The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

BUKU PANDUAN TATA KELOLA PRESIDIUM DAN DEWAN.pdf

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by raymondhus, 2020-02-19 20:46:14

BUKU PANDUAN TATA KELOLA PRESIDIUM DAN DEWAN.pdf

BUKU PANDUAN TATA KELOLA PRESIDIUM DAN DEWAN.pdf

Keywords: Buku Panduan Legio Maria,Tata Kelola Presidium dan Dewan

1

Ave Maria

Para Legioner terkasih, buku ini berisi penjelasan tata
kelola atau panduan praktek Legio Maria yang paling dasar
seperti rapat Presidium dan pelaksanaan kunjungan.
Senatus Bejana Rohani merasa perlu menerbitkan buku ini
untuk membantu para Legioner melaksanakan tugasnya
dengan lebih mudah dan terstandar, mengingat ada
banyak hal yang tidak diatur dalam Buku Pegangan.
Dengan demikian diharapkan para Legioner tidak lagi
terlalu terkuras perhatiannya hanya seputar penegakkan
sistem Legio yang sering mengakibatkan kurangnya mutu
buah rohani pribadi dan buah kasih yang dihasilkan bagi
Gereja dan sesama. Sebagai sebuah turunan saja, sumber
inspirasi buku ini sepenuhnya berasal dari Buku Pegangan.

Buku ini diterbitkan secara terbatas hanya untuk Legio
Maria Senatus Bejana Rohani. Buku mulai diberlakukan
sejak 9 Agustus 2019 pada acara Temu Dewan Senatus
Bejana Rohani hingga 9 Agustus 2020. Masa satu tahun ini
sifatnya adalah masa uji coba (ad experimentum)
penggunaannya oleh para Legioner. Setelah satu tahun isi
buku akan dievaluasi, kemudian berdasarkan evaluasi akan
diterbitkan versi yang baku untuk digunakan seterusnya.

Terimakasih dan Tuhan memberkati.
Jakarta, 9 Agustus 2019

©LEGIO MARIA SENATUS BEJANA ROHANI

2

Pengantar .................................................................................... 3

Bagian 1 :Pedoman Rapat Presidium dan Dewan ................. 4
Bagian 2 :Pedoman Pelaksaaan Tugas Presidium ................ 25
Bagian 3 :Pedoman Pendampingan Dewan dan Presidium.. 34
Bagian 4 :Pedoman Pelaksanaan tata Kelola dministrasi..... 52

Lampiran 1 : Format Laporan Presidium dan
Dewan................................................................... 74

Lampiran 2: Format Surat Permohonan Pengesahan
Perwira Dewan dan Presidium ........................... 81

3

Bagian I

4

1.1 Mengapa rapat Presidium menjadi kewajiban utama?
Rapat Presidium menjadi kewajiban utama karena:
a. Rapat mingguan merupakan pusat/jantung dari
seluruh kegiatan Legio Maria. Di dalam rapat Bunda
Maria hadir untuk menyalurkan rahmat Tuhan kepada
para anggota, yang diwujudkan dalam bentuk doa,
persekutuan disertai semangat persaudaraan antar
anggotanya.
b. Hadir dalam rapat Presidium mingguan adalah tugas
pertama dan paling sakral bagi Legioner aktif. “Tanpa
mengikuti rapat, tugas mereka seolah-olah seperti
tubuh tanpa jiwa.” (bdk. BP Bab 11, No.5).

1.2 Apakah yang dilakukan dalam rapat Presidium?
Di dalam rapat Presidium para Legioner berdoa bersama
dan saling meneguhan iman sebagai senjata untuk
menuntaskan tugasperutusan yang sedang dilakukan,
menyerahkan tanggungjawab atas tugas yang telah
dilakukan, dan menerima tanggungjawab untuk tugas
perutusan yang baru.

1.3 Apakah semangat utama dalam rapat Presidium?
Semangat itu adalah: kedisplinan, persaudaraan, dan
saling melengkapi yang didasari cinta kasih.

5

2.1 Apakah prinsip-prinsip dasar dalam menyelenggarakan
rapat Presidium?

a. Sebuah Presidium Legio Maria berada di dalam
wilayah Gereja (Paroki/Stasi) dan keberadaannya
harus mendapat persetujuan Pastor Paroki/Stasi
terlebih dahulu. Seyogyanya rapat Presidium
dilaksanakan di dalam lingkungan
Gereja/Stasi/susteran/sekolah atau tempat-tempat
yang memang biasa dipakai untuk kegiatan rohani
oleh Gereja Katolik setempat.

b. Para hadirin dalam rapat hendaknya menghormati
kerahasiaan dan menjamin suasana khidmat. Dalam
rapat biasanya dibahas juga hal-hal yang cukup sensitif
mengenai orang-orang tertentu (misalnya: umat yang
berpenyakit khusus, umat yang baru keluar dari
penjara, masalah pribadi seorang rekan, dan lain-lain)
yang harus kita hormati kerahasiaannya (bdk. Instruksi
Tetap ke-4). Rapat yang dilaksanakan di rumah
anggota sambil menjaga toko atau menjaga anggota
keluarga membuat suasana rapat, yang seharusnya
merupakan suasana doa, dikhawatirkan juga
membuat rapat menjadi kurang khidmat.

c. Rapat hendaknya dilaksanakan secara rutin yaitu pada
hari dan jam yang tetap, dan memanfaatkan waktu
yang tersedia dengan bijaksana. Semangat yang

6

dibangun di sini adalah displin, kesetiaan, dan
keteguhan hati sebagai tentara.

d. Karena keadaan khusus tertentu masih dimungkinkan
dilakukannya pemindahan waktu dan tempat rapat,
tetapi keputusan ini harus benar-benar didasari
dengan alasan yang bisa diterima yang diputuskan
bersama. Adanya pemindahan hendaknya
diberitahukan kepada seluruh anggota dalam rapat
sebelumnya.

2.2 Langkah apa yang perlu dilakukan apabila rapat hanya
dihadiri sedikit Legioner?

2.2.1 Bila dihadiri oleh 2 (dua) atau lebih anggota dan/atau
tidak ada perwira yang hadir, maka:
a. Rapat Presidium harus tetap berjalan walaupun
mungkin beberapa agenda harus ditunda ke rapat
yang akan datang, misalnya pembacaan
notulen/laporan bendahara dan lain-lain. Adapun
laporan tugas dan pembagian tugas tetap
dilaksanakan.
b. Rapat dapat dipimpin oleh anggota yang paling senior
atau mempunyai pengalaman (pernah menjabat
perwira) atau anggota yang dengan sukarela mau
memimpin.

2.2.2 Bila hanya dihadiri oleh 1 (satu) anggota, maka anggota
tersebut mendoakan Tesera lengkap di depan altar
Legio.

7

3.1 Doa Pembukaan
Nilai spiritual: Doa Pembukaan adalah doa seruan
kehadiran kepada Roh Kudus sebagai sumber rahmat dan
bersama Maria sebagai perantara rahmat.

a. Rapat dibuka dengan seruan doa kepada Roh Kudus
yang dipimpin oleh PR/APR, jika PR/APR berhalangan
tugas ini dapat digantikan oleh ketua atau perwira
yang ditunjuk.

b. Limapuluhanan doa Rosario suci: sepuluhan ke-1, 3,
dan 5 diawali oleh pemimpin dan sepuluhan ke-2 dan
ke-4 diawali oleh para anggota. Peristiwa Rosario yang
digunakan secara umum mengikuti kalender liturgi
Gereja. Bila Gereja sedang merayakan masa khusus
maka peristiwa Rosario menyesuaiakan dengan masa
khusus tersebut (misalnya: pada masa prapaskah,
menggunakan peristiwa sedih), di luar masa khusus
Presidium memiliki keleluasaan menentukan.

c. Sikap badan saat berdoa adalah berlutut seperti yang
dilaksanakan dalam rapat perdana Legio (bdk. BP Bab
1). Namun jika terdapat anggota yang mengalami
keterbatasan fisik, ia diijinkan untuk menyesuaikan diri
dengan posisi yang ia mampu lakukan sejauh tetap
dalam kepantasan

8

3.2 Bacaan Rohani
Nilai Spiritual: memberi peneguhanan iman kepada para
anggota sebagai bekal melaksanakan tugas kerasulan.

a. Bacaan rohani dibacakan oleh PR/APR, namun bila
PR/APR tidak hadir boleh dibacakan oleh ketua.

b. Sumber bacaan yang dianjurkan: BP, Kitab Suci,
bacaan umum tentang iman Katolik yang terpercaya,
atau bacaan-bacaan lain yang dapat menjadi sarana
untuk tujuan itu.

c. Untuk Presidium baru atau Presidium yang banyak
memiliki anggota baru, sangat dianjurkan mengambil
bacaan dari BP.

