The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi by Lasa Hs., Widyastuti, Imron Nasri, Iwan Setiawan, Amir Nashiruddin, Arief Budiman Ch. (z-lib.org)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by masjiddarussalam18, 2022-03-15 22:54:26

100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi by Lasa Hs., Widyastuti, Imron Nasri, Iwan Setiawan, Amir Nashiruddin, Arief Budiman Ch. (z-lib.org)

100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi by Lasa Hs., Widyastuti, Imron Nasri, Iwan Setiawan, Amir Nashiruddin, Arief Budiman Ch. (z-lib.org)

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

berobat, PP Muhammadiyah sehari-hari untuk K.H.Yunus Anis dari 1959 sampai 1962,diteruskan

Yogyakarta saya percayakan pada Saudara A.R. Kiai Badawi s ampai 1968. Kemudian, saya

Fachrudindan Saudara H.M. Jindar Tamimi. Untuk menggantikan K.H. Faqih Usman yang meninggal

Jakarta, saya percayakan pada Prof. Dr. H. Rosyidi dunia tahun 1968.

dan Prof. Dr. Hamka.” Saya sudah paling lama menjadi Ketua PP

Beliau menulis surat tersebut di rumahnya, Muhammadiyah, karena itu saya minta tidak usah

Jakarta. Ketika mulai sidang, tiba-tiba ada telepon dipilih lagi. Saya tidak akan terpilih lagi karena

dari Jalan Subang, rumah K.H. Faqih Usman, yang sudah tidak masuk calon. Terus terang, saya sama

memberitahukan bahwa K.H.Faqih Usmanmening- sekali tidak menyangka, mengapa saya yang

gal dunia.Sorenya, Buya Hamka yangdatangbersa- ditetapkan menjabat Ketua PP Muhammadiyah

ma dr. Koesnadi (anggota PP Muhammadiyah di waktuitu. Waktu itu, usia saya 42tahun. Ilmuagama

Jakarta), pendiri RS Islam Jakarta, mengatakan ada saya tidak seberapa, apalagi saya hanya lulusan

nasihat Buya A.R. Sutan Mansur, Penasihat PP Tsanawiyah. Jadi, saya merasa belum pantas me-

Muhammadiyah. Buya SutanMansur mengatakan, mimpin Muhammadiyah. Buat saya, itu tanggung

“Yang meninggal bukan Faqih Usman pribadi, tapi jawab yang sangat besar, bukan kepada Muham-

Faqih Usman Ketua PP Muhammadiyah, imamnya madiyah, tapi kepada Allah. Saya sampai syok dan

orang Muhammadiyah seluruh Indonesia.” Karena mengalami stres. Tapi bapak-bapak yang lain

itu, Buya Sutan Mansur menyarankan, K.H. Faqih mencoba menggembirakan hati saya.

Usman jangan dikubur sebelum ada gantinya. Sampai 1971, setelah Muktamar di Ujung-

Kemudian, Buya Hamka mengatakan, “Begini saja, pandang, saya masih stres. Waktu itu saya sudah

ini sudahada surat, kita anggap saja surat ini sebagai menempati rumah yang sekarang saya tempati

wasiat. “ Dulu,surat tersebut memangbukan wasiat. (Jalan Cik Ditiro). Pernah, malam hari, saat

“Karena itu,” demikian tutur Buya Hamka, “peng- mengimami shalat keluarga dan enam orang anak

ganti Faqih Usman, adalah Saudara A.R. kos kami di mushalla rumah, al-Fatihah yang saya

Fachruddin.” Saat itu, tanpa dimusyawarahkan, baca putus-putus. Saya merasa hampir meninggal

semua menyetujui. Sehingga saya menjadi pejabat danberpikir, apa perlu saya beri tahumereka kalau

Ketua PP Muhammadiyah tahun 1968. saya sudahhampir meninggal. Kalautidaksaya beri

Dalam sidang Tanwir Muhammadiyah, 1969, tahu, alangkah terkejutnya mereka. Tapi kalau saya

di Ponorogo, saya ditetapkan sebagai Ketua PP beri tahu, tentu tambah pingsan Akibatnya, shalat

Muhammadiyah. Tahun 1971, ketika Muktamar di saya tidak selesai, biasanya kultum, itu tidak. Saya

Ujungpandang, saya terpilih lagi sebagai ketua PP hanya mondar-mandir. Saya bilang pada istri saya

Muhammadiyah. Tahun 1974, saat Muktamar di kalau saya tidak apa-apa. Dia lalu mengajak jalan-

Padang, saya masih terpilih sebagai Ketua PP jalan keluar, sampai di depan rumah, saya diajak

Muhammadiyah, demikian juga pada Muktamar naik becak, kemudian saya minta ke rumah Pak

tahun1978, di Surabaya, dantahun 1985 di Solo. Jindar, kemenakansaya, di Kauman. Belumsampai

Muktamar Desember 1990, saya minta tidak di sana, tiba-tiba saya ingin kembali saja dan mam-

dipilih lagi. Saya sudah tua, ganti yang lain saja pir di PKU Muhammadiyah. Barangkali masih ada

yang masih muda. Selain itu, saya sudah 22 tahun dokter, jadi bisa tanya saya sakit apa. Belum sampai

menjadi ketua PP Muhammadiyah. Padahal, K.H. di PKU, pikiran saya berubah lagi. Kami kembali

Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, hanya 11 ke rumah. Saya pun pernah istirahat di rumah

tahun, dari 1912 sampai 1923. Kiai Ibrahim mbakyu saya, di Desa Srandakan.

memimpin dari 1923 sampai 1933. Kemudian, Kiai

Hisyamdari1933 sampai1937, diteruskan Kiai Mas SELALU OPTIMIS

Mansyur dari 1937 sampai 1942 . Ki Bagus Hadi- Selama jadi pimpinan, saya berpendirian,

kusumo memimpin dari 1942 sampai 1953. Tahun memangbetul saya ketua pimpinan, tapi bukanketua

1953, pimpinan Muhammadiyah diteruskan oleh yang wardeh (penuh), karena saya merasa bukan

Buya A.R. SutanMansur sampai 1959. Setelahitu, orang yang tepat. Saya menjalankan pimpinan

:: 35 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

secara kolegial. Tidak pernah saya mengganggap Saya merasa tetap orang kecil meskipun saya ketua

saya sendiri. Segala sesuatunya selalu saya PP Muhammadiyah. Sehingga, Buya Hamka pernah

musyawarahkan, sampai perkara sekecil apa pun, seperti memuji saya, Pak A.R. kalau pidato enak

insya Allah selesai. Sehingga saya tidak pernah sekali. “Maksud Pak Hamka?” tanya saya. Kemu-

merasa sendiri bila ada persoalan. Saya juga selalu dian Buya Hamka menjelaskan, saya tidak pernah

optimistis,tidakpernahpesimistis. Bila orangbilang ngotot bila pidato. Waktu itu, saya pidato di depan

tidak bisa, saya bilang insya Allah selesai. gubernurdanorang banyak. Saya katakan, Muham-

Pernah, saat saya berkunjung keTuban,datang madiyah tidak pernah punya maksud dan tujuan

dua orang pengurus cabang Muhammadiyah di tertentu. Muhammadiyah hanya ingin agar orang

Rengel, Tuban, melapor, cabangnya macet total. Islam Indonesia kembali kepada Quran dan Hadis.

Pengurusnya tinggal tiga orang. Pengurus lainnya Bapak-bapak silakanmau jadi bupati ataugubernur.

takut. Mereka bertanya bagaimana mengatasinya. Kami tidak akan merongrong.

Setelah tahu letak daerah Rengel dan bisa dijangkau “Suara PakA.R. ringansekali, sehingga mere-

dengan kendaraan, saya memutuskan ke sana esok ka tidak tersinggung atau termusuhi. Boleh dikata-

harinya, setelah shalat subuh. Sampai di sana, kan, ini salahsatu kepandaianPakA.R.”, kata Buya

kawan-kawan Muhammadiyah di situ saya minta Hamka lagi. “Ah, jangangitu,” kata saya waktu itu.

datang, termasukkiainya. Datang-datang, sang kiai Muhammadiyah memang tidak punya maksud apa-

langsung bilangkalau ia sudah masukGUPPI. Saya apa. Kalau bupatidangubernur membantu Muham-

bilang, tidak apa-apa, asal kiai tetap mengajar madiyah, kan semuanya akan lancar. Pernah pula

mengaji. Setelah saya tanya, ternyata mereka tidak saya dan pengurus Muhammadiyah yang lain,

takut lagi menjadi pengurus Muhammadiyah. seperti Pak Rosyidi dan Hamka, syawalan dengan

Kemudian saya minta mereka dengan bismilah, PresidenSoeharto. Sebagai ketua, saya dudukdekat

datang ke pejabat paling tinggi di Rengel (wedono) Pak Harto. Kami saling menanyakan kabar dan

dan mengatakan bahwa saya, sebagai PP kesehatan masing-masing. Pak Rosyidi bilang, kok

Muhammadiyah, ingin bersilaturahmi. Jangan saya asyikdanintimsekali denganPakHarto. Saya

pesimistis, kata saya waktu itu. Mohonpada Allah, jawab, apa perlunya tidak intim. Sehingga, kami

insya Allah Pak Wedono akan menerima. banyak bicara keadaan sehari-hari dan saling

Ternyata, Wedono bersedia menerima jam mendoakan.

delapan. Satu jam sebelum itu, saya mencari tahu Saya kan tidak dengki, tidak punya maksud

apa dan siapa Wedono itu. Saya jadi tahu kalau tertentuatauminta-minta. Seandainya minta, bukan

Wedono baru saja jatuh dari sepeda motor dan saat untuk saya pribadi, tapi untuk Muhammadiyah.

itu sudah agak membaik. Kemudian saya ke sana Karena itu, sering saya katakan pada Muham-

dengan para pengurus. Saya tanya kabarnya, madiyah di wilayah-wilayah, “Mari, kita bantu

termasuk keadaannya setelah jatuh dari motor, apa pemerintah Pancasila, pemerintah kita sekarang”

sudah dipijatkan. Saya juga tanya bagaimana Kalau salah, kita betulkan dengan cara yang baik.

Muhammadiyah di Rengel. Dijawab Wedono, baik. Jangan memaki-maki. Apa to perlunya mengatakan

Waktu itu Rengel baru terserang muntaber. Poli- pemerintah kita kafir atau lainnya. Mereka kan juga

klinik Muhammadiyah ternyata sangat membantu muslim. Apabila muslim mereka belum sempurna,

masyarakat di sana. “Mbok dibesarkan,” pinta mari kita sempurnakan, tapi tidak kita maki-maki.

Wedono. Kawan-kawan Muhammadiyah memang Kalau kita maki-maki pemerintah kita, itu kan

bermaksudmembesarkan, hanya, butuh bantuan Pak menguntungkan pihak ketiga. Pemerintah akan

Wedono, jawab saya. PakWedono ternyata bersedia merasa tidak mendapat dukungan dari umat Islam.

membantu. Semuanya lancar dan selesai. Pada pemerintah, apalagi pemerintah Orde

Jadi, saya selalu optimistis, menyerahkan Baru, kita jangan menjilat, mereka tidakmau dijilat

semua pada Allah, karena ini pekerjaan untuk Al- kok.Tidakusahmenjilat ataumemuji-mujiyangtidak

lah. Segala pekerjaan saya musyawarahkan. Rakyat perlu. Tapi juga jangankonfrontatif, yangwajar saja.

di desa juga selalu saya datangi dansaya perhatikan. Karena itu,selama saya jadi ketua, bila ke Kalimantan

:: 36 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

atau daerah yang lain, selalu saya katakan pada peristiwa PRRI, mereka menjadi Muhammadiyah.

Muhammadiyah Wilayah untuk mencari waktu dan Saya sarankan, silakan Pak Widodo shalat Jumat

silaturahmi dengan gubernur, bupati, atau camat. ke masjid. Di masjid, tak perlu pidato. Datang

Saya juga selalu silaturahmi dengan camat bila mengucapkan salam, shalat sunat, selesai shalat

berkunjungke kecamatan. Saya terima kasih sekali Jumat, pulang dengan assalamualaikum. Insya Al-

pada pak camat dan menitipkan Muhammadiyah di lah, umat Sumbar akan simpati. Sampai-sampai,

wilayahnya. Kalau kurang baik, tolong dibaikkan, seorang pimpinan Masyumi yang paling radikal

kalau keliru, dibetulkan dandiberi petunjuk. Setelah datang ke Pak Widodo dan berkata, “Baru kali ini

itu, tidak terjadi apa-apa atau timbul permusuhan. kami di Sumbar bertemu denganPangdamyang bisa

Pernah pula saya dilapori pimpinan wilayah sambung dengan rakyat.” Sehingga, ketika Pak

Muhammadiyah Pontianak, bahwa musyawarah Widodo sakit di Kauman, banyak dijenguk orang.

yang sedang berjalan disetop Laksus. Kebetulan

saya ada di sana menghadiri teman yang sedang MENERIMAASAS TUNGGAL

mantu. Sebagai ketua, saya urus musyawarah yang Tahun 1971, Wali Kota Yogya, SoedjonoAJ,

disetop itu, meskipuntidakdiperbolehkanpimpinan sebagai utusan pemerintah pusat datang kepada

wilayah. Ternyata, mereka takut digencet bila saya saya. Saya diminta menjadi anggota DPR pusat.

pulang. Saya bilang, kita ndakbolehsuudzon. Lalu Saya tidak tanya dari fraksi mana, sudah jelas karena

saya cari tahu siapa Pangdamnya. Kebetulan dari yang minta pemerintah.Saya katakan, saya barusaja

Jawa Timur, kalau tidak salah, namanya Pak Seno, ditetapkan sebagai Ketua PP Muhammadiyah.

dari RPKAD dan sudah lama tinggal di Pontianak. Kalau saya tinggalkan hanya karena jadi anggota

Dengan mengucap assalamualaikum, saya datangi DPR, bagaimana dengan umat saya. Saya kan bisa

beliau. Lalu kami bicara dengan bahasa Jawa. Saya disangka meninggalkan umat hanya karena di DPR

danpimpinan wilayahminta maaf karena bikinrepot. ada uangnya.

Dulu, pimpinan wilayah sudah menghadap, tapi Satu bulan setelah itu, Soedjono AJ. datang

Pangdam sibuk. Waktu itu Pangdam memang lagi, meminta saya untukjadi anggota MPR, karena

sedang sibuk, malah akan ke Medan, karena MPR tidak sering bersidang. Saya katakan, kalau

dipanggil Pangkowilhan. Saya tanya bagaimana saya sambi-sambi, Muhammadiyahjadi tidak baik.

musyawarah Muhammadiyah yang disetop. Kata Tolong sampaikan pada pemerintah pusat, saya

Pangdam tidak apa-apa dan boleh diteruskan. Saya berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan.

juga diperbolehkan memberi kultum di masjid- Tapi saya mohon maaf tidak bisa menerima. Saya

masjid di Pontianak. Malah, Pangdammengizinkan katakanjuga, saya baru memimpinMuhammadiyah.

saya mengadakan pengajian di Muhammadiyah Negara dan pemerintah ini juga milik kami. Sudah

cabang Sintang dan Sambas tanpa surat izin, tapi banyak korbanorangMuhammadiyah untuknegara

langsung diteleks beliau. Itu setelah beliau tahu, dan pemerintah. Insya Allah, selama s aya

Muhammadiyah hanya silaturahmi dan pengajian. memimpinMuhammadiyah, saya tidakakan berbuat

Sampai di Jakarta, Buya A.R. Sutan Mansur yang tidak baik. Saya akan turut menjaga negara

menanyakan musyawarah yang disetop tersebut. dan pemerintah ini. Tolong, sampaikan ini pada

Saya katakan, semuanya sudah selesai dan berjalan pemerintah pusat.

lancar. “Mestinya ndak usah diselesaikan, bakar Sejakitu, saya tak pernahditanya lagi. Kemu-

saja, kalau diselesaikan begitu, mereka takut,” kata dian, tahun 1988, saya dijadikan anggota DPA dan

Buya Sutan Mansyur waktu itu. “Nggak apa-apa dilantik 14 Agustus 1988. Pokoknya, saya tidak

kok, Pak, hanya persoalan kecil,” jawab saya. menjilat. Maksudnya, kalau pemerintah salah, kita

Gayanya lain. Saya tidak begitu. Kejadian seperti harus mengingatkan. Caranya, langsung bertemu

itubukanhanya di Pontianak. Saya pernahmemberi denganbaik-baik, bukandengancarayangtidakbaik

tahu Pak Widodo, Pangdam Bukit Barisan, bahwa seperti demonstrasi.

di Sumbar, boleh dikatakan bahwa umat Islam itu Alhamdulillah, saya selalu bertemu dengan

Muhammadiyah. Dulu memang Masyumi, setelah pejabat bila sedang berkunjung ke daerah.

:: 37 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Tantangan Muhammadiyah ketika menerima asas berpolitik, bermasyarakat, dan bernegara. Dan

tunggal Pancasila, begini ceritanya. Suatu hari, saya Muhammadiyah menerima asas Pancasila, dalam

lupa tanggal dan tahunnya, melalui radio, saya berpolitik bernegara, danbermasyarakat.Tapi kalau

dengar Pak Harto mengatakan bahwa semua Muhammadiyah disuruhberasas Pancasila,ya tidak

kekuatan sosial politik harus menerima asas bisa. Muhammadiyah itu dasarnya Islam. Artinya,

Pancasila. Dalamhati saya, waduh, apa maksudnya Muhammadiyah tidak berasas Pancasila. Betul

ini. Sampai-sampai saya memanggil anggota- Muhammadiyah berasas Pancalisa, tapi dalam

anggota PP Muhammadiyah yang ada di Yogya. berpolitik, bernegara, dan bermasyarakat, bukan

Mereka ternyata juga dengar bahwa semua kekuatan dalam ber-Muhammadiyah.

sosial dan politik termasuk organisasi kemasya- Pertemuan seperti itu sampai berkali-kali.

rakatan harus berasas Pancasila. Lalu, bagaimana Kami diundang datang ke Jakarta, kadang Menteri

dengan kita sebagai muslim? Munawir datangkeYogya dan kami diundang untuk

Waktu itu, bapak-bapak yang lain bilang, bicara-bicara. Lama prosesnya, sehingga muktamar

negara kita kan negara hukum. Jadi, tidak usah yang mestinya tahun 1981 jadi 1985. Setelah itu,

gelisah lebih dulu. Kalau memang itu akan jadi Pak Munawir bilang, “Sesungguhnya, s aya

undang-undang, akan dibicarakan lebih lanjut. bermaksud menjadikan Muhammadiyah sebagai

Sebelumnya, kita diam saja. Setelahitu saya tenang- pelopor.” Tidak jadi pelopor yang tidak apa-apa.

tenang saja. Kemudian, ketika pelantikan anggota Artinya, yang lebih dulu menerima kan NU. Kita

DPR/MPR yang sekarang ini (1983), Pak Harto alotnya di situ.

mengatakan, maksud asas Pancasila adalah asas Begitu di Muktamar dikatakan asas Muham-

bernegara, bermasyarakat, dan berpolitik. Mende- madiyah adalah Pancasila, banyak orang Muham-

ngar itu, saya tenang, kalau begitu kan ndak ada madiyah yang menyatakan keluar dari Muham-

apa-apanya. madiyah. Kepada yang masih mau mendengarkan,

Bagaimanapun juga, Muhammadiyah bisa saya jelaskan, asas Pancasila diletakkanbukanuntuk

berasas Pancasila dalambermasyarakat, bemegara, mengasasi Muhammadiyah. Muhammadiyah tetap

dan berpolitik. Umpamanya, orang Islam Malay- berdasar Islam. Saya sampai mengambil perum-

sia, dari segi Islam, boleh menjadi anggota pamaan. Begini, sebagai muslim hendak ke masjid

Muhammadiyah. Dari segi bernegara, tidak boleh. untuk shalat Jumat mengendarai sepeda motor.

Artinya, di sini kita cuma dibatasi. Sehingga, Negara RI mewajibkan orang yang naik sepeda

Muktamar Muhammadiyah di Solo, yang mestinya motor lewat jalur helm harus pakai helm. Karena

tahun 1981, mundur. Pertama, karena ada pemilu lewat jalur helm, saya gunakanhelm. Helm tersebut

dan pelantikan presiden. Tahun 1984, saya meng- tidak mengubah Islam saya. Niat saya shalat Jumat

hadap Pak Harto, mengharap beliau membuka ikhlas dan untuk mencari ridho Allah. Anggap saja

muktamar di Solo. Pak Harto bilang, insya Allah asas Pancasila sebagai helm. Sehingga, Pancasila

bisa, asal Muhammadiyahmenerima asas Pancasila. diterima di Muktamar.

Saya tidak mengatakan ya atau tidak. Kemudian Saya jelaskan pula bahwa Muhammadiyah

kami bicara-bicara, akhirnya saya bilang kalau tetap bertauhid. La Ilaha illallah. Kalau tauhid

Pancasila seperti ituya tidak ada apa-apa. PakHarto berubah, semua tidak ada artinya. Soal libur puasa,

sampai mengatakan, “Pak A.R., saya ini muslim, itu tidak prinsip buat orang Islam. Bukan suatu

lho. Tapi, karena negara Indonesia berdasar Panca- akidah. Apa kalau puasa harus libur semua. Kan

sila, walaupun saya muslim, sebagai presiden saya tidak.Semua pekerjaan berjalanwajar. Kalau waktu

penuhi garis-garis Pancasila. Artinya, tidak pure itu Muhammadiyah menuntut libur, karena sejak

Islam.” “Ya, Pak, tidak apa-apa,” kata saya. zaman Belanda selalulibur.Alangkah lebih baikbila

Saya juga bicara dengan pemerintah lainnya, diteruskan. Tapi pemerintah tetap tidak bisa. Jadi,

dalam hal ini Menteri Agama Munawir Sjadzali. anak SD tetapdiliburkan, hanya saja diberi kegiatan

Seperti yang dikatakan Pak Harto, Pak Munawir yang baik, sehingga tampaknya seperti tidak libur.

juga jelas mengatakan, asas Pancasila adalah asas Maklum, sulit menyuruh anak SD puasa sambil

:: 38 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

sekolah. Yang besar tidak apa-apa, sebab mereka Desember 1989, keadaan saya masih belum

kuat puasa sambil kuliah. baik.Karena itu,RS IslamJakarta menawarkansaya

Saat itutidakada dialogdengan DaoedJoesoef untuk mengecek penyakit saya di Sydney, Austra-

sebagai Menteri Pendidikan. Sampai ada masya- lia, dengan biaya mereka. Kemudian, pada Selasa,

rakat yangmengatakanada sekolahMuhammadiyah 12 Desember 1989, jam 7 malam, saya diantar ke

yang dicabut subsidinya, karena libur puasa. Itu Sydney oleh seorang dokter dari RS Islam dan anak

tidak benar, tidak ada. saya yang jadi dokter, kalau-kalau saya dioperasi.

Rabu pagi, kami sampai di sana danistirahat sehari.

VERTIGO Sesuai denganperjanjian, saya diperiksa Kamis, jam

Saya terkena vertigo, 21 Agustus 1988. Ma- 4 sorewaktu Sydney. Saraf saya diperiksa. Esoknya,

lam, jam setengah sebelas, saya memimpin sidang otak saya di-scanning. Hari itu juga, profesor yang

pleno PP Muhammadiyah. Tiba-tiba kepala saya memeriksa mengatakanotak saya masihbaik.Tidak

merasa ser. Saya terkejut dan menutup mata, lalu ada kanker atau tumor, hanya pengapuran. Mereka

saya buka sedikit-sedikit. Ternyata tidak apa-apa. tidak mau mengoperasi karena saya sudah tua.

Dalamhati saya bertanya-tanya, ada apa ini. Selesai Sabtu, saya cari tiket untuk pulang pada hariAhad.

sidang jam11, saya langsungke PKU, minta ditensi. Saya hanya diberi obat.

Dokter PKU terkejut melihat tensi saya agaktinggi, Sekarang ini, obat yang saya minum dari RS

220/120. Saya tidakdiperkenankanpulangdanharus Pertamina. Sampai sekarang saya masih berobat

istirahat di PKU. Baik, kata saya, tapi keluarga saya Sukar saya katakankesehatansaya sudahbaik. Fisik

diberi tahu lewat telepon. saya yang lain baik dan sehat. Tensi saya sekarang

Dua malam di PKU, tidak terjadi apa-apa. sekitar150-160dan80.Anaksayayang dokter sering

Malam itu jam 2, setelah dari kamar kecil, saya mengukurnya. Bila tinggi sedikit, saya disarankan

berbaring. Belum sampai lima menit, saya sangat untuk istirahat, sehingga pengajiandi Semarangatau

pusing dan penglihatan saya berputar. Saya ingin Temanggung terpaksa saya batalkan.

muntah meskipun tidak sampai muntah. Saya juga Dulu, kegiatan saya sehari-hari sebagai Ketua

sudahdipijat. Istrisaya punsudah memanggil dokter. PP Muhamadiyah. Tapi masih ada kegiatan saya

Esoknya, saya dipindah ke ruang ICU, supaya bisa yang lain. Sejak tahun 1988, saya banyak istirahat

istirahat dan tidak banyakyang menengok. Sehingga, karena sakit vertigo. Saya memang merokok sejak

oranglainmenganggap gawat, tapi saya tidak merasa 1935, tapibukanperokok. Meskipundemikian, saya

apa-apa. Tensi saya sudah normal. tidak fanatik dengan rokok tertentu. Kadang Marl-

Hampir dua bulandi sana, saya minta tinggal boro, Gudang Garamkretek, atau rokok putih. Satu

di rumah saja sambil berobat jalan. Dokter pak rokok saya habiskan dalam 3 sampai 4 hari.

mengizinkan. Saya keluar dari PKU, 30 September Saya juga dibebaskan untuk tidak datang ke

1988. Ketika akan pulang, saya tidak bisa jalan, PP Muhammadiyah. Kadang-kadang, ada telepon

sehingga harus dibantu kursi roda. Saya bilang dari kantor PP Muhammadiyah, ada surat-surat yang

dokter, saya masuk ke PKU dalam keadaan sehat harus saya tanda tangani. Hari-hari tertentu, saya

dan utuh. Keluar dari PKU malah pandangan saya dan Pak H. Mukhlas Abror, Ketua Pimpinan

goyang-goyang. Dokter bilang, tensi yang naik WilayahMuhammadiyahDIY, datangkeRRI untuk

biasanya menyebabkan lumpuh. Seharusnya saya rekaman kuliah subuh untuk empat kali siaran.

bersyukur tidak lumpuh. Sekali siaran, memakan waktu 15 menit

Saya berterima kasih sekali dan pulang. Di Di harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta,

rumah, saya terima telepon dari RS Gatot Soebroto saya mengisi rubrik “Pak AR menjawab” setiap

Jakarta. Sebagai anggota DPA, saya diminta check Kamis. Wartawan Kedaulatan Rakyat datang ke

up di sana, semua biaya ditanggung rumah sakit. rumah saya, menyampaikan pertanyaan pembaca,

Saya ke sana untuk check up. Sampai Desember, kemudian, saya menjawabnya untuk ditulis

saya berobat jalan. Di sampingitu, saya juga dirawat kemudian. Sedangdi TVRI Yogyakarta, saya hanya

di RS Islam Jakarta. sekali-sekali mengisi acaranya pada malam Jumat.

