42 5. Penyakit jantung koroner Gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena ada sumbatan / penyempitan pembuluh darah di jantung akibat dari kerusakan lapisan dinding pembuluh darah. Sumbatan bisa diakibatkan oleh tumbpukan lemak, darah yang membeku, dll. Bahaya penyakit jantung koroner - Gagal jantung: jantung tak mampu memompa darah dengan efektif - Aritmia: detak jantung tidak normal - Syok kardiogenik: jantung tidak bisa memompa darah dan mengakibatkan kerusakan fungsi tubuh - Jantung ruptur: katup jantung retak Cara mencegah penyakit jantung koroner - Cek kesehatan teratur: tekanan darah dan kolesterol - Menghindari rokok - Berolahraga secara teratur - Mengontrol stress
43 6. Osteoporosis
44 7. Arthritis Rematik atau rheumatoid arthritis adalah penyakit yang ditandai dengan nyeri dan peradangan pada sendi. Gejala arthritis: a. Nyeri sendi b. Pembengkakan pada sendi. c. Kekakuan pada sendi. d. Hangat dan kemerahan di area sendi. e. Kelelahan f. Demam g. Penurunan berat badan Bahaya arthritis: Arthritis dapat menimbulkan komplikasi: a. Gangguan tidur b. Gangguan kecemasan c. Depresi d. Kematian jaringan tulang e. Infeksi pada sendi f. Saraf terjepit
45 Cara mencegah arthritis: a. Menjaga berat badan ideal b. Berolahraga rutin dan aktif secara fisik c. Menjaga postur tubuh saat duduk atau berdiri d. Melakukan peregangan otot setelah duduk dalam waktu lama e. Beristirahat yang cukup dan teratur f. Berhati-hati dalam berjalan dan berkendara untuk menghindari cedera sendi 8. Depresi Depresi merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan rasa sedih berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap kegiatankegiatan yang biasanya kita lakukan dengan senang hati. Tanda berikutnya adalah berhenti menjalankan kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari setidaknya selama 2 minggu.
46 9. Demensia / Pikun Pikun/demensia adalah gangguan penurunan kemampuan mental secara perlahan, menyebabkan terjadinya gangguan ingatan, pikiran, penilaian serta penurunan konsentrasi. Caregiver perlu mengenali 10 gejala umum pikun/ demensia, antara lain: a.Gangguan daya ingat Sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi, lupa janji, menanyakan dan menceritakan hal yang sama berulang kali. b.Sulit Fokus Sulit melakukan aktivitas pekerjaan sehari hari, lupa cara memasak, menggunakan telepon, tidak dapat melakukan perhitungan sederhana dan mengerjakan sesuatu yang biasa dilakukan namun dalam waktu yang lebih lama.
47 c.Sulit melakukan kegiatan yang biasa dilakukan Seringkali sulit untuk merencanakan atau menyelesaikan tugas sehari-hari. d.Bingung (Disorientasi) Bingung akan waktu (hari/tanggal/hari penting), bingung dimana mereka berada dan bagaimana mereka sampai disana, tidak tau jalan pulang kembali ke rumah. e.Kesulitan memahami ciri dan posisi benda tertentu Sulit untuk membaca, mengukur jarak, menentukan jarak, membedakan warna, tidak mengenali wajah sendiri di cermin, menabrak cermin saat berjalan, menuangkan air di gelas namun tumpah dan tidak tepat menuangkannya. f. Gangguan berkomunikasi Kesulitan berbicara dan mencari kata yang tepat, seringkali berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk melanjutkannya. g.Menaruh barang tidak pada tempatnya Lupa dimana meletakkan sesuatu, bahkan kadang curiga ada yang mencuri atau menyembunyikan barang tersebut. h.Salah membuat keputusan Berpakaian tidak serasi, misalnya memakai kaos kaki kiri berwarna merah dan kanan berwarna biru, tidak dapat memperhitungkan pembayaran dalam bertransaksi dan tidak dapat merawat diri dengan baik. i. Menarik diri dari pergaulan Tidak memiliki semangat atau inisiatif untuk melakukan aktivitas atau hobi yang biasa dinikmati, tidak terlalu semangat untuk berkumpul dengan teman temannya. j. Perubahan perilaku dan kepribadian Emosi berubah secara cepat, menjadi bingung, curiga dan depresi, takut atau tergantung yang berlebihan pada anggota keluarga, mudah kecewa dan putus asa.
48 Apabila caregiver menemukan gejala-gejala tersebut, harus segera berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Untuk mencegah terjadinya pikun atau demensia, caregiver dapat mengajak lansia melakukan kegiatan-kegiatan yang merangsang otak untuk tetap aktif.
49 Kegiatan untuk mencegah pikun / demensia - Mengasah otak: mengisi TTS, senam otak dan senam vitalisasi otak, mengingat dan menceritakan kejadian masa lalu, bermain catur, dll - Mengembangkan hobi dan kegiatan yang bermanfaat: membuat kerajinan tangan, berkebun, bernyanyi, membaca kitab suci. - Bergabung dalam kegiatan kelompok, sosialisasi dengan kerabat - Beraktivitas fisik: mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang ringan, senam lansia, dll - Makan bergizi seimbang 10. Gangguan mulut Kesehatan mulut yang buruk pada lansia dapat berdampak negatif pada kualitas hidup mereka dan meningkatkan risiko masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung, peredaran darah, dan stroke. Banyak lansia mengabaikan perawatan gigi dan mulut karena masalah kesehatan fisik, padahal menjaga kesehatan mulut mereka sangat penting. Kesulitan dalam menjaga kebersihan mulut dapat mengundang serangan bakteri yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan umum. Permasalahan Gigi dan Mulut yang sering terjadi pada lansia: a. Nyeri gigi atau sakit gigi Sakit gigi (ngilu gigi) awalnya sensitif terhadap suhu panas / dingin, disebabkan oleh lubang kecil. Tanpa pengobatan, infeksi bisa berkembang ke akar gigi, mengakibatkan rasa ngilu yang lebih parah. Penting segera konsultasikan ke dokter gigi saat ngilu untuk perawatan lebih ringan dan terjangkau.
50 b. Ompong / tidak bergigi Merupakan hal wajar pada lansia, namun sebaiknya segera ke dokter gigi untuk gigi tiruan agar fungsi mengunyah optimal dan kepercayaan diri tetap terjaga. Pastikan gigi tiruan pas di mulut, nyaman saat makan dan berbicara. c. Penyakit gusi Pada kelompok lansia lebih mudah terjadi dibandingkan pada kelompok usia lainnya. Penyakit gusi seperti gusi berdarah dan gusi bengkak kerap terjadi karena lansia tidak rutin menyikat gigi, menyikat gigi dengan cara yang salah, masih sering merokok, mengkonsumsi makanan lengket dan manis. Disarankan untuk makan sehat dengan banyak sayur, buah, air putih, dan protein, menghindari rokok, dan menghindari makanan berlemak dan manis. d. Mulut kering Pada lansia merupakan hal yang juga sering terjadi. Disebabkan penurunan produksi jumlah air ludah (saliva). Cara mengatasinya: 1) Konsumsi air putih sebanyak kurang lebih 2 liter sehari 2) Hindari konsumsi alkohol e. Sariawan Perlukaan yang timbul pada pipi dalam, gusi & lidah karena: Kekurangan vitamin C 1) Gesekan yang terjadi antara jaringan mulut dengan gigi tiruan yang tajam atau tambalan yang tidak rapih. Penanganannya dengan konsumsi sayur dan buah yang mengandung vitamin C. f. Kanker mulut Jika lansia memiliki benjolan keras yang tidak sembuh, sebaiknya segera periksakan ke dokter gigi. Bahkan benjolan kecil sebaiknya dikonsultasikan untuk menghindari perawatan yang lebih sulit.
