The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kelas10_prakarya_dan_kewirausahaan_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_x_semester_2_1993

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan SMA Negeri 1 Mojo, 2019-02-17 05:33:19

Kelas10_prakarya_dan_kewirausahaan_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_x_semester_2_1993

Kelas10_prakarya_dan_kewirausahaan_buku_siswa_sma_ma_smk_mak_kelas_x_semester_2_1993

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
2017

Prakarya dan
Kewirausahaan

SMA/MA/
SMK/MAK

XKELAS

SEMESTER 2

Prakarya dan
Kewirausahaan

SMA/MA/
SMK/MAK

XKELAS

SEMESTER 2

Hak Cipta © 2017 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang

Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di
bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap
awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa
diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan
perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis dan
laman http://buku.kemdikbud.go.id atau melalui email [email protected] diharapkan
dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Prakarya dan Kewirausahaan/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- .
Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
vi, 138 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 2
ISBN 978-602-427-153-4 (jilid lengkap)
ISBN 978-602-427-155-8 (jilid 1b)

1. Prakarya -- Studi dan Pengajaran I. Judul
II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

600

Penulis : Hendriana Werdhaningsih, Alberta Haryudanti, Rinrin Jamrianti dan
Desta Wirmas

Penelaah : Rozmita Dewi, Wahyu Prihatini, Caecilia Tridjata, Latif Sahubawa,
Djoko Adi Widodo, Suci Rahayu, Danik Diani Asadayani, Cahyana
Yuni Asmara

Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Cetakan Ke-1, 2014 ISBN 978-602-282-451-0 (Jilid 1b)
Cetakan Ke-2, 2016 (Edisi Revisi)
Cetakan Ke-3, 2017 (Edisi Revisi)
Disusun dengan huruf Myriad Pro, 12 pt.

Kata Pengantar

Kreativitas dan keterampilan peserta didik dalam menghasilkan produk
kerajinan, produk rekayasa, produk budidaya maupun produk pengolahan
sudah dilatihkan melalui Mata Pelajaran Prakarya sejak di Sekolah
Menengah Kelas VII, VIII dan Kelas IX. Peserta didik telah diperkenalkan pada
keragaman teknik untuk menghasilkan produk kerajinan, produk rekayasan,
produk budidaya dan produk pengolahan. Teknik yang dilatihkan dapat
dimanfaatkan sesuai dengan potensi dan kearifan lokal yang khas daerah
di daerah masing-masing. Peserta didik akan dengan kreatif dan terampil
mengembangkan potensi khas daerah. Produk-produk tersebut berpotensi
memiliki nilai ekonomi melalui wirausaha.

Pada Sekolah Menengah Kelas X, XI dan XII pembelajaran Prakarya
disinergikan dengan kompetensi Kewirausahaan, yaitu dalam Mata
Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Kewirausahaan merupakan
kemampuan yang sangat penting dimiliki untuk dapat berperan di masa
depan. Kewirausahaan meliputi pengolahan jiwa, semangat, pengetahuan,
potensi kreatif dan keterampilan. Materi pembelajaran Prakarya pada
Kerajinan, Rekayasa, Budidaya maupun Pengolahan dikaitkan dengan
konteks Kewirausahaan. Pada Kelas X peserta didik telah mulai dikenalkan
kepada konsep wirausaha dan sikap dasar seorang wirausahawan.

Pada Kelas X peserta didik akan menjalankan proses pembelajaran
yang lebih ditekankan kepada simulasi berwirausaha dengan
memanfaatkan keterampilan melihat peluang pasar, berpikir kreatif,
merancang, memproduksi, mengemas dan memasarkan secara sederhana.
Kegiatan pembelajaran juga menekankan kepada kemampuan bekerja
di dalam kelompok, sehingga peserta didik memiliki keterampilan untuk
bekerjasama. Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan Kelas X melatih
sikap, memberikan pengetahuan, dan mengasah keterampilan peserta
didik untuk siap menjalankan wirausaha sesuai bidang prakarya yang
diminati serta sesuai dengan potensi khas daerah masing-masing.

Buku ini memberikan membimbing peserta didik untuk melakukan
kegiatan secara bertahap, sesuai tahapan yang dilakukan untuk memulai
suatu usaha. Pada setiap Bab, diawali dengan pengetahuan tentang konteks
dari bidang prakarya; kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan. Proses

Prakarya dan Kewirausahaan iii

pembelajaran selanjutnya terdiri dari kegiatan yang merupakan tahapan
hingga pada tahap akhir adalah kegiatan simulasi wirausaha. Peserta didik
dapat secara aktif memperkaya pengetahuan dengan mencari data dan
informasi dari berbagai sumber lain di luar buku ini. Peserta didik juga
dapat mengembangkan ide sesuai dengan ciri khas dan potensi daerahnya
agar kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran menjadi nyata
dan sesuai dengan peluang dan kebutuhan yang ada.
Tim Penulis

iv Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................................................................. iii
Daftar Isi .......................................................................................................................................... v

Semester II

KERAJINAN......................................................................................................... 1
Bab 1. Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal............................ 3
A. Perencanaan Usaha Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal................. 6
B. Perancangan dan Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek

Budaya Lokal .......................................................................................................................... 7
C. Penghitungan Biaya Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek

Budaya Lokal............................................................................................................................ 23
D. Pemasaran Langsung Kerajinan dengan Inspirasi Objek

Budaya Lokal ........................................................................................................................... 24
E. Evaluasi Hasil Kegiatan Usaha Kerajinan dengan Inspirasi Objek

Budaya Lokal ........................................................................................................................... 26

REKAYASA........................................................................................................... 2 9
Bab 1. Wirausaha Produk Grafika............................................................................................3 1
A. Perencanaan Usaha Produk Grafika ............................................................................... 36
B. Perancangan dan Produksi Produk Grafika .................................................................5 1
C. Penghitungan Harga Pokok Produksi Produk Grafika ............................................. 63
D. Pemasaran Langsung Produk Grafika ........................................................................... 64
E. Evaluasi Hasil Kegiatan Pembelajaran Usaha Produk Grafika ...............................6 6

BUDIDAYA .......................................................................................................... 69
Bab 3. Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias ...............................................................7 1
A. Proses Produksi Budidaya Tanaman Hias ..................................................................... 73
B. Perhitungan Harga Pokok Usaha Budidaya Tanaman Hias .................................... 85

Prakarya dan Kewirausahaan v

C. Pemasaran Langsung Usaha Budidaya Tanaman Hias .......................................... 88
D. Hasil Kegiatan Usaha Budidaya Tanaman Hias ........................................................ 91

