100 TOKOH
MUHAMMADIYAH
Yang Menginspirasi
Majelis Pustaka dan Informasi
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
100 TOKOH
MUHAMMADIYAH
Yang Menginspirasi
Penasehat:
Prof. Dr. H.M. Dien Syamsuddin, M.A.
Dr. H. Haedar Nashir, M.Si.
Prof. Dr. H. Dadang Kahmad
Penanggung jawab:
Dr. H. Muchlas, M.T.
(Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah)
Tim Penyusun:
Lasa Hs., Widyastuti, Imron Nasri, Iwan Setiawan, Amir Nashiruddin,
Arief Budiman Ch.
Kontributor Wilayah:
Nilwani Hamid (Kalbar), Mustari Bosra (Sulsel), Hadisaputra (Sulsel),
RB Khatib Pahlawan Kayo(Sumbar), dan lain-lain
Ranc an g G ra fis:
a dimpakn [email protected] om
Usaha dan Produksi:
Muhammad Purwana, Hasnal Wathan
Rizky Tar una
Support IT & Data
Aisy R. Syam, Andhik Setiawan
Diterbitkan oleh:
Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Jl. KHA. Dahlan 103 Yogyakarta 55262
Telp. +62-274-375025 Fax. +62-274-381031
e-mail: [email protected]
website: www.muhammadiyah.or.id
Cetakan pertama, Novermber 2014
ISBN: 978-602-19998-2-0
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Kata Pengantar Tim Penyusun
Di Muhammadiyah banyak tokoh yang memiliki kontribusi besar
bagi bangsa Indonesia. Namun, banyak pula tokoh yang luar biasa
tetapi kurang dikenal, terutama bagi generasi muda saat ini.
Padahal role model dan teladan para tokoh itu sangat diperlukan.
(Muhadjir Effendy)
Sungguh tepat betul apa yang dikatakan Dr. Muhadjir Effendy, Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang di atas. Bahkan kami, tim penyusun, sendiri menemukan hal-hal yang luar biasa ketika menelaah
kembali tentang tokoh-tokoh Muhammadiyah yang kami tuliskan kembali di dalam buku ini. Dan, Uni-
versitas Muhammadiyah Malang memiliki caranya sendiri untuk mengenang, mengingat kembali dan
mengapresiasi kepada para tokoh tersebut, dengan memberikan UMM Award. Pada tanggal 6 September
2014, bertepatan dengan peringatan Dies Natalis ke-50 dan acara wisuda ke-73, Universitas Muham-
madiyah Malang memberikan UMM Award kepada 6 tokoh Muhammadiyah yang dinilai berjasa dalam
pengembangan dunia pendidikan dan dakwah Muhammadiyah di kancah internasional.
Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam kapasitasnya sebagai unsur
pembantu Pimpinan Pusat M uhammadiyah yang mengurus bidang kepustakaan dan infor masi
berkomitmen terhadap riwayat dan kesejarahan para tokoh Muhammadiyah tersebut, yang tak lain adalah
juga tokoh-tokoh lokal maupun nasional yang turut berperan membangun kehidupan bangsa Indonesia
sejak awal abad 19, sejak awal Muhammadiyah dicanangkan berdiri organisasinya oleh KHA Dahlan
bersama para sahabat dan muridnya, pada akhir tahun 1912. Maka, dengan cara kami, para tokoh yang
telah berperan sesuai kapasitas masing-masing dalam merintis, menggerakkan dan mengembangkan
persyarikatan Muhammadiyah, di berbagai penjuru tanah air bahkan sampai ke mancanegar a, kami
kumpulkan dan kami susun riwayat kiprah mereka menjadi sebuah buku ini.
Buku yang ada di tangan pembaca ini diberi judul 100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi.
Pemilihan angka 100 sebagai judul bukan bermakna mutlak menunjuk kepada jumlah 100 orang tokoh.
Juga tidak bermaksud untuk melakukan pemeringkatan ketokohan mereka dalam skala urutan nomor 1
sampai 100. Tetapi lebih kepada makna simbolik yang ingin kami ungkapkan, bahwa ada banyak tokoh,
lebih dari seratus, mungkin juga lebih dari seribu, bahkan ratusan ribu, pribadi-pribadi yang kemudian
kita sebut sebagai tokoh itu, yang telah berkiprah ikut serta menyusun keping-keping batu-bata bangunan
sejarah Muhammadiyah, yang sudah menapaki abad kedua usia hidupnya.
Pada akhirnya, kami berhasil mengumpulkan 100-an nama, dan memang ada lebih juga barang
satu-dua-tiga nama, karena ketika kami tulis kata pengantar ini, proses penambahan nama itu masih
berlangsung. Pada awalnya, tidak mudah bagi kami untuk memulai menuliskan, pun sekedar mengum-
pulkan keping-keping tulisan yang sudah pernah dituliskan sebelumnya. Sehingga penulisan ini telah
:: v ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
mundur dari rencana kerjanya satu tahun lebih satu bulan. Pada waktu itu, kami berencana, buku ini
sudah akan terbit pada November 2013. Namun kenyataannya buku ini baru terbit pada Desember 2014.
Apa boleh buat... Inilah yang akhirnya dapat kami persembahkan ke hadapan para pembaca sekalian.
Sangat jauh dari kategori sempurna. Tetapi, kami berketetapan, pekerjaan ini harus dituntaskan, apa pun
hasil yang didapatkan.
Secara teknis, seratus lebih sekian nama tokoh Muhammadiyah tersebut, setelah berhasil kami
kumpulkan sedikit demi sedikit, kemudian kamipilah dalam urutan abjad dariAsampai Z. Ketika pekerjaan
hampir selesai, kemudian dilakukan konsultasi dengan penasehat, dan diberikan saran untuk dilakukan
klasifikasi menjadi empat kategori. Pertama, tokoh perintis dan pendiri Muhammadiyah-’Aisyiyah yakni
Kyai Haji Ahmad Dahlan beserta istri, Siti Walidah yang kita kenal juga sebagai Nyai Ahmad Dahlan.
Klasifikasi kedua adalah para tokoh yang pernah menjadi ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mulai
dari Kyai Haji Ibrahim hingga ketua terakhir yang saat ini masih menjabat untuk periode terakhir yakni
Dr. H. Muhammad Syirajuddin Syamsuddin atau yang lebih populer sebagai Dr. H.M. Din Syamsuddin.
Kategori ketiga, adalah para tokoh yang pernah memimpin atau menjadi ketua Pimpinan Pusat
‘Aisyiyah, mulai dari Siti Bariyah hingga yang terakhir selesai menjabat ketua PPAisyiyah pada Muktamar
1 Abad tahun 2010 yang lalu, yaitu Prof. Dr. Hj. Siti Chamamah Soeratno. Dan pemilahan terakhir
adalah tokoh Muhammadiyah yang kita tokohkan secara umum yang kita susun dalam urutan abjad
nama dari Asampai Z. Pada pilah abjad A, kita bertemu nama pertama Abdul Barie Shoim, seorang tokoh
Muhammadiyah di Weleri Kendal Jawa Tengah yang merintis amal usaha berupa pengelolaan zakat
amwal, sehingga sekar ang berkembang menjadi Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah dalam skala
nasional, bahkan internasional: kita ketahui sudah ada LazisMU di PCIM Taiwan. LazisMU ini, dengan
kepengurusan terdiri para mahasiswa yang tengah studi di negeri Formosa itu telah berhasil mengumpulkan
dana bantuan bencana alam yang dikumpulkan dari warga Indonesia di Taiwan. Mereka kebanyakan
adalah buruh migran sebagai anak buah kapal dan pekerja rumah tangga. Selain itu, LazisMU PCIM
Taiwan tengah berusaha mengumpulkan dana dari masyarakat muslim Indonesia di sana untuk membeli
sepetak tanah guna didirikan Masjid. Sedang pada pilah abjad Z kita bertemu nama terakhir Zainul
Muttaqin, seorang kader muda dari Lamongan yang kemudian menetap diYogyakarta, seorang muballigh,
guru dan ustadz (sudah layak sebenarnya dipanggil kyai, tetapi beliau tidak mau) yang wafat di usia
muda (45 tahun) karena livernya digerogoti penyakit. Pantangan bagi orang yang bermasalah dengan
liver adalah kelelahan. Sedangkan menjadi seorang muballigh, seorang ustadz, ‘tidak memperhatikan’
waktu istirahat dan ‘lupa’ menjaga kesehatan adalah teman kesehariannya sebagai konsekuensi keinginan
melayani ummat yang sebaik-baiknya.
Akhirnya, tak akan berpanjang kata lagi kami menuliskan pengantar ini. Harapannya, hasil kerja
menyusun dan menuliskan kembali riwayat para tokoh Muhammadiyah sepanjang rentang usia lebih
dari seabad ini dapat dibaca dan dipahami isinya, untuk kemudian digali hikmahnya yang mulia bagi
pengembangan kehidupan kemanusiaan kita di dunia. Dan pada selanjutnya, mewujud menjadi amal-
amal shalih yang keindahannya menghiasi dunia, yang akan mengantarkan kepada kehidupan akhirat
yang menjadi tujuan final setiap muslim. Itulah spirit KHA. Dahlan yang kami pahami. Selamat membaca.
Yogyakarta, 7 Shafar 1436 H / 30 November 2014 M
Tim Penyusun
:: vi ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Kata Pengantar
MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
SETELAH LEBIH DARI 100 TAHUN Muhammadiyah menyinari negeri, belum ada tulisan
yang secara khusus menyuguhkan tokoh-tokoh Muhammadiyah baik dalam skala Nasional maupun
kedaerahan. Beberapa dekade lalu muncul buku serial tentang tokoh Muhammadiyah yang dikenal dengan
“Ridup” atau singkatan dari Riwayat Hidup. Karya yang sangat berharga tersebut digagas oleh Majelis
Pustaka atau sebelumnya dikenal Bagian Dokumentasi dan Sejarah (Dokrah). Kala itu penerbitan Ridup
dibatasi pada penulisan biografi para tokoh yang pernah menjadi ketua PP Muhammadiyah kemudian
terhenti pada sosok KH. Ahmad Badawi. Selanjutnya, penulisan biografi tokoh Muhammadiyah lebih
pada usaha pribadi maupun komunitas dalam lingkup Persyarikatan dan bersifat sporadis.
Pada era 1995-2000 Majelis Pustaka pernah berupaya melakukan penulisan beberapa tokoh
Muhammadiyah, namun tidak ditulis secara khusus melainkan sebagai bagian dari penyusunan ensiklopedi
Muhammadiyah. Sayang sekali ensiklopedi ini belum sempat dituntaskan karena beberapa kendala,
termasuk hasil Muktamar ke-44 tahun 2000 di Jakar ta yang meniadakan majelis ini dalam struktur
Persyarikatan. Namun demikian, usaha penelusuran, pengumpulan data dan penulisan awal beberapa
tokoh telah memberikan jejak dan petunjuk yang sangat berarti bagi generasi pelangsung. Alhamdulillah,
jejak dan petunjuk tersebut telah direkam pengurus majelis Pustaka terdahulu dalam dokumen tertulis
yang kemudian disimpan dengan baik oleh salah satu ketua PP Muhammadiyah.
Periode ini, Majelis Pustaka dan Informasi yang pada awal mula Muhammadiyah berdiri dikenal
sebagai Bahagian Taman Poestaka, berupaya untuk menelusuri bagaimana Muhammadiyah ini bermula
dan tersebar ke berbagai pelosok Nusantara. Penelusuran ini difokuskan pada napak tilas sejarah para
tokoh baik dalam lingkup nasional maupun kedaerahan. Tentu sangat banyak tokoh yang bisa ditelusuri,
namun dalam hal ini tim penyusun menetapkan kriteria siapa yang dapat dimasukkan dalam daftar tokoh.
Ternyata tidak semua tokoh dapat ditelusuri dan diangkat dalam buku ini, bisa jadi hal ini karena tidak
sesuai dengan kriteria atau keterbatasan informasi terkait tokoh yang bersangkutan. Diantara kriteria
tokoh yang dapat dimasukan kedalam daftar adalah memiliki peran kesejarahan terhadap perkembangan
Muhammadiyah. Kriteria lain adalah tokoh yang bersangkutan telah meninggal dunia kecuali ketua atau
mantan ketua PP Muhammadiyah.
Buku ini hadir dengan harapan dapat memberikan gambaran -walaupun belum lengkap- bagaimana
para pelaku sejarah ini mengaktualisasikan nilai-nilai Islam dalam konteks berbangsa maupun
bermuhammadiyah sesuai dengan zaman masing-masing. Dengan demikian akan diperoleh sebuah peta,
bagaimana ide maupun pemikiran original berpendar dan memantul di antara satu tokoh dengan yang
lainnya. Dengan membaca buku ini diharapkan dapat diperoleh sebuah mozaik pemikiran tokoh dengan
:: vii ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
guratan sejarah masing-masing. Bisa juga dinikmati irama langkah bagaimana sebuah ide didaratkan
pada tataran praksis dengan tantangan yang menyer tai. Di sisi lain, dapat dicermati bagaimana
Muhammadiyah digerakkan berhadapan dengan gelombang sejarah dan benturan peradaban.
Terlepas dari itu semua, buku ini hadir setidaknya dapat menjadi cermin bagi siapa saja yang ingin
dan masih tetap istiqomah berkhidamat di Persyarikatan Muhammadiyah. Syukur-syukur, dapat menjadi
inspirasi yang meneguhkan kesadaran dan memperkuat energi batin dalam melintasi zaman. Namun, bila
harapan tersebut di atas belum terpenuhi, tentu ada kekurangan dalam penyusunan buku ini yang perlu
dilengkapi bersama sebagai bagian dari proses penyempurnaan karya lanjutan. Dengan senang hati kami
akan menerima kritik, komentar maupun masukan lainnya demi perbaikan pada masa mendatang.
100 Tokoh Muhammadiyah Yang Menginspirasi, menjadi sebuah buku tidak dapat lepas dari usaha,
jerih payah dan bantuan Tim Penyusun, Tim Produksi serta dukungan sepenuh hati dari sponsor juga
pihak-pihak lain yang tidak dapat disebut satu persatu. Semoga amal baik semua pihak yang terlibat baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan buku ini mendapat sebaik-baik balasan dari
Allah SWT. Atas semua hal tersebut Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah mengucapkan
terima kasih, semoga karya ini menjadi amal jariyah. Nun wal qolami wamaa yasthurun, nasrun minallahi
wa fathun qarib.
Yogyakarta, 7 Shafar 1436 H / 30 November 2014 M
Majelis Pustaka dan Informasi
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
:: viii ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Kata Pengantar
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH:
JEJAK SANG PENCERAH
DAN PARA PENGGERAK
“Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu”
(Kyai Haji Ahmad Dahlan)
Kalimat indah pada kutipan di atas, tampak sederhana tetapi memiliki kekuatan jiwa yag luar
biasa. “Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu”, begitu ujaran Kyai Dahlan, sungguh telah meluas dan
menjadi memori kolektif warga Muhammadiyah. Di sudut-sudut ruangan, sekolah, lingkungan, dan
dalam alam pikiran anggota Muhammadiyah, ungkapan pendiri Muhammadiyah yang sangat populer
itu telah melewati batas ujaran verbal. Kalimat yang mendalam itu benar-benar telah menjadi penggugah
semangat dan inspirasi bagi para generasi penerus Muhammadiyah dari masa ke masa.
Muhammadiyah hadir ke pentas sejar ah pergerakan Indonesia lahir dari r ahim kepeloporan KH
Ahmad Dahlan. Muhammadiyah tentu bukan Dahlaniyah. Tetapi inspirasi, alam pikiran, dan karakter
gerakan Islam ini tidak lepas dan memiliki akar kuat pada spirit, pemikiran, dan sosok pendirinya itu,
yang menangkap api ajaran Islam secara mendalam dan mengaktualisasikannya dalam gerakan pembaruan.
Putra kelahiran Kauman Yogyakarta yang semasa kecil bernama Muhammad Darwisy itu menyatu dengan
denyut nadi Muhammadiyah, yang dari generasi ke generasi menjadi sosok yang jejak pergerakannya
menjadi contoh dan inspirasi dalam melanjutkan perjuangan menyebarluaskan dan memajukan ajaran
Islam dari dulu, kini, dan ke depan.
Kyai Ahmad Dahlan itu benar-benar sosok mujahid besar. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah
dan tajdid adalah karya terbesar pembaruannya. Beliau memang tidak menulis buku dan menuangkan
pemikiran yang sistematis sebagaimana Ibn Taimiyyah dan Muhammad Abduh. Tetapi gagasan dan
buah pemikirannya sungguh bersifat pembaruan. Nurholish Madjid menyebut Ahmad Dahlan sebagai
pencari kebenaran sejati, yang pembaruannya bersifat “break trought” atau terobosan. Pemikiran dan
karya Dahlan, menurut Alfian, mengandung tiga dimensi yaitu reformasi keagamaan, perubahan sosial,
dan kekuatan politik. Sementara, kekhasan pembaruan pendiri Muhammadiyah itu, menurut Mukti Ali,
antara lain dalam hal melahirkan gerakan perempuan dan institusi amaliah Islam, yang tidak dimiliki
oleh pembaru Islam sebelumnya. Charles Kurzman bahkan menyebut pemikiran Dahlan dan
Muhammadiyah sebagai revivalis liberal. Sutradara Hanung Bramantiyo memberi judul filmnya untuk
Kyai Dahlan yang terkenal itu sebagai “Sang Pencerah”.
Ahmad Dahlan bukan sekadar menebarkan benih pemikiran dan amal pembaruan, beliau juga
mengajarkan makna dan arah hidup bagi setiap muslim. Dalam buku “Ajaran Kyai Haji Ahmad Dahlan”
pada pelajaran keempat sebagaimana dinukil Kyai Hadjid, Kyai Dahlan menyatakan, “Manusia perlu
:: ix ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama menggunakan akal fikirannya, untuk
memikir, bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Apakah perlunya? Hidup
di dunia harus mengerjakan apa? Dan mencari apa? Dan apa yang dituju? Manusia harus menggunakan
fikirannya untuk mengoreksi soal i’tikad dan keyakinannya, tujuan hidup dan tingkahlakunya, mencari
kebenaran yang sejati. Karena kalau hidup di dunia hanya sekali ini sampai sesat, akibatnya akan
celaka, dan sengsara selamanya”. Pendapat tersebut dikaitkan dengan ayat ke-44 Surat Al-Furqan,
yang artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka
itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang
ternak itu)”.
Kyai Dahlan juga mengajarkan agar insan beriman mempunyai sikap dan pendirian yang kokoh
dalam hidupnya, termasuk dalam memegang kebenaran. Pada pelajaran kelima, Kyai Dahlan menyatakan,
bahwa “Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacam-macam, memikir-
mikir,menimbang-nimbang, membanding-banding kesana-kemari, barulah mereka itu mendapat
keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal-fikirannya sendiri dapat
mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar.”. Dilanjutkan, bahwa “Sekarang, kebiasaan
manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau
menetapi barang yang benar, akan terpisah dari apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir
akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyakkekhawatiran itu yang akhirnya tidak berani
mengerjakan barang yang benar, kemudian hidupnya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal
hidup, tidak menepati kebenaran.” (Hadjid, t.t.: 15).
Kyai seakan ingin menyatakan yang sebaliknya, kalau menjadi pengger ak Islam khususnya
Muhammadiyah itu jangan jumud tapi harus cerdas dan maju, harus istiqamah serta jangan plin-plan
dan gampang menukar kebenaran atau pendirian dengan hal-hal yang pragmatis, serta berbagai nilai
mendasar lainnya dalam memperjuangkan Islam. Kyai juga mengajarkan agar menjadi penggerak
Muhammadiyah itu harus sungguh-sungguh. Kata beliau, “orang yang bekerja keras dan sungguh-sungguh
saja belum tentu berhasil, apalagi jika tidak mau kerja keras dan bersungguh-sungguh”. Pendiri
Muhammadiyah itu adalah sosok yang zuhud dan bersahaja. Beliau jauh dari sifat angkuh dan tidak
suka menonjolkan diri. Pembawaannya tenang tetapi cerdas, gigih, dan istiqamah. Dua kali bermukim
di Makkah dan pulang dengan pandangan Islam yang berkemajuan dan bahkan menjadi mujadid.
Pengorbanan Kyai Dahlan melampaui segalanya. Tatkala sakit keras dan fisiknya kian melemah
pun masih memaksakan diri. Ketika diingatkan untuk istirahat, beliau menjawab, “Saya mesti bekerja
keras, untuk meletakkan batu pertama daripada amal yang besar ini. Kalau sekiranya saya lambatkan
ataupun saya hentikan, lantaran sakitku ini, maka tidak ada orang yang sanggup meletakkan dasar itu.
Saya sudah merasa, bahwa umur saya tidak akan lama lagi. Maka jika saya kerjakan selekas mungkin,
maka yang tinggal sedikit itu, mudahlah yang di belakang nanti untuk menyempurnakannya.” (Salam,
1962). Terbukti, buah pemikiran dan karya pembaruannya yakni Muhammadiyah berdiri kokoh dengan
fondasi yang kuat, hingga beliau wafat dalam usia muda (54 tahun) pada 23 Februari 1923 di kota
kelahirannya yang bersejarah, Yogyakarta.
Di samping Ahmad Dahlan, hadir sosok perempuan yang ikut memelopori pergerakan Islam reformis
ini, yakni Nyai Walidah. Ketokohan Kyai Dahlan dan kelahiran Muhammadiyah maupun Aisyiyah tidak
lepas dari sosok istri tercintanya, Nyai Walidah Dahlan. Memang sejak berdiri ‘Aisyiyah tahun 1917
Nyai Walidah tidak menjadi Ketua ‘Aisyiyah, tetapi beliaulah sosok sentral ‘Aisyiyah dengan segala
peran pentingnya. Junus Anis bahkan memberi predikat terhadap Nyai Walidah Dahlan sebagai “Ibu
Muhammadiyah dan Aisyiyah”. Nyai Walidah pasca Kyai Dahlan wafat masih melanjutkan perjuangan
menggerakkan Muhammadiyah dan Aisyiyah selama 23 sampai beliau wafat tahun 1946.