51 BAB PERAWATAN AKTIVITAS 5 SEHARI-HARI A.MEMPERTAHANKAN TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA Agar dapat mempertahankan tingkat kemandirian, libatkan lansia dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selalu beritahukan kegiatan apa saja yang akan dilakukan setiap harinya dan tawarkan kegiatan yang ingin dilakukan sendiri atau diberikan bantuan. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dalam mempertahankan kemandirian lansia adalah dengan melakukan aktivitas fisik dan latihan fisik sesuai kemampuan secara teratur. Menentukan jenis aktivitas fisik dan latihan fisik, perlu mempertimbangkan kemampuan dan kondisi lansia. Sebaiknya diawali dengan konsultasi kepada petugas kesehatan untuk menetapkan jenis aktivitas fisik dan latihan fisik yang sesuai. Selain itu lanjut usia juga bisa diberdayakan, misalnya lanjut usia menggunakan HP untuk berkomunikasi dan bersosialisasi, menggunakan internet untuk pengembangan diri, menggunakan komputer, dan menjadi penasehat di keluarga dan lingkungannya. Beberapa masalah yang sering terjadi pada kelompok lansia antara lain penurunan kekuatan otot dan penurunan pergerakan sendi. Untuk mengatasi kelemahan otot, lansia diharapkan secara teratur melakukan aktivitas fisik dan latihan fisik ringan khususnya untuk lansia dengan ketergantungan sedang sesuai dengan kemampuan dan keinginan.
52 Pentingnya Kemandirian Lansia 1. Mempertahankan Kualitas Hidup Kemandirian adalah kunci untuk menjaga kualitas hidup yang baik. Lansia yang dapat merawat diri sendiri akan merasa lebih mandiri dan memiliki kontrol atas hidup mereka. 2. Mengurangi Risiko Kecelakaan Evaluasi kemandirian dapat membantu mengidentifikasi risiko jatuh atau kecelakaan lainnya. Dengan menilai kebutuhan mereka, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko ini. 3. Menyediakan Dukungan yang Tepat Menilai kemandirian memungkinkan keluarga dan tenaga medis memberikan dukungan yang sesuai. Misalnya, mereka mungkin memerlukan bantuan teknologi atau perawatan tambahan. 4. Mengidentifikasi Perubahan Kesehatan Penurunan kemandirian bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang mendasarinya. Dengan mengamati perubahan ini, kita dapat mencari perawatan lebih dini. 5. Mempromosikan Hidup Mandiri yang Lebih Lama Dengan merawat kemandirian, kita dapat membantu lansia menjalani hidup mandiri yang lebih lama. Ini dapat meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup mereka. 6. Menghormati Dignitas dan Hak Asasi Manusia Setiap individu, memiliki hak untuk hidup dengan martabat. Menjaga kemandirian mereka adalah cara untuk menghormati hak asasi manusia ini.
53 Peran Keluarga dalam Kemandirian Lansia Peran keluarga sangat penting dalam menjaga kemandirian lansia. Berikut beberapa cara keluarga dapat berkontribusi: 1. Penuhi Kebutuhan Dasar: Keluarga harus memastikan bahwa kebutuhan dasar lansia terpenuhi. Ini termasuk makanan seimbang, minum yang cukup, tempat tinggal yang aman, dan perawatan kesehatan yang baik. Memastikan lansia mendapatkan nutrisi yang cukup dan obat-obatan yang diperlukan adalah langkah pertama yang sangat penting. 2. Dukungan Emosional: Lansia bisa mengalami perasaan kesepian atau cemas, jadi mendengarkan dan memberikan perhatian ekstra dapat membantu mereka merasa lebih baik. 3. Fasilitasi Aktivitas Fisik: Aktivitas fisik adalah kunci untuk menjaga kemandirian. Keluarga dapat membantu lansia untuk tetap aktif dengan berjalan-jalan bersama, melakukan senam ringan, atau berkebun. Aktivitas ini tidak hanya bermanfaat bagi fisik lansia tetapi juga membantu menjaga kesehatan mental mereka. 4. Pemantauan Kesehatan: Keluarga dapat membantu dalam pemantauan kesehatan lansia. Ini termasuk mengingatkan mereka tentang jadwal kunjungan ke dokter dan memantau gejala perubahan kesehatan. Pemantauan yang cermat dapat membantu dalam mendeteksi masalah kesehatan lebih awal. 5. Pembinaan Kemandirian: Keluarga dapat membantu lansia dalam mempertahankan kemandirian mereka. Ini bisa termasuk memberikan panduan atau pelatihan yang diperlukan untuk mengatasi tugas-tugas sehari-hari seperti mandi, berpakaian, atau memasak. 6. Lingkungan yang Aman: Memastikan rumah lansia aman adalah hal yang wajib dilakukan. Menghilangkan hambatan atau bahaya potensial seperti karpet yang melipat, tangga yang licin, atau barang-barang yang berpotensi menyebabkan kecelakaan adalah bagian penting dari peran keluarga.
54 7. Keterlibatan Sosial: Keluarga dapat membantu menjaga keterlibatan sosial lansia dengan mengajak mereka untuk berkumpul dengan teman-teman atau ikut dalam aktivitas sosial. Interaksi sosial adalah penting untuk kesejahteraan mental. Ketika keluarga berperan aktif dalam menjaga kemandirian lansia dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung kualitas hidup yang baik. Ini juga dapat mengurangi beban lansia dan mendorong mereka untuk tetap aktif dan merasa dicintai. Dengan dukungan keluarga yang baik, lansia dapat menikmati masa tua mereka dengan penuh martabat dan kebahagiaan.
55 1. Aktivitas Fisik untuk Lansia Beberapa petunjuk yang dapat digunakan oleh caregiver dalam mendampingi lansia ketika melakukan aktivitas fisik yang sederhana: a. Melihat kembali jadwal aktivitas lansia yang sudah dibuat, bila perlu kegiatan yang tidak penting dapat dihilangkan. b. Mencatat alat-alat, bahan-bahan yang diperlukan dan orangorang yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan. c. Membuat perencanaan aktivitas yang seimbang antara aktivitas ringan dan aktivitas sedang untuk kurun waktu harian, mingguan atau bulanan. - Aktivitas ringan seperti berjalan kaki perlahan, bermain catur dan sebagainya. - Aktivitas sedang seperti pekerjaan rumah yang tidak terlalu berat diantaranya mengelap meja, membersihkan sayuran, menyirami tanaman atau hal lain. - Untuk lansia dengan ketergantungan total dapat dilakukan aktivitas fisik secara pasif (dibantu oleh caregiver) d. Untuk mencegah kelelahan, masukkan periode istirahat dalam suatu kegiatan. e. Hindari beraktivitas secara terburu-buru karena akan meningkatkan ketegangan dan kelelahan. f. Memperhatikan postur dan kenyamanan posisi tubuh dalam melaksanakan aktivitas. g. Mengatur tempat penyimpanan alat-alat dan area tempat beraktivitas dengan baik. h. Mengatur pencahayaan dan menjauhkan benda-benda tajam untuk menghindari risiko cidera.
