M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Angan-Angan
Oleh : M. Rizky Alif
Aku sangat benci dengan sebuah perpisahan
Tidak mengentuk pintu,
bahkan tidak tahu kapan datang.
Berharap dengan sebuah pengharapan,
nyatanya hanya sebuah angan-angan…
Berlapang dada, menerima takdir Tuhan
Meskipun pahit untuk selalu dikenang.
Namun, aku banyak belajar,
bahwa perpisahan itu bukan hanya tentang melepaskan
tapi juga mengikhlaskan…
151
Bermalam Bersama Senja
Pelangi
Oleh : M. Rizky Alif
Luka yang begitu dalam,
berselimut tangis pada sebuah perpisahan…
Butuh waktu untuk menyembuhkan luka
yang terlanjur mendalam…
Sampai pelangi hadir setelah hujan,
air mata turun setelah tangisan.
Sebuah harapan baru datang.
Untukmu pelangi
yang menghapus ingatan tentang luka…
152
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Kisah Dua Insan
Oleh : M. Rizky Alif
Kisah dua insan yang kembali
menjadi asing karena perpisahan
Perpisahan yang tak diinginkan bahkan tak terpikirkan…
Dua insan yang menjelma bak jeritan paus di lautan
Mencari sebuah kedamaian tetapi tak ditemukan…
Kisah ini terlalu panjang untuk diceritakan
Karena terdapat luka yang mendalam…
Dua insan ini telah meninggalkan kisah yang kelam
Menuju dua kisah perpisahan yang berbeda
Kisah yang takkan terlupa…
153
Bermalam Bersama Senja
Perindu Masa Lalu
Oleh : M. Rizky Alif
Percakapan dua orang di sebrang sana
Mengingatkan kita dulu pernah bersama…
Saling berbagi kisah di pelantaran senja
Mendengarkan dongeng yang kau sampaikan
hingga aku tertidur pulas di sandaran bahumu…
Kau selalu mengusap keningku
Aku bermanja bak anak kecil yang menerima uang jajan
Lagi dan lagi, itu yang sering kau lakukan
Terakhir, kau memberikanku ciuman itu
Sebuah kehangatan tercipta di sana
Kenangan itu selalu ku rindukan
Apalagi saat dirimu membuatku jatuh kembali,
Jatuh sedalam-dalamnya dalam mimpi…
154
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Tak Lagi Tumbuh
Oleh : M. Rizky Alif
Bunga itu tak lagi tumbuh
Sekarang tampak layu diterpa badai
Kepergianmu membuatku acuh tak acuh…
Tapi, inilah sisi lain dari cinta
Dimana rasa kecewa hadir di sisinya
Air mata menemani pada luka yang terbakar
Sampai akhirnya aku menyadari,
Bahwa inilah bentuk lain dari cinta…
155
Bermalam Bersama Senja
Bagian Kelima :
Sisa Cinta Dalam Percakapan
156
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
“Ruang hati ini sudah penuh,
Tolong hapus beberapa percakapan masa lalu”
157
Bermalam Bersama Senja
Jatuh Cinta
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Kau pernah merasakan jatuh cinta?”
“Belum. Mungkin tidak akan pernah.”
“Kenapa? Bukannya jatuh cinta itu menyenangkan?”
“Aku takut kecewa karena cinta.”
“Takut atau karena melihat temanmu kecewa?”
“Hmm, mungkin dua-duanya.”
“Bukannya itu sudah satu paket ya? Siap jatuh cinta,
siap juga merasa kecewa.”
“Ya aku tahu soal itu, tapi aku memilih untuk tidak. Oh
iya, kau sendiri bagaimana, pernah jatuh cinta?”
“Pernah, satu kali.”
“Terus, rasanya jatuh cinta bagaimana?”
“Menurutku sih, rasanya itu abstrak.”
“Maksudnya?”
“Cinta kadang hadir di waktu yang tepat dan pergi di
waktu yang tidak seharusnya. Cinta juga kadang manis,
kadang pahit. Kadang bahagia, kadang sedih. Tidak
jelas.”
“Terus kenapa kamu mau jatuh cinta?”
