Buku Burung Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo Yayasan Arsari Djojohadikusumo Elfira Septiansyah Sepriyoga Virdana Gusra Wahyudi Nadila Eveisca Elisabeth B.L. Openg
BURUNG Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo
Buku Burung Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo Penanggung Jawab : Dr. Catrini Pratihari Kubontubuh, M.Arch. (Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusumo) Penulis : Elfira Septiansyah, S.Si Sepriyoga Virdana, S.Si Gusra Wahyudi, S.Si Nadila Eveisca, S.Si Elisabeth B.L. Openg, S.Hut Penyunting Teks dan Foto : Elfira Septiansyah, S.Si Elisabeth B.L. Openg, S.Hut Desain, Tata Letak : Andisis Elfira Septiansyah, S.Si Dokumentasi : Elfira Septiansyah, S.Si Sepriyoga Virdana, S.Si Gusra Wahyudi, S.Si Sampul : Elfira Septiansyah, S.Si Diterbitkan oleh : Yayasan Arsari Djojohadikusumo Jl. Veteran I/27 Jakarta 10110 Jl. Penjernihan II/7 Jakarta 10210 www.yad.or.id @2023
Buku Burung AK-PSD Arsari i Sambutan Direktur Eksekutif YAD Kami menyambut dengan antusias hadirnya buku Burung di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo Arsari. Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo (AK-PSD) Arsari merupakan suatu area konservasi di dalam izin Hak Guna Usaha (HGU) PT. Tidar Kerinci Agung (PT. TKA) di bawah manajemen Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) Arsari. Dalam keberlanjutannya AK-PSD Arsari memiliki tim peneliti yang bertugas mengelola area konservasi mulai dari riset ilmiah sampai dengan pengelolaan dan perlindungan Kawasan yang didukung juga oleh tim Wanadhyaksa (forest ranger) yang berperan dalam perlindungan dan pengamanan seluruh area konservasi dengan luasan ± 2.700 ha. Di dalam ± 2.700 ha tersebut terdapat berbagai macam keanekaragaman hayati yang bervariasi dari berbagai kelas taksonomi, termasuk di dalamnya Aves. Kami meyakini bahwa dengan dukungan data dan informasi terkait kekayaan keanekaragaman jenis burung di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo yang tersaji dalam buku ini akan dapat juga menjadi media pengenalan dan pendidikan lingkungan. Selain itu, kami juga berharap dengan hadirnya buku ini akan menggugah kita semua terutama pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk dapat bersama-sama melindungi dan mempertahankan ekosistem yang adalah habitat alami para satwa tersebut. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Managemen PT. TKA atas dukungan kepada kami sejak tahun 2017 melalui
ii Buku Burung AK-PSD Arsari perjanjian kerjasama antara Yayasan Arsari Djojohadikusumo dengan PT. TKA tentang pengelolaan Hutan Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo di area HGU atas nama PT. Tidar Kerinci Agung. Kepada tim penulis kami mengucapkan selamat atas terbitnya buku ini. Semoga dengan terbitnya buku ini akan dapat memberikan inspirasi hadirnya buku-buku lain di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo Arsari di Dharmasraya, Sumatera Barat yang diperuntukkan tidak hanya sebagai sumber data kami, tetapi juga sebagai panduan dalam mengamati burung dan tentunya sebagai media pendidikan. Jakarta, Juli 2023 Direktur Eksekutif Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Dr. Catrini Pratihari Kubontubuh, M.Arch.
Buku Burung AK-PSD Arsari iii Sambutan Managemen PT. Tidar Kerinci Agung Pertama sekali kami dari Manajemen PT. Tidar Kerinci Agung mengucapkan selamat dan menyambut baik atas terbitnya sebuah karya yang berjudul “Buku Burung di Area Konservasi Profesor Sumitro Djojohadikusumo Arsari”. Menilik isi buku ini, kami yang sehari-hari berkecimpung di bidang Perkebunan Kelapa Sawit menilai buku ini sangat lengkap menyajikan jenis-jenis burung yang diamati beserta informasi terkait apa dan bagaimana mengenai hal dunia burung tersebut yang dapat menambah wawasan kita semua. Disisi lain kami menilai, hasil karya ini juga turut dapat membuktikan bahwa keberadaan usaha perkebunan kelapa sawit tidak serta merta menimbulkan efek negatif terhadap ekosistem lingkungan secara umumnya, khususnya satwa dalam Kelas Aves. Terakhir, kami berharap semoga dengan terbitnya buku ini, bisa bermanfaat bagi dunia konservasi satwa di perkebunan kelapa sawit khususnya, dan dunia ilmu pengetahuan pada umumnya. Dharmasraya, Juli 2023 An. Manajemen, Manager Sustainability PT. Tidar Kerinci Agung, Ir. Huzri Yedi
iv Buku Burung AK-PSD Arsari Pengantar Dewan Pakar Bidang Lingkungan YAD Upaya Mulia Dokumentasi Satwa Liar Upaya untuk membuat dokumentasi keragaman hayati, terutama berbagai jenis burung di sekitar Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo Arsari, merupakan kegiatan yang sangat penting. Pertama, beragam satwa liar akan mencari tempat yang relatif aman bagi keluarganya. Ditemukannya beragam jenis burung tersebut menunjukkan bahwa Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo ARSARI, walaupun bukan hutan alam (prestine forest), adalah kawasan yang dijaga dari beragam kegiatan illegal seperti perburuan burung dan satwa liar lainnya. Pengalaman di Desa Jatimulyo, Kabupaten Kulonprogo, D.I.Yogyakarta, yang menerbitkan Peraturan Desa Larangan menembak burung pada tahun 2016, telah berdampak positif, dengan berlabuhnya puluhan jenis burung ke hutan rakyat, kebun, dan tegalan di desa tersebut. Dampak lanjutannya adalah berkembangnya wisata desa, wisata kuliner, dan bird watching. Tidak tertutup kemungkinan hal tersebut terjadi juga di wilayah yang dilindungi ini. Dimana masyarakat dapat hidup berdampingan dengan satwa liar. Bagaimana manusia bisa hidup secara co-existence, living in harmony with nature and wildlife. Bukankah manusia bagian dari alam, dalam konsep deep ecology. Sehingga ia menjadi bagian yang bertanggungjawab akan kelestarian alamnya, tempat manusia bergantung, bukan justru menjadi perusak alam.