56 2. Olahraga / Latihan Fisik untuk Lansia Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 19 menetapkan bahwa kesehatan manusia lansia diarahkan untuk tetap dipelihara dan ditingkatkan agar tetap produktif. Selain aktivitas fisik dapat pula dilakukan latihan fisik / olahraga, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh. Latihan dan olahraga pada usia lanjut harus disesuaikan secara individual, dan sesuai tujuan individu tersebut. Perhatian khusus harus diberikan pada jenis dan intensitas latihan, antara lain jenis aerobik, kekuatan, fleksibilitas, serta kondisi peserta saat latihan diberikan. Olahraga yang paling dianjurkan adalah berjalan, adalah yang paling aman, murah dan paling mudah serta sangat bermanfaat bagi sebagian besar lansia. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan olahraga dan rekreasi pada lansia: 1. Latihan fisik dapat dilakukan 3-5 per-minggu dengan selang satu hari istirahat, lamanya minimal 20 menit per kali latihan. 2. Latihan fisik teratur dilakukan dengan bertahap dan harus disesuaikan dengan kemampuan pribadi. Dimulai dengan langkah-langkah dasar, lalu tingkatkan saat merasa siap. 3. Dapat dilakukan bersama lansia lain (meningkatkan motivasi). 4. Usahakan selalu dampingi lansia saat melakukan latihan fisik. Hindari beban berat di depan, karena akan membebani tulang punggung yang akan menyebabkan patah tulang. 5. Hindari latihan otot perut seperti sit–up, karena menyebabkan penekanan tulang. 6. Hindari latihan yang melibatkan tulang punggung, seperti terlalu membungkuk ke depan dari posisi duduk atau berdiri memudahkan terjadinya patah tulang. 7. Olahraga permainan yang kompetitif sesuai untuk lansia karena menyenangkan dan mendukung kesehatan fisik.
57 Olahraga yang tepat untuk lansia a. Jalan kaki: merupakan olahraga yang paling mudah dan murah. Olahraga ini sangat baik untuk sirkulasi darah dan kekuatan jantung. b. Berenang: sangat bermanfaat untuk persendian, terutama bagi kaum lansia yang menderita penyakit osteoathritis. c. Senam ringan: gerakan yang ada dalam sesi senam hendaknya disesuaikan dengan umur lansia. d. Bersepeda: adalah salah satu alternatif olahraga yang baik dan sangat menyenangkan. e. Lari kecil / jogging : bermanfaat menguatkan otot, mengecilkan perut, menguatkan otot jantung, melancarkan peredaran darah, dan menurunkan berat badan. Namun para lansia yang tidak kuat berlari, janganlah dipaksakan.
58 Contoh latihan fisik yang dapat dilakukan secara mandiri oleh lansia dengan ketergantungan sedang dan berat. Gambar 1 Kedua tangan diletakkan di pinggang, dekatkan kepala ke bahu kanan. Tahan selama 8 hitungan dalam 10 detik. Lakukan ke arah sebaliknya. Gambar 2 Tangan kanan memegang bahu kiri, dan siku kanan diangkat dengan tangan kiri dan didorong ke arah belakang, sehingga otot lengan kanan belakang terasa teregang. Tahan selama 8 hitungan dalam 10 detik. Lakukan pada lengan kiri. Gambar 3 Lengan kanan ditekuk ke atas, tangan kanan memegang punggung di belakang kepala. Tangan kiri memegang siku kanan, ditarik ke arah kiri sehingga otot sayap lengan kanan terasa teregang. Tahan selama 8 hitungan dalam 10 detik. Lakukan pada lengan kiri. Gambar 4 Kedua tangan dirapatkan di depan dada, dorong ke arah depan sampai lurus dan otot-otot lengan samping terasa teregang. Tahan selama 8 hitungan dalam 10 detik. Gambar 5 Kedua tangan dirapatkan di atas kepala, dorong ke atas sampai lurus dan otot lengan samping terasa teregang. Tahan selama 8 hitungan dalam 10 menit. Gambar 6 (Apabila kondisi lansia memungkinkan) Kedua lengan dilipat diletakkan di dinding, tempelkan dahi pada kedua telapak tangan, ujung jari kaki kanan menempel di dinding, tungkai kanan ditekuk, tungkai kiri lurus ke belakang, sehingga otot-otot belakang tungkai kiri teregang. Tahan selama 8 hitungan dalam 10 detik. Lakukan pada kaki sebaliknya. Keterangan: untuk gambar 1 s.d 5 dapat dilakukan dalam posisi berdiri, duduk, dan berbaring. Catatan: Mulai latihan secara perlahan dengan gerakan yang ringan dan ditingkatkan secara bertahap kemudian diakhiri secara bertahap
59 3. Latihan Fisik Pasif Beberapa contoh latihan fisik pasif (dilakukan dengan bantuan caregiver) bagi lansia dengan ketergantungan berat dan total: GERAKAN SENDI BAHU Sambil berbaring, tangan digerakkan ke atas dan bawah: Sambil berbaring, tangan digerakkan ke samping dan kembali, setelah itu ke atas dan kembali ke bawah: Putar lengan dalam lingkaran searah jarum jam / berlawanan arah jarum jam:
60 GERAKAN SENDI SIKU DAN SENDI PERGELANGAN TANGAN Sambil berbaring, tekuk dan luruskan siku: Sambil berbaring, lengan dekat dengan tubuh dengan siku bengkok – balikkan telapak ke atas dan ke bawah: GERAKAN JARI TANGAN Luruskan dan tekuk jari secara perlahan satu persatu hingga semua jari-jari membuka dan menutup, dapat juga digunakan bola: Gerakan sebaliknya: Tekuk dan luruskan semua jari-jari Tekuk ibu jari ke pangkal yang kecil Bengkokkan sendi jari untuk membuka kepalan tangan - Tempatkan kedua tangan caregiver secara tumpang tindih pada tangan lansia, dengan satu tangan menahan pergelangan tangan lansia. - Secara perlahan tekuk sendi jari lansia, buka kepalan dan sendi jari yang ditekuk. - Jangan gerakkan pergelangan tangan lansia.
61 Bengkokkan sendi kepalan tangan dan membuka sendi - Tempatkan kedua tangan caregiver secara tumpang tindih pada tangan lansia, dengan satu tangan menahan pergelangan tangan lansia. - Secara perlahan tekuk sendi jari lansia secara perlahan sampai membentuk sebuah kepalan Satu persatu, tekuk ibu jari dan jari-jari lainnya ke pangkal yang kecil, dimulai dengan membuka jari telunjuk dan jari tengah, dilanjutkan dengan jari-jari yang lain: GERAKAN SENDI PINGGUL DAN LUTUT Sambil berbaring – Tarik lutut ke arah dada lalu luruskan kembali ke arah bawah: Sambil berbaring – Putar kedua lututsambil di tekuk perlahan searah dan kemudian berlawanan arah jarum jam: Sambil berbaring – Gerakkan lutut ke samping dan atas-bawah GERAKAN SENDI PERGELANGAN KAKI Sambil berbaring – tekan kaki ke arah atas dan bawah: GERAKAN JARI KAKI Sambil berbaring – tekan dan luruskan jari kaki ke arah atas dan bawah
62 Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pergerakan pasif: - Lakukan pada satu sendi dalam satu kali (8 hitungan) - Selalu jaga persendian. Pegang seluruh anggota tubuh di atas dan di bawah persendian. Sebisa mungkin sanggah/sokong anggota tubuh. - Lakukan gerakan secara mantap (tidak ragu ragu) namun lembut, gerakkan persendian secara PERLAHAN. (Sebab jika menggerakkan persendian secara cepat akan membuat persendian menjadi kaku) - Perhatikan ekspresi wajah lansia. JANGAN PAKSAKAN SELURUH GERAKAN. Hal tersebut akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan, walaupun sebenarnya TIDAK menyakitkan. - Saat melakukan latihan fisik pasif, pastikan lansia dalam posisi aman dan nyaman (pasang pembatas tempat tidur untuk menghindari risiko terjatuh).
