1
1 SAMBUTAN REKTOR Assalamualaikum wr, wb., Bismillahirrahmanirrahiem, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul di sini pada kesempatan yang berbahagia. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan buku "Metode Penelitian Sosial". Khususnya kepada penulis, editor, dan penerbit yang telah bekerja keras untuk menghasilkan karya yang bermanfaat ini. Buku "Metode Penelitian Sosial" ini sangat penting bagi mahasiswa ISTA Jakarta yang sedang belajar tentang metode penelitian sosial. Buku ini merupakan panduan yang komprehensif untuk memahami teori dan praktik dalam melakukan penelitian sosial, dan diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan penelitian yang mereka butuhkan untuk menghasilkan karya akademik yang berkualitas tinggi. Buku ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga, baik dalam hal peningkatan kualitas akademik mahasiswa maupun dalam meningkatkan reputasi lembaga di dunia akademik. Dengan memperkenalkan mahasiswa dengan metode penelitian sosial yang tepat, diharapkan mereka dapat menghasilkan penelitian yang bermutu dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat secara umum. Sebagai Rektor, saya berharap agar buku "Metode Penelitian Sosial" ini dapat menjadi buku ajar yang berguna bagi mahasiswa ISTA Jakarta dalam memahami dan mengembangkan keterampilan penelitian mereka. Saya juga berharap bahwa buku ini dapat membantu lembaga dalam mencapai tujuan akademiknya dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Terakhir, saya berharap agar para mahasiswa dapat memanfaatkan buku ini secara optimal dan mengaplikasikan keterampilan penelitian yang mereka peroleh untuk menghasilkan karya akademik yang bermutu. Selamat belajar dan terus berprestasi! Wassalamualaikum wr, wb Jakarta, April 2023 Dr. Ngasiman Djoyonegoro, M. Si Rektor ISTA Jakarta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ilmu sosial merupakan bagian integral dalam studi ilmu sosial yang memungkinkan kita untuk memahami dinamika sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang metode penelitian sosial sangat penting bagi mahasiswa yang belajar ilmu sosial. Buku ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam memahami konsep dan prinsip dasar dari metode penelitian sosial, serta memberikan panduan yang praktis dan jelas dalam melakukan penelitian ilmu sosial. Buku ini juga berupaya untuk memberikan pandangan luas tentang berbagai metode penelitian sosial yang berbeda, sehingga mahasiswa dapat memilih dan menerapkan metode yang paling sesuai dengan topik penelitian mereka. Manfaat dari buku ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam tentang metode penelitian sosial kepada mahasiswa, sehingga mereka dapat melakukan penelitian yang lebih efektif dan akurat. Buku ini juga memberikan pandangan yang luas tentang berbagai metode penelitian sosial yang berbeda, sehingga mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan penelitian yang lebih beragam dan lebih terampil dalam mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode. Ruang lingkup buku ini mencakup berbagai topik penting dalam metode penelitian sosial, termasuk pengembangan pertanyaan penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan penulisan laporan penelitian. Buku ini juga membahas tentang jenis-jenis penelitian sosial, seperti penelitian kualitatif dan kuantitatif, serta teknik-teknik penelitian yang umum digunakan dalam ilmu sosial. Dengan demikian, buku ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami dan mengembangkan kemampuan dalam melakukan penelitian ilmu sosial, sehingga mereka dapat menjadi peneliti yang lebih efektif dan berkualitas dalam masa depan. Dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian ilmu sosial, maka pemahaman yang baik tentang metode penelitian sosial sangat penting bagi mahasiswa. Buku ini hadir untuk membantu mahasiswa dalam memahami konsep penelitian ilmu sosial dengan lebih baik dan memberikan panduan yang praktis dalam melakukan penelitian. Dengan membaca buku ini, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan penelitian yang lebih baik dan mampu menghasilkan penelitian yang berkualitas dan berdampak positif pada masyarakat.
2 Pemberian materi metode penelitian sosial pada mahasiswa sejak semester awal dan pertengahan sangatlah penting karena beberapa alasan berikut: 1. Membantu mahasiswa memahami konsep dan prinsip dasar dari metode penelitian sosial, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan penelitian yang lebih baik sejak awal perkuliahan. 2. Menyiapkan mahasiswa untuk mengembangkan topik penelitian yang sesuai dengan minat mereka, sehingga mereka dapat memfokuskan perhatian pada topik tersebut selama perkuliahan. 3. Mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian, sehingga mereka dapat memperoleh data yang akurat dan dapat diandalkan. 4. Memperkenalkan mahasiswa pada berbagai teknik dan metode penelitian yang digunakan dalam ilmu sosial, sehingga mereka dapat memilih dan menerapkan metode yang paling sesuai dengan topik penelitian mereka. 5. Membantu mahasiswa memahami bagaimana melakukan analisis data dan membuat kesimpulan dari hasil penelitian, sehingga mereka dapat menghasilkan laporan penelitian yang baik dan mudah dipahami. Dengan memahami metode penelitian sosial sejak awal perkuliahan, mahasiswa akan memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan kemampuan penelitian mereka dan mempersiapkan diri untuk melakukan penelitian yang lebih baik di masa depan. Selain itu, mahasiswa juga akan memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman dan memberikan umpan balik yang dapat membantu mereka meningkatkan keterampilan penelitian mereka secara bertahap. Oleh karena itu, penting untuk memberikan materi metode penelitian sosial pada mahasiswa sejak awal dan pertengahan perkuliahan. B. Tujuan dan Manfaat Mempelajari metode penelitian sosial memiliki tujuan dan manfaat yang sangat penting bagi mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan mereka dalam melakukan penelitian yang berkualitas dan memiliki dampak positif pada masyarakat. Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep dan prinsip dasar dari metode penelitian sosial, serta menguasai teknik dan metode penelitian yang sesuai dengan topik penelitian yang mereka pilih.
3 Salah satu tujuan utama dari mempelajari metode penelitian sosial adalah untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang bagaimana melakukan penelitian yang baik dan benar. Mahasiswa perlu memahami proses pengembangan pertanyaan penelitian yang baik, proses pengumpulan data, analisis data, dan cara menyusun laporan penelitian yang baik dan efektif. Selain itu, mahasiswa juga harus menguasai teknikteknik dasar dalam melakukan penelitian, seperti pengambilan sampel, teknik wawancara, pengamatan, dan analisis data. Dengan mempelajari metode penelitian sosial secara komprehensif, mahasiswa dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan penelitian yang efektif dan berkualitas. Manfaat lain dari mempelajari metode penelitian sosial adalah dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan kritis dan analitis. Dalam melakukan penelitian sosial, mahasiswa diharapkan dapat mengumpulkan data dengan benar dan melakukan analisis data yang akurat. Dengan demikian, mahasiswa akan terbiasa untuk mengumpulkan dan memproses informasi secara kritis dan analitis, sehingga mereka dapat membuat kesimpulan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Mempelajari metode penelitian sosial juga dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik. Sebagai seorang peneliti, mahasiswa harus dapat menyampaikan temuan penelitian mereka dengan jelas dan efektif. Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan mampu menyusun laporan penelitian yang baik dan mudah dipahami, serta dapat mempresentasikan hasil penelitian dengan jelas dan persuasif. Dengan mempelajari metode penelitian sosial secara komprehensif, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik, sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan baik dalam berbagai situasi dan lingkungan. Selain itu, mempelajari metode penelitian sosial juga dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan manajemen waktu yang baik. Dalam melakukan penelitian sosial, mahasiswa perlu membagi waktu mereka dengan baik antara pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian. Dengan mempelajari metode penelitian sosial secara komprehensif, mahasiswa akan terbiasa untuk mengatur waktu mereka dengan baik, sehingga mereka dapat menyelesaikan penelitian mereka dengan tepat waktu. Mempelajari metode penelitian sosial juga dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada masyarakat. Sebagai seorang peneliti, mahasiswa diharapkan dapat melakukan penelitian yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam hal ini, mahasiswa perlu memahami isu-isu sosial yang sedang dihadapi oleh masyarakat, sehingga mereka dapat melakukan penelitian yang dapat memberikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
4 Dengan demikian, mempelajari metode penelitian sosial secara komprehensif memiliki tujuan dan manfaat yang sangat penting bagi mahasiswa. Mahasiswa dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan penelitian yang efektif dan berkualitas. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengembangkan keterampilan kritis, analitis, komunikasi, manajemen waktu, dan kontribusi pada masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa sebaiknya mempelajari metode penelitian sosial sejak awal semester hingga pertengahan semester, agar mereka dapat menguasai konsep dan teknik dasar dari metode penelitian sosial dan dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam melakukan penelitian yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. C. Ruang Lingkup Metode penelitian sosial merupakan salah satu mata kuliah yang sangat penting bagi mahasiswa Ilmu Sosial dan Humaniora. Mata kuliah ini berisi materi tentang teknik-teknik penelitian yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisis fenomena sosial. Sebagai ilmu yang multidisiplin, ruang lingkup bahasan dari materi atau modul metode penelitian sosial dapat sangat luas dan beragam, tergantung pada pendekatan, tujuan, dan konteks penelitian yang dilakukan. ➢ Menurut Sarwono (2009), ruang lingkup bahasan metode penelitian sosial meliputi beberapa hal seperti teori dan konsep dasar dalam ilmu pengetahuan sosial, desain penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan etika dalam penelitian. Selain itu, ruang lingkup bahasan juga meliputi pembahasan mengenai paradigma penelitian sosial, metode penelitian kualitatif dan kuantitatif, serta teknik pengolahan dan presentasi data. ➢ Sedangkan menurut Sugiyono (2014), ruang lingkup bahasan metode penelitian sosial mencakup beberapa hal seperti pengertian penelitian sosial, asumsi dasar penelitian, pendekatan dan metode penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan etika dalam penelitian. Selain itu, ruang lingkup bahasan juga meliputi pembahasan mengenai tahapan-tahapan penelitian sosial, mulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, hingga presentasi hasil penelitian. ➢ Lebih lanjut, beberapa pakar juga menyebutkan ruang lingkup bahasan metode penelitian sosial yang lebih spesifik. Sebagai contoh, Creswell (2014) dalam bukunya yang berjudul "Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches" menyebutkan bahwa ruang lingkup bahasan metode penelitian sosial mencakup desain
5 penelitian, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan validitas serta reliabilitas penelitian. ➢ Sementara itu, Miles dan Huberman (1994) dalam bukunya yang berjudul "Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook" menyebutkan bahwa ruang lingkup bahasan metode penelitian sosial mencakup beberapa teknik analisis data kualitatif seperti analisis tematik, analisis naratif, analisis interaktif, analisis perbandingan, dan analisis meta-etnografi. ➢ Selain itu, Green dan Thorogood (2014) dalam bukunya yang berjudul "Qualitative Methods for Health Research" menyebutkan bahwa ruang lingkup bahasan metode penelitian sosial juga meliputi teknik analisis data kualitatif khusus untuk penelitian kesehatan seperti analisis tematik, analisis naratif, dan analisis grounded theory. Dari berbagai sumber literatur di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup bahasan dari materi atau modul metode penelitian sosial sangat beragam dan luas tergantung pada pendekatan, tujuan, dan konteks penelitian yang dilakukan. Beberapa hal yang sering dibahas dalam materi metode penelitian sosial antara lain teori dan konsep dasar dalam ilmu pengetahuan sosial, paradigma penelitian sosial, metode penelitian kualitatif dan kuantitatif, desain penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, validitas dan reliabilitas penelitian, serta etika dalam penelitian. Pembahasan teori dan konsep dasar dalam ilmu pengetahuan sosial menjadi hal penting dalam materi metode penelitian sosial. Hal ini berkaitan dengan pemahaman mahasiswa tentang landasan teoritis dan konseptual dari suatu fenomena sosial yang akan diteliti. Mahasiswa perlu memahami secara komprehensif teori dan konsep dalam ilmu sosial untuk dapat merumuskan pertanyaan penelitian yang tepat dan melakukan analisis data dengan baik. Pendekatan dan paradigma penelitian sosial juga menjadi bahasan penting dalam materi metode penelitian sosial. Mahasiswa perlu memahami pendekatan dan paradigma penelitian sosial yang berbeda, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini akan membantu mahasiswa dalam memilih pendekatan dan paradigma yang sesuai dengan pertanyaan penelitian yang akan diteliti. Desain penelitian juga menjadi hal yang penting dalam materi metode penelitian sosial. Desain penelitian yang tepat akan memudahkan mahasiswa dalam melakukan pengumpulan data dan analisis data. Mahasiswa perlu memahami berbagai desain penelitian yang umum digunakan dalam penelitian sosial seperti penelitian eksperimen, penelitian survei, penelitian kualitatif, dan penelitian eksploratif. Teknik pengumpulan data dan teknik analisis data juga menjadi bahasan penting dalam materi
6 metode penelitian sosial. Mahasiswa perlu memahami berbagai teknik pengumpulan data yang tersedia seperti observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Selain itu, mahasiswa juga perlu memahami teknik analisis data yang sesuai dengan pendekatan dan paradigma penelitian yang digunakan. Validitas dan reliabilitas penelitian juga menjadi hal yang perlu dipahami oleh mahasiswa dalam materi metode penelitian sosial. Validitas dan reliabilitas penelitian adalah dua hal penting yang menentukan kualitas suatu penelitian. Mahasiswa perlu memahami bagaimana cara melakukan pengukuran validitas dan reliabilitas dalam penelitian sosial. Etika dalam penelitian juga menjadi bahasan penting dalam materi metode penelitian sosial. Mahasiswa perlu memahami etika dalam penelitian sosial seperti hak privasi, informed consent, dan konfidensialitas data. Hal ini akan membantu mahasiswa dalam melakukan penelitian dengan etika yang baik dan benar. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup bahasan dari materi atau modul metode penelitian sosial sangat penting untuk dipelajari oleh mahasiswa Ilmu Sosial dan Humaniora. Materi metode penelitian sosial dapat membantu mahasiswa dalam memahami konsepkonsep penting dalam penelitian sosial, memilih pendekatan dan paradigma penelitian yang sesuai, merancang desain penelitian yang baik, memilih teknik pengumpulan data dan analisis data yang tepat, serta menjaga etika dalam melakukan penelitian. Dengan memahami dan menguasai materi metode penelitian sosial, mahasiswa dapat menjadi peneliti yang handal dan mampu melakukan penelitian yang berkualitas tinggi. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penguasaan materi metode penelitian sosial dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis mahasiswa. Sebuah studi oleh Hart (2018) menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengambil mata kuliah metode penelitian sosial memiliki kemampuan berpikir kritis dan analitis yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak mengambil mata kuliah tersebut. Hal ini dikarenakan materi metode penelitian sosial mendorong mahasiswa untuk berpikir logis dan sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Selain itu, penguasaan materi metode penelitian sosial juga dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan akademik dan profesional. Menurut Glesne dan Peshkin (1992), pengetahuan tentang metode penelitian sosial adalah keterampilan yang sangat penting bagi mahasiswa Ilmu Sosial dan Humaniora. Mahasiswa yang menguasai metode penelitian sosial dapat menjadi peneliti yang handal, mengembangkan kemampuan analisis dan pemecahan masalah, serta meningkatkan kredibilitas akademik mereka. Dalam lingkup profesional, penguasaan materi metode penelitian sosial juga menjadi keterampilan yang sangat berharga. Mahasiswa yang menguasai metode penelitian sosial dapat bekerja sebagai konsultan riset
7 atau analis data di berbagai organisasi atau perusahaan. Mereka dapat membantu organisasi atau perusahaan dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tepat. Mmetode penelitian sosial merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari oleh mahasiswa Ilmu Sosial dan Humaniora. Materi ini membahas berbagai konsep dan teknik yang penting dalam melakukan penelitian sosial, seperti pendekatan dan paradigma penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan etika dalam penelitian. Penguasaan materi metode penelitian sosial dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis mahasiswa, membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan akademik dan profesional, serta menjadi keterampilan yang sangat berharga dalam lingkup profesional. Oleh karena itu, materi metode penelitian sosial sebaiknya diberikan sejak semester awal dan pertengahan agar mahasiswa memiliki waktu yang cukup untuk memahami dan menguasai konsep-konsep dan teknik yang diajarkan.