:: x ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Peristiwa yang memikat terjadi tahun 1926 di Surabaya. Kehadiran NyaiWalidah yang memberikan
pidato pada Kongres Muhammadiyah ke-15 tahun 1926 di Surabaya, sungguh menarik publik dan media
massa kala itu. Masyarakat yang saat itu masih tabu dan belum pernah menyaksikan perempuan tampil
di ruang publik dibuat tercengang oleh penampilan sosok perempuan separuh tua memimpin Sidang
sebuah Kongr es, yang waktu itu hanya milik kaum laki-laki. Sehingga, surat kabar Pewarta Surabaya
dan surat kabar Sin Tit Po, harian T.H. (Cina) pada waktu itu memuat banyak berita tentang Kongres
Muhammadiyah, terutama ‘Aisyiyah yang dipandangnya sangat luar biasa, sambil menyerukan kepada
hujin-hujin dan wanita golongannya, untuk mengambil contoh dari Kongres ‘Aisyiyah yang melulu
oleh, dari, dan untuk kaum wanita itu. Lebih-lebih kepada ibu yang sudah setua itu dan tentunya belum
pernah duduk di bangku sekolah, yang dapat dan berani memimpin Sidang Besar dari Persyarikatan
yang dikhususkan wanita, dengan lancar-terang pembicaraannya, berani mengeluarkan isi hatinya dengan
berwibawa karena amal dan jasanya. Beliau itu adalah Nyai Ahmad Dahlan, istri K.H.A. Dahlan pendiri
Muhammadiyah. (Anis, 1968). Peristiwa seperti itu dalam situasi zaman yang serba membelenggu
perempuan menjadi sesuatu yang baru dan luar biasa, sekaligus sebagai suatu isyarat adanya gerakan
pembebasan (emansipasi) perempuan yang lahir secara genuin dari rahim gerakan Islam (Nashir, 2010).
Pasca Kyai Ahmad Dahlan wafat, maka Nyai Ahmad Dahlan menjadi penyambung semangat dan
gagasan Kyai Dahlan kepada generasi penerusnya yang masih berjumpa dengannya. Nyai Dahlan menjadi
rujukan para tokoh dan kader Muhammadiyah yang ingin menyelami, mendalami, dan mengamalkan
warisan pemikiran serta karya Kyai Dahlan. Di ujung hayatnya, pada tahun 1946, ketika para Konsul
Muhammadiyah dari berbagai wilayah bersilaturahim ke kediaman Nyai Ahmad Dahlan, seusai
menyelenggarakan Sidang Tanwir Muhammadiyah, Nyai Walidah Dahlan dalam keadaan sakit dan
berbaring masih sempat memberikan wejangan atau nasihat kepada para elite pimpinan Muhammadiyah
kala itu. Menurut penutur an Junus Anis, yang menjadi Ketua Rombongan saat itu, Nyai Dahlan
memberikan wejangan terakhir sebagaimana wasiat Kyai Dahlan: “Aku titipkan Muhammadiyah dan
‘Aisyiyah kepadamu” (Nashir, 2010).
Dalam pertemuan dengan peserta Tanwir Muhammadiyah tahun 1945 itu, Nyai Walidah Dahlan
juga menyampaikan pesan Kyai Dahlan yang sangat penting dan bersifat ideologis, beliau berpesan
begini: (1) Hendaklah kamu jangan sekali-kali menduakan pandangan Muhammadiyah dengan
perkumpulan lain; (2) Jangan sentimen, jangan sakit hati kalau menerima celaan dan kritikan; (3) Jangan
sombong, jangan berbesar hatikalau menerima pujian; (4) Jangan jubriya (ngujub–kibir–riya); (5) Dengan
ikhlas murni hatinya, kalau sedang berkembang harta, pikiran dan tenaga; (6) Harus bersungguh sungguh
hati dan tetap tegak pendiriannya (jangan was-was) (Suratmin, 1982).
Pada tanggal 31 Mei tahun 1946 Nyai Walidah Dahlan wafat dan dimakamkan di kompleks
pemakaman belakang Masjid Besar Kauman Yogyakarta. Pada saat prosesi pemakaman, hadir wakil
dari Pemerintah Pusat yakni Mr. A.G. Pringgodigdo (Sekretaris Negara) untuk memberikan penghormatan
terakhir kepada Ibu Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah itu. Harian Umum Kedaulatan Rakjat No. 215 yang
terbit pada hari Sabtu, 1 Juni 1946, memuat berita wafatnya Nyai Dahlan sebagai berikut: “Istri K.H.A.
Dahlan, Bapak dan pembangun pergerakan Muhammadijah telah pulang ke rahmatullah pada hari Jum’at
tgl. 31 Mei 1946 jam 1 siang di kediaman beliau Kauman Jogyakarta. Inna-lillahi wa inna-ilaihi ra-ji’un.
Pemakaman dilakukan pada sorenya jam 17.00 di makam Kauman (belakang Masdjid Besar) Jogyakarta,
sesudah disembahyangkan di Masdjid Besar Jogjakarta. Tampak hadir turut menjatakan berduka-tjita
(lajat) antara lain Tuan Mr. A.G. Pringgodigdo atas nama Presiden. K.H. Rasjidi Menteri Agama,
pemimpin-pemimpin pergerakan dan orang-orang terkemuka lainnya.” (Anis, 1968; Nashir, 2010).
Sang Pencerah pendiri Muhammadiyah itu telah pergi dengan meninggalkan warisan tak ternilai
harganya bagi kemajuan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan semesta memgikuti jejak perjuangan
:: xi ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Muhammad Nabi dan Rasul akhir zaman. Demikian pula dengan sosok Nyai Walidah Dahlan, beliau
pun telah wafat dengan langkah perjuangannya yang menjadi contoh bagi perempuan Muhammadiyah
khususnya dan kaum perempuan pada umumnya yang ingin terus mengobarkan ide-ide kemajuan.
Keduanya bahkan telah diberi penghargaan oleh Pemer intah Indonesia sebagai Pahlawan Nasional.
Suami istri itu menjadi sosok teladan kaum pergerakan. Setelah keduanya wafat, jejak perjuangan Kyai
Dahlan dan Nyai Walidah dilanjutkan oleh para penggerak yang silih berganti datang dan pergi pada
setiap babakan sejarah, sebagaimana dituliskan dalam buku “100 Tokoh Muhammadiyah” karya tim
Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2010-2015 sebagaimana hadir
di hadapan pembaca ini. Tentu di luar para tokoh ini, bersebaran para tokoh penggerak Muhammadiyah
maupun Aisyiyah di seluruh pelosok Tanah Air yang tak tercatatkan dalam buku, tetapi hadir sebagai
sosok-sosok penggerak Islam yang ikhlas dan penuh pengkhidmatan, yang segala pemikiran dan
amaliahnya ikut membesarkan Muhammadiyah di setiap tempat. Jejak perjuangan mereka yang tulus
dan mulia itu pasti tercatat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maukah kita mengikuti jejak mereka?
Yogyakarta, 7 Shafar 1436 H / 30 November 2014 M
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
DR. H. Haedar Nashir
(K et ua)
:: xii ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
daftar isi
Kata Pengantar Tim Penyusun
Kata Pengantar MPI PP Muhammadiyah
Kata Pengantar PP Muhammadiyah
Bagian 1 - Pendiri Muhammadiyah - ‘Aisyiyah
• ACHMAD DACHLAN (MUHAMMAD DARWISJ) ...................................................................... 1
• NYAI AHMAD DAHLAN (SITI WALIDAH) ................................................................................. 7
Bagian 2 - Ketua-ketua Muhammadiyah dari Masa ke Masa
• IBRAHIM .................................................................................................................................... 11
• HISYAM ...................................................................................................................................... 13
• MAS MANSUR ........................................................................................................................... 15
• KI BAGUS HADIKUSUMO ........................................................................................................ 17
• AHMAD RASYID SUTAN MANSUR ......................................................................................... 18
• MUHAMMAD YUNUS ANIS ..................................................................................................... 22
• AHMAD BADAWI ...................................................................................................................... 24
• FAQIH USMAN ........................................................................................................................... 26
• ABDUR ROZAQ FACHRUDDIN ................................................................................................ 31
• AHMAD AZHAR BASYIR .......................................................................................................... 40
• MUHAMMAD AMIEN RAIS ...................................................................................................... 45
• AHMAD SYAFII MAARIF .......................................................................................................... 47
• DIN SYAMSUDIN ....................................................................................................................... 49
Bagian 3 - Ketua-ketua ‘Aisyiyah dari Masa ke Masa
• SITI BARIYAH ............................................................................................................................ 51
• SITI UMNIYAH ........................................................................................................................... 52
• SITI ‘AISYAH HILAL ................................................................................................................. 53
• SITI MUNJIYAH ......................................................................................................................... 55
• SITI BADILLAH.......................................................................................................................... 56
• SITI HAJINAH MAWARDI ....................................................................................................... 57
• SITI BAROROH BARIED ........................................................................................................... 59
• ELIDA DJAZMAN....................................................................................................................... 60
• SITI CHAMAMAH SOERATNO ................................................................................................. 63
Bagian 4 - Tokoh-tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi
• ABDUL BARIE SHO’IM ............................................................................................................. 65
• ABDULLAH ................................................................................................................................ 68
• ANDI SEWANG DAENG MUNTU.............................................................................................. 70
• ABDUL WAHAB RADJAB ......................................................................................................... 72
:: xiii ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
• ABDUL DJABBAR ASHIRY ....................................................................................................... 74
• ABDULGANI WIROTRUNO ...................................................................................................... 77
• ABDUL KAHAR MUZAKKIR .................................................................................................... 78
• ABDUL KARIM AMRULLAH .................................................................................................... 81
• ABDUL MALIK AHMAD............................................................................................................ 83
• ABDULLAH TJAN ...................................................................................................................... 85
• ABDULLAH WASI’AN ............................................................................................................... 87
• ABDURRAHMAN ....................................................................................................................... 89
• ABU DARDIRI ............................................................................................................................ 91
• ADANG AFANDI ......................................................................................................................... 93
• AGUS SALIM SIREGAR ............................................................................................................. 95
• AHMAD ADABY DARBAN........................................................................................................ 97
• AHMAD AMIN............................................................................................................................ 99
• AHMAD BASUNI ...................................................................................................................... 101
• AHMAD MAWARDI DJA’FAR ................................................................................................. 103
• A. KADIR BACHSIN ................................................................................................................. 105
• AMIRUDDIN SIREGAR ............................................................................................................ 106
• A. RAHIM DJA’FAR .................................................................................................................. 109
• BAKRI SYAHID ........................................................................................................................ 110
• DJALAL SUYUTHI ................................................................................................................... 112
• DJARNAWI HADIKUSUMO .................................................................................................... 114
• DJOEANDA KARTAWIDJAJA.................................................................................................. 117
• DJUMHAN DAHLAN (ERFAN A. DAHLAN) .......................................................................... 119
• FAKHRUDDIN.......................................................................................................................... 123
• FAHMY CHATIB ....................................................................................................................... 125
• FARID MA‘RUF ........................................................................................................................ 127
• FATMAWATI ............................................................................................................................. 130
• GUSTI ABDUL MUIS................................................................................................................ 132
• HADJID ..................................................................................................................................... 134
• HAJI ABDUL MALIK BIN ABDUL KARIM AMRULLAH (HAMKA) .................................... 137
• K.H. HASAN BASRI ................................................................................................................. 140
• BUYA HASAN BASRI ............................................................................................................... 142
• HASAN BASRI SULAIMAN ..................................................................................................... 144
• HASBULLAH YASIN ................................................................................................................ 146
• ISMAIL SUNY........................................................................................................................... 148
• KASMAN SINGODIMEDJO ..................................................................................................... 150
• KUNTOWIJOYO ....................................................................................................................... 152
• LUKMAN HARUN .................................................................................................................... 154
• MOECHTAR .............................................................................................................................. 156
• MOELJADI DJOJOMARTONO................................................................................................. 158
• MOHAMMAD AMAL ............................................................................................................... 160
• MOHAMMAD BARIE IRSYAD ................................................................................................ 163
• MOHAMMAD BEDJO DERMOLEKSONO.............................................................................. 165
• MOHAMMAD DALHAR BKN ................................................................................................. 167
• MOHAMMAD DIPONEGORO ................................................................................................. 169
• MOHAMMAD DJAZMAN AL-KINDI ...................................................................................... 171
• MOHAMMAD DJINDAR TAMIMY ......................................................................................... 173
:: xiv ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
• MUHAMMAD MISKUN ASY-SYATIBI .................................................................................... 175
• MUHAMMAD RASYIDI ........................................................................................................... 177
• MUHAMMAD RASYID THALIB ............................................................................................. 179
• MUHAMMAD SALEH WERDISASTRO .................................................................................. 181
• MUHAMMAD SYUDJA’ .......................................................................................................... 184
• M. SIDDIK ADIEM .................................................................................................................... 187
• MUSTHAFAKAMAL PASHA .................................................................................................. 189
• MUHAMMAD DJAMHARI ...................................................................................................... 191
• NADIMAH TANDJUNG............................................................................................................ 197
• BUYA OEDIN ............................................................................................................................ 199
• OEI TJEN HIEN (HAJI ABDUL KARIM OEI) .......................................................................... 202
• RAFII ST AMINULLAH ............................................................................................................ 204
• RAMLI A.D. .............................................................................................................................. 206
• RUSYDI HAMKA ..................................................................................................................... 208
• RUSDY TOANA ........................................................................................................................ 210
• SANGIDU (KANJENG PENGHULU KAMALUDININGRAT) ................................................. 212
• SOEDIRMAN ............................................................................................................................ 213
• SOEKIMAN WIRJOSANDJOJO ............................................................................................... 215
• SOEDARSONO PRODJOKUSUMO ......................................................................................... 218
• SOEKARNO .............................................................................................................................. 220
• SOERONO WIROHARDJONO ................................................................................................. 223
• SUPRAPTO IBNU JURAIMI ..................................................................................................... 225
• SUTRISNO MUCHDAM ........................................................................................................... 228
• TOM OLIL ................................................................................................................................. 230
• WARDAN DIPONINGRAT ........................................................................................................ 231
• ZAINAL ARIFIN........................................................................................................................ 233
• ZAINOEL ‘ABIDIN SYOE’AIB................................................................................................. 235
• ZAINUDDIN FANANIE ............................................................................................................ 237
• ZAINUL MUTTAQIN ................................................................................................................ 239
KEPUSTAKAAN .......................................................................................................................... 242
:: xv ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
PERIODE 2010-2015
Ketua : Drs. H. Muchlas, M.T.
Wakil Ketua : Hj. Widiyastuti, S.S., M.Hum.
Wakil Ketua : Afan Kurniawan, S.T., M.T.
Wakil Ketua : Drs. Imron Nasri
Wakil Ketua : Edy Kuscahyanto
Sek re ta ris : M. Am ir Nashiruddin, S.HI.
Wakil Sekretaris : Iwan Setiawan
Bendahara : Drs. H. Purwana, M.A.
Wakil Bendahara : Bambang Riyanto, S.T., M.T.
Angg ota : Drs. H. A. Adaby Darban, S.U. (alm.)
Dr. Aziz Taufik Hirzi, M.Si.
Dr. Ir. H. Gunawan Budianto, M.P.
Mustofa, S.Pd.
Ir. Suyatno, M.Si.
H. Usman Yatim, S.Pd., M.Pd., M.Sc.
Dr. H. Harun Joko Prayitno, M.A.
Dede Syarif, M.Ag.
Drs. H. Lasa Hs., M.Si.
Roni Tabroni, S.Sos.
Hj. Laili Nailulmuna Azhar, S.Ag.
Arif Nurrahman, S.E.
Aris Iskandar, S.T.
Drs. H. Priyono, M.Si.
Dinan Hasbudin Apip, S.Ag.
Drs. H. Sofyan Anif, M.Si.
H. Ikhwan Bagyo Ltd., S.Ag.
Washian Bilhaq Fani Dirgantara, S.T.
M. Faqih Asyikin
Deni Asy’ari, S.H.I., M.A.
:: xvi ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
ACHMAD DACHLAN
(MUHAMMAD DARWISJ)
Posturnya kurus dan agak tinggi. Raut muka bulat
telur, kulit hitam manis, hidung mancung dengan
bibir serasi bentuknya, kumis dan janggut dicukur
rapi. Kacamata putih menghiasi, mata menyiratkan
tatapan yang tenang dan sorot yang dalam.
Pandangan mata lunak dan teduh namun seolah
menembus kedalaman hati yang dipandang.
Cahaya mata memancarkan kasih sayang dan
keikhlasan, sinar mata yang tenang menandakan
kedalaman ilmu, tentang hakekat dan tasawuf.
Geraknya lambat tetapi yakin dan terarah. Bahwa
setiap gerak itu seperti telah dipikir masak-masak.
Kiyai Haji Achmad Dachlan --demikian namanya ditulis dalam ejaan masa itu-- adalah
orang yang sangat berperan penting dalam berdirinya Muhammadiyah. Seperti pikiran-pikiran yang
ditulis untuk mengingatkan dirinya sendiri, maka bagi beliau, mengisi masa hidup di dunia adalah
selalu mencari dan mengumpulkan bekal untuk mati. Bekal untuk mati itu telah beliau peroleh,
yakni berupa memperbanyak amal ibadah dan amal shalih, dalam rangka menyiarkan ajaran-ajaran
agama Allah serta memimpin umat menuju ke jalan kehidupan yang benar berdasarkan ajaran
Agama yang benar. Kemunduran keadaan kehidupan umat Islam saat itu sangat merisaukan hatinya.
Beliau merasa bertanggungjawab dan berkewajiban untuk membangunkan, menggerakkan dan
memajukan mereka. Beliau sadar, bahwa kewajiban itu tidak mungkin dilakukannya seorang diri,
melainkan harus dengan orang lain dan kerja bersama oleh banyak orang yang diatur dengan
seksama. Oleh karena itu dibentuklah organisasi, atau perkumpulan, atau persyarikatan. Dia merasa
tergugah oleh panggilan Allah dalam ayat 104 surat Ali Imran. Dia pahami firmanAllah itu sebagai
perintah untuk menggalang umat atau segolongan orang, agar bekerjasama untuk dakwah, amar
ma’ruf, dan nahi munkar. Dengan pemahaman itu, maka beliau dirikan sebuah organisasi atau
persyarikatan yang diberi nama “Muhammadiyah”. Angkatan muda yang menjadi murid-muridnya,
dari kalangan tetangga sekitarnya, membantu dia dalam merintis dan mengembangkan persyarikatan
Muhammadiyah. Mereka, antara lain adalah: Haji Mochtar, Haji Sjudja’, Haji Fachrodin, dan Ki
Bagus Hadikusuma. Bagi K.H. Achmad Dachlan dan pendukungnya, Muhammadiyah merupakan
gerakan yang diyakini sebagai penghimpun umat dan wadah perjuangan dan beramal shalih.
:: 1 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Kiyai Haji Achmad Dachlan, yang bernama Pacitan), belajar ilmu Hadis kepada Kyai Mahfudh
asli Muhammad Darwisj, dilahirkan di Kauman, dan Syaikh Khayyat, belajar ilmu qiraah Al-Quran
Yogyakar ta tahun 1285 H bertepatan 1868 M. kepada SyaikhAmien dan Sayyid Bakri Syatha. Dia
Ayahnya, Kiai HajiAbubakar bin Kiai Haji Muham- juga belajar ilmu bisa, racun binatang, gurunya
adalah Syaikh Hasan. Beberapa guru yang lain yakni
mad Sulaiman, memiliki garis keturunan sampai ke Raden Ngabehi Sosrosugondo, Raden Wedana
Maulana M alik Ibr ahim, adalah pejabat kepe- Dwijosewoyo dan Syaikh Muhammad Jamil Jambek
ngulonan --dari kata penghulu, berarti pemangku dari Bukittinggi.
urusan agama Islam-- Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat, dengan gelar Penghulu Khatib diMasjid Muhammad Darwisy menikah dengan Siti
Besar Kasultanan. Sedangkan ibunya, Nyai Abu- Walidah binti Kyai Penghulu Haji Fadhil pada tahun
1889. Siti Walidah ini ter hitung masih saudara
bakar, adalah putri Kiai Haji Ibrahim bin Kiai Haji sepupu. Perkawinan ini kelak dikaruniai enam or-
Hasan, juga seorang pejabat Kapengulon Kasultanan ang anak: Djohanah (1890), SirajDahlan, Siti Busyro
Ngay ogy akart a. (1903) SitiAisyah (1905), Irfan Dahlan (1905), dan
SitiZuharoh (1908).
Muhammad Darwisj memperoleh pendidikan
agama pertama kali dari ayahnya sendiri. Pada umur Dalam pada itu, selain menikah dengan Siti
Walidah, dia pernah pula beristerikan NyaiAbdullah,
8 tahun, Darwijs sudah lancar membaca Al-Qur’an janda dari H. Abdullah, mempunyai anak R. Duri.
dan sudah menghatamkan bacaannya hingga 30 juz. Wanita-wanita lain yang dinikahinya adalah Nyai
Rum, yang memberi anak laki-laki dan meninggal
Masa kanak-kanak Darwisy menunjukkan waktu masih bayi. Menikah juga dengan Nyai
beberapa kelebihan dibanding anak-anak sebaya. Aisyah dan dikaruniai puteri bernama Dandanah,
Banyak akal dan kreatif mengupayakan berbagai juga dengan Nyai Solihah. Para istriini semua janda
dan tidak lama berumahtangganya, apatah karena
cara untu k mengatasi kendala. Istilah orang meninggal atau karena bercerai atau alasan lain,
setempat:, anak dregil. Darwisj anaknya ulet, pandai tidak ada keterangan. Siti Walidah atau kemudian
memanfaatkan sesuatu, wasis alias pandai-cerdik- dikenal sebagai Nyai Dahlan, adalah istri yang
cerdas. Beliau itu rajin dan selalu fokus, sehingga mendampingi sampai wafat.
ngajinya cepat mengalami kemajuan. Dia suka
Beberapa bulan setelah menikah dengan Siti
bertanya hal yang belum diketahuinya. Walidah, Darwisj ber angkat ke Mekkah untuk
Sebagaimana halnya par a pemimpin pada menunaikan ibadah Haji sambil berniat memper-
dalam ilmu agama Islam di sana, sebagaimana
umumnya yang sifat-sifat kepemimpinannya telah
muncul sejak dini, sifat kepemimpinannya juga sudah R. Duri, salah satu
nampak sejak kanak-kanak itu. Teman-temannya putra Kiyai Haji
suka lulut, menurut, mengikuti, karena sifat kepe- Ach ma d D achla n.
