The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

E-book ini berisi materi kuliah metode penelitian

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rusmansyah, 2022-10-22 21:26:18

E-BOOK METODE PENELITIAN

E-book ini berisi materi kuliah metode penelitian

Keywords: Metode Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

5. Disajikan judul penelitian “Pengaruh Metode Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik”. Berdasarkan
judul penelitian tersebut tentukan variabel bebasnya ….
A. Hasil belajar peserta didik
B. Pengaruh
C. Metode belajar
D. Peserta didik
E. Metode dan hasil belajar

6. Terdapat sebuah hipotesis: Ada hubungan antara promosi BPJS di media televisi dengan meningkatnya
kesadaran pasien menggunakan sarana pelayanan kesehatan. Berdasarkan judul penelitian tersebut
tentukan variabel tergantungnya ….
A. Promosi
B. Kesadaran pasien menggunakan sarana pelayanan kesehatann
C. Media promosi
D. Promosi BPJS di media sosial
E. Televisi

7. Terdapat sebuah hipotesis: Ada hubungan antara promosi di media televisi dengan meningkatnya
kesadaran berolahraga menggunakan sepatu oahraga. Berdasarkan judul penelitian tersebut tentukan
variabel moderatnya ….
A. Promosi
B. Kesadaran menggunakan sepatu olahraga
C. Hubungan antara promosi dengan kesadaran
D. Media televisi
E. Olahraga

8. Terdapat sebuah hipotesis: Ada pengaruh kontras warna baju terhadap keputusan membeli di kalangan
wanita. Berdasarkan judul penelitian tersebut tentukan variabel kontrolnya ….
A. Kontras warna
B. Keputusan membeli
C. Jenis kelamin (wanita)
D. Ada pengaruh
E. Baju

9. Terdapat sebuah hipotesis: Layanan yang baik mempengaruhi kepuasan pelanggan. Berdasarkan judul
penelitian tersebut tentukan variabel penganggunya ….
A. Kepuasan pelanggan
B. Layanan yang baik
C. Kualitas jasa
D. Pengaruh kepuasan
E. Produk

Variabel Penelitian dan Pengukurannya | 93

METODOLOGI PENELITIAN

10. Seorang peneliti ingin menguji efektivitas dari metode pembelajaran A terhadap keberhasilan belajar
siswa. Dalam penelitian eksperimen tersebut peneliti hanya menggunakan siswa yang memiliki IQ normal,
dan kondisi sosial ekonomi orangtua yang tergolong cukup. Pengendalian terhadap IQ subjek yang normal,
dan kondisi sosial ekonomi tersebut. Dari paparan tersebut termasuk dalam jenis variabel ….
A. Variabel kontrol
B. Variabel terikat
C. Variabel bebas
D. Variabel dependen
E. Variabel independen

B. Essay
1. Seorang peneliti ingin menguji efektivitas dari metode pembelajaran A terhadap keberhasilan belajar siswa

melalui eksperimen semu. Pada penelitian tersebut terdapat dua variabel yang digunakan oleh peneliti.

Menurut anda, variabel apa saja yang digunakan peneliti? Manakah yang tergolong variabel bebas dan

variabel terikat pada penelitian di atas?

2. Seorang peneliti ingin meneliti pengaruh pemberian pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman kacang

hijau. Menurut anda, variabel apa saja yang digunakan peneliti? Manakah yang tergolong variabel bebas

dan variabel terikat pada penelitian di atas?

3. Didapatkan tabel hasil seorang peneliti

kelompok Ekstrak Daun Brotowali Kadar Glukosa Darah Mencit
(mg/dl)

I 0,03 mg/g 94,31

II 0,06 mg/g 88,71

III 0,09 mg/g 82,11

IV 0 mg/g 129,20

Tentukan variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol dari tabel penelitian tersebut!

4. Sekelompok peserta didik melakukan percobaan mengenai pengaruh air cucian beras terhadap tinggi

tanaman jagung pada usia empat minggu. Data hasil percobaan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Kelompok Tanaman Frekuensi Penyiraman Tinggi Tanaman (cm)

I Satu hari sekali 37

II Dua hari sekali 39

III Tiga hari sekali 43

IV Empat hari sekali 46

V Tidak disiram 32

Berdasarkan tabel hasil percobaan di atas, tentukan variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol

dari percobaan tersebut!

5. Seorang guru melakukan sebuah demonstrasi unik di depan kelas. Beliau menyiapkan dua lembar kertas

dengan ukuran dan jenis yang sama, salah satu lembaran kertas dibuatlah menjadi bola kertas padat.

Variabel Penelitian dan Pengukurannya | 94

METODOLOGI PENELITIAN
Sementara lembar kertas yang satunya dibiarkan tetap. Kedua kertas tersebut kemudian dibakar dengan
menggunakan pembakar yang sama. Selanjutnya guru tersebut mengukur waktu yang diperlukan untuk
membakar kertas. Berdasarkan percobaan tersebut, tentukan variabel bebas, terikat dna tetap!
C. UMPAN BALIK
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif dan hitunglah jumlah jawaban Anda
yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi kegiatan
belajar di atas.

Tingkat Penguasaan = %



Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Sedang
< 70% = Kurang

Variabel Penelitian dan Pengukurannya | 95

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 7

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN
PENELITIAN

CAPAIAN PEMBELAJARAN:

1. Mampu menjelaskan apa itu skala pengukuran dan instrumen penelitian;
2. Mampu menjelaskan apa saja macam-macam skala pengukuran;
3. Mampu mengetahui bagaimana cara menyusun instrumen penelitian;
4. Mampu membedakan antara validitas dan reliabilitas instrumen;
5. Mampu mengetahui bagaimana cara pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.

DESKRIPSI

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji

kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Penelitian kuantitatif, peneliti

akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik

peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan kunci

instrumen. Tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian ilmiah adalah menyusun alat ukur (instrumen)

penelitian sebagai pedoman untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Alat ukur tersebut harus valid dan

reliabel.

Instrumen penelitian digunakan untuk nilai variabel yang diteliti, dengan demikian jumlah instrumen

yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel

penelitiannya lima, maka jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima. Instrumen-instrumen

penelitian sudah ada yang dibakukan, tetapi masih ada yang harus dibuat oleh seorang peneliti. Karena

instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data

kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala (Sugiyono, 2012).

Pada bab 7 ini kita akan mempelajari tentang skala penelitian dan instrumen penelitian. Instrumen-

instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan tetapi masih ada yang harus dibuat oleh seorang peneliti karena

instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data

kuantitatif yang akurat maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Teknik membuat skala, menurut Nazir

(1999) serta Good dan Hatt (1952) adalah cara mengubah fakta-fakta kualitatif yang melekat pada objek atau

subjek penelitian menjadi urutan kuantitatif. Pembuatan skala pengukuran ini dibuat dengan mendasarkan pada

dua asumsi, yaitu ilmu pengetahuan pada akhir-akhir ini lebih cenderung menggunakan prinsip-prinsip

matematika dan ilmu pengetahuan semakin menuntut presisi yang lebih baik utamanya dalam hal mengukur

gradasi. Dalam membuat skala, peneliti harus mengasumsikan bahwa fakta dalam fakta mengandung suatu

kontinum yang nyata berasal dari sifat-sifat objek yang diteliti.

KATA-KATA KUNCI

Skala Pengukuran Validitas Eksternal

Validitas Reliabilitas

Validitas Konstruksi Reliabilitas Internal

Validitas Isi Reliabilitas Eksternal

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 96

METODOLOGI PENELITIAN

A. SKALA PENGUKURAN
1. Pengertian skala pengukuran

Skala merupakan perbandingan antar kategori di mana masing-masing kategori diberi bobot nilai yang
berbeda. Sedangkan pengukuran merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan untuk membangun
dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan teks yang berfungsi secara
optimal, valid, dan realibel. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh misalnya timbangan emas akan
menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg bila digunakan untuk mengukur; meteran sebagai
instrumen untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data kuantitatif panjang
dengan satuan mm.

Menurut Ramli (2011) skala pengukuran adalah kesepakatan untuk menentukan panjang pendek
interval pada alat ukur. Baik digunakan untuk dijadikan sebagai acuan ataupun sebagai tolak ukur untuk
memperoleh data. kesepakatan yang digunakan sebagai acuan atau tolak ukur untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada pada alat ukur sehinga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data.

Pengertian skala pengukuran data dalam penelitian dapat diartikan sebagai sarana untuk menentukan
panjang pendek interval yang telah ditentukan dalam satuan alat ukur. Salah satu cara agar bisa mengetahui
panjang pendek interval dapat dilakukan dengan melakukan alat pengukuran. Penggunaan alat ukur dapat
diterapkan untuk memperoleh data kuantitatif atau memperoleh angka. Kurang efektif jika digunakan untuk
jenis penelitian kualitatif.
2. Macam-macam skala pengukuran

a. Skala nominal
Skala nominal merupakan jenis skala pengukuran yang termasuk kedalam kategori atau kelompok dari

suatu subyek. Misalnya, dapat anda lihat pada variabel jenis kelamin, dimana pengelompokan umumnya
hanya menjadi dua, yaitu laki-laki (L) dan perempuan(P) yang masing-masing diberi kode 1 dan 2.
b. Skala ordinal

Skala ordinal merupakan salah satu jenis skala pengukuran dimana lambang-lambang bilangan hasil
pengukurannya berupa urutan atau tingkatan. Uji statistik yang sesuai adalah modus, median, distribusi
frekuensi dan statistik non-parametrik seperti rank order correlation.
c. Skala Interval

Merupakan jenis skala pengukuran yang mempunyai karakteristik mirip dengan skala ordinal yaitu
memiliki urutan tertentu. Sifat lain yang melekat pada skala interval adalah adanya satuan skala (scale unit).
Uji statistik yang sesuai adalah semua uji statistik kecuali uji yang mendasarkan pada rasio seperti koefisien
variasi.
d. Skala rasio

Skala rasio adalah jenis skala pengukuran yang menghasilkan data dengan mutu yang paling tinggi.
Perbedaan skala rasio dengan skala interval terletak pada keberadaan nilai nol (based value). Pada skala

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 97

METODOLOGI PENELITIAN

rasio, nilai nol bersifat mutlak, tidak seperti pada skala interval. Data yang dihasilkan oleh skala rasio adalah
data rasio. Tidak ada pembatasan terhadap alat uji statistik yag sesuai.

B. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Pengertian Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat pengumpul data alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu
penelitian. Instrumen Penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan
mengiterpretasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama.
Instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan dan tidak bisa digunakan pada penelitian yang lain. Kekhasan
setiap objek penelitian menyebabkan seorang peneliti harus merancang sendiri instrumen yang digunakan.
Susunan instrument untuk setiap penelitian tidak selalu sama dengan peneliti lain. Hal ini mengingat tujuan
dan mekanisme kerja dalam setiap teknik penelitian juga berbeda-beda.

Data yang terkumpul dengan menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan dan dilampirkan atau
digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian. Untuk mengumpulkan data dalam
suatu penelitian, kita dapat menggunakan instrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggunkan instrumen
yang dibuat sendiri. Instrumen yang telah tersedia pada umumnya adalah instrument yang sudah dianggap
baku untuk mengumpulkan data variabel-variabel tertentu.

Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar
prtanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi. Instrumen itu disebut pedoman pengamatan atau
pedoman wawancara atau kuesioner atau pedoman dokumenter, sesuai dengan metode yang dipergunakan
(Gulo, 2000). Instrumen adalah alat atau 3 fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah (Arikunto, 2006).
2. Cara Menyusun Instrumen Penelitian

Dalam menyusun instrumen disarankan mengikuti langkah-langkah berikut.
a. Analisis variabel penelitian, menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel kemudian

mengembangkannya menjadi indikator-indikator merupakan langkah awal sebelum instrumen itu
dikembangkan.
b. Menetapkan jenis instrumen, jenis instrumen dapat ditetapkan manakala peneliti sudah memahami
dengan pasti tentang variabel dan indikator penelitiannya. Satu variabel mungkin hanya memerlukan
satu jenis instrumen atau meungkin memerlukan lebih dari satu jenis instrumen.
c. Menyusun kisi-kisi atau layout instrumen, kisi-kisi instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam
merumuskan item instrumen. Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang lingkup materi variabel
penelitian, jenis-jenis pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta waktu yang dibutuhkan. Selain itu, dalam
kisi-kisi juga harus tergambarkan indikator atau abilitas dari setiap variabel. Misalnya, untuk
menentukan prestasi belajar atau kemampuan subjek penelitian, diukur dari tingkat pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, dan sebagainya.
d. Menyusun item instrumen, berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah selanjutnya adalah
menyusun item pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen yang akan digunakan.

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 98

METODOLOGI PENELITIAN

e. Mengujicobakan instrumen, uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat reabilitas
dan validitas serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja berdasarkan hasil uji coba ada sejumlah item
yang harus dibuang dan diganti dengan item yang baru, setelah mendapat masukkan dari subjek uji coba.

3. Contoh Judul Penelitian dan Instrumen yang Dikembangkan
a. Judul penelitian
“Gaya dan Situasi Kepemimpinan serta Pengaruhnya Terhadap Iklim Kerja Organiasai “.

b. Variabel Penelitian:
1) Variabel bebas adalah: (1) Gaya Kepemimpinan dan (2) Situasi Kepemimpinan
2) Variaabel terikat adalah: Iklim Kerja Organisasi

c. Instrumen:
1) Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan
2) Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan
3) Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi

d. Kisi-Kisi Instrumen

Gambar 7.1 Kisi-Kisi Instrumen

Variabel Penelitian Indikator No Item Instrumen
Gaya kepemimpinan 1. Kepemimpinan direktif 1,4,7,10,13,16

2. Kepemimpinan supportive 2,5,8,11,14,17 3,6,9.12,5,18

3. Kepemimpinan partisipatif

Situasi kepemimpinan 1. Hub pimpinan dengan anggota 1,2,3,4,5,6

2. Tugas-tugas 7,8,9,10,11,12

3. Power position 13,14,15,16,17,18

Iklim kerja organisasi 1. Otonomi dan fleksibilitas 1,2

2. Menaruh kepercayaan dan Terbuka 3,4

3. Simpatik dan memberikan dukungan 5,6

4. Jujur dan menghargai 7,8

5. Kejelasan tujuan 9,10

6. Pekerjaan dan risiko 11,12

7. Pertumbuhan kepribadian 13.14

e. Instrumen untuk mengungkapkan gaya kepemimpinan
Contoh: Instrumen yang digunakan untuk mengungkapkan variabel gaya kepemimpinan dari sebuah unit
kerja dengan sumber data adalah para bawahan dari si pemimpin yang dinilai. Bentuk angket adalah multiple
choice (pilihan ganda).
Mohon di jawab pertanyaan berikut sesuai dengan hasil pengamatan bapak/ibu/saudara.

