The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pengantar kajian seni merupakan buku yang berisikan empat cabang seni yang terdiri seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni drama.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by linovtaz, 2020-12-03 08:07:27

Pengantaf Kajian Seni

Pengantar kajian seni merupakan buku yang berisikan empat cabang seni yang terdiri seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni drama.

Keywords: Linov

Disusun oleh :

Lina Novita, S.Sn., M.Pd.

Penerbit :
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pakuan

PENGANTAR
KAJIAN SENI SD

Edisi Pertama, 2019

Oleh :
Lina Novita, S.Sn., M.Pd.

Editor :
Elly Sukmanasa, M.Pd.

Penerbit :
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pakuan
Alamat :
Jalan Pakuan No 1 Ciheuleut,
Kelurahan Tegallega,
Kecamatan Kota Bogor Tengah
Kota Bogor – 16144
Email : [email protected]

I S B N : 978-623-90058-0-1

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam atau dengan
teknik perekaman lainnya tanpa izin tertulis dari penerbit.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena telah
memberikan kekuatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tulisan yang
sederhana ini. Tulisan ini merupakan rangkuman seni dari berbagai sumber,
sehingga akan ada kutipan atau tulisan yang hampir sama dengan tulisan yang
pernah ada.

Kesenian di sekolah umum pada dasarnya diarahkan untuk
menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis,
apresiatif dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. Sikap ini hanya mungkin
dapat tumbuh jika dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa yang
meliputi kegiatan pengamatan, penilaian, serta penumbuhan rasa memiliki
melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni di dalam kelas dan atau di
luar kelas.

Dengan adanya tulisan berupa buku ini tidak lain adalah untuk
mempermudah kita dalam memahami dan kemudian mempelajari seni. Sehingga
seni dapat menjadi salah satu pelajaran penting di sekolah.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu. Semoga bantuan yang telah diberikan dibalas oleh
Allah SWT. Saran dan kritik yang nantinya akan menyempurnakan tulisan ini
akan penulis apresiasi sebagai motivasi dalam penulisan selanjutnya.

Bogor, Agustus 2017

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Hakekat Seni .............................................................................. 1
B. Sejarah Perkembangan Seni ...................................................... 15
C. Fungsi Seni .............................................................................. 18
D. Tujuan Penciptaan Seni ............................................................ 22
E. Cabang-Cabang Seni................................................................. 23
F. Karakteristik Seni ..................................................................... 27
G. Perkembangan Seni Anak SD ................................................... 28
H. Referensi .................................................................................. 33

BAB II SENI RUPA
A. Pengertian................................................................................ 35
B. Konsep Seni Rupa SD .............................................................. 36
C. Prinsip Dasar Seni Rupa ........................................................... 38
D. Jenis Seni Rupa SD .................................................................. 40
E. Unsur-Unsur Seni Rupa ............................................................ 42
F. Periodisasi Perkembangan Seni Rupa Anak SD ......................... 58
G. Menggambar, Kolase, Montase, dan Mozaik ............................. 71
H. Referensi .................................................................................. 74

BAB III SENI MUSIK
A. Pengertian................................................................................ 77
B. Karakteristik Seni Musik untuk SD............................................ 80
C. Fungsi Seni Musik .................................................................... 80
D. Manfaat dan Tujuan Seni Musik ............................................... 83
E. Unsur-Unsur Seni Musik .......................................................... 85
F. Jenis-Jenis Aliran Seni Musik.................................................... 92
G. Referensi .................................................................................. 95

BAB IV SENI TARI
A. Pengertian................................................................................ 97
B. Karakteristik Seni Tari Anak..................................................... 98
C. Unsur-Unsur Seni Tari............................................................ 100
D. Fungsi Tari............................................................................. 102

E. Jenis-Jenis Tari....................................................................... 104
F. Gerak Dasar Tari.................................................................... 105
G. Referensi ................................................................................ 107

BAB V SENI TEATER/DRAMA
A. Pengertian.............................................................................. 109
B. Manfaat Drama...................................................................... 118
C. Macam-macam Drama ........................................................... 121
D. Karakteristik Drama SD ......................................................... 123
E. Referensi ................................................................................ 127

BAB I
PENDAHULUAN

A. Hakekat Seni
Suatu karya yang dibuat oleh manusia yang di dalamnya terdapat unsur-

unsur estetika atau keindahan dapat dikatakan sebagai seni. Seni dapat dinilai
dari intisari ekspresi dan kreativitas yang ada pada karya ciptaan manusia itu
sendiri sehingga seni juga dapat diartikan sebagai ilmu pasti. Dahulu kala sekitar
tahun 1912 hingga 1948 seni seperti, musik dan melukis dilombakan pada
Olimpiade.
Seseorang yang dekat dengan seni, umumnya akan menjadi pribadilebih peka,
mudah berempati, selalu merasa ceria dan pandai dalam mengatur emosinya.
Namun sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang bergerak di bidang seni
dan ilmu pasti lebih beresiko mengalami kelainan mental seperti skizofrenia.
Penelitian tersebut mengatakan bahwa pelaku seni dan ilmu pasti lebih mudah
mengalami depresi daripada orang umum yang bergerak di bidanglain.

Seni sangat berperan penting bagi kehidupan manusia, hidup tidak akan
berwarna tanpa adanya seni. Untuk dapat mengetahui seni lebih lanjut kita harus
mengetahui tentang pengertian seni itu sendiri. Pada dasarnya ada banyak
pengertian seni yang sulit untuk dinilai dan dijelaskan secara detail, tergantung
dari pemahaman seseorang dan berikut adalah pengertian seni menurut pelaku-
pelaku seni yang namanya sudah dikenal di dunia seni.

Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yanng disampaikan kepada
orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis. Seni adalah
segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media
bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang. (wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas, 2017 online).

Seni merupakan sebuah ekspresi yang timbul dan memiliki unsur

keindahan yang di ungkapkan lewat suatu media yang sifatnya real serta bisa
dirasakan. Seni berasal dari kata “Sani” yaitu bahasa sansekerta yang memiliki
arti persembahan atau pemujaan. Dalam masyarakat umum seni memiliki kaitan
yang erat dengan upacara-upacara adat atau upacara keagamaan yang biasa
disebut dengan kesenian daerah.

Menurut Pusphita (199:123), seni berasal dari kata “Genie” yaitu bahasa
Belanda yang memiliki arti genius dalam bahasa Latin. Seni adalah kemampuan
mengagumkan yang dibawa seseorang sejak lahir atau biasa disebut dengan

bakat. Sedangkan dalam bahasa Inggris seni disebut dengan “Art” yang memiliki
arti art visual atau seni rupa.

Kajian Seni SD 1

Pengertian seni secara luas adalah suatu hal yang diciptakan oleh
manusia yang mempunyai unsur keindahan di dalamnya. Menurut ensiklopedi
bahasa Indonesia seni merupakan ciptaan dari segala hal yang memiliki
keindahannya sehingga orang senang untuk melihat dan mendengarkannya. Para
ahli memiliki pengertian sendiri-sendiri terhadap seni, namun secara umum
memiliki pengertian yang sama.

Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan
mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai
lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari
refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah
kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita
menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam
hal ini seni memiliki nilai spiritual.

Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat
definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan
menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang
pemahaman, penghayatan dan pandangan ahli tersebut terhadap seni. Beberapa
definisi tersebut antara lain:
1. Seni menurut Leo Tolstoy dalam Sumardjo, (2000:62) adalah ungkapan

perasaan pencipta yang disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat
merasakan apa yang dirasakan pelukis.
2. Seni menurut Sukaryono (1988:7) adalah ungkapan isi hati dan perasaan
yang disebut sebagai bahasa seniman yang dikomunikasikan.
3. Seni menurut Thomas Munro dalam Susanto, (2002:101) adalah alat buatan
manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang
melihatnya.
4. Seni menurut Soedarso SP dalam Susanto, (2002:101) adalah karya manusia
yang mengkomunikasikan pengalaman-pengalaman batinnya; pengalaman
batin tersebut disajikan secara indah sehingga merangsang timbulnya
pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya.
5. Immanuel Kant (1724-1804), Filsuf zaman pencerahan di Jerman tidak
mengajukan pengertian seni defenitif tetapi menganalisis karakternya dalam
3 kategori yaitu :a. Seni dibedakan dari alam, sebab seni mengandaikan suatu
tindakan perbuatan (facere), sementara alam hanyalah suatu tindakan. Hasil
seni terwujud sebagai karya, sedangkan alam adalah operasi (effectus). b.
Seni dibedakan dengan ilmu karena seni bertolak dari "kemampuan"
(fakultas) praktis, sedangkan ilmu merupakan hasil operasi dari fakultas
teoritis. dan c. Seni dibedakan dengan kerajinan tangan (craft) karena seni
bersifat bebas sedangkan kerajinan tangan bersifat industri.

2 Pengantar

6. G.W.F Hegel (1770-1831), Filsuf Idealisme Jerman, berpendapat karya seni
adalah medium material sekaligus faktual. Keindahan karya seni bertujuan
menyatakan kebenaran. Baginya kebenaran adalah "keseluruhan".
Sehubungan dengan gagasan kebenaran yang dikemukakannya, karya seni
adalah presentasi indrawi dari ide mutlak (Geist) tingkat pertama. Dalam
pemikiran Hegel, ide atau roh subyektif dan roh obyektif senantiasa berada
didalam ketegangan. Ide-ide mutlak mendamaikan ketegangan ini. Maka
sebagai ide mutlak tingkat pertama pada seni roh subyektif dan roh obyektif
didamaikan. Subyek dan obyek kemudian berada didalam keselarasan
sempurna.

7. Herbert Read (1962) mengatakan bahwa lahirnya sebuah karya seni melalui
beberapa tahapan sebagai suatu proses: a) Tahap pertama, pengamatan
kualitas-kualitas bahan seperti tekstur, warna dan banyak lagi kualitas fisik
lainnya yang sulit untuk didifinisikan. b) Tahap kedua, adanya penyusunan
hasil dari pengamatan kualitas tadi kemudian menatanya menjadi suatu
susunan. dan c) Tahap ketiga, proses suatu objektifikasi dari tahapan-
tahapan di atas yang berhubungan dengan keadaan sebelumnya.
Keindahan yang berakhir pada tahapan pertama belum dapat disebut seni,
karena seni jauh telah melangkah ke arah emosi atau perasaan. Seni telah
mengarah pada ungkapan sebagai “pengekspresian” dengan tujuan untuk
komunikasi perasaan.

8. Walter Benyamin (1892-1940), bahwa seni merupakan sarana politik
hubungan-hubungan produktif untuk mencapai kerukunan dunia.
Gagasannya tentang seni dan berkesenian terkait erat dengan apa yang
disebutnya politik gambar-gambar bersifat kiasan (allegorical).

9. F. Carrit, Sebagaimana yang dijelaskan Rader (1973:2), mengutip lebih dari
40 uraian ahli estetika, baik yang kuno maupun modern untuk
mengilustrasikan pengenalan tentang seni, sebagai suatu proses kreatif dan
ekspresi suasana hati, perasaan, atau spirit. Terdapat dua bagian konsensus
dalam hal ini : Pertama, bahwa seni adalah ekspresi. Kedua, bahwa seni
adalah spirit, perasaan, atau suasana hati yang diekspresikan.

10. Jean Francois Lyotard (1924-1988), tokoh post-modern akhir abad ke-20,
menghakekati seni sebagai intensitas energik. Menurut pendapatnya, seni
sebagaimana dengan filsafat tidak terkait dengan permasalahan makna,
identitas, dan kebenaran. Energi seni adalah dorongan yang tidak
dikendalikan oleh nalar maupun kesadaran. Selain mengandung kapasitas
yang tak ternalarkan dan terwujudkan, seni juga memiliki daya ledak yang
tinggi yang mampu membuat peristiwa. Oleh karena itu, seni sebaiknya tidak
menyesuaikan diri dengan keadaan. Namun sebaliknya, mengikuti daya
energiknya untuk mencapai keluhuran (sublimitas).

Kajian Seni SD 3

11. Morrist Weist (1971), dalam esainya "The Role of Theory in Esthetics", dalam
Read, (1975:1) menyimpulkan bahwa seni sangat kompleks dan beraneka
untuk direduksikan kepada suatu defenisi. Sependapat dengan Weist,
Wittgenstein (1973), menekankan bahwa seni seperti juga dengan agama,
tidak dapat direduksikan kedalam batasan yang sederhana.

Pengertian seni tidak hanya tersebut di atas, pendapat lain tentang seni
pun masih bermunculan. Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur
dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam
kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film,
patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal
sebagai estetika. (Budi S, 2012:2)

Sedangkan, menurut Sumanto (2006:5) seni adalah hasil atau proses kerja
dan gagasan manusia yang melibatkan kemampuan terampil, kreatif, kepekaan
indra, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki
kesan indah, selaras, bernilai seni, dan lainnya. Dalam penciptaan/penantaan
suatu karya seni yang dilakukan oleh para seniman dibutuhkan kemampuan
terampil kreatif secara khusus suatu jenis karya yang dibuatnya. Bentuk karya
seni yang ada sekarang ini cukup beragam dilihat dari bentuk kreasi seni, proses
dan teknik berkarya serta wujud media yang digunakannya.

Menurut pendapat di atas diketahui bahwa seni merupakan hasil karya
manusia dengan melibatkan jiwa dan perasaan serta kreativitas yang dimilikinya.
Hasil karya seni tersebut merupakan wujud ekspresi sang seniman yang
kemudian diterapkan pada berbagai media yang mendukung dalam teknik dan
prosesnya.

Seni tidak hanya melibatkan manusia sebagai objeknya sebagaimana
dikemukakan oleh Plato dalam Sumanto (2006:6) bahwa: “Seni adalah hasil
tiruan alam (Ars Imitatur Naturam)”. Pandangan ini menganggap bahwa suatu
karya seni merupakan tiruan obyek atau benda yang ada di alam atau karya yang
sudah ada sebelumnya. Nilai keindahan pada suatu karya seni didasarkan pada
kesan keindahan yang ada di alam. Dalam perkembangannya, konsep seni telah
mengalami berbagai perkembangan dan mencakup berbagai aspek dalam
kehidupan manusia. Selain itu dalam segi pendidikan juga diterapkan dalam
berbagai tingkatan pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini hingga
pendidikan lanjut di tingkat universitas. Menurut Soehardjo (2012:13),
“Pendidikan seni adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan agar menguasai kemampuan
berkesenian sesuai dengan peran yang harus dimainkannya”.

