The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi by Lasa Hs., Widyastuti, Imron Nasri, Iwan Setiawan, Amir Nashiruddin, Arief Budiman Ch. (z-lib.org)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by masjiddarussalam18, 2022-03-15 22:54:26

100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi by Lasa Hs., Widyastuti, Imron Nasri, Iwan Setiawan, Amir Nashiruddin, Arief Budiman Ch. (z-lib.org)

100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi by Lasa Hs., Widyastuti, Imron Nasri, Iwan Setiawan, Amir Nashiruddin, Arief Budiman Ch. (z-lib.org)

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Pada tanggal 17 malam 18 Juni 1920, yang riuh rendah.
diselenggarakan Rapat Anggota Muhammadiyah Kemudi an pimpi nan bertanya lagi hendak
Istimewa, rapat itu dipimpin langsung oleh KHA.
Dahlan. Agendanya mengukuhkan empat Bagian membangun apa lagi? Jawabnya hendak membangun
weeshuis.
baru dalam Hoofdbestuur Muhammadiyah, yaitu1.
BahagianSekolahan, diketuaiolehSdr. H.M. Hisyam; Haa, ada pula kata-kata yang aneh lagi. Apakah
2. Bahagian Tabligh diketuai oleh Sdr. H.M. kata weeshuis itu? Jawabnya, weeshuis itu artinya
Fakhrudin; 3. Bahagian Penolong Kesengsaraan rumah yatim.
Oemoem diketuai oleh Sdr. H.M. Syudja'; dan 4.
Bahagian Taman Pustaka diketuai oleh Sdr H.M. Orang banyak akan tertawa lagi, bahkan ada yang
terlanjur berkata, itu kan pekerjaan pemerintah,
Mokhtar. apakah Muhammadiyah akan menjadi pemerintah?
Saat pelantikan itu, H.M. Syudja’ membuat
Tetapi pimpinan Y.M. K.H.A. Dahlan tetap tenang
rencana kerja akanmembangunrumahsakit, rumah dan memberi isyarat supaya sidang tenang. Lalu
miskin, dan panti yatim. Mendengar rencana kerja mengucapkan terima kasih dan membaca Alham-
yang dianggapterlalu tinggi dananeh, peserta rapat, dulillah serta bersyukur kehadapan Allah yangMaha
Tinggi dan Maha Murah dan mendoakan mudah-
sekitar 200-an orang yang hadir, banyak yang mudahan segala apa yang keluar dari ucapan yang
menertawakannya. suci dan murni dari ketua ketua H.B. Muhammadiyah
Bahagian tadi mendapat bimbingan serta taufiq dan
Tentang Rapat Anggota Muhammadiyah hidayat dari pada Allah s.w.t. untuk kelancaran
Istimewa itu, H.M. Syudja’ menuliskan sebuah terleksananya maksud dan tujuan tersebut. Amin.
catatan berikut:
Jam12 malam rapat akan ditutupdengan selamat.
“...Keempat. Sebagai l antikan dan pernyataan Perlu diutarakan disini, bahwa sebelumnya sdr H.M.
yang terakhir sdr. H.M. Syoedja’ sebagai ketua Syoedja’ minta idzin kepada Pimpinan hendakbicara
Bahagian Penolong Kesengsaraan Oemom tampil sebentar dan permintaan itu oleh pimpinan dikabul-
kemuka untuk dilantik dan diminta pernyataannya, kan. Maka dengan segera sdr H.M. Syoedja’ mulai
akan sampa i kemana henda k mel aksana ka n bicara sebagai berikut.
pertolongannya kepada umum?
Pimpinan Yang Mulia dan saudara sekalian yang
Jawabnya hendak membangun hospital untuk terhormat.Assalamu’alaikumwarohmatu Allahu wa
menolong kepada umum yang menderi ta sakit. barokatuh.
Jawaban H.M. Syoedja’ ini agak menggemparkan
fi kiran hadl irin karena terl alu besar yang akan Sungguh sangat menyesal dan kecewa hati saya,
dibangun dan tidak seimbang dengan kemampuan ketika saya mendengar sambutan atas jawaban saya
sipenjawab dimasa itu sehingga mereka tert awa terhadap pimpinan sidang dengan gelak ketawa yang
berbahak-bahak seolah-olah mengherankan. Tetapi mengandung isi seolah-olah melemahkan semangat
fihak pimpinan KHA Dahlan tetap tenang dan jiwa saya yang penuh keyakinan atas dasar penge-
bijaksana t idak ikut serta tertawa dengan orang tahuan (‘ilmu yaqin) dari pada ajaran Agama Islam
banyak, bahkan beliau memberi isyarat dengan yang sumbernya kitab suci al Qur’an dan Sunnah
tangannya supaya hadlirin tenang. Rasul Muhammad s.a.w.

Dan selain dari pada itu. Hendak membangun apa Dalam al-Qur’an dapat kita lihat masih tercantum
pula? Sdr. H.M. Syoedja’menjawab, hendakmemba- Surat al-Ma’un dengan ayat dan lengkap tidak
ngun armhuis. Orang banyak tidak tertawa seperti sehurufpun yang kurang sekalipun berubah, arti dan
yangsudah melainkan tenangdandiam seribu bahasa, ma’nanyapun tetap sejak turun diwahyukan oleh Al-
karena mereka agaknya masih merasa asing dalam lah sampai kini tetap juga.
bahasa itu. Sehingga pimpinan merasa perlumenanya,
apa artinya bahasa Armhuis itu? Jawabnya, menurut Meskipun kitab suci al-Qur’an sudah berabad
kata orang Armhuis artinya adalah rumah miskin. abad dan surat al Ma’un menjadi bacaan sehari-hari
dalam sholat oleh umat IslamIndonesia pada umum-
Orang banyak tertawa lagi dengan serentak nya dan di Yogyakarta pada khususnya, namun
seolah-olah mereka berfikir kembali membayangkan sampai kini belum ada seorang dari umat Islamyang
jawabanyang semula, tetapi Yang Mulia KHA. Dahlan mengambil perhatian akan intisarinya yang sangat
tetap tenang dan berisyarat menenangkan tertawa penting ituuntuk diamalkan dalam masyarakat.

Banyak orang-orang diluar Islam (bukan orangIs-
lam) yang sudah berbuat menyelenggarakan rumah-
rumahPanti Asuhan untuk memelihara mereka si fakir

:: 185 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

RS PKO Muhammadiyah di Ngabean straat agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu dan
(Jln. KHA Dahlan) Yogyakarta, 1938 meneguhkan kedudukanmu.

miskin dan kanak-kanakYatimyang terlantar dengan Pula dalam surat al-Ankabut (29) ayat 69, yang
cara sebaik-baiknya hanya karena terdorong dari rasa artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk
kemanusiaan saja, tidak karena merasa bertanggung mencari keridloan Allah, benar-benar akan Allah
jawab dalam masyarakat dan tanggung jawab disisi tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
Allah kelak dihari kemudian. sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-
orang yang berbuat baik.
Kalau mereka dapat berbuat karena berdasarkan
kemanusiaan saja, maka saya heran sekali kalau umat Sekianlah tambahan keterangan pernyataan saya
Islamtidak dapat berbuat. Padahal agama Islamadalah kepada pimpinan yangdisambut dengan gelak ketawa
agama untuk manusia bukan untuk khalayak yang oleh sidang ini malam, mudah-mudahanlah tambahan
lain.Apakah kita bukan manusia? Kalaumereka dapat keterangan saya itu dapat menambah kesadaran
berbuat kena apakah kita tidak dapat berbuat? Hum saudara sekalian adanya. Wassalamu’alaikum w.w.
rijal u wa nahnu rijal (mereka manusi a kitapun
manusia) . Terima kasih.

Saudara-saudara yang terhormat dan yang Akhirnya, denganiktikad baik, ikhlas dankete-
tertawa, rupanya saudara-saudara itu masih belum kunan, mimpi Muhammad Syudja’ ini menjadi
yakin percaya kepada Allah s.w.t. dan belum yakin kenyataan, antara lain berhasil mendirikan Rumah
percaya kepada kitabnya, sehingga saya bercita-cita Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Semula
akan membangun Hospital, Rumah Miskin dan Rumah
Yatim saja, seolah-olah mustahil akan dapat terlak- berlokasi di jalan Jagang Notoprajan, kemudian
sana, karena saudara pandang ketiadaan kemampuan pindah ke jalan Ngabean (Ngabean straat) dengan
kita diwaktu sekarang ini, sehingga cita-cita kita sau- menyewa rumah milik H. Mukti bin Nawawi. Pada
dara pandang sangat melampaui batas. Allah Ta’ala akhirnya Muhammadiyah berhasil membeli tanahdi
tidak memerintahkan kepada kita hambanya sesuatu sebelah baratnya, yakni yang ada sekarang ini. Ini
yang bukan bakatnya walau pun soal yang sekecil-
kecilnya. Tetapi Allah ta’ala memerintahkan kepada adalah rumah sakit pertama yang didirikan
kita sesuatu yang kita dapat meleksanakan walaupun Muhammadiyah.
soal yang besar dan berat.
Pada tahun 1922, bersama M. Wirjopertomo,
Saudara-saudara, kita telah membangun Persyari- H.M. Syudja’ mendapatkan tugas dari H.B.
katan Muhammadiyah unt uk menta’ati perintah- Muhammadiyahuntuk; 1)memimpinperjalananhaji
perintah Islam yang bersumber kitab Al-Qur’an. yang keberangkatannya dikoordinir oleh Bagian
Taatilah dengan sungguh-sungguh menurut petunjuk
dan sunnah Rasullullah serta dengan kepercayaaan Penolong Haji HB Muhammadiyah; 2) mensurvei
yang yaqin dan penuh semangat yang giat. kondisi perjalanan haji; 3) mengenalkan gerakan
Muhammadiyah di Makkah Mukarromah.
Dalamal-Qur an Allahta’ala telah berfirmandalam
Surat Muhammad (47) ayat 7 yang artinya: Hai Berkat perjuangan, komitmen, danusaha beliau
orang-orang yang beriman, jika kamu menolong dalam perbaikan perjalanan haji ini, H.M. Syudja’

dikenal dan dianggap sebagai pelopor perbaikan
perjalanan haji Indonesia. Pada masa pasca kemer-
dekaan RI, H.M. Syudja’ bersama kawan-kawan
membentuk wadah ikatan haji yang disebut dengan
PDHI (Persatuan Djama’ah Haji Indonesia).

Beliau berpulangke rahmatullahpada tanggal
5 Agustus 1962, dikenal sebagai salah satu tokoh
yang mewarisi sikap KH. Ahmad Dahlan sebagai
gurunya. Beliau adalahperumus danpenafsir dalam
realitas gerakan Muhammadiyah terutama dalam

bidang kesehatan, kemanusiaan dan kemaslahatan
umat. RS PKU Muhammadiyah, Panti Asuhan,
dalam berbagai bentuknya, kini bertebarandi mana-
mana di bumi Indonesia.[Lasa Hs./adm]

:: 186 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

M. SIDDIK ADIEM

K.H. M. Siddik Adiem, namanya sangat dikenal
sebagai tokoh Muhammadiyah, tokoh masyarakat
dan pejuang kemerdekaan Indonesia.
Semasa menjadi Pimpinan Muhammadiyah,
beliau sering turun ke daerah untuk mendirikan
cabang maupun ranting Muhammadiyah sambil
memberikan ceramah sampai ke desa-desa.
Pada tahun 1957, bersama KHA. R asyid Sidik
dan K.H. Husin Abdul Mu’in menggagas
berdirinya IA IN R aden Fatah Palembang.

K.H.M. Siddik Adiem, dilahirkan pada tanggal 2 Nopember 1913 di Desa Pengandonan Marga
Alun Dua Kewedanaan Tanah Pasemah Pagar Alam Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Kedua orang
tuanya adalah petani di desa kelahirannya tersebut. Ketika masih kecil beliau sudah menjadi anak yatim
karena telah ditinggalkanoleh ayahnya, sehingga beliau hanya diasuh oleh ibunya.

Pada tahun 1937, beliau menikah dengan Rufiah lsmail, mempunyai anak sembilan orang (lima
wanita danempat laki-laki). Putri pertama, Muslimahadalahaktivis NAdan‘Aisyiah.Putrikedua, Mardiana
aktif di IMM, putri ketiga Hakimahaktifdi NA, sedangkanputri keempat Sa’adah, menjadi dosenFakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pendidikan dimulai dari Sekolah Desa (Sekolah Rakyat), berijasah Sekolah Marga 1 Maret 1926,
dilanjutkan keSekolah Goeverment KI.2berijazah9 Februari 1929. Setelah itu melanjutkankeDinijjahschool
Padang Panjang, dengan Diploma “Qismul Ali” berijazah 28 Nopember 1934 (dengan pengantar bahasa
Indonesia danArab), juga belajar pada Tablighschool Muhammadiyah (SekolahPropagandis Islam) Padang
Panjang. Selama menjadi pelajar beliau aktif menjadi Pemuda Muhammadiyah, pemimpin Pandu Hizbul
Wathan, dan menjadi Penulis II Muhammadiyah Padang Panjang.

Setelah kembali ke Pagar Alam akhir tahun1934, beliau aktif di Muhammadiyah. Pada tahun 1935
diangkat menjadi Guru Kepala pada Perguruan Muhammadiyah Pagar Alam. Pada bulan Januari 1940
dipindahkan ke Lahat selama satu tahun menjadi mubaligh Islam pada Cabang Muhammadiyah Lahat.
Pada tahun 1941 kembali mengajar menjadi Guru Kepala pada “Wustha Mallimin” (Sekolah Guru Islam
Tingkat Pertama) PagarAlam. Pada awal tahun1943menjadi mubalighIslam di Pagar Alam, meneruskan
amal MuhammadiyahyangdimatikanolehJepang. Pada tanggal 29Agustus 1945 diangkat menjadi Ketua
Komite Nasional Indonesia Tanah Pasemah sampai 1 Maret 1946. Tahun 1947 beliau diangkat menjadi
Kepala Jawatan Penerangan Kw. Tanah Pasemah.

Pada tahun 1948 beliau diangkat menjadi Kepala Jawatan Penerangan Kabupaten Lahat, kemudian
jejak awal Maret 1949 menjadi Wakil Kepala Jawatan Penerangan Karesidenan Palembang sampai tahun
1951. Sambil bergerilya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, beliau terus berjuang
menghidupkan danmembesarkanMuhammadiyah. Tahun1952beliau ditugaskanmenjadi Kepala Jawatan
Penerangan Kabupaten Bengkulu Utara. Di kota ini, beliau aktif di Muhammadiyah Cabang Bengkulu.
Selanjutnya, tahun 1954 ditugaskan menjadi Kepala Jabatan Penerangan di KabupatenMuara Enim, dan

:: 187 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

terakhir, beliau menjadi Kepala Bagian Pewartaan sekarang ditempati untukKantor PimpinanWilayah

Jawatan Penerangan Propinsi Sumatera Selatan. Muhammadiyah Sumatera Selatan, Gedung

Pada tahun 1956, mewakili partai Masyumi, Dakwah, Universitas Muhammadiyah, RumahSakit

beliau menjadi Ketua DPRD Peralihan Sumsel Muhammadiyah, STIKES, dansekolah-sekolah dari

sampai terbentuknya DPRD Swatantra Tingkat I TK sampai Sekolah Menengah Tingkat Atas Mu-

Sumsel tahun 1959. Beliau tetap aktif di Muham- hammadiyah. Selain itu, pada masa kepemimpinan

madiyah meskipun sibuk menjadi ketua DPRD. beliau, bersama anggota pimpinan Muhammadiyah

Namun, ketika terjadi pemberontakan PRRI dan lainnya mempelopori untuk mendirikan Perguruan

Masyumi dianggap terlibat, pada tahun1962beliau Tinggi Muhammadiyah, sehingga terbentuklah

diberhentikandari Ketua DPRD dansebagai Kepala SekolahTinggi Filsafat danHukum Muhammadiyah,

Bagian Pewartaan Jawatan Penerangan. Beliau Sekolah Tinggi Dakwah dan Sekolah Tinggi Ilmu

menjadi tahan kota selama sekitar dua tahun dan Sosial. Sekarang semua perguruan tinggi Muham-

tahanan rumah selama dua tahun. Pada tahun 1967 madiyah itu sudah digabung menjadi Universitas

namanya direhabilitir. Muhammadiyah Daerah Muhammadiyah Palembang. Di Universitas

PalembangBangka saat itu dipimpin oleh H. Zainal MuhammadiyahPalembangini beliau menjadi dosen

Arifin, dan beliau menjadi sekretaris. mata kuliah Kemuhammadiyahan.

Setelahtahun1962, beliautidakaktif lagiseba- Ketika berakhir masa kepemimpinan beliau

gai pegawai dan partai politik, beliau mengabdikan sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah

sepenuhnya untuk Muhammadiyah. Pada tahun Sumatera Selatan pada tahun1971, beliau dipercaya

1965 terjadi pemberontakan PKI. Waktu itu beliau lagi untukmenjadi Ketua PimpinanWilayahMuham-

sebagai Ketua Muhammadiyahmenjadi target untuk madiyah Sumatera Selatan periode 1971-1974,

diculik, sehingga rumahnya selalu dijaga olehwarga sesuai SK PP Muhammadiyahtanggal 17 Djumadil

Muhammadiyah secara bergantian, salah satunya Akhir 1392H/29Juni 1972.

Yusuf Tauhid. Pada tahun 1967 beliau ditetapkan Pada tahun1972, beliau mengikuti SidangTan-

oleh pemerintah sebagai anggota Majelis Pimpinan wir di Yogyakarta. Selesai mengikuti acara tersebut

Haji (MPH) dari Muhammadiyah untuk tahun haji beliau mendapat serangan darah tinggi yang ber-

1387 H. Pada periode 1968-1971 beliau kembali akibat stroke. Selama 3 bulan beliau dirawat di RS

terpilih lagi menjadi Ketua PWM Sumatera Selatan. PKU MuhammadiyahYogyakarta. Walaupunsudah

Semasa menjadi Pimpinan Muhammadiyah lama dirawat di RumahSakit PKU Muhammadiyah

Sumatera Selatan, beliau sering turun ke daerah- Yogyakarta kesehatan belum pulih, akhirnya beliau

daerah untuk mendirikan cabang ataupun ranting dibawa pulang ke Palembang. Sekitar 2tahunbeliau

Muhammadiyah. Beliau bercita-cita mendirikan mengalami kelumpuhan dan karena kondisinya itu,

RumahSakit Muhammadiyahyangbesar di Palem- beliauingin mengundurkandiri dari Ketua Pimpinan

bang. Untuk mewujudkan keinginan itu dibutuhkan MuhammadiyahWilayahSumatera Selatan, namun

suatuareal dan dana yangcukupbesar. Beliau selalu ternyata beliau masih diminta oleh para sahabatnya

kelilingkedaerah-daerah untukmencari dana sambil untuk tetap menjadi ketua, sehingga semua urusan

memberikan ceramah sampai ke desa-desa. Pernah administrasi dan rapat dilakukan di rumah.

sampai 2bulanbeliautidakpulangke rumahdengan Sehari sebelum beliau wafat, diselenggarakan

harapan pembelian tanah tersebut segera terwujud. rapat seluruh anggota PMW Sumsel sejak dari sore

Alhamdulillah, dalamperjalanan usahanya inimaka sampai malam hari. Pada waktu rapat itulah beliau

dengan ijinAllah SWT didapatlahareal seluas ± 12 mendapat serangan strokelagi hingga tidaksadarkan

Ha., tetapi karena keterbatasandana, pembangunan diri. Keesokan harinya beliau wafat, tepatnya pukul

di atas tanah tersebut tidak dapat diwujudkandalam 09.00 WIB tanggal 14 Maret 1974. Jenazahnya

waktu singkat, sehingga banyak diokupasi oleh dimakamkandiPerkuburan UmumPuncakSekuning

penduduk sehingga pada saat ini tinggal 7 Ha. Palembang. **

Tanah yang luasnya ± 7 Ha tersebut terletak

di Jalan Ahmad Yani 13 Ulu Palembang yang

:: 188 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

MUSTHAFA KAMAL PASHA

Melalui perjuangan keras beberapa aktivis
Muhammadiyah seperti Drs. H. Mustafa Kamal
Pasha, Drs. M. Alfian Darmawam, H. Hoemam
Zainal, S.H., B rigjen. TNI. (Purn. ) Drs. H. B akri
Syahid, K.H. Ahmad Azhar Basir, M.A .,
Ir. H. M. Dasron Hamid, M.Sc., H.M. Daim Saleh,
Dr. H.M. Amien Rais, M.A ., H. M h. Mawardi,
Drs. H. Hasan Basri, Drs. H. A bdul R osyad Sholeh,
Zuber Kohari, Ir. H. B asit Wahid, H. Tubin Sakiman,
pada bulan Maret 1981, dengan dukungan dari
Pimpinan Muhammadiyah berhasil merintis
berdirinya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Drs. H. Musthafa Kamal Pasha, B.Ed. lahir Yogyakarta pada tanggal 17 Januari 1939. Setelah
tamat dari MadrasahMu’alliminMuhammadiyahYogyakarta (6tahun). Kemudian meneruskan keFakultas
TarbiyahjurusanPendidikanAgama (PA) sampai tingkat Bakalauret, tingkat Sarjana Muda, dandilanjutkan
sampai dengan tingkat doctoral II jurusan Pendidikan Umum diselesaikan di FKIP Muhammadiyah
Yogyakarta. Terakhir, gelar Sarjana Muda dan Sarjana diraih di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah
Mada Yogykarata, pada tahun 1978 dan 1980.

Memulai pengabdiannya dalam dunia pendidikan pertama kalinya pada tahun 1963 sebagai guru
tidak tetap di PGA Negeri VI Yogyakarta dan SPG Muhammadiyah I Yogyakarta. Pada tahun 1966
diangkat sebagai guru negeri yang diperbantukan di SPG Muhammadiyah I Yogyakarta (yang kemudian
beralih menjadi SMU Muhammadiyah 7) sampai tahun 1995. Pada tahun 1980, salah satu perintis yang
memprakarsai berdirinya SMA Muhammadiyah khusus puteri, yang kini dikenal dengan SMU
Muhammadiyah V Puteri. Disekitar tahun 1963 sampai 1995, pernah menjadi guru di berbagai sekolah,
seperti di Madrasah Mu’allimin dan Madrasah Mu’allimat Muhammadiyah, di SMA Muhammadiyah
II,di SMA Muhammadiyah V Puteri dan di SPK Aisyiyah Yogyakarta.

Dunia pendidikan, sepertinya sudah melekat dan tidak bisa dilepaskan dari diri Musthafa Kamal
Pasha. Pada tahun 1981, bersama dengan beberapa teman aktivis Muhammadiyah, dia memprakarsai
berdirinya Universitas MuhammadiyahYogyakarta. Usahaya ini tidaksia-sia, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta berkembang dengan pesat hingga saat ini. Sejak berdirinya Universitas ini, dia menjadi dosen
di berbagai fakultas. Beberapa jabatan pernah dipegangnya selama menjadi dosendi Universitas itu, salah
satunya adalah Pembantu Rektor III bidang Kemahasiswaan.

Apa yangdia lakukan tidaklepas dari pengalamannya di berbagai organisasi. Pengalamanorganisasi
dimulai pertama kali sebagai Ketua HMI Komisariat Fakultas Tarbiyah IAIN Sunankalijaga Yogyakarta.
Pada tahun 1963 terpilih sebagai anggota Dewan Mahasiswa IAIN Sunankalijaga, dan pada tahun yang
sama memprakarsai berdirinya Ikatan Keluarga Mahasiswa Abituren Mu’allimin Mu’allimat
Muhammadiyah (IKMAMMM), dan menjabat sebagai Sekretaris. Selanjutnya, karena di tengah periode
Djamhani Hadi sebagai ketua meninggal, maka Musthafa Kamal Pasha menggantikannya sebagai ketua.

:: 189 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Di lingkungan Muhammadiyah, aktifitasnya Dasar dan Menengah serta Kebudayaan Pimpinan

dimulai ketika pada tahun 1966 dia terpilih sebagai Wilayah Muhammadiyah DIY. Selepas itu, pada

Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Yogyakarta, periode 2000-2005, dia menjadi anggota Majelis

masa bakti 1966-1969. Bersamaandengan itu, pada Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah,

tahun yang sama dia menjadi anggota PDM Yogya- sampai akhir hayatnya.

karta Majelis Pendidikan dan Pengajaran. Pada Musthafa Kamal Pasha wafat pada 2Juli2004

periode berikutnya, dia menjadi Sekretaris Majelis meninggalkan seorang isteri, Sudjanatin, yangdini-

ini sampai tahun 1986. Ketekunannya beraktivitas kahitahun1968. Dari pernikahannya dikaruniai lima

di Muhammadiyah membawa dia ditunjuk sebagai orang anak: Dra Erni Milawati Sulistyadewi, Arif

Sekretaris Pimpinan WilayahMuhammadiyah DIY SulistyawanWidodo,SE, LatifSulistianto Nugroho,

(periode1985-1990). ST, Endah Rahmi Sulistyarini, SE dan dr Fitri

Pada periode1990-1995, beliau terpilihmenjadi Kamalia A.

Ketua Majelis Tabligh PWM DIY. Ketika menjadi Dari berbagai pengalaman mengajar serta

ketua Majelis Tabligh ini, banyak terobosan yang memberi kuliah diberbagai tempat, Msuthafa Kamal

dia lakukan, dalamrangka memperluas areal dakwah Pasha menyusun diktat dan buku, diantaranya:

di tengah masyarakat. Salah satunya, yang hingga A khlak Sunnah, Fikih Islam, Muhammadiyah

saat ini masih berjalandan terbit secara rutin, adalah Sebagai Gerakan Islam, Fiqh Sunnah, Libasut

bulletinRisalahJum’at. Buletinini tersebardi seluruh Taqwa, Qalbun Salim, Pendidikan Kewargane-

wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya garaan, Pancasila dala m Tinjau an Historis

dikalangan warga Muhammadiyah, tetapi juga di Yuridis dan Filosofis, Fiqh Islam, Ilmu Budaya

tengah masyarakat umum. Dasar dan Muhammadiyah sebagai Gerakan Is-

Pada periode 1995-2000, Musthafa Kamal lam: Dalam Perspektif Historis dan Ideologis.***

Pasha ditunjuk sebagai Ketua Majelis Pendidikan

blo g.umy.ac.i d Penampilan kampus
Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta di masa
kini, sebuah
perguruan tinggi
Muhammadiyah
dimana
Drs. Mustafa Kamal
Pasha ikut berperan
merintis
pendiriannya sejak
awal tahun 1980-an.