1. Apakah pemimpin anda menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan kelompok?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 99

METODOLOGI PENELITIAN

c. Sering
d. Selalu
2. Apakah pimpinan anda menunjukan hal-hal yang dapat menarik minat kerja pegawai?
a. Tidak pernah
b. Jarang sekali
c. Sering
d. Selalu
4. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a. Validitas
Azwar (1988) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes
dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur
dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan
sesungguhnya dari apa yang diukur.

Suryabrata (2000) menyatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi
pengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Validitas suatu tes mempermasalahkan
apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu
tes mampu mengungkapkan dengan tepat ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur, akan
tergantung dari tingkat validitas tes yang bersangkutan. Sudjana (2004) menyatakan bahwa validitas
berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa
yang seharusnya dinilai. Suatu tes yang valid untuk tujuan tertentu atau pengambilan keputusan tertentu,
mungkin tidak valid untuk tujuan atau pengambilan keputusan lain.

Jadi validitas suatu tes, harus selalu dikaitkan dengan tujuan atau pengambilan keputusan tertentu. Tes
masuk di SMA misalnya harus selalu dikaitkan dengan seberapa jauh tes masuk tersebut dapat
mencerminkan prestasi atau hasil belajar para calon peserta didik baru setelah belajar nanti. Konsep validitas
tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct
validity), dan validitas empiris atau validitas kriteria.
b. Reliabilitas

Reabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam
diri subyek memang belum berubah. Nur (1987) menyatakan bahwa reliabilitas ukuran menyangkut seberapa
jauh skor deviasi individu, atau skor-z, relatif konsisten apabila dilakukan pengulangan pengadministrasian
dengan tes yang sama atau tes yang ekivalen.
5. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a. Pengujian Validitas Instrumen

1) Pengujian Validitas Kontruksi (Construct Validity)

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 100

METODOLOGI PENELITIAN

Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tesmengukur sebuah konstruk
sementara. Konstruk, secara definitive merupakan suatu sifat yang tidak dapat diobsevasi, tetapi kita
dapatmerasakan pengaruhnya melalui satu atau dua indera kita. Contoh suatukonstruk dalam lingkup
pendidikan teknologi kejuruan misalnya, implikasi orang terampil atau memiliki skill, dapat dilihat dengan
melalui tingkah laku dia ketika seseorang tersebut melakukan pekerjaannya.

Konstruk tidak lain adalah merupakan “temuan” atau suatu pendekatan untuk menerangkan tingkah
laku. Proses melakukan validasi konstruk dapat dilakukan dengan caramelibatkan hipotesis testing yang
dideduksi dari teori yang menyangkut dengan konstruk yang relevan.
2) Pengujian Validitas Isi

Validitas isi adalah derajat di mana sebuahtes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Hasil
valditas isi memerlukan dua aspek penting, yaitu valid isi dan valid samplingnya. Valid isi mencakup
khususnya, hal-hal yang berkaitan dengan apakah item-item itu menggambarkan pengukuran dalam
cakupan yang ingin diukur. Sedangkan validitas sampling padaumumnya berkaitan dengan bagaimanakah
baiknya suatu sampel tes merepresentasikan total cakupan isi. Validitas isi juga mempunyai peran yang
sangat penting untuk tes ketercapaian. Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan para
ahli.
3) Pengujian validitas eksternal

Validitas eksternal insrtumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara
kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen
utuk mengukur kinerja kelompok pegawai, maka kriteria kinerja pada instrumen itu dibandingkan dengan
catatan-catatan di lapangan (empiris) tentang kinerja pegawai yang baik. Bila telah terdapat kesamaan
antara kriteria di dalam instrument dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut
mempunyai validitas eksternal yang tinggi. Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal bila
hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain dalam populasi yang diteliti.
Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian selain meningkatkan validitas eksternal penelitian
tersebut, makaa hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain dalam dapat
dilakukan dengan memperbesar jumlah sampel.
b. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal
pengujian dapat dilakukan dengantest-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara
internal reliabilitas istrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan tehnik tertentu.
1) Test-retest

Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali padaresponden ataupun derajat yang
menunjukkan konsistensi hasil sebuahhasil sebauh tes dari waktu ke waktu. Jadi dalam hal ini
instrumennyasama, respondennya sama dan waktunya yang berbeda. Pengujian caraini sering juga disebut
stability. Reliabilitas test-retest dapat dilakukandengan cara sebagai berikut:

a) Selenggarakan tes pada suatu grup yang tepat sesuai denganrencana.

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 101

METODOLOGI PENELITIAN

b) Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau duaminggu, lakukan kembali
penyelenggaraan tes yang sama dengangrup yang sama tersebut.

c) Korelasikan hasil kedua tes tersebut.
2) Equivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah instrumen pertanyaan-pertanyaan yang secara
bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Sebagai contoh (untuk satu butir saja)
Berapa tahun pengalaman kerja anda di lembaga ini?
Pertanyaan tersebut dapat ekuivalen dengan pertanyaan berikut:
Tahun berapa anda mulai bekerja di lembaga ini? pengujianreliabilitas dengan cara ini cukup dilakukan
sekali, tetapiinstrumennya dua, pada responden yang sama, waktu yang sama, instrumen berbeda.
Reliabilitas instrumen dihitung dengan caramengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan
datainstrumen yang dijadikan ekuivalen.
3) Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan duainstrumen yang equivalent itu
beberapa kali, ke responden yangsama. Jadi ini merupakan gabungan antara tes-retest dan equivalen.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan duainstrumen, setelah itu dikorelasikan pada
pengujian keduadanselanjutnya dikorelasikan secara silang.
4) Internal consistency

Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
sekali saja, kemudian yang datadiperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapatdigunakan
untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujianreliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik
belah dua dariSpearman Brown, KR 20, KR 21 dan Anova Hoyt. Berikut diberikan rumus-rumusnya.

a) Rumus Spearman Brown

b) Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)

c) Rumus KR.21

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 102

METODOLOGI PENELITIAN
d) Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt)

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 103

METODOLOGI PENELITIAN

RINGKASAN

Skala pengukuran data dalam penelitian dapat diartikan sebagai sarana untuk menentukan panjang
pendek interval yang telah ditentukan dalam satuan alat ukur. Baik digunakan untuk dijadikan sebagai acuan
ataupun sebagai tolak ukur untuk memperoleh data. Kesepakatan yang digunakan sebagai acuan atau tolak
ukur untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada pada alat ukur sehinga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data. Ada berbagai macam skala pengukuran antara lain
yaitu, skala nominal, oridinal, interval, dan rasio.

Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar
prtanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi. Instrumen itu disebut pedoman pengamatan atau
pedoman wawancara atau kuesioner atau pedoman dokumenter, sesuai dengan metode yang dipergunakan.
Instrumen adalah alat atau 3 fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah.

Instrumen atau alat pengumpul data alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu
penelitian. Instrumen Penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan
mengiterpretasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama.
Instrumen penelitian dirancang untuk satu tujuan dan tidak bisa digunakan pada penelitian yang lain. Kekhasan
setiap objek penelitian menyebabkan seorang peneliti harus merancang sendiri instrumen yang digunakan.
Susunan instrument untuk setiap penelitian tidak selalu sama dengan peneliti lain. Hal ini mengingat tujuan
dan mekanisme kerja dalam setiap teknik penelitian juga berbeda-beda.

Data yang terkumpul dengan menggunakan instrumen tertentu akan dideskripsikan dan dilampirkan atau
digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian. Untuk mengumpulkan data dalam
suatu penelitian, kita dapat menggunakan instrumen yang telah tersedia dan dapat pula menggunkan instrumen
yang dibuat sendiri. Instrumen yang telah tersedia pada umumnya adalah instrument yang sudah dianggap
baku untuk mengumpulkan data variabel-variabel tertentu.

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi
apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu
validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris atau validitas
kriteria.

Reliabilitas mempermasalahkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil
pengukuran hanya dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama. Pengujian reliabilitas instrumen dapat
dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengantest-retest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas istrumen dapat diuji dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan tehnik tertentu.

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 104

METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI DIRI

A. Pilihan Ganda
1. Jika dalam variabel nilai huruf mutu pada perkuliahan, yaitu: Nilai A, B, C, D, dan E. Pada nilai ini

menunjukkan tingkatan bahwa nilai A lebih besar dari B, dan seterusnya. Hal ini karena pernyataan
tersebut berkaitan ….
A. Skala ordinal
B. Skala interval
C. Skala rasio
D. Skala nominal
E. Skala pengukuran
2. Jam 00.00 bukan berarti waktunya kosong atau tidak ada nilainya, karena jam 00.00 sendiri masih
menunjukkan waktu dimana jam 00.00 sama dengan jam 12 malam. Pernyataan di bawah ini termasuk
dari skala Pengukuran ….
A. Skala ordinal
B. Skala rasio
C. Skala nominal
D. Skala interval
E. Skala pengukuran
3. Dibawah ini yang bukan merupakan langkah-langkah dalam penyusunan instrumen disarankan yaitu ….
A. Analisis variabel penelitian
B. Menetapkan jenis instrumen
C. Menyusun kisi-kisi atau layout instrumen
D. Menyusun item instrumen
E. Menganalisis insturmen
4. Perhatikan beberapa pertanyaan berikut:
1) Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan (Ya/Tidak) anda dalam mencari ilmu?
2) Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan (Ya/Tidak) anda dalam melanjutkan pendidikan?
3) Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan (Ya/Tidak) anda dalam mendapatkan gelar?
4) Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan (Ya/Tidak) anda dalam mendapatkan ijazah?
5) Apakah dengan belajar akan terpenuhi kebutuhan (Ya/Tidak) anda dalam memenuhi syarat mencari

kerja?
Data di atas menunjukan pengukuran berdasarkan skala ….
A. Skala differensial
B. Skala thurstone
C. Skala likert
D. Skala guttman
E. Skala nominal
5. Meningkatnya kecelakaan lalu lintas di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak hanya disebabkan karena
terhentinya Operasi Zebra, tetapi juga disebabkan ….
A. Pengawas lalu lintas yang tidak pernah kendor
B. Volume kendaraan di jalan makin bertambah
C. Angkutan yang terlibat dalam pengaturan lalu lintas dikurangi jumlahnya
D. Potensi lalu lintas belum dikerahkan secara maksimal
E. Semua jawaban benar

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 105

METODOLOGI PENELITIAN

B. Essay
1. Bagaimana jika di dalam pengisian angket, rsponden menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan

yang pernah/sedang dialami dan cenderung berbohong, lalu bagaimana anda menganalisis hasil angket
tersebut?
2. Apakah dalam sebuah penelitian uji validitas dan uji realilitas bisa digunakan bersama apakah hanya salah
satu saja yang boleh digunakan?
3. Dalam hal ini sesuaatu dinyatakan berdasarkakn kategori atau kelompok dari suatu subyek. Contoh; Data
peserta didik yang mengerjakan tugas sebelum batas waktu yang telah ditentukan (pukul 10.00). data
tersebut sebagai berikut: Dari 50 peserta didikLaki-laki = 17; Wanita = 23 Jenis skala apa yang digunakan,
dan bagaimana cara anda menentukannya?
4. Pada variabel sikap seseorang terhadap suatu pernyataan, sikap tersebut berupa sangat setuju, setuju, biasa
saja, tidak setuju, sangat tidak setuju. Pada variabel sikap ini dari sangat setuju ke sangat tidak setuju
menunjukkan kategori dan memiliki tingkatan. Di dalam penelitian, kategori tersebut bisa disimbolkan
dengan angka, misal:

5 untuk: sangat setuju
4 untuk: setuju
3 untuk: biasa saja
2 untuk: tidak setuju
1 untuk: sangat tidak setuju
Hal Ini termasuk dari skala apa yang membahas mengenai variabel sikap seseorang terhadap suatu
pernyataan?
5. Bagaimana cara mengetahui apakah instrumen yang kita pakai itu sudah valid dan reliabel?

C. UMPAN BALIK
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif dan hitunglah jumlah jawaban Anda

yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi kegiatan
belajar di atas.

Tingkat Penguasaan = %


Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Sedang
< 70% = Kurang

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian | 106

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 8

ANALISIS DATA PENELITIAN

CAPAIAN PEMBELAJARAN:

1. Mampu menjelaskan hakikat penelitian;
2. Mampu menjelaskan analisis data penelitian;
3. Mampu pengertian dari analisis kuantitatif dan analisis kualitatif;
4. Mampu mengetahui contoh-contoh jenis variabel penelitian dan pengukurannya;
5. Mampu mengetahui teknik dan tahapan-tahapan merumuskan analisis data penelitian.

DESKRIPSI

Ilmu lahir dari rasa keingintahuan manusia, penelitian merupakan salah satu hal yang penting dalam

pengembangan ilmu pengetahuan. Tanpa penelitian, suatu ilmu tidak akan pernah berkembang. Proses

penerapan kaidah keilmuan melalui proses penelitian, diperlukan proses berikir yang merupakan upaya

manusia untuk menggunakan nalarnya demi memperoleh jawaban atas hal-hal yang ingin diketahui.

Salah satu kaidah penelitian, baik penelitian kuantitatif ataupun kualitatif adalah analisis data. Analisis

data merupakan proses untuk pengorganisasian data dalam rangka mendapatkan pola-pola atau bentuk-bentuk

keteraturan. Sedangkan interpretasi data adalah proses pemberian makna terhadap pola-pola atau

keteraturanketeraturan yang ditemukan dalam sebuah penelitian.

Pengolahan data penelitian akan memperoleh hasil penelitian yang bermutu dan berbobot apabila peneliti

mampu memperoleh hasil penelitian yang bermutu dan berbobot apabila menggunakan metode analisis data

yang tepat dan cermat. Jenis metode penelitian yang disesuaikan dengan tepat akan menambah mutu dari hasil

penelitian tersebut sehingga akan berguna bagi masyarakat luas. Proses penyusunan data dapat berbeda-beda

tergantung selera, pengalaman dan kreatifitas berpikir penulis sehingga data yang terkumpul dapat

mempengaruhi alat analisis data. Dalam penelitian kualitatif tidak ada formula pasti untuk menganalisis data

seperti yang dipakai dalam penelitian kuantitatif. .

