KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiem
Seiring puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan hanya kepada-Nya
pula kita semua akan kembali. Sholawat serta salam kami haturkan kepangkuan
beliau Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya
besuk pada hari kiamat, Amiin.
Pada kesempatan ini ingin kami sampaikan kepada para pembaca yang
budiman bahwa buku ini merupakan hasil revisi sebagai tindak lanjut dari
kegiatan Seminar Sejarah dan Budaya dengan tema : Mengenang Kembali TIGA
TOKOH WANITA PAHLAWAN NUSANTARA DARI JEPARA sebagai Refleksi
Sejarah Menuju Era Jepara Baru yang dilaksanakan Komunitas Menuju Jepara
Baru (KMJB) di Pendopo Kabupaten Jepara pada hari Senin , 23 September
2013.
Salah satu petikan sambutan tertulis Bupati Jepara Bpk. H. Ahmad
Marzuki, SE pada acara seminar tersebut adalah :“...Saya menyampaikan
apresiasi kepada Komunitas Menuju Jepara Baru (KMJB) atas penyelenggaraan
seminar ini...Kita harapkan kegiatan ini lebih bisa memaknai arti perjuangan
Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini...sekaligus melanjutkan “tugas
berat” yang telah diwariskan ketiga tokoh tersebut untuk membangun kita semua
agar lebih berdaya dan bermanfaat untuk diri, keluarga, agama dan bangsa...”
Menggaris bawahi makna dan esensi pokok petikan pidato sambutan
Bupati Jepara tersebut memberikan isyarat bahwa tiga tokoh wanita Jepara yaitu
: Ratu Shima , Ratu Kalinyamat dan RA. Kartini adalah bagian sejarah penting
Masyarakat Jepara yang diakui keberadaanya di Jepara dan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari sejarah dan budaya Masyarakat Jepara baik dimasa
lalu, masa sekarang maupun di masa yang akan datang..
Komunitas Menuju Jepara Baru (KMJB) sebuah Organisasi Sosial yang
telah didirikan pada tanggal 10 April 2013 melalui program-programnya yang
salah satunya adalah berusaha untuk menggali lebih dalam sejarah Ratu Shima,
Ratu Kalinyamat dan RA Kartini sebagai refleksi sejarah untuk membangkitkan
semangat masyarakat Jepara meneladani kepahlawanan Tiga Tokoh Wanita
Jepara tersebut dalam membangun Jepara ke depan.
1
Seiring dengan dengan waktu mengingat situasi atas pertimbangan yang
lebih matang akhirnya, Konsep Jepara Baru dikembangkan oleh Komunitas Baru
yaitu KRJB (Komunitas Rakyat Jepara Bersatu) dengan harapan agar lebih
fokus dalam mengembangkan Konsep Jepara Baru tersebut.
Salah satu konsep yang yang dikembangkan KRJB adalah tentang
konsep Jepara Baru dengan menjadikan Tiga Tokoh Wanita Jepara ; Ratu
Shima, Ratu Kalinyamat dan RA. Kartini sebagai icon Jepara Baru.
Dengan lahirnya Jepara Baru diharapakan sebagai pembatas sejarah masa
depan Jepara yang lebih baik, Jepara Baru juga diharapkan sebagai mesin agen
perubahan yang akan melahirkan sosok pemimpin-pemimpin yang berjiwa besar,
jujur, adil dan bijaksana. Pemimpin yang sanggup melakukan perubahan besar dan berani
mengambil resiko untuk membela dan melindungi kepentingan rakyatnya demi
kesejahteran rakyatnya dan kejayaan bangsanya” .
Semoga dengan diterbitkan buku Menuju Jepara Baru ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan bilamana dalam tulisan ini ada kesalahan dan
kekuranganya sudi kiranya para pembaca berkenan memberikan masukan dan
pandanganya kepada kami.
Buku ini hasil revisi dari buku sebelumnya yang sudah dicetak edisi
terbatas pada tanggal 6 Oktober 2013 kemudian diterbitkan kembali oleh KRJB
(Komunitas Rakyat Jepara Bersatu, kami berharap semoga buku ini bermanfaat
bagi kita semua serta semakin dapat mempercepat dalam mewujudkan visi dan
misi Jepara Baru kedepan yang lebih baik.
Jepara. 10 April 2019
Penulis
M. Z. ARIFIN
2
BAB I
SELAYANG PANDANG KABUPATEN JEPARA
Kabupatèn Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Ibukotanya adalah Jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat
dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten
Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan
Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa..
A. Geografis
Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, dimana bagian
barat dan utara dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan
daerah pegunungan.
Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni
gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau
Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa
dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan
ini dilayani oleh kapal ferry yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa
juga terdapat lapangan terbang perintis yang didarati pesawat berjenis kecil dari
Semarang, Jarak ke Ibukota Provinsi (km) :70 km (Dasar hukum : UU No.
13/1950)
Letak Wilayah
Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada:
• 110°9`48, 02" sampai 110°58`37,40" Bujur Timur
• 5°43`20,67" sampai 6°47`25, 83" Lintang Selatan
Dengan batas-batas :
* Sebelah Barat: Laut Jawa
* Sebelah Utara: Laut Jawa
* Sebelah Timur: Kabupaten Kudus & Pati
* Sebelah Selatan: Kabupaten Demak
3
Jarak terdekat dari ibukota kabupaten adalah Kecamatan Tahunan yaitu 7 km
dan jarak terjauh adalah Kecamatan Karimunjawa yaitu 90 km
Ketinggian Wilayah
Dipandang dari ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut, wilayah
Kabupaten Jepara terletak mulai dari 0 m sampai dengan 1.301 m.
B. Sejarah Singkat Jepara
Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan di tanah jawa. Di ujung sebelah utara
pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini orang-orang itu
berasal dari daerah Yunnan Selatan yang kala itu melakukan migrasi ke arah
selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.
Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan
Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat permukiman
para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru
Dinasti Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir
Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling
atau Kalingga yang juga disebut Jawaatau Japa dan diyakini berlokasi di Keling,
kawasan timur Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita
bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.
Menurut seorang penulis Portugis bernama Tomé Pires dalam bukunya
“Suma Oriental”, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar
perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin
oleh Aryo Timur dan berada di bawah pemerintahan Demak. Kemudian Aryo
Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus
mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga.
Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang
menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan
oleh ipar Faletehan /Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada
tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan
kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadirin,
suaminya. Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di
Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta
kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo
Penangsang pada tahun 1549.
4
Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat
berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di Bukit Danaraja.
Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono
bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar
Nimas Ratu Kalinyamat.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang
pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import.
Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak
masa Kerajaan Demak.
Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena
keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat
dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan
pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun
1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu
menyebut sang Ratu sebagai Rainha de Jepara Senora de Rica, yang artinya Raja
Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hampir 40 buah kapal
yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal,
ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya
mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan
persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.
Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar
menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang pada abad 16 itu sedang dalam
puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu
Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka.
Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal di antaranya 80 buah kapal
jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer
kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang
Portugis sebagai Quilimo.
Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan
tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun
telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini,
terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis pada abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis,
sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang disebut sebagai
5
Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa
dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama
ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih
Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan
dimakamkan di Desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran
Hadirin. Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu
Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur
maka penetapan Hari Jadi Jepara yang mengambil waktu dia dinobatkan sebagai
penguasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah
ditandai dengan Candra Sengkala Trus Karya Tataning Bumi atau terus bekerja
keras membangun daerah.
Daftar Bupati Kab Jepara
Pemerintahan Kabupaten Jepara dari tahun ke tahun dipimpin putra terbaik
Jepara sesuai periodesasinya :
No Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan
1 K.R.M.A.A Sosro Ningrat 1881 1905
2 R.M.A.A Koesoemo Oetoyo 1905 1927
3 R.A.A Soekahar 1927 1942
4 H. Sahlan Ridwan 1957 1961
5 R. Soenarto 1961 1965
6 H. Zubaidi Ali 1965 1967
7 Moehadi, S.H 1967 1973
8 Soewarno Djojo Mardowo, S.H 1973 1976
9 Soedikto, S.H 1976 1981
10 Hisom Prasetyo, S.H 1981 1991
11 Drs. Bambang Poerwadi 1991 1996
12 Drs. H.Soenarto 1997 2002
13 Drs. H. Hendro Martojo, MM 2002 2012
14 K.H. Ahmad Marzuqi, SE 2012 2022
6
Mega Proyek
Kabupaten Jepara memiliki mega proyek untuk memajukan ekonomi masyarakat
Jepara, yaitu:
• Jalan Tembus Jepara - Semarang
Proyek jalan tembus Semarang – Demak – Jepara melalui kawasan pesisir
digadang-gadang mampu menjadi solusi lama dan jauhnya jarak tempuh dari
Jepara ke Semarang atau sebaliknya. Sebab jika menempuh jalur lama sejauh 71
kilometer waktu tempuhnya sekitar 2,5 jam – 3 jam. Namun jika lewat kawasan
pesisir maka jaraknya bisa dipangkas hanya tinggal 41 kilometer dengan waktu
tempuh sekitar 45 menit – 60 menit. Pembangunan jalan tembus ini diperkirakan
memakan biaya hingga Rp6 triliun.
• Pelabuhan Kedungmalang
Pelabuhan Karangmalang diproyeksikan mampu menjadi infrastruktur alternatif
kegiatan ekspor impor yang selama ini berpusat di Pelabuhan Tanjung
Emas Semarang. Perusahaan eksportir atau importir tidak perlu lagi harus jauh-
jauh datang ke Semarang dan antri lama di Pelabuhan Tanjung Emas, namun
cukup di Pelabuhan Kedungmalang yang pembangunannya diperkirakan
membutuhkan dana hingga Rp4 triliun.
• Pelabuhan Perikanan Kedungmalang
Pelabuhan Perikanan Kedungmalang dibangun karenaSelain
Kedungmalang beberapa tempat sudah saya survei namun yang paling bagus
memang di Kedungmalang. Subroto wakil bupati Jepara yang saat itu masih
bertugas (sekarang sudah almarhum), mengatakan kondisi pelabuhan Perikanan
di Ujung Batu Jepara saat ini tidak layak dikembangkan untuk pelabuhan yang
lebih besar lagi. Selain tempatnya yang sempit juga padat penduduknya .
Sehingga jika memindahkan warga membutuhkan biaya yang cukup besar .
Itupun rawan kemacetan lalu lintas nantinya.
• Marine National Sience Techno Park
Pada tahun 2015 pemerintah pusat membangun 9 lokasi STP (Sains Techno Park)
di antaranya di Jateng yaitu di Solo, Sragen, dan Jepara. Khusus Jepara
Pemerintah Pusat dan Pemda Jepara menginginkan berbentuk Marine National
Sience Techno Park[5] atau ada kaitannya dengan pengembangan dan inovasi
teknologi di bidang maritim dengan 3 fokus utama meliputi produksi perikanan,
7
produksi kapal-kapal kecil, dan perikanan yang mengarah pada farmasi dan
kesehatan.
C. Sektor Pariwisata Jepara
Kabupaten Jepara mempunyai banyak obyek wisata yang diharapkan bisa
dikelola secara lebih maksimal, diataranya : Wisata Alam Jepara Ourland Park,
Kura-Kura Ocean Park, Tiara Park, Sentral Park, Benteng VOC, Benteng
Portugis, Masjid Agung Jepara pada tahun 1660, Gapura Masjid Jami',
Baiturrahman I Robayan simbol pluralisme Islam-Hindu yang masih dijaga
keasliannya, Berkas:Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan, Gapura
Masjid Robayan yang berarsitektur Hindu-IslamSisa benteng pelindung komplek
inti Kraton Kalinyamat, satu-satunya sisa bangunan kraton yang masih dapat
saat ini di Robayan.
Wisata Kuliner Pusat kuliner di Pecangaan (gang sebelah utara PT
Dasaplast) Pusat kuliner di Jepara (sebelah barat SCJ) , Pasar Sejajar pusat oleh-
oleh khas Jepara, SCJ dekat alun-alun Jepara.
