The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

ENSIKLOPEDI AL-QURAN A-J (Pro. Dr. M Quraish Shihab) (z-lib.org)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by masjiddarussalam18, 2022-09-22 01:19:46

ENSIKLOPEDI AL-QURAN A-J (Pro. Dr. M Quraish Shihab) (z-lib.org)

ENSIKLOPEDI AL-QURAN A-J (Pro. Dr. M Quraish Shihab) (z-lib.org)

Dziurtlah DzirA'

itu menjadi penuniuk ciri khas sesmrang. Janii kewajiban membayar jizyah (pajak keamanan)
sebagaimana disebutkan pada QS. At-Taubah
juga berfungsi sebagai pegangan bagi orang lain, l9l:29. Di samping itu, mereka diwajibkan meng-
hormati syariat dan hukum-hukum muamalah
sebagai mana halnya binatang yang dipegangi
Islam, serta menjaga kewibawaan pemerintah-
adalah tali pengikatnya.
an. Adapun hak-hak yang akan mereka peroleh,
Kedua ayat yang disebutkan di atas, berupa perlindungan, baik berupa ancaman

asbhbun-nuzill (sebab-sebab turunnya ayat) dan yang datang dari luar maupun dari di dalam
mundsabah-nya (kaitannya) berkaitan dengan negeri. Termasuk di dalamnya perlindungan

peristiwa Hudaibiyah, suatu tempat yang nyawa dan badan, perlindungan terhadap harta
terletak dekat Mekah. Nabi Muhammad saw. dan kehormatan, jaminan hari tua, kebebasan
mengadakan "pejanjian" gencatan senjata
beragama, kebebasan berusaha, dan kesempatan
dengan kaum musyrikin di dalam masa 10 tahun.
untuk menjabat di dalam pemerintahan Islam.
Allah mengingatkan supaya kaum Muslim * A. Rahman Ritonga ec
konsekuen dengan isi perjanjian tersebut dan
selalu waspada karena boleh jadi perjanjian itu DzrRA' t gtll I
mereka maksudkan sebagai tipu muslihat, di
mana ucapannya menyenangkan, sedangan Yang dinamakan dzir6' (Ltt:l adalah ujung jari

hatinya benci. tengah sampai ujung siku dan biasa diter-

Dari kata dasar yang sama dibentuk kata jemahkan dengan 'hasta'. Kata dzara'a (Ot) -

madzmfim ( fi';-) yattg berarti'celaan' (QS. Al- ri:-y adzr a' u ( ) - dzar' m ( G]l ) berarti'mengukur

IsrA' [L7]: 18 dan 22sertaQS. Al-Qalam [68]: 9). dengan hasta', seperti kalimat dzara'ats-tsaubah
Ketiga ayat tersebut menggambarkan bahwa
tjtI t r; = ia mengukur kain dengan hasta). Kata
orang-orang yang memperfurutkan hawa nafsu,
syirik, dan tidak mendapat nikmat dari Allah dzird' (-Ll)5 ) dengan berbagai bentuknya terulang
akan mengalami kehidupan tercela, baikdi dunia
di dalam AlQur'an sebanyak empat kali.
maupun di akhirat dengan neraka jahannam.
Di dalam bentuk mashdar (partisip), dzar'an
Sejalan dengan perkembangan Islam, kata
(G')i), terulang sebanyak tiga kali. Pada QS. H0d
dzimmah( a1; ) mengalami perubahan makna dan
llll: 77 disebutkan "Wa lmnmi j 6' at rusulund lhthan
setelah dirangkaikan dengan kata ahl,( J^f ),
ul:sl'abihimwa dlfiqabilim dzar'6" <Gj c,;6 6i
menjadi kata Ahludz-dzimmah ( alilt 9i ) ylng 6i\ i3vi i;;, = Ketika datang utusan-
kadang-kadang juga dis ebutAdz-dzi*iliy 1,/i' I utusan [malaikat] Kami kepada Lut]u dia merasa

atau dzimmiyyfrn ( Orii.lt ). Istilah tersebut sedih dan tidak berdaya). Ungkapan wa dhdqa

dipergunakan bagi Ahlulkitdb atau non-Muslim e, il*bihim dzar' d ( G'.,s 1 aaaafr kiasan bagi arti

yang menetap di wilayah pemerintahan Islam 'lemah' atau 'tidak berdaya'. Menurut Az-

(ddrul-isl6m) karena mereka mengadakan per- Zamakhsyari, keadaan 'mampu' dapat di-

janjian dengan Allah dan Rasul-Nya serta ungkapkan dengan ungkapan thdla bihi dzar'6

dengan pemerintah Islam setempat untuk hidup ( G r; y, JtJ, ;, sedangkan keadaan'tidak berdaya'

dengan aman dan tenteram di bawah per- dinyatakan dengan ungkapan dhkqa bili dzar'6

lindungan pemerintah Islam. Pada masa se- (Gt; y,tg): Adapun menurut Al-Azhari, kata
karang keadaan ini disebut sebagai kewarga-
negaraan politis yang diberikan oleh suatu adz-dzar'( i].ilt ) menunjukkan makna'mampu'
atau 'kekuatan', seperti al-ba1ru yadzra'u bi yadaihi
negara kepada rakyatnya. i*.,.,.1,tc,i,
f :*sairihi dzar',a^,,(1cv.,-r, e Lti- jy't = unta
Perlindungan dan keamanan terhadap
itu mampu melaktifcan perjalinan). Apabila
non-Muslim ini sesuai dengan QS. Al-
seekor unta diberi muatan melebihi kekuatan-
Mumtahanah [60]: 8-9 dan akan tetap ber-
lansung selama mereka memenuhi kewajiban- nya menjadi dhfrqa al-ba'iru dzaluhit 'an dzilik

( 6; ,f J'r; "s)t 6tb = unta itu tidak mampu

r93 ENsrxlopenra Al-Qun'nN

Dziri' DzubAtr

dari beban itu) sehingga menjadi lemah dan pengulangan yang banyak. Pendapat kedua
menyatakan bahwa satu dzir6' samadengan fujuh
menjulurkan lehernya. Selanjutnya, dikatakan puluh b6' , dart sat.tb6' panjangnya lebih dari jarak
di antara Mekah dan Kufah. Dengan demikian,
oleh Al-Azhari bahwa ungkapan dhaiqudz-dzar' tujuh puluh dzir6' panjmrgnya sama dengan 4900
b( e1r)d'.ialry'a,*a)tau"ataidaa[.k jarak di antara Mekah dan Kufah.
kiasan bagi keadaan tidak
mampu. Yang dimaksud Kata dzir6'( 1t.1) I ;uga aisebut di dalam QS.
Al-Kahfi [18]: 18, tetapi di dalam bentuk tatsniyah
dengNr dhhqa bihim t:dzar' 6 ( G gr'O* ; ai aaam (menunjukkan arti dua), yaitu wa kalbuhum bdsith
ayat di atas adalah 'ketidakberdayaan' Nabi
dzirk' aihi ( ;52 L4 -i$i= ffiingmereka mem-
Luth di dalam memimpin umatnya yang me-
bentangkan kedua lengannya). Maksudnya,
miliki tradisi homoseksual; ketika utusan-utusan
anjing mereka (Ashbnb Al-kahfi) meletakkan kedua
Allah (malaikat) datang kepada Nabi Luth, dia
kaki depannya di atas tanah di dalam keadaan
di dalam keadaan sedih dan tidakberdaya. fulain tidak menggenggarn. Menurut Ibn Abbas, ayat ini
berbicara tentang beberapa pemuda yang
pada QS. HOd [11]: 77, kisah tersebut juga melarikan diri dari negeri mereka yang dikuasai
dikisahkan pada QS. Al- Ankabfit[29]:33 . raja lalim dan kejam terhadap rakyatnya yang
berbeda keyakinan. Pada malam hari mereka
Pada QS. Al-HAqqah 169l: 32 disebut pula melarikan diri dan bersama mereka turut seorang

l,ataadz-dznr'1}\'l:t),yattutsummafi silsilahdzar'uhh penggembala yang membawa serta seekor anjing.
Akan tetapi, menurut Ka'ab, pemuda-pemuda itu
Isab'fina dzir6'6\ 6r'r;'ci+; V'.,\,!+ A = X"-
melarikan diri dan di belakang mereka turut
mudian belitlah dia dengan rantai yang pan ang-
seekor anjing. Mereka mengusirnya berulang kali,
nya tujuh puluh hasta). Kata adz-dzar' 1 i]3r I ai tetapi anjing itu terus kembali. Kemudian anjing

dalam ayat ini,berbeda dengan yang disebutkan itu seakan-akan berkata, 'Apa yang kalian

pada QS. HOd [11]: 77 dan QS. Al-Ankab0t [29]: kehendaki denganku? fanganlah kalian takut
berada di sisiku. Sesungguhnya aku cinta kepada
33, tidakmenunjukkan arti kiasan, tetapi terambil orang-orang yang dicintai Allah." Kemudian,

datkata dzara'a ( 71>) - yadzra'u (Lt4) - dzar'an mereka tidur di dalam suatu gua, sementara

( G)'t ), yang berarti'mengrrkur dengan hasta'. anjing ifu menjaga mereka dengan membentang

Adapun kat adzir6' (itr; ) terulang di dalam kan kedua kaki depannya di muka pintu gua.

AlQur'an sebanyak dua kali. Pada QS. Al-HAqqah & Hanun Asrohah se
169l: 32, sebagaimana telah diuraikan di atas,
DZUBAB (./t{t) )
disebutkan kata sab'ftna dzir6'an (6t:> ltr!{).
Kata dzub kb ben tuk s atuan (mufr a d)ny a dzub 6b ah,
Menurut Ar-Razi, ada dua pendapat mengenai bentuk jamaknya adzibbah wa dzibban, berasal
dari dzabba, akar katanya dzdl, b6'ber-tasydid,
apa yang dimaksud sab'fina dzir6'an (6li2 :tj+.). pada dasarnya mengandung beberapa arti,
'serangga kecil yang terbang',' tajam','kacau'
Pendapat pertama menyatakan bahwa yang di- atau 'gerak' dan lain-lain. Untuk arti pertam4

maksud bukanlah bilangan ukurannya (tujuh lalat, nyamuk, dan lebah atau sejenisnya
termasuk di dalamnya dan dinam ai dzubdb. Arti
puluh hasta), melainkan sifat panjangnya, seperti kedua, 'tajamnya gigi unta' atau 'tajamnya
pedang' seperti dikatakan dzubdbul-ibil
kalimat 'in tastaghfir lahum sab'ina marrah
( .!)r ;Ui ), dzubdbus-saif ( ,-ri"."rt ,-rj.'; ). Arti
t';> i*: 'J )+r;: oJ= jikakamumemintamaaf

kepada mereka tujuh puluh kali). Yang dimaksud

pada kalimat ini bukanlah jumlah tujuh puluh

kali, melainkan aktivitas yang berulang kali atau

DzftA', ukuran dari ujung jari tengah sampai ujung siku

Kajian Kosakata 194

Dzubilr l)zu ll

ketig4 mencakup' peras aan kacau',' t agu-t agu', lain mengambil seekor lalat, lalu dipersembah-
'banyak gerak'. Orang yang ragu disebut ar-
kannya kepada berhala itu dan selamatlah
rajuludz-dzabfrb ( -,'i:ll ,h'St) sehingga orang dalam perjalanannya, tetapi ia mati dalam

munafik dikatakan mudzabdzab karena tidak tetap keadaan musyrik maka masuklah ia ke neraka.
pendiriannya (QS. An-NisA' I ]: 1a3). Lalat rumah yang sering kita jumpai setiap

Kata dzubdb hanya disebutkan dua kali di saat dapat menyebarkan berbagai penyakit
dalamAl-Qur'an di dalam satu ayat (QS. Al-Hajj seperti: tifus, disentri, kolera, TBC anthrak, kusta,
cacing peruf sampar, dan tracoma.
[22]:73) ditambah dengan satu kata yang seakar
Sebagai serangga yang sangat membaha-
dengannya mudzabdzaUina (QS. An-Nisfl [ ] : 1a3). yakan, ternyata pada lalat terdapat penawar
dari racun yang dibawanya. Hal ini dinyatakan
Di dalam QS. Al-Hajj, Allah swt. menyebut
lalat sebagai bahan perumpamaNr (matsal) untuk oleh Nabi di dalam salah satu sabdanya yang

membandingkan kekuasaan di antaraDia dengan diriwayatkan oleh sebagian besar perawi hadits
yang berasal dari Abu Hurairah ra. sebagai
berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang berikut:

musyrik. Berhala yang mereka sembah, sekalipun V*i vi; ,t €*i ,6\, e;(4t g tit

mereka bersatu-jumlahnya 350 di sekeliling Er!> ;\t G': rit; +G );f e'r\l'-:*Ai

Ka'bah-tidak akan miunpu menciptakan seekor (ldzd waqa'adz-dzubdbu fi indi ahadikum (fi syardbi
pun lalat, di mana lalat itu tergolong serangga
kecil, lemah, dan menjijikkan. ]angankan men- f fabadikud aly agmishu fainna ahadi j anihaihi d6' an
ciptakan makhluk seperti lalat, merebut saja
kembali apa yang dirampas oleh lalat dari wafil-1khari drxndan)
sesajian yang dipersembahkan kepadanya, "Apabila seekor lalat jatuh ke dalam bejana kamu [di
berhala tidak mampu, sehingga dinyatakan oleh
Allah di dalam ayat tersebut bahwa baik yang dnlam minumanmul makn cemplungknnlah knrma padn
menyembah (orang musyrik) maupun yang
salah satu sayapnya terkandung penyakit dan pada
disembah (berhala) kedua-duanya lemah. s ay apny a y an g I ain t er dap at p enaw amy a. "
* Baharuddin HS. st
Ketika menafsirkan ayat tersebut, As-
Suyuthi mengutip hadits yang diriwayatkan ilDzrrLL ( t

oleh Salman bahwa ada seseorang masuk surga Adz-dzull adalah bentuk mashdar dari dzalla-
gara-gara seekor lalat, dan ada pula seorang uadzillu-dzullan wa dzillatan wa dzulilatan
lainnya masuk neraka, juga gara-gara seekor
lalat. Orang-orang yang hadir bertany+ apa itu i u't;, - i{, -'vi - 3* - .11 I yang menurut

lalat? Salman melihat seekor lalat yang berteng- Ibnu Faris berarti 'hina dan lemah', sebagai
antonim dari kata' izzah ( ;"y ) V angberarti'kuat',
ger di baju sesorang, lalu ditunjuknya, itulah 'keras', 'mulia', dan'bebas dari kehinaan'. Me-
lalat! Mereka berkata, bagaimana bisa terjadi nurut Ibnu Manzhur, selain makna di atas kata

demikian? Kata Salman, ada dua orang Muslim adz-dzull juga berarti khadha'a ('g = tunduk),
sahula ('k = mudah). Az-Zajjaj menambahkan
melewati suatu kaum di suatu tempat sedang
menyembah berhala, tidak seorang pun diper- bahwa kata adz-dzull apabila bergandengan
bolehkan melewati tempat itu sebelum me- dengan hurfi jar 'al6 (idiom) berarti bermakna
'lemah-lembut' dan'tunduk'.
nyerahkan sesembahan/kurban kepada berhala
itu walaupun hanya seekor lalat. Ketika kedua- Di dalam Al-Qur'an kata adz-dzull ( ji]i)

nya dimintai memenuhi keharusan itu, salah dan yang seasal dengan itu disebut 24 kali, dua
kali di dalam bentukl'/ mddhi (QS. YAsin [36]: 72
seorang di antara keduanya mengatakan bahwa, dan QS. Al-insAn 176l:"1.4), dua kali di dalam

ia tidak akan berbuat musyrik, orang itu

langsung dibunuh oleh pemilik berhala itu, dan

masuklah ia ke surga; sementara temannya yang

t95 ENst t<lopEorrr Ai- Q un'an-

Dzull Dzull

bentukl'l mudhari'(QS.Ah'tmran [3]: 26 dan QS. israil dan Yahudi (umat Nabi Musa as.).
ThAha [20]:134), dua kali di dalam bentuk isru
tafdhil (superlatif) (QS. Al-Mun6fiqfin [63]:8 dan Selanjutnya, di dalam beberapa ayat
QS. Al-MujAdilah [54]:20), empat kali di dalam
bentuk jamak adzillah (QS. An-Naml [27]: 34 dart digambarkan kehinaan yang ditimpakan kepada
penghuni neraka yang berupa azab dan siksaan,
3Z QS.Ah 'ImrAn l3l:123, serta QS. Al-Ma'idah
,y (>tjil Jiai e 3^+* tilL 6;';- "e;t
[5]: 54), dan empat belas kali di dalam bentuk
?tb A l*lh)i !t Yf i:"41i i;- 3Al Vii
mashdar (QS. Al-Ins6n 176l:1.4, QS. Al-Baqarah
l2l:61., QS.Ah 'Imr6n l3l:112, QS. Al-A'rAf [7]: 4
152 QS.Y0nus [10]: 27, QS. Al-Qalam l58l: 4ts,
"Dan knmu aknn melihat muekn dihadapkan ke neraka
QS. Al-Ma'Arij l70l M; QS.Al-Baqarah l2l: 61, di dal am keadaan tunduk karena mer asa hina; mereka
QS. Al-Mulk [67]:1s, QS. An-Nahl [16]: 69, QS. melihat dmgan pandangan y mg lesu dan orang-orang
Al-IsrA' l17l: 24 dm 11 1, serta QS. Asy-SyurA [tl2] : y ang beriman berkat a, " Sesungguhny a or ang-or ang
yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri
45). D afi 24 kali penyebutannya, 1 4 sur at Makiy ah
merekn sadii dm kehilangan keluarga merekn pada han
dan selebihnya surat Madaniyah.
Makna adz-dzull dengan segala bentuk ki mn at. ln gatl ah saun gguhny a o r on g- o r an g y an g I al im
itu berada di dalam azab y ang kknl " . (QS. Asy-Syurd
turunannya, oleh Al-Qur'an digunakan di dalam
beberapa arti: 'hina', 'mudah', 'tunduk', 'lemah', $21: afl.

dan'lemah-lembut'. Pemakaian kata ini umum- Ayat 26 QS. Y0nus [10] menggambarkan
nya terkait dengan asma (nama) Allah swt. Di keadaan penghuni surga yang bebas dan ter-
hindar dari segala sifat kehinaan,
dalam asmdul-husnd ter dapat Al -Mudzill ( i rdi =
*i F erj ,y.,- 'ti"oosrl-y E5 l#i eiy.
yang menghinakan), yang dinisbahkan dan
disifatkan kepada Allah swt. selaku pemberi lrr1"; w i" {{. t':*i,g i " fr,
kehinaan. Walaupun kataini tidak ditemukan di
dalam Al-Qur'an sebagai sifat Allah, kata kerja " Bagi orang-orang y ang berbuat baik ada pahala y ang
yang menunjuk kepada Allah yang menganu- terbaik Gurgd dan tambahanny a. Muka mereka tidak
ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka
gerahkan kemuliaan dan menimpakan kehinaan
itul ah pen ghuni sur ga; mer ekn kckal di dal amny a. "
ditemukan antara lain pada firman-Nya di
Sementara itu, QS. Al-A'rAf [7]:152 mem-
; iiLi; t6 ufiidalam QS.Ah'ImrAn l3]1: 26, :ry fr1 ,y bicarakan kehinaan yang ditimpakan khusus
kepada As-Samiri (kaum Nabi Musa yang
'rrti membuat patung anak sapi kemudian disembah-
nya sehingga sebagian umat Nabi Musayangikut
*tti lt-x ;r\ <ttl1 menyembahnya [sesat] sehingga Allah menimpa-

}i 1o $ ;*,*1"'#i kan kehinaan berupa penyakit yang sangat panas

"Katakanlah: Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan, pada seluruh badannya [demam] dan dapat
menular; akhirnya As-Samiri dikeluarkan dan
Engkau beri kerajaan kepada orang yang Engkau diasingkan dari negerinya).

kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orangyang Selanjutnya, QS. Al-Baqarah [2]:27 me-

Engkau kehcndaki, Engkau manuliakan siapa yang ngisahkan seekor sapi yang terhindar dari segala
sifat kehinaan, sebagaimana halnya dengan sapi-
Engknu kehendaki dan moryhinaknn siapa y ang Engkau
sapi yang lain, peristiwa ini terjadi pada masa
kehendaki."

Berdasarkan ayat di atas, Imam Al-Chazali
menjelaskan bahwa kebanyakan mereka men-
jadi hina karena mereka tidak dapat menahan
hawa nafsu, syahwat, dan amarahnya, se-
bagaimana yang telah ditimpakan kepada Bani

Kajian Kosakata r96

Dzrrll Dzull

Nabi Musa as. Karena itu, Allah memerintahkan 69, QS. Al-Mulk 167l:15, dan QS. Al-InsAn [76]:
kepada kaum Nabi Musa untuk menyembelih
seekor sapi betina. Dijelaskan bahwa hampir saja M, (1).i wP inX t$,ry "e'q.tsi='Danna-
kaum Nabi Musa tidak melaksanakan perintah
ungan (pohon-pohan surga itil deknt di atas merekn dnn
Allah tersebut karena kriteria sapi yang di-
buahnya dimudahkan untuk memetiknya semudah-
maksud sangat sulit ditemukan.
Selanjutnya, QS. Al-Isrd' l17l:111 men- mudnhnya'.

ceritakan kekuasaan Allah yang tidak mem- Adapun yang bermakna'lemah' hanya di
butuhkan pelindung dari segala sifat kehinaan. dalam satu ayat, yakni pada QS. Al-MunAfiq0n
Wahbah Az-Zuhaili di dalam Tafsir Al-Munir
menjelaskan bahwa pelindung dibutuhkan [63]: 8,
karena adanya sifat lemah di dalam diri se-
seoran& sementara Allah Maha Sempurna dan ,;, 'r\fi :;_# *ii jl C3 uj |r;*
tidak memiliki sifat hina yang membutuhkan
seseorang untuk melindunginya. Itulah se- 3.r"Pj -4i1: l$t, $;"'lltl
babnya di dalam ayat ini Allah terlebih dahulu
'Mereka bukata, " sesungguhny a iika kita telah kembali
menyebutkan hal yang dapat membawa kepada ke Madinah bmar-benar orang y ang kuat akm mengusir
or an g- o r an g y mtg I emalt dnip adnty a. P adalal, kekunt an
sifat lemah dan hina: ituhanyalahbagi Allalt, bagi rasul-Nya danbagi ormg-

1. Allah tidak memunyai seorang anak. Ung- orrngmukmin'.
kapan ini sekaligus menolak anggapan Ya-
Terdapat dua ayat yang mengandung
hudi dan Nasrani yang menyebutkan bahwa
Uzair dan Isa as. adalah anak Allah. (+ 'Jpengertian 'tunduk', yaitu pada QS. YAsin [36]:
zz,("ii: !^iiiiS ='Dan Kami tundukan
2. Allah tidak memunyai sekutu di dalam
t*}i A tu;binatmg-binatang itu untuk merekn' dan QS. Al-Isrfl
menciptakan dan mengatur alam beserta gn: zq, Jtl t:ii ;z+is='Dan

isinya. Bilamana memunyai sekutu, itu htndukkmlah dirimu tuhadnp merekn (kefua ormtg tua nu)
berarti padanya terdapat sifat lemah se-
dengan penuh kasih sayang". Ali As-Sabuni me-
bagaimana halnya dengan makhluk.
Sementara itu, QS. An-Naml l27l:34 darr nafsirkan bahwa adz-dzull t lii I di sini berarti

37 menceritakan peristiwa Nabi Sulaiman 'hendaklah anak itu tunduk kepada kedua orang

dengan Ratu Saba'. Ketika itu Nabi Sulaiman as. tuanya laksana seorang hamba kepada tuannya',
mengajak Ratu Saba' beserta kaumnya untuk
tidak menyembah lagi matahari dan memeluk sementara Wahbah Az-Ztthaili menjelaskan
agama Nabi Sulaiman (agama tauhid/agama bahwa ayat di atas merupakan kiasan seorang
Islam). ]ika ia dan kaumnya tidak mau, niscaya
dia akan menjadi tawanan yang hina-dina, anak itu hendaklah tunduk dan patuh laksana

q i+,gi q, J k $ ;h &hlrit At bi burung yang menundukkan dan menurunkan
.c:;* ?3,iri
sayapnya; apabila mengalami rasa takut, sayap
'Kembalilah kepada mereka. Kami akan mendatangi
burung senantiasa diturunkan dan ditundukkan.
mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa
Kata adz-dzuil ( jiJi ) yang bermakna'lemah
melmoannya, dm pasti kntni aknn mengusir merekn dnri lembut' bergandengan dengan huruf jar 'al6

negeri itu $aba) dengan terhina dan mereka maladi (idiom) dan ini hanya disebutkan sekali di dalam
( t aw an an -t aw an ail y m g hin a- din a' .
Al-Qur'an, yaitu QS. Al-Ma'idah [5]:54
Kala Adz-dzull yangbermakna mudah dan
;b)'*!:f 'r'i:; #. i* ?rt n L. r',;
dimudahkan terdapat di dalam QS. An-Nahl [16]: 'i;6J' * {rl

(Fasaufa ya'till6hu biqaumin yuhibbuhum

w ay uhibbiln ahfi azhill atin' al al-mu' minin a a' izzatin

'alal-kdfirin)

"Maka kelak Allah akan mcndatangkan suatu kaum

y ang Allalt mencintai merekn dan mueka pun mencintai-

1q7 -ENsrxr-opporn Al-Qun'aN

Dzull f)zull

Ny a y mgbersikap lemah lembut terhadap orfrng ml,tkmin, Mukmin saling mengasihi karena mereka tunduk
di dalam suatu akidah yang sama yaitu akidah
y ang bersikap knas terhndnp orang-oranI knfir. " Islam.

Walaupun kataadz-dzull ( ji1i) memunyai Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa siapa
yang menjulurkan pandangannya kepada makh-
makna konotatif yang bermacarn-macam, semu- luk sehingga merasa butuh kepada mereka dan

anya mempunyai 'al6qah ($,, = hubungan). jiwanya terliput oleh ambisi ketamakan se-

Penghuni neraka kelak selalu menundukkan hingga tidak puas dengan perolehannya setelah
usaha maksimal, dia telah menyandang pakaian
wajahnya karena mereka merasa malu dan hina;
kehinaan. 4 Murni Badru oe
buah-buahan yang ada di dalam surga dimu-
dahkan oleh Allah untuk memetiknya karena
Allah telah menundukkan tangkainya; orang

Kajian Kosakata 198

FA'A (;ri ) dan perdamaian harus diupayakan kembali

F6'a (;1r) berasal dari faya'a ( (j ) yu"S berarti secara adil di antara kedua pihak yang bertikai
'kembali'. Melalui proses i'hl ( Jf'el ), huruf ya'
p ada' ain fi'l (huruf kedua) pada kaiafay a' a ('1i ) tersebut.

itu diganti dengan huruf alif. Oleh karena huruf Katafd'tt ( !it1) yang disebut di datam QS.
Al-Baqarah l2l:226 juga berarti 'kembali', yaitu
alif ltu tidak bisa diberi baris, kata faya'a (fj) 'kembali membatalkan sumpah dengan mem-

yang sudah di-i' Mt itu berubah m enjadrf6' a ( ili ). bayar kafarat sumpah'. Walaupun subjek
Dari kata kerjaf6'a( ;ti ) inilah ada beberapa kata
kalimat di dalam ayat itu tidak disebutkan, hal
yang disebut oleh beberapa ayat Al-Qur'an,
itu dapat diketahui dari awal ayat ini dan topik
sepertif6'at ( i>;v\, fAfr ( iv), taf'a (;'C ), afA'a
yang dibicarakannya, yaitu para suami yang
(;6i), yatafayya'u (W-).Kataf6'at ( i;6 ) dr"
melakukan tindakan ild' ( D")) terhadap para
tafi'a(;{ ) disebut di dalam QS. Al-I{ujurAt [49]:
9 dmkatafd'it (rjjt ) disebut di dalam QS. Al- istrinya. Yang dimaksud dengan ild' ( r>\')) di

Baqarah (21:22!. Ketiga kata itu berarti 'kembali'. dalam ayat ini adalah sumpah yang diucapkan

Kata ffi'a ( ;tii ) diseUut di dalam QS. Al-AhzAb oleh suami untuk tidak menggauli istrinya

[33]: 50 serta QS. Al-Hasyr [59]: 6 dan 7. Kata sampai empat bulan atau lebih. Suami yang ber-

yatafayya'u (k) disebut di dalam QS. An-Nahl sangkutan diberi waktu selama empat bulan

[16]: 48. untuk memikirkan kembali sumpahnya itu. ]ika

Katakerlafd'at ( i>tv) dantaf'a(r"qi )yan1 dia mau kembali, yaitu membatalkan sumpah-
disebut di dalam QS. Al-Hujurat [49]: 9 berarti
nya dengan membayar kafarat sumpah, maka
'kembali', yaitu'kembali menaati perintah dan
dia boleh kembali menggauli istrinya.
hukum Allah'. Subjek dari kedua rangkaian ayat
Kata kerja af6'a ( tttl ) disebut di dalam QS.
ini adalah kata th6'ifah ( "^fi,(L ) yang berarti
Al-Ahzab [33]:50 sertaQS. Al-Hasyr [59]:6 dan 7.
'golongan' atau 'kelompok'. Ayat ini berbicara Di dalam QS. Al-Ahzab [33]: 50, Allah memboleh-
mengenai tindakan yang harus diambil oleh kan mengawini wanita yang menjadi tawanan

kaum Muslim ketika terjadi bentrokan/perseli- perang smeitmelmaihffim'aleldmlruba'aly66akark(aSnijLma':hi aitrtni y-qa.)

sihan di antara sesama kaum Muslim, yaitu Ungkapan
dengan jalan mengajak kedua pihak untuk
di dalam ayat ini berarti'sebagian dari nikmat
kembali berdamai secara adil. fika uPaya damai
itu tidak berhasil maka pihak yang menolaknya yang telah dikembalikan oleh Allah kepadamu hai

dapat ditindak sampai mereka mau kembali Muhammad'. Setelah berlangsungnya perka-

kepada perintah dan hukum Allah. ]ika mereka winan itu, para wanita tersebut berarti sudah
menerima, maka tindakan ifu harus dihentikan
dikembalikan oleh Allah martabatnya sebagai

wanita baik-baik dan merdeka serta berada di

bawah tanggung jawab suaminya.

