The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul ini berisi berbagai informasi bidang pribadi, sosial, belajar dan karier

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Samhah Fuady, 2023-05-27 23:06:56

Modul Layanan Informasi BK kelas VII Bermuatan Kurikulum Merdeka

Modul ini berisi berbagai informasi bidang pribadi, sosial, belajar dan karier

Keywords: Modul Informasi Layanan BK

i SAMHAH, S. Pd MODUL LAYANAN INFORMASI BK KELAS VII BERMUATAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR MTs NEGERI 4 SIDOARJO KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN SIDOARJO Jalan Raya Tlasih Tulangan


ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat menyelesaikan bahan ajar. Bahan ajar yang berjudul “Modul Ajar Layanan Informasi Bimbingan Konseling Kelas VII Bermuatan Kurikulum Merdeka Belajar” disusun untu media layanan Informasi Bimbingan Konseling. Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ajar ini. Kami dengan senang hati menerima saran dan kritik apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan maupun teknik penulisan modul ajar ini. Semoga modul ajar yang kami susun ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan secara umum bagi para peserta didik sebagai pembaca modul ajar ini. Penulis,


iii DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul ………………………………………………………. i Kata Pengantar ………………………………………………………. ii Daftar Isi ………………………………………………………. iii BAB. 1 A. Pendahuluan… ………………………………………..……………………………... 4 B. Rasional…..…………………..………………………………………………………. 5 C. Tujuan……..…………………………………………………….……………………. 6 D. Karakteristik….……………….……………………………………………………… E. Lingkup Capaian...…………….……………………………………………………… F. Deskripsi Aspek..……………………………………………………………………... G. Alur Capaian Layanan………..………………………………………………………. 7 9 10 11 BAB. 2 MATERI MODUL LAYANAN INFORMASI BK………..……………………………. 14 MATERI 1; Aku Mengerti mu – Empati Pada Remaja….………………………………. 14 MATERI 2; Rajin Berdoa………..………………………………………………………. 22 MATERI 3; Aku Tumbuh – Perkembangan Remaja...…………………………………... 29 MATERI 4; Tips dan Trik Bergaul – Cara Bergaul..……………………………………. 37 MATERI 5; Hidup Hemat = Bijak Keuangan……………………………………………. 49 MATERI 6; Stop Cyberbullying…………………………………………………………. 59 MATERI 7; Mengenal Bakat, Minat, Hobi, Karier………………………………………. 67 MATERI 8; Aku Bahagia, Aku kuat - Konsep Diri…………..…………………………. 79 MATERI 9; I am Confident - Percaya Diri………………………………………………. 89 MATERI 10; Gaya Belajar.………………………………………………………………. 93 MATERI 11; Bergaul di lingkungan baru..………………………………………………. 97 MATERI 12; Cara belajar efektif...………………………………………………………. 100 MATERI 13; Cara belajar dirumah………………………………………………………. 106 MATERI 14; Yes, I do - Merencanakan masa depan.……………………………………. 110 DAFTAR PUSTAKA….…………………………………………………………………. 119 Tentang Penulis…………………………………………………………………… 120


4 BAB 1 A. Pendahuluan Capaian Pembelajaran (CP) merupakan dokumen utama bagi setiap guru mata pelajaran dalam rangka pengembangan kurikulum satuan pendidikan. Guru menyusun perangkat ajar mengacu pada capaian pembelajaran yang telah disediakan pemerintah pusat. Capaian Pembelajaran disusun untuk setiap mata pelajaran, tidak untuk setiap tahun dan disusun secara komprehensif dalam paragraf sehingga kompetensi yang dibangun terbaca utuh. Pada Capaian Pembelajaran terdapat komponen-komponen rasional mata pelajaran, tujuan mata pelajaran, karakteristik mata pelajaran, capaian setiap fase menurut elemen, capaian dalam setiap fase secara keseluruhan, alur capaian pembelajaran setiap tahun (kelas), dan alur konten materi pelajaran setiap tahun (kelas). Upaya memperoleh Capaian Pembelajaran membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak yaitu: guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Guru mengupayakan tercapainya Capaian Pembelajaran melalui kegiatan belajar mengajar, guru Bimbingan dan Konseling atau konselor mengupayakan tercapainya tugas perkembangan melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling yang memandirikan, sedangkan tenaga pendidik membantu menyediakan sarana prasarana demi lancarnya proses belajar mengajar. Senyampang dengan mata pelajaran, Bimbingan dan Konseling menggunakan Capaian Layanan (CL) yang merupakan dokumen utama bagi guru Bimbingan dan Konseling atau Senyampang dengan mata pelajaran, Bimbingan dan Konseling menggunakan Capaian Layanan (CL) yang merupakan dokumen utama bagi guru Bimbingan dan Konseling atau konselor dalam rangka pengembangan layanan Bimbingan dan Konseling. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyusun perangkat layanan Bimbingan dan Konseling mengacu pada Capaian Layanan yang telah disediakan pemerintah pusat. Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai bagian integral dari sistem pendidikan di sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran. Pelayanan BK membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya. Dengan demikian, Capain Layanan BK mengacu pada Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD) yang telah dirumuskan dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, dengan rujukan


5 implementasinya melalui Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling(POP BK) di setiap satuan pendidikan. Capaian Layanan BK merupakan dokumen utama sebagai bagian dari pengembangan kurikulum satuan pendidikan Capaian Layanan BK memiliki komponen-komponen yang terdiri atas : rasional, tujuan, karakteristik, lingkup capaian, deskripsi aspek, dan alur capaian. B. Rasional Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan ilmu terapan yang muncul dan berkembang untuk merespons tuntutan kompleksitas kehidupan masyarakat. Bimbingan dan Konseling di MTs/ SMP di selenggarakan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseling agar mampu mengaktualisasikan potensi dirinya dalam rangka mencapai perkembangan secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik/konseli mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Setiap peserta didik/konseling di MTs/ SMP satu dengan lainnya berbeda dalam hal kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajarnya. Perbedaan tersebut menggambarkan adanya variasi kebutuhan pengembangan secara utuh dan optimal melalui layanan Bimbingan dan Konseling. Siswai lain, peserta didik/konseli di SMP berada dalam rentangan usia yang hampir sama, sehingga tugas perkembangan yang hendak dicapai umumnya adalah sama. Namun, apabila dilihat secara individual perkembangan peserta didik/konseli dimungkinkan berbeda. Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan ndividual perkembangan peserta didik/konseli dimungkinkan berbeda. Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan Konseling/konselor sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan khususnya membantu peserta didik/konseli mencapai Konseling/konselor sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan khususnya membantu peserta didik/konseli mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses sejahtera,


6 dan bahagia dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kolaborasi dan sinergisitas kerja antara guru Bimbingan dan Konseling/konselor, guru mata pelajaran, pimpinan antara guru Bimbingan dan Konseling/konselor, guru mata pelajaran, pimpinan sekolah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. C. Tujuan Secara umum tujuan layanan Bimbingan dan Konseling adalah membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta mencapai tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir secara utuh dan optimal.. Secara lebih rinci, tujuan khusus layanan Bimbingan dan Konseling adalah membantu konseli agar mampu Secara lebih rinci, tujuan khusus layanan Bimbingan dan Konseling adalah membantu konseli agar mampu: 1. Memahami dan menerima diri dan lingkungannya. 2. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang. 3. Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin. 4. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya; 5. Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya; dan 6. Mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab. Dalam Bimbingan dan Konseling Perkembangan, tujuan Bimbingan dan Konseling lebih diarahkan pada tercapainya tugas perkembangan peserta didik/konseli. Dengan demikian, yang disebut dengan individu bermasalah adalah peserta didik/konseli yang belum mencapai tugas perkembangannya. Tugas guru Bimbingan dan Konseling/konselor adalah membantu peserta didik untuk mencapai tugas perkembangannya. Tugas perkembangan peserta didik/konseling MTs/ SMP adalah: 1) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota


7 masyarakat, dan umat manusia. 3) Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi, emosional, sosial, dan ekonomi; 4) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat; 5) Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas; 6) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita 7) Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat 8) Memiliki kemandirian perilaku ekonomis 9) Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni 10) Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya. D. Karakteristik Layanan Bimbingan dan Konseling di MTs/ ,SMP diselenggarakan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli agar mampu mengaktualisasikan potensi dirinya atau mencapai perkembangan secara optimal. Fasilitasi dimaksudkan sebagai upaya memperlancar proses perkembangan peserta didik/konseling, karena secara kodrati setiap manusia berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian secara optimal Bimbingan dan Konseling menggunakan paradigma perkembangan individu, yang menekankan ada upaya mengembangkan potensipotensi positif individu. Semua peserta didik/konseli berhak mendapatkan layanan Bimbingan dan Konseling agar potensinya berkembang dan teraktualisasi secara positif. Meskipun demikian, paradigma preventif perkembangan tidak mengabaikan layanan Bimbingan dan Konseling yang berorientasi pada pencegahan timbulnya masalah (preventif) dan pengentasan masalah (kuratif). Komponen program layanan Bimbingan dan Konseling didasarkan pada Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, mencakup empat komponen yaitu: layanan