Pendapat lain tentang seni menurut Soedarso (1990:1) adalah segala
macam keindahan yang diciptakan oleh manusia. Seni telah menyatu dalam
kehidupan sehari–hari setiap manusia, baik bagi dirinya sendiri maupun dalam

4 Pengantar

bermasyarakat. Seni berhubungan dengan ide atau gagasan dan perasaan
manusia yang melakukan kegiatan berkesenian. Sumardjo (2000:4) mengatakan
bahwa seni merupakan ungkapan perasaan yang dituangkan dalam media yang
dapat dilihat, didengar, maupun dilihat dan didengar. Dengan kata lain, seni
adalah isi jiwa seniman (pelaku seni) yang terdiri dari perasaan dan intuisinya,
pikiran dan gagasannya. Selanjutnya menurut Banoe (2003:219), kesenian adalah
karya indah yang merupakan hasil budi daya manusia dalam memenuhi
kebutuhan jiwanya.

Menurut Herbert Read dalam Kartika (2007:7) seni merupakan usaha
manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang
menyenangkan dalam arti bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan
dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni
atau satu kesatuan dari bentuk yang disajikan. Sedangkan menurut Suzanne K.
Langer dalam Kartika (2007:7) seni merupakan simbol dari perasaan. Seni
merupakan kreasi bentuk simbolis dari perasaan manusia. Bentuk-bentuk
simbolis yang mengalami transformasi yang merupakan universalisasi dari
pengalaman, dan bukan merupakan terjemahan dari pengalaman emosionalnya
yang bukan dari pikiran semata.

Seni merupakan hasil karya manusia yang indah yang dapat dinikmati
melalui indra yang dimiliki oleh manusia, kemudian karya itu dapat memberikan
kesenangan dalam diri manusia dan dapat mendapatkan materi dari hasil seni
yang telah dihasilkan. Menurut Sedyawati Seni merupakan salah satu
kebudayaan yang hampir mencakup gerak dan benda yang ada disekitar
masyarakat karena ada berbagai macam seni yaitu seni rupa, seni patung, seni
ukir, seni hias, seni bangunan, seni musik, seni tari, dan drama
(Sedyawati,1991:178).

Menurut Koentjaraningrat seni merupakan keahlian dan keterampilan
manusia untuk mengekpresikan dan menciptakan hal–hal yang indah serta
bernilai (Koentjaraningrat, 1984:168). Sedangkan menurut Suyono seni
merupakan keahlian dan keterampilan manusia untuk mengekpresikan dan
menciptakan hal–hal yang indah serta bernilai bagi kehidupan, baik untuk diri
sendiri maupun untuk masyarakat umum (Suyono, 1985:368). Seni merupakan
penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa orang dapat ditangkap oleh
indra pendengar (seni suara), penglihatan ( seni lukis), atau dilahirkan dengan
perantara gerak (seni tari, drama) (Ensiklopedia,1984:3080). Pendapat Gazalba
seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk–bentuk yang menyenangkan.

Bentuk–bentuk yang menyenangkan itu memuaskan penghayatan
keindahan dan penghayatan itu dipuaskan manakala kita mampu
mengapresiasikan (menghargai) kesatuan hubungan formal antara persepsi
penghayatan (Gazalba,1977:20). Menurut Haviland seni adalah penggunaan

Kajian Seni SD 5

kreatif imanijasi manusia untuk menerangkan, memahami dan menikmati
kehidupan. Menurutnya kesenian dibagi menjadi dua yaitu kesenian sekuler dan
kesenian religius. Kesenian sekuler mempergunakan imajinasi bebas tanpa suatu
motif di belakangnya, mencipta ulang pola, alur cerita, ritme dan perasaan-
perasaan dengan leluasa dan tanpa memikirkan akibat atau kelanjutannya.
Sementara kesenian religius menggunakan imajinasi yang tetap bekerja terlepas
dari bagaimana seluruh kegiatan itu ditujukan untuk memantapkan kesejahteraan
dengan mengambil hati, merayakan dan mengakui kekuatan-kekuatan diluar diri
manusia (Haviland, 1993:223). Menurut Sedyawati seni merupakan salah satu
perwujudan kebudayaan. Seni juga selalu mempunyai peranan tertentu di dalam
masyarakat yang menjadi ajangnya (Sedyawati,1991 :7). Menurut Supartono seni
dapat diartikan dalam tiga tingkatan yaitu pertama seni dalam arti terbatas yang
merupakan karya seni yang hanya dapat dinikmati dengan mata saja atau dengan
mata saja jadi secara visual atau audio, kedua seni dalam arti yang luas adalah
seni yang dapat dinikmati dengan mata dan indera lain jadi dapat dinikmati
secara visual dan audio serta secara moral dan intelektual, ketiga seni dalam arti
estetis murni adalah seni yang sudah harus dipahami secara mendasar, men-
dalam, serta membutuhkan kemahiran (Supartono,1992:73).

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa seni adalah hasil
pemikiran manusia atau yang dituangkan melalui gerakan atau wujud keindahan
dan bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat untuk memberikan keindahan serta
kebahagiaan. Fungsi dari kesenian yaitu dapat dilihat dari nilai etik, nilai estetik
dan pesan moral dari kesenian tersebut.

Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan sebelumnya dapat
diketahui bahwa pendidikan seni melewati berbagai tahap hingga pada akhirnya
tercapai tujuan dari pendidikan seni tersebut. Pembelajaran seni dengan mengacu
pada konsep penularan seni ditujukan kepada para peserta didik selaku subjek
pembelajaran seni agar dapat memperoleh kemampuan berkesenian, yang
kemudian diberikan latihan-latihan oleh para pendidik atau guru pengajar. Secara
garis besar esensi pendidikan seni menurut John R. Sawyer dan Italo L. De
Fransisco (1971) dalam Pamadhi (2012: 23) sebagai berikut:
a. Art education is generously available for all the children of all thepeople.
b. Art education has a major responsibility to develop individual creative potential

through experience with art, personal visual expression possessing qualities of art and
ultimately an aesthetic attitude toward art in the individual’s environment and in
heritage.
c. Art education should foster in the individual visual aesthetic qualities in response to
art in living in relation to his personal needs and to his social group.
d. Art education should occur in atmosphere creative-evaluative reflection and processes,
within which individual has oportunity to formulate visual expressions in relation to

6 Pengantar

his own ideas, at the same time recognizing that the boundaries of his freedom are
established by the rights of his fellows.

Seni lahir sejak manusia berada di planet bumi ini. Sejarah telah
menunjukkan berbagai fakta tentang perkembangan kesenian sejak zaman
prasejarah sampai kini. Seni prasejarah yang dihasilkan oleh manusia (homo
sapiens) pertama, dengan nyata telah memperlihatkan berbagai keunikan. Karya
yang dibuat lebih banyak dimaksudkan bagi keperluan hidup sehari-hari, untuk
membantu tubuh dalam menghadapi tantangan alam. Benda-benda peninggalan
seni prasejarah yang dapat kita catatkan diantaranya:
1. Lukisan goa (cave painting) banyak ditemukan di Eropa dan di Indonesia

dengan berbagai gaya dan bentuk, dengan latar belakang magis.
2. Bejana kramik (gerabah) dengan berbagai motif hias yang menarik untuk

kepentingan praktis.
3. Genderang perunggu untuk kepentingan upacara religi yang dihiasimotif

geometris yang artistik.
4. Hiasan-hiasan tubuh (manik-manik), senjata, serta perlengkapan upacara,

termasuk patung-patung kecil dari batu atau logam.
Jika kita ingin mengetahui latar belakang penciptaan karya seni, maka

kita harus memahami dorongan utama manusia dalam menciptakan karya seni.
Berdasarkan penelitian, dorongan berkarya seni pada dasarnya meliputi:
1. Dorongan magis dan religius (keagamaan)
2. Dorongan untuk bermain
3. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan praktis.

Seni adalah keindahan tidak selamanya bertahan sebagai satu-satunya
definisi. Dalam seni kontemporer (termasuk seni modern) yang dihasilkan
seniman tidak hanya karya yang indah, tetapi juga karya yang tidak indah dan
tidak menyenangkan. Banyak karya seni kini lahir justru bukannya
menyenangkan, tetapi memberikan berbagai persoalan yang rumit (sebagai
problem kehidupan). Tema dalam seni tumbuh dari manifestasi kesedihan,
kesengsaraan, kemelaratan, kekacauan, atau bahkan protes sosial, dengan
berbagai tekhnik dan metode penciptaan yang eksperimental dan bernuansa
ekspresif dalam berbagai bentuk ungkapan. (Tocharman dkk, 2006:1-3)

Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan
universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah
sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi
patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan
menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni
memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G.
Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang

Kajian Seni SD 7

lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki
Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupun pelukis
lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.

Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni
selalu melibatkan emosi dan jiwa. Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah
karya harus menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu
yang diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan
seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan
yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu
jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan
pencipta dan penyanyinya. Seni memiliki sifat abadi atau keabadian.
Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu
perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan.
Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai
akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika
membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang
yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan
terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak
yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film,
novel, syair lagu, dan lain-lain.

Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu,
bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan
tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat
lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa
mengetahui siapa pembuatnya. (Budi S, 2012:2-3).

Pendidikan Seni selalu hadir dalam kurikulum sekolah, karena seni
merupakan bagian dari kebutuhan manusia. Sebagaimana Pratt (1980:54)
mengatakan, bahwa dalam menyusun kurikulum sebaiknya melibatkan lima
kebutuhan manusia (human needs), yakni “need for self-actualization, needs for
meaning, social needs, aesthetic needs, and survival needs”. Pernyataan Pratt tersebut
menunjukkan bahwa aesthetic needs dipandang sebagai bagian yang esensial dari
kurikulum sekolah, sehingga penting dilaksanakan di sekolah-sekolah.

Pendidikan Seni sebagai aesthetic needs memiliki fungsi yang esensial
dan unik, sehingga mata pelajaran ini tidak dapat digantikan dengan mata
pelajaran lain. Berdasarkan berbagai kajian dan penelitian, baik secara filosofis,
psikologis maupun sosiologis ditemukan bahwa pendidikan seni memiliki
keunikan peran atau nilai strategis dalam pendidikan sesuai perubahan dan
dinamika masyarakat. Menurut pakar pendidikan seni dampak hasil belajar seni
antara lain: dapat meningkatkan daya kreativitas anak (Dewey:1934, Read:1970,
dan Ross:1978), dapat membantu pertumbuhan mental anak melaluipenyaluran

8 Pengantar

ekspresi dan kreativitas (Lowenfeld:1982), dapat meningkatkan kemampuan
apresiasi (Chapman:1978), dapat membantu perkembangan kepribadian dan
pembinaan estetik anak (Wickiser: 1975), dapat membantu mengembangkan
perasaan anak (Ross:1990), dapat digunakan sebagai sarana kesehatan mental
dan sebagainya.

Dampak pengalaman seni atau fungsi pendidikan seni bagi anak didik
dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Seni sebagai wahana ekspresi
Ekspresi merupakan pernyataan kejiwaan yang berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam mencari kepuasan. Ekpresi juga
merupakan kebutuhan manusia dalam mengkomunikasikan isi hatinya kepada
pihak lain. Berekpresi dalam seni berarti menuangkan isi hati dengan
menggunakan sarana gambar, gerak, nada suara atau kata (Soehardjo,1995). Bagi
anak-anak art itu bisa dijadikan alat/sarana untuk berekpresi “a means of expretion”
(Lowenfeld,1982). Dalam berekspresi ini pikiran, perasaan dan emosi anak ikut
berperan.

2. Seni sebagai sarana pengembangan/pembinaan kreativitas.
Pembinaan ekspresi dapat menunjang pembinaan kreatifitas. Pada

umumnya kreatifitas diartikan sebagai daya atau kemampuan untuk mencipta.
Melalui kegiatan berolah seni kreatifitas atau daya cipta anak dapat
dikembangkan. Berolah seni yang dimaksudkan adalah melakukan kegiatan
pengenalan, eksperimen dalam berbagai bentuk jenis alat/bahan dan teknik
mewujudkan/menampilkan karya seni, baik melalui rupa, gerak, nada suara atau
kata. Membangkitkan dan membebaskan anak untuk melakukan kegiatan
berolah seni sesuai kemampuan dan minatnya serta memberi kesempatan kepada
anak-anak untuk mencoba memecahkan masalah ketika berolah seni sehingga
menghasilkan hal-hal baru dan unik baginya merupakan sarana yang baikdalam
upaya membina dan mengembangkan kreatifitas. Sebagimana dikatakan oleh
tokoh-tokoh seperti Dewey, Read and Ross, bahwa melalui pembelajaran seni
dapat membantu meningkatkan daya kreatifitas anak.

3. Seni sebagai sarana pengembangan bakat anak.
Secara umum orang berpendapat bahwa bakat anak dibawa sejak lahir,

namun bakat anak ini sulit berkembang jika tidak dipupuk. Bakat anak dibidang
seni dapat dipupuk melalui pembelajaran seni. Pendidikan seni yang memberikan
kesempatan pada anak untuk mengenal dan menjelajah berbagai media seni, serta
sikap/dukungan dan motivasi guru yang positif terhadap anak-anak untuk
berpeluang memelihara dan mengembangkan bakatnya. Dengan adanya
dukungan dari orang tua di rumah dan guru di sekolah, maka kemampuan
anak/siswa akan sesuai dengan bakat dan keinginannya.

Kajian Seni SD 9

4. Seni sebagai sarana pembinaan keterampilan.
Keterampilan berasal dari kata terampil yang berarti cekatan dalam

melakukan sesuatu. Suatu keterampilan dasar diperlukan untuk membantu
menyalurkan dorongan ekspresi dan kreativitas anak. Dalam seni latihan
keterampilan ini bukan tujuan utama, tetapi hanya sebagai sarana untuk
menunjang kelancaran berekspresi atau berkreativitas. Keterampilan yang
diberikan bukanlah keterampilan yang bersifat statis, tetapi lebih diarahkan pada
keterampilan yang bersifat kondisional. Arti keterampilan yang kondisional
bersifat kreatif, produktif, dinamis dan mampu untuk tumbuh. Jenis keterampilan
ini cocok untuk dikembangkan di sekolah-sekolah umum. Melalui kegiatan
berolah seni yang memberi cukup kebebasan pada anak untuk melatih
skill/kemampuan sejalan dengan dorongan ekspresi dan kreativitasnya akan
sangat bermanfaat bagi anak untuk membina dan mengembangkan potensi
keterampilannya.

