_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
3. Tinggi Besar
Gambar 7.7.3 Tinggi Besar
Memilih bahan yang lunak dan kusam. Dalam penglihatan
akan memperkecil dan memberi kesan figur lebih kecil
Memilih bahan dengan garis-garis yang vertikal dan
berbidang sempit
Menghindari warna-warna menyala, karena warna-warna
ini akan memberi kesan membesarkan bentuk badan
4. Pendek Gemuk
Gambar 7.7.4 Pendek Gemuk
Menghindari motif dengan garis horisontal, sebaiknya pilih
bahan dengan garis vertikal
Memilih bahan berbintik kecil agar penampilan anda lebih
manis
Menghindari bahan yang kaku dan melangsai atau bahan
yang tebal
Menghindari bahan bercorak besar yang dikombinasikan
dengan bercorak pula, karena hal ini akan membuat si
pemakai kelihatan besar
Bidang Keahlian Tata Busana ______________________________________________ 94
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
E. Warna Kulit
Pada prinsipnya memilih warna-warna yang tidak terlalu kontras
dengan warna kulit.
1. Warna gelap = menghindari penggunaan warna putih atau
warna terang karena akan terlihat lebih gelap
2. Warna terang = menghindari penggunaan warna terang karena
terlihat lebih pucat
F. Kepribadian
1. Aktif = menggunakan warna-warna yang terang dan mencolok
2. Pendiam = menggunakan warna-warna yang redup/gelap, atau
warna putih
c. Rangkuman 2
Bahan tekstil adalah bahan yang terbuat dari serat yang diproses menjadi
benang, dan diproses kembali berupa tenunan (woven) dan atau bukan
tenunan (non-woven) yang digunakan untuk membuat berbagai jenis
busana dan lenan rumah tangga. Berdasarkan kegunaannya, bahan tekstil
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan utama dan bahan pelengkap
A. Bahan Utama
1. Serat Alam
Kain katun, kain blacu, kain wol, kain linen, kain satin, kain
sutera, kain flannel, dan kain cashmere.
2. Serat Buatan
Kain rayon, kain nilon, kain polyester, kain spandex/lycra, dan
kain chiffon.
B. Bahan Pelengkap
1. Fungsional (Kegunaan)
- Interfacing (rambut kuda, trubinais, cufner, viselin, kain
gula, kain tricot, staplek M32, kain keras kaku, dan kain
kodok).
- Interlining (dakron, silikon, busa angin, busa tahu, busa
bahu/padding, cup bra, dan tile).
- Lining (golden mella, errow, asahi, silky, peles, dormeuil,
abutay.
- Balein (balein jahit, balein tusuk, dan balein logam).
- Karet elastik (benang elastik, elastik transparan, tali elastik,
elastik, elastik berlubang, renda elastik, dan elastik anti
selip).
Bidang Keahlian Tata Busana ______________________________________________ 95
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
2. Dekoratif (Hiasan)
- Benang (benang jahit, benang obras, benang wol, benang
nilon, benang rayon, benang tetoron, benang rajut, benang
sulam, benang bordir, benang jeans, benang andaria,
benang mouline, benang yaspis, dan benang logam).
- Kancing (kancing bulat, kancing persegi, kancing lonjong,
kancing segitiga, kancing tak beraturan, kancing cembung,
kancing cekung, dan kancing datar).
- Tali (tali kur, tali suede, tali grosgrain, tali suspender, tali
satin, tali shanghai, tali prusik, tali kepang, tali twist, tali
sumbu Bangkok, tali sepatu, tali elastik, dan tali veterban).
- Pita (pita kain, pita veterban, pita satin, pita kaca, pita
grosgrain, pita nilon, pita bludru, pita kawat, dan pita
plastik).
- Renda (renda kucai, renda giver, renda kuncir, renda
rumput, renda rajut, renda bakso, renda bunga, renda kerut,
renda air, renda katun, renda karet, dan renda borci).
- Zipper (coil zipper, metal zipper, derlin zipper, invisible
zipper, waterproof zipper, dan fireproof zipper).
Finishing atau penyempurnaan adalah tahapan terakhir dari proses yang
menghasilkan kain tekstil jadi dari bahan grey/bahan mentah. Proses
persiapan penyempurnaan kain sebagai berikut
A. Proses Kimiawi
Desizing (penghilangan kanji), scouring (kelantang), bleaching
(pemutihan), dan mercerizing (larutan soda kaustik)
B. Proses Non-Kimiawi
Singeing (pembakaran bulu), raising (finishing kain bludru),
calendaring (efek halus), sanforizing (penyusutan mekanik), dyeing
(pencelupan warna), dan printing (sablon).
Untuk menentukan suatu desain busana bagi seorang pelanggan, perlu
memperhatikan beberapa hal sebelum memilih bahan tekstil yang akan
digunakan sebagai berikut
A. Usia
Bayi, batita, anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia
B. Kesempatan Pemakaian
Aktivitas lingkungan rumah (casual), olahraga, pekerjaan kantor
(formal), busana pesta, dan kesempatan khusus (berkabung atau
pernikahan)
Bidang Keahlian Tata Busana ______________________________________________ 96
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
C. Waktu Pemakaian
Pagi (warna cerah), siang/sore (warna cerah tidak mencolok), dan
malam (glamour dan warna gelap)
D. Postur Tubuh
Tinggi kurus (motif horizontal), pendek kurus (motif kecil/sedang),
tinggi besar (motif garis vertikal bidang sempit), pendek gemuk
(motif kecil)
E. Warna Kulit
Warna gelap (menghindari warna putih/terang), warna terang
(menghindari warna terang)
F. Kepribadian
Aktif (warna cerah dan mencolok), pendiam (warna redup/gelap)
d. Tugas 2
Praktikum individual: memahami jenis dari 5 macam bahan tekstil
dekoratif. Kerjakan tugas-tugas dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siapkan tali, pita, renda, kancing, dan resleting (masing-masing 3
jenis yang berbeda)!
2) Analisislah macam-macam dari benda-benda tersebut ke dalam tabel
berikut!
Contoh:
Macam Bahan Analisis Bahan Tekstil
Tekstil Benda 1 Benda 2 Benda 3
Tali Tali Satin Tali Kur Tali Sengkelit
Pita
Renda Renda Bakso Renda Elastik Renda Kucai
Kancing
Zipper
3) Bila menemui kesulitan dalam pelaksanaan praktek, konsultasikan
kepada pembimbing
4) Buatlah laporan hasil praktek pada lembar kerja
Bidang Keahlian Tata Busana ______________________________________________ 97
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
e. Tes Formatif 2
1. Bahan tekstil berikut merupakan macam-macam bahan tekstil yang
tergolong bahan utama, kecuali…
a. Kain furing
b. Kain brokat
c. Kain satin
d. Kain chiffon
e. Kain prada
2. Kain chiffon dan kain tile memiliki kesamaan yaitu bersifat
transparan. Perbedaan dari kain chiffon dan kain tile adalah…
a. Lebar kain chiffon bisa mencapai 150 cm, sedangkan lebar
kain tile hanya 115 cm
b. Warna kain chiffon lebih beragam dibandingkan kain tile
yang hanya memiliki warna utama
c. Konstruksi tenunan kain chiffon lebih rapat dibandingkan
konstruksi kain tile
d. Kain chiffon lebih melangsai dibanding kain tile
e. Sifat kain chiffon dapat menyerap air, sedangkan kain tile
tidak dapat menyerap air
3. Bahan yang memiliki ketebalan bertingkat (tebal tipisnya tergantung
dari kerapatan tenunan dan besar serat benang, dan digunakan
sebagai bahan pelapis untuk bustier/kemben. Bahan tekstil yang
dimaksud adalah…
a. Rambut kuda
b. Viselin
c. Kain gula
d. Tricot
e. Cufner
4. Interlining merupakan kain yang diselipkan diantara dua lapisan
kain (lapisan luar dan lapisan dalam (linning) sehingga disebut kain
penengah. Bahan yang termasuk dalam jenis interlining adalah…
a. Kain blacu
b. Kain errow
c. Kain gula
d. Kain tile
e. Kain katun
5. Balein merupakan pelengkap busana yang terbuat dari logam,
plastik dan rotan yang ditipiskan berbentuk batang yang lentur.