PENGOLAHAN .................................................................................................. 97
Bab 4. Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Hewani ................................ 99
A. Perencanaan Usaha Makanan Awetan dari Bahan Hewani................................... 100
B. Sistem Pengolahan dan Pengemasan Makanan Awetan dari

Bahan Hewani ....................................................................................................................... 1 03
C. Perhitungan Harga Jual Makanan Awetan dari Bahan Hewani ........................... 1 09
D. Pemasaran Langsung Makanan Awetan dari Bahan Hewani ............................... 113
E. Perumusan Hasil Kegiatan Usaha Makanan Awetan dari Bahan Hewani ......... 1 17

Daftar Pustaka ................................................................................................. 121
Glosarium ......................................................................................................... 123
Profil Penulis .................................................................................................... 125
Profil Penelaah .................................................................................................1 28
Profil Editor ...................................................................................................... 136

vi Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

KERAJINAN

Prakarya dan Kewirausahaan 1

Peta Materi

Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi
Objek Budaya Lokal

A Perencanaan Usaha Kerajinan dengan
Inspirasi Objek Budaya Lokal

B Perancangan dan Produksi Kerajinan
dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal

C Penghitungan Biaya Produksi Kerajinan
dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal

D Pemasaran Langsung Kerajinan dengan
Inspirasi Objek Budaya Lokal

E Evaluasi Hasil Kegiatan Pembelajaran
Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi
Objek Budaya Lokal

2 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

BAB I

Wirausaha Kerajinan dengan
Inspirasi Objek Budaya Lokal

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
• Menghayati bahwa akal pikiran dan kemampuan manusia dalam berpikir

kreatif untuk membuat kerajinan, ragam objek budaya lokal serta keberhasilan
wirausaha adalah anugerah Tuhan.
• Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri serta sikap bekerja
sama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, dan
inovatifdalam membuat kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal guna
membangun semangat usaha.
• Mendesain dan membuat kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal
berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur
berkarya.
• Mempresentasikan dan memasarkan kerajinan dengan inspirasi objek budaya
lokal dengan perilaku jujur dan percaya diri.
• Melakukan evaluasi pembelajaran wirausaha kerajinan dengan inspirasi objek
budaya lokal.

Prakarya dan Kewirausahaan 3

Budaya tradisional dapat dikelompokkan menjadi budaya nonbenda dan artefak/
objek budaya. Budaya nonbenda di antaranya pantun, cerita rakyat, tarian,
dan upacara adat. Artefak/objek budaya di antaranya pakaian daerah, wadah
tradisional, senjata dan rumah adat. Pada kehidupan sehari-hari, produk budaya
tradisional nonbenda maupun artefak tidak dipisah-pisahkan melainkan menjadi
satu kesatuan dan saling melengkapi.
Sebuah tarian tradisional bisa saja merupakan ritual upacara, menggunakan
pakaian tradisional dan diiringi oleh musik yang dimainkan oleh alat musik
tradisional. Contohnya Tari Belian Bawo, dari Suku Dayak Benuaq, awalnya
merupakan upacara Belian Bawo yang bertujuan untuk mengobati orang sakit,
membayar nazar dan lain sebagainya. Setelah diadaptasi menjadi tarian, tari ini
sering dibawakan pada acara-acara penerimaan tamu dan acara kesenian. Pada
tarian ini, biasanya terdapat peran penyembuh dan pembantunya dan orang sakit.
Tarian ini ditarikan baik oleh laki-laki dan maupun perempuan.
Tarian, simbol, pakaian, musik dan alat musik tersebut dapat menjadi sumber
inspirasi dari pembuatan kerajinan. Upacara, tarian, simbol dan musik merupakan
produk budaya nonbenda, sedangkan pakaian, perlengkapan upacara dan alat
musik merupakan artifak/objek budaya.

Sumber: Cicilia Jeno, Borneo Festival
Gambar 1.1 Gestur penari dan pakaian Tari Belian Bawo dapat menjadi inspirasi untuk
kerajinan miniatur penari.

Setiap jenis budaya tradisi baik nonbenda maupun artefak/objek budaya dapat
menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan. Setiap
daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah yang mengambil inspirasi
dari budaya tradisi daerahnya masing-masing. Kekayaan budaya tradisi Indonesia
adalah kearifan lokal (local genius) yang dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak
ada habisnya.

4 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

Budaya Tradisional

Budaya Nonbenda Artefak/Objek Budaya
Bangunan
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.2 Jenis Artefak/ Objek Budaya Tradisional Pakaian Adat
Alat Musik
Senjata
dan lain-lain

Tugas 1

Ragam Objek Budaya Lokal
1. Buatkan kelompok dengan teman sekelas.
2. Diskusikan dalam kelompok tentang objek budaya lokal apa saja yang ada

di daerahmu.
3. Tuliskan jenis-jenis objek budaya lokal tersebut, nama atau judul serta

disertai penjelasan singkat.

Prakarya dan Kewirausahaan 5

LK Tugas 1.

Judul : Ragam Objek Budaya Lokal

Nama Daerah : .......................

(contoh)

No. Objek Budaya Lokal Nama Penjelasan
1 Motif ukiran kayu ........... Motif ini memiliki makna .....
2 Bangunan ........... .....
3 Senjata ........... .....
4
5

A. Perencanaan Usaha Kerajinan dengan Inspirasi
Objek Budaya Lokal

Kegiatan wirausaha didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia,
material, peralatan, cara kerja, pasar, dan pendanaan. Sumber daya yang
dikelola dalam sebuah wirausaha dikenal dengan sebutan 6M, yakni Man
(manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method
(cara kerja), dan Market (pasar). Wirausaha kerajinan dengan inspirasi objek
budaya lokal dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku (Material),
keterampilan produksi (Man & Machine) dan budaya lokal yang ada di daerah
setempat. Wirausaha kerajinan dengan inspirasi budaya akan menawarkan
karya-karya kerajinan inovatif kepada pasaran. Pasar sasaran (Market) dari
produk kerajinan ini adalah orang-orang yang menghargai dan mencintai
kebudayaan tradisional. Kemampuan mengatur keuangan (Money) dalam
kegiatan usaha akan menjamin keberlangsungan dan pengembangan usaha.

Pada Tugas 1 telah dilakukan identifikasi terhadap objek budaya lokal yang
terdapat di daerahmu. Ragam objek budaya lokal yang terdapat di daerah
akan menjadi inspirasi untuk perancangan kerajinan yang akan dibuat.
Perancangan kerajinan juga harus mempertimbangkan ketersediaan material/
bahan baku dan keterampilan produksi yang terdapat di daerah sekitar. Untuk
itu dapat dilakukan pencarian informasi tentang ragam jenis material khas
daerah yang dapat digunakan untuk kerajinan serta perajin yang membuat
kerajinan di daerah setempat.