Semasa hidupnya,
mimpinannya itu. Darwisj adalah anak yang rajin, R. Duri tercatat
jujur serta suka menolong, maka banyak temannya. menjadi anggota
Ketrampilan tangannya juga menunjukkan bakat, pimpinan
Darwisj kecil pandai membuat barang-bar ang Hoof dbestuu r
mainan kerajinan. Ia paling suka bermain layang- Muhammadiyah
Bagian Tabligh.
layang dan gasing.
Menginjak r emaja, Darwisy mulai serius
memperdalam agama, ia belajar ilmu fiqh kepada
Kyai Haji Muhammad Saleh dan belajar ilmu nahwu
kepada Kyai Haji Muchsin, mereka berdua kebe-
tulan juga adalah kakak iparnya. Guru-gurunya yang
lain, dari mulai para kiyai setempat sampai para
syaikh di Tanah Suci, antara lain adalah Kyai Haji
Abdul Hamid, Lempuyangan dan Kyai Haji Muham-
mad Nur. Beliau belajar ilmu falak kepada Kyai
Raden Haji Dahlan (putera Kyai Pesantren Tremas,
:: 2 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
layaknya orang pergi haji masa itu. Selama sekitar KHA Dachlan dan sebuah globe, model bola dunia.
delapan bulan beliau memperdalam ilmu agama Mencitrakan wawasan beliau tentangilmu tata bumi.
kepada para syekh. Mengingat sebelumnya di tanah
air sudah memiliki bekal ilmu yang cukup, maka dia arah kiblat. Sebab, banyak masjid di Yogyakarta
yang kiblatnya tidak mengarah tepat ke arah Ka’bah
mendapat banyak tambahan pengetahuan agama di Mekkah. Pikiran beliau itu kemudian dirundingkan
secara lebih mudah.Sebagaimana umumnya orang dengan para ulama. Musyawarah dilaksanakan pada
berhaji saat itu --bahkan sampai ini-- Darwijs tahun 1898.
mendapat sertifikat untuk berganti nama, dari Sayyid
Bakri Syatha seorang syaikh/guru di Mekkah, dia Pada tahun 1899, Kyai Haji Ahmad Dahlan
mendapat nama baru Haji Achmad Dachlan. merasa perlu memperluas dan memperbaiki surau-
nya (Langgar Kidul) sambil memperbaiki arah
Sekembalinya dari haji dan belajar agama kiblatnya ditepatkan ke ar ah Ka’bah. Namun,
kepada para syekh di Makkah itu, Haji Achmad beberapa saat sesudah dibangun, datang utusan Kyai
Dachlan kemudian membantu ayahnya memberi Penghulu Muhammad Khalil Kamaludiningrat
pelajaran agama kepada murid-murid ayahnya di dengan membawa perintah supaya suraunya dibong-
Masjid Besar Kauman. Dia mengajar pada waktu kar. Kyai Penghulu tidak mengijinkan berdirinya
surau yang arahnya tidak sama dengan Masjid Besar
siang bakda Dhuhur dan sesudah Maghrib sampai Kauman Yogyakarta. Masjid tersebut menghadap
Isya. BakdaAshar, dia ikut mengaji kepada ayahnya ke arah barat lurus. Peristiwa ini membawa kesan
yang memberi pelajaran kepada orang-orang tua. tersendiri bagi Kyai Dachlan, sebagaimana digam-
Jika ayahnya berhalangan, dia diminta menggan- barkan secara dramatik di dalam film Sang Pencerah
tikannya, sehingga lama-lama HajiAchmad Dachlan (2010), film yang menceritakan kisah hidup Kyai
Dachlan sampai babak sebelum mendirikan persya-
pun dipanggil Kyai. Semua muridnya, baik yang rikatan Muhammadiyah itu.
anak-anak maupun orang tua, memanggilnya Kyai.
Sejak saat itu beliau dikenal sebagai Kyai Haji
Achmad Dachlan.
Pada tahun 1896, ayah Kyai Dachlan, yakni
Khatib Amin Kyai HajiAbu Bakar meninggal dunia.
Sudah menjadi adat Kraton Ngayogyakarta, apabila
seorang abdi dalem meninggal dunia, maka anak
lelaki yang sulung diangkat menjadi gantinya
menduduki jabatan ayahnya. Maka, Kyai Dahlan
menjadi Khatib Amin Kyai Haji Ahmad Dahlan,
dalam lidah Jawa disebut Ketib Amin, Tibamin.
Tugas seorang Ketib Amin antara lain adalah:
melaksanakan khutbah shalat Jum’at secara bergan-
tian dengan delapan khatib lainnya, melaksanakan
piket di serambi Masjid dengan enam orang peng-
hulu lainnya sekali dalam seminggu. Selain itu
menjadi anggota Raad (Dewan) Agama Islam
Hukum Kraton Kasultanan Ngayogyakarta. Disela-
sela menjalankan tugas-tugas itu oleh Kyai Haji
Ahmad Dahlan digunakan untuk menyebar kan
ilmunya. Pada waktu piket di serambi Masjid diguna-
kannya juga untuk memberi pelajaran agama kepada
mereka yang membutuhkan.
Dengan ilmu pengetahuan tentang tata bumi
yang dipahaminya, Kyai Dachlan memandang perlu
untuk mengadakan musyawarah mengenai soal
:: 3 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Pada tahun 1903, Kyai Haji Ahmad Dahlan Utomo didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908 oleh
pergi haji ke Mekkah untuk kedua kalinya, dengan Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa siswa
mengajak putranya Muhammad Siraj yang berumur sekolah kedokteran (STOVIA). Kyai Haji Ahmad
enam tahun. Ketika itu, beliau tinggal selama satu Dahlan bertemu pertama kali dengan Dr. Wahidin
setengah tahun, belajar ilmu-ilmu agama kepada melalui perantaraan Mas Joyosumarto, orang dekat
beberapa orang guru. Beliau belajar ilmu fiqh kepada Dr. Wahidin Sudirohusodo. Awalnya, Kyai Dachlan
Kyai Makhful Termas dan Sa’id Babusyel, belajar tahu tentang perkumpulan Budi Utomo yang bertu-
ilmu Hadis kepada Mufti Syafi’i, belajar ilmu falak juan untuk memajukan bangsa Indonesia, dari
kepada Kyai Asy’ari Baceyan, dan berguru kepada ceritanya Mas Joyosumarto tersebut.
Syaikh Ali Mishri Makkah dalam ilmu qiraah. Kyai
Pertemuan pertama Kyai Dachlan dengan
Dachlan juga menjalin hubungan dan berkawan
dengan orang-orang Indonesia di sana, yaitu Syaikh pengurus Budi Utomo terjadi pada sidang pengurus
Muhammad Khatib dariMinangkabau, Kyai Nawawi di rumah Dr. Wahidin Sudirohusodo, di Ketandan
dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya dan Yogyakarta, yang berbuah pada tekad beliau untuk
Kyai Fakih Maskumambang dari Gresik. masuk menjadianggota Budi Utomo. Beliau diterima
dan bahkan diminta menjadi pengurus. Di perkum-
Sepulang dari Mekkah yang kedua kalinyaitu,
Kyai Haji Achmad Dachlan mulai mendirikan pulan Budi Utomo, Kyai Dachlan memberikan
pondok (asrama) untuk murid-murid yang datang pengetahuan tentang Islam kepada para pengurus
dari jauh, yaitu Pekalongan, Batang, Magelang, Solo Budi Utomo, namun sifatnya sebagai ramah tamah,
dan Semarang. Selain dari daerah-daerah itu, mu- bukan sebagai pelajaran. Selain itu, Kyai Dachlan
diminta mengajar agama Islam kepada para siswa
rid-muridnya juga datang dari tempat yang lebih
dekat seper ti Bantul, Srandakan, Brosot dan Kweekschool di Jetis, Yogyakar ta. Kweekschool
Kulonprogo. adalah sekolah umum, untuk anak-anak kalangan
menengah pribumi dan Belanda. Tidak ada kaum
Sebagaimana umumnya kaum santri Indone- santri di situ, tetapi Kyai Dahlan, berkat kepiawaian
sia masaitu, kitab-kitab yang dipelajariKyai Dachlan dan kecerdasannya diterima di kalangan mereka.
adalah kitab-kitab dari Ahlussunnah wal Jamaah Dari pengalaman itu Kyai Dachlan berpikir
dalam ilmu ‘Aqaid, kitab Madzhab Syafi’i dalam ilmu untuk mendirikan semacam Kweekschool itu, tetapi
fiqh dan dari Imam Ghazali dalam ilmu tasawuf. ia memodifikasi: pelajaran agama dan pelajaran
Namun, sekembalinya dari Makkah, setelah persing- umum. Sekolahnya diberi nama Madrasah Ibtidaiyah
gungannya dengan beberapa tokoh pembaharuan, Diniyyah Islamiyah. Waktu itu, anak-anak Kauman
dia mulai membaca kitab-kitab yang berjiwa masih asing dengan cara belajar model sekolah.
pembaharuan itu. Kitab-kitab yang sering dibacanya Sekolah sederhana itu menempati ruang tamunya,
antara lain adalah: Al-Tauhid, karangan Muhammad ukuran sekitar enam kali dua setengah meter, berisi
‘Abduh; Tafsir Juz’Amma, karangan Muhammad tiga meja dan tiga dingklik (kursi panjang) serta
‘Abduh; Kan zul-Ulum; Da ira h al- Ma ’arif, satu papan tulis. Mur idnya ada sembilan anak.
karangan Farid Wajdi; Fi al-Bid’ah, karangan Ibn Dalam kurun setengah tahun, muridnya sudah
Taimiyyah; Al-Tawassul w-al-Wasilah, karangan mencapai 20 anak. Pada bulan ketujuh, sekolah itu
Ibn Taimiyah; Al-Islam wan-Nash raniyyah, mendapat bantuan guru umum dari Budi Utomo.
karangan Muhammad ‘Abduh; Izhar al-Haqq,
kar angan Rahmah Allah al-Hindi; Tafshil al- Setelah berbagai pengalaman dan interaksinya
Nasyatain Tahshil al-Sa’adatain ; Matan al- dengan berbagai kalangan di luar kaum santri
Kauman, akhirnya pada tahun 1912, Ahmad Dahlan
Hikam, karangan ‘Atha Allah; dan Al-Qasha’id al-
‘Aththasiyyah, karangan ‘Abd al-Aththas. mendeklarasikan berdir inya Muhammadiyah.
Wadah organisasi itu dimaksudkan untuk melak-
Kyai Dachlan tidak membatasi pergaulannya. sanakan cita-cita pembaruan Islam yang dicita-
Pada tahun 1909, ketika pergerakan kebangkitan citakannya di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin
nasional tengah berkembang, Kyai Haji Ahmad mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir
Dahlan ikut masuk perkumpulan Budi Utomo. Budi dan beramal menurut pemahaman yang benar
:: 4 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
tentang agama Islam. Ia ingin mengajak umat Is- cabang Muhammadiyah di selur uh Indonesia.
lam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia
Al-Qur ’an dan Al-Hadist. Belanda pada 2 September 1921.
Organisasi Muhammadiyah berdiri pada 18 Sejak saat itu, Kyai Haji Achmad Dachlan
Nopember 1912 M bertepatan dengan 8 Dzulhijjah bersama para murid dan sahabatnya sangat gigih
1330 H di Yogyakarta. Gagasan pendirian Muham- memperjuangkan dan melakukan reformasi agama
madiyah ini, awalnya mendapat resistensi baik dari di lingkungan umat Islam, khususnya dan bangsa
keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Ber- Indonesia pada umumnya yang pada waktu itu
bagai fitnah, tuduhan dan hasutan datang bertubi- sedang terbelenggu oleh kejumudan berpikir.
tubikepadanya. Ia dituduh hendak mendirikan agama Kehidupan umat Islam yang terbungkus dalam sikap
baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang menu- taklidisme, feodalisme, konservatisme dan tradisio-
duhnya sebagai kiai palsu, karena sudah meniru-niru nalisme dipandang menjadi sebab keterbelakangan
orang Belanda yang Kristen dan macam-macam dan ketertinggalannya dari umat lain. Selain itu,
tuduhan lain. Bahkan, adapula orang yang hendak kondisi bangsa Indonesia juga terpuruk akibat
membunuhnya. Namun, rintangan-rintangan itu belenggu penjajahan Belanda. Ketulusikhlasan yang
dihadapinya dengan sabar. Keteguhan hatinya untuk mendasari gerak perjuangannya itu akhirnya men-
melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaharuan umbuhkembangkan modernitas bangsa Indonesia
Islam bisa mengatasi semua rintangan itu. sekaligus memunculkan kesadaran bar u untuk
melaksanakan agama secara murni dan lurus pada
Gagasan pembaruan Muhammadiyah disebar- masa-masa selanjutnya.
luaskan oleh Kyai Dachlan dengan mengadakan
Setelah melalui perjuangan penuh halang
tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui rintangan dalam menggerakkan dan memajukan
relasi-relasi dagangnya di berbagai kota. Gagasan persyarikatan Muhammadiyah, selama kurang lebih
ini kemudian mendapat sambutan yang besar dari 11 tahun memimpin secara langsung sebagai Presi-
masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama dent Muhammadiyah, akhirnya pada tanggal 7
dari berbagai daerah berdatangan menyatakan du-
Rajab 1340 H bertepatan 23 Februari 1923 Pembina
kungan terhadap M uhammadiyah. M akin lama Muhammadiyah Indonesia --demikian Haji Syoedjak
Muhammadiyah makin berkembang menyebar ke memberi gelaran untuk gurunya itu dalam catatan
seluruh Indonesia. Karenaitu, pada 7 Mei1921 Kyai riwayat hidup gurunya itu-- dipanggil pulang ke
Dachlan mengajukan permohonan kepada peme- Rahmatullah dengan tenang. Menghitung dari tahun
rintah Hindia Belanda untuk mendirikan Cabang-
KHA Dahlan dan Hofdbestuur
(Pimpinan Pusat) Moehammadijah
1918-1921 berfoto bersama di bawah
pohon mangga.
:: 5 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
kelahirannya, usia beliau saat itu sekitar 55 tahun. sebanyak dua belas kali, sekali setiap tahunnya.
Sakit berat ringan menghinggapi beliau disaat-saat Istilah yang dipakai untuk pertemuan itu dalam
sebelum wafatnya. Belum terlalu tua sebenarnya bahasa Belanda, yakni Algemeene Vergadering
usia tersebut bagi ukuran orang Jawa pada saat itu, atau Persidangan Umum.
tetapi melihat bagaimana kerja keras beliau dalam Atas jasa-jasanya, dalam membangkitkan
merintis Muhammadiyah, bisa diduga berpengaruh kesadaran akan nasionalisme bangsa ini melalui
terhadap kesehatan beliau. gerakan pembaharuan Islam dan pendidikan, Peme-
rintah Republik Indonesia menetapkan Kyai Haji
“K etahu ila h, a ku h arus b ekerja kera s Achmad Dachlan sebagai Pahlawan Nasional,
dalam meletakkan batu pertama daripada amal dengan Surat Keputusan Presiden RI no. 657 Tahun
yang besar ini. Kalau sekiranya aku terlambat
1961. Dasar-dasar penetapan itu adalah: Pertama,
atau aku hentikan sementara karena sakitku ini, KHAchmad Dachlan telah memelopori kebangkitan
maka tiada seorang pun akan sanggup membina umat Islam Indonesia untuk menyadari nasibnya
batu pertama itu. Aku merasa hayatku tidak sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar
akan lama lagi. Maka jika aku terus kerjakan dan berbuat. Kedua, dengan organisasi Muham-
amal ini, mudah-mudahan orang di belakangku
madiyah yang didirikannya, telah banyak mem-
nanti tidak akan mendapat kesukaran untuk berikan pemahaman ajaran Islam yang murni kepa-
menyempurnakan”, kata KHA. Dachlan suatu da bangsanya. Ajaran yang mengajak kepada kema-
ketika dalam masa sakitnya sebelum beliau wafat. juan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan
umat, dengan dasar iman dan Islam. Ketiga, dengan
Saat itu, Muhammadiyah telah mendirikan
cabang-cabang di seluruh Yogyakarta, menyebar organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori
amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diper-
sampai ke Surakarta dan Pekalongan. Di JawaTimur lukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, de-
Muhammadiyah telah berdiri di Banyuwangi dan ngan jiwa ajaran Islam. Keempat, dengan orga-
Surabaya. Berdirinya cabang-cabang itu didahului nisasinya Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah)
oleh pengajian-pengajian dan setelah berdiri penga-
jian itupun berlangsung terus. Selama hidupnya, telah memelopori kebangkitan wanita Indonesia
untuk dapat mengenyam pendidikan dan berfungsi
sebagai --istilah untuk menyebut Ketua Pimpinan sosial, setingkat dengan kaum pria. ***(im/adm)
Pusat Muhammadiyah masa itu-- KHA. Dachlan
telah menyelenggarakan per temuan anggota
Perkumpulan wanita Wal-‘Ashri, Bahagian dari Muhammadiyah, cikal bakal ‘Aisyiyah, yang mulanya dibimbing
oleh KHA. Dahlan (Nampakberdiri disampingpapan tulis). Dudukdi barisan depan paling kiri adalah Nyai Dahlan.
:: 6 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
NYAI AHMAD DAHLAN
(SITI WALIDAH)
Nyai A hmad Dahlan berperangai lemah-
lembut, peramah, sederhana, tenang, tekun,
pandai bergaul dengan siapa saja.
Ia dikenal sangat dermawan, tidak pernah
ada list-sumbangan yang lewat kepadanya,
yang tidak diisinya.
Betapa mencengangkan orang banyak yang menghadiri Kongres Muhammadiyah ke-
15 diSurabaya, kota Kebangsaan Indonesia pada tahun1926 denganmunculnya seorang
wanita yang sudah setengahtua, dapat memimpin kongres itu. Dalam sidang yang hanya
untukkaumwanita itubertempat diGedungBioskop Kranggan. Gedungitudipenuhiwanita-
wanita berkerudung putih. Di gedung pertemuanitu hanya ada beberapa kursi untuk pejabat
Pemerintah dan pers di dekat mimbar.
Tanpa mengurangi makna pidato-pidato yang disampaikanoleh ibu-ibu dangadis-gadis,
perhatian sebagianhadirin tertuju kepada pimpinansidang besar itu. Parawartawan sangat
intens meliput peristiwa itu dan terbukti denganpemuatanberitanya dalam publikasimereka.
Siti Walidah lahir di Kampung Kauman pada tahun 1872 M, putri dari H. Muhammad Fadhil bin
Kiai Penghulu Haji Ibrahim, penghulu Kraton Yogyakarta. Ibunya dikenal dengan nama Nyai Mas dari
Kaumanjuga. Siti Walidah adalah anak keempat dari tujuhbersaudara, yaitu Kiai Lurah Nur, Haji Ja’fat,
Siti Munjiyah, SitiWalidah, Haji Dawud, Kiai HajiIbrahim, danKiai Haji Zaini. Keluarga Siti Walidahjuga
dikenal sebagai pengusaha/pedagang. Siti Walidah menikah dengan Muhammad Darwis (KH Ahmad
Dahlan) pada tahun 1889 di usia 17 tahun. Pernikahan itu dikaruniai enam putra-putri, yaitu Djohanah
(lahir 1890), Siradj Dahlan (1898-1948), Siti Busyro Islam (1903-1936), Siti Aisyah Hilal (1905-1968),
Muhammad Djumhan/Erfan Dahlan(1907-1967) danSiti ZuharohMasykur (1908-1967). Setelahmenikah
dengan KHA Dahlan, Siti Walidah kemudian dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan.
Sebagaimana anak-anakperempuan di Kauman, Siti Walidahhanya mendapatkan ilmu agama tanpa
mengenyam pendidikan formal. Sesuai keadaan masyarakat di kampung santri Kauman waktu itu, yang
terkenal dengan kepatuhannya dalam menjalankan Agama Islam dan ketekunannya dalam beribadah,
apalagi beliau adalahputeri seorangulama, KiyaiFadhil, yangdisegani olehmasyarakat,lebih-lebihsebagai
pejabat Penghulu KratonDalemNgayogyakarta Hadiningrat. Nyai Ahmad Dahlanpada wakturemajanya
adalah puteri pingitan, yangtidakbisa bebas lepas dalampergaulannya dan tidak belajardi sekolah. Tetapi
sebagaimana telah disebutkan, beliau mendapatkan pendidikan sekedar mengaji Al-Qur’an dan belajar
hal-hal pokokAgama terutama soal praktik ibadah, yang sudah dipandang memadai kala itu.
:: 7 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Utusan-utusan ‘Aisyiyah
dalam Congres
Muhammadiyah ke-17
tahun 1928 di Yogyakarta,
berfoto sejenak bersama
Voorzitter (ketua)
H oofdbestuur
Muhammadijah
B ahagian ‘ Aisjijah ,
Nyai A. Dahlan (duduk
di kursi), di depan kantor
H.B. Muhammadiyah
Jalan Kauman 44
Yogyakarta, yang
kemudian digunakan
sebagai Asrama Puteri
Aisyiyah (1928).
Kecakapan dan ketertarikan Siti Walidah ter- memegang prinsip“wanita adalahkonco wingking”
hadap ilmu agama sudah terlihat sejak muda, dia (teman di ‘belakang’, di dalam rumah). Tentu saja
sangat aktif mengikuti pengajian yang diseleng- hal ini banyak mendapat tantangan, namun Nyai
garakan oleh ayahnya. Sebagai seorang anak Ahmad Dahlan tetap teguh dalam mengembangkan
perempuanyang lahir di kalangansantri, SitiWalidah ‘Aisyiyah dan kaum perempuan.
selalu diberi pemahaman dari orang tuanya tentang Nyai Dahlan telah ikut menanam benih dan
hakekat seorang perempuan. Inilah yang menjadi menjadi pelopor kaum wanita untuk meninggalkan
landasan kuat dan warna gerakan ‘Aisyiyah, keyakinan dan kebiasaan yang kolot dengan mela-
pemikiran dan gerakan kemajuan yang dikembang- kukan pergerakan untuk maju dan berjuang supaya
kannya tetap berpedoman pada kodrat perempuan tidak tertinggal dari kaum laki-laki. Besar pengor-
sebagai istri danibu. Dalam pernikahannya itu, Siti bananbeliau waktuitu, jika mengingat akanrintangan
Walidah bisa menjadi partner dalam perjuangan dancelaan dari pihak“kaumtua” yang menganggap
kemasyarakatan yang dijalaninya bersama suami- bahwa sepak terjang beliau sebagai ‘melanggar
nya. Beliau mengikuti segala yang diajarkan atau kesusilaan dan keutamaan kaum wanita’.
ditablighkan oleh suaminya, terutama yang dikhu- Kecerdasan pemikiran Nyai Ahmad Dahlan
suskan bagi kaum wanita. Kemudian beliau mengi- tidak lepas dari pergaulannya yang luas dengan
kuti jejak-langkah KHA Dahlan dalam mengge- tokoh-tokoh yang biasa bergaul dengan suaminya
rakkan Muhammadiyahdan menambahilmu penga- seperti Jendral Sudirman, BungTomo, BungKarno,
laman dan amal kebaikannya. K.H. Mas Mansyur, dimana beliau tidak pernah
Nyai Ahmad Dahlan termasuk dalam kelom- merasa rendah diri bahkan banyak memberikan
pok perempuanpertama yang berjuang dalamperge- nasehat-nasehat kepada mereka-mereka.
rakan perempuan. Nyai Ahmad Dahlan tercatat Diantara pemikiran NyaiAhmad Dahlanyang
dalam sejarah ketika mendirikan organisasi “Sopo sangat fenomenal adalah penentangan beliau
Tresno” pada tahun 1914, sebuah pergerakan pe- terhadap praktik-praktik kawin paksa dan kawin di
rempuan pertama di Indonesia yang dipimpin oleh usia muda,sebagaimana biasa terjadi di masyarakat.