8 BAB II PENGERTIAN METODE PENELITIAN SOSIAL A. Definisi Metode Penelitian Sosial Metode penelitian sosial adalah seperangkat teknik dan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam ilmu sosial dan humaniora. Dalam konteks ini, metode penelitian sosial dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memahami fenomena sosial dan manusia dalam masyarakat. Beberapa pakar kontemporer telah memberikan definisi yang berbeda mengenai metode penelitian sosial. Penjelasan lebih lanjut dapat dibaca di bawah ini: ➢ Menurut Johnson dan Christensen (2017), metode penelitian sosial adalah seperangkat teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mempelajari fenomena sosial dan manusia dalam masyarakat. Metode ini mencakup teknik-teknik pengumpulan data, seperti survei, wawancara, observasi, dan analisis dokumen, serta teknik-teknik analisis data, seperti analisis deskriptif dan inferensial. ➢ Sementara itu, Babbie (2016) mendefinisikan metode penelitian sosial sebagai seperangkat teknik dan prosedur yang digunakan oleh peneliti untuk memahami fenomena sosial dan manusia dalam masyarakat. Menurut Babbie, metode penelitian sosial mencakup enam tahap, yaitu merumuskan masalah penelitian, merancang penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, menafsirkan hasil, dan melaporkan hasil penelitian. ➢ Menurut Creswell (2014), metode penelitian sosial adalah prosedur dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam ilmu sosial. Metode ini mencakup berbagai teknik pengumpulan data, seperti survei, wawancara, observasi, dan studi kasus, serta teknik analisis data, seperti analisis deskriptif dan analisis kualitatif. ➢ Sedangkan Leedy dan Ormrod (2015) mendefinisikan metode penelitian sosial sebagai seperangkat teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam ilmu sosial. Menurut mereka, metode penelitian sosial mencakup teknik-teknik pengumpulan data, seperti survei, wawancara, observasi, dan analisis dokumen, serta teknik-teknik analisis data, seperti analisis deskriptif dan inferensial.
9 ➢ Menurut Neuman (2014), metode penelitian sosial adalah seperangkat teknik dan prosedur yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan fenomena sosial. Metode ini mencakup berbagai teknik pengumpulan data, seperti survei, wawancara, observasi, dan studi kasus, serta teknik analisis data, seperti analisis deskriptif dan analisis kualitatif. Dari berbagai definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian sosial adalah seperangkat teknik dan prosedur yang digunakan untuk memahami fenomena sosial dan manusia dalam masyarakat. Metode ini mencakup teknik-teknik pengumpulan data dan teknik-teknik analisis data yang digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai fenomena sosial dan manusia dalam masyarakat. Metode penelitian sosial mencakup berbagai tahapan yang harus dilalui oleh peneliti, mulai dari merumuskan masalah penelitian, merancang penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, menafsirkan hasil, hingga melaporkan hasil penelitian. Metode penelitian sosial bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena sosial dan manusia dalam masyarakat. Dengan menggunakan metode penelitian sosial, peneliti dapat mengumpulkan data secara sistematis dan objektif, sehingga dapat menghasilkan informasi yang akurat dan valid mengenai fenomena sosial dan manusia dalam masyarakat. Selain itu, metode penelitian sosial juga memungkinkan peneliti untuk menguji hipotesis dan menyusun generalisasi yang dapat diterapkan pada populasi yang lebih besar. Manfaat dari mempelajari metode penelitian sosial bagi mahasiswa juga sangat penting. Dengan mempelajari metode penelitian sosial, mahasiswa dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian yang sistematis dan objektif. Mahasiswa dapat mempelajari teknik-teknik pengumpulan data, teknik-teknik analisis data, serta prosedur dan tahapan yang harus dilalui dalam melakukan penelitian. Selain itu, mempelajari metode penelitian sosial juga dapat membantu mahasiswa untuk memahami bagaimana ilmu sosial dan humaniora dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai konsep-konsep penting dalam ilmu sosial dan humaniora, seperti budaya, identitas, ketimpangan sosial, dan lain sebagainya. Dengan memahami konsepkonsep ini, mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah sosial yang kompleks dan memperbaiki kondisi masyarakat.
10 Dalam konteks pendidikan, mempelajari metode penelitian sosial juga dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan akademik yang penting, seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berkolaborasi, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan. Kemampuan-kemampuan ini sangat penting dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari, sehingga mempelajari metode penelitian sosial dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kualitas diri dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mempelajari metode penelitian sosial memiliki tujuan dan manfaat yang sangat penting bagi mahasiswa. Metode penelitian sosial bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai fenomena sosial dan manusia dalam masyarakat, sedangkan manfaat dari mempelajari metode penelitian sosial bagi mahasiswa adalah memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian yang sistematis dan objektif, memahami bagaimana ilmu sosial dan humaniora dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan mengembangkan keterampilan akademik yang penting untuk masa depan. Namun, perlu diingat bahwa mempelajari metode penelitian sosial bukanlah sesuatu yang mudah dan membutuhkan kerja keras serta kesabaran. Mahasiswa perlu menguasai banyak keterampilan dan pengetahuan, termasuk teknik-teknik pengumpulan dan analisis data, serta cara merancang dan melaksanakan penelitian. Selain itu, mahasiswa juga harus memperhatikan etika penelitian, seperti hak privasi dan kerahasiaan subjek penelitian, serta cara menghindari bias penelitian. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa untuk memahami pentingnya mempelajari metode penelitian sosial dan mempersiapkan diri dengan baik sejak awal. Mahasiswa harus berkomitmen untuk belajar dan berlatih secara teratur, mengikuti kuliah dan seminar, membaca literatur yang relevan, serta melakukan penelitian secara mandiri atau dalam kelompok. Dengan kerja keras dan kesabaran, mahasiswa dapat menguasai metode penelitian sosial dengan baik dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang sukses. Dalam konteks pengembangan ilmu sosial dan humaniora, mempelajari metode penelitian sosial juga sangat penting. Metode penelitian sosial memungkinkan peneliti untuk mengembangkan teori-teori yang berdasarkan data empiris, sehingga dapat memperkuat dan menguji teoriteori yang sudah ada. Selain itu, metode penelitian sosial juga dapat membantu peneliti untuk mengidentifikasi masalah sosial yang perlu diatasi dan mengembangkan solusi yang efektif. Dalam hal ini, beberapa pakar memandang bahwa metode penelitian sosial merupakan suatu cara untuk mengembangkan pemikiran yang kritis dan menghasilkan pengetahuan yang berguna bagi masyarakat. Sebagai contoh, Babbie (2017) mengatakan
11 bahwa metode penelitian sosial membantu untuk mengembangkan "kecerdasan sosial" atau kemampuan untuk memahami hubungan antara individu, kelompok, dan masyarakat. Selain itu, Denzin dan Lincoln (2011) juga menekankan pentingnya metode penelitian sosial dalam membangun pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas sosial dan kemanusiaan. Secara keseluruhan, definisi metode penelitian sosial dapat dilihat dari berbagai perspektif, tergantung pada tujuan dan konteks penggunaannya. Namun, pada dasarnya, metode penelitian sosial merupakan suatu cara untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data empiris dengan tujuan untuk memahami fenomena sosial dan manusia dalam masyarakat. Mempelajari metode penelitian sosial memiliki tujuan dan manfaat yang sangat penting bagi mahasiswa dan pengembangan ilmu sosial dan humaniora secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa dan para peneliti untuk menguasai metode penelitian sosial dengan baik dan memanfaatkannya secara efektif untuk meningkatkan pemahaman tentang dunia penelitian. Metode penelitian sosial adalah kajian ilmiah mengenai proses-proses yang digunakan untuk menghasilkan pengetahuan sosial yang berkualitas dan terpercaya. Definisi ini berubah seiring perkembangan waktu, seiring dengan perubahan dalam cara kita memahami dunia sosial dan peran ilmu sosial dalam masyarakat. Sebagai ilmu yang sangat beragam, metode penelitian sosial memungkinkan penggunaannya dalam berbagai konteks, mulai dari penelitian akademik hingga riset pasar atau survei sosial. Secara umum, definisi metode penelitian sosial menunjukkan bahwa metode ini digunakan untuk memahami dan memecahkan masalah sosial dengan mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematis dan ilmiah. Selain itu, metode penelitian sosial juga melibatkan penggunaan teori-teori tertentu dalam memahami fenomena sosial yang diteliti. Penelitian sosial memiliki peran penting dalam membantu masyarakat memahami dinamika sosial yang terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang metode penelitian sosial sangat penting bagi mahasiswa ilmu sosial dan peneliti di berbagai bidang. Dengan mempelajari metode penelitian sosial, mahasiswa dan peneliti dapat memahami cara terbaik untuk melakukan penelitian, mengumpulkan data yang valid, dan membuat kesimpulan yang terpercaya. Selain itu, pemahaman tentang metode penelitian sosial juga dapat membantu dalam mengevaluasi penelitian yang dilakukan oleh orang lain dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam penelitian tersebut. Definisi metode penelitian sosial adalah proses ilmiah yang sistematis dan terorganisir dengan baik dalam memahami dan memecahkan masalah sosial dengan menggunakan teori dan mengumpulkan serta menganalisis data. Pemahaman tentang metode penelitian sosial sangat penting bagi mahasiswa ilmu sosial dan peneliti untuk memastikan validitas dan
12 kepercayaan dalam penelitian sosial. Dengan demikian, studi tentang metode penelitian sosial memegang peranan penting dalam pengembangan ilmu sosial. B. Fungsi Metode Penelitian Sosial Metode penelitian sosial memainkan peran penting dalam ilmu sosial, karena digunakan untuk menyelidiki berbagai fenomena sosial dan menghasilkan pengetahuan tentang dunia sosial. Fungsi-fungsi metode penelitian sosial sangat beragam dan kompleks, dan dapat digolongkan menjadi empat area utama: menghasilkan pengetahuan, menguji teori, mengevaluasi intervensi, dan merumuskan serta mengevaluasi kebijakan sosial. Fungsi pertama dari metode penelitian sosial adalah menghasilkan pengetahuan tentang dunia sosial. Metode penelitian sosial digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber, seperti survei, wawancara, observasi, dan catatan arsip, untuk memahami fenomena sosial dan menjawab pertanyaan penelitian. Melalui penggunaan metode penelitian sosial, peneliti dapat menghasilkan pengetahuan baru yang berkontribusi pada pemahaman masalah dan tantangan sosial. Pengetahuan ini kemudian dapat digunakan untuk menginformasikan pengembangan teori, perumusan kebijakan, dan intervensi untuk mengatasi masalah sosial. Fungsi kedua dari metode penelitian sosial adalah menguji teori. Metode penelitian sosial digunakan untuk menguji teori tentang fenomena sosial dan menentukan apakah teori tersebut didukung oleh bukti empiris. Teori digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial, dan metode penelitian sosial digunakan untuk mengumpulkan bukti untuk mendukung atau mengoreksi penjelasan tersebut. Metode penelitian sosial dapat digunakan untuk menguji teori dengan menggunakan desain penelitian kualitatif maupun kuantitatif, dan dapat digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara variabel yang kompleks dan nuansa. Fungsi ketiga dari metode penelitian sosial adalah mengevaluasi intervensi. Metode penelitian sosial digunakan untuk mengevaluasi intervensi yang dirancang untuk mengatasi masalah sosial, seperti kemiskinan, kejahatan, dan disparitas kesehatan. Intervensi biasanya dirancang untuk mengubah perilaku, sikap, atau struktur sosial, dan metode penelitian sosial digunakan untuk menilai efektivitas intervensi tersebut. Penelitian evaluasi biasanya melibatkan penggunaan desain penelitian eksperimental dan non-eksperimental, dan dapat memberikan wawasan berharga tentang efektivitas intervensi dan mekanisme yang membuatnya berhasil. Fungsi keempat dari metode penelitian sosial adalah untuk merumuskan dan mengevaluasi kebijakan sosial. Metode penelitian sosial