:: 190 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

MUHAMMAD DJAMHARI

H.M. Djamhari adalah perintis gerak
Persyarikatan Muhammadiyah di Garut, yang
kemudian melebar ke seluruh wilayah Jawa
Barat. Perjuangannya yang total sampai ke
anak-anaknya yang berjumlah 12 orang sukses
dididiknya hingga menempuh pendidikan
tertinggi yang mampu mereka capai dan
mengikuti orang tuanya menggerakkan dakwah
Islam melalui persyarikatan Muhammadiyah.

H. Muhammad Djamhari lahir tahun 1882 di Garut dari keluarga Dasiman dan Masini. Dasiman
adalah keturunan dari Mas Ngabehi dari Kudus Jawa Tengah, seorang senopati Majapahit yang masih
keturunan dari Pangeran Diponegoro. Tahun 1830, Mas Ngabehi merantau ke Garut, untuk menghindari
Belanda pascaperangDiponegoro. Di Garut, beliau berdagang danbertani, melahirkanketurunanbernama
Dasiman. Dasiman menikah dengan Masini, salah satu anaknya, Mas Djamhari, adalah anak ke-6 dari 7
bersaudara.

Disamping bersekolah, oleh orang tuanya Djamhari disuruh belajar mengaji Al Qur’an. Tiap malam
pergi mengaji bersama sanakkeluarga. Diantara mereka, Djamhari adalahanakyangpalingtekunbelajar.
Di masa remajanya, Djamhari sudah nampak mempunyai kecakapan berdagang. Ia berdagang barang
kerajinan tangan kepada para tamu bangsa Eropa yang menginap di hotel-hotel besar di Garut seperti
GrandHotel “Ngamplang”, Hotel Papandayan, dan Hotel Villa Dolge. Para tamu bangsa Eropa itu tertarik
membeli barang-barang kerajinan itu, Djamhari kecil, menawarkan dagangannya dengan bahasa Inggris
satu-dua patah dari meniru karena seringnya bergaul dengan mereka.

Djamhari menikah dengan Siti Rukmanah binti Uwan (Anwar). Di kampungnya, mertua Djamhari
terkenal sebagai orangterpandang dan kaya. Cara berfikirnya maju, pandai bergaul dan cakap berbicara.
Sambil bertani beliaumembuka pabrik tahu. Juga mengadakan perseroan usaha bioskop untuk menyaingi
bioskop kepunyaan seorang Cina. Gedung bioskop itu sering dipergunakan juga untukpertemuanda’wah
Islam, pasar derma atau pertunjukan amal. Bapak mertuanya suka mendiskusikan masalah-masalah
keagamaan, banyak kenal dan bersahabat dengan kiai-kiai dan guru-guru mengaji, baik dari dalam kota
maupun luar kota. Semua itu memberikan pengaruh kepada Mas DJamhari, menantu satu-satunya itu.

Bakat berdagang yang sudah tumbuh dalam diri Djamhari, didukung penuh oleh mertuanya dengan
bimbingan dan modal. Dicobanya berdagang sayuran, berdagang beras dan kemudian berdagang batik.
Semuanya berkembang pesat, sampai ia menjadi saudagar batik yang terkenal. Djamhari kemudian
mendirikan sebuah gedungbesar untuktoko batiknya sekaligus rumah tinggal di jalan Pasar Baru, Garut.
Dalam berdagang batik itu banyak kota-kota yang sering ia datangi: Solo, Jogjakarta, Pekalongan,
Banyumas, dan Jakarta.

:: 191 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Djamharisuka bermainmusik, menggesekbiola menjadi manusia yang kehilangan harkat harga

atau bermain piano. Lagu kesayangannya adalah dirinya, baik sebagai orang Islam maupun sebagai

“Danaubwellen” atau “La Bean Dannbe Bluean bangsa Indonesia. Sebaliknya, mereka berusaha

Der Shonen Bluen Donan” ciptaan Johan Stanse. keras untuk mem-Belanda-kan diri dengan kecong-

Kegemaranbermainmusik itu untukmenghibur rasa kakan merasa telah memperolehkeunggulankulturiil

hatinya, jika sedang lelah danlesu. Belanda khus usnya dan westernisme (barat)

Pada tahun 1911 H. Samanhudi di Solo men- umumnya.

dirikan perkumpulan Syarikat Islam sebagai per- KeadaandemikianmendorongH.M. Djamhari

kumpulan dagang. SI kemudian dikembangkan turun tangan menyelenggarakan pendidikan Islam.

menjadi partai politik, dibawah pimpinan HOS. Ketika datang ke Garut seorang ustadz bernama

Tjokroaminoto. Sekitar tahun 1914, SI sampai di Fadlullohdari negeriMalaya, kedatangannya disam-

Garut. H.M. Djamhari ikut menjadi anggota Partai but baik oleh SI, lalu diadakan inisiatif untuk men-

SI. Bahkan beliau terpilih menjadi pengurus sebagai dirikan madrasah “Al-Hidayah”, Ustadz Fadlulloh

Penningmeester (bendahara) partai. Kalau ada ren- menjadi gurunya. Pembimbing khusus diserahkan

cana kerja yang terkait langsungdengan kepentingan kepada Wangsa Eri bin Bp. Masamah dan H.M.

agama Islam, uang beliau sendiri tidaksegan-segan Djamhari.Selanjutnya diusahakanuntukmendirikan

digunakan untuk membiayai partai serta perjuang- bangunan madrasah. Bapak Masamahmewakafkan

annya. sebidang tanahnya di Kampung Lio (kini Jalan Gu-

Melalui SI, Djamhari berjuang untuk meng- nung Payung), dan secara bergotong royong ba-

hilangkan kebiasaan masyarakat dari permainan ngunanmadrasah dapat didirikan. Pada tahun1921

nayub. Nayub adalahmenari-nari bersama pesinden Ustadz Fadlullohpulangke negerinya dandigantikan

wanita sambil bernyanyi-nyani (ngawih) dengan oleh Mu’alim H. Gozali Tusi dari Tegal.

iringan suara gamelan serta dilengkapi dengan Membangun Gerak Dakwah Muhammadiyah

minum-minuman keras, sehingga lupa daratan ber- Sejaklama semasa H.M. Djamhari hilir mudik

tingkahmesum. Usahanya itu cukup berhasil karena keYogyakarta untukbelanja kain-kain batik, beliau

didukungoleh kakekmertua (Bapak Masamah)dan sudah berkenalan dengan seorang khotib mesjid

ayah mertuanya (Bapak Rukmanah), sehingga besar kesultanan yang bernama Tibamin (Khotib

berkuranglah permainan Nayub itu walau belum Amin), ialah KHA. Dahlan, ketua dan pendiri

hilang sama sekali. persyarikatan Muhammadiyah. Ketika datang ke

Pada tahun 1919 terjadi “Genjlong Garut” Jogja ia seringmengamati langkahdanajaran-ajaran

(Garut gempar), karena adanya aksi SI afdeling B yang disiarkan Muhammadiyah.

atau SI Merah. Pemerintah kolonial menganggap “Siapakah gerangan orang Islam yang tidak

mereka mau maker, maka semua pemimpin SI Garut tertarikpada Muhammadiyah?”Tanya hati kecilnya

ditangkap danditahan. Djamhari ditahantidak lama pada dirinya sendiri. “Agama Islam kalau begini

karena tidak terlibat, setelah diperiksa beliau nampak benar-benar ada dibuktikan! Jawabannya

dibebaskan namun beberapa bulan rumahnya seraya memandang sebuah Madrasah Muham-

diawasipolisi. madiyah di Suronatan. Melayang fikiran beliau ke

Salah satu usaha untuk menentang koloni- kampung halamannya, di sana ada madrasah Al-

alisme Belanda adalah dengan pendidikan. H.M. Hidayah yang menjadi bimbingannya. Selain

Djamhari menyadari, bahwa Belanda memberikan berbelanja batik, juga sering beliau membicarakan

pendidikan kepada bangsa Indonesia bukanlah suatu tentang Muhammadiyah dengan sahabat-

hadiah, tetapimerupakanlangkahpolitis pendidikan sahabatnya sepertiH.M. Jusak, H.AbdulAziz N.W,

colonial, agar bangsa Indonesia patuh danmengabdi H. Zaeni, H. Dachlan BKN, yang kebetulan

kepada kepentingan pemerintah kolonial. Belanda termasuk tokoh-tokoh Muhammadiyah juga.

berusaha menanamkan secara intensif sinisme Beliau telah menguatkan niatnya bersama

terhadap Islam dan dijauhkan dari kepribadian In- Wangsa Eri danH. GozaliTusi, supaya berhubungan

donesia. Akibatnya, anak-anak didik itu tumbuh resmi dengan Hoofdbestuur Muhammadiyah, agar

:: 192 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Muhammadiyah dapat melebarkan sayapnya ke hati pada zaman itu jika orang akan memasukan

daerah Garut, madrasah Al-Hidayah itu agar dapat anaknya ke HIS Negeri harus berasal dari kalangan

disempurnakan, begitupula masyarakat Garut agar berpangkat (priyayi) atausekurang-kurangnyaketu-

oleh Muhammadiyah ditujukkan kepada faham runan Raden. Dikarenakan banyaknya antusiame

kemurnian Islam dan mengamalkan secara teratur masyarakat memasukan anaknya ke HIS Budi-

dan berbuah seperti halnya kenyataan di Yogya. priyayi dantidaktertampung, maka beliaumengajak

Akhirnya, pada tahun 1922 KH. Achmad Syarikat Islam mendirikan HIS Broederschap

Dahlan danKH. Fachruddinsendiri menyempatkan dengan mengambil tempat di tanah milik beliau di

datang ke Garut, dimana kedua tokohitu mengada- KampungRegol (kiniJalanMuhammadiyah)dengan

kan pertemuan untuk memperkenalkan Muham- pimpinan R. Soeroso lulusan HIK Purworejo.

madiyah yang sungguh-sungguh bukan bermaksud Badai menerpa datang, dikarenakan beliau

buat bersaingdenganSI, tetapi untuksalingmemper- selain aktif di Syarikat Islam juga jadi pengurus di

kokohkanukhuwahIslamiyah danmenambahtenaga Muhammadiyah, timbullah fitnah yang menyerang

dankegiatandalammelangsungkanperjuanganumat diri beliausebagai upaya memecahbelahkeberadaan

Islam dengan segala kebijaksanaan bertabirkan beliau di kedua organisasi tersebut, bahwa dia telah

sistem non politik. Walaupun beberapa orang saja membelakangi dan menterlantarkan perjuangan

yangbersedia ikut menjadi anggota Muhammadiyah, Syarikat Islam dan memihak Muhammadiyah. Tu-

akan tetapi itu cukup membesarkan hati H.M. duhanyangawalnya ditujukan kepada pribadibeliau

Djamhari dan kawan-kawan. Seketika itu juga lambat laun fitnah dan tuduhan pun ditujukan pula

menyusun para pengurusnya, sebagai ketua dipilih kepadaorganisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah

H. Gozali. Sedangkan Djamhari sendiri sebagai dianggap mengajarkan faham agama baru, Islam

penningmeester saja. Pada tahun 1923 Muham- palsu, MuhammadiyahWahabi atau mu’tazilah dsb.

madiyah di Garut disahkan oleh Hoofdbestuur Hingga akhirnya timbul pertentangan dan perpe-

menjadi cabang. Lambat-laun Muhammadiyah cahan antara Muhammadiyah dan Syarikat Islam

bertambah anggotanya, diantaranya ada yang yang tidak mampu dipecahkan dan didamaikan.

merangkap dengan SI. Akhirnya beliau non aktif di Syarikat Islam setelah

Pada tahun1923H. Djamhari diminta bantuan keluarkannya Keputusan Kongres SI di Pekalongan

oleh suatu comitee untuk ikut serta mempelopori tahun 1925 dan tetap berjuang di Muhammadiyah.

berdirinya sebuah sekolah swasta yaitu HIS Budi- Dengan terus menerusnya digeliatkankegiatan

priyayi. Beliau menyambut gembira tawaran terse- Muhammadiyah di Garut ini oleh H.M. Djamhari

but, dikarenakan betapa sulitnya dan menyakitkan dan kawan-kawan, lambat laun gerak Muham-

Pengurus Besteer Steden
(Bagian Pendidikan) Cabang
MuhammadiyahGarut tahun

1926.
Palingkanan baju jas dan

celanan putih adalah
H.M. Djamhari,

pertama dan kedua dari kiri:
H. Amir dan M. Kartaatmadja.

:: 193 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

madiyah menapakkan bukti yang cukup signifikan pindah ke Tasikmalaya untuk membantu Muham-

dengan tergerusnya ajaran bid’ah, khurafat dan madiyah yang didirikan oleh Bapak Sutama dan

tahayul syirik serta terbukanya ruang ijtihaddalam kawan-kawan, agar Muhammadiyah Tasikmalaya

pemahaman Islam yang semula tertutup karena bisa cepat berkembang.

kaum muslimin taqlid kepada para guru, kiyai, Pada tahun 1937-an H.M. Djamhari diminta

ajengan dan ustadz-ustadznya. oleh bupati Garut R.A.A. Musa Suria Kartalegawa

Tersingkaplah kabut kegelapanyangmendekap yangsemula lawanpolitiknya untukmenjadi anggota

jiwa H.M. Djamhari dan kawan-kawan, bahwa Regentschapsraad (Dewan Kabupaten) Garut,

Muhammadiyah sesuai denganAnggaran dasarnya beliaumenyanggupinya denganniat untukperjuangan

“Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, li l’lai

pelajaran Agama Islam di Hindia-Nederland dan kalimatillah dan membela kepentingan rakyat.

memajukanserta menggembirakan kehidupan (cara Ketika perang Dunia II pecah, Belanda teran-

hidup) sepanjang kemauan agama Islam pada lid- cam oleh Jepang, waktu itu H.M. Djamhari beserta

lidnya (anggota-anggotanya). Tegasnya, Muham- anaknya Moh. Syamsudin, tiba-tiba ditangkap

madiyah tidak hanya mengajarkan teori Islam saja, Belanda dan ditahan di Interneeneringskamp di

melainkanjuga langsungpraktek mengamalkanyang TalunGarut, di sana ditahan pula: R. Saeroen,Adam

seluas-luasnya. Malik, K.H. Farid Ma’ruf, K.H. Abdul Kahar

Sewaktu permohonan Muhammadiyah Garut Mudzakir, Mr. Kasman, dan Dr. Andi.

dikabulkanolehpemerintah akan diberibantuanuang Masa-Masa terakhir Pengabdian

untuk mendirikan sekolah “Standardschool, maka Pada waktu pendudukan Jepang, H.M. Djam-

secara sepontan H.M. Djamhari menawarkan sebi- hari semula ikut dalampimpinanHookooKiai, namun

dang tanah miliknya yang terletak di Sukaregang karena siasat Jepang berbauimprealismedanpalsu,

untuk didirikan bangunan sekolah, dengan serta maka beliaumundur dari himpunantersebut. Ketika

merta pula atas bantuanpemerintah tersebut beliau seluruh perkumpulan di Indonesia dibekukan,

memperbaiki dan membesarkan masjid di Lio, Muhammadiyah Garut masih selamat tidak dibe-

karena sependapatnya bahwa masjidsebagaisumber kukan, terkecuali sekolah-sekolah Muhammadiyah

ilmu, amal dan sumber kebahagiaan dunia akhirat. terpaksa ditutup.

Demikian halnya kepedulian dan tanggung- Setelah proklamasi kemerdekaan RI oleh Ir.

jawabnya H.M. Djamharidalammemajukankiprah Soekarno dan Hatta, berdiri Partai IslamMasyumi.

Muhammadiyah, dimana sebagaipelengkap memak- Di Garut pendirian Partai Masyumi dipelopori salah

murkan masjid, H.M. Djamhari sengaja menda- satunya oleh H.M. Djamhari dan A.S. Bandy,

tangkan seorang ulama besar dari Rangkasbitung anaknya. Selanjutnya kepemimpinan Masyumi di

Banten Kiayi H. Badjuri kakak kandung H. Gozali Garut diserahkan kepada H. Anwar Musaddad,

Tusi, pengurus Muhammadiyah Garut. Lagi-lagi karena beliau sudah tua. Untuk sarana perjuangan

H.M. Djamhari pun mewakafkan tanahnya yang diberikan sebuah mobil fiat untuk mobilitas opera-

berada disamping masjid untuk rumah kiayi. sional gerakan.

Wujud keseriusan H.M. Djamhari dalam Sejak Jepang memasuki wilayah Garut H.M.

menggerakan dan mendakwahkan Muhammadiyah Djamhari sudah mulai sakit-sakitan, namun beliau

di Garut, adalah mengirimkan anaknya yang ke-2, tidak menghiraukannya. Sakitnya tidak kunjung

A.S, Bandy untuk menuntut ilmu di Yogyakarta. sembuh meski sudahdirawat di Rumah Sakit Garut.

Tahun 1927 beliau mewakafkan tanahnya di Jalan Akhirnya, olehkeluargabeliau akandibawa keBan-

Kanoman (kini jalan Muhammadiyah) bekas HIS dung, karena banyakdokter spesialis, namun takdir

Boederschap seluas 63 tumbak kepada Muham- Allahmenentukan lain, Kota Bandung telahmenjadi

madiyah untuk berdirinya Institut Muhammadiyah LautanApi dibombardir olehBelanda yangberkedok

Garut. NICA hendak menjajah kembali Indonesia.

Sepulangnya A.S. Bandy dari menuntut ilmu Pada tanggal 27 Juni 1947, 30 hari menjelang

di Yogyakarta, pada tahun1936A.S. Bandydisuruh Kota Garut menjadi Lautan Api, H. M. Djamhari

:: 194 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Fototahun 1936. Dudukdari kiri ke kanan: K.H. Badjuri, Haji Amir, keempat H.M. Fadjri, kelima Haji Sayuti,
duduk paling kanan: H.M. Djamhari. Berdiri dari kiri ke kanan: O. Djuju, A.S. Bandy(putra kedua H.M. Djamhari),

keempat Sulaiman Amir dankelima Moh. Sardjono (putra tertua H.M. Djamhari)

berpulang ke rahmatullah, jenazahnya disholatkan nahmenjadi ketua Majelis Hikmah Muhammadiyah

di MasjidLio Garut oleh kaummusliminGarut yang Garut;

tidak terhingga banyaknya serta dihantarkan ke 3). Muhammad Sjamsuddin (lahir 1914),

pemakaman keluarga di Kampung Panyingkiran berpendidikan MULO. Setelah tamat ia membantu

Jalan Candramerta Garut Kota. H.M Djamhari dalam bidang pembangunan/panitia

Putra-Putri H.M. Djamhari pembangunan di Muhammadiyah. Pada saat muda

H.M. Djamhari dikaruniai 13 putra-putri. Seba- menjadi Ketua Hizbul Wathan Cabang Garut. Pada

gian besar mengikuti jejak beliau aktif di Muham- tahun 1968 Muhammad Sjamsudin menjadi

madiyah, sebagian lagi meninggal ketika masih Bendahara dan wakaf Muhammadiyah merangkap

muda. Mereka adalah: menjadi ketua RantingMuhammadiyah Kota Wetan

1). Muhammad Sardjono (lahir 1910), ber- Garut;

pendidikan HIS. pernahmengikuti kursus organisasi 4). Muhammad Saubari, belajar di HIK

dan administrasi Muhammadiyah pada K.H. Fach- Muhammadiyah Solo, meninggal saat kelas dua

ruddin di Yogyakarta. Setelah kembali, ia menjadi karena jatuh;

sekretaris CabangMuhammadiyah Garut dan tahun 5). Siti Djauharah, berpendidikan di

1968 menjadi Ketua PC Muhammadiyah Garut; VervolgSchool Muhammadiyah. Kemudian ia aktif

2).A.S. Bandy(1912) berpendidikandi Kweek- menjadi sekretaris CabangNasiatul‘AisyiyahGarut

school IslamYogyakarta. Ia menjadi guru di School (1968), kemudianaktif di ‘Aisyiyah Cabang Garut;

Midleerplan HIS Muhammadiyah Tasikmalaya. 6). Siti Tarfi’ah (Zubaedah), bersekolah di

Pada zamankemerdekaanA.S Bandyaktif di Partai Standard-School Muhammadiyah Garut. Pada usia

Masyumi dan menjadi anggota DPRD Garut. Per- 16 tahun ia wafat, karena sakit;

:: 195 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

7).AchmadSadali (lahir 1924), berpendidikan di Yogyakarta. Siti Sabikah ini aktif di Nasiatul

di HIS Boedi Prijaji, lanjut ke MULO Pasundan di ‘Aisyiyah. Bahkankemudian menjadi ketuanya pada

Tasikmalaya, meneruskan ke AMS dan SMT 1945 tahun 1952. Selain itu, ia juga menjadi salah satu

di Yogyakarta, kemudian ke Fakultas Kedokteran Pimpinan ‘Aisyiyah Cabang Garut, dan terakhir

Ikadaigaku di Jakarta. Saat kuliahia menjadi aktivis menjadi Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa

BEM danmendidirikancabang HMI di ITB. Setelah Barat (1985-1995).

lulus kuliah, menjadi dosendi ITB. Ia mempelopori 9). Achmad Zamachsjari. Meskipun ia tidak

pendirianMasjidSalman, tempat ia seringmenyam- sekolah tetapi ia berkemampuan setara denganSMP

paikankhutbah. Selainitu sering diminta untuk me- karena ketekunannya dalambelajar mandiri. Ia lebih

nyampaikan khutbah jum’at seperti di Washington, banyak di rumah mendampingi dan mengawal

Amsterdam, Helsinki, danlain-lain. Ia mempelopori ibunya yang semakin sepuh.

pendirian Universitas Islam Bandung (UNISBA), 10).AchmadDurjati. Sejakberumur 8-9tahun

RS Al-Islam Bandung (tahun 1970-an). Prof. Drs. ia sudah pandai bernyanyi. Kekuatan talenta dalam

H.Achmad Sadali adalah GuruBesar Fakultas Seni seni suaranya, ia pandai menirukan apa yangpernah

Rupa dan Desain ITB yang banyak mengilhami mendengarnya. Pada saat balatentara Jepangberku-

desain dan arsitektur masjid-masjid di Indonesia; asa di Indonesia, ia sering dipanggil untukmenghibur

8). Achmad Noe’man (lahir 1926), menjalani para heitaisan, para pejabat dan pembesar Jepang

pendidikan di sekolah HIS Boedi Prijaji (1938). dalamupacara-upacara besar. Bahkania membawa

Menjadi Pandu Hizbul Wathan, melanjutkan pendi- perlombaaan oleh Jepang, di Bandung dan Jakarta.

dikan ke MULO di Garut (1938-1940) dan SMP Iapunsempat menjadi Mahasiswa ITB JurusanSeni

MuhammadiyahYogyakarta (1942-1945). Pada za- Rupa. Sampai tahun 1967 ia sudah menggondol

manpendudukanJepang, Noe’manmuda yang bera- kejuaraan tingkat Jawa Barat. Ia pula yang sempat

ni menentang upacara makro saikerei. Melanjutkan mengarang lagu-lagu mars untuk Muktamar

pendidikanke SMT-RIdi Jakarta (1945-1948). Pada Muhammadiyah ke-36 di Bandung. Ia juga sempat

tahun 1948-1949 ia terdaftar sebagai mahasiswa mengaranglagumars danhymne untukIMM (Ikatan

JurusanSipilFakultas Teknik UI di Bandung. Tetapi Mahasiswa Muhammadiyah).

pada tahun 1949 ia masuk dinas militer (CPM) dan 11). Basar Rujani. Putera ke-12 H.M. Djam-

meninggalkankampusnya, namunsetelahdibukanya hari, belum sampai dewasa ia sudah wafat.

jurusan arsitektur pada fakultas Teknik UI di Ban- 12. SitiAt Sholihat. PuteribungsuH.M. Djam-

dung(yang kemudianmenjadi ITB)ia masuk Fakul- hari lahir pada tahun 1939. Ia sempat menjalani

tas Teknik Jurusan arsitektur dan lulus pada tahun pendidikan di HIS Boediprijaji, SR serta SMP.

1958. Dua tahun kemudian ia mendirikan biro arsi- Meneruskan pendidikannya ke Mualimat Yogya-

tektur Achmad Noe’man (Birano) yang banyak karta meski sebentar. Ia punsambil aktifdi Aisyiyah,

menghasilkan rancangbangunan, baik untuk pendi- dari mulai pimpinan Ranting. Juga sebagai Ketua

dikan, perkantoran, perumahan, terutama rumah NA Cabang Garut (1968). Ia terus aktif di Aisyiyah

ibadah(masjid). Hasil karya beliauuntukkemajuan sebagai sekretaris pimpinandaerah Garut dan men-

umat Islam, telah banyakrancang bangun arsitektur jadi Kepala SekolahTK Aisyiyah 1, TK Aisyiyah 2

masjid dan bangunan lainnya bernuansa Islam, di jalan Bank, danTK Aisyiyah 3 Ciledug.

diantaranya bangunan Masjid Raya Mujahidin Demikianpula dengan cucu-cucuH.M. Djam-

(sekretariat PWM Jawa Barat), Masjid Istiqomah, hari takluput daripengabdiannya di Muhammadiyah,

Kampus UNISBA dan lain-lain dan dalam bidang diantaranya Drs. H. Munawir Rifadhi (bendahara

media dakwah beliau mendirikan Radio KLCBS PWMJawa Barat, 2000-2005), Prof. Dr. H. Nanang

Bandung yang mengudara hingga sekarang. Rizali, DS (Lembaga Seni Budaya PWM Jabar), Ir.