Buku Burung AK-PSD Arsari v Gerakan ini juga disebut sebagai Gerakan kolektif Citizen Science. Upaya konservasi yang dilakukan oleh beragam masyarakat di tingkatan akar rumput, sebagaimana dipelopori oleh Burungnesia. Kelompok ini dengan volunteer yang jumlahnya ribuan, berhasil membuat buku Atlas Burung Indonesia. Suatu atlas sebaran burung yang berhasil dibuat oleh citizen science, orang-orang muda pecinta burung. Saya ucapkan selamat kepada seluruh staf yang telah melakukan identifikasi burung, memotretnya dan membuatnya dalam bentuk buku yang sangat cantik dan berguna ini. Upaya tersebut perlu terus dilanjutkan dengan beragam potensi yang mungkin masih belum sempat diidentifikasi, seperti ragam jenis reptil, kupu-kupu, serangga, jamur, dan lain sebagainya. Jakarta, Juli 2023 Dewan Pakar Bidang Lingkungan YAD, Dr. Ir. Wiratno, M.Sc
vi Buku Burung AK-PSD Arsari Kata Pengantar Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo (AKPSD) Arsari merupakan area berhutan seluas ± 2.700 ha yang berada didalam lahan HGU PT. TKA. Area ini sengaja dibiarkan dan tidak ditanami dengan pohon kelapa sawit dengan tujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati di dalamnya. Area berhutan yang memiliki berbagai tipe habitat ini menjadi sumber kehidupan bagi kelangsungan makhluk hidup di dalamnya baik hewan maupun tumbuhan. Saat ini AK-PSD Arsari dikelola oleh tim Lingkungan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) dibawah bidang AK-PSD Arsari. Bidang ini memiliki staf lingkungan dan tim Wanadhyaksa (forest ranger) yang bertugas melakukan patroli pengamanan kawasan serta pendataan dan monitoring keanekaragaman hayati yang ada didalamnya. Data hasil temuan yang diperoleh dilapangan dikumpulkan dan dikelola dalam sebuah database. Salah satu data yang dikumpulkan yaitu data burung yang pernah dijumpai atau ditemukan di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo Arsari. Buku Burung di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo Arsari ini menyajikan informasi mengenai jenis-jenis burung yang ditemukan di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo (AK-PSD) Arsari. Sebanyak 82 jenis burung telah ditemukan di AK-PSD Arsari yang kemudian disusun berdasarkan tingkat Ordonya. Dalam buku ini juga dijabarkan secara rinci klasifikasi setiap jenis, status konservasi,
Buku Burung AK-PSD Arsari vii deskripsi, ekologi dan habitat, peta distribusi di Indonesia serta dilengkapi dengan foto setiap jenisnya. Sebagai penutup, tim penulis berharap dengan adanya buku ini dapat menjadi panduan identifikasi jenis burung di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo (AK-PSD) Arsari dan tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Hashim Sumitro Djojohadikusumo sebagai tauladan yang baik bagi kami tim di lapangan dan juga kepada Ibu Catrini Pratihari Kubontubuh selaku Direktur Eksekutif YAD yang selalu memotivasi dan membimbing kami selama ini. Terimakasih juga kepada segenap keluarga besar PT. TKA yang senantiasa mendukung setiap kegiatan lapangan yang kami lakukan, juga kepada penggiat konservasi burung yang telah membantu dalam proses identifikasi burung yang ada di AK-PSD Arsari. Semoga buku ini dapat menjadi khazanah bagi ilmu pengetahuan dan bermanfaat untuk pelestarian burung di Indonesia. Dharmasraya, Juli 2023 Tim Penulis
viii Buku Burung AK-PSD Arsari DAFTAR ISI Sambutan Direktur Eksekutif YAD............................................. i Sambutan Managemen PT. Tidar Kerinci Agung ...................... iii Pengantar Dewan Pakar Bidang Lingkungan YAD.................... iv Kata Pengantar Daftar Isi I. PENDAHULUAN II. STATUS KONSERVASI III. PETA DISTRIBUSI ......................................................... 6 Ordo: Accipitriformes Baza jerdon (Aviceda jerdoni).................................. 7 Elang gunung (Nisaetus alboniger) ........................ 9 Elang ular bido (Spilornis cheela)........................... 11 Ordo: Bucerotiformes Enggang klihingan (Anorrhinus galeritus) ............. 13 Kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus) .... 15 Rangkong badak (Buceros rhinoceros) .................. 17 Julang emas (Rhyticeros undulatus) ...................... 19 Ordo: Columbiformes Delimukan zamrud (Chalcophaps indica) .............. 21 Pergam gunung (Ducula badia) .............................. 23
Buku Burung AK-PSD Arsari ix Uncal kouran (Macropygia ruficeps)....................... 25 Uncal loreng (Macropygia unchall) ......................... 27 Punai gading (Treron vernans) ................................ 29 Ordo: Coraciiformes Cekakak belukar (Halcyon smyrnensis) ................. 31 Cekakak sungai (Todirhamphus chloris) ................ 33 Kirik-kirik biru (Merops viridis)............................... 35 Ordo: Cuculiformes Bubut besar (Centropus sinensis) .......................... 37 Kangkok erasia (Cuculus canorus)......................... 39 Kadalan birah (Phaenicophaeus curvirostris) ........ 41 Kedasi hitam (Surniculus lugubris) ........................ 43 Ordo: Falcaniformes Alap-alap capung (Microhierax fringillarius).......... 45 Ordo: Paciformes Takur tenggeret (Psilopogon australis) .................. 