13 digunakan untuk memberikan informasi bagi pembuatan kebijakan sosial dan untuk mengevaluasi hasil dari kebijakan tersebut. Kebijakan adalah keputusan yang dibuat oleh pemerintah atau organisasi untuk mengatasi masalah atau tantangan sosial. Metode penelitian sosial dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk memberikan bukti yang mendukung keputusan kebijakan. Metode penelitian sosial juga dapat digunakan untuk memantau implementasi kebijakan dan menilai apakah kebijakan tersebut mencapai tujuannya yang diinginkan. Secara keseluruhan, fungsi dari metode penelitian sosial sangat beragam dan kompleks. Metode penelitian sosial sangat penting dalam menghasilkan pengetahuan tentang dunia sosial, dalam menguji teori, dalam mengevaluasi intervensi, dan dalam merumuskan dan mengevaluasi kebijakan sosial. Metode penelitian sosial adalah alat yang penting bagi ilmuwan sosial, pembuat kebijakan, dan praktisi yang ingin memahami dan mengatasi masalah dan tantangan sosial. C. Jenis-Jenis Metode Penelitian Sosial Jenis-jenis metode penelitian sosial memiliki ciri khas dan kegunaan masing-masing, sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian yang dilakukan. Berikut adalah analisis teoritis tentang jenis-jenis metode penelitian sosial beserta pendapat para ahli dan sumber rujukannya: 1. Penelitian Survei Penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang melibatkan pengumpulan data melalui kuesioner atau wawancara. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang sikap, keyakinan, dan perilaku orang. Penelitian survei banyak digunakan di bidang ilmu sosial, termasuk sosiologi, psikologi, dan ilmu politik. Metode ini sangat berguna dalam mengkaji populasi besar dan membuat generalisasi tentang mereka. Menurut Sarwono (2018), survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner atau wawancara untuk mengumpulkan data dari responden dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik responden, pendapat, dan perilaku mereka. Contoh: Judul penelitian : Analisis Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten X Tujuan penelitian : Menganalisis pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten X dan mengevaluasi kinerja birokrasi dalam pengelolaan keuangan daerah. Metode : Studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan pejabat terkait, studi dokumentasi, dan observasi partisipatif.
14 2. Etnografi Etnografi adalah metode penelitian kualitatif yang melibatkan pengamatan fenomena sosial dalam pengaturan alamiahnya. Metode ini umum digunakan di bidang antropologi, sosiologi, dan studi budaya. Etnografi melibatkan studi kelompok orang selama jangka waktu yang lama dan meneliti budaya, keyakinan, dan praktik mereka. Etnografer bertujuan untuk memahami dunia sosial dari perspektif kelompok yang diteliti. Menurut Denzin dan Lincoln (2018), etnografi adalah metode penelitian kualitatif yang melibatkan pengamatan partisipan, wawancara, dan pemindaian dokumen, serta analisis data dengan tujuan untuk memahami fenomena yang ada di suatu kelompok atau masyarakat. Contoh: Judul penelitian : Etnografi Budaya Organisasi di Lingkungan Kerja Kantor Pemerintahan Kota X Tujuan penelitian : Memahami budaya organisasi dan praktek-praktek sosial di lingkungan kerja kantor pemerintahan Kota X dan dampaknya pada kinerja organisasi. Metode : Etnografi dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan pegawai, dan studi dokumentasi. 3. Penelitian Studi Kasus Penelitian studi kasus adalah metode penelitian kualitatif yang melibatkan pemeriksaan mendalam dari satu kasus atau sekelompok kasus. Metode ini umum digunakan di bidang psikologi, sosiologi, dan pendidikan. Penelitian studi kasus digunakan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kasus atau fenomena tertentu. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara, pengamatan, dan analisis dokumen. Menurut Yin (2018), penelitian studi kasus adalah metode penelitian yang menghasilkan pemahaman mendalam tentang fenomena yang kompleks melalui pengumpulan data dari berbagai sumber seperti wawancara, pengamatan, dan dokumen. Contoh: Judul penelitian : Studi Kasus Implementasi E-Government pada Sistem Pelayanan Publik di Kantor Pemerintahan Kota X Tujuan penelitian: Menganalisis implementasi E-Government pada sistem pelayanan publik di Kantor Pemerintahan Kota X dan mengevaluasi dampaknya pada efisiensi, efektivitas, dan kepuasan masyarakat. Metode : Studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan pejabat terkait, studi dokumentasi, dan observasi partisipatif.
15 4. Penelitian Eksperimental Penelitian eksperimental adalah metode penelitian kuantitatif yang melibatkan manipulasi satu atau lebih variabel independen untuk mengamati pengaruhnya pada variabel dependen. Metode ini umum digunakan di bidang psikologi, sosiologi, dan pendidikan. Penelitian eksperimental digunakan untuk menetapkan hubungan sebab-akibat antara variabel independen dan dependen. Contoh: Judul penelitian : Pengaruh Penggunaan E-commerce pada Kinerja Penjualan dan Keuntungan Usaha Retail di Kota X Tujuan penelitian: Mengetahui pengaruh penggunaan e-commerce pada kinerja penjualan dan keuntungan usaha retail di Kota X. Metode : Eksperimen dengan teknik pengambilan sampel acak dan pembagian kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol tidak menggunakan e-commerce, sedangkan kelompok perlakuan menggunakan e-commerce. Data penjualan dan keuntungan diukur sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. 5. Content Analysis Content Analysis merupakan metode penelitian kuantitatif yang melibatkan analisis terhadap konten materi tertulis atau visual. Metode ini umum digunakan dalam studi media, studi komunikasi, dan studi budaya. Content Analysis melibatkan kategorisasi dan pengkodean sistematis terhadap konten teks atau media untuk mengidentifikasi tema, pola, dan tren tertentu. Contoh: Judul penelitian : Analisis Isi Konten Media Sosial dalam Pemasaran Produk Makanan dan Minuman di Indonesia Tujuan penelitian: Menganalisis konten media sosial yang digunakan dalam pemasaran produk makanan dan minuman di Indonesia serta memahami preferensi konsumen terhadap jenis konten yang diposting. Metode : Content analysis dengan teknik pengambilan sampel acak dan pengumpulan data melalui observasi sistematis terhadap konten media sosial dari perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. Data kemudian dianalisis menggunakan teknik kategori dan kode untuk
16 mengidentifikasi jenis konten yang diposting dan preferensi konsumen. 6. Action Research Action Research adalah metode penelitian kualitatif yang melibatkan pendekatan kolaboratif dalam memecahkan masalah. Metode ini umum digunakan dalam bidang pendidikan, pekerjaan sosial, dan pengembangan masyarakat. Action Research melibatkan kerja sama dengan sekelompok orang untuk mengidentifikasi masalah, mengembangkan rencana tindakan, menerapkan rencana tersebut, dan mengevaluasi keefektifannya. Tujuan dari Action Research adalah untuk mempromosikan perubahan dan perbaikan dalam situasi tertentu. Contoh: Judul penelitian : Peningkatan Kinerja Tim Melalui Pelatihan dan Pembangunan Tim di Perusahaan IT X Tujuan penelitian : Meningkatkan kinerja tim di Perusahaan IT X melalui pelatihan dan pembangunan tim yang berkelanjutan. Metode : Action research dengan partisipasi aktif peneliti dalam melakukan intervensi dan mengamati dampaknya pada lingkungan kerja. Langkahlangkah penelitian terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilakukan pada tim di Perusahaan IT X dan melibatkan pelatihan dan pembangunan tim yang berkelanjutan selama tiga bulan. 7. Grounded Theory Grounded Theory merupakan metode penelitian kualitatif yang melibatkan pengembangan teori dari data yang dikumpulkan melalui observasi dan analisis. Metode ini umum digunakan dalam bidang sosiologi, psikologi, dan pendidikan. Grounded Theory melibatkan pendekatan sistematis terhadap analisis data, di mana data dikumpulkan, dikodekan, dan dianalisis untuk mengembangkan teori yang berlandaskan pada data. Contoh: Judul penelitian : Pengembangan Model Perilaku Konsumen Berkelanjutan dalam Industri Fashion Tujuan penelitian : Mengembangkan model perilaku konsumen berkelanjutan dalam industri fashion melalui pengumpulan dan analisis data empiris. Metode : Grounded Theory dengan teknik pengambilan sampel bertujuan dan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan konsumen di berbagai segmen pasar di industri fashion.
17 Metode penelitian sosial sangat penting dalam menghasilkan pengetahuan tentang dunia sosial memiliki beberapa jenis metode penelitian sosial, masing-masing dengan kelebihan dan kelemahan sendiri. Peneliti memilih metode yang tepat berdasarkan pertanyaan penelitian mereka, jenis data yang ingin mereka kumpulkan, dan tujuan penelitian mereka. Dengan memilih metode penelitian sosial yang tepat, peneliti dapat menghasilkan wawasan yang bermakna dan membuat kontribusi penting bagi ilmu sosial.
18 BAB III PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN A. Pengertian Proposal Penelitian Proposal penelitian adalah dokumen tertulis yang berisi rencana penelitian yang akan dilakukan untuk memecahkan suatu masalah atau menjawab suatu pertanyaan penelitian. Proposal ini memuat informasi tentang latar belakang masalah, tujuan, kerangka konseptual, metode penelitian, sumber data, dan jadwal penelitian. Proposal penelitian digunakan sebagai alat untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang, seperti dosen pembimbing, lembaga atau institusi yang membiayai penelitian. Menurut Creswell (2014), proposal penelitian adalah sebuah pernyataan tertulis dari rencana atau strategi penelitian yang memperlihatkan argumen dan konseptualisasi tentang topik penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2019), proposal penelitian adalah rencana kegiatan penelitian yang dirancang untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam penyusunan proposal penelitian, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan, seperti identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis data, hingga pembuatan laporan. Penelitian juga harus didukung oleh kerangka teori yang kuat dan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini, para pakar seperti Kothari (2004) dan Creswell (2014) menekankan bahwa proposal penelitian harus berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, kerangka konseptual, metode penelitian, sumber data, dan jadwal penelitian. Penelitian juga harus didukung oleh referensi yang berkualitas dan relevan dengan topik penelitian. Proposal penelitian adalah dokumen tertulis yang sangat penting dalam menjalankan sebuah penelitian. Proposal ini harus memiliki struktur yang jelas, metode penelitian yang sesuai, dan referensi yang kuat dan relevan dengan topik penelitian. Proposal penelitian juga harus memperlihatkan rencana atau strategi penelitian yang memperlihatkan argumen dan konseptualisasi tentang topik penelitian yang ingin dijelaskan. Sebelum menyusun proposal penelitian, terdapat beberapa persiapan yang perlu dilakukan, di antaranya: 1. Identifikasi Masalah Penelitian: Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum menyusun proposal penelitian adalah mengidentifikasi masalah atau topik yang akan diteliti. Masalah ini dapat berasal dari pengalaman pribadi, hasil pengamatan, atau literatur yang ada.