8).Siti Sabikah, lahirtahun1928. Ia menempuh H. Fauzan Noe’man, arsitek pembangunan gedung-

pendidikanHIS Boedi Prijaji.Kemudianmeneruskan gedung Muhammadiyah.**

pendidikan di MadrasahMuallimatAisyiyahYogya-

karta (1941-1945). Kemudian meneruskan ke UII

:: 196 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Nadimah Tandjung adalah seorang

pejuang Aisyiyah sejak masa mudanya.

Nadimahdilahirkantahun 1915di Sibolga,puteri NADIMAH TANDJUNG
Chairuddin Tandjung, anggota komisi BB
(Binnehlandsch Bestuur). Keluarga Nadimah,

baik dari pihak ayah maupun ibunya, adalah Pejuang Aisyiyah
penduduk asli kota Sibolga. Neneknya dari dari Sumatera Timur
pihak ayah menjadi Datuk Pasar Sibolga.

Sedang neneknya, dari pihak ibu, H. Haludin,

adalah seorang saudagar terkemuka (tahun 20- Tatkala Muhammadiyah berdiri di Sibolga,

an), yang pada waktu itu sudah berhubungan pada tahun 1930, Nadimah memasuki
dagang dengan pihak luar negeri. gerakan Nasyiatul Aisyiyah. Kemudian dia
memasuki Aisyiyah dan menjadi
Nadimah mengenyam pendidikan Euro- pemimpinnya. Sehingga, akhirnya terpilih
peesche Lagere School Sibolga. Berbeda menjadi Pimpinan A isyiyah Daerah Tapanuli.
dengan saudara-saudaranya, yang meneruskan Dalam kepemimpinannya, Aisyiyah semakin
berkembang di Daerah Tapanuli sampai ke
sekolah ke HBS, MULO, dan seterusnya, Pulau Nias.
Nadimah melanjutkan pendidikan dengan
memasuki sekolah agama. Ia melanjutkan
pendidikannya pada Diniyah School Sibolga dan

madrasah Subussalam di Kotanopan.

Tatkala Muhammadiyah berdiri di Sibolga, pada tahun1930, Nadimahmemasuki gerakanNasyiatul

Aisyiyah. Kemudian dia memasuki Aisyiyah dan menjadi pemimpinnya. Sehingga, akhirnya terpilih

menjadi PimpinanAisyiyahDaerahTapanuli. Dalam periode pimpinannya,Aisyiyah semakinberkembang

di Daerah Tapanuli sampai ke Pulau Nias. Tenaga dan perhatiannya tercurah untuk memimpin Aisyiyah,

terutama setelah mendapat restu dari orang tuanya dan mendapat bimbingan dan dorongan dari AH

Mun’im yang pada waktu itu menjabat Konsul Muhammadiyah untuk Daerah Tapanuli.

Pada tahun 1938, Nadimah menikah dengan M.YunanNasution, yang waktu itu memimpin majalah

mingguan “PedomanMasyarakat” di Medan, bersama-sama denganHamka. Nadimahpindahdari Sibolga

ke Medan mengikuti suaminya. DalamKongres Muhammadiyah tahun 1939di Medan, Nadimahmenjadi

salahseorangpembicara dalamrapat umum menjelang kongres. Dalampidatonya dia menguraikanmasalah

perkawinan dan masyarakat. Pidatonya, pada waktu itu mendapat perhatian, terutama karena mengupas

tentang soal-soal ordonansi nikah bercatat dan poligami, yang sedang hangat menjadi pembicaraan. Pidato

itu kemudianditerbitkan menjadi buku dengan judul “Perkawinan dan Masyarakat”. Selain itu, dia sering

pula menulis di media, terutama di majalah “Pedoman Masyarakat”.

Selama tinggal di Medan, dia terpilih menjadi Pimpinan Aisyiyah Daerah Sumatera Timur periode

1944-1948. Pada masa awal revolusi, dia aktif dalamMuslimat Masyumi dandudukdi PimpinanWilayah.

Ketika tentara Belanda menduduki Sumatera Timur, dia bersama keluarganya mengungsi ke daerah

pedalaman dan bertempat tinggal di Padang Sidempuan. Tatkala clash kedua, dia tinggal di Sibolga,

bersama-sama dengan anaknya. Sedangkan suaminya berada di daerah Aceh.

Tahun 1950 Nadimah pindah ke Jakarta, suaminya terpilih menjadi anggota DPR. Di Jakarta, dia

tetapaktif dalamAisyiyah. Aktifjuga dalamMuslimat Masyumi, menjadi ketua Pimpinan Wilayah Jakarta

Raya (1953-1956). Pada Pemilu 1955 dia terpilih menjadi anggota Konstituante. Selain menjadi anggota

Perwakilan Istimewa Aisyiyah, anggota Pimpinan WilayahAisyiyah Jakarta Raya, dia menjadi anggota

Pusat PimpinanAisyiyah. Dalam Kowani pernah mewakili Aisyiyah, duduk dalam seksi hukum.

Ketika Muslimat Masyumi dibubarkandanberdiri Wanita Islam, dia juga aktif menjadi pimpinan PP

Wanita Islam Jakarta. Pada awal 1962, suaminya ditahan oleh rezim Soekarno bersama tokoh-tokoh

politiklainnya, ditempatkan di penjara di Madiun selama 4,5tahun. Dari situaktivitasnya mulai berkurang.

:: 197 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Tenaga dan perhatiannya terkonsentrasi untuk seringkali hanya beliau yang nampak mengenakan

suaminya, selain mengurusi pendidikan anak-anak kerudung.

dan keperluan rumah tangganya. Hamka, yang mengenalnya dari dekat sejak

Selama suaminya dipenjara, bersama para di Medan, karena kedekatan Hamka dengan M.

isteri tahananpolitik yang lain, setiap bulanmereka Yunan Nasution, mengatakan dalam upacara

pergi pulang Jakarta-Madiun untuk membesuk. pemberangkatan jenazahnya, “Nadimah Tandjung,

Pengorbanandan kesetiaannya terhadapsuami yang benar-benar mempunyai jiwa keibuan.Yang dengan

ditahanitu demikian mengesankan. Kisah itu dapat senyum menghadapi berbagai kesulitan hidup,

dibaca dalam buku “Dinamika Hidup” yang ditulis mengantarkan suaminya menghadapi kesusahan-

oleh M. Yunan Nasution di penjara Madiun. kesusahan, serta menggembirakan s uaminya

Di akhir hidupnya di Medan, Nadimah aktif menghadapi perjuangan. Kalau satu waktu

dalam perkumpulan sosial di tempat tinggalnya, dikatakan isteri menggantungkan nasibnya pada

menjadi penasehat IWB(IkatanWanita Bidaracina), suami, tapi saya melihat berkali-kali saudara M.

ketua Pengajian Kaum Ibu Polonia, ketua Serikat Yunan Nasution menggantungkan pengharapan

Kaum Ibu (Kompleks B), bendahara “French & pada isterinya.Artinya, diwaktususah, dia membela

English Conversation Club”, klub belajar bahasa menunjukkan suaminya, seperti air lautan Sibolga

Inggris danPerancis yang terdiri dari kaumibu, para itu sendiri, tenang hatinya, tenang pikirannya.

isteri pejabat militer dan sipil di Polonia. Nadimah Dikalangan kami Muhammadiyah/Aisyiyah dia

dikenal sebagai seorang ibu yang ramah dan termasuk seorang ibu yang tenang. Sampai pada

simpatik, teguh pendirian, apalagi terkait norma waktu terakhir saya pernah mengatakan, Saudari

keagamaan. Ditengah-tengahsekumpulan kaumibu, Nadimah adalah seorang Pahlawan.***

M. Yunan Nasution dan Pedoman Masjarakat

MYunan Nasution, suami Nadimah Tanjung, adalah motornya majalah PedomanMasjarakat, sebuah media
Islam sangat berpengaruh di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera pada dekade 1930-an. Terbit di Medan (1935)
dengan moto “Memajukan Pengetahuan dan Peradaban Berdasarkan Islam”, tebalnya 24 halaman, ukuran
19x24,5cm. Yunan menjadi Wakil Pemimpin Redaksi. PemimpinRedaksinya adalah Buya HAMKA.

Sebagai Wakil Pemimpin Redaksi, Yunan menjadi penanggungjawabbeberapa rubrik, seperti rubrikTinjauan
TanahAir, Ulasan Berita, Pojok,TinjauanLuar Negeri, dengan nama samaranProPatria, Mr Ex(Eks). Syma Nare,
Refdinal. Kadang juga menulis Tajuk Rencana bil a HAMKA
berhalangan. Jadi, rubrik sebanyak itu sesungguhnya penulisnya
hanya satu: MYunan Nasution.

Meski pun posisi nya sebagai wakil pemi mpi n reda ksi,
sesungguhnya dialah manajer Pedoman Masjarakat secara de facto.
Sebab, HAMKA sebagai pemimpin redaksinya banyak beraktivitas
di luar. Tugas itu bisa berjalan dengan baik, karena didukung
pengalaman segudang sebagai wartawan. Salah satunya pernah
menjadi wartawan Suluh Islam.

Majalah ini pernah mencapai tiras 3500 eksemplar. Jumlah yang
besar untuk masa itu. Beberapa tokoh ternama menjadi kolumnis, misal
Osman Rali by, M. Natsi r, Abikoesno Tjokrosoejoso, KH Mas
Mansoer, Soekarno, Moh. Hatta, M. Yamin, dan Soepomo. Juga para
penulis wanita seperti HR Rasoena Said, Maria Oelfah, dan Nadimah
Tan-djoeng, istrinya. Juga tokoh-tokoh luar negeri seperti dari India,
Pakistan, Mesir, ArabSaudi, Jerman, Belanda, dan Prancis. Pedoman
Masyarakat terbit terakhir 4Februari 1942.

:: 198 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

BUYA OEDIN

Tidak ada seorangpun diantara keluarga berfirasat,
bahwa Buya Oedin akan menjadi salah seorang perintis
dan pejuang kemerdekaan R epublik Indonesia. SK
Menteri Sosial No. P ol. 003/07.P.K. Djakarta 15
A gustus 1967, menetapkannya sebagai Perintis
Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan, sejajar dengan
HR Rasuna Said, Chatib Suleiman, HAMKA dan
pejuang lainnya dari Minangkabau.
Oedin salah seorang anak Kuraitaji yang tidak pernah
mengecap bangku pendidikan akhirnya dapat menjadi
B upati, kata B uya Hamka.

Buya Oedin (Udiang, dalam lafal orang Minang) lahir pada bulan Agustus 1907. Ibunya, Raalin,
adalah seorang pengurus Aisyiyahyang tangguh di Kuraitaji. Pendidikan formalnya hanya sampai kelas 2
Sekolah Rakyat. Masa remaja Buya Oedindihabiskandi Kuraitaji, dekat Pariaman. Sebagaimana remaja-
remaja umumnya, Buya Oedin termasuk remaja yang bagak dan nakal. Tapi berkat didikan Buya AR
SutanMansur, membuat kepribadianBuya Oedinterasahdan terarah. Bakat kepemimpinanbeliausemakin
nampak karena kakek Buya Oedin sendiri bekas seorang Upalo Uban, kepala kampung.

Buya Oedin menikah pertama dengan Mayang Sani, dikaruniai seorang puteri bernama Nur’ani.
Perkawinan ini tidak berumur panjang. Kehidupan sulit senantiasa dijalani Buya Oedin. Ketika tinggal di
Jambi, dalam rangka memperbaiki kehidupan, beliau bekerja membantu ibunya berjualan nasi. Beliau
pernah pula bekerja pada orang Menggali (India) yang membawa kapal dagang antar pulau yang
mengantarkannya menjejakkan kaki di Singapura.

Ketika tinggal di Jambi itu, Persatuan Muhammadiyah Daerah Minangkabau melamar agar Kongres
Muhammadiyah XIX tahun 1930 diadakan di Minangkabau. Lamaran disetujui oleh Pengurus Besar
Muhammadiyah di Yogyakarta. Buya Oedin yang saat itu menduda, dipanggil pulang dan ikut berperan
aktif dalam kepanitiaan Kongres Muhammadiyah yang kemudian diselenggarakan di kota Bukittinggi.
Pasca Kongres Bukittinggi diselenggarakan Konferensi Muhammadiyah ke-5 di Payakumbuh, tanggal
13-16Juni 1930. Hasildari Konferensi tersebut, adalah dibubarkannya PersatuanMuhammadiyah Daerah
Minangkabau dan menetapkan pengurus baruMuhammadiyahSumateraTengahdenganstruktur: Konsul,
Buya AR St Mansur. Sekretaris Abdullah Kamil, Wakil Sekretaris merangkap Bendahara RT Dt. Sinaro
Panjang, dan para anggota SY Sutan Mangkuto, Oedin, Ya’coeb Rasyid dan Marzuki Yatim.

Buya Oedinbersama-sama H. Sd M. Ilyas, H.M. Noer, H. HarounL. Ma’any, M. Luthanmemelopori
berdirinya Muhammadiyah di Kuraitaji pada 25 Oktober 1929. Ini adalahcabang Muhammadiyah ketiga
di Sumatera Tengah setelah Bukittinggi dan Padangpanjang. Masuknya Muhammadiyah ke Kuraitaji
dibawa langsung oleh H. Sd. M. Ilyas, putera daerah Kuraitaji, yang sebelumnya pergi ke Yogyakarta
untuk mempelajari Muhammadiyah. Beliau adalahadikiparBuya Oedin. H Sd M Ilyas kemudianmenjadi
bapak mertua Dr. H. Tarmizi Taher, seorang Menteri Agama.

Kesibukan Buya Oedin semakin bertambah. Beliau pergi ke daerah-daerah untuk mendirikan
Muhammadiyah. Bersama M. Luth Hasan, beliau membimbing Syarah Jamil dan kawan-kawan untuk

:: 199 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

mendirikan Muhammadiyah di Pakandangan Koto tangan membantu Buya Oedin turun ke sawah.

Tinggi. Di Sei Sarik Malai berdirinya Muham- Pekerjaan turun ke sawah ini tidak lama dijalani,

madiyah agak unik. Pada suatu hari di tahun 1935 setelahkepergianputra pertama beliau, Mansoerdin

telahada kata sepakat antara para anggota Muham- yang berumur tak sampai 24 jam beliau seolah

madiyah di sana untukmendirikanRanting Muham- kehilangan tajak. Kehidupan keluarga Buya Oedin

madiyah. Dari Pimpinan Cabang Kuraitaji akan selanjutnya adalahhasil ringantanganpara pimpinan

datang meresmikan adalah Buya Oedin dan Muhammadiyah. Buya fokus hanya mengurus

Muhammad Luth Hasan. Rupanya kedatangan Muhammadiyah sementara putra-putri kehidupan

mereka sudah dinanti-nanti oleh para ninik mamak terus hadir. Kehidupan pahit tapi ditopangkeyakinan

negari Malai V Suku di Sei Sarik Malai. Para ninik bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang

mamak secara tegas menyatakan bahwa Muham- akan membantu hamba yangmenolong agama-Nya

madiyah tidak boleh didirikan di negari Sei Sarik telah mendarah daging di hati Buya Oedin.

Malai. Menanggapi hal ini, Buya Oedin dengan Dari sebuah dokumen, diketahui bahwa pada

tenang berkata, ”Kalaulah engku ninik mamak di tahun 1937 Buya Oedin diangkat menjadi Ketua II

sini telah menentukan Muhammadiyah tak boleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Padangpanjang

didirikan di sini, apa boleh buat. Kami tentunya sebagai hasil keputusan Konferensi Wilayah ke-4

menghargai pendirian ninik mamak itu”. di Solok. Dari catatandan dokumenresmi yang lain,

Para ninik mamak masih curiga, ketika Buya diketahui bahwa nampaknya pengurus Muham-

Oedinmenginap di situ ditungguilahsampai malam madiyah masa itu tidak mempunyai penghasilan

hari sehingga lampu dimatikan dan orang bersiap tetap, karena itu biaya kehidupan rumah tangga

tidur. Namun, ketika para ninik mamak itu pulang, mereka ditanggung oleh persyarikatan. Dengan

dilangsungkanlahmusyawarah secara gelap-gelapan demikian, semua pengurus mempunyai banyak

di rumahseoranganggota Muhammadiyah bernama kesempatan untukmenjalankan roda persyarikatan.

abangBisu. Musyawarahusai dengan kata sepakat, Ketika masa pendudukan Jepang di Indone-

Buya Oedin mengetuk lantai kayu rumahpanggung sia, hubungan antara Jawa dengan Sumatera

itu seolah mengetokkan palu ke meja. Muham- terputus. Dibawah pimpinan Buya AR. St Mansur

madiyah resmi didirikan di negari Sei Sarik Malai. yang ditetapkan oleh HB Muhammadiyah

Keesokanpaginya papannama MuhammadiyahSei Yogyakarta memikul tanggungjawab untukseluruh

Sarik dipasang di rumah tersebut. Sumatera, konsul Muhammadiyah di Padangpan-

Ketika Buya Oedin memimpin

Panti Asuhan Muhammadiyah Kura- Buya Oedin (berkacamata, di belakang Presiden Soekarno)
ketika menghadiri Muktamar Muhammadiyah di Jakarta
itaji, beliau menikah dengan Rafiah dimasa pemerintahan PresidenSoekarno.
Jaafar. Dari pernikahan mereka kelak
lahir putri dan putra beliau yakni

Saadah, Safinah, Fakhrudin, Asdie,

Hizbullah, Hasnah dan Sumarman

Oedin. Awal kehidupan rumah tangga

yangsulit dilalui denganketegarandan

kekuataniman. Setahun lebihsuasana

prihatin dilalui karena saat itu Buya

Oedinmemang tidak bekerja, maklum

sekolah cuma sampai kelas 2 SR.

Tahun berikutnya , mengerjaka n sawa h

milik seorang anggota Muham-

madiyah. Dari hasil menerima upah

mengerjakan sawah inilah kehidupan

agak lumayan. Istrinya pun turun

:: 200 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

jang, setiap tahunnya pada bulan Ramadhan me- Indonesia Pusat (KNIP) mewakili Padangpariaman.

nyelenggarakan Algemene Kennis Muhammadiyah, Tahun itu juga beliau mengikuti persidangan KNIP

yakni semacam pelatihan pengkaderan kepe- di Malang(1947).Sepulangdari Malang, ketika sing-

mimpinan bagi anggota Muhammadiyah termasuk gahdiYogyakarta Buya Oedinbertemu lagi dengan

AMM. Pelatihan ini berlangsung penuh selama 15 SoedirmanyangsudahmenjadiPanglima BesarTNI.

hari, siang-malam. Sebagai anggota KNIP, beliau ditugaskan oleh

Ada yang unik juga pada Buya Oedin ketika Panglima Soedirman untuk mendampingi Mayjen

tentara pendudukan Jepang datang. Sebagai tokoh Soeharjo dalamtugas-tugas kemasyarakatan. Kelak

masyarakat Islambeliaudianggap bisa memberikan di suatu hari di Jakarta, Oedin bertemu secara tak

nasehat bagi tentara Jepang. Taktik strategi Jepang sengaja di jalan dengan Jenderal Soedirman, yang

saat itu adalah mengangkat para tokoh agama Is- kemudianmengajak sahabat lamanya itu mampir ke

lam untuk membantu kepentingan Jepang. Kepada rumahnya.

beliau diberikan sebuah surat bertuliskan huruf Sampai tahun1949, di Sumatera Barat Oedin

Jepangyangbeliau sendiri tidaktahu apa itu isinya. terlibat aktif dalam berbagai aktivitas politik dalam

Ketika suatu kali bala tentara Jepang datang ke rangka kedaulatan Indonesia dari rongrongan

tempat beliau tinggal, mereka berlaku tidak sopan Belanda yang ingin menguasai Indonesia kembali.

di sebuahmasjid, hal itudiingatkanolehBuya Oedin. Pasca aksi polisionil Belanda yanggagal itu, aktifitas

Komandan tentara Jepang tidak terima dan marah- Oedin dalam kancah pemerintahan Sumatera

marah sambil berlaku kasar hampir menembak. Tengah antara lain sebagai berikut. Beliau menjadi

Buya Oedin menunjukkan surat bertulis huruf pegawai tinggi tingkat 2dan kemudianmenjadi patih

Jepang, melihat isi surat itu, komandan tentara yang diperbantukan pada Bupati Padangpariaman

Jepang itu gemetar ketakutan dan meminta maaf. (Januari 1950), menjadi patih di Kabupaten Tanah

Belakangandiketahuibahwa surat itu adalahsebuah Datar (Oktober 1950), menjadiWalikota Sawahlunto

keterangan bahwa beliau diangkat sebagai (Mei 1950), menjadi Bupati Kabupaten Inderagiri

penasehat bagi tentara Jepang. (Oktober 1952; Pjs. BupatiTanahDatar (Desember

Setelah kemerdekaan Indonesia diprokla- 1953); dan terakhir menjadi Bupati Pesisir Selatan

mirkan, Buya Oedin aktif dalam perjuangan mem- Kerinci (Oktober 1954).

pertahankan kemerdekaan. Pada waktu itu Buya Tentang Buya Oedin, Buya HAMKA yang

Oedinmenjadi WakilMajelis Pemuda Muhamadiyah menjadi sahabatnya ketika masa muda menyatakan

Minangkabau, beliau giat memberi pengertian ke- dalam surat beliau kepada anak Buya Oedin, Asdi

pada warga masyarakat Pariaman dan sekitarnya Oedin,“…dankalauditimbang-timbanglagi diantara

tentang bagaimana cara mengisi kemerdekaan. kami, Buya Udin jauh lebih hebat dari Buya

Pada bulanNovember 1945 Buya Oedin danrekan- HAMKA. Ini bukan ambia muko (ambil muka),

rekan menghadiri Kongres Pemuda Indonesia di tetapi penilaian secara jujur, sebab Buya HAMKA

Yogyakarta. Kongres bertujuan untuk menyatukan buliah juo lai. Buya HAMKA anak seorangdoktor

perjuangan dalam rangka mempertahankan kemer- daniparseorangkonsul (Buya AR St. Mansur), jadi

dekaan Indonesia. Di dalam perjalanan mereka masih ada dasar, padahal Buya Udin modalnya

mendapat banyak rintangan dari pasukan Belanda. hanyalah dirinya sendiri, akhirnya dapat dicapainya

Ketika di Yogyakarta itulah Buya Oedin berhu- pangkat Bupati klas I dan bersahabat dengan orang

bungandengan Soedirman yang waktu itu mewakili besar-besar, didengar orang bicaranya, diminta or-

Pemuda Muhammadiyah Purwokerto. Sekem- ang pertimbangannya, dan suatu hal yang kusut,

balinya ke Sumatra, Buya Oedin dan kawan-kawan betapapun kusutnya, kalau Buya Udin campur

kemudian aktif menyampaikan hasil Kongres. tangan, sebentar saja beres”, kata Buya HAMKA

Pada bulan Mei 1946 beliau dilantik oleh mengenai sahabat masa kecilnya itu.

Residen Sumatera Barat, Dr. Jamil, menjadi Ketua Buya Oedin wafat di Jakarta pada tanggal 17

Dewan Polisi Sumatera Barat. Bulan Januari 1947 Juni 1984, beliaudimakamkandi Perkuburan Tanah

beliau diangkat menjadi anggota Komite Nasional Kusir Jakarta.** (imr-adm)

:: 201 ::

voa- is l am.c om 100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

OEI TJEN HIEN
(HAJI ABDUL KARIM OEI)

Abdul Karim Oei Tjeng Hien adalah perintis pemeluk
Islam dari etnis Tionghoa-Indonesia. Dia mendirikan
organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)
dan menjadi salah satu tokoh Muhammadiyah. Salah satu
tokoh nasional yang memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia bersama dengan Soekarno dan B uya Hamka.
Abdul Karim Oei menjadi anggota DP R (1956-1959)
mewakili kaum Tionghoa dan menjadi ketua partai
Masyumi Bengkulu (1946-1960)

Oei Tjien Hien atau Haji Abdul Karim Oei lahir di Padang Panjang Sumatera Barat, 6 Juni
1905. Menjadi piatu sejak umur 2 bulan dan dibesarkan oleh kakak iparnya. Pendidikan yang diraihnya
adalah sekolah dasar zaman Belanda. Setelah lulus dari pendidikan dasar ini, lalu mengikuti berbagai
kursus dan bekerja sebagai pedagang hasil bumi. Kemudian beliau pindah ke Bengkulu sebagai seorang
pande (tukang) emas.

Dalambidang agama, mula-mula beliau memelajari berbagai macam agama melalui buku, majalah,
dan suka bergaul dengan orang-orang Islam. Dari sinilah beliau mengenal Islam lebih dekat. Dari waktu
ke waktu, usaha mendalami Islam ini semakin intens, lalu muncullah kesadaran dan keyakinan atas
kebenaran Islam. Kemudian pada umur 20 tahun beliau memantapkan diri masuk Islam (1926), hal yang
sangat jarang dilakukan oleh warga Tionghoa. Lalu aktif di Muhammadiyah sampai tahun 1932, saat
inilah, beliaumengenal buya Hamka.

Pergaulannya semakin luas dan pengalamannya semakin bertambah. Beliau berusaha mengajak
komunitasnya untuk memiliki keyakinan yang benar dalam hidup ini. Dari sinilah, tidak sedikit keturunan
Tionghoa yangmasuk Islamyang dalam perkembangannya nanti terbentuklahorganisasi Islam Tionghoa.