Adapun obyek wisata lainya yang sangat menarik adalah
• Gunung Genuk, di Clering
• Gunung Muria, di Keling
• Gunung Gede, di Karimunjawa
• Gunung Maming, di Karimunjawa
• Kepulauan Karimunjawa di Karimunjawa
• Pulau Panjang
• Pulau Mandalika, di Ujungwatu
• Pantai Kartini, di Bulu
• Pantai Tirto Samodra, di Bandengan
• Pantai Empu Rancak, di Karanggondang
• Pantai Blebak, di Sekuro
• Pantai Pecatu, di Banyumanis
• Pantai Bondo, di Bondo
• Pantai Ombak Mati, di Bondo
• Pantai Pailus, di Karanggondang
• Pantai Tegalsambi, di Tegalsambi
• Pantai Teluk Awur, di Telukawur
8
• Pantai Semat, di Semat
• Pantai Metawar, di Ujungwatu
• Pantai Pungkruk, di Mororejo
• Pantai Suweru, di Balong
• Pantai Bayuran, di Tubanan
• Pantai Beringin, di Bumiharjo
• Pantai Sekembu, di Mulyoharjo
• Pantai Mbah Sirah, di Semat
• Pantai Lemah Abang, di Balong
• Pantai Ketepeng, di Bandungharjo
• Pantai Ujung Piring, di Sekuro
• Pantai Tanjung Njelamun, di Balong
• Pantai Pelayaran, di Karangkebagusan
• Belik Bidadari dan Jaka Tarub, di Daren
• Shenden, di Mulyoharjo
• Kedung Plumpang, di Tanjung
• Kedung Gong, di Plajan
• Ngembes Putri Cina, di Banyumanis
• Bongpes, di Gerdu
• Waduk Punden, di Gemulung
• Waduk Klebut, di Jerukwangi
• Telaga Sejuta Akar, di Bondo
• Danau Blingoh, di Blingoh
• Goa Tritip, di Ujungwatu
• Goa Tratak, di Blingoh
• Goa Blorong, di Damarwulan
• Goa Manik, di Sumanding
• Goa Sakti, di Plajan
• Sumanding Pinus Indah, di Sumanding
• Wono Pinus Setro, di Batealit
• Sreni Indah, di Bategede
• Air Terjun Songgo Langit, di Bucu
• Air Terjun Jurang Manten, di Blingoh
• Air Terjun Jurang Nganten, di Tanjung
• Air Terjun Kalen Wates, di Tanjung
• Air Terjun Kemiren, di di Bategede
9
• Air Terjun Suroloyo, di Bungu
• Air Terjun Sumenep, di Batealit
• Air Terjun Undak Manuk, di Blingoh
• Air Terjun Nglumprit, di Dudakawu
• Air Terjun Grinjingan Dowo,di Dudakawu
• Air Terjun Nglamer, di Dudakawu
• Air Terjun Kedung Pancur Telu, di Damarwulan
• Air Terjun Kedung Ombo, di Papasan
• Air Terjun Nggembong, di Srikandang
• Air Terjun Gantungan, di Tanjung
• Air Terjun Nyamplungan, di Karimunjawa
• Air Terjun Pancuran, di Somosari
• Air Terjun Watu Bantal Susun, di Somosari
• Air Terjun Nongko Pace, di Somosari
• Air Terjun Banyu Anjlok, di Somosari
• Air Terjun Dung Paso, di Somosari
• Air Terjun Segorolebu, di Somosari
• Air Terjun Curug Kemiri, di Damarwulan
• Air Terjun Curug Kyai Buku, di Damarwulan
• Air Terjun Karang Nongko, di Banyumanis
• Air Terjun Grenjengan, di Banyumanis
• Air Terjun Statah, di Batealit
• Air Terjun Cabe, di Batealit
• Air Terjun Seberuk, di Batealit
• Air Terjun Jenggureng, di Sumanding
• Air Terjun Mloso Indah, di Sukodono
• Air Terjun Ngipik Indah, di Langon
• Air Terjun Grojokan Wergol, di Reguklampitan
Wisata Sejarah
• Benteng Portugis, di Banyumanis
• Benteng VOC[6], di Ujungbatu
• Museum R.A Kartini, di Panggang
• Museum Gong Perdamaian Dunia, di Plajan
• Museum Ukir Nusantara, di Panggang
• Pendapa Jepara, di Kauman
10
• Monumen Plasenta R.A. Kartini, di Pelemkerep
• Gapura Robayan di Robayan
• Masjid Astana Mantingan, di Mantingan
• Masjid Agung Baitul Makmur Jepara, di Kauman
• Kelenteng Hian Thian Siang Tee, di Welahan
• Candi Bubrah, di Tempur
• Candi Angin, di Tempur
Wisata Cagar Alam
• Cagar Alam Clering, di Clering
• Cagar Alam Keling, di Bumiharjo
• Cagar Alam Kembang, di Jinggotan
Wisata Cagar Budaya
• Gapura Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan, di Robayan
• Siti Inggil Keraton Kalinyamat, di Kriyan
• Taman Pertapaan Sonder, di Tulakan
• Kutha Bedah, di Robayan
• Reruntuhan Tembok Benteng Kalinyamat, di Robayan dan Bakalan
Wisata Desa
• Desa Wisata Plajan, di Plajan
• Desa Wisata Tempur, di Tempur
• Desa Wisata Banyumanis, di Banyumanis
• Desa Wisata Dudakawu, di Dudakawu
• Desa Wisata Batealit, di Batealit
• Desa Wisata Batukali, di Batukali
Wisata Keluarga
• Kura-Kura Ocean Park, di Bulu
• Jepara Ourland Park, di Mororejo
• Tiara Park Waterboom and 3D Theater, di Purwogondo
• Mitra Waterboom & Toys, di Bangsri
• Alamoya Waterboom, di Bapangan
• Waterboom Rikan’s, di Dongos
• Shinta Pool Pecangaan, di Pecangaan Kulon
11
• Kebonan Kampoeng Maen, di Bapangan
• Sentral Park, di Balong
• Bioskop Indie Cineto, di Pengkol
Wisata Air
• Pemancingan Cemoro Kembar, di Ngabul
• Kolam Pemancingan dan Warung Makan Kalinyamatan, di Batukali
• Pemancingan Resto Cafe Lumbung Djati, di Ngabul
Wisata Kuliner
• Pasar Payung (Pusat Kuliner), di Plajan
• Belum Ada Nama Resmi dari Pemkab(mungkin bisa diberi nama Jepara
Culinary Centre), di Jobokuto (Belakang SCJ)
• Belum Ada Nama Resmi dari Pemkab(mungkin bisa diberi
nama Karimunjawa Culinary Centre), di Karimunjawa (Dekat Alun-Alun Kota
Karimunjawa)
• Belum Ada Nama Resmi dari Pemkab(mungkin bisa diberi nama Pecangaan
Culinary Centre), di Pecangaan Kulon (Sebelah Utara PT Dasaplast)
Wisata Malam
Kabupaten Jepara terdapat beberapa tempat wisata malam yang positif bagi anak-
anak hingga dewasa, yaitu:
• Alun-Alun 1 Jepara, di Kauman
• Alun-Alun 2 Jepara, di Kauman
• Shopping Centre Jepara (S.C.J), di Jobokuto
• Pasar Kalinyamatan, di Purwogondo
• Tugu Tiga Puteri Jepara, di Ngabul
Wisata Misteri (urban legend)
• Pabrik Karung Goni, di Pecangaan Kulon
• Pabrik Gula Bonjot, di Krasak
Wisata Religi
• Makam Syekh Siti Jenar (Sunan Jepara), di Balong
• Makam Mbah Roboyo, di Robayan
12
• Makam Datuk Gunardi, di Singorojo
• Makam Habib Ali, di Mayong
• Makam Syeh Abu Bakar, di Pulau Panjang
• Makam Ki Gede, di Bangsri
• Makam Syeh Amir Hasan (Sunan Nyamplungan), di Karimunjawa
• Makam Mbah Pakisaji, di Potroyudan
• Makam Ronggo Kusumo, di Manyargading
• Makam Mbah Datuk Subuh, di Sidigede
• Makam Habib Sodiq (Yek Nde) dan KH Noor Ahmad SS, di Kriyan
• Makam Assayyid Thoyyib Thohir dan Syaikh Syamsuri, di (Penagon,
Nalumsari, Jepara)
• Makam Pangeran Syarif dan Mbah Jenggolo, di Saripan
• Makam Sunan Hadirin dan Ratu Kalinyamat serta Raden Abdul Jalil,
di Mantingan
• Citrosomo (Makam Para Adipati/Bupati yang pernah memimpin Jepara dan
keluarga besar R.A Kartini), di Sendang
• Makam KH. Ahmad Cholil, di Bakalan
Wisata belanja
• Shopping Centre Jepara (S.C.J), di Panggang
• Pasar Karangrandu (Pasar Jajanan khas Jepara), di Karangrandu
• Pasar Sejajar, di Margoyoso
• Pasar Apung, di Demaan
• Pasar Buah Ngabul (Pasar Durian Jepara), di Ngabul
• Saudara Swalayan[7], di Ngabul
• K Pasar Swalayan, di Ngabul
• Jepara Trade and Tourism Center (JTTC), di Rengging
• Jepara Galeria Mall Entertainment Centre, di Kauman
Perayaan
Perayaan Tradisional
• Hari Jadi Jepara, di Mantingan
• Jembul Tulakan, di Tulakan
• Jembul Bedekah, di Banyumanis
• Pesta Baratan, di Kalinyamatan
• Pesta Lomban, di seluruh Pantai Kabupaten Jepara
13
• Tawur Bubur, di Jinggotan
• Perang Obor, di Tegalsambi
• Festival Oncor, di Bandungrejo
• Festival Memeden Gadu Jepara, di Kepuk
• Festival Jondang, di Kawak
• Barikan Apem, di Langon
• Festival Barikan, di Karimunjawa
• Eder, di Robayan
• Seni & Budaya Ukir Jepara Festival, di Mulyoharjo
• Chambeng, di Welahan
• Jepara Thongtek Carnival, di Alun-Alun Jepara 1 Kauman
• Jepara Bedug Festival, di Alun-Alun Jepara 1 Kauman
• Gebyar Ki Aji Tunggal, di Karangaji
Perayaan Modern
• Festival Kartini, di Kauman
• Gebyar Mayong, di Pelemkerep
• Sail Karimunjava, di Karimunjawa
• Jepara Fashion On The Street, di Jalan Kartini Kauman
• Jepara Expo, di Rengging
• Bumi Kartini Expo, di Kauman
• Jepara Fair (Pekan Raya Jepara), di Rengging
• Jepara Triathlon, di Mororejo
• Jepara Culinary Expo, di Karangrandu
• Jepara Cultural Festival, di Alun-Alun Jepara 1 Kauman
Seni budaya
Di Kabupaten Jepara terdapat berbagai jenis kesenian, yaitu:
• Barongan Dencong
• Wayang Golek Langkung
• Tari Kridhajati
• Tari Tenun Troso
• Tari Tayub
• Tari Emprak
• Samroh
14
• Prasah
• Angguk
• Dagelan
• Kentrung
• Ludruk
• Ketropak
• Keroncong
• Gambus
Jenis kesenian tradisional Samroh, Gambus, dan Angguk, semuanya bernapaskan
Islam. Jenis kesenian tradisional lainnya adalah dagelan, emprak, ketropak,
ludruk, kentrung, keroncong,dan prasah. Melalui beberapa kesenian tradisional
ini, pemerintah menggunakannya untuk menyampaikan pesan kepada
masyarakat misalnya mengenai pembangunan dan keluarga berencana.
15
BAB II
KONSEP JEPARA BARU
A. Pendahuluan
Dalam perjalanan sejarah Jepara dari waktu kewaktu mulai dari era
Kerajaan Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, RA Kartini sampai era Jepara masa kini
telah mengalami pasang surut kemajuanya sesuai konteks sejarah yang
melingkupinya saat itu, Jepara dalam era sekarang ini banyak mengalami
persoalan yang sangat serius sehingga sangat diperluakan terobosan baru dan
kerjasama dengan semua pihak untuk memperbaiki dan membangun Jepara
kembali yang lebih baik dengan berusaha semaksimal mungkin untuk
menemukan jati diri Jepara yang sesungguhnya sebagai dasar filosofis dalam
membangun Jepara kedepan.
Siapapun kita berhak melakukan berbagai langkah positif untuk
menemukan jati diri Jepara sesuai batas kemampuan masing-masing dengan
segala kelebihan dan kekurangaya, salah satu upaya untuk menemukan jati diri
Jepara tersebut adalah menformat ulang Jepara dengan menggali potensi dasar
filosofis, sejarah dan budaya yang dimiliki Jepara yang diformulasikan
sedemikian rupa untuk menghasilkan out-put sejarah Jepara masa kini yang lebih
berkualitas demi kemajuan dan kejayaan Jepara dimasa sekarang maupun dimasa
mendatang
Komunitas Rakyat Jepara Bersatu (KRJB) yang telah dibentuk bertepatan
dengan kegiatan Peringatan Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2016 di Taman
Makam Pahlawan Jepara adalah merupakan manifestasi dari renungan yang
sangat panjang untuk menemukan jawaban tentang bagaimana untuk
menemukan Jati Diri Jepara meskipun masih sebatas konsep pemikiran, namun
setidaknya bisa dijadikan tonggak sejarah kontemporer dalam membangun Jepara
masa depan yang lebih baik.
Kehadiran KRJB ditengah-tengah masyarakat Jepara memang masih
terasa asing mengingat banyak sekali berbagai ormas, lembaga ataupun yayasan
yang sudah ada sebelumnya meskipun demikian tidak ada salahnya jika KRJB
ikut serta memberikan kontribusinya dalam membangun Jepara.
16
B. Pemahaman Tentang KRJB
KRJB singkatan dari Komunitas Rakyat Jepara Bersatu yaitu sebuah
komunitas yang bersifat terbuka, independen dan mandiri untuk mengajak dan
menyamakan persepsi kepada seluruh lapisan masyarakata Jepara maupun
masyarakat Indonesia yang berkeinginan untuk ikut serta mewujudkan Jepara
yang lebih baik, Jepara Jaya , Jepara yang bersatu, damai, adil dan sejahtera
Konsep yang dikembangkan KRJB adalah konsep Jepara Baru, yang
diharapkan akan dapat membuka cakrawala baru bagi masyarakat Jepara dalam
membangun Jepara kedepan yang lebih baik. Dengan konsep Jepara Baru
diharapkan dapat menyamakan persepsi masyarakat Jepara untuk membangun
Jepara yang lebih baik terutama dalam menghadapi kuatnya era
globalisasi dan informasi di zaman now yang membius Generasi Millennial
(Millennial Generation) sehingga mau tidak mau sebagai masyarakat Jepara harus
bisa menyiapkan filter budaya secara maksimal untuk menyelamatkan generasi
muda kita
Perlu diketahui bahwa Generasi Milennial adalah generasi Y yang lahir
antara tahun 1980an hingga 2000 dengan usia 15-35 tahun sebagai pengganti generasi X.
