The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by asnatisarip, 2021-05-03 00:58:23

Belajar IPA Jadi Seru Menggunakan Model Inkuiri Dengan Media Power Point

Naskah Inkuiri - 8 Feb 21 (1)

BELAJAR IPA JADI SERU

MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI

DENGAN MEDIA POWER POINT

ASNATI

ISBN 978-623-7652-50-2



BELAJAR IPA JADI SERU
MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI

DENGAN MEDIA POWER POINT

ASNATI

Penerbit Yayasan Sahabat Alam Rafflesia
ISBN 978-623-7652-50-2

BELAJAR IPA JADI SERU MENGGUNAKAN
MODEL INKUIRI DENGAN MEDIA POWER POINT

Penulis:
Asnati

ISBN:
978-623-7652-50-2

Desain Sampul/Layout:
Suhendra

Hak Cipta © 2021, pada penulis
Hak publikasi pada Penerbit Yayasan Sahabat Alam

Rafflesia.

Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin

tertulis dari penerbit.

Cetakan ke- 01

Tahun 2021

Penerbit:
Yayasan Sahabat Alam Rafflesia

Anggota IKAPI No. 002/Anggota Luar Biasa/BENGKULU/2019

Jl Raya Lempuing Kota Bengkulu
Kontak: +62 852 33833 290

Email: [email protected]

Untuk keluargaku…
tempat cinta bermula…
tempat hati bermuara…

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis ucapkan sebagai wujud
syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan ridho-
Nya, naskah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya,
Dengan judul: Belajar IPA Jadi Seru Menggunakan Model
Inkuiri dengan Media Power Point.

Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran
interaktif karena menekankan pada keterlibatan aktif
siswa selama proses pembelajaran. Pembelajaran dapat
dilaksanakan guru dengan berbagai pendekatan. Untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa, guru menggunakan
media tongkat sebagai alat bantu dalam pelaksanaan
inkuiri. Inkuiri dapat dilakukan di sela-sela atau akhir
pembelajaran. Setelah guru menjelaskan materi pelajaran,
guru meminta siswa untuk melakukan penghafalan
materi dengan terlebih dahulu menetapkan lamanya
waktu yang dibutuhkan sampai inkuiri akan
dilaksanakan. Setelah hal tersebut dilakukan, maka guru
dan siswa memulai inkuiri.

Naskah ini menghadirkan kajian metode inkuiri
yang diterapkan untuk pembelajaran IPA kelas VI SD.
Penulis menyadari bahwa naskah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak
demi sempurnanya laporan ini.

Akhir kata semoga naskah ini dapat bermanfaat
bagi dunia pendidikan dan Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, Amin.

Curup, Januari 2021
ASNATI

vi

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................... xi
BAB 1. METODE INKUIRI PEMBELAJARAN IPA......1

1.1 Mutu Pendidikan ......................................................1
1.2 Pembelajaran IPA.....................................................4
1.3 Inkuiri .......................................................................5
1.4 Objek Kajian ............................................................6
1.5 Kajian Pendahuluan..................................................7
1.6 Kerangka Berpikir ....................................................8
BAB 2. HASIL BELAJAR ..............................................11
2.1 Pengertian Hasil belajar .........................................11
2.2 Hasil Belajar IPA ...................................................13
BAB 3. AKTIVITAS BELAJAR.....................................21
3.1 Pengertian Aktifitas belajar....................................21
BAB 4. MODEL INKUIRI ..............................................25
4.1 Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri.................25
4.2 Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri .........................28
4.3 Sintaks Pembelajaran Inkuiri .................................29
BAB 5. MICROSOFT POWER POINT ..........................31
5.1 Pengertian Microsoft Power Point .........................31
5.2 Manfaat Power Point..............................................31
5.3 Kelebihan Microsoft Office Power point ...............33
5.4 Pengertian Media Pembelajaran.............................33
BAB 6. DESAIN KAJIAN...............................................37
6.1 Penjabaran Desain Kajian ......................................37
6.2 Pengumpulan Informasi .........................................38

vii

6.3 Instrumen Kajian ....................................................40
BAB 7. HASIL KAJIAN .................................................45

7.1 Siklus Pertama........................................................45
7.2 Siklus II ..................................................................60
7.3 Siklus III.................................................................74
BAB 8. PEMBAHASAN .................................................89
8.1 Meningkatkan Aktivitas Belajar.............................89
8.2 Meningkatkan Hasil Belajar...................................92
8.3 Efektifitas Model Pembelajaran Inkuiri .................94
BAB 9. IMPLIKASI DAN SARAN ................................99
REFERENSI...................................................................102
LAMPIRAN ...................................................................104
Biodata Penulis...............................................................145

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir................................10
Gambar 2. Tahap-tahap Kajian. Sumber: Penelitian

Tindakan Model Kemmis dan Taggart..........38

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kategori Hasil Belajar Siswa ..............................13
Tabel 2 Tahapan Pembelajaran Inkuiri ............................30
Tabel 3. Kisi-kisi Aktivitas Belajar..................................42
Tabel 4. Prosedur Model Inkuiri Dengan Menggunakan

Media Power Power Point pada Siklus 1................47
Tabel 5. Prosedur Model Inkuiri Dengan Menggunakan

Media Power Power Point pada Siklus II ...............61
Tabel 6. Prosedur Model Pembelajaran Inkuiri Dengan

