If I Go Through Another September | 101 “Oh no we’re not. We’ve been going here every September since we were ten.” “Really? How come we’re all never seen each other?” Kami semua akhirnya berkenalan dan berbincang cukup lama, hingga akhirnya pembimbing kegiatan volunteer ini datang. “Good morning girls, perkenalkan nama saya Cantika, or you guys can call me Miss C.” Aku memperhatikan Miss C dengan seksama sampai aku merasa ada tatapan yang mengarah padaku. Mataku bergerak mencari tatapan itu dengan penalaranku. Lalu mata ini akhirnya berjumpa dengan sosok laki-laki memakai jas berwarna navy blue yang sedang menatapku dengan tatapannya yang begitu tenang.
If I Go Through Another September | 102 Aku sedikit terkejut karena ia tidak berpaling dari tatapannya itu. Aku merasa hal ini aneh dan bingung. Mengapa ia menatapku? Apakah ada yang salah dengan rambutku? Atau mungkin ada sesuatu menempel di badanku? Aku langsung mengobservasi seluruh tubuhku
If I Go Through Another September | 103 apakah ada yang salah. Alaia yang menyadari bahwa aku sibuk sendiri langsung bertanya, “Kamu ngapain Lin?” “Ada sesuatu yang aneh ngga dari penampilan gue?” “Hah? Engga kok aman aja, kenapa sih?” Aku sedikit membungkukkan badanku dan mendekat ke telinga Alaia dan berbisik, “That boy with the navy suit is staring at me and then when I stare back at him he just keep staring. It’s weird.” Bodohnya Alaia ia langsung menoleh dan mencari sosok lelaki yang aku maksud. “psst! Do not look at him!” I whispered. Saat Alaia menatap laki-laki itu ia malah tersenyum dan tertawa kecil. Duh, sepertinya ia sadar bahwa aku sedang membicarakannya. Mau ditaruh dimana wajahku sekarang. Dasar Alaia memang benar-benar tidak bisa bekerja sama dengan baik. Alaia yang sadar ia telah berbuat kesalahan hanya berkata, “Sorry Lin, hehe.” Then we both pretend like nothing happen and get back to Miss C who start to giving us a list of what we need to bring each time we have a meeting here.
If I Go Through Another September | 104 Selesai pertemuan, aku dan Alaia memutuskan untuk kembali ke rumah dan berenang. Kami juga mempunyai rencana untuk pergi ke tengah kota dan membeli semua keperluan yang ada di list tadi. Ting! *** Table For Five *Kejora has added you* *Kejora has added Alaia* Kejora Welcome girls ! Ratu Oh yes yes yes!! 1.Stationery 5. Color paint 2. Knit Kit 6. Clay 3. A baby doll 7. A waist bag 4. Fairytale books
If I Go Through Another September | 105 Claudya AAA Finally ! *** Kejora, Ratu, dan Claudya adalah 3 gadis yang aku dan Alaia temui di balai kota tadi. Kami memang tenggelam dalam perbincangan dan terhubung satu sama lain sehingga Kejora membuat grup di aplikasi Line untuk kami ber-lima. *** Ratu Gais kalian udah punya semua barang yang di list? Alaia Belum nih, niatnya nanti gue sama Raline mau ke Center Town buat nyari semua barangnya. You guys wanna come? Raline Oh yes please come with us! It’ll be more fun if we do it together!! Kejora Kebetulan banget! Oke I’ll pick you guys up at four, just give me y’all address and I will be right infront of the door. ***
If I Go Through Another September | 106 Diantara kami memang Kejora yang umurnya paling dewasa, jarak umur kami berbeda-beda dan Kejoralah yang mengambil peran “kakak” diantara kami semua. Sore hari pun datang dan kami semua sudah berada di mobil Kejora. Kami pergi menuju tengah kota di pusat perbelanjaan, layaknya di film mean-girls kami semua tampil dalam pakaian bernuansa warna merah muda tanpa disengaja. Kami sempat berpisah tempat sebentar karena perbedaan selera saat mencari waist bag. Aku dan Claudya memutuskan untuk mencari barang tersebut di toko pakaian laki-laki karena ingin mencari yang functional dibanding pleasingly aesthetic. Saat kami sedang memilih-milih tas mana yang akan kami beli aku melihat sosok lelaki yangsedang mencoba topi di depan kaca panjang di toko yang sama. That boy.. The boy from the Town Hall, The boy with the navy suit, The boy with a glazed stare. Aku cepat-cepat mengalihkan pandanganku dan mencoba untuk kembali fokus pada beberapa pilihan tas yang sudah aku genggam di tangan kanan kiriku. Claudya sepertinya menyari bahwa aku sedang mencoba untuk mengalihkan fokusku, ia bertanya ada apa lalu awalnya aku mencoba memberi tahunya bahwa tidak ada apa-apa. Tapi setelah ia memancingku dengan beberapa
If I Go Through Another September | 107 cara, aku pun luluh dan akhirnya bercerita tentang kejadian tadi di balai kota. Claudya mendengar cerita itu langsung sedikit teriak dan membuatku terpaksa menutup mulutnya bahkan memeluknya hingga sedikit menunduk. Cukup sudah dengan Alaia tadi melakukan hal yang ceroboh, Claudya pun merespon hal yang sama seperti Alaia. “Sorry Lin, hehe.” Aku melirik sedikit padanya, dan ia seperti sedang mencari sumber suara yang membuat sedikit kegaduhan di toko ini. Aku mengalihkan pandanganku secara cepat dan menarik Claudya untuk pergi keluar toko. “Alaia already embarrassed me earlier, let’s try another store.” “Hehehe okay okay.” Setelah kami semua sudah membeli semua keperluan yang dibutuhkan, kami memerlukan rehat sejenak setelah mengelilingi satu pusat belanja yang cukup luas ini. Kami akhirnya berkumpul di salah satu café kecil untuk membeli gelato dan duduk-duduk manis disana. Saat kami berbincang-bincang, akhirnya kami semua mulai bertukar cerita satu sama lain. Hal ini memancingku untuk bercerita tentang lelaki yang aku temui tadi di balai kota. “OH! Bruin?” Kejora menyebutkan satu nama saat setelah mendengar ceritaku itu. “Kamu kenal Jor?” Aku terkejut dan bertanya-tanya.