199 ENstrlopsole Ar--Qun'aN

Fadhi Fadhl

QS. Al-Hasyr [59]:6 dan Tberkaitan dengan Thabathabai mengatakan bahwa yang dimaksud

hrlafai'("C), yaitu harta r.unpasan perang dengan fadll ( M) (makna konotatifnya) ialah

yang diperoleh dari musuh tanpa melalui suatu pemberian yang bersifat sukarela yang

peperangan. Ungkapan mh afd'allilhu 'al6 rasitlilti merupakan kelebihan dari kebutuhan. Kata al-

( l; &'fli :tii?) di dalam kedua ayat ini fadhl ( lnzli 7, demikian Thabathabai, digunakan
untuk menyatakan'kelebihan, keunggulan,
berarti 'apa saja yang telah dikembalikan oleh
Allah kepada Rasul-Nya'. Harta benda yang kebaikan, kemurahan, dan keutamaan di dalam
berada di bawah kekuasaan orang-orang kafir
hal yang positif', sedangkan untuk hal-hal yang
itu pada hakikatnya adalah harta milik orang
negatif digun akan lcata al-fuildtl ( J'*XJi ). Namun,
yang beriman. Pemilikan oleh orang-orang kafir di dalam AlQur'an tidak ditemukan kata al-fadhl

itu adalah pemilikan secara tidak sah. Setelah ( ;;( ) yang berarti 'kelebihan atau keunggulan
mereka dikalahkan, dan harta-harta mereka itu
di bidang yang negatif' sebagaimana tidak
dikuasai oleh orang-orang yang beriman, berarti
Allah telah mengembalikannya kepada pemilik- J'Hiditemukann y akata al-fudhftl ( ). Sementara

nya yang sah. itu, Ibnu Manzhur menyebutkan, al-fadhilah

Adapun kata kerja yatafayya'u (k) yu"g ( "l2r' '^1i ) diartikan sebagai 'kedudukan yang

berarti'berbolak-baliK disebut di dalam QS. An- tinggi di dalam hal-hal yang utama'. Akan tetapi,

Nahl [16]: 48. Ayat ini menegaskan bahwa kataal-fadtfrlah('i>ii ) tidak ditemukan di dalam
Al-Qur'an.
seringnya segala sesuatu yang diciptakan oleh
Kata fadlil ( [a),yang digunakan untuk
Allah berbolak-balik ke kanan dan ke kiri
merupakan sebagian dari tanda ketundukan menyatakan kelebihan yang dimiliki oleh sesuatu

mereka kepada Penciptanya. Kata kerja yatafay- atas sesuatu yang lain, umumnya menyangkut

ya'u (ffti-) di sini juga berasal dari kata kerjaf|'a tiga segi. Pertama, dari segi jenis, seperti hewan

GV). * Zulfkri ee memiliki kelebihan dibanding dengan tumbuh-

FADHL ( J.ai ) 7)tumbuhan. Keduo dari segi nau' ( = spesies),

Kata fadhl ( l5,) merupakan kata dasar yang yaitu suatu pembagian di bawah level jenis
memiliki dua wazn (timbangan), yattu fadhala -
yafdhulu ( W- -'p) dan fadhila - yafdhatu (genusir*17), seperti manusia memunyai ke-
( W- - .1.- ). Di dalam Al-Qur'an kataal-fadlfl
( Hi ) dengan berbagai bentuk turunan-nya lebihan, di dalam hal-hal tertentu, dibanding

disebut 104 kali. dengan binatang sekalipun keduanya sama-

Arti asal kata al-fadhl ( -fal( ) adalah az- sama jenis hewan. Kata fadhl ( )5 ) yang

ziy 6dah wal-khfrr (kelebihan dan kebaikan), yang mengandung arti semacam ini dapat dilihat di

kemudian berkembang menjadi 1) baqiya ( g.= dalam QS. Al-Isrfl l17l:70. Ketiga darisegi dzit

sisa/akhir), 2) zddlziyddah (;it;-)l ,t') = lebih, lawan ( sli = esensi), seperti Ahmad memiliki kelebihan,
di dalam suatu segi, dibanding Mahmud.
dari kurang), dan 3) ghalab ( *1L = menang/
ungguVutama). Di dalam bahasa Indonesia kata Pemakaian katafaill ( Ja) dengan pengertian

al-fadht ( P( ) sering diterjemahkan dengan ini dapat ditemukan di dalam Al-Qur'an pada

'karunia, kemurahan, kebaikan, keutamaan, QS. An-Nahl 11,61: 7 L. Kelebihan atau keunggulan
yang termasuk kategori pertama dan kedua
kemuliaan, dan keunggulan'.
merupakan anugerah semata-mata dari Allah
Al-Ashfahani menyatakan b ahw a fadhl
swt. tanpa didahului usaha dari yang menyan-
( S; ) berarti 'lebih' atau 'kelebihan' yang
dang kelebihan atau keunggulan dimaksud. Kele-
mencakup kebaikan dan keburukan. Adapun
bihan atau keunggulan kategori ketiga kadang-

kadang merupakan anugerah semata-mata dari

Allah swt. dan kadang-kadang juga merupakan

hasil dari usaha oleh yang bersangkutan.

Kajian Kosakata 200

Fadhl Fadhl

Sebagaimana terlihat di dalam susunan Perbedaan redaksional tersebut, tentunya,

kalimat di dalam AlQur'an,katafadhl ( pi ) aan memiliki maksud-maksud tertentu dan diguna-

turunannya muncul di dalam dua bentuk. kan di dalam konteks-konteks tertentu pula.

Pertama, di dalam bentuk perbandingan di antara Susunan yang menggunak ankata dzf.t ("1>) jumtalt

sesuatu dengan sesuatu yang lain, seperti di idhhfah ( t}t aLi,-i ; memiliki tekanan-tekanan
dalam QS. An-NisA' [4]: 34. Kedua, tanpa
perbandingan, seperti di dalam QS. Ai'ImrAn khusus dan digunakan di dalam beberapa

konteks. Pertama di dalam rangka mengingatkan

l3l:73.Ddalambentukpertam4 J5V,alafailtl ( ) manusia bahwa banyak di antara manusia yang

dirangkaikan dengan kata depan 'al6 ( .)s. )yang telah menerima karunia Allah tetapi tidak
umumnya diterjemahkan 'atas'. Adapun di
mensyukurinya. Kedua, di dalam rangka

jidalam bentuk kedu4 tanpa kata depan alA ( ) meyakinkan bahwa permohonan amPunan yang

tersebut. diajukan oleh manusia yang berdosa akan

Pada umumnya bentuk pertama di atas dikabulkan oleh Allah karena Allah memunyai
mengandung keterkaitan di antara Allah swt.
fadhl ( J5), yaitu karunia yang luas. Ketiga
dengan makhluk atau di antara sesama makhluk
digunakan ketika berbicara tentang karunia

itu sendiri sehingga kadang-kadang kata terse- Allah atas manusia berupa keselamatan dari hal-

but diterjemahkan dengan'karunia' dan kadang- hal yang tidak mereka inginkan, baik yang

kadang juga diterjemahkan dengan 'kelebihan' berkaitan dengan keakhiratan mauPun yang

atau 'keunggulan'. Di dalam bentuk kedua, berkenaan dengan keduniaan.

umumnya, hanya berkaitan dengan Allah swt. Katafadhl (;F1 ) yang dikaitkan dengan kata

dan hanya diterjemahkan dengan kata'karunia' Allah leblh tepat diartikan dengan 'pemberian

atau'anugerah'. sesuatu yang tidak dibutuhkan oleh si pemberi'.

kalafailil ( [a) di dalam AlQur'an tidak ladt, fadhlultdh ( i;ai ) Uu.*ti pemberian atau
karunia Allah swt^.tyang betul-behrl tidak dibutuh-
hanya khusus untuk persoalan-persoalan yang

menyangkut keakhiratan, tetapi juga berkaitan kan-Nya karena Allah swt. memang tidak pernah

dengan persoalan-persoalan yang bersifat membutuhkan suafu apa pun.

keduniaan. Banyak ditemukan katafadhl (,Ia) Berdasarkan QS. Ai'ImrAn l3l 73, timbul

yang dirangkaikan dengan kata Allah. Untuk pandangan yang mengatakan bahwa fadhlullih

Jamengaitkan kata fadtrl ( ) dengan kata Allah ( i*l J;i ) itu terbatas (baca: sedikit). Hal ini,

atau kata yang bermakna Tuhan atau kata ganti- demikian pendapat ini berargumen, berdasarkan

Nya terdapat beberapa cara. Pertama, secara kenyataan bahwa tidak semua manusia menda-

langsung merangkaikan keduanya, seperti 'psaetmkmacfaamdhilnulil,ilhtu(lisgttT,hFa)battehrasbeabiu,t.sPamanadasnegkaanli

J}ifatulultdh( 1rlt ) yang diulang sebanyak enam J5tidak benar. Fadhlutlilh ( it,r ) itu sesungguh-

belas kali, satu kali dengan rarrgkatanfadhlu rabbi nya luas dan Allah Maha Mengetahui siapa di

( Gt T; ) (QS. An-Nasl[27]: rto), sedangkan di antara hamba-Nya yang layak/pantas untuk
dalam susunan fadhlahfilfadhlihi ( {AI'M)
menerima/adhtullilh ( 4l :;ar ) tersebut. Hanya
ditemukan sebanyak 29 kali. Kedua dengan cara orang-orang tertentu yang mendapatkannya.

menggunakan kata penghubung berupa kata Banyak ditemukan di dalam Al-Qur'an

yang berarti 'memiliki' atau 'memunyai'. Kata lkaStaI;fAajdth'.llurlliIlhya( nitgr -ld$irian)gaktuari'k, aAnllahduendgzaunl fadhl
kata
penghubung dimaksud ialah dzfr ( -11 ) fang
rihmah ( *,), di antaranya ada yang didahului
mengandung arti ash-shihib ( gtldt = yang zl)toleh prepos isi ba' sababiyah (
itJ. = huruf ba'
memiliki). Sebagai contoh, di dalam QS. Ah
yang mengandung arti sebab), seperti di dalam
'ImrAn l3l: 174. Rangkaian di dalam bentuk
QS. Y0nus [L0]: 58, yang menunjukkan bahwa
semacarn ini ditemukan sebanyak L4 kali.

201 Ar--Qun'ar'r
-ENsrxr-oPEDIA

Fitrisyah Firl'rist'ah

tiap-tiap fadhl ( Jj ) a* rahmah ( a1l' ) me- yang digunakan dari akar kata tersebut, dua di

miliki penyebab sendiri-sendiri dan menunjuk- antaranya di dalam bentuk mufradyattufihisyah

kan bahwa tidak identik antarafadhl ( J-zi) dart ('+b) dan fabyd' ( e'&i ), sedangkan yang
rabmah(a;t\
ketiganya adalah bentuk jamak, yaltu fawdbisy
Pemberian atau karunia Allah swt. yang
( ,->ti ).Yang paling banyak digunakan adalah
dicakup dengan kata fadhlullAh ( &t'SU) paaa bentuk yang pertama fdhisyah ('+(t ), yaitu

umumnya bersifat immateri (berbeda dengan sebanyak 13 kali. Adapun bentukfahsyi' ( ,t*j)
hanya tujuh kali, dan bentuk fawdbisy (,->til
kata fadhl I Jal yang masih berdiri sendiri,
empat kali. Secara keseluruhan berjumlah 24kali.
seperti di dalam QS. An-Nahl [1,6]:71). Contoh
pemberian yang bersifat immateri tersebut ialah Penggunaan bentuk fdhisyah ('+(t )

mau'izlnlt( *'r'; = nasihat) seperti di dalam QS. hampir selalu disertai isyarat atau penyebutan

Y0suf [12]: 38, tandzir ( ;16 = peringatan) seperti tentang dosa-dosa yang dimaksud fdhisyah
di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 243, syifdun fish ("^:L?6 ) di dalam ayat tersebut dan dosa-dosa
tersebut hampir semuanya terkait dengan
shudilr ( -i:bt e;W = obat pelapang dada),
seperti di dalam QS. Y0nus [10]: 58 serta QS. Ah pelanggaran seksual, dengan rincian sebagai

'ImrAn l3l: 1,70 - 1.71., dan al-hudd ( A4t = berikut.

petunjuk), di dalam QS. An-N0r l24l:21,. Adapun 1. Menunjukkan pada perbuatan zina, seperti

*:,rafunah( ) lebih cenderung kepadapengerti- di dalam QS. Al-IsrA' l17l:32, QS. An-NisA'

an kehidupan yang bahagia yang di dalamnya [4]: 15, 19,25, dan sebagainya.

terkandung unsur-unsur materi, di samping 2. Menunjuk pada perbuatan dosa kaum Luth

yang immateri. Cholidi ee (homoseksual dan lesbian), sebagaimana di
"..
dalam QS. Al-A'rAf [7\:80, QS. An-Naml [27]:
rAulsvaH ( tbtt ) 54 dan sebagainya.

Kata fihisyah (-*,-u ) adalah bentuk kata sifat 3. Menunjuk pada perbuatan mengawini dan

yang terambil dari akar kata yang terdiri atas mewarisi mantan istri bapak, sebagaimana
tiga huruf, y attufA - Ltfr - syin. Ibnu F auiis di dalam kebiasaan orang Arab jahiliyah sebelum
kitabnya, Mu'j amu Maqilyisil Lughah menjelaskan
bahwa akar tersebut menunjuk pada arti 'hal- datangnya Islam. Ini terlihat di dalam QS.
hal yang buruk'. Demikian pula Ibnu Manzhur An-NisA'[a]22.
di dalam kitabnya, Lisdnul 'Arab mengatakan
bahwa 'segala karakter yang buruk, baik 4. Menunjuk pada perbuatan telanjang saat
perbuatan maupun perkataan' disebut al-fuhsy
thawaf, yang juga sebagai kebiasaan orang-
(
orang Arab jahiliyah sebelum datangnya Is-
"*Ji IKataal-fuhsy ( ;i-fri ), al-fdbisyah(a-+t;3i),
lam. Hal ini disebutkan di dalam QS. Al-A'rAf
dan al-fdhisa ( ,;*'iii ) banyak digunakan di
l7l:28.
dalam hadits dengan makna'yang menunjuk
pada maksiat dan dosa yang amat keji yang Berbeda dengan bentuk fibisyah (-4iv),
mudharatnya sangat besar'. Ibnul Asir mengata- penggunaan bentuk fahsy6' ( r\*J ) hampir

kan bahwa kebanyakan kata tersebut digunakan semuanya tidak disertai penyebutan dosa yang

di dalam arti'zina'; dan zina itu sendiri dinyata- dimaksud denganfahsyA'( ;*i ) di dalam ayat

kan di dalam AlQur'an sebagatfibisyah ( u--tt) itu. Secara garis besar pengungkapan bentuk

(QS. Al-Isrd lLTl:32).Katafdhisyah ( a-=u ) juga fahsy6'( ,tg.i ) tersebut ada 4 macam.
biasa digunakan di dalam arti'bakhil atau kikir'.
Pertama, menyatakan bahwa al-fahsy6'
Di dalam Al-Qur'an ada tiga bentuk kata
( rrJ.i)i ) itu merupakan perintah setan dengan

menggunakan 3 macam redaksi.

1. Kataal-fahsy|' ( rtli*ii ) dirangkaikan dengan

r$ikata as-sit' ( = kejahatan), "sesungguhnya

syaitan itu hnnya menyuruh kamu berbuat as-sit'

Kajian Kosakan 202

F6 his.valr Fajarah

(,-#i ) dan al-fahsya' (,$Ji ;' 19s. et- Keempaf menegaskan bahwasanya shalat

Baqarah l2l: 1,69). Ulama menafs irkan al-fahsy 6' itu mencegah al-fahsy6' ( rti..J.i)i ) d,an al-munkar

( ,e^Si ) pada ayat ini sebagai kejahatan ( fJi ), sebagaimana disebutkan di dalam QS.

yang ada had-nya, sedangkan as-stt' ( r$i ) Al-Ankab0t l29l: 45.
Adapun penggunaan bentuk jamak, al-
sebagai kejahatan yang tidak adahnd-nya.
fawdhisy ( ,;.;,ii ) menunjukkan pada perbuatan
2. Kata al-fahsyi' ( ,t*-ili ) dirangkaikan dengan
dosa secara umum, seperti di dalam QS. Al-An'Am
kata al-faqr ( _fii = kefakiran), "Setan itu
[6] : 151 dinyatakan, " I anganlah mmdekati al-fawdhisy
mmj anjikan (menakut-nakutil kamu dangan al-faqr itu, baik yanglahir maupun ycngbatin", demikian juga

( ;;Si = tcemi skinad dan meny uruh kamu berbuat di dalam QS. Al-A'r6f l7l:33, menyatakan agar
oi-|oUtya' (,.Cjli )" (QS.Al-Baqarah 12l:268). Nabi berseru bahwa Tuhanku hanyalah menS-
lUlama menafsirkan kata at-fahsyA' rti:i;Si 1
haramkan al-fawdbisy tersebut, baik yang lahir
di dalam ayat itu sebagai keengganan berse-
maupun yang batin. Di samping itu, terdapat pula
dekah. Ada juga yang menafsirkannya
pada dua tempat yang lain, yaitu di dalam QS.
sebagai kebakhilan atau kekikiran.
Asy-SyffrA l42l:37 dan QS.An-Najm [53]: 32,yang
^*J(3. Kataat-fabyA'( ; airangkaikan dengan mengisyaratkan bahwa orang yang akan mem-
(kata al-munkar {J.J;i ), "Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- peroleh balasan nikmat surga di akhirat adalah

langkah setan karena sesungguhnya setan itu orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan al-

menyuruh mengerjakan al-fahsy6' ( ,tJ:.lii ) aan fawdbisy (.;;jli ). Dari keempat penggunaan

al-munkar ( Jji )" (QS. An-N0r pal21). bentuk al-fawdhisy ( .;-t$i ) tersebut, tampak

Ulama menafsirkan al-fahsyk' (,U*.;ji ) di jelas cakupannya lebih luas, bukan hanya

dalam ayat ini dengan segala dosa yang amat menunjuk dosa-dosa besar dan perbuatan keji

keji dan besar mudaratnya. Adapun a/-munkar saja sebagaimana penggunaan bentuk fihisyah

( ;#i ) adalah dosa yang diingkari dan ("^:+(t) dan al-fabsyA' ( ), melainkan juga

dilarang oleh syarak dan akal sehat. Dengan ^zfrimencakup dosa-dosa kecil. Bahkan, pada dua ayat
terakhir, kata al-fawdWsy ( ;;.; ji ) dirangkaikan
demikian, rangkaian al-)famhesnyc6a' k(u"p\2se"g5aila) dengan dosa-dosa besar, kab A' ir al- itsrni w al -frw 6hisy

dengan al-munkar ( (ji ">Vt i:\t;':!( = dosa-dosa besar aan at-

macarn dosa yang ada. fatadhisy) sehingga seolah-olah yang dimaksud a/-
fawdhisy di situ menunjuk pada dosa-dosa kecil.
Kedua menegaskan bahwa Allah tidak
menolerir sifat al-fahsyA' ( o3Jji ). Bentuk ini + Muhammad Ward.ah Aqil e:
menggunakan dua mactun redaksi, yaitu ada di
FAIARAH ({rt)
dalam bentuk positif (yang tidak didahului oleh

kata "tidak") dan ada di dalam bentuk negatif Kata ini adalah bintuk jamak darifAjir ( vv - ism

(yang didahului oleh kata "tidak"). Di dalam f6'il), ytrgberarti 'orang yang durhaka'. Fajarah

bentuk positif dikatakan, '' Allah melarang perbuatan (;:;) berasal dNikatafajr ( r.; ), yang makna

al-fahsy6' ( r3;j1i) (dan al-munkar 5i3i )" (QS. asalnya menurut Ibnu Faris at-tafattuh fisy-syai'

An-Nahl [16]: 90), sedangkan di dalam bentuk (;dt e'4t = terbuka pada sesuatu). Dari
negatif dikatakan, "Sesungguhnya Allah tidak
pengertian tersebut maka terbukanya kegelapan
menyuruh (mengerj akan) al-fahsy 6' itu maka mengapa
malam dengan munculnya cahaya shubuh
kamu mengada-adakan terhadap Allah apa y ang kamu
disebfi fajr ( ,#) Begitu juga terpancarnya air
tidak ketahui? " (QS. Al-A'rAf l7l: 28).
Ketiga, menyatakan ke-ma'shirm-an Nabi dari tempat penyimpanannya disebut pula fair

Yusuf as. dari sifat as-sit' ( r$i ) dan al-fahsy6' ( ;;),sedangkan tempat timbul/tempat ter-

( ), sebagaimana yang terdapat di dalam pancarnya air disebut fujrah t;:il. Berangkat

Q^Si.,.Y}.0;s:iuf $21:2a. dari makna asal ini, maka orang yang terdorong

?03 ENsrxr-opEora Ar--Qun'aN

Fajarah Fajj

melakukan perbuatan maksiat secara terbuka kan beberapa kali sesuai dengan konteks masing-
masing. Meskipun terdapat sedikit perubahan
disebut fAjir ( tV ). Demikian menurut
dari arti makna asalnya, arti itu tidaklah jauh
Muhammad Isma'il Ibrahim. Menurut Ar-
menyimpang karena dari diri orangyang fasik dan
Raghib Al-Ashfahani, asal makn afajr ( ) ialah durhaka timbul dan memancar perbuatan maksiat
dan tercela. + Hasan Zaini et
-ipecah atau terbelahnya sesuatu secara lebar.

Orang yang melakukan maksiat dinamakmfdjir

fu( ) karena ia dipandan g sy aqqa sitrad-diy dnah FAII (E)
'i("*S"rlt |t=telah memecah/membelah tutup
Katafajj adalah bentuk m ashdar (inhnitif ) dari kata
agama). Di dalam perkembangan pemakaiannya
kerja fajja - Vafujju ( e4 - f ). Nu*"n, kedua
kata fajr ( .#) ata:u fujfir ( jF ) juga berarti
bentuk kata kerja tersebut tidak ditemukan di
'fasik, kufr, atau zina'. Bahkan, setiap orangyang
dalam Al-Qur'an. Kata fajj diartikan dengan
berpaling dari kebenar an disebut fdjir ( vV ).
syuqqat yaktanifuha jabalini ( p* tlLK- zb =
Kata fajarah ('t:i) disebutkan satu kali di
lintasan jalan yang diapit oleh dua buah gunung)
dalam AlQur'an, yaitu di dalam QS. Abasa [80]:
dan dapat juga diartikan dengan ath-thariqul wdsi'
a2. Kata fujjilr ( ,ri; ) disebut tiga kali, yaitu di
dalam QS. Shad [38]: 28, QS. Al-InfithAr l82l:1.4, ( gt$t U.F = jalan yang luas), demikian di-

dan QS. Al-Muthaffifin [83]: T.Katafujfir (,l-*o) jelaskan oleh Ar-Raghib Al-Ashfahani di dalam

disebut satu kali, yaitu di dalam QS. Asy-Syams karyanya Mu'j am Mufradit AlfAzhil Qur' dn. Bentuk

;3i[91]: 8. Kata al-fajr ( ) diulang enam kali. Kata jamak dari kata tersebut ad alahfiAj ( Cq). Selain
diartikan dengan tluruqan wdsi'an (11/\i 6P =
filjir ( vu ) disebut satu kali, yaitu di dalam QS.
Nffh [71]: 27.Di dalam bentukf? mdd!fikataitu beberapa jalan yang luas), kata ini diartikan juga

disebut empat kali dan di dalam bentukf'l mudhiri' dengan tlruruqan mukhtalifatan ('al:i 6j= iilat

disebut lima kali. yang beragam).

Penggunaan katafajarah G:;) di dalam Di dalam Al-Qur'an, kata fajj beserta
iurrakaya, fijij, disebut tiga kali, yakni satu kali
QS. Abasa [80]: a2 berkaitan dengan suasana di
di dalam bentuk tunggal dan dua kali di dalam
Hari Kiamat. Pada hari itu ada orang yang
bentuk jamak. Kata fajj terdapat di dalam QS.
berseri-seri mukanya, tertawa dan gembira. Ada
Al-Hajj l22l: 27. Kata fajj yang disifati dengan
pula muka yang tertutup debu dan orangnya (g:jkata'amiq
l ai aatam ayat tersebut diartikan
dalam kegelapan. Yang terakhir ini adalahorang-
oleh ulama tafsir, misalnya Ibnu Katsir, Ath-
orang kafir Ia$fAjir ( r*U= durhaka),uliiknhumul-
Thabarsi, dan Al-Maraghi dengan athlhnriq al-
kafaratul-faj arah ('iv:,i ijrJi'f .+lji ).
Adapun katafajr ( )Jl ying disebut di ba'id ( 4t U-Ft = lalan yang jauh). Ayat ini

dalam bentukl'l mddlt danfi'l mudhiri', hampir berkaitan dengan tempat asal kedatangan

semuanya berarti'memancar, mengalir, meluap', manusiayang diseru oleh Nabi Ibrahim as. untuk

kecuali yang terdapat di dalam QS. Al-QiyAmah menunaikan ibadah haji yang berdatangan dari

l75l: 5, yang lebih tepat diartikan sebagai berbagai penjuru dunia, sekalipun dengan
'berbuat maksiat', yaitu manusia hendak
melalui jalan yang cukup jauh.

berbuat maksiat terus menerus, liyafjura amdmahit Adapun kat afij 6j sebagatbentuk jamak dari

6t1f ';4 ). Adapun kat afatr ( r.;) yang disebut katafajjterdapat di dalam QS. Al-Anbiyli, [21]:

di dalam bentuk mashdar, semuanya berarti 31 dan QS. NOh [71]:20. Al-Maraghi menafsirkan

'waktu shubuh'. penggalan ayat QS. Al-AnbiyA', [2Ll: 3L ini
bahwa Allah swt. menciptakan jalan di antara
Dengan demikian jelaslah bahwa AlQur'an

hanya satu kali menggun akmkatafajarah(;l;;), dua gunung di atas bumi ini agar manusia dapat

yang berarti 'orang yang fasik, durhaka, atau melaluinya dari satu daerah ke daerah yang lain

berbuat maksiat'. Namun, kata jadiannya disebut- dan dari satu musim ke musim berikutnya agar

Kajian Kosakata 204

FakhkhAr FakhkhAr

hal itu dapat dijadikan pedoman bagi manusia yang dapat dibanggakan. Menurut Al-Ashfahani,
untuk memperoleh kemaslahatan dan ke-
butuhan hidup mereka. Adapun katafijhjanymrg kata al-fakhr ( ";3i ) berarti'membanggakan diri
terdapat di dalam QS. N0h [71):20 dijelaskan
pula oleh Al-Maraghi, di dalam kitab tafsirnya, dengan sesuatu', seperti membanggakan diri
dengan 'agar kamu menetap dan berjalan di
belahan mana saja dari bumi ini yang kalian dengan harta dan atau jabatan.
kehendaki.' Lain halnya dengan Ath-Thabarsi,
ia menyoroti ayat itu dengan adanya dua kata- Kata fakhkhdr ( ,(ii ) dan pecahannya di
subulan dan fijdjan-yang berbed4 tetapi me-
dalam Al-Qur'an terulang enam kali dan kata
munyai makna yang salna, yakni thuruq ( ,t$ =
fakhkhdr sendiri hanya disebutkan satu kali (QS.
banyak jalan). Menurutnya, pengulangan kedua Ar-RahmAn [55]: 1a). Katafakhkhhr digunakan di
kata tersebut menunjukkan bahwa nikmat yang
dianugerahkan Allah swt. kepada para hamba- dalam Al-Qur'an berkaitan dengan penciptaan

Nya ada di mana-mana. Lebih lanjut, ia me- manusia. Di dalam ayat tersebut, dinyatakan
negaskan pula bahwa pengulangan tersebut
bahwa Allah menciptakan manusia dari tanah
sekaligus merupakan peringatan kepada mereka
kering seperti tembikar (fakhkhir). Fakhkhdr
bahwa kepada-Nyalah yang berhak disembah,
(tembikar) adalah benda yang terbuat dari tanah
yakni penyembahan yang bebas dari segala
bentuk kemusyrikan. Selain itu, pengulangan liat yang dibakar, sedangkan kata shalshhl

tersebut dimaksudkan pula untuk menunjukkan ( Jt21, ) berarti tanah kering yang terdengar

bahwa Dia, Allah swt., Maha Mengetahui nyaring tatkala (dipukul), seperti tanah liat yang

kemaslahatan para hamba-Nya, Pemelihara sudah dibakar, yaitu tanah yang sudah ber-
mereka secara bijaksana. Oleh karena itu,
menjadi kewajiban bagi para hamba untuk tidak campur dengan pasir. Ayat tersebut, secara
mempertentangkan nikmat-nikmat itu dengan
kekafiran dan pembangkangan. * Muiahid r: sepintas bertentangan dengan beberapa ayat lain

FAKHKHAR ( rrai ) yang menjelaskan asal kejadian manusia,

Fakhkhhr adalah kata benda yang terbentuk dari misalnya QS. Al-Hijr l15l:26, manusia dicipta-
kan dari tanah liat (yang berasal dari lumpur
katafakharalafkharu-fakhran ((;i - ';-X- - ';i),
hitam) yang diberi bentuk atau min hmna' in masnfin
berakar huruffd', khi', dan 16' ber au^ti'kebanggaan'
( i'j:J f ,y ); QS. Ash-shaffat [37]: 11, ma-
atau 'kebesaran.' Dari makna dasar itu ber-
kembang menjadi, antara lain 'berbesar hati/ nusia diciptakan dari tanah liat atau min tlinin

bangga' karena yang demikian membang-gakan llzibin ( -. j! q& ir ); danQS. Ali'Imr6n [3]:59,

atau membesarkan dirinya;'sombong/angkuh' manusia diciftakan dari tanah atau min turdbin
karena ia merasa diri paling besar; 'kemuliaan'
karena yang demikian menempati posisi yang (qtj U ). Kalangan ahli tafsir sepakat bahwa
besar; 'kejayaan' karena yang demikian mem-
peroleh kemenangan yang besar;'yang mewah/ perbedaan itu menunjukkan adanya proses/
megah' (pestanya) karena yang demikian ingin
yakni manusia diciptakan (melalui proses) dari
mencari popularitas dan meru-pakan sikap yang
tmah (turdb) ( qt'j ), lalu diadon menjadi tanah
membanggakan diri; dan 'tembikar' karena
mereka yang memiliki barang tersebut me- liat (thin) ( * ), kemudian berubah menjadi

nunjukkan kemewahan, salah satu kepemilikan seperti lumpur hitam yang diberi bentuk kal

bama'il masnfin ( lj:I, ,gY ) dan kemudian
berubah menjadi tanah.kering seperti tembikar
shalshil kal fakhkhdr ( rtiiJ f )';* 1.
Pecahan lain dari Tafenfnar ( ,r11 ) yang

