FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Ludwig Andreas Feuerbach the limits of the world
(1804–1872 ) Theology is anthropology
John Stuart Mill (1806–
1873 ) Over his own body and
Soren Kierkegaard (1813– mind, the individual Is
1855 ) sovereign.
Kebenaran ini tidak berada
Henry David Thoreau pada suatu sistem yang
(1817–1862 ) umum tetapi berada
Charles Sanders Peirce dalam eksistensi yang
(1839–1914 ) individu, yang konkret.
Must the citizen ever resign
William James (1842– his conscience to the
1910 ) legislator?
Suatu hipotesis (dugaan
Arthur Schopenhauer sementara/ pegangan
(1788–1860 ) dasar) itu benar bila bisa
Ludwig Andreas Feuerbach diterapkan dan
(1804–1872 ) dilaksanakan menurut
tujuan kita.
Bahwa tiada kebenaran
yang mutlak, yang berlaku
umum, bersifat tetap, yang
berdiri sendiri dan terlepas
dari segala akal yang
mengenal.
Every man takes the limits
of his own field of vision for
the limits of the world
Theology is anthropology
45
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
The Modern World (Masa Modern) : 1900-1950 M
Pada masa abad modern ini pemikiran filsafat
berhasil menempatkan manusi pada tempat yang
sentral dalam pandangan kehidupan,sehingga corak
pemikirannya: antroposentris, yaitu pemikiran
filsafatnya mendasarkan pada akal pikir dan
pengalaman. Ciri filsafat modern adalah antuasias
terhadap hal-hal yang beersifat konkret,seperti alam
semesta,manusia,hidup bermasyarakat,dan sejarah.
Dengan kata lain segala segi dari kenyataan yang
nampak dijadikan sasaran penyelidikan.
Zaman Modern dikenal juga sebagai masa
Rasionalisme yang ditandai dengan berbagai
penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern sudah dirintis sejak
Zaman Renaissance. Para filsuf zaman modern
menegaskan bahwa pengetahuan berasal dari diri
manusia sendiri. Aliran rasionalisme beranggapan
bahwa sumber pengetahuan adalah rasio: kebenaran
pasti berasal dari rasio (akal).
1. John Dewey (1859-1952 )
Menurut Dewey filsafat bertujuan
untuk memperbaiki kehidupan manusia serta
46
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
lingkungannya atau mengatur kehidupan
manusia serta aktivitasnya untuk memenuhi
kebutuhan manusiawi.
2. Friedrich Nietzche ( 1844-1900)
Bagi Nietzsche,kemauan untuk
berkuasa merupakan motif dasar tindakan
manusia dan juga merupakan titik pusat
dalam memahami etika. Nietzsche
menegaskan bahwa pengetahuan
merupakan alat untuk mencapai
kekuasaan. Kemauan untuk mendapatkan
pengetahuan, atau kemauan untuk tahu,
tergantung pada besar atau kecilnya
kemauan untuk berkuasa. Tujuan untuk
mendapatkan pengetahuan bukanlah
semata-mata untuk tahu dalam arti
kebenaran mutlak, tetapi untuk tujuan
berkuas
47
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Tabel 5. Pendapat Filsuf Era The Modern World
Filsuf Pendapat 48
Ahad Ha’am (1856– Men with self-confidence
1927 ) come and see and conquer
Ferdinnand de Sausure Every message is made of
(1857–1913 ) signs
Edmund Husserl Bahwa ada kebenaran untuk
(1859–1938 ) semua orang dan manusia
dapat mencapainya.
Henri Bergson (1859– Intuition goes in the very
1941 ) direction of life
George Santayana Those who cannot remember
(1863–1952 ) the past Are condemned to
repeat it
Miguel de Unamuno It is only suffering that makes
(1864–1936 ) us persons
William du Bois (1868– Believe in life
1963 )
Bertrand Russell (1872– Filsafat memeriksa secara
1970 ) kritis asas-asas yang dipakai
dalam ilmu dan kehidupan
Max Scheler (1874– sehari-hari, dan mencari
1928 ) suatu ketidakselarasan yang
dapat terkandung di dalam
Karl Jaspers (1883– asas-asas itu.
Bahwa metode fenomenologi
sama dengan cara tertentu
untuk memandang realitas
Only as an individual can man
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
1969 ) become a philosopher
Filsuf Pendapat
Jose Ortega y Gasset Life is a series of collisions
(1883–1955 ) with the future
Hajime Tanabe (1885– To philosophize,first one must
1962 ) confess
Ludwig Wittgenstein The limits of my language are
(1889-1952 ) the limits of my world
Martin Heideggger (1889–
1976 ) Manusia itu terbuka bagi
Tetsuro Watsuji (1889–
1960 ) dunianya dan sesamanya
The individual’s only true
Rudolf Carnap (1891– moral choice is through self-
1970 ) sacrifice for the community
Walter Benjamin (1892-
1940 ) Logika adalah ilmu terakhir
Herbert Marcuse (1898-
1979 ) bahan filsafat
The only way of knowing a
Hans-George Gadamer person is to love them
(1900-2002 )
Karl Popper (1902–1994 ) Baginya, filsafat masih tepat
untuk dipertahankan sebagai
nama bagi pengetahuan
tentang generalitas yang
tingkatnya paling tinggi. Ini
secara diam-diam dikuatkan
oleh tercangkupnya Tuhan,
alam dan manusia dalam
lingkungannya.
History does not belong to us
but we belong to it
In so far as a scientific
statement speaks about
49
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
reality, it must be falsifiable
Filsuf Pendapat
Theodor Adorno (1903– Intelligence is a moral
1969 ) category
jJean-Paul Sartre (1905– Keberadaan mendahului
1980 ) esensi
Hannah Arendt (1906– The banalitybof evil
1975 )
Emmanuel Levinas Reason lives in language
(1906–1995 )
Maurice Merleau-Ponty In order to see the world, we
(1908–1961) must break with our familiar
acceptance of it
Simone de Beauvoir Man is defined as a human
(1908–1986) being and woman as a female
Williard Van Orman Quine Bahasa adalah seni sosial
(1908–2000)
Isaiah Berlin (1909–1997) The fundamental sense of
freedom is freedom from
Arne Naess (1912–2009) chains
Albert Camus (1913– Berpikir seperti gunung
1960) Life will be lived all the better
if it has no meaning
Contemporary Philosophy (Masa Kontemporer):
1950- Sekarang
Filsafat kontemporer adalah periode dalam sejarah
filsafat Barat yang dimulai pada akhir abad ke-19, pada
50
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
zaman ini meliputi hampir seluruh bidang ilmu dan
teknologi. Pada zaman ini masyarakat lebih terbuka
pemikirannya untuk semua bidang Ilmu pengetahuan.
Zaman kontemporer ini juga ditandai dengan penemuan
berbagai teknologi canggih seperti teknologi komunikasi,
komputer, satelit komunikasi, internet, dan sebagainya.
Bidang ilmu lain juga mengalami kemajuan pesat,
sehingga terjadi spesialisasi ilmu yang semakin tajam.
Ilmuwan kontemporer mengetahui hal yang sedikit, tetapi
secara mendalam. Disamping kecenderungan ke arah
spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara
bidang ilmu satu dengan yang lainnya. Sehingga
dihasilkannya bidang-bidang ilmu baru. Filsafat
Kontemporer yaitu cara pandang dan berpikir mendalam
menyangkut kehidupan pada masa ini.