Bagian Bab 8 ini kita akan mempelajari tentang analisis data penelitian. Analisis data ini adalah analisis

yang berakar dari tahapan menganalisis data, refleksi makna analisis, hingga hakikat dari penelitian ini sendiri.

Analisis data penelitian mencakup dua jenis, yaitu analisis data penelitian kualitatif dan kuantitatif. Bagian ini

akan dijelaskan secara detail makna, perbedaan dan teknik tahapan analisis data baik untuk analisis data

penelitian kuantitatif dan kualitatif.

KATA-KATA KUNCI Analisis Data Kualitatif
Teknik Pengumpulan Data

Prosedur Pengumpulan Data Statistik Deskriptif
Analisis Data Statistik Inferensial
Teknik Analisis Data Analisis Induktif
Analisis Data Kuantitatif Display Data

Analisis Data Penelitian | 107

METODOLOGI PENELITIAN

A. HAKIKAT PENELITIAN
Penelitian (research) pada hakikatnya merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan suatu masalah

atau mencari jawaban dari persoalan yang dihadapi secara ilmiah. Penelitian menggunakan cara berfikir
reflektif, berpikir keilmuan dengan prosedur yang sesuai dengan tujuan dan sifat penyelidikan. Dalam ilmu
filsafat, khususnya aksiologi mengemukakan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk meperoleh
kebenaran adalah dengan melakukan sebuah penelitian. Meskipun penelitian bukanlah satu-satunya cara
memperoleh kebenaran, karena masih ada cara lain misalnya melalui: pengalaman, otoritas, cara berfikir
deduktif dan induktif, akan tetapi penelitian dianggap upaya yang paling efektif untuk menemukan sesuatu
yang baru bagi manusia.

Sebuah penelitian tidak hanya didasari oleh kajian saintis, akan tetapi semua aspek yang ada di muka
bumi mulai dari bintang yang jauh disana sampai dengan tingkat partikel yang yang ada pada atom. Tidak
hanya masalah sains, penelitian juga dapat digunakan untuk mengkaji fenomena sosial dan juga perilaku
individu. Penelitian ilmiah menggunakan langkah-langkah yang sistematis dan terkendali, bersifat hati-hati
dan logis, objektif dan empiris serta terarah pada sasaran yang ingin dipecahkan. Penelitian dilakukan dengan
melakukan pendekatan empiris yang mengandalkan indera (sensing) dan juga rasionalisme (thinking).

Research berasal dari kata Perancis (kuno) reserchier atau recherché yang merupakan pengabungan
dari “re” + “cerchier” atau “searcher”, yang berarti mencari atau menemukan atau to travel through or
survey. Research dalam arti luas diartikan sebagai kegiatan pengumpulan data, informasi dan fakta untuk
kemajuan pengetahuan , Shuttleworth (dalam A. Muri Yusuf 2014). Menurut Kerlinger (1963) menyatakan
“Scientific research is systematic, controlled, empirical and critical investigation of hypothetical propositions
about the presumed relation among natural phenomena.” Artinya bahwa penelitian yang bersifat ilmiah
merupakan suatu kegiatan penyelidikan yang sistematis, terkendali/terkontrol, dan bersifat empiris dan kritis
mengenai sifat atau proposisi tentang hubungan yang diduga terdapat diantara fenomena yang diselidiki.

Menurut Best (1981) menyatakan bahwa “Research may be defined as the systematic and objective
analysis and recording of controlled observations that may lead to the sibly ultimate control of events.”
Penelitian itu merupakan suatu analisis sistemis dan objektif, dan observasi yang terkontrol yang membimbing
ke arah pengembangan generalisasi, prinsip, teori, prediksi dan tujuan berdasarkan kejadian kejadian.

Baik Kerlinger maupun Best menekankan bahwa penelitian itu merupakan kegiatan yang sistematis
untuk memberikan/ menyediakan jawaban atas pertanyaan atau pemecahan masalah yang serius yang dihadapi.
Secara sederhana dapat dikatakan yang dimaksud penelitian ilmiah (research) adalah suatu kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis, objektif dan logis dengan mengendalikan atau tanpa mengendalikan berbagai
aspek/variable yag terdapat dalam fenomena, kejadian maupun fakta yang diteliti untuk dapat menjawab
pertanyaan atau masalah yang diselidiki.

Analisis data ialah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data
tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan
penelitian. Definisi lain dari analisis data yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil dari
penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan. Analisis data
merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua data yang diperlukan guna memecahkan
permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Ketajaman dan ketepatan dalam penggunaan alat

Analisis Data Penelitian | 108

METODOLOGI PENELITIAN

analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan, karena itu kegiatan analisis data merupakan
kegiatan yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses penelitian. Kesalahan dalam menentukan alat
analisis dapat berakibat fatal terhadap kesimpulan yang dihasilkan dan hal ini akan berdampak lebih buruk lagi
terhadap penggunaan dan penerapan hasil penelitian tersebut. Dengan demikian, pengetahuan dan pemahaman
tentang berbagai teknik analisis mutlak diperlukan bagi seorang peneliti agar hasil penelitiannya mampu
memberikan kontribusi yang berarti bagi pemecahan masalah sekaligus hasil tersebut dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Secara garis besar, teknik analisis data terbagi menjadi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Perbedaan kedua teknik tersebut terletak pada jenis datanya. Data yang bersifat kualitatif (tidak dapat
diangkakan) maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, sedangkan terhadap data yang dapat
dikuantifikasikan dapat dianalisis secara kuantitatif.

Berikut ini beberapa pengertian dari analisis data menurut para ahli:
a. Bogdan dan Taylor (1975)

Analisis data adalah proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema
dan hipotesis itu.
b. Patton (1980)

Analisis data adalah proses mengatur data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan
satuan uraian dasar.
c. Lexy J. Moleong (2000)

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja, seperti yang
disarankan oleh data.

LeCompte and Schensul (dalam Kawulich, 2013) mendefinisikan analisis sebagai proses peneliti
menggunakan dan mengurangi serta memilah data menjadi sebuah cerita dan mengintepretasikannya. Analisis
data adalah sebuah proses mengurangi sejumlah data yang terkumpul untuk kemudian memahaminya.
Demikian juga yang diungkapkan oleh Matthew B. Miles dan Michael Haberman dalam Mappiare (2009)
bahwa terdapat 3 langkah analisis yang meliputi reduksi data (data reduction), pemaparan data (data display),
dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Sumber lain menyebutkan 3 aktivitas: pendeskripsian
(describing), pengategorian (classifying), dan penghubung-hubungan makna (connecting), dilakukan sampai
berhasil dijawab seluruh permasalahan yang diteliti Dey (dalam Mappiare, 2009).

B. ANALISIS DATA KUANTITATIF DAN ANALISIS DATA KUALITATIF
1. Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif, yaitu analisis
yang menggunakan model-model, seperti model matematika (misalnya fungsi multivariat), model statistik,
dan ekonometrik. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan
diintrespretasikan dalam suatu uraian. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan analisis data meliputi :

Analisis Data Penelitian | 109

METODOLOGI PENELITIAN

a) Mengelompokan data berdasarkan variabel dari jenis responden,
b) Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
c) Menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
d) Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
e) Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

Analisis kuantitatif yang biasa digunakan adalah analisis statistik. Biasanya analisis ini terbagi ke dalam
dua kelompok, yaitu:

a. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi
data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan,
menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan. Teknik analisis ini biasa
digunakan untuk penelitian-penelitian yang bersifat eksplorasi, misalnya ingin mengetahui persepsi
masyarakat terhadap kenaikan harga BBM, ingin mengetahui sikap guru terhadap pemberlakuan UU Guru
dan Dosen, ingin mengetahui minat mahasiswa terhadap profesi guru, dan sebagainya. Penelitian-
penelitian jenis ini biasanya hanya mencoba untuk mengungkap dan mendeskripsikan hasil penelitiannya.
Biasanya teknik statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif.
b. Statistik Inferensial

Pada statistik dalam deskriptif hanya bersifat memaparkan data, maka dalam statistik inferensial
sudah ada upaya untuk mengadakan penarikan kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan analisis
yang telah dilakukan. Biasanya analisis ini mengambil sampel tertentu dari sebuah populasi yang
jumlahnya banyak, dan dari hasil analisis terhadap sampel tersebut digeneralisasikan terhadap populasi.
Oleh karena itulah statistik inferensial ini juga disebut dengan istilah statistik induktif.
2. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelola, mensintesiskan, mencari
dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Adapun tujuan analisis data kualitatif adalah mencari makna dibalik data yang
melalui pengakuan subyek pelakukanya. Peneliti dihadapkan kepada berbagai objek penelitian yang semuanya
menghasilkan data yang membutuhkan analisis. Data yang didapat dari obyek penelitian memiliki kaitan yang
masih belum jelas. Oleh karenanya, analisis diperlukan untuk mengungkap kaitan tersebut secara jelas
sehingga menjadi pemahaman umum.

Mutu penelitian kualitatif sangat tergantung pada kemampuan peneliti di dalam menggali dan
mengumpulkan secara terus menerus dan mendalam data yang terus mengalir sampai tidak ditemukan lagi
informasi baru atau datanya sudah jenuh. Pengumpulan data tersebut dilaksanakan dalam setting yang alamiah
dan informal. Oleh karenanya kecakapan dan kekuatan pada diri peneliti sangat menentukan kualitas tersebut.

Analisis Data Penelitian | 110

METODOLOGI PENELITIAN

Miles dan Huberman (1992) menyebut tiga jalur analisis kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Lebih lanjut Sanafiah (1999) menggambarkan proses mengolah dan menganalisis
data kualitatif sebagaimana terlihat pada Gambar 8.1 dibawah ini:

Gambar 8.1 Proses Mengolah dan Menganalisis Data Kualitatif

Berdasarkan Gambar 8.1 dapat dijelaskan bahwa proses pengumpulan data kualitatif yang dilakukan

perlu di-dispay. Display akan sangat membantu baik untuk peneliti maupun bagi orang lain. Display

merupakan media penjelas objek yang diteliti. Selain itu, proses reduksi data dimaksudkan untuk menyaring,

memilih, dan memilah data yang diperlukan, menyusunnya ke dalam suatu urutan rasional dan logis, serta

mengaitkannya dengan aspek-aspek terkait. Hasilnya adalah berupa kesimpulan tentang objek yang diteliti.

3. Perbedaan Analisis Data Kuantitatif dan Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang digunakan untuk pemahaman konsep pemikiran atau pengalaman
tertentu, sedangkan data kuantitatif adalah data yang digunakan untuk mengkonfirmasi atau menguji suatu
teori dan hipotesis.

Tabel 8.1 Perbedaan Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif

No. Perihal Kuantitatif Kualitatif
Mengkontruksi realitas sosial,
1. Fokus Mengukur fakta yang objektif makna budaya

2. Hubungan peneliti Tidak terlibat Terlibat
dengan subjek Etik (mengutamakan acuan /
pendapat peneliti) Emik (mengutamakan pendapat
3. Sudut pandang informan)

4. Peran penelitian Terfokus pada variabel-variabel Berfokus pada proses interpretasi
dan peristiwa-peristiwa
Hubungan teori konsep Alat konfirmasi
dengan penelitian
5. Dasar untuk meneliti

6. Situasi konteks Tidak bergantung pada konteks Terikat pada situasi/konteks
7. Cakupan temua Dalil/hukum-hukum/asumsi teoritis Ideografik (keadaan kekinian)
(Kasus atau subjek banyak) (Beberapa kasus atau subjek)
8. Kesan realitas sosial Sebagai proses di tentukan oleh
9. Analisis Statis dan tak dipengaruhi aktor-aktor aktor-aktor
10. Tujuan Analisis tematik
11. Bentuk Data Analisis statistik Deskripsi yang lengkap dan
Klasifikasi fitur, menghitung dan detail.
membangun model-model statistik Kata-kata, gambar atau objek.
Angka-angka dan statistik

Analisis Data Penelitian | 111

METODOLOGI PENELITIAN

4. Teknik dan Tahapan Analisis Data Penelitian

a. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Sesuai dengan bidangnya, statistika membedakan dua jenis analisis, yaitu analisis (a) deskriptif, dan

(b) induktif atau inferensial. Statistika deskriptif berkaitan dengan penyajian data dalam bentuk diagram atau

tabel, penentuan hilai-nilai statistik seperti Mean, Median, Modus, Kuartil, Desil, Persentil, Standar Deviasi,

dan sebagainya. Tujuannya adalah memudahkan pemahaman terhadap informasi yarg diperoleh. Statistika

induktif berhubungan dengan penarikan kesimpulan mengenai populasi yang sedang diselidiki berdasarkan

sampel. Di sini dikenal teknik Regresi, Korelasi, t-test, Chi Kuadrat, Analisis Varian (ANAVA), dan

sebagainya. Tujuannya adalah untuk menarik kesimpulan (inferens) kaitan antara dua variabel atau lebih

dari suatu pendugaan (sampel) untuk digeneralisasikan ke dalam populasi (Suradika, 2000).

1) Teknik-Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Penelitian yang ingin menggambarkan suatu fenomena, tidak bermaksud mengkaitkan dengan

fenomena lain, maka yang digunakan adalah teknik deskriptif. Berikut akan dikemukakan sebagian teknik-

teknik deskriptif yang dapat digunakan dikaitkan dengan jenis dan sifat data yang telah diuraikan di atas.

Data yang berskala nominal dan atau ordinal sangat tepat digambarkan dengan membuat tabel atau

diagram. Contoh Tabel 8.2 di bawah ini menggambarkan banyaknya peserta didik di daerah A menurut

tingkat sekolah dan jenis kelamin.