5. Seni sebagai sarana pembentukan kepribadian.
Kebiasaan berolah seni yang memperhatikan dan memberi keleluasaan

yang cukup terhadap subyek didik untuk menampilkan sifat-sifat kepribadian,
memberi peluang yang luas untuk pembentukan kepribadian (Soenarjo,1995).
Kepribadian dalam seni lebih diarahkan kepada tumbuhnya rasa cinta terhadap
kesenian bangsanya dan mau menerima kesenian asing yang terseleksi. Dengan
pengenalan benda-benda seni dan tokoh-tokoh seniman serta lingkungan alam
sekitar yang indah dapat menumbuhkan kecintaan atau kebanggaan anak
terhadap alam dan kesenian bangsanya. Hal ini berarti telah mengurangi
timbulnya penyimpangan-penyimpangan sifat kepribadian yang merusak moral
dan identitas jati diri bangsa.

6. Seni sebagai sarana pembinaan impuls estetik.
Secara naluri setiap anak memiliki impuls estetik (Read,1974). Jika

naluri ini tidak mendapat kesempatan tumbuh dan berkembang, maka naluri
tersebut bisa mati atau tidak berkembang. Melalui program pendidikan seni
naluri/kepekaan citarasa keindahan dapat dibina dan ditumbuh-kembangkan.
Salah satu caranya dimulai dari pengakraban dengan obyek yang bermuatan
estetik, maka seseorang akan semakin peka estetiknya. Kepekaan itu merupakan
modal dasar dalam mengapresiasi seni, berolah seni dan menghargai hasil budaya
bangsa sendiri, maupun bangsa lain.

Pandangan ahli tentang pendidikan seni diberikan di sekolah umum
tersebut memiliki fungsi yang beragam sesuai dengan perkembangan dinamika
dan kondisi sosial-budaya masyarakat. Namun beberapa ahli mencoba
mengklasifikasikan keberagaman fungsi pendidikan seni tersebut menjadi
beberapa fungsi. Bagi Eisner (1972:58) keunikan fungsi pendidikan seni dalam

10 Pengantar

orientasi pengajaran seni dapat dipetakan dalam sebuah hubungan triadik, yaitu:
(1) pandangan pendidikan seni berbasis anak, (2) pandangan pendidikan seni
berbasis subjek (disiplin ilmu), dan (3) pandangan pendidikan seni berbasis
kebutuhan masyarakat. Dalam sudut pandang kebutuhan anak, secara psikologis
keunikan mata pelajaran pendidikan seni utamanya berkaitan dengan kontribusi
seni terhadap kebermaknaan dan kebermanfaatan bagi kebutuhan perkembangan
pembelajar, yakni terletak pada pemberian pengalaman estetik secara alamiah
dalam bentuk kegiatan berekspresi diri secara kreatif dan berapresiasi (respon
kreatif) sehingga dapat membantu menumbuhkembangkan keseluruhan potensi
kepribadian utuh (holistik) pembelajar baik aspek pribadi, sosial, intelek, emosi,
dan fisik.

Berdasarkan sudut pandang berbasis disiplin ilmu, fungsi pendidikan
seni di sekolah dipandang sebagai subject metter/ilmu seni yang harus dipelajari
pembelajar, sehingga diharapkan pembelajar memiliki ranah kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam bidang seni esensial meliputi
estetika, sejarah, apresiasi, kritik dan kreasi seni. Sedangkan sudut pandang
pendidikan seni berbasis kebutuhan masyarakat dimaksudkan dapat membantu
bagi berbagai kepentingan kebutuhan masyarakat, seperti untuk mengembangkan
ekonomi, kepentingan politik dalam menumbuhkan jati diri bangsa, dan/atau
untuk penciptaan suasana kondusif bagi kehidupan masyarakat yang multietnik.
Dalam hal ini fungsi pendidikan seni di sekolah dapat dipandang sebagai subjek
keterampilan seni ketika masyarakat membutuhkan banyak teknisi/tukang yaitu
untuk menyiapkan tenaga terampil di bidang seni yang siap pakai dalam dunia
kerja, atau jika di masyarakat sedang terjadi konflik politik maka seni dapat
difungsikan untuk menanamkan kesadaran budaya atau mempromosikan
gagasan multikultural dan sebagainya. Hal ini senada dengan pandangan Salam
(2004a: 14-15) bahwa pendidikan seni dapat memenuhi kebutuhan individual,
sosial dan kultural anak.

Dalam sudut pandang lain Wickizer (1974) mengklasifikasikan fungsi
pendidikan seni bagi perkembangan potensi kejiwaan anak menjadi tiga fungsi,
yaitu: (1) bantuan seni bagi pertumbuhan dan perkembangan individu anak didik,
(2) bantuan seni bagi pembinaan estetik dan (3) bantuan seni bagikesempurnaan
kehidupan.

Jika dicermati berbagai fungsi pendidikan seni tersebut pada dasarnya
dapat diklasifikasikan menjadi dua. Eisner (1972) mengatakan bahwa
kecenderungan justifikasi fungsi pendidikan seni pada dasarnya dibedakan
menjadi dua kategori pembenaran, yakni kecenderungan pembenaran esensial dan
kecenderungan pembenaran kontekstual. Kecenderungan pembenaran esensial
mengandung makna pembelajaran seni untuk meningkatkan kemampuan
pembelajar berkaitan dengan masalah seni itu sendiri, sedangkankecenderungan

Kajian Seni SD 11

pembenaran kontekstual mengandung makna pembelajaran seni untuk
meningkatkan kemampuan pembelajar berkaitan dengan masalah di luar seni
(non-seni), yaitu bisa membantu pencapaian pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian anak, atau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seperti
menanamkan kesadaran budaya. Jika dikaitkan kedua pandangan Eisner tersebut
menggambarkan bahwa penekanan keunikan fungsi seni berbasis disiplin ilmu
berkecenderungan pembenaran esensial, sedangkan penekanan berbasis
kebutuhan anak dan kebutuhan masyarakat dapat dikategorikan ber-
kencenderungan pembenaran kontekstual.

Demikan juga jika pandangan Wickizer dikaitkan dengan pandangan
Eisner dapat digambarkan sebagai berikut. Klasifikasi butir (1) ) bantuan seni bagi
pertumbuhan dan perkembangan individu anak didik dan butir (3) bantuan seni
bagi kesempurnaan kehidupan milik Wickizer merupakan bantuan terhadap
perkembangan anak didik mengenai hal-hal non artistik/estetik, maka termasuk
fungsi kontekstual. Sedang butir (2) bantuan seni bagi pembinaan estetik
termasuk fungsi esensial.

Uraian di atas menggambarkan bahwa hakekat fungsi pendidikan seni
diberikan di sekolah umum secara filosofi, psikologis, maupun sosiologis
memiliki fungsi ganda, yaitu dapat difungsikan untuk seni itu sendiri maupun
seni untuk non-seni (seni sebagai alat pendidikan). Hakekat fungsi seni pertama
merupakan hal pembeda fungsi mata pelajaran pendidikan seni dengan mata
pelajaran lain, yakni untuk membina dan menumbuhkembangkan kemampuan
dasar potensi estetik pembelajar. Kemampuan dasar potensi estetik ini diperoleh
pembelajar melalui kegiatan pengakraban, pencerapan dan penanggapan
terhadap benda-benda alam yang bermuatan estetik dan/atau benda seni serta
pengalaman dasar pembelajar menggeluti atau berolah seni dan pengalaman
menyajikan seni. Perolehan hasil kegiatan tersebut berupa kemampuan dasar
keterampilan seni, ekspresi seni, kreativitas seni, penyajian seni, pemahaman
seni, dan kemampuan dasar apresiasi dan/atau kritik seni berupa kepekaan
estestik.

Hakekat fungsi kedua merupakan pendidikan seni sebagai alat
pendidikan. Read (1978), mengatakan bahwa pendidikan seni berfungsi sebagai
alat pendidikan, yaitu dapat menumbuhkembangkan kepribadian pembelajar
secara utuh mencakup potensi fisik, mental pribadi, dan sosial anak didik secara
umum seperti halnya pada mata pelajaran lain melalui program pengajaran seni.
Tumbuh-kembangnya potensi tersebut diperoleh sebagai akibat dari terlatihnya
pembelajar dalam kegiatan mengungkapkan pengalaman batin (estetik) secara
jujur (pribadi), unik, baru, serta pengalaman pengakraban, mempersepsi,
menganalis, menginterpretasi, menilai dan menghargai objek estetik atau karya
seni. Perolehan hasil kegiatan berupa terkoordinasinya kepekaan gerak motorik

12 Pengantar

(skill) dengan keseluruhan indera, sikap keberanian mengemukakan pendapat,
kemampuan berfikir secara integral, sikap kerjasama, kesetiakawanan sosial,
toleransi, penghargaan, demokratis, beradab, mampu hidup rukun dalam
masyarakat dan budaya yang majemuk serta dampak-dampak yang lainnya di
luar seni itu sendiri.

Meskipun kedua fungsi tersebut berbeda, namun pada dasarnya esensi
dari pendidikan seni diberikan di sekolah umum tidak lain adalah sebagai upaya
membina dan menumbuhkembangkan potensi pengalaman estetis pembelajar.
Dalam arti perolehan kompetensi dari pembenaran esensial diharapkan akan
dapat berdampak pada pembenaran kontekstual. Sehingga kedua pembenaran
fungsi tersebut dapat dijadikan sebagai dasar program pengajaran seni. Dalam
pelaksanaan pembelajaran bisa terjadi penekanan fungsi yang berbeda sesuai
perkembangan dan kebutuhan jaman, sehingga bisa berdampak pada penekanan
perbedaan prinsip pembelajaran, pendekatan, substansi bahan ajar, maupun
evaluasi hasil belajar yang ingin dicapai. Namun semuanya akan tetap memiliki
dampak yang sama yakni tumbuhkembangnya potensi estetik pembelajar berupa
kemampuan estetik meskipun dengan kadar yang berbeda.

Berkaitan dengan tujuan pembelajaran seni, Eisner (1972) berpendapat
bahwa hakekat tujuan pembelajaran seni ada dua, yakni: instructional objective dan
expressive. Tujuan instruksional sama halnya dengan tujuan pengajaran, yaitu
tujuan yang berpengharapan hasil belajar yang dicapai sesuai dengan rancangan
yang telah disusun sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan
tujuan ekspresi adalah tujuan yang berpengharapan agar pembelajar memperoleh
kesempatan serta mampu melaksanakan kegiatan seni sesuai dengan minat serta
sesuai kebutuhan pribadinya.

Dalam kaitan dengan kedua kecenderungan pembenaran fungsi
pembelajaran seni, fungsi esensial mudah dirumuskan dalam tujuan instruksional
(instructional efect), sedangkan pembenaran fungsi kontekstual sulit dirumuskan
sehingga sebagai tujuan ekspresi atau sebagai nurturant effect (efek ikutan).

Dalam pengalaman seni Hardiman (1981) menyatakan bahwa dalam
pengalaman seni selalu melekat adanya pengalaman estetik yang bersifat laten
yang dapat berdampak pada intructional efek maupun nurturant effect berupa
kemampuan kepekaan estetik. Dikatakan laten karena pada dasarnya diri
manusia selalu memiliki impuls estetik (Read,1970). Impuls estetik inilah yang
bisa ditumbuhkembangkan melalui pendidikan seni dan dijadikan sebagai inti
pembelajaran seni.

Konsep pengalaman estetik antara lain diungkapkan oleh Munro (1970)
bahwa pengalaman estetik merupakan suatu proses psikologis adalah cara
merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indra, tetapi juga berkaitan
dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi dan emosi.

Kajian Seni SD 13

Langer dan Goodman dalam Smith and Smith, (1981:91) mempertegas
pandangan yang dikemukakan Munro (1970:23) bahwa pengalaman estetik
tersebut mencakup pengalaman kognitif maupun pengalaman rasa yang
melibatkan kemampuan berpikir logis, kepekaan rasa, dan peran aktif dari emosi.
Selanjutnya Dewey (1934:22) dalam teorinya art as experience
mengatakan bahwa pengalaman estetik menggambarkan sejenis pengalaman
yang spesial karena terjadinya sentuhan dengan gejala keindahan yang
ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman, cita rasa dan konteks budaya.
Pengalaman estetik sebagai pengalaman spesial juga diungkapkan oleh Clive Bell
dalam Sutrisno (2003: 18-19) bahwa pengalaman estetik merupakan pengalaman
yang dirasakan secara pribadi dan istimewa.

Kesimpulan yang dapat dikemukakan bahwa hakekat pendidikan seni
diberikan di sekolah umum adalah sebagai upaya untuk membina pengalaman
estetik pembelajar. Pemberian pengalaman estetik dapat dimaknai lebih
menekankan pada segi proses kegiatan dari pada segi hasil pemahaman seni
maupun hasil karya seni. Pengalaman estetik yang menekankan pada hasil karya
seni, lebih sesuai diberikan di sekolah kejuruan seni.

Lebih lanjut Dewey dalam Read (1970) menguraikan bahwa penekanan
proses pengalaman belajar seni tersebut melibatkan kesadaran dan kepekaan
estetik dianggap sebagai kulminasi pengalaman yang sulit diperoleh dari jenis
pengalaman yang lain. Dewey mengatakan hakekat seni adalah pengalaman.
Hakekat pengalaman adalah interaksi individu anak dengan lingkungannya.
Hakekat pengalaman belajar adalah interaksi individu anak dengan lingkungan
yang menyebabkan perubahan perilaku. Jadi hakekat pengalaman belajar seni
adalah seni merupakan lingkungan belajar. Interaksi individu anak dengan
lingkungan seni menghasilkan pengalaman seni berupa pengalaman estetik
(timbulnya kesadaran, kepekaan dan sikap estetik) pada individu pembelajar.

Nilai pengalaman belajar seni yang berupa pengalaman estetik inilah
yang juga diharapkan akan berdampak membantu pertumbuhan dan
perkembangan potensi individu pembelajar baik aspek pribadi, sosial, maupun
pertumbuhan potensi emosi, fisik dan intelek secara utuh. Disinilah terdapat
relevansi hubungan belajar seni dengan tujuan pendidikan yang merupakan
hakekat pendidikan melalui seni, yakni pengalaman belajar seni yang berupa
pengalaman estetik dapat dijadikan sebagai sarana mencapai tujuan pendidikan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, pembinaan pengalaman estetis
untuk mengembangkan potensi impuls estetik pembelajar dapat dilakukan
dengan berbagai kegiatan. Menurut Wickiser (1957) pengalaman estetik
pembelajar dapat dilakukan melalui 4 tipe kegiatan, yakni: (1) kegiatan ekspresi,
(2) kegiatan konstruksi, (3) kegiatan apresiasi dan (4) kegiatan sosial. Dalam
bahasa yang berbeda Eisner (1972) mengembangkan potensi pengalaman estetik

14 Pengantar

pembelajar tersebut dalam 4 tipe kegiatan, meliputi perseptual, produksi, kritik,
dan pengalaman kultural. Selanjutnya Salam (2004:3) mengelompokkan
pengembangan potensi pengalaman estetik intinya dapat dilakukan melalui
kegiatan penciptaan (creation), pelakonan (performance), dan penanggapan
(response). Apabila disimpulkan hakekat pembinaan pengalaman estetik tersebut
dapat dilakukan melalui dua inti kegiatan, yakni kegiatan ekspresi/kreasi dan
kegiatan apresiasi.