1. Thomas Kuhn (1922–1996)
Thomas Kuhn berpendapat bahwa ilmu
pengetahuan dapat berkembang melalui cara
revolusi ilmiah, sedangkan revolusi ilmiah terjadi
lewat perubahan paradigma (teori ilmu
pengetahuan).
2. Michel Foucault (1926–1984)
Foucault mengemukakan kekuasaan yang
bersumber dari diri sendiri, yang bersumber
51
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
dari cara kita memandang dan
mengungkapkan kata-kata sehingga dapat
terpancar dalam memperlakukan lingkungan,
termasuk terhadap aspek-aspek yang
dianggap tiada atau menyimpang.
3. Jurgen Habermas (1929)
Teori Habermas mengungkapkan kebutuhan
epistemologis dan etis bagi adanya suatu
komitmen pada sebagian pemikir untuk secara
kritis merefleksikan keyakinan-keyakinan pribadi
dan sosialnya.
Tabel 6. Pendapat Filsuf Era Contemporary Philosophy
Filsuf Pendapat
Roland Barthes (1915– Language is a skin
1980)
Mary Midgley (1919) How would we manage without
a culture?
John Rawls (1921– The principles of justice are
2002) chosen behind a veil of
ignorance
Richard Wollheim Art is a form of life
(1923-2003) Anything goes
Paul Feyerabend Knowledge Is produce to be
52
(1924–1994)
Jean-Francois Lyotard
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
(1924-1998) sold
Frantz Fanon (1925–
1961) For the black man there is only
Noam Chomsky (1928) one destiny and it is white
Jacques Derrida (1930- If we choose, we can live in a
2004) world of comforting illusion
Richard Rorty (1931-
2007) There is nothing outside of the
text
Luce Irigaray (1932)
There is nothing deep down
Edward Said (1935- inside us except what we have
2003) put there ourselves
Helene Cixous (1937) menganalisa penggunaan dan
penyalahgunaan bahasa yang
Julia Kristeva (1941) berhubungan dengan
perempuan
Henry Odera Oruka
(1944–1995) Every empire tells itself and the
Peter Singer (1946) world that it is unlike all other
empires
Slavoj Zizek (1949)
Thought has always worked by
opposition
Who plays god in present-day
feminism?
Philosophy is no only a written
enterprise
In suffering,the animals are our
equals
All the best marxist analyses are
always
analyses of a failure
53
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
C. Sejarah Filsafat Timur
Sejarah filsafat dari timur terbagi menjadi 3, yaitu :
Filsafat India
Filsafat Cina
Filsafat Negara-Negara Islam
1. Filsafat India
India termasuk salah satu tonggak peradaban
tertua di dunia dengan situsnya di sekitar
lembah sungai Indus. Dari penemuan fosil-fosil,
tampak bahwa di daerah itu terdapat dua tipe
penduduk. Pertama, penduduk asli dengan ciri-
ciri:Kulit gelap ( hampir mendekati hitam )Kecil
dan pendekHidung lebar dan pesek dengan
bibir tebal menonjol.Keturunan dari tipe ini
sampai sekarang masih dapat kita jumpai
diantara kasta rendah masyarakat India.Kedua,
mereka yang sekuturunan dengan suku
Mediteranian, ciri-cirinya :Kulit terangTubuh
langsingHidung mancung Bermata lebar
54
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Kedatangan bangsa arya menandai perubahan
penting sejarah filsafat India. Gerak pemikiran
filsafat India sudah dimulai pada zaman Weda
dengan menjadikan alam semesta sebagai
objek utama pembahasannya Manusia
dipandang sebagai bagian kecil dari alam yang
maha luas, sifat-sifat manusia identik dengan
sifat alam ini. Manusia yang demikian tidak
dapat berkonfrontasi dengan alam sehingga
harus mengalah dengan alam, sehingga
manusia lebih banyak menderita.Filsafat India
sebagian besar bersifat mistis dan intuitif , dan
baru berubah saat mulai berkenalan dengan
filsafat barat. Ada tujuh ciri umum dari filsafat
India :Motif spiritual yang mendasarinya.Sikap
introspektif.Mengakui hubungan erat antara
hidup dengan filsafat.IdealisMemberikan peran
sentral intuisi.Mengakui otoritas.Tendensi untuk
mendekati berbagai aspek pengalaman dan
realitas dengan pendekatan sintesis.
2. Filsafat Cina
Dilihat dari sejarahnya filsafat Cina dibagi
kedalam 4 periode besar, yaitu :
55
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
1) Zaman KlasikZaman permulaan filsafat Cina
dikenal dengan nama seratus sekolah, yang
terpenting ada enam sekolah yaitu
Konfusiaisme (bangsa ilmuwan), Taoisme
(rahib-rahib), Yin-Yang (ahli-ahli magis),
Maoisme (Kaum Ksatria), Dialetik (Para
Pendebat), dan Legalisme (Ahli-ahli politik).
2) Zaman Neotaoisme dan BuddhismeZaman
ini dimulainya penafsiran baru terhadap
konsep tao, dikembangkan oleh Wong Pi
dan Hiang Hsiu. Dalam waktu yang
bersamaan dating agama Budha yang
mengreinterpretasi terhadap pemikiran-
pemikiran Hindu.
3) Zaman Neokonfusiaisme Konfusiaisme
klasik menjadi ajaran filsafat terpenting,
Buddhisme melalaikan tiga hal yang sangat
penting dalam Cina yaitu Kepentingan dunia
ini, kepentingan hidup berkeluarga, dan
Kemakmuran material yang merupakan nilai-
nilai tradisonal dalam Cina. Sehingga pada
Zaman ini, ajaran Buddhisme dianggap
asing oleh orang Cina.
56
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
4) Zaman Modern Bangsa barat banyak yang
masuk ke Cina, yang petama adalah
Portugis. Pada pertengah abad ke-19
banyak bermunculan perang saudara dan
pemberontakan-pemberontakan terhadap
bangsa barat. Dengan pemberontakan-
pemberontakan yang muncul itu
merefleksikan bahwa kebudayaan Barat
tidak memiliki akes ke Cian dengan mudah,
kedatangan bangsa Barat menjadikan Cina
ingin berfilosofi mengembalikan lagi tradisi-
tradisi Cina yang asli.
3. Filsafat Negara - Negara Islam
Filsafat ini mencakup berbagai Negara yang
amat luas, pembahasan filsafat islam meliputi
berbagai persoalan alam semesta dan
bermacam masalah manusia atas dasar ajaran-
ajaran agama yang turun bersama dengan
agama islam. Dari pihak umat Islam timbul satu
golongan yang melihat bahwa serangan itu tidak
dapat ditangkis kecuali dengan memakai
argumen-argumen filosofis. Untuk itu mereka
pelajari filsafat dan ilmu pengetahuan
57
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Yunani.Kedudukan akal yang tinggi dalam
pemikiran Yunani mereka jumpai sejalan
dengan kedudukan akal yang tinggi dalam al-
Qur'an dan Sunnah Nabi. Dengan demikian
timbullah di panggung sejarah pemikiran Islam
teologi rasional yang dipelopori kaum Mu'tazilah.
Teologi rasional Mu'tazilah inilah, dengan
keyakinan akan kedudukan akal yang tinggi,
kebebasan manusia dalam berfikir serta berbuat
dan adanya hukum alam ciptaan Tuhan, yang
membawa pada perkembangan Islam, bukan
hanya filsafat, tetapi juga sains, pada masa
antara abad ke VIII dank ke XIII M. Ketika
filsafat bersentuhan dengan Islam maka yang
terjadi bahwa filsafat terinspirasi oleh pokok-
pokok persoalan yang bermuara pada sumber-
sumber Wahyu Islam. Semua filosof muslim
seperti al Kindi, al Farabi, Ibn Sina, Mulla Sadra,
Suhrawardi dan lain sebagainya hidup dan
bernafas dalam realitas Al Quran dan Sunnah.
