The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

052_Kajian Pengembangan Wisata Syariah_2015_201

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by soedito, 2018-07-08 04:54:11

052_Kajian Pengembangan Wisata Syariah_2015_201

052_Kajian Pengembangan Wisata Syariah_2015_201

52% responden menjawab baik, 26% menjawab sangat tidak baik, 15%
menjawab netral, 5% menjawab tidak baik, 1% menjawab sangat baik dan
1% tidak menjawab. Skoring jawaban dengan menggunakan skala likert
menghasilkan nilai 294 atau pada kategori netral. Skor dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 5.60. Skoring Persepsi Terhadap Pemahaman Pramuwisata
Terhadap Nilai-Nilai Syariah.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

b. Pramuwisata Syariah berakhlak baik, komunikatif, ramah, jujur dan
bertanggungjawab
Pertanyaan kedua untuk menilai attitude dari pramuwisata di Kota

Manado. Distribusi frekuensi jawaban responden seperti pada gambar
berikut:

Gambar 5.61. Persepsi Terhadap Perilaku Pramuwisata di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

51% responden menjawab baik, 19% menjawab netral, 17% menjawab
sangat tidak baik, 8% menjawab sangat baik, 4% menjawab tidak baik dan
1% tidak menjawab. Skoring jawaban dengan menggunakan skala Likert
menghasilkan nilai 326 atau pada ketegori netral.

- 145 -

Gambar 5.62. Skoring Persepsi Terhadap Perilaku Pramuwisata di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

c. Pramuwisata Syariah berpenampilan sopan dan menarik sesuai
dengan nilai etika islam
Pertanyaan ketiga untuk menilai penampilan dari pramuwisata di Kota

Manado. Distribusi frekuensi jawaban responden seperti pada gambar
berikut:

Gambar 5.63. Persepsi Terhadap Penampilan Pramuwisata di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

49% responden menjawab baik, 40% menjawab netral, 9% menjawab sangat
baik, 1% menjawab sangat tidak baik dan 1% tidak menjawab. Skoring
jawaban dengan menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 322 atau pada
ketegori netral.

Gambar 5.64. Persepsi Terhadap Penampilan Pramuwisata di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

- 146 -

d. Pramuwisata Syariah memiliki kompetensi kerja sesuai dengan
standar profesi yang berlaku
Pertanyaan keempat untuk menilai kompetensi kerja pramuwisata di

Kota Manado. Distribusi frekuensi jawaban responden seperti pada gambar
berikut:

Gambar 5.65. Persepsi Terhadap Kompetensi Kerja Pramuwisata di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

53% responden menjawab baik, 33% menjawab netral, 13% menjawab
sangat baik dan 1% tidak menjawab. Skoring jawaban dengan menggunakan
skala Likert menghasilkan nilai 376 atau pada ketegori baik.

Gambar 5.66. Skoring Persepsi Terhadap Kompetensi Kerja Pramuwisata
di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

- 147 -

Secara kumulatif distribusi frekuensi jawaban responden untuk kelompok
pertanyaan yang berkaitan dengan pramuwisata di Kota Manado seperti
pada gambar berikut:

Gambar 5.67. Persepsi Terhadap Pramuwisata di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Jawaban baik sebesar 51%, netral 27%, sangat tidak baik 11%, sangat baik
8%, tidak baik 2% dan tidak menjawaba 1%. Skoring jawaban dengan
menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 1358 atau pada ketegori
netral.

Gambar 5.68. Total Skoring Persepsi Terhadap Pramuwisata di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

7. Aksesibilitas
Hasil survei sebagai berikut:

a. Kemudahan akses informasi wisata syariah/halal
Distribusi jawaban responden seperti pada gambar berikut:

- 148 -

Gambar 5.69. Persepsi Terhadap Akses Informasi Wisata Syariah di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

71% responden menjawab baik, 11% menjawab netral, 10% menjawab
sangat tidak baik, 4% menjawab tidak baik, 3% menjawab sangat baik dan
1% tidak menjawab. Skoring jawaban dengan menggunakan skala Likert
menghasilkan nilai 350 atau pada ketegori baik.

Gambar 5.70. Skoring Persepsi Terhadap Akses Informasi Wisata Syariah di
Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

b. Objek wisata mudah dijangkau
Distribusi frekuensi jawaban responden seperti pada gambar berikut:

Gambar 5.71. Persepsi Terhadap Keterjangkauan Obyek Wisata di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

- 149 -

81% responden menjawab baik, 11% menjawab sangat baik, 7% menjawab
netral, dan 1% tidak menjawab. Skoring jawaban dengan menggunakan skala
Likert menghasilkan nilai 400 atau pada ketegori baik.

Gambar 5.72. Skoring Persepsi Terhadap Keterjangkauan Obyek Wisata di
Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

c. Transportasi (darat, laut, udara) mudah dijangkau
Distribusi frekuensi jawaban responden untuk transportasi seperti

pada gambar berikut:

Gambar 5.73. Persepsi Terhadap Keterjangkauan Transportasi di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

77% responden menjawab baik, 13% menjawab sangat baik, 9% netral, 1%
tidak menjawab. Skoring jawaban dengan menggunakan skala Likert
menghasilkan nilai 400 atau pada ketegori baik.

- 150 -

Gambar 5.74. Skoring Persepsi Terhadap Keterjangkauan Transportasi di
Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

d. Biaya transportasi sesuai standar
Distribusi frekuensi jawaban responden untuk biaya transportasi

seperti pada gambar berikut:

Gambar 5.75. Persepsi Terhadap Biaya Transportasi di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

73% responden menjawab baik, 16% menjawab netral, 10% menjawab
sangat baik dan 1% tidak menjawab. Skoring jawaban dengan menggunakan
skala Likert menghasilkan nilai 390 atau pada ketegori baik.

Gambar 5.76. Skoring Persepsi Terhadap Biaya Transportasi di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

- 151 -

Secara kumulatif distribusi frekuensi jawaban responden untuk kelompok
pertanyaan yang berkaitan dengan aksesibilitas di Kota Manado seperti pada
gambar berikut:

Gambar 5.77. Persepsi Terhadap Aksesibilitas di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Jawaban baik sebesar 76%, netral 11%, sangat baik 9%, sangat tidak baik
2%, tidak baik 1% dan tidak menjawab 1%. Skoring jawaban dengan
menggunakan skala Likert menghasilkan nilai 1540 tau pada kategori baik.

Gambar 5.78. Total Skoring Persepsi Terhadap Aksesibilitas di Manado.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

8. PERTANYAAN TERBUKA
Selain menggunakan pertanyaan tertutup dengan 5 pilihan jawaban,

kuesinoner juga dilengkapi dengan pertanyaan terbuka sebagai berikut:
1. Apakah anda menggunakan biro perjalanan wisata syariah

- 152 -

Gambar 5.79. Alasan Tidak Menggunakan BPW Syariah.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

100% responden menyatakan tidak menggunakan BPW syariah. Alasan
responden tidak menggunakan BPW syariah: 44% responden menyatakan
tidak mengetahui travel syariah, 16% menyatakan belum ada travel syariah,
14% menyatakan terbiasa menggunakan travel umum (non syariah) dan
11% menyatakan terbiasa traveling atau berwisata tanpa menggunakan
bantuan travel.
2. Apakah anda mengutamakan "halal" dalam melakukan perjalanan

wisata
100% responden menyatakan mengutamakan kehalalan dalam

melakukan perjalanan wisata. 75% responden menyatakan bahwa halal
sesuai dengan ajaran agama Islam, 9% menyatakan bahwa halal
menimbulkan rasa nyaman dalam perjalanan dan 3% karena di Manado
cukup sulit mencari makanan halal.

Gambar 5.80. Alasan Mengutamakan Halal dalam Berwisata.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

- 153 -

3. Saran
Saran yang disampaikan responden terkait wisata syariah di Manado

cukup beragam dan dibagi menjadi sepuluh kategori. Yaitu yang berkaitan
dengan pengembangan wisata syariah, travel syariah, promosi dan publikasi,
sertifikasi halal, amenitas, aksesibilitas, pramuwisata, SPA, sanitasi
(kebersihan), dan harga. Peningkatan Amenitas yang paling disoroti adalah
ketersediaan toilet dan tempat berwudhu yang terpisah antara laki-laki dan
perempuan terutama di lokasi daya tarik wisata. Diperlukan pula sertifikasi
halal dari MUI untuk restoran dan penyedia jasa makanan dan minuman
lainnya karena sertifikasi halal memberikan rasa nyaman bagi wisatawan
muslim. Saran lainnya berkaitan dengan praktik SPA yang harus sesuai
syariah.

Masalah promosi dan publikasi wisata syariah juga banyak disoroti
responden. Kurangnya informasi mengenai wista syariah membuat sebagian
responden tidak memahami implementasi teknis dari prinsip-prinsi syariah
dalam berwisata. Contoh mudah ketika ditanyakan mengenai travel syariah
44% responden menyatakan tidak tahu. Masalah kebersihan di lokasi daya
tarik wisata dan biaya transportasi yang sesuai dengan standar juga menjadi
permasalahan yang disoroti wisatawan yang menjadi responden.

