The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Lie Kim Hok, 1853-1912 / Tio Ie Soei

Detail buku : https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=582974

Buku elektronik : https://khastara.perpusnas.go.id/landing/detail/582974

Buku tersedia di Perpustakaan Nasional Merdeka Selatan

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by heritage.pahoa, 2022-11-22 23:42:05

Lie Kim Hok, 1853-1912 / Tio Ie Soei

Lie Kim Hok, 1853-1912 / Tio Ie Soei

Detail buku : https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=582974

Buku elektronik : https://khastara.perpusnas.go.id/landing/detail/582974

Buku tersedia di Perpustakaan Nasional Merdeka Selatan

Keywords: Heritage,Lie Kim Hok,1853-1912,Tio Ie Soei

~ -l ~ 'SrI-- . croo

s.I/. P{.

..•... -:>.., ~ I .

. / D/ ...1

LI E KIM H 0 K

1853-1912 r

..~ \ ', ~ \ ', '.

OLEH

TID IE SOEI .
L

PERPUSTAKAAN NASIONAl RI.

Tanggal : If April2012

No. lnduk : 32861/PN-MUSEUMf12

BIB-ID

Beli / Hadiah : Ex.. Museum

,-. -- -_._-
t '.rL: r,':" :.' ~. ' J
II ,. . , -. ,

t '~ ...I I :

! , 1;. I"..:~ 1.$.1.!/: .-... )
, i:. 1(.9. tJ:. - ...p(

PENDAHULUAN.

SIAPAKAH LIE KIMHOK ITU?

Sesuatu kellalanllja tertarik oleh sederhallanja dan
sinar mystik kt~o itu,

Terasa bellar, ia seorang besar; setindak lagi,

seoral1g baik.

Perilltis itu tidak dikenal angkatall-muda sekarang.

jang hidup dialam al1~ dan bersifat lain pula.

LEO RIEMENS
tel/tal/g' R.olalld Hayes.

Barang siapa jang hidup di-Djawa, berumur lebih 60 tahun
mengaku tidak pernah mendengar nama Lie Kimhok, iapun
serupa mengaku, ia tidak pernah membatja buku dan surat-kabar
Melaju-rendah dan tidak mendengar gerakan Tionghoa disini
pad a 'masa mudanja.

Pertanjaan, siapakah Lie Kimhok itu, diadjukan oleh angkatan-
muda sekarang, mengundjukkan, betapa lebar, gelap dan dalam
djurang jang memisahkan masa perlintasan abad terachir dengan
waktu sekarang, Tidak heran pertanjaan itu diadjukan, ketika
did alam waktu2 belakangan ini beberapa madja\ah, sepe,rti

"B uku Kit a", ,;Libera\ " , "Star Weekly", "Pantjawarna", "Reporter"
dan sebagai itu membitjarakan tentang kesusasteraan Melaju-
Ti onghoa pada masa jang lampau banjak menjebut-njebut amn~
Lie Kimhok.

"Beribu tahun jang telah lalu,
Dewi djuga memasang lilinnja.
Hanja aku jang tak tahu,
Karena belum dalam dunia,"

(Amal Hamzah, "Malam.")

Pada achir abad ke-l 9 dan awal abad sekarang nama Lie

Kimhok terkenal luas di-Djawa dan dengan berbatas diluar

Djawa dan daerah lain, menarik pembatja Melaju-rendah se-

umpama besi-berani menarik badja. ,
Tua-muda abjmte , ~ e._dnag Q1esrJl tulisan2nja, jang dipudji
gaja-bahasanja jang ~,nseahdr berirama, djernih, hidup, segar
dan kuat. Tjermat ~1 'tepat dipilihnja kata2, tertib dan rapi
disusunnja kalimat2. la menjukai menggunakan lebih daripada

kurang satu perkataan untuk memlidahkan pembatja menangkap

maksudnja. Dan sesuatu jang merupakan pokok-hal tulisannja

disaring bersih dan apik, hingga moril dapat dipertanggung-

djawabkan sepenuhnja. Dikatakan orang, ia terlahir mendahului
zaman. Ia diibaratkan sebuah bintang besar berkilau-kilauan,

suatu kontras tadjam terhadap bintang2 ketjil jang muram di-

angkasa jang gelap-gelita.
Ia terkenal djuga sebagai salah seorang pemimpin terkemuka

dibidang sosial. .

Nilai pekerdjaan2nja itu tidak berkurang, baik sebagai pe-

nulis maupun didalam gerakan, bagi mereka jang mengenalnja
perseorangan dari dekat. Kedjudjuran dan kesederhanaannja
sebagai manusia banjak dibitjarakan disana-sini. Ada jang meng-

umpamakannja, membatja tulisan2nja seolah - olah mendengar

bitjaranja, se-akan2 .melihat laku - perbuatannja, dan meneliti
tjara-hidupnja tidak dapat ditolak rasa sympati akan buah-kalam
dan akan pekerdjaannja untuk orang banjak.

Mungkin angkatan-muda sekarang, jang dapat djuga mem-

batja buku2 warisan Lie Kimhok jang sukar didapat lagi, seperti

banjak buku lain penerbitan setengah abad jang lalu , . akan

rnellJandang, hasil-kalam Lie Kimhok tidak melebihi suatu njala

jang ketjil. Mungkin pula ada jang akan merasa ragu2 akan

gkedjudjuran Lie Kimhok didalam urusan sosial. Honni soit g ~i
mal pense! - --

-jarpun bagaimana pada hemat saja se-tidak2nja ada tiga

~jfakgnt dapat melajakkan nama Lie Kimhok diabadikan:

\!;J Selama lebih-kurang setengah abad (+1884-1930) para-

masastera "Malajoe-Batawi", jang ditulis dan dilerbitkan Lie
Kimhok sebagai salah seorang penulis Tionghoa-Melaju pertama
jang ternama, djika bukan jang per-tama2, telah mempengaruhi

sebagian terbesar penulis2 Tionghoa-Melaju jahg lebih muda,

dan "Melaju-Tionghoa" itu mungkin dapat digunakan sebagai
bahan penjeJidikan untuk memperkaja perbendaharaan bahasa

nIais~d ;
~ Peribadi (persoonlijkheid)nja - ini tidak kurang penting-

nja - memperlihatkan watak teguh dan bebas kearah hidup bersih ,

tidak mudah dialahkan napsu2 manusia jang merusakkan adab

kl~na;d dan
I. Sebagai salah seorang pemimpin terkemuka dalam ge-

rakan ionghoa di-Djawa (" De Chineesche Beweging op Java",
istilah Mr. P. H. Fromberg, Elsevier, Amsterdam 1911) tidak

dapat disangkal peranannja jang penting, biarpun bagaimana

djuga sekarang dipandang gerakan pada zaman jang lampau itu.

Lain daripada itu, banjak orang memandang Lie Kimhok
suatu autodidact.

Barangkali antara seluruh kebanggaan manusia tidak banjak

kata jang sesamar itu. Seorang jang mentjapai kemadjuan dengan
beladjar sendiri ada autodidact, dan ia akan mendjadi seorang

4

jang gaga!, djika sedjak ketjilnja ia diper-mandja2kan. Sering
dilupakan faktor2 dan sifat2 jang merupakan sebab2 gagal dan
berhasilnja orang. Tidak sadja perihatin, radjin, djudjur, himat,
melainkan djuga watak warisan orang-tua, pendidikan dan per-
gaulan, bahkan kesempatan jang diperoleh dari keadaan, tempo
dan tempat, untuk tidak menjebutkan - sebagaimana banjak
orang pertjaja - Takdir, memaikan peranan dida!am hal itu.

Benarkah Lie Kimhok suatu autodidact?
Dibuku ketjil ini akan dituturkan hal- ihwal pengarang-
pemimpin itu dalam hubungannja jang seluasnja dan ukuran
setepatnja. Zamannja jang penting bagi pertumbuhan dan per-
kembangan djiwanja, dja!an pikirannja dan gerak-geriknja. Ditulis
bebas daripada daja-fantasi, lepas daripada pembitjaraan men-
dalam, objektif sedapat mungkin tentang kekurangan2 dan ketje-
merlangan2nja.

TIO IE SOEI.

Djakarta,
Hari-ulang tahun lahir Lie Kimhok ke-l05.

5

I.

Lalu . lintas abad ke ~ 19.

~karogjDB-t Tjiandjur.

GROTE -POSTWEO.

Grote Postwe.g adalah djalan-raja terpenting di-Djawa, ka-

rena pandjangnja dari udjung ke-uGjung pulau itu. Apapula bagi

seorang jang dikandung dan bertempat di- Tjiandjur lebih -ku-

rang 13 tahun, dilahirkan dan kemudian berumah-tangga di-Bo-
gor kira2 20 tahun akan achirnja bertempat dan berllsaha di-

Djakarta t~pda dikatakan hampir genap 26 tahun, karena Orote

Poslweg itulah jang menghubungkan ketiga tempat tersebut.

Keluarga Lie Kimhok dan ia ini sendiri seringkali harus-

membuat perdjalanan di-Orote Postweg untuk berbagai maksud

u~(sra keluarga akan pekerdjaan terutama), tidak usah didj el as-

kan lagi.

Letaknja Tjiandjur-Bogor-Djakarta sedikitpun tidak berb eda

dengan sekarang, tidak lebih djauh dan tidak lebih dekat. Te-

tapi alangkah besar bedanja matjam ketiga kota itu dan dj ika

sekarang alangkah dekat rasanja antara-benua, alangkah dj auh

djarak antara Tjiandjur dengan Bogor, apalagi dengan Djakarta

pada 80 tahun berselang. .

Bedanja kereta-api, mobil dan pesawat-terbang den gan

tandu, pedati dan kahar-dongdang sebagai alat hubungan lalu-

lintas pun tidak dapat diukur besarnja, demikianpun keadaan 2

lain antara sekarang dengan dahulu.

Sukar sekali kita sekarang dapat merasakal1 kesukaran 2 per-

djalanan dan bahaja2 diperdjalanan pada masa jang lampau, Se-

orang asing tjoba menggambarkan kesukaran 2 itu dengan kata 2

ini: "Voor den toerist van heden, die rustig in een expresse-

trein of luxe-auto daar henen stuift, zoude het een eindlooze

kwelling geweest zijn. Een reis naar Buitenzorg (van Batavia

ongeveer 39 paal) was toen nog een heele tocht .. . .. en ver-

derop was de Preanger toen nog vrij weI "terra incognita." (Un-

tuk pelantjong sekarang, jang dengan seenaknja membuat per-

djalanan didalam kereta-api kilat atau mobil-mewah, perdjala-

nan tempo dahulu itu suatu siksaan tidak berbatas. Perdjalanan

ke-Bogor sadja (dari Djakarta kira2 39 paal) djauhnja bukan

main .•... dan lebih djauh lagi adalah Preangan masih "daerah

tidak terkenal.") *).

*) Sebutan djarak djauh dan sebagai ilu dibiarkan didalam keadaanllja tempo
dahulu.

6

Grote Postweg dibuat oleh Gupernur-Djenderal Daendels

(1808-1811), iang memaksa rakjat melebarkan dan memperbaiki

djalan 2 lama dan djalan2 kampung dan membuka djalan-baru,

selesai didalam tempo kira2 setahun (1808-1809). Djalan-raja ini,

jang dari Anjer diselat-Sunda (jang merupakan pelabuhan- depan

kota-Dj akarta, seperti Tandjung Periuk sekarang) sehingga Ba-

njuwangi di selat-Bali (600 paal pandjangnja) dibuat dengan

maksud militer untuk membela Djawa dari penjerangan orang-

Inggeri s. L ebih dahulu, sedjak 1754 antara Djakarta dengan Se-

maran g sudah ada hubungan nlti~usa resmi, tiap 1/2 bulan

d i djal ankan po s-pentjalang (penchaling), prahu2 lajar untuk dja-
lan-Iaut, dan pos2- distrik, kereta2-pos untuk djalan-darat. Tetapi

Grot e p ostweg memperpendek djarak Anjer-Panarukan .40 hari

mendjad i 6 hari dan memperpandjang djalan-raja Dja.karta-Bo-

gor mene rus ke-Preangan melalui puntjak gunung Megamendung.

G rote Postweg melintaskan hutan2 belukar, gunung· gunung

tin ggi, dju rang-djurang tebing dan sungai-sungai lebar dan da-

lam . Antara Bogor dengan Djakarta, terutama dekat-dekat Bekasi

hutan-hu tan lebat mendjadi sarangnja binatang buas dan per-

semb unjian penjamun, pembunuh dan budak-buronan (pembuda-

ka n dihapuska n 1860), dan antara Bogor dengan Tjiandjur, te-

r utam a diseki tar Puntj ak selainnja binatang-binatang liar lain,

terd apat bada k, lebih pula dekat tandjakan-tandjakan.

KENDARAAN .

Leb ih 1/2 abad di-Grote Postweg djarang-djarang tampak
oran g men ung gang kuda atau duduk tandu, pedati, reiswagen
atau b aros, kareta pos dan karos, kendaraan-kendaraan pad a
masa itu .

Ma tj am kendaraan -kendaraan itu ialah: Tandu disebut djuga
dj oli, usungan , geotan, palki (palank ijn) atau draagstoel" ken-
daraan jan g sekarang hanja dipakai untuk mendaki gunung. Ada
jang dipahggul tergantung ditambang pada 2 batang bambu
sehingga tandunja rendah hampir mengenakan tanah dan ada
jang dipikul dipundak begitu sadja . Bergantung pada besar-ke-

a atjilnja , tiap tandu dapat muat 1 2 penumpang, digotong 2

4 pemikul jang menerima upah kira-kira Rp. 1,25 untuk Dja-
karta-Bogor atau sebaliknja dan f 2.- untuk Bogor-Tjiandjur

aatau sebaliknja seorangnja masing-masing. Tandunja disewa

lain, ialah f 25.- f 30,- sebuahnja pergi pulang.
Karena tidak aman diperdjalanan, tidak seorang wanita muda

berani membuat perdjalanan seorang diri, dan karena perempuan
muda berada didalam pingitan, mereka tidak naik ditandu dimuka,
hanja didalam pertengahan rumah. Supaja penumpangnja tidak
kepanasan dan kehudjanan dan tidak ditonton orang ditengah

7

djalan, tandu itu dipedengi kadjang diatasnja dan disekeliling-
nja, kemudian dipikul keluar akan berkumpul bersama beberapa
tandu lain jang muat ternan-ternan seperdjalanan, lebih banjak
lebih baik, diantar oleh ajah, suami atau saudara laki -Iaki masing2.

Demikian tandu-tandu itu bertolak sebagai pawai, disaks i kan
oleh orang-orang sekampung, bepergian djauh bukan suatu ke-
djadian se-hari-hari, terlebih pula bagi kaum wanita.

Melalui hutan2 besar pemikul2 tandu ber·surak2 dan ber-njanj i2
keras, lebih banjak menakut-menakuti binatang dan ora ng dj ahat
daripada melupakan tjapai·lelah dan melipur hati.

Pedati adalah gerobak ditarik sapi atau kerbau dan dengan
kendaraan ini dapat diiritkan ongkos-pikul barang-bekal an j ang
dapat dibawa bersama. Gerobak ini besar dan berat, di laran g
djalan di·bagian jang dikeraskan dari Grote Postweg, tetapi bo l eh
disisi djalan-raja ini jang disebut djalan-pedati, jan g dalam
musim-hudjan merupakan kobakan- Iumpur, dalam musi m- panas
tumpukan-debu, terutama dekat2 Puntjak. Didalam banjak hal
ditandjakan jang berat sapi atau kerbau pedati tidak dapat
meilandjak karena gerobak itu terpendam dilumpur samp ai di-
asnja, hingga perlu didapatkan bantuan kuda untuk mendorong
atau menarik.