Dengan kata lain generasi Y sebuah istilah sebutan anak anak muda zaman
sekarang yang usianya berkisaar 15-35 tahun yang lahir antara 1980an s/d 2000
untuk menggantikan generasi X yaitu istilah generasi muda sebelumnya yang
biasa disebut dulu dengan ABG yang sekarang sudah menjadi ayahnya. Generasi
Milennial berasal dari istilah millenials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah
dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe.
Kenapa Generasi Milennial juga menjadi perhatian KRJB ? Hal ini
didasarkan atas prediksi World Economic Forum ( WEF ) pada tahun 2015
bahwa Indonesia akan menempati peringkat ke-8 ekonomi dunia pada tahun 2020
serta menjadi pasar digital terbesar di dunia dengan pengguna internet mencapai
140 juta dari 258 juta jiwa penduduk Indonesia. Oleh karenanya akan dipridiksi
bahwa tahun 2020 adalah tonggak sejarah dengan berbagai perubahan yang
signifikan akan terjadi di Indonesia sedangkan Generasi Milennial diharapkan
mempunyai peran strategis dalam merubah wajah Indonesia menjadi lebih baik
(khususnya di Kabupaten Jepara)
KRJB sangat mengapresiasi Generasi Milennial dalam sejarah
kontemporer Jepara Baru yang akan mengubah wajah Jepara yang lebih baik
17
yaitu Jepara Jaya, Jepara yang bersatu, damai, adil dan sejahtera namun KRJB juga
tidak akan meninggalkan nilai nilai sejarah dan budaya yang pernah dimiliki
rakyat Jepara yaitu sejarah dan keteladanan tiga tokoh wanita Jepara yang pernah
membawa Jepara bersinar ketingkat nasional maupun Internasional, yaitu Ratu
Shima, Ratu Kalinyamat dan RA. Kartini
C. Pengertian Jepara Baru
Jepara Baru adalah “Sebuah idealisme yang diwujudkan dalam suatu
gerakan bersama untuk mewujudkan Jepara yang lebih baik dengan dilandasi
semangat perjuangan dan keteladanan tiga tokoh wanita Jepara ( Ratu Shima, Ratu
Kalinyamat dan RA Kartini ) dalam bingkai NKRI”.
Jepara Baru dibangun dengan pendekatan sejarah dan budaya kearifan local yang
pernah ada sejak Era Kerajaan Ratu Shima, Era Ratu Kalinyamatm dan Era RA
Kartini serta menjadikan tiga tokoh wanita Jepara tersebut sebagai simbul Jepara
Baru.
Konsep Jepara Baru diharapkan menjadi sejarah kontemporer Jepara
masa depan sebagai hasil fermentasi sejarah lintas waktu yang diformulasikan
dalam sebuah konsep yaitu Jepara Baru yang pada akhirnya dapat disajikan
kepada masyarakat Jepara masa kini dan masa depan sebagai landasan
penyemangat dalam membangun Jepara
Ketiga tokoh wanita Jepara dalam Konsep Jepara Baru didalamnya
telah mengandung tiga unsur pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat
Jepara sekarang ini, yaitu : Pertama, Tegaknya sebuah keadilan tanpa adanya
diskiriminasi hukum serta terwujudnya kemakmuran masyarakat Jepara.
Kedua, Terwujudnya semangat jiwa patriotik bela negara dan cinta tanah air.
Ketiga Terbentuknya kepribadian mulia serta tersedianya kualitas pendidikan
khususnya bagi kaum wanita yang bersumber pada nilai-nilai agama.
D. Visi dan Misi KRJB
Visi:
Bersatu, melangkah bersama demi terwujudnya Jepara yang lebih baik, Jepara Jaya
, Jepara yang bersatu, damai, adil dan sejahtera
18
Misi :
1. Mendorong tegaknya keadilan di Jepara tanpa adanya diskriminasi hukum
2. Mendorong bangkitnya semangat baru dalam membangun Jepara yang
lebih baik dengan dilandasi semangat kepahlawanan dan keteladanan Ratu
Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini
3. Membangkitkan kembali semangat gotong royong serta mlestarikan sejarah
budaya kearifan lokal sebagai manifestasi benteng pertahanan masyarakat
Jepara dari derasnya era globalisasi dan informasi
4. Mewujudkan kualitas kesehatan masyarakat dan pendidikan dengan
mengedepankan budi pekerti luhur
5. Mewujudkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berbasis Pancasila
sebagai upaya untuk menghasilkan SDM berkualitas dan pengelolaan SDA
yang sanggup menopang kemajuan perekomian bangsa khususnya masyarakat
Jepara.
Simbul Jepara Baru
Simbul/icon Jepara Baru adalah 3 Tokoh Wanita Jepara, yaitu Ratu
Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini. Ketiga Tokoh Wanita tersebut
dapat diekspresikan dalam bentuk visualisasi nilai seni yang bisa diterima oleh
masyarakat.
Motto atau slogan Jepara Baru
Motto atau slogan Jepara Baru adalah JEPARA BERSINAR
Maksudnya BERSINAR adalah Wujudkan Jepara yang (BER) Bersih, (IN)
Indah, (A) Adil, dan (R) MakmuR
Maksud slogan tersebut adalah mengajak masyarakat Jepara bersatu
melangkah bersama untuk mensukseskan terwujudnya Jepara Baru yang
BERSINAR baik ditingkat nasional maupun Internasional.
Slogan (BER)SIH, maksudnya adalah bersih pemerintahanya dan
bersih kotanya, (IN)DAH maksudnya indah dan asri panorama kota dan
alamnya serta ramah masyarakatnya/lingkunganya sehingga sanggup menarik
wisatawan berkunjung ke Jepara. (A)DIL maksudnya agar Jepara terkenal
Kota yang adil dalam penerapan hukumnya seperti yang pernah dicontohkan
19
Ratu Shima dan (M)AKMUR maksudnya berharap Jepara rakyatnya makmur
karena pertumbuhan ekonominya yang stabil dan berharap pemerintahanya
pro rakyat. Jika beberapa elemen penting Kebersihan, Keindahan dan Keadilan
serta Kemakmuran terealisasi dengan baik dalam mendukung Konsep Jepara Baru
maka jati diri Jepara akan terlihat secara jelas serta otomatis Masyarakat Dunia
akan melihat pancaran Sinar Kejayaan Jepara yang sesungguhnya, Jepara yang
mendunia, Jepara yang bersinar
E. Era Kebangkitan Kejayaan Jepara
Pada dasarnya Jepara Baru merupakan sebuah idealisme impian masa
depan yang berkeinginan untuk mengembalikan era kejayaan Jepara yang
pernah ada pada jaman dahulu yang ditunjukkan oleh Ratu Shima, Ratu
Kalinyamat dan RA Kartini bahkan kalau perlu Jepara kedepan diharapkan
akan lebih maju dan bersinar sebagai mercusuar dunia.
Pada awalnya istilah Jepara Baru kali pertama telah diperkenalkan
kepada masyarakat secara formal oleh sebuah organisasi kemasyarakatan yang
bernama KMJB (Komunitas Menuju Jepara Baru) dalam sebuah acara seminar
sejarah dan budaya di Pendopo Kabupaten Jepara pada Hari Senin, 23
September 2013 dengan tema : “Mengenang Kembali Tiga Tokoh Wanita
Pahlawan Nusantara dari Jepara” sebuah refleksi sejarah menuju era Jepara
Baru.
Salah satu petikan sambutan tertulis Bupati Jepara Bpk H. Ahmad Marzuki, SE
pada acara tersebut adalah sebagai berikut :
“....Saya menyampaikan apresiasi kepada KMJB (Komunitas Menuju Jepara Baru)
atas penyelenggaraan seminar ini ....Kita harapkan kegiatan ini lebih bisa memaknai
arti perjuangan Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini ...sekaligus
melanjutkan ‘Tugas Berat” yang telah diwariskan ketiga tokoh tersebut untuk
membangun kita semua agar lebih berdaya dan bermanfaat untuk diri (sendiri),
keluarga, agama dan bangsa....(khususnya masyarakat Jepara).”
Menggarisbawahi makna dan esensi pokok pidato sambutan Bupati
Jepara tersebut memberikan isyarat bahwa tiga tokoh wanita Jepara yaitu
Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini adalah bagian sejarah penting
masyarakat Jepara yang diakui keberadaanya secara resmi oleh Bupati Jepara.
Hal ini sangat penting artinya mengingat sebagian masyarakat Jepara ada yang
20
masih gamang tentang keberadaan Ratu Shima di Jepara padahal telah jelas
keberadaan Ratu Shima pernah hidup di Tanah Jepara yang dahulu dikenal
dengan Kerajaan Kalingga, orang Cina menyebutnya Kerajaan Ho-ling.
Sudah saatnya rakyat Jepara ikut melanjutkan tugas berat perjuangan
ketiga tokoh wanita tersebut agar terwujud era kejayaan Jepara yang lebih
bersinar ke penjuru dunia. Bung Karno Sang Proklamator selalu mengingatkan
kita dengan Jas Merah-nya (Jangan pernah tinggalkan sejarah ) serta memberi
semangat dengan sloganya : "Beri Aku 1000 Orang Tua, Niscaya Akan Kucabut
Semeru Dari Akarnya, Beri Aku 10 Pemuda, Niscaya Akan Kuguncangkan Dunia"
oleh karenanya jadikan semangat gelora Bung Karno serta di Hari Jadi
Kemerdekaan RI yang ke 73 ditanggal 17 Agustus 2018 menjadi momentum
gerakan Jepara Baru menjadi salah satu dasar pijakan untuk menuju Kejayaan
Jepara yang sesungguhnya. Kita jangan hanya sekedar menjadi objek sejarah,
tetapi hendaknya menjadi subjek/pelaku sejarah untuk Jepara tercinta serta bisa
menjadi generasi yang lebih berdaya dan bermanfaat untuk diri (sendiri), keluarga,
agama dan bangsa
F. Keanggotaan KRJB
Keanggotaan KRJB bersifat independen dan terbuka, bisa masyarakat
umum, PNS , lintas agama, lintas partai dan ormas serta tidak terikat dimana dia
bertempat tinggal meskipun di dalam maupun diluar negeri sekalipun masih bisa
ikut bergabung di KRJB yang pentingdalam dirinya ada kesadaran dan keinginan
untuk ikut berpartisipasi dalam membangun Jepara yang lebih baik.
Keaanggotaan KRJB akan dinyatakan sah bilamana telah mengisi
formulir keanggotaan dan telah terigister di buku induk KRJB dan akan
memperoleh nomer induk keanggotaan, hal ini untuk menghindari adanya pihak
pihak tertentu yang yang berusaha mengambil kesempatan ataupun untuk
disalahgunakan baik yang bersifat pribadi ataupun golongan.
G. Program Kerja KRJB
Dalam pelaksanaan kegiatan KRJB mempunyai Program Khusus dan
Progam umum yang masing-masing program tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut
Rencana Program Khusus
21
1). Mendirikan Rumah Kreatif Jepara Baru
Yaitu rumah yang diperuntukkan untuk menapung aspirasi masyarakat Jepara
terutama generasi mudanya untuk berkreasi dengan menuangkan gagasan-
gagasan ide kreatif yang bisa memberikan nilai tambah dalam membangun
Jepara kedepan yang lebih baik, Rumah Kreatif Jepara Baru juga bisa dijadikan
tempat bersilaturrahmi dan berdiskusi tentang berbagai hal penting yang
sedang trending.
2). Membuat Pusat Layanan Informasi Dan Komunikasi
dengan nama Play-Infokom Jepara Baru
Yaitu suatu portal layanan umum seputar informasi Kota Jepara baik dibidang
pariwisata, ekonomi bisnis, sosial budaya, pendidikan dan kesehatan,
ketenagakerjaan, pengaduan masyarakat dan hukum.
3). Mendirikan Jepara Baru Foundation
Yaitu gerakan penggalangan dana untuk membantu masyarakat baik dibidang
pendidikan, kesehatan maupun dibidang sosial keagamaan.
KRJB juga diharapkam dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat bahwa KRJB adalah perangkat kerasnya (hardware ) sedanngkan
Jepara Baru adalah perangkat lunaknya (Software) dengan kata lain KRJB
adalah sebuah lembaga atau komunitas yang terdiri dari kepengurusan
organisasinya sedang Jepara Baru adalah sebuah konsep dasar KRJB yang
didalamnya terdapat ide ide dasar dalam ikut serta membangun Jepara dengan
pendekan sejarah dan budaya seperti yang pernah dicontohkan ketiga tokoh
wanita Jepara yaitu Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini dengan
harapan dapat diserap dan diteladani dalam sikap dan prilaku masyarakat
Jepara menjadi kepribadian yang utuh mengkristal dalam setiap diri
masyarakat Jepara.