Pada tahun 1961, Oei Tjien Hien membentuk organisasi bernama Persatuan Islam Tionghoa Indo-
nesia (PITI). Organisasi ini sebenarnya merupakan penggabungan organisasi Persatuan Islam Tionghoa
dan Persatuan Tionghoa Islam. Dalam perkembangannya PITI kemudian menjadi Pembina Iman dan
Tauhid Islam. Pada tahun 1967-1974, beliau menjadi anggota Pimpinan Harian Masjid Istiqlal Jakarta.
Kegiatan Keislaman ini ditambah dengan diangkatnya menjadi anggota Dewan Penyantun BAKOM
PKAB dan anggota Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Oei yangdikenalsebagaipelaku bisnis yangulet itupernahmendudukijabatanpentingdalamberbagai
perusahaan dan perbankan, antara lain: komisaris utama BCA, direktur utama Asuransi Central Asia,
direktur PT Mega, direktur utama Pabrik Kaos Aseli 777, dan direktur utama Sumber Bengawan Mas.

Sebagai muslim yang taat, beliau selalu menghitung kekayaannya dengan teliti lalu dikeluarkan
zakatnya sesuai ajaran Islam. Dari sinilah akan datang keberkahan berharta. Ternyata kekayaan itu tidak
berkurang, tetapi semakin bertambah dan membawa berkah.

:: 202 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

mu alaf. com menjadi Nasionalis Indonesia sejati. Semasa pendu-

dukan Jepang, Haji Abdulkarim diangkat sebagai

Dewan Penasehat Jepang (Chou Sangi Kai). Pada

masa kemerdekaan, ia diangkat sebagai Komite

Nasional Indonesia/KNI Bengkulu dan sebagai

anggota DPR mewakili golongan minoritas. Dalam

kepartaian, ia memilih Partai Muslimin Indonesia

(PARMUSI) sebagai wadah perjuangannya”.

Perjalananhidupbeliautelahditulis dalambuku

Mengabdi Agama dan Bangsa, terbit tahun 1982

oleh PT Gunung Agung. Bersama dengan Yunus

Haji AbdulkarimOei Yahya, Oei melakukan pembinaan agama Islam
kepada warga keturunan. Yunus Yahya memiliki

Haji Abdulkarim Oei ini akrab dengan Bung nama asli LauwChuan Tho, termasuktokohpemba-
Karno. Pada suatu ketika di Bengkulu, PakOei akan uran dari kalangan Cina Muslim di Indonesia ini
melakukan kunjungan ke cabang-cabang Muham- pernahkuliahdi SekolahTinggi Ekonomi Rooterdam
madiyah denganmobil yangdikemudikanolehsopir. Belanda. Ia masuk Islam pada tahun 1979 dan
Dalam perjalanan ini, beliau melihat Bung Karno diangkat sebagai Pengurus Majelis Ulama Indone-
bersepeda. Lalujalannya mobil dipelankan, dan Oei sia (MUI) Pusat tahun 1980-1985.
Haji Abdulkarim Oei Tjen Hoen meninggal
berbincang-bincang dengan Bung Karno yang naik
sepeda itu. Sesampai di batas kota, kedua sahabat dunia pada hari Jum’at dini hari, tanggal 14Oktober
1988 dalam usia 83 tahun karena sakit tua dengan
karib ituberpisah.
Aktivis Muhammadiyah keturunan ini meru- beberapa komplikasi. Jenazahnya dimakamkan di
pakansosok perintis pembauran. Beliau memantap- Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta di dekat
kan diri sebagai muslim dengan resiko melepaskan makam isterinya, MaimunahMuchtar, yangmening-
diri dari lingkunganetnisnya. Keislamannya otomatis gal pada tahun 1984.
Untuk mengenang Haji Karim Oei, beberapa
membawa Oei ke pola hidup yang baru. Hubungan
akrabnya dengan beberapa tokoh seperti Buya tokoh ormas Islam dan tokoh muslim Tionghoa
Hamka dan yang lain memotivasi Haji Abdulkarim mendirikanYayasan Haji Karim Oei, sebagai pusat
dalam menggerakkan Muhammadiyah dan usaha informasi Islam khususnya bagi kalangan etnis
Tionghoa pada tahun1991. Yayasanini mendirikan
pembaur an.
Buya Hamka pernah menyatakan tentang Pak dan mengelola Masjid Lau Tze di daerah Pecinan,
Oei ini dalambrosur Dakwah Islamiyah tahun1979, Pasar Baru Jakarta.[Lasa Hs.]

katanya “dalam tahun 1929 mulailah saya berke-

nalandekat denganseorangMuslimyangmembaur-

kandiri dalamgerakan Muhammadiyahdanlangsung

diangkat olehmasyarakat Muhammadiyah di tempat

tinggalnya Bengkulu. Ia menjadi Konsul Muham-

madiyah Daerah tersebut, sekarang namanya lebih

terkenaldengansebutan BapakHajiAbdulkarimOei.

Telah50 (lima puluh) tahun kami berkenalan, sama

paham, sama pendirian dan sama-sama bersahabat

karib dengan Bung Karno.

Persahabatan saudara H.Abdulkarim dengan

BungKarno itu sangatlahmenguntungkan bagijiwa

H. Abdulkarim. Disamping sebagai seorang Mus-

limyangtaat, ia pundipupuk, diasuh, dan akhirnya Masjid Lau Tze

:: 203 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

RAFII ST AMINULLAH

Sesepuh Angkatan Muda
Muhammadiyah Aceh

Semenjak Muhammadiyah didirikan pada tahun 1923 di Aceh, ia telah
masuk menjadi anggota dan aktif dalam setiap gerak langkah

Muhammadiyah, hingga berbagai macam jabatan yang dipegangnya
dalam Muhammadiyah. Pernah menjadi konsul, ketua, baik di Cabang

maupun Daerah. Karena jabatannya yang berbagai macam itu,
aktivitasnya juga berbagai macam. Mulai dari membimbing para kader,
seperti mengadakan kursus kader pemimpin, sampai kepada membentuk

jamaah pengajian.

Rafii St. Aminullah, lahir pada tahun 1896, di kampung Matur, Kabupaten Agam, Bukittinggi,
Sumatera Barat, sebagai anak dari BagindoBarangan Lubuk. Pada umur belasantahun, sebagai layaknya
pemuda Minang, mulailah terbayang diangan-angan Rafii untuk meninggalkan kampung halamannya,
menuju satu daerah yang telah lama diidamkan. Yaitu Kutaraja, yang sekarang bernama Banda Aceh.
Jadilah dia berangkat ke Kutaraja tahun 1914.

Sudah menjadi kebiasaan di daerah Minangkabau, kalau seorang ibu hendak menidurkan anaknya,
anak itu dibuaikan dengan memakai ayunan, sambil mendendangkan lagu-lagu. Kadangkala diiringi
pula dengan pepatah dan petitih. Adakalanya pepatah dan petitih itu berisikan nasehat, seperti: Kalau
anak kan paji kaba ruah, iyu bali balanak bali, asam garam bali dak ulu. Anak kan ba jalan jauah ibu
cari dusanak cari, induak samang cari dak ulu. Oleh Rafii nasehat ibuitu dituruti dengansebaik-baiknya.
Maka, dicarilah induk semang yang kebetulan pula sekampung dan sehalaman dengannya, yaitu
Muhammad Said gelar Madjodiradjo Nagari, seorang guru. Oleh Muhammad Said, dicarikanlah Rafii
pekerjaan. Akhirnya ia mendapat pekerjaan sebagai guru Volkschool (Sekolah Dasar 3 tahun).

Sewaktu menjadi guru, pernah ia ditempatkan di Pagar Air, kemudian dipindahkan ke Kantor Kas
Negara Indonesia sebagai sekretaris sampai tahun1942. Kemudian, setelah Indonesia merdeka, dia bekerja
di Kantor Pos. Disamping sebagai pegawai pemerintah, pernah pula ia menduduki kursi DPRDGR
Kotapraja Kutaraja, sebagai wakil ketua.

Memasuki Muhammadiyah
Semenjak Muhammadiyah didirikan pada tahun 1923 di Aceh, ia telah masuk menjadi anggota dan

aktif dalam setiap gerak langkah Muhammadiyah, hingga berbagai macam jabatan yang dipegangnya
dalamMuhammadiyah. Pernahmenjadi konsul, ketua, baik di CabangmaupunDaerah. Karena jabatannya
yangberbagai macamitu, aktivitasnya juga berbagai macam. Mulai dari membimbing para kader, seperti
mengadakan kursus kader pemimpin, sampai kepada membentuk jamaah pengajian. Begitu pula
memelopori pendirian dan pembangunan amal usaha Muhammadiyah, seperti sekolah, rumah penyantun,
mushola, masjid, rumah-rumah guru Muhammadiyah, kantor-kantor, BKIA dan sebagainya. Jabatannya
yang terakhir adalah, Ketua Muhammadiyah Kotamadya Banda Aceh Majelis PKU.

:: 204 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Dalam rapat-rapat yang diadakan oleh Ang- Pada hari Senin, 29 Januari 1968 bertepatan

katan Muda Muhammadiyah, Buya Rafii selalu dengan 29 Syawal 1387 H, jam 6.30 setelah selesai

diikutsertakan. Oleh karena nasehat-nasehatnya melaksanakan shalat subuh, beliau wafat di

yang sangat penting bagi Angkatan Muda. Banyak rumahnya di Lorong Melati, Jalan Merduati Banda

hal yang tidak dapat diselesaikan dan dirumuskan Aceh dalam usia 72 tahun. Pimpinan Muham-

oleh Angkatan Muda, dapat diselesaikan dan madiyah Wilayah Aceh yang diwakili Tgk. H.

dirumuskan oleh beliau. Sehingga, pada konferensi Djakfar Hanafiah memberikansambutan pada saat

WilayahPemuda tahun 1964, beliau ditetapkanoleh pemakamannya.**

Konferensi tersebut sebagai sesepuh (penasehat)

Pemuda Muhammadiyah wilayah Aceh.

SELINTAS SEJARAH MUHAMMADIYAH ACEH

Persyarikatan Muhammadiyah di Aceh awalnya diperkenalkan oleh Djaja Soekarta pada tahun 1923,
seorang pegawai Jawatan Kereta Api, mantan sekretaris Muhammadiyah cabang Betawi. Namun, secara
resmi organisasi Muhammadiyah di Aceh baru terbentuk pada tahun 1927. Aktivitas Muhammadiyah di
Aceh dimulai di Kutaradja (Banda Aceh), di Jalan Merduati (Jalan KHA Dahlan No. 7, sekarang). Sebagai
pimpinan dipilih R.O. Armadinata, seorang dokter gigi yang tengah bertugas di Kutaraja. Konsul
Muhammadiyah Aceh yang perta ma adalah Teuku Muhammad Hasan Glumpang Payong. Pada ta hun
1928, dibentuk Aisyiyah untuk mengurus kepentingandan kemajuan kaum wanita, juga dibentuk kepanduan
Hizbul Wathan dan HIS Muhammadiyah.

Sesudah berdiri di Kutaradja, Muhammadiyah terus menyebar ke daerah-daerah lain. Perkembangan
Muhammadiyah di sepanjang pesisir Timur Aceh tak lepas dari peran seorang ulama muda bernama AR
Sutan Mansur, yang juga berprofesi sebagai seorang montir. AR Sutan Mansur tinggal beberapa tahun di
Lhokseumawe (Aceh Utara), dan juga beliau turut meresmikan berdirinya Muhammadiyah di Sigli (Pidie)
pada 1 Juli 1927. Pada tahun 1928 Muhammadiyah hadir di Bireuen, selanjutnya Muhammadiyah berdiri
di Takengon (Tanah Gayo/Aceh Tengah) bulan Mei tahun 1929.

Tahap berikutnya Muhammadiyah berdiri di Kuala Simpang (sekarang AcehTamiang) pada 4 Oktober
1928 yang diresmikan oleh H.M. Yunus Anis, Wakil Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Beberapa pekan
kemudian berkembang ke Langsa (Aceh Timur) 29 Oktober 1928. Di Kuala Simpang lahir Ai syiyah
terlebih dahulu, yaitu 28 September 1928. Di Aceh Tenggara Muhammadiyah berdiri pada tahun 1937,
meskipun sebelumnya beberapa pemuda telah mengembangkannya sejak awal 1930-an, sekembali mereka
dari belajar di Thawalib School Padangpanjang.

Di Tapak Tuan (AcehSelatan) Muhammadiyah berdiri pada tahun 1933, demikian juga Muhammadiyah
hadir di Labuhan Haji (Aceh Selatan) tahun 1933 itu juga, yang dikembangkan oleh alumni Thawalib
School Minangkabau. Di Meulaboh (Aceh Barat) pada 31 Mei 1942 didirikan persyarikatan Muhammadiyah
oleh Said Aboebakar yang berasal dari Kampung Aceh, Penang, Malaysia.

Pada akhir masa pemerintahan kolonial Belanda (1942) jumlah cabang Muhammadiyah di seluruh
Aceh tercatat 8 buah. Dalam setiap cabang terdapat organisasi kepanduan Hizbul Wathan dan sejumlah
lembaga pendidikan Muhammadiyah. Tercatat ada 9 HIS Muhammadiyah, terdapat di Kutaraja, Sigli,
Lhokseumawe, Langsa, Kuala Simpang, Calang, Takengon, Idi dan Meureudu; 1 Mulo dan 1 Leergang
Muhammadiyah (Darul Muallimin) keduanya berlokasi di Kutaraja; 10 Diniyah yang terdapat di Kutaraja,
Lubok, Sigli, Lhokseumawe, Takengon, Kuala Simpang, Calang, Idi. Meureudu dan Bireuen; dan 1 Taman
Kanak-Kanak di Kutaraja. [sumber: agusbw-bpsntaceh.blogspot.com]

:: 205 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

RAMLI A.D.

Kalau ayah meninggal nanti, ayah tidak
menitipkan harta dunia kepada kalian karena
hal itu memang tak ada, ayah hanya
menitipkan ilmu yang ayah punyai.
Pergunakanlah untuk kemaslahatan dunia dan
akhirat. Teguhkanlah pendirian dan rajin
beribadah untuk menjalankan ajaran agama.

BuyaRamli AD, lahir di Padang tanggal 10Agustus 1930. LulusanSarjana Muda (BA) di Sekolah
Tinggi Sosial Politik Padangini pernah menjabat posisi strategis pada masa agresi militer Belanda II yaitu
sebagai staf Bupati Militer di Solok pada tahun 1948-1949. Dalambidang politik beliau pernah menjadi
wakil rakyat (PDR-DS/DPR-GR) PadangPariamantahun 1956, Kepala TU Camat Lubuk Begalung dan
menjadi ketua Asuransi Jiwa Taiso Taijok Sumatera Barat.

Sebagai seorang akademisi beliau adalah dosen tetap Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat
(UMSB)dalambidangKemuhammadiyahandan Filsafat. Disampingitubeliaujuga seorang penelititentang
metode lembaga manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (UNAND).

Dalam organisasi Muhammadiyah, Buya Ramli lebih dikenal sebagai seorang tokoh idiologi
Muhammadiyah yang selalu teguh dengan prinsip-prinsip perjuangan Muhammadiyah. Meskipun tidak
berasal dari latar belakang pendidikan agama, beliau aktif sebagai seorang muballigh dan memberikan
pencerahan agama dan keorganisasian kepada warga Muhammadiyah.

Perjuangannya di Muhammadiyah didampingi oleh seorang istri yang bernama Hj. Meinar Hamid
yang juga tokoh ‘Aisyiyah Sumatera Barat. Beliau menikah pada tanggal 9 Juni 1957 dan dikarunia 5
orang anakyakni Yosfinoza, S.H., Dra. Ermayanti, M.Si., Meizalina, S.E., Ridha Mahmudi, S.Kom. dan
Andi Syukri. Sebagai seorang tokoh Muhamamdiyah, Angkatan Muda Muhammadiyah selalu meminta
dia untuk menjadi instruktur dan pemateri setiap ada pengkaderan Muhammadiyah. Loyalitas Ramli AD
di Muhammadiyah tidak diragukan lagi. Meskipun dalam kondisi sakit yang tidak mengizinkan, beliau
tetap mengurus organisasi Muhammadiyahdan menghadiri sejumlah kegiatan-kegiatan Muhammadiyah.
Maka tidak salah beliau selalu terpilih menjadi anggota Tanwir Muhammadiyah sampai akhir hayatnya.

Dalam berdakwah Buya Ramli, sering lupa akan kondisi kesehatan. Bahkan sering pergi ke daerah
berhari-hari. Buya Ramli juga pernah diberi amanah sebagai pembina mualaf dan membina umat Islam
yangberada di Kepulauan Mentawai. PimpinanPusat Muhammadiyah memberi penghargaanatas tulisan
beliautentangkeluarga sejahtera dalam Muhammadiyah. Sebagai seorangintelektual, Buya Ramli banyak
mendapat tugas dari masyarakat yang diembankan kepadanya, antara lain sebagai salah satu peneliti
tentang metode pada Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, dan Bina Social
Team pada rumah sakit Muhammadiyah seluruh Jawa.

:: 206 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Selama empat tahun Buya Ramli mengalami baikketimbangbicara yang tidakperlu. Pendeknya,

lumpuhdansulit untukberjalan. Pihakkeluargatelah Ramli adalahsosokyang jadipanutan, terutama bagi

berusaha untuk berobat namun sampai akhir generasi muda sekarang”. Prof. Nuranas Jamil,

hayatnya penyakit itu terus bersarang di tubuhnya. Ketua PWM Sumatera Barat, “Telah banyak buah

Namun sebagai Mubaligh dan aktifis Muham- tangan karya almarhum dalam membentuk dan

madiyah, penyakit itudihadapi dengantenang tanpa membina generasi muda Muhammadiyah. Tidak

mengeluhsedikitpun.Meskipunfisikataujasmaninya terlalu berlebihan saya ucapkan ribuah malah, dan

telahlumpuh,namunhati danjiwanya tetapsemangat semua boleh dikata telah menjadi orang”

dan memikirkan persoalan ummat. Dalam kesempatan pelepasan jenazah Buya

Buya Ramli, meninggal dunia pada hari selasa Ramli, Hj. Meinar Hamid, isteri beliau, menyam-

tanggal 27April 1999. Beliau dikenal sebagai tokoh paikan pesan berikut: “Bapak-bapak, ibu-ibu,

kharismatik yang membuat semua orang merasa kepergian almarhum tentu saja kita merasa kehi-

kehilangan atas kepergiannya. Pada saat pema- langan, namun sebagai pengganti yang hilang itu,

kaman beliau banyak pejabat dan tokoh Muham- marilah kita amalkan pelajaran-pelajaranyang per-

madiyah yang hadir seperti, Ketua Pimpinan nah beliau berikan kepada kita, terutama bagi kami

Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat, Prof. H. ahli bait, isteri dan anak-anak kami, kendati sudah

Nur Anas Djamil, Drs. H. Arwan Kasri, H.A. pada dewasa, berusahalah untuk memperlihatkan,

Syahrudji Tanjung, Buya Hasan Byk, bahkan Buya bahwa bapak kalian, orang tua kalian, adalah

Prof. Dr. H. Syafii Ma’rif Ketua PP Muham- seorangwarga Muhammadiyah, seorang muballigh

madiyah hadir untuk berta’ziah. Keluarga besar Muhammadiyah,seorangkader Muhammadiyahdan

warga Muhammadiyahse-kota Padangtumpahruah seorang tokoh Muhammadiyah. Tantangan ini bagi

bertakziyah mengantar kepergiannya. Wakil kita, terutama bagi kalian anak-anak memang

GubernurSumatera Barat saat itu, H. ZainalBakar, sungguh berat artinya, agar tak bertemu apa yang

S.H. mengungkapkan kesannya tentang beliau, ditakuti oleh ayahanda kalian ketika hidup dulu.

“Ramli AD adalah orang yang berkepribadian Janganlah buah itu hanya besar dan subur di luar

sederhana dan tegas dalam berprinsip. Bagi lading, sementara yang di dalamkebunsendiri hidup

Almarhum, prinsip tak bisa ditawar-tawar”. H. seperti tak pernah disentuh pupuk".**

HasanBykDt. Marajo,“Bagi RamliAD, diamlebih (Rafiqul Amin, disadur ulang

dari tulisan AA.Ranasti)

Buya Ramli AD
dalam sebuah
kesempatan
memberikan
ceramahnya
dalam acara
Muhammadiyah.

:: 207 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

RUSYDI HAMKA

Rusdi Hamka dikenal sebagai seorang
mubaligh, ulama dan politisi I ndonesia dari
Partai Persatuan P embangunan (PPP ).
Pernah duduk di DPR RI anggota Komisi I.
Penasehat F raksi PP P di DPR R I.
Tokoh majalah P anjimas (Panji Masyarakat)
dan pembina Yayasan Pendidikan Islam (YPI)
Al- Azhar serta pernah menjadi Ketua Takmir
Masjid A gung Al-A zhar Jakarta.

H. Rusydi HAMKA, lahir di Padang Panjang pada tanggal 7 September 1935. Putra dari seorang
ulama kharismatis, Prof Dr HAbdul Malik KarimAmarullah, lebihdikenal dengan nama Buya HAMKA.
Bersama kakaknya Zaki, ia sempat dibawa pindah ke Medan oleh orang tuanya, Buya Hamka. Ia sempat
bersekolah di HIS Muhammadiyah,mengaji sore hari di maktabahIslamiyahJami’atul Washliyah di Medan
selama dua tahun. Pada tahun 1945, ia diajak kembali ke kampung kelahirannya, Padang Panjang dan
menamatkan sekolah SD Muhammadiyah.

Ketika agresi militer Belanda pada tahun 1948, ia sempat dibawa ayahandanya Buya Hamka
bergerilya, memberi penerangan kepada rakyat di daerah pelosok yang masih dikuasai Republik Indone-
sia. Ia kemudian masuk sekolah Tsanawiyah di Dukuh Basung. Pada awal tahun 1950 ia pindah ke
Jakarta, selanjutnya meneruskansekolah SMP danSMAMuhammadiyahdiYogyakarta. Usai menamatkan
pendidikan SMA, Rusydi Hamka masuk ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia selama dua tahun,
kemudianpindah studi pada PerguruanTinggi Publisistik Jakarta hingga tingkat Sarjana Muda.

Pada tahun 1959, Rusydi Hamka bekerja pada majalah Panji Masyarakat yangdipimpin oleh Buya
Hamka dan KH Faqih Usman -rahimahumullah- sampai majalah tersebut dibredel pada tanggal 17
Agustus 1960. Selanjutnya, pada tahun 1972 Rusydi Hamka menjadi sekretaris redaksi majalah Gema
Islam yang dipimpin oleh Letjen Sudirman, sampai majalah tersebut berhenti terbit pada tahun 1967.
Rusydi Hamka juga menjadi PemimpinRedaksi harian Mercusuaryangditerbitkan olehPP Muhammadiyah.

Setelah majalah Panji Masyarakat mendapat izin kembali untuk diterbitkan oleh rezim Orde Baru,
Almarhum Buya Hamka memercayakan pimpinan penerbitan majalah itu baik redaksional maupun
manajemennya, sampai majalah itu berkembang kepada Rusydi Hamka.

Rusydi Hamka, sejaktahun 1962 mulai aktif di Pemuda Muhammadiyah, sejak dari tingkat Cabang
Kebayoran, Wilayah Jakarta, sampai Muktamar Pemuda Muhammadiyah tahun 1975 di Semarang. Di
samping, menjadi Ketua Muhammadiyah Cabang Tebet dan Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Al-
Azhar, Rusydi Hamka juga menjadi Pengurus Besar Himpunan Seni Budaya Islam periode 1964-1965. Di
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rusydi Hamka mulai aktif sejak Muktamar Muhammadiyah ke-41 di
Surakarta tahun 1985. Selanjutnya secara berturut-turut dia terpilih di jajaran Pimpinan Pusat Muham-

:: 208 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

madiyahmelalui Muktamar ke-42di Yogyakarta dan undanganlainnya. Ia juga pernahmenghadiri Mukta-

Muktamar ke-43 di Banda Aceh. Di Muktamar ke- mar Alam Islami bersama almarhum Muhammad

44 di Jakarta tahun 2000, dia tidak dapat maju lagi Natsirdi Siprus, Turki (1980). MengunjungiAmerika

sebagai calon anggota PP Muhammadiyah karena Serikat selama dua bulanatas undanganDepartemen

terhalang oleh ketentuan PP Muhammadiyah yang Luar NegeriAS (1981),tahun1986menjadianggota

melarangpengurus partaipolitikikut dalampemilihan delegasi Indonesia dalam Konferensi International

anggota PP Muhammadiyah. SelaindiPersyarikatan World Conference on Religion and Peace (WCRP)

Muhammadiyah, dia juga aktif di Yayasan Rumah di Nairobi (Kenya), dan konferensi yang sama di

Sakit Islam Jakarta. Posisi terakhir dalam yayasan Seoul (Korea Selatan) tahun 1988. Pernah juga

sebagai Wakil Ketua pada periode Drs. H. Sutrisno menghadiri Konferesi Islam di Kuwait dan berke-

Muchdam (1995-2000). liling ke beberapa Negara Timur Tengah (1991).

Dalam dunia politik Rusydi Hamka dikenal Selainitu, Rusydi Hamka juga melakukanstudi

sebagai politisi dari Partai Persatuan Pembangunan jurnalistikpada penerbitan-penerbitanpers di Jerman

(PPP). Dia pernah duduk di DewanPimpinan Pusat Barat pada saat itu, atas undangan Kementerian

(DPP) PPP. Tahun1996-1998 terpilihsebagai Ketua Luar Negeri RepublikFederasiJerman danmengun-

PPP DKI Jakarta. Kedudukan tersebut kemudian jungi negara Eropa Barat lainnya. Sebagai Pemimpin

menghantarkannya menjadi Wakil Ketua DPRD Redaksi Majalah Panji Masyarakat (Panjimas),

DKI Jakarta tahun1997. Menjadi anggota MPR RI pengasuh rubrik berita dan komentar, serta meng-

dari PPP. Ia juga pernah duduk di kursi DPR RI gantikanalmarhumBuya Hamka mengisi rubrikDari

periode 1999-2004 ditempatkan di Komisi I oleh Hati ke Hati. Almarhum Rusydi Hamka juga editor

partainya waktu itu. Rusydi juga dipercaya menjadi buku Kebangkitan Islam dan pendiri perpustakaan

penasehat Fraksi PPP di Dewan Perwakilan Rakyat Masjid Agung Al-Azhar.

di masa itu. H Rusydi Hamka binHaji AbdulMalikKarim

Rusydi HAMKA juga beberapa kali melawat Amarullah, meninggal dunia pada tanggal 18 Sep-

ke luar negeri melakukan tugas jurnalistik dan tember 2014 di Rumah Sakit Islam Jakarta, dalam

menghadiri konferensi-konferensi Islam Interna- usia 79 tahun, meninggalkan satu orang istri, lima

sional, antara lain ke negera-negara ASEAN. anak dan empat belas cucu. ***(im)

Ia juga pernah diundang oleh Menter Luar

Negeri Jepang untuk meninjau obyek-obyek pendi-

dikan pemuda dan perkembangan Islam di Jepang.