If I Go Through Another September | 108 “Well I’ve been here and having a good talk with Miss C for over a year now, Bruin is her nephew who always helped her with this volunteer things. He’s such a nice guy, if you catch an eye with him I definitely agree and support you.” Kejora is describing him very well. Hmm, interesting. Well I don’t have any serious intention about it and just curious why he stare at me like that earlier. The next week at the Town Hall we’re having a studies on parenting. We learn about how to put a baby to sleep with the right position holding it up. “You know your baby won’t fall asleep if you hold her like that.” – “Oh, or him.” Suara itu ternyata dari lelaki yang sedang berkeliaran di benakku beberapa hari ini. Bruin namanya. Aku serentak terkejut dengan dirinya yang ternyata sudah ada di belakangku. “God you startled me. How long have you been there?” “A good half hour.” Aku membelakkan mataku dan menatapnya heran, ia hanya tersenyum licik dan mencoba membenarkan posisi boneka bayi yang sedang aku gendong. “You’re an expert at this huh?” “Let’s say, I have a twin baby sisters two years ago and my mom is a single parent.”
If I Go Through Another September | 109 I’m amazed. Wow. He’s the father figure of his two little sisters for about two years. And his mom is a single parent is the thing I’m amazed as well. “No need to give me an empathy and that puppy eyes, I’m alright, my mom is alright. We’ve been a happy little family.” Shoot! It’s like he just read my mind. Setelah membenarkan dan memberi tahuku bagaimana cara menggendong bayi yang benar, ia pergi begitu saja tanpa meninggalkan sepatah kata. Beberapa waktu berlalu, selama pelatihan Bruin selalu membantuku dalam segala hal. He’s so an into action guy, not much of a words type of guys. Mulai dari parenting hingga craft pun ia sangat handal. Ternyata saat aku telusuri kembali, ia telah membantu Miss C semenjak beberapa tahun yang lalu. Selain ketertarikannya perihal kegiatan volunteer ini, ia juga sudah sempat bekerja di balai kota beberapa kali. Tujuannya sebenarnya hanya untuk mengisi waktu luangnya dengan kegiatan bermanfaat sekaligus menghasilkan uang yang bisa ia simpan. Aku kagum sebenarnya ternyata ada sosok lelaki yang seperti Bruin. Kegiatan volunteer akhirnya dimulai, hari ini pun bersamaan dengan jadwal match day. Akhirnya pembimbing kami Miss C memutuskan untuk mengajak anak-anak kecil dari panti untuk menonton pertandingan
If I Go Through Another September | 110 basket bersama kami. Jadi selain menonton pertandingan kami juga mengurus anak-anak tersebut. Ada satu pertanyaan di benakku. Is Nendra will be attending the match today? Aku mencoba untuk menjauhkan pikiran itu jauh-jauh. This time I will try to not think about him and focus only on me, myself, and I. “Kakak! Aku mau ke toilet, sudah tak tahan lagi.” Salah satu anak yang sedang aku urus ini tertiba memintaku untuk mengantarnya ke toilet, mau tak mau aku langsung menggendongnya dan membawanya ke toilet. Sejujurnya aku lupa toilet di arena ada di mana karena tahun lalu ada perbaikan dan beberapa fasilitas yang bertambah jadi banyak perubahan yang aku tidak ketahui termasuk dengan toiletnya. Aku sudah berada di lorong dalam tapi tetap aku tidak melihat ada pertanda tertuliskan arah toilet. Aku menoleh ke kanan ke kiri dan mencoba mengelilingi arena yang cukup besar ini. Nihil. Aku tidak melihat toilet dimanapun, apakah tukang bangunannya lupa menandakan arah toilet atau mereka lupa membuat toilet? Huh aku sebal sekali, kakiku sudah mulai pegal dengan berkeliling sambil menggendong bocah berumur 3 tahun ini. “Toilet ada di ujung lorong.” “Toilet ada di ujung lorong.”
If I Go Through Another September | 111 Dua suara yang secara bersamaan membuatku menoleh ke dua arah sekaligus. Nendra’s POV : Is that Aleeza? What is she doing there going back and forth? It’s already been ten minutes since I notice her. Ow.. is she joining the volunteer? What is she looking for right now? Maybe a toilet I assume. Should I go tell and help her? She seems pretty tired. Wait, should I ? Maybe I should. Aku menghampiri Raline sambil berlari kecil, “Toilet ada di ujung lorong.” Huh? Who is that guy? He seems to know Raline. I guess he’s the new guy, well I’m such a fool. I’m wasting my time here. Whatever, I’d better go back.
If I Go Through Another September | 112 Bruin’s POV : Where the hell is Raline going? Kenapa dia bolak-balik lorong lama banget? Does she didn’t know where the toilet is? Let me go and tell her. “Toilet ada di ujung lorong.” …. Who is this guy? He seems to be one of the player. Does he know Raline in some circumstances? Well I don’t care, let me just help Raline. Disebelah kananku ada Nendra yang memakai pakaian basketnya, dan di sebelah kiriku ada Bruin yang memakai baju polo shirt berwarna putih dan celana panjang. Aku pun bingung harus melihat ke arah mana. “Terima ka-“ Belum sempat aku mengucapkan terima kasih dengan utuh, Nendra pergi begitu saja ketika melihat ke arah Bruin. Aku pun merasa heran, tetapi aku mencoba untuk tidak peduli.
If I Go Through Another September | 113 “Sini, biar Aksa gue aja yang antar ke toilet. Lagipula Aksa kan laki-laki, iya kan Aksa?” “Iya, aku kan laki-laki. Kata Miss C kalo laki-laki itu harus pergi ke toilet laki-laki juga.” Bruin pun yang akhirnya membawa Aksa ke toilet, aku tetap tidak mau meninggalkan Aksa karena aku merasa sudah terlanjur juga aku berada di sini. Aku memutuskan untuk pergi ke toilet juga untuk mencuci tangan. Toiletnya masih sepi, aku pun menyalakan keran di wastafel dan mulai mencuci tangan. Kejadian tadi itu terlintas dalam pikiranku. It’s really him, Nendra. My Nendra. Well, used to be my Nendra. He’s still playing the game this year. Why we do have to meet up like that earlier? And why does he care about me? Oh mostly, how does he know I was searching for a toilet? What if he think that Bruin is my new guy? Well, I don’t know why I’m thinking like that and if Bruin is my new guy, what about it? Doesn’t he’s the one who have someone new first? Lamunanku terpecah oleh suara air keran yang semakin kencang. Aku cepat-cepat mematikan keran dan mengeringkan tanganku lalu bergegas keluar untuk memeriksa apakah Aksa dan Bruin sudah selesai dari toilet.