Sebagaimana Dewey, Wickiser (1957) juga mengatakan bahwa
pembinaan pengalaman estetik di sekolah umum dapat dilakukan melalui
kumpulan kegiatan artistic, yakni merupakan kegiatan individu pembelajar yang
utuh (holistic), atau kegiatan individu yang terpadu (terintegrasi) dengan masalah
sosial/lingkungan. Pernyataan tersebut mengandung pesan bahwa pembelajaran
seni akan lebih bermakna bagi pembelajar jika proses pembelajarannya
terintegrasi dengan lingkungannya. Integrasi yang dimaksud lebih ditekankan
pada pengalaman pembelajar dengan lingkungan belajar seni dan hasil yang
diharapkan akan dapat menumbuhkembangkan impuls estetik pembelajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa kecenderungan
hakekat fungsi seni di sekolah umum adalah sebagai alat pendidikan atau
“pendidikan lewat seni” (education through arts) yang cukup populer sejak
memasuki abad 20. Dalam konsep ini, menekankan fungsi seni untuk membantu
menumbuhkembangkan kepribadian anak didik. Namun demikian esensi
pendidikan seni untuk menumbuhkan potensi estetik anak tetap menjadi ciri khas
pendidikan seni. Seni merupakan sarana komuniksi perasaan dan pengalaman
batin seseorang kepada kelompok masyarakatnya dalam rangka memenuhi
kebutuhan pribadinya. Selain itu, dalam seni terdapat aspek manusia/individu
sebagai pencipta (creator), ide/gagasan, karya seni, dan aspek komunikasi. Seni
sebagai ungkapan perasaan seseorang yang diwujudkan dalam sebuah karya.

B. Sejarah Perkembangan Seni
Berkembangnya seni sejalan dengan perkembangan peradaban di dunia

ini, seni telah menjadi bagian daripada hidup manusia, adapun perkembangan
seni dimulai dari zaman prasejarah, zaman medieval, zaman seni modern dan
kontemporer hingga sampai saat ini.

1. Zaman Prasejarah dan Seni Kuno
Sejarah seni pada bagian pra sejarah (200.000 SM – 10.000 SM),

berdasarkan kumpulan bukti-bukti dari masa paleolitikum sampai dengan
megalitikum memperlihatkan bahwa seni merupakan alat pemujaan dan ritual.
Seni dijadikan sebagai perwujudan rasa takut dan tunduknya mereka kepada
sesuatu yang disembah saat itu. Pada masa itu, seni seperti bercerita. Seni,

Kajian Seni SD 15

berbentuk lukisan yang ada di gua-gua. Saat itu, manusia tidak begitu peduli
terhadap bentuk yang diciptakan.Yang terpenting adalah seni tersebut memenuhi
fungsinya. Roda, gerabah, tombak, cangkul, merupakan hasil kriya yang tidak
peduli akan pemenuhan estetika tersebut. Psikologi seni manusia pra sejarah
adalah mengenai ketundukkan dan bagaimana menundukkan alam.

Sejarah seni berlanjut pada masa seni kuno. Seni yang semula hanya
ditunjukkan sebagai bukti ketundukkan manusia kepada Tuhan, mulai beralih.
Ketundukkan itu beralih kepada sesama manusia. Manusia telah terorganisir,
membentuk kota dan desa, memahami narsisme. Lantas, pemujaan kepada tubuh
dirinya maupun orang lain pun terjadi.

2. Peradaban Awal
Peradaban awal (4000-750 SM) dunia ini terletak pada Mesopotamia dan

Mesir. Pada zaman ini karya seni yang telah ada antara lain ornamen, segel
silinder, cap stempel, ukiran, patung, relief, mosaik dinding, dan kerajinan. Karya
seni tersebut diterapkan pada gelas, prasasti, alat musik (harpa), dan bangunan
(kuil, istana, gerbang kota).

3. Klasik
Masuk zaman klasik (750 SM - 500 M), terdapat dua era yang sangat

berkembang peradaban dan kebudayaanya, yaitu Yunani dan Romawi. Hasil
kebudayaan Yunani mencerminkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang
natural. Seni yang berkembang saat itu antara lain ornamen (motif daun akantus,
meander, egg & dart) dan ukiran (pada furnitur, kuil, seni keramik, seni patung dan
arsitektur). Kebudayaan Romawi merupakan tonggak budaya Eropa modern.
Dalam bidang seni, bangsa Romawi banyak mengadaptasi karya Yunani. Karya-
karya seni yang dihasilkan pada masa ini antara lain seni lukis (lukisan dinding
rumah di Pompeii), ornamen, furnitur, tiang/kolom, seni patung (Patung
Augustus of Prima Porta), serta arsitektur publik yang dimanfaatkan secara
praktis.

4. Zaman Medieval di Eropa
Pada masa medieval (500 M – 1400 M), seni adalah sesuatu yang bisa

menggambarkan kekuasaan Tuhan. Dalam agama Kristen di Barat, seni tampak
pada patung-patung mengenai Yesus Kristus, hiasan pada biara, tabut yang selalu
menemani peralatan suci, dan relik yang dipuja oleh masyarakat setempat. Pada
masa ini seni juga menggambarkan penghormatan kepada keluarga raja. Koin-
koin emas dicetak dengan wajah penguasa, bendera dan emblem setiap keluarga
feodal dibentuk dengan rumit dan indah. Kepercayaan dan kekuasaan
disimbolkan melalui berbagai karya seni.

Beberapa kilometer dari Roma, tepatnya di Baghdad dari periode
medieval yang sama. Aliran seni baru tengah tumbuh. Islam yang mengawasi

16 Pengantar

seni agar tidak muncul kepada pemujaan yang berlebihan terhadap sisi objek,
memberikan sumbangsih seni baru yang tak pernah ada sebelumnya, yakni
ikonografi dan kaligrafi. Ikonografi merupakan penggambaran estetik kepada
dunia materi. Dunia materi disimulasi dalam beberapa tingkatan, ini
menggambarkan seni islam yang rumit. Sedangkan, kaligrafi adalah mencoba
beberapa kemungkinan seni terhadap huruf dan naskah dari kitab suci Al-Quran.
Keindahan dari goresan-goresan huruf arab yang dirangkai dan sempurna adalah
seni yang dimaksudkan.

5. Renaissance
Masa Renaissance (1400 M-1600 M) sering disebut sebagai masa

pencerahan setelah masa-masa sebelumnya yang sering disebut dengan masa
kegelapan (The Dark Ages). Pada bidang seni, terdapat penemuan teknik perpektif
yang dikembangkan hingga menyerupai bentuk asli. Karya seni pada masa ini
berupa arsitektur, furnitur, seni patung, seni lukis, dan seni grafis. Pada masa
Renaissance, seniman memiliki pengaruh besar sehingga kesenian masa ini
mencapai puncaknya. Pada akhir zaman Renaissance, seni grafis berkembang
pesat seiring ditemukannya mesin cetak, contoh seni zaman ini yaitu : lukisan
monalisa atau Leonardo da Vinci.

6. Revolusi Industri
Pada era ini (1800 M-1900 M), terjadi fenomena besar, yaitu era dimana

manusia mengubah kebudayaannya dalam menjalankan aktifitas sehari-haridari
tenaga manusia berubah ke tenaga mesin serta mempengaruhi beberapa bidang
kesenian, khususnya furnitur dan interior, yaitu Revolusi Industri. Perkembangan
seni ditemukan dalam produk, furnitur, interior, dan arsitektur, terdapat gaya
Victorian, Art & Craft dan Art Nouveau. Pada zaman revolusi industri, status seni
terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu seni tinggi (high art), seni menengah (middle
art), dan seni rendah (low art). Semasa pemerintahan Ratu Victoria di Inggris, seni
lukis dan desain grafis bersifat komersil, sehingga image yang diciptakan
menggambarkan kehidupan yang ideal dan indah. Namun karena banyaknya
gaya yang dipadu-padankan, produksi pabrik dipandang kurang estetis. Gaya ini
pun mendapat tantangan daripara pemikir yang membentuk gerakan Art & Crafts.
Art & Crafts merupakan suatu gerakan moral dan estetika. Gerakan ini menentang
penggunaan teknologi mesin dan mengutamakan teknologi manual atau
handmade dalam produksi. Tujuannya agar terdapat penjiwaan dan nilai estetika
dari desainer, seniman, dan pengrajinnya. Art Nouveau muncul sebagai kelanjutan
dari gerakan Art & Crafts. Art Nouveau lebih mengarah memperbaharui pikiran
dan kualitas desain seiring perkembangan industri pada masa itu. Gaya ini lebih
banyak diterapkan pada furnitur, interior, dan arsitektur dibanding pada seni
lukis.

Kajian Seni SD 17

7. Zaman Seni Modern dan Kontemporer
Sejarah seni modern dimulai dari masa Renaissance hingga sekarang. Pada

masa ini, seni terbebas dari apapun. Tidak lagi berdasarkan pemujaan terhadap
sesuatu yang dipercayai, tidak juga berdasarkan pada pemujaan terhadap
kekuasaan seseorang. Seni terlahir benar-benar sebagai seni yang baru.

C. Fungsi Seni
Sebagai suatu hasil sebuah karya cipta atau ungkapan perasaan manusia

seni memiliki fungsi sesuai dengan penciptaannya. Fungsi seni dikelompokkan
menjadi fungsi individu, fungsi sosial dan fungsi seni pada masyarakat antara lain
sebagai berikut:

1. Fungsi Individu
Fungsi individu merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat untuk

kebutuhan pribadi individu itu sendiri. Terdapat dua macam fungsi seni untuk
individu yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk homofaber yang memiliki

kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni
terapan memang mengacu kepada pemuasan kebutuhan fisik sehingga segi
kenyamanan menjadi suatu hal penting.

b. Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional
Seorang mempunyai sifat yang beragam dengan manusia lain.

Pengalaman hidup seorang sangatlah mempengaruhi sisi emosional atau
perasaannya. Sebagai contoh perasaan sedih, lelah, letih, gembira, iba, kasihan,
benci, cinta, dll. Manusia dapat merasakan semua itu dikarenakan didalam
dirinya terkandung dorongan emosional yang merupakan situasi kejiwaan pada
setiap manusia normal. Untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia
memerlukan dorongan dari luar dirinya yang sifatnya menyenangkan,
memuaskan kebutuhan batinnya. Sebagai contoh karena kegiatan dan aktivitas
sehari-harinya membuat mengalami kelelahan sehingga memerlukan rekreasi,
seperti menonton film di bioskop, hiburan teater, dan musik. Seseorang yang
memiliki estetikanya lebih banyak maka ia memiliki kepuasan yang lebih banyak
pula. Sedangkan seniman adalah seorang yang mampu mengapresiasikan
pengalaman dan perasaannya dalam sebuah karya seni yang diciptakannya. Hal
ini juga diyakini olehnya sebagai sarana memuaskan kebutuhan emosional
dirinya.

18 Pengantar

2. Fungsi Sosial
Fungsi sosial merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat sebagai

pemenuhan kebutuhan sosial suatu individu. Terdapat beberapa macam fungsi
seni sebagai fungsi sosial antara lain sebagai berikut:

a. Fungsi Religi/Keagamaan
Karya seni sebagai pesan religi atau keagamaan. Contohnya adalah

kaligrafi, busana muslim-muslimah dan lagu-lagu rohani. Seni digunakan untuk
sebuah upacara pernikahan, kelahiran, dan kematian, dan lain-lainnya.
Contohnya gamelan yang digunakan dalam upcara ngaben di bali (gamelan
gambang, luwang, dan angklung).

b. Fungsi Pendidikan
Seni sebagai media pendidikan dapat dilihat dalam musik, seperti

ansambel karena dilakukan dengan bekerja sama, seperti halnya dengan angklung
dan gamelan yang memiliki nilai pendidikan karena kesenian tersebut terdapat
nilai sosial, kerjasama dan disiplin. Karya-karya seni untuk pelajaran/pendidikan
seperti gambar ilustrasi buku pelajaran, poster, alat peraga IPA, dan film
ilmiah/dokumenter.

c. Fungsi Komunikasi
Seni sebagai media komunikasi misalnya dalam kritik sosial, kebijakan,

gagasan, guna memperkenalkan kepada masyarakat. Contohnya pegelaran
wayang kulit, wayang orang, dan seni teater maupun poster, drama komedi dan
reklame.

d. Fungsi Rekreasi / Hiburan
Fungsi utama seni adalah hiburan atau rekreasi untuk melepas kejenuhan

atau mengurangi kesedihan yang khusus untuk pertunjukan berekpresi atau
hiburan.

e. Fungsi Artistik
Seni yang berfungsi sebagai media ekspresi seniman dengan menyajikan

karyanya tidak untuk hal yang komersil, seperti musik kontemporer, tari
kontemporer, dan seni rupa kontemporer. (Seni pertunjukan yang tidak bisa
dinikmati pendengar/pengunjung, hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan
komunitasnya).

f. Fungsi Guna
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya, kecuali

sebagai media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan
mempertimbangkan aspek kegunaannya, seperti perlengkapan/peralatan rumah
tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan.

Kajian Seni SD 19

g. Fungsi Kesehatan
Seni sebagai fungsi kesehatan, seperti pengobatan penderita gangguan

physic maupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar
belakang pasien). Terbukti musik telah mampu untuk menyembuhkan
penyandang autisme, gangguan psikologis trauma suatu kejadian. Pada tahun
1999, Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
dapat menenangkan dengan merangsang sistem limbic jaringan neuron otak dan
gamelan menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.

3. Fungsi Seni pada Masyarakat
Fungsi seni dalam masyarakat terdiri dari masyarakat tradisional dan

modern, berikut penjelasannya.
a. Fungsi Seni pada Masyarakat Tradisional

Fungsi seni pada masyarakat tradisional dalam pemahaman umum, seni
sering diartikan hanya sebagai hiburan. Konotasi inilah yang perlu diperjelas, seni
tidak hanya sebagai media hiburan. Seni dalam pemahaman yang lebih kompleks
dapat merupakan sarana legitimasi, ketika seni itu berada di dalam istana
(kraton). Soedarsono (2007:123) mengemukakan bahwa fungsi seni pertunjukan
ada tiga yaitu : 1) Untuk kepentingan upacara ritulal, 2) Sebagai hiburan pribadi,
dan 3) Sebagai penyajian etestis atau tontonan.