47 Ordo: Passeriformes Kapasan kemiri (Lalage nigra)................................ 49 Sepah tulin (Pericrocotus igneus)........................... 51 Cica dau besar (Chloropsis sonnerati).................... 53 Cinenen belukar (Orthotomus atrogularis) ............ 55 Cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps)................... 57 Perenjak jawa (Prinia familiaris)............................. 59 Gagak hutan (Corvus enca) ..................................... 61 Tangkar-uli sumatera (Dendrocitta occipitalis)...... 63 Cabai merah (Dicaeum cruentatum) ...................... 65 Cabai polos (Dicaeum minullum)............................ 67 Cabai bunga api (Dicaeum trigonostigma) ............. 69 Cabai jawa (Dicaeum trochileum) ........................... 71 Pentis pelangi (Prionochilus percussus)................ 73 Srigunting batu (Dicrurus paradiseus) ................... 75
x Buku Burung AK-PSD Arsari Srigunting gagak (Dicrurus annectens).................. 77 Bondol peking (Lonchura punctulata) .................... 79 Bondol tunggir putih (Lonchura striata)................. 82 Sempur hujan sungai (Cymbirhyncus macrorhyncos).....84 Sempur hujan darat (Eurylaimus ochromalus)...... 86 Tepekong rangkang (Hemiprocne omate) ............. 88 Kecembang gadung (Irena puella).......................... 90 Bentet loreng (Lanius tigrinus) ............................... 92 Seriwang asia (Terpsiphone affinis)........................ 94 Kucica kampung (Copsychus saularis)................... 96 Sikatan kicau ninon (Eumyias indigo)..................... 99 Sikatan kicau hijau laut (Eumyias thalassinus)...... 101 Sikatan mugimaki (Ficedula mugimaki)................. 103 Sikatan belang (Ficedula westermanni) ................. 105 Sikatan emas (Ficedula zanthopygia) ..................... 107 Sikatan bubik (Muscicapa dauurica)....................... 109 Burung madu sepah raja (Aethopyga siparaja)...... 111 Burung madu kelapa (Anthreptes malacensis)...... 113 Burung madu polos (Anthreptes simplex).............. 115 Pijantung tasmak (Arachnothera flavigaster) ........ 117 Pijantung kecil (Arachnothera longirostra) ............ 119 Pijantung dada kelabu (Arachnothera modesta).... 121 Pijantung gunung (Arachnothera affinis)................ 123 Kiciut batu (Motacilla cinerea) ............................... 125 Gelatik batu kelabu (Parus cinereus) ..................... 127 Cikrak kutub (Phylloscopus borealis) ..................... 129 Cikrak mahkota (Phylloscopus coronatus)............. 131 Caladi tilik (Picoides moluccensis) ........................ 133 Serindit melayu (Loriculus galgulus)...................... 135 Cucak kuricang (Microtarsus melanocephalos) ..... 137 Merbah cerukcuk (Pycnonotus analis) ................... 139
Buku Burung AK-PSD Arsari xi Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) ................ 141 Merbah mata merah (Pycnonotus brunneus) ........ 143 Cucak emas (Pycnonotus dispar)............................ 145 Merbah belukar (Pycnonotus plumosus) ............... 148 Merbah corok – corok (Pycnonotus simplex).......... 150 Cucak bersisik (Pycnonotus squamatus) ............... 152 Kipasan belang (Rhipidura javanica)....................... 154 Kerak kerbau (Acridotheres javanicus)................... 156 Ciuang air melayu (Mixornis gularis)...................... 158 Jingjing batu (Hemipus hirundinaceus).................. 160 Ordo: Piciformes Pelatuk kundang (Chrysocolaptes validus) .......... 162 Pelatuk merah (Chrysophlegma miniaceum) ........ 164 Caladi batu (Meiglyptes tristis)................................ 166 Pelatuk kijang (Micropternus brachyurus)............. 168 Pelatuk sayap merah (Picus puniceus) .................. 170 Beluk jempuk (Bubo sumatranus).......................... 172 DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 174
Sungai Mangun di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo Arsari
Buku Burung AK-PSD Arsari 1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang PT. TKA merupakan salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada di Sumatera. Perusahaan ini terletak di provinsi Sumatera Barat (Kabupaten Solok Selatan dan Dharmasraya) dan Jambi (Kabupaten Bungo). Dalam Kawasan PT. TKA terdapat tiga Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari yaitu Jujuhan, Asam, dan Kemarau. Berdasarkan data dari TIM NKT PT. TKA (2013) di kawasan ini memiliki rata-rata curah hujan yang tinggi yaitu 3.922 mm/tahun, tergolong ke dalam tipe iklim A (sangat basah). Hutan primer, hutan sekunder dan perkebunan sawit merupakan tipe vegetasi yang ada dalam kawasan ini. Banyak terdapat hewan dan tumbuhan yang hidup didalamnya. Berdasarkan laporan TIM NKT PT. TKA (2013) ditemukan 77 jenis tumbuhan, 29 jenis mamalia, tujuh jenis reptil, lima jenis amfibi, 28 jenis aves, 23 jenis pisces, dan 12 jenis serangga. Kemudian pada tahun 2015 juga ditemukan delapan jenis burung rangkong di AK-PSD Arsari (Dharma, 2015). Pada penelitian Adrian (2017) ditemukan 88 jenis burung di Kawasan PT. TKA yang dilakukan di lima lokasi pengamatan (AK-PSD Arsari, area perkebunan kelapa sawit, DAS sungai mangun, pemukiman masyarakat dan kolam atau rawa).
