FILSAFAT ILMU BAB 1 PENGERTIAN FILSAFAT
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah banyak memberikan beribu-ribu nikmat
kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir
zaman yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi
Muhammad SAW. “Filsafat Imu” ini sengaja di bahas
karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai
mahasiswa yang ingin lebih mengenal mengenai filsafat
Ilmu.Buku ini membahas tentang pengertian filsafat,
sejarah filsafat,paradigma,ideologi dan pandangan filosof
pada studi ilmu komunikasi..
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada
pembaca karena telah membaca buku ini
Demikian, semoga buku ini bermanfaat khususnya bagi
penyusun dan umumnya semua yang membaca buku ini.
Wassallamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, Oktober 2021
Penyusun
Nurul Rezki Amelia
ii
FILSAFAT ILMU PENGERTIAN FILSAFAT
REVIEW
1. Nama : Minal Hamdy Arifin
Nim : E021211089
Review : Setiap bab memiliki perincian tersendiri
dan juga materinya lengkap yang telah
dipaparkan oleh penyusun. Materi pada
setiap bab juga sudah umum untuk
dibaca dan dipahami untuk kegiatan
perkuliahan pada kelas filsafat nantinya.
Kemudian materinya sudah cukup dalam
pengertian namun sebisa mungkin untuk
dipaparkan dalam tulisan yang lebih
sedikit dan ke inti. Keseluruhan sudah
baik dan mudah untuk dipahami
2. Nama : Yesha Aulia
Nim : E021211057
Review : Buku nya baguss,isi nya menarik, ga
ngebosenin cuma sedikit kurang di cover
buku kurang ada unsur unsur arti filsafat
tapi overall bagusss
iii
FILSAFAT ILMU BAB 1 PENGERTIAN FILSAFAT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................1
A.Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 2
BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT...................................................3
A.Filsafat Menurut Para Ahli..................................................... 3
B.Filsafat Ilmu Menurut Para Ahli............................................ 5
C.Aspek-Aspek Filsafat Dalam Komunikasi......................... 7
BAB 3 SEJARAH FILSAFAT........................................................ 12
A.Sejarah Filsafat Barat............................................................12
B.Periodesasi Filsafat Barat Dan Perkembangannya...... 20
C.Sejarah Filsafat Timur...........................................................54
BAB 4 PARADIGMA....................................................................... 62
A.Teori Sebagai Paradigma.....................................................62
B.Paradigma Umum Dalam Penelitian Ilmu Komunikasi 67
BAB 5 IDEOLOGI............................................................................ 71
A.Pengertian Ideologi................................................................71
B.Ideologi Dalam Ilmu Sosial.................................................. 73
C.Proses Kelahiran Ideologi....................................................75
D.Dimensi Dan Tahapan Ideologi.......................................... 75
E.Akar Ideologi Dari Tiga Pendekatan Filsafat...................76
iv
FILSAFAT ILMU PENGERTIAN FILSAFAT
F.Fungsi Dan Faktor Pendukung Ideologi...........................79
G. Ideologi Dunia........................................................................80
BAB 5 PANDANGAN FILOSOFIS TENTANG STUDI ILMU
KOMUNIKASI................................................................................... 95
A.Kontribusi Filsafat Terhadap Perkembangan Ilmu
Komunikasi Modern.................................................................. 95
B.Saling Mengadopsi Konsep................................................ 99
C.Posisi Sentral Ilmu Komunikasi....................................... 104
D.Posisi Teori dalam suatu disiplin ilmu........................... 105
E.Asumsi filosofis.................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA......................................................................117
v
FILSAFAT ILMU BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat ilmu ialah bagian filsafat yang mengkaji hakikat
ilmu, atau ilmu yang membahas landasan ilmu secara
filsafat (Mansur 2018:40). Widyawati (2013:94)
berpendapat bahwa, “peran Filsafat Ilmu adalah untuk
menjelaskan hakikat ilmu yang mempunyai banyak
keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang
padu mengenai berbagai fenomena alam yang telah
menjadi objek ilmu itu sendiri, selain itu filsafat ilmu juga
dapat melatih cara berfikir menjadi lebih kritis”. Atmaja
(2020:20) menegaskan, “peran Filsafat Ilmu sangat
penting untuk memberikan Batasan secara realistis dan
logis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar tidak
merugikan manusia, alam, dan lingkungan”. Pemahaman
mendasar mengenai Filsafat Ilmu diharapkan akan
berguna untuk memberi arah dan dasar dalam
menentukan kebijakan-kebijakan yang mengatur
kepentingan masyarakat secara umum, maupun yang
berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan di
masa mendatang (Astuti 2020:3).
1
FILSAFAT ILMU BAB 1 PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah itu filsafat ilmu?
2. Bagaimana sejarah filsafat ilmu?
3. Bagaimana pandangan filosof terhadap studi ilmu
komunikasi?
2
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT
BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa latin
yaitu PHILOSOPHIA. Philos artinya cinta dan Sophia
artinya kebijaksanaan atau kebijakan. Jadi filsafat adalah
orang yang mencintai kebenaran sehingga berupaya
untuk memperolehnya dan memilkinya. Secara
terminologis, filsafat mempunyai arti bermacam-macam.
Sehingga beberapa filsuf memberikan pengertian
mengenai apa itu filsafat.
A. Filsafat menurut para ahli
Plato (427-347 SM).
Ia seorang filsuf yunani terkenal, dan
merupakan murid dari Socrates dan
guru dari Aristoteles. Ia mengatakan
bahwa filsafat adalah pengetahuan
tentang segala yang ada, ilmu yang
berminat untuk mencapai kebenaran
yang asli.
Aristoteles (381-322 SM).
Ia mengatakan bahwa filsafat adalah
ilmu yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu
yakni:Metafisika,logika,etika,ekonomi,
politik dan estetika.
3
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT
Marcus Tullius Cicero (106-43 SM). adalah
seorang politikus dan ahli pidato Romawi, yang
merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang
sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk
mencapainya.
Al-Farabi (wafat 950 M). muslim yang
Seorang Filsuf
mengatakan bahwa filsafat adalah
ilmu pengetahuan tentang alam
maujud dan bertujuan menyelidiki
hakikat yang sebenarnya.
Immanuel Kant ( 1724-1804 M).