Perkembangan selanjutnya seni dapat pula berfungsi sebagai sarana
pendidikan, media terapi, atau sebagai sarana komunikasi. Masing-masing fungsi
tersebut dapat berkembang secara terpisah tanpa mengurangi makna dan tujuan
penciptanya. Secara umum fungsi kesenian di dunia ini ada tiga yaitu :
1) Pemujaan / ritual

Fungsi seni untuk pemujaan berlangsung pada masa ketika peradaban
manusia masih sangat terbelakang. Kehidupan kesenian waktu itu belum
mengenal adanya instrumen musik, busana, gerak, tata panggung dan lain-
lainnya, seperti kesenian pada masa kini. Kecenderungan seni ritual pada
masa lalu lebih menekankan pada misi dari pada fisik atau bentuk. Tidak
mengherankan kalau bentuk seni ritual untuk pemujaan masih sangat
sederhana, baik dari aspek musik iringan, busana (kostum) serta rias, gerak,
maupun penggunaan dekorasi sebagai setting pertunjukan. Pada saat ini kita
masih dapat menjumpai jejak-jejak seni yang berperan sebagai media ritual
atau pemujaan, misalnya tari barong untuk upacara di Bali.
2) Tuntunan
Fungsi seni sebagai tuntunan lebih menyentuh pada misi yang secara verbal
diungkapkan. Pelaku seni dalam hal ini lebih dituntut untuk menyampaikan
pesan moral yang akan dicapai. Seorang dalang sebagai contohnya, harus
mampu memerankan semua tokoh yang ada di dalam kotak wayangnya.

20 Pengantar

Dalang juga harus mampu membawakan diri dan memilah mana tokoh
simbol angkara murka dan mana tokoh kebaikan. Dimensi inilah yang
mewarnai tuntunan di balik sebuah tontonan.

3) Tontonan/hiburan
Fungsi seni sebagai tontonan atau hiburan tidak banyak membutuhkan
persyaratan. Seni untuk hiburan tidak terikat pada misi tertentu. Seni yang
mampu memberikan kesenangan pada seorang atau kelompok orang yang
berada di sekitar pertunjukan.

b. Fungsi seni dalam masyarakat modern
Fungsi seni dalam masyarakat modern berkembang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat modern yang sangat beragam dan kompleks. Seni secara
jelas dapat dijumpai di setiap elemen dan situasi kehidupan. Mungkin di masa
lalu seni juga sudah mengusung fungsi berikut ini namun tidak tampil secara jelas.

Fungsinya dalam masyarakat modern sebagai berikut.

1) Ekspresi/aktualisasi diri
Kecenderungan fungsi pertunjukan untuk ekspresi atau aktualisasi diri ini
merupakan perwujudan dari semboyan seni untuk seni atau l’art pour l’art.
Tidak ada orang yang dapat mengganggu gugat ekspresi seni dalam
penampilannya. Kebebasan di sini lebih menekankan pada pencapaian
tujuan tertentu yang diperjuangkan. Contoh seni instalasi, happening art, dan
sejenisnya.

2) Pendidikan
Seni sebagai pendidikan merupakan elemen mendasar yang perludipahami.
Hal ini karena esensi seni sebenarnya tidak dapat lepas dari muatan edukatif.
Dengan lain perkataan apa yang dituangkan ke dalam berbagai cabang seni
merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan untuk membentuk budi pekerti
seseorang.

3) Industri
Fungsi seni sebagai industri lebih mengarah pada tujuan atau kepentingan
tertentu untuk mendukung satu produk tertentu. Seni untuk industri adalah
sesuatu yang mampu memberi daya tarik pada produk yang ditawarkan.
Misalnya sebuah lagu dibuat untuk kepentingan iklan produk susu. Atau
ketika seorang penata tari membuat koreografi untuk menggambarkan
sesuatu yang terkait dengan keperkasaan seseorang lewat iklan parfum.

4) Seni terapi
Fungsi seni untuk terapi digunakan secara khusus memberi ketenangan batin
seseorang yang sedang menderita secara psikis. Masalah kejiwaan yang
sering dihadapi manusia membutuhkan media untuk menyelesaikan. Salah
satu cara tersebut dapat ditempuh dengan beraktifitas di dunia seni. Dengan

Kajian Seni SD 21

berolah seni seseorang yang memiliki permasalahan atau tekanan jiwannya,
akan terobati. Dengan demikian orang belajar seni untuk terapi sebagai
media untuk memeberi siraman estetis melalui kegiatan seni yang ia gemari.
5) Komersial / instant
Seni untuk kategori sebagai alat mendatangkan keuntungan (entertaiment) ini
bisa dibuat keperluan dan keinginan si penggarap. Apa pun dan wujud
kesenian itu asal mampu memenuhi keinginan pembeli tidak masalah,
walaupun kadang-kadang harus menyimpang pada norma estetis yang
berlaku. Seni untuk fungsi ini terjadi karena permintaan yang makin banyak.
Dunia pariwisata membuka peluang untuk pengemasan jenis-jenis
pertunjukan kemasan.

D. Tujuan Penciptaan Seni
Tujuan karya seni dibuat oleh penciptanya amatlah banyak. Ada yang

demi kepuasan pribadi, tuntutan keadaan, tujuan praktis untuk mencari uang,
adapula yang demi kepentingan kesejahteraan umat manusia. Meskipun
tujuannya amat beragam tetapi hakikat dari proses kreasi tersebut adalah
terciptanya nilai-nilai kebaruan. Dikarenakan hasrat untuk menciptakan unsur
kebaruan inilah sebuah karya seni memiliki makna untuk kehidupan yang lebih
luas.

Seorang menciptakan karya seni dengan tujuan meningkatkan kualitas
kehidupan zamannya sehingga memilki arti penting bagi generasi berikutnya. Di
beberapa negara, pencapaian tersebut terlihat dari hadirnya karya besar bidang
seni rupa dan terciptanya budaya benda yang menjadi symbol kemajuan
peradaban umat manusia sekarang.

Sebagai media ekspresi, tidak tertutup kemungkinan bahwa seni dipakai
untuk tujuan-tujuan ‘negatif’, seperti penyebarluasan pornografi, pelecehan,
fitnah, ataupun penipuan. Demikian pula pandangan masyarakat yang
‘meminggirkan’ seni dalam proses pendidikan maupun kehidupan sehari-hari
seharusnya telah ditinggalkan, karena tujuan manusia menciptakan karya seni
adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan zamannya, dan bukan
merusaknya.

Tujuan pembelajaran seni di sekolah dikemukakan Pekerti, dkk
(2012:1.26) sebagai berikut.
1. Mengembangkan sensitivitas persepsi indriawi pada anak melalui

pengalaman yang kreatif sesuai karakter dan jenjang perkembangan pada
pendidikan.
2. Memberikan stimulus pada anak pada pertumbuhan ide-ide yang imajinatif
dan dapat menemukan berbagai penemuan atau gagasan yang kreatif dalam

22 Pengantar

memecahkan masalah artistik atau estetik melalui proses eksplorasi, kreasi,
presentasi dan apresepsi sesuai minat dan potensi diri yang dimiliki anak di
tiap jenjang pendidikan.
3. Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan kesenian dengan disiplin
ilmu lain yang serumpun atau tidak serumpun melalui berbagai pendekatan
keterpaduan yang sesuai karakter keilmuannya.
4. Dapat mengembangkan kemampuan untuk berapresiasi seni dalam konteks
sejarah dan dapat menghargai berbagai macam budaya lokal juga global,
sebagai sarana pembentukan saling toleransi dan demokratis dalam
masyarakat yang majemuk.

E. Cabang-cabang Seni
Seni merupakan bagian komunikasi manusia yang berdasarkan dari

pengalaman, perasaan dan memiliki nilai keindahan. Seni sangat berpengaruh
terhadap perkembangan jaman di segala bidang, dengan adanya seni kehidupan
manusia dekat dengan keindahan. Dari banyaknya kesenian yang ada di dunia,
berikut merupakan pembagian dari cabang-cabang yang terdapat pada seni. Di
lingkungan masyarakat, proses penciptaan seni dapat digolongkan menjadi lima
cabang menurut Purnomo dan Subagyo (2010:3) sebagai berikut.
1. Seni Rupa

Seni rupa merupakan cabang seni yang umum disebut dengan seni visual.
Hal ini disebabkan seni rupa berwujud bentuk-bentuk yang divisualisasikan
melalui indra penglihatan (garis, bidang, warna, ruang, gelap, dan terang).
2. Seni Musik

Istilah musik berasal dari bahasa Yunani, mousikos. Kata ini diambil dari
nama salah satu dewa Yunani yang bernama Mousikos. Mousikos dilambangkan
sebagai dewa keindahan dan menguasai bidang kesenian dan ilmu pengetahuan.
Musik dapat diartikan sebagai ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk
bunyi-bunyian. Ungkapan yang dihasilkan melalui suara manusia disebut vokal,
sedangkan ungkapan yang dihasilkan melalui alat musik disebut instrumental.
3. Seni Tari

Seni tari adalah seni yang dihasilkan dari gerak, mimik, dan tingkah laku
seseorang yang indah. Tarian diiringi musik pengiring agar gerakannya menarik
dan enak dipandang,
4. Seni Sastra

Kesusastraan berasal dari bahasa Sanskerta, susastra. Su berarti baik dan
sastra berarti buku. Jadi, kesusastraan berarti tulisan yang mempunyai bahasa
indah dan baik.

Kajian Seni SD 23

5. Seni Drama
Drama berasal dari kata Yunani, dramas yang berarti perbuatan atau

pertunjukan perikehidupan seseorang. Drama ialah seni pertunjukan yang
disajikan di atas pentas.

Seiring dengan berkembangnya jaman, kebutuhan, dan pemahaman
manusia, seni juga makin berkembang. Hal ini diikuti dengan lahirnya seni-seni
baru di masyarakat. Oswald Kulpe (1862-1915) membagi cabang – cabang seni
menjadi:
1. Seni Audio (Auditory Art)

Seni audio merupakan seni yang dapat dinikmati melalui indra
pendengaran, dalam perkembangannya seni audio atau auditory art dibagi
kedalam tiga bagian, yaitu:
a. Seni Musik : Seni musik adalah seni yang dapat dinikmati melalui nada,

misalnya musik instrumental dari alat tunggal seperti piano dan biola, atau
juga musik instrumental dari gabungan dari beberapa alat musik seperti pada
pertunjukan orkestra.
b. Seni Sastra : Seni satra adalah seni yang dapat dinikmati melalui keindahan
kata dan bahasa, misalnya pada pembacaan puisi atau pementasandrama.
c. Seni Suara : Seni suara merupakan seni yang dapat dinikmati melalui nada
dan kata, misalnya pada karya lagu, musikalisasi puisi, atau tembang.

2. Seni Visual (Visual Art)
Seni visual atau visual art adalah seni yang dinikmati melalui indra

penglihatan (mata). Seni visual dibagi menjadi dua, yaitu seni dua dimensi dan
seni tiga dimensi.
a. Seni dua dimensi : Seni dua dimensi meliputi seni dua dimensi tanpa gerak

seperti karya seni rupa (lukisan, gambar), dan juga seni dua dimensi dengan
gerak seperti seni sinematografi.
b. Seni tiga dimensi : Dalam seni tiga dimensi juga dapat dibedakan menjadi seni
tiga dimensi tanpa gerak seperti patung, pahatan. Dan seni tiga dimensi
dengan gerak seperti seni tari dan pantomim.

3. Seni Audio Visual (Auditory Visual Art)
Seni audio visual atau auditory visual art merupakan seni yang dapat

dinikmati oleh indra pendengaran sekaligus indra penglihatan. Seni audio visual
dapat dibagi menjadi berikut
a. Seni tari, seni yang menampilkan keindahan perpaduan antara gerak dan nada
b. Seni drama, yaitu seni yang menampilkan perpaduan gerak, kata, dan visual
c. Seni opera, yaitu seni yang menampilkan perpaduan gerak, nada, dan visual

Melalui perkembangannya, cabang-cabang seni mulai dilihat berdasarkan
penikmatanya, dibagi kedalam lima cabang. Berikut penjelasan lengkapnya.

24 Pengantar

1. Seni rupa
Seni rupa merupakan seni dua dimensi atau tiga dimensi yang dapat

dinikmati dengan indra penglihatan dan indra peraba. Berdasarkan fungsinya
seni rupa terbagi menjadi dua jenis yaitu, seni rupa murni dan seni rupa terapan.
Seni rupa murni dibuat hanya bertujuan untuk dilihat kenindahannya, seperti
misalnya dalam pembuatan karya berupa lukisan dan patung, sedangkan seni
rupa terapan selain keindahan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya meja ukir, kerajinan keramik, dan lain-lain.

Ada beberapa unsur-unsur dalam seni rupa yaitu diantanyanya adalah
titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang. Dalam
pembuatannya, seni rupa memiliki beberapa prinsip diantaranya kesatuan,
keselarasan, penekanan, irama, gradasi, proporsi, keserasian, komposisi,
keseimbangan, dan aksentuasi.

2. Seni tari
Seni tari merupakan sebuah seni yang diwujudkan melalui gerak, ruang,

waktu, irama, wirasa, wiraga, dan susunan unsur gerakan anggota tubuh secara
teratur dan menurut pola-pola tertentu sehingga menimbulkan gerakan yang
indah dan memesona dan dapat dinikmati oleh penontonya. Seni tari dapat
dinikmati dengan indra penglihatan dan indra pendengaran (audio visual).

Makna dari tari adalah keindahan dan ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan dalam bentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Seni
tari terbagi kedalam beberapa jenis yaitu seni tari klasik, kreasi baru, tradisional,
dan modern. Pada saat ini banyak lahir seni tari kreasi baru seperti break dance,
capoera, shuffle, dan lain-lain.

3. Seni musik
Seni musik adalah salah satu cabang seni yang menggunakan media

bunyi sebagai sarana pengungkapan ekspresi senimannya. Karya seni musik
dapat dinikmati melalui indra pendengaran (audio) yang dibentuk dari unsur
nada dan bunyi dalam alat musik, suara manusia (vokal), atau gabungan
keduanya.

Kata musik dalam Bahasa Indonesia merupakan serapan dari Bahasa
Inggris music atau Bahasa Belanda muziek. Para ahli sejarah mengungkapkan,
kata musik berasal dari sekumpulan nama dewi kesenian bangsa Yunani Purba,
yaitu musae. Musik pula terbagi menjadi banyak jenis, diantanya musik klasik,
tradisional, kasidah, blues, jazz, rock, pop, dan R&B, serta dangdut.