8 dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsive, dan dukungan sistem. 1. Layanan dasar adalah pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. Strategi layanan dasar yang dapat dilaksanakan antara lain adalah klasikal, kelas besar/lintas kelas, kelompok, dan menggunakan media tertentu. Materi layanan dasar dapat dirumuskan atas dasar hasil asesmen kebutuhan, asumsi teoretis yang diyakini berkontribusi terhadap kemandirian, dan kebijakan pendidikan yang harus diketahui oleh peserta didik/konselng. 2. Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik/konseli belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut. 3. Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Tujuan layanan ini ialah memberikan (1) layanan intervensi terhadap peserta didik/konseli yang mengalami krisis, peserta didik/konseli yang telah membuat pilihan yang tidak bijaksana atau peserta didik/konseli yang membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang spesifik dan (2) layanan pencegahan bagi peserta didik/konseli yang berada di ambang pembuatan pilihan yang tidak bijaksana. Isi dari layanan responsif ini antara lain berkaitan dengan penanganan masalah-masalah belajar, pribadi, sosial dan antara lain berkaitan dengan penanganan masalah-masalah belajar, pribadi, sosial dan karir. 4. Dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan guru Bimbingan dan Konseling atau konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem antara lain: (1) administrasi yang di dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti kegiatan asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program Bimbingan dan Konseling, membuat evaluasi,


9 dan melaksanakan administrasi dan mekanisme Bimbingan dan Konseling, serta (2) kegiatan tambahan dalam penyelenggaraan pendidikan di SMP dan pengembangan profesi Bimbingan dan Konseling. Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP mencakup semua komponen dan bidang layanan melalui layanan langsung, media, kegiatan administrasi, serta kegiatan tambahan dan pengembangan keprofesian guru Bimbingan dan Konseling. Layanan langsung meliputi: (1) konseling individual, (2) konseling kelompok, (3) bimbingan kelompok, (4) bimbingan klasikal, (5) bimbingan kelas besar atau lintas kelas, (6 konsultasi, (7) kolaborasi, (8) alih tangan kasus, (9) konferensi kasus, (10) layanan advokasi, dan (11) layanan peminatan. Layanan Bimbingan dan Konseling melalui media meliputi: (1) papan bimbingan, (2) kotak masalah, (3) leaflet, dan (4) pengembangan media Bimbingan dan Konseling. Kegiatan administrasi meliputi: (1) pelaksanaan dan tindak lanjut asesmen kebutuhan, (2) penyusunan dan pelaporan program kerja, (3) evaluasi Bimbingan dan Konseling, (4) pelaksanaan administrasi dan manajemen Bimbingan dan Konseling, dan (5) kunjungan rumah. Kegiatan tambahan meliputi: (1) kegiatan sebagai Kepala/Wakil Kepala Sekolah, Pembina OSIS, Pembina Ekstrakurikuler, Pembina Pramuka, dan Koordinator BK serta pengembangan keprofesian meliputi: (1) seminar, (2) workshop, (3) pelatihan, dan (4) studi lanjut. Layanan Bimbingan dan Konseling secara langsung (tatap muka) antara guru Bimbingan dan Konseling/konselor dengan konseli dan tidak langsung (menggunakan media tertentu) dan diberikan secara individual (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani satu orang), kelompok (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satu orang), Materi layanan dasar dapat dirumuskan atas dasar hasil asesmen kebutuhan, asumsi teoretis yang diyakini berkontribusi terhadap kemandirian, dan kebijakan pendidikan yang harus diketahui oleh peserta didik/konselng besar atau lintas kelas (jumlah peserta didik/konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal). E. Lingkup Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta didik/konseli untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tugas perkembangan adalah serangkaian tugas yang harus diselesaikan peserta didik/konseli pada periode kehidupan/fase perkembangan tertentu. Tugas perkembangan bersumber


10 dari kematangan fisik, kematangan psikis, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilainilai serta aspirasi individu. Keberhasilan peserta didik/konseli menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat mereka bahagia dan akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase berikutnya. Sebaliknya, kegagalan peserta didik/konseli dalam menyelesaikan tugas perkembangan akan membuat mereka kecewa dan atau diremehkan orang lain. Kegagalan ini akan menyulitkan/menghambat peserta didik/konseli menyelesaikan tugas-tugas perkembangan fase berikutnya. Oleh karena itu, tugas perkembangan harus dipahami oleh guru Bimbingan dan Konseling/konselor karena pencapaian tugas perkembangan merupakan tujuan layanan Bimbingan dan Konseling. Lingkup Capaian Layanan BK di SMP mencakup 4 (empat) bidang layanan. Empat bidang layanan tersebut mencakup 10 (sepuluh) aspek perkembangan yang dikembangkan dari tugas perkembangan peserta didik fase SMP. Layanan Bimbingan dan Konseling diberikan untuk optimalisasi pencapaian tugas perkembangan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka memandirikan peserta didik menyongsong abad ke-21 dalam konteks Indonesia. Keempat bidang layanan tersebut adalah : 1) pribadi, mencakup aspek-aspek perkembangan landasan religius, perilaku etis, kematangan emosional, dan pengembangan pribadi; 2) sosial, yang mencakup aspek-aspek perkembangan kesadaran bertanggung jawab, kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan kesadaran gender; 3) akademik, yang mencakup aspek perkembangan kematangan intelektual; 4) karir, yang mencakup aspek-aspek perkembangan perilaku kewirausahaan dan wawasan serta kesiapan karir. Secara lebih rinci. F. Deskripsi Aspek Orientasi pendidikan yang bermutu, efektif, dan ideal di SMP secara praktis mengintegrasikan komponen utamanya secara sinergis, yaitu: bidang adminitratif dan kepemimpinan (leadership), bidang pembelajaran serta Bimbingan dan Konseling. Pendidikan yang mengabaikan bidang Bimbingan dan Konseling akan menghasilkan peserta didik yang pintar dan terampil dalam bidang akademik, namun kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian atau karakter sebagai pribadi mandiri. mandiri yang dimaksud adalah pribadi yang mampu


11 mengendalikan diri dengan baik serta merespons kebutuhan lingkungan dengan tepat. Peserta didik/konseli pada akhirnya diharapkan mampu mencapai kesejahteraan dalam hidupnya (wellbeing). Peran Bimbingan dan Konseling saat ini dipandang semakin penting ketika dikaitkan dengan tantangan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Pengaruh teknologi dan informasi yang semakin canggih serta perubahan orientasi kehidupan yang begitu cepat akan berdampak pada perilaku peserta didik/konseli. Tidak dipungkiri juga saat ini berkembang trans-ideology yang bisa berseberangan dengan ideologi Pancasila sehingga perlu adanya upaya-upaya untuk mengantisipasi hal tersebut. Konteks perubahan yang terjadi saat ini menjadikan peran Bimbingan dan Konseling perlahan semakin eksis dan diakui, baik secara keilmuan maupun praksis dan praktiknya. Bimbingan dan Konseling dalam konteks pendidikan semakin penting dan sinergis untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang holistik. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari irisan Capaian Layanan keilmuan maupun praksis dan praktiknya. Bimbingan dan Konseling dalam konteks pendidikan semakin penting dan sinergis untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang holistik. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari irisan Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling dengan upaya mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing), Profil Pelajar Pancasila dan Penguatan Pendidikan Karakter peserta didik/konseli. Dimensi wellbeing mencakup: penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain positive relationship with others), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan wellbeing mencakup: penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain positive relationship with others), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan(environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life), dan pertumbuhan pribadi (personal) growth), (Ryff, 1989; 2011; 2014). Elemen Profil Pelajar Pancasila mencakup: Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, Berkebinekaan global, Gotong royong, Mandiri, Bernalar kritis dan kreatif, serta nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter mencakup Religius, Nasionalisme, Kemandirian, Gotong royang, dan Integritas. Tugas perkembangan dalam SKKPD yang merupakan dasar dalam menentukan Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling dijabarkan pada tiga tahapan


12 internalisasi yang mencakup: pengenalan, akomodasi, dan tindakan. Deskripsi Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di MTs/ SMP bila dikaitkan dengan upaya mewujudkan peserta didik/konseli yang memiliki Psychological Wellbeing, Profil Pelajar Pancasila, dan Penguataan Pendidikan Karakter (PPK) G. Alur Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta didik/konseling untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Keberhasilan peserta didik/konseli menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat mereka bahagia dan akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase berikutnya. Sebaliknya, kegagalan peserta didik/konseli dalam menyelesaikan tugas perkembangan akan membuat mereka kecewa dan/atau diremehkan orang lain. Kegagalan ini akan menyulitkan/menghambat peserta didik/konseli menyelesaikan tugas-tugas perkembangan fase berikutnya. Oleh karena itu tugas perkembangan harus dipahami oleh Guru Bimbingan dan Konseling/konselor karena pencapaian tugas perkembangan merupakan tujuan layanan Bimbingan dan Konseling. memfasilitasi peserta didik memenuhi Capaian Layanan akan mendukung optimalisasi Capaian Pembelajaran yang diampu oleh guru mata pelajaran. Capaian Layanan sekaligus untuk mendukung tercapainya Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan Karakter Lingkup Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP mencakup 4 (empat) bidang layanan. Empat bidang layanan tersebut mencakup 10 (sepuluh) aspek perkembangan yang dikembangkan dari tugas perkembangan peserta didik fase D (kelas 7, 8 dan 9). Layanan Bimbingan dan Konseling diberikan untuk optimalisasi pencapaian tugas perkembangan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka memandirikan peserta didik menyongsong abad 21 dalam konteks Indonesia. Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling dijabarkan pada tiga tahapan internalisasi yang mencakup pengenalan, akomodasi dan tindakan. Deskripsi Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP bila dikaitkan dengan upaya mewujudkan peserta didik/konseli yang memiliki Psychological Well-being, Profil Pelajar Pancasila dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).