19 2. Studi Pustaka: Setelah masalah penelitian diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui literatur yang sudah ada terkait dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Hal ini dapat membantu peneliti untuk menentukan kerangka konseptual dan metode penelitian yang akan digunakan. 3. Pemilihan Metode Penelitian: Setelah melakukan studi pustaka, peneliti perlu memilih metode penelitian yang sesuai dengan topik penelitian. Pemilihan metode penelitian ini perlu disesuaikan dengan tujuan penelitian, data yang akan dikumpulkan, dan kerangka konseptual yang sudah ditentukan. 4. Pengumpulan Data: Setelah metode penelitian dipilih, peneliti perlu merancang instrumen penelitian dan melakukan pengumpulan data. Instrumen penelitian yang digunakan harus valid dan reliabel agar data yang diperoleh dapat dipercaya. 5. Analisis Data: Setelah data terkumpul, peneliti perlu menganalisis data yang diperoleh. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan. 6. Penulisan Proposal Penelitian: Setelah semua persiapan di atas dilakukan, peneliti dapat mulai menyusun proposal penelitian. Proposal penelitian harus memuat informasi tentang latar belakang masalah, tujuan, kerangka konseptual, metode penelitian, sumber data, dan jadwal penelitian. Persiapan sebelum menyusun proposal penelitian sangat penting untuk menentukan arah dan fokus penelitian yang akan dilakukan. Persiapan ini mencakup identifikasi masalah, studi pustaka, pemilihan metode penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan penulisan proposal penelitian. Jika persiapan ini dilakukan dengan baik, maka proposal penelitian dapat disusun secara sistematis dan mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang. B. Struktur Proposal Penelitian Proposal penelitian adalah sebuah dokumen yang berisi rencana atau usulan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Proposal penelitian dibuat untuk memberikan gambaran tentang rencana penelitian secara keseluruhan kepada pihak yang berkepentingan. Dalam penyusunan proposal penelitian, terdapat struktur tertentu yang harus diikuti. Berikut adalah uraian lengkap tentang struktur proposal penelitian baik yang menggunakan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif:
20 1. Pendahuluan Pendahuluan adalah bagian pertama dari proposal penelitian. Bagian ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Pada bagian ini, peneliti harus menjelaskan secara singkat mengenai topik penelitian dan alasan mengapa topik tersebut penting untuk diteliti. 2. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah bagian yang menjelaskan literatur atau teori yang relevan dengan topik penelitian. Pada bagian ini, peneliti harus menjelaskan mengenai teori atau konsep yang mendasari penelitian serta studi terdahulu yang sudah dilakukan sebelumnya. Tinjauan pustaka juga dapat membantu peneliti untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan studi terdahulu, dan mengembangkan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang spesifik. 3. Metode Penelitian Bagian ini menjelaskan tentang desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data. Pada penelitian kualitatif, peneliti juga perlu menjelaskan tentang proses pengambilan keputusan dalam penelitian, seperti cara memilih informan atau cara memilih data yang relevan. Pada penelitian kuantitatif, peneliti perlu menjelaskan tentang teknik statistik yang akan digunakan untuk menganalisis data. 4. Daftar Pustaka Daftar pustaka adalah bagian yang berisi referensi atau literatur yang digunakan dalam penelitian. Peneliti harus menyusun daftar pustaka dengan benar dan mengacu pada format yang disarankan oleh institusi atau jurnal yang akan dipublikasikan. 5. Lampiran Lampiran adalah bagian tambahan yang berisi informasi atau dokumen pendukung, seperti daftar pertanyaan wawancara, instrumen penelitian, atau hasil analisis data. Bagian ini dapat membantu pembaca untuk memahami lebih jauh mengenai proses dan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Berbagai universitas mungkin memiliki format atau bagian yang berbeda yang harus dimasukkan dalam sebuah penelitian. Model yang sangat umum adalah termasuk lima bab: Bab 1: Pendahuluan Bab 2: Tinjauan Literatur Terkait Bab 3: Metodologi Bab 4: Hasil Bab 5: Kesimpulan
21 Tiga bab pertama ini secara bersama-sama disebut Proposal dan harus disetujui sebelum mahasiswa melakukan penelitiannya. Setelah penelitiannya selesai, mahasiswa menulis Bab 4 dan 5 untuk menjelaskan hasil dan kesimpulan yang dapat mereka buat. Kelima bab yang diambil bersama-sama adalah Laporan penelitian. Jenis-jenis studi yang berbeda mungkin memerlukan komponen yang berbeda dalam proposal disertasi. Kita akan membicarakan nanti dalam buku tentang desain penelitian kuantitatif, kualitatif, dan metode campuran; proposal untuk masing-masing jenis studi ini mungkin sedikit berbeda. Tujuan kita di sini adalah untuk memahami, dalam istilah umum, bagaimana menulis proposal. Beberapa komponen proposal mungkin spesifik untuk studi tertentu. Misalnya, jika Anda memiliki istilah yang mungkin tidak dipahami oleh pembaca, Anda mungkin akan menyertakan bagian "Definisi Istilah" untuk menjelaskan apa yang peneliti maksudkan. Dalam penyusunan proposal penelitian, struktur ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan panduan yang diberikan oleh institusi atau jurnal yang akan dipublikasikan. Namun, struktur tersebut dapat membantu peneliti untuk menyusun proposal penelitian yang jelas, sistematis, dan mudah dipahami oleh pembaca. C. Etika Penulisan Proposal Penelitian Etika penulisan proposal penelitian sangat penting untuk dipahami dan diterapkan oleh setiap peneliti. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan dapat dianggap etis dan dapat dipublikasikan secara akademis. Berikut adalah beberapa prinsip etika penulisan proposal penelitian: 1. Integritas penelitian Penelitian harus dilakukan dengan integritas dan objektivitas, tanpa adanya kepentingan pribadi atau institusional yang mempengaruhi hasil penelitian. Peneliti harus jujur dan transparan dalam melaporkan hasil penelitian. 2. Perlindungan subjek penelitian Peneliti harus memastikan bahwa subjek penelitian tidak mengalami kerugian atau bahaya sebagai akibat dari partisipasi mereka dalam penelitian. Selain itu, peneliti harus memastikan bahwa subjek penelitian memberikan persetujuan yang terinformasi untuk berpartisipasi dalam penelitian.
22 3. Keterbukaan dan transparansi Peneliti harus memastikan bahwa metodologi penelitian, data, dan hasil penelitian terbuka dan dapat diverifikasi oleh pihak lain. Hal ini termasuk menghindari plagiasi dan mencantumkan sumber dengan benar dalam daftar pustaka. 4. Pencantuman semua kontributor Semua kontributor dalam penelitian, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, harus dicantumkan dengan jelas dalam proposal penelitian. 5. Perlindungan kekayaan intelektual Peneliti harus memastikan bahwa hak kekayaan intelektual yang terkait dengan penelitian dipelihara dan dilindungi. 6. Tidak melakukan diskriminasi Peneliti harus menghindari diskriminasi terhadap subjek penelitian atau pihak lain yang terkait dengan penelitian, seperti ras, jenis kelamin, agama, atau orientasi seksual. 7. Kepatuhan terhadap aturan etika dan regulasi Peneliti harus memastikan bahwa penelitian dilakukan sesuai dengan aturan etika dan regulasi yang berlaku di bidang penelitian yang bersangkutan. Para ahli seperti Bryman dan Bell (2015) dan Creswell (2014) telah mengungkapkan pentingnya etika dalam penelitian dan menyarankan peneliti untuk mematuhi prinsip-prinsip etika dalam setiap tahapan penelitian, termasuk dalam penyusunan proposal penelitian. Selain itu, institusi penelitian dan jurnal juga memiliki panduan dan kode etik yang harus diikuti oleh peneliti dalam penulisan proposal penelitian.
23 BAB IV PERENCANAAN PENELITIAN Perencanaan penelitian ilmu sosial adalah suatu proses sistematis dalam merancang dan mengembangkan rencana penelitian yang akan dilakukan. Proses ini meliputi identifikasi masalah penelitian, pemilihan metode penelitian yang tepat, pengumpulan data, analisis data, serta penyusunan laporan hasil penelitian. Dalam perencanaan penelitian ilmu sosial, hal yang sangat penting adalah menentukan tujuan penelitian dengan jelas. Tujuan penelitian akan menentukan pendekatan yang digunakan, metode yang dipilih, serta jenis data yang akan dikumpulkan. Selain itu, perencanaan penelitian ilmu sosial juga melibatkan pemilihan sampel yang representatif, serta penggunaan instrumen pengukuran yang valid dan reliabel. Selama proses perencanaan penelitian ilmu sosial, peneliti juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor etis yang terkait dengan penelitian tersebut, seperti hak privasi dan kerahasiaan responden, serta perlindungan terhadap diskriminasi dan penyalahgunaan data. Dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian, perencanaan penelitian ilmu sosial juga memperhatikan kredibilitas dan validitas data yang dikumpulkan, serta menggunakan analisis yang tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian. Akhirnya, hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam laporan yang jelas dan sistematis, dengan kesimpulan dan rekomendasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. A. Tahap-tahap Perencanaan Penelitian Perencanaan penelitian merupakan tahapan awal yang sangat penting dalam melakukan penelitian ilmu sosial. Terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam perencanaan penelitian, dan pandangan para ahli bisa membantu memperkaya pemahaman tentang tahapan-tahapan tersebut. Pandangan para ahli tentang tahapan-tahapan perencanaan penelitian juga dapat disimpulkan sebagai berikut: ➢ Menurut Sugiyono (2016), tahapan perencanaan penelitian yang penting adalah identifikasi masalah penelitian, penentuan tujuan penelitian, dan pemilihan metode penelitian. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur agar tujuan penelitian dapat dicapai. ➢ Menurut Creswell (2014), tahapan perencanaan penelitian yang penting adalah identifikasi masalah penelitian, penentuan tujuan
24 penelitian, pemilihan metode penelitian, dan interpretasi hasil. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan dengan seksama dan berkelanjutan agar hasil penelitian dapat diandalkan dan relevan. ➢ Menurut Sekaran (2016), tahapan perencanaan penelitian yang penting adalah identifikasi masalah penelitian, pemilihan metode penelitian, pemilihan sampel, pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil, dan penulisan laporan penelitian. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar hasil penelitian dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dari pandangan para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan perencanaan penelitian yang penting meliputi identifikasi masalah penelitian, penentuan tujuan penelitian, pemilihan metode penelitian, pemilihan sampel, pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil, dan penulisan laporan penelitian. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan secara sistematis dan terstruktur agar tujuan penelitian dapat dicapai dengan baik. Berikut ini adalah tahapan-tahapan perencanaan penelitian dan pandangan para ahli tentangnya: 1. Identifikasi Masalah Penelitian Tahap awal dalam perencanaan penelitian adalah mengidentifikasi masalah penelitian. Pada tahap ini, peneliti harus menentukan topik penelitian, mengidentifikasi masalah yang ingin dipecahkan, dan memformulasikan pertanyaan penelitian. Menurut Creswell (2014), identifikasi masalah penelitian merupakan tahap pertama dalam perencanaan penelitian dan harus dilakukan dengan seksama agar masalah penelitian dapat dirumuskan dengan jelas dan spesifik. 2. Penentuan Tujuan Penelitian Setelah masalah penelitian diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah menentukan tujuan penelitian. Tujuan penelitian harus terkait dengan masalah penelitian dan harus spesifik, terukur, relevan, dan dapat dicapai. Menurut Sugiyono (2016), tujuan penelitian harus jelas dan terukur sehingga peneliti dapat mengevaluasi keberhasilan penelitian. 3. Pemilihan Metode Penelitian Setelah tujuan penelitian ditetapkan, tahap selanjutnya adalah memilih metode penelitian yang tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian. Metode penelitian dapat berupa penelitian kuantitatif, kualitatif, atau kombinasi keduanya (mixed methods). Menurut Creswell (2014), pemilihan metode penelitian harus didasarkan pada pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
25 4. Pemilihan Sampel Setelah metode penelitian ditentukan, tahap selanjutnya adalah memilih sampel yang representatif. Sampel harus dipilih dengan seksama agar dapat mewakili populasi yang diteliti. Menurut Sekaran (2016), pemilihan sampel harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kecocokan dengan karakteristik populasi, ukuran sampel yang diperlukan, dan metode pengambilan sampel yang digunakan. 5. Pengumpulan Data Setelah sampel dipilih, tahap selanjutnya adalah pengumpulan data. Metode pengumpulan data dapat berupa wawancara, kuesioner, observasi, atau pengumpulan data sekunder. Menurut Creswell (2014), pengumpulan data harus dilakukan dengan cara yang sistematis dan konsisten agar data yang diperoleh dapat diandalkan dan valid. 6. Analisis Data Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah analisis data. Analisis data dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menarik kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan. Menurut Sekaran (2016), analisis data harus didasarkan pada metode penelitian yang digunakan dan harus mempertimbangkan aspekaspek seperti kredibilitas dan validitas Interpretasi hasil. Setelah analisis data selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah interpretasi hasil. Hasil penelitian harus diinterpretasikan dengan benar agar dapat dijadikan dasar untuk menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi. Menurut Creswell (2014), interpretasi hasil harus didasarkan pada pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dalam perencanaan penelitian adalah penulisan laporan penelitian. Laporan penelitian harus dibuat dengan jelas dan sistematis agar mudah dipahami oleh pembaca. Menurut Sekaran (2016), laporan penelitian harus memuat informasi tentang masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, interpretasi hasil, dan rekomendasi. B. Formulasi Masalah Penelitian Formulasi masalah penelitian merupakan tahap awal yang penting dalam merancang sebuah penelitian. Hal ini dikarenakan masalah penelitian menjadi dasar bagi peneliti dalam menentukan tujuan penelitian, mengevaluasi metode penelitian, dan menafsirkan hasil penelitian. Oleh karena itu, formulasi masalah penelitian harus dilakukan secara komprehensif dan mendalam. Dalam artikel ini, akan dibahas
26 tentang formulasi masalah penelitian secara komprehensif dalam 1000 kata. I. Pengertian Formulasi Masalah Penelitian Formulasi masalah penelitian adalah langkah awal dalam perencanaan penelitian. Formulasi masalah penelitian ini merupakan suatu pernyataan atau pertanyaan yang merujuk pada kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Oleh karena itu, masalah penelitian harus jelas, spesifik, dan terfokus pada suatu aspek tertentu yang ingin diteliti. Formulasi masalah penelitian merupakan tahapan penting dalam merancang penelitian yang berkualitas. Hal ini dikarenakan masalah penelitian akan menjadi dasar bagi peneliti dalam mengembangkan hipotesis dan menentukan metode penelitian yang tepat. Tanpa formulasi masalah yang jelas dan terfokus, maka penelitian tidak akan memiliki arah dan tujuan yang jelas. II. Langkah-Langkah Formulasi Masalah Penelitian Dalam merumuskan masalah penelitian yang komprehensif, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Berikut adalah langkahlangkah formulasi masalah penelitian yang dapat dilakukan: ➢ Identifikasi masalah Identifikasi masalah merupakan tahap awal dalam merumuskan masalah penelitian. Pada tahap ini, peneliti harus mengetahui secara jelas masalah yang ingin diteliti. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan melakukan observasi terhadap fenomena yang akan diteliti atau melalui tinjauan literatur. Dalam melakukan observasi, peneliti dapat mengamati langsung fenomena yang ingin diteliti di lapangan. Sedangkan dalam melakukan tinjauan literatur, peneliti dapat membaca jurnal, buku, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan fenomena yang ingin diteliti. ➢ Penentuan topik Setelah masalah berhasil diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menentukan topik penelitian. Topik penelitian adalah pengembangan dari masalah penelitian yang sudah diidentifikasi sebelumnya. Penentuan topik penelitian harus dilakukan secara spesifik dan terfokus. Peneliti harus memastikan bahwa topik penelitian yang ditentukan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengetahuan dan praktik di bidang yang diteliti.