63 4. Latihan Pernafasan Latihan pernafasan merupakan terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri, ketegangan pada tubuh dan dapat menurunkan stres serta kecemasan. Teknik latihan nafas dalam juga b erpengaruh dalam menurunkan tekanan darah 10-15 poin, yaitu dengan mengurangi frekuensi bernafas 16-19 kali dalam satu menit menjadi 10 kali atau kurang secara surin perharinya. Langkah langkah dalam melakukan latihan pernafasan: 1) Pastikan posisi nyaman bagi lansia (dapat dilakukan dengan berdiri, duduk maupun berbaring) 2) Lansia menggunakan pakaian yang longgar sehingga tidak mengganggu saat latihan pernafasan (karena saat Latihan pernafasan, dada dan perut akan mengembang dengan maksimal) 3) Posisi santai dan kondisi lingkungan yang tenang 4) Ambil nafas melalui hidung semampu dan semaksimal mungkin, kemudian hembuskan perlahan melalui mulut dalam hitungan 10 5) Ulangi hingga 4 – 5 kali dan lebih jika dirasa kurang.
64 5. Senam otak Usia makin bertambah, maka otak juga mulai menua. Proses menua adalah proses alamiah yg akan dialami semua makhluk hidup. Fenomena menua jg terjadi pada sel-sel otak. Pada usia 70 tahun bagian otak rusak bisa mencapai 5-10% pertahun, hal ini berakibat pada proses berpikir yg menjadi lamban, sulit berkonsentrasi demikian juga kemampuan daya ingat pun akan menurun. Mengenal senam otak dan manfaatnya Senam otak adalah serangkaian gerakan yang menghubungkan antara otak, indera, dan tubuh. Serangkaian gerakan ini dapat menjaga kesehatan mental dan fungsi kognitif, sehingga bisa menunjang kehidupan sehari-hari. Senam otak merupakan salah satu latihan untuk menjaga kesehatan otak. Aktivitas dan gerakan fisik bisa meningkatkan aliran oksigen ke sel-sel otak, meningkatkan produksi sel-sel otak baru, serta membantu menciptakan sinapsis yang membantu proses penyampaian informasi ke otak. Manfaat senam otak: • Meningkatkan keterampilan belajar • Meningkatkan konsentrasi, fokus, dan daya ingat • Mengontrol dan mengurangi stres • Meningkatkan kualitas tidur dan relaksasi • Mengasah refleks dan koordinasi gerak tubuh • Meningkatkan kemampuan komunikasi dan pengembangan bahasa • Meningkatkan kemampuan organisasi • Mengembangkan sikap positif • Meningkatkan kreativitas • Meningkatkan kemampuan olahraga • Senam otak pada lansia memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh, juga berpengaruh dalam meningkatakan imunitas dalam tubuh
65 6. Terapi autogenik untuk mengurangi stress Terapi autogenik merupakan suatu teknik untuk mengurangi ketegangan dengan cara memberi sugesti kepada diri sendiri. a. Persiapan - Posisi: berbaring / duduk menyandar di kursi - Kedua tangan di samping tubuh dan telapak tangan menghadap ke atas dan tungkai lurus sehingga tumit di permukaan lantai - Bantal tipis diletakkan di bawah kepala / lutut, punggung lurus b. Konsentrasi - Ketika pertama kali melakukan latihan ini, yang dirasakan yakni pikiran menerawang ke hal-hal yang tampaknya lebih penting. - Berkonsentrasilah dengan pikiran hanya disini dan untuk saat ini, terutama dalam keadaan tubuh saat ini. - Jika pada awalnya muncul pikiran lain yang berusaha mengalihkan fokus, berkonsentrasilah kembali. c. Fase Relaksasi Autogenik Diawali dengan mengatur nafas (teknik relaksasi nafas dalam), dilanjutkan dengan: Fase 1: Merasakan berat - Fokuskan perhatian pada lengan dan bayangkan kedua lengan terasa berat. Selanjutnya, secara perlahan-lahan bayangkan kedua lengan terasa kendur, ringan hingga terasa sangat ringan sekali sambil katakan “aku merasa damai dan tenang sepenuhnya” - Lakukan hal yang sama pada bahu, punggung, leher dan kaki Fase 2: Merasakan kehangatan Bayangkan darah mengalir ke seluruh tubuh dan rasakan hangatnya aliran darah, seperti merasakan minuman yang hangat, sambil mengatakan dalam diri “aku merasa tenang dan hangat”
66 Fase 3: Merasakan denyut jantung - Tempelkan tangan kanan pada dada kiri dan tangan kiri pada perut - Bayangkan dan rasakan jantung berdenyut dengan teratur dan tenang sambil katakan “jantungku berdenyut dengan teratur dan tenang”. - Ulangi 6 kali. - Katakan dalam hati “aku merasa damai dan tenang” Fase 4: Latihan pernapasan - Posisi kedua tangan tidak berubah - Katakan dalam diri “napasku longgar dan tenang” - Ulangi 6 kali Katakan dalam hati “aku merasa damai dan tenang” Fase 5: Latihan abdomen (perut) - Posisi kedua tangan tidak berubah - Rasakan pembuluh darah dalam perut mengalir dengan teratur dan terasa hangat - Katakan dalam diri “darah yang mengalir dalam perut terasa hangat” - Ulangi 6 kali - Katakan dalam hati “aku merasa damai dan tenang” Fase 6: Latihan kepala - Kedua tangan kembali pada posisi awal. - Katakan dalam hati “kepalaku terasa benar-benar dingin” d. Akhir latihan Mengakhiri latihan relaksasi autogenik dengan melekatkan (mengepalkan lengan bersamaan dengan napas dalam, lalu buang napas pelan-pelan sambil membuka mata).
67 7. Latihan Kaki untuk Penderita Diabetes Senam kaki pada penderita diabetes dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas) - Dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk, dan tidur - Dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan menurunkan kaki. - Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat memutar keluar atau kedalam. Selain itu juga gerakan mencengkram dan meluruskan jari-jari kaki. - Dapat dilakukan setiap hari secara teratur, dimana saja. Bisa sambil bersantai bersama keluarga maupun menonton televisi. Ketika kaki terasa dingin, lakukan senam kaki Diabetes.