Balein yang cocok digunakan dalam membuat bustier berukuran
besar adalah…
a. 1 balein tusuk tiap rusuknya
b. 2 balein tusuk tiap rusuknya
Bidang Keahlian Tata Busana ______________________________________________ 98
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
c. 1 balein jahit tiap rusuknya
d. 1 balein logam tiap rusuknya
e. 2 balein logam tiap rusuknya
6. Sebuah tali yang terbuat dari kain yang sama dengan kain pakaian
yang sedang dijahit, berfungsi sebagai rumah kancing adalah…
a. Tali elastik
b. Tali kur
c. Tali satin
d. Tali shanghai
e. Tali sengkelit
7. Resleting atau zipper merupakan alat yang digunakan untuk
menyambungkan dua helai kain degnan sejajar atau tanpa
bertumpukkan. Zipper yang biasa digunakan pada busana pesta
adalah…
a. Coil zipper
b. Derlin sipper
c. Invisible zipper
d. Metal zipper
e. Waterproof zipper
8. Dalam penyempurnaan bahan tekstil, kain diberikan perlakuan
dengan larutan soda kaustik (NaOH) agar menambah kekuatan
serat yang dihasilkan. Penyempurnaan bahan tekstil yang dimaksud
adalah…
a. Desizing
b. Mercerising
c. Sanforizing
d. Bleaching
e. Calendering
9. Perhatikan gambar berikut!
1)
Bidang Keahlian Tata Busana ______________________________________________ 99
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
2)
3)
4)
5)
Berdasarkan waktu pemakaiannya, busana yang cocok digunakan
ketika malam hari…
a. 2, 3, 5
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 100
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
b. 3, 4, 5
c. 1, 2, 3
d. 1, 2, 5
e. 2, 3, 4
10. Perhatikan pemilihan bahan tekstil berikut!
1) Menghindari motif dengan garis horisontal, sebaiknya pilih
bahan dengan garis vertikal
2) Memilih bahan berbintik kecil agar penampilan anda lebih
manis
3) Menghindari bahan yang kaku dan melangsai atau bahan
yang tebal
Gambar yang sesuai dengan kriteria di atas yaitu…
a.
b.
c.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 101
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
d.
e.
f. Kunci Jawaban 2
1. A
2. C
3. E
4. D
5. B
6. E
7. C
8. B
9. A
10. D
g. Lembar Kerja 2
Pada waktu mengerjakan praktikum menganalisis jenis dari 5
macam bahan tekstil dekoratif, siswa diwajibkan untuk mencatat kegiatan
praktikum atau hasil praktikum pada lembar kerja yang sudah disediakan.
(Terlampir)
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 102
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Tugas: Analisislah 3 jenis berbeda dari masing-masing macam bahan tekstil
dekoratif (tali, pita, renda, kancing, dan zipper). Kemudian, tulislah hasil analisis
macam bahan tekstil pada lembar kerja berikut!
Nama Tugas :
Nama Lengkap :
Kelas :
No. Absen :
Contoh
Macam Bahan Tekstil Analisis Bahan Tekstil
Benda 1 Benda 2 Benda 3
Tali Tali Satin Tali Kur Tali Sengkelit
Pita
Renda Renda Bakso Renda Elastik Renda Kucai
Kancing
Zipper
Macam Bahan Tekstil Benda 1 Analisis Bahan Tekstil Benda 3
Benda 2
Tali
Pita
Renda
Kancing
Zipper
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 103
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
3. Kegiatan Belajar 3: Konstruksi Bahan Tekstil
a. Tujuan Pembelajaran 3
Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat menjelaskan pengertian konstruksi bahan tekstil dengan benar.
Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat menjelaskan macam-macam konstruksi bahan tekstil dengan
tepat.
Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat mengidentifikasi macam-macam konstruksi tenunan dengan
benar.
Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat memahami benang dan alat tenun dengan tepat.
Setelah melaksanakan kegiatan belajar, mencari informasi dari
sumber yang ditentukan dan diskusi secara daring, peserta didik
dapat membuat konstruksi tenunan dari berbagai bahan dengan
benar.
b. Uraian Materi 3
Pengertian Konstruksi Bahan Tekstil
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konstruksi merupakan
susunan (model dan tata letak). Bahan tekstil atau kain adalah bahan
yang dipakai untuk membuat busana, perlengkapan rumah tangga, atau
lenan rumah tangga. Jadi dapat disimpulkan bahwa konstruksi bahan
tekstil merupakan susunan bahan yang dipakai untuk membuat busana.
Prinsip dasar pembuatan kain adalah membuat silangan (interlacing)
serat atau benang sehingga membentuk struktur lembaran yang koheren
dan fleksibel.
1. Benang lungsi = disusun sejajar (biasanya memanjang) dan tidak
bergerak (terikat di kedua ujungnya) agar benang pakan dapat
diselipkan diantaranya. Sebelum menenun dilakukan penghanian,
yakni memasang benang-benang lungsi secara sejajar satu sama
lainnya di alat tenun sesuai lebar kain yang diinginkan.
2. Benang pakan = benang yang dimasukkan melintang pada benang
lungsi ketika menenun kain. Benang pakan digerakkan oleh tangan
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 104
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
pada ATBM (alat tenun bukan mesin) atau ATM (alat tenun mesin),
dan diselipkan di sela-sela benang lungsi. Benang pakan biasanya
digulung lalu gulungan ini digerakkan di antara pakan yang dapat
dinaik-turunkan.
Macam-macam Konstruksi Bahan Tekstil
Konstruksi suatu bahan tekstil akan menentukan berat jatuhnya bahan
(drape), keawetan dan tekstur bahan. Metode dasar dari konstruksi
bahan antara lain:
1. Tenunan (Woven)
Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat
dengan azas/prinsip yang sederhana yaitu dengan menggabungkan
benang secara memanjang dan melintang. Dengan kata lain,
bersilangnya antara benang lungsi dan pakan secara bergantian.
Konstruksi tenunan memiliki tiga macam silang dasar, yaitu:
a. Tenunan Silang Polos
Silang polos merupakan silang paling tua dan paling banyak
digunakan diantara persilangan yang lain. Diperkirakan 80%
dari semua silang tenunan adalah silang polos dan turunannya.
Silang polos merupakan silang yang paling sederhana dengan
permukaan yang sama antara bagian baik dan bagian buruk
kain.
Karena persilangan antara benang-benang pakan dan lungsi
pada silang polos paling banyak jika dibandingkan dengan silang
yang lain, maka silang polos adalah tenunan paling kuat. Selain
kuat anyaman polos mudah diberi desain, misalnya permukaan
dicap, dibatik, disulam, dan lain sebagainya. Beberapa tenunan
dengan anyaman polos yang terkenal adalah kain muslin, mori,
nansook, voile, organdi, blaco, dan sebagainya.
