The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia SD yang merupakan bahan ajar mata kuliah yang mengalami perubaha judul dari buku sebelumnya yakni Keterampilan Berbahasa Indonesia. Perombakan ini terjadi karena adanya perubahan kurikulum dari Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi Kurikum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Berdasarkan konten muatan materi yang disajikan dalam isi buku tetap menyuguhkan empat keterampilan Berbahasa Indonesia di SD yakni Keterampilan Menyimak, Keterampilan Berbicara, Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis dengan mengkaji aspek kebahasaan dan apresiasi sastra Indonesia di SD.
Buku disusun atas dasar penelusuran berbagai literatur dan hasil pengumpulan permasalahan Kebahasaaan dan Apresiasi Sastra di SD yang diperoleh dari hasil observasi mahasiswa dan penelitian yang dilakukan Kelompok Dosen Bidang Keahlian (KDBK) Bahasa Indonesia. Buku ini tidak semata-mata memberikan pemahaman teoretis mengenai Hakikat Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia SD, melainkan juga memberikan langkah kongkrit dalam meningkatkan Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra SD, melalui Media, Model, Metode serta Evaluasi untuk Kelas Rendah dan Tinggi. Buku ini bertujuan sebagai sumber informasi dan bahan ajar bagi mahasiswa sebagai calon pendidik dan guru SD. Kehadiran buku ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan guru SD dalam mengatasi masalah pembelajaran khususnya Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia SD pada peserta didik.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mastamarselina, 2022-11-13 08:05:03

KETERAMPILAN BERBAHASA DAN APRESIASI SASTRA INDONESIA SD

Buku Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia SD yang merupakan bahan ajar mata kuliah yang mengalami perubaha judul dari buku sebelumnya yakni Keterampilan Berbahasa Indonesia. Perombakan ini terjadi karena adanya perubahan kurikulum dari Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) menjadi Kurikum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Berdasarkan konten muatan materi yang disajikan dalam isi buku tetap menyuguhkan empat keterampilan Berbahasa Indonesia di SD yakni Keterampilan Menyimak, Keterampilan Berbicara, Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis dengan mengkaji aspek kebahasaan dan apresiasi sastra Indonesia di SD.
Buku disusun atas dasar penelusuran berbagai literatur dan hasil pengumpulan permasalahan Kebahasaaan dan Apresiasi Sastra di SD yang diperoleh dari hasil observasi mahasiswa dan penelitian yang dilakukan Kelompok Dosen Bidang Keahlian (KDBK) Bahasa Indonesia. Buku ini tidak semata-mata memberikan pemahaman teoretis mengenai Hakikat Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia SD, melainkan juga memberikan langkah kongkrit dalam meningkatkan Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra SD, melalui Media, Model, Metode serta Evaluasi untuk Kelas Rendah dan Tinggi. Buku ini bertujuan sebagai sumber informasi dan bahan ajar bagi mahasiswa sebagai calon pendidik dan guru SD. Kehadiran buku ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan guru SD dalam mengatasi masalah pembelajaran khususnya Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia SD pada peserta didik.

Keywords: Keterampilan,Berbahasa,Apresiasi,Sastra,Indonesia,SD

BAB IV
KETERAMPILAN MEMBACA

A. Capaian Kompetensi
1. Mampu memahami dan mengetahui tentang hakikat membaca.
2. Mampu memahami dan mengetahui tentang pengertian membaca.
3. Mampu memahami dan mengetahui tentang tujuan membaca.
4. Mampu memahami dan mengetahui tentang jenis membaca.
5. Mampu memahami dan mengetahui tentang manfaat membaca.
6. Mampu memahami dan mengetahui tentang kegiatan membaca.

B. Latar Belakang
Keterampilan membaca adalah salah satu keterampilan reseptif di

sampingketerampilan mendengarkan. Sebagai salah satu keterampilan reseptif,
membaca merupakankomponen pemahaman. Dalam kegiatan pembelajaran
membaca, selain guru dituntut untukmemahami kurikulum yaitu memahami dan
menguasai materi pembelajaran, guru juga harusmampu merancang pembelajaran
yang menyenangkan dan bermakna.

Pada akhirnya, pada saat pelaksanaan pembelajaran membaca, guru tidak
sekadar menugasi siswa membaca (dalam hati) kemudian mengerjakan tugas-tugas
yang ada dalam wacana tersebut. Berdasarkan hal itulah, modul (suplemen) ini
disusununtuk melengkapi bahan belajar mandiri (BBM) yang telah ada. Modul ini
Khusus tentang membaca dan pembelajarannya melengkapi bahan belajar mandiri
(BBM) yang telah ada. Modul ini khusus tentang membaca dan pembelajarannya.
Pada akhirnya, dengan membaca modul (suplemen) ini, guru akan lebih memahami
konten (isi) tentang membaca dan dapat menyampaikannya dalam
kegiatan pembelajaran di kelas.

C. Hakikat, Pengertian, Tujuan, Jenis, Manfaat, dan Kegiatan Membaca
1. Hakikat
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yangbersifat

reseptif. Dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu
pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui
bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikir,

44

mempertajam pandangan danmemperluas wawasannya. Dengan demikian, kegiatan
membacamerupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang inginmaju
dan meningkatkan diri. Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk
memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yangmantap serta kegiatan yang
menyajikan sumber-sumber bahan yang takpernah kering bagi berbagai aktifitas
ekpresif dan produktif dalamkehidupan sehari-hari (Amir, 1996:26).

Pembelajaran membaca mempunyai peranan penting sebab
melaluipembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai
moral,kemampuan bernalar, dan kualitas anak didik (Akhadiah, 1992:29).Membaca
bukanlah sekadar menyuarakan lambang-lambang tertulistanpa mempersoalkan
rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkantersebut dipahami atau tidak,
melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca seperti itu tergolong jenis membaca
permulaan. Pembelajaran membaca di kelas I dan kelas II merupakan pembelajaran
membacapermulaan (tahap awal). Kemampuan membaca yang diperoleh
siswakelas I dan kelas II akan menjadi dasar pembelajaran membaca lanjut. Oleh
sebab itu, pembaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru supaya
dapat memberikan dasar yang kuat, sehingga pada tahapmembaca lanjut siswa
sudah memiliki kemampuan membaca yang memadai. Di sekolah dasar membaca
dan menulis merupakan factor utama yang perlu dilatih dari dini. Dengan membaca
dan menulis kitabisa mengikuti perkembangan pembelajaran di segala bidang. Tidak
hanya dalam pembelajaran bahasa saja.

Pada hakikatnya, aktifitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitumembaca
sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu
pada aktifitas fisik dan mental, sedangkanmembaca sebagai produk mengacu pada
konsekuensi dari aktifitasyang dilakukan pada saat membaca. Proses membaca
sangat kompleks dan rumit karena melibatkan beberapa aktifitas, baik berupa
kegiatanfisik maupun kegiatan mental.

Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebutadalah: (1)
aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis, (2) aspek
perseptual, yaitu kemampuan untukmenginterpresentasikan apa yang dilihat sebagai
simbol, (3) aspekskemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis
denganstruktur pengetahuan yang telah ada, (4) aspek berpikir, yaitukemampuan
membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari,dan (5) aspek afektif,

45

yaitu aspek yang berkenaan dengan minatpembaca yang berpengaruh terhadap
kegiatan membaca.

Syafi’ie (1999:6–7) menyebutkan, hakikat membaca adalah sebagai berikut. (1)
Pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilanmemahami kata-kata, kalimat-
kalimat, paragraf-paragraf dalam bacaansampai dengan memahami secara kritis
dan evaluatif keseluruhan isibacaan. (2) Kegiatan visual, berupa serangkaian
gerakan mata dalammengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata
dankelompok kata, melihat ulang kata dan kelompok kata untukmemperoleh
pemahaman terhadap bacaan. (3) Kegiatan mengamati dan memahami kata-kata
yang tertulis dan memberikan makna terhadapkata-kata tersebut berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yangtelah dipunyai. (4) Suatu proses berpikir yang
terjadi melalui prosesmempersepsi dan memahami informasi serta memberikan
makna terhadap bacaan. (5) Proses mengolah informasi oleh pembaca dengan
menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan sertapengalaman yang
telah dipunyai sebelumnya yang relevan denganinformasi tersebut. (6) Proses
menghubungkan tulisan denganbunyinyasesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan. (7) Kemampuanmengantisipasi makna terhadap baris-baris dalam
tulisan. Kegiatan membaca bukan hanya kegiatan mekanis saja, melainkan
merupakan kegiatan menangkap maksud dari kelompok-kelompok kata yang
membawa makna.

Dari beberapa butir hakikat membaca tersebut, dapat dikemukakan bahwa
membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifatfisik dan psikologis.
Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan
merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut
dengan proses psikologisyang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.
Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil pengamatan
terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Proses decoding
gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian diidentifikasi, diuraikan, dan
diberi makna. Proses decoding berlangsung dengan melibatkan knowledge of the
world dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan
pengalaman yang tersimpan dalam gudang ingatan.

2. Pengertian
Membaca adalah suatu hal yang amat penting bagi kehidupan manusia, baik

dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Kemampuan membaca yang tinggi

46

menjadi syarat bagi setiap siswa dalam mengejar ilmu pengetahuan di sekolah.
Crawley dan Mountain melalui (Farida Rahim, 2008 :2) mebaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu bentuk
proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal,
interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Membaca adalah melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya di hati
(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia,
2002:18).

Hodgson dalam (Isah Cahyani dan Hodijah, 2007:98) membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Suatu proses yang
menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam
suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi , maka pesan yang tersurat dan yang tersirat
tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana
dengan baik. Pendapat lain dikemukakan oleh Syafi’ie (Farida Rahim, 2008 :2) ada
tiga istilah dari proses memnbaca, yaitu recording, decoding, dan meanin. Recording
yaitu membaca merujuk pada kata-kata dalam kalimat, kemudian mengasosiakan
dengan bunyi-bunyinya dengan sistem tulisan yang digunakan. Proses Decoding
(penyandian) merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dlaam kata-
kata. Proses recording dan decoding biasanyan berlangsung pada kelas-kelas awal
yaitu SD kelas I,II dan III yang dikenal dengan istilah membaca permulaan.
Sementara itu proses memhami makna meaning ditekankan dikelas-kelas tinggi. Hal
ini sejalan Tim Penyusun Kamus Pusat Indonesia, 2002:8 yang menyatakan
membaca yang sudah berusaha untuk memahami bacaan dinamakan membaca
lanjut. Jadi muara akhir kegiatan membaca adalah memahami ide atau gagasan
yang terkuat, tersirat bahkan tersorot dalam bacaan. Dengan demikian
pemahamanlah yang menjadi produk membaca yang bias diukur. Selain fakta
penangkapan dan pemahaman, membaca juga mementingkan ketepatan dan
kecepatan. Idealnya, kita bisa membacadalam waktu yang singkat untuk bahan
relatif banyak, dengan tingkat pemahaman yang tinggi dan selaras dengan maksud
penulis. Aktivitas membaca membutuhkan pula kompetensi/kemampuan bahasa,
kecerdasan tertentu dan referen kehidupan yang luas.