Lama sekali tandu dan pedati merupakan kendaran se-men gga 2
nja sebagai kendaraan rakjat- djelata.

Kemudian dipakai orang kahar-dongdang, d isebu t djuga
kahar-per, kahar-balon, kahar-perahu atau keret ek, jang sek arang
masih dapat terlihat di-desa2 dipedalaman .

Pada waktu itu kahar-dongc:lang adalah kendaraan ide al,

aringan sewanja, ringan kaharnja, lebih tjepat daripada tan du dan

pedati. Ditarik 1 2 kuda kampung, dapat muat sampai 4
penumpang, sewanja' f 12.50 untuk Bogor- Djakarta dan f 15 .-
untuk Bogor-Tjiandjur sekali djalan. Melainkan seperti pedati ,
beberapa kali ditengah perdjalanan harus mengganti kahar, j ang
disediakan oleh orang -kampung dibeberapa kampung tertentu .
Dan djika ditandjakan jang berat kuda itu tidak dapat menandjak,
ia harus dibantu dorong atau tarik oleh sapi atau kerbau.

Beberapa kendaraan lain umumnja bukanlah kendaraan rakjat
terbanjak. Misalnja reiswagen, jang ber-matjam2 moc:lelnja, dapat
muat beberapa penumpang dengan barang bekalannja, terbanjak
berper berbentuk huruf C, djika kapnja kain-Iajar dilipat kebe-

lakang merupakan baros (barouche) Inggeris, dan ditarik 4 a 6

kuda Sandal, tjepatnja lebih 10 paal sedjam. Pegawai-negeri
sebawahan, pendeta2 dan orang-Eropah lain jang biasa meng-
gunakan reiswagen mengeluh, as reiswagen tidak sekuat as
kahar dongdang, hingga sering patah ditengah perdjalanan, hingga
mereka· lebih senang menjewa kahar-dongdang, kendati reiswagen

8

lebih tjepat. Kereta (caretta)-pos, seperti namanja telah me-
ngundjukkan, adalah kendaraan untuk pengangkutan surat2-pos
Ou pernemen, biarpun dapat muat djuga satu-dua penumpang.

Karos (carosse) bukan lain daripada staatssiekoets untuk
pembesar tinggi dan dapat digunakan bersama upatjaranja, seperti
ditetapkan didalam Resol usi, sematjam Staatsblad atau Bijblad.
Bendy (chais atau tilburg), mylor dsb. kendaraan tuan-kebun
dan orang hartawan, biasanja dipakai dionderneming dan sebagai
kend araan pesiar didalam kola.

PASSENSTELSEL.

D isamp ing tidak amannja perdjalanan dat.1 djeleknja djalan,
ad a pul a suatu jang menambah kesukaran untuk orang jang
mem bu at perdjalanan djauh . .

Oran g I ndonesia dan bangsa2 asing Timur jang dipersama-
ban an den gan Bumiputera (menurut Hukum Sipil 1848 jang
ke rlaku sehingga 1920) diwadjibkan membekal ,surat-pas djalan
dj ika berpergi an dari satu keonderdistrik lain .

Perat uran ini ialah Passenslelsel jang terkenal dan jang
mengan tja m dengan denda f 25.- sehingga f. 50.- atau masuk
pen djara 8 har i bagi siapa jang tidak membawa pas-djaJan,
bah kan le bi h dahulu ditangkap, digiring, dibelenggu dan ditahan,
seb el umnj a perkaranja diperiksa oleh polisi-rol.

Memb ekal surat- djalan sadja tidak tjukup. Tidak memper-
lih atka n un tu k ditj ap ditiap onderdistrik jang dilalui, ditempat-
tu dju an d an sekembalinja ditempat semula oleh petugas jang
diwadj i bka n, terantjam pula dengan . denda f 10.- atau pendjara
3 hari .

(Firman Oupernur-Djenderal 6 Des. 1816, Slaatsblad 1816
No. 25 ; Undang2 12 Pebr. 1850, Staatsblad 1850 No.6; Firman
21 Djuli 1863, Slaatsblad 1863 No. 83; Undang2 12 April 1887,
Staatsblad 1887 No. 74 dst. menundjukkan, sudah berapa tua
usianja Passenstelsel itu).

PERDJALANAN.

Sekarang tentang perdjalanan ilu sendiri.
Djalan satu2nja antara Djakarta dengan Tjiandjur melainkan
melalui Puntjak. Djalan-baru (djalan-mililer) dibuat kemudian,
mulai pos-kesatu dari Bogor melintas ibu2-kota distrik2 Tjitjurug,
Tjiheulang dan Tjimahi dan tanah-partikelir De Wilde (Sukabumi)
dilereng - Selatan gunung Oede (dari Sukabumi ke- Tjiandjur
kira2 6 djam, 19 paal). Djalan baru ini tidak begitu sukar dilalui,
seperti djalan-Iama melalui Puntjak.

9

Sepandjang Orote Postweg terdapat rumah2- pos tempat

mengganti kuda-Gupernemen tiap 6 paal (1 paaI = 1507 meter)

ditanah-datar (pantai) dan 5 paal ditanah tandjakan (pegunullgan),

ahingga 1 pos serupa 5 6 paal.

Jang disebut rumah-pos sebuah bangsal (los) besar, pandj ang
dan tinggi, terbuka sekelilingnja (tidak berdind ing). Atapnja
genteng melintang tinggi diselebar djalan-raja. Kiri - kanan didalam
los itu tempat istal2 kuda · Oupernemen jang berdasar battl- bata
dipelester pasir-kapur, lebih tinggi daripada djalan-raja.

Didalam tempo beberapa menit sadja kuda2 jang tel ah l ela h
sudah terganti dengan jang masih segar dimuka istal itu .

Orang bernanti sambil djaJan mondar-mandir mel empan gkan
pinggang atau makan dan minu'm dengan duduk dikursi meng-
hadapi medja kaju -gunung buatan kampung dan tidak tertjat,
dilajani postmeester Indonesia jang dapat memberikan nja air-
panas, susu-sapi dan telur-ajam rebus dengan harga pant as.

Bagi mereka, orang perdjalanan dengan ku da- Oupe rne men,

djika kemalaman ada pesanggerahan tiap 6 a 7 paaJ , d iuru s

pegawai Eropah, jang seperti postmeester menerima gadj i Ou-
pernemen, dan dengan tarip pantas mereka dapat me mbeli
makanan dan minuman.

Lain halnja dengan orang perdjaJanan jang tida k men ggu-
nakan kuda Gupernemen. Mereka dapat dilajani postmeester
dirumah-pos dengan air-panas, susu dan telur, tetapi mer eka
ditolak dipesanggerahan, djika tidak memb awa surat-idin assist en-
residen untuk bermalam dipenginapan itu. Maka mereka ha ru s
melandjutkan perdjalanannja dengan memasang obor atau lil in-
lentera, atau bermaJam dikampung . Biasanja mereka memb ekal
makanan dan minuman dari rumah, berangkat geJap2 (pagi sekali)
untuk dapat tiba ditempat-tudjuan tidak terlampau geJap (maJam) .

Warung2-ketjil ditepi djalan tidak banjak seba gai tempat
mengaso dan untuk makan dan minum, dan lagi tidak di buka
pada waktu malam.

Grote Postweg sunji-senjap dan menjeramkan sepandjang
hari.

Kadlng2 sadja pada waklu subu dan lewat tengahari ada
pedati jang memuat pedagang dengan barang dagangannja atau
orang2 desa jang memikul dagangannja pergi ke-dan puJang
dari pasar-mingguan jang djauh.

Kendaraan tertjepat ialah kahar-dongdang, jang dapat
menempuh Djakarta-Bogor (39 paal) kira2 8 djam dan Bogor-
Tjiandjur (35 paaJ) 12 djam, tiap kali menukar kuda , seperti
pedati mengganti sapi atau kerbaunja dikampung2 kepada orang-
kampung jang biasa menjediakan itu .

10 . ..::!\ ~ U ST A I(AA N

Lem "g;: :l- dJuc,l ~naj in cio ne sia

Sungguh besar kesukaran orang perdjalanan, terutama jang
ti dak menggunakan kuda Gupernemen. Tetapi perdjalanan di
Preangan memberikan kesempatan memandang keindahao alam
jang menakdjubkan.

Le w at Djati negara (8 paal dari Djakarta) tampak sawah,
kebun , tegalan dan kadang2 kelompok2 ketjil beberapa rumah-
kampung. Dimuka kelihatan gunung Salak (2211 meter) dan
gunung Ged e (2958 meter), jang bertambah lama bertambah
djelas dari kebiru-biruan mendjadi kehidjau-hidjauan , sementara
hawa bertambah sedjuk.

D ekat paal-27 telah terlihat kota-Bogor dengan koepel astana
Tuan-B esar dan dekat paal ·37 ditemui rumah2 pertama orang
Ero pah di Bogor.

Djika wij k-Eropah dan wijk- Tionghoa di Bogor telah di-
lewati, oran g akan melewati Sukasari (milik prins Aquaboachi),
T adjur (tem pat astana pangeran itu) dan Gadok (tempat-tinggal
Oey Pek Nio, isteri Lie Kimhok). Mulailah dirasakan tandjakan2
jan g berat.

G adok (1500 kaki) terkenal karena tempat-pemandiannja .
air-p anas Seseupan jang mengandung walirang . Banjak orang,
dju ga dari dj auh d iluar Bogor datang berobat disana. Nama
Gadok beberap a kali disebut dalam buku Lie Kimhok (misalnja
" MaJajoe- Bataw i " dan "Kitab Edja"), satu tanda, sukarlah ia
melu pakan i sterinja jang tertjinta.

D jaJan-raja merajap naik dan pemandangan alam semakin
ind ah gilan g-gemilang.

Dari be berapa tempat di-Grote Postweg didapat pemandangan
djauh dan luas. Menengok sedjenak kebelakang, djauh sekali
dibawah terlihat Bogor sebagai kumpulan rumah2-ketjil per-
maina n anak2 bergent eng merah dan bertembok putih dilapangan
raksas a jan g hidjau.

Di puntjak dikiri-kanan Grote Postweg ditepi djurang banjak
sekali pohon pakis (paku) jang besar2 dan segar2.

Dari Puntjak (5000 kaki) teiah kelihatan kota-Tjiandjur,
jang seumpama berada didalam sebuah tjawan raksasa.

Hawa dan angin -gunung dingin meresap sehingga ditulang-
sumsum.

Tempat mengaso di- Puntjak ialah Ngalingur, jang pernahnja
disebuah pudunan (tanah menurun). Orang mengaso dekat se-
buah sumur dangkal, jang pernahnja ditepi-djalan. Inilah keramat
angkar, maka oqwg membakar kelnenjan, menjebar bunga, me-
nanljap kembang-pajung dan mengorbankan uang sepeser atau
ses en dikeramat itu sambil memohon berkah keselamatan.

Dari Puntjak Grote Postweg tetap membelok-belok dan
naik-turun, lebih banjak menurun.

11

Segera dilalui Tjipanas (3300 kaki), + 13 paal dari Tjiandjur,

tempat sumber air-panas (43Q C.) Di- Tjipanas ini Gupernur-
Djenderal Van Imhoff hendak mendirikan sebuah astana ditempat-
dingin (1744), tefapi maksudnja tidak tertjapai. Disana telah
didirikan sadja rumah-sakit militer (1812) dan astana jang sekarang
telah didirikan kemudian.

Dari Tjipanas ke-Sindanglaja (3500 kaki) danPatjet (3300
kaki) tidak djauh lagi. Ditempat tersebut terachir djalan-Iama
membiluk kekanan jang menurun keras sekali dan djika diikuti
djalan-Iama ini, orang menghadapi sebuah gapura-kota jang fua}
orang teJah tiba di-Tjiandjur (1600 kaki) .

KERETA-API.

Begitulah perdjalanan dari Djakarta ke- Tjiandjur sebelumnja
ada kereta-api.

Sehingga 1873 Bogor dan 1884 Tjiandjur tidak mengenal
kereta-api.

Didalam tahun 1864 di-Bogor tersiar desas-desus, Bo go r
akan memperoleh hubungan kereta-api dengan Bandung. Itulah
tahun pemerintah ' memberikan konsesi untuk membuka djal an
kereta-api Bogor-Djakarta.

Galian-tanah pertama di-Djakarta lIntuk djalan kereta -api
Djakarta-Bogor dilakllkan 1869 (25 Okt.), selesainja pekerdjaan
ini achir 1872, hingga awal 1873 dapat dilakukan pengangku tan
barang (1 Djan.) dan penumpang (27 Djan.)

Kereta-api (Preanger-lijn) ke-Bandung melalui Bogor dan
Tjiandjur 10 tahun kemudian (1884). Penjerahan oleh Ooster-
Spoorweg Mij. kepada Staatsspoor lijn Djakarta-Krawang lebih
belakang pula (1898) dan Purwakarta-Padalarang (1906).

Diandaikan kita dari Djakarta hendak pergi ke-Surabaja
(1894).

Lebih dahulu harus diketahui, di-Djakarta (Ojakarta-Kota)
ada 2 setasiun kereta-api, jang mengambil djurusan jang satu
ke Selatan dan jang lain ke Utara, hingga suatu kekeliruan
membawa kita jang hendak kegunung tibil dilaut dan djika kita
hendak kelaut akan tiba digunung.

Jang satu itupun setasiun N(ed.) I(ndische Spoorweg) M(ij .)
= N. I. S. dekat stadhuis di-Pasar Pisang (sekarang sudah tidak
=ada, telah dibongkar) dan jang lain setasiun )Sst(a~
S(poor) S.S.,

beratus meter d i-Se/atan N. I. S. (disebut djuga Beos, sekarang

setasiun Djakarta), dekat Djembatan Batu.

N. I. S. untuk kearah Preangan dan S. S. kearah Tandjung

Periuk sadja.

12

Tidak ada kereta-api untuk ke-Surabaja selainnja N. I. 5.,

demikian di-Ojakarta.
Tetapi N. I. S. melainkan sampai di-Bogor, tidak lebih djauh.

Oi-Bogor ada S. S. jang menggantikannja, hingga dari N.I.S.

kita ilarus melandjutkan perdjalanan. dengan 5.5., jang seperti

muntjuI di- Bogar dengan mendadak.

S. S. membawa kita ke-Maos (4 tahun kemudian ke-Djokja,

perm1l1.aan keret.a-api ekspres). dan ?leh karena sudah malam

diperdjalanan, klta harus meng1l1ap dlhotel. .

Tetapi S. S. tidak Iebih djauh daripada Djokja, ketik·a esoknja

pagi2 kita melandjutkan perdjaIanan itu.

Ke- Ojokja sadja S. S. dapat sampai, tetapi munljlll N. I. S.

untuk menggantikannja mengangkut kita ke . . . . . Solo!

Dengan kata lain, di-Solo kita harus mengganti kereta S. S.

pula untllk dapat meneruskan perdjalan ke-Surabaja.

Ini bukan leI utjon.

Tetapi biarpun bpgaimana, pada masa itu kereta:-api adalah

alat hubungan lalu-Iintas jang modern, tertjepat, termurah, ter-

ba-ik dan paling selamat, ada jang umpamakan dengah sinar

terang, jang menerangi banjak tempat jang gelap, menambah

kemakmurannja.

Bogar misalnja lekas mendjadi besar dan ramai, sedjak ada

kereta-api.

13

II.

Peranakan Tionghoa dan Pendidikannja.