Gambar 8.1 Struktur Tenunan Silang Polos dan Contoh Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 105
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.2 Penampang Struktur Tenunan Silang Polos
Tenunan silang polos memiliki turunan, yaitu:
Perpanjangan ke arah benang lungsi (rib lungsi)
Disebut alur lungsi atau alur lintang karena
benang lungsi lebih banyak terlihat diatas tenunan. Alur
ini terjadi apabila sehelai benang pakan besar atau
beberapa helai benang pakan disatukan. Karena benang
pakan lebih besar dari pada benang lungsi, maka terjadi
alur yang melintang pada tenunan. Pada alur lungsi,
benang pakan sama sekali tidak terlihat, oleh karena itu
benang pakan dapat diganti dengan benang yang
kurang baik.
- Rib lungsi 2/2
- Rib lungsi 3/3
- Rib lungsi 4/4
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 106
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
- Rib lungsi 4/2
Perpanjangan ke arah benang pakan (rib pakan)
Disebut alur pakan atau alur bujur karena alur
benang lungsi lebih besar dari pada benang pakan, atau
beberapa benang lungsi disatukan. Karena benang
lungsi lebih besar maka terjadi alur membujur. Oleh
sebab itu benang pakan yang lebih banyak terlihat di
atas, karenanya disebut alur pakan. Pada alur pakan,
benang lungsi tidak terlihat maka benang lungsi dapat
diganti dengan benang yang kurang baik tapi cukup
kuat.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 107
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
b. Tenunan Silang Kepar
Silang kepar adalah suatu persilangan yang benang-
benang lungsinya menyilang di atas atau di bawah dua
benang pakan atau lebih, dengan silangan benang lungsi
sebelah kiri atau kanan bergeser satu benang pakan atau
lebih untuk membentuk garis diagonal atau garis kepar.
Kain dengan silang kepar jarang dicap karena tekstur
permukaannya sudah menarik dengan adanya garis-garis
kepar tersebut. Namun kain kepar yang berasal dari serat
sutera atau serat lain yang ringan sering dicap. Kain kepar
tidak mudah kotor karena kotoran hanya cenderung
menempel pada permukaan garis kepar. Beberapa tenunan
dengan silang kepar antara lain drill, jeans, denim,
gabardin, dan sebagainya.
Gambar 8.3 Struktur Tenunan Silang Kepar dan Contoh
Bahan
Gambar 8.4 Penampang Struktur Tenunan Silang Kepar
c. Tenunan Silang Satin
Efek yang panjang, baik arah lungsi maupun ke arah
pakan menempati sebagian besar permukaan kain, tidak ada
titik silang, yang berimpit melainkan tersebar merata.
Pergeseran yang panjang-panjang membuat efek kain yang
lebih berkilau dibanding tekstil dengan efek pendek-pendek.
Namun kekurangannya adalah tenunan cenderung menjadi
kendur.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 108
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Satin biasanya dibuat dari benang-benang filamen
sutera maupun serat buatan seperti rayon, nilon dan
sebagainya. Satin dibuat dari benang kapas, kainnya
dimerser disebut sateen atau satine. Karena sedikitnya
jumlah silangan pada satin menyebabkan benang-benang
berhimpit satu sama lain dan menghasilkan sifat-sifat kain
yang lebih halus, berkilau, lembut dan melangsai. Satin
terutama baik dipakai sebagai kain lapis karena dengan
banyaknya jumlah lungsi maka tenunan lebih kuat dan
karena satin licin, tidak menempel pada badan karena
keringat.
Gambar 8.5 Struktur Tenunan Silang Satin dan Contoh Bahan
Gambar 8.6 Struktur Tenunan Silang Satin
Ciri dan karakteristik dari konstruksi tenunan yaitu:
Benang lungsi dan benang pakan bekerja dengan skema
satu naik dan yang lainnya turun secara bergantian dan
saling menyilang
Anyaman polos untuk kain padat biasanya
menggunakan benang pakan yang lebih besar dan kasar
daripada benang lungsinya
Anyaman polos dapat dipakai untuk kain yang jarang
dan tipis
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 109
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
2. Bahan Tidak Ditenun (Non-Woven)
Ada beberapa konstruksi bahan yang tidak dapat
diklasifikasikan sebagai rajutan ataupun tenunan. Non-
woven dibentuk dari serat-serat dengan berbagai cara yaitu:
Dilumatkan atau Direkatkan
Menggunakan adhesive/perekat
Uap Pemanasan
Menggunakan binder/zat pengikat (dalam bentuk bubuk,
pasta, atau polimer leleh) dan melelehkan binder pada web
(lembaran serat nonwoven) dengan meningkatkan
temperatur.
Mekanik
Mengkaitkan antar serat dengan jarum bergerigi sehingga
friksi dalam serat menghasilkan kain yang lebih kuat.
Gambar 8.7 Contoh Bahan Tidak Ditenun (Kain Flanel)
Ciri dan karakteristik dari konstruksi bahan bukan tenun
yaitu:
Serat dapat berupa serat stapel yang dikemas dalam bal, atau
filamen yang diekstrusi dari butiran polimer cair
Dibentuk dengan cara dilumatkan, direkatkan, atau
dicampurkan dengan bahan kimia, uap pemanasan, atau
cara mekanis
3. Rajutan (Knitted)
Berbeda dengan kain tenun yang dibuat dengan
menyilangkan dua macam benang yaitu benang lungsi dan
benang pakan, maka kain rajut pada dasarnya dibuat dengan
cara membentuk sengkelit-sengkelit. Dari satu macam benang
saja yang searah dengan lebar kain atau yang searah dengan
panjang kain. Rajutan memiliki alur-alur pada kain baik ke arah
panjang kain maupun ke arah lebar kain. Alur-alur ini terbentuk
oleh rangkaian sengkelit.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 110
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
a. Wale (baris sengekelit) adalah satu deretan sengkelit ke arah
panjang kain yang dalam pembuatannya dibentuk oleh
sebuah jarum.
b. Course (deret sengkelit) adalah satu deretan sengkelit rajut
ke arah lebar kain.
Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun, maka
sifat-sifatnya pun berbeda pula. Kain rajut pada umumnya
mulur dan daya elastisitasnya lebih tinggi daripada kain tenun,
sehingga cocok untuk pakaian olah raga. Konstruksi kain rajut
antara lain:
a. Kain Rajut Rata/Polos (Plain Single Jersey), adalah yang
dikenal dengan pola-pola vertikal berbentuk “V” pada
permukaan bahan, dan deretan-deretan horizontal dari
setengah lingkaran pada bagian belakang. Rajutan ini mulur
(stretch) pada arah horizontalnya.
Gambar 8.8 Struktur Rajutan Rata/Polos dan Contoh Bahan
b. Kain Rajut Trikot (Triko), memiliki tekstur rib yang halus
serta drape lembut dan seringkali digunakan untuk bahan
pelapis (lining), pakaian sehari-hari (casual) dan pakaian
dalam (lingerie).
Gambar 8.9 Struktur Rajutan Trikot dan Contoh Bahan
c. Kain Rajut Double (Double Knits), dirajut dengan dua jarum
dan dua benang secara bersamaan sehingga permukaan
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 111
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
depan dan belakang kain sama. Rajutannya stabil dan kuat,
banyak memberikan keleluasaan dengan tidak mulur
maupun kendur.