-iwdigunakan adalah tafhkhur ( ). Kata tufAWrur

;w( = berbangga-bangga) digunakan berkaitan

dengan hakikat kehidupan di dunia, yakni

hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,

perhiasan dan bermegah-megahan, serta ber-

bangga-banggaan tentang banyaknya harta dan

anak (QS. Al-Hadid, l57l: 20). Ulama berbeda

;6penafsiran tentang katatafdkhur ( ) di dalam

?05 ENsrrclopeora Al-Qun'nrv

Fakhkhir FakhCrr

ayat tersebut. AlQurthubi berpendapat bahwa dengan nasihat Luqman terhadap anaknya,
antara lain larangan bersikap sombong lagi
yang dimaksud adalah berbangga-banggaan satu
membanggakan diri (QS. LuqmAn [31]: 18); dan
dengan yang lainnya atas harta dan anak mereka; berkaitan dengan peringatan Tuhan kepada

sebagian berpendapat bahwa yang dimaksud Nabi saw. agar tidak berduka cita terhadap apa

tafdkhur ( .iw ) adalah kebanggaan atas pen- yang luput dari Nabi saw. dan tidak terlalu
gembira atas nikmat-Nya yang dapat me-
ciptaan dan kemampuan mereka; dan sebagian
nyebabkan kesombongan dan kebanggaan diri.
lainnya lagi berpendapat bahwa yang dimaksud Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri
kata itu adalah kebanggaan atas keturunan (QS. Al-Hadid [57]:23). (Baca jugaentry fakhiu).
mereka, seperti kebiasaan orang Arab yang
ee Arifuddin Ahmad ae
membanggakan leluhur mereka. Diriwayatkan
oleh Muslim di dalam kltab Shaffih-nya bahwa FAKH0R ( i_*)
Kata ini berasal dari fakhr ( -*),yang makna
sesungguhnya Nabi saw. diutus unfuk bersikap 4j Pasalnya adal ah 'izhmn dan qidmn ( f =besar

hwildlw' ( ,bt'; =mercndah diri) hingga seseorang dan dahulu/senior). Abu Zaid, sebagaimana

tidak berbuat aniaya atas orang lain dan tidak yang dikutip Ibnu Faris, mengartikan fakhr ( fi)
berbangga-bangga (atas kemewahan yang sebagai tafdhil (mengutamakan); umpamanya
dimilikinya) seseorang atas yang lainnya. Di
dalam riwayat yang lain, dinyatakan bahwa fakhartur rajula 'ald shdhibin 1 S$'.ifi
salah satu kebiasaan orang Jahiliyah adalah g(:V{i'i;b&= Maksudny a ialahfadhdhaltuhfi ' alaih
membangga-banggakan keturunan mereka. ). aku mengutamakan seseorang atas

Menurut Ibnu Katsir, ayat tersebut sesungguhnya temannya). Ada beberapa bentuk yang seasal

memperingatkan bahwa kehidupan dunia yang dengan kata fakhr ( -;'J),umpamanya fakhir
( -#), artinya altadziyufikhiruka(litn" 6,lt=
diisi dengan permainan, kelalaian, perhiasan,
bermegah-megahan, dan berbangga-bangga itu orang yang membesarkan diri terhadapmu),

mencerminkan kecenderungan unfuk mengikuti fikhkhSr ( H) artinya katsirul-fakh, ( Ft'4 =
keinginan syahwat (QS. Ai'Imr6n, [3]:1a) secara banyak sombong), nakhlatun fakhfrr ( ,,'fitali )

berlebihan. Karena itu, Allah memberikan artinya 'sebatang pohon kurma yang besar serta

perumpamaan bagi mereka yang berbuat de- ()]jtbanyak dahannya , an-ndqatul-fatJfir 'if;tlt)
mikian seperti petani yang tanaman-tanaman-
artinya unta yang besar susunya.
nya mengagumkan, kemudian tanaman itu
menjadi kering dan menguning, kemudian Ibrahim Anis dan Muhammad Ismail
menjadi hancur. Kehidupan di dunia seperti itu
adalah kerugian yang berlipat ganda; di dunia Ibrahim mengartikan katafakhr ( ;i) sebagai

dibenci oleh masyarakat dan di akhirat mendapat 'membanggakan diri atas sesuatu yang dimiliki
azab yang keras. Kehidupan dunia tidak lain
seseorang atau yang dimiliki kaumnya berupa
hanyalah kesenangan yang menipu.
j(ikebaikan', dan sebagai 'takabbur'( = sombong).
Adapun pecahan lainnya dari fakhkhdr Kata fakhkhdr ( jli ) berarti ath-tlinul mahrilqu
awil-khazaf ( J-J.JI ti',t}At ifi)t = tanah yang
( rtll ) adalah fakhfir ( ;* = membanggakan
dibakar atau tembikar). Ibnu Manzhur meng-
diri) yang disebutkan empat kali; masing-masing
digunakan berkaitan dengan kewajiban ter- ;S{tar nk;lnfaLJfr ( _,lri ) dengan a|-mut akabb ir (

hadap Allah dan terhadap sesama manusia, = orang yang sombong), al-fakhr ( _;3i ) berarti
seperti tidak boleh bersikap sombong dan 'mengakui kebesaran dan kemuliaan diri'. Ar-

membanggakan diri (QS. An-NisA' [4]: 36); Raghib Al-Ashfahani mengartikan kata fakhr

berkaitan dengan sifat orang-orang kafir, antara ( ;i) sebagai'bermegah-megah atas sesuatu di

lain jika selamat dari bencana dia merasa luar diri manusia berupa harta dan pangkat'.

gembira lagi bangga (QS. HOd [11]: 10); berkaitan

Kaiian Kosakara 206

Fakhrhr Fakihatt

Bertolak dari pengertian di atas, katafakhr FAKTHAH ( i4S6 )

( -* ) danfakhilr ( ti"* ) dapat diartikan sebagai Kata fhkihah merupakan bentuk tunggal yang
mengikut wazan (timbangan) bentuk ism f6'il
'sombong, takbur, membanggakan diri, ataupun
dengan tambahan huruf t6' marbfithah (6),
bermegah-megah'.
sedangkan bentuk jamaknya adalah fawdkih
Kata fakhfir ( |* ) disebut empat kali di
(qG ). Kata ini berasal darikatafakihn-yafknhu-
dalam Al-Qur'an yaitu di dalam QS. An-NisA' fakahan--usa fakahatan ('^6J j t6J -'eA- - ^5:l
l4l:36, QS. H0d [11]: 10, QS. LuqmAn [31]: 18,
yang secara kebahasaan berarti'baik' dan'senang''
dan QS. Al-Hadid [57]:23.Katatafhkhur ( ;u;) Dengan demikian, maka kata/dkihah ( 'a45v ) pada
dasarnya berarti 'sesuatu yang menyenangkan
disebut satu kali, yaitu di dalam QS. Al-Hadid dan membuat orang menyukai.' Kemudian, kata
ini lebih terkenal dengan arti yang lebih khusus,
l57l: 20. Adapun kata fakhkh6, ( ,fr ) disebut
yaitu 'buah-buahan yang lezat dan nikmat
satu kali pul4 yaitu di dalam QS. Ar-Rahm6n rasanya.' Buah-buahan tersebut dinamakan

[55]: 14. fikihah ({66 ) karena membuat orang yang
Muhammad Husain At-Thabathabai men-
memakannya merasa senang dan nikmat oleh cita-
jelaskan, bahwa biasanya orang bersikap rasanya yang lezat dan enak.

sombong dan membanggakan diri karena harta Katafdkihah ( 6 ) di dalam bentuk tunggal
^i5
dan pangkat yang dimilikinya dan ia sangat
mencintainya sehingga hatinya tidak lagi Dari air hujan yang sama, bumi menghasilkan buah-buahan
dengan aneka rasa yang berbeda-beda. Tidakkah manusia
terpaut kepada Allah.
mensyukurinya?
Al-Qurthubi mengartikanfakhfir ( jj.lr) a,

dalam QS. An-Nisd' l4l:36 sebagai orang yang
menghitung-hitung kelebihannya karena me-

nyombongkan diri terhadap karib kerabat yang

fakir, tetan11a yffig fakir serta lain-lain yang

disebutkan di dalam ayat kepada mereka.

KatafakhLr ( j"* ) di dalam QS. H0d [11]:

10 digunakan untukmenunjukkan sifat manusia;

bila mereka mendapat nikmat sesudah ditimpa

bencana, mereka berkata, "telah hilang bencana

dariku." lnnahfitafarihunfakhi,, (.* Ll ;t=^

sangat gembir4 bangg+ dan angkuh). Andaikata

ia menyadari bahwa nikmat yang ada di
tangannya itu bisa saja hilang, sementara

bencana sewaktu-waktu dapat kembali me-

nimpanya tentu ia tidak akan menyombongkan

diri.

Kata fakhkhi, ( tfi ) di dalam QS. Ar-

RahmAn [55]: 1a berkaitan dengan penciptaan
manusia; Tuhan telah menciptakan manusia dari

tanah kering seperti tembikar.

Dapat disimpulkan bahwa Al-Qur'an

menggunakan kata fakhfir ( _,i_*) dan tafdkhur

( ?V, ) untuk menyatakan sifat buruk yang

perlu dihindari oleh setiap orang karena Allah

tidak menyukai sifat tersebut. $ Hasan Zaini te

207 ENstxr-oppnra Al-Qun'aN

FAkihah FAkihah

disebutkan di dalam Al-Qur'an sebanyak 11 kali. jauh lebih lezat rasanya sebagaimana penjelasan
Kata fdkihah yang terdapat di dalam QS. YAsin
136l:57; QS. Shad [38]: 51; QS. Az-Zukhruf [43]: AlQur'an di dalam QS. Al-BaqarahBl:25.
73; QS. Ad-DukhAn l44l: 55; QS. Ath-Th0r [52]: Selanjutnya katafhkihfin ( O'rlsti ) di dalam
22; QS. Ar-Rahm6n [55]: 52 dan 68; serta QS. Al-
WAqi'ah [56]: 20 dan 32 digunakan untuk QS. YAsin [36]: 55 dan kata fdkihin (;*ssv'1 ai
menerangkan gambaran sebagian nikmat dalam QS. Ath-Th0r [52]: 18 digunakan Al-
surgawi yang akan diperoleh orang-orang Qur'an dengan arti 'orang-orang yang ber-
beriman dan bertakwa kepada Allah sr,vt. kelak senang-senang'. Pada hari pembalasan nanti,

di hari pembalasan. Di surga, tersedia secara orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada

melimpah-ruah berbagai ragam buah-buahan Allah swt. yang menjadi penghuni surga ber-
senang-senang dengan nikmat yang diberikan
yang lezat dan disukai oleh manusia. Selanjut- Allah kepada mereka. Ini berbeda dengan kata

nyqkahfAkiholr('^<tO ) di dalamQS. Ar-RahmAn fdkihina ('ffv ) ya.g terdapat dalam QS. Ad-
[55]: 11 dan QS. Abasa [80]: 31 digunakan Al-
Qur'an untuk memperingatkan manusia agar DukhAn l4/]:27 yang justru sebaliknya, yaitu
merenungi dan menjadikan pelajaran dari proses
dipergunakan Al-Qur'an untuk menggambarkan
penciptaan alam semesta oleh Allah swt.,
kondisi Firaun dan pengikut setianya yang
khususnya langit dan bumi. Dari langit, Allah
durhaka terhadap Allah svvt. dan melawan Nabi
swt. menurunkan air hujan dan dari bumi Allah
Musa as., sehingga Allah menurunkan azab-Nya
swt. menumbuh-kan beraneka macam pohon
dengan c;ra menenggelamkan mereka di Laut
yang menghasilkan buah-buahan yang lezat dan
Merah saat mengejar Nabi Musa as. dan peng-
berguna bagi manusia agar mereka bersukur
ikutnya yang berusaha mengungsi ke daerah
kepada-Nya dan tidak mendustai atau meng-
ingkari nikmat-nikmat-Nya. Palestina. Dengan azab yang menimpa, Firaun

Adapun katafmtdkih (€t; ), bentuk j*rk dan pengikutnya meninggalkan tanam-tanam-
danfAkihah ( 6$) disebutkan di dalam AlQur'an
sebanyak tiga kali. Katafmndkih (€t; ) di dalam an, mata air, kebun-kebun, dan tempat-tempat

QS. Al-Mu'minOn [23]: 19 digunakan AlQur'an indah, serta berbagai kesenangan yang selama
untuk menerangkan manfaat air bagi manusia. ini mereka nikmati. Sementara iltu, kata fakihina

Dengan aia Allah swt. menumbuhkan kebun-kebun (';45i ) di dalam QS. Al-Muthaffifin [83]: 31

kurma dan anggur, yang kemudian menghasilkan berkenaan dengan sikap para pendosa yang

buah kurma dan anggur yang dapat dimakan dan merasa senang dan puas mengejek orang-orang

dinikmati manusia demi kelangsungan dan Mukmin yang di mata mereka merupakan
kelanjutan hidupnya. Kemudian, kata fawdkih
orang-orang yang sesat, dan kegembiraan itu
(qG ) di dalam QS. Ash-ShAffAt 94: a2 dan QS.
terbawa saat kembali kepada kaum mereka. Oleh
Al-MursalAt 177):42 digunakan AlQur'an untuk
karena itu, sebagai kebalikannya, pada Hari
menggambarkan pahala dan balasan kenikmatan Kiamat nanti orang-orang Mukmin akan me-

surga yang kelak akan diperoleh hamba-hamba nertawakan mereka saat menyaksikan mereka

Allah swt. yang bertakwa dan telah dibersihkan mendapat azab yangamat berat di akhirat nanti.

dari dosa-dosa. D san4 mereka disediakan buah- Selanjutnya, kata tafakkahfina (b"A3;: ) di
dalam QS. Al-WAqi'ah [56]: 65 berarti'heran' dan
buahan yang sesuai dengan kesukaan mereka. 'tercengang'. Penggunaan arti ini sebenarnya
berbeda dari arti asalkatafakiht (',5.i). Menurut
Buah-buahan surgawi b%ifu beraneka ragam dan
Ibnu Faris, hal ini disebabkan kata tafakknhina di
melimpah ruah serta memiliki bentuk dan rupa
dalam ayat tersebut berasal dari kata tafakknnttna
seperti buah-buahan yang pernah dikenal mereka
6'gd ), kemudian terjadi proses penggantian
di bumi, tetapi memiliki cita rasa yang berbeda dan
hurtslntrn ( if ) dengan hwuf hn' ( rLa ). Penggantian

semacam ini kadang terjadi di dalam bahasa Arab.

Kemudian kata itu digunakan Al-Qur'an untuk

Kajian Kosakata 708

Fakkara Fakkara

)4tmenggambarkan kondisi ashbibusy syimAl ( dalam arti zat-Nya tidak dapat tergambar di
ac.rf = golongan kiri) yang sesat dan men-
dalam benak seseorang.
dustakan ag.una Allah, di mana Allah dapat saja
Al-Ghazali di dalam lhy6' 'Ultrmud-Din,
membuat mereka tercengang-cengang oleh
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kekuasaan-Nya yang menumbuhkan tanaman
fakkara (K) adatah menghadirkan dua penge-
dan menyuburkannya. Akan tetapi, kemudian
tahuan di dalam hati untuk mendapatkan
menjadikannya kering kerontang dan hancur,
pengetahuan ketiga sebagai hasil dari perpautan
sehingga tidak menghasilkan apa-apa.
pengetahuan terdahulu.
* Muhammad Qarib o
Di datam Al-Qur'an, katafakkara( f,l ) au"
ozi
kata-kata yang seakar dengannya ditemukan
FAKKARA ( rc )
Kteartaamfakb:iklndraa(riKka)taafdaaklaarhab(e'fnlt)u,kyfai'ln(kgatabekrearkjaa)r, sebanyak 18 kali. Kata fakkara ( K ) sendiri
Mknuf ('ja-mttSM),adqainyisrdil'
dengan huruf-huruf fA' ( ,ti), disebutkan hanya sekali, yakni pada QS. Al-
( rtr\. Ibnu Faris di dalam Muddatstsir [74]:18.

Lughah menulis bahwa struktur akar kata ini Penggunaan kata falcknra-yang merupakan

mengandung makna pokok'bolak-baliknya hati satu-satunya di dalam AlQur'an-adalah dalam
konteks pembicaraan tentang Al-Walid ibnu Al-
di dalam suatu masalah'. Menurut Ibrahim
Mughirah yang dikecam oleh AlQur'an, karena
Mustafa di dalam Al-Mu'j am Al-W a6flr bahwa dari
ia telah memikirkan dan menetapkan, seperti
akar kata tersebut terbentukpkara ('jo), yal,;g ditegaskan pada QS. Al-Muddatstsir [84]: 18,

secara leksikal bermakna'mendayagunakan akal Innahil fakkara wa qaddara ('r:ii$ li1 = Se-

di dalam suatu urusan dan menyusun suatu sungguhnya dia telah memikirkan dan mene-
tapkan [apa yang ditetapkannya]). M. Quraish
masalah yang diketahui untuk mengetahui Shihab, ketika menafsirkan ayat ini menyatakan
secara pasti bahwa Al-Walid dikutuk bukan
sesuatu yang sebelumnya belum diketahui'. karena ia berpikir, sebab Al-Qur'an sendiri
menganjurkan setiap Muslim atau non-Muslim
M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa untuk selalu berpikir. Ajaran Al-Qur'an tidak
menghalangi seorang Muslim unfuk menerima
sebagian ahli bahasa berpendapat, kata fakara
hasil pemikiran non-Muslim yang baik dan ber-
(K) terambil dari kata faraka ( 3i )-dengan manfaat. Akan tetapi, Al-Walid dikutuk karena
"card' ia berpikir tidak disetujui AlQur'an. Cara
mendahulukan huruf rA' ( rtr) atas hurfi k1f berpikirnya adalah memperturutkan syahwat
( *tS )-yang antara lain berarti 'mengorek
keduniaan secara berlebih-lebihan dalam rangka
sehingga apa yang dikorek itu muncul', atart
memenuhi ambisi, memperoleh kedudukan, atau
'menumbuk sampai hancur', atau 'menyikat
harta benda, sehingga ketika itu ia tidak lagi
(pakaian) sehingga kotorannya hilang'. ]adi, jika
('!';) memunyai memilki keseimbangan. Di dalam hal ini, Al-Walid
dicermati maka kata faraka katafakara (K).
makna yang mirip dengan tidak objektif lagi di dalam berpikir dan tentu saja

Hanya saj+kalaufaraka ('!'1) digunakan untuk hasilnya tidak akan menyentuh kebenaran,

hal-hal yang bersifat materi maka fakara ('f;) sehingga tidak membawa rahmat, atau dengan
kata lain "terkufuk". Jadi, cara berpikir semacarn
digunakan untuk hal-hal yang bersifat abstrak. itulah yang dikecam oleh AlQur'an.

Oleh karena itu, sebagian pakar menambahkan Untuk kata tatafakkarfi ( b:f$ ) -yang juga

Kbahwa kata fakara ( ) tidak digunakan kecuali adalah satu-satunya di dalam Al-Qur'an-
digunakan di dalam konteks pembicaraan
terhadap sesuatu yang dapat tergambar di
tentang peringatan a9ar memikirkan
dalam benak. Itulah sebabnya-kata mereka-ada

larangan berpikir menyangkut Allah swt.,

"|angan berpikir menyangkut Allah, tetapi

berpikirlah tentang nikmat-nikmat-Nya".

Alasannya, Allah tidak dapat dipikirkan, di

209 ENsrxi-opeora Al-Qun'aiv

Fakkara liakkara

Muhammad saw. yang sedikit Pun tidak ada kamu berpikir). Hanya saja, kalau perintah
penyakit gila padanya.(QS. Saba' [34]: tt6). Ibnu memikirkan yang terkandung pada Ayat 219,
Katsir menafsirkan ayat ini bahwa Allah swt. adalah di dalam kaitannya dengan khamar,

berfirman kepada Rasul-Nya, "Katakanlah hai judi, dan harta yang dinafkahkan; maka,

Muhammad kepada orang-orang kafir yang perintah memikirkan pada Ayat 266, adalah
menuduhmu menderita penyakit gila, Aku
di dalam kaitannya dengan perumPamaan
sesungguhnya hendak memperingatkan kepada-
orang-orang yang menafkahkan hartanya
mu hanya satu hal saj+ yaitu hendaklah kamu karena riya, membangga-banggakan tentang
pemberiannya kepada orang lain, dan me-
berdiri mengha-dap kepada Allah dengan ikhlas
nyakiti hati orang.
terlepas dari hawa nafsu dan kefanatikan,
Selanjutnya, kata y atafakkarfin ( ;$'l;;- Y
kemudian berpikirlah dan bertanya-tanya satu
kepada yang lain tentang diri Muhammad. Tidak yang berjumlah 11 kali-pertama-tama ditemu-

ada penyakit gila sedikit pun pada kawanmu, kan pada QS. Ah'ImrAn [3]: 191. Menurut Asy-
Syaukani dan As-Sawi bahwa memikirkan
yakni Muhammad"'.
kejadian langit dan bumi berarti memikirkan
Konteks pembicaraan yang sarna di atas-
tentang zat-zat dan sifat-sifatnya yang bukan
agar memikirkan Muhammad-dinyatakan pula
hanya sebagai totalitas, melainkan juga di dalam
dengan katayatafakkari, (frf6- ), seperti dalam
makna parsial, yakni bagian-bagian dari alam
QS. Al-A'rif l7l:184. Pada sisi lain, kata yatafak-
karfi dipakupula untuk makna'memikirkan diri ini, seperti bintang-bintang, matahari, bulan,
(sendiri)', seperti di dalam QS. Ar-Rfim [30]: 8.
laut, gunung, tumbuh-tumbuhan, serta hewan
Al-Qasimi di dalam Mahhsinut Ta'wil memberikan
yang memiliki keindahan dan keajaiban. |adi, di
dua kemungkinan tafsir ayat ini. Pertama,
dalam ayat ini disebutkan objek yatafakkarftn
memerintahkan agar manusia memikirkan
keadaan dirinya sendiri; dari tiad+ dilahirkan, (;rj:#- ), yaitu kejadian langit dan bumi serta

dibesarkan, dan akhirnya kembali tiada. Dengan hasilnya berupa kesimpulan bahwa kejadian

memikirkan keadaan ini maka manusia akan alam ini tidak sia-sia.

memperoleh pengetahuan yang sifatnya umum/ Untuk kata yatafakkariln ( ;tj:#" ) yang

yaitu bahwa Allah menciptakan alam ini disertai terdapat pada QS. Ar-Ra'd [13]: 3, QS. An-Nahl
[16]: 1L, QS. Az-Zumar [39]: 42, dan QS. Al-
dengan ketentuan yang benar dan masa yang ]Atsiyah [rt5]: 13, mengandung petunjuk tentang
tertentu. Kedua memerintahkan agar manusia ada (terdapat)nya tanda-tanda kekuasaan Allah

berpikir dari pengetahuan y.Ing umum bahwa bagi kaum yang berpikir. Hal ini dipahami dari

kejadian alam ini semuanya disertai dengan ujung keempat ayat tersebut yang redaksinya

tujuan dan masa tertentu. Dari sini, manusia sam4 yakni, ...lnna fi dzdlika la-aydtin li-qaumin
akan sadar bahwa ia pun diciptakan Tuhan y atafakkarfin ('oifr- r'A- ?'"* iJJ't,.1 6l = ...Se-

dengan tujuan dan ajal tertentu karena ia sendiri sungguhnya pada yang demikian itu benar-

juga adalah bagian dari alam ini. benar terdapat tanda-tanda [kekuasaan Allah]
bagi kaum yang berpikir). Tanda-tanda ke-
Kata tatafakkarfin ( J'J:f.rti ) pada QS. Al-
kuasaan (kebesaran) Allah yang dimaksud pada
Baqarah l2l: 21,9 dan 266, digunakan di dalam
konteks pembicaraan tentang perintah Allah tiap-tiap ayat adalah sebagai berikut. Pertama

agar memikirkan ayat-ayat-Nya. Ujung kedua Allah membentangkan bumi dan menjadikan
ayat tersebut memiliki redaksi yang sama, gunung-gunung dan sungai padanya, men-
jadikan padanya semua buah-buahan ber-
yakni, .... Kadzilika yubayy inul-lihu lakumul-ay 6ti
pasang-pasangan, dan menutupkan malam
SI a'taFl-lGaE.-kum56t a+t a*f a;kk=ar.f.i.D" e(m'Aikii'a:nnliahJjA!"lla-hl)m; ieS- kepada siang. Kedua, Allah menumbuhkan

nerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu suPaya tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan

Kajian Kosakata 210

Falak Falak

segala mactun buah-buahan dengan air hujan. ( 2Cst 3.[i ) yang berarti 'peredaran planet'.
Ketiga, Allah memegang jiwa orang ketika
matinya dan memegang jiwa orang yang belum Kata falak ( iti ) juga digunakan untuk pe-

mati di waktu tidurnya. Keempaf Allah me- ngertian 'sepotong bumi/tanah yang bundar,
nundukkan untuk manusia apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi, yang ke- yang lebih tinggi dari apa yang ada di sekitar-

semuanya merupakan rahmat dari Allah swt. nya (semacam bukit kecil)'. 'Sampan atau
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa
bahtera' disebutfulk ( edi - dengan dhkmmah fa'),
kata fakkara (K) dan kata-kata yang seakar
baik untuk rn ufrad mauprnjaroak. Tusammd fulkan
dengannya mengandung makna'memikirkan'
atau 'berpikir'. Makna ini juga telah masuk ke tiannahdtaititrufilm6'( rJt C'r'r:i 6 {;i ;*

dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia sebagai = dinamakan demikian, karena sarnpan tersebut
perkembangan dari makna pokoknya yakni'men-
beredar/berputar di dalam air).
dayagunakan akal di dalam suatu urusan' atau
'suatu masalah untuk mengetahui sesuatu yang Di dalam krtab Al-Mu'jamul-Wasith ditam-
bahkan, kata falak t gttl l juga digunakan untuk
sebelumnya belum diketahui'.
* Muhammadiyah Amin ee i frat - t allul -mus t adi m in ar - r aml hail ahfi a dhi' un

FALAK r ETii I tiu.5 ii"; b")t a'r-t,*Jt J3r=uurctpasiryang
Asal makna katafatak( 4i1) menurut Ibnu Faris
bundar dan di sekitarnya terdapat tanah lapang).
ialah 'yadutlu 'al6 istiddrah fi syai' ( & 3tJ-
:,f C t )t:,*l = menunjuk pada perputaran atau |uga disebut falak ( 0); ) mofijul-badhr al-mustafrril-

peredaran pada sesuatu), umpamanya pemintal mudhtharib (**)zA i#t 4t L', = ombak

benang dinamakan/alkatul mighzat ( )'l,rlt {9$) laut yang bundar, kemudian pecah).

karena ia berputar. Kata falaka (:li) jusa Muhammad Ismail Ibrahim dan Ar-

digunakan untuk menyatakan payudara wanita Raghib Al-Ashfahani mengartikan kata falak
yang sedang subur karena ia bundar laksana bola ( JXi ) dengan majral-kawilkibi awil-fadh|'i yadLru

falaka tsadyu al-mar'ati idzh istaddra (;f"jt itf ',r5 fhln yqimlt awil-kawkabu ( l"' ltt si -St rilt a'r,;
e=dfaFrn' ya:ib'.i.n!jtratn*g'-rbjfin-tan=gt)e.mDpeantglaanludedmanikibaenr,-
tli;j-t tit ). Dengan mengiaskan pada penggunaan
tersebut, maka timbullah istilah falak as-sama' ilmu falak menurutnya ialah ilmu yang

Matahari, bulan, dan bintang beredar pada garis edarnya membahas benda-benda ruang angkasa dan
(Falak).
perederannya, baik matahari maupun benda-

benda angkasa lainnya. Ibnu Manzhur me-
ngutip hadits Nabi yang menyatakan bahwa

kata falak ( elli ) khusus untuk peredaran

benda-benda angkasa.

Di dalam Al-Qur'an kata falak t ,:LU I

disebut dua kali, yaitu di dalam QS. Al-AnbiyA'

l21l:33, dan QS. YAsin [36]: 40, sedangkan kata
futk(,9Ji, ) disebut z3kali,yaitu di dalam QS. Al-
Baqarah l2l: 164, QS. Al-A'rAf [7]: 64, QS. Y0nus
[10):22 dan 73, QS. Hffd l11l: 37 dan 38, QS.
IbrAhim 11.41:32, QS. An-Nahl [1.6]: 14, QS. Al-
lsrd' l17l: 66, QS. Al-Hajj l22l: 65, QS. Ar-R0m
l30l:46, QS. Luqm6n [31]:31, QS. FAthir l35l:12,
QS. YAsin 136l:4'1, QS. Ash-Sh?nf*p7l:140, QS.
GhAfir [40]: 80, QS. Az-Zukhruf [rl3]: 12, serta
QS. Al-|Atsiyah [45]: 12.