27 ➢ Pembuatan pertanyaan penelitian Setelah menentukan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah membuat pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian merupakan pernyataan atau pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian yang akan dilakukan. Pertanyaan penelitian harus relevan dengan topik penelitian dan harus mampu menggambarkan secara jelas tujuan penelitian yang ingin dicapai. ➢ Pengembangan hipotesis Setelah membuat pertanyaan penelitian, langkah selanjutnya adalah mengembangkan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang akan diuji melalui penelitian yang akan dilakukan. Hipotesis harus dapat diuji secara empiris dan harus terkait dengan teori yang ada di bidang yang diteliti. ➢ Identifikasi variabel penelitian Setelah mengembangkan hipotesis, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi variabel penelitian. Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh fenomena yang diteliti. Variabel penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. ➢ Menentukan metode penelitian Setelah mengidentifikasi variabel penelitian, langkah selanjutnya adalah menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Metode penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian kuantitatif menggunakan data numerik dan statistik untuk menguji hipotesis, sedangkan metode penelitian kualitatif menggunakan data nonnumerik untuk menjawab pertanyaan penelitian. III. Pendapat Para Ahli Mengenai Formulasi Masalah Penelitian Para ahli di bidang penelitian telah memberikan pandangan dan pendapat mengenai formulasi masalah penelitian. Berikut adalah pendapat para ahli mengenai formulasi masalah penelitian: 1. Suharsimi Arikunto Menurut Suharsimi Arikunto, formulasi masalah penelitian harus terfokus dan jelas. Formulasi masalah harus mampu menjelaskan kesenjangan antara fenomena yang ingin diteliti
28 dengan apa yang seharusnya terjadi. Formulasi masalah harus dapat menjawab pertanyaan "apa", "mengapa", "bagaimana", dan "untuk siapa". 2. Sugiyono Menurut Sugiyono, formulasi masalah penelitian harus spesifik dan terukur. Formulasi masalah harus mampu menjelaskan variabel yang ingin diteliti secara jelas dan spesifik. Selain itu, formulasi masalah harus dapat diukur sehingga dapat diuji melalui penelitian yang akan dilakukan. 3. Michael Crotty Menurut Michael Crotty, formulasi masalah penelitian harus terkait dengan teori. Formulasi masalah harus mampu menjelaskan teori atau konsep yang ingin diuji melalui penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, formulasi masalah harus mampu menjelaskan kebaruan atau kontribusi penelitian terhadap pengetahuan dan praktik di bidang yang diteliti. Formulasi masalah penelitian merupakan tahap awal yang penting dalam perencanaan penelitian. Formulasi masalah penelitian harus mampu menjelaskan fenomena yang ingin diteliti dengan jelas dan spesifik serta harus terkait dengan teori yang ada di bidang yang diteliti. Formulasi masalah penelitian juga harus mampu menjawab pertanyaan "apa", "mengapa", "bagaimana", dan "untuk siapa". Selain itu, formulasi masalah penelitian harus mengidentifikasi variabel penelitian yang terkait dengan fenomena yang ingin diteliti dan mengembangkan hipotesis yang dapat diuji melalui penelitian yang akan dilakukan. Untuk melakukan formulasi masalah penelitian secara komprehensif, peneliti harus memperhatikan tahapan-tahapan perencanaan penelitian secara sistematis dan terstruktur. Dalam tahapan perencanaan penelitian, peneliti harus mengidentifikasi topik penelitian yang akan diteliti, menelaah teori yang terkait dengan topik penelitian, membuat pertanyaan penelitian, mengembangkan hipotesis, mengidentifikasi variabel penelitian, dan menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Pendapat para ahli juga penting untuk dipertimbangkan dalam formulasi masalah penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto, formulasi masalah penelitian harus terfokus dan jelas. Menurut Sugiyono, formulasi masalah penelitian harus spesifik dan terukur. Menurut Michael Crotty, formulasi masalah penelitian harus terkait dengan teori. Pendapat para ahli ini dapat membantu peneliti untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai formulasi masalah penelitian.
29 Dalam formulasi masalah penelitian, peneliti harus menghindari beberapa kesalahan yang umum terjadi, seperti membuat pertanyaan yang terlalu luas atau terlalu sempit, tidak mempertimbangkan variabel penelitian dengan baik, tidak terkait dengan teori atau konsep yang ada di bidang yang diteliti, dan tidak spesifik atau tidak terukur. Kesalahankesalahan ini dapat menyebabkan hasil penelitian tidak valid atau tidak dapat diandalkan. Formulasi masalah penelitian merupakan tahap awal yang penting dalam perencanaan penelitian. Formulasi masalah penelitian harus terfokus dan jelas, terkait dengan teori atau konsep yang ada di bidang yang diteliti, spesifik dan terukur, serta mampu menjawab pertanyaan "apa", "mengapa", "bagaimana", dan "untuk siapa". Peneliti juga harus memperhatikan tahapan-tahapan perencanaan penelitian secara sistematis dan terstruktur serta pendapat para ahli dalam melakukan formulasi masalah penelitian. C. Pembuatan Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dan kerangka teori adalah dua konsep yang sering digunakan dalam penelitian. Meskipun keduanya terkait erat, namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Dalam kajian ini, akan dijelaskan mengenai pembuatan kerangka konseptual, perbedaan antara kerangka konseptual dan kerangka teori, serta pendapat beberapa ahli yang terkait dengan dua konsep tersebut. Kerangka konseptual adalah sebuah gambaran atau konsepsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dalam suatu penelitian. Kerangka konseptual digunakan untuk menjelaskan hubungan antara konsep yang berbeda dalam penelitian dan dapat membantu peneliti untuk memahami dan menginterpretasi hasil penelitian. Pembuatan kerangka konseptual memerlukan identifikasi konsep-konsep yang terkait dengan penelitian, hubungan antara konsep-konsep tersebut, serta keterkaitan antara konsep dengan teori yang terkait. Pembuatan kerangka konseptual juga dapat membantu peneliti dalam mengidentifikasi gap atau celah pengetahuan dalam literatur yang relevan. Perbedaan antara kerangka konseptual dan kerangka teori terletak pada jenis dan tingkat pemahaman tentang konsep. Kerangka konseptual lebih bersifat deskriptif dan menjelaskan hubungan antara konsep-konsep dalam penelitian. Sementara itu, kerangka teori lebih bersifat abstrak dan menjelaskan asumsi, konsep, dan prinsip-prinsip yang lebih luas terkait dengan topik yang diteliti. Kerangka teori biasanya terdiri dari satu atau beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan fenomena dalam penelitian. Kerangka teori digunakan untuk membantu peneliti dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi fenomena yang diteliti dan membantu peneliti dalam menafsirkan hasil penelitian.
30 Beberapa ahli memberikan pendapat terkait dengan perbedaan antara kerangka konseptual dan kerangka teori. Menurut Creswell (2014), kerangka konseptual digunakan untuk mengorganisir ide-ide dalam penelitian dan menjelaskan hubungan antara konsep-konsep yang terkait, sementara kerangka teori digunakan untuk menjelaskan prinsip-prinsip yang lebih luas dan memprediksi fenomena yang akan diteliti. Menurut Miles dan Huberman (1994), kerangka konseptual lebih bersifat deskriptif dan menjelaskan hubungan antara konsep-konsep dalam penelitian, sedangkan kerangka teori lebih bersifat abstrak dan menjelaskan asumsi dan konsep yang lebih luas. Dalam pembuatan kerangka konseptual, peneliti harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, peneliti harus memperhatikan definisi dan pengertian konsep yang digunakan dalam penelitian. Kedua, peneliti harus memperhatikan keterkaitan antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Ketiga, peneliti harus memperhatikan keterkaitan antara konsep-konsep yang digunakan dengan teori-teori yang relevan. Keempat, peneliti harus memperhatikan gap atau celah pengetahuan dalam literatur yang relevan. Kelima, peneliti harus memperhatikan cara mengoperasionalisasikan konsep dalam penelitian. Keenam, peneliti harus memperhatikan pengaruh variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi hubungan antara konsep-konsep yang digunakan. Ada beberapa contoh penggunaan kerangka konseptual dalam penelitian. Contohnya, sebuah penelitian mengenai hubungan antara pengalaman belajar online dengan prestasi akademik dapat menggunakan kerangka konseptual yang menjelaskan konsep-konsep seperti pengalaman belajar online, prestasi akademik, dan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antara keduanya. Kerangka konseptual dapat membantu peneliti untuk memahami hubungan antara konsepkonsep tersebut dan dapat membantu dalam merancang metodologi penelitian yang sesuai. Kerangka konseptual dan kerangka teori adalah dua konsep yang terkait erat dalam penelitian, namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Kerangka konseptual digunakan untuk menjelaskan hubungan antara konsep-konsep dalam penelitian dan dapat membantu peneliti dalam mengidentifikasi gap atau celah pengetahuan dalam literatur yang relevan. Sementara itu, kerangka teori lebih bersifat abstrak dan menjelaskan asumsi, konsep, dan prinsip-prinsip yang lebih luas terkait dengan topik yang diteliti. Dalam pembuatan kerangka konseptual, peneliti harus memperhatikan definisi dan pengertian konsep, keterkaitan antara konsep-konsep, keterkaitan antara konsep-konsep dengan teori-teori yang relevan, gap atau celah pengetahuan dalam literatur yang relevan.