4. Seni sastra
Seni sastra adalah seni yang lahir dari ide dan gagasan manusia yang

dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam kamus besar berbahasa Indonesia
(KBBI), Sastra berarti mengarahkan, mengajar, memberikan petunjuk, atau

Kajian Seni SD 25

instruksi. Macam-macam seni sastra diantaranya adalah puisi, cerpen, pantun,
prosa, sajak, novel, dan lain-lain. Unsur-unsur sastra terdiri dari pikiran,
perasaan, pengalaman, ide-de, semangat, kepercayaan, dan ekspresi. Seni sastra
menonjolkan pemilihan bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan maksud
si penulis.

5. Seni teater atau drama
Seni teater adalah seni yang paling kompleks, karena dalam

visualisasinya ia menggabungkan cabang seni lainnya. Macam-macam teater
diantaranya teater lama, komedi, baru, dan sendratasik (seni drama dan musik).
Unsur-unsur teater diantaranya adalah naskah/skenario, pemain, sutradara,
properti, penataan, dan penonton.

Kompetensi dasar dalam bidang seni teater mencakup kemampuan
memahami dan berkarya, kemampuan memahami dan membuat naskah,
kemampuan memahami berperan di bidang casting kemampuan memahamidan
membuat setting atau tata teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya
sebagai perangkat tambahan dalam membidangi pertunjukan seni teater.

Terlepas dari lima cabang tersebut, ada 2 cabang seni yang lainnya yaitu
seni kerajinan tangan, dan seni berwawasan teknologi.

1. Seni kerajinan tangan
Cabang dari kesenian ini pada dasarnya adalah memprioritaskan

keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Contoh-contoh
dari kerajinan tangan misalnya unsur-unsur bordir, renda, seni lipat, seni
dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan. Seni dan
pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui oleh pembaca dalam upaya
pengembangan kepribadian dan keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan
terasa hambar dan gersang apabila kita tidak memiliki kesenian.

Kesenian bisa menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala
serta keanekaragaman pengetahuan bagi seseorang. Secara realistis kesenian
yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual,
multikultural, dan multidimensional.

2. Seni berwawasan teknologi
Perkembangan dari ilmu pengetahuan secara gamblang mampu

mengadopsi berbagai penerapan pengetahuan ke dalam munculnya cabang
pengetahuan baru. Salah satu terobosan di bidang pengetahuan yang
berhubungan dengan seni adalah munculnya cabang seni berhubungan dengan
pemanfaatan alat-alat canggih. Cabang pengetahuan seni yang berhubungan
dengan pemanfaatan teknologi adalah munculnya cabang seni, seperti seni peran

26 Pengantar

(khususnya sinetron), pendokumentasian (sinema), audio-visual (keproduseran)
dan lain-lain.

Munculnya cabang seni berwawasan teknologi menjadi sinyal bahwa
wahana pengembangan seni dan pengetahuan kesenian dalam kaitannya dengan
wawasan teknologi mampu mengadaptasikan pengetahuan baru sebagai wadah
penuangan bakat-bakat seni berhubungan dengan penggunaan alat-alat canggih.

F. Karakteristik Seni
Seperti dikemukakan pada pembahasan di atas, seni memiliki tujuan

sesuai dengan proses penciptaannya. Proses penciptaan seni dapat dilakukan
secara individu maupun secara kelompok. Hal itu tidak terlepas dari sifat atau
karakteristik seni. Sifat seni antara lain sebagai berikut:

1. Simbolis
Karya seni tradisional pada umumnya penuh diwarnai perlambangan, baik
dalam bentuk metafora binatang, tumbuhan, bangunan, atau figur manusia.
Metafora binatang dan tumbuhan banyak kita jumpai di candi-candi, motif
hias kain batik, bahkan perabotan sehari-hari. Kadang juga warna
mempengaruhi symbol pada karya tersebut seperti warna emas
melambangkan kekuasaan, warna merah melambangkan keberanian,warna
biru melambangkan alam.

2. Mitologis
Banyak terdapat dalam tokoh-tokoh legenda dan mitos suatu daerah yang
ditransformasi lewat karya seni. Misal bentuk wayang yang mempunyai
karakter masing-masing ini juga termasuk karya seni bersifat mitologi,
patung-patung yang dianggap dapat mempunyai kekuatan menolak balak
dan sebagainya.

3. Religius
Karya seni yang digunakan sebagai penunjang kegiatan ritual dan
penyampaian ajaran agama. Simbol-simbol keagamaan : a. bangunan
tempat ibadat, b. model pakaian, c. ornamen pendukung tempat ibadat, dan
d. alat-alat penunjang kegiatan ritual. Bersifat magis : a. benda-benda yang
dikeramatkan dan b. benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan atau
membawa keberuntungan. Media penyampaian ajaran agama : a. wayang,
b. Kaligrafi dan c. Pakaian. Titah agama : sesuatu keindahan (musik rohani,
puji-pujian, pakaian). Kepekaan moral : kehalusan budipekerti dan kepekaan
rasa

4. Fungsional
Seni dapat memacu kreatifitas selain memiliki nilai-nilai estetika, seni juga
memiliki sifat: a. Menghibur dan menggugah (sebagai wujud ungkapan rasa

Kajian Seni SD 27

senang penciptanya, menggembirakan penikmatnya, membahagiakan
masyarakat), dan b. Manfaat (sebagai benda praktis atau alat-alat keperluan
rumah tangga, sebagai tempat yang nyaman, menciptakan berbagai model,
pakaian, kendaraan, dan lain-lain, serta sebagai media hiburan).

G. Perkembangan Seni Anak SD
Pembahasan perkembangan seni anak tidak terlepas dari perkembangan

anak itu sendiri. Berikut dijelaskan tentang karakter anak usia sekolah dasar.
1. Karakteristik dan Fase Perkembangan Anak

Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (midle
childhood). Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi anak-anak untuk
belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak menginginkan untuk menguasai
kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah. Simanjuntak dan
Pasaribu (1983: 68) menegaskan bahwa salah satu tanda permulaan periode
bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak lagi egosentris melainkan
objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi dapat disimpulkan bahwa telah ada
sikap intelektualitas sehingga masa ini disebut periode intelektual. Hal ini sejalan
dengan pendapat Nasution (1999:44) bahwa masa usia sekolah ini sering disebut
sebagai masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada masa ini secara
relatif anak-anak mudah untuk dididik daripada masa sebelumnya dan
sesudahnya.

Memahami tentang murid berarti memahami gejala atau kondisi yang
dimiliki. Untuk mengetahui karakteristik gerak siswa SD, terlebih dahulu perlu
untuk memahami tingkat perkembangan siswa SD menurut tingkat usianya.
Secara umum sifat siswa SD antara lain:
a. Mempunyai sifat patuh terhadap aturan.
b. Kecenderungan untuk memuji diri sendiri.
c. Suka membandingkan diri dengan orang lain.
d. Jika tidak dapat menyelesaikan tugas, maka tugas tersebut dianggaptidak

penting.
e. Realistis, dan rasa ingin tahu yang besar.
f. Kecenderungan melakukan kegiatan kehidupan yang bersifat praktis dan

nyata (Depdikbud, 1978).

Pada jenjang pendidikan SD dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu:
a. Masa kelas rendah SD, kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10.

Secara khusus karakteristik siswa SD kelas rendah (kelas 1, kelas 2, dan kelas
3) adalah sebagai berikut:

28 Pengantar

1) Karakteristik umum
a) Waktu reaksinya lambat
b) Koordinasi otot tidak sempurna
c) Suka berkelahi
d) Gemar bergerak, bermain, memanjat
e) Aktif bersemangat terhadap bunyi-bunyian yang teratur

2) Karakteristik kecerdasan
a) Kurangnya kemampuan pemusatan perhatian
b) Kemauan berpikir sangat terbatas
c) Kegemaran untuk mengulangi macam-macam kegiatan

3) Karakteristik sosial
a) Hasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat drama
b) Berkhayal dan suka meniru
c) Gemar akan keadaan alam
d) Senang akan cerita-cerita
e) Sifat pemberani
f) Senang mendapat pujian

4) Kegiatan gerak yang dilakukan
a) Menirukan.Anak-anak SD pada tingkat rendah, dalam bermain
senang menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa yang
dilihat di TV ataupun gerak-gerak yang secara langsung dilakukan
oleh orang lain, teman ataupun binatang.
b) Manipulasi. Anak-anak kelas rendah secara spontan menampilkan
gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi dari pengamatan
objek tersebut anak menampilkan gerak yang disukainya.

b. Masa kelas tinggi SD, kira-kira umur 9 atau 10 sampai umur 12 atau 13.
Sedangkan karakteristik anak SD pada tingkat tinggi memiliki sedikit
persamaan dengan kelas rendah. Karakteristik kelas tinggi yang dimaksud
antara lain:

1) Karakteristik umum
a) Waktu reaksinya cepat
b) Koordinasi otot sempurna
c) Gemar bergerak dan bermain

2) Karakteristik kecerdasan
a) Mempunyai kemampuan pemusatan perhatian
b) Kemampuan berpikir lebih banyak

Kajian Seni SD 29

3) Karakteristik sosial
a) Tidak suka pada hal-hal yang bersifat drama
b) Gemar pada lingkungan sosial
c) Senang pada cerita-cerita lingkungan sosial
d) Sifat pemberani tetapi masih menggunakan logika

4) Kegiatan gerak yang dilakukan
a) Keseksamaan (precision)
Anak memiliki kemampuan dalam menampilkan suatu kegiatan yang
lebih tinggi. Jadi mempunyai kemampuan untuk mengekspresikan
dari kegiatan yang dilakukan.
b) Artikulasi (articulation)
Pada tahap ini anak sudah dapat menyusun atau menata susunan
gerak dan objek yang diminatinya. Paling tidak anak mempunyai
keberanian untuk mengkoordinasikan gerak-gerak yang dibuatnya
sendiri.
c) Naturalisasi
Di sini anak mempunyai kemampuan psikologis motorik yang lebih
tinggi, dan dapat melakukan keterampilan gerak secara urut dan
tersusun dengan baik. Dengan kata lain pada tahap ini anak sudah
memiliki keterampilan melakukan gerak yang cukup tinggi.

2. Perkembangan Tugas Anak Usia Sekolah Dasar
Pada kajian psikologi pendidikan Surya (2004:13) mengelompokkan ada

tiga ciri utama pada masa SD, yaitu:
a. Dorongan anak untuk keluar rumah dan masuk kedalam kelompok sebaya.
b. Keadaan fisik yang mendorong anak untuk masuk kedalam dunia permainan

dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.
c. Dorongan mental untuk memasuki dunia konsep-konsep, logika, simbol dan

komunikasi secara dunia.
Sejalan dengan tiga ciri utama di atas, maka perkembangan tugas pada

usia SD diantaranya:
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan.
b. Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai suatu organisme

yang sedang berkembang.
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya.
d. Belajar berperan sebagai pria atau wanita secara tepat.
e. Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis, dan

berhitung dengan baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
f. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-

hari.

30 Pengantar

g. Mengembangkan kata hati, moral, dan skala-skala nilai.
h. Mencapai kemerdekaan pribadi.
i. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial.

3. Karakteristik Perkembangan dan Implikasinya dengan Pengajaran Seni
Sebagai calon guru SD, sangat perlu mempelajari karakteristik

perkembangan anak usia SD serta implikasinya terhadap pembelajaran seni di
SD. Uraian mengenai karakteristik umum dan implikasinya terhadap
pembelajaran seni disajikan sebagai upaya untuk melakukan studi perbandingan
dengan kondisi anak di sekolah. Di bawah ini berisi sebuah tabel dimana tabel
sebelah kiri berisi karakteristik anak secara umum, sedangkan tabel sebelah kanan
berisi implikasinya terhadap pengajaran seni di SD.

a. Tabel 1. Karakteristik Perkembangan siswa kelas 1 dan 2

Karakteristik perkembangan Implikasi bagi Pengajaran Seni

Aktif dan mudah gembira Penggunaan banyak topik sebagai bahan motivasi

Menyenangi bakerja dengan Penggunaan tangan dalam kegiatan seni sebagai
menggunakan tangan alat untuk menghubungkan dengan pengajaran

Memperlihatkan rasa bangga yang besar Memajang pekerjaan di ruangan terbukan/aula
dalam bekerja

Memperlihatkan kekuasaan yang Menyadari bahwa anak kemungkinan menangis
dimilikinya bila mengerjakan untuk menjaga pameran

Ingin menjadi yang pertama Memberikan respon secara khusus, seperti: “kamu
mungkin dapat menggunting sekarang”

Memiliki waktu yang terbatas terhadap Berikan tujuan melalui pembelajaran, kemudian
minat dan mudah bosan disuruh untuk memulainya

Memiliki perasaan yang mudah tersakiti Tunjukkan beberapa jalan alternatif untuk
menggambar sesuatu, dengan menyampaikan
masing-masing perbedaan, tidak dengan satu jalan.
Berikan pujian ketika siswa menyampaikan cara
menggambarkan sesuatu

Ketertarikan sesuatu untuk disentuh dan Menggunakan motivasi raba, untuk contoh kelinci,
dirasakan mainan-mainan dan kura-kura

Menginginkan persetujuan teman sekelas Pertajam mereka untuk mengatakan tentang
dan guru gambarnya pada waktu lain

Sangat menyenangi permainan imajinatif, Gunakan latihan psikomotor dan latihan bermain
tari, cerita dan permainan peran

Kajian Seni SD 31

b. Tabel 2. Karakteristik Perkembangan siswa kelas 3 dan 4

Karakteristik perkembangan Implikasi bagi Pengajaran Seni

Koordinasi mata dan tangan telah Siswa akan menggambar bentuk kawan sebaya
terimprovisasi sebagai model
Penggunaan otot kecil telah lebih baik
Menjadi sadar akan perbedaan tiap orang Siswa akan menggambar pakaian

Secara umum pembelajaran akan lebih Siswa akan menunjukkan perbedaan antara
responsif, teratur dan kerjasama gambar figur dan objek dalam karya mereka
Siswa sudah memisahkan bentuk
berdasarkan jenis kelamin Siswa akan tukar pengalaman, membagikan dan
Menyenangi buku komik mengumpulkan material seni

Kemampuan untuk konsentrasi pada masa Berikan motivasi berkarya bagi siswa laki-laki
ini lebih lama dan perempuan berdasarkan minatnya
Mengembangkan minat dalam bepergian
Siswa akan berkreasi karakter komik dan
Mengembangkan perasaan humor superhero

Memiliki kegemaran dan mengumpulkan Mengerjakan proyek memungkinkan
memungkinkan jika tujuan baru diketahuinya

Siswa akan mendeskripsikam bagaimana cerita
berkarya dengan budaya

Siswa akan mendiskusikan isu keindahan yang
muncul dari gambar kartun

Siswa akan mendiskusikan karya yang
dikumpulkannya dalam kegiatan kritik

c. Tabel 3. Karakteristik Perkembangan siswa kelas 5 dan 6

Karakteristik perkembangan Implikasi bagi Pengajaran Seni

Mulai banyak menkonsentrasikan diri Siswa akan melukiskan kumpulan individu,
berdasarkan minat individu dan dimulai pakaian yang khusus, seragam baseball, kostum
dari minat individu balet atau seragam pramuka
Hal yang diminati pada masa ini berkaitan Siswa akan menggunakan metode kritik seni
dengan kegiatanyang berhubungan dengan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan
gender karya seni yang ditunjukkan pada masa remaja
awal
Mengembangkan minat di luar rumah dan
sekolah, masyarakat dan dunia yang lebih Siswa akan mendeskripsikan bagaimana seni
luas masuk ke dalam masyarakat
Mulai tumbuh sikap kritis dan mandiri
Mulai adanya emosi yang kritis dan Siswa akan berdiskusi dalam menilai dengan ahli
perubahan fisik
Tumbuh kegemaran mengumpulkan karya Siswa akan melukiskan emosi yang muncul
seni terhadap seni dan tulisan
Mulai adanya fase hero dan semangat
heroik Siswa akan berkreasi memajang karya seni yang
menjadi hobinya
Pengembangan kepekaan pada nilai, Penggunaan contoh-contoh dari sejarah seni,
kepekaan akan nilai baik dan buruk siswa akan mendeskripsikan seniman terkenal
Bertambahnya minat dan lamanya dalam dalam hidupnya
bekerja
Siswa akan mempertimbangkan peristiwa dalam
etika berkarya

Siswa akan mengerjakan karya seninya lebih dari
3 jam

32 Pengantar

Anak-anak usia SD (6-12 tahun) merupakan masa dimana anak-anak
terlibat dengan dua dunia yaitu dunia bermain dan belajar. Pada masa ini, anak-
anak mudah untuk dididik dari masa sebelumnya dan sesudahnya. Pengetahuan
tentang karakteristik, fase dan perkembangan tugas anak usia SD sangat
diperlukan untuk pembelajaran pendidikan seni di kelas. Dengan demikian akan
memudahkan memberikan tugas sesuai dengan karakteristik perkembangan dari
masing-masing anak.

