The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku tentang burung-burung yang ada di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo (AK-PSD Arsari)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Andi Sis, 2023-11-14 23:04:12

Burung di AK-PSD Arsari

Buku tentang burung-burung yang ada di Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo (AK-PSD Arsari)

Keywords: burung

Buku Burung AK-PSD Arsari 133 Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 63. Caladi tilik (Picoides moluccensis) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Picidae 5] Genus : Picoides 6] Spesies : P. moluccensis Gmelin, 1788 7] Eng. name : Sunda Pygmy-woodpecker Deskripsi Panjang tubuh 13 cm. Memiliki mahkota belang cokelat gelap berpadu dengan warna putih, bagian punggung berwarna cokelat tua berbintik putih, ekor juga berbintik membentuk sudut runcing pada ujungnya, paruh hitam, dada berwarna putih disisiri garis lurus berwarna cokelat membentuk belang dan kaki berwarna coklat.


134 Buku Burung AK-PSD Arsari Ekologi dan Habitat Umum ditemukan soliter memakan semut, kumbang dan serangga lain dengan cara mematuk kulit atau batang pohon mati pada perladangan, pinggiran hutan, hutan bakau dengan ketinggian dibawah 1.000 mdpl. Sarang berupa lubang pada pohon tanpa ada material lain di dalamnya, masa reproduksi pada bulan April-Juni dengan sekali kawin menghasilkan 2-3 butir telur berwarna putih. Distribusi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara.


Buku Burung AK-PSD Arsari 135 Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 64. Serindit melayu (Loriculus galgulus) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Psittacidae 5] Genus : Loriculus 6] Spesies : L. galgulus Linnaeus, 1758 7] Eng. name : Blue-crowned Hanging Parrot Deskripsi Panjang tubuh 12 cm. Keseluruhan tubuh didominasi warna hijau dan bertunggir merah. pada jantan terdapat bercak merah pada tenggorokan, bercak mantel emas, penutup ekor bawah berwarna kekuningan, bintik mahkota biru. Sedangkan pada betina tanpa corak di bagian kepala, bercak mantel emas berkurang. Iris berwarna coklat, paruh hitam, dengan kaki jingga atau cokelat.


136 Buku Burung AK-PSD Arsari Ekologi dan Habitat Bersarang pada lubang dan rongga pohon baik yang hidup ataupun yang mati. Musim berbiak pada bulan Januari – Agustus dengan jumlah telur 3-4 butir yang bentuknya hampir bulat, bewarna putih dan tidak mengkilap. Hidup sendiri atau berpasangan, atau dalam kelompok kecil. Biasa ditemukan pada berbagai habitat seperti hutan primer dan sekunder, perkebunan, kebun berpohon dan kota. Sering ditemukan pada dataran rendah sampai ketinggian dibawah 1.300 mdpl. Makanannya berupa nektar, bunga (seperti bunga karang, Erythrina sp.), kuncup bunga, kacang-kacangan, biji-bijian dan buah-buahan seperti buah ara (Ficus caulocarpa, Ficus virens, Ficus crassoramea, Ficus stupenda). Di perkebunan kelapa sawit juga terlihat memakan mesocarp buah kelapa sawit. Distribusi Sumatera, Kalimantan dan sebagai spesies introduksi di pulau Jawa.


Buku Burung AK-PSD Arsari 137 Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 65. Cucak kuricang (Microtarsus melanocephalos) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Picnonotidae 5] Genus : Microtarsus 6] Spesies : M. melanocephalos Temminck, 1822 7] Eng. name : Black-headed Bulbul Deskripsi Panjang tubuh 17 cm, dengan ukuran tubuh yang termasuk kecil diantara jenis lainnya. Mempunyai bulu yang penuh warna, berwarna kuning dengan kepala hitam berkilau, dan bagian tenggorokan hitam. Tubuh bagian atas zaitun-kekuningan yang mencolok pada ujung-ujungnya. Tubuh bagian bawah kuningkehiajuan. Iris berwarna biru-pucat, paruhnya hitam, dan kaki berwarna cokelat.


138 Buku Burung AK-PSD Arsari Ekologi dan Habitat Cukup umum terbang bergerak di dekat pohon yang tinggi, walaupun sering turun ke dasar pohon. Sering mengunjungi pinggir hutan, hutan sekunder, dan semak-semak di tepi pantai. Namun, di Pulau Sumatera dapat ditemukan di ketinggian hingga mencapai 1.200 mdpl. Sendirian atau dalam kelompok kecil, sering berbaur dengan burung jenis lainnya. Mencari makan bersama dan makanan seperti buah dan memangsa hewan kecil lainnya. Sarangnya berbentuk cawan yang tidak rapi, terbuat dari batang paku-pakuan, serat rumput, daun dan direkatkan dengan sarang laba-laba pada dahan bercabang tak jauh dari permukaan tanah. Telur berwarna agak merah jambu, berbintik ungu, dan jumlahnya 2-3 butir. Distribusi Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali.


Buku Burung AK-PSD Arsari 139 Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 66. Merbah cerukcuk (Pycnonotus analis) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Pycnonotidae 5] Genus : Pycnonotus 6] Spesies : P. analis Scopoli, 1786 7] Eng. name : Sunda Yellow-vented Bulbul Deskripsi Merbah cerukcuk adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 19-20,5 cm dengan berat tubuh sekitar 24-37 g. Bagian atas kepalanya terdapat mahkota berwarna cokelat gelap kehitaman, alis dan sekitar mata putih,