47

Faktor-faktor yang mendasar tadi, tidak bersifat statis melainkan menulis harus
semakin bertambah karena kegiatan membaca, disamping lantaran aktifitas yang
lain. Pada saat kita aktif membaca, referenkehidupan, intelektualitas dan khazanah
kata, kita pun meningkat artinya semakin aktif kita membaca maka akan semakin
tinggi pengetahuan yang kita dapatkan.

Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan dengan
keterampilan berbahasa yang lain. Membaca merupakan suatuproses aktif yang
bertujuan dan memerlukan strategi. Hal ini didukungoleh beberapa definisi berikut
ini. Hodgson (dalam Tarigan, 1985:7) mengemukakan bahwa membaca ialah suatu
proses yang dilakukanserta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan
yangdisampaikan penulis melalui media bahasa tulis. Dalam hal ini, membaca selain
sebagai suatu proses, juga bertujuan.

Depdikbud (1985:11) menuliskan bahwa membaca ialah prosespengolahan
bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuanmemperoleh pemahaman
yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu,dan penilaian terhadap keadaan, nilai,
fungsi, dan dampak bacaan itu.Definisi ini sesuai dengan membaca pada tingkat
lanjut, yakni membacakritis dan membaca kreatif.

Selanjutnya, Anderson dalam Tarigan (1985:7) berpendapat bahwamembaca
adalah suatu proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-
lambang bahasa tulis. Hal ini sesuai dengan membaca pada level rendah.
Finochiaro dan Bonono menyatakan bahwa membaca adalah proses memetik serta
memahami arti/makna yang terkandung dalam bahasa tulis. Batasan ini tepat
dikenakan pada membaca literal. Di pihak lain, Thorndike (1967:127)berpendapat
bahwa membaca merupakan proses berpikir atau bernalar.Berdasarkan beberapa
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses pengucapan
tulisan untuk mendapatkan isinya. Pengucapan tidak selalu dapat didengar,
misalnya membaca dalam hati. Selanjutnya, membaca merupakan aktivitas yang
tidak bisa dilepaskandari menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca,
pembacayang baik akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, dia bias
mengkomunikasikan hasil membacanya secara lisan atau tertulis.Dengan demikian,
membaca merupakan keterampilan berbahasa yangberkaitan dengan keterampilan
berbahasa lainnya. Jadi, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa,
proses aktif, bertujuan,serta memerlukan strategi tertentu sesuai dengan tujuan dan
jenismembaca.

48

Membaca sebagai hasil, berupa pemahaman pembaca melalui komunikasi
pikiran dan perasaan penulis dan pembaca.Dalam perkembangan ilmu dan teknologi
saat ini kegiatan membaca merupakan suatu hal yang harus dilakukan agar tidak
ketinggalan zaman dalam kehidupan manusia. Berbagai informasi sebagian besar
disampaikan melalui media cetak dan bahkan melalui lisan. Oleh karena itu, di
negara kita terdapat kemungkinan suatu kegiatan membaca akan menjadi
kebutuhan hidup sehari-hari seperti yang terjadi di negara-negara maju. Pada
kenyataan sekarang ini banyak manusia yang kurang berminat untuk membaca
dikarenakan kegiatan manusia yang terlalu sibuk. Untuk itu, salah satu cara yang
dapat ditempuh adalah berlatih membaca secara kritis untuk meningkatkan
kegemaran membaca. Berlatih membaca itu dapat dilakukan secara bebas, bersifat
individual, dapat pula dilakukan secara terstruktur, terbimbing, seperti dalam
kegiatan belajar mengajar.

Membaca merupakan suatu proses atau kegiatan yang ditempuh oleh pembaca
yang mengarah pada tujuan melalui tahap-tahap tertentu. Model membaca sebagai
proses memperoleh pemahaman menurut Ulit ada 3 yaitu:

1. Dari bawah ke atas (bottom up)
2. Dari atas ke bawah (top-down)
3. Interaktif (interactive)
3. Tujuan
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca
dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang
tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya
menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau
dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri.
Rivers dan Temperly mengajukan tujuh tujuan utama dalam membaca yaitu: (a)
memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu
topik; (b) memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi
pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja alat-alat
rumah tangga); (c) berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan
teka-teki; (d) berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk
memahami surat-surat bisnis; (e) mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan
terjadi atau apa yang tersedia; (f) mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah
terjadi (sebagaimana dilaporkan dalam koran, majalah, laporan); (g) memperoleh

49

kesenangan atau hiburan. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna/arti
(meaning) erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam
membaca. Tarigan (2008) mengemukakantujuan membaca adalah sebagai berikut.
1. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for

details or facts). Misalnya untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh; apaapayang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang
telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah
yang dibuat oleh sang tokoh.
2. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Misalnya
untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik,
masalah yang terdapat
dalam cerita,apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum
hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
3. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequence or organization). Seperti menemukan atau mengetahui apa yang
terjadi pada setiap bagian cerita, apayang terjadi mula-mula pertama, kedua,
dan ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah,
adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi.
4. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
Seperti menemukan serta mengetahui mengapa paratokoh merasakan seperti
cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah,
kualitas-kualitas yangdimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal.
5. Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading
to classify). Misalnya untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak
biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau
apakah cerita itu benar atau tidak benar.
6. Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate). Seperti untuk
menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran
tertentu, apakah kita ingin berbuat seperticara sang tokoh bekerja dalam cerita
itu.
7. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to
compare or contrast). Kegiatan membaca ini dilakukan untuk menemukan

50

bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari
kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan,
bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.

Nurhadi (2008) berpendapat bahwa tujuan membaca adalah sebagai berikut. (1)
Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku. (2) Menangkap ide pokok atau
gagasan utama secara tepat. (3) Mendapatkan informasi tentang sesuatu. (4)
Mengenali makna katakata. (5) Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di
masyarakat sekitar. (6) Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra. (7) Ingin
mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia. (8) Ingin mencari merk
barang yang cocok untuk dibeli. (9) Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang.
(10) Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan. (11) Ingin
mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) tentang definisi suatu.

Selain itu, Nurhadi (2008) menyebutkaan bahwa tujuan membaca secara khusus
adalah: (1) mendapatkan informasi faktual, (2) memperoleh keterangan tentang
sesuatu yang khusus dan problematis, (3) memberi penilaian terhadap karya tulis
seseorang, (4) memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang.
Sebaliknya, secara umum, tujuan membaca adalah: (1) mendapatkan informasi, (2)
memperoleh pemahaman, dan (3) memperoleh kesenangan.

Ada beberapa tujuan membaca menurut Anderson (dalam Tarigan, 1985:9–10).
“(1) menemukan detail atau fakta, (2) menemukan gagasan utama, (3) menemukan
urutan atau organisasi bacaan, (4) menyimpulkan, (5) mengklasifikasikan, (6)
menilai, dan (7)membandingkan atau mempertentangkan”.

Tujuan membaca mencakup: 1) kesenangan, 2) menyempurnakanmembaca
nyaring, 3) menggunakan strategi tertentu, 4) memperbarui pengetahuannya tentang
suatu topik, 5) mengaitkan informasi barudengan informasi yang telah diketahui, 6)
memperoleh informasi untuklaporan lisan tertulis, 7) mengkorfimasikan atau
menolak prediksi, 8)menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi
yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang
struktur teks, 9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (blanton, dkk.
Danirwin dalam burns dkk., 1996).

Hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat
signifikan. Pembaca yang mempunyai tujuan yang sama, dapatmencapai tujuan
dengan cara pencapaian berbeda-beda. Tujuanmembaca mempunyai kedudukan

51

yang sangat penting dalam membacakarena akan berpengaruh pada proses
membaca dan pemahamanmembaca.

4. Jenis Membaca
Jenis-jenis membaca ditinjau dari segi bersuara terbagi menjadimembaca

bersuara dan membaca tidak bersuara.
1) Membaca Bersuara

Membaca bersuara adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat
bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu
mencakup:

a. Membaca nyaring dan keras
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan
keras, atau disebut juga dengan ‘membacakan’. Membacakan berarti
membaca untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta
memahami informasi pikiran dan perasaan penulis atau pengarangnya.
Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru, penyiar televisi, penyiar
radio, dan lain-lain.

b. Membaca teknik
Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik
harus memperhatikan cara atau teknik membaca yangmeliputi: (1) cara
mengucapkan bunyi bahasa meliput kedudukanmulut, lidah, dan gigi; (2)
cara menempatkan tekanan kata,tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda
baca sehinggamenimbulkan intonasi yang teratur; (3) kecepatan mata yang
tinggidan pandangan mata yang jauh.

c. Membaca indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitumembaca
dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu,ucapan, dan mimik
membaca sajak dalam apresiasi sastra.

2) Membaca tidak bersuara (dalam hati)
Membaca tidak bersuara adalah aktivitas membaca dengan mengandalkan

ingatan visual yang disebut membaca dalam hati, yang meliputi:
a. Membaca teliti
Membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikanpendidikan
yang menyeluruh.

