Syaikh Muhammad Ibnu Musa al-Khwarizmi Rahimahullah.
107. Orang yang pertama menemukan simbol notasi pecahan (pembilang di atas penyebut
yang dipisahkan dengan garis horizontal) di dunia: Syaikh Abu Hasan Ali bin
Muhammad al-Kalasadi Rahimahullah.
108. Orang yang pertama menerjemahkan al-Qur’an ke dalam Bahasa Inggris: Syaikh
Marmaduke William Pickthall Rahimahullah.
109. Orang yang pertama menerjemahkan al-Qur’an ke dalam Bahasa Melayu: Syaikh
Abdurrauf as-Singkili Aceh Rahimahullah.
110. Orang yang pertama mendapat gelar Syaikhah (Syaikh Wanita) di dunia: Syaikhah
Rangkayo Rahmah el Yunusiyah Minangkabau Rahimahallah.
111. Orang yang pertama mencetuskan firqah Wahhabi: Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab an-Najdi.
112. Orang yang pertama mencetuskan firqah Syiah: Syaikh Abdullah bin Saba’ al-
Himyari.
113. Orang yang pertama mencetuskan firqah Muktazilah: Syaikh Washil bin Atha’ al-
Makhzumi al-Ghozzal.
114. Orang yang pertama mencetuskan firqah Hizbut Tahrir: Syaikh Taqiyuddin al-Nabhani.
115. Orang yang pertama mencetuskan aqidah ahlusunnah al-Asy’ariyyah: Imam Abul
Hasan al-Asy’ariy Rahimahullah.
116. Orang yang pertama mencetuskan aqidah ahlusunnah al-Maturidiyyah: Imam Abu
Manshur al-Maturidiy Rahimahullah.
117. Orang yang pertama mencetuskan madzhab ahlussunnah fiqih Hanafiyyah: Imam
Nu’man bin Tsabit at-Taymi Rahimahullah.
118. Orang yang pertama mencetuskan madzhab ahlussunnah fiqih Malikiyyah: Imam
Malik bin Anas al-Asbahi Rahimahullah.
119. Orang yang pertama mencetuskan madzhab ahlussunnah fiqih Syafi’iyyah: Imam
Muhammad bin Idris asy-Syafi’i Rahimahullah.
120. Orang yang pertama mencetuskan madzhab ahlussunnah fiqih Hanabilah: Imam
51
Ahmad bin Hanbal asy-Syaibani Rahimahullah.
Materi tambahan untuk jaga-jaga, sama seperti di atas bagian yang saya jadikan tebal
adalah bagian yang penting.
Peristiwa-Peristiwa Penting Nabi Muhammad SAW
1. Nabi Muhammad lahir 12 Rabbiul Awal 571 M
2. Umur 8 hari : Halimah Sa’diyyah diagkat sebagai inang pengasuh
3. Umur 6 tahun : Kembali ke Mekah dibawah asuhan ibunya
4. Umur 6 tahun : Ibunya, Aminah wafat
5. Umur 8 tahun : Kakeknya Abdul-Muttalib wafat
6. Umur 12 tahun : Mengunjungi Syiria
7. Umur 25 tahun : Mengunjungi Syiria sebagai pesuruh Khadijah
8. Umur 25 tahun : Menikah dengan Khadijah
9. Umur 28 tahun : Memperoleh momongan Qasim
10. Umur 30 tahun : Putrinya, Zainab lahir
11. Umur 33 tahun : Putrinya, Rugaya lahir
12. Umur 35 tahun : Putrinya, Ummu Kaltum lahir
13. Umur 35 tahun : Renovasi Ka’bah, penempatan Batu Hitam (Hajar Aswad)
14. Umur 35 tahun : Putrinya, Fatimah lahir
15. Umur 40 tahun : Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama di Gua Hira
16. Umur 40 tahun 6 bln : Khadijah, Abu Bakar, Ali, Zaid masuk Islam
17. Umur 43 tahun : Mengajak masyrakat Mekah memeluk Islam
18. Umur 46 tahun : Rombongan kaum Muslim hijrah ke Abyssinia
19. Umur 46 tahun : Blokade oleh suku Abi-Talib
20. Umur 46 tahun : Hamzah, Umar menerima Islam
21. Umur 49 tahun : Kakeknya Abu Talib dan istrinya Khadijah wafat
22. Umur 49 tahun : Menikah dengan Sauda
23. Umur 49 tahun : Menikah dengan Aisyah
52
24. Umur 49 tahun : Dakwah ke Taif, 13 km dari Mekah
25. Umur 50 tahun : Isra’ Mi’raj dan menerima perintah sholat 5 kali sehari
26. Umur 50 tahun : Beberapa orang Madinah memeluk Islam
27. Umur 52 tahun : Perjanjian Aqabah pertama
28. Umur 52 tahun : Perjanjian Aqabah kedua
29. Umur 52 tahun : Hijrah dari Mekah ke gua Thur
30. Umur 52 tahun : Migrasi dari Mekah ke Madinah
31. Umur 53 tahun (1 H) : Tiba di Madinah setelah Jumatan di Masjid Quba
32. Umur 53 tahun : Pembuatan Masjid di Madinah dan adzan pertama oleh Bilal
33. Umur 53 tahun : Nabi mempersaudarakan kaum Anshor dan Muhajirin
34. Umur 53 tahun : Perjanjian damai dengan kaum Yahudi di Madinah
35. Umur 53 tahun : Allah mengijinkan perang mempertahanakan diri
36. Umur 53 tahun : Perang (ghazwa) Waddan
37. Umur 54 tahun : Perang Safwan
38. Umur 54 tahun : Perang Duláshir
39. Umur 54 tahun : Salman Al-Farisi masuk Islam
40. Umur 54 tahun : Pengubahan arah Qiblat ke Ka’bah dan Puasa Ramadhan
41. Umur 54 tahun : Perang Badar
42. Umur 54 tahun : Perang dengan bani Salim
43. Umur 54 tahun : Idul Fitri dan pembayaran Zakat Fitrah pertama
44. Umur 54 tahun : Perintah Kewajiban membayar Zakat
45. Umur 54 tahun : Pernikahan Fatimah
46. Umur 54 tahun : Perang dengan Bani Qainuqa
47. Umur 54 tahun : Perang Sawiq
48. Umur 54 tahun : Perang Ghatfan
49. Umur 55 tahun : Perang Bahran
50. Umur 55 tahun : Menikah dengan Hafsyah
51. Umur 55 tahun : Perang Uhud
53
52. Umur 55 tahun : Perang Humra Al-Asad
53. Umur 55 tahun : Menikah dengan Zainab binti Khazimah
54. Umur 56 tahun : Perang dengan Bani Nudair
55. Umur 56 tahun : Larangan minum khamar
56. Umur 56 tahun : Perang Datur Riqa
57. Umur 56 tahun : Menikah dengan Umu Salma
58. Umur 56 tahun : Perang Badru Ukhra
59. Umur 57 tahun : Perang Dumatul Jandal
60. Umur 57 tahun : Perang Dengan bani Mustalaq
61. Umur 57 tahun : Menikah dengan Jawariah binti Harits
62. Umur 57 tahun : Menikah dengan Zainab binti Hajash
63. Umur 57 tahun : Turun perintah berjilbab
64. Umur 57 tahun : Perang Ahzap atau Khandaq
65. Umur 57 tahun : Perang dengan Bani Quraiza
66. Umur 57 tahun : Perang dengan bani Lahyan
67. Umur 58 tahun : Perang Dhi Qard atau Ghaiba
68. Umur 58 tahun : Perjanjian Hudaibiyah
69. Umur 58 tahun : Larangan menikah dengan orang kafir
70. Umur 58 tahun : Menikah dengan Habibah
71. Umur 58 tahun : Mengajak para penguasa untuk memeluk Islam
72. Umur 58 tahun : Perang Khaibar
73. Umur 58 tahun : Kembali dari Abyssinia
74. Umur 58 tahun : Menikah dengan Safiyya
75. Umur 58 tahun : Perang Wadil Qura dan Taim
76. Umur 59 tahun : Umrah
77. Umur 59 tahun : Menikah dengan Maimunah
78. Umur 60 tahun : Khalid bin Walid dan Umar bin Al-Aas masuk Islam
79. Umur 60 tahun : Perang Muta
54
80. Umur 60 tahun : Penaklukan Mekah
81. Umur 60 tahun : Perang Hunain dan perang Taif
82. Umur 60 tahun : Tiba di Ja’rana dan utusan Hawazan memeluk Islam
83. Umur 60 tahun : Pembentukan lembaga zakat dan shodaqoh
84. Umur 60 tahun : Utusan Ghadara memeluk Islam
85. Umur 61 tahun : Utusan Balli memeluk Islam
86. Umur 61 tahun : Perang Tabuk, perang terakhir yang dipimpin oleh Rasulullah
87. Umur 61 tahun : Aturan membayar pajak keamanan bagi non-Muslim
88. Umur 61 tahun : Abu Bakar As-Sidiq menunaikan ibadah haji
89. Umur 61 tahun : Turun perintah Haji, dan pelarangan Riba
90. Umur 62 tahun
a. Ramadhan : Utusan Taif, Hamadan, Bani Asad and Bani Abbas, Ghuttan
menerima Islam
b. Dzul-Qaidah : Bertolak dari Madinah ke Mekah
c. Dzul-Hajj : Haji perpisahan, Hajjatul Wada, Khutbah, wahyu terakhir
d. Muharam : Utusan Nakha masuk Islam
e. Safar : Ekspedisi militer dipimpin Surya Usama bin Zaid sukses
f. Safar : Nabi jatuh sakit
g. 8 Rabiul Awwal: Nabi memimpin sholat selama empat hari
91. Umur 63 tahun:
12 Rabiul Awwal: Nabi menunjuk Abu Bakar memimpin sholat
12 Rabiul Awwal: Nabi wafat
14 Rabiul Awwal: Nabi dimakamkan
http://www.itsislam.net/articles/life_of_Prophet_Muhammad.asp
55
D. Akidah Islam
Tidak terasa sekarang kita sudah masuk ke sesi akidah Islam/akidah akhlak. Saya
mulai dengan memberikan gambaran tentang akidah Islam. Kata akidah ini berhubungan
dengan masalah tauhid, tapi kita tidak membahas itu. Kita akan membahas masalah sekte-
sekte atau aliran-aliran dalam Islam, seperti Muktazilah, Qodariah, Syiah, Ahlus Sunnah wal
Jamaah dan lain-lainnya. Pelajaran seperti ini biasanya ada di SMA/MA kelas XI. Buku LKS
akidah akhlah kelas XI(11). Menurut saya LKS itu sudah cukup untuk bisa menjawab soal-
soal tentang akidah. Di bawah ini ada beberapa poin-poin yang harus kalian ingat.
1. Pernah terjadi perselisihan tiga kelompok (Syiah, Khawarij dan Murjiaah) islam
tentang masalah khilafah.
2. Khawarij adalah kelompok yang tidak setuju dengan Tahkim (Keputusan
sayyidina Ali r.a yang menerima arbitrase(tahkim)) dan mereka keluar dari dari
kelompok Sayyidina Ali r.a
3. La hukma illallah ( )لا حكم الا اللهadalah syiar kelompok Khawarij
4. Al-Manzil baina manzilataini adalah doktrin ( )مبدأMuktazilah
5. Pembuat kelompok Muktazilah adalah Washil bin Atho`
6. Syiah adalah kelompok yang mengagungkan sayyidina Ali r.a
7. Orang yang pertama mempromosikan Qodariah adalah Ma’bad bin Khalid al
juhani dan Ghailan Al-Dimasyqi
8. Tokoh yang terkenal mempromosikan Jabariah adalah Al-ja’du bin Dirham dan
Jahm bin Shofwan.
Di bawah ini adalah materi tambahan untuk teman-teman jaga-jaga.
ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA
Sumbernya materi: http://alisamorn.blogspot.co.id/2015/03/aliran-aliran-ilmu-kalam-
dan-doktrin.html?m=1 untuk lebih detailnya silahkan buka link di ata. Di bawah ini
adalah ringkasan tentang akidah Islam.
56
A. Aliran Khowarij
1. Pengertian
Pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-7, berpusat di daerah yang kini terletak
di bagian negara Irak Selatan. Disebut atau dinamakan khawarij karena keluarnya
mereka dari kepemimpinan Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Khawarij mengartikan Al Qur’an
benar-benar secara tekstual. Aliran Khawarij dipergunakan oleh kalangan Islam untuk
menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan Ali ibn Abi Thalib r.a. karena
kekecewaan mereka terhadap sikapnya yang telah menerima tawaran tahkim
(arbitrase) dari kelompok Mu’awiyyah yang dikomandoi oleh Amr ibn Ash dalam Perang
Shiffin (37H/657).
kubu Mu’awiyah ra. yang merasa akan dikalahkan dalam perang syiffin menawarkan
untuk mengakhiri perang saudara itu dengan “Tahkim dibawah Al Qur’an”.