H. Referensi

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Cetakan ke-1. Yogyakarta: PT. Kanisius.
------- 2003. Pengantar Pengetahuan Harmoni. Yogyakarta: PT. Kanisius.
Budi S Catur. 2012. Pendidikan Seni Rupa. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.
Dewey, John. 1944. Experience & Education. United States America: Macmillan

Publishing.
Eisner, Elliot W. 1972. Educational Artistic Vision. New York: McMillan.
Gazalba, Sidi. 1977. Pandangan Islam Tentang Kesenian. Jakarta: Bulan Bintang.
Gie, The Liang. 1976, Filsafat Seni (Sebuah Pengantar). Yogyakarta: Pusat Belajar

Ilmu Berguna(PUBIB).
Haviland, Wiliam. 1993. Antropologi. Jakarta: Erlangga.
Kartika, Dharsono Sony. 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.
Lowenfeld, Victor. 1982. Creative and Mental Growth, Eisi V, New York:

McMillan.
Nasution, S. 1999. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, cet-ke-3.
Pamadhi, Hajar, dkk. 2012. Seni Keterampilan Anak. Tanggerang Selatan:

Universitas Tebuka.
Pratt, David. 1980. Design and Development Curriculum, New York: Harcourt Brace

Javanovich Publishers.
Purnomo, W. dan Subagyo, F. 2010. Terampil Bermusik untuk SMP dan MTs.

Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidika Nasional.
Puspita, Padma. 1996. Pararaton Katutukanira Ken Angrok. Yogyakarta: Taman

Siswa.
Rader Melvin, Ed. 1973. A Modern Book of Esthetics: An Anthology. New York:

Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Read, Herbert. 1968.The Meaning of Art. London: Faber&Faber.
--------- 1982, Education Through Art, Pinguin Books.
Salam, S. 2004. Paradigma dan Masalah Pendidikan Seni. Semarang : Universitas

Negeri Semarang.
Sedyawati, Edi. 2007. Budaya Indonesia: kajian arkeologi, seni, dan sejarah. Jakarta :

Divisi Buku Perguruan Tinggi, Raja Grafindo Persada.
Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni: Penciptaan, Eksistensi dan Kegunaan Seni.

Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.
-------. 1990. Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sarana.

Kajian Seni SD 33

-------. 1987.Tinjauan Seni, Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta: Saku
Dayar Sana.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: Penerbit ITB.
Sukaryono, Eddy.1988. “Seni Rupa 2”. Surakarta.Widya Duta.
Surya, Mohammad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:

Pustaka Bani Quraisy.
Susanto, Mike. 2002. “Diksi Rupa.Yogyakarta.DictiArt Lab”, Yogyakarta: Jagad

Art Space,
Sumanto, 2006. Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK. Jakarta: Depdikbud.
Supartono. 1992. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suryono. 1985. Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Tocharman, Maman. 2006. Pendidikan Seni Rupa. Bandung: UPI PRESS.
Wickiser, Ralph., L, 1957, An Introduction to Art Education. New York: World

Book Company.
--------.1975. Menuju Ke Pendidikan Seni. Terjemahan A.J. Soehardjo.

34 Pengantar

BAB II
SENI RUPA

A. Pengertian
Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian, seni rupa merupakan

ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan
media dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain. Seni rupa merupakan
realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam berkarya seni.
Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan imajinasi. Dalam seni
rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi.
Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang
ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).

Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang
mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, didalam
proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus
dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran.
Untuk anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika belajar tentang seni rupa tidak hanya
bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga diharapkan
dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta
kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak akan
dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.

Seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual
atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera penglihatan, tetapi
juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya dapat dirasakan,
misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dan sebagainya. Namun tidak
menutup kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun tidak nyata)
atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dibohongi oleh
sesuatu yang tampak, misalnya sebuah foto kayu: disitu seolah-olah kita melihat
adanya tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya.
(Budi S, 2012: 3-4).

Seni rupa menurut Sachari (2007:3), ia mengatakan bahwa kegiatan atau
aktivitas manusia yang dapat menghasilkan suatu karya atau benda seni yang
berwujud dua dimensi maupun tiga dimensi serta memiliki nilai keindahan.

Pengertian seni rupa juga diungkapkan oleh Pekerti, dkk (2012:8.8) yang
menyatakan seni rupa sebagai kegiatan menciptakan atau kegiatan berkreasi
terhadap pengalaman yang pernah terjadi. Seni rupa atau visual art juga sebagai
bentuk ungkapan seni yang mengekspresikan pengalaman hidup, peristiwa yang
terjadi, pengalaman estetik atau artistik manusia dengan diungkapkan melalui
unsur seni (seni rupa, gerak, bunyi dan bahasa). Karya seni rupa dapat

Kajian Seni SD 35

diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan dimensinya adalah dua dimensi
(dwimarta) dan tiga dimensi (trimatra).

Seni rupa dwimatra adalah seni rupa yang memiliki dua ukuran yaitu
panjang dan lebar atau disebut seni rupa dua dimensi. Dengan kata lain seni rupa
dwimatra bersifat datar, tidak mempunyai ketebalan dan hanya bisa diamatidari
satu arah. Sedangkan seni rupa trimatra adalah seni rupa yang memiliki ukuran
panjang, lebar, dan tinggi (ketebalan) yang biasa disebut seni rupa tiga dimensi.
Seni rupa trimatra dapat diamati dari berbagai arah karena memiliki panjang,
lebar dan tinggi (ketebalan).

Seni rupa berdasarkan penggunaanya, dibagi menjadi dua jenis yaitu seni
rupa murni (fine art) dan seni rupa terapan (applied art). Seni rupa murni adalah
karya seni rupa yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan estetis.
Orang menciptakan karya seni murni, umumnya berfungsi sebagai sarana untuk
mengekspresikan cita rasa estetis. Contoh karya seni murni ialah seperti lukisan
dan patung. Sedangkan seni rupa terapan atau seni pakai adalah karya seni rupa
yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan fisik. Contohnya ialah seperti bentuk
pakaian, rumah, sepatu, kendaraan, tas, jam dan sebagainya. Benda-benda seni
atau kerajinan sebagai hasil dari karya seni rupa terapan ini biasa disebutdengan
seni kriya. (Rondhi, 1989: 14).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seni rupa murni lebih
mengutamakan daya ekspresi jiwa yang dituangkan pada sebuah karya seni tanpa
membutuhkan fungsi praktisnya. Seni rupa murni merupakan cabang seni yang
lebih mengutamakan nilai estetisnya, beberapa contoh jenis seni rupa murni
adalah seni lukis, seni grafis, seni patung.

Seni rupa merupakan upaya untuk mengkomunikasikan perasaan melalui
media yang diungkapkan dengan cita rasa yang estetis berupa unsur-unsurvisual
yang dipahami oleh penikmat seni. Seni tersebut dapat menghasilkan suatu karya
seni, yang merupakan hasil dari kegiatan manusia yang mengkomunikasikan
pengalaman batinnya kepada penikmat seni sehingga mereka dapat
merasakannya.

B. Konsep Seni Rupa SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru

digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah
menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup
lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa. Materi
pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang
seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi

36 Pengantar

seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak
pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.

Pendidikan Seni Rupa digunakan untuk mengembangkan keterampilan
menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan
kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan
diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan
gagasan multikultural. (Budi S, 2012: 5)

Seni rupa sebagai seni yang melibatkan unsur estetik keindahan warna
ataupun tekstur sebagai salah satu unsurnya tidak terlepas dari aspek-aspek yang
mendukungnya. Aspek-aspek pendidikan seni rupa dikemukakan Tocharman
(2006:7-16), sebagai berikut:

1. Seni sebagai Pendidikan Kreativitas

Seni sebagai bagian dari kegiatan bermain menempati kedudukan yang
sangat penting dalam pendidikan umum, terutama di Taman Kanak-Kanak dan
Sekolah Dasar, jika kita ingin memanfaatkan masa keemasan berekspresi secara
kreatif untuk membina dan mengembangkan kreativitas anak-anak pada usia
dini.

Ruang lingkup bahan pengajaran Pendidikan Seni Rupa bagianak-anak
TK dan SD meliputi kegiatan berkarya dua dimensional dan tiga dimensional.
Kegiatan menggambar, mencetak, menempel dan kegiatan berkarya lainnya yang
menyenangkan anak dengan media dan cara-cara yang sederhana dapat
dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Juga kegiatan mematung,
membentuk, merangkai dan menyusun dari berbagai media dan dengan cara-cara
yang menyenangkan anak akan membantu pengembangan kreativitasnya.

2. Seni sebagai Ekspresi

Seni atau karya seni dihubungkan dengan karakter kejiwaan manusia.
Manusia dihadapkan dengan perasaan suka, senang, sedih, sakit, duka, gembira
ceria, suka cita, dan sebagainya, adalah contoh prilaku manusia yang sering
tampak, ataupun bisa saja tidak tampak, kecuali manusia pelakunya saja yang
merasakan. Seni memang selalu dihubungkan dengan ekspresi pribadi, sebab seni
lahir dari ungkapan perasaan pribadi penciptanya.

3. Seni sebagai Pembinaan Bakat

Pembinaan bakat hanya upaya khusus yang dapat dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga khusus. Pelaksanaan pembinaan bakat hanya diberikan kepada
sekelompok kecil manusia/anak berpembawaan. Guru harus menyadari betul
bahwa anak berpembawaan di kelasnya jumlanya sangat kecil. Untuk itu guru

Kajian Seni SD 37

harus menyadari betul keberadaan ini. Peserta didik berpembawaan dibina dan
tidak terpenggal kreativitasnya, paling tidak memantau sejak awal tentang
keberadaan bakat seninya.

4. Seni dan Keindahan

Jika kita mempersoalkan keindahan, ada dua kategori yang saling
bertentangan. Yang satu bersifat subyektif, yang memandang bahwa indah itu
terletak pada diri yang melihat (beauty is in the eye of the beholder). Sedangkan yang
satu lagi bersifat obyektif, yang menempatkan keindahan pada barang
(benda/karya) seni yang kita lihat.

5. Seni dan Alam

Alam, baik berupa flora, fauna, amupun manusia telah mengilhami
seniman dalam mengekspresikan emosinya secara simbiolistis (bersifat
perlambangan) sejak zaman prasejarah, Hindu-Budha, Islam, dan perkembangan
selanjutnya, sampai berkenalan dengan seni rupa Barat (gayanaturalisme).

C. Prinsip Dasar Seni Rupa
Pengertian dari prinsip dasar seni rupa menurut Eka (2012), menjelaskan

bahwa prinsip dasar seni rupa adalah “suatu pengetahuan dasar untuk berkarya
yang juga merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan
berkarya seni rupa baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi”.
Adapun yang menjadi unsur-unsur dasar seni rupa ialah sebagai berikut:

1. Komposisi
Yaitu suatu cara dan ketentuan untuk mengatur, menyusun dan

meramu/mencampur dengan dasar kaidah-kaidah yang ada, sehingga
mewujudkan suasana tatanan yang harmonis. Adapun contoh penerapan
komposisi yang sifatnya mengatur ialah bagaimana seorang desainer interior
dapat mengatur perabot rumah, hiasan, foto dalam satu ruangan yang masing-
masing disebut elemen estetik. Menyusun, yaitu bagaimana seorang desainer seni
grafis menyusun huruf, kata-kata, kalimat, dan gambar dalam satu bidangmedia
cetak majalah atau surat kabar. Meramu/mencampur, yaitu bagaimana cara
seorang pelukis mencampur warna, dan seorang apoteker meramu obat dengan
memperhatikan kadar bahan yang dipakai.

Pengertian komposisi yang dikutip dari Soelarko (1990:19) dalam
(http://id.answers.yahoo.com), ia mengatakan bahwa “..dalam bahasan seni
rupa dan fotografi, komposisi berarti susunan gambar dalam batasan satu ruang”.
Namun lain lagi yang dikutip menurut Sanyoto (2004), juga dalam situs yang
sama dengan Soelarko yaitu, ia mengatakan bahwa “komposisi secara sederhana

38 Pengantar

diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar yang mencakup
garis, bentuk, warna, terang dan gelap”.

