir dengan perbuatan, Berdzikir pagi dan petang, Tadarus dan Tahfiz Al Quran, Sapa dan Salam, melaksanakan shalat, berinfaq dll d) Taat Ada 3 makna taat kepada Allah Swt Swt, yaitu taat bermakna patuh, penurut dan tunduk. 1) Taat bermakna patuh; shalat, puasa, dan menunaikan zakat. Menjauhi larangannya, contohnya tidak saling mencela, tidak meninggalkan shalat, tidak berpuasa, tidak meminum minuman yang diharamkan. 2) Taat bermakna penurut adalah menuruti semua aturan yang bersumber dari ajaran Islam 3) Taat bermakna tunduk adalah tunduk terhadap qada dan qadar Ketaatan kepada Allah Swt dibuktikan dalam amal baik yang dilakukan seperti: 1) shalat fardu lima waktu dengan ikhlas dalam hati; 2) menunaikan zakat atau sebagian hartanya di jalan Allah Swt Swt; 3) berpuasa di bulan Ramadan; 4) melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu melaksanakannya; 5) berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua;


21 6) menjaga sopan santun ketika berbicara; 7) jujur memegang amanah yang diberikan; 8) sabar ketika tertimpa musibah, dan bersyukur ketika mendapat rezeki; 9) selalu berkalimah thayyibah, tidak berkata-kata kotor; 10)selalu berbuat dan beramal saleh; 11)saling menasihati dengan haq dan kesabaran. e) Tidak Mendahului Allah Swt dan Rasul-Nya. 1) Tidak berucap dan bertindak, sebelum Rasulullah saw. menyuruh atau melarangnya untuk melakukannya. 2) Janganlah menentang Allah Swtdan Rasul-Nya. 3) Janganlah menyalahi Kitab Allah Swtdan sunnah Rasulullah Saw. f) Takut dan Penuh Harap 1) Membimbing hati kepada kebaikan dan menghalanginya dari keburukan 2) Mengantarkannya meraih ridha dan ganjaran Allâh Swt dan bersemangat untuk melakukan amalan besar. 3) Rasa cemas, gundah, dan khawatir terkena adzab Allâh Swt akibat melakukan perbuatan haram atau meninggalkan kewajiban 4) Khawatir jika Allâh Swt tidak menerima amalan shalihnya. g) Malu 1) Malu berasal dari kata Hayaah, artinya hidup. Hidup dan matinya hati seseorang sangat mempengaruhi sifat malu 2) Melihat kenikmatan dan keteledoran sehingga menimbulkan suatu kondisi 3) Memotivasi untuk meninggalkan keburukan dan mencegah sikap menyia-nyiakan hak pemiliknya. 4) Meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela, sehingga mampu menghalangi seseorang dari melakukan dosa dan maksiat serta mencegah sikap melalaikan hak orang lain. h) Bertaubat Taubat yang berhubungan dengan Allah Swt ialah: 1) Menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan. 2) Berazam/bercita-cita dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi.


22 3) Meninggalkan perkara-perkara yang mendatangkan dosa. Taubat yang ada hubungan sesama manusia ialah: 1) Menyesal sungguh-sungguh di atas segala kesalahan . 2) Meninggalkan perkara-perkara yang mendatangkan dosa dengan manusia. 3) Bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perkara-perkara yang mendatangkan dosa yang ada hubungan dengan manusia (mu’amaidh). 4) Meminta maaf atau meminta ridho (halal) kepada orang yang kita telah berbuat dosa i) Husnuzhan (Berbaik Sangka) Sifat husnuzan ditunjukan dengan selalu berbaik sangka atas segala kehendak Allah Swt. 2. Adab terhadap Al Quran a) Membaca 1) Membacanya dalam keadaan yang paling baik, yaitu suci dari hadas, menghadap kiblat 2) Tidak terburu-buru membaca dan mengkhatamkannya 3) Menunjukkan sikap khusyu ketika membacanya 4) Membaguskan suaranya 5) Membacanya dengan suara pelan berada di tengah-tengah orang yang shalat b) Menghafal 1) Menambah Hafalan 2) Mengulang-ngulang hafalan 3) Menjaga Hafalan c) Mentadaburi (mengambil pelajaran) dan mentafakkuri (berfikir, menghayati) apa yang sedang dibaca d) Tidak lalai dan tidak menentang apa yang dibacanya 3. Adab terhadap Rasul a) Menaati


23 1) Melaksanakan ibadah sesuai dengan contoh Rasulullah Saw 2) Menghindari apa yang tidak disukai Rasulullah saw 3) Mengikuti sunnahnya dengan menjalankan 7 Sunnah Rasulullah saw b) Mencintai 1) Membaca hadits-hadits, menghapal, mengamalkan dan mendakwahkannya 2) Menyebutnya setiap saat baik dalam shalat maupun di luar shalat 3) Membaca Shalawat kepadanya. 4) Banyak membaca buku-buku sejarah hidupnya. 5) Menentang orang-orang yang mengejek Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam dan yang menyelisihi sunnah. 6) Membersihkan hadis-hadis yang shahih dan hasan dari hadis-hadis yang dha’if (lemah) dan maudhu’ (palsu) yang dinisbatkan kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam dan mencukupkan diri beramal dengan hadis-hadis yang shahih. c) Bershalawat 1) Bershalawat dengan memujinya. 2) Mengucapkan bacaan shalawat. 3) Membaca shalawat ketika berdoa setelah memuji Allah Swt. 4) Membaca shalawat ketika Nama Nabi Muhammad saw disebut. d) Waspada 1) Tidak menyelisihi dan mendurhakai Rasulullah Saw 2) Tidak menyianyiakan sunnah Rasulullah Saw dalam semua aktivitas, seperti: makan, minum, berpakaian, berbicara, bergaul dll e) Mendahulukan perkataannya 1) Sopan santun dalam bergaul dengan Rasulullah Saw 2) Menghormati, memuliakan dan mengagungkan 3) Jangan tergesa-gesa berbuat sesuatu 4) Jangan melakukan sebelum Rasulullah Saw 5) Mengikuti Rasulullah Saw dalam segala urusan f) Mengimani kenabian dan kerasulan 1) Mengimani bahwa Allah Swtbenar-benar mengutus para nabi dan rasul.


