The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kisah Guru di Masa Pandemi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aminwibowo87, 2021-05-01 02:34:36

Menolak Menyerah

Kisah Guru di Masa Pandemi

Keywords: Dare to speak

pandemi ini. Jadi keterlibatan orang tua adalah mutlak
dan harus. Kita membuat kartu penghubung yang harus
diisi dan ditandatangani orang tua setiap hari tentang
kegiatan belajar anak di rumah.
2. Setiap hari guru mapel/wali kelas update mengapresiasi
siswa yang sudah selesai atau menagih siswa yang belum
menyelesaikan tugas, melalui grup WA.

Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah, apa pun sistem yang
kita pakai, tetap selalu ada kelemahan. Jadi tinggal bagaimana
kita selalu memperbaiki diri dan berusaha lebih baik untuk
setiap kekurangan yang ada. Sebaik apa pun sistem yang
dipakai, tetap kita sebagai pelaku yang menentukan berhasil
atau tidaknya sebuah sistem. []

KARTU PENGHUBUNG SMPN

Untuk Orang Tua
JL. ……………………………………..

Nama: _________ No Absen: __________

NO Hari/ Tugas Tugas dari Sekolah TT Keteran

Tang Pembiasa Mapel 1 Mapel 2 Tugas D gan/
gal an info dari
Lain2 orang

tua

Diisi Diisi nama mapel dan tanda Dii Diisi

ibadah centang (Ѵ) kalau sdh selesai si orang

harian/ or tua

kegiatan tu

membant

u ortu

Cont Senin Shola Ѵ Tug Ѵ Tug Ѵ Tugas - tt Tugas

oh , 04- t 5 x, as as Memb d memba

01 meny PAI PKN aca ca

apu sdh sdh belum

krn

Menolak Menyerah | 101

sele sele belum

sai sai ada

bahan

baca

1

2

102 | Menolak Menyerah

Profil Penulis

Nur Farida dilahirkan tahun

1973, di Kediri Jawa Timur.

Sejak kecil memang sudah

bercita-cita menjadi guru.

Dia menyelesaikan

pendidikan keguruan di IKIP

Malang (sekarang

Universitas Malang) Jurusan

Pendidikan Bahasa Inggris

dan lulus sarjana tahun 1997.

Selama menjadi mahasiswa,

Farida sudah aktif mengajar

di berbagai lembaga

pendidikan dan LBB. Tahun 1998 diangkat menjadi PNS dan

ditempatkan di SMPN Negeri 2 Kepung Kabupaten Kediri. Pada

tahun 2006, Farida mutasi di SMPN 1 Semen Kabupaten Kediri.

Selain aktif mengajar di SMP, Farida juga ingin mengabdikan diri
di dunia pendidikan dengan aktif menjadi pengurus MGMP
Kabupaten Kediri dan Tim Pengembang Mapel Bahasa Inggris di
Kabupaten Kediri.

Setelah UKG 2015, Farida dipanggil menjadi Narasumber
Nasional (NS) di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia pada program Guru Pembelajar
(2016) dan pada program PKB (Pengembangan Keprofesian
berkelanjutan) sejak tahun 2017. Pengalaman di atas adalah
sebuah pengalaman yang menarik dan menantang baginya. Hal
tersebut juga menyadarkannya bahwa guru harus terus belajar
dan mengembangkan diri.

Menolak Menyerah | 103

Memahami untuk Memotivasi

(Putri Cahyani Rahman)

Pandemi Covid 19 datang begitu saja, menembus batas
negara dan menghilangkan jutaan nyawa. Perlahan tapi
pasti melumpuhkan sendi-sendi kehidupan. Tidak
terkecuali dunia pendidikan, sekolah, guru, siswa dan orang tua
merasa tertekan dengan kondisi yang tidak pernah kita
bayangkan sebelumnya. Dalam hitungan bulan, sekolah tempat
saya mengajar menjadi sepi. Tidak ada lagi tawa canda anak-
anak yang membuat suasana menjadi hangat. Ruang kelas
menjadi kosong. Yang tersisa hanyalah jajaran meja dan kursi
penuh debu yang tak berpenghuni. Rumput dan pepohonan di
belakang sekolah tumbuh liar tak terkendali. Sedih sekali
rasanya melihat suasana seperti ini.

Tak terasa sudah hampir setahun dunia pendidikan dibekukan
oleh pandemi Covid-19, tetapi kita tidak boleh berputus asa
dengan keadaan ini. Semua elemen pendidikan harus bersatu
untuk bangkit dari keterpurukan. Guru sebagai ujung tombak
dunia pendidikan harus mampu beradaptasi dengan keadaan,
mempelajari banyak hal baru dan merubah strategi dalam
merancang pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Pada
awalnya saya merasa sangat bingung, bagaimana mengelola
pembelajaran jarak jauh. Tetapi sekarang saya sudah mulai bisa
beradaptasi dengan keadaan ini. Saya sangat bersyukur karena
pemerintah telah memfasilitasi para guru dengan baik melalui
berbagai program pelatihan yang bisa diikuti para guru secara
daring. Setelah mengikuti beberapa pelatihan dan seminar
tentang pembelajaran jarak jauh, saya menjadi lebih siap untuk
merancang pembelajaran yang lebih baik.

104 | Menolak Menyerah

Merancang pembelajaran di masa pendemi tidaklah mudah. Ada
banyak tantangan yang dihadapi para guru, siswa, bahkan orang
tua. Masih lekat dalam ingatan saya ketika pertama kali saya
mendapat informasi bahwa pembelajaran harus dilaksanakan
dari rumah. Saat itu saya merasa sangat bingung, bagaimana
mungkin siswa bisa menyerap materi tanpa mendengar
penjelasan dari guru. Sedangkan pada pembelajaran tatap muka
yang biasa kami lakukan pun masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Bagaimana dengan kesiapan orang
tua untuk memfasilitasi anak-anaknya belajar di rumah? Apakah
siswa cukup bertanggung jawab untuk bisa mengatur waktu
belajarnya tanpa bimbingan guru? Ada banyak pertanyaan di
benak saya saat itu. Tetapi di sisi lain, pembelajaran harus terus
dilaksanakan. Saya pun berusaha menghilangkan berbagai
pikiran negatif yang ada di benak saya dan berusaha terus
melangkah.

Pada awal tahun pelajaran 2020/2021 saya diberi amanah untuk
memfasilitasi pembelajaran di kelas 9D sampai 9F. Langkah
pertama yang saya ambil saat itu adalah memanfaatkan
WhatsApp Group untuk pembelajaran. Saya pikir media ini akan
sangat efektif karena siswa sudah sangat mengenal dan
terbiasa menggunakannya untuk berkomunikasi dengan teman
sekelasnya. Saya juga mencoba menggunakan Google Classroom
bagi beberapa orang siswa. Ada pula yang memilih belajar
dengan metode luring. Intinya saya berusaha untuk
memfasilitasi semua siswa saya sesuai dengan kondisi mereka
masing-masing.

Pada awal pembelajaran anak-anak nampak sangat antusias,
partisipasi mereka mencapai 90% dalam pembelajaran. Namun,
seiring berjalannya waktu, partisipasi siswa semakin berkurang.
Berbagai kendala mulai muncul, baik dari siswa maupun orang
tua. Beberapa siswa mulai menghilang dari peredaran.