Khawarij itu tidak mendukung sayyidina Ali r.a, tidak pula mendukung Mu’awiyah r.a
Selain itu mereka juga disebut “Haruriyah” yang merujuk pada “Harurah’ sebuah
tempat di pinggiran sungai Furat dekat kota Riqqah. Kelompok ini juga dikenal sebagai
kelompok “Muhakkimah”. Sebagai kelompok dengan prinsip dasar “lâ hukma illa lillâh”.
2. Doktrin AjaranBerikut pokok-pokok doktrin ajaran aliran Khawarij
a. Setiap ummat Muhammad yang terus menerus melakukan dosa besar hingga
matinya belum melakukan tobat, maka dihukumkan kafir serta kekal dalam neraka.
b. Membolehkan tidak mematuhi aturan-aturan kepala negara, bila kepala negara
tersebut khianat dan zalim.
c. Ada faham bahwa amal soleh merupakan bagian essensial dari iman. Oleh karena
itu, para pelaku dosa besar tidak bisa lagi disebut muslim, tetapi kafir. Dengan latar
belakang watak dan karakter kerasnya, mereka selalu melancarkan jihad (perang suci)
kepada pemerintah yang berkuasa dan masyarakat pada umumnya.
d. Keimanan itu tidak diperlukan jika masyarakat dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri. Namun demikian, karena pada umumnya manusia tidak bisa memecahkan
57
masalahnya, kaum Khawarij mewajibkan semua manusia untuk berpegang kepada
keimanan, apakah dalam berfikir, maupun dalam segala perbuatannya. Apabila segala
tindakannya itu tidak didasarkan kepada keimanan, maka konsekwensinya dihukumkan
kafir.
Dengan mengutip beberapa ayat Al-Quran, mereka berusaha untuk
mempropagandakan pemikiran-pemikiran politis yang berimplikasi teologis itu,
sebagaimana tercermin di bawah ini :
a. Mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar; sedangkan Usman dan Ali, juga orang-
orang yang ikut dalam “Perang Unta”, dipandang telah berdosa.
b. Dosa dalam pandangan mereka sama dengan kekufuran. Mereka mengkafirkan setiap
pelaku dosa besar apabila ia tidak bertobat. Dari sinilah muncul term “kafir” dalam
faham kaum Khawarij.
c. Khalifah tidak sah, kecuali melalui pemilihan bebas diantara kaum muslimin. Oleh
karenanya, mereka menolak pandangan bahwa khalifah harus dari suku Quraisy.
d. Ketaatan kepada khalifah adalah wajib, selama berada pada jalan keadilan dan
kebaikan. Jika menyimpang, wajib diperangi dan bahkan dibunuhnya.
e. Mereka menerima Al Qur’an sebagai salah satu sumber diantara sumber-sumber
hukum Islam.
f. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Ustman) adalah sah, tetapi setelah tahun
ke-7 kekhalifahannya Utsman r.a. dianggap telah menyeleweng.
g. Khalifah Ali adalah sah, tetapi setelah terjadi arbitras (tahkim) ia dianggap telah
menyeleweng.
h. Mu’awiyah dan Amr bin Al-Asy dan Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap menyeleweng
dan telah menjadi kafir.
Selain pemikiran-pemikiran politis yang berimplikasi teologis, kaum Khawarij juga
memiliki pandangan atau pemikiran (doktrin-doktrin) dalam bidang sosial yang
berorientasi pada teologi, sebagaimana tercermin dalam pemikiran-pemikiran sebagai
58
berikut :
a. seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim, sehingga harus dibunuh. Yang
sangat anarkis lagi, mereka menganggap seorang muslim bisa menjadi kafir apabila
tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir dengan resiko ia
menanggung beban harus dilenyapkan pula.
b. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka, bila tidak ia
wajib diperangi karena dianggap hidup di negara musuh, sedangkan golongan mereka
dianggap berada dalam negeri islam,
c. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng,
d. Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk kedalam surga, sedangkan
orang yang jahat harus masuk neraka).
e. Amar ma’ruf nahi munkar.
f. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari tuhan.
g. Qur’an adalah makhluk,
h. Memalingkan ayat-ayat Al Qur’an yang bersifat mutasyabihat (samar)
Jadi secara umum pokok ajaran aliran Khawarij adalah
a. Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.
b. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan
zubair, dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang menerima
dan mambenarkannya – di hukum kafir;
c. Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.
d. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak
menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.
e. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syari’at islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
f. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa
kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng,
59
g. Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).
3. Tokoh
a. 'Abdullah bin Wahhab ar-Rasyidi
b. Urwah bin Hudair
c. Mustarid bin Sa'ad
d. Hausarah al-Asadi
e. Quraib bin Maruah
f. Nafi' bin al-Azraq
g. 'Abdullah bin Basyir
h. Najdah bin Amir al-Hanafi
4. Sekte
Menurut Prof. Taib Thahir Abdul Mu’in, bahwa sebenarnya ada dua golongan utama
yang terdapat dalam aliran Khawarij, yakni :
a. Sekte Al-Azariqoh
Nama ini diambil dari Nafi Ibnu Al-Azraq, pemimpin utamanya.
b. Sekte Al-Ibadiah
Golongan ini merupakan golongan yang paling moderat dari seluruh sekte Khawarij.
Nama golongan ini diambnil dari Abdullah Ibnu Ibad, yang pada tahun 686 M.
memisahkan diri dari golongan Al-Azariqoh.
B. Aliran Murji’ah
1. Pengertian
Murji’ah salah satu aliran teologi Islam yang muncul pada abad pertama Hijriyah.
Pendirinya tidak diketahui dengan pasti, tetapi Syahristani menyebutkan dalam bukunya
Al-Milal wa an-Nihal (buku tentang perbandingan agama serta sekte-sekte keagamaan
dan filsafat) bahwa orang pertama yang membawa paham Murji’ah adalah Gailan ad-
60
Dimasyqi.
Aliran ini disebut Murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda penyelesaian
persoalan konflik politik antara Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan
Khawarij ke hari perhitungan di akhirat nanti
2. Latar Belakang
Munculnya aliran ini di latar belakangi oleh persoalan politik khilafah (kekhalifahan).
Setelah terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan, umat Islam terpecah kedalam dua
kelompok besar, yaitu kelompok Ali dan Mu’awiyah. Kelompok Ali lalu terpecah pula
kedalam dua golongan, yaitu golongan yang setia membela Ali (disebut Syiah) dan
golongan yang keluar dari barisan Ali (disebut Khawarij). Di tengah-tengah suasana
pertikaian ini muncul sekelompok orang yang menyatakan diri tidak ingin terlibat dalam
pertentangan politik yang terjadi. Kelompok inilah yang kemudian berkembang menjadi
golongan Murji’ah.
3. Doktrin Ajaran
Menurut Harun Nasution menyebutkan, bahwa Murji’ah memiliki empat ajaran pokok,
yaitu :
a. Menunda hukuman atas Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-Asy’ari yang
terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.
b. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.
c. Meletakkan (pentingnya) iman dari amal.
d. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh
ampunan dan rahmat dari Allah.
4. Tokoh
a. Abu Hasan Ash-Shalihi
b. Yunus bin An-Namiri
c. Ubaid Al-Muktaib
d. Ghailan Ad-Dimasyq
61
e. Bisyar Al-Marisi
f. Muhammad bin Karram
5. Sekte
Kaum Murji’ah pecah menjadi beberapa golongan kecil. Namun, pada umumnya Aliran
Murji’ah menurut Harun Nasutuion, terbagi kepada dua golongan besar, yakni
“golongan moderat” dan “golongan ekstrim”.
a. Golongan Murji’ah moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah
kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetapi akan di hukum sesuai dengan besar kecilnya
dosa yang dilakukan.
b. Golongan Murji’ah ekstrim, yaitu pengikut Jaham Ibnu Sofwan, berpendapat bahwa
orang Islam yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan,
tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur tempatnya dalam hati. Bahkan, orang
yang menyembah berhala, menjalankan agama Yahudi dan Kristen sehingga ia mati,
tidaklah menjadi kafir. Orang yang demikian, menurut pandangan Allah, tetap
merupakan seorang mukmin yang sempurna imannya.
Golongan ekstrim dalam Murji’ah terbagi menjadi empat kelompok, yaitu :
1) Al-Jahmiyah, kelompok Jahm bin Syafwan dan para pengikutnya, berpandangan
bahwa orang yang percaya kepada tuhan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan,
tidaklah menjadi kafir karena iman dan kufur itu bertempat di dalam hati bukan pada
bagian lain dalam tubuh manusia.
2) Shalihiyah, kelompok Abu Hasan Ash-Shalihi, berpendapat bahwa iman adalah
mengetahui tuhan, sedangkan kufur tidak tahu tuhan. Sholat bukan merupakan ibadah
kepada Allah, yang disebut ibadah adalah iman kepada-Nya dalam arti mengetahui
tuhan. Begitu pula zakat, puasa dan haji bukanlah ibadah, melainkan sekedar
menggambarkan kepatuhan.
3) Yumusiah dan Ubaidiyah, melontarkan pernyataan bahwa melakukan maksiat atau
perbuatan jahat tidaklah merusak iman seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan
62
perbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah merugikan orang yang bersangkutan. Dalam
hal ini Muqatil bin Sulaiman berpendapat bahwa perbuatan jahat, banyak atau sedikit
tidak merusak iman seseorang sebagai musyrik.
4) Hasaniyah, jika seseorang mengatakan “saya tahu Tuhan melarang makan babi,
tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing ini”, maka
orang tersebut tetap mukmin, bukan kafir. Hmmmm... aneh ya!... kalian jangan sampe
terpengaruh ya!
C. Aliran Syi’ah
1. Pengertian
Syi'ah menurut terminologi syariat bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin
Abu Thalib sangat utama di antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang
tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau.
2. Latar Belakang
Mengenai latar belakng munculnya aliran Syi’ah, terdapat dua pendapat ;
a. Menurut Abu Zahrah
Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Usman bin Affan kemudian tumbuh
dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, Adapun
b. Menurut Mongomary Watt
Syi’ah muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal
denganPerang siffin. Dalam peperangan ini, sebagai respon atas penerimaan ali
terhadap arbitrase yang ditawarkan Mu’awiyah, pasukan Ali di ceritakan terpecah
menjadi dua, satu kelompok mendukung sikap Ali, kelak di sebut Syi’ah dan kelompok
lain menolak sikap Ali, kelak di sebut Khawarij.
3. Doktrin Ajaran
Dalam Syi'ah terdapat apa yang namanya ushuluddin (pokok-pokok agama) dan
furu'uddin (masalah penerapan agama). Syi'ah memiliki Lima Ushuluddin:
a. Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Maha Esa.
b. Al-‘Adl, bahwa Allah SWT adalah Maha Adil.
63
c. An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syi'ah meyakini keberadaan para nabi sebagai
pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia
d. Al-Imamah, bahwa Syiah meyakini adanya imam-imam yang senantiasa memimpin
umat sebagai penerus risalah kenabian.
e. Al-Ma'ad, bahwa akan terjadinya hari kebangkitan.
Nabi sama seperti muslimin lain. I’tikadnya tentang kenabian ialah:
a. Jumlah nabi dan rasul Allah ada 124.000.
b. Nabi dan rasul terakhir ialah Nabi Muhammad SAW.
c. Nabi Muhammad SAW suci dari segala aib dan tiada cacat apa pun. Ialah nabi paling
utama dari seluruh Nabi yang ada.
d. Ahlul Baitnya, yaitu Ali, Fatimah, Hasan, Husain dan 9 Imam dari keturunan Husain
adalah manusia-manusia suci.
e. Al Qur’an ialah mukjizat kekal Nabi Muhammad SAW.
4. Tokoh
a. Abu Dzar al Ghiffari
b. Miqad bin Al aswad
c. Ammar bin Yasir
5. Sekte
Syi'ah terpecah menjadi 22 sekte. Dari 22 sekte itu, hanya tiga sekte yang masih ada
sampai sekarang, yakni:
a. Dua Belas Imam
Disebut juga Imamiah atau Itsna 'Asyariah (Dua Belas Imam); dinamakan demikian
sebab mereka percaya yang berhak memimpin muslimin hanya imam, dan mereka yakin
ada dua belas imam. Aliran ini adalah yang terbesar di dalam Syiah. Urutan imam
mereka yaitu:
64
1) Ali bin Abi Thalib (600-661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2) Hasan bin Ali (625-669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3) Husain bin Ali (626-680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4) Ali bin Husain (658-713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5) Muhammad bin Ali (676-743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6) Jafar bin Muhammad (703-765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
7) Musa bin Ja'far (745-799), juga dikenal dengan Musa al-Kadzim
8) Ali bin Musa (765-818), juga dikenal dengan Ali ar-Ridha
9) Muhammad bin Ali (810-835), juga dikenal dengan Muhammad al-Jawad atau
Muhammad at Taqi
10) Ali bin Muhammad (827-868), juga dikenal dengan Ali al-Hadi
11) Hasan bin Ali (846-874), juga dikenal dengan Hasan al-Asykari
12) Muhammad bin Hasan (868-), juga dikenal dengan Muhammad al-Mahdi
b. Ismailiyah
Disebut juga Tujuh Imam; dinamakan demikian sebab mereka percaya bahwa imam
hanya tujuh orang dari 'Ali bin Abi Thalib, dan mereka percaya bahwa imam ketujuh
ialah Isma'il. Urutan imam mereka yaitu:
1) Ali bin Abi Thalib (600-661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2) Hasan bin Ali (625-669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3) Husain bin Ali (626-680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4) Ali bin Husain (658-713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5) Muhammad bin Ali (676-743), juga dikenal dengan Muhammad al-Baqir
6) Ja'far bin Muhammad bin Ali (703–765), juga dikenal dengan Ja'far ash-Shadiq
7) Ismail bin Ja'far (721 – 755), adalah anak pertama Ja'far ash-Shadiq dan kakak Musa
al-Kadzim.
c. Zaidiyah
Disebut juga Lima Imam; dinamakan demikian sebab mereka merupakan pengikut Zaid
bin 'Ali bin Husain bin 'Ali bin Abi Thalib. Mereka dapat dianggap moderat karena tidak
65
menganggap ketiga khalifah sebelum 'Ali tidak sah. Urutan imam mereka yaitu:
1) Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin
2) Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba
3) Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-Syahid
4) Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal Abidin
5) Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali asy-Syahid, adalah anak Ali
bin Husain dan saudara tiri Muhammad al-Baq
D. Aliran Jabariyah
1. Pengertian
Di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang
mengandung arti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Secara istilah
Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua
perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan
dalam keadaan terpaksa (majbur).