24 2) Mengimani nama-nama Nabi dan Rasul yang kita ketahui 3) Mengimani nama-nama nabi dan rasul yang tidak diketahui dan tidak boleh membeda-bedakannya. g) Menghindari sikap ghulluw 1) Tidak berlebih-lebihan dalam beribadah 2) Tidak menambah, meninggikan dan melampaui batas. 3) Tidak menyimpang dari apa yang sudah ditentukan dalam syariat h) Mencintai orang yang mencintai Rasulullah Saw 1) Menghormati, membanggakan dan memuji orang-orang yang mengamalkan dan menghidupkan sunnah 2) Menghormati dan mencintai Ahlu bait Nabi Saw. dengan penghormatan dan kecintaan yang layak untuk mereka 3) Mencintai para sahabat Nabi Saw menyebut-nyebut kebaikan dan keutamaan mereka dan berdiam diri atas pertikaian yang terjadi di antara mereka i) Menjaga sunnah 1) Shalat tahajud 2) Membaca Al-Quran. 3) Memakmurkan masjid/shalat subuh di masjid 4) Shalat Dhuha 5) Bersedekah 6) Menjaga wudhu 7) Istighfar 4. Adab Terhadap Islam a) Berpegang teguh 1) Menjadikan Islam sebagai panduan berdasar kepada dua sumber ajaran Islam (Al Quran dan Al Hadits) 2) Islam memerintahkan umatnya untuk selalu kembali kepada Al Quran dan as-Sunnah. 3) Antar umat Islam harus bersatu b) Bangga 1) Tetap dalam keadaan Islam


25 2) mengatakan dengan lantang, ”Saya adalah Muslim” 3) Mendakwahkan Islam c) Mendakwahkan 1) Menyeru manusia untuk beribadah kepada Allah Swtdengan cara bijaksana 2) Diperlukan perdebatan dan bantahan dengan cara yang baik , kecuali dengan orang-orang yang zhalim, orang-orang yang tidak meyakini Islam sebagai Agama yang benar 3) Serulah mereka dengan lemah lembut 4) Serulah mereka untuk menyembah Allah Swtdan jangan merasa kecewa (bersedih hati) terhadap orang yang sesat diantara mereka. 5. Adab terhadap Diri Sendiri a) Taubat Taubat yang berhubungan dengan Allah Swtialah: 1) Menyesal sungguh di atas dosa-dosa yang telah dilakukan. 2) Berazam/bercita-cita bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi. 3) Meninggalkan perkara-perkara yang mendatangkan dosa-dosa Berbuat dosa dan kesalahan yang ada hubungan sesama manusia, antara syarat-syarat taubat yang mesti ditempuh ialah: 1) Menyesal sungguh-sungguh di atas segala kesalahan 2) Meninggalkan terus perkara-perkara yang mendatangkan dosa dengan manusia. 3) Berazam bersungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perkaraperkara yang mendatangkan dosa yang ada hubungan dengan manusia (mu’amaidh). 4) Meminta maaf atau meminta ridho (halal) kepada orang yang kita telah berbuat dosa b) Muraqabah 1) Merasakannya di setiap saat dari kehidupannya sehingga keyakinannya menjadi sempurna bahwa Allah Swtselalu


26 melihatnya, mengetahui rahasia-rahasianya, memperhatikan amalamalnya, menegakkan putusan terhadapnya dan terhadap setiap jiwa dengan apa yang telah dilakukan. 2) Tenggelam dalam pengawasan keagungan dan kesempurnaan Allah Swt. 3) Merasakan kedamaian dengan mengingatNya. 4) Memperoleh kenyamanan dengan menjalankan ketaatan kepadaNya, 5) Mengharapkan pahala di sisiNya, menghadap kepadaNya dan berpaling dari selainNya. 6) Beribadahlah kepada Allah Swt seakan-akan kamu melihatNya 7) Jadikanlah dirimu seakan-akan senantiasa melihat Allah Swt. c) Muhasabah 1) Memperbaiki, melatih, menyucikan dan membersihkan diri 2) Menghisab dirimu sebelum dihisab 3) Memuhasabah diri dari perbuatan sia-sia. 4) Mencela atas keteledoran 5) Menetapi sifat takwa 6) Menahan diri dari hawa nafsu d) Mujahadah 1) mengetahui bahwa musuhnya adalah nafsu (diri)nya sendiri. 2) menyiapkan dirinya kemudian mengumumkan peperangan terhadapnya, mengangkat senjata untuk memeranginya, bercitacita tetap untuk melawan kebodohannya dan memerangi syahwatnya. 6. Adab terhadap Sesama a) Adab terhadap Orang Tua 1) Tidak memandang orang tua dengan pandangan yang tajam atau tidak menyenangkan 2) Tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan orang tua 3) Tidak mendahului mereka dalam berkata-kata 4) Tidak duduk di depan orang tua sedangkan mereka berdiri