Menggunakan Media Power Point pada Siklus III .76

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi aktivitas belajar ...........................105
Lampiran 2. Kisi-kisi soal Siklus I.................................106
Lampiran 3. Kisi-kisi soal Siklus II ...............................107
Lampiran 4. Kisi-kisi soal Siklus III ..............................108
Lampiran 5. Standar kompetensi dan kompetensi dasar 109
Lampiran 6. Silabus pembelajaran .................................110
Lampiran 7. RPP Siklus I...............................................112
Lampiran 8 . Lembar Kerja Siswa I ...............................116
Lampiran 9. Instrumen tes tulis Siklus I ........................119
Lampiran 10. RPP Siklus II ...........................................121
Lampiran 11. Instrumen tes tulis Siklus II .....................125
Lampiran 12. RPP Siklus III ..........................................127
Lampiran 13. Instrumen tes tulis Siklus III....................131
Lampiran 14. Storybord .................................................134
Lampiran 15. Garis besar naskah multimedia................138
Lampiran 16. Aktivitas Siklis I ......................................140
Lampiran 17. Aktivitas Siklis II.....................................141
Lampiran 18. Aktivitas Siklis III....................................142
Lampiran 19. Foto KBM................................................143

xi



BAB 1

METODE INKUIRI PEMBELAJARAN IPA

1.1 Mutu Pendidikan
Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi

tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam
pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan
ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah
orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di
jaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru SD dalam
setiap pembelajaran selalu menggunakan pendekatan,
strategi dan metode pembelajaran yang dapat
memudahkan siswa memahami materi yang
diajarkannya, namun masih sering terdengar keluhan
dari para guru di lapangan tentang materi pelajaran yang
terlalu banyak dan keluhan kekurangan waktu untuk
mengajarkannya semua.

Menurut pengamatan penulis, dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas penggunaan metode pembelajaran
yang bervariatif masih sangat rendah dan guru
cenderung menggunakan metode konvesional pada
setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 1

disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap
metode-metode pembelajaran yang ada, padahal
penguasaan terhadap metode-metode pembelajaran
sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan
profesional guru, dan sangat sesuai dengan kurikulum
KTSP.

Kurikulum KTSP yang mulai diberlakukan di
sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya
dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang
berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi
yang dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung dalam
pembelajaran IPA. Disamping itu kurikulum berbasis
kompetensi memberi kemudahan kepada guru dalam
menyajikan pengalaman belajar, sesuai dengan prinsip
belajar sepanjang hidup yang mengacu pada empat pilar
pendidikan universal, yaitu belajar untuk mengetahui
(learning to know), belajar dengan melakukan (learning to
do), belajar untuk hidup dalam kebersamaan (learning to
live together), dan belajar menjadi diri sendiri(learning to
be).

Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu
pembelajarannya, dimulai dengan rancangan
pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan,
karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber
belajar yang tersedia. Kenyataannya masih banyak
ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas,
tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik, bahkan

2 | Belajar IPA Jadi Seru

cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang
dicapai tidak optimal. Hal ini dapat dilihat dari
rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA
siswa kelas VI, yang menunjukkan adanya indikasi
terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang
berkualitas. Untuk mengetahui mengapa prestasi siswa
tidak seperti yang diharapkan, tentu guru perlu
merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor
penyebab ketidakberhasilan siswa dalam pelajaran IPA.

Tantangan guru dalam mengajar akan semakin
kompleks. Siswa saat ini cenderung mengharapkan
gurunya mengajar dengan lebih santai dan
menggairahkan. Persoalannya adalah guru sering kali
kurang memahami bentuk-bentuk metode pembelajaran
yang dapat digunakan dalam proses mengajar.
Ketidakpahaman itulah membuat banyak guru secara
praktis hanya menggunakan metode konvensional,
sehingga banyak siswa merasa jenuh, bosan atau malas
mengikuti pelajaran.

Masih cukup banyak guru yang memakai metode
konvensional dalam melaksanakan pembelajaran. Tentu
metode konvensional tersebut bukan satu kesalahan,
tetapi kalau terus-menerus dipakai maka dapat
dipastikan suasana pembelajaran berjalan secara monoton
tanpa ada variasi. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
guru mengembangkan metode pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran yang lebih variatif
dan menantang, terlebih lagi jika dikaitkan dengan upaya

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 3

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
IPA.

Hal tersebut ditegaskan oleh Lik (Mulyasa, 2008: 2)
menyatakan bahwa “Metode konvensional sudah tidak
sesuai dengan tuntutan jaman, karena pembelajaran yang
dilakukan dalam metode konvensional, siswa tidak diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk aktif mengkonstruksi
pengetahuannya. Siswa dituntut untuk lebih aktif
dibanding guru, sedangkan peran guru sebagai fasilitator
dan evaluator maka guru dituntut untuk dapat
mengubah pola pengajaran”

1.2 Pembelajaran IPA
Mata pelajaran IPA pada tingkat satuan Sekolah

Dasar pada dasarnya diarahkan agar siswa memiliki
penguasaan konsep kehidupan alam dan lingkungan.
Pemelajaran IPA seyogyanya mampu membuat siswa
secara aktif mengikuti proses belajar mengajar di kelas,
karena siswa diberikan peluang sebesar-besarnya untuk
menemukan konsep-konsep materi pelajaran di
lingkungan sekitar mereka. Melihat kondisi tersebut,
maka, penggunaan metode pembelajaran yang tepat
menjadi daya dukung utama bagi guru sebagai upaya
untuk menciptakan suasana belajar siswa secara aktif.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman
mengajar guru, kondisi pembelajaran IPA pada siswa
kelas VI, diketahui bahwa guru kelas melaksanakan
pembelajaran konvensional atau klasikal tanpa
mengembangkannya. Dari metode tersebut, menurut

4 | Belajar IPA Jadi Seru

beberapa siswa mereka merasa jenuh, tidak bergairah dan
bosan mengikuti pelajaran, terlebih lagi terlalu banyak
tugas yang diberikan guru. Penyebabnya adalah guru
hanya melakukan ceramah dan siswa sering kali disuruh
membaca sendiri materi pelajaran, kemudian diberi
tugas.

Kondisi pembelajaran tersebut di atas tentu saja
tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dengan
kondisi tersebut seharusnya guru mencari alternatif-
alternatif metode pembelajaran yang memungkinkan
dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas, dan
salah satu yang dimaksud dalam kajian ini adalah
penerapan metode pembelajaran inkuiri.