If I Go Through Another September | 114 “Kakak Lalinee!” Aksa yang masih berusia 3 tahun belum bisa menyebut namaku dengan benar, jadi keluarlah nama baruku yaitu Laline. “Kok kakak Laline lama sekali di dalam?” “Eh kamu nungguin ya? Hehe maaf yaa.” “Hm! Aku nungguin sama kak Bruin, uh! Aku mau gendong kak Laline.” “Aksa, kita jalan aja yuk? Atau gimana kalau kita lomba lari sampai ujung sana? Nanti kalau Aksa menang, aku yang gendong Aksa.” Bruin sepertinya tahu aku kelelahan menggendong Aksa sedari tadi sudah berkeliling mencari toilet. Aksa pun menyetujui tantangan dari Bruin, mereka berdua berlomba lari dan Bruin sengaja untuk hanya berjalan santai agar Aksa bisa menang. Aku melihat Bruin dan Aksa dari belakang sambil berjalan. Damn, this guy is real. He’s tall, smell nice, effortlessly attractive, more action than words, and good with kids. How is he alive? He’s too good to be true. Pertandingan pun dimulai, kami semua tidak bisa terlalu fokus pada pertandingan karena harus menjaga anakanak kecil ini. Entah ada yang ingin ke toilet seperti Aksa, ada yang berkeliaran entah kemana bahkan ada yang merengek ingin berfoto dengan maskot yang ada
If I Go Through Another September | 115 berada di dalam lapangan. Sungguh, disini aku bisa merasakan menjadi seorang ibu sangat sulit. I want to take a moment and really want to say thank you and big hug for all the mothers out there. Seriously, you guys are the real heroes without a cape. . The day finally end. Me and Alaia was so tired that we both naturally goes to our own bedroom and just took a nap. But I couldn’t take a nap so I decided to turn on my laptop and blast some calm song to just rest my mind too. I listen to my favorite playlist of this month which there’s a lot of taylor swift songs. I put in on shuffle so there’s a bit change of moods when I listen to it. Taylor swift’s song has never gone wrong. Lagu Taylor Swift terus berputar hingga terputarlah lagu Afterglow. Tell me that you're still mine Tell me that we'll be just fine Even when I lose my mind I need to say Tell me that it's not my fault Tell me that I'm all you want
If I Go Through Another September | 116 Even when I break your heart I need to say, hey It's all me in my head I'm the one who burned us down But it's not what I meant Sorry that I hurt you I don't wanna do, I don't wanna do this to you I don't wanna lose, I don't wanna lose this with you I need to say, hey It's all me, just don't go Meet me in the afterglow -Afterglow By Taylor Swift Saat aku sedang menikmati lagu tersebut Alaia tiba-tiba masuk dengan seluruh tubuhnya yang ditutupi selimut besar. “You must be listening to afterglow by Taylor Swift again don’t you?” She knows. She knows that song represents how I feel right now. I just smile at her and continue singing it. She smiled back then sit beside me and sing the song as well.
If I Go Through Another September | 117 I’m glad that this September went very well, at least for now. I love every situation and I love all of the people surround me. Karena keberangkatan kami yang lebih awal, kami pun juga kembali lebih awal. Biasanya kami selalu pulang saat akhir September atau bahkan di awal Oktober, tetapi ini di pertengahan September kami sudah memutuskan untuk pulang kembali. Tak ada seminggu semenjak kepulanganku dan Alaia, kami sudah bertemu lagi tetapi kali ini bersama Nala, Caca, Jasmine, Azka, Septian, dan Kemal. Kali ini tidak ada Nendra. Sepertinya pun ia sudah tidak mau lagi bermain dengan kami semua jika ada aku disitu. “Lin Lin tolong nitip handphone gue itu ada di bawah tas lo ya.” Seperti biasa Septian sering sekali menitipkan barangnya padaku dan menggeletakkan seenaknya dimana saja. Aku mengangguk dan mengambil ponselnya yang berada di bawah tasku. Saat aku mengambilnya tak sengaja handphone-nya sedang menyala dan terbuka. Aplikasi yang sedang terbuka adalah Whatssap dan sedang berada di roomchat dengan Nendra. Jujur aku tahu ini tidak sopan tetapi rasa ingin tahuku terlalu besar untuk menyia-nyiakan kesempatanku untuk tidak membacanya.
If I Go Through Another September | 118 *** Nendra Temen-temen yang lain sama Raline udah tau kan Sep? Nendra Kok sedih juga ya Sep ternyata. Septian Dia gak tahu lah Dra, kan lo nge-hide dia. Nendra Tapi Sep, gue juga ngga mau ngelihat Raline sama orang lain juga. Nendra Gue egois banget ya Septian Bukan urusan gua Raline udah tau atau belum. Septian Gapapa egois gitu Dra, bersyukur masih ada rasa kaya gitu. Septian Semua ngga harus diselesaikan sekarang Septian Gaharus ambil keputusan sekarang Nendra To be honest, semoga dia masih kosong sampai waktu yang ditentukan
If I Go Through Another September | 119 Septian Lo berdua tuh sama-sama egois. Septian Lo udah deket sama cewe lain tapi masih gamau Raline sama yang lain. Septian Raline maunya balikan tapi gamau punya hubungan dan ngga ada harapan. Nendra Betul Nendra Kita berdua sama Nendra Sedih Septian Kalo dia bilang suka sama lo, gimana Dra? Nendra Sekarang ini? *** Belum sempat aku membaca semuanya, tiba-tiba Septian memanggilku dan aku refleks langsung menaruh bahkan sedikit melemparnya karena terkejut dan takut ia mengetahui bahwa aku membaca chat-annya. Perasaanku sedikit campur aduk setelah membaca chat tersebut. Apa benar ia masih punya rasa padaku? Tapi kurang kuat apa bukti tersebut? Nendra yang bilang
If I Go Through Another September | 120 sendiri bahwa ia berharap bahwa aku masih mempunyai space untuknya tapi nanti di waktu yang tepat. Sebenarnya apa maksud dari semua ini? Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, Do I have to wait on him? Or do I just move on and leave him behind? Why is he so selfish? Why did he still think about me when he’s already with somebody new? Of course I have to tell Alaia and other girls. And their responds was, “No. Stop. He obviously can’t have both ways.” “You have to move on Lin, he already have someone new. He’s now dating someone new, you deserve better Raline you’re much better than that.” This September ends me on a cliff. I was hanging not knowing whether I have to jump or climb up. I feel like my September were cursed. September has done me good and bad or even worse. For a good sake, I want this September to quickly end. Hoping there’s an afterglow after all of this rollercoaster ride.