6 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

Tugas 2 (Kelompok)

Identifikasi Ragam Material dan Teknik di Lingkungan Sekitar

1. Amati lingkunganmu perhatikan ragam material atau bahan baku yang
tersedia di lingkungan sekitarmu.

2. Carilah informasi dari buku, internet, maupun dari perajin yang ada
di daerahmu tentang ragam material dan teknik produksi yang dapat
digunakan untuk setiap material tersebut.

3. Diskusikan dalam kelompok tentang ragam material dan teknik produksi
yang dapat digunakan untuk pembuatan kerajinan dengan inspirasi
budaya. Tuliskan sebanyak-banyak tentang ragam bahan baku/material
dan teknik produksi yang ada di lingkungan sekitarmu.

4. Presentasikan dalam bentuk tabel LK 2 atau bentuk presentasi lain yang
lebih menarik dan kreatif.

LK 2. Identifikasi Ragam Material dan Teknik di Lingkungan Sekitar

No. Bahan Baku/Material Ragam Teknik Contoh bentuk
- Anyaman (contoh) (berupa foto, gambar
1. Daun kelapa (contoh) atau sketsa)
2. Kulit kerang
3. Kain perca
4. Dan lain-lain

B. Perancangan dan Produksi Kerajinan dengan
Inspirasi Objek Budaya Lokal

Perancangan dan produksi didasari oleh data yang telah diperoleh
melalui Tugas 1 tentang Ragam Objek Budaya Lokal dan Tugas 2 tentang
Identifikasi Ragam Material dan Teknik produksi di lingkungan sekitar.
Objek budaya lokal dan material serta teknik khas daerah merupakan
potensi yang harus dikembangkan sehingga lestari dan menjadi manfaat
bagi daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki objek budaya lokal yang
berbeda-beda. Pengembangan dari setiap objek budaya lokal tersebut

Prakarya dan Kewirausahaan 7

akan menjadi kekayaan bersama yang luar biasa, yang akan memberikan
warna bagi kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Salah satu kekayaan
pengembangan objek budaya lokal adalah melalui pengembangan kerajinan.

Sumber: Kemdikbud
Gambar 1.3 Potensi objek budaya lokal dan potensi material serta teknik produksi khas
daerah sebagai dasar pengembangan kerajinan.

Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan
pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model
kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi. Ide kerajinan
dengan inspirasi objek budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk
kerajinan yang akan diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian, produk yang
dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar.
Objek budaya lokal dapat berupa objek 2 (dua) dimensi seperti relief dan motif,
atau 3 (tiga) dimensi seperti bangunan, alat musik dan senjata. Beberapa objek
budaya seperti pakaian tradisional dan perhiasan dikenakan oleh manusia.
Kerajinan dengan inspirasi objek budaya tradisional dapat berupa miniatur
objek budaya, benda hiasan, atau produk kerajinan dengan fungsi baru.

Sumber: Kemdikbud
Gambar 1.4 Candi Borobudur di Jawa Tengah (kiri) sebagai inspirasi kerajinan logam (kanan).

8 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.5 Objek budaya kendaraan becak (kiri) sebagai inspirasi kerajinan logam (kanan).

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.6 Objek budaya pakaian adat Minangkabau (kiri) sebagai inspirasi kerajinan kayu
(kanan).

Prakarya dan Kewirausahaan 9

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.7 Perahu Pinisi, objek budaya merupakan kearifan lokal Bangsa Indonesia.

10 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.8 Miniatur Perahu Pinisi, terbuat dari
kayu, pelepah kelapa dan kertas koran.

Semester 1

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.9 Tongkonan, objek budaya merupakan kearifan lokal Bangsa Indonesia.

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.10 Miniatur Tongkonan terbuat daru bambu dan kayu (kiri) dan wadah
dengan inspirasi gambar dan warna Tongkonan (kanan).

Prakarya dan Kewirausahaan 11

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.11 Objek budaya pakaian adat pengantin Jawa Tengah (kiri atas) sebagai inspirasi
kerajinan tatakan gelas (kanan).

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.12 Objek budaya wayang kulit menjadi inspirasi untuk kerajinan kulit yang berfungsi
untuk pembatas buku.

12 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

Sumber: Wasudewa Brattacarya & Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.13 Objek budaya pakaian adat Bali (kiri)
sebagai inspirasi kerajinan mainan (kanan).

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.14 Mainan inovatif dengan inspirasi pakaian adat Bali yang digunakan sebuah
keluarga.

Prakarya dan Kewirausahaan 13

Sumber: pinterest.com & Kemdikbud, 2016
Gambar 1.15 Wadah persembahan upacara adat Bali (atas) sebagai inspirasi kerajinan wadah
perhiasan (bawah).

1. Pencarian Ide Produk

Kita telah mengenali berbagai kekayaan objek budaya lokal di daerah
setempat, pakaian tradisional, rumah adat, senjata tradisional, alat musik
dan lain-lain. Pengetahuan dan apresiasi kita terhadap hal-hal tersebut
dapat mendorong munculnya ide untuk pembuatan produk kerajinan.
Ide bisa muncul secara tidak berurutan, dan tidak lengkap namun dapat
juga muncul secara utuh. Salah satu dari kita bisa saja memiliki ide
tentang suatu bentuk unik yang akan dibuat. Ide bentuk tersebut akan
menuntut kita untuk memikirkan teknik apa yang tepat digunakan dan
produk apa yang tepat untuk bentuk tersebut. Salah satu dari kita juga
bisa saja mendapatkan ide atau bayangan tentang sebuah produk yang
ingin dibuatnya, material, proses dan alat yang akan digunakan secara
utuh. Untuk memudahkan pencarian ide atau gagasan untuk rancangan
kerajinan objek budaya lokal, mulailah dengan memikirkan hal-hal di
bawah ini.
- Objek budaya lokal apa yang akan menjadi inspirasi?
- Produk kerajinan apa yang akan dibuat?

14 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

- Siapa yang akan menggunakan produk kerajinan tersebut?
- Bahan/material apa yang apa saja yang akan dipakai?
- Warna dan/atau motif apa yang akan digunakan?
- Adakah teknik warna tertentu yang akan digunakan?
- Bagaimana proses pembuatan produk tersebut?
- Alat apa yang dibutuhkan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diungkapkan dan didiskusikan
dalam kelompok dalam bentuk curah pendapat (brainstorming). Pada
proses brainstorming ini setiap anggota kelompok harus membebaskan
diri untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya.
Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal
sekalipun. Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam bentuk tulisan atau
sketsa. Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah
jangan ada perasaan takut salah, setiap orang berhak mengeluarkan
pendapat, saling menghargai pendapat teman, boleh memberikan ide
yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan jangan lupa
mencatat setiap ide yang muncul. Curah pendapat dilakukan dengan
semangat untuk menemukan ide baru dan inovasi. Semangat dan
keberanian kita untuk mencoba membuat inovasi baru akan menjadi
bekal kita berkarya di masa depan.

