The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Bahan ajar mata kuliah kepramukaan untuk mahasiswaSTKIP Babunnajah Pandeglang

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mamanr080771, 2021-09-26 11:10:18

BUKU AJAR I KEPRAMUKAAN

Bahan ajar mata kuliah kepramukaan untuk mahasiswaSTKIP Babunnajah Pandeglang

Keywords: pramuka 1

Pengurus/Mabi, Upacara Pembukaan dan Penutupan Kegiatan Nasional, ketika
menghadiri upacara lain dimana TNI mengenakan Seragam PDU IV dan acara resmi
kepramukaan di luar negeri. Pakaian seragam ini tidak dapat dikenakan oleh semua
anggota Gerakan Pramuka. Yang boleh mengenakannya hanyalah Andalan dan Majelis
Pembimbing mulai dari tingkat Kwartir Cabang sampai Kwartir Nasional.
4) Pakaian Seragam Tambahan / Khusus (PSKh)
Pakaian yang dikenakan karena pertimbangan khusus. Seragam khusus terdiri atas
Pakaian Seragam Muslim dan Pakaian Seragam Tambahan.
a. Seragam Muslim Pakaian yang dikenakan karena pertimbangan agama Islam. Hal

ini untuk mengakomodir anggota muslim terutama putri untuk dapat mengenakan
jilbab tanpa melanggar aturan.
b. Seragam tambahan Pakaian yang bersifat situasional dan dapat dikenakan oleh
seluruh anggota Gerakan Pramuka.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Seragam_Pramuka#Seragam_khusus_3

1) Pakaian Seragam Harian (PSH)

a) Siaga Putri

1. Tutup kepala:

a. dibuat dari kain warna coklat

b. berbentuk topi joki terdiri dari lima potongan
c. pada batas tiap potongan diberi bisban warna coklat muda selebar 1⁄4 cm.

d. di bagian atas, tepat pada pertemuan potongan-potongan diberi bulatan sebagai

hiasan, bergaris tengah antara 1 sampai 3 cm warna coklat tua.

e. pada bagian belakang topi diberi elastik.

f. lebar lidah topi di bagian depan 5 cm, warna coklat tua.

2. Baju:

a. dibuat dari bahan warna coklat muda.

b. lengan pendek.

c. memakai lidah bahu, dengan lebar 2,5 cm.

d. kerah model kerah shiller.

e. memakai 2 (dua) buah kancing dipasang di bagian depan (dibuat di dalam 2

lipatan).

f. memakai lipatan hiasan melintang di dada selebar 2 cm.

g. lengan baju diberi 2 (dua) lis warna coklat tua; lebar lis atas 1,5 cm, lebar lis

bawah 3 cm.

94

h. memakai 2 (dua) saku tempel pada bagian depan bawah kanan dan kiri.
i. 1 (satu) cm dari tepi atas saku diberi lis warna coklat tua, lebar 1,5 cm.
j. disamping kanan dan kiri bawah diberi belahan.
k. panjang sampai garis pinggul, dipakai di luar rok.
3. Rok:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk kulot.
c. memakai ban pinggang dan diberi karet/elastik disisi kanan dan kiri.
d. memakai 2 (dua) saku timbul di bagian depan, dengan lipatan dalam di tengah

saku dan diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).
e. bagian depan dan belakang tanpa lipatan, hanya menggunakan kupnat.
f. memakai ritsleting di bagian belakang.
g. panjang 5 cm di bawah lutut.
4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;

a) sisi panjang 90 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan
dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

b) bahan dasar warna putih dengan lis merah selebar 5 cm.
c) setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna

merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
c. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
d. dikenakan di bawah kerah baju.
5. Kaos kaki:
a. panjang kaos kaki sampai betis.
b. warna hitam.
6. Sepatu:
a. model tertutup.
b. warna hitam.
c. bertumit rendah.
7. Tanda pengenal:
a. tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.
b. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas lipatan

Pakaian Harian Pramuka Siaga Putri Umum

95

Sumber : pramukaria.id
Pakaian Harian Pramuka Siaga Putri Muslim

Sumber : pramukaria.id

b) Siaga Putra
1. Tutup kepala:
a. dibuat dari kain warna coklat tua.
b. berbentuk topi joki terdiri dari lima potongan.
c. pada batas tiap potongan diberi bisban warna coklat muda selebar 1⁄4 cm.
d. di bagian atas, tepat pada pertemuan potongan-potongan diberi bulatan
sebagai hiasan, bergaris tengah antara 1 sampai 3 cm warna coklat tua.
e. pada bagian belakang topi diberi elastik.
96

f. lebar lidah topi di bagian depan 5 cm, warna coklat tua.

2. Baju:
a. dibuat dari bahan warna coklat muda.
b. lengan pendek.
c. memakai lidah bahu, dengan lebar 2,5 cm.
d. kerah model kerah shiller.
e. memakai 2 (dua) buah kancing dipasang di bagian depan (dibuat di dalam
2 lipatan).
f. memakai lipatan hiasan melintang di dada selebar 2 cm.
g. lengan baju diberi 2 (dua) lis warna coklat tua; lebar lis atas 1,5 cm, lebar
lis bawah 3 cm.
h. memakai 2 (dua) saku tempel pada bagian depan bawah kanan dan kiri.
i. 1 (satu) cm dari tepi atas saku diberi lis warna coklat tua, lebar 1,5 cm.
j. disamping kanan dan kiri bawah diberi belahan.
k. panjang sampai garis pinggul, dipakai di luar celana

8. Celana:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk celana pendek.
c. memakai ban pinggang dan diberi karet/elastik disisi kanan dan kiri.
d. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan
luar selebar 2 cm dan diberi tutup.
e. memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan
dalam ditengah saku dan diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan
besar badan pemakai).
f. memakai kancing dan ritsleting di bagian depan celana.
g. panjang celana sampai lutut.

9. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;
a) sisi panjang 90 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).
b) bahan dasar warna putih dengan lis merah selebar 5 cm.

97

c. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga
warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.

d. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e. dikenakan di bawah kerah baju.
10. Kaos kaki:
a. panjang kaos kaki sampai betis.
b. warna hitam.
11. Sepatu:
a. model tertutup.
b. warna hitam.
12. Tanda Pengenal terdiri dari:
a. tanda topi dikenakan di topi bagian tengah depan.
b. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas lipatan
Pakaian Seragam Harian (PSH) Pramuka Siaga Putra Umum

Sumber : pramuka.blogspot.com
Pakaian Harian Pramuka Siaga Putra Muslim

98

Sumber : http://tamamijaya.blogspot.com
c. Pakaian Seragam Harian (PSH) Penggalang Putri.

1. Tutup kepala:
a. dibuat dari kain laken/beludru, warna coklat tua.
b. berbentuk topi bulat.
c. lebar lidah topi ± 4 cm.

2. Baju:
a. dibuat dari bahan warna coklat muda.
b. lengan pendek.
c. memakai lidah bahu lebar 3 cm.
d. kerah model kerah dasi.
e. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.
f. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar
selebar 2 cm di tengah saku dan diberi tutup bergelombang.
g. dimasukkan ke dalam rok.

3. Rok:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk kulot.
c. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.
d. memakai 2 (dua) saku timbul di bagian depan dengan lipatan dalam di
tengah saku dan diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan
pemakai).
e. bagian depan dan belakang tanpa lipatan, hanya menggunakan kupnat.
f. memakai ritsleting di bagian belakang.
g. memakai ikat pinggang berwarna hitam.
h. panjang kulot 5 cm di bawah lutut.

4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;
a) sisi panjang 100–120 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).
b) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.

99

c) setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga
warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak
rapi.

c. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
d. dikenakan di bawah kerah baju.
5. Kaos kaki:
a. panjang kaos kaki sampai betis.
b. warna hitam.
6. Sepatu:
a. model tertutup.
b. warna hitam.
c. bertumit rendah.
7. Tanda Pengenal:
a. tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.
b. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

Pakaian Harian Penggalang Putri Umum

Sumber : Pramukaria.blogspot.com

100

Pakaian Harian Penggalang Putri Muslim

Sumber : Pramukaria.blogspot.com
d) Pakaian Seragam Harian (PSH) Penggalang Putra.

1. Tutup kepala:
F. dibuat dari bahan warna coklat tua.
G. berbentuk baret.
H. dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan.

2. Baju:
b. dibuat dari bahan warna coklat muda.
c. lengan pendek.
d. memakai lidah bahu lebar 3 cm.
e. kerah baju model kerah dasi.
f. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.
g. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar
selebar 2 cm di tengah saku dan diberi tutup bergelombang.
h. dimasukkan ke dalam celana.