13 Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling Tradisional dengan Bimbingan dan Konseling Perkembangan NO Bimbingan dan Konseling tradisional NO Bimbingan dan Konseling Perkembangan 1. Bersifat Reaktif 1. Terencana 2. Pendekatan Krisis (Remediatif) 2. Pendekatan Preventif dan Krisis 3. Hanya melakukan konseling individual 3. Melaksanakan Bimbingan dan konseling 4. Tidak semua siswa mendapat layanan 4. Semua siswa (for all) mendapat layanan 5. Menekankan layanan Informasi 5. Menekankan kepada program pengembangan 6. Programnya tidak terstruktur 6. Programnya terstruktur 7. Hanya dilakukan oleh Konselor sendiri 7. Dilakukan oleh konselor dan personel sekolah dalam suatu team Work


14 BAB. 2 MODUL LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN DAN KONSELING MATERI 1; Aku Mengerti mu - Empati Pada Remaja A. Pengertian Empati Empati adalah kemampuan untuk bisa mengerti atau memahami apa yang orang lain rasakan secara emosional. Singkatnya, empati membantu kamu membayangkan diri kamu berada di posisi orang lain atau melihat dari kacamata orang lain. Lima elemen kunci dari empati menurut Daniel Goleman: 1. Understanding others Merasakan perasaan dan perspektif orang lain, juga mengamati apa yang dipedulikan orang lain. 2. Developing others Bereaksi terhadap kebutuhan orang lain, membantu mereka mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. 3. Having a service orientation Mendahulukan kepentingan orang lain 4. Leveraging diversity Menerima bahwa semua orang berbeda dan membawa perbedaan di dalam satu kelompok 5. Political awareness Topik Layanan : Sikap Empati Terhadap Sesama Sasaran : VII/ Genap Profil Pelajar Pancasilia : Bernalar Kritis dan Bergotong royong Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Bidang Bimbingan : Pribadi Tujuan : Aspek perkembangan : 5. Kesadaran tanggung jawab sosial Capaian layanan : Memantapkan nilai dan cara bertingkahlaku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas.


15 Merasakan dan menanggapi arus emosi dalam suatu kelompok dan mengenali arus hubungan kekuatan di dalamnya. Singkatnya, kita mampu memahami emosi dan kepentingan dalam suatu kelompok tertentu. Banyak terjadi salah kaprah bahwa empati sama dengan simpati. Pada kenyatannya ada perbedaan signifikan dari dua konsep tersebut. Empati adalah konsep yang merujuk kepada reaksi kognitif dan emosional dari seseorang yang mengobservasi pengalaman orang lain. Sementara simpati merujuk kepada rasa ketertarikan akibat dari perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Contohnya seperti berikut: Pukul 10 malam, kamu sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Kamu duduk di dalam mobil, terlindungi dari hujan yang mengguyur kota. Di lampu merah, kamu melihat seorang anak kecil sedang menjajakan dagangannya. Badannya basah kuyup dan ia terlihat menggigil. Hatimu terenyuh, tergerak untuk memanggil anak tersebut, menawarinya tumpangan ke rumah atau memberikannya payung kesayanganmu. Kamu sedang merasakan empati terhadap anak itu. Ada rasa belas kasih dan keinginan untuk menolong. Kemudian dari kejauhan kamu melihat seorang pemuda berlari menghampiri anak kecil tersebut. Pemuda itu memberikan jas hujan miliknya, memakaikannya kepada sang anak, dan memberikan beberapa lembar uang. Melihat kejadian tersebut, hatimu terasa hangat dan senyum tersimpul di bibirmu. Kamu sedang merasakan rasa simpati terhadap pemuda yang sudah menolong anak kecil tersebut. B. Cara Meningkatkan Empati Berkomunikasi dan memahami keadaan emosi satu sama lain adalah kunci untuk menjaga hubungan sosial itu.Memiliki kemampuan berempati adalah kunci dari segala harmoni di dunia. Perlu di Ingat! Sulit melatih empati bukan berarti tidak bisa sama sekali. Cara sederhana untuk meningkatkan empati adalah dengan memiliki ketajaman dalam mengamati serta mempelajari orang


16 lain lewat lima hal ini: a. Fokus kepada emosi yang ditunjukkan orang lain. Tanya diri kamu pertanyaan seperti: Apa yang dia rasakan? Seperti apa hari mereka? b. Belajar untuk menjadi active listener dengan membiarkan orang lain menyelesaikan kalimat/argumen/opininya. c. Coba pahami keadaan emosional dan motivasi mereka dari pernyataan yang dilontarkan. Apa pengalaman hidup yang mereka lalui, yang membuat mereka memiliki pola pikir tersebut. d. Lakukan kontak mata. Kamu akan bisa melihat emosi seseorang dengan jelas lewat kontak mata. Melakukan kontak mata selama percakapan juga bisa membuat kamu terlihat sebagai orang yang bisa dipercaya. e. Utarakan opini dan perasaan kamu dengan baik. Seringkali kita nggak sadar kalau kita sering menemukan persamaan dengan orang lain lewat perasaanperasaan jujur yang terlontar dalam setiap percakapan. C. Tipe-Tipe Empati Dan Cara Melatihnya Psikolog Daniel Goleman dan Paul Ekman membagi konsep empati menjadi tiga kategori : 1. Cognitive empathy Kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan apa yang mereka pikirkan. Empati kognitif memungkinkan kita menjadi komunikator yang baik dengan menyampaikan informasi melalui cara yang tepat untuk menjangkau orang tersebut. Kamu bisa membangun kemampuan empati kognitif dengan tidak terlalu cepat menilai orang lain. Kamu bisa melatih


17 dirimu mempelajari keseluruhan bahasa tubuh seseorang seperti gerakan fisik, tatapan mata, ekspresi wajah. Ketika kamu berinteraksi dengan seseorang, pelajari respon mereka terhadap pendapat atau sikap yang kamu berikan. Melakukan hal ini bukan hanya membantu kamu memahami orang lain dan kepribadian mereka, tapi juga bagaimana mereka memandang pikiran dan kepribadian kamu. 1. Emotional empathy Empati emosional juga dikenal sebagai empati afektif, atau empati yang erat hubungannya dengan perasaan dan emosi orang lain. Ketika kamu memiliki empati emosional, kamu akan bisa merasakan rasa sakit yang orang lain alami.Mendalami kemampuan empati emosional berarti kamu ingin mendalami emosi seseorang sampai dalam level yang paling terdalam. Kamu bisa meningkatkan kemampuan empati emosional dengan belajar menjadi pendengar yang baik. Ketika seseorang memberitahumu tentang perjuangan hidup, keresahan dan kekhawatiran mereka, dengarkan baik-baik. Tahan keinginan kamu untuk memberikan solusi atau berbagi pengalaman pribadi kamu. Fokuskan diri kamu untuk memahami bagaimana dan mengapa: BAGAIMANA emosi yang dirasakan oleh orang tersebut dan MENGAPA ia merasakan emosi itu. Latih diri kamu untuk bertanya ke diri sendiri: “Kapan saya pernah merasakan emosi dan perasaan yang sama? Apa yang saya pikirkan waktu itu?” Contoh: Seseorang mengatakan “Hari ini aku presentasi dan berjalan buruk” Mungkin kamu tidak pernah mengalami presentasi yang berjalan buruk, tapi kamu pasti pernah merasa gagal karena tidak berhasil melakukan sesuatu – misalnya gagal masuk Sekolah impian atau gagal memenangkan perlombaan. Kamu bisa mengkoneksikan emosi yang sama – bahwa kamu juga pernah gagal. Untuk bisa menguasai empati emosional, kamu harus bisa terkoneksi secara emosi. Kamu betul-betul merasakan emosi yang orang lain rasakan.