Menolak Menyerah | 105

Bermunculan juga keluhan-keluhan orang tua tentang sikap
anak-anak mereka di rumah. Banyak orang tua yang
mengeluhkan tentang intensitas anak-anak mereka dalam
menggunakan gadget. Banyak pula yang mengeluhkan paket
data yang harus selalu tersedia agar pembelajaran daring dapat
berjalan dengan baik.

Pada titik ini saya mulai berpikir, saya harus melakukan sesuatu
agar kondisi tidak semakin buruk. Saya mulai memikirkan apa
akar permasalahannya? Apa yang harus saya lakukan untuk
dapat memperbaiki keadaan?

Beruntung, setelah mengikuti program guru belajar seri
pandemi Covid-19, saya mulai bisa membaca situasi dan
menemukan bahwa ternyata selama ini saya tidak pernah
melaksanakan penilaian diagnosis awal. Saya belum
membangun komunikasi dan kemitraan yang baik dengan orang
tua. Saya juga belum mengenal dengan baik karakter siswa siswi
saya. Saya mengenal mereka hanya sebatas pada percakapan di
grup kelas.

Saat itu sudah pertengahan semester ganjil. Secara bertahap
saya mulai menghubungi orang tua siswa melalui telepon untuk
berdiskusi tentang kondisi keluarga dan bagaimana mereka
belajar di rumah. Banyak informasi penting yang saya dapat,
bahkan beberapa membuat saya sangat sedih. Salah satu
kasusnya adalah Dede. Selama ini saya mengenal Dede hanya
sebagai siswa yang sama seperti anak-anak lainnya kadang
malas dan rajin. Ketika Dede tidak mengerjakan tugas tentu saya
tegur melalui pesan WhatsApp. Saat itu saya menghubungi
Dede untuk berbicara kepada orang tuanya. Saya terkejut sekali
mendapati kenyataan bahwa ayah Dede telah meninggal dunia
beberapa tahun yang lalu dan ibunya pun telah meninggal dunia
beberapa bulan yang lalu karena kecelakaan. Saya sangat sedih

106 | Menolak Menyerah

dan menyesal, ternyata selama ini saya hanya menanyakan
tugas tanpa berusaha untuk mengenal Dede dengan baik.
Sebagai seorang guru seharusnya saya bisa memberi Dede
semangat dalam menjalani masa-masa sulit dalam hidupnya.

Saya tersadar bahwa memahami kondisi siswa di rumah,
membangun kemitraan keluarga dan menjalin hubungan
emosional yang baik dengan siswa adalah syarat yang harus
dipenuhi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Saya
mulai membangun kedekatan emosional dengan siswa siswi
dengan mengajak mereka ngobrol santai di luar masalah belajar
walaupun masih menggunakan media chat WhatsApp. Biasanya
saya memulai dengan mengomentari status WhatsApp yang
mereka buat. Saya juga sering mendapati siswa siswi yang masih
aktif saat dini hari. Pada kasus ini, saya berupaya untuk
melakukan pendekatan persuasif agar mereka mau
meninggalkan kebiasaan buruk tersebut, misalnya dengan
mengajak mereka melaksanakan shalat malam.

Setelah memperbaiki hubungan emosional dengan anak-anak,
saya menjadi lebih memahami karakter dan lingkungan belajar
mereka di rumah. Salah satu contohnya adalah Kamal yang yang
tinggal di pesantren dan suka berkebun. Awalnya Kamal sering
tidak mengerjakan tugas, dan saya hanya menegur tanpa
menanyakan lebih jauh tentang kehidupannya. Setelah
mengenal Kamal dengan baik, saya bisa memotivasi Kamal
untuk lebih aktif belajar. Begitu juga dengan siswa siswi saya
lainnya. Dengan membangun hubungan emosional yang baik,
maka kita akan lebih mudah untuk memotivasi siswa.

Melaksanakan tugas sebagai seorang guru di masa pandemi
Covid-19 memang tidak mudah. Jangankan untuk mengejar
prestasi akademis, untuk memotivasi agar siswa mau mengikuti
pembelajaran saja butuh perjuangan dan pengorbanan.

Menolak Menyerah | 107

Berbagai tantangan ini harus menjadi penyemangat bagi kita
untuk terus berbuat yang terbaik bagi dunia pendidikan. []

108 | Menolak Menyerah

Profil Penulis

Putri Cahyani Rahman, S.Pd., M.Pd. lahir di

Jakarta pada tanggal 17 April 1987. Ia

menyelesaikan studi S1 di Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa jurusan

Pendidikan Bahasa Inggris dan S2 masih

di Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa jurusan Teknologi

Pembelajaran. Sejak tahun 2008

ia mengajar di SMPN 1

Karangtanjung Kabupaten

Pandeglang Banten.

Menolak Menyerah | 109

Memupuk Empati

di Masa Pandemi

(Riyanti)

Tuhan sedang menunjukkan kuasa-Nya di seluruh penjuru
dunia dengan merebaknya virus Corona atau yang lebih
dikenal dengan COVID-19. Kehidupan pun berubah
drastis, dari yang hiruk-pikuk menjadi sunyi dan lengang. Dari
gegap gempita menjadi hening. Semua aspek dalam hidup ini
terdampak oleh dahsyatnya COVID-19. Di awal-awal
merebaknya virus ini, hampir semua negara menerapkan
kebijakan agar rakyatnya tidak ke mana-mana jika tidak penting
sekali--tinggal di dalam rumah, rajin mencuci tangan, dan
mengenakan masker ketika bepergian, serta menjaga jarak saat
berada di luar rumah.

Di Indonesia pun ketika kasusnya mulai meningkat, pemerintah
melakukan kebijakan yang tak berbeda dengan negara lain. Di
bidang pendidikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia mengambil kebijakan agar pembelajaran
dilaksanakan secara daring. Dengan demikian, mau tidak mau
semua pihak harus bahu membahu untuk bekerja sama
menghadapi situasi sulit ini. Komunikasi antara guru, orang tua
dan siswa harus terjalin dengan baik agar kendala yang dihadapi
selama pembelajaran jarak jauh dapat diminimalisir.

Pandemi ini menjadi situasi sulit bagi semua orang. Dalam
berhubungan dengan sesama manusia dibutuhkan empati yang
tinggi agar suasana tidak menjadi semakin tak nyaman dan bisa
saling menguatkan dalam menghadapinya. Semua orang butuh

110 | Menolak Menyerah

dimengerti dan dimotivasi. Tidak mudah menghadapi situasi
yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dan belum pernah
terjadi keadaan seperti sekarang ini di mana semua orang tidak
bisa leluasa beraktivitas dan berkomunikasi seperti dulu.

Selain itu, tak sedikit orang yang terkena PHK, kehilangan
pekerjaan, usaha menjadi sepi bahkan banyak yang memilih
untuk tutup karena tidak ada dana untuk melanjutkannya,
pendapatan berkurang dan sebagainya. Tidak mudah
menghadapi kenyaatan di mana orang tua kini harus memiliki
lebih banyak waktu untuk membimbing putra-putrinya dalam
belajar, memberi motivasi selama pembelajaran jarak jauh dan
memastikan tugas-tugas sekolah dikerjakan dengan baik.