158
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
“Hahaha…Bagini, cinta itu tidak memaksa seseorang
untuk merasakan jatuh cinta, tapi cinta menuntunnya,”
“Aduhh, aku semakin tidak paham saja. Bahasamu
terlalu rumit.”
“Simpelnya, kamu ingin minum kopi deh. Terus kamu
minum kopi itu sampai habis. Pertanyaannya, ada yang
memaksamu untuk meminum kopinya ga?”
“Tidak, itu keinginanku sendiri.”
“Nah itu dia, sama halnya jatuh cinta. Tidak ada yang
memaksamu, itu keinginanmu sendiri yang digerakan
oleh hatimu.”
“Jadi, aku harus jatuh cinta?”
“Terserah dirimu. Kau yang merasakan itu. Saranku
adalah kau harus menemukan cinta itu dengan caramu.”
“Ribet ya soal cinta?”
“Hehehe, sebenarnya tidak. Terkadang kita sendiri yang
suka membuat ribet cinta."
“Ah sudahlah, lebih baik kita ngopi saja.”
“Oke, kau yang traktir ya.”
“Baiklah.”
159
Bermalam Bersama Senja
Doamu atau Doaku
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Sudahlah, kamu jangan mengharapkan diriku lagi.
Banyak perempuan di luar sana yang pantas untukmu.”
“Tidak, aku akan tetap memperjuangkanmu, apapun
resikonya.”
“Aku tidak mencintaimu, kau puas?”
“Kau berbohong! Tidak mencintai bukan berarti tidak
menyayangi kan?”
“Sudahlah, aku capek. Aku hanya bisa berdoa sama
Tuhan agar kamu mendapatkan perempuan yang lebih
baik dariku.”
“Aku juga berdoa sama Tuhan agar kamu menjadi
perempuan yang baik untukku.”
“Kamu memang egois ya?”
“Bukan egois, hanya saja aku ingin tahu doa mana yang
lebih kuat untuk Tuhan kabulkan. Doamu atau doaku.”
160
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Menemui
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Boleh aku menemui ibumu?”
“Untuk apa?”
“Untuk bilang terima kasih telah melahirkan perempuan
yang luar biasa,”
“Boleh aku menemui ayahmu?”
“Untuk apa juga?”
“Untuk belajar bagaimana cara menjaga dan
menyayangimu sepenuhnya,”
“Terus kalo udah ketemu mereka, kamu mau ngapain?”
“Aku izin ke mereka untuk melamarmu, boleh kan?”
161
Bermalam Bersama Senja
“Saat hati mulai dirawat, saat itulah rasa kecewa
enggan mendekat”
162
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Dialog Senja
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Kamu liat deh senja di tengah pantai itu, indah ya?”
“Indah dan menawan tepatnya.”
“Kamu tahu ga, senja itu punya dua sisi yang berbeda
lho?
“Engga tau, emang apa?”
“Seperti saat ini, senja sedang bahagia. Buktinya ia
menampakkan dirinya dengan merah merona, membuat
siapa saja merasa kagum.”
“Lalu, sisi yang lainnya apa?”
“Sisi lainnya senja sedang berduka. Buktinya ia
menampakkan dirinya dengan gelap pekat, membuat
siapa saja merasa sedih.”
“Terus, kenapa kamu menyukai senja?”
“Aku seperti senja. Terkadang merah merona bahagia,
terkadang gelap pekat berduka. Tapi aku bersyukur
memiliki kamu sebagai langit.”
“Kenapa aku seperti langit?”
“Hanya langit yang menerima senja apa adanya, dan
kamu berhasil menerima aku apa adanya.”
163
Bermalam Bersama Senja
Dialog Hujan
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Kau tidak takut kebasahan?”
“Hanya karena sebuah rintik hujan?”
“Tapi jika semakin lama, kau tetap saja kebasahan
olehnya.”
“Aku menyukainya, biarkan aku larut bersama hujan.”
“Tidak boleh! Kau akan sakit nanti.”
“Aku tidak akan sakit hanya karena hujan.”
“Kau bercanda, sudahlah pakai payung ini.”
“Hujan sudah ku anggap sebagai sahabatku.”