Gambar 5.81. Saran Responden Terhadap Wisata Syariah di Manado

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

- 154 -

5.2.3. Hasil Focus Group Discussion (FGD) dan Wawancara Kajian
Pengembangan Wisata Syariah di Manado

1. Terminologi Wisata Syariah
Hasil FGD dan wawancara menunjukkan bahwa penggunaan istilah

“wisata syariah” dinilai kurang tepat karena terkesan kaku dan kurang
menjual untuk menjadi “branding” pariwisata yang menyasar segmen
wisatawan muslim. Penggunaan kata syariah harus sangat hati-hati karena
berkaitan dengan pemberlakuan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini berlaku juga dalam praktik bisnis pariwisata. Apabila bisnis
pariwisata yang dijalankan berlandaskan syariah maka harus sungguh-
sungguh menegakkan hukum Islam.

Penggunaan istilah “wisata halal” atau halal tourism dinilai lebih tepat
karena lebih spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan wisatawan muslim
seperti kebutuhan akan sarana beribadah dan kebutuhan akan makanan dan
minuman halal. Istilah halal lebih disetujui karena langsung mengacu pada
produk/jasa dalam bisnis pariwisata seperti: halal food, halal restoran, halal
SPA, halal destination dan produk-produk pariwisata lainnya. Istilah halal
jelas menyasar wisatawan muslim sebagai pasar utama.

2. Kesiapan Destinasi (Daya Tarik Wisata)
Selain pembahasan mengenai terminologi, bahasan lain dalam FGD dan

wawancara adalah kesiapan Manado menjadi destinasi wisata syariah
dengan beberapa indikator utama yaitu: daya tarik wisata, hotel dan
restoran, biro perjalanan wisata dan pramuwisata dan SPA. Dari keempat
indikator tersebut disimpulkan bahwa Manado mempunyai potensi untuk
dikembangkan sebagai destinasi wisata syariah karena mempunyai daya
tarik wisata yang lengkap baik nature based (Taman Laut Bunaken), culture
based (Bukit Kasih, Kawasan Kuliner Tinutuan) maupun man made based
(Kawasan Boulevard dan Pantai Malalayang). Potensi daya tarik tersebut
telah didukung dengan ketersedian amenitas yang muslim friendly seperti
tempat ibadah di masing-masing daya tarik wisata. Wisatawan muslim tidak
terlalu sulit untuk menemukan tempat ibadah (sholat) selama melakukan
aktivitas wisata di Manado. Kendala mungkin terjadi untuk daerah-daerah
sekitar Manado seperti Tomohon dan Minahasa. Untuk mengukur kesiapan
daya tarik wisata di Manado sebagai destinasi wisata syariah masih
membutuhkan proses asesment (pengujian) lebih lanjut.

3. Akomodasi (Hotel dan Tempat Menginap Lainnya)
Dari sisi akomodasi, dapat disimpulkan bahwa Manado belum siap

menjadi destinasi wisata syariah. Indikatornya adalah dari 119 unit usaha
akomodasi di Manado belum ada yang mendapat sertifikasi syariah oleh MUI.

- 155 -

Hal ini terutama jika mengacu pada kriteria hotel sesuai Permen No. 2 Tahun
2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah yang meliputi
syariah hilal 1 dan hilal 2. Karena sifatnya yang hanya dianjurkan,
penyelenggaraan hotel yang sesuai kriteria syariah di Manado akan banyak
menemui kendala. Sebuah hotel yang sudah menyatakan diri sebagai hotel
syariah, atau telah dinyatakan syariah oleh otoritas yang berwenang, maka
segmen yang dituju adalah khusus (ekslusif) untuk wisatawan muslim. Jika
segmen pasar wisatawan muslim belum menjadi prioritas, maka
penyelenggaraan hotel syariah akan sulit dikembangkan. Sesuai dengan
Permenpar No. 2 Tahun 2014, salah satu kriterianya adalah restoran (bar)
holeh tidak menjual minuman dan makanan beralkohol. Sedangkan hampir
di semua hotel di Manado masih terdapat bar yang menjual minuman
beralkohol. Untuk menuju hotel syariah seharusnya ada kriteria tambahan
sebelum syariah hilal satu atau hilal dua. Bisa menggunaan istilah “pra
syariah” atau “muslim friendly” atau “family friendly” hotel.

Istilah muslim friendly mengacu pada hotel yang menyediakan fasilitas
dengan standar minimal untuk wisatawan muslim. Fasilitas tersebut
mencakup tempat ibadah dan pelengkapnya, misal ketersediaan tempat
ibadah di lobi hotel, kamar yang dilengkapi alas sholat (sajadah) dan
penunjuk arah kiblat, serta sarana berwudhu yang memudahkan. Sebuah
hotel yang ingin menyasar wisatawan muslim sebagai target pasar tidak
harus menaruh kata syariah di belakang nama hotelnya, tetapi melalui
branding promosinya bisa dijelaskan segmen pasar yang dingin disasar.

4. Restoran dan Usaha Penyedia Jasa Makanan Minuman
Dari aspek penyediaan makanan dan minuman, di Manado sudah

terdapat beberapa restoran dan katering yang mendapat sertifikat halal dari
MUI, meski demikian jumlahnya tidak sebanding dengan keseluruhan jumlah
restoran penyedia makanan dan minuman lainnya. Bahkan untuk restoran
yang terdapat pada hotel, belum ada yang mendapat sertifikasi halal dari
MUI. Kendala utama seetifikasi pada restoran hotel adalah minimnya
informasi yang didapat pengelola restoran mengenai proses untuk mendapat
sertifikasi halal. Hal ini karena belum adanya sosialisasi dari baik dari
Kementerian Pariwisata maupun dari MUI sendiri.

Kendala selanjutnya adalah masalah biaya. Bagi restoran yang terdapat
di hotel, untuk mendapatkan sertifikasi halal dari MUI tentunya memerlukan
biaya yang tidak sedikit, karena pengelola hotel setidaknya harus
menyediakan dua macam restoran, satu untuk melayani tamu secara umum
dan restoran lainnya untuk melayani tamu muslim. Tanggung jawab moral
dari pengelola juga berat karena harus menjamin kehalalan masakan yang
meliputi sifat asal produk, proses dan penyajiannya. Sebagai contoh, sifat asal

- 156 -

ikan adalah halal, tetapi ketika dimasak dalam wadah yang sama dengan
binatang yang diharamkan maka bisa menyebabkan kehilangan kehalalannya
atau menggunakan bumbu yang juga belum tentu halal. Selain itu, biaya
untuk proses asesmen seperti operasional untuk surveiornya juga
dibebankan kepada pihak yang mengajukan sertifikasi halal, dalam hal ini
pengelola hotel dan restoran. Kendala-kendala tersebut menyebabkan
banyak restoran dan penyedia makanan dan minuman yang mencantumkan
label halal tanpa sertifikasi dari MUI, hal ini tentu bisa merugikan konsumen
karena tidak ada jaminan dari otoritas yang berwenang.

Kendala-kendala tersebut yang menyebabkan jumlah perusahaan atau
pelaku usaha jasa penyedia makanan dan minuman yang bersertifikat halal
dari MUI sangat sedikit. Jumlah keseluruhan usaha yang mendapat sertifikat
halal hanya 37 usaha atau 8,87% dari total penyedia jasa sebanyak 417 unit.
Berikut daftar usaha penyedia Jasa Makanan dan Minuman di Kota Manado
yang telah mendapat sertifikasi halal dari MUI:

Tabel 5.16. Daftar Restoran Bersertifikat Halal di Manado

No Nama Perusahan Nama Produk Jenis Produk

1 MATARAM PLAZA Daftar Menu Restoran/Katering

2 IRT. WARKOP BOULEVARD Nasi Kuning Nasi & Lauk Pauk

3 R. D JAHRA Nasi Campur Nasi & Lauk Pauk

4 RM. YUNITA Tinutuan ( Bubur Manado ) dll Nasi & Lauk Pauk

5 RM. MEITY Nasi Kuning Nasi & Lauk Pauk

6 RM. NASI KUNING BANJER Nasi Kuning Nasi & Lauk Pauk

Nasi & Lauk Pauk &

7 RM. IBU SONG Nasi Putih, Nasi Campur Sayur

Nasi & Lauk Pauk &

8 RM. YAYUK Tinutuan ( Bubur Manado ) dll Sayur

Nasi & Lauk Pauk &

9 RM. NADIAH Nasi Campur, Ikan Masak Sayur

Nasi & Lauk Pauk &

10 RM. NASI KUNING SAKURA Nasi Kuning Sayur

11 RM. INAYAH Nasi Kuning Nasi & Lauk Pauk &
Sayur

Nasi & Lauk Pauk &

12 RM. SIAP SAJI Nasi Campur, Nasi Kuning Sayur

Restoran / Rumah

13 RM. KRENZY Ayam Goreng Tepung Makan

14 RESTO MADINA Nasi Goreng, Nasi Kuning Restoran

15 RM. PADANG RAYA Makanan Siap Saji Restoran & Katering

16 R.M SABAR MENANTI Makanan Siap Saji Restotan & Katering

Rumah makan/

17 RM. SULUT INDAH BOROKO Makanan Siap Saji Katering

- 157 -

18 RM.POGOGOPITA BOROKO Makanan Siap Saji Rumah makan/
19 CV. TIGA PUTRA Anta boga karting Katering
20 RM. PUTRA LAMONGAN Nasih uduk, ayam lalapan Katering
21 RM. RIZKA Nasih putih, ikan bakar Restoran /Katering
22 RM. FAJAR GEMILANG Makanan Siap Saji Restoran /Katering
23 RUMAH DE'RANGGA Nasi & Lauk pauk Restoran /Katering
24 RM. KAHDIAH Nai, sop konro & soto
25 RM. SABAR MENANTI Makan siap saji Rumah makan
26 CV . ADEM AYEM Makanan Siap Saji Rumah makan
27 D'SIMA KATERING Makanan Siap Saji Restoran /Katering
28 CV. NOVELINDO Makanan Siap Saji Restoran /Katering
29 R.M NAGARI MINANG Makanan Siap Saji Katering
30 DUTA MINANG Makanan Siap Saji Restoran /Katering
Restoran /Katering
31 RM BAKSO OJO LALI Bakso Ojo Lali Restotan & Katering
Rumah makan
32 PT CIPTA BOGA SEJAHTERA Layanan Katering Pesawat (restoran)
Katring
33 DUTA MINANG Makanan Siap Saji Restoran /Katering
Jasa Boga/katering
34 CV BERKAT ABADI Makanan Siap Saji Jasa Boga/katering