8. Celana:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk celana pendek.
c. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.
101

d. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan

luar selebar 2 cm dan diberi tutup.
f. memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan

dalam ditengah saku dan diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan
besar badan pemakai).
g. memakai ritsleting di bagian depan.
h. memakai ikat pinggang berwarna hitam.
i. panjang celana sampai lutut.
9. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;
a) sisi panjang 100–120 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang

disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).
b) bahan dasar warna putih dengan lis warna merahselebar 5 cm.
c. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga
warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e. dikenakan di bawah kerah baju.
10. Kaos kaki:
a. panjang kaos kaki sampai betis.
b. warna hitam.
11. Sepatu:
a. model tertutup.
b. warna hitam.
12. Tanda Pengenal terdiri dari:
a. tanda topi dikenakan di baret sebelah kiri.
b. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

Pakaian Pramuka Penggalang Putra Umum

102

Sumber : https://www.kampungilmu.web.id/

Pakaian Harian Penggalang Putra Muslim

Sumber : Pramukanet.org

e) Pakaian Seragam Harian (PSH) Penegak dan Pandega Putri.
1. Tutup kepala:
a. dibuat dari kain laken/beludru, warna coklat tua.
b. berbentuk topi bulat.
c. lebar lidah topi ± 4 cm.
2. Baju:
a. dibuat dari bahan warna coklat muda.
b. lengan pendek.
c. model prinses di bagian depan dan belakang.
d. memakai lidah bahu selebar 3 cm.
e. kerah model kerah dasi.
f. dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis
potongan prinses ke jahitan samping, dengan tinggi saku 14–15 cm.
103

g. tanpa ban pinggang.
h. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.
3. Rok:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. bagian bawah melebar (model “A“).
c. dengan lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.
d. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e. panjang rok 10 cm di bawah lutut.
4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;

a) sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

b) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
c. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga

warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e. dikenakan di bawah kerah baju.
5. Kaos kaki:
a. panjang kaos kaki sampai betis.
b. warna hitam.
6. Sepatu:
a. model tertutup.
b. warna hitam.
c. bertumit rendah.
7. Tanda Pengenal terdiri dari:
a. tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.
b. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan atas

Pakaian Harian Pramuka Penegak dan Pandega Putri Umum

104

Sumber : Pramukariablogspot.com
Pakaian Harian Pramuka Penegak dan Pandega Putri Muslim

Sumber : Pramukanet.org
f) Pakaian Seragam Harian (PSH) Penegak dan Pandega Putra.

1. Tutup kepala:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk baret.
c. dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan.

2. Baju:
a. dibuat dari bahan warna coklat muda.
b. lengan pendek.
c. memakai lidah bahu lebar 3 cm.
d. kerah model kerah dasi.
e. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.
f. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar
selebar 2 cm di tengah saku dan diberi tutup bergelombang.
g. dimasukkan ke dalam celana.
105

3. Celana:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk celana panjang.
c. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang(brattle) selebar 1 cm.
d. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan
luar selebar 2 cm dan diberi tutup.
f. memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan
dalam di tengah saku dan diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan
besar badan pemakai).
g. memakai ritsleting di bagian depan.
h. memakai ikat pinggang berwarna hitam.

4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih
b. berbentuk segitiga sama kaki;
c. sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat(panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang)
d. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm
e. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga
warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
f. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
g. dikenakan di bawah kerah baju.
h. Kaos kaki:
i. panjang kaos kaki sampai betis.
j. warna hitam.

5. Sepatu:
a. model tertutup.
b. warna hitam.

6. Tanda Pengenal terdiri dari:
a. tanda topi dikenakan di baret sebelah kiri.
b. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

Pakaian Harian Pramuka Penegak dan Pandega Putra Umum

106

Sumber : Pramukanet.org
Pakaian Harian Pramuka Penegak dan Pandega Putra Muslim

107

Sumber : Pramukanet.org
g) Pakaian Seragam Harian (PSH) Pembina Putri.

1. Tutup kepala:

a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk peci.
c. tinggi bagian depan 7 cm, pada bagian belakang dibuat melengkung,

dengan bukaan di bagian belakang selebar 8 cm (diberi elastik hitam
supaya stabil).
d. bagian samping kiri depan diberi lipatan lengkung dengan panjang dasar
10 cm.
e. panjang topi 25–27 cm (disesuaikan dengan ukuran kepala masing-
masing).

2. Baju:
a. dibuat dari bahan warna coklat muda.
b. lengan pendek.
c. model prinses pada bagian depan dan belakang.
d. memakai lidah bahu selebar 3 cm.
e. kerah model kerah dasi.
f. dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis
potongan prinses ke jahitan samping, dengan tinggi saku 14–15 cm.
g. tanpa ban pinggang.
h. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.

3. Rok:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. bagian bawah melebar (model “A“).
c. dengan lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.
d. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e. panjang rok 10 cm di bawah lutut.

4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;

108

c. sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat(panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

d. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
e. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga

warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
f. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
g. dikenakan di bawah kerah baju.
5. Sepatu:
a. model tertutup.
b. warna hitam.
c. bertumit rendah/sedang.

6. Pengenal terdiri dari:
a. tanda topi dikenakan di samping kiri depan di tempat lipatan topi.
b. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan atas.

h) Pakaian Seragam Harian (PSH) Anggota dewasa (pembina, andalan, dan
majelis pembimbing).
1. Tutup kepala:
a. dibuat dari bahan warna hitam polos.
b. berbentuk peci nasional (dapat menggunakan baret dalam upacara yang
melibatkan peserta didik sesuai ketentuan penyelenggara kegiatan).

2. Baju:
a. dibuat dari bahan warna coklat muda.
b. lengan pendek.
c. memakai lidah bahu lebar 3 cm.
d. kerah model kerah dasi.
e. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.
f. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar
selebar 2 cm di tengah saku dan diberi tutup bergelombang.
g. dimasukkan ke dalam celana.

3. Celana:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk celana panjang.

109

c. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.
d. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e. memakai saku dalam di bagian belakang kanan dan kiri diberi tutup.
f. memakai ritsleting di bagian depan.
g. memakai ikat pinggang berwarna hitam.

4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;
a) sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).
b) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
c) setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga
warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak
rapi.
c. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
d. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Kaos kaki:
a. panjang kaos kaki sampai betis.
b. warna hitam.

6. Sepatu:
a. model tertutup.
b. warna hitam.

7. Tanda Pengenal terdiri dari:
a. tanda topi dikenakan di peci bagian samping kiri depan.
b. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

i) Pakaian Seragam Harian (PSH) Andalan dan Majelis Pembimbing Putri.

1. Tutup kepala:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk peci.

110

c. tinggi bagian depan 7 cm, pada bagian belakang dibuat melengkung,
dengan bukaan di bagian belakang selebar 8 cm (diberi elastik hitam
supaya stabil).

d. bagian samping kiri depan diberi lipatan lengkung dengan panjang dasar
10 cm.

e. panjang topi 25–27 cm (disesuaikan dengan ukuran kepala masing-
masing).

2. Baju:
a. dibuat dari bahan warna coklat muda.
b. lengan 3⁄4 panjang.
c. model prinses di bagian depan dan belakang.
d. kerah model kerah dasi.
e. dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis
potongan prinses ke jahitan samping, dengan tinggi saku 14–15 cm.
f. tanpa ban pinggang.
g. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.

3. Rok:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. bagian bawah melebar (model “A“).
c. lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.
d. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e. panjang rok 10 cm di bawah lutut.

4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;
a) sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).
b) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
c. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga
warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Sepatu:
a. model tertutup.

111

b. warna hitam.
c. bertumit rendah/sedang.
6. Tanda Pengenal terdiri dari:
a. tanda topi dikenakan di samping kiri depan di tempat lipatan topi.
b. papan nama dikenakan di baju bagian depan atas.

2) Pakaian Seragam Kegiatan / Lapangan (PSL).
a) Pakaian Seragam Kegiatan / Lapangan (PSL) Putri
1. Tutup Kepala berupa topi lapangan diberi tanda yang mencirikan Gerakan
Pramuka.
2. Baju terbuat dari bahan kaos atau kain katun. Warna dan model baju ditentukan
oleh masing-masing kwartir disertai tanda yang mencirikan Gerakan Pramuka.
3. Celana panjang/kulot panjang:
a. dibuat dari bahan kaos atau kain katun.
b. berbentuk celana panjang/kulot panjang.
c. warna dan model celana ditentukan oleh masing-masing kwartir.
4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;
a) dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi
badan pemakai sampai di pinggang)
b) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
c. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna
merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e. dikenakan di bawah kerah baju.
5. Kaos Kaki dan Sepatu.

b) Pakaian Seragam Kegiatan / Lapangan (PSL) Putra
1. Tutup Kepala berupa topi lapangan diberi tanda yang mencirikan Gerakan
Pramuka.
2. Baju terbuat dari bahan kaos atau kain katun. Warna dan model baju ditentukan
oleh masing-masing kwartir disertai tanda yang mencirikan Gerakan Pramuka.
3. Celana:
a. dibuat dari bahan kaos atau kain katun.
112

b. berbentuk celana panjang.
c. warna dan model ditentukan oleh masing-masing kwartir.
4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;

a) dengan sudut bawah 90o(panjang disesuaikan dengan tinggi badan
pemakai sampai di pinggang).

b) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
c. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna

merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e. dikenakan di bawah kerah baju.
5. Kaos Kaki dan sepatu.

c. Pakaian Seragam Upacara / Umum (PSU)
a) Pakaian Seragam Upacara / Umum (PSU) Anggota Dewasa Putri.