Nyai Ahmad Dahlan, dibawah bimbingan Kyai Pemikiran ini pada awalnya ditentang, namun
Dahlan secara langsung. pengalaman beliau terhadap anak-anak suaminya
PerjuanganNyai Ahmad Dahlandalam meng- yang berasal dari istri-istri lainnya yangrelatif sangat
angkat harkat perempuan tidaklah mudah, karena muda ketika dinikahi dan akhirnya tidak memiliki
beliau berhadapan dengan generasi tua yang masih konsep matang dalam mendidik anak, menjadikan
:: 8 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Nyai Ahmad Dahlan sangat menentang konsep- pendidikan di lingkungan ibadah. Nyai Ahmad
konsep tersebut. Dahlanjuga memprakarsai pendirianpondokasrama
Setelah ‘Aisyiyah resmi berdiri pada tanggal bagi siswa perempuan untuk menyempurnakan for-
22 April 1917, maka aktivitas perempuan semakin mula pendidikannya. Asrama ini didirikandi rumah-
terwadahi sebagaimana keinginan KHA Dahlan nya pada tahun 1918 dan berkembang cukup pesat
untukbisa memajukankaumperempuan. Pada masa dengan menampung banyak murid dari Kauman
awal terbentuknya, ‘Aisyiyah dipimpin oleh Siti maupun luar kota. Di asrama ini, Nyai Ahmad
Bariyah (ketua), Siti Badilah (penulis), Aminah Dahlan memberikan pendidikan keagamaan dan
Harawi (bendahara) dengan anggota Ny. Abdullah, ketrampilan termasuk ketrampilan berpidato dan
Fathmah Wasit, Siti Dalalah, Siti Wadingah, Siti pendidikan keputrian.
Dawimah dan Siti Busyro(putri KHADahlan). Inilah Salahsatu pesanNyaiAhmad Dahlan kepada
kehebatan KHA Dahlan, beliau tidak menunjukdan kader Muhammadiyah ketika beliau mulai sakit-
menempatkanNyaiAhmad Dahlanuntukmemimpin sakitan adalah: “Saya titipkan Muhammadiyah
‘Aisyiyah,tetapi beliaumemilihorangyangdianggap dan ‘A isyiya h kepadamu sebagaimana KHA
lebih mumpuni, bukan memilih orang terdekatnya. Dahlan men itipkannya. Menitip kan berarti
Nyai Ahmad Dahlan baru memimpin ‘Aisyiyah melanjutkan perjuangan ummat Islam Indone-
setelah beberapa waktu berjalan, yakni pada tahun sia ke arah perbaikan hidup bangsa Indonesia
1921-1926 dantahun1930. yang berdasarkan cita -cita luhu r mencapai
Pemikiran Nyai Ahmad Dahlan dalam soal kemerdekaan”.
pendidikan dikenal dengan konsep “catur pusat”. Basis moral Nyai Ahmad Dahlan tercermin
Yakni, suatu formula pendidikan yang menyatukan dalam pernyataan-pernyataan beliau yang selalu
empat komponen: pendidikandilingkungankeluarga, diulang-ulangnya yaitu:1). Menolakperibahasa Jawa
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan “wong wadon iku swarga nunut, nerakane katut
Remaja dan anak-anak putri yang tinggal bersama Nyai A. Dahlan di Asrama Putri. Pada pagi hari mereka sekolah
di HIS, Netral School dan Vervolk School, dll. Sore harinya mereka mengaji bersama Nyai Dahlan. Mereka berasal
dari Solo, Pekalongan, Jawa Barat dan juga dari Yogyakarta.
:: 9 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
wong lanang” (perempuan itumasuk surganya ikut
suami, masuk nerakanya juga terikut suami); 2).
Amar ma’ruf nahi munkar; dan 3). Sepi ing pamrih
(bekerja tanpa pamrih).
Sampai menjelang wafatnya, Nyai A. Dahlan
tak pernah berhenti untuk terus berdaya upaya
sekuat tenaga bekerja untuk kemaslahatan umum
dengan memberikan petunjuk dan nasehat-nasehat
kepada siapa saja yang dihadapinya. berita tentang
Kebesaran Nyai Ahmad Dahlan nampak wafatnya NyaiA.
ketika beliausakit dankemudianwafat pada tanggal Dahlan sebagai
31 Mei 1946. Tidak hanya warga Muhammadiyah berikut: “Isteri
atau kaummuslimindan muslimat saja yang datang KHA. Dahlan,
melayat, namunsemua kalanganmelepas kepergian Bapak dan pem-
tokoh perempuan yang luar biasa itu, seorang Ibu bangun perge-
Pemimpinyangberjasa, IbuPejuangyang tekundan rakan Muham-
Ibu Keluarga yang menjadi tokoh teladan. madiyah telah
Pada saat jenazahbeliaudimakamkandipema- berpulang ke
kaman belakangMesjidBesar KaumanYogyakarta, rahmatullah pada
Pemerintah RI bertakziyah mengirim utusan, yakni hari Jum’at tanggal 31 Mei 1946jam: 1 (satu) siang
Sekretaris Negara, Mr.A.G. Pringgodigdo. Mewakili dikediamanbeliauKaumanYogyakarta.Inna lillahi
Pemerintah RI, beliau memberikan penghormatan wa inna ilaihi radji’un. Pemakaman dilakukan
terakhir dengan pidatonya menyampaikan bela pada sore harinya jam 17.00 WIB, di makam
sungkawa kepada keluarga almarhum, Muham- Kauman (belakang Mesjid Besar) Jogjakarta,
madiyah dan‘Aisyiyahseluruhnya. Beliauberharap sesudah disembahyangkan di MesjidBesar Kauman
agarcita-cita danamalyangtelahdirintis danditanam Yogyakarta. Tampak hadir turut menyatakan
itu, dipelihara baik-baik dan dilanjutkan serta berduka cita (layat) antara lain Tuan Mr. A.G.
dikembangkan sebagaimana mestinya. Pringgodigdo atas nama Presiden, K.H. M. Rasyidi
Harian KedaulatanRakyat No. 215 yangterbit MenteriAgama RI, pemimpin-pemimpinpergerakan
pada hari Sabtu Wage tanggal 1 Juni 1946, memuat dan orang-orang terkemuka lainnya”.** (wied)
Nyai A. Dahlan berfoto
bersama dua putrinya dan
cucu-cucu.
Dari kiri ke kanan:
IbuAisyah Hilal,Ahmad
Dahlan binHilal,
Djamhanah, WijdanHilal,
Nyai Ahmad Dahlan,
Maisaroh, dan Ibu Zuharoh.
:: 10 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
IBRAHIM
Selama 10 tahun berturut-turut, KH Ibrahim
selalu terpilih kembali dalam setiap Kongres
Muhammadiyah. Beliau lebih banyak memberi
kebebasan gerak terhadap angkatan muda.
A isyiyah terbimbing semakin maju, tertib dan
kuat. P engelolaan masjid (takmirul masajid)
berhasil ditingkatkan kualitasnya dan beliau
berhasil mendorong berdirinya koperasi A dz-
Dzakirat, untuk menopang aktivitas
Muhammadiyah dan Bagian-bagiannya.
Kiyai Haji Ibrahim adalah adikNyai Siti Walidah atau Nyai HajiAhmad Dahlan. Dengandemikian
K.H. Ibrahimadalahadikipar KHA Dahlan. Putra asli KaumanYogyakarta kelahiran tanggal 7 Mei 1874
ini adalah putra Kh. Fadhil Rachmaningrat, seorang Penghulu Hakim Nagari Kasultanan Yogyakarta
pada masa pemerintahan sultan Hamengkubuwono ke VII.
Pendidikan agama awalnya beliau peroleh langsung dari orang tuanya sendiri, selain itu dibimbing
juga olehkakaknya yangtertua yakni KH M. Nur. Pada umur 17tahun, Ibrahim pergi menunaikanibadah
haji dandilanjutkan dengan menetap di Mekahselama 7-8 tahun untuk menuntut ilmuagama. Pada tahun
1902, beliau pulang ke TanahAir karena ayahnya sudah lanjut usia.
Kedatangan Ibrahim di TanahAir mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Kiyai yang suka
pakai jubahpanjang dan sorban itudikenal sebagai ulama besar, cerdas, dalamilmunya, hafal (hafidz)Al-
Quran, qiraatnya bagus, danpandai berbahasa Arab. Maka tak heran banyak umat Islamyang berduyun-
duyun untuk mengaji kepadanya.
Tokoh Muhammadiyahini tidakpernahmendapatkanpendidikanmodel Barat. KH Ibrahimmenguasai
ilmu-ilmu agama dari pendidikan pondok pesantren. Beliau adalah seorang ulama yang ‘alim, sederhana
dalan hidupnya dan bertanggung jawab terhadap amanah yang diserahkan kepadanya.
Dalam memberikanpelajaran/ngaji, KH Ibrahim menggunakan metode sorogan dan weton. Metode
sorogan adalah cara mengaji dengan mengajari mengaji seorang demi seorang. Cara ini dilakukan pagi
hari antara pukul 07.00 sampai pukul 09.00. Sedangkan metode weton adalah cara mengaji dimana Sang
Kiyai membaca kitab tertentu dan dijelaskan, sedangkan para santri mendengarkan dan memperhatian
melalui kitab masing-masing. Cara ini dilakukan pada sore hari ba’da Ashar.
K.H. Ibrahimadalahtokohpenerima estafet kepemimpinanyang langsungditerima dari KHA Dahlan.
Ketika dalam keadaan sakit, KHA Dahlan berpesan agar kepemimpinan Muhammadiyah setelah beliau
diamanahkankepada KH Ibrahim. Namun, saat itubeliau menolak karena merasa tidakmampu memimpin
organisasi dan pergerakan Islam itu. Setelah KH A Dahlan pulang ke Rahmatullah, maka mau tidak mau
KH Ibrahim harus mengambil tongkat kepemimpinan Persyarikatan itu. Akhirnya, pada Kongres
Muhammadiyah ke-14 di Yogyakarta bulan Maret tahun 1923, dengan suara bulat para peserta memilih
KH Ibrahim untuk melanjutkan kepemimpinan KHA Dahlan menjadi Voorzitter Hoofdbestuur (Ketua
Pimpinan Pusat) Muhammadiyah Hindia Timur, demikian penyebutan Indonesia pada masa itu.
:: 11 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Dalamkepemimpinanbeliau, Muhammadiyah
mengembangkan sayapnya ke berbagai daerah.
Kongres Tahunan (sekarang Muktamar), Muham-
madiyah diselenggarakan bergantian di berbagai
kota. Seperti, Kongres ke-15 diselenggarakan di
Surabaya, Kongres ke-16 di Pekalongan, Kongres
ke-17 di Solo,Kongres ke-18 diYogyakarta,Kongres
ke-19 diBukittinggi,Kongres ke-20 digelardi Yogya-
karta, Kongres ke-21 di Makasar, dan Kongres ke-
22 di Semarang.
Kyai Ibrahim memiliki perhatian yang sangat
besar terhadap angkatan muda dan perempuan.
Beliau turun tangan langsung dalam memberikan
bimbingan dan pengawasan terhadap Aisyiyah dan doc. kel. Ynunus Anis
Hizbul Wathan, organisasi pemuda Muhammadiyah
masa itu. Selainitu, KiyaiIbrahimmemimpinsebuah
kelompok pengajian yang diberi na ma Adz-Dzakirat.
MelaluiAdz-Dzakirat pula, upaya penggalian dana
untuk aktivitas Aiysiyah, PKO, Bagian Tablighdan K.H. Ibrahim
Bagian Taman Pustaka biasa beliau lakukan.
Majelis Tarjih, bagian dari Muhammadiyah Sejaktahun1928, putra-putri lulusansekolah-
yang bertugas mengkaji masalah keagamaan, sekolah kader Muhammadiyah, seperti Madrasah
dibentuk pada masa kepemimpinan beliau ini. Muallimin, Muallimat, TablighSchool dan Normaal-
Keberadaanorganisasi otonom Nasyiatul ‘Aisyiyah school, banyakdikirimkanke berbagaipelosoktanah
(untuk putri) dan Pemuda Muhammadiyah mulai air untuk melaksanakan tugas dakwah Muham-
dirintis dan dikembangkan. Pembentukan Majelis madiyah. Para kader ini kemudian dikenal dengan
Tarjihitu dimaksudkan untuk mempersatukanumat istilah Anak Panak Muhammadiyah. Pada tahun
Islam di seluruh penjuru dunia. Hal ini yang selalu 1929, dalam Kongres Muhammadiyah di Solo,
menjadi pemikiran Kiyai Dahlan: umat Islam mesti Muhammadiyah mendirikan Uitgeefster My, yakni
bersatu, untuk mempersatukan umat Islam, mesti sebuahbadanusaha penerbitanbuku-buku di bawah
dipersatukan terlebih dahulu pemikirannya tentang wewenan Bagian Taman Pustaka.
agama Islam, termasuk pemahaman yang benar Menjelang akhir masa kepemimpinan beliau,
tentang ajaran-ajaran agama Islam. dalamKongres Muhammadiyahke -21 di Makassar
Perkembangan yang menonjol pada masa tahun 1932, diputuskan agar Muhammadiyah
kepemimpinanKH Ibrahimantara lainadalahdidiri- menerbitkan dagblaad (surat kabar). Keputusan
kannya Fonds Dachlan (1924), yakni lembaga yang ini pelaksanaannya diserahkan kepada Cabang
bertujuanuntuk mengumpulkanbeasiswa bagi anak- Muhammadiyah Solo yang kemudian berhasil
anak orang miskin. Kiyai Ibrahim melakukan per- menerbitkan dagblaad yang diberi nama “Adil”,
baikanbadanperkawinanuntukmenjodohkanputra- (yang kemudian sangat dikenal adanya wartawan
putrikeluarga Muhammadiyahyangsudahmasanya Muhammadiyah H. Soerono Wirohardjono).
menikah; khitanan massal pernah diselenggarakan KH Ibrahim wafat dalam usia relatif muda,
oleh Muhammadiyah pada tahun 1925. Penyeleng- 46 tahun. Beliau pulang ke Rahmatullah tanggal 13
garaan Muktamar Muhammadiyahdi Surabayayang Oktober 1932 setelah menderita sakit beberapa
menghasilkankeputusan penting, antara lainpenye- waktu. Dalam memimpin Muhammadiyah sekitar
lenggaraan shalat Iedul Adha dan Iedul Fithri di sepuluh tahun itu Muhammadiyah mengalami
lapangan, penggunaan tahun Hijriyah dalam surat perkembangan yang pesat dan telah menyebar ke
menyurat dan administrasi Muhammadiyah. seluruh pelosok Tanah Air.[Lasa Hs.]
:: 12 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
HISYAM
Kiyai Hisyam adalah Ketua Pengurus Besar
M uhammadiyah yang ketiga. B eliau
memimpin M uhammadiyah selama tiga tahun.
Dipilih dan dikukuhkan sebagai Ketua
P engurus Besar Muhammadiyah dalam
Kongres Muhammadiyah ke-23 di Yogyakarta
tahun 1934. Beliau termasuk salah seorang
murid langsung dari K.H. A hmad Dahlan.
KiyaiHaji Hisyam,putra KaumanYogyakarta, lahir 10November1883. Beliaudididikdandibesarkan
di lingkungan Muhammadiyah. Beliaumerupakansalahsatumurid langsungKHA Dahlan, sehingga beliau
bisa dikatakan sebagai sumber hidup tentang Muhammadiyah dan KHA Dahlan saat itu. Beliau juga
seorangabdidalemulama KasultananNgayogyokartoHadiningrat. Beliau terpilihsebagai Ketua Pengurus
Besar Muhammadiyah 3 (tiga) tahun berturut-turut, pada Kongres Muhammadiyah ke-23 di Yogyakarta
(1934), Kongres ke-24 di Banjarmasin (1935) dan Kongres ke-25 di Batavia/Jakarta (1936).
Kepemimpinan Kiyai Haji Hisyam menonjol dalam hal manajemen, administrasi organisasi, dan
pendidikan. Pendidikan, baginya merupakan usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kalau
pendidikanmaju, maka umat Islamjuga akan maju. Maka pola pendidikan Muhammadiyahharus dirubah.
Pada masa kepemimpinannya, titik perhatian Muhammadiyah lebih banyak diarahkan pada masalah
pendidikan dan pengajaran, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum. Hal ini terjadi barangkali
karena beliau sebelumnya telah menjadi ketua Bagian Sekolah yang dalam perkembangannya kemudian
menjadi Majelis Pendidikan dalam kepengurusan PP Muhammadiyah.
KebijakanKiyai Hisyamsaat itu adalah mengarahpada modernisasi sekolah-sekolahMuhammadiyah,
agar selaras dengan kemajuan pendidikan yang dicapai oleh sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah
kolonial. Beliau berpikir bahwa masyarakat yang ingin memasukkan putra-putrinya ke sekolah-sekolah
umum tidak perlu harus memasukkannya ke sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah kolonial, karena
Muhammadiyahsendiri telahmendirikansekolah-sekolah umumyangmempunyai mutuyangsama dengan
sekolah-sekolahpemerintah. Bahkan masihdapat pula dipelihara pendidikanagama bagiputra-putri mereka.
Walaupun harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang berat, sekolah-sekolah Muhammadiyah itu
akhirnya banyak yang mendapatkan pengakuan dan persamaan dari pemerintah kolonial saat itu.
Pada periode kepemimpinan Kiyai Hisyam ini, Muhammadiyah telah membuka sekolah dasar 3
tahun (Volkschool atau sekolah desa) dengan kurikulum dan syarat-syarat sebagaimana Volkschool
Gubernemen. Dibuka juga sekolah lanjutannya yakni Vervolgschool Muhammadiyah. Kedua sekolah ini
nanti dalamperkembangannya menjadi sekolahyangsamadenganStandaardschool yangdidirikan Belanda
yang masa studinya 6 (enam) tahun. Muhammadiyah mendirikan Hollands Inlandse School met de
Qur’an Muhammadiyah sebagaimana Hollands Inlandse School met de Bijbel yang didirikan oleh
orang-orangKatolik. Pada sekolah-sekolah Muhammadiyah tersebut juga dipakai bahasa Belanda sebagai
bahasa pengantar. Karena itu, sekolah-sekolah Muhammadiyah saat itu merupakan lembaga pendidikan
:: 13 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
yang didirikan pribumi yang dapat me- Para siswi dan guru sekolah Aisyiyah berfoto
nyamai kemajuan pendidikan sekolah- bersama di depan gedung HIS Muhammadiyah
sekolah milik pemerintah Belanda, juga
sekolah-sekolah Katholik, dan sekolah- Batusangkar Sumatera Barat, tahun 1928
sekolah Protestan yang dikembangkan Sukses mengembangkan pendidikan Muham-
para missionaris. madiyah, tak melupakan pendidikan bagi putra-
putrinya. Dua orang putranya disekolahkanmenjadi
Usaha pengembangan pendidikan ini guru bevoegd (berwenang). Satu putranya mena-
menunjukkan kemajuan luar biasa. Pada matkan studi di Hogere Kweekschool di Purworejo,
akhir tahun 1932, Muhammadiyah telah dan seorang lagi menamatkan studi di Europeesche
memiliki 103 Volkschool, 47 Standaard- Kweekschool Surabaya. Kedua sekolah tersebut
merupakan sekolah yang didirikan pemerintah
sch ool, 69 Hollandsch In la ndsche kolonial Belanda untuk mendidik calon guru yang
School (HIS) dan 25 Schakelschool, berwenanguntukmengajar sekolahHIS milikpeme-
yakni sekolah dengan masa belajar selama rintah (gubernemen). Namun, kedua putra beliau
5 (lima) tahun, yang dapat dilanjutkan ke itu kemudian menjadi guru di HIS met de Qur’an
MULO (Meer Uitgebreid Lager Onder- Muhammadiyah di Kudus dan Yogyakarta.
wijs) setingkat dengan SMP (sekarang), bagi siswa Begitu besar jasa Kiyai Hisyam dalam mema-
yang telah tamat vervolsgschool atau stan- jukan pendidikan yang memberikan dampak bagi
daardschool kelas V. peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indone-
sia. Pemerintahan Hindia Belanda saat itu membe-
Kiyai Hisyam memang berusaha keras untuk rikan bintang tanda jasa Ridder Orde van Oranje
memajukanpendidikandi kalangan Muhammadiyah. Nassau. Beliau dinilai telahberjasa kepada masya-
Dalam usaha ini, beliau mau bekerjasama dengan rakat dalam pendidikan Muhammadiyah yang
dilakukannya dengan mendirikan berbagai macam
pemerintah Belanda antara lain bersedia menerima sekolah Muhammadiyah di berbagai tempat di In-
bantuan keuangandari Belanda, walaupun jumlah- donesia
nya sangat sedikit dan tidak seimbang dengan
bantuanpemerintahkepada sekolah-sekolahKristen Beliau pulang ke rahmatullah tanggal 20 Mei
saat itu. Penerimaan bantuan dari pemerintahHindia 1945, beberapa bulan sebelum proklamasi kemer-
dekaan RI, dengan meninggalkan amal jariyah
Belanda ini seringmenjadibahankritikandari Taman antara lainberupa berbagaimacamsekolahMuham-
Siswa dan Syarikat Islam. Sebab, pada waktu itu madiyah yang didirikannya di berbagai daerah di
mereka sedang gencar-gencarnya melontarkan Indonesia. [Lasa Hs.]
politik non-kooperatif dengan pemerintah Hindia
Belanda. Muhammadiyah malah mengambil jalan
kooperatif dengan pemerintah Hindia Belanda.