140 Buku Burung AK-PSD Arsari dengan garis didepan mata hitam, sedangkan iris matanya berwarna cokelat, dan paruh berwarna hitam. Sisi atas tubuh (punggung, ekor) berwarna cokelat, sisi bawah (tenggorokan, dada dan perut) putih. Sisi lambung dengan coretan-coretan cokelat pucat, dan tungging berwarna kuning. Kakinya berwarna abu-abu merah jambu. Ekologi dan Habitat Sarang berbentuk cawan, bulat dan kokoh, biasa dibuat di semak-semak atau perdu pada percabangan ranting pohon dan tidak jarang dibangun diantara ranting-ranting terkecil di ujung cabang. Bagian dalam sarang tersusun dari anyaman daun rumput, serat tumbuhan, tangkai daun atau ranting yang halus, sementara di bagian luarnya terbentuk dari serpihan rumput yang lebar dan daun-daun bambu. Selain itu, terkadang menggunakan bahan-bahan lain yang cocok yang tersedia di lingkungannya, seperti potongan kertas, tali rafia, dan juga plastik untuk membangun sarangnya. Biasanya dibuat di tengah atau tepi lahan pertanian, acap kali tidak jauh dari atas tanah. Merbah ini bersifat oportunistik, namun sarangnya dibuat secara bersama-sama dengan burung jantan dan betina kurang lebih selama satu minggu. Telur berjumlah 2-3 butir, berwarna keputihan berbintik cokelat atau ungu. Tercatat bersarang sepanjang tahun, dengan puncaknya Maret sampai Juni. Burung ini umumnya terdapat sampai ketinggian 1.500 mdpl. Distribusi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara dan sebagai burung introduksi di Sulawesi, sabagian pulau Nusa Tenggara, Maluku dan beberapa pulau kecil di Sumatera.


Buku Burung AK-PSD Arsari 141 Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 67. Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Pycnonotidae 5] Genus : Pycnonotus 6] Spesies : P. aurigaster Vieillot, 1818 7] Eng. name : Sooty-headed Bulbul Deskripsi Panjang tubuh 19-21 cm. Mahkota atas dan wajah berwarna hitam, bagian pipi berwarna putih, bagian bawah kelabu pucat, bagian atas kelabu kecokelatan, bertunggir keputihan mencolok dan tungging putih.


142 Buku Burung AK-PSD Arsari Ekologi dan Habitat Cukup umum di berbagai habitat terbuka seperti di permukiman, perkebunan dan di semak. Terdapat di Sumatera, di Sumatera Selatan kemungkinan kolonisasinya datang dari Jawa. Merupakan salah satu jenis yang tersebar paling luas dan umum, sampai ketinggian sekitar 1.600 mdpl. Hidup dalam kelompok yang aktif, sering berbaur dengan jenis cucak lain. Lebih menyukai pepohonan terbuka atau habitat bersemak, di pinggir hutan, tumbuhan sekunder, taman, dan pekarangan, atau bahkan kota besar. Distribusi Jawa dan Bali. Sebagai burung introduksi di Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku Tengah.


Buku Burung AK-PSD Arsari 143 Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 68. Merbah mata merah (Pycnonotus brunneus) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Pycnonotidae 5] Genus : Pycnonotus 6] Spesies : P. brunneus Blyth,1845 7] Eng. name : Asian Red-eyed Bulbul Deskripsi Panjang tubuh 19 cm. Warna tidak mencolok, cokelat gelap, bagian bawah lebih pucat, iris berwarna jingga gelap hingga merah pucat. Tanpa kacamata jingga seperti Merbah kacamata, dan berukuran lebih kecil serta kurang hijau ketimbang Merbah belukar, dan tanpa coretan putih pada penutup telinga. Mirip


144 Buku Burung AK-PSD Arsari dengan Merbah corok-corok dari Kalimantan, tetapi tunggingnya berwarna kuning kecokelatan lebih gelap. Iris berwarna merah (cokelat pada remaja), paruh dan kaki berwarna cokelat juga. Ekologi dan Habitat Umum ditemukan pada hutan dan pinggiran hutan, biasanya terlihat sendiri dan berkelompok. Lebih menyukai hutan sekunder, pinggir hutan, dan semak. Sering terlihat berpasangan saat mencari makan, makanan pada umumnya yaitu serangga yang terdapat di tajuk hutan, bergabung dengan kelompok campuran. Distribusi Sumatera dan Kalimantan.


Buku Burung AK-PSD Arsari 145 Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 69. Cucak emas (Pycnonotus dispar) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Pycnonotidae 5] Genus : Pycnonotus 6] Spesies : P. dispar Horsfield, 1821” 7] Eng. name : Ruby-throated Bulbul Deskripsi Kutilang emas memiliki kepala berwarna hitam kelam dan warna merah pada tenggorokan (kecuali ras Kalimantan yang berwarna kuning), burung ini berukuran sedang, agak kecil dan ramping (± 18 cm). Sisi tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun, sisi bawahnya berwarna kuning. Iris matanya berwarna


146 Buku Burung AK-PSD Arsari kemerahan atau putih sedangkan paruh dan kakinya hitam. Kicauannya indah, ribut, dan nyaring, sehingga sering dijadikan untuk memasterkan burung murai batu. Beberapa pakar burung seperti Rasmussen & Anderson (2005) memperlakukan bentuk tenggorokan merah secara terpisah sebagai spesies tersendiri cucak delima (Pycnonotus dispar), sedangkan tenggorokan kuning sebagai Pycnonotus montis. Kemudian, Rasmussen & Anderson (2005) juga membagi spesies yang disebut Pycnonotus melanicterus ini menjadi 5 kelompok, seperti P. flavisentris, P. gularis, P. dispar, dan juga P. montis, yang dibagi berdasarkan warna mata, tenggorokan, warna ekor dan bulu, keterangan warna, dan perilaku. Ekologi dan Habitat Sarang cucak kuning dilaporkan besar, bentuknya seperti cawan rapih yang mendalam dan terdapat pada ujung tunggul pohon yang kecil atau pada dahan bercabang dan terbuat dari rumput juga dedaunan kering dan dasar sarang dari tangkai daun yang direkatkan pada jaring laba-laba. Telurnya berjumlah 2 dan berwarna putih-kemerahan, seperti warna tanah dan berbintik banyak. Cucak kuning berkembangbiak pada bulan Agustus sedangkan bertelur setiap bulan dari Januari - Mei. Kutilang emas merupakan spesies penetap yang tersebar luas di India, Cina, hingga Indonesia, ditemui dari 0 – 500 mdpl. Ditemukan di hutan hujan, perbukitan dan dataran rendah, namun biasanya di ujung hutan dan menyukai kerimbunan daun dan pepohonan tinggi di pinggir hutan dan hutan sekunder. Di Sumatera, ia ditemukan di dataran rendah dan perbukitan sampai pada ketinggian 1.200 mdpl. Burung ini memakan tetumbuhan genus Ficus spp., tembelekan, Dendrocnide spp., dan juga lampeni, juga serangga dari jenis Hymenoptera, Isoptera, dan juga larva serangga, dan berkumpul dalam kelompok kecil biasa berjumlah 4-5 ekor dan agak pemalu. Apabila marah, mereka akan menegakkan jambulnya.