2 Buku Burung AK-PSD Arsari Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo (AK-PSD) Arsari merupakan suatu kawasan hutan di dalam HGU PT. TKA yang luasnya ± 2.700 Ha. Dimana saat ini dikelola oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) di bawah bidang AK-PSD Arsari. Bidang ini memiliki staf lingkungan dan tim Wanadhyaksa (forest ranger) yang bertugas melakukan patroli pengamanan kawasan serta pendataan dan monitoring keanekaragaman hayati yang ada didalamnya. Salah satu keanekaragaman hayati yang dilakukan pendataan dan monitoringnya adalah jenis burung di AK-PSD Arsari. Burung merupakan satwa yang memiliki peran penting di alam, karena memiliki peran ekologis yang sangat berguna bagi makhluk hidup lainnya. Burung berperan sebagai polinator (penyerbuk) dan pemencar biji guna kelestarian hutan dan juga membantu regenerasi hutan secara alami. Selain itu burung juga bisa dijadikan sebagai bio-indikator lingkungan, dimana lingkungan atau hutan yang memiliki keanekaragaman burungnya tinggi bisa dikatakan sebagai hutan yang masih alami dan terjaga. Keberadaan burung di AK-PSD Arsari sangat membantu dalam proses regenerasi hutan secara alami. Oleh karena itu pendataan mengenai jenis-jenis burung di AK-PSD Arsari penting untuk dilakukan sebagai data dasar dan data monitoring untuk kedepannya. Metode Pendataan burung di AK-PSD Arsari dilakukan sejak Juli 2020 hingga Juni 2023. Pendataan ini dilakukan dengan pengamatan langsung pada jalur patroli tim Wanadhyaksa AKPSD Arsari dan area site (jalan dan disekitar kandang rehabilitasi) PR-HSD (Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya) Arsari di pagi dan sore hari. Setiap burung yang terlihat atau teramati dicatat dan dilakukan pengambilan foto atau video, selanjutnya dilakukan proses identifikasi menggunakan buku Eaton et. al., tahun 2022 dan MacKinon et. al., 2.000, juga dibantu oleh beberapa sumber dari internet. Hasil identifikasi dimasukkan kedalam bentuk database AK-PSD Arsari, selanjutnya dari data tersebut dilakukan penulisan buku ini. Penulisan nama spesies dalam buku ini mengacu pada buku Eaton et. al., tahun 2022.
Buku Burung AK-PSD Arsari 3 Pengamatan Burung di Area Konservasi Prof Sumitro Djojohadikusumo Arsari II. STATUS KONSERVASI IUCN Red List IUCN Red List atau Daftar Merah IUCN merupakan daftar yang memuat informasi mengenai status resiko kepunahan suatu spesies baik hewan, tumbuhan ataupun jamur. Pada IUCN Red List dimuat beberapa informasi mengenai ukuran populasi, habitat dan ekologi, distribusi, penggunaan dan/ atau perdagangan, ancaman, dan tindakan konservasi yang diperlukan agar spesies tersebut tidak punah1 . Ada sembilan kategori status konservasi spesies yang ditetapkan oleh IUCN Red List. Namun dalam buku ini hanya enam status konservasi yang akan digunakan dengan merujuk kepada jenis satwa dilindungi di Indonesia menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No P.106 tahun 2018. Berikut penjabaran dari enam kategori status konservasi tersebut, yang disusun secara urut berdasarkan tingkat ancaman tinggi hingga rendah: 1 Sumber: https://www.iucnredlist.org/
4 Buku Burung AK-PSD Arsari CR (Critically Endangered/Kritis) Spesies yang dikategorikan menuju kepunahan dan sedang menghadapi risiko tinggi kepunahan di alam liar dengan tingkat yang lebih ekstrem. EN (Endangered/Genting) Spesies yang dikategorikan menuju kepunahan dan tengah menghadapi risiko tinggi kepunahan di alam liar. VU (Vulnerable/Rentan) Spesies yang dikategorikan sedang menghadapi risiko tinggi kepunahan di alam liar dan dianggap memenuhi satu dari lima kriteria menuju kepunahan yang ditetapkan oleh IUCN. NT (Near Threatened/Hampir terancam) Spesies yang dikategorikan berada dalam kondisi mendekati kategori terancam (Hampir Terancam, Rentan, Genting atau Kritis) pada saat ini dan dinilai akan memenuhi kategori tersebut dalam waktu dekat. LC (Least Concern/Risiko rendah) Spesies yang dikategorikan telah dievaluasi informasinya namun belum memenuhi kriteria yang ada pada kategori terancam (Hampir Terancam, Rentan, Genting atau Kritis). DD (Data Deficient/Kekurangan data) Spesies yang dikategorikan informasi datanya kurang untuk dinilai status konservasinya, terkait perkiraan akan risiko kepunahannya berdasarkan distribusi dan status populasi.
Buku Burung AK-PSD Arsari 5 CITES CITES merupakan suatu konvensi internasional yang mengatur mengenai perdangan flora atau fauna yang terancam punah. CITES mengkategorikan (apendiks) menjadi 3, yaitu : Apendiks I Daftar semua spesies flora dan fauna yang dilarang diperjual belikan dalam bentuk apapun dan dianggap sebagai kegiatan illegal. Apendiks II Daftar spesies flora dan fauna yang akan terancam punah apabila terus diperdagangkan tanpa adanya pengaturan. Apendiks III Daftar spesies flora dan fauna yang diatur perdagangannya di negara tertentu yang menjadi batas-batas wilayah habitat jenis tersebut. PERATURAN MENTERI LHK Pada tahun 2018 lalu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mengeluarkan sebuah peraturan tentang Tumbuhan dan Satwa dilindungi. Peraturan ini menjadi acuan terhadap konservasi tumbuhan dan satwa liar di Indonesia.
6 Buku Burung AK-PSD Arsari III. PETA DISTRIBUSI Residen/ ada sepanjang tahun: digunakan untuk menandakan area dimana suatu jenis pada umumnya berada sepanjang tahun, walau tidak mengecualikan kemungkinan pergerakan atau menyebar bahkan migrasi parsial. Migran/ Pengunjung: pengunjung musim panas utara/ musim dingin Austral (Mei-September) atau pengunjung musim dingin utara/ musim panas Austral (Oktober-April): manandakan zona yang digunakan oleh jenis yang biasanya dalam kondisi normal tidak berbiak, atau berbiak diduga tetapi tidak tercatat dengan pasti. Diintroduksi: populasi yang berasal seluruhnya atau sebagian dari introduksi oleh manusia, dengan sengaja atau karena lepas dari sangkar.