:: 39 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

R awu h Sugeng Kon dur”. Saya yakin, surat

SURAT UNTUK PAUS tersebut akan sampai kepada beliau. Sebenarnya,

Ketika dirawat di R.S. Gatot Soebroto, saya surat tersebut akan saya cetak agak banyak. Tapi

dengar Paus akan datangsebagai tamu negara. Saya akhirnya hanya 2.000, termasuk yang disebarkan

memang sedang istrirahat, tapi pikiran saya tidak. pada saudara-saudara kita yang Katolik.

Saya mendengar bahwa saudara-saudara dari kaum Percetakannya tidak berani menulis, di mana surat

Kristen dan Katholik banyak yang menjalankan tersebut dicetak. Tanggapan yang datang macam-

pengkristenan kepada umat Islam melalui pembe- macam.

rianmateri. DiYogya, ada pasangantunanetra yang Saya ditelepon Korem, apa betul saya yang

kesulitan membayar biaya bersalin ratusan ribu di menulis sendiri surat untuk Paus dan apa

RS Bethesda, Yogyakarta. Yang laki-laki, asal maksudnya. Setelah saya jelaskan tidakada maksud

Sulawesi, kuliah di Institut Masjid Syuhada. Saya apa-apa, semuanya beres. Tapi di luar, tersebar

tidak tahu mereka cari uang ke mana, karena cerita saya ditangkap Korem. Ada juga orang

ternyata tidak ada yang membantu. Seandainya Katolik yang bilang, Pak A.R. itu orang baik, kok

mereka ke tempat saya, tentu saya carikan jalan. nulis surat begitu. Sekarang Pak A.R. ditahan.

RS Bethesda mengatakan, kalau mau gampang, Mereka lalu mengadakan misa, memohon pada

Saudara masuk Kristen, biaya akan dibebaskan. Tuhan, agar saya lekas dikeluarkan. Tapi tidak terjadi

Dengan pikiran akan bebas dari impitan utang, apa-apa. Sri Paus sendiri tidak memberi tanggapan.

tunanetra masukKristen. Karenaitu, saya tulis surat Entah disampaikan atau tidak.

kepada Paus. Cara-cara seperti ini yang saya Lama setelah Paus pulang, saya dengar dari

adukankepada Paus. TentuSriPaus tidaksuka cara orang Timor Timur, Paus berterima kasih dengan

seperti itu. Di Indonesia sudah diatur cara yangbaik surat saya. Di surat itu, saya beri gambar saya dan

dalam kerukunan hidup beragama. Ringkasnya, gambar Paus. Menurut saya, hendak memancing

semua hal yang baik saya sebutkan. kerukunan hidup beragama. Memang ada sekitar

Surat tersebut saya tulis dalam bahasa Jawa tiga orang Katolik yang menanggapi lewat surat

halus. Paus itu kan pimpinan umat Katolik seluruh kaleng. Mereka berkata macam-macam pada saya.

dunia, saya berpikir, jangan-jangan dia sudah bisa Tapi saya biarkan saja. Ada pula surat kabar yang

bahasa Jawa. Surat itu saya namakan “Sugeng menanggapi, seperti Media Dakwah dan Salam.::

PakAR Fachruddin ketika
berpidato dalam Muktamar
Muhammadiyah ke-41 di
Surakarta.
Dalam Muktamar ini PakAR
terpilih lagi sebagai Ketua PP
Muhammadiyah yang terakhir
kalinya. Pada Muktamar ke-42
di Yogyakarta tahun 1990,
beliau sudah tidak mau dipilih
lagi sebagai ketua PP
Muhammadiyah, karena sudah
22tahun beliaumemimpin
Muhammadiyah, sejak 1968.

:: 40 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

AHMAD AZHAR BASYIR

Kedalaman ilmunya terutama dalam Syari’ah
Islam, menempatkan beilau pada posisi penting
dalam berbagai lembaga, organisasi nasional
maupun internasional. Beliau duduk sebagai
Dewan Syariah atau Bagian Kajian Hukum Islam
di Departemen Agama, Departmen Kehakiman,
B ank M uammalat, Majelis Ulama Indonesia.
Di lembaga internasional, beliau duduk sebagai
anggota tetap al M ajma’ A l-Fiqh A l Islami
(Akademi Fiqh I slam), lembaga di bawah
Organisasi Konferensi Islam (OKI ).

K.H. AHMAD AZHAR BASYIR, M.A., adalah putra kelahiran Kauman, putra pertama Kiyai
Haji Muhammad Basyir Mahfudz, kelahiran tahun 1928. KH Muhammad Basyir adalah seorang yang
hafal al-Quran dan ulama yang disegani di kalangan Muhammadiyah. AhmadAzhar yang dibesarkan di
keluarga dan komunitas santri taat itu sejak kecil sudah terbentuk sebagai keluarga kiyai. Sedangkan
Kaumansendiri merupakanperkampungan santri yangsudah lama dibangun olehpara kiyai sepuhdahulu.

AhmadAzhar memperolehpendidikan dasari dari SekolahRakyat (SekolahDasar) Muhammadiyah
di Suronatan dan lulus tahun1940. Setelah itu, beliau melanjutkan ke MadrasahAl Falah Kaumansetingat
Madrasah Tsanawiyah sekarang. Seusai mengikuti pendidikan ini, atas anjuran ayahnya beliau belajar di
Pondok Pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur. Ponpes ini termasuk pesantren tertua danterbesar saat itu
dan dari sini telah lahir kiyai, ulama, dan tokoh-tokoh Islam yang menyebar ke pelosok Indonesia.

Belum begitu lama, beliau mengikuti pendidikan di pesantren ini, lalu terjadilah gejolak politik
yang memporakporandakan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia saat itu. Ketika itu terjadilah
pendudukan Jepang atas Indonesia. Waktu itu kolonial Belanda dapat dikalahkan oleh Jepang. Jepang
yanghanya dalam waktu3,5tahun menduduki Indonesia itu ternyata telah membuat kekacauan kehidupan
politik, sosial, pendidikan, dan ekonomi bangsa Indonesia. Jepang tak segan-segan menjarah, merampok,
dan mengambil paksa barang-barang milik rakyat, bahkan sering terjadi pemerkosaan pada gadis-gadis
Indonesia. Kondisi ekonomi yang buruk ini memengaruhi keluarga-keluarga santri pesantren Tremas,
termasuk keluarga AhmadAzhar.Akhirnya banyakpara santri yang memilih pulangkekampung halaman
masing-masing termasuk Ahmad Azhar meskipun di Tremas baru satu tahun.

Sesampai diYogyakarta, beliaumelanjutkanstudi di MadrasyahAl Falahtempat belajarnya dulu dan
selesai tahun1944. Kemudian ia melanjutkansekolahdi Madrasah MuballighinMuhammadiyahYogyakarta
dan lulus tahun 1946.

Setelah itu, terjadilan pergolakan politik nasional yang tidak menentu. Ketika Indonesia baru saja
merdeka pada tahun 1945, maka Belanda kembali akan menjajah Indonesia. Saat inilah yang memaksa
para pemuda dan siswa harus ikut memanggul senjata berperang melawa Belanda. Kemudian para santri
membentuk barisan yang bernama Angkatan Perang Sabil/APS. Di bawah kesatuan APS inilah Ahmad
Azhar ikut bergerilya melawan Belanda di Jawa Tengah maupun di Daerah Istimewa Yogyakarta.

:: 41 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Seusaiperang,AhmadAzhar lalu melanjutkan

sekolahdiMadrasahMenengahTinggi (MMT),lulus

pada tahun 1952. Minat studi yang tinggi itu dite-

ruskan dengan kuliah di Perguruan Tinggi Agama

Islam Negeri/PTAIN (sekarang UIN Sunan Kali-

jaga) Yogyakarta memilih jurusan Qadha. Ketika Ahmad Az har
beliau duduk di tingkat doktoral (setelah sarjana muda, Ketua
muda), beliau mendapat beasiswa untuk belajar di Pimpinan Pusat
Jurusan Sastra Arab Universitas Bagdad di Irak Pemuda
(1956). Barusatutahun kuliahdi sini,AhmadAzhar Muhammadiyah
periode 1956-
pindah ke Mesir. Ia mengambil kuliah di Jurusan 1959, saat itu
‘Ulum al-Islamiyah Fakultas Darul ‘Ulum Kairo

tahun 1958, dilanjutkanhingga jenjang pascasarjana, sedang dalam

memperoleh gelar Master pada tahun1965 dengan perjalanan ke
predikat cum laude (mumtaz). Setelah lulus, beliau Irak untuk
me lan jutkan
bekerja di Kedutaan Besar RI di Kairo Mesir. Baru stu di.
pulang ke Yogyakarta ketika ada seorang jama’ah

haji Indonesia yang menyampaikan pesan ayahnya

agar beliau segera pulang ke Yogyakarta, karena Pada masa kepemimpinannya, beliau telah

sang ayah sudah tua dan sangat kangen. menyusun program jangka panjangMuhammadiyah

untuk jangka 25 tahun mendatang yang meliputi

Muhammadiyah bidang konsolidasi gerakan, bidang pengkajian dan

Kiprahnya di Muhammadiyah dimulai sejak pengembangan, dan bidang kemasyarakatan.

muda belia, beliausudahaktif di HizbulWathan/HW

tahun 1935-1941, yang kemudianmenjadi Gerakan Politik

PelatihHW (Pemuda Muhammadiyah) 1942-1945. Masa-masa kepemudaan Ahmad Azhar dan

Pada tahun 1957, beliau mendirikan dan menjadi sebayanya, mau tidak mau akan terlibat dalam

Ketua Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah. kegiatan politik karena keadaan memang memaksa

Dengan kedalamanilmunya dalambidangfiqh, demikian. Ahmad Azhar pada awal kemerdekaan,

filsafat, dan keluasan wawasannya tentang Islam bergabungpada Angkatan Perang Sabil/APS untuk

mengantarkanAhmadAzhar untuk menjadi anggota melawan Belanda yang akan kembali menjajah In-

Majelis Tarjih PP Muhammadiyah. Kemudian donesia. Dalam aksinya melawan Belanda ini,

perjalanan pengabdian beliau di Muhammadiyah beliau pernah bertutur:

mencapai puncaknya pada Muktamar Muham- “Pernah suatu kali saya tertangkap Belanda.

madiyah ke 42 di Yogyakarta. Dalam muktamar Ceritanya, pada waktu itu, oleh Pak Sarbini, secara

sebagailembaga tertinggi Muhammadiyahitu, beliau mendadak saya ditugaskan untukmengadakan kon-

terpilih sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muham- takke kota. Saya memasuki Pasar Beringharjo (Pa-

madiyah menggantikan KiyaiHajiA.R. Fachruddin. sar Gedhe). Ketika saya berada di pasar, saya dicu-
Memang dalam perkembangan kepemimpinan rigai danakhirnya digeledah, pasarpunmenjadi bubar,

Muhammadiyahsebelumnya,para pimpinaniturata- dansaya ditangkap lalu dimasukkanke dalamsel di

rata adalahkiyai. Sejak PakAhmadAzhar ini adalah Ngupasan selama 25hari. Untunglah kemudiansitu-

bentuk kepemimpinan Muhammadiyah yang kiyai asi berubah. KeputusansidangKomisi Tiga Negara

dan intelektual. Setelah itu kepemimpinanMuham- (KTN) menyatakan bahwa Belanda harus mening-

madiyah didominasi oleh para akademisi seperi galkan Yogyakarta. Waktu itu saya tidak tahu ada

Prof.Dr.H. Amien Rais, MA., Prof Dr.H. Ahmad kesibukan apa-apa di Ngupasan. Ternyata para

Syafi’i Maarif (Buya Syafii), dan Prof. Dr. H. Din tawanan boleh pergi. Saya termasuk yang boleh

Syamsuddin pulang. Namunteman-temansaya ada yang dibawa

:: 42 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

naiktruk,dan entah dibawa kemana saya tidaktahu, siswa di bidang filsafat Islam, Fiqh dan Hukum Is-
sampai sekarangsaya tidakpernah bertemu kembali lam. Buku-bukunya antara lain: Refleksi Atas Per-
dengan mereka”. soalan Ke-Islaman ( seputar filsafat, hukum,
politik, dan ekonomi); Garis-Garis Besar Eko-
Akademisi
Kedalaman ilmunya terutama dalam Syari’ah nomi Islam; Hukum Waris Islam; Sex Education;
Citra Manusia Muslim; Syarah Hadits; Missi
Islam, menempatkan beilau pada posisi penting Muhammadiyah; Falsafah Ibadah dalam Islam;
dalamberbagai lembaga, organisasi nasional maupun Hukum Perkawinan Islam; Negera dan Pemerin-
internasional. Beliau duduk sebagai DewanSyariah tahan dalam Islam; Mazhab Mu’taziklah (Aliran
atau Bagian Kajian Hukum Islam di Departemen Rasionalisme dalam Filsafat Islam); Peranan
Agama, DepartmenKehakiman, BankMuammalat,
Majelis Ulama Indonesia. Di lembaga internasional, A gama dalam Pembinaan Moral Pancasila;
beliau duduk sebagai anggota tetap al-Majma’ al- Agama Islam I dan II; Azas-Azas Hukum Muam-
Fiqh al-Islami (Akademi FiqhIslam), suatulembaga malat; Bank Tanpa Bunga; Fungsi Harta Benda
di bawah Organisasi Konferensi Negara Islam se dan Wakaf dalam Islam; Hukum Islam tentang
dunia (OKI). Beliau mendapatkan penghargaan R ib a, Utang Piu tang , Gadai; Hukum I slam
tertinggi bidang Syari’ah Islam “al-‘Ulum wa al-
Funun” dari Pemerintah Mesir, tahun 1989. tentang Wakaf Ijarah-Syirkah; Hukum Waris Is-
lam; Hu kum Zakat; Ijtihad d alam Sorotan ;
Pribadi yang teguh dalam akidah, sejuk, dan Kawin Campur Adopsi Wasiat menurut Islam;
istiqomah ini juga seorang akademisi. Beliau juga Ikhtisar Fikih Jinayat (Hukum Pidana Islam).
menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi negeri
maupun swasta seperti di Universitas GadjahMada, KH. Ahmad Azhar Basyir, M.A. wafat pada
Universitas Islam Negeri (dulu IAIN) Sunan Kali- tanggal 28 Juli 1994 di RSUP Dr. Sardjito setelah
jaga, Universitas Islam Indonesia, Universitas sebelumnya dirawat di RS PKU Muhammadiyah
Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Muham- Yogyakarta, dalam usia 66 tahun. Saat itu beliau
madiyah Malang. masihmengemban amanahsebagai Ketua Pimpinan
Pusat Muhammadiyah. Jenazahnya dimakamkan di
Karya tulis Makam KarangkajenYogya bersama KHA Dahlan
Kiyai yang juga intelektual itu menulis lebih dan beberapa tokoh Muhammadiyah lainnya.

dari 40 judul buku yang banyak dijadikan referensi Pada tanggal6 September 2014,dalam rangka
di berbagai perguruan tinggi, terutama oleh maha- Dies Natalis Universitas Muhammadiyah Malang
ke-50, bersama 5 tokohlainnya, K.H.AhmadAzhar
Basyir mendapat UMMAward.Award ini diberikan

karena beliaudinilai memiliki dedikasi
yang luar biasa dan merupakan
sosok yang konsisten merintis dan
memperjuangkan perkembangan
duniapendidikanhingga berkembang
seperti sekarang.** [Lasa Hs.]

K.H. AhmadAzhar Basyir, M.A.
ketika memberikan sambutan selaku
Ketua PP Muhammadiyah dalam
Pelatihan Instruktur Tingkat Pusat
Badan Pendidikan Kader Pimpinan
Pusat Muhammadiyah, 6 Oktober 1991

:: 43 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

MUHAMMAD AMIEN RAIS

Politik dan Islam ibarat dua sisi sekeping mata
uang dalam diri A mien Rais. Politik adalah disiplin
ilmumya dan ajaran Islam juga bidang kajiannya.
Seorang tokoh nasional berjiwa kebangsaan,
berlatar belakang sekaligus memiliki kedalaman
ilmu A gama Islam. Seorang cendikiawan muslim
yang taat, yang berjiwa kebangsaaan yang sejak
kecil diasuh dalam keluarga Muhammadiyah yang
taat. Seorang tokoh yang berkompeten hadir dalam
eksistensi kebangsaan I ndonesia sekaligus
kompeten dalam eksistensi keislaman.

Prof. Dr. H. Muhammad Amien Rais, M.A. dilahirkan di Solo 26 April 1944. Ayah dan Ibunya
adalah aktivis Muhammadiyah. Ayahnya, Suhud Rais, berasal dari Purbalingga, Banyumas. Sedangkan
Ibunya, Sudalmiyah, berasal dari daerah Gombong, Jawa Tengah.

AmienRais mengawali pendidikannya di TK Raudatul Atfal tahun1949. Selanjutnya pada 1950, dia
masuk di SRM (Sekolah Rakyat Muhammadiyah) di daerah Tegalan, Solo. Lulus dari SRM ini dengan
nilai lumayan baik, sehingga ia mempunyai kesempatan untuk melanjutkan —bahkan sebenarnya sudah
diterima— di SMPN. Tapi ibunya merekomendasikan agar ia masuk ke SMP Muhammadiyah. Setelah
lulus dari sekolah menengah, dia sebenarnya mempunyai minat untuk mendaftarkan diri ke SMAN. Tapi,
lagi-lagi, sang Ibu kembali mengintervensi. Beliau, menginginkan agar Amien Rais masuk ke SMA
Muhammadiyah. Pendidikan Amien Rais, mulai dari TK sampai SMA semuanya dijalani di sekolah
Muhammadiyah, di kota Solo. Disamping sekolah umum Amien Rais mengikuti pendidikan agama di
pesantren Mamba’ul Ulum dan pesantren Al-Islam.

Setelah lulus SMA, dia meneruskan untuk kuliahdi Jurusan Hubungan Internasional Fisipol UGM.
Namun, lagi-lagi, orangtuanya menghendaki agarAmien Rais belajar ilmuAgama, sehingga selainkuliah
di UGM, dia juga merangkap kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan tamat
sampai sarjana muda.

Pada 1968, setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan indeks prestasi (IP) yang cukup
memuaskan, Amien Rais ditawari menjadi tenaga pengajar di almamaternya, UGM. Pada tahun 1970 M.
Amien Rais diangkat menjadi dosen tetap di Fisipol UGM. Dua tahun kemudian beliau mendapat tugas
belajar untuk mengambil Master diAmerika Serikat, tepatnya di Universitas Notre Dame, Indiana. Amien
Rais mengambil studi S-2 di bidang politik. Setelah berhasil meraih gelar MA, beliau melanjutkan studi
tingkat S-3, mengambil Ph.D di Universitas Chicagoyangtidakjauhdari kampus sebelumnya. Pada tahun
1981 gelar Ph.D. berhasil diraihnya dengan disertasi mengenai Ikhwanul Muslimin, sebuah gerakan
keagamaan yang cukup populer di Mesir. Setelah kembali ke tanah air, Amien Rais kembali mengabdikan
ilmunya di almamaternya, Universitas Gadjah Mada pada Fakultas Ilmus Sosial dan Politik. Sampai dia
pensiun. Selain mengajar di UGM, M. Amien Rais juga pernah mengajar dan menjadi dosen luar biasa di
Universitas MuhammadiyahYogyakarta (UMY) dan Universitas IslamIndonesia (UII). Beliaujuga sempat

:: 44 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

mengajar sampai ke Jember, Jombang, bahkan dilepaskandari tabligh-tabligh (ceramahagama) dari
pernah menjadi dosen terbang di Universitas tingkat rantingMuhammadiyah, tingkat cabang dan
Hasanuddin, Makasar. Salah satu bentuk konkrit M. daerah juga wilayah dan pusat.
Amien Rais terhadap pendidikan, khususnya
Amien Rais juga aktif di organisasi profesi
generasi muda Muslim adalah prakarsanya untuk
mendirikan Pesantren Mahasiswa Budi Mulia seperti AIPI (Asosiasi Ilmu Politik Indonesia),
YayasanShalahuddindanYayasanBudi Mulia yang bahkan beliau pernah menduduki jabatan Wakil
kini mengelola lembaga pendidikan dari tingkat TK Ketua di bagian Litbang AIPI. Dan yang tak kalah
sampai SMA. pentingnya, beliau juga tercatat sebagai Asisten
Ketua Umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim
Aktif di organisasi bagiAmien Rais bukanlah se Indonesia)—yangwaktuitu Ketua Umum ICMI

merupakansesuatu yang baru. Karier organisasinya adalah B.J Habibie— hingga tahun 1995.
sudah dimulai sejakusia muda, tepatnya ketika masih Salah satu lembaga yang tidakbisa dipisahkan
dudukdi bangku sekolah menengahpertama. Waktu
itu beliau sudah aktif di Pemuda Muhammadiyah. keberadaannya dengan Amien Rais adalah PPSK
Termasuk organisasi kepanduan Hizbul Wathan (Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan). Berdi-
rinya lembaga ini, menurut beliau, dilatarbelakangi
(HW). Selanjutnya, ketika dudukdi bangkuSMA ia
sudah aktif di GPI (Gerakan Pemuda Islam), seka- olehhasrat sejumlahcendekiawanYogyakarta untuk
lipunsebenarnya diukurdari sudut usia, beliau masih membentuk sebuah “dapur pemikiranbagi umat Is-
tergolong amat muda. lam”. Meskipun secara eksplisit disebutkan sebagai
dapur pemikiran umat Islam, tetapi sebenarnya
Ketika menjadi mahasiswa beliau masuk HMI kajian lembaga ditujukanbagi seluruh bangsa Indo-

(HimpunanMahasiswa Islam).Tiga tahun kemudian nesia. Dalam pandangan M. Amien Rais, berbicara
beliau menjadi aktivis LDMI (Lembaga Dakwah mengenai umat Islam tidak bisa dilepaskan dari
Mahasiswa Islam). Selain aktif di HMI, beliau juga bangsa Indonesia, begitu juga sebaliknya.
aktif di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah).
Di organisasimahasiswa Muhammadiyahini,Amien KiprahpolitikAmein Rais, diawalitahun1999
ketika dia dengan beberapa tokoh mendirikanPartai
Rais menjadi salah satu Ketua Dewan Pimpinan
Pusat. Amanat Nasional (PAN), setelah Gerakan Refor-
masiMei 1998yangdipeloporinya. Lewat partai inilah
Di Muhammadiyah, yang dikenal sebagai dia menjadi Ketua MPR RI (1999-2004). Dibawah
perintis gerakan pembaruan Islam Indonesia ini kepemimpinannya, MPR RI membuat sejarah baru
Amien Rais pernah menjadi Ketua Majelis Tabligh dan sangat monumental, yakni dengan berhasil
(1985-1990) dan anggota PP Muhammadiyah. mengamandemen UUD 1945.

Ketika Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta Karena keberanian dan keberhasilannya
tahun 1990, beliau dipercaya menjadi Wakil Ketua menggoyang dan melengserkan Soeharto dari kursi
PP Muhammadiyah. Pada Muktamar Muham- kepresidenan, beliau dijuluki sebagai “Bapak
madiyah tahun 1995 di Banda Aceh, beliau terpilih Reformasi Indonesia.” Atas jasanya itu, ia dinobat-
menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muham- kan oleh majalah UMMAT sebagai “Tokoh 1997”.

madiyah secara aklamasi. Penghargaan serupa, yakni “UII Award” dari Uni-
Hingga sekarang, Amien Rais tetap aktif di versitas Islam Indonesia Yogyakarta atas komit-
mennya menempuh perjuangan dakwah amar
Muhammadiyah, mulai dari sejak kepulangan dari makruf nahi munkar. Juga anugerah “Reformasi
studi di Amerika, menjadi Ketua Majelis Tabligh, Award” dari IPB (31 Mei 1998). Dan anugerah
berlanjut menjadi Ketua PP Muhammadiyah,
“UMY Award” (2002), dari Universitas Muham-
kemudian mundur dari aktivitas Muhammadiyah madiyah Yogyakarta. sebagai tokoh Reformasi
(karena aturan organisasi) untuk memimpin Sistem PolitikIndonesia.**(im)
perjuangan kebangsaan di partai politik (PAN),
sampai jabatan terakhir di Muhammadiyah sebagai
salah satu Penasehat Pimpinan Pusat Muham-
madiyah. Sebagian besar waktu beliau tidak bisa

:: 45 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

AHMAD SYAFII MAARIF

Buya Syafii sangat konsen dalam mendorong laju
kebangkitan intelektual di kalangan A ngkatan Muda
Muhammadiyah. Beliau sangat menyadari bahwa
keilmuan dan ke- Islaman adalah semangat inti segala
gerak Muhammadiyah. Dimana kepemilikan ilmu dan
daya intelektualitas adalah pintu gerbang
kemampuan memahami dan mengamalkan I slam
secara kaffah, dan A MM sebagai pelaku sejarah
gerakan M uhammadiyah masa depan menjadi juru
kunci cerah dan buramnya wajah Muhammadiyah
dalam pergulatan dunia.

Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, lahir di Sumpurkudus, Sumatera Barat, 31 Mei 1935. Sejak
kecil,dia sudahbergumul denganpengetahuantentangagama Islam. Hal itu berkat pendidikandarialmarhum
orang tuanya, terutama ibunya, Makrifah. Setamat Sekolah Rakyat Ibtidaiyah di kampung kelahirannya,
Buya Syafii (demikian panggilanakrabnya) menginjakkan kakinya di lantai Madrasah Mu’allimin Lintau,
Sumatera Barat untuk menimba ilmu. Tidak puas sampai di situ, beliau kemudian merantau ke Jawa
tepatnya Yogyakarta dan melanjutkan ngangsu kaweruh ke Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di
Yogyakarta, tamat tahun 1956. Berbekal ilmu agama dari Mu’allimin, dia menerima dengan lapang dada
untuk ditugaskan menjadi guru di sekolah Muhammadiyah, di Lombok Timur selama satu tahun.