“Apa maksudmu?”
“Bukankah sahabat tidak pernah menyakiti sahabat
lainnya?”
“Hmm… Mungkin kau benar, tapi…”
“Hujan tidak akan menyakitiku, kau jangan khawatir.”
“Baiklah. Oh ya, boleh aku bertanya?”
“Soal apa?”
“Soal hujan. Aku merasa sakit jika sudah bermain
dengan hujan.”
“Kenapa begitu?”
164
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
“Dulu, hujan sudah ku anggap kekasihku, tapi pada
akhirnya dia membuatku sakit dan merasa sedih
olehnya.”
“Aku mengerti perasaanmu. Dulu, aku juga sepertimu,
hujan sudah ku anggap kekasihku, tapi nyatanya dia
membuatku terluka.”
“Tapi, hari ini kau sudah bahagia bukan?”
“Belum sepenuhnya.”
“Kenapa begitu?”
“Masih ada sisa-sisa dimana hujan akan membuatku
kembali terluka.”
“Meskipun kau sudah menganggap dia sahabatmu?”
“Ya. Sebuah luka tidak akan sepenuhnya sembuh
dengan cepat, butuh namanya waktu untuk melupakan.”
“Hujan sudah mulai reda, aku duluan ya. Terima kasih
untuk obrolan singkat ini,”
“Sama-sama. Hei, kau tidak memakai payungmu
kembali?”
“Tidak. Hujan sudah ku anggap sebagai sahabatku.
Sampai jumpa.”
“Sampai jumpa kembali.”
165
Bermalam Bersama Senja
Menerima dan Mengikhlaskan
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Saat kamu bersama dirinya, aku ingin seperti itu.”
“Tidak usah, percayalah bahwa itu hal yang tidak
menyenangkan.”
“Bukankah jatuh cinta itu menyenangkan?”
“Bagiku tidak. Aku lebih banyak memendam luka,
kesedihan dan kecewa.”
“Tapi kenapa kamu masih bersamanya saat ini?”
“Cukup sederhana, karena aku masih mencintainya.”
“Mungkin kau harus melepaskan, tidak baik masih ada
dalam keadaan itu.”
“Kau tidak akan mengerti.”
“Jelas aku mengerti. Cinta itu saling melengkapi bukan
saling memaki. Cinta tumbuh untuk kebahagiaan bukan
untuk kesedihan.”
“Kalo seperti itu, kenapa hanya diriku yang merasakan
kesedihan sementara dia tidak?”
“Berarti kamu lupa apa yang namanya menerima dan
mengikhlaskan.”
“Hmm, memang seperti apa?”
166
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
“Menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan,
dan mengikhlaskan segala sesuatu yang terjadi pada
kita.”
“Setelah itu kita menemukan kebahagiaan?”
“Bukan hanya sekedar kebahagiaan, tetapi kamu telah
melihat sudut pandang cinta atas dasar hati.”
167
Bermalam Bersama Senja
“Tidak ada jatuh cinta yang indah,
Selain mengungkapkannya”
168
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Pilihan
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Sampai saat ini kenapa kamu tidak merasakan jatuh
cinta?”
“Aku trauma dengan masa lalu, sangat menakutkan.”
“Apa begitu menakutkan bagimu?”
“Coba kau pikir, lelaki yang ku cintai selingkuh di
depanku, membiarkanku terluka dengan pemandangan
itu.”
“Hmm, ya aku mengerti. Dia berarti bukan yang terbaik
untukmu.”
“Tapi ingatan itu selalu saja hadir, dan menyeset batinku
setiap hari.”
“Begitulah resiko jatuh cinta, kamu harus siap untuk
terluka dan melepaskan dia pergi.”
“Kalo begitu, bagaimana denganmu? Kau tidak jatuh
cinta kembali setelah putus dengannya?”
“Tidak. Aku kapan-kapan saja, ruangku masih penuh
dengan dirinya.”
“Berarti kau belum mengikhlaskan?”
“Sudah, hanya sebagian saja. Ada sisa-sisa cinta yang
belum selesai ku bereskan.”