Gambar 8.10 Struktur Rajutan Double dan Contoh Bahan
Ciri dan karakteristik dari konstruksi rajut yaitu:
Ketika kain rajutan dikenakan gaya eksternal lipatan,
loop dapat ditransfer untuk beradaptasi dengan
deformasi gaya; ketika kekuatan lipatan menghilang,
benang yang ditransfer dapat dengan cepat pulih dan
mempertahankan kondisi awal
Berbagai bentuk yang tidak tersedia lebih cocok untuk
tubuh manusia yang tidak beraturan
Dibandingkan dengan kain tenun dengan berat yang
sama, kenyamanan kain rajutan lebih baik
Memiliki karakteristik elastisitas yang baik, kelembutan,
penyerapan air, dan permeabilitas
Strukturnya longgar, mudah aus, dan kekuatannya
rendah, terutama ketika benang putus atau loop
terpisah dari selongsong tali, pemisahan benang dan
loop akan terjadi
Benang yang sama dalam kain rajutan membentuk
koneksi horizontal atau vertikal. Ketika ditarik dalam
satu arah, itu dapat ditarik ke segala arah, dengan
fleksibilitas besar dan elastisitas yang baik
4. Anyaman
Anyaman bukanlah suatu hasil tenunan, tetapi dibuat dari
satu susunan benang yang disilangkan miring dari kiri ke kanan
dan kembali lagi. Bahan anyaman bisa dibuat dari beragam
bahan. Disarankan bahan itu pipih, tidak mudah putus dan
lentur. Contohnya: kulit, benang, plastik, rafia, bambu, rotan,
dan bahan alami yang lain, seperti rumput-rumputan, mendong,
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 112
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
agel, enceng gondok yang sudah dikeringkan, pelepah pisang,
akar wangi dan sebagainya.
Hasil dari anyaman bisa berupa tas dari kulit yang dianyam,
anyaman kain, plastik, sepatu, rompi, atau garnitur busana dan
pelengkap busana. Juga untuk lenan rumah seperti taplak meja,
alat rumah tangga misalnya alat dapur, hiasan dinding,
kerajinan tangan dan sebagainya. Anyaman dapat dibuat dalam
bentuk pipih atau bulat, misalnya veterband, tali sepatu dan ikat
pinggang.
Gambar 8.11 Struktur Anyaman dan Contoh Hasil Anyaman
Ciri dan karakteristik dari konstruksi anyaman yaitu:
Bukan suatu hasil tenunan tetapi dibuat dari susunan
benang yang disilangkan miring ke kiri dan ke kanan
Anyaman dapat dikerjakan dengan tangan atau mesin
khusus
Hasil lebih maksimal ketika menggunakan bahan yang
pipih, tidak mudah putus, dan lentur
Pola anyaman bebas/tidak teratur mengikuti keinginan
5. Buhul
Salah satu teknik membuat kain adalah membuat buhul atau
simpul. Contoh dari buhul adalah makrame dan filet. Teknik
makrame berasal dari Arab. Pada mulanya hanya berupa
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 113
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
simpul-simpul yang sederhana, tetapi kemudian berkembang
dengan variasi antara simpul-simpul tersebut dan menghasilkan
motif yang simpul tersebut dan menghasilkan motif yang
bermacam-macam.
Buhul terdiri dari dua kali simpul, yang pertama disebut
setengah buhul. Kedua, setengah buhul lagi yang menguatkan
ikatan setengah buhul pertama sehingga tidak terlepas. Motif
buhul bisa merupakan garis-garis horisontal, vertikal, dan
diagonal. Dari rangkaian buhul tersebut dapat dihasilkan
bermacam-macam barang kerajinan dan aksesori busana, seperti
tas, ikat pinggang, rompi (vest), syal/selendang dan sebagainya.
Gambar 8.12 Struktur Buhul dan Contoh Hasil Buhul
Ciri dan karakteristik dari konstruksi buhul yaitu:
Terdiri dari dua simpul dan simpulan kedua berfungsi untuk
menguatkan
Simpul buhul bisa membentuk berbagai macam motif
6. Kaitan
Teknik membuat kain yang lain adalah mengait dan hasilnya
dinamakan crochet (kaitan). Kaitan dibuat dari benang kait,
misalnya benang wol, benang akrilik, benang katun, benang
nilon maupun jerami (raffia) dan lainnya. Mengait
menggunakan jarum kait (haak-pen/Belanda, Crochet
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 114
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
needle/Inggris) dari ukuran kecil sampai besar, disesuaikan
dengan benang yang dipergunakan.
Jarum kait yang kecil (jarum bernomor kecil) dipakai untuk
benang yang kecil dan halus. Sedangkan jarum kait yang besar
(jarum bernomor besar) dipergunakan untuk benang yang besar
juga. Nomor jarum kait ukuran standar internasional adalah dari
0.60 sampai dengan 7.00. Contoh hasil kaitan ialah blus, vest
(rompi), selendang, taplak meja, seprei, tas, topi, dan lainnya.
Jenis kaitan antara lain:
Kaitan Biasa
Mula-mula dibuat sengkelit, kemudian dibuat kaitan yang
merupakan rangkaian tusuk rantai. Ada berbagai macam
setik kaitan, yaitu tusuk setengah erat (kaitan tunggal),
tusuk erat (kaitan rangkap), tusuk setengah tangkai, tusuk
tangkai, tusuk tangkai ganda, tusuk tangkai lipat tiga.
Berbagai macam tusuk kaitan ini dirangkaikan sehingga
merupakan suatu rangkaian kaitan yang dibentuk menjadi
benda kaitan, seperti taplak meja, selendang, dan lainnya.
Gambar 8.13 Struktur Kaitan Biasa
Kaitan Tunisia
Kaitan Tunisia atau kaitan afghan biasanya menggunakan
benang yang kasar dan memakai jarum yang besar, panjang,
dan rata. Kaitan Tunisia menghasilkan kaitan yang rata,
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 115
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
padat, dan bertepi. Bahan yang dihasilkan oleh kaitan
Tunisia kelihatan agak seperti rajutan (knit), jika Anda
kurang teliti kadangkala susah membedakan antara hasil
rajutan atau kaitan (crochet).
Gambar 8.14 Struktur Kaitan Tunisia
Gambar 8.15 Contoh Hasil Kaitan Tunisia
Kaitan Irish
Kaitan Irish merupakan kaitan yang berbentuk bunga-
bunga. Kaitan ini dapat dihubungkan satu dengan lainnya,
sehingga merupakan rangkaian kaitan untuk tas, taplak
meja, penutup seprai tempat tidur (bed-cover), dan
sebagainya.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 116
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.16 Contoh Hasil Kaitan Irish
Kaitan Amerika
Kaitan Amerika hampir sama dengan kaitan Irish. Bedanya,
motif pada kaitan Amerika merupakan motif bunga yang
rata/datar, sedangkan pada kaitan irish bermotif bunga
timbul. Dari kaitan yang rata tersebut dirangkaikan menjadi
satu, sehingga merupakan suatu patchwork (tambal) yang
dipergunakan untuk penutup seprei tempat tidur (bed
cover), tas, taplak meja, vest (rompi), dan lainnya.
Gambar 8.17 Contoh Hasil Kaitan Amerika
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 117
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Kaitan Renda
Tipe kaitan ini biasanya dipergunakan untuk menghasilkan
potongan renda panjang (strip), yang dapat dipakai untuk
hiasan-hiasan pinggir ataupun sisipan. Kadangkala
potongan strip renda digabungkan bersama untuk
membentuk "ban" lebar sebagai hiasan kelim rok bawah
(skirt), stola (selendang panjang dan lebar), ataupun taplak
meja. Alat yang dipakai ialah jarum kait dan pen khusus
berbentuk “U”. Setelah benang dikaitkan pada pen,
kemudian dirajut dan dilepaskan setelah selesai
pengerjaannya, baru dibentuk dan digabungkan sesuai
desain dan kebutuhan.