Setelahmenjalani masa pengabdian itu, dia melanjutkanstudinya ke perguruantinggi. Baginya, ikhtiar
menempuh pendidikantinggi, bukanlah hal yang mudah. Namun, tekad dan semangatnya untuk menimba
ilmu telah membuatnya mampu menerabas mengatasi segala rintangan itu. Dalam keadaan yatim-piatu,
dia masih sanggup merentang jerih usahanya sambil ditopang oleh saudaranya untuk bisa duduk sebagai
mahasiswa Fakultas HukumUniversitas CokroaminotoSurakarta. Barusatutahunkuliah, pemberontakan
PRRI/Permesta meletus danmenyebabkan terputusnya jalur hubungan Sumatera-Jawa. Dengandemikian,
bantuan kuliah dari saudaranya terputus. Syafii muda yang tengah haus ilmu pengetahuan itu terpaksa
memutuskan untuk menghentikan kuliah sementara waktu. Masa itu cukup getir, dimana dia harus
menyambung hidup dengan bekerja apa saja dan menjadi guru desa di wilayah Kecamatan Baturetno,
Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Keberuntungan nasib kembali berpihak,sembari bekerja Syafii muda bisamelanjutkanlagi kuliahnya,
namun dia berganti haluanmengambil kuliahdijurusanSejarah. Sebab, keadaan tidak mungkinlagi baginya
untuk kembali meneruskanke Fakultas Hukum.Akhirnya, gelar sarjana muda dalam ilmuSejarahberhasil
diraihnya dari Universitas Cokroaminotoitu pada tahun1964. Lagi-lagi rasa haus akanilmu pengetahuan,
membuatnya melanjutkankuliahnya keYogyakarta,sehingga gelar sarjana berhasil diraih dari IKIP Negeri
Yogyakarta pada tahun1968. Ketekunan, kegigihan, pantangmenyerah yangditunjang dari kecerdasannya,
mengantarkannya kepada jenjang studi selanjutnya, studi pascasarjana S-2 dan S-3 di luar negeri.

Kepakarannya di bidang sejarah, semakin teruji setelah memperoleh gelar Master dari Ohio State
University, Amerika Serikat. Sedangkan gelar doktor, diperoleh tahun 1993, dari Universitas Chicago,
Amerika Serikat. Anak bungsu dari empat bersaudara ini, terlibat secara intensif melakukan pengkajian

:: 46 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

terhadapAl-Qur’andenganbimbingan seorangtokoh jugaberdiri dibaris terdepandalammemperjuangkan

pembaharu pemikiran Islam,FazlurRahman.Di sana hak-hak azasi manusia. Lebihdari itu, dia juga kerap

pula, dia kerap terlibat diskusi dengan Nurcholish menjadi ikonatas berbagai usahanya dalammerajut

Madjid danAmienRais yangjuga sedang menempuh kasih dengan berbagai pemimpin lintas agama.

pendidikan doktor di tempat yang sama. Hal lain yang menjadi keunggulannya adalah

Bekerja sambil kuliah tidak hanya dijalani sisi kebebasannya. Beliau sama sekali tidak mau

ketika menuntut ilmu di Indonesia saja. Hal itu juga terikat oleh satu kelompok kepentingan tertentu.

dilakukannya ketika menuntut ilmu di Ohio State Bahkan, dia berhasil membuang jauh-jauh syahwat

University,Amerika Serikat, ketika mengambil studi politiknya, meskipun hal itu berulangkali datang

progam doktor di Chicago. Sekembalinya ke tanah menggoda. Kemerdekaannya dari tarikan-tarikan

air, dia lagi-lagi harus berjuang untukmemperbaiki kepentingan yang ada di sekelilingnya membuat ia

ekonomi keluarganya. Ekonomi rumah tangganya berani bertindak tegas untuk melawan setiap ketim-

baru sedikit membaiksetelahmenjadi dosenkontrak pangan dan ketidakadilan, tanpa ragu-ragu, tanpa

di UKM (Univesity Kebangsaan Malaysia) selama ada rasa takut kehilangan jabatan.

dua tahun (1990-1992). Pihak UKM sebenarnya Meskipunhanya berdiri kokoh di jalurkultural,

masih menginginkanbeliau untuk mengajar di sana, namun usahanya untuk memerdekakan bangsa ini

kalau perluhingga memasuki masa pensiun. Tetapi, dari keterpurukanlayakdiperhitungkan. Banyakaksi

beliau memilih untukkembali keYogyakarta. dan pernyataannya yang sudah mulai membuahkan

Keterlibatan Buya Syafii sebagai Ketua hasil. Pemberantasan korupsi yang belakangan ini

Umum Muhammadiyah (1998-2005), merupakan digalakkanpemerintah, merupakansalahsatucontoh

sebuah keharusan sejarah. Tatkala desakan refor- bentuk kerja kemanusiaan yang pernah digagas

masi sedang bergulir di Indonesia, dimana Amien bersama rekan-rekannya sebelumnya.

Rais sebagai lokomotif utama reformasi yang saat Atas dedikasinya dalam gerakan ilmu penge-

itumemimpin Muhammadiyahharus terjunlangsung tahuan, humanisme dan perdamaian, Buya Syafii

dalam aktivitas politik untuk mengawal reformasi dianugerahi beberapa penghargaan, antara lain:

yang digulirkannya, maka Buya Syafii menjadi Hamen gku Bu won o IX Awa rd (2004) atas

nakhoda pengganti. Buya Syafii menyadari, bahwa kegigihannya memperjuangkan harmoni hubungan

pada saat itu Muhammadiyah ibaratnya adalah antar agama yang baik, Magsaysay Award (2008)

bahtera indukyangharus tetap diarahkan ke haluan untuk kategori Peace and International Under-

utamanya agar tidakterseret-seret olehtarikan arus standing, B.J. Habibie Award (2010) dalambidang

pergumulan politik praktis dan kepentingan jangka Harmoni Kehidupan Beragama, Tokoh Perbukuan

pendek. Islam (2011) dari Islamic Book Fair (IBF) Award

Setelahterpilihmenjadi Ketua UmumMuham- atas karya-karyanya yang dinilai banyak membe-

madiyah, pada Muktamar ke-44 (2000) di Jakarta, rikan inspirasi serta kontribusi bagi perkembangan

Syafii segera melanjutkan tugas mengemudikan perbukuan di Indonesia terutama mengenai buku-

Muhammadiyah, agardapat secara optimal mengge- buku Islam, Masyarakat Ilmu Pemerintahan In-

rakkan usaha-usaha tajdid dan cita-cita pencerahan donesia (MIPI) Award (2011), untukkategori Tokoh

yang hendak diraihnya. Jangan sampai gerakan Pemerhati Pemerintahan, atas kinerja Buya yang

pembaruan sebagai dasar filosofis Muhammadiyah tidak henti-hentinya memberikan masukan yang

tergerus dan hanya menjadi slogan kosong dalam kritik-konsruktif. Selain itu ada pula penghargaan

aktualisasi gerakannya. Lifetime Achievement Soegeng Sarjadi Award on

Kehadirannya di pentas nasional terasa sangat Good Governance untuk kategori Intelectual In-

menyejukkan di tengah-tengah kegelisahan rakyat. tegrity dari SoegengSarjadi Syndicate (2011) yang

Perpaduan sinergi antara tingkat intelektual dengan memandang Buya sebagai tokoh yang terus-

integritas moral menyebabkannya berbeda dari menerus memperjuangkan hak-hak publik melalui

tokoh-tokoh lain. Dia tidak hanya menjadi motor kritikan dan ajakan untuk menegakkan keadilan di

penggerak kampanye moral anti korupsi, tetapi dia Indonesia.***(im)

:: 47 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

MUHAMMAD SIRADJUDDIN SYAMSUDIN
(DIN SYAMSUDIN)

Dengan usahanya yang gigih, Din Syamsudin telah
mampu membuktikan bahwa Persyarikatan
Muhammadiyah bukan hanya ormas Islam terbesar
di Indonesia dilihat dari spektrum amal usahanya.
Namun juga, mampu meneguhkan eksistensi dan
peran kekinian Muhammadiyah sebagai gerakan
pembaharuan dan pencerahan menuju masyarakat
utama yang menjunjung tinggi perdamaian dan
kebersamaan umat manusia se-dunia.

Prof. Dr. H. Muhammad SiradjuddinSyamsudin, M.A. atauyanglebihdikenal denganDinSyamsuddin,
lahirdiSumbawa Besar, 31Agustus 1958, dari pasangan SyamsuddinAbdullahdan Rohana. Dinbersekolah
di Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah NU di daerah kelahirannya, masing-masing tamat tahun 1968
dan 1972. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Moderen Gontor, Ponorogo tamat
tahun1975. Setamat dariGontor, Dinmelanjutkan kuliahdi Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, tamat tahun 1980. Ketekunan dalam belajar dan ghirah Islam yang tinggi, mengantarkannya
menempuh studi lanjut. Pada tahun 1986 dia mendapatkan beasiswa untukmelanjutkan kuliahdi Univer-
sity of California Los Angeles (UCLA) hingga meraih gelar Master dan Doktor tahun 1996.

Din Syasuddin, dikenal olehkawan-kawannya sebagai orang yanghobi berorganisasi. Ketika masih
di kampung, dia aktif sebagai ketua IPNU (IKatan Pelajar Nahdlatul Ulama) Cabang Sumbawa. Di
Gontor dia juga terlibat dalam organisasiPelajarPesantren ModernGontor.Bakat berorganisasinya semakin
berkembang, ketika dia menjadi mahasiswa dan aktif sebagai salah seorangKetua di IMM CabangCiputat
(1978-1980). Tahun 1984-1985, Din terpilih sebagai salah seorang Wakil Ketua DPP Sementara IMM
yang diamanati oleh PP Muhammadiyah untuk melakukan konsolidasi organisasi dan menyelenggarakan
Muktamar IMM, setelah organisasi tersebut lebih dari tujuh tahun mengalami kevakuman. Tahun 1989,
dalamMuktamar Pemuda MuhammadiyahIX di Palembang, dia terpilih sebagai Ketua UmumPP Pemuda
Muhammadiyah periode 1989-1993 menggantikan seniornya M. Habib Chrizin.

Dalam Muktamar Muhammadiyah di Aceh tahun 1995 namanya sudah mulai banyak dibicarakan
dan masuk ke dalam bursa calon anggota PP Muhammadiyah. Tahun 2000 dalam Muktamar
Muhamamdiyah ke-44 di Jakarta, dia terpilih sebagai salah seorang Wakil Ketua PP Muhammadiyah
(2000-2005). Ketika Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang tahun 2005, dia terpilih sebagai Ketua
PP Muhammadiyah periode 2005-2010. Dan Muktamar Muhammadiyahke-46 diYogyakarta tahun2010,
dia terpilih kembali sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyahuntuk yang kedua kalinya (2010-2015).

Selain di Muhammadiyah, Pak Din juga aktif dibeberapa organisasi, baik dalam dan luar negeri.
Diantaranya, anggota dewan pakar ICMI (2000-2005), Ketua Indonesian Committee on Religion and
Peace dan salah seorang presiden dari Asian Conference on Religion and Peace (ACRP). Tahun
2014, dia terpilih secara aklamasi sebagai Presiden ACRP dalam Assembly di Incheon, Korea Selatan.

:: 48 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Din merupakan orang Indonesia pertama yang Pemikiran

menjadi Presiden ACRP sejak organisasi ini Din Syamsuddin adalah seorang yang pandai

terbentuk tahun 1976. Dia juga menjabat sebagai berbicara dan mempunyai ide-ide cemerlang.

Co-President World Conference of Religion for Sebagai orangyangsenangberdakwah,yangdipikir-

Peace (WCRP) yang berpusat di NewYork. Tahun kannya adalah perkembangan umat dan rekayasa

2000-2005 menjadi Sekretaris Jenderal MUI Pusat. politikalokatif. Politikalokatif adalah politikmeng-

Tahun2014, dia terpilihmenjadi Ketua UmumMUI alokasikan nilai-nilai tertentu ke dalam kerangka

menggantikan KH Sahal Mahfudz yang wafat. proses politik berdasarkan konstitusi yang telah

Di bidangpolitik, PakDinpernahaktif di kepe- menjadi konsensus bersama. Nilai-nilai tertentu itu

ngurusanGolkar tahun1993-1998, kemudianmenjadi ialah nilai keislaman yang senantiasa dibawa ke

Wakil Sekjen tahun 1998 kemudian mengundurkan dalam misi dan perjuangan secara matang.

diri tahun 1999. Menjadi anggota MPR RI (1997- Pemikiran Din tentang dakwah untuk mewu-

1999) danWakil Ketua Fraksi Karya Pembangunan judkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam

MPR RI (1998). Pernah juga duduk di birokrasi, Amar MakrufNahi Munkar, terkait dengan delapan

menjabat sebagai Direktur Jenderal Pembinaan ayat yangberbicara masalahini, yakni:Al-A’rafayat

Penempatan Tenaga Kerja (Binapenta) Departemen 157 danLukmanayat 17. Kemudian, suratAli-Imran

Tenaga Kerja (1998-2000). ayat 104, 110, dan114,At-Taubah ayat 71 dan112,

Sehari-hari, dia menjadi dosen di IAIN (UIN) surat Al-Hajj ayat 41(Ridjaluddin, 2009).

Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 1982. Dia Posisi sebagai umat yang terbaik(seperti pada

juga mengajar di program Pascasarjana di Univer- ayat-ayat diatas) hanya mungkin dicapai dengan

sitas yang sama sejak tahun 1991 dan di beberapa dakwahkepada kebajikan, ajakan kepada orang yang

program Pascasarjana seperti di UI, IAIN Syarif makruf dan pencegahan terhadap yang munkar.

Kasim Pekanbaru, Universitas Muhammadiyah Amarmakrufnahi munkar meliputi berbagai dimensi

Jakarta dan juga di UHAMKA Jakarta. Di Univer- kehidupanmanusia; sosial politik, ekonomi, budaya,

sitas Muhammadiyah Jakarta, bersama dengan hukum, daniptek. Rekayasa politikMuhammadiyah

beberapa koleganya mendirikan program Pasca- untuk amrun bil al-makruf wa al-nahyu ani al-

sarjana Studi Islam. Dia menjabat sebagai Ketua munkar (sesuai ayat Qs Ali Imran 104), adalah

Program tersebut tahun 1995-2000. Dikukuhkan tugas Rasul, tugas umat dan komunitas yang ber-

sebagai Guru Besar tetap dalam bidang pemikiran iman, tugas mereka yang punya kedudukan kokoh

politik IslamIAIN (UIN) Syarif HidayatullahJakarta di muka bumi, termasuk di dalamnya pemerintah.

pada bulanFebruari 2001. Menurut Pak Din, Muhammadiyah harus

Selama memimpinMuhammadiyah, Prof. Din menjadi kawan orang banyak dan sekaligus

Syamsuddincenderungmenampilkanlanggamkepe- mempunyai pendekatan baik kepada umat sebagai

mimpinan yang akomodatif-rekonsiliatif. Sembari objek dakwah yang bersifat ngayomi (melindungi),

terus berikhtiar meredamketeganganantar pemeluk maupun kepadaorganisasi kemasyarakatanyanglain

agama serta mencari corak gerak perjuangan yang dan kepada pemerintah sebagai kelancaran dalam

kontributif dan saling mendamaikan. Paling tidak, berdakwah.

buahpikirdan ikhtiar itu sudahterlihat dalambingkai Tidaksedikit karya tulis buahkaryanya,antara

hubungan antara Muhammadiyah dan NU, yang lain: Islam dan Politik Islam and Politics in Indo-

cenderung lebih kondusif sebagai dua ormas utama nesia: The Case of Muhammadiyah in Indone-

pilar bangsa. sia’s New Order (2000), Usaha Pencarian Kon-

Di bawah kepemimpinan Prof. Din, Muham- sep Negara dalam Sejarah Pemikiran Politik

madiyah turut berperan dalam upaya mengatasi Islam (1999), Muhammadiyah Kini dan Esok,

konflik di ThailandSelatan. Bahkan Raja Bhumibol Tinjauan Artikel oleh Donald K. Emmerson,

sendiri meminta secara langsung agar Muham- Pustaka Panjimas, Jakarta (1990), Peranan Golkar

madiyah ikut membantu penyelesaiankonflik antara dalam Pendidikan Politik Bangsa (1996). **(im)

warga Muslim dan pemerintah di Thailand.

:: 49 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SITI BARIYAH

Siti Bariyah dengan Siti Wadingah dan Siti
Dawimah adalah 3 orang perempuan Kauman
yang secara khusus diminta oleh KHA Dahlan
untuk sekolah di Neutraal Meisjes School di
Ngupasan. Hal ini adalah satu hal yang baru
karena pada saat itu perempuan-perempuan
Kauman tidak mengenyam pendidikan formal
umum.

Siti Bariyahdengan Siti WadingahdanSiti Dawimah adalah3 orang perempuan
Kauman yang secara khusus diminta oleh KHA Dahlan untuk sekolahdi Neutraal
Meisjes School di Ngupasan. Hal ini adalah satu hal yang baru karena pada saat itu
perempuan-perempuanKauman tidak mengenyam pendidikanformalumum.Apa
yang dilakukanKHA Dahlaninimerupakanpengembangandari pemikirannya tentang
peran yang bisa dimainkan oleh perempuan dalam organisasi yang didirikannya.
Bahkan Siti Walidah yang notabene adalah istri KHA Dahlan juga tidak pernah
mengenyam pendidikan formal tapi hanya menimba ilmu dari suaminya di rumah.
Gagasan yang banyak ditentang ini diimbangi oleh KHA Dahlan dengan menjaga
perempuan-perempuan Kauman yang sekolah di luar itu dalam sebuah pengajian
yang didirikannyayaitu SapaTresna. SapaTresna inilahyangdikemudianhari menjadi
cikal bakal ‘Aisyiyah.

Siti Bariyah lahir di Kaumanpada tahun1325H , putri dari Haji HasyimIsmail. Siti Bariyah adalah
adik kandungSitiMunjiyah yangjuga merupakanaktivis Sapa Tresna. Siti Bariyah ini paling seringdiajak
olehKHADahlandalammelakukan dakwahdi kantor-kantor pemerintahandan sekolah-sekolah. Bersama
Siti wasilah, Siti Bariyah dinilai paling menonjol dianta ra murid-murid KHA Dahlan. Siti Bariyah mahir
berbahasaBelanda danMelayu sementara Siti Wasilah mahirmelantunkanayat-ayat AlQur’an. Perpaduan
diantara keduanya inilah yang dipergunakan oleh KHA Dahlan dalam memulai dakwahnya. Siti Wasilah
membacakan ayat Al Qur’an, sementara Siti Bariyah menerjemahkannya dalam bahasa Melayu dan
Belanda. Haji Hasyim sendiri memiliki putra-putri yang banyak mendukung pergerakan Muhammadiyah
diantaranya: Jasimah, H. Syuja’, H. Fachrodin, Ki Bagus Hadikusumo, H. Zaini HS, Siti Munjiyah dan
Walidah. Merekalah yang kemudian dikenal sebagai keluarga Bani Hasyim.

:: 50 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Kiprah Siti Bariyah di dalam organisasi Muhammadiyah dibawahkepemimpinanK.H.

perempuan Muhammadiyah diawali ketika KHA Ibrahim memberikan kepercayaan kepada wakil

Dahlan mengumpulkan putri-putri Kauman untuk Bahagian‘Aisyiyah, Siti Bariyah, untukmemberikan

diajakrapat yangmembahasa tentangpembentukan penafsiranterhadapmaksud Muhammadiyahitu. Ini

Bahagian ‘Aisyiyah (Sapa Tresna). Pertemuan itu adalahbukti intelektualitas Siti Bariyah yangdiakui

dihadiri oleh KHA Dahlan, H. Fachrodin, H. bukan hanya oleh kalangan ‘Aisyiyah saja namun

Mochtar, Ki Bagus Hadikusumo,SitiDawimah, Siti juga diakui oleh kalangan Muhammadiyah. Selain

Dalalah, Siti Busyro,Siti WadingsihdanSitiBadilah. itu, kemampuan intelektualitas Siti Bariyah juga

Rapat tersebut antara lain menyepakati bahwa Siti nampak dari keperintisannya dalam penerbitan

Bariyah yang merupakan lulusan Sekolah Netral majalah Soeara ‘Aisjijah yang terbit pertama kali di

dipercaya untukmenjadi Ketua Bahagian ‘Aisyiyah tahun 1926. Beliau menjadi salah satu tim redaktur

yangpertama. Siti Bariyahadalah generasi pertama pada masa awal itu bersama Siti Wakirah, Siti

yangberhasil menamatkan pendidikannya di Sekolah Hayinah dan Siti Wardhiyah.

Netral sehingga KHA Dahlan menganggap Siti Siti Bariyah menikah dengan Muhammad

Bariyah cukup memiliki kemampuan dan ilmu Wasim, putra K.H. Ibrahim yang merupakan adik

organisasimodern.Inilahalasannya mengapa bukan kandung Siti Walidah atau adik ipar KHA Dahlan.

Nyai Ahmad Dahlan sendiri atau putri-putri KHA Pernikahan endogami seperti ini memang menjadi

Dahlan seperti Siti Aisyah atau Siti Busyro yang kebiasaan dan menjadi salah satu ciri masyarakat

ditunjuk untuk menjadi ketua Bahagian‘Aisyiyah. Kaumandi awal abad 20 M. MuhammadWasimini

Siti Bariyah menjabat sebagai ketua Bahagian meneruskan tradisi KH Ibrahim sebagai pengusaha

‘Aisyiyahsejaktahun1917 sampai 1920dan terpilih batik sehingga Siti Bariyah Wasim juga dikenal

lagi pada tahun 1927. Pada masa kepemimpinan sebagai pengusaha batik dan tinggal di Jl. Nyai

NyaiAhmadDahlan, Siti Bariyahmenjabat sebagai Ahmad Dahlan 36. Siti Bariyah meninggal di usia

wakil ketua. Kemampuanintelektualitas Siti Bariyah muda setelah melahirkan anaknya yang ketiga

juga diakui di kalanganMuhammadiyah,pada tahun dimana putra-putrinya adalahSitiAntaroch,Ichnaton,

1923 tulisan Siti Bariyah berjudul “Tafsir Maksoed dan Fuad. Sepeninggal Siti Bariyah anak-anaknya

Moehammadijah” muncul di majalah Soeara diasuh oleh kakaknya Siti Munjiyah sampai

Moehammadijah nomor 9. dewasa.** (wied)

Para aktivis
Aisyiyah generasi
pertama, murid
langsung Kyai
Dahlan.

:: 51 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SITI UMNIYAH

Siti Umniyah termasuk murid perempuan yang
langsung mendapatkan didikan dari KHA Dahlan.
Hasil didikan ini sangat terlihat dari kiprahnya di
Siswa Praja Wanita (SPW) yang pada tahun 1931
berubah nama menjadi Nasyiatul ‘A isyiyah. Siti
Umniyah bersama Ibu Wasilah Hadjid, Zuchrijah,
Sa’adah dan Djalalah.
Siti Umniyah adalah perempuan pada zamannya
yang pandai berbahasa Arab

Siti Umniyah lahir di Kauman dari pasangan Kiai Sangidu dan Siti Jauhariyah (putri KH Sholeh
kakak ipar KHA Dahlan). Siti Umniyah memiliki saudara Darim, Wardan (KRT Wardan Diponingrat),
Janah, Jundi, Burhanah danWar’iyah.

Pada tahun 1924 Siti Umniyah bersama teman-temannya mendirikanFrobel School, TamanKanak-
Kanak embrio TK ABA. Kegiatan ini dilaksanakan di nDalem Pengulon atau yang dulu dikenal dengan
nDalemPriyayi,rumahdinas Penghulu Kratonyang saat itu disandangoleh ayahnya. Siti Umniyah menjadi
pimpinan SPW setelah Siti Wasilah Hadjid menikah dengan RH Hadjid. Pusat kegiatan SPW juga
dipindahkan dari Mushalla ‘Aisyiyah ke rumahnya. Siti Umniyah menjadi ketua SPW dari tahun 1919
sampai tahun 1929.

Siti Umniyah menempuhpendidikan dasar di SekolahPawiyatan(1915), yaitusekolahpertama yang
didirikan oleh KHADahlan. Tamat dari Pawiyatan, Siti Umniyahmasuk di Qismul Arqa yangmerupakan
sekolah kader mubaligh dan guru Muhammadiyah. Hanya 10 orang murid sekolah itu dan Siti Umniyah
termasuk satu dari 4 orang murid perempuan yang bisa menyelesaikan sekolah di tahun 1924. Setelah
tamat, Siti Umniyahmenjadi guruMadrasahMuallimat MuhammadiyahdanTsanawiyahMuhammadiyah.
Siti Umniyah adalah salah satu perempuan Kauman yang memiliki keistimewaan karena keberaniannya
dan ketekunannya. Keberanian Siti Umniyah ditunjukkan ketika masa agresi militer II dengan bergabung
dalam kesatuan “Penerangan Mobile” yang bertugas mengobarkan semangat perjuangan melawan
Belanda. Siti Umniyahsangat tekun menuliskanapa yangterjadi dalam kehidupannya. Pengalamanketika
mengungsi, kehidupan keluarganya termasuk hal-hal yang selalu ditulis olehSiti Umniyah.

Siti Umniyah menikah dengan Ahmad Wardi, seorang guru Madrasah Al-Falah yang bertempat di
halaman Masjid Besar Kauman. Ahmad Wardi meninggal tahun 1948 dan sejak saat itulah Siti Umniyah
menjadi single parent dalam mendidik dan membesarkan putra-putrinya. Keistimewaan yang lain dari
Siti Umniyah adalah perhatiannya terhadap remaja dimana beliau tidak segan-segan untuk mendatangi
orang tua si remaja untukbisa menjadikannya lebih baik. Kebiasaan inilah yangmenjadikanSiti Umniyah
seorang yang sangat gemar menjalinsilaturrahmi dengan banyak orang. Siti Umniyah juga membiasakan
metode huis bezoek yang dilakukannya sembari melakukan dakwah, melakukan pendekatan secara per-
sonal terhadap murid-muridnya. Siti Umniyah juga dikenal sebagai seorang perempuan yang memiliki
kemampuan berbahasa Arab yang baik. Prof. H.A. Kahar Mudzakir mengatakan bahwa Siti Umniyah
adalah perempuan pada zamannya yang pandai berbahasa Arab.** (wied)

:: 52 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SITI ‘AISYAH HILAL

"...bukan Muhammadijah jang menghadjatkan
kepada kita, tetapi kitalah jang menghadjatkan

akan hidup suburnya Muhammadijah..."
(Siti AisyahHilal)

Siti Aisyah adalah anak ke empat dari enam bersaudara putra-putri KHA Dahlan dan Siti Walidah
(Nyai Dahlan). Beliau adalah termasuk generasi kedua yang disiapkan oleh KHA Dahlan untuk menjadi
kader organisasi. Bersama dengan kakak perempuannya, Siti Busyro, Siti Aisyah menempuh pendidikan
di sekolah netral setelah generasinya Siti Bariyah. Di bawah bimbingan kedua orang tuanya yang tidak
lainadalah perintis gerakan Muhammadiyah, SitiAisyah mendalami ilmu agama setelahlulus dari sekolah
netral. Ilmu agama ini banyak didalaminya di asrama (internaat) putri yangdibimbingsecara intensifoleh
sang ibu, Nyai Ahmad Dahlan.