169
Bermalam Bersama Senja
“Mau sampai kapan kau bareskan, kau tidak capek?”
“Tidak, selagi perasaanku belum berubah untuk
membencinya.”
170
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Pacaran
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Aku heran dengan orang-orang yang berpacaran.”
“Kenapa memangnya? Kamu cemburu?”
“Tidak. Hanya saja mereka bisa tersenyum bahagia
padahal mereka tau jika pada akhirnya akan berakhir
luka.”
“Hahaha. Konsepmu terlalu kuno untuk diterapkan.”
“Lah, memang ada yang salah?”
“Jika seseorang sudah berpacaran, mereka akan lupa
yang namanya terluka.”
“Tapi tetap saja kan akhirnya akan terluka juga?”
“Terluka itu bukti bahwa cintanya tidak akan sempurna
tanpa kamu mengenal dahulu apa itu luka.”
“Jadi jika berpacaran, aku harus terluka dulu untuk
mendapatkan cinta yang sempurna?”
“Tergantung dirimu, luka yang kamu terima berkesan
untuk dirinya atau tidak. Jika iya kamu akan menerima
cinta yang sempurna dari rasa yang pernah terluka, jika
tidak berarti lukamu hanya sebatas rasa sakit saja.”
“Aku tidak paham maksudmu?”
171
Bermalam Bersama Senja
“Intinya, jika berpacaran nikmati saja prosesnya, selagi
masih cinta dan sayang.”
172
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Selamanya Bersamamu
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Aku ingin bersamamu lebih lama.”
“Maka, cintai aku selamanya.”
“Kamu bercanda, bagaimana caranya?”
“Menikahlah bersamaku, maka aku akan mencintaimu
selamanya.”
“Tapi….,bukankah orang tuamu tidak merestui
hubungan kita?”
“Kamu percaya keajaiban Tuhan?”
“Aku percaya. Tapi ada yang membuatku berpikir ulang.”
“Soal apa?”
“Lelaki yang menemuimu waktu itu.”
“Dia masa laluku, dan kisah kami sudah selesai.”
“Tapi mata lelaki itu masih mencintaimu.”
“Cukup deh! Lupain lelaki itu, dia hanya masa laluku.”
“Baiklah. Berikan aku satu alasan untuk itu?”
“Mencintaimu tidak butuh alasan, karena dengan dirimu
aku sudah dibuat nyaman. Cukup?”
“Hahaha, lebih dari cukup.”
173
Bermalam Bersama Senja
“Dengan sebuah kata aku bisa mengenalmu,
Dengan sebuah kata juga aku bisa kehilanganmu”
174
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Kamu Masa Depanku
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Apa yang kau lihat di belakang sana?”
“Sebuah ingatan tentang masa lalu yang kelam.”
“Sudah lupakan saja, berjalanlah ke arah depan.”
“Tetap saja bayangan itu tetap ku ingat, bahkan dia
mengikutiku.”
“Kamu hanya belum mengikhlaskan, itu kerap terjadi
saat kamu melihat kematian.”
“Terus bagaimana caranya agar aku bisa melupakan?”
“Kamu harus jatuh cinta kembali, dengan seseorang di
depanmu.”
“Kamu maksudnya? Kenapa harus kamu?”
“Aku akan menjadi masa depanmu.”
“Kamu yakin? Setelah sekian lama aku larut dalam masa
laluku.”
“Masa lalu itu untuk kita lupakan, masa kini untuk kita
jalani dan masa depan untuk kita berdua.”
“Baiklah kalo begitu. Kamu jadilah masa depanku.”
175
Bermalam Bersama Senja
Patah Hati
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Kamu pernah patah hati?”
“Pernah.”
“Bagaimana cara terbaik untuk mengatasi patah hati?”
“Jatuh cinta kembali.”
“Itu tidak mudah. Butuh waktu untuk jatuh cinta
kembali setelah dibuat patah.”
“Memang begitu, tapi tidak ada yang mustahil kan
sebelum mencoba?”
“Ya kamu benar. Hmm, terus berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk kamu bisa jatuh cinta kembali?
“Tergantung. Aku orang yang tidak mudah jatuh cinta.”