35 CV KARYA SUKSES Makanan Siap Saji Jasa Boga/katering
Jasa Boga/katering
KPN BAPELKES SULAWESI

36 UTARA Makanan Siap Saji

37 CV AMANAT AGUNG Menu Siap Saji

Sumber: MUI Provinsi Sulawesi Utara, 2015

Persentase jumlah restoran dan rumah makan bersertifikat halal di Manado
dapat dilihat pada gambar berikut:

Jumlah Restoran Bersertifikat
Halal

8% Jumlah Total
92% Resto&Rumah Makan
Memperoleh Sertifikat
halal

Gambar 5.81. Persentase Jumlah Restoran Bersertifikat Halal
di Manado

Sumber: MUI Provinsi Sulawesi Utara, 2015

5. SPA, Sauna dan Massage

- 158 -

Untuk usaha SPA, hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik SPA,
sauna maupun massage di Kota Manado belum dapat dikategorikan sebagai
SPA syariah atau halal. Dari 81 unit usaha SPA dan massage di Manado belum
ada yang mendapat sertifikasi syariah atau halal dari MUI.

6. Biro Perjalanan Wisata dan Pramuwisata
Di Manado terdapat 157 unit usaha biro perjalanan wisata atau tours

and travel. Dari jumlah tersebut, belum terdapat BPW (tours and travel) yang
menyediakan paket perjalanan/wisata yang sesuai dengan kriteria
pariwisata syariah, atau telah memiliki daftar akomodasi dan restoran yang
sesuai kriteria syariah. Untuk pramuwisata juga belum terdapat pramuwisata
(tour guide) yang khusus untuk menghandle tamu atau wisatawan muslim.
Demikian pula untuk Biro Perjalanan Wisata (BPW) dan Pramuwisata, semua
masih bersifat konvensional dan belum ada yang dikhususkan untuk
melayani wisatawan muslim. Jika ingin mengembangkan Manado menjadi
destinasi wisata syariah, maka pemerintah harus dapat mendorong BPW di
Manado dan sekitarnya untuk membuat paket-paket wisata syariah atau
halal. Dalam prakteknya peran BPW sangat besar untuk mendatangkan
wisatawan muslim baik nusantara maupun mancanegara. Jaminan wisata
halal atau syariah lebih kuat melalui paket-paket wisata, karena segala
sesuatunya sudah disusun dengan baik oleh BPW, destinasi, daya tarik, hotel,
dan resoran yang bersifat family friendly, sehingga wisatawan muslim
terutama yang berpergian bersama keluarga dapat terhindar dari hal-hal
yang dilarang oleh aturan agama Islam.

7. Kelembagaan dan Sistem Sertifikasi Halal
Kelembagaan sertifikasi halal dapat disimpulkan sebagai aspek yang

paling siap di Manado. Kelembagaan dan sistem yang mendukung sertifikasi
halal di Manado dilaksanakan oleh Majelis Ulama Indonesia dalam hal ini
Lembaga Pengkajian Obat-obatan Makanan dan Kosmetika (LPPOM-MUI)
wilayah Prov. Sulawesi Utara. Permasalahan yang ditemui dalam
pemeliharaan sertifikasi halal adalah kurang sistematisnya data base yang
dimiliki oleh MUI. Pengelolaan data base yang baik idealnya dapat
mempemudah pengawasan dan mempermudah penyusunan kebijakan
pengembangan sertifikasi halal.

Konsep pariwisata syariah atau penyelenggaraan praktik pariwisata
berlandaskan nilai-nilai Islam merupakan hal baru bagi para pemangku
kepentingan bidang pariwisata di Manado. Hal ini bisa dimaklumi karena
Manado atau Sulawesi Utara memang tidak dipersiapkan untuk menjadi
destinasi wisata syariah. Meski demikian, Manado tetap menyimpan potensi
besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata syariah. Hal tersebut

- 159 -

tentunya memerlukan jalan panjang. Bahkan daerah-daerah yang telah
menyatakan siap untuk menjadi destinasi wisata syariah seperti Jakarta,
Jawa Barat, NTB, Yogyakarta, dan Jawa Timur masih harus diuji (assesment)
sejauh mana kesiapannya. Hal ini menjadi tugas Kementerian Pariwisata
untuk menyiapkan perangkat asesment bagi destinasi wisata syariah.

Dari hasil diskusi diketahui bahwa di Manado belum pernah
dilaksanakan seminar atau diskusi mengenai konsep halal dalam industri
pariwisata. Sebagai konsep baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah
sosialiasi mengenai bagaimana konsep wisata syariah di Indonesia, siapa
target marketnya dan destinasi mana yang harus dikembangkan. Konsep
wisata syariah merupakan branding pariwisata untuk menyasar segmen
tertentu dalam hal ini wisatawan muslim baik nusantara maupun
mancanegara. Dengan menyatakan diri sebagai destinasi syariah, maka suatu
destinasi harus memenuhi kriteria-kriteria wisata syariah yang
dikembangkan di Indonesia. Indonesia mempunyai branding pariwisata
“Wonderful Indonesia” dan “Pesona Indonesia” (WI dan PI). Kedua branding
tersebut merupakan branding untuk mempromosikan pariwisata Indonesia
secara umum. Untuk menyasar segmen-segmen tertentu, kita memerlukan
branding yang lebih spesifik. Sebagai contoh: Malaysia mempunyai branding
pariwisata “Malaysia truly Asia”. Untuk menyasar segmen yang lebih spesifik
mereka menciptakan branding lainnya. Misal untuk menyasar segmen
wisatawan lansia menggunakan “Malaysia my second home”, dan untuk
menyasar segmen wisatawan muslim menggunakan branding “Islamic
tourism”.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa jika mengacu pada kerangka
teori pengembangan wisata syariah dengan empat fokus pengembangan
usaha yaitu: perhotelan, restoran, biro atau jasa perjalanan wisata, dan SPA,
Kota Manado belum siap untuk menjadi destinasi wisata syariah. Keputusan
untuk mengembangkan wisata syariah ada pada pemerintah daerah Kota
Manado sendiri. Negera-negara dengan penduduk mayoritas non muslim
seperti Jepang, Taiwan, Singapura, dan Thailand, mampu mengembangkan
konsep pariwisata yang muslim friendly karena pemerintah negara-negara
tersebut menyadari betul potensi ekonomi dari pergerakan wisatawan
muslim di dunia. Manado bisa saja menjadi destinasi wisata halal atau
syariah, tetapi harus dimulai dari itikad pemerintah daerahnya sendiri. Kalau
segmen wisatawan muslim menjadi salah satu prioritas maka pelayanan
terhadap segmen tersebut arus ditingkatkan. Salah satunya dengan
mengembangkan konsep penyelenggaraan pariwisata yang muslim friendly.

- 160 -

5.2.4. Analisis Hasil Penelitian (Strategi Kebijakan/SWOT)
SWOT merupakan singkatan dari Strenght, Weakness, Opportunity,

dan Threat dalam bahasa Indonesia berarti kekuatan, kelemahan,
kesempatan (peluang) dan ancaman. Analisis SWOT digunakan untuk
menyusun strategi pengembangan berdasar kekuatan yang dimiliki baik dari
dalam (strenght) maupun dari luar (opportunity). Pada penelitian wisata
Syariah ini, fokus variabel penelitian yang akan digali di lokasi penelitian
Manado adalah sebagai berikut:
1. Atraksi: alam, budaya dan man made
2. Biro Perjalanan wisata, paket wisata dan tour guide muslim
3. Usaha Penyedia makanan dan minuman
4. Aksesibilitas, akses informasi
5. Kelembagaan, lembaga halal, sertifikasi halal, biaya dan proses
6. Kebijakan pusat dan daerah
7. Promosi

Sesuai hasil survei penelitian, berikut ini hasil analisa SWOT sesuai observasi
dan Focus Group Discussion (FGD) sebagai berikut.