SitiAisyah lahir di kampungKaumanYogyakarta pada tahun 1905 dan wafat pada 10Agustus 1968.
Nama Hilal yang disandangdi belakang namanya adalah nama suami. H.Hilal sendiri sebelumnya adalah
suami dari Johanah, kakak perempuan pertama Siti Aisyah. Ketika Johanah meninggal ketika melahirkan
anak, KHA. Dahlankemudian menikahkan SitiAisyahdengan Haji Hilal. Haji Hilal adalahanakdari Kyai
Mohammad Saleh, kakak ipar KHA Dahlan. Jadi, Haji Hilal adalah keponakan KHA Dahlan. Ketika
Langgar Kidul yang dikelola KHA Dahlan dirobohkan, Kyai Saleh inilah yang membantu biaya
pembangunannya kembali.

Kiprah Siti Aisyah di organisasi mulai menonjol sejak terbitnya majalah Soeara ‘Aisjijah pada
1926. Namanya tercatat sebagai redaktur pertama majalahtersebut bersama Siti Badilahdan Siti Djalalah.
Tahun 1931 menjadi tahun penting menandai kiprahnya di organisasi
‘Aisyiyah yang menjadi awal perjalanan panjangnya di organisasi ini.
Pada Congres Muhammadiyah ke-20 yang diselenggarakan di
Yogyakarta tahun 1931 itu, Siti Aisyahterpilihsebagai ketua ‘Aisyiyah
meneruskan estafet kepemimpinan Nyai Dahlan. Sekalipun tercatat
sebagai anakpendiri, SitiAisyahbebas dari pengkultusanindividu dalam
kiprahnya diAisyiyah, hal ituterbukti dari terpilihnya SitiMunjiyahpada
pemilihan ketua pada periode tahun berikutnya. Pemilihan ketua
Aisyiyah ini seterusnya silih berganti dari satu kader ke kader yang
lainnya. SitiAisyahtercatat memimpinkembali menjadi ketuaorganisasi
perempuan Muhammadiyah ini pada tahun 1937, 1939, 1940, 1941,
1944 dan 1950. Dalam rentang waktu itu, beliau memimpin Aisyiyah
selama 10 tahun.**(wied)

:: 53 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SITI MUNJIYAH

“Perempuan dan lelaki Islam itu masing-
masing berhak berkemajuan dan
berkesempurnaan, dan bahwasanya yang
dikata kemajuan dan kesempurnaan itu ialah
menurut hak batas-batasnya sendiri-sendiri”
(Siti Munjiyah)

Siti Munjiyah lahir di Kauman sebagai putri Haji Hisyam Ismail pada tahun 1896 M. Siti Munjiyah
adalah kakak dari Siti Bariyah yang menyelesaikan sekolahnya di sekolah agama (Madrasah Diniyah).
SitiMunjiyah adalahmurid NyaiAhmadDahlanyangmemiliki kepiawaiandalamberpidato.Hal ini memang
telah terlihat sejak semula dengan karena sifat Siti Munjiyah yang terus terang, tegas dan sederhana.
Kepiawaian Siti Munjiyah dalam berpidato ini mengingatkan kita pada kakaknya, H. Fachrodin, yang
mendapat julukan“singa mimbar”. Inilah yang menjadikan Siti Munjiyah seringdipercaya untukmewakili
‘Aisyiyah terutama dalam forum-forum umum. Kepiawaiannya berpidato bisa memukau pendengarnya
sehingga mereka akan memahami pesan yang dibawakannya.

Sebagaimana saudara-saudaranya, Siti Munjiyahdan semua putra putri Haji Hisyam belajar kepada
orang tuanya ataukepada KHA Dahlan yang rumahnya tidakjauh dari rumahmereka. Begitu juga dengan
Siti Munjiyahyangmendapat ilmu dari KHADahlan danNyaiAhmadDahlanmelalui kursus-kursus yang
dilaksanakan di rumahnya. Kursus-kursus itutelah menjadi embriodari sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Khusus anak perempuan telah dididik langsung oleh Nyai Ahmad Dahlan melalui asrama yang dibinanya
sehingga anak-anak perempuan pada masa itu memiliki kemampuan yang kuat untuk menjadi pemimpin.
Dan itulah yang terjadi pada Siti Munjiyah. Siti Munjiyah termasuk satu diantara 10 anak muda Kauman
yangmemang dipersiapkanuntuk menjadi mubaligh. Siti Munjiyahtermasuksalahsatu muridKHADahlan
yang mengalami pergerakan pendidikan Muhammadiyah sampai akhirnya menjadi Madrasah Muallimat
Muhammadiyah, dimana Siti Munjiyah termasuk salah satumuridnya.

Karakter kuat Siti Munjiyah menjadikan dia termasuk salah satu murid KHA Dahlah yang sering
diajak oleh KHA Dahlan dalam melakukan tabligh di luar kota. Ketika HB Muhammadiyah mendapat
undangandari Sarekat Islam(SI) pada tanggal 20 November 1921 di Jawa Timur, KHADahlan mengajak
H. Fachrodin dan Siti Munjiyah. Siti Munjiyah yang merupakan satu-satunya utusan perempuan diberi
kesempatan untuk naik mimbar dan dengan tegas menyampaikan ceramahnya berkaitan dengan pakaian
yang digunakannya. Sekali lagi, kepiawaiannya dalam berorasi mampu menyihir para pendengar untuk
memahami apa yangakandisampaikannya. Siti Munjiyahadalahcontohdari muridlangsungKHA Dahlan
danNyaiAhmadDahlanyangsangat ulet dan kuat loyalitasnya terhadap Muhammadiyah. Hal ini dibuktikan
dengan selalu terpilihnya Siti Munjiyah sebagai ketua ‘Aisyiyahsejak tahun 1932-1936.

:: 54 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Siti Munjiyah adalah salah satu Wakil Ketua Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia

Konggres Perempuan pertama tahun 1928 yang (PPPI); 2. Menerbitkan surat kabar yang redak-

diselenggarakan di Yogyakarta. Pidatonya di dalam sinya dipercayakankepada pengurus PPPI anggota-

Konggres tersebut yang berjudul “Derajat Perem- anggota redaksi terdiri dari: Nyi Hadjar Dewantara,

puan” memunculkandiskusi yang ramai, khususnya Nn. Hajinah, Ny. Ali Sastroamidjojo,Nn. Ismudiyati,

ketika Siti Munjiyah menyinggung soal persamaan Nn. Budiah, dan Nn.Sunaryati; 3. Mendirikan

derajat antara perempuan dan laki-laki serta perso- studifonds yang akan menolong gadis-gadis tidak

alan poligami. Itulah Siti Munjiyah yang memiliki mampu; 4. Memperkuat pendidikankepanduanputri;

kemampuan sebagai orator ulung. 5. Mencegah perkawinan anak-anak; 6. Mengirim-

Kongres Perempuan Indonesia pertama dise- kan mosi kepada pemerintah agar: (a) Secepatnya

lenggarakan selama 6 hari (20-25 Desember 1928) diadakan fonds bagi janda dan anak-anak; (b) Tun-

bertempat di Ndalem Joyodipuran Jalan Brigjen jangan bersifat pensiun(onderstand) jangandicabut;

Katamso Yogyakarta. HB Aisyiyah memberikan (c)sekolah-sekolahputri diperbanyak; 7. Mengirim-

pemikiran tentang perlunya diselenggarakan kong- kanmosikepada RaadAgama agar tiap talakdiikut-

res, yakni: supaya Kongres Perempuan Indonesia kan secara tertulis sesuai peraturan agama.

itu menjadi suatu badanperkumpulan yang anggo- Siti Munjiyah memberi warnaterhadap ‘Aisyi-

tanya terdiri dari perkumpulan-perkumpulan Hindia yah sehingga ‘Aisyiyah dikenal sebagai organisasi

Timuryang mau dansetuju.Maksud perhimpunan: yang menghargai perbedaan. Pada setiap kesem-

(a) Menjadi perantaraan persatuan antara perkum- patan,Siti Munjiyah selalumenyampaikanpidatonya

pulansatudengan lainnya, (b) Menjadi hakimpemi- dengan santun tanpa menyinggung perbedaan

sah kalau ada perselisihan antara perkumpulan satu agama. Ketika ‘Aisyiyah diundang oleh organisasi

dengan lainnya, (c) Menunjukkan jalan kemajuan lain, Siti Munjiyahseringmewakilinya.

yang utama lagi sempurna kepada perkumpulan Siti Munjiyah menikah dengan K.H. Ghozali

yang sudah menjadi anggota. Perkumpulan itu su- namun sayang pernikahannya tidak berlangsung

paya diadakan pimpinan sedikitnya 9 orang perem- lama. Mereka kemudian akhirnya bercerai dan Siti

puan. Pimpinanitu dipilih dari perkumpulan perem- Munjiyahtetapmenjanda. Ketika adiknya, Siti Bari-

puanse-India Timur yangsepakat menjadi anggota. yah, meninggal dunia karena melahirkan anaknya,

Ikhtisarnya: (a) Tiap tahun mengadakan kongres; maka Siti Munjiyah yang kemudian merawat anak-

(b) Mengeluarkan surat kabar; (c) Lain-lain ikhtiar anak Siti Bariyah yang masih kecil. Siti Munjiyah

yang sekiranya mengungkapkan maksud tersebut. wafat pada tahun 1995 setelah berjuang melawan

Kongres itu menghasilkan keputusan sebagai kanker yangmenimpanya, dalamusia 99tahun. [imr]

berikut: 1. Mendirikan badan federasi bersama

Comite Congres
Perempoean Indonesia (1928)

Dari kiri ke kanan:
Ismoediati (Wanita Oetomo),
Soenarjati (Poetri Indonesia),
St. Soekaptinah (Jong Islamieten

Bond), Nyi Hadjar Dewantoro
(Wanita Taman Siswa),

R.A. Soekonto (Wanito Oetomo),
St. Moenjiyah (Aisyiyah),

R.A. Harjadiningrat (Wanita
Katholiek),

Soejatien (Poetri Indonesia),
St. Hajinah (Aisyiyah),

B. Moerjati (Jong Java
Meisjeskring)

:: 55 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SITI BADILLAH

“Tanamkan kembali dan hayatilah betul-betul
nilai-nilai pengabdian, dan kita mulai dari
kalangan Muhammadiyah sendiri”
(Siti Badillah)

Siti Badillah adalah salah satu dari perempuan-perempuan muda Kauman yang mengawali tradisi
baruuntuksekolahsetelah KHADahlanmendirikanMuhammadiyah.Tradisi ini tentunya di awal mendapat
tentangandari masyarakat Kaumanyangnotabene masih menganut pahamtradisional tentangperempuan.
Siti Bariyah, SitiDawimah, SitiWadingah, Siti Dalalah, Siti Busyro, Siti Zaenab, Siti Aisyah, Siti Dauchah,
Siti Hayinah dan Siti Badilah merupakan murid langsung KHA Dahlan dan Siti Walidah (Nyai Ahmad
Dahlan) melalui kursus dan pengajian yang diselenggarakan di rumahnya. Kursus inilah yang kemudian
berkembang menjadi Sapa Tresna yang dikemudian hari menjadi cikal bakal ‘Aisyiyah.

Siti Badillah lahir di Yogyakarta tahun1904 danmerupakan salah satu murid langsung KHADahlan
yang dipersiapkan untuk menjadi kader Muhammadiyah. Selain Sekolah Nretral, Siti Badillah juga
mengenyam pendidikan di MULO dan dikenal sebagai salah satu murid yang pemberani. Setamat dari
MULO Siti Badillah mendapat tugas khusus dari KHA Dahlan untuk melakukan dakwah di kalangan
kaum terpelajar. Beliau selalu mempersiapkan materi dakwahnya dengan membaca berbagai macam
buku dan ensiklopedi baik berbahasa Inggris maupun Belanda. Itulah kenapa materi dakwahSiti Badillah
terasa sesuai dengan kekiniannya.

Dalam pembentukan Bahagian ‘Aisyiyah di tahun 1917, Siti Badillah tercatat sebagai salah satu
peserta rapat dengan Hoofdbestuur Muhammadiyah dan ditetapkan sebagai penulis (sekretaris) dengan
ketua Siti Bariyah. Siti Bariyah juga termasuk dalam jajaran redaksi pertama Soeara ‘Aisjijah bersama
Siti Juhainah, SitiAisjahdan Siti Jalalah di tahun1926.

Siti Badillahtermasuk sosokyang berkali-kali menduduki jabatan sebagai Ketua Bahagian ‘Aisyiyah.
Tercatat sejak tahun1917-1920, periode 1941-1943, periode 1951-1953. Prinsip Siti Badillahyangsangat
bagus untuk diterapkan adalah prinsip pengorbanan di dalam ber-Muhammadiyah “Orang-orang
Muhammadiyah tidak hanya merelakan harta benda dan waktunya untuk Muhammadiyah, tetapi dirinya
juga direlakan. Seorang bapak mengorbankanseluruhwaktunya untuk Muhammadiyahdansi ibu berjuang
memenuhi keperluanhiduprumahtangga. Sebaliknya bila siibuberdakwah, maka si bapakyang mencukupi
segala keperluanrumah tangga”. Siti Badillahmenikahdengan H.Zubair, misan KHADahlan danmemiliki
4 (empat) orang anak yaitu Zahanah, Baroidah, Wusthon danArshan.** (wied)

:: 56 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SITI HAJINAH MAWARDI

Dalam pidato di Kongres ‘A isyiyah ke-21 di
Medan, Siti Hayinah mengatakan, “siapa saja
yang menghalang- halangi kaum perempuan
mendapatkan pendidikan adalah orang jahat
dan durhaka”. Sepak terjangnya dalam
memberikan ruang belajar bagi perempuan
direalisasikan melalui usulan berdirinya
bibliothek atau perpustakaan bagi kaum
perempuan dan leeskring (kelompok membaca),
atau mengusahakan berdirinya badan
penerbitan majalah khusus untuk kaum ibu. Dia
mengajak kaum ibu untuk gemar membaca.

Siti Hajinah Mawardi lahir pada tahun1906dari keluarga pengusaha batik, Haji Muhammad Narju.
Sebagai anak perempuan, Hajinah memperoleh pendidikan modern dengan bersekolah di Hoolandsch
Indische School (HIS) dan dilanjutkandi Huischouds School, semacam sekolahkeputrian. Disini Hajinah
belajar tentang ilmu ketrampilan dan pengetahuan serta bahasa Belanda. Hajinah adalah salah satu
perempuanmurid langsung KHADahlan danNyaiAhmad Dahlan, melalui perkumpulan putri yang ada di
Kauman. Saat itu KHA Dahlan mengembangkan perkumpulan Sidratul Muntaha dimana KHA Dahlan
mendorong murid-muridnya untuk memajukan perjuangannya di Muhammadiyah. Siti Hajinah menikah
dengan aktivis Pemuda Muhammadiyah, M. Mawardi, pada tahun 1935. Seorang guru di HIS Muham-
madiyah, yang kemudian menjadi Direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah, dan Kepala SD
Muhammadiyah Ngupasan. Saat itu Hajinah adalah aktivis ‘Aisyiyah, sehingga aktivitasnya di Muham-
madiyah inilah yang mempertemukan dia dengan jodohnya. Hajinah dikaruniai tujuh orang putra-putri
yaitu Harijadi, Rusdi, Darmadi, Parmadi, Kusnadi, Hartinah, danDarmini.

Aktivitas Hajinah di ‘Aisyiyah cukuppanjang, sejak usia 19tahun(1925) dia telah menduduki jabatan
sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Posisi yang diawali pada tahun 1945 terus berlanjut
diantaranya sebagai bendahara serta menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (1946-
1950 dan1956-1962). Posisi yang cukup pentingbagi Hajinah adalahketika diamenjabat sebagai Pimpinan
Majalah Suara ‘Aisyiyah selama 17 tahun. Keberanian Hajinahdalam menyampaikan pendapatnya telah
terlihat ketika usia 17 tahun dia telah menyampaikan pokok pemikirannya mengenai “Kemajuan” dengan
kutipannya sebagai berikut:

“Pembaca tidak salah, bahwa bangsa Jawa sekarang senang terhadap kemajuan atau senang maju. Tetapi
sayang mereka belum mengerti benar apa yang dimaksud dengan kemajuan itu, apabila mereka dilarang, agar
tidak bepergian atau berdandan (yang berlebihan), mereka menjawab “Ini kemajuan”. Bila disuruh menyapu
lantai, mereka akan menggerutu “Sudah maju masih disuruh nyapu”. Apabila diberitahu bahwa dalam tingkah
lakunya yang tidak pantas seperti naik sepeda, potong polkah dan sebagainya, mereka akan menjawab : kolot
(kuno), kolot. Sekarang sudah banyak wanita Eropa yang potong rambut (rambut pendek) lebih-lebih wanita
Amerika. Padahal rambut panjang (sanggul) itu “merupakan” kebanggaan. Karena wanita itu rambutnya sedikit
berusaha untuk mengobatinya.”

:: 57 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Jepang. Sebelum ia memasuki daerah tertentu untuk

berdakwah, ia terlebih dulu mengkaji adat-istiadat

daerahsetempat itu. Bagaimana tata cara kehidupan

masyarakat, bagaimana penguasa yang sedang

memerintah serta keadaan polisi-polisi Belanda dan

Jepang yang mengawasi mubaligh-mubaligh yang

melakukan kegiatan dakwahnya. Apakah peme-

rintah setempat mengontrol secara ketat terhadap

mubaligh-mubaligh Islam atautidak.

Selama aktif di ‘Aisyiyah, ia mengajarkan

pelajaran agama Islam terutama di kalangan kaum

wanita. Selain itu, ia juga memberikan pengetahuan

tentangkegiatan kerumahtanggaanataukepandaian

puteri yang dikaitkan dengan ajaran-ajaran Islam.

Hajinah dikenal sebagai pendidik yang pandai

sehingga dia diminta mengajar di beberapa sekolah

Ibu Siti Hayinah Mawardi, seperti MULO Negeri Ngupasan, Neutrale MULO

Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (1946-1962) dan di Gondolayu dan MULO Negeri di Magelang.

Anggota Pimpinan Kongres Perempuan Indonesia I Ketika menjadi pemimpin Suara ‘Aisyiyah,

(22 Desember 1928) Hajinah sangat konsisten mengusahakan agar

majalah itu tetap terbit, meskipun pada waktu itu

Inilahpikirantentangkemajuanyang dikemu- pernah dihalang-halangi oleh pemerintah Jepang.

kakanoleh Hajinahyangmerupakaninti darigerakan Dengan kecerdikandan kecerdasannya, Siti Hajinah

‘Aisyiyah, bahwa kemajuan perempuan tetap ber- tetap bisa mengusahakan terbitnya majalah Suara

tumpu pada nilai-nilai Islam termasuk dalam ber- ‘Aisyiyahitu.

busana. Hajinah dipercaya Pimpinan Pusat ‘Aisyi- Siti Hajinah bersama Nyi Hajar Dewantara

yah untukbertugas kelilingIndonesia dalammenye- danIbuAli Sastraamidjaja menjadi pemrakarsa dan

barkan pemikirannya tentang‘Aisyiyah pada tahun perintis diselenggarakannya Konggres Perempuan

1930. Dalamtugas itu, ia telahmenjelajahi berbagai pertama pada tanggal 27 Desember 1928 di Dalem

pelosok tanah air mulai dari ujung selatan pulau Joyodipuran Jl. Brigjend Katamsa 23 Yogyakarta.

Sumatera sampai ujung utara. Menembus daerah- Siti Hajinah juga menjadi salah satu pembicara di

daerah luas di Kalimantan, Makassar, Gorontalo, kongres tersebut dengan mengumandangkan

Menado, dan wilayah Indonesia lainnya. “Persatuan Manusia” yang menjadi pendorong

Ketika melaksanakan tugas ke daerah peda- lahirnya KOWANI. Pidatomonumental ini dihadiri

lamandi SengkangSulawesi, ia mengalami kesulitan oleh 1000 anggota dan pejabat-pejabat Belanda.

bahasa daerahpenduduknya. Pendudukdi situ belum Setelahkemerdekaan, Siti Hajinahaktif di BP4

bisa berbahasa Indonesia, sehingga ia mengguna- (Badan Penasehat Perkawinan Perselisihan dan

kan juru bahasa. Ketika di Gorontalo, Manado, dan Perceraian) dan di BMOIWI (Badan Musyawarah

Ambon, sebagianbesar penduduknya bisa berbahasa Organisasi IslamWanita Indonesia).Atas jasa-jasa-

Belanda, sehingga ia berpidatodalambahasa Belan- nya dalamKonggres Perempuaninilahbeliau dikenal

da dengan lancar danfasih. Karena itu, masyarakat juga sebagai “Muslimah Pejuang Tiga Zaman”,

secara spontan menaruh rasa hormat pada Siti jaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang dan

Hajinah. Kepandaiannya berdakwah itu mengaki- masa setelah kemerdekaan RI.

batkan ia mendapat sukses dan terkenal di seluruh Siti Hajinahmeninggal pada hariAhad27April

penjuru Nusantara. 1991 di RSU PKU Muhammadiyah dalam usia 80

DalamberdakwahSiti Hajinahmemiliki taktik tahun dan dimakamkan di Pakuncen.** (wied)

strategi dalammenghadapi polisi-polisiBelanda dan

:: 58 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SITI BAROROH BARIED

Pada 1964 Siti Baroroh diangkat menjadi guru
besar Fakultas Sastra UGM dan mengucapkan
pidato pengukuhan dengan judul pidato “Bahasa
Arab dan Perkembangan Bahasa Indonesia”.
Pengangkatan ini menjadi sorotan, khususnya di
Universitas Gadjah M ada karena, kala itu
usianya masih 39 tahun dan menjadi wanita
pertama yang mendapat gelar guru besar. Beliau
menjadi satu-satunya ketua P P ‘Aisyiyah yang
paling lama menjabat yakni selama 5 periode dari
tahun 1965 sampai 1985.

Prof. Dr. Hj. Siti Baroroh Baried lahir di Yogyakarta pada 23 Mei 1923. Ayahnya H. Tamim bin
Dja’far adalah kemenakan Siti Walidah, istri KHA. Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Sejak muda Siti
Baroroh memiliki semboyan “hidup saya harus menuntut ilmu,”. Semboyan ini diucapkan di hadapan
kedua orang tuanya. Tidak mengherankan jika kemudian perjalanan dan kiprahnya dalam pendidikan
mengundangdecakkagum danmenjadi panutan. Siti Barorohmemulai pendidikandi SD Muhammadiyah,
kemudian secara berturut-turut dirinya melanjutkan di MULO HIK Muhammadiyah, Fakultas Sastra
UGM (Sarjana Muda), Fakultas Sastra UI di Jakarta meraih gelar sarjana tahun 1952. Setelah lulus
sarjana, ia kembali ke almamaternya Universitas Gadjah Mada, dan memulai kariernya sebagai pengajar.
Tahun 1953 sampai dengan 1955 Siti Baroroh mendalami Bahasa Arab di Kairo. Pada saat itu, sangat
langka perempuan menempuh pendidikan di luar negeri.

Pada 1964 Siti Baroroh diangkat menjadi guru besar Fakultas Sastra UGM dan mengucapkanpidato
pengukuhan pada tanggal 10Agustus 1970 denganjudul pidato“Bahasa Arab danPerkembanganBahasa
Indonesia”. Pengangkatan ini menjadi sorotan, khususnya di Universitas Gadjah Mada. Bagaimana tidak,
kala itu usianya masih 39 tahun dan menjadi wanita pertama yang mendapat gelar guru besar. Gelar ini
menunjukkan peranSiti Barorohdi dunia pendidikan. Beliau mengajar di beberapa perguruantinggi negeri
dan swasta. Di Universitas Gadjah Mada beliau mengajar di Fakultas Sastra sejak tahun 1949.

Sebagai akademisi, Siti BarorohBaried, selainmengabdikan diri sebagai pengajar di Fakultas Sastra
UGM, ia juga sebagai anggota Komisi Kerja Senat Fakultas Pasca Sarjana UGM, dosen IAIN (UIN)
Sunan Kalijaga Yogyakarta, dosen luar biasa di IKIP (UNY) Yogyakarta, guru besar Universitas
Muhammadiyah Surakarta dan Dewan Penyantun Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dia pernah
menjabat sebagai Ketua Jurusan Sastra Asia Barat Fakultas Sastra UGM, dan menjadi Dekan Fakultas
Sastra dan Kebudayaan UGM periode 1962-1964 dan 1964-1966.

Sebagai ilmuwan, ia menuangkan pemikirannya dalam karya tulis maupun buku. Beberapa buku
yang ditulisnya antara lain: Bahasa Arab dan Perkembangannya dalam Bahasa Indonesia (1970),
Kamus Istilah Filologi (1977), Memahami Karya-karya Nuruddin ar-Raniry (1982), dan Pengantar
Teori Filologi (1985). Selain itu, Siti Baroroh juga menulis makalah, antara lain: Un Movement des

:: 59 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Femmes Musulmans Aisyiyah (1977) dalam SWT berkenanmenurunkan keberkahan dari langit

Archipel 13; Le Shi’isme en Indonesie (1978) dan bumi. Suatu masyarakat yang hidup berdam-

dalam Archipel 15; La Slancio Riformista (1981) pingan dengan penuh rasa solider dan saling meng-

dalam Corriere XLIV, No*/9, Roma; dan Moslem hargai (toleransi), rukun, damai, amandantenteram,

Women and Social Change in Indonesia: The bahagia, sejahtera di dunia danakhirat adalahdam-

Work of Aisyiyah (1987) dalam Speaking of Faith. baan dari seluruh penduduknya.