Ia adalah filsuf yang dijuluki sebagai
pemikir Barat, mengatakan bahwa
filsafat merupakan ilmu pokok dari
segala pengetahuan yang meliputi
empat persoalan yaitu :
1. Apakah yang dapat kita ketahui?
(Pertanyaan ini dijawab oleh
Metafisika)
2. Apakah yang boleh kita kerjakan?
(Pertanyaan ini dijawab oleh Etika)
3. Sampai di manakah pengharapan kita?
(Pertanyaan ini dijawab oleh Agama)
4
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT
4. Apakah manusia itu? (Pertanyaan ini
dijawab oleh Antropologi).
B. Filsafat ilmu menurut para ahli
Menurut Commy Semiawan
Filsafat ilmu sebagai ilmu yang mempelajari
tentang kedudukan ilmu. Dimana filsafat itu
sebagai strata tertinggi dari cabang-cabang ilmu
yang lain. Secara umum memang filsafat ilmu
berisi pemikiran terhadap permasalahan yang
kompleks. Banyak dari hasil pemikiran filsafat
berasal dari aspek kehidupan manusia itu sendiri.
Menurut Nuchelmans. Yaitu filsafat ilmu yang
bersifat ekstensial. Dimana filsafat memiliki
hubungan di dalam kehidupan sehar-hari. Filsafat
juga disebut sebagai penggerak kehidupan
manusia hingga bernegara,berbangsa dan hidup
secara kolektif.
Menurut Koento Wibisono. Di dalam bukunya
filsafat diartikan sebagai disiplin ilmu yang
menunjukkan batas dan ruang lingkup
pengetahuan manusia secara tepat. Kita tahu
bahwa banyak sekali pengetahuan dari sumber
5
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT
ilmu. tidak terkecuali ilmu dan penemuan tentang
masalah kehidupan manusia.
Menurut Harold H Titus (1974).
Filsafat adalah sebagai suatu
proses berpikir untuk
memperoleh jawaban jawaban
dari berbagai persoalan seperti: (1)
filsafat adalah suatu proses kritik
ataupun pemikiran terhadap
kepercayaan diri dari sikap yang
sangat kita junjung tinggi. (2)
filsafat adalah sebagai analisis
logis dari bahasa serta
penjelasan tentang arti kata
dan konsep. (3) filsafat adalah
suatu usaha untuk
memperoleh gambaran
keseluruhan.
Berdasarkan pemikirian Harold H. Titus,maka
untuk harus berfilsafat setidaknya memiliki 4
aktifitas yaitu :
1. LOGIS,yaitu berpikir dengan menggunakan
logika atau bisa dikatakan sebagai undang-
undang logika yaitu melalui tiga tahap yakni
pemahaman,keputusan dan argumentasi.
6
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT
Pengertian LOGIS adalah sesuatu yang bisa
diterima oleh akal dan yang sesuai dengan
logika atau benar menurut penalaran. Dengan
kata lain logis dapat dikatakan sebagai sebuah
pola atau cara berpikir seseorang terhadap
suatu hal.
2. SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang
sistematik sehingga ditemukan adanya
koheren (diantara unsur-unsur yang dipikirkan
tidak terjadi sesuatu yang bertentangan dan
tersusun secara logis), diantara satu
pertanyaan dengan pertanyaan lain.
3. RADIKAL, yaitu berfikir secara mendalam
sampai ke akar-akarnya atau sampai pada
tingkatan esensi yang sedalam-dalamnya.
Atau berpikir sampai kepada akar masalah.
4. UNIVERSAL, yaitu berpikir secara umum
bukan khusus. Perbedaannya adalah ilmu
berpikir secara khusus sedangkan filsafat
berpikir secara umum. Muatan kebenarannya
bersifat universal, mengarah pada realitas
kehidupan manusia secara keseluruhan.
C. Aspek-aspek filsafat dalam komunikasi
7
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT
Dalam kajian filsafat ilmu ada tiga aspek utama dan
aspek-aspek ini sangat berperan dalam ilmu komunikasi
diantaranya :
1. Ontologi, Kata ontologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu ontos dan logos. Ontos artinya
ada dan logos artinya ilmu. Jadi disimpulkan
bahwa ontologi merupakan ilmu yang
membahas tentang keberadaan atau
merupakan sebuah ilmu yang membahas
tentang hakikat dari segala sesuatu yang ada
baik itu berupa realitas fisik maupun metafisik.
Ontologi juga dapat diartikan sebagai cabang
filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih
sempit lagi sifat fenomena yang ingin diketahui.
Dalam ilmu pengetahuan sosial ontologi
terutama berkaitan dengan sifat interaksi
sosial. Menurut Litle John, ontologi adalah
mengerjakan terjadinya pengetahuan dari
sebuah gagasa tentang realitas. Bagi ilmu
sosial, ontologi memiliki keluasan eksistensi
kemanusiaan.
Dalam komunikasi, ontologi berperan
mengkaji hakikat komunikasi, yakni mengkaji
apa yang dimaksud dengan komunikasi.
8
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT
2. Epistemologi, Kata epistemologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu episteme dan logos.
Episteme artinya pengetahuan dan logos
artinya teori atau ilmu. Jadi, epistemologi
merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang
sumber pengetahuan atau asal mula metode,
struktur, dan valid tidaknya suatu
pengetahuan.
Epistemologi juga dapat diartikan sebagai
cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat,
metode, dan batasan pengetahuan manusia
yang bersangkutan dengan kriteria bagi
penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan.
Epistemologi pada dasarnya adalah cara
bagaimana pengetahuan disusun dari bahan
yang diperoleh dalam prosesnya
menggunakan metode ilmiah. Medode adalah
tata cara dari suatu kegiatan berdasarkan
perencanaan yang matang dan mapan,
sistematis dan logis.
Dalam kajian komunikasi, epistemologi
berperan menjelaskan metode atau teori
komunikasi. epistemologi mengkaji proses
9
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT
komunikasi, atau bagaimana komunikasi itu
dilakukan.
3. Aksiologi, berasal dari bahasa Yunani yaitu
axio dan logos. Axio artinya pantas atau layak
sedangkan logos. Jadi, aksiologi merupakan
suatu teori nilai yang berhubungan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang telah
diperoleh. Aksiologi sendiri dapat diartikan
sebagai sebuah ilmu yang membahas tentang
hakikat manfaat atau kegunaan dari
pengetahuan yang sudah ada. Aksiologi pun
dapat diartikan sebagai cabang filsafat yang
berkaitan dengan nilai seperti etika, estetika,
atau agama. Litle John menyebutkan bahwa
aksiologi merupakan bidang kajian filosofis
yang membahas nilai-nilai.