31 BAB V TEKNIK PENGUMPULAN DATA A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian sosial, teknik pengumpulan data sangat penting karena data yang akurat dan tepat dapat memperkuat validitas dan keabsahan penelitian. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian sosial, di antaranya adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan studi dokumen. Setiap teknik pengumpulan data memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti sebelum memilih teknik yang tepat untuk digunakan dalam penelitiannya. Pertama, teknik pengumpulan data melalui observasi adalah metode pengumpulan data yang melibatkan pengamatan langsung terhadap perilaku, situasi, atau kegiatan yang terjadi di lapangan. Observasi dapat dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur dan dapat dilakukan secara partisipatif atau tidak partisipatif. Observasi juga dapat dilakukan melalui metode triangulasi, yaitu mengumpulkan data dari beberapa sumber untuk menghasilkan data yang lebih akurat dan tepat. Kelebihan dari teknik observasi adalah data yang diperoleh dapat lebih akurat dan valid karena dilakukan secara langsung di lapangan, namun kekurangannya adalah membutuhkan waktu yang lebih lama dan terkadang sulit untuk melakukan observasi secara tersembunyi. Kedua, teknik pengumpulan data melalui wawancara adalah metode pengumpulan data yang melibatkan percakapan langsung antara peneliti dan responden. Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur, tergantung pada tujuan penelitian. Kelebihan dari teknik wawancara adalah dapat memberikan data yang lebih mendalam dan detail, namun kekurangannya adalah rentan terhadap bias dan dapat memakan waktu yang lama. Ketiga, teknik pengumpulan data melalui kuesioner adalah metode pengumpulan data yang melibatkan pengisian kuesioner oleh responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan tertutup atau terbuka, tergantung pada tujuan penelitian. Kelebihan dari teknik kuesioner adalah dapat mencakup banyak responden dalam waktu yang relatif singkat dan mudah dalam proses pengolahan data, namun kekurangannya adalah rentan terhadap jawaban yang tidak jujur atau kurang tepat.
32 Keempat, teknik pengumpulan data melalui studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang melibatkan analisis terhadap dokumen tertulis seperti laporan, catatan, atau arsip. Studi dokumen dapat dilakukan secara deskriptif atau analitis. Kelebihan dari teknik studi dokumen adalah data yang diperoleh dapat lebih obyektif dan dapat memberikan informasi historis yang penting, namun kekurangannya adalah membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan analisis dan dapat terbatas pada data yang tersedia. ➢ Menurut Riani et al. (2019), teknik pengumpulan data yang tepat harus dipilih dengan mempertimbangkan konteks penelitian dan tujuan penelitian. Penggunaan teknik pengumpulan data yang tepat dapat membantu peneliti dalam mendapatkan data yang akurat dan dapat diandalkan. Selain itu, teknik pengumpulan data juga perlu disesuaikan dengan karakteristik responden yang menjadi objek penelitian. ➢ Menurut Yuniawan dan Fathoni (2019), teknik pengumpulan data yang tepat dapat membantu peneliti dalam menghindari kesalahan dan bias dalam penelitian. Mereka menambahkan bahwa teknik pengumpulan data yang tepat juga dapat membantu peneliti dalam menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian. Dalam melakukan teknik pengumpulan data, peneliti juga perlu memperhatikan etika dalam penelitian, seperti hak privasi dan kerahasiaan responden. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan dan kerjasama antara peneliti dan responden. Dalam memilih teknik pengumpulan data, peneliti juga perlu mempertimbangkan waktu, biaya, dan sumber daya yang tersedia. Pemilihan teknik pengumpulan data yang tepat dapat membantu peneliti dalam menghemat waktu dan biaya yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data adalah hal yang sangat penting dalam penelitian sosial karena data yang tepat dan akurat dapat memperkuat validitas dan keabsahan penelitian. Peneliti perlu memilih teknik pengumpulan data yang tepat dengan mempertimbangkan konteks penelitian, tujuan penelitian, karakteristik responden, etika dalam penelitian, waktu, biaya, dan sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu, peneliti perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut untuk memperoleh data yang akurat dan valid dalam penelitian sosial.
33 B. Teknik Wawancara Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang paling umum digunakan dalam penelitian sosial. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden melalui interaksi langsung dengan peneliti. Dalam teknik wawancara, peneliti berusaha untuk memperoleh jawaban yang mendalam dan rinci dari responden terkait topik penelitian. Menurut Creswell (2014), wawancara adalah cara yang efektif untuk memperoleh informasi dari perspektif responden, dan untuk memahami pandangan mereka secara lebih detail. Selain itu, wawancara juga dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan informasi yang tidak dapat diperoleh melalui teknik pengumpulan data lainnya. Secara umum, terdapat dua jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Wawancara terstruktur melibatkan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya dan disampaikan secara sistematis kepada responden. Sementara itu, wawancara tak terstruktur memberikan kebebasan bagi responden untuk menjawab pertanyaan dengan cara yang mereka anggap tepat. Wawancara tak terstruktur juga memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi topik secara lebih mendalam. Selain itu, wawancara juga dapat dilakukan dalam bentuk fokus kelompok atau wawancara kelompok. Teknik ini melibatkan beberapa responden dalam satu sesi wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Dalam fokus kelompok, responden dapat saling berinteraksi dan mengembangkan ide-ide baru terkait topik penelitian. Menurut Bungin (2011), wawancara memiliki kelebihan dalam memperoleh informasi secara mendalam dan rinci dari responden. Wawancara juga memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi lebih lanjut topik penelitian dan memberikan kesempatan kepada responden untuk menjelaskan pandangan mereka secara lebih rinci. Selain itu, wawancara juga dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diperoleh melalui teknik pengumpulan data lainnya. Namun, wawancara juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah waktu dan biaya yang diperlukan untuk melakukan wawancara. Wawancara juga dapat dipengaruhi oleh faktor subjektivitas peneliti, seperti cara bertanya dan sikap peneliti terhadap responden. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, peneliti dapat menggunakan teknik triangulasi, yaitu menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian. Teknik ini dapat memperkuat validitas dan keabsahan data yang diperoleh. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu memperhatikan etika dalam penelitian, seperti hak privasi dan kerahasiaan responden. Peneliti juga perlu memperhatikan karakteristik responden dan konteks penelitian dalam menyusun pertanyaan yang tepat dan efektif.
34 Dalam kesimpulannya, wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang penting dalam penelitian sosial karena dapat memperoleh informasi yang mendalam dan rinci dari perspektif responden. Meskipun memiliki kelemahan, wawancara tetap menjadi pilihan utama dalam penelitian kualitatif karena memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memahami secara lebih mendalam perspektif responden dan mengeksplorasi topik penelitian dengan lebih baik. Beberapa tips yang dapat membantu peneliti dalam melakukan wawancara yang efektif adalah sebagai berikut: 1. Persiapkan pertanyaan dengan matang Sebelum melakukan wawancara, peneliti perlu mempersiapkan pertanyaan yang relevan dan efektif terkait topik penelitian. Pertanyaan tersebut perlu dirancang dengan matang sehingga dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan lebih efektif. 2. Gunakan teknik wawancara yang tepat Pilihlah teknik wawancara yang tepat tergantung pada tujuan penelitian dan karakteristik responden. Misalnya, jika responden terdiri dari kelompok yang berbeda, maka wawancara kelompok atau fokus kelompok dapat menjadi pilihan yang lebih efektif. 3. Kembangkan hubungan yang baik dengan responden Penting bagi peneliti untuk membangun hubungan yang baik dengan responden agar responden merasa nyaman dan terbuka dalam memberikan jawaban. Peneliti juga perlu memperhatikan cara bertanya yang tepat dan tidak mengarahkan jawaban responden. 4. Ciptakan lingkungan yang kondusif Peneliti perlu menciptakan lingkungan yang kondusif agar responden merasa nyaman dan terbuka dalam memberikan jawaban. Misalnya, pilihlah tempat yang tenang dan bebas gangguan agar responden dapat berkonsentrasi dengan baik. 5. Rekam wawancara dan catat catatan penting Rekam wawancara secara audio atau video dan catat catatan penting selama wawancara berlangsung. Hal ini dapat membantu peneliti dalam menganalisis data dengan lebih baik dan memperoleh informasi yang mendalam. Beberapa ahli juga telah mengemukakan pendapat mereka terkait teknik wawancara. Menurut Kvale (1996), wawancara adalah suatu proses interaksi yang berlangsung antara peneliti dan responden dengan tujuan
35 memperoleh informasi yang berguna untuk penelitian. Sementara itu, Bogdan dan Biklen (2003) menyatakan bahwa wawancara adalah suatu proses yang berlangsung dalam situasi alami dengan tujuan memperoleh informasi yang akurat dari perspektif responden. Wawancara adalah teknik pengumpulan data kualitatif yang penting dalam penelitian sosial karena dapat memperoleh informasi yang mendalam dan rinci dari perspektif responden. Meskipun memiliki kelemahan, wawancara tetap menjadi pilihan utama dalam penelitian kualitatif karena memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memahami secara lebih mendalam perspektif responden dan mengeksplorasi topik penelitian dengan lebih baik. C. Teknik Observasi Teknik observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian sosial yang sangat penting. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk mengamati dan mencatat perilaku dan kegiatan manusia dalam situasi tertentu, baik di lingkungan alamiah maupun buatan. Observasi dapat dilakukan dengan cara terbuka atau tersembunyi, dan dapat dilakukan dengan atau tanpa interaksi langsung dengan responden. Beberapa ahli telah mengemukakan pendapat mereka terkait teknik observasi dalam penelitian sosial. Menurut Jupp (2006), observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang memungkinkan peneliti untuk mengamati dan mencatat perilaku manusia dalam situasi tertentu. Sedangkan, Bogdan dan Biklen (2003) menyatakan bahwa observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang melibatkan pengamatan yang sistematis terhadap perilaku manusia dalam situasi alamiah. Observasi dapat dilakukan dengan cara terbuka atau tersembunyi. Observasi terbuka dilakukan dengan meminta izin dari responden dan mengamati perilaku mereka secara langsung. Sementara itu, observasi tersembunyi dilakukan tanpa sepengetahuan responden, dan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang perilaku manusia. Observasi juga dapat dilakukan dengan atau tanpa interaksi langsung dengan responden. Observasi dengan interaksi langsung dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada responden dan mengamati perilaku mereka. Sementara itu, observasi tanpa interaksi langsung dilakukan dengan cara mengamati perilaku responden tanpa melakukan interaksi langsung.
36 Beberapa teknik observasi yang umum digunakan dalam penelitian sosial adalah sebagai berikut: 1. Observasi partisipan Observasi partisipan adalah teknik observasi di mana peneliti menjadi bagian dari situasi yang diamati. Peneliti melakukan pengamatan dengan cara mengalami situasi yang sedang diamati secara langsung. 2. Observasi non-partisipan Observasi non-partisipan adalah teknik observasi di mana peneliti tidak terlibat dalam situasi yang diamati. Peneliti melakukan pengamatan dengan cara mengamati situasi dari kejauhan. 3. Observasi terprogram Observasi terprogram adalah teknik observasi di mana pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah terstandardisasi dan diarahkan pada perilaku yang spesifik. 4. Observasi tidak terprogram Observasi tidak terprogram adalah teknik observasi di mana pengamatan dilakukan secara bebas dan tanpa arahan khusus terhadap perilaku yang diamati. Dalam melakukan observasi, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal agar data yang dihasilkan dapat menjadi valid dan reliabel. Beberapa tips yang dapat membantu peneliti dalam melakukan observasi yang efektif adalah melakukan observasi, peneliti perlu mempersiapkan diri dengan baik, seperti memilih lokasi observasi yang tepat dan memahami tujuan penelitian secara jelas. Peneliti perlu mempertahankan kebiasaan yang natural saat melakukan observasi agar responden tidak merasa terganggu atau mencurigai. Dalam penelitian sosial, observasi sering digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati perilaku, situasi, atau fenomena tertentu secara sistematis dan terencana. Observasi dilakukan secara langsung di lapangan dan hasilnya dapat dijadikan sebagai data penelitian. Observasi dapat dilakukan dalam berbagai situasi, seperti di tempat kerja, di kelas, di tempat umum, atau di tempat lain yang relevan dengan topik penelitian. Ada beberapa jenis observasi dalam penelitian sosial, yaitu observasi partisipan, observasi non-partisipan, observasi tersembunyi, dan observasi terbuka. Observasi partisipan adalah observasi di mana peneliti menjadi bagian dari kelompok yang diamati, sehingga dapat memahami lebih baik bagaimana kelompok tersebut berinteraksi dan berperilaku. Observasi nonpartisipan adalah observasi di mana peneliti hanya mengamati kelompok yang diamati tanpa terlibat langsung dalam interaksi atau kegiatan yang
37 sedang berlangsung. Observasi tersembunyi adalah observasi di mana peneliti tidak memberitahukan bahwa dia sedang melakukan observasi, sehingga kelompok yang diamati tidak sadar bahwa mereka sedang diobservasi. Observasi terbuka adalah observasi di mana kelompok yang diamati mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi dan peneliti berinteraksi dengan mereka. Beberapa ahli telah mengemukakan pendapat mengenai teknik observasi dalam penelitian sosial. Menurut J.W. Creswell (2014), observasi dapat memberikan data yang akurat dan mendalam tentang fenomena sosial yang diamati, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah yang diteliti. Selain itu, observasi juga dapat membantu peneliti untuk memperoleh data yang tidak bisa didapatkan melalui wawancara atau kuesioner. Namun, observasi juga memiliki kelemahan, seperti peneliti yang terlalu terfokus pada hal-hal kecil dan kehilangan pandangan keseluruhan. Sementara itu, menurut S. Babbie (2013), observasi dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif dan terpercaya, terutama jika peneliti menggunakan kriteria observasi yang jelas dan mengikuti prosedur yang konsisten. Namun, observasi juga dapat mempengaruhi perilaku kelompok yang diamati, sehingga hasil observasi tidak selalu mencerminkan perilaku yang sebenarnya. Terkait dengan teknik observasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, seperti persiapan sebelum melakukan observasi, pengamatan yang sistematis dan terencana, dan dokumentasi hasil observasi. Persiapan sebelum melakukan observasi meliputi pemahaman tentang tujuan observasi, pemilihan tempat dan waktu yang tepat, dan penentuan kriteria observasi yang jelas. Pengamatan yang sistematis dan terencana meliputi pengamatan yang fokus pada fenomena sosial yang diamati, penggunaan instrumen pengamatan yang sesuai, dan pencatatan hasil pengamatan secara rinci. Dokumentasi hasil observasi meliputi penyusunan catatan lapanganxxx Adapun kelemahan lain yang terkait dengan teknik observasi adalah kemungkinan adanya bias pengamat. Bias ini dapat terjadi karena pengamat cenderung memiliki pandangan dan interpretasi yang berbeda-beda terhadap fenomena yang diamati. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan khusus bagi pengamat agar dapat mengurangi bias dalam pengamatannya. Dalam penelitian kualitatif, teknik observasi dapat dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti pengamat terlibat langsung dalam kegiatan yang diamati. Teknik ini disebut dengan istilah participatory observation. Teknik ini memungkinkan pengamat untuk memahami fenomena secara lebih mendalam, karena pengamat dapat melihat dan merasakan langsung bagaimana interaksi antara orang yang diamati terjadi.