Fatak (JU ) ai dalam QS. Al-Anbiyd' l2ll:

2t1 Erusrxloprora Al-Qun aN

Falak Faliq

33 berhubungan dengan pernyataan Tuhan dan planet-planet lainnya.Katafulk ( e-ff ) yu"g

bahwa Dia telah menciptakan malam dan siang digunakan untuk pengertian as-safinah 1'r:Zii,Jt =

matahari dan bulan, yang masing-masing sampan) terdapat pada 32 tempat. ee Hasan Zaini *
beredar di dalam garis edarnya. ,ll4enttut Tafir
rAuq r $6 I
Al-Mizdn,katafalak( J-tli ), di sini berarti'tempat Kata ini berasal dari falaqa, yafliqu, falqan
beredar'.
(Gii & Fdilibq )(;ytaing; berarti syaqqa ( tyt = mem-
Di dalam QS. YAsin [36]: 4A, Tuhan me- aaaafr
belah). ism fd'il yang berarti
nyatakan bahwa tidak mungkin matahari men-
dapatkan bulan dan malam juga tidak dapat 'orang yang membelah'. Menurut Ar-Raghib Al-

mendahului siang karena masing-masing ber- &Ashfahani,f laq ( ) adalah membelah sesuatu
edar pada garis edarnya. Oleh pengarang Al-
dan menampakkan sebagian dari sebagian yang
Mizdn ayat ini ditafsirkan bahwa matahari,
lain. Hal ini dapat dilihat di dalam contoh
bulan, serta bintang-bintang beredar pada garis
edar tertentu sebagaimana ikan berenang di falaqtuhu fanfalaqa (',fu6 i:l;). Oau'i pengertian

dalam air. Dengan demikian, falak (iU I iatatr ini muncul pengertian lain, yaitu ash-shubh(qpt

tempat beredar yang di dalamnya bergerak = waktu shubuh), karena waktu shubuh itu

benda-benda langit, meskipun di dalam ayat ini merupakan pembelah atau pemisah di antara

hanya disebutkan matahari dan bulan, siang siang dan malam.

dan malam. Di dalam Al-Qur'an kata fdliq ( jd ) dan

Di samping dijelaskan penggunaan kata yang seasal dengan itu disebut empat kali. Di
falak (;lU ;, ai dalam AlQur'an, juga dijelaskan
dalam bentukismf6'il(subjek),fdliq ( ,jv ) disebut
penggunaan katafulk ( t'Jli ) yang seakar dengan
dua kali, yaitu di dalam QS. Al-An'Am [6]: 95 dan
dalam QS. Al-Baqarah [2]: 164 berkaitan dengan
bukti-bukti keesaan Allah dan kekuasaan-Nya 95. Satu kali di dalam bentukmashdnr (oubal noun),

seperti menciptakan langit dan bumi, pergantian al-falq (Jl3i), yaitu di dalam QS. Al-Falaq [113]:
1, dan satu kali di dalam bentukfi'l mddlfi mazid
malam dan siang, fulk (e.tlJ = tu*pan atau
(yaitu bentuk kata kerja lampau yang mendapat
bahtera) yang berlayar di laut, hujan yang turun
tambahan, yartu infalaqa ( fit).
dari langit, serta perputaran angin dan awan yag
dikendalikan di antara langit dan bumi. Allah swt. adalahFiliq (Ju = pembelah atau

Pengungkap ankatafulk(r-tI ) ai aaar" QS. yang membelah), yaitu pembelah buah dan biji
Al-A'rAf l7l: 6a termasuk di dalam rangkaian
kisah Nabi Nuh as. Allah telah menyelamatkan dan pembelah shubuh (QS. Al-An'Am [6]:95 dan
Nabi Nuh dan orang-oran.q yang beriman 96). Di dalam bentuk yang pertama Allah swt.
kepadanya di dalam fulk (OX = bahtera) serta
menenggelamkan orang-orang yang mendusta- membelah yang berbentuk materi, yaitu buah
kan Nabi Nuh dan ayat-ayat Tuhan.
dan biji, sedangkan di dalam ayat kedua Allah
Dari uraian di atas terlihat bahwa Al- swt. membelah di dalam bentuk nonmateri,
Qur'an menggunakankatafalak( ii1 ) pada dua
yaitu shubuh. Shubuh adalah keadaan. Menurut
tempat, yang keduanya mengacu kepada arti
asal, yaitu 'beredar', 'berputar' atau 'sesuatu juIbnu Abbas dan Dahhak, fAUq ( ) di dalam QS.

yang bundar'. Namun, di dalam Al-Qur'an Al-An'Am ini berarti khdliq ( dG = yang men-
jadikan atau yang menciptakan). Al-falaq ( d:jf )
maksud kata ini ialah tempat beredarnya benda-
benda angkas4 yang berupa bulan, matahari di-samakan artinya dengan al-fithr ( h4t ) dan asy -
syaqq ( lyl;).Penciptaan adalah batas di antara
ada dan tidak ada.

Allah swt. menggunakankatafdliq (df I

ataufalaq (;ii1) untut diri-Nya di dalam rangka

memperlihatkan kebesaran dan kekuasaan-Nya.

Keempat katafdliq ( dtl ) - dua kali-falaq (,* ),

Kajian Kosakata 212

irF-ac1 F'aqir

dan infalaqa (,fu11, yang disebut di dalam Al- Menurut Al-Ashfahani (w. 502 H) di dalam

Qur'an semuanya dinisbahkan kepada Allah bukunya Mu'j am Mufraddt li AryAzhil-Qur' 6n, kata
swt. Keterlibatan manusia di dalam mewujud-
al-faqr ( rttl yang juga bentuk mashdar dauri al-
kan fkliq ( d,$: pembelahan) ini sedikit sekali. faqir ( #t l digunakan di dalam empat pe-
Hal ini digambarkan oleh Allah swt. ketika
ngertian:
memerintahkan Nabi Musa as. membelah laut
1. Kebutuhan yang mendesak; hal itu terjadi
lalu laut menjadi terbelah atas kekuasaan Tuhan
pada manusia secara keseluruhan selama
(QS. Asy-Syu'ari' 126l: 53). Dengan demikian,
yang memunyai kekuasaan untuk membelah mereka masih hidup, bahkan semua makhluk
adalah Allah swt. et Zainuddin ee
yang ada. Hal itu sesuai dengan firman Allah
iiFAQIR ( I di dalam QS. FAthir [35]: 15.

Faqir ( jg ) berasal dari kata faqura-yafquru- 2. Tidak memiliki harta simpanan, seperti yang
faqdratan (irta - 'iX" - i ) ya.g sec;ua harfiah
disebutkan di dalam QS. Al-Baqarahl2l:273;
berarti 'fakir', 'miskin', dan 'butuh'. Kata itu QS. At-Taubah [9]: 60; dan QS. An-N0r [24]:

('ilawan dri al- ghin 6 ( ...,ry1 = kaya). Selatnfaqur a 32.

= dhnmmah pada'ain fi'il-nya) yang meru-pakan 3. Kefakiran jiwa, seperti di dalam sabda

bentukfi'l mddhi ( eC ,y-= kata kerja lampau) Rasulullah saw., "Kefakiran hampir menje-
dxikatafaqir ( _tt ), dijumpai pulafi'lfaqara(?
ain fi ' I rumuskan seseorang kepada kekafiran".
f= athalt p ada' ('];- ny a) y mgberarti' hafar a'
4. Kebutuhan kepada Allah, seperti terlihat di
= menggali atau melubangi), hazza wa atstsara fih
dalam doa Nabi saw., "Ya Allah, cukupkan
( y ;ii p : memotong dan mem-beri bekas), ad- aku dengan selalu butuh kepada-Mu, dan
affidan 1'afuIt, i;tl"tlt jangan Engkau jadikan aku selalu butuh
dilhiy atu wal-musffib atusy -sy
musibah yang dah- dengan merasa cukup dari (bantuan)-Mu."
';;-1fu: malapetaka dan
Istilah faqtr ( S) sangat sulit dibedakan
syat), seperti yang terdapat di dalam QS. Al- dengan istilah miskin ( & ); karena itu,

QiyAmah [75]:25. ditemukan perbedaan pendapat, terutama di
kalangan ahli fiqih mengenai batasan kedua
Kefakir an hampir menj er um uskan ses eor ang kep ada kekafir an istilah tersebut. Menurut Imam Abu Hanifah (w

j4150H1767 M)faqir ( ) uaaun orang yang tidak

memiliki penghasilan tetap untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya sehari-hari. Faqir ( S)

merupakan orang yang tidak memiliki satu nisab
zakat. Hal itu kebalikan dari kaya, yaitu orang

yang memiliki satu nisab zakat. Adapun menurut

Imam Asy-Syafi'i (w.204H1820 M), faqir ( #)

adalah orang yang tidak dapat memenuhi al-

hkjdtul-ashtiyyah ('aX?<i Lt!'rfr = kebutuhan

epokok). ladi, faqir ( I ai sini lebih parah diban-

dingkan dengan miskin. HaI itu didasarkan pada

pernyataan bahwa Nabi saw. pernah berdoa

kepada Allah agar diberi kehidupanyang miskin
dan diwafatkan juga di dalam keadaan miskin,

tetapi Nabi berlindung dari kefakiran.

Imam Abu Hanifah menambahkan bahwa

sekalipun seseorang tidak berpenghasilan tetap,

tetapi ada yang memenuhi kebutuhan sehari-

2t3 ENsrr<r-opsora Ar--Qun'aN

Faqir F'arar;

harinya melalui sedekah sunah, maka orang itu Kata-kata faqir ( *) ai dalam ayat-ayat
tersebut semuanya berasal darikatafaqura ( fi)
dapat dikategorikan faqir ( -# ) yang boleh
yang berarti 'fakir', 'miskin', dan 'butuh'. Fakir
menerima zakat. Pendapat ini didasarkan pada
dan miskin di dalam ayal-ayal tersebut berarti
hadits Nabi saw. yang menyatakan, 'Aku berita-
'merekayang tidakmemiliki harta simpanan dan
hukan kepada merekabahwa Allah mewajibkan
tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari-
mereka sedekah (zakat) yang diambil dari orang-
hari'; atau lawan dari kata al-ghaniyy ( iil =
orang kaya dan dikembalikan kepada orang-
kaya). Fakir yang berarti 'butuh', maksudnya
orang fakir di antara kamu." (HR. Bukhari dan adalah adanya kebutuhan manusia secara
keseluruhan dan selamanya kepada Allah.
Muslim) Hanya saja, pada QS. Ali 'ImrAn [3]: 181 oleh
orang-oranB yan9 mendustakan Allah justru
Berbeda dengan istilahfaqir ( H), miskin digunakan secara terbalik, yakni Allah butuh

adalah orang yang memiliki pekerjaan tetap, kepada manusia. oe Kamaluddin Abunawas 4

tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-

harinya. Abbas Karahah, seorang ahli fiqih,

berpendapat bahwa miskin lebih parah daripada

fakir, tetapi pendapat ini tidak lazim meskipun

ia sependapat dengan Abu Hanifah dan Imam FARAQ ( 6:j )

Syafi'i. Pendapat ketiga menganggap bahwa fakir Kata ini berasal dari akar kata faraqa, yafruqu,

dan miskin adalah sinonim. farqan, furuqan, furqdnan (iG'] C'j 6'j b7-'6'j)

Lepas dari perbedaan para ulama mengenai yang berarti fashala ('l:a = memisahkan,

batasan fakir dan miskin, yang pasti Al-Qur'an membedakan), falaqa ( dJ= membelah), istabdna

QS. At-Taubah [9]: 60 mendahulukan kata al' ( Jt-r= menielaskan, menerangkan), fazi'a ata'u
khdfa (JG )i ft = takuQ. Di dalam Al-Qur'an
fuqard' (l;X:t = oran8-orang fakir) dripada al- kata faraq ( O;i dengan berbagai derivasinya
disebut 7zkali.
maskkin ( ;ftJt= orang-orang miskin). Dengan
demikian, seakan-akan al-fuqar6' ( rt;;lt: orang- Pada asalny akatafaraq ( O S )yt gditemu-

orang fakir) memang lebih diprioritaskan kan di dalam Al-Qur'an memunyai pengertian

daripada al-masdkin ( ;fHt = orang-orang 'membedakan'. Sebagian besar derivasi kata

miskin).

Katafaqir ( E) dan derivasinya di dalam tersebut merujuk pengertiannya kepada makna

Al-Qur'an disebutkan sebanyak 14 kali, sekali di asal, tetapi ada beberapa yang berbeda, yaitu

dalam bentukmash.dar, al-faqr( f;.lr= rcfatiran) di 'takut' (QS. At-Taubah [9] : 56),'menjelaskan' (QS.
dalam QS. Al-Baqarah [2]: 268, sekali dalam
Ad-DukhAn l44l: 4),'malaikat, angin' (QS. Al-
bentuk ism fd'il muannats, fhqirah ( ejti ) di dalam MursalAt l77l: 4),'Taurat' (QS. Al-Anbiyd' l2tl:

QS. Al-QiyAmah [75]: 25, lima kali di dalam 48), dan'Qur'an'(QS. Al-Furq6n [25]: 1)

#ltbenluk sifatun musy abbahah hsnggal, al-fmfir ( ) Kata yafraqitn (';;'j*) sebagaimana yang

atau faqir ( #), yaitu di dalam QS. Ah 'ImrAn terdapat di dalam QS. At-Taubah [9]: 55 me-

[3]: 181; QS. Al-Hajj [22]: 28; QS. Al-Qashash [28]: ngandung pengertian'sangat takut'. Kata far aqa

2a;QS. An-NisA [4]:5 dan 135. Adapun kalafaqir ( O,j) di dalam QS. Al-IsrA' [17]:106 menurut

( H) di dalam bentuk jamak, al-fuqar6' ( l;At) Abu Amr mengandung arti bayyana ( i;; =
disebutkan sebanyak tujuh kali, yaitu di dalam
menjelaskan). Begitu juga pendapat Abu 'Ubaid.
QS. Al-Baqarah [2]: 271. dan273; QS. At-Taubah
[9]: 60; QS. An-NOr 1241:32; QS. FAthir [35]: L5; Iadi, pengertian wa qur'dnan faraqndhu
QS. Muhammadl{Tl:38; dan QS. Al-Hasyr [59]: (i6:; ffji ) adalah Al-Qur'an itu telah Kami

#S.Katafaqir ( ) dalam bentukmashdar (al-faqr) jelaskan'. Untuk menjelaskan Al-Qur'an itu,

hanya disebutkan sekali, yaitu di dalam QS. Al- Allah menurunkannya secara mutafarriq ($"F=

terpisah-pisah atau berangsur-angsur). Oleh

Baqarah l2l:268. karena itu, di dalam kata berangsur-angsur

Kajian Kosakata 214

F araq Faraq

(mu t afar r i q) terkandung makna' menj elaskan' . an tersebut adalah Al-Qur'an dan Taurat

Pengertian ini juga terkandung di dalam QS. Ad- merupakan kitab'pembeda'yang hak dan yang
Dukh6n [M]:a. Alah mengatakan, "Padamalam
Itu yufraqu ( 'rt'rt = dijelaskan) segala urusan yang batil. Oleh karena, itu kedua kitab ini dinamakan

penuh hikmah." Furqan. Namun, adayang mengartikan al-furqkn

Di dalam QS. Al-Mursaldr l77l:4 terdapat ( o6jJi ) di dalam QS. Al-Anbiyd' l21l:48 di atas
katafdriqdt (,>t32U ) yang merupakan salah satu
dengan selain Taurat. Ibnu Abbas mengartikan-
derivasi kata faiaq ( o';) Di dalam memahami
nya dengan al-nashr ( ;At = pertolongan) yang
kata al-fdriqdt (ot;2Gl ) ini terdapat perbedaan
pendapat ulama. Pertama, diartikan dengan didatangkan untuk Musa as. Menurut lbnuZard,
'malaikat' karena para malaikat bertugas
furqdn ( C6j ) tersebut berarti burhdn ( .rtii =
membedakan (faraq) di antarayang hak dan yang
batil. Kedua, diartikan dengan 'angin'. Angin keterangan, bukti) yang membedakan agama

berfungsi sebagai pemisah ff1riqah), antara lain yang hak dengan yang batil.
memisahkan sebagian awan dari sebagian yang
lain. Angin juga dapat memorak-morandakan Kata yang seakar lainnya dengan faraq

suatu perkampungan. Hal itu bertujuan untuk adalah kata fariq ( d";,) biasanya diartikan

memperlihatkan perbedaan (farq) antara orang- sebagai 'segolongan'. Artinya sejumlah orang
orang yang dilindungi Allah srart. dengan para
yang bergabung di dalam kelompok yang
musuh Allah swt. Ketika angin datang dari
terpisah dari yang lain.
berbagai arah muncul akibat yang amat dahsyat
Katafafiq ( G-j,), ai dalam bentuk tunggal di
dan perkampungan akan menjadi porak poran- dalam Al-Qur'an disebut 29 kali, antara lain di

da sehingga manusia terpaksa kembali kepada dalamQS. Al-Baqarah [2]:85, 87,1.M, dan 188, QS.
Allah swt. dan mencari pintu rahmat. Maka, di
Ah'Imran [3]:78 dan 100, QS. Al-Ma'idah (51:70,
dalam upayakembali ini akan terlihat perbedaan QS. Al-A'rAf l7l:30, QS. Al-AnfAl [8]: s, QS. Al-
Ahzab (331:26, serta QS. Sab6l [34]: 20.
(farq) di antara orang yang patuh dan yang ingkar.
Secara etimologis, kata ini berasal dari akar
Ketig+ Al-firiqdt ( oLir(;\ ) diartikan dengan Al-
Qur'an' karena ayat-ayat Al-Qur'an membeda- kata faraqa ( rj j) yang pada mulanya berarti

kan(faraq) yang hak dan yang batil. Di samping 'memisahkan'. Arti ini memberi kesan adanya
beberapa pihak yang semula merupakan satu
ittl Al-Qur'an jugadinamakan al-furqhn( Or3jii ).
Keempaf diartikan dengan'kebangkitan para kesatuan yang tak terpisah, tetapi oleh suatu dan

nabi' karena mereka membedakan (faraq) yang lain hal terpisah/memisahkan drn.Katafariq ( ,j-;')
diartikan perempatan jalan, karena di sini
hak dengan yang batil. KelimA diartikan dengan
dipisahkan arah tujuan setiap orang yang lewat.
'orang yang sibuk dengan kemaslahatan dunia,
Agaknya dari sini pulalah ungkapan'sego-longan
kemudian tersingkap baginya cahaya Allah swt.,
lalu orang tersebut melihat bahwa yang ada manusia yang terpisah dari yang lain' dinamakan
hanyalah cahaya Allah, sedangkan yang lain
f ) tfiari q ( G- ). Padanan kat a iru ialah r q ah ( u ) y el.r9
tidak ada'. Di dalam hal ini faraq (.ti ) mem-
juga diartikan dengan 'segolongan manusia'.
bedakan di antara yang ada dan tidak ada.
Bedanya golongan yang dilambangkan dengan
j\Kata al-furqdn ( ;:s ) di dalam Al-Qur'an
kala fariq ( e) ) lebih besar daripada yang
pada umumnya berarti'pembeda'. Akan tetapi, tdilambangkan dengan kalafirqah ( n ).

di dalam QS. Al-FurqAn [25]: 1 berarti Al-Qur'an' Kata fariq ( 6-i,) digunakan Allah untuk
dan di dalam QS. Al-Anbiyii l21l:21:48 berarti
melambangkan golongan manusia yang terpisah
'Taurat'. Kedua pengertian ini masih ada
dari yang lain. Masalah yang timbul ialah siapa
hubungannya dengan pengertian asal. Hubung-
dan berapa orang yang tergabung di dalam

golongan itu sehingga disebut fariq ( j;))? Al-

Qur'an tidak memberikan rincian tentang hal itu
dan para mufasir pun tidak memberi batasan,

tetapi bila diperhatikan ay at- ay al yang memakai

215 ENsrxloprnra Ar- Qun'aN

Fars.y Faridhah

kata fariq ( 6-;') dapatlah disimpulkan bahwa ditidurkan atau karena jenis hewan yang
kata itu, selalu digunakan untuk pengertian dipotong, seperti biri-biri atau domba, diambil
bulunya kemudian diolah dan dijadikan
'golongan manusia', kecuali satu kali di dalam hamparan atau tikar. Di samping itu, ada juga

QS. Al-Baqarah [2]: 188, yang isinya melarang yang mengatakan bahwa kata farsy ( ;")) a,
memakan harta orang lain dengan cara yang
dalam QS. Al-An'Am 16l:142 ini berarti 'hewan
illegal, termasuk di dalamnya membawanya ke kecil' , seperti anakunt4 anak sapi atau kambing.

meja peradilan agar fariqan min amwdlin nhs Alasannya karena hewan-hewan kecil itu
merendah atau dekat ke bumi disebabkan
( nt:li O';t C 6'i = sebagian harta orang lain)
kekecilan tubuhnya. Keadaan tersebut kelihat-
itu dapat dimakan. Di sini kata fariq ( d-;,)
digunakan dengan arti 'bagian dari harta annya seperti hamparan (farsy).

benda'. + Zainuddin €t A. Rahman Ritonga ee Di dalam QS. Al-Qad'ah [101]: 4 terdapat
kata farhsy (.?\?).Menurut Az-Zajjaj, kata ini
FARSY ( ;T\ berarti'hewan-hewan kecil yang beterbangan'.
Kata ini berasal dari farasya, yafrusyu, farsyan
Hewan tersebut dinamakanf rhsy ( ;r1) karena
(mGem';b'e"ni;tandgk;an)),Yaknadgzbabeara(r'tei :bra{s=athbaer(dlu';s.ta)=,
sifatnya yang beterbangan dan bertebaran
wathi'a ('ej = menginjak). Di dalam Al-Qur'an seolah-olah terhampar (fardsy). Lalu, Allah swt.
(;ikata itu disebut enam kali.Katafarsy menyerupakan manusia pada hari berbangkit
) dengan dengan hewan-hewan kecil itu. Di samping itu

berbagai derivasinya masing-masing terdapat di ada juga yang mengatakan farasy ( Ail berarti

dalam QS. Al-Baqarah [2]: 22, QS. Al-An'Am [6]: 'belalang yang beterbangan'. Pengertian ini

742, QS. Adz-DziriyAt [51]: 58, QS. Al-WAqi'ah didasarkan atas sangat banyaknya belalang
tersebut sehingga bagaikan hamparan (farsy).
[56f:34, QS. Ar-RahmAn [55]: 54, dan QS. Al-
Qarfah [101]: . Dari keenam et Zainuddin ce
katafarsy (;il

tersebut lima di antaranya terdiri dari kata benda

(noun) dan hanya satu kata kerja (oerb), yaitu di

dalam QS. Adz-DzAriyAt [51]:48. FARIDHAH ( e-U_f I

;i)Pengertian asal dari katafarsy ( adalah Kata faridlrah ( A-b,"/ ) lazim diartikan sebagai

'membentangkan' (QS. Adz-DzdriyAt [51]: a8). 'suatu kewajiban'. Dari sini lahirlah, di dalam

Kemudian muncul pengertian larn. Kata furusy bidang fiqih, istilah fardhu 'ain ( (i'c{-'€q"'-;"';=
fkewaj iban individu ), d m ar dtw k
( ;! - ;u."ut darifarsy) berarti'permadani' atau fay al,

'kasur' karena keduanya terbentang. Pengertian = kewajiban bersama/kolektif). Peraturan-per-

ini terdapat di dalam QS. Ar-RahmAn [55]: 54 aturan yang dibuat Tuhan harus diikuti di dalam

dan QS. Al-WAqi'ah [56]:34. Bumi membentang semua tindakan. Seseorang akan mendapat pujian

dan menjadi hamparan disebfi firdsy ( ..i1, ) (QS. bila ia mengikuti peraturan tersebut. Sebaliknya,
Al-Baqarah l2l:22). Ada juga yang mengartikan
akan mendapat celaan jika tidak memeduli-
katafurusy ( ;'.3) sebagaimana yang terdapat di
kannya.
dalam QS. Al-WAqi'ah [56]: 34 dengan 'wanita'
Kata faridhah ( ^*t/ ) dan yang seasal
karena wanita itu seolah-olah hamparan atau
dengannya terulang 18 kali di dalam Al-Qur'an.

tempat tidur bagi laki-laki. 8 kali di dalam bentuk kata kerja masa lalu, di

Kata farsy ( ;"; > mengandung pengertian antaranya pada QS. Al-Baqarah [2]:197, QS. Al-
Qashash [28]:85, sertaQS. Al-AhzAb [33]:38 dan
'hewan ternrk y*g dipotong' (QS. Al-An'Am [6]: 50. Satu kali disebut di dalam bentuk kata kerja

142). Hubungan pengertian ini dengan farasya masa sekarang dan akan datang seperti di dalam

('j j = membentangkan atau menghamparkan)

adalah karena hewan tersebut pada waktu akan QS. Al-Baqarah [2] : 236. Di dalam bentuk mashdar
(kata yang menunjuk kepada nama benda dan
dipotong terlebih dahulu dihamparkan atau

Kajian Kosakata zt6

Faridhah Farihin

perbuatan) terulang sembilan kali, di antaranya a. Ketentuan; umumnya terdapat pada ayat-

di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 237, QS. An-Nisil ayat yang membicarakan ketentuan mem-

[4]: 11 dan 24, serta ada juga yang disebut di bayar mahar istri, seperti di dalam QS. Al-
Baqarah [2]:236 dan QS. An-NisA' l4l:2{ atau
dalam bentuk-bentuk lainnya.
membicarakan kewarisan seperti pada QS.
Katafafidlulr(4/ ) yang berasal dari akar An-NisA' [4]:11.
(,f jkatafaradla
) p ada mulanya berar li al-qath' u b. Kewajiban, seperti pada QS. At-Taubah [9]:

t !L;J, ) yang berarti 'pemutusan', atau 'pemo- 60 tentang orang-orang yang berhak me-
tongan'. Kedua hal tersebut dapat menggam- nerima zakat, E A. Rahman Ritonga *

barkan kepada sesuatu yang bersifat material, FARTHIN ( ,bt.l

seperti memotong kayu, atau bersifat im- Istilah faribin (|tt ) lazim diartikan sebagai

material, seperti menetapkan putusan atau 'orang yang senang atau gembira'. Perasaan
senang atau gembira biasanya timbul karena
pilihan di antara sekian banyak pilihan. Dari
mendapatkan sesuatu yang diinginkan sehingga
sinilah arti kata tersebut berkembang menjadi
terlihat kecerahan dan kegairahan di wajah dan
beraneka ragam sehingga di dalam kamus-
pembicaraannya.
kamus ditemukan arti-arti seperti 'memutus-
Kata farihin (',f ; ) dengan berbagai
kan','menetapkan','menenfukan','mewajibkan',
bentuknya terulang 22kali di dalam Al-Qur'an.
dan 'melaksanakan hukum'. Walaupun kata itu
Tujuh kati di dalam bentuk kata kerja masa lalu
memiliki keberagaman arti, kesemuanya dapat (mAd!fr) seperti di dalam QS. At-Taubah [9]: 81,
QS. Asy-Sy0rA [42]:48, dan QS. Al-An'Am [6]:
dikembalikan kepada arti asalnya, yaitu 'pe- 44. Sembilan kali di dalam bentuk kata kerja masa

motongan' atau 'pemutusan'. 'Sesuatu yang kini dan akan datang (mudhiri') di antaranya di

wajib dikerjakan' dinamakan fardh ( ,f"; ) dalam QS. Al-Qashash [28]: 76, QS. Al-Hadid
l57l:23, QS. An-Naml l27l: 36, dan lain-lain. Di
Dinamakan demikian karena kewajiban tersebut dalam bentuk kata benda (mashdar) enam kali,

telah memutuskan seseorang dari pilihan lain. misalnya di dalam QS. HOd [11]: 10, QS. At-

'Sapi yang sudah tua' disebut firidh(.4u ) (QS. Taubah [9]: 50, dan QS. Al-Mu'min0n [23]: 53.

Al-Baqarah [2]: 68) karena usia tuanya telah Kata ini hanya dipakai di dalam tiga bentuk
tersebut di dalam Al-Qur'an.
memutuskannya dari masa-masa mudanya.
Katafaribin ('ht ) yang terambil dari akar
Meskipun keanekaragaman arti tersebut
katafaraha ( C'; ) puli^ulanya berarti 'senang'.
tidak membawa perbedaan pengertian pokok di Dari sini arti kata tersebut berkembang; misal-

dalam penggunaannya keanekaragaman itu nya suatu perbuatan yang direstui dinamakan

memunyai perbedaan. Menurut Ar-Raghib Al- al-farh ( a'rJi ) karena yang direstui itu adalah

;Ashfahani, ketika katafar adha t ? I dirangkai- juga pebuatan yang disenangi, seperti diisyarat-

kan dengan kata shadaqah ( i:.rt ), kata tersebut kan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ath-

berarti 'kewajiban', seperti di dalam QS. At- Thabrani, Alldhu asyaddu farhan bi tawbati 'abdihi

Taubah [9]: 60. Demikian juga bila dirangkai ( l* {rw}t*iiitr = Allah lebih senang de-

dengan kata 'aM ( *),misalnya pada QS. Al- ngan taubat hamba-Nya). Orang yang merasa

AhzAb [33]:50. Bila dirangkaikan dengan katafi kesulitan membayar utangnya karena ia tidak
mendapatkan sesuatu untuk pembayarnya
b( e"lra)rtyia'nkgetemtaepnaunn'j,uskekpeeprtaiddai waktu, kata itu
dalam QS. Al- disebut mufrah( ai ).Disebut demikian karena

Baqarah [2]: 197. ]ika dirangkai dengan kata ll keadaan yang dihadapinya memberi kelonggar-

( -J ) yang menunjuk kepada arti'milik', kata itu

berarti 'ketentuan' yang umumnya ditetapkan

oleh manusi4 seperti di dalam QS. Al-Baqarah

l2l:236 dan237.

Kata faridhnh t#"t ) di dalam Al-Qur'an

digunakan untuk arti:

217 ENsrrlopporn Al-Qun'aN

Iiarihin F'asirl

an baginya untuk membayarnya setelah mampu menggambarkan kesenangan duniawi yang
timbul karena materi dan cenderung bersifat
dan kelonggaran itu mengantar dia kepada negatif, seperti merasa sombong karena ke-
kesenangan. 'Ua.g rokok' yang diberikan oleh
kayaan. Kata farihin ('q/ ) termasuk yang
orang lain dinamakan al-furhah ( l!'A karena
selalu digunakan untuk arti kesenangan dunia
seseorang merasa senang bila suatu ketika ia
yang bersifat negatif, sedangkan yang menunjuk
menerima uang rokok. Masih banyak lagi pe-
kepada kesenangan di akhirat hanya disebut
ngertian yang diberikan kepada kata farihin sekali, yaitu pada QS. Ali'ImrAn [3]: 170.