Analisis SWOT Manado

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

 Faktor Internal

1. Manado mempunyai atraksi 1. Pemerintah, pelaku usaha dan

wisata yang lengkap baik Masyarakat Manado belum

alam, budaya dan man made memahami konsep pariwisata

2. Dari aspek aksesibilitas syariah.

sudah terdapat Bandara 2. Belum semua DTW

Internasional. menyediakan tempat ibdah

3. Terdapat akses jaringan untuk wisatawan muslim.

telekomunikasi, dengan 3. Belum terdapat hotel yang

berbagai operator. bersertifikasi halal/syariah.

telekomunikasi. 4. Jumlah restoran yang

4. Mempunyai kekayaan bersertifikat halal masih

kuliner yang unik dan sangat sedikit.

beragam. 5. Belum terdapat BPW yang

5. Mempunyai banyak jenis menyediakan wisata

akomodasi (hotel) dari syariah/halal

bintang satu s.d. lima. 6. Belum terdapat pramuwisata

6. Terdapat lembaga sertifikasi khusus untuk paket wisata

halal yakni MUI Provinsi syariah.

Sulut. 7. Belum tersedia SPA

7. Memiliki modal sosial berupa syariah/halal

kerukunan antar umat 8. Akses melalui laut belum siap

beragama yang kuat. utuk cruise

- 161 -

 Faktor Eksternal Strategi SO 9. Belum ada akses Informasi
PELUANG (O) untuk wisata syariah.

Strategi WO

1. GDP negara-negara 1. Di setiap daya tarik wisata 1. Perbaikan fasilitas dan sarana
Timur Tengah yang sebaiknya disediakan tempat pendukung pariwisata syariah
tinggi dan outbound ibadah (mushola) untuk seperti penyediaan rumah
yang tinggi merupakan memudahkan wisman dan ibadah muslim, toilet bersih,
pasar potensial untuk wisnus rumah sakit, restoran, dll
wisata syariah/halal.
2. Membuat paket-paket wisata 2. Memfasilitasi sertifikasi halal
2. Penduduk Indonesia syariah untuk menarik untuk restoran dan rumah
yang mayoritas muslim wisman dan wisnus muslim. makan di Manado
merupakan pasar
potensial untuk wisnus 3. Menjajagi kemungkinan 3. Mendorong dan memfasilitasi
syariah. membuka penerbangan sertifikasi halal untuk restoran
internasional ke negara- hotel di Manado
3. Konsep pengembangan negara muslim seperti timur
wisata syariah/halal tengah. 4. Menyediakan pramuwisata
didukung oleh yang mampu berbahasa arab
Kementerian 4. Bekerjasama dengan dan memahami kaidah-kaidah
Pariwisata. Kementerian pariwisata syariah melalui pelatihan dan
mennciptakan sistem pembekalan.
sertifikasi halal/syariah untuk
usaha pariwisata di Manado. 5. Memfasilitasi sertifikasi
syariah/halal untuk usaha
5. Menggunakan semua Media pariwisata lainnya seperti
termasuk internet untuk BPW, SPA.
promosi.

ANCAMAN (T) Strategi ST Strategi WT

1. Beberapa daerah lain di 5. Menjadikan daerah seperti 1. Melakukan promosi untuk

Indonesia lebih siap NTB, Aceh, Jawa Barat, DIY wisatawan Timur Tengah dan

menjadi destinasi sebagai benchmark dalam provinsi lain yang mempunyai

wisata syariah seperti pengembangan wisata outbound 5 terbesar (Jakarta,

contoh: Provinsi NTB. syariah di Manado. Bandung, Surabaya, Jakarta,

2. Negara-negara dengan 6. Mengembangkan diferensiasi dll)

penduduk mayoritas produk dengan atraksi 2. Melakukan branding yang

non-muslim sedang wisata syariah yang berbeda menunjukkan kelebihan

mempersiapkan diri dan unik dibanding destinasi Manado sebagai destinasi

menjadi destinasi wisata syariah lain di wisata syariah dibanding

wisata syariah/halal Indonesia. provinsi atau daerah lain di

seperti Jepang, Thailand, Indonesia.

Cina.

- 162 -

6BAB

PENUTUP

6.1. ACEH

6.1.1. Simpulan
Dari uraian hasil survei Kajian Pengembangan Wisata Syariah di Aceh,

baik melalui kuesioner (persepsi wisatawan mengenai wisata syariah di
Manado), wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD), sebagai
berikut:
a. Sesuai hasil kuesioner dari persepsi wisatawan mengenai kesiapan Aceh

sebagai wisata syariah yaitu dari aspek atraksi wisata sebagian besar
responden cenderung menyatakan dalam kondisi yang baik. demikian
pula dilihat dari aspek aksesibilitas, amenitas dan kelembagaan, bahwa
secara keseluruhan, responden cenderung menyatakan siap. Akomodasi
yang tersedia di Aceh secara keseluruhan sudah menerapkan prinsip
Islami dalam pelayanannya. Namun demikian, belum ada hotel yang
secara resmi telah bersertifikasi halal di Aceh.
b. Demikian pula hasil dari Focus Group Discussion dan wawancara
mendalam, dinyatakan bahwa Kota Banda Aceh sudah siap sebagai
destinasi wisata syariah untuk aspek atraksi (karena sudah mulai
mengadakan even-even dan paket wisata syariah), amenitas (kecuali
hotel dan spa yang belum memiliki sertifikasi halal) dan
kelembagaannya. Optimalisasi Aceh sebagai destinasi wisata Syariah,
memerlukan beberapa perbaikan terutama dalam aspek kelembagaan
terutama kesiapan sumber daya manusia.
c. Dari beberapa instrumen penelitian tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Banda Aceh cukup optimal dalam menggarap
wisata syariah. Namun masih perlu komitmen dan konsistensi dalam
menggarap wisata syariah di Banda Aceh.

- 163 -

FGD& wawancara

VARIABLE KEY FINDINGS

TERMINOLOGI • Istilah halal dinilai lebih tepat ketimbang syariah dan Islamic tourism
• Aceh dapat menggunakan branding “Serambi Mekah Halal Tourism”.

DTW • Potensi DTW luar bisa
• Sarana dan prasarana masih banyak yang harus dibenahi
AKOMODASI • Kesiapan masyarakat dan fasilitas menjadi kendala utama

RESTO DAN • Akomodasi sudah menerapkan prinsip syariah (produk, layanan, pengelolaan)
RUMAH MAKAN
• Perlu dikaji kembali mengenai pemotongan hewan ternak seperti ayam yang masih
BPW/ belum sepenuhnya menggunakan konteks islami/halal.
PRAMUWISATA
• Standardisasi label halal pada produk makanan dan minuman dinyatakan belum siap.

• Belum terdapat BPW (tours and travel) yang mengkhususkan penyediaan paket wisata syariah
• pramuwisata yang sudah tersertifikasi sudah ada sekitar 100 orang mostly muslim

KELEMBAGAAN • Pemberlakuan syariat Islam sejak tahun 2000
AKSESIBILITAS
• TBeerludmaptaetrdduaapdaitrepcetrfdliaghkthpuesnuesrbwainsgaatna syariah dari Malaysia yaitu Air Asia dan Firefly
• internasional

• Terdapat dua direct flight penerbangan internasional dari Malaysia yaitu Air Asia dan Firefly
• Penerbangan domestik dengan Garuda Airlines hanya memiliki jadwal penerbangan dua kali dalam sehari
• Kondisi ketersediaan infrastruktur dan jalan juga sudah cukup baik
• informasi dapat diperoleh melalui media internet

6.1.2. Rekomendasi
Ada beberapa saran yang sebaiknya dilakukan oleh Kementerian

Pariwisata, Pemprov Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh, stakeholder dan
masyarakat Aceh, sebagai berikut:

- 164 -

NO VARIABEL REKOME

1 Kelembagaan 1. Memasukkan muata
2 Aksesibilitas dan PERDA tentang kepar

Informasi 2. Menyusun PERDA
mengenai penyeleng
industri pariwisata d

3. Optimalisassi fungsi
sertifikasi halal di Ace

4. Menyusun pedoman
pariwisata syariah Ac

5. Komitmen peme
mengembangkan w
insentif keringanan
pelaku usaha yang m

1. Melakukan sosialisa
tujuan pengembanga
masyarakat dan pel
Aceh misal melalui To

2. Membuat forum
Questions) berbasis
informasi bagi masy
ingin mendapat in
syariah.

- 16

ENDASI JANGKA WAKTU INSTANSI

Panjang
(5-6 th)

Menengah
(3-4 th)

Pendek
(1-2 th)

an wisata syariah dalam X Disbudpar Kota Banda
riwisataan. Aceh
X Disbudpar Kota Banda
atau peraturan walikota X Aceh
ggaraan wisata syariah bagi
di Aceh - Disbudpar Kota Banda
Aceh,
i MPU sebagai lembaga
eh - MPU

n penyelenggaraan usaha X Disbudpar Kota Banda
ceh
Aceh, Deputi Kelembagaan,
erintah Aceh dalam X Deputi Pengembangan
wisata syariah, berupa: X Destinasi
X Pemda Aceh
biaya dan proses kepada
menggunakan sertifikat halal Deputi Bidang
Pengembangan Destinasi
asi mengenai konsep dan Pariwisata
an wisata syariah kepada
laku industri pariwisata di Deputi Bidang
oT (Training of Trainers) Pengembangan Destinasi