A j a h dan a n a k.

TJIANDJUR .

Ibu-kota Preangan (sehingga 1864), kota Sunda jang besar,
bersih dan -makmur ini, 460 meter dari permukaan-laut, lebih
tinggi daripada Bogor (265 m.), lebih rendah daripada Sukabumi
(600) dan Bandung (700), dikulilingi gunung2 tingg i, lIawanja
panas pad a waklu siang dan dingin malam hari. Orang Indonesia
daerah lain sedikit sekali dan orang Tionghoa dan bangsa asing
lain hampir tidak ada di-Tjiandjur, jang tertutup bagi bangsa
asing, ketjuali sedikit tukang jang pandai dan beberapa ora ng
pula jang diperlukan djasanja.

Berasal dari Bogor Lie Hian Tjouw berumah di- Tj iandju r
sedjak 1846 sebagai tUkang-tjat. Selainnja mengetjat untu k p er-
hitungannja sendiri, ia bekerdja sebagai pegawai sebuah peng-
gilingan-beras dikampung Sajang dan dirumahnja, jang ben tu knja
rendah, beratap genteng berdinding papan disebela bio (ru mah-
Toapekong) dekat Alun -alun, ia berwarung tjita2 Eropah dan
Benggala, benang dsb. jang diurus oleh isteri nja.

Tjiandjur terkenal karena berasnja bermutu tinggi dan pula n,
wanitanja jang tjantik-djelita dan bahasa-Sundanja jang halus .

Lie Hian Tjouw mahir bahasa Sunda, senang bergaul dan
adatnja berterus -terang, hingga banjak sahabatnja dalam berbagai
lapis m3sjarakat. "Semua orang mentjinta inja, melihat kelakua nnj a
jang baik, dapat merendah diri, manis budi dan sopan- san tun ."
("Kabeh djalma asih pis3n ka andjeunna, tina katingali had e
kaJakuanana, handap asor, had e budi, alus tindak-tandukna ." )
Demikian seorang sahabatnja mengatakan.

Tidak memelihara pelajan atau hamba-belian, namun rumah-
tangganja jang sederhana teratur baik dan bersih . Tidak meng-
herankan, karena suami - isteri radjin berusaha, isteri radjin
mengurus rumah dan anak2nja membantu kedua orang -tuanja
dan radjin beladjar. Mereka hidup akur satu dengan lain, pun
dengan tetangga2.

.. Pada rumah jang disamping kami,
kulihat mereka berbahagia.
Bukan sadja berperabot rapi,
berdjambang-djambangan beranda .
kaumnja malah berukun haH,
berkasih-kasihan seia-sekata ."

(S,!roehoem, "Suara Sukma.")

14

Isteri Lie Hian Tjouw perkawinan pertama, Tan An Nio

telah meninggal-dunia di-Bogor, setelah melahirkan anak
empat. Tatkala Lie Hian Tjouw beralih ke-Tjiandjur, ia sudah
kawin lagi, ialah dengan Oey Tjiok Nio, jang memberikannja
anak tudjuh dengan Lie Kimhok sebagai anak pertama, hingga
ia ini bersaudara 10 dari 2 ibu .

. Dikandung dirul11ah-warung di-Tjiandjur, Lie Kimhok dila-
hirkan di -Kampung Tengah di-Bogor pada 1 Nopember 1853
(shio Gu, menurut perhitullgan Tionghoa), karena di-Tjiandjur
tiada dikenal dukun-beranak dan. tiada ada sanak-saudara. Oey
Tjiok Nio dibawa ke-Bogor oleh Lie Hian Tjouw, ketika kan-
dungan hampir bulannja, ditinggalkan dirumah sendiri disana
jang ditem patkan oleh seorang keluarganja, dan setelah bersalin,
ia dan Lie Kimhok jang l11asih baji didjemput balik ke-Tjiandjur.

B egi tulah setelah ibu-kota Preangan dipindahkan ke-Bandung,
Tjiandjur baru terbuka untuk orang asing, dan pada achir 1905
pend uduk ko ta-afdeling dan kabupaten Tjiandjur teJah mendjadi
16.500 djiwa, antaranja kira2 1200 orang Tionghoa, 170 orang
Eropah d an 30 orang Arab.

PENDIDIKAN DIRUMAH .

. "Tahukah kamu, anak2ku, betapa besarpun keinginanku
mel ih at k amu berhasil didalam hidupmu, ialah keinginan jang
besarnja melebihi ketjintaanku kepadamu, akan tetapi adalah
lebih besar pula ketjewa, malu dan dukaku, djika kamu berhasil
tidak sebagai orang baik2 dan sopan?" (Pesan Lie Hian Tjouw
kepada anak2nja) .

Berul11ur lebih-kurang 10 tahun Lie Kimhok belum berse-
kolah. la menerima didikan ajahnja jang bertradisi Tionghoa
kuno dan ibunja jang beradat-kepiasaan dan berkepertjajaan
Indonesia setempat. Begitulah umumnja hidup peranakan Tiong-
hoa .di Djawa, jang berdjumlah besar sekali. Orang Tionghoa
(terbanjak dari provinsi2 Hokkian dan Kwangtung, Tiongkok-
Selatan) merantau kesini tidak membawa isteri dan banjak
antaranja turun-temurun menetap disini, meninggalkan peranakan
ber-ajah Tionghoa, ber-ibu Indonesia; peranakan ber-ajah Tionghoa,
ber-ibu peranakan, dan peranakan ber-ajah peranakan, ber-ibupun
peranakan. (" Diseluruh Hindia-Belanda ada 443.945 orang Tiong-
hoa pada achir 1893, antaranja hanja 290.449 laki2 . Di-Djawa
sadja ada 248.484 orang Tionghoa, antaranja hanja 135.2221aki2,"
Koloniaal VersJag 1895).

Oleh karena pertjampuran - darah ber - abad2, maka baik
potongan bad an, paras muka dan warna kulit terbanjak peranakan

15

Tionghoa, demikianpun matjam pekerdjaannja, selera dan djalan
pikirannja, baik di-kota2 besar. lebih pula di-desa2 jang djauh
tidak dapat dibedakan lagi dengan Indonesia .

"Melihat orang Tionghoa jang telah beberapa keturunan

bertempat djauh id - esad~ sukarlah dikenali mereka itu orang

Tionghoa, ketjuali nal1ma dan hiolonja . Baik kelakuan dan pe-

kerdjaannja maupun tjara- hidup dan djalan-pikirannja, mereka

adalah orang Ojawa se-mata-mata." (Dr. Sie Boen Lian , "Me-

dedeelingen van het China Instituut, Okt. 1936).

"Indo-Tionghoa, Eropah dan Arab hidup dan belpikir se-
tjna anak-negeri . kendati mereka illl tinggal dikampung ma-
sing-masing, berbeda agama dan adat· kebiasaan." (Soetan Sj ahrir.
"Indonesische overpeinzingen," "Renungan ", 1945).

Bahasa jang digunakannja se-hari-hari didalam ru mah da n
pergaulan pun tidak berbeda dengan bahasa jang digunakan
orang Indonesia setempat. Oi Preangan mereka berbahasa Sunda,
di-Ojawa-Tengah dan Timur Ojawa, di-Madura Madura, di - Bali
Bali, di-:-Djakarta Melaju-Ojakarta. Dikup i ng merek a, seperti di -
kuping orang Indonesia angklung, gamelan dan gamba ng- kro-
mong serupah merduhnja; dilidah mereka , seperti dil idah ora ng

Indonesia, pedasnja tjabai dan samba! dan gurih nja santan se-
rupa lezatnja, dan dihidung mereka , seperti d ihidung orang In-
donesia duren serupa harumnja.

Didikan dirumah - jang sengadja dipisah disini darip ada
didikan disekorah - dari peranakan Tionghoa , dida/ am beb erapa
hal berbeda dengan orang Indonesia seumumnja, bahkan berbe -
da dengan bangsa- bangsa peranakan lain di- Djawa.

Adalah adat-adat, jang baik di Indonesia maupun di Ti ongkok,
tidak bedanja salu dengan lain dari dahulu sekali didal am se-
gala lapisan deradjat. Sepetti kekuasaan tertinggi berada dida-
lam tangan ajah dan djika ajah sudah lidak ada, didalam tangan
anak laki-Iaki terlua; pemudjaan leluhur, pinggilan gadis dan

wan ita muda, kekuatan ikatan dan luasnja arti keluarga, besarnja
semangat gotong-rojong dsb.

Tetapi disamping itu adalah keistimewaan didalam didikan
peranakan Tionghoa.

Pakaian peranakan Tionghoa laki-Iaki (ajahnja dan anak-
anak laki laki) tengsha-kopeah batok atau twikim-tje!ana kompe-
rang. Mereka berkuntjir (berthautjang) dan menghormat dengan
berkhiongtjhiit (sodja). Jang perempuan (ibu dan anak-anak pe-
rempllan) berbadju-kurung atau berkebaja-pandjang tangan ber-
kantjing atau tidak berkantjing dan berkain sarung. Mereka ini

mengunjah sirih, menghormat dengan djongkok- menjembah, se-

16

tjara wanita Indonesia. Tetapi semua anggauta-keluarga (Jaki-
Jaki dan perempuan, memiliki kepertjajaan dan kebiasaan rangkap.
Mereka j ang bernawung dirumah berpolah Tionghoa dan ba-
rang-barang perabot model Tionghoa djuga, rnemakai nama
Tionghoa, bersama-sama mengundjungi bio Tokau dan Kelen-
teng Hudkau, mempertjajai hu dan sinshe-pokkhoa dan siangmia,
mendidik anak2 berdasar Khongkau, berbareng berziarah ke-ka-
ram at2, b ersed ek ah-selamatan, mempertjajai djimat dan dukun-
tenung dan guna2•

Ke ad aan itu beratus tahun lamanja sehingga awal abad ke-
20 in i. O erakan Tiollghoa di-Ojawa (Tiong Hoa Hwee Koan-
Djakarta) t elah berhasil mengadakan banjak perubahan besar,
Berdj enis t radisi kuno telah dihapuskan, seluruhnja atau sebagian ;
pakai an d an kebiasaan peranakan Tionghoa laki2 dan perempuan
telah b er ub ah, bahkan mereka ini seperti berdjiwa dan berpi-.
kiran baru.

Bukan tempatnja disini untuk semua itu; tetapi dapatJah
diterangkan, Li e Kimhok tidak terketjuali didalam didikan
seum umn j a dari peranakan Tionghoa jang diperoJeh dari orang-
tu anja d i r um ahnja. Sedikit tentang T. H. H. K akan didjelaskan
dibagia n Jain .

fPELADJARAN OISEKOLAH.

T er p enga ruh keadaan 2 diseputarnja kedudukan peranakan
Ti onghoa harus dikasiani daripada diirikan, tidak kurangan di-
daJam ond erwijs . ·

D i d aJam pendidikan-sekolah mereka kepiran sarna sekali.
Di-k ota 2 besar dan ketjil tid.ak ada sekoJah bagi anak mereka.
Orang hartawan terpaksa mengundang sendiri guru-Tionghoa,
ja!lg m engasi peladjaran Tionghoa setjara kuno di-rumahnja
kepada anak2nja dan memberi ketil<a djuga untuk anak2 sahabat-
kenaJannja ikut serta beJadjar. Disatu-dua tempat ada djuga
guru-Tionghoa jang membuka sekoJah dirumahnja, sematjam
sek olah-Tionghoa partikelir jang tidak mempunjai guru Jain dari-
pada tuan-rumah sendiri.

Oi-Djakarta Kongkoan (Raad ·Tionghoa) mendirikan Oie-oh
(Beng-Seng Ie Wan) untuk menerima anak.2 Tionghoa, terbanjak
anak2 miskin untuk beladjar Tionghoa dengan tidak membajar
uang-sekolah.

Hanja anak2 Jaki2 jang diterima di-sekoJah2 illl. Beberapa
hartawan besar sadja jang memberikan pendidikan ·Eropah ke-
pada anak2nja laki2 dan perempuan. Anak2 Jaki2 dikirim-kos
dirumah keluarga-Eropah dan anak2 perempuan diberikan pela-

17

djaran dirumah, terutama dalam bahasa2 Eropah - modern dan
main piano, hingga didalam tahun sembilanpuluhan abad jang
lalu telah terdapat nona Tionghoa jang pandai main piano dan
rnenggunakan bahasa Perantjis.

Pihak pemerintah sarna sekali tidak memperdulikan peladj a-
ran anak2 Tionghoa. "V(ereenigde) O(ost-Indische) C(ompa gnie)"
(1602-1800) hanja repot dengan perniagaan dan keunlungannja;
pemerintah Inggris (1811-1816) membiarkan sadja kead aan on-
derwijs jang menjedihkan dan sekolah-Gupernem en pertama
di-Weltevreden . (achir 1816) hanja untuk anak2 Eropah belaka.
Diseluruh Hindia-Belanda sekolah untuk anak2 Eropa h i l u hanja
7 (1820), 24 (1845), 68 (1868 ), 129 (1883), 164 (1898), 184
(1905), 191 (1910), 198 (1917) . Istilah "Lager ond erw ijs voor
Europeanen" diubah mendjadi "Europeesche Lager Ond erwijs"
(1902) praktis tidak membu ka leb ih lebar pintu sek olah ba gi
anak2 bukan Eropah. Bagi anak2 Indonesia diselurll h Hi nd i a-
Belanda hanja 504 Inlandsche scholen (1893) dan 953 2d e Klas se
scholen (t 91 0).

Pas ell 128 Regee ringsreglement 1854 jan g meni ta hkan Gu-
pernur2-Djenderal mengatur sekolah untuk anak-ne geri diangga p
tidak bersangkut-paut dengan anak2 Tiongh oa, hin gga mere ka
ini tidak dapat diterima baik di-Europeesche maupun di - Inlan d-
sche school.

Ada djuga sekolah· partikelir kampun gan , terbanjak di buka
orang Eropah pensioenan atau lepasan serdadu dirum ah masing2.
Guru2 sekolah2 ini diperbolehkan tidak usah beridj aza h dan
djumlah muridnja dibataskan hanj a beberapa anak2, kendati
peraturan disebut terachir tidak pernah didjalankan ol eh guru2
itu, jang menerima murid se-banjak2nja . Disamping i lu ada
sekolah-partikelir kampungan, jang dibuka oleh orang Tion ghoa
totok dirumah masing2, terbanjak tidak berdiri lama , karena bila
gurunja telah memperoleh pekerdjaan lain, atau mendap at ke-
sempatan pulang ke-Tiongkok, ia meninggalkan sekolahnja itu.

Didalam keadaan itu, berhubung dengan tumbuhnja libera-

Iisme di-Eropah Barat dan berkembangnja aliran ethis di-Neder-

=land, tiba di-Diawa zendelin g2 pertama (dikirim oleh Madjelis

Pengabaran fndjil Ned. Zendingsvereniging) (1863). Zendeling2

ini ialah C. Albers, D. J. van der Linden dan G. J. Grashuis;

dua n~jg pertama untuk penjebaran agama dan jang ketiga llntuk

memperdalam pengetahuannja bahasa Sunda (kemudian .prof.

Grashuis mengadjar di ttniversitas di Leiden 1877).

Zendeling Albers menetap di-Tiiandjur, seperti djuga
zendeling Grashuis, tetapi zendeling Van der Linden berdiam
di-Indramaju.