Pengalaman yang berkesan bagi saya dalam mengajar selama
pandemi ini adalah tumbuhnya rasa empati yang lebih baik
dalam diri saya. Seperti yang kita ketahui bahwa ada lima
strategi dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh, salah
satunya adalah memanusiakan hubungan dengan orang tua.
Sebagai guru kita perlu mengetahui profil orang tua siswa,
kondisi orang tua siswa termasuk mendapatkan informasi
mengenai waktu yang mereka sediakan untuk mendampingi
proses belajar anak agar tercipta suasana belajar yang kondusif.

Kesempatan itu saya manfaatkan untuk mendapatkan informasi
tentang cara belajar siswa saya. Kebiasaan mereka di rumah,
latar belakang keluarga mereka, pekerjaan orang tua mereka
dan perkembangan proses belajar mereka. Sebagian besar dari
orang tua siswa saya adalah bekerja sebagai wiraswasta dan
selama pandemi ini kondisi ekonomi keluarganya sangat
terdampak. Dan tentu hal tersebut juga berpengaruh pada
kondisi psikis orang tua siswa dalam mendukung belajar putra-
putrinya. Apalagi hampir semua orang tua siswa saya memiliki
lebih dari satu anak yang masih berusia sekolah.

Menolak Menyerah | 111

Dalam satu hari para orang tua itu harus mendampingi lebih dari
satu anak untuk belajar dan menyelesaikan tugas. Belum lagi
harus mengurusi pekerjaan rumah tangga dan memikirkan
ekonomi yang sedang terdampak. Anak-anak pun semakin lama
merasakan kejenuhan sehingga tak sedikit orang tua yang
mengeluh ke saya tentang hal itu. Saya membuka telinga dan
hati saya untuk para orang tua yang ingin curhat mengenai
kondisi keluarganya dan kondisi psikis putra-putri mereka.

Banyak yang saya dapat dari menyimak curhatan para orang tua
itu. Saya pun dapat membayangkan situasi yang mereka hadapi
dan saya memahami kondisi mereka baik lahir maupun batinnya.
Jika saya tidak dapat membantu banyak hal, setidaknya saya
dapat menjadi tempat curhat yang nyaman bagi mereka
sehingga mereka merasa lega. Kemudian memberi semangat
dan mengingatkan bahwa kita menghadapi masa sulit ini
bersama-sama.

Saat mengajar Bahasa Inggris, saya tidak mempersulit siswa-
siswa saya. Sebelum pembelajaran dimulai, saya tanyakan
kondisi mereka terlebih dulu. Apa yang mereka rasakan, apakah
mereka merasa senang, gembira, sedih, jenuh atau apa. Hampir
semua siswa merasa jenuh dengan kondisi pembelajaran jarak
jauh yang sudah berlangsung hampir setahun ini. Alasan
utamanya adalah karena mereka tidak bisa bertemu dengan
teman-teman dan guru-gurunya di sekolah.

Belajar di dalam kelas menurut mereka jauh lebih
menyenangkan, karena bisa bekerja secara berkelompok,
berdiskusi, dan juga bisa bercanda dengan teman-temannya.
Hal yang semua itu tidak didapatkan selama belajar dari rumah.
Dan tentu alasan yang lebih menarik dari mereka adalah karena
tidak bisa jajan bareng di kantin dan mengambil jajanan milik

112 | Menolak Menyerah

teman--bagi siswa yang usil. Saat-saat seperti itu sangat mereka
rindukan.
Jadi ketika saya menanyakan kabar ada mereka dengan
mengucapkan “How are you today?” mereka banyak yang
menjawab “Bored”, “Not happy”, “Not Glad” dan ketika saya
bertanya “What do you want to do today?” mereka secara
kompak menjawab “Go to school” ada juga yang menjawab “Go
to school and go to the canteen.” Selain itu ada juga jawaban
“Play football at school with friends.”
Tentu saya terharu dengan jawaban mereka. Saya bisa
membayangkan perasaan mereka. Saya sebagai guru juga
sudah merasa jenuh mengajar dari rumah. Tetapi tentu saya
harus bisa memotivasi siswa-siswa saya. Saya selalu bilang
kepada mereka, “Be patient!” Lalu mengajak mereka berdoa
agar pandemik ini segera usai sehingga bisa belajar lagi di
sekolah seperti dulu. []

Menolak Menyerah | 113

Profil Penulis

Riyanti adalah guru Bahasa Inggris
di SMPN 17 Kota Bogor. Lulus S1
Pendidikan Bahasa Inggris di IKIP
Yogyakarta dan S2 Pendidikan
Bahasa Inggris di Universitas
Muhammadiyah PROF. DR. HAMKA
Jakarta. Saat ini ia sedang giat
melatih keterampilan menulisnya
dengan menulis di blog pribadinya:
http://wiselearner.xyz/

114 | Menolak Menyerah

Pengalaman Mengajar
Bahasa Inggris saat Pandemi

(Siti Nurhayati)

Teringat pada saat itu beredar surat edaran dari Dinas
Pendidikan bahwa mulai per tanggal 16 Maret 2020
dimulai pembelajaran jarak jauh (PJJ). Semua planning
pembelajaran tatap muka yang sudah direncanakan jadi
ambyar. Pada waktu itu banyak sekali pertanyaan dalam diri ini.
Perasaan ini campur aduk antara bingung dan sedih. Apakah
siswa bisa menangkap pembelajaran secara virtual (daring)?
Apakah semuanya punya gawai? Terlebih sekolah kami terletak
di pinggiran kota yang notabene masih banyak masyarakat yang
kurang mampu. Selain perasaan bingung, ada juga perasaan
sedih. Biasanya kami melihat aktivitas siswa di area sekolah
seperti di lapangan olah raga, di taman, dan tempat lainnya.
Begitu senangnya melihat mereka bersenda gurau,
bersemangat melakukan hobi mereka seperti bermain sepak
bola, membaca buku di perpustakaan dan lain sebagainya.
Betapa rindunya ketika mereka tersenyum dan menyapa ketika
bertemu dengan kita di sekolah. Kapan kita bisa melihat lagi
senyum mereka? Sampai kapan pandemik ini berakhir?

Dengan waktu yang singkat, para guru diharapkan membuat
materi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang akan dipelajari
selama pandemik. Begitu banyak persiapan yang kami lakukan.
Di antaranya mengikuti workshop media pembelajaran. Pihak
sekolah lalu mengundang pakar IT untuk membimbing dan
mengajarkan tentang pembuatan materi pembelajaran melalui
KineMaster, Google Form dan Google Classroom. Workshop
tersebut dilaksanakan selama tiga (3) hari dan tetap mengikuti

Menolak Menyerah | 115

protokol kesehatan. Dari workshop tersebut, mulai pikiran kami
terbuka tentang pembelajaran secara virtual. Para guru sudah
mulai tertarik untuk membuat video dengan kreativitasnya
masing-masing, walaupun ada beberapa cerita lucu tentang pra
pembuatan video melalui kinemaster. Kami harus menyiapkan
kain berwarna hijau sebagai background layar agar nanti
hasilnya bagus.

Hari berikutnya, saya mulai mempersiapkan materi
pembelajaran Bahasa Inggris jarak jauh. Dengan menyiapkan
dahulu power point yang akan saya buat dalam bentuk video.
Setelah materi dalam power point sudah selesai, saya lalu
membuat rekaman video pembukaan materi melalui kine
master. Berhubung pada saat itu saya belum sempat membeli
kain panjang berwarna hijau, saya putuskan mengambil video
dari mushola lantai atas yang kebetulan memiliki tembok
berwarna hijau. Dengan bantuan teman, saya merekam video
dan ternyata temboknya hanya setengah yang berwarna hijau.
Saya pun harus menaiki tumpukan karpet yang berada di sana
agar hasilnya bisa terekam maksimal.

Alhamdulillah video pembukaan beres. Lalu saya satukan
dengan power point yang sudah jadi melalui kine master.
Keesokan harinya video tersebut saya unggah melalui Google
Classroom agar siswa dapat mempelajarinya. Awalnya siswa
juga masih bingung dan belum terbiasa dengan pembelajaran
virtual. Bahkan ada saja di tiap pertemuan siswa meminta kode
kelas dengan alasan HP-nya rusak, dan direset ulang sehingga
kode kelasnya hilang. Betapa guru harus sangat memaklumi
keadaan ini. ☺

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) semester genap ini berlanjut
sampai kurang lebih 2,5 bulan karena siswa akan menjalani
Penilaian Akhir Semester (PAT) Tahun Ajaran 2019/2020. Setelah

116 | Menolak Menyerah

itu tahun ajaran baru 2020/2021 dimulai. Kebetulan saya
mengajar kelas 7 yang mana siswa tersebut siswa baru di
sekolahku. Berbeda dengan kelas 8 dan 9, di mana mereka
sudah pernah kami kenal sebelumnya. Workshop pun dimulai
kembali sebelum tahun ajaran baru dimulai. Aplikasi
pembelajaran pun ditambah. Kami dibimbing menggunakan
bandicam dan video recorder lainnya. Pilihan pun bertambah
dalam membuat video pembelajaran.

Materi pertama yang saya buat pada saat itu yaitu tentang
greeting atau sapaan. Selain materi berbentuk power point, saya
pun memberikan video tentang greeting agar siswa lebih paham
tentang materi tersebut dan memberikan tugas keterampilan
berupa dialog menggunakan ungkapan-ungkapan dalam
greeting. Tugas ini saya berikan waktu dua (2) minggu
pembuatan. Setelah video jadi, siswa mengirimkan melalui
WhatsApp. Dikarenakan jumlah siswa yang banyak, akhirnya HP
saya pun mulai lamban merespon dalam menerima pesan.
Memori pun cepat sekali penuh. Akhirnya dengan berdiskusi
dengan rekan kerja, saya menemukan solusi untuk
pengumpulan tugas keterampilan pada Kompetensi Dasar
berikutnya, yaitu dengan mengumpulkannya ke media sosial--
dalam hal ini adalah instagram. Siswa hanya mengirimkan link
video tersebut kepada guru.

Pembelajaran daring berikutnya pada materi Introduce oneself,
saya menggunakan aplikasi apowerec di mana power point yang
sudah dibuat dimasukkan ke dalam video recorder. Agar proses
merekam suara kita ke video berjalan dengan baik, maka
membutuhkan suasana yang hening. Karena jika ada suara maka
video yang dihasilkan kurang sempurna. Seperti yang pernah
saya alami, dikarenakan dateline waktu membuat video
pembelajaran sudah mepet dan terburu-buru sehingga setelah
power point jadi, saya putuskan segera membuat video dengan

Menolak Menyerah | 117

video recorder. Pada saat itu siang hari dan kondisi sepi.
Akhirnya saya memulai membuat video. Di menit pertama
sampai menit keempat aman. Tidak ada kendala. Namun di
menit berikutnya ketika saya sedang merekam video, tiba-tiba
ada suara, “Tahu … tahu bulat, digoreng dadakan … gopean.”

Oh my God, sudah setengah jalan lebih. Sabar, sabar …. (Sambil
menghela nafas). Alhamdulillah, setelah saya berhasil merekam
ulang video tanpa ada suara tukang jualan, saya pun
membagikan tugas kepada siswa melalui Google Classroom.
Untuk Kompetensi Dasar ini, ada dua penilaian yang saya
berikan. Pertama, instrumen soal pengetahuan berupa pilihan
ganda. Kedua, tugas membuat video untuk penilaian
keterampilan. Untuk menghindari permasalahan yang sama
ketika mengumpulkan video di HP dan akhirnya memori penuh,
saya meminta siswa untuk mengupload tugas videonya di
Instagram lalu mengumpulkan link-nya melalui Google Form
yang sudah diberikan. Menurut saya, cara ini sangat bermanfaat
untuk penilaian keterampilan. Dengan melihat video siswa yang
dibuat dengan berbagai macam kreativitasnya, membuat kita
merasa puas dan senang bahwa mereka tetap bersemangat
belajar walaupun dari rumah. Semangat tersebut membuat saya
semakin termotivasi untuk melakukan yang lebih baik bagi
mereka, siswa-siswi tercinta.

Ada sebuah kata bijak mengatakan, “Sebuah sekolah tidak akan
lengkap tanpa adanya kehadiran guru dan murid.” Semoga
pandemi ini segera berlalu sehingga guru dan murid bisa
bertatap muka seperti sebelumnya. Demikian tulisan ini saya
buat. Semoga bisa bermanfaat bagi kita. Aamiin. []

118 | Menolak Menyerah

Profil Penulis

Siti Nurhayati adalah guru di
SMPN 14 Depok Jawa Barat. Ia
lahir di kota Bandung pada
tanggal 16 September 1983.
Setelah tamat dari SMA Negeri
1 Bojonggede tahun 2001, ia
melanjutkan pendidikannya di
jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris Universitas Pakuan
Bogor dari tahun 2002–2006. Ia
sangat hobi membaca novel.
Moto hidupnya adalah ‘Do the
best you can’, lakukan yang
terbaik yang kamu bisa.

Menolak Menyerah | 119

Main Dadu Tetap Seru

(Sri Eka Wahyuniati)

Berbagai macam tools yang ditawarkan saat ini yang bisa
kita gunakan tersedia di HP pintar, maupun video
pembelajaran yang siap dibagikan kepada siswa-siswi
guna mencapai tujuan pembelajaran dan tercapainya KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal)--konon sudah salin nama menjadi
KBM (Ketuntasan Belajar Minimal)--telah dihitung dan
dirancang sebelum tahun pelajaran baru dimulai.

Ok, sejenak mari kita flash back di bulan Maret saat pertama
diumumkan wabah CORONA. Saya merasakan keadaan saat itu
begitu mencekam. Dilanjutkan dengan kebijakan sekolah untuk
belajar dari rumah, dengan sistem daring. Dan di sekolah kami,
SMPN 3 BABELAN, belum ada persiapan pembelajaran “daring”
(dalam jaringan/on line).

Apakah guru pusing tujuh keliling? Ooo ... tentu tidak. Justru
guru-guru lebih kreatif dan dinamis lagi. Mendadak menjadi
bintang youtuber seperti yang penulis lakukan. Inilah salah satu
hikmah dari “CORONA”. Juga hikmah merasakan hidup di
era/zaman medsos (media sosial) dan digital. Mencoba semua
sarana dan prasarana yang ditawarkan. Dari yang tinggal klik
sudah muncul yang kita inginkan, misalnya video pembelajaran
tentang Greeting dan sebagainya, semua tersedia. Tapi juga
banyak guru yang lebih senang dan puas dengan membuat dan
berkreasi sendiri. Seperti halnya yang penulis lakukan. Yaitu
membuat video pembelajaran tentang permainan dadu dengan
dibantu oleh teman guru juga yang lebih muda dan lebih expert.

120 | Menolak Menyerah

Sebelum pandemi, guru bisa dengan leluasa berkomunikasi
dengan siswa. Begitu juga sebaliknya. Dan menikmati serunya
kelas ketika belajar menggunakan permainan dadu sebagai
sarana untuk siswa meningkatkan kosa katanya.

Pada saat pandemi, penulis menggunakan Zoom Meet untuk
menyampaikan pembelajaran menggunakan permainan dadu
sebagai sarana untuk meningkatkan kosa kata siswa. Ternyata
di luar dugaan, alhamdulillah, suasana kelas pun tetap seru
walau tidak mungkin seatraktif jika belajar bersama di ruang
kelas.

Kosakata atau perbendaharaan kata (vocabulary) merupakan
himpunan kata bermakna yang mutlak dibutuhkan untuk
membuat suatu kalimat. Untuk itu penguasaan kosakata dan
mempunyai kosakata yang banyak sangat diperlukan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris. Dengan kata lain, tidak mungkin
seseorang bisa berkata-kata, bercakap-cakap, berkomunikasi,
tanpa kosa kata yang memadai. Pendek kata, perbendaharaan
kata atau kosa kata sangatlah penting.

Mengapa penulis memilih Permainan Dadu?

Permainan (Game) adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
individu atau kelompok dengan beberapa peraturan yang telah
disepakati.

Penulis berharap siswa dapat berpikir secara optimal pada
kegiatan belajar mengajar dengan permainan ini. Dalam situasi
yang rileks, sehingga tidak merasa terbebani dalam melakukan
aktivitas belajarnya.

Menolak Menyerah | 121

Dengan suasana dan kegiatan yang menyenangkan, diharapkan
kreativitas siswa lebih mengalir secara leluasa tanpa terbebani
dengan rasa takut salah dan lain sebagainya.

Di masa pandemi, penulis menggunakan Zoom Meet pada
awalnya, dan selanjutnya siswa-siswi melakukannya sendiri, bisa
dengan keluarga atau teman-teman di lingkungan rumahnya.
“Permainan Dadu” ini juga bisa sebagai
penyeimbang/penyelaras rasa dan konsentrasi siswa yang selalu
berkegiatan dengan gawai, baik untuk belajar ataupun untuk
bermain game online dan berkomunikasi dengan teman-
temannya, dan bahkan dengan keluarga lebih banyak
menggunakan gawai dibanding silaturahmi langsung.

Siswa dengan senang hati dan antusias memainkan permainan
dadu dan dengan bangga menyerahkan papan permainan dadu
dengan score yang tinggi. Ada yang bermain secara individu dan
beberapa bermain secara kelompok. Meskipun tidak dipungkiri,
tetap saja ada beberapa siswa yang mendapatkan score kurang
baik.

Berikut adalah tahapan pembelajarannya.

Penulis menggunakan Google Classroom, Zoom Meet, dan
WhatsApp.

1. Pembukaan
- Guru memberi salam, mengajak siswa untuk berdoa
sebelum memulai pembelajaran dan memberikan
motivasi pagi di grup WA kelas dan mengingatkan untuk
absen sekolah. Siswa merespon.
- Guru memberikan materi belajar dan tugas kepada siswa
di GC (Google Classroom) terkait materi ajar.

122 | Menolak Menyerah

- Title: Enrich Vocabulary by Dice Game = Menambah kosa
kata dengan Permainan Dadu.

- Deskripsi: Perhatikan. Pelajari video pembelajaran “Enrich
Vocabulary by “Dice Game” di link Youtube ini.
(https://youtu.be/BIFqtAxKfRU)

- Kumpulkan papan dice game di ketua kelas, lalu bawa ke
sekolah, letakkan di meja Mum Eka. Always enjoyed your
learning and teaching. Thanks and Good Luck.

2. Inti
- Siswa menonton link Youtube yang sudah diberikan.
- Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.
- Siswa berkomunikasi dengan guru tentang tugas yang
belum dipahami lewat WA dan GC.

3. Penutup
- Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
terima kasih dan memotivasi siswa untuk tetap semangat
dalam kondisi apa pun.
- Guru mengundang siswa untuk bermain dadu di Zoom
Meet pada hari sabtu, 28-11-2020, jam 10.00 –12.00 WIB.

Berikut ini penulis berikan untuk pembaca agar bisa juga
mempraktikkannya di rumah maupun di sekolah.

DESKRIPSI PERMAINAN DADU
❖ Alat yang dibutuhkan;

1. Dadu (terbuat dari kardus berbentuk balok dengan 6
sisi). Permainan Dadu (Dice Game) membutuhkan 5 dadu
yang ditulis huruf alfabet A sampai dengan Z, beserta
nilai angka 1 sampai dengan 26 sesuai urutan alfabet
(A=1, B=2, C=3, D=4, E=5 dan seterusnya sampai dengan
Z=26). Dadu ke satu ditulis huruf A sampai dengan F
pada setiap sisinya. Dadu kedua; huruf G sampai dengan

Menolak Menyerah | 123

L. Dadu ke 3; huruf M sampai dengan R. Dadu ke 4; huruf
S sampai dengan X. Dadu ke 5; huruf Y, Z, dan titik yang
tebal (.) yang berarti joker bernilai nol (0). Boleh menjadi
huruf apa saja yang dibutuhkan pemain untuk membuat
kata atau frasa yg diinginkan.

2. Papan kata.
Kertas berbentuk empat persegi panjang yang digambari
kotak-kotak seperti papan catur. Gunanya untuk menyusun
kata atau frasa hampir seperti pada isian teka–teki silang.

Name :
Class :

H

U

N

H UNT ER

OI

M V TO

HE L OVE W

I ROO M

N XE

EN

124 | Menolak Menyerah

# Cara Memainkan Permainan Dadu
Dimainkan oleh sedikitnya dua pemain, sampai tak terhingga.
Pertama, kocok kelima dadu dengan kedua tangan lalu
disebar- kan atau dihamparkan di meja atau lantai.
Kedua, buatlah kata atau frasa dari ke lima huruf yang muncul
atau mungkin pemain mendapatkan joker dari salah satu dadu.
Ketiga, tuliskan kata atau frasa yang sudah terbentuk pada
papan kata. Begitu seterusnya sampai waktu yang disepakati
oleh para pemain habis. Setelah selesai, jumlahkan seluruh
nilai kata atau frasa yang terbentuk. Yang terbesar atau
terbanyak mendapatkan nilai (score), dialah pemain yang
menang. Selanjutnya sesuai urutan jumlah score.

Selamat bermain dan menikmati permainan dadu “DICE GAME”.

Vocabulary (kosakata) sangatlah penting untuk dikuasai dan
atau dimiliki oleh siswa untuk dapat berbahasa Inggris, baik lisan
maupun tulisan. Dan ini harus terus menerus bertambah setiap
harinya.

Untuk itu penulis membuat Permainan Dadu dan menuliskan
pengalaman ini pada pembaca sekalian. Permainan ini juga
dimaksudkan untuk memberikan variasi pengalaman belajar
bahasa Inggris yang berbeda kepada siswa dan juga guru, agar
tidak mengalami kejenuhan.

Permainan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa berbahasa Inggris, khususnya
memperbanyak vocabulary (kosa kata) dengan cara yang relaks,
tidak terbebani, menyenangkan, aktif dan kreatif.

Penulis juga tidak lupa untuk memberikan rubrik penilaian
kepada pembaca agar bisa digunakan untuk siswa-siswi sekalian

Menolak Menyerah | 125

ataupun untuk pemberian skor kepada semua pemain baik itu
keluarga maupun yang lainnya.

Selamat mencoba. Bismillahirrohmannirrohim. Semoga berhasil
lebih baik lagi. []

Rubrik Penilaian <10 11-15 16-20 21-25
Jumlah 70 72 80 90
Kosa
Kata
Nilai

126 | Menolak Menyerah

Profil Penulis

Hj. Sri Eka Wahyuniati,
M.Pd. lahir di Madiun
tanggal 05 April 1965.
Menamatkan pendidikan di
SDN 01 Kelinci Pagi Jakarta
Pusat. Melanjutkan ke
SMPN 4 Jakarta-Pusat dan
lulus di SMAN 30 Jakarta-
Pusat. Menyelesaikan S1 di
UHAMKA Jakarta jurusan
Pendidikan Guru Bahasa
Inggris, dan S2 jurusan
Teknologi Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta.

Mengawali karir guru di sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris
di Jakarta-Pusat pada tahun 1989. Kemudian pada tahun 1992
hijrah ke Bekasi Jawa-Barat dan mengajar di SMPN 2 Babelan,
Bekasi. Lalu lanjut di SMAS PERINTIS. Dan pada tahun 2005
sampai sekarang mengajar di SMPN 3 Babelan. Penulis juga
mengajar Bahasa Inggris di MAS Ponpes Ataqwa Pusat pada
tahun 2012–2018. Selain mengajar Bahasa Inggris, penulis juga
dipercaya menjadi pembina ekstra kurikuler PMR dan English
Club.

Buku yang telah ditulis: LKS (Lembar Kerja Siswa) Bahasa Inggris
untuk kelas tujuh, kelas delapan dan kelas sembilan untuk
semester satu dan semester dua pada tahun 2007-2008.
Kumpulan Karya Best Practice pada tahun 2020, aktif berpuisi ria
bersama teman-teman FSB (Forum Sastra Bekasi) dari tahun
2016. Antologi puisi bersama teman-teman guru penulis Bekasi
pada tahun 2018 dan 2019.

Menolak Menyerah | 127

Alhamdulillah, penulis menjadi juara ketiga tingkat nasional
pada Lomba Inovasi Pembelajaran di SMP, Bidang studi Bahasa
Inggris yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Kebijakan
dan Inovasi Pendidikan pada tahun 2006 di Jakarta. Dan
selanjutnya beberapa kali diundang oleh Depdiknas Balitbang
Puslitjaknov (Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi) untuk
menghadiri dan mengikuti berperan aktif pada pertemuan yang
berkaitan dengan pendidikan dan diminta untuk merumuskan
sekolah model bersama undangan yang lain.

128 | Menolak Menyerah

Asyiknya Belajar dengan Ponsel

(Tini Andriani)

Kegiatan belajar mengajar adalah bagian dari aktivitas
sehari-hari. Itu merupakan kewajiban sebagai seorang
pendidik. Sebagai seorang guru bukan hanya
memberikan sebuah materi pelajaran, namun mendidik adalah
yang terpenting. Sebab tidak semua anak memiliki karakter
yang sama. Baik dalam sikap maupun gaya berbicara. Masing-
masing karakter peserta didik membawa kita untuk bisa selalu
berinovasi sesuai dengan situasi dan kondisi. Banyak cara
dilakukan agar para siswa mampu menerima materi dengan
baik. Terutama pada saat pandemi Covid-19. Di mana kita
diwajibkan memberikan pelayanan yang tentunya lebih ekstra
pada desain pembelajaran yang sifatnya secara daring atau
dikenal dengan Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ). Sehingga
muncullah berbagai inovasi-inovasi dalam pembelajaran.

Dalam proses kegiatan belajar mengajar secara daring, tentunya
kita tidak bisa bertatap muka dengan siswa. Kita hanya bisa
menyapanya melalui ponsel dan jejaring sosial. Beragam media
sosial yang bisa kita gunakan dalam proses pembelajaran.
Sekolah kami pun mengikuti perkembangan yang terjadi. Kami
mempersiapkan semua saat pandemi melanda. Materi pelajaran
kami sampaikan melaui Google Classroom. Jika hendak bersua
dengan siswa kita bisa bercakap melalui WhatsApp Group,
Zoom, dan lainnya. Google formulir kami gunakan saat
memberikan materi ulangan harian. Itu semua adalah sebagai
pengganti bertatap muka yang biasa kami lakukan.

Menolak Menyerah | 129

Di awal pandemi, kepala sekolah menginstruksikan sesuai

dengan instruksi dari Dinas Kabupaten Bojonegoro bahwa

untuk tatap muka sementara tidak bisa dilaksanakan demi

menghindari penyebaran Covid-19 secara masif sehingga

kesempatan untuk berangkat bekerja, kami harus bergantian.

Itu pun harus sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan

penularan penyakit corona. Proses belajar mengajar kami

terjadwal, bahwa setiap mata pelajaran terbatas hanya satu kali

pertemuan dalam satu minggu sehingga kami pun harus

menyesuaikan rencana pembelajaran secara sederhana. Namun

siswa bisa memahaminya. Tetapi mereka masih bisa bertanya

jawab kapan pun mereka mau. Kami siap melayani. Saya

menyapa anak-anak lewat WhatsApp dan memberikan

penjelasan materi dengan membuatkan mereka Power Point

sederhana, beserta rekaman suara saya. Supaya

mempermudah mereka dalam menyimak. Setelah itu mereka

saya berikan tugas untuk meresume materi yang sudah saya

jelaskan di buku catatan mereka. Dan memberikan sedikit

pertanyaan melalui Google Classroom. Kemudian mereka

mengirimkan jawabannya. Dan langkah yang terakhir,

mengecek pekerjaan mereka dan memberikan nilai serta

mengembalikan hasil yang sudah dikoreksi secara online pula.

Jika ada kendala, baik sinyal atau pun lainnya, maka akan ada
pihak sekolah yang akan mendatangi siswa tersebut, sehingga
akan dievaluasi demi kelancaran mereka semua. Diharapkan
semua siswa bisa melewati proses belajar daring ini dengan
baik. Kami pun memiliki jadwal untuk luring. Namun itu terbatas
hanya beberapa anak saja, khususnya yang bermasalah. Setelah
beberapa bulan berikutnya, zona di daerah kami sudah tidak
merah lagi sehingga kami diwajibkan untuk masuk kerja setiap
hari. Namun untuk siswa, tetap belajar secara daring, tidak
bertatap muka. Jika kami akan mengundang wali murid harus
melalui prosedur dengan melapor ke bagian satgas Covid-19

130 | Menolak Menyerah

yang ada di desa dan kecamatan setempat guna meminta izin
untuk mengadakan pertemuan dengan murid.

Beberapa bulan berikutnya, sekolah memiliki agenda yaitu akan
memberikan sosialisasi kepada siswa, sebuah aplikasi baru yang
dinstruksikan oleh Bapak Kepala Dinas Pendidikan, bahwa
seluruh sekolah di Kabupaten Bojonegoro diharapkan memakai
aplikasi Sifajargoro. Aplikasi ini sangat mempermudah bagi
lingkungan pendidikan dalam melaksanakan proses
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sebelum mensosialisasikan
kepada siswa, kami mempersiapkan semua mulai dari Rencana
Pembelajaran ( RPP), Materi, dan Lembar Kerja Siswa. Satu guru
satu komputer, sehingga mempermudah untuk pemantauan
proses kegiatan belajar mengajar. Semua harus sudah dibuat
dan dimasukkan dalam sistem Sifajargoro. Setelah semua siap,
kami membuat sebuah undangan untuk mensosialisasikan hal
tersebut kepada siswa. Dengan mengirim undangan melalui
grup WhatsApp, wali murid yang dikoordinasi oleh masing-
masing wali kelas. Segala piranti kami siapkan, tentunya
sesuai dengan protokol kesehatan. Secara bergantian operator
sekolah memberikan penjelasan tentang cara-cara
menggunakan aplikasi tersebut. Dibuatkan panduan oleh
operator yang mempermudah mereka dalam melakukan proses
tersebut. Langsung diujicoba di tempat dengan ponsel mereka
masing-masing. Dan dipastikan mereka bisa
mengoperasionalkan dengan benar, dipersilakan mereka
pulang. Memang awalnya sulit dan ribet. Namun pada akhirnya
sangatlah membantu kegiatan belajar. Dengan aplikasi
Sifajargoro ini, kepala dinas bisa memantau dari manapun
keberadaan seorang pendidik yang berada di jajaran dinas
pendidikan kabupaten.

Sekolah kami adalah sekolah ketiga yang memakai aplikasi
Sifajargoro sebelum sekolah–sekolah lainnya yang berada di

Menolak Menyerah | 131

Kabupaten Bojonegoro. Apresiasi yang luar biasa bagi SMP
Negeri 2 Kedungadem berada di sebuah desa yang jauh dari
keramaian. Letaknya di tengah-tengah sawah. Namun
semangat kami tetap membara dalam memberikan pelayanan
kepada siswa-siswi kami. Dan mengikuti perkembangan sesuai
dengan situasi dan kondisi. Dan kemudian sekolah kami
dipercaya untuk memberikan pelatihan kepada sekolah dasar
yang ada di sekitar. Dan operator kami pun memiliki
kepercayaan untuk melatih beberapa guru di sekolah–sekolah
yang lain.

Dengan aplikasi Sifajargoro, lebih mudah untuk mendeteksi
pekerjaan siswa sehingga tidak terlalu ribet. Materi saya buat
sebelumnya dan tinggal memasukkan tanggal dan waktu sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan. Saya bertanya ke siswa
apakah mereka senang dengan aplikasi yang baru. Semua
menjawab senang karena mudah dan tidak sulit.

“Apakah kalian senang belajar di rumah?”

Jawaban mereka beragam. Ada yang menjawab senang, karena
setelah mengerjakan tugas, mereka boleh bermain game. Ada
pula yang menjawab, “Sangat senang, Bu. Karena gara-gara
belajar di rumah, saya dibelikan handphone baru.”

Lucu dan polos memang jawaban mereka. Namun itulah yang
nyata terjadi, bahwa sekarang ini kita harus menyadari karena
pandemi Covid-19, semua berubah. Kita harus menghadapi
hidup berdampingan dengan virus corona. Namun harus tetap
berhati-hati dengan mengubah pola hidup lama menjadi pola
hidup baru atau new normal. Karena itu, setiap langkah yang kita
ambil harus dipertimbangkan demi kesehatan kita semua.
Belajar di era pandemi memang tidak mudah. Tetapi semua

132 | Menolak Menyerah

harus kita syukuri, bahwa masih ada cara dan yang langkah yang
tepat.

Guru harus terus belajar dan belajar merancang strategi
pembelajaran mempersiapkan materi yang mempermudah
siswanya. Saat materi pelajaran, misalnya materi saya tentang
teks deskriptif. Yang sebelumnya, saya berikan beberapa
vocabulary tentang materi terkait. Lalu saya minta mereka
membuat cerita sederhana dengan selfi dahulu, bagaimana ciri-
ciri wajahnya, bentuk mata, bibir. Mereka akan bersemangat
untuk selfi, lalu mengirimkan cerita tentang bentuk wajahnya
melalui ponselnya. Berbagai cerita bisa saya dapatkan dari
mereka. Dan mereka juga antusias, merasa senang, dan tidak
kesulitan dalam mendeskripsikan bentuk wajah mereka.

Berikutnya, saat penilaian akhir semester. Operator sekolah
kami membuat aplikasi baru yang diberi nama aplikasi
SPENDAKA. Aplikasi ini khusus dibuat untuk mempermudah
dalam pelaksanaan PAS bagi siswa kami. Semua berjalan
dengan lancar. Semoga apa yang kita berikan bermanfaat bagi
anak didik kita. Mendidik dengan sabar dan ikhlas akan
mendapatkan kesuksesan yang nyata bagi kita. Khususnya
untuk anak bangsa generasi penerus kita. []

Menolak Menyerah | 133

Profil Penulis

Tini Andriani berasal dari
sebuah desa di Kabupaten
Bojonegoro Jawa Timur.
Lahir pada 7 April 1979. Dia
adalah seorang guru yang
mengajar di SMPN 2
Kedungadem Kecamatan
Kedungadem yang berjarak
35 km dari rumahnya. Butuh
waktu satu jam perjalanan
untuknya agar bisa sampai di
sekolah. Ibu satu anak ini
mempunyai hobi memasak
dan traveling. Disiplin adalah motto dalam dirinya karena disiplin
adalah modal kunci kesuksesan. Dia suka mengikuti pelatihan
menulis baik diadakan secara online maupun tatap muka
sebelum adanya pandemi. Dia ingin membuat tulisan dan
menerbitkan buku yang bermanfaat untuk orang lain.

Email: [email protected]
Blogger: tiniandriani.blogspot.com
Blog: tinamenulis2020.wordpress.com

134 | Menolak Menyerah

Mutasi Praktik yang Menarik

(Zaidatul Ilmiyah)

Jika diberikan kesempatan, kita semua berharap
pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi tetap
dilaksanakan di sekolah. Ungkapan tersebut disampaikan
banyak orang tua siswa setelah tiga bulan menjalankan metode
belajar dengan menggunakan model interaktif berbasis
internet. Metode pembelajaran tersebut tentu memiliki batasan
dan kekurangan dalam berinteraksi. Harapan tersebut
menginspirasi dan memotivasi saya untuk menciptakan ruang
belajar yang dapat menumbuhkan keberanian siswa.

Kami diberi kebebasan oleh kepala sekolah dalam mengelola
pembelajaran daring agar dapat memotivasi siswa selama
belajar dari rumah. Menurut saya, pelaksanaan pembelajaran
pada masa pandemi dipandang berhasil apabila dapat
menumbuhkan keberanian siswa dalam mengekspresikan hasil
belajar. Sekalipun pembelajaran pada masa pandemi ini guru
tidak dituntut untuk menuntaskan ketercapaian kurikulum.

Pelaksanaan pembelajaran praktik dalam Bahasa Inggris
seharusnya terjadi secara menyenangkan, begitu juga dalam
pembelajaran sebelum pandemi. Kompetensi pengetahuan dan
keterampilan menjadi kelengkapan dalam tujuan pembelajaran
di dalam kelas. Apabila dalam pembelajaran tatap muka di
dalam kelas, saya menugaskan siswa untuk praktik. Tingkat
keberanian siswa sangat minim. Sehingga yang dapat
melaksanakan praktik hanya sekitar 25 persen dari jumlah siswa.
Kompetensi keterampilan yang dilakukan dengan sebuah
praktik kadang hanya menjadi contoh dalam pembelajaran.

Menolak Menyerah | 135

Selebihnya, saya ambil nilai rata-rata karena tidak bisa
dipaksakan.

Pembelajaran dari rumah yang sifatnya daring harus mampu
menjadi menarik minat siswa dalam melaksanakan praktik.
Pembelajaran dari rumah ini harus mampu menumbuhkan
keberanian siswa dalam melaksanakan tugas praktik yang
menarik. Saya memberikan tugas kepada siswa kelas IX untuk
praktik secara mandiri di rumah masing-masing dengan
pemberian tugas membuat video praktik materi procedure text.

Procedure text merupakan materi di kelas IX. Kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa adalah membuat video praktik
memperagakan tahapan pembuatan atau pengolahan. Pada
praktik tersebut siswa mengeksplorasi dirinya dengan gerakan
dan instruksi dalam pembuatan atau pengolahan bahan. Siswa
sebelum praktik diharuskan menyiapkan bahan yang
dibutuhkan dan alat bantu yang akan digunakan dalam praktik.

Mulailah saya memberikan petunjuk pembelajaran praktik pada
saat itu. Melalui akun kelas quipper school saya memberikan
petunjuk pelaksanaan dan penjelasan kepada siswa. Penjelasan
hanya saya uraikan dengan tulisan. Ada beberapa siswa yang
merasa kurang dari penjelasan tersebut, kami berinteraksi
melalui pesan singkat dalam akun kelas atau melalui pesan
WhatsApp.

Selanjutnya saya menjelaskan kepada mereka mengenai tata
cara pengiriman video. Hampir seluruh siswa saya tidak memiliki
pengalaman mengirim email. Mereka tidak mengetahui email
mereka pada ponsel pintarnya. Mulailah saya menjelaskan dari
awal. Akhirnya saya putuskan untuk membuat video singkat
untuk menunjukkan aplikasi Gmail pada ponsel dan tahapan
pengiriman video melalui email. Siswa paham dengan baik

136 | Menolak Menyerah

dengan penjelasan dan video singkat yang saya kirimkan. Poin
penting yang saya dapatkan dalam pembelajaran praktik kali ini
adalah tujuan pembelajaran abad 21 bisa siswa capai.

Saya memberikan tugas praktik tersebut dengan memberikan
kesempatan waktu lima hari kepada anak didik saya. Pada hari
kedua saya mencoba mengecek email pada kotak masuk.
Deretan nama siswa saya sudah menghiasi kotak masuk. Ini
sebuah kebanggaan yang luar biasa bagi saya. Tugas praktik
yang awalnya pada saat tatap muka, seringkali membuat saya
kecewa dan merasa gagal pada pembelajaran. Ternyata pada
pembelajaran jarak jauh mampu menumbuhkan keberanian
siswa dalam melaksanakan praktik dengan baik.

Hari kelima adalah hari terakhir kesempatan mengirimkan tugas
praktik. Saya mengecek email, jauh dari merasa gagal. Deretan
nama siswa pararel kelas IX memenuhi kotak email saya. Saya
harus mulai menekan tombol download pada deretan video
tersebut. Saya harus menyiapkan format penilaian dan
menyiapkan waktu yang banyak untuk menilai hasil kiriman
siswa.

Video praktik yang menarik yang tidak biasa mereka lakukan
dengan malu-malu di dalam kelas. Kreativitas siswa nampak di
layar monitor laptop saya. Meskipun ada beberapa yang kurang
sempurna untuk menilai pronounciation mereka. Akan tetapi
tingkat keberhasilan dalam pembelajaran bisa tercapai dengan
baik.

Keberanian siswa ini menarik satu kesimpulan bahwa anak-anak
lebih merasa senang dan bebas berekspresi di depan kamera
ponsel mereka. Ada ketidaknyamanan ketika mereka
melakukan praktik di depan teman sekelasnya masih menjadi
faktor rasa tidak percaya diri. Inilah yang dikatakan belajar

Menolak Menyerah | 137

dengan batas jarak yang tidak mempertemukan namun
membuat keberhasilan tujuan pembelajaran.
Pembelajaran jarak jauh dengan praktik sederhana merupakan
aktivitas menyenangkan bagi siswa. Bagi saya, praktik ini
merupakan mutasi yang biasa dilakukan secara tatap muka. Kini
dilakukan dengan bertatap dengan kamera. Guru tidak boleh
kehilangan cara dalam memotivasi pembelajaran sehingga
praktik tetap bisa dilakukan dan tetap menjadi hal yang menarik
pada masa pandemi Covid-19. []

138 | Menolak Menyerah

Profil Penulis

Zaidatul Ilmiyah, S.Pd. biasa

dipanggil Ibu Ida. Menempuh

pendidikan S-1 jurusan Bahasa

Inggris Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan di UNISLA

(Universitas Islam Lamongan).

2014 mulai bertugas sebagai

pengajar di SMP Negeri 1

Boliyohuto Kabupaten

Gorontalo.

Prestasi awal menjadi guru
pembimbing debat bahasa
Indonesia tingkat nasional, sekaligus mendapat penghargaan
sebagai komentator debat terbaik pada OLSN 2017 di Jakarta.
Tahun 2018 dan 2019 kembali menjadi pembimbing cipta cerpen
berbahasa Indonesia tingkat nasional di Jakarta. Peserta terpilih
seleksi karya ilmiah untuk mengikuti Bimtek Fasilitator Literasi
Baca–Tulis Regional Sulawesi–Maluku Tahun 2019 di Makassar.
Tahun 2019 menjadi peserta terpilih seleksi naskah best practice
guru berprestasi tingkat nasional untuk mengikuti seminar
nasional tahap II di Solo yang diselenggarakan oleh
Kesharlindung Dikdas.

Menolak Menyerah | 139


Click to View FlipBook Version