68 8. Latihan Batuk Efektif Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana energi dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. Tujuan dari batuk efektif: a. Mengeluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas sehingga menurunkan frekuensi sesak nafas b. Menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal c. Melatih otot-otot pernafasan agar dapat melakukan fungsinya dengan baik d. Melatih agar terbiasa melakukan cara pernafasan dengan baik Latihan batuk efektif dianjurkan pada orang-orang dengan riwayat penyakit pernafasan dan kondisi tertentu, seperti: - PPOK - Emfisema / kerusakan kantong udara di paru-paru - Fibrosis / penebalan jaringan di paru-paru - Asma - Infeksi paru-paru - Tuberkulosis (TB) paru - Pasien tirah baring - Pasien selesai operasi Langkah-Langkah Latihan Batuk Efektif: 1) Anjurkan minum air hangat sebelum memulai latihan batuk efektif 2) Atur posisi duduk dengan mencondongkan badan ke depan 3) Tarik nafas dalam melalui hidung dan hembuskan melalui mulut sebanyak 4-5 kali 4) Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan selama 1- 2 detik 5) Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan spontan 6) Keluarkan dahak dengan bunyi “huf..huf..huf…” 7) Lakukan berulangkali sesuai kebutuhan 8) Hindari batuk yang terlalu lama karena dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan oksigen
69 9. Pajanan Sinar Matahari Selain melakukan aktivitas dan latihan fisik, hal lain yang perlu diperhatikan adalah tercukupinya pajanan sinar matahari pada lansia sehingga kebutuhan vitamin D yang sangat penting untuk mempertahankan kepadatan tulang dapat terpenuhi. Untuk mendapatkan pajanan sinar matahari, dapat dilakukan dengan berjemur sekitar 15-30 menit pada rentang waktu pukul 07.00 sampai 10.00.
70 B.REKREASI Kehidupan lansia sering kali cenderung monoton dan serba rutin. Rekreasi memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan warna dan kegembiraan dalam kehidupan mereka. Selain itu, rekreasi juga memberikan kesempatan berharga untuk berkomunikasi dengan orang lain, memberikan dampak positif pada tubuh, jiwa, dan pikiran mereka. Peran rekreasi begitu penting bagi lansia, karena: 1. Meningkatkan Aktivitas Otak Salah satu dampak penuaan adalah penurunan aktivitas otak. Rekreasi dapat membantu mengatasi penurunan ini. Melalui berbagai aktivitas seperti bermain teka-teki, membaca, atau bermain game, lansia dapat menjaga otak mereka tetap aktif dan tajam. Aktivitas ini membantu mencegah demensia / setidaknya menghambat perkembangannya, yang merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang sering dialami oleh lansia. 2. Menjaga Kesehatan Fisik Melalui rekreasi, seperti berjalan kaki, berenang, atau berpartisipasi dalam olahraga ringan, lansia dapat menjaga kesehatan fisik mereka. Aktivitas ini membantu memperkuat otot dan menjaga keseimbangan tubuh dan mengurangi risiko cedera. 3. Meningkatkan Kualitas Hidup Rekreasi berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup lansia, memberikan kebahagiaan, rasa pencapaian dan interaksi sosial yang sangat diperlukan untuk kesejahteraan emosional mereka. Berpartisipasi dalam aktivitas yang mereka nikmati dapat memberikan rasa tujuan dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari mereka. 4. Mengurangi Isolasi Sosial Rekreasi memberikan kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi dengan orang lain, menjalin persahabatan dan membangun hubungan sosial, yang bisa mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional lansia.
71 Dalam kesimpulannya, peran rekreasi dalam kehidupan lansia tidak dapat dianggap enteng. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mendukung dan mendorong lansia untuk terlibat dalam berbagai aktivitas rekreasi sehingga mereka dapat menikmati masa tua mereka dengan lebih bermakna dan bahagia. Contoh kegiatan rekreasional a. Berternak atau berkebun Terbukti ampuh dapat mengurangi tingkat stres mereka dan melatih daya ingat serta konsetrasi mereka. b. Menari Menari adalah aktivitas menyenangkan dan menarik yang memberikan manfaat fisik dan mental, bersosialisasi dan berolahraga. c. Seni dan Kerajinan Menyalurkan kreativitas lansia dan dapat meningkatkan koordinasi tangan-mata dan keterampilan motorik halus. Kegiatannya bisa meliputi melukis, merajut, dan membuat scrapbook. d. Aktivitas Luar Ruangan Aktivitas luar ruangan seperti hiking, memancing, dan mengamati burung dapat meningkatkan kesehatan fisik dan memberikan hubungan dengan alam dan bersosialisasi dalam komunitas. e. Permainan dan Olah Raga Dapat meningkatkan kesehatan fisik, kesenangan dan menumbuhkan jiwa kompetitif bagi lansia.
72 C.PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI Perawatan diri pada lansia adalah cara memelihara kebersihan dan kesehatan yang bertujuan untuk memberikan rasa nyaman, meningkatkan kepercayaan / penampilan diri dan meningkatkan kebersihan serta kesehatan. Alat yang harus disiapkan Peralatan umum: 1. Sabun ber-pelembab / sabun bayi (hindari sabun antiseptik) 2. Shampo bayi 3. Krim / losion pelembab 4. Sikat dan pasta gigi 5. Baskom / tempat air dua buah (satu untuk kontak dengan sabun/ shampo dan satu lainnya untuk membilas) 6. Washlap/ handuk kecil minimal dua buah (satu untuk kontak dengan sabun/ shampo dan satu untuk membilas) 7. Handuk besar dua buah (satu untuk mengeringkan dan satu untuk menutup area yang belum dibersihkan) 8. Kassa dan tisu wajah 9. Sisir 10.Gunting kuku 11.Deodoran (bila perlu) 12.Penutup kepala (jika dibutuhkan) 13.Alas mandi yang anti air (jika lansia tirah baring di tempat tidur) 14.Handuk kecil (jika dibutuhkan) 15.Sampiran / penghalang apabila lansia tidak sendirian dalam 1 ruangan 16.Sprei pengganti apabila lansia dimandikan di tempat tidur 17.Bak / keranjang untuk baju kotor dan kantong sampah. *) untuk membantu lansia merawat diri gunakan air hangat, air terlalu dingin dan terlalu panas dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan masalah kesehatan kulit. Untuk menjaga dan melindungi lansia dari masalah kesehatan perhatikan hal-hal berikut: 1. Apabila lansia terkena kotoran, segera bersihkan bagian yang terkena kotoran, kemudian keringkan dan ganti pakaian yang kotor tanpa menunggu jadwal mandi rutin. 2. Selalu ganti pakaian lansia apabila basah karena dapat menyebabkan kedinginan. 3. Pilih pakaian katun, lembut dan mudah menyerap keringat untuk mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan kulit.
73 Cara Perawatan Kebersihan Diri Lansia: 1. Perawatan Kulit Cara memandikan di tempat tidur: 1) Atur peralatan sesuai dengan urutan pemakaian, 2) Bantu lansia menggeser badannya ke tepi tempat tidur 3) Angkat sedikit bagian kepala tempat tidur dan singkirkan semua bantal yang ada 4) Bersihkan muka, telinga, dan leher. Pada waktu membersihkan mata gosok dari bagian dalam keluar, gunakan washlap / handuk kecil yang terpisah untuk masing-masing mata atau jika tidak ada, bilas terlebih dahulu washlap / handuk kecil sebelum digunakan untuk mengusap bagian mata lainnya 5) Bersihkan & keringkan lengan, ketiak, dan tangan menggunakan handuk kering, dahulukan sisi yang jauh dari caregiver 6) Bersihkan dada dan perut termasuk daerah paha, tekuk lutut dan bersihkan tungkai bawah dengan sabun dan washlap basah kemudian keringkan dengan handuk kering 7) Untuk membersihkan kaki dan sela-sela jari, gunakan washlap basah. Jika lansia yang masih bisa duduk, kaki dimasukkan ke baskom dengan hati-hati kemudian kaki dibersihkan dan keringkan dengan handuk kering 8) Miringkan lansia dan geser ke tepi tempat tidur 9) Letakkan handuk di sisi punggung dan buka selimut mandi hingga punggung terbuka, bersihkan tengkuk, bahu, punggung, pantat dan bagian atas paha. Telentangkan kembali 10) Bersihkan daerah kemaluan. Jika lansia dapat melakukan sendiri, sediakan air, sabun & handuk di tempat yang mudah dijangkau (lihat hal. 79) 11) Setelah selesai dimandikan dan dikeringkan, oleskan krim/ pelembab ke seluruh tubuh. Tunggu beberapa saat, kemudian bantu mengenakan pakaian kembali 12) Sisir rambut dan rapihkan tempat tidur. Ajaklah lansia bekerjasama pada setiap tahapan sesuai dengan kondisinya.