Konsekwensi logis dengan terbukanya pola pikir tersebut diatas
diharapkan masyarakat Jepara tidak hanya disibukkan dengan rutinitas
pekerjaan semata namun diharapkan adanya dorongan yang kuat dan
kesdaran dalam diri individu untuk ikut sertta meneruskan tugas berat estafet
kepemimpinan ketiga tokoh wanita Jepara tersebut untuk mewujudkan Jepara
yang lebih baik, Jepara Jaya , Jepara yang bersatu, damai, adil dan sejahtera
22
Rencana Program Umum
Adapun Program Umum meliputi berbagai program sebai berikut :
1. Bidang Pemerintahan Dan Keorganisasian
1) Mensosialisasikan Konsep Jepara Baru kepada Pemerintah Daerah,
Pemerintahan Provinsi dan Pusat serta kepada masyarakat dunia
2) Melakukan pembinaan kaderisasi anggotanya di setiap wilayah kerja KRJB
disemua jenjang
3) Meendirikan Kantor Pusat dengan melengkapi fasilitas kantor organisasi
4) Melakukan pelatihan dan pengkaderan tentang keorganisasian dan
wawasan
kebangsaan kepada generasi muda khususnya para wanita Jepara untuk
berani tampil
menjadi calon-calon pemimpin bangsa. dan dunia
5) Ikut serta membangun penguatan organisasi/LSM lokal dalam upaya
Mensinergikan
kekuatan-kekuatan yang ada dalam membangun Jepara yang lebih baik.
6) Membentuk Jaringan Komunitas Perdamaian Dunia yang bersifat
Internasional yang yang berfungsi membangun komunitas generasi muda
internasional untuk menyuarakan perdamaian dunia sebagai implementasi
dari pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
2. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Dan Perdagangan
1) Melakukan pemberdayaan ekonomi kerakyatan terutama perkoperasian dan
UKM, diantaranya dengan mengambil pilot projek Pendirian UKM dan
Pembenahan Koperasi KOPRINDO di Sukosono dan penggalian dan
pelestarian Batik RA Kartini sebagai ciri khas Batik Jepara masa depan.
2) Mengadakan kursus dan pelatihan kerja bagi para pemuda terutama bagi
perempuan Jepara agar bisa mandiri dalam membantu kebutuhan
keluarganya
3) Membentuk LDK (Lumbung Desa Kemakmuran), yaitu pusat
perekonomian desa sebagai basis pengembangan ekonomi masyarakat dan
pemberdayaan perempuan desa.
4) Mendirikan Pusat Penapungan dan Pelayanan hasil produksi masyarakat di
Pusat Kabupaten, Kecamatan dan Desa serta pendirian Minimarket Modern
5) Melakukan penelitihan/survey angka riil kemiskinan di Jepara sebagai
upaya dalam menentukan pembangunan perekonomian masyarakat
23
kedepan dan perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat Jepara dengan
memanfaatkan potensi dan sarana yang ada
6) Mengusulkan ketersedianya tempat-tempat khusus pengelolaan ikan pasca
melaut agar tidak cepat busuk sekaligus tersedianya sarana
pendistribusianya.
7) Terus mendorong kepada pemerintah daerah agar memaksimalkan SDA
secara jujur, adil, transparan dan profesional demi kemakmuran dan
kejayaan rakyatnya serta ada kemauan penggalian SDM yang ada di
Jepara untuk dilibatkan secara bersama-sama dalam membangun Jepara
kedepan sesuai peran dan fungsinya masing-masing.
8) Meningkatkan kualitas hasil pertanian terutama pertanian anorganik dan
memanfaatkan dengan sebenar-benarnya hasil bumi Jepara demi
kemakmuran masyarakatnya.
9) Melakukan Peningkatan kualitas Pendidikan dan pemberdayaan ekonomi
kerakyatan dengan mendirikan Yayasan Bina Bangsa Nusantara.
10) Menjadikan /mengembalikan Kabupaten Jepara sebagai sentra Kota Ukir
Dunia yang berkualitas dan profesional
3. Bidang Pendidikan, Budaya Dan Pariwisata
1) . Menjadikan Yayasan Bina Bangsa Nusantara dijadikan sarana agen
perubahan dibidang pendidikan dengan mendirikan sekolah yang bertaraf
Internasional di Jepara, dengan menjadikan Jepara Pusat Pendidikan dan
Budaya Internasional dengan penguasaan minimal 7 bahasa (Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Belanda, Bahasa Jepang
dan Bahasa Cina/Mandarin dan bahasa Perancis yang sudah diajarkan
sejak usia dini.
2) Mengusulkan pembuatan gedung perpustakaan yang bertaraf Internasional
yang lebih representatif yang dilengkapi ruangan yang nyaman, taman,
tempat ibadah, kolam air/pancuran, keperluan/peralatan elektronik yang
menunjang minat baca generasi muda Jepara masa depan
3) Mengusulkan agar dibentuk Badan Pembinaan dan Penanggulangan
Penyakit Sosial (BP3S) yang berfungsi memberikan bimbingan konseling
dan penyuluhan kepada umat beragama, ( sesuai agama dan kepercayaanya
masing-masing) sekaligus untuk menanggulangi adanya penyimpangan
sosial dan Kenakalan Remaja yang sekarang ini sudah diambang
mengkawatirkan akibat adanya arus globlalisasi dan informasi
4) Mengusulkan pembuatan Monumen Patung Keadilan Ratu Shima (sekelas
Patung Liberti di Amirika) , sebagai Lambang keadilan dan Perdamaian
24
dunia yang dilambangkan dengan visualisasi Ratu Shima dengan
menghunus pedang Keadilan ditangan kananya’ Proyek ini menunjukkan
sebuah kareakter yang kuat dalam menegakkan sebuah keadilan, disamping
itu juga berfungsi sebagai mercusuar dunia bagi para pelaut nasional
maupun internasion yag melintasinya karena pedang yang dipegang
memancarkan sebuah sinar kuat juga dilemgkapi sinar laser yang
dipancarkan ke udara , area tersebut juga dilengkapi area apartemen,
wisata, pendidikan serta Hotel Aquarium yang berkelas.
5) Mengusulkan rekontruksi sejarah dan/atau bangunan keraton Ratu
Kalinyamat ( yang terletak di Kec Kalinyamatan)yang sekarang masih
belum dikelola secara maksimal
6) Mengusulkan pembuatan buku sejarah Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan
RA Kartini sebagai tiga tokoh wanita Jepara yang diselipkan dalam
pelajaran sekolah (Mapel sejarah, Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa
dalam bentuk bacaan ringan) sebagai pengembangan kurikulum lokal atau
kearifan budaya lokal serta pembuatan buku sejarah untuk umum sebagai
buku pendamping
7) Mengusulkan Pembuatan Film documenter, film laga (Ratu Shima / Ratu
Kalinyamat /RA Kartini yang berkualitas dan profesional
8) Mengusulkan kepada Pemerintah Daerah melalui instansi pendidikan
terkait untuk memaksimalkan kembali peranan sekolah dalam
meningkatkan kecakapan menulis dan membaca HURUF JAWA bagi
generasi muda.
9) Membantu pemerintah untuk mensosialisasikan dibidang pariwisata dengan
tema Visit Indonesia, Visit Jepara, mengusulkan miniatur nusantara dan dunia
di Jepara
10) Mengadakan berbagai lomba yang dapat mengembangkan bakat siswa-
siswi dibidang sejarah, budaya dan lainya yang dapat
menumbuhkembangkan semangat para siswa untuk bisa belajar dari para
pahlawan –pahlawan kita terutama sejarah Ratu Shima, Ratu Kalinyamat
dan RA. Kartini.
11) Mengusulkan agar Pemda Jepara mempunyai Landasan Pesawat Terbang
dan Pelabuhan Jepara yang bertaraf internasional yang bekerjasama
dengan Pemerintah Pusat.
12) Mengusulkan kepada Pemda Jepara agar Pendopo Kabupaten Jepara ini
dijadikan musium hidup sepanjang masa karena mengandung nilai sejarah
yang tinggi, sebagai solusinya Pemda Jepara bisa memindahkan Pusat
Pemerintahanya dengan membangun gedung baru minimal bertingkat
lima tentunya dibutuhkan keberanian untuk melakukan pembebasan
25
lahan serta perencanaan tata ruang kota yang berstandar nasional ataupun
internasional
13) Mengusulkan Penghijauan Tata Ruang kota Jepara secara lebih ekstrim
demi keindahan dan kenyamanan Kota Jepara
14) Mendirikan Monumen Jepara Baru yang disingkat (Monjaru)
15) Mengusulkan adanya tambahan armada transportasi wisata terpadu
meliputi laut,darat dan udara duntuk mempermudah wisatawan
menikmati indahnya Panorama Kota Jepara
16) Menjadikan Karimun menjadi Pulau wisata yang bertaraf internasional
dengan membagi kawasan karimun menjadi dua paket wisat, yaitu wisata
konvensional dan wisata religi
17) Membuat kampoeng Bali di Pulau Karimun Jawa
18) Membuat stasiun TV Jepara
4. Bidang Kesehatan ,Pengendalian Lingkungan, Air Dan Penghijauan
1) Membantu melakukan pemantauan terhadap proyek yang tidak
memperhatikan dampak lingkungan dan mendorong Pemda Jepara tegas
dalam penerapan kebijakan Amdal di Jepara
2) Turut serta mengawsi dan pemantauan pengelolaan penggunaan air di
Jepara sebagai upaya menjaga keseimbangan alam jangka panjang
3) Bekerjasama dengan pemerintah atau pihak lainya untuk kegiatan program
penghijauan kota dan penghijauan sepanjang bibir pantai Jepara.
4) Melakukan pengkaderan anggota KRJB untuk mengikuti pelatihan
AMDAL dan program lainya dalam upaya pengawasan pengendalian
dampak lingkungan di Jepara
5) Mendorong pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat dan mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan menjaga
kebersihan lingkungan.
6) Mengusulkan Rumah Sakit Berstandar Internasional di Jepara
5. Bidang Penegakan Hukum Dan HAM
1) Ikut berpartisipasi dalam membantu penegakan hukum.
2) Ikut serta dalam memberdayakan masyarakat agar sadar hukum dan tidak
main hakim sendiri
3) Membantu meminimalisir adanya praktek-praktek pelaksanaan hukum
yang mengabaikan rasa kemanusiaan dan rasa keadilan.
26
4) Mengusulkan Pembentukan Pusat Sentral Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat.
5) Mengusulkan terbentuknya lembaga independen yang mengawasi terhadap
pelaksanaan penegakan hukum di tingkat Kabupaten sebagai upaya
memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat.
Apa yang menjadi rencana program-program KRJB tersebut tidaklah
harus diwujudkan dan dilaksanakan oleh KRJB sendiri, melainkan siapa saja
yang berkeinginan mewujudkan Kota Jepara yang lebih baik dan mau
mengeluarkan gagasan- gagasan terbaiknya dan ide-ide kreatifnya adalah perlu
kita dukung bersama.
Bahwa sesuai dengan pengertian tentang Jepara Baru yang merupakan
sebuah sebuah wacana dan cita-cita luhur terwujudnya tatanan baru pemerintahan
Jepara yang lebih baik, kondusif, progresif , saling menghormati , menjaga kerukunan
antar umat beragama dan golongan serta berusaha memaksimalkan kualitas SDM dan
pemanfaatan SDA yang ada dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran, kejayaan dan
kesejahteraan masyarakat Jepara yang dilandasi dengan kejujuran dan keadilan yang
diridloi Tuhan Yang Maha Esa
Maka seyogyanya kita bersepakat bahwa membangun Jepara bukanlah
semata-mata tugas individu, kelompok atau golongan ataupun pemerintah saja
melainkan menjadi tugas dan tanggung jawab kita semua selaku masyarakat
Jepara sesuai kemampuan dan keahlihan kita masing-masing.
A. SAATNYA JEPARA JAYA
Dalam usianya yang sudah ke-464 ini tentunya Jepara seharusnya sudah
jaya mengingat para pendahulu kita sangat berhasil dalam membangun Jepara
menuju kejayaan, tetapi jika sekarang ini belum terwujud kejayaan tersebut
tentunya ada beberapa peersoalan mendasar yang harus kita koreksi bersama
Kita berharap dengan konsep Jepara Baru kejayaan Jepara tersebut akan
bangkit kembali Oleh karenanya kami berharap para pemimimpin daerah kita
dan mengambil hikmah dalam kesuksesan mereka dalam membangun bangsanya
agar Jepara dapat Jaya kembali, sejahtera dan makmur santosa , gemah ripah loh
jinawe.
27
“Pada prinsipnya Jepara Baru sangat dibutuhkan sosok pemimpin-pemimpin yang
berjiwa besar, jujur, adil dan bijaksana. Pemimpin yang sanggup melakukan perubahan
besar dan berani mengambil resiko untuk membela dan melindungi kepentingan rakyatnya
demi kesejahteran rakyatnya dan kejayaan bangsanya” .
Hanrry S. Truman pernah berkata : “Saya telah mempelajari kehidupan
pria-pria dan wanita-wanita terkenal, dan saya menemukan bahwa mereka yang mencapai
puncak keberhasilan adalah mereka yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang ada
dihadapan mereka dengan segenap tenaga, semangat dan kerja keras”.
28
BAB III
WACANA BP3N DAN POLISI SWADAYA MASYARAKAT
DALAM ERA GLOBALISASI
A. Pentingnya BP3S dan Polisi Swadaya Masyarakat
1. Pengertian BP3S
Badan Pembinaan dan Penanggulangan Penyakit Sosial yang disingkat
BP3S adalah sebuah lembaga yang dibentuk bersama oleh pemerintah dan masyarakat
(baik secara formal maupun informal) dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait
sebagai upaya melakukan pembinaan dan penanggulangan penyakit sosial dan kenakalan
remaja akibat adanya perkembangan sains-tehnologi dan pengaruh arus globalisasi dan
informasi yang disertai dengan penerapan sanksi hukum sebagai efek jera bagi pelaku
pelanggaran tersebut.