Namun, denganbijak, KiyaiHisyammenyikapi
kritikan tersebut. Beliau beralasan bahwa subsidi
yangdiberikan itu berasal dari pajakyangdipungut
dari rakyat Indonesia yang notabene mayoritas ber-
agama Islam. Dengan subsidi tersebut, Muham-
madiyahbisa memanfaatkannya untuk membangun
kemajuan bagi pendidikan Muhammadiyah yang
pada akhirnya juga akanmendidikdanmencerdaskan
bangsa ini. Menerima subsidi tersebut lebih baik
daripada menolaknya, karena jika subsidi tersebut
ditolak, maka subsidi tersebut akan dialihkan pada
sekolah-sekolah yangdidirikanpemerintah kolonial
yang hanya akan memperkuat posisi kolonialisme
Belanda.
:: 14 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
MAS MANSUR
Ketertarikan Haji Mas Mansur terhadap
Muhammadiyah bermula dari seringnya beliau
mengikuti pengajian/tabligh oleh Kiyai Haji Ahmad
Dahlan di Surabaya. Suatu ketika, Kyai Dahlan
dipersilahkan menginap di rumah Mas Mansur dan
diminta mengisi pengajian di masjid Taqwa di
sebelah Kiyai Haji Mas M ansur. Hadir pula dalam
pengajian itu pemuda Soekarno yang kelak
menjadi Presiden R I pertama. Setelah pengajian
selesai, terjadilah pembicaraan serius semalam
suntuk antara KHA Dahlan dan KH Mas Mansur.
Kiyai Haji Mas Mansur, putra Madura kelahiran25Juni 1896 ini mula-mula memeroleh pendidikan
agama Islam di Pesantren Sidoresmo dan Pesantren Demangan Madura. Putra dari pasangan suami
isteri K.H. Mas Ahmad Marzuki dan Raudah ini bergabung dengan Muhammadiyah pada tahun 1921.
Ayahnya seorangahli agama yangterkenal di Jawa TimurdanMadura dari Pesantren Sidoresmi Surabaya.
Ibunya seorang wanita kaya raya. Sebutan “Mas” yang disandang oleh Kiyai Haji Mas Mansur dan
ayahnya yakni Kiyai Mas Ahmad Marzuqi merupakan sebutan dan identitas dari keturunan ulama besar
di daerah tempat kelahirannya saat itu.
Sejak kecil, tanda-tanda kepemimpinan Mas Mansur sudah kelihatan. Mansur kecil suka bermain
peranseperti guru. Mansur mengumpulkan bantal-bantal diatur sedemikian rupa bagaikan santri-santrinya
yang sedang mengaji dan asyik mendengarkan pelajaran dari kiyainya. Disitu Mansur berperan sebagai
ustadz berbicara dan seolah-olah memberi pelajaran kepada para santri.
Pada usia 12 tahun Mas Mansur telah belajar dan menetap di Makkah selama 2 tahun. Kemudian
selama 2 tahun beliau belajar di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Sekembalinya dari pengembaraan
ilmu agama Islam dari Timur Tengah, beliau menikah pada tahun 1916 dengan Hajjah Siti Zakiyah, putri
dari Haji Arif yang masih tetangga.
Ketertarikan Haji Mas Mansur terhadap Muhammadiyah bermula dari seringnya beliau mengikuti
pengajian/tabligh oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan di Surabaya. Suatu ketika, Kyai Dahlan dipersilahkan
menginap di rumah Mas Mansur. KHA Dahlan diminta mengisi pengajian di masjid Taqwa di sebelah
rumah beliau. Turut hadir dalampengajian itu pemuda Soekarnoyangkelakmenjadi Presiden RI pertama.
Setelah pengajian selesai, terjadilah pembicaraan serius semalam suntuk antara KHA Dahlan dan KH
Mas Mansur. Pembicaraanakhirnya mengerucut pada kemungkinanpendirianMuhammadiyahdi Surabaya.
Danakhirnya, KH Mas Mansur punmasuk menjadi anggota Muhammadiyah. CabangMuhammadiyahdi
Surabaya pada tahun1921 dengan pengurus, Kiyai Haji Mas Mansur sebagai Ketuanya, dandibantu oleh
Haji Anshari Rawi, Haji Ali Ismail dan Kiyai Usman.
Pada Kongres ke-26 Muhammadiyah bulan Oktober 1937, beliau mendapat amanah untuk menjadi
Ketua Umum Muhammadiyah Periode 1937-1943. Pada kongres ini Mas Mansur mengusulkan kepada
sidang agar dalam Persyarikatan Muhammadiyah dibentuk lembaga atau majelis ulama yang membahas
:: 15 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
berbagai persoalanagama antara lainuntukmenjaga pergerakan kemerdekaan Begitu besar jasa Mas
dan memelihara kemurnian agama Islam dari Mansur pada negara, maka beliau mendapat Tanda
berbagai usaha penyimpangan. KehormatanBintangMahaputra Tingkat IIdan gelar
Usulan tersebut didasari pada pemikiran dan Pahlawan Nasional dengan Surat Keputus an
kekhawatiranakan timbulnya perpecahan, terutama PresidenRI no. 162 tahun1964tanggal 26 Juni 1965.
di kalangan ulama Muhammadiyah karena adanya
perbedaanpemahamandanpendapat dalammasalah Penerbitan
hukum Islam yang berimbas kepada perpecahan di Untuk pengembangan dakwah Islam yang
kalangan warga Muhammadiyah. Selainitu, dikha- lebih luas dan efektif, perludilakukandakwahmelalui
watirkanpula munculnya penyelewengandari batas- tulisandanpenerbitan.Maka,Mas Mansur menerbit-
batas hukumagama karena didorongkeinginanuntuk kan surat kabar berbahasa Jawa hurufArab (pegon),
mengejar kebesaran organisasi dengan melupakan bernama Jinen yang terbit dua bulan sekali. Selain
inti pokok dan jiwa ajaran Islam. itu, diterbitkan majalah Suara Santri. Melalui dua
Usul Mas Mansur ini mendapatkan respon media ini, Haji Mas Mansur menulis berbagai artikel
yang bagus dari para muktamirin, sehingga kemu- yang membahas tentang kemusyrikan dan kemu-
diandibentuklahMajelis Tarjih. Pada kepemimpinan nafikan. Selain itu, Mas Mansur pernah menjadi
beliau inilah gerakan Muhammadiyah memiliki roh redaktur danaktif menulis di beberapa media cetak.
yang kuat dengan pengaktifan kegiatan Majelis Beliau pernahmenjadi redaktur majalahKawan Kita
Tarjihyangkemudianmenghasilkan rumusantentang Yang Tulus, dan menulis pada majalah Siaran, dan
Masail al Khamsah (Masalah Lima) yang meliputi Keuntungan (Surabaya), Penganjur dan Islam
hakekat dunia, agama, qiyas, sabilillah, danibadah. Bergerak (Yogyakarta), Panji Islam dan Pedoman
Ada Pengajian Malam Selasa PP Muiham- Masyarakat (Medan), dan majalah Adil (Solo).
madiyah yang diselenggarakan di Gedung ‘Aisyiah Buku-buku karya beliau antara lain: Hadits
Kauman. Pengajian ini sangat masyhur, Jenderal Nabawiyah; Syarat Syahnya Nikah; R isalah
Soedirmanseringmengikuti pengajianini jika beliau Ta uhid; Syirik; dan Ada b al B ahts wa al
berada diYogyakarta. Mas Mansur seringmenyam- Munadharah.
paikan ceramahnya di sini. Materi-materi beliau Tokoh penggerak Muhammadiyah ini wafat
dikumpulkandan dikaji ulang serta dirumuskanoleh pada tanggal 24April 1946 di Rumah Sakit Darmo
para pimpinan Muhammadiyah untuk dijadikan Surabaya. Sebelumnya, Mas Mansur ditahan oleh
sebagai pegangan dalam menggerakkan Persya- Belanda dan Sekutuketika berpuasa dan tangannya
rikatan Muhammadiyah. Rumusan itu melahirkan diikat. Rumahnya digeledah dan diobrak-abrik.
sebuah pedoman Muhammadiyah yang kemudian NICA membujuknya agar Mas Mansur mau
dikenal sebagai “Langkah Muhammadiyah Tahun berbicara di radioAMACAB, milik tentara Sekutu,
1938-1940”, karena berisi 12 pasal maka sering untukmenghentikanperlawananarek-arekSuroboyo
disebut “Langkah Dua Belas K.H. Mas Mansur”. saat itu. Maka sebagai imbalannya, beliau akan
Selain aktif di PersyarikatanMuhammadiyah, dibebaskan. Kalau tidak, Mas Mansur diancam
beliau juga aktif dalam pergerakan politik dan dengan hukuman berat. Mas Mansur dengan tegas
kemasyarakatan. Mas Mansur masuk Syarikat Is- menolak tawaran itu.
lam yang dipimpin oleh HOS. Tjokroaminoto. Mas Mansur dikeluarkan dari tahanan itu
Keaktifan dan perhatianbeliau dalam kancahpartai dalam kondisi lemah. Namun demikian penjajah
politik, menarik para anggota dan pimpinan Syarikat masih mencurigai gerak-gerik Mas Mansur. Beliau
Islam sehingga akhirnya Mas Mansur diangkat ditangkap untuk kedua kalinya. Keadaan ini
menjadi Penasehat Pengurus Besar Syarikat Islam. membuat kondisi Mas Mansyur semakin lemah.
Beliau juga pernah aktif di Majelis IslamA’la Dalam kondisi lemahini, beliaudilarikan ke Rumah
Indonesia (MIAI), Partai Islam Indonesia (PII) dan Sakit Darmo dan beliau akhirnya menghembuskan
Gabungan Politik Indonesia (GAPI) dan Partai nafas tanpa ditunggui isteri, anakmaupun keluarga
Masyumi. Beliau juga terlibat langsung dengan lainnya. [Lasa Hs.]
:: 16 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
KI BAGUS HADIKUSUMO
Ki B agus Hadikusumo, bersama Mr. Kasman
Singodimedjo, dan A bdul Kahar Muzakkir adalah
tiga figur Muhammadiyah yang berkonstribusi
dalam penyusunan P embukaan UUD 1945 melalui
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Sembilan yang
merumuskan dasar negara.
Ki Bagus dikenal sebagai seorang ayah, soerang
tokoh yang sederhana, berdisiplin dan juga
pemupuk solidaritas yang tinggi.
Ki Bagus Hadikusumo, putra Kauman Yogyakarta ini lahir 24 November 1890 dengan nama
Hidayat. Beliau adalah putra ketiga dari Raden Kaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan yang
mengurusi masalah agama Islam di Kraton Yogyakarta. Pendidikan agama Islam didapat dari ayahnya
sendiri dan beberapa kiyai di Kauman. Setelah tamat Sekolah Ongko Loro (setingkat SD 3 tahun),
Hidayat menjadi santri di Pesantren Wonokromo Yogyakarta. Di Pesantren ini, beliau mendalami ilmu
tauhiddan ilmu fiqh.
Santri sekaligus sahabat KHA Dahlan ini menjadi salah satu penggerak Muhammadiyah. Keterli-
batannya dalam kepengurusan Muhammadiyah di masa-masa awal, antara lain pernah menjadi ketua
Majelis Tabligh (1922), ketua Majelis Tarjih, anggota komisi MPM Hoofdbestuur Muhammadiyah (1926),
dan Ketua PP Muhammadiyah periode 1942-1953.
Pada masa penjajahan Jepang, Ki Bagus menentang upacara Sei-kerei, yakni upacara dengan cara
membungkukkan badan mengarah ke matahari terbit sebagai penghormatan kepada Tenno Heika, Kaisar
Jepang dan Dewa Matahari yang diwajibkan bagi sekolah-sekolah setiap pagi hari. Ki Bagus merasa
berkewajibanuntuk menyelamatkangenerasi muda dari kesyirikan. Upacara sei-kerei tersebut bertentangan
denganajaranIslam. PemerintahJepang akhirnya memberi dispensasikhusus bagi sekolahMuhammadiyah
untuk tidak melakukan upacara tersebut.
Ki Bagus memiliki visi kenegarawanan yang kuat. Kecenderungan terhadap nilai-nilai keislaman
juga nampak dalam berbagai aktivitas politiknya. Bagi Ki Bagus, pelembagaan Islam menjadi sangat
pentinguntukalasan-alasanideologi, politis dan intelektual. Suatu ketika, Ki Bagus terlibat dalamsebuah
kepanitiaan yang bertugas memperbaiki tentang peradilan agama (Priesterraden Commissie -komisi
dewan imam). Hasil penting dari sidang komisi ini ialah kesepakatan untuk memberlakukanhukumIslam.
Tetapi Ki Bagus merasa dikecewakanoleh sikap politik pemerintahkolonial yang didukung olehpara ahli
hukum adat, mereka mencoret seluruh keputusan tentang hukum Islam tersebut. Putusan itu kemudian
diganti dengan hukum adat melalui penetapan Ordonansi 1931. Rasa kecewa itu beliau ungkap kembali
saat menyampaikan pidato di depan sidang BPUKPKI.
Dalam dunia politik, beliau terlibat di Partai Islam Indonesia (PII), Majelis Islam A‘la Indonesia
(MIAI), dan Masyumi.Aktivitas politik itu mengantarkanbeliau menjadi tokohMuhammadiyah yang ikut
berperan dalam penyusunan Pembukaan UUD 1945. Sebagai anggota BPUPKI yang dibentuk pada
:: 17 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
tanggal 29 April 1945, beliau adalah salah seorang dan Islam. Setelah diskusi yang panjang mengenai
dari 15 anggota BPUPKI yang menuntut diterap- batang tubuh Undang-Undang Dasar, Ki Bagus
kannya Islam sebagai dasar negara. Beliau mem- Hadikusumo untuk ketiga kalinya minta penjelasan
berikan andil besar dalam mewarnai pembukaan mengenai anak kalimat “bagi pemeluk-pemeluknya”.
undang-undangtersebut terutama dalam pemberian Akan tetapi, ketua sidang menjelaskan bahwa
landasan tentang ketuhanan, kemanusiaan, kebera- masalah ini sudah dibahas panjang lebar pada hari
daban, dan keadilan sebagai dasar negara. sebelumnya. Sekali lagi, ia menyatakan ketidak-
Rumusan dasar negara Pancasila yangmenjadi setujuannya dan tetap pada pendiriannya, yaitu
seperti sekarang ini, taklepas dari peran Ki Bagus. dihapuskannya kata bagi pemeluk-pemeluknya dalam
Rumusan Pancasila sila pertama, dari konsep anak kalimat sila “Ketuhanan dengan menjalankan
Piagam Jakarta berbunyi: “Ketuhanan dengan Syariat Islam.”
kewajibanmenjalankan syariat Islambagi pemeluk- Ketika beliau menjadi ketua PP Muham-
pemeluknya”. Dalam sidang BPUPKI tanggal 31 madiyah, beliau mencermati dan merumuskan
Mei 1945 yang membahas masalah ini, Ki Bagus kembali pokok-pokokpikiran KHA. Dahlan. Pokok-
menyampaikan gagasan yang intinya “membangun pokok pikiran itu kemudian menjadi Mukadimah
negara di atas dasar ajaran Islam”. Anggaran Dasar Muhammadiyah.
Berdasarpada alasansosio-historis Mukadimah yangmerupakandasar
dan pemahamannya terhadap ajar- ideologiMuhammadiyahini meng-
anIslam, menurut Ki Bagus, Islam inspirasi sejumlah tokoh Muham-
sudah enam abad menjadi agama madiyahlainnya. HAMKA, misal-
bangsa Indonesia.Adat istiadat dan nya, terinspirasi untukmerumuskan
hukum Islam sudah berlaku lama dua landasan idiil Muhammadiyah
di Indonesia. yaitu Matan Kepribadian Mu-
Pada sidang BPUPKI tang- hammadiyah dan Matan Keya-
gal 14 Juli 1945, Ki Bagus bahkan kinan dan Cita-cita Hidup Mu-
mengusulkandihapuskannya kata- hammadiyah (MKCH).
kata “bagi pemeluk-pemeluknya”, Ki Bagus menikahdenganSiti
sehingga redaksi sila pertama men- Fatmah (putri Raden Kaji Suhud)
jadi: “Ketuhanan dengan menja- pada usia20tahun,dikaruniai enam
lankan Syariat Islam.” Menurut Ki anak. Salah satu putranya, Djar-
Bagus, syariahIslamharus berlaku nawi Hadikusumo, juga menjadi
secara umum di Indonesia. tokoh Muhammadiyah, penulis,
Dari sini terjadilah perdebatan sastrawan dan menjadi politisi,
sengit di antara ke dua kubu. Saking sengit dan ketua Parmusi. SetelahFatmahmeninggal, Ki Bagus
tegangnya pertemuan itu, sampai-sampai Soekarno menikah dengan Mursilah, dikaruniai tiga anak.
memilih tak melibatkan diri dalam lobi tersebut. Beliau kemudian menikah lagi dengan Siti Fatimah
Soekarno terkesan menghindar dan canggung setelahistri kedua meninggal. Dari istri yang ketiga
dengan kegigihan Ki Bagus Hadikusumo, Ketua inidikaruniai lima anak.
Muhammadiyah ketika itu, dalam mempertahankan Ki Bagus Hadikusumo yang menguasai ilmu-
seluruh kesepakatan Piagam Jakarta. Soekarno ilmu Islam melalui keluarga dan pesantren itu, ter-
kemudian hanya mengirim seorang utusan, Teuku nyata adalah seorangpenulis yangproduktif. Diatara
Muhammad Hassan, untuk turut dalam lobi. buku-buku karya belia adalah; 1) Islam sebagai
Soekarno yang saat itu menjadi ketua Panitia Dasar Negara dan Akhlak Pemimpin;2) Risalah
Sembilan perumus Piagam Jakarta dan anggota K atresn an Dja ti (1 935) ; 3) Poesta ka Hadi
BPUPKI menanggapi bahwa hal itu sudah (1936); 4) Poetaka Islam (1940); 5) Poestaka
merupakan keputusan mutlak dari hasil kompromi Ichsan (1941); 6) Poestaka Iman (1954).
dari kedua belah pihak, yaitu golongan Nasionalis [Lasa Hs./adm]
:: 18 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
AHMAD RASYID SUTAN MANSUR
Setelah rencana studi ke Mesir batal,
AR Sutan Mansur memutuskan merantau ke
Pekalongan Jawa Tengah. B eliau berdagang
sambil menjadi guru agama. Di sinilah beliau
sering bertemu KHA. Dahlan yang sering
bertabligh ke Pekalongan. Tertarik pada
pemikiran KHA . Dahlan dengan gerakan
Muhammadiyahnya itu, beliau bergabung
dengan Muhammadiyah pada tahun 1922 dan
mendirikan P erkumpulan Nurul Islam
bersama para pedagang yang telah menjadi
anggota Muhammadiyah di Pekalongan.
Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur adalahputra dari Abdul Shoma al Kusaji seorang ulama
terkenal di Maninjauini lahir 15Desember1895di ManinjauSumatera Barat.IbunyabernamaSitiAbbasiyah
dan dikenal dengan nama Uncu Lampur sebagai guru agama Islam di kampung Air Angek Maninjau.
Pendidikanagama Sutan Mansur pada awalnya diperoleh dari keluarga danlingkungan yangsangat
religius di Sumatera Barat. Sedangkan pendidikan formal mula-mula diperoleh melalui sekolah Tweede
Class School (Sekolah Ongko Loro, di Jawa, setingkat SR) di Maninjau. Sore harinya beliau belajar
mengaji dengan ayahnya dari tahun 1902-1909. Setelah itu, sebenarnya beliau mempunyai kesempatan
untuk melanjutkan sekolah di Kweekschool (sekolah guru, biasa disebut Sekolah Raja) di Bukittinggi
dengan mendapat beasiswa dan nanti apabila telah lulus akan ditugaskan menjadi guru. Namun, tawaran
ini tidak diterimanya, karena beliau lebih tertarik untuk memelajari ajaran-ajaran Islam, disamping sejak
kecil sudah tertanam sikap anti penjajah.
Untuk menambah pengetahuannya tentang agama Islam, beliaudianjurkanolehgurunya,Tuan Ismail
(Dr.Abu Hanifah) agar belajar pada Haji Rasul (Haji AbdulkarimAmrullah, ayah Hamka), seorang ulama
terkenal dan reformis di Maninjau Sumatera Barat. Segera kemudianAhmad Rasyid berangkat ke rumah
Haji Rasul untuk belajar tentang ilmu tauhid, bahasa Arab, ilmu kalam, mantiq, tarikh, tasauf, al Quran,
tafsir, danhadits. Dua tahunkemudian, Ahmad Rasyidpindah ke PadangPanjang, mengikuti Syech Rasul
yang mendirikan Surau Jembatan Besi.
Ahmad Rasyid, nama kecil beliau sangat tekun mengikuti pelajaran yang disampaikan Haji Rasul
dan sudah kelihatankecerdasannya. Pada tahun 1917, beliau diambil menantu olehHaji Rasul dinikahkan
dengan putrinya bernama Fatimah danmendapat gelar SutanMansur. Sejak itulah, maka nama lengkapnya
menjadi Ahmad Rasyid SutanMansur. Nama tambahan SutanMansur merupakan gelar setelah menikah.
Semangat untuk menimba ilmu mengebu-gebu dan saat itu beliau mendapat kesempatan belajar di
Universitas Al-Azhar Mesir. Namun kondisi politikdi Mesir tidakmenentu karena adanya pemberontakan
melawanpenjajah Inggris, maka Pemerintah Belanda tidakmengijinkanARSutan Mansur untuk berangkat
pergi belajar ke Kairo Mesir.