If I Go Through Another September | 121 Chapter Six : Enchanted
If I Go Through Another September | 122 Bulan September sudah aku lalui, Oktober pun juga sudah berlalu. Ulang tahunku tahun ini tidak ada yang menarik, bahkan aku menghabiskan waktu pada hari itu dengan menonton serial film Harry Potter dari awal hingga akhir. Ulang tahunku yang ke-17 ini tidak menutup untukku tetap menjalani hari ini layaknya harihari biasa. Dalam lubuk hatiku yang paling dalam sebenarnya aku juga ingin merayakan hari ulang tahunku seperti para gadis remaja lain diluar sana. Sejatinya aku sangat suka untuk merayakan hari-hari besar seperti Hari Ibu, Hari Ayah, Hari Persahabatan, dan terlebih lagi hari teristimewa (menurutku) yaitu hari ulang tahun. Tetapi nyatanya aku berada di keluarga yang tidak merayakan segalanya. Not even my birthday. Since I was a little kid I always get excited for my birthday but then again and again I always get dissapointed in my own expectation. That’s why folks, DO NOT EXPECT ANYTHING ON EVERYTHING. Moreover, this is my seventeen birthday. People even called it with sweet seventeen for a reason. But I guess the seventeen I’ve had is not as sweet as what people said. Well it’s not about how ungrateful I am with everything I already have right now.
If I Go Through Another September | 123 But don’t you ever feel like want to really celebrate the day you were born in this world? At least for once? Have you? “Merayakan” dalam hal ini bukanlah sebuah pesta besar yang dihadiri oleh banyak tamu lalu bersama dengan kue besar dan segala macam dekorasi. Bukan. Bukan itu yang aku maksud. Aku hanya ingin merayakan hari istimewa ini dengan beberapa orang yang kusayang. Tentunya dengan keluarga dan sahabat-sahabatku. Mama semakin sibuk dengan butiknya yang syukur alhamdulillah semakin banyak pembeli dan pengunjung yang melihat-lihat hasil karya tangan mama. Ayah pun sekarang mulai mempunyai banyak urusan di kantornya. Begitu pula dengan Mas Bian, semenjak ia berkuliah di Universitas Indonesia yang mengharuskannya untuk menetap di daerah Depok ia pun juga semakin sibuk menginjak keaktifannya dalam organisasi di kampusnya. Behind all of that, I’m trying to give myself a better day today. The least thing I could do to make it better is doing whatever I want, so I decided on binge-watch Harry Potter. I even hope this day would end quickly so I won’t think about it too much.
If I Go Through Another September | 124 November 2022 Pada akhirnya setelah perjuangan selama 9 bulan aku menjadi keanggotaan calon OSISMPK sebentar lagi aku akan menjabat. Oh iya aku belum memberi tahu bahwa aku mencalonkan diriku sebagai ketua MPK. Sebenarnya jika aku diberi pertanyaan “Kenapa memilih mencalonkan jadi ketua MPK?” jujur aku tidak punya jawaban selain aku merasa lebih baik dalam mengobservasi orang-orang dibandingkan untuk langsung bekerja turun ke lapangan. Selebihnya, aku mendapat dorongan dari teman-temanku yang juga percaya akan potensiku bila nanti aku benar menjabat sebagai ketua MPK. Di awal bulan ini kami semua anggota calon OSISMPK tengah sibuk mempersiapkan segala rupa perihal serah terima jabatan. Dari mulai visi-misi, poster kampanye, dan semuanya kami persiapkan dengan seksama. Harihariku ditemani oleh rapat, ujian, ekskul, dan rapat kembali. After a while, maybe now I could say I’ve moved on from him. Well not totally a hundred percent, but at least I know I’ll get there in a bit. And….. The wait is over, the voting day has come! Hari ini adalah hari dimana seluruh warga Taruna Bangsa akan memilih untuk ketua OSIS dan ketua MPK yang baru. Jujur saja kalau sudah ada di posisi dan
If I Go Through Another September | 125 situasi ini aku tidak memikirkan siapa yang menang dan siapa yang kalah, yang ada di benakku sekarang hanyalah aku ingin masa-masa ini cepat berakhir agar aku bisa tenang. Faktor lain pun karena aku juga percaya dengan lawan atau aku sebut juga sebagai partner-Ku. Entah aku atau dirinya yang akan menjadi ketua, akan aku terima segala hasilnya dengan lapang dada. “Congratulations Raline!” “GO RALINE GO!” “We’re so proud of you Raline!” “It’s just the beginning, hope you’ll survive until it’s over!” Hari itu aku dibanjiri oleh ucapan selamat. Yes. I’m the chosen one. Tidak kusangka hampir seluruh warga sekolah Taruna Bangsa telah menaruh kepercayaan pada diriku untuk menjadi ketua MPK yang baru. Rasa takut, senang, dan emosional yang tidak terkontrol menghampiri diriku sewaktu aku mengetahui bahwa aku yang terpilih. Tentu saja ada rasa bangga pada diriku sendiri, tetapi tetap ada tanggung jawab besar yang harus aku tanggung selama satu periode ke depan. Aku dan seluruh anggota OSIMPK berselebrasi sejenak setelah upacara serah terima jabatan. Kami semua berfoto bersama dan saling mengucapkan selamat satu sama lain.
If I Go Through Another September | 126 Tak begitu lama aku rasa cukup sudah selebrasi ini, aku tahu untuk satu periode kedepan aku tidak akan lagi merasakan pulang sekolah dengan tepat waktu, jadi aku memutuskan untuk langsung pulang setelah berfoto. Di rumah, Alaia ternyata sudah berada di kamarku untuk memberikan kejutan kecil. “CONGRATULATIONS MY RALINEE.” Sewaktu aku membuka pintu kamarku, Alaia sudah berdiri disana memegang sebuah kue bulat dan buket bunga di tangan satunya. Aku memeluk Alaia dengan haru, kami pun akhirnya duduk di lantai dan menikmati kue yang ternyata ia buat sendiri. “Thank you for this surprise and your effort. Ugh I can’t say thank you enough.” “Well, you deserve a princess treatment only. And are you ready for another surprise?” “Huh? What do you mean?” “Guess what, actually I’m not the person who bought this bouquet flower.” “What? So from who that could be?” Alaia lalu memberikan buket bunga tersebut dan menunjukkan kartu yang terselip diantara bunga-bunga cantik itu.