18 2. Compasionate empathy Empati welas kasih bisa dibilang merupakan level empati tertinggi setelah kognitif dan emosional, karena empati ini melampaui sekadar memahami orang lain atau berbagi perasaan dengan mereka, melainkan sudah menggerakan kita untuk mengambil tindakan untuk membantu semampu yang kita bisa. Bagaimana empati kognitif, emosional dan welas kasih dapat berkesinambungan? Bayangkan seorang teman baru saja kehilangan anggota keluarga.Kamu akan merasa kasihan dan sedih atas kejadian yang menimpa temanmu. Empati emosional akan membantu kamu memahami perasaan teman sehingga kamu tidak banyak bertanya tentang detil kejadian, melainkan mendampinginya dalam keadaan sulit tersebut. Empati welas kasih akan menggerakkanmu untuk menyediakan makanan, membantu menerima tamu yang datang ke rumah duka atau bersih-bersih rumah. D. Apa Saja Manfaat Positif Empati ? 1. Membangun relasi dengan orang lain Manfaat empati yang paling utama adalah membangun relasi sosial dengan orang lain. Orang lain akan merasa dimengerti oleh kamu dan dengan sendirinya akan menjadi lebih nyaman dan dekat denganmu. 2. Meningkatkan perilaku tolong-menolong Melatih diri memiliki sikap empati berarti meningkatkan perilaku tolong-menolong di kehidupan sehari-hari. Ketika kamu bisa berempati terhadap orang lain, keinginan kamu untuk membantu orang lain akan lebih tinggi. 3. Membentuk moral yang baik


19 Memiliki empati berarti memiliki rasa kasih terhadap orang lain. Empati membantu kamu untuk mengidentifikasi sikap atau perilaku yang baik untuk dilakukan, selalu dengan moral yang dianut. 4. Membantu mengatur ego diri Memiliki kemampuan berempati berarti mampu berpikir di luar dari kepentingan diri sendiri. Dengan begitu, kamu akan belajar untuk melihat kepentingan orang lain di samping kepentingan diri sendiri. E. Empati Berlebihan Empati yang berlebihan bisa menimbulkan kerugian bagi diri sendiri, seperti : 1. Menelantarkan diri sendiri 2. Membuat kamu mengorbankan banyak hal termasuk kehidupan dan keuangan kamu. 3. Menimbulkan rasa lelah, baik itu secara fisik maupun mental. 4. Terlalu banyak merasakan dan memikirkan kesedihan dan emosi yang dialami oleh orang lain. Atur rasa empati kamu terhadap orang lain dengan sewajarnya karena kamu harus bisa membatasi kepentingan, perasaaan dan keinginan diri sendiri, serta tidak mencampurkannya dengan orang lain. a. PENILAIN SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE) Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda! NO PERNYATAAN SETUJU TIDAK SETUJU 1. Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang rajin berdoa. 2. Setelah menerima materi layanan BK tentang rajin berdoa, timbul kesadaran saya untuk menjadi pribadi yang lebih religius. 3. Setelah menerima materi layanan BK rajin berdoa, saya


20 menyadari bahwa saya belum menjadi pribadi yang taat beribadah. 4. Materi layanan BK tentang rajin berdoa, menyadarkan saya akan pentingnya doa dalam perilaku kita. b. Instrumen Penilaian Proses INSTRUMEN PENILAIAN PROSES (Mengacu Pada Laporan Pelaksanaan) NO PROSES YANG DINILAI HASIL PENGAMATAN KET YA TIDAK A Keterlaksanaan program 1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL 2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL 3. Metode yang digunakan variatif dan menarik 4. Menggunakan media layanan BK 5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan, Kegiatan, Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian B Perolehan Siswa Pasca Layanan 1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru 2. Peserta didik mempunyai perasaan positif 3. Peserta didik berkurang masalahnya 4. Peserta didik terentaskan masalahannya 5. Berkembangnya PTSDL C Perhatian Peserta Didik 1. Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK 2. Peserta didik aktif bertanya 3. Peserta didik aktif menjawab 4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan konselor 5. Peserta didik hadir semua


21 D Kesesuaiaan Program 1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik 2. Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik 3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta didik 4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas 5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan


22 MATERI 2 ; RAJIN BERDOA Berdoa merupakan salah satu contoh perwujudan menjalankan ibadah. Berdoa di lakukan sesuai ajaran agama masing-masing; tidak ada yang saling memaksakan kehendak. Melalui doa membuat hati jadi lembut, jernih, bersih dari virusvirus dan bakteri-bakteri yang mengotori hati. Pembiasaan perilaku rajin berdoa adalah perilaku yang ditunjukkan anak secara otomatis dan diperoleh dari hasil kegiatan berdoa yang dilakukan setiap hari atau berulang-ulang, hal ini menunjukkan bahwa pembiasaan memiliki keunikan sehingga dapat dikembangkan dan diterapkan kepada anak. Pengembangan perilaku rajin berdoa anak melalui pembiasaan, dan perilaku anak usia dini mencakup moral, disiplin, sikap beragama, sosial, emosi, dan konsep diri. Terbentuknya perilaku anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor dari dalam maupun luar. Faktor luar seperti dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah selain itu faktor dari dalam bisa dari fisik anak, kecerdasan serta emosionalnya. Di Indonesia, masyarakatnya harus memiliki kepercayaan terhadap Tuhan dan agama yang dianut masing-masing. Ada enam agama yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sila pertama Pancasila berbunyi, "Ketuhanan yang Maha Esa". Artinya, kita sebagai bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan yang menciptakan semesta beserta isinya. Di dalam makna sila pertama Pancasila mencakup nilai-nilai agama untuk mengatur hubungan negara dan agama. Nilai-nilai yang ada dalam pancasila juga tidak boleh bertentangan dengan ajaran masing-masing agama. Perilaku rajin berdoa Topik Layanan : Rajin Berdoa Sasaran : VII/ Genap Profil Pelajar Pancasilia : Beriman, bertaqwa kepada Allah SWT Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Bidang Bimbingan : Pribadi Tujuan : Aspek Perkembangan : 1. Landasan hidup religius Capaian layanan : Mencapai perkembangan diri remaja yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME.


23 merupakan salah satu contoh penerapan sila pertama pancasila dalam kehidupan seharihari. Semua agama menjalankan kewajiban beribadah sesuai dengan ajarannya masingmasing. Berdoa berarti menjalin hubungan dengan Tuhan, seperti berterima kasih atas nikmat yang diberikan, meminta pertolongan atau kelancaran dalam belajar, dan lain sebagainya. Manfaat rajin berdoa dalam kehidupan sehari-hari dapat di rasakan oleh masing-masing individu. Karakter seseorang dapat terbentuk ketika berdoa menjadi kebiasaan dan bagian dari kehidupannya. Kebiasaan rajin berdoa juga cerminan seseorang selalu bersyukur dengan segala keadaannya. Setiap orang membutuhkan rasa tenang dan bahagia setiap waktunya. Salah satu cara untuk membuat perasaan tenang dalam melakukan apa pun adalah dengan berdoa. Berdoa adalah salah satu bentuk komunikasi yang antara manusia dengan sang Khalik. Mengutarakan isi hati, menyampaikan rasa syukur, dan mengingat kuasa Allah SWT yang begitu luar biasa, adalah cara terbaik untuk mendapatkan kedamaian. Manfaat lainnya dari berdoa adalah agar manusia bisa mengutarakan keperluannya kepada Allah SWT, sebagai sang pencipta dan pengatur hidup manusia, untuk mendapatkan kemudahan di dalam segala aktivitas dan pekerjaan. Bisa saja suatu pekerjaan dapat gagal di tengah jalan karena tanpa diiringi doa yang tulus, dan lupa meniatkannya sebagai ibadah. Selain itu, doa adalah salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Nikmat pekerjaan yang diberikan setiap harinya merupakan rezeki, maka dari itu salah satu wujud bersyukur atas nikmat tersebut adalah dengan berdoa. Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh AtTirmidzi mengatakan: م ُّخ ِعبَادَةِ َعا ء الدُّ ْ ال Artinya: “Doa itu merupakan inti dari ibadah” Hadis di atas menegaskan bahwa dengan berdoa, kita telah melakukan esensi (makna inti)


24 dari ibadah, yaitu tugas dan amanah utama kita sebagai manusia, atau makhluk, yang diciptakan oleh Allah SWT. a. Manfaat dan Keutamaan Berdoa Berdoa juga memberikan banyak manfaat untuk lahir maupun batin. Memanjatkan doa tentunya mampu memperkuat kepercayaan manusia dengan Allah SWT. Sehingga rasa tenang dan bahagia bisa didapatkan setelahnya. Berikut ini manfaat dari berdoa: 1. Meraih Rahmat Allah SWT Berdoa merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Namun jangan lupa, panjatkan doa dengan sikap yang baik dan penuh sopan santun. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat Al-A’raf ayat 55-56. “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf : 55-56) 2. Mendapatkan Apa yang Diinginkan Berdoa merupakan sebuah cara terindah untuk menyampaikan isi hati manusia kepada sang pencipta. Bahkan Allah SWT sudah mempersilahkan hamba-Nya agar memohon segalanya kepada Allah melalui cara berdoa. 3. Melancarkan Segala Urusan Allah adalah sumber pemberi segalanya dalam kehidupan, termasuk jalan keluar dari berbagai permasalahan. Berdoalah, maka Allah menjanjikan kemudahan untuk hambaNya yang bersungguh-sungguh. Seperti firman Allah dalam surat Al-Mu’min ayat 60 yang memiliki arti: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. Al-Mu’min: 60) 4. Memberikan Ketenangan Rasa tenang adalah kemewahan yang sulit untuk didapatkan sekalipun dengan uang.