1.3 Inkuiri
Pada prinsipnya, metode inkuiri merupakan

metode pembelajaran interaktif karena menekankan pada
keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran.
Pembelajaran dapat dilaksanakan guru dengan berbagai
pendekatan. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa,
guru menggunakan media tongkat sebagai alat bantu
dalam pelaksanaan inkuiri. Inkuiri dapat dilakukan di
sela-sela atau akhir pembelajaran. Setelah guru
menjelaskan materi pelajaran, guru meminta siswa untuk
melakukan penghafalan materi dengan terlebih dahulu
menetapkan lamanya waktu yang dibutuhkan sampai
inkuiri akan dilaksanakan. Setelah hal tersebut dilakukan,
maka guru dan siswa memulai inkuiri. Guru terlebih
dahulu memberikan tongkat kepada salah satu siswa

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 5

secara acak, setelah itu guru dan siswa secara bersama
menyanyikan lagu tertentu sambil menyerahkan tongkat
dari siswa pertama ke siswa lainnya, begitu hingga lagu
dinyatakan berhenti oleh guru dengan tanda-tanda
tertentu yang telah disepakati.

Maka alasan utama pemilihan metode inkuiri
karena selama proses pembelajaran berlangsung sesudah
guru menyajikan materi pelajaran, siswa diberikan waktu
beberapa saat untuk menghafal materi pelajaran yang
telah diberikan, agar dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan guru pada saat inkuiri berlangsung. Mengingat
dalam inkuiri, hukuman (punishmen) dapat diberlakukan,
misalnya siswa disuruh menyanyi, berpuisi, atau
hukuman-hukuman yang sifatnya positif dan
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian,
pembelajaran dengan m0del pembelajaran inkuiri murni
berorientasi pada aktivitas individu siswa yang dilakukan
dalam bentuk menemukan konsep.

1.4 Objek Kajian
Objek kajian ini adalah keberhasilan pembelajaran

IPA menggunakan metode inkuiri. Manfaat yang akan
diperoleh dari kajian ini terbagi menjadi manfaat secara
teoritis dan manfaat secara praktis.

Secara teoritis kajian ini menjadi salah satu
alternatif untuk mengatasi kesulitan siswa dalam
memahami pelajaran IPA melalui penerapan model
pembelajaran Inkuiri dengan bantuan Power Point. Bagi

6 | Belajar IPA Jadi Seru

siswa, agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA dan
dapat meningkatkan aktivitas belajar.

Secara praktis kajian ini diharapkan dapat
memberikan solusi nyata berupa langkah-langkah untuk
mengatasi kesulitan siswa dalam memahami pelajaran
IPA dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri
dengan bantuan Power Point. Kajian ini juga diharapkan
mampu memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan
sekolah.

Bagi siswa, terutama sebagai subyek kajian,
diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung
mengenai adanya kebebasan dalam pelajaran IPA yang
menyenangkan penerapan model pembelajaran inkuari
dengan bantuan Power Point.

Bagi guru, kajian ini merupakan masukan dalam
memperluas pengetahuan dan wawasan tentang model
pembelajaran terutama dalam rangka mengatasi kesulitan
siswa dalam memahami pelajaran IPA. Bagi sekolah,
kajian ini memberikan sumbangan dalam rangka
perbaikan model pembelajaran IPA. Bagi perpustakaan,
kajian ini dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau
sebagai referensi untuk kajian yang relevan.

1.5 Kajian Pendahuluan
Suchman (dalam Joyce et al, 1992) mengembangkan

metode pembelajaran inkuiri untuk membelajarkan siswa
tentang suatu proses menginvestigasi dan menjelaskan
fenomena yang tidak biasa. Metode Suchman membawa
siswa melalui versi rainiatur dari semacam prosedur yang

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 7

digunakan oleh siswa untuk mengorganisir pengetahuan
dan menghasilkan prinsip-prinsip. Pembelajaran inkuri
dirancang untuk membawa siswa secara langsung pada
proses ilmiah melalui latihan . Schlenker (dalam Joyce
1992) juga melaporkan bahwa latihan inkuiri
menghasilkan peningkatan dalam pemahaman sains,
produktivitas, berpikir kreatif, dan kemampuan untuk
mendapatkan serta menganalisis informasi.

Nenden Hasanah (2006) juga melakukan penelitian
tentang pembelajaran tekanan yang berbasis inkuiri
untuk meningkatkan keterampilan berfikir kreatif dan
penguasaan konsep siswa SMP. Hasil penelitiannya
ternyata membuktikan bahwa metode inkuiri dapat
menumbuhkan keberanian siswa untuk mengajukan
pertanyaan dan mengemukakan gagasan. Selain itu,
dapat juga meningkatkan aktivitas guru, dan dapat
meningkatkan penguasaan konsep siswa baik secara
perseorangan maupun secara klasikal.

Pada kajian ini yaitu dengan penerapan metode
inkuri dengan menggunakan media power poit untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa.
Dalam kajian ini penulis menekankan pada peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode inkuiri dan media power point.

1.6 Kerangka Berpikir
Model inkuiri adalah model pembelajaran yang

lebih mengutamakan siswa dalam unjuk kerja sebagai
upaya meningkatkan pemahaman terhadap materi

8 | Belajar IPA Jadi Seru

pelajaran yang dikuasai. Penerapan metode inquiri
merupakan metode yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berbagai pengalaman di depan kelas
agar terjadi rasa percaya diri dari dalam diri siswa. Setiap
siswa diberi kesempatan untuk memberikan apresiasi
dan mengutarakan pendapatnya sesuai materi yang
dipelajari. Penerapan model inkuiri yang dilakukan
dengan kombinasi alat peraga diharapkan akan
menumbuhkan pengalaman belajar yang lebih komplit.
Penerapan alat peraga diharapkan akan membantu siswa
dalam melakukan demontrasi di depan kelas sehingga
pernyataan atau pendapat siswa dapat lebih jelas dan
lebih mudah dipahami oleh siswa lainnya. Alat peraga
dapat disampaikan dengan berbagai bentuk diantaranya
dengan media audio visual atau berupa gambar maupun
tulisan.