(tt ) dan yang seakar dengannya. Maka tak Menurut penelitian Ar-Raghib, dari sekian

heran bila di dalam kamus-kamus ditemukan banyak kata faraha ( C'; ) dan yang seakar
arti seperti'rela','tiang','lapang dada', dan dengannya, hanya dua kali disebut oleh Al-

sebagainya. Qur'an yang menunjuk kesenangan duniawi
yang bersifat positif, yaitu di dalam QS. Y0nus
Al-Qur'an menggunakan kata tersebut [10]: 58 dan QS. Ar-ROm [30]:4.

untuk menggambarkan dua bentuk kesennngnn, Dengan menerapkan pengertian dan peng-

yaitu: gunaan kata di atas, terlihat perbedaan kata itu

a. Menggambarkan kesenangan yang dirasakan dengan kala mafi' ( LW I yang juga berarti
di dunia seperti di dalam QS. Ar-Ra'd [13]:
'kesenangan'. Kesenangan yang terdapat di
26 dan QS. Yffnus l10l:22.
dalam kata farah ( { ) memunyai aksentuasi
b. Menggambarkan kesenangan di akhirat,
duniawi dan ukhrawi, sedangkan kesenangan
seperti di dalam QS. Ar-Rffm [30]: 36 dan di
dalam QS. Al-An'Am [6]: M. yang terdapat di dalam kata mat6' ( LV I hanya

Kesenangan atau kegembiraan selalu memunyai aksentuasi kesenangan duniawi
berkaitan dengan jiwa walaupun kadang- semata-mata, tidak pernah digunakan untuk

kadang perasaan senang itu timbul karena kesenangan ukhrawi. ee A. Rahman Ritonga ee
materi. Dari ayat-ayat di atas dapat juga
FASHL (,p)
dipahami bahwa rasa sentrng timbul disebabkan
Katafashl ( J-ri ) merupakan b enttrk mashdar dall'
antara lain oleh:
fashala, yafshilu ( W" [i ), dan berarti 'pe-
a. Merasa aman tinggal di rumah, tidak ikut
misahan satu benda dengan benda yang lain
berperang bersama nabi, seperti di dalam QS.
sehingga di antara keduanya terdapat suatu
At-Taubah [9]: 81. celah'. Kata ini di dalam Al-Qur'an disebut

b. Mendapatkan nikmat dan terhindar dari sembilan kali. Kata-kata lain yang seakar dengan
musibah, seperti di dalam QS. Asy-SyOrA
W-itu, seperti katakerja yafshilu ( ), nufashshilu
[a2l:48.
( W ), yufashshilu ('S:a;J-), fashshala ( F),
c. Dapat membuat hati atasan senan& seperti fushshilat (".ir3 ), dan kata benda al-fdshilin
('*uft), fishdtan (<)14), fashitah (i)i; ) dan
di dalam QS. An-Namll27l:36. mufashshalilt ( o>lri ) disebut 34 kdi.

d. Memperoleh kemenangan di dalam pe- Penyebutan katafashl ( F) di dalam Al-
Qur'an mengacu pada pengertian 'perubahan'
perangan, seperti di dalam QS. Ar-R0m [30]:
dan pengertian 'kata-kata yang pasti'. Katafashl
4.
( JiJ ) yr"S disebutkan di dalam QS. Ash-ShAffAt
e. Melihat orang yang dibencinya mendapat
l37l: 2L, QS. Ad-DukhAn [ a] : 40, QS. Al-MursalAt
kecelakaan, seperti di dalam QS. Y0nus [10]:
l77l:13,14 dan 38, serta QS. An-Naba' l78l: 17
58. mengandung pengertian'perubahan', yaitu

f. Ikut berjihad di jalan Allah dan dijanjikan perbuatan memisahkan atau menyelesaikan.

memperoleh balasan kebaikan di akhirat,
seperti di dalam QS. Ah 'Imrdn l3l 170.

Katafaraha ( C'hdengan berbagai bentuk-

nya lebih banyak digunakan Al-Qur'an untuk

Kajian Kosakata 2t8 l

Fashl Fdsiq

J;Katafashl ( ) di dalam ayat-ayat ini didahului bahwa jika tidak karena janji Allah di dalam ayat
oleh kata yaum ( fi ) di awalnya sehingga
lain mengenai penundaan siksaan sampai Hari
menjadi yaumul-fatsht 1J,.,.ilti"a7, aan mem-
Kiamat terhadap orang-orang yang mendusta-
bentuk pengertian khusus, yaitu hari pemisahan,
kan dakwah Nabi saw., tentu mereka telah
hari penyelesaian, atau hari pengambilan mengalami siksaan di dunia ini seperti yang
pernah dialami oleh umat-umat sebelumnya. Di
keputusan, atau tegasnya Hari Kiamat.
Pada Hari Kiamat terjadi pemisahan di dalam QS. Ath-ThAriq [85]: 13,katafashl (.b)
;didahului oleh kata qaul ( ) ) sehingga menjadi
antara kebenaran dan kebatilan secara pasti dan qaulun fashlun ( J:; J; ) dan berarti 'kata-kata

adil serta dapat disaksikan oleh semua makhluk. yang pasti dan tegas'. Ayat ini menegaskan
bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah yang
Pemisahan itu, antara lain, ditandai dengan
secara pasti dan tegas membedakan kebenaran
masuknyaorang-orangyang taat ke dalam surga
dengan kebatilan. Pendapat lain menyatakan,
sebagai penghargaan atas ketaatan mereka, dan
sesudah mati merupakan qaulun fashlun
orang-orang yang durhaka ke dalam neraka ( J:A J'; ) atau kepastian yang tidak perlu

sebagai balasan atas kedurhakaan mereka. Pada diragukan lagi. ," Zulfkri ce
hari itu, juga terjadi penyelesaian kasus-kasus
FAsIe t 6( rg"1v3)I berasal dari fisq ( ;.1+ ) ya.g
peradilan yang belum diselesaikan dengan adil
Kata fisiq
di dunia. Penyelesaian itu, antara lain, dilakukan berarti 'keluar' atau 'melampaui batas'. Pe-
dengan mengembalikan hak-hak orang yang
teraniaya dari para perarnpasnya. Penentu dan ngertian tersebut dapat diambil dari beberapa

pengambil keputusan pada waktu itu adalah ungkapan, misalnya:fzs aqar ruthabu ( i-f,lt j;)
Allah Yang Mahabijaksana dan Mahaadil.
Pendapat lain mengatakan bahwa yaumul-fashl apabila 'biji kurma terkelupas' atau 'keluar dari

t F ie: )yangdlmaksudolehQS. Ad-DukhAn kulitnya'. Fasaqal fa'ru ()Ynt3;) di dalam arti
'tikus keluar dari lubangnya'.Katafisq ( ,t) di
l44l: 4O adalah saat ditimpakannya sanksi
hukum terhdap Firaun dan para pengikutnya dalam kedua ungkapan tersebut menunjukkan
serta terhadap orang-orang musyrik Quraisy.
pengertian yang jelek dan berbahaya.
QS. Shad [38]: 20 menjelaskan bahwa di
antaranikmat yang diberikan Allah kepada Nabi Ibnu Arabi menyatakan bahwa kata fisq

Daud adalah kebijaksanaan di dalam menyelesai- ( J! ) di dalam pengertian 'perbuatan tercela'

kan perselisihan. Penyelesaian itu, menurut atau 'perbuatan melampaui batas' tidak ter-
sebagian mufasir, ditempuh dengan jalan
dengar di dalam syair-syair Arab. Kata tersebut
meminta keterangan para saksi, sumpah, dan
pengajuan bukti-bukti oleh kedua belah pihak baru populer setelah turunnya Al-Qur'an.
yang berperkara. Adapun Ibnu Mas'ud, Al-
Kata ffrsiq ( ,yV) dengan berbagai bentuk
Hasan, Muqatil, dan Qatadah berpendapat kata jadiannya disebut 54 kali di dalam Al-
bahwa fashlul khitdb ymg dimaksud itu adalah
Qur'an. Dengan bentuk isim mashdar (verbal-
pengetahuan dan pemahaman mengenai tata
noun), f*q (,t ), disebut tiga kali, masing-
cara peradilan yang benar.
masing di dalam QS. Al-Ma'idah [5]: 3, QS. Al-
Katafashl ( F) di dalam QS. Asy-SyurA An'Am [6]: 12L, dan 145. Ketiganya berkaitan
dengan keharaman beberapa jenis makanan.
l42l: 21, dan QS. Ath-Th6riq [86] : 1 3 mengandung
pengertian kepastian atau ketegas arr. Kala al-fashl Ahmad Syauqi Al-Fanjari menyatakan

( #i ) di dalam QS. Asy-Syur6.l42l:dirangkai- bahwa diharamkannya beberapa jenis makanan

kan dengan kataknlimat ( '^tJt ) sehingga menjadi di dalam ayat-ayat tersebut yang dinyatakan
kalimatul-fashl ( $aA'-.-A? ), dan berarti 'kata-
kata yang pasti dan tegas'. Ayat ini menjelaskan dengan f*q ( & ) karena hal tersebut dapat

berbahaya bagi manusia, baik fisik maupun

mentalnya. Bangkai, darah, binatang yang mati

?.19 ENsrr<lopporn Al-Qun'aN

FAsiq Fisiq

karena tercekih dipukul jatuh, karena ditanduk, fu-sfiqun ( "A'; S3l JZ = mencaci maki

atau diterkam binatang buas, dapat menimbul- ses;una muslim adalah perbuatan fasik).

kan keracunan makanan. Sementara itu bi- Di dalam kaitannya dengan keimanan, QS.

natang yang disembelih bukan dengan nama Al-HujurAt [a9l:7 menyatakan bahwa orang
Allah diharamkan karena dapat mencampur-
yang taat kepada Rasul, hatinya dijadikan cinta
adukkan akidah tauhid dengan syirik. Adapun
kepada keimanan dan dijadikan benci kepada
daging babi, di samping dapat berpengaruh
pada kesehatan jasmani, juga dapat meme- kekufuran, kefasikan, dan kedurhakaan. Agaknya
ngaruhi sifat-sifat mental. Karena itu QS. Al-
katafusfiq (Oi) di dalam ayat tersebut lebih
An'Am [6]: 145 menyatakan keharaman makan-
menekankan pada pelanggaran di dalam bentuk
an tersebut, di samping disebut sebagai fisq
ucapan sehingga mereka yang tidak dapat
(,t), juga disebut rijs ( ,f )) yang berarti
mengendalikan ucapannya tidak hanya dapat
'kotor' atau 'jelek', meliputi aspek fisik dan melukai perasaan orang lain, tetapi juga dapat
mental. Di dalam hubungannya dengan aspek
yang disebutkan keduaini, QS. Al-Milidah [5]:3 mengurangi kualitas keimanannya.
mengharamkan pula mengadu nasib dengan
Sementara itu kata f*q (,t ) di dalam
anak panah atau meramal yang disejajarkan bentuk fi'l mddhi di dalam Al-Qur'an disebut

dengan beberapa makanan yang diharamkan empat kali, masing-masing di dalam QS. Al-IsrA'
[17]:'1.6, QS. Al-Kahfi [18]: s0, QS. As-Sajadah
karena hal tersebut jelas berpengaruh pada aspek [32]: 20, dan QS. Y0nus [10]: 33. Semuanya
berbicara mengenai pembangkangan yang
mental manusia, terutama sekali akidah tauhid.
dilakukan orang-orang kafir sekaligus siksaan
4V)Di samping pengungkapan katafdsiq (
yang ditimpakan kepada mereka. Karena itu, iblis
di dalam bentuk mashdar dari fisq (,j*", ), Al-
sang pembangkang itu disebut telah berbuat
Qur'an juga menyebut bentuk latnberupafusfiq
fasik terhadap perintah Allah karena keenggan-
( Oi ) empat kali, yaitu di dalam QS. Al-
annya melaksanakan perintah Allah untuk
Baqarah [2]: 197, 282 sefta QS. Al-Huju r dt 149]: 7
dan 11. Semua bentuk yang seasal dengm fdsiq bersujud kepada Adam as.

(ev) yang diungkapkan di dalam ayat-ayat Mengenai perbuatan fasik yang diungkap-

tersebut berkaitan dengan perbuatan maksiat, kan di dalam bentukl'l mudhdri', di dalam Al-
Qur'an disebut enam kali, yakni di dalam QS.
mencakup dosa besar dan dosa kecil, terutama
Al-Baqarah l2l:59, QS. Al-An'Am 16l:49, QS. Al-
kemaksiatan yang berkaitan dengan ucapan. A'r?rt l7l163 dan 165, QS. Al-Ankab0t l29l:34,

Mencaci-maki, mengejek, dan memanggil serta QS. Al-AhqAf [a$: 20. Semua bentuk
pengungkapan kefasikan di dalam bentuk/i'l
dengan gelar-gelar jelek dinyatakan sebagarfusitq
mudhkri' di dalam ayat-ayat tersebut didahului
o"i( ) (QS. Al-Baqarah [2]: L97). Ayat tersebut
olehfi'lmddhi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
mengandung larangan melakukan hal itu,
terutama pada saat melakukan ibadah haji perbuatan itu dilakukan secara terus-menerus
di samping menunjukkan kejelekannya. Fasik
karena di samping dapat mengurangi ke-
yang ditunjuk di dalam bentuk fi'l mudhdri'
sempurnaan ibadat haji juga dapat menimbul-
semuanya berkaitan dengan dosa besar, seperti
kan dampak negatif di dalam interaksi sosial
pendustaan terhadap petunjuk yang dibawa oleh
sesEuna Muslim.
para rasul (QS. Al-Ahqirt [Ml:20), pelanggaran
Larangan mencaci-maki, mengejek, dan Bani Israil terhadap hari Sabtu (QS. Al-A'rAf [7]:
163), serta pelanggaran umat Nabi Luth ter-
memberi gelar yang jelek seperti memberi gelar
hadap hukum-hukum alam dan hukum ag.una
fasik kepada orang yang telah beriman, dikecam
berupa perbuatan homoseksual (QS. Al-
keras oleh Al-Qur'an, seperti dinyatakan di
dalam QS. Al-HujurAt [49]: 11. Di dalam kaitan Ankabfit [29]:3a).

itu, Rasulullah saw. menyatakan, sab 6bul muslimi

Kajian Kosakata 7.?.O

Fdsiq FatA

Di dalam bentuk ismfi'il,katafhsiq ( eU) sekali yang dinyatakan sebagai pembangkang
terhadap rasul dan ajaran yang dibawanya.
di dalam Al-Qur'an disebut 37 kali. Kefasikan Pada zaman Nabi Musa orang Yahudi dikenal
yang ditunjuk dengan ism f6'il pada umumnya
sebagai pembangkang yang paling susah diatur,
memberikan petunjuk bahwa kefasikan tersebut keras kepala, suka melanggar janji, menginjak-

telah menyatu di dalam diri pelakunya. Itu injak aturan dan hukum Tuhan, serta me-
nimbulkan keonaran dan kerusakan di dalam
sebabnya maka yang dimaksud dengan orang- masyarakat (QS. Al-Baqarah [2]: 59 serta QS. Al-
orang fasik pada umumnya merujuk kepada
Ma'idah [5]:81). Sikap dan perilaku merekayang
orang-orang kafir yang telah melanggar ke-
tentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah, baik jahat itu juga tampak jelas di dalam bentuk
ketentuan yang ditetapkan melalui wahyu
permusuhan terhadap kaum Muslim.
kepada para Nabi dan Rasul maupun ketentuan Di samping orang Yahudi, orang munafik

di dalam bentuk hukum alam. Karena itu pula juga disebut sebagai orang fasik (QS. At-Taubah
maka pelanggaran terhadap sifat kodrat ma-
nusia seperti ya.g terjadi pada umat Nabi Luth, [9]:53 dan 67) karenaperilaku merekayang selalu
menimbulkan kerusuhan di dalam masyarakat.
dinyatakan sebagai perbuatan fasik.
Berbagai sikap dan perilaku jelek yang Perbuatan yang banyak dinyatakan se-
bagai perbuatan fasik adalah perbuatan y(ang
menjadi ciri orang fasik seperti ditunjukkan Al- mengancam keutuhan dan tatanan kehidupan
masyarakat. Perbuatan tersebut banyak dilaku-
Qur'an, misalnya melanggar perjanjian Allah, kan oleh orang-orang kafir, terutama orang
mencakup ikrar primordial yang diikrarkan anak Yahudi. Meskipun demikian, tidak tertutup
cucu Adam sebelum lahir ke dunia dan per- kemungkinan umat Islam juga mendapat juluk-
janjian 'aqli, berupa bukti-bukti keesaan dan an fasik jika sifat-sifat jahat melekat pada dirinya,
seperti diisyaratkan di dalam QS. An-N0r [24]:
kekuasaan Allah di atas bumi ini (QS. Al-Baqarah
4. Ayat itu menyangkut perbuatan menuduh
l2l:26-27).Itu sebabnya maka Al-Qur'an juga
memberi julukan fasik kepada ahlul-kitdb; Allah wanita-wanita muhshan ( j2X ) berbuat zina.
telah mengutus rasul kepada mereka yang
membawa wahyu berupa keterangan akan Hal tersebut jelas membawa dampak negatif dan

datangnya nabi dan rasul terakhir, yaitu Nabi menurunkan harga diri kaum wanita dan pada

Muhammad saw., tetapi setelah beliau diutus, gilirannya dapat menimbulkan perpecahan yang

mereka mendustakannya (QS. Ash-Shaff [61]: 5). serius di tengah-tengah masyarakat. Karena itu,

Ciri lain yang menonjol pada orang fasik umat Islam diingatkan agar selalu waspada dan
hati-hati terhadap penyebaran berita bohong
ialah perilaku mereka di dalam hal meng-
yang dilakukan orang-orang fasik (QS. Al-
hancurkan hal-hal yang diperintahkan Allah HujurAt $91: 6) sebab orang-orang fasik tidak
supaya dipelihara. Mereka juga sering berbuat merasa berat menyampaikan kebohongan dan

kerusakan di muka bumi, baik perusakan kepalsuan. & M. Galib Matola ee

terhadap tatanan kehidupan manusia maupun elFArA (

perusakan terhadap sumber-sumber kehidupan jtF at A ( ) untuk mudzakkar , danfafit ( A6 ) untuk

manusia. muannats, berarti "pemuda/pemudi". Arti itu
kemudian pindah ke arti'budak'. Perpindahan
Kerusakan yang ditimbulkan oleh per-
arti itu karena budak, kendati pun sudah besar
buatan orang-orang fasik di dalam sejarah dan tua, tetap dipandang sebagai anak kecil
sebab ia tidak memiliki kebebasan. Rasulullah
kemanusiaan adalah pemerkosaan terhadap hak- saw., di dalam sebuah hadits riwayat Bukhari,

hak asasi manusia seperti apa yang dilaklukan
Firaun terhadap Bani Israil. Karena itu, Firaun

diberi julukan fAsiq(QS. An-Naml l27l:72, QS. Al-
Qashash l28l:32 dan QS. Az-Zukhruf [a3]: 5 ).

Di dalam Al-Qur'an, orang Yahudi banyak

22r ENsrxr-opnpra Ar--Qun',tN

Fata Fath

Muslim, Abu Daud, dan Imam Ahma4 meng- atas nikmat yang hilang dari tangannya, atau

anjurkan panggilan fatA ( j, ) atau fafit (;6) atas musibah yang menimpanya.Ayat ini turun

untuk budak dan tidak memakai panggilan berkenaan dengan kekalahan kaum Muslim

'abdun( + )atau amatun( ;,;i). pada Perang Uhud.

Oleh Al-Qur'an, kata fatA ( ur ) dengan Di dalam QS. Al-I{adid [57]: 23, Allah
menegaskan bahwa musibah apa pun yang
berbagai bentuk turunannya disebut sepuluh menimpa manusia, baik yang terjadi di bumi
maupun yang timbul di dalam diri mereka
kali, yaitu di dalam QS. Al-Anbiyd' 121l:60, QS.
Al-Kahfi [18]: 10, 13, 60, dan 62, QS. Y0suf [L2]: sendiri, sudah ada ketentuannya di lauh mabfitdz
30,36, dmr62, QS. An-Nisd' f4l:25, serta QS. An-
sebelum Allah menciptakannya. Penegasan ini,
N0r [24]: 33. Kata fati ( g ) yang berarti
kata Allah, penting supaya manusia tidak terlalu
'pemuda', oleh AlQur'an umumnya digunakan
untuk merujuk pada figur atau tokoh historis bersedih atas musibah ya.g menimpa mereka

yang memiliki keutamaan, seperti para nabi dan dan tidak pula terlalu gembira atas nikmat yang

afltpemuda ashhAbul kahf ( l+t;bi = penghuni mereka terima.

gua) yang memiliki keteguhan iman. Berbeda dengan kedua ayat di atas, firman

Katafatd (,j ) y*g U"rarti 'budak' terdapat Allah di dalam QS. Al-Mumtahanah [60]: 11,
berkaitan dengan kasus yang terjadi di dalam
di dalam QS. An-NisA' f4l:25, QS. Yffsuf [12]:62,
suatu peperangan melawan orang-orang kafir.
dan QS. An-N0r [24]: 33. Sesuai dengan arti
kebahasaannya dan sejalan dengan anjuran fika ada istri-istri kaum Muslim yang melarikan

hadits Nabi, panggilan fatfr ( .,j ) untut'budak' diri ke daerah musuh, kemudian daerah itu

merupakan ungkapan kiasan yang sangat baik, dikuasai kembali oleh kaum Muslim maka para
suami mereka berhak atas harta rampasan
yang mengisyaratkan bahwa budak harus
dihormati dan diperlakukan manusiawi. Se- perang senilai mahar (mas kawin) yang diberi-
orang budak tidak boleh, misalnya, dipaksa kannya dulu kepada para istrinya itu. Bagian ini
berbuat keji dan pembebasan dirinya seyogia-
harus didahulukan pembayarannya sebelum
nya diupayakan atau, minimal, dibantu. harta rampasan itu dibagi.

& Suryan A. lamrah ce ]adi, di dalam dua ayat pertama, katafdta
( CG ) itu berarti'hilang, lenyap, atau musnah',
rAre ( gr3 )
sedangkan di dalam ayat ketiga katafdta ( ir6 )
Katafita ( 36 ) di dalam Al-Qur'an disebut tiga itu berarti 'lari, atau melarikan diri'. Kata lain
kali, yaitu di dalam QS. Af 'ImrAn [3]: 153, QS. yang berasal dari akar katafdta ( ir6 ) ini adalah

Al-Hadid [57]:23, danQS. Al-Mumtahanah [60]: kataal-faut ( oli = temPat melarikan diri) yang

11. Di dalam ketiga ayat tersebut,katafdta ( ir$ ) disebutkan di dalam QS. SabA' [34]:51, dan kata
at-tafdut (.> jt;1t = kontradiksi, atau cacat) yang
selalu dirangkaikan dengan kata ganti orang
disebutkan di dalam QS. Al-Mulk [67]: 3.
fkedua j amak, y attu. kum, sehingga me njadi 6t akum
( ts6 ).Katafdta( i26 ) itu berarti "telah hilang te Zulfkri te

telah luput, atau telah lenyap". ladi,katafdtakum FATH T *I
;;iiKata al-fafE(
( ts,i ) berarti'telah hilang dari kamu'. I U"rural dari akar katafataha-

Di dalam QS. Ali'ImrAn [3]: L53, Allah swt. - 4-yaftahu-fatban-1rli elsecara etimo-
menegaskan bahwa musibah yang menimpa logis, kata ini berarti 'membuka penutup se-

seseorang merupakan akibat dari tindakannya suatu' atau'menghilangkan (memecahkan) suafu

yang tidak mengindahkan nasihat-nasihat yang kesulitan'. Dengan demikian maka kata al-fath
disampaikan oleh Rasulullah saw. Penegasan ini
dikemukakan untuk menjaga supaya orang- b( eis.:a,iJ'dIiliithuadtapoalet hdigmuantaaka(nkounnkturekt)sedsaunatuunyatunkg

orang yang bersangkutan tidak bersedih hati

Kajian Kosakata ?2.?

Fath Fathir

sesuatu yang hanya ada di dalam pikiran. kan untuk pengertian yang hanya ada di dalam
Di dalam Al-Qur'an, kata al-fath ( C+, I pemikiran, yaitu 'kemenangan'. Dengan ke-

disebut delapan kali, yaitu di dalam QS. An-NisA' menangan ini, kaum Muslim dapat meng-
[4]:1.41., QS. Al-Ma]idah [s]: 5Z QS. As-Sajadah
[32]:28 dan 29, QS. Al-Hadid [s7]: 1.0, QS. Al- hilangkan atau mengatasi kesulitan yang mereka
AnfAl [8]: 19, QS. Ash-Shaff [61]: 13, sertaQS. An-
Nashr [110]: 1. Pada enam ayat di dalam surah hadapi. Betapa penting ihwal o1-|oti ( €iii =
tersebut, kecuali QS. As-Sajadah l32l:28 dan29,
kemenangan) ini, di dalam Al-Qur'an dijumpai
kata al-fath ( e+, I menunjuk kepada pengertian
satu.surah khusus yang dinamai surah al-fath
'kemenangan yang dicapai oleh kaum Muslim di
( Ct, = surah kemenangan). Surah yang di-
dalam kehidupan mereka di dunia ini'. Kata al-
maksudkan ialah QS. Al-Fath [48] yang terdiri
fath ( g?r ) yang disebutkan di dalam QS. An- atas 29 ayat, 560 kalimat dan 2438 huruf. Selain
berisikan ihwal keimanan dan hukum, surah
Nisd [4]:14L, QS. Al-Mdidah [5]:52, QS. Al-Hadid
l57l: L0, QS. Al-Anf5l [8]: 19, dan QS. An-Nashr yang tergolong ke dalam kelompokMadaniyahini
[1 1 0] : 1 menunjuk kepada pengertian' kemenang-
an yang dicapai oleh kaum Muslim pada masa juga memuat kisah dan lain-lain. ee Zulfkri tt

Nabi saw.di dalam peperangan'. Adapun kata rAruln ( *tt I

al-fath ( e4' I yang disebut di dalam QS. Ash- Kata fdthir ( .bvl adalah bentuk ism fd'il (kata

Shaff [61]: 13 berarti 'kemenangan atau keber- pelaku). Kata itu dan turunannya terulang di
hasilan yang bisa dicapai oleh kaum Muslim di dalam Al-Qur'an sebanyal 20 kdi di dalam 17

dalam aktivitasnya sehari-hari'. surah.

Kata al-fath ( C?i ) ya.g disebutkan di Makna asal fdthir ( *Ul adalah asy-syaqq
dalam QS. As-Sajadah [32]: 28 dan 29 me-
( "#\ = pecah atau belah). Termasuk di antara
ngandung dua kemungkinan ;rengertian. Me-
ker ab atkalafithir ( pts ) yang mengandung mak-
nurut Mujahid, kata alfath ( C+' I yang disebut na'pecah' dan'belah' adalah kata yatafaththarna
di dalam QS. As-Sajadah [32]: 28 itu dijelaskan
ki--( o' tr't mudhhri' I impufect actioe) drdalam QS.
oleh kata yaumul fath ( fiJ i't- 1 paaa Ayat 29
Maryam [19]: 90 dan QS. Asy-Sy0rA [42]:5;
surah yang sama. Yaumk fain 1rlsr iT- ) yu"e
$itinfathnrat ( .> -fi'l mddhilpetfect acfiae) di dalam
dimaksud adalah'Hari Kiamat'. Pengertian ini,
QS. Al-InfithAr [82]: L;futhitr ( ;P-jamak dari
katanya, sesuai dengan penjelasan ayat selanjut- fathr ( pv )laubal noun) di dalam QS. Al-Mulk [6fl:

nya yang menjelaskan bahwa tidak ada manfaat 3; dan kata munfathir ( );;I - ism f|'illparticiple
actioe) di dalamQS. Al-Muzzammil [73]:18. Dari
keimanan bagi orang-orang kafir pada Hari
kelima ayat itu ada yang berkonotasi al-fasdd
Kiamat atau yaumul fath ( q!)t i, I it". Menurut
(buruk) dan ada yang berkonotasi ash-shalah
Al-Farra' dan Al-Qutaibi, yang dimaksud dengan
(baik/perbaikan). Yang berkonotasi buruk yakni
kala al-fath ( e.l;J' I pada kedua ayat itu adalah
kata futhfir ( ;b) yang terdapat di dalam QS.
kemenangan yang berhasil dicapai oleh kaum
Al-Mulk [67]: 3. Ayat ini menginformasikan
Muslim pada penaklukan kota Mekah. As-Suddi bahwa seluruh ciptaan Allah tidak ada yang

berpendapat bahwa hari yang dimaksud oleh retak/buruk, tetapi serasi, selaras, dan tidak

kedua ayat itu adalah hari-hari terjadinya saling bertentangan, ibarat tubuh yang satu.

Perang Badar. Andaikan terjadi ketidakseimbangan dan

yang ladditai,mkabtaahfadthen(giai.Jn,th)udriudf aalalimf dAanl-Qlaumr'adni ketidakselarasan di dalam ciptaan-Nya, alam ini

awalnya sehingga menjadi al-fath ( gi;Jt ), atau rusak dan binasa.
yang disebut dengan harkat dhammah (tanwin)
Makna asal yang berkonotasi baik (ash-
sehingga menjadi fath"" ( € ), khusus diguna-
shalah) terdapat pada kata munfathir ( E;!7 ai

dalam QS. Al-Muzzammil [73]: 18. Ayat ini
menggambarkan bahwa pecah dan belahnya

223 ENsrxr-opeprn Al-Qun'nN

Fathir Iratt6h Al

langit pada Hari Kiamat tidak dimaksudkan Az-Z;akhruf [43]: 27. Ayat yang memuat pen-
untuk kerusakan atau kehancuran, tetapi ciptaan alam semesta, sebanyak enam kali di
hakikatnya untuk kesempurnaan rancangan
dalam bentuk ism f6' il,fdthi, ( *V ), yakni QS. Al-
yang telah dijanjikan Allah. Kehancuran di dalam
An'Am 16l: 74, QS. Y0suf l12l: 102, QS. IbrAhim
peristiwa ini bukan untuk kehancuran, melain- [14]: 10, QS. FAthir [35]: 1, QS. Az-Zumar [39]:

kan untuk terciptanya alam akhirat yang lebih 4,6, drt QS. Asy-SyurAl42l:11; dua kali di dalam
bentukl'l mhdhi, yakni QS. Al-An'Am 16):79 dan
baik daripada keadaan alam sebelumnya.
QS. Al-Anbiy d' l21l: s6.
Kemudian, kata fdthir ( -bV ) itu juga Adapun ayat-ayat yang membicarakan

mengandung arti'menjadikan, menciptakan'. penciptaan manusia dan alam semesta yang
Arti ini terdapat sebanyak 14 kali dari 20 kali
*vmenggunak an katafhthi, ( ) atau yang seakar
pengulangan kata fdthir ( *U I dan yang seakar
dengannya, ternyata di dalamnya tidak memuat
dengannya. Hal itu terdapat di dalam QS. Al-
penjelasan secara rinci.
An'Am [6]:14dan 79,Q5. H0d [11]:51, QS. Y0suf
[12]: 101, QS. IbrAhim [14]: 10, QS. Al-IsrA' [17]: Penciptaan dengan menggunakan kata
51, QS. Thaha l20l:72, QS. Az-Zumar f39l: M,
QS. Asy-Syird l42l:11., serta QS. Az-Zukhruf fdthir ( rttl ) penekanannya pada penciptaan dari
l43l:27. 'Katakanlah: Apakah aku jadikan pelindung
selain Allah yang menjadikan langit dnn bumi, padahal permulaan, sejak awal, tanpa ada contoh
sebelumnya. Kandungan arti ini amat dekat
Diamemberi makm dnn tidak diberi makan? .' (QS. Al- dengan artibaffi'( g*- ) yang tekanan maknanya

An'Am [6]:14). adalah'tiada contoh sebelumnya', hal yang baru
Beberapa sumber yang mengartlkan fdthir
sama sekali. Kesemua itu menunjukkan kemaha-
( +u) dengan penciptaan, umumnya merujuk
kuasaan Allah menciptakan segala sesuatu
pada riwayat yang sama dari Ibnu Abbas: ia
menuturkan bahwa semula ia tidak mengerti sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan-

dan memah anikalafdthi, ( -hv ) sebelum datang Nya. + Sirajuddin Zar ;"
kepadanya dua orang nomad Arab yang mem-
FATTAH , AL-,.larliirl
pertengkarkan sebuah sumur. Salah seorang di
Kata al-fattdh( 6u}lt I terambil dari akar kat afataha
antara mereka mengatakan, "Ana fathartuhh aiy
( g, ) fang pada dasarnya bermakna antonim
ibtada'tuha" <WiStj6i \1iP u'f = ekrluh yur,g tertutup, karena itu ia bisa diartikan membuka.

menjadikannya, yaitu yang membuatnya per- Makna kata ini kemudian berkembang menjadi

tama kali). kemenangan, karena dalam kemenangan tesirat
sesuatu yang diperjuangkan menghadapi se-
Satu di antara banyak pengulangan kata suatu yang dihalangi dan ditutup. Kata ini juga
bermakna menetapkan hukum karena dengan
al-fithrah (;H ) itu memunyai makna bahwa ketetapan itu, terbuka jalan penyelesaian. Air
yang keluar dari bumi (mata alr) dinarrat fatah
Allah menciptakan potensi ma'rifatul imdn
( g, ), karena adanya sesuatu yang terbuka pada
( 9t'1j)i '{isJ=mengenal iman) pada diri manusia
berbarengan dengan waktu penciptaannya. (QS. tanah sehingga ia dapat memancar; 'irfhn ( 6u'S
[pengetahuan]) juga dinamai demikian, karena
Ar-R0m [30]: 30)
ia membuka tabir kegelapan. Kata Al-fattdh-
Dari l|katafdthir ( pu ) di dalam Al-Qur'an sebagaimana terbaca maknanya di atas-tidak
digunakan kecuali kalau sebelumnya terdapat
yang mengandung arti penciptaan itu, enam kali ketertutupan, kesulitan, atau ketidakjelasan.

di antaranya membicarakan penciptaan ma- Bukankah sesuatu yang dibuka adalah sesuatu

nusia. Sisanya, sebanyak delapan kali, mem- yang sebelumnya tertutup? Dengan demikianA/-

bicarakan penciptaan alam semesta. Ayat yang fattdh adalah terbukanya segala sesuatu yang

menerangkan penciptaan manusia ialah QS. H0d
[11]: s1, QS. Al-Isrd' l77l: 51., QS. Thaha 120):72,
QS. Ar-R0m [30]: 30, QS. Ydsin 136l:22, dan QS.