52

b. Membaca pemahaman
Membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilanmemahami
dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji
lebih dalam..

c. Membaca ide
Membaca dengan maksud mencari, memperoleh sertamemanfaatkan ide-
ide yang terdapat pada bacaan.

d. Membaca kritis
Membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang
hati,mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya
mencarikesalahan.

e. Membaca telaah bahasa
Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu: (1) membacabahasa
asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanyaadalah memperbesar
daya kata dan mengembangkan kosa kata;dan (2) membaca sastra yaitu
membaca yang bercermin padakarya sastra dari keserasian keharmonisan
antara bentuk dankeindahan isi.

f. Membaca Memindai
Membaca memindai disebut juga membaca scanning, yaitu teknik
membaca yang digunakan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca
yang lain. Melainkan langsung pada masalah yang diperlukan. Teknik
membaca memindai, biasanya dilakukan ketika mencari nomor telepon,
mencari arti kata atau istilah di kamus, dan mencari informasi di
ensiklopedia.

g. Membaca skimming (sekilas)
Membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok.Membaca sekilas
(skimming) biasa dilakukan ketika membaca koran atau bacaan-bacaan
ringan lainnya. Teknik membaca ini dilakukan dengan tujuan agar dapat
menemukan infromasi yang diperlukan. Ketika membaca koran, tidak
semua informasi dalam koran perlu dibaca, hanya hal-hal yang dianggap
penting sudah mewakili informasi yang ingin diketahui.
Membaca sekilas adalah teknik membaca yang dilakukan sekilas pada
bagian-bagian teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar. indeks atau

53

hal umum lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca sekilas
adalah sebagai berikut:
a) jika membaca koran, bacalah setiap judul bacaan dalam koran

tersebut,
b) baca garis besar bacaan atau kepala berita yang terdapat pada koran

tersebut, dan
c) jika telah telah menemukan bacaan yang diinginkan, mulai untuk

membacanya.
h. Membaca cepat

Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harusdibaca
sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengankita, tanpa
membuang-buang waktu untuk menekuni bagianbagianlain yang tidak kita
perlukan.
Teknik membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar
efektif. Membaca cepat merupakan teknik membaca dengan memindahkan
padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase demi frase, atau baris
demi baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat
memahami bacaan dengan cepat. Cara membaca cepat:
a) Konsentrasi saat membaca.
b) Menghilangkan kebiasaan membaca dengan bersuara dan bibir

bergerak
c) Perluas jangkauan mata ketika membaca.
d) Tidak mengulang-ulang bacaan.
Hambatan dalam membaca cepat :
a. Sulit berkonsentrasi
b. Rendahnya motivasi
c. Khawatir tidak memahami materi yang dibaca
d. Kebiasaan buruk dalam membaca
Dalam teknik membaca cepat, digunakan rumus untuk menghitung
kecepatan membaca. Rumus tersebut adalah:
KB : Jumlah kata dalam bacaan x 100%

Waktu yang ditempuh
Keterangan:
KB = Kecepatan Membaca

54

Menurut Tarigan (1985:11–13) jenis-jenis membaca ada duamacam, yaitu: 1)
membaca nyaring, dan 2) membaca dalam hati. Membaca dalam hati terdiri atas: (a)
membaca ekstensif, yangdibagi lagi menjadi: membaca survey, membaca sekilas,
danmembaca dangkal, dan (b) membaca intensif, yang terdiri dari:membaca telaah
isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terdiri dari: membaca teliti,
pemahaman, kritis, danmembaca ide-ide. Membaca telaah bahasa terdiri dari:
membacabahasa dan membaca sastra. Bila dibagankan, jenis-jenis membaca
tersebut adalah sebagai berikut.

MEMBACA

Membaca Nyaring Membaca dalam Hati

Membaca Membaca Intensif Membaca Telaah
Ekstensif Bahasa
Membaca
- Membaca Telaah Isi - Membaca
Survei Bahasa
- Membaca Teliti
- Membaca - Membaca - Membaca
Sekilas Sastra
Pemahaman
- Membaca - Membaca Kritis
Dangkal - Membaca Ide

Gambar 1. Jenis-jenis Membaca
Jenis membaca menurut Nurhadi (1987:143) ada tiga macam, yaknimembaca
literal, membaca kritis, dan membaca kreatif. Pada materi inijenis membaca yang
akan dibahas adalah membaca nyaring, membacaekstensif, dan membaca intensif.
Berikut ini akan dibahas satu persatujenis-jenis membaca tersebut.

55

a. Membaca Nyaring
Membaca nyaring (membaca bersuara) adalah suatu kegiatanmembaca yang

merupakan alat bagi pembaca bersama orang lainuntuk menangkap isi yang berupa
informasi bagi pengarang(Kamidjan, 1996:9). Tarigan (1985:22) berpendapat bahwa
membacanyaring adalah suatu kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid,
ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengaruntuk
menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaanseseorang pengarang.
Jadi, membaca nyaring pada hakikatnyaadalah proses melisankan sebuah tulisan
dengan memperhatikansuara, intonasi, dan tekanan secara tepat, yang diikuti
olehpemahaman makna bacaan oleh pembaca.

Menurut Kamidjan (1996:9-10) ada lima aspek dalam membacanyaring yaitu: (1)
membaca dengan pikiran dan perasaan pengarang;(2) memerlukan keterampilan
menafsirkan lambang-lambang grafis;(3) memerlukan kecepatan pandangan mata;
(4) memerlukanketerampilan membaca, terutama mengelompokkan kata
secaratepat; dan (5) memerlukan pemahaman makna secara tepat.Dalam membaca
nyaring, pembaca memerlukan beberapaketerampilan. antara lain: (1) penggunaan
ucapan yang tepat; (2)pemenggalan frasa yang tepat; (3) penggunaan intonasi,
nada, dantekanan yang tepat; (4) penguasaan tanda bacaa dengan baik;
(5)penggunaan suara yang jelas; (6) penggunaan ekspresi yang tepat;(7)
pengaturan kecepatan membaca; (8) pengaturan ketepatanpernafasan; (9)
pemahaman bacaan; dan (10) pemilikan rasapercaya diri.
b. Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukansecara luas,
bahan bacaan yang digunakan bermacam-macam danwaktu yang digunakan cepat
dan singkat. Tujuan membaca ekstensifadalah sekadar memahami isi yang penting
dari bahan bacaandengan waktu yang singkat dan cepat.

Broughton menyebutkan bahwa yangtermasuk membaca ekstensif adalah; 1)
membaca survey, 2)membaca sekilas, dan 3) membaca dangkal. Berikut ini
yangtermasuk membaca ekstensif akan diuraikan satu persatu.1) Membaca survei
merupakan kegiatan membaca yang bertujuanuntuk mengetahui gambaran umum
isi dan ruang lingkup bahan. Kegiatan membaca survey ini misalnya melihat
judul,pengarang, daftar isi, dan lain-lain.2) Membaca sekilas atau skimming adalah
membaca dengan cepatuntuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat.
Dalam halini pembaca melakukan kegiatan membaca secara cepat

56

untukmengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya.Membaca sekilas
merupakan salah satu teknik dalam membacacepat. Soedarso (2001:88-89)
menyatakan bahwa skimming adalahsuatu keterampilan membaca yang diatur
secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dengan tujuan untuk
mengetahui: (1)topik bacaan, (2) pendapat orang, (3) bagian penting tanpa
membcaseluruhnya, (4) organisasi tulisan, dan (5) menyegarkan apa yangpernah
dibaca.3) Selanjutnya, membaca dangkal merupakan kegiatan membacauntuk
memperoleh pemahaman yang dangkal dari bahan bacaanringan yang kita baca.
Tujuan membaca dangkal adalah untukmencari kesenangan.
c. Membaca Intensif

Membaca intensif merupakan kegiatan membaca bacaan secara telitidan
seksama dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membacaintensif merupakan
salah satu upaya untuk menumbuhkan danmengasah kemampuan membaca secara
kritis. Tarigan (1990:35)mengutip pendapat Brook menyatakan bahwa, membaca
intensifmerupakan studi seksama, telaah teliti, serta pemahaman terinciterhadap
suatu bacaan.

Yang termasuk membaca intensif ini adalah membaca pemahaman.Menurut
Tarigan (1990: 37) ada tiga jenis keterampilan membaca pemahaman, yaitu: 1)
membaca literal, 2) membaca kritis, dan 3) membaca kreatif. Masing-masing jenis
keterampilan membaca tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri. Oleh karena itu,
dalam hubungannya dengan pengajaran membaca, tiga keterampilan membaca
pemahaman ini perlu diajarkan secara terus-menerus. Setiap pertanyaan bacaan
dalam buku teks harus selalu mencerminkan keterampilan membaca tersebut.
1) Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untukmengenal dan

menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya, pembaca
hanya menangkap informasi yangtercetak secara literal (tampak jelas) dalam
bacaan. Informasitersebut ada dalam baris-baris bacaan (Reading The Lines).
Pembaca tidak menangkap makna yang lebih dalam lagi, yaitu makna di balik
baris-baris. Yang termasuk dalam keterampilan membaca literal antara lain
keterampilan: a) mengenal kata, kalimat, dan paragraf; b) mengenal unsur detail,
unsur perbandingan, dan unsur utama; c) mengenal unsur hubungan sebab
akibat; d) menjawab pertanyaan (apa, siapa, kapan, dan di mana); dan e)
menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsur sebab akibat.

57

2) Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan pembaca untuk mengolah
bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan makna bahan bacaan,
baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Mengolah bahan bacaan secara
kritis artinya, dalam proses membaca seorang pembaca tidak hanya menangkap
makna yang tersurat (makna baris-baris bacaan, (Reading The Lines), tetapi
juga menemukan makna antarbaris (Reading Between The Lines), dan makna di
balik baris (Reading Beyond The Lines). Yang perlu diajarkan dalam membaca
kritis antara lain keterampilan: a) menemukan informasi faktual (detail bacaan);
b) menemukan ide pokok yang tersirat; c) menemukan unsur urutan,
perbandingan, sebab akibat yang tersirat; d) menemukan suasana (mood); e)
membuat kesimpulan; f) menemukan tujuan pengarang; g) memprediksi
(menduga) dampak; h) membedakan opini dan fakta; i) membedakan realitas
dan fantasi; j) mengikuti petunjuk; k) menemukan unsur propaganda; l) menilai
keutuhan dan keruntutan gagasan; m) menilai kelengkapan dan kesesuaian
antargagasan; n) menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan; o) membuat
kerangka bahan bacaan; dan p) menemukan tema karya sastra.

3) Kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan
membaca seseorang. Artinya, pembaca tidak hanya menangkap makna tersurat
(Reading The Lines), makna antarbaris (Reading Between The Lines), dan
makna di balik baris (Reading Beyond The Lines), tetapi juga mampu secara
kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Beberapa
keterampilan membaca kreatif yang perlu dilatihkan antara lain keterampilan: a)
mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya; b) membuat
resensi buku; c) memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan
dalam buku; d) mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi bentuk
naskah drama dan sandiwara radio; e) mengubah puisi menjadi prosa; f)
mementaskan naskah drama yang telah dibaca; dan g) membuat kritik balikan
dalam bentuk esai atau artikel populer.
Selain ketiga kemampuan membaca pemahaman tersebut, yang termasuk

membaca pemahaman antara lain juga membaca cepat. Jenis membaca ini
bertujuan agar pembaca dalam waktu yang singkat dapat memahami isi bacaan
secara tepat dan cermat. Jenis membaca ini dilaksanakan tanpa suara (membaca
dalam hati). Bahan bacaan yang diberikan untuk kegiatan ini harus baru (belum
pernah diberikan kepada siswa) dan tidak boleh terdapat banyak kata-kata sukar,

58

ungkapan-ungkapan yang baru, atau kalimat yang kompleks. Kalau ternyata ada,
guru harus memberikan penjelasan terlebih dahulu, agar siswa terbebas dari
kesulitan memahami isi bacaan karena terganggu oleh masalah kebahasaan.

5. Manfaat
Tentu ada banyak sekali manfaat yang dapat dipetik seseorang dari kegiatan

membaca, yang paling umum, manfaat yang dapat dirasakan ketika membaca buku
adalah dapat belajar dari pengalaman orang lain atau dapat menambah
pengetahuan. Manfaat khusus dari kegiatan membaca adalah bahwa orang yang
rajin membaca buku dapat terhindar dari kerusakan jaringan otak di masa tua. Hal
ini menurut riset mutakhir bahwa membaca buku dapat membantu seseorang untuk
menumbuhkan syaraf-syaraf baru di otak.

Manfaat membaca adalah sebagai berikut.
1. Membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan tatabahasa dan sintaksis

yang lebih penting lagi, membaca memperkenalkan pada banyak ragam
lingkungan kreatif, sehingga mempertajam kepekaan linguistik dan kemampuan
menyatakan perasaan.
2. Membaca buku secara langsung dapat membantu mengalami perasaan dan
pemikiran yang paling dalam. Banyak buku dan artikel yang mengajak untuk
berintropeksi dan melontarkan pertanyaan serius mengenai perasan nilai dan
hubungan dengan orang lain. Dengan begitu, secara tak langsung turut
memperkembangkan kecerdasan interpersonal, mendesak untuk merenungkan
kehidupan dan mempertimbangkan kembali keputusan-keputusan akan cita-cita
hidup.
3. Membaca memicu imajinasi, buku yang baik mengajarkan untuk membayangkan
dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi dan karakternya.
Bayangan yang terkumpul dari tiap buku atau artikel ini melekat dalam pikiran,
dan sering waktu berlalu, membangun sebuah bentang jaringan ide dan
perasaan yang menjadi dasar metafora yang ditulis, gambar yang dibuat,
bahkan tulisan yang ditulis.
4. Membaca bahan bacaan umumnya “memaksa” nalar, pengurutan keteraturan
dan pemikiran logis untuk dapat mengikuti jalan ceritaatau memecahkan suatu
misteri. Dengan demikian, akan semakinmemperkukuh kecerdasan matematis
logis yang dimiliki.

59

Selain itu, kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat berikut ini. (1)
Memperoleh banyak pengalaman hidup. (2) Memperoleh pengetahuan umum dan
berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi kehidupan. (3) Mengetahui
berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. (4)
Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.
(5) Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker,
meningkatkan taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. (6)
Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang
menjadi cerdik dan pandai. (7) Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan,
istilah, dll yang sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
(8) Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi (Amir,
1996:6).

Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Emerson,
seorang filosof kenamaan yang mengharapkan setiap orang (termasuk pelajar)
dapat membiasakan diri sebagai pembaca yang baik. Dengan kebiasaan itu
seseorang dapat menimba berbagai pengalaman dan pengetahuan, moral,
peradaban, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat sampai pada tingkat
perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat langsung dari pembacaan
buku-buku besar. Hal di atas dipertegas lagi oleh Lin Yut 'ang seorang filosof
terkenal Cina yang menyatakan bahwa orang yang tidak mempunyai kebiasaan
membaca yang baik, akan terpenjara dalam dunianya, baik dalam segi waktu dan
ruang. Hal ini berarti ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang terjadi pada
lingkungan dekatnya dan hanya berhubungan dengan orang-orang tertentu saja.
Dengan demikian semakin aktif seseorang membaca maka akan semakin tinggi
pengetahuan yang didapatkan, tidak terpenjara dalam dunianya.

6. Kegiatan Membaca
Kegiatan membaca terkait dengan :

a. Pengenalan huruf atau aksara
b. Bunyi dari huruf
c. Makna atau maksud
d. Pemahaman terhadap makna atau maksud berdasarkan konteks wacana.

60

Ada berbagai sumber bacaan :
1. Membaca berita.

Membaca berita adalah menyampaikan informasi atau berita dengan cara
membaca teks berita dengan intonasi, lafal, dan sikap yang benar. Wacana berita
biasanya berisi informasi yang mencakup peristiwa apa yang terjadi, siapa saja yang
terlibat dalam peristiwa, kapan waktu terjadinya peristiwa, bagaimana atau mengapa
peristiwa itu terjadi.
Contoh wacana berita.

Soal Bocor, UN Diulang - Bocornya soal ujian nasional untuk tingkat SMP
yang dilaksanakan pada Rabu, 23 April merupakan berita besar untuk
pelaksanaan ujian tahun ini. Menteri Pendidikan, Anies Baswedan
menuturkan bahwa pelaku yang membocorkan soal ujian telah diselidiki. Ia
menjelaskan bahwa pelaku pembocoran akan diproses hukum

sesuai pasal yang berlaku. Dari hasil verifikasi yang dilakukan oleh Pusat
Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) Balitbang Kemendikbud, ditemukan
sebanyak 30 buklet soal dari 11.730 yang diunggah ke internet secara
ilegal. Setelah mendapatkan laporan tersebut, Menteri Pendidikan segera
berkoordinasi dengan Menteri Komunikasi dan Informasi untuk memblokir
tautan di Google yang berisi konten ilegal tersebut. Koordinasi pun
dilakukan dengan pihak Google dalam upaya pemblokiran konten tersebut.
Diduga kebocoran soal UN ini melibatkan oknum dari pihak percetakan
negara RI yang merupakan tempat yang ditunjuk untuk mencetak semua
soal-soal ujian nasional. Penggeledahan pun dilakukan secara internal oleh
pihak percetakan untuk mengetahui dalang dibalik peristiwa ini.
Bocornya soal UN ini masih menjadi pertimbangan Menteri pendidikan
untuk mengadakan ujian ulang atau tidak. Namun kemungkinan besar ialah
ujian tidak akan diulang, hal ini berdasarkan pertimbangan menyangkut
biaya pembuatan soal yang cukup besar.
2. Membaca Petunjuk.
Biasanya berisi tentang bagaimana sesuatu harus dilakukan atau dikerjakan.
Sesuatu itu umumnya dapat berupa prosedur dan dapat pula berupa pilihan dari
suatu penyelesaian persoalan.
Contoh petunjuk.

61

Jagalah kebersihan ruangan ini !
Pakailah jembatan penyeberangan !
Kenakan sabuk pengaman ketika Anda mengendarai mobil !
Peliharalah taman bunga ini !
3. Membaca Dialog.

Dialog atau percakapan adalah pembicaraan yang terarah antara dua orang
atau lebih ketika membaca dialog kita harus memahami dan menjiwai kata atau
kalimat yang ada selain itu kita juga perlu memperhatikan tanda baca dan jenis
kalimat dalam dialog tersebut.
Contoh dialog.

Ani :"Kita harus segera menyelesaikan tugas ini."
Wito :"Benar. Ayokita segera menyelesaikannya. Meskipun tugas ini sulit, kita
harus
berusaha."
Sukri:"Tapi tugas ini sangat sulit. Sudahlah kita minta bantuan orang lain saja."
Wito :"Jangan begitu. Kita harus tetap berusaha. Saya yakin kita bisa. Kita tidak
perlu minta
bantuan orang lain."
Ari :"Betul. Kita harus semangat dan pantang berputus asa."
4. Membaca Iklan.

Iklan biasanya berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar yang
tujuannya agar pembaca atau pendengar tesebut mengikuti atau melakukan sesuai
dengan yang dihendakinya.
Contoh iklan pendidikan.

PENGUMUMAN
Diberitahukan kepada siswa SMP Inovasi, bahwa pada tanggal 23 November 2013
pukul 14.00 s.d. 16.00 bertempat di Lapangan SMP Inovasi akan dilaksanakan
Pembukaan Respect Cup II. Harap seluruh siswa menghadiri kegiatan tersebut.

5. Membaca Pidato.
Pidato merupakan kegiatan lisan, meski kadang-kadang dilakukan dengan

membaca teks yang telah di persiapkan sebelumnya pidato dapat berisi
pengarahan, laporan, penyampaian informasi, dan sebagainya bergantung peranan
yang ada pada penyampai pidato.

62

Contoh pidato
Selamat Siang
Marilah kita panjatkan puji syukur pada hadirat Tuhan YME karena telah
memberikan nikmat serta segala berkatNya pada kita, sehingga masih diberi
kesempatan berkumpul bersama di tempat ini.
Kepada Yth. Bapak Kepala Sekolah
Yang terhormat Bapak/Ibu guru dan staf
Serta teman-teman sekalian yang saya banggakan,
Kita semua tahu bahwa banyak sekali terjadi kenakalan remaja sekarang ini,
dengan banyaknya perbuatan negatif di masyarakat. Contohnya seperti merokok
dan yang lebih bahaya yaitu mencoba narkoba di usia dini. Meski awalnya hanya
mencobanya, namun menjadi ketagihan, hingga berujung kecanduan.
Beragam penyebab kenakalan remaja ini dapat berasal dari kesalahan mendidik
orang tua atau terlalu sibuk dalam bekerja hingga tidak memperhatikan
perkembangan pergaulan anak mereka, atau juga disebabkan karena faktor
pergaulan remaja yang salah memilih teman.
Kita boleh saja berteman dengan banyak orang, namun harus berhati-hati pula
dalam memilih teman, agar tidak terjerumus.
Contoh pergaulan yang salah, adalah tawuran antar pelajar, geng motor, dan
mabuk-mabukan. Banyak dari hal tersebut yang menimbulkan korban jiwa, baik
dari kalangan remaja bahkan menyangkut warga lain. Oleh sebab itu, jauhilah
pergaulan yang salah tersebut, karena hanya akan merugikan diri anda sendiri.
Jangan lupa gunakan masa remaja yang diisi beragam hal positif agar berguna
untuk diri sendiri, para orang tua dan bangsa kita. Sampai di sini saja yang dapat
saya sampaikan melalui pidato ini, apabila masih terdapat kesalahan, maka saya
mohon untuk maaf.