Gambar 8.18 Contoh Hasil Kaitan Renda
Ciri dan karakteristik dari konstruksi kaitan yaitu:
Terbuat dari benang kait (benang wol, benang akrilik,
benang katun, benang nylon, jerami)
Jarum kait untuk konstruksi jahitan memiliki berbagai
macam ukuran dari kecil hingga besar menyesuaikan
dengan kebutuhan dan benangnya
7. Renda
Yang dimaksud dengan renda di sini adalah kain renda
(lace), yang dibuat dengan tangan ataupun dengan mesin.
Dalam rumah tangga dipergunakan untuk taplak meja, tirai
jendela, sebagai pakaian (dress/ gaun), pakaian dalam
(lingerie), dan saputangan. Corak kain renda terdiri atas dua
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 118
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
bagian yaitu bagian yang merupakan dasar dan bagian lainnya
merupakan sekelompok motif-motif tertentu, misalnya tentu,
misalnya motif bunga.
Benang linen biasanya dapat dibuat renda yang nyata
(dengan benang besar), yang dikerjakan dengan tangan atau
mesin. Tetapi, benang kapas, rayon, nilon, atau sutra dibuat
dengan mesin. Ada beberapa macam renda, antara lain filet,
renda simpul (frivolite), dan tula (tulle).
Gambar 8.19 Contoh Renda
Ciri dan karakteristik konstruksi renda yaitu:
Dapat dibuat menggunakan mesin maupun tangan
Biasanya memiliki dua motif yaitu motif dasar dan motif
lainnya
Bisa berupa tenunan datar maupun timbul
8. Kempa
Biasanya dibuat langsung dari serat wol. Bulu-bulu pada
permukaan tenunan memiliki ikatan yang kurang kuat sehingga
dapat bebas bergerak pada bulu benang sebelah dalam. Serat wol
akan menggelembung dalam air dan saling mengait/menjerat
satu sama lainnya dan akan tetap dalam keadaan demikian
ketika dikempa. Karena obat kempa dan proses kempa, bulu wol
akan menyusut sehingga tenunan menjadi padat. Pada eratnya
tenunan dipengaruhi oleh obat kempa, juga oleh kelembaban
dan kenaikan suhu (panas) yang dipergunakan dalam proses
kempa. Contoh kain yang dikempa yaitu kain flanel.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 119
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.20 Contoh Hasil Kempa (Kain Flanel)
Ciri dan karakteristik dari konstruksi kempa yaitu:
Ikatan bulu yang digunakan kurang kuat
Bulu wol akan menyusut dan padat setelah diberi obat
kempa
Pengertian Konstruksi Tenunan
Konstruksi bahan tekstil terjadi karena susunan benang lungsi dan
benang pakan. Benang lungsi adalah benang yang membujur menurut
panjang bahan, benang pakan adalah benang yang melintang menurut
lebar bahan. Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang
dibuat dengan azas/prinsip yang sederhana yaitu dengan
menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.
Sesuai dengan fungsinya tenunan dibuat dengan berbagai jenis
corak, tekstur dan kualitasnya. Ada yang tenunannya tipis, tebal, rapat,
renggang, berat atau ringan. Misalnya untuk kebaya tentu tidak
memerlukan bahan yang sangat kuat, tetapi untuk bahan sprei
diperlukan bahan yang lebih kuat. Untuk perlengkapan bayi misalnya
diperlukan bahan tekstil yang lembut dan mengisap air, untuk tirai
jendela kaca mungkin diperlukan bahan yang tembus pandang
(transparant). Oleh karena itulah dibuatlah tenunan yang sesuai dengan
fungsinya.
Macam-macam Konstruksi Tenunan
A. Tenunan Biasa
Tenunan dasar atau tenunan biasa dibuat dari satu susunan
benang lungsi dan satu susunan benang pakan. Bahan tekstil yang
dibuat dengan tenunan dasar antara lain bahan poplin, berkolin,
drill, gabardine, satinet, dan satin.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 120
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.21 Tenunan Poplin, Berkolin, Drill, dan Satin
B. Tenunan Kembar
Tenunan kembar dibuat dari dua susunan benang pakan dan
lungsi. Dari kedua macam benang ini dibuat dua tenunan adalah
satu tenunan atas yang lain tenunan bawah. Kedua tenunan ini
dihubungkan menjadi satu dengan benang sehingga tenunan
merupakan satu tenunan kembar. Dengan memindahkan tenunan
yang di atas ke bawah atau sebaliknya, maka terjadilah tenunan yang
berkotak-kotak. Selain itu hanya benang lungsi tenunan atas atau
lungsi tenunan bawah yang mengikat tenunan atas dan tenunan
bawah.
Keuntungan tenunan kembar antara lain, tenunan lebih tebal
dan hangat, lebih banyak mengisap air. Tenunan kembar dapat
dibuat dari dua tenunan yang berlainan, umpamanya tenunan atas
dari sutera, tenunan bawah dari rayon, maka terlihatlah rupa
tenunan sutera. Dapat pula dibuat rupa tenunan bermacam-macam
misalnya berkotak atau bergaris. Bahan tekstil yang dibuat dengan
tenunan kembar antara lain bahan tetra, tirai, taplak meja, dan
serbet berkotak.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 121
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.22 Struktur Tenunan Kembar
Gambar 8.23 Tenunan Tetra, Serbet Kotak, Taplak Meja
C. Tenunan Diperkuat
Tenunan diperkuat dibuat dari satu susunan benang lungsi dan
dua susunan benang pakan, atau dibuat dari dua susunan benang
lungsi dan satu susunan benang pakan. Contoh: pakan diperkuat,
pada tenunan itu terdapat dua susunan benang pakan dan satu
susunan benang lungsi. Apabila pada tenunan itu lungsi yang
diperkuat, terdapat dua susunan benang lungsi dan satu susunan
benang pakan.
Keuntungan tenunan yang diperkuat ialah bahwa tenunan itu
lebih tebal, lebih kuat, dan lebih hangat. Hasil tenunan mempunya
efek lebih halus, dan motifnya lain misalnya bergaris dan berkotak.
Bahan tekstil yang dibuat dengan tenunan diperkuat antara lain,
selimut wol, bahan kursi, bahan untuk peignoir dan bahan untuk
mantel, pakaian wanita.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 122
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.24 Selimut Wol dan Mantel Wanita
D. Tenunan Renggang
Tenunan renggang adalah tenunan yang bertujuan membuat
tenunan menjadi renggang atau jarang, tetapi bahan cukup kuat
serta tidak mengubah pola dan rupa yang dikehendaki. Tenunan
renggang dibuat dengan tenun silang kasah. Konstruksi silang kasah
pakan diikat erat oleh kedua benang lungsin yang satu dan dibelit
oleh lungsi yang lain sehingga benang pakan tetap di tempatnya.
Keuntungan tenunan renggang ialah mendapat bahan yang tembus
terang, dan cukup kuat. Meskipun telah dicuci, benang lungsi dan
pakan masih tetap di tempatnya, tidak bergeser kian kemari.
Contoh tenunan renggang ialah bahan reform, tirai madras,
bahan vitrase, bahan tula dan etamin. Selain tenunan renggang yang
ditenun silang kasah, ada tenunan renggang yang ditenun silang
polos, tetapi tenunan ini kurang baik. Untuk mendapatkan tenunan
yang baik, supaya benang tetap pada tempatnya artinya tidak
bergeser kian kemari, bahan dikuatkan dengan dikanji kaku. Tentu
saja bahan yang dibuat secara demikian kurang baik kualitasnya.