18

.....
Albers *) mengambil oper sekolah-Klinckert dan melandjut-

kan sekolah itu dengan ll1engganti bahasa Melajll jang digunakan

Klinckert dengan bahasa Sunda sebagai bahasa-antaran. Sekolah

ini bertempat dekat Aloen2, tidak djauh dari rumah Lie Hian

Tjouw . Untuk 8ertama kali e~i mho~ik iuLtnl.J?ead~!m] .! t
ItU pula , l,a
sekolah iaFaI . dl-sekolah ednZ J J~! l. ut !1~ -o oqeslkah
In lme~nfa didikan ~KlerL .J1 ~)8. Se1ainnJa dladjar sedjarah2-
BljOel (Bij belscfie gescfiie enissen), harus bersembahjang pada

waktu mulai beladjar (djam 7 pagi) dan waktu mau pulang

(djam 11 siang).

Tetapi zendeling Albers tidak diperkenankan oleh menteri

djadjahan untuk memperkembangkan agama Keristen di- Tjiandjur

dan belutn mendapat kartu-penduduk (toelatingskaart). Sekolahnja

ditutup, hingga mllrid2nja mendjadi kapiran. Setelah ia menerima

kartu-penduduk, barulah zendeling Albers membuka kembali

sekolahnja dengan tidak ada perubahan dan Lie Kimhok dapat

melandjutkan peladjarannja (1865).

Sekolah-Z ending pertama itu di-Tjial1djur alteh~ni madjll,

mul a2 sedikit sadja muridnja, anak2 SUllda dan Tionghoa,

terbanjak anak2 Tionghoa, kemudian djumlah muridnja naik men-

djadi 60 ( 1868), semua anak2 laki2, karena pertjobaan Albers

untuk mengadakan sekolah terpisah bagi anak2 perempuan telah

gagal dan tidak mendapat lebih daripada 25 murid .

ANAK JANG BAlK DAN KESENANGANNJA.

Biarpun djelek rupanja, Lie Kimhok terkenal sebagai anak
jang baik. Tubllhnja kate-gemuk, mukanja persegi, dahinja leba!r,
hidungnja pes ek diudjung dan melesak dibatang, rambutnja dja-
rang, klllitnja kehitam-hitaman. Ia tidak banjak bitjara dan berbi-
tjara tidak ter-gesah2, radjin disekolah dan dirumah, tingkahnja
seperti orang tua2, sopan, sangat menghormat kepada orang
lebih tua, pandai memilih kawan, adatnja keras dan hatinja be-
rani, tetapi murau (sering ia membeli burung gelatik dsb. dan
djangkerik hanja untuk segera dimerdekakan), tjerdik dan suka
menolong.

Potongan badan dan romall-mukanja tidak banjak berubah,
melainkan lebih tua ia lebih gemuk, tefapi kllrang teI.iti dan
kurang sabar. .

*) Zendeling Albers bersama zendeling Cooisma adalah penjusun2 kamus
Sunda-Belanda (Soendaneesch-Ho"andsch woordenboek. Leiden 1884) dan
kamus Belanda-Sunda ( "Ho"andsch-Soendaneesch woordenboek. Leiden.
1900 ") . Seperii Cooisma. Albers menulis banjak buku. anlaranja ~ Hktaji
Garedja " (Rotterdam, 1892). "Elmu bumi lanah Hindia-Nederland" (Batavia.
1872) dan beberapa buku lain didalam bahasa Sunda.

19

Berusia lebih· kurang 20 tahun (+ 1873) ia telah menulis
untuk anak2 dibuku-tuiis sekolah (cahier) peladjaran mengedja
dan membatja. Peladjaran itu digunakannja disekolah jang pada
waktu itu ia buka sendiri. 8eberapa bekas muridnja lama kemu-
dian membitjarakan tentang buku "Ba Da Fa". Tetapi sebenarnja
peJadjaran itu kemudian baru ditjetak mendjadi buku , ialah
"Kitab Edja" dan "Sobat anak2" (1884), jang men gandun g ba-
njak nasi hat dan petundjuk dalam prosa dan puisi jang berse-
hadja sebagai saran untuk mendjadi anak jang baik.

Satu tjontoh (disingkatkan):

Sering bapak si Kutis menasihatkan anaknja itu : " Hei, anak,
pergilah engkau kepada semut. Lihat dan turut keradj inannja
dan mendjadi berbudi!

Si Kutis berdlandji akan memperhatikan nasihat bapaknja.
Sebenarnja tidak ia menghiraukannja. Bapaknja samp ai dj adi
kesal.

Pada suatu hari jang panas keduanja djalan pe rg i kepasar .
Ditengah djaJan ditemui si Kutis sebuah besi kuku-kuda . Tidak
sudi ia memungutnja , karena malas. Si bapak jan g memun gut
besi itu . Mau didjualnja sesen, melainkan laku sepeser . D uitnja
dibelikan 10 butir duku . Tiap2 beberapa langkah si Bapak mell-
djatuhkan sebutir buah itu sampai 10 kali. Si Kutis dibela kang
ajahnja sedang aus sekali. Tiap2 kali duku djatuh, diam2 ia
memungutnja.

Kemudian bapaknja bertanja kepada si Kutis, berap a kali -
kah iii telah berdongko memungut duku2 seharga sebes i k uku-
kuda?

Mukanja si Kutis mendjadi merah. Tidak dapat menj ahut,
melainkan tertawa keras. Hampir ia menangis sembar i te rtawa.

Tjontoh lain:

I.

Anak-anak! adjarlah dari sekarang
Di dalam segaJa waktoe;

Bahoewa Allah melihat dengan terang
Kepada orang sasoewatoe . •

Kepada orang, jang merasa selamanja,
Dirinja oleh Allah dilihat.

Tra ada setan di dalam doenja,
Bisa menarik berlakoe djahat.

20

II.
Kaloe angkaoe rebah ~ ' i pembaringan

Pada waktoe petang hari.
Mintalah, biar Allah ampunja tangan

Ojaga kaoe ampoenja diri.

Kaloe kaoe memboekakan mata
Pada waktoe hari pagi.

Ingatiah, dirimoe ada dilihat njata
Oleh Allah 'dri tinggi.

III.
Ach! itoelah tjilaka poenja tjilaka,

Ojika kita ada mengeri
Kelihatan ol eh Allah jang baka,

Jang membri hidoep saban hari,

Pertjoema-pertjoema amat harapan kita.
Ojika kita harap mengoempat

Dari Allah ampoenja mata,
Jang tra kenai tempat rapat.

***

Anak! ini nasehat
Genggam dari sel<arang I

Toehan Allah melihat
Sasoewatoe orang.

Makan dan pake roepa-roepa,
Saja dapat d'ri ema-bapa.

Boekan ronggelig, boekan wajang)
Boewat apa rebo pake.
Badan rapat malam-sijang,
!toe soedah sampe.

Bangoen pagi kasijangan,
Pergi sekolah kabelakangan.
Tandanja tra ati -ati.
Saban hari kuJilingan,
Main kaletji, main lajangan,
Biang njesal satengah mati.

Pada orang jang radjin dan sabar hati,
Kabisaan nanti datang tiada berhenti.
Koempoelkan kabisaan, itoe seperti,
Loemboengkan padi akan di hari nanti.

21

Lihat ka kanan, misti lihat djoega ka kiri,
Petik boenga roos, djangan tida perdoeli doeri;
Kaenakan ada sepandjang djari,
Sesalan s'ringkali tingga\ bebrapa hari,

Apa ija ada sedikit merasa doeka:
Sinar kasihan ada berbajang di ija ampoenja moeka,

Kaloe ija mel ihat orang ketjilakaan?
Tida! - satoe adat jang tjilaka

Ada ngeram di hatinja jang doerhaka:
lja dapat kasoekaan!

Apa saja merasa girang.
Kaloe lihat kasoesahan sesamakoe?

Tida! - hati bisa kasihan orang,
Jang ada dalam dirikoe.

Sarang kotor boleh ditjoetji,
Nama boesoek tinggal terbentji.

Hai ! lihat itu boelan
Moelain bersinar!

Marilah djalan· djalan
0, enak di loewar !

Tidak dapat banjak ditulis ten tang Lie Kimhok pada masa
kanak2. Segan mengemukakan diri sendiri, mentjeritakan hal
dirinja, mentjampurkan-adukan diri sendiri dengan misalnja soal
sosial dan lain2 dan sarna sekali tidak membuat buku-tj atatan
tentang hidupnja se-hari2, maka perihal penulis·pemimpin ini
harus ditjari dengan djalan Jain.

Orang tua2 sepantarannja dan jang mengenalnja se.-baik2nja
menerangkan, antara kebiasaannja sedjak ketjil sekali ialah djika
ia berbuat sesuatu kekeJiruan, ia me-mukul2 dahinja dengan
telapak sebuah tangannja , seperti tanda amat menj esal. Kese-
nangannja terbesar ialah beladjar dan . membatja. fa telah dapat
membatja sedikit2 didalam bahasa Sunda dan Melaju sedjak
kira2 umur 7 tahun, karena beladjar dirumahnja kepada ajahnja.
Kemudian ia dapat· memperdalam bahasa Sunda disekolah kepada
zendeling Albers dan zen de ling Coo Is rna, dan bahasa Melaju
kepada zendeling Van der Linden.

Zendeling2 Coolsma dak Van der Linden mengadjamja djuga
bahasa Belanda dan dari jang disebut belakangan mungkin djuga
bahasa Perantjis, Inggeris dan Djerman. Selandjutnja ia telah
beladjar sendiri.

Tatkala ia berumah di Djakarta dan bedempat di Roa-
Malaka, barang siapa mengundjunginja dikamar-tulisnja nistjaja
akan melihat sebuah lemari-buku jang besar. Dilemari in) ber-

22

susun djeri~b banjak matjam uk~ bahasa asing, kesu.

sastraan dan t1mu-pengetahuan, terban]ak bahasa Belanda, sedikit

buku bah3sa. Melaju dan aber~p bahasa lain .. la membatja dari
Plato sam pal th~oe,G dan ea~hskpr ~slpa Thackeray, dari
Lafontaine sampal Zola, dart Tollens sampal Daum, dan disam-

ping itu Darwin, frammarion, bahkan BUckner.

Kesukaannja pada ilmu-bumi ternjata, di·dinding2 kamar-

tulis itu tergantung banjak peta2 bumi.

Lie Kimhok mengakui, ia tidak dapat membatja Tionghoa

Satu pertanjaan telah pernah diadjukan kepadanja, siapakah

favoritnja di ·dalam kasusastraan? la hanja memdjawab dengan

l~uat senjuman sadja . Rupanja ia tidak me-milih2 atau mungkin

ia tidak mendjawab uotuk mentjegah suatu anggapan, ia telah

membatja banjak. Lemari·bukunjapun terletak dibelakang suatu

lemari besar jang lain dan menghadap .kedalam, hingga tidak

segera dapat dilihat oleh orang2 jang masuk dikamar-tulis itu.

Pernah pula telah diadjukan langsung kepadanja pertanjaan

tentan g djalan hidupnja pada masa anak2.

"Tidak suatupun jang penting dan jang dapat dibitjarakan,"

djawabnja singkat.

Di- Tjiandjur sebenarnja pada masa kanak2 Lie Kimhok
menerima peladjaran-sekolah sedikit sekali.

Beladjar hanja satu-dua tahun disekolah-Albers, iapun ha-
rus mengikut ajahnja balik ke-Bogor, karena Lie I-Jian Tjouw
menga·lih pula ketempat asalnja itu (1866).

23

III.

BOGOR 1853 - 1873.

"B A Z A A R" DI BOG 0 R.

DELAPAN BOGOR .

Bogor dan Bogor adalah dua: lain Bogar sekarang, lain

Bogor dahulu.

Tidak! Bogar tidak hanja dua sadja, karena di - Dj awa ada

deJapan Bogor:

"I. Afdeling paling Seiatan residensi Batavia, kira2 dibe kas

i bu-kota Pakuan keradjaan Padjadjaran (1433 - 1527), tja n-

tik aiam nja, bagus letaknja dan njaman hawanj a (720 C) .

Gupernur- Djenderal Maetsuyker (1653-16781 telah ter ta-

wan fiatinja oieh daerah itu sedemikian , h in gga iaia h

orang pertama, jang berhasrat mendirikan sebuah istan a

disana. Hutan2 dibabat (1677) Ketika itu pek erdj a2 Sunda

menemt:ii banjak pohan-ar en jang sudah mati rllsak ter-

bakar, hingga tidak dapat ealr~ukng ni ra lagL(bogor),

maka sedjak ketika itulah pula, dinamakan Bogar;

2. Desa di-Oosterkwartier ditepi sungai-Marund a (tida k

djauh dari Tjiiingtjing), 6 paal dari pinggir-Iaut ;

3. Oesa diresidensi Bagelen, kabupaten dan distrik Kebum en ;

4. Desa diresidensi Tjir ebon, kabupatan Kuningan ;

5. Desa diresidensi Tjirebon djuga, afdeling lndramaju ;

6. Ocsa diresidensi Kediri, kabupaten Berbek ;

7. Desa diresidensi PBeeksaulkoin, gaafdne, ldinisgtrPikanSaerruakgai ,nd.1a1n( Prof. V et h ,
8. Des! d-iresidensi

•• Aardrijkskundig- en Statistisch woordenboek van N ed . Ind ie,11

1869).

Bogar jang akan digambarkan dibawah ini seb aga i mana
.keadaannjl sedjak pertengahan kedua sehingga hampir ach i r abad
ke-19 ialah B 'J gor ke-I dari prof. Veth jang diterangkan diatas ini.

DARI "KERKHOF" KE-" BUITENHOF.11

Biarlah dimulai sedjak semula.
"Batavia" adalah amat tidak sehat dari bermula d i dirikan
(1619) oleh Jan Pieterszoon Coen (Gupernur- Djenderal 1619 - 1623
dan 1624-1629). Tidak sehat dalam arti kata (woordelijk), ka-
rena hawanja panas sekali dan ber-djenis2 wabah penjakit me-
radjalela, hingga pendirinja sendiri tewas karena cholera; tidak
sehat dalam arti lambang (figuurlijk), karena penjerangan2 orang
Djakarta dan Banten dan pem6rontakan2 (a.!. Pieter Erberfelt,
1722 dan pembrontakan orang Tionghoa, 1740).

24

Orang Belanda menjamakan "Batavia" dengan "Kerkhof der
Blanken" (" Kuburan orang kulit-putih.")

"Batavia" itu sebuah kota-benteng (kasteel) dan letaknja
diseb idang tanah ketjiJ dan sempit ditepi sungai-Tji Iiwung
(de kat Pasar lkan). Setapak demi setapak diluaskan, mula2 dise-
pandjan g tepi sungai itu sehingga di-Glodok, dari sana ber-
angsLlr2 ke-Djl. Gadja Mada, Hajam Wuruk, Petodjo, Menteng,
Kramat dan Ojatinegara (1667)._

Veth telah menerangkan, bahkan Maetsuyker ingin bertempat
di -Bogo r (1 677 ), tetapi ia tidak mewudjutkan maksudnja,serupa
kemu d ia n Van Imhoff jang ingin mendirikan istana di- Tjipanas,
Tji andj ur ( 1744), daerah lebih djauh lagi dui "Batavia." Van
Im hoff ini lah jang mendirikan istana di-Bogor (1744), diperbesar
ol eh Dae nd els (1809) dan diperbaru i oleh Van der Capellen (1815).