2. Membuat Gambar/Sketsa

Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari produk kerajinan
digambarkan atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak menjadi
berwujud. Ide-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku
atau lembaran kertas, dengan menggunakan pinsil, spidol atau bolpoin
dan sebaiknya hidari penggunaan penghapus. Tariklah garis tipis-tipis
dahulu. Jika ada garis yang dirasa kurang tepat, abaikan saja, buatlah
garis lain pada bidang kertas yang sama. Demikian seterusnya sehingga
kamu berani menarik garis dengan tegas dan tebal. Gambarkan idemu
sebanyak-banyaknya, dapat berupa vasiasi produk, satu produk yang
memiliki fungsi sama, tetapi dengan bentuk yang berbeda, produk
dengan bentuk yang sama dengan warna dan motif yang berbeda.

3. Pilih Ide Terbaik

Setelah kamu menghasilkan banyak ide-ide dan menggambarkannya
dengan sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik,
menyenangkan dan memungkinkan untuk dibuat.

4. Prototyping atau Membuat Studi Model

Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format
dua dimensi. Artinya hanya digambarkan pada bidang datar. Kerajinan
yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk selanjutnya

Prakarya dan Kewirausahaan 15

dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model. Studi
model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan
material sebenarnya.

4. Perencanaan Produksi

Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi
atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkah-
langkah kerja dituliskan secara jelas dan detail agar pelaksanaan produksi
dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.

Tugas 3 (Kelompok)

Pengembangan Desain dan Persiapan Produksi Kerajinan dengan
Inspirasi Objek Budaya Lokal
1. Carilah ide produk kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal yang

akan dibuat. Pencarian ide dapat dilakukan dengan curah pendapat
(brainstorming) dalam kelompok.
2. Buat beberapa sketsa ide bentuk dari produk tersebut. Pertimbangkan
faktor estetika dan kenyamanan penggunaan dari produk tersebut.
3. Pilih salah satu ide bentuk yang paling baik.
4. Pikirkan dan tentukan teknik-teknik yang akan digunakan untuk
membuatnya serta bahan dan alat yang dibutuhkan.
5. Buatlah produk tersebut. Proses pembuatan model ini dilakukan untuk
mengetahui bahan, teknik dan alat yang tepat untuk digunakan pada
proses produksi yang sesungguhnya.
6. Buat petunjuk pembuatan produk tersebut dalam bentuk tulisan maupun
gambar.
7. Susunlah semua sketsa, gambar, studi model, daftar bahan dan alat serta
petunjuk pembuatan yang dibutuhkan ke dalam sebuah laporan portofolio
yang baik dan rapi.

16 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek Benda Lokal
Proses produksi kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal berdasarkan
daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat
- Bahan Baku
- Teknik Produksi
- Sumber Daya Manusia
Tahapan produksi secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan,
perakitan, dan finishing. Tahap pembahanan adalah mempersiapkan
bahan atau material agar siap dibentuk. Tahapan proses pembahanan
dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku
bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk
yang akan dibuat. Material kertas dibentuk dengan cara dilipat. Kayu, bambu
dan rotan lainnya dapat dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat.
Pemotongan bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan.
Pemotongan dan pemahatan juga biasanya digunakan untuk membuat
sambungan bahan, seperti menyambungkan bilah-bilah papan atau dua
batang bambu.Pembentukan besi dan rotan, selain dengan pemotongan,
dapat menggunakan teknik pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat
menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara
pengetokan. Tahap terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan sebagai
tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan.
Finishing dapat berupa penghalusan dan/atau pelapisan permukaan.
Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu
dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan
produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan
agar produk yang dibuat lebih awet dan lebih menarik.
Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses produksi yang
digunakan pada proses produksi. Proses pembahanan dan pembentukan
material solid seringkali menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat
melukai bagian tubuh pekerjanya. Maka, dibutuhkan alat keselamatan kerja
berupa kaca mata melindung dan masker antidebu. Proses pembahanan
dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang dapat berbahaya
bagi kulit dan pernafasan, pekerja harus menggunakan sarung tangan dan
masker dengan filter untuk bahan kimia. Selain alat keselamatan kerja, hal
yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan
penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan
keselamatan kerja.


Prakarya dan Kewirausahaan 17

Sumber: Kemdikbud, 2016
Gambar 1.16 Perlengkapan untuk K3, diantaranya Apron, masker dan sarung tangan

Pembuatan kerajinan diakhiri dengan evaluasi terhadap produk kerajinan
yang telah dibuat, apakah produk tersebut dapat berfungsi dengan baik?
Apakah sudah sesuai dengan ide, bayangan dan harapan kita? Apabila belum,
perbaikan apa yang harus kita lakukan agar produk kerajinan yang dihasilkan
lebih berkualitas?

18 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

Tugas 4 (Kelompok)

Perencanaan Proses Produksi dan Keselamatan Kerja

1. Setiap kelompok sudah memiliki rancangan kerajinan dengan inspirasi
objek budaya lokal yang telah dibuat pada Tugas 3.

2. Tentukan jumlah produk yang akan diproduksi.
3. Diskusikan dan tuliskan jenis aktivitas pada tahapan pembahanan, cara

pembentukan, cara perakitan dan cara finishing dari desain kerajinan
yang telah dirancang. Silakan mencari informasi dari buku, internet dan
bertanya pada ahli untuk melengkapi pemikiran anggota kelompok.
4. Diskusikan dan tuliskan tentang alat kerja yang dibutuhkan pada setiap
proses dan ketentuan keselamatan kerja yang dibutuhkan dalam
mendukung pembuatan produk. Silakan mencari informasi dari buku,
internet dan bertanya pada ahli untuk melengkapi pemikiran anggota
kelompok.
5. Susun informasi tersebut ke dalam sebuah laporan atau presentasi yang
menarik sesuai format LK 4. Boleh disertai gambar agar lebih mudah
dimengerti dan tampak menarik.