Tabel 8.2. Jumlah Sekolah di Daerah A Menurut Tingkat Sekolah dan Jenis Kelamin

Jenis Tingkat Sekolah

Kelamin SD SLTP SLTA Jumlah

Laki-laki 4.758 2.795 1.459 9.012

Prempuan 4.032 2.116 1.256 7.404

Jumlah 8.790 4.911 2.715 16.416

(Sudjana, 1989)

Dengan tabulasi data tersebut maka seorang peneliti dapat menggambarkan dengan mudah mengenai

keadaan peserta didik di daerah A berdasarkan variabel tingkat sekolah dan jenis kelamin. Selain dengan

tabel, data tersebut dapat pula disajikan dalam bentuk diagram. Gambar di bawah ini adalah diagram

batang dua komponen berdasarkan data pada Tabel 8.2

18.000 16.416
16.000
Jumlah Peserta Didik 14.000 8.790 9.012
12.000 4.7584.032 7.404
10.000
8.000 4.911 2.715
6.000 2.7952.116 1.4591.256
4.000
2.000

0

SD SLTP SLTA Jumlah

Tingkat Sekolah

Laki-laki Prempuan Jumlah

Gambar 8.2 Diagram Batang Jumlah Peserta Didik di Daerah A
Berdasarkan Tingkat Sekolah dan Jenis Kelamin

Analisis Data Penelitian | 112

METODOLOGI PENELITIAN

Data yang berskala interval dan atau rasio, selain dapat disajikan dalam bentuk tabel dan diagram,

juga dapat dihitung nilai tendensi sentral dan variabilitasnya sehingga peneliti dapat mendeskripsikan

informasi lain yang lebih lengkap. Berikut akan dikemukakan contoh analisis deskriptif terhadap data hasil

belajar statistika 80 mahasiswa pada Tabel 8.3 berikut:

Tabel 8.3 Nilai Ujian Statistika 100 orang Mahasiswa

No Nilai Ujian f

1 31-40 2

2 40-50 3

3 51-60 5

4 61-70 14

5 71-80 24

6 81-90 20

7 90-100 12

Jumlah 80

Jika data tersebut disajikan dalam bentuk histogram maka akan membentuk gambar sebagai berikut:

f 30
24

25 20
20
15 14 12

10 5
3
52

0
31-40 40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 90-100

Nilai Ujian

Gambar 8.3 Histogram Nilai Statistik 80 Orang Mahasiswa
Selanjutnya, bila dibuat grafik lingkaran akan membentuk sebagai berikut:

12 2 3 5
14

20

24

31-40 40-50 51-60 61-70 71-80 81-90 90-100

Gambar 8.4 Grafik Lingkaran Nilai Statistik 80 Orang Mahasiswa
Berdasarkan dua bentuk sajian data tersebut, peneliti setidaknya dapat mengemukakan bahwa
distribusi nilai hasil belajar statistika 80 mahasiswa paling banyak berada pada nilai 61 ke atas. Kurvanya
berada di atas adalah 60, hal ini berarti sebagian besar mahasiswa mempunyai nilai di atas batas kelulusan,

Analisis Data Penelitian | 113

METODOLOGI PENELITIAN

dan proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil. Lebih lanjut, dari data tersebut dapat dihitung nilai
rata- rata, median, modus, dan standar deviasinya. Dengan nilai- nilai tersebut, peneliti dapat menyajikan
lebih banyak lagi informasi.
2) Teknik-Teknik Analisis Induktif

Dalam Statistika terdapat beberapa teknik analisis induktif untuk menguji hipotesis. Empat di
antaranya yang sering digunakan adalah (a) Korelasi, (b) t-tes, (c) Chi Kuadrat, dan (d) Analisis Varians,
disingkat ANAVA. Penggunaan teknik-teknik tersebut memerlukan persyaratan tertentu. Berikut akan
diuraikan satu persatu dari keempat teknik analisis di atas.

a) Korelasi
Teknik korelasi digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel. Dua variabel yang

akan diteliti hubungannya tersebut diberi simbul X dan Y. Terdapat dua jenis hubungan: Positif dan
Negatif. Hubungan positif ketika kenaikan nilai variabel X selalu diikuti oleh naiknya nilai variabel Y,
atau turunnya nilai variabel X selalu diikuti oleh turunnya variabel Y. Selanjutnya hubungan negatif
ketika kenaikan nilai variabel X selalu diikuti oleh turunnya nilai variabel Y, atau turunnya nilai variabel
X selalu diikuti oleh naiknya nilai variabel Y. Selain itu, ada juga kemungkinan lain bahwa kedua nilai
variabel tersebut tidak mempunyai hubungan, yaitu bilamana kenaikan nilai variabel X kadangkadang
disertai turunnya nilai variabel Y, tetapi kadang-kadang disertai pula oleh naiknya nilai variabel Y
tersebut. Jika digambarkan, kedua jenis hubungan tersebut sebagai berikut:

Gambar 8.5. Hubungan Kolerasi Positif dan Negatif
Salah satu syarat penting dalam penggunaan teknik korelasi adalah bahwa hubungan antara X dan
Y adalah hubungan linier. Kuat lemahnya hubungan dinyatakan dalam bilangan, biasa disebut koefesien
korelasi, yang nilainya bergerak di antara -1 sampai dengan +1. Koefesien yang bertanda positif
menunjukkan arah hubungan positif, sebaliknya koefesien yang bertanda negatif menunjukkan
hubungan negatif. Koefesien korelasi nol menunjukkan tidak ada sama sekali hubungan antar variabel.
Teknik korelasi yang sangat dikenal dan banyak digunakan adalah korelasi product moment yang
dikembangkan oleh Karl Pearson. Untuk menggunakan rumus ini skala datanya adalah interval.
b) Uji t (t-test)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan dengan menguji signifikansi
perbedaan mean dari dua sampel. Teknik ini digunakan dalam ekperimen yang mengggunakan sampel-
sampel yang berkorelasi, yakni sampel yang sudah disamakan salah satu variabelnya. Misalnya seorang

Analisis Data Penelitian | 114

METODOLOGI PENELITIAN

guru ingin mengetahui pengaruh metode pembelajaran tertentu terhadap hasil belajar. Secara teori hasil
belajar dipengaruhi oleh IQ. Maka dalam kasus ini peneliti harus menyamakan dahulu IQ dari peserta
belajar agar jika setelah eksperimen dilakukan ternyata ada perbedaan hasil belajar, perbedaan tersebut
diyakini benar-benar disebabkan oleh perlakuan metode, bukan karena IQ.

Dalam teknik t-test, terdapat dua rumus: rumus panjang dan rumus pendek. Rumus panjang
digunakan untuk penelitian eksperimental yang menggunakan Matched Subject Design, yakni penelitian
yang menggunakan kelompok kontrol yang sudah disamakan subyek demi subyeknya sebelum
eksperimen dilaksanakan. Faktor yang disamakan adalah satu variabel (atau lebih) yang telah diketahui
mempunyai pengaruh terhadap hasil eksperimen.

Rumus pendek adalah rumus serba guna dan efisien. Dikatakan demikian karena rumus ini selain
dapat digunakan untuk penelitian yang menggunakan Matched Subject Design, juga dapat digunakan
untuk Design Treatment by Subjects, yaitu eksperimen yang menggunakan hanya satu kelompok yang
sekaligus menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada periode eksperimen yang
berlainan. Skala data yang digunakan adalah skala interval untuk variabel bebas, dan skala ordinal untuk
variabel bebas.
c) Chi Kuadrat

Chi kuadrat adalah teknik statistika yang memungkinkan peneliti memperoleh perbedaan
frekuensi yang nyata antara hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fh) dalam kategori-
kategori tertentu sebagai akibat dari kesalahan sampling. Chi Kuadrat dapat digunakan untuk
mengadakan estimasi maupun untuk menguji hipotesis. Pada kesempatan ini, yang akan diuraikan adalah
fungsi chi kuadrat untuk menguji hipotesis.

Sebagai alat uji hipotesis, Chi kuadrat digunakan untuk menguji apakah perbedaan frekuensi yang
diperoleh dari dua sampel (atau lebih) merupakan perbedaan-perbedaan yang signifikan, bukan
disebabkan oleh kesalahan sampling. Karena yang diuji adalah frekuensi, maka skala data yang
digunakan adalah ordinal.
d) Analisis Varians (ANAVA)

Bila seorang peneliti ingin menguji pengaruh sekaligus dari dua atau lebih variabel bebas terhadap
satu variabel terikat maka teknik t-test tidak memadai lagi. Teknik yang dapat digunakan untuk
keperluan ini adalah Analisis Varians (ANAVA). Untuk menggunakan teknik ANAVA, seorang peneliti
terlebih dahulu perlu menguji persyaratan analisis, yaitu (a) normalitas sampel dan (b) homogenitas
populasi. Karena erbatasnya kesempatan, penjelasan lebih lengkap dari uji persyaratan ini tidak dapat
dikemukakan di sini, namun secara singkat dapat dikemukakan bahwa salah satu teknik menguji
normalitas adalah dapat menggunakan uji Liliefors, sedangkan untuk menguji homogenitas dapat
digunakan uji Bartlett.
b. Tahapan Analisis Data Kualitatif
Analisis kualitatif berakar pada pendekatan fenomenologi yang sebenarnya lebih banyak mengkritik
pendekatan positivisme yang dianggap terlalu kaku, hitam-putih dan terlalu taat asas. Alasannya bahwa

Analisis Data Penelitian | 115

METODOLOGI PENELITIAN

analisis fenomenologi lebih tepat digunakan untuk mengurai persoalan subjek manusia yang umumnya tidak
taat asas, berubah ubah, memiliki subjektivitas individual, memiliki emosi, dan sebagainnya.

Dengan demikian maka analisis-analisis kualitatif cenderung menggunakan pendekatan logika
induktif, di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara
pada kesimpulan-kesimpulan umum. Dengan demikian, seperti yang dikatakan Bungin, (2007).

Strategi analisis kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti dan frekuensi
akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung makna dari fakta-fakta yang
tampak dipermukaan itu. Dengan demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah
proses dan fakta dan bukan sekadar untuk menjelaskan fakta tersebut.
Model tahapan analisis induktif adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pengamatan terhadap fenomena sosial, melakukan identifikasi, revisi-revisi dan pengecekan

ulang terhadap data yang ada;
2) Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh;
3) Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi;
4) Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi;
5) Menarik kesimpulan-kesimpulan umum;
6) Membangun atau menjelaskan teori.

Moleong dalam Bungin Burhan (2007) mengutip beberapa pendapat mengenai strategi umum
analisis kualitatif sebagai berikut:

Bogdan dan Biklen (1982) mengatakan analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan:

1) Bekerja dengan data;
2) Mengorganisasikan data;
3) Memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola;
4) Menyintesiskannya;
5) Mencari dan menemukan pola;
6) Menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari;
7) Memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Seiddel (1998) mengatakan analisis dari kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut:
1) Mencatat yang menghasilkan cataran lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya teuap

dapat ditelusuri;
2) Mengumpulkan, memilahmilah, mengklasifikasikan, menyintesiskan, memmbuat ikhtisar, dan

membuat indeksnya;
3) Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan

pola, dan hubungan-hubungan;
4) Membuat temuan-temuan umum.

Janice McDrury (Collaborative Group Analysis o Dara, 1999) mengatakan tahapan analisis data
kualitatif adalah sebagai berikut:

Analisis Data Penelitian | 116

METODOLOGI PENELITIAN

1) Membaca mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasanyang ada dalam data;
2) Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data;
3) Menuliskan'model yang ditemukan;
4) Koding yang telah dilakukan.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tahapan penelitian kualitatif juga adalah tahapan analisis
kualitatif dengan demikian, maka tahapan-tahapan analisis itu juga adalah yang dilaksanakan peneliti pada
setiap tahapan penelitiannya. Jadi, model langkah analisis data kualitatif bukanlah teknik analisis data
kualitatif melainkan sebuah strategi data yang melekat pada setiap tahapan langkah penelitian sedangkan
metode teknik analisis kualitatif adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (beberapa alat untuk
pengumpulan data saja) dan sekaligus juga adalah alat analisis data.

Secara lengkap, kegiatan pengolahan data kualitatif meliputi tahapan (a) reduksi data, (b) display
data, (c) analisis data, (d) menyimpulkan dan memverifikasi, (e) meningkatkan keabsahan data, dan (f)
memberi narasi hasil analisa.

1) Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam laporan berbentuk catatan wawancara hasil wawancara atau

catatan lapangan hasil observasi. Laporan tersebut disusun terperinci. Selanjutnya direduksi, dirangkum,
dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang dipilih dan dipilah
berdasarkan satuan konsep, tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam
tentang hasil pengamatan dan wawancara juga dapat memudahkan peneliti untuk mencari kembali data
sebagai tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.

Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa reduksi data merupakan bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
sedemikian rupa dalam kerangka mengambil kesimpulan.
2) Display Data

Menyajikan data adalah proses memberikan informasi yang telah disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dan menyusun rencana tindak lanjut (Mulyadi, 2011). Data
yang diperoleh dikategorisasi menurut pokok permasalahan dan disajikan dalam bentuk matriks sehingga
memudahkan peneliti untuk melihat patterns (pola-pola) hubungan satu data dengan data lainnya.

Dengan kata lain dapat dikemukakan bahwa display atau penyajian data adalah kegiatan ketika
sekumpulan informasi disusun sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan
tindakan. Penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif, bagan, jaringan, grafik, dan metriks.
3) Analisis Data

Content Analisys (analisis isi) merupakan salah satu model analisis data yang dapat digunakan yang
mencakup kegiatan klasifikasi lambanglambang yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria-
kriteria dalam klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis dalam memprediksi. Adapun kegiatan yang
dijalankan dalam proses analisis ini menurut Burhan Bungin (2003: 10) meliputi: (1) menetapkan
lambang/simbol tertentu, (2) klasifikasi data berdasarkan lambang/simbol, dan (3) melakukan prediksi atas
data yang ada.

Analisis Data Penelitian | 117

METODOLOGI PENELITIAN

4) Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnyanya, langkah berikutnya

adalah menyimpulkan dan memverifikasi data-data yang sudah diproses atau ditransfer ke dalam bentuk-
bentuk yang sesuai dengan pola pemecahan permasalahan yang dilakukan.

Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti
mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari
makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan
kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian
dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.

Penarikan kesimpulan menurut Miles dan Huberman (1992) hanyalah sebagian dari satu kegiatan
dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti)
selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu
seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk
mengembangkan "kesepakatan intersubjektif" atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan
suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang
lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.

Menurut Mappiare (2009) “Suatu simpulan riset kualitatif harus dapat dipertanggungjawabkan
ikhwal bukti empiriknya. logika penyimpulannya, dan semuanya dapat dikomunikasikan.
Pertanggungjawaban dilakukan dengan pembeberan secara jelas adanya masalah, rasionel identifikasi
masalah, prosedur dan metode pemecahan masalah, dan alur logika penyimpulan. Hanya dengan demikian
maka suatu simpulan riset kualitatif dapat disebut ilmiah. Khusus ikhwal penyimpulan (mulai dari
mendeskripsikan – mengelasifikasikan – menghubungkan yang dilakukan secara sistematis, cermat, dan
etis), jika semuanya dapat dikomunikasikan dan berpeluang besar disepakati, maka simpulan itu dapat
diklaimm sebagai simpulan ilmiah”

Oleh karena itu penelitian kualitatif harus memiliki kredibilitas sehingga dapat dipertanggung
jawabkan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kredibilitas dalam penelitian adalah
melalui langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2012)
a) Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan untuk mengetahui kebenaran data yang
diperoleh maupun menemukan data baru.
b) Meningkatkan ketekunan
Melakukan pengamatan secara lebih cermat. Dengan meningkatakan ketekunan, peneliti dapat
melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan benar atau salah.
c) Triangulasi
Pengecekan data sebagai sebagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
d) Analisis kasus negatif

Analisis Data Penelitian | 118

METODOLOGI PENELITIAN

Peneliti mencara data yang berbeda dengan data yang ditemukan. Apabila tidak ada data yang berbeda
maka data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
e) Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi yang dimaksud adalah sebagai pendukung data yang ditemukan, sebagai contoh data
hasil wawancara perlu didukung adanya rekaman wawancara.
f) Menggunakan member check
Mengadakan kesepakatan dengan informan bahwa data yang telah diterima sudah sesuai dengan hasil
wawancara. Apabila data sudah benar maka data sudah dianggap valid, maka peneliti perlu melakukan
diskusi dengan pemberi data agar penafsiran akan data yang diperoleh dapat disepakati.