Buku Burung AK-PSD Arsari 7 Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari Ordo: Accipitriformes 1. Baza jerdon (Aviceda jerdoni) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Accipitriformes 4) Famili : Accipitridae 5) Genus : Aviceda 6) Spesies : A. jerdoni Blyth, 1842 7) Eng. name : Jerdon’s Baza Deskripsi Panjang tubuh 40-90 cm. Bulu bewarna kecokelatan, sayap dan bagian atas cokelat gelap, pita ekor hitam dan berujung putih, pada kepala terdapat jambul panjang bewarna gelap dan sering
8 Buku Burung AK-PSD Arsari terangkat naik. Pada jantan bagian bawah bergaris cokelat berangan terang, dada dan muka keabuan pucat polos dan lebih gelap menuju mahkota. Sedangkan pada betina kepala dan dada lebih cokelat muda dan bagian bawah bergaris merah karat lebih pucat. Kaki pendek, mata kuning kadang cokelat pada betina, paruh gelap, setrip kumis mesial hitam. Ekologi dan Habitat Memiliki sarang berbentuk mangkok atau cawan dengan struktur yang tebal dan dalam yang terbuat dari ranting pohon, sarang berada di pohon dengan ketinggian antara 7-20 m. Di Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera, sarang burung ini ditemukan pada pohon dengan tinggi 35 m, pada tipe tanaman Dipterocarpus dekat dengan jalan utama di hutan primer. Musim berbiak pada bulan Januari – Maret, memiliki jumlah telur 2 butir dengan ukuran telur 44,7x33,6 mm. Hidup soliter, menyukai pinggir hutan, hutan pantai, bakau dan hutan sengon, juga area agak terbuka sebagai tempat untuk berburu. Makanan utamanya adalah ular, kadal, katak dan serangga. Mengintai mangsanya dari tempat bertengger, kemudian menyergap mangsa dan membawa kembali ke tenggeran. Distribusi Sumatera (migrasi), Kalimantan, dan Sulawesi. Berdasarkan laporan terbaru, di Sumatera ditemukan burung Baza jerdon yang berbiak pada dua lokasi tersebut.
Buku Burung AK-PSD Arsari 9 Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 2. Elang gunung (Nisaetus alboniger) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Accipitriformes 4) Famili : Accipitridae 5) Genus : Nisaetus 6) Spesies : N. alboniger Blyth, 1845 7) Eng. name : Blysh’s Hawk-egle Deskripsi Panjang tubuh berukuran antara 50–58 cm, rentang sayap berkisar antara 100–115 cm dengan berat tubuh sekitar 830 g. Badan burung ini didominasi warna hitam dan putih. Jambul panjang, ekor bergaris lebar. Dada bercoret-coret memanjang, perut bergaris melintang rapat, nyaris hitam pada beberapa
10 Buku Burung AK-PSD Arsari individu. Tenggorokan putih dengan strip hitam di tengahnya. Bagian bawah bergaris tebal, terdapat satu garis putih lebar pada ekor yang hitam. Ekologi dan Habitat Tidak umum di hutan perbukitan dan pegunungan, terkadang ditemukan di pinggiran sungai, lahan perkebunan. Beristirahat di pohon yang tinggi, kadang-kadang pada sarang burung kecil lain. Terbang berputar di hutan saat berburu, menyerang mangsa di pepohonan seperti burung, mamalia, kadal, dan sesekali kelelawar. Ketika musim kawin tiba, induk elang ini membuat sarang menggunakan ranting pohon dan dedaunan dengan mengerami telur antara 1 sampai 2 telur, sarang diletakkan pada tajuk bagian atas pada pohon besar. Dalam satu sarang biasanya hanya ditemukan satu anakan. Distribusi Sumatera dan Kalimantan.
Buku Burung AK-PSD Arsari 11 Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 3. Elang ular bido (Spilornis cheela) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Accipitriformes 4) Famili : Accipitridae 5) Genus : Spilornis 6) Spesies : S. cheela Latham, 1790 7) Eng. Name : Crested Serpent-eagle Deskripsi Elang ular bido merupakan salah satu burung pemangsa dengan sayap yang sangat lebar membulat, memiliki ukuran tubuh 50-74 cm. Tubuhnya didominasi warna abu gelap dan warna kecokelatan. Pada tubuh bagian bawah, dengan bintikbintik warna putih pada bagian perut dan sisi tubuh. Terdapat
12 Buku Burung AK-PSD Arsari garis putih pada sayap bagian bawah dan pada ekor dengan warna hitam di ujung-ujungnya, pola ini akan terlihat jelas pada saat ia terbang. Paruh berwarna kuning dengan ujung paruh berwarna abu, pada area mata dan paruh terdapat kulit berwarna kuning dan tanpa bulu, iris mata berwarna kuning, dan kaki berwarna orange dengan cakar yang tajam. Ekologi dan Habitat Sarang berupa susunan ranting dan daun segar yang diletakkan pada percabangan pohon. Berbiak sepanjang waktu dan pada musim berbiak, pasangan menunjukkan gaya terbang akrobatik, dengan jumlah telur 1 – 2 butir, berwarna putih suram, berbercak kemerahan. Hidup berpasang-pasangan dan sangat ribut, melayang-layang di atas wilayah sambil mengeluarkan suara. Habitatnya bervariasi, dari dataran rendah hingga dataran tinggi mencapai ketinggian ≥ 2.000 mdpl, mulai dari habitat hutan mangrove, perkebunan, hutan sekunder, dan hutan primer. Makanan utama umumnya memangsa ular, kadal, katak, hewan invertebrata bahkan mamalia kecil lainnya seperti tikus, spesies ini termasuk hewan karnivora. Distribusi Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
Buku Burung AK-PSD Arsari 13 Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari Ordo: Bucerotiformes 4. Enggang klihingan (Anorrhinus galeritus) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Bucerotiformes 4) Famili : Bucerotidae 5) Genus : Anorrhinus 6) Spesies : A. galeritus Temminck, 1831 7) Eng. name : Bushy-crested Hornbill Deskripsi Panjang tubuh 65-70 cm. Bulu berwarna gelap. Bagian ekor bewarna abu kecokelatan dan ujungnya bewarna hitam. Jambul pada jantan terlihat turun, kulit tenggorakan dan orbital
14 Buku Burung AK-PSD Arsari biru pucat. Kaki bewarna hitam. Pada betina dua per tiga paruh, bewarna kuning. Ekologi dan Habitat Musim berbiak pada bulan Juli-September. Bersarang pada pohon-pohon besar yang berlubang dan ditutupi kotoran, dimana betina akan mengerami telur didalam sarangnya. Memiliki telur 1-2 butir bewarna putih berbintik merah dan cokelat. Hidup dalam kelompok antara 5-15 individu dan termasuk hewan yang memiliki sifat teritorial. Dapat dijumpai di hutan primer dan sekunder pada dataran rendah dan perbukitan, sampai ketinggian 1.800 mdpl. Mencari makan pada tajuk tengah pohon, sebagian besar makanan burung ini adalah buah nonficus, serangga atau binatang kecil. Beberapa penelitan juga menyebutkan burung ini membawa makanan seperti arthropoda, kadal dan katak ke sarangnya. Distribusi Sumatera dan Kalimantan.