If I Go Through Another September | 127 Happy late birthday and congratulations on your leader position, so proud of you. -Bruin Junino . My heart skips a beat, I gave Alaia like a confused + death stare because how could she did not tell me from the start? “Alaia..” “Yes Raline?” “This.. Is.. My.. First.. Flower.. I have.. Ever.. Received.. From a boy.. Even from anyone alive in this world..” I know I might be exaggerating my words but that’s just the way it is. It’s a fact that I couldn’t even try to hide it. Alaia just laugh at me and smile. I start to ran and tuck my head into my big pillow at my bed and start screaming. “Well I guess it’s not only you who got lucky, but he did as well. He’s really got lucky to be the first one huh?” Alaia langsung menghampiriku dan duduk disebelahku yang masih terbaring di atas kasur sambil menatap buket bunga tersebut. Oh I never really thought a bouquet of flowers would be so beautiful like this. Sekarang yang aku pikirkan adalah, bagaimana caraku berterimakasih padanya? Aku bahkan tidak mempunyai kontaknya.
If I Go Through Another September | 128 Disitulah akhirnya aku menghubungi Kejora since she said she’s known him for a while. *** Raline Halo, ini Raline. Terimakasih bunganya, it’s so pretty. Bruin Maaf, salah sambung ya? *** Mataku terbelalak dan mengerutkan alisku, aku memeriksa kembali nomor yang diberikan oleh Kejora. Ting! *** Bruin Hehe, bercanda. Ini benar gue Bruin. Udah ga usah ngecek ini beneran nomor gue atau bukan. *** Lagi-lagi ia seperti bisa membaca pikiranku, padahal ini sudah secara virtual. Hingga aku curiga apa memang benar ia bisa membaca pikiran. Dimulai dari situlah aku dan Bruin semakin memiliki interaksi yang kuat. Ternyata oh ternyata ia tinggal masih satu daerah denganku. Setiap aku pulang sekolah dan hendak pergi ke kursus matematikaku pasti ia selalu
If I Go Through Another September | 129 menjemput ke sekolah dan mengantarku hingga ke tempat kursus. Jika aku sedang ada rapat di sekolah pun ia pasti datang dengan tujuan hanya memberikan mental support katanya. Sejauh ini, ia membuatku kembali merasa nyaman akan memiliki seseorang yang bisa memberikanku support dan menjadi pundak untuk bersandar sejenak. Kali ini tentu saja aku mencoba untuk tidak mengulangi kesalahanku kembali. Aku mencoba menceritakan bahkan menjelaskan secara rinci mengenai peraturan mama dan ayah, sekaligus prinsip no dating until marriage yang aku terapkan. I’m shocked. He’s not even whining or questioning anything about it. He only said, “Well I’m not rushing into anything right now either, and you’re the one who knows your parents very well. I’m just gonna do what I do and you’re the one who’s gonna tell me what I can and can’t do. I’ll try to accept and understand it.” There is no way this guy existed, It is too good to be true. He’s really understand my situation. A situation that I can’t ever imagine a guy would understand it actually.
If I Go Through Another September | 130 Lambat laun waktu berlalu, semenjak Bruin cukup sering menjemputku ke sekolah untuk mengantarku ke tempat kursus membuat Septian dan beberapa temanku mulai menyadari akan kehadiran Bruin. Mereka pun mulai menayakan “Siapa itu?” , “Itu pacar baru lo?” , “Kenal dari mana?”. Terlebih lagi dengan Septian, ia yang paling heboh dan tidak karuan saat mengetahui bahwa aku sekarang sedang dekat dengan seseorang. Aku pun jadi seperti harus mendongeng kepadanya dan menceritakannya panjang lebar kali tinggi. Septian yang awalnya bertanya dengan penuh semangat tetapi anehnya ia hanya merespon dengan nada santai dan tenang, bahkan seperti tidak tertarik pada ceritaku. Aku hanya berpikir mungkin ia sudah merasa puas bahwa akhirnya ia telah mengetahui cerita tersebut dari awal dan tidak menjadi orang terakhir yang tidak mengetahui kabar terbaruku. Januari 2023 New Years!!! Waktu benar-benar berputar begitu cepat. Sudah banyak hal terjadi yang bahkan tidak bisa aku ceritakan. Tetapi ada satu kabar terbaru yang bisa aku bagikan ke kalian. And yes this is about Nendra.
If I Go Through Another September | 131 Yes again. He finally unhide my account to his. He post a pict of her new girl with a hand of a bouquet of a red roses mixed with baby breath flowers. Aku pikir dengan kehadiran Bruin di sisiku membuat perasaanku pada Nendra memudar. Ya sebenarnya aku merasanya pun sudah memudar sedikit demi sedikit. Aku juga sadar bahwa Bruin adalah sosok yang sangat aku butuhkan saat ini, aku tidak butuh yang lain selain dirinya. Tetapi mengapa malah perasaan ini muncul lagi? Muncul di waktu yang sangat amat tidak tepat. Sepertinya memang tidak pernah akan ada waktu yang tepat untuk perasaan ini datang kembali.
If I Go Through Another September | 132 Sungguh, Ini diluar kendaliku. Aku sudah memaksakan untuk membuang jauh-jauh pikiran tentangnya, aku seperti menutup rapat-rapat pintu ini agar perasaan itu tidak kembali dengan mudah. Hasilnya nihil. Semakin banyak foto bersama yang Nendra unggah dengan kekasih barunya tetapi tetap saja. Pintu ini seperti didobrak kencang hingga aku tak bisa menahan pintu itu untuk tetap tertutup. Belakangan ini aku merenung. Aku memikirkan perasaanku, tapi juga dengan perasaan Bruin. Bagaimana dengannya? Bukankah ia sudah mencoba dan sangat baik padaku? Bahkan ia satu-satunya lelaki yang bisa aku percayai untuk benar-benar memahamiku mengenai peraturan mama dan ayah. Februari 2023 Sudah hampir sebulan aku memendam segala hal yang ada di benakku ini. Semakin hari semakin berat rasanya untuk tidak segera memutuskan suatu pilihan. “Lin, jangan lupa ya nanti kita bakal ada rapat. Nanti gue minta tolong ya lo yang jadi pembawa acaranya, lo yang paling paham konsep program kerja kita yang satu ini soalnya. Terus nanti rangkaian acaraya bakalan ada sambutan terus pembawaan mat-“ “Lin?” “Earth to Raline?”
