E-COMMERCE
E-COMMERCE
E-Commerce Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Neny Rosmawarni, S.Kom., M.Kom., Dr. Fauziah, S.Kom, MMSI., Muhammad Baitur Ridwan, S.Kom., M.Kom., Amaliah Khairunissa, S.Tr.Log., M.M., Yunita Fauzia Achmad, S.Kom., M.Kom., Herly Nurrhmi, S.Si,M.Kom., Ari Wibowo, S.E., M.Sc., Budi Harto, S.E., M.M., PIA., CBPA., M Arief Rahman, S.E., M.M., Dr. Indri Ariyanti, S.E., M.Si., Siti Madinah, S.Kom., M.Kom Editor: Inggrid Yanuar Risca Pratiwi, S.S.T., M.Tr.T. ISBN: 978-623-88989-5-4 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Maret 2024 x + 175, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v Kata Pengantar alo, selamat datang di buku E-Commerce! Saya senang bisa berbagi pengetahuan dan wawasan tentang dunia perdagangan elektronik yang semakin berkembang pesat. Di era digital ini, E-Commerce telah menjadi kekuatan utama dalam mengubah cara kita berbelanja dan berbisnis. Dalam buku ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek menarik seputar E-Commerce, mulai dari konsep dasar hingga strategi yang lebih kompleks. Kita akan membahas tentang platform E-Commerce yang populer, strategi pemasaran online yang efektif, pentingnya logistik yang efisien, serta perhatian yang harus kita berikan pada keamanan transaksi. Selain itu, kita juga akan melihat contoh kasus nyata dan pelajaran berharga dari para pemimpin industri E-Commerce. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penulisan buku ini. Tim penulis telah bekerja keras untuk mengumpulkan informasi terkini dan relevan, dan saya juga berterima kasih kepada para ahli dan praktisi E-Commerce yang telah membagikan pengalaman dan wawasan yang berharga. Saya berharap buku ini akan menjadi panduan yang bermanfaat bagi Anda dalam memahami dan menerapkan ECommerce dalam bisnis Anda. Saya berharap buku ini memberikan inspirasi dan pengetahuan praktis untuk H
vi mengoptimalkan potensi digital dan meraih kesuksesan dalam perdagangan elektronik. Selamat menikmati pembacaan dan mengeksplorasi dunia menarik E-Commerce ini! Terima kasih.
vii Daftar Isi Kata Pengantar ...................................................................... v Daftar Isi ............................................................................ vii BAB 1 PENDAHULUAN E-COMMERCE .............................................. 1 A. Definisi dan Ruang Lingkup .............................................3 B. Perkembangan Sejarah E-commerce.................................6 C. Tren Global E-commerce..................................................9 D. Manfaat dan Tantangan E-commerce .............................. 11 BAB 2 MODEL BISNIS E-COMMERCE .............................................. 15 BAB 3 KEAMANAN DALAM E-COMMERCE ...................................... 25 A. Proses Pertukaran Data Dalam E-Commerce.................... 25 B. Macam Serangan Keamanan Dalam E-Commerce ............ 26 C. Pencegahan Serangan Siber Pada E-Commerce................ 33
viii BAB 4 LOGISTIK DAN PENGIRIMAN DALAM E-COMMERCE ............. 38 A. Model Logistik pada e-commerce....................................41 B. Komponen nilai logistik e-commerce ..............................42 C. Strategi logistik dalam e-commerce.................................44 D. Logistik hijau dalam e-commerce....................................46 BAB 5 PEMASARAN DAN PROMOSI E-COMMERCE ........................... 49 A. Pemasaran E-Commerce ................................................49 B. Promosi E-Commerce ....................................................56 BAB 6 TANTANGAN DAN RESIKO E-COMMERCE ............................. 58 A. Resiko E-Commerce.......................................................62 BAB 7 REGULASI DAN KEPATUHAN E-COMMERCE ......................... 67 B. Regulasi E-Commerce ....................................................68 C. Kerangka Regulasi E-Commerce .....................................72 D. Tantangan Implementasi Regulasi ..................................77 E. Strategi Kepatuhan E-Commerce.....................................82
ix F. Rekomendasi untuk Peningkatan Regulasi....................... 87 BAB 8 INTERNASIONALISASI DAN GLOBALISASI E-COMMERCE ....... 93 A. Sejarah dan Evolusi E-Commerce.................................... 95 B. Faktor Pendorong Internasionalisasi E-Commerce........... 99 C. Strategi Internasionalisasi untuk E-Commerce............... 101 D. Peran Teknologi dalam Internasionalisasi E-Commerce . 105 E. Masa Depan E-Commerce: Tren dan Prediksi................. 109 BAB 9 PERKEMBANGAN MASA DEPAN E-COMMERCE .................... 113 A. Penggunaan Teknologi Baru dalam E-commerce............ 113 B. Peningkatan Pengalaman Pengguna (User Experience) .. 115 C. Ekspansi Global dan Cross-Border E-commerce ............. 117 D. Keberlanjutan dan E-commerce Hijau (Green E-commerce) .................................................................................. 118 E. Peningkatan Keamanan Transaksi Online...................... 120 F. Regulasi E-commerce .................................................. 121