1. Tutup kepala:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk peci.
c. tinggi bagian depan 7 cm, pada bagian belakang dibuat melengkung, dengan
bukaan di bagian belakang selebar 8 cm (diberi elastik hitam supaya stabil).
d. bagian samping kiri diberi lipatan lengkung untuk tempat tanda topi, dengan
panjang dasar 10 cm.
e. panjang topi 25–27 cm (disesuaikan dengan ukuran kepala masing-masing).

2. Baju:
a. dibuat dari bahan warna coklat muda.
b. lengan panjang.
c. model prinses di bagian depan dan belakang.
d. memakai lidah bahu selebar 3 cm.
e. kerah model kerah dasi.

113

f. dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri, mulai dari garis
potongan prinses ke jahitan samping, dengan tinggi saku 12–14 cm dan
diberi tutup saku lurus.

g. pada baju, lidah bahu, dan tutup saku diberi kancing logam warna kuning
emas berlogo tunas kelapa.

h. tanpa ban pinggang.
i. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.
j. memakai tanda pengenal Gerakan Pramuka sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.
3. Rok:

a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. bagian bawah melebar (model “A“)
c. dengan lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.
d. panjang rok 10 cm di bawah lutut.
e. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki.

a) sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat(panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

b) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
c. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna

merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
d. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
e. dikenakan di bawah kerah baju.
5. Sepatu:
a. model tertutup.
b. warna hitam.
c. bertumit rendah/sedang.

b) Pakaian Seragam Upacara / Umum (PSU) Anggota Dewasa Putra.
1. Tutup kepala:
a. dibuat dari bahan warna hitam polos.
b. berbentuk peci nasional.

114

2. Baju:
a. dibuat dari bahan warna coklat muda.
b. lengan pendek.
c. model safari.
d. memakai lidah bahu selebar 3 cm.
e. kerah model kerah dasi.
f. dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di
tengah saku dan diberi tutup bergelombang, serta saku dalam pada bagian
muka bawah kanan dan kiri dengan tutup saku lurus.
g. pada baju, lidah bahu, dan tutup saku diberi kancing logam warna kuning
emas berlogo tunas kelapa.
h. belakang baju diberi satu belahan pada bagian tengah di bawah ban
pinggang.
i. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar celana.
j. memakai tanda pengenal Gerakan Pramuka sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

3. Celana:
a. dibuat dari bahan warna coklat tua.
b. berbentuk celana panjang.
c. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.
d. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.
e. memakai saku dalam di bagian belakang kanan dan kiri diberi tutup.
f. memakai ritsleting di bagian depan.
g. memakai ikat pinggang berwarna hitam.

4. Setangan leher:
a. dibuat dari bahan warna merah dan putih.
b. berbentuk segitiga sama kaki;
c. sisi panjang 120–130 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang
disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).
d. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.
e. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga
warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.
f. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
115

g. dikenakan di bawah kerah baju.
5. Sepatu:

a. model tertutup.
b. warna hitam.

d. Pakaian Seragam Tambahan / Khusus (PSKh)
a) Pakaian Seragam Tambahan / Khusus (PSKh) Muslim Putri
1. Tutup kepala:

a. topi dan tanda topi (sesuai dengan tingkatannya).
b. kerudung warna coklat tua tanpa asesoris:

a) kerudung/jilbab dimasukkan ke dalam baju, atau
b) kerudung/jilbab di luar baju.

2. Baju seperti pakaian seragam harian namun berlengan panjang.
3. Rok/celana panjang warna coklat tua.
4. Setangan leher seperti setangan leher pakaian seragam harian.
5. Kaos kaki dan sepatu model tertutup, berwarna hitam.
6. Digunakan oleh anggota Gerakan Pramuka yang beragama Islam, apabila

situasi mengharuskan.

Seragam tambahan :

Pakaian ini dapat berupa jas/blazer, rompi atau jaket. Pakaian ini harus dilengkapi
dengan tanda-tanda Gerakan Pramuka. Ketika mengenakan seragam ini, setangan
leher harus terlihat.

b) Pakaian Seragam Tambahan / Khusus (PSKh) Muslim Putra

1. Tutup kepala, berupa topi dengan tanda topi (sesuai dengan tingkatannya).
2. Baju seperti pakaian seragam harian namun berlengan panjang.
3. Celana panjang warna coklat tua.
4. Setangan leher seperti setangan leher pakaian seragam harian.
5. Kaos kaki dan sepatu model tertutup, berwarna hitam.
6. Digunakan oleh anggota Gerakan Pramuka yang beragama Islam, apabila

situasi mengharuskan.

116

Seragam tambahan

Pakaian Seragam Tambahan bagi putra bisa berupa jaket, jas/blazer, sweater, rompi
dan sebagainya. Pakaian tersebut menggunakan tanda-tanda Pramuka dan ketika
dipakai setangan leher harus terlihat

D. RANGKUMAN

Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam
Pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang Pramuka, dan/atau Satuan, kemampuan,
tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya dan tanda penghargaan yang
dimilikinya.

Pengertian tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan
Pramuka nomor 55 Tahun 1982 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan
Pramuka yang berlaku sejak 31 Mei 1982, masa kepemimpinan Letjen TNI (Purn) Mashudi
sebagai Ketua Kwarnas.

Sedikitnya ada 6 tujuan adanya penggunaan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka, yaitu,

1. Mendorong seorang Pramuka untuk menggunakan haknya dan melaksanakan kewajibannya
sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

2. Memberi gairah dan semangat kepada seorang Pramuka untuk meningkatkan kemampuan,
kecakapan, dan karyanya menurut ketentuan yang ada sesuai dengan golongan usianya.

3. Mendorong seorang Pramuka untuk bersungguh-sungguh melaksanakan isi janji dan
ketentuan
moral yang berbentuk Satya dan Darma Pramuka, serta mengamalkan pengetahuan dan
kecakapannya sesuai tanda yang dipakainya.

4. Menanamkan rasa persaudaraan di kalangan anggota Gerakan Pramuka pada khususnya dan
anggota Gerakan Kepramukaan Sedunia pada umumnya.

5. Menanamkan kesadaran ikut memiliki, memelihara dan bertanggungjawab atas dirinya
sendiri, satuan, organisasinya serta ikut mencapai tujuan atau cita-citanya.

6. Menanamkan kebanggaan dan percaya pada diri sendiri serta mengembangkan daya
kepemimpinannya.

E. SOAL LATIHAN

117

1. Jelaskan seberapa pentingkah anggota pramuka memhami tentang macam-macam tanda
pengenal anggota grakan pramuka ?

2. Jelaskan apakah menurut anda ada hubungannya antara jati diri seorang pramuka dengan
seragam pramuka yang dikenakan?

BAB XIII
SATUAN KARYA PRAMUKA (SAKA)

A. DESKRIPSI SINGKAT
Bab ini penting dipelajari karena merupakan pokok bahasan yang penting untuk memperkuat
pemahan terhadap Mata Kuliah Pendidikan Kepramukaan. Satuan Karya Pramuka (SAKA)
mempelajari tentang, Pengertian Satuan Karya Pramuka (SAKA), Tujuan dan Sasaran Saka,
Pembentukan Saka, Kedudukan Saka, Anggota Saka, Pengorganisasian Saka, Pembina dan
Instruktur Saka, Instruktur Saka, Pimpinan Saka, Majelis Pembimbing Saka, Jenis-jenis Saka,
Pengelolaan dan Kegiatan Operasional Saka.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca dan mempelajari bab ini, pembaca diharapkan memiliki kemampuan dalam hal
1. Mengetahui Pengertian Satuan Karya Pramuka (SAKA)
2. Mengetahui Tujuan dan Sasaran Saka.
3. Mengetahui Pembentukan Saka.
4. Mengetahui Kedudukan Saka.
5. Mengetahui Anggota Saka.
6. Mengetahui Pengorganisasian Saka.
7. Mengetahui Pembina dan Instruktur Saka.
8. Mengetahui Instruktur Saka.
9. Mengetahui Pimpinan Saka.
118