27 5) Lebih mengutamakan orang tua daripada diri sendiri atau iitsaar dalam perkara duniawi 6) Berbuat baik kepada kedua orang tua (Birrul Waalidain) a) Mengikuti keinginan dan saran orang tua b) Menghormati dan Memuliakan kedua orang tua c) Membantu kedua orang tua secara fisik dan materiil d) Mendo’akan kedua orang tua b) Adab terhadap Guru 1) Memuliakan guru 2) Mendo’akan kebaikan 3) Rendah diri kepada guru 4) Meneladani akhlaknya c) Adab terhadap keluarga 1) tanggungjawab 2) kerjasama 3) perhitungan dan keseimbangan 4) disiplin 5) kasih sayang 6) keteladan ibu dan bapak d) Adab terhadap Tetangga 1) menghormati tetangga dan berperilaku baik terhadap mereka 2) bangunan rumah kita jangan mengganggu tetangga 3) memelihara hak-hak tetangga, terutama tetangga yang paling dekat 4) tidak mengganggu tetangga 5) jangan kikir untuk memberikan nasehat dan saran kepada mereka 6) memberikan makanan kepada tetangga 7) bergembira ketika mereka bergembira dan berduka ketika mereka berduka 8) tidak mencari-cari kesalahan tetangga 9) sabar atas perilaku kurang baik mereka e) Adab terhadap Tamu 1) mengucapkan selamat datang.


28 2) Menghormati tamu dan menyediakan hidangan. 3) Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk bermegah-megah dan berbangga-bangga. Dalam pelayanannya diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim. 4) Mendahulukan tamu yang sebelah kanan daripada yang sebelah kiri. 5) Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda 6) Jangan mengangkat makanan yang dihidangkan sebelum tamu selesai menikmatinya. 7) Mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan 8) Tidak tidur sebelum mereka tidur 9) Tidak mengeluhkan kehadiran mereka 10) Bermuka manis ketika mereka datang 11) Merasa kehilangan tatkala pamitan pulang. 12) Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala menghidangkan makanan. 13) Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka. 14) Melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri. 15) Menjamu tamu selama tiga hari. 16) Hendaknya mengantarkan tamu yang mau pulang sampai ke depan rumah. f) Adab terhadap Sesama Manusia 1) memilih teman bergaul dan teman duduk. 2) mencintai karena Allah Swt Swt. 3) menampakkan senyum, bersikap lembut dan kasih sayang kepada sesama saudara se-Iman. 4) disunnahkan memberi nasihat dan hal itu termasuk kesempurnaan persaudaraan. 5) saling tolong menolong antar sesama. 6) sesama saudara semestinya saling merendahkan diri diantara mereka dan tidak sombong atau meremehkan yang lain.


29 7) berakhlak yang terpuji. 8) hati yang selamat. 9) berbaik sangka kepada saudara dan tidak memata-matai mereka. 10) memaafkan kesalahan dan menahan marah. 11) larangan saling hasad dan saling membenci dan memboikot. 12) larangan panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. 13) disenangi mengadakan ishlah (perbaikan) antar sesama saudara. 14) keharaman mengungkit-ungkit pemberian. 15) menjaga rahasia dan tidak menyebarluaskannya. 16) celaan kepada seseorang yang bermuka dua. g) Adab terhadap sesama muslim 1) mengucapkan salam jika kita bertemu dengan saudara semuslim 2) menasihati saudara semuslim jika ia meminta nasihat kepada kita dalam satu persoalan 3) senantiasa menolong dan tidak menelantarkan saudara kita 4) tidak menimpakan keburukan kepada saudara muslim lainnya 5) bersikap rendah hati dan tidak sombong 6) tidak menggunjing/ tidak menghina/ tidak mencaci 7. Adab terhadap lingkungan, meliputi: a) Adab terhadap Tumbuhan 1) Tidak merusak dan menebang pohon sembarangan 2) Tidak buang hajat dibawah pohon berbuah 3) Membayar zakat hasil tanaman b) Adab terhadap Hewan 1) Memberi makan 2) Menyayangi dan memberikan kasih sayang kepadanya 3) Menyenangkannya di saat menyembelih 4) Tidak menyiksanya dengan cara penyiksaan apapun 5) Boleh membunuh hewan yang mengganggu, seperti anjing buas, serigala, ular, kalajengking, tikus dan lain-lainnya c) Adab terhadap Lingkungan sekitar 1) Syafaqah: perasaan halus dan rasa belas kasih untuk berbuat baik kepada sesama makhluk


30 2) Himayah (Pemeliharaan); Memelihara dan menjaga Lingkungan 8. Adab Dalam Aktifitas Keseharian, meliputi: a) Adab makan dan minum 1) Adab Sebelum Makan a) Memilih makanan dan minuman yang halal b) Meniatkan tujuan dalam makan dan minum untuk menguatkan badan, agar dapat melakukan ibadah c) Mencuci kedua tangannya sebelum makan, jika dalam keadaan kotor atau ketika belum yakin dengan kebersihan keduanya. d) Meletakkan hidangan makanan pada sufrah (alas yang biasa dipakai untuk meletakkan makanan) yang digelar di atas lantai, tidak diletakkan di atas meja makan e) Duduk dengan tawadhu’, yaitu duduk di atas kedua lututnya atau duduk di atas punggung kedua kaki atau berposisi dengan kaki kanan ditegakkan dan duduk di atas kaki kiri. f) Hendaknya merasa ridha dengan makanan apa saja yang telah terhidangkan dan tidak mencela-nya. g) Hendaknya makan bersama-sama dengan orang lain, baik tamu, keluarga, kerabat, anak-anak atau pembantu. 2) Adab Ketika Sedang Makan a) Memulai makan dengan mengucapkan, ‘Bismillaah. b) Hendaknya mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah Swt c) Hendaknya makan dengan menggunakan tiga jari tangan kanan. d) Menyedikitkan suapan, memperbanyak kunyahan, makan dengan apa yang terdekat darinya dan tidak memulai makan dari bagian tengah piring e) Hendaknya menjilati jari-jemarinya sebelum dicuci tangannya