38 Berdasarkan uraian di atas, teknik observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian sosial yang penting untuk dilakukan. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang akurat dan valid, terutama dalam penelitian kualitatif. Namun, teknik observasi juga memiliki kelemahan, seperti kemungkinan adanya bias pengamat. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan khusus bagi pengamat agar dapat mengurangi bias dalam pengamatannya. Selain itu, teknik observasi dapat dilakukan secara partisipatif untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap fenomena yang diamati. Beberapa ahli yang berpendapat tentang teknik observasi antara lain: J. Michael Joffe (2008) menyatakan bahwa teknik observasi memiliki kelebihan dalam memperoleh data yang akurat dan valid dalam penelitian kualitatif. Namun, teknik ini memiliki kelemahan dalam hal kecenderungan adanya bias pengamat. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan khusus bagi pengamat agar dapat mengurangi bias dalam pengamatannya. John W. Creswell (2014) menyatakan bahwa teknik observasi dapat dilakukan secara partisipatif untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap fenomena yang diamati. Teknik ini disebut dengan istilah participatory observation. Dalam teknik ini, pengamat terlibat langsung dalam kegiatan yang diamati sehingga memungkinkan pengamat untuk melihat dan merasakan langsung bagaimana interaksi antara orang yang diamati terjadi. David Collier (1986) mengemukakan bahwa teknik observasi merupakan teknik pengumpulan data yang penting dalam penelitian kualitatif. Teknik ini dapat digunakan untuk memperoleh data yang akurat dan valid tentang perilaku manusia dan lingkungannya. Namun, penggunaan teknik observasi juga memiliki kelemahan, seperti kemungkinan adanya bias pengamat dan sulitnya menggeneralisasi hasil observasi ke populasi yang lebih luas. Terdapat beberapa jenis teknik observasi yang dapat digunakan dalam penelitian sosial, antara lain: ➢ Observasi Partisipatif Observasi partisipatif adalah teknik observasi yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung suatu kelompok atau individu yang sedang melakukan aktivitas tertentu dan pada saat yang sama, si peneliti juga terlibat dalam aktivitas tersebut. Dalam teknik ini, peneliti berusaha untuk merasakan dan memahami pengalaman yang dialami oleh kelompok atau individu yang diamati. Teknik ini sering digunakan dalam
39 penelitian etnografi, di mana peneliti mencoba untuk memahami budaya atau kebiasaan dari suatu kelompok tertentu. ➢ Observasi Terbuka Observasi terbuka dilakukan dengan cara mengamati kelompok atau individu tanpa memberikan pertanyaan atau gangguan dalam bentuk apapun. Observasi terbuka dapat dilakukan di tempat umum seperti pasar atau taman. Teknik ini biasanya digunakan untuk melihat pola perilaku atau kebiasaan yang terjadi secara umum di masyarakat. ➢ Observasi Terarah Observasi terarah dilakukan dengan cara mengamati kelompok atau individu dengan tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Observasi terarah dapat dilakukan di tempat umum atau dalam lingkungan tertutup seperti laboratorium. Teknik ini sering digunakan dalam penelitian psikologi dan sosiologi. ➢ Observasi Partisipan Observasi partisipan mirip dengan observasi partisipatif, namun peran peneliti lebih aktif dalam teknik ini. Peneliti berusaha untuk mengamati aktivitas yang terjadi dalam kelompok atau individu dan terlibat dalam kegiatan tersebut, namun dengan tujuan utama untuk mengumpulkan data dan informasi. Teknik ini sering digunakan dalam penelitian antropologi dan sosiologi. ➢ Observasi Tertutup Observasi tertutup dilakukan dalam suatu lingkungan yang telah diatur sedemikian rupa sehingga peneliti dapat mengamati aktivitas yang terjadi dalam situasi yang terkontrol dan seragam. Observasi tertutup sering dilakukan dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Kelebihan teknik observasi adalah peneliti dapat mengamati perilaku manusia secara langsung dan terjadi secara natural, sehingga data yang diperoleh relatif akurat. Selain itu, teknik observasi juga dapat dilakukan tanpa mempengaruhi subjek yang diamati. Namun, teknik observasi juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah observasi seringkali sulit dilakukan dalam waktu yang lama karena adanya perubahan dalam perilaku manusia yang diamati. Selain itu, teknik ini juga membutuhkan peneliti yang mahir dalam mengamati, mencatat, dan menganalisis data secara sistematis. Menurut Bryman (2016), observasi adalah teknik yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif karena dapat memberikan informasi tentang perilaku manusia yang tidak dapat dijelaskan melalui wawancara atau kuesioner. Namun, peneliti harus hati-hati dalam melakukan observasi karena teknik ini dapat mempengaruhi perilaku subjek yangxxxxahap terakhir
40 dalam penelitian sosial adalah penyajian hasil penelitian. Pada tahap ini, peneliti akan menyajikan hasil temuan penelitiannya. Hasil penelitian yang disajikan dapat berupa tabel, grafik, atau diagram, serta uraian hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tulisan. Penyajian hasil penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu: • Menunjukkan temuan yang telah ditemukan oleh peneliti • Membuat kesimpulan berdasarkan temuan yang ditemukan • Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil temuan penelitian • Penyajian hasil penelitian harus dilakukan secara sistematis dan jelas, agar pembaca mudah memahami hasil penelitian. Penyajian harus mengacu pada tujuan penelitian, hipotesis atau pertanyaan penelitian, dan kerangka teori yang telah ditetapkan. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penyajian hasil penelitian, di antaranya adalah: ➢ Tabel Tabel adalah bentuk penyajian hasil penelitian yang paling umum digunakan. Tabel dapat digunakan untuk menyajikan data numerik, seperti angka, persentase, atau rasio. Tabel dapat digunakan untuk menyajikan hasil penelitian dalam bentuk yang mudah dipahami oleh pembaca. ➢ Grafik Grafik adalah bentuk penyajian hasil penelitian yang berguna untuk menyajikan data dalam bentuk visual. Grafik dapat digunakan untuk menyajikan data numerik atau kualitatif. Grafik yang paling umum digunakan adalah grafik garis, grafik batang, dan grafik lingkaran. ➢ Diagram Diagram adalah bentuk penyajian hasil penelitian yang berguna untuk menyajikan hubungan antara variabel dalam penelitian. Diagram yang umum digunakan adalah diagram Venn, diagram alir, dan diagram batang. ➢ Uraian hasil penelitian Uraian hasil penelitian adalah bentuk penyajian hasil penelitian yang paling umum digunakan dalam penelitian kualitatif. Uraian hasil penelitian digunakan untuk menjelaskan temuan penelitian secara detail dan mendalam. Dalam penyajian hasil penelitian, peneliti juga harus menjelaskan interpretasi hasil penelitian, yaitu bagaimana hasil penelitian dihubungkan
41 dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian, serta bagaimana hasil penelitian dapat digunakan untuk membuat rekomendasi atau implikasi bagi kebijakan atau praktik. D. Teknik Studi Dokumen Teknik studi dokumen adalah salah satu metode penelitian yang digunakan untuk mempelajari informasi tertulis atau cetak. Teknik ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber dokumen seperti jurnal, buku, surat, memo, laporan, dan dokumen resmi lainnya. Berikut adalah kajian teknis tentang teknik studi dokumen beserta kutipan dari beberapa pakar. Menurut Creswell (2014), teknik studi dokumen merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang dapat digunakan untuk mendapatkan data tentang fenomena sosial. Creswell (2014) juga menjelaskan bahwa teknik studi dokumen dapat membantu peneliti memahami latar belakang, sejarah, dan konteks suatu fenomena sosial tertentu. Lebih lanjut, Miles dan Huberman (1994) menyatakan bahwa teknik studi dokumen sangat berguna dalam mengidentifikasi pola dan tema yang muncul dari dokumen yang diteliti. Hal ini dapat membantu peneliti menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena yang diteliti. Selain itu, teknik studi dokumen juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data sejarah. Menurut Yin (2014), teknik studi dokumen merupakan salah satu metode penelitian yang berguna dalam menyusun kronologi peristiwa dan proses sejarah. Hal ini dapat membantu peneliti memahami evolusi fenomena sosial atau perubahan kebijakan publik. Namun, perlu diingat bahwa teknik studi dokumen juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah kesulitan dalam memeriksa keaslian dan keakuratan dokumen yang digunakan sebagai sumber data. Hal ini dapat mempengaruhi validitas hasil penelitian yang dihasilkan. Selain itu, teknik studi dokumen juga membutuhkan waktu dan upaya yang besar dalam mengumpulkan, membaca, dan menganalisis dokumen yang digunakan sebagai sumber data. Untuk mengatasi kelemahan teknik studi dokumen, Creswell (2014) merekomendasikan penggunaan sumber data ganda atau triangulasi data. Hal ini dapat meningkatkan keandalan dan validitas hasil penelitian. Selain itu, teknik studi dokumen juga dapat dikombinasikan dengan teknik penelitian kuantitatif untuk menghasilkan hasil penelitian yang lebih kuat dan komprehensif. Hal ini disebut dengan teknik penelitian campuran atau mixed methods research. Dalam teknik penelitian campuran, data yang diperoleh dari teknik studi dokumen dapat digunakan sebagai sumber data kualitatif yang dikombinasikan dengan data kuantitatif yang diperoleh dari teknik
42 penelitian kuantitatif. Dengan demikian, peneliti dapat menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena yang diteliti. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik studi dokumen merupakan salah satu teknik penelitian yang berguna dalam mempelajari fenomena sosial atau sejarah. Meskipun memiliki kelemahan, teknik ini dapat ditingkatkan keandalannya dan validitasnya dengan menggunakan sumber data ganda atau teknik penelitian campuran. Selain itu, teknik studi dokumen dapat digunakan sebagai sumber data kualitatif yang dikombinasikan dengan teknik penelitian kuantitatif untuk menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang fenomena yang diteliti. Selain teknik studi dokumen, terdapat beberapa teknik penelitian lain yang dapat digunakan untuk mempelajari fenomena sosial, seperti wawancara, observasi, dan studi kasus. Namun, teknik studi dokumen memiliki kelebihan dalam mempelajari informasi tertulis yang dapat mencakup periode waktu yang panjang, luasnya jangkauan geografis, dan ketersediaan dokumen yang lebih mudah dibandingkan dengan teknik penelitian lainnya. Contoh penerapan teknik studi dokumen dalam penelitian sosial adalah studi dokumen tentang kebijakan publik. Penelitian ini memanfaatkan dokumen-dokumen resmi seperti undang-undang, peraturan, keputusan presiden, dan dokumen lainnya untuk memahami konteks dan proses pembuatan kebijakan publik. Teknik studi dokumen juga dapat digunakan untuk memahami perubahan kebijakan publik dari waktu ke waktu. Selain itu, teknik studi dokumen juga dapat digunakan untuk penelitian di bidang sejarah. Penelitian sejarah dapat memanfaatkan dokumendokumen sejarah seperti arsip, koran, memo, surat, dan laporan untuk memahami peristiwa sejarah dan proses yang terjadi pada masa lalu. Dalam penelitian sejarah, teknik studi dokumen dapat digunakan untuk memahami konteks sejarah yang lebih luas, termasuk perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi pada masa tersebut. Teknik studi dokumen juga dapat digunakan untuk memahami perspektif dan pemikiran tokoh-tokoh sejarah, serta kebijakan atau tindakan yang diambil oleh pemerintah pada masa lalu. Dalam penelitian kualitatif, teknik studi dokumen dapat digunakan untuk memahami konteks sosial dan budaya. Misalnya, studi dokumen tentang seni dan budaya dapat memanfaatkan dokumen-dokumen seperti karya seni, catatan jurnal, dan laporan museum untuk memahami konteks budaya dan sosial di mana seni tersebut diciptakan. Teknik studi dokumen adalah salah satu teknik penelitian yang berguna dalam mempelajari fenomena sosial atau sejarah. Teknik ini dapat digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber dokumen seperti jurnal, buku, surat, memo, laporan, dan dokumen resmi lainnya. Meskipun memiliki kelemahan,
43 teknik ini dapat ditingkatkan keandalannya dan validitasnya dengan menggunakan sumber data ganda atau teknik penelitian campuran. Teknik studi dokumen juga dapat digunakan untuk memahami konteks sosial dan budaya dalam penelitian kualitatif. Tinjauan formal terhadap literatur adalah komponen penting dari proposal yang baik. Hal ini membuat beberapa mahasiswa berpikir bahwa semua literatur yang mereka baca sebagai bagian dari proposal terkandung dalam bagian tersebut, tetapi hal tersebut jauh dari kenyataan. Setiap bagian dari penelitian yang baik dipengaruhi dan didukung oleh apa yang peneliti baca. Misalnya, dalam banyak kasus, mahasiswa mengidentifikasi masalah potensial untuk tesis berdasarkan bacaan dalam bidang tertentu yang mereka minati; mahasiswa lain fokus pada masalah yang disarankan oleh peneliti sebelumnya dalam bidang yang sama. Kita juga akan menemukan bahwa pengetahuan tentang literatur di bidang tertentu diperlukan untuk memberikan latar belakang masalah bagi pembaca, serta meyakinkan pembaca tentang pentingnya penyelidikan area masalah yang diusulkan. Kunci, pada tahap ini dalam makalah adalah bahwa literatur yang peneliti baca dan laporkan berfokus pada masalah itu sendiri. Tinjauan formal terhadap literatur dalam makalah, akan memperluas pengetahuan tersebut dan memberikan pemahaman yang lebih dalam bagi pembaca tentang area masalah, membahas penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, dan menyediakan dasar untuk metodologi penelitian yang baik untuk menyelidiki masalah tersebut. Meskipun ini mungkin terdengar agak membingungkan, kuncinya terletak pada membaca proposal dan penelitian lain. Peneliti akan segera memahami bagaimana penulis menggunakan literatur untuk mendukung area masalah mereka dan kemudian bagaimana itu digunakan untuk mendefinisikan, memahami, dan membimbing penelitian itu sendiri. Dalam buku ini, kita akan membahas lebih detail ketika kita sampai pada bagian-bagian tersebut.