Prinsip riset kualitatif yang disebut terakhir di atas ini tetap dipertahankan sampai pembahasan
simpulan atau diskusi dengan teori. Di sinilah temuan-temuan kualitatif, yang sangat bertolak pada dunia
empirik, sangat memungkinkan berbeda dari suara teori yang sudah mapan sekalipun. Seorang peneliti
kualitatif haruslah berani menelorkan simpulan dengan penjelasan yang lain dari penjelasan teori yang
'dipinjam' term dan konsep atau konstruknya ~ sepanjang simpulannya didukung data dan proses penemuan
yang dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti kualitatif haruslah berani mengikuti terus dan menyusun pola
interkoneksi datanya dengan simpulan yang mungkin lain dari yang diduga orang sebelumnya. Inilah yang
disebut following up surprises les. Miles dan Huberman (dalam Mapiare, 2009). Ini tidak berarti bahwa
simpulan harus lain dari yang sudah ada.

Beberapa hal yang penting diingat kembali dari paparan singkat di atas ini adalah:
a) Simpulan riset kualitatif tidak kurang ilmiahnya dengan riset kuantitatif jika simpulan itu dapat

dipertanggungjawabkan ikhwal bukti empiriknya, logika penyimpulannya, serta semuanya dapat
dikomunikasikan. Pertanggungjawaban dilakukan dengan pembeberan secara rasionel identifikasi
masalah, prosedur dan metode, alur logika penyimpulan: dalam mana tiap makna yang ditarik
memiliki landasan dan dapat ditunjukkan bukti landasan di bawahnya.
b) Sifat dapat dikomunikasikan (communicable) adalah Persyaratan ilmiah penting lainnya untuk
dapatnya suatu simpulan riset kualitatif disebut ilmiah. Sifat ini berarti bahwa hasil riset itu tidak harus
sudah dikomunikasikan, melainkan potensial untuk dapat dikomunikasikan manakala diperlukan.
c) Simpulan temuan-temuan kualitatif, sangat memungkinkan berbeda, tapi tidak harus berbeda, dari
suara teori yang sudah mapan sekalipun. Seorang peneliti kualitatif haruslah berani menelorkan
simpulan dengan penjelasan yang lain sama sekali dari penjelasan teori yang dikonsep, sepanjang
simpulannya didukung data atau konstruknya dan proses penemuan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
d) Cara pembahasan atau diskusi yang bagus adalah dengan pembahasan bolak-balik antara data dan
suara teori, termasuk statemen dari riset-riset lain dalam jurnal-jurnal seputar term, konsep atau
konstruk yang dibahas.

Analisis Data Penelitian | 119

METODOLOGI PENELITIAN

RINGKASAN

Analisis data ialah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data
tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan
penelitian. Definisi lain dari analisis data yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil dari
penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan. Analisis data
merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua data yang diperlukan guna memecahkan
permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap.

Ketajaman dan ketepatan dalam penggunaan alat analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan
kesimpulan, karena itu kegiatan analisis data merupakan kegiatan yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam
proses penelitian. Kesalahan dalam menentukan alat analisis dapat berakibat fatal terhadap kesimpulan yang
dihasilkan dan hal ini akan berdampak lebih buruk lagi terhadap penggunaan dan penerapan hasil penelitian
tersebut. Pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai teknik analisis mutlak diperlukan bagi seorang
peneliti agar hasil penelitiannya mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi pemecahan masalah
sekaligus hasil tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Oleh karena itu sebelum menentukan teknik analisis apa yang harus dipakai, perlu dilihat kembali jenis
hipotesis yang akan diujinya. Jika sudah diketahui selanjutnya melacak jenis data yang diperoleh dari setiap
variabel yang diteliti, apakah datanya kuantitatif atau kualitatif. Jika sudah ditemukan baru menentukan teknik
analisis yang dapat digunakan.

Secara garis besar, teknik analisis data terbagi menjadi analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
Perbedaan kedua teknik tersebut terletak pada jenis datanya. Data yang bersifat kualitatif (tidak dapat
diangkakan) maka analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, sedangkan terhadap data yang dapat
dikuantifikasikan dapat dianalisis secara kuantitatif.

Tahapan analisis data kuantitatif yaitu 1) mengelompokan data berdasarkan variabel dari jenis
responden; 2) mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, 3) menyajikan data tiap variabel
yang diteliti; 4) melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah; dan 5) melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis kuantitatif yang biasa digunakan adalah analisis statistik.
Biasanya analisis ini terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Tahapan analisis data kualitatif yaitu 1) bekerja dengan data; 2) mengorganisasikan data; 3) memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola; 4) menyintesiskannya; 5) mencari dan menemukan pola; 6)
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari; dan 7) memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada
orang lain. Tahapan analisis data kualitatif juga dapat dilaksanakan dengan tahapan-tahapan yaitu 1)
melakukan pengamatan terhadap fenomena sosial, melakukan identifikasi, revisi-revisi dan pengecekan ulang
terhadap data yang ada; 2) melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh; 3) menelusuri dan
menjelaskan kategorisasi; 4) menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi; 5) menarik kesimpulan-
kesimpulan umum; dan 6) membangun atau menjelaskan teori.

Analisis Data Penelitian | 120

METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI DIRI

A. Pilihan Ganda
1. Mutu penelitian kualitatif sangat tergantung pada ….

A. Kemampuan peneliti
B. Hasil penelitian
C. Data kualitatifnya
D. Observasi
E. Hasil wawancara
2. Dalam penelitian kuantitatif, kegunaan diajukannya hipotesis adalah ….
A. Untuk memberikan jawaban sementara sebelum dilakukan pengujian
B. Membuat paradigma baru yang akan dikembangkan
C. Mempermudah proses interpretasi data penelitian
D. Untuk melengkapi sistematika penelitian
E. Untuk hasil akhir penelitian
3. Penelitian (research) pada hakikatnya merupakan salah satu cara ….
A. Untuk mengumpulkan data-data hasil penelitian
B. Untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencari jawaban dari persoalan yang dihadapi secara ilmiah.
C. Untuk memberikan informasi kepada peneliti tentang suatu penelitian
D. Untuk mencari solusi dari permasalahan yang dianalisis
E. Untuk melengkapi sistematika penelitian
4. Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah ….
A. Melakukan observasi terhadap suatu masalah yang akan dianalisis
B. Penelitian yang dilakukan selesai
C. Melakukan analisis data kualitatif dan kuantitatif
D. Semua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara

lengkap.
E. Semua Benar
5. Dibawah ini manakah yang termasuk statistik analisis kuantitatif yang biasa digunakan ….
A. Deduktif dan interferensial
B. Deskriptif dan terapan
C. Kualitatif dan kuantitatif
D. Deskriptif dan Inferensial
E. Induktif dan Inferensial
6. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kredibilitas dalam penelitian adalah ….
A. Memperkuat pertahanan
B. Meningkatkan ketekunan
C. Menjaga lingkungan
D. Menstabilkan kondisi
E. Memperbanyak penelitian
7. Ada berapakah tahapan kegiatan pengolahan data kualitatif ….
A. 4
B. 5
C. 6

Analisis Data Penelitian | 121

METODOLOGI PENELITIAN

D. 7
E. 8
8. Analisis data adalah proses mengatur data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan
satuan uraian dasar. Tokoh yang mendefinisi analisis data diatas adalah ….
A. Bogdan dan Taylor (1975)
B. Patton (1980)
C. Lexy J. Moleong (2000)
D. Miles (2013)
E. Robert (1970)
9. Dalam Statistika terdapat beberapa teknik analisis induktif yang sering digunakan untuk menguji hipotesis,
salah satunya adalah ….
A. Korelasi
B. t-tes
C. Chi Kuadrat
D. Analisis Varians
E. Semua Benar
10. Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis bersifat kuantitatif, yaitu ….
A. Analisis yang menggunakan model-model, seperti model matematika, model statistik, dan

ekonometrik
B. Analisis yang menggunakan model pendekatan terhadapat penelitian
C. Menganalisis secara bertahap
D. Analisis yang dilakukan dengan observasi
E. Semua salah

B. Essay
1. Disajikan permasalahan sebagai berikut:

Seorang Peneliti ingin menguji apakah ada hubungan antara besarnya penghasilan dengan tingkat
partisipasi politik. Berdasarkan argumentasi teoretik yang ia rumuskan dalam kerangka berfikir ia menduga
ada hubungan positif antara kedua variabel tersebut. la kemudian mencari data dan diperoleh data seperti
tertera pada tabel 8.4 Kolom X menunjukkan besarnya penghasilan, sedangkan Kolom Y menunjukkan
tingkat partisipasi politik. Peneliti tersebut ingin menguji hipotesisnya. Taraf kepercayaan yang
dikehendaki adalah 99 %.

Tabel 8.4 Besarnya Penghasilan dan Tingkat Partisipasi Politik 30 Orang Responden

Analisis Data Penelitian | 122

METODOLOGI PENELITIAN

2. Disajikan permasalahan sebagai berikut:
Seorang peneliti ingin menguji apakah ada pengaruh bahan instruksional terhadap hasil belajar Pendidikan
Agama Islam. Ia kemudian mengembangkan dua bentuk bahan instruksional yaitu bahan instruksional
berupa (a) Modul, dan (b) Buku teks. Kelompok eksperimen diberi bahan instruksional dalam bentuk
Modul, sedangkan kelompok kontrol diberi bahan instruksional berupa buku teks yang tersedia di
"perpustakaan". Berdasarkan argumentasi teoretisnya, ia menduga kelompok yang menggunakan bahan
instruksional berupa Modul akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
menggunakan bahan instruksional berupa buku-buku teks. Skor yang diperoleh tiap-tiap subyek tampak
pada Tabel 8.5. Peneliti ingin menguji kebenaran hipotesis pada taraf kepercayaan 99%.
Tabel 8.5 Skor Tes Akhir Hasil Belajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

3. Disajikan permasalahan sebagai berikut:
Seorang peneliti ingin menguji apakah ada perbedaan pilihan sumber berita antara mereka yang
berpendidikan tinggi dan yang berpendidikan SMA. Berdasarkan argumentasi teoretisnya ia
mengemukakan hipotesis: Ada perbedaan pilihan sumber berita yang berpendidikan tinggi dan yang
berpendidikan SMA. Data hasil penelitiannya tertera pada Tabel 8.6. Peneliti ingin menguji kebenaran
hipotesisnya pada taraf kepercayaan 95%.
Tabel 8.6. Pilihan Sumber Berita Berdasarkan Tingkat Pendidikan

4. Buatlah satu contoh penelitian eksperimen dengan rancangan postest only controlled group, terutama

sebutkan masalah, hipotesis, variabel, yang terdapat di dalam permasalahan/hipotesis tersebut, dan model

analisis datanya. Jika hasil analisis data menolak hipotesis nihil, apakah kesimpulannya?

Tabel 8.7 Rancangan Postes only controlled group

Kelompok Perlakuan Postes

A X Y1

B - Y2

Analisis Data Penelitian | 123

METODOLOGI PENELITIAN

C. UMPAN BALIK
Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban tes formatif dan hitunglah jumlah jawaban Anda

yang benar. Gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi kegiatan
belajar di atas.

Tingkat Penguasaan = %


Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Sedang
< 70% = Kurang

Analisis Data Penelitian | 124

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 9

PENYUSUNAN USULAN PENELITIAN DAN

LAPORAN PENELITIAN

CAPAIAN PEMBELAJARAN:

1. Mampu menjelaskan masalah-masalah penelitian;
2. Mampu menjelaskan bagaimana cara penyusunan proposal penelitian;
3. Mampu menjelaskan bagaimana cara penyusunan plaporan penelitian.

DESKRIPSI

Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti
sebelum memulai kegiatan penelitian. Proposal penelitian dapat membantu memberi arah pada peneliti agar
mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama proses penelitian berlangsung. Proposal penelitian
yang sudah disusun secara sistematis, lengkap dan tepat, akan mempercepat pelaksanaan, proses serta
penyusunan laporan penelitian. Proposal mempunyai arti sangat penting bagi setiap peneliti dalam usaha
mempercepat, meningkatkan serta menjaga kualitas hasil penelitian.

Proposal atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan tertulis mengenai
rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal penelitian berkaitan dengan
pernyataan atas urgensi dari suatu penelitian. Membuat proposal penelitian bisa jadi merupakan langkah yang
paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian. Pada tahap ini, seluruh kegiatan
penelitian disintesiskan ke dalam suatu desain yang spesifik. Berdasarkan proposal peneliti mempraktekan
bahwa mereka telah mengetahui apa yang akan mereka cari, bagaimana cara mencari dan mengenalinya, serta
menjelaskan mengapa penelitian itu memiliki nilai kegunaan sehingga perlu untuk dilakukan.

Laporan penelitian merupakan tahap akhir dari proses penelitian dimana peneliti menyampaikan dan
mengkomunikasikan kepada audiens hasil akhir risetnya melalui tulisan. Laporan penelitian ada berbagai
macam bentuk sesuai dengan untuk tujuan apa laporan itu dibuat. Meskipun terdiri dari beberapa bentuk,
laporan penelitian memiliki sifat tetap yaitu ilmiah. Laporan penelitian selalu bisa disebut juga karya ilmiah,
namun tidak semua karya ilmiah bisa disebut laporan penelitian.

Bagian bab 9 ini kita akan mempelajari tentang bagaimana penyusunan usulan penelitian yang terdiri
dari topik, latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjaun pustaka, metode penelitian dan daftar pustaka. Laporan penelitian terdiri dari dari topik, latar belakang
masalah, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjaun pustaka, metode
penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan, saran, daftar pustaka dan lampiran.