3.3 Penerimaan Tamu
Nilai spiritual: menyapa dan menerima pengunjung
sebagai sesama saudara dalam Kristus.

a. Yang disebut tamu adalah pengunjung rapat - selain
anggota aktif Presidium.

b. Wakil ketua menyambut tamu, menanyakan nama,
asal, dan tujuan serta memperkenalkan anggota
Presidium kepada tamu.

3.4 Pembacaan, Koreksi, dan Pengesahan Notulen
Nilai Spiritual: Rapat Legio merupakan kewajiban utama
sehingga mempunyai bobot penting, oleh karena itu
semua informasi harus dicatat dengan lengkap dan
cermat.

9

a. Pada kepala notulen dituliskan nomor rapat sesuai
urutan rapat saat itu, misalnya No. 1/Tahun 1/2019

b. Notulen dibacakan dengan jelas di dalam rapat pada
minggu selanjutnya, kemudian disahkan oleh
pemimpin rapat yang hadir pada rapat tersebut.

3.5 Pembacaan Instruksi Tetap
Nilai spiritual: mengingatkan kembali kewajiban pokok
Legioner.
a. Dibacakan oleh pemimpin rapat di dalam rapat
minggu pertama setiap bulan atau bila rapat dihadiri
oleh tamu non Legioner/calon anggota aktif/anggota
auksilier.
b. Sikap tubuh berdiri tegap dan hormat yang
menandakan kesiapsediaan sebagai prajurit.

3.6 Presensi
Nilai spiritual: presensi merupakan bentuk komitmen
dan kesetiaan anggota untuk hadir dalam rapat.

a. Wakil Ketua memanggil nama anggota satu persatu;
dimulai dari perwira dilanjutkan anggota tetap dan
percobaan. Anggota menjawab dengan mantap:
“Saya hadir, Bunda”. Jika ada anggota tidak hadir
hendaklah ia menyampaikan alasan ketidakhadirannya
kepada perwira melalui sarana-sarana yang bisa
dipertanggungjawabkan.

b. Kehadiran perwira dan anggota secara berkala harus
dievaluasi untuk menjaga komitmen kesetiaannya.

10

3.7 Laporan Dewan
Nilai spiritual: Laporan Dewan merupakan penyampaian
pesan-pesan penting yang berasal dari pertemuan
dengan Dewan di atasnya. Sifat pentingnya Laporan
Dewan terletak pada isi informasi, inspirasi, dan motivasi
yang terkandung di dalamnya.

Hal-hal penting untuk dilaporkan meliputi:

a. Informasi: alokusio, perkembangan Legio Maria di
Dewan sendiri (dari laporan tahunan tentang tugas
inspiratif, keprihatinan, keberhasilan, perluasan, dan
lain-lain).

b. Respon/tanggapan/masukan:
 Kegiatan Dewan Senatus: Temu Dewan, apa yang
menjadi tujuan, sasaran, kapan waktunya, dan di
mana tempat pelaksanaannya?
 Arah dasar Dewan/rencana Dewan: Kekatolikan,
Karakter, Organisasi (K2O). Apakah maknanya K2O
dan bagaimana mengimplementasikannya?
 Keprihatinan dan seruan Gereja: Apa yang bisa
dilakukan Legio Maria untuk bergerak selaras
perjuangan Gereja pada saat itu?

Catatan: Demi efektifitas penggunaan waktu, tidak
diharuskan membaca seluruh isi notulen rapat Dewan
(Konsilium, Senatus, Komisium, Kuria). Cukup sharingkan
saja hal-hal yang penting dan maknanya.

11

3.8 Laporan Bendahara
Nilai spiritual: Harta Legio Maria pada hakekatnya adalah
harta Gereja yang harus dipergunakan sebaik-baiknya
untuk penyelenggaraan tugaspewartaan keselamatan
Allah.
a. Bendahara mencatat setiap aktifitas keuangan
Presidium, melaporkan pemasukan dan pengeluaran
dana dalam setiap rapat mingguan. Dokumen
keuangan harus lengkap, mudah dimengerti, dan bisa
dipertanggungjawabkan dengan menyertakan bukti
pembayaran.

b. Pencatatan keuangan hanya diperkanan adanya 1
(satu) kas Presidium saja. Pemeriksaan keuangan
(auditing) dilakukan secara secara berkala, minimal 1
tahun sekali, oleh anggota yang berkompeten.

3.9 Surat Menyurat
Nilai spiritual: Keberadaan surat yang dikirim atau yang
diterima Presidium mencerminkan pula dinamika
semangat kerasulan Legio Maria sehingga surat
menyurat harus dikelola secara sungguh-sungguh.

a. Surat masuk, meliputi: notulen dan laporan-laporan
rapat Dewan, informasi/undangan kegiatan baik
internal Legio Maria atau dari
Keuskupan/Parok/Stasi/komunitas lain dan tulisan
atau surat-surat penting lain.

12

b. Surat keluar, meliputi: laporan berkala Presidium ke
Dewan, proposal, undangan kegiatan, dan tulisan atau
surat-surat penting lain.

c. Surat-surat penting yang mengandung kekuatan
hukum yang mengikat harus ditulis secara resmi di
kertas putih dengan mencantumkan kop surat
Presidium, dibubuhi tandatangan perwira Presidium,
dan ber-stempel Presidium.

3.10 Laporan Anggota
Nilai spiritual: laporan anggota memiliki nilai yang sama
pentingnya dengan doa. Sifat keduannya adalah saling
melengkapi. Laporan dimaksudkan untuk melihat
semangat, proses, dan nilai-nilai inspiratif yang didapat
dalam pelaksanaan tugas pelayanan dan menentukan
perbaikan-perbaikan tindakan bilamana diperlukan.
Dalam melaksanakan tugasnya, pelaksana harus sampai
pada kesadaran perjumpaan pribadi dengan Allah, yang
selanjutnya akan dibagi sebagai inspirasi iman bagi orang
lain.

a. Semangat rasuli penerima tugas perutusan adalah
sebagai rekan kerja Bunda Maria dan menyerahkan
kembali apa yang telah dilaksanakan melewati tangan
Maria untuk disempurnakannya dan dipersembahkan
kepada Tuhan Yesus.

b. Setiap anggota harus menyampaikan laporan dengan
cara sedemikian sehingga nilai-nilai iman yang didapat
dari pelaksanaan tugas tersebut dapat dirsakan oleh
angggota yang lain.