31 f) Apabila ada sesuatu dari makanan kita terjatuh, maka hendaknya dibersihkan bagian yang kotornya kemudian memakannya g) Hendaknya tidak meniup pada makanan yang masih panas dan tidak memakannya hingga menjadi lebih dingin. h) Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas. i) Hendaknya memulai makan dan minum dalam suatu jamuan makan dengan mendahulukan (mempersilahkan mengambil makanan terlebih dahulu) orang-orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih memiliki derajat keutamaan. j) Hendaknya tidak memandang kepada temannya ketika makan, dan tidak terkesan mengawasinya karena itu akan membuatnya merasa malu dan canggung. k) Hendaknya tidak melakukan sesuatu yang dalam pandangan manusia dianggap menjijikkan l) tidak pula membersihkan tangannya dalam piring m) tidak pula menundukkan kepalanya hingga dekat dengan piring ketika sedang makan, mengunyah makanannya agar tidak jatuh dari mulutnya n) tidak boleh berbicara dengan ungkapan-ungkapan yang kotor dan menjijikkan karena hal itu dapat mengganggu teman (ketika sedang makan). o) Jika makan bersama orang-orang miskin, maka hendaknya mendahulukan orang miskin tersebut. Jika makan bersamasama teman-teman, diperbolehkan untuk bercanda, senda gurau, berbagi kegembiraan, suka cita dalam batas-batas yang diperbolehkan. Jika makan bersama orang yang mempunyai kedudukan, maka hendaknya ia berlaku santun dan hormat kepada mereka. 3) Adab Setelah Makan a) Menghentikan makan dan minum sebelum kenyang,


32 b) Hendaknya menjilati tangannya kemudian mengusapnya atau mencuci tangannya. Dan mencuci tangan itu lebih utama dan lebih baik. c) Memungut makanan yang jatuh ketika saat makan. d) Membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela. giginya, dan berkumur untuk membersihkan mulutnya. e) Hendaknya memuji Allah Swtsetelah selesai makan dan minum. b) Adab tidur 1) Tidak mengakhirkan tidur malam selepas shalat Isya’ kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muraja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga 2) Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu’ 3) Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). 4) Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam ataupun tidur siang. 5) Membaca ayat-ayat Al Quran, antara lain: a) Membaca ayat kursi: b) Membaca dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah: 285-286 c) Membaca Qul Huwallaahu Ahad, Qul a’uudzu bi Rabbil falaq dan Qul a’uudzu bi Rabbin naas. d) Mengakhiri berbagai do’a tidur dengan do’a f) Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) mengucapkan doa. g) Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdo’a. h) Memakai celak mata ketika hendak tidur. i) Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat). j) jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat.


33 k) Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dadanya dari setiap kemarahannya kepada manusia lainnya. l) Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan. m) Hendaknya bersegera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Allah Swtdari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu. n) Sunnah-sunnah setelah bangun tidur 1) Mengusap bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan, 2) Bersiwak 3) Beristintsaar (mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung sesudah menghirupnya) 4) Mencuci kedua tangan tiga kali c) Adab berbicara 1) berkata baik atau diam 2) sedikit bicara lebih utama 3) dilarang membicarakan setiap yang didengar 4) jangan mengutuk dan berbicara kotor 5) jangan senang berdebat meski benar 6) dilarang berdusta untuk membuat Orang Tertawa 7) Hendaknya berbicara dengan suara yang dapat didengar, tidak terlalu keras dan tidak pula terlalu rendah. 8) Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna. 9) Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa 10) Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba. 11) Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya, juga tidak menampakkan bahwa kamu mengetahui apa yang dibicarakannya, tidak mengganggap rendah pendapatnya atau mendustakannya.


34 12) Menghindari perkataan kasar, keras, dan ucapan yang menyakitkan perasaan, dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya d) Adab berjalan 1) bersikap tawadhu dan tidak sombong dalan berjalan 2) tidak berjalan dengan memakai satu sandal 3) sesekali bertelanjang kaki dalam berjalan 4) melakukan cara jalan yang baik dan meninggalkan cara jalan yang tidak baik 5) berjalan dengan cepat, tenang, dan baik. 6) berjalan tegak dan tidak membungkuk. 7) memosisikan badan condong ke depan. 8) tidak banyak menoleh ke kanan dan ke kiri ketika berjalan. 9) tidak bersikap lemah ketika berjalan. 10) tidak berjalan meniru cara berjalan lawan jenis. e) Adab duduk di majlis (belajar) 1) ikhlas 2) bersemangat menghadiri majelis ilmu. 3) bersegera datang ke majelis ilmu dan tidak terlambat, bahkan harus mendahuluinya dari selainnya. 4) mencari dan berusaha mendapatkan muridan yang ada di majelis ilmu yang tidak dapat dihadirinya. 5) mencatat faidah-faidah yang didapatkan dari kitab. 6) tenang dan tidak sibuk sendiri dalam majelis ilmu. 7) tidak boleh berputus asa. 8) jangan memotong pembicaraan guru atau penceramah 9) beradab dalam bertanya. 10) bertanya perkara yang tidak diketahuinya dengan tidak bermaksud menguji 11) tidak boleh menanyakan sesuatu yang tidak dibutuhkan, yang jawabannya dapat menyusahkan penanya atau menyebabkan kesulitan bagi kaum muslimin. 12) diperbolehkan bertanya kepada seorang ‘alim tentang dalil dan alasan pendapatnya.