Selain itu ia juga pernah melakukan kunjungan ke

negera-negara Timur Tengah;Arab Saudi, Irak, Iran

dan Mesir, baik dalam rangka menyertai ayahanda

Buya Hamka, maupun memenuhi undangan-

:: 209 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

RUSDY TOANA

Rusdy Toana adalah individu yang memberi
inspirasi bagi banyak orang. Pencapaian ini, beliau
jalani dengan dasar akidah Islam yang kuat dalam
rangka mencapai kehidupan bermasyarakat
Indoensia, khususnya di Sulawesi Tengah yang
setinggi-tingginya di zaman yang terus mengalami
perubahan. Keberanian adalah kunci keberhasilan
beliau. Keberanian yang akan menghasilkan serta
melahirkan ide-ide baru dan maju yang dibarengi
dengan nilai-nilai keimanan. B anyak teman
seperjuangan beliau yang hanyut dan tenggelam
dalam arus zaman.

Drs. H. Rusdy Toana, lahir di Parigi 9 Agustus 1930, merupakan anak ketiga dari 9 bersaudara.
Ayahnya adalah seorang pejuang kemerdekaan bernama Abd. Wahid Toana. Rusdy kecil, ketika masih di
kampung Maesa, Kabupaten Parigi sekarang, tidak banyak orang tahu bahwa kelak, dia akan menjadi
seorang tokoh pejuang. Hidupnya sangat sedehana, penurut, selalu mencari tahu sesuatu yang belum
dimengerti, bergaul dengan teman sebayanya. Di lebih banyak dibesarkan di kampung Tokorondo ketika
pergolakan politik melawan Belanda di Parigi semakin gencar. Keluarga mereka terpaksa mengungsi ke
Tokorondo yang dianggap paling aman saat itu.

Di desa Tokorondo, dia belajar dan berjuang, mulai belajar Al-Qur’an, bekerja keras membantu
orangtuanya di sawah untuk menghidupi keluarga bersama saudara-saudara lainnya. Jarang ditemukan
anak sebayanya mau terus-menerus bekerja sambil belajar, apalagi kondisi lingkunganyanggelapgulita di
malam hari, obor kecil yang menempel di dinding gamaca rumah mereka tempat berkumpul pada malam
hari bukti kuat kalau mereka itu adalah pekerja-pekerja keras dimasa kecilnya, itulah diwariskan Abd.
Wahid Toana kepada putra-putranya saat itu.

Menjelang berakhirnya Perang Dunia II, bersama teman-temannya, Dg. Ruda Lamakarate, Thayib
Abdullah,Abdul Rahman Malu,AB.Lawira,danMohammadLahami,mendirikanorganisasi pelajar dengan
nama Syarikat Pelajar Luar Daerah (SPELDA). Rusdy Toana dan Mohammad Lahami menerbitkan
surat kabar Pelopor sebagai media pers penyebar ide kesatuan Sulawesi Tengah untuk pertama kalinya.

Ide kesatuan daerah Sulawesi Tengah tersebut, kemudian dinyatakan dalam Konferensi Denpasar
1948 dengan lahirnya Negara Indonesia Timur (NIT). Assistant Resident Donggala dan Assistant Resi-
dent Poso disatukan menjadi wilayah NIT dengan ibu kota negaranya di Poso dan Rajawali Pusadan
sebagai Kepala Daerahnya.

Pasca proklamasi kemerdekaan RI 17Agustus 1945, RusdyToana meninggalkan Gorontalomenuju
Yogyakarta. Di sana beliau bergabung dengan Tentara Pelajar Brigade XVI Sulawesi dengan Komandan
Mayjen Andi Matalatta. Disamping perjuangan bersenjata, guna menyalurkan minatnya yang luar biasa
dan tak pernah padam terhadap menulis dan dunia jurnalistik, Rusdy Toana menerbitkan Majalah Bhakti
sebagai suara pelajar yang sedang berjuang mengusir penjajah Belanda. Dengan penerbitan Majalah

:: 210 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Bhakti itu, maka ide-ide para pelajar asal Sulawesi tak tergoyahkan. Keikhlasan sikap dan sifat dalam

dapat dipantau dinamikanya. Para pelajar itu antara menempuh tantangan tersebut akhirnya membuah-

lain; IbrahimMadylao, PalangkaydanRusdyToana kan hasil yang menggembirakan. Universitas

yang berasal dari Poso dan Donggala. Tadulakotetapberdiri hingga sekarang. Tidak hanya

Setelah aksi bersenjata Tentara Pelajar ber- Universitas Tadulako, Universitas Muhammadiyah

akhir, maka Rusdy Toana dan kawan-kawan Palu pun beliau dirikan. Tantangan dari berbagai

menekuni kuliah di Universitas Gajah Mada dan pihakpunseringdialaminya, baiktantangan internal

kembalimemasuki duniajurnalistikdi majalahSuara maupun eksternal. Namun sekali lagi, hasil dari

Ummat Yogyakarta dan Media HMI. sebuah niat tulus karena Allah Swt, Universitas

Pada tahun 1950 Negara Indonesia Timur Muhammadiyah Palu tetap berdiri hingga saat ini.

disatukan ke dalam Negara Kesatuan Republik In- Selain itu, beliau menerbitkan koran stensilan

donesia. Sulawesi Tengahberubah statusnya menja- dengan nama Suara Rakyat guna melawan paham-

di kabupaten, yang kemudian dipecah menjadi paham PKI dengan Mimbar Rakyat-nya.

Kabupaten Donggala dan Kabupaten Poso dalam Beliau juga mengaktifkan Muhammadiyah

Provinsi Sulawesi yang berpusat di Makassar. Cabang Palu sampai terbentuk Pimpinan Muham-

Selanjutnya di Yogyakarta dibentuk perkum- madiyah Wilayah Sulawesi Tengah. Dari terben-

pulan Keluarga Mahasiswa/Pelajar Sulawesi tuknya Muhammadiyah Wilayah Sulawesi Tengah

Tengah Yogyakarta dengan ketua Rusdy Toana. ini,beliaumulaimerintis danmembangunamal usaha

Tahun 1957 di Jakarta di bentuk Ikatan Keluarga Muhammadiyah di bidang pendidikan, mulai dari

Sulawesi Tengah dengan pengurusnya antara lain Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi.

Rusdy Toana, Djalaluddin Lembah, Ishak Moro, Semua amal usaha itu dibawah naungan Muham-

ThoyibAbdullah.Tahun1957 itumerupakanpuncak madiyah Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.

perjuangan pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah. Pada Tahun 1965/1966 Pemerintah Pusat

Darah juangyang terus-menerus melekat pada mengeluarkanaturanmengenai koranlokal. Dimana

diri Rusdy Toana membuat beliau mengambil setiap loran lokal harus berafiliasi dengan koran

langkah-langkah pendukung untuk merealisasikan Jakarta. Maka, Suara Rakyat koranbentukanRusdi

cita-cita perjuangannya, salah satunya yaitu dengan Toana memutuskan untuk berafiliasi dengan media

kepindahan Rusdy Toana beserta keluarga ke Muhammadiyah yaitu Mercusuar. Ahmad Basir

Jakarta pada Tahun 1956. Di Jakarta, RusdyToana Toana (adik kandung Rusdy Toana) sebagai salah

menjadi Wakil Pemimpin Redaksi HarianAbadi dan seorang delegasi Front Pemuda Sulawesi Tengah

Majalah Mingguan Hikmah, yang menyuarakan mewakili Muhammadiyah/HMI untuk mengikuti

aspirasi Partai Masyumi. Pada Tahun 1968 Rusdy Kongres Pemuda di Cipayung. Ahmad Basir Toana

Toana beserta Keluarga kembali ke Palu. diberikan mandat untuk mengurus afiliasi Suara

Kemajuan masyarakat Sulawesi Tengah Rakyat menjadi Mercusuar Edisi Sulawesi Tengah.

adalah cita-cita yangselalu digemakan RusdyToana. Proses panjang afiliasi ini melibatkanbeberapa tokoh

Pentingnya pendidikan untuk memajukan masya- penting pada waktu itu, yaitu Sekjen Departemen

rakat SulawesiTengahmenjadi agenda awal setelah Penerangan Brigjen Harsono, Menko Kesra

kepulangannya dari Jakarta. Rusdy Toana bersama Muljad i Djojomartono , Mintared ja, S .H.,

dengan Letkol M.Yasin, Danrem pada waktu itu, Mohammad Syafaat sebagai Pemimpin Redaksi

mempelopori berdirinya Universitas Tadulako Mercusuar Jakarta dan Lukman Harun dari PP

CabangUniversitas Hasanuddin pada tanggal 8 Mei Muhammadiyah Jakarta. Bantuan Fahmi Idris

1963 dengan rektor Drs. Nasri Gayur. Beliau juga yang merupakan salah seorang pengurus HMI

memberikan nama KoremSulawesi Tengah dengan Jakarta, semua proses panjang nan sulit tersebut

nama Korem 132 Tadulako. dapat dilalui.Akhirnya Surat Keputusan beralihnya

Pendirian Universitas Tadulako dilalui oleh Suara Rakyat menjadi Mercusuar Edisi Sulawesi

Rusdy Toana dengan penuh tantangan. Ketegaran Tengah dapat keluar. ***

beliau bagaikan batu karang di lautan yang kokoh

:: 211 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SANGIDU
(KANJENG PENGHULU KAMALUDININGRAT)

Kyai Penghulu Sa’idu inilah yang memberi nama
gerakan atau organisasi yang baru itu dengan nama

“Muhammadiyah” yang artinya pengikut Nabi
Muhammad. Dan (mungkin karena itu) , Kanjeng
Penghulu Muhammad Sa’idu menjadi anggota
Muhammadiyah dengan nomor stambuk 00001.

Gerakan Muhammadiyahyangdirintis oleh KH AhmadDahlan pada masa awalnya banyak dihalangi

oleh KyaiPenghuluCholilKamaludiningrat,penghulu Kraton Ngayogyakarta pada masa itu. Beliau merasa

gerakan Muhammadiyah yang digagas Tibamin (ketib, khatib amin, KHA Dahlan) itu bisa merongrong

wibawa dan kekuasaan seorang penghulu Kraton. Namun ketika Kyai Penghulu Cholil meninggal tahun

1914, beliau digantikan oleh Kanjeng Penghulu Muhammad Sa’idu Kamaludiningrat (lidah orang Jawa

umumnya mengucapkan Sa’idu menjadi Sangidu). Berbeda dari Kyai Penghulu Cholil yang menentang,

justruKanjeng Penghulu Sangidu malahmendukung dan menjadi penyokong organisasi Muhammadiyah.

Maka, mulailah gerakan Muhammadiyah dan KHA. Dahlan mendapat

kebebasan dalam menjalankan kegiatannya bahkan diberi kemudahan-

kemudahan. Hal ini tidak lepas dari keberadaan Kyai Penghulu Muhammad

Sangidu Kamaludiningrat. Sebelummenjadi Penghulu Sangidu adalahsahabat

sekaligus murid K.H. Ahmad Dahlan.

Kiai PenghuluSangidumengizinkanpenggunaan pendopoPengulonuntuk

aktivitas gerakanMuhammadiyah. Pengulon yang sebelumnya tertutupuntuk

kegiatan Muhammadiyahkemudianmenjadi terbuka dan bahkanmenjadi pusat

kegiatan Muhammadiyah, termasuk menjadi tempat dilaksanakannya

pendidikan anak usia dini yang pertama di Indonesia, Frobel School.

Kyai PenghuluKanjengRadenHaji MuhammadSa’iduKamaludiningrat

mempunyai anak Muhammad Wardan (lihat profil Wardan Diponingrat)

dilahirkan pada tanggal 19 Mei 1911 di Kampung Kauman, Yogyakarta. Dia

anak ketiga dari tujuh bersaudara seayah-seibu. Adapun enam saudaranya

adalahUmniyah, MuhammadDarun,Muhammad Jannah, MuhammadJundi,

Burhanah dan Wari‘iyah. Selain itu, dia juga mempunyai saudara yang

berlainanibu, yaitu Djalaluddin, Siti SalamandanSiti Nafi‘ah. Di lingkungan

masyarakat Kauman, keluarga PKRH MuhammadKamaluddiningrat dikenal

sebagai Dani (keluarga) KetibTengah yang tinggal diwilayahKaumanbagian

barat. Sebagai keluarga abdi dalem santri mereka memiliki pusat kegiatan di

Langgar Dhuwur. ** (wied) Kyai Penghulu
K.R.H. Muhammad Sa’idu

dalampakaian kebesaran.

:: 212 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SOEDIRMAN

B erbicara Soedirman sebagai seorang
jenderal dan tokoh pejuang ditengah
masyarakat, sudah sangat umum.
Dan siapa yang tidak kenal dengan
Jenderal Soedirman? Dia lebih dikenal
dengan sebutan ‘Pak Dirman’. Tetapi
memahami dan mengenal Soedirman
sebagai anggota masyarakat, apalagi
sebagai anggota dan tokoh Muhammadiyah
belum begitu familier.

Panglima Besar Jenderal Soedirman, dilahirkan di Desa Bantarbarang, Rembang, Kabupaten
Purbalingga, Jawa Tengah, 24Januari 1916. Soedirman, dibesarkan dalamlingkungan keluarga sederhana.
Ayahnya, Karsid Kartowirodji, adalah pekerja Pabrik Gula Kalibagor, dan ibunya Siyem, keturunan
Wedana Rembang, bersaudara dengan Ibu MasAjengTuridowati, isteri R Tjokrosoenarjo asisten Wedana
Rembang. Karena Tjokrosoenarjo tidak mempunyai anak, Soedirman kemudian diangkat sebagai anak,
dan dibawa pindah ke Cilacap. Soedirman mempunyai satu adik bernama Muhammad Samingan.

Pendidikan dasar Soedirman,dimulai di sekolah HIS di Cilacap tahun 1923-1930, dilanjutkan ke
sekolah MULO Taman Dewasa (hanya 1 tahun), dan pindak ke Perguruan Parama Wiworotomo selesai
1935. Di sekolah ini Soedirman banyak ditempa dengan berbagai kegiatan, termasuk kegiatan organisasi
dan kegamaan. Dalam soal pelajaran dikatakan bahwa, Soedirman agak lemah dari segi tulisan Jawa.
Tetapi, sangat menonjol dalam pelajaran ilmu pasti terutama Aljabar. Soedirman juga menonjol dalam
pelajaran bahasa Indonesia, sejarah, tatanegara, ilmu bumi, bahasa Belanda dan sudah tentu pelajaran
agama Islam. Ternyata, Soedirman cukup mumpuni dalam bidang agama. Oleh kawan-kawannya di
Wiworo Tomo, Soedirman sering disebut kajine. Setelah selesai dari MULO Wiworo Tomo, Soedirman
sempat masuk ke HIK Muhammadiyah di Solo. Tetapi, baru satu tahun keluar, lantaran ketiadaan biaya.
Karena ibu dan bapak angkatnya wafat. Kendati demikian, karena jiwanya yang keras tidak membuat
Soedirman putus asa. Ia terus tabah dan melanjutkan memperjuangkan cita-citanya.

Semasa sekolah, Soedirman telah terjun dalam kegiatan Muhammadiyah dan kepanduan. Pertama
kali menjadi anggota Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), kemudian anggota Kepanduan Hizbul Wathan
(HW) milik Muhammadiyah. Dikalangan HW, pengaruh Soedirman sangat besar. Sehingga, ia diangkat
sebagai pimpinan. Pendiam, tetapi tegas, patuhdan taat pada kebenaran serta dapat membimbingkawan-
kawannya. Sikap ini terus ia bawa sampai Soedirman menjadi Panglima Besar. Karena ketabahan dan
kekerasan hatinya menimbulkan kekaguman di kalangan kawan-kawannya.

Pada tahun1936,Soedirmankembali ke Cilacap menjadi gurudi HIS Met de Qur’an Muhammadiyah.
Sambil tetap aktif berorganisasi. Pada tahun itu juga, Soedirman melangsungkan pernikahan dengan
Alfiah binti Sastroatmodjo, teman sekolahnya di Perguruan Wiworotomo. Selain mengajar, Soedirman

:: 213 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

juga mendirikan pasukan Pandu HW dengan

anggota para murid sekolah,pemuda di sekitar

sekolah HIS, dan anak-anak keluarga Muham-

madiyah. Di samping latihan teknik kepanduan

seperti memasak, morse dan semaphore. Soedirman

juga memberikantuntunanagama Islam kepada anak

didiknya. Para muridnya itupun sering ditampilkan

dalam arena-arena Muktamar Muhammadiyah.

Keberhasilan Soedirman memimpin Pandu HW

ternyata tidak hanya di Cabang Cilacap, tapi juga di

tingkat wilayah dan nasional. Dalam Kongres

Muhammadiyahke-29 tahun 1939 di Yogyakarta, ia

mengusulkan agar Pandu HW mengenakan celana

panjang. Sehingga, bila shalat tiba mereka tidakperlu

sulit mencarti sarung lagi, langsung saja shalat.

Usulan itu diterima.

Di kalangan anak buah dan muridnya, Karena itu, HIS Muhammadiyah Cilacap waktu itu
Soedirman dikenal pemimpin yang sangat bertang- sangat terkenal dilingkungan masyarakat Cilacap.
gung jawab. Karena aktifitas dan pembawaan
Sebagai kader Muhammadiyah yang cukup
dirinya yang begitu menonjol, Soedirman dipercaya mendalami Islam, Soedirmanternyata juga menjadi

sebagai Pimpinan Pemuda Muhammadiyah dan juru dakwah yang handal. Daerah kegiatan dakwah
menduduki Wakil Majelis Pemuda Muhammadiyah Soedirmancukupluas, meliputiCilacap,Banyumas,
(WMPM) wilayah Banyumas. Bahkan Soedirman bahkan sampai perbatasan dengan Brebes. Pusat
juga dipercaya sebagai WMPM tingkat Wilayah kegiatan dakwahnya di Cilacap berada di Masjid
Jawa Tengah.
Muhammadiyah, Jalan Rambutan.

Selain itu, Soedirman juga merupakan guru Keberagamaan dan kemuhammadiyahan

yang berbakat. Di dalam menyampaikan pelajaran Soedirman sudah begitu mendarah daging. Begitu
sangat menarik dengan didukung perbendaharaan cintanya kepada Muhammadiyah, pada waktu
pengetahuan dan ketrampilan pelajaran. Melalui Soedirman akan meninggalkan Cilacap menuju
mata pelajaran, Soedirman berusaha menyelipkan Bogor untuk latihan sebagai anggota PETA,
unsur kehidupan sebagai bangsa dikaitkan dengan diadakan acara pamitan dengan pengajian. Dalam
kehidupan beragama. Ia sangat disenangi murid pengajian itu, Soedirman berpesan kepada jamaah,
bahkan disenangi dan dihargai oleh sesama guru. agar Muhammadiyah dihidup-hidupkan dan terus
Hubungan Soedirman dengan sesama guru sangat dikembangkan. “Saya akanmempunyai tugas baru,
akrab dan hormat kepada atasan. Sehingga, pada saya akan menjadi serdadu dan akan berangkat
saat ada pemilihanKepala Sekolah di HIS Muham- latihan ke Bogor. Sedulur-sedulur tulung dienget-
madiyah Cilacap, dia terpilihsebagaikepala sekolah enget Muhammadiyah (Saudara-saudara saya titip
dengan gaji f 12,50,-
tolong dihidup-hidupkan Muhammadiyah).” Dan
Sebagai kepala sekolah, Soedirman tetap ternyata, Muhammadyah terus berkembang di
menjaga keakraban dengan guru-guru yang ada. Cilacap hingga saat ini.
Soedirman menghargai para guru sebagai kolega,
Soedirman meninggal, tanggal 29 Januari

teman sejawat dan seprofesi. Soedirman meng- 1950dandimakamkandi Makam TamanPahlawan,
koordinir kawan-kawan guru untuk terus bekerja Semaki Yogyakarta. Selain menyandang predikat
keras, penuh disiplin untuk memajukan HIS BapakTNI,atas jasa-jasanya pada 1997, pemerintah
Muhammadiyah Cilacap. Oleh Soedirman HIS menganugerahkan gelar Jenderal Besar dengan
Muhammadiyah diobsesikan sebagai lembaga pangkat Bintang Lima kepada Soedirman.[imr]
pendidikan dasar bagi generasi penerus putera.

:: 214 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SOEKIMAN WIRJOSANDJOJO

Oleh ayahnya, jika kelak Soekiman lulus sekolah
kedokteran, dia akan diserahi tugas untuk
memimpin R umah Sakit PKO di Yogyakarta.
Maka, setelah sekian waktu mengabdikan diri di
RS PKO Muhammadiyah Yogyakarta, pada
tahun 1930, dr. Soekiman meminta berhenti
sebagai dokter, ia bermaksud berhikmat dalam
dunia politik.

Dr. H.SoekimanWirjosandjojo, lahirdiSurakarta tahun 1898, adalahputra dariMas Wirjosandjoyo.
Bersama dengan saudaranya, Dr. Satiman Wirjosandjojo, keduanya adalah lulusan sekolah dokter
bumiputera STOVIA. Mas Wirjosandjojoadalahseoranghartawandermawan yangberkawandekat dengan
K.H. Fakhrudin. Oleh ayahnya, jika kelak Soekiman lulus sekolah kedokteran, dia akan diserahi tugas
untuk memimpinRumah Sakit PKO di Yogyakarta.Tetapi, sebagaimana para kaum muda terpelajar pada
masa itu, perhatian mereka tidak hanya terpusat pada apa yang mereka pelajari di kampus, masalah
politik dan perjuangan kemerdekaan justru menjadi fokus perhatian utama mereka. Maka, setelah sekian
waktu mengabdikandiri di RS PKO MuhammadiyahYogyakarta, pada tahun1930, dr. Soekimanmeminta
berhenti sebagai dokter, ia bermaksudberhikmat dalamdunia politik.Sebagai penggantinya, Dr. Sampoerno,
yang baru saja lulus dari sekolah kedokteran dimintanya untuk memimpin RS PKO.

Awal karir politiknya, Soekiman masuk ke dalam Sarekat Islam, sehingga partai itu menjadi lebih
kuat. Tetapi pada tahun 1932, terjadi ketidaksesuaian yang menyebabkan Dr Soekiman memisahkan diri,
lalu mendirikan Partai Islam Indonesia (PARII). Pada tahun 1936, Haji Agus Salim memisahkan diri pula
dan membentuk Partai ‘Penyedar’. Kurun dua tahun berikutnya suasana kepartaian lesu. Kemelut di
Eropa meletus danmeningkat, bahaya akan terjadinya PerangDunia terbayang. Diperlukanadanya kegiatan
partai, sedang PSII dan PARII serta Penyedar masih sukar untuk dipertemukan. Padahal, belum cukup
mencakup potensi keseluruhan umat Islam. Warga Muhammadiyah yang semakin berkembang pesat
saat itu belum tertampung aspirasinya. Maka, pada tahun 1938 beberapa orang tokoh Islam seperti Dr
Soekiman, Wiwoho Poebohadidjojo, KH Mas Mansur dan Wali Al-Fattah mendirikan partai Islam baru
yaitu Partai Islam Indonesia (PII). Para pemimpin Muhammadiyah seperti Faried Ma’ruf, Abdulkahar
Muzakkir, KasmanSingodimedjo, H.Rasyidi, B.A. danlain-lain bergabung. Ketua PII dijabat oleh Wiwoho
Poerbohadidjojo dan Dr Soekiman sebagai Wakil Ketua. PII berkembang pesat dan cepat tersiar ke
seluruhIndonesia didukung olehumat Islamterutama keluarga Muhammadiyah. Namun, Muhammadiyah
sendiri tetap tidakberpolitik.