13

c. Laporan anggota menjadi bagian penting yang harus
direfleksikan, diolah, dan ditumbuhkan bersama oleh
Presidium, dengan demikian Presidium dapat melihat
proses pengudusan diri para anggota.

d. Hal-hal teknis dalam menyampaikan laporan:
 Disampaikan secara lisan dengan suara jelas dan
tegas; Baik pula bila terlebih dahulu disiapkan
catatan untuk memastikan laporan yang
disampaikan lengkap dan menarik.
 Materi yang disampaikan: jenis tugas, nama rekan
tugas, jumlah jam tugas (dihitung dari awal
perjalanan untuk melakukan tugas tersebut hingga
tugas diselesaikan). Dalam melaporkan tugas, rekan
tugas sifatnya saling melengkapi saja, jadi tidak
perlu mengulangi informasi yang telah
disampaikan rekan yang lain.
 Suatu tugas dikatakan ‘terlaksana’ jika petugas
telah sungguh-sunggguh berusaha menjalankan
tugas tersebut tanpa melihat status
‘keberhasilannya’.
 Laporan tugas ditujukan kepada seluruh anggota
Presidium yang hadir, jadi bukan hanya kepada
pemimpin rapat. Semua anggota berkewajiban
untuk menyimak dan memberi tanggapan jika
diperlukan.
 Tugas yang wajib dilaporkan adalah tugas yang
ditugaskan oleh Presidium. Tentu saja
diperbolehkan untuk melaporkan tugas selain yang
ditugaskan Presidium sejauh tugas tersebut sesuai
dengan tugasLegio, atau tugas-tugas tertentu yang

14

perlu ditindaklanjuti (potensi tugas baru) oleh
Presidium, atau tugas tugasyang memang
inspiratif.
 Yang tidak perlu dilaporkan dalam Presidium senior:
mendoakan Rosario pribadi, mengikuti pertemuan
lingkungan, persekutuan doa, dan sejenisnya.
Mengapa demikian? Karena kegiatan-kegiatan ini
seharusnya sudah menjadi nafas hidup alamiah
seorang Legioner senior.

3.11 Catena Legionis
Nilai spiritual: Dengan mendaraskan Katena, kita diijinkan
menyanyikan kidung pujian bagi Allah bersama Maria.
Tindakan ini menunjukkan bahwa kita senantiasa
mengusahakan keserupaan diri dengan Maria di hadapan
Allah. Nyanyian pujian Maria/Kidung Maria/Magnificat
(Luk 1:46-55) adalah doa yang dipenuhi kerendahan hati
Maria. Diawali dengan seruan dari Kidung Agung 6:10,
nyanyian doa ini merupakan doa paling agung dalam
rapat.
a. Katena bisa didaraskan sebagai doa yang dilafalkan
saja, atau dinyanyikan sebagai lagu.
b. Tanda salib dibuat dalam hati saat mengawali kata-
kata “Aku mengagungkan Tuhan..” Makna tanda salib
ini adalah kita mengenangkan penerimaan Yesus
sebagai manusia yang mau menderita dan berkurban
bagi keselamatan umat manusia.
c. Katena didoakan kira-kira di tengah rapat atau sekitar
satu jam sejak rapat dibuka.

15

3.12 Janji Legio
Nilai spiritual: Mengucapkan janji Legio berarti
mengabdikan diri kepada Roh Kudus dengan
menyerahkan segala yang kita miliki pada Bunda Maria.

a. Pengucapan janji dilakukan oleh anggota percobaan
yang telah menyelesaikan masa percobaan selama 3-6
bulan dan telah menyatakan kesiapan diri
menggabungkan diri sebagai Legioner.

b. Perwira Presidium harus memberitahukan kepada
calon yang akan mengucap janji hal-hal berkenaan
dengan waktu pelaksanaan pengucapan janji dan
mempersiapkannya calon tersebut. Demikian pula
hendaknya dijelaskan makna dan tujuan pengucapan
janji pada calon.

c. Pengucapan janji diilakukan di dalam rapat Presidium.
Jika rapat juga dihadiri Pastor pemimpin rohani maka
calon bisa menerima berkat dari Pastor tersebut.

d. Calon mengucapkan janji dengan posisi badan berdiri
atau berlutut seraya tangan kanan memegang bola
bumi veksilum.

3.13 Alokusio
Nilai spiritual: Alokusio adalah kata-kata peneguhan,
himbauan, arahan (amanat) dari panglima kepada para
anggota. Tema alokusio didasarkan pada inspirasi bacaan
rohani rapat saat itu.
a. Alokusio disampaikan oleh PR/APR/Ketua, atau
anggota yang ditunjuk oleh ketua. Alokusio
memerlukan waktu sekitar 5-6 menit.

16

b. Pemberi alokusio harus mempersiapkan bahan
dengan baik dan disampaikan dengan cara yang tepat
sehingga inspirasinya mudah dipahami.

c. Alokusio disampaikan secara satu arah yaitu dari
pemberi amanat kepada anggota. Jika ada pertanyaan
atau diskusi lebih lanjut dapat disampaikan dalam soal-
soal lain.

3.14 Derma Rahasia

Nilai spiritual: Memberikan derma merupakan salah satu
bentuk cinta dan tanggungjawab anggota terhadap
keberlangsungan Presidium.

a. Dana yang terkumpul dipakai untuk membiayai
aktifitas Presidium dan membantu keuangan Dewan
Legio di atasnya.

b. Ketika kantong diedarkan, setiap anggota yang
menerima kantong, baik dengan maksud memberi
atau tidak memberi, hendaklah ia memasukan tangan
ke dalam kantong. Tindakan memasukkan tangan ke
dalam kantong merupakan bentuk kesetaraan, bentuk
tenggang rasa, dan upaya menjaga kebersamaan-
kesatuan anggota Presidium.

c. Bendahara menghitung dan mencatat hasil derma
dalam buku bendahara lalu mengumumkannya dalam
rapat pada minggu selanjutnya.

Dalam tradisi Legio Maria yang berjalan saat ini, selain
persembahan uang biasanya disertai dengan juga
“persembahan doa/matiraga“ untuk Presidium.
Persembahan doa/mati raga ini dikenal dengan nama
Bunga-Bunga Rohani (BBR). Bunga-Bunga Rohani
sifatnya tidak wajib sehingga Dewan Senatus tidak

17

mengarur secara terperinci. Bunga-Bunga Rohani
hanyalah salah satu sarana memantau pertumbuhan
iman (hidup doa) anggota Presidium.

Namun demikian ada kerangka umum tentang Bunga-
Bunga Rohani, yaitu:

a. Tujuan: mendorong anggota untuk lebih banyak
berdoa, membaca kitab suci, melaksanakan jalan salib
dan lain-lain, yang semuanya itu bisa menjadi sarana
pertumbuhan iman (hidup doa) anggota dalam
proses pengudusan diri.

b. Jenis doa dan mati raga dapat dipilih sesuai dengan
kondisi anggota Presidium.

c. Cara mempersembahkan: anggota
menuliskan/menyebutkan persembahan doa/mati raga
yang dilakukan dalam minggu tersebut. Bunga-Bunga
Rohani tidak menekankan pada angka jumlah doa
yang dilakukan, tetapi menekankan fungsinya sebagai
sarana pertumbuhan iman (hidup doa).

3.15 Laporan Tugas Lanjutan
Tugas yang belum dilaporkan atau belum tuntas
dilaporkan di agenda laporan tugas (nomor 10) karena
dipotong untuk berdoa Katena hendaknya dilaporkan
atau dituntaskan pada kesempatan ini.