Aksiologi berperan mengkaji tujuan
diadakannya komunikasi, manfaat komunikasi,
atau substansi dari dilakukannya komunikasi.
Jadi, tiga aspek tersebut mengkaji tentang apa
itu komunikasi, bagaimana komunikasi itu
dilakukan, dan manfaat apa yang dapat
diperoleh dari komunikasi. Dengan adanya
kajian dari ketiga aspek-aspek di atas, jika
diterapkan dalam proses komunikasi, maka
10
FILSAFAT ILMU BAB 2 PENGERTIAN FILSAFAT
komunikasi akan berjalan dengan efektif dan
sistematis.
Cabang-Cabang Filsafat
Gambar 1. Cabang–cabang filsafat
11
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
A. Sejarah Filsafat Barat
Sejarah filsafat dimulai dari filsafat yunani kuno.
Sebelum yunani kuno, orang-orang yunani dahulu kala
mempunyai banyak cerita dan dongeng takhayul. Dan itu
disebut dengan mitos atau Mitologi dimana mitos itu
sangat jauh dari kebenaran sosial. tetapi mitos sudah
merupakan percobaan untuk mengerti tentang rahasia
alam ini. Dari mitos-mitos tersebut pertanyaan timbul.
Apakah alam ini? Darimana asalnya? Bagaimana akhir
kesudahannya? Dengan demikian, melalui mitos-mitos
itulah manusia mencari jawaban tentang asal-usul alam
semesta dan jawaban tersebut diperoleh tanpa bimbingan
rasional.
Pada abad ke-6 SM di Yunani mulai berkembang
suatu sikap baru, dimana masyarakat mulai mencari
jawaban tentang rahasia alam semesta. Dimana mitos
tergantikan oleh rasio dan legenda tergantikan oleh logika.
Sehingga lahirlah filsafat yunani, di mana mitos tidak lagi
menjadi landasan atau acuan mereka untuk mencari dan
memperoleh jawaban tentang alam semesta melainkan
mereka mulai berpikir sendiri atau menggunakan akal
pikiran mereka, untuk mencari jawaban tentang alam
12
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
semesta ini. Ituah yang disebut dengan De-Mitologi
(dipikirkan secara kritis) Oleh karena itu orang yunani
menganggap bahwa fllsafat itu bukanlah ilmu
pengetahuan yang terpisah dari ilmu pengetahuan yang
lainnya, tetapi meliputi segala pengetahuan.
Keistimewaan orang-orang yunani pada masa itu adalah
karena mereka mencari pengetahuan semata-mata hanya
untuk tahu saja, mereka mencintai pengetahuan dan tidak
mengharapkan keuntungan.
Oleh karena itu, beberapa filsuf yunani
mengemukakan pemikirannya tentang alam semesta
seperti, Thales (624-548 SM) “segala sesuatu berasal dari
air”, Anaximander (610-518 SM) “segala sesuatu itu
berasal dari to apeiron, yaitu yang tak terbatas”,
Anaximenes (590-518 SM) “bahwa asal dari alam ini satu
dan tidak terhingga yaitu udara”, Phytagoras (580-500 SM)
“angkalah yang sebenarnya menjadi prinsip dari semua
yang ada”, Demokritos (460-370 SM) “realitas seluruhnya
itu bukan satu, melainkan terususun dari banyak unsur
dan unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi yaitu
atom dan Herakleitos (550-480 SM) “bahwa api adalah
elemen utama, dari segala sesuatu yang timbul.
13
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Proses berpikir pertama kali dilakukan oleh Socrates
(469-399 SM). Socrates pertama kali memperkenalkan
dialektika. Socrates merupakan guru dari plato (427-347
SM) dan Aristoteles (384-322 SM) merupakan murid sari
Plato. Dimana Plato adalah filosoif yang pertama kali
memperkenalkan rasionalisme. Kemudian Aristoteles
melahirkan Metafisika, Logika,Sains dan Empirisme.
Aristoteles beranggapan bahwa sebenarnya bukan
rasionalisme yang harus dijadikan sebagai pegangan
bhawa yang ada itu berdasarkan pada rasionalitas tetapi
pada empirisme yaitu pengalaman kita.
Pada abad pertengahan dogma-dogma pemikiran
agama sangat mendominasi. Makanya abad ini dikenal
sebagai abad kegelapan bagi ilmu pengetahuan.
mengapa? Karena ilmu pengetahuan pada masa ini tidak
berkembang karena semua didominasi oleh dogma.
Sehingga ada upaya para filosof dan politisi untuk
memisahkan antara gereja dengan Negara untuk
menghilangkan dogma itu. Disitulah awalnya mengapa
agama ini dipisahkan. Kemudian setelah abad ini
muncullah abad Renaissance 14 – 15 M dimana tokoh
yang ada pada masa ini adalah Leonardo Da
Vinci,Copernicus,Kepler,Galileo-Galilei, dan Francis
Bacon. Setelah Renaissance ada masa yang disebut
14
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
dengan abad pencerahan atau Aufklarung 18 M. tokoh
atau filsuf yang ada pada abad inni adalah
Voltaire,JJ.Rousseau,Montesquieu dan Immanuel Kant.
Di era modern ketika ilmu pengetahuan sudah
semakin maju kemudian mereka menemukan suatu
pandangan bersama yang disebut sebagai paradigma
ilmu pengetahuan. paradigma ini adalah semacam
kesepakatan atau kepercayaan para llmuan dari suatu
komunitas yang sama terhadap suatu pandangan tertentu.
Cabang filsafat yang berbicara tentang yang ada itu
disebut ontologi. Dari yang ada ini lahir pemahaman
bahwa alam semestas ini adalah sifatnya mutlak atau
theodecea dan tidak mutlak atau bisa berubah-ubah. Yang
tidak mutlak ini muncul anggapan tentang alam yang
disebut dengan kosmologi dan tentang manusia secara
khusus atau kita kenal dengan antropologi. Yang
berkaitan dengan manusia muncul pemahaman cabang
pemikiran baru yaitu kognitif (epistemologi dan logika),
Afektif (estetika) dan psikomotor (etika).