35 13) diperbolehkan bertanya tentang ucapan seorang ‘alim yang belum jelas. 14) jangan bertanya tentang sesuatu yang telah engkau ketahui jawabannnya, untuk menunjukkan kehebatanmu dan melecehkan orang lain. 15) mengambil akhlak dan budi pekerti gurunya. f) Adab di Masjid 1) mengikhlaskan niat kepada Allah Swtta’ala 2) berpakaian indah ketika hendak menuju masjid 3) menghindari makanan tidak sedap bauny 4) bersegera menuju rumah Allah Swtta’ala 5) berjalan menuju masjid dengan tenang dan sopan 6) adab bagi wanita a) Meminta izin kepada suami atau mahramnya b) Tidak menimbulkan fitnah c) Menutup aurat secara lengkap d) Tidak berhias dan memakai parfum 7) Melaksanakan Shalat Tahiyatul Masjid 8) mengagungkan masjid 9) menunggu ditegakkannya shalat dengan berdoa dan berdzikir 10) mengaitkan hati dengan masjid 11) anjuran untuk berpindah tempat ketika merasa ngantuk 12) anjuran membuat pintu khusus untuk wanita 13) dibolehkan untuk tidur di masjid 14) boleh memakai sandal di masjid 15) boleh makan dan minum di masjid 16) boleh membawa anak kecil ke masjid 17) menjaga dari ucapan yang jorok dan tidak layak di masjid 18) tidak bermain-main di masjid selain permainan yang mengandung bentuk melatih ketangkasan dalam perang. 19) tidak menjadikan masjid sebagai tempat lalu lalang. 20) tidak menghias masjid secara berlebihan 21) tidak mengambil tempat khusus di masjid


36 22) tidak keluar setelah adzan kecuali ada alasan 23) tidak mencari barang yang hilang di masjid dan mengumumkannya 24) tidak jual beli di masjid 25) tidak mengganggu orang yang beribadah di masjid 26) tidak berteriak dan membuat gaduh di masjid 27) tidak lewat di dalam masjid dengan membawa senjata tajam 28) tidak lewat di depan orang shalat 29) tidak melingkar di dalam masjid untuk berkumpul untuk kepentingan dunia 30) tidak meludah di masjid 31) keluar masjid dengan mendahulukan kaki kiri dan membaca doa g) Adab di Kamar Mandi 1) Disunnahkan bagi orang yang hendak memasuki al-khalaa’ (kamar kecil/WC) membaca doa. 2) Disunnahkan jika keluar mengucapkan doa. 3) Disunnahkan mendahulukan kaki kiri ketika masuk, dan kaki kanan ketika keluar. 4) Jika di tempat terbuka, maka disunnahkan menjauh hingga tidak terlihat. 5) Disunnahkan tidak mengangkat pakaian kecuali setelah dekat dengan tanah. 6) Tidak boleh menghadap dan membelakangi kiblat, baik di lapangan terbuka maupun dalam bangunan. 7) Dilarang buang hajat di jalan yang dilalui manusia dan tempat berteduh mereka. 8) Dimakruhkan jika seseorang kencing di tempat mandinya. 9) Dilarang kencing di air yang tidak mengalir 10) Diperbolehkan kencing sambil berdiri, tapi duduk (jongkok) lebih utama. 11) Diwajibkan bersuci dari kencing


37 12) Tidak boleh menyentuh kemaluan dengan tangan kanan ketika kencing. 13) Diperbolehkan bersuci dengan air, dan batu, atau yang serupa dengan batu, namun air lebih utama. 14) Tidak boleh menggunakan kurang dari tiga batu 15) Tidak boleh bersuci dengan tulang atau kotoran h) Adab pergaulan 1) Ta’aruf (saling mengenal) 2) Tafahum (saling memahami) 3) Ta’awun (saling menolong) i) Adab bertamu 1) Bagi seorang yang diundang, hendaknya memenuhinya sesuai waktunya kecuali ada udzur. Untuk menghadiri undangan maka hendaknya memperhatikan syarat-syarat berikut: a) Orang yang mengundang bukan orang yang harus dihindari dan dijauhi. b) Tidak ada kemungkaran pada tempat undangan tersebut. c) Orang yang mengundang adalah muslim. d) Penghasilan orang yang mengundang bukan dari penghasilan yang diharamkan. Namun, ada sebagian ulama menyatakan boleh menghadiri undangan yang pengundangnya berpenghasikan haram. Dosanya bagi orang yang mengundang, tidak bagi yang diundang. e) Tidak menggugurkan suatu kewajiban tertentu ketika menghadiri undangan tersebut. f) Tidak ada mudharat bagi orang yang menghadiri undangan. 2) Hendaknya tidak membeda-bedakan siapa yang mengundang, baik orang kaya ataupun orang miskin. 3) Berniatlah bahwa kehadiran kita sebagai tanda hormat kepada sesama muslim. 4) Masuk dengan seizin tuan rumah, begitu juga segera pulang setelah selesai memakan hidangan