FAQs (frequently Asked Pariwisata
internet sebagai sumber
yarakat akar rumput yang
nformasi tentang wisata

65 -

NO VARIABEL REKOME

3 Daya Tarik wisata 3. Assessment/evaluasi
4 Akomodasi (hotel) “World Islamic To
branding yang tepat
Aceh sebagai destinas

4. Mempromosikan Ace
syariah kepada ta
Malaysia dan Timur T

1. Mengoptimalkan sar
semua daya Tarik wis

2. Menyediakan resto
bersertifikat halal di d

1. Mendorong hotel di A
friendly/muslim friendly
sarana ibadah yang layak

2. Meningkatkan jumlah
halal/syariah hotel

3. Menyediakan restoran be

4. Memfasilitasi sertifikasi h

- 16

ENDASI JANGKA WAKTU INSTANSI

Panjang
(5-6 th)

Menengah
(3-4 th)

Pendek
(1-2 th)

i penentuan branding X Disbudpar Kota Banda
ourism” dan menentukan Aceh
x
berkaitan dengan promosi X Deputi Bidang
si wisata syariah. Pengembangan Pemasaran

eh sebagai destinasi wisata Pariwisata
arget pasar utama yaitu
Tengah - Disbudpar Kota Banda

rana ibadah yang layak di Aceh
sata Aceh - Pengelola Daya Tarik

Wisata

oran dan rumah makan x - Disbudpar Kota Banda
daya Tarik wisata Aceh
Aceh

- Pengelola Daya Tarik

Wisata

- PHRI

Aceh untuk lebih family X - Disbudpar Kota Banda
dengan melengkapi dengan
k. Aceh

- Deputi Bidang

Pengembangan
Destinasi Pariwisata

hotel yang bersertifikat X - Disbudpar Kota Banda

Aceh
- PHRI

ersertifikat halal di hotel. X - Disbudpar Kota Banda
halal bagi restoran hotel. X
Aceh, PHRI

- Disbudpar Kota Banda

66 -

NO VARIABEL REKOME

5 Restoran dan Rumah 1. Menghimbau pengelola re
Makan untuk ikut sertifikasi halal

2. Memfasilitasi proses serti
dan rumah makan di Aceh

3. Pengawasan pengelolaan
sampai ke hilir

6 Biro Perjalanan Wisata 1. Menghimbau BPW di
paket wisata halal atau sy

2. Menghimbau BPW di Ac

akomodasi dan restoran h

3. Membuat paket wisata/tr

skala provinsi atau kota
lebih menarik dan beker

daerah lain seperti Medan

7 Pramuwisata 1. Menyusun standar komp

wisatawan muslim.

2. Menyiapkan pramuwisa
menghandle wisatawan m

1. Menyiapkan pramuwisa

menghandle wisatawan m

- 16

ENDASI JANGKA WAKTU INSTANSI

Panjang
(5-6 th)

Menengah
(3-4 th)

Pendek
(1-2 th)

estoran dan rumah makan x Aceh
MUI/MPU x
- Disbudpar Kota Banda
ifikasi halal bagi restoran Aceh

n makanan mulai dari hulu - PHRI
- Disbudpar Kota Banda
Aceh untuk menyediakan x
yariah x Aceh
X - PHRI
ceh untuk membuat daftar - Disbudpar Kota Banda
halal x
Aceh
ravel pattern dan even-even - MPU
terkait wisata syariah yang - PHRI
rjasama dengan pemerintah Disbudpar Kota Banda
n Aceh, ASITA
Disbudpar Kota Banda
petensi pramuwisata untuk Aceh, ASITA
Disbudpar Kota Banda
ata yang kompeten untuk x Aceh, ASITA
muslim. x
Dispar, Deputi
ta yang kompeten untuk Pengembangan Destinasi
muslim. Dispar Kota Manado,
Deputi Kelembagaan, HPI
Dispar Kota Manado,
Deputi Kelembagaan, HPI

67 -

NO VARIABEL REKOME

8 SPA, Sauna dan Massage 1. Menyediakan paket SPA
bersifat muslim friendly.

2. Melengkapi praktik SPA
syariah (terapis pria u
terapis wanita untuk pele

- 16

ENDASI JANGKA WAKTU INSTANSI

Panjang
(5-6 th)

Menengah
(3-4 th)

Pendek
(1-2 th)

A, sauna dan massage yang x Pengelola SPA
x Pengelola SPA
dengan terapis yang sesuai
untuk pelanggan pria dan
enggan wanita)

68 -

6.2. MANADO
6.2.1. Simpulan

Dari uraian hasil survei penelitian Wisata syariah, baik melalui
kuesioner (persepsi wisatawan mengenai wisata syariah di Manado),
wawancara mendalam dan Focus Group Discussion di Manado adalah sebagai
berikut:
a. Sesuai hasil survei dengan kuesioner, persepsi wisatawan mengenai

kesiapan Manado sebagai wisata syariah yang dilihat dari aspek daya tarik
wisata, akomodasi dan aksesibilitas Manado siap untuk menjadi destinasi
wisata syariah. Sedangkan untuk aspek restoran dan rumah makan, BPW,
SPA, dan Pramuwisata belum siap untuk menjadi destinasi wisata syariah,
karena banyaknya kategori jawaban netral. Hal ini disebabkan
pengetahuan wisatawan mengenai konsep wisata syariah masih sangat
terbatas.
b. Hasil dari Focus Group Discussion dan wawancara, diketahui bahwa Kota
Manado juga belum siap menjadi destinasi wisata syariah. Masih perlu
dilakukan pembenahan di berbagai aspek terutama untuk amenitas
pendukung seperti ketersediaan tempat ibadah dan retoran halal.
c. Dari kedua metode pengumpulan data penelitian, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Manado belum siap menjadi destinasi wisata
syariah dan belum optimal dalam menggarap potensi wisata syariah
yang dimiliki.
d. Dalam pengembangan Manado sebagai destinasi wisata syariah,
diperlukan komitmen dari Pemerintah Kota Manado, karena
pengembangan destinasi wisata syariah memerlukan keseriusan dan dan
konsistensi.

- 169 -

FGD& wawancara

VARIABLE KEY FINDINGS

TERMINOLOGI • Istilah “Wisata Halal” lebih disetujui ketimbang syariah
• Istilah universal tourism dinilai dapat menimbulkan bias segmen pasar
DTW
• Atraksi lengkap dan beragam: Nature Based, Culture Based, Manmade
AKOMODASI based

RESTO DAN • Belum semua DTW dilengkapi dengan tempat ibadah bagi wisatawan
RUMAH MAKAN muslim

BPW/ • Belum terdapat hotel syariah
PRAMUWISATA • Belum terdapat restoran hotel yang bersertifikat “halal” MUI

• Sudah terdapat resto/rumah makan halal bersertifikat
(8% dari jumlah total)

• Biaya sertifikasi menjadi salah satu kendala

• Belum terdapat BPW yang menyediakan paket wisata syariah/halal
• Belum terdapat guide khusus untuk tamu muslim

KELEMBAGAAN • Terdapat lembaga sertifikasi Halal = MUI Prov Sulut
• Database sertifikasi halal masih belum mapan

6.2.2. Rekomendasi
Ada beberapa rekomendasi yang sebaiknya dilakukan oleh

Kementerian Pariwisata, Pemerintah Kota Manado, stakeholder pariwisata
Manado dan masyarakat Manado, sebagai berikut:

- 170 -

NO VARIABEL REKOMEND

1 Kelembagaan 1. Memasukkan muatan wisata sya
kepariwisataan.

2. Menyusun PERDA atau pera
penyelenggaraan wisata syariah

3. Membentuk lembaga sertifika
unsur Dinas Pariwisata Kota M
Sulut Kota dan MUI Manado.

4. Menyusun pedoman penyeleng
usaha pariwisata syariah

2 Aksesibilitas dan Informasi 1. Melakukan sosialisasi menge
pengembangan wisata syariah
masyarakat dan pelaku usaha
Manado.

2. Membuat forum FAQs (frequentl
website sebagai sumber inform
rumput yang ingin mendapat
syariah.

3. Menentukan branding yang
promosi Manado sebagai destina

4. Mempromosikan Manado sebag
kepada target pasar.

- 17

DASI JANGKA WAKTU INSTANSI

Panjang
(5-6 th)

Menengah
(3-4 th)

Pendek
(1-2 th)

ariah dalam PERDA tentang X X Dispar Kota Manado
Dispar Kota Manado
aturan walikota mengenai
h bagi industri di Manado. X Dispar Kota Manado,
asi halal yang melibatkan MUI
Manado dan MUI Provinsi x
Dispar Kota Manado,
ggaraan usaha atau standar Deputi Kelembagaan,
Deputi Pengembangan
enai konsep dan tujuan x Destinasi
kepada aparat pemerintah,
a (industri) pariwisata di Deputi Bidang
Pengembangan
Destinasi Pariwisata

ly Asked Questions) berbasis x Deputi Bidang
masi bagi masyarakat akar
Pengembangan
informasi tentang wisata
Destinasi Pariwisata

tepat berkaitan dengan x Dispar Kota Manado
asi wisata syariah.

gai destinasi wisata syariah x Deputi Bidang

Pengembangan

Pemasaran Pariwisata

71 -

NO VARIABEL REKOMEND

3 Daya Tarik wisata 1. Melengkapi daya tarik wisata
ibadah dan sarana bersuci yang

4 Akomodasi (hotel) 2. Menyediakan restoran dan ruma
dengan kuota tertentu di daya Ta

1. Menghimbau hotel di Mana
friendly/muslim friendly deng
ibadah yang layak.

2. Melengkapi kamar hotel dengan
dan penunjuk arah kiblat.

3. Menyediakan restoran bersertifi

4. Memfasilitasi sertifikasi halal ba

5 Restoran dan Rumah Makan 1. Menghimbau pengelola restoran
ikut sertifikasi halal MUI

2. Memfasilitasi sertifikasi halal

makan di Manado.