Selamat siang.

63

RANGKUMAN
Membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik

danpsikologis. Proses yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara
visual dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Prosesmekanis tersebut
berlanjut dengan proses psikologis yang berupakegiatan berpikir dalam mengolah
informasi. Proses pskologis itu dimulai ketika indera visual mengirimkan hasil
pengamatan terhadaptulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf. Melalui
prosesdecoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian diidentifikasi,
diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding berlangsungdengan melibatkan
knowledge of the world dalam skemata yang berupakategorisasi sejumlah
pengetahuan dan pengalaman yang tersimpandalam gudang ingatan.Jadi, pada
hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitumembaca sebagai
proses dan membaca sebagai produk. Membacasebagai proses mengacu pada
aktifitas fisik dan mental. Sedangkanmembaca sebagai produk mengacu pada
konsekuensi dari aktivitasyang dilakukan pada saat membaca.

Berdasarkan beberapa definisi tentang membaca, dapat disimpulkanbahwa
membaca adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkanisinya.
Pengucapan tidak selalu dapat didengar, misalnya membacadalam hati.
Selanjutnya, membaca merupakan aktivitas yang tidak bisadilepaskan dari
menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca,pembaca yang baik akan
memahami bahan yang dibacanya. Selain itu,dia bisa mengkomunikasikan hasil
membacanya secara lisan atautertulis. Dengan demikian, membaca merupakan
keterampilanberbahasa yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa
lainnya.Jadi, membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa, prosesaktif,
bertujuan, serta memerlukan strategi tertentu sesuai dengan tujuandan jenis
membaca.

Hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membacasangat
signifikan. Pembaca yang mempunyai tujuan yang sama, dapatmencapai tujuan
dengan cara pencapaian berbeda-beda. Tujuanmembaca mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam membacakarena akan berpengaruh pada proses
membaca dan pemahamanmembaca.

Ada dua jenis membaca, yaitu membaca bersuara dan membaca tidakbersuara.
Membaca bersuara meliputi: membaca nyaring, membacateknik, membaca indah.
Membaca tidak bersuara (membaca diam)meliputi: membaca teliti, membaca

64

pemahaman, membaca ide membaca kritis, membaca telaah bahasa, membaca
skimming (sekilas),membaca cepat.

Manfaat membaca antara lain adalah sebagai berikut. (1) Menambahkosakata,
tatabahasa, dan sintaksis. (2) Mengalami perasaan danpemikiran yang paling
dalam. (3) Memicu imajinasi. (4) Memaksa nalar,pengurutan keteraturan dan
pemikiran logis untuk dapat mengikuti jalancerita atau memecahkan suatu misteri.

Membaca dapat dilihat sebagai proses dan sebagai hasil. Membaca sebagai
proses memiliki beberapa tahap, yaitu dari pengenalan huruf sampai dengan
pemahaman. Kegiatan setidaknya meliputi, penegenalan huruf atau aksara, bunyi
dari huruf atau rangkaian huruf, makna atau maksud pemahaman berdasarkan
konteks wacana.

Membaca sebagai hasil berupa tercapainya komunikasi pikiran dan perasaan
pembaca dengan penulis, yang diperoleh melalui proses membaca. Komunikasi itu
terjadi karena terdapat kesesuaian ilmu pengetahuan dan asumsi antara pembaca
dengan penulis. Pengalaman dan pengetahuan pembaca, baik kebahasaan maupun
nonkebahasaan menentukan keberhasilan kegiatan membaca. Sebab, pada
hakikatnya penulis pun mengungkapkan gagasannya menggunakan alur berpikir
tertentu, dan kaidah bahasa yang berlaku.

65

EVALUASI
Petujuk : Setelah mempelajari materi di atas, jawablah pertanyaan pilihan

berganda di bawah ini dengan benar!
1.Cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokonya atau saripati bacaan

disebut....
a. Teknik intensif
b. Teknik membaca naskah
c. Teknik membaca frasa
d. Teknik sekilas (skimming)
2.Membaca dapat dilihat sebagai proses dan sebagai hasil. Di bawah ini merupakan
tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika membaca yaitu....
a. Pengenalan Huruf atau aksara
b. Bunyi dari huruf atau rangkaian huruf
c. Makna atau maksud serta pemahaman terhadap makna atau maksud

berdasarkan konteks wacana.
d. Semua benar
3.Untuk memperoleh beberapa pemahaman terhadap isi bacaan seorang pembaca
memerlukan pengetahuan dibawah ini yaitu....
a. Mendengarkan informasi
b. Mengenali konsep dan kosa kata serta latar yang terdapat dalam bacaan serta

memiliki pengetahuan dan pengalaman pembaca.
c. Mencari kesalahan dari wacana bacaan itu
d. Menceritakan isi dari bacaan itu
4.Di bawah ini merupakan model membaca sebagai proses memperoleh
pemahaman menurut Ulit ada tiga yaitu, kecuali....
a. Dari bawah ke atas (bottom up)
b. Dari samping kiri ke samping kanan
c. Dari atas ke bawah (top-down)
d. Interaktif (interactive)

5.Di bawah ini yang merupakan salah satu sumber bacaan dalam kegiatan
membaca....
a. Membaca Petunjuk
b. Bercerita pengalaman

66

c. Membaca cerita rakyat
d. Menulis puisi
6.Sumber bacaan yang biasanya berisi informasi yang mencakup peristiwa apa yang
terjadi, siapa saja yang terlibat dalam peristiwa, kapan waktu terjadinya peristiwa,
bagaimana dan mengapa peristiwa itu terjadi adalah pengertian dari...
a. Membaca dialog
b. Membaca iklan
c. Membaca petunjuk
d. Membaca wacana berita
7.Penjelasan mengenai kegiatan membaca petunjuk yang benar dibawah ini
adalah....
a. Biasanya berusaha untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar yang

tujuannya agar pemabaca atau pendengar tersebut mengikuti atau melakukan
sesuai dengan yang dikehendakinya.
b. Merupakan kegiatan lisan, meski kadang-kadang dilakukan dengan membaca
teks yang telah dipersiapkannya sebelumnya.
c. Biasanya berisi tentang bagaimana sesuatu harus dilakukan atau dikerjakan.
d. Biasanya berisi informasi yang mencakup peristiwa apa yang terjadi, siapa saja
yang terlibat dalam peristiwa, kapan waktu terjadinya peristiwa, bagaimana dan
mengapa peristiwa itu terjadi.
8. Berikut penjelasan mengenai membaca karya ilmiah popular adalah....
a. Karya ilmiah popular berbeda dengan bacaan umum lainnya. Merupakan sajian
secara ilmiah menggunakan bahasa yang umum sehingga dapat dipahami oleh
pembaca secara umum
b. Membaca puisi dengan memahami unsur-unsur pembentuknya
c. Membaca koran dengan suara nyaring (keras)
d. Membaca informasi dari berita yang sedang berlangsung di TV
9. Di bawah ini beberapa bahan bacaan karya ilmiah popular yaitu, kecuali....
a. Membaca karya ilmiah bidang Seni Budaya
b. Membaca karya ilmiah bidang IPS
c. Membaca karya sastra Indonesia
d. Membaca karya ilmiah bidang IPA

67

10.Dalam Membaca tidak bersuara (membaca dalam hati) aktivitas membaca
dengan mengandalkan ingatan visual yang meliputi antara lain kecuali :

a. Membaca teliti
b. Membaca pemahaman
c. Membaca ide
d. Membaca cepat
ESSAI
Petunjuk : Jawablah pertanyaan essai di bawah ini dengan memberikan

penjelasan yang tepat!
1. Tuliskan rumus yang digunakan untuk menghitung kecepatan membaca !
2. Sebutkan hambatan-hambatan dalam membaca cepat !
3. Menurut Tarigan (1990: 37) ada tiga jenis keterampilan membaca pemahaman.

Sebutkan dan jelaskan !
4. Sebutkan 5 manfaat membaca !
5. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca sekilas !

68

KUNCI JAWABAN

PILIHAN BERGANDA
1.D 6. D
2.D 7. C
3.B 8 .A
4.B 9. C
5.A 10.D

ESSAI
1.Dalam teknik membaca cepat, digunakan rumus untuk menghitung kecepatan

membaca. Rumus tersebut adalah:
KB : X 100%

Keterangan:
KB = Kecepatan Membaca
2.5 manfaat membaca :
1) Membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan tatabahasa dan
sintaksis yang lebih penting lagi, membaca memperkenalkan pada banyak
ragam lingkungan kreatif, sehingga mempertajam kepekaan linguistik dan
kemampuan menyatakan perasaan.
2) Membaca buku secara langsung dapat membantu mengalami perasaan dan
pemikiran yang paling dalam.
3) Membaca memicu imajinasi, buku yang baik mengajarkan untuk
membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi
dan karakternya.
4) Membaca bahan bacaan umumnya “memaksa” nalar, pengurutan keteraturan
dan pemikiran logis untuk dapat mengikuti jalan cerita atau memecahkan
suatu misteri.
5) Memperoleh banyak pengalaman hidup.

3.Hambatan dalam membaca cepat :
1) Sulit berkonsentrasi

69

2) Rendahnya motivasi
3) Khawatir tidak memahami materi yang dibaca
4) Kebiasaan buruk dalam membaca
4.Tiga jenis keterampilan membaca pemahaman menurut Tarigan :
1) Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk mengenal

dan menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya,
pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak
jelas) dalam bacaan. Informasi tersebut ada dalam baris-baris bacaan
(Reading The Lines). Pembaca tidak menangkap makna yang lebih dalam
lagi, yaitu makna di balik baris-baris.
2) Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan pembaca untuk
mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan makna
bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Mengolah bahan
bacaan secara kritis artinya, dalam
3) proses membaca seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang
tersurat (makna baris-baris bacaan, (Reading The Lines), tetapi juga
menemukan makna antarbaris (Reading Between The Lines), dan makna di
balik baris (Reading Beyond The Lines).
3) Kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan
membaca seseorang. Artinya, pembaca tidak hanya menangkap makna
tersurat (Reading The Lines), makna antarbaris (Reading Between The
Lines), dan makna di balik baris (Reading Beyond The Lines), tetapi juga
mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan
sehari-hari.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca sekilias :
1) Jika membaca koran, bacalah setiap judul bacaan dalam koran tersebut,
2) Baca garis besar bacaan atau kepala berita yang terdapat pada koran
tersebut, dan
3) Jika telah telah menemukan bacaan yang diinginkan, mulai untuk
membacanya.