Kerangka berfikir pada penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut:
1. Kondisi pembelajaran IPA di kelas VI melalui

penerapan pembelajaran model inquiri dengan
berbantuan media power point dapat meningkatkan
aktifitas belajar.
2. Kondisi pembelajaran IPA di kelas VI melalui
penerapan model inquiri dengan penggunaan media
power point dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Kondisi pembelajaran IPA di kelas VI melalui
penerapan model inquiri dengan berbantuan media
power point dapat menciptakan pembelajaran yang
efektif.

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 9

Berdasarkan teori di atas, maka kerangka berfikir
dalam kajian ini adalah setelah diterapkan model inkuiri
dengan menggunakan alat peraga maka diharapkan
dapat meningkatkan kerjasama dan hasil belajar IPA
siswa.

Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir

10 | Belajar IPA Jadi Seru

BAB 2

HASIL BELAJAR

2.1 Pengertian Hasil belajar
Abdurrahman (2003:37) mengatakan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan
suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang
relatif menetap. Anak yang berhasil belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

Sudjana (2001:86) menyatakan bahwa tes
merupakan kegiatan yang dilakukan siswa untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam
bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis),
atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain (2005:106)
mengatakan bahwa muntuk mengukur dan mengevaluasi
tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan
melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang
lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke
dalam beberapa jenis penilaian, yaitu tes formatif, tes
subsumatif, dan tes sumatif.

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 11

Tes formatif adalah penilaian yang digunakan
untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan
tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan
tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu
tertentu.

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan
hasil belajar. Tingkatan hasil belajar dibagi atas beberapa
tingkatan, yaitu:
a. Istimewa: apabila seluruh bahan pelajaran yang

diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa
b. Baik sekali/optimal: apabila sebagian besar (76% s. d.

99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai
oleh siswa.
c. Baik/minimal: apabila bahan pelajaran yang
diajarkan hanya 60% s. d. 75% saja dikuasai oleh
siswa.
d. Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan
kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa:
1) Pengertian hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui proses kegiatan
belajar
2) Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat
keberhasilan belajar siswa tersebut dapat dilakukan

12 | Belajar IPA Jadi Seru

melalui tes prestasi belajar formatif atau tes hasil
belajar siswa setelah mengikuti proses bembelajaran.
3) Tingkatan hasil belajar siswa dibagi atas beberapa
kategori, yaitu:

Tabel 1 Kategori Hasil Belajar Siswa

No Persentase Hasil Belajar Kategori

1 100% Istimewa
2 76%-99% Sangat baik
3 60%-75%
4 Kurang dari 60% Baik
Kurang baik

2.2 Hasil Belajar IPA
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri

atas dua kata yaitu “ hasil “ dan “ belajar “ yang memiliki
arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk memahami lebih
mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas
dulu pengertian “ hasil “ dan “ belajar”. Menurut
Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah
dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk
menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan
dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan
keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan
rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

Sementara itu, Arikunto ( 1990:133) mengatakan
bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami
proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 13

yang dapat diaamati, dan dapat diukur”. Nasution ( 1995:
25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan
pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak
halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi
perubahan kecakapan, sikap, pengrtian, dan penghargaan
diri pada individu tersebut.

Menurut Chaplin, pengertian hasil belajar adalah:
“Hasil belajar merupakan suatu tingkatan khusus yang
diperoleh sebagai hasil dari kecakapan kepandaian,
keahlian dan kemampuan di dalam karya akademik yang
dinilai oleh guru atau melalui tes prestasi” (1992: 159).
Pendapat Chaplin di atas mengandung pengertian bahwa
prestasi itu hakikatnya berupa perubahan perilaku pada
individu di sekolah, perubahan itu terjadi setelah
individu yang bersangkutan mengalami proses belajar
mengajar tertentu.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia ingin menerima pengalaman belajar atau
yang optimal yang dapat dicapai dari kegiatan belajar di
sekolah untuk pelajaran. Hasil belajar seperti yang
dijelaskan oleh Poerwadarminta (1993: 768) adalah hasil
yang telah dicapai (dilakukan). Pengertian hasil belajar
menurut pendapat Buchari (1986: 94) adalah hasil yang
dicapai atau ditonjolkan oleh anak sebagai hasil
belajarnya, baik berupa angka atau huruf serta
tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang
dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu.

Nasution (1972:45) berpendapat bahwa hasil belajar
adalah kemampuan anak didik berdasarkan hasil dari

14 | Belajar IPA Jadi Seru

pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti program
belajar secara periodik. Dengan selesainya proses belajar
mengajar pada umumnya dilanjutkan dengan adanya
suatu evaluasi.

Dimana evaluasi ini mengandung maksud untuk
mengetahui kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau
terhadap materi yang diberikan oleh guru. Dari hasil
evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang
biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.
Dengan demikian hasil belajar merupakan suatu nilai
yang menunjukkan hasil belajar dari aktifitas yang
berlangsung dalam interaksi aktif sebagai perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai
sikap menurutkemampuan anak dalam perubahan baru.

Dalam proses belajar mengajar anak didik
merupakan masalah utama karena anak didiklah yang
diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran
yang diprogramkan didalam kurikulum.

Berdasarkan pengertian tentang hasil belajar
maupun faktor-faktor yang mempengaruhinya maka
harus diperhatikan faktor-aktor tersebut supaya
berpengaruh menguntungkan bagi belajarnya sehingga
hasil belajar sebagai suatu hasil yang telah dicapai oleh
siswa setelah melakukan kegiatan baik berupa angka atau
huruf dapat meningkat.