If I Go Through Another September | 133 Septian mencoba untuk memecahkan lamunan dan tatapan kosongku. Lebih lagi ia sedang mencoba menjelaskan persiapan untuk rapat hari ini tapi aku malah melamun dalam dunia pikiranku sendiri. “Hah? Eh? Apa?” “Oh iya nanti gue, terus? Apa tadi? Abis sambutan ngapain? Aduh bentar pelan-pelan dulu mau gue catat.” “Eh Milea, gue udah ngomong jelas dengen kecepatan sesuai manusia normal kalau bicara. Lo tuh lagi mikirin apa sih? Lagi ada masalah kah sama Bruin? Mending cepet-cepet selesaiin dulu masalah lo itu biar ngga ngeganggu kinerja lo. Gue gasuka kalau lo kaya gini.” Sang Septian Widjorya akhirnya telah mengeluarkan kata-kata. Aku menatapnya sedikit ketakutan dengan nada bicaranya yang sangat serius. Septian ada benarnya, aku tak bisa begini terus karena benar-benar mempengaruhi kinerjaku. Aku akhirnya kembali fokus pada jobdesk-ku hari ini. Syukurlah hati dan otakku bisa diajak bekerja sama dengan baik kali ini. Selesai aku menjadi pembawa acara di rapat hari ini aku memanggil Septian dan mengajaknya bicara. “Gini Sep. Lo tau kan gue sekarang udah ada Bruin, ya walaupun kayanya lo tidak mendukung gue sama dia sepenuhnya tapi gue merasa nyaman di situasi gue yang sekarang.” “Oke, tapi? Tapi apa yang salah dengan itu?”
If I Go Through Another September | 134 “Tapi..” “Perasaan gue buat Nendra ternyata ngga bisa hilang gitu ada Sep, semakin gue liat postingan dia sama pacarnya malah perasaan ini kembali lagi. Gue bingung Bruin kurangnya apa sampai gue segininya. Padahal Bruin itu orang yang gue butuhin sekarang Sep, I feel like I don’t need nobody else except him. Tapi kok di waktu yang bersamaan juga perasaan buat Nendra balik lagi? Gue bingung harus apa, gue gabisa terus-terusan kaya gini. Gue gamungkin masih bareng Bruin kalau memang di perasaan gue ada buat orang lain juga bukan cuman dia.” “Oke oke tenang dulu.” “Gini ya Lin dari sudut pandang seorang Septian, perasaan lo ke Bruin itu hanya sekedar lo butuh dia sekarang tapi Bruin bukan orang yang lo mau.” “Sedangkan Nendra, Nendra itu orang yang lo suka. Orang yang lo butuh dan yang lo mau juga. Gue ngga bisa kasih saran apa-apa selain kasih tahu kalau hal ini semua ada di tangan lo. Lo yang berhak untuk memutuskan mau lo lanjut atau diberhentikan aja cerita lo dengan Bruin.” “Tapi bukan berarti cerita lo usai dengan Bruin terus kisah lo dengan Nendra bisa balik lagi ya. Nendra sekarang udah bahagia sama perempuannya.” “Perempuannya.” Aku menghela napas dan mencoba memproses semua kalimat demi kalimat yang dikeluarkan oleh Septian. Aku paham maksudnya, tetapi aku tetap tidak
If I Go Through Another September | 135 menemukan sebuah solusi akan hal ini.Tapi aku tau cepat atau lambat aku harus menentukan sebuah pilihan. Keesokan harinya.. Ting! Ting! Ting! Ugh.. bunyi ponsel yang menandakan ada pesan masuk berhasil membangunkanku dari tidur. *** Kejora Hey Raline are you awake? Kejora I wanted to tell you something important. Kejora And this is urgent! Mayday! Text me back ASAP. Raline Replied to you: Hey Raline are you awake? Yes dummy I’m awake because of you. It’s freaking 2 AM Kejora, what were you thinking? What is it? Kejora How is it going between you and Bruin? Is it fine?
If I Go Through Another September | 136 Raline This is your urge? Really? Don’t you have a better reason for me to woke up at this hour? Raline Yes we’re fine. I think so. Kejora I’m so sorry my love but you have to know this. Kejora So I’ve heard that Bruin is flirting with a girl at the Town Hall this evening. I know you won’t believe it because at first I don’t believe it as well. But you have to really pay attention to this. Kejora Gosh this is gonna be so long, can I call you right now? Right. Imma call you whether you’re gonna like it or not *Kejora is calling you* Dengan mata yang masih setengah terbuka dan bahkan aku belum sempat membaca semua pesannya, ponselku berdering dengan nama Kejora yang muncul. Seraya membenarkan posisi tubuhku aku mengangkat telepon itu. “Yes. You picked it up.” “Well yeah, I’m already up anyways.” “So here we go. Like I said on the chat, I’ve heard that Bruin is caught flirting with a girl on the Town Hall this
If I Go Through Another September | 137 evening. Well with all of the perfection he had I couldn’t believe that news right away. Until I really saw it with my two healthy eyes. I caught him holding hands with her at the Mall.” “Cut him off lah Lin. He’s not as perfect as a prince charming. You deserve a lot better than to be treated like that. Aku gak rela kamu diperlakukan seenaknya aja kaya gitu. Bahkan setelah aku telusuri kembali, Bruin has a lots of exes Lin. And there were so many victims before you. Wow I can’t believe he’s so good wearing his mask all the damn time.” “I don’t even have a word left to say, Kejora.” “I’m way too shock to even think about a word.” Tepat setelah malam itu aku sudah memilih keputusanku. Walau sejujurnya aku sakit hati mendengar berita itu, entah aku sakit hati karena Bruin cheating on me atau the betrayal I felt because he’s not as perfect or as good as I thought he were. Memang apa kata semua orang itu benar, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kendatinya aku masih punya rasa pula dengan Bruin. I mean after everything? After every “first-time” experience he gave me? The bouquet? The effort? The more actions and less words guy? It’s really such a shame it’d have to end this way. I don’t even want to put it here how I end him.