Siti Baroroh tidak hanya aktif di dunia Program Qoryah Thoyyibah sebagai pengem-

perkuliahan.Beliaujuga aktif di berbagai organisasi bangan sebuah desa percontohan islami dengan

seperti MUI Pusat dan Ikatan Cendekiawan Mus- mengoptimalkan semua potensi masyarakat dan

lim Indonesia (ICMI). Di ’Aisyiyah, Siti Baroroh sektor baik agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi,

pernahmenjabat sebagai PCA Gondomanansampai maupun hubungan sosial diharapkan bisa dikem-

Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Jabatan yang pernah di- bangkan di berbagai desan dan kampung oleh

embannya di ‘AisyiyahadalahKetua BiroHubungan Aisyiyah setempat. Proyek percontohan gerakan

Luar Negeri, Ketua Biro Penelitian dan Pengem- qaryah thayyibah di Jawa Timur, misalnya, dipilih

bangan, dan Ketua Bagian Paramedis. desa Sukolilo kecamatan Bulak, kota Surabaya

Siti Baroroh menjadi satu-satunya ketua PP sebagai desa binaan Aisyiyah. Di Yogyakarta, PP

‘Aisyiyah yang paling lama menjabat yakni selama Aisyiyahtelahmengadakan proyekuji coba Qoryah

5 periode dari tahun 1965 sampai 1985. Semasa Thoyyibah di dusun Mertosanan Wetan, Potorono,

kepemimpinannya, ia banyak melakukan pengem- Banguntapan, Bantul, DIY sejak 1989.

banganpendidikanpra sekolah, yaitu Taman kanak- Sebelum menjadi guru besar, Siti Baroroh

kanakAisyiyah BustanulAthfal (TK ABA) maupun menikah dengan dr. Baried Ishom yang kemudian

sekolah kejuruan kebidanan dan keperawatan. menjadi Spesialis Bedah dan menjabat direktur RS

Dalam periodenya juga, Aisyiyah mulai mengem- PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Keluarga

bangkan program Qoryah Thoyyibah. kecilnya dikaruniai dua anak satu putra dan putri.

Atas ketekunan dan kepiawaiannya dalam Sampai akhir hayatnya, beliau masih menjabat

memimpin Aisyiyah dengan menjalin komunikasi sebagai Pimpinan Umum majalah Suara Aisyiyah

dengan berbagai pihak baikdi dalam maupun di luar dan penasihat PP ‘Aisyiyah.

negeri, kini ‘Aisyiyah memiliki posisi daya tawar Siti BarorohBaried, wafat pada tanggal 9 Mei

bahkan sampai ke luar negeri. Banyak ilmuwan 1999, dimakamkandi makankeluarga Karangkajen

peneliti, penulis disertasi dari perguruan tinggi baik Yogyakarta, setelah sebelumnya disemayamkan di

di dalam maupun luar negeri yang mempelajari Balairung UGM untuk penghormatan terakhir dari

organisasi ‘Aisyiyah dan program-program kema- Keluarga Besar UGM dalam upacara melepas

syarakatannya melalui jasa beliau. jenazah. Sekretaris Senat UGM saat itu, Prof. Boma

Salah satu program Aisyiyah yang cukup me- Wikan Tyoso, dalam sambutannya saat melepas

narik perhatian adalah Qaryah Thayibah. Istilah jenazah mengemukakan, kadar pengabdian, dedi-

qarya h thayyiba h berasal dari bahasa Arab kasi, serta komitmen almarhumah selama menja-

qaryah artinya desa dan thayyibah artinya baik, lankan tugas kewajibannya di lingkungan UGM,

yang bermakna desa atau kampung yang baik. khususnya Fakultas Sastra tidak disangsikan lagi.

Qaryahthayyibahadalah sebuahprogramsekaligus “Dalam perjalanan kariernya, almarhumah telah

gerakanAisyiyahuntuk mewujudkan tempat tinggal membuktikan dirinya sebagai seorang pemimpin

atau tempat hidup dalamsuatu perkampungan atau yang berhasil,yaitu denganterpilihnya beliau sebagai

desa dimana masyarakatnya menjalankan ajaran Dekan Fakultas Sastra selama dua masa jabatan

Islam secara kaffah baik dalam hablun minallah berturut-turut”.**(im)

(hubungan denganAllah) maupun hablun minannas

(hubungan antarmanusia) dalam segala aspek

kehidupannya yang meliputi bidang akidah, ibadah,

akhlak, danmu’amalah duniawiyah, sehinggaAllah

:: 60 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ELIDA DJAZMAN

Elida juga dikenal sebagai seorang tokoh yang
sering melakukan kritik kepada Aisyiyah.
Menurutnya, A isyiyah kurang menanggapi
masalah-masalah yang hangat, khususnya
masalah politik. Hal ini disebabkan oleh
kebiasaan orang Aisyiyah yang terjebak dalam
sekadar mengerjakan kegiatan sesuai dengan
program dan keputusan-keputusan Muktamar.

Hj. Elida Djazman memiliki nama aslinya Elida. Setelah menikah dengan Drs. Djazman Alkindi,
laludikenal dengan nama Elida Djazman. Elida dilahirkan di kota Medan, 11 Juli 1940. Ia anakkedua dari
tujuhbersaudara hasil perkawinan H.M. Bustami Ibrahimdengan Rohana. Keduanyaberasal dariBukittinggi
Sumatera Barat. Pada masa hidupnya, H.M. Bustami Ibrahim adalah aktivis Muhammadiyah. Pernah
menjadi Ketua Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara. Beliau juga termasuk pendiri Universitas
Muhammadiyah dan pernah menjabat sebagai Rektor sampai akhir hayatnya.

Sejak kecil sampai dewasa Elida hidup dalam lingkungan Muhammadiyah. Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah sampai Sekolah Guru Atas semuanya di Muhammadiyah Medan. Tahun 1960-1962, Elida
kuliahdi Institut KeguruanIlmuPendidikanMuhammadiyah Solo.Tahun1963-1964 melanjutkankuliahnya
di Solodan berhasil mencapai tingkat Sarjana Muda (BA). Kemudianberhenti karena mengajar di Medan.
Baru pada tahun 1966-1967 melanjutkan lagi kuliahnya di IKIP Muhammadiyah Solo. Pendidikan non
formalnya ia dapatkan dengan mengikuti berbagai kursus dan pelatihan lewat HMI, IMM dan Nasyiatul
Aisyiyah.

Elida memulai karier kerjanya dengan menjadi guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah Medanpada
tahun 1958-1960. Kemudianmengajar di PGAAisyiyah Medanpada tahun1962-1963. Setelah mencapai
Sarjana Muda di IKIP MuhammadiyahSolo, Elida mengajar kembali di Medanpada SekolahGuru Taman
Kanak-kanak selama tahun1964-1966 sebagai guru negeri diperbantukan. Pada tahun1967, Elida kembali
merantau ke Solo lagi untukmelanjutkan kuliahnya. Setelah tamat beliau mengajar di SPGAisyiyah Solo
sampai tahun 1984. Kemudian Elida mengajar di SPG Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1984-1999.

Pada usia 27 tahun, tepatnya 12 Juli 1967, Elida menikah dengan Drs. Djazman Alkindi, putera
penghulu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, KRT. Wardan Diponingrat. Selain menjabat sebagai
penghulu, KRT. Wardan Diponingrat juga pegawai Pengadilan Agama Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam Muhammadiyah, beliau menjadi Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketika
menikah, Elida waktu itu sebagai aktivis Nasyiatul Aisyiyah dan Djazman Alkindi aktivis Pemuda
Muhammadiyah serta Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Ketika mewakili Badko HMI Jawa Tengah, Elida gigih mengusulkan kepribadian HMI yang akan
menjadi ciri khas anggota HMI. Menurut Elida, HMI harus punya kepribadian yang bisa menonjolkan
keislamannya sesuai dengan nama organisasi yang memakai label Islam. Namun, saat itu usulannya

:: 61 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

belumbisa diterima. Orang-orangHMIsaat itu tidak Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dan kegiatan di

menganggap pentinguntukmenonjolkankeislaman- organisasi kemahasiswaan di Solo, terutama IMM

nya. Solidaritas terhadap kaum perempuan cukup karena organisasi ini saat itu dakwah di pedesaan.

tinggi. Hal itudapat disimakantara lainpada pidato- Kemudian pada tahun 1967-1975, Elida aktif di

pidatonya yang menampakkan kepekaan dalam PimpinanPusat NasyiatulAisyiyah. DarisinilahElida

memikirkan perempuan, seperti menanggapi mulai berkenalan dengan ibu-ibu Aisyiyah, antara

masalah TKW, wanita-wanita yang dieksploitir, lain Profesor Siti Baroroh Baried.

perempuan pekerja seks, dan lain sebagainya. Pada Muktamar Aisyiyah ke-40 tahun 1978,

Elida juga dikenal sebagai seorang tokohyang Elida mulai masukdalamkepengurusanPPAisyiyah

seringmelakukan kritikkepada Aisyiyah. Menurut- sebagai bendahara. SaatituElida mulai kelilinguntuk

nya,Aisyiyahkurangmenanggapi masalah-masalah berpidato di berbagai kesempatan. Pada Muktamar

yang hangat, khususnya masalah politik. Hal ini Aisyiyah ke-41 tahun 1985, Elida terpilih menjadi

disebabkan oleh kebiasaan orang Aisyiyah yang Ketua PP Aisyiyah untuk periode 1985-1990. Pada

terjebakdalam sekadar mengerjakankegiatansesuai MuktamarAisyiyahke-42 tahun1990, Elida terpilih

dengan program dan keputusan-keputusan kembali sebagai Ketua PP Aisyiyah periode 1990-

muktamar. 1995. Kemudian pada Muktamar Aisyiyah ke-43

Elida menjadi pengurus Nasyiatul Aisyiyah tahun 1995 di BandaAceh, dia terpilih lagi sebagai

ketika masih duduk di kelas II SPG, dengan jabatan Ketua PP Aisyiyah periode 1995-2000. Selama

Wakil Ketua Cabang Medan. Elida terus aktif di menjabat Ketua PP Aisyiyah, Elida telah menjalin

Nasyiatul Aisyiyah Medan sampai tahun 1960. kerjasama yang baik di kalangan anggota PP

Kemudiantahun1960-1962, setamat dari SPG, Elida Aisyiyah. Berkat kerjasama yang baik inilah

melanjutkan studinya di IKIP Muhammadiyah kepemimpinan Aisyiyah dapat melaksanakan pro-

Surakarta dan saat itu dia menjadi anggota HMI. gram-program dengan baik dan lancar.

Pada tahun1963-1964,Elida terpilihmenjadi anggota Selama aktif memimpin organisasi maupun

Badko HMI Jawa Tengah. Di HMI dia juga pernah dalam kegiatan lain, Elida sudah beberapa kali

duduk di Departemen Kader. Sekalipun masih aktif mengunjungi negara-negara diAsia maupun Eropa.

di organisasi kemahasiswaan, namun Elida pada Sebagai Ketua PPAisyiyah, Elida pernah mewakili

tahun1964 ditarik olehPPNasyiatulAisyiyahuntuk organisasi ke Saudi Arabia.Kepergiannya bersama

menjadi Ketua Bagian PembinaanKader. Mulai saat beberapa anggota PP Aisyiyah atas undangan

itulah Elida juga sibuk mengajar di SGTAisyiyah di Menteri Agama RI. Kemudian, bersama organisasi

Solo, mengurus Nasyiatul Aisyiyah di Yogyakarta, PKK, atas undangan WHO, ia mengadakanlawatan

kuliah di IKIP Muhammadiyah Solo serta kegiatan ke berbagai Negara untuk meninjau kegiatan dan

kemahasiswaan lainnya. mengenai kondisi wanita di India. Dalamrangka studi

Tahun1964-1966, Elida aktifkembali menjadi banding, dari Badan Pengembangan Pendidikan

pengurus Nasyiatul Aisyiyah Medan. Namun, hal Nasional, Elida mengikuti lawatan ke Malaysia,

ini tidak lama, karena pada pertengahantahun 1966 Singapura danBangkok. Kunjunganbersama suami,

Elida melanjutkan kuliahnya di Solo. Kemudian karena tugas diikutinya pula seperti ke Turki dan

tahun 1966-1967, Elida melanjutkan kiprahnya di Belanda.***

:: 62 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

SITI CHAMAMAH SOERATNO

P andangannya yang terbuka, plural, dan kooperatif
terhadap berbagai pihak, golongan, dan kelompok
masyarakat, menjadikan Siti Chamamah tercatat
sebagai anggota organisasi baik nasional maupun
internasional, seperti World Conference on Religion
and P eace (WCRP) dan International Conference on
R eligion and Peace (ICRP) . B eliau menjadi salah
satu ketua organisasi perempuan I slam internasional,
yakni International M oslem Women Union (IM WU)
periode 2007-2010.

Prof. Dr. Hj. Siti Chamamah lahir di Kauman, Yogyakarta, 24 Januari 1941. Putri kedua dari
pasangan K.H. Hanad Noor dan Hj. Juhariah ini mengenyam pendidikan dasar di SD Muhammadiyah
Ngupasan. Kemudian melanjutkanke SMP Putri Muhammadiyah (SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta).
Pada saat akanmemasuki SekolahLanjutanAtas, harapansangayah untukmemberikantempat pendidikan
sebagaimana yang dicita-citakan bagi puterinya pada waktu itu, terlihat tidak mudah terpenuhi. Hal itu
karena pada waktuitu, tidak dijumpai sekolahyangmemberikan pengetahuanyang relatif luas dansinergis
antara ilmuagama danilmu umum. Maka, sangayahmendirikansekolahyangbernama Sekolah Menengah
AtasAgama. Dari pendidikandi sekolahitulahdiperolehkemampuanChamamah berbahasaArab, membaca
kitab-kitab kuning, pemahaman tentang integralnya ilmu-ilmu kehidupan, baik yang nomotetis maupun
yangideografis, menurut istilah Windelband.

Tampaknya, pendidikan di SMA A, mampu mencetak kualitas unggul para muridnya, termasuk
Chamamah. Prestasi hasil ujian akhirnya menempatkan Chamamah sebagai lulusan terbaik bagi Sekolah
Lanjutan Atas swasta dan terbaik kedua sesudah SMA Negeri 1 Yogyakarta. Karena meraih nilai ujian
akhir yang tinggi, Chamamahdapat diterima di fakultas-fakultas di UGM,seperti Fakultas Hukum, Fisipol,
Ekonomi, dan Fakultas Sastra dan Kebudayaan menjadi pilihannya.

Setelah menyelesaikan Bakalauret (1963), Chamamah diangkat menjadi asisten dosen di
almamaternya, tugasnya menjadi asisten perkuliahan Prof. Soemadi Soemowidagdo untuk bahasa Arab
dan Islamologi di Fakultasnya dan di IKIP Negeri Yogyakarta (saat ini Universitas Negeri Yogyakarta).
Setelah menamatkan S1 tahun 1967, ia diangkat sebagai dosen tetap di Fakultas Sastra UGM. Pernah
menjabat Sekretaris Jurusan Sastra Arab (1965-1975), yang waktu itu ketua jurusannya Prof. Dra. Hj.
Siti Baroroh Baried. Kemudian menjadi Ketua Jurusan Sastra Prancis dua periode dan Wakil Dekan
BidangAkademi juga dua periode. Setelah itu, ia diangkat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Setelah meraih gelar kesarjanaannya, Chamamah melanjutkan menuntut ilmu ke luar negeri. Dia
berhasil meraih S2 di Ecole des Hautes Etudes en Science Sociale, Paris, Prancis (1975). Di Prancis
ini Chamamah memanfaatkan kesempatan untuk memperdalam bahasa Arab dan Prancis di Universitas
Paris III, sehingga ia menguasai bahasa Inggris, Prancis, Arab, Jerman dan Belanda. Pada tahun 1988,

:: 63 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Chamamah meraih gelar doktor Ilmu Sastra dari Selaku Ketua PP Aisyiyah, Chamamah telah

UGM, dengan disertasi: Hikaya t Iskanda r mengunjungi daerah-daerah dari NAD sampai

Zulka rnain: Suntinga n Teks dan A nalisis Papua, untuk berbagi pengalaman dalam bidang

Resepsi, dengan predikat Cum Laude. Mengikuti pendidikan, sosial-keagamaandankeperempuanan.

pendidikan penelitian di Belanda (1983-1984, 1987- Ia pernah menjadi anggota Dewan Pakar ICMI

1988) dan di Inggris (1984-1988). Tahun 1993, ia Yogyakarta (1994), Ketua Divisi KebudayaanICMI

ditetapkansebagai Guru Besar Ilmu Budaya UGM. (1994-1999). Chamamahpernahmenjadi Pemimpin

Sebagai dosen di UGM, khususnya di Fakultas Umum, Pemimpin Redaksi dan Pemimpin Perusa-

Ilmu Budaya dan Program Pascasarjana (Kajian haan majalah Suara Aisyiyah (1966-sekarang).

Amerika, Timur Tengah dan ICRS) beliau meng- Bersama karibnya, Prof. Dra. Hj. Siti Baroroh Ba-

ampu mata kuliah Filologi, Ilmu dan Teori Sastra, ried, Chamamah Soeratno termasuk dari 7 orang

Ekranisasi, Resepsi, Budaya Sastra, Teori Teks, profesor yang berasal dari Kauman.

Teori Interpretasi, Feminisme, danMetodePenelitian ChamamahmenikahdenganDrs. M. Soeratno,

Ilmiah. Selain mengajar di UGM, ia juga mengajar pada 25Januari 1966.Sehingga namanya lebihakrab

di UIN Sunan Kalijaga, UNY, IAIN Walisongo dengan panggilan Chamamah Soeratno. Dikaruniai

Semarang, dan lain-lain. Selain itu, beliau ditunjuk dua orang anak yaitu Ir Ahmad Syauqi, M.M. dan

sebagai external examiner untukcalondoktor dalam dr. Nurul Chusna, MPH.

IlmuBudaya di Universitas Malaya dan calonGuru Berbagai karya beliau hasil diantaranya:

Besar di Universitas Kebangsaan, Malaysia. Kharisma Tokoh Indonesia Lama dan Masalah-

Satu pengalaman yang cukup mengesankan Masalahnya (1981), Pengantar Teori Filologi

bagi Bu Chamamah adalah kepergiannya ke Bang- (1985), Hikayat Iskandar Zulkarnain: Analisis

ladesh dan bertemu dengan Mohammad Junus Resepsi (1991), Variasi Sebagai Bentuk Kreati-

pendiri Grameen Bank dan peraih hadiah Nobel. vitas Pengarang Kedua dalam Dunia Sastra

Sewaktu menjadi Sekretaris MWA UGM (2006) Melayu Hikayat Banjar (1994), Khasanah Buda-

Chamamahdiundangoleh PresidenAmerika Serikat ya Kraton Yogyakarta II (2001), Kraton Jogja:

untuk menyampaikaninfromasi kepada sidangPBB The History and Cukture Heritage (2004), Mu-

tentang pelaksanaan program pendidikan di Indo- hammadiyah Sebagai Gerakan Seni dan Buda-

nesia, kaitannya dengan satu dari delapan program ya: Suatu Warisan Intelektual Yang Terlupakan

MDGs, yaitu Education for All. (2009). Selain itu ada banyak penelitian dan artikel

Sejak usia remaja (1965) Chamamah sudah yangtelah ditulis oleh beliau.(im)

menjadi Ketua UmumNasyiatulAisyiyah, organisasi

remaja putriMuhammadiyah. Tahun 1968, ia masuk

jajaranPimpinanPusatAisyiyah. Jabatan yang per-

nah dipegangnya di Aisyiyah adalah bendahara,

sekretaris dan wakil Ketua. Puncaknya, selama dua

periode (2000-2010), Chamamahmenjabat sebagai

Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah.

Pandangannya yangterbuka, yangplural, yang

kooperatif dengan berbagai pihak, golongan, dan

kelompok masyarakat, menjadikan Chamamah

tercatat sebagai anggota organisasi baik nasional

maupuninternasional, seperti World Conference on “Jangan sampai dapurmu menjadi penghalang,
Religion and Peace (WCRP) dan International menghadapi tugasmu mengurus umat”, pesan KHA
Conference on Religion and Peace (ICRP). Pada Dahlan ini disampaikan ulang oleh Ketua PP ‘Aisyiyah,
organisasi Perempuan Islam Internasional, seperti Prof. Dr. Hj. Siti Chamamah Soeratnodalam Refleksi
International Moslem Women Union (IMWU)
Satu Abad gerakan ‘Aisyiyah pada plenoke VI di

periode 2007-2010, sebagai salah satu ketuanya. forum Tanwir ‘Aisyiyah II di Surakarta, 7/6/2014.

:: 64 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ABDUL BARIE SHO’IM

Kreativitas Mengelola Zakat Amwal

Pak Sho’im selalu mengatakan bahwa zakat
itu adalah kesempurnaan hidup bagi seorang
yang beriman. B eliau mengistilah dengan
empat sehat (syahadat, shalat, shiyam, dan
haji) lima sempurna (zakat). Karena itu kalau
ada pimpinan Persyarikatan di tingkat daerah
atau cabang yang tidak berzakat, pasti
dipanggil oleh Pak Sho’im untuk konfirmasi
kenapa tak berzakat.

Abdul Barie Shoim, lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, pada tanggal 29 September 1938,
putera dari pasanganSueini dan Sutiyah. Sejak kecil, Sho’im--begitubiasa orangmemanggilnya-- diasuh
dengan sangat ketat dalam masalah agama, sehingga tak heran apabila Sho’im kecil sangat menonjol
dibandingkan dengan teman sebayanya dalam masalah yang satu ini. Sho’im juga sangat mahir berdebat,
dia memang cerdas.

Abdul BarieSho’im menempuh pendidikan dari SRSarirejo, Kaliwungu, dilanjutkan SMP Islamiyah
Miftahul ‘UlumKaliwungu, SMABagianSastera diYogyakarta. Selanjutnya beliau melanjutkanke Fakultas
Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (sekarang UIN) sampai selesai Sarjana Muda tahun 1962.
Selama kuliahSho’im juga menjadi santridi PondokPesantrenKrapyakYogyakarta. Setelahtamat Sarjana
Muda, mulai tahun 1963 Sho’im menjagi guru di SMP Muhammadiyah 1 Weleri, Kendal, Jawa Tengah
sampai menjadi Kepala Sekolah tersebut tahun 1964-1984.

Di Persyarikatan Muhammadiyah Pak Sho’im pernah menjadi Ketua Pimpinan Muhammadiyah
Cabang Weleri (1985-1990), menjadi Ketua Majelis Pendidikan dan Pengajaran PDM Kendal (1985-
1990), dan menjadi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Daerah Kendal (1990-1995).

Selama mengabdi di Persyarikatan, beberapa aktivitas monumental untukmasyarakat beliauwujudkan,
antara lain: pertama, RumahSakit IslamMuhammadiyah. Awalnya, RSI ini adalahmilikYayasan Rumah
Sakit Islam Kendal. Bupati Kendal, Soemojo, mengumpulkan seluruh organisasi Islam di Kendal untuk
mewujudkan dan mengelola RSI ini di bawah koordinasi MUI Kabupaten Kendal. Setelah beberapa
tahun, rencana pembangunanRSI ini tak ada kemajuan. Hanya memiliki sebidangtanahyang tidak terlalu
luas. Melihat tidak ada perkembangan sama sekali, Bupati akhirnya menawarkan kepada ormas Islam
yang sanggup mewujudkan RSI sebagaimana yang dicita-citakan bersama. Tawaran Bupati ini tidak
mendapat respon.Akhirnya Muhammadiyahmenyanggupi untukmewujudkandanmengelola RSItersebut.

Dalam perjalanannya, Abdul Barie Sho’im meminta kepada Bupati agar Yayasan Rumah Sakit Is-
lam menjadi amal usaha Muhammadiyah, karena setelah Bupati menyerahkan tugas mewujudkan RSI
kepada Muhammadiyah, ormas Islamlain –termasuk MUI–sudahtidakmelibatkandiri sama sekali.Atas
dasar itu, Bupati mengizinkanYarsi menjadi amal usaha Muhammadiyah, dan sudahditetapkandi hadapan

:: 65 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

notaris bahwaYarsidanseluruh produknya

menjadi amal usaha Muhammadiyah.

Kedua, gedung Pusat Dakwah

Muhammadiyah Kendal. Sebelum tahun

2007, aktivitas organisasi Muhammadiyah

Kendal dipusatkan di kecamatan Weleri.

Hal ini disebabkan sebagian besar Pim-

pinanDaerahberada di Weleri, disamping

Weleri merupakan Cabang Muham-

madiyah yang pertama di Kendal. badan tersendiri di bawah koordinasi Pimpinan

Pada saat PDM dipimpin oleh Pak Shoi’im Persyarikatan. Badan tersebut dalam keputusan

(1990-1995) mulai dirancang untuk menjadikan Muktamar disebut denganBPUZ (Badan Pelaksana
ibukota Kendal sebagai sentral aktivitas Muham- Urusan Zakat). Oleh Abdul Barie Sho’im, BPUZ
madiyah. Selama ini Muhammadiyah memang diakronimkan menjadi BAPELURZAM.

memiliki sekretariat di Kendal, tapi lebih sebagai Karena masyarakat Muhammadiyah masih

‘perwakilan’ sekretariat saja. Pada tahun 2007 Ge- ragu-ragu dengan konsep Abdul Barie Sho’im dan

dung Pusat Dakwah Muhammadiyah, mulai diwu- karena tidak biasa berzakat, maka pada tahun1979

judkan; mulai proses wakaf, beli, dan sebagainya hanya dioperasionalkankonsepini di CabangWeleri
sebagai lokasi gedung PDM tersebut. Saat itu Ketua (pada waktu itu masih 32 desa) hanya terkumpul

PDM Kendal adalah Abdullah Sachur. Rp415.000,00 (empat ratus lima belas ribu rupiah)

Gedung PDM yangdirancangPak Sho’imitu, dengan 65 (enam puluh lima) orang muzakki.

kini berdiri dengan megah di jantung Kota Kendal Pada awalnya, untukmerealisir gerakanzakat

dengan luas seluruhnya kurang lebih 12 ribu meter. dengansistembaru ini,Bapelurzammendidik/ men-
Gedung yangberlantai3 tersebut, bagiandepan lantai training anak-anak sekolah tingkat SLTAdanAng-

bawah disewakan kepada pihak lain sebagai salah katan Muda Muhammadiyah (AMM) tentang cara

satu sumber dana aktivitas Persyarikatan. Lantai menghitung dan memungut zakat amwal. Sebagai

bawah, sebagian bagian depandan bagian belakang, praktekdari training itu, anak-anak /AMM tersebut

untuk kantor Pimpinan Daerah bersama Majelis, disebarkan ke seluruh desa dengan didampingi oleh
Lembaga dan Ortom. Lantai 2sementara digunakan Pimpinan Rantingsetempat, karena dalamBapelur-

untuk kegiatan belajar mengajar Akper Muham- zam, Pimpinan Ranting merupakan Tenaga Opera-

madiyah Kendal. Sedangkan lantai 3 untuk hall sional pemungutanzakat danPengurus Bapelurzam
K.H. Ahmad Dahlan dan ruang pertemuan lain. hanya ada sampai tingkat Cabang.

