Borobudur
Trail of Civilization
Borobudur Trail of Civilization merupakan sebuah pola perjalanan wisata
minat khusus Heritage yang berfokus pada jejak peradaban dan kebudayaan
pada masa kerajaan Mataram Kuno dengan memiliki 9 sub tema dimana
aktivitas di setiap sub temanya diambil dari interpretasi panel-panel relief
Candi Borobudur dikemas secara menarik dan memiliki unsur:
Edukasi-Experience-Entertainment
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Borobudur Trail of Civilization (BToC)
Pada tahun 1991, UNESCO mengakui Kawasan Candi Borobudur sebagai warisan budaya
dunia yang ada di Indonesia yang merekam jejak peradaban, peribadatan, sejarah, pengetahuan,
dan nilai-nilai kebijaksanaan. Kawasan Candi Borobudur menyimpan limpahan nilai-nilai
kebijaksanaan dan pengetahuan umum melalui beragam narasi berdasarkan deretan relief yang
terpahat pada dinding-dinding Candi Borobudur.
Borobudur Trail of Civilization (BToC) merupakan tema utama pengembangan produk
wisata budaya yang membingkai inovasi pola perjalanan wisata sekaligus sebagai medium
transfer pengetahuan. Penggalan-penggalan peradaban dan kisah kehidupan nenek moyang
bangsa Indonesia banyak diwariskan melalui berbagai macam peninggalan dari generasi ke
generasi. Salah satunya merupakan jejak peradaban dari zaman kerajaan Mataram Kuno, yaitu
Candi Borobudur yang terletak di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Meski telah empat
belas abad berlalu sejak dibangun, Candi Borobudur dibangun dimasa kepemimpinan Wangsa
Syailendra pada abad ke 9-10 itu, masih tetap dapat kita saksikan kemegahannya hingga hari ini.
Pengembangan pola perjalanan tematik Borobudur Trail of Civilization menitikberatkan
pada proses penceritaan narasi (storytelling) yang berasal dari interpretasi panel-panel relief
Candi Borobudur dan mengaktualisasi aktivitas pendukungnya di desa-desa yang ada di sekitar
kawasan Borobudur. Penyusunan skema BToC dilakukan untuk mendorong kreasi produk wisata
budaya dan tata kelola kepariwisataan berkelanjutan dan inklusif. Yang artinya, pelestarian
destinasi pariwisata super prioritas Kawasan Candi Borobudur ini tidak hanya terhenti pada
kemegahan bangunan candi-nya saja, namun juga pada penguatan budaya baik untuk
masyarakat dan pengunjung, pelestarian lingkungan di sekitarnya, serta sebagai upaya
peningkatan ekonomi lokal. Hal ini juga mampu menstimulus pengalaman wisatawan sehingga
memberikan kesan yang lebih mendalam tentang kunjungannya ke Candi Borobudur dan
kawasan di sekitarnya.
2 | Borobudur Trail of Civilization
POLA PERJALANAN WISATA BOROBUDUR
(BToC)
Diterbitkan oleh:
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Republik Indonesia.
Copyright @2021 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Pelindung:
Sandiaga Angela
Salahuddin Uno Tanoesoedibjo
Menteri Wakil Menteri
Kemenparekraf/ Kemenparekraf/
Baparekraf Baparekraf
Pengarah: Penanggungjawab:
Rizki Handayani Alexander
Mustafa Reyaan
Deputi Bidang Produk Wisata dan Direktur
Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Wisata Minat Khusus
Tim
Penyusun:
Arya Galih Anindita & Berti Deliani
Borobudur Trail of Civilization | 3
Borobudur Trail of Civilization (BToC)
27 Body
&
Soul
15 Waluku:
Cultivating
Civilization
51 Sudhana
Manohara:
the
Eternal
Love
Story
39 Skilled
Hands
4 | Borobudur Trail of Civilization
87
Tropical
Flora's
Wonderland
75
Walking
with
the
Stars
63 Jātaka
Fable
Stories 10 5 Journey
of
the
Stones
117
Music
and
Rhyme
SCAN THE QR CODE
TO GET EBOOK
LINK URL:
https://anyflip.com/vgptw/xvgj/
Borobudur Trail of Civilization | 5
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Sejahtera bagi kita semua,
Tren pariwisata yang terus berkembang dan bertransformasi menuntut kreativitas
dan inovasi kreasi atas produk wisata. Borobudur
Trail
of
Civilization (BToC) menawarkan
pola perjalanan wisata inovatif, mengajak wisatawan merasakan pengalaman langsung
mengunjungi situs-situs jejak peradaban yang kaya akan narasi dengan didukung oleh
proses penceritaan narasi (storytelling) dari interpretasi panel relief Candi Borobudur.