LK 4.
Rencana Proses Produksi dan Keselamatan Kerja

Tahapan Jenis Aktivitas Alat/Bahan Metode dan Alat K3
Produksi & Teknik yang
Pembahanan (contoh)
Digunakan Kacamata dan
masker
(contoh) (contoh)
………………
Menyerut kayu Mesin serut
………………
Pembentukan ……………… ………………
……………… ………………
Perakitan ……………… ………………

Finishing ………………

Prakarya dan Kewirausahaan 19

Tugas 5 (Kelompok)

Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal

Kegiatan produksi dilakukan dalam kelompok. Tentukan target
jumlah produksi berdasarkan waktu, kemampuan produksi dan target
penjualan. Rencanakan proses produksi, jumlah bahan dan alat
serta kebutuhan tempat kerja berdasarkan target produksi. Buatlah
pembagian tugas yang sesuai dengan kompetensi anggota kelompok
dan mendukung kualitas produksi yang baik. Kegiatan produksi
tergantung pada desain kerajinan dan teknik produksi yang akan
digunakan. Secara umum tahapan produksi kerajinan seperti berikut.

1. Persiapan
- Persiapan bahan
- Persiapan alat kerja
- Persiapan tempat kerja

2. Kegiatan Produksi
- Pembahanan
- Pembentukan
- Perakitan
- Finishing

3. Pascaproduksi
- Pemeriksaan kualitas (Quality Control)
- Pengemasan
- Perapian bahan, alat dan tempat kerja
- Persiapan penjualan
- Penjualan

Kemasan Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal
Kemasan untuk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan
serta memberikan kemudahan membawa dari tempat produksi hingga sampai
ke konsumen. Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik, dan sebagai
identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh
pemilihan material, bentuk, warna, teks dan grafis yang tepat. Material yang
digunakan untuk membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang
akan dikemas. Produk yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang
memiliki material berstruktur. Pemilihan material juga disesuaikan dengan
identitas atau brand dari produk tersebut. Daya tarik dan identitas, selain

20 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

ditampilkan oleh material kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna,
teks dan grafis. Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan
informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand.
Kemasan dapat dibagi menjadi 3 (tiga), kemasan primer, kemasan sekunder dan
kemasan tersier. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan
primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk.
Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan primer produk
melindungi produk dari benturan dan kotoran, berfungsi menampilkan daya
tarik dari produk serta memberikan kemudahan untuk distribusi dari tempat
produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari kemasan tersier
yang membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan dikemas.
Kemasan produk sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut
atau dari produsennya.
Material kemasan untuk melindungi dari kotoran dapat berupa lembaran kertas
atau plastik. Tidak semua produk membutuhkan kemasan primer, tetapi setiap
produk membutuhkan identitas. Identitas dapat berupa stiker atau selubung
karton yang berisi nama dan keterangan. Pada kemasan kerajinan dengan inspirasi
budaya, dapat ditambahkan label atau lembaran keterangan yang berisi informasi
tentang budaya lokal yang menjadi inspirasi.

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.17 Kemasan dengan lapisan pelindung busa tipis untuk melindungi produk kerajinan
dari benturan.

Prakarya dan Kewirausahaan 21

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 1.18 Kemasan dengan keterangan fungsi (stiker), informasi tentang objek budaya
(digantung), dan identitas/ brand pada bagian luar kemasan.

Tugas 6 (Kelompok)

Pembuatan Kemasan Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal
1. Buatlah kemasan untuk produk jadi dengan pertimbangan fungsi

pelindung produk dan identitas produk.
2. Ingatlah untuk memasukkan biaya pembuatan kemasan ke dalam

penghitungan biaya produksi.

22 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

C. Penghitungan Biaya Produksi Kerajinan dengan
Inspirasi Objek Budaya Lokal

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya
produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah
biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan
untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak,
sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem dan
bahan-bahan lainnya dapat dimasukkan ke dalam biaya overhead. Metode
penghitungan biaya produksi adalah seperti pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Contoh Penghitungan Biaya Produksi

Biaya bahan baku Rp. ...........................
Biaya tenaga produksi Rp. ...........................
Biaya overhead Rp. ........................... +

Biaya Produksi Rp. ...........................

Tugas 7 (Kelompok)

Total Biaya Produksi

1. Hitunglah biaya produksi dari kerajinan dari kelompokmu.
2. Hitunglah biaya produksi kemasan produk.
3. Diskusikan dalam kelompok berapa perkiraan harga jual produk karya

kelompokmu.

Prakarya dan Kewirausahaan 23

LK 7
Total Biaya Produksi

Biaya bahan baku Rp. ...........................
Biaya tenaga produksi Rp. ...........................
Biaya overhead Rp. ........................... +

Biaya Produksi Produk Rp. ...........................

Biaya bahan baku kemasan Rp. ........................... Rp. ........................... +
Rp. ...........................
Biaya tenaga produksi Rp. ...........................

Biaya overhead Rp. ........................... +

Biaya Produksi Kemasan

Total Biaya Produksi

D. Pemasaran Langsung Kerajinan dengan Inspirasi
Objek Budaya Lokal

Pemasaran langsung adalah promosi dan penjualan yang dilakukan langsung
kepada konsumen tanpa melalui toko. Penjualan langsung merupakan
hasil dari promosi langsung yang dilakukan oleh penjual terhadap pembeli.
Sistem penjualan langsung dapat berupa penjualan satu tingkat (single-
level marketing) atau multitingkat (multi-level marketing). Penjualan satu
tingkat merupakan cara yang paling sederhana untuk menjual produk secara
langsung. Wirausahawan langsung memasarkan dan menjual kepada
konsumen tanpa membutuhkan toko atau pramuniaga. Pemasaran produk
kerajinan dapat dilakukan dengan cara pemesanan. Konsumen dapat
melihat langsung produk ataupun melalui gambar dari produk kerajinan,
dan kemudian memesannya. Produsen kerajinan selain menjual produknya
sendiri, dapat membentuk kelompok penjual yang akan memasarkan dan
menjualkan produknya secara langsung kepada konsumen. Kelompok penjual
dapat terdiri atas beberapa tingkatan. Sistem dengan beberapa tingkat
kelompok penjual, disebut multi-level marketing Produk Perusahaan memiliki
usaha di bidang penjualan langsung (direct selling) baik yang menggunakan
single level maupun multi-level marketing wajib memiliki Surat Izin Usaha
Penjualan Langsung yang dikeluarkan oleh BKPM sesuai dengan Peraturan
Menteri Perdagangan No. 32 Tahun 2008.

24 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

Tugas 8 (Kelompok)

Pelaksanaan Promosi dan Penjualan Langsung
1. Tentukan target pasar khusus dari produk kerajinan yang sudah dibuat.
2. Diskusikan dalam kelompok, materi dan cara promosi/pemasaran produk

yang tepat untuk target pasar tersebut.
3. Buat pembagian tugas dalam kelompok untuk pelaksanaan pemasaran

dan penjualan kerajinan yang sudah dibuat oleh kelompok.
4. Lakukan pemasaran dan penjualan langsung dari kerajinan yang sudah

dibuat oleh kelompok kalian.