KATA-KATA KUNCI Proposal Penelitian
Masalah Penelitian Laporan Penelitian
Permasalah Deskriptif
Permasalah Komparatif
Permasalah Asosiatif

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 125

METODOLOGI PENELITIAN

A. MASALAH PENELITIAN
Berbicara mengenai masalah, tidak akan terlepas dari pengertian masalah itu sendiri. Meskipun

manusia selalu berhadapan dengan masalah, akan tetapi tidak sedikit manusia yang tidak memahami
definisi masalah itu sendiri. Lantas, apa sih sebenarnya masalah itu? Kita secara umum tau apa arti
dari “masalah”, namun apakah kita tau arti sebenarnya dari “masalah”?. Masalah adalah tidak
sesuainya antara sebuah harapan atau kesenjagan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi. Dari
pengertian ini dapat disimpulkan bahwa sebuah masalah dalam penelitian pendidikan akan timbul
apabila terjadi penyimpangan antara harapan atau pengalaman dengan kenyataan yang terjadi.

Menurut Stoner (1982) menyatakan bahwa masalah dapat diketahui apabila terdapat suatu
penyimpangan antara pengalaman dan juga kenyataan, dan juga adanya pengaduan serta kompetisi.
Suryabrata (1994) mengemukakan bahwa definisi masalah adalah kesenjangan antara harapan (das
sollen) dengan harapan (das sein). Untuk itu dilakukannya sebuah penelitian bertujuan untuk menutup
kesenjangan yang terjadi. John dewey kerlinger secara terpisah memberikan sebuah penjelasan
tentang masalah atau kesulitan yang biasa dirasakan oleh orang awam ataupun seorang peneliti.
Masalah yang terjadi akan menghalangi untuk tercapainya suatu tujuan baik itu tujuan individu
maupun kelompok. Masalah yang timbul dalam sebuah penelitian pastinya berbentuk kalimat tanya,
bukan kalimat pernyataan. Selanjutnya masalah akan dijawab melalui sebuah penelitian yang
mendetail.

Dalam melakukan penelitian, “masalah” merupakan pangkal pokok, landasan, alasan, atau asal
mula dilakukannya penelitian. Pada penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanatori, “hipotesis”
merupakan posisi sentralnya (yang harus dibuktikan dengan mencari datanya, apakah mendukung
atau tidak terhadap hipotesis). Demikian pentingnya “masalah”, maka dikatakan oleh seorang pakar
penelitian (Dawey) “jika masalahnya sudah dapat dirumuskan dengan baik (tepat, spesifik, dan jelas),
maka sama dengan telah melakukan sebagian dari penelitian. Demikian juga dalam merumuskan
hipotesis”.

Terkait dengan uraian tersebut, maka tahap-tahap penentuan masalah yang akan diteliti menurut
Faisal (1992) adalah sebagai berikut:

1. Pertimbangan yang bersifat “non ilmiah” dalam masalah yang akan diteliti adalah:
a. Minat peneliti terhadap masalah yang akan diteliti (tentukan bidang ilmu yang akan diteliti)
b. Resistensi/kepekaan/ketabuan suatu masalah tersebut jika diteliti, khususnya dari kalangan
yang dijadikan subyek/obyek penelitian.

2. Pertimbangan yang bersifat “ilmiah” dalam memilih masalah yang akan diteliti adalah:
a. Masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah (researchable). Suatu masalah dapat dikatakan
researchable apabila gejala/fenomena/indikasi/realitasnya dapat diamati (observable),

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 126

METODOLOGI PENELITIAN

datanya dapat dikumpulkan, sehingga pemecahan dari masalah tersebut didasarkan pada
pengumpulan data.
b. Kebermaknaan suatu masalah. Suatu masalah dapat dikatakan bermakna apabila
pemecahannya atau jawabannya dapat melahirkan pengetahuan baru yang memang penting,
baik bagi penambahan ilmu pengetahuan/akademik maupun bagi kepentingan praktik atau
kebijakan. Dengan demikian masalah yang hendak diteliti tersebut merupakan hal yang baru
dan penting untuk dipecahkan.
c. Masalah tersebut memenuhi persyaratan teknis metodologis, seperti: variabel-variabel yang
diteliti dasar teorinya ada, model atau alat analisis data secara ilmiah layak digunakan.
Berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendapatkan permasalahan penelitian antara lain
adalah:
1. Pengalaman/pengamatan dilingkungan pekerjaan atau profesi
2. Suatu teori
3. Laporan hasil penelitian dan saran/rekomendasi
4. Kebijakan pemerintah, lembaga, institusi atau organisasi
5. Perubahan dan perkembangan teknologi:
a) Otomatisasi pekerjaan
b) Metode perhitungan yang memadai
6. Kegiatan akademis
a) Bacaan (membaca)
b) Diskusi, seminar, lokakarya dan lain-lain
7. Pernyataan pemegang otoritas
8. Institusi
Menurut MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996), masalah sendiri dapat bersumber dari
berbagai faktor sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mendapatkan suatu permasalahan sangatlah penting, karena hasil
dari observasi terhadap hubungan tertentu yang belum memiliki suatu kejelasan yang cukup memadai
dalam melakukan suatu tindakan atas otiritas dan tradisi dapat diangkat menjadi suatu permasalahan.
2. Dedukasi dan teori
Teori memiliki pengertian yaitu konsep – konsep yang masih berupa prinsip umum yang
penerapannya belum bisa diketahui selama belum dilakukannya pengujian secara empiris. Pencarian
suatu masalah yang didapat dari sebuah teori akan berguna untuk mendapatkan data serta penjelasan
empiris praktik tentang teori tersebut.
3. Kepustakaan

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 127

METODOLOGI PENELITIAN

Suatu hasil penelitian pasti memberikan rekomendasi untuk dilakukannya penelitian (replikasi)
ulang terhadap hasil penelitian tersebut baik dengan variasi atau tanpa variasi. Validitas hasil
penelitian tentu akan meningkat dengan adanya dilakukan tindakan replikasi, tindakan replikasi juga
dapat menambah kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Biasanya hasil penelitian atau
laporan sebuah penelitian akan merekomendasikan kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti
lebih lanjut, hal ini juga dapat menjadi sumber untuk menentukan suatu masalah.
4. Masalah Sosial

Berita hangat yang ada disekitar kita dapat juga dijadikan sumber masalah dalam sebuah
penelitian. Pengalaman pribadi anda juga dapat menimbulkan suatu permasalahan yang dimana
diperlukannya jawaban empiris untuk mendapatkan suatu pemahaman yang lebih mendalam
tentunya. Pengalaman pribadi yang dimaksudkan disini tak hanya pengalaman anda dengan
lingkungan sekitar anda, tapi bisa juga meliputi: 1. Pengalaman seseorang atau kelompok 2. Lapangan
tempat anda pernah bekerja 3. Hasil laporan penelitian 4. Dan juga sumber yang berasal dari
pengalaman orang lain.

B. JENIS-JENIS PERMASALAHAN YANG TERDAPAT DALAM PENELITIAN
Klasifikasi masalah menurut Sugiyono (1994) mengklasifikasikan masalah terbagi dalam 3

jenis, yaitu:
1. Permasalahan deskriptif

Jenis permasalahan deskriptif ialah suatu permasalahan yang memilik variabel mandiri baik
pada satu variabel atau lebih. Dalam penelitian ini, peneliti tidak diharuskan untuk membuat suatu
perbandingan variabel yang satu dengan sampel yang lain, tetapi hanya mencari hubungan variabel
yang yang satu dengan yang lain. Contoh dari suatu permasalah deskriptif adalah:

a. Seberapa tinggi minat siswa indonesia dalam menulis dan membaca untuk waktu satu hari?
b. Seberapa besar pengaruh efektifitas pembelajaran jigsaw terhadap hasil prestasi belajar siswa?
2. Permasalahan komparatif

Permasalahan komparatif merupakan suatu rumusan masalah penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih terhadap suatu sampel yang berbeda waktu. Contohnya:

a. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa A dan siswa B?
b. Adakah perbedaan tentang pemahanan suatu konsep terhadap materi persegi panjang antara

siswa reguler dan siswa inti?
3. Permasalahan Asosiatif

Jenis permasalahan asosiatif ialah permasalahan yang bersifat menanyakan hubungan dua
variabel atau lebih. Disini permasalahan asosiatif memiliki tiga bentuk hubungan yaitu:

a. Hubungan simetris

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 128

METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan ini merupakan kaitan antara dua variabel atau lebih yang tak sengaja munculnya
secara bersamaan. Contoh: Adakah kaitan antara warna rambut dengan sifatseseorang?
b. Hubungan kausal

Arti dari hubungan kausal sendiri adalah hubungan bersifat sebab dan akibat. Jadi pada
hubungan ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan dependen. Di mana variabel
independen adalah variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi. Contoh: Apakah ada terdapat pengaruh pendidikan dari orang tua terhadap prestasi
belajar anak? (disini pendidikan dari orang tua merupakan variabel independen, dan untuk
variabel dependen sendiri adalah prestasi belajar).
c. Hubungan interaktif atau timbal balik

Hubungan ini adalah hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Disini tidak dapat
diketahui mana variabel independen dan dependen. Contoh: Kaitan hubungan antara makan di
siang hari dengan kecerdasan otak manusia.

C. MENYUSUN PROPOSAL DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Proposal penelitian adalah rencana kegiatan penelitian yang dituangkan dalam bentuk dokumen

berupa “tulisan”. Kegunaannya sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian, agar proses
penelitian dapat dilakukan secara baik. Uraian tentang proposal penelitian dilengkapi dengan contoh
sederhana, agar mudah dipahami.
1. Topik

Topik penelitian harus spesifik, tetapi cukup jelas memberi gambaran mengenai penelitian yang
diusulkan.
2. Latar Belakang Masalah

Latar Belakang adalah suatu kumpulan informasi yang disusun secara terstruktur dan sistematis.
Dimana, berhubungan dengan permasalahan yang sedang diahadapi oleh para peneliti. Tidak hanya
itu, latar belakang juga mempunyai alasan yang rasional terkait dengan pandangan penulis yang
melakukan penelitian terkait masalah. Dilakukan berdasarkan referensi dan hasil studi penelitian
sebelumnya yang mengangkat tema yang sama.

Hal penting yang perlu diingat dalam melakukan kegiatan penelitian yakni, tentang pendekatan
penelitian yang kita gunakan untuk menjawab rumusan masalah/fokus penelitian. Sebab setiap
pendekatan yang digunakan membawa konsekuensi terhadap langkah-langkah kegiatan penelitian
yang akan dilakukan. (Wahidmurni, 2020).
3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah atau research questions atau sering disebut juga research problem, memiliki
arti sebuah rumusan yang menanyakan suatu kejadian atau fenomena yang ada, baik itu

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 129

METODOLOGI PENELITIAN

kedudukannya mandiri, atau pun kejadian atau fenomena yang saling berkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Baik itu sebab atau akibat.
4. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah variabel-variabel motivasi yang mempengaruhi kinerja,
meliputi: pemberian insentif, kelangkaan sarana kerja, partisipasi dan pendelegasian. Selain variabel
tersebut tidak diteliti.
5. Menentukan Tujuan

Faisal (1992) mengemukakan bahwa apa yang dinyatakan dalam rumusan masalah juga perlu
dinyatakan sebagai tujuan penelitian, hanya saja formatnya bisa berbeda. Ciri-ciri tujuan penelitian
yang baik adalah:

a. Pernyataan secara spesifik mengenai apa yang akan dilakukan (dikaji)
b. Menampakkan dengan jelas apa yang akan dihasilkan melalui kajian yang akan dilakukan
c. Berbentuk kalimat pernyataan

Cara membuat tujuan penelitian:
a. Untuk membuat tujuan penelitian kita harus kembali melihat rumusah masalah
b. Mencari kata operasional yang tepat untuk menjawab rumusan masalah yang ada (contoh kata

operasional: mengidentifikasi, mendeskripsikan, mengukur, menganalisis, membandingkan,
dan lain-lain).
6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara
praktis.
a. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis ini berlatar dari tujuan penelitian varifikatif, untuk mengecek
teori yang sudah ada. Apakah akan memperkuat atau menggugurkan teori tersebut.
b. Manfaat Praktis Sementara manfaat praktis adalah manfaat yang berguna untuk memecahkan
masalah praktis.
7. Tinjauan Pustaka
Kaitannya dengan penelitian, maka fungsi teori/tinjauaan pustaka menurut Sugiyono (1999)
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Teori berfungsi untuk memperjelas dan mempertajam rung lingkup variabel yang akan diteliti
b. Teori berfungsi untuk prediksi dan pemandu dalam menentukan fakta dan merumuskan
hipotesis
c. Teori berfungsi untuk membahas hasil penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan
saran dalam upaya pemecahan masalah (Fatonah, 2010).
8. Menentukan Metode Penelitian
Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan
prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 130

METODOLOGI PENELITIAN

data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik
penelitian. Bagian ini memuat uraian tentang bagaimana penelitian akan dilakukan: obyek (alat,
bahan), tatacara, prosedur, metode dll. Bukan uraian mengenai definisi, teori dan atau konsep ilmu
metode (metodologi) penelitian, walaupun kadang-kadang diperlukan untuk memperkuat penyataan
peneliti (Nurdin dan Hartati, 2019).

Metode penelitian yang reliability terhadap objek penelitian, akan menghindarkan masuknya
faktor subjektifitas penelitian dalam sebauh penelitian. Penentuan apakah sebuah penelitian layak
dilakukan, dapat dilihat dari aspek metodologi penelitian yang digunakan. Memilih metode penelitian
pendekatan yang tepat sangat penting untuk Penulisan. Apakah anda akan memilih metode penelitian
kualitatif atau kuantitatif. Tujuan penelitian akan menentukan metode penelitian yang akan digunakan
(Nurdin dan Hartati, 2019).

Ketika mengumpulkan data kuantitatif, peneliti perlu mengukur variabel dan memverifikasi
teori atau hipotesis yang ada atau melalui responden. Data sering digunakan untuk mendukung
hipotesis baru. Peneliti sering menggunakan penelitian kuantitatif untuk memverifikasi data karena
merasa aman dengan angka dan statistik. Namun, seringkali statistik dan angka-angka bukanlah
jawaban untuk memahami makna, keyakinan dan pengalaman, yang lebih baik dipahami melalui data
kualitatif. Data kuantitatif juga dikumpulkan sesuai dengan instrumen penelitian tertentu dan
pertanyaan penelitian yang mendasarinya (Nurdin dan Hartati, 2019).