Kehadiran Al Quran dan Sunnah telah
mengubah pola berfilsafat dalam konteks Dunia
Islam. Realitas dan proses penyampaian Al
58
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
Quran merupakan perhatian utama para pemikir
Islam dalam melakukan kegiatan berfilsafat.
Al-Kindi merupakan seorang Aristotelian, ia
mengartikan filsafat sebagai pola pikir manusia
untuk lebih mengetahui dirinya, dari pengertian
tersebut al-Kindi berusaha lebih “mengetahui
dirinya sendiri” yang kemudian ia jadikan
sebagai cara untuk lebih mengetahui hal-hal
yang sifatnya lebih besar misalnya tentang
lingkunga tempatnya, adat istiadat, alam ciptaan
yang mana karenanya manusia diciptakan.Al-
Kindi semata-mata bertujuan untuk lebih
mengetahui bahwasanya di balik semua ini ada
dzat yang merupakan pencipta atau penggagas
keseluruhan dimuka bumi yaitu Allah SWT.
Filsafat al-Kindi juga mengarah kepada al-Ilmu
al-Insani Wa Ilmu al-Ilâhi, yang mana bagi al-
Kindi filsafat merupakan segala upaya untuk
menyerupai segala perbuatan Tuhan sesuai
dengan batas kemampuan manusia. Sehingga
dari pengertian tersebut al-Kindi mengatakan
bahwa seorang filosof adalah sosok yang
menjadikan kesempurnaan dan kemuliaan
Tuhan sebagai contoh atau sandaran utama.
Dengan demikian seorang filosof berusaha
59
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
sekuat tenaga untuk menyerupai keutamaan
dan keunggulan Tuhan sehingga pada akhirnya
mereka menjadi manusia sempurna/supermen
(manusia super).Dari keterangan tersebut dapat
disimpulkan bahwa al-Kindi merupakan filosof
yang mengatakan bahwa filsafat adalah larutan
pewarna agama yang dengan demikian secara
sekilas ada korelasi atau keterkaitan antara
agama dan filsafat. Pola filsafat al-Kindi yang
menyatukan antara agama dan filsafat, senada
dengan filosof yunani yaitu Arestoteles.
Selanjutnya yaitu al-Farabi yang merupakan al-
Muallim al-Tsani yang mempunyai nama
lengkap Abu Nasr al-Faraby. Al-farabi
memaknai filsafat sebagai ilmu yang mengkaji
tentang alam fisika sebagaimana
keberadaannya. Ia juga mengatakan tujuan
filsafat adalah untuk mengetahui Tuhan sebagai
Dzat yang Esa dan tidak digerakkan dan Tuhan
merupakan sebab utama bagi segala sesuatu.
Filsafat al-Farabi sedikit banyak dipengaruhi
oleh Arestoteles yang mana ia juga mengatakan
bahwa adanya Tuhan adalah yang
menggerakkan dan tidak digerakan, dalam hal
60
FILSAFAT ILMU BAB 3 SEJARAH FILSAFAT
ini filsafat al-Farabi lebih ditekankan pada
disiplin ilmu filsafat. Filosof ketiga dari filosof
masa pertengahan adalah Ibnu Shina, yaitu
sekitar tahun 370H, ia terkenal dengan sebutan
"al-syeikh al-raîs". Ibnu Sina memaknai filsafat
sebagai kreativitas pemikiran yang denganya
manusia memperoleh berbagai pengetahun
tentang dirinya, dengan pengetahuan tersebut
manusia bisa menentukan segala amal
perbuatan yang harus dilakukan untuk
menjadikanya sebagai manusia yang mulia,
logis sesuai dengan alam fisika dan menyiapkan
diri untuk meraih kebahagian di akhirat sesuai
dengan batas kemampuan manusia. Dengan
pengertian tersebut, maka Ibnu Sina adalah
seorang filosof yang berusaha menyatukan
antara analisa filsafat dan aplikasinya.
61
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA
BAB 4 PARADIGMA
A. Teori sebagai paradigma
1. Ontologi
Asumsi filosofis tentang apa yang merupakan
realitas sosial disebut sebagai ontologi. Jadi, kita
berbicara tentang yang ada. Makanya para ahli
waktu itu ingin mengetahui apa sebenarnya yang
menjadi substansi dari dunia ini. Nah yang mereka
tanyakan adalah ontology tentang yang ada. Apa
yang dimaksud dengan ada? Apakah ketiadaan itu
adalah merupakan sesuatu yang ada atau dalam
bentuk yang lain. Kemudian apa yang dimaksud
dengan realitas dengan kata lain fenomena sosial.
beberapa aliran yang mengatakan bahwa yang ada
itu sebenarnya ada karena idealisme atau
berdasarkan pemikiran. Jadi sesuatu menjadi ada
karena ada itu karena dipikirkan sehingga Rene
Decartes mengatakan cogito ergo sum artinya saya
berpikir maka saya ada. Jadi sesuatu itu ada karena
kita pikirkan tetapi para realis mengatakan yang ada
itu harus realitis,terlihat atau terobservasi. Kemudian
materialisme, bahwa yang ada itu harus sifatnya
material. Jadi ontologi adalah cabang filsafat yang
berbicara tentang yang ada.
62
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA
2. Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas
tentang apakah yang kita ketahui itu memang dapat
diterima sebagai sesuatu yang benar. Apakah
realitas yang kita percaya sebagai suatu kebenaran
itu bisa diteriima secara valid atau dalam bahasa
filsafatnya apakah kita tahu bahwa yang kita tahu itu
adalah sesuatu yang kita tahu. Jadi cabang filsafat
yang berusaha mengungkap bukti-bukti dari
kebenaran. Atau berusaha untuk menemukan ilmu
pengetahuan. perlu diketahui bahwa onotologi
berbicara tentang klaim kebenarannya sementara
bukti terhadap kebenaran itu ada pada epistemologi.
3. Metodologi
Bagaimana cara kita untuk menunjukkan bahwa kita
dapat mengetahui yang ada tadi. Atau proses untuk
mengetahui yang disebut dengan metodologi. The
way you understand the existent . dalam filsafat ilmu
metodologi menempati tempat yang istimewa karena
ilmuan untuk bisa menghasilkan suatu teori harus
memiliki metodologi yang jelas.
63
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA
4. Metode
Metode yaitu bagaimana cara kita untuk
mengumpulkan bukti yang tadi.
Karena kita membahas tentang filsafat ilmu maka
kita berbicara tentang aspek teoritik dan metodologi.
Jadi kedua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan
karena merupakan suatu rangkaian yang khusus
dalam filsafat ilmu. jadi teori dalamkonteks ini
dianggap sebagai paradigma dalam penelitian.
Gambar 2. Teori Sebagai Paradigma
Kalau dilihat lihat berdasarkan gambar di atas, jika
kita membahasan tentang ontologi maka kita akan
tahu “what’s out there to know?” artinya apa yang ada
diluar sana. Epistemologi membahasan tentang “what
64
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA
and howcan we know about it? Yaitu caranya untuk
menunjukkan apakah yang kita ketahui itu adalah
sesuatu yang valid atau tidak, benarkah yang kita
anggap sebagai suatu kebenaran itu bisa diterima
oleh ilmu pengetahuan. Metodologi “how we can we
go about acquiring that knowledge?” jadi bagaimana
cara kita untuk memperoleh pengetahuan itu.