70

BAB V
MENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS

A. Capaian Kompetensi
Adapun kompetensi yang harus dicapai mahasiswa :
1. Mampu memahami dan mengetahui tentang hakikat menulis.
2. Mampu memahami dan mengetahui tentang pengertian menulis.
3. Mampu memahami dan mengetahui tentang tujuan menulis.
4. Mampu memahami dan mengetahui tentang jenis menulis.
5. Mampu memahami dan mengetahui tentang manfaat menulis.
6. Mampu memahami dan mengetahui tentang kegiatan menulis.

B. Latar Belakang
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat mekanistis.

Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi
dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga menghasilkan tulisan
yang tersusun dengan baik. Kejelasan organisasi tulisan bergantung pada cara
berpikir, penyusunan yang tepat, dan struktur kalimat yang baik Keterampilan
menulis biasanya dikaitkan dengan pembelajaran mengarang. Latihan menulis dan
mengarang dalam pengajaran bahasaIndonesia dapat membiasakan siswa untuk
menerapkan pengetahuan kebahasaan, seperti tata bahasa, kosa kata, gaya
bahasa, ejaan, dan sebagainya. Oleh karena itu dalam bab ini akan dibahas tentang
apa itu keterampilan menulis dan bagaimana pembelajaran untul meningkatkan
keterampilan menulis siswa dengan berbagai kegiatan menulis.

C. Hakikat, Pengertian, Tujuan, Jenis, Manfaat, dan Kegiatan menulis
1. Hakikat
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal

dari kata tulis. Tulis adalah ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat
dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya). Menulis adalah
membuat huruf, angka , dan sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya
melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan
sebagainya dengan tu-lisan. Selanjutnya menulis adalah menuangkan gagasan,

71

pendapat, perasaan, keingi-nan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan
kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain (Syafi’ie,1998:45).

Selain itu, menulis juga merupakan suatu aktivitas komunikasi yang
menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas
rangkaian huruf yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan
tanda baca. Menulis juga suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan
pen-dapat kepada pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat
dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.

Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga
apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila
memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan meme-
nuhi kaidah gramatika.

Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah
pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik
dan benar. Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga
memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b)
kepekaan terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan
penelitian, (d) kemampuan menggunakan bahasa Indonesia, (e) kemampuan
memuali menulis, dan (f) kemam-puan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan
tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan
kekayaan kosakata yang dimilikinya.

Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan
menyampaikan sesuatu yang inggin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang
merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, kata, kalimat, dan
alenia Akhadiah, (1997:13). Sementara itu, WJS Poerwodarminto (1987:105) secara
leksi-kal mengartikan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Setiap
tulisan harus mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi
penulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang
dimaksud pe-nulis.

2. Pengertian
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang

harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis.
Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah
kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain

72

dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung
dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan
penggunaan ejaan. Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi (1999: 159),
keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran, gagasan,
pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau
pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas tulis.

Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah salah
satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak
lain. Sedangkan menurut Byrne (Haryadi dan Zamzani, 1996: 77), keterampilan
menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam
bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

Atar Semi (1993: 47), mengartikan keterampilan menulis sebagai tindakan
memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan
lambang-lambang. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Harris (Ahmad
Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 1999: 276) keterampilan menulis diartikan sebagai
kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran atau perasaan
kepada orang lain dengan menggunaan bahasa tulis. Menulis merupakan aktivitas
pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang
kebahasaan. Sedangkan menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2008: 1.3),
menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan
mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya. Dalam komunikasi tulis
setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat yaitu (1) penulis sebagai penyampai
pesan, (2) isi tulisan atau pesan, (3) saluran atau medianya berupa tulisan dan (4)
pembaca sebagai penerima pesan.

3. Tujuan
Setiap penulis harus mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang akan

ditulisnya. Menurut Suriamiharja (1997: 10), tujuan dari menulis adalah agar tulisan
yang dibuat dapat dibaca dan dipahami dengan benar oleh orang lain yang
mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Sedangkan
menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 3.7), tujuan yang ingin dicapai
seorang penulis bermacam-macam sebagai berikut.

1. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar.

73

2. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.
3. Menjadikan pembaca beropini.
4. Menjadikan pembaca mengerti.
5. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan.
6. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan

seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral,
nilai kemanusiaan dan nilai estetika.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan
menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahaminilai-nilai dalam
sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapatatau melakukan sesuatu
yang berhubungan dengan isi tulisan.
a. Tujuan pembelajaran menulis
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia (termasuk di dalamnya pembelajaran
menulis) di SD berdasarkan standar isi adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan :
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
Dalam standar kompetensi lulusan Sekolah Dasar mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada aspek menulis, diharapkan peserta didik memiliki kompetensi
melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat,
pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta
berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun.

74

4. Jenis-jenis Tulisan
Di bawah ini dijelaskan secara singkat jenis-jenis tulisan berdasarkan isi tulisan,

yaitu sebagai berikut :
a. Menulis Deskripsi
Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata atas
suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi
melalui tulisannya mengharapkan pembaca dapat melihat, mendengar,
mencium bau, mencicipi dan merasakan hal yang sama dengan penulis.
Deskripsi pada dasarnya merupakan hasil dari pengamatan melalui panca
indera yang disampaikan dengan kata-kata.
b. Menulis Narasi
Narasi pada dasarnya adalah karangan atau tulisan yang berbentuk cerita.
Seperti kalau orang bercerita tentang “mengisi liburan sekolah”,
“mendaftarkan diri ke sekolah”, “pengalaman berkemah di hutan”,
“kecelakaan lalu lintas di jalan raya”, atau “pertandingan olahraga”. Cerita itu
tentunya didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Di dalam
peristiwa itu ada tokoh, mungkin tokoh itu adalah penulis sendiri, teman
penulis, atau orang lain, dan tokoh itu mengalami masalah atau konflik. Bisa
saja dalam cerita itu menghadirkan satu konflik atau serangkaian konflik yang
dihadapi oleh tokoh dalam ceritamu itu. Jadi, dalam sebuah narasi terdapat
tiga unsur pokok, yaitu : peristiwa, tokoh, dan konflik. Ketiga unsur itu
diramu menjadi satu dalam sebuah jalinan yang disebut alur atau plot.
Dengan demikian, narasi adalah cerita berdasarkan alur. Sering juga narasi
diartikan sebagai cerita yang didasarkan pada kronologi waktu.
c. Menulis Eksposisi
Eksposisi/paparan merupakan tulisan hasil peninjauan terhadap suatu hal.
Penyampaian gagasan dilakukan secara analitis kronologis waktu maupun
ruang. Tulisan berjenis eksposisi biasanya merupakan bagian dari karangan
ilmiah. Penulisan eksposisi dilakukan dengan cara menyusun kerangka
karangan yang memuat kata-kata kunci yang didukung oleh penjelasan-
penjelasan, contoh-contoh, ilustrasi, maupun bukti.
d. Menulis Argumentasi
Argumentasi dibentuk dari kata argumen yang berarti alasan. Paragraf
argumentasi adalah paragraf yang bertujuan untuk menyatakan kebenaran

75

dengan didukung argumen atau alasan yang sesuai. Termasuk dalam bentuk
ini adalah tulisan yang bertujuan mengajak, membujuk, dan mempengaruhi
orang lain. Argumentasi sering pula dibedakan dengan persuasi yang lebih
bertujuan membujuk atau mempengaruhi orang lain, sementara argumentasi
diartikan sebagai tulisan yang isinya bersifat menyakinkan suatu hal kepada
orang lain terhadap suatu hal.
Paragraf argumentasi dapat disusun dengan pola sebab-akibat. Artinya,
paragraf tersebut diawali dengan kalimat utama yang merupakan sebab dan
diikuti oleh beberapa akibat sebagai kalimat penjelasnya. Sebaliknya,
paragraf argumentasi juga dapat disusun dengan pola akibat-sebab yang
berarti paragraf tersebut diawali dengan akibat yang merupakan kalimat
utama dan diikuti oleh beberapa sebab sebagai kalimat penjelasnya.
5. Manfaat
Adapun manfaat menulis dapat kita lihat dari berbagai segi yaitu.
a. Secara psikologis menulis sangat bermanfaat dan bisa membuat kita sehat

bahkan mampu membuat kita untuk mampu mengontrol diri. Melepaskan
segala persoalan hidup.
b. Secara metodologis menulis bermanfaat untuk melatih kita berpikir secara
teratur untuk melakukan suatu tindakan yang sesuai yang dikehendaki,
bahkan untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan.
c. Secara filosofis bermanfaat untuk melatih kita berpikir secara radikal atau
berpikir secara mendalam.
d. Secara pendidikan mampu mempengaruhi kita untuk melakukan proses
belajar. Maka sesering kali kita menulis atau seberapa banyak kita
menulis, maka sesering itu pula kita telah melakukan proes pendidikan
atau proses belajar.
Manfaat menulis menurut Sabarti Akhadiah (dalam Kartimi 2006: 5) sebagai
berikut:
a. Mengetahui potensi diri dengan dan kemampuan serta pengetahuan kita
tentang topik yang dipilih. Dengan mengembangkan topik itu kita dipaksa
berpikir, menggali pengetahuan, dan pengalaman yang tersimpan dalam
diri.

76

b. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar,
menghubung-hubungkan, dan membandingkan fakta-fakta yang tidak
pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis.

c. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan
dengan topik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis dapat
memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta
yang berhubungan

d. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta
mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, setiap permasalahan
yang semula samar-samar dakan menjadi lebih jelas.

e. Melalui tulisan, kita dapat menjadi peninjau dan penilaian gagasan kita
secara obyektif

f. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara
tersurat dalam konteks yang lebih konkrit.

g. Dengan menulis, kita menjadi aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi
penemu sekaligus pemecah masalah. Bukan hanya sekedar penerima
informasi yang pasif.

h. Membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib.
Selain manfaat menulis di atas, Hernowo (2004: 51) mengungkapkan bahwa
menulis dapat digunakan untuk menyibak atau mengungkapkan diri. Dengan
menulis seseorang bukan hanya akan menyehatkan fisik dan mental tetapi juga
dapat mengenali detail-detail dirinya.
Dari beberapa manfaat menulis yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
menulis bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri dengan aktif berpikir dalam
menuangkan ide dan gagasan kedalam sebuah tulisan, menambah wawasan dan
informasi, menumbuhkan keberanian dan kreatifitas.
6. Kegiatan menulis
Keterampilan menulis dapat diklasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang
yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam
melaksanakan keterampilan menulis dan hasil produk menulis itu. Klasifikasi
keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian
produk menulis atas empat kategori, yaitu: karangan narasi, eksposisi, deskripsi,
dan argumentasi.