Aliran- aliran dalam filsafat
1. Rasionalisme
Rasionalisme ini beranggapan bahwa
pengetahuan tidak didasarkan pada
15
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
pengalaman empiris melainkan pengetahuan
yang kita ketauhi ini didasarkan atas asas-asas
apriori (mendahului pengalaman) yang terdapat
di dalam rasio kita.. Misalnya hubungan
komunikasi, apakah manusia itu perlu
melakukan hubungan untuk bisa menyampaikan
pesan-pesannya atau apakah kewajiban
interaksi harus ada?. Menurut rasionalisme kita
tidak perlu berdasarkan empirisme atau
berdasarkan pengalaman interaksi untuk bisa
mengetahui bahwa berinteraksi itu penting.
Untuk bisa mengetahui apakah interaksi itu
penting dalam proses komunikasi, yaitu cukup
berdasarkan proses atau asas-asas apriori atau
sebelum kita mengalami interaksi itu kita sudah
berpikir secara rasional.
Oleh karena itu, rasionalisme berdasarkan
dari aksioma-aksioma, prinsip-prisip atau
definisi-definisi umum lebih dahulu sebelum
menjelaskan kenyataan. Misalnya untuk
mengetahui apakah interaksi itu penting?,
pertama kita harus mencari definisi interaksi
dengan jelas yaitu melakukannya lewat proses
apriori. Dengan demikian kita bisa menentukan
16
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
bahwa proses komunikasi memang memerlukan
interaksi sosial. kaum rasionalis menganut teori
kebenaran sebagai koherensi artinya memiliki
hubungan sebab-akibat. Jadi ilmu pengetahuan
menurut kaum rasionalis itu bisa diperoleh
hanya.lewat proses berpikir. Tokoh-tokoh yang
menganut aliran ini adalah Rene
Descartes,Spinoza,Leibniz.
2. Empirisme
Empirisme ini berpandangan bahwa
pengetahuan kita berasal dari pengalaman
(empiria) tidak berdasarkan rasionalisme. Artinya
untuk memperoleh ilmu pengetahuan kita harus
melakukan observasi atau mengalaminya. Dan
ini berbeda dengan rasionalisme. Jadi,
empirisme itu adalah upaya untuk melakukan
observasi. Objek yang akan menjadi ilmu
pengetahuan itu lebiih dahulu harus terobservasi
atau tangible artinya bisa dilihat, didengar,diraba
dan dirasakan dan metodenya adalah
observasi.Dengan kata lain, pengetahuan itu
tidak bersifat a priori melainkan a posteriori atau
mengikuti pengalaman. Empirisme juga
berdasarkan pada asas berpikir induktif yaitu
17
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
menyimpulkan yang bersifat umum dari data-
data pengalaman konkret.
Empirisme menganut teori kebenaran
sebagai korespondensi. Artinya pengetahuan
yang kita ketahui harus korespondensi yaitu
berhubungan terhadap fakta atau pernyataan
yang ada di alam atau objek yang dituju kepada
pernyataan tersebut. Sesuatu bersifat benar jika
ada korenspondensi antara objek yang kita
pikirkan dan objek yang sama yang berasal dari
luar pikiran. Tokoh-tokoh empirisme diantara ada
Thomas,Hobbes,John,Locke,George,Berkeley,
David Hume.
3. Idealisme
idealisme ini beranggapan bahwa realitas
terdiri atas ide-ide, pikira-pikiran,akal (mind)
atau jiwa (self). Dan bukan benda material dan
kekuatan.idealisme menekankan mind sebagai
hal yang lebih dahulu (primer) daripada materi.
Materialisme berpendapat sebaliknya,
materialisme beranggapan bahwa materi itulah
hal yang nyata. Idealisme mengatakan bahwa
akal itulah hal yang nyata dan materi hanyalah
18
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
merupakan produk sampingan. Dengan
demikian, idealisme mengandung pengingkaran
bahwa dunia ini pada dasarnya sebagai sebuah
mesin besar yang harus ditafsirkan sebagai
materi, mekanisme atau kekuatan saja.
Alam, bagi orang yang menganut aliran ini
mempunyai arti, yang di antara aspek-aspeknya
adalah perkembangan manusia. Oleh karena itu,
seorang idealis akan berpendapat bahwa,
terdapat suatu harmoni yang dalam arti manusia
dengan alam. Apa yang “tertinggi dalam jiwa”
juga merupakan “yang terdalam dalam alam”.
Manusia merasa alam adalah rumahnya, alam
bukan merupakan makhluk hidup melainkan
alam adalah suatu sistem yang logis dan spiritual.
Jiwa (self) adalah bagian yang sebenarnya dari
proses alam. Proses ini dalam tingkat yang tinggi
menunjukkan dirinya sebagai
aktivis,akal,jiwa,atau perorangan. Manusia
sebagai suatu bagian dari alam menunjukkan
struktur alam dalam kehidupan sendiri. Tokoh
aliran idealisme adalah George Berkeley (1685-
1753).
4. Realisme
19
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Real berarti yang aktual, atau yang ada, kata
tersebut menunjuk kepada benda-benda atau
kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh,
artinya bukan sekedar khayalan atau apa yang
ada dalam pikiran. Reality artinya keadaan atau
sifat benda yang real atau yang ada, yakni
bertentangan dengan yang tampak. Dalam arti
umum, realisme berarti kepatuhan kepada fakta,
kepada apa yang terjadi, bukan kepada yang
diharapkan atau yang diinginkan.
Realisme beranggapan bahwa benda-benda
dan kejadian-kejadian bukan sekedar ingatan
atau pemikiran kita tetapi yang nyata itu harus
ditunjukkan adanya. Filsuf-filsuf pada aliran
realisme adalah Macmurray,Harold H.Titus.
B. Periodesasi filsafat barat dan perkembangannya
The ancient world (masa klasik/kuno): 750 SM –
250 M
Masa Yunani kuno
Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode
filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini
ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana
arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang
20
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
diamati disekitarnya. Mereka membuat pernyataan-
pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafati
(berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta
(arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di
belakang segala sesuatu yang serba berubah. Adapun
filsuf yang terkenal pada masa ini diantaranya :
1. Thales (624-548 SM)
Thales dari Miletus dianggap sebagai orang
pertama yang berupaya mencari jawaban atas
pertanyaan tentang asal segala benda alam ini. la
tinggal di sebuah pulau dan setiap hari ia melihat
lautan luas, yang disamping dapat memberikan
kehidupan bagi masyarakat di pulau itu, juga dapat
menimbulkan bencana bagi para nelayan.
Pendapat Thales bahwa azaz pemula ini adalah
air, yang merupakan azaz kehidupan segala sesuatu.