Menurut Harun Nasution Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala
perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah.
Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan
kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, di sini
manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki
kemampuan. Menurut catatan sejarah, paham jabariyah ini di duga telah ada sejak
sebelum agama Islam datang ke masyarakat arab. Abu Zahra menuturkan bahwa paham
ini muncul sejak zaman sahabat dan masa Bani Umayyah. Ketika itu para ulama
membicarakan tentang masalah Qadar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan
dengan kekuasaan mutlak Tuhan. Adapaun tokoh yang mendirikan aliran ini menurut
Abu Zaharah dan al-Qasimi adalah Jahm bin Safwan, yang bersamaan dengan
munculnya aliran Qadariyah.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa paham ini diduga telah muncul sejak sebelum
66
agama Islam datang ke masyarakat Arab.
3. Doktrin Ajaran
Adapun ajaran-ajaran Jabariyah dapat dibedakan berdasarkan menjadi dua kelompok,
yaitu ekstrim dan moderat.
a. Aliran ekstrim.
Diantara tokoh adalah Jahm bin Shofwan dengan pendaptnya adalah bahwa manusia
tidak mempu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai
kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan. Pendapat Jahm tentang keterpaksaan
ini lebih dikenal dibandingkan dengan pendapatnya tentang surga dan neraka, konsep
iman, kalam Tuhan, meniadakan sifat Tuhan, dan melihat Tuhan di akherat. Surga dan
nerka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah. Sedangkan iman dalam pengertianya
adalah ma'rifat atau membenarkan dengan hati, dan hal ini sama dengan konsep yang
dikemukakan oleh kaum Murjiah. Kalam Tuhan adalah makhluk. Allah tidak mempunyai
keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar, dan melihat, dan Tuhan juga
tidak dapat dilihat dengan indera mata di akherat kelak. Aliran ini dikenal juga dengan
nama al-Jahmiyyah atau Jabariyah Khalisah.
Ja'ad bin Dirham, menjelaskan tentang ajaran pokok dari Jabariyah adalah Al
Qur’an adalah makhluk dan sesuatu yang baru dan tidak dapat disifatkan kepada Allah.
Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk, seperti berbicara, melihat
dan mendengar. Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala hal.
Dengan demikian ajaran Jabariyah yang ekstrim mengatakan bahwa manusia lemah,
tidak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan kehendak Tuhan, tidak mempunyai
kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimilki oleh paham Qadariyah. Seluruh
tindakan dan perbuatan manusia tidak boleh lepas dari scenario dan kehendak Allah.
Segala akibat, baik dan buruk yang diterima oleh manusia dalam perjalanan hidupnya
adalah merupakan ketentuan Allah.
b. Aliran Moderat
Menurut Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik itu positif atau negatif, tetapi
67
manusia mempunyai bagian di dalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia
mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya. Manusia juga tidak dipaksa, tidak
seperti wayang yang dikendalikan oleh dalang dan tidak pula menjadi pencipta
perbuatan, tetapi manusia memperoleh perbuatan yang diciptakan tuhan. Tokoh yang
berpaham seperti ini adalah Husain bin Muhammad an-Najjar yang mengatakan bahwa
Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau
peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu dan Tuhan tidak dapat dilihat di
akherat. Sedangkan adh-Dhirar (tokoh jabariayah moderat lainnya) pendapat bahwa
Tuhan dapat saja dilihat dengan indera keenam dan perbuatan dapat ditimbulkan oleh
dua pihak.
Benih-benih faham Jabariyah juga dapat dilihat dalam beberapa peristiwa sejarah:
a. Suatu ketika Nabi menjumpai sabahatnya yang sedang bertengkar dalam masalah
Takdir Tuhan, Nabi melarang mereka untuk memperdebatkan persoalan tersebut, agar
terhindar dari kekeliruan penafsiran tentang ayat-ayat Tuhan mengenai takdir.
b. Khalifah Umar bin al-Khaththab pernah menangkap seorang pencuri. Ketika
ditntrogasi, pencuri itu berkata "Tuhan telah menentukan aku mencuri". Mendengar itu
Umar kemudian marah sekali dan menganggap orang itu telah berdusta. Oleh karena
itu Umar memberikan dua jenis hukuman kepada orang itu, yaitu: hukuman potongan
tangan karena mencuri dan hukuman dera karena menggunakan dalil takdir Tuhan.
c. Ketika Khalifah Ali bin Abu Thalib ditanya tentang qadar Tuhan dalam kaitannya
dengan siksa dan pahala. Orang tua itu bertanya,"apabila perjalanan (menuju perang
siffin) itu terjadi dengan qadha dan qadar Tuhan, tidak ada pahala sebagai balasannya”.
Kemudian Ali menjelaskannya bahwa Qadha dan Qadha Tuhan bukanlah sebuah
paksaan. Pahala dan siksa akan didapat berdasarkan atas amal perbuatan manusia.
Kalau itu sebuah paksaan, maka tidak ada pahala dan siksa, gugur pula janji dan
ancaman Allah, dan tidak pujian bagi orang yang baik dan tidak ada celaan bagi orang
berbuat dosa.
d. Adanya paham Jabariyah telah mengemuka kepermukaan pada masa Bani Umayyah
68
yang tumbuh berkembang di Syiria.
4. Tokoh
a. Jahm bin Shafwan
b. Al-Ja’ad Bin Dirham
c. Husain Bin Muhammad Al Najjar
d. Dirar Ibn ‘Amr.
E. Aliran Qadariyah
1. Pengertian
Pengertian Qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia
tidak diciptakan oleh Allah. Aliran-aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah
pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya
atas kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan
manusia dalam mewujudkan perbutan-perbutannya.
2. Latar Belakang
Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti dan masih
merupakan sebuah perdebatan. Akan tetepi menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar
teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al-
Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689M.
3. Doktrin Ajaran
Harun Nasution menjelaskan pendapat Ghalian tentang ajaran Qadariyah bahwa
manusia berkuasa atas perbuatan-perbutannya. Manusia sendirilah yang melakukan
baik atas kehendak dan kekuasaan sendiri dan manusia sendiri pula yang melakukan
atau menjauhi perbuatan-perbutan jahat atas kemauan dan dayanya sendiri.
Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, menyebut pokok-pokok ajaran
qadariyah sebagai berikut :
a. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan
69
orang fasikk itu masuk neraka secara kekal.
b. Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang
menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik
(surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas
segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak
disebut adil.
c. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa
Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat
yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui,
berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan zatnya sendiri.
d. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang
baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya
segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.
4. Tokoh
a. Ma’bad Al-Juhani
b. Ghailan al Dimasyqi
F. Aliran Mu’tazilah
1. Pengertian
Perkataan Mu’tazilah berasal dari kata “Í’tizal” yang artinya “memisahkan diri”, pada
mulanya nama ini di berikan oleh orang dari luar mu’tazilah karena pendirinya, Washil
bin Atha’, tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Bashri. Dalam
perkembangan selanjutnya, nama ini kemudian di setujui oleh pengikut Mu’tazilah dan
di gunakan sebagai nama dari bagi aliran teologi mereka.
Ada beberapa pandangan, mengapa mereka disebut mu’tazilah, yaitu kelompok atau
orang yang mengasingkan dan memisahkan diri.
Pendapat pertama, pemisahan mereka lebih disebabkan karena politik (i’tizâl siyâsi),
dimana mereka menamakan diri dengan Mu’tazilah ketika Hasan bin ‘Ali membai’at
70
Mu’awiyah dan menyerahkan jabatan khalifah kepadanya. Mereka mengasingkan diri
dari Hasan, Mu’awiyah dan semua orang. Mereka menetap di rumah-rumah dan masjid
-masjid. Mereka berkata: “kami bergelut dengan ilmu dan ibadah.”
Pendapat kedua, pemisahan mereka lebih disebabkan karena perdebatan (i’tizâl kalâmi)
mengenai hukum pelaku dosa besar antara Imam Hassan al-Bashri dengan Wâshil bin
‘Atha’ yang hidup pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdil Malik al-Umawy.
2. Latar Belakang
Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad permulaan kedua hijrah di kota
basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun sebenarnya, aliran ini telah
muncul pada pertengahan abad pertama hijrah yakni diisitilahkan pada para sahabat
yang memisahkan diri atau besikap netral dalam peristiwa-peristiwa politik. Yakni pada
peristiwa meletusnya perang jamal dan perang siffin, yang kemudian mendasari
sejumlah sahabat yang tidak mau terlibat dalam konflik tersebut dan memilih untuk
menjauhkan diri mereka dan memilih jalan tengah.
3. Doktrin Ajaran
Ada lima prinsip pokok ajaran Mu’tazilah yang mengharuskan bagi pemeluk ajaran ini
untuk memegangnya, yan dirumuskan oleh Abu Huzail al-Allaf :
a. Al Tauhid (keesaan Allah)
Ini merupakan inti akidah madzhab mereka dalam membangun keyakinan tentang
mustahilnya melihat Allah di akhirat nanti, dan sifat-sifat Allah itu adalah substansi
Dzatnya sendiri serta Al Qur`an adalah makhluq.
b. Al ‘Adl (keadlilan tuhan)
Paham keadilan yang dikehendaki Mu’tazilah adalah bahwa Tuhan tidak menghendaki
keburukan, tidak menciptakan perbuatan manusia dan manusia dapat mengerjakan
perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya dengan qudrah
(kekuasaan) yang ditetapkan Tuhan pada diri manusia itu.
c. Al Wa’d wa al wa’id (janji dan ancaman)Al-Wa’du Wal-Wa’id (janji dan ancaman),
bahwa wajib bagi Allah untuk memenuhi janji-Nya (al-wa’d) bagi pelaku kebaikan agar
71
dimasukkan ke dalam surga, dan melaksanakan ancaman-Nya (al-wa’id) bagi pelaku
dosa besar (walaupun di bawah syirik) agar dimasukkan ke dalam neraka, kekal abadi di
dalamnya, dan tidak boleh bagi Allah untuk menyelisihinya. Karena inilah mereka
disebut dengan Wa’idiyyah
d. Al Manzilah bain al Manzilatain (posisi diantara posisi)
Secara harfiah, berarti posisi diantara dua posisi. Menurut Mu’tazilah maksudnya
adalah suatu tempat antara surga dan neraka sebagai konsekwensi dari pemahaman
yang mengatakan bahwa pelaku dosa besar adalah Fasiq; tidak dikatakan beriman dan
tidak pula dikatakan kafir, dia tidak berhak dihukumkan Mu’min dan tidak pula
dihukumkan Kafir, begitu pula dihukum munafiq, karena sesungguhnya munafiq berhak
dihukumkan kafir seandainya telah diketahui kenifaqkannya. Dan tidaklah yang
demikian itu dihukumkan kepada pelaku dosa besar.
e. Amar ma’ruf nahi mungkar
Dengan berpegang kepada QS. Ali Imran ; 104 dan QS. Luqman ; 17, seperti halnya
golongan lain bahwa perintah untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat jahat
adalah wajib ditegakkan.
Dalam pandangan Mu’tazilah; dalam keadaan normal pelaksanaan al-amru bil ma’rûf
wan nahyu ‘anil munkar itu cukup dengan seruan saja, tetapi dalam keadaan tertentu
perlu kekerasan.
Dalam memastikan terlaksananya prinsif ini, mereka bertindak berlebih-lebihan dan
berselisih pandangan dengan mayoritas (jumhur) ummat; mereka mengatakan al-amru
bil ma’rûf wan nahyu ‘anil munkar itu dilakukan dengan hati saja bila itu cukup, jika
tidak cukup maka dengan lisan, dan jika dengan lisan saja tidak cukup maka dengan
tangan, bahkan dilaksanakan dengan senjata.