Penyusunan skema ini dilakukan untuk mendorong kreasi produk wisata budaya
dan tata kelola kepariwisataan yang berkelanjutan dan inklusif. Yang artinya, pelestarian
Destinasi Super Prioritas Kawasan Candi Borobudur ini tidak hanya terhenti pada
kemegahan bangunan candi-nya saja, namun juga pada penguatan budaya baik untuk
masyarakat dan pengunjung, pelestarian lingkungan di sekitarnya.
Saya berharap dengan disusunnya buku pola perjalanan wisata BToC oleh
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2021 dapat menjadi sebuah
referensi untuk dimanfaatkan lebih luas dalam upaya mendorong pelestarian sekaligus
pengembangan wisata budaya di Indonesia, khususnya di kawasan Candi Borobudur.
8 | Borobudur Trail of Civilization
Buku pola perjalanan wisata BToC ini disusun melalui berbagai forum
pembahasan intensif yang bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait pengelolaan dan
pengembangan destinasi wisata Candi Borobudur. Untuk itu pada kesempatan ini, saya
turut menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Hilmar Farid, Ph.D – Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi;
2. Bapak Wisnu Bawa Tarunajaya – Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan
Kelembagaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
3. Bapak Sinoeng Noegroho Rachmadi – Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga,
dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya;
4. Ibu Wiwit Kasiyati, M.A., – Kepala Balai Konservasi Borobudur
5. Bapak Slamet Achmad Husein – Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan
Olahraga Kabupaten Magelang beserta jajarannya;
6. Bapak Harwan Ekoncahyo – Direktur Destinasi Regional 1, Deputi Bidang
Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif;
7. 16 Kepala Desa Kecamatan Borobudur; Kepala Desa Borobudur, Kepala Desa
Wanurejo, Kepala Desa Karangrejo, Kepala Desa Kembanglimus, Kepala Desa
Ngadiharjo, Kepala Desa Ngargogondo, Kepala Desa Sambeng, Kepala Desa
Kenalan, Kepala Desa Giritengah, Kepala Desa Giri Purno, Kepala Desa
Karanganyar, Kepala Desa Bigaran, Kepala Desa Wringinputih, Kepala Desa
Tuk Songo, Kepala Desa Kebonsari dan Kepala Desa Majaksingi;
8. Masyarakat dan pelaku industri pariwisata lokal Kecamatan Borobudur;
9. dan pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Mudah-mudahan dengan diluncurkannya pola perjalanan wisata tematik BToC ini
mampu memberikan ragam pilihan atraksi wisata di Kawasan Borobudur. Sekaligus
menjadi wujud tanggungjawab kita semua untuk melestarikan budaya melalui pariwisata
bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
Ir. Rizki Handayani Mustafa, MBTM
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events)
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia
Borobudur Trail of Civilization | 9
9 SUBTEMA
BOROBUDUR TRAIL OF CIVILIZATION
Sisi menarik Candi Borobudur yang dapat dimaknai tak hanya terpusat pada bangunan
fisiknya saja. Selain sebagai monumen avant grande di nusantara, kalangan ilmuan, sastrawan,
dan agamawan menyepakati bahwa Candi Borobudur juga memiliki makna kebajikan dan
pengetahuan universal yang tergambar pada setiap panel reliefnya.
Melalui Borobudur Trail of Civilization (BToC), sembilan sub-tema pendukungnya disusun
sebagai produk wisata budaya yang menitikberatkan pada proses penceritaan nilai-nilai universal
pada panel relief Candi Borobudur. Kesembilan tema yang berasal dari interpretasi jejak
peradaban dan kebudayaan pada masa kerajaan Mataram Kuno yang terekam dalam beberapa
kisah penceritaan relief Karmawibhangga, Avadhana, Jātaka, Lalitavistara, dan Gandvyuha.
Kesembilan tema BToC tersebut meliputi pengembangan narasi relief budaya pertanian,
arkeo-astronomi, kisah epos Pangeran Sudhana dan Putri Manohara, kebugaran tubuh, kisah-
kisah fabel, konstruksi Candi Borobudur, ragam sumber daya alam lokal, serta seni budaya yang
berupa gerabah dan alat musik.