Kajian Kosakata 2?.4

Faftah Al Fatralr

tertutup, baik material maupun spiritual. juga Khair Al-Fdtihin (sebaik-baik Pemberi
putusan) (QS. Al-A'rAf l7l:89). Kedua ayat yang
Allah swt. seb agai Al -F at t 6h adahh Aa yang menyifati Allah dengan sifat tersebuf berbicara

membuka buat hamba-hamba-Nya segala apa tentang satu persolan yang sejak dahulu hingga
kini amat sulit dipecahkan, terkunci rapat untuk
yang tertutup menyangkut sebab-sebab per-
dibuka, bahkan mustahil dapat ditemukan
olehan yang mereka harapkan. Pintu rezeki yang putusannya oleh siapa pun yang bersengketa.
Persoalan dimaksud adalah memberi putusan
tertutup bagi seseorang dibuka-Nya, sehingga kepada yang bersengketa tentang siapa yang

dia menjadi berkecukupan atau kaya. Hati yang benar dalam perbedaan ag.una dan keyakinan.
QS. Al-A'rAf [7]: 88, 89, berbicara tentang
tertutup menerima sesuatu; seperti kebenaran
Nabi Syu'aib as. dan umatnya menghadapi para
atau cint4 dibukanya sehingga terisi kebenaran pemuka masyarakat yang mempertahankan
keyakinan mereka. Para pemuka itu berkata:
dan terjalin cinta. Pikiran yang tertutup me-
LiiA;i Vj ,,, .ti11r-r; afi1,5k- {+Vl
nyangkut satu problem dibukanya, sehingga 'u+f k iii ;sA'6 a

terselesaikan kesulitan dan teratasi problem. " Sungguh kami akan mengusir engkau wahai Syu' aib
dan orang-orang yang beriman bersama engkau dari
Demikian seterusnya. negeri knmi, atau kamu kzmbali ke agmna kmni. " Syu' aib

Imam Al-Ghazali mengartikan Al-Eattdh m enj aw ab : " Ap akah kamu akan m en gusi r kami w al au

sebagai "Dia yang dengan 'inayahlpertolongan dan kami tidak suka dengan agama knlian? "

perhatian-Nya terbukn segala yang tertutup, serta yang Syu'aib kemudian menjelaskan sikapnya
dan sikap kaumnya dengan berkata:
dengan hiday ahl petunjuk-N y a terungkap segala y ang
q et ,<: " u?i ;i e'& ,o s u!: 'ei
musykil (smnar dm sulit). "
l*;ii *.-iSqa-\ qi Gj
Suatu saat Allah memberi kemenangan
"Wasi'a Rabbund kulla syai'in 'ilmd 'ala AUAhi
dalam peperangan memperebutkan safu kota. Itu
tawakalnd Rabbanaftah bainand wa baina qaumini bi
adalahfatah seperti firman-Nya pada QS. Al-Fath
al-baqq wa Ant a Khair al-F itibin
[48]: 1: "Innh Fatahnd Laka Fathan Mubind
P mgetalrum Tuhan kita meliputi segala saaatu. Krpadn
(q d in (* (,1= tnurgguhnya Kami telah
Allah saja kami berserah diri. Wahai Tuhan kami,
memenangkan Engkau dengm kernenangm y ang j elas. "
putuskmil ah pukar a ant ar a k"ami dsn snt ar a kaum kami
Ayat ini turun berkaitan dengan kemenangan secara haq (adil), Engkaulah Khair al-Fdtihin (sebaik-

yang diraih Rasul saw. di kota Mekkah. Di kali baik Pemberi putusad" (QS. Al-A'r6f [7]: 88, 89).
Demikian Wa AllAh A'lam. + M. Quraish Shihab eo
lairu Allah memberi putusan yang tepat dan adil
FATRAH (A"J,\
bagi yang bersengketa, putusan itu juga adalah
Kata ini terambil dari akar katafa', ta' darr ra',
fatuh-A kafi ketiga Allah membuka hati auliy6'- yang berarti 'menjadi kendor', 'menjadi lunak
Nya unfuk menerima curahan 'irfan (pengetahu- dan lemah setelah keras dan kuat'. Kata ini dan

an), yang sebelumnya samar atau sama sekali yang seakar dengannya hanya disebutkan tiga

tidak mereka ketahui. Bahkan segala rahmat yang kali di dalam Al-Qur'an, yattufatrah ( ;.-5 ) satu

diraih manusia, setelah sebelumnya terdapat kali (QS. Al-Ma'idah [5]: 19); yafturfin ( o'1,,-fr:-7

ketertutupan, adalah fatah ('6i ?4 C

q A*:J fi'*i ,y ,ril.= "Apa-apa yaig di-

anugerahkan Allalt kepada manusia dnri rahmat, maka

tidak ada yang dnpat menahmtnya" (QS.FAthir [35]: 2).

Seorang ilmuwan yang menghadapi ke-

sulitan memecahkan sesuatu yang musykif tidak

jarang tiba-tiba secara kebetulan, memperoleh

secercah cahaya petunjuk-Nya sehingga benang

kusut yang dihadapinya terurai dengan sangat

mudah. Ini juga merupakNrfatah.

Kata Al-Fattdh hanya ditemukan sekali

dalam Al-Qur'an (QS. SabA l34l:26), demikian

225 ENsrr<r-oppora Al-Qun'aN

Fatrah Fa uz

satu kali (QS. Al-AnbiyA' [21]: 20); yufattaru perubahan syariat yang telah dibawa oleh

('#1-) satu kali (QS. Az-Zukhruf [43]: 75). Yang utusan-utusan Tuhan sebelumnya sehingga

pertama menunjuk kepada arti 'terhentinya bercampur baur di antara yang hak dan yang

pengirimanrasul (masa vakum)'; danyang kedua batil. Di dalam keadaan demikiary manusia tidak

dan ketiga mendapat tambahan huruf 16 yang tahu lagi bagaimana cara melakukan ibadah

mengandung arti nafy (meniadakan) sehingga kepada Tuhan sehingga mereka bermohon

keduanya mengandung arti 'tidak pernah kepada Allah agar diberi tahu cara menyembah

berhenti' atau'terus menerus'. Dengan demikiary kepada-Nya. Maka, Allah mengutus Nabi
Muhammad saw. Selain itu, di antara hikmah
dapat dipahami bahwa kata fatrah mengandung
arti 'sesuatu yang tidak lagi aktif'yang disebab- diutusnya Nabi Muhammad saw. pada masa
kan oleh kekuatannya menurun atau hilang
fatrah ialah agar mereka (Ahli Kitab) tidak
sama sekali, baik untuk sementara maupun beralasan untuk mengelak tidak beribadah
untuk selamanya. Masa vakum di antara dua
karena tidak adanya nabi/rasul yang mem-
orang rasuVnabi disebut fatrah karena terhenti-
nya kedatangan motivator untuk melaksanakan beritahu mereka. Hal ini dijelaskan di dalam QS.

ajaran syariat. Al-MA'idah [5]:19. Terjemah ayat tersebut, "Hai

Di dalam suatu riwayat dikatakan bahwa Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu
jarak di antara Nabi Musa dengan Nabi Isa
adalah 1700 tahun. Pendapat lain mengatakan Rasul Kami, menjelaskan (symint Kami) kepadamu ketika

1900 tahun, tanpa ada masa fatrah. Selama masa terputus Qengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak

itu telah datang sebanyak dua ribu orang nabi, mengataknn,'Tidak ada dntang kepada kami, baik seorang
seribu dari kalangan Bani Israil dan selebihnya
dari non-Israil. ]arak di antara kelahiran Nabi pembawa berita gembira maupun seorang pemberi

Isa as. dengan Nabi Muhammad saw. sekitar 571 peringatan.' Sesungguhnya telah datang kepadamu

tahun. pemb eri b erita gembira dan pemb eri peringatan. Allah

Pada mulanya, menurut riwaYat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu."
bersumber pada Al-Kalbi yang dikutip oleh
Fakhr Ar-Razi, telah dikirim empat orang rasul: Katayafturtrn( os'/11- ) mendapat tambah-
tiga dari Bani Israil dan satu dari bangsa Arab, an huruf ld di dalam QS. Al-Anbiyd' l21l:20.
yaitu Khalid ibnu Sinan Al-Abasi. Riwayat lain
Allah memuji para malaikat-Nya yang senan-
yang bersumber pada Ibnu Abbas sebagaimana
dikutip Asy-Syaukani, menyebutkan bahwa di tiasa melakukan ibadah terus-menerus di dalam
antara Nabi Isa as. dengan Nabi Muhammad
bentuk bertasbih sepanjang malam dan siang
saw. telah diutus tiga orang rasul, salah seorang
tiada henti-hentinya. Ayat tersebut berbunyi,
di antaranya ialah Simon dari kelompok
hawilriyyin tG)r ). Inilah yang dimaksud "Yusabbihfinal-lailawannahdralkyaft urfin"(i;,.3"

firman Allah di dalam QS. YAsin 136l:1'4,'Ketika 'ooi{ | .,Qii ,IX ). Kata yufattaru (';-1:;) yang
knmi mengutus kepada mereka dua orang utusan,lalu
juga mendapatkan tambahan huruf ld di dalam
mereka mendustaknn keduanya, kami kuatkan dengan
QS. Az-Zukhruf [43]: 75 menjelaskan bahwa
(utusan) y ang ketiga; maka, ketiga utusan itu berkata, siksaan orang-orang kafir di dalam neraka tidak

'sesungguhnya kami adalah oranS-orang diutus akan diringankan dan mereka di dalamnya

kepadamu"'. berputus asa. Ayat tersebut berbunyi, "LA

ladi, masafatrah di antara Nabi Isa dengan *'iiyufattaru' anhum wa hum fhi mubhshn" ( S
Nabi Muhammad sekitar 434 tahun. Selama di t# 4 P; l' * Baharuddin HS' tt

dalam masa fatrah itu terjadilah perubahan- FAUa ( ;j I
Kata fauz ( :i ) merupakan bentuk mashdar
(infinitif) dari fdza - yafuzu - fawzan (';'A -':V
r]! ). Bentuk jamak daifauz (.r.,"l ) aaaUf,
fawaiz
( l.G). Di dalam Al-Qur'an, katafauz (;!
) au"

kata yang seasal dengan kata itu disebut 29 kali.

Kajian Kosakata 226

Fauz Fi alr

zhfr Sbecilarka hbaahirasTaD, kaantanfaajuhztu( "rm_:e i)nbaesryarstiyaazrhr-i ucapan walf6'izin (Gr6ti ) sebagai sambungan
t"r::t u it3t, F\ rrbt=Keberhasilan mem- dari ucapan minal' 6ifrn ( ;-f.A ;a ) yangsering
peroleh kebaikan dan terlepas dari keburukan).
diucapkan padahari Idul Fitri dipahami di dalam
Dengan kata lain, fauz ( j, ) berarti 'keber-
arti harapan dan doa yakni semoga kita semua
untungan'. Kata lain yang sinonim dengrr fauz memperoleh ampunan dan ridha Allah swt.
terdapat di dalam AlQur'an adalah sehingga kita mendapatkan kenikmatan surga.
(;i) yxrg
('{f "itft Ah ( a>\tl,), seperti q ad afl aha man t azakki Salah satu persyaratan memperoleh ke-
,{';'J= sesungguhnya beruntunglah Lru.,g beruntungan itu adalah suka memaalkan orang
yang membersihkan dirinya) (QS. Al-A'la [87]:1,a)
lain serta lapang dada (QS. An-N0r l24l:22). Ayat
dan qad aflahal mu'minfin ( o\a'flt .ri = Se- ini berkaitan dengan kisah Abu Bakar ra. yang
semula tidak akan memaafkan orang yang
sungguhnya beruntunglah orang yan"igifberiman)
menyebarkan berita bohong tentang anaknya,
(QS. Al-Mu'min0n [23]: 1). Akan tetapl kata ifl6h
( CjSl) lebih umum darikatafauz ( ,.ti), karena sekaligus istri Nabi Muhammad, Aisyah ra.

bisa mencakup kemenangan di dunia dan di Setelah ayat ini turun maka Abu Bakar memaaf-
kannya dan memperoleh keberuntungan di
akhirat. Untuk di dunia seperti tukang sihir yang akhirat nantinya.

tak akan menang melawan Nabi Musa as. (QS. Keberuntungan di dalam arti fauz ( ;'g)

Thaha p$: 69). Untuk di akhirat, sebagaimana dikemukakan oleh Al-Qur'an sebagai keber-
untungan yang kekal dan tidak akan habis-
yang dikemukakan oleh Al-Qurthubi, keber-
habisnya (QS. At-Taubah [9]: 100, QS. An-NisA'
untungan yang diperoleh seseorang yang berat [4]: 13, QS. At-TaghAbun [64]:9, dan sebagainya).

timbangan baiknya (QS. Al-A'rAf l7l: 8). Katafauz Al-Barsawi, dengan mengutip pendapat
( _r! ) teUin dikhususkan kepada keberuntungan
Ibnu Ata' mengatakan, at-fd'iziln (;:\St;Si 1 *u
atau kemenangan yang akan diperoleh di akhirat
adalah orang-orang yang taat kepada Allah
kelak, sebagai keberuntungan yang hakiki atau
dengan arti memerkenankan seruan yang hakiki
#fauzun'aztfim( 3:; ) (QS. Ash-Sh?rtfil[37]:60,
dan taat kepada Rasulullah di dalam arti
QS. At-Taubah [9]: 100, dan sebagainya).
memerkenankan seruan yang berisikan nasihat-
Dengan demikian, secara terminologis, kata
nasihat. Ditambahkan oleh Al-Maraghi bahwa
fauz ( i; ) berarti hasil baik atau keberuntungan
taat kepada Allah dan Rasul-Nya berarti semua
yang akan diperoleh seseorang yang beriman
perintah agama diikuti dan semua larangan
sebagai imbalan dari perbuatan b ark ('amal shklib)
agama dijauhi. Takut kepada Allah berarti takut
yang dilakukan selama di dunia. Hasil baik itu
berbuat dosa, karena itu mereka tinggalkan
adalah kesenangan surga dan terhindar dari
sehingga muncul rasa ingin menghindar dari
siksaan neraka. |adi, keberuntungan yang
dimaksud di sini adalah keberuntungan yang dosa tersebut (takwa). Karena ketakwaan itulah

bersifat rohani dan bukan keberuntungan materi mereka memperoleh fauz (;g: keberuntungan

seperti yang diperoleh manusia di dunia ini. yang sesungguhnya) dan terhindar dari siksaan
neraka (QS. Az-Zumar [39]: 61). eo yassiylan to
Bila kita telusuri ayat-ayat Al-Qur'an yang

berbicara tentang fauz ( ;g), hanya satu yang FI'AH ( ti,l
(4)Katafi'ah ( *9 ) berasal darikatafiyah
menggunak an ffizu ( ')';ii ), yang berart i ' saya atau

beruntung'. Itu pun menggambarkan ucapan

orang munafik yang memahami 'keberuntung- fiwah (;_2i ). Huruf yd atauhuruf wdw yang ada

an' sebagai keberuntungan yang bersifat materi pada ldm fi'l dibmng menjadi fi'ah ( g), dan

(QS. An-Nisd' lal rc). Selebihnya mengandung bentuk jamaknya adalah flAt ( .>r,:i ). Kata ini

makna'pengampunan dan keridhaan Tuhan berarti 'suatu golongan tertentu', baik banyak

serta kebahagiaan surgawi'. Oleh karena itu, maupun sedikit dan anggotanya saling tolong-

227 ENsrxr-opror,r Ar- Qun'nN

F i'ah Fida'

menolong di dalam menghadaPi kesulitan. Kata 'pasukan kaum Muslim', sedangkan di dalam
Ayat tt5 berarti'pasukan musuh'. Di dalam QS.
fi'ah ( a.) di dalam Al-Qur'an disebut 11 kali, Al-AnfAl [8]: 19 dan 48, kata itu mengandung
delapan kali di antaranya disebut di dalam pengertian orang-orang musyrik dan tipu daya

bentuk tunggal, fi'ah ( 4 ) yaitu di dalam QS. Al- setan untuk mengabarkan peperangan. Ayat 19

Baqarah l2l:249, QS. Ali 'Imr6n [3]: 13, QS. Al- menegaskan bahwa angkatan perang orang-
AnfAl [8]: 1.6,19 dan 45, QS. Al-Kahfi [18]: tl3, orang musyrik, sekali pun besar dan kuat, tidak
serta QS. Al-Qashash [28]: 81. Tiga kali disebut akan menyelamatkan mereka dari kehancuran.
Peringatan serupa juga dikemukakan di dalam
di dalam bentuk mutsannL, fi'atain ( ;P, = dua
QS. Al-Kahfi [18]: €, dan QS. Al-Qashash [28]:
golongan), yaitu di dalam QS. Ali'ImrAn [3]: 13,
QS. An-NisA' [4]:88, dan QS. Al-AnfAl [8]: tA. 81. QS. An-NisA' [4]: 88 memuat teguran ter-
hadap kaum Muslim yang terpecah menjadi dua
Di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 249,kalafi'ah golongan yang memusuhi mereka. Adapun di
( ;!!,) disebut dua kali, yang pertama dirangkai- dalam QS. Al-Anf6I [8]:48, dimuat salah satu di

kan dengan kata sifat qalitah ( ,qi ) yang berarti antara tipu daya setan untuk menyulut pe-

'sedikit', dan yang kedua dirangkaikan dengan perangan. Kepada setiap pasukan, ditimbulkan
rasa percaya diri bahwa pasukan mereka pasti
kata sifat kntsirah ( i:-€ ) yang berarti 'banyak'. menang dan dia bersedia menjadi pelindung
mereka. Akan tetapi, setelah kedua pasukan itu
Menurut Abul Qasim Al-Balkhi, fi'atun qalilah
saling berhadapan, setan berlepas tangan dari
( ry\ ) yang dimaksud oleh ayat itu adalah tanggung jawab dan janji-janji sebelumnya.

angkatan perang dari orang-orangyang beriman :e Zulfikri ee

di bawah pimpinan Talut. Sebagian kecil dari FIDA' ( rtQ )
mereka memiliki keyakinan yang kuat dan
FidA' ( rt4 ) merupakan bentuk mashdar dari kata
merekalah yang berkat4 "Berapabanyak terjadi
fad6, yafffi ( 6* ai ) dan berarti 'tebusan'. Kata
bahwa golongan yang sedikit dapat mengalah-
ini bisa digunakan sebagai nama bagi pem-
kan golongan yang banyak atas izin Allah." bayaran uang atau harta di dalam jumlah

Adapwrfi'atunkntsirah( r-{ ut ) yang dimaksud tertentu untuk membebaskan diri seseorang dari
statusnya sebagai tawanan perang. Bisa pula
oleh ayat itu adalah angkatan perang dari orang-
digunakan sebagai nama bagi pembayaran uang
orang kafir di bawah pimpinan ]alut, dengan
jumlah tentara yang lebih banyak dan peralatan atau harta dengan jumlah tertentu, karena
perang yang lebih lengkap. Di dalam QS. Ati perintah Allah, untuk menebus diri seseorang
dari beban dosa karena pelanggaran yang
'ImrAn [3]: 13 dikemukakan adanya dua golongan dilakukannya di dalam pelaksanaan suatu

dengan kriteria berbeda yang berhadapan di ibadah tertentu, seperti ibadah puasa Ramadan,

dalam suatu peperffigan, yaitu angkatan perang dan ibadah haji. Untuk pengertian kedua ini, kata

dari orang-orang yang beriman dan dari orang- ftdA' ( rt.te ) merupakan sinonim bagikatafidyah

orang kafir. ( a:4 ).
Di dalam AlQur'an kataf di' ( ,\4 ) disebut
Di dalam QS. Al-AnfAl [8]: L6 dan 45,
di dalam QS. Muhammad [47]: 4 berbicara
dikemukakan sebagian dari aturan perang yang
mengenai status orang-orang kafir yang ditawan
harus diperhatikan oleh orang-orang yang
beriman. Mereka tidak dibenarkan menarik diri oleh kaum Muslim di dalam suatu peperangan.
ketika berhadapan dengan pasukan musuh di
suatu peperangan kecuali untuk mengatur Mereka boleh membebaskan kembali tawanan

strategi atau bergabung dengan pasukan lain. itu dan boleh pula menuntut tebusan, baik

Di samping itu, mereka juga harus memiliki

semangat yang tangguh, pendirian yang kuat,
dan selalu ingat kepada Allah. Penegasan ini

dikemukakan di dalam QS. Al-AnfAl [8]: 15 dan

45. Kata fi'ah ( '4 I ai dalam Ayat 16 berarti

Kajiar-r Kosakata 228

Fidyah Ficlyatr

berupa uang maupun pertukaran antara sesarna Ar-Ra'd [13]: 18; QS. Az-Zumar [39]: 47; QS. Al-
Ma'idah [5]: 36; dan QS. Al-Ma'Arij [70]:11.
tawanan perang. Kata fidyah ( al+ ) disebutkan
di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 184 (berkaitan Bentuk kata pertama, yaitu fadA ( 6i =

dengan ibadah puasa Ramadan), QS. Al-Baqarah menyerahkan tebusan) terdapat di dalam QS.
l2l:196 (berkaitan dengan ibadah haji), dan QS. Ash-ShAffAt l37l 107.Ini digunakan di dalam
kaitan dengan penyembelihan putra Nabi
Al-Hadid [57]: 15. Di dalam QS. Al-Hadid [57]:
15, Allah menegaskan bahwa pada Hari Kiamat Ibrahim as., Ismail as., tatkala mereka diuji untuk
membuktikan mimpi yan gbenar (ru'y ah shddiqah)
nanti, fidyah ( E+ ) atau tebusan atas dosa yang dialami oleh Nabi Ibrahim as. Namun,

seseoran& baik orang Mukmin maupun orang dengan ketentuan Allah, alat yang dipakai

kafir, tidak akan diterima-Nya lagi. Ibrahim as. tidak dapat menebas leher Ismail dan

Kata fadd' (,s$) yang seasal dengan fidd' untuk meneruskan kurban, Allah menggantinya

( ,t4 ; disebut di dalam QS. Ash-Sh6ffAt[37]:107. dengan seekor sembelihan yang besar. Peristiwa
Di dalam ayat ini, Allah mengakui dan meng-
hargai ketulusan niat Nabi Ibrahim untuk ini menjadi dasar bagi disyariatkannya kurban

melakukan pengorbanan yang diperintahkan- yang dilakukan pada hari raya haji.

Nya dan menebusinya dengan seekor sembelih- Bentuk kata kerja kedua, yattu fdd6 yufddi

an yang besar. Kata-kata lain yang seasal dengan atar tufkffi ( s:ui \i ,s:u,- - 6:rtt= membebaskan

fidA' ( rl.ri ) ini, yaitu tufddit ( b3tn = kamu dan mengambil tebusan atau saling menukar

mengambil tebusan) disebut di dalam QS. Al- tawanan) terdapat di dalam QS. Al-Baqarah [2]:

Baqarah [2]: 85, iftadA ( c$\) disebut di dalam 85. Ayat ini berkenaan dengan kisah orang
Yahudi di Madinah pada permulaan hijrah;
QS. Ai'Imr6n [3]: 91, iftadat ( -Gt_) disebutkan
Yahudi Bani Quraizhah bersekutu dengan suku
di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 229 dan QS. Yffnus
Aus, dan Yahudi dari Bani Nadir bersekutu
[10]:5{ iftadaw (fsiil) di dalam QS. Az-Zwnar
l39l: 47, QS. Al-Ra'd [13]: 18, yaftadi ( &4) dengan orang-orang Khazraj. Di antara suku Aus

disebut di dalam QS. Al-Ma'Arij [70]: 11, dan dan suku Khazraj sebelum Islam selalu terjadi
yaftadfi (fr*i;" ) disebutkan di dalam QS. Al-
persengketaan dan peperangan yang menyebab-
Ma'idah (51: 36. Kata-kata yang disebut terakhir
kan Bani Quraizhah membantu Aus dan Bani
ini, kecuali tufddtr ( tjltli ), berarti 'memberi Nadir membantu orang-orang Y'.hazraj, sampai

tebusan'. * Zulfkri ce di antara kedua suku Yahudi itu pun terjadi
peperangan dan tawanan-tawanan karena
FTDYAH ( {li )
membantu sekutunya. Akan tetapi, jika kemudi-
Fidyah adalah bentuk mashdar darikalafadh-yffi an ada orang-orang Yahudi tertawan maka

( ug-- 6i) yang berarti 'menjamin atau kedua suku Yahudi itu bersepakat untuk me-

menjaga kesalamatan manusia dengan pem- nebusnya sekalipun mereka tadinya berperang.

berian tebusan'. Sebagai contoh, faddl-mar'atu Bentuk kata kerja ketiga yutuiftaddyaftaffi

nafsahd min zaujihd (V3:) dq*iiSt.5.rr = istri (c$" - .shiir = menebus) terdapat di dalam tujuh

menebus dirinya dari suaminya). Artinya, dia ayat dari sembilan ayat yang telah disebutkan.
Enam dari tujuh ayat (kecuali QS. Al-Baqarah
menyerahkan sejumlah harta kepada suaminy4 l2l: 229) semuany4 berbicara tentang penebusan
diri orang-orang kafir dan orang-orang menafik
sehingga suami dengan rela menceraikannya. di akhirat menyangkut dosa yang telah mereka

Dengan berbagai derivasinya kata fidyah ( ^is) lakukan selama mereka berada di dunia. Pe-

di dalam Al-Qur'an disebutkan sebanyak 13 kali. nebusan diri seperti itu jelas tidak akan diterima

Penggunaannya sebagian besar di dalam bentuk oleh Allah. Tempat mereka tetap di neraka.

kata kerja seperti yang terdapat di dalam QS. Adapun QS. Al-Baqarah [2]: 229) justru berbicara

Ash-ShAffAt [37]:107; QS. Al-Baqarah [2]:85 dan
229;QS-Ah'Imran [3]: 91; QS. Ytnus [10]: 5a; QS.