Sementara metode “which precise procedures can we
use to acquire itu?” yaitu prosedur apa yang akan
dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan. Dalam
ilmu pengetahuan kita selalu bertanya tentang sumber,
darimana sumbernya. Nah itu disebut dengan sources
“which data can we collect”
Saat ilmuan berbicara tentang perbedaan
pendekatan dalam memahami fenomena sosial, maka
sebenarnya mereka berbicara tentang paradigma.
Karena paradigm itu semacam kesepakatan para
ilmuan dalam komunitas mereka tentang bagaimana
melakukan observasi atau mengamati suatu realitas
soial. Misalnya komunitas ilmuan A dan komunitas
ilmuan B melihat fennomena sosial secara berbeda.
Nah perbedaan mereka daam melihat realitas sosial
itu adalah cara pandang mereka secara sosial.
Ilmuan-ilmuan yang berkumpul dalam suatu
komunitas dipengaruhi oleh paradigma mereka
65
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA
masing-masing. Misalnya ilmuan biologi pasti memilki
paradigma yang berbeda dengan ilmuan sosial.
jadi,paradigma ini mempengaruhi perspektif individu.
Paradigma adalah “pandangan dunia” atau world
view atau sekumpulan asumsi tentang cara kerja
sesuatu. Jadi kita mempunyai asumsi-asumsi yang
dibangun oleh komunitas kita yang dianggap sebagai
sesuatu yang benar atau sebagai landasan untuk
menunjukkan kebenaran. Itulah yang disebut dengan
paradigma. Disamping itu paradigma adalah
serangkaian pola bersama dalam komunitas ilmuan
tentang cara pandang dalam meneliti fenomena sosial
dan apakah peneitian tersebut bernilai atau tidak. Ini
disampaikan oleh Thomas Kuhn, yang juudulnya
Struktur revolusi ilmiah.
Kemudian bagaimana dengan paradigm ilmu
komunikasi. Pada ilmu komunikasi paradigma itu
mellibatkan asumsi filosofis tentang bagaimana
memahami fenomena komunikasi,bagaimana
fenomena itu kita pandang. Sehingga kita harus
mempunyai asumsi-asumsi filosofis yang kita sebut
sebagai paradigma ilmu komunikasi.
66
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA
B. Paradigma umum dalam penelitian ilmu
komunikasi
Ada 4 paradigma utama yang dikenal dalam ilmu
komunikasi diantaranya ;
1. Positivisme
Paradigma ini berkaitan dengan penelitian
kuantitaif (berdasarkan pada angka). Positivisme
melibatkan pengujian hipotesis untuk memperoleh
kebenaran yang objektif. Artinya kebenaran yang
hadir karena dirinya tanpa ada pengaruh yang lain.
Selain itu, paradigma ini juga digunakan untuk
memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa
mendatang.
2. Interpretativisme
Paradigma ini berkaitan dengan penelitian
kualitatif yaiitu berdasarkan narasi,kalimat,ataupun
teks yang disampaikan. Paradigma ini digunakan
untuk memperoleh pengalaman tentang makna
kata dari perspektif individu. Jadi dapat
disimpulkan bahwa interpretativisme itu
berdasarkan subjektifitas individu yang melakukan
pengamatan.
3. Konstruktivisme
67
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA
Paradigma ini berpendapat bahwa manusia
membangun atau mengkonstruksi realitas sosial
dan pengetahuan mereka mengenai dunia melakui
pengalaman berbagai hal dan merefleksikan
pengalaman tersebut atau realitas subjektif
tersebut. Paradigma ini juga melibatkan penelitian
secara kualitatif sama dengan interpretativisme.
4. Paradigma kritis
Paradigma ini mengkritisi atau menginterpretasi
nilai-nilai dalam suatu masyarakat yang
memungkinkan terjadinya perubahan. Jadi ada
power atau kekuatan yang terlibat dalam
mengkonstruksi suatu realitas sosial. beberapa
para ahli menganggap bahwa paradigma kritis ini
bukanlah paradigma ilmu pengetahuan melainkan
lebih mengarah pada agenda politik karena ingin
melakukan perubahan sosial. Namun hali yang
lain berpendapat bahwa sebenarnya ini adalah
konsekuensi yang lahir karena politik dan
penelitian itu saling terkait. Politik ini maksudnya
keinginan untuk mencapai tujuan itu salinng terkait
dengan penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan.
Atau dengan kata lain paradigma ini sebenarnya
hanya ini melihat adanya proses yang disebut
68
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA
sebagai proses transformasi dari keadaan tertentu
kepada status perubahan sosial. sehingga
paradigma ini disebut dengan paradigma
transformatif. Karena sifatnya yang kritis jadi
paradigma ini tidak hanya mengkonstruksi tapi
juga melakukan kritik atau menantang kondisi
sosial yang terjadi di masyarakat yang sifatnya
tidak adil (injustice), tidak seimbang (imbalance),
dan tidak setara (un emansipatoris). Kondisi inilah
yang mereka kritik. Menurur mereka realitas sosial
yang tidak mengahadirkan ketidakadilan,
ketidaksetraan dan ketidakseimbangan harus di
kritik untuk menghasilkan perubahan sosial.
Critical paradigm challenge
injustice,imbalance, and un emansipatoris
discourses. Artinya paradigma ini mengkritik
ketidakadilan, ketidakseimbangan,dan
ketidaksetaraan dalam diskursus yang
berkembang di masyarakat. Jadi paradigma kritis
dalam ilmu komunikasi sebenarnya fokus kepada
diskursus ini. Dan bukan pada the real reality tapi
diskursus yang lahir karena adanya peristiwa
tertentu karena dianggap bahwa diskursus itu
menggerakkan drive people to act. Dalam
kehidupan masyarakat banyak sekali diskursus
69
FILSAFAT ILMU BAB 4 PARADIGMA
yang menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu
atau menggambarkan sesuatu yang tidak benar.
Dengan demikian, positivisme yaitu realitas
hadir apa adanya secara objektif, interpretativisme
yaitu realitas ada karena ada upaya subjektifitas
dari individu ketika menafsirkan suatu fenomena
sosial, konstruktivisme yaitu manusia
mengkonstruksi realitas itu sehingga dianggap
sebagai suatu yang ada. Sementara paradigma
kritis itu lebih dari mengkonstruksi suatu fenomena
sosial.
Secara filosofis, ilmuan itu harus
berlandaskan pada paradigma yang dalam proses
pencapaian untuk bisa mendapatkan teori yang
mereka lakukan, mereka berjalan sesuai dengan
paradigma yang mereka pilh atau yang melandasi
dalam melakukan penelitiannya.
70
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
BAB 5 IDEOLOGI
Jika kita lihat bahwa ideologi itu bersumber dari
suatu sistem filsafat, atau dengan kata llain ideologi
adalah pelaksanaan dari sistem filsafat. Jadi, yang
ditemukan pertama adalah filsafat kemudian disitu akan
ditemukan suatu ideologi . Ideologi itu sebenarnya adalah
aplikasi pelaksanaan dari sistem filsafat yang dianut oleh
suatu kelompok masyarakat.
Secara teoritis, tidak mungkin suatu bangsa
menganut dan melaksanakan sistem ideologi. Misalnya
Amerika memiliki sistem ideologi, China memiliki sistem
ideologi dan Indonesia memiliki sitem ideologi yaitu
Pancasila yang bersumber dari filsafat hidup atauu filsafat
Negara mereka sendiri.