10. Mengetahui Majelis Pembimbing Saka.
11. Mengetahui Jenis-jenis Saka.
12. Mengetahui Pengelolaan dan Kegiatan Operasional Saka

C. MATERI
1. Pengertian Satuan Karya Pramuka (SAKA)
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pembinaan bagi anggota Gerakan
Pramuka, baik anggota muda, maupun anggota dewasa muda dengan menerapkan prinsip
dasar dan metode kepramukaan. Anggota Satuan Karya Pramuka (Saka) meliputi anggota
Pramuka Penegak (bantara, laksana), dan Pandega ataupun pemuda berusia 16-25 tahun
dengan syarat khusus tanpa melepaskan diri dari keanggotaan Gugus Depannya. Satuan
Karya Pramuka (Saka) dibina oleh Kwartir Ranting atau Cabang guna meningkatkan
pengetahuan, keterampilan pada bidang tertentu agar dapat melakukan kegiatan nyata untuk
mengabdi kepada masyarakat dan negara. Gerakan Pramuka memiliki beberapa Satuan
Karya dan setiap Satuan Karya memiliki Krida (Satuan kecil yang merupakan bagian dari
Satuan karya Pramuka). Setiap krida terdapat Syarat Kecakapan Khusus (SKK) yang
diperuntukkan untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK)
Gerakan Pramuka bertujuan mempersembahkan kepada bangsa dan negara Indonesia
kader bangsa sebagai kader pembangunan yang bermoral Pancasila. Untuk itu proses
pendidikan progresif sepanjang hayat bagi anggota muda Gerakan Pramuka dalam abad ke
21 guna mencapai tujuan tersebut, difokuskan pada ketahanan mental, moral, fisik,
emosional, intelektual, iptek dan sosial peserta didik baik sebagai individu maupun anggota
masyarakat. Ketangguhan iptek/Teknologi dalam Gerakan Pramuka dibina dan
dikembangkan dalam satuan khusus yaitu Satuan karya Pramuka (Saka).
Saka, di lingkungan World Scouting disebut Scout Service Brigade, merupakan
wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan pengalaman Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega dalam berbagai bidang kejuruan/tehnologi. Saka, memotivasi mereka untuk
melaksanakan kegiatan karya nyata dan produktif sehingga dapat memberi bekal bagi
kehidupan dan pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan
aspirasi pemuda Indonesia dan tuntutan perkembangan pembangunan dalam rangka
peningkatan ketahanan nasional.

2. Tujuan dan sasaran Saka

a. Tujuan dibentuknya Saka bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah
119

pemantapanketahanan dan ketangguhan mental, moral, fisik, intelektual, emosional dan
sosial khususnya teknologi, sehingga mereka benar-benar siap sebagai kader bangsa,
sekaligus kader pembangunanyang bermoral Pancasila

b. Sasaran dibentuknya Saka Pramuka bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah
memberibekal agar memiliki:

1) Ketahan dan ketangguhan mental, moral, fisik, emosional, intelektual dan sosial
untukmenghadapi tantangan hidup di abad ke 21.

2) Keterampilan menerapkan iptek praktis untuk hidup dalam belantara kehidupan
abad ke 21secara mandiri, berani dan bertanggung jawab.

3) Keterampilan untuk berwirausaha.

3. Pembentukan Saka
a. Saka dapat dibentuk jika:
1) 10 (sepuluh) orang Pramuka Penegak/Pandega putra atau 10 (sepuluh) orang Pramuka
Penegak/Pendega putri, mempunyai minat dalam bidang yang sama, bersepakat untuk
membentuk Sakayang sesuai dengan bidang yang diminatinya.
2) Gugusdepan, di mana para Pramuka Penegak/Pandega yang bersepakat tersebut di
atasmenjadi anggota, berdekatan dan ada dalam satu wilayah Cabang atau ranting.
3) Para Pramuka Penegak/Pandega pendiri tersebut mempunyai calon Pembina Pramuka
Penegak atau Pembina Pramuka Pandega yang berminat dan berkompeten atas
bidang yang menjadi minat para pendiri Saka.
4) Masyarakat sekitar Saka tersebut mendukung berdirinya Saka dan bersedia untuk
menjadi anggota Majelis Pembimbing Saka.
b. Pembentukan Saka perlu memperhatikan adanya instasi/ organisasi baik pemerintah
maupun swasta yang mempunyai kegiatan terkait atau sesuai dengan bidang-bidang yang
menjadi kegiatan Saka, dan berlokasi di wilayah Saka. Partisipasi interaktif instasi/
organisasi tersebut dengan Saka terkait sangat diperlukan, bahkan merupakan suatu
keharusan demi misi, tercapainya sasaran dantujuan Saka.

4. Kedudukan Saka
Saka bekedudukan di Kwartir Cabang/Kwartir Ranting Gerakan Pramuka. Saka merupakan
ujung tombak pembinaan kesakaan Gerakan Pramuka sesuai minat dan kebutuhan peserta
didik.

5. Anggota Saka
a. Anggota Saka adalah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega putera dan puteri
120

anggota ('Jugusdepan di wilayah Cabang/Ranting tanpa melepaskan diri dari
keanggotaan Gugusdepannya.
b. Pemudalpemudi non Pramuka yang berminat dapat menjadi anggota Saka melalui tata
cara penerimaan anggota Saka dalam Sidang Dewan Saka. Setelah Sidang Dewan Saka
memutuskan untuk menerima calon anggota Saka, yang bersangkutan diminta untuk
menjadi anggota Gugusdepan yang dipilihnya. Parnong Saka dan Ketua Dewan Saka
mengantarkan calon tersebut kegugusdepan yang dipilihnya. Dalam waktu maksimal 3
(tiga) bulan calon bersangkutan harus telah dilantik sebagai Penegak Bantara atau
Pandega dan dengan tidak melepaskan keanggotaan Gugusdepan yang bersangkutan
diterima sebagai anggota Saka.
c. Anggota Saka wajib meneruskan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan
kemampuannya kepada anggota di Gugusdepannya, dan dapat bertindak sebagai
instruktur muda kesakaan di Gugusdepannya.
d. Anggota Saka tetap mengikuti Ambalannya serta berusaha untuk mengikuti Ujian
tingkat, Keterampilan Khusus, dan Pramuka Garuda.
e. Anggota suatu Saka dapat mengikuti kegiatan-kegiatan dalam Saka lain untuk
memperluas pengetahuan dan pengalaman serta dapat mengikuti ujian-ujian
Keterampilan Khusus sepengetahuan Pamong Sakanya. Namun yang bersangkutan tetap
sebagai anggota Sakanya dan berpartisipasi dalam semua kegiatannya.
f. Anggota Saka dapat pindah ke Saka lain yang diminatinya dengan ketentuan:
1) Kepindahan diputuskan oleh Dewan Saka yang bersangkutan yang

dihadiri juga oleh wakil dari Dewan Saka yang diminati oleh anggota
yang akan pindah. Acara pemidahan dilakukan seperti acara pemidahan
dalam Ambalan Penegak atau Racana Pandega.
2) Anggota Saka yang pindah melepaskan dan menyerahkan kepada Ketua
Dewan Saka tanda- tanda Saka dan Krida, kecuali TKK. Tanda
Kecakapan Khusus yang dimiliki anggota Saka yang pindah tetap
dipakai di seragamnya.

6. Pengorganisasian Saka

a. Saka merupakan bagian integral dari Gerakan Pramuka dan jajaran Kwartir Gerakan
Pramuka. Keberadaan dan kegiatan operasionalnya sebagai kepanjangan proses
pendidikan progresif sepanjang hayat Kepramukaan, berlandaskan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

121

b. Saka secara organisatoris ada di bawah wewenang pengendalian, bimbingan dan binaan
Kwartir Cabang/Ranting. Kwartir Cabang/Ranting memberi bantuan dan kemudahan
sehingga Saka menjadiwadah pembinaan dan pengembangan iptek yang efektif bagi para
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam melaksanakan Motto Gerakan Pramuka
"Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan"

c. Saka perlu mendapat dukungan masyarakat, karena itu Kwarcab/Kwarran perlu
bekerjasama dengan melibatkan instansi/organisasi balk pemerntah maupun swasta yang
bekaitan dengan Saka.

d. Saka menggunakan nama pahlawan bangsa yang berkaitan dengan bidang yang menjadi
kekhususankegiatannya.

e. Saka terdiri dari beberapa Krida maksimal 4 Krida dengan kegiatan yang spesifik yang
diminati anggotanya. Krida beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang Pramuka
Penegak atau Pandega yang mempunyai minat yang sama. Krida dipimpin oleh
Pemimpin Krida dan Wakil Pemimpin Kridayang dipilih oleh anggota Krida.

f. Setiap Saka membentuk Dewan Saka beranggotakan para Pemimpin Krida, para Wakil
Pemimpin Krida, Pamong Saka, Wakil Pamong Saka, dan Instruktur Saka. Para anggota
dewasa tersebut berfungsi sebagai Konsultan dan Konselor/Pembimbing. Ketua Dewan
Saka dipilih oleh anggota Dewan Saka dan menjabatnya selama dua tahun.

g. Anggota Saka Putera dan Puteri terpisah serta berdiri sendiri-sendiri. Anggota Saka
Putera dibina Pamong Saka Putera dan Anggota Saka Puteri dibina oleh Pamong Saka
Puteri. Demikian pula untukInstruktur Saka.