Gu pernur-Djenderal De Klerk menempati gedung jang se-
karang dite mpati Lembaga Arsi p Negara di Ojl. Gadjah Mada
(17 77) , Va n der Capellen jang mula2 menempati istana di Ojl.
Segara (1820) dan Van Lambergen istana Merdeka-Utara (1878).
Untuk membi ajai pokok-penempatan orang Eropah di-Weltevre-
den Daende ls telah menghamburkan llang sehingga mendjual
tanah2 -nege ri (permulaan / pengluasan tanah2-partikelir) dan ialah
pula jang me ndirikan "Kantor Palis " dimuka lapangan-Banteng,
jang pernah ditempatkan du Bus (1825), selandjutnja tidak di-
gunakan sebagai istana .

Oemi kia nlah Batavia telah meluas dan Bogor sebagai ,~
tenh of" (ista na diluar-k ota), karena Gupernur2-0ienderal lebih
IJaIlJa k bene mpa fo"j:--Rogo'r dan hanja beberapa hari sadja sebu-
la nnja data ng ke-Batavia (Djakarta) .

Te ta pi lazimnja - seperti kita ketahui - Bogor tidak dise-
but " Buite nhof" , hanja "Buitenzorg" ("Sans SOllci"), artinja:
"Tanp a kesi bukan."

OARI "OJARUM" KE-" RESIDENSI LUXE,"

Mari lah kita menindjau di-Bogor itu, tempat tidak ada kesi-
bukan.

Oj ika dari Djakarta kita tiba dekat paal -37 benarlah kita
akan mel ihat beberapa rumah Eropah pertama, dekat simpang
djalan -Ba rat bertemu djalan-Timur (Grote Postweg).

Ditengah -djalan merintang sebuah obelisk (60 kaki tingginja),
didirikan De Eerens (oupernur-DjenderaI1836-1840) sebagai tu-
gu peringatan kembalinja Djawa ketangan orang Belanda dari orang
Inggeris (1816), hingga Grote Postweg membiluk sedikit mengi-
kuti tepi-tugu itu jang merupakan djalan seperti bulan sebelah.

Tugu itu disebut "Djarum'O ("Naald") oleh orang Belanda,
karena Jantjip sebagai djarum) dan "Paal Putih" oleh orang
Bogor, karena dikapur putih.

25

Itulah Pabaton, seperti kita mengenalnja. Dari sana kentjang
kemuka telah kelihatan "Gedong Putih" (istana) jang berada
kira2 sepaal djauhnja.

Grote Postweg seperti akan masuk kepekarangan i sta na.
Hal jang benar tidak begltu, karena dibelah kiri mu ka pekara-
ngan-istana, ialah Taman Mendjangan, dimuka tangsi kompanji
infanteri (sekarang P. M. 11112) Grote Postweg membiluk keka -
l1an, masuk ke-Bantammerweg (sekarang Ojl. Raja) jan g d ite du-
hi pohon2 kenari besar dari kedua p i nggirnja .

Disebelah kiri OJ. Raja itu, jang dengan demiki an be ra da

dimuka Taman Mendjangan akan selandjutnja mengikut i muka
Kebun Istana dan Kebun Raja ( ' 5 Lands PJantentu i n), dua ke-
bun besar jang seperti mendjadi satu, ditep i k i ri itu ti da k ada
bangunan rumlh, ketjuali kira2 disetengah pandjan gnj a djala n-
raja ada berdiri dua geredja Keristen (Rum dan Protest an) ja ng
berdjedjer hampir rapat satu dengan jang lain.

Rumah2 besar berada ditepi kanan djalan, gedung2 assist en-
residen (residen) , sosil et, algemeen secretarie (kabin et G uper-
nur-Djenderal), rumah pelukis Raden Saleh d.l.l. akan achirnja
losmen (kemudian hotel) "Bellevue".

Bantammerweg itulah dengan gedung2nja jan g mengha dapi
pekarangan Kebun Istana dan Kebun Besar merupakan bag ian
paling bersih dan indah diseluruh Bogor dan w ijk-Er opa in Jlah
jang agaknja menjebabkan, hingga beberapa penul is Bel anda
membanggakan Bogor sebagai residensi - lllxe, seperti Het L oo
dan Apeldoorn di Nederland.

Kira2 diseberang dua geredja Keristen adalah sebu ah dj a-
lan - tjabang antara gedung2 besar, sebuah antara l i ma dj al an-
tjabang dilepi-kanan Grote Postweg itu.

Itulah dj alan-ketjil menerus ke-Pledang Tengah, t em pa t-
tinggal zendeling Coolsma, kemudian zendeling Van der Lind en
jang akan banjak disebut didalam bab -bab jang berikut.

Di-Pledang Tengah hanja ada kira2 10 f' llmah ·tembo k,
selebihnja rumah2 kampung dan kebun2. Zend eling2 itu men em-
pati sebuah rumah-tembok jang ruangan belakangnja di guna-
kannja sebagai ruangall-sekolah Zending, perguruan Li . Kimhok
didalam banjak sekali tahun.

"Residensi luxe" hanja berbatas di Grote Postweg itu
dimuka losm en "Bellevue" membiluk kekiri akan segera dimuka
gapura-Selatan Kebun Raja dekat paal-39 membiluk kekanan
pula, masuk ke-wijk Tionghoa jang lempang-lurus ke-Selatan
kira2 sepaal pandjangnja.

"BAZAAR"

Sehingga 1866 Bogor merupakan assisten - residensi j;)ng
berdiri sendiri, tanahnja subur dan tempat terbanjak hudjannja

26

dise}uruh Djawa. (Kira2 400 cm. dalam 240 hari," prof. Veth

a1869; n 206 282 hari setahunnja," S. Cooisma, 1879 dan ,,432

cm. dalam 365 hari," Encyclopaedie van Ned.-Indie," 1921),
"Perniagaan di Bogor dalam tangan orang Tionghoa, jang

diibu-distriknja '(kota Bogor sendiri) ditaksir berdjumJah kira2
2000 djiwa, bertoko dan berwarung barang impor (tjita2 Eropah
dan Bengala , kertas Eropah dan Tiongkok dan thee dan por-
selein Tionghoa), hasil- bumi (gambir, tembakau, beras dan kopi)
dan berkebun katjang-tanah, jang hasilnja didjadikan djuga mi-
nj ak." (Pro f. Veth, 1869) .

"M engikuti djedjak orang Portugis, Kompeni Belanda telah
men etapkan mat jam pakaian jang ber-beda2 untuk suku2 anak-
lle geri dan orang asing Timur, membataskan tempat-tinggal
me reka dan meng,lOgkat bestuur mereka masing2." (B. Hoetink,
" Hikaja t Souw Beng Kong. " )

T em pat orang2 Tionghoa dikumpul-tinggal disebut wijk-
Tio ngho a, menurut peraturan2 Vv' ijkenstelsel, systim pEnilikan
gerak-geri k anak-ncgeri dan bangsa2 asing Timur jang diper-
samakan dengan anak-negeri, saudara sekandung PasseJlstelsel.
Peratura n i tu mengantjam dengan denda f 25.- sa"mpal f IOU.-
jan g dapat d iganti dengan hukuman pendjara bagi mereka, jang
bertem pat -t ingg al diluar wijknja. (Undang2 6 Ojuni 1866, Staats-
bl ad 1866 No . 57, Undang2 9 Okt. 1871, Staatsblad 1871 No. 145,
Und ang 2 15 Sept. 1871 , Staatsblad 1872 No . 38, Undang212 Maret
1872, Staatsbl ad 1872 No. 40, Undang2 18 Mei 1874, Staatsblad
1874 . No . 133, U ndang2 8 Dj uli 1874, Staatsblad 1874 No . 179 dst.)

U ntu k orang Tionghoa adalah satu bestuur Tionghoa, terdiri
at as satu kapt en dan satu-dua l etnan Tionghoa membantu
assist en -resi den.

D ji ka ora ng Eropah di Bogor hendak berbelandja di Bazaar
( pasar), mereka maksudkan pasar itu seluruh .wijk-Tiongh_oa.

. Sebenarnja pasar bertempat diudjung- Utara wijk ilu, kira2
180 tindak dari tepi :.. kiri (dari arah Djakarta) Grote Postweg.
Seh i ngga 1823 ditempat ini ada tangsi kavaleri dengan istal2-
kudanja antara pohon2 djati dan bangsal2 dan tenda2 ketjil
tempat orang berdagang. Sedjak 1831 pemerintah mendirikan 3
los-pasar pandjang dan besar, jang diperbarui (1858), setelah
robohnja los-tengah (1857>. Sehingga 1848 disana berdiri
rllmah-pendjara jang lapangan mukanja merupakan tempat orang
hukllman mendjalankan hukllman mati digantungdihadapan umull1.

Satu antarii kedjad'ian2 ini telah terdjadi dekat pasar itu,
ketika pasar masi sedang ramai :

"Pada 17 April 1857 pagi Endek jang bekerdja dikebun
Thung Siang Thiauw telah diserang seekor harimau jang me -
ngaumnja memang telah terdengar beberapa hari terdahulu, te-

27

tapi tidak diketahui binatangnja sembuni dimana. Melawan
mati2an End ek dapat beberapa luka, sukur tidak berat, dan

achirnja ia dapat melarikan did.
"Orang banjak, dibantu beberapa orang Eropah bers endjata

bed ii, mengepung harimau itu jang dapat tertemba k mati. Se-
ekor matjan-loreng (Koningstijger) 8 kaki pandjan gn ja ." (" Java

Bode", 22 April 1857>-

KAMPUNG TENGAH.

Letaknja kampung Tengah kira2 ditengah pandjangnj a Grote

Postweg (sekarang Djl. Perniagaan) dikedua tepi djal an- raja ,

hingga menurllt anggapan orang Eropah , masih termasuk " Bazaa r.'

Toko2 dipasar dan dekat sekali pasar bertemp at di -r uma h2

tembok/genteng. Tetapi di-Kampung Tengall, beberapa puluh

meter sadja dari pas ar rumah ketjil2 dan p end ek2, berdi nd i ng

gedek atau papan beratap alang2 atau gent eng, berse ling kebu n,

semak, tanah-kosong atau hutan kaso, bambu dan gelaga. Se-

makin Selatan semakin sedikit rumah, leb ih mirip hu tan dari-

pada .. Bazaar."

Disebuah antara sedikit sekali rumah tembok/genteng di -

Kampung Tengah bertempat Lie Hian Tjouw sebelum nja k e-

Tjiandjur dan sekembalinja dari sana. Dirumah ituJah , jang

mendjadi miliknja selama ia berdiam di- Tjiandjur ditempatkan

seorang sanaknja, Lie Kimhok telah dilahirkan . Dirumah it ul ah
pula pengarang pemim in ini menMJ? I12.i..., § _ ~la -du a se.gj i!.,k k q1~
sefi1l1gga 0Se a, ~ ari dewasa se inKgg.lPs.n,sljadi ba e,? k .

- U uduk dimuka salah se uah rumah di-f(ampung T enga h

ber-djam2 tidak akan melihat orang, apapuJa kendaraan, di

selainnja pada waktu pagi, waktu orang wara-w i ri berbelandja

dipasar, bahkan lewat tengahhari didaerah pasar sendiri hampi r

tidak ada lagi orang berdagang, toko dan warung telah menutup

pintunja.

Dalam banjak tahun melainkan emp ek Ti e berda gang ku e-

n13ngkok dan emak Lenghua pisang- gor eng pagi2 sekali sebelum

terbit mata hari dan empek Tie itu dan emp ek Tjia mendjual

tjintjau-hitam pada waktu menggerib di-Kampung Tengah.

Disebrang pasar, di Lawang-Seketeng baruJah dapat dibeli

kue-apem jang didjual emak Gundul dan dipasar (Pasar Baru)

pepesan-sagu emak Tjunkui, tetapi djuga hanja pagi2 sekaJi.

Pak Ardaman berdagang ketan-panggang (dimakan bersama

dendeng-kerbau dan sambel-pet e) hanja pada waktll sore ditepi

kali-pasar (Tjiliwung), waktu orang beramai mandi dikali. Se-

orang anak-tanggung T ionghoa sadja jang berdjualan-keliling

waktu hari l11ulai malam dan terdengar djeritannja jang njaring :

"Tape-man is, ketan-putih I"~

28

Jang ramai ialah bunji binatang tonggeret, kodok dan djang-
kerik, lebih pula pada waktu mal am dibantu bunjinja kento-
ngan2-bambu peronda2 jang bolak-balik anfara pukul 8 malam
dengan 5 pagi dan suara-treakan mereka ini »Djangan tidur enak2
Djangan tidur enak2!" Lebih rarnai pula bunji kentongan2-kaju
jang terg antung di-gardu2 di-simpang2-djalan, ditjabang-pohon
dan dimuka rumah2 dan dipukul keras tiap djam sebagai ala mat
waktu dan djika terdjadi pentjurian, perampokan, pembunuhan,
bandj ir dan kebakaran.

PERTJAJA ATAU TIDAK.

Orang dahulu hidup lebih tenteram dan tenang, tidak diburu
tempo, sederhana sjarat hidupnja, sederhana pula kepentingan
dan kein ginal1l1j::l, hingga mereka kelihatannja lebih djudjur,
sep erti ad ona n terdiri atas bahan2 lebih bersih dan ibarat emas,
em as murnih. Mer<!ka lebih mudah menerima nasib dan tahan
m el arat , dan lebih menghargakan budi.

"Dahulu kundi jang berpadu,
Kini bawanglah jang berbunga,

Dahulu budi jang lebih perlu,
Kini uanglah jang berguna,"

begitulah bam ini Njonja Datuk Tumenggung bernjanji, seperti

membena rkan kata2 dialas.

M er eka tidur siang2 dan bangun pagi2. Pada waktu malam

memb atja dibawah sinar-terang pelita-sumbuh atau lilin-kereta.

Mereka tid ak memerlukan keluar rumah, apapula sebagai pene-

rangan-djalan tiap kira2 50 meter hanja ada sebuah lentera-

djalan berkelap-kelip. Minjak-katjang mendjadi bahan-bakar

satu2nja, karena minjak-tanah jang ditemui Drake di-Amerika

dalam tahun 1859 beberapa belas tahun kemudian baru dikenal

di-Bogor (+ 1873).

Didalam keadaal1 ilu dan ditempat seketjil seperti Bogar

pad a masa itll, hampir sesuatu kedja'dian bukan kedjadian se-

hari2 merupakan buah-tutur jang ramai dan berdjalan lama.

Tetapi ada dua kedjadian jang benar2 luar biasa.

Kampung Pulo ber-ulang2 dilanda bandjir air-sungai Tjili-

wung dan Kampung Belakang terbakar habis-habisan, dua kam-

pung bagian-belakang, didalarn wki.~ Tionghoa.

Adalah pad a suatu siang seluruh Bogor terbenam didal2m

kegelapan, seperti malam, hingga banjak rumah memasang pel ita

(gerhana matahari seluruhnja). Untuk kesekian kali Kampung

Pula kebandjiran lagi, kali ini lebih besar pula. Ketjuali jang

lari ke-tempat2 lebih tinggi, banjak djuga jang berlindung diru-

29

mah Toapekong Pankouja dikampung itu , sekalipun rumah
Toapekong ini terletak bukan dibagian jring tidak menguatirkan
didalam bahaja itu .

Ditjeritakan, seperti Delphi d i-Junani Tengah dan T oape-
kong Tjohsu di -Tangerang, adalah Toapekong Pankouja pun
pada w aktu itu dapat menolak bandjir besar dengan sempu rn a.

Pcristiwa ilu sangat mengagumkan dan be rpuluh tah un ke-
mudian masih mendjadi buah-bibir, serupa den ga n peristiwa
mengen ai prins Aquaboachi. Tentang Pangeran ini ba nj ak ter-
siar tjerita jang aneh2.