4. Tokoh
a. Washil bin Atha’
b. Abu Huzail Al Allaf
c. Al Nazzam
72
d. Abu Hasyim Al Jubba’i
G. Aliran Ahlu Sunnah Wal Jamaah/Sunni
Ahlussunnah berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW, dan
jemaah berarti sahabat nabi. Jadi Ahlussunnah wal jama’ah mengandung arti “penganut
Sunnah (ittikad) nabi dan para sahabat beliau. Aliran ini, muncul sebagai reaksi setelah
munculnya aliran Asy’ariyah dan Maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran
Mu’tazilah.
Tokoh utama yang juga merupakan pendiri mazhab ini adalah Abu Al Hasan Al Asy’ari
dan Abu Mansur Al Maturidi. Dua tokoh Sunni ini kemudian dalam perkembanganya
ajaran mereka menjadi doktrin penting dalam aliran Sunni yakni aliran Asy’ariyah dan
aliran Maturidiyah.
Sebagai aliran yang se zaman, keduanya termasuk dalam aliran Ahlussunnah.
1. Aliran Asy’ariyah
a. Pengertian
Asy`ariyah adalah sebuah paham akidah yang dinisbatkan kepada Abul Hasan Al
Asy`ariy. Nama lengkapnya ialah Abul Hasan Ali bin Isma’il bin Abi Basyar Ishaq bin
Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abi Musa Al
Asy’ari.
Abul Hasan menjelaskan bahwa ia menolak pemikirian Muktazilah, Qadariyah,
Jahmiyah, Hururiyah, Rafidhah, dan Murjiah. Dalam beragama ia berpegang pada Al
Qur’an, Sunnah Nabi, dan apa yang diriwayatkan dari para shahabat, tabi’in, serta imam
ahli hadits.
b. Latar Belakang
Al Asy‘ari adalah salah satu tokoh penting yang punya peranan dalam menjawab
argumen Barat ketika menyerang akidah Islam. Karena itulah metode akidah yang
beliau kembangkan merupakan panggabungan antara dalil naqli dan aqli.
Munculnya kelompok Asy’ariyah ini tidak lepas dari ketidakpuasan sekaligus kritik
73
terhadap paham Muktazilah yang berkembang pada saat itu. Kesalahan dasar
Muktazilah di mata Al Asy'ari adalah bahwa mereka begitu mempertahankan hubungan
Tuhan-manusia, bahwa kekuasaan dan kehendak Tuhan dikompromikan.
c. Doktrin Ajaran
1) Sifat-sifat Tuhan.
Menurutnya, Tuhan memiliki sifat sebagaiman di sebut di dalam Al Qur’an, yang di
sebut sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim, dan berdiri diatas zat tuhan. Sifat-sifat itu
bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.
2) Al Qur’an.
Menurutnya, Al Quran adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan.
3) Melihat Tuhan.
Menurutnya, Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti.
4) Perbuatan Manusia.
Menurutnya, perbuatan manusia di ciptakan tuhan, bukan di ciptakan oleh manusia itu
sendiri.
5) Keadlian Tuhan
Menurutnya, tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan tempat
manusia di akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak tuhan sebab Tuhan
Maha Kuasa atas segalanya.
6) Muslim yang berbuat dosa.
Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat diakhir hidupnya tidaklah
kafir dan tetap mukmin.
Pengikut Asy’ari yang terpenting dan terbesar pengaruhnya pada umat Islam yang
beraliran Ahli sunnah wal jamaah ialah Imam Al Ghazali.
d. Tokoh
1) Al-Ghazali (450-505 H/ 1058-1111M)
2) Al-Imam Al-Fakhrurrazi (544-606H/ 1150-1210)
3) Abu Ishaq Al-Isfirayini (w 418/1027)
74
4) Al-Qadhi Abu Bakar Al-Baqilani (328-402 H/950-1013 M)
5) Abu Ishaq Asy-Syirazi (293-476 H/ 1003-1083 M)
2. Aliran Maturidiyah
a. Pengertian
Aliran Maturidiyah merupakan aliran teologi yang bercorak rasional-tradisional. Nama
aliran itu dinisbahkan dari nama pendirinya, Abu Mansur Muhammad al-Maturidi.
Jika dilihat dari metode berpikir dari aliran Maturidiyah, aliran ini merupakan aliran
yang memberikan otoritas yang besar kepada akal manusia, tanpa berlebih-lebihan atau
melampaui batas, maksudnya aliran Maturidiyah berpegang pada keputusan akal
pikiran dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syara’. Sebaliknya jika hal itu
bertentangan dengan syara’, maka akal harus tunduk kepada keputusan syara’.
b. Latar Belakang
Aliran Maturidiyah lahir di samarkand, pertengahan kedua dari abad IX M. pendirinya
adalah Abu Mansur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Al Maturidi, di daerah
Maturid Samarqand, untuk melawan mazhab Mu`tazilah.
Al Maturidi dalam pemikiran teologinya banyak menggunakan rasio. Hal ini mungkin
banyak dipengaruhi oleh Abu Hanifa karena Al Maturidi sebagai pengikat Abu Hanifa.
Dan timbulnya aliran ini sebagai reaksi terhadap mu’tazilah.
c. Doktrin Ajaran
1) Akal dan Wahyu
Al Maturidi dalam pemikiran teologinya berdasarkan pada Al Qur’an dan akal, akal
banyak digunakan diantaranya karena dipengaruhi oleh Mazhab Imam Abu Hanifah.
Menurut Al-Maturidi, mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat
diketahui dengan akal. Dan orang yang tidak mau menggunakan akal untuk
memperoleh iman dan pengetahuan mengenai Allah berarti ia telah meninggalkan
kewajiban yang diperintahkan oleh Al-Quran.
Al Maturidi membagi kaitan sesuatu dengan akal pada tiga macam, yaitu :
75
a) Akal dengan sendirinya hanya mengetahui kebaikan sesuatu itu.
b) Akal dengan sendirinya hanya mengetahui keburukan sesuatu itu,
c) Akal tidak mengetahui kebaikan dan keburukan sesuatu, kecuali dengan petunjuk
wahyu.
2) Perbuatan Manusia
Perbuatan manusia adalah ciptaan Allah, karena segala sesuatu dalam wujud ini adalah
ciptaan-Nya. Mengenai perbuatan manusia, kebijaksanaan dan keadilan kehendak Allah
mengharuskan manusia untuk memiliki kemampuan untuk berbuat (ikhtiar) agar
kewajiban yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan. Dalam hal ini Al Maturidi
mempertemukan antara ikhtiar manusia dengan qudrat Allah sebagai pencipta
perbuatan manusia. Allah mencipta daya (kasb) dalam setiap diri manusia dan manusia
bebas memakainya, dengan demikian tidak ada pertentangan sama sekali antara qudrat
Allah dan ikhtiar manusia. Dalam masalah pemakaian daya ini Al Maturidi memakai
faham Imam Abu Hanifah, yaitu adanya Masyiah (kehendak) dan ridha (kerelaan).
Kebebasan manusia dalam melakukan perbuatan baik atau buruk tetap berada dalam
kehendak Allah, tetapi ia dapat memilih yang diridhai-Nya atau yang tidak diridhai-Nya.
Manusia berbuat baik atas kehendak dan kerelaan Allah, dan Manusia berbuat baik atas
kehendak dan kerelaan Allah, dan berbuat buruk pun dengan kehendak Allah, tetapi
tidak dengan kerelaan-Nya.
3) Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan
Penjelasan di atas menerangkan bahwa Allah memiliki kehendak dalam sesuatu yang
baik atau buruk. Tetapi, pernyataan ini tidak berarti bahwa Allah berbuat sekehendak
dan sewenang-wenang. Hal ini karena qudrat tidak sewenang-wenang (absolute), tetapi
perbuatan dan kehendak-Nya itu berlangsung sesuai dengan hikmah dan keadilan yang
sudah ditetapkan-Nya sendiri.
4) Sifat TuhanTuhan mempunyai sifat-sifat, seperti sama, bashar, kalam, dan sebagainya.
5) Melihat Tuhan
Al Maturidi mengatakan bahwa manusia dapat melihat Tuhan, hal ini diberitakan dalam.
76
QS. Al Qiyamah ayat 22 dan 23 :
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah
mereka melihat.”
6) Kalam Tuhan
Al Maturidi membedakan antara kalam yang tersusun dengan huruf dan bersuara
denagn kalam nafsi (sabda yang sebenarnya atau makna abstrak). Kalam nafsi adalah
sifat qadim bagi Allah, sedangkan kalam yang tersusun dari huruf dan suara adalah
baharu (hadits). Kalam nafsi tidak dapat kita ketahui hakikatnya dari bagaimana Allah
bersifat dengannya, kecuali dengan suatu perantara.
7) Perbuatan Tuhan
Semua yang terjadi atas kehendak-Nya, dan tidak ada yang memaksa atau membatasi
kehendak Tuhan, kecuali karena da hikmah dan keadilan yang ditentukan oleh kehendak
-Nya sendiri. Tuhan tidak akan membebankan kewajiban di luar kemampuan manusia,
karena hal tersebut tidak sesuai dengan keadilan, dan manusia diberikan kebebasan
oleh Allah dalam kemampuan dan perbuatannya.
8) Pengutusan Rasul
Pengutusan Rasul berfungsi sebagai sumber informasi.
9) Pelaku Dosa Besar
Al Maturidi berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidak kafir dan tidak kekal di dalam
neraka walaupun ia mati sebelum bertobat. Hal ini karena Tuhan telah menjanjikan
akan memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya. Kekal di dalam
neraka adalah balasan untuk orang musyrik.
10) Iman
Dalam masalah iman, aliran Maturidiyah Samarkand berpendapat bahwa iman adalah
tashdiq bi al qalb, bukan semata iqrar bi al-lisan.
d. Madzhab Aliran Maturidiyah
1) Golongan Samarkand.
2) Golongan Buhara
77
E. Hadist dan Ilmu Hadist
Di bagian ini pertama-tama saya akan membahas poin-poinnya terlebih dahulu, kalian
masih ingat kan buku apa yang saya rekomendasikan untuk bagian ilmu hadist ini!... ya
kitab “Taqriratus Saniah” kalau kalian tidak punya tidak apa-apa, karena bisa didownload di
Google, tapi saran saya lebih baik membelinya agar lebih mudah membacanya. Nah kita
lanjutkan ke bagian pentingnya, ada beberapa poin-poin penting yang harus kalian
perhatikan di bawah ini.
Apakah pengertian dari hadist itu?... jawaban simpelnya “hadist adalah maknanya
langsung dari Allah tapi lafazhnya dari nabi”.
Hadist qudsi menurut pendapat yang shohih adalah?
ماكان معناه و لفظه من عند الله و لم يقصد بلفظه الإعجاز
(Lafaznya dari Allah dan fungsinya bukan untuk i’jaz)
Bagian dari hadist manakah mursal itu ? Jawabannya: Mursal adalah bagian dari hadist
dho’if
Bagian dari hadist apakah maqlub itu ? Jawabannya: Maqlub sama seperti hadis mursal
yaitu bagian dari hadist dho’if juga.
Apakah Mu'addal ( )المعضلitu ? Mu'addal yaitu Hadist yang tidak mempunyai dua
sanad atau lebih.
Menyempurnakan hadist :
a. ( رواه اليمذي. )من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا ا يل الجنةkata yang bergaris bawah
itu kalau di dalam soal hanya titik-titik saja, jadi kalau ada soal yang seperti itu hanya
perlu diisi saja dengan kata Thariqan ()طريقا.
b. ( رواه مسلم. )لا يدخل الجنة احد ر يف قلبه خردل من ك ّيياءyang seperti ini juga sama, kalian hanya
akan diperintahkan untuk melengkapinya .
c. ( )إنما الأعمال بالنيات و إنما لكل امرئ ما نويSepertinya teman-teman sudah hafal hadist ini.
d. ( رواه مسلم.)لا يلدغ المؤمن من جحر واحد مرت ر ري
e. ( حبيبتان ا يل الرحمن سبحان الله العظيم سبحان الله و, ثقيلتان ر يف الم ر ريان,كلمتان خفيفتان عليى اللسان
( رواه البخاري و مسلم.بحمده
78
f. ()إياكم والكذب فإن الكذب يهدي إ يل الفجور
g. ()يشا و لا تعشا و ب رشا ولا تن ّفرا
h. ( رواه البخاري. فل َي ِص ْل رحمه, و أن ينسأ له ر يف أثره,)من س ّره أن يبسط له ر يف رزقه
i. ( رواه البخاري.)الإيمان بضع و سبعون شعبة و الحي ْاء شعبة من الإيمان
j. ()من كان يؤمن بالله واليوم الأخر فليقل خ ريا او ليصمت
k. ( رواه البخاري و مسلم.)الدين النصيحة لله ولرسوله ولأئمة المسلم ر ري و عامتهم
Ada hadist ( (إختلاف أم يت رحمةapa maksud dari hadist itu ?... maksudnya adalah ikhtilaf
yang terjadi di antara ulama Islam adalah kesempatan ummat Rasulullah SAW untuk
membandingkannya dan memilih pendapat mana yang lebih tepat.