7. Pembina dan Instruktur Saka

a. Saka dibina oleh Pamong Saka dan Instruktur Saka.

b. Pamong Saka

1) Pamong Saka adalah Pembina pramuka Mahir Penegak atau Pandega yang memiliki
minat dan kegemaran pada suatu bidang kesakaan, berusia 30 sampai dengan 50
tahun.

2) Dipilih oleh anggota Saka melalui sidang Dewan Saka. Pamong Saka terpilih di
angkat untuk masa bakti 5 tahun serta dilantik oleh Ketua Kwarcab/Ketua Kwarran
yang bersangkutan.

3) Ex-officio anggota Pimpinan Saka dan Pembantu Andalan Cabang /Ranting urusan

122

Saka.

4) Betugas dan bertanggung jawab:

a) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembinaan dan pengembangan
Sakanyabersama Dewan Saka;

b) Menjadi pendorong/motivator, pendamping dan pembangkit semangat anggota
Sakanyauntuk meningkatkan diri dan Sakanya;

c) Mengusahakan Instruktur, perlengkapan dan keperluan kegiatan Sakanya;

d) Mengadakan hubungan, konsultasi dan kerjasama yang baik dengan Saka,
Kwartir, Majelis Pembimbing Saka, Gugsdepan dan Saka lainnya serta
instansi/organisasi balk pemerintah maupun swasta yang terkait dengan
kegiatan Saka;

e) Mengkoordinasikan Instruktur dengan Dewan Saka yang ada dalam Sakanya.

f) Menjadi konsultan, pembimbing Dewan Sakanya;

g) Melaporkan perkembangan Sakanya kepada Kwartir dan Pimpinan Saka yang
bersangkutan.

8. Instruktur Saka:
1) Instruktur Saka adalah Pembina Pramuka Mahir Penegak atau Pandega, atau seorang
yang memiliki perhatian pada pembinaan kaum muda, yang ahli dan berpengalaman
dalam suatu bidang iptek yang diperlukan untuk kegiatan Saka, bersedia mengabdikan diri
untuk mendidikkan dan melatih iptek kepada para anggota Saka sesuai dengan
keahliannya atau kompetensinya dan berusia minimal 28 tahun.
2) Mitra kerja Pamong Saka dalam pengabdian membina anggota Saka yang diangkat untuk
masabakti 5 tahun serta dilantik oleh Ketua Kwarcab/Ketua Kwarran yang bersangkutan.
3) Ex-officio anggota Pimpinan Saka dan Pembantu Andalan Cabang/ Ranting urusan Saka.
4) Bertugas dan bertanggung jawab:
a) Membantu Pamong Saka dalam mengembangkan, melaksanakan dan
mengevaluasipembinaan dan pengembangan Saka bersama Dewan Saka;
b) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pendidikan serta pelatihan
ipteksesuai dengan bidang keahliannya;
c) Mengisi dan menilai kemahiran anggota Saka sesuai dengan bidang keahliannya.
d) Menguji dan menilai Syarat Kecakapan Khusus dan merekomendasikan
pemberian TKKkepada Pamong Saka;
123

e) Mengadakan hubungan, konsultasi dan berkerjasama yang balk dengan Pamong
Saka, Dewan Saka, Pemimpin Saka, Kwartir Majelis Pembimbing, Gugusdepan,
dan Saka lainnyaserta instasi/organisasi baik pemerintah maupun swasta yang terkait
dengan kegiatan Saka

f) Menjadi konsultan dan pembimbing teknik Dewan Saka;
g) Melaporkan perkembangan pendidikan dan pelatihan teknik dalam Saka kepada

Kwartir dan pimpinan Saka dengan koordinasi Pamong Saka yang bersangkutan.
9. Pimpinan Saka

a. Pimpinan Saka adalah anggota Kwartir Cabang/Kwartir Ranting Terdiri dari Andalan
Cabang/ Ranting urusan Saka, Pamong Saka dan Instrutur Saka, yang masa baktinya
sama dengan kwartir.

b. Bertugas dan bertanggung jawab:
1) Membantu Kwartir dalam menentukan kebijakan, mengenai pembinaan dan
pengembanganSaka;

2) Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan instansi/organisasi baik pemerintah
maupunswasta yang berkaitan dengan Saka;

3) Atas pelaksanaan kebijakan Kwartir tentang kegiatan Saka;
4) Melaksanakan koordinasi antara pimpinan Saka di semua jajaran di wilayah

kerjanya;

5) Memberi laporan tertulis pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Saka kepada
Kwartirnyadengan tindasan kepada Pimpinan Saka dan Kwartir jajaran di atasnya.

6) Pimpinan Saka dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kwartir
yangbersangkutan.

10. Majelis Pembimbing Saka:

a. Majelis Pembimbing Saka, disingkat Mabisaka, beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat
yang menaruh minat pada Satuan Karya Pramuka sebagai sarana pembinaan kaum muda
di bidang teknik melalui Kepramukaan.

b. Terdiri dari Ketua Mabisaka, Wakil Ketua Mabisaka, Sekretaris dan anggota.
c. Ketua Mabisaka ex-officio anggota Mabicab/Mabiran.

d. Mabisaka diangkat atas rekomendasi Pimpinan Saka dan dilantik oleh Ka-Kwarcab/Ka-

124

Kwarran.
e. Mabisaka bertanggung jawab kepada Kwartir yang bersangkutan.
11. Jenis-jenis Saka
b. Saka Dirgantara

Saka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk
membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi
bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki
potensi kedirgantaraan, dengan kata lain memiliki landasan udara.
Pelatihan Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang
kedirgantaraan, TNI AU, pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling.
Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Krida-krida dalam Saka Dirgantara, sebagai berikut.
1. Krida Olahraga Dirgantara (Memiliki 5 SKK).
2. Krida Pengetahuan Dirgantara (Memiliki 5 SKK)
3. Krida Jasa Kedirgantaraan (Memiliki 4 SKK)
Kecakapan Khusus Kelompok Kedirgantaraan, sebagai berikut.
1. Krida Olah Raga Dirgantara

a. Terbang Bermotor
b. Terbang Layang
c. Aeromodelling
d. Terjun Payung
e. Layang Gantung
2. Krida Pengetahuan Dirgantaraa.
a) Aerodinamika
b) Pengaturan Lalu Lintas Udara (PLLU)
c) Meteorologi
d) Fasilitas Penerbangan
e) Navigasi Udara
3. Krida Jasa Dirgantara

125

b. Teknik Mesin Pesawat
c. Komunikasi
d. Aerial Search And rescue
e. Struktur Pesawat

b. Saka Bhayangkara

Satuan Karya Pramuka (Saka) Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan
ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta
dalam pembangunan nasional.
Tujuan dibentuknya Saka Bhayangkara adalah untuk mewujudkan kader-kader Bangsa
yang ikut serta bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat melalui
pendidikan kebhayangkaraan di dalam Gerakan Pramuka.
Kegiatan kesakaan dilaksanakan di Gugus Depan dan Satuan Karya Pramuka
disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan
pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan
nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan
dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan
keperluannya.
a) Anggota Saka Bhayangkara terdiri atas :

1. Peserta didik
1) Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
2) Pramuka Penggalang yang berminat di bidang Kebhayangkaraan dan
memenuhi syarat tertentu.