Ketiga, Gerakan Zakat Amwal. Gerakan Menurut Pak Sho’im, umumnya orang tidak

sangat monumental yang dirancang dan digerakkan mau menyerahkan uangnya kepada pihakmanapun

oleh Abdul Barie Sho’im adalah gerakan zakat tanpa ada hasil yang didapat dari penyerahannya

amwal atauzakat harta terpadu. Pengelolanya (amil) itu. Itulah maka dilaksanakan pendidikan/training

disebut BAPELURZAM (BadanPelaksana Urusan untukpara penghitungdan pemungut zakat. Mereka

Zakat Amwal). Gerakan ini dimulai tahun 1979 ini harus profesional, baikadministrasi, kemampuan

dengan menghadapi tantangan yang sangat luar menghitung, memungut, juga harus faham dalil-dalil
biasa. Karena, sistemnya yang tidak sama dengan naqli yang berhubungandenganzakat itu. Para amil

pengelolaan zakat pada umumnya. Namun, semua ini bekerja melaksanakan tugas pemungutan, pen-

halangandapat diatasi, karena PakSho’im termasuk tasarruf-an, pembagian zakat sejak bulan Rama-

salah seorang yang faham tentang hukum Islam. dhan dan berakhir pada akhir bulan Dzulhijjah.

Gerakan zakat ini semula dilaksanakan untuk Secara terus-menerus dilakukan penyadaran

merespon keputusan Muktamar Muhammadiyah masyarakat tentangzakat, baik itu melalui pamflet,

yang salah satu program kerja yang ditetapkan khutbah jum’at, ceramah-ceramah, dan berbagai

adalah adanya Gerakan zakat yang dikelola oleh media lainnya. Dengan yang didapatkan pun tidak

:: 66 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

mengecewakan, sampai tahun 2014 (tasharruf Pengelolaan zakat harus amanah dan jujur.

bulan September 2014), Bapelurzam PCM Weleri Maka Pak Sho’im mewajibkan amil (Bapelurzam)

mengumpulkan zakat amwal sebesar Rp untukmembuat laporantentang perolehan zakat dan

1.411.105.689,00 (satu milyar empat ratus sebelas obyek pembagianzakat. Laporanituberbentukbuku

juta seratus lima ribu enam ratus delapan puluh yang mencatat dengan sempurna identitas muzakki

sembilan rupiah) dengan muzakki sebanyak 1.736 nama (termasuk nama isteri/suami), alamat dan

orang. Cabang lain yang belum men-tasarruf-kan jumlah zakat yangdikeluarkan. Selain itu, dijelaskan

perolehanzakat tahunini (2014/1435), batas waktu secara rinci tentang obyek (penerima) zakat.

tasarruf adalah 15 Dzulhijjah. Dengandemikian, siapapunakan mudah mendeteksi

GerakanBapelurzamuntuk seluruhcabang se- siapa muzakki dan kemana disalurkan zakat itu.

Kabupaten Kendal baru terealisir mulai tahun 1409 Pak Sho’im selalu menekankan bahwa zakat

Hijriyah(1988 M.) denganperolehan zakat sebesar itu diberikan kepada siapa saja yang memenuhi

Rp 13.723.320,00 (tiga belas juta tujuh ratus dua syarat untuk menerima zakat, asalkan dia muslim.

puluh tiga ribu tiga ratus dua puluh rupiah) dengan Zakat itudiberikan kepada yang berhak, baik dalam

muzakki 1.003 (seribu tiga) orang. Karena kekom- bentukkonsumtifmaupunproduktif.Zakat produktif

pakanpimpinan dan semangat untuk berislam yang ini ternyata manfaatnya sangat luar biasa, karena

ditekankan oleh Abdul Barie Shoi’m, maka zakat dapat memberi atau menambah modal orang Islam

Kabupaten Kendal sampai tahun 2012 mencapai yang berusaha produktif. Bapelurzam sejak awal

3.052.736.289,00 (tiga milyar lima puluh dua juta operasional sampai saat ini hanya memfokuskan diri

tujuh ratus tiga puluh enam ribu dua ratus delapan kepada pengelolaan zakat.

puluhsembilan rupiah) denganmuzakki6.353 (enam Jejak dan amanah kejujuran yang sangat

ribu tiga ratus lima puluh tiga) orang. ditekankanolehAbdul Barie Shoi’im masih danakan

Pak Sho’im selalu mengatakan bahwa zakat terus menyala di dada AMM walaupunAbdul Barie

itu adalah kesempurnaan hidup bagi seorang yang Sho’im sudah wafat tanggal 27 Oktober 1995 di

beriman.Beliaumembuat istilah denganempat sehat Weleri. Dari pernikahannya dengan Shofiyatun

(syahadat, shalat, shiyam, dan haji) lima sempurna mempunyai 6 (enam) oranganak, yakni Muhammad

(zakat). Karena itu kalau ada pimpinanPersyarikatan Husni Thamrin, Muhammad Anwarul Haq,

di tingkat daerah atau cabang yang tidak berzakat, Muhammad Rosyid Ridho, Siti Isy Sya’adah,

pasti dipanggil oleh Pak Sho’im untuk konfirmasi Muhammad Ali Akbar, dan Muhammad Syarif

kenapa tak berzakat. Haromain.***

Suasana rapat
koordinasi Amilin
Bapelurzam Weleri
Kendal Jawa Tengah.
foto:
bapelurzam.blogspot.com

:: 67 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ABDULLAH

Consoel Moehammadijah Celebes Selatan
1931-1938

K.H. Abdullah lahir di Maros pada sekitar tahun 1895, ayahnya bernama Abdur Rahman dan
Ibunya bernama Halimah. Kepada putranya Abdullah, Abdur Rahman menaruh harapan agar anaknya
kelakdapat menjadi ulama. Untuk ituAbdullahkecil diajari mengaji olehayahnya sendiri. Setelah bacaan
Alquran dan pengetahuandasar-dasar agamanya dirasa cukup, Abdulahremaja dikirim oleh orang tuanya
belajar ke Petta Kalie di Maros.

Berbekal pengetahuan agama yang diperolehnya dari Petta Kali Maros, Abdullah berangkat ke
Mekkah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus untuk tinggal belajar memperdalam bahasa Arab dan
ilmu agama, sebagaimana umumnya orang berangkat haji pada masa itu. Di Makah, Abdullah menetap
lebih kurang 10 tahun. Di sana dia belajar kepada berbagai guru. Konon, di Makkah dia pernah bertemu
dengan Darwis yang juga sedangmelaksanakan ibadah haji dilanjutkan belajar agama kepada para syaikh.

Setelah beberapa tahun tinggal di Mekkah, Haji Abdullah kawin dengan Hajjah Fatimah yang juga
berasal dari Maros. Hajjah Fatimah datang ke Makkah bersama ayahnya untuk menunaikan ibadah haji.
Sebagai seorang pedagang kaya yang sangat prihatin terhadap perkembangan Islam di daerahnya, ayah
Hajjah Fatimah mendorong dan membantu Haji Abdullah agar tetap tinggal di Makkah memperdalam
pengetahuan agama hingga kelak dapat menjadi ulama dan kembali ke kampung halamannya. Oleh Haji
Abdullah, harapandancita-cita mertuanya itulah yang membuatnya betahtinggal di Makkah selama lebih
kurang sepuluh tahun.

Setelahbekal ilmu pengetahuanagamanya dirasakantelahmemadai, pulanglahHajiAbdullahbersama
isterinya kekampunghalamannya di Maros. Sekembalinya ke Maros, mertua yangsangat menyayanginya
itu punmendorongnya hijrah ke Makassar. Untuk itumaka HajiAbdullah dibelikanrumaholeh mertuanya
di Kampung Butung, dekat Masjid Kampung Butung.

Bersama isteri tercintanya, HajiAbdullahtinggal di rumah tersebut hingga akhir hayatnya. Di rumah-
nya itulah, Haji Abdullah mengajarkan Agama Islam kepada masyarakat sehingga masyarakat pun
memberinya gelar sebagai kiai. Dikabarkanbahwa K.H.Abdullah sangat aktif shalat berjamaahdi masjid
dansangat rajinbersilaturrahim dengan sahabat-sahabatnya yang ada disekitar KampungButung,Kampung
Melayu, dan Kampung Wajo.

Keaktifan Kiai HajiAbdullah mengajar, berjamaah, dan bersilaturrahim itulah sehingga dia banyak
berkenalan dengan orang-orang yang telah menerima paham Muhammadiyah melalui hubungan dagang
dengan orang-orang dari Jawa (Yogyakarta, Surabaya, Pekalongan, dan lain-lain).

Di antara orang yang telah menerima bahkan telah menjadi anggota Muhammadiyah yang menjadi
sahabatnya ialah Mansyur Al-Yamani. Dan, atas inisiatif Mansyur Al-Yamanilah sehingga diadakan
pertemuan di rumah Haji Muhammad Yusuf Daeng Mattiro pada malam tanggal 15 Ramadhan yang
melahirkan Muhammadiyah Group Makassar yang KH. Abdullah menjadi salah seorang bestuur-nya,
yakni sebagai Vais Vorzitte.

:: 68 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Lebih kurang satu tahun kemudian, KH. Ketekunan dan keseriusan K.H. Abdullah

Abdullah malahmenjadi Voorzitter Muhammadiyah mengurusi Muhammadiyah,diceritrakanoleh Hajja

Group Makassar. Dalam masa beliau Muham- Sitti Rabiah. Selama kepemimpinannya sebagai

madiyahGroup Makassar menjadi Cabang. Dalam konsul Muhammadiyah, KH. Abdullah sangat rajin

statusnya sebagai Vorsitter Cabang, KH. Abdullah melakukaninspeksi kecabangdan group. Tiap tahun,

sekaligus menjadi Koordinator Group-group yang selepas shalat Iedul Fitri, KH. Abdullah melakukan

terbentuk di beberapa daerah seperti: Labbakkang, perjalanan keliling Sulawesi Selatan menginspeksi

Pangkajene, Maros, Sengkang, Limbung, Bantaeng, cabang dan group di wilayah konsulatnya. Perja-

Belawa, Majene, Balangnipa, Mandar, Rappang, lanan secara estafet itu lamanya tidak kurang dari

Pinrang, Palopo, kajang, Soppeng Riaja, Takkalasi, satu bulan, bahkan sering kali beliau shalat dan

Lampoko, EleTanete,Tabba, Batu-batu(Soppeng), khotbah Idul Adha masih di daerah.

Campalagian, dan lain-lain. Akomodasi dan konsumsi selama berada di

Sejak terbentuknya cabang pada tahun 1927, satucabangatau groep ditanggungolehcabang atau

berturut-turut digelar Konferensi Muhammadiyah. groep yang didatanginya. Oleh karena belum ada

Pertama di Makassar (1928); kedua di Sengkang hotel atau penginapan, maka K.H.Abdullah diinap-

(1929), ketiga di Majene (1930), keempat Bantaeng kandi rumahpimpinanatauanggotaMuhammadiyah

(1930), kelima di Labbakkang (1931), keenam di setempat. Adapun biaya transportasi, dari satu

Palopo (1932). Pada konferensi ke-6 inilah K.H. cabang atau groep ke cabang atau groep lainnya,

Abdullah terpilih menjadi konsul Muhammadiyah kalau tidak diantar atau ditanggung oleh pimpinan

Celebes Selatan yang pertama. cabang atau groep yang dikunjungi, atau dijemput

Menurut keputusankonferensi, K.H.Abdullah olehcabang ataugroep yang akan dikunjungi, maka

didampingi oleh Mansyur Al-Yamani selaku vice K.H. Abdullah sendirilah yang menanggungnya.

voorzitter (wakil konsul), H. NurdinDg. Magassing Pada masa kepemimpinannya, sebagai ketua

selaku sekretaris, Daeng Manja selaku penning Muhammadiyahselama lebihkurang sebelas tahun,

meester (bendahara), Andi Sewang Daeng Muntu, lebih kurangempat tahun sebagai voorzitter cabang

SalokoDaeng Malewa, Syahadat Daeng Situju,Ali dan lebih kurang tujuh tahun sebagai konsul, K.H.

Seilalla, danHajjah Daeng Rampu, masing-masing Abdullahtelahberhasil memajukanMuhammadiyah

sebagai commissaris. di Celebes Selatan.

KH. Abdullah memegang jabatan konsul dari Beberapa pesan K.H. Abdullah yang sering

Konferensi ke-7 hingga Konferensi ke-13, setelah disampaikandalambahasa Bugis, dituturkankembali

itu HajiAndi SewangDgMuntu terpilih mengganti- oleh Drs. Muhammad Yamin Data.

kannya pada konferensi ke-13 di Selayar tahun1938. A ja muallejjai tauwe mu enre, tanrerei

Meskipun tidak terpilih lagi sebagai konsul, K.H. padammu rupa tau nawatakko menre (janganlah

Abdullah dengan kebesaran jiwanya tetap menjadi engkau injakoranguntukkau naik, junjunglahorang

komisaris konsul hingga akhir hayatnya. agar engkau ditarik naik).

Tradisi kebesaran jiwa yangdicontohkan oleh Ngi-nigi piarai bere jama’na risempoang-

K.H. Abdullah inilah yang kemudian diwarisi para ngi dalle’na pole ri Puangnge (barang siapa yang

pemimpin Muhammadiyah maupun Aisyiyah yang memelihara shalat jamaahnya Allah memudahkan

lain. HajiAbdul Wahab Radjab misalnya, dia pernah rezekinya).

menjadi Ketua Muhammadiyah Daerah Sulawesi K.H. Abdullah wafat bertepatan dengan

Selatan dan Tenggara, setelah melanglang buana di serangan bom oleh serdadu Sekutu terhadap kapal-

Jakartasebagai politisidankembalilagi keMakassar, kapal yang sedangberlabuhdi pelabuhan Makassar,

dia tidak canggung menjadi hanya sebagai ketua pada tanggal 24 April 1944 pukul 12.00 menjelang

Majlis atau sekedar anggota PimpinanWilayahsaja. shalat duhur.** (Mustari Bosra & Hadisaputra)

Demikian pula dengan pimpinan lain, tetap aktif

sekalipuntidakmenjadi ketua lagi, walaupunhanya

menjadi wakil ketua bahkan ketua majelis.

:: 69 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ANDI SEWANG DAENG MUNTU

Consoel Moehammadijah Celebes Selatan
1938-1957

Haji Andi Sewang Daeng Muntu berperawakan besar,
berkulit sawo matang kehitam- hitaman. Dalam dirinya
mengalir darah bangsawan Makassar, yang merupakan
perpaduan Gowa, Galesong, dan Labbakkang. Dia
terkenal sebagai seorang orator, jago mimbar dan singa
podium yang menguasai bahasa Indonesia, bahasa
Makassar dan bahasa B ugis, dengan penguasaan yang
sama mantapnya serta sedikit memahami bahasa M inang.

Haji Andi Sewang Daeng Muntu lahir di KampungBaruwa, GalesongSelatan, KabupatenTakalar
tahun 1903. Pada usia 6 tahun, dia mengikuti orang tuanya pindah ke Labakkang, Pankajene Kepulauan.
Di Labakkang, dia menyelesaikanpendidikanformalnya hingga Volksschool. Setelahtamat, dia meneruskan
ke Vervolgschool di Pangkajene. Setelah tamat pendidikannya itu, Andi Sewang terpaksa mengikuti
orang tuanya yang dibuang ke Sumatera Barat oleh pemerintah kolonial Belanda, karena dituduh terlibat
dalam pemberontakan menentang penjajahan Belanda.

Andi Sewangmelanjutkanpendidikannya di Sumatra Thawalib PadangPanjanghingga tamat tingkat
Tsanawiyah. Di sinilahAndi Sewang terpengaruh oleh gerakanpembaruanIslam. Tidak diketahui apakah
dia menjadi anggota Muhammadiyah ketika masih di Minangkabau atau sesudah pulang ke Labakkang.

Sekembali dari Minangkabau itu(awal 1927), ide-idepembaruandanrencana untukmembuka sekolah
serta keinginannya mendirikan Muhammadiyah Groep Labakkang sering disampaikan kepada teman-
temannya. Dalam artikelnya yang dimuat Almanak Muhammadiyah 1354 H, Andi Sewang menyatakan
bahwa, pada permulaantahun1927dia seringbersoal jawab dengansahabatnya Mahmud, membincangkan
tentang kemajuan gerakan Islam di tanah Jawa dan Makassar. Lebih lanjut, dia menyatakan: “Akhirnya,
dalampada masa itulah penulis mendapat kemufakatandengan saudara tersebut akan mendirikan sekolah
Igama, lebih-lebih pula setelah kami mendapat teman dua tiga orang, termasuk S.H. Hamid almarhum.
Akantetapi kami mufakatilahakan mendirikanperkumpulannya lebih dahulu. Kemudiannya, setelahkami
mengadakan vergadering berkali-kali, keraslah permintaan sdr. Machmud supaya perkumpulan yang
didirikanitu, ialah Muhammadiyah.”

Pada 9Oktober 1927, perjuanganDaeng Muntu untukmendirikan perkumpulan Muhammadiyah itu
menjadi kenyataan. Dalamsuatualgemeene vergadering (rapat umum), MuhammadiyahgroupLabakkang
diresmikan, dengan susunan bestuur sebagai berikut: Sewang Daeng Muntu sebagai voorzitter, Muham-
mad Daeng Nojeng sebagai vice voorzitter, MachmudDaengMamamsesebagai secretaris, Haji Masyhud
sebagai penningmeester, BasoDaeng Bombong, SayidHaji Hamid danAbdurrahmanDaeng Sila masing-
masing sebagai commissaris.

Berbekal pengalaman yang diperoleh, Daeng Muntu berhasil mengembangkan Muhammadiyah
Labakkang. Pada tahun 1928, setahunsetelahdidirikan, MuhammadiyahLabakkang telahberhasil membuka
sebuah sekolah. Sejak dirikannya, hingga tahun 1934, Muhammadiyah Labakkang telah berhasil
mendatangkan empat orang guru dari Jawa.

:: 70 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

DibawahkepemimpinanSewangDangMuntu, troller yang bertugas melakukan koordinasi dengan

Muhammadiyah Labakkang berhasil pula mendo- kepala distrik. Meskipun pernah ditawari menjadi

rong dan memfasilitasi terbentuknya groep-groep pegawai kolonial Belanda, HajiAndi SewangDaeng

Muhammadiyah dalam wilayah onderafdeeling Muntu lebihmemilihmengurus sawahdan empang-

Pangkajene lainnya, seperti Groep Pangkajene, nya sebagai petani yang bebas-merdeka.

Bonto-bonto, Sigeri, dan Groep Ujungloe. Melihat Mungkinada kaitannya dengan jabatansebagai

keberhasilan danpotensi yangdimiliki DaengMuntu, consoel Muhammadiyah, sehingga pada zaman

Haji Abdullah selaku voorzitter Muhammadiyah pendudukanJepang,DaengMuntudiangkat menjadi

Cabang Makassar (hingga 1932), maupun selaku penasehat Kai-Gun (Angkatan Laut) Jepang di

Consul Hoofdbestuur Muhammadiyah Celebes Makassar yang waktu itu disebut San-Yo. Selain

Selatan berulang kali mengajaknya pindah ke itu, dia juga diangkat menjadi anggota Syukai-Gin,

Makassar, dengan harapan supaya Daeng Muntu semacam Dewan Perwakilan Rakyat.

dapat mendampingi dirinya. Tetapi, karena alasan Setelah Jepang menyerah kepada sekutu dan

pengembangan Muhammadiyah Groep Labakkang bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya

khususnya dan PangkajeneKepulauan pada umum- pada 17Agustus 1945,Haji DaengMuntuturut aktif

nya, demikian pula usaha tambakdan pertaniannya berjuang mempertahankan kemerdekaan. Pada

yangtidakbisa ditinggalkannya,Daeng Muntuselalu masa Republik Indonesia Serikat, dia menjadi ang-

menolak ajakan itu. gota parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) yang

Akhirnya, harapan Haji Abdullah terpenuhi. pro-republik dan berjuang agar Indonesia menda-

Pada saat Konferensi Muhammadiyah Sulawesi patkan pengakuan dan kemerdekaan penuh dari

Selatan yang ke-13 di Selayar, tanggal 1-4 Januari Belanda sehingga kembali ke Negara KesatuanRI.

1938, DaengMuntuterpilih menjadi Consul Hoofd- Ketika Partai Masyumi dibentuk di Sulawesi

bestuur MuhammadiyahCelebes Selatan. Pada saat Selatan pada awal tahun 1950, Haji Daeng Muntu

itulah Daeng Muntu terpaksa pindah ke Makassar. adalah salahseorang pengurus inti DewanPimpinan

Tetapi kali ini bukan untuk mendampingi Haji Wilayah Sulawesi Selatan. Pada Pemilu 1955, dia

Abdullah, melainkansebaliknya, HajiAbdullah‘turun dudukmenjadi anggota Parlemen RI dari Masyumi,

jabatan’ menjadi commissarisnya. sampai kemudian Parlemen itu dibubarkan oleh

Haji Andi Sewang Daeng Muntu terkenal Presiden Soekarno pada tahun 1960.

sangat rajinmembaca dan menulis. Denganpengua- Selain memimpinMuhammadiyah danmenjadi

saan Bahasa Indonesia, ditambah bakat dan jiwa anggota parlemen, Haji DaengMuntujuga memiliki

seni, membuatnya mampu menuangkan ide-idenya perhatianpada bidang pendidikan. Bersama dengan

ke dalam bentuk tulisan. Tulisannya sering dimuat para pemuka Islam lainnya, dia mendirikanUniver-

di majalah Suara Muhammadiyah. Dia pernah sitas Muslim Indonesia (UMI).

menulis buku profil dan sejarah Muhammadiyah Haji Andi Sewang Daeng Muntu wafat di

Celebes Selatan pada tahun 1941 dengan judul kampung halamannya Labakkang, Pangkajene

“Langkah dan Oesaha Kita.” Dengan memakai Kepulauan, pada 10 Mei 1968 dalamusia 65tahun.

nama samaranHASDA, dia menulis dua judul novel, Meninggalkan seorang isteri, Andi Hudaya Daeng

yaitu: “Dari Makassar ke Sawah Lunto” dan “Si Ngugi dan tiga orang anak:Andi Patiri DaengMatu,

Cincin Stempel.” Jadi, bisa disebutkan bahwa Andi Basse Daeng Bannang dan dr. H.Andi Sofyan

Daeng Muntu adalah juga seorang sastrawan. Hasdam, Sp.S. Anaknya yang disebut terakhir

Pada masa kolonial Belanda, Haji Daeng mengikuti jejakbapaknya menjadi Ketua Pimpinan

Muntu tidak terlibat dantidak melibatkan diri dalam Wilayah Muhammadiyah di KalimantanTimur, dan

kegiatan pemerintahan sebagaimana Muhammad kemudian menjadi Walikota Bontang Kalimantan

Yunus Daeng Mannangkasi, Commissaris Consoel Timur.** (Mustari Bosra & Hadisaputra)

Muhammadiyah Labakkang. Daeng Mannangkasi

aktif dalam pemerintahan sebagai pegawai peme-

rintahkolonial Belanda denganjabatanassisten con-

:: 71 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ABDUL WAHAB RADJAB

Ketua Muhammadiyah Sulawesi Selatan
1966-1971

Haji Abdul Wahab Radjab dilahirkandi DusunBalla Tabbua, Desa Mandalle, KecamatanBajeng,
Kabupaten Gowa pada 27 Rajab 1928, Anak kedua dari tujuh bersaudara. Orang tuanya memberi nama
Abdul Wahab Radjab karena lahir tanggal 27 Radjab, hari terjadinya Isra-Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Abdul Wahab Rajab menempuh pendidikan dasar di Vervolgschool di Limbung, tamat tahun 1939.
Setamat dari Vervolgschool, dia melanjutkankeMadrasah Wustha Muhammadiyahdi Jongaya Kabupaten
Gowa (kota Makassar, sekarang). Sekitar dua tahun belajar di Madrasah Wustha itu, Jepang mendarat
danmengambil alihpemerintahandari tanganBelanda. Jepangmemberlakukankebijakan“menutup semua
sekolah formal.” Kebijakan ini menyebabkanMadrasah Wustha Muhammadiyah terpaksa ditutup. Semua
murid berhenti belajar, kembali ke kampung masing-masing, termasuk Abdul Wahab.

Setelah dibuka Sekolah Jam’iyah Islamiyah Watampone, Abdul Wahab meneruskan pendidikannya
di sana (1944-1945). Dia tidak berhasil tamat, karena saat itu Jepangkalah dari sekutu. Sekolah Jam’iyah
Islamiyahpunbubar.Tahun1948, dia melanjutkan lagi kesekolah GuruIslamMenengahAtas di Makassar.
Lagi-lagi, sekolah ini pun bubar, tahun 1949, sebelumAbdul Wahab Rajab memperoleh surat tamat.

Pada tahun 1950 -1952, Abdul Wahab kuliah di Universitas Muslim Indonesia (UMI), namun tidak
sampai selesai. Kali ini, penyebabnya bukan lagi karena kampusnya bubar, tetapi karena Abdul Wahab
terlibat kesibukan dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan. Untuk menambah ilmunya, dia mengikuti
kursus-kursus,seperti: kursus bahasa Belanda, kursus bahasa Inggris, kursus wartawan dankursus politik.
Berbekal segala pendidikanformal nonformal itu, kemudianAbdulWahab terjunke dalamkancah kehidupan
masyarakat.

Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu, dan Republik Indonesia diproklamirkan kemerdekaannya
oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945, Abdul Wahab ikut ambil peran membela dan
mempertahankan kemerdekaan RI. Mula-mula, dia bergabung menjadi anggota Kelasykaran Pemuda-
pemuda Pejuang Kemerdekaan RI di Watampone, Bone (1945). Setelah kembali ke kampung halaman di
Limbung-Gowa, Abdul Wahab melanjutkan perjuangannya menentang penjajah dengan bergabung ke
dalam Kelasykaran BUKA-Limbung yang dipimpin Sultan Daeng Mile. Dalam kelaskaran itu, Abdul
Wahab Rajab duduk sebagai Kepala Staf. Setelah LAPRIS (Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia
Sulawesi) terbentuk, BUKA-Limbung menjadi salah satu kelaskaran anggotanya. Dalam perjuangan
menentang penjajah ini, Abdul Wahab Rajab tertangkap dan dipenjara oleh Belanda selama lebih kurang
tujuhbulan, dari bulanFebruari sampaiAgustus 1947.

Selepas dari penjara, perjuangan melawan penjajah mulai reda, Negara Indonesia Timur (NIT)
sebagai bagian dari Republik Indonesia Serikat terbentuk. Abdul Wahab menerjunkan diri ke dalam
Persyarikatan Muhammadiyah. Mula-mula menjadi Sekretaris Muhammadiyah Groep Bone-Limbung
(1949-1951). Selanjutnya menjadi Sekretaris Pimpinan Muhammadiyah Daerah Sulawesi Selatan dan

:: 72 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Tenggara merangkap Ketua Majelis Da’wah(1961- Ketua Pimpinan Muhammadiyah Daerah Sulsel

1964), Wakil Ketua MD Sulselra merangkap Ketua merangkap Sekretaris Majelis Hikmah PP Muham-

Majelis Tabligh (1964-1966), menjadi Pejabat Ketua madiyah, diberi amanah menjadi Ketua DPW

PMD Sulselra (1966-1968), Ketua PMD Sulselra Parmusi Sulawesi Selatan. Dan, ketika Parmusi

merangkap Sekretaris Majelis Hikmah PP Muham- berfusi dengan partai Islam lainnya menjadi Partai

madiyah (1968-1971), menjadi Ketua Majelis Hik- Persatuan Pembangunan (PPP), dia diberi keper-

mah PWM Sulsel (1971-1977), Anggota PWM cayaan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah.