If I Go Through Another September | 138 Though I believed him to be a "gentleman," he was most definitely not. It turns out that he was my "I just wish you were a better man" rather than the "in a world of boys, he's a gentleman" type of guy that I had assumed he was. Well it’s not as easy as you guys thought it would be, I even talked about it with Septian before I cut him off. Saat itu juga kali pertama aku mengeluarkan air mata di depan Septian perihal lelaki. Septian yang tak rela juga melihatku menangis hanya karena lelaki ia pun merangkulku dan mencoba untuk menenangkan keadaan. Usai sudah kisahku dengan Bruin. Aku bahkan tidak mau mendengar sebutir kabar tentangnya lagi. Aku benar-benar merasa cukup dengan drama ini. Aku mau Aleeza Raline Shamora kembali. Give me back Aleeza who I know would never cry over a boy she just met for a few months. Aku berandai-andai. Kapan sekiranya ceritaku menjadi kisah yang indah? I hope in the next chapter I would have and enchanted story as I deserve.
If I Go Through Another September | 139 Chapter Seven : Back For You
If I Go Through Another September | 140 Now all of my friends say, it's not really worth it But even if that's true No one in the world could stop me from not movin' on Baby, even if I wanted to Nobody compares to you -Nobody Compares By One Direction Agustus 2023 6 Bulan telah berlalu semenjak aku sudah tidak berinteraksi dengan Bruin. Aku sudah menginjak kelas 12. Masa jabatku sebagai ketua MPK pun sudah selesai. Tahun ini memang terasa singkat tetapi banyak sekali kenangan dan pengalaman yang berharga tanpa ada yang bisa menggantikannya. Memasuki organisasi pertamaku ini sungguh berkesan, aku sangat bersyukur mendengarkan perkataan Mas Bian untuk mulai bersosialisasi dan aktif dalam organisasi. Dari mulai menambah teman dan pengalaman, tak kusangka aku juga jadi mempunyai keluarga baru disini. Semua anggota OSISMPK sangat dapat merangkul satu sama lain, dari mulai program kerja pertama hingga terakhir walau dengan ribuan tantangan yang kami hadapi tapi akhirnya kami semua dapat menyelesaikannya dengan baik.
If I Go Through Another September | 141 Sekarang sudah aku alihkan perhatianku dari organisasi OSIMPK terhadap science club. Di science club ini aku juga memegang jabatan sebagai ketua. Selama aku masih menjabat sebagai ketua MPK kemarin, posisiku di science club sementara digantikan oleh Kanaya. Tentu saja aku menaruh seluruh kepercayaanku padanya. Aku tahu bagaimana kinerja Kanaya semenjak SMP, maka dari itu aku memberikannya kepercayaan dan tanggung jawab penuh padanya. Klub sains Taruna Bangsa punya satu target tahun ini atas perancanganku. Kami akan mengadakan Tasa Eco Fair atau Pameran Ekologi Taruna Bangsa yang akan kami laksanakan pada bulan Oktober mendatang. Persiapan awal sudah kami semua rancang saat ini. Sekarang kami mempunyai sisa waktu kurang lebih 2 bulan untuk persiapan menuju hari-H. Kesibukan dan perjuanganku belum usai di OSISMPK. Justru di science club inilah tanggung jawab besar keduaku hadir. Acara tersebut kurang lebih berisikan pameran-pameran berbagai barang ramah lingkungan yang dibuat oleh beberapa murid Taruna Bangsa dan juga beberapa sekolah terpilih. Lalu ada bazaar makanan, minuman, maupun akesoris lucu dan unik yang dibuat dari bahan daur ulang, lalu akan ada konser kecil yang akan mengundang satu guest star juga. Pokoknya aku harap Tasa Eco Fair yang disingkat dengan TEF ini akan berjalan dengan lancar dari persiapan hingga diakhir acara nanti.
If I Go Through Another September | 142 Sudah pasti saat akan membuat suatu acara, komponen terpenting selain konsep acara adalah dana. Selain dari sponsor dan donatur, kami mencoba mencari dana dengan berjualan atau sering kami sebut dengan danusan. Aku mengusulkan untuk membuat beberapa kelompok danusan dari seluruh panitia TEF. Aku pun ikut serta membantu dan masuk ke dalam kelompok danusan pertama. Kelompok kami memutuskan untuk menjual beberapa macam barang, seperti baju, tote bag, dan tempat pensil yang terbuat dari limbah-limbah lalu akan kami hias dengan ecoprint technique. Jadi, motif-motif yang akan tampil di beberapa barang yang sudah aku sebutkan tadi itu berasal dari ecoprint technique. Ecoprint Technique bisa menggunakan buah, bunga, sayur, bahkan daun. Tidak sulit bagiku untuk menemukan pusat pabrik yang mau mengolah olahan limbah menjadi barang-barang yang akan kami jual. Aku kenal Pak Edi. Ia seorang pemilik pabrik tekstil yang juga sumber dari kain butik mama.Tak butuh waktu yang lama, baju, tote bag, dan tempat pensil yang aku pesan pada Pak Edi akhirnya jadi. Lanjut untuk ke tahap berikutnya yaitu mengaplikasikan ecoprint technique ini. *Ecoprint Technique = teknik pencetakan yang menggunakan bahan-bahan organik seperti daun, bunga, dan batang tanaman untuk menghasilkan pola pada kain.
If I Go Through Another September | 143 Sejatinya bisa saja kami hanya menjual makanan atau minuman. Tetapi aku punya maksud lain yaitu selain berjualan untuk mendapatkan dana, aku bertujuan untuk mengasihi produk jualan kami sebuah label nama agar dapat mempromosikan sekaligus menyebarluaskan berita mengenai acara TEF ini. Setelah membuat poster untuk penjualan barang-barang Eco-Friendly ini aku pun membuka laman Instagram-ku untuk memposting nya di social media. Wah, setelah aku sadari ini adalah kali pertamaku membuka Instagram kembali setelah cukup waktu yang lama aku melakukan social media detox. Saat aku ingin memposting, aku melihat ada snapgram terbaru dari akun Nendra. Sudah lama sekali aku tidak melihat akun itu. Akhirnya aku memberanikan diri untuk melihat apa yang ia posting. Oops, It’s his one year anniversary with her new girl. Damn? It’s one year already??? One year? Pintu itu kembali di dobrak, lagi-lagi aku kalah. Aku tau aku akan selalu kalah jika hanya menutup pintu tanpa menguncinya. Tetapi diri ini juga tidak mau mengunci pintu tersebut karena takut sewaktu-waktu ada yang mengetuk di balik pintu itu.