Buku Burung AK-PSD Arsari 15 Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 5. Kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Bucerotiformes 4) Famili : Bucerotidae 5) Genus : Anthracoceros 6) Spesies : A. malayanus Raffles, 1822 7) Eng. name : Black Hornbill Deskripsi Panjang tubuh burung kangkareng hitam dewasa sekitar 60-80 cm, hampir seluruh tubuhnya diselimuti oleh bulu yang berwarna hitam. Ciri khas yang membedakan individu jantan dan
16 Buku Burung AK-PSD Arsari betina adalah warna mata dan paruhnya. Jantan memiliki paruh dan tanduk berukuran besar berwarna putih gading. Terkadang terdapat bulu berwarna putih dari lingkar mata atas sampai samping leher. Sedangkan betina memiliki paruh dan tanduk berwarna hitam, kulit sekitar mata berwarna merah gelap, tanduk kecil berupa tonjolan pipih. Ekologi dan Habitat Spesies ini hidup di hutan cemara primer dataran rendah, biasanya di bawah 200 mdpl, tetapi jarang hingga 600 mdpl, di mana ia lebih menyukai daerah dekat aliran air atau dataran rendah, serta hutan rawa. Burung ini juga ditemukan di hutan sekunder saat terbang tinggi. Pakan utama memakan buah-buahan besar, tetapi kadang-kadang memakan hewan kecil termasuk serangga, kumbang, dan telur burung. Saat musim berbiak, mereka membutuhkan waktu sedikitnya 50 hari untuk perkembangbiakan. Masa berbiak kangkareng hitam di Sumatera berbeda dengan wilayah Kalimantan. Di Sumatera, waktu bertelur diperkirakan bulan Februari, April dan November. Sedangkan di Kalimantan, diperkirakan bulan Januari, Agustus dan Desember. Sarang ditempatkan di rongga pohon alami atau kemungkinan pada bekas lubang burung pelatuk. Selama bersarang, betina sangat bergantung pada jantan untuk memenuhi kebutuhan pakan dengan cara disuapi melalui lubang sarang. Setelah anak burung keluar dari sarang, kedua induk burung ini akan terbang berpencar mencari makan untuk anak mereka selama enam bulan. Distribusi Sumatera dan Kalimantan.
Buku Burung AK-PSD Arsari 17 Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 6. Rangkong badak (Buceros rhinoceros) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Bucerotiformes 4) Famili : Bucerotidae 5) Genus : Buceros 6) Spesies : B. rhinoceros Linnaeus, 1758 7) Eng. Name : Rhinoceros Hornbill Deskripsi Panjang tubuh 80-90 cm dimana burung ini tergolong cukup besar. Tubuh bewarna hitam dan ekor bewarna putih dengan garis hitam melintang. Paruh bewarna kuning dan pangkalnya bewarna merah. Pada paruh memiliki tanduk besar
18 Buku Burung AK-PSD Arsari yang melengkung ke atas bewarna merah-kuning. Warna iris mata pada jantan merah sedangkan pada betina berwarna putih sampai kebiruan. Kaki bewarna abu-abu kehijauan. Ekologi dan Habitat Bersarang pada pohon-pohon besar yang memiliki lubang. Musim berbiaknya pada bulan Januari - April. Memiliki jumlah telur 1-2 butir bewarna putih. Dimana saat betina sedang bersarang, jantan akan setia mengantarkan makanan kepada betina pada lubang sarang mereka. Burung ini biasanya ditemukan dalam kelompok kecil antara 2-5 individu. Hidup pada blok hutan dataran rendah dan perbukitan, sampai ketinggian 1.400 mdpl. Mencari makan dan menjadi pengunjung tetap pada pohon ara besar yang sedang berbuah. Selain sebagai hewan herbivora (pemakan buah), burung ini juga termasuk hewan karnivora mereka juga akan memakan serangga, reptil kecil, hewan pengerat, dan burung yang lebih kecil. Distribusi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
Buku Burung AK-PSD Arsari 19 Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 7. Julang emas (Rhyticeros undulatus) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Bucerotiformes 4) Famili : Bucerotidae 5) Genus : Rhyticeros 6) Spesies : R. undulatus Shaw, 1811 7) Eng. name : Wreathed Hornbill Deskripsi Ukuran tubuh besar dengan panjang total antara 38-80 cm, terdapat bulu halus berwarna cokelat pada bagian kepala sampai ke tengkuk, pada bagian sayap, punggung, dan perut
20 Buku Burung AK-PSD Arsari berwarna hitam dan ekor berwarna putih. Kulit dan bulu di sekitar tenggorokan berwarna terang, sayap kuat, ekor panjang, kaki pendek dengan jari-jari kaki besar dan sindaktil. Beberapa jenis memiliki tanduk (casque) yang menonjol di atas paruh, kadang-kadang berwarna mencolok, berwarna merah atau kuning. Ekologi dan Habitat Biasanya terlihat berpasangan atau dalam kawanan berukuran sedang, terbang di antara pohon yang sedang berbuah. Biasanya menjadi satu-satunya rangkong di daerah dataran tinggi. Mengeluarkan suara terompet serak yang keras, seringkali ketika terbang. Seperti banyak rangkong besar lainnya, saat terbang sayap menciptakan suara kepakan yang keras. Spesies ini terdapat di hutan hujan primer yang luas, terutama di dataran tinggi. Di luar musim kawin kisarannya menanjak lebih tinggi hingga 2.560 mdpl, hal ini untuk mentolerir penerbangan selektif tetapi umumnya menghindari habitat yang terganggu dan dekat dengan populasi manusia. Sarang ditempatkan di rongga alami yang tinggi di pohon Dipterocarpus atau Syzygium dimana rongga yang sama sering digunakan beberapa kali selama musim kawin berturut-turut. Distribusi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