Sulsel (1982-1985),Anggota PWM Sulsel merang- Sebagai buah dari aktivitas di bidang politik,

kapKetua Majelis Tabligh(1985-1990), danterakhir, Abdul Wahab Rajab duduk menjadi anggota DPRD

Penasehat PWM Sulsel (1990-1995). Kotapraja Makassar mewakili Partai Masyumi

Selainsebagai pengurus,Abdul Wahab banyak (1955-1960). Ketika itu, terjadi suatu hal yang luar

terlibat dalampenyelenggaraanpendidikan Muham- biasa pada Abdul Wahab Rajab, terutama jika dilihat

madiyah. Pada tahun 1948-1949, Abdul Wahab memakai perspektif masa kini. Dia memegang

menjadi GuruMadrasahIbtidaiyahJongaya. Kemu- jabatan legislatif dan eksekutif dalam waktu bersa-

dian menjadi Kepala Sekolah Menengah Islam maan, karena selain anggota DPRD dia juga me-

Muhammadiyah Cabang Limbung (1949-1950). rangkap sebagai Anggota Dewan Pemerintah

Sejak1950, pengabdiannyadibidangpendidikanter- Daerah Kotapraja Makassar.

putus karena terjun ke bidang politik. Pada tahun Pada tahun 1968 sampai dengan 1971,Abdul

1982, dia kembali lagi ke dunia pendidikan, menjadi Wahab Rajab menjadi anggota DPR GR RI dan

dosen Universitas Muhammadiyah Makassar dan dipercaya sebagai Wakil Ketua Komisi X. Pada

pada tahun itu pula diangkat menjadi Pembantu Pemilu 1971, dia terpilih sebagai anggota DPRD

RektorIV, hingga tahun1985. Selain itu,pernahmen- Provinsi Sulawesi Selatan mewakili Parmusi dan

jadi anggota Badan Koordinasi Perguruan-Pergu- dipercaya sebagai Ketua Komisi D yang membi-

ruan Tinggi IslamSwasta Indonesia bagian Timur. dangiAgama, PendidikandanKesejahteraanSosial.

Dalam pemerintahan, Abdul Wahab pernah Pada Pemilu 1977, dia terpilih kembali menjadi

menjadi pegawai DepartemenAgama RI pada Kan- anggota DPR/MPR-RI.

tor Pendidikan Agama Propinsi Sulawesi dengan Setelah selesai masa tugasnya di DPR/MPR

jabatan Kepala Bahagian Umum (1953-1955). Di RI 1982, AbdulWahab Rajabkembali ke Makassar.

lapanganbisnis, AbdulWahab pernahmenjadi men- Dalam masa inilah, Abdul Wahab Rajab menyem-

jadi Staf Direksi dan Pemegang Kuasa N.V. Bank patkan diri menulis buku. Dua buah bukunya telah

Pembangunan Sulawesi selama lima tahun (1960- diterbitkan, yaitu Iman Dasar Hidup Sejahtera dan

1965). Dia pernah juga menjadi direktur Apotik St. Lintasa n P erkemban gan d an S umbang an

Khadijah yang berlokasi di Rumah Bersalin St. Muhammadiyah di Sulawesi Selatan.

KhadijahI,milikMuhammadiyah CabangMakassar. Abdul Wahab Rajab meninggal dunia pada

Dalam bidang politik, Abdul Wahab Rajab tahun 2004, meninggalkan dua orang isteri dan 13

memiliki pengalaman yang cukup lengkap. Kecuali orang anak.** (Mustari Bosra & Hadisaputra)

sebagaipengurus partai, dia pernahmenjadi legisla-

tor di semua tingkatan, mulai dari kota, propinsi,

sampai ke tingkat pusat. Ketika Partai Masyumi

dibentuk di Makassar (1950), Abdul Wahab Rajab

menjadi sekretaris Cabang Makassar. Pada tahun

1951, dia naik menjadi Sekretaris Partai Masyumi

WilayahSulawesi Selatan. Jabatanitu dipegangnya

hingga tahun1960.

Ketika Muhammadiyah memprakarsai pendi-

rian Partai Muslimin Indonesia (Parmusi, tahun

1968), Abdul WahabRajab yang ketika itu menjadi

:: 73 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ABDUL DJABBAR ASHIRY

Ketua Muhammadiyah Sulawesi Selatan
1971-1975

K.H. Abdul Djabbar Ashiry, nama kecilnya adalah Andi Lolo. Dia dilahirkan di Rappang daerah
Selfbestuur Rappang Onderafdeeling Parepare pada tanggal 27 Agustus 1916. Beliau anak pertama
(sulung) dari pasangansuami isteri K.H. MuhammadAshiryTalib denganHajjah HalijahDarise. Berturut-
turut bersaudara adalah H. Abd. Rahman Ashiry, Hj. Aisyaton Ashiry, Hj. Syamsiah Ashiry, dan Hj.
HasanahAshiry. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh Abdul Djabbar adalah: Sekolah Rakyat tiga
tahundi Rappang,Madrasah Wustha Muhammadiyahdi Belawa danmengaji pondokdiSengkangdibawah
bimbingan K.H. Muhammad As’ad.

Selama hidupnya K.H.Abd. DjabbarAshirymenikahtiga kali. Istri pertamanya,Amirahbinti Musa,
tidakada anak. Isteri kedua Hj. Salmiahbinti Haji Taju,dikaruniai 9oranganak: Hj. SuariatiAbd. Djabbar,
A.Md., Dra. Hj. KhaeriahAbd. Djabbar (istri dari H. Abd. Jalil Thahir), Drs. Muhajir Abd. Djabbar, Lc,
M.Ag, MutawakkilAbd. Djabbar, H. MursidAbd. Djabbar, H. MunawarAbd. Djabbar danMardiahAbd.
Djabbar. SetelahHj.Salmiah meninggal dunia, K.H. Abdul DjabbarAshirymenikahdenganHj. Marhamah
binti K.H. Hasyim Hasan, dikaruniai tiga orang anak: H. Ibnu HasyimAbd. Djabbar, A.Md, Ibnu Katsir
Abd. Djabbar dan Abdul Rahman Abd. Djabbar.

Bersama dengan Ustadz Gazali Thalib, Bustaman Tamrin, H. Hasanuddin, H. Fachruddin dan H.
Wail Mansyur, K.H. Abd. Djabbar Ashiry membuka Madrasah Muallimin Muhammadiyah Rappang.
Menggunakan gedung Sekolah Diniyah Muhammadiyah Cabang Rappang yang terletak di sebelah utara
Masjid Taqwa Muhammadiyah, Muallimin Muhammadiyah Rappang menerima murid baru pada tahun
pelajaran 1950-1951. Oleh karena siswa-siswi Muallimin Muhammadiyah berkembang pesat, terutama
dari Pangkajene, Enrekang, Pinrang, dan Polmas, maka gedung sekolah Diniyah Muhammadiyah yang
dipakai tidak dapat lagi menampung siswa-siswi. Untuk mengatasinya, diusahakan oleh Ustadz Abdul
Jabbar Ashiry dan kawan-kawan untuk membeli satu tanah kosong di sebelah selatan lapangan sepak
bola Rappang, selanjutnya dibangungedung Madrasah Muallimin MuhammadiyahCabangRappang dan
mulai dipakai pada tahun ajaran1951-1952.

Pada tahun 1953, K.H. Abd. Djabbar Ashiryterpaksa meninggalkan Madrasah Muallimin Muham-
madiyahyangdidirikannya karena dia hijrah keMakassar. Di Makassar, beliauberhasil membuka Pendidikan
Muballigh Muhammadiyah. Selain tugasnya membina para muballigh dan calon muballigh, beliau juga
aktif mengajar dan memberi pengajian di Masjid Raya sekaligus menjadi salah satu imam rawatibnya.
Ketika itu yang menjadi ketua Panitia Masjid Raya Makassar adalah Kiyai Haji Husaini Thaha.

Tahun1963, ketika Haji KuraisyDjailani menjadi ketua PimpinanMuhammadiyah DaerahSulawesi
Selatan dan Tenggara diputuskan membina Pendidikan Kader Ulama. Semula, Pendidikan Kader Ulama
tersebut ditempatkan di CabangBantaeng dan Cabang Rappang. Panitianya sudah terbentuk, yaitu K.H.
Abdul Djabbar Ashiry sebagai ketua, H. Muhammad Arsyad Daud sebagai sekretaris, K.H. Ahmad

:: 74 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

MakkarausuAmansyah Dg. Ngilau, H.Abdul Malik menjadi pelopor pengganyangan Lotto. Mereka
Ibrahim, danH. MuhammadNawawiYazid. Namun, dianggap melakukan tindakan pidana kriminal
karena terkendala masalah guru pembina dan dana, sehingga mereka ditangkapdandijebloskan kedalam
akhirnyadipindahkanke Makassar danditempatkan penjara. Namun, sebagian dari mereka berhasil

di Perguruan Muhammadiyah Cabang Bontoala di melarikan diri ke luar daerah.
samping Masjid Raya Makassar. Satu orang diantara mereka yang berhasil

Setelah berjalan beberapa tahun, Pendidikan melarikandiri ituadalah MukhsinKahar. Dia larike
Kader Ulama yang dipimpin K.H. Abdul Djabbar Balikpapan, Kalimantan Timur. Di sana, dia meng-
Ashiry itudirencanakanpindahke lokasi baru,yakni ganti namanya menjadi Abdullah Said dan menjadi
di atas tanah pemberian Bupati Maros di jalan muballigh. Sebagai muballighyangmemiliki penge-

Gombara-Bulurokeng Maros. Lagi-lagi terkendala tahuan agama yang luas, Abdullah Said disenangi
masalah dana dan pembina, Pendidikan Kader masyarakat danditerima pemerintah. Di Balikpapan,
Ulama tersebut tidak jadi dipindahkan hingga Abdullah Said mendirikan Pondok Pesantren
akhirnya terhenti setelah menamatkan 27 orang Hidayatullah di atas tanah perbukitanyang gersang
ulama muda. Penyebab terhentinya Pendidikan bernama Gunung Tembak. Atas usahanya menghi-

Kader Ulama tersebut adalah terjadinya apa yang jaukan lahan lokasi pondok pesantrennya itu,
dikenal dengan peristiwa “Penggayangan Lotto”. Abdullah Said bahkan mendapat hadiah Kalpataru
Lotto adalah nama bagi sebuah bentuk perjudian dari Presiden Soeharto.
yangdidirikanolehWali Kota Makassar, Muhammad
Daeng Patompo pada pertengahan tahun 1968. Selanjutnya, kader yang dibina langsung K.H.
AbdulDjabbarAsyiryyangbernama MukhsinKahar
Adapuntanah di Gombara-Bulurokeng, akhir-
nya ditempati pondok pesantren, sebagai tempat aliasAbdullah Said ini akhirnya mendirikan organisasi
pendidikankader ulama Muhammadiyah juga. Atas sosial keagamaan bernama Hidayatullah, setelah
kerja sungguh-sungguh disertai kesabaran yang pesantren yang didukung oleh penerbitan majalah
tinggi, K.H. Abdul Djabbar Ashiry dibantu K.H. Hidayatullah itu berkembang dan membuka cabang
di beberapa daerah. Adapun para kader ulama
Fathul MuinDaeng Ma’gading, DR. S. Majidi, dan
K.H. Marzuki akhirnya pada tahun 1972 berhasil lainnya yang tidak terlibat dalam pengganyangan
mendirikanpondokpesantren, diberi nama “Pondok Lotto tidaklagi meneruskanpendidikannya. Dengan
Pesantren Darul Arqam Gombara. demikian, berakhirlah riwayat Pendidikan Kader
Ulama itu.
Santri pertama Pondok Pesantren Darul
Arqam Gombara berjumlah 10 orang. Dalam per- Para pembina lainnya, yakni: Dr. S. Majidi,
K.H. Marzuki Hasan danK.H. Fathul Muin Daeng
kembangan selanjutnya, tahun 1980-an, pondok
pesantren tersebut membina sekitar 1000 orang Maggadingyangbersama-sama dengan K.H.Abdul
santri putra-putri. Memasuki tahun 1990-an, grafik Djabbar Ashiry disebut “Imam Empat,” masing-
perkembangan Pesantren Gombara menurun masing membina pengajian atau pesantren di tem-
drastis, setelah terjadi konflik yang berujung pada patnya. Dr. S. Majidi membina pengajian bernama
“Pengajian Orang Baik-baik” di rumahnya. Atas
terbagi duanya lokasi, pembina, dan santri pondok
pesantrentersebut. Sebagiantetapberada di Pondok permintaan dari kader-kader IkatanPelajar Muham-
PesantrenDaerulArqam Gombara di bawah binaan madiyah, tahun 1970-an,Dr. S. Majidi membuka lagi
PWM Sulawesi Selatan dan sebagian lainnya pengajiandi JalanBandang, disampingMasjidRaya
menjadi Pondok Pesantren Darul Aman Gombara Makassar.

dibawah Yayasan Buk’atun Mubarakah yang Adapun K.H. Fathul Muin Dg. Ma’gading,
dipimpinoleh K.H.Abdul DjabbarAshiry danUstaz
Abdul JalilThahir. dia kembali fokus membina pengajiannya di Masjid
Ta’mirul Masajid. Pengajian ini berlangsung hingga
Kembali ke Pendidikan Kader Ulama, seba- beliau wafat, tahun1985. Murid-muridangkatanter-
gian peserta Pendidikan Kader Ulama Muham- akhir yangdibinanyamenjelangwafatnya itulahyang
madiyahyang berjumlah27orang itu terlibat bahkan menjadi cikal bakal Wahdah Islamiyah. Menjelang
Muktamar Muhammadiyahke-38di Solo, Kiyai Haji

:: 75 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Fathul Muin DaengMa’gadingmempermaklumkan diperintahkanolehKiyai Haji Abdul DjabbarAshiry

kepeda murid-murid dan masyarakat secara umum untuk mengalihbahasakan ceramah tamunya yang

bahwa kalau dalam Muktamar nanti, Muham- disampaikandalamBahasa Arab itu. K.H. Djabbar

madiyah menerima asas tunggal yang diharuskan Ashiry mengenal penulis karena, penulis pernah

oleh pemerintahOrde BaruPresiden Soeharto, maka tinggal di rumahnya selama satu bulan penuh,ketika

dirinya keluar dari Persyarikatan Muhammadiyah. belajar intensif Bahasa Arab kepada Ustadz Abdul

Namun, beberapa hari sebelum pemberangkatan ke Khalik Rabasan di Ponpes Gombara, bulan

Muktamar, K.H. Fathul MuinDgMa’gading wafat. Ramadan tahun 1976.

Murid-muridK.H. Fathul MuinDgMa’gading Sekembali dari MasjidPalleko, Mustari Bosra

kemudian mendirikan Yayasan Fathul Muin yang menyampaikankepada Kapolres danKaptenMunir

kegiatannya melakukan da’wah amar ma’ruf nahi bahwa tamu yang datang itu tidak usah dicurigai.

mungkar dan membina amal usaha. Yayasan Fathul Mereka adalah turis yang sekaligus mubalig, yang

Muininilahyangdikonversimenjadiorganisasi sosial mungkin karena kekurangan dana sehingga mereka

keagamaan Wahdah Islamiyah pada tahun 1998. memilihmenginap ditempat yangtidakperludibayar,

Sedangkan, K.H. Marzuki Hasan mendirikan yaitu Masjid. Tidak ada satu pun ajaran yang

pesantren “Darul Istiqamah” Maccopa Maros. disampaikannya, yang bertentangan dengan ajaran

Pesantren yang didirikannya itu juga mengalami Islam. Pembawa tamu itu adalah mantan ketua

perkembangan pesat. Lokasi pesantrennya di PimpinanMuhammadiyahWilayahSulawesi Selatan

Maccopa terus diperluas dan saat ini sudah menjadi dan Tenggara, direktur Pondok Pesantren Darul

semacam perkampungan yang dihuni ribuan santri Arqam Muhammadiyah Gombara. Kapolres dan

dan warga. Cabang-cabang pesantrennya telah pula Kapten Munir dapat memahami sehingga K.H.

berdiri di beberapa daerah, baikdi Sulawesi Selatan Abdul DjabbarAshirydantamunya tidak diusirdari

maupundi luar Sulawesi Selatan. Takalar.

K.H.Abdul DjabbarAshiry, sebagaimanatelah Selanjutnya, K.H. Abdul Djabbar Ashiry

disebutkan di depan, dia mendirikan dan menjadi melanjutkan mengelola Pondok Pesantren Darul

direktur Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Aman Gombara. Beliau pernah menjadi Ketua

Gombara. Dalamkapasitas sebagaidirektur Ponpes Pimpinan Muhammadiyah Ranting Lautang Salo

Gombara ini K.H. Abdul Djabbar Ashiry mendapat Rappang. Pernah menjadi Ketua Muhammadiyah

undangan dari Jama’ah Tabligh untuk menghadiri Cabang Bontoala Makassar. Pernah juga menjadi

pertemuan di Pakistan. Sepulang dari Pakistan, dia Ketua PimpinanDaerah Muhammadiyah Makassar.

menjalankan misi dakwah Jama’ah Tabligh dengan Dan, akhirnya menjadi Ketua PWM Sulawesi

jalan khuruj, meninggalkan pesantren untuk Selatan (1971-1975). Sesudah itu, dengan segala

berda’wah dan bermalam di masjid-masjid. keikhlasan dan kebesaran jiwanya, beliau menjadi

Ketika pertama kalinya, dia khuruj ke Takalar Ketua Majelis Tarjih PWM Sulawesi Selatan

bersama dengan tamu dari Pakistan sekitar tahun Tenggara (1975-1980).

1985. H. Baharuddin Daeng Suang, bendahara Menurut, Drs. MuhammadYaminData, K.H.

Pimpinan Muhammadiyah Daerah Takalar, yang Abdul Djabbar Ashiry pernah berpesan, “Kalau

katanya diperintahkan oleh Kapolres dan Kapten engkau menerima sua tu jab atan pastikan

Munir dari Kodim Takalar mengajak Mutari Bosra engkau ikhlas, jujur, dan berani berbuat .”

dan menantunya untuk pergi mengamati kelakuan Kiyai Haji Abdul Djabbar Ashiry wafat pada

danmempelajari ajaranyang dibawa olehtamuyang tanggal 13 April 1990 dan dimakamkan di “Peku-

berasal dari luar negeri dan berpakaian Arab itu. buran Baqi” yang lokasinya masih tersambung dan

Setelah sampai di Masjid Palleko, mereka terkejut merupakanbagiandari lokasi PondokPesantrenDa-

karena yang membawa tamu yang dicurigai aparat rulAmanGombara.**(Mustari Bosra & Hadisaputra)

keamanan itu adalah K.H. Abdul Djabbar Ashiry.

Setelah berbincang-bincang dengan K.H.

Abdul Jabbar Ashiry dan tamunya, Mustari Bosra

:: 76 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ABDULGANI WIROTRUNO

Perintis Muhammadiyah Cabang Genteng

Abdulgani Wirotruno adalah tipikal aktivis
Muhammadiyah di tingkat cabang dan ranting pada
masa-masa awal Muhammadiyah dikembangkan.
Lulusan sekolahan sehingga memiliki pendidikan
dan wawasan keislaman, aktiv dalam perkumpulan
dan pengajian kemudian menyelenggarakan sebuah
lembaga pendidikan. Mewakafkan harta benda
bahkan tanah yang dimiliki untuk mendirikan
sekolah tersebut.

H. Abdulgani Wirotruno dilahirkan sekitar tahun 1904, berasal dari Desa Prajekan, Bondowoso,
berdarahMadura. SetelahmenamatkanHIS Bondowosobeliau kemudianmenetapdiGenteng, Banyuwangi
sekitar tahun1927danbekerja menjadi pegawai negeri bidang pengawasan (keurmeester)sampai pensiun.

Disela-sela pekerjaannya, beliau aktif mengikuti pengajian. Bersama SalimGarnuk, Sunaryo, Musman
dan KH Noordin, beliau mendirikan Madrasah Islamiyah, yang selanjutnya dirubah namanya menjadi
Arabisch IslamSchool. Pernahterjadi keributanketika pendiriansekolah ini. Disebabkanada salahseorang
pendiri sekolah tersebut, yang tidak sepakat dengan Abdulgani dan kawan-kawan, sehingga bangku-
bangku sekolahtersebut diambilnya kembali. Menghadapi hal itu, Salim Garnuk,Abdulgani serta kawan-
kawan bersabar, sekolah itu tetap berjalan. Selanjutnya sekolah ini menjadi Madrasah Muhammadiyah
dan sekarang menjadi SD Muhammadiyah Genteng.

Pada tahun 1932, di Genteng kedatangan seorang mubaligh, yaitu Sam’ani dari Purbalingga, Jawa
Tengah. Bersama-sama Sarbini danAbdulgani, Sam’ani menyelenggarakankursus agama, keorganisasian
dan Kemuhammadiyahan, yang diberi nama ”Sam’ani Kursus”. Kursus tersebut melahirkan kader-kader
Muhammadiyah yang militan, yang senantiasa berjuang dan aktif di Muhammadiyah.

Pada tahun 1933, dapat direalisir berdirinya Muhammadiyah Group (Ranting Muhammadiyah)
Genteng, Banyuwangi, dengan pengurus sebagai berikut: Sarbini selaku president (ketua), Abdulgani
sekretaris, Salim Garnuk (bendahara), Zein Jubaidi dan Sunaryo, commissaris (pembantu) sejumlah 12
orang anggota (termasuk pengurus), mereka inilah cikal bakal Muhammadiyah Genteng.

H.Abdulgani, selain pernah menjadi sekretaris, juga pernah menjadi Ketua Muhammadiyah Cabang
Genteng. Beliau adalah seorang organisatoris yang cukup aktif. Selama hidupnya, dengan tulus ikhlas
banyak waktu dan pikiran yang dicurahkan, serta harta yang beliau amalkan untuk kepentingan agama
Islam, lebih-lebihuntuk organisasi Muhammadiyah. Tahun 1955 beliau mewakafkansebidangtanahseluas
2080 m. Di atas tanah tersebut, kini telah berdiri kompleks bangunan SMP Muhammadiyah Genteng.

Sebulansebelum beliaumeninggal, masihsempat mengikuti sidangMuhammadiyahBagianP danK
Cabang Genteng. Terakhir beliau menjabat Ketua I Muhammadiyah Bagian P dan K Cabang Genteng
periode 1978-1981. HAbdulganiWirotrunowafat diMakkahpada tanggal 27 Oktober 1979dalam usia 76
tahun. Ketika itubeliau tengahmenunaikanibadahhaji. Beliau meninggal karena menderita sakit setibanya
dari Madinah. Pada saat akan berangkat menunaikan ibadah haji, beliau masih menyempatkan diri untuk
datang keSMP Muhammadiyah memberikanwejangandi hadapanmurid-murid, danbertandangkerumah-
rumah kawan-kawannya untuk pamit. Rupanya, kedatangannya ke SMP Muhammadiyah Genteng itu,
ternyata kedatangannya yang terakhir.***(m. ilmi-imr)

:: 77 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ABDUL KAHAR MUZAKKIR

Kahar Muzakkir menjadi anggota Muktamar
Alam Islamy dan Ketua P erwakilan
Muktamar itu di Indonesia. Hampir setiap kali
ada pertemuan-pertemuan internasional yang
membicarakan masalah Islam di negara-
negara Arab, Kahar Muzakkir selalu
diundang. Seperti biasanya, selesai pertemuan
itu, Kahar Muzakkir selalu berkunjung ke
negara-negara Arab lainnya menemui tokoh-
tokoh Arab yang umumnya adalah
sahabatnya di masa muda.

Prof. K.H. Abdul Kahar Muzakkir, putra asli Kotagede lahir di Yogyakarta tahun 1907. Beliau
adalah putra H.Mudzakkir seorang pedagang dan tokoh Muhammadiyah di Kotagede. Beliau adalah
cicit dari Kiai Hasan Busyairi, seorang pemimpin Tarikat Sadariyah dan seorang komandan Laskar
Pangeran Diponegoro. Kiai Hasan Busyairi ikut dibuang bersama Pangeran Diponegoro dan wafat di
Tondano (Minahasa) yang meninggalkan keluarga Islam di Kampung Jawa, Tondano. Kakeknya Kiai
Abdullah Rasyad, adalah guru agama di Masjid Besar Yogyakarta, demikian pula ayahnya Kiai Haji
Muzakkir.

Pelajaranagama Islamyangpertama kali beliau perolehdari ayahnya, dilanjutkanbelajar di Mambaul
Ulum Solo dan menjadi santri di Pesantren Jamsaren di bawah pimpinan KH Moh. Idrus dan Pesantren
Tremas. Tahun 1924 beliau berangkat menunaikan ibadah haji, terus bermukim dan belajar ilmu agama;
tetapi perang Revolusi Arab tengah berkecamuk, sehingga memaksanya pergi ke Mesir, pada tahun 1925
ia diterima menjadi Mahasiswa Universitas Al-Azhar di Kairo. Pada tahun 1927 Abdul Kahar Muzakir
pindah ke Universitas Darul Ulum di Kairo hingga tamat tahun 1936. Selain mendapatkan ilmu Agama
Islam, beliau menguasai bahasa Arab, dapat berbicara dengan bahasa Inggris dan mengerti pula bahasa
Assiria dan Ibrani.

Perjuangan di Luar Negeri
Semasa di Mesir, selama 13 tahun beliau aktif berjuang bagi upaya kemerdekaan Indonesia dan

bagi kebangkitankembali dunia Islam. Beliau tampil gigihdalamperjuangan untuk Palestina yang ketika
itu, berada dalam mandat Inggris. Beliau menjadi salah satu tokoh mahasiswa Indonesia di Mesir
Memimpin “Perhimpunan Indonesia Raya” yangsetara dengan“PerhimpunanIndonesia” di negeriBelanda
dan memimpinAl-Jamiah Khairiyah sebagai sekretaris jendralnya.