Buku Burung AK-PSD Arsari 147 Distribusi Sumatera, Jawa, dan Bali.


148 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 70. Merbah belukar (Pycnonotus plumosus) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Pycnonotidae 5] Genus : Pycnonotus 6] Spesies : P. plumosus Blyth, 1845 7] Eng. name : Olive-winged Bulbul Deskripsi Merbah belukar adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 19-20,5 cm dengan berat tubuh sekitar 24-36 gr. Bagian sisi atas kepalanya berwarna kelabu kehitaman atau kecokelatan, iris matanya berwarna cokelat


Buku Burung AK-PSD Arsari 149 merah tua, dan paruh berwarna hitam. Punggung dan sayap berwarna hijau zaitun, sedangkan bagian bawah paruh dan tenggorokannya putih-keputihan, untuk bagian dadanya dominan kelabu keputihan, dengan dada bagian bawah sampai ke perut berwarna hijau zaitun. Tungging berwarna kuning kecokelatan. Kaki dari merbah belukar ini berwarna kecokelatan. Ekologi dan Habitat Sarang berbentuk cawan terbuat dari rerumputan, daun dan ranting halus, diletakkan pada semak atau perdu dengan jumlah telur 2 butir, berwarna kemerah jambuan berbintikbintik. Mereka mulai berbiak hampir sepanjang tahun sekitar buran Januari – September, di daerah tropis dengan sarang yang cukup tersebunyi. Daerah jelajah mereka terutama di pinggir hutan dan keberadaannya juga ditemukan pada perkebunan maupun lahan yang memiliki sedikit pepohonan. Burung ini dapat dijumpai di kawasan hutan rendah sampai ketinggian 300 mdpl – 800 mdpl, menjelajahi lapis tengah atau atas tajuk hutan dan memburu aneka serangga serta ulat, juga mencari buahbuahan lunak, seperti buah beringin untuk makanannya. Distribusi Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.


150 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 71. Merbah corok – corok (Pycnonotus simplex) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Pycnonotidae 5] Genus : Pycnonotus 6] Spesies : P. simplex Lesson, 1839 7] Eng. name : Cream-vented Bulbul Deskripsi Merbah corok-corok memiliki tubuh berukuran agak kecil dengan panjang tubuhnya hanya mencapai 17 cm. Dominasi warna tubuhnya tampak buram dengan warna abu-abu kecokelatan dan hijau yang samar. Pada bagian tenggorokan dan dagunya berwarna keputih-putihan, sementara bagian perutnya berwarna putih.


Buku Burung AK-PSD Arsari 151 Ekologi dan Habitat Sarang berbentuk cawan dari akar, daun, serat palem dan dapat ditemukan pada semak rapat di hutan sekunder, dengan telur berwarna putih, berbintik abu dan merah gelap, berjumlah 2 butir. Merbah corok-corok merupakan jenis burung pemakan buah-buahan kecil, yang memiliki habitat di hutan primer, vegetasi terbuka sekunder, tersebar sampai ketinggian 1.300 mdpl. Distribusi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.


152 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 72. Cucak bersisik (Pycnonotus squamatus) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Pycnonotidae 5] Genus : Pycnonotus 6] Spesies : P. squamata Temminck, 1828 7] Eng. name : Scaly-breasted Bulbul Deskripsi Cucak bersisik termasuk burung pengicau, dengan panjang badan ±16 cm. Bagian atas kepala dan paruhnya nya berwarna hitam pekat dengan warna matanya hitam kecokelatan. Warna bulu bagian atas dari mulai sayap serta bagian punggung berwarna kuning keemasan yang tampak begitu kehitaman.


Buku Burung AK-PSD Arsari 153 Dada dan perutnya sebagian besar dipenuhi warna hitam putih seperti sisik yang kemudian menjadi ciri khas burung ini. Ada juga warna hitam pekat pada bagian ujung sayapnya dan pada permukaan atas ekornya, bagian kakinya berwarna hitam pekat yang berukuran sedang dengan cakar yang tajam. Ekologi dan Habitat Menghuni kawasan hutan dataran rendah dan perbukitan hingga ketinggian 700 mdpl. Burung ini biasanya hidup bersama dengan kelompok burung jenis lainnya, termasuk saat mencari makanan di pucuk semak-semak kecil serta di tajuk-tajuk pohon yang tinggi. Gemar menyantap buah-buahan kecil dan serangga-serangga kecil di pepohonan maupun tanah. Burung cucak yang memiliki motif bulu seperti sisik ini lebih memilih bersembunyi dibalik rimbunnya pohon sehingga tergolong jenis burung pemalu. Distribusi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.


154 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 73. Kipasan belang (Rhipidura javanica) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Rhipiduridae 5] Genus : Rhipidura 6] Spesies : R. javanica Sparrman, 1788 7] Eng. name : Sunda Pied Fantail Deskripsi Panjang tubuh 18-20 cm. Kepala berwarna hitam, mata hitam dengan alis mata berbentuk bulan sabit tipis berwarna putih, iris cokelat, tenggorokan putih, paruh hitam, perut putih diselingi dengan dada berwarna hitam, ekor keseluruhan berwarna abu-abu dan pinggiran ujung berwarna putih, kaki berwarna hitam.


Buku Burung AK-PSD Arsari 155 Ekologi dan Habitat Sering bertengger pada ranting pohon secara soliter, berpasangan, bahkan kelompok, biasanya memakan ulat kecil, kupu-kupu kecil, dan cacing, serta serangga. Habitat di lahan terbuka, semak, hutan bakau, dan hutan yang telah dibuka dengan ketinggian dibawah dari 1.500 mdpl, sarang berbentuk cawan yang terbuat dari akar-akar halus yang direkatkan dengan jaring laba-laba dan diletakkan pada tumbuhan merambat, musim berbiak bulan Maret-Mei dalam sekali kawin menghasilkan 2 butir telur berwarna kuning tua berbintik abu-abu. Distribusi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara.


156 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 74. Kerak kerbau (Acridotheres javanicus) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Sturnidae 5] Genus : Acridotheres 6] Spesies : A. javanicus Cabanis, 1851 7] Eng. name : Javan Myna Deskripsi Panjang tubuh 21 cm. Warna pada badannya didominasi abu-abu gelap, kepala dan sayap berwarna hitam dan ada bercak putih kecil pada sayap. Paruh, mata dan kaki bewarna kuning cerah.


Buku Burung AK-PSD Arsari 157 Ekologi dan Habitat Bersarang pada tandan buah sawit di tengah tajuk palem, di lubang pohon yang tinggi, bangunan, jembatan, dan struktur buatan manusia lainnya. Musim berbiak adalah sepanjang tahun dengan puncaknya pada bulan Januari - Maret. Memiliki jumlah telur 2-5 butir yang bewarna biru pucat. Hidup dalam kelompok kecil atau besar. Biasa ditemukan pada berbagai tipe habitat seperti daerah terbuka, perkebunan, pertanian dan perkotaan. Umum dijumpai sampai ketinggian 1.500 mdpl. Burung ini mencari makan pada permukaan tanah, lapangan rumput, dan sawah. Makanannya berupa serangga yang hinggap di atas atau di dekat sapi dan kerbau. Distribusi Jawa dan Bali. Sebagai burung introduksi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku Tengah.


158 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: eBird.org 75. Ciuang air melayu (Mixornis gularis) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Timaliidae 5] Genus : Mixornis 6] Spesies : M. gularis Horsfield, 1822 7] Eng. name : Pin-striped Tit-babbler Deskripsi Panjang 11-12 cm. Mahkota, sayap dan ekor berwarna merah karat, mantel berwarna zaitun, wajah dan bagian bawah kekuningan beralis mata lebih terang, tenggorokan bercoret kehitaman sempit, kulit kekang berwarna biru.


Buku Burung AK-PSD Arsari 159 Ekologi dan Habitat Sarang bentuk bola bundar atau kubah yang terbuat dari bambu mati, potongan kulit kayu, daun, helaian palem, puingpuing, serat tanaman, kemudian diletakkan di semak-semak, palem, atau bambu dengan tinggi 0,3–6 m dari permukaan tanah. Musim berbiak pada bulan Februari dan Juli, namun di Semenanjung Malaysia ditemukan berbiak pada Desember - Agustus. Memiliki jumlah telur 2-5 butir yang bewarna putih mengkilap hingga putih kusam (kadang-kadang agak merah muda) atau hijau laut. Hidup berpasangan atau kelompok kecil (<5). Biasa ditemukan pada berbagai tipe habitat seperti hutan sekunder dan area terdegradasi, rawa gambut, tepi dan semak dengan vegetasi bawah. Umum dijumpai sampai ketinggian 1.500 mdpl. Burung ini mencari makan dalam kelompok hingga 12 individu atau lebih pada vegetasi bawah, juga dipermukaan kulit kayu, serta di tumpukan serasah di anggrek epifit. Makanannya berupa serangga kecil seperti kumbang kecil, semut, ulat bulu, belalang dan laba-laba dan sesekali memakan buah. Distribusi Sumatera.


160 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 76. Jingjing batu (Hemipus hirundinaceus) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Passeriformes 4] Famili : Vangidae 5] Genus : Hemipus 6] Spesies : H. hirundinaceus Temminck, 1822 7] Eng. name : Black-winged Flycatcher-shrike Deskripsi Panjang tubuh 14-15 cm. Pada jantan hampir mirip seperti jingjing bukit tetapi tanpa bercak di sayap, bagian bawah berwarna lebih pucat kelabu dan paruh lebih panjang. Pada betina bagian atas sedikit terdapat warna cokelat dan bagian bawah lebih pucat. Remaja bagian atas bersisik dan bercak sayap agak bungalan.


Buku Burung AK-PSD Arsari 161 Ekologi dan Habitat Cukup umum ditemukan di hutan dan di bagian tepi hutan dengan ketinggian dibawah 400 mdpl. Hidup berpasangan atau berkelompok kecil kurang dari 8 individu atau bergabung dengan kelompok lainnya. Burung ini menangkap serangga dari bagian bawah daun dan di udara, sering hinggap di lokasi terbuka. Pembiakan biasanya dari bulan Februari hingga Juli. Sarang berbentuk kerucut ditempelkan pada dahan menggunakan jaring laba-laba. Burung jantan mengumpulkan potongan-potongan kulit kayu, lumut, serat dan sarang laba-laba, dan betina membentuk sarang dengan menekan tubuhnya ke sarang. Kulit kayu menyamarkan sarang, membuatnya sulit dikenali. Telurnya berwarna putih, dengan bintik-bintik cokelat tua. Distribusi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali.


162 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Virdana/AK-PSD Arsari Ordo: Piciformes 77. Pelatuk kundang (Chrysocolaptes validus) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Piciformes 4) Famili : Picidae 5) Genus : Chrysocolaptes 6) Spesies : C. Validus Temminck, 1825 7) Eng. Nama : Orange-backed Woodpecker Deskripsi Burung pelatuk kundang memiliki ukuran agak besar yaitu 30 cm dengan bulu yang tampak indah dan berwarnawarni. Bagian tubuhnya terlihat semampai dengan bagian leher panjang. Sayap dan ekor nya memiliki warna hitam, kontras


Buku Burung AK-PSD Arsari 163 dengan warna tubuhnya yang terlihat lebih pucat. Jenis pelatuk ini mempunyai jambul yang berwarna cerah dan mudah dikenali. Perbedaan jantan dan betina adalah untuk jantan warna jambulnya merah pudar, dada orange, dan punggung keputihan dengan sapuan kuning kecokelatan cerah. Betina dengan bagian jambul dan dada berwarna cokelat serta punggung yang lebih putih. Ekologi dan Habitat Jenis burung yang menyukai mematuk batang pohon ini memanfaatkan paruhnya yang kuat untuk membuat sarangnya sendiri dengan membuat lubang pada batang-batang pohon sekitar 15-45 cm, yang kemudian dilapisi dengan keping-keping kayu untuk meletakkan telurnya yang berjumlah 2-8 butir, telur berwarna putih. Pelatuk kundang kadang-kadang terdapat di hutan hujan primer juga hutan hujan sekunder khususnya di pegunungan pada ketinggian sampai dengan 2.200 mdpl. Cara mereka berkomunikasi dengan sesama jenis salah satunya dengan mematuk-matukkan paruh mereka pada batang pohon. Pelatuk sangat menyukai serangga sebagai makanannya, paruh kuat yang dimilikinya membuat burung ini sangat mudah untuk berburu makanan di balik kayu pepohonan, namun selain memakan serangga, burung ini juga memakan biji-bijian dan juga buah-buahan yang ada di alam liar. Pelatuk Kundang sering dijumpai di Sumatera dan juga di wilayah Kalimantan. Distribusi Sumatera, Jawa dan Kalimantan.


164 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 78. Pelatuk merah (Chrysophlegma miniaceum) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Piciformes 4] Famili : Picidae 5] Genus : Chrysophlegma 6] Spesies : C. miniaceum Pennant, 1769 7] Eng. name : Banded Yellownape Deskripsi Panjang tubuh 23-26 cm. Kepala dan dada atas berwarna merah kecokelatan (pada betina kurang merah, dan pipi berbintik bungalan), mahkota dan jambul berwarna merah dan berujung kuning, sisa bagian bawah bungalan bergaris gelap, mantel berwarna cokelat zaitun bersisik bungalan, sayap merah, bulu


Buku Burung AK-PSD Arsari 165 terbang cokelat bertepi merah, tunggir kuning, ekor atas hitam dan lingkaran mata biru pucat. Iris berwarna cokelat kemerahan, paruh atas hitam, paruh bawah abu-abu dengan kaki abu-abu kehijauan. Ekologi dan Habitat Membuat sarang pada pohon. Musim berbiak terjadi pada waktu yang berbeda dalam setahun di berbagai lokasi sebaran. Di Semenanjung Malaysia, aktivitas bersarang terlihat pada bulan Januari, dan adanya anakan terlihat pada bulan Februari dan Agustus. Hidup sendiri atau berpasangan di vegetasi lebat. Biasa ditemukan pada berbagai habitat seperti hutan sekunder, pinggir hutan, dan hutan terbuka, termasuk kebun. Sering ditemukan pada dataran rendah dan pegunungan sampai ketinggian di bawah 1.700 mdpl. Burung ini mencari makan di antara tumbuhan merambat dan pohon tumbang pada bagian bawah hutan, yang menjadi makanannya berupa semut, telur dan larvanya, serta invertebrata kecil lainnya. Distribusi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.


166 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Septiansyah/AK-PSD Arsari 79. Caladi batu (Meiglyptes tristis) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Piciformes 4] Famili : Picidae 5] Genus : Meiglyptes 6] Spesies : M. tristis Horsfield, 1821 7] Eng. name : Buff-rumped Woodpecker Deskripsi Panjang tubuh 17-18 cm, ekor dan jambulnya pendek, berwarna kuning-cokelat, berjambul, sayap bergaris putih dan mata berwarna gelap, serta pada bagian perut berwarna gelap. Pada jantan memiliki garis yang terdapat pada bagian kumis berwarna merah samar.


Buku Burung AK-PSD Arsari 167 Ekologi dan Habitat Umum ditemukan di hutan dan sering bertengger di pepohonan, semak, serta daerah lahan pertanian. Sering terlihat berpasangan saat mencari makan, makanan pada umumnya yaitu serangga yang terdapat di tajuk hutan, bergabung dengan kelompok campuran. Distribusi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.


168 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 80. Pelatuk kijang (Micropternus brachyurus) Klasifikasi 1] Filum : Chordata 2] Kelas : Aves 3] Ordo : Piciformes 4] Famili : Picidae 5] Genus : Micropternus 6] Spesies : M. brachyurus Violet, 1818 7] Eng. name : Rufous Woodpecker Deskripsi Panjang tubuh sekitar 25 cm, secara menyeluruh berwarna cokelat tua dengan gasir-garis gelap, pada bulu sayap dan ekor yang membuatnya tampak bergaris hitam. Kepala bagian atas lebih pucat dan bagian bawah berwarna lebih gelap. Paruhnya pendek dan hitam dengan bagian mulut yang sedikit


Buku Burung AK-PSD Arsari 169 melengkung, paruhnya sempit. Ekornya pendek dengan palang hitam sempit dan ekornya gelap. Bulu pada bagian leher, telinga tidak bertanda. Jantan memiliki bulu berujung merah dibawah mata, diantara penutup mata dan telinga. Betina dan muda tidak memiliki ujung bulu merah. Remaja muncul bergaris di tenggorokkan tetapi beberapa memiliki bulu tenggorokkan bergaris. Ekologi dan Habitat Burung ini mencari makan berpasangan di sarang semut di pohon, batang kayu tumbang, tumpukan kotoran, semut dan sarang rayap. Selain memakan serangga, terlihat juga mengambil nektar dari bunga dan mengambil getah dari pangkal pelepah pisang. Musim kawin adalah periode kering Februari hingga Juni. Memiliki dua butir telur, bercangkang tipis, kedua induknya memberi makan anaknya di sarang. Burung ini memiliki kisaran habitat yang luas dan juga ditemukan bertahan di tempat-tempat di mana hutan rawa dan perkebunan kelapa sawit. Habitat utama burung ini di dataran dan perbukitan yang lebih rendah dibawah 3.000 mdpl. Distribusi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.


170 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 81. Pelatuk sayap merah (Picus puniceus) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Piciformes 4) Famili : Picidae 5) Genus : Picus 6) Spesies : P. puniceus Horsfield, 1821 7) Eng. name : Crimson-winged Woodpecker Deskripsi Pelatuk sayap merah sudah pasti memiliki bulu sayap yang berwarna merah, dengan ukuran tubuh sekitar 25 cm. Pada bagian mahkota kepalanyanya berwarna merah dan dibelakang kepalanya terdapat bulu berwarna kuning. Paruh berwarna kekuningan dibagian bawahnya dan sisi paruhnya berwarna


Buku Burung AK-PSD Arsari 171 orange kemerahan dengan bintik-bintik krem. Tubuh didominasi kuning zaitun dengan ekor yang berpadu antara warna kuning dan gelap menjadikan burung ini terlihat cantik ditambah dengan sorot mata yang tajam dan garang dengan keunikan pada matanya yang terlihat menggunakan kacamata berwarna biru abu-abu pucat. Betina mempunyai warna kemerahan pada bulunya dan terlihat lebih pudar serta warna kuning berkombinasi putih. Jantan berwajah lebih hijau dibanding betina, dan memiliki garis seperti kumis berwarna merah marun. Ekologi dan Habitat Seperti pelatuk umumnya, jenis ini juga membuat sarang di bekas pepohonan yang sudah mati dan juga untuk melindungi dirinya dari ancaman para predator, lantaran untuk jenis sayap merah ini gerakannya kurang gesit. Jenis burung pelatuk pada umumnya mencari makan di batang dan cabang besar pada tajuk atas namun sesekali turun ke bawah dan merupakan pemakan serangga – serangga kecil namun terkadang juga memakan cacing serta laba-laba. Tersebar secara luas mulai dari Brunei Darussalam, Malaysia, Indonesia, Myanmar hingga ke Thailand. Habitat aslinya berada di hutan primer dan juga hidup di dataran tinggi, dari dataran rendah hingga daerah pegunungan bawah, serta perkebunan dan lahan bekas tebangan, menyukai daerah berpepohonan tinggi yang menyebar dan terisolasi. Peta Distribusi Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.


172 Buku Burung AK-PSD Arsari Foto: Virdana/AK-PSD Arsari 82. Beluk jempuk (Bubo sumatranus) Klasifikasi 1) Filum : Chordata 2) Kelas : Aves 3) Ordo : Strigiformes 4) Famili : Strigidae 5) Genus : Bubo 6) Spesies : B. sumatranus Raffles, 1822 7) Eng. nama : Barred Owl Deskripsi Beluk jampuk termasuk jenis burung hantu berukuran besar dengan panjang tubuh sekitar 40 sampai 46 cm dan berat tubuh sekitar 620 g. memiliki bulu berwarna abu-abu tua dengan berkas telinga horizontal mencolok, tubuh bagian atas berwarna cokelat kehitaman, seluruhnya bergaris kuning tua halus, dan


Buku Burung AK-PSD Arsari 173 memiliki alis berwarna putih. Tubuh bagian bawahnya berwarna abu-abu keputihan bergaris hitam tebal. Memiliki telinga yang panjang berwarna hitam dengan palang halus di bagian ujung. Burung hantu jenis ini memiliki kaki serta cakar yang besar dan kuat untuk membantunya berburu mangsa. Ekologi dan Habitat Sebagai burung berukuran besar, burung hantu membutuhkan banyak ruang untuk bersarang dan lebih suka memilikinya di rongga-rongga di pohon-pohon besar dan tua. Dimana untuk sarang mereka menggunakan bekas sarang dari tupai atau burung lain jika tidak ada rongga atau kotak sarang, lantaran mereka tidak membangun sarang sendiri seperti yang dilakukan beberapa burung lain, tetapi hanya merapikan lantai area sebelum betina bertelur. Uniknya, mereka akan kembali ke sarang yang sama dari tahun ke tahun ketika musim kawin tiba. Dalam sekali musim kawin, mereka hanya akan menghasilkan 1 - 2 telur sebelum dierami. Di Jawa, telur beluk jampuk dapat ditemukan sekitar bulan Februari dan April, dan sudah ada anakannya sekitar bulan Mei dan Juni. Di Sumatera, ditemukan anakan beluk jampuk di sarangnya sekitar bulan Maret dan Mei. Di Kalimantan, anakan beluk jampuk terlihat sekitar bulan Februari dan Maret. Telurnya berwarna putih, kasar saat disentuh, dan berbentuk bulat telur, dimana hanya betina yang mengeraminya sementara jantan terus memberinya makan. Telur menetas sekitar 28 hari. Bayi-bayi itu tidak berdaya tetapi memiliki bulu putih yang akan digantikan oleh bulu setelah dua atau tiga minggu. Setelah telur menetas, betina mengerami anaknya selama tiga minggu. Kemudian, dia bergabung dengan pasangannya untuk berburu pakan. Bayi burung hantu bisa terbang kurang lebih ketika mereka berusia enam minggu dan mandiri ketika mereka berusia enam bulan. Mereka matang secara seksual ketika mereka berusia dua tahun. Burung hantu beluk jampuk termasuk ke dalam burung monogami (hanya memiki 1 pasangan seumur hidupnya). Jika salah satu pasangan burung mati, maka pasangan yang ditinggal akan tetap mempertahankan wilayah yang sama. Sama seperti jenis burung hantu lainnya, mereka kebanyakan berburu di malam hari (nokturnal), meski kadang-kadang bisa terlihat


174 Buku Burung AK-PSD Arsari berburu di siang hari. Lebih suka menyendiri dan hanya tinggal bersama pasangan dan anak-anaknya sampai anak-anaknya mandiri. Bertengger di siang hari sendirian atau berpasangan dan bersembunyi di pohon yang tinggi dengan dedaunan lebat, sering di dekat batang dan terkadang dijumpai dekat pemukiman penduduk. Makanan utama antara lain serangga besar, mamalia kecil, reptil, ikan-ikan kecil dan burung-burung kecil. Beluk jampuk mendiami di hutan tropis dan sub tropis dataran rendah dengan ketinggian hingga 1.000 mdpl dan jarang lebih tinggi hingga sekitar 1.600 mdpl. Daerah penyebaran beluk jampuk antara lain di Pulau Keeling, Brunei, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Singapura, dan Thailand. Distribusi Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali.


Buku Burung AK-PSD Arsari 175 DAFTAR PUSTAKA Adrian, S. P. 2017. Inventarisasi Jenis-Jenis Burung di Kawasan PT. TIDAR KERINCI AGUNG (TKA). Skripsi Sarjana. Universitas Andalas: Padang. Agnihotri, S., Kethegowda, M., and Jadeswamy. 2020. Do rackettailed drongos make tree guards for their nest trees. Behaviour. 157 (14–15): 1239–1244. doi:10.1163/1568539Xbja10043. Akdiatmojo, S. 2017. Panduan Menangkarkan Murai Batu. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. Ayat, A. 2011. Burung-burung Agroforest di Sumatera. In: Mardiastuti A, eds. Bogor, Indonesia. World Agroforestry Centre - ICRAF, SEA Regional Offi ce. 112p. Buckley, FG. 1968. Behaviour Of The Blue-Crowned Hanging Parrot Loriculus Galgulus With Comparative Notes On The Vernal Hanging Parrot L. Vernalis. Ibis , 110 (2), 145-164. Cheke, R. A., and Mann, C. 2001. Sunbird. Guide of Sunbird, Flowerpecker, Spiderhinters and Sugarbird Dunia (pages. 345-345). Yale University Press. Cheke, R. A., and Mann, C. 2008. Family Nectariniidae (Sunbirds). In del Hoyo, Josep; Elliott, Andrew; Christie, David (eds.). Handbook of the Birds of the World, Volume 13: Pendulinetits to Shrikes. Barcelona: Lynx Editions. pp. 196–243.


176 Buku Burung AK-PSD Arsari CITES. 2023. Appendices I, II, II. Convention On International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora. International Environment House. Geneva. Collar, N. J. & Robson, C. 2007. Family Timaliidae (Babblers) pp. 70 – 291 in; del Hoyo, J., Elliott, A. & Christie, D.A. eds. Handbook of the Birds of the World, Vol. 12. Picathartes to Tits and Chickadees. Lynx Edicions, Barcelona. Corlett, R. T. 2005. Interactions between birds, fruit bats and exotic plants in urban Hong Kong, South China. Urban Ecosystems. 8 (3–4): 275–283. Dharma, F. 2015. Keanekaragaman dan Distribusi Burung Rangkong (Famili Bucerotidae) Kawasan Hutan Konservasi PT. TIDAR KERINCI AGUNG (TKA). Skripsi Sarjana. Universitas Andalas: Padang. Dickinson, C. E. 2003. The Howard and Moore Complete Checklist of the Birds of the World, 3rd edition. London: Christopher Helm. Eaton, J.A., van Balen, B., Brickle, N.W. and Rheindt, F.E. 2022. Burung-burung Pulau Paparan Sunda dan Wallaceae di Kepulauan Indonesia. Lyxn Edicions. Barcelona. Gorman, G. 2014. Woodpeckers of the World: A Photographic Guide. Firefly Books. pp. 423–424. Hadiprakarsa, Y. 1999. Studi Komposisi Pakan Jenis-Jenis Burung Rangkong (Aves : Bucerotidae) Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. Skripsi S1. Universitas Pakuan. Bogor. Hadiprakarsa, Y. dan Prasetyaningrum, M. D. 2009. Sebaran Rangkong. Zamrud Khatulistiwa Bertabur Rangkong, 1(3), 4-7. Holt, Paul I. 2003. Yellow-rumped flycatcher Ficedula zanthopygia in Kerala. J. Bombay Nat. Hist. Soc. 100 (1): 145. http://kehati.jogjaprov.go.id/. Di akses pada 14 Juli 2023. http://p2k.unkris.ac.id/. Di akses pada 13 Juli 2023.


Buku Burung AK-PSD Arsari 177 http://raptorindonesia.weebly.com/. Di akses pada 13 Juli 2023. https://animalia.bio/. Di akses pada 13 Juli 2023. https://baliwildlife.com/. Di akses pada 14 Juli 2023. https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/ Di akses pada 13 Juli 2023. https://birdfact.com/ . Di akses pada 15 Juli 2023. https://ebird.org/. Di akses pada 15 Juli 2023. https://p2k.stekom.ac.id/. Di akses pada 13 Juli 2023. https://rangkong.org/. Di akses pada 13 Juli 2023. https://wiki.nus.edu.sg/. Di akses pada 14 Juli 2023. https://www.iucnredlist.org/. Di akses pada 14 Juli 2023. https://www.pinhome.id/. Di akses pada 14 Juli 2023. https://www.thainationalparks.com/. Di akses pada 14 Juli 2023. https://www.wikipedia.org/. Di akses pada 15 Juli 2023. J. del Hoyo, A. Elliot, J. Sargatal. 1997. Handbook of the Birds of the World. Vol. 4: Sandgrouse to Cuckoos. Lynx Editions, Barcelona, Spanyol. Kemp, A.C. 1995. The Hornbills: Bucerotiformes. In the Bird families series. Oxford University Press, Oxford. Lindsey, T. 1991. Forshaw, Joseph (ed.). Encyclopaedia of Animals: Birds. London: Merehurst Press. p. 207. Liu, Y., dan Wang, J. 1981. Studies on the Breeding Behaviour of the Tricolar Flycatcher. Acta Zool. Sin. 27 (3): 287–291. MacKinnon, J., dan Phillip, K. 1993. Panduan Lapangan Burung Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. Pers Universitas Oxford. MacKinnon, J., K. Phillipps dan B. van Balen. 2012. BurungBurung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI


178 Buku Burung AK-PSD Arsari MacKinnon, J., K. Phillipps., B. van Balen. 2010. Burung-burung di Sumatera. Jawa. Bali. dan Kalimantan. LIPI Burung Indonesia: Bogor MacKinnon, J., K. Phillips, dan B.V. Balen. 1998. BurungBurung di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. LIPISeri Panduan Lapangan. LIPI/ BirdLife-Indonesian Programme. Puslitbang Biologi-LIPI. MacKinnon, John. 1990. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press. MacKinnon, John. 2000. Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (Termasuk Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam). Bogor: LIPI-Seri Panduan Lapangan. Mironov, S. V., W. Diao., Y. Zhang., C. Zhang and Zh. Yan. 2008. A new feather mite species of the genus Proterothrix Gaud (Astigmatea, Proctophyllodidae) from Ficedula zanthopygia (Hay) (Passeriformes: Muscicapidae) in China. Acarina. 16 (1): 31–38. Oates, E. W. 1889. The Fauna of British India Including Ceylon and Burma. Vol. 1. Publish Under the Authority of The Secretary of State for India in Council. London. Palkar, S.B., Lovalekar, R.J., Joshi, V. V. 2008. Breeding biology of White-breasted Kingfisher Halcyon smyrnensis. Indian Birds. 4 (3): 104–105. Peh, Kelvin S.-H., and Chong, F. L. 2003. Seed dispersal agents of two Ficus species in a disturbed tropical forest. Ornithological Science. 2 (2): 119–25. Peraturan Mentri Lingkungan Hidup & Kehutanan. 2018. Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi. Jakarta. Rasmussen, P. C., & Anderton, J. C., 2005. Birds of South Asia: the Ripley guide. 1st ed. Washington, D.C. and Barcelona: Smithsonian Institution and Lynx Edicions. 2 vols. Pp. 1–378; 1–683.Ra


Buku Burung AK-PSD Arsari 179 Rasmussen, P. C., & Anderton, J. C., 2012. Birds of South Asia: the Ripley guide. 2nd ed. Washington, D.C. and Barcelona: Smithsonian Institution and Lynx Edicions. 2 vols. Pp. 1–378; 1–683. Robert Cheke & Clive Mann. 2020. Scarlet-headed Flowerpecker. Birds of the World. Retrieved November 12, 2021. Sedayu, A., dan Alex, S. 2012. Host Specificity and Characteristics of Viscum ovalifolium in Pulau Dua Mangrove, Banten, Indonesia. HAYATI Journal of Biosciences. 19 (4): 177–182. Strange, M. 2000. Photographic Guide to the Birds of Southeast Asia. Singapore: Periplus. p. 365. Sukmantoro, W., M. Irham., W, Novarino, F. Hasudungan,.N, Kemp dan M, Muchtar. 2007. Daftar Burung Indonesia no. 2. Indonesia Ornithologist‘ Union. Bogor. Taufiqurrahman, I. 2010. Observation of presumed nest-building by Scarlet-headed Flowerpecker Dicaeum trochileum in Yogyakarta, Java, Indonesia. Birding Asia. 14: 90–91. Tehsin, Raza. 1989. “Feeding behaviour of Whitebreasted Kingfisher Halcyon smyrnensis (Linnaeus)”. Journal of the Bombay Natural History Society. 86 (3): 449. Tim NKT (HCV) PT. TKA. 2013. Identifikasi Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi, High Conservation value (HCV). PT. Tidar Kerinci Agung. Sumbar-Jambi. Washington, D.C. and Barcelona: Smithsonian Institution and Lynx Edicions. 2 vols. Wells, D. R. 2009. The Birds of the Thai-Malay Peninsula. (Vol. 1). Helm. Wells, D. R. 2010. The Birds of the Thai-Malay Peninsula Passerines. Vol. 2. Bloomsbury. pp. 107–109. Whistler, H. 1949. Popular handbook of Indian Birds. Fourth edition. Gurney and Jackson, London. pp. 160–161.


180 Buku Burung AK-PSD Arsari Winkler, H., D. A. Christie, and F. Jutglar. 2020. Banded Woodpecker (Chrysophlegma miniaceum), version 1.0. In Birds of the World (J. del Hoyo, A. Elliott, J. Sargatal, D. A. Christie, and E. de Juana, Editors). Cornell Lab of Ornithology, Ithaca, NY, USA. Zubkova, E. N. 2017. Nesting Material and Nest Building Technique in Two Species of Broadbill (Cymbirhynchus macrorhynchos and Corydon sumatranus, Passeriformes, Eurylaimidae) from Southern Vietnam. Biol Bull Russ Acad Sci 44, 769–786.


“Buku Burung Area Konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo” adalah buku yang lahir atas inisiatif dari teman-teman di lapangan yang selalu semangat dalam mengabadikan kekayaan flora-fauna pada area konservasi yang sering dikenal dengan AKPSD. Dalam mengabadikan salah satu kekayaan alam ini sangat disayangkan jika tidak dibagikan juga kepada dunia luar terkait keberagaman jenis-jenis burung di AKPSD ini. Oleh karena itu lahirlah buku pertama dari tim AKPSD Arsari terkait jenis-jenis burung yang ada di area konservasi Prof. Sumitro Djojohadikusumo yang hampir setiap hari memberikan kicauan indahnya. Semoga dengan adanya buku ragam burung ini bisa memberikan semangat lagi untuk kelahiran buku-buku lain terkait kekayaan flora dan fauna yang ada di kawasan konservasi tersebut. Juga dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua bahwa negara kita kaya akan flora dan fauna, sehingga sangat disayangkan jika kita tidak menjaga alam ini dengan baik untuk generasi yang akan datang. Dokumentasi kenaekaragaman jenis burung memang sangat penting untuk diabadikan, tetapi akan sangat baik jika kita dan generasi yang akan datang masih dapat menikmati kicauan mereka di alam.


Click to View FlipBook Version