Prins Aquaboachi berasal dari A shanti (A frika - Sa rat) , ter-
didik di - Eropah . Tamat Sekolah-Teknik Tinggi dineg eri -Bel an da,
sebagai insinjur Mijnwezen ia datang di-Dj awa pada ach ir abad
jang lalu. Setelah pensioen ia bertempat di-B ogor, memb el i
tanah Sukasari dan mendirikan sebuah gedun g besar dan ind ah
sebagai istana di -Tadjur.

Ora-ngnja tinggi-besar, mukanja ben gis, ad atnja keras, teta pi
peramah dan lebih terkenal pula , ia memiliki kepand aia n2 gai b
sebagai okultis.

Antara orailg2 jang pernah menerima tolon ga nnj a ada l ah
seorang mantri-ukur jang menderita kesulitan dal am pekerd ja-
annja dekat Batutulis, antara Batutulis dengan Tandjakan Empang.

Mantri itu sedang mengukur tanah untuk pemasan gan dj alan
kereta-::tpi (Preanger-lijn), tetapi sekonjong-konjon g tidak dapat
ia menggunakan teodolitnja (sematjam teropong untuk men gukur),
karena dimuka pekakas-ukur jang berada didalam keadaan ba ik
itu tidak dapat dilihat lain daripada sekepulan asap hita m jan g
tebal, menutupi penglihatan djauh.

Ia dan bersama ia banjak orang mendjadi her-an dan soal i tu
tidak akan dapat di petjahkan dengan djalan lain daripada meminta
tolongan prins Aquaboachi. ·

Pangeran-insinjur itu datang memeriksa fempat-perist iwa.
Sesungguhnja ia dapat memetjahkan soal tersebut. la me ·
nerangkan. djauh dari tempat mantri mengukur kearah jang se-
dang diukur terletak sebuah kuburan tua.
Kuburan i lu makam Rangga Oadung-, seorang pembesar
tinggi keradjaan Padjadjaran, dan kuburan itulah jang menerbitkan
asap hitam sebagai perintang. Asap jang hanja terlihat diteodolit
dan tidak tampak dengan mata biasa I
Anemer2 Thung Siong Kie dan Koan Ojin An mengeluarkan
biaja f 300. -, lalu diadakan sedekah-selamatan besar memotong
kerbau waktu dengan upatjara dipindahkan kuburan Rangga Oa-
dung keseberang sana sungai Tjisedane.
Ongkos itu tidak besar, djika dibanding dengan manfaatnja,
karena setelah kuburan Rangga Oadung dipindahkan, pekerdj-aan

30

mengukur. dapat ?ilandjutkan dan Preanger-lijn tidak usah me-

ng ubah dJurusannJa. . ..
prins Aq uaboachl menetap dl-Bogor seh!ngga meninggalnja

(+ 1903).

TAHUN BARU TlONGHOA.

Bogor lBmpir tidak didatangi tontonan dar! tempat lain;

dj ika ada, hanja untuk epab~r hari sadja. Satu antara kera-

maian2-tahunan adalah pera]aan Tahun·Baru Tionghoa (Imlek)

dan Tjapgomenja, jang biasa dirajakan meriah sekali. Atraksi

tersering ialah masuknja pedati dari luar-kota muat penganten

Tionghoa.
Biasanj a Tahun-Baru dirajakan dengan diarak djuga Toa-

pekong. . "
Tetapl selama Tan Oe, dlsebut dJuga Tan Oe Ko mendjadi

kapten Ti onghoa, djabatan opsir- Tionghoa tertinggi di Bogor,

perajaall Tahun - Baru dan Tjapgomenja sepi2 sadja. <Regerings-

almanak 1853: Assistell-residen A. M. Bosquet, kapten Tan Oe

Ko, l etnan T an Soey Tiong).

Adat Tan Oe adalah lain daripada jang lain . la ingin

Tahun-Baru dirajakan setjara sederhana. Ia membentji pembo-

rosan uan g, tempo dan tenaga unluk sesuatu jang dianggapnja

tidak membawa faidah. Didalam hubungan itu ia melarang di-

gotong Toapekong, jang dianggap hanja lambang-kebadjikan

orang2 dahuiu, jang dapat dihormatkan sepantasnja sadja, tetapi

tidak merupakan sumber-tachajul alau dapat mengabulkan 1001

matjam keinginan segala matjam orang. PLln sembajang-Ieluhur,

sembajallg Tuhan Allah (Kengthikong), upatjara perkawinan dan

kematian dapat dilakukan setjara sederhana.

Mungkin sekali Tan Oe Ko adalah seorang antara orang2

Tionghoa pertama, djika bukan jang pertama2, jang pada awal

abad ke -20 biasa disebut Kaum-Muda .

Maka selama Tan Oe mendjadi kaplen, di Bogor tidak ada

perajaan2 jang meriah. Pada hari2 biasapun tidak berani orang

membuat pesta rame2, main musik, bernjanji-njanji dan bersiul

d idekat ru mahnja opsir- Tionghoa itu.

Malah dalam tahun2 pertama letnan Tan Soey Tiong meng-

ganlikaonja mendjadi kapten keadaan itu tidak berubah.

Tahun-Baru, Tjapgome dan arak2an Toapekong di-Bogor

bulhr~a dirajakan riang-gembira pula sedjak kapten Phoa Tjeng

TJo3n. (Regeringsalmanak 1872: Assisten-residen Van Musschen-

broek, kapten Phoa Tjeng Tjoan, letnan2 Tan Kong Tja dan

Thio Thian Soe).

31

IV.

SUMBER-AIR DIPADANG PASIR.

OUR U DAN M URI D.

ONDERWIJS DI BOGOR.

S. Coolsma berljerita (sebagian dikutib dari "Twaalf VOo r-
lezingen over West-Java" ):

"Tatkala oleh Madjelis Pengabaran In dji l awa l 1869 saja
ditempatkan di Bogor, t i dak ada sebuahpun sekol ah an ak-negeri
disana, melainkan ada sebuah sekolah-Gup erfJ em en un tuk anak2
Eropah belaka. Gupernemen belum b erbu at suatupun un tuk
peladjaran bagi anak2 Indonesia, baik did al am maupun dilu ar
kota. Bahkan tuan2-tanah Eropah mengundjukan sikap bermu suh
terhadap sekolah dan agama Kerislen. Baru sadj a saja data ng
di Bogor, saja d itawarkan sebuah rumah jang hendak d isewaka n.
Mau saja menjewa rumah itu, asal mendapat idin untuk mem -
buka sekolah. Tetapi belum pernah saja men erima i di n. Seorang
Indonesia-Keristenpun hendak membuka sekolah , t etapi ia diusir
oleh tuan-tanah dengan perantaraan polisi. Banjak tjont oh da-
pat saja kumpulkan dalam hal ilu.

"Umumnja semanget tuan-tanah dapat di utarakan setjara ini:
Saja bertanja kepada seorang antaranja , apakah tel ah di perbua t-
nja untuk kesopanan (beschavingJ dan ketenan ga n ba tin (ve r-
lichting) untuk penduduk-tanahnja? Tuan -Ianah itu t erp eran dj at
sedjenak, karena terheran-heran , mengawaskan saja dari kepal a
sampai dikaki serupa bendl jang aneh . Achirnja ia balas bert an j a
kepada saja: .,Menjangkakah kau , kami datang kesini unt uk it u ?
Urusan demikian tid1k kutjampur. Kami datang untuk mendj adi
lekas kaja akan selekasnja pulang ketanah-air."

"aiB~ zendeling Bogor bukanlah tempat jang njaman . Di-
sana banjak orang Eropah, sedikit sadja ketjualinja mereka
hidup untuk dunia sadja . Ada beribu ·ribu orang Ti ongh oa, ter-
banjak merepoti urusan dunia djuga. Dan penduduk Indonesia,
jang berada dalam keadaan matang sangat terkebelakang, ber-
tam bah malang karena ratjun tjandu dan djudi. Dalam pergaulan
sarna orang Eropah tidaklah orang Indonesia memperoleh tau-
ladan dan kesan jang baik, baik mengenai orang Eropah i tu
sendiri maupun terhadap agama jang dianut oleh orang Eropah.
Seorang demang (sederadjat dengan kepala-distrik) mengeluh
kepadaku : "Ah, tuan, urang Islam ulah dinasranikeun!" (0,
tuan, djanganlah kami orang Islam didjadikan Keristen !)

32

"Anggapan dan kesan buruk terbit karena hidup keliru ba-

njak r.~noa ?~.irKds-otenI dari daerah2 ·Iain. Bagian terbesar

mereka Inl berblnI tldak kawIn wanita Sunda, jang telah diper-

mandikan setjara Keristen oleh predikan. Antara mereka suami-

istri banjak jang melakukan perbuatan tidak senonoh, jang pa-

tutnja mendjemukan orang Keristen dan mereka sendiri. Tiba

d i Bogor dan menjaksikan keadaan, saja mentjoba berkenalan

5ama orang2 Indonesia-Keristen. Banjak antara mereka senang

akan kedata'nganku, banjak pula jang suka berkenalan dengan

saja hanja karena mengharap akan menerima tundjangan geredja,

mendapat sokongan (onderstand) jajasan Keristen miskin, me-

mi ndjam duit dan men gem is ama\.

"Di- Tjiandjur pada waktu2 paling belakang telah saja
men ggunakan djam2 pagi membantu Br. Albers memberikan
peladj aran-sekolah. Oi Bogor saja ingin lebih banjak untuk
evangelisasi. Melainkan 4 bulan sadja saja sanggup mengun-
djungi rumah2 orang Indonesia-Keristen dan tjoba mendekati
hali oran g Indonesia seumumnja. Dalam hal jang perlama - lekas
saj a dapat melihat ilu - saja berhasil sangat sedikit, dan dalam
hal jang kedua gagallah saja sam a sekali.

"Ketika seorang Abesinia·Keristen, Andreas namanja, hendak
beralih ke · Djakarta, saja mengoper sekolah-Andreas jang me-
ngadjar b eberapa anak-Tionghoa menulis huruf Belanda dalam
bahasa Melaju. Melandjutkan sekolah itu (mulai 31 Mei 1869)
d irumahku sendiri di Pledang-Tengah . mula2 djumlah muridku 10
anak laki2 (a.1. Lie Kimhok) dan djumlah itu segera mendjadi
30, kesemuanja tidak membajar uang-sekolah (gratis).

"Belum lama sekolahku berdiri, kontrolir membllka sebuah
Inlandsche school (1872). Oibantu wewenang pemerintah, banjak
murid2ku bangsa Sunda dipindahkan kesekolah baru, karena
orang mengarti, disekolah Gupernemen tidak ada bahaja dinas-
ranikan dan banjak harapan akan madju didunia . Tetapi ber-
tambah lama djumlah muridku bertambah besar, terbanjak anak2
Tionghoa, hingga rumahku kesempitan. Ruangan beladjar diru-
mahkll memang kurang sesuai dengan tempat-beladjar. Tepat
pada waktunja datanglah tolongan Tuhan, jaitu njonja Myer
tergerak hatinja mengumpulkan uang f 2846,- pendjualan un-
dian-barang dan sumbangan berbagai penduduk, untuk mendi-
rikan rumah-sekolah baru. Rumah sekolah ini dibuka resmi 1
Ojuni 1871. Sajang njonja Myer tidak berkesempatan menjaksikan
hasil llsahanja, karena telah meninggal 8 April 1870. Upatjara
pembukaan dihadlirkan djuga oleh Gupernur-Djenderal Myer
dengan puteri2nja, assisten-residen dan orang terkemuka, bahkan
tuan Myer telah menggantung gambar-potret istrinja disekolahku

33

(Dibelakang potret terdapat tulisan-tangan bunjinja begini:
Geschonken door den Gouverneur- Generaal
Mr. P. Myer
aan

de Directie der School voor de Soendaneesche jeugd
te Buitenzorg.
Donderdag, 1 funi 1871).

"Djumlah terbesar murid2ku 111 anak; d{umlah biasa

80 - 90 anak . Beratus antara anak2 itu telah menerima kepan-

daian membatja, menulis, sedikit berhitung dan pengundjukan

kedjalan nbai~gkh abadi (zaligheid).

"Sekolah-Zending di-Bogor lebih beruntung daripada seko -
lah2-lending ditempat lain; 'pertama, djumlah besar murid2;
kedua, murid2 membeli keperluan sendiri (buku dsb.), dan
ketiga, naik-turunnja djumlah murid tidak banjak.

"Pada 1 Djuli 1873 saja menjerahkan sekolah kepada Br.
Van der Linden. Saja diperintah oleh MadjeJis Pengabaran Indjil
menterdjemahkan Perdjandjian Baru (Nieuw 'Testament) keda-
lam bahasa Sunda dalam tempo 3 tahun dan akan berdiam
di-Sumedang. Br. Van der Linden jang bertempat di -Indramaju,
sebaliknja dari tjuti ditempatkan di-Bogor menggantikan saja.

"Br. Van der Linden tidak mempeladjari bahasa Sunda.
Inilah sajang. tetapi ada baiknja djuga, karena dengan bahasa
Melaju ia dapat lebih laluasa bergaul dengan orang2 asing dan
Bumiputera dari daerah2 lain jang tidak menggunakan bahasa
Sunda.

"Djumlah murid sekolah-lending di-Bogor tetap besar,
dan pekerdjaan Br. Van der Linden bertambah banjak, karena ia
telah membeli sebuah pertjetakan jang menerbitka n madjalah2
Keristen.

"Membuka sekolah memanglah usaha lending jang utama.
Banjak murid telah mendekati keradjaan Allah. tetapi astaga I
hanja beberapa anak jang achirnja telah dipermandikan setjara
Keristen.

"Pengadjaran sekolah telah meminta tempoku seluruh pagi
dan beberapa djam seminggunja pada waktu malam. Banjak
tenaga kugunakan untuk mengadjar, pekerdjaan jang meletihkan
badan, tetapi menjenangkan hati dan banjak terima-kasihnja.

"Umumnja evangelisasi di-Bogor hanja sematjam usaha
persiapan sadja, hingga tidak diharap akan segera dapat segera
dipetik bu<rhnja."

Sekian zendeling Cooisma.

34

SEDIKIT, TETAPI BANJAK.

Djika di-Bogor ti dak dibuka sekolah-Zending jang pertama
itu, adalah kemungkinan besar Lie Kimhok melandjutkan pela-
djaran-Tionghoa. Tatkala Lie Hian Tjouw balik kembali dari
Tjiandjur ke-Bogor untuk mengusahakan pengarakan dan me-
megan g pacht-gadai, di-Bogor tidak ada sekolah untuk anak2nja
akan meneruskan peladjaran jang telah didapat disekolah-Albers
di Tjiandjur.

Begitulah selama kira2 3 tahun (1866-1869) Lie KimhQk
beladjar disekolah- Tionghoa partikelir, sekolah sematjam ini
salu2nja di Bogor, dibawah pimpinan sinshe Tan Liok Ie.

Sinshe Tan Liok Ie kemudian pulang ke- Tiongkok, diganti
oleh sinshe Phoa Tjiok Lim akan achirnja diganti pula oleh
sinshe Khouw Boen Hong alias Khouw Sian. Didalam 3 tahun
berganti 3 guru, peladjaran terdiri atas pemahaman menulis huruf2
Tiongh oa jang tidak diterangkan artinja dan mengapalkan udjar2
klasik dialek Hokkian (Amoy) jang tidak diterangkan maknanja,
Lie Kimhok tidak memperoleh banjak disekolah itu.

T etapi menurut Lie Kimhok pada waktu ia berusia lebih
landjut, peladjaran2 jang diperolehnja didalam tempo 3 tahun
ilu tel ah memberikannja sesuatu jang bernilai. Antara udjar2
jang diapalkannja pun ada jang melekat keras pada pikirannja.