Latar belakang didirkanya BP3S ini adalah semakin merajalelanya
penyakit sosial dan kenakalan remaja yang berkembang di masyarakat baik
yang bersumber dari budaya lokal maupun produk budaya asing yang masuk
secara bebas ditengah-tengah masyarakat kita sekarang ini baik melalui media
elektronik yang bersifat on line (internet) dan off line, media cetak maupun
budaya lokal yang bersifat langsung yang menjadi bagian dari masyarakat itu
sendiri.
Realitas sosial sekarang ini penyakit sosial dan kenakalan remaja menjadi
salah satu pemicu lemahnya para pemuda selaku generasi penerus bangsa untuk
turut serta dalam membangun bangsa dan negara juga berakibat rendahnya
kualitas mutu pendidikan dan lemahnya etos kerja, terhambatnya produktifitas
dan kreatifitas para generasi muda serta nilai-nilai agama bagi remaja menjadi
sangat terabaikan dan digantikan budaya elektronik yang lebih menitikberatkan
pada nilai hiburan. Kuatnya pengaruh negatif arus budaya negatif baik yang
bersumber dari budaya lokal maupun produk budaya asing sekarang ini tidak
sebanding dengan kesiapan masyarakat dan para remaja itu sendiri ibarat sebuah
gelas diisi dengan ribuan galon air aqua tentu menjadi masalah besar dalam
kehidupan sekarang ini. Sebagai contoh ketika seorang gadis remaja yang polos
29
dan minim pengetahuan agamanya dihadapkan dengan objek film negatif yang
disetting teman-temanya sendiri untuk sengaja dipengaruhi jiwanya untuk
dibimbing kearah pergaulan bebas tentu akan menimbulkan persoalan tersendiri
bagi kalangan remaja dan hancurnya moralitas dikalangan masyarakat.
Sekarang ini banyak para remaja ketika di rumah terlihat baik dan penurut
tetapi ketika di luar saat bergabung teman-temanya justru asyik dengan perbuatan-
perbuatan negatif, begitu juga banyak gadis remaja yang terlihat kalem, lembut
dan sopan harus menanggung malu karena hamil diluar nikah dan masih banyak
kejadian-kejadian negatif lainya yang meracuni generasi muda sekarang ini.
Memang adanya perkembangan sains-tehnologi dalam era globalisasi dan
informasi tidak selamanya negatif masih ada sisi-sisi positifnya tergantung masyarakatnya
itu sendiri dalam memanfaatkan tehnologi tersebut, akan tetapi pengaruh negatifnya
terhadap moralitas generasi bangsa sangatlah terasa sehingga perlu untuk dicarikan
solusinya secara bersama.
RA. Kartin iyang hidup kurang lebih 100 tahun yang lalu pernah
memimpikan zaman baru sebagai refleksi dari keinginanya adanya sebuah
perubahan yang lebih baik ketika para kaum wanita hidup dalam tradisi pingitan
dan rendahnya kualitas pendidikan bagi para gadis remaja pada saat itu. RA.
Kartini pernah menulis :
“Perubahan dalam seluruh dunia Bumiputra kami akan segera terjadi; titik
baliknya sudah ditakdirkanya. Tetapi kapan?. Kita tidak bisa mempercepat jam revolusi.
Mengapa justru kami di dalam daerah pedalaman yang jauh? Diujung negeri, mempunyai
pikiran memberontak demikian?. Teman-teman saya disini berkata : bahwa lebih
bijaksana bagi kami jika kami tidur dulu 100 tahun lamanya, kalau kami bangun kembali
maka saat itulah waktu yang baik untuk kami...Jawa sudah jauh seperti yang kami
inginkan..”
Sekarang ini sudah 100 tahun berlalu seperti yang diinginkan RA.
Kartini dimana Indonesia sudah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945,
Pembangunan di Indonesia sudah sangat maju, sains dan tekhnologi dan sarana
transformasi dan informasi begitu berkembang sangat pesat, para gadis remaja
putra-putri sudah mendapatkan pendidikan yang layak bahkan pendidikan
gratispun sudah diluncurkan pemerintah, terbukanya arus informasi dan
komunikasi yang pada zaman RA. Kartini belum ada sekarang sudah sangat maju
dengan pesat sehingga zaman baru yang diimpikan dan diinginkan RA. Kartini
benar-benar sudah terwujud setelah 100 tahun berlalu.
30
Persoalanya sekarang adalah bahwa di zaman baru yang serba modern
dengan kemajuan dibidang sains dan tekhnologi di era globalisasi dan informasi
sekarang ini telah menyisakan persoalan baru yaitu Hancurnya Sebuah Peradaban
Baru yang ditandai dengan kerusakan moral umat manusia yang bersifat universal
bagi umat manusia di belahan dunia sekarang ini. Kondisi seperti inilah yang harus
diperjuangankan lagi oleh para penerus anak bangsa dengan berkomitmen bahwa
perjuangan RA. Kartini belum berakhir.
2. Maksud dan Tujuan
Adapaun maksud dan tujuan dibentuknya BP3S adalah untuk
menanggulangi dan meminimalisir derasnya pengaruh arus globalisasi dan informasi yang
bersifat negatif secara bersama-sama dengan melakukan pembinaan dan penanggulangan
terhadap penyakit sosial dan kenakalan remaja yang disertai dengan penerapan sanksi
hukum sebagai efek jera bagi pelaku pelanggaran tersebut.
Kondisi sosial sekarang ini terutama kenakalan remaja dirasakan semua
pihak sangatlah memperhatikan sedangkan disisi lain terkadang saling
menyalahkan satu sama lain, kadang seorang ayah menyalahkan anaknya,
anaknya menyalahkan orang tuanya, orang tua menyalahkan gurunya, gurunya
menyalahkan anaknya, pemerintah menyerahkan kenakalan remaja menjadi
tanggungjawab orang tua dan masyarakat dan sebagainya.
Fakta yang terjadi sekarang ini adalah seorang guru hanya bisa sekedar
menyampaikan pembinaan mental di lingkungan sekolah, selepas sekolah adalah
urusan orang tua dan lingungan masyarakat, seorang tokoh agama/ulamak
seakan sudah mulai ditinggalkan kaumnya terutama kaum muda akibat sebagian
besar mereka terkontaminasi warna warni partai politik juga terkadang sibuk
dengan urusan proposalisme pondok/pesantrenya dan menjadikan santri-
santrinya menjadi mesin uang bagi kelangsungan pesantrenya dan sebagainya,
masyarakat menyediakan lahan budaya-budaya negatif yang setiap saat dapat
mempengaruhi prilaku negatif generasinya, orang tua terkadang kalah atas
dengan anak-anaknya, pemerintah daerah baik di lingkungan pemda, dinas sosial
, depag dan disdikpora dan instansi terkait sibuk dengan urusan proyek-
proyeknya, maka kenakalan remaja seakan menjadi tumbuh subur seiring dengan
perkembangan zaman.
Meskipun negara kita terkenal menjaga adat ketimuran dengan baik tapi
praktiknya justru kenakalan remaja tetap berkembang subur apalagi pihak-pihak
yang dianggap bisa menjadi tameng kenakalan remaja justru berjalan sendiri-
31
sendiri sesuai alur pemikiran instansi masing-masing, wassalam....mungkin itulah
ending dari sebuah lingkaran setan yang tiada jawaban, kemudian diserahkan
kepada pribadi masing-masing. Oleh karena itu dengan dibentuknya BP3S adalah
salah satu alternatif dalam mengatasi kebuntuan sosial akibat derasnya arus
globalisasi dan informasi yang mendera masyarakat dan para generasi muda
sekarang.
Jawabanya adalah ketika semua pihak sudah tidak berdaya, maka
peranan Pemerintah Daerah mutlak sangat dibutuhkan untuk mengambil inisiatif
atas sebuah kebijakan-kebijakan penting berkaitan dengan adanya penyakit sosial
dan kenakalan remaja yang berkembang selama ini, hal ini mengingat ulamak,
guru dan orang tua sudah dianggap tidak berdaya lagi dalam mengatasi semua
persoalan tersebut yang semakin kompleks, pemerintah sudah tidak bisa
berpangku tangan untuk melepaskan tanggungjawabnya dalam menyelamatkan
generasi mudanya.
Pemerintah jangan hanya memandang kenakalan remaja sesuatu yang
biasa tetapi haruslah dipandang suatu persoalan yang serius karena dipundak
merekalah bangsa ini akan diteruskan mereka, sehingga berbagai upaya haruslah
ditempuh diantaranya pembentukan BP3S oleh Pemda Jepara.
Jika pemerintah daerah ingin menjadi pemerintahan yang bersih dan
berwibawa dan bisa nencapai keberhasilan dalam menuju kemakmuran dan
kejayaan, maka salah satu kuncinya adalah selamatkan terlebih dahulu generasi
mudanya, tingkatkan kualitas mutu pendidikan dengan alokasi anggaran yang
cukup dan dekatkan mereka dengan lingkungan agama yang ia peluk, dan
tumbuhkan budi pekerti yang baik dalam diri generasi agar lebih bisa menghargai
diri sendiri, orang tua dan orang lain.
Selagi pemerintah daerah lebih mementingkan pembangunan
infrastruktur dan menganaktirikan pembangunan mental spiritual dan
membiarkan generasi mudanya terperosok ke jurang budaya –budaya negatif
maka jangan harap pemerintahan akan kuat, maju dan berkembang untuk
menuju kejayaan.
3. Unsur-unsur BP3S
Adapaun unsur-unsur yang diharapkan ada dalam BP3S adalah : Bupati
Jepara melalui Humas Pemda, Departemen Agama, Disdikpora, Disparta, Dinas Sosial,
Disnakertrans, KODIM, Polres, Satpol PP, DPRD II, tokoh agama dan masyarakat,
32
akademisi dan pengusaha. Dari masing-masing instansi terkai tersebut menunjuk
seorang staffnya yang sangat ahli dibidangnya dan mempunyai kepekaan sosial
yang tinggi.
Sekilas BP3S ini sangat berlebihan akan tetapi untuk menjawab
tantangan sekarang dan 100 tahun yang akan datang adalah sangat mutlah
diperlukan sebuah lembaga khusus yang menangani atas persoalan penyakit sosial
dan kenakan remaja tersebut, mengingat persoalan tersebut bukan lagi persoalan
yang hanya dibebankan orang tua saja, melainkan sudah menjadi tanggungjawab
kita semua baik orang tua, lingkungan sosial, tokoh agama dan masyarakat,
sekolah, penegak hukum, DPRD dan pemerintah daerah dan sebagainya.
Tugas dan fungsi BP3S adalah mencari format baru dalam melakukan
pembinaan dan penanggulangan terhadap penyakit sosial dan kenakalan remaja yang
didasarkan dari hasil surve atau masukan dari berbagai pihak kemudian dirumuskan
secara bersama untuk diusulkan kepada Pemerintah Daerah sehingga dapat melahirkan
suatu kebijakan baru yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembinaan dan
penanggulangan penyakit sosial dan kenakalan remaja tersebut secara lebih maksimal.
A. Pengertian Polisi Swadaya Masyarakat Maksud Dan Tujuanya
1. Pengertian Polisi Swadaya Masyarakat
Polisi Swadaya Masyarakat adalah polisi yang dibentuk oleh masyarakat
itu sendiri yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah setempat yang bertugas untuk
membantu BP3S dalam mengawal program-programnya sekaligus mempunyai
wewenang dalam melakukan razia sebagai upaya memberikan sanksi dan efek jera atas
pelanggaran-pelanggaran ringan yang dilakukan masyarakat ataupun remaja dimana
peristiwa tersebut berlangsung.
Dalam prakteknya Polisi Swadaya Masyarakat tersebut dibawah naungan
Satpol PP sebagai leading sektornya yang dalam menjalankan tugasnya
mendapatkan dukungan dari Dandim dan Kapolres setempat.
2. Unsur-unsur Polisi Swadaya Masyarakat
Dalam pelaksaanya tersebut, maka sebelumnya haruslah diadakan
seleksi dalam perekutan anggota Polisi Swadaya Masyarakat , dari unsur
masyarakat yang diperlukan adalah : unsur dari pemerintah desa, tokoh agama, tokoh
masyarakat, pendidik/guru, dan pengusaha sehingga genap 5 orang. Polisi Swadaya
33
Masyarakat ini sebelum bertugas terlebih dilatih secara khusus dari Polres,Kodim
dan Satpol PP, begitu juga dalam menjalankan tugasnya tidak harus berpakaian
resmi melainkan bersifat preman namun mempunyai surat anggota dan surat
tugas khusus.
Area tugas kerja Polisi Swadaya Masyarakat adalah di desa-desa karena
perekrutanya diambilkan dari desa dimana mereka bertempat tinggal sehingga
diharapkan disetiap desa di seluruh Kabupaten Jepara mempunyai Polisi
Swadaya Masyarakat. Salah satu tugasnya adalah mencari titik rawan yang
menjadi pusat dan sumber penyakit sosial dan kenakalan remaja berada sekaligus
mempunyai kewenangan untuk melakukan razia untuk diproses sesuai dengan
ketentuan yang telah diatur dalam BP3S tersebut.
Agar eksistensi Polisi Swadaya Masyarakat dapat berjalan dengan efektif
maka diharapkan pihak Kodim, Polres dan Satpol PP menunjuk satu personelnya
untuk mempunyai satu desa binaan yang disingkronkan dengan Polisi Swadaya
Masyarakat yang ada di satu desa tersebut.