2. Anggota dewasa
1) Pembina Pramuka sebagai Pamong Saka
2) Instruktur Saka Bhayangkara
126

3) Pimpinan Saka Bhayangkara
3. Pemuda yang berusia 14-25 tahun bukan anggota Gerakan Pramuka dapat

menjadi calon Saka Bhayangkara, dengan ketentuan satu bulan setelah terdaftar
sebagai calon anggota Saka Bhayangkara, telah menjadi anggota salah satu
Gugusdepan terdekat.
b) Krida Saka Bhayangkara :
Krida adalah satuan terkecil dari Satuan Karya (SAKA). Tiap Krida berjumlah 5-10
anggota yang dipimpin oleh Ketua Krida. Anggota Krida melaksanakan kegiatan
sesuai dengan nama krida/ spesifikasi yang dipilihnya.
Saka Bhayangkara meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
1. Krida Ketertiban Masyarakat
Krida Ketertiban Masyarakat, terdiri atas 4 SKK :
a. SKK Pengamanan Lingkungan Pemukiman
b. SKK Pengamanan Lingkungan Kerja
c. SKK Pengamanan Lingkungan Sekolah
d. SKK Pengamanan Hukum
2. Krida Lalu Lintas
Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :
a. SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas
b. SKK Pengaturan Lalu Lintas
c. SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas
3. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana ( PPB )
Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, mempunyai 5 SKK :
a. SKK Pencegahan Kebakaran
b. SKK Pemadam Kebakaran
c. SKK Rehabilitasi Korban Kebakaran
d. SKK Pengenalan Kerawanan Kebakaran
e. SKK Pencurian
f. SKK Penyelamatan
g. SKK Pengenalan Satwa
Pada krida PPB terdapat 4 sub krida :
a. Subkrida PASKUD (Pasukan Berkuda)
b. Subkrida PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
c. Subkrida DAMKAR (Pemadam Kebakaran)

127

d. Subkrida SAR (Search And Rescue)
Pada saat ini Krida saka bhayangkara yang memiliki sub krida PASKUD hanya
di wilayah Jakarta Timur, Tepatnya Ranting Pasar Rebo, Ciracas, dan Cipayung.
4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP), mempunyai 5 SKK
:
a. SKK Pengenalan Sidik Jari
b. SKK Tulisan Tangan dan Tanda Tangan
c. SKK Narkotika dan Obat-Obatan
d. SKK Uang Palsu
e. SKK Pengamanan Tempat Kejadian Perkara
c) Hasil yang diharapkan dibentuknya Saka Bhayangkara adalah agar para anggota
Gerakan Pramuka :
1. Memiliki pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan keterampilan serta
pengalaman dalam bidang kebhayangkaraan.
2. Memiliki sikap hidup yang tertib dan disiplin serta ketaatan terhadap peraturan
hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat
3. Memiliki sikap, kebiasaan dan perilaku yang tangguh sehingga mampu
mencegah, menangkal serta menanggulangi timbulnya setiap kejadian
kamtibmas.
4. Memiliki kepekaan dan kewaspadaan serta daya tanggap dan penyesuaian
terhadap setiap perubahan dan dinamika social di lingkungannya.
5. Mampu memberikan latihan tentang pengetahuan kamtibmas kepada para
anggota Gerakan Pramuka di Gugusdepannya.
6. Mampu menyelenggarakan pengamanan lingkungan serta secara swakarsa,
swadaya dan swasembada, serta secara nyata yang berguna bagi dirinya dan bagi
masyarakat lingkungannya.
7. Mampu melakukan tindakan pertama terhadap kasus kejahatan tertangkap tangan
yang terjadi di lingkungannya untuk kemudian segera menyerahkan kepada
Polri.
8. Mampu membantu Polri dalam pengamanan TKP dan melaporkan kejadian
tersebut serta bersedia menjadi saksi.
d) Pamong Saka

128

Anggota saka atau anggota dewasa saka gerakan pramuka bertanggung jawab atas
pembinaan dan pengembangan saka.
e) Instruktur Saka
f) Anggota gerakan pramuka atau bukan anggota saka karena kemampuanya untuk
membantu pamong saka.
g) Dewan saka
Badan yang dibentuk oleh anggota saka yang beranggotakan pramuka penegak dan
pandega yang bertugas memimpin pelaksanaan kegiatan saka.
h) Pimpinan saka
Badan perlengkapan kwartir yang bertugas memberikan bimbingan organisasi
teknis pada saka yang bersangkutan serta memberikan fasilitas dan kemudahan
lainnya.
c. Saka Bahari

Satuan Karya (Saka) Bahari adalah wadah pendidikan dan latihan bagi anggota Gerakan
Pramuka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang
kebaharian dan menumbuhkan rasa cinta dan sikap hidup yang berorientasi kebaharian
termasuk laut dan perairan dalam. Saka Bahari memiliki empat Krida, yaitu :
a. Krida Sumber Daya Bahari (Memiliki 6 SKK)

1) SKK Penangkapan Ikan
2) SKK Alat Penangkap Ikan
3) SKK Budidaya Laut
4) SKK Pengolahan Hasil laut
5) SKK Budidaya Air Payau/Tambak
6) SKK Pertambangan Mineral
b. Krida Jasa Bahari (Memiliki 9 SKK)
1) KK Listrik

129

2) SKK Mesin
3) SKK Pengecatan
4) SKK Elektronika
5) SKK Pengelas
6) SKK Perencana Kapal
7) SKK Perahu Motor
8) SKK Pelaut
9) SKK Operator Alat Bongkar Muat.
c. Krida Wisata Bahari (Memiliki 8 SKK)
1) SKK Renang
2) SKK Layar
3) SKK Selam
4) SKK Dayung
5) SKK Ski Air
6) SKK Pemandu Wisata Laut
7) SKK Selancar Angin
8) SKK Penyelamatan di Pantai.
d. Krida Reksa Bahari (Memiliki 7 SKK)
1) SKK Navigasi
2) SKK Telekomunikasi
3) SKK Isyarat Bendera
4) SKK Isyarat Optik
5) SKK Pelestarian Sumber daya Laut
6) SKK Pengemudi Sekoci
7) SKK SAR di Laut.
d. Saka Bakti Husada

130

Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan
keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan
dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985, dengan dilantiknya
Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
yang kemudian dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal
12 November 1985 sebagai Hari Kesehatan Nasional di Magelang.

Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang
kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota
Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di
gugusdepan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan
jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan sedapat-
dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik
untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan
perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya.
Saka Bakti Husada memiliki lima krida, yaitu :
a. Krida Bina Lingkungan Sehat (Memiliki 5 SKK)

1) Penyehatan Perumahan
2) Penyehatan Makanan dan Minuman
3) Pengamanan Pestisida
4) Pengawasan Kualitas Air
5) Penyehatan Air
b. Krida Keluarga Sehat (Memiliki 6 SKK)
1) Kesehatan Ibu
2) Kesehatan Anak
3) Kesehatan Remaja
4) Kesehatan Usia Lanjut
5) Kesehatan Gigi dan Mulut
6) Kesehatan Jiwa
c. Krida Penanggulangan Penyakit (Memiliki 9 SKK)
1) Penanggulangan Penyakit Malaria
2) Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah
3) Penanggulangan Penyakit Anjing Gila
4) Penanggulangan Penyakit Diare

131

5) Penanggulangan Penyakit TB Paru
6) Penanggulangan Penyakit Kecacingan
7) Imunisasi
8) Gawat Darurat
9) HIV / AIDS
d. Krida Bina Gizi (Memiliki 5 SKK)
1. Perencanaan Menu
2. Dapur Umum Makanan/Darurat
3. UPGK dalam Pos Pelayanan Terpadu
4. Penyuluh Gizi
5. Mengenal Keadaan Gizi
e. Krida Bina Obat (Memiliki 5 SKK)
1) Pemahaman Obat
2) Taman Obat Keluarga
3) Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Zat Adiktif
4) Bahan Berbahaya bagi Kesehatan
5) Pembinaan Kosmetik
f. Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1) Bina PHBS di Rumah
2) Bina PHBS di Sekolah
3) Bina PHBS di Tempat umum
4) Bina PHBS di Instansi Pemerintah
5) Bina PHBS di Tempat kerja
e. Saka Keluarga Berencana (Kencana)

Satuan Karya (Saka) Kencana adalah wadah pendidikan dan latihan bagi anggota
Gerakan Pramuka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dan bakti

132

masyarakat, dalam bidang keluarga berencana, keluarga sejahteraa dan pengembangan
kependudukan.
A. Saka Kencana memiliki empat Krida, yaitu:

a. Krida Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (Memiliki 4 SKK)
1) SKK Pelayanan KB
2) SKK Masalah Kesehatan Reproduksi
3) SKK Kelangsungan hidup Ibu, Bayi dan Anak Balita
4) SKK Kesehatan Reproduksi Remaja.

b. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (Memiliki 3 SKK)
1. KK Bina Keluarga
2. SKK Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
3. SKK Bina Lingkungan Keluarga.

c. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Memiliki 5 SKK)
1. SKK KIE Individu
2. SKK KIE Kelompok
3. SKK KIE Media Luar Ruang
4. SKK KIE melalui Media Cetak
5. SKK Advokasi.

d. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (Memiliki 2 SKK)
1. SKK Bina Institusi Masyrakat Pedesaan
2. SKK Pendataan dan Pemetaan Keluarga

B. Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Kencana adalah agar para
Pramuka :
1. Memiliki pengetahuan, pengertian, keterampilan dan pengalaman dalam
memasyarakatkan NKKBS terhadap anggota Pramuka dan Keluarga Indonesia.
2. Mampu dan mau menyebarluaskan kepada masyarakat tentang informasi dan
pengetahuan tentang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan
Pembangunan Kependudukan serta kaitannya dengan Pembangunan sektor lain.
3. Mampu memberikan latihan dan peranserta dalam mendukung kegiatan
Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan kependudukan
kepada para Pramuka di Gugusdepannya
4. Memiliki sikap yang rasional serta bertanggungjawab dalam mewujudkan
kesadaran dan kepedulian keluarga sebagai pemrakarsa dan pelaksana
pembangunan bangsa.