Ketika Partai Masyumi didirikan di Yogyakarta pada 7 November 1945, Dr Soekiman menjabat
Ketua Pengurus Besar. Bersama Dr. SyamsuddindanK. Taufiqurrahman, Soekimanmenyusun kebijakan
politik partai yang kemudian disahkan sebagai Manifesto Politik Masyumi. Isinya, terkait urusan luar
negeri, Partai Masyumi bermaksud untukturut melaksanakancita-cita perdamaiandunia yangberdasarkan

:: 215 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

keadilandan perikemanusiaan, dengan cara: 1).ber- Kiprah di Muhammadiyah

usaha mempererat persaudaraan dengan segenap SekalipunDr. Soekimantelahmenarikdiri dari

umat Islamdi negara-negara lain; 2). berusaha agar jabatan pimpinan Rumah Sakit PKO, namun dia

politik-politik umat Islam Indonesia berdampingan masih tetap melakukan tugasnya selaku penasehat

dengan negara-negara demokrasi dan menentang medis danmembimbing Dr Sampoerno. Begitupula

politik yangmungkin dapat merupakanhaluanpolitik hubungannya dengan Hoofdbestuur Muhammadiyah

tadi. Terkait kepentingan dalam negeri, Partai tetap erat danselalumembantu dengan pikiranserta

Masyumi bermaksud: 1). memperluas usaha untuk keuangan. Dia ternyata dermawan seperti ayahnya.

mempercepat tercapainya dasar kerakyatan yang Dalam Muktamar Muhammadiyah ke-34 diYogya-

dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permu- karta tahun 1959, terpilih PP Muhammadiyah

syawaratan-perwakilan dalam segala lapangan dengan ketua H.M. Yunus Anis. Dr Soekiman dite-

pemerintahan; 2). menanamkantersebarnya ideologi tapkan oleh Pimpinan Pusat sebagai Ketua Majelis

Islam dikalangan masyarakat Indonesia, dengan Hikmah sesuai keahliannya. Ketika menjadi Ketua

tidak menghalangi pihak lain yang sejalanmemper- Majelis ini dia berhasil menyusun buku berjudul

kokoh sendi Ketuhanan Yang Maha Esa; 3). mem- “Menuju Ba lda tun Tha yyibatun wa Rab bun

bentengi jiwa umat Islam dari infiltrasi ideologi- Ghafur,” Satu uraian politik yang membeberkan

ideologi yangbertentangan dengan tekad fisabilillah. tujuan, strategi dan taktik perjuangan yang harus

Manifestoyangsingkat,padat danluas itumendapat menjadi landasan danpedoman Partai PolitikIslam.

sambutan yang positifdariumat Islamserta perhatian Setelah Partai Masyumi tidak ada lagi, pada

besar dan pihak pemerintah hingga diperkenankan tahun 1960 gairah politik Dr Soekiman diresapkan

untuk disiarkan melalui RRI, dibaca dan diberikan dalam Muhammadiyah dan berpendapat agar Mu-

penjelasan oleh Dr. Syamsuddin. hammadiyah menjadi partai politik atau setidaknya

Dr Soekiman menjabat Ketua Partai hingga menjalankan politik praktis. Sebagai organisasi

Muktamar ke-VI di Jakarta, pada bulan Agustus massa yang besar, sudah selayaknya berpolitik, apa-

1952. Ketika itu dia menjabat Wakil Ketua, sedang lagi ajaranIslam sendiri menganjurkan terbentuknya

jabatan Ketua dipegang oleh Mohamad Natsir. negara yang dalam segala seginya diridhoi Allah.

Dalam pemerintahan, Dr Soekiman pernah Pendapat itudibicarakan di kalangan PimpinanPusat

menjabat Menteri Dalam Negeri tahun 1947 dan dan kemudian dibawa ke sidang Tanwir. Namun,

Perdana Menteri dalam Kabinet Soekiman- para pemimpinMuhammadiyahbelumdapat mene-

Soewirjo yang dibentuk pada 26 April 1951. rima gagasannya itu. Mereka berpendirian bahwa

Muhammadiyah tidak boleh dijadikan

partai politik dan tidak boleh berpolitik

praktis. Harus tetap sebagaiorganisasi dan

gerakan dakwah sebagaimana yang

didirikan oleh KH Ahmad Dahlan.

Dr. Soekiman tidak putus asa, dia

yakinbahwakehidupansetiapbangsa dan

gerakan bangsa Indonesia tidak mungkin

lepas dari pengaruh politik. Buah

pikirannya itu disuarakan dalam sidang

Tanwir pada Muktamar Muhammadiyah

id.wikipedia.or g ke-35 di Jakarta tahun 1962. Pertukaran

pikiran berlangsung hingga akhirnya

diadakan pemungutansuara. Gagasan Dr.

Soekimanmendapat dukungantetapisuara

yang diperolehbelummencukupi, sehingga

Kabinet Soekiman-Soewirjo ditolak. Dia kelihatan kesal, tapi akhirnya

:: 216 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

dia berkata, “Tapi, ya sudahlah, tentu ada hikmah- politik. Ketika H. Djarnawi Hadikusumo, Ketua

nya.” Sekalipungagasan Soekimanditolak, nyataya Umum Parmusi, sedang berada di Yogyakarta,

lambat laun Muhammadiyah mempunyai wakilnya Soekiman memerlukan menemui di rumahnya. Pak

juga dalamDPRGR, yaitu: H.M. Junus Anis, Sarjono Djarnawi terkejut, biasanya Dr. Soekiman berte-

dan H. Marzuki Yatim. Mempunyai menteri, yaitu munya di kantor PP saja. Lalu Dr. Soekimanmeng-

H.M.Moeljadi Djojomartonodan Prof. K.H. Faried ungkapkan isi hatinya, ”Bagaimana saudara, tidak

Ma’ruf, tanpa merubah Muhammadiyah menjadi perlu ada partai baru. Muhammadiyah saja menjadi

partai politik. GagasanSoekimanmenjadi kenyataan. partai. Wah, itu sudah cukup.”

Muktamar Muhammadiyahke-35 di Bandung, Jawaban Pak Djarnawi yang juga aktivis Mu-

tahun 1965 menghasilkan PP Muhammadiyah hammadiyah, “Muhammadiyahingin tetapsebagai-

dengan Ketuanya tetap KHA. Badawi. Penasehat mana sediakala, gerakan dakwah. Urusan politik

terdiri dari, K.H. Fakih Usman, KRH. Hajid dan diserahkankepada Majelis Hikmah. Kalau Muham-

Buya AR Sutan Mansur. Beberapa lama sesudah madiyah menjadi partai, nanti dakwahnya ter-

Muktamar, Pimpinan Pusat menambah penasehat bengkalai dan usaha sosial-pendidikannya terlantar.”

yaitu, Buya Hamka untuk bidang Tabligh dan Dr. Dr. Soekiman berkata, “Lho, itu nanti dapat

Soekiman untukbidang Politik. diatur dengan pembagian kerja yang rapih. Wah,

Gagasan Soekiman, berangsur mendekati rupanya saudara kurang jauh pandangannya. Kita

kenyataan ketika diadakan Konferensi Nasional harus berpikir jauh. Perubahan-perubahanyangakan

Kilat Muhammadiyah pada tanggal 9-12 Nopember datang dalam masyarakat harus sudah dapat kita

1965diJakarta. Konferensiitu memutuskan: menun- raba dari sekarang ini.” Pak Djarnawi tertegun dan

tut dibubarkannya PKI, pembentukan Majelis Hik- termenung, dikatakan pandangannya kurang jauh.

mah yang baru, pembentukan barisan KOKAM, Tetapi, mungkinjuga benar. DanDr. Soekimantidak

menyatakan Muhammadiyah sebagai Ormaspol, inginmelihat Ketua Partaiituterlalulamatermenung.

yaituormas yangberpolitiktanpa mengubah menjadi Segera dia mengangkatkan kedua tangannya dari

partai politik. Pada pembentukan Kabinet Ampera sandaran kursi, lalu dengan tertawa berkata, “Tapi,

oleh Jenderal Soeharto, Muhammadiyah mendapat ya sudahlah. Tapi harus diingat, betul kesulitan dan

satu kursi menteri yaitu Ir HM Sanusi sebagai tanggungjawab saudara terlalu besar. Betul terlalu

Menteri Perindustrian. Pada bulan Februari 1967 besar.Ya, sudahlah.” Percakapanitu terhenti sampai

Muhammadiyah mendapat tambahan delapan kursi disitu.

dalam DPRGR hingga menjadi sebelas orang. Hari Selasa, 23 Juli 1974Dr. Soekiman wafat

Ketika Parmusi diresmikan pada 20 Februari setelah menderita sakit. Hadir melayat di kediaman

1968, sekali lagi Dr. Soekiman kecewa karena beliau, antara lain: Panglima Kowilhan II Letjen

menurutnya, tidakperlu ada partai baru tetapicukup WidododanWakepda DIYSri PakuAlamVIII. Dari

Muhammadiyah saja yang menjelma menjadi partai Jakarta terlihat, Mr. Mohammad Roem dan Dr. H.

Anwar Haryono, SH. Atas permintaan keluarga,

Ketua PP Muhammadiyah, K.H. AR Fachruddin

menyampaikan sambutan atas nama keluarga. Ki

Wardoyodari Majelis LuhurTaman Siswa menyam-

paikan sambutan pula dengan mengatakan bahwa

jenazah Dr. Soekiman akan dimakamkan di makam

keluarga Taman Siswa atas permintaannya sendiri,

Bukubiografi karena hasratnya untuk dimakamkan disamping Ki
DR. Soekiman Hadjar Dewantoro. Sambutanjuga disampaikanoleh
Wirjosandjojo Sri Paku Alam VIII. Mr. Moh. Roem, berpidato
mengenang kawan seperjuangannya itu dan
karya menyampaikan penghormatan terakhir dengan
Muchtarudin menitikkan air mata.**

Ibrahim

:: 217 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SOEDARSONO PRODJOKUSUMO

Pak Prodjo selalu memiliki ide-ide dalam
menggerakkan Muhammadiyah mengikuti tuntutan
jamannya. Pasca Muktamar Muhammadiyah di
B andung tahun 1965, beliau menggagas pendirian
Ikatan Karyawan Muhammadiyah (IKM) dan
Ikatan Seniman dan B udayawan (ISB ). Ketika
pemberontakan G 30 S meletus, Pak Prodjo
menggagas pembentukan Komando Kewaspadaan
dan Kesiapsiagaan A ngkatan Muda
Muhammadiyah (KOKA M)

Haji Soedarsono Prodjokusumo, biasa ditulis H.S. Prodjokusumo dan akrab dipanggil Pak
Prodjo, adalah putra aseli Turi Sleman Yogyakarta kelahiran 31 Agustus 1922. Putra pertama H.
Abdurrahman Martosupadmo ini memiliki nama kecil Sudarsono. H.AbdurrahmanMartosupadmo adalah
pendiri dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sidoarjo. Beliau menjadi Kepala Sekolah Kasultanan di
Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1920 sampai dengan tahun 1930.

Beliau memperoleh pendidikan di Hollands Inlandesche School (HIS) dan Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs (MULO) dan Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK) di Yogyakarta. Pada sore hari
Sudarsonobelajar di MadrasahWustho. Pada tahun1942, beliaumengikuti kursus Analis Gula diYogyakarta.
Lalu pada tahun 1943 mengikuti kursus pembantu jaksa di Jakarta. Setelah lulus dari pendidikan ini,
Sudarsono bekerja sebagai pembantu jaksa di Kantor Kejaksaan di Yogyakarta sampai Proklamasi
Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan, beliau tertarik pada kemiliteran, lalu masuk
Akademi Militer Yogyakarta danlulus 1947.

Minatnya dalam bidang kemiliteran ini semakin berkembang. Pada tahun 1950 beliau mendapat
tugas untuk mengikuti Kursus Administrasi pada Nederlandse Militaire Missie di Hoofdkwartier Staf A
(Ajudan Jenderal) di Bandung.

Pada tahun 1969, beliau mengikuti kursus Pelaksana Pembangunan Angkatan I untuk Pejabat
Pemerintahdi Jakarta. Disamping itu, beliau juga ditugasi sebagai AsistenAnggaran yang bertugas untuk
memberikan ceramah-ceramah tentang keuangan pada penataran-penataran para pejabat militer dan
tugas-tugas kemiliteran lainnya yang bersifat operasional di lapangan.

Setelah selesai mengikuti pendidikan di Bandung, Pak Prodjoditugaskan di Direktorat Administrasi
Angkatan Darat (DAMAD) dengan pangkat Letnan Dua. Perjalanan karirnya menanjak, pada periode
1962-1967 beliau diangkat sebagai anggota MPRS, sekaligus sebagai salahseorangKetua DewanPimpinan
Pusat SEKBER GOLKAR (1966-1967). Pada Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) di Jakarta dan
Bandungantaratahun1960-1964, beliau duduksebagai StafSekretariat, sekaligus sebagai Seksi Pengerahan
Masa. Pak Prodjo bekerja sebagai Staf Ahli pada Kementerian Keuangan yang pada tahun itu, beliau
telah berpangkat Kolonel TNI Angkatan Darat RI dan memasuki purna tugas tahun 1975.

Aktivitas Pak Prodjo di Muhammadiyah tercatat, pada tahun 1952 menjadi Wakil Ketua PCM
Kebayoran Baru, merangkap Bagian Pengajaran. Menjadi Wakil Ketua PWM DKI Jakarta merangkap

:: 218 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Majelis Pendidikan dan Pengajaran (1956-1962). Kebayoran Baru Jakarta. KOKAM dideklarasikan

Sejak 1962, mendapat amanahmenjadi Ketua PWM hari itu juga tepat pukul 21.30 WIB. Akronim

DKI Jakarta merangkap Ketua Majelis Pendidikan KOKAM ini dicetuskan oleh Pak Prodjo.

dan Pengajaran. Memperhatikan situasi saat itu, Pak Prodjo

Pak Prodjo selalu memiliki ide-ide segar yang langsung mengeluarkaninstruksi: 1.Agar setiapCa-

mengikuti tuntutan jamannya. Pasca Muktamar di bang Muhammadiyah membentukKOKAM; 2. Se-

Bandung(1965), beliaumenggagas pendirianIkatan tiap hari seluruh Pimpinan Cabang memberikan

Karyawan Muhammadiyah (IKM) dan Ikatan laporan ke Mabes KOKAM; 3. Setiap Cabang

Seniman dan Budayawan (ISB). Ketika pemberon- AMM harus bertanggung jawab atas keselamatan

takan G 30 S meletus, Pak Prodjo menggagas pem- keluarga Muhammadiyahdi Cabang masing-masing;

bentukan Komando Kewaspadaan dan Kesiapsia- 4. SeluruhpimpinanAMM, harus siap dan waspada

gaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM). menghadapi segala yang terjadi guna membela

Ide ini bermula dari adanya kursus kader yangdise- negara, bangsa, dan agama yang sedanggenting; 5.

lenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Mengadakan kerjasama sebak-baiknya dengan

Jakarta Raya dan Pemuda Muhammadiyah DKI. kekuatan-kekuatan anti G-30-S PKI.

Kursus yangdibuka tanggal 1September 1965,diikuti Selain berkiprah di Muhammadiyah, beliau juga

150orang, bertempat diUniversitas Muhammadiyah aktif dalamkepengurusan Majelis Ulama Indonesia

Jakarta Jl. Limau Kebayoran Baru. Para pemateri (MUI). Beliau menjadi sekretaris MUI dua kali

kursus itu antara lain, H. Mulyadi Djojomartono, berturut-turut, ketika ketua MUI dijabat oleh K.H.

Jenderal A.H. Nasution, Jenderal Polisi Sutjipto Syukri Ghazali dan K.H. Hasan Basri.

Judodihardjo, Mayor Jenderal Soetjipto, SH., dll. Pak Prodjo menerima berbagai penghargaan

Pada 1 Oktober1965 kursus dihentikan, situasi dan tanda jasa, diantaranya: 1) Sewindu Angkatan

di Jakarta tegang, terjadi pemberontakan G-30-S Perang RI 1954; 2) Perjuangan Gerilya Membela

PKI. Merespon hal ini PP Muhammadiyah segera KemerdekaanNegara 1958; 3) Satyalencana Peris-

rapat darurat di ruang Rektor UMJ, dengan pene- tiwa Aksi Militer Kesatu 1958; 4) Satyalencana Pe-

ranganlilin. Rapat dihadiri PakProdjo, Drs. Lukman ristiwa Aksi Militer Kedua 1958; 5) Satyalencana

Harun, Drs. Sutrisno Muhdam, H. Soetjipto, Drs. Kesetiaan 1959; 6) Satyalencana Gerakan Operasi

Haiban, H.S. Sumarsono, Imam Sam’ani, dan Jalal Militer IdanII1960; 7) Satyalencana Penegak 1967;

Sayuti. Rapat memutuskanpembentukanKOKAM. 8) Satyalencana Pembangunan 1994.

Sebagai komandannya dipilih Letkol H.S. Prodjo- Pak Prodjoberpulangke rahmatullahpada hari

kusumo dan bermarkas di Kampus UMJ Jl. Limau, Rabu tanggal 31 Juli 1996 pukul 20.55 di Rumah

Sakit Islam Jakarta dalam usia 74 tahun.

Semula akan dimakamkan di Pemakaman

UmumTanahKusir Jakarta Selatan, namun

dengan berbagai pertimbangan akhirnya

dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Kalibata pada hari Kamis 1 Agustus 1996.

Pada tanggal 6 September 2014,dalam

rangka Dies Natalis Universitas Muham-

madiyahMalangke-50, Letkol H.Sudarsono

Prodjokusumo mendapat UMM Award.

Award ini diberikan karena beliau dinilai

memiliki dedikasi yang luar biasa dan se-

bagai sosok yang konsisten merintis dan

memperjuangkan pengembangan pendidikan

HS Prodjokusumo, Buya MalikAhmad dan Mr. Kasman Muhammadiyahhingga berkembang seperti
Singodimedjo dalam suatuperistiwa. sekarang. **

:: 219 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SOEKARNO

Presiden pertama Republik ini ternyata seorang
Muhammadiyah. Dua suratnya yang tersimpan di
rumah bekas pengasingannya di Bengkulu
membuktikan itu. Surat ini ditandatangani
Soekarno, yang waktu itu menjabat voorzitter
Consul Hoofdbestuur Moehammadijah Daerah
Benkoelen. Surat pertama 26 Desember 1939,
isinya minta R. Soediana, guru di Palak Siring,
pindah mengajar ke Madrasah Ibtidaijah di Kebun
Roos, Benkoelen. Surat kedua 29 Oktober 1941,
pemindahan Soediana ke Talang Leak, Moeara
Aman Sumatera Selatan.

Dr.(Hc) Ir. H. Ahmad Soekarno, atau Ir. Soekarno, akrab juga dipanggil Bung Karno, lahir di
awal abadkebangkitanPergerakan Nasional Indonesia, tepatnya Kamis Pon, 18 Sapar 1831 bertepatan 6
Juni 1901, di LawangSeketeng, Surabaya. Ayah Soekarnobernama Raden Soekemi Sastrodihardjo, seorang
Jawa keturunan Sultan Kediri. Sedangkan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Ray, wanita kelahiran Bali
dari Kasta Brahmana. Ida Ayu termasuk keturunan bangsawan, raja Singaraja yang terakhir adalah
pamannya. Soekarno mempunyai seorang kakak yang bernama Soekarmini.

Sebelumbernama Soekarno, nama aslinya adalah Kusno. Namun, saat itu ia sering terkena penyakit,
antara lain malaria dan disentri, akhirnya Soekemi pun mengganti nama anaknya itu menjadi Soekarno.
Nama Karno, menurut Soekemi, yang sangat gandrung dengan cerita Mahabarata, adalah seorang adipati
yang sangat kuat. Ia juga setia kepada akwan-kawannya dan terhadap keyakinannya. Adipati Karno
tersohor karena keberanian dan kesaktiannya. Ia adalah pejuangbagi negaranya dan seorang patriot yang
saleh. Itulah yang ia harapkan terhadap Soekarno. Penambahan Ahmad didepan namanya, setelah
melaksanakan ibadah haji tahun 1955.

Pendidikan formal Soekarno, yang pertama dilalui di Sekolah Dasar Tulung Agung. Saat ia tinggal
bersama kakeknya, Raden Harjodikromo, seorang ahli kebatinan. Setelahitu, ia pindahke SekolahAngka
Loro di Sidoarjo. Ketikausianya 12 tahun, ia pindah ke sekolah Angka Satu di Mojokerto. Karena
kecerdasannya, ayah Soekarno memindahkannya ke Europeesche Lagere School (ELS) atau Sekolah
Dasar Eropa di Mojokerto. Setamat ELS, ia melanjutkan studinya ke Hogere Burger School (HBS)
Surabaya, Sekolah Menengah Tertinggi di Jawa Timur. Di HBS inilah untuk pertama kalinya Soekarno
mengenal teori Marxisme dari seorang gurunya bernama C. Hartogh, penganut paham sosial demokrat.

Selama studi di HBS, Soekemi menitipkanSoekarno kepada seorang sahabatnya di Surabaya, HOS
Tjokroaminoto. Dialah konseptor dan operator politik awal pergerakan Indonesia, pemimpin Syarikat Is-
lamyangoleh Belanda dijuluki“Raja Jawa Tanpa Mahkota.” Inilahcita-cita Soekemi sejakawal,menitipkan
Soekarno pada Tjokroaminoto. Meskipun Soekarno memperoleh pendidikan Barat, tapi ia tidak ingin
anaknya menjadi kebarat-baratan. Seorang putri Tjokroaminoto, Diah Utari, yangusianya lima tahunlebih
muda dari Soekarno kelak menjadi istri Soekarno.

:: 220 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Di rumah Tjokroaminoto inilah Soekarno Soekarno dan Fatmawati, putrinya Hasan Din

belajar dan mendalami lebih banyak persoalan- Konsul Muhammadiyah Bengkulu

persoalanpolitik. SelainSoekemi (ayahnya), Ida Ayu

(ibunya) dan Sarinah pembantu yang ikut menga-

suhnya, Tjokroaminoto juga telah banyak meng-

gembleng dan membentuk kepribadian Soekarno.

Soekarnobahkan mengatakan bahwa Tjokroaminoto

yang telah memengaruhi dan mengubah seluruh

hidupnya.

Tanggal 10 Juni 1921, Soekarno lulus HBS.

Semula ia inginmelanjutkansekolah tinggi dinegeri penasoeka rno.wo rdpress. co m

Belanda. Namun, ibunya melarang Soekarno pergi

ke sana. Menurut IdaAyu,tempat, nasib danpusaka

Soekarno ada di Kepulauan Nusantara. Akhirnya,

Soekarno melanjutkan pendidikan di Technische

Hogeschool (SekolahTinggiTeknik, ITBsekarang)

di Bandung. OlehTjokroaminoto, Soekarnodititipkan

di rumah kenalannya yang bernama Sanusi yang

memiliki istri yang bernama Inggit Ganarsih. Inggit

ini kelak menjadi istri Soekarno. Di Bandung, Soe- Soekarno dihadapkan di meja hijau. Ia dituduh

karno tepat melanjutkan aktivitas politiknya.Antara melanggar Pasal 169 KUHP tentang penyebaran

tahun 1923-1924, Soekarnoikut berperanmengubah rasa kebencianterhadappemerintahBelanda. Pidato

nama Jong Java menjadi Jong Indonesia. Ia juga Soekarnodalampembelaannya terkenal denganjudul

menjadi anggota organisasi kepanduan di Bandung. “Indonesia Menggugat.”

Di Bandung pulalah, Soekarno mencetuskanistilah Selama di penjara, Soekarno mendapatkan

“marhaen” bagi kawula alit, sesaat setelah dia pengawasan super ketat. Ia dilarangmembaca buku-

berdialog dengan seorang petani cilik bernama buku politik. Soekarnopun mulai mendalami Islam.

Marhaen. Tanggal 25 Mei 1926, Soekarnolulus dari Ia, memang tidak pernah memperoleh pendidikan

THS dan mendapatkan gelar Ingenieur (Insinyur) Islam secara formal. Ayahnya memang beragama

dengan spesialisasi jalan raya dan pengairan. Islam, tapi ia juga menganut theosofi. Perkenalan

Tahun1926,menjaditahunkematanganpribadi Soekarno dengan Islam dimulai ketika ia tinggal

Soekarno. Tanggal 4 Juni 1927, dengan dukungan denganTjokroaminotosaat berumur 15 tahun. Selain

dari enam kawan dari Algemenee Studie Club, mempelajari Al-Qur’an, Soekarno juga sering

Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia berdiskusi masalah-masalah keagamaan dengan A

(PNI). Tujuannya adalah meraih kemerdekaan In- Hasan, tokoh Persatuan Islam (Persis). A Hasan,
donesia sepenuhnya. Pada tanggal 28Oktober 1028, inilah yang ikut memengaruhi pandangan agama

Soekarno dan semua komponen pemuda Indonesia Soekarno. Soekarno bahkan menganggap A Hasan

mengikrarkan Sumpah Pemuda. Lagu Indonesia sebagai gurunya. Meskipundiantara keduanya kerap

Raya untuk pertama kalinya dikumandangkan oleh terjadi perbedaan pandangan tentang Islam dan

komponisnya, Wage Rudolf Supratman. Tahun itu Nasionalisme.

pula, Soekarno didakwa di depan Dewan Rakyat. Hubungan baik antara Soekarno dengan A

Gubernur Jenderal menyatakan bahwa kegiatan Hasan ini terus terpelihara hingga Soekarnokembali

Soekarno adalah persoalan serius. Tanggal 29 ditangkap Belanda dan dibuang ke Endeh, Flores.

Desember 1929, Soekarno dan beberapa kawannya Di sana, Soekarnolebihgiat mempelajari Islammeski

seperti Maskundan Supriyadinata ditangkap polisi harus melalui surat menyurat. Surat menyurat antara
dan ditahan di Penjara Bantjeuy Bandung. Tanggal SoekarnodenganAHasankemudiandibukukan dan
19 Agustus 1930, setelah delapan bulan dipenjara diberi judul Surat-Surat Islam dari Endeh.

:: 221 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Ide-ide pembaruannya dalam Islam terutama dibicarakan dalam Majelis Tarjih Muhammadiyah

dalambidang pendidikanIslammendapatkan tempat dengan tenang dan objektif.

penyaluranyangtepat setelahSoekarno dipindahkan Di zaman Jepang, Soekarno dengan KH Mas

dari Endeh ke Bengkulu. Di Bengkulu, ia bahkan Mansur, tergabung dalamEmpat Serangkai pemim-

secara resmi menjadi anggota dan pengurus pinPusat Tenaga Rakyat (PUTERA) yang dibentuk

Muhammadiyah (1938). Pada suatu hari, Konsul tanggal 9 Maret 1942. Meskipun sering berbeda

Muhammadiyah Bengkulu, Hasan Din mendatangi pendapat dengan kalangan Islam lainnya tentang

Soekarno dan memintanya menjadi guru Sekolah masalah-masalah kenegaraan, tapi sangat nampak

Muhammadiyah. Soekarno pun menerimanya, bahwa Islam telah banyak memengaruhi jalan

bahkankemudiania diangkat menjadi Ketua Bagian pikiran Soekarno. Begitu cintanya kepada Islam,

Pengajaran Muhammadiyah Daerah Bengkulu. Soekarno pernah berkata, “Belahlah dadaku nanti

Selain aktif sebagai pengurus Muhammadiyah, ia tidak akan ditemui di dalamnya hanyalah hati

juga sering berdiskusi, berdebat dan bahkan Islam.” Begitu cintanya kepada Muhammadiyah,

berpolemik tentang berbagai masalah dengan Pim- hingga Soekarno pernah mengatakan agar jika ia

pinan Muhammadiyah, mulai dari masalah tabir, meninggal, jenazahnya ditutup dengan bendera

transfusi darah, hingga masalahnegara dalamIslam. Muhammadiyah. Ia mengatakan, “Yang senantiasa

Berkaitan dengan masalah tabir, Soekarno menjadi keinginanku ialah agar peti matiku diselu-

pernah menulis surat terbuka kepada K.H. Mas bungi dengan panji Islam Muhammadiyah.”