3.16 Pembagian Tugas
Nilai spiritual: Presidium melalui perwira mengutus para
anggota melaksanakan tugas tugaskerasulan. Anggota
harus memandang tugas perutusan ini bukan sebatas
tugas dari seorang ketua/pemimpin rapat saja, tetapi

18

harus mampu sampai memandang bahwa tugas
perutusan ini berasal dari Bunda Maria sendiri.

a. Ketua/pemimpin rapat hendaknya mempersiapkan
jenis tugas dan petugasnya terlebih dahulu, dengan
mempertimbangkan kemampuan dan kondisi
anggota. Hendaknya dihindarkan sikap ‘pilih-pilih
tugas’ dan pasangan bertugas.

b. Umumnya sebuah tugas diberikan kepada palaksana
secara berpasangan, yaitu kepada 2 (dua) orang. Hal
ini mengikuti prinsip “Tuhan mengutus mereka
berdua-dua mendahului-Nya” (Luk 10: 1), dengan
tujuan untuk saling meneguhkan, saling melengkapi,
dan menjaga persaudaraan.

c. Dalam kondisi tertentu tugas dapat dilakukan lebih
oleh dari 2 (dua) orang, tetapi harus dipastikan hal itu
tidak mengurangi bobot tugas tugastersebut.

3.17 Laporan Anggota Auksilier
Nilai spiritual: Keanggotaan dalam Legio Maria baik yang
aktif maupun auksilier merupakan merupakan sebuah
kesatuan. Atas dasar prinsip kesatuan ini maka anggota
auksilier pun perlu mendapatkan perhatian khusus dari
Presidium. Adalah hal yang penting untuk
menindaklanjuti calon auksilier yang telah melewati
masa percobaan. Selain itu perhatian kepada anggota
auksilier dapat mendorong upaya pencarian anggota
baru.

19

3.18 Mempelajari Buku Pegangan Legio Maria
Nilai spiritual: Buku Pegangan Legio Maria sejatinya
adalah buku inspirasi rohani, bukan semata-mata buku
kumpulan aturan organisasi. Dengan demikian Legioner
harus memahami inspirasi, spiritualitas, dan semangat
Legio Maria, selain hal-hal yang praktis yang menjadi
panduan tugas Legio Maria.

a. Bahan yang akan dibahas dan petugas pemandu
hendaknya ditentukan di rapat sebelumnya.
Diharapkan seluruh anggota juga membaca bahan
yang akan dipelajari dan pemandu menyiapkan
pertanyaan diskusi singkat.

b. Bentuk pembelajaran berupa diskusi interaktif.
Seluruh anggota diupayakan untuk berperanserta. Jika
ada hal-hal yang tidak dipahami bisa disampaikan
kepada PR/APR/Dewan Legio untuk mendapatkan
penjelasan lebih mendalam.

3.19 Soal-soal Lain
Kesempatan ini dipergunakan untuk membahas hal-hal
yang belum dibahas dalam sesi-sesi sebelumnya,
misalnya rencana kegiatan Presidium, berita Paroki,
dinamika keanggotaan, dan informasi-informasi lain yang
dirasa perlu untuk disampaikan.

3.20 Doa Penutup
Doa penutup Tesera didoakan bersama-sama dan
ditutup dengan tanda salib atau berkat dari Pastor (bila
Pastor hadir). Setelah itu dilanjutkan doa Beatifikasi
untuk Hamba Allah Frank Duff.

20

4.

Pedoman rapat Dewan selaras dengan rapat Presidium,
hanya perlu menyesuaikan beberapa agenda.

4.1 Doa Pembukaan
4.2 Bacaan Rohani
4.3 Penerimaan Tamu
4.4 Pembacaan, Koreksi, dan Pengesahan Notulen
4.5 Pengesahan Perwira

Nilai spiritual: Perwira Presidium dan Dewan tergabung
disahkan di dalam rapat, tujuannya adalah untuk
mengingatkan bahwa tugas perutusan sebagai perwira
hendaklah tidak dipandang sebagai “pekerjaan”
duniawi/kelembagaan saja tetapi harus dipadang sebagai
tugas perutusan dari Bunda Maria.

a. Sebelum proses pengesahan dilaksanakan,
Dewan/Presidium hendaknya mengirimkan surat
permohonan pengesahan kepada Dewan. Di dalam
surat itu diberitahukan seluruh proses tahapan
pemilihan perwira yang telah dilaksanakan, identitas
diri para calon yang diajukan, dan kepastian bahwa
para calon sudah diteliti kelayakannya oleh Dewan.
Silakan membaca Lampiran 2 tentang proses pemilihan
perwira dan surat.

b. Sebelum menyatakan sah sebagai perwira,
ketua/pemimpin rapat terlebih dahulu meminta
ketegasan jawaban secara lisan atas beberapa hal
penting, misalnya terkait dengan niat dan kesediaan
21

calon untuk melaksanakan tugas dengan kesatuan
bersama Bunda Maria.
c. Calon berdiri di dekat altar Legio yang menandakan
kesiapsediaan menerima perutusan sebagai tentara
Bunda Maria.

4.6 Presensi
4.7 Laporan Dewan
4.8 Laporan Bendahara
4.9 Surat Menyurat

4.10 Laporan Berkala Dewan dan Presidium
a. Laporan Dewan bertujuan untuk meneliti dan
memastikan bahwa spiritualitas dan sistem Legio
Maria dilaksanakan dengan baik yang terwujud dalam
karya, di antaranya:
 Pengawasan Presidium dan atau Dewan tergabung.
 Pelaksanaan tugasLegio di wilayahnya - secara
khusus adalah peranannya dalam tugas Gereja dan
masyarakat setempat.
 Pengembangan Legio.
 Meneliti, mengusulkan, dan menindaklanjuti
penyelesaian-penyelesaian terhadap permasalahan
dan rencana kerja Dewan/Presidium
 Memberikan inspirasi pada Dewan dan atau
Presidium lain.

22

b. Periode penyerahan laporan
 Presidium: menyerahkan laporan 1 (satu) kali)
dalam setahun.
 Dewan: frekuensi penyerahan laporan ditentukan
berdasarkan kesepakatan dengan Dewan yang
lebih tinggi. Harap diperhatikan agar tujuan
penyampaian laporan seperti tersebut dalam butir
(a) dapat terwujud.

Beberapa keadaan memerlukan pertimbangan yang
bijaksana, misalnya: Periode tahunan (setahun 1
kali) berdampak permasalahan atau hal-hal yang
penting tidak segera terpantau dan berakibat akan
terlalu lama ditindaklanjuti. Periode triwulan (tiga
bulan 1 kali) berdampak membebani Dewan dengan
tugas penulisan laporan yang harus lebih sering dan
waktu pelaksanaan rapat Dewan menjadi lebih
panjang karena jumlah laporan untuk disampaikan
yang lebih banyak.

4.11 Catena Legionis
4.12 Alokusio
4.13 Kantong Derma Rahasia
4.14 Laporan Kunjungan

a. Makna kunjungan antar Dewan/Presidium adalah
sarana saling menjalin relasi, berbagi pengalaman, dan
saling menginspirasi.

b. Kegiatan kunjungan dilaporkan oleh perwakilan
Dewan/Presidium yang ditugaskan dengan penjelasan
lisan dengan jelas, cermat, dan bermakna.

23

4.15 Pembagian Tugas
a. Pemimpin rapat menyampaikan tugas pelaporan
laporan berkala yang akan disampaikan pada rapat
periode berikutnya dan pembagian tugas kunjungan
perwira Dewan ke Dewan/Presidium dalam periode
tersebut.
b. Pemimpin rapat menyampaikan tugas-tugas lain,
misalnya memberikan pembekalan dari
Dewan/Presidium, pertemuan keuskupan, dan lain-
lain.

4.16 Laporan Perkembangan Presidium
Laporan perkembangan Presidium bertujuan untuk
memantau perkembangan Presidium-Presidium. Hal-hal
yang perlu dilaporkan adalah rapat Presidium,
kelengkapan perwira, perkembangan jumlah anggota
Legio.