A. Pengertian Ideologi
Seperti dengan filsafat, ideologi berasal dari
bahasa latin yang terdiri daru dua kata yaitu ideos artinya
pemikiran, dan logis artinya logika, ilmu atau
pengetahuan. Jaadi dapat disimpulkan bahwa ideologi
merupakan ilmu mengenai keyakinan dan cita-cita. Ada
keyakinan yang dianggap sebagai suatu kebenaran dalam
suatu kelompok tertentu. Itulah yang disebut bahwa
ideologi merupakan terminology sehingga ada kelompok
71
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
yang mau mati demi ideologinya. Mengapa? Karena itu
merupakan keyakinan dan cita-cita mereka. Ideologi
merupakan terminologi yang menciptakan atau melahirkan
pemikiran dan semangat hidup di antara manusia
terutama kaum muda, khususnya di antara cendekiawan
atau intelektual dalam suatu masyarakat.
Para ilmuan berpendapat bahwa sebenarnya
ideologi itu False Consciousness, False itu kepalsuan
sementara Consciousness adalah kesadaran. Jadi
ideologi adalah kesadaran palsu. Ilmuan Karl Marx sangat
berpengaruh terhadap ilmu-ilmu sosial. Marx
menyebutnya sebagai ideologi. Menurut Marx ideologi itu
False Consciousness artinya kita sadar tapi kesadaran itu
sebenarnya palsu karena diciptakan oleh kekuatan-
kekuatan tertentu untuk mencapai cita-cita. Menurut Marx
kapitalisme adalah kesadaran palsu yang diciptakan oleh
kekuatan pemodal para kapitalis untuk mencapai tujuan
mereka atau mendapat keuntungan. Makanya Marx
mngkritik kapitalisme. Sehingga menurut Foucault yaitu
doesn’t use ideology to mean ideology to he make a
strategy to use discourse . Jadi Foucault itu menggunakan
diskursus untuk menghindari penggunaan kata ideologi
sebagai strategi untuk menjelaskan tentang ideologi.
Dimana diskursus itu hampir sama dengan ideologi.
Mengapa ia menolak kata ideologi? Karena ideologi itu
72
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
adalah kesadaran palsu. Menurut Foucault diskursus
adalah kesadaran yang terencana atau kesadaran yang
direncanakan.
B. Ideologi dalam Ilmu sosial
Ideologi dimaksud sebagai keseluruhan sistem
berpikir,nilai-nilai dan sikap. Jadi jka kita berbicara tentang
ideologi berarti kita juga berbicara tentang sistem nilai,
sistem berpikir, sikap kita terhadap masalah atau
fenomena tertentu. Disamping itu ideologi juga dimaksud
sebagai dasar rohaniah sebuah gerakan dan kelompok
sosial atau individu. Ideologi juga dapat dimengerti
sebagai suatu sistem penjelasan tentang eksistensi suatu
kelompok sosial, sejarahnya dan proyeksinya ke masa
depan serta bagaimana merasionalisasikan suatu bentuk
hubungan kekuasaan. Sehingga ideologi sangat dekat
dengan pengertian politik. Jika kita berbicara tentang
ideologi maka sebenanrnya kita berbicara tentang suatu
sistem politik dimana berkaitan dengan hubungan
kekuasaan atau Power Relation. Jadi Power Relation itu
menunjukkan otoritas atau kesetaraan dan itu bisa kita
lihat dari ideology.makanya ideologi sangat penting untuk
kita pelajari.
73
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
Oleh karena itu, ideologi memiliki fungsi yaitu
memberikan pola to make a pattern ,mengkonsolidasikan
dan menciptakan arti dalam tindakan masyarakat.
Misalnya ada masyarakat yang melakukan suatu tindakan
tertentu dalam masyarakat maka tindakan itu akan
menjadi arti ketika berdasarkan ideologi yang dimiikinya.
Sehingga ideologi itu menggerakkan.
Ideologi secara historis memiliki keabsahan yang
bersifat psikologis (Gramsci) . Mengapa keabsahan sah
secara psikologis? Artinya tindak-tindakannya itu memang
didasarkan kepada ideologi yang dianut sehingga dalam
suatu kelompok percaya akan suatu ideologi maka
anggota yang lain dalam suatu ideologi itu akan
menerima karena dianggap sah secara psikologis.
Ideologi itu mengatur dan memberikan tempat bagi
manusia untuk bergrak, mendapatkan kesadaran akan
posisi mereka, perjuangan dan sebagainya. Dengan kita
mengetahui poisisi maka tindakan mereka itu menjadi
berarti. Misalnya dalam ilmu komunikasi teks itu tidak
berdiri sendiri melainkan dipengaruhi oleh kekuatan
ideologi tertentu.
74
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
C. Proses kelahiran ideologi
Kata ideologi diciptakan oleh tokoh yang luar biasa
yaitu Destutt de Tracy pada abad ke-18 di Prancis untuk
mendefinisikan sains tentang ide. Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif sebagai cara memandang
sesuatu. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses yang sifatnya
normative. Proses kelahiran tidak bisa dilepaskan dari
tokoh. Dan ini sangat penting dalam kajian sejarah.
Misalnya di Indonesia tokoh besarnya adalah Soekarno
yang melahirkan ideologi kita. Dalam pemikiran
masyarakat ideologi itu dirumuskan oleh sejumlah orang
yang berpengaruh dan mempresentasikan kelompok
masyarakat.
D. Dimensi dan tahapan ideologi
Dimensi Realitas, adalah kemampuan ideologi
mencerminkan realitas dari nilai-niiai yang
berkembang dalam masyarakatnya. Misalnya
ketika kita berbicara tentang “kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan” ketika lahirnya sila
itu maka ada realitas yang memang sudah
berlangsung sepanjang masa di Indonesia bahwa
pemilihan pemimpin itu atau pengambilan
75
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
keputusan harus dilakukan secara musyawarah
yang dilakukan oleh hikmat kebijaksanaan. Jadi
harus ada hakim yang menentukan kebijaksanaan
tadi. Jadi ideologi itu mencerminkan realitas dari
nilai-nilai yang hidup. Dimana nilai yang hidup itu
didominasi kemudian diubah (terkooptasi).
Dimensi Idealisme, Ini adalah kemampuan dasar
dari ideologi yang kemudian menggerakkan kita.
Dimana kemampuan dasar itu terkandung di dalam
nilai-nilai dasarideologi itu.
Dimensi fleksibilitas,dimensi ini menuntun
kemampuan ideologi bukan hanya untuk melandasi
dan meneropong perubahan-perubahan yang
terjadi di masyarakat, tetapi juga sekaligus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
itu. Jadi semua hal itu mengalami perubahan yang
tidak mengalami peruahan adalah perubahan itu
sendiri. Jadi ada dimensi fleksibilitas untuk bisa
beradaptasi.
E. Akar ideologi dari tiga pendekatan filsafat
Filsafat idealisme atau (philosophy of idealism), ini
mengedepankan paham rasionalisme dan
individualism yang dalam kehidupan politik melahirkan
ideologi liberalisme dan kapitaslime. Kapitalisme itu
76
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
berasal dari idealism artinya berdasarkan pada
pemikiran rasional. Pandangan kehidupan yang
berdasa ideologi liberalism-kapitalisme melahirkan
paham Sekulerisme. Kemudian ada filsafat
materialisme (philosophy of materialism) , filsafat ini
mengedepankan suatu emosionalisme atau suatu
perjungan kelas yang terjadi. Jadi karena ada
dominasi yang dominan juga kekerasan yang di
dominasi dan kolektivisme yang dalam kehidupan
berpolitik telah melahirkan kehidupan politik yang kita
sebut sebagai ideologi Sosialisme – Komunisme. Jadi
asalnnya itu darii filsafat materialisme, idealisme itu
melahirkan Liberalisme dan Kapitalisme sementara
materialisme melahirkan Sosialisme dan Komunisme .