“Lantas bagaimana kamu menyikapi hal itu?”
“Semuanya tergantung pada caraku merenungi
kesedihan di patah hati sebelumnya.”
“Hah? Maksudmu bagaimana?”
“Ketika aku merenungi kesedihanku, aku akan mampu
untuk mengikhlaskan. Ketika aku sudah mampu
mengikhlaskan akan lebih mudah membuka ruang bagi
cinta yang baru.”
176
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
“Kamu terlalu berbelit soal cinta, seolah-olah itu hal
yang mudah untuk dilakukan.”
“Cinta itu mudah dan sederhana, terkadang kita yang
membuat semua itu terasa rumit.”
177
Bermalam Bersama Senja
Mimpi dan Kenyataan
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Hari ini aku bermimpi indah lho. Mau dengar
mimpiku?”
“Boleh dengan senang hati.”
“Aku bermimpi bertemu idolaku, dan aku bahagia
banget.”
“Terus apa yang kamu lakukan di mimpi itu?”
“Aku mengajaknya jalan, makan, dan berfoto bersama.”
“Wah sepertinya menyenangkan ya.”
“Ya begitulah, tapi semuanya menghilang saat aku
terbangun.”
“Sudahlah, jangan bersedih. Mimpi memang seperti itu,
hanya bunga tidur saja.”
“Meskipun seperti itu, tapi aku tetap senang. Lalu,
bagaimana denganmu, pernah bermimpi indah?”
“Tidak pernah, bahkan aku membenci sebuah mimpi.”
“Kenapa kamu bilang seperti itu?”
“Mimpi membuat kita terlena dalam sebuah angan-
angan yang tak tergapai.”
“Ya aku mengerti, tapi kenyataan tidak pernah seindah
dalam mimpi bahkan lebih pahit.”
178
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
“Bagiku, kenyataan itu lebih indah dari hanya sekedar
mimpi. Meskipun terasa sulit untuk dihadapi setidaknya
kenyataan itu membuat sesuatu lebih terasa untuk
digapai.”
179
Bermalam Bersama Senja
“Aku hanya pandai merangkai kata,
Bukan pandai membuatmu jatuh cinta”
180
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Posesif
Oleh : M. Rizky Alif
“Apa aku boleh cemburu saat kamu dengan perempuan
lain?”
“Mengapa kamu bertanya seperti itu?”
“Sudah jawab saja pertanyaanku.”
“Tergantung kondisinya.”
“Siapa dia perempuan yang ada di pesanmu?”
“Dia hanya temanku.”
“Kalo begitu kondisinya, bolehkah aku cemburu melihat
perempuan lain menghubungimu?”
“Kalo seperti itu, jawabanku tidak mesti cemburu.”
“Mengapa tidak? Kau takut jika itu selingkuhanmu?”
“Bukan begitu, karena kami tidak ada hubungan spesial.
Hanya teman saja.”
“Kalo begitu kita akhiri hubungan kita sampai di sini.”
“Sebegitukah kamu tidak percaya padaku?”
“Ya, semua lelaki sama saja.”
“Nampaknya kamu terlalu posesif dan idealis untuk
sebuah kata cinta.”
181
Bermalam Bersama Senja
Cinta Bersyarat atau Tidak Bersyarat
Oleh : M. Rizky Alif
“Kamu hari ini sedang santai?”
“Kenapa begitu?”
“Ada yang ingin aku tanyakan tentang hubungan ini.”
“Memangnya kenapa dengan hubungan kita?”
“Apa alasanmu mencintaiku selama ini?”
“Bagiku, mencintaimu tak butuh alasan. Bagaimana
menurutmu?”
“Aku mencintaimu karena sebuah alasan. Alasan
utamaku yaitu kenyamanan.”
“Apa dengan sebuah kenyamanan, kamu bisa
menjamin mencintaiku selamanya?”
“Tentu saja.”
“Lantas cinta itu bersyarat atau tidak bersyarat?”
182
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
Dialog Rindu
Oleh : Tesar Dwi Saputra
“Rindu adalah sebuah alasan untuk kita bertemu.”