Buku Burung AK-PSD Arsari 21 Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari Ordo: Columbiformes 8. Delimukan zamrud (Chalcophaps indica) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Columbiformes 4) Famili : Columbidae 5) Genus : Chalcophaps 6) Spesies : C. indica Linnaeus, 1758 7) Eng. name : Asian Emerald Dove Deskripsi Memiliki bentuk tubuh yang gemuk dengan paruh dan ekor yang pendek, ukuran tubuh sedang dengan panjang 23-27 cm, berat badan 125-150 g. Kepala berwarna coklat kemerahan
22 Buku Burung AK-PSD Arsari pada betina dan terdapat tambahan campuran putih dibagian mahkota pada jantan. Paruh berwarna merah dengan bagian ujung jingga, dahi putih, sisi bagian bawah berwarna cokelat kemerahan, sayap berwarna hijau, ekor cokelat kemerahan dan kaki berwarna merah. Ekologi dan Habitat Sarang berbentuk persegi yang disusun mendatar, dengan bahan penyusunnya merupakan ranting yang tumpang tindih satu sama lain, sarang dibuat diatas pohon, rumput, maupun semak dengan ketinggian sekitar 2-8 m dari atas tanah. Sitem perkawinan hewan ini adalah monogamous. Musim berkembangbiak mulai April-November dengan sekali berbiak menghasilkan 1-2 butir telur dalam satu sarang, telur berwarna putih yang dierami oleh jantan dan betina secara bergantian sekitar 15-20 hari. Burung ini sering dijumpai sendiri maupun berpasangan terutama pada saat memakan biji di lantai hutan dan perkebunan dengan ketinggian maksimal 1.800 mdpl. Distribusi Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku.
Buku Burung AK-PSD Arsari 23 Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 9. Pergam gunung (Ducula badia) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Columbiformes 4) Famili : Columbidae 5) Genus : Ducula 6) Spesies : D. badia Raffles, 1822 7) Eng. name : Mountain Imperial-pigeon Deskripsi Memiliki ukuran tubuh untuk dewasa yaitu 45 cm. Kepala, leher, dada, dan perut abu-abu keunguan, penutup sayap merah tua, punggung dan pinggul cokelat tua keabu-abuan. Iris putih atau abu-abu, paruh merah padam dengan ujung putih, kaki merah padam.
24 Buku Burung AK-PSD Arsari Ekologi dan Habitat Pergam gunung termasuk burung yang bersifat terestrial, tidak bermigrasi, menghuni hutan-hutan tropis dan subtropis basah seperti vegetasi mangrove, dataran rendah pada ketinggian 0-2.300 mdpl. Burung ini bersifat aktif soliter, tetapi biasa ditemukan dalam kelompok besar (20-30 individu), mencari makan di kanopi hutan, terbang tinggi dan jauh. Menyukai buahbuahan dan biji-bijian, terutama buah ara dan pala, biasanya ditelan secara utuh. Burung ini juga turun ke tanah untuk minum pada genangan-genangan air atau tepi sungai dalam kelompok sangat besar. Di India dan Asia Tenggara, spesies ini berkembangbiak pada bulan Januari sampai Mei, sedangkan di wilayah lain pada Maret sampai Agustus. Jenis ini membuat sarang dengan menggunakan ranting-ranting, ditempatkan di pohon kecil dengan ketinggian 5-8 m di atas tanah. Betina meletakkan 1 butir telur, dan dierami oleh kedua induk, biasa ditemui bertengger di atas ranting pokok yang tinggi. Kerap kali dilihat pada awal waktu pagi dan penghujung waktu petang secara berpasangan di kawasan hutan. Distribusi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
Buku Burung AK-PSD Arsari 25 Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 10. Uncal kouran (Macropygia ruficeps) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Columbiformes 4) Famili : Columbidae 5) Genus : Macropygia 6) Spesies : M. ruficeps Temminck, 1834 7) Eng. Name : Litle Cuckoo Dove Deskripsi Panjang tubuh 27-30 cm. Bewarna cokelat gelap, tubuh bagian atas bergaris-garis hitam, dengan garis sub-terminal gelap pada bulu-bulu terluar ekor. Pada jantan tengkuk berwarna hijau dan ungu mengkilap. Sedangkan pada betina, keseluruhan lebih pucat, tanpa tengkuk berkilau, dada lebih berburik hitam. Iris mata abu-abu putih, paruh bewarna coklat dan ujungnya
26 Buku Burung AK-PSD Arsari bewarna hitam. Kaki bewarna merah koral. Ekologi dan Habitat Bersarang pada dahan atau ranting pohon, sarangnya sebagaimana umumnya jenis sarang burung merpati. Musim berbiak pada bulan Juni (Sumatera), Februari-Maret, JuliAgustus (Kalimantan), kemungkinan sepanjang tahun (Jawa dan Bali). Jumlah telur mencapai 1-2 butir. Hidup berkelompok. Umum dijumpai pada hutan-hutan perbukitan, pegunungan bawah, tepi hutan dan lahan pertanian berpohon jarang. Dapat dijumpai pada ketinggian 300-2.500 mdpl. Sering menyerang persawahan yang berdekatan secara musiman karena menyukai jenis makanan biji-bijian. Distribusi Sumatera, Kalimantan, Jawa , Bali, dan Nusa Tenggara.