Bahan tekstil yang dihasilkan dengan tenunan renggang antara lain,
tirai bagdad, bahan kasa, bahan pelapis, dan strimin.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 123
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.25 Bahan Kasa, Strimin, dan Kain Tulle (Tile)
E. Tenunan Silungkang
Tenunan silungkang adalah tenunan yang coraknya dibuat dari
bahan yang sama dan timbul. Pada tenunan ini benang lungsi atau
benang pakan melompat beberapa benang pada permukaan tenunan,
sehingga merupakan corak-corak tertentu seperti corak bunga atau
binatang. Biasanya tenunan silungkang dibuat dari bahan tembus
terang. Supaya benang dari corak yang berada di bagian buruk tidak
mudah tersangkut dan teksturnya tetap tembus pandang, maka
benang yang terentang dari corak itu dipotong.
Tenunan silungkang ada dua macam antara lain, silungkang
lungsi dan silungkang pakan. Dikatakan silungkang lungsi apabila
benang untuk corak itu membujur menurut panjang bahan.
Sebaliknya dikatan silungkang pakan apabila benang untuk corak itu
melintang menurut lebar bahan. Bahan tekstil yang dibuat dengan
tenunan silungkang antara lain, tirai bagdad, tirai madras, dan
macam-macam pita hias.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 124
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.26 Tirai Vitras, Tirai Madras, dan Pita Hias
F. Tenunan Songket
Corak tenunan yang terlihat pada permukaan bahan juga
terdapat pada tenunan songket. Kalau kita hendak membedakan
tenunan silungkang pakan dari tenunan songket pakan tiap-tiap
corak mempunyai tepi sendiri. Jadi songket ini seperti sulaman,
hanya pada songket benang untuk corak sejajar dengan benang
lungsin atau pakan, sedangkan pada sulaman tidak.
Tenunan songket dapat dibedakan menjadi songket pakan dan
songket lungsin. Dikatakan songket pakan apabila coraknya
menggunakan benang pakan, sebaliknya apabila coraknya
menggunakan benang lungsin disebut songket lungsin. Benang pada
corak tenunan songket tidak mudah terlepas. Bahan tekstil yang
dihasilkan dengan tenunan songket antara lain, tirai madras, tirai
bagdad, pita hias, macam-macam, tenunan dari daerah Bali,
Minangkabau, dan Palembang.
Gambar 8.27 Songket Bali
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 125
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.28 Songket Palembang
Gambar 8.29 Songket Minangkabau
G. Tenunan Berbulu
Tenunan berbulu adalah tenunan yang berbulu tegak. Bulu-bulu
itu terikat pada tenunan dasar. Ujung-ujung benang itu disebut bulu,
sedangkan nama bahan itu disebut beledu. Beledu ialah beledu yang
mempunyai bulu-bulu kurang dari 1½ mm, sedang tenunan yang
mempunyai bulu lebih dari 1½ mm disebut plus.
Gambar 8.30 Struktur Bulu Melekat pada Dasar Tenunan
Tenunan buledu dibedakan menjadi tiga antara lain, beledu
pakan, beledu lungsin dan beledu kembar.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 126
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Beledu Pakan
Tenunan yang bulunya dibuat dari benang pakan.
Konstruksi beledu pakan tenunan dasarnya dibuat silang polos
atau kepar. Pada dasar tenunan melekat bulu dari benang pakan
yang ditenun silang satin, sehingga benang bebas terentang
memanjang di atasnya. Benang yang terentag ini dipotong di
tengahnya, kemudian disikat dan dikukus sampai bulu-bulu
berdiri tegak. Sesudah itu disikat dan dicukur untuk menyama-
ratakan bulu-bulunya.
Bulu yang melekat pada tenunan dasar merupakan huruf V
atau W. untuk mengetahui jenis dan kualitas beledu dapat
dicoba dengan melepaskan selembar benang lungsin. Apabila
pada benang lungsin itu melekat bulu beledu, beledu ini adalah
beledu pakan. Apabila melekatnya bulu merupakan huruf W,
maka beledu itu lebih kuat.
Gamar 8.31 Struktur Beledu Pakan
Beledu Lungsi
Tenunan benang lungsinya ada dua macam yaitu lungsi
untuk tenunan dasar dan lungsin untuk bulu. Cara membuat
beledu lungsin yaitu, lungsin dasar dipasang tegang, sedangkan
lungsin bulu dilepaskan lebih cepat sehingga terjadi sengkelit-
sengkelit yang merupakan bulu. Di tengah sengkelit ada bilah
yang memotong sengkelit itu. Kemudian bulu disikat dan
dikukus. Sesudah itu digaru dan disamaratakan.
Untuk mengetahui jenis dan kualitas beledu lungsin, dapat
dicoba dengan melepaskan sehelai benang pakan. Apabila pada
benang pakan melekat bulu, maka beledu itu ialah beledu
lungsin. Dapat pula diketahui melekatnya bulu merupakan
huruf V atau W serta tinggi bulu. Bila melekatnya bulu menurut
huruf W, maka beledu itu berkualitas lebih baik.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 127
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.32 Struktur Beledu Lungsi
Beledu Kembar
Tenunan kembar yang diberi jarak antara kedua tenunan
itu. Dari tenunan kembar diperoleh sekaligus dua bahan beledu.
Panjang bulu beledu ini tergantung dari jarak antara tenunan
atas dan tenunan bawah. Beledu ini dibuat sama dengan
membuat tenunan kembar. Untuk penghubung tenunan atas dan
tenunan bawah dipergunakan benang lungsin. Jarak antara
tenunan atas dan bawah cukup lebar sehingga cukup untuk
bulu. Kualitas beledu tergantung dari rapat renggangnya bulu,
cara melaekatnya bulu secara V atau W, dan tergantung dari
panjang pendeknya bulu. Apabila bulu beledu tidak dipotong
terjadi tenunan bersengkelit.
H. Tenunan Bersengkelit
Tenunan bersengkelit ialah tenunan yang pada dasarnya
terdapat penuh sengkelit-sengkelit, dibuat sama dengan membuat
beledu lungsin (fries), tetapi sengkelit pada tenunan ini tidak
dipotong. Tenunan bersengkelit ini biasanya disebut bahan tuala atau
bahan handuk. Bahan handuk ada yang dibuat bersengkelit hanya
satu sisi saja, tetapi pada umumnya dibuat bersengkelit pada kedua
buah sisinya. Corak bahan handuk bergaris atau berkotak, tetapi
untuk corak yang beraneka ragam dikerjakan dengan mesin
jacquard. Kualitas bahan bersengkelit tergantung dari rapat
renggangnya bulu, panjang pendeknya bulu, asal bahan, kekuatan
melekatnya bulu, kekuatan tenunan dasarnya dan daya resap air.
Bahan tekstil yang dibuat dengan tenunan bersengkelit antara
lain bahan handuk dan fries. Dari bahan handuk dapat dibuat
macam-macam pakaian misalnya untuk pakaian olahraga, bahan
cuci muka, kemejas, dan handuk untuk mengeringkan badan
sesudah mandi. Sifat bahan handuk ialah daya serap air besar, tahan
cuci, dan tahan panas matahari.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 128
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.33 Tenunan Bersengkelit (Handuk)
I. Tenunan Damas
Tenunan damas dibuat dengan mesin jacquard. Pada tenunan ini
terdapat kombinasi silang, misalnya silang polos dan silang satin,
sehingga memerlukan mesin istimewa karena mesin tenun biasa
tidak dapat dipergunakan untuk tenunan damas dengan kombinasi
silangnya. Tenunan damas ini terdiri dari tenunan dasar dengan
silang polos, untuk corak bunga-bunga atau corak lain dengan silang
satin. Oleh sebab itu kilau pada damas ini sangat terlihat. Bahan
tekstil yang dibuat dengan tenunan damas antara lain, bahan damas
untuk taplak meja, serbet, dan bahan sprei, pembunkus bantal kursi
dan lainnya.