4.17 Soal-soal Lain
4.18 Doa Penutup

24

Bagian I I

25

Di dalam Buku Katekismus Gereja Katolik dijelaskan bahwa
Gereja berarti "Himpunan orang-orang, yang dipanggil oleh
Sabda Allah, supaya mereka membentuk satu umat Allah,
dan dipelihara oleh Tubuh Kristus, menjadi Tubuh Kristus
sendiri” (KGK.777).
Himpunan umat Allah ini diwujudkan dalam hidup
berparoki. Mereka mengambil bagian dan terlibat dalam
menghidupkan peribadatan yang menguduskan (Liturgia),
mengembangkan pewartaan Kabar Gembira (Kerigma),
menghadirkan dan membangun persekutuan (Koinonia),
memajukan tugas cinta kasih/pelayanan (Diakonia), dan
memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus
Kristus (Martiria). Lima tugas ini dikenal dengan Lima
(Panca) Tugas Gereja, yang juga dapat dilihat dalam
kehidupan jemaat perdana sebagai perwujudan iman akan
Yesus Kristus (bdk. Kis 2: 41-47).

2.1 Apakah nilai spritual tugas Legio? (bdk. BP Bab 33)
a. Pekerjaan Legio harus cukup bernilai. Tugas
diwujudkan dengan pekerjaan nyata, bukan untuk
kesenangan perseorangan, dan tidak dibatasi hanya
karena jam tugas.

26

b. Tugas dilakukan dalam semangat iman. Legio
dibangun terutama berdasarkan kepercayaan penuh
kepada Allah dan dalam kasih Allah kepada putera-
putera-Nya. Tumpuan kekuatan yang paling utama
bagi setiap Legioner adalah keyakinan akan
penyertaan Allah (bdk. BP Bab 5).

c. Tugas Legio adalah bentuk lain dari doa. Tugas Legio
tidak dinilai hanya sebatas pekerjaan duniawi, tetapi
harus dimaknai sampai kepada tindak adikodrati.
Pekerjaan yang semakin serupa dengan salib Kristus
tentu akan semakin tinggi nilainya.

d. Tugas dilakukan berdasarkan semangat persatuan
dengan Maria (bdk. Instruksi tetap ke-3). Semakin erat
hubungan ini dengan Maria, semakin sempurna
panggilan kita untuk mengasihi Allah dan melayani
sesama (bdk. BP Bab 9, No 2).

2.2 Bagaimana memilih tugas yang tepat untuk Presidium?
Beberapa saran jenis tugas Legio dapat dilihat pada BP
Bab 37. Berikut ini adalah panduan umum tugas-tugas
Legio:

a. Legio menjadi tangan kanan Pastor Paroki (bdk. BP
Bab 10, No 5).

b. Legio mengadakan komunikasi dengan Pastor Paroki
untuk mengidentifikasi kebutuhan umat dan
merancang jenis tugas yang bisa dilakukan oleh
memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan ini

27

misalnya pendidikan umat untuk peduli terhadap
kelestarian alam lingkungan. Cara pelaksanaan
tugasnya yaitu Legio bekerja sama dengan seksi
lingkungan hidup paroki mengkoordinir pengelolaan
sampah lewat kegiatan bank sampah.
c. Untuk Legio yang berada di dalam wilayah kerja
pendidikan (sekolah, kampus): Seperti dalam
penjelasan sebelumnya, Legio perlu berdiskusi dahulu
bersama pastor pembimbing sekolah/kampus. Tugas
difokuskan pada pengembangan iman anak-
anak/orang muda serta perekrutan orang muda.
d. Tugas kemasyarakat disesuaikan dengan arah dasar,
kebutuhan, perjuangan, perhatian dari Gereja
(Keuskupan setempat) dengan mengikuti prinsip-
prinsip dasar Legio.

2.3 Jenis Tugas Legio Maria
Karena Legio Maria merupakan kerasulan Gereja Katolik
yang memiliki kewajiban untuk menampilkan wajah
Gereja Katolik yang sejati, maka tugas Legio hendaknya
sesuai dengan tugas Gereja Katolik (Keuskupan)
setempat. Dengan demikian tugas-tugas Legio bisa
disesuaikan dengan lima (panca) tugas Gereja sebagai
berikut:

28

a. Liturgia (Pelayanan Liturgi)
Liturgia adalah tugas karya doa dan peribadatan
(Ekaristi, devosi, dan doa-doa yang lain). Tugas yang
termasuk dalam kelompok ini misalnya:
 Memimpin doa Rosario
 Memimpin ibadat sabda
 Membantu pelaksanaan misa khusus (penerimaan
sakramen)
 Membantu pastor/prodiakon memberikan
pelayanan sakramen

b. Kerigma (Pelayanan Pewartaan Kabar Baik)
Kerigma adalah tugas karya pengajaran/pewartaan
iman Katolik. Tugas yang termasuk dalam kelompok
ini misalnya:
 Mengikuti, menyelenggarakan, atau memimpin
kegiatan pendalaman Kitab Suci.
 Mengikuti, menyelenggarakan, atau memimpin
kursus kateketik, kursus tatalaksana liturgi.
 Mendampingi katekese lansia.

c. Diakonia (Pelayanan Umum)
Diakonia adalah tugas karya pelayanan bagi sesama
yang lebih luas. Pengertian lebih luas mencakup
bidang-bidang: pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi
atau pemberdayaan bagi kaum miskin. Tugas yang
termasuk dalam kelompok ini misalnya:

29

 Mengajar anak-anak marjinal.
 Membangun taman bacaan.
 Membantu paroki menyelenggarakan baksos

kesehatan untuk masyarakat umum.
 Melayani warga binaan di lapas.

d. Martiria (Kesaksian Iman)
Martiria adalah memberikan kesaksian iman Katolik
dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat;
Melaksanakan kehidupan dalam kebenaran dan
kebaikan dengan niat merawat persaudaraan sejati
bersama orang lain – termasuk yang tidak memeluk
agama Katolik. Tugas yang termasuk dalam kelompok
ini misalnya:
 Mengunjungi warga non Katolik yang sakit atau
meninggal.
 Kunjungan kepada tetangga dalam rangka
merayakan Hari Raya Idul Fitri.
 Ikut berpartisipasi membangun dan merawat
Kampung Bhineka.

e. Koinonia (Membangun Persaudaraan Sebagai Murid-
murid Kristus),
Koinonia adalah tugas karya dalam rangka
mewujudkan persekutuan (communion) umat Allah.
Persekutuan bisa terwujud secara teritorial (berdasar
kelompok basis Gerejawi: Stasi, Wilayah, Lingkungan)

30

atau secara kategorial (berdasar kelompok: usia,
minat, profesi, dan lain-lain). Tugas yang termasuk
dalam kelompok ini misalnya:

 Mengunjungi, mendoakan, dan meneguhkan
kembali mereka yang mengalami krisis iman.

 Menyapa, mendampingi, dan menjalin relasi
dengan para lansia, orang tersisihkan, atau sakit.

 Membantu pendataan umat/sensus.
 Mengajak mereka yang jarang/enggan mengikuti

perayaan Ekaristi untuk lebih rajin menghadiri
perayaan.
 Menyapa dan menjalin relasi dengan warga Katolik
pendatang yang baru saja tiba dari daerah lain.

2.4 Hal-hal teknis dalam melaksanakan tugas Legio
a. Mengapa kunjungan dilakukan oleh 2 (dua) orang?
(bdk. BP Bab 33, No 8 dan Bab 39, No. 7)
 Memaknai perutusan Yesus kepada para rasul-Nya
“. Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu
mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ... ”
(Luk 10:1).
 Saling menjaga semangat, kedisplinan, dan
pengamanan sesama anggota.
 Merupakan kesempatan untuk menjalin komunikasi
dan keakraban antar anggota.