Apakah pengertian hadist mauquf? Hadist Mauquf adalah hadist yang membahas
tentang sahabat baik dari segi perkataannya, perbuatan atau diamnya sahabat.
Apakah pengertian dari hadist maudu’? Hadist Maudu' adalah hadist dusta yang di
buat-buat.
Apakah pengertian dari hadist shohih? Hadist Shohih adalah hadist yang sanadnya
lengkap (bersambung) yang di sampaikan dari orang adil dan dhobit dan tidak ada
cacat di dalamnya (syadz).
Apakah pengertian dari hadist Munqati’ ? Hadist Munqathi' adalah hadist yang tidak
mempunyai satu sanad atau lebih.
Maksud ( (الشيخانdalam ilmu hadist adalah? Imam Muslim dan Imam Bukhari.
Ada tambahan materi untuk teman-teman untuk jaga-jaga. Sumber
https://generasisalaf.wordpress.com/2012/11/20/ringkasan-ilmu-mustholah-hadits/
Macam-Macam Hadist dan Pengertiannya:
1. Hadist Shahih adalah matan hadits yang bersambung sanadnya kepada Rasulullah
SAW atau Shahabat, tidak syadz, tidak kemasukan 'illat, yang diriwayatkan oleh
orang adil yang dhabith yang semisalnya, yang mampu dibuat pegangan dalam
kemampuan dan penukilannya. Sebenarnya untuk pengertian hadist ada banyak,
79
walau berbeda-beda tapi makna dari semuanya sama. Seperti yang saya temui di
beberapa kitab, bisa diambil kesimpulan hadist shohih itu adalah hadist yang
memenuhi syarat hadist shohih.
NOTE:
> ( )م ريMatan: inti atau isi hadits.
> ( )سندSanad: jalan yang menghantarkan pada matan.
> ( )شاذSyadz: rawi tidak kuat dari semisalnya baik hafalan atau bilangannya.
> ( )علةIllat: pengibaratan sesuatu terhadap kecacatan hadits di dalam masalah
tertolaknya yang mampu diketahui secara hati-hati dari para perawi (orang yang
meriwayatkan) hadits.
> ( )عادلadil: yaitu orang muslim berakal baligh yang selamat dari sifat fasik. Fasik
adalah orang yang telah melakukan dosa besar atau selalu melakukan dosa kecil, dan
selamat dari sifat yang menjatuhkan harga diri (muru’ah).
> ( )ضابط الصدر و الكتابةdhabith hati dan tulisan.
Hati: hadits yang didengarnya mampu dibacakannya kapan saja.
Tulisan: penjagaan seorang rawi terhadap hadits yang ditulis mulai apa yang
didengarnya dan diperiksanya sampai kitab tulisannya, dan tidak memberikan pada
orang karena jika diberikan ada kemungkinan orang lain mengubah tulisannya.
Syarat hadits shahih harus memiliki 5 perkara:
1. Sanadnya bersambung
2. Tidak syadz
3. Tidak kemasukan illat
4. Sifat adil perawi
5. Dhabith
2. HADITS HASAN adalah hadits yang diketahui jalan sanadnya, namun perawinya tidak
sedhabit hadits shahih. Artinya, perbedaan hadits hasan dengan hadist shohih hanya
terletak pada sifat dhabith yang kurang, tidak seperti sifat pada hadits shahih yg kuat.
80
3. HADIST DHO'IF adalah hadits yang kurang daripada derajat hadits hasan.
Hadits dhaif banyak sekali, diantaranya:
Mudthorib
Maqlub
Maudhu’
Munkar
Mursal
Mu’addhal
Munqhati’
Mu’allal
Syadz.
NB:
Untuk penjelasan lebih lanjutnya mengenai pengertian macam-macam hadist dhoif
bisa kalian cari langsung didalam kitab-kitab ulumul hadist atau kita bahas di dalam
grup whatsapp.
Diperbolehkan meriwayatkan hadits dhaif selain yang maudhu’ pada masalah selain
sifat-sifat Allah dan hukum yang berkaitan dengan hukum halal dan haram. Yang boleh
diambil dari hadits dhaif adalah seperti cerita-cerita, mauidzah, keutamaan amal dll
yang tidak ada kaitannya dengan akidah dan hukum.
4.HADITS MARFU’ adalah hadits yang disandarkan kepada nabi.
5.HADITS MAUQUF adalah hadits yang disandarkan kepada shahabat nabi.
6.HADITS MAQTHU’ adalah hadits yang disandarkan kepada tabi’in.
7.HADITS MUSNAD adalah hadits yang bersambung kepada Rasulullah SAW dari para
perawinya tanpa menjelaskan hukumnya. Hadits musnad ini memuat hadits shahih,
hasan, atau dhaif.
8.HADITS MUTTASHIL ATAU MAUSHUL adalah hadits sanadnya bersambung kepada
Rasulullah SAW dengan cara mendengarkan oleh tiap-tiap perawi.
81
NB:
- Perbedaan antara hadits musnad, muttasil, dan marfu’ adalah:
Marfu’> dilihat dari segi keadaan matan hadits.
Muttashil> dilihat dari segi keadaan sanad hadits.
Musnad> dilihat dari segi matan dan sanad hadits.
- Perbedaan Hadist Marfu’, Mauquf, Maqtu’ adalah:
Marfu’ itu disandarkan pada Nabi Muhammad.
Mauquf itu disandarkan pada Sahabat.
Maqtu’ itu disandarkan pada Tabi’in.
Agar lebih mudah di paham, coba teman-teman ganti kalimat disandarkan pada
menjadi membahas tentang.
9. HADITS MUSALSAL adalah hadits yang mempunyai sifat yang dijelaskan dari para
perawi sampai pada Rasulullah SAW baik berupa:
- Ucapan seperti: ingatlah demi Allah telah menceritakan kepadaku seorang pemuda.
- Tingkah seperti: fulan menceritakanku dalam keadaan berdiri atau tersenyum.
- Ucapan dan tingkah seperti: hadits dari Anas yang dimana Rasulullah setelah
berbicara pada Anas lalu Nabi menggenggam jenggotnya.
10. HADITS AZIZ adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua atau tiga perawi. Bila
diriwayatkan oleh satu perawi dinamakan HADITS GHARIB.
11. HADITS MASYHUR adalah hadits yang diriwayatkan lebih dari tiga perawi.
NB:
Hadits satu terkadang berupa Gharib, Aziz, atau Masyhur.
12. HADITS MU’AN’AN adalah hadits yang diriwayatkan dengan memakai lafadz ‘an
(dari).
13. HADITS MUBHAM adalah hadits yang tidak menyebutkan perawi, baik laki-laki atau
perempuan dalam masalah matan atau sanad hadits.
14. HADITS ’ALI(Tinggi sanadnya) adalah hadits yang perawinya sedikit, bila banyak
82
dikatakan HADITS NAZIL (Rendah sanadnya).
Artinya ditinjau dari dekat (’Ali) atau jauhnya (Nazil) sampai pada Rasulullah SAW.
15. HADITS MURSAL adalah hadits yang sanad perawinya dari kalangan shahabat ada
yang gugur/hilang (tidak bersambung/tidak ada). Artinya seperti seorang Tabi’in (tidak
sezaman dengan Nabi) meriwayatkan langsung disandarkan kepada Rasulullah SAW.
16. HADITS MUNQATHI’ adalah hadits yang sanadnya terputus.
MUNQOTI’ menurut pengertian yang masyhur adalah hadits yang diantara para perawi
ada satu atau dua yang gugur sebelum sampai pada perawi kalangan shahabat.
17. HADITS MU’ADDHOL adalah hadits yang menggugurkan dua perawi.
18. HADITS TADLIS ada dua:
- Hadits yang menggugurkan(menghilangkan) perawi dan berpindah pada perawi
atasnya dengan menggunakan lafadz ‘an (dari) dan anna (sesungguhnya).
- Hadits yang tidak menggugurkan(menghilangkan) perawi namun disandarkan pada
sifat perawi baik berupa nama, nama kunyah, nama laqab, atau penisbatan terhadap
kabilah, negara, pekerjaan dan lainnya yang tidak diketahui (tidak masyhur).
Agar mudah dipaham maksud hadist Tadlis itu adalah pemalsuan.
19. HADITS SYADZ adalah hadits yang salah satu perawinya yang adil berbeda dengan
perawi yang lebih adil darinya, baik berupa tambahan atau pengurangan kalimat pada
sanad atau matan hadits.
20. HADITS MAQLUB adalah hadits yang berupa:
- Penggantian perawi sederajat agar menjadi hadits Gharib. (Perawinya ditukar dengan
perawi yang lain)
- Penggantian sanad yang sempurna terhadap suatu matan hadits yang diriwayatkan
dengan sanad lain (Sanadnya ditukar dengan sanad yang lain). Artinya sebuah matan
hadits diriwayatkan dari jalur sanad lain yang bertujuan mencoba hafalan seseorang,
apakah bisa benar atau tidaknya seorang penerima hadits, atau mampu menerima
pelajaran atau tidak.
21. HADITS FARDU adalah hadits yang diriwayatkan baik seorang perawi adil, atau
83
perawi banyak dari suatu negara, atau dicukupkan oleh perawi yang terbatas.
22. HADITS MU’ALLAL adalah hadits yang mempunyai illat yang samar-samar atau
tidak jelas yang menjadikan hadits tercacati.
23. HADITS MUDTHORIB adalah hadits yang mempunyai perbedaan sanad atau matan,
baik dari satu perawi atau lebih.
24. HADITS MUDRAJ adalah hadits yang ditambahkan kalimat ke matan atau sanad
hadistnya tanpa ada keterangan bahwa itu bukan bagian dari hadist.
25. HADITS MUDABBAJ adalah hadits yang tiap teman meriwayatkan dari teman
sederajat (sebaya) baik pengambilan dan umurnya dari guru-gurunya.
26. HADITS MUTTAFIQ adalah hadits yang lafadz dan tulisan mencocokkan nama
perawinya walaupun berbeda nama perawinya. Dan apabila tidak cocok dinamakan
HADITS MUFTARIQ.
27. HADITS MU’TALIF adalah hadits yang cocok perawinya hanya dari segi tulisan
(bukan lafadznya). Kalau cocok tulisan dan lafadz dinamakan HADITS MUKHTALIF.
28. HADITS MUNKAR adalah hadist yang diriwayatkan oleh perawi hadist dhaif yang
menyalahi orang yang lebih adil darinya.
29. HADITS MATRUK adalah hadits yang seorang perawi yang dianggap pembohong
dikalangan manusia tapi tidak ditetapkan sebagai pembohong pada hadist Rasulullah.
Artinya hadits ini dianggap tertolak.
30. HADITS MAUDLU’ adalah hadits yang dianggap bohong bila disandarkan pada Nabi
(hadits palsu).
]Dari Nadzam al-Baiquniyah karya Syehk Muhammad al-Baiquniy dengan penambahan
dan pengurangan seperlunya[.
Sengaja saya masukan juga Syair Baiquniah agar lebih mudah diingat. Kalau baca syair ini
saya teringat dulu ketika masih kelas 1 aliyah, ustadz saya yang bernama Ust. H. Syamsuni
mewajibkan santrinya untuk menghapal syair itu, cara menghapalnya juga mudah,
perlahan-lahan, semampunya aja, seperti itu.
84
MUQADDIMAH PENERJEMAH
َو َم ْن َوَأ ْص َحا ِب ِه آِل ِه َو َع َلى ُم َح َّم ٍد َعل َى َوال َّسل َا ُم َوال َّصل َا ُة ،َوَي ْر َضا ُه َ ُّرب َنا ُي ِح ُّب ِّ هلِِل َح ْم ًدا َك ِث رْ ًيا َط ريب ًا ُم َبا َرًكا ِف ْي ِه َك َما َا ْل َح ْم ُد
: َأ َّما َب ْع ُد.ِبِإ ْح َسا ٍن ِإ َل َي ْوِم ال رد ْي ِن َت ِب َع ُه ْم
Alhamdulillah telah selesai penggarapan terjemah kutaib (kitab kecil) dari matan
Manzhumah Al-Baiquniyyah yang dikarang oleh Imam al-Baiquni rahimahullah. Kutaib ini
berisi sekitar 32 istilah hadits yang dinamakan Mustahalah Hadits. Untuk itu disiplin ilmu
ini disebut ilmu Musthalah karena membahas tentang istilah-istilah hadits. Semua istilah
ini beliau himpun dalam 34 bait syair. Sungguh mengagumkan. Oleh karena keunggulan
kutaib ini, para ulama menganjurkan untuk dipelajari dan dihafal.
Jumlah keseluruhan 32 macam ini adalah hadits shahih, hasan, dha’if, marfu', maqthu’,
musnad, muttashil, musalsal, ‘aziz, masyhur, mu’an’an, mubham, ‘ali, nazil, mauquf,
mursal, gharib, munqathi’, mu’dhal, mudallas, syadz, maqlub, fard, mu’allal, mudhtharib,
mudraj, mudabbaj, muttafiq-muftariq, mu`talif-mukhtalif, munkar, matruk, dan maudhu’.