Pada dasarnya dalam suatu penelitian, penggunaan metode penelitian tidak ada yang mutlak,
artinya suatu metode penelitian baik itu metode kualitatif ataukah metode kuantitatif tidak dapat
dikatakan sama benar dan lebih unggul dari yang lainnya. Dengan demikian, penggunaan suatu
metode penelitian yang cocok dalam sebuah penelitian terletak pada tujuan penelitian itu sendiri serta
sejauh mana penelitian itu berdaya guna untuk memecahkan persoalan kemanusiaan serta
meningkatkan kesejahteraan insaniah, bukanlah semata-mata bertumpuh pada metode penelitian yang
digunakan (Nurdin dan Hartati, 2019). Membaca etnografi dengan kritis memerlukan perhatian pada
konsep-konsep yang digunakan dan referensinya:

a. Peneliti yang mengambil cara pemikiran (Modes of thought) pada teori atau kebudayaan sebagai
fokus analisis dan deskripsinya itu mengemukakan suatu sistem ide atau gagasan yang
memandu tindakan-tindakan para individu dan mempersiapkannya sebagai tolak ukur
penafsiran atau pemberian makna pada tingkah lakunya sendiri dan tingkah laku orang lain.

b. Peneliti yang menggunakan cara tindakan (Modes of action) atau proses, maka dari fokus
studinya itu mengungkapkan tingkah laku nyata dari para individu, menafsirkan tingkah laku
seperti itu dengan referensi pada ide yang terkait dengan individu dan juga faktor lainnya seperti
tekanan lingkungan terhadap tingkah laku (Nurdin dan Hartati, 2019).

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 131

METODOLOGI PENELITIAN

Langkah berikutnya ialah penentuan metodologi penelitian yang akan digunakan, sehingga
masalah-masalah tadi dapat terjawab secara tepat dan terbukti keshahihannya. Penentuan metodologi
penelitian ini, sering pula disebut dengan “strategi pemecahan masalah” karena pada tahap ini,
mempersoalkan “bagaimana” masalah-masalah penelitian tersebut hendak dipecahkan atau
ditemukan jawabannya (Nurdin dan Hartati, 2019). Pada tahap ini, yang perlu di tentukan adalah:

a. Jenis atau format penelitian yang akan digunakan.
Mengenai jenis, atau format penelitian yang digunakan, pada dasarnya menunjuk pada tipe

pendekatan penelitian yang akan digunakan; apakah studi kasus, ataukah untuk tujuan eksplanasi;
dan apakah unit studinya individu, ataukah unit studinya kelompok (Nurdin dan Hartati, 2019).
Format penelitian kuantitatif tergantung pada permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri. Dalam
metodologi penelitian kuantitatif terdapat dua format penelitian yaitu:

1) Format deskriptif
Penelitian kuantitatif dengan mengunakan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,

meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di
masyarakat, yang menjadi obyek penelitian ini, berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian
mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel
tersebut. Pada umumnya penelitian ini menggunakan statistik induktif untuk menganalisis data
penelitiannya. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus dan survei,
sehingga terdapat format deskriptif studi kasus dan format deskriptif survey (Nurdin dan Hartati,
2019).

Format deskriptif studi kasus memiliki ciri-ciri yaitu:
a) Tidak menyebar, tetapi lebih memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai

variabel, sehingga memungkinkan studi yang dilakukan dapat mendalam terhadap sasaran
penelitian.
b) Untuk mencapai maksud tersebut, peneliti membutuhkan waktu yang relatif lama dalam
penelitiannya.
c) Deskriptif studi kasus merupakan penelitian eksplorasi dan memainkan peran yang sangat
penting dalam menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang berbagai variabel yang
diteliti.
d) Penelitian ini sesungguhnya hanya menggunakan kasus tertentu atau sebuah wilayah
tertentu sebagai obyek penelitian, sehingga bersifat kasuistik terhadap obyek penelitian
(Nurdin dan Hartati, 2019).

Format deskriptif survei memiliki ciri-ciri yaitu:

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 132

METODOLOGI PENELITIAN

a) Pada survei ciri, penyebaran ditonjolkan dihampir semua pengungkapannya, dan karena
populasinya yang luas menyebabkan penelitian ini tidak mampu mencapai data yang
mendalam, sebagaimana studi kasus.

b) Ketidakmampuan mencapai data yang mendalam menyebabkan survei bersifat dangkal dan
hanya dipermukaan saja, akan tetapi dengan survei memungkinkan mengeneralisasi suatu
gejala tertentu terhadap gejala yang populasinya lebih besar.

c) Dengan populasi yang besar tersebut maka dimungkinkan untuk menggunakan sampel
dalam suatu penelitian sehingga akan meringankan peneliti (Nurdin dan Hartati, 2019).

2) Format Eksplanasi
Format eksplanasi, dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap

populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh dari satu variabel terhadap
variabel yang lain. Oleh karena itu, dalam format eksplanasi peneliti menggunakan sampel dan
hipotesis penelitian (Nurdin dan Hartati, 2019).

Beberapa pendapat para ahli juga mengatakan bahwa penelitian eksplanasi dapat digunakan
untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori, dan disamping itu penelitian eksplanasi juga
memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab akibat dari dua atau lebih
variabel dengan menggunakan analisis statistik inferensial (induktif). Penelitian dengan format
eksplanasi dapat dilakukan dengan survei dan eksperimen (Nurdin dan Hartati, 2019).

Format eksplanasi survei yaitu:
a) Peneliti diwajibkan membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan, karena

format ini bertujuan mencari hubungan sebab akibat dari variabelvariabel yang diteliti.
b) Alat utama yang digunakan untuk analisis data adalah statistik inferensial (Nurdin dan

Hartati, 2019).
Format eksplanasi eksperimen yaitu:

a) Bersifat laboratoris, artinya dalam eksperimen mengutamakan cara-cara memanipulasi
obyek penelitian yang dilakukan sedemikian rupa untuk tujuan penelitian.

b) Dalam penelitian eksplanasi eksperimen terdapat variabel yang dimanipulasi dan variabel
yang tidak dimanipulasi, selain itu untuk mengontrol pengaruh kedua varibel tersebut
digunakan variabel control (Nurdin & Hartati, 2019).

b. Metode, sumber, dan alat pengumpulan data
Pada penelitian untuk survai disertai teknik pengambilan sampel, dan untuk eksperimen

disertai pola eksperimen yang akan dilakukan. Hal lain yang juga perlu ditentukan yaitu:
1) Apakah metode pengumpulan datanya lewat wawancara, angket, dokumenter, tes, observasi,
atau lainnya;

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 133

METODOLOGI PENELITIAN

2) Apakah sumber datanya (kalau orang, siapa orangnya dan untuk mendapatkan data yang
mana; kalau dokumen, dokumen apa saja, dan untuk mendapatkan data yang mana; kalau
situasi atau kondisi, situasi atau kondisi apa saja, dan untuk mendapatkan data yang mana);

3) Apa dan bagaimanakah alat pengumpulan datanya (apakah pedoman wawancara, ataukah
panduan observasi, ataukah form isian dokumentasi, ataukah, ataukah angket, ataukah soal-
soal tes; dan bagaimanakah alat-alat tersebut disusun atau dikembangkan, sehingga memenuhi
persyaratan validitas dan reliabilitas) (Nurdin dan Hartati, 2019).
Pada penelitian survai yang digunakan, perlu ditegaskan populasinya, serta tekhnik

pengambilan sampel yang akan dilakukan. Bila hasil penelitian akan di generalisasikan (kesimpulan
data sample yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sample yang digunakan sebagai sumber
data harus representative dapat dilakukan dengan cara mengambil sample dari populasi secara
random sampai jumlah tertentu. dan bila eksperimen yang digunakan, perlu dinyatakan secara tegas
pola eksperimen yang akan dilakukan (Nurdin dan Hartati, 2019).
c. Strategi analisis data

Pada dasarnya menunjuk pada bagaimana data (yang hendak dikumpulkan) akan diolah,
dianalisis, dan di-interpresentasikan untuk menjawab masing-masing masalah dan hipotesis. Hasil
tahap pertama (pemilihan dan analisis masalah) dan hasil tahap kedua (penentuan metodologi
penelitian), lazimnya dituangkan dalam dessain atau rancangan penelitian; semacam “cetak biru”
(blue print) suatu penelitian yang akan dilaksanakan (Nurdin dan Hartati, 2019).

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama
di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini analisis telah mulai sejak merumuskan
dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian (Nurdin dan Hartati, 2019).

Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang
grounded. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di
lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif
berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data (Nurdin
dan Hartati, 2019).
d. Penentuan Metode dan Instrumen

Pelaksanaan suatu penelitian biasanya digunakan lebih dari satu metode atau instrumen, agar
kelemahan yang satu dapat ditutup dengan kebaikan yang lain. kadang-kadang suatu metode
merupakan keharusan untuk dipakai dalam penelitian. Tetapi kadang-kadang merupakan salah satu
alternative saja, sehingga pilihan metode yang dapat digunakan dapat dipilih-pilih. Tidak sedikit
peneliti yang mengacaukan pengertian metode dengan instrumen. Sebetulnya kedua hal tersebut
berkaitan, dan peneliti juga harus dapat memahami kaitannya (Nurdin dan Hartati, 2019).

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 134

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitinya. Variasi metode dimaksud adalah: angket, wawancara, pengamatan atau observasi, tes,
dokumentasi. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah dioalah. Variasi jenis instrument penelitian
adalah: angket, ceklis (check-list) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan.
Ceklis sendiri memiliki wujud yang bermacam-macam (Nurdin dan Hartati, 2019).

Penelitian menerapkan metode penelitian menggunakan instrumen atau alat, agar data yang
diperoleh lebih baik. Pemilihan metode dan instrumen penelitian sangat ditentukan oleh beberapa
hal, yaitu: objek penelitian, sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, dan
teknik yang akan digunakan untuk mengolah data bila sudah terkumpul. Penentuan metode
penelitian memerlukan pemikiran dan pertimbanagan yang matang. Untuk melengkapi penjelasan
tentang hubungan antara metode dengan instrument, berikut ini disampaikan uraian tentang metode
dan instrument dalam kaitannya sumber data (Nurdin dan Hartati, 2019). Contoh: misalnya
penelitian dengan variabel: “kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas”.

Agar diperoleh data yang lengkap yang betul-betul menjelaskan kualitas belajar-mengajar dari
berbagai segi, peneliti mengumpulkan data dari beberapa sumber data, antara lain: guru (orang),
siswa(orang), proses belajar-mengajar yang sedang berlangsung (tempat), kondisi dan sarana fisik
(tempat), catatan yang dimiliki oleh siswa(kertas), dan daftar nilai(kertas) (Nurdin dan Hartati,
2019).

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun
alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada
melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat
dinyatakan sebagai bentuk penelitian. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan
instrument penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun social yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel
penelitian. Jika peneliti ingin cermat, maka perlu digunakan tabel kisi-kisi tentang hubungan hal-
hal tersebut (Nurdin dan Hartati, 2019).

Dalam menentukan sumber data, jenis metode pengumpulan data dan instrument penelitian,
peneliti sangat perlu mempertimbangkan beberapa hal lain, yaiitu tenaga, waktu, dana dan faktor-
faktor pendukung maupun penghambat. Namun untuk langkah awal, agar pada akhirnya diperoleh
metode dan instrument yang tepat, sebaiknya peneliti berfikir ideal dahulu, sesudah itu baru
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut (Nurdin dan Hartati, 2019).
e. Jenis-Jenis Metode Penelitian

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 135

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis jenis metode penelitian terkait dengan jenis penelitiannya sendiri sebagai berikut:
1) Metode Historis

Metode historis merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode historis
bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan obyektif dengan mengumpulkan,
menilai, memverifikasi dan mensintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai konklusi
yang dapat dipertahankan, seringkali dalam hubungan hipotesis tertentu. Dengan metode historis,
seorang ilmuwan sosial peneliti historis yaitu orang yang mengajukan pertanyaan terbuka mengenai
peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma
penjelasan. Dengan demikian, penelitian dengan metode historis merupakan penelitian yang kritis
terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan menimbang
secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interprestasi dari
sumber-sumber keterangan tersebut (Nurdin dan Hartati, 2019).

2) Metode Deskriptif
Metode deskriptif merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode penelitian

deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala
yang ada, mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku,
membuat perbandingan atau evaluasi dan menetukan apa yang dilakukan orang lain dalam
menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana
dan keputusan pada waktu yang akan datang. Dengan demikian metode penelitian deskriptif ini
digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau
bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja
menjabarkan (analitis), akan tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga
organisasi. Metode penelitian deskriptif pada hakikatnya adalah mencari teori, bukan menguji
teori. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (Nurdin dan Hartati, 2019).
3) Metode Korelasional

Metode korelasional merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
korelasional merupakan kelanjutan metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun,
disusun secara sistematis, faktual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan diantara variabel,
tidak melakukan uji hipotesis atau prediksi. Pada metode korelasional, hubungan antara variabel
dteliti dan dijelaskan. Hubungan yang dicari ini disebut sebagai korelasi. Jadi, metode
korelasional mencari hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti. Tujuan metode korelasi
yaitu untuk meneliti sejauh mana variabel pada satu vektor yang berkaitan dengan variasi pada
faktor lainnya. Jika pada metode ini, hanya dua variabel yang dihubungkan, maka disebut korelasi
sederhana dan jika lebih dari dua variabel dihubungkan disebut korelasi berganda. Pada metode

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 136

METODOLOGI PENELITIAN

ini, pencarian hubungan (korelasi) antara dua variabel menggunakan koefisiesn korelasi atau
koefisien determinasi (Nurdin & Hartati, 2019).
4) Metode Eksperimental

Metode eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian. Metode
eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel
dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa,
sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat dihilangkan. Metode eksperimental
bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih
variabel, pada satu atau lebih kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan
kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.

a) Manipulasi adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat atau nilai-nilai variabel bebas.
b) Kontrol merupakan kunci metode eksperimental, sebab tanpa kontrol manipulasi dan

observasi akan menghasilkan data yang meragukan (Nurdin & Hartati, 2019).
5) Metode Kuasi Eksperimental

Metode kuasi eksperimental merupakan salah satu dari jenis jenis metode penelitian.
Metode kuasai eksperimental hampir menyerupai metode ekperimental, hanya pada metode ini,
peneliti tidak da-pat mengatur sekehendak hati variabel bebasnya.