74 2. Perawatan Rambut Cara menyisir rambut di tempat tidur 1) Siapkan sisir 2) Jika rambut lansia panjang, sisir rambut dari area tengah ke ujung terlebih dahulu untuk menghindari rambut kusut. Lanjutkan menyisir area pangkal rambut ke ujung. Kucir rambut dengan tidak terlalu kencang. Cara mencuci rambut di tempat tidur Persiapan: 1) Posisikan kepala lansia berada pada sisi atas atau pinggir tempat tidur, ganjal bagian bawah bahu lansia dengan bantal, 2) Gulung perlak anti air membentuk setengah lingkaran dengan ujung menjuntai ke ember yang telah disiapkan di sisi tempat tidur 3) Tempatkan gulungan perlak dibawah leher lansia Pelaksanaan: 1) Sisirlah rambut terlebih dahulu 2) Keramas dengan menggunakan air hangat dan shampo bayi 3) Pijit-pijit secara lembut kepala dengan jari-jari tangan pada saat meratakan shampo 4) Bilas dan keringkan rambut secepat mungkin dengan handuk kering 5) Sisir rambut dengan rapi 6) Jika lansia menggunakan penutup kepala, pastikan rambut sudah kering sebelum menggunakan penutup kepala
75 3. Perawatan mata Pembersihan area mata: 1) Gunakan handuk kecil yang telah dibasahi air hangat suamsuam kuku kemudian seka atau usap mata dari bagian dalam ke luar, kemudian keringkan dengan handuk kering 2) Apabila terjadi iritasi atau infeksi segera konsultasikan pada tenaga kesehatan Pembersihan kaca mata: 1) Bersihkan kacamata dengan air hangat suam-suam kuku dan kain lembut agar tidak meninggalkan noda air 2) Bersihkan rangka kacamata yang kotor karena keringat, rambut, debu, dan lain-lain 3) Keringkan kacamata dengan kain lembut yang bersih dan lunak 4. Perawatan telinga Cara membersihkan telinga: 1) Bersihkan bagian daun telinga dengan air hangat 2) Keringkan dengan handuk bersih dan lembut 3) Jangan membersihkan telinga dengan peniti atau jepit rambut 4) Apabila kotoran susah di keluarkan hindari memaksa atau menggunakan alat bantu lain, segera hubungi petugas kesehatan. 5. Perawatan hidung 1) Denguskan udara keluar lubang hidung pelan-pelan 2) Waktu mendenguskan hidung, kedua lubang hidung harus terbuka 3) Jangan memasukkan air dan benda apapun ke dalam lubang hidung 4) Segera lap dengan air dan kemudian keringkan dengan tisu wajah
76 6. Perawatan mulut dan gigi Hal yang perlu diperhatikan: 1) Cara menyikat gigi yang baik & benar serta waktu menyikat gigi 2) Hindari makanan yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut, misalnya makanan yang lengket (contoh: dodol, dll), terlalu manis, terlalu panas, terlalu dingin dan terlalu asam 3) Paling sedikit menyikat gigi sehari dua kali, yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur 4) Bergerak dengan latihan senam mulut sehingga otot pipi dan lidah menjadi sehat serta aliran dan fungsi air liur baik. Identifikasi kebutuhan perawatan gigi dan mulut Perawatan kesehatan mulut dan gigi pada lansia dilakukan dengan pemeriksaan rongga mulut, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
77 Cara menyikat gigi yang baik dan benar: a. Menyikat mulai dari bagian atas dan bawah gigi b. Bagian dalam dan bagian belakang gigi c. Bagian dalam dan bagian luar gigi d. Bagian geraham (gigi paling belakang) e. Bagian lidah dari dalam ke luar (pangkal ke ujung) Cara perawatan pada lansia dengan gigi palsu: Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan gigi palsu: 1) Untuk lansia yang sudah tidak memiliki gigi, bersihkan gusi dan rongga mulut dengan kassa yang sudah dibasahi dengan air. 2) Bersihkan gigi palsu dengan cara: a) Cuci gigi palsu pada air mengalir atau jika sulit siapkan baskom untuk menampung air b) Gunakan sikat gigi dengan pasta gigi untuk membersihkan gigi palsu c) Rendam dalam wadah bersih berisi air setelah dibersihkan d) Bilas saat akan digunakan kembali e) Berkumur sebelum memakai gigi palsu f) Lepaskan gigi palsu sebelum tidur g) Jangan letakkan gigi palsu di washtafel karena risiko jatuh
78 Cara perawatan pada lansia dengan gigi palsu: Untuk lansia yang hanya dapat berbaring, tetap lakukan perawatan kebersihan mulut dan gigi, posisikan setengah duduk dengan mengganjal dengan bantal, gunakan kassa yang sebelumnya telah dibasahi. Hindari menggunakan air secara langsung untuk menghindari risiko tersedak. 7. Perawatan Kuku Cara memotong kuku yang baik: 1) Rendam kaki dan tangan dengan air hangat agar kuku lebih lunak dan mudah dipotong 2) Memotong kuku jangan terlalu pendek dan jangan terlalu melengkung ke dalam terutama untuk penderita kencing manis 3) Bila kuku retak / terkelupas oleskan pelembab 8. Perawatan kaki Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1) Jika kaki suka berkeringat, seringlah dicuci dan keringkan 2) Gunakan ukuran sepatu yang pas, sol sepatu lentur dan tak licin 3) Gunakan kaos kaki yang terbuat dari bahan katun 4) Selalu gunakan alas kaki yang tertutup agar terlindung dari benda tajam, terutama untuk lansia yang menderita diabetes Penggunaan alas kaki yang tidak sesuai khususnya pada lansia yang mengalami masalah kesehatan diabetes melitus / penyakit gula dapat menyebabkan kemerahan akibat adanya penekanan yang berlebihan.