6 Biro Perjalanan Wisata 1. Menghimbau BPW di Manado
wisata halal atau syariah

2. Menghimbau BPW di Manado

akomodasi dan restoran halal

7 Pramuwisata 2. Melakukan sosialisasi konsep w

pramuwisata di Manado

3. Menyusun standar kompten
menghandle wisatawan muslim.

- 17

DASI JANGKA WAKTU INSTANSI

Panjang
(5-6 th)

Menengah
(3-4 th)

Pendek
(1-2 th)

di Manado dengan sarana x Dispar Kota Manado,
layak. x Pengelola Daya Tarik

ah makan bersertifikat halal Wisata
arik wisata Manado.
ado untuk lebih family x Dispar Kota Manado,
gan menyediakan sarana
PHRI

Dispar Kota Manado,
Deputi Bidang

Pengembangan

Destinasi Pariwisata

n sarana bersuci, alat sholat x Dispar Kota Manado,
ikat halal di hotel. PHRI
agi restoran hotel.
n dan rumah makan untuk x x Dispar Kota Manado,
x
bagi restoran dan rumah x PHRI
untuk menyediakan paket x
o untuk membuat daftar x Dispar Kota Manado
wisata syariah/halal kepada x
Dispar Kota Manado,
PHRI

Dispar Kota Manado,

PHRI

Dispar Kota Manado,
ASITA

Dispar Kota Manado,

ASITA

Dispar, Deputi

Pengembangan
Destinasi

nsi pramuwisata untuk x Dispar Kota Manado,
.
Deputi Kelembagaan,

72 -

NO VARIABEL REKOMEND

8 SPA, Sauna dan Massage 4. Menyiapkan pramuwisata
menghandle wisatawan muslim.

1. Menyediakan paket SPA, sau
wisatawan muslim (muslim frien

2. Menyediakan terapis sesuai de
pria untuk pelanggan pria d
pelenggan wanita)

- 17

DASI JANGKA WAKTU INSTANSI

Panjang
(5-6 th)

Menengah
(3-4 th)

Pendek
(1-2 th)

yang kompeten untuk x HPI
. Dispar Kota Manado,
x Deputi Kelembagaan,
una dan massage untuk x HPI
ndly.) Pengelola SPA
engan muhrimnya (terapis
dan terapis wanita untuk Pengelola SPA

73 -

6.3. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya:

a. Dikarenakan keterbatasan biaya dan waktu penelitian, maka penentuan
nilai kritis pengambilan sampling hanya ditentukan 10 persen (pada Bab
3).

b. Kemungkinan terjadinya selection bias dalam pemilihan sampel, dimana
bila sampel yang dipilih berbeda dan dalam periode waktu yang berbeda
maka hasilnya juga akan berbeda.

c. Data primer yang digunakan dalam studi ini adalah data primer atas
survei yang dilakukan selama penelitian saja, yaitu minggu ke-4 bulan
September 2015.

- 174 -

DAFTAR PUSTAKA

Aceh, BPS. (2014). Statistik Wisatawan Mancanegara Kota Banda Aceh .
Banda Aceh: BPS Kota Banda Aceh.

acehbps. (2013). Panjang Jalan Provinsi Menurut Kondisi Jalan (Km). Dipetik
Oktober 30, 2015, dari http://aceh.bps.go.id:
http://aceh.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/77

Achyar, Mahfud. (2015, Juli 1). Indonesia Sebagai Tujuan Halal Tourism.
Dipetik Agustus 5, 5, dari https://achyar89.wordpress.com:
https://achyar89.wordpress.com/2015/07/01/indonesia-sebagai-
tujuan-halal-tourism/

Admin. (2015, mei 17). Halal Tourism dan Lifestyle. Dipetik Agustus 30,
2015, dari bppdt.com: http://bppdntb.com/halal-tourism-dan-
lifestyle.html#.VeHgNj07poY

Asdhiana, I. Made. (2014, Februari 04). Aceh Hanya Menjadi Tempat Transit.
Dipetik Oktober 12, 2015, dari http://travel.kompas.com:
http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/1115463/Aceh.Hanya.
Menjadi.Tempat.Transit

BPSProvAceh. (2014). Provinsi Aceh Dalam Angka 2014. Aceh: BPS Provinsi
Aceh.

dishubkomintel. (2015, Februari 6). Konsep Desain Angkutan Massal Kota
Banda Aceh dan sekitarnya. Dipetik Oktober 30, 2015, dari
http://dishubkomintel.acehprov.go.id:
http://dishubkomintel.acehprov.go.id/index.php/news/read/2015/0
2/06/32/konsep-desain-angkutan-massal-kota-banda-aceh-dan-
sekitarnya.html

Hamzah, Maulana. M., & Yudiana, Yudi. (2015, Februari 9). Analisis
Komparatif Potensi Industri Halal dalam Wisata Syariah dengan
Konvensional. Dipetik Agustus 4, 2015, dari http://catatan-
ek18.blogspot.co.id: http://catatan-
ek18.blogspot.co.id/2015/02/analisis-komparatif-potensi-
industri.html

Hutabarat, Arifin. (2015, April Vol.6 No.64). Majalah Pariwisata Edisi 64:
Giliran Daerah & Industri Beyond Bali:Selling & Selling. Diambil
kembali dari https://books.google.co.id:
https://books.google.co.id/books?id=L0t6CAAAQBAJ&pg=PA10&lpg=
PA10&dq=great+pariwisata+indonesia&source=bl&ots=Hc_oKHJYEQ
&sig=rn2MelcB5ieJtHi-
MNAkqbBTG6U&hl=en&sa=X&ved=0CGkQ6AEwDGoVChMI-

- 175 -

4G47oymxwIVA3KOCh08xwDE#v=onepage&q=great%20pariwisata
%20indonesia&f=

IndonesiaTravel. (2013, Oktober 30). Pariwisata Syariah Indonesia. Dipetik
Agustus 4, 2015, dari www.indonesiatravel.id:
http://www.indonesia.travel/id/event/detail/760/pariwisata-
syariah-indonesia

Irwanto. (2006). Focused Group Discussion (FGD) : Sebuah Pengantar
Praktis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kemenpar. (2012, Desember 20). Kemenparekraf Promosikan Indonesia
Sebagai Destinasi Pariwisata Syariah Dunia. Dipetik Agustus 2015, 4,
dari http://www.kemenpar.go.id:
http://www.kemenpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2042

Kempar. (2015). Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu
Masuk dan Kebangsaan. Jakarta: Kementerian Pariwisata.

Kilinç, Akyol. &. (2014 ). “Internet and Halal Tourism Marketing”.
International Periodical For The Languages, Literature and History of
Turkish or Turkic Volume 9/8 Ankara-Turkey , 171-186.

Krueger, Richard. (2002, Oktober). A Practical Guide for Applied Research.
Dipetik Agustus 30, 2015, dari http://www.eiu.edu:
http://www.eiu.edu/~ihec/Krueger-FocusGroupInterviews.pdf

MasterCard, & Crescenrating. (2015, Maret). Global Muslim Tourism Index
2015. Dipetik Agustus 4, 2015, dari www.crescenrating.com:
http://www.crescenrating.com/mastercard-crescenrating-global-
mulsim-travel-index.html

Menteri Pariwisata Tak Setuju Istilah Wisata Syariah. (2015). Dipetik Agustus
4, 2015, dari http://news.fimadani.com:
http://news.fimadani.com/read/2015/01/21/menteri-pariwisata-
tak-setuju-istilah-wisata-syariah/diakses tanggal 4 Agustus 2015)

Murdaningsih, Dwi., & Pratiwi, Fuji. (2015, Juni 25). Wisata Halal Indonesia
Kalah Dibanding Malaysia dan Thailand. Dipetik Agustus 25, 2015,
dari http://www.republika.co.id/:
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-
ekonomi/15/06/25/nqhy7w-wisata-halal-indonesia-kalah-
dibanding-malaysia-dan-thailand

Nashrullah, Nashih., & Pratiwi, Fuji. (2014, September 7). Wisata Halal Jadi
Tren di Turki. Dipetik Agustus 6, 2015, dari
http://www.republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/koran/kabar-
jabar/14/09/07/nbj9dt-wisata-halal-jadi-tren-di-turki