25 Namun Allah adalah pemberi segala rasa nikmat secara lahir maupun batin. Seperti yang dijelaskan dalam surat At-Taubah ayat 103 yang memiliki arti: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103). 5. Mendapatkan Pengampunan Dosa Setiap waktunya, manusia sulit luput dari kesalahan dan dosa. Maka dari itu, mohonlah ampun kepada Allah SWT agar dibersihkan dari dosa-dosa. “Hai anak Adam, sesungguhnya selama kamu berdoa kepada-Ku dan kamu mengharapkan kepada-Ku, Aku ampuni kamu bagaimanapun keadaanmu sebelumnya, Aku tidak peduli. Hai anak Adam, sekiranya dosa-dosamu mencapai awan dilangit, kemudian kamu minta ampun kepada-Ku, Aku ampuni kamu dan Aku tidak peduli. Hai anak Adam, sekiranya kamu mendatangi Aku dengan membawa kesalahan-kesalahan yang hampir memenuhi bumi, kalau kamu bertemu Aku nanti dan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu, pasti Aku mendatangi kamu dengan membawa ampunan yang hampir memenuhi bumi pula.” (HR. Tirmidzi) 6. Diangkat derajatnya oleh Allah SWT Memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah adalah salah satu keistimewaan yang didambakan banyak orang. Salah satu cara untuk mendapatkannya adalah dengan berdoa. 7. Menjauhkan dari kesulitan Kesulitan, halangan, serta tantangan menjadi bagian dari hidup manusia. Ketika situasi itu tiba, datanglah kepada Allah dan berdoa dengan sungguh-sungguh. 8. Mendekatkan diri pada Allah SWT Sebagai bentuk komunikasi terhadap Allah, berdoa sekaligus mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 186. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186).


26 b. Bacaan Doa Memulai dan Mengakhiri Aktivitas Membaca doa sebelum memulai aktivitas sangat dianjurkan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, doa dapat mempermudah segala pekerjaan dan aktivitas yang akan kita lakukan. Berikut ini doa yang bisa kamu praktikkan untuk memulai pekerjaan atau aktivitas. Allahumma innii asaluka min khairi hadzal amali wa khairi maa fiihi, wa’audzubika min syarri haadzal amali wasyarri maa fiihi innaka ‘alaakulli syaiin qadiir Artinya: Ya Allah, aku memohon padaMu kebaikan pekerjaan ini dan segala kebaikan yang ada di dalamnya, dan aku berlindung padaMu daripada keburukan pekerjaan ini dan segala keburukan yang ada di dalamnya. Sesungguhnya di atas segala sesuatu itu Engkaulah yang maha berkuasa menentukannya. Setelah itu, doa menutup pekerjaan atau aktivitas bisa juga diamalkan sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan keselamatan selama pekerjaan. Berikut ini doa menutup hari atau menyelesaikan pekerjaan: Allahuma innii a’uudzubika an adhilla, au udhalla, au azilla, au adzlama, au ajhala, au yujhala ‘alayya. (Dibaca sebanyak 3x) Artinya: Ya Allah, sungguh aku berlindung kepadaMu agar tidak tersesat atau disesatkan atau aku tergelincir atau digelincirkan atau aku berbuat dzalim atau didzalimi atau aku berbuat bodoh atau dibodohi (HR. Nasa’i, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah) 1. Lembar refleksi kegiatan layanan klasikal Bimbingan Konseling a. Penilaian Hasil INSTRUMEN PENILAIAN HASIL A. PENGETAHUAN (UNDERSTANDING) 1. Jelaskan yang dimaksud dengan berdoa! 2. Sebutkan adab/ cara berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan mu masing-masing; minimal 3!


27 3. Apakah anda merasa sudah rajin berdoa selama ini? 4. Berikan satu contoh perilaku kebiasaan berdoa yang sudah kamu lakukan. B. SIKAP/PERASAAN POSITIF (COMFORTABLE) Berilah tanda cek (V) pada kolom S (setuju) jika pernyataan sesuai dengan kondisi Anda dan berilah tanda cek (V) pada kolom TS (tidak setuju) jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi Anda! NO PERNYATAAN SETUJU TIDAK SETUJU 1. Saya merasa senang menerima materi layanan BK tentang rajin berdoa. 2. Setelah menerima materi layanan BK tentang rajin berdoa, timbul kesadaran saya untuk menjadi pribadi yang lebih religius. 3. Setelah menerima materi layanan BK rajin berdoa, saya menyadari bahwa saya belum menjadi pribadi yang taat beribadah. 4. Materi layanan BK tentang rajin berdoa, menyadarkan saya akan pentingnya doa dalam perilaku kita. b. Instrumen Penilaian Proses INSTRUMEN PENILAIAN PROSES (Mengacu Pada Laporan Pelaksanaan) NO PROSES YANG DINILAI HASIL PENGAMATAN KET YA TIDAK A Keterlaksanaan program 1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL 2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL 3. Metode yang digunakan variatif dan menarik 4. Menggunakan media layanan BK


28 5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan, Kegiatan, Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian B Perolehan Siswa Pasca Layanan 1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru 2. Peserta didik mempunyai perasaan positif 3. Peserta didik berkurang masalahnya 4. Peserta didik terentaskan masalahannya 5. Berkembangnya PTSDL C Perhatian Peserta Didik 1. Peserta didik antusias mengikuti materi layanan BK 2. Peserta didik aktif bertanya 3. Peserta didik aktif menjawab 4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan konselor 5. Peserta didik hadir semua D Kesesuaiaan Program 6. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik 7. Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik 8. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta didik 9. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas 10. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan


29 MATERI 3; AKU TUMBUH - PERKEMBANGAN REMAJA Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos mengenai penyimpangan dan tidak wajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan. Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, Topik Layanan : Perkembangan Remaja Sasaran : VII/ Genap Profil Pelajar Pancasilia : Bernalar Kritis dan Mandiri Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Bidang Bimbingan : Pribadi - Sosial Tujuan : Aspek perkembangan : 7. Pengembangan pribadi Capaian layanan : Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.


30 termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugastugas perkembangan pada fase berikutnya. Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan usia tersebut adalah batasan tradisional, sedangkan aliran kontemporer membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun. Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk berperilaku sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer memasukan mereka dalam kategori remaja. Adanya peningkatan kecenderungan para remaja untuk melanjutkan sekolah atau mengikuti pelatihan kerja (magang) setamat SLTA, membuat individu yang berusia 19 hingga 22 tahun juga dimasukan dalam golongan remaja, dengan pertimbangan bahwa pembentukan identitas diri remaja masih terus berlangsung sepanjang rentang usia tersebut. Lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun 2. Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun 3. Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun Pada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: 1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis 2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin 3. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif 4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya 5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi 6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja 7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga 8. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara


31 9. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial 10. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku (Havighurst dalam Hurlock, 1973). A. MASA PUBERTAS Masa puberitasas adalah masa saat organ-organ reproduksi mencapai kematangannya. Masa pubertas bisanya dimulai saat berusia 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa inilah kamu berada sekarang. Apakah kamu pernah memerhatikan perubahan fisik yang terjadipadamu saat ini? Perubahan fisik yang terjadi Perubahan fisik yang terjadi merupakan tanda kematangan organ-organ reproduksi. Pada umumnya, organ reproduksi anak perempuan lebih cepat matang dibandingkan organ reproduksi anak laki-laki B. Ciri-ciri pubertas secara fisik dapat diuraikan sebagai berikut : • Ciri Kelamin Primer a.) Organ kelamin telah mampu memproduksi sel-sel kelamin. Laki-laki mulai menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan perempuan mulai menghasilkan sel telur di dalam indung telur (ovarium). b.) Organ kelamin mulai berfungsi. Pada remaja laki-laki ditandai dengan pertama kali mengalami “mimpi basah” yaitu proses keluarnya sperma atau air mani. Pada perempuan ditandai dengan mengalami menstruasi yang pertama kali. • Ciri-Ciri Kelamin Sekunder Pada remaja laki-laki, pubertas ditandai dengan ciri-ciri kelamin sekunder sebagai berikut. 1) Mulai tumbuh jakun. 2) Perubahan suara menjadi lebih besar dan berat.