79 9. Perawatan area kemaluan dan sekitarnya Cara membersihkan alat kemaluan: 1) Siapkan sabun berpelembab dan air hangat, 2) Pasang pispot senyaman mungkin, 3) Siram dengan air dan cuci daerah alat kelamin dan sekitarnya dengan sabun kemudian bilas dengan air, 4) Arah membersihkan alat kelamin: - Laki-laki: dari ujung kemaluan ke arah pangkal kemaluan hingga anus - Wanita: dari arah atas ke bawah, meliputi bibidalam dan luar kemaluan hingga anus
80 5) Keringkan dengan handuk bersih 6) Apabila lansia masih mampu dan berkeinginan untuk membersihkan alat kelamin dan sekitarnya secara mandiri, dapat diberikan dengan air, sabun, dan washlap basah. 7) Ganti celana dalam setiap selesai mandi dan setiap kali jika terkena kotoran/basah. 8) Hindari penggunaan tisu basah agar tidak terjadi iritasi. Ingat beberapa hal yang harus dilakukan saat membantu lansia merawat kebersihan diri: 1. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah membantu lansia 2. Gunakan masker/penutup hidung dan mulut 3. Mengikat rambut atau menggunakan penutup kepala agar tidak mengganggu pandangan dan tidak mengkontaminasi
81 10. Membantu Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) Pada kondisi tertentu, lansia membutuhkan bantuan caregiver untuk melakukan BAK dan BAB. Diantaranya pada lansia yang mengalami masalah pergerakan, penurunan kesadaran, kelemahan dan sebagainya, sehingga perlu menggunakan kateter, popok sekali pakai, pispot, kursi komod atau pergi ke kamar mandi menggunakan kursi roda. Berikut adalah persiapan dan langkah-langkah yang dapat membantu lansia BAK dan BAB di tempat tidur: Peralatan dan bahan umum yang perlu disiapkan: • Sarung tangan (bila ada) • Air • Kapas dibasahi air untuk cebok (kapas cebok) • Baskom / tempat menampung air • Kantung sampah • Perlak atau underpad • Tisue Kering / handuk bersih Langkah umum yang harus SELALU dilakukan: • Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan • Gunakan sarung tangan (apabila tersedia) • Pasang perlak atau underpad di bawah bokong lansia • Buang kotoran (tinja dan air kencing/urine ke dalam kakus), lalu bersihkan alat yang terkena kotoran • Pisahkan sampah bekas kotoran (tinja dan urine) dalam tempat yang berbeda dengan sampah rumah tangga • Segera bersihkan area yang terkena kotoran, dan keringkan agar kulit tidak dingin dan lembab. • Langkah membersihkan alat kelamin dan sekitarnya mengacu pada halaman 79.
82 a. Membantu BAK lansia yang menggunakan kateter Pada kondisi tertentu, mungkin lansia BAK dengan pemasangan kateter permanen (oleh petugas kesehatan) dan caregiver harus merawat di rumah. Jika urine pada kantong sudah mulai terlihat penuh (atau setiap 2 jam sekali), lakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Siapkan pispot / bak penampung urine, letakkan di bawah kantong urine 2) Buka tutup kantong urin lalu tampung urine pada pispot / bak penampung 3) Catat jumlah dan perubahan warna urin. Laporkan pada petugas kesehatan apabila terjadi perubahan warna urin, jumlah yang berubah secara tiba tiba (berkurang atau bertambah), kateter bocor atau terlepas. Catat kapan kateter diganti oleh petugas kesehatan. 4) Buang urin ke dalam kakus
83 b. Membantu Lansia BAK menggunakan pispot 1) Siapkan peralatan dan bahan umum, serta pispot Urinal perempuan Urinal laki-laki Pispot 2) Buka celana / popok lansia. Tempatkan pispot dengan tepat agar kotoran (tinja dan urine) tidak tercecer - Pada lansia pria: bantu posisikan penis ke lubang pispot urinal - Pada lansia wanita: letakkan pispot di bawah bokong / gunakan urinal perempuan 3) Setelah lansia selesai BAK, bantu lansia untuk cebok dengan air (lihat halaman 79), kemudian angkat pispot 4) Keringkan bagian kelamin dan sekitarnya dengan handuk bersih dan kering 5) Bantu lansia menggunakan celana kembali 6) Buang urin ke dalam kakus
84 c. Membantu lansia BAB menggunakan pispot 1) Siapkan peralatan umum dan pispot 2) Buka celana lansia. Tempatkan pispot dengan tepat di bawah bokong dan persilahkan lansia BAB. 3) Setelah lansia selesai BAB, bantu lansia untuk cebok dengan air (lihat halaman 79), bila perlu gunakan kapas cebok untuk memastikan daerah anus dan sekitarnya telah bersih dari tinja. Kemudian angkat pispot. 4) Keringkan bagian pantat dan sekitarnya dengan handuk bersih kering 5) Bantu gunakan celana kembali 6) Kemudian buang kotoran ke dalam kakus, lalu cuci pispot sampai bersih
85 d. Membantu BAK dan BAB pada lansia yang menggunakan popok sekali pakai 1) Siapkan peralatan umum dan popok sekali pakai yang baru 2) Buka popok dengan hati-hati, tetap posisikan bagian yang kotor ada di dalam agar tidak mengotori sekitarnya 3) Posisikan popok bagian atas di bawah pantat lansia. Gunakan kapas cebok untuk membersihkan daerah anus dan sekitranya hingga benar-benar bersih dari tinja 4) Angkat popok, masukkan dalam kantong sampah 5) Bantu lansia cebok dengan washlap basah hingga bersih 6) Keringkan bagian pantat & sekitar dg handuk bersih kering 7) Pakaikan popok bersih dan bantu gunakan celana kembali 8) Sebaiknya popok sekali pakai diganti setiap 4 jam / bila sudah penuh walaupun kurang dari 4 jam. Selalu cek ada tidaknya ruam popok 9) Setelah tinja dibuang ke dalam kakus, buang popok bekas yang sudah dibungkus dalam kantong ke tempat sampah tertutup Popok Sekali Pakai Pada situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan mendapatkan popok sekali pakai, dapat digunakan popok yang terbuat dari kain yang lembut. Untuk mencegah punggung panas akibat pemasangan perlak karet, serta kotoran tidak mengontaminasi area sekitar bokong, dapat digunakan underpad atau alas kain di atas perlak. Popok sekali pakai Underpad INGAT: Buang urin dan tinja ke lubang kakus dan siram, BUKAN pada tempat sampah!!!