Semuanya berasal dari air dan semuanya kembali lagi
menjadi air. Bahwa bumi terletak di atas air dan
bumi sebagai bahan yang muncul dari air dan
terapung di atasnya.
2. Anaximandros (610-518 SM)
21
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Pemikirannya, dalam memberikan pendapat
tentang Arche (asas pertama alam semesta), ia
tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat
diamati oleh indera, akan tetapi ia menunjuk dan
memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati
indera, yaitu apeiron, sebagai sesuatu yang tidak
terbatas, abadi sifatnya, tidak berubah-ubah, ada
pada segala-galanya dan sesuatu yang paling
dalam. Alasannya, apabila tentang arche tersebut ia
menunjuk pada salah satu unsur tersebut akan
mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai
dengan sifatnya, sehingga tidak ada tempat bagi
unsur yang berlawanan.
3. Anaximenes (590-518 SM)
Anaximenes juga mengajarkan bahwa asal dari
alam ini satu dan tidak terhingga. Hanya saja ia tidak
dapat menerima ajaran Anaximenes, bahwa yang asal
itu tidak ada persamannya dengan barang yang lahir
dan tidak dapat dirupakan. Baginya yang asal itu
mestilah satu daripada yang ada dan yang tampak.
Barang yang asal itu adalah udara. Yaitu satu dan tak
berhingga. Pandangan Anaximenes tersebut
didasarkan atas alasan-alasan sebagai berikut:
22
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
• Suatu kenyataan bahwa udara itu terdapat dimana-
mana.
• Suatu keistimewaan dari udara ialah senantiasa
bergerak terus-menerus, tidak ada henti-
hentinya,karena itu udara memegang peranan yang
penting sekali dalamberbagai macam kejadian pada
alam ini.
• Udara adalah unsur kehidupan. Udara adalah dasar
hidup. Tidak ada sesuatu pun yang hidup tanpa udara.
4. Phytagoras (579-495 SM)
Pythagoras tidak banyak memikirkan tentang
substansi yang menjadikan alam, tetapi ia lebih banyak
memikirkan tentang bentuk dan hubungan antara
berbagai macam benda, sebagai seorang yang ahli
matematika ia sangat tertarik pada bentuk dan
hubungan yang bersifat kuantitatif. Karena itu ia
mencoba mengemukakan pandangan-pandangannya
dengan mengemukakan hakikat dari angka. Ia
berkesimpulan bahwa angkalah sebenarnya yang
menjadi prinsip dari semua yang ada. Number is the
principle of all being. Karena itulah ia berkesimpulan
bahwa di balik fenomena yang kita lihat ini terdapat
bilangan. Bilangan itu merupakan dasar bagi
segalanya, karena itu apabila kita dapat memperoleh
23
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
angka yang benar maka kita akan memperoleh
kebenaran sesuatu.
5. Herakleitos (550-480 SM)
Herakleitos tertarik pada masalah perubahan-
perubahan yang terjadi dalam alam. Menurut
Herakleitos, tidak ada satupun di alam ini yang bersifat
tetap atau permanen. Apa yang kelihatan tetap
sebenarnya ia dalam proses perubahan yang tidak ada
henti-hentinya. Adapun ucapan-ucapan Herakleitos
yang sangat terkenal yang menggambarkan
pandangan filsafatnya itu, seperti “semuanya mengalir
dan tidak ada satu pun yang tinggal menetap”. “engkau
tidak bias turun dua kali ke dalam sungai yang sama.”
“matahari adalah baru setiap hari”.
Herakleitos berkeyakinan bahwa api adalah
elemen utama,segala dari segala sesuatu yang timbul.
Api itu merupakan lambang perubahan-perubahan
dalam alam ini, sebab nyala api itu selalu memakan
bahan bakar yang baru, dan bahan bakar itu selalu
senantiasa berubah menjadi asap dan abu.
24
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
6. Parminides (515-445 SM)
Ialah yang pertama kali memikirkan tentang
hakikat tentang ada (being). Ia terkenal sebagai ahli
pikir yang melebihi siapa saja pada masanya.
Filsafatnya adalah “yang realitas dalam alam ini hanya
satu,tidak bergerak,dan tidak berubah”. Dasar
pemikiranya adalah yang ada itu ada, mustahil tidak
ada. Perubahan itu berpindah dari ada menjadi tidak
ada,itu mustahil,sebagaimana mustahilnya yang tidak
ada menjadi ada.
Konsekuensi dari pandangan demikian adalah:
• Bahwa “yang ada“ ialah satu dan tidak berbagai,
karena itu pluralitas tidak mungkin ada.
• Bahwa “yang ada” itu tidak dijadikan,dan tidak akan
dimusnahkan.
• Bahwa “yang ada” itu sempurna,tidak ada sesuatu
yang dapat ditambahkan padanya,dan tiidak ada
sesuatu yang dapat diambil daripadanya.
• Bahwa “yang ada” itu mengisi segala tempat, sehingga
tidak ada ruang yang kosong,sebab kalau ada ruang
yang kosong, maka “yang ada” akan ada dalam
pergerakan,dan pergerakan berarti perubahan. Hal
serupa ini tidak mungkin.
7. Demokritos dan Leukippos ( 460-371 SM)
25
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Mereka merupakan filsuf atomis yang berusaha
memecahkan masalah yang diajukkan oleh filsuf-filsuf
elea. Mereka berpendapat bahwa realitas seluruhnya
itu bukan satu,melainkan tersusun dari banyak unsur
dan unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi.
Unsur itu adalah atom. Atom merupakan bagian yang
terkecil,sehingga tidak terlihat oleh mata.bentuknya
berbeda-bedaa dan tidak mempunyai kualitas. Menurut
Leukippos dan Demokritos jumlah atom itu kecil dan
tidak dapat dilihat. Atom tidak dapat dimusnahkan.
Masa Yunani klasik
Pada periode yunani klasik ini perkembangan
filsafat menunjukkan kepesatan, yaitu ditandainya
semakin besar minat orang terhadap filsafat. Aliran
yang mengawali periode yunani klasik ini adalah
Sofisme. Penamaan aliran sofisme ini berasal dari kata
sophos yang artinya cerdik pandai. Salah satu tokoh
Sofisme adalah: Gorgias (480-380 SM) menurut
pendapatnya, yang penting adalah bagaimana
dapat meyakinkan orang lain agar menerima
pendapat kita. Dengan demikian, dalam berdebat
26
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
bukan mencari kebenaran akan tetapi bagaimana
memenangkan perdebatan
Para ahli yunani klasik yang hidup pada masa
ini arah pemikirannya pada manusia maka,corak
pemikiran filsafatnya: antroposentris. Hal ini
disebabkan, arah pemikiran para ahli Yunani Klasik
tersebut memasukkan manusia sebagai subyek yang
harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya.