229 ENsrxlopporA AL Qun aN

Fidvah Fidvah

tentang penebusan diri dan istri-istri yang ingin bayar fidyah itu sendiri, baik kualitas maupun
melepaskan diri dari ikatan perkawinan dengan
bayaran kepada suaminya (sebagai imbalan kuantitasnya.
kerugiannya membayar mahar, nafkah, dan lain QS. Al-Baqarah [2]: 196 menjelaskmfidyah

sebagainya).Khulit' ( & )yaitu permintaan cerai yang berkenaan dengan pelanggaran pelaksana-

seorang istri kepada suami dengan keharusan an ibadah haji. Di antaranya ialah (1) memakai
membayar sejumlah uang yang lazim disebut pakaian berjahit bagi laki-laki yang sedang
berihram; atau taballul ( ;i!J = mencukur rambut)
dengan istilah uang'iwadh (,rX = uang Peng- sebelum waktunya. Orang tersebut wajib
membayarf dyahdengmmemilih salah satu dari
ganti). tiga macam fidyah yang sesuai dengan ke-
mampuannya, yaitu a) menyembelih seekor
Katafidyah( tu::r, ) di dalam pengertian syara' kambinp b) puasa tiga hari, atau c) memberi
(hukum Islam) sebagai terdapat di dalam QS. Al- makan enam orang miskin sebanyak tiga sak
Baqarah l2l: 1.84 dan 196. Fidyah ialah sesuatu kurma. Bentuk dan pilihan fidyah ini dijelaskan
yang diserahkan sebagai tebusan. Penebusan di dalam hadits Rasulullah saw dari Ka'ab yang
yang dilakukan oleh seseorang melalui dua jalan, diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Abu

yaitu puasa dan sedekah. Daud. Berdasarkan hadits tersebut, puasa tiga
QS. Al-Baqarah [2]: 184 berbicara tentang
hari sebagai fidyah dilaksanakan di Mekah,
kewajiban membayarf dyahbagi seseorang yang
tidak sanggup melakukan puasa dan tidak pula kemudian setelah kembali ke kampungny+ si
mampu untuk menggantinya pada hari-hari
lain. Mereka yang dimungkinkan membayar pelaku masih dikenai wajib puasa selama tujuh

fidyah sebagai pengganti puasa ialah: hari lagi. (2) |ika pelanggaran yang dilakukan oleh

1. Orang yang sudah tua; seorang yang sedang ihram itu berbentuk
2. Orang yang terus-menerus sakit, dan sulit
berhubungan badan suami-istri, maka di sam-
diharapkan kesembuhannya;
ping ibadah haji yang bersangkutan batal, orang
3. Perempuan hamil dan yang sedang menyusui
itu dikenakan kaffdrah (;;uk = denda), yaitu
jika mereka khawatir bahwa berpuasa akan
menimbulkan efek negatif terhadap per- memilih antara memerdekakan budak, puasa

kembangan dan kesehatan bayinya, serta dua bulan berturut-turut, atau memberi makan

4. Para pekerja berat yang tidak memunyai orang miskin sebanyak 60 orang.
sumber rezeki lain kecuali dari pekerjaan
Fidyah di dalam arti 'penebusan dosa di
berat tersebut. akhirat' yang dilakukan oleh orang-orang
Bentukfidyah yang harus ditunaikan oleh
munafik dan orang-orang kafir, seperti terdapat
orang yang mendapat keringanan untuk tidak
berpuasa adalah memberi makan fakir miskin di dalam QS. Al-Hadid [57]: 15, jelas tidak akan
setiap hari ketika ia tidak berpuasa. Adapun dikabulkan oleh Allah.
tentang banyaknya makanan yang harus
Adapun kata fidd ( .11i ) di dalam QS.
diberikan kepada fakir miskin itu terdapat Muhammad l47l: 4 itu berarti 'menerima

perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan U tebusan'. Ayat ini berbicara tentang sikap orang-
2 sak (gantang = kurang lebih 3,125 kg.) gandum orang Mukmin menghadapi orang-orang kafir

atau kurma; ada yang mengatakan satu sak atau di dalam peperangnan. Salah satu sikap tersebut
satu mud (lima per enam liter) menurut Syafi'i
dan sebagainya. Namun, ada juga yang me- adalah apabila umat Islam mengalahkan orang-
ngatakan tergantung pada kebiasaan makanan
setempat. Yang dimaksud adalah sebesar dan orang kafir, mereka diperbolehkan menawan
sebanyak kebiasaan makan orang yang mem- orang-orang itu dan sesudah itu boleh mem-
bebaskannya dengan menerima tebusan atau

membebaskannya sama sekali.

ce Kamaluddin Abunawas ec

Kajian Kosakata 230

Fishdl Fithral'r

FISHAL ( J&9 ) hanya disebut satu kali, yaitu di dalam QS. Ar-
Kata ini berasal dari fashala, yafshilu, fashlan, R0m [30]:30.

fushitlan, fishAhn $r4, <!'Ft tA'#- p ) yang Kata fithrah ( ap1) di dalam ayat ini sering
Pberarti faraqa ( O; = memisahkar), qatha'a ( = dihubungkan dengan hadits Bukhari dan Muslim
yang menginformasikan bahwa semua anak
memutuskan), bayyana ( ;fr = menjelaskan,
diciptakan di dalam keadaanfithrah, tetapiorang
&merinci), fathmna ( = menyapih) dan kharaja tua (lingkungannya) yang mengalihkannya dari

( C? = keluar). Kesemua pengertian ini terdapat fithrahitu.
di dalam Al-Qur'an. Ulama sepakat mengartikan fithrah (e,j,;,)

Katafishdl ( JG, ) dengan berbagai derivasi- sebagai asal kejadian atau kondisi awal. Akan
nya ditemukan sebanyak 43 kali di dalam Al-
Qur'an, 21 kali di dalam bentuk kata benda dan tetapi, mereka berbeda pendapat di dalam
z2kali di dalam bentuk kata kerja.
menetapkan kondisi awal atau asal kejadian
Kata fishdl ( Jt*, ) berarti fithdm ( rtr =
tersebut.
menyapih). Kata ini disebut tiga kali di dalam
Al-Qur'an, yaitu di dalam QS. Al-Baqarah [2]: Sementara ulama mengartikan fithrah
(apa) di dalam Al-Qur'an QS. Ar-Rffm [30]: 30
233, QS. LuqmAn l31l:1,4 dan QS. Al-AhqAf [a5]:
L5. Dinamakan menyapih karena seorang anak bahwa Allah menciptakan potensi ma' rifatul imdn
berhenti minum air susu ibunya dan berganti
dengan makan makanan. Ada juga yang me- ( ft^i$ a1F = potensi untuk beriman) pada diri
ngatakanlshdl ( Sta ) itu terjadinya pemisahan manusia berbarengan dengan waktu pencipta-
ibu dengan anak apabila telah memungkinkan;
annya. Potensi ini dapat dikembangkan manusia
namun, tidak menimbulkan kesengsaraan sendiri dengan bantuan daya-daya yang di-
milikinya dan bimbingan rasul, yang akhirnya
terhadap anak. mengantarkannya beriman kepada Allah swt.

Kata faslfilah ( V ) memunyai asal yang Pendapat di atas berbeda dengan pendapat

sama dengan fishAl ( JU", ).Kata ini di dalam Al- yang mengatakan bahwa fithrah (;pa) berarti
Qur'an disebut satu kali, yaitu di dalam QS. Al-
'iman bawaan dari lahir'atau bahwa Allah swt.
Ma'Arij [70]: 13. Pengertian fashilah ( J.j ) ai
memberikan iman kepadanya ketika masih di
dalam ayat ini adalah kaum famili atau karib dalam rahim bundanya'. Pendapat terakhir ini

kerabat. Fashilatur rijill ( )e ) il:4 ) adalah karib didasarkan pada pemahaman dari arti QS. Al-
A'rM l7): 172 yang menyatakan, "Dan ingatlah,
kerabat seseorang. Pengertian ini diambil karena
pada dasarnya seseorang anak terpisah dan ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak

berasal dari kedua orang tuanya, begitulah Adam dari sulbi mereka dan Allah swt. mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman)
seterusnya sehingga menjadi keluarga besar atau
" Buknnkah Aku Tuhanmu? " Mueka menj rut ab, " B etul
kaum famili.
(Engkau Tuhan kami), knmi menjadi saksi;'
fKata ashshal a, y ufashshilu, t afshil an, mufash-
Jika pendapat yang menyatakan bahwa
shalan ( tLl 5W W. J5 ) adatah bentuk mmid bawaan sejak lahir diterima maka konsekuensi-

(yaitu bentuk kata yang telah mendapat nya manusia wajib bersyukur kepada Allah swt.
tambahan huruf). Dalam Al-Qur'an kata ini
disebut 24 kali dan artinya berkisar pada sekalipun para rasul tidak datang. Hal ini berarti
'menjelaskan, menerangkan dan merinci'.
manusia harus mempertanggungjawabkan
tc Zainuddin ee keimanannya, yang pada hakikatnya bukan

FTTHRAH t ayg l merupakan usahanya sendiri. Hal itu tidak logis.
Katafithrah (;k) berasal dari akar katafathr
( *t).Di dalam Al-Qur'an kata fithrah ( e*i) Yang logis adalah bahwa Allah swt. hanya
membekali manusia dengan potensi iman,
manusia sendirilah yang bertanggung jawab

terhadap aktualisasi atau pengejawantahannya

231 ENsrxr-oppoin Al-Qun'nr,l

Fitnah FLr'Ad

berupa perbuatan. Ini berarti bahwa manusia beriman pada umumnya, bermacam wujudnya.
benar-benar bertanggung jawab atas segala
Di antaranya a) anak dan harta (QS. At-TaghAbun
perbuatannya sendiri. ec Siraiuddin Zar :e
[6a]: 15) karena anak dan harta yang dimiliki
FTTNAH ( 4 | dapat menjauhkan pemiliknya dari sifat takwa;
b) kebaikan dan keburukan; kebaikan berupa
Katafitnah ( r3 ) dan kata lain yang seasal dengan kesehatan, kekayaan, kepandaian dan sebagai-
itu disebut sebanyak 60 kali di dalam Al-Qur'an.
nya, ataupun penderitaan karena kemiskinan,
Kata fitnah ( iS ) berasal dari kata dasar fatana
penyakit, dan tekanan, semuanya merupakan
(G) yxrg berarti 'membakar logam emas atau cobaan keimanan (QS. Al-AnbiyA' [21]: 35 dan
QS. An-Nahl [16]: 110); c) ilmu sihir (QS. Al-
perak untuk menguji kemurniannya'. Orang Baqarah l2l:102) dan yang sejenis dengan itu
karena ilmu sihir dapat menyengsarakan orang
yang membakar emas untuk menguji kemurni- lain dan menjatuhkan diri ke dalam kekafiran;
d) kezaliman dan kekacauan yang mengancam
annya disebut al-fdtin ( r-,rfi ). Kata fitnah ( zjl.)
juga berarti 'membakar secara mutlak', 'me- kaum Mukmin (QS. Al-Baqarah [2]: 193).Bahkan,
Al-Qur'an menegaskan bahwa kezaliman dan
neliti','kekafiran','perbedaan pendapat','ke-
kekacauan keburukannya melebihi pembunuh-
zaliman','hukuman', dan'kenikmatan hidup'.
an (QS.Al-Baqarah l2l:217); e) kenikmatan hidup
Kata yang hampir semakna dengan fitnah ( r1)
juga dinamai fitnah ( ;., ) (aS. Az-Zumar l3\: a9);
dadi adlaahlaaml-bAall-6Q'(u"r{'Jain)., yang juga banyak disebut f) godaan dan pengaruh-pengaruh luar yang
Semua kata yang berasal dapat mengarahkan orang untuk mengikuti

dari kata itu pada dasarnyamengandung makna hawa nafsu dan bertindak melanggar ketentuan
Allah (QS. Al-Maidah [5]: €-ae).
'menguji atau mencoba'. Itulah sebabnya maka
+ A. Rahman Ritonga e:
setan disebut juga al-fitan ( $3i ) (di dalam QS.
Al-A'r6f [7]:27) karena ia merupakan cobaan atau FU'AD (:t:jitl
ujian bagi keimanan manusia. Karafu' kd (,rf ) berasal drikata fa' ada ( i6 ) yang

Al-Qur'an menggunakan kata fitnah ( ) berarti'mengenai' atau'menimpa' karena panas
dengan arti 'kezaliman' di dalam QS. Al-Bu^1rftij
yang membakar. Dari pengertian ini, kata fu'6d
[85]: 10. Ditegaskan bahwa orang-orang yang
enggan bertobat dari tindakan menzalimi atau ( rrf ) digunakan untuk menyebut 'hati' dari

menganiaya kaum Muslim akan merasakan makhluk hidup, baik manusia maupun yang lain.

siksaan neraka jahanam. Bahkan, kaum Mukmin Pengertian semacarn itu bisa dikaitkan dengan
kata tafd'ud ( ,3u; ) yang berarti 'menyala' atau
diperintahkan untuk memerangi kezaliman itu, 'bergelora'. Panas merupakan sumber energi
yang dapat memberikan perasaan segar dan
yang sekaligus berarti menghilangkan fitnah ( zA, dapat pula menghanguskan benda-benda lain di
= penganiayaankezaliman) (di dalam QS. Al-
Baqarah [2]: 191). AlQur'an menggunakan kata sekitarnya. Demikian pula dengan hati manusia

ini dengan pengertian 'membakar secara mutlak', yang bergelora laksana panasnya nyala api. Dia

yaitu membakar orang-orang yang berdosa di dapat membangkitkan semangat seseorang dan
dapat pula melemahkannya. Bentuk jamak dari
4neraka (QS. Adz-Dz?ny 6t [51 ] : 1 3). Katafi tnah ( )
katafu'6d( ,r;i ) adalah af idah ( ;xii 1.
dengan arti'siksaan' atau'hukuman', misalnya Katafu'dd(.,1, ) di dalam Al-Qur'an disebut

digunakan di dalam QS. Al-AnfAl [8]: 25. Di- lima kali, yaitu di dalam QS. Al-IsrA' 117):36, QS.
nyatakan bahwa kaum Mukmin bertanggung Al-Qashash [28]: 10, QS. An-Najm [53]: 11, QS.

jawab atas terpeliharanya akhlak sosial sehingga Al-Furq6n l25l:32, dan QS. Htd [11]: 120. Kata

tidak turun siksaan Tuhan. Kalau siksaan itu tiba,

ia akan menimpa, bukan hanya orang-orang yang

zalim saja, tetapi merata kepada semuanya.

Katafitnah ( aS ) dengan arti'cobaan' atau

'ujian' terhadap keimanan bagi orang-orang

Kajian Kosakata 232

Fujjar Fujjar

af idah ( attli ) disebut sebelas kali, yaitu di dalam Fajara ('fi ), menurut bahasa, berarti

QS. Al-An'dm [6]:110 dan 113, QS. An-Nahl [16]: 'memancarkan','mengalirkan','menerbitkan',
78, QS.IbrAhim [14]:37 dan43, QS. Al-Mu'min0n
l23l:78, QS. As-Sajadah [32]:9, QS. Al-AhqN$61: dan'menyingsingkan'. Menurut Al-Ashfahani di
25 terulang dua kali, QS. Al-Mulk[67]:23, serta
dalam sMyuaq'jaqman-nwydas,i'afanja(rqa0( bF ) adalah syaqqu
QS. Al-Hum azah 11041: 7. syai'in
rA'# = mem-
Di dalamQS. Al-IsrA' [17]:36, QS. An-Nahl belah, menetak, merengkah dengan belahan,

11.61: 78, QS. Al-Mu'minffn l23l:78, QS. As- tetakan, rengkahan yang luasflebar). Maka di
Sajadah [32]:9, QS. Al-Ahqirt [a6]:26, dan QS. dalam hal ini tersimpul pengertian memancar-

Al-Mulk 167l: 23, penyebutan kata fu'6d ( t9) kan, mengalirkan, menerbitkan/menyingsingkan.

atau afidah ( ;:uif ) diiringi dengan penyebutan Bila air memancar berarti ia menetak tanah/bumi

i:tikata as-sam'( I dankata al-bashar ( ,,!$ ) ata,,:, seperti yang tergambar di dalam QS. Al-Qamar
al-abshdr ( ,u*!1 ). Itu menunjukkan betapa
l54l: 1,2, dan bila sungai mengalir ia akan

membelah kebun sepertiyang difirmankan Allah

eratnya kaitan di antara hati manusia dan di dalam QS. Al-Kahfi [18]: 33). Shubuh disebut

pendengaran serta penglihatan mereka. Apa fajr ( ; ) karena ia membelah malam seperti

yang didengar atau dilihat berpengaruh ter- terdapat di dalam QS. Al-Baqarahl2l:187.

hadap gelora hatinya. Selain pengertian di atas, fajara ('F )

Adapun di dalam QS. Al-Qashash [28]: 10, menurut Al-Ashfahani, juga berarti syaqqa sitrad
QS. An-Najm [53]:11, QS. Al-FurqAn [2s]:32, QS.
H0d [11]:120, QS. Al-An'Am [6]:113, QS.IbrAhim diydnah (ft-itt')-j3 = mendobrak, melanggar

ll4l: 37 dan 43, serta QS. Al-Humazah ll04l:7 batas/dinding agama). Ke dalam kelompok ini

kala fudd ( ,'1 ) atau af idah ( a-,ni ) disebut dapat dimasukkan ar ti kadzab a ( L-.i( = berdusta),

tersendiri dan tidak diiringi dengan penyebutan fasada ('t: = berbuat kerusakan), asd'a (iLi =
j;berbuat maksiat/durhaka), zand ( = berzina),

;jkata as-sam' ( g:*lt ) dan al-bashnr ( ). KatafuAd darr 'adala ( JG = menyeleweng) karena semua-
nya itu merupakan perbuatan yang melanggar
( ,rf ) atau af idah ( ;,uif ) di dalam ayat-ayat ini

disebut setelah penyebutan peristiwa besar, baik a8ama.

di dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat Di dalam Al-Qur'an, katafajara ( F ) atau
fajjara (';) darr, infajara (fiy), baik di dalam
nanti. Di dalam QS. H0d [1.1]:'1.2, misalnya,
dinyatakan bahwa pemberitaan mengenai bentukmddhiataumudhdrirnya,kalaudihubung-

perjuangan berat yang dijalankan oleh para rasul kan dengan air/mata air, sungai, dan laut,

terdahulu bertujuan untuk memantapkan hati memunyai arti yang termasuk kelompok per-

Nabi saw. Di dalam QS. Al-Humazah [104]:7 tam4 yaifu memancarkan, mengalirkan, meluap-
ditegaskan bahwa nerak a huthamah ( i:*El ) itu di
akhirat nanti panasnya sampai ke hati para kan, dan menerbitkan. Sebagai contoh dapat

penghuninya. + Zulfkri + dilihat di dalam QS. Al-Baqarah [2]: 74, wa inna
minal hijdrati lamd yatafajjaru minhul anhhr
FUIIAR ( rq3 )
Katafujjdr ( Jg'i ) adalah jamak dxifhjir ( -*ti), ( i#V '4 ';4 6 ai$ ,r'o)3 = padahal, di

antara batu-batu itu sesungguhnya ada yang

yartuismfd'il dari kata das N fajara-yafjiru -fajranl mengalir sungai-sungai darinya) dan QS. Al-IsrA'
fujirran (l'i:t'i'#.jj ). Selain pjjdr ( fi,i;),
bentuk jaroak dri fdjir ( as) yang lain adalah llTl: 90. Akan tetapi, bila kata itu tidak
i Ff faj ar ah ( a ). Kata aj ar a ( - ) di dalam berbagai
dihubungkan dengan kata yang disebutkan di

atas maka ia memunyai arti yang termasuk

kelompok kedua, yaitu 'berbuat maksiat atau

bentuknya disebut 24 kali di dalam Al-Qur'an, durhaka', sepertiyang terdapat di dalam QS. Al-

tersebar di dalam 16 surah (3 Madaniyah dan 13 Q( LyCfui m';4l7.5Fl:5i,ibal yuridul insdnu li yafiura mndmah

Makkiyah). L;- 'J = bahkan manusia

233 ENsrxr-opeora Ar- Qun'aN

Fuijar Fulk

menghendaki supaya (terus) berbuat maksiat/ FULK ( ed )

mendurhaka di masa yang akan datang). Katafulk( erU ) merupakan ism jdrnid,yaitu tidak
memunyai akar kata selain dari kata itu sendiri;
Sehubungan dengan ltu, katafujjhr ( .F;) tidakberasal dari akar katafalakn( gtii ) dan tidak
darrfajarah ( {;)) sebagai jamak duifdjir ( as) pula dari akar katayang lain. Di dalam Al-Qur'an
katafulk( ed.i ) disebut 23 kali, misalnya di dalam
dapat diartikan sebagai'para pelaku/orang- QS. Al-Baqarah [2]: 164 QS. Al-A'r6f [7]:64, QS.

orang yang berbuat maksiat', 'para pendusta', Y0nus ll0l:22, dar:.73 QS. Hffd [11]:37 dan 38,

'para pezina', dan 'para pembuat kerusakan', QS. IbrAhim [14]: 33, serta QS. An-Nahl 116l:1,4.

yang semuanya itu adalah orang-orang yang Di dalam penggunaannya kata fulte (.lii) itu

telah melanggar batas-batas agama. disebut di dalam bentuk mufrad mudzakkar darr
berarti markib (,=57 = kendaraan), seperti di
Di dalam Al-Qur'an kala fujjhr ( ,6 ) dalam QS. Asy-Syu'ari' {261: 119. Selain dari-
disebut tiga kali yaitu di dalam QS. ShAd [38]:
pada itu, ada pula yang disebut di dalam bentuk
28, QS. Al-InfithAr l82l:L4, dan QS. Al-Muthaffifin jamak mu'annats dan dirangkaikan dengan kata

l83l:7), sedangkan kata fajarah (;;;) satu kali, sifat mawdkhira (7r; ) sehingga berarti kapal/

yaitu di dalam QS. Abasa [80]: t9. perahu yang berlayar, seperti di dalam QS. An-
Nahl [16]:1a.
Fujjdr ( rrli ) di dalam QS. Shad [38]: 28
Bahtera yang berlayar di lautan sebagai tanda kekuasaan
#ditempatkan sebagai lawan darimuttaqin ( ). Allah swt.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa fujjd, ( ,t!;)
adalah orang yang berbuat kerusakan di muka Kala fulk ( JJji ) di dalam Al-Qur'an ber-

bumi, sedangkan muttaqin (,# ) adalah orang bicara mengenai dua konteks utama. Pertama
sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah svvt. Ini
yang beriman dan beramal saleh.
antara lain dapat ditemukan di dalam QS. Al-
Sejalan dengan itu, di dalam QS. Asy-
Baqarah l2l:L64, QS. Y0nus [LDl 22, QS.IbrAhim
Syams [91]: 8 dijumpai pula kata pjilr ( r'y;)
ll4\:32, QS. An-Nahl11.61:1.4, dan QS. Al-IsrA'
sebagai lawan taqwd (.sF ). Keduanya diilham-
lLTl: 66. Ayat-ayat tersebut menjelaskan sebagi-
kan Allah kepada jiwa manusia. an tanda kekuasaan Allah, yakni bahtera atau
kapal yang berlayar di lautan menurut ketentu-
Di dalam QS. Al-InfithAr [82]: 13-1.4, an yang telah digariskan oleh-Nya antara lain
adalah terjadinya angin darat dan angin laut
terdapat penjelasan mengenai tempat fujjAr

( ru!"i ) di akhirat nanti. Di sini terlihat pula kata

fujjar (.2113 ) dipertentangkan dengan abrir ( ,t)l ).
QS. At-Tathfif [83]: 7 berbicara mengenai

kitab/catatan perbuatan fujjdr ( ,r11 ) yang

berada di dalam sijjin ( ,b/ = nama kitab yang

mencatat segala perbuatan orang yang durhaka),

sdeapdaatndgikdaanlacmata'iltlaiynyipne(r'btuata) (nQSa.bAritr-T(atrhtfliif) ter

[83]:

18).

Katafdjir (,7ri ) yang terdapat di dalam QS.
Nfih [71]: 27 muncul berdampingan dengan kata
k ffA, ( rG? = sangat kafir). Ayat ini menjelaskan
bahwa orang-orang kafir itu akan menyesatkan

hamba-hamba Tuhan yang patuh dan hanya

akan melahirkan anak yang akan berbuat

maksiat lagi sangat krtir,fdjirankaffAr (trtK t|(;).

Begitu juga di dalam QS. Abasa [80]: 42 terdapat

katafajarah (e,j.) yang berdampingan dengan

kaffarah ( e;k ). ee Nurbaiti Dahlan te

Kajian Kosakata 234

F urrldn Fu rqd n

sehingga para nelayan, misalnya, dapat me- QS. Al-Baqarah [2]: 53 menyebutkan
rencanakan saat melaut dan saat kembali ke
darat. Di samping itu, kapal dapat digunakan bahwa Allah swt. memberikan kepada MusaAl-
sebagai alat untuk mencari karunia Allah di
Ki t 6b (T aw at) dm Al -F ur4rirz. Namun, para ulama
lautan, seperti ikan dan mutiara. berbeda pendapat mengenai makna al-furqdn

Kedua yang dikandung oleh kat afulk( ew) yang tedapat di dalam ayat itu. Pertama,

tersebut adalah sejarah perjuangan berat yang menurut Ibnu Abbas, ytrr9 dimaksud dengan
kata al-furqdn adalah Taurat itu sendiri. Kedua
dilakukan oleh Nabi Nuh di dalam menyeru yang dimaksudkan adalah peristiwa terbelah-
nya laut oleh Nabi Musa as. Ketiga pemisahan
umatnya supaya beriman kepada Allah. Kisah
ini dapat dilihat di dalam QS. Al-A'rAf [7]: 6a, di antara yang halal dan yang halam, pemisahan

QS. Y0nus ILOI:73, QS. Htd [11]: 37 dan 38, QS. dan perbedaan antara Nabi Musa as. dan
Al-Mu'minffn [23]: 27 dan 28, serta QS. Asy- pengikut-pengikutnya yang beriman dengan
Firaun dan pengikut-pengikutnya yang kafir,
Syu'arA' 126l: 119. Ayat-ayat tersebut menjelas-
kan bahwa ketika penentangan dan pendustaan karena yang pertama selamat, sedangkan yang

oleh umat Nabi Nuh sudah melampaui batas, kedua tenggelam. Keempat yang dimaksud
adalah Al-Qur'an dengan alasan bahwa di
Allah memerintahkannya untuk membuat dalam ayat tersebut disebutkan, "Kami telah

sebuah bahtera sehingga beliau bersama peng- membuikm kepada Musa kitab Tcurat " dan " Kmni telalt

ikutnya dapat terhindar dari banjir yang memb u ikm kep adn Muhamm ad Al -F ur q dn' .

melanda sebagai siksa akan kedurhakaan umat- Akan tetapi, sekelompok ulama meng-

nya. Pengungkapan kisah ini kembali bertujuan anggap lemah pendapat yang terakhir ini karena
untuk dijadikan sebagai iktibar oleh manusia
yang hidup sesudah terjadinya peristiwa itu. penganut pendapat itu memahami ayat ini secara

ec Zulfkri ee majazi tanpa ada sebab yang memalingkannya
dari pengertian lahir; padahal, Allah swt. jelas-
FURQAN { o6} I jelas menfirmankan bahwa Dia telah memberi-

Kata furqdn terulang tujuh kali di dalam Al- kan kepada Musa Al-Furqdn sebagatmana dise-

Qur'an, enam kali berbentuk ma'rifah, al-furqdn, butkan di dalam QS. Al-Anbiy6r' l21l:48 itu.
Sejalan dengan pendapat ini, Mujahid dan
antara lain pada QS. Al-Baqarah [2]: 53 dan 185, Qatadah menafsirkan ayat ini dengan "Kami
(Allah) telah memberikan kepada keduanya
QS. Ah 'Imr6n [3]: {, serta QS. Al-AnfAl [8]: 41.
(Musa dan Harun) kitab Taurat untuk membeda-
Ak;:r katafurqdn adalahfaraqa ( d'5a1n)'myaenmg bbeelraahrt',i
'memisahkan','membedakan', kan antara yang benar dengan yang salah, yakni

seperti digunakan di dalam QS. Al-Baqarah [2]: kebenaran di pihak Musa dan kebatilan di pihak
53. Kata al-furqdn, menurut Ibnu Faris berarti Firaun yang ditandai dengan terbelahnya laut".

'waktu shubuh' karena pada saat itu terpisah Kataal-furqdn di dalam QS. Al-FurqAn [25]:
1 ditafsirkan dengan Al-Qur'an karena terdapat
gelapnya malam dengan terangnya siang.
di dalamnya petunjuk untuk memisahkan antara
Namun, penggunaan kata furqin, menurut Al- yang hak dan yang batil, yang benar dan yang
Ashfahani lebih ditekankan pada pembedaan salah tentang soal agama. Al-Qur'an mendorong

antara yang hak dengan yang batil, antara yang untuk berbuat kebaikan serta mengingatkan
agar meninggalkan kejelekan dan keburukan.
benar dengan yang salah. Ibnu Katsir juga menegaskan bahwa kata al-
furqdn yang dimaksud di dalam ayat ini adalah
Al-Furqkn merupakan salah satu nama dari Al-Qur'an. Ia memberikan alasan-dengan
menggunakan pendekatan kebahasaan-bahwa
Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad saw., juga nama bagi Taurat yang

diturunkan kepada Nabi Musa as. dan Nabi

Harun as., seperti disebutkan di dalam QS. Al-
AnbiyA' l21l: a8.