32 3) Tumbuh kumis atau jenggot. 4) Tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak, dan sekitar organ kelamin. 5) Mulai tampak otot-otot yang berkembang lebih besar dan menonjol. 6) Bahu melebar melebihi bagian pinggul. 7) Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori tampak membesar. 8) Kadang-kadang diikuti dengan munculnya jerawat di daerah muka. Pada remaja perempuan, pubertas juga ditandai dengan ciri kelamin sekunder sebagai berikut. 1) Membesarnya payudara dan puting mulai timbul. 2) Pinggul melebar. 3) Tumbuh rambut di ketiak dan sekitar organ kelamin. 4) Suara lebih nyaring. 5) Kadang-kadang diikuti munculnya jerawat di daerah muka. Salah satu ciri pubertas pada anak perempuan adalah menstruasi. Apakah menstruasi itu? Pada saat perempuan yang telah mengalami pematangan organ reproduksi, ovarium akan secara ritun mengeluarkan sel telur. Pengeluaran sel telur pada umumnya terjadi sekitar empat minggu (28 hari) sekali. Dalam proses ini dinding rahim juga mengalami penebalan sebagai persiapan jika sel telur dibuahi. Oleh sebab itu, jika dalam akhir siklus tersebut tidak terjadi pembuahan, sel-sel dinding rahim akan menciut, lalu mati dan akhirnya meluruh. Proses peluruhan dinding rahim ini akan keluar bersama darah, lendir, dan cairan yang berasal dari dinding rahim tersebut dikenal dengan menstruasi. Pendarahan menstruasi berlangsung selama 6 sampai 8 hari.


33 C. Ciri- Ciri Pubertas Psikis Selain terjadi perubahan secara fisik, pada masa pubertas juga terjadi perubahan hormonal yang memengaruhi kondisi psikologis dan tingkah lakunya.Ciri-ciri pubertas secara psikis dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Mencari identitas diri Dalam usaha mencari identitas diri, remaja sering menentang kemapanan karena dirasa membelenggu kebebasannya. Meskipun cara berpikirnya belum dewasa namun remaja tidak mau dikatakan sebagai anak-anak. Remaja sering melakukan hal coba-coba karena rasa ingin tahu yang sangat besar. 2. Mulai tertarik kepada lawan jenis Masa remaja adalah masa persiapan menuju dewasa. Wajar bila remaja mempunyai ketertarikan dengan lawan jenis. Namun demikian pernikahan pada usia remaja belum diperbolehkan karena secara mental belum siap. Kehamilan pada usia remaja dapat berpengaruh negatif baik pada diri maupun bayi yang dikandungnya. D. Masalah – masalah yang muncul pada masa remaja Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu: 1. yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai. 2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan


34 stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua. Elkind dan Postman(dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir abad duapuluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya.Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obatobatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang kronis. Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional. Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku.Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).(YUN) Lembar Refleksi Kegiatan Bimbingan Klasikal Petunjuk : Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan apa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan!


35 No PERNYATAAN SKOR 1 2 3 4 1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan klasikal dibutuhkan peserta didik 2 Peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan layanan 3 Peserta didik tertarik dengan media yang digunakan 4 Peserta didik senang mengikuti kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan 5 Kegiatan bimbingan klasikal memberikan manfaat bagi peserta didik 6 Alokasi waktu dalam pelaksanaan bimbingan klasikal mencukupi. CATATAN ........................................................................................................... ........................................................................................................... LEMBAR EVALUASI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL No PERNYATAAN SKOR 1 2 3 4 1 Saya memahami dengan baik tujuan yang diharapkan dari materi yang disampaikan 2 Saya memperoleh banyak pengetahuan dan Informasi dari materi yang disampaikan 3 Saya menyadari pentingnya bersikap sesuai dengan materi yang disampaikan. 4 Saya meyakini diri akan lebih baik,apabila bersikap


36 sesuai dengan materi yang disampaikan. 5 Saya dapat mengembangkan perilaku yang lebih positif setelah mendapatkan materi yang disampaikan. 6 Saya dapat mengubah perilaku sehingga kehidupan saya menjadi lebih teratur dan bermakna Total Skor =… Keterangan: 1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 6 = 6, dan skor tertinggi adalah 4 x 6 = 24 2. Kategori hasil : - Sangat baik = 21 - 24 - Baik = 17 - 20 - Cukup = 13 - 16 - Kurang = ... - 12


37 MATERI 4; TIPS and Trik Bergaul Pelajar adalah individu unik yang masing-masing memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakter terbentuk karena kebiasaan, lingkungan, keturunan dan pengalaman hidup. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam berinteraksi. Ada yang memang pandai bergaul, namun ada juga yang cenderung pemalu dan terbatas dalam pergaulan. Bagi seseorang yang pandai bergaul, tentunya sangat mudah baginya untuk mendapatkan teman sekolah, lingkungan masyarakat, atau tempat kerja. Lalu bagaimana bila Anda pemalu dan tertutup dalam pergaulan? Apa yang akan Anda lakukan? Ayo ikuti cara bergaul yang baik agar Anda punya banyak teman. A. Belajar Menerima Diri Sendiri Pertama, Anda harus belajar menerima diri apa adanya. Bukankah setiap orang punya kelebihan dan kekurangan, termasuk Anda? Jika Anda terus berfokus pada kekurangankekurangan yang ada, akibatnya Anda akan dipenuhi perasaan-perasaan negatif. Misalnya minder, merasa tidak dihargai, merasa tidak diterima, dan sebagainya. Padahal bisa jadi itu hanya perasaan Anda saja, yang mengucilkan diri sendiri. Topik Layanan : Cara bergaul yang baik Sasaran : VII/ Genap Profil Pelajar Pancasilia : Bernalar Kritis dan Kreatif Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Bidang Bimbingan : Sosial Tujuan : Aspek perkembangan : 10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya Capaian layanan : Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya.


38 B. Bergaul dengan Niat Baik Dengan beragam cerita kenakalan remaja jaman sekarang yang sering kita dengar, pentingnya memulai pergaulan dengan niat baik sagat perlu dilakukan. Rentannya remaja memulai suatu perilaku yang kurang baik bisa diawali dengan niat yang kurang baik ketika menjalin pertemanan dan pergaulan. Memilih teman dengan ciri ciri teman yang baik dan tulus sangatlah penting. Jika memulai pergaulan dengan niat yang baik, maka kita juga akan mencari lingkungan yang baik yang tidak akan mudah mempengaruhi atau menjerumuskan orang kepada tingkah laku yang menyimpang dari nilai sosial. C. Perluas Lingkup Pergaulan Anda Dalam kehidupan kita harus bisa memperluas lingkup pergaulan. Jika awalnya aktivitas Anda hanya berangkat kuliah, pulang ke rumah lalu tidur, coba lakukan sedikit variasi. Mungkin Anda bisa menghubungi teman-teman lama yang selama ini Anda abaikan karena kesibukan. Lalu ajak mereka bertemu di cafe untuk membahas acara reuni misalnya atau sekadar ngobrol ngalor ngidul sambil ngopi. Atau Anda bisa mengikuti komunitas-komunitas baik offline maupun online yang memiliki kesamaan dengan Anda dalam minat dan hobi. Intinya, perluas pergaulan Anda. Cobalah bergaul yang baik dengan sebanyak-banyaknya orang. Sehingga Anda memiliki banyak teman dan kenalan yang bisa berbagi pengalaman bahkan info yang bermanfaat. Jika di tahap ini Anda tidak mengalami kesulitan, artinya Anda mulai siap membuka diri dan memperbaiki cara bergaul Anda. D. Senyum Cara bergaul yang baik dengan teman sebaya adalah dengan selalu bersikap ramah dan murah senyum. Sering tersenyum akan memberi kesan bahwa kita adalah orang yang mudah didekati dan dapat diajak bicara. Selalu tersenyum juga merupakan ciri – ciri orang baik hati dan cara bergaul agar disenangi orang lain. Karena itulah