If I Go Through Another September | 144 Aku mencoba untuk menghiraukan itu dan mengurungkan niatku untuk memposting poster tersebut. Aku akan menyuruh anggota kelompokku yang lain saja kalau begitu. 5 Agustus 2023 *** NITIP AJA SIH JUDULNYA (3) *Raline has added Alaia* *Raline has added Nala* Raline *Raline has create an album* ALL ABOUT HIM INITINYA 71 items added to album Raline Hai gais, maaf ya ini beneran nitip aja kok. I think this is my last straw. Raline *Raline has sent a document* Nala Wow, crazy A not so love letter_2307_29_06230.txt.
If I Go Through Another September | 145 Nala Speechless gue bacanya Lin. Ini kalau gue jadi Nendra gue putusin sih pacar gue. Raline Jangan sembarangan ah Nal kalau ngomong, this is a goodbye untuk diri gue sendiri dari diri gue sendiri juga yang masih aja ngga bisa move on. Alaia Hope the letter u wrote brings a lil peace within you yah sayangku, you did so well coping it Alaia And just go with the flow. *** 10 Agustus 2023 *** NITIP AJA SIH JUDULNYA (3) Nala Hello everyone, gue ada kabar. Alaia Apa tuh? Nala Nendra putus.
If I Go Through Another September | 146 Alaia Couple goals kenapa putus? Nala Ngga ngerti, pas banget lagi buat Raline abis bikin surat si a not love letter itu. Raline Hah? Serius? Kok? Kenapa? Nala Entah Raline Itu adalah suatu kabar yang I wish ga pernah terjadi Raline Replied to Nala : Entah Lah dia ngga cerita ke lo? Kan lo sekelas Nal Nala Udah putus beberapa hari yang lalu Nala Belum cerita apa-apa dia Lin ke gue Raline Hah beberapa hari yang lalu? Raline Lah kalo dia belum cerita terus lo tau dari siapa? Alaia Demi apa udah beberapa hari yang lalu? Raline Sepertinya gue butuh ketemu kalian
If I Go Through Another September | 147 Kabar tersebut benar-benar membuatku terkejut. Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Walaupun aku memang masih menaruh harapan padanya bukan berarti aku ingin hubungannya putus. Aku pun heran mengapa hubungannya bisa putus padahal belum lama ini ia mengunggah one year anniversary-nya. Aku tak mau tenggelam dalam pikiranku perihal topik tersebut. Lagipula ada TEF yang harus aku taruh seluruh perhatianku. Oh iya jualan danusan kelompokku sudah restock! Kami bahkan membuat akun social media khusus untuk produk jualan kami. “Lin, ini akun jualan danusan lo ya?” Saat itu aku dan anak-anak lain sedang berkumpul di rumah Nala, dan pada akhirnya Nendra pun hadir. Setelah berbincang dengan satu sama lain cukup lama, the tense between me and him is gone. We’re finally reached to the phase we’re good friends now. Sepertinya akun jualanku sudah masuk ke explore Instagram-nya. “Iya bener. Kenapa? Mau beli? Beli dong jangan cuman nanya-nanya aja.” “Lah iya ini gue nanya mau beli, beneran ini.” “Yaudah mau beli yang mana?” “Hmmm” “Nanti aja deh gue kabarin lagi, ini banyak banget pilihannya.”
If I Go Through Another September | 148 “Oke, kabarin aja ya.” Selama perbincangan antara aku dengan Nendra, Caca memperhatikan dari jauh. Entah apa yang ada di pikiran Caca tetapi ia seperti menatap Nendra dengan tatapan yang aneh. “Eh Lin, si Nendra udah nge-chat lo?” “Hah? Belum. Kenapa ca?” “Aduh ini dia ribet banget mau modus ke lo.” “Modus gimana ca?” “Iya dia minta tolong gue buat sampaikan ke lo, dia mau beli semua macam barang yang lo jual masing-masing satu.” “HAH?” “Aduh Lin ini masih pagi di komplek, nanti tetanggatetangga lo pada mengamuk.” “Eh iya aduh. Hah? Beneran serius dia mau beli semuanya masing-masing satu?” “Iya ini nih, tapi dia request kalau polanya dia mau yang beda dari yang lo jual ke orang lain.” “Lah beda gimana?” “Iya dia gamau sama kaya orang lain. Dia cuman mau dia yang punya dengan pola itu.” “Ampun banget permintaannya nyusahin.”
If I Go Through Another September | 149 “Aduh udah deh gue suruh dia chat lo aja ya.” “Yaudah deh iya iya.” Aku dan Caca melanjutkan lari pagiku di hari yang cerah itu. Sepulangnya aku dari olahraga pagi bersama Caca aku membuka laptopku dan mulai menjawab beberapa pesan dan mengelola akun danusanku. Ting! *** Danendra Aleeza Danendra Gue mau paling beda za Danendra Ngga ada orang yang punya selain gue Raline Apanya? Raline Warnanya? Raline Apa bentuk polanya Danendra Hmm, warnanya boleh tapi kalo bentuk polanya beda juga boleh banget sih za Danendra Tapi kalo sibuk ngga usah gapapa
If I Go Through Another September | 150 Raline Oh iya ini gue juga jadi bingung lo mesen berapa Raline Coba lo sebutin jadinya pesen yang mana aja Danendra Bebas za Danendra Gue pesen baju 1, tote bag 1, tempat pensil 1. Danendra Gue juga bingung yang mana aja jadi lo aja yang pilihin Raline Jadi ini intinya lo pesen masing-masing satu ya? Raline Lo gamau request warna atau bentuk polanya kaya gimana? Danendra Iya oke, lo aja yang atur semuanya. Danendra Ini harus gue transfer kemana? Berapa totalnya? Raline Udah nanti aja pas kita main lagi. Gue proses dulu pesenan lo. Danendra Oke. ***