Buku Burung AK-PSD Arsari 27 Foto: eBird.org 11. Uncal loreng (Macropygia unchall) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Columbiformes 4) Famili : Columbidae 5) Genus : Macropygia 6) Spesies : M. unchall Wagler, 1827 7) Eng. name : Barred Cuckoo-dove Deskripsi Panjang tubuh 37-41 cm. Memiliki tubuh panjang dan langsing yang bewarna cokelat. Pada punggung dan ekor bergaris hitam atau cokelat. Kepala abu-abu dengan tengkuk hijau-biru mengkilap. Bagian dada merah jambu dan memutih pada perut bawah. Pada jantan kepala dan tubuh bewarna
28 Buku Burung AK-PSD Arsari cokelat pudar, bergaris samar, pada tengkuk berwarna hijau berkilau, sayap dan ekor panjang dengan warna cokelat gelap dan bergaris rapat. Pada betina terdapat garis pada kepala dan tubuh bagian bawah. Iris kuning sampai cokelat, paruh hitam dan kaki bewarna merah. Ekologi dan Habitat Bersarang pada ranting atau dahan pohon. Sarang burung ini diletakkan pada dahan pohon dengan ketinggian 3 m dari permukaan tanah, sarangnya berbentuk tumpukan ranting kecil yang tidak teratur yang terbuat dari ranting dan komposisi rumput. Musim berbiak pada bulan Agustus (Sumatera), sepanjang tahun dengan puncak pada April-Mei dan AgustusOktober (Jawa). Memiliki jumlah telur 1-2 butir. Hidup dalam kelompok kecil. Biasa ditemukan pada perkebunan, hutan sub-pegunungan, juga dapat ditemukan pada ketinggian 800- 3.000 mdpl. Mencari makan pada pohon-pohon di pegunungan, kadang-kadang ke permukaan tanah untuk makan atau minum. Distribusi Sumatera, Jawa , Bali, dan Nusa Tenggara.
Buku Burung AK-PSD Arsari 29 Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 12. Punai gading (Treron vernans) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Columbiformes 4) Famili : Columbidae 5) Genus : Treron 6) Spesies : T. vernans Linnaeus, 1771 7) Eng. name : Pink-necked Green Pigeon Deskripsi Burung aneka warna ini juga sering disebut sebagai merpati pelangi, dengan ukuran badan tergolong sedang, 25- 30 cm. Punai Gading memiliki kepala berwarna abu-abu, leher berwarna merah muda, dada berwarna orange, punggung berwarna hijau zaitun, sayap berwarna hijau, perut berwarna kekuningan, dan kaki berwarna merah muda atau kemerahan.
30 Buku Burung AK-PSD Arsari Burung ini memiliki paruh berwarna putih, biru pucat, atau abu-abu, serta ekor berwarna abu-abu dengan ujung berwarna hitam. Namun terdapat perbedaan fisik dan warna antara burung betina dan jantan, dimana ciri – ciri fisik yang di miliki burung punai betina mempunyai bentuk tubuh yang lebih kecil bila di bandingkan dengan jantan dan memiliki warna bulu hijau yang agak pucat, untuk yang jantan memiliki warna bulu yang sangat bervariasi, terdiri dari kombinasi warna orange, ungu, hijau, dan biru. Ekologi dan Habitat Sarang burung ini biasanya terbuat dari ranting-ranting kering yang tersusun tidak kokoh dan terletak pada pohon yang tinggi, dimana burung jantan dan betina berbagi tugas mengerami telur, dengan jumlah telur hanya 2-3 butir, musim berkembangbiaknya antara bulan Februari – Oktober. Burung ini termasuk spesies sosial, yang biasanya akan makan dan bersarang secara berkelompok. Spesies ini adalah satwa arboreal (tinggal di pohon), yang jarang turun ke tanah kecuali untuk minum. Punai gading merupakan satwa pemakan buahbuahan, khususnya buah ara. Punai gading tinggal di hutan dan daerah bakau di pesisir, namun burung ini juga bisa dijumpai di lingkungan tempat manusia, termasuk ladang/pekarangan, perkebunan, dan lahan pertanian. Distribusi Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Buku Burung AK-PSD Arsari 31 Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari Ordo: Coraciiformes 13. Cekakak belukar (Halcyon smyrnensis) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Passeriformes 4) Famili : Alcedinidae 5) Genus : Halcyon 6) Spesies : H. smyrnensis Linnaeus, 1758 7) Eng. name : White-breasted Kingfisher Deskripsi Panjang tubuh 27-28 cm. Pada saat dewasa kepala dan bagian bawah berwarna cokelat bungalan, tenggorokan dan dada putih lebar, bagian punggung biru terang, penutup sayap hitam dan cokelat, paruh merah dan pola sayap mencolok jelas
32 Buku Burung AK-PSD Arsari saat terbang, sedangkan pada remaja lebih kusam dengan dada bergaris. Ekologi dan Habitat Cukup umum ditemukan di lahan terbuka, daerah pesisir, kolam, perkebunan dan taman. Sering bertengger dan mencolok terutama saat fajar, juga sering berbunyi. Burung ini mulai berkembang biak pada awal musim. Burung jantan hinggap di batang tinggi yang menonjol di wilayah mereka dan berbunyi di pagi hari. Ekornya mungkin dikibaskan untuk menarik pasangan, sayapnya dibuka dengan kaku. Mereka juga menaikkan paruh mereka tinggi-tinggi dan memperlihatkan tenggorokan dan bagian depan yang putih. Sarangnya berbentuk terowongan dengan panjang 50 cm, dengan tinggi 3 kaki. Pembangunan sarang dimulai dengan pasangan burung terbang sampai bertemu tempat yang cocok untuk bertengger. Mereka kemudian hinggap dan terus membuat sarang. Ciri khasnya adalah bertelur berisi 4 – 7 telur putih bulat. Telur membutuhkan waktu 20 – 22 hari untuk menetas. Spesies ini terutama berburu krustasea besar, serangga, cacing tanah, hewan pengerat, ular, ikan, dan katak. Distribusi Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali.