The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul ini adalah bahan ajar yang digunakan untuk siswa kelas X Semester Genap khususnya di SMK Negeri 1 Turen

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by 9i.susantygracia, 2022-06-20 09:24:08

Pengetahuan Bahan Tekstil

Modul ini adalah bahan ajar yang digunakan untuk siswa kelas X Semester Genap khususnya di SMK Negeri 1 Turen

Keywords: Tekstil

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

8) Buatlah laporan hasil praktek pada lembar kerja

e. Tes Formatif 3
1. Benang lungsi adalah benang yang digunakan dalam sebuah tenunan
yang disusun sejajar ke arah panjang kain. Sebelum digunakan,
benang lungsi perlu melewati beberapa proses terlebih dahulu
sebagai berikut
1) Mengikatkan benang lungsi pada kedua ujung sesuai dengan
panjang kain
2) Menggulung atau memintal ulang benang lungsi yang akan
digunakan
3) Sebelum menenun dilakukan penghanian, yakni memasang
benang-benang lungsi secara sejajar satu sama lainnya di alat
tenun sesuai lebar kain yang diinginkan
Urutan bagaimana cara memasang benang lungsi yang benar
sebelum ditenun yaitu…
a. 1-2-3
b. 1-3-2
c. 2-3-1
d. 2-1-3
e. 3-2-1
2. Konstruksi tenunan memiliki 3 macam silang dasar yaitu silang polos,
silang kepar, dan silang satin. Manakah dari jawaban berikut yang
bukan merupakan tenunan silang polos?

a.

b.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 144

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

c.

d.

e.
3. Perhatikan gambar berikut!

Gambar di atas merupakan jenis tenunan…
a. Tenunan biasa
b. Tenunan polos
c. Turunan polos rib lungsi

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 145

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

d. Turunan polos rib pakan
e. Tenunan kembar
4. Perhatikan gambar kain flannel berikut!

Yang bukan merupakan ciri dan karakteristik yang dimiliki kain
flannel tersebut yaitu …

a. Memiliki karakteristik elastisitas yang baik, kelembutan,
penyerapan air, dan permeabilitas

b. Ikatan bulu yang digunakan kurang kuat
c. Bulu wol akan menyusut dan padat setelah diberi obat kempa
d. Serat dapat berupa serat stapel yang dikemas dalam bal, atau

filamen yang diekstrusi dari butiran polimer cair
e. Dibentuk dengan cara dilumatkan, direkatkan, atau

dicampurkan dengan bahan kimia, uap pemanasan, atau cara
mekanis
5. Anyaman bukanlah suatu hasil tenunan, tetapi dibuat dari satu
susunan benang yang disilangkan miring dari kiri ke kanan dan
kembali lagi. Bahan anyaman bisa dibuat dari beragam bahan.
Berikut merupakan contoh hasil dari anyaman, kecuali…

a.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 146

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

b.

c.

d.

e.
6. Teknik membuat kain yang lain adalah mengait dan hasilnya

dinamakan crochet (kaitan). Kaitan sendiri juga memiliki beberapa
jenis, seperti kaitan biasa, kaitan Tunisia, kaitan Irish, kaitan Amerika,
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 147

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
dan kaitan renda. Yang termasuk jenis tusuk kaitan tangkai tiga
adalah…

a.

b.

c.

d.

e.
7. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar tirai tersebut merupakan jenis konstruksi tenunan…
a. Tenunan diperkuat
b. Tenunan renggang
c. Tenunan silungkang
d. Tenunan songket
e. Tenunan damas

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 148

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

8. Perhatikan langkah-langkah berikut:
1) Benang lungsi digulung pada kumparan yang besar karena
benang lungsi diperlukan sepanjang bahan yang akan dibuat
2) Benang pakan digulung pada anak torak yang kecil yang
akan dimasukkan dalam torak sekoci
3) Benang tenun harus dipintal terlebih dahulu yaitu dengan
melepaskan dan menggulung kembali benang tenun pada
kumparan silang
4) Sebelum menggulung, benang lungsi disikat supaya rata dan
diberi tegangan untuk mendapat tenunan yang rata

Urutan langkah-langkah yang benar sebelum menggunakan benang
tenun yaitu …

a. 3-1-4-2
b. 2-1-3-4
c. 4-1-2-3
d. 3-1-2-4
e. 4-1-3-2
9. Alat tenun Gedog salah satu alat yang digunakan untuk membuat
bahan tekstil yang ukurannya pendek. Yang termasuk hasil kain dari
alat tenun gedog adalah…

a.

b.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 149

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

c.

d.

e.
10. Handuk adalah salah satu jenis tenunan bersengkelit yang memiliki

motif bermacam-macam pada pinggir maupun keseluruhan handuk.
Alat yang digunakan untuk membuat handuk yaitu…

a. Alat tenun gedog
b. Alat tenun bukan mesin
c. Alat tenun mesin
d. Alat tenun mesin jacquard
e. Alat tenun mesin dobby

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 150

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

f. Kunci Jawaban 3
1. C
2. E
3. D
4. A
5. B
6. E
7. C
8. D
9. A
10. E

g. Lembar Kerja 3
Pada waktu mengerjakan praktikum membuat konstruksi tenunan

dari berbagai bahan, siswa diwajibkan untuk mencatat kegiatan
praktikum atau hasil praktikum pada lembar kerja yang sudah disediakan.
(Terlampir)

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 151

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Tugas: Buatlah konstruksi tenunan dari berbagai bahan sesuai dengan materi yang
telah diajarkan. Kemudian, tulislah hal yang harus dipersiapkan dan jelaskan
langkah kerja pada lembar kerja berikut, serta kumpulkan hasil konstruksi tenunan
yang sudah kalian buat!

Nama Tugas :
Nama Lengkap :
Kelas :
No. Absen :

1. Alat dan Bahan

2. Langkah-langkah

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 152

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

4. Kegiatan Belajar 4: Pemeliharaan Bahan Tekstil
a. Tujuan Pembelajaran 4
 Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat menjelaskan pengertian dan tujuan pemeliharaan bahan tekstil
dengan benar.
 Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat mengidentifikasi macam alat dan bahan pemeliharaan bahan
tekstil dengan benar.
 Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat menjelaskan prosedur pemeliharaan bahan tekstil dengan tepat.
 Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat menganalisis fungsi label pada busana dengan benar.

b. Uraian Materi 4

Pengertian Pemeliharaan Bahan Tekstil

Pemeliharaan bahan tekstil adalah tata cara merawat segala sesuatu
yang berhubungan dengan bahan tekstil meliputi dari cara mencuci,
menghilangkan noda, menyetrika dan penyimpanan, dengan
menganalisis asal serat dan bahan tekstil.

Tujuan Pemeliharaan Bahan Tekstil

1. Agar pakaian dan lenan rumah tangga dapat ditampilkan
dengan baik

2. Pakaian dan lenan rumah tangga yang dipakai dapat terlihat
indah meskipun merupakan busana yang lama

3. Pakaian dan lenan rumah tangga terlihat lebih bersih
4. Kualitas bahan pakaian dan lenan rumah tangga sangat baik dan

tahan lama

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 153

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Macam-macam Konstruksi Bahan Tekstil

A. Alat
1. Mesin Cuci/Bak Cuci
Sebuah mesin atua alat yang dirancang untuk membersihkan
pakaian dan lenan rumah tangga.

Gambar 9.1 Mesin Cuci
2. Sikat Cuci

Alat yang digunakan untuk membantu dan mempermudah
dalam proses mencuci busana dan lenan rumah tangga.

Gambar 9.2 Sikat Cuci
3. Penjepit Jemuran

Alat yang digunakan untuk menjepit pakaian yang digantung
pada tali jemuran supaya tidak jatuh atau diterbangkan angin.

Gambar 9.3 Penjepit Jemuran
4. Hanger
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 154

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Alat yang berfungsi untuk menyangkutkan atau
menggantungkan pakaian dan lenan rumah tangga.

Gambar 9.4 Hanger atau Gantungan Baju
5. Rak Jemuran

Alat yang berfungsi sebagai tempat untuk menjemur pakaian
dan lenan rumah tangga

Gambar 9.5 Rak Jemuran
6. Keranjang Pakaian

Tempat meletakkan pakaian dan lenan rumah tangga yang akan
di cuci atau setelah dicuci sebelum ke proses penyetrikaan.

Gambar 9.6 Keranjang Pakaian

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 155

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
7. Setrika
Alat yang digunakan untuk melicinkan pakaian dan lenan
rumah tangga.

Gambar 9.7 Setrika
8. Papan atau Alas Setrika

Alat yang digunakan sebagai alas dalam proses menyetrika/
melicinkan pakaian dan lenan rumah tangga.

Gambar 9.8 Papan atau Alas Setrika
9. Penyemprot Air

Alat bantu yang diperlukan dalam proses melicinkan pakaian
dan lenan rumah tangga agar lebih mudah disetrika.

Gambar 9.9 Penyemprot Air

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 156

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
B. Bahan
1. Sabun Cuci
Bahan yang diperlukan dalam proses pencucian

Gambar 9.10 Sabun Cuci atau Deterjen
2. Obat Pemutih (Bleaching)

Bahan yang digunakan untuk memperbaiki warna pakaian yang
terkena noda dan memutihkan pakaian yang berwarna putih

Gambar 9.11 Obat Pemutih atau Bleaching
3. Obat Penghilang Noda

Bahan yang berfungsi menghilangkan noda pada pakaian dan
lenan rumah tangga.

Gambar 9.12 Obat Penghilang Noda

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 157

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Prosedur Pemeliharaan Bahan Tekstil

Prosedur pemeliharaan bahan tekstil meliputi pencucian, penghilangan
noda, penyetrikaan dan penyimpanan, sedangkan tekniknya yaitu cara
mencuci, menghilangkan noda, menyetrika dan menyimpan.

A. Pencucian
1. Proses
a. Pencucian basah yaitu proses mencuci pakaian dan lenan
rumah tangga menggunakan air.
b. Pencucian kering yaitu proses mencuci pakaian dan lenan
rumah tangga tanpa menggunakan air, tetapi menggunakan
bahan cairan solvent.
2. Teknik Mencuci
a. Mencuci manual (tangan) yaitu pencucian yang dilakukan
menggunakan tangan secara langsung.

Gambar 9.13 Mencuci dengan Tangan
 Katun dan Linen

- Cuci di dalam air yang panas, lalu kucek, remas,
ataupun digosok.

- Katun dan linen yang tidak luntur dapat dicuci
dengan cara yang sama, tetapi tidak menggunakan
air panas.

- Diusahakan untuk tidak menggosok barang yang di
prin/sablon karena warna dari print/sablon dapat
luntur.

 Sutera
- Cuci di dalam air hangat dengan temperature 40°C
dengan memakai sabun netral atau deterjen.
- Sutera boleh diremas tetapi tidak boleh dikucek,
setelah itu dibilas beberapa kali dan diakhiri dengan
bilasan air dingin.
- Sutera warna-warni yang cenderung menunjukkan
luntur sebaiknya dicuci dengan air dingin yang

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 158

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

dibubuhi garam dengan sabun netral atau deterjen
lembut.
 Wol
- Kain wol direndam dengan air hangat temperature
40°C
- Larutkan deterjen atau serpihan sabun ke dalam air
hangat tersebut
- Gulungkan wolnya dalam handuk dengan baik
untuk menghilangkan beberapa kelebihan air tanpa
merusak serat-seratnya.
 Nilon dan Polyester
- Untuk nilon putih, pergunakan air 60°C atau
sepanas mungkin yang masih bisa ditahan oleh
tangan.
- Nilon dan poliester berwarna memerlukan
temperatur yang lebih rendah (± 40°C) karena bisa
mengakibatkan kerutan yang permanen.
 Rayon Viskosa
- Cuci dengan air panas 60°C dengan sebuah sabun
netral atau deterjen.
- Hindari menggosok dan memuntir bahan rayon
viskosa
- Jangan rebus rayon atau dikelantang/diputihkan
ataupun dikeringkan pada panas langsung

b. Mencuci dengan mesin yaitu pencucian yang dilakukan
menggunakan mesin cuci.

Gambar 9.14 Mencuci dengan Mesin
 Katun

- Bahan tekstil yang tidak luntur bisa direndam
dengan air hangat atau dingin

- Dapat diputihkan (bleach) dengan klorine (kalau
aturan cucinya mengijinkan).

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 159

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

 Linen
- Dapat dicuci secara kimia (dry-clean) untuk
menahan penyempurnaan yang gemerisik, tetapi
kain dapat menyusut ketika dicuci.

 Sutera
- Biasanya dicuci secara kimia (dry-clean) dan
dijauhkan dari pemutih.

 Wol
- Dicuci secara kimia (dry-clean) meskipun beberapa
jenis wol dapat dicuci menggunakan mesin.

 Asetat
- Dapat dicuci secara kimia (dry-clean)
- Dapat dicuci dengan mesin dengan putaran ringan,
bila digiling kering, gunakan setelan rendah.

 Nilon
- Dapat dicuci dengan mesin dalam air hangat dan
dengan menggunakan setelan putaran ringan,
digiling kering, atau biarkan kering sendiri

 Rayon
- Serat ini harus dicuci secara kimia
- Beberapa kain dapat dicuci dengan mesin putaran
ringan dan menggunakan air hangat
- Menggunakan pemutih klorin

 Akrilik
- Dapat dicuci dengan mesin, digiling kering,
gunakan pelembut bahan untuk mengurangi
muatan listrik statis.

B. Penghilangan Noda
Menghilangkan noda pada bahan tekstil sesuai dengan jenis noda
dan bahan tekstilnya. Berikut teknik menghilangkan noda:
1. Noda Kunyit

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 160

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Gambar 9.15 Noda Kunyit
a. Jika terkena nodanya baru saja, maka segera digosok dengan

sabun. Lalu jemur hingga kering barulah dicuci lagi sampai
bersih
b. Jika nodanya sudah lama melekat, maka olesi bagian yang
terkena noda dengan air kapur sirih. Lalu jemur hingga
kering baru dicuci sampai bersih, pencucian dapat diulang
dengan cara yang sama sampai benar-benar bersih
2. Noda Minyak

Gambar 9.16 Noda Minyak
a. Cuci baju yang terkena noda minyak dengan sampo dan

bilas dengan air biasa
b. Taburkan bedak pada bagian yang ternoda, kucek pakaian

lalu cuci pakaian dengan sabun deterjen
c. Dapat menggunakan bensin atau minyak tanah sebelum

menggunakan bedak
3. Noda Tinta

Gambar 9.17 Noda Tinta
a. Dibasahi dengan air, gosok dengan jeruk nipis dan kapur

sirih, dan dicuci dengan air hangat dan sabun
b. Rendam pakaian dalam air selama 15 menit
c. Oleskan bagian yang ternoda dengan sabun colek, kucek

sampai noda hilang

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 161

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

4. Noda Jamur

Gambar 9.18 Noda Jamur
a. Gosok pada bagian berjamur dengan larutan cuka
b. Rendam dengan air panas bersabun dan cuci seperti biasa,

lalu ulangi hingga beberapa kali
5. Noda pada Pakaian Dalam

Gambar 9.19 Noda pada Pakaian Dalam
a. Rendam/basahi dulu pakaian dalam bernoda setelah itu

gosok atau olesi bagian yang bernoda/vlek dengan sisa
sabun mandi yang sudah kecil lalu dicuci/kucek seperti
biasa.
b. Untuk celana dalam, dengan cara yang sama sisa sabun
mandi juga bisa untuk menghilangkan noda membandel
pada kerah baju.
6. Noda Getah

Gambar 9.20 Noda Getah

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 162

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Teteskan minyak tanah pada bagian yang ternoda, lalu gosok
perlahan dengan sikat gigi. Jika getah sudah hilang cucilah
pakaian seperti biasa.
7. Noda Teh dan Kopi

Gambar 9.21 Noda The dan Kopi
a. Jika kain terbuat dari katun atau kapas, rendamlah kain

dalam larutan panas dari boraks atau asam tartaric
b. Jika terbuat dari sutera, wool, atau sintetis gunakan larutan

boraks hangat atau larutan ultraoksidasi edrogen (air
oksigen) hangat.
8. Noda Darah

Gambar 9.22 Noda Darah
a. Gunakan larutan penghilang warna untuk pakaian yang

berwarna putih, dan larutan boraks hangat untuk yang
berwarna-warni.
b. Untuk pakaian yang tidak boleh dicuci gunakan adonan
amonia, sikat lembut dan ulangi proses sampai noda hilang.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 163

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
9. Noda Buah

Gambar 9.23 Noda Buah
Gunakan larutan penghilang warna atau larutan boraks yang
telah yang telah didihkan selama 5 menit.
10. Noda Susu atau Es Krim

Gambar 9.24 Noda Susu atau Es Krim
a. Letakkan bagian noda diatas bongkahan es dan tunggu

sampai noda susu membeku, lalu hilangkan.
b. Jika masih berbekas ulangi dengan menggunakan cuka

asam.
11. Noda Cat

Gambar 9.25 Noda Cat
Rendamlah pakaian yang terkena cat dalam kerosin, lalu sisa
bagian yang membandel dibersihkan menggunakan bensin

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 164

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

12. Noda Luntur

Gambar 9.26 Noda Luntur
Jika pakaian kelunturan warna pakaian lain, maka anda dapat
merendamnya ke dalam larutan asam cuka yang dicampur
dengan deterjen selama 30 menit.
C. Penyetrikaan
Terdapat dua cara atau teknik dasar dalam menyetrika, yaitu
menyetrika dan memampatkan. Menyetrika (ironing) adalah teknik
mendorong setrika melalui bahan dengan cara digerakkan ke depan
dan ke belakang yang berfungsi untuk melicinkan pakaian.
Sedangkan menekan atau memampatkan (pressing) adalah
menggerakkan setrika melalu bahan dengan cara mengangkatnya,
kemudian diletakkan kembali ke bawah dan silih berganti saling
menumpang. Agar pakaian dan lenan rumah tangga tidak berubah
sewaktu disetrika, ada bebrapa petunjuk yang perlu diperhatikan
1. Setrika pakaian menurut arah lajur benang, jangan disetrika
arah menyerong, karena tenunan akan menyudut.
2. Setrika mulai dari bagian-bagian yang berlapis, seperti kerah,
keliman, bagian yang terlepas ujungnya seperti pita, lengan baju,
kemudian baru bagian manset lengan.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 165

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Gambar 9.27 Menyetrika bagian Kerah, Lengan, dan Manset
Lengan

3. Menyeterika kerah dimulai dari tengah belakang ke ujung tepi
atau tepi kerah sambil ditekan. Setelah itu, mulailah menyetrika
pada bagian bahu, badan belakang, dan terakhir tengah depan.

Gambar 9.28 Menyetrika bagian Kerah Belakang, Bahu, Badan
Belakang, dan Badan Depan

4. Pakaian dari bahan serat asetat dan aklirik disetrika dengan
tekanan ringan, suhu sangat rendah sampai sedang, setrika
kering (tanpa uap) pergunakan lap pada bagian baiknya.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 166

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

5. Pakaian dari bahan serat kapas, setrika dengan tekaaanan ringan
sampai sedang, suhu sedang hingga tinggi, pergunakan setrika
uap.

6. Pakaian dari bahan linen, setrika dengan tekanan ringan sampai
berat, suhu tinggi, selanjutnya sama dengan menyetrika bahan
katun.

7. Pakaian dari bahan nilon setrika dengan tekanan ringan, sedikit
saja atau tidak perlu disetrika.

8. Pakaian dari bahan polyester, setrika dengan tekanan sedang
dengan suhu rendah sampai sedang menggunakan setrika kering
atau uap, bisa digunakan kain lap pada bagian baik bahan.

9. Pakaian dari bahan sutera, setrika dengan tekanan ringan, suhu
panas, rendah sampai sedang, pergunakan setrika kering atau
uap.

10. Pakaian dari bahan wol, setrika dengan tekanan ringan sampai
sedang, suhu sedang. Pergunakan setrika kering atau uap.

D. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan meletakkan bahan tekstil sesuai
pada tempatnya dan lebih terjaga/aman. Berikut teknik atau cara
menyimpan bahan tekstil
1. Menyimpan pakaian dan lenan rumah tangga setelah dicuci,
dijemur kering, disetrika dan harus disimpan di tempat yang
bersih dan kering, seperti di dalam lemari pakaian, rak, dan
gantungan pakaian.

Gambar 9.29 Lemari Pakaian
2. Memberi anti ngengat yang diletakkan pada lemari, agar jamur

dan binatang tidak merusak pakaian atau lenan rumah tangga.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 167

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Gambar 9.30 Anti Ngengat

Fungsi Label pada Busana

Label merupakan keterangan yang terdapat pada suatu hasil
produksi. Keterangan tersebut memberi kejelasan pada konsumen
tentang segala sesuatu yang menyangkut antara lain sifat dan kualitas
bahan. Label tekstil meliputi label kain, busana jadi dan benang.
A. Fungsi Label

1. Merupakan salah satu bentuk perlindungan pemerintah kepada
konsumen

2. Dengan melekatkan label sesuai dengan peraturan berarti
produsen memberikan keterangan yang diperlakukan oleh para
konsumen agar dapat memilih membeli serta meneliti secara
bijaksana

3. Merupakan jaminan bahwa barang yang telah dipilih tidak
berbahaya bila digunakan. Untuk mengatasi hal ini, maka para
konsumen membiasakan diri untuk membaca label terlebih
dahulu sebelum membelinya

4. Dengan membaca label konsumen dapat mengetahui spesifikasi
produk tekstil seperti jenis serat, ukuran, komposisi kain,
ketahanan luntur warnannya, cara perawatan dan sebagainya

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 168

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

B. Cara Melaksanakan Pelabelan
1. Label pada Kain

Gambar 9.31 Label pada Pingggiran Kain

Label pada kain memiliki beberapa keterangan sebagai berikut

a. Nama kain : Dacron, Poplin, Tetoron, Toyobo

b. Nama pabrik : Patal Senayan, Farmatex

c. Merk lain : Perahu Layar, Tropicana, Bellini

d. Negara yang memproduksi : Made in Indonesia

e. Jumlah kain dalam satu gulung : 27m x 150cm (panjang

kain 27 meter dan lebar kain 1.5 meter)

f. Asal bahan : 100% cotton, 65%

cotton 35% polyester

g. Penyempurnaan : Resin Finish,

Mercerized

Gambar 9.32 Label pada Pembungkus Luar atau Plastik Kain

Letak label pada kain
 Dicap pada awal gulungan
 Dicap pada pinggiran kain
 Dicap pada akhir gulungan
 Kertas label ditempel pada awal gulungan

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 169

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

 Kertas label ditempel pada pembungkus luar atau plastik

Berikut merupakan beberapa keterangan singkat yang sering
dijumpai label pada kain:
 Resin finish : disempurnakan dengan resin atau kanji
 65% cotton, 35% polyester : bahan dasarnya mengandung

65% kapas dan 35% polyester
 Sanforized : bahan menyusut, tetapi tidak akan menyusut

lagi ketika dicuci
 Anti crease : bahan anti atau tahan susut
 Best quality : merupakan kualitas terbaik
 Guaranted quality : merupakan kualitas yang terjamin
 Mercerizes cotton : bahan kapas yang dimerser
 Fast colour : memiliki warna yang kuat sehingga tidak

akan luntur ketika dicuci

2. Label pada Busana Jadi

Gambar 9.33 Label pada Busana Jadi

Label pada busana jadi memiliki beberapa keterangan sebagai

berikut:

a. Merk : Ladies, Ros, Jeans, Nevada

b. Negara yang memproduksi : Made in Indonesia

c. Cara pemeliharaan : dry clean only, flat only

d. Asal bahan : pure wool, 100% nylon

e. Ukuran : S, M, L, XL

f. No. Registrasi : No. Reg …

Letak label pada busana jadi
 Garis leher belakang
 Kerah bagian belakang
 Sisi blus atau rok
 Pinggang celana atau rok

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 170

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

 Gulbi celana
 Saku
 Bahu

Gambar 9.34 Label Perawatan Busana Jadi

Khusus mengenai cara pemeliharaan busana, biasanya

dinyatakan dalam bentuk symbol atau gambar. Terdapat lima
symbol dasar internasional dalam pemeliharaan bahan tekstil
yang tertera pada label busana

a. Wash

Hal pencucian (washing) sering ditemukan symbol dan

angka pada label busana yang menunjukkan suhu air yang

digunakan. Keterangan
Simbol

Air mendidih (100°C), boleh dicuci dengan air
100 mendidih

Air sangat panas (90°C), boleh dicuci dengan
90 air panas sampai 90°C

Air panas (60°C), boleh dicuci dengan air
60 panas sampai 60°C

Air hangat (50°C), boleh dicuci dengan air
50 hangat tidak lebih dari 50°C

Air hangat (40°C), boleh dicuci dengan suhu
40 air hanya sampai 40°C

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 171

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Air dingin (30°C), hanya boleh dicuci pada
30 suhu kamar

Tidak boleh dicuci dengan mesin cuci, harus
dicuci manual dengan tangan

Tidak boleh dicuci menggunakan air

Tabel 9.1 Arti Simbol Perawatan Pencucian

b. Iron

Tanda berbentuk seperti setrika dengan tanda titik di bagian

tengah sebagai petunjuk pengaturan suhu yang digunakan.

Simbol Keterangan

Disetrika dengan temperature rendah (120°C)

Disetrika dengan temperature sedang (160°C)

Disetrika dengan temperature tinggi (180°C)

Disetrika tanpa menggunakan uap

Tidak boleh disetrika

Tabel 9.2 Arti Simbol Perawatan Penyetrikaan

c. Dry Clean
Tanda lingkaran merupakan tanda dari pencucian kering
sehingga pakaian tidak boleh dicuci menggunakan air,
tetapi menggunakan solvent (zat kimia pelarut)

Simbol Keterangan
Dry cleaning dengan semua jenis solvent

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 172

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Dry cleaning hanya dengan solvent petroleum

Dry cleaning dengan semua jenis solvent
kecuali Trichloroethylene
Tidak boleh di dry cleaning

Tabel 9.3 Arti Simbol Perawatan Pencucian Kering

d. Dry

Tanda persegi merupakan tanda dari pengeringan baik

dengan mesin, digantung, diperas, atau dibentangkan.

Simbol Keterangan

Pengeringan menggunakan mesin dengan
suhu rendah

Pengeringan menggunakan mesin dengan
suhu sedang

Pengeringan menggunakan mesin dengan
suhu tinggi

Pengeringan menggunakan mesin tidak
dengan suhu

Tidak boleh dikeringkan menggunakan mesin

Pengeringan dengan cara digantung
(hanging)

Pengeringan dengan cara dijemur atau
dikeringkan tanpa diperas

Pengeringan dengan cara dibentangkan (tidak
boleh digantung)

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 173

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Pengeringan alami di bawah sinar matahari

Tidak boleh diperas
Tabel 9.4 Arti Simbol Perawatan Pengeringan

e. Bleach

Dalam pencucian bahan-bahan berwarna atau motif, tanda

ini berarti bahwa pakaian tidak boleh diberi pemutih karena

warna dari pakaian atau motif dapat luntur.

Simbol Keterangan

Pakaian dapat diberi pemutih

Pakaian dapat diberi pemutih berbahan
chlorine

Pakaian dapat diberi pemutih berbahan dasar
oksigen

Tidak boleh diberi pemutih

Tabel 9.5 Arti Simbol Perawatan Bahan Pemutih

Contoh keterangan pada label busana jadi

 Use cool iron : gunakan setrika temperature

rendah

 Warm wash : dicuci dalam air hangat

 Do not bleach : dilarang menggunakan obat

pemutih

 Drip dry in shade : jangan diperas dan dijemur di

tempat yang terkena sinar matahari

 Can also be hand wash : dapat dicuci menggunakan

tangan

 Do not tumble dry : jangan dikeringkan pada mesin

pengering

 No ironing : tidak boleh disetrika

 Machine washable : dapat dicuci dengan mesin cuci

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 174

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

 Dry clean only : hanya dapat dicuci dengan
teknik dry clean

3. Label pada Benang

Gambar 9.35 Label pada Benang

Label pada benang memberi keterangan tentang

a. Merek : Anchor, Astra, Pipa,

Putera

b. Nomor benang : 8, 10, 50

c. Asal serat : 100% polyester

d. Panjang benang : 100 yard, 500 yard

e. Berat bahan satu gulung : 100 gram, 200 gram

f. Kegunaan benang jahit, benang obras,

benang rajut

Gambar 9.36 Label pada Pembungkus Luar atau Plastik
Benang

Nomor benang artinya ukuran diameter benang yaitu halus
kasarnya benang dan jumlah pilinan atau seringan benang.
Semakin tinggi nomor benang, semakin halus benangnya.
Begitupun sebaliknya, jika semakin rendah nomor benang, maka
semakin kasar benangnya. Contohnya sebagai berikut
 Ne 40/1 artinya benang bernomor 40 dipilin tunggal
 Ne 40/2 artinya benang bernomor 40 disering rangkap dua
 Ne 40/3 artinya benang bernomor 40 disering rangkap tiga

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 175

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

c. Rangkuman 4
Pemeliharaan bahan tekstil adalah tata cara merawat segala sesuatu

yang berhubungan dengan bahan tekstil meliputi dari cara mencuci,
menghilangkan noda, menyetrika dan penyimpanan, dengan
menganalisis asal serat dan bahan tekstil.
Tujuan dari pemeliharaan bahan tekstil yaitu

1. Agar pakaian dan lenan rumah tangga dapat ditampilkan
dengan baik

2. Pakaian dan lenan rumah tangga yang dipakai dapat terlihat
indah meskipun merupakan busana yang lama

3. Pakaian dan lenan rumah tangga terlihat lebih bersih
4. Kualitas bahan pakaian dan lenan rumah tangga sangat baik

dan tahan lama
Dalam pemeliharaan bahan tekstil memerlukan alat dan bahan
sebagai penunjang pemeliharaan bahan tekstil. Alat yang digunakan yaitu
mesin/bak cuci, sikat cuci, penjepit jemuran, rak jemuran, hanger,
keranjang pakaian, setrika, papan/alas setrika, dan penyemprot air.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu sabun cuci/deterjen, obat
penghilang noda, dan obat pemutih/bleaching.
Prosedur pemeliharaan bahan tekstil meliputi pencucian,
penghilangan noda, penyetrikaan dan penyimpanan, sedangkan
tekniknya yaitu cara mencuci, menghilangkan noda, menyetrika dan
menyimpan. Prosedur pemeliharaan bahan tekstil berbeda-beda sesuai
dengan jenis atau asal serat tekstilnya.
Pada setiap busana, tentunya terdapat label yang memberi kejelasan
pada konsumen tentang segala sesuatu yang menyangkut antara lain sifat
dan kualitas bahan. Label tekstil meliputi label kain, busana jadi dan
benang. Label perawatan yang sering ditemukan terdapat 5 simbol
internasional meliputi pencucian (wash), penyetrikaan (iron), pencucian
kering (dry clean), pengeringan (dry), dan pemutihan (bleaching).

d. Tugas 4
Praktikum individual: menganalisis label perawatan pada busana

berdasarkan materi yang tercantum di atas! Kerjakan tugas-tugas dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siapkan label baik pada pakaian maupun produk lainnya yang

terdapat simbol perawatan
2) Analisislah label yang sudah dibawa sesuai dengan keterangan yang

tertera pada label tersebut
3) Bila menemui kesulitan dalam pelaksanaan praktek, konsultasikan

kepada pembimbing

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 176

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

4) Buatlah laporan hasil praktek pada lembar kerja

e. Tes Formatif 4
1. Pemeliharaan bahan tekstil adalah tata cara merawat segala sesuatu
yang berhubungan dengan bahan tekstil dengan cara menganalisis
asal serat dan bahan tekstil. Manakah yang bukan merupakan tujuan
pemeliharaan bahan tekstil?
a. Pakaian dan lenan rumah tangga terlihat lebih bersih
b. Pakaian dan lenan rumah tangga yang dipakai dapat terlihat
indah meskipun merupakan busana yang lama
c. Kualitas bahan pakaian dan lenan rumah tangga sangat baik
dan tahan lama
d. Agar pakaian dan lenan rumah tangga dapat ditampilkan
dengan baik
e. Menjamin bahwa pakaian tersebut aman untuk digunakan
2. Prosedur pemeliharaan bahan tekstil meliputi pencucian,
penghilangan noda, penyetrikaan, dan penyimpanan, sedangkan
tekniknya yaitu cara mencuci, menghilangkan noda, menyetrika dan
menyimpan. Yang termasuk proses pencucian yang benar yaitu…
a. Pencucian kering yaitu proses mencuci pakaian dan lenan
rumah tangga tanpa menggunakan air, tetapi menggunakan
deterjen bubuk
b. Pencucian kering yaitu proses mencuci pakaian dan lenan
rumah tangga tanpa menggunakan air, tetapi menggunakan
bahan cairan solvent
c. Pencucian kering yaitu proses mencuci pakaian dan lenan
rumah tangga tanpa menggunakan air, tetapi menggunakan
vacuum cleaner dengan pewangi pakaian
d. Pencucian basah yaitu proses mencuci pakaian dan lenan
rumah tangga menggunakan bahan cairan solvent
e. Pencucian basah yaitu proses mencuci pakaian dan lenan
rumah tangga menggunakan air yang dicampur dengan
deterjen cair
3. Mencuci manual (tangan) yaitu pencucian yang dilakukan
menggunakan tangan secara langsung. Bagaimana cara untuk
mencuci pakaian dari serat sutera secara manual?
a. Cuci sutera di dalam air yang panas, lalu kucek, remas, ataupun
digosok
b. Cuci sutera dengan air panas 60°C dengan sebuah sabun netral
atau deterjen
c. Cuci dan rendam sutera dengan air hangat temperature 40°C

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 177

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

d. Cuci sutera di dalam air hangat dengan temperature 40°C
dengan memakai sabun netral atau deterjen

e. Sutera berwarna memerlukan temperatur yang lebih rendah (±
40°C) karena bisa mengakibatkan kerutan yang permanen

4. Menghilangkan noda pada bahan tekstil harus sesuai dengan jenis
noda dan bahan tekstilnya. Yang bukan merupakan cara dalam
menghilangkan noda seperti gambar di bawah ini yaitu…

a. Cuci baju yang terkena noda dengan sampo dan bilas dengan
air biasa

b. Taburkan bedak pada bagian yang ternoda, kucek pakaian
c. Rendam dengan air panas bersabun dan cuci seperti biasa, lalu

ulangi hingga beberapa kali
d. Cuci pakaian dengan sabun deterjen
e. Dapat menggunakan bensin atau minyak tanah sebelum

menggunakan bedak
5. Teteskan minyak tanah pada bagian yang ternoda, lalu gosok

perlahan dengan sikat gigi. Jika noda sudah hilang, cucilah pakaian
seperti biasa. Cara tersebut merupakan cara menghilangkan jenis
noda…

a. Noda getah
b. Noda minyak
c. Noda darah
d. Noda tinta
e. Noda cat
6. Menyetrika pakaian, teknik penyetrikaan harus sesuai dengan jenis
serat yang terkandung di dalamnya. Bagaimana cara untuk
menyetrika pakaian yang berbahan dasar linen?
a. Setrika dengan tekanan ringan sampai sedang, suhu sedang

hingga tinggi, pergunakan setrika uap
b. Setrika dengan tekanan ringan sampai berat, suhu tinggi,

pergunakan setrika uap
c. Setrika dengan tekanan ringan, suhu sangat rendah sampai

sedang, setrika kering (tanpa uap), dan pergunakan lap pada
bagian baiknya

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 178

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

d. Setrika dengan tekanan ringan, sedikit saja atau tidak perlu
disetrika

e. Setrika dengan tekanan ringan sampai sedang, suhu sedang.,
pergunakan setrika kering atau uap

7. Perhatikan keterangan berikut!
1) Dacron, Poplin, Tetoron, Toyobo
2) Made in Indonesia
3) 100% cotton, 65% cotton 35% polyester
4) Resin Finish, Mercerized

Keterangan di atas merupakan contoh keterangan yang terdapat pada
label…

a. Tas
b. Rok
c. Benang
d. Busana jadi
e. Kain
8. Finishing atau penyempurnaan adalah tahapan terakhir dari proses
yang menghasilkan kain tekstil jadi dari bahan grey/bahan mentah.
Penyempurnaan kain yang dipaksa untuk menyusut secara melebar
atau memanjang, tetapi tidak menyusut kembali pada pencucian
berikutnya disebut…
a. Resin finish
b. Anti crease
c. Sanforized
d. Mercerized
e. Desizing
9. Perhatikan keterangan berikut!

1) Use cool iron
2) Warm wash
3) Do not bleach
4) Do not tumble dry
5) Machine washable
6) Drip dry in shade
Yang termasuk keterangan tata cara pencucian yang benar adalah…
a. 1-3-5
b. 1-2-3
c. 2-3-4
d. 2-3-5
e. 3-4-5
10. Label yang terdapat pada benang memiliki beberapa keterangan
seperti pada gambar berikut

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 179

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Yang bukan merupakan keterangan yang terdapat pada label benang
tersebut adalah…

a. Merk benang
b. Jenis/kegunaan benang
c. Nomor benang
d. Asal serat benang
e. Panjang benang dalam satu gulung
f. Kunci Jawaban 4
1. E
2. B
3. D
4. C
5. A
6. B
7. E
8. C
9. D
10. E

g. Lembar Kerja 4
Pada waktu mengerjakan praktikum menganalisis label perawatan

pada busana, siswa diwajibkan untuk mencatat kegiatan praktikum atau
hasil praktikum pada lembar kerja yang sudah disediakan. (Terlampir)

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 180

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Tugas: Analisislah label perawatan baik yang tertera pada busana maupun produk
lainnya sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Kemudian, tulislah hasil analisis
label perawatan pada lembar kerja berikut!

Nama Tugas :
Nama Lengkap :
Kelas :
No. Absen :
Contoh Label

Hasil Analisis Label Perawatan

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 181

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

5. Kegiatan Belajar 5: Pemeriksaan dan Pengelompokkan Serat

a. Tujuan Pembelajaran 5
 Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat menjelaskan pengertian pemeriksaan dan pengelompokkan
serat dengan benar.
 Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat mengidentifikasi macam-macam pemeriksaan serat dengan
tepat.
 Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat melakukan uji pembakaran serat tekstil dengan benar.
 Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat membuat laporan evaluasi pemeriksaan dan pengelompokkan
serat dengan tepat.

b. Uraian Materi 5

Pengertian Pemeriksaan Serat Tekstil

Penelitian bahan tekstil bertujuan mengetahui asal dan struktur serat
bahan tekstil agar mengantisipasi kesalahan dalam memilih bahan tekstil
sesuai dengan fungsinya. Untuk mengetahui asal bahan tekstil dapat
dilakukan dengan berbagai cara dari mulai yang sederhana sampai
dengan yang sangat detail yaitu melalui laboratorium.

Macam-macam Pemeriksaan Serat Tekstil

Kualitas bahan tekstil sangat dipengaruhi dari asal seratnya, cara
pembuatan benang, cara pembuatan bahan, dan cara penyempurnaan
bahan tekstil tersebut. Ada beberapa cara untuk mengetahui asal serat
bahan tekstil, antara lain

A. Pemeriksaan Serat secara Visual
Pemeriksaan serat bahan tekstil dapat dilakukan melalui

mikroskop atau kaca pembesar bila melalui kasat mata belum dapat
diketahui asal serat bahan tekstil. Setiap serat bila diperbesar 100x
melalui mikroskop atau kaca pembesar akan menunjukkan
bermacam-macam gambaran. Melalui mikroskop, kita dapat melihat

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 182

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

dengan jelas penampang melintang dan penampang membujur dari
tiap serat tekstil. Berikut adalah gambaran penampang serat tekstil
yang dilihat melalui mikroskop.
1. Serat Kapas

Penampang melintang dari serat kapas dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu lumen (rongga kosong berisi air), dinding selulosa, dan
lapisan kutikula yang sangat tipis dan mengandung zat lilin
(kulit). Sedangkan penampang membujur tampak seperti pita
pipih dan berpilin-pilin.

Gambar 10.1 Penampang Melintang dan Membujur Serat Kapas
2. Serat Linen

Penampang melintang dari serat linen terdapat lumen yang
sempit dan dibatasi oleh dinding yang tebal. Sedangkan
penampang membujur terlihat ruas-ruas yang menyerpai
bentuk batang bambu.

Gambar 10.2 Penampang Melintang dan Membujur Serat Linen
3. Serat Sutera

Penampang melintang serat sutera ini berbentuk menyerupai
segitiga. Sedangkan penampang membujurnya terlihat seperti
silinder halus dan bergaris tebal.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 183

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Gambar 10.3 Penampang Melintang dan Membujur Serat Sutera
4. Serat Wol

Penampang melintang dari serat wol yaitu berbentuk bulat
halus. Sedangkan penampang membujurnya terlihat seperti
silinder halus bersisik.

Gambar 10.4 Penampang Melintang dan Membujur Serat Wol
5. Serat Rayon

Penampang melintang dari serat rayon terlihat seperti gear atau
luarnya bergerigi. Sedangkan penampang membujurnya terlihat
berbentuk silinder lurus dan bergaris.

Gambar 10.5 Penampang Melintang dan Membujur Serat Rayon
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 184

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

6. Serat Akrilik
Penampang melintang serat akrilik terlihat bulat. Sedangkan
penampang membujur serat akriliki berbentuk seperti silinder
dan sedikit bergaris.

Gambar 10.6 Penampang Melintang dan Membujur Serat Akrilik
7. Serat Asetat

Penampang melintang serat asetat terlihat seperti berlekuk-lekuk
menyerupai daun semanggi. Sedangkan penampang membujur
berbentuk seperti silinder dan memiliki garis yang membagi
serat itu.

Gambar 10.7 Penampang Melintang dan Membujur Serat Asetat
8. Serat Nilon

Penampang melintang serat nilon berbentuk bulat, rata (tidak
berbintik), dan transparan. Sedangkan penampang membujur
serat nilon menyerupai tali bulat.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 185

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Gambar 10.8 Penampang Melintang dan Membujur Serat Nilon
9. Serat Polyester

Penampang melintang serat polyester berbentuk bulat, titik-titik
tersebar di seluruh serat, dan lebih rapat daripada serat nilon.
Sedangkan penampang membujur berbentuk lurus, pipih, dan
berbintik.

Gambar 10.9 Penampang Melintang dan Membujur Serat
Polyester

10. Serat Asbes
Struktur dari serat asbes yaitu bergelombang sampai lurus dan
tidak padat seperti pipa.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 186

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Gambar 10.10 Penampang Melintang dan Membujur Serat
Asbes

11. Serat Gelas
Struktur serat kaca atau gelas tampak bulat, tembus cahaya,
sangat halus, dan mudah lentur.

Gambar 10.11 Struktur Serat Gelas
B. Label pada Bahan Tekstil

Label atau label bahan tekstil adalah keterangan yang
terdapat pada suatu produk atau bahan yang menjelaskan tentang
asal serat, nama bahan, merek bahan, nama pabrik, proses
penyempurnaan, dan lain sebagainya. Untuk mengetahui serat tekstil
dengan segera, dapat dibaca pada kartu keterangan atau label. Pada
label itu dicantumkan keterangan mengenai bahan pokok tekstil
tersebut.

Keterangan yang dituliskan pada label bahan tekstil berguna
bagi pengguna atau konsumen. Karena dengan membaca label
tersebut, konsumen dapat mengetahui serat apa yang terkandung
dalam tekstil tersebut. Keterangan yang tercantum pada label bahan
tekstil adalah label yang menunjukkan asal serat dan label yang
menunjukkan penyempurnaan dan sifat kain.

Gambar 10.12 Label pada Busana

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 187

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

C. Uji Pembakaran
Uji pembakaran adalah salah satu alternatif untuk

pemeriksaan asal serat bahan tekstil. Hal ini dilakukan bila
pemeriksaan asal serat dengan cara yang lain belum dapat diketahui
secara pasti. Uji pembakaran dilakukan dengan membakar serat
tekstil dengan cara benang dicabut dari bahan, kemudian dipegang
dengan pinset dan dibakar, atau bisa juga dengan membakar perca
bahan tekstil.

Gambar 10.13 Uji Pembakaran Serat

Serat tekstil yang sudah diuji akan menimbulkan berbagai
macam ciri-ciri seperti meninggalkan abu, tidak melebur, baunya
seperti rambut terbakar, dan sebagainya. Sebelum mengelompokkan
serat tekstil yang telah dilakukan uji pembakaran tersebut, berikut
adalah ciri-ciri serat alam, serat buatan, dan serat mineral ketika
dibakar.
A. Serat Alam

1. Bila dibakar akan berbau seperti rambut terbakar atau kertas
terbakar

2. Meninggalkan abu atau bundaran keras
3. Terbakar tidak melebur
4. Terkadang nyala api padam
B. Serat Buatan
1. Bila dibakar akan berbau seperti zat kimia, berbau sangat

tajam, bahkan tidak berbau.
2. Meninggalkan tepian atau bulatan yang keras berwarna

hitam
3. Mudah terbakar dan melebur
C. Serat Mineral
1. Bila dibakar tidak akan mengeluarkan bau
2. Tidak dapat terbakar

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 188

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Hasil dari uji pembakaran berbagai macam serat tekstil sebagai
berikut

Golongan Dekat Dalam Kriteria Sifat Sisa
Serat Nyala Api Nyala Api Bakaran
Keluar Bau Bakaran
Nyala Api