Jadi titik tekanya Polisi Swadaya ini pada upaya pembinaan mental dan
spiritual penanggulangan penyakit sosial dan kenakalan remaja yang bersifat
ringan.
Contoh : Jika BP3S telah membuat rumusan aturan : Bahwa untuk menekan
terjadinya angka kenakalan remaja dan hamil di luar nikah dan sebagai upaya agar anak-
anak usia belajar bisa belajar dengan baik dan prestasinya baik maka BP3S mengusulkan
kepada Pemerintah Daerah untuk membuat kebijakan agar setiap anak yang berusia
sekolah dan wanita yang tidak didampingi keluarganya/suaminya/sedang menjalankan
tugas kerja halal/legal dilarang berkeliaran malam melebihi jam 10 malam baik ditempat
umum maupun obyek wisata, jika hal itu dilanggar maka Polisi Swadaya Masyarakat bisa
mengambil tindakan sendiri atas kewenanganya tersebut atau jika diperlukan bisa
melakukan kordinasi dengan pihak Satpol PP,Polres dan Kodim setempat.
Jika ada yang kena razia maka wajib dikenakan sanksi ringan untuk
dilakukan pembinaan yang sudah dirancang sebelumnya oleh unsur Depag,
Ketrampilan (Disdikpora), Pelatihan kerja (Disnakertrans), santunan biaya
pendidikan usaha (Dinsos) dan sebagainya. Sanksi berat pembinaanya tidak
melebihi 1 (satu) bulan. Leading sektor penapungan adalah di Dinsos dan/atau
Disnakertrans
Mengenai program BP3S dan Polisi Swadaya masyarakat ini hanya
masih bersifat wacana untuk Pemda Jepara, semoga suatu saat menjadi kenyataan
34
mengingat penyakit sosial dan kenakalan remaja adalah tugas kita bersama
sebagai elemen bangsa demi menyelamtkan generasi muda penerus perjuangan
bangsa dan negara, bukankah dari kita semua mempunyai anak keturunan yang
kita harapkan dapat memimpin dan meneruskan bangsa ini, bagaimana jika
seandainya anak-kita moralitasnya rusak dan layu sebelum berkembang ? apakah
kita bisa menerima kenyataan ini begitu saja tanpa mau berusaha untuk mencari
solusinya?
Oleh karenanya dukunglah program-program ini terwujud sebagai
alternatif solusi dalam menghadapi berbagai tangtangan generasi muda kita
sekarang ini hingga rentang waktu 100 tahun yang akan datang.
35
BAB IV
RA. KARTINI PAHLAWAN NASIONAL DARI JEPARA
Meskipun KMJB menggunakan icon tiga tokoh wanita Jepara, yaitu
Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini, namun untuk menfokuskan
pembahasan ini hanya akan mengulas seputar RA. Kartini kaitanya dengan
sejarah kehidupan dan pemikiranya yang dapat kita jadikan contoh dan landasan
hidup berkaitan dengan dunia pendidikan sebagai upaya meningkatkan mutu
pendidikan yang akan diuraikan juga secara khusus dalam bab tiga yang akan
membahas tentang Konsep Pendidikan Berwawasab Masa Depan.
Sedangkan untuk pembahasan Ratu Shima dan Ratu Kalinyamat akan
dijelaskan pada buku jilid 2 dan 3
A. Biografi RA.Kartini
RA. Kartini adalah seorang muslimah lahir pada tanggal 21 April 1879
bertepatan tanggal 28 Rabiul Akhir 1808 H di Desa Mayong Kabupaten Jepara
Jawa Tengah Indonesia dari pasangan Raden Mas Adipati Ario Sosroiningrat
dengan gadis bernama MA. Ngasirah yang menikah pada tahun 1872. Raden
Ajeng Kartini beragama Islam yang taat dan sangat toleran terhadap agama lain,
beliau dikenal sebagai pejuang wanita dalam bidang pendidikan dan sangat
bersemanagat dalam memperjuangkan hak-hak kaum perempuan Indonesia,
banyak pihak menyebutnya Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita yang
mengilhami banyak perempuan baik perempuan Indonesia maupun Eropa. Atas
kegigihan dan perjuangan RA. Kartini tersebut oleh Presiden Ir . Soekarno
memberi gelar sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden
Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964
Dari garis keturunan ibunya Kartini, MA. Ngasirah adalah anak seorang
ulamak ternama bernama Kyai Haji Madirono dari Desa Telukawur (sekarang
masuk wilayah Kecamatan Tahunan Jepara) sedangkan istrinya bernama Nyai
Hajjah Aminah dari Desa Mayong Jepara.
Kemudian Kartini dari garis keturunan ayahnya, Raden Mas Adipati
Ario Sosroiningrat keatas secara berurutan yaitu : Pangeran Ario Tjondronegoro
IV (Bupati Demak), Adipati Ario Tjondronegoro III (Bupati Kudus), Adipati Ario
Tjondronegoro II (Bupati Pati), Tumenggung Tjondronegoro II (Bupati
Surabaya), Pangeran Onggowijoyo, Lanang Dangiran (Kyai Brondong),
36
Pangeran Kedawung Blambangan (Sinuhun Wawalangan), Menak Lumpat
Blambangan (Sinuhun Rebut Payung), Manak Werdati Lumajang Tengah
(Adipati Toposono), Menak Gandra (Adipati Babadan), Menak Sumende
(Adipati Blambangan), Menak Simbar (Adipati Puger), Lembu Niryoso
(Panembahan Bromo), Prabu Brawijaya ( Raja Majapahit).
Ketika Jepara dibawah kekuasaan penjajahan Kolonial Belanda dimana
Peraturan Kolonial Belanda mengharuskan bilamana hendak menjadi seorang
bupati harus beristrikan seorang keturunan bangsawan sedangkan waktu itu
istrinya Mas Adipati Ario Sosroiningrat yang bernama MA Ngasirah dianggap
bukan seorang keturunan bangsawan sehingga ayah Kartini terhalang untuk
menduduki Jabatan Bupati Jepara , pada saat itu dipimpin oleh Raden
Tumenggung Citro Wikromo yang diangkat pada tanggal 18 Desember 1857,
menggantikan iparnya Citro Sumo VII.
Raden Tumenggung Citro Wikromo mempunyai anak perempuan
bernama Raden Ajeng Woerjan, keturunanya sampai dengan raja-raja Madura,
karena ayahanda Kartini yaitu Raden Mas Adipati Ario Sosroiningrat saat itu
menjabat Wedono Mayong dan mempunyai karir yang bagus maka beliau
berpeluang untuk dipromosikan menjadi Bupati Jepara menggantikan Raden
Tumenggung Citro Wikromo, namun sayang terhalang oleh peraturan Kolonial
Belanda tersebut.
Sebagai solusi atas permasalahan tersebut akhirnya ayahanda Kartini
dinikahkan dengan anaknya Raden Tumenggung Citro Wikromo (Bupati
Jepara) yang bernama Raden Ajeng Woerjan pada tahun 1875, sehingga Raden
Mas Adipati Ario Sosroiningrat saat itu mempunyai 2 istri yaitu : MA. Ngasirah
dan Raden Ajeng Woerjan
Hasil perkawinanya dengan istri pertama MA. Ngasirah mempunyai 8
anak yaitu : RM. Slamet Sosroningrat (15 Juli 1873), Pangeran Ario Sosrobusono
(11 Mei 1876), RM. Panjisosrokartono (10 April 1877), RAA. Kartini
Djojohadiningrat (21 April 1879), RAAA. Kardinah Reksonegoro (1 Maret 1881),
RM. Sosromulyono (26 Desember 1885), RA. Sumantri Sosrohadikusumo (11
Maret 1888), RM Sosrorawito (16 Oktober 1892).
Dari hasil perkawinan istrinya yang kedua Raden Ajeng Woerjan
mempunyai 3 anak, yaitu : RA. Sulastri Tjokrohadisosro (9 Januari 1877), RA.
Roekmini Santoso (4 Juli 1880) dan RA. Kartinah Dirdjoprawiro (3 Juni 1883).
37
Ayah Kartini diangkat menjadi Bupati Jepara pada tahun 1878, jadi ketika
Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 ayahnya masih menjabat wedana,
setelah ayah Kartini menjadi Bupati Jepara akhirnya Kartini diboyong ke
Pendopo Kabupaten Jepara (Sekarang menjadi lokasi Kantor Pemda Jepara),
Kartini hidup di lingkungan pendopo bersama saudara-saudaranya yang lain.
Kartini semasa masih anak-anak selepas tidak menyusu lagi, ia diberi
makan nasi tim dan pisang yang dihaluskan. Ketika Kartini berumur 8 bulan
telah mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, sudah mulai bisa berjalan dan
ketika menginjak usia 9 bulan Kartini sudah kelihatan agresif dalam merespon
segala sesuatu yang ada di sekelilingnya, ada kemauan yang kuat dalam diri
Kartini untuk senantiasa belajar berjalan sendiri sampai ia benar-benar bisa
berjalan.
Ketika Kartini usianya memasuki 1 tahun, Kartini sudah menunjukkan
tanda-tanda kematangan jiwanya, Kartini kelihatan atraktif dan agresif, cerdas
serta rasa keingintauanya terhadap sesuatu yang belum dikenalnya sangat
menarik baginya untuk terus diperhatikan. Barang-barang mainan anak-anak
yang dimilikinya tidak luput dari ulah Kartini untuk diperhatikan, diteliti dan
diselidikinya untuk menyalurkan rasa ingin tahunya tersebut.
Kartini diwaktu memasuki usia sekolah model pendidikan yang dialami
sejak dini di dalam keluarga adalah adanya dorongan dari orang tuanya yang
sungguh-sungguh, orang tuanya menganggap bahwa pendidikan di dalam
keluarga adalah sangat penting sebelum anak mengenal pendidikan secara luas di
sekolah ataupun lingkungan masyarakat. ayahnya memberikan tambahan
pendidikan di rumah selepas pulang sekolah pagi hari, ayah Kartini terkenal
sangat disiplin terutama dalam hal pendidikan untuk anak-anaknya. Ayah Kartini
telah menerapkan pola pendidikan berwawasan masa depan terhadap anak-anaknya.
Apa yang telah dilakukan ayah Kartini tersebut dalam mendidik anaknya
tidak terlepas dari peran ayah Kartini itu sendiri, yaitu Pangeran Ario
Tjondronegoro IV dari Demak yang dianggap telah berhasil mendidik anak-
anaknya termasuk ayah Kartini, Raden Mas Adipati Ario Sosroiningrat
Pangeran Ario Tjondronegoro IV, ayahya Raden Mas Adipati Ario
Sosroiningrat (kakek Kartini) merupakan Bupati pertama Jawa di masa Kolonial
Belanda yang memberikan pendidikan kepada putra-putrinya meskipun banyak
pihak yang mencelanya saat itu akan tetapi kakek Kartini tersebut sebagai
seorang Bupati yakin betul bahwa salah satu bangsa Indonesia dijajah Belanda
38
karena kurangnya ilmu pengetahuan , senantiasa hidup dalam keterbelakangan
dunia modern dan statis.
Untuk itulah kakek Kartini melakukan terobosan yang sangat berani
dalam mendidik putra-putranya agar terbuka wawasanya dalam memandang
dunia secara lebih nyata karena memang kenyataanya pada saat itu tinggi
rendahnya pengetahuan seseorang diukur dari tinggi rendahnya pengetahuan
seseorang dalam menguasai bahasa Belanda.
Langkah pertama yang dilakukan Kakek Kartini adalah dengan cara
mendatangkan guru Belanda yang benar-benar berkualitas, bisa membimbing dan
memotivasi putra-putrinya dalam menguasai bahasa Belanda serta bisa
memberikan wawasan ke depan tentang pentingnya Bahasa Belanda bagi masa
depan mereka sendiri.
Pangeran Ario Tjondronegoro IV menjabat Bupati Demak selama enam
belas tahun dan wafat pada tahun 1866. Sebelum wafatnya, beliau berpesan
kepada putra-putrinya :
Anak-anakku, tanpa pengetahuan kelak kalian tidak akan merasakan kebahagiaan, tanpa
pengajaran kalian akan makin menuju kemunduran keturunan kita, ingat kata-kataku ini
Ternyata apa yang dipesankan oleh ayahandanya , telah diterapkan
ayahanda Kartini dalam mendidik anak-anaknya. Keberhasilan ayah Kartini
dalam mendidik anak-anaknya selain Kartini adalah saudara kandung Kartini
bernama Sosrokartono yang bersekolah di Belanda dan terkenal sangat jenius
terutama bidang bahasa, Sosrokartono berhasil menguasai 26 bahasa, yakni 9
bahasa negara-negara barat dan 17 bahasa negara-negara timur tengah.
Kartini diwaktu sekolah di sekolahan Belanda yang bernama Europese
Lagere School (ELS) yang kebanyakan terdiri anak-anak Eropa, pada sore harinya
telah disediakan beberapa orang guru privat untuk mengajar Kartini di rumah
berupa ketrampilan, pendidikan bahasa dan pendidikan agama, guru ketrampilan
diambilkan secara khusus seorang Nyonya Belanda, sedangkan guru agama yang
mengajari membaca al-qur’an, mengenai bahasa Jawa diajarkan oleh Pak Danu.
Untuk hari-hari tertentu Kartini senang mengisi liburanya untuk mandi di Pantai
Kartini yang kemudian terkenal dengan Pemandian Kartini Jepara.