38 5) Seorang tamu meminta persetujuan tuan untuk menyantap, tidak melihat-lihat ke arah tempat keluarnya perempuan, tidak menolak tempat duduk yang telah disediakan. 6) Tidak banyak melirik-lirik kepada wajah orang-orang yang sedang makan. 7) Tidak memberatkan tuan rumah 8) Sebagai tamu, kita dianjurkan membawa hadiah untuk tuan rumah 9) Jika seorang tamu datang bersama orang yang tidak diundang, ia harus meminta izin kepada tuan rumah dahulu 10) Seorang tamu hendaknya mendoakan orang yang memberi hidangan kepadanya setelah selesai mencicipi makanan 11) Setelah selesai bertamu hendaklah seorang tamu pulang dengan lapang dada, memperlihatkan budi pekerti yang mulia, dan memaafkan segala kekurangan tuan rumah. j) Adab menengok orang yang sakit 1) memberikan kesenangan di hati orang yang sedang sakit, menyuguhkan apa yang dia perlukan, dan menasehati tentang derita yang ia alami. 2) Wanita dibolehkan menjenguk laki-laki yang sedang sakit meskipun mereka bukan mahramnya. Akan tetapi, dengan beberapa syarat seperti aman dari fitnah, menutup aurat, dan tidak bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan. 3) memakruhkan menjenguk orang kafir, karena menjenguk orang yang sakit adalah memuliakannya. Dan sebagian ulama membolehkannya apabila dengan bersikap seperti itu dia akan masuk Islam 4) kapan saja dibolehkan baik siang atau malam selama tidak mengganggu orang yang sedang sakit. 5) meringankan beban orang yang sedang sakit dan menenangkan hatinya, bukan malah memberatkannya. 6) dianjurkan duduk di dekat kepala orang yang sedang sakit menanyakan keadaannya. 7) menyemangatinya seperti berkata, “Tidak apa-apa, kamu akan sembuh Insya Allah Swt Swt


39 8) orang yang menjenguk orang yang sedang sakit tidak mengucapkan apa pun kecuali kata-kata yang baik, karena para malaikat mengamini ucapannya. 9) mendoakan orang yang sedang sakit agar diberikan rahmat dan ampunan, pembersihan dari dosa dan keselamatan serta kesehatan 10) meletakkan tangannya pada tubuh orang yang sedang sakit, seperti tangan atau kening 11) disunnahkan merukyah orang yang sakit, sebagaimana yang dilakukan Nabi shallAllah Swt Swtu ‘alaihi wa sallam. dan Malik). Al Hafiz Ibnu Hajar berkata, “Yang dimaksud dengan Al Mu’awwidzat adalah dua surat (Al Falaq dan An Nas) serta Al Ikhlas”. 12) Ketika ajal orang yang sakit itu sudah dekat dan tampak tanda-tanda kematian, maka yang menjenguknya dianjurkan mengingatkan kepada orang yang sakit itu betapa luasnya rahmat Allah Swtdan jangan pernah merasa berputus asa. 13) Jika wafat, bagi yang hadir dianjurkan memejamkan matanya dan mendoakannya. k) Adab takziah 1) Takziah dilakukan dengan ikhlas untuk mengharapkan rida Allah Swt Swt. 2) Berpakaian sopan dan menutup aurat. 3) Bertingkah laku dan berperilaku sopan. 4) Memberi bantuan kepada keluarga jenazah, baik bantuan moril maupun materil 5) Memberikan nasihat kepada keluarga jenazah agar tabah, sabar dan meningkatkan iman kepada Allah Swt Swt. 6) Mengikuti salat jenazah dan medoakannya agar mendapatkan ampunan dari Allah Swtdari segala dosanya. 7) Ikut mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman untuk menyaksikan penguburannya. 8) Medoakan jenazah agar amal baiknya diterima dan dosanya di ampuni Allah Swt Swt. 9) Memberi bantuan baik materi maupun moril.


40 10) Tidak bercanda atau berkata keras. 11) Tidak mengungkit –ungkit keburukan jenazah. 12) Mengantar jenazah sampai ke tempat pemakaman. l) Adab Jual Beli 1) tidak menjual sesuatu yang haram. 2) tidak melakukan sistem perdagangan terlarang. 3) tidak terlalu banyak mengambil untung. 4) tidak membiasakan bersumpah ketika menjual dagangan. 5) tidak berbohong ketika berdagang. 6) penjual harus melebihkan timbangan. 7) pemaaf, mempermudah, dan lemah lembut dalam berjual beli. 8) menjauhkan sebab-sebab munculnya permusuhan dan dendam. 9) penjual dan pembeli boleh menentukan pilihan selama mereka belum berpisah kecuali jual beli khiyaar. 10) tidak boleh menimbun atau memonopoli barang dagangan tertentu. m) Adab belajar 1) meneguhkan niat yang ikhlas karena semata-mata mengharap ridha Allah Swt Swt, agar ilmu yang diperoleh membuahkan keberkahan dan memberi manfaat bagi orang lain. 2) belajar harus jauh dari perbuatan maksiat agar apa yang dimuridi menjadi “cahaya” yang dapat menerangi jalan hidup si pembelajar. 3) murid juga harus senantiasa berperilaku yang baik (husnul adab), rajin, tekun, rendah hati, dan selalu mengamalkan ilmunya. “Ilmu yang tidak diamalkan itu bagaikan pohon yang tidak berbuah. 4) memerlukan kerja ikhlas, keras, dan cerdas. 5) kecerdasan, antusiasme (kesungguhan), ke sabaran, bekal yang cukup, bimbingan guru, dan waktu yang lama. 6) berusaha mengembangkan pemikiran, pengetahuan, kepribadian, moralitas, dan profesionalitas. 7) belajar itu harus dimulai dengan thaharah (pembersihan diri) dan berwudhu agar terhindar dari godaan setan. 8) menghormati guru dan ulama.