Gambar 8.34 Tenunan Damas
J. Tenunan Pellen
Tenunan pellen adalah tenunan yang berasal dari kapas dan
lenan atau dari lenan saja yang ditenun dengan teknik satin lungsin
atau satin pakan, atau ditenun dengan teknik silang kepar lungsin
atau silang kepar berganti-ganti. Coraknya selalu persegi panjang
atau bujur sangkar. Tenunan pellen ini dibuat dengan mesin dobby,
mesin bergun atau pellen. Sifatnya berkilau, dan kuat. Bahan tekstil
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 129
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
yang dibuat dengan tenunan pelen antara lain, bahan taplak meja,
serbet, handuk, bahan tirai.
Gambar 8.35 Tenunan Pellen (Handuk)
K. Tenunan yang Dilapisi
Tenunan yang dilapisi dengan resin termoplastik alam seperti
karet, resin termoplastik kimia, dan resin thermosetting.
1. Resin Thermoplastik Alam digunakan untuk melapisi kain pada
jas hujan, untuk membuat benang lungsi lebih tahan gesek, dan
benangnya tidak licin sebagai dasar karpet.
2. Resin Thermoplastik Kimia bisa dipakai untuk melapisi benang
atau kain dari bahan termoplastik. Sifat khas daru resin
termoplastik yaitu bila dipanaskan akan menjadi lunak dan
kembali mengeras setelah suhu dingin.
3. Resin Thermosetting dapat dipakai untuk bahan pelapis kain,
kemudian dikeringkan, dan sleanjutnya dilicinkan/diembos.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 130
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.36 Jas Hujan dan Kain Embos
L. Tenunan Crepe
Tenunan crepe merupakan jenis tenunan yang permukaannya tidak
rata karena beberapa hal seperti:
1. Tenunan dibuat dari benang yang dipilin
2. Crepe dibuat dengan melewatkan kain antara dua gilingan yang
bermotif dan dipanasi
3. Crepe didapatkan dengan meletakkan titik silang berjauhan,
maka cahaya yang mengenai tenunan dikembalikan seperti pada
pasir.
4. Crepe dibuat dengan mengecap tenunan kapas pada tempat
tertentu sehingga tenunannya menjadi susut tetapi tidak rata.
Gambar 8.37 Kain Crepe
Benang dan Alat Tenun
A. Benang Tenun
Pemilihan benang lungsi akan mempengaruhi kualitas dan
karakter hasil tenunan. Benang tenun yang digunakan terdiri dari
benang lungsin dan benang pakan. Benang yang dipakai untuk
benang lungsin harus kuat. Hal ini untuk menghindari putusnya
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 131
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
benang akibat gesekan dari tegangan benang selama proses
menenun.
Dalam perdagangan benang lungsin dijual dalam bentuk cops
atau tukal. Sebelum dipakai benang tenun harus dipuntal terlebih
dahulu yaitu dengan melepaskan dan menggulung kembali benang
tenun pada kumparan silang. Benang lungsi digulung pada
kumparan yang besar supaya tidak sering menyambung karena
benang lungsi diperlukan sepanjang bahan yang akan dibuat.
Benang pakan digulung pada anak torak yang kecil yang akan
dimasukkan dalam torak sekoci. Sebelum menggulung, benang
lungsin disikat supaya rata dan diberi tegangan untuk mendapat
tenunan yang rata.
Gambar 8.38 Benang Tenun
B. Alat Tenun
Alat tenun adalah alat yang digunakan untuk menenun yang
dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. Alat tenun yang dulu masih
sangat sederhana yang dijalankan secara manual dengan tangan,
bahkan orang yang menenun duduk diatas lantai dan semua anggota
tubuhnya bergerak ikut membantu menjalankan alat tenun tersebut.
Walaupun sampai saat ini alat tenun manual masih dipergunakan
tetapi sesuai perkembangan teknologi alat tenun pada industri
industri tekstil pada umumnya telah dijalankan secara otomatis
dengan menggunakan mesin. Alat Tenun yang umum dipakai
dikelompokkan menjadi tiga jenis antara lain, alat tenun gedog, Alat
Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan Alat Tenun Mesin (ATM).
1. Alat Tenun Gedog
Alat tenun Gedog salah satu alat yang digunakan untuk
membuat bahan tekstil, tetapi sekarang alat tenunan ini sudah
jarang ditemukan atau digunakan karena kecepatan produksi
alat tenun ini sangat lambat karena pengoperasiannya
dijalankan secara manual dengan tangan.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 132
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Alat tenun gedog umumnya dipakai untuk membuat
bahan tekstil yang ukurannya pendek antara lain bahan tekstil
untuk acara acara adat, keagamaan, atau hiasan kerajaan
seperti, ulos, songket Palembang, tapis Lampung, batik Tuban
dan sejenisnya. Alat tenun ini sulit dipakai untuk membuat
bahan tekstil yang ukurannya panjang. Walaupun alat tenun ini
mempunyai keterbatasan dalam produksi tetapi alat tenun gedog
mempunyai keragaman corak maupun teknik yang tidak bisa
ditandingi alat tenun mesin.
Gambar 8.39 Menenun dengan Alat Tenun Gedog
2. Alat Tenun Bukan Mesin
Alat Tenun Bukan Mesin merupakan pengembangan
teknologi pembuatan bahan teksil. Berdasarkan pengalaman,
kendala dan kesulitan menggunakan alat tenun gedog memicu
para ilmuan untuk menemukan alat tenun baru yaitu ATBM
(Alat Tenun Bukan Mesin) Alat tenun ini dapat meningkatkan
kulitas bahan tekstil, mempercepat waktu, sehingga
meningkatkan jumlah produksinya. Kalau semula hanya dapat
membuat bahan tekstil yang pendek saja maka dengan ATM
dapat memproduksi bahan tekstil yang lebih panjang dengan
waktu produksi lebih cepat. Kecepatan produksi terjadi karena
ATBM tidak saja digerakkan dengan tangan, tetapi digerakan
juga dengan batuan kaki.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 133
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
Gambar 8.40 Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)
Gambar 8.41 Ulos Hasil Tenunan Alat Tenun Gedog / ATBM
3. Alat Tenun Mesin
Alat Tenun Mesin atau ATM, saat ini perkembangannya
semakin pesat ketika permintahan bahan tekstil tumbuh dengan
cepat. Penemuan penemuan baru peralatan pendukung alat
tenun ini telah membantu mempercepat produksi alat tenun ini
seperti alat teropong yang berfungsi untuk merapatkan benang
pakan dengan benang lungsi. Konstruksi alat tenun yang semula
terbuat dari kayu kini telah dimodifikasi dengan konstruksi besi
atau logam sehingga menjadi kuat, kokoh dan stabil.
Sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt, alat
tenun yang semula dijalankan dengan secara manual dengan
tangan dan kaki manusia, bahkan dengan binatang peliharaan
atau dengan kincir angin, kini telah dapat dijalankan dengan
mesin mesin penggerak secara mekanis. Hal ini tentu menambah
kecepatan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen
yang semakin tinggi. Ada beberapa alat tenun yang dioperasikan
dengan mesin antara lain mesin jacquard dan mesin dobby.