“Kamu percaya jika sebuah rindu bisa saling bertaut
satu sama lain?”
“Percaya. Aku sudah merasakannya. Bagaimana
denganmu?”
“Aku tidak percaya sama sekali.”
“Kenapa kamu bilang begitu?”
“Bagiku, rindu hanya sebuah omong kosong. Banyak
orang yang bilang mereka rindu tapi hanya dalam
sebuah omongan saja, tapi mereka tidak melakukannya.”
“Lantas, jika ada seseorang seperti itu, apakah kamu
akan tetap melakukan hal yang sama dengan dirinya?”
“Tidak juga, aku tetap melakukan apa yang seharusnya
ku lakukan tentang rindu yang sepenuhnya.”
“Rindu yang bagaimana?”
“Rindu yang ku titipkan dalam sebuah bait-bait doa.”
183
Bermalam Bersama Senja
Tentang Penulis
TESAR DWI SAPUTRA.
Akrab dipanggil Kak
Bud. Kini menata
kehidupan dengan
tenang di Kota Hujan.
Menyelesaikan studi
stratanya di Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas
Pakuan Bogor. Tergabung dalam Komunitas menulis
online WWPI dan Komunitas Bumi Literasi sejak tahun
2020 karena kecintaannya terhadap dunia literasi. Giat
menulis sejak pertengahan tahun 2020 berupa
kumpulan cerpen, qoutes dan kumpulan puisi. Menyukai
cerita-cerita Romance, Fiction dan Mistery-Thriller. Kini
sudah menerbitkan 7 buku antologinya yaitu Berlayar
dari Timur (2020); Seiring Berjalannya Waktu (2020);
Ibu dalam Kertas (2020); Rinai (2021); Sebatas Ingin
(2021); Itikad Hati (2021); dan September, Terik dan
Tepukan di Pundak (2021). Salah satu cerpen
“Bayangan Malam Minggu” pernah dimuat dalam radio
Komunitas Bumi Literasi.
Selain menulis, aktif juga sebagai pengajar
karena kecintaannya dalam dunia pendidikan. Saat ini
sedang menulis novel, menulis lagu dan sebagai mentor
184
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
menulis di komunitas. Sesekali pernah di undang
sebagai pemateri menulis online untuk sekedar curhat
tentang kisah dan pengalaman cintanya.
Buku kolaborasi pertamanya dengan Andri
Mulyahadi berjudul Perempuan Androphobia dan
Kisah-kisah yang Menemaninya (2021) sebuah
kumpulan cerpen yang sudah bisa dipesan.
Bersama Rizky adalah pengalaman Tesar untuk
bisa bertukar pikiran dalam memahami esensi patah hati
yang menyakitkan. Sebuah kebanggaan yang luar biasa
bisa berkolaborasi dengan sahabat yang selalu
bersembunyi dalam kisah-kisah yang penuh teka-teki.
Bisa berjumpa dan diskusi menulis di
Instagram : @tesar_ds dan @ruangsenja.officials
Blog : ruangsenjakopi.blogspot.com
Email : [email protected]
185
Bermalam Bersama Senja
MUHAMMAD RIZKY
ALIF. Lahir di Kota Hujan
4 Oktober 1999. Pria yang
biasa dipanggil Rizky ini
menyelesaikan studinya
di SMK Penerbangan Kota
Bogor. Menulis sejak
pertengahan SMP. Selain
menulis, menyukai dunia
musik dan telah menulis
4 single lagunya.
Pernah mengikuti lomba band antar SMP, lalu
mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris antar SMK dan
juara 3 lomba band di Perusahaan Swasta. Kini,
kesehariannya hanya bekerja, membuat lagu, membaca
buku dan menulis sebuah keresahan hati.
Bersama Tesar adalah pengalaman pertama Rizky
untuk bisa belajar dan bertukar pikiran dalam menulis.
Sebuah prestasi yang luar biasa bisa berkolaborasi
dengan penulis yang selalu bersembunyi dalam kisah-
kisah yang penuh romansa.
Bisa berkenalan dengannya di
Instagram: @rizkyins
Email : [email protected]
186
M. Rizky Alif | Tesar Dwi Saputra
187