:: 19 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Setelah rencana studi ke Mesir batal, Ahmad Mansur dikukuhkan sebagai Konsul Besar Muham-
Rasyid merantau ke Pekalongan Jawa Tengah pada madiyah untuk seluruh Sumatera. Ketika Bung
tahun 1921. Istrinya, Fatimah Karim, yang tengah Karno diasingkan ke Bengkulu tahun 1938, Sutan
hamil besar dititipkankepada mertuanya,Haji Rasul, Mansur menjadi penasehat agama Bung Karno.
di Maninjau. Di Pekalongan beliau berdagang kain Respek dan kepercayaan atas kepemimpinan
batiksambil menjadi guruagama bagi para perantau AR Sutan Mansur semakin tinggi, sehingga beliau
Minang khususnya. Di PekalonganinilahAR Sutan diberi amanah untuk menjabat Ketua PB Muham-
Mansur sering bertemu dan berdialog dengan KH madiyah sampai dua periode, tahun 1953-1956 da-
Ahmad Dahlan yang sering bertabligh ke sana. lam Kongres Muhammadiyah ke-32 di Purwokerto
(1953), dan tahun 1956-1959 dalam Kongres
Beliautertarikkepada pemikiranpembaharuan Muhammadiyah ke-33 di Palembang (1956).
KHA. Dahlan. Sutan Mansur menyadari jika di Masa kepemimpinanbeliaumencatat berbagai
Minangkabau Islam hanya dipelajari sebagai teori kemajuan, diantaranya adalahdirumuskannya Khit-
tetapi tidak ada gerakan amalnya. Beliaubergabung tahMuhammadiyah (KhittahPalembang), yaitu:
dengan Muhammadiyah pada tahun 1922, mendi- 1. Menjiwai pribadi anggota danpimpinanMuham-
rikanperkumpulanNurul Islambersama para peda-
madiyah dengan memperdalam dan memper-
gang dariManinjau yang kemudianmenjadi anggota tebal tauhid, menyempurnakan ibadah dengan
Muhammadiyah. Melihat potensi dan bakat kepe- khusyu’ dan tawadhu’, mempertinggi akhlak,
mimpinanpada diri Sutan Mansur serta dedikasinya memperluas ilmu pengetahuan, dan menggerak-
terhadap Muhammadiyah, pada tahun 1923 beliau kan Muhammadiyah dengan penuh keyakinan
diangkat menjadi Ketua Muhammadiyah Cabang dan rasa tanggung jawab;
2. Melaksanakan uswatun hasanah;
Pekalongan. Ketika itu, Hamka muda sudah sering 3. Mengutuhkanorganisasidan merapikanadminis-
pergi ke Pekalongan untuk bertemu Sutan Mansur, trasi;
kakakiparnya sekaligus gurunya. 4. Memperbanyak dan mempertinggi mutu anak;
5. Mempertinggi mutu anggota dan membentuk
Pada tahun1925 terjadikonflikantara Muham- kader;
madiyah danorang-orangkomunis di Minangkabau. 6. Memperoleh ukhuwah sesama muslim dengan
Untuk meredakan ketegangan ini, Pengurus Besar “Kembalikan lah
Muhammadiyah menugaskan Sutan Mansur untuk ummat Muhammad
mengatasi masalah tersebut. Kedatangan Sutan ini kepada warna
Mansur ke kampunghalamannya itu meningkatkan aslinya”, kata Buya
pengaruh Muhammadiyah di Minangkabau. Penye- AR Sutan Mansur
baran Muhammadiyah dilakukan Sutan Mansur dalam pidatonya
di Muktamar
melalui pengajian-pengajian. Dengan gaya kepe- Muhammadiyah
mimpinan dan pendekatan yang akomodatif kepada ke-33di Palembang
para pemangku adat,Muhammadiyah dapat diterima ta hun 1956.
masyarakat Minangkabau. Sejak tahun 1925 itu,
Hamka muda selalumendampingiAR Sutan Mansur
dalam mengembangkan Muhammadiyah di sana.
Pada tahun1927, bersama Haji Fakhrudinbe-
liau melakukan dakwah dan pengembangan Mu-
hammadiyahke MedandanAceh. Usaha ini berjalan
sukses dengan berdirinya Muhammadiyah di Kuta-
raja (Banda Aceh), Sigli, dan Lhoksemawe. Pada
tahun1929 Muhammadiyahtelah berdiri di Banjar-
masin, Kuala Kapuas, Mendawai, dan Amuntai.
Keputusan Kongres Muhammadiyah ke-19 di
Minangkabau tahun 1930, menyatakan bahwa di
setiap karesidenan harus dibentukKonsul.ARSutan
:: 20 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Penampilan Pada masa awal kemerdekaan, Masyumi me-
Buya AR Sutan rupakan partai yang menjadi wadah aspirasi umat
Mansyur di IslamIndonesia. Saat itu Masyumi didukungsecara
podium, biasa langsung oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah, NU,
pula saat itu PSII, daneks-Partai Islam Indonesia. Partai Masyu-
beliau dipanggil mi berdiri 7 November 1945 diYogyakarta, melalui
Buya Tuo. sebuah Kongres Umat Islam pada tanggal 7-8
November 1945. Masyumi bertujuan menjadi partai
mengadakan badan ishlah untuk mengantisipasi politikmilik umat Islam dan sebagai partai penyatu
bila terjadi keretakan dan perselisihan; umat Islam dalam bidang politik. K.H. Hasyim
7. Menuntun kehidupan anggota. Asyari menjadi ketua Partai Masyumi yang pertama.
Kemudian digantikan oleh Dr. Sukiman Wirjo-
Kecintaan beliau terhadap Muhammadiyah sandjojo, dan selanjutnya digantikanolehM. Natsir.
tidak pudar terbawa arus jaman dan usia. Ketika
tidak lagi sebagai ketua PP Muhammadiyah, beliau Pada tahun 1952 Masyumi menyelenggarakan
menjadi penasehat PP Muhammadiyah sampai be- kongres, dengan keputusan antara lain mengangkat
liau wafat. Di Gedung Dakwah kantor PP Muham- SutanMansur sebagai Wakil Ketua SyuroMasyumi
madiyahJalanMenteng Raya 62 Jakarta, Buya AR Pusat. Ketika diselenggarakan Pemilihan Umum
Sutan Mansur memiliki kebiasaanhampir setiap pagi tahun1955, SutanMansur terpilihmenjadi anggota
memberikan pengajian/taushiyah. Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan
Politik anggota Konstituante dari Masyumi.
Sebagaimana tokoh-tokoh Muhammadiyah Ketika terjadi pemberontakan PRRI (Peme-
generasi awal, sebagian dari mereka terlibat dalam rintah RevolusionerRepublikIndonesia) tahun 1958,
politikdan memang keadaansaat itumenuntut untuk beliau bergabungdenganPRRI meskipuntidakbesar
terjunkedunia politik. Demikian halnya denganAR andilnya. Keterlibatan ini atas pertimbanganbahwa
SutanMansur, pada masa pendudukanJepang,beliau beliau tidak suka pada Partai Komunis Indonesia
diangkat menjadi anggota TsuoSangi Kai dan Tsuo (PKI) dan tidak senang pada sikap-sikap kedikta-
Sangi In (semacam DPR dan DPRD) mewakili toran Bung Karno pada saat itu.
Sumatera Barat. Setelah Indonesia merdeka, beliau
diangkat oleh Wakil Presiden Muhammad Hatta Pada tahun 1960, Presiden Soekarno bereaksi
menjadii Imam dan Guru Agama untuk Tentara terhadap sikap-sikap para politisi Masyumi dengan
Nasional Indonesia komandemen Sumatera dengan membubarkanPartai Masyumi ini karena Soekarno
pangkat Mayor Jendral Tituler yang berkedudukan mencurigai tokoh-tokoh terlibat dalam gerakan
di Bukittinggi (1947-1949). Pada tahun1950, beliau pemberontakan PRRI tersebut.
ditunjuk menjadi penasehat TNIAD yangberkantor
di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta. Tapi Karya tulis
permintaan ini beliautolak denganalasanakanfokus Di tengah kesibukannya sebagai pengurus
padakegiatandakwahdi Muhammadiyah. Demikian
pula ketika pada tahun 1952 beliau diminta Presiden puncak kepemimpinan Muhammadiyah dan dakwah,
Soekarno untukmenjadi penasehat Presidendengan beliau juga memanfaatkan kesempatan untuk
catatan harus pindah dari Bukittinggi ke Jakarta. menulis buku danartikel-artikel, antara lain: Jihad,
Lagi-lagi permintaan ini tidakditurutinya.
Seruan Kepada Kehidupan Baru, Tauhid Mem-
bentuk Kepribadian Muslim, Ruh Islam.
Buya SutanMansur yangdikenal sebagai da’i,
organisator, pendidik, dan pejuang kemerdekaan ini
wafat pada hari Senin 25Maret 1985(3Rajab1405),
di Rumah Sakit IslamJakarta dalam usia 90 tahun.
Jenazah beliau dimakamkan di Pekuburan Umum
Tanah Kusir Jakarta setelah dishalatkan di Masjid
Kompleks Muhammadiyah. [Lasa Hs.]
:: 21 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
MUHAMMAD YUNUS ANIS
Sebagai Kepala Pusroh A ngkatan Darat, Letkol
H. M. Yunus Anis berusaha memperluas dakwah
Islam pembinaan ruhani tentara sehingga terbentuk
Dinas Dakwah AURI , Pusroh Islam A ngkatan Laut
dan P usroh Mabes Kepolisian R I, yang kemudian
menjadi Disbintal (Dinas Pembinaan Mental) di
tiap- tiap A ngkatan. Jabatan Imam Tentara ini telah
lama menjadi pemikiran Jenderal Soedirman,
namun baru terlaksana pada awal tahun 1950-an.
Letkol Haji Muhammad Yunus Anis, seorang putra Kauman Yogyakarta kelahiran 3 Mei 1903.
Beliau adalah putra dari Haji Muhammad Anis dan Ibu Siti Saudah binti H. Syu’aib. Muhammad Anis
adalah seorang Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta yang sejak kecil mendapat pendidikan agama dari
ayahnya sendiri dan dari datuknya. TokohMuhammadiyahyang dikenal sebagai organisator ini memeroleh
pendidikanformal dari SekolahRakyat MuhammadiyahYogyakarta, lalu SekolahAl-Atas dansekolahAl-
Irsyad di Jakarta di bawah asuhan Syekh Ahmad Syurkati.
Setelah selesai mengikuti pendidikan ini, beliau melaksanakan tugas sebagai mubaligh ke daerah-
daerah bersama denganpengurus Muhammadiyahlainnya, misalnya pada tahun 1928 beliau sudah sampai
ke Sigli Aceh, dan pada tahun 1926, beliau mendatangi pelantikan Pengurus Muhammadiyah di Makasar.
Setelah Muhammadiyah berkembang di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Pekajangan
(Pekalongan) serta daerah-daerah lain, Yunus Anis yang dikenal sebagai orator itu mendapat tugas di
Padang Panjang Sumatera Barat. Kehadiran beliau disambut gembira oleh umat Islam di sana. Setelah
dianggap berhasil melaksanakantugasnya,
maka beliau ditugaskan untuk berdakwah
dan membawa misi Muhammadiyah ke
Makasar, selanjutnya keAlabio Kaliman-
tan Selatan. Pengabdiannya di Muham-
madiyah berlanjut dengan penugasannya
sebagai pembina generasi penerus yang
diwadahi dalam organisasi kepanduan
Hizbul Wathan (HW).
Yunus Anis yang pernah menjadi
pengurus cabang Muhammadiyah di
Batavia (Jakarta), dikenal Sebagai
seorang da’i yang komunikatif, humoris,
H.M. YunusAnis (duduk, tengah) dan menguasai materi. H.M. Yunus Anis
dan para pengurus Muhammadiyah Sigli Aceh, 1928. memegang peran penting dalam
:: 22 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
menggerakkan roda organisasi Muhammadiyah. 7. Kalau Saudara tidak dapat memenuhi undangan
Pada periode kepengurusan Muhammadiyah 1942- sidang, konferensi, muktamar, dan sebagainya
1953, beliau duduksebagai Sekretaris. Pada periode supaya memberitahu (pamit) dengan keterangan
1953-1959, beliau dipercaya sebagai Sekretaris sebabnya. Sebaliknya yang mengadakansidang,
Jendral. Kemudian pada periode 1959-1962, beliau konferensi, muktamar, dan sebagainya supaya
dipercaya sebagai Ketua. Pada periode 1962-1968 mengurus dan menanyakan kepada yang diun-
yakni pada kepemimpinan H.A. Badawi, beliau dang, tetapi tidakdatang itu jangan tinggal diam
dipercaya sebagai Penasehat. atau mendiamkan
HM Yunus Anis dikenal sebagai orang yang 8. Saudara yangdiranting mengurus anggota, Sau-
jeli, teliti,cermat danseorangkoresponden yangbaik. dara yang di cabang mengurus anggota dan ran-
Karena itu pada periode 1929-1957, beliau dipilih ting-rantingdalamdaerahnya; dan Saudarayang
untuk ikutmengurusi majalahSuara Muhammadiyah, di propinsi mengurus daerah-daerah yang meli-
disamping membantu majalah Islam lainnya. putinya, haraplah sama-sama mengingati Sabda
Nabi Muhammad SAW yang artinya: Kamu
Sepuluh Pesan Yunus Anis masing-masing menggembala dan bertanggung
Begitu besar perhatiannya kepada Muham- jawab akan penggembalaannya. Kalimat
madiyah, pada peringatan40 tahun Muhammadiyah “mengurus” ini supaya diartikan memimpin dan
beliau menulis 10 (sepuluh) pesan sebagai berikut: menuntun, Ranting, Cabangdan Daerah supaya
1. Saudara sebagai anggota dan pecinta Muham- dijelaskan Majelis, Bahagian, Urusan, dan
madiyah supaya menambah baktinya kepada Panitianya, dan anggota supaya diumumkan
Tuhan Allah SWT, dengan memperbanyak jasa sampai kaumpengikut danpecinta, terutama dari
dalam Muhammadiyah khususnya dan masha- laki-laki dan isteri, serta Hizbul Wathan dan
lihul Islamiyah umumnya Nasyi’atulAisyiah
2. Ulangi, kaji dankerjakanlahyangtersebut dalam 9. Saudara jangan tinggal diam atau mendiamkan
Anggaran Dasar Muhammadiyah serta kaidah- (tidak ambil pusing) kepada pengurs, pengasuh
kaidahnya dan yang diberi tugas dalam menggerakkan
3. Hendaknya saudara pengurus menjadi contoh persyarikatan Muhammadiyah. Sediakanlah
teladan dalam beramal kebaikan dan banyak bantuan, berilah musyawarah, kirimlah usul
beribadahkepada TuhanAllahSWT,meneladani sambil ingat-mengingatkan kepada yanghak dan
junjungan Nabi Muhammad SAW kepada kesabaran
4. Hendaklah menambaherat persaudaraan (ukhu- 10.Benar-benar supaya masing-masing menempati
wah) danmengokohkanhubunganpersyarikatan tempatnya mengerjakan tugasnya. Tuhan Allah
dengan memenuhi segala keputusannya SWT akan memberi pahala menurut amalnya
5. Kalau ada surat pertanyaan, permintaaninstruksi masing-masing. Sedangkan yang termulia dari
dari PBMuhammadiyah danMajelis Perwakilan kamu adalah yang terbanyak baktinya.
Daerah, atau dari Cabangdan Rantingnya, supa-
ya segera dijawab, dipenuhi sesuai kemampuan. Karya tulis
Kalau tidakSaudaralahyangmenjadi penghalang Di tengah-tengah kesibukannya mengemban
dari kelengahan itu. Atasilah dengan sebaik- amanahsebagai pimpinan puncak Muhammadiyah,
baiknya beliau menyempatkan diri untuk menulis. Tulisan
6. Kalau Saudara mengirimkan surat pertanyaan akan memiliki nilai keabadian. Diantara karya
atau pemintaan kepada yang tersebut di atas ini, tulisnya yang adalah: 1. K itab Takb ir (tulisan
padahal sudah dinanti 7-10 hari dari perkiraan Arab); 2. Kitab Shiyam; 3. Risalah Sitti ‘Aisyah
penerimaan surat Saudara tetapi belum menja- (berbahasa Jawa berhuruf Arab/Arab Pegon); 4.
wabnya supaya Saudara peringatkan dengan Risalah Shalat Ied di tanah lapang (berbahasa
mengulanginya, jangandibiarkankawan itulalai Jawa berhuruf Arab/Arab Pegon); 5. Sejarah
atau barangkali suratnya itubelum/tidak sampai Maulid Nabi Muhammad SAW; 6. Pelajaran Pro-
:: 23 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
paganda; 7. Pelajaran Administrasi Muham- Angkatan Laut beliau menghubungi Bahrum
madiyah; 8. Manasik Haji; 9. Wanita Berbicara Rangkuti, yang kemudian menjadi Kepala Pusroh
dengan Bahasa Al-Quran; 10. Riwayat Hdup Islam Angkatan Laut. Dan untuk kepolisian, kita
Nyai Dahlan; 11. Riwayat Hidup H. Fakhruddin; kenal Hasbullah Bakri sebagai Kepala Pusroh
12. Riwayat Hidup Muhammad Anis; 13. Riwayat Mabes Kepolisian RI. Demikianlah usaha Yunus
Hidup H.A. Badawi. Anis dalam dakwah Islam di CPRAD yang
kemudian berubah menjadi PRIAD, berubah lagi
Imam Tentara menjadi Pusat Rohani (Pusroh) dan kini Disbintal
Letkol H.M. Yunus Anis diangkat menjadi (Dinas Pembinaan Mental) di tiap-tiap Angkatan.
Kepala Pusroh (Pusat Rohani)AngkatanDarat pada Bakri Sahid (Allahu Yarham, mantan Rektor
30 Januari 1954. Ceritanya, Mayor Moeljadi Djojo- IAIN (sekarang UIN Sunan Kalijaga) pernah
martono, Imam Tentara Kesatuan Diponegoro dan menyatakan bahwa Letkol. H.M. Yunus Anis itu
Bakri Sahid, LetnanSiliwangi mendapat tugas untuk seorang yangkreatifdan banyakide untukkebaikan.
mencari figur Imam Tentara yang memiliki kepri- Bahkandinilaidari perjuangannya dapat disetarakan
badian kuat, disiplin dan kreatif. Dipilihnya Letkol dengan pemimpin nasional. Yunus Anis diangkat
H.M. Yunus Anis, yang kemudian disetujui oleh sebagai Kepala Pusroh Angkatan Darat ini ketika
pimpinan Angkatan Darat Jenderal A.H. Nasution, Angkatan Darat dipimpin oleh Jendral A.H.
antara lainkarena pertimbangania memiliki fisikyang Nasution. PakYunusAnis memiliki fisikyanggagah,
gagah, tinggi, besar dan pengetahuan Islam yang tinggi, besar, dan pengetahuan Islamnya luas, dan
kuat serta sikap kepemimpinan yang dapat menum- kepemimpinannya dapat menumbuhkembangkan
buhkembangkan persatuan dan kesatuan dari persatuan dan kesatuan dari berbagai golongan.
berbagai golongan. Beliau tegas, berani mengatakan mana yang benar
Letkol H.M. Yunus Anis dipandang mampu danmana yangsalah, jujur, disiplin, berdedikasi tinggi
memegang Jabatan Kepala Pusroh AD karena ke- kepada perjuangan nusa, bangsa dan agamanya.
mampuan beliau mendidik sesuai buku agama yang Di usia tua, H.M. Yunus Anis tetap semangat
telah ditentukan dalam Angkatan Darat. Selain itu, dan berperan serta aktif dalam pengembangan
untuk menangani tugas berat itu, diperlukan tenaga Persyarikatan. Namunantara semangat dan kondisi
yang kuat, kepribadian yang baik, berwawasan fisiknya tidak seimbang. Di usia lanjut HM Yunus
kebangsaan dan berpengetahuan agama yang luas Anis menderita diabetes dan kakinya harus diam-
serta berhati ikhlas dan berdedikasi dalam perju- putasi. Saat itu di RS PKU Muhammadiyah belum
angan bangsa dan negara. Jabatan Imam Tentara memiliki peralatannya, maka beliau rawat inap di
initelah lama menjadi pemikiranJenderal Soedirman, RS Cempaka Putih Jakarta selama sekitar 50 hari.
namun baru terlaksana pada awal tahun 1950-an. Kondisi fisiknya semakinhari semakin lemah,
Kemahiran dan penguasaan terhadap bahasa bahkan tidak kuasa lagi untuk menjalankan puasa
Belanda, Inggris danArab, memperlancar pelaksa- Ramadhan. Pada suatu pagi, beliau terasa panas
naan tugas beliau sebagai Imam Tentara, terutama badannya dan minta APS, sedang keesokan harinya
ketika beliau ditugasi untuk melaksanakan missi supaya diantar ke RS PKU Yogyakarta. Dokter
PRIAD (Pembina Ruhani Angkatan Darat) ke luar Baried Ishom yang merawatnya menyarankan agar
negeri selama 100 hari ( 28Agustus-29 29 Novem- Pak Yunus Anis rawat inap. Usaha keluarga telah
ber 1958), dengan perintah mengunjungi negara- dilakukan, namun Allah SWT memanggilnya pada
negara Islam untuk belajar tentang pemeliharaan tanggal 14April 1979pukul 04.00.
ruhani Angkatan Bersenjata di tiap-tiap negara. Jenazah H.M. Yunus Anis dilepas oleh Haji
Dalam kepemimpinan beliau, dakwah Islam DjarnawiHadikusumoselaku Wakil PimpinanPusat
di CPRAD (Corps Pemelihara Ruhani AD) Muhammadiyah, saat itu Ketua PP Muhammadiyah,
diperluas hingga mencakup empat angkatan. Beliau PakAR, sedang bertugas di Sumatera Barat. [Lasa
berhasil mengorbitkanKaptenAbdullahAl-Anshari Hs./adm]
untuk mendirikan Dinas Dakwah di AURI. Untuk
:: 24 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
AHMAD BADAWI
Menjadi pimpinan puncak M uhammadiyah saat
itu memang berat. Kondisi sosial politik kurang
menguntungkan Muhammadiyah. Saat itu ada
beberapa tokoh Muhammadiyah yang aktif dalam
P artai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indone-
sia). Image atau citra kurang baik tentang
Masyumi dihembus-hembuskan oleh orang-orang
P KI (P artai Komunis Indonesia) karena
kebencian mereka terhadap M asyumi
Kiyai Haji Ahmad Badawi yang lahir 5 Februari 1902 itu dari silsilah dari garis ayah, ternyata
masih keturunan Panembahan Senopati. Ayahnya bernama Muhammad Fakih (KH. Habiburrahman) bin
Kiai Resosetiko. Beliau merupakan salah satu Pengurus Muhammadiyah tahun 1912 sebagai komisaris.