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui plroses
belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukan
hasil yang berciri sebagai berikut:

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 15

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat
menumbuhkan motivasi pada diri siswa

2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya

seperti akan tahan lama diingatannya, membentuk
prilakunya, bemanfat untuk mempelajarai aspek lain,
dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh
informasi dan pengetahuan yang lainya.
4) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai
dan mengendalikan dirinya terutaman adalam
menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Hasil belajar adalam kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh hasil
dari apa yang telah dipelajari selama proses belajar itu.
Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada
individu yang belajar, bukan hanya perubahan mengenai
pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk kecakapan,
kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan
dalam diri seseorang yang belajar.

Menurut Purwanto (1990:3), evaluasi dalam
pendidikan adalah penafsiran atau penilaian terhadap
pertumbuhan dan perkembangan siswa menuju kearah
tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang ditetapkan dalam
kurikulum. Hasil penillaian ini pada dasarnya adalah
hasil belajar yang diukur. Hasil penilaian dan evaluasi ini

16 | Belajar IPA Jadi Seru

merupakan umpan balik untuk mengetahui sampai
dimana proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Pengertian belajar menurut para ahli memiliki
definisi yang berbda-beda. Belajar adalah suatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungan (Slameto, 1998:6).

Pengertian belajar seperti yang dikemukakan oleh
Ahmadi (1978: 36) Belajar adalah perubahan murid dari
usahanya sendiri dalam bidang material, formil, serta
fungsionil pada umumnya dan pada bidang-bidang
intelek khususnya. Singkatnya belajar adalah berusaha
mengadakan perubahan situasi dalam proses
perkembangan dirinya mencapai tujuan.

Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap
(Winkel, 2001: 36). Perubahan itu bersifat secara relatif
konstan dan berbekas.

Pendapat Winkel di atas dikuatkan Winarno
Surachmad (1996: 57) sebagai berikut:Belajar dapat
dipandang sebagai proses dimana guru terutama melihat
apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman-
pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan. Yang
diperhatikan adalah pola-pola perubahan tingkah laku
selama pengalaman belajar itu berlangsung. Karena

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 17

itulah ditekankan pula daya-daya yang mendinamisilir
proses tersebut.

Pendefinisian tentang pengertian belajar yang
bermacam-macam menunjukkan bahwa dijumpai
konsep-konsep tentang belajar yang menimbulkan corak
khas uraian dan pembicaraan mengenai belajar, namun
semua itu tergantung sudut pandang dan penekanannya.

Menurut Sumadi Suryabrata (1993:249) tidak
memberikan batasan secara langsung tentang belajar,
melainkan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang
disebut belajar Pertama: belajar itu membawa perubahan
(dalam arti Behavioral Changes, aktual maupun
potensial). Ketiga: bahwa perubahan terjadi karena usaha
(dengan sengaja) mengacu pada batasan-batasan yang
telah disampaikan diatas maka dapat disimpulkan
mengenai pengertian belajar yaitu:
1. Aktivitas yang dilakukan secara sadar dan aktif,

sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku pada
diri individu yang mengalami belajar
2. Perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat
dari sesuatu yang dikuasai baik berupa pengetahuan
, keterampilan atau kecakapan yang sifatnya relative
sama
3. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat
ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti
pengetahuan, pemahaman, minat, tingkah laku,
sikap, keterampilan, kecakapan , kebiasaan serta
aspek lain yang ada di individu. Jadi belajar bukan

18 | Belajar IPA Jadi Seru

suatu hasil melainkan suatu proses menghasilkan
suatu perubahan tingkah laku pada diri individu.

Dalam uraian di atas telah disebutkan batasan-
batasan tentang belajar. Apabila siswa benar-benar
merasa tahu gunanya belajar, merasa butuh belajar,
merasa dapat belajar, dan merasa senang belajar maka
dari siswa tersebut akan timbul motivasi diri yang kuat
untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri.

Keputusan untuk melakukan kegiatan belajar pada
tiap-tiap individu tidak sama, tergantung pada kekuatan
motivasi diri, sebab jika motivasi diri kuat maka
keputusan utuk melakukan kegiatan belajar juga tinggi.
Hanya kekuatan motivasi yang berasal dari dalam diri
sendirilah yang merupakan faktor pendorong untuk
melakukan belajar mandiri karena belajar mandiri
menekankan pada aktifitas siswa dalam belajar yang
penuh dengan tanggung jawab atas keberhasilan
belajarnya.

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa perubahan tingkah laku yang
diperoleh sebagai hasil dari belajar adalah sebagai
aberikut:
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
2. Maksudnya adalah bahwa individu yang menyadari

dan merasakan telah terjadi adanya perubahan yang
terjadi pada dirinya.
3. Perubahan yang terjadi relative lama. Perubahan
yang terjadi akibat belajar atau hasil belajar yang
bersifat menetap atau permanen, m aksudnya adalah

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 19

bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap.
4. Perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek
tingkah laku.

Perubahan yang diperoleh individu dari hasil
belajar adalah meliputi perubahan keseluruhan tingkah
laku baik dalam sikap kebiasaan, keterampilan dan
tingkah laku.

20 | Belajar IPA Jadi Seru

BAB 3

AKTIVITAS BELAJAR

3.1 Pengertian Aktifitas belajar
Sardiman (1994:95) mengatakan bahwa dalam

belajar sangat diperlukan adannya aktivitas belajar.
Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin
berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam belajar
mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi
keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-
hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir,
membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang
dapat menunjang prestasi belajar.

Djamarah (2000:67) mengemukakan bahwa belajar
sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan
hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh
anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak
anak didik.