Surabaya, Ramadhan 1436 H/Juni 2015
Abu Zur’ah Ath-Thaybi
85
MANZHUMAH AL-BAIQUNIYYAH: MATAN DAN TERJEMAH
ال َم ْن ُظو َمة ال َبي ُقوِن َّية
بسم الله الرحمن الرحيم
ُم َح َّم ٍد َخ رْ ِي َنِّ ي ٍّت ُأ ْر ِس َل... َأ ْب َدُأ ِبا ْل َح ْم ِد ُم َص ِّلي ًا َع َلى- ١
Aku memulai dengan memuji Allâh dan bershalawat kepada Muhammad Nabi terbaik yang
diutus
َو ُك ُّل َوا ِح ٍد َأ َت َو َح َّد ْه... َو ِذي ِم َن ا ْق َسا ِم ال َح ِدي ِث ِع َّد ْه- ٢
Inilah pembagian hadits yang banyak dan setiap bagian datang dengan ciri khasnya
إ ْس َنا ُد ُه َوَل ْم َي ُش َّذ َأ ْو ُي َع ْل... – َأ َّوُل َها ال َّص ِحي ُح َو ْه َو َما ا َّت َص ْل٣
Yang pertama hadits shahih yaitu yang sanadnya bersambung tanpa adanya syadz dan ‘illat
ُم ْع َت َم ٌد ِ ر يف َض ْب ِط ِه َوَن ْق ِل ِه... َي ْر ِوي ِه َع ْد ٌل َضا ِب ٌط َع ْن ِم ْث ِل ِه- ٤
Yang diriwayatkan dari perawi adil dan dhabit dari yang semisalnya yang diakui kedhabitan
dan penukilannya
ِر َجا ُل ُه ل َا َكال َّص ِحي ِح ا ْش َت َه َر ْت... َوا ْل َح َس ُن ا ْل َم ْع ُرو ُف ُط ْرق ًا َو َغ َد ْت- ٥
Hadits hasan jalan periwayatannya terkenal tetapi para perawinya tidak seperti hadits
shahih
َف ْه َو ال َّض ِعي ُف َو ْه َو َأ ْق َسام ًا َك ُ ْي... َو ُك ُّل َما َع ْن ُ ْرت َب ِة ا ْل ُح ْس ِن َق ُص ْر- ٦
Setiap hadits yang lebih rendah derajatnya dari hadits hasan disebut hadits dha’if dan ia
banyak macamnya
َو َما ِل َتا ِب ٍع ُه َو ا ْل َم ْق ُطو ُع... َو َما ُأ ِضي َف ِلل َّنِّ يت ا ْل َم ْرُفو ُع- ٧
Apa yang disandarkan ke Nabi adalah hadits marfu’ dan apa yang disandarkan ke tabi’in
adalah hadits maqthu’
َرا ِوي ِه َح َّت ال ُم ْص َط رَف َوَل ْم َي ِّ رْي... َوا ْل ُم ْس َن ُد ال ُم َّت ِص ُل الِإ ْس َنا ِد ِم ْن- ٨
Hadits musnad adalah yang sanadnya bersambung dari para perawi hingga al-Musthafa
tanpa terputus
إ ْس َنا ُد ُه ِل ْل ُم ْص َط رَف َفا ْل ُم َّت ِص ْل... َو َما ِب َس ْم ِع ُك رل َرا ٍو َي َّت ِص ْل- ٩
Hadits yang didengar semua perawi dan bersambung sanadnya hingga al-Musthafa adalah
hadits muttashil
86
ِم ْث ُل َأ َما َواللِه َأ ْن َباِ ر يت ا ْل َف َت... ُم َس ْل َس ٌل ُق ْل َما َع َلى َو ْص ٍف َأ َت- ١١
Katakanlah, hadits musalsal adalah yang mengandung sifat tertentu seperti: Demi Allâh
seorang pemuda mengabarkan kepadaku
َأ ْو َب ْع َد َأ ْن َح َّد َث ِ ر يت َت َب َّس َما... َك َذا َك َق ْد َح َّد َث ِني ِه َقا ِئ َما- ١١
Begitu pula: sungguh dia mengabarkan kepadaku sambil berdiri, atau setelah mengabarkan
kepadaku ia tersenyum
َم ْش ُهوُر َم ْر ِوي َف ْو َق َما َث َلا َث ْه... َع ِزي ُز َم ْر ِوي ا ْث َن ْر ِري أ ْو َثل َا َث ْه- ١٢
Hadits ‘aziz adalah yang perawinya dua atau tiga, dan hadits masyhur perawinya lebih dari
tiga
َو ُم ْب َه ٌم َما ِفي ِه َرا ٍو َل ْم ُي َس ْم... ُم َع ْن َع ٌن َك َعن َس ِعي ٍد َع ْن َك َرْم- ١٣
Hadits mu’an’an contohnya: dari Sa’id dari Karam, dan hadits mubham adalah jika ada
perawi yang tidak disebutkan namanya
َو ِض ُّد ُه َذا َك ا َّل ِذي َق ْد َن َزل َا... َو ُك ُّل َما َق َّل ْت ِر َجا ُل ُه َعل َا- ١٤
Setiap hadits yang perawinya sedikit disebut hadits ‘ali, dan kebalikannya adalah hadits
nazil
َق ْو ٍل َو ِف ْع ٍل َف ْه َو َم ْو ُقو ٌف ُ ِزك ْن... و َما َأ َض ْف َت ُه ِإ َل ال َأ ْص َحا ِب ِم ْن- ١٥
Apa yang disandarkan kepada para shahabat baik ucapan maupun perbuatan adalah hadits
mauquf, mengertilah
َو ُق ْل َغ ِري ٌب َما َر َوى َرا ٍو َف َق ْط... َو ُم ْر َس ٌل ِم ْن ُه ال َّص َحاِّ ي ُّت َس َق ْط- ١٦
Hadits mursal adalah bila perawi shahabat gugur, dan katakanlah hadits gharib itu bila
perawinya hanya satu
إ ْس َنا ُد ُه ُم ْن َق ِط ُع ال َأ ْو َصا ِل... َو ُك ُّل َما َل ْم َي َّت ِص ْل ِب َحا ِل- ١٧
Setiap hadits yang keadaan sanadnya tidak bersambung disebut hadits munqathi
َو َما َأ َت ُم َد َّلس ًا َنو َعا ِن... وا ُلم ْع َض ُل ال َّسا ِق ُط ِمن ُه ا ْث َنا ِن- ١٨
Hadits mu’dhal adalah bila perawi yang gugur dua, dan hadits mudallas ada dua macam
َي ْن ُق َل َع َّم ْن َف ْو َق ُه ِب َع ْن َوَأ ْن (..ن.ْ وَأ) ْ َنعdَ خaِ nا ْل َا ْس َقا ُ )طَأ ِ ْلنل(َّش ْي :َا ْل َأ َّو ُل - ١٩
di atasnya memakai
Pertama: gurunya gugur dengan penukilan
َأ ْو َصا َف ُه ِب َما ِب ِه ل َا َي ْن َع ِر ْف... ل َا ُي ْس ِق ُط ُه َل ِك ْن َي ِص ْف: َوال َّثا ِن- ٢١
87
Kedua: gurunya tidak gugur tetapi menyifatinya dengan sifat yang tidak dikenal
َفال َّشا ُّذ َوا َلم ْق ُلو ُب ِق ْس َما ِن َت َلا... َو َما ُي َخاِل ْف ِث َق ٌة ِب ِه ا ْل َم َلا- ٢١
Hadits tsiqah yang menyelisihi jamaah disebut hadits syadz, dan hadits maqlub ada dua
macam, bacalah
َو َق ْل ُب إ ْس َنا ٍد ِل َم ْ ٍري ِق ْس ُم... إ ْب َدا ُل َرا ٍو َما ِب َرا ٍو ِق ْس ُم- ٢٢
Pertama: mengganti perawi dengan perawi lain dan kedua: membalik sanad-matan
َأ ْو َج ْم ٍع أ ْو َق ْص ٍر َع َلى ِر َوا َي ِة... َوال َف ْر ُد َما َق َّي ْد َت ُه ِب ِث َق ِة- ٢٣
Hadits fard adalah yang periwayatannya diikat dengan satu perawi tsiqah, banyak, atau
terbatas
ُم َع َّل ٌل ِع ْن َد ُه ُم َق ْد ُع ِرَفا... َو َما ِب ِع َّل ٍة ُغ ُمو ٍض َأ ْو َخ َفا- ٢٤
Hadits yang cacatnya tersembunyi atau tersamar disebut hadits mu’allal menurut
pengertian ahli hadits
ُم ْض َط ِر ٌب ِع ْن َد ُأ َه ْي ِل ا ْل َف رن... َو ُذو ا ْخ ِتل َا ِف َس َن ٍد َأ ْو َم ْ ِري- ٢٥
Hadits yang sanad atau matannya berbeda disebut hadits mudhtharib menurut ahli hadits
ِم ْن َب ْع ِض َأ ْل َفا ِظ ال ُّر َوا ِة ا َّت َص َل ْت... َوا ُلم ْد َر َجا ُت ِ ر يف ا ْل َح ِدي ِث َما َأ َت ْت- ٢٦
Hadits mudraj adalah hadits yang tercampuri sebagian lafazh perawi
ُم َّد َّب ٌج َفا ْع ِرْف ُه َح ًّقا َوا ْن َت ِخ ْه... َو َما َر َوى ُك ُّل َق ِري ٍن َع ْن َأ ِخ ْه- ٢٧
Setiap hadits yang diriwayatkan oleh perawi segenerasi dari saudaranya adalah hadits
mudabbaj, maka ketahuilah ini dengan baik
َو ِض ُّد ُه ِفي َما َذ َك ْ َرنا ال ُم ْف َ ِي ْق... ُم َّت ِف ٌق َل ْفظ ًا َو َخ ّط ًا ُم َّت ِف ْق- ٢٨
Hadits yang lafazh (pengucapan) dan khat (tulisan) perawi sama disebut hadits muttafiq,
dan kebalikan apa yang kami sebutkan adalah hadits muftariq
َو ِض ُّد ُه ُم ْخ َت ِل ٌف َفا ْخ َش ا ْل َغ َل ْط... ُم ْؤَت ِل ٌف ُم َّت ِق ُق ال َخ رط َف َق ْط- ٢٩
Hadits mu`talif adalah jika hanya khat nama perawi yang sama, dan kebalikannya adalah
hadits mukhtalif, maka hati-hatilah jangan salah
َت ْع ِدي ُل ُه ل َا ْيح ِم ُل ال َّت َف ُّر َدا... َوا ْل ُم ْن َك ُر ا ْل َف ْر ُد ِب ِه َرا ٍو َغ َدا- ٣١
Hadits munkar adalah yang perawinya menyendiri dan keadilannya tidak diakui saat
menyendiri
88
َوَأ ْج َم ُعوا ِل َض ْع ِف ِه َف ْه َو َك َر ْد... َم ْ ُيو ُك ُه َما َوا ِح ٌد ِب ِه ا ْن َف َر ْد- ٣١
Hadits matruk adalah yang perawinya satu menyendiri dan mereka sepakat atas
kelemahannya, sehingga ia tertolak
َع َلى ال َّنِّ يت َفذِل َك ال َم ْو ُضو ُع... َوال َك ِذ ُب ال ُم ْخ َت َل ُق ال َم ْص ُنو ُع- ٣٢
Hadits dusta yang direka-reka dan dibuat-buat atas nama Nabi itulah hadits maudhu’
َس َّم ْي ُت َها َم ْن ُظو َم َة ال َب ْي ُقوِ ر يت... َو َق ْد َأ َت ْت َكال َج ْو َه ِر ال َم ْك ُنو ِن- ٣٣
Sungguh nazham ini seperti mutiara yang tersimpan dan aku menamainya Manzhumah al-
Baiquniyyah
َأ ْق َسا ُم َها َت َّم ْت ِب َخ رْ ٍي ُخ ِت َم ْت... َف ْو َق ال َّثل َا ِث ْر رَي ِب َأ ْ َرب ٍع َأ َت ْت- ٣٤
Berisi 34 bagian yang sempurnya dan ditutup dengan kebaikan
***
Artikel http://terjemahmatan.blogspot.com/
F. Ushul Tafsir atau Ulumul Qur’an
Setahu saya pembahasan di ilmu ini cukup banyak, tapi dibagian ini saya buat menjadi
ringkas, karena saya hanya membahas poin-poinnya saja. Jika kalian kalian ingin yang
lebih lengkap, kalian harus membuka kitab atau bukunya langsung. Teman-teman masih
ingatk buku apa yang saya rekomendasikan untuk bagian ilmu ini. Nama bukunya adalah
Zubzatul Itqan (Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki) dan kitab ilmu tafsir. Menurut saya
kedua buku itu cukup sebagai bahan bacaan kalian.
Oke langsung ke poin-poin penting di bagian ini.