39 usahakan untuk selalu tampak ramah, terbuka serta mudah didekati agar banyak orang yang ingin bergaul dengan kita. E. Jadilah pendengar yang baik Tahukah Anda bahwa sebenarnya setiap orang suka didengar? Namun sayangnya, tak semua orang bisa menjadi pendengar yang baik. Pendengar yang baik tidak hanya mendengarkan, namun juga turut merasakannya secara pribadi seakan-akan dia sendiri yang merasakannya. Pendengar yang baik selalu menghargai orang lain dan memberi masukan yang dibutuhkan. Tak heran jika pendengar yang baik ini akan banyak dicaricari teman karena membutuhkan saran dan dukungannya. Untuk menjadi pendengar yang baik, cobalah belajar berempati kepada orang lain. Rasakan apa yang mereka rasakan dan perhatikan apa yang mereka bicarakan. Dengan cara ini Anda akan mudah disukai dalam pergaulan. F. Belajar Memulai Obrolan Jika selama ini Anda adalah orang yang pasif dan pemalu, sekarang saatnya untuk belajar memulai sebuah obrolan. Mungkin selama ini orang lain takut mengajak bicara karena Anda terlalu pendiam. Untuk itu, cobalah mengajak mereka berbicara terlebih dahulu. Tidak perlu mencari bahan obrolan yang terlalu rumit, sederhana saja seperti sekadar menyapa atau menanyakan sesuatu yang kurang penting. Sebuah sapaan yang menyenangkan biasanya akan diikuti dengan obrolan yang seru. Jangan berkecil hati jika di awal-awal Anda sulit melakukannya dan terkesan “garing”. Teruslah mencoba dalam setiap kesempatan dengan siapa saja yang Anda temui. Selama Anda sopan, orang lain juga akan senang menanggapi. G. Jangan Mudah Tersinggung Bayangkan saja, apa asyiknya punya teman yang mudah tersinggung? Seseorang yang mudah tersinggung dan tidak suka dikritik akan dijauhi orang lain. Mengenal banyak orang dalam berteman, tentu Anda juga dihadapkan dengan berbagai macam karakter manusia. Ada yang sopan, ada yang egois, ada yang suka menolong


40 bahkan ada yang suka bicara sembarangan. Agar dapat diterima dalam pergaulan, hindari sifat mudah tersinggung. Meski orang lain berbicara yang tidak enak kepada Anda, terimalah dengan besar hati dan jadikan itu sebagai pembelajaran agar Anda lebih baik lagi. Begitu juga jika teman bercanda dengan kata-kata yang tidak enak didengar, anggaplah angin lalu. Toh mereka hanya bercanda dan tidak bermaksud serius dengan kata-katanya. Berbesar hati dan tidak mudah tersinggung adalah salah satu cara bergaul yang baik agar Anda disukai dalam pergaulan. H. Tolong Teman yang Sedang Kesusahan Siapa pun pasti senang punya teman yang baik hati dan suka menolong. Untuk memiliki karakter seperti ini, pertama-tama Anda harus peduli dan peka terhadap orang lain. Jangan berpura-pura tidak tahu atau tidak dengar jika ada teman yang kesusahan. Justru sebisa mungkin Andalah orang pertama yang menolongnya atau menyampaikan kabar tersebut kepada teman-teman yang lain. Orang yang suka menolong tidak akan pernah kekurangan teman. Banyak orang nyaman bergaul dengannya karena sifatnya yang hangat dan menyenangkan. I. Jujur Berbicara jujur adalah salah satu modal agar Anda memiliki banyak teman. Tidak ada orang yang suka berteman dengan pembohong, bukan? Seorang pembohong biasanya akan terkucilkan dalam pergaulan dengan sendirinya, karena kebohongannya saat ini selalu diikuti dengan kebohongan-kebohongan lain lagi. Tidak ada seorang pun yang rela dibohongi, apalagi dengan teman sendiri. Karenanya, berhati-hatilah dalam berbicara, jangan melebih-lebihkan, jangan membesar-besarkan atau mengada-adakan yang tidak pernah ada. Bicaralah apa adanya, sehingga Anda mendapatkan kepercayaan yang baik dari orang lain dan pastinya menemukan teman sejati Anda.


41 J. Punya Rasa Humor Selalu bersikap serius akan membuat suasana dalam pergaulan menjadi tegang dan kaku. Karena itulah dibutuhkan sedikit rasa humor agar bisa terjalin cara bergaul yang baik dengan teman sebaya. Humor dapat mendekatkan orang satu sama lain dan dapat menjadi cara mudah bersosialisasi dengan orang lain. Humor adalah tips agar disukai banyak orang. Hanya saja pastikan agar humor yang dilontarkan adalah gurauan yang bermutu dan bukannya ucapan yang menyakiti orang lain. Misalnya mengejek, membully dan mentertawakan kesusahan orang lain. K. Tidak Egois Jika selama ini Anda dikenal sebagai orang yang egois, maka usahakan untuk menghilangkannya. Sifat egois bukan hanya tidak disukai orang namun bisa dipastikan Anda akan jauh dari kebersamaan. Belajarlah untuk rendah hati dan menjadi pribadi yang lebih terbuka. Artinya Anda mau menerima kritik, saran dan nasehat orang lain untuk perbaikan diri sendiri. Pupuk terus rasa kepedulian Anda kepada sesama, saling membantu untuk meringankan beban dan terus berpikir positif. Cepat atau lambat sifat egois Anda akan memudar dan berganti menjadi sifat yang lebih menyenangkan. Berikut adalah kiat kita mencari dan disenangi teman : John W. Santrock dalam buku psikogi perkembangan menyebutkan beberapa Strategi yang dianggap TEPAT untuk mencari dan disenangi teman, yaitu sebagai berikut : 1. Menciptakan Interaksi Mempelajari teman merupakan modal awal untuk membangun interaksi. Kita dapat menentukan orang-orang baik untuk dijadikan teman. Selanjutnya, interaksi dapat dibangun melalui perkenalan langsung yang diawali dengan memperkenalkan diri sendiri dan memulai


42 pembicaraan, misalnya dengan menanyakan nama, alamat, minat dan aktivitas favorit, dan lain sebagainya. 2. Bersikap menyenangkan, baik, dan penuh perhatian Kesan pertama yang menyenangkan adalah hal yang penting di awal interaksi, yang meliputi penampilan yang menarik, sikap yang sopan, tenang dan gembira. 3. Tingkah laku prososial Tingkah laku prososial adalah tingkah laku yang dianggap baik oleh kebanyakan orang, seperti jujur, dapat dipercaya, mau memberitahu hal yang sebenarnya, menjaga janji, murah hati, mau berbagi, menolong dan bekerja sama. 4. Menghargai diri sendiri dan orang lain Orang yang memiliki sikap dan kepribadian yang positif dengan tetap menjadi diri sendiri, seperti mau menghargai orang lain, mendengarkan orang lain berbicara, terbuka kepada orang lain, sopan, ramah, lucu, menjaga reputasi priba ; di, bersih, dan berpakaian rapi, lebih disukai oleh orang lain. 5. Menyediakan dukungan sosial Aktivitas yang menunjukkan kepedulian, seperti member pertolongan, nasihat, pujian, motivasi atau melakukan kegiatan bersama seperti belajar, bermain, duduk berdekatan atau berada dalam kelompok yang sama, dapat menguatkan hubungan dengan teman sebaya. Cara memperoleh teman baru di sekolah 1. Memperlihatkan keramahan : Pastikan senyum selalu terkembang di wajahmu, setiap waktu, terutama saat kamu berada diantara orang-orang yang ingin kamu jadikan teman. Tidak ada orang yang akan mendekatimu jika kamu terlihat mengenaskan dan mengerikan. Orang akan mau mendekati orang lain yang kelihatan ramah, senang dan terbuka. Bersikap baiklah ketika seseorang mengatakan sesuatu padamu, meskipun itu hanya meminjam pulpen.


43 2. Bergabung di kegiatan ekstrakurikuler . Apa yang menarik bagimu? Apapun itu, carilah di sekolahmu apakah punya klub/organisasi yang sesuai. Tak peduli itu klub olahraga, koran sekolah, klub ilmiah, pecinta alam dan lain-lain, ada garansi bahwa kamu akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki kesukaan sama denganmu. Tentu saja ini membuat kamu memiliki bahan untuk berbicara dengan mereka. Selain itu kamu akan menghabiskan beberapa waktu dengan orang-orang ini, bisa saling mengenal satu sama lain. 3. Berteman di kelas : Jika kamu dapat memilih dimana kamu duduk di kelas, duduklah dekat dengan orang yang ingin kamu ajak berteman. Jika tidak, kamu selalu dapat mencoba berteman dengan orang yang duduk di dekatmu. Sangat mudah berbicara dengan mereka selama kelas berlangsung. Dan juga kalian memiliki kelas yang sama, jadi ada banyak hal yang dapat diperbincangkan. Mulailah pertemanan dengan menanyakan apakah mereka mau belajar bersama atau sesuatu yang semacamnya. 4. Mulailah dengan sesuatu yang sama : Cara yang paling baik untuk memulai percakapan dengan siapapun adalah dengan membawa sesuatu yang keduanya memiliki kesamaan. Apakah kalian berdua berada di kelas dengan guru pengajar yang menyebalkan? Ikat itu dengan mencoba membicarakannya. Suatu saat kamu melihat foto seorang artis yang kamu sukai ada di ponsel temanmu, katakanlah “aku menyukainya juga” dan bla bla bla, percakapan pun bisa terus berlanjut. 5. Jangan segan memuji orang : Semua orang suka menerima pujian, meskipun reaksinya berbeda-beda. Itu membuat orang lain bahagia. Lain kali saat kamu bertemu dengan cowok atau