Dierich (dalam Sardiman, 1994:99) menyatakan
bahwa jenis kegiatan siswa digolongkan ke dalam 8
kelompok, diantaranya: 1. Visual activities, seperti:
membaca dan memperhatikan, 2. Oral activities, seperti:
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 21

mengeluarkan pendapat, dan diskusi, 3. Listening
activities, seperti: mendengarkan uraian dan diskusi, 4.
Writing activities, seperti: menulis laporan dan menyalin,
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat
grafik, peta, dan diagram, 6. Motor activities, seperti:
melakukan percobaan, 7. Mental activities, seperti:
menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa,
melihat hubungan, dan mengambil kesimpulan, 8.
Emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat,
merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani,
tenang, gugup.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dalam belajar sangat diperlukan adannya aktivitas

belajar. Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan
rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran atau layanan.
2. Belajar sambil melakukan aktivitas dapat
menyebabkan kesan/pesan/konsep yang didapatkan
akan lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak
didik.
3. Kegiatan aktivitas belajar siswa dalam layanan
bimbingan konseling dapat diamati dengan
memperhatikan perilaku siswa yang meliputi:
a. memperhatikan penjelasan guru,
b. bertanya kepada guru,
c. mencatat/menyalin/ menulis hasil,
d. berdiskusi mengerjakan LKS,
e. menjawab/menanggapi pertanyaan,

22 | Belajar IPA Jadi Seru

f. merespon materi layanan yang diberikan guru,
dan

g. menyimpulkan kembali hasil diskusi.

Sardiman (2007: 100) menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan aktivitas belajar adalah aktivitas yang
bersifat fisik maupun mental. Dierich dalam Sardiman,
(2007: 101) menyatakan bahwa jenis kegiatan siswa
digolongkan ke dalam 8 kelompok, diantaranya:
1. Visual activities, seperti: membaca dan

memperhatikan.
2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,
dan diskusi.
3. Listening activities, seperti: mendengarkan uraian dan
diskusi.
4. Writing activities, seperti: menulis laporan dan
menyalin.
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat
grafik, peta, dan diagram.
6. Motor activities, seperti: melakukan percobaan
7. Mental activities, seperti: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan,
dan mengambil kesimpulan.
8. Emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat,
merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah,
berani, tenang, gugup.

Getrude. M. Whipple dalam Oemar Hamalik (2008:
173) menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan murid sebagai
berikut:
1. Bekerja dengan alat-alat visual

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 23

2. Ekskursi dan trip
3. Mempelajari masalah-masalah
4. Mengapresiasi literatur
5. Ilustrasi dan konstruksi
6. Bekerja menyajikan informasi
7. Cek dan tes.

Usman (2000: 114) mengatakan bahwa aktivitas
belajar adalah aktivitas jasmaniah dan rohaniah, yang
meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas
mendengarkan, aktivitas gerak dan aktivitas menulis.

Siberman (2000: 97) mengemukakan bahwa paham
belajar aktif memberikan gambaran tingkatan aktivitas
belajar terhadap penguasaan materi yang dikuasainya,
yaitu: (1) apa yang saya dengar saya lupa, (2) apa yang
saya lihat saya ingat sedikit, (3) apa yang saya dengar,
lihat dan tanyakan atau diskusikan saya mulai paham, (4)
apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan
sayamemperoleh pengetahuan dan keterampilan, (5) apa
yang saya ajarkan kepada orang lain saya kuasai.

Rianto & Dhari (1994: 87) mengemukakan bahwa
agar aktivitas berjalan efektif, diperlukan keterlibatan
secara terpadu, berkesinambungan dari berbagai macam
hal yaitu mengarah pada interaksi yang optimal,
menuntut berbagai jenis aktivitas peserta didik, strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, dan
menggunakan berbagai variasi media dan alat peraga

24 | Belajar IPA Jadi Seru

BAB 4

MODEL INKUIRI

4.1 Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Pendekatan inkuiri adalah suatu pendekatan yang

berusaha mendorong siswa untuk belajar dengan
sebagian besar melalui keterlibatan aktif dalam
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dengan
melakukan berbagai percobaan. Dasar pikirannya adalah
pengetahuan itu merupakan proses dan bukan suatu
produk (Purwanto, 1988: 83). Dengan pendekatan ini,
siswa termotivasi untuk mengetahui dan melanjutkan
pekerjannya hingga menemukan jawabannya.

Siklus pembelajaran inkuiri dimulai dengan
observasi (observation) yang menjadi dasar pemunculan
berbagai pertanyaan (questioning) yang diajukan siswa.
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut dikejar dan
diperoleh siklus pembuatan prediksi dengan perumusan
hipotesis (hiphotesis), pengembangan cara-cara pengujian
hipotesis, pembuatan observasi lanjutan, penciptaan teori
dan model konsep atau simpulan (conclution) yang
didasarkan pada data dan pengetahuan. Berdasarkan
siklus tersebut, pendekatan inkuiri dapat menciptakan

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 25

berbagai kesempatan bagi guru untuk mempelajari
bagaimana otak siswa bekerja dan dapat
memanfaatkannya untuk menentukan situasi yang tepat
dan memfasilitasi siswa dalam proses pencarian ilmu.

Menurut Sagala (2000: 56) Metode ini memiliki
keunggulan terutama unutk mengembangkan
kemampouan berpikir maupun pengetahuan, sikap dan
nila pada peserta didik dibandingkan dengan metode
konvensional. Bruner menyebutkan model pembelajaran
inkuiri dengan istilah discovery learning. Menurutnya cara
belajar terbaik adalah dengan memahami konsep, arti dan
hubungan melalui proses intuitif kemudian dapat
dihasilkan kesimpulan. Mengajar sesuatu tidak perlu
menunggu sampai anak mencapai tahap perkembangan
tertentu. Mengatur bahan pelajaran yang akan dipelajari
dan menyajikannya sesuai dengan tingkat
perkembangannya, dapat meningkatkan pewrkembangan
kognitif siswa. Materi pelajaran yang sama dapat
diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan
Tinggi disesuaikan dengan tingkat perkembangan
kognitif mereka.