Sumber: caramedus.com
Gambar 1.19 Contoh penataan kerajinan yang menonjolkan identitas melalui warna-warna yang
khas.

Prakarya dan Kewirausahaan 25

E. Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Wirausaha
Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal

Evaluasi Diri Semester 1

Evaluasi diri pada akhir semester 2 terdiri atas evaluasi individu dan evaluasi
kelompok. Evaluasi individu dibuat untuk mengetahui sejauh mana efektivitas
pembelajaran terhadap setiap peserta didik. Evaluasi individu meliputi
evaluasi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Evaluasi kelompok adalah
untuk mengetahui interaksi dalam kelompok yang terjadi dalam kelompok,
kaitannya dengan pencapaian tujuan pembelajaran.

Evaluasi Diri (individu)

Bagian A. Berilah tanda cek (√) pada kolom kanan sesuai penilaian dirimu.
Keterangan:
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Netral
4. Setuju
5. Sangat Setuju
Bagian B. Tuliskan pendapatmu tentang pengalaman mengikuti
pembelajaran Kerajinan di Semester 2

Bagian A

No. Aspek Evaluasi 12345

1. Saya mengetahui arti dan lingkup
artefak/objek budaya.

2. Saya mengetahui peluang wirausaha
di bidang kerajinan dengan inspirasi
objek budaya lokal.

3. Saya mengetahui ragam objek budaya
lokal yang ada di daerah sekitar.

4. Saya memiliki banyak ide untuk
kerajinan dengan inspirasi benda
budaya lokal yang ada di daerah
sekitar.

5. Saya terampil membuat satu produk
kerajinan.

6. Saya dapat menghitung biaya
produksi dan memperkirakan harga
jual.

26 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

7. Saya berhasil menjual kerajinan
dengan inspirasi objek budaya lokal
dengan sistem penjualan langsung.

8. Saya bekerja dengan rapi dan teliti.
9. Saya dapat bekerja sama dalam

kelompok dengan baik.
10. Saya puas dengan hasil kerja saya

pada Semester 2.

Bagian B
Kesan dan pesan setelah mengikuti pembelajaran Kerajinan Semester 2:

Evaluasi Diri (Kelompok)

Bagian A. Berilah tanda cek (√) pada kolom kanan sesuai penilaian dirimu.
Keterangan:
1. Sangat Tidak Setuju
2. Tidak Setuju
3. Netral
4. Setuju
5. Sangat Setuju

Bagian B. Tuliskan pengalaman paling berkesan saat bekerja dalam
kelompok.

Bagian A

No. Aspek Evaluasi 12345

1. Semua anggota kelompok kami memiliki
sikap yang baik.

2. Semua anggota kelompok kami memiliki
pengetahuan yang lengkap tentang
materi pembelajaran Semester 2.

3. Semua anggota kelompok kami memiliki
keterampilan yang beragam.

Prakarya dan Kewirausahaan 27

4. Semua anggota kelompok kami memiliki
kualitas keterampilan kerja yang tinggi.

5. Kelompok kami mampu melakukan
musyawarah.

6. Kelompok kami melakukan pembagian
tugas dengan adil.

7. Anggota kelompok kami saling
membantu.

8. Kelompok kami mampu menjual produk
kerajinan yang kami buat.

9. Kelompok kami melakukan presentasi
dengan baik.

10. Saya puas dengan hasil kerja kelompok
kami pada Semester 2.

Bagian B
Pengalaman paling berkesan saat bekerja dalam kelompok:

Semester 1
28 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

REKAYASA

Prakarya dan Kewirausahaan 29

Peta Materi
Wirausaha Produk Gra ka

A Perencanaan Usaha Produk Gra ka
B Produksi Produk Gra ka
C Penghitungan Biaya Produksi Gra ka
D Pemasaran Langsung Produk Gra ka
E Evaluasi Hasil Kegiatan

Pembelajaran Wirausaha Gra ka

30 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

BAB II

Wirausaha Produk Grafika

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:
• Menghayati bahwa akal pikiran dan kemampuan manusia dalam berpikir
kreatif untuk membuat produk grafika serta keberhasilan wirausaha adalah
anugerah Tuhan.
• Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri serta sikap bekerja sama,
gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif
dalam membuat produk grafika guna membangun semangat usaha.
• Mendesain, membuat dan mengemas produk grafika berdasarkan identifikasi
kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya.
• Mempresentasikan dan memasarkan produk grafika dengan perilaku jujur
dan percaya diri.
• Melakukan evaluasi pembelajaran wirausaha produk grafika.

Prakarya dan Kewirausahaan 31

Grafika atau dalam bahasa Inggrisnya graphics adalah presentasi visual pada suatu
permukaan yang bertujuan untuk memberikan informasi atau keindahan. Jadi,
pengertian grafika adalah gambar dan teks yang ditampilkan pada bidang datar,
yang bertujuan untuk memberikan informasi atau keindahan.
Pada saat ini, produk grafika telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari
dalam bentuk poster, buku, iklan, gambar pada kemasan makanan, tanda petunjuk
jalan, dan lain-lain. Grafika sudah ada sejak zaman dahulu berupa lukisan gua
prasejarah. Di Sulawesi Selatan, Maluku, Kalimantan dan Papua, terdapat lukisan
gua prasejarah yang berasal dari ribuan tahun Sebelum Masehi. Lukisan prasejarah
ini berupa cap tangan, gambar manusia dan gambar hewan di antaranya babi
hutan yang terpanah, babi rusa, anoa, ikan serta benda-benda seperti sampan,
kapak dan mata bajak. Lukisan gua prasejarah serupa itu juga terdapat di Perancis
Selatan yang dibuat 14.000 Sebelum Masehi dan di Bhumbetka Rock Shelters di
India yang dibuat pada awal 7000 Sebelum Masehi.
Dari lukisan gua prasejarah tersebut, dapat diperoleh informasi tentang kegiatan
manusia pada masa itu. Teknik yang digunakan berupa torehan langsung, cap dan
stensil. Lukisan tersebut juga memanfaatkan warna merah, hitam dan putih yang
berasal dari pewarna alam. Artinya, manusia pada masa itu membuat lukisan tidak
hanya untuk menyampaikan informasi, tetapi juga untuk menyampaikan nilai
estetik dan keindahan.
Grafis berupa lukisan gua prasejarah memberikan informasi atau dapat disebut
juga dengan bahasa gambar. Bahasa tulisan yang juga merupakan bagian dari
grafika, berkembang di beberapa tempat di dunia diperkirakan pada sekitar 4.000
tahun sebelum masehi.