Metode kuasi eksperimental mempunyai dua ciri, yaitu sebagai berikut:
a) peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau

kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek yang
diterpa variabel bebas dan kelompok lain yang tidak mengalami variabel bebas.
b) Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang
dikendakinya (Nurdin & Hartati, 2019).
Dari uraian yang disajikan di atas, maka secara singkat bab metode penelitian ini memuat uraian
tentang:
a. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian setidak-tidaknya memuat pendekatan (kuantitatif, kualitatif atau mix)
dan tipologi penelitian (eksploratori, deskriptif, atau eksplanatori).
b. Lokasi/seting dan waktu penelitian
Lokasi penelitian didalamnya terdapat uraian mengenai berbagai hal, antara lain karakteristik
dari wilayah ataupun karakteristik dari obyek penelitian. Waktu penelitian berisi uraian tentang
kapan pelaksanaan pengumpulan data dilakukan (bulan …s.d…tahun…). Hal ini menjadi penting
tatkala pelaporan yang dibuat memiliki jangka tenggang waktu yang relative lama. Misalnya
pengumpulan data dilakukan 2018 sedangkan ujian akhir baru dilakukan 2020.
c. Metode pengumpulan data

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 137

METODOLOGI PENELITIAN

Metode pengumpulan data terdiri dari:
1) survai (langsung, surat, e-mail, diunggah),
2) wawancara (surveyor),
3) observasi, dan lain sebagainya.
d. Metode analisis data
e. Penulisan laporan penelitian dibuat sesuai jenis penelitian
Misalnya, laporan penelitian untuk memperoleh gelar akademik (LA, skipsi, tesis & disertasi),
penulisannya harus sesuai dengan kaidah dan ketentuan yang berlaku untuk jenis penulisan tersebut
tadi. Namun demikian pada prinsipnya baik penulisan LA, skripsi, tesis maupun disertasi memiliki
prinsip-prinsip yang sama, terutama dari segi pros-es dan kerangka berfikir penyusunannya.
Kerangka berfikir yang digunakan adalah kerangka berfikir ilmiah (desuktif atau induktif).
Penelitian untuk memperoleh gelar akademik intinya adalah pengembangan keilmuan, sehingga isi
dari pembahasan harus fokus pada penerimaan atau penolakan hipotesis (jika ada), temuan penting
dikaitkan dengan konsep, teori dan penelitian terdahulu.
Hasil penelitian berisi deskripsi dan data hasil penelitian dan hasil pengujian hipotesis
(penelitian eksplanatori). Deskripsi data dapat berupa hasil analisis (statistik) deskriptif, tabel atau
grafik. Hasil pengujian hipotesis berupa keputusan uji tentang penerimaan atau penolakan hipotesis
nol (uji hipotesis statistic, jika ada), kemudian dikemukakan tentang terdukung (terbukti) atau
tidaknya hipotesis penelitian.
Di bagian pembahasan berisi:
1) Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian tercapai;
2) Menafsirkan temuan-temuan penelitian;
3) Mengintegrasikan temuan penelitian kedalam kumpulan pengetahuan ilmiah yang telah

mapan;
4) Memodifikasi teori yang telah ada atau menyususn teori baru;
5) Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan penelitian (Nurdin

& Hartati, 2019).
9. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian bukanlah merupakan suatu karangan atau diambil dari

pembicaraan-pembicaraan lain, akan tetapi hasil suatu proses yang dilakukan pada bab awal hingga
bab analisis dan pembahasan suatu penelitian. Dengan kata lain kesimpulan adalah intisari dari bab-
bab sebelumnya atau hasil dari analisis dan pembahasan. Dalam meranik kesimpulan hendaknya
kita tidak terlalu jauh dari permasalahan yang dibahas sehingga benang merahnya dapat nampak
dengan jelas dan akurat. Ketika kita menarik kesimpulan penelitian maka harus berdasarkan semua

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 138

METODOLOGI PENELITIAN

data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian, bukan atas angan-angan atau keinginan si peneliti
(Nurdin & Hartati, 2019).

Kesalahan besar apabila peneliti membuat kesimpulan hanya bertujuan untuk menyenangkan
hati pemesan yang dilakukan dengan cara manipulasi data. Kesimpulan penelitian harus terkait
langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan terikat secara substantif
dengan temuan-temuan penelitian yang mengacu pada rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil penelitian dan kesimpulan
harus terpelihara (Nurdin dan Hartati, 2019).

Hal yang perlu diperhatikan ketika menarik kesimpulan penelitan adalah: berisi jawaban dari
tujuan atau pembuktian hipotesis

1) berisi jawaban dari tujuan atau pembuktian hipotesis
2) jumlahnya harus sesuai dengan tujuan
3) gunakan kalimat singkat, jelas serta mudah difahami oleh orang lain atau si pembaca
4) Penelitian harus sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian
5) kesimpulan disampaikan dalam bentuk pernyataan yang ketat dan padat sehingga tidak

menimbulkan interpretasi lain
6) informasi yang disampaikan dalam kesimpulan bisa berupa pendapat baru, koreksi atas

pendapat lama, pengukuhan pendapat lama atau menumbangkan pendapat lama (Nurdin &
Hartati, 2019).
Oleh karena kesimpulan penelitian ditarik berdasarkan data “yang sudah diolah”, maka
penarikan kesimpulan dilakukan sejalan dengan cara mengolah datanya. Sebagaimana kita ketahui
sebelumnya bahwa pengolahan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara non stratistik dan
cara statistik. Beriku penjelasannya:
1) Kesimpulan Penelitian Non-Statistik

Apabila kita kembali pada jenis data, maka data dapat dibedakan atas data kualitatif dan
data kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif pengolahannya dibandingkan dengan suatu standar
atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti.

Sebagai contoh penelitian yang menggunakan data kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk melihat sikap kepemimpinan beberapa kepala desa. Dalam penelitian ini akan
mengukur sejauh mana sikap kepemimpnan yang dimiliki oleh kepala desa yang dimaksud. Oleh
karenanya dicari dimensi-dimensi sikap kepemimpinan terlebih dahulu antara lain: disiplin,
demokratis, bertanggungjawab, toleran, inisiatif, inovatif, kreatif, dan sebagainya. Dengan
menggunakan skala sikap, penelitian mengumpulkan data mengenai tingkat kepemimpinan
kepala desa.

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 139

METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan standard dan kriteria skala sikap di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

a) Sesuai dengan kriteria dan standar
b) Kurang sesuai dengan kriteria dan standar
c) Tidak sesuai dengan kriteria dan standar
2) Kesimpulan Penelitian Statistik

Penelitian yang diolah datanya dengan menggunakan statistic harus mempertimbangkan
pengambilan sampel. Pada umumnya penelitian yang diadakan merupakan penelitian sampel.
Kesimpulan penelitian dengan teknik statistik, dapat digeneralisasikan pada populasi apabila dari
sampel dapat diketahui bahwa populasinya berdistribusi normal (parametrik). Dengan kata lain
apabila peneliti melakukan penelitian terhadap sampel, maka ia berharap bahwa kesimpulan dapat
berlaku untuk seluruh populasi.

Dengan demikian, dapat kita ambil ringkasan bahwa kesimpulan yang diambil dari
penelitian statistik yakni yang menggunakan teknik statistik untuk menganalisis datanya,
didasarkan atas harga kritis yang tertera di dalam table, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

a) Besarnya taraf siqnifikansi (t.s. 5% atau t.s. 1%)
b) Derajat kebebasan (tergantung dari teknik analisis yang digunakan)
c) Perumusan satu arah atau dua arah (tergantung dari bagaimana merumuskan hipotesis).

Berhubung tulisan ini lebih menfokuskan pada penulisan penelitian kualitatif, maka agar
lebih mendalam, maka dapat diulas lebih jauh pada tulisan khusus metode penelitian kuantitatif
(Nurdin dan Hartati, 2019).
b. Saran

Saran adalah anjuran yang dapat menyangkut aspek, operasi, kebijakan, maupun konsep.
Saran yang diberikan harus didasarkan pada data hasil penelitian, dan dalam hal ini didasarkan pada
kesimpulan. Saran hendaknya tidak keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran
berisi sebagai berikut:

1) Masukan-masukan yang berisi tentang pemecahan masalah yang timbul pada penelitian.
2) Sasaran masukan atau saran ini disesuaikan dengan keguanaan penelitian, untuk

pengembangan ilmu, praktisi dan pemerintahan.
3) Saran hendaknya konkrit, realistis, praktis dan terarah.
4) Ada peluang penelitian lanjutan.

Hal yang penting untuk diperhatikan adalah bahwa kesimpulan dan saran penelitian harus
bersifat spesifik merujuk pada temuan penelitian dan pembahasan. Hindarkan kesimpulan dan saran
yang bersifat umum dan jika penelitian belum dilakukan maka kesimpulan dan saran tersebut belum
dapat dibuat dan dirumuskan (Nurdin dan Hartati, 2019).

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 140

METODOLOGI PENELITIAN

10. Abstrak
Abstrak merupakan bagian dari isi laporan penelitian, dimana pembaca dapat mengetahui

masalah, metode dan hasil penelitian yang penting secara cepat. Salah satu rujukan (tidak baku)
diketik dengan spasi tunggal dan tidak melebihi 200 kata. Abstrak memuat kata kunci (key word)
yang dicantumkan pada baris terakhir. Kata kunci, merupakan kata yang paling banyak digunakan
dalam laporan tersebut dan menunjukkan inti atau substansi dari penelitian tersebut. Kata kunci dapat
dicantumkan minimal 3 sampai dengan 5 kata tergatung dari ketentuan penulisan (gaya selingkung)
yang digunakan masing-masing perguruan tinggi (Nurdin dan Hartati, 2019).

Sebuah abstrak yang hanya menyajikan tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan sudah cukup
untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang sebuah laporan. abstrak mempunyai sifat-sifat
yaitu ringkas, jelas, tepat, berdiri sendiri dan objektif (Suroso, 2016).

Contoh Abstrak sebagai berikut:
Pelepah salak (Salacca zalaacca (Gaertner) Voss) merupakan salah satu tanaman yang
mengandung lignin dan tersedia dalam jumlah banyak namun belum banyak dimanfaatkan. Penelitian
ini bertujuan untuk memanfaatkan lignin pada pelepah salak pondoh sebagai bahan sintesis menjadi
natrium lignosulfonat dan menguji aktivitasnya sebagai agen pendispersi. Isolasi lignin dilakukan
dengan metode Kraft pulping dengan natrium hidroksida sebagai katalis. Isolat lignin selanjutnya
diuji menggunakan spektrofotometer Fourier Transform Infra-Red (FT-IR). Sintesis dilakukan
dengan metode sulfonasi menggunakan instrumen refluks dengan natrium bisulfit sebagai bahan
pendonor ion sulfat. Hasil sintesis selanjutnya dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer FT-IR
dan UV-Vis serta diuji aktivitasnya sebagai agen pendispersi pasta gipsum. Data FT-IR lignin isolat
menunjukkan kemiripan dengan lignin standar, dan natrium lignosulfonat dengan rasio pembuatan
6:5 menunjukkan serapan di semua gugus fungsi utama pada lignosulfonat yaitu alkena, sulfat, asam
karboksilat, dan ester. Hasil UV-Vis pada rasio pembuatan 3:5 menunjukkan kemurnian sebesar
46,71%. Kemampuan dispersi natrium lignosulfonat optimal diperoleh pada rasio 6:5 penambahan
0,20% dengan kenaikan laju aliran sebesar 20% (Muharom, Sudarmin, & Wijayati, 2018).
11. Daftar Pustaka dan Lampiran
a. Daftar Pustaka

Daftar pustaka memuat seluruh sumber tulisan (buku, jurnal, laporan penelitian atau sumber-
sumber lain) yang menjadi rujukan dan langsung dikutip dalam laporan penelitian. Bacaan yang
tidak dikutip secara langsung tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka. Cara penulisan daftar
pustaka berurutan secara alphabet tanpa nomor urut. Dalam penulisan daftar pustaka disesuaikan
dengan pedoman yang dibuat oleh masing-masing institusi atau lembaga.

Beberapa model gaya penulisan:
1) APA (American Psychological Association) Style

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 141

METODOLOGI PENELITIAN

2) Harvard style
3) MLA (Modern Language Association) Style
4) CHICAGO dan TURABIAN Style
5) AMA (American Medical Association) Styles
6) IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) Citation Style
a) Contoh Format APA Style Jurnal:

Nama Akhir Pengarang, A. (Tahun penerbitan). Judul Artikel. Nama Jurnal, Volume (edisi
jika ada), Halaman.
Satu Penulis
Ready, R. (2000). Mothers’ personality and its interaction with child temperament as predictors

of parenting behavior. Journal of Personality and Social Psychology, 79, 274-285.
Dua penulis atau lebih
Wassman, J., & Dasen, P.R. (1998). Balinese spatial orientation. Journal of Royal

Anthropological Institute, 4, 689-731.
Yonkers, K. A., Ramin, S. M., Rush, A. J., Navarrete, C. A., Carmody, T., March, D., . . . Leveno,

K. J. (2001). Onset and persistence of postpartum depression in an inner-city maternal health
clinic system. American Journal of Psychiatry, 158(11), 1856-1863. doi:10.1176/
appi.ajp.158.11.1856
*Pada nama ke-6, gunakan tanda titik-titik (…) sebelum menuliskan nama pengarang ke-7
Untuk format style penulisan nomor 2-6 bisa dicari di sumber yang terpercaya.
b) Format penulisan daftar pustaka dari buku:
Nama belakang, Nama depan. (Tahun). Judul Buku. Kota: Penerbit buku
Contoh: Hirata, Andrea. (2006). Sang Pemimpi. Yogyakarta: Bentang.
c) Format penulisan daftar pustaka dari koran:
Cook, D. (2001, Mei 5). The Courier Mail, h. 18.
d) Format penulisan daftar pustaka dari majalah:
Marano, H.E. (2008, Maret-April). Making of the Perfectionist. Psychology Today, 90-91.
Jika mengutip dari majalah atau koran elektronik, tambahkan ‘diakses dari’ beserta url yang
diakses.
Contoh:
Sandy, A. (2009, January 22). Cheaper to Fly than hire a car in Brisbane. The Courier mail.
Diakses dari http://www.news.com.au/couriermail/story/0,23739,24949645952,00.htm
Untuk penulisan daftar pustaka dari sumber lain, bisa saja dicari cara penulisannya disumber yang
terpercaya.
b. Lampiran

Panduan Penggunaan Mendeley dalam Mengelola Pustaka Penelitian | 142


Click to View FlipBook Version