Kapas Tidak Terbakar Terus Berbau seperti Meninggalkan
dapat cepat terbakar kertas terbakar abu yang
Linen melebur menyerupai
atau Tidak Tidak benang halus
Sutera menyusut melebur melebur berwarna
Wol kelabu
Rayon Cahaya
hilang
sesudah
padam

Tidak Terbakar Terus Berbau seperti Meninggalkan
dapat cepat terbakar kertas terbakar abu
melebur menyerupai
atau Tidak Tidak benang halus
menyusut melebur melebur berwarna
kelabu
Cahaya
hilang
sesudah
padam

Melebur Terbakar Terbakar Berbau seperti Bulatan hitam
dan lambat sangat bulu terbakar
mengikal dan lambat
meleleh
Terkadang
padam

Melebur Terbakar Terbakar Berbau seperti Tidak halus
dan lambat sangat rambut
mengikal dan lambat terbakar Abu yang
meleleh rapuh dan
Terkadang mudah hancur
padam

Tidak Terbakar Membara Berbau kayu Sedikit abu

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 189

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

dapat dengan terbakar
Berbau cuka Sedikit abu
menyusut cepat

Asetat Melebur Terbakar Terus
Akrilik dan terbakar
Nilon meleleh dan
meleleh
Polyester
Asbes Melebur Terbakar Terus Berbau tajam Bulatan hitam
Gelas sangat terbakar dan keras
cepat dan dan
meleleh meleleh

Melebur Terbakar Biasanya Berbau seperti Meninggalkan
dan lambat padam
menyusut dan sendiri rebusan bundaran
meleleh
buncis keras

Liat berwarna
kelabu

Melebur Terbakar Biasanya Berbau zat Bulatan hitam
dan lambat padam kimia dan keras
menyusut dan sendiri
meleleh

Tidak Dapat Tidak Tidak Bekas
dapat meleleh dapat
terbakar berubah mengeluarkan pembakaran
Bercahaya
terang bau tidak berubah

Tidak Halus dan Keras Tidak Bentuk
dapat bercahaya mengeluarkan berubah
terbakar bau menjadi keras
bulat

D. Uji Pelarutan
Uji pelarutan adalah uji identifikasi serat yang berhubungan

dengan sifat kimia dari masing-masing serat. Uji pelarutan sangat
penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai
morfologi hampir sama. Dengan melakukan uji pelarutan serat akan
dapat diketahui jenis seratnya setelah melihat kelarutan berbagai
serat di dalam pelarut.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 190

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

Gambar 10.14 Uji Pelarutan Serat
Prinsip pengujian pada uji pelarutan ini adalah melarutkan
serat pada beberapa pelarut kemudian diamati bagaimana sifat
kelarutannya. Setelah serat dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
sudah berisi pelarut, maka sekitar 10 menit setelah itu dapat
diketahui apakah serat tersebut larut dalam pelarut tersebut atau
tidak sehingga setelah mengetahui kelarutan dari suatu serat akan
dapat diketahui jenis serat tersebut.
Uji pelarutan ini dilakukan dalam suhu kamar terlebih
dahulu. Kemudian ada beberapa pelarut yang harus dipanaskan atau
dididihkan dalam bejana yang berisi air yang dipanaskan bila serat
belum/ tidak larut dalam pelarut tersebut dalam suhu kamar.
Namun bila serat sudah larut, pemanasan tersebut tidak perlu
dilakukan lagi.
Pelarut yang umum digunakan dalam pengujian ini antara lain:

 Asam Sulfat (H2SO4) 70 %

Serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat kapas, rami,
rayon viskosa, rayon asetat, dan nilon

 Asam Klorida (HCl) 1:1

Larutan ini hanya melarutkan serat nilon

 Aseton

Larutan ini hanya melarutkan serat rayon asetat

 NaOCl

Serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat wol, sutera, dan
polyester

 Soda Api (NaOH) 45 %

Pada suhu mendidih larutan ini akan melarutkan serat kapas,
rami, wol, sutera, rayon, dan nilon

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 191

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

 Asam Nitrat

Pada suhu kamar akan melarutkan serat rayon asetat, wol, dan
nilon

 HNO3

Pelarut ini akan melarutkan serat wol, sutera, rayon viskosa,
dan nilon

 Cuka (CH3COOH) dan Garam

Serat yang larut dalam pelarut ini adalah serat kapas, rayon,
wol, dan sutera

Hasil dari uji pelarutan berbagai macam serat tekstil sebagai berikut

Nama Serat Jenis Pelarut

H2SO4 HCl Aseton NaOCl NaOH Asam HNO3 Cuka

Nitrat dan

Garam

Kapas/Katun L TL TL TL L TL TL LS

Linen TL TL TL TL TL TL TL TL

Rami LS TL TL TL R TL TL TL

Wool R TL TL L L L R L

Sutera L TL TL L L TL L LS

Rayon L TL L TL L L LS R

Polyester TL TL TL L TL TL TL TL

Nilon L L TL TL LS L L TL

Keterangan:
R : Rusak
L : Larut
LS : Larut Sebagian
TL : Tidak Larut

c. Rangkuman 5

Penelitian bahan tekstil bertujuan mengetahui asal dan struktur serat
bahan tekstil agar mengantisipasi kesalahan dalam memilih bahan tekstil
sesuai dengan fungsinya. Untuk mengetahui asal bahan tekstil dapat
dilakukan dengan berbagai cara dari mulai yang sederhana sampai
dengan yang sangat detail yaitu melalui laboratorium.

Kualitas bahan tekstil sangat dipengaruhi dari asal seratnya, cara
pembuatan benang, cara pembuatan bahan, dan cara penyempurnaan
bahan tekstil tersebut. Ada beberapa cara untuk mengetahui asal serat

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 192

_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil

bahan tekstil, antara lain pemeriksaan serat secara visual, membaca label
pada bahan tekstil, uji pembakaran dan uji pelarutan. Dalam uji pelarutan
dan uji pembakaran, terdapat ciri khas tersendiri agar dapat mengetahui
jenis atau asal serat tekstil yang diuji.

d. Tugas 5
Praktikum individual: melakukan uji pembakaran serat teksttil

berdasarkan materi yang tercantum di atas! Kerjakan tugas-tugas dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk uji pembakaran

terlebih dahulu
A. Alat

a) Korek Api
b) Lilin
c) Piring kecil atau tatakan gelas
d) Pinset
B. Bahan
a) Kain perca

- Kain katun
- Kain linen
- Kain wol
- Kain sutera
- Kain rayon
- Kain nilon
- Kain polyester
2) Uraikan kain perca sebanyak 10-15 helai, kemudian gintir atau pilin
helaian benang tersebut menjadi satu

3) Nyalakan lilin dan letakkan lilin pada piring kecil atau tatakan gelas.

Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 193


Click to View FlipBook Version