86 D. PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN KULIT 1. Kulit Kering dan Gatal Masalah kesehatan kulit yang paling sering timbul pada lansia adalah kulit kering dan gatal. Masalah kulit kering dapat diakibatkan oleh proses penuaan, efek samping obat-obatan, pajanan sinar matahari yang berlebihan dan sebagainya. Beberapa cara untuk mencegah terjadinya kulit kering, yaitu: a. Pengaturan cairan tubuh: - Asupan cairan 8 gelas per-hari / sesuai anjuran dokter - Makanan mengandung banyak air b. Pada saat mandi agar diperhatikan: - Hindari penggunaan air panas untuk mandi, cukup suamsuam kuku - Gunakan sabun yang berpelembab dan tanpa parfum - Disarankan mandi tidak terlalu lama c. Perhatikan kondisi lingkungan lansia, cuaca terlalu dingin atau panas dapat menyebabkan kulit kering d. Hindari penggunaan bedak (membuat kulit bertambah kering) e. Berjemur pada pagi hari Masalah gatal dapat ditimbulkan karena gigitan serangga, kulit yang kering atau tidak diketahui penyebabnya. Penanganan disesuaikan dengan penyebab gatal tersebut. Apabila gatal terjadi karena gigitan nyamuk atau serangga, dapat diredakan dengan menggunakan pelembab. Bila gatal tidak berkurang atau diketahui penyebabnya dapat berkonsultasi kepada tenaga kesehatan. Untuk mengurangi terjadinya masalah kesehatan kulit: - Cegah lansia menggaruk kulit - Pastikan kuku jari tangan lansia dalam keadaan pendek dan bersih
87 E. MEMBANTU LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN GERAK Lansia dengan gangguan gerak memiliki kebutuhan yang berbeda tergantung pada tingkat keparahan gangguan gerak. Lansia yang terbaring atau sangat tergantung memerlukan perawatan fisik yang lebih intensif dari caregiver. Pada kondisi lansia seperti ini caregiver harus mendorong agar lansia tetap bergerak sebanyak mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisinya. Berbagai kondisi dapat menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan pergerakan (imobilisasi), diantaranya: 1. Gangguan tulang dan sendi: reumatik, osteoporosis, patah, dll. 2. Penyakit saraf: stroke, parkinson, gangguan saraf tepi, dll 3. Penyakit jantung dan pernafasan, akan menimbulkan kelelahan dan sesak nafas ketika beraktivitas. Akibatnya lansia akan mengurangi pergerakannya dan cenderung lebih banyak duduk atau berbaring. 4. Gangguan penglihatan: rasa percaya diri untuk bergerak akan terganggu bila ada gangguan penglihatan karena ada kekhawatiran terpeleset, terbentur, atau tersandung. 5. Masa penyembuhan: lansia yang masih lemah setelah menjalani operasi atau penyakit berat dapat menurun kemampuan pergerakannya. Gangguan / menurunnya kemampuan pergerakan dapat menimbulkan berbagai masalah. Tugas caregiver terutama untuk membantu lansia dalam mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan, sedangkan untuk menentukan tindakan pencegahan harus sesuai dengan hasil konsultasi kepada tenaga kesehatan. 1. Masalah yang timbul akibat penurunan kemampuan gerak: a. Infeksi saluran kencing - Penyebab: Terlalu lama berbaring atau duduk dapat menghambat pengosongan kandung kemih, meningkatkan risiko infeksi karena sisa air kemih tertahan dalam kandung kemih. - Cara mencegah: Lansia dimotivasi minum banyak cairan
88 b. Infeksi paru - Penyebab: Berbaring lama dapat menyebabkan hambatan pengeluaran dahak - Cara mencegah: Perubahan posisi dan menepuk-nepuk dada atau punggung secara teratur dapat membantu mengalirkan dahak / riak sehingga mudah dikeluarkan. Untuk tekniknya, lihat pada bagian masase / fisioterapi dada. c. Susah buang air besar / sembelit - Penyebab: Kurang gerak - Cara mencegah: konsumsi makanan tinggi serat (sayur, buah) dan minum banyak cairan dapat mencegah sembelit akibat kurang gerak. Jika masalah ini tetap muncul segera cari bantuan dari petugas kesehatan. d. Masalah sirkulasi atau aliran darah - Penyebab: Kurang gerak atau kesulitan gerak - Cara mencegah: aktivitas dan latihan fisik. Caregiver dapat memberikan pendampingan. Jika lansia mengeluh rasa nyeri yang mendadak dan hebat, cari bantuan dari petugas kesehatan. e. Luka akibat tekanan / luka tekan (dekubitus) - Pengertian: luka tekan (dekubitus) merupakan luka pada kulit karena tekanan dalam waktu yang lama di area tertentu. - Penyebab: Lansia yang hanya berbaring atau duduk pada posisi tidak berubah dalam jangka waktu lama. Juga terjadi akibat gesekan dan peregangan kulit, serta terlalu lembap karena keringat. - Angka kejadian: luka dekubitus di Indonesia mencapai 33,3% dimana angka ini cukup tinggi dibandingkan dengan angka kejadian dekubitus di Asia Tenggara yang hanya berkisar 2,1-31,3%.
89 - Area tubuh yang berisiko tinggi mengalami luka tekan: - Gejala: Pada orang dengan tirah baring, biasanya akan terbentuk luka di belakang dan samping kepala, tulang belikat, pinggul, tulang ekor atau punggung bagian bawah, tumit, pergelangan kaki dan bagian belakang lutut. - Tingkat keparahan: 1) Tingkat 1: perubahan warna pada daerah kulit tertentu, misalnya menjadi kemerahan / kebiruan disertai rasa nyeri atau gatal pada area kulit tersebut. 2) Tingkat 2: luka lecet di area yang terdampak 3) Tingkat 3: luka terbuka lebih dalam (ulkus kulit) 4) Tingkat 4: luka terbuka hingga mencapai otot dan tulang - Kapan Harus ke Dokter Jika mulai muncul luka dekubitus tingkat 1, segera konsultasi ke dokter. Akan dirawat luka dan diajarkan cara merawat luka kepada anggota keluarga / caregiver. Selama perawatan luka di rumah, segeralah ke dokter jika muncul tandatanda infeksi yang berupa demam dan bengkak atau keluar nanah pada area luka.
90 - Faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena dekubitus, yaitu: 1) Kemampuan indera perasa menurun karena cedera saraf tulang belakang dan gangguan saraf dapat mengakibatkan penderita tidak merasakan adanya luka. Hal tersebut membuat luka tidak segera diobati dan menjadi semakin dalam. 2) Kurang asupan cairan dan nutrisi, membuat daya tahan dan kesehatan kulit terganggu, sehingga mudah terjadi luka. 3) Aliran darah terganggu, akibat dari diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, atau multiple sclerosis dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan akibat kurangnya suplai oksigen dan nutrisi ke area tersebut. 4) Inkontinensia urin dan alvi, obesitas, serta usia lebih dari 70 tahun juga dapat membuat seseorang lebih berisiko terkena dekubitus. - Penanganan Ulkus Dekubitus Penanganan dekubitus dengan mengurangi tekanan dan gesekan pada luka, dilanjutkan perawatan luka dan pengangkatan jaringan yang rusak. 1) Mengubah Posisi Tubuh / Alih Baring Posisi tubuh penderita perlu diubah secara berkala. Apabila menggunakan kursi roda, pindahkan tumpuan berat badan ke sisi yang lain setiap 15 menit atau ganti posisi setiap jam. Jika penderita berada di tempat tidur, gantilah posisi setiap 2 jam. Dokter akan menyarankan penggunaan kasur antidekubitus untuk mengurangi tekanan dan menjaga aliran udara ke area tersebut tetap baik. Meski begitu, posisi lansia tetap perlu diubah secara berkala.
91 2) Perawatan Luka Dekubitus Pada dekubitus tingkat 1, bersihkan area kulit dengan sabun yang tidak mengandung alkohol dan pewangi, kemudian langsung keringkan. Jika sudah muncul luka terbuka, perlu ditutup dengan perban agar tidak infeksi dan kulit di sekitar tetap kering. Lakukan perawatan luka berkala. 3) Operasi untuk Mengangkat Jaringan Mati Supaya dekubitus cepat sembuh, jaringan mati perlu diangkat melalui pembedahan. Bertujuan untuk merangsang pertumbuhan kulit baru yang sehat. Bila diperlukan, dokter bedah akan melakukan cangkok kulit. 4) Terapi Tekanan Negatif Terapi tekanan negatif juga dikenal dengan nama Vacuum Assisted Closure (VAC), dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk membersihkan luka. 5) Obat-obatan Dokter juga biasanya memberikan obat-obatan, seperti pereda nyeri dan antibiotik minum ataupun salep jika dekubitus sudah mengakibatkan infeksi pada penderita. - Cara mencegah: dengan mengkombinasikan posisi alih baring dan masase punggung. Hal ini dapat memperlancar aliran darah dan cairan getah bening dengan tujuan mengembalikan fungsi sensorik dan motorik. Teknik masase ada di hal