77

Berdasarkan dua acuan tersebut di atas dapat disusun jenis-jenis kegiatan
dalam pembelajaran keterampilan menulis tersebut dengan susunan dari yang
mudah menuju kepada yang sukar adalah sebagai berikut.

a. Menyusun karangan bersama
b. Menyusun kembali karangan yang diacak
c. Menyelesaikan cerita tertulis
d. Meringkas (sinopsis) bacaan
e. Reka cerita gambar
f. Memerikan atau mendeskripsikan sesuatu
g. Mengembangkan judul
h. Menulis surat
i. Menyusun dialog
j. Menyusun laporan
k. Menyusun iklan, slogan, poster, dan spanduk
l. Meresensi buku
m. Menyusun karangan ilmiah
Uraian jenis-jenis kegiatan menulis di atas menunjukkan kepada guru
bahasaIndonesia ada banyak pilihan dalam merencanakan pembelajaran
keterampilan menulis.

78

RANGKUMAN
a. Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga

apa yang ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik
apabila memiliki ciri-ciri, antara lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis,
dan meme-nuhi kaidah gramatika.
b. Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah
pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang
baik dan benar. Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia
juga memiliki: (a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis, (b)
kepekaan terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan menyusun perencanaan
penelitian, (d) kemampuan menggunakan bahasa Indonesia, (e) kemampuan
memuali menulis, dan (f) kemam-puan memeriksa karangan sendiri.
Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan
membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
c. menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 3.7), tujuan yang ingin dicapai
seorang penulis bermacam-macam sebagai berikut.
1. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar
2. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan
3. Menjadikan pembaca beropini.
4. Menjadikan pembaca mengerti
5. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan
6. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan
seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai
kemanusiaan dan nilai estetika.
d. Keterampilan memiliki beberapa jenis menulis yaitu sebagai berikut ;
1. Menulis deskrips
2. Menulis narasi
3. Menulis ekposisi
4. Menulis argumentasi
e. Adapun manfaat menulis dapat kita lihat dari berbagai segi yaitu.
1. Secara psikologis menulis sangat bermanfaat dan bisa membuat kita sehat

bahkan mampu membuat kita untuk mampu mengontrol diri. Melepaskan
segala persoalan hidup

79

2. Secara metodologis menulis bermanfaat untuk melatih kita berpikir secara
teratur untuk melakukan suatu tindakan yang sesuai yang dikehendaki,
bahkan untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yang ditentukan.

3. Secara filosofis bermanfaat untuk melatih kita berpikir secara radikal atau
berpikir secara mendalam

4. Secara pendidikan mampu mempengaruhi kita untuk melakukan proses
belajar. Maka sesering kali kita menulis atau seberapa banyak kita menulis,
maka sesering itu pula kita telah melakukan proes pendidikan atau proses
belajar.

f. Kegiatan menulis Menyusun karangan bersama
1. Menyusun kembali karangan yang diacak
2. Menyelesaikan cerita tertulis
3. Meringkas (sinopsis) bacaan
4. Reka cerita gambar
5. Memerikan atau mendeskripsikan sesuatu
6. Mengembangkan judul

80

EVALUASI
Petujuk : Setelah mempelajari materi di atas, jawablah pertanyaan pilihan

berganda di bawah ini dengan benar!
1. Tulisan yang berbentuk sebuah cerita disebut...

a. Menulis Deskripsi
b. Menulis Eksplorasi
c. Menulis Argumentasi
d. Menulis Narasi
2. Menulis merupakan kumpulan kata kata yang menghasilkan sebuah informasi
dan baacaan yang bermanfaat bagi orang lain. Maka dalam menulis seseorag
harus memiliki kemampuan seperti ...
a. Kemampuan berbicara
b. Kemampuan berpikir, berimajinasi, berkomukasi dan berbahasa
c. Kemampuan berdeskripsi
d. Kemampuan bereksplorasi
3. keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat,
dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tertulis yang
diungkapkan oleh ahli...
a. Mohammad Yunus (2008: 1.3)
b. Kartimi (2006: 5)
c. Abbas (2006:125)
d. (Haryadi dan Zamzani, 1996: 77)
4. Untuk dapat menulis sebuah tulisan tentunya memerlukan suatu syarat dalam
menulis agar mendapatkan hasil tulisan yang baik. Berikut ini yang merupakan
syarat dalam menulis adalah...
a. Memiliki kamampuan berpikir
b. Memiliki kemampuan berbahasa, menyajikan dan perwajahan
c. Kemampuan bereksplorasi dan mendeskripsi
d. Kemampuan dalam mengeskpresikan ide atau gagasan
5. Secara metodologis menulis bermanfaat untuk melatih...
a. Kemampuan berpikir secara teratur
b. Kemampuan berpikir secara abstrak
c. Kemampuan mengemukakan gagasan ide
d. Kemampuan mengembangkan cara berpikir

81

6. Kegiatan menulis dapat melahirkan suatu yaitu..
a. Melahirkan Suatu cerita
b. Melahirkan gagasan ide atau suatu pola pikir
c. Melahirkan suatu kreatifitas
d. Melahirkan suatubacaan

7. Berikut ini yang merupakan kegiatan menulis yaitu, kecuali...
a. Menyusun dialog
b. Meringkas (sinopsis) bacaan
c. Membacakan teks cerita
d. Menyusun iklan, slogan, poster dan spanduk

8. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar merupakan salah satu tujuan
menulis. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan menulis yaitu...
a. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan.
b. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.
c. Mengetahui potensi diri dengan dan kemampuan serta pengetahuan kita
tentang topik yang dipilih.
d. Menjadikan pembaca mengerti.

9. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara lain yaitu...
a. Bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika.
b. Tulisan hanya memuat opini
c. Bentuk tulisan tidak disertakan sebab-akibat
d. Tulisan memiliki makna dan fakta

10. Bentuk tulisan yang disusun berdasarkan pola sebab dan akibat merupakan
bentuk tulisan yaitu...

a. Tulisan karya ilmiah
b. Tulian cerita
c. Tulisan argumentasi
d. Tulisan ekposisi

82

ESSAI
Petunjuk : Jawablah pertanyaan essai di bawah ini dengan memberikan

penjelasan yang tepat!
1. Tuliskan Pengertian Menulis dan keterampilan menulis!
2. Tuliskan Pengertian Menulis menurut Syafi’ie,1998:45!
3. Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki

kemampuan apa saja? Tuliskan!
4. Apa saja Tujuan yang ingin dicapai seorang penulis!
5. Apa saja bentuk jenis jenis menulis!

83

KUNCI JAWABAN

PILIHAN BERGANDA

1. D 6. B
2. B 7. C
3. C 8. C
4. B 9. A
5. A 10. C

ESSAI
1. Menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa

sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian huruf
yang bermakna dengan semua kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca.
Menulis juga suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pen-dapat
kepada pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat
dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca. Sedangkan Keterampilan
menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai siswa, kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan
kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis.
2. Menulis menurut Syafi’ie, 1998;45 adalah membuat huruf, angka , dan
sebagainya dengan pena, pensil, cat, dan sebagainya melahirkan pikiran atau
perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan tu-lisan.
Selanjutnya menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keingi-
nan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan kemudian
“mengirimkannya” kepada orang.
3. Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki:

a) kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis
b) kepekaan terhadap kondisi pembaca
c) kemampuan menyusun perencanaan penelitian
d) kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
e) kemampuan memuali menulis, dan

84

f) kemam-puan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan

berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan

kosakata yang dimilikinya.

4. Tujuan yang ingin dicapai seorang penulis bermacam-macam sebagai berikut:

a. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar

b. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan

c. Menjadikan pembaca beropini

d. Menjadikan pembaca mengerti

e. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan

f. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang

dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai

sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.

5. Keterampilan memiliki beberapa jenis menulis yaitu sebagai berikut ;

1. Menulis deskripsi 3. Menulis eksposisi

2. Menulis narasi 4. Menulis argumentasi

85

BAB VI
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERSASTRA

A. Capaian Kompetensi
Adapun kompetensi yang harus dicapai mahasiswa :
1. Mampu mengetahui tentang pengertian sastra.
2. Mampu mengetahui tentang fungsi sastra.
3. Mampu mengetahui tentang bidang kajian sastra.

B. Latar Belakang
Pembelajaran sastra sebagai bagian dari pembelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah memiliki peran yang sangat penting untuk membantu proses pendidikan
yang ditujukan untuk memanusiakan manusia. Lewat pembelajaran sastra,
pengetahuan budaya, cipta dan rasa, serta watak siswa dapat lebih berkembang.
Banyaknya manfaat yang akan didapatkan melalui karya sastra membuat
pembelajaran ini sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Akan tetapi, pentingnya
mempelajari sastra tidak berbanding lurus dengan penerapannya di sekolah.

Pembelajaran sastra dipandang sebelah mata oleh para guru. Guru cenderung
mengabaikan pembelajaran sastra dan hanya dilaksanakan sekadar memenuhi
tuntutan kurikulum. Hal ini menyebabkan belajar sastra yang seharusnya menarik
menjadi hal yang biasa saja, membosankan, memusingkan, dan akhirnya membuat
siswa tidak menyukai karya sastra. Dalam bab ini ini akan dibahas fungsi sastra dan
bidang kajian sastra yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah dasar.

C. Pengertian Sastra
Sastra adalah hasil karya seni para pengarang atau sastrawan, yang antara lain

berupa prosa (cerita pendek dan novel), puisi dan drama (naskah drama atau
pementasan drama). Sastra yang masuk dalam pengertian ini disebut karya sastra
atau sastra kreatif.