2. Keseimbangan (balance),
Keseimbangan ialah cara mengatur beberapa benda atau bidang dalam

satu bidang kertas gambar sehingga hasilnya serasi dan harmonis. Ada beberapa
macam keseimbangan dalam mengatur bentuk/warna dalam gambar, yaitu
sebagai berikut :
a. Keseimbangan Simetri, yaitu keseimbangan yang diterapkan pada

pengaturan benda atau bidang yang sama bentuknya, atau jika gambar
tersebut dibagi dua hasilnya merupakan satu bentuk yang dibagi dua sama
besar, atau pun sama dan sebangun.
b. Keseimbangan Asimetris, yaitu keseimbangan yang diterapkan pada
pengaturan benda atau beberapa bentuk/warna yang tidak sama ukuran
besar kecilnya benda, atau tidak sama posisinya saatmeletakkannya.
c. Keseimbangan Skew Simetri, yaitu keseimbangan yang diterapkan pada
beberapa bentuk benda atau bidang yang sama tapi sehadap, dimana
penerapannya banyak dipergunakan untuk menggambar hiasan. Terdapat
tiga macam penerapan faktor keseimbangan dalam pekerjaan sehari-hari
yaitu sebagai berikut:
1) Visualize Balance, yaitu keseimbangan yang dapat dinilai melalui

pengamatan serta dapat diukur dari segi besar kecil, panjang pendek,
dan wujudnya berupa bentuk benda dua dimensi seperti lukisan dan
sebagainya.
2) Audio Balance, yaitu factor keseimbangan pada satu karya yang dapat
dinikmati dan dihayati melalui panca indera pendengaran. Misalnya
seperti mendengarkan musik melalui alat bantu tape recorder, dimana
terdapat dua load speaker yang masing-masing berfungsi untuk
menggetarkan suara yang diseimbangkan melalui potensio balance.
3) Konstruktif Balance, yaitu penerapan keseimbangan pada karya yang
mempergunakan ukuran berat ringan bentuk benda berupa tiga dimensi,
misalnya seperti, bangunan rumah, monumen, patung. Dalam
mendirikan suatu bangunan serta dalam menentukan bentuk
konstruksinya harus mempertimbangkan faktor keseimbangan, jika
tidak maka dapat berakibat bangunan akan mudah roboh atau mudah
rusak.

3. Proporsi/perbandingan
Proporsi ialah semua wujud benda baik benda hidup maupun benda mati

memiliki proporsi/perbandingan antara benda satu dengan lainnya maupun pada

Kajian Seni SD 39

bagian-bagian dalam satu unit benda. Di dalam penerapannya proporsi memiliki
dua kemungkinan yaitu sebagai berikut:
a. Proporsi yang diterapkan pada karya seni rupa dua dimensi, yaitu untuk

menerapkan bentuk benda pada kertas gambar atau pada kanvas. Misalnya
pada gambar alam benda, maka penerapan proporsinya yang paling harus
diperhatikan.
b. Proporsi yang diterapkan pada karya seni rupa tiga dimensi, yaitu
menyeimbangkan proporsi antara benda satu dengan benda lain yang
ukurannya sudah tertentu (normatif). Misalnya saja proporsi atau
perbandingan antara benda yang satu dengan yang lain dalam satu unit
benda, sebagai contohnya membandingkan ukuran pegangan cangkir yang
pas dan sesuai dengan badan cangkir tersebut diantara tiga buah cangkir
yang sama.

4. Kesatuan (unity)
Unity yaitu kesatuan yang ditinjau dari segi penataan, pengaturan,

penerapan atau rangkaian, sehingga benda-benda yang diatur dalam gambar satu
sama lain saling mendukung, dan apabila ketika dikurangi oleh salah satu bagian
akan terjadi ketidak wajaran atau ketidak seimbangan. Ada dua macam kesatuan
yaitu sebagai berikut :
a. Kesatuan antara bagaian-bagian benda dalam satu unit benda, misalnya

kesatuan antara bagian-bagian atau elemen-elemen pada teko yang meliputi
badan teko, penyangga, tutup, dan juga pansuran atau tempat mengalirnya
air dari dalam badan teko. Dimana elemen-elemen tersebut benar-benar
memiliki ukuran tertentu yang normatif.
b. Kesatuan dalam penataan/penerapan, yaitu bagaimana menata atau
mengatur benda yang tampak satu sama lain saling mendukung hingga
menghasilkan penataan yang serasi atau artistik. Sebagai contoh misalnya
dalam melakukan pekerjaan membuat gamabar alam benda yang terdiri dari
beberapa benda, maka faktor kesatuan (unity) dapat sangat menentukan
kebenaran dari kualitas hasil pekerjaan tersebut. (http://eka.web.id/prinsip-
dasar-dalam-seni-rupa.html).

D. Jenis Seni Rupa SD
Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa memiliki

wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur rupa sebagai salah satu
wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk gambar, lukis, patung, grafik,
kerajinan/karya, desain, dan dekorasi. Adapun macam-macam seni rupa
diuraikan sebagai berikut :
1. Seni Gambar adalah jenis karya seni rupa dwitra yang dibuat dengan maksud

untuk menjelaskan, menghias, menampilkan kesan suatu obyek dengan

40 Pengantar

mirip, nyata (realitas) dan sebagainya. Seperti halnya melukis, menggambar
dapat menggunakan berbagai macam bahan dan alat yaitu pensil, pena,
spidol, tinta, bolpoint, cat air, crayon dan sebaginya.
2. Seni lukis adalah jenis karya seni rupa dwitra yang keberadaanya dikatakan
berumur paling tua. Lukisan dapat dibuat dengan berbagai meda. Bahan
lukis antara lain cat lukis, tinta, crayon/cat pastel, pensil gambar dan
sebagainya.
3. Seni Membentuk adalah jenis karya seni rupa tiga dimensi yang diciptakan
berdasarkan dorongan kreatif sebagai karya seni murni, bebas sesuai yang
digunakan. Teknik membentuk sangat beraneka ragam diantaranya;
Membutsir, Memahat, Cor (Menuang) dan Merakit.
4. Seni grafis adalah karya seni rupa dua dimensi dibuat dengan cara mencetak
acuan/cap yang diberi tinta pewarna diatas bidang cetak yang digunakan.
Bahan yang digunakan sebagai alat cetak misalnya papan kayu, karton,
plastik mika dan sebagainya.
5. Seni kerajinan/karya adalah karya seni rupa terapan (seni pakai) yang
umumnya dihasilkan melalui kerja terampil para perajinnya. Benda-benda
kerajinan dapat dibuat dari bahan alam dan bahan buatan yang dibuat
dengan teknik tertentu, misalnya: anyaman, kramik, ukir, batik, tenun,
sulam dan sebaganya.
6. Seni desain adalah karya seni yang berupa rancangan dan suatu bentuk
benda seni atau benda pakai. Hasil karya desain yang dibuat oleh para
desainer, dapat dibedakan dalam bentuk desain bangunan, desain interior,
desain eksterior, desain tata taman, desain kerajinan tangan danlainnya.
7. Seni dekorasi adalah jenis karya seni rupa yang dalam penampilannya lebih
mengutamakan keindahan rancangan rangkaian atau hiasan bahan tertentu
sesuai dengan kesan yang ditampilkannya. Bahan yang dipergunakan dari
bahan alam dan buatan, misalnya kertas berwarna, bunga, janur, dan
sebagainya.

Berikut bidang-bidang dalam seni rupa:
a. Seni rupa murni, terdiri dari:

a. Seni lukis
b. Seni grafis
c. Seni patung
d. Seni instalasi
e. Seni pertunjukan
f. Seni keramik
g. Seni film
h. Seni koreografi
i. Seni fotografi

Kajian Seni SD 41

2. Desain
a. Arsitektur
b. Desain grafis
c. Desain interior
d. Desain busana
e. Desain produk

3. Kriya / seni terapan
a. Kriya tekstil
b. Kriya kayu
c. Kriya keramik
d. Kriya rotan

E. Unsur-unsur Seni Rupa
Semua hasil karya manusia apakah hasil karya tersebut sengaja

diciptakan dengan kesadaran keindahan atau tidak, semestinya memiliki nilai
keindahan walau sekecil apapun nilai keindahannya. Terlebih lagi untuk bentuk
karya seni, murni dan desain harus mengutamakan nilai keindahannya, sebab
jika kurang memiliki nilai keindahan berarti bukan karya seni atau karya desain
yang baik, (Sadjiman 2005: 3). Seni rupa sebagai suatu karya memiliki unsur-
unsur yang menciptakan keindahan dari proses penciptaannya. Adapun beberapa
unsur tersebut menurut Nurhadiat (2004:23) sebagai berikut :
1. Titik,merupakan elemen atau unsur terkecil dibandingkan dengan elemen-

elemen lainnya. Titik juga dapat melahirkan suatu wujud yang tidak bisa
dilahirkan oleh elemen-elemen lainnya.
2. Garis, tidak ada suatu bentuk apapun yang hadir tanpa sebuah garis. Jenis-
jenis garis ialah seperti garis lurus, lengkung, tebal, tipis, terputus-putus, dan
lain-lain. Sedangkan menurut karakteristiknya, akan lahir kesan halus, kasar,
lentur, dan tegas.
3. Bidang, yaitu permukaan yang dapat berupa datar, persegi, atau sebagai
pembatas dan lain-lain.
4. Ruang, yaitu garis-garis yang membentuk bangun tiga dimensi.Ruang dalam
bentuk nyata banyak dijumpai pada seni patung dan seni bangunan.
5. Arsir, yaitu pengulangan garis secara acak atau menyilang dengan tujuan
mengisi bidang gambar yang kosong. Macam-macam arsiran ialah seperti
arsir searah, arsir silang, arsir acak, dan arsir gradasi.
6. Repetisi, yaitu penggambaran bidang atau bentuk tertentu yang dilakukan
secara berulang-ulang, misalnya motif dan ragam hias.

42 Pengantar

7. Bentuk, pada umumnya bentuk dapat dibedakan menjadi 2 jenis, namun
terdapat pula suatu bentuk lain yang biasa disebut dengan mimesis yang
memiliki pengertian yaitu sebagai berikut :
a. Bentuk beraturan. Bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang saling
berhubungan satu sama lain dan tersusun secara rapi serta konsisten.
Pada umumnya bentuk-bentuk seperti ini bersifat stabil dan simetris
terhadap satu atau lebih. Adapun contoh bentuknya ialah seperti bentuk
bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida.
b. Bentuk tak beraturan. Bentuk tak beraturan adalah bentuk-bentuk yang
bagian-bagiannya tak serupa serta hubungan antar bagiannya tidak
konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak simetris dan lebih dinamis bila
dibandingkan dengan bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan ini dapat
berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak
beraturan atau pun hasil dan komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk
beraturan.
c. Bentuk mimesis. Mimesis memiliki pengertian yaitu berupa tiruan atau
menirukan alam.
Berikut unsur-unsur seni rupa menurut Sadjiman (2009). Karya seni rupa

mulanya terbentuk dari unsur-unsur seni rupa, yang satu sama lain saling
berhubungan, sehingga merupakan suatu kesatuan hubungan antara lain :

1. Titik
Menurut Sadjiman, (2009: 94) secara umum dimengerti bahwa suatu

bentuk disebut sebagai titik karena ukurannya yang kecil, dikatakan kecil karena
objek tersebut berada pada area yang luas dan manakala dengan objek yang sama
dapat dikatakan besar apabila diletakan pada area yang sempit, sedangkan
menurut Georges Seurat, titik adalah salah satu elemen dalam seni rupa yang
paling kecil, dan merupakan elemen paling dasar dalam seni rupa. Apabilasuatu
titik ditarik akan menjadi suatu garis, dan titik apabila diolah secara luas akan
menjadi suatu bidang.

Titik mempunyai peran yang sama dengan elemen seni yang lain seperti
garis dan warna. penggunaan titik biasanya pada bagian-bagian yang terkecil
dalam suatu karya seni. Misalkan dalam lukisan manusia titik digunakan pada
bagian datail wajah, mata, dan dalam lukisan pemandangan. Penggunaan titik
biasanya dipakai pada bagian pohon, daun, tanah dan batu-batuan. Menurut
Sadjiman, (2005:70) dalam seni lukis ada suatu aliran yang disebut dengan
pointilis, melukis atau menggambar dengan teknik titik-titik ini disebut dengan
pointilisme.

Pointilisme kemudian menjadi suatu aliran dalam seni lukis yang
menggunakan teknik titik menitik. Suatu karya hasil susunan pecahan-pecahan
kaca atau keramik yang terlihat sebagai susunan titik-titik disebut muzaik. Bisa

Kajian Seni SD 43

juga membuat muzaik tiruan dengan sobekan-sobekan kertas pada permukaan
yang mengandung lem. Kalau kita mengatur pasir, kerikil, atau batu-batu,
sesungguhnya perbuatan menyusun titik-titik, (Sadjiman 2005:70).

Unsur Titik (risqirashat.blogspot.com)
(Sumber: https://moondoggiesmusic.com/seni-rupa/)

2. Garis
Menurut Sadjiman, (2009:96) garis merupakan suatu bentuk yang

berukuran kecil tetapi memanjang. Kaligrafi merupakan garis hasil goresan yang
merupakan garis nyata. Contohnya goresan yang lembut, lincah, luwes, kadang-
kadang kuat, lembut dan manis. Garis bisa lancar, terputus-putus, bisa
beruas,terang, sopan, budiman, kabur dan tak bertujuan.

Keligrafi merupakan garis hasil goresan yang merupakan garis nyata,
adalah contoh garis yang lembut, lincah, luwes, kadang-kadang kuat, lembut,
manis, gemulai lembut, ringan tertegun-tegun, meleset lancar, dan gempal.
Kaligrafi adalah contoh suatu simbol emosi yang diekspresikan dalam goresan
berirama, yang berkualitas tinggi, (Sadjiman 2005:71).

Bagi kebanyakan orang, garis lurus mendorong rasa kaku, ketegasan,
kebenaran, dan ketelitian. Garis lurus adalah positif, langsung, keras, kuat, tegar,
teguh hati dan tidak kenal kompromi. Garis lengkung ramping-ringan adalah
fleksibel, harmonis, kalem, feminim, terang, sopan, budiman, tetapi terasa malas,
kabur dan tak bertujuan, (Sadjiman 2005:71).

Pengertian garis menurut Gareth (2011) mendifinisikan garis sebagai
sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak
menonjol dan sosoknya disebut dengan garis. Terbentuknya garis merupakan
gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya sehingga terbentuk suatu
goresan. Untuk menimbulkan bekas, biasa mempergunakan pensil, pena, dan
kuas. Bagi seni rupa garis memiliki fungsi fundamental, sehingga diibaratkan
jantungnya seni rupa. Garis sering pula disebut dengan kontur, sebuah kata yang
samar dan jarang dipergunakan (Anonim, 2011).

Pentingnya garis sebagai elemen seni rupa, sudah terlihat sejak dahulu
kala. Nenek moyang manusia jaman dulu. Menggunakan garis ini sebagai media
ekspresi seni rupa di gua-gua. Mereka menggunakan garis ini untuk membentuk
obyek-obyek ritual mereka. Selain berupa lukisan, nenek moyang manusia juga

44 Pengantar


Click to View FlipBook Version