44 cewek yang ingin kamu ajak berteman, mungkin kamu bisa mengatakan hal yang sederhana seperti, “Hei, aku suka tas/sepatu mu, bagus sekali!” dengan nada yang biasa saja, jangan terlalu overakting. Pujian yang sederhana dan tulus adalah sebuah jalan mudah untuk memulai obrolan atau membuat orang dapat menerima kamu. 6. Memulai dari social media : Saat ada orang yang menarik dan kamu ingin berteman dengannya, kamu dapat memulai dari sosial media. Cobalah untuk memfollow twitter-nya atau akun instagramnya. Jangan lupa untuk memperkenalkan diri kepadanya. Katakan bahwa kamu dan dia sekolah atau kuliah di tempat yang sama. Dari percakapan di sosial media, bisa dilanjut dengan ketemu di dunia nyata. Inilah langkah yang benar. 7. Terbukalah kepada siapapun : Jangan menilai orang hanya dengan melihat penampilannya saja. Luangkan waktu untuk berbicara dengan siapapun dan mencoba memahami orang seperti apapun keadaannya. Sekarang tersenyumlah dan aplikasikan tips-tips diatas! Selamat mencari teman! Cara Yang TIDAK TEPAT Dalam Mencari Teman Ada beberapa perilaku yang jika kita lakukan dapat menjauhkan atau membuat teman enggan untuk dekat dengan kita, yaitu sebagai berikut : 1. Perilaku Psikologis Perilaku psikologis yang dapat merusak reputasi dan menyakiti perasaan teman kita diantaranya : Buruk sangka, Memanfaat orang lain untuk kepentingan diri semata, memaki, bertingkah laku kasar, membicarakan keburukan teman, menyebarkan berita bohong, mempermalukan teaman dan mengkritik teman dengan cara yang kasar. 2. Sikap diri yang Negatif Pengaruh negatif dari lingkuangn mempengaruhi kepribadian dan perilaku yang terbentuk pada seseorang. Berbagai kebiasaan yang tidak baik, seperti berkata kotor


45 dan kasar. 3. Perilaku antisocial Perilaku antisocial adalah perilaku menentang hidup bermasyarakat (sosial) yang muncul dari dalam diri. Contohnya adalah tidak menghargai orang lain, tidak peduli (masa bodoh), kurang perhatian, menjauhkan diri dari pergaulan, tidak mau berbagi, tidak mau membantu, tertutup, dan tidak mau bekerjasama 4. Agresi fisik dan verbal Agresi fisik dan verbal merupakan sifat-sifat kepribadian yang mengganggu orang lain. Agresi fisik adalah kekerasan yang bertujuan untuk menyakiti orang secara fisik atau mengakibatkan kerusakan fisik, seperti berkelahi, merusak, meludah, membolos dan melanggar peraturan sekolah. Agresi verbal bertujuan menyakiti orang lain melalui perkataan seperti berteriak, menghina, membuat lelucon atas orang lain, mengejek, berbohong, memfitnah, menceritakn rahasia dan menghasut. Menolak Tekanan Negatif dari Teman Sebaya Dalam sebuah penelitian yang dikutip oleh Pamela Espeland dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Remaja Gaul, dijelaskan bahwa masalah yang dihadapi remaja masa kini, yang sekaligus memberikan pengaruh terburuk pada remaja selain narkoba, adalah tekanan teman sebaya. Oleh karena itu, ia menjelaskan beberapa bagi remaja untuk menolah tekanan negative dari teman sebaya, diantaranya : 1. Menyingkirlah 2. Jauhi teman yang melakukan tekanan padamu


46 3. Bersikaplah seakan-akan teman yang sedang menekanmu tidak serius dengan apa yang akan dilakukannya, agar tetap tenang dan berpikir rasional 4. Tolak dengan kalem dan tegas 5. Tolak dan beri alas an 6. Tolak dan utarakan nilai atau keyakinan yang kamu pegang 7. Tolak dan ingatkan temanmu tentang konsekuensi perbuatan tersebut 8. Tolak dan ganti topik pembicaraan 9. Tolak dan tawarkan alternatif positif 10. Tolak dan Tanya temanmu 11. Tolak sambil melempar humor 12. Tolak dan lakukan tekanan pada temanmu 13. Utarakan perasaanmu 14. Menfaatkan orangtuamu sebagai alasan 15. Tegaslah pada pendirianmu sendiri 16. Lawan temanmu 17. Panggil temanmu yang lain untuk membantumu 18. Selalu siapkan alterntif jalan keluar atau “Rencana B” 19. Tertawa saja 20. Carilah teman yang tidak memaksamu melakukan hal-hal yang berbahaya 21. Mintalah seorang penengah untuk membantum 22. Laporkan pada orang dewasa 23. Yakinlah pada nalurimu


47 Lembar Refleksi Kegiatan Bimbingan Klasikal Petunjuk : Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan apa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan! No PERNYATAAN SKOR 1 2 3 4 1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan klasikal dibutuhkan peserta didik 2 Peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan layanan 3 Peserta didik tertarik dengan media yang digunakan 4 Peserta didik senang mengikuti kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan 5 Kegiatan bimbingan klasikal memberikan manfaat bagi peserta didik 6 Alokasi waktu dalam pelaksanaan bimbingan klasikal mencukupi. CATATAN Keterangan : 4 = Sangat Baik 2 = Cukup 3 = Baik 1 = Kurang


48 2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana menyenangkan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik. No PERNYATAAN SKOR 1 2 3 4 1 Saya memahami dengan baik tujuan yang diharapkan dari materi yang disampaikan 2 Saya memperoleh banyak pengetahuan dan Informasi dari materi yang disampaikan 3 Saya menyadari pentingnya bersikap sesuai Dengan materi yang disampaikan. 4 Saya meyakini diri akan lebih baik, apabila Bersikap sesuai dengan materi yang disampaikan. 5 Saya dapat mengembangkan perilaku yang lebih Positif setelah mendapatkan materi yang disampaikan. 6 Saya dapat mengubah perilaku sehingga kehidupan saya menjadi lebih teratur dan bermakna Total Skor =… Keterangan: 1. Skor minimal yang dicapai adalah 1x6= 6, dan skor tertinggi adalah 4x6=24 2. Kategori hasil : - Sangat baik = 21-24 - Baik = 17-20 - Kurang = ... -12


49 MATERI 5; HIDUP HEMAT = BIJAK KEUANGAN 1. Makna perilaku hidup hemat, ulet dan kompetitif Pola hidup hemat berarti gaya hidup yang tidak berlebihan dan tidak boros, disesuaikan dengan pendapatan dan kemampuan. Hemat juga sering dikaitkan dengan berhati-hati dalam membelanjakan dan menggunakan uang, barang dan segala sesuatu yang kita miliki. Sedangkan seseorang dikatakan bersikap ulet berarti individu yang memiliki kepribadian tangguh, kuat, tidak mudah putus asa serta memiliki cita-cita yang tinggi. Seorang yang ulet, akan mencurahkan tenaga, pikiran, waktu ataupun hartanya untuk mencapai tujuan sehingga dapat mencapai keberhasilan. Sikap Kompetitif sering berkaitan dengan kompetisi atau persaingan. Secara umum kompetitif dapat diartikan sebagai sikap yang terbentuk dari ukuran keinginan seseorang untuk mengungguli orang lain, khususnya dalam hal yang positif 2. Pentingnya pola perilaku hidup hemat, ulet dan kompetitif untuk diterapkan dalamkehidupan, ulet, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari ▪ Gaya hidup hemat merupakan salah kunci untuk mencegah tumbuhnya sifat boros dan komsumtif . ▪ Pola hidup hemat akan menuntun kita untuk bisa mengatur keuangan, terhindar dari keinginan untuk berhutang, serta lebih baik dalam Topik Layanan : Membiasakan Hidup Hemat Sasaran : VII/ Genap Profil Pelajar Pancasilia : Bernalar Kritis dan Kreatif Alokasi Waktu : 3 x 40 menit Bidang Bimbingan : Karier Tujuan : Aspek perkembangan : 8. Kemandirian perilaku ekonomis Capaian layanan : Memiliki kemandirian perilaku ekonomis


50 mengelola keuangan ▪ Dengan hidup hemat kita dapat memastikan bahwa pengeluaran tidak akan lebih besar dari pemasukan. ▪ Sikap ulet dapat memberi semangat, tangguh dan pantang menyarah terutama pada peserta didik dalam belajar demi menggapai cita-cita masa depan ▪ Sikap kompetitif akan memacu kita untuk semangat dalam usaha mencapai tujuan 3. Perilaku hidup hemat, ulet dan kompetitif yang perlu dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari ▪Hemat; Selalu menabung sebagian uang yang diperoleh baik dari uang jajan maupun uang hasil kerja sendiri, tidak membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan, merawat barang yang dimiliki dengan baik, menggunakan air secukupnya saat mandi/mencuci ▪Ulet; Menyelesaikan tugas sekolah dengan sempurna, menjalankan tugas dirumah dengan cermat serta sesuai waktunya ▪Kompetitif; Bersemangat belajar untuk mendapatkan juara kelas,


Click to View FlipBook Version