Tidak mudah merumuskan definisi atau batasan pengertian sastra yang dapat
diterima umum bahkan ada ahli sastra yang menyatakan tidak perlu membuat
defenisi atau rumusan pengertian sastra, biarkan sastra itu sendiri “berbicara”
tentang hakikat dirinya. Alasan ahli sastra itu karena setiap kali rumusan pengertian

86

dikemukakan, ruumusan itu tidak memuaskan banyak kalangan. Sastra merupakan
suatu bentuk budaya yang universal. Sastra merupakan produk karya seni kreatif
yang objeknya adalah manusia dengan segala permasalahannya dan disampaikan
atau diwadahi oleh bahasa yang khas dan mengandung nilai estetik. Sastra tidak
pernah sama antara satu tempat di dunia ini dengan tempat lain, tidak pernah sama
antara waktu dengan waktu yang lain. Selain itu, karya sastra merupakan suatu
tiruan alam, mimesis, tetapi juga merupakan suatu produk imajinasi dan produk
kreativitas

D. Fungsi Sastra
Dalam kehidupan masyarakat, sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan
bagi penikmat atau pembacanya.
2. Fungsi didaktif yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya
karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
3. Fungsi estetis, yatiu sastra mampu memberikan keindahan
penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.
4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan engetahuan kepada
pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena
sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.
5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghadirkan karya-karya yang
mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca
sastra.

E. Bidang Kajian Sastra
1. Prosa
Prosa adalah salah satu bentuk karya sastra yang bersifat crita, bercerita. Lewat

karya itu pengarang berusaha membeberkan atau menggambarkan seluruh
ungkapan perasaan dan pikirannya secara terperinci dalam bentu cerita. Karya
sastra prosa juga memiliki unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri layaknya
karya sastra lain , yakni karya sastra puisi dan karya sastra puisi dan drama. Ada
dua unsur yang membentuk karya sastra prosa, yakni unsur ekstrinsik dan unsur
intrinsik.

87

Pertama, unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang mempengaruhi
penciptaan karya sastra dari luar. Yang termasuk unsur ini adalah yang berkaitan
dengan unsur sosiologi, ideologi, histori, politik, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain.

Kedua, unsur intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membentuk karya
sastra dari dalam. Adapaun unsur-unsur intrinsik itu adalah : tema atau inti atau
dasar cerita, tokoh atau perwatakan, alur atau plot atau jalan cerita, latar atau
setting, teknik penceritaan atau pusat pemisahaan dan diksi atau gaya bahasa.

Secara umum, jenis karya sastra prosa yang dikenal luas adalah cerita pendek
(cerpen) dan novel (roman). Kedua jenis karya sastra ini berasal dari barat,
meskipun dalam sastra Indonesia lama (khususnya tradisi sastra melayu) sudah ada
jenis karya sastra jenis ini, hanya namanya bukan cerita pendek (cerpen) dan novel
(roman). Dalam tradisi sastra melayu (juga tradisi sastra di berbagai daerah di
Indonesia), ada sejumlah karya sastra prosa yang di kenal luas Indonesia yakni :
a. Cerita rakyat yang meliputi dongeng, legenda, mite, mitos, sage, fabel, cerita

jenaka dan lain-lain.
b. Hikayat yang hakikatnya semacam pranovel (sebelum munculnya novel atau

roman) dalam prosa modren.
2. Puisi

Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair
dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta
penuh makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif
dan disusun dengan mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan
struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang ingin
disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang
mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa. Puisi merupakan seni tertulis
menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya (keindahan). Puisi dibedakan
menjadi dua yaitu puisi lama dan juga puisi baru.
a. Unsur-unsur Puisi

1. Struktur fisik puisi
a) Perwajahan Puisi (Tipografi), adalah bentuk puisi seperti halaman yang
tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris
puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik. Hal tersebut menentukan pemaknaan terhadap puisi.

88

b) Diksi ialah pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-
katanya dapat mengungkapkan banyak, hal maka kata-katanya harus
dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya
dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

c) Imaji yaitu kata atau susunan kata yang mengungkapkan pengalaman
indrawi, misalnya penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji terbagi
atas tiga yakni imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji
raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji mengakibatkan pembaca seakan-akan
melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dialami penyair.

d) Kata Konkret adalah kata yang memungkinkan memunculkan imaji karena
dapat ditangkap indera yang mana kata ini berhubungan dengan kiasan
atau lambang. Seperti kata konkret "salju" dimana melambangkan
kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret "rawa-
rawa" melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan dll.

e) Gaya Bahasa adalah penggunaan bahasa dengan menghidupkan atau
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu dengan bahasa
figuratif yang menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan
banyak makna atau kaya makna. Gaya bahasa disebut dengan majas.
Macam-macam majas yaitu metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi,
sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio,
klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradox.

f) Rima/Irama ialah persamaan bunyi puisi dibait awal, tengah, dan akhir
baris puisi. Rima mencakup yakni: Onomatope (tiruan terhadap bunyi
seperti /ng/ yang memberikan efek magis puisi staudji C. B); Bentuk intern
pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak
berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan
sebagainya; Pengulangan kata/ungkapan ritma merupakan tinggi rendah,
panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam
pembacaan puisi.

89

2. Struktur Batin Puisi
1) Tema/Makna (sense); media pusi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
hubungan tanda dengan makna, maka pusi harus memiliki makna kata,
baris, bait, dan makna keseluruhan.
2) Rasa (Feeling) yaitu sikap penyair mengenai pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya
akan latar belakang sosial dan psikologi penyair, seperti latar belakang
pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan
pengetahuan.Kedalamanpengungkapan tema dan ketetapan dalam
menyikapi suatu masalah tidak tergantung dari kemampuan penyair memili
kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, namun juga dari
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan keperibadian yang terbentuk
oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
3) Nada (tone) adalah sikap penyair terdapat pembacanya. Nada
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
baik dengan nada yang menggurui, mendikte, bekerja sama dengan
pembaca dalam pemecahan masalah, menyerahkan masalah kepada
pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah
pembaca, dll.
4) Amanat/tujuan maksud (intention) adalah pesan yang akan disampaikan
penyair kepada pembaca yang terdapat dalam puisi tersebut.

3. Drama
Secara umum karya sastra drama(teater) di artikan sebagai sabagai salah satu

jenis (genre) karya sastra yang terbentuk cerita yang diperagakan dengan gerak
dan suara dengan aksentuasi dialog (percakapan) yang disampaikan kepada
penonton. Sastra drama disebut sebagai sastra karya yang kompleks, karna
dibutuhkan seniman-seniman lainnya, yakni : penulis naskah (lakon), sutradara,
pemain (pemeran), penata pangggung, penata musik, penata lampu, koreografer,
penata kostum, dan lain-lain.

Dalam karya sastra drama juga terdapat unsur-unsur yang membangun karya
tersebut. Pertama naskah drama(lakon). Sebagian besar naskah drama dibagi
dalam beberapa babak, setiap babak di bagi dalam beberapa adegan. Bertolak dari
naskah atau lakon inilah para pelaku atau pemain menampilkan diri di depan

90

penonton, baik lewat acting (akting, gerak – gerik) maupun lewat dialog
(wawankata). Perpaduan antara lakon acting dan dialog itulah kita nikmati dari
sebuah drama atau teater. Kedua pemain (pemeran) melalui acting (gerak-gerik)
dan dialog para pemainlah yang membuat penonton menikmati jalan cerita
pementasan. Ketiga sutradara. Sutradara adalah seorang aktor yang mengatur dan
bertangungjawab atas pementasan sebuah drama, teater, sinetron, dan film.
Keempat tempat pementasan atau unsur panggung adalah unsur yang harus
mendapat perhatian dalam pementasan drama. Unsur tempat disini termasuk tata
panggung, tata lampu, tata suara, tata busana, dekorasi, dan lain-lain. Kelima
penonton. Kehadiran penonton dalam pementasan merupakan suatu keharusan
karna penonton adalah bagian integral dari pemntasan drama itu sendiri.

a. Pembagian jenis drama
1) Pertama, tragedi atau duka cita, yakni jenis drama yang melukiskan peri
kehidupan tokoh yang penuh dengan kemalangan.
2) Kedua komedi dan sukacita, yakni jenis drama yang melukiskan peri
kehidupan tokoh yang menyenangkan atau yang bersifat jenaka yang
membuat penonton tertawa atau tergelitik.
3) Ketiga melo drama(gabungan tragedi dan komedi), yakni jenis drama
yang menggabungkan antara tragedi dan komedi

91

RANGKUMAN
Sastra adalah hasil karya seni para pengarang atau sastrawan, yang antara lain

berupa prosa (cerita pendek dan novel), puisi dan drama (naskah drama atau
pementasan drama). Sastra yang masuk dalam pengertian ini disebut karya sastra
atau sastra kreatif. Dalam kehidupan masyarakat, sastra memiliki beberapa fungsi
sebagai berikut :

1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan
bagi penikmat atau pembacanya.

2. Fungsi didaktif yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya
karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.

3. Fungsi estetis, yatiu sastra mampu memberikan keindahan
penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.

4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan engetahuan kepada
pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra
yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.

5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghadirkan karya-karya yang
mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca
sastra. Adapun bidang kajian sastra yaitu prosa, puisi dan drama.

92

EVALUASI
Petujuk : Setelah mempelajari materi di atas, jawablah pertanyaan pilihan

berganda di bawah ini dengan benar!
1. Berikut ini termasuk persiapan pementasan drama, kecuali....

a. menghafal teks
b. memahami cerita
c. bloking dan ekspresi
d. meditasi dan mediasi
2. Kalimat dalam teks drama yang ditulis dalam kurung, tidak didialogkan,
melainkan diaktingkan disebut...
a. monolog
b. kramagung
c. prolog
d. wawancang
3. Salah satu alasan perlunya berlatih pernapasan dalam memerankan
drama adalah....
a. membantu pengaturan dan pertahanan vokal selama pentas berlangsung
b. membantu pengaturan dan pertahanan nada selama pentas berlangsung
c. memperlancar dialog antarpemain
d. memperjelas ekspresi dan gerak anggota tubuh dalam mendukung peran
4. Watak atau karakter tokoh dalam drama dapat ditampilkan mellaui
beberapa hal berikut, kecuali...
a. gerak
b. bloking
c. dialog
d. ekspresi
5. Sifat dasar yang harus diperankan pemain dalam drama sehingga
memungkinkan untuk bertentangan dengan sifat yang dimiliki
disebut....
a. akting
b. laku
c. perwatakan
d. ekspresi

93


Click to View FlipBook Version