1. Siapa penulis kitab wahyu (Al-Qur’an) yang paling terkenal di antara lainnya? Zaid bin
Tsabit
2. Pendapat yang paling benar tentang ayat terakhir yang turun adalah? Al-Baqarah Ayat
281 (( الأية.... و اتقوا يوما ترجعون
3. Pendapat yang paling shohih tentang ayat yang pertama kali turun adalah lima ayat
surah Al-Alaq
4. Ulama membagi surah-surah Al-qur’an jadi empat macam yaitu:
89
a. والتوبة = الطوال, والأنفال, والأعراف, والأنعام, والمائدة, والنساء, وآل عمران,البقرة
b. السورة ال يت تزيد آياتها على مائة أية او تقاربها = المئون
c. أقل من مائة = المثا ر يت
d. لفظ يطلق على السور بدءا من "سورة ق" إل أخر المصحف = المفصل
5. Syarat-syarat diterimanya qiraat al-Qur’an adalah
a. أن تكون موافقة لأحد المصاحف العثمانية و لو تقديرا
b. أن تكون موافقة للغة العربية و لو بوجه
c. أن يصح إسنادها إ يل رسول الله صليى الله عليه و سلم
6. Tafsir kata شنآنdalam ayat َوَلا َي ْج ِرَم َّن ُك ْم َش َن ُن َق ْوٍم َعلى أ َّلا َت ْع ِد ُل ْواadalah بغض
7. Tafsir kata فظاdalam ayat َوَل ْو ُك ْن َت َف َّظا َغ ِل ْي َظ ا ْل َق ْل ِب َلا ْن َف ُّض ْوا ِم ْن ِح ْوِل َكadalah الجا ر يف المسرت
8. Tafsir kata لانفضواdalam ayat َوَل ْو ُك ْن َت َف َّظا َغ ِل ْي َظ ا ْل َق ْل ِب َلا ْن َف ُّض ْوا ِم ْن ِح ْوِل َكadalah تفرقوا
9. Makna المتعبد بتلاوتهadalah أن تلاوته عبادة
10. Mukjizat adalah أمر خارق للعادة اظهره الله على يد نّ يت من الأنبياء
11. السورadalah jamak السورةyang digunakan sebagai الم ر ريلةdalam al-Qur’an
12. Surah dalam al-Qur’an ada 114 ()مائة و أربع ع رشة سورة
13. Al-Quran turun dari Lauh Mahfuzh ke langit secara ( دفعة واحدةlangsung sekaligus) tapi
ketika turun ke nabi secara ) منجما/ حسب الحوادث و متفرقةsesuai kejadian dan terpisah-
pisah).
G. Bahasa Arab dan Sastra Arab
Dalam sesi ini saya anggap teman-teman sudah bisa mengenali apa itu isim isyarah, isim
mausul, jamak taksir, dhomir, isim ma’rifat, fi’il amar, madhi, mudhori’, dan lain-lainnya.
Semua yang saya sebutin tadi adalah sebagian hal-hal dasar yang memang sudah kalian
kenal. Jadi saya tidak bahas panjang lebar tentang itu. Tapi jika kalian belum ada modal
ilmu tentang itu, kalian lebih baik mempelajarinya dulu di buku atau kitab lain, karena
bagian-bagian itu adalah ilmu alat tingkat dasar yang harus sudah dikuasai untuk bisa
memahami lanjutan pembahasan yang lainnya, maksud menguasai disini ialah bisa
mengenali atau membedakannya.
90
Bahasa arab
1. Muradifat (persamaan kata) dan makna kata bahasa arab
السفهاء = الجاهلون Orang-orang bodoh حبس = حظر Menahan
وسطا = قواما Tegak/rata/tengah العدل = القسط Adil
Merubah/perubahan المحرمات= االمناهي Yang diharamkan
التغيير = التط ّور terlambat الكذب = الزور Dusta
متأخرة = متخلفة lemah مختارة = منتقاة Yang terpilih
الضعيفة = الخافتة Sedikit المتينة = القوية Orang kuat
Tidak diketahui البينة = الدليل Bukti
ضحل = قليل Penghancur الدرك = العمق Dalam
مغمورة=مجهولة Ketetapan Orang dzolim
الساحقة = المهلكة Dzolim كنود = ظالم panjang
الإذعان = الإقرار Belajar القامة = الطول meninggal
Teman-teman Surat kabar
الإستبداد=الظلم Sumber توفي = مات Badan
يتعلم = يدرس Membandingkan الصحف = الجرائد
أصدقاء = زملاء الأجسام = الأبدان
مورد = منبع
وازن = قارن
)ضد الكلمة( 2. Lawan kata
متجدد = متقطع رخص = غلا الأمل = اليأس
إعزاز = إذلال صغر = كبر
3. Makna kata
ريعان عمري =اوله Awal umurku منجما = متفرقة Terpisah-pisah
منشور النصيحة = عموميتها Tersebarnya nasehat الحكمة = فائدة Hikmah
Terbelah الحوادث=المناسبات Kejadian-kejadian
انشقاق = انكسار takjub ذهب = هاجر Pergi
يندهش = يتعجب Melaihirkan Hidup
Benci عاش = حيا Memberi kabar gembira
أنجب = أولد tempat يبشر = يف ّرح masak
شنآن = بغض Yang disucikan أينع = أنضج jauh
الرحاب = المكان mencari الجفاء = البعد referensi
السامية = المقدسة nampak مصادر= مراجع bermanfaat
يبحث= يفتش merasa الأجدي = الأنفع meninggalkan
يبدي= يظهر berlalu هجر = ترك )Ujung(paling jauh
تشعر = تحس ’Khusu أقصي =أبعد وأسمى Tunduk
مضي = ذهب الخضوع = الانقياد
ضارعين = خاشعين
91
)جمع الكلمة( 4. Jamak
الصدفة = الصدف عش= أعشاش الغريبة = غرباء ساحة = ساح عظمة = الأعظم
أنبوبة = أنابيب عدو = أعداء حاج = حجيج صنف = أصناف برج = الأبرج
زنديق = زنادق بشارة = تباشير المصحف =المصاحف
الحادثة=الحوادث
,الهدى 5. Isim Maqshur adalah isim yang diakhiri alif maqsurah contoh
القا ر يض Isim Manqush adalah isim yang diakhirnya ada huruf illat ya contoh
6. Pasangan huruf jer dan fi’ilnya
Kolum yang saya kosongkan maksudnya tidak ada perubahan.
Makna Huruf jer & fi’ilnya Contoh
Memaafkan جاوز +عن = جاوزت عن خطاءك
Benci رغب +عن
Suka رغب +في رغبت عن النوم في الفصل
Memberi izin pada أذن +ل رغبت في التعلم
Mengutip/mengambil نقل +من أذنت لك
Lulus dari تَ َخ َّر ُج ْوا +من
Tidak termasuk dari خار ًجا +عن المقطوعة السابقة منقولة من كتاب علوم القرآن
جميع الممشاركين في الندوة تخرجوا من جامعة الأزهر الشريف
Terdiri dari يتكون +من أخلاق نبينا محمد صلي الله عليه و سلم يعتبر شيئا خارجا عن عادات
Mendengarkan استمع +ل
) dalil untukللضرر( ُح َّجةٌ +على المجتمع الجاهلي
menentang إندونيسيا يتكون من سبعة آلاف جزيرة صغيرة و كبيرة
Untuk mendapatkan
Mengatasi إذا قرئ القرأن فاستمعوا له و تدبروا معانيه
Bertanggung jawab القرأن حجة على الكافرين و المنافقين
terhadap
Aku mengenal للحصول +على للحصول على منحة الأزهر الشريف ,لا بد أن ينجح في الإمتحان
Meskipun للتغلب +على قامت الحكومة بالحملة التعليمية للتغلب علي الأمية
Perumpamaan dari مسؤول +عن سائق السيارة مسؤول عن تلك الحادثة
Melarang dari
Gantian dari تعرف ُت +ب تعرفت بهذا الرجل منذ سنتين
Takut kepada علي الرغم +من فاز حزب الحكومة على الرغم من كثرة المعارضين
Naik ke الترجمة التفسيرية أو المعنوية ,عبارة عن شرح الكلام
Mudah bagi عبارة +عن إنه لا يوجد عاقل يفعل بنفسه هذا الفعل الذي نهى عنه القرآن
Bergabung/di samping نهى +عن لكن الناس بدلا من أن يكون ما حدث لعزير آية لهم علي قدرة الله
بدلا +من
خاف +من خاف الكفار من عمر
ارتفع الماء إلى وجه الأرض
ارتفع +إلي/ب نزل القرآن منجما ليكون حفظه سهلا علي الناس
سهلا +علي تشترك المرأة جنبا إلي جنب مع الرجل في نشر الدعوة الإسلامية
جنبا+إلي+جنب
92
7. Yang nomer 7 ini untuk materi tambahan buat jaga-jaga, karena ini juga
digunakan untuk membuat Insya’ (Mengarang). Alamat Tarqim maksudnya
adalah tanda baca seperti PEUBI atau dulu sering disebut EYD.
a. علامات اليقيم
1. ( , koma ) di pakai di :
- tengah jumlah (kalimat)
- antara pembagian sesuatu, contoh :
Pembagian kalam ada 3 , yaitu : ism, fiil, harf .
-setelah munada , contoh : ,يا أحمد
setelah huruf jawab ,contoh : ,نعم
2. ( )؛ فاصلة منقوطةDipakai ketika mengungkapkan sebab
3. ( : ) titik dua atau نقطتان/nuqtotaan, dipakai setelah:
- Setelah perkataan ( )قولcontoh:
.... : قال رسول الشاعر
- Setelah pembagian sesuatu, contoh:
...... : و يه، أقسام الكلام ثلاثة
4. ( ) Tanda kurung / القوسانdipakai untuk syarh/penjelas sesuatu. Contoh:
( ما أبعد اليايا ) كوكب السماء
5. (") Tanda kutip / التنصيصdipakai untuk: pembicaraan yang dinukil,
contoh :
" .... " : قال رسول الله
6. (- -) رسرطتان
dipakai utk :
- jumlah tambahan, contoh : بالعدل-ر ر يض الله عنه- إشتهر عمر
93
8. Tasghir
Contoh yang pernah saya temuin di bayangan soal tahdid Al-Azhar
أسد = أسيد )فُ َع ْي ٌل( قلم = قُلَ ْي ٌم )فُعَ ْي ٌل( عصفور=عصيفير)فُ َع ْي ِعي ٌل( بلبل=بليبل)فُعَ ْي ِع ٌل(
أحمد=أحيمد)فُعَ ْي ِع ٌل( منزل = ُمنَ ْي ِز ٌل)فُعَ ْي ِع ٌل( رجل=رجيل)فُعَ ْي ٌل(
94
Nahwu
Kita tidak akan membahas semua ilmu Nahwu di bagian ini, seperti biasa Cuma
sebagian yang pernah muncul di soal-soal. Soal ilmu Nahwu sedikit lebih mudah dari
soal-soal lain, walau mudah kalian tetap tidak boleh meremehkannya, karena
terkadang kita bisa lupa.
Saya akan memulai membahas di bagian Isim Nasab ()منصوبات, Biasanya yang keluar
di bagian ini
1. Hal ()الحال
2. Tamyiz ()التمي ر ري
3. Zhorof ()الظرف = اسم المكان و الزمان
4. Isim nasab dengan an mudmarah (“)منصوب ب“أن مضمرة
Sedangkan Marfu’at ( )مرفوعاتbiasanya yang keluar
1. Mubtada’
2. Amil-amil Nawasikh ()عوامل النواسخ
3. badal
Majrurat ( )مجروراتbiasanya cuma idhofah ()الإضافة, selain yang saya sebutkan itu belum
tentu tidak akan keluar jadi teman-teman juga harus mempersiapkannya, tapi dari
pengalaman dan soal-soal yang saya temui bagian-bagian itu saja yang sering keluar.
Adad Ma’dud
Bagian ini memang sedikit sulit, tapi jika kalian fokus dan membaca dengan cermat,
insya allah akan mudah, ada beberapa cara agar mudah bagi orang yg sulit memaham
yaitu dengan menghapal hitungannya dari 1 sampai 100 yang Mudzakar (laki-laki) dan
Muannats (perempuan).
Sumbernya dari
https://mobile.facebook.com/belajarbahasaarab/posts/10151430958463347?
locale2=id_ID&_rdr
95
Aturan 'Adad (bilangan) dan Ma'dud (yang dibilang)
---------------------------------
Dalam ilmu nahwu, hukum 'adad (bilangan) berbeda-beda, 'adad 1 dan 2 cukup
dengan menyebutkan isim mufrod dan isim mutsannanya. Seperti rojul (seorang laki-
laki), dan rojulaani (2 orang laki-laki). Jika ingin mengungkapkan banyak laki-laki,
maka digunakan rijaal. Tetapi jika ingin mengungkapkan bilangannya, seperti 5 orang
laki-laki, 12 orang, 20 orang, dan sebagainya, maka ada ketentuannya di dalam ilmu
nahwu.
'Adad (berdasarkan kesamaan hukumnya) dikelompokkan menjadi empat, yaitu
'adad 3-10, 'adad 11-19, 20-99, dan 'adad 100 dan 1000 atau kelipatan keduanya.
Aturan 'adad dan ma'dud 3-10:
----------------------
1. 'Adad dan ma'dud harus berbeda dalam hal jenis (mudzakkar dan muannatsnya).