Adapun para filosof yunani klasik diantaranya:
1. Socrates (469-399 SM)
Socrates lahir di Athena pada tahun 469 SM. Ia
tidak banyak diketahuii tetapi sumber utama tentang
dirinya dapat diperoleh dari tulisan Aristophanes, Plato
bersama Aristoteles. Orang yang banyak menulis
tentang Socrates adalah Plato yang berupa dialog-
dialog.
Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk
menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaitu dengan
menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang
keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan
keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang
dihasilkan. Socrates menggunakan metode tertentu
27
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
untuk membuktikan adanya kebenaran yang objektif,
Metode itu bersifat praktis dan dijalankan melalui
percakapan-percakapan dengan cara menganalisis
tentang pendapat- pendapat. Socrates selalu
menganggap jawaban pertama sebagai hipotesis
sedangkan jawaban-jawaban selanjutnya ditarik
konsekuensi-konsekuensi yang dapat disimpulkan dari
jawaban-jawaban tersebut. Metode yang digunakan
oleh Socrates disebut dengan dialektika, karena dalam
pengajarannya dialog memegang peranan penting.
2. Plato (427-347 SM)
Plato adalah pengikut Socrates yang taat diantara
para pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar.
Selain di kenal sebagai ahli pikir, Plato juga dikenal
sebagai seorang sastrawan yang terkenal.
Tulisannya sangat banyak, sehingga keterangan
tentang dirinya dapat diperolehnya secara cukup.
Ia menerangkan manusia itu sesungguhnya berada
dalam dua dunia, yaitu dunia pengalaman yang
bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan berubah;
dan dunia ide yang bersifat tetap, hanya satu macam
dan tidak berubah. Dunia pengalaman merupakan
bayang-bayang dari dunia ide. Sedangkan dunia
28
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu
dunia realitas dan dunia inilah yang menjadi
"model" dunia pengalaman. Dengan demikian dunia
yang sesungguhnya atau dunia realitas itu adalah
dunia ide.
3. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles mengemukakan teori Hilemorfisme
(Hyle = Materi, Morphe = bentuk), menurut teori ini,
setiap benda jasmani memiliki dua hal yaitu bentuk
dan materi, sebaga contoh, sebuah patung pasti
memiliki dua hal yaitu materi atau bahan baku patung
misalnya kayu atau batu, dan bentuk misalnya bentuk
kuda atau bentuk manusia, keduanya tidak mungkin
lepas satu sama lain, contoh tersebut hanyalah untuk
memudahkan pemahaman, sebab dalam pandangan
Aristoteles materi dan bentuk itu merupakan prinsip-
prinsip metafisika untuk memperkukuh
dimungkinkannya Ilmu pengetahuan atas dasar bentuk
dalam setiap benda konkrit.
Teori hilemorfisme juga menjadi dasar bagi
pandangannya tentang manusia, manusia terdiri dari
29
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
materi dan bentuk, bentuk adalah jiwa, dan karena
bentuk tidak pernah lepas dari materi, maka
konsekuensinya adalah bahwa apabila manusia mati,
jiwanya (bentuk) juga akan hancur. Disamping
pendapat tersebut Aristoteles juga dikenal sebagai
Bapak Logika yaitu suatu cara berpikir yang teratur
menurut urutan yang tepat atau berdasarkan
hubungan sebab akibat. Dia adalah filsuf yang pertama
kali membentangkan cara berpikir teratur dalam suatu
sistem, yang intisarinya adalah Silogisme. Menurut
Aristoteles, pengetahuan baru dapat dihasilkan melalui
dua cara yaitu induksi dan deduksi Induksi tergantung
pada pengetahuan indrawi sedangkan deduksi atau
silogisme sama sekali lepas dari pegetahuan indrawi.
Itulah sebabnya mengapa Aristoteles menganggap
deduksi sebagai cara sempurna menuju pengetahuan
baru. Beberapa filsuf yang lain pada masa ini antara
lain. Tabel 1. Pendapat Filsuf Era The Ancient World
Laozi Filsuf Pendapat
(abad ke-6 SM) The Dao that can be told is not
the eternal Dao
Pyhtagoras (579-495 SM) Angka adalah penguasa bentuk
dan ide
Xenophanes (570 SM) Bahwa adanya konflik antara
30
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Siddharta Gautama ( 563- pemikiran filsafat (rasio) dengan
483 SM )
Confucius (551-479 SM) pemikiran mitos.
Heraclitus (550-480 SM) Happy is he who has overcome
Perminedes(515-445 SM) his ego
Hold faithfulness and sincerity as
Protagoras ( 490-420 SM) first principles
Filsuf
Api adalah elemen utama dari
Mozi ( 470-391 SM) segala sesuatu yang timbul
Epicurus ( 341-270 SM) Yang realitas dalam alam ini
Diogenes ( 404-323 SM) hanya satu,tidak bergerak,dan
Zeno (366-264 SM) tidak berubah
Empedocles(490-435 SM) Man is the measure of all things
Pendapat
Filsafatnya menekankan cinta
universal, tatanan sosial,
kehendak, berbagi, dan
menghormati yang layak
Bahwa agar manusia dalam
hidupnya bahagia terlebih
dahulu harus memperoleh
ketenangan jiwa (ataraxia)
Keutamaan tentang yang baik
adalah ketika manusia memiliki
rasa puas diri dan mengabaikan
segala kesenangan duniawi
Gerak itu tidak ada
Realitas tersusun oleh empat
unsur yaitu: api, udara, tanah dan
air
Anaxagoras(499-420 SM) Bahwa timbul dan hilang itu ada.
31
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Missing link (Masa Patristik)
Istilah Patristik dari kata latin pater atau Bapak,
yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin
gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli
pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan
sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang
menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya.
Bagi mereka yang menolak, alasannya karena
beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber
kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada
jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil
metodosnya saja (tata cara berpikir). Juga,
walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia,
akan tetapi manusia juga sebagai ciptaan
Tuhan.Jadi,memakai atau menerima filsafat Yunani
diperbolehkan selama dalam hal-hal tertentu tidak
bertentangan dengan agama.