Pemandian Kartini sampai sekarang menjadi tempat obyek wisata yang
sangat terkenal dan senantiasa dikunjungi masyarakat, puncak ramainya
Pemandian Kartini adalah adanya Pesta Lomban Jepara yang dilaksanakan satu
39
minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Di Pantai Kartini ini pula pernah terjadi
tragedi tewasnya kurang lebih 16 pengunjung wisata pada tanggal 15 Agustus
2013.
Setelah Kartini berhasil menamatkan sekolahnya di Europese Lagere School
(ELS) pada usia 12 tahun, akhirnya Kartini terpaksa harus kembali lagi ke
pangkuan keluarganya yang penuh dengan aturan adat istiadat yang cukup kuat
dimana seorang gadis hidup dalam tradisi pingitan, seorang wanita tidak
diizinkan untuk meninggalkan rumah orang tua mereka sampai menikah , setelah
menikah maka tugas dan kewajiban orang tua baru dipindahkan ke suaminya
untuk meneruskan sebagai pengganti orang tuanya
Setelah Kartini melewati masa pingitan dan menginjak memasuki usia
dewasa, orang tuanya menikahkanya dengan RTAA. DJojohadiningrat,
seorang Bupati Rembang yang sudah memiliki 3 istri. Kartini menikah pada
tanggal 12 November 1903 menjadi istri ke empat , kemudian Kartini dikarunia
seorang anak bernama Raden Mas Singgih Soesalit yang lahir pada pada 13
September 1904. Semasa di Rumah suaminya Rembang RA. Kartini
mendirikan sekolah wanita di teras timur kompleks Kantor Kabupaten Rembang.
Beliau wafat pada usia 25 tahun bertepatan tanggal 17 September 1904, yaitu
empat hari setelah kelahiran anaknya, kemudian jasad Kartini dimakamkan di
Desa Bulu, Rembang.
Meskipun Kartini hanya dikaruniai umur yang singkat, namun ia mampu
menggoreskan tinta emas riwayat kehidupan yang luar biasa, Kartini juga sangat
dikenal banyak orang baik di dalam negeri maupun di dunia Internasional melalui
surat-suratnya yang memukau dan mampu menggetarkan hati setiap
pembacanya. Surat-surat Kartini tulis sejak tanggal 25 Mei 1899 sampai dengan
tanggal 7 September 1904, surat terakhir beliau ditulis tepat sepuluh hari sebelum
meninggal dunia.
Meskipun semasa hidupnya Kartini berada dalam persimpangan jalan
antara kuatnya budaya lokal dengan ciri khas gadis pingitan dan rendahnya
pendidikan bagi kaum wanita serta derasnya pengaruh arus budaya Barat
terutama dibidang pendidikan yang menyilaukan hati dan ketertarikanya dengan
dunia barat pada saat itu, namun demikian dengan keteguhan hati dan kesucian
jiwa, Kartini mampu melepaskan diri dari ikatan-ikatan budaya yang
mengekangnya dan mampu menerobos dinding-dinding peradaban lama untuk
memantulkan nilai-nilai kesucian jiwanya menuju peradaban baru dengan
sentuhan nilai-nilai moral spriritual yang sangat luhur.
40
Kartini benar-benar berkeinginan untuk memajukan kaumnya yang
tertindas dan mengalami keterbelakangan khususnya di bidang pendidikan,
Kartini sangat berharap agar kelak akan lahir putra-putri Jawa yang bermoral,
bermartabat dan berkualitas dalam membangun bangsanya
B. Kartini Menemukan Cahaya Iman
Kyai Sholeh Daratlah yang telah merubah pandangan Kartini mengenai
Agama Islam secara benar. Pertemuan Kartini dengan Kyai Sholeh Darat
diawali ketika ada pengajian bulanan khusus untuk anggota keluarga di rumah
pamanya bernama PA. Hadiningrat seorang Bupati Demak, Kartini yang juga
hadlir dan mendengarkan bersama para wanita lainya dari balik tabir sangat
tertarik pada terjemahan dan uraian Surat Al Fatihah yang disampaikan sang
kyai Sholeh Darat tersebut
Kartini menceritakan bahwa selama hidupnya baru pertama kali mengerti
makna dan arti surat Al Fatihah yang isinya begitu sangat indah dan
menggetarkan hati. Akhirnya Kartini merengek-rengek kepada saudaranya
untuk diantarkan ke rumah Kyai Sholeh untuk bersilaturahim dan berharap agar
Kyai Sholeh bersedia untuk menerjemahkan Al Qur'an dalam bahasa Jawa.
Permintaan Kartini akhirnya dipenuhi oleh Sang Kiyai, saat pernikahan
Kartini pada tanggal 12 November 1903, Kyai Sholeh Darat secara resmi
menghadiahkan terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Qur ‘an)
tersebut, jilid pertama terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai
dengan surat Ibrahim, meskipun sebelumnya beliau telah mempelajarinya dari
Kiyai Sholeh secara bertahab, tapi sayang tidak lama kemudian Kyai Sholeh
Darat meninggal dunia pada tanggal 18 Desember 1903, sehingga belum sempat
menerjemahkan seluruh Al Quran ke dalam bahasa Jawa.
Suatu saat Kartini sedang belajar memahami tafsir Al-qur’an Faizhur
Rohman Fit Tafsiril Quran hadiah dari Kyai Sholeh Darat, beliau sangat
merasakan ada kesan yang mendalam dalam hatinya ketika membaca dan
menafsirkan kalimat “Minadz Dzulumaati Ilan Nuur “ , yang terletak dalam Surat
Al-Baqoroh ayat 257.
Artinya :
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-
41
pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada
kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah pengguni neraka, mereka kekal didalamnya”
Ayat tersebut menggambarkan kondisi kejiwaan seseorang
yang mendapat hidayah dan cahaya iman yang sangat terang dan meresap
dalam kalbunya mengenai kebenaran yang hakiki dari Allah SWT, Kartini pada
waktu itu menulis secara khusus atas ungkapan kalimat “Minadz Dzulumaati Ilan
Nuur “ , dengan Bahasa Belanda yaitu dengan ungkapan : Door Duisternis Tot
Licht.
Andai saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al
Qur’an) maka tidak mustahil surat-suratnya tersebut akan sanggup menggetarkan
dunia dengan nilai-nilai Al-qur’an sekalian memberikan pencerahan bagi
peradaban baru dunia untuk menyeru bahwa Agama Islam adalah simbul sebuah
perdamaian dunia yang menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta
(Rahmatallikalamin).
Kartini cita-citanya untuk menjadi seorang dokter dan berkeinginan
melanjutkan studinya ke luar negeri yaitu Belanda, namun cita-cita tersebut
terhalang oleh ayahnya yang tidak meretuinya karena memang sejatinya ayah
Kartini juga dalam kondisi sakit-sakitan, meskipun orang tuanya tidak
merestuinya namun ia tetap tunjukkan sikap hormatnya pada orang tua,
disinilah sikap terpuji oleh seorang Kartini dalam berbakti kepada orang tuanya
sendiri.
Kartini dalam mengisi hari-harinya saat masa pingitan selalu mengasah
pengetahuanya dengan membaca surat kabar, majalah dan buku-buku yang
sekiranya dapat membuka jendela dunia untuk mengantarkan dirinya mencapai
impian dan cita-citanya, adapun bacaan-bacaan Kartini tersebut antara lain :
Surat Kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brosshooft, Majalah
Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, Majalah Wanita Belanda De Hollandse
Leile dengan mengirimkan beberapa kali tulisanya untuk dimuat di sana.
Diantara buku-buku bacaan Kartini berbahasa Belanda yang dibacanya
sebelum umur 20 tahun adalah : Max Havelaar, Surat-surat Cinta karya
Multatuli, De Stille Kraacht (kekuatan ghaib) karya Louis Coperus, buku karya-
karya Van Eeden yang bermutu tinggi, Agusta de Witt, Buku Roman Feminis
Karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan buku Karya Berta Von Suttner
yang berjudul Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata), masih ada lagi buku-buku
lain yang pernah diberikan oleh Ny. Abendanon kepada RA. Kartini.
42
C. Sahabat-Sahabat Kartini
Sebelum ketemu Kyai Sholeh Darat pemikiran Kartini mengalami
pergolakan jiwa khususnya mengenai sikap negatif tentang Islam dan Al-qur’an,
rasanya jiwanya ingin memberontak tapi tak kuasa , sehingga ketika ditengah-
tengah kegalaun jiwanya tersebut RA. Kartini berkeinginan untuk mempunyai
sahabat dari dunia luar yang dianggapnya lebih modern yang bisa membawanya
keperadaban modern, keinginanya tersebut terwujud, ketika Kartini berkenalan
dengan Stella (Estelle Zeehandelaar) yang diawali perkenalanya lewat sebuah
iklan di Majalah De Hollandse Lelie, sebuah majalah wanita terkenal pada saat itu
di Belanda, kemudian sahabat-sahabat baru lainya diperolehnya melalui
koresponden dan ada yang bertemu langsung di Indonesia.
Adapun para sahabat dekatnya Kartini yang selama ini menjadi teman
curhatnya dan mempengaruhi pemikiranya adalah sebagai berikut :
1) Estella H Zeehandelaar
Estella H Zeehandelaar yang biasa dipanggil Stella adalah anak seorang
dokter dari keluarga Yahudi, Stella merupakan sosok wanita perempuan Yahudi
pejuang feminisme radikal yang tinggal di Amsterdam, Belanda. Stella juga
dikenal sebagai pegiat feminisme, sosialisme, aktivis penyayang binatang, dan
seorang vegetarian layaknya penganut Theosofi yang cukup berpengaruh saat itu.
Stella juga aktif sebagai anggota Social Democratische Arbeiders Partij
(SDAP), partai pengusung sosialis-demokrat di negeri Belanda yang ketika itu
memperjuangkan sosialisme dan humanisme, feminimisme termasuk ide-ide
tentang kesetaraan gender dan pluralisme. Dialah pejuang emansipasi wanita
Eropa yang memperjuangkan kesataraan gender atau kesamaan wanita dengan
pria dalam segala bidang.
Perkenalan Kartini dengan Stella berlangsung lewat korespondensi surat-
menyurat. Surat pertama ditulis Kartini pada tanggal 25 Mei 1899, ketika usianya
menginjak 20 tahun. Tak sulit bagi Kartini untuk menjalin hubungan dengan
orang-orang Belanda, mengingat sebagai anak priyai Jawa, ia mempunyai akses
yang mudah untuk melakukan itu. Teman-temannya semasa di Europese Lagere
School (ELS) kebanyakan adalah anak-anak Eropa, khususnya Belanda. Paman
dan saudara-saudaranya juga dekat dengan elit Belanda.
43
Mengenai persahabatannya dengan Kartini, Stella pernah menulis
surat kepada Ny. Nellie van Koll, tertanggal 28 Juni 1902, yang
mengatakan, “Kartini dilahirkan sebagai seorang Muslim, dan saya dilahirkan sebagai
seorang Yahudi. Meskipun demikian, kami mempunyai pemikiran yang sama tentang
Tuhan…” Kumpulan surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar bisa dilihat dalam
korespondensi Kartini periode 1899-1903, yang kemudian dikumpulkan oleh Dr.
Joost Cote dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul, “Aku
Mau…Femininisme dan Nasionalisme: Surat-Surat Kartini Kepada Stella Zeehandelaar
1899-1903″. Buku ini diterbitkan pada 1979 untuk mengenang seabad wafatnya
Kartini.
2). J.H. Abendon
Profil sahabat Kartini yang lain adalah Nyonya Rosa Manuela
Abendanon Mandri atau sering disingkat Ny. RM Abendanon Mandri.
Perempuan berdarah Yahudi, kelahiran Puerto Rico ini adalah istri kedua dari
Jacques Henri Abendanon, Direktur Kementerian Pengajaran Ibadat, dan
Kerajinan di Hindia Belanda.
Tuan dan Nyonya Abendanon adalah sahabat karib Snouck Hurgronje.
Atas saran Snouck-lah, Tuan Abendanon, diminta untuk mendekati Kartini
bersaudara. Snouck yang ketika itu menjabat sebagai Penasehat Pemerintahan
Hindia Belanda, meminta Abendanon agar menaruh perhatian lebih kepada
Kartini. Tujuannya adalah, merekrut sebanyak mungkin anak-anak priayai
termasuk RA. Kartini agar tercapai proses asimiliasi antara kebudayaan Barat dan
pribumi.
Kepada Ny. Abendanon, Kartini pernah menitip pesan agar menanyakan
hal yang berkaitan dengan hukum Islam mengingat pada saat itu RA. Kartini
belum menemukan Islam yang sesungguhnya dan menganggap Snouck Hurgronje
mengetahui banyak tentang Islam bahkan dia juga sudah hafal Al-qur’an
Kartini menulis, “Apabila Nyonya bertemu dengan teman Nyonya Dr Snouck
Hurgronje, sudikah nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut : Apakah dalam
agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yang terdapat dalam undang-undang
bangsa Barat? Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada
beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak dan kewajiban perempuan Islam
serta anak perempuannya. Bagaimana undang-undang agama mereka? Suatu hal yang
bagus sekali, saya malu bahwa kami sendiri tidak tahu tentang hal itu…“
44
Meskipun Kartini tidak menemukan jawaban yang puas dari
seorang Snouck Hurgronje dan guru ngajinya yang dulu tapi toh akhirnya Allah
SWT menunjukkan jalan yang lurus tentang Islam melalui Kiyai Sholeh Darat
dengan diberikan hadiah Terjemahan A-qur’an tersebut. Suatu hal yang patut
dicontoh dalam persahabatanya Kartini dengan Ny. Abendanon adalah adanya
keberanian dan upaya maksimal dalam menemukan kebenaran tentang Agama
Islam yang dianutnya dimana selama ini dia merasa tidak puas atas ajaran-
ajaran Islam yang bersifat tekstual dan tidak diberi kebebasan dalam memahami
Al-qur’an dan agamanya sendiri meski harus berguru kepada siapa saja yang
dianggapnya bisa menyejukkan hatinya termasuk kepada Dr Snouck Hurgronje.