MUSIC WALUKU: BODY
& CULTIVATING
&
RHYME CIVILIZATION SOUL
JOURNEY OF 9 SUBTEMA SKILLED
THE HANDS
BOROBUDUR TRAIL
STONES OF CIVILIZATION SUDHANA
TROPICAL MANOHARA:
FLORA’S the Eternal
Love Story
WONDERLAND
WALKING JATAKA
WITH THE FABLE
STARS STORIES
10 | Borobudur Trail of Civilization
Waluku:
Cultivating Civilization
Tema perjalanan ini akan mengajak wisatawan untuk melakukan
aktivitas wisata dengan rangkaian proses menanam padi di sawah dan
prosesi kirab budaya.
Sinopsis
Relief Seorang Petani, Seekor Sapi, dan Alat Bajak Tradisional di Relief Jātaka di deretan panel no. 336
Sumber foto: Tim BToC Kemenparekraf
Waluku: Cultivating Civilization mengacu pada interpretasi panel relief Candi Borobudur
yang menggambarkan tradisi dan budaya bertani masyarakat pada masa zaman Kerajaan
Mataram Kuno dibawah kepemimpinan Wangsa Syailendra di abad ke 9-10.
Kata waluku berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti bajak-sebuah alat yang telah lama
ada dan paling umum digunakan dalam dunia pertanian untuk menggemburkan tanah sebelum
berlanjut ke prosesi penanaman benih tanaman.
Waluku: Cultivating Civilization berkisah pula tentang tradisi ilmu pengetahuan alam yang
dimiliki oleh nenek moyang bangsa Indonesia untuk menandai perubahan musim melalui
konstelasi bintang yang terbentuk di langit.
Salah satu panel relief Candi Borobudur dengan jelas mencatatkan keberadaan alat tani
tradisional ini lengkap dengan penggambaran seekor sapi yang sedang menarik bajak dan
seorang petani sejak berabad-abad lalu.
16 | Borobudur Trail of Civilization
Relief Pertanian pada Lorong I, Pagar Langkan, Sisi Timur Candi Borobudur
Sumber Foto: Balai Konservasi Borobudur – 2021
Pada kedua relief tersebut memperlihatkan seorang petani menggunakan sapi untuk
membajak sawah, lengkap dengan peralatan bajak sawah tradisional dan tongkat untuk
membantu mengarahkan sapi. Relief ini merupakan berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Balai
Konservasi Borobudur, merupakan katagorisasi relief dekoratif pada candi, artinya relief ini
merupakan relief yang menggambarkan pemandangan dan tidak memiliki cerita dengan tema
tertentu.
SCAN THE QR CODE
TO GET FULL STORYTELLING EBOOK OR CLIK LINK BELOW
https://anyflip.com/vgptw/aaer/
Borobudur Trail of Civilization | 17
Lokasi
Desa
Karangrejo,
Kecamatan
Borobudur
Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur yang berjarak kurang lebih 4 kilometer dari kawasan
Candi Borobudur. Lokasi ini memiliki areal persawahan yang memadai dan memiliki sarana
pendukung lain seperti tersedianya kamar mandi, pendopo, areal parkir, serta tempat ibadah
berupa mushola. Akses jalan utama dan jalan pendukung menuju areal persawahan yang cukup
mudah dilalui oleh segmentasi wisatawan umum, orang tua, wisatawan dengan identitas
disabilitas tertentu dan juga ramah anak (keluarga).
TRAVEL MAP OF WALUKU CULTIVATING CIVILIZATION
Aktivitas Wisata: kirab budaya, membajak sawah, bertani
Borobudur Lokasi : Desa Karangrejo
POTENSI DESA
Punthuk setumbu
Kesenian tradisional pada pelaksanaan sedekah bumi seperti Brodut Putrosiswo,
Jathilan Kudo Sendoko, Topeng Ireng, Syubbanul Muslimin, Obat-Abit, Wayang Orang,
Klonengan, dan Karawitan
Wisata edukasi dengan aktivitas khas pedesaan seperti membajak sawah, menangkap
ikan, menanam padi, outbound di tengah sawah, hingga kelas memasak hidangan khas
pedesaan.
Situs peninggalan sejarah seperti situs-situs penemuan batu, lesung lumpang
Susur sungai sileng
18 | Borobudur Trail of Civilization
Peta Panel Relief
336 The Buffalo
O
O
Main Entrance
N
S
4
3
2
1
A
B
KETERANGAN
A : Kaki Candi B : Teras Candi S : Teras dengan Stupa O : Stupa Terbuka 1-4 : Teras Candi dengan Relief
Panel Relief Dinding Luar, Deret Atas Arah Alur Sirkulasi Area of Interest (AOI)
Panel relief yang memperlihatkan budaya membajak sawah dengan waluku dan bertani dengan
memanfaatkan hewan untuk mengolah tanah pertanian ini terlihat pada panel bernomor seri 336
di deretan panel Relief Jataka.