Pada tahun 1930, beliau menghadiri Kongres Islam se-dunia di Baitul Maqdis (Palestina) sebagai
wakil umat Islam Indonesia. Ketika itulah nama beliau banyak dikenal di dunia Arab dan dunia Islam
sebagai seorang pejuang pemuda Islam Indonesia. Sebagai anggota Kongres termuda, Kahar Muzakkir
diangkat menjadi Sekretaris Kongres, sedang Ketuanya Mufti Besar Palestina, H. Amin Al-Hussainy

:: 78 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

yang terkenal sangat gigih memperjuangkan ikut dalam Partai Islam Indonesia yang berpusat di

kemerdekaan Palestina dan saat itu menjadi Ketua Yogyakarta, yang diketuai oleh Dr. H. Sukiman

Muktamar Alam Islamy yang berpusat di Karachi, Wiryosanjoyo dan Wiwoho Purbohadijoyo dengan

Pakistan dan Beirut, Libanon. sekjennya, Mr. RHA. Kasmat.

Di Mesir itu juga, Kahar Muzakkir sudah Di zaman pendudukan Jepang, Kahar Mu-

tertarikuntukmenulis dalamsurat-surat kabar, baik zakkir bertempat tinggal di Jakarta menjadi Wakil

yang terbit di negeri-negeri Arab maupun di Indo- Kepala Kantor Urusan Agama, bahasa Jepangnya

nesia. Tahun1936, beliaudiangkat menjadi anggota Gunseikanbu SyumubuZicho. Diwaktuitulah, beliau

redaksi surat kabar “ASHOURA” (Pemberontak) mempunyai hubungandengan pemimpin-pemimpin

oleh seorang patriot Palestina, Sayid Moh. Ali nasional Indonesia, seperti BungKarno, BungHatta

Thahir, seperti juga dengan Mufti Besar, Amin Al dan lain-lain. Dalam kedudukan sebagai tokoh Is-

Hussainysampai di hari tuanya, merupakansahabat lam, beliau duduk dalam Panitia Persiapan Kemer-

yang sangat akrab dengan Kahar Muzakkir. Di dekaan Indonesia bersama dengan tokoh-tokoh

Kairo, Kahar Muzakkir pernah mendirikan kantor nasional lainnya. Kahar Muzakkir terkenal sebagai

berita bernama “Indonesia Raya” yang memberikan salah seorang penandatangan “Piagam Jakarta”

bahan-bahanberita bagi surat kabar di negeri Arab (Jakarta Charter), pada tanggal 22 Juni 1945.

dan bagi Indonesia. Penandatanganitu berjumlahsembilanorang yaitu:

Hubungan yang dimulai sejak di Mesir itu, Ir Soekarno, Moh Hatta, Wahid Hasyim, Abikusno

dengan dunia Arab, berlanjut terus sampai masa Cokrosuyoso, Mr A Subardjo, Mr Maramis, Mr

terakhir dari hayat Kahar Muzakkir. Kahar Mohammad Yamin dan Kahar Muzakkir.

Muzakkir menjadi anggota MuktamarAlam Islamy Dengan diketahui oleh Bung Hatta, dibentuk

dan Ketua Perwakilan Muktamar itu di Indonesia. sebuah Panitia Perencana Sekolah Tinggi Islam

Hampir setiap kali ada pertemuan-pertemuan (STI) di Jakarta diwaktu Jepang akan kalah.

Internasional yang membicarakan masalahIslam di Pengurus lainnya terdiri dari Wakil Ketua, Mr

negara-negara Arab, Kahar Muzakkir selalu Suwandi, Sekretaris, Dr Ahmad Ramali, anggota-

diundang. Seperti biasanya, selesai pertemuan itu, anggota: KH Mas Mansur, KHA Wahid Hasyim,

Kahar Muzakkir selalu berkunjung ke negara- KH Farid Ma’ruf, KH Fathurrahman Kafrawi,

negara Arab lainnya menemui tokoh-tokoh Arab KartosudarmodanKahar Muzakkir. SekolahTinggi

yang umumnya adalah sahabatnya di masa muda, Islam itu mulai dibuka pada tanggal 8 Juli 1945

dan ke negera-negara Asia lainnya, seperti India, bertempat di Gedung Kantor Imigrasi Pusat,

Pakistan, Muangthai, Malaysia, Singapura dan Gondangdia, Jakarta. Kahar Muzakkir menjadi

Pilipina. Bahkan, Kahar Muzakkir pernahmengun- Rektornya, sedang Bung Hatta sebagai Ketua

jungi markas besar pasukan pembebasan Palestina Dewan Kuratornya. Setelah kemerdekaan Indone-

di suatu tempat di sekitar Beirut. Beliau bertemu sia, STI pindah ke Yogyakarta.

dan berbicara dengan pimpinannya yang sangat STI kemudian berganti nama menjadi Univer-

terkenal, yakni Yasser Arafat. sitas Islam Indonesia (UII). Sedang Fakultas

Agamanya diambil alih oleh Departemen Agama,

Perjuangan di Indonesia dijadikan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam

Setelah tamat dari Universitas Darul Ulum Negeri) berkembang menjadi IAIN (Institut Agama

pada tahun1936, Kahar Muzakkir kembali ke Indo- Islam Negeri). Di UII Kahar Muzakkir, pernah

nesia. Beliauaktif di Muhammadiyah, dan diangkat menjabat berbagai tugas. Selain sebagai Rektor

menjadi Direktur Madrasah Mu’allimin Muham- Magnifikus, juga pernah menjadi anggota Dewan

madiyah. Selainmenjadi PimpinanMuhammadiyah, Kurator, menjadi Dekan Fakultas Hukum dan

Kahar Muzakkir juga mengambil bagian dalam terakhir menjadi Ketua Panitia pencari dana

perjuangan politik. Pada awalnya diminta mem- perlengkapan Universitas Islam Indonesia.

berikan ceramah pada anggota Parindra di Yogya- Di Muhammadiyah, pada tahun 1958 Kahar

karta. Sesuai denganasas hidupnya, kemudianbeliau Muzakkir memelopori pendirian Akademi Tabligh

:: 79 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Muhammadiyah di Yogyakarta dan beliau menjadi dan puterinya belum ada yang berumah tangga.

Dekannya.Akademi Tabligh ini, kemudian menjadi Beliautidak meninggalkan ilmu dalambentukbuku-

FIAD Muhammadiyah. Kahar Muzakkir, bisa buku, sebagaimana para tokohlainnya. Tidakseperti

dikatakan sebagai salah seorang pelopor Perguruan Hasbi Ashshiddieqy, Buya Hamka, dan lain-lain.

Tinggi Islam di Indonesia. Yang ada adalah penerbitan buku sederhana secara

Dalam perjuangan fisik, ketika memperta- stensilan oleh Universitas Islam Indonesia. Buku-

hankan kemerdekaan Indonesia, Kahar Muzakkir buku stensilan tersebut merupakan diktat dari mata

menjadi salah seorang pemimpinAngkatan Perang kuliah yang diberikannya di Fakultas Hukum UII,

Sabil (APS) diYogyakarta,khusus dalam pembinaan mengenai hukum-hukum dan kenegaraan Islam.

mentalparaanggotanya. APS dikenal keberaniannya Ada tiga buku diktat beliau merupakan karya

dalam pertempuran melawan tentara Belanda dan terjemahan, yakni: pertama, Pengantar untuk

pernah mendapat penghargaan dari Panglima Besar Mempelajari Syariah Islamiyah (terjemahan dari

Jenderal Soedirman dan Sri Sultan Hamengku- Al Mad khal Li Dirasatil Fiqhil Islamy”) karangan

buwono IX. Di bidang politik, ketika zaman RI, Prof. Dr. Muhammad Yusuf Musa, guru besar

Kahar Muzakkir berjuang dalam Masyumi.Pernah Syariah Islamiyah Universitas ‘Ain Syams, Kairo;

menjadi anggota KNIP, menjadi Ketua Umum kedua, Piagam Persatuan Bangsa-bangsa dalam

Masyumi wilayahDIYdanmenjadi anggota Konsti- Islam (Mistaqatul Umam Wasy-syu’ub), karya Dr.

tuante sebagai anggota fraksi Masyumi. Abdul Fatah Hasan, wakil hakim tinggi Majelis

Di organisasi-organisasi lain, Kahar Muzakkir Daulah Kairo, dan ketiga, Hubungan-hubungan

juga mengambil peran. Beliau menjadi anggota antara Negara dalam Islam (Al Alaqatud Dauliah

Pengurus Yasma (YayasanAsrama danMasjid)yang Lil Islam), karya Syekh Muhammad Abu Zuhroh,

mengurusi Masjid Syuhada di Yogyakara, pernah Kairo. Sebelum wafat, sebenarnya beliau tengah

menjadi Ketua Umum Pusat Persaudaraan Jamaah menerjemahkan bukunya Dr. Abdulkadir Audah.

Haji Indonesia dan penasehat PITI DIY. Menjelang Prof. K.H.Abdul Kahar Muzakkir wafat pada

wafatnya, beliau menjadi Penasehat Panitia Pem- tanggal 2 Desember 1973 dengan memberikan

bantu Kurban Perang Pembebasan Palestina dan kenangan bagi UII dan umat Islam Indonesia pada

Masjidil Aqsha Yogyakarta. umumnya. ***

Sampai beliau wafat, Pak Kahar Muzakkir

belummempunyai mantudan cucu. Waktu itu putera

a hsa no lo gy. com Kampus UII masa kini,
yang pernah dirintis oleh
Prof. KH Abdul Kahar
Muzakkir dan menjadi
rektor pertama.

:: 80 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ABDUL KARIM AMRULLAH

Dalam lawatannya ke Jawa tahun 1925, Haji
R asul bertamu dan berdiskusi dengan HOS
Tjokroaminoto dan K.H. Ahmad Dahlan.
Kesan yang diperoleh bahwa Islam harus
diperjuangkan antara lain melalui organisasi
yang baik. Oleh karena itu perkumpulan/
organisasi yang pernah dibentuknya yang
bernama Sendi Aman, lalu diganti menjadi
cabang Muhammadiyah di Sungaibatang,
kampungnya sendiri.

Buya Dr. H. Abdul Karim Amrullah, dikenal juga sebagai Haji Rasul, adalah ayah dari Buya
Prof. Dr. Haji Abdul Malik bin Abdul KarimAmrullah (Buya Hamka), seorang ulama besar dari ranah
Minangyanglahir 10Februari1879M di Maninjau Sumatera Barat. Ayahnya bernama SyekhMuhammad
Amrullah dan ibunya bernama Tarwasa (wafat 1943). Pendidikan agama Islam diperoleh dari ayahnya
sendiri, dari madrasah dan pesantren di sekitarnya. Pada usia 15 tahun (1894M) beliau dikirim ayahnya
ke Mekkahuntuk belajar kepada ulama terkenal yakni SyekhAhmad Khatib al-Minangkabawi yang saat
itu beliau menjadi imam Masjidil Haram saat itu. Kebetulan saat itu ada dua putra Minang yang belajar
kepada Syekh Khatib, yakni Muhammad Jamil Jambek dan Thaher Jalaluddin.

Haji Rasul belajar di Mekahselama delapantahun, dan juga berguru kepada SyekhAbdullahJamidin,
Syekh Usman Serawak, Syekh Umar Bajened, Syekh Saleh Bafadal, Syekh Hamid Jeddan dan Syekh
Sa’id Yaman. Beliau pernah juga berguru kepada Syekh Yusuf Nabhani penulis buku Al-Anwar al-
Muhammadiyah. Setelah dianggap cukup belajar di Mekah, maka beliau pulangke kampung halamannya
pada tahun 1901.

Pemikiran-pemikiran para gurunya itu memengaruhi Abdul Karim bersikap revolusioner terhadap
adat Minangkabau terutama terhadapTarekat Naqsyabandi. Maka terjadilah perbedaan pendapat dengan
para ulama generasi tua denganAbdulKarim.Tidaklama kemudianbeliau disuruhayahnya untukmengantar
adik-adiknya (Abdul Wahab, Muhammad Nur, dan Muhammad Yusuf) untuk belajar ke Mekah pada
Syekh Ahmad Khatib. Kesempatan ini membuka peluang padanya untuk belajar lebih lama lagi kepada
Syekh yang terkenal itu.

Ketika beliau sedang semangat menuntut dan mengembangkan ilmu-ilmu Islam, terjadilah musibah
padanya, yakni isterinya meninggal dunia setelahmelahirkananak yangkedua.Anakinipun juga meninggal
dunia. Maka, setelah melaksanakanibadahhaji tahun1906, beliaupulangkekampung halamannya. Setelah
delapan tahun belajar dan sempat mengajar di Mekkah, SyekhAbdul KarimAmrullah akhirnya pulang ke
kampung pada tahun1906 itu. beliau kemudian dinikahkandengan Syafi’ah, adik almarhum isterinyayang
meninggal dunia di Mekkah. Kelakdari pernikahanini lahir Haji Abdul Malik KarimAmrullah(HAMKA)
yangjuga jadi ulama besar.

KepulanganHaji Rasul (demikian beliaubiasa dipanggil), disambut para ulama muda di Minangkabau.
Pendapatnya yang tidak sesuai dengan tarikat yang ketika itu berkembang di Minangkabau, membuatnya

:: 81 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

bergabungdenganpara ulama muda, yang kemudian Kegiatannya semakin nyata dalam pengem-

dikenal dengan sebutan ‘Kaum Muda’. bangan Muhammadiyah di Sumatera Barat. Hampir

Sepulang dari Mekkah itu, Haji Rasul sendiri semua keluarganya menjadiaktivis Muhammadiyah

juga berbeda pendapat dengan ayahnya. Namun, seperti Yusuf Amrullah, adiknya menjadi Ketua

beliau menahan diri untuk tidak frontal. Setelah Muhammadiyah di Maninjau, Hamka, anaknya

ayahnya wafat, beliau mulai gencar meluruskan menjadi Konsul Muhammadiyah di Medan, A.R.

ajaran-ajaran Tarekat itu. Saat itu namanya juga Sutan Mansur, sebagai menantu dan muridnya

berganti menjadi Haji Abdul Karim Amrullah. menjadi Konsul Muhammadiyah di Minangkabau

Pemikiran-pemikirannya selalu berkembang. Hal ini dan Ketua PP Muhammadiyah periode 1950-1953.

juga dipengaruhi olehpemikiranintelektual muslim Dengan pemikirannya yangcukup berani yang

seperti Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid disampaikan pada seminar di Kairo yangmembahas

Ridha, maupun Syekh Jamaluddin Al-Afghani. penghapusan Kekhalifahan Islamiyah di Turki oleh

Selanjutnya, HajiAbdulKarimdiminta menjadi Mustafa Kamal itu, beliau mendapat kesempatan

perwakilanmajalah Al-Imam di Sumatera. Majalah untuk menyampaikan pemikirannya pada kongres

initerbit diSingapura dandipimpinolehSyekhThaher Islamse Dunia itu. Dari sinilah, laluH.Abdul Karim

Jalaluddin. MajalahAl-Imamsebenarnya merupakan Amrullah mendapatkan gelar “Dokor Honoris

kepanjangan tangan dari majalah al-‘Urwah al- Causa” pada tahun 1926 dari Kongres Islam

Wustha majalah para tokoh pembaharu di Timur Sedunia di Kairo Mesir. Sejak saat itulah, Dr. H.

Tengah. Bersama dengan Haji Abdullah Ahmad, Abdul KarimAmrullahmengajar ke berbagai daerah

beliau menerbitkan majalah al-Munir yang terbit dan mengembangkan Muhammadiyah di Sumatera

pertama pada tanggal 1April 1911. Di bagianatas, Barat dan memperhatikan orang-orang kecil.

tertulis tagline ‘Usaha OrangAlamMinangkabau’. Dalam langkah gerakannya, saat itu menim-

Majalah ini menyebar ke berbagai daerah di Jawa, bulkan kecurigaan pada penjajah Belanda dan

Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, dan Malaysia. Jepang. Maka beliau berulang kali masuk penjara

K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta adalah salah dandiasingkan. Sebab beliau itu memiliki pengaruh

seorang pelanggan tetap majalah al-Munir ini. kuat dalam masyarakat. Beliaulah yang melawan

Haji Abdul Karim Amrullah ikut mendirikan Jepang yang mengharuskan menghormati Tenno

Sumatera Thawalib yang dalam pengembangan Haika dengan membungkukkan badan ke sebelah

kemudian dilanjutkan oleh murid-muridnya antara timur. Beliau menegaskan sikap Islam dengan

lainAbdul Hamid Hakim, A.R. Sutan Mansur, dan menulis makalah “Hanya Allah”. Dalam makalah

Zainuddin Labay el-Yunusy yang juga menerbitkan ini ditegaskanbahwa umat Islamhanya menyembah

majalah al-Munir a l-Manar Padangpanjang. kepada Allah, tidak menyembah pada makhluk

Namun, pada perkembangannya, beliau cenderung manapun termasuk kepada Tenno Haika itu.

mendirikan cabang Muhammadiyah sebagai wadah Beliau meninggal dunia tanggal 2 Juni 1945

perjuangannya. dan dimakamkan di Pemakaman Umum Karet

Dalam lawatannya ke Jawa pada tahun 1925, Jakarta. Sebagai seorang ulama besar, beliau

beliau sempat bertemu danberdiskusi dengan HOS meninggalkan pemikiran dan ilmu pengetahuan

TjokroaminotodanKHAhmad Dahlan. Kesanyang antara lain yang tertulis dalam buku-bukunya; 1)

diperoleh bahwa Islam harus diperjuangkan antara ‘Amdah al Anam fi ‘ilm al Kalam , 1908; 2) Sullam

lainmelalui organisasiyangbaik.Sebabsesuatuyang al-Ushul (tentang Ushul Fiqh), 1914; 3) al-Ifshah,

baikyangtidakdiorganisir/dikelola dengan baik, bisa 1919; 4) al-Burhan, 1922; an-Nida’, 1929; 5) al-

saja dikalahkan oleh sesuatu yang tidak baik tetapi Faraid, 1932; 5) al-Kawakib ad-Durriyah, 1940

diorganisir dengan baik. Oleh karena itu perkum- berisi bantahanterhadapseorangulama Bugis yang

pulan/organisasi yang pernahdibentuknya bernama mengharamkan khutbah Jum’at dengan bahasa In-

Sendi Aman, lalu diganti menjadi cabang Muham- donesia.Disampingituratusanartikelnya dimuat oleh

madiyahdi Sungaibatang, kampungnya sendiri. majalah al-Munir. [Lasa Hs.]

:: 82 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

ABDUL MALIK AHMAD

Sikap keras, tegas dan pemberaninya itu,
tetap bertahan. Ketika pemerintahan Orde
B aru memperkenalkan azas tunggal
Pancasila, pada Muktamar Muhammadiyah
ke-41 di Solo tahun 1985, Buya Malik A hmad
merupakan tokoh utama yang menolak
pemberlakuan azas tunggal Pancasila masuk
dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah.
B ahkan, dengan tegas dia menyatakan haram
hukumnya menerima Pancasila sebagai azas
tunggal tanpa pertimbangan apapun.

Buya H. Abdul Malik Ahmad, lahir 7 Juli 1912, di Nagari Sumaniak, Kelarasan Tanah Datar,
Sumatera Barat. Malik Ahmad, demikian panggilan akrabnya, tumbuh di tengah kondisi keagamaan
masyarakat yang diliputi taklid, bid’ah dan khurafat. Dia merupakan anak pertama pasangan H Ahmad
bin Abdul Murid (1883-1928) dan Siti Aisyah. Ayahnya merupakan salah seorang tokoh modernis di
Kenagarian Sumaniak, sekaligus Ketua Serikat Islam Cabang Tanah Datar.

Jenjang pendidikan MalikAhmad dimulai dari SekolahRakyat di TabekPatah. Setelahmenamatkan
sekolahnya tahun1924, atas dorongan HajiAhmad, ia punmelanjutkan pendidikannya diThawalibParabek
yang dibina oleh Syech Ibrahim Musa. Setahun kemudian (1925) atas permintaannya, Malik Ahmad
memutuskan pindah ke Thawalib Padang Panjang dan duduk di kelas 6 A. Aktifitasnya tidak sebatas
belajar di Thawalib Padang Panjang, ia juga mulai aktif di Muhammadiyah Padang Panjang pada tahun
1928. Pembentukan karakter kepribadiannya yang keras dan konsisten tidak lepas dari peran AR Sutan
Mansur (yang kelak menjadi Ketua PP Muhammadiyah) dalam mengkader Malik Ahmad. Sejak itu,
hubungan antara AR Sutan Mansur dan Malik Ahmad semakin akrab. Ia menjadi tangan kanan AR Sutan
Mansur, terutama dalam urusan pengkaderan dan membantu Muhammadiyah. AR Sutan Mansur selalu
mendelegasikan tugas-tugas dakwah dan pengembangan Muhammadiyah pada Malik Ahmad. Model
pengkaderan seperti ini, kemudian dilanjutkannya untuk menciptakan kader-kader baru.

Perjalanankarirnya di Muhammadiyahterbilangcemerlang.Diantaranya menjadi pengajardi Kulliyatul
Muballighin(1936), Direktur TablighSchool Isteri (1938), Direktur Kulliyatul Muballighat (1941), Ketua
Majelis Idarah Kauman Padang Panjang (1934). Pada masa kepemimpinannya di Majelis Idarah, Malik
Ahmadberhasil mengelola amalusaha pendidikan,seperti Forebel School (TamanKanak-kanak),Madrasah
Ibtidaiyah, HIS Med de Qur’an, Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah, danKulliyatul Muballighin.

Demikianpula, karirnya di dunia birokrasi pun cemerlang. Pada tahun 1947, MalikAhmad ditunjuk
sebagai Wakil Kepala Jawatan Sosial Sumatera Barat. Menjelang Agresi Militer II, dia dilantik sebagai
Wakil Bupati Militer 50 Kota, mendampingi SaalahYusufSutan Mangkuto. SetahunsetelahAgresi Militer
II, tahun 1950 MalikAhmad ditunjuk sebagai Kepala Jawatan Sosial Sumatera Tengah.

Pada masa kepemimpinan MalikAhmnad inilah, Muhammadiyah Daerah Sumatera Tengah sangat
diuntungkan. Seluruh bantuan sosial yang dibutuhkan amal usaha sosial Muhammadiyah seperti Panti

:: 83 ::

100 TOKOH MUHAMMADIYAH yang Menginspirasi

Asuhan dan Penolong Kesengsaraan Oemat (PKO) Bagi Buya Malik Ahmad, posisi tauhid tidak

masa itu, cepat ditanggapi oleh MalikAhmad. Pasca boleh bergeser setapak pun meski itu demi alasan

Pemilu 1955, aktifitas MalikAhmad semakinpadat. pragmatis. Beliauyang kala itumenjadi WakilKetua

Dia terpilihsebagai anggota Konstituantedari Partai PP Muhammadiyah, mempersoalkanPancasila yang

Masyumi. Meskipun telah terpilih sebagai anggota dijadikan lebih tinggi dari tauhid. “Itu yang saya

Konstituante, dia tetap aktif di Muhammadiyah. tolak,” katanya. Maka itu konsekuensi menerima

Hingga pada konferensi Muhammadiyah Sumatera azas tunggal bagi dirinya adalah kemusyrikan.

Tengah ke-27 tahun 1956, secara aklamasi dia Sebuah kata yang dapat menjerumuskan kepada

terpilih sebagai Ketua Muhammadiyah Daerah kekafiran. Kalauditelaah, alasanBuya Malikmasuk

Sumatera Tengah periode 1956-1958. akal. Logika sederhananya, kalau Orde Baru

Buya Malik Ahmad, demikian panggilan mengatakan Pancasila sebagai satu-satunya azas

akrabnya mempunyai peran yang cukup signifikan bagi sebuah ideologi, hal itu sama saja mengakui

dalam usahanya menentang pemerintah pusat. bahwa Pancasila lebih tinggi dari kitab suci. Dan

DalampemberitaanHaluan tanggal 4Januari 1957 tokohOrdeBarulebihtinggidaripada Nabi. Padahal,

ditulis, bahwa dalam sebuah rapat Majelis Hikmah Rasulullah saw, diutus untuk menghapus syariat-

serta Pimpinan Muhammadiyah se-Sumatera syariat Nabi sebelumnya. Maka bagaimana mungkin

Tengah tanggal 25 Juni -12 Juli di Padang Panjang, Soeharto menghapus Syariat Nabi Muhammadsaw,

dia menyatakandukungannya pada Gerakan Dewan padahal dia sendiri bukan Nabi.

Banteng dan menyerukan kepada pemerintah pusat Kekuatan tauhid MalikAhmad memangbukan

untuk mengoreksi seluruh kebijakannya. Meskipun isapan jempol semata. Ketua Gerakan Pesaudaraan

dianggap “pemberontak” karena ia terlibat dalam Muslim Indonesia, Ahmad Sumargono sempat

peristiwa PRRI (1958-1961), dia tetapterpilihsecara memiliki pengalamantersendiri saat berguru kepada

aklamasi sebagai Ketua PP Muhammadiyah dalam MalikAhmad. “Dari sekianguruyangpalingberke-

Muktamar ke-38 di Ujung Pandang tahun 1971. san itu adalah Buya Malik Ahmad. Kalau mende-

Namun, menyadari dirinya bukan Jawa dan bekas ngarkan ceramahnya saya tersentuh,” ungkapnya.

“pemberontak” ia pun mengundurkan diri dan Dia juga terkesan dengan karya tafsir Buya Malik

menerima jabatan Wakil Ketua I PP Muham- Ahmad yang bermana Tafsir Sinar. Menurutnya,

madiyah. Sejak saat itu, hingga tahun 1985 ia kajian-kajian yang terkandungdalamtulisanbeliau,

mendampingiARFachruddin dalammengemudikan memiliki nilai tauhid yang mendalam.

Persyarikatan Muhammadiyah. Segala ujian dan cobaan dalam menegakkan

Sikap keras, tegas dan pemberaninya itu, akidah, menurut MalikAhmad adalah keniscayaan

ternyata tetap bertahan selama pemerintahan Orde bagi orang beriman. Ini adalah konsekuensi logis

Baru. Ketika pemerintahan Orde Baru memper- tentang arti menyuarakan kebenaran dan menying-

kenalkan azas tunggal Pancasila, pada Muktamar kirkan kebathilan. Buya Abdul Malik Ahmad,

Muhammadiyah ke-41 di Solo tahun 1985, Malik meninggal di Jakarta, 3 Oktober 1993dalam usia 81

Ahmad merupakan tokoh utama yang menolak tahun.**(im)

pemberlakuanazas tunggal Pancasila masukdalam

Anggaran Dasar Muhammadiyah. Bahkan, dengan

tegas dia menyatakan haram hukumnya menerima

Pancasila sebagai azas tunggal tanpa pertimbangan

apapun. Dasar pemikiranMalikAhmadmengatakan

Pancasila pada masa Orde Baru telah menjelma

menjadi agama baru adalahinterpretasinya terhadap

tauhid, wijhah, tasauf, fikriyah, suluk, syariat, dan

nizam. Berdasarkan konsep fikriyah, menjadikan

Pancasila sebagai azas tunggal berarti sama dengan

merendahkan agama Allah Swt.

:: 84 ::


Click to View FlipBook Version