31

b. Bolehkah tugas dijalankan oleh lebih atau kurang dari
2 (dua) orang?
Dalam hal ini Presidium perlu mempertimbangkan dan
memutuskan dengan tepat dan bijaksana.
Pelaksanaan tugas hendaklah mengutamakan
tujuan/urgensinya tanpa melanggar semangat dan
sistem Legio. Berikut adalah beberapa kondisi
tertentu yang harus diperhatikan:
 Boleh dilakukan sendiri: Jika dalam keadaan
tertentu dibutuhkan pelayanan Legioner
sedangkan keadaan ternyata tidak memungkinkan
pelaksanaa tugas berdua karena alasan yang bisa
diterima, maka selama tugas tidak mengandung
“risiko” - diperkenankan suatu tugas dilsakanakan
oleh satu orang saja, misalnya: Kunjungan umat
yang sakit mendadak dan Legioner harus segera
mengupayakan sakramen perminyakan; Membantu
pelaksanaan ibadat untuk umat yang baru saja
meninggal.
 Boleh dilakukan lebih dari 2 (dua) orang: Jika tugas
tersebut membutuhkan peran beberapa Legioner
atau terdapatnya kondisi khusus anggota yang
hanya bisa bertugas di waktu tertentu, misalnya:
Kunjungan ke penjara untuk ibadat/misa;
Mengkoordinir kegiatan kebersihan di RT setempat.

32

c. Mengapa Legioner tidak boleh memberi materi?
(bdk. BP Bab 33)
Prinsip tugas Legio adalah membawa kabar sukacita
rohani kepada setiap orang, jadi tidak diperkenankan
memberi materi baik berupa uang atau barang/benda
secara langsung. Jika ungkapan cinta memang harus
disalurkan dengan memberikan bantuan materi, maka
Legioner harus bertindak dengan cara yang bijaksana.
Bantuan materi bisa diberikan melalui tangan pihak
lain (orang, komunitas), tanpa perlu menyebutkan
nama Legio Maria. Dalam hal ini Legio Maria bisa
bekerja sama dengan seksi tertentu di paroki atau
kategorial lain. Seperti ajaran Yesus: “Tetapi jika
engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan
kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu” (Mat
6:3).

33

Bagian I I I

34

Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas yang merupakan tugas,
tanggung jawab, peran, dan fungsi dewan dalam melaksanakan
pendampingan Dewan dan Presidium. Aktivitas ini sangat
penting sehingga perlu dilaksanakan dengan tepat, tertib dan
cermat.

1.1 Apa tujuan kunjungan ke rapat Dewan/Presidum?
a. Tujuan utama kunjungan adalah memberikan
semangat, menjalin persaudaraan, meneliti apakah
Dewan/Presidium melaksanakan fungsi dan peran
sesuai dengan spiritualitas, semangat dan sistem
Legio, dan membantu memberikan solusi terhadap
permasalahan yang ada.
b. Mendorong terselenggaranya sistem administrasi
yang baik. Bilamana diperlukan, petugas pengunjung
diperbolehkan untuk memeriksa dokumen-dokumen
Dewan/Presidium seperti: notulen, presensi,
pencatatan kas, surat-surat, dan lain-lain.
c. Meneliti potensi-potensi Legioner, kecakapan
kepemimpinan, dan regenerasi di Dewan/Presidium
tersebut; Jika memungkinkan, mencari sumber daya
Legioner untuk membantu Dewan di atasnya.

35

1.2 Semangat apakah yang harus dikembangkan sewaktu
berkunjung ke rapat Dewan/Presidium?
Perwira Dewan yang bertugas sebagai pengunjung harus
mengembangkan sikap cinta kasih, kerendahan hati, dan
bijaksana (mendengarkan, semangat belajar, tidak
merasa bahwa perwira Dewan lebih pintar), dan bukan
mencari kesalahan atau menghakimi pihak tertentu
(Legioner, umat, atau pimpinan Gereja).

1.3 Apa yang perlu dipersiapkan sebelum melaksanakan
kunjungan?
a. Memberitahukan rencana kunjungan kepada
Dewan/Presidium yang akan dikunjungi selambatnya
satu minggu sebelum pelaksanaan kunjungan.
b. Mendapatkan dan menyiapkan data/informasi penting
tentang Dewan/Presidium yang akan dikunjungi
tersebut, misalnya laporan tahunan pada saat itu.
c. Apabila pada kunjugan-kunjungan sebelumnya telah
terjadi kesepakatan-kesepakatan tertentu yang
memerlukan tindaklanjut, petugas pengunjung
hendaknya menindaklanjuti kesepakatan tersebut
untuk disampaikan pada kunjungan kali ini.

1.4 Bagaimana sikap Dewan/Presidium yang dikunjungi?
a. Dewan/Presidium menampilkan kondisi apa adanya.

b. Secara terbuka memanfaatkan kesempatan kujungan
ini untuk menyampaikan kondisi atau kendala di

36

Dewan/Presidium, dan memberikan masukan kepada
perwira Dewan agar tercipta kinerja Dewan yang lebih
baik.

c. Memaknai kunjungan Dewan sebagai sapaan
persaudaraan yang saling meneguhkan dan saling
menumbuhkan, bukan melihatnya sebagai kehadiran
hakim atau pihak berwenang yang akan mengadili.

1.5 Apakah peran Dewan/Presidium pendamping dalam
kunjungan perwira Dewan?
Tujuan utama adalah untuk menjalin persaudaraan, saling
belajar, bertukar pengalaman antara Dewan/Presidium
yang dikunjungi dan pengunjung.

1.6 Bolehkah melakukan kunjungan antar Presidium tanpa
kesertaan perwira Dewan?
Hal ini diperbolehkan. Namun harus memberitahukan
kepada Presidium yang bersangkutan maupun Dewan
setempat maksud dan tujuan kunjungan tersebut.

1.7 Berapa kali dalam setahun kunjungan ke
Dewan/Presidium harus dilakukan?
Kunjungan ke Dewan/Presidium dilakukan minimal 2
(dua) kali dalam setahun.

37

Menjadi perwira adalah tugas perutusan yang mulia dari
Allah. Makna status keperwiraan bukanlah sebagai
jabatan/pangkat atau pengurus organisasi. Menjadi perwira
adalah menyambut perutusan Allah sebagai pelayan.

2.1 Apa tugas utama perwira Legio Maria?
a. Menjamin kesatuan persaudaraan antar anggota,
mengembangkan semangat pelayanan Legio Maria,
mengembangkan ketulusan hati, dan menjalankan
karya Legio Maria sesuai dengan semangat dalam
Buku Pegangan Legio Maria.
b. Semua perwira tidak sebatas menjalankan tugas-tugas
administratif (sesuai dengan fungsi pokok masing-
masing) saja tetapi juga tugas yang menuntut
prakarsa, pengawasan, dan pengembangan secara
kolektif kolegial (bdk. Bab 14, No. 13-22; Bab 28, No.
16).

2.2 Berapa lama masa jabatan perwira?
Masa tugas pelayanan seorang perwira adalah 3 (tiga)
tahun untuk satu periode jabatan. Setelah menuntaskan
tugas pelayanan pada periode pertama, seorang perwira
bisa melaksanakan lagi untuk periode berikutnya.
Seorang perwira hanya diijinkan melaksanakan tugas
keperwiraannya maksimal dua periode berturut-turut.
38

2.3 Bagaimana proses pemilihan, pengangkatan dan
pengesahan perwira Presidium?
a. Perwira Presidium ditunjuk oleh Dewan di mana
Presidium itu bergabung.

b. Calon perwira diajukan oleh Presidiumnya kepada
Dewan. Nama calon boleh lebih dari satu dan diajukan
melalui surat resmi dari Presidium kepada Dewan.

c. Penentuan nama calon dapat dilakukan dengan cara
diskusi terbuka di dalam rapat Presidium atau melalui
mekanisme pemungutan suara. Namun calon dengan
suara terbanyak belum tentu secara otomatis diangkat
resmi menjadi perwira.

d. Dewan meneliti calon dengan baik, misalnya berdialog
dengan calon, meneliti latar belakang calon dengan
menggali keterangan dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan (PR/APR/Legioner senior
yang cukup mengenalnya).

e. Dewan mengangkat dan mensahkan calon yang
dianggap tepat untuk posisi tersebut.

f. Pengangkatan dan pengesahan perwira dilakukan di
dalam rapat Dewan.

g. Masa jabatan perwira dihitung sejak calon dinyatakan
sah sebagai perwira di dalam rapat Dewan.