44 BAB VI INSTRUMEN PENELITIAN A. Pengertian Instrumen Penelitian Pengertian instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen penelitian dapat berupa kuesioner, wawancara, observasi, tes, atau teknik penelitian lainnya. Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas untuk memastikan data yang diperoleh akurat dan dapat diandalkan. Menurut Creswell (2014), instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Creswell menekankan bahwa instrumen penelitian harus dirancang dengan hati-hati untuk memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan dapat diandalkan. Sedangkan menurut Sukmadinata (2010), instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Sukmadinata mengemukakan bahwa instrumen penelitian harus dirancang dengan memperhatikan tujuan penelitian, karakteristik populasi atau sampel, dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Instrumen penelitian harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas untuk memastikan data yang diperoleh akurat dan dapat diandalkan. Validitas instrumen penelitian mengacu pada kemampuan instrumen untuk mengukur variabel yang dimaksud dengan akurat. Reliabilitas instrumen penelitian mengacu pada kemampuan instrumen untuk menghasilkan data yang konsisten dalam pengukuran yang berulang. Menurut Babbie (2017), validitas instrumen penelitian dapat diukur dengan menggunakan uji validitas konstruk dan uji validitas kriteria. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menguji hubungan antara instrumen dengan konstruk yang diukur. Sedangkan uji validitas kriteria dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran instrumen dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan. Reliabilitas instrumen penelitian dapat diukur dengan menggunakan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan mengukur konsistensi internal instrumen dengan menggunakan Cronbach's alpha atau dengan melakukan pengukuran ulang dengan metode test-retest. Instrumen penelitian juga harus dirancang dengan memperhatikan etika penelitian. Instrumen penelitian harus menjaga kerahasiaan data
45 responden, menghindari diskriminasi, dan tidak merugikan responden secara fisik atau psikologis. Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian dapat berupa pedoman wawancara atau daftar pertanyaan. Pedoman wawancara harus dirancang dengan memperhatikan tujuan penelitian dan karakteristik subjek yang diwawancarai. Selain itu, pedoman wawancara juga harus bersifat fleksibel sehingga dapat menangkap informasi yang penting dan unik dari subjek. Dalam penelitian kuantitatif, instrumen penelitian dapat berupa kuesioner atau tes. Kuesioner harus dirancang dengan hati-hati untuk memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan tidak ambigu atau bermakna ganda. Sedangkan tes harus dirancang dengan memperhatikan tujuan penelitian dan karakteristik subjek yang diuji Contoh instrumen penelitian yang sering digunakan adalah: 1. Kuesioner Kuesioner adalah instrumen penelitian yang terdiri dari serangkaian pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Kuesioner dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kuesioner harus dirancang dengan hati-hati untuk memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan tidak ambigu atau bermakna ganda. Menurut Fraenkel dan Wallen (2015), kuesioner harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Validitas kuesioner dapat diukur dengan uji validitas konstruk dan uji validitas kriteria. Sedangkan reliabilitas kuesioner dapat diukur dengan uji reliabilitas seperti Cronbach's alpha atau dengan melakukan pengukuran ulang dengan metode test-retest. 2. Tes Tes adalah instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur kinerja atau kemampuan responden. Tes dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Tes harus dirancang dengan hati-hati untuk memastikan bahwa soal-soal yang diajukan dapat mengukur kinerja atau kemampuan yang dimaksud dengan akurat. Menurut Cohen et al. (2017), tes harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Validitas tes dapat diukur dengan uji validitas konstruk dan uji validitas kriteria. Sedangkan reliabilitas tes dapat diukur dengan uji reliabilitas seperti Cronbach's alpha atau dengan melakukan pengukuran ulang dengan metode test-retest.
46 3. Observasi Observasi adalah instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengamati perilaku atau kejadian yang terjadi di lapangan. Observasi dapat digunakan dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Observasi harus dilakukan dengan hatihati untuk memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan dapat diandalkan. Menurut Bogdan dan Biklen (2017), observasi harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Validitas observasi dapat diukur dengan uji validitas konstruk dan uji validitas kriteria. Sedangkan reliabilitas observasi dapat diukur dengan uji reliabilitas seperti metode inter-rater atau test-retest. 4. Wawancara Wawancara adalah instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan percakapan antara peneliti dan responden. Wawancara dapat digunakan dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Wawancara harus dilakukan dengan hatihati untuk memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan dapat diandalkan. Menurut Kvale dan Brinkmann (2015), wawancara harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Validitas wawancara dapat diukur dengan uji validitas konstruk dan uji validitas kriteria. Sedangkan reliabilitas wawancara dapat diukur dengan uji reliabilitas seperti metode inter-rater atau test-retest. Dalam menyusun instrumen penelitian, peneliti harus mempertimbangkan karakteristik subjek, tujuan penelitian, dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Selain itu, peneliti juga harus memperhatikan kriteria validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan dapat diandalkan. Validitas dan reliabilitas adalah dua aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan instrumen penelitian. Validitas mengacu pada sejauh mana instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, sementara reliabilitas mengacu pada sejauh mana instrumen konsisten dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Babbie (2016), "Validitas dan reliabilitas adalah dua hal yang saling terkait dalam penggunaan instrumen penelitian. Tanpa validitas, reliabilitas tidak bermakna, dan tanpa reliabilitas, validitas tidak bermakna."
47 Penting untuk diingat bahwa setiap instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kelemahan tertentu. Oleh karena itu, peneliti harus mempertimbangkan baik sisi positif maupun negatif dari setiap instrumen dan memilih instrumen yang paling sesuai untuk penelitian mereka. Dalam memilih instrumen penelitian, peneliti juga harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kompleksitas instrumen, waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data, dan biaya yang diperlukan untuk menggunakan instrumen tersebut. Sebagai contoh, jika peneliti ingin mengumpulkan data tentang preferensi makanan, kuesioner mungkin merupakan instrumen yang paling sesuai untuk digunakan karena mudah dilakukan dan biayanya yang relatif murah. Namun, jika peneliti ingin mengumpulkan data tentang keterampilan berbahasa, tes mungkin menjadi instrumen yang lebih sesuai karena dapat memberikan informasi yang lebih detail tentang kemampuan berbahasa responden. Dalam memilih instrumen penelitian, peneliti juga harus mempertimbangkan kemampuan mereka untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari instrumen tersebut. Jika peneliti tidak memiliki kemampuan atau keahlian yang cukup untuk menggunakan instrumen tertentu, maka mereka harus mencari instrumen alternatif yang lebih mudah untuk digunakan atau belajar untuk menggunakan instrumen tersebut sebelum mengumpulkan data. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Terdapat berbagai jenis instrumen penelitian, seperti kuesioner, tes, observasi, dan wawancara. Dalam memilih instrumen penelitian yang sesuai, peneliti harus mempertimbangkan karakteristik subjek, tujuan penelitian, jenis data yang ingin dikumpulkan, serta faktor-faktor seperti kompleksitas instrumen, waktu, dan biaya. Validitas dan reliabilitas adalah dua aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan instrumen penelitian untuk memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan dapat diandalkan. B. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian adalah dua konsep penting yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam penggunaan instrumen penelitian. Validitas berkaitan dengan sejauh mana instrumen penelitian dapat mengukur variabel yang ingin diukur, sedangkan reliabilitas berkaitan dengan sejauh mana instrumen penelitian dapat menghasilkan hasil yang konsisten jika digunakan secara berulang. Menurut Babbie (2016), validitas dapat diartikan sebagai "keabsahan" suatu pengukuran atau instrumen. Validitas instrumen penelitian dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria. Validitas isi berkaitan dengan sejauh mana
48 instrumen penelitian mencakup seluruh aspek atau aspek yang relevan dari variabel yang ingin diukur. Validitas konstruk berkaitan dengan sejauh mana instrumen penelitian dapat mengukur variabel secara akurat dan konsisten, sedangkan validitas kriteria berkaitan dengan sejauh mana instrumen penelitian dapat memprediksi hasil yang diharapkan. Sebagai contoh, jika instrumen penelitian digunakan untuk mengukur kinerja siswa, maka validitas instrumen penelitian harus dapat mengukur kinerja siswa dengan akurat. Sementara itu, reliabilitas instrumen penelitian berkaitan dengan konsistensi hasil yang diperoleh jika instrumen penelitian digunakan secara berulang. Menurut Creswell (2014), reliabilitas dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti reliabilitas tes ulang, reliabilitas paralel, dan reliabilitas internal. Reliabilitas tes ulang berkaitan dengan sejauh mana instrumen penelitian dapat menghasilkan hasil yang konsisten jika diuji ulang pada waktu yang berbeda. Reliabilitas paralel berkaitan dengan sejauh mana instrumen penelitian dapat menghasilkan hasil yang konsisten jika digunakan pada sampel yang berbeda, tetapi memiliki karakteristik yang sama. Reliabilitas internal berkaitan dengan sejauh mana instrumen penelitian dapat mengukur variabel dengan konsisten di dalam satu waktu. Untuk memastikan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, peneliti dapat menggunakan beberapa teknik. Salah satu teknik yang umum digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Dalam uji validitas, peneliti dapat menggunakan teknik seperti validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria untuk memastikan bahwa instrumen penelitian dapat mengukur variabel yang ingin diukur dengan akurat. Dalam uji reliabilitas, peneliti dapat menggunakan teknik seperti uji tes ulang dan uji split-half untuk memastikan bahwa instrumen penelitian dapat menghasilkan hasil yang konsisten jika digunakan secara berulang. Selain itu, ada juga teknik lain yang dapat digunakan untuk memastikan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, seperti inter-rater reliability dan test-retest reliability. Inter-rater reliability adalah teknik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil pengukuran konsisten antara pengamat yang berbeda dalam menggunakan instrumen penelitian yang sama. Sementara itu, test-retest reliability adalah teknik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil pengukuran konsisten jika instrumen penelitian digunakan pada waktu yang berbeda. Leedy dan Ormrod (2015) menjelaskan bahwa untuk memastikan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, peneliti juga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti keakuratan pengukuran, sensitivitas instrumen, dan spesifitas instrumen. Keakuratan pengukuran berkaitan dengan sejauh mana instrumen penelitian dapat mengukur