x BAB 10 AKUNTABILITAS E-COMMERCE .......................................... 124 A. Akuntabilitas dalam Konteks E-commerce..................... 124 B. Peran Platform E-commerce......................................... 126 C. Penerapan Akuntabilitas dalam E-commerce ................. 128 D. Akuntabilitas dalam E-Commerce ................................. 129 BAB 11 ANALISIS DATA DAN BIG DATA DALAM E-COMMERCE ......... 131 A. Analisis Data dalam E-commerce .................................. 131 B. Big Data dalam E-commerce......................................... 139 Daftar Pustaka ................................................................... 148 Tentang Penulis ................................................................. 170
1 E-COMMERCE, atau perdagangan elektronik, telah menjadi pilar utama dalam transformasi digital bisnis pada era kontemporer. Perkembangan teknologi informasi dan internet telah membawa perubahan mendasar dalam cara kita berbelanja, bertransaksi, dan berinteraksi secara ekonomi. Di era kontemporer yang penuh dengan inovasi teknologi informasi dan internet, E-commerce, atau perdagangan elektronik, telah muncul sebagai pilar utama dalam transformasi digital bisnis. Fenomena ini tidak hanya menciptakan perubahan sejauh dalam cara kita berbelanja, bertransaksi, dan berinteraksi 1 PENDAHULUAN E-COMMERCE
2 secara ekonomi, tetapi juga merombak fundamental struktur bisnis global. 1. Era Kontemporer dan Transformasi Digital Era kontemporer ditandai oleh percepatan perkembangan teknologi, terutama di bidang informasi dan internet. Transformasi digital menjadi imperatif, dan bisnis harus memanfaatkan peluang ini untuk tetap relevan dan bersaing. 2. Pilar Utama: E-commerce E-commerce muncul sebagai pilar utama dalam transformasi ini. Dengan memanfaatkan teknologi digital, perdagangan elektronik memungkinkan pelanggan untuk melakukan pembelian dan transaksi secara daring, menghilangkan keterbatasan geografis dan meningkatkan efisiensi proses bisnis. 3. Perubahan Mendasar dalam Cara Berbelanja Seiring dengan pertumbuhan e-commerce, cara kita berbelanja mengalami perubahan mendasar. Konsumen tidak lagi terbatas pada batasan waktu atau lokasi untuk mendapatkan produk atau layanan yang mereka inginkan. Melalui platform e-commerce, pembeli dapat dengan mudah menjelajahi berbagai pilihan produk, membaca ulasan, dan membuat keputusan pembelian dengan cepat. 4. Transformasi dalam Bertransaksi E-commerce juga mengubah cara transaksi dilakukan. Pembayaran elektronik, gateway pembayaran online, dan sistem otentikasi aman menjadi bagian integral dari proses transaksi, memberikan keamanan dan kenyamanan tambahan bagi konsumen dan pedagang.
3 5. Interaksi Ekonomi yang Diperluas Tak hanya sekadar transaksi, e-commerce memperluas interaksi ekonomi. Hubungan antara konsumen, produsen, dan penyalur menjadi lebih terhubung dan transparan melalui platform digital. Ini menciptakan ekosistem bisnis yang dinamis dan memungkinkan adopsi strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran. 6. Pentingnya Adaptasi Bisnis Bisnis yang berhasil di era kontemporer adalah yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. Ecommerce bukan lagi sekadar tambahan pada model bisnis tradisional, melainkan keharusan untuk memenuhi tuntutan pasar yang terus berkembang. Sejalan dengan perubahan ini, penelitian lebih lanjut tentang e-commerce menjadi esensial untuk memahami implikasi, trend, dan strategi yang dapat membentuk masa depan bisnis di era digital ini. Dengan demikian, bab ini akan menguraikan lebih lanjut peran krusial e-commerce dalam mengarahkan arus perubahan dalam ekosistem bisnis kontemporer. A. Definisi dan Ruang Lingkup E-commerce mencakup berbagai model bisnis, seperti B2C (Business to Consumer), B2B (Business to Business), C2C (Consumer to Consumer), dan lainnya. Penetrasi e-commerce dalam berbagai sektor ekonomi menciptakan ekosistem yang dinamis dan kompleks.
4 Definisi E-commerce: E-commerce, singkatan dari perdagangan elektronik, adalah suatu bentuk perdagangan yang melibatkan pembelian dan penjualan barang atau jasa melalui internet atau platform elektronik lainnya. Dalam konteks ini, transaksi dilakukan secara elektronik, tanpa kehadiran fisik pembeli dan penjual di lokasi yang sama. Ruang Lingkup E-commerce: 1. B2C (Business to Consumer): Model ini melibatkan transaksi antara bisnis dan konsumen akhir. Contohnya adalah ketika seorang konsumen membeli produk atau layanan dari toko online seperti Amazon atau Zalora. 2. B2B (Business to Business