Misalnja 4 kata jang sederhana "hak dji Ie it" (peladjaran ada-

lah begitu penting, hingga akan dapat menjempurnakan manusia)
dan "djin put ti , dji put un, put ek kun tju ho" (seorang budi-
man tid aklah akan menjesal, djika orang tidak mengetahui
kepandaianja sebagai seorang terpeladjar), kemudian ketika dite-
rangkan artinja oleh sahabat2nja jang pandai Tionghoa, arti itll
mengedjutkan ia tidak sedikit, karena bersesuaian dengan pikiran-
nja sendiri, tetapi lebih dahulu tidak dapat ia mengatakan dengan
kata2 jang sedemikian tepatnja.

Pada hampir pertengahan 1869 zendeling S. Cooisma mulai
mem buka sekolah-Zending di-Bogor.

Lie Hian Tjouw jang telah mengenal zendeling Cooisma
sedjak di- Tjiandjur lalu mengirim Lie Kimhok ke sekolah itu
untuk ia ini meneruskan peladjaran jang telah didapatnja di-
sekolah-Albers.

Orang tua2 di-Bogor mengumpamakan sekolah-Zending
Coolsma sebuah oase dipadang tandus, karena didalam waktu
tidak ada sekolah, sekolah itulah jang memberikan ketika untuk
anak2nja jang aus akan peladjaran dapat bersekolah.

S. COOLSMA DAN VAN DER LINDEN.

S(ierk) Cooisma adalah perutusan kedua dari Ned. Zending-
Genootschap (Zendingsvereeniging) jang bersama zendeling

35

A. Geerdink tiba di-Djawa didalam tahun 1865 dan untuk sedikit
waktu ikutserta mengadjar disekolah-Albers di-Tj iandjur.

Zendeling Coolsma itulah jang bersama zendeling Alb ers
telah menjusun kamus2 Sunda-Belanda dan Belanda-Sunda .

Lebih daripada Albers, Cool sma terkenal karena buku2nja
didalam bahasa Sunda dan Belanda. Selainnja menterdjemahkan
"Perdjandjian Baru" didalam bahasa Sunda, S. Coolsma adalah
penulis banjak buku tentang agama Keristen dan bahasa Sunda,
a .1. "Doewa kitab' lndjil Soetji, anoe hid ji d ikaran g ko e Loekas,
anoe hidji deui koe Joh a nnes " (1871) , " Kitab Indjil S oe tji anoe
dikarang koe Loekas" (huruf Arab , 1877), " De Bijbel en Eva-
ngelische Zending" (1878), "Handleid in g b ij de beoefe ni ng de r
Soendaneesche taa)" (1878), "T waalf voorl ez in gen over W est-Java .
Het land, de bewoners en de arbeid der Ned . Zen d ingsvereenigi ng"
(1879), "De herhaling met veranderin g van kl ink ers in h et Soe n-
daneesch" (1885), "Soendaneesch en Hebreeuwsch" (1 891 ), " K ita b
Soetji anoe dikarang koeJohannes" (hurut Arab , 1895), "Soend an ee -
sche Brieven en Spraakkunst" (1904), "In het vo orportaal va n den
Islam" (1906), "Ismail en Moerti, de Eerstelin gen uit d e Soe n dane e-
zen" (1911) dan "Terugblik o p mijn levensweg, 1840 - 19 24" (1 924).

S. Coolsma telah mentjeritakan tentan g kead aan seko lah d i
Bogor seumumnja dan sekolah -Zending perta ma dis ana te ruta ma.
sekolah-Zending kedua tempat Lie Kimh ok be1adjar didal am
banjak tahun, sedjak mulai sekolah itu did irikan d i Dj awa .

Pada 1 Djuli 1873 Coolsma , jang harus bert emp at d i-S um e-
dang untuk menggunakan temponja mente rdj em ah kan Perdj an-
djian Baru. telah menjerahkan sekolah-Zend ing itu ke pa da
zendeling Van der Linden , salah seora ng zend eling per utu sa n
pertama. Lie Kimhok melandjutkan peladjara nnja d isekol a h in i.

Cooisma mengadjar dengan antaran bahasa-Sunda. Sekolah
itu ,(7 - 11 pagi), seperti sekolah-Albers di Tjiandjur mewa-
djibkan murid2 bersembajang setj ara Keriste n pada perm ulaan
dan perachiran beladjar da n mengadjar djuga pe ladjaran2 me-
ngenai Bijbel. Tiga kali seminggunja (Sen in , Rebo dan Djumah at)
Coolsma membuka sekolah-malam dirumahnja di Pledang-Te-
ngah, tempat sekolah-siang, untuk murid2nja kelas fertin ggi.
Disekolah-malam ini diadjarka n bahasa Belanda. Murid2 melain -
kan mengeluarkan uang · minjak f 3.- sebulannja masing2, tidak
membajar uang-sekolah.

Van der Linden meneruskan sekolah·Zending dan sekolah-
mal am itu tanpa mengadakan peru bahan, ketju ali menggantikan
bahasa Sunda dengan baJ1asa Melaju sebagai bahasa antaran.

Dibawah pimpinan Coolsma, Lie Kimhok telah duduk se-
bagai murid kelas tertinggi dan sambil melandjutkan peladjarannja,
ia membantu gurunja mengadjar di-kelas2 rendahan sebagai

36

pembantu-guru (haksengthan) dengan menerima uang saku f 5.-

sebulannja. Disekolah Van der Linden ia menamatkan peladjaran

rendah, bantu mengadjar disekolah dan bekerdja dipertjetakan

lending dengan mendapat ongkos djalan f 40.- sebulannja.

Pada waktu2 jang sengang ia menerima djuga peladjaran-Ian-

djut a n da ri ze nd eling Van der Linden . .

Van der Linden memiliki sebuah pertjetakan, dibeli dari

Os. E. W. King, predikan Vrije Schotsche Zending (Rehoton

Zendingsp ers) d i-Djatinegara bersama hak2-penerbitannja . Ma-

dj a lah 2 Keriste n jang diambil oper itu ialah "De Opwekker"

(bul anan bahasa BeJanda) dan" Bintang Ojohar" (Iandjutan "Bi-

a ngla Ja" , s etengah-buJanan, seb agian Belanda, sebagian pula

Mela ju) . Pertjetakan itu dipindahkan zendeling Van der Linden

dari Djatinegara ke-Bogor, dan Lie Kimhok turut serta mengu-

rus madj aJ ah2 itu. Rupanja inilah menjebabkan orang meman-

dan g ia sebagai redaktur Ti onghoa-Melaju pertama.

8egit ulah dua- tiga tahun Lie Kimhok telah mendjadi murid

sekolah -A Ibers di- Tjiandjur, kira2 4 tahun murid Cooisma dan

7 tah un murid dan pembantu Van der Linden.

Penge nal 2 Lie Kimhok banjak menjebut terutama nama2

Co oJsma dan Va n der Linden tiap kali membitjarakan tentang

peladj aran-se kolahnja . Dikatakan , kedua gurunja itu tidak sedikit

mempengar uhkan djiwa Lie Kimhok.

An ta ra guru2 dan murid itu ada hubungan djiwa jang erat,

kare na mereka sa ling tjinta- mentjintai, harga -menghargakan.

Coo ism a mengatakan, napsu-beladjarnja Lie Kimhok besar

se ka li (de hanger van zijn geest was groter dan die van zijn maag) .

Van d er Lind en berpendapat, patutnja Lie Kimhok mendjadi

g llru- se kolah (hij was geschikt voor onderwijzer). Tjaranja me-

ngadjar sabar dan djelas, sederhana dan mudah dipahamkan oleh

mllrid2nj a. fa mengarti baik bahasa Sunda dan Melaju. Bahasa Be-

landanja pasif tjllkup baik (ruim voldoende), aktif kurang lantjar.

Keduanja menetapkan, sebagai murid Lie Kimhok murid

terpand ai antara sesama murid sekelas, terutama dalam hal

membllat karangan (opstel), melukis gambar dan ilmu alam . Ia

menlliis terang dan rapih (hij had een fraaie hand) . la tidak

pernah dipermandikan setjara Keristen (didoop), tetapi didalam

banjak hal ia melebihkan Keristen daripada banjak orang Keristen.

Sebaliknja murid jang baik itu pun selalll berbitjara baik

tentang guru2nja jang bailc Sebagai orang Keristen mereka tidak

pernah menolak sesuatu bantuan lahir dan batin jang mereka

sanggllp memberikannja. lendeling2 Cooism'a dan Van der Lin-

den tjoba mengadjar murid2nja, bagaimana harus berpikir dan

apa jang harus dipikirkan, agar dapat menggunakan pikiran sen-

did, tidak mendjedjal sadja otak dengan pikiran orang lain.

37

BERDlRIKAN SEKOLAH SENOIRI.

Karena andjuran gurunja untuk dapat menampung anak2

jang tidak mendapat kesempatan bersekolah pagi, Lie Kimhok

sendiri telah membuka sekolah jang dipimpin sendiri di-Kam-

pung Tengah, dekat rurnah-tinggalnja pada achir tahun ketu-

djuhpuluhan. .

Ia dapat memblgi tern ponja sedemikian, hingga baginja

seperti tidak ada kata .. tidak ada tempo." Pagi pukul 7 - 11

kesekolah Zending, siang 11 - 1 mengadjar disekolahnja sen-

diri, sore bekerdja dipertjetakan-Zending dan malam beladjar

untuk memadjukan pengetahuan.

Sekolah itu menerima banjak murid anak2 Tionghoa, ke-

mudian dioperkan kepada Oey Kim Hoat alias Kuntil, hingga

lama disebut "Sekolah empek Kuntil" , akan kemudian dilandjut-

kan kembali sebagai sekolah-Zending di Ojalan Perniagaan jang

berdiri lama sehingga djauh dalam awal abad ke-20 inL

PENABUR BUNGA TIOAK TERKENAL.

Berbeda dengan Cooisma jang meninggal dinegeri-Belanda,
adalah Van der Linden meninggal di-Bogor dan dikubur dipe-
kuburan orang-Eropah di-Kebun Djahe (dekat Djembatan Merah)

disana.
Hubungan Lie Kimhok dengan zendeling Van der Linden

adalah hubungan terlama dan tererat, diballdingkan dengan gu-

ru2nja jang lain, bahkan "Drukkerij Lie Kimhok" berasal dari
pertjetakan-Zending di-Bogor, milik Van der Linden.

Begitulah djika setelah berhenti sekolah Lie Kimhok hampir

tidak mempunjai hubungan dengan bekas guru2nja jang lain,

seperti Albers, Coolsma dan 3 gurunja Tionghoa, adalah dengan

Van der Linden ia berhubung sehingga meninggalnja guru ini,
bahkan biarpun ia telah berdiam ditempat lain, tiap tahun ia

memerlukan mli!njambangi kuburan bekas gurunja itu.
Dibatu-nisan kuburan Van der Linden terpahat kata2 ini:

D. J. Van der Linden

Zendel ingsleeraar

t 5
18 - - 85
8

Zijn leven was Christu5

In het sterven gewin.

Dibelakang batu itu:

Zijne Vrienden
en

Vereerders.

38

Tahun bertemu tahun, terutama tiap hari-raja Keristen jang
besar, seperti Natal dan Paska, seorang Tionghoa biasa dalang
kekuburan Van der Linden, mengheningkan tjipta sambi! berdiri,
lalu menabur kembang dikuburan ilu dan memberi sedikit per-
sen kepada bapak pendjaga pekuburan.

Lewat tahun kesepuluhan abad sekarang barulah orang itu
tidak datang pula.

Tidak seorang ketahui, 'siapakah penabur bunga tidak ter-
kenaI itu, bapak pendjaga-pekuburan pun tidak.

Djika ditanjakan, siapakah penjebar kembang itu jang se-
demikian setia tiap tahun datang menjambangi kuburan zende-
ling Van der Linden, bapak itu tidak dapat memberikan
djawaban, ketjuali:

"Babah dari pasar"

PERINTlS2 .

Lie Kimhok adalah seorang antara sangat sedikit orang2
Tionghoa disini jang mengenal bahasa Belanda pada masa orang
Belanda tidak senang orang Asia menggunakan bahasa itu, dan
ia beladjar disekolah-Keristen pada masa terbanjak orang Tiong-
hoa menganggap mendjadi Keristen sebagai .menukarkebangsaan."

Sedikit antara orang2 Belanda jang djusteru menjiarkan.ba-
hasa Belanda kepada anak2 Tionghoa dan sedikit antara orang2
Keristen jang membuka sekolah jang murid2nja terbanjak anak2
Tionghoa, ialah zendeling2 Albers, Coolsma dan Van der Linden.

Didala m keadaan itu kenalan2 Lie Hian Tjouw menjesal-
kannja, karena ia telah memilih sekolah-Keristen untuk anaknja.
Tetapi pengenal2 Lie Hian Tjouw lebih baik memandangnja
seorang jang berpikiran madju. Didalam waktu tidak ada sekolah,
tidak dapat mem ilih sekolah, zendeling2 itu adalah perintis2
jang memberi ketika akan anak2 Tionghoa dapat beladjar dise-
kolah, bahkan ramah-tamah, tidak membedakan bangsa dan de-
radjat, tidak mata-duitan, orang2 bidjaksana dan orang2 Keris-
ten jang baik.

Lie H ian Tjouw tidak terlalu miskin, dari pengarakan dan
pachtgadai ia telah menderita rugi lebih-kurang f 40.000.- dan
ia tidak sajang uang untuk didikan anak2nja, biarpun benar ke-
mudian ia sampai harus mendjualan dipasar, sebagai pedagang
ketjil Tidaklah soal uang (sekolah-Zending tidak memungut
uang-sekolah) menjebabkan ia memilih sekolah-Zending.

Orang mengetahui, orang-tua itu berpemandangan luas.
Dalam abad ke-19 i1mu-pengetahuan Barat mulai madju dan se-

39

tindak demi setindak Asia dikuasai oleh orang Barat, jang me-
ngulamakan lahir. Ber-abad2 orang Timur mengutamak"m ke-
tinggian dan ketebalan batin, padahal batin harus direndengkall
dengan lahir, djika hendak mendjadi orang dan bangsa jang
madju. Mementingkan sadja batin adalah ibarat orang Jumpu
sebeJah kakinja dan mementingkan sadja Jahir laksana bu ta
kedua mata, berpendapat Lie Hian Tjouw, jang mengangap perlu
dengan melalui keahlian Sarat tetap memperkembangkan milik
jang lama, kebatinan Timur.

40

v.

DJIWA MATANG DALAM TANGISAN.

S U K A - D U K A.

DjlWA SENl.

Nasib - djika ini benar ada - sungguh memainkan peranan

penting di.dalam hidup manusia. Djika tidak ada nasib, mungkin

kegagalan2 dalam bakat :dan usaha karena tidak adanja kejakinan

jang sepadan sebagai ,!<,:Gntji membuka pintu ·sukkes, atau mung-
kin pula djalannja n~aJ2(ji,
letaknja tempat, suasana atau iklim

jang memegang rpe ~ Olan itu.

Oi-Bogor orang merasa heran, djiwa seni Lie Kimhok jang

tampak pada masa-mudanja tidak dapat terpelihara untuk ber-

kembang, seperti pohon mati ditanah kurus, tidak mendapat air

dan sinar matahari. la terkenal pandai melukj§, menurut kesu-

kaan ajahnja, pandai menjulam seperti ibunja, senang akan mu-
.sik d~n
ton,u.z. letapl paaa- waktu tua tidak suatupun jang keting-

galan, ketJuari menulis, bahkan tidak suatu lakon-tonil terbit dari

kalamnja dan tidak suafu alat-musik jang dapat dimainkan oleh

djari2nja.