133

5. Menumbuhkembangkan minat terhadap Saka Kencana di setiap Gugusdepan
dan pembentukan Saka Kencana di setiap Kwartir Ranting di seluruh wilayah
Republik Indonesia yang semakin maju dan mandiri.

Sumber : https://scoutingmaarif.wordpress.com/sakasatuan-karya/saka-kencana/
f. Saka Taruna Bumi

Satuan Karya (Saka) Taruna Bumi adalah wadah pendidikan dan latihan bagi anggota
Gerakan Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan,
pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga
mereka dapat produktif dan mendukung kegiatan pembangunan pertanian.
Saka Taruna Bumi memiliki lima Krida, yaitu:
a. Krida Pertanian dan Tanaman Pangan (Memiliki 6 SKK)

1) SKK Petani Padi
2) SKK Petani Jagung
3) SKK Petani Kacang Kedelai
4) SKK Petani Kacang Tanah
5) SKK Petani Ubi Kayu
6) SKK Petani Ubi Jalar
b. Krida Pertanian Tanaman Perkebunan (Memiliki 11 SKK)
1) SKK Petani Cengkeh
2) SKK Petani Kelapa
3) SKK Petani Karet
4) SKK Petani Obat-obatan
5) SKK Petani Kopi
6) SKK Petani Panili
7) SKK Petani Coklat
8) SKK Petani Lada
9) SKK Petani Kapas

134

10) SKK Petani Tembakau

11) SKK Petani Tebu

c. Krida Perikanan (Memiliki 9 SKK)

1) SKK Budidaya Ikan Mas

2) SKK Budidaya Ikan Nila

3) SKK Budidaya Ikan Gurami

4) SKK Budidaya Ikan Lele

5) SKK Budidaya Katak

6) SKK Budidaya Belut

7) SKK Budidaya Bandeng

8) SKK Budidaya Udang

9) SKK Budidaya Ikan Hias

d. Krida Peternakan (Memiliki 12 SKK)

1) SKK Peternak Kerbau

2) SKK Peternak Sapi

3) SKK Peternak Kuda

4) SKK Peternak Sapi Perah

5) SKK Peternak Kambing

6) SKK Peternak Babi

7) SKK Peternak Kelinci

8) SKK Peternak Puyuh

9) SKK Peternak Ayam

10) SKK Peternak Itik

11) SKK Peternak Lebah

12) SKK Peternak Merpati

e. Krida Pertanian Tanaman Holtikultural (Memiliki 32 SKK)

1) SKK Petani Rambutan 18) SKK Petani Kangkung

2) SKK Petani Pisang 19) SKK Petani Kacang Panjang

3) SKK Petani Mangga 20) SKK Petani Kubis

4) SKK Petani Durian 21) SKK Petani Sawi

5) SKK Petani Semangka 22) SKK Petani Wortel

6) SKK Petani Nanas 23) SKK Petani Suplir

7) SKK Petani Apel 24) SKK Petani Cemara

8) SKK Petani Salak 25) SKK Petani Anggrek

135

9) SKK Petani Pepaya 26) SKK Petani Palma

10) SKK Petani Jeruk 27) SKK Petani Mawar

11) SKK Petani Anggur 28) SKK Petani Melati

12) SKK Petani Jambu 29) SKK Petani Kaktus

13) SKK Petani Duku 30) SKK Petani Seledri

14) SKK Petani Alpukat 31) SKK Petani Bonsai

15) SKK Petani Tomat 32 ) SKK Petani Bawang Putih/Merah

16) SKK Petani Cabe

17) SKK Petani Bayam

A. Sasaran kegiatan Saka Taruna Bumi adalah agar para anggota Saka Taruna Bumi

memiliki hal hal berikut:

1. Memiliki rasa cinta akan alam pertanian dan rasa tanggung jawab akan

kelangsungan jalannya pembangunan Nasional.

2. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, kecakapan dan keterampilan di

bidang pembangunan pertanian serta sikap yang tanggap akan perubahan-

perubahan yang selalu terjadi dalam proses kegiatan pembangunan pertanian.

3. Mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Saka Taruna bumi secara positif,

berdaya guna dan berhasil guna, sesuai dengan bakat dan minatnya di bidang

pertanian, sehingga berguna bagi pribadinya, keluarganya, masyarakat, bangsa

dan negara.

4. Mampu menyebarluaskan pengetahuan, pengalaman, kecakapan, dan

keterampilannya, yang didapat dalam kegiatan Saka Kepada anggota Gerakan

Pramuka di Gugus depan masing-masing serta kepada pemuda lainnya yang

berada di sekitar tempat tinggalnya.

B. Untuk memperoleh keterampilan di bidang pertanian sehingga memiliki sikap dan

perilaku sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka dan tujuan pembangunan

pertanian, Saka Taruna Bumi mengadakan kegiatan yang meliputi hal-hal berikut.

1. Bidang pertanian secara umum yang menunjang program pertanian.

2. Bidang kegiatan pertanian yang dituangkan dalam jenis krida yang menunjang

program-program sub sektoral.

3. Bakti kepada masyarakat dalam rangka menunjang kegiatan-kegiatan

penyuluhan pertanian yang merupakan ujung tombak pembangunan pertanian.

136

Selain diberikan materi kepramukaan sebagaimana dalam kegiatan Pramuka biasa,
setiap anggota dalam Saka Taruna Bumi juga diberikan penekanan kepada beberapa
materi yang berkaitan dengan pertanian.

g. Saka Wanabakti

Satuan Karya (Saka) Wanabakti adalah wadah pendidikan dan latihan bagi anggota
Gerakan Pramuka untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta menumbuhkan
kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup. Saka
A. Wanabakti memiliki empat Krida, yaitu:
a. Krida Tata Wana (Memiliki 3 SKK)

1) SKK Perisalah Hutan
2) SKK Pengukuran dan Pemetaan Hutan
3) SKK Penginderaan Jauh

b. Krida Reksa Wana (Memiliki 13 SKK)
1) SKK Keragaman Hayati
2) SKK Konservasi Kawasan
3) SKK Perlindungan Hutan
4) SKK Konservasi Jenis Satwa
5) SKK Konservasi Jenis Tumbuhan
6) SKK Pemanduan
7) SKK Penelusuran Gua
8) SKK Pendakian
9) SKK Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan
10) SKK Pengamatan Satwa
137

11) SKK Penangkaran Satwa
12) SKK Pengendalian Perburuan
13) SKK Pembudidayan Tumbuhan
c. Krida Bina Wana (Memiliki 7 SKK)
1) SKK Konservasi Tanah dan Air
2) SKK Perbenihan
3) SKK Pembibitan
4) Penanaman dan Pemeliharaan
5) SKK Perlebahan
6) SKK Budidaya Jamur
7) SKK Persuteraan Alam
d. Krida Guna Wana (Memiliki 6 SKK)
1) KK Pengenalan Jenis Pohon
2) SKK Pencacahan Pohon
3) SKK Pengukuran Kayu
4) SKK Kerajinan Hutan Kayu
5) SKK Pengolahan Hasil Hutan
6) SKK Penyulingan Minyak Astiri

B. Hasil yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan Saka Wanabakti adalah agar para
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
1) Memiliki rasa cinta dan tanggungjawab terhadap hutan dengan segala isi dan
kekayaan yang terkandung didalamnya, serta kesadaran untuk memelihara dan
melestarikannya.
2) Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan di
bidang kehutanan yang dapat mengembangkan pribadinya.
3) Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi segala tantangan hidup
dalam hutan dengan tetap memperhatikan keamanan dan kelestarian hidup.
4) Memiliki disiplin dan tanggungjawab yang lebih mantap untuk memelihara
kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
5) Mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan Saka Wanabakti secara positif,
berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga berguna
bagi pribadinya, masyarakat bangsa dan negara.
6) Mampu menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan kecakapannya kepada
Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang serta anggota lainnya.
138

h. Saka Wirakartika

Satuan Karya (Saka) Wirakartika adalah wadah pendidikan dan latihan bagi anggota
Gerakan Pramuka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta
pengembangan pendidikan bela negara yang dibina oleh TNI AD (Angkatan Darat).
Saka Wirakartika memiliki lima Krida, yaitu:
a. Krida Navigasi Darat (Memiliki 4 SKK)

1) SKK Pengetahuan Peta dan Medan.
2) SKK Kompas Siang dan Malam.
3) SKK Pengetahuan Resection dan Intersection.
4) SKK Pengetahuan Global Position System (GPS).
b. Krida Pionering (Memiliki 4 SKK)
1) SKK Tali Temali.
2) SKK Pembuatan Jembatan Improvisasi.
3) SKK Pembuatan Perkemahan.
4) SKK Bekal Air dan Listrik
c. Krida Mountainering (Memiliki 3 SKK)
1) SKK Panjat Tebing.
2) SKK Turun Tebing.
3) SKK Travesing
d. Krida Survival (Memiliki 3 SKK)
1) SKK Jenis-jenis Tumbuhan.
2) SKK Jenis-jenis Binatang.
3) SKK Hutan Gunung dan Ralasuntai
e. Krida Penanggulangan Bencana
1) SKK Manajemen Penanggulangan Bencana.
2) SKK Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat (PPGD).
3) SKK Pengetahuan Komunikasi Radio.