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.1 Lukisan gua prasejarah berupa cap tangan dan Anoa di Gua Sumpangbita, Sulawesi Selatan.

Perkembangan grafika juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi cetak.
Teknologi cetak memungkinkan gambar yang sama dibuat berulang-ulang.
Teknologi cetak pada awalnya menggunakan acuan cetak berupa papan kayu yang
diukir dan dicetakkan pada permukaan kain dan kertas. Teknik tersebut digunakan
di China pada Dinasti Han sekitar 206 Sebelum Masehi hingga 220 Masehi. Artefak
sebagai hasil karya tertua yang menggunakan teknologi papan kayu berukir

32 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

tersebut dikenal dengan nama The Pure Light Dharani Sutra, yang diperkirakan
dibuat pada tahun 704 Masehi di Korea. Pada sekitar tahun 1040, Bi Seng di China
membuat inovasi berupa acuan cetak yang berupa huruf yang dapat disusun sesuai
dengan kalimat yang akan dicetak, yang terbuat dari keramik. Pada abad ke-13 di
Korea, muncul inovasi berupa huruf acuan cetak yang terbuat dari logam.

Sumber: http://www.chinaculture.org/
Gambar 2.2 Acuan cetak berupa
papan kayu dari sekitar tahun
265-420.

Sumber: http://reinventingknowledge9.blogspot.co.id
Gambar 2.3 Acuan Cetak dari Keramik

Pada tahun 1433, Johannes Guttenberg, seorang pandai besi di Jerman, membuat
inovasi berupa penggunaan mekanik untuk menekan acuan cetak terhadap
kertas. Teknologi mekanik tekan ulir ini serupa dengan mekanik yang digunakan
pada pengolahan hasil pertanian pada masa itu. Mesin cetak Guttenberg juga
menggunakan acuan cetak berupa huruf-huruf yang dapat disusun terbuat dari
logam serupa dengan yang dikembangkan di Korea pada abad ke-13.
Teknologi pencetakan terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.
Teknologi elektronika dan informatika menjadi dasar dari perkembangan teknik
cetak digital yang kita kenal saat ini. Gambar atau grafis dibuat pada komputer
dalam format digital lalu dicetak dengan printer. Cetak digital dapat diaplikasikan
pada berbagai permukaan seperti kertas, kain, dan keramik. Kualitas hasil cetak
digital bervariasi bergantung pada kualitas printer dan permukaan bahan yang
dicetak.

Prakarya dan Kewirausahaan 33

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.4 Ilustrasi peristiwa tahun 1473 saat William Caxton memperlihatkan cara penggunaan
mesin cetak Guttenberg kepada Raja Edward ke IV dan Ratu.

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.5 Cetak digital dengan acuan cetak berupa gambar dari komputer.

Teknologi grafika menghasilkan produk grafika. Produk grafika terdiri atas teks
dan gambar yang tersusun membentuk informasi atau keindahan. Produk grafika
dapat berupa karya desain atau karya seni. Baik karya desain maupun karya seni
pada umumnya menyampaikan informasi atau pesan sekaligus keindahan. Karya
desain grafis dihasilkan oleh profesi desainer grafis, menyampaikan informasi dan
pesan dengan jelas. Pada karya desain grafis, teks dan gambar dibuat agar saling
menguatkan pesan yang akan disampaikan. Salah satu contoh karya desain grafis

34 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

misalnya poster kampanye Cinta Lingkungan. Pada poster tersebut, terdapat
teks berupa ajakan untuk mencintai lingkungan agar tetap lestari. Gambar pada
poster tersebut menggambarkan kondisi lingkungan yang rusak dan kondisi
lingkungan yang lestari. Pesan yang disampaikan melalui melalui desain grafis
yang memadukan teks singkat dengan gambar lebih efektif dalam menyampaikan
pesan. Pada karya seni grafis, pesan yang disampaikan pada umumnya tersirat
melalui perumpamaan yang dihadirkan melalui gambar atau teks yang ada pada
karya tersebut

Teks Produk Grafika Informasi
Gambar
Informasi
& Hiasan

Hiasan

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.6 Bahan Elemen Produk Grafika dan Luaran Produk Grafika

Sumber: www.antara.com
Gambar 2.7 Karya Seni Grafis pada Pameran Grafis“Indonesia Mengasuh Bangsa”di Museum Nasional

Prakarya dan Kewirausahaan 35

A. Perencanaan Usaha Produk Grafika

Bidang teknologi grafika memiliki beragam peluang usaha. Peluang usaha
pada bidang teknologi grafika dapat dilihat dari kebutuhan yang ada di
wilayah setempat, melihat ketersediaan bahan dan material yang ada maupun
dengan melihat usaha grafika yang sudah ada di wilayah sekitarmu.

Tugas 1 (Kelompok)

Peluang Pengembangan Produk Grafika
1. Amati lingkungan sekitar kalian, produk grafika apa saja yang sudah ada,

• Koran atau bulletin?
• Kaos bergambar
• Kemasan makanan
• Kartu ucapan
• Poster
• Iklan
• dan lain-lain
2. Carilah informasi dari buku, internet, atau bertanya kepada wirausahawan
grafika yang ada di lingkungan sekitar tentang keragaman produk grafika,
fungsi dan teknik cetak.
3. Tuliskan beberapa produk grafika dan teknik cetak yang digunakan.
4. Diskusikan dalam kelompok tentang kebutuhan konsumen untuk produk
grafika dan peluang perkembangan dari produk grafika tersebut.
5. Tuliskan pada tabel seperti contoh LK 1 atau dalam bentuk presentasi yang
kreatif dan informatif
6. Presentasikan hasil pemikiran kelompok di depan kelas.

LK 1. Peluang Pengembangan Produk Grafika

No. Produk Grafika Fungsi Produk Teknik Produksi Peluang pengembangan

1 Label kemasan Informasi Sablon (contoh) Desain gambar dan
kerupuk produk krupuk teks yang lebih menarik
dan identitas agar menarik konsumen
(contoh) produsen (contoh)
(contoh)

2

3

dst

36 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

Sumber Daya Material, Teknik dan Ide Produk Grafika
Sumber daya usaha yang dibutuhkan untuk wirausaha produk grafika adalah
bahan baku atau material, teknik dan alat, serta keterampilan. Wirausaha produk
grafika dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku, potensi teknik dan
keterampilan yang ada di daerah tersebut. Bahan yang dibutuhkan untuk produk
grafika adalah bidang datar yang akan dicetak, pewarna dan alat cetak. Alat cetak
yang dibutuhkan bergantung pada teknik cetak yang akan dipakai.
Ada 5 jenis teknik cetak berdasarkan prinsipnya, yaitu seperti berikut.