Apa yang dikmukakan Bruner (Kagan, 2000: 121)
sesuai dengan pembelajaran inquiri yang
memperkenalkan konsep-konsep unutk siswa secara
induktif. Be;lajar dengan memggunakan pendekatan
induktif mencakup proses berpikir dari hal-hal yang
khusus kepada hal-hal yang bersifat umum, dimulai
dengan upaya guru memperkenalkan sejumah contoh
konsep yang sepesifik. Dengan demikian pembelajaran

26 | Belajar IPA Jadi Seru

inquiri dapat dianggap sebagai suatu latiham dalam
memperoleh pengartahuan. Siswa diberi pertanyaan
untuk mengembangkan kesimpulan berdasarkan
pertimbangan bukti-bukti yang telah dimilikinya.

Prosedur penggunaan model ini dapat dilakukan
guru secara sederhana yaitu dengan memberilan
sejumlah pertanyaan atau pernyataan kepada siswa.
Selanjutnya siswa ditiugasi untuk menjawab dengan
menggunakan berbagai sumber belajar. Dalam
mennjawab pertanyaan ataupun pernyataan tersebiut
siswa perlu mengadakan suatu pencarian sebagai bukti
bahwa jawaban yang mereka berikan adalah benar. Bukti-
bukti itulah yang akan dijadikan sebagai porto folio yang
berisi kumpulan dokumen berupa data yang diperoleh
siswa dari berbagai sumber belajarbaik dari buku atau
media cetak, elektronik maupun bersumber dari manusia.

Sund (Suryusubroto, 1993: 193 ) menyatakan bahwa
discovery merupakan bagian inquiry atau inkuiri
merupakan proses perluasan discovery yang digunakan
lebih mendalam. Inkuiri yang dalam bahasa inggris
berarti pertanyaan, atau pemeriksaaan, penyelidikan.
Sasaran utama kegiatan pemebelajaran inkuiri adalah (1)
Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses
kegiatan belajar ; (2) Keterarahan kegiatan secara logis
dan sistematis pada tujuan pembelajaran ; dan
Menggembangkan sikap percaya pada siswa tentang apa
yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Untuk menciptakan kondisi umum syarat
timbulnya kegiatan inkuiri, peranan guru adalah sebagai

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 27

berikut: (1) Motivator, memberi rangsangan agar siswa
aktif dan gairah berpikir, (2) Fasilitator, menunujukan
jalan keluar jika siswa mjengalami kesulitan, (3) Penanya,
menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat,
(4) Administrator, bertanggung jawab dalam seluruh
kegiatan kelas, (5) Pengarah, memimpin kegiatan siswa
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, (6) Manager,
mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas,
(7) Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang
dicapai siswa.

Gulo (2002: 53) menyatakan bahwa inkuiri tidak
hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi
seluruh potensi yang ada termasuk pengembangan
emosional dan keterampilan inkuiri merupakan suatu
prosesyang bermula dari rumusan masalah, merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan
membuat kesimpulan.

4.2 Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Gulo (2002: 84) menyatakan bahwa kemampuan

yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran
inkuiri adalah sebagai berikut:
1) Mengajukan pertanyaan atau perri pertanyaan atau

permasalahan
Kegiatan inkuiri dimulai diajukan dari pertanyaan
atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan
bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut
dituliskan di papan tulis, kemudian siswa untuk
merumuskan hipotesis.

28 | Belajar IPA Jadi Seru

2) Merumuskan Hipoteseis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan
atau sulusi permasalahan yang dapatdiuji dengan
data untuk memudahkan proses ini guru
menanyakan kepada siswa gagasan mengenai
hipotesis yang mungkin

3) Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses
pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat
berupan tabe, matriks, atau grafik.

4) Analis Data
Siswa bertanggungjawab menguji hipotesis yang
telah dirumuskan dengan menganalisis data yang
telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji
hipotesis adalah pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’.
Setelah memperoleh kesimpulan dari data percobaan
siswa dapat menguji hipotesis yang telah
dirumuskan.

5) Membuat Kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalaih
membuat kesimpulan sementara berdasarkan data
yang diperoleh siswa.

4.3 Sintaks Pembelajaran Inkuiri
Pada kajian ini tahapan pembelajaran yang

digunakan mengadaptasi dari tahapan pemebelajaran
inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak (1996).

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 29

Adapaun tahapan pembelajaran inkuiri sebagai
berikut:
Tabel 2 Tahapan Pembelajaran Inkuiri

Fase Prilaku Guru
1. Menyajikan
Guru membimbing siswa
pertanyaan atau
masalah mengidentifikasi masalah dan

2. Membuat maslah dituliskan di papan tulis.
hipotesis
Guru membagi siswa dalam
3. Merancang
percobaan kelompok.

4. Melakukan Guru mmemberikan kesempatan
percobaan untuk
memperoleh kepada siswa untuk curah pendapat
informasi
dalam membentuk hipotesis. Guru
5. Mengumpulkan
dan menganalisa membimbing siswa dalam
data
menentukan hipotesis yang relevan
6. Membuat
kesimpulan dengan permasalahan dan

memprioritaskan hipotesis mana

yang menjadi prioritas penyelidikan

Guru memberikan kesempatan pada

siswa untuk menentukan langkah-

langkah yang sesuai denagan

hipotesis yang dilakukan. Guru

membimbing siswa mengurutkan

langkah-langkah percobaan.

Guru membimbing siswa

mendapatkan informasi melalui

percobaan.

Guru memberi kesempatan pada tiap
kelompok untuk menyampaikan
hasil pengolahan data yang
terkumpul.

Guru membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan

30 | Belajar IPA Jadi Seru

BAB 5

MICROSOFT POWER POINT

5.1 Pengertian Microsoft Power Point
Microsoft Power Point menurut pendapat Razaq

(2004: 18) merupakan salah satu aplikasi Microsoft,
disamping Microsoft Word dan Microsoft Exel yang telah
dikenal banyak orang. Ketiga aplikasi ini lazim disebut
Microsoft Office. Pada dasarnya, aplikasi Microsft Power
Point berfungsi untuk membantu user dalam menyajikan
persentasi.