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 134
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
a. Mesin Jacquard
Mesin jacquard ditemukan oleh seorang Perancis
bernama Joseph Marie Jacquard pada tahun 1790. Mesin ini
dibuat untuk mengatasi adanya corak bahan tekstil yang
terlalu rumit dan memerlukan banyak benang yang
bersilangan sehingga dengan mesin tenun biasa hal ini
sudah tidak sesuai lagi. Maka dari itu diperlukan mesin yang
lebih efektif dalam pemakaiannya yaitu mesin jacquard
karena mesin ini sudah tidak lagi menggunakan gun,
melainkan karton yang diberi lubang. Karton itu dilubangi
menurut motif yang akan dibuat. Mesin jacquard dapat
membuat bermacam macam corak tenunan silang, tetapi
sebagai dasarnya adalah silang polos.
Gambar 8.42 Mesin Jacquard
Gambar 8.43 Bahan Lenan Hasil Tenunan Mesin Jacquard
b. Mesin Dobby
Mesin dobby hampir sama dengan mesin jacquard,
tetapi lebih sederhana. Motif tenunannya merupakan bentuk
persegi atau bujur sangkar, garis-garis, dan bulatan;
ragamnya kecil-kecil. Bahan tekstil yang dihasilkan mesin
dobby antara lain, bahan busana, taplak meja, serbet, bahan
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 135
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
tirai, dan handuk berkotak. Bahan handuk yang dibuat
dengan mesin dobby mempunyai daya serap air yang tinggi.
Gambar 8.44 Mesin Dobby
Gambar 8.45 Hasil Tenunan Mesin Dobby
c. Rangkuman 3
Konstruksi bahan tekstil merupakan susunan bahan yang dipakai
untuk membuat busana atau lenan rumah tangga yang terbuat dari
benang lungsi dan benang pakan. Benang lungsi merupakan benang yang
disusun sejajar dengan arah yang memanjang, sedangkan benang pakan
merupakan benang yang dimasukkan melintang atau melebar melewati
benang lungsi.
Konstruksi suatu bahan tekstil akan menentukan berat jatuhnya
bahan (drape), keawetan dan tekstur bahan. Metode dasar dari konstruksi
bahan antara lain
1. Tenunan (Woven)
Tenunan silang polos, tenunan silang kepar, dan tenunan silang
satin.
2. Bukan Tenunan (Non Woven)
Dibentuk dengan cara direkatkan dan diberi uap pemanasan.
3. Rajutan (Knitted)
Rajut rata/polos, rajut tricot, dan rajut double (double knits).
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 136
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
4. Anyaman
Bukan suatu hasil tenunan tetapi dibuat dari susunan benang
yang disilangkan miring ke kiri dan ke kanan.
5. Buhul
Salah satu teknik membuat kain adalah membuat buhul atau
simpul. Contoh dari buhul adalah makrame dan filet.
6. Kaitan
Kaitan biasa, kaitan Tunisia, kaitan Irish, kaitan Amerika, dan
kaitan renda.
7. Renda
Renda kain yang dibuat dengan tangan maupun dengan mesin.
8. Kempa
Dibuat langsung dari serat wol, kemudian diberi obet kempa
dan melalui proses kempa.
Sesuai dengan fungsinya tenunan dibuat dengan berbagai jenis
corak, tekstur dan kualitasnya. Ada yang tenunannya tipis, tebal, rapat,
renggang, berat atau ringan. Oleh karena itulah dibuatlah tenunan yang
sesuai dengan fungsinya, yaitu tenunan biasa, tenunan kembar, tenunan
diperkuat, tenunan renggang, tenunan silungkang, tenunan songket,
tenunan berbulu, tenunan bersengkelit, tenunan damas, tenunan pellen,
tenunan yang dilapisi, dan tenunan crepe.
Pemilihan benang lungsi akan mempengaruhi kualitas dan karakter
hasil tenunan. Benang tenun yang digunakan terdiri dari benang lungsin
dan benang pakan. Benang yang dipakai untuk benang lungsin harus
kuat. Hal ini untuk menghindari putusnya benang akibat gesekan dari
tegangan benang selama proses menenun.
Alat tenun adalah alat yang digunakan untuk menenun yang dikenal
sejak ratusan tahun yang lalu. Alat tenun yang dulu masih sangat
sederhana yang dijalankan secara manual dengan tangan, tetapi sesuai
perkembangan teknologi alat tenun pada industri industri tekstil pada
umumnya telah dijalankan secara otomatis dengan menggunakan mesin.
Alat tenun yang umumnya digunakan adalah alat tenun gedog, alat tenun
bukan mesin, dan alat tenun mesin (mesin Jacquard dan mesin Dobby).
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 137
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
d. Tugas 3
Praktikum individual: membuat konstruksi tenunan dari berbagai
bahan. Kerjakan tugas-tugas dengan langkah-langkah berikut:
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat konstruksi
anyaman!
a. Alat
- Pensil
- Penggaris
- Penghapus
- Gunting
b. Bahan
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 138
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
- Kertas origami sebanyak 6 lembar dengan warna yang
berbeda
- Lem kertas
2) Siapkan kertas origami yang akan digunakan terlebih dahulu dengan
langkah-langkah seperti berikut
a) Siapkan kertas origami sebanyak 3 lembar dan buat garis tepi
keliling sekitar 1 cm
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 139
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
b) Buat garis dari garis tepi dengan jarak 1 cm sampai ke garis tepi
sisi lainnya
c) Gunting garis tersebut hanya sampai garis tepi keliling
d) Siapkan kertas origami dengan 3 warna yang berbeda. Buat
garis dengan lebar 1 cm dan gunting sampai putus
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 140
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
3) Membuat konstruksi tenunan silang polos
a) Memasukkan kertas origami secara satu persatu dengan skema
naik-turun (atas-bawah) melewati 1 baris kertas origami yang
sudah digunting tersebut. Biasanya skema anyaman ini disebut
skema 1:1
b) Lakukan langkah yang sama dengan pola bergantian (zig-zag)
sampai membentuk konstruksi tenunan silang polos seperti
gambar di bawah
4) Membuat konstruksi tenunan silang kepar
a) Memasukkan kertas origami secara satu persatu dengan skema
naik-turun (atas-bawah) melewati 2 baris kertas origami yang
sudah digunting tersebut. Anyaman selanjutnya berjalan
bergeser 1 garis ke kanan atau ke kiri sehingga membentuk
garis diagonal. Biasanya skema anyaman ini disebut skema 2:2
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 141
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
b) Lakukan langkah yang sama dengan pola berjalan miring atau
ke arah diagonal sampai membentuk konstruksi tenunan silang
kepar seperti gambar di bawah
5) Membuat konstruksi tenunan silang satin
a) Memasukkan kertas origami secara satu persatu dengan skema
naik-turun (atas-bawah) melewati 4 atau lebih baris kertas
origami yang sudah digunting tersebut. Skema selanjutnya,
anyaman yang timbul berjalan bergeser 2 garis ke kanan atau
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 142
_____________________________________________________ Pengetahuan Bahan Tekstil
ke kiri sehingga membentuk titik yang tidak beraturan.
Biasanya skema anyaman ini disebut skema 4:1
b) Lakukan langkah yang sama dengan pola acak sampai
membentuk konstruksi tenunan silang satin seperti gambar di
bawah
6) Berilah lem kertas pada bagian sisi-sisi atau ujung dari potongan
origami tersebut agar tidak terlepas dari rangkaian dasarnya
7) Bila menemui kesulitan dalam pelaksanaan praktek, konsultasikan
kepada pembimbing
Bidang Keahlian Tata Busana _____________________________________________ 143