1. Cetak tinggi

Pada jenis teknik cetak tinggi, zat pewarna ditempatkan pada permukaan
tertinggi dari bidang pencetak (acuan cetak). Bidang pencetak dapat
berupa balok kayu, karet, logam atau bahan lainnya yang diberi gambar
atau tulisan. Gambar atau tulisan tersebut diukirkan pada satu permukaan
bidang. Warna dioleskan pada permukaan bahan yang sudah diukir lalu
dicetakkan pada permukaan kertas atau bahan datar lainnya. Tinta yang
tercetak pada kertas sesuai dengan gambar pada permukaan tertinggi
dari ukiran bidang cetakan. Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar
kebalikan (reverse) dari gambar pada acuan cetak. Contoh dari cetak
tinggi adalah stempel. Teknik cetak yang termasuk dalam jenis teknik
cetak tinggi di antaranya cukil kayu dan cap. Cetak tinggi merupakan
prinsip yang digunakan pada awal teknik cetak digunakan di China
dengan acuan cetak papan kayu hingga mesin cetak Guttenberg.

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.8 Alat cetak cap dengan huruf-huruf acuan cetak yang dapat disusun sesuai
kata dan kalimat yang akan dicetak.

Prakarya dan Kewirausahaan 37

12

34

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.9 Prinsip kerja cetak tinggi dengan huruf-huruf acuan cetak yang dapat disusun.

1

2 34

Keterangan:
1. Alat cukil
2. Karet atau kayu
3. Karet atau kayu digambari kemudian cukil sesuai dengan pola yang diinginkan
4. Karet atau kayu yang sudah menjadi acuan cetak

Sumbe r: Dokumen Kemdikbud

Gambar 2.10 Alat, bahan dan prinsip pembuatan acuan cetak tinggi.

38 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.11 Acuan cetak dan hasil cetakan di atas kertas saeh.

Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.12 Gambar hasil cetakan berupa kebalikan (reverse) dari acuan cetak seperti bayangan
pada cermin.

Prakarya dan Kewirausahaan 39

2. Cetak Dalam

Pada jenis teknik cetak dalam, zat pewarna ditempatkan pada permukaan
terdalam dari bidang pencetak (acuan cetak). Bidang pencetak dapat
berupa balok kayu, karet, logam atau bahan lainnya yang diberi
gambar atau tulisan. Gambar atau tulisan tersebut diukirkan pada satu
permukaan bidang. Warna dimasukkan pada rongga pahatan bahan
yang sudah diukir lalu dicetakkan pada permukaan kertas, plastik tipis,
aluminium foil dan material datar lainnya. Tinta yang tercetak pada kertas
akan berupa gambar timbul sesuai dengan gambar pada rongga ukiran
bidang cetakan. Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan
(reverse) dari gambar pada bidang acuan cetak. Contoh dari cetak tinggi
adalah pencetakan gambar pada uang kertas. Teknik cetak yang termasuk
dalam jenis teknik cetak dalam di antaranya rotogravure dan etsa.

Sumber: www.patternmoy.com Semester 1
Gambar 2.13 Papan logam yang sudah grafir untuk acuan cetak dalam.

40 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

3. Cetak Datar

Pada jenis teknik cetak datar, bidang pencetak atau bidang acuan cetak
berupa permukaan datar yang memiliki dua jenis lapisan permukaan.
Satu jenis lapisan mengikat tinta, sedangkan satu jenis lapisan lainnya
tidak mengikat tinta. Bidang yang bertinta akan menjadi bidang pencetak
(acuan cetak). Gambar yang dihasilkan akan berupa gambar kebalikan
(reverse) dari bidang acuan cetak. Contoh dari produk grafika dengan
teknik cetak datar adalah koran dan majalah. Pencetakan offset dapat
menggunakan 1 tinta hitam saja untuk menghasilkan cetakan dengan
nuansa hitam dan abu-abu atau 3 warna dan hitam untuk hasil cetakan
berwarna seperti majalah. Pada pencetakan berwarna, cetak offset
memiliki 4 buah acuan cetak, yaitu acuan cetak untuk warna biru (cyan),
merah (magenta), kuning (yellow) dan hitam (disebut key) atau dikenal
dengan CMYK.

Sumber: Microsoft, 2015
Gambar 2.14 Proses cetak datar offset untuk memproduksi surat kabar dua muka.

Prakarya dan Kewirausahaan 41

Sumber: http://gomulticolor.com
Gambar 2.15 Mesin offset dengan 4 langkah cetak untuk 3 warna dan hitam.

Sumber: http://www.willsonsprintersgrimsby.co.uk/
Gambar 2.16 Acuan gambar pada cetak offset menggunakan 3 warna dan hitam.

42 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Semester 1

4. Cetak Saring

Cetak tinggi, cetak dalam dan cetak datar pada prinsipnya
mengaplikasikan tinta pada bidang acuan cetak dan kemudian
memindahkan tinta dari bidang acuan cetak ke permukaan kertas atau
permukaan datar lainnya. Berbeda dengan ketiga jenis teknik cetak
tersebut, cetak saring mengaplikasikan tinta langsung pada permukaan
bidang datar. Gambar dihasilkan dengan memberikan lapisan
penghalang tinta sesuai gambar yang diinginkan. Berbeda pula dengan
teknik cetak tinggi, cetak dalam dan cetak datar yang menghasilkan
gambar terbalik (reverse), cetak saring menghasilkan gambar yang sama
dengan acuan cetaknya. Acuan cetak pada cetak saring dapat berupa
stensil (pola gambar) yang diletakan di antara kertas dengan screen atau
dengan mencetakkan gambar acuan pada screen. Teknik cetak saring
pada umumnya menggunakan screen. Maka, teknik ini dikenal dengan
sebutan screen printing. Cetak saring dikenal pula dengan sebutan sablon.
Teknik cetak saring dengan menggunakan stensil dapat dilakukan tanpa
screen, yaitu dengan langsung menyemprotkan pewarna pada bidang
datar yang sudah dilapisi stensil (pola gambar). Teknik tersebut serupa
dengan teknik yang digunakan pada lukisan prasejarah cetakan tangan
pada gua.

Acuan Gambar Pewarnaan

A Stensil Semprot

B Stensil Sablon

C Emulsi pada screen Sablon

Prakarya dan Kewirausahaan 43


Click to View FlipBook Version