139

4) SKK Tata Cara Memasak
i. Saka Pariwisata

Satuan Karya (Saka) Pariwisata adalah wadah pendidikan dan latihan bagi anggota
Gerakan Pramuka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang
pariwisata. Saka pariwisata memiliki tiga Krida, yaitu:
a. Krida Pemandu Wisata (Memiliki 4 SKK)

1) SKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata
2) SKK Penyusunan Program Perjalanan Wisata , tour planner)
3) SKK Pemanduan Perjalanan Wisata, tour guide
4) SKK Pemimpin Perjalanan Wisata, tour leader
b. Krida Penyuluh Pariwisata
1) SKK Penyuluh Sadar Wisata
2) SKK Penyuluh Ekowisata
c. Krida Kuliner Pariwisata (Memiliki 2 SKK)
3) SKK Masakan Khas Lokal
4) SKK Makanan Ringan Khas Lokal
j. Saka Widya Bakti

140

Satuan Karya (Saka) Widya Bakti adalah wadah pendidikan dan latihan bagi anggota
Gerakan Pramuka untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan bakti
masyarakat dalam bidang pendidikan, terutama ikut serta menunjang upaya kualitas
pembelajaran,pendidikan kecakap hidup, media pendidikan serta percepatan pemerataan
pemberantasan buta aksara (buta huruf). Saka Widya Bakti memiliki tujuh Krida, yaitu :
a. Krida Pendidikan Masyarakat

Berisi materi pokok berupa keterampilan dalam teknik keaksaraan. Krida
Pendidikan Masyarakat memberikan bekal pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dalam teknik pengajaran keaksaraan kepada anggota Gerakan Pramuka, sehingga
dapat dijadikan bekal untuk menjadi sumber belajar/tutor dan
penyelenggara/pengelola dalam penyelenggaraan dan pelestarian program
pendidikan keaksaraan dan kelompok belajar masyarakat.
b. Krida Anak Usia Dini
Berisi materi pokok berupa keterampilan dalam menyiagakan dan menggalang
kelompok sasaran program pendidikan anak usia dini. Krida Anak Usia Dini
memberikan bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menyiagakan dan
menggalang kelompok sasaran 16 program PAUD sehingga menjadi pendidik,
motivator, dan penyelenggara program pendidikan
c. Krida Pendidikan Kecakapan Hidup
Berisi materi pokok berupa keterampilan fungsional sebagai bekal hidup mandiri.
Krida Pendidikan Kecakapan Hidup memberikan bekal berbagai macam kecakapan
hidup, khususnya dalam bentuk keterampilan fungsional sebagai bekal hidup
mandiri, sehingga menjadi nara sumber teknis dan penyelenggara/pengelola dalam
program pendidikan.
d. Krida Bina Sejarah
Berisi materi pokok berupa keterampilan menjadi nara sumber teknis, pengaman,
pemelihara, dan jasa wisata sejarah. Krida Bina Sejarah memberikan bekal hidup
mandiri dalam bidang pemeliharaan, pengamanan, dan pembinaan cagar budaya,
museum, dan sejarah bangsa sehingga dapat dijadikan bekal untuk menjadi nara
sumber teknis, pengaman, pemelihara, dan jasa wisata sejarah
e. Krida Bina Seni dan Film
Berisi materi pokok berupa keterampilan menjadi pegiat, pekerja, dan pengabdi seni
dan film sesuai bidang masing-masing Krida Bina Seni dan Film memberikan bekal
hidup mandiri dalam bidang kesenian (kriya, tari, musik, rupa, teater, lagu, film)

141

sehingga dapat menjadi pegiat, pekerja, dan pengabdi kesenian sesuai bidang seni
masing-masing
f. Krida Bina Nilai Budaya
Berisi materi pokok berupa keterampilan dalam bidang permainan tradisional, cerita
rakyat, makanan tradisional, tradisi musyawarah. Krida Bina Nilai Budaya
memberikan bekal hidup mandiri dalam bidang nilai budaya, sehingga menjadi
narasumber tradisi dan kepercayaan, pelestari, pencipta, dan pengelola nilai budaya
(tradisi dan kepercayaan).
g. Krida Bina Cagar Budaya dan Museum
Budaya dan Museum, berisi materi pokok dalam bidang pelestari cagar budaya dan
museum. Krida Bina Cagar Budaya dan Museum memberikan bekal hidup mandiri
dalam bidang nilai budaya, sehingga menjadi penggiat pemeliharaan peninggalan
sejarah cagar budaya dan museum

Sumber : https://pramukaswbb.blogspot.com/2017/03/mengenal-krida-krida-dalam-
saka-widya.html
k. Saka Kalpataru
Satuan Karya (Saka) Kalpataru adalah wadah pendidikan dan latihan bagi anggota

Gerakan Pramuka untuk meningkatkan dan pengetahuan khusunya keterampilan dalam
bidang cinta lingkungan hidup. Saka Bhayangkara memiliki tiga Krida, yaitu :
a. Krida 3K Reuse, Reduce, Recycle (3 SKK)

1) SKK Komposting,
2) SKK Daur Ulang, dan
3) SKK Bank Sampah
b. Krida Perubahan Iklim (3 SKK)
1) SKK Konservasi dan Hemat Air.

142

2) SKK Hemat Energi Listrik.
3) SKK Transportasi Hijau
c. Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati (3 SKK)
1) SKK Pelestari Sumberdaya Genetik,
2) SKK Pelestari Ekosistem, dan
3) SKK Jasa Lingkungan
12. Pengelolaan dan Kegiatan Operasional Saka
a. Pengelolaan Operasional Saka
1) Dewan Saka, Pamong Saka, dan Instruktur Saka adalah Pengelola Operasional Saka.
2) Kegiatan-Kegiatan operasioal Saka dilaksanakan dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan danMetode Kepramukaan.
3) Kegiatan-kegiatan operasional Saka adalah oleh dan untuk anggota Saka atas
tanggungjawabDewan Saka, Pamong Saka dan Instruktur Saka.
4) Kegiatan-kegiatan operasional Saka putra dan putri dapat dilakukan bersama dengan
mentaatiPrinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
5) Dalam kegiatan-kegiatan operasional Saka diterapkan:
a) belajar sambil mengerjakan (learning by doing)
b) belajar untuk memperoleh penghasilan (learning to earn)
c) penghasilan untuk hidup (earning to live)
d) hidup untuk mengabdi (living to serve)
b. Kegiatan Operasional Saka terdiri dari pertemuan-pertemuan:
1) Rutin Berkala (RB):
1) Pertemuan berkala setiap bulan 2 kali atau ditentukan oleh sidang Dewan Saka.
2) Pertemuan ini bersifat latihan seperti pertemuan Ambalan/Racana.
3) Pertemuan berpusat dalam Krida dengan program/acara yang spesifik Krida.
4) Pemantapan/pendalaman/improvisasi ketrampilan teknik.
2) Praktek Kerja Lapangan (PKL)
a) Anggota Krida secara perorangan atau satuan Krida melakukan

praktek kerja nyata di instansi/atau organisasi baik pemerintah
maupun swasta dalam bidang yang sesuai dengan spesialisasi Krida.
b) Hasil PKL dibahas dalam Krida kemudian dalam forum Saka.
3) Bina Potensi Diri (BPD)
a) Pengembaraan secara perorangan atau satuan Krida/Saka dengan
acara antara lain ekspedisi, penelitian, pengamatan, pengumpulan

143


Click to View FlipBook Version