235 ENsrxlopnora Al-Qun aN

Furqin Furqin

kata yang digunakan untuk turunnya Al-Qur'an kan keduanya. Artinya, sebagaimana halnya al-
furqln memuat dalil-dalil hukum (keterangan-
adalah nazzala (Ji), suatu bentuk kata yang keterangan) yang dibutuhkan untuk membeda-
kan yang hak dengan yang batil di dalam soal
menunjukkan arti'berulang kali atau sering kali
agama, maka demikian pula adanya Al-Qur'an.
turun', sedangkan untuk kitab-kitab suci se-
Katafurqin (yang tidakber-alif lmn\ atau kata
belumnya digunakan kata anzala ( j;i ).Kitab- yang berbenttrk nakirah (indefinit) seperti yang
terdapat di dalam QS. Al-Anf6l [8]:29 diartikan
kitab suci sebelumnya turun sekaligus di dalam dengan 'hidayah dan cahaya yang terpancar dan

jumlah keseluruhan, sedangkan Al-Qur'an turun bersemi di dalam kalbu'. Inilah yang menjadi
kekuatan untuk dapat membedakan yang hak
secara berangsur-angsur, ayat demi ayat, hukum
dan yang batil dan kekuatan itu hanya diperoleh
demi hukum, dan surah per surah. Dengan
oleh orang-orang yang beriman. Untuk mem-
digunakannya kata nazzala di dalam QS. Al- peroleh kekuatan itu, dijelaskan di dalam ayat
itu, hendaknya orang-orang yang beriman itu
FurqAn l25l: 1., maka kata alfurqdn berarti Al- bertakwa di dalam arti takut kepada anciunan
Qur'an. Kata al-furqdn di dalam QS. Al-Baqarah siksaan Allah dengan meninggalkan segala
perbuatan maksiat dan menunaikan segala
[2]: 185 yang berarti 'membedakan antara yang perintah-Nya. Menurut Mujahid, orang yang
hak dan yang batil' juga menunjuk kepada Al- memperoleh furqdn itu berarti mendapatkan jalan

Qur'an. Hal ini jelas sekali karena ayat yang keluar di dalam memecahkan persoalan-per-

sebelumnya berbicara tentang diturunkannya soalan dunia dan akhirat, sedangkan As-Suddi

Al-Qur'an pada bulan Ramadan. menyebut orang yang memperoleh furqdn ltu

Terlepas dari perbedaan pendapat tentang orang yang mendapatkan (jalar"r) keselamatan.
Selain itu, ada juga yang menyebut arti furqdn
kata al-furqin yang juga bisa menunjuk kepada 'kemenangan dan pertolongan'. Kemenangan
yang diperoleh kaum Muslim di dalam Perang
kitab Taurat atau Al-Qur'an, yang jelas keduanya Badar melawan kaum musyrikin adalah wujud
nyata adanya pemisahan antara yang hak
adalah kitab samawi. QS. Ali'ImrAn [3]: 4 dengan yang batil. Pada hari itu, kaum Muslim

menyebutkan tiga kitab samawi, yakni Taurat memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang

yang diturunkan kepada Nabi Musa, Injil kepada disertai kemuliaan, sedangkan kaum musyrikin

Nabi Isa dan al-furqhn yar:tg berarti Al-Qur'an menanggung kekalahan dan kehinaan. Peristiwa

memunyai fungsi yang sama, yakni sebagai kemenangan di dalam PerangBadaryang disebut

petunjukbagi manusia sesuai dengan z;unannya dengan yaumul furqdn ( ov')t i; ) itu diabadikan

kitab-kitab suci itu diturunkan. oleh Allah swt. di dalam QS. Al-AnfAl [8]:41.
Al-Furqdnjuga merupakan salah satu nama
Walaupun Al-Qur'an disebut dengan al-
surah di dalam Al-Qur'an, yaitu surah ke-25
furqdn, keduanya memunyai perbedaan penekan- yang terdiri atas 77 ayat. Ia adalah surah
an sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullahbin
Makkiyah, yaitu surah yang diturunkan sebelum
Sannan dari Abu Abdillah: kata Al-Qur'an
Nabi berhijrah ke Madinah, demikian menurut
menunjukkan makna kitab suci secara ke- Mujahid dan Qatadah. Adapun menurut Ibnu
Abbas, tiga ayat di antarany4 yaitu mulai dari
seluruhan, sedangkan kata al-furqdn menunjuk- ayat 68-70, adalah Madaniyyah, yaitu ayat yang

#kan kepada ayat-ayatyangmuhkam( ) yang turun sesudah Nabi berhijrah ke Madinah.

wajib diamalkan. Di samping itu, kandungNral-

furqdn mencakup pembenaran terhadap para
nabi yang terdahulu. Menurut Abu Muslim, yang

dimaksudkan dengan al-furqdn adalah dalil-dalil

yang memisahkan yang hak dengan yang batil,

sedangkan menurut pendapat yang lain lagi,

yang dimaksud dengan al-furqdn adalah pembela-

an-pembelaan yang pasti bagi Nabi Muhammad

saw terhadap orang-orang yang menentangnya

di dalam soal Nabi Isa as. Selain pendapat-

pendapat di atas, ada juga yang tidak membeda-

Kajian Kosakata 236

Furuj Fur0j

Pemberian narna surah ini dengan QS. Al-FurqAn yang lairl seperti kosa kat afi'l mddhi, mudhkri' atau
terambil dari kata al-furqdn yang terdapat pada
amar . Katafurfrj ( a\ij ), di dalam bentuk mufrad-
ayat pertama di dalam surah ini. Sebagaimana
dijelaskan di muka, kata al-fur q An ber arti'mem- nya, faraj ( ej ) atau al-faraj ( gA ), berarti
bedakan antara yang hak dengan yang batil'.
Maka, pada surah ini pun terdapat ayat-ayat 'sesuatu yang pecah menjadi dua bagian', seperti

yang membedakan kebenaran keesaan Allah swt. terybok pecah, pecahan atau sesuafu yang pecah

dengan kebatilan kepercayaan syirik. yang terdapat di antara dua kaki. Disebut

Pokok-pokok isi QS. Al-FurqAn yaitu per- demikian, karena adanya celah-celah dari antara
tam4 tentang keimanan: antara lain disebutkan
bahwa Allah Mahabesar berkah dan kebaik- dua bagian. Kata faraj (C7 ) digunakan untuk
annya; hanya Allah yang menguasai langit dan menyebut 'kemaluan manusia, baik kubul
bumi; Allah tidak punya anak dan sekutu; Allah
maupun dubur, karena keduanya berlubang'.
bersemayam di atas Arasy; Nabi Muhammad
Penggunaan katafurfij ( a\:;) di dalam Al-
saw. adalah hambaAllah yang diutus ke seluruh
alam; rasul-rasul itu adalah manusia biasa yang Qur'an umumnya memunyai makna'kemaluan
mendapat wahyu dari Allah; pada Hari Kiamat manusia', baik pria maupun wanita. Di dalam

akan terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa QS. Al-Mu'minffn l23l:5, dibicarakan tentang
sifat orang-orang Mukmin yang senantiasa
seperti terbelahnya langit, turunnya malaikat ke
bumi, orang-orang berdosa dihalau ke neraka memelihara kemaluannya (menjaga diri), begitu

dengan berjalan di atas muka mereka. Kedua juga di dalam QS. Al-AhzAb [33]: 35, di dalam
pengertian yang sama, yaitu salah satu sifat
tentang hukum, yang memuat ketidakbolehan
mengabaikan Al-Qur'an; larangan menafkahkan orang-orang Mukmin, yaitu memelihara ke-
harta secara boros atau kikir; larangan mem-
bunuh atau berzina; kewajiban memberantas -hro+rmtaj ta).nKnyedau, awaalyhaifitzhininiadfituurfriuj nahkuamn ( 3*+iii
kekafiran dengan mempergunakan alasan Al-
di Mekah.
Qur'an; larangan memberikan persaksian palsu.
Ketiga tentang kisah, yang memuat kisah-kisah Satu ayat yang turun di Madinah, yaitu QS. An-

Nabi Musa as., kaum Tsamud, dan kaum Syu'aib. NOr [23]: 31. Di dalam ayat ini, katafurfij( e|])

Keempaf hal-hal yang lain, misalnya celaan- diulang dua kali, satu untuk pemeliharaan
celaan orang-orang kafir terhadap Al-Qur'an;
kej adian-kej adian alamiah sebagai bukti kees aan kehormatan bagi kaum lelaki dan yang satunya
dan kekuasaan Allah; hikmah Al-Qur'an di-
turunkan secara berangsur-angsur; sifat-sifat lagi adalah bagi kaum perempuan yang se-
orang musyrik antara lain mempertuhankan
hawa nafsu, tidak mempergunakan akal; dan nantiasa memelihara farajnya (kehormatan
tentang sifat-sifat hamba Allah yang sebenar-
IllEI. + Mujahid * dirinya). |adi, keempat kata furfij (e\lj') yag

terdapat di tiga ayat ini, semunnya memunyai

makna yang sama, yaitu 'kemaluan'.

Pada ayat QS. Qaf [50]: 6, digunakan di
dalam bentuk katafurfij ( 6_':)), tetapi pengerti-

annya bukan kemaluan laki-laki ataupun

perempuan, melainkan diartikan dengan'tidak
ada keretakan', 'tidak ada pecahan', 'tidak ada

yang rusak'. Begitu pula di dalam QS. Al-MursalAt

[77]: 9, yaitu ketika langit sudah berlubang
menjelang keadaan Hari Kiamat. Adapun pada

FUROI t e.ti ) bentuk mashdar dri faraj a QS. Al-AnbiyA' l21l:91, yaitu Maryam yang

Kala furfij merupakan senantiasa memelihara kehormatannya. Begitu

-yfruju-furujan(g-3 - L'F.- Li ).DidalamAl- pula di dalam QS. At-Tahrim [66]: 12, men-
Qur'an, katafurftj ditemukan hanya enam kali di ceritakan Marya- yang senantiasa memelihara
dalam satu bentuk kosa kata, yattu furfij ( g':i) ), diri dan kehormatannya. + M. Bunyamin YS. *

tidak ditemukan perubahan bentuk kosa kata

237 ENsrxr-opeora Ar-,Qun'irN

cnAsrnirv t py' I KataAl-ghibifin (5-;:[,,) di dalam ayat-ayat
tersebut berarti 'orang-orang yang menetap di
Kata ghdbirin (it[\ adalah bentuk jamak dari
g)ghhbir ( y angmerupakan ism fA' il dari ghabar a suatu daerah yang akan dihancurkan, sementara
orang lain meninggalkannya (mengungsi)'. ]adi,
(';;), yal-l9 berarti 'orang yang menetap di suatu
daerah setelah orang lain meninggalkannya', istri Nabi Luth bersama orang-orang durhaka
atau 'orang yang meninggalkan suatu daerah'. lainnya tetap bertahan di daerah yang akan
dihancurkan itu, sedangkan Nabi Lut bersama
Dengan demikian, kata ghfibir (;6) merupakan
orang-orang yang beriman meninggalkan daerah
kata yahg mengandung pengertian yang kontra-
itu untuk menghindarkan siksaan Allah.
diktif. Pengertian lain dari kata al-ghibinn G-19)

Di dalam Al-Qur'an kata ghdbiiin (i"tP) di dalam ayat-ayat tersebut adalah'orang-orang

disebut tujuh kali, yaitu di dalam QS. Al-A'r6f yang secara terpaksa meninggalkan suatu daerah
[7]:83, QS. Al-Hijr [15]:60, QS. Asy-Syu'ard' 126l: karena dihancurkan oleh Allah'. Setelah kemati-
17\,Q5. An-Naml l27l:57, QS. Al-Ankab0t [29]:
an mereka dan kehancuran negeri atau daerah
32 dan 33, serta QS. Ash-Shdffdt l37l: 135. Kata itu, mereka dipandang seb agar al-ghhbifin (:j-19),
lain yang seasal dengan kata itu adalah ghabarah yaitu orang-orang yang meninggalkan daerah

(a:rL), berarti 'berdebu', disebut di dalam QS. tersebut (secara paksa) dan keberadaan mereka

Abasa [80]: 4O. di dunia ini hanya dapat diketahui melalui
Ketujuh ayat tersebut berbicara mengenai catatan sejarah. t Zulfkri ce

kedurhakaan istri Nabi Luth. Dia ikut menentang GHAFFAR t ,fii I
('pKata Al-Ghaffir ( .)3Ar) terambil dari akar kata
dan berusaha menggagalkan dakwah yang ghafara ) y Nrgber art: menutup, ada iuga y ang

disampaikan oleh suaminya kepada manusia. berpendapat dari kata Al-Ghafaru (fit), yakni

Walaupun sudah berkali-kali diberi nasihat dan sSenis tumbuhmt yang digunakan mmgobati lukn.lika

peringatan, ia tetap enggan percaya; bahkan, pendapat pertama yang dipilih, maka Allah Al-

lebih mengintensifkan upayanya untuk meng- Ghaffhr berarti antara lain, Dia menutupi dosa

halang-halangi keberhasilan dakwah tersebut. hamba-hamba-Nya karena kemurahan dan
Oleh karena kedurhakaan istri Nabi Luth
anugerah-Nya. Sedang bila pendapat kedua yang
itu telah mencapai puncaknya maka bersama
orang-orang durhaka yang lain ia dibinasakan dipilih, maka bermakna Allah menganugerahi
oleh Allah dengan menurunkan hujan lebat
hamba-Nya penyesalan atas dosa-dosa, se-
secEra terus-menerus. Menurut sebagian mufa-
sir, hujan itu terdiri dari batu-batuan. Di dalam hingga penyesalan ini berakibat kesembuhan,
peristiwa tersebut istri Nabi Luth termasuk ke
dalam golon gm Al - gh db i rin (j- tUJI\). dalam hal ini adalah terhapusnya dosa. Kalimat

Kajian Kosakao 238

Ghaffir Ghaffdr

Allilhummaghfir ti ( J.'*t iiilr) juga dipahami nabi dan rasul-Nya, setelah mereka pada

dalam artt y a Allah pubaikilah keadannku. Demikian hakikatnya terbebaskan dari aneka dosa dari segi

pendapat Ibnu Arabi. pandangan syariat.
Dalam Al-Qur'an kata Ghaffdr terulang Imam Al-Ghazali, bahkan mengarah ke-

sebanyak lima kali, ada yang berdiri sendiri, padayang lebih jauh dari apayang dikemukakan

seperti dalam QS. Nth [71]: 10 yang me- di atas. Hujjatul lsldm ini menjelaskan bahwa
Ghffir adalah Yang menampakkan keindahan dan
ngabadikan ucapan Nabi Nuh as. kepada kaum-
menutupi keburukan. Dosa-dosa-tulisnya-adalah
ny+ ($& 3('i) \tibi"8i = "Beristighfarlah bagian dari sejumlah keburukan yang ditutupi-
Nya dengan jalan tidak menampakkannya di
kepada Tuhan-Mu sesunguhnya Dia senantiasa dunia serta mengenyampingkan siksa-Nya di
akhirat.
Ghffira."
Pertama yang ditutupi oleh Allah dari
Dan QS. Thaha l20l:82,
hamba-Nya adalah sisi dalam jasmani manusia
u'6i 'i a* "fii ov, qY i iw: ;y yang tidak sedap dipandang mata. Ini ditutupi-
Nya dengan keindahan lahiriah. Alangkah jauh
"Sesungguhnya Aku Ghafflr bagi yang bertaubat,
p o c ay a, dan b er am al shal eh, I alu m emp u ol eh hiday ah. " perbedaan antara sisi dalam dan sisi lahir
manusia dari segi kebersihan dan kekotoran,
Tiga lainnya dirangkaikan dengan sifat'Aziz y ang keburukan dan keindahan. Perhatikanlah apa
yang nampak dan apa pula yang tertutupi.
mendahuluinya. Yang dirangkaikan ini, di-
Hal kedua, yang ditutupi Allah adalah
kemukakan bukan dalam konteks pengampunan bisikan hati serta kehendak-kehendak manusia

dosa. Ini memberi kesan bahwa Allah sebagai yang buruk. Tidak seorang pun mengetahui isi
hati manusia kecuali Allah dan dirinya sendiri.
Ghaffdr, bukan hanya menutupi kesalahan dan
Seandainya terungkap apa yang terlintas dalam
dosa-dosa hamba-Nya, tetapi yang ditutup-Nya
pikiran atau terkuak apa yang terbetik dalam
itu, dapat mencakup banyak hal selain dari dosa. hati menyangkut kejahatan atau penipuan,
sangka buruk, dengki, dan sebagainya, maka
{$i !5Allah berfirman ( US'b1= "sr- sungguh manusia akan mengalami kesulitan
dalam hidupnya. Demikian kata Al-Ghazali.
($.sunggulary a Tuhnrmu sangat luas maglfirafuNy a"
Penulis dapat menambahkan bahwa Allah
An-Najm [53]: 32). Keluasan ini tidak hanya swt. tidak hanya menutupi apa yang dirahasia-
kan manusia terhadap orang lain, tetapi juga
mengantar kepada berulang-ulangnya Yang menutupi sekian banyak pengalaman-penga-
laman masa laluny+ kesedihan atau keinginan-
Maha Pengampun itu mengiunpuni dos4 tetapi nya, yang dipendam dan ditutupi oleh Allah di

juga mengisyaratkan banyaknya cakupan dari bawah sadar manusia sendiri, yang kalau

maghfirah-Nya. Allah tidak hanya mengampuni ditampakkan kepada orang lairu atau dimuncul-

dosa besar atau kecil yang berkaitan dengan kan ke permukaan hati yang bersangkutan

pelanggaran perintah dan larangan-Nya atau sendiri, maka pasti akan mengakibatkan gang-
guan yang tidak kecil.
yang dinamai hukum syariat, tetapi juga yang
Hal ketiga yang ditutupi All ah, selaku Ghaffir
berkaitan dengan pelanggaran terhadap hukum
moral yang boleh jadi tidak dinilai dari segi adalah dosa dan pelanggaran-pelanggaran
manusia yang seharusnya dapat diketahui
syariat sebagai dosa bahkan dapat mencakup
umum. Sedemikian, besar anugerah-Nya sampai-
pula persoalan-persoalan yang dianggap tidak

wajar dari segi cinta dan emosi. Nabi Muhammad

saw. memohon kiranya Allah mengampuni beliau

menyangkut "ketidakadilan hati dalam cinta

terhadap istri-istri beliau", "lnilah hasil upayaku

(dalam cinta) menyangkut hal yang kumampui, maka

jangan tuntut aku menyangkut yang di luar ke-

rnnnpumku."

Dalam hal-hal yang semacam inilah hen-

daknya dipahami maghfirah Allah kepada para

239 F.NSIKLonEDTA Ar--Qun'aN

Chaffir Ghafil

sampai Dia menjanjikan menukar kesalahan dan d 4,t ,t:3 c Fi -y !e- oi H i i,i ir

dosa-dosa itu dengan kebaikan jika yang ber- il:.c"

sangkutan berupaya untuk kembali kepada-Nya. "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa yang
Ketika berbicara tentang mereka yang ber- memperxkuh*nn-Ny a d*tgm wuatu, dan mengmnpuni
gelimang dalam dosa dan yang dilipatgandakan dosa selain dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya"
(QS. An-Nis6' [4]: 48 dan 116).
siksa baginya di Hari Kemudian, Allah me-
Kemungkinan tersebut terbuka, tetapi hen-
ngecualikan:
daknya jangan diandalkan, oleh karena itu setiap
'iit Jii qni'u eJ; i:J jrs., -1 ir;t aB ;
orang wajib memohon pengampunan-Nya.
,2:;4q Demikian, wa All6h A'lam. * M. Quraish shihab ce

" Orang y ang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, GHAFTL ( JorS ) bentuk ism fd' il dri
mereka itu yang dig antikan Allah kejahatan mereka Kata ghdfil (,tlC I merupakan
dmgankebaikan" (QS. Al-FurqAn [25]: 70).
kata dasar ghafala ( J"') yang secara etimologis
|ika demikian itu cakupan maghfirah Allah, berarti 'lupa karena ingatan dan kecerdasan
maka ia tidak hanya tertuju kepada orang-orang
beriman, tetapi juga tertuju dalam kehidupan seseorang yang kurang baik'. Pendapat lain

dunia ini kepada orang-orang kafir yang tidak mengemukakan bahwa ungkapan ghafala 'an

percaya adanya Hari Kebangkitan. QS. Ar-Ra'd ( * .lt ) berarti 'meninggalkan sesuatu, baik
[13]: 6 mengisyarakan hal tersebut, firman-Nya:
disengaja maupun tidak'.
ry or iL ie a*ii * *V altv;-:,;3
4op ;* ,rfu. ,# ,i et: 'os' J,;(ii Kata ghkfil ( bG ), baik di dalam bentuk

?Wi *g a: tunggal maupun di dalam bentuk jamak, disebut

"Mereka meminta kepada-Mu supaya disegerakan 28 kali. Sembilan kali di antaranya disebut di
@ntangnya) siksa sebelum (merekn meminta) kebaikan,
dalam bentuk tungggal dan didahului oleh huruf
padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa
jar (kata depan) bi, antNa lain di dalam QS. Al-
sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu memiliki
Baqarah l2l:74,85,L4n, dan1,M, satu kali disebut
maghfirah bagi manusia atas kezaliman mereka, dan
sesungguhny a Tuhanmu amat pedih siksa-N y a. " di dalam bentuk tunggal, tetapi tidak didahului

Allah swt. menyambut permohonan tulus oleh kata depan bi, yutu di dalam QS. IbrAhim
hamba-hamba-Nya yang berdosa, betapapun p,\: a2. Di dalam bentuk jamak, jamakmudzakkar
besar dan banyak dosanya.
sdlim (dengan tambahan huruf waw dan nfin)
*j ,y i,L* 1 "6;i V i];i Aiy A:W. a
ii*.'Si iruai ,i)" tli +rldi Fr'Ai L1" gi ghdfilttn (b')tC ), kata itu disebut sembilan kali,

"Sampaikanlah kEada hamba-hamba-Ku yang me- antara lain di dalam QS. Al-An'Am [6]: 131.
Iampaui batas terhadap diri mereka sendiri: "langanlah
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Disebut alam bentuk jamak mudzakkar salim
men gampuni semu a do s a, D i al alt Al -Chnfu r Ar - Raffim "
(QS. Az-Zumar [39]: 53). (dengan tambahan huruf ya' dan niln ghdfilin

Bahkan terbuka kemungkinan bagi yang tidak l'#.Gl) delapan kali, antara lain di dalam QS.
memohon pun-selama dosanya bukan mem-
persekutukan Allah-untuk diampuni oleh-Nya. Al-An'Am [6]: 156 dan QS. Al-Mu'min0n[23):17.
Di dalam bentuk ja*ak mu'annlts sdlim (dengarr

tambahan huruf alif dNtta') ghkfilkt (.:,ryG ) kata
itu disebut satu kali, yaitu di dalam QS. An-N0r

l24l:23.

Kata lain yang seasal dengan kata ghhfil

( Jl6 ) adalah ghaflah ( -iri ) yang disebut lima
kali, yaitu di dalam QS. Maryam l19l:39, QS. Al-

AnbiyA' 121):1., dan97, QS. Al-Qashash [28]:15,
serta QS. QAf [50]: 22. Di dalam bentuk aghfala

Kajian Kosakata 240

Ghafil Ghafrhr

( pi ), kata itu disebut di dalam QS. Al-Kahfi memerhatikan isinya. Kelalaian di sini adalah

[18]: 28 dan dengan bentuk taghfulttna ('o']id;l sesuatu yang bersifat negatif. Inilah pengertian

disebut di dalam QS. An-NisA' [4]:102. pertama dari kata ghAfl ( JtG).

Kata ghifil ( ) yang disebutkan di dalam Akan tetapi, kata al-ghifilfrt (,>>,etltrt ) yang
bentuk tunggal, b"aDiktl didahului oleh kata depan terdapat di dalam QS. An-Nfir [24]:23 mengan-
dung arti positif, yaitu 'wanita beriman yang
bi maupun tidak, pada sembilan ayat pertama
telah bersuami yang lalai (tidak menduga atau
diungkapkan di dalam kalimat yang mengan-
terlintas di dalam benak mereka keinginan untuk
dung bantahan. Demikian pula kata ghafilin
berbuat kejilzina)'. Di dalam ayat itu juga
('#.v ) ya.g disebut di dalam QS. Al-Mu'min0n tersirat peringatan supaya para wanita itu
l23l: 17. Ayat-ayat itu diawali dengan penye-
menjaga pergaulan mereka sehari-hari dan
butan berbagai macarn peristiwa dan keadaan, menjauhi tindakan-tindakan yang mungkin
menimbulkan fitnah. Allah memperingatkan
seperti sifat keras hati yang dimiliki oleh
bahwa si penuduh mendapat kutukan di dalam
manusia, perbuatan dan ucapan mereka yang
kehidupan di dunia ini dan di akhirat nanti.
melampaui batas, atau balasan pahala atas
Sebagian mufasir mengemukakan bahwa ayat
perbuatan baik yang mereka lakukan, serta
ini khusus ditujukan kepada para istri Nabi saw.,
tanda-tanda kekuasaan Allah. Pada akhir ayat-
sedangkan mufasir yang lain mengemukakan
ayat itu terdapat penegasan di dalam bentuk
bahwa ayat ini juga ditujukan dan berlaku
bantahan bahwa Allah tidak pernah lalai atau secara umum untuk seluruh wanita beriman

lengah, tidak pernah pula menyia-nyiakan yang sudah bersuami. :e Zulfkri cc

pengawasan terhadap perbuatan-perbuatan

manusi4 serta pasti akan memberi balasan yang

setimpal. Di dalam QS. IbrAhim l14l:42, Allah GHAF0R ( ,lr* |
Kata Al-ghafitr ( t#t ) sama dengan Al-ghaffir
memperingatkan supaya manusia jangan sekali-
( ,ffjr ) ditiniau dari akar katanya yakni ghafara
kali menyangka bahwa Allah lalai di dalam
dengan segala makna yang telah diuraikan ketika
mengawasi perbuatan orang yang zalim.

Kata ghdfil ( ;iC I yang disebut di dalam menjelaskan makna A/-Ghaff6r.
bentuk jamak, yaitu ghilfililn ( o'hA ), ghdfilin
Dalam Al-Qur'an kala ghaffir terulang
(';;.G ), da., ghafildt ( .rli6 ), berkaitan dengan
sifat-sifat manusia. Kata ghifil ( ]16 I di sini sebanyak 9L kali, jauh lebih banyak dari Al-ghnff1r

mengacu pada dua pengertian. Di dalam QS. Al- yang hanya terulang sebanyak lima kali. Pada

A'rAl [7]:136 dan 14,6 dijelaskan bahwa orang- umumnya sifat Allah ini dirangkaikan dengan

orang yang sombong berpaling dan tidak mau sifat-Nya yang lain, khususnya,4 r-Rabim ( (6#"))t, 1,
selebihnya dirangkaikan dengan Halim
memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah

tanpa alasan yang benar. Mereka tidak mengakui ('*'Afuww ), dan lain-lain, dan hanya dua yang

kebenaran tanda-tanda itu dan lengah di dalam berdiri sendiri. Perangkaiannya dengan A r-Raffim

mengambil i'tibar darinya. Adapun di dalam QS. ( 6")t ), memberi kesan bahwa pengampunan

Al-An'Am [6]: 1,56 dan QS. Al-A'rAf [7]: 172, dan anugerah-Nyayang dicakup oleh pengertian
dijelaskan bahwa tujuan penuruntrn kitab suci
sifat ini tidak terlepas dari rahmat kasih-Nya.

Al-Qur'an dan penegasan kemahaesaan Allah Banyaknya disebut sifat Al-Ghafttr dalam
antara lain, untuk menutup kemungkinan
Al-Qur'an memberi kesan bahwa Allah mem-

timbulnya protes dari orang-orang zalim pada buka pintu seluas-luasnya bagi hamba-Nya

Hari Kiamat kelak dengan mengatakan bahwa untuk memohon. :B#ahiikan*isiecjalrlaetaega6si'tdi-

kitab suci itu hanya diturunkan kepada orang- nyatakan, ( -y\b

orang Yahudi dan Nasrani dan bahwa mereka " Allah mengaj ak ke surga dan pengamrynan-Nya atas

tidak sempat atau lalai di dalam membaca dan izin-Nya" (QS. Al-Baqarah [2]: 221). Perhatikan

241 F.NSTKLopEDTA Ar--Qun'aN

Ghaf0r Ghaib

bagaimana ayat ini, di samping menegaskan Katakanlah:

bahwa "Allah mengaj ak" iltga menguatkan ajakan frul,L*S
itu dengan pernyataan "atas izin-Nya", sehingga
i*)i 3rtt:i '* ,i)" q; +j!:tit 'r;':i 'b)' 4i''
terasa benar bahwa ini adalah ajakan yang
" Hai hamba-hmnba-Ku y ang melarnpaui batas tuhadnp
sangat serius, di samping memberi kesan bahwa diri mereka sotdiri, janganlah kamu berputus asa dari
langkah yang diambil oleh seseorang menuju r ahmat Allah. Sesungguhny a Allah mengampuni dosa-

Allah tidak terlepas dari izin-Nya. Dengan dosa sernuany a. Sesungguhny a Dialah Al-GhafLr Ar-
demikian, Allah bukan hanya mendorong, Rahim, (Yang Maha Pengampun lagi Maha Pe-
nyayanp" (QS. Az-Zumar [39]: 53).
sebagaimana firman-Nya:
Terbuka kemungkinan bagi yang tidak
Lt-ai W* "#s'€; ; i* ;l t*yi memohon pun-selama dosanya tidak mem-
persekutukan Allah-untuk diampuni oleh-Nya.
',rr,A. -iq\ ;e'rjiti
uA. A;t -a:3 f, *;; -t n*. oi *'l fi Ll
" Busegeralalr kmttu kepadn nnpunan dai Tuhmmu dan t3,* \*'Jt 3i $i !r1!-,yi";u;"

kepada sur ga y mtg luasny a seluas langit dan bumi y ang " S esungguhny a Allah tidak mengampuni dosa y ang
memryrxkuh*nn-N y a dengm wuntu, dan mmgnnpuni
disediakmuntukormg-ormgymgbutaktoa"(QS-Ali
'ImrAn [3]: 133), dosa selain dari itubagi siapayang dikehendaki-Nya"
(QS. An-NisX lal: a8 dan 116).
tetapi juga menyiapkan situasi kejiwaan yang
dapat mengantar manusia meraih pengam- Sebuah hadits qudsi menyatakan: "Hamba-Ku,

Punan. seandainy a engkau datang kepada-Ku membawa dosa

Sifat Allah yang terambil dari akar kata ini hampir sebanyak isi bumi, aku akan datang me-

adalah Ghaffir ( ,-b),Ghffir ( ,iL), dan Ghdfir ny mnbutmu dengan maghfir ah hnnpir seisi bumi, selwna
( )G).Ibnu Arabi mengemukakan beberapa
engkau tidak mempersekutukm Aku ( dengan sesuatu) "
pendapat menyangkut perbedaan kata-kata (HR. At-Tirmidzi melalui Anas bin Malik).
tersebut. Ghhfir adalah pelaku. Maksudnya
Imam Ghazali dalam membedakan sifatAl-
sekadar menetapkan adanya sifat ini kepada Ghafitr danAl-Ghffir menulis bahwa keduanya
bermakna sama, hanya sajaGhaffir mengandung
sesuatu, tanpa memandang ada tidaknya yang semacarn /T,ubklaghnh(kelebihan penekanan) yang
diampuni atau ditutupi aib dan kesalahannya. tidak dikandung oleh kata Al-Ghaffir, karena Al-
Perbedaan antara Ghaffdr dan Ghafur adalah Ghaff dr menunjukk an mub kl aghah (hyperb ole\
dalam maghfirah (pengampunan menyeluruh/
Ghffir yang menutupi aib kesalahan di dunia
sedang Ghafur menutupi aib di akhirat. Atau penutupan yang rapat) di samping berulang-
Ghafur dapat juga berarti banyak memberi
maghfirah, sedang Ghafffrr mengandung arti ulang tersebut, sedang Ghafur menunjuk kepada
banyak dan berulangnya maghfirah serta sempurna dan menyeluruhnya sifat tersebut.
kesempurnaan dan keluasan cakupannya.
Allah Ghafur dalam arti sempurna pengam-
Dengan demikian, Ghaff1r lebih dalam dan kuat
punan-Nya hingga mencapai puncak tertinggi
kandungan makna-Nya dari Ghafitr, dan karena dalam maghfirah. Demikian, wa AilAh A'lam.
itu pula ada yang berpendapat bahwa ia dapat
mencakup orang-orang yang memohon maupun + M. Quraish Shihab E

yang tidak memohon. GHArB ( r+ )
Pendapat lain mengatakan bahwa Ghdfir
Secara bahasa, kata ghaib ( *+ ) berarti 'ter-
adalah yang menutupi "sebagimr", Ghafitr yang
tutupnya sesuatu dari pandangan mata'. Karena
menutupi "kebanyakan" dan Ghaffdr yang
menutupi "keseluruhan." Pendapat ini tidak
beralasan, apalagi dengan memerhatikan
kandungan ayat berikut dan penutupnya.

Kajian Kosak


Click to View FlipBook Version