Mansur, Ketua PP Muhammadiyah yang baru Pada 10 April 1965, PP Muhammadiyah

melangsungkan kongresnya yang ke-28 di Medan. dibawah pimpinan KHA. Badawi menganugerahkan

Bagi Soekarno, tabir adalah simbol perbudakan Bintang Muhammadiyah kepada Dr. Ir. H. Ahmad

terhadapkaumperempuan. Menurutnya,tabiradalah Soekarnoatas kesetiaandanjasa perjuangannya bagi

salah satu ujian bagi ideologi Muhammadiyah juga kemajuan dan kelancaran gerakan Islam Muham-

ideologi kaum intelektual Indonesia. Oleh karena madiyah, khususnya dorongan dan anjuran untuk

itulah, Soekarno meminta agar masalah tabir ini berijtihad menggali Api Islam.***(im)

“Bintang Muhammadiyah ini insyaAllah akan sering saya pakai”, kata Bung Karnosetelah menerima
Anugerah Bintang Muhammadiyah dariKHA. Badawi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 10-04-1965

:: 222 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SOERONO WIROHARDJONO

Surono sendiri juga pernah dimasukkan
penjara gara- gara tulisannya di majalah
Adil yang memaparkan tentang pergolakan
di Aljazair melawan Perancis. Oleh
pemerintahan kolonial Belanda, tulisan itu
dianggap bisa menimbulkan provokasi
kepada rakuat Indonesia agar
memberontak dan melawan kepada
pemerintah kolonial B elanda.

H. Soerono Wirohardjono, lahir hari Kamis Pon28Zulqa’dah tahunBe 1840 bertepatan1 Oktober
1910. Menikah dengan gadis Sudarmi tanggal 12 September 1939. Nama Surono tidak bisa lepas dari
media publikasi ADIL. Beliau dikenal dengan kolom Pojok Adil sebagai pengasuhnya dengan inisial
Sikoet. Karirnya sebagai jurnalis, dimulai dari pendidikannya di HIS tahun 1925, kemudian aktif dalam
organisasi kepanduan Hizbul Wathan dan selanjutnya aktif di Muhammadiyah, induk organisasi Hizbul
Wathan. Beliau pernah magang untuk menjadi pegawai di kantor Kabupaten dan Kepatihan Surakarta.

Penerbitan ADIL yang diterbitkan di Surakarta adalah salah satu dari dua media pers di Indonesia
yang terbit sebelum Perang Dunia II dan masih bertahan sampai zaman Orde Baru. Ketika media ini
pertama kali terbit pada tanggal 1 Oktober 1932, H. Soerono ditunjuk sebagai korektor di percetakan.
Selama tiga tahun pertama penerbitannya, penerbitan ini dipimpin oleh Mulyadi Djojomartono sebagai
pemimpinumum dan Sjamsudin Sutan Makmur sebagai pemimpin redaksi (kelakmasing-masingmenjadi
Menteri Sosial dan Menteri Penerangan di masa pemerintahan Presiden Soekarno). Surono ketika itu
masih sebagai wartawan pembantu. Penerbitan ini berisi berita-berita umum dan ajaran agama Islam,
juga sebagai ‘terompet’ pergerakan kebangsaan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

PenerbitanADILini merupakanrealisasi dari KeputusanMuktamar Muhammadiyahke-21 di Makasar
tahun1932,pada mulanya terbit sebagaiharianpagi dengan tiras 500eksemplar. Sejaktahun1935, pemimpin
redaksi dijabat oleh Haroen al-Rasjid, sebelum ia dibuang ke Boven Digoel Tanah Merah Papua oleh
pemerintah Hindia Belanda. Sebagai penggantinya adalah H. Soerono yang kemudian berusaha
menerbitkannya sebagai majalahmingguan.Ketika pendudukanJepangdimulai,semua media pers ditutup
oleh Jepang, termasukAdil. Terbitan Muhammadiyah ini berhenti sampai sekitar tahun 1949. Adil baru
dapat diterbitkan kembali pada tahun 1950, sesudah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda,
kepemimpinan media ini tetap diteruskan oleh H. Soerono.

Media pers ini pernah terbit dalam bentuk harian, dwipekan, bulanan. Pernah diterbitkan dalam
bentuk stensilan, cetakan hand press, dan cetak offset. Pada tahun 1965, ADIL pernah berhenti terbit
karena mesin cetaknya rusak. Kerusakan ini sepertinya disengaja oleh beberapa karyawan yangpro G 30
S/PKI. Namun, keadaan ini segera dapat diatasi dengan melakukan pencetakan di Percetakan RI di

:: 223 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Yogyakarta, kemudiandi percetakan Mutiara Sura- memaparkanpergolakanAljazair melawanPerancis.

karta, dan terakhir di PT Margi Wahyu. Oleh pemerintahan kolonial Belanda, tulisan itu

Pada tahun1970-an, pimpinanredaksiAdilber- dianggap bisa menimbulkanprovokasi kepada rakuat

alih kepada Ichwan Dardiri selama 4 tahun. Dalam Indonesia untuk memberontak melawan Belanda.

kepemimpinanIcwan Dardiri, penerbitan iniberubah MbahRono pada tahun 1989 dalam usia yang

bentuk lagi dari majalah menjadi surat kabar yang telah mencapai 78 tahun masih melanjutkan

muncul dua kali seminggu. Setelah itu, kembali penerbitan media ini. Pada tahun 1996, tepatnya 3

kepemimpinan redaksi beralih kepada H. Soerono Oktober 1996 sebuah berita mengabarkan bahwa

danAdil terbit sebagai dwi mingguan. Yayasan Abdi Bangsa, penerbit Harian Umum

MbahRono, demikiansering disapa akrab saat Republika sepakat bekerjasama denganmanajemen

usia tuanya, sarat dengan pengalaman terutama di Adil untuk menerbitkannya menjadi Tabloid Ming-

bidangjurnalistik. Beliau pernah bekerjadan menjadi guan Adil dibawah manajemen baru. Parni Hadi,

manajer Hotel Dana milik Mangkunegaran, anggota dari Republika menjadi presiden komisaris PT Adil

SPS Jawa Tengah, danpernahmenjadi petugas sandi yang membawahi manajemenTabloidAdil. H. Soe-

Kepolisian Sala bersama Domopanoto. rono yang waktu itu telah berusia 86 tahun tetap

Sejak 1968 sampai 1970, suaranya sering aktif ikut mengelola penerbitan tabloid ini dengan

berkumandang dalamsiaran radiodi RRI Surakarta redaktur pelaksana E.H. Kartanegara. Tabloid Adil

dalam forum Sembur-Sembur Adas. Mbah Rono dalam masa ini mengambil format sebagai majalah

memang sangat setia pada profesinya sebagai mingguan umum dengan muatan masalah populer

seorang jurnalis, maka tidakherankalau pada masa seperti politik, ekonomi dan kebudayaan, para

Menteri PeneranganAli Murtopo, beliau mendapat pengelola adalah wartawan-wartawan muda yang

penghargaan sebagai Perintis Pers Nasional. dinamis. Bertindak selaku Redaktur Pelaksana, EH

Dalam persyarikatan Muhammadiyah, beliau Kertanagara. [Lasa Hs./adm]

pernah menjadi Wakil Sekretaris Muhammadiyah,

anggota Majelis Dakwah (1968-1971), dan pernah

sebagai dosen Institut Djurnalistik Indonesia.

Beliaudikaruniai empat putrayang diberi nama

yang dikaitkan dengan peristiwa historis. Putra

pertama diberi nama Fajar Nugroho karena lahirnya

pada saat fajar menyingsing dansaat itu bersamaan

mendaratnya Bala Tentara Jepang di Indonesia.

Putra kedua bernama Farouq Nugroho, yang lahir

padasaat itu kekuasaanRajaFarouqdi Mesirsangat

populer di kalangan bangsa Indonesia. Kemudian

putra ketiga bernama Firdaus Nugroho. Nama ini

diberikan untukmengenangguru mBahSuronoyang

bernama Firdaus HarunAl Rasyid.

Tentang Firdaus Harun Al Rasyid ini, beliau

adalah rekan sejawatnya yang sama-sama pernah

meringkuk di penjara pada jaman pemerintahan

kolonial Belanda. Firdaus Harun Al Rasyid sempat

dibuang ke Digul Tanah Merah Irian Jaya, karena

dicap sebagai orangpergerakanyangakanmenggu- Tampilan kulit muka mingguanADIL
No19-Th ke IX Sabtoe 8 Febroeari 1941
lingkanpemerintahan Belanda. Beliau adalah salah saat itu pimpinan redaksinya sudah dipegang
satu aktivis Sarekat Islam yang dipimpin oleh HOS

Tjokroaminoto. Suronosendiri juga pernahdimasuk- oleh H. SoeronoWirohardjono
kanpenjara gara-gara tulisannya dimajalahAdilyang

:: 224 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SUPRAPTO IBNU JURAIMI

Rihlah dakwah program Majelis Tabligh untuk
melakukan kunjungan dakwah ke daerah-daerah
sering diidentikkan dengan Ustadz Ibnu Juraim,
karena memang beliau sebagai perintis program
ini. Dalam rihlah dakwah yang mulai digagas sejak
Rakernas Majelis Tabligh 1996 sampai sekitar
tahun 2002, Ustadz Ibnu Juraimi sudah
mengunjungi sebanyak 225 PDM di pulau Jawa,
Madura, Kalimantan, Sulawesi, sebagian wilayah
Sumatera, separo Bali dan NTB

Kiyai Haji Suprapto Ibnu Juraimi, biasa dipanggil Pak Prapto, atau Ustadz Prapto atau Ustadz
Ibnu Juraimi, lahir di Jogja pada 3 Juli 1943. Ayah dari 7 orang anak dan alumni Madrasah Muallimin
Muhammadiyah Yogyakarta ini sempat mengenyam bangku kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Karena aktivitas kemahasiswaannya, beliau pernahmelakukan demonstrasi menentangkebijakankampus
yang dirasa tidakbenar. Karena melakukan demoitu, maka pada tahun 1962 beliau“ditendang” (demikian
istilah beliau) atau diskors selama 5 tahun dari IAIN itu. Setelahitu, Suprapto sempat melanjutkankuliah
lagi di Fakultas Hukum UII. Namun, skorsing dari IAIN itu bagi beliau dirasakan menjadi rahmat
tersembunyi. Beliau menjadi bisa merasa leluasa untuk mengaji kepada seorang ulama besar
Muhammadiyah murid langsung KHA Dahlan yaitu KRH. Hadjid.

Keteguhan seorang Ustadz Suprapto antara lain tercermin dalam kebiasaan shalat lail. Shalat lail
berjamaah dalam rangka mendidik kader-kader muda agar membiasakan diri melaksanakannya. Shalat
malamnya itumemiliki ciri khusus: rakaatnya berlangsung lama, duduk tahiyat awalnya juga lama, tahiyat
akhir apalagi, lebih lama. Qiraat/bacaan surat al-Fatihah dan ayat-ayat, seperti tidak ada intonasi, datar
seperti orang bertutur/bercerita, bahkan seperti orang berkata-kata memberi nasehat. Maka, shalat lail
yang demikianitu selalumemberi kesan khusus bagi siapa saja yangpernahmenjadi makmumbeliau. Soal
pendidikan shalat lail ini, Ustadz Ibnu Juraimsampai mendapat julukan sebagai “Bapak Pembangunan”.
Sebelumshalat lail dimulai, beliauselalu mendatangi kamar-kamar untukmembangunkan peserta, dengan
ucapan “Qum, qum, qum....bangun, bangun, banguun…, mari shalat lail…!” Itulah maka beliau dijuluki
“Bapak Pembangunan”.

Keteguhan hati Ustadz IbnuJuraimbanyak terdengar dari mulut ke mulut dalam cerita-cerita tentang
kiprah beliau baik ketika menjadi guru dan direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta,
Mudir (direktur) Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM), maupun sebagai anggota pengurus
Majelis Tabligh, baik ketika di PWM DIY maupun di Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketika beliau
menjadi Direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, beliau juga sudah dikenal sebagai
seorang dai, instruktur, motivator, dan sekaligus sebagai muharrik yang menggerakkan anak-anak muda
untuk teguh pendirian atau konsisten dengan Islam.

:: 225 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Ketika Ustadz Ibnu Juraimi menjadi Direktur sebagai perintis program ini. Menurut beliau, rihlah

Madrasah Muallimin, terjadi perubahan sistem dakwah diilhami kisah perjalanan Nabi ke Thaif.

pendidikan Mu’allimin yang sangat mendasar. Kedatangan Nabike Thaif ini bukankarenadiundang

Sebelumnya, asrama tidak menjadi satu kesatuan atau ditunggu, maupun karena diharap kedatang-

sistem dengan madrasah, maka sejak tahun 1980 annya oleh pendudukThaif. Tetapi dilakukan semata

Mu’allimin mulai menganut sistem “long life edu- karena amanahdakwahyangdipikul olehRasulullah.

cation”. Pada sistem ini madrasah merupakan Sebagaimana hijrahdakwahNabi Muhammad

merupakan subsistem dari pondokpesantrensecara ke Thaif, perjalanan seorang muballigh Muham-

keseluruhan. Langkah perubahan ini didasari pemi- madiyah dalam rihlah dakwah juga bukan karena

kiran bahwa tujuan pendidikan Mu’allimin yang diharapkan atau dinanti-nanti kedatangannya. Menu-

sesuai dengan idealisme hanya bisa dicapai dengan rut Ustadz, kalau harus menunggu undangan dari

memadukan sistem madrasah dan asrama. PWM atau PDM, belum tentu undangan itu akan

Perpaduan antara kebutuhan mencetak kader ada. Sebagai program terobosan, rihlah dakwah

Persyarikatandankebutuhansantri untukmendapat sifatnya memang menjemput bola, bahkan bisa

ijazah formal yang diakui negara, sehingga dapat dikatakan menyerbu bola.

melanjutkanpendidikankeperguruan tinggi, adalah Dalamrihlah dakwah yangmulai digagas sejak

tuntutan yang tidak bisa dielakkan. Dibawah kepe- Rakernas Majelis Tabligh 1996 ini, Ustadz Ibnu

mimpinan beliau, langkah pengembangan yang Juraimmemulai kegiatansejak sorehari bakda shalat

dilakukanadalah: pertama, memasukkankurikulum Ashar berjamaah, sampai sekitar pukul enam

MadrasahTsanawiyahdanAliyah sesuai Kurikulum keesokan harinya. Seluruh peserta wajib menginap

1975 ke dalam kurikulum Mu’allimin (SKB 3 di lokasi acara,biasanya didalamatausekitar masjid.

Menteri, Menteri Agamanya Prof. Dr. H.A. Mukti Dalam acara itu disampaikan materi Risalah

Ali). Dengan cara ini para siswa Mu’allimin dapat Islamiyah, Tadabbur Al-Qur’an, Pembajaan Diri,

mengikuti ujianMadrasah Tsanawiyah dan Madra- PelajaranKHA.Dahlan, dandiskusiberbagai materi

sah Aliyah Negeri. Kedua, para siswa diwajibkan khususnya yang berkaitan dengan ketarjihan. Tentu

tinggal di dalamasrama/pondok. Ketiga, pengajaran saja tidak terlupa adalah qiyamullail dengan gaya

BahasaArabdanBahasa Inggris lebihdiintensifkan Ustadz Ibnu Juraim yang khas itu.

lagi untuk mencetak siswa Mu’allimin yang handal Ustadz Ibnu Juraimi biasanya berangkat

dalam berbahasa asing. bersama seorang muballighlaindari Majelis Tabligh.

Setelah tidaklagi menjadi direktur Muallimin, Sekali berangkat rihlah dakwah, perjalanan yang

Ustadz Ibnu Juraim melanjutkan pengabdiannya di dilakukan Ustadz Ibnu Juraim rata-rata ditempuh

Pendidikan Ulama TarjihMuhammadiyah(PUTM). selama 8 hari perjalanan, paling lama 23 hari. Saat

Beliau ditunjuk PP Muhammadiyah menjadi mudir masih menjadi guru Muallimin, biasanya beliau

PUTM. Sebagai sebuah lembaga PUTM memiliki berangkat rihlah ketika Muallimin sedang libur.

sistem pendidikan yang unik, PUTM mewajibkan Sampai akhir hayatnya, hampir seluruh PDM di

santri mahasiswanya melaksanakan qiyamullail seluruhIndonesia telahdisambangiolehIbnuJuraim,

dan puasa Senin-Kamis. Karena itu tugas seorang dari Sumatera sampai Papua.

mudir tidakhanya mengajar danmembuat kebijakan. Dalam sebuahrihlah dakwah, kisahini terjadi

Dalamhal ini, Ustadz IbnuJuraimmenunggui PUTM sekitar awal tahun2001, dikisahkanolehUstadzDr.

24 jam penuh. Mahli ZainuddinTago,kini Sekretaris Majelis Tabligh

Cerita tentang keteguhan hati alias semangat PP Muhammadiyah dan Dekan FAI UMY. Pada

pantang menyerah dalam berdakwah dari Ustadz hari ke-21 dari perjalanan panjang rihlah dakwah

Ibnu Juraim tercermin dalam aktivitas Rihlah ke pulau Sumatera, setelah berkeliling hampir ke

Dakwah. Rihlah dakwah adalah program Majelis semua daerah tingkat dua di tiga propinsi: Jambi,

Tabligh untuk melakukan kunjungan dakwah ke Sumatera Selatan dan Lampung, mereka berdua

daerah-daerah.Rihlahdakwahini seringdiidentikkan berpisah di kota Metro. Dalam kondisi fisik yang

dengan Ustadz IbnuJuraim, karena memangbeliau sudah lelah, Ustadz Mahli kembali menuju Jogja,

:: 226 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

sedangkan Ustadz IbnuJuraimyangtentu lebihlelah di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq di kompleks

lagi, beliau melanjutkan rihlah untuk beberapa hari pesantrenBudi Mulia tempat acara diselenggarakan,

lagi di Lampung. tinggal di ruangankhusus disampingmihrab masjid.

Sendirian beliau menenteng tas bawaan dan Aktivitas dakwahyangbeliaulakukanrutintiap

termos es berisi jarum suntik dan insulin untuk tahun berangkaian dengan PIR itu adalah

menyuntikdiri sendiri karena sakit gula kronis. Suatu melaksanakan dakwah di kota Palu. Jadi, awal

hari, Ustadz Mahli bertemu denganmenantu Ustadz sampai pertengahan ramadhan beliau di kota Palu,

Ibnu Juraim, Agus Syamsul Bahri, dia menceritakan SulawesiTengah, setelahitubeliau kembalikeYogya

tentang Ustadz Ibnu Juraim dalam rihlah dakwah menuju Pesantren Budi Mulia untuk Pesantren

itu yang seperti tidak mengenal lelah meski dalam I’tikaf Ramadhan. Aktivitas ini secara rutin beliau

kondisi fisik berresiko bisa tiba-tiba ambruk itu. laksanakan hingga menjelang beliau wafat. Kota

Kekhawatiran Ustadz Mahli dijawab ringan oleh Palu adalah tempat beliau pertama kali dibenum,

sang menantu yang juga pernah menemani rihlah yakni istilah untuk dikirim melaksanakan tugas

dakwah, “Tidak usahkhawatir Pak Mahli, cita-cita dakwah dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bapak memang ingin syahid dalam perjalanan setelahbeliau menyelesaikanpendidikandiAkademi

dakwah itu….” Tabligh Muhammadiyah.

Ustadz Prapto sangat akrab bagi kalangan Tanggal 21April 2009, bakda dhuhur, ribuan

aktivis mahasiswa muslim yang pernahmengenyam jamaah memenuhi Masjid Besar Kauman Yogya-

pendidikan di Pesantren Mahasiswa Budi Mulia karta. Mereka bersama-sama melepas kepergian

Yogyakarta, didirikan dan diasuh oleh Dr. H.M. seorangmujahiddanmuharrik yangteguhhatidalam

AmienRais dansahabat-sahabatnya paraintelektual berdakwah. Ustadz Suprapto IbnuJuraimi telahber-

muslim di Yogyakarta. Pesantrenini mendidik santri pulang ke Rahmatullah. Inna lillahi wainna ilaihi

yang tinggal menetap di pondok, yakni mahasiswa raji’un. Berpuluh tahun sudah beliau gigih berdak-

terseleksi yang kuliah di PTN dan PTS Yogya. Ada wah. Beberapa tahun terakhir dengan kondisi gagal

juga yang disebut santri kalong, mereka santriwati ginjal, mengharuskan beliau melakukan cuci darah

yangmengikuti perkuliahankhusus, menginap,setiap dan kemudian diganti cuci perut (peritoneal dialy-

kamis sore hingga jum’at pagi. Pada kesempatan sis). Bahkan, menjelang akhir hayat dengan kondisi

itulahUstadz Praptomemberikanpembinaan kepada mata yangtidakbisa lagi melihat, beliau tetap sema-

para mahasiswa itudenganistilahUniversitas Malam ngat berdakwah. Pada Rakernas Majelis Tabligh

Jum’at. Materi perkuliahan seputar akidah, ibadah tahun 2009 di Semarang, dua bulan sebelum beliau

praktis, dan materi yang beliau sebut “pembajaan wafat, beliau hadir dalam kondisi mata sudah tidak

diri”, untuk menggembleng mental kader-kader mampu melihat.

muda itu menjadi mujahid dakwah yang tangguh. Wajah-wajahduka jelas terlihat pada siangitu.

Shalat lail danshalat shubuhsecara berjamaah, Mereka yang merasa pernah menjadi murid beliau,

yang beliau latihkan setiap malam Jum’at kepada datang dari jauh untuk bertakziyah.Alumni Madra-

para santri mahasiswa itulah yang paling berkesan sah Mu’allimin, santri-santri alumni ponpes Budi

bagi mereka dan selalu ditunggu-tunggu. Pada Mulia,mantan-mantan mahasiswa yangdulumengaji

setiap bulan Ramadhan, Budi Mulia juga kepada beliau,segenap kerabat,rekanseperjuangan,

menyelenggarakan Pesantren I’tikaf Ramadhan para pimpinandanaktivis Muhammadiyahdan yang

pada 10 hari terakhir Ramadhan. Peserta PIR ini lainnya dengan khidmat mengikuti prosesi pema-

adalah mahasiswa muslim dari berbagai PTN dan kaman beliau; memberi penghormatan terakhir k

PTS seluruh Indonesia. Selain para para dosen epada ustadz yang mereka cintai. Wajah-wajah itu

muslim tokoh aktivis yang menjadi pemateri PIR, menjadi saksi atas keteguhan hati seorang guru,

Ustadz Ibnu Juraim mengambil peran yang sama muballigh, sekaligus muharrik, seorang mujahid

seperti pada Universitas Malam Jum’at dalam dakwah sejati. Allahumma ibdil lahu daron

pembinaan santri mahasiswa tersebut, namun kali khairan min darihi...** (adm)

ini beliau full selama 10 hari melaksanakan i’tikaf

:: 227 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SUTRISNO MUCHDAM

Ketokohan Sutrisno M uchdam begitu kuat,
bukan saja karena pernah menduduki
sejumlah jabatan penting di Muhammadiyah,
melainkan juga karena ia merupakan saksi
dan pelaku sejarah persyarikatan yang
menghubungkan satu peristiwa ke peristiwa
lainnya.

Drs. H. Sutrisno Muchdam, MM. lahir di Klaten, Jawa Tengah, 14 Oktober 1938, putra dari H.
Muhammad Damiri. Setamat dari Sekolah Rakyat di daerah kelahirannya, dia mendapat beasiswa untuk
melanjutkan ke PGAP di Yogyakarta. Pada akhir tahun ia mengikuti dan lulus ujian exrane SMP bagian
B. Setelah itu, melanjutkan ke PHIN dan pada akhir tahun dia menempuh dan lulus ujian SMA bagian C.
Dia kemudian mendapatkan beasiswa dan meneruskan kuliah di IKIP Muhammadiyah Jakarta, berhasil
menggondol sarjana muda tahun1962. Kemudian, dia melanjutkankuliahdi SekolahTinggi IlmuAdministrasi
Negara dan lulus tahun 1973. Untuk tingkat S2, dia kuliah di STIE IPWI Jakarta dengan konsentrasi
Sumberdaya Manusia dan berhasil meraih gelar MM, tahun 1996.

Semasa kuliah di IKIP Muhammadiyah Jakarta (sekarang UHAMKA), Sutrisnomenjadi salah satu
tokoh yang membidani lahirnya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Ia juga terlibat dalam
pembentukan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Ia
merupakan ketua PP Pemuda Muhammadiyah selama dua periode, yaitu 1975-1980 dan 1980-1985. Ia
juga masuk jajaran PP Muhammadiyah dalam rentang cukup panjang, yaitu mulai 1985 hingga 2000.
Dia pernah dipercaya dua kali sebagai ketua penyelenggara Muktamar Muhammadiyah, yaitu ketika
Muktamar Muhammadiyahke-43 di BandaAceh tahun 1995 dan Muktamar ke-44 di Jakarta tahun2000.