Borobudur Trail of Civilization | 19
Aktivitas Wisatawan kemudian diajak
untuk berganti kostum yang
Aktivitas dimulai di pagi atau telah disediakan, kostum berupa
di siang hari. Seorang pakaian khas petani tradisional:
penutur cerita (storyteller) baju surjan dan caping. Aktivitas
mulai bercerita dengan dilanjutkan dengan mengikuti
menunjukkan replika dan prosesi arak-arakan gunungan
mengajak wisatawan yang bermakna untuk
mengenali salah satu panel mensyukuri hasil bumi,
relief Jātaka bernomor seri gunungan yang digunakan
336 yang menjadi sumber merupakan simbol dari
interpretasi tema Waluku: kemakmuran-representasi dari
Cultivating Civilization. hasil bumi (sayur dan buah) yang
melimpah serta di beberapa
20 | Borobudur Trail of Civilization daerah disertakan pula aneka
jenis jajanan khas.
Penceritaan meliputi bagaimana
relief tersebut menggambarkan
seorang petani sedang menaiki
alat bajak sawah tradisional
dengan ditarik seekor sapi. Juga
beberapa panel relief pendukung
yang menggambarkan kelompok
masyarakat sedang berada di
area ladang/perkebunan. Cerita
dilanjutkan dengan bertutur
bahwa pada hari ini, masyarakat
yang tinggal di kawasan Candi
Borobudur masih banyak yang
berprofesi sebagai petani dan
lalu tentang tradisi dan budaya
petani setempat.
Borobudur Trail of Civilization | 21
Aktivitas
Selain merasakan pengalaman langsung
membajak sawah dengan alat tradisional,
proses mengolah tanah pertanian secara
tradisional menggunakan waluku (alat bajak
tradisional) yang juga menggunakan sapi,
proses menebar benih, proses menanam
padi, dan juga beberapa permainan
sederhana untuk menyemarakkan suasana
(menangkap ikan/belut). Wisatawan akan
disuguhi ragam tradisi masyarakat setempat
yang telah disiapkan di area persawahan
dilengkapi dengan pernak-pernik, suguhan
khas pedesaan, sajian pemandangan dan
nuansa asri pedesaan.
22 | Borobudur Trail of Civilization
Rekomendasi Pelaksanaan Aktivitas
PDIMAUGLAII/SORE HARI
DURASIPAKET SETENGAH 10HARI JAM
MELIHAT RELIEFMENGUNJUNGI CANDI BOROBUDUR
AKTIVITAS
ACTIVITY BOOK STORYTELLER
PEMANDU AKTIVITAS SET KOSTUM TANI
SET BAJAK TRADISIONAL SET KIRAB GUNUNGAN
SET ALAT PERAGA
RASI BINTANG SET ALAT PERAGA
ORION/WALUKU PAHATAN RELIEF
CANDI BOROBUDUR
Borobudur Trail of Civilization | 23
Segmentasi Wisatawan
Klasifikasi dan segmentasi utama wisatawan
pada tema Waluku: Cultivating
Civilization
Motivasi : Rekreasi
Usia : 5-50 Tahun
Asal Wisatawan : Domestik dan Mancanegara
Katagori : Wisatawan Umum, Keluarga, Couple, Rombongan Sekolah
Inklusivitas : Ramah Anak, Ramah Difabel, dan Orang Tua
1 Konten materi ramah difabel dengan identitas
tuna rungu, tuna netra, tuna daksa dan anak
Pengayaan materi aktivitas dalam tema ini dapat dikembangkan dan dikreasi
dengan gaya penceritaan yang lugas dan diterjemahkan menjadi medium memiliki
pilihan materi berbahasa Indonesia, Inggris, dan bahasa asing lainnya dengan alih
medium yang meliputi audiovisual dan tekstual menjadi tiga pilihan (trilingual) yakni;
umum, isyarat, dan huruf braille.
2 Aktivitas ramah difabel, ramah anak, dan orang tua
Aktivitas dalam tema ini memiliki akses yang cukup mudah untuk diakses oleh
segmentasi wisatawan keluarga, anak-anak, orang tua, serta penyandang
disabilitas dengan identitas tertentu sesuai dengan ketersediaan pemandu yang
sesuai dan cakap untuk pengembangan aktivitas tertentu.
24 | Borobudur Trail of Civilization
Kapasitas Wisatawan
Untuk mendukung pengembangan produk wisata berkualitas di Kawasan Borobudur,
terdapat pembatasan kapasitas wisatawan pada aktivitas yang ditawarkan dalam tema
Waluku: Cultivating
Civilization, di setiap harinya.
Borobudur Trail of Civilization | 25