- 176 -

paradiso. (2015). Menpar: Tiga Kebijakan Baru Pariwisata Mudahkan
Pelancong Malaysia ke Indonesia. Dipetik Oktober 30, 2015, dari
http://paradiso.co.id/: http://paradiso.co.id/12185/menpar-tiga-
kebijakan-baru-pariwisata-mudahkan-pelancong-malaysia-ke-
indonesia.html

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 –
2034,
http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20140416142303
.pdf, diakses tanggal 7 Desember 2015

PewResearchCenter. (2010). Global Religious Futures. Dipetik Agustus 6,
2015, dari http://www.globalreligiousfutures.org:
http://www.globalreligiousfutures.org/explorer/custom#/?subtopic
=15&chartType=pie&data_type=percentage&year=2010&religious_aff
iliation=all&countries=Turkey&age_group=all&pdfMode=false

PewResearchCenter. (2015). Malaysia All Population. Dipetik Agustus 6,
2015, dari http://www.globalreligiousfutures.org:
http://www.globalreligiousfutures.org/explorer/custom#/?subtopic
=15&chartType=pie&data_type=percentage&year=2020&religious_aff
iliation=all&countries=Malaysia&age_group=all&pdfMode=false

Pratiwi, Fuji., & Murdaningsih, Dwi. (2015, Juni 25). Wisata Halal Indonesia
Kalah Dibanding Malaysia dan Thailand. Dipetik Agustus 5, 2015, dari
http://www.republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-
ekonomi/15/06/25/nqhy7w-wisata-halal-indonesia-kalah-
dibanding-malaysia-dan-thailand

Putra, Yudha. Manggala. (2015, Juni 23). Singapura Luncurkan Buku Panduan
Wisata Halal. Dipetik Agustus 5, 2015, dari
http://www.republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/06/23/nqel
uz-singapura-luncurkan-buku-panduan-wisata-halal

Putri, Winda. Destiana. (2015, Mei 12). Menpar: Wisata Halal Harus
'Rahmatan Lil Alamin'. Dipetik Agustus 5, 2015, dari
http://www.republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/gayahidup/travelling/15/05/12/
no8jis-menpar-wisata-halal-harus-rahmatan-lil-alamin

Putri, Winda. Destiana. (2015, Juni 10). Thailand Luncurkan Aplikasi untuk
Turis Muslim. Dipetik Agustus 5, 2015, dari
http://gayahidup.republika.co.id:

- 177 -

http://gayahidup.republika.co.id/berita/gayahidup/travelling/15/06
/10/npq7ls-thailand-luncurkan-aplikasi-untuk-turis-muslim

Putri, Winda. Destiana., & Pratiwi, Fuji. (2015, Mei 26). Gangwon Korea
Selatan Siap Jadi Destinasi Wisata Halal. Dipetik Agustus 5, 2015, dari
http://www.republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/gayahidup/travelling/15/05/26/
noy34u-gangwon-korea-selatan-siap-jadi-destinasi-wisata-halal

Razzaq, Sherin., Hall, C. Michael., & Prayag, Girish. (2015). The Capacity of
New Zealand to Accommodate the Halal Tourism Market - Or Not.
Dipetik Agustus 5, 2015, dari https://canterbury-nz.academia.edu:
https://www.academia.edu/12107406/The_capacity_of_New_Zealand
_to_accommodate_the_halal_tourism_market_or_not

Reuters, T., & DinarStandard. (2014). State of the Global Islamic Economy
2014-2015 Report. Dubai: Dubai the Capital of Islamic Economy.

Rezkisari, Indira. (2014, Oktober 06). Tempat Wisata Korsel Sediakan
Fasilitas Mudahkan Turis Muslim. Dipetik Agustus 5, 2015, dari
http://gayahidup.republika.co.id:
http://gayahidup.republika.co.id/berita/gayahidup/travelling/14/10
/06/nczn6w-tempat-wisata-korsel-sediakan-fasilitas-mudahkan-
turis-muslim

Riduwan. (2004). Dasar-dasar Statistika, Edisi Ketiga. Bandung: Alfabeta.

selasar. (2015, September 02). BPS: Pengguna Transportasi Udara Naik 19,52
Persen. Dipetik Oktober 30, 2015, dari https://www.selasar.com:
https://www.selasar.com/ekonomi/bps-pengguna-transportasi-
udara-naik-1952-persen

Sofyan, Riyanto. (2012). Prospek Bisnis Pariwisata Syariah. Jakarta:
Republika.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung:
Alfabeta.

travel.kompas. (2014, Februari 4). Aceh Hanya Menjadi Tempat Transit.
Dipetik November 1, 2015, dari http://travel.kompas.com:
http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/1115463/Aceh.Hanya.
Menjadi.Tempat.Transit

UNWTO. (2011). Religious Tourism in Asia and the Pacific. Dipetik Agustus 4,
2015, dari http://publications.unwto.org/:
http://publications.unwto.org/sites/all/files/pdf/110325_religious_t
ourism_excerpt.pdf

- 178 -

Warsidi, Adi. (2015, Mei 16). Wisata Syariah Aceh Tahun Ini Targetkan 1,8
Juta Turis . Dipetik Agustus 25, 2015, dari http://nasional.tempo.co/:
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/05/16/058666645/wisat
a-syariah-aceh-tahun-ini-targetkan-1-8-juta-turis

Worldaffairsjournal. (2015, April 2). The Future of World Religions:
Population Growth Projections, 2010-2050. Dipetik Agustus 4, 2015,
dari http://www.worldaffairsjournal.org/:
http://www.worldaffairsjournal.org/content/future-world-religions-
population-growth-projections-2010-2050

Wuryasti, Fetri. (2013, Oktober 30). Wisata Halal, Konsep Baru Kegiatan
Wisata di Indonesia. Dipetik Agustus 5, 2015, dari
http://travel.detik.com:
http://travel.detik.com/read/2013/10/30/152010/2399509/1382/
wisata-halal-konsep-baru-kegiatan-wisata-di-indonesia

Yusuf, Iwan. Awaludin. (2011, Maret 28). Memahami Focus Group Discission
(FGD). Dipetik September 2015, dari Bincang Media:
http://bincangmedia.wordpress.com

Lainnya:
http://www.manadokota.go.id/page-101-geografis.html diakses tanggal 18
Oktober 2015

http://indonesia.travel/sites/site/33/taman-nasional-bunaken, diakses
tanggal 1 Desember 2015

http://www.manadokota.go.id/page-101-geografis.html diakses tanggal 18
Oktober 2015

http://anekatempatwisata.com/10-tempat-wisata-di-manado-yang-wajib-
dikunjungi/ diakses tanggal 19 Oktober 2015

http://manadokota.go.id/berita-1269-gereja-katolik-katedral.html diakses
tanggal 19 Oktober 2015

http://manadokota.go.id/berita-1268-klenteng-ban-hin-kiong.html diakses
tanggal 19 Oktober 2015

http://manadokota.go.id/berita-1263-makam-ratu-sekar-kedaton--di-
manado-.html diakses tanggal 19 Oktober 2015

Manado Dalam Angka, 2015. Badan Pusat Statistik Manado, Manado

- 179 -

- LAMPIRAN -

- 180 -

LAMPIRAN 1
PEDOMAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

DAFTAR ISI
1. Pengertian Diskusi Terfokus

2. Topik Diskusi Terfokus
3. Tujuan dan Sasaran

4. Peserta Diskusi Terfokus
5. Waktu Diskusi Terfokus
6. Mekanisme Diskusi Terfokus

7. Pedoman Diskusi

- 181 -

I. Pengertian Diskusi Terfokus

Diskusi terfokus merupakan forum pertukaran pikiran yang dilakukan oleh
sekelompok orang dihadapan sekelompok hadirin mengenai suatu
masalahtertentu yang telah dipersiapkannya.

II. Topik Diskusi Terfokus

Diskusi Terfokus dilaksanakan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(Banda Aceh)), dan Provinsi Sulawesi Utara (Manado), yang mencakup satu
topik besar terkait dengan penelitian wisata syariah yang akan
dikembangkan di Indonesia.

III. Tujuan dan Sasaran Diskusi Terfokus

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan potensi destinasi
wisata syariah di Indonesia, menganalisis kesiapan masing-masing
destinasi wisata melalui persepsi pelaku usaha wisata dan wisatawan
dalam mengembangkan wisata syariah serta mengahsilkan strategi yang
tepat untuk mengembangkan wisata syariah sesuai karakteristik destinasi
wisata di Indonesia.. Sedangkan sasarannya, sebagai berikut:
1) Teridentifikasi potensi pengembangan wisata syariah di Indonesia
2) Teridentifikasinya permasalahan dalam pengembangan wisata syariah

yang mempunyai nilai untuk bersaing di pangsa pasar.
3) Tersusunnya strategi pengembangan wisata syariah berdasarkan

kebutuhan pangsa pasar dalam dan luar negeri.