Yang terakhir ada Filsafat Teologisme atau
(philosophy of teologism) jadi filsafat ini melahirkan
paham agama yang menempatkan ajaran Tuhan
memegang peranan sentral dalam kehidupan politik-
kenegaraan,tetapi dalam konstruk politoknya, filsafat
ini menjadikan pemuka agama sebagai tokoh yang
dikultuskan. Jadi agama adalah hal yang penting.
Disamping itu filsafat ini melahirkan paham agama
yang memang menemopatkan ajaran Tuhan sebagai
sumber inspirasi,motivasi dan ekspresi. Yang mana
77
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
hal itu mengajarkan atau menempatkan ajaran Tuhan
sebagai faktor intergratif dan pencerahan.
Ideologi dalam arti penuh disebut dengan ideologi
tertutup. Ideologi dalam artu penuh berisi teori
tentang hakekat realitas seluruhnya yaitu perubahan
secara metafisika. Mereka menganggap bahwa
ideologi mereka itu tertutup sehingga tidak
memungkinkan ideologi lain bergabung di dalammnya.
Selain itu ideologi dalam arti terbuka atau ideologi
terbuka artinya memungkinkan adanya pendapat lain
untuk mengubah ideologi itu. Jadi terbuka terhadap
perubahan-perubahan. Bisa juga dikatakan bahwa
ideologi terbuka yaitu ideologi yang menyuguhkan
kerangka orientasi dasar, sedangkan dalam
operasional kesehariannya akan selalu berkembang
disesuaikan dengan norma, prinsip moral dan cita-cita
masyarakat. Yang terakhir ada Ideologi Implisit atau
tersirat artinya ideologi ini tidak berani mengatakan
tertutup atupun terbuka tetapi ideologi ini hanya
tersirat. Atau ideologi semacam ini ditemukan dalam
keyakinan-keyakinan masyarakat tradisional tentang
hakekat realitas dan bagaimana manusia harus hidup
didalamnya.
78
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
F. Fungsi dan faktor pendukung ideologi
Fungsi Etis, yaitu sebagai panduan dan sikap
serta perilaku kelompok masyarakat dalam
kehidupan kenegaraan dan kebangsaan. Jadi jika
kita berbicara tentang etis maka kita membahasa
tentang baik dan buruknya suatu tindakan. Oleh
karena itu, fungsi etis berbicara tentang fungsi
untuk menentukan perilaku seseorang apakah
benar atau tidak.
Fungsi integrasi, yaitu sebagai pengikat suatu
bangsa . jika ideologinya sama maka mereka
melakukan integrasi bersama. sehingga ideologi
sangat penting dalam suatu bangsa karena akan
mengintegrasikan seluruh komponen masyarakat
didalam kehidupan.
Fungsi kritis , yaitu sebagai ukuran nilai yang
dapat digunakan untuk melakukan kritik terhadap
nilai atau keadaan tertentu. Misalnya kita ini
memiliki fungsi kritis dan juga pancasila, maka
fungsi kritisnya adalah berusaha untuk menilai
terhadap niali-nilai yang kemungkinan datang ke
Indonesia. Jadi kita melakukan fungsi kritis
terhadap kemungkinan ideologi lain yang masuk
ke Indonesia.
79
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
Fungsi proxis, yaitu fungsi yang dapat kita jadikan
sebagai acuan untuk menyelesaikan masalah-
masalah konkret.
Fungsi Justifikasi, yaitu ideologi sebagai
pembenar terhadap suatu tindakan atau
kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu kelompok
tertentu.
Jadi ideologi itu sebagai hal yang sangat penting
untuk memahami proses komunikasi, untuk
memahami media yang berperan dalam
kehidupan masyarakat.
Adapun ideologi dunia yang berpengaruh terhadap
filsafat ilmu komuniasi
G. Ideologi Dunia
1. Ideologi Liberalisme
Pengertian : suatu ideologi atau paham yang
menjunjung tinggi kebebasan dan persamaan hak individu
dalam berbagai aspek kehidupan, baik di bidang ekonomi,
politik, sosial, agama, dan hal lainnya yang menyangkut
harkat hidup orang banyak. Ideologi ini menekankan
kepada kebebasan setiap golongan untuk dapat
mengekspresikan keinginannya sendiri tanpa ada
larangan dari pihak lainnya, seperti dari asal katanya yaitu
liberal yang berarti kebebasan.Ideologi ini menganggap
80
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
bahwa setiap orang harus memperoleh kesempatan yang
sama dalam mencapai sesuatu. Setiap individu berhak
untuk menentukan sendiri berbagai hak umum seperti hak
politik, hak beragama, dan berbagai hak lainnya.
Sejarah : Awal kemunculan paham liberalisme
adalah peristiwa revolusi Perancis yang terjadi pada abad
18 silam. Peristiwa tersebut disebabkan karena
kepincangan sistem dan kesenjangan sosial di
masyarakat yang sangat mencolok. Pada masa itu di
negara Perancis masih terdapat penggolongan terhadap
masyarakat, dimana golongan tertentu mendapatkan
keistimewaan yang tidak mungkin didapatkan golongan
lainnya. Kenyamanan hanya dapat dirasakan oleh mereka
dari keluarga kerajaan dan pemuka agama, sedangkan
masyarakat lainnya (baik yang kaya dan yang miskin)
harus patuh pada masyarakat dari golongan istimewa.
Masyarakat dari golongan tanpa hak menuntut
kemerdekaan dan kebebasan mereka. Pada puncaknya,
yaitu tahun 1789, terjadilah revolusi yang kemudian
menjadi awal terbentuknya golongan liberal. Liberalisme
kemudian menyebar luas ke berbagai negara lainnya di
Eropa yang kemudian diterima dan mendapat dukungan.
81
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :
Pers memilik hak dan kebebasan dalam
memberikan kritik tajam terhadap pemerintah
tentunya dengan batasan dan etika pers yang
berlaku.
Kebebasan pers seringkali dimanfaatkan oleh
pihak-pihak tertentu untuk mencapai keuntungan.
Terjadi persaingan yang positif pada masyarakat
sehingga semua orang ingin menghasilkan produk
bermutu tinggi.
Pihak-pihak yang mempunyai sumber daya itu
cenderung melakukan eksploitasi para pekerja
sehingga menimbulkan kesenjangan sosial di
masyarakat.
2. Ideologi kapitalisme
Pengertian : Kapitalisme adalah ideologi yang
meyakini bahwa modal milik perorangan ataupun
sekelompok orang dalam masyarakat bisa mewujudkan
kesejahteraan manusia. Dalam penerapannya dalam
sistem ekonomi, setiap warga negara dimungkinkan untuk
menguasai modal dan bisnis dengan tujuan mendapatkan
keuntungan. Ideologi kapitalisme menekankan kepada
penguasaan modal oleh pihak swasta yang di mana
82
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
negara tidak berhak mengatur dan membuat undang-
undang yang dapat mempersulit jalanya usaha mereka.