2. Ma'dud (yang dibilang) mesti majrur dan berbentuk jama'.
Contoh:
( )ثلاثة أولادTsalaatsatu aulaadin = Tiga anak
Aulaadin (anak) berbentuk isim jama', dan dibaca kasroh di akhir katanya karena
majrur. Karena aulaad merupakan mudzakkar, maka 'adadnya mesti muannats, yaitu
tsalaatsah (dengan tanda ta' marbuthoh di akhir katanya).
Aturan 'adad 11-19:
----------------------
1. 'Adad 11-19 selalu mabni dengan tanda fathah, kecuali 12.
2. Ma’dud (yang dibilang) mesti mufrod dan manshub
3. Jenis 'adad bergantung dengan ma'dud. Jenis (mudzakkar/muannats) angka kedua
dari 'adad sama dengan jenis dari ma'dud, adapun angka pertama dari 'adad
berbeda dengan jenis dari ma'dud, kecuali untuk angka 11 (Ahada 'Asyaro) dan 12
96
(itsna 'asyaro). Angka 11 dan 12 sama antara 'adad dan ma'dudnya dalam hal
mudzakkar / muannatsnya, baik pada angka pertama maupun angka keduanya.
Contoh:
( )نجح ثلاث َة ع رَ َش طالب ًاNajaha tsalaatsata 'asyaro thooliban = Telah lulus 13 siswa
Tsalatsata 'asyaro (13) merupakan fa'il yang i'robnya fi mahalli rof'in dengan tanda
fa'hah di kedua bagian bilangannya karena aturannya bilangan 11-19 mabni di atas
fathah, kecuali bilangan 12).
Ma'dud (yaitu thooliban) mesti mufrod dan manshub (tamyiz).
Bagian pertama (tsalatsa) harus berbeda jenisnya (atau mudzakkar/muanatsnyya)
dengan bilangan kedua ('asyaro), kecuali bilangan 11 dan 12.
'Adad 20-99:
---------------------
1. Ma'dudnya mesti mufrod manshub
Contoh:
( )سافرنا ثلاث ر ري ليل ًةSaafarnaa tsalaatsiina lailatan = Kami pergi selama 30 malam
Tsalatsiina (30) beri'robnya nashob karena sebagai maf'ul fih. Lailatan (malam)
sebagai ma'dud mesti berbentuk mufrod manshub, tanda nashobnya dengan fathah.
'Adad 100, 1000 atau kelipatan keduanya:
---------------------------------
1. Ma'dudnya mesti berbentuk mufrod majrur.
Contoh:
( )مائة ولدMiatu waladin = 100 anak
Waladin merupakan ma'dudnya, mesti berbentuk mufrod dan majrur (dengan tanda
kasroh).
97
http://kangbahauddin.blogspot.co.id/2015/10/bilangan-arab-adad-dan-
madud.html?m=1
Contoh-contoh :
َ = satu penaقلَ ٌم َوا ِحدٌ َ = dua penaق َل َما ِن اثْنَا ِن = 3 penaثَلاَثَةُ أَ ْقلاَ ٍم
َ = satu majalahم َج َّلةٌ َوا ِحدَةٌ َ = dua majalahم َج َّلتَا ِن اثْ َنتَا ِن
= 4 penaأَ ْر َب َعةُ أَ ْقلاَ ٍم َ = 5 penaخ ْم َسةُ أَ ْقلاَ ٍم = 3 majalahثَلاَ ُث َم َجل َّا ٌت
4 = majalahأَ ْربَ ُع َم َجلاَّ ٌت ِ = 6 penaستَّةُ أَ ْقلاَ ٍم
َ = 7 penaس ْب َعةُ أَ ْقلاَ ٍم َ = 5 majalahخ ْم ُس َم َجلاَّ ٌت
= 8 penaثَ َما ِنيَةُ أَ ْقلاَ ٍم ِ = 6 majalahس ُّت َم َجلاَّ ٌت
َ = 7 majalahس ْب ُع َم َجلاَّ ٌت ِ = 9 penaت ْس َعةُ أَ ْقلاَ ٍم
َع ْش َرةُ أَ ْقلاَ ٍم= 10 = 8 majalahثَ َمانِي َم َجل َّا ٌت
أَ َحدَ َع َش َر قَلَ ًما= 11 ِ = 9 majalahت ْس ُع َم َجلاَّ ٌت
َع ْش ُر َم َجلاَّ ٌت= 10 إِ ْحدَى َع ْش َرةَ َم َج َّلةً= 11 اِثْ َنا َع َش َر قَ َل ًما= 12
أَ ْربَ َعةَ َع َش َر قَلَ ًما= 14 ِاثْ َنتَا َع ْش َرةَ َم َجلَّةً= 12
ثَلاَثَةَ َع َش َر َق َل ًما= 13 أَ ْر َب َع َع ْش َرةَ َم َجلَّةً= 14
ثَلاَ َث َع ْش َرةَ َم َج َّلةً= 13 َخ ْم َسةَ َع َش َر َقلَ ًما= 15
َس ْب َعةَ َع َش َر َق َل ًما= 17 َخ ْم َس َع ْش َرةَ َم َج َلّةً= 15
ِستَّةَ َع َش َر قَ َل ًما= 16 َس ْب َع َع ْش َرةَ َم َجلَّةً= 17
ِس َّت َع ْش َرةَ َم َج َّلةً= 16 ثَ َما ِن َيةَ َع َش َر قَلَ ًما= 18
ِع ْش ُر ْو َن قَ َل ًما= 20 ثَ َمانِ َي َع ْش َرةَ َم َجلَّةً= 18
تِ ْس َعةَ َع َش َر قَ َل ًما= 19 ثَلاَثُ ْو َن قَ َل ًما= 30
ِت ْس َع َع ْش َرةَ َم َج َّلةً= 19 ِع ْش ُر ْو َن َم َجلَّةً= 20 ثَلاَثُ ْو َن َم َج ّلَةً= 30
أَ ْربَعُ ْو َن قَ َل ًما= 40
َخ ْم ُس ْو َن قَلَ ًما= 50 َوا ِحدٌ َو ِع ْش ُر ْو َن َق َل ًما= 21
أَ ْربَعُ ْو َن َم َجلَّةً= 40
اِثْنَا ِن َو ِع ْش ُر ْو َن َق َل ًما= 22 َخ ْم ُس ْو َن َم َج َّلةً= 50 َوا ِحدَةُ َو ِع ْش ُر ْو َن َم َج َّلةً= 21
ثَلاَثَةٌ َو ِع ْش ُر ْو َن َق َل ًما= 23
اِثْ َنتَا ِن َو ِع ْش ُر ْو َن َم َج ّلَةً= 22 أَ ْربَعَةٌ َو ِع ْش ُر ْو َن قَلَ ًما= 24
ثَلاَ ٌث َو ِع ْش ُر ْو َن َم َج َّلةً= 23 أَ ْربَ ٌع َع ْش َرةَ َم َجلَّةً= 24
َوا ِحدٌ َوثَلاَثُ ْو َن قَ َل ًما= 31 ثَلاَثَةٌ َوثَلاَثُ ْو َن َقلَ ًما= 33
َوا ِحدَةُ َوثَلاَثُ ْو َن َم َجلَّةً= 31 اِثْنَا ِن َوثَلاَثُ ْو َن قَلَ ًما= 32 ثَلاَ ٌث َوثَلاَثُ ْو َن َم َجلَّةً= 33
أَ ْر َبعَةٌ َوثَلاَثُ ْو َن قَ َل ًما= 34 اِثْنَتَا ِن َوثَلاَثُ ْو َن َم َجلَّةً= 32
أَ ْربَ ٌع َوثَلاَثُ ْو َن َم َج َّلةً= 34
Adad Tartibi
Bilangan bertingkat (pertama, kedua, ketiga, kesepuluh, dan seterusnya) mengalami
sedikit perubahan bentuk sebagai berikut:
َ pertamaأ َّو ُل َ ke enamسا ِد ُس
َ ke duaثاِ ر يت َ ke tujuhسا ِب ُع
َ ke tigaثاِل ُث َ ke delapanثا ِم ُن
َ ke empatرا ِب ُع َ ke sembilanتا ِس ُع
َ ke limaخ ْم ُس َ ke sepuluhعا رِس ُر
98
Bila digunakan dalam bentuk kalimat, memiliki bentuk Mudzakkar dan Muannats
yang mengikuti Isim Mudzakkar dan Muannats yang di depannya:
ISIM MUDZAKKAR
ISIM MUANNATS ا ْل ُغ ْرَف ُة ْال ُأ ْو َلKamar Pertama
ا ْل َبا ُب ْال َأ َّو ُلBab Pertama ا ْل ُغ ْرَف ُة ال َّثا ِن َي ُةKamar Kedua
ا ْل ُغ ْرَف ُة ال َّثاِل َث ُةKamar Ketiga
ا ْل َبا ُب ال َّثاِ ر ي ْتBab Kedua ا ْل ُغ ْرَف ُة ال َّرا ِب َع ُةKamar Keempat
ا ْل َبا ُب ال َّثاِل ُثBab Ketiga
ا ْل َبا ُب ال َّرا ِب ُعBab Keempat
Untuk bilangan bertingkat di atas 10 (kesebelas, keduapuluh, dst) maka hanya
angka satuannya saja yang mengikuti perubahan bentuk seperti di atas. Contoh:
ا ْل َبا ُب ا ْل َحا ِد َي َع رَ َشBab Kesebelas ا ْل َبا ُب ال َّثاِ ر ي َت َع رَ َشBab Kedua Belas
ا ْل َبا ُب ا ْل ِع رْ ُش ْو َنBab Kedua Puluh ا ْل ُغ ْرَف ُة ال َّثاِل َث ُة َوا ْل ِع رْ ُش ْو َنKamar Ke-23
ا ْل ُغ ْرَف ُة ال َّسا ِد َس ُة َوال رس ُّت ْو َنKamar Ke-66
Amil-Amil
Kaana ()كان
Kaana itu Amil Nawasikh (perubah hukum) yang masuk ke mubtada dan
khobar, mubtada yang dulunya rafa’, ketika dimasuki kaana maka hukmunya
tetap rafa’ tapi sebutannya berubah menjadi isim kaana, terus khobarnya
hukumnya jadi nasab dan menjadi khobarnya kaana
Contoh yang keluar di soal dulu بدلا من أن تكون تلك المعجزا ُت ّاية لهم عليى قدرة الله
kalimat “ ”تلكjadi isim تكون, “ ”المعجزاتjadi badal marfu karena musyar ilaih
(yang ditunjuk) تلكdan kalimat " "ايةjadi khobar تكون
Inna ()إن
Inna itu sama kayak kana tapi beda di bagian amalnya dan gunanya untuk
menguatkan, amalnya menasabkan mubtada menjadi isimnya dan marafa’kan
khabar menjadi khabarnya contohnya إن المسلم ر ري حا رضون
99
Marfu’at
Badal
Badal termasuk bagian dari atba’ (الأتباء/ )تابعatau pengikut, maksud atba’ atau
pengikut itu adalah isim yang mengikuti i’rab kata yang diikutinya, jadi badal tidak
hanya di marfuat, di i’rab yang lainnya juga ada.
Badal adalah pengganti kata yang digantinya, badal ada bermacam-macam,
tapi di soal tes kemenag insya allah kita tidak dituntut untuk bisa membedakan
macam-macam badal, kita cuma diminta untuk bisa mengenali kalimat itu, apakah
ia badal atau bukan. Agar mudah mengenali badal, kalian harus bisa memahami
teks yang kalian baca, intinya dibanyak atau tidaknya kosakata bahasa arab yang
kalian tau, itu saja. Jadi kesimpulannya badal adalah pengikut kata yang diikutinya
dalam jenis kelamin kalimat itu dan i’rabnya. Contoh pertanyaan yang pernah
keluar di soal-soal dulu ( )و قد ذهبت تلك المعجزاتpertanyaannya tentang kedudukan
kalimat yang bergaris tebal itu. Jawabannya adalah badal yang hukumnya rafa’,
karena mengikuti kalimat “ ”تلكingat! kata yang menjadi musyar ilaih (kata yang di
tunjuk) isim Isyarah itu kedudukannya jadi badal.
Taukid
Taukid juga mirip dengan badal, sama-sama bagian atba’, taukid tugasnya jadi
penguat kata yang yang dikuatinya, sebagaimana yang kalian tau, taukid ada dua
macam: Taukid Lafdzi dan Taukid Ma’nawi.
Taukid Lafdzi itu cuma menguatkannya dengan cara mengulang kata yang
sama tapi taukid yang ini tidak saya temukan di soal-soal, saya cuma menemukan
Taukid Ma’nawi.
Taukid Ma’nawi itu biasanya menggunakan lafazh أجمعون,كلdan lain-lainnya,
tapi yang sering kita temui adalah dua kata itu, di soal kemenag yang dulu
kebanyakan juga seperti itu, contoh soalnya seperti ini فسجد الملائكة كلهم أجمعون
pertanyaannya, susunan kalimat itu adalah susunan kalimat? Jawabannya jumlah/
susunan kalimat taukid. Saran saya buat kalian jaga-jaga, kalian juga baca bagian
100