39

2.4 Perwira Dewan (bdk. BP Bab 28)
2.4.1 Persiapan Pemilihan:

a. Pemilihan perwira dilakukan jika ada perwira yang
telah menyelesaikan masa tugas pelayanannya atau
ada pengunduran diri perwira karena alasan tertentu.

b. Pemilihan perwira dilakukan dalam rapat Dewan.

c. Waktu penyelenggaraan pemilihan harus
diberitahukan dalam rapat Dewan sebelumnya -
setidaknya 3 (tiga) bulan sebelum dilaksanakan
pemilihan.

d. Dalam rapat Dewan (1 sampai 2 bulan) sebelum jadwal
pelaksanaan pemilihan, perwira Dewan meminta
anggota Dewan mengajukan nama-nama calon. Calon
yang diajukan harus seorang anggota aktif Presidium,
tidak harus perwira Dewan/Presidium, bisa saja
seorang non-perwira (ex-ofisio). Misalnya jika perwira
Komisium yang akan dipilih, maka calon yang diajukan
bisa berasal dari Kuria atau Presidium yang
tergabung.

e. Setelah didapatkan beberapa nama calon, perwira
Dewan melakukan diskusi dan pendekatan kepada
setiap calon untuk memastikan kesanggupannya.
Perwira Dewan juga dianjurkan untuk melakukan
penyelidikan terhadap latar belakang calon melalui
pihak-pihak yang dapat dipertanggungjawabkan.

40

2.4.2 Tata cara proses pemilihan:

a. Para calon perwira yang telah bersedia selanjutnya
diumumkan dalam rapat Dewan tersebut.

b. Pemungutan suara diadakan secara rahasia dan
bertanggung jawab. Anggota Dewan berhak
menentukan pilihannya dengan bebas, tanpa tekanan
dari pihak lain dan bertanggung jawab atas apa yang
dipilihnya (tidak asal memilih nama).

c. Pemilihan setiap jabatan perwira diadakan secara
terpisah menurut urutan jabatan (dimulai dari ketua,
wakil ketua, sekretaris, bendahara).

d. Setiap nama yang diajukan harus secara resmi
diusulkan dan didukung oleh beberapa Legioner yang
hadir dalam rapat Dewan saat itu. Misalnya: calon A
didukung oleh Legioner pertama dan Legioner ke-
dua.

e. Bila hanya terdapat satu nama saja yang diusulkan,
tentu saja tidak perlu melanjutkan pemungutan suara.
Bila ada dua nama atau lebih yang diusulkan dan
didukung, maka pemungutan suara harus dilakukan.

f. Yang mempunyai hak pilih adalah Legioner anggota
Dewan dan hadir pada rapat saat itu, yaitu perwira
Dewan dan Presidium (termasuk PR, APR).

g. Adapun para tamu dan koresponden yang bukan
anggota Dewan tidak mempunyai hak pilih.

41

h. Setiap pemilih menuliskan 1 (satu) nama calon, tidak
perlu menuliskan nama pemilih.

i. Pemilihan dianggap selesai jika seorang calon telah
mendapatkan jumlah suara mutlak yang ditentukan
dengan rumus:
JUMLAH SUARA CALON ≥ 50% JUMLAH PEMILIH + 1.

j. Jika belum diperoleh calon yang mendapat suara
mutlak, maka proses harus dilanjutkan ke
pemungutan suara tahap ke-2 dengan calon–calon
yang sama, kecuali calon yang memperoleh suara
paling sedikit (calon dengan perolehan suara paling
sedikit dinyatakan gugur). Demikian tahapan proses
pemilihan dilaksanakan terus menerus hingga akhirnya
diperoleh calon dengan jumlah suara mutlak.

Nama Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Calon
Andreas 8 10 gugur
Petrus 4 gugur gugur
Veronica 13 14 18
Zakheus 15 16 22
TOTAL 40 40 40
SUARA

 Pada tahap 1, Petrus mendapat perolehan suara
paling sedikit (4 suara), maka ia dinyatakan
gugur dan tak bisa maju dalam tahap 2 dan
tahap 3.

42

 Pada tahap 3, Zakheus memperoleh 22 suara
(melebihi 50%x40+1 = 21), maka Zakeus
dinyatakan sebagai perwira terpilih.

2.4.3 Proses pengesahan perwira:

a. Dewan mengajukan surat permohonan pengesahan
perwira terpilih kepada Dewan di atasnya agar perwira
terpilih disahkan di dalam rapat Dewan. Dalam surat
permohonan tersebut harus dicantumkan: nama –
nama calon perwira yang turut berkonstestasi dalam
proses pemilihan, nama-nama pendukung, jumlah
suara setiap calon dalam setiap tahapan proses dan
data diri lengkap perwira terpilih.

b. Sebelum disahkan, perwira Dewan di atasnya dapat
berdialog dengan perwira terpilih untuk saling
mengenal, memastikan bahwa pemilihan dilakukan
dengan cara tepat, memastikan perwira terpilih
memahami tugas dan kewajibannya, serta
meneguhkan kesadaran perwira terpilih bahwa tugas
ini adalah sebuah perutusan mulia dari Tuhan.

c. Perwira terpilih dapat secara resmi menjalankan tugas
sebagai perwira sejak terpilih di dalam rapat Dewan
tersebut. Adapun masa tugas sebagai perwira
dimulai sejak hari dan tanggal ia terpilih.

43

2.5 PENDIRIAN PRESIDIUM (bdk. BP Bab 14)
2.5.1 Apakah prosedur umum pendirian Presidium?

a. Jika rencana Presidium berada dalam wilayah
Paroki/Stasi, pendirian harus mendapatkan ijin tertulis
dari Pastor Paroki/Stasi tersebut.

b. Jika rencana Presidium berada dalam komunitas
sekolah/kampus, maka pendirian harus mendapat ijin
tertulis dari pimpinan sekolah/kampus tersebut.

c. Adanya pendampingan dari Dewan untuk
memberikan dukungan dan membimbing Presidium
agar menjalankan tugas karyanya sesuai dengan
semangat Legio Maria.

d. Nama Presidium diambil dari gelar Maria yang baku
(salah satu sumbernya dari Doa Litani Santa Perawan
Maria di dalam Buku Puji Syukur No. 214 atau salah
satu peristiwa iman, misalnya peristiwa kunjungan).
Agar mendapatkan nama yang tepat, disarankan
untuk mendiskusikan hal ini dengan pemimpin rohani
atau perwira Dewan di atasnya. Nama Presidium harus
sungguh dipahami maknanya dan menjadi inspirasi
bagi anggota Presidium.

e. Jika semua proses telah dilalui dengan benar dan
Presidium dinyatakan siap, maka Dewan
mengesahkan berdirinya Presidium tersebut serta
melaksanakan pengangkatan dan pengesahan para
perwiranya di dalam rapat Dewan.

44

f. Tanggal saat pengesahan Presidium di dalam rapat
Dewan ditetapkan sebagai tanggal berdirinya
Presidium tersebut.