IV. Peserta Diskusi Terfokus

Peserta Diskusi Terfokus dipilih dari pihak-pihak yang kompeten di
bidangnya sesuai dengan topik yang dibahas dalam Diskusi Terfokus yaitu :
1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
2. BAPPEDA
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda)
4. BPS
5. MUI daerah
6. Akademisi
7. Biro Perjalanan Wisata

V. Waktu Diskusi Terfokus

Diskusi Terfokus akan berlangsung selama 2 jam dan dilaksanakan
diantara tanggal 22-26 September 2015

- 182 -

VI. Mekanisme Diskusi Terfokus

1. Membentuk tim

No Lokasi Nama Waktu

1 Provinsi Naggroe Aceh

Darussalam

2 Provinsi Sulawesi Utara

Dalam tim tersebut, masing-masing anggota tim memiliki tanggung
jawab sebagai:

i. Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami
masalah yang dibahas serta tujuan penelitian yang hendak dicapai
(ketrampilan substantif), serta terampil mengelola diskusi
(ketrampilan proses).

ii. Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif
mengamati jalannya FGD, dan ia membantu moderator mengenai:
waktu, fokus diskusi (apakah tetap terarah atau keluar jalur), apakah
masih ada pertanyaan penelitian yang belum terjawab, apakah ada
peserta FGD yang terlalu pasif sehingga belum memperoleh
kesempatan berpendapat.

iii. Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti
permasalahan yang didiskusikan serta dinamika kelompoknya.
Umumnya dibantu dengan alat pencatatan berupa satu unit
komputer atau laptop yang lebih fleksibel.

iv. Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person, medan),
menghubungi, dan memastikan partisipasi peserta. Biasanya disebut
mitra kerja lokal di daerah penelitian.

v. Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu kelancaran
FGD berkaitan dengan penyediaan transportasi, kebutuhan rehat,
konsumsi, akomodasi (jika diperlukan), insentif (bisa uang atau
barang/cinderamata), alat dokumentasi, dll.

vi. Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan
dokumen FGD: memotret, merekam (audio/video), dan menjamin
berjalannya alat-alat dokumentasi, terutama perekam selama dan
sesudah FGD berlangsung.

vii. Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-jemput,
konsumsi, bloker (penjaga “keamanan” FGD, dari gangguan,
misalnya, telepon yang selalu berdering, teman yang dibawa peserta,
atasan yang datang mengawasi, dsb).

Pembagian tanggung jawab tergantung dari kebijakan/kesepakatan
bersama diantara para anggota tim.

2. Memilih dan mengatur tempat

- 183 -

Pelaksanaan FGD dilaksanakan di hotel, minimal jenis hotel bintang
tiga. Pemilihan hotel di tempat yang strategis dan dapat dijangkau
semua peserta FGD. Untuk hotel bisa dikonsultasikan dan
dikoordinasikan dengan pihak/tenaga bantuan daerah.

3. Menyiapkan logistik (terlampir checklist FGD)

Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebelum,
selama, dan sesudah FGD terselenggara. Umumnya meliputi:
a. Tata persuratan/administrasi/tiket untuk masing-masing anggota
b. Peralatan tulis (ATK)
c. Dokumentasi (audio/video), dan
d. Kebutuhan-kebutuhan peserta FGD, seperti:

1) transportasi (uang transport);
2) properti rehat: alat ibadah, konsumsi (makanan kecil dan atau

makan utama);
3) akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.
e. Keperluan pelaporan baik administrasi dan substansi
1) Administrasi: daftar hadir peserta FGD, daftar honor peserta

FGD, dokumentasi foto, kartu nama peserta, tagihan/kwitansi
hotel (tempat menginap & tempat pelaksanaan FGD), kop surat
hotel (kosong) dengan cap & tanda tangan hotel (2), NPWP
hotel (baik tempat menginap maupun tempat pelaksanaan
FGD), kwitansi honor tenaga daerah, sewa mobil (kwitansi,
fotokopi SIM & STNK, NPWP).
2) Substansi: hard data terkait penelitian, notulensi FGD, hasil
observasi, dan lain-lain

4. Jumlah peserta

Dalam FGD, jumlah peserta menjadi faktor penting yang harus
dipertimbangkan. Menurut beberapa literatur tentang FGD (lihat
misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006; dan
Morgan D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang, namun ada
juga yang menyarankan jumlah peserta FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang
(Koentjoro, 2005: 7) atau 6-8 orang (Krueger & Casey, 2000: 4). Terlalu
sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu banyak
akan mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk
memberikan sumbangan pikiran yang mendalam. Jumlah peserta dapat
dikurangi atau ditambah tergantung dari tujuan penelitian dan fasilitas
yang ada. Untuk penelitian ini peserta dibatasi antara 10-15 orang.

5. Rekruitmen peserta

Peserta FGD adalah orang yang kompeten di bidangnya minimal
pejabat eselon IV atau staf yang menangani pariwisata atau minimal
jabatan supervisor di perusahaannya.

- 184 -

VII. Panduan Diskusi/Kunci Pertanyaan

1. Pembukaan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata: sebagai
pengantar, perkenalan, dan arahan maksud serta tujuan penelitian
Kajian Pengembangan Wisata Syariah di Indonesia.

2. Presentasi (bahan terlampir)
Poin-poin yang disampaikan pada saat presentasi (sesuai paparan

TOR/KAK)
3. Pertanyaan dalam FGD untuk didiskusikan
a) Permasalahan yang terdapat dalam mengembangkan wisata syariah
dilihat dari aspek yang dikembangkan oleh Crescent Rating dalam
studi GMTI 2015 (kunjungan wis muslim, destinsi liburan keluarga,
perjalanan aman, pelayan dan fasilitas yang tersedia di destinasi,
kemudahan akses untuk beribadah, layanan dan fasilitas bandara,
pilihan akomodasi, mengutamakan kehalalan, kemudahan
komunikasi)
b) Kekuatan yang terdapat dalam mengembangkan wisata syariah
dilihat dari aspek yang dikembangkan oleh Crescent Rating dalam
studi GMTI 2015 (kunjungan wis muslim, destinsi liburan keluarga,
perjalanan aman, pelayan dan fasilitas yang tersedia di destinasi,
kemudahan akses untuk beribadah, layanan dan fasilitas bandara,
pilihan akomodasi, mengutamakan kehalalan, kemudahan
komunikasi)
c) Kelemahan yang terdapat dalam mengembangkan wisata syariah
dilihat dari aspek yang dikembangkan oleh Crescent Rating dalam
studi GMTI 2015 (kunjungan wis muslim, destinsi liburan keluarga,
perjalanan aman, pelayan dan fasilitas yang tersedia di destinasi,
kemudahan akses untuk beribadah, layanan dan fasilitas bandara,
pilihan akomodasi, mengutamakan kehalalan, kemudahan
komunikasi)
d) Peluang yang terdapat dalam mengembangkan wisata syariah dilihat
dari aspek yang dikembangkan oleh Crescent Rating dalam studi
GMTI 2015 (kunjungan wis muslim, destinsi liburan keluarga,
perjalanan aman, pelayan dan fasilitas yang tersedia di destinasi,
kemudahan akses untuk beribadah, layanan dan fasilitas bandara,
pilihan akomodasi, mengutamakan kehalalan, kemudahan
komunikasi)
e) Tantangan yang terdapat dalam mengembangkan wisata syariah
dilihat dari aspek yang dikembangkan oleh Crescent Rating dalam
studi GMTI 2015 (kunjungan wis muslim, destinsi liburan keluarga,
perjalanan aman, pelayan dan fasilitas yang tersedia di destinasi,
kemudahan akses untuk beribadah, layanan dan fasilitas bandara,
pilihan akomodasi, mengutamakan kehalalan, kemudahan
komunikasi)

- 185 -

f) Langkah nyata yang diperlukan dalam menyusun strategi
pengembangan wisata syariah di daerah?

Sebagai referensi, dibawah ini beberapa penjelasan yang dapat digunakan :

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika pelaksanaan FGD telah selesai
dilakukan ;

a. Dokumentasi diantaranya berupa foto/gambar pelaksanaan FGD,
hasil rekam suara, dan atau video (jika ada).

b. Catatan/notulensi pelaksanaan FGD sebagai bahan laporan
c. Lembar isian pertanyaan FGD untuk dicek kembali apakah sudah

terisi seluruhnya.

Things to DO:

 Welcome participants and introduce yourself.
 Explain the general purpose of the discussion and why the participants

were chosen.

 Discuss the purpose and process of focus groups
 Explain the presence and purpose of recording equipment and

introduce observers.

 Outline general ground rules and discussion guidelines such as the

importance of everyone speaking up, talking one at a time, and being
prepared for the moderator to interrupt to assure that all the topics can
be covered.

 Review break schedule and where the restrooms are.
 Address the issue of confidentiality.
 Inform the group that information discussed is going to be analyzed as a

whole and that participants' names will not be used in any analysis of
the discussion.

 Read a protocol summary to the participants.

- 186 -

CHECK LIST
PENELITIAN KAJIAN PENGEMBANGAN WISATA SYARIAH DI

INDONESIA
2015

Nama Barang
Buku Panduan FGD
Lembar Isian FGD
Ticket
Korespondensi
Surat
Booking Hotel
Administrasi Hotel (kwitansi sewa ruang, NPWP, dll sesuai RAB)
Sewa mobil + administrasi sewa mbl (Fotocopy SIM, STNK, NPWP)
Daftar hadir peserta FGD
Daftar honor peserta FGD + narsum+ moderator
Kit FGD
Visum/SPPD
Daftar konfirmasi peserta
Laptop
Camera
Voice Recorder
Pointer
ATK

- 187 -


Click to View FlipBook Version