Sedang dari silsilah ibunya yakni Nyai H. Siti Habibah, masih keluarga dekat KHA Dahlan. Nyai
Hj.Siti Habibah adalah adik kandung KHA Dahlan.
Pendidikan formal Ahmad Badawi dimulai dari Madrasah Diniyyah Muhammadiyahyang didirikan
oleh KHA Dahlan. Sekolah ini berubah nama menjadi Standaard School, lalu berubah lagi menjadi
Sekolah Dasar Muhammadiyah seperti sekarang ini. Pengetahuan agamanya mula-mula diperoleh dari
ayahnya sendiri yakni K.H. MuhammadFakih. Beliau mulai menuntut ilmu dari pondokpesantrensatu ke
pondokpesantrenyanglain. Pada tahun 1908-1913beliaubergurukepada K.H. Ibrahimdi PondokPesantren
Lerab Karanganyar. Tahun 1913-1915 berguru kepada KRH. Dimyati di Pondok Pesantren Tremas
Pacitan. Di pesantren ini beliau dikenal dengan pandai menguasai ilmu Nahwu (tatabahasa Arab) dan
Sharaf. Pada tahun 1915-1920, beliau menjadi santri di Pesantren Besuk Wangkal Pasuruan. Pada tahun
1920-1921, beliau menuntut ilmu di Pesantren Kauman dan Pesantren Pandean di Semarang. Kehidupan
dari pesantren-pesantren inilah yang membuat Ahmad Badawi pandai bahasa Arab dan gemar menulis
dengan huruf Arab. Tulisan hurufArabnya bagus, seperti yang ditulis pada buku hariannya danAl-Quran
terjemahan dalam bahasa Jawa dan berhuruf Jawa (disimpan di Muhammadiyah Corner Perpustakaan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).
Masa remaja Ahmad Badawi dihadapkan pada aktivitas pergerakan kebangsaan Indonesia. Saat itu
banyak tumbuhorganisasi atau partai pergerakan yang berusaha merekrut anggota sebanyak-banyaknya,
dalam kepentinganbergerak untuk melawan danmengusir penjajahan Belanda. Dalamkondisi seperti ini,
Ahmad Badawi terpengaruh untuk masuk dalam pergerakan kemerdekaan. Beliau mencari organisasi
sosial politik sebagai penyalur aspirasinya. Dengan pertimbangan yang cermat dan memelajari asas
perjuangan berbagai organisasipolitik, maka beliaumemantapkandiriuntukbergabung denganpersyarikatan
Muhammadiyah. Beliau tercatat sebagai anggota Muhammadiyah pada tanggal 25September 1927 dengan
nomor baku 8543. Keanggotaan ini diperbaharui pada masa pendudukan Jepang danbernomor 2tertanggal
15 Februari 1944.
:: 25 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Setelah bergabung dengan Muhammadiyah, Agama Islam; 2) agar Muhammadiyah diberi
beliau memilih bidang dakwah dan pendidikan kesempatan untuk memberi nasihat dan menegur
sebagai ustadz danguru. Dari semangat pengabdian kesalahan yang dilakukan oleh Presiden.
yang tinggi dan kekuatanmotivasi, maka pada tahun Pada tanggal 10 April 1965, KHA. Badawi
1933, beliau dipercaya menduduki jabatan Ketua selaku ketua PP Muhammadiyah menganugerahkan
Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. BintangMuhammadiyahkepada Presiden Soekarno
Lalupada tahun-tahunberikutnya, beliau dipercaya atas kesetiaan dan jasa perjuangannya bagi kema-
untuk menjadi Kepala Madrasah Za’imat (yang juangerakanMuhammadiyah, khususnya dorongan
dalam perkembangannya kemudian digabung dan anjuran untuk berijtihad menggali semangat
dengan Madrasah Mu’alimat Muhammadiyah). ajaran Islam.
Kiprahnya di Muhammadiyah membuat para Perjalanan hidup KHA. Badawi tidak bisa
tokoh Muhammadiyah memberikan kepercayaan dinafikan dari peta politik Indonesia. Pada masa
kepada Ahmad Badawi untuk duduk dalam kepe- perjuangan, Ahmad Badawi bergabung dengan
mimpinan puncak Muhammadiyah. Dalam jajaran Angkatan Perang Sabil (APS) dan ikut beroperasi
kepemimpinanMuhammadiyahbeliau selalu terpilih di Sanden Bantul, Tegal Layang, Bleberan, Keca-
sebagai wakil ketua. Pada Muktamar Muham- bean Kulon Progo. Pada tahun 1947-1949, beliau
madiyah ke-35 di Jakarta, beliau terpilih sebagai dipercaya menjadi Imam III APS, sebagai Imam I
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode adalahK.H. Mahfudz danImamIIAPS DIY adalah
1962- 965. Pada Muktamar ke-36 di Bandung,beliau KRH. Hadjid.
terpilihkembali sebagai Ketua PP Muhammadiyah Kiyai Badawi pernah menjadi anggota Laskar
periode 1965-1968. Pada periode kepengurusan Mataram atas instruksi Sri Sultan Hamengku-
Muhammadiyah 1969-1971 beliau menjadi Pena- buwono IX dan bergabung dengan Batalyon Pati
sehat PP Muhammadiyah. dan Resimen Wiroto MPP Gedongan. Keterlibatan
Menjadi pimpinan puncak Muhammadiyah dalampolitikyang lain adalah bahwa beliau pernah
saat itu memangberat. Kondisi sosial politiksaat itu menjadi Wakil Ketua Masyumi. Pada tahun 1968
kurang menguntungkan Muhammadiyah. Saat itu diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan
memang ada beberapa tokoh Muhammadiyah yang Agung (DPA).
aktifdalamPartaiMasyumi (Majelis SyuraMuslimin Pribadi yang ikhlas, jujur, dan sarat penga-
Indonesia). Image atau citra kurang baik tentang lamandanperjuanganinijugamerupakansosokyang
Masyumi dihembus-hembuskan oleh orang-orang suka menulis. Diantara karya-karya tulis beliau
PKI (Partai Komunis Indonesia) karena keben- adalah: 1) Jadwal Waktu Shalat untuk Selama-
ciannya terhadap Masyumi (sebagaimana kita paha- lamanya; 2) Menghadapi Orla (Orde Lama); 3)
mi sejarah, bahwa PKI ini mengadakan kudeta Qawa’id al- Chams; 4) Mudzakkirat fi Tasji’il
berdarah pada tahun 1965, sehingga akhirnya PKI Islam; 5) Mi’ah Hadist (100 hadits, berbahasa
dilarang di seluruh wilayah Indonesia). Orang-or- Arab); 6) Manasik Haji (bahasa Jawa); 7) Parail
ang komunis itu menyebarkan fitnah dan tuduhan (tulisan Latin berbahasa Jawa); 8) Kitab Nikah
bahwa Muhammadiyah adalah gerakana anti (tulisanArab Melayu); 9) Nukilan Syu’aibul Iman
Pancasila, anti Nasakom (Nasionalis, Agama, dan (bahasa Jawa); 10) Pengajian Rakyat.
Komunis), Muhammadiyah adalah pewaris DI/TII Ahmad Badawi yang pernah menjadi pena-
dan lainnya. sehat pribadi bidang agama pada Presiden Soekarno
Dalam kondisi dan posisi seperti ini, Kiyai itu pulang ke Rahmatullahpada hari Jum’at tanggal
Badawi berusaha mendekati Presiden Soekarno, 25 April 1969 pukul 09.45 di RS PKU Muham-
kebetulan beliau menjadi penasihat urusan agama madiyahYogyakarta, meninggalkan seorangistri Hj.
Presiden RI pertama itu. Kiyai Badawi mendapat St. Zayinah Badawi, dan 9 anak: Siti Djamimah,
amanah dari Pimpinan Pusat Muhammadiyahuntuk Muhammad Djaldan Badawi, Siti Daniyah, Uswar,
mendekati Bung Karno dengan harapan: 1) agar Busyron, Jafroh, Muhammad Jamam, Muhammad
Muhammadiyah diberi hak hidup sebagai gerakan Basil, dan Muhammad Iban.[Lasa Hs.]
:: 26 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
FAQIH USMAN
Faqih Usman memiliki etos entrepreneurship yang
kuat. B isnisnya dengan beberapa perusahaan yang
bergerak dalam bidang penyediaan alat-alat
bangunan, galangan kapal, dan pabrik tenun di
Gresik mengantarnya menjadi Ketua Persekutuan
Dagang Sekawan se-Daerah Gresik. Bersama Hasan
Basri dan A nwar Haryono mengirim nota politik
(Nota K.H. Fakih Usman) kepada pemerintah Orde
Baru meminta agar partai Masyumi direhabilitasi.
Rumusan Kepribadian Muhammadiyah berawal dari
uraian pemikirannya yang berjudul A pakah Sih
Muhammadiyah Itu.
K.H. Faqih Usman, putra Gresik Jawa Timur ini lahir tanggal 2 Maret 1904, dari keluarga santri
sederhana dan taat beribadah. Awalnya ia belajar membaca Al-Quran dan ilmu pengetahuan umum dari
ayahnya sendiri. Pendidikannya melalui pondok pesantren di Gresik ditempuh antara tahun 1914-1918,
setelah itu tahun1918-1924 beliau menimba ilmu pengetahuan di pondokpesantrendi luar daerah Gresik.
Faqih Usman dikenal sebagai seorang yang cerdas dan otodidak, dan sebagai ulama yang gemar
membaca kitab-kitab kuning maupun pustaka lainnya. Visi ke-Islamannya berwawasan ke depan, namun
tetaptawadhuk dalamperilaku. Menguasai bahasa Arab denganbaik, dan pengetahuanluas karena bacaan-
bacaan surat kabar dan majalah terutama dari Mesir yang berisi tentang pergerakan kemerdekaan.
Untuk menopang kehidupannya, beliau giat dalam dunia usaha dengan mendirikan beberapa
perusahaan yang bergerak dalambidang penyediaanalat-alat bangunan, galangankapal, maupun pabrik
tenun di Gresik. Dengankeuletan dan kepandaiannya dalam bisnis inilah, lalu dia diangkat sebagai Ketua
Persekutuan Dagang Sekawan se-Daerah Gresik.
Faqih Usman memilih Muhammadiyah sebagai aktivitasnya karena organisasi ini sesuai dengan
idealisme dan semangatnya. Pada tahun 1925 beliau menjadi Ketua Groep Muhammadiyah Gresik yang
dalam perkembangannya kemudian menjadi Cabang Muhammadiyah Gresik. Faqih Usman yang dikenal
sebagai kiyai-intelektual ituberhasil mengembangkan Muhammadiyah di Jawa Timur. Pada periode 1932-
1936 diangkat sebagai Ketua Majelis Tarjih Muhammadiyah Jawa Timur. Beliau memimpin majalah
“Bintang Islam”, media cetak Muhammadiyah wilayah Jawa Timur.
Pada tahun l936 dia diangkat sebagai Konsul Muhammadiyah Jawa Timur menggantikan KH Mas
Mansur yang diangkat sebagai Voorzitter (Ketua Umum) Hoofbestuur Muhammadiyah pada Muktamar
Muhammadiyah ke-26 di Jakarta tahun l936. Pada tahun 1953 untuk pertama kali beliau diangkat dan
duduk dalamsusunankepengurusanPimpinanPusat Muhammadiyahdanseterusnya selaluterpilihsebagai
ketua PP Muhammadiyah sampai akhir hayatnya. Dengan pengangkatan Faqih Usman sebagai konsul
HBMuhammadiyah Surabaya membawa beliau untuk memiliki wawasan, tanggungjawabdanjangkauan
gerak yang semakin luas. Luasnya pergaulan membuat beliau terlibat aktif dalam Majelis Islam A’la
Indonesia (MIAI) pada tahun 1937. Pernah menjabat antara lain sebagai: 1) Bendahara MIAI (1938)
:: 27 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
kemudian menjadi ketua dan sekretaris lembaga ini. Menjelangmeletusnya gerakan PRRI (Pemerin-
tersebut (1939-1942); 2). Anggota Dewan Kota tahan Revolusioner RepublikIndonesia)di Sumatera
Surabaya (1940-1942); 3).Anggota KomiteNasional Utara, bersama dengan Mr. Moch. Roem, ia ber-
Pusat dan Ketua KomiteNasional Surabaya (1945). usaha mendamaikan rekan-rekannya yang terlibat
MIAI dalam perkembangan selanjutnya men- dalam PRRI tersebut seperti Muhammad Natsir,
jadi Partai Masyumi. Beliau ikut berperan dalam Boerhanuddin Harahap, dan Sjafruddin Prawira-
pendirian Partai Masyumi dalam suatu Muktamar negara dengan pemerintah saat itu. Namun, usaha
Umat Islam di Yogyakarta (7 Nopember 1945). ini tidak berhasil. Setelah itu FaqihUsman memilih
Beliau menjadi sebagai salah anggota pengurus untuklebih banyak aktif di Muhammadiyah.
besar partai tersebut. Pada tahun 1952 menjadi Pada tanggal l5 Juni 1959, bersama-sama
Ketua II sampai tahun 1960 pada saat Masyumi dengan Prof. Dr. Hamka, Joesoef Abdullah Poear,
membubarkandiri. Pada tahun1955beliaudipercaya dan H.M. Joesoef Ahmad beliau menerbitkan
menjadi anggota Konstituante mewakili Masyumi majalah Panji Masyarakat (Panjimas), sebuah
sebagai hasil Pemilihan Umum 1955, pemilu yang majalah yang berorientasi pada Islam yang dalam
pertama kali di Indonesia. pertumbuhannyaberusaha menyesuaikandiridengan
Selanjutnya, karena ada beberapa tokoh perkembangan jaman. Majalah ini semula meru-
Masyumi yangterlibat dalam pemberontakanPRRI pakan majalahyangmemiliki ikatanyang eratdengan
(1958), akhirnya Presiden Soekarno menyatakan Muhammadiyah, dalamperkembangannyakemudian
Partai Masyumi sebagai partai terlarang. Setelah majalah tersebut ingin menerobos sasaran pembaca
pemerintahan Bung Karno yang dikenal dengan yanglebih luas lagi.
Orde Lama itu tumbang dan diganti dengan Orde Sementara itu, disela aktivitas politik, aktivitas
Baru, maka Faqih Usman bersama dengan Hasan di Muhammadiyah tetap berjalan. Pada periode
Basri (Ketua UmumMajelis Ulama Indonesia 1985- kepengurusan Ki Bagus Hadikusumo (l948-l952),
2000) dan H. Anwar Haryono (Ketua Dewan Faqih Usman ditunjuk sebagai Wakil Ketua I PP
DakwahIslamiyahIndonesia)mengirimnota politik Muhammadiyah. Selama periodeARSutanMansur
kepada pemerintah Orde Baru, Soeharto sebagai (1953-l958), Faqih Usman menduduki posisi Wakil
Presidennya. Nota politik itu kemudian dikenal Ketua I. Pada periode H.M.YunusAnis (l959-1962)
dengan “Nota K.H. Faqih Usman” berisi permin- dipercaya sebagai Wakil Ketua I. Pada kepemim-
taan agar Pemerintah Orde Baru mau merehabilitir pinan K.H.A. Badawi yang pertama (1962-l965)
Masyumi dari partai terlarang. beliau juga ditunjuk sebagai Wakil Ketua I. Pada
Beliau pernah dipercaya untuk memimpin saat itu, Faqih Usman mengemukakan pemikiran-
DepartemenAgama RI pada masa Kabinet Halim pemikirantentang Muhammadiyahyangdirumuskan
sejak 21 Januari 1950 sampai 6 September 1950. menjadi suatu pedoman yang dikenal dengan
Pada tahun 1951 Faqih Usman ditunjuk sebagai “Kepribadian Muhammadiyah”. Rumusan ini
Kepala Jawatan Agama Pusat. diajukan pada Muktamar Muhammadiyah ke-35
Situasi dankondisi pemerintahan saat itu masih tahun 1962 di Jakarta dan kemudian ditetapkan
menghadapi berbagai gejolak, susunan kabinet sebagai pedoman bagi warga Muhammadiyah.
berulangkali gantidenganmasa jabatanyangkadang Pada masa kepengurusan KHA. Badawi yang
tidakjelas.Faqih Usmanyang dipercaya lagi sebagai kedua kali (1965-l968), Faqih Usman dipercaya
Menteri Agama pada masa kabinet Wilopo sejak 3 sebagai penasehat PP Muhammadiyah bersama
April l952 sampai 1 Agustus 1953. Setelah tidak dengan H.M. Yunus Anis, R.H. Hajid, Prof. Dr.
menjadi menteri, beliaududuksebagai anggota aktif Hamka, Sarjono, A.R. Sutan Mansur, dan Dr. H.
Konstituate, disampingjabatannya sebagai pegawai Sukiman Wiryosandjojo. Selama dua kali periode
tinggi yangdiperbantukanpada DepartemanAgama kepengurusan KHA. Badawi ini, Faqih Usman
sejaktahun l954. selaludiminta aktif untukikut menyelesaikantugas-
SebagaitokohMasyumi,beliauberusaha untuk tugas kepemimpinan Muhammadiyah terutama
ikut dalam memecahkan masalah politik di negeri ketika KHA. Badawi mulai sakit-sakitan. Hal ini
:: 28 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
beliau sampaikan sendiri secara langsung ketika amanah jabatan sebagai Ketua Umum PP Muham-
sedang sakit. Dari situasi ini dapat dibaca bahwa madiyah itu hanya dapat beliau laksanakan kurang
nampaknya KHA. Badawi menghendaki agar Faqih dari sepuluh hari, karena beliau sakit. Pada hari
Usman dapat terpilih sebagai Ketua Umum PP Rabu, 2 Oktober 1968, kira-kira seminggu setelah
Muhammadiyah pada muktamar mendatang. muktamar, beliau mengundang seluruh anggota PP
Sebenarnya Faqih Usman sendiri merasa Muhammadiyah untuk mengadakan pertemuan di
kurang/belumpantas menduduki posisi orangnomor rumahbeliau di Jakarta. Dalampertemuanitubeliau
satu di Persyarikatan Muhammadiyah. Beliau malah menyampaikan rencana kerja PP Muhamamdiyah
menghendaki agar tokoh-tokoh muda seperti M. dan Garis Besar Kebijaksanaan Muhammadiyah
Djindar Tamimi danAbdur Rozaq Fachruddin (Pak periode 1968-1971. Setelah melalui pembahasan
AR) dapat ditampilkan sebagai Ketua Umum pada seperlunya akhirnya program itu diterima oleh
Muktamar Muhammadiyah yang ke-37 tahun 1968 peserta sidang. Selesai sidang, mengingat kondisi
di Yogyakarta. Namun demikian, ternyata harapan kesehatan, beliau mengungkapkan keinginan untuk
itu tidak hanya dari KHA. Badawi saja, akan tetapi berobat ke luar negeri. Kepada peserta sidang
para peserta muktamarpun menghendaki demikian. tersebut, beliau meminta kesediaan Pak AR dan
Akhirnya Muktamar menyepakati dan menetapkan Prof. Dr. H.M. Rasyidi untuk sementara melaksa-
K.H. Faqih Usman sebagai Ketua Umum Pimpinan nakan tugas-tugas kepemimpinan Muhammadiyah
Pusat Muhammadiyah periode 1968-1971, dengan selama beliau berobat di luar negeri.
didampingi anggota-anggota terpilih lain yakni; Ketika suatu hari diselenggarakan rapat PP
Prof.H.M. Rasjidi, Prof. Dr. Hamka, Prof. K.H.A. Muhammadiyah di Gedung Dakwah Jl. Menteng
Kahar Mudzakir, Dr. Kusnadi, K.H.M.Yunus Anis, Raya 62Jakarta, yang dipimpinolehProf. Dr. H.M.
Buya A. Malik Ahmad, K.H. AR Fachruddin dan Rasyidi. Rapat yang diselenggarakan tanggal 3
H.M. Djindar Tamimy. Oktober l968 itu berakhir pukul 13.45 WIB,
Pada saat terpilihnya Fakih Usman sebagai bersamaandenganitu diterima berita melalui telepon
Ketua Umum PP Muhammadiyah, di dalam tubuh dari kediaman K.H. Faqih Usman yang menga-
Muhammadiyah saat itu terjadi tarik-menarik barkan bahwa K.H.Faqih Usman telahwafat pukul
kepentingan.Di satusisi ada keinginanagar Muham- 13.00belumlama hari itu.
madiyah menjadi partai politik, tetapi di sisi lain Menjelang pemakaman jenazah almarhum,
berpendapat agar Muhammadiyah tetap konsisten Buya AR Sutan Mansur selaku penasehat PP
sebagai organisasi dakwah, amar ma’ruf nahi Muhammadiyah menyampaikan saran agar segera
munkar. Menghadapi kondisi seperti ini keberadaan diangkat pengganti KH Faqih Usman sebagai ketua
seorang Faqih Usman pada saat itu memang tepat umum PP Muhammadiyah. Saran ini mendapat
adanya. Rumusan “Kepribadian Muhammadiyah” sambutan yang baik dari segenap jajaran pengurus
karya beliau, sebagaimana tersebut diatas, merupa- PP Muhammadiyah. Maka, pada tanggal 3 Oktober
kan jawabanpenyelesaian atas tarik-menarik kepe- 1968 sore hari itu juga diadakan rapat kilat. Dalam
ntingan terhadap Muhammadiyah tersebut. rapat itu, Prof. Dr. Hamka mengusulkan agar Pak
Minat beliau dalam bidang politik demikian AR Fachruddin ditetapkan sebagai pengganti K.H.
besar. Pada masa Orde Baru beliau terlibat dalam FaqihUsman. Usul ini diterima dengansuara bulat,
usaha pembentukan Partai Muslimin Indonesia sehingga selanjutnya PakAR Fachrudin yang masih
(Parmusi) yang simbolnya persis simbol bulan muda saat itu menjadi Pejabat Ketua PP Muham-
bintang, simbol Masyumi. Pada tahun 1968 itu madiyah. Kejadian yang mirip peristiwa pengang-
sebenarnya beliau dicalonkan untuk menjadi ketua katan Abu Bakar Ashidiqi yang diangkat sebagai
umum Parmusi, namun karena kedudukan beliau khalifah pada saat pemakaman Rasulullah SAWini
sebagai Ketua UmumMuhammadiyah, maka beliau merupakan kejadian yang pertama kali dalam
tidak bersedia menduduki jabatan tersebut. kepemimpinan Muhammadiyah. [Lasa Hs.]