41 9) murid juga dianjurkan untuk berlapang dada (toleran) dalam menghadapi perbedaan pendapat dan pemikiran. n) Adab berpakaian 1) Tidak berpakaian dari bahan sutra 2) Mengenakan baju dan celana tidak melebihi batas dua mata kaki dengan sombong. 3) Memakai pakaian yang berwarna putih 4) Pakaian perempuan menutupi kedua tumit dan kerudungnya menutupi dada 5) Laki-laki tidak berpakaian yang digunakan perempuan dan perempuan tidak memakai pakaian yang digunakan laki-laki 6) Mengenakan sandal atau sepatu dengan mendahulukan kaki kanan 7) Memakai pakaian dengan mendahulukan anggota tubuh yang paling kanan 8) Membaca doa ketika memiliki pakaian baru 9) Berdoa ketika saudara yang lain memakai baju baru o) Adab Membersihkan Badan 1) mandi 2) membersihkan dan menyucikan mulut dengan siwak 3) khitan 4) mencukur bulu kemaluan 5) memotong kumis 6) memotong kuku 7) mencabut bulu ketiak


42 BAB III PEMBELAJARAN BERBASIS ADAB A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Adab Menurut undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran1 . Secara umum pengertian pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik/siswa dengan pendidik/guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pembelajaran berbasis adab adalah proses pengenalan dan pengakuan mengenai sesuatu sesuai dengan tatanan penciptaan yang ditanamkan ke dalam diri murid sehingga menggiring pada pengenalan dan pengakuan Allah sebagai Rabb yang wajib disembah. Proses pembelajaran berbasis adab merupakan proses ganda, yaitu proses melibatkan masuknya makna suatu obyek pengetahuan ke dalam jiwa seorang murid, dan proses melibatkan sampainya jiwa pada makna pengetahuan tersebut. Pembelajaran adab menuntut pengetahuan mengenai realitas individu: hakikatnya, daya pikirnya, jiwa dan kecenderungan etikanya, peran dan tanggungjawabnya di dunia, dan tujuan akhirnya adalah akhirat. B. Proses Pembelajaran Berbasis Adab Dalam proses pembelajaran, murid akan mendemonstrasikan tingkat pemahaman terhadap materi dan makna pembelajaran itu berbeda-beda. Hal ini karena ilmu dan hikmah yang merupakan dua komponen utama dalam konsepsi adab benar-benar merupakan anugerah Allah Swt. Oleh karena itu dari sejak persiapan pembelajaran, selama, dan sesudah 1 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas


43 proses pembelajaran, murid dan guru harus memfokuskan pikiran dan jiwanya sehingga menghasilkan tindakan yang berkualitas dan sesuai dengan ajaran Al Quran dan As Sunnah. Sebagaimana perintah Allah SWT yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW adalah membaca. اقْرَأْ بِاسْمِ رَب ِّكَ ال َّذِيْ خَلَقَ ) ١ )خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ) ۲ )اقْرَأْ وَرَب ُّكَ الأَكْرَمُ ) ٣ )ال َّذِي عَل َّمَ بِالْقَلَمِ ) ٤ )عَل َّمَ الإِنْ سَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ) ٥) Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.s Surat Al-Alaq:1-5) Perintah membaca mengandung Adab. Tidak semua membaca itu disebut belajar atau mencari ilmu. Al Quran mula-mula mengaitkan perintah membaca dengan menyebut atas nama Rabb. Artinya, adab belajar mengharuskan pelajar untuk meneguhkan niat yang ikhlas karena semata-mata mengharap ridha Allah Swt, agar ilmu yang diperoleh membuahkan keberkahan dan memberi manfaat bagi orang lain. Selain itu, ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah Swt itu tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat. Dengan demikian, belajar harus jauh dari perbuatan maksiat agar apa yang dipelajari menjadi “cahaya” yang dapat menerangi jalan hidup si pembelajar. Selain itu, murid juga harus senantiasa berperilaku baik, rajin, tekun, rendah hati, dan selalu mengamalkan ilmunya. “Ilmu yang tidak diamalkan itu bagaikan pohon yang tidak berbuah. Ilmu itu bukan yang dihafal dalam pikiran, tetapi yang bermanfaat dalam perbuatan. Nabi Saw bersabda: “Siapa yang bertambah ilmunya, tetapi tidak bertambah petunjuknya (amalnya tidak semakin baik), maka ia hanya akan semakin jauh dari Allah Swt.”(H.R. ad-Darimi). Dalam prosesnya pembelajaran menuntut optimalisasi kecerdasan, kesungguhan, ketekunan, dan kesabaran karena belajar itu bukan merupakan proses yang instan, (langsung berilmu) tetapi memerlukan kerja ikhlas, keras, dan cerdas. Murid tidak akan memperoleh ilmu kecuali terpenuhinya enam hal, yaitu: (1) kecerdasan, (2) antusiasme (kesungguhan), (3) kesabaran, (4) bekal yang cukup, (5) bimbingan guru, dan (6) waktu yang lama. Jadi,


44 belajar itu bukan sekadar datang ke sekolah atau kampus untuk mendengar dan mencatat apa yang disampaikan guru, melainkan juga berusaha mengembangkan pemikiran, pengetahuan, kepribadian, dan moralitas selama dalam proses pembelajaran. Terdapat tiga metode yang dapat digunakan oleh guru untuk menumbuhkan kecerdasan dan antusiasme di samping memperkuat kesabaran dan ketahanan mental murid sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Ta’limul Muta’allim, yaitu Mudzakarah (tukar pengetahuan), Munazharah (adu argumentasi), dan Mutharahah (berdiskusi). Ketiga metode dilakukan oleh murid dengan penuh penghayatan, tidak tergesa-gesa, dan adil agar murid memperoleh kebenaran dan hikmah dari sebuah ilmu. Pembelajaran bahwa selama ini kita mengantarkan murid belajar dimulai dengan kegiatan yang linear dari tahu, bisa, dan terbiasa. Pembelajaran bisa dimulai dengan kisah teladan, atau peristiwa aktual. Dari kisah, guru akan merangsang anak untuk menggunakan “mesin belajarnya” mencari tahu dan menggali pengetahuannya sehingga semua bermuara kepada kemuliaan manusia dari Sang Penciptanya. Dikarenakan guru memiliki peran penting dalam menyelenggarakan pembelajaran, maka dia bertangggung jawab untuk menyelenggarakan pembelajaran yang dapat memfasilitasi turunnya hidayah dari Allah sehingga murid memperoleh ilmu dan hikmah. Guru harus memiliki Adab. Dia menjadi teladan bagi murid-muridnya. Keteladanan guru baik penampilan, cara berbicara dan perhatian terhadap murid-muridnya selama proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap adab murid. Murid yang dibimbing oleh guru akan mendapatkan keberkahan ilmunya dan akan mudah mengamalkan ilmunya. Pembelajaran berbasis adab dimulai dari Adab Al A’lim (guru), Adab Al Muta’allim (Murid), Adab Alim wal muta’allim fi ta’limihi (adab proses pembelajaran). Adab pembelajaran mencakup adab dalam belajar, tata adab dalam pembelajaran, integrasi muatan adab dalam pembelajaran, proses pembelajaran berbasis adab, dan monitoring pembelajaran berbasis adab. C. Adab dalam Pembelajaran 1. Adab Guru a. Ikhlas Bekerja hanya untuk mengharapkan ridha Allah SWT.