Aplikasi Power Point menyediakan fasiltas slide
untuk menampung pokok-pokok pembicaraan yang akan
disampaikan pada peserta didik. Dengan fasilitas
animasi, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik.
Begitu juga dengan adanya fasilitas front picture, sound
dan effect dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang
bagus. Bila produk slide ini di sajikan, maka para
pendengar dapat ditarik perhatiannya untuk menerima
apa yang kita sampaikan kepada peserta didik.

5.2 Manfaat Power Point
Microsoft office Power Point adalah salah satu jenis

program yang terkandung dalam Microsoft Power point.

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 31

Microsoft Office Power point merupakan program aplikasi
yang drancang khusus untuk menampilkan program
Multimedia seperti yang dikemukakan oleh Susilana dan
Riyana (2008:102)

Program Power Point salah satu software yang
dirancang khusus untuk mampu menampilkan program
multimedia mudah, menarik dalam pembuatan mudah
dalam penggunaan dan relative murah karena tidak
membutuhkan bahan baku selain alat untuk
penyimpanan data (data storoge)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa perangkat lunak Software yang mampu
menampilkan program multimedia, mudah, menarik
dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan
relative murah. Menurut Riyana (2008: 102) Microsoft
Office Power point memiliki kemampuan untuk
menggabungkan berbagai unsur media seperti
pengolahan teks, warna gambar dan garfik serta animasi.
Terdapat tiga type penggunaan yaitu Power Point, Stand
Alone Web Based Power Point.

Menurut Razaq (2004: 23) Pada umumnya Microsoft
Office Power point digunakan untuk persentasi untuk
classical learning karena Microsoft Office Power point
merupakan aplikasi yang digunakan untuk persentase.

Berdasarkan pola penyajian yang telah di
kemukankan sebelumnya bahwa Microsoft Office Power
point yang digunakan dalam classical learning disebut
personal presentation. Microsoft Office Power point dalam
pola ini penyajian ini gunakan sebagai alat bantu bagi

32 | Belajar IPA Jadi Seru

guru untuk menyajikan materi dengan mengunakan
metode demonstrasi dan control bagi guru. Pola
penyajian Microsoft Office Power point yang dirancang
khusus untuk pembelajaran kelompok.

5.3 Kelebihan Microsoft Office Power point
Kelebihan Microsoft office power point menurut

Riyana (2008: 26) antara lain:
1) Microsoft Office Power point dapat di format menjadi

file web ( html )
2) Mempunyai fasiltas untuk mempulish persentasi

yang dibuat menjadi web
3) File Power Point dapat diubah menjadi file exe atau

SWT.

5.4 Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang

dapat mempermudah proses penerimaan materi
pelajaran yang disampaikan pendidik dan sudah barang
tentu akan mempermudah pencapaian keberhasilan
tujuan pembelajaran. Menurut Rifai (2002: 8. 18)
menyatakan bahwa media pengajaran adalah alih wujud
daripada bahan ajar dan atau target hasil dan proses
belajar yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(Message), merangsang pikiran perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses
belajar.

Menurut Roestiyah dkk (2007: 8. 18) menyatakan,
bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 33

pengirim ke penerima pesan. Lain halnya dengan
pendapat Sagala (2006:8. 18) menyatakan bahwa media
pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau
pelengkap yang digunakan oleh guru atau
pendidikdalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau
peserta didik alat bantunya disebut media pendidikan.

Sardjono (1994:8. 19) menyatakan bahwa media
pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa
dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan
dapat mempertinggi proses belajar siswa. selanjutnya
dikatakan pula alasan-alasan mengapa media dapat
mempertinggi proses belajar siswa, yaitu:
1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa,

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya,

sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan
memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik
3. Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak
semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, bila guru mengajar
untuk setiap jam pelajaran
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab
tidak hanya lajaran. mendengarkan uraian guru,
tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemontrasikan dan lain-lain.

34 | Belajar IPA Jadi Seru

Dari berbagai rumusan para ahli tentang media di
atas dapat disimpilkan, bahwa media pembelajaran
merupakan alat bantu yang dipergunakan pendidik
untuk menyampaikan pesan-pesan yang disampaikan
lewat symbol-simbol komunikasi, baik secara verbal, non
verbal atau visual.

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 35

36 | Belajar IPA Jadi Seru

BAB 6

DESAIN KAJIAN

6.1 Penjabaran Desain Kajian
Kajian ini menggunakan desain penelitian tindakan

kelas (classroom action risearh) menggambarkan bagaimana
kajian ini dilaksanakan yaitu: Kajian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
proses dan hasil pembelajaran yang diselenggarakan
secara profesional.

Desain kajian yang dilaksanakan dalam penelitian
tindakan di Kelas VI ini adalah mengacu pada model
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Sapri,
2007: 26) dengan tahap-tahap yakni: 1) perencanaan
(planning), 2. aksi atau tindakan (acting), 3. observasi
(observing) dan 4) refleksi (reflecting). Adapun tahap-
tahap kajian ini ditunjukkan pada gambar 1.

Model Inkuiri dengan Media Power Point | 37

Gambar 2. Tahap-tahap Kajian. Sumber: Penelitian
Tindakan Model Kemmis dan Taggart

Jenis kajian yang dilaksanakan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK), yaitu suatu pencermatan terhadap
kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam
sebuah kelas, dengan tujuan untuk memecahkan masalah
kegiatan pembelajaran di kelas (Wahab, 2002: 76).

6.2 Pengumpulan Informasi
Pengumplan informasi dalam kajian ini dilakukan

dengan beberapa teknik, yakni wawancara, observasi,
kuesioner dan dokumentasi.

Wawancara adalah kegiatan untuk mengetahui apa
yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain,
bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal- hal
yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi
(Nasution, 1988: 73). Wawancara dalam kajian ini adalah
untuk memperoleh gambaran tentang apa yang terjadi

38 | Belajar IPA Jadi Seru


Click to View FlipBook Version