Bila direnungkan dalam kondisi sekarang tentu sangat berbalik arah
dimana sudah tersedia informasi, bacaan-bacaan dan Kiyai yang sudah terbuka
luas untuk memahami Islam namun justru banyak orang yang tidak mau
memanfaatkan dan mempelajarinya dengan baik, sungguh suatu pemandangan
yang sangat ironis bila hal itu harus terjadi, oleh karena itu sangat perlu semua
pihak untuk senantisa membangkitkan semangat Kartini di hati generasi kita
sebagai penerus bangsa.
3). Nellie Van Kol (Ny. Van Kol)
Sosok sahabat RA. Kartini yang bernama Nellie Van Kol (Ny. Van Kol)
adalah seorang penulis yang mempunyai pendirian humanis dan progresif. Dialah
orang yang paling berperan dalam mendangkalkan aqidah RA Kartini tentang
Islam, Pada awalnya, ia bermaksud untuk mempengaruhi aqidah Kartini,
dengan kedatangannya seolah-olah sebagai penolong yang mengangkat Kartini
dari ketidakpeduliannya terhadap agamanya sendiri , sebagaimana diakuinya
sendiri RA Kartini dalam isi suratnya :
Dalam suratnya kepada Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899,
Kartini menulis;
Mengenai agamaku, Islam, aku harus menceritakan apa? Islam melarang umatnya
mendiskusikan ajaran agamanya dengan umat lain. Lagi pula, aku beragama Islam
karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, jika aku tidak
mengerti dan tidak boleh memahaminya?
Alquran terlalu suci; tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa
dipahami setiap Muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Di sini,
orang belajar Alquran tapi tidak memahami apa yang dibaca.
45
Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca. Itu
sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi
artinya.
Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati.
Bukankah begitu Stella?
RA Kartini melanjutkan curhat-nya, tapi kali ini dalam surat bertanggal
15 Agustus 1902 yang dikirim ke Ny Abendanon.
“ waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlu dan
manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Alquran, belajar menghafal perumpamaan-
perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya.
Jangan-jangan, guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepada aku apa artinya,
nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa. Kitab ini teralu suci, sehingga kami
tidak boleh mengerti apa artinya “
Kepada Kartini, Ny Van Kol banyak mengajarkan tentang Bibel dan
spiritualisme, sedangkan kepada Dr N Adriani, Kartini banyak mengeritik soal
zending Kristen, meskipun dalam pandangan Kartini tetap mengakui agama lain .
Ridwan Saidi dalam buku Fakta dan Data Yahudi di Indonesia memiliki cerita
lain. Ridwan mengatakan, sebagai orang yang berasal dari keturunan priayi atau
elit Jawa dan mempunyai bakat yang besar dalam pendidikan, maka Kartini
menjadi bidikan kelompok Theosofi* , sebuah kelompok yang juga banyak
digerakkan oleh orang-orang Belanda saat itu. Dalam catatan Ridwan Saidi,
orang-orang Belanda gagal mengajak Kartini berangkat studi ke negeri Belanda.
Karena gagal, maka mereka menyusupkan ke dalam kehidupan Kartini seorang
gadis kader Zionis bernama : Josephine Hartseen. Gadis Hartseen, menurut
Ridwan adalah nama keluarga Yahudi.
D. Ketegaran Kartini atas Pengaruh Barat
Meskipun banyak sahabat-sahabatnya yang mempengaruhi alam
pikiranya dengan produk budaya dan pemikiran Dunia Barat, namun Kartini
masih bisa tegar menghadapinya, anehnya justru Kartini takluk dengan Kyai
Sholeh Darat Semarang, karena dari beliau Kyai Sholeh dapat membimbingnya
kejalan Agama Islam yang benar, pada suatu kesempatan Kartini sangat tertarik
pada terjemahan Surat Al Fatihah yang disampaikan sang kyai tersebut sewaktu
46
ada pengajian di rumah pamannya yang bernama PA. Hadiningrat seorang
Bupati Demak.
Kartini menceritakan bahwa selama hidupnya baru kali itulah dia sempat
mengerti makna dan arti surat Al Fatihah, yang isinya begitu indah menggetarkan
hati. Kemudian atas permintaan Kartini, Kyai Sholeh diminta menerjemahkan Al
Qur'an dalam bahasa Jawa dan oleh Kyai Sholeh permintaanya tersebut
dipenuhinya. Dengat telah bertemunya RA Kartini dengan Kyai Sholeh Darat
akhirnya dia benar-benar mendapat hidayah dari Allah SWT sehingga
pandanganya tentang Islam sebagai agama yang dianutnya sejak kecil sekarang
bukan lagi sebagai agama yang sekedar diwariskanya secara turun temurun
melainkan sudah bisa dipahaminya secara benar dan telah menjadi pedoman
dalam hidupnya untuk membawanya ke jalan yang benar.
Berikut adalah petikan dialog antara Kartini dan Kyai Sholeh Darat, yang
ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat.
“Kyai, perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang
berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?”.
Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara
diplomatis
“Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?” Kyai Sholeh Darat balik bertanya.
Jawab RA. Kartini :
“Kyai, selama hidupku baru kali ini aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama,
dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan
main rasa syukur hatiku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa
selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al_Quran dalam
bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera
bagi manusia?”•
Begitulah cerita singkat percakapan RA. Kartini dengan Kyai Sholeh
Darat di rumah Kiyai Sholeh Darat yang diceritakan Nyonya Fadhila Sholeh,
cucu Kyai Sholeh Darat. Setelah pertemuannya dengan . Kartini, Kyai Sholeh
Darat tergugah untuk menerjemahkan Al-Qur‘an ke dalam bahasa Jawa dan saat
hari pernikahan Kartini pada tanggal 12 November 1903, Kyai Sholeh Darat
menghadiahkan terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran), jilid
pertama yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat
47
Ibrahim. Perhatikan sebagian surat-surat yang dikirimkan kepada sahabatnya
sudah sangat berbeda dengan surat-suratnya yang dulu. Perhatikan surat RA.
Kartini kepada sahabatnya Surat kartini kepada Nyonya Abendanon, 12 Oktober
1902 :
“Dan saya menjawab, tidak ada Tuhan kecuali Allah. Kami mengatakan bahwa kami
beriman kepada Allah dan kami tetap beriman kepada-Nya. Kami ingin mengabdi kepada
Allah dan bukan kepada manusia. Jika sebaliknya tentulah kami sudah memuja orang
dan bukan Allah”.
Surat Kartini kepada Nyonya Abendanon, 27 Oktober 1902
“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-
benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu
sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa
dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali
tidak patut sebagai peradaban?”
Surat Kartini kepada Prof. Anton Dan Nyonya, 4 Oktober 1902.
“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan
sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki
dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali
bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang
diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang
pertama-tama “ . (Surat Kartini kepada Prof. Anton Dan Nyonya, 4 Oktober 1902).
Surat Kartini kepada Nyonya Van Kol , 21 Juli 1902
“Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja dan membuat umat agama lain
memandang Agama Islam patut disukai...”
Dengan ketemunya Kartini dengan Kiyai Sholeh Darat dan Kartini
mulai belajar memahami tafsir Al-qur’an Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran hadiah
dari Kyai Sholeh Darat, beliau sangat merasakan ada kesan yang mendalam
dalam hatinya yaitu ketika membaca dan menafsirkan kalimat “Minadz
Dzulumaati Ilan Nuur “ , yang terdapat dalam Surat Al-Baqoroh ayat 257,
kemudian diterjemahkan RA. Kartini ke dalam Bahasa Belanda menjadi “Door
Duisternis Tot Licht” .
48
Artinya :
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-
pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada
kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah pengguni neraka, mereka kekal didalamnya”
Ayat tersebut menggambarkan kondisi kejiwaan seseorang yang
mendapat hidayah iman ,dimana dia mendapat informasi yang sangat terang dan
masuk di dalam kalbunya mengenai kebenaran yang hakiki dari Allah SWT, dan
kondisi itulah yang dialami RA. Kartini pada waktu itu, kemudian ia menulis
secara khusus atas ungkapan kalimat “Minadz Dzulumaati Ilan Nuur “ pada
petikan ayat 257 pada surat Al-Baqoroh tersebut dengan Bahasa Belanda yaitu
dengan ungkapan : Door Duisternis Tot Licht.
Setelah Kartini wafat Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan surat-
surat yang pernah dikirimkan RA. Kartini kepada teman-temanya di Eropa
dengan memberi judul : Door Duisternis Tot Licht yang artinya Dari Kegelapan
Menuju Cahaya” yang diterbitkan pada tahun 1911. Pada tahun 1922, Balai
Pustaka Jakarta menerbitkanya dalam bahasa Melayu dengan Judul : Habis Gelap
Terbilah Terang : Boeah Pikiran , hasil terjemahan Empat Bersaudara.
Kemudian seorang sastrawan Indonesia bernama Armijn Pane dalam
bukunya yang diterbitkan Balai Pustaka Jakarta tahun 1983 menerjemahkan Door
Duisternis Tot Licht kedalam bahasa Sastra Indonesia dengan istilah Habis Gelap
Terbitlah Terang.
Sampai sekarang istilah tersebut menjadi bahasa baku “ yang disucikan”
sehingga istilah tersebut seakan menjadi dosa bila diterjemahkan selain istilah
tersebut. Untuk itu penulis dari Komunitas Menuju Jepara Baru (KMJB)
mencoba mengembalikan kemakna aslinya seperti yang dimaksudkan Kartini
dengan istilah Dari Kegelapan Menuju Cahaya Terang sebagai wacana pencerahan
dalam memahami hakekat makna Door Duisternis Tot Licht.
E. Misteri Kematian RA. Kartini
Kematianya Kartini yang begitu mendadak dan tidak didahului adanya
tanda-tanda kematianya seperti sakit dan sebagainya tentu menjadi tanda tanya
besar bagi semua pihak. Pada tanggal 12 September 1904 saat Kartini
memerlukan pertolongan untuk persalinan, oleh karenanya suami Kartini
49
memanggilkan seorang dokter Belanda, yaitu Dr. Van Ravesteyn yang bertempat
tinggal di Pati.
Selama persalinan anaknya yang pertama tersebut Kartini dalam kondisi sehat-
sehat saja dan tidak menunjukkan gejala penyakit lain akibat persalinan tersebut
sehingga setelah selesai menjalankan tugasnya sang dokter kembali ke Pati.
Kemudian selang 4 hari sejak persalinanya tersebut tepatnya tanggal 17
September 1904, Dr. Van Ravesteyn datang lagi ke Jepara untuk memeriksa
kondisi kesehatan Kartini , menurut suaminya yang mendampingi istrinya, sang
dokter itu sama sekali tidak mengkhawatirkan kondisi Kartini yang dinilai masih
dalam kondisi sehat sehingga mereka sempat bercengkrama sambil meminum
anggur sebagai tanda perpisahan dengan Dr. Van Ravesteyn karena sang dokter
akan segera melanjutkan perjalananya untuk mengobati pasienya yang lain.
Setelah Dr. Van Ravesteyn pulang meninggalnya kediamanya sesaat
setelah minum anggur bersama Kartini tersebut, saat itu Kartini merasa sakit
diperutnya, setengah jam kemudian Kartini hilang kesadaranya. Melihat kondisi
yang sedemikian rupa tersebut suaminya yang bernama Adipati Ario Singgih
Djojo Adhiningrat akhirnya memerintahkan orang lain memaanggil dokter
tersebut untuk memeriksa Kartini, dokter itupun segera datang untuk
memeriksanya, namun sayang rasa sakit diperutnya sudah menjadi sangat parah
dan dalam waktu singkat hanya setengah jam kemudian Kartini dinyatakan
meninggal dunia.
Detik-detik saat menjelang kematianya Kartini oleh suaminya beliau
ceritakan kepada sahabat Kartini yang bernama Abendanon melalui suratnya :
“Dengan halus dan tenang ia menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam
pelukan saya. Lima menit sebelum hilangnya, pikiranya masih utuh dan sampai saat
terakhir ia tetap sadar. Dalam segala gagasan dan usahanya ia adalah lambang cinta dan
pandanganya dalam hidup sedemikian luasnya sehingga tak ada di antara saudara-
saudara perempua yang dapat menyamainya. Jenazahnya saya makamkan keesokan
harinya di halaman pesanggrahan kami di Bulu, 19 pal dari kota”.
Entah karena ketajaman spiritualnya atau hanya sekedar pridiksinya saja,
mengingat pada saat itu kalangan feodal dan kolonial Belanda banyak yang tidak
suka atas usahanya dalam memperjuanga kaum wanita dengan mendirikan
sekolah dan pemikiran-pemikiranya yang mulai menggunakan dasar-dasar Al-
qur’an, tapi yang jelas jauh hari sebelum kematianya disaat Kartini sedang
mengandung Kartini telah mempunyai firasat akan kematian yang begitu dekat
50