2.5.2 Presidium baru hasil pemekaran
2.5.2.1 Dalam kondisi apakah sebuah Presidium perlu

dimekarkan? (bdk. BP Bab 31)
a. Jika rapat Presidium yang seharusnya menjadi tempat

latihan perkumpulan (untuk sarana pembinaan iman
anggota atau proses pengudusan diri) menjadi kurang
efektif.

b. Jika agenda rapat telah dijalankan dengan cermat,
tetapi karena banyaknya tugas yang dilaporkan atau
padatnya hal-hal lain yang dibahas berakibat lama
waktu rapat melebihi 1,5 (satu setegah) jam.

c. Jika tugas Presidium menjadi kurang efektif, misalnya
hampir semua tugas dijalankan oleh lebih dari 2 (dua)
orang karena tidak ada tugas Presidium lain
sedangkan tenaga kerja berlebih.

d. Jika Presidium mulai membatasi jumlah anggota
(menolak calon anggota baru) dan merasa perlu
menghentikan pencarian anggota baru; Dan jika
Presidium mulai berkurang dalam memberi perhatian
pada anggotanya.

45

2.5.2.2 Bagaimana pembagian anggota antara Presidium yang
sudah ada dengan Presidium baru?
Perihal pembagian anggota tidak diatur dalam Buku
Pegangan. Disarankan agar Presidium bekerjasama
dengan Dewan untuk mengatur pembagian anggota
dengan bijaksana sehingga Presidium yang sudah ada
maupun Presidium yang baru cukup stabil dan mandiri
untuk menjalankan fungsinya. Berikut ini beberapa
pertimbangan yang dapat dijadikan acuan:
a. Menjunjung tinggi prinsip bahwa pemekaran
Presidium adalah dalam rangka perluasan Kerajaan
Allah, sehingga perluasan harus dilandasi semangat
untuk menciptakan kemajuan bersama bukan karena
ego (mencari yang terbaik untuk salah satu Presidium
dan mengorbankan Presidium yang lain).
b. Keterbukaan setiap anggota untuk siap diutus, baik di
Presidium yang ada saat ini atau di Presidium baru.
c. Jika dimungkinkan, adanya perwira dari Presidium
lama menjadi anggota di Presidium baru sehingga
dapat membimbing Presidium baru dengan lebih baik.

2.5.2.2 Bagaimana pengaturan jadwal rapat dan tugas?
a. Jadwal rapat mingguan Presidium disepakati bersama
oleh para perwira dan anggota Presidium yang
bersangkutan.

46

b. Presidium baru dapat menentukan tugas Presidium
(jenis dan wilayah kerja) sesuai dengan kebutuhan
Paroki/Stasi setempat dengan mempertimbangkan
pendapat Presidium yang sudah ada sehingga tidak
terjadi tumpang tindih pelaksanaan tugas.

2.5.2.3 Bagaimana pengaturan inventaris Presidium dan
peralatan rapat? (bdk. BP Bab 35)
a. Hal ini tidak diatur dalam Buku Pegangan. Disarankan
Presidium berdiskusi dengan Dewan untuk
memutuskan cara pengaturan dana kas, peralatan
rapat dan inventaris lain, apakah akan dibagi dua
sama besar atau ada kebijakan lain. Jika diperlukan
Dewan dapat memberikan perlengkapan sesuai yang
dibutuhkan Presidium.
b. Semangat saling mendukung dan kemandirian
Presidium hendaknya menjadi dasar dalam
menentukan hal ini.
c. HATI–HATI: Seringkali sebuah Presidium merasa
nyaman dengan kondisi yang ada saat ini (karena
jumlah anggota atau hubungan antar anggota yang
baik), hal ini membuat Presidium enggan memikirkan
pemekaran Presidium. Hal ini terlihat baik akan tetapi
sebenarnya justru melalaikan tujuan Legio untuk
memperluas jangkauan karya pelayanan kerasulan
awam ini (bdk. BP Bab 2 dan Bab 32).

47

2.5.3 Presidium yang baru dirintis (bdk. Some Handbook
Reflection tentang “Perencanaan”)

2.5.3.1 Seberapa penting fungsi Dewan dalam pendirian
Presidium baru?

Fungsi pendampingan Dewan kepada Presidium baru
adalah sangat penting. Dewan harus membimbing
Presidium agar Presidium memahami dengan baik dasar–
dasar Legio Maria dengan tepat, yaitu: spiritualitas,
semangat, dan sistem Legio.

2.5.3.2 Apakah bentuk proses pendampingan Dewan kepada
Presidium baru?

Hakikat pendampingan adalah menjembatani komunikasi
awal antara calon Presidium baru dengan pemimpin
Gereja setempat (Pastor Paroki/Pastor
mahasiswa/pimpinan sekolah) untuk menjelaskan
tentang tujuan, peran, alternatif karya Legio yang dapat
menjawab kebutuhan Gereja dan hal-hal lain.

Kunjungan rutin dan komunikasi yang baik antara Dewan
kepada Presidium.

a. Dewan membantu Presidium dalam menjalankan
tugas kewajibannya seperti melaksanakan rapat
Presidium, mencari tugas dan karya yang tepat,
mencari anggota, menyusun rencana karya
selanjutnya.
48

b. Dewan dapat menugaskan Presidium lain untuk
membantu pelaksanaan tugas pendampingan ini dan
turut mencari anggota baru.

c. Memonitor perkembangan Presidium, membantu
mencarikan solusi dan melatih sikap mandiri
Presidium. Pendampingan ini tidak terikat pada
pembatasan waktu secara khusus. Pada umumnya
dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak rapat perdana
Presidium sudah dapat disahkan.

2.5.3.4 Apakah langkah-langkah dalam pendirian Presidium
baru?

a. Terlebih dahulu menyelenggarakan rapat persiapan
Presidium. Rapat persiapan Presidium dapat difasilitasi
oleh Dewan dan beberapa orang tokoh (pencetus
gagasan).

b. Jika beberapa orang ini sudah cukup siap, Dewan
dapat memulai rapat mingguan Presidium dan
menugaskan beberapa orang (sebagai perwira
sementara) untuk memimpin rapat mingguan
Presidium. Rapat harus mengikuti ketetapan agenda
rapat Presidium yang baku.

c. Dalam hal Presidium belum memiliki peralatan rapat
atau belum memiliki dana yang cukup untuk membeli
peralatan rapat, maka Dewan harus menyediakan
kebutuhan tersebut.
49

2.5.4 Prosedur Pendirian Presidium yang sama sekali baru.
(bdk. BP Bab 14, No. 2-4)
a. Sebelum membentuk Presidium baru para pionir
melaporkan kepada Dewan Kuria untuk diarahkan,
dibimbing serta dibina. Dan juga memohon izin resmi
dari Pastor kepala Paroki setempat.
b. Setelah mendapatkan ijin pendirian dari Pastor Paroki
dan berdasarkan kesepakatan para pionir lalu
dibentuklah Presidium baru. Presidium yang terbentuk
harus memiliki struktur keperwiraan meliputi:
Pemimpin Rohani, ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, serta anggota (bisa dengan voting).
Kewajiban-kewajiban mereka diuraikan dalam BP. Bab
34. Sedangkan untuk masa jabatan diuraikan dalam
BP Bab 14, No 12.
c. Setelah Presidium baru terbentuk dan diberi nama
menurut salah satu gelar Maria, Presidium harus
mendaftarkan diri kepada Dewan Kuria, atau kalau
tidak ada bisa mendaftarkan kepada Dewan setingkat
di atas Kuria untuk disahkan baik Presidium maupun
para perwiranya.
d. Masa jabatan dihitung sejak tanggal disahkan di rapat
Dewan di atasnya.
e. Tanggal lahirnya Presidium adalah tanggal ketika
Presidium disahkan rapat Dewan.

50


Click to View FlipBook Version