Sejarah : Sejarah kapitalisme dapat ditelusuri
kembali ke bentuk awal pedagang kapitalisme
dipraktikkan di Eropa Barat selama Abad Pertengahan.
Sejarah ini mulai berkembang menjadi bentuk modern
selama Awal periode modern pada Protestan negara
Eropa Utara-Barat, terutama Belanda dan Inggris.
Pedagang di Amsterdam dan London menciptakan
sewaan saham gabungan perusahaan yang menjalankan
perniagaan dan perdagangan, dan ini menjadi awal
didirikannya lembaga bursa, perbankan dan
asuransi.Selama lima ratus tahun yang lalu, modal telah
dikumpulkan dalam berbagai metode yang berbeda,
dalam berbagai skala, dan terkait dengan banyak variasi
pemusatan kekuatan ekonomi dan kekayaan.Sebagian
besar sejarawan dari lima ratus tahun terakhir prihatin
dengan perkembangan kapitalisme dalam berbagai
bentuknya.Sejak tahun 2000 bidang keilmuan "Sejarah
Kapitalisme" telah muncul, pada program-program studi di
departemen sejarah. Termasuk topik-topik seperti
asuransi, perbankan dan regulasi, dimensi politik, dan
dampak pada kelas menengah, kaum miskin, perempuan
dan kaum minoritas.
83
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :
Ideologi ini menimbulkan ketidaksetaraan karena
hak kepemilikan atas perseorangan diakui, mereka dapat
memiliki faktor produksi dan Sumberdaya Alam,
Perusahaan swasta memiliki hak atas alat produksi, serta
penimbunan kekayaan pribadi juga dijamin. Pemerintah
tidak campur tangan langsung atas pengendalian ekonomi.
Persaingan usaha yang ketat, produk-produk yang kreatif
hanya mampu dihasilkan oleh produsen yang memiliki
modal besar. Keterbukaan pasara menandakan adanya
keterbukaan informasi, namuntidak semua kaum dapat
ikut menggerakkan ekonomi. Hanya kaum yang memiliki
uang yang dapat memperkaya diri.
3. Ideologi sosialisme
Pengertian : Ideologi Sosialisme merupakan
sebuah ideologi yang mengutamakan kepentingan
bersama dalam persamaan serta kesamaan dalam
menjalani kehidupan demi terwujudnya kerukunan dan
kemakmuran rakyat. prinsip yang mendasar yaitu sama-
sama akan mengutamakan segala kepemilikannya secara
bersama-sama dan tidak mengakui adanya kepemilikan
individu. Seluruh aset dan modal akan dikuasai secara
bersama-sama demi kepentingan suatu bangsa dan
Negara 84
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
Sejarah : Paham sosialis muncul setelah terjadinya
revolusi industri di Inggris yang telah menyebabkan
terjadinya ketimpangan antara golongan borjuis (majikan)
dengan golongan proleter (buruh). Golongan borjuis telah
menguasai alat produksi karena penguasaan modal
tertimbun kepada mereka. Golongan mereka telah
mendapatkan keuntungan yang sangat besar
menyebabkan mereka berada pada taraf kehidupan yang
tinggi. Di sisi lain telah terjadi ketimpangan dimana
golongan buruh dengan gaji rendah yang menyebabkan
mereka semakin miskin sehingga tnggal di tempat kumuh.
Dari waktu ke waktu kesenjangan ini sosial dan ekonomi
ini semakin terlihat, dan itu menyebabkan sifat
individualisme mereka tumbuh. Kesengsaraan kaum
buruh akibat penindasan ini menimbulkan pemikiran para
cendekiawan untuk merubah kesejangan ini. Oleh karena
itu, muncul gerakan yang dinamakan dengan Revolusi
Sosial, yang dipelopori oleh St. Simon (1769-1873)
sebagai bapak sosialisme.
Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :
Partai-partai buruh atau kaum bawah dapat
memperoleh suara dalam perwakilannya di bidang
Parlemen. Sehingga tercapai pemerataan pendapatan,
distribusi pendapatan, pendidikan serta perumahan. Yang
85
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
artinya penyampaian pesan dan informasi pada masa itu
tidak hanya di kalangan atas, tapi dapat sampai
kekalangan bawah.
4. Ideologi Marxisme
Pengertian : Ideologi Marxisme adalah salah satu
dari macam-macam ideologi yang dibuat berdasarkan
bentuk perlawanan Karl Marx terhadap ketidakadilan
sistem ideologi kapitalisme. Ideologi marxisme lahir berkat
anggapan ideologi kapitalisme yang dianggap sebagai
kesalahan yang besar karena akan semakin memperkaya
pemilik modal dengan mengorbankan nasib kaum buruh
yang menyedihkan. Pada sistem kapitalisme, buruh
dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah yang minim. Hal
itu karena prinsip kapitalisme yaitu profit sebanyak
banyaknya dan modal seminimal mungkin.
Sejarah : Marxisme merupakan dasar teori
komunisme modern.Teori ini tertuang dalam buku
Manifesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich
Engels.Marxisme merupakan bentuk protes Marx
terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa
kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan
kaum proletar.Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan
karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah
minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya
86
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang
harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx
berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya
"kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang
didominasi orang-orang kaya. Untuk menyejahterakan
kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham
kapitalisme perlu diganti dengan paham komunisme.Bila
kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar
akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar
dari marxisme.
Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :
Semua informasi dan sumber daya dimiliki dan diatur
penggunaannya oleh Negara. Sehingga sistem
ekonomi dan informasi terpusat yang berakibat pada
kreativitas dan daya saing masyarakatnya susah
berkembang.
Negara memonopoli ekonomi dan berpotensi
menimbulkan kekuasaan yang otoriter.
5. Ideologi Nasionalisme
Pengertian : Ideologi nasionalisme adalah salah
satu dari macam-macam ideologi yang menitikberatkan
kepada kedaulatan negara. Hal yang mutlak dan tidak
boleh diganggu oleh pihak manapun.Setiap warga negara
87
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
haruslah memiliki rasa mencintai negara lebih dari apapun
dengan berjuang dan berkorban secara bersama-sama
demi menjaga kedaulatan negara. Pada saat ini
nasionalisme dibagi menjadi tiga bentuk yaitu nasionalis
kewarganegaraan, nasionalis etnis, dan nasionalis
romantic. Nasionalis kewarganegaraan menunjukkan
bahwa warga negara merupakan komponen yang
berperan sangat penting di dalam tatanan sistem
bernegara. Jadi kekuatan utama dari suatu negara
bertumpu kepada warga negara. Nasionalis etnis
menitikberatkan kepada budaya dan etnis sebagai
komponen yang berperan dalam suatu negara.
Sedangkan nasionalis romantic adalah suatu kondisi di
mana budaya, ras, dan etnik sebagai sumber kebenaran
politik.
Sejarah : Nasionalisme sendiri ternyata tidak hanya
sekedar kata yang memiliki makna persatuan saja.
Melainkan nasionalisme juga memiliki sejarahnya sendiri
hingga dapat dikenal oleh banyak orang sebagai suatu
simbol kebangsaan suatu negara. Nasionalisme mulai
dikenal pada sekitar abad ke 18. Nasionalisme di
beberapa negara seperti Amerika dan Prancis telah
menjadi sebuah pandang yang kuat. Terutama pada era
revolusi. Dari situlah kemudian pandang nasionalisme
mulai meluas ke berbagai negara lainnya. Seperti pada
88
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
abad ke-19 yang mulai dikenal di Eropa Tengah kemudian
dilanjutkan ke Eropa Timur dan Tenggara. Sedangkan
pandang nasionalisme mulai dikenal di Asia dan Afrika
sekitar abad ke-20.
Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :
Nasionalisme itu memperkuat kecintaannya pada
negaranya.Seseorang bisa jadi rela mati demi
membela negaranya.
Nasionalisme yang terlalu kuat akhirnya
menimbulkan chauvinisme. Chauvinisme merupakan
bentuk dari perasaan cinta, bangga, royalitas yang
tinggi, fanatisme atau kesetiaan pada tanah air
(negara) tanpa mempertimbangakan pandangan dari
orang lain satu bangsa lain.
6. Ideologi Komunisme
Pengertian : Komunisme adalah ideologi politik
yang didirikan atas dasar keyakinan bahwa masyarakat
dapat mencapai kesetaraan dengan menghilangkan
kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi (sumber daya
yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang). Mereka
sebaliknya dikendalikan oleh negara, dan setiap individu
menerima bagian dari manfaat yang diperoleh dari kerja
bersama, berdasarkan kebutuhan mereka. Gagasan ini
89
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
pertama kali diungkapkan oleh filosofi Jerman Karl Marx
dan Friedrich Engels dalam Manifesto Partai Komunis
pada tahun 1848. Mereka berpendapat bahwa konflik
kelas melekat dalam kapitalisme dan mendorong kelas
pekerja untuk bangkit melawan kaum borjuis, yang
memiliki alat-alat produksi dan mengambil semua
keuntungan. Tujuannya adalah untuk menciptakan
masyarakat tanpa kelas di mana setiap orang akan
berkontribusi berdasarkan kemampuan mereka dan
menerima sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sejarah : Komunisme sudah ada sejak tahun 1848.
Konsep atau paham komunisme ini pertama kali
dicetuskan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels dalam
manifesto politik. Manifesto politik mereka pada saat itu
berisi teori analisit pendekatan komunis untuk perjuangan
kelas masyarakat dan kemakmuran ekonomi yang pada
akhirnya menjadi suatu gerakan politik yang paling
berpengaruh pada saat itu.Latar belakang munculnya
ideologi ini adalah karena adanya kesenjangan ekonomi di
berbagai negara Eropa pada segi industri. Pada masa itu,
orang-orang yang berkuasa lebih mementingkan
kesejahteraan ekonominya sendiri dimana petani dan
buruh selalu mengalami penindasan. Karl Marx dengan
paham Komunisme-nya ingin menciptakan suatu
masyarakat yang lebih adil, tidak mengenal kelas,
90
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
mengutamakan hak setiap orang, serta tidak bergantung
kepada Tuhan dan agama. Bagi dia, agama merupakan
tempat pelarian manusia dari kenyataan yang tak bisa
dihadapinya. Sejak itu, komunisme pun diterima di banyak
kalangan dan banyak negara. Apalagi saat terbentuknya
Uni Soviet dan Komunisme Internasional (Komintern) di
Rusia. Disitulah komunisme sedang berada di puncak
kejayaannya. Setelah perang dunia ke-2 hingga akhir
perang dingin (revolusi 1989), paham komunis mulai
ditinggalkan. Bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991 juga
meruntuhkan paham tersebut. Begitupun, beberapa
negara masih menerapkan ideologi komunis seperti
Republik Rakyat Tiongkok, Vietnam, Laos, Kuba, dan
Korea Utara dan juga Indonesia.
Implikasi terhadap kehidupan berbangsa :
• Komunisme menganut sistem politik satu partai,
yaitu partai komunis. Sehingga bisa dibilang Negara
komunis tidak ada partai oposisi atau komunisme itu pada
dasarnya tidak menghormati HAM.
• Kurang menghargai manusia sebagai individu,
dibuktikan dengan ajaran yang tidak mengijinkan
seseorang menguasai alat-alat produksi.
91
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
• Jarang sekali terjadi masalh ekonomiatau kasus
kelaparan. Sebab, pemerintah telah mengatur segala
permasalahan yang ada dan masyarakat tinggal
mengikutinya.
• Menurunkan atau menghilangkan motivasi individu
atau menjadi pribadi yang lebiih baik sebab mereka tidak
mempunyai usaha sendiri. Sekeras apapun usahanya,
maka kedudukannya juga akan tetap sama dengan yang
lain.
• Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah
untuk menyebarkan nilai-nilai komunis.
7. Ideologi Demokrasi
Pengertian : Ideologi demokrasi adalah salah satu
dari macam-macam ideologi yang dianut pemerintah
Indonesia sebagai sistem pemerintahannya. Demokrasi
terdiri dari dua kata yaitu demos dan kratos. Demos
berarti rakyat dan kratos berarti kekuasaan. Jadi bisa
disimpulkan bahwa demokrasi adalah kekuasaan tertinggi
ada di tangan rakyat. Suara rakyat akan diwakili oleh
dewan yang diberi nama dewan perwakilan rakyat.
Sejarah : Sistem demokrasi sudah mulai
dipraktikkan sejak zaman Yunani kuno. Sistem demokrasi
tersebut membuat rakyat terlibat langsung dalam
92
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
pengambilan keputusan, yang berkaitan dengan
keberlangsungan sebuah negara. Seluruh perkara
kenegaraan harus dibicarakan langsung dengan para
rakyatnya. Demokrasi murni atau demokrasi langsung
adalah sistem yang diusung di zaman tersebut. Pada
abad ke-6 SM kemudian, bentuk pemerintahan yang relatif
demokratis diperkenalkan di negara-negara bagian
Athena oleh Cleisthenes pada 508 sebelum
masehi.Kondisi ini membuat Cleisthenes dikenal dengan
panggilan bapak demokrasi Athena. Saat itu, Athena
menganut demokrasi langsung dan memiliki dua ciri
utama. Melalui pemilihan warga secara acak untuk
mengisi jabatan administratif dan yudisial di pemerintahan
dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena.
Seluruh warga Athena (terkecuali wanita, budak, orang
asing, pria di bawah usia 20 tahun) memiliki hak dapat
berbicara dan memberi suara di majelis Athena. Meski
dibuat oleh majelis, demokrasi di Athena berjalan dengan
kontrol langsung dari rakyat. Rakyat akan menyuarakan
pendapatnya lewat majelis atau pengadilan untuk
membantu kendali politik di Athena.
Implikasi terhadap kehidupan berbangsa:
• Kebebasan rakyat untuk menyampaikan pendapat.
93
FILSAFAT ILMU BAB 5 IDEOLOGI
• Menciptakan pemerintah yang bertanggung jawab.
Pemerintah hanyalah sebagai wakil rakyat yang ditugasi
untuk merangkum semua kebutuhan rakyat sebagai salah
satu acuan untuk merumuskan kebijakan. Rakyat dapat
menilai dan menuntut apabila ada ketidaksesuaian antara
kebutuhan dengan kebijakan yang dirumuskan.
• Meningkatkan kerja sama antar warga Negara.
Meskipun setiap warga Negara memiliki haknya sendiri
untuk mengemukakan pendapat, namun warga Negara
juga memerlukan pendapat lainnya untuk menguatkan
pendapatnya di pemerintahan. Dengan adanya
demokrasi , maka rakyat akan memiliki kesadaran untuk
bekerja satu sama lain.
• Lebih menekankan pada kuantitas daripada
kualitas. Partai mayoritas memiliki wewenang memegang
pemerintahan. Selain itu, orang yang tidak memiliki
kecerdasan,visi dan korup bisa saja terpilih menjadi
penyelenggara Negara.
94