Adapun para filsuf masa patristik diantaranya :
1. Justinus Martir
Menurut pendapatnya, agama Kristen
bukan agama baru, karena Kristen lebih tua
dari filsafat Yunani dan Nabi Musa dianggap
32
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal
Musa hidupnya sebelum Socrates dan Plato.
Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah
menurunkan hikmahnya dengan memakai
hikmah Musa. Selanjutnya dikatakan, bahwa
filsafat Yunani itu mengambil dari kitab
Yahudi.
Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus
adalah logos. Jadi, agama Kristen lebih
bermutu dibanding dengan filsafat Yunani.
Demikian pembelaan Justinus martir.
2. TertuIIianus (160-222 SM)
la dilahirkan bukan dari keluarga Kristen,
tetapi setelah melaksanakan pertobatan ia
gigih membela Kristen dengan fanatic, la
menolak kehadiran filsafat Yunani, karena
filsafat dianggap sesuatu yang tidak perlu.
Pendapatnya , bahwa wahyu Tuhan sudahlah
cukup, dan tidak ada hubungan antara teologi
dengan filsafat. Tidak ada hubungan antara
Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani
(pusat filsafat), tidak ada hubungan antar gereja
dengan akademi, tidak ada hubungan antara
Kristen dengan penemuan baru.
33
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
3. Augustinus (354-430 SM)
Sejak mudanya ia telah mempelajari
bermacam- macam aliran filsafat, antara lain
Platonisme dan skeptisisme. la telah diakui
keberhasilannya dalam membentuk filsafat
Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat
abad pertengahan, sehingga ia dijuluki sebagai
guru skolastik yang sejati. Ia seorang tokoh
besar dibidang teologi dan filsafat.
Setelah ia mempelajari aliran skeptisisme,
ia kemudian tidak menyetujui atau
menyukainya, karena di dalamnya terdapat
pertentangan batiniah. Orang dapat meragukan
segalanya, akan tetapi orang tidak dapat
meragukan bahwa ia ragu-ragu.
Seseorang yang ragu-ragu sebenarnya ia
berpikir dan seseorang yang berpikir
sesungguhnya ia berada (eksis). Menurut
pendapatnya, daya pemikiran manusia ada
batasnya, tetapi pikiran manusia dapat
mencapai kebenaran dan kepastian yang
tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi.
Artinya, akal pikir manusia dapat
berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang
34
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
lebih tinggi. Menurut Augustinus dalam
pemikirannya, dia mengatakan dibalik
keteraturan dan ketertiban alam semesta ini
pasti ada yang mengendalikan yaitu Tuhan.
Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama.
The Medieval World (Abad Pertengahan/Masa
Skolastik) : 250-1500 M
Filsafat Barat abad pertengahan juga dapat
dikatakan sebagai zaman kegelapan (masa sklolastik).
Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat
itu tindakan gereja sangat membelenggu
kehidupaan manusia. Manusia tidak lagi memiliki
kebebasan untuk mengembangkan potensi yang
terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir saat itu juga
tidak memiliki kebebasan berpikir. Apalagi terdapat
pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan
ajaran agama dan gereja. Siapapun orang yang
mengemukakannya akan mendapat hukuman berat.
Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-
penyelidikan rasio terhadap agama. Karena itu kajian
terhadap agama (teologi) yang tidak berdasarkan
pada ketentuan gereja akan mendapat larangan
yang ketat. Yang berhak mengadakan penyelidikan
terhadap agama adalah gereja.
35
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
1. Avicenna/Ibnu Sina ( 980-1037 M)
Ibn Sina berpendapat bahwa akal
pertama mempunyai dua sifat-sifat wajib
wujudnya, sebagai pancaran dari Allah
dan sifat mungkin wujudnya jika ditinjau dari
hakekat dirinya dan atau necessary by virtue
of the necessary being dan possible in
essence). Dengan demikian ia mempunyai
tiga obyek pemikiran: Tuhan, dirinya sebagai
wajib wujudnya dan dirinya sebagai mungkin
wujudnya. Dari pemikiran tentang Tuhan
timbul akal-akal, dari pemikiran tentang
dirinya sebagai wajib wujudnya timbul jiwa-
jiwa dan dari pemikiran tentang dirinya
sebagai mungkin wujudnya timbul langit-
langit.
2. Thomas Aquinas (1225-1274 M)
Menurut pendapatnya, semua kebenaran
asalnya dari Tuhan. Kebenaran diungkapkan
dengan jalan yang berbeda-beda,
sedangkan iman berjalan di luar jangkauan
pemikiran.
Tabel 2. Pendapat Filsuf Era The Medieval World
36
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
R Filsuf Pendapat
e Boethius (480-252 M) Bahwa filsafat merupakan
n pendahulu kepada agama.
a Avicenna/Ibnu Sina ( 980- Jiwa berbeda dengan raga
i 1037 M)
s Anselmus (1033-1109 M) Bahwa berpikir harus sejalan
s dengan iman
a Averroes/Ibnu Rusyd Filsafat dan agama tidak
n (1126-1198 M) bertentangan
c Moses Maimonides (1135- God has not atributes
e 1204 M)
Jalalad-Din Muhammad Don’t grieve anything you lose
Rumi (1207-1273 M) comes around in another form
Nikolaus von Kues (1401- Menurut pendapatnya, terdapat
1464 M) tiga cara untuk mengenal, yaitu:
lewat indera, akal dan intuisi.
Desiderius Erasmus To know nothing is the happiest
(1466-1536 M) life
Age Of Reason (Zaman Pencerahan): 1500-1750
M
Pada masa Renaissance muncul aliran yang
menetapkan kebenaran berpusat pada manusia,
yang kemudian disebut dengan Humanisme.
Aliran ini lahir disebabkan kekuasaan gereja yang
telah menafikan berbagai penemuan manusia,
bahkan dengan doktrin dan kekuasaannya, gereja
telah meredam para filosof dan ilmuan yang
37
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
dipandang dengan penemuan ilmiahnya telah
mengingkari kitab suci yang selama ini telah diacu
oleh kaum kristian. Humanisme menghendaki
ukuran haruslah dibuat oleh manusia. Karena
manusia mempunyai kemampuan berpikir,
Humanisme menganggap manusia mampu
mengatur dirinya dan mengatur dunia.
1. Nicolaus Copernicus (1473-1543 M)
Ia disebut sebagai Founder of
Astronomy. Ia mengembangkan teori bahwa
matahari adalah pusat jagad raya dan bumi
mempunyai dua macam gerak yaitu
perputaran sehari-hari dan perputaran
tahunan mengitari matahari.