Jabatan-jabatanlainyang beliaupegangdi lingkunganMuhammadiyah adalah, Ketua YayasanRumah
Sakit Islam Jakarta yang menangani beberapa rumah sakit milik Muhammadiyah di Jakarta. Dia juga
pernah menjabat sebagai Penasehat PT Surya Ventura Manunggal Yogyakarta, Penasehat PT Ruslam
Cempaka Putih Jakarta, Penasehat PT Mentari Citra Utama serta Ketua Dewan Pengawas DAPERSI
(Dana Pensiun Rumah Sakit Islam Jakarta), Ketua Badan Pelaksana Harian Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) dan menjadi anggota Dewan Penasehat Himpunan Pengusaha Muda
Muhammadiyah. Selain di Muhammadiyah, dia juga aktif diberbagai organisasi, diantaranya: Majelis
Ulama Indonesia, Wakil Ketua Musyawarah Perguruan Swasta Pusat 1991-1996, Wakil Ketua PP Dewan
Masjid Indonesia 1995-2000, danbeberapa organisasi lainnya.

Kariernya dimulai sebagai pegawai negeri di Departemen Agama, ditempatkan di Provinsi Nusa
Tenggara di Bali. Selainitu, dia pernahjuga menjadi guru di SMA Muhammadiyah Jakarta. Dia juga ikut

:: 228 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

membentuk Badan Koordinasi Penanaman Modal diselenggarakan secara darurat pada awal tahun

(BKPM) denganjabatanmulai dari StafBiro Umum 1990. Sejak saat itu IPM mengalami masalaheksis-

sampai akhirnya menjadi Kepala Biro Penilaian tensi dan legalitas organisasi. Akhirnya, pada tahun

Aplikasi Perubahan Non Industri, serta Pembantu 1992, Pimpinan Pusat IPM menghadap Pak Tris

Asisten Bidang Penggunaan Dana Sektor Primer. selaku Ketua Majelis Dikdasmen PP Muham-

Jabatan yang pernah dipegang oleh Sutrisno madiyah, untuk menyampaikan permasalahan

Muchdam diluar pekerjaannya sebagai pegawai tersebut dan rencana penyelenggaraan Konpiwil

negeri adalahpenasehat delegasi pemerintahRIpada IPM denganmengundangMenteri Pemuda danOlah

KTTOrganisasi Negara-negara Islamdi Thaif,Arab Raga. Mendapat keluhan demikian, Pak Tris lang-

Saudi tahun 1981. Delegasi ini diketuai oleh H. sung menelpon seseorang dari kantornya waktu itu.

AdamMalik. PakTris pernahmenjadi anggota MPR Ternyata beliau menelpon Menpora Akbar Tanjung

RI dari utusan golongan mewakili Muhammadiyah dan menyampaikan keinginan IPM tersebut. No-

(1997-1998). Selain itu, beliau menjadi anggota vember 1992, Konpiwil IPM terselenggara di

Dewan Pertimbangan Agung (1998-2003). Beliau Yogyakarta, dihadiriMenporaAkbar Tanjung. Kese-

juga menjadi salah satu anggota Komite Reformasi diaan hadir menteri ini menjadi pertanda baik bagi

yang terdiri dari sembilan tokoh Islam yang hadir IPM bahwa eksistensinya masih diakui pemerintah,

memenuhi undangan Presiden Soeharto ke Istana sekalipun beberapa bulansetelah itu, IPM akhirnya

pada 18 Mei 1998 terkait denganpernyataanlengser harus tetap berganti nama menjadi Ikatan Remaja

dari presiden dan agenda reformasi. Pak Tris ter- Muhammadiyah.

masuk tokoh Muhammadiyah yang memelopori Pak Tris, begitu panggilan akrabnya, banyak

bergabungnyaABRIdalampembentukan Komando melakukan terobosan, diantaranya seperti yang

Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah terlihat di Rumah Sakit IslamJakarta, yaitu dengan

(KOKAM) untuk melawan G.30.S PKI. mendorong masing-masing rumah sakit untuk

Sutrisno Muchdam terkenal sebagai seorang meningkatkaninvestasi dengan meningkatkanSHU

tokoh yang sederhana, jujur, arif, akomodatif, dengan tetap komit kepada peningkatan mutu

toleran dan memiliki dedikasi yang tinggi. Beliau pelayanan danpeningkatankesejahteraan karyawan.

sering dimintai pandangan dan pendapat. Bahkan, Beliau juga membidani kelahiran layanan jenazah

tidakjarangdiminta untukmenengahi konflik-konflik yang diberi nama Nafsul Muthmainnah di ling-

yangterjadi di lingkunganorganisasi. Baikditingkat kungan Yayasan Rumah Sakit Islam Jakarta.

Cabang, Daerah, Wilayah dan Pusat. Di dalam Sutrisno Muchdam memperoleh dua buah

menengahi konflik-konflik tersebut, strategi yang tanda kehormatan, yaitu Tanda Kehormatan Satya

seringdipergunakan,tampaklebih cenderungkepada LencanaWirakarya yang diterima tanggal 5Agustus

pendekatan yang didasarkan kepada persaudaraan, 1996, dantanda kehormatan Satya Lencana Karya-

harmoni dan mencari titik-titik persamaan, ketim- satya, 30 Juli 1997. Pada tanggal 6September 2014,

bang membicarakan perbedaan-perbedaan. Dia bersama KH A. Azhar Basyir, MA; H.S. Prodjo-

tampak sangat hati-hati dan tidak mau memper- kusumo; Drs. H.M. Djazman Al-Kindi; dr. Muh.

malukanorangdi depanlainnya. Untukitu, dia sering Suherman dan H.M. Lukman Harun, Drs. H.

memilih cara win-win solution dalam menangani SutrisnoMuchdam, mendapat penghargaandariUni-

konflik dan perbedaan pendapat. versitas Muhammadiyah Malang, berupa UMM

Pak Tris turut berjasa dalam menyelamatkan Award, atas jasa-jasanya terhadap Persyarikatan

eksistensi organisasiotonom Ikatan Pelajar Muham- Muhammadiyah, dedikasi yang luar biasa dalam

madiyah. Waktu itu, pemerintah membuat aturan menggerakkandakwahpendidikan Muhammadiyah

keharusanperubahannama organisasi pelajar. IPM hingga berkembang seperti sekarang.

mengalami masalahkarena tidak mau merubahkata SutrisnoMuchdamwafat di Yogyakarta, pada

“Pelajar”. Muktamar IPM tahun1989 yangsedianya tanggal 12 Desember 2002 dengan meninggalkan

digelar di Medan batal dilaksanakan,tidak mendapat seorang isteri, Siti Wasilah, puteri dari Pak AR

ijin penyelenggaraan. Pergantian pimpinan IPM Fachruddin dan empat orang anak.***

:: 229 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

TOM OLIL

Haji Tom Olil adalah cucu R aja Limboto
(Gorontalo) yakni R aja Iskandar Olil.
B eliau adalah cikal bakal gerakan
Muhammadiyah di Sulawesi Utara dan
Tengah. Pada tahun 1929 beliau mendirikan
Muhammadiyah Cabang Gorontolo dan
menjadi Ketua Cabang pertama. Tahun 1934
beliau diangkat menjadi Konsul PB
Muhammadiyah (kini Ketua P WM) daerah
Sulawesi Utara.

Haji Tom Olil, adalah cucu Raja Limboto (Gorontalo) yang bernama Raja Iskandar Olil. Jadi,
berdasar keterangan itu, jelas bahwa Om Tom adalah seorang bangsawan darah biru, dia dihormati dan
disegani oleh rakyatnya, memiliki banyak harta. Tapi, baginya hidup ini bukanlahuntukdiperbudakharta.
Dia lebih mementingkan perjuangan. Perjuangan suci dalam menegakkan Islam melalui gerakan
Muhammadiyah. Itulah sebabnya dia disebut orang sebagai bangsawan budi.

Perjuangan mengembangkan Muhammadiyah di Sulawesi Utara melalui jalan yang tidak mulus.
Banyak tantangan dan rintangan, bahkan keluarga Tom sendiri menjadi penghalang. Tetapi, bagi pejuang
ini, semua itu tidak membuatnya berhenti bergerak. Justru menambah keyakinannya bahwa memper-
juangkan kebenaran tidak gampang, kadang jalannya penuhliku dan duri. OmTom, begitu panggilannya,
yakin benar bahwa kerusakanmasyarakat Islamdapat dirubahdengan mengembangkan Muhammadiyah.
Itulahsebabnya, dengantidakmenghiraukansegala derita dalamhidup, dengansampan kecildia mengarungi
lautandalam rangka mengembangkanMuhammadiyah sampai jauhke pelosok Sulawesi Utara danTengah.
Perjalanan dakwahnya sampai ke kepulauanSangihe Talaud di perbatasan Filipina.

Demikianlah, pada akhirnya benih yang ditanam dengan keikhlasan dan kegigihan telah menjadi
pohon yang rimbun, mekar dan berbuah. Muhammadiyah berkembang dimana-mana diseluruh pelosok
Sulawesi Utara dan Tengah. Berdiri sekolah-sekolah, mulai dari SD sampai SMA, musholla, madrasah,
rumah yatim, rumah bersalin, klinik dan lain-lain. Semuanya dibawah naungan Muhammadiyah. Bahkan
di Manado, terkenal sebagai daerah Kristen, bendera Muhammadiyah berhasil dikibarkan. Menyebut itu
semua, kita tidak bisa melupakan jasa Om Tom.

Tom Olil menjabat Kosul Muhammadiyah sampai pecahnya Perang Dunia II. Di masa Jepang, dia
memimpin Kantor Agama di Menado. Kemudian dia terpilih menjadi anggota parlemen NIT. Kemudian
dalam parlemen RIS dan DPRS dia masuk dalam fraksi Masyumi. Pada saat menjadi anggota parlemen
NIT dia menunaikan ibadah haji danbertugas sebagai pengawas jamaah haji dari Indonesia bagianTimur.

Diakhir hayatnya dia menetap di Jakarta dengan jabatan terakhir Kepala Bagian Organisasi IKKI
(Induk Koperasi Kopra Indonesia), hingga saat wafatnya pada 14 Mei 1960. Jenazahnya dimakamkan di
pemakaman Karet, Jakarta. Selain dari seluruh lapisan masyarakat Sulawesi Utara dan Tengah, juga
diantar oleh teman-teman seperjuangan dan tokoh-tokoh lainya, diantaranya: Prawoto Mangkusasmito,
Moh. Roem, MachmudLatjuba, Muljadi Djojomartono, ResidenSulawesi Utara Nani Wartabone, Zakaria
Imban dan anggota DPRGR.***

:: 230 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

WARDAN DIPONINGRAT

Selaku pimpinan Muhammadiyah yang
sekaligus P enghulu Kraton, Muhammad
Wardan merupakan pribadi yang unik karena
mampu menunjukkan sikapnya atas beberapa
tradisi kraton yang bertentangan dengan
Muhammadiyah. Kelunakan dalam menyikapi
tradisi ini ternyata mampu memberi warna
sesuai ajaran Islam dalam pemahaman
Muhammadiyah pada beberapa upacara
kr at on.

KRT. H. Muhammad Wardan Diponingrat lahir di KampungKauman, 19 Mei 1911. Muhammad
Wardan, nama kecilnya, memiliki saudara kandungyaitu Umniyah(salahsatu tokoh‘Aisyiyah), Muhammad
Darim, MuhammadJannah,Muhammad Jundi, BurhanahdanWar’iyah. Selainitudia juga memiliki saudara
lainibuyaituDjalaludin,Siti SalamahdanSiti Nafi’ah. MuhammadWardanadalahputra dariKiai Penghulu
Kangjeng Raden Haji Muhammad Kamaludiningrat, penghulu KratonYogyakarta tahun 1914-1940.

Sebagai anggota keluarga abdi dalem santri, Muhammad Wardan belajar di sekolah keluarga kraton
yaitu Sekolah Keputran. Muhammad Wardan sempat pindah sekolah di Pakualaman sebelum akhirnya
masukdi Standard School Muhammadiyahdi Suronatan. Lulus tahun1924, MuhammadWardan kemudian
melanjutkan sekolahnya ke Kweekschool Muhammadiyah (Madrasah Muallimin Muhammadiyah) dan
lulus tahun 1930. Lulus dari Kweekshcool Muhammadiyah, Muhammad Wardan masuk ke Pondok
Pesantren Jamsaren, Surakarta pada tahun1931dan lulus tahun 1934.Disanalah beliau mendalami Bahasa
Belanda dan Bahasa Inggris.

Sejak muda Muhammad Wardan sudah aktif di Siswa Praja dan Hizbul Wathan. Setelah lulus
Kweekschool, MuhammadWardanjuga aktifmenjadi guru di sekolah Muhammadiyahantara lainSekolah
MuhammadiyahSitubondo(1930-1931)di Jawa Timur, SekolahMubalighinMuhammadiyah(1936-1945)
di Yogyakarta dan Akademi Tabligh Muhammadiyah (1966-1974) di Yogyakarta. Sejak tahun 1960
Muhammad Wardan sudah aktif di Majelis Tarjih dan menjadi ketua sejak tahun 1963-1985 (selama 6
periode). Selama kepemimpinannya, Majelis Tarjihberhasil melaksanakan Muktamar Khusus Tarjihtahun
1968 di Sidoarjo, tahun 1973 di Wiradesa Pekalongan, tahun 1976 di Garut dan tahun 1980 di Klaten.
Produk yangcukup monumental dari Muktamar Tarjih ini adalah Himpunan Putusantarjih (HPT) antara
laintentanghukumbank, keluargaberencana, hijab (tabir), gambar KHA Dahlan, tuntunanshalat tathawwu’,
tuntunanaqiqah,tuntunansujud tilawah, sujudsyukur, zakat, bacaansalamdalamshalawat, hukumqunut,
mudhaharah‘Aisyiyah,asuransi, hisab astronomi, al-amwal fil Islam, adabul mar’ah fil Islam, transplatasi
organ dan persoalan hadis. Setelah tidak menjadi ketua majelis Tarjih, Muhammad Wardan tetap aktif
sebagai anggota Majelis Tarjih serta penasehan PP Muhammadiyah.

:: 231 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Aktivitas Muhammad Wardan di lingkungan Kelunakan dalam menyikapi tradisi ini ternyata

kraton tidak bisa lepas dari posisi ayahnya sebagai mampu memberi warna sesuai ajaran Islam dalam

penghulukraton. Karir MuhammadWardandi kraton pemahaman Muhammadiyah pada beberapa upa-

diawali denganmenjadi abdi dalem tahun 1936 dan cara kraton, seperti menghapus cara pembacaan

menjadi ajudan penghulu kraton di kabupaten shalawat yang dilagukan dalam acara shalawatan,

Sleman. Pada tanggal 28 Januari 1956, Muhammad mengganti pembacaan Kitab Berjanji dan Kitab

Wardan diangkat menjadi penghulu kraton meng- Ghaiti denganKitabRiwayat MauludNabi Muham-

gantikanayahnya Kangjeng Kiai Penghulu Muham- mad SAW yang ditulisnya sendiri dalam upacara

mad Nur Kamaludiningrat. Oleh karena kiai Sekaten, serta mengganti perhitungankalenderyang

penghulu pada saat itu masih hidup, maka untuk berdasarkan sistem aboge dengan sistem Hisab

menghindari kesamaan nama, maka Muhammad Hakiki, khususnya untuk menentukan hari-hari

Wardanmenggunakan gelarKiai KangjengPenghulu besar Islam.

Muhammad Wardan Diponingrat. Disamping Muhammad Wardan wafat pada tahun 1990,

menjalankan tugas-tugas rutin seorang penghulu, meninggalkanseorangistriyaituSiti Juwariyah, yang

Muhammad Wardan bertanggungjawab mengelola merupakan cucu KHA Dahlan, serta tujuh orang

dan mengawasi Masjid Gedhe Kauman sebagai anak yaitu: Siti Hunaidah, MohammadDjazmanAl-

masjidjami’KratonYogyakarta disamping bertugas Kindy, Siti Barniyah, Ahmad Djihaz Al-Farizi, Siti

juga sebagai koordinator masjid-masjid pathok Hadiroh, Siti Wisamah dan Siti Djafnah. Beberapa

negara dan makam di lingkungan Kraton Yogya- putra beliau aktifdi Muhammadiyah sepertiDjazman

karta. Semua tugas tersebut dilaksanakan di Al-Kindyyangmerupakanpendiri IkatanMahasiswa

kantornya yang sekaligus berfungsi sebagai Muhammadiyah (IMM), mantan rektor Universitas

rumahnya yaitu Dalem Pengulon Kauman. Muhammadiyah Surakarta dan Ketua Majelis

Secara keilmuwan, Muhammad Wardan Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah. Juga dua

dikenal sebagai ahli ilmu fiqih dan ilmu falaq yang orang putrinya, yakni Siti Hadiroh Ahmad dan Siti

menjadi rujukan para ulama. Muhammad Wardan Djafnah Djandra, keduanya aktif sebagai pengurus

juga banyak diminta mengajar di beberapa lembaga Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah sampai saat ini. KRT

pendidikan seperti Madrasah Menengah Tinggi Moh. Wardan Diponingrat dimakamkan di Pema-

(MMT)Yogyakarta tahun1948-1962, SekolahGuru kaman Hastorenggo Kotagede.** (wied)

Hakim Agama (SGHA) Negeri Yogyakarta tahun

1951-1952, Sekolah Persiapan PTAIN Yogyakarta

dan Dewan Kurator IAIN Sunan Kalijaga. Karena

keahliannya di bidang ilmu falaq, sejak tahun 1973

hingga wafatnya, Muhammad Wardan dipercaya

menjadi salah seorang anggota Badan Hisab dan

Rukyat Departemen Agama RI.

Selama hidupnya, Muhammad Wardan telah

menghasilkan karya yangcukupmonumental seperti:

Kitab Perait (Fara idh), Kitab Fekih Nikah-

Talak-Rujuk (1953), Kitab Ilmu Tata Berunding,

Kitab Risalah Maulid Nabi Muhammad SAW,

Kitab Umdatul Hisab, Kitab Hisab dan Falak,

serta Kitab Hisab ‘Urfi dan Hakiki.

Selaku pimpinan Muhammadiyah yang

sekaligus menjadi penghulu kraton, Muhammad

Wardanmerupakanpribadi yangunikkarena mampu

menunjukkansikapnya atas beberapa tradisi kraton KRT MohammadWardan Diponingrat
yang bertentangan dengan Muhammadiyah.

:: 232 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ZAINAL ARIFIN

Sesepuh Muhammadiyah Sumatera Selatan

KH Zainal A rifin terkenal dengan sifatnya yang
pemberani, penentang penjajahan, penentang
golongan tradisional yang memusuhi
M uhammadiyah, penentang siapapun yang akan
merugikan perjuangan. Dalam memimpin
M uhammadiyah, beliau tegas, bahkan keras.
Namun tetap berlaku adil dalam bertindak.

K.H. Zainal Arifin, adalah mantan Consul (Ketua Pimpinan Daerah) Muhammadiyah Palembang-
Bangka dan mantanWMPM LampungPalembang-Bangka. Mulai aktif di Muhammadiyahsejak usia 18
tahun. KH Zainal Arifin, lahir di Desa Sungai Pinang, Ogan Komering Ilir (OKI), pada hari Senin, 4
Syawal 1328 bertepatan 10 Oktober 1910. Putra dari K.H. Malyani Pangeran marga Sungai Pinang.
Selainmendapat pendidikandari orangtuanya di rumah, pada tahun1921 Zainal Arifin muda menamatkan
pendidikannya pada Vervolgshool di Tanjung Raja. Tahun 1921 itu juga, dia berangkat ke Mekkah untuk
beibadah haji sekaligus belajar pada Madrasah Shalathiyah, sebuah madrasahyang sebagian besar murid
dan guru-gurunya berasal dari al-Jawi, Melayu, kawasan Nusantara, Ia belajar di sana sampai tamat dan
mendapat ijazah tahun1924. Beliau kembali ke Indonesia, langsungmelanjutkan ke MadrasahTsanawiyah
Jam’iyyatul Khair Jakarta, tamat tahun 1927. Setelahitu beliau langsungditugaskan dandiangkat menjadi
guru di MadrasahAl-Khairiyah di Banyuwangi, Jawa Timur.

Didorong olehsemangat perjuangandantajdid, pada tahun1928Zainal Arifinberangkat keMenggala,
Lampung. Di sana, dia mengajar sekaligus menjadi mubaligh Muhammadiyah Cabang Menggala. Tahun
1930, dia kembalikekampungnya di OganKomeringIlir, memimpinMadrasah Islamiyahdi Tanjung Raja,
dan mendirikan kepanduanHizbul Wathansebanyak dua pasukan, sebelumMuhammadiyah resmi berdiri
di sana. Sebagai kelanjutan dari mendirikan HW tersebut, dengan beberapa temanmendirikan grup (rant-
ing) Muhammadiyah di Sungai Pinang, Talang Balai, Arisan Gading dan Meranjat. Masing-masing
merupakan Group Muhammadiyah yang dikelompokkan dalam Blok II Ogan Ilir, Cabang Palembang.

Pada tahun 1933-1935 dia diangkat menjadi guruMuhammadiyah, merangkap sebagai muballighdi
Lahat. Pada tahun 1935-1942 ia pindah ke Palembang menjadi muballigh dan guru pada HIS Muham-
madiyah serta menjadi Wakil Direktur Kweekschool Muhammadiyah Bukit Kecil, selain itu memberikan
pendidikan Al-Islam pada MULO di Talang Semut. Berturut-turut sebagai guru HIS Muhammadiyah
Plaju, Schakelschool Muhammadiyah 4 Ulu, disamping sebagai WMPM Lampung-Palembang dan
Bangka. Serta anggota Majelis Consul Muhammadiyah Lampung-Palembang dan Bangka.

Setelahkemerdekaan, dari tahun 1947-1962 menjabat Ketua Perwakilan PP Muhammadiyah daerah
Palembang-Bangka. Dalam periode itu, berdiri kompleks Muhammadiyah Balayudha (Palembang), serta

:: 233 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

berkembangnya Muhammadiyahsampai ke pelosok- ke Sungai Pinang dan diangkat sebagai Fuku Son

pelosok daerah Palembang-Bangka.Walaudia tidak Tjo (Pembarap yang juga sebagai Wakil Pasirah).

duduklagi sebagai Ketua PDM Palembang-Bangka, Tahun 1950 diangkat sebagai Kepala Kantor Sosial

namun keaktifannya dalam Muhammadiyah tidak Kota Palembang dan Kepala Asrama ARTP di

berkurang. Sebagai anggota PWM Sumatera Sungai Buah. Namun dia minta berhenti dengan

Selatan, Ketua PDM Majelis Pendidikan, Kepala hormat, untuk memusatkan perhatian pada

Madrasah Muallimin, Wakil Ketua Majelis PKU perjuangan di persyarikatan Muhammadiyah.

Sumatera Selatan, Pembimbing/PenilikSD Ilir Timur Dalam Kongres Rakyat pertama, di

I. Terakhir sebagai Ketua PCM Ilir Timur. Palembang dia terpilih sebagai anggota DPRD

Sebelum Perang Dunia, dia menjadi pengurus Karesidenan di Palembang. Tahun 1955/1956

Partai IslamIndonesia Cabang Palembang. Setelah menjadi anggota DPRS Sumatera Selatan. Tahun

kemerdekaan menjadi anggota/pengurus Masyumi 1961-1966 diangkat sebagai anggota DPRD GR

tahun1945-1960. Ketika Masyumi bubar, dia tidak Propinsi Sumatera Selatan.Selanjutnya tahun 1971

pernah lagi masuk partai. menjadi anggota pengganti dari Golongan Ulama

Dalam berjuang mempertahankan kemerde- pada DPRD Tingkat ISumatera Selatan.Beliau juga

kaan, dia banyak bergerak sebagai Ketua BKR aktif di Majelis Ulama Sumatera Selatan sebagai

KawedanaanOgan Ilir, Wakil Ketua KNI OganIlir, anggota pleno semenjakberdiri sampai tahun1985.

aktif dalam pembentukan TKR Ogan Ilir yang KH Zainal Arifin terkenal dengan sifatnya

kemudian menjadi TRI. Mendirikan BOI (Barisan yang pemberani, penentang penjajahan, penentang

Oemmat Islam), kemudian menjadi aktivis partai golongan tradisional yang memusuhi Muham-

Masyumi di Ogan Ilir dan mendirikan BPADP madiyah, penentangsiapapun yang akanmerugikan

(Barisan Pemimpin Adat Daerah Palembang). perjuangan. Demikian pula dalam memimpin

Ketika Palembang diduduki militer Belanda, dia Muhammadiyah, beliau tegas, terkadang dianggap

menolak kerjasama. Bahkan menjadi sekretaris keras. Namun tetap berlaku adil dalam bertindak.

Front Republikein. Karena menolak berdirinya Di saat memimpin, menerima segala protes dan

Negara Sumatera Selatan bikinan Van Mook, dia sanggahan. Kemudiansemua protes dansanggahan

ditangkap dan ditahan oleh militer Belanda di Suro dianalisa dengan seksama dibicarakan dengan cara

bersama tokoh-tokoh lain, diantaranya K.H.Ahmad yang sempurna. Demikian pula, jika menjadi

Azhari. Mereka baru dibebaskan setelah terjadinya makmum (pengikut) apabila terjadi hal-hal yang

penyerahan kedaulatan. Zainal Arifin sangat aktif dianggap menyimpang dan menyeleweng, beliau

dalam aksi demonstrasi menuntut bubarnya Negara tidak segan-segan memprotes. Jika perlu sampai ke

Sumatera Selatandanmendorong untukkembali ke PP Muhammadiyah di Yogyakarta.

Republik Indonesia (17 Februari 1950). KH Zainal Arifin, tokoh dan sesepuh

Ketika masa pendudukanJepang, ZainalArifin Muhammadiyah Sumatera Selatan berpulang ke

dipanggil dandiangkat menjadi unsur pimpinanpada rahmatullah, pada hari Selasa 3 Rajab 1407 H

Asano Butai, balatentara minyak Jepang, di Sungai bertepatan dengan 3 Maret 1987 di Palembang,

Gerong. Tahun 1943, atas kehendak rakyat kembali Sumatera Selatan.***(HM Fauzie Somad-im)

:: 234 ::


Click to View FlipBook Version