45 عن عمر ابن الخطاب رضى الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه : وسلم يقول إِن َّمَا الأَعْمَاُلُ بِالن ِّي َّاتِ وَإِن َّمَا لِكُل ِّ امْرِئٍ ما َّنَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِ جْرَتُهُ لِدُنْ يَا يُِِيُُْهَا أَو امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَاهَاجَرَ إِلَيْه )رواه الُخاري و مسلم ( Umar bin khattab ra. Berkata, “Aku mendengar Rosulullah saw bersabda, “setiap amal perbuatan disertai dengan niat, balasan bagi setiap amal manusia sesuai dengan apa yang diniatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan RasulNya, maka nilainya pada Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang berhijrah untuk mengharapkan dunia, maka dia akan mendapatkannya atau seorang perempuan untuk dinikahi, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). b. Percaya Diri Rasa percaya diri yang kuat supaya murid yakin dengan apa yang disampaikan. c. Melaksanakan syiar Islam dan hukum Islam. membiasakan diri agar terbiasa melaksanakan shalat berjamaah di masjid, menebarkan salam kepada yang dikenal maupun tidak dikenal, amar ma’ruf nahi mungkar, dan bersabar ketika mendapatkan gangguan dalam mengajar. Senantiasa merutinkan adab-adab Islam dalam perkataan dan perbuatan, baik yang tampak maupun tersembunyi, seperti tilawah Al Qur’an, berdzikir, doa pagi dan petang, ibadah-ibadah sunnah, dan senantiasa memperbanyak shalawat. d. Berakhlak Mulia memiliki akhlak yang mulia seperti: zuhud terhadap dunia, dermawan, berwajah cerah (tidak masam), menahan marah, menahan gangguan dari masyarakat, sabar, menjauhkan diri dari penghasilan yang merendahkan martabat, senantiasa wara, khusyuk, tenang, berwibawa, tawadhu’, sering memberikan makanan, itsar (mendahulukan orang lain dalam perkara dunia namun tidak minta didahulukan), bersikap adil, banyak bersyukur, mudah membantu hajat orang lain, mudah memanfaatkan kedudukannya dalam kebaikan, lemah lembut, menjalin silaturrahmi dengan masyarakat sekitar tempat tinggal


46 “Abu Sualiman Malik ibn al-Huwayris berkata: Kami, beberapa orang pemuda sebaya datang kepada Nabi saw., lalu kami menginap bersama beliau selama 20 malam. Beliau menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan menanyakan apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu, kami memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah seorang yang halus perasaannya dan penyayang lalu berkata: “Kembalilah kepada keluargamu! Ajarlah mereka, suruhlah mereka dan salatlah kamu sebagaimana kamu melihat saya mengerjakan salat. Apabila waktu salat telah masuk, hendaklah salah seorang kamu mengumandangkan azan dan yang lebih senior hendaklah menjadi imam”. (HR. Al-Bukhori) e. Takut pada Allah menunjukkan rasa takut kepada Allah dalam gerak-geriknya, seperti berpakaian dan seluruh cara hidupnya. f. Membersihkan dirinya dari akhlak tercela menjauhkan diri dari sifat tercela, seperti: hasad (dengki), riya, ujub (kagum pada diri sendiri), meremehkan orang lain, dendam dan benci, marah bukan karena Allah, berbuat curang, sum’ah (ingin didengar kebaikannya), pelit, bicaranya kotor, sombong, enggan menerima kebenaran, tamak, angkuh, berlomba-lomba dalam perkara duniawi, mudahanah (diam dan ridha terhadap kemungkaran demi maslahat dunia), menampakkan diri seolah-olah baik di hadapan orang-orang, cinta pujian, buta terhadap aib diri, sibuk mengurusi aib orang lain, fanatik golongan, takut dan harap selain kepada Allah, ghibah, namimah (adu domba), memfitnah orang, berdusta, berkata jorok. g. Tekun bersungguh-sungguh untuk menyibukkan diri dengan ilmu, baik dengan membaca, menelaah, menghafal, mengulang pelajaran dan aktifitas lainnya. h. Menjaga wudhu Guru harus mampu menjaga wudhu, suci dari hadats dan najis, badan dan pakaian dalam keadaan bersih serta wangi. Menggunakan pakaiannya yang terbaik, dalam rangka untuk mengagungkan ilmu. i. Lisan yang baik Guru memiliki kemampuan mempersiapkan diri, memikirkan dan merenungkan hal yang ingin disampaikan sebelum diucapkan agar tidak terjatuh dalam kesalahan. Terlebih jika ada orang yang hasad kepadanya atau orang yang memusuhinya yang akan menjadikan ketergelincirannya.


Click to View FlipBook Version