Manusia boleh mempunyai kehendak, namun
Allah SWT yang menentukan segalanya. Ternyata
:: 29 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
ABDUR ROZAQ FACHRUDDIN
Pak AR, Muballigh nDeso
Ketua Muhammadiyah 22 Tahun
Pak AR, demikian panggilan populer dari K.H. Abdur
Rozaq Fachruddin, adalah sebuah fenomena dalam
kepemimpinan Muhammadiyah. Beliau memimpin
Muhammadiyah selama 22 tahun (1968 - 1990).
Paling lama diantara para ketua PP Muhammadiyah,
bahkan Kiyai Haji Ahmad Dahlan sekalipun.
Tulisan ini, adalah biografi yang ditulis dengan gaya
bertutur oleh Pak AR.Catatan itu didapatkan dari
laman blog http://kretek-talangbalai.blogspot.com,
diunggah pada 30 September 2009, yang menurut
keterangannya, diambil dari majalah Tempo tahun
1990. Talang Balai, Tanjung Raja Kab. Ogan Ilir
adalah tempat pertama kali Pak AR ditugaskan oleh
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sebagai alumni
Tabligh School Muhammadiyah. Istilahnya dibenum.
Untuk profil Pak AR, ini sengaja ditampilkan utuh
dari sumber yang diperoleh, karena dituturkan oleh
Pak AR sendiri (kemudian ditranskrip). Pemuatan ini
dengan asumsi bahwa yang paling tahu tentang
biografi seseorang adalah dirinya sendiri.
Saya lahir pada 14 Februari 1916, di Clangap, Purwanggan, Yogyakarta. Ayah saya, Kiai Haji
Fakhruddin, seorang lurah naib (penghulu) di Pura Pakualaman. Meskipun demikian, tidak berarti saya
akrab dengan Pura Pakualaman.
Ayah saya mungkin dianggap kiai di desa tempat kami tinggal, sehingga dijadikan penghulu di
Pakualaman. Yang mengangkat ayah saya jadi penghulu bukan Paku Alam sekarang (Paku Alam VIII,
Gubernur DIY, saat itu -ed) tapi kakek Paku Alam VIII. Sedang ibu, Nyai Fakhruddin binti Kyai Haji
Idris, putri seorang bekas penghulu juga di Pakualaman. Dari 11 bersaudara, kalau tidak salah saya
nomor tujuh. Saya lupa tepatnya nomor berapa, karena kakak dan adik saya sudah meninggal semua.
Yang masih hidup tinggal saya sendiri.
Kakak saya ada yang namanya Asma. Salah satu anaknya adalah Prof.Dr. Baroroh Barried, guru
besar Fakultas Sastra UGM. Jadi, Prof.Dr. Baroroh Barried itu keponakan saya. Kakak saya setelah itu
ada yang namanya Wakiah, lalu Uromah. Seterusnya saya lupa.
Rumah kami terletak di selatan masjid Pakualaman. Tapi kemudian, ayah pindah ke Purwanggan.
Ketika itu usia saya 7 tahun dan sekolah di Standard School Muhammadiyah, Bausasran. Setelah tidak
jadi penghulu (1923-1924), usaha Ayah jatuh, sehingga beliau berdagang batik. Usaha ini pun jatuh. Lalu
beliau pulang ke desa aslinya, Desa Bleberan, KelurahanBanaran, Kecamatan Balur, yang beribu kota di
Brosot, Kabupaten Kulonprogo.
:: 30 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Pada tahun 1923, Kabupaten Kulonprogo -- Saya ingat betul, pada tanggal 14 Februari
masuk wilayah Kesultanan, sedang Kabupaten 1942, Jepang menyerbu pabrik minyak Sungai
AdikartomilikPakualaman. KabupatenAdikartoterdiri Gerong. Dengan sendirinya, sekolah tempat saya
dariempat kecamatan, yaituBalur,Panjatan, Petungan- mengajar tutup. Kemudian, saya pindah lagi ke Ca-
Wates, dan Temon. Sekarang, setelah Kabupaten bangMuhammadiyah Muara Mranjat, Tanjungraja,
Kulonprogo dan Kabupaten Adikarto dijadikan satu, Ogan Komering Ilir. Di sana saya mengajar lagi
dengannamaKabupatenKulonprogoyangberibukota sampai 1943.
di Wates, keempat kecamatan tersebut menjadi satu Ketika tinggal di Talang Balai, Palembang
dengan nama KecamatanAdikarto. Karena itu, saya (1938), saya sempat pulang ke Yogyakarta, untuk
pindah ke SD Muhammadiyah Krenggan, Kotagede. menghadiri Muktamar Muhammadiyah. Sampai di
Waktu itu, kalau tidaksalah, saya kelas 3SD. Yogyakarta, saya menikah dengan Siti Qomariah.
Di Kotagede, saya ikut mbakyudansuaminya Usianya ketika itu 17 tahun. Ayahnya, Kiai Abu
yang masih sepupu kami. Beda usia saya dengan Amar, sepupu ayah saya. Jadi, anak dengan anak,
mbakyu saya itu empat tahun (waktu dia kelas 5 sepupu dua kali. Kami sudah kenal lama dan
SD, saya di kelas 1SD). Saya tamat kelas 5 Sekolah dijodohkan oleh orangtua. Memang masih kuno,
Dasar tahun 1928. Waktu itu, SD Muhammadiyah tidak pakai masa pacaran seperti anak-anak seka-
hanya sampai kelas 5. Malah, ada anak yang kelas rang. Dengan sendirinya, saya jatuh cinta setelah
4 SD sudah meneruskan ke Normal School menikah. Tentu saja, setelah menikah, saya ajak dia
Muhammadiyah. keUlakPaceh. Meskipundemikian, istri saya masih
Kemudian saya masuk Madrasah Mualimin sempat meneruskan sekolah Fatayat (setingkat
Muhammadiyah Yogyakarta. Dua tahun belajar di dengan SMP/tsanawiyah) di Yogyakarta. Fatayat
Muallimin, ayah memanggil saya untuk pulang ke adalah sekolah agama khusus putri bukan Muham-
desa. “Tidak usah sekolah dulu, ngaji saja,” kata madiyah, yang didirikan orang-orang Muham-
ayah waktu itu. Saya pulang dan mengaji dengan madiyah.
Ayah, di pondok-pondok Desa Bleberan. Meskipun Pada tahun 1943, Wasilah, anakpertama saya
asliYogyakarta, ayahdulubelajar di PondokTremas, lahir di Tanjungraja, OganKomeringIlir. Setelahlulus
Pacitan. Waktu itu banyak orang Yogya yang SMA, WasilahmasukFakultas Farmasi UGM. Tapi
mondok di Tremas, seperti Kiai Badrowi. baru dua tahun, drop-out karena aktif di Nasyiatul
Setelah dua tahunmengaji denganayah, tahun Aisyiyah.Keluar dari situ, lalu ikut ujianguru agama,
1932 saya melanjutkanpendidikan di SekolahGuru dan diterima menjadi guru agama SD.
Darul Ulum Muhammadiyah, Sewugalur, Kulon- Wasilah menikah dengan Drs. Sutrisno dari
progo, selama tiga tahun. Kemudian, saya masuk Lembaga Administrasi Negara. Sekarang, suaminya
Tabligh School Muhammadiyah, belajar sebagai bekerja di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman
mubalig (propagandis) selama setahun. Pada tahun Modal). Kemudian, anak saya itu meneruskan di
itu juga, saya dikirimolehPimpinan Pusat Muham- IKIP Jakarta, jurusan bahasa Inggris. Mungkin
madiyah (Hoofdbestuur) ke Palembang sebagai nggak sesuai, sehingga tidak jadi sarjana. Tapi
guru SD Muhammadiyah Cabang Talangbalai, suaminya kan sudah sarjana. Anaknya sekarang
Tanjungraja (sekarang Ogan Komering Ilir). Di sudah empat orang.
sana, saya mendirikan Madrasah Wusto Muallimin Anak saya nomor dua, namanya Drs. Syukri-
Muhammadiyah, yang setingkat dengan SMP. yanto, lahir tahun 1945. Ia lulusan IAIN Sunan
Pada 1938, saya pindah ke Cabang Muham- Kalijaga, Yogyakarta, jurusan Dakwah. Sekarang
madiyah Ulak Paceh, Sekayu Musi Ilir (sekarang Syukriyanto bekerja sebagai dosen di IAIN Sunan
Kabupaten Muba, Musi Banyu Asin). Kemudian, Kalijaga Yogyakarta. Dari SD sampai SMA,
pada tahun 1941, saya pindah ke kantor Muham- sekolahnya diselesaikan di Muhammadiyah. Anak-
madiyahSungai Batang, di Sungai Gerong, Palem- anak saya, dari SD sampai SMA, semuanya di
bang, mengajar di HIS Muhammadiyah, yang sekolah Muhammadiyah. Syukriyanto punya lima
setingkat dengan SD. anak.
:: 31 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Setelahitu, lahir anak nomortiga, tahun1948.
Namanya Siti Zahana. Suaminya meninggal 4-5
tahun yang lalu. Setelah lulus dari PGA, Zahanah
meneruskan ke sekolah tinggi, tapi belum selesai.
Sekarang Zahanah, ibu tiga anak, bekerja di
Peradilan Agama.
Tahun 1950, Lutfi Purnomo lahir. Ketika
masih tingkat 5 IAIN Yogyakarta dan sudah lulus
sarjana muda, Lutfi saya kirim keAl-Azhar, Mesir,
untuk belajar Sastra Arab, tapi gagal setelah tiga
tahundi sana. SekarangLutfi mengajar diAl-Azhar
Kelapa Gading, anaknya dua orang.
Anak kelima, Farkhana, lahir 1953. Setelah
lulus Akademi Tekstil UPN Yogyakarta, ia
meneruskan ke SekolahTinggi Industri Departemen
Perindustrian sampai selesai. Sekarang Farkhana
bekerja di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman
Modal). Anaknya tiga orang.
Kemudian, lahir Fauzi, tahun 1956. Setelah
lulus dari SMA Muhammadiyah Yogya, Fauzi
meneruskan ke Fakultas Kedokteran UGM. Lulus
dari situ, Fauzi bekerja di Tanjungraja, Palembang,
selama empat tahun. Empat tahun di Tanjungraja,
Fauzi kembali ke Yogya, mengambil spesialisasi bertugas membantulurah sebagai perjuangan, tidak
anestesi. Fauzi mempunyai dua anak. ada apa-apanya. Jabatan itu saya gunakan
Anak saya terakhir, Wasthiyah, lahir 1958. sewajarnya. Artinya, sebagai RT, saya turut
Setelah lulus SMA Muhamadiyah, Wasthiyah menggerakkan kerja bakti untuk kelurahan,
melanjutkan ke Mualimat Muhammadiyah. misalnya.
Kemudian, kuliah di Sospol Jurusan Administrasi Tahun 1945, bulan Agustus, Indonesia mer-
Negara UGM. Ia punya dua anak. deka. Saya masih di desa. Seperti lazimnya orang
Dikatakan saya mementingkan pendidikan Indonesia, saya juga ikut bergerak, masuk menjadi
anak, ya begitulah. Kebetulan, anak-anak saya mau. anggota BKR di kecamatan. Barisan pelopor juga
Alhamdulillah, mudah-mudahan selesai semua. ada. Tahun 1946, di desa diadakan penggabungan
Anak-anak saya lahir kebetulan berjarak 2 sampai kelurahan-kelurahan terdiri dari 200-300 kepala
3 tahun, tapi waktu itu belum ada KB. Meskipun keluarga. Kelurahan saya termasuk besar wilayah-
demikian, sekarang saya mendorong KB. nya, ada 1.200 kepala keluarga. Di Temon, malah
hanya 100 kepala keluarga. Karena itu, desa saya
MENOLAK JADI LURAH tidak disatukan, hanya diganti lurahnya.
Saya pulang lagi ke Bleberan, tahun 1944. Kakaksaya yangmenjadi lurahmemberitahu,
Waktu itu zamanJepang, pendudukdesa tahu, saya bagaimana kalau saya yang pegang jabatan lurah
pernah mengajar. Karena itu, Kepala Sekolah Darul nantinya. Saya setuju saja kalau kakak-kakakyang
Ulum (sekolah saya dulu) meminta saya untuk sepuh tidak mau. Kalau kakak-kakakmau, silakan.
mengajar. Akhirnya, saya mengajar sambil menjadi Saya masih lebih muda walaupun usia saya waktu
anggota pengurus Muhammadiyah Sewugalur. itu 30 tahun. Waktu pemilihancalon, saya mendapat
Kakaktertua saya, Syaebani (Mangunsemedi, nama 900 suara lebih. Jadi, sudah pasti masuk. Kakakipar
Jawanya), menjabat lurah(kucho)Bleberan.Sedang saya, Mohammad Darobi carik kelurahan, juga
saya menjabat ketua RT (asacho). Ketua RT calon lurah, hanya dapat 600 suara.
:: 32 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
Untuk jadi calon lurah, paling tidak harus penghulu,” kata saya waktu itu. Kakak ipar saya
mendapat 300 suara. Saya lumayan ngetop waktu merestui dan berharap mudah-mudahan saya
itu. Sebab waktu jadi ketua RT (asacho), saya diterima. Saya selaluminta restu pada kakak-kakak
selalu berhubungan dengan rakyat. Orang melihat karena ayah sudah meninggal tahun 1931, sebelum
saya jujur. Artinya, saya tidak pernah korupsi. Tiap saya ke Palembang. Ternyata, saya diterima.
bulan saya mengadakan pengajian dengan nama Kemudian, saya jadi penghulu di Adikarto (Wates).
pengajian rakyat. Bersama kakak saya yang lurah, Waktu itu di Kulonprogo ada 2 kabupaten: di
tiap tahunmenggerakkanzakat sampai terkumpul 4 Adikarto, Wates, dan di Sentolo, Kulonprogo.
tonyang dibagi saat paceklik.Korbanjuga tidak saya Saya jadi penghulu (Kepala Kantor Urusan
lewatkan. Satu desa sampai 42 ekor kambing. Saya Agama) di Wates, tahun 1947.Tidaklama kemudian
jadi pimpinan pembagian tersebut. Dukuh-dukuh saya pindah ke Kulonprogo, Sentolo, juga menjabat
juga saya datangi. Sehari-hari, orang melihat saya kepala KUA. Tiba-tiba, PKI Madiun meletus tahun
jujur dan mereka bersimpati pada saya. Itu yang 1948. Kemudian, terjadi clash dengan Belanda
membuat saya meraih suara terbanyak. tahun 1949. Tentu saja, saya ikut bergerilya.
Yang mau dipilih lurah, carik, kamituo,
jogoboyo dan kabayan. Kelima jabatan ini dapat MENJADI TOKOH NASIONAL
tanah bengkok. Waktu itu ada 12 calon dari 5 yang Akhir tahun 1949, clash dengan Belanda
akan terpilih. Setelah semua calonmasuk, diadakan selesai. Tahun 1950, saya pindah ke kota, menjadi
pemilihan lurah yang diurutkan dari usia. Karena pegawai kantor JawatanAgama DIY di Kepatihan.
paling tua, kakakipar saya yangditanya lebih dulu, Saya jadi orang kota dan tinggal di Kauman.
apa sanggup dan mau menjadi lurah. Beliau Sehingga, saya seperti anak Kauman, meskipun
mengatakan mau dan sanggup dicalonkan. berasal dari desa. Semasa di Kauman, bapak-bapak
Setiapcalon ditanya, sampai tiba giliransaya. pimpinanMuhammadiyah saya anggap ayahsendiri.
Saya jawab tidak mau karena kakak saya sudah Karena itu, segala perintahmereka, seperti memberi
bilang ya. Kalau dia bilang tidak, ya saya mau. pengajian di kampung-kampung, saya kerjakan.
Seperti saya katakan sebelumnya, kalau kakaksaya Mungkin, orang menganggap saya bisa pidato,
mau, saya tidak mau. Saya masih muda, masih bisa sehingga saya sering diminta memberi ceramah.
cari pekerjaan yang lain. Waktu itu, semua orang Misalnya, memberi nasihat untuk pengantin, atau
kaget. Demikianjuga dengankakaksaya yangbekas memamitkan jenazah yang akan diberangkatkan
lurah. Saat pemilihanlurah, kakak ipar saya berhasil saat ada kematian. Akhirnya, saya sering diutus
jadi lurah. Saya ditawari jadi carik. Tapi saya tolak Muhammadiyah untuk ceramah di Kebumen,
karena carik itu harus nga ntor dan tekun di Pemalang, Klaten, dan cabang-cabang Muham-
kelurahan. Saya pilih jadi kamituo, wakil lurah di madiyah di dekat Yogya.
bidang sosial. Seperti kesra. Saya jadi populer di kalangan orang Muham-
Kami bukanturunan lurah. Kakak tertua saya madiyah. Waktu itu, yang memimpin Muham-
yang jadi lurah karena terpilih. Bapak saya hanya madiyah antara lain Kiai Badawi, Kiai Sujak, dan
seorangkiai. Mungkin, anaknya juga dianggap baik. Kiai Muslim. Kemudian, tahun1952, saya diangkat
Setengah tahunkemudian, ada ujian naib dari kantor menjadi Pimpinan Muhammadiyah Kota Madya.
urusan agama kecamatan. Saya ceritakan itu pada Sebagai Pimpinan Muhammadiyah Kota Madya,
kakak tertua bagaimana kalau saya ikut. Setelah saya sering memberi ceramah di mana-mana.
kakak tahu pekerjaan naib, dia bilang ndak usah Tahun 1953, saya diangkat menjadi Ketua
dan menyarankan untuk tetap jadi kamituo. Pimpinan Muhammadiyah DIY. Bersamaan dengan
Tiga bulan setelah itu, ada ujian penghulu dan itu, saya diminta menjadi pembantu anggota PP
saya kabarkan lagi pada kakak. Setelah tahu kerja Muhammadiyah, belum anggota PP Muham-
saya bila jadi penghulu, kakak mengizinkan, tapi madiyah. Tahun 1953, sesudah Muktamar Muham-
saya harus mendapat restudari kakak ipar saya yang madiyah di Purwokerto, Buya A.R. Sutan Mansur
sudah jadi lurah. “Kak, saya akan ikut ujian yang berasal dari Sumatera Barat, Ketua PP
:: 33 ::
100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi
PakAR Fachruddin (kiri) duduk
berdampingan dengan
Prof. Dr. H.A. Mukti Ali (kanan),
guru besar IAIN Sunan Kalijaga,
mantan Menteri Agama RI
Kabinet Pembangunan II
(tahun 1973-1978), dalam forum
Pengajian Ramadhan 1409
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Badan Pendidikan Kader,
14-19April 1989.
Muhammadiyah waktu itu, tidak dapat datang ke pernah menjadi guru Muhammadiyahdi Palembang.
Musyawarah Wilayah Provinsi Aceh di Banda Jadi, sudahbiasa menghadapi massa.Akhirnya, saya
Aceh. Buya Sutan Masur baru saja pindah di Yogya diterima di Musyawarahitu, atas nama PP Muham-
dan sangat sibuk. Beliau lalu menunjuk anggota PP madiyah.Jadi, sejak1953,bolehdikatakansaya mulai
Muhammadiyah yang lain seperti Kiai Badawi. di-Indonesia-kan, tidak hanya di-Yogya-kan. Saya
Kebetulan, bapak-bapak di PP Muhammadiyah mulai kelihatan di keluarga Muhammadiyah Indo-
tidakada yang dapat mewakili karena ada pekerjaan nesia karena sering diutus ke seluruh Indonesia,
lain yang harus diselesaikan. seperti ke Kalimantan atau Padang.
Buya A.R. Sutan Mansur lalu bertanya pada
saya, bagaimana kalausaya yangberangkat. Karena KETUA PP MUHAMMADIYAH
hanya pembantu, dan bukan anggota PP Muham- Tahun 1956, ketika Muktamar Muham-
madiyah, saya menolak. Tapi Buya A.R. Sutan madiyah ke-33 di Palembang, saya sudah menjadi
Mansur mengatakan, meskipun cuma “pembantu”, anggota PP Muhammadiyah, wakil ketua. Tahun
kalau ditunjuk dan diperintahkan, saya bisa saja 1959, Muktamar Muhammadiyah ke-34 di Yogya,
berangkat. Denganbismilah, saya berangkat sendiri saya masihsebagaiwakil ketua PP Muhammadiyah.
keAceh. Sebelumnya, saya singgah dulu di Medan. Demikian juga tahun1962, ketika Muktamar ke-35
Ternyata,K.H.Bustami Ibrahim,PimpinanMuham- (setengah abad Muhammadiyah) di Jakarta dan
madiyah Medan yang ditunjuk Buya A.R. Sutan Muktamar ke-36 di Bandung, tahun1965.
Mansur untuk datang ke Aceh, juga berhalangan. Seperti biasa,ketua PP Muhammadiyahdipilih
Mestinya saya berdua dengan beliau, karena beliau saat muktamar. Demikian juga Muktamar ke-37 di
lebih tua. Akhirnya, saya benar-benar sendiri ke Yogyakarta,tahun1968. Pada pemilihancalon ketua,
Aceh. Di sana banyak orang Muhammadiyah yang saya mendapat suara terbanyak. Meskipundemikian,
terkejut dengan kedatangan saya, karena belum yangterpilihsebagai ketua PP Muhammadiyahdari
kenal. Yang diminta A.R. Sutan Mansur, yang sembilan calon adalah K.H. Faqih Usman dari
datang kokA.R. Fakhrudin. Surabaya. Dua hari setelahmuktamar, kami delapan
Mereka bertanya macam-macam, misalnya orang, selain K.H. Faqih Usman, berangkat ke
menanyakanriwayat hidupsaya.Waktu ituusia saya Jakarta untuk musyawarah. K.H. FaqihUsman juga
37 tahun. Saya diminta Pimpinan Muhammadiyah ada di Jakarta. Secara fisik, K.H. Faqih Usman
Aceh untuk menjadi imam shalat maghrib. Seperti sehat-sehat saja, bisa jalan-jalan, meskipun suaranya
dites.Saya bilang, baik, meskipunmereka sudahtua- tidak keluar. Beliau sudah menulis pesan yang
tua. Saat shalat Jumat, saya juga diminta untuk berbunyi, “Saya akan berobat ke Belanda atas biaya
mengisi khotbahnya. “Boleh,”jawab saya. Saya kan Menteri Sosial, Saudara S. Mintarja, S.H. Selama
:: 34 ::