2. Johannes Kepler (1571-1630 M)
Ia menyimpulkan bahwa setiap planet
mengitari matahari dalam orbit elips pada
kecepatan yang bervariasi sesuai dengan
jaraknya dari matahari.
3. Galileo Galilei (1564-1642 M)
Ia menemukan bahwa sebuah peluru
yang dtembakkan membuat suatu gerak
parabola,bukan gerak horizontal yang
38
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
kemudian berubah menjadi gerak vertical.
Selain itu ia juga berhasil mengamati bentuk
Venus dan menemukan beberapa satelit
Jupiter.
4. Francis Bacon (1562-1626 M)
Bahwa ilmu pengetahuan hanya
dapat dihasilkan melalui
pengamatan,eksperimen dan harus
berdasarkan data-data yang tersusun.
5. Rene Descartes ( 1596-1650 M)
Filsafat adalah kumpulan segala
pengetahuan dimana Tuhan, alam dan
manusia menjadi pokok penyelidikan.
Semua peristiwa dapat dijelaskan melalui
percobaan-percobaan ilmiah, sehingga ia
menolak berbagai bentuk sihir, astrologi, dan
takhayul lainnya. “SAYA BERPIKIR MAKA
SAYA ADA” "COGITO ERGO SUM”
Tabel 3. Pendapat Filsuf Era Reinaissance
39
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Filsuf Pendapat
Niccolo Machiavelli Ide pokok pemikirannya
(1469-1527 M) adalah negara jangan
sampai dikuasai oleh agama,
Michel de Montaigne sebaliknya negara harus
(1533-1592 M) mendominasi agama.
Thomas Hobbes ( 1588- Ketenaran dan ketenangan
1679 M) tidak akan pernah bisa
menjadi teman tidur
Blaise Pascal (1623-1662 Bahwa ilmu filsafat adalah
M) suatu ilmu pengetahuan
yang sifatnya umum.
Benedictus Spinoza Karena filsafat adalah
(1632-1677 M) suatu ilmu pengetahuan
tentang akibat-akibat atau
John Locke (1632-1704 tentang gejala- gejala yang
M) diperoleh dari sebabnya.
Manusia selalu dianggap
sebagai misteri yang
tidakdapat diselami sampai
dasarnya. Ada yang lebih
penting dari rasio yaitu hati.
Tuhan adalah penyebab
segala sesuatu, yang ada di
dalam dirinya (bahwa hanya
ada satu substansi yaitu
Tuhan)
Tidak ada sesuatu dalam
jiwa yang dibawa sejak lahir,
melainkan pengalamanlah
yang membentuk jiwa
40
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Filsuf Pendapat
seseorang.
Gottfries Leibniz (1646- Substansi itu jumlahnya tidak
1716 M) terhingga yang disebut
dengan monade.
George Berkeley (1685- Bahwa ketertiban dan dan
1753 M) konsistensi alam adalah riil
disebabkan oleh akal yang
aktif yaitu akal Tuhan,akal
yang tertinggi adalah
pencipta dan pengatur alam.
The Age Of Revolution (Masa Revolusi) : 1750-
1900 M
Filsafat semakin terfokus pada isu-isu
politik .Pada zaman ini ajaran Rene Decartes sangat
berpengaruh sehingga melahirkan generasi filsuf
pemikir yang politis dan radikal. Dan revolusi besar-
besaran terjadi di prancis. Filsuf yang terkenal pada
masa ini yaitu:
1. Voltaire (1694-1778 M
41
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Voltaire telah menanam benih-benih gagasan
“revolusioner” dalam masyarakat intelektual
Prancis.
2. David Hume (1711-1776 M)
Dimana pemikiran filsafat di isi dengan upaya
manusia, bagaimana cara/ sarana apa yang
dipakai untuk mencari kebenaran dan
kanyataan.
3. Immanuel Kant (1724-1804 M)
Ia mengupayakan agar filsafat menjadi ilmu
pengetahuan yang pasti dan berguna, yaitu
dengan cara membentuk pengertian-pengertian
yang jelas dan bukti yang kuat.
Filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup didalamnya
empat persoalan yaitu :
1) Apakah yang dapat kita ketahui ? (dijawab
olehmetafisika)
2) Apakah yang boleh kita kerjakan ? (dijawab
olehagama)
3) Sampai dimanakah pengharapan kita ?
(dijawab oleh etika)
42
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
4) Apakah yang dinamakan manusia?
(jawabnya: antropologi)
4. Karl Marx (1818–1883 M)
Karl Marx merupakan salah satu filosof
dengan gagasannya yang sering mengejutkan
orang-orang sekitarnya. Materialisme historis
menjadi ciri khas pembahasan Karl Marx.
Materialisme historis dipahami sebagai sejarah
yang dikaitkan dengan materi. Hal ini
dikarenakan keberadaan menentukan
kesadaran, artinya kondisi-kondisi kehidupan
materi menentukan kesadaran normative
seseorang. Pemikiran Marx sangat
dipengaruhi oleh Hegel, meskipun antara
keduanya berbeda. Hegel menjadikan ide
sebagai pusatnya, sedangkan Marx materilah
yang menjadi sumber segalanya. Adapun filsul
yang lain pada zaman ini antara lain:
43
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Tabel 4. Pendapat Filsuf Era The Age Of Revolution
Filsuf Pendapat
Jean-Jacques Rousseau Mengemukakan teori
(1712-1778 ) kontrak sosial dilakukan
dengan; pertama, kontrak
Adam Smith (1723-1790 ) sosial hanya dilakukan
Edmund Burke (1729-1797) hanya antara sesama
Jeremy Bentham (1748– rakyat atau anggota-
1832 ) anggota masyarakat,
Mary Wollstonecraft (1759– kedua, melalui kontrak
1797 ) sosial itu masing-masing
Johann Gottlieb Fichte melimpahkan segala hak
(1762–1814 ) perorangannya kepada
Friedrich Schlegel (1772- komunitas sebagai suatu
1829 ) keutuhan.
Man is an animal that
Arthur Schopenhauer makes bargains
(1788–1860 ) Society is indeed a contract
The greatest happiness for
the greatest number
Mind has no gender
What sort of philosophy one
chooses depends on what
sort of person one is
About no subject is there
less philosophizing than
about philosophy
Every man takes the limits
of his own field of vision for
44