Ia radjin sekaii beladjar dan bekerdja, Tjapai mengasa otak,

ia mengaso sambiI menggambar dan menjulam.

Oinding rumahnja terhias gambar2lukisannja berupa pigura2,

jang dikerdjakannja dengan biaja sedikit, tetapi banjak mem-

bantu sebagai perhiasan jang ba ik. Sedemikian baik, hingga

menarik perhatian ahli-Iukis termashur.

Raden Saleh a~rif Bastaman_ (1814-1880) pada waktu ilu

telah-beru mah di- ogor, d iwijf<-Eropah dekat algemeen secre-

tarie. Pelukis ini mengenal Lie Hian Tjouw perantaraan kapten

Phoa Tjeng Tjoan, telah menerima Lie Kimhok sebagai murid-

Ilja , setelah menjaksikan dua lukisan pemuda ifu, sebuah tpon~­

sebatas dada dari Keizer Thong Tie dan sesisir pisang-mas di

sebuah pi ring. Raden Saleh mellgandjurkan djuga - djika perlu

dengan bantuannja - lIntuk Lie Kimhok melandjutkan peladjaran

menggambar di- Eropah, telapi njonja Lie Hian Tjouw berkebe-

ratan berpisah lama dan djauh dengan anaknja jang sulung dan

tertjinta illi.

Didalam hal menjulam, peladjaran jang biasanja dilakukan

oleh gadis2 dan wanita muda, Lie I<imhok terkenal sedemikian,

hingga ia didjulukan "Si Anak Perawan."

Peranakan Tionghoa laki2 dan perempuan, terutama perem-

puan menggemarkan sekali semaljam kasut muka tersulam, di-

sebut selop-songket. Dilukis gambar bunga, daun, binatang atau

sebagainja disehelai kertas-I<embang (kertas-tipis), Iall! disulam

41

dengan klengkam (benang-mas) 'disepotong kain atau dibeluderu
diserahkan kepada tukang-sepatu untuk didjadikan kasut. rHa~
ganja kasut sematjam ini ribuan, djika sulamannja terdjalin dengan
emas murni dan berlian tulen.

Lie Kimhok menjongket kasut melainkan l1ntuk suka2 me ·
nolong sahabat- kenalannja kaum wanita. Seperti ia biasa me-
ngarangkan sjair dan pantun untuk pemuda2 handai-taulannja.
hingga tidak sadja ia mendapat alias "Si Anak Perawan", melain-
kan djuga "Si Anak Perawan jang pandai mantun."

Pada achir abad jang silam dan awal abad sekarang zaman
selop-songket pun sedjalan dengan zaman pantun. Toko2 buku
dan penerbit2 membandjirkan pembatja Melaju·rendah dengan
berdjenis2 buku pantun dan sja ir, dan surat2-kabar dan madj a la h2
penuh dengan pantun dan sjair, bahkan polemik dilakukan djuga
dengan sjair dan pantun.

Disebuah daftar perpustakaan Lembaga Kebudajaan Indo-
nesia (Museum) di Merdeka-Barat 12, Djakatra pernah terdapat
tjatatan ini: "Sjair tjerita di tempo tahon 1813 soedah kadjad ian
di · Batawi, terpoengoet dari boekoe Njai Dasima, terkarang oleh
Lie Kimhek ." (Buku-tjerita " Njai Dasima, suatu korban d a ri
pada pembudjukan, terkarang oleh O . Francis, Bata via , 1896"
didalam prosa). Itu sadja peninggalannja. Rupanja ia tidak me-
ninggalkan lain buku-pantun sematjam jang banjak tersiar pada
masa itu.

WAJANG-TJER1TA DAN" KESEDJUKANKU."

Tentang kesukaannja dalam sandiwara dan musik ditutur-

kan hal2 jang berikut: .

Tahun-Baru Tionghoa dan Tjapgom e nja tiap tahun diraja-

kan meriah sekali di tempat2 banjak orang Tionghoa berdiam.

Antara tontonan jang ikut serta meramaikan hari2 -raja itu di-

Bogor dan daerah2 dekat2nja pada achir abad berselang adalah

sematjam sandiwara mengam e n, Wajang tjerita, dan antara

wajang2 demikian, jang biasa mempertundjukkan lakon2 Bajan-

Nori, Sanpek - Engtay, gdno ~ 2 1001 Malam d . 1. 1., adalah

Waj a n g - f j e r i t a. - -n SlTi Akoari7-' --

,.--- ~ .--.
Wajang-tjerita "Siti Akbari" (disingkat dan disederhanakan

dari buku sjair-tjerita jang beralamat serupa) pcran2nja terdiri

atas anak2 ·Tionghoa umur 10-14 tahun,laki-perempuan, terpilih
jang tampan tjantik dan mungil. Mereka memainkan lakon itll

dengan sjair2 jang bersahadja, dikarang baru untuk maksud ini,

tjeritanja diperpendek, hingga dapat selesai dimainkan lebih-

kurang hanja 2 djam.

42

Segal a keperluannja jang sederhana dibawa sendiri, daTi
selembar lajar-sandiwara jang didirikan terapit dua batang bambu
sehingga air-minum .

Djika lajar-sandiwara telah dibentangkan, kursi2 dilepaskan
daripada lipatannja, pemain2 gambang telah duduk dikursi2 itu,
gamballg-kaju dipukul, tehian (biola-Tionghoa) digesek, seruling
ditiup d an tjanang-kaju diketok, anak2-wajang silih· berganli
keluar d ari belakang lajar untuk memainkan peranan masing2.
M ereka tid ak berbiljara, melainkan menjanji bersahut-sahutan,
mengikuti lagu2-gambang, jang mirip lagu-Tionghoa, mirip-Me-
laju , seperti biasa diperdengarkan gambang-Djakarta.

Wajang ·tjerita membuka pertundjukannja dari satu ke-Iain
muka rumah orang hartawan, jang bersedia menerima tontonan.
Pertundjukan dilakukan diudara terbuka atau dipertengahan .luar
rumah , hingga publik jang berdjedjalan dapat ikut-serta me-
nonton.

Wajang-tjerita ".siti Akbari" populer sehinKga diluar Bogor.
An gpau (bungkusan merah be ri si uang tanda -penghargaan, blasa
diserahkan bersama sepasang lilin-merah keljil) diterima wajang

ai tu di-Bogor dan Djakarta sehingga f 75.- f 100.-, djumlah

besar j all g lid ak diperoleh wajang atau tontonan lain .
Lie Kimhok jang mengepalai Wajang-tjerita "Siti Akbari",

membenkan tjentan]a, mengarangkan s]alr2nja Isfimewa untuk
anak2-waj ang, hingga sangat disederhanakan , mengadjar anak2-
wajan g i ni dan mengatur segal a lain keperluan. Melainkan ia
tid ak turut serta keluar mengam en, jang d iserahkan seorang sa-
habatnja seba gai pengurus-kepala.

Seluruh pendapatan bersih di -bag i2, tidak diambil sepeser-
pun untuk ia sendiri, jang telah merasa puas telah dapat mem-
beri kesempatan didalam beberapa tahun wajang-tjerita "Siti
Akbari " keluar membarang, akan anak2 dan pengurus-wajang
memperoleh sedikit rezeki setahun sekali.

Oleh andjuran Lie Kimhok telah terbit sematjam buku ke-

tjil berisi 10 lagu2 populer pada masa itu, penerbitan Oey Kim
Hoat alias Kuntil , didjual f 050 sebukunja .

Lie Kimhok telah mendirikan perkumpulan-musik" Kesedju-
kanku", maksudnja untuk "menggabung pemuda2 Tionghoa di-
Bogor jang menggemarkan musik- Eropah akan sambil . memper-
dalam pemahaman musik dapat pula berkumpul membuka pi-
kiran dan menambah pengetahuan" dengan mengundang orang
jang pandai musik, mengadakan tjeramah dan debat didalam
hal2 jang berguna dan tolong-menolong dalam hal2 jang tidak
melanggar peraturan negeri.

Setjara itu ia melewatkan temponja, disamping giat beJadjar
dan bekerdja meluaskan pengetahuan sendiri.

43

MALANO TAK BOLEH DITOLAK,

MUDJUR TAK SOLEH DIRAIH.

Lie Kimhok suatu djedjaka tua, kelika pemuda2 dan pe-
mudi2 Tionghoa biasa kawin muda2 dalam usia belasan tahun.
Ajahnja bukan tidak mentjari djodohnja, tetapi takdir tak dapat
ditolak, djodoh tak dapat dikedjar, demikian dipertjaja orang2 tua.

Ada gadis jang eilok, tetapi genit; ada jang alim' dan tjan-
tik, tetapi tjulas dan malas; ada jang sopan, djelita, radjin dan
baik, tetapi tjatjat nama keturunannja atau orang-tuanja berpe-
njakit loksun (t b .c.), gila atau tayko (lepra) jang dianggap da-
pat menurun keanak-tjutju .

.,....- Lie Kimhok telah berusia 23 tahun, ketika Lie Hian Tjouw
-dan isterinja penudju Oey Pek Nio alias Roti, umur 16 tahun,

anak Oey Giok Ojoe di-Gadok, Bogor-Selatan, untuk isterinja.
Oey Pek Nio itu tidak tjantik-djelita, orangnja ketjil dan kurus,
Klindainja besar, dan meskipun tidak memenuhi seantero ke-
inginan. tetapi terkenal kebaktiannja kepada kedua orang-tuanja,
sopan, radjin, keturunan baik dan tidak dichawatir mengandung
sakit-turunan.

Lie Kimhok tidak mengenal Oey Pek Nio , sebagai ia ini
tidak pernah mengenal Lie Kimhok, Jang Be11fm ingin menikah
dan bertjemas akan mendapat isleri jang tidak dapat "mendja-
dikan rumah sebagai surga, jang polos mendjadi berwarna, jang
mati bersemangat dan jang gelap menujadi terang", seperti ba-
njak kali ia membatja di-buku2 roman. la berchawatir akan
mendapat bukan seorang njonja rumah jang baik dan isteri jan g
bidjaksana, seperti banjak ia menjaksikan dengan mata sendiri
didalam kedjadian jang benar se-hari2.

Tetapi keinginan orang-tua tidak dapat ditolak dan perdjo -
doan itu diteruskan (1876).

Ternjata, kechawatiran Lie Kimhok tidak beralasan. Ia me-
rasakan banjak waktu jang berbahagia hidup didamping isterinja.

"Ong Hoedjin eilok sekali; ija ditjinta oleh soewaminja,
kerna keeilokannja.- Isteri eilok ditjintai, itoelah boleh
di bilang ada menoeroet pada fatsal biasa. Tapi lain dari
bagitoe kaeilokannja Ong Hoedjin ada bersatoedjoe betoel
pada perasaan hati soewaminja; maka pada Ong Ojin Gi
dan istrinja ini adalah berlakoe itoe pri bahasa "Masing2
orang ampoenja mata," tegasoja : sekalipoen lain orang rasa,
Hoedjin ini tiada eilok, Ong Ojin Gi ada merasa, bahoewa
di doenia ini melainkan istrinja jang haroes diseboet eilok.

44

Sedari ija baroe menikah, ia blon brenti tergila-gila pada
istri sendiri."

(Lie Kimhok, "Pembalasan den dam hatL")

"Satoe binatang, kaloe berlaki-bini sarna dia, nanti
djadi manoesia."

(Lie Kimhok, "Tjhit Liap Seng.")

" Membalas tjinta ada hal jang pertama,
Kadoewa , ija membela salama-lama.
Bagini dan bagitoe ija poen menerima,
Melarat po en ija toeroet bersama-sama .

(Lie Kimhok, "Orang Prampoewan.")

Den gan Oey Pek Nio sebagai isteri hidupnja tenteram , baik
waktu melepaskan lelah dirumah maupun waktu sibuk beladjar
atall mengadjar disekolah dan bekerdja dipekerdjaan.

"Rumah jang tenang,
Betapapun buruknja,
Tetaplah senang."

(Thomas Paine, "The Rights of Man.")

"Melebihi dugaan, sebenarnja ada banjak perkawi-
nan setjara kuno telall membawa berkah. Terbanjak
perkawinan (paksaan) demikian telah membawa berkah
leb ill besar daripada perkaw inan modern romantis suka
sarna suka didunia Barat."

(Pearl S. Buck, .. The Good Earth.")

Kami, gadis2 Tionghoa, menikah djika tjinta telah
mulai berbangkit. Kami menganggap sebagai tugas untuk
memperkembangkan tjinta itu. Tetapi kamu,' gadis2
Amerikaan , menikah djika tjinta ilu telah berkembang-
biak. Dan kamu membiarkannja, menjerahkan sadja pada
keadaannj.a sehingga laju ."

(Seorang gadis Tionghoa kepada gadis Amerikaan).

Tetapi sekali penghidupan tetap penghidupan, jang tidak
mengenal kaja dan miskin, rendah · tinggi deradjat. 5uka-duka
sil ih- berganti.

Fadjar menjingsing menjegarkan badan, mata dan hati, se-
gera diganti siang akan achirnja memberi tempat pada sang
malam jang suram dan gelap, atjapkali memutuskan asa.

45

"Fadjar, hai Fadjar, anak dcwata,
Pesuruh mambang dan bidadari!
Elok parasmu bagai permata,
Sinarmu indah menari-nari."

(M. R. Dajoh, "Putera Budiman.")

"Amboi, tapi hanja sebentar nian
Menjirap djelita turun gulita.
Muramlah dusun disungkap malam.
Girangku pulang kepersunjian,
Mengingat megah berpinggir derita,
Melihat tjaja bertjarang kelam.' .

CRifa'i Ali, "Kata Hati." )

.Akan tetapi, seperli sorga berdamping sarn a naraka,
Rasa beroentoeng ada dekat pada rasa 1jilaka .
Sedikit tahoen soewami-istri berhati soeka ,
Laloe terganggoe dengan soewatoe rasa jang doeka ."

(Lie Kimhok "Sili Akbari.")

Dibawah ini beberapa tahun2 jang penling bag i Lie Kimhok:
Ia kawin dengan Oey Pek Nio, 1876 ;
Oey Pek Nio melahirkan seorang baji, jang sedikit waktu
kemudian meninggal dunia, 1877;

Oey Tjiok Nio berpulang kekebakaan, 1879;
Lie Hian Tjouw menjusul islrinja ilu, 1880;
Luka2 dihati belum sembuh, wadjah anak pertama, ibu dan
ajah masih berbajang dimata, Oey Pek Nio mulai berpenjakilan,
Jagi ia mengandung pula.

"Saban beranak .bergantung" di ramboet salembar,
Bahaja poen besar tiada berchabar."

(Lie Kimhok, "Orang Prampoewan. " )

Kali ini kechawatiran Lie Kimhok benarlah berdasar.
Oey Pek Nio mati beranak, 1881.
Baji jang berusia 22 hari dan jang ditinggalkan ibu ilu tidak
ada jang merawatnja. Seorang saudara Lie Kimhok telah berpu-
lang kerachmattullah dan seorang saudara perempuan jang ma-
sih hidup berkumpul terganggu sakit-pikiran, sementara saudara2
lain telah berpisah tinggal. Dirumahnja tidak seorangpun jang
dapat merawat baji itu.
Terpaksa baji itu dikirim ke-Gadok, kerumah Oey Giok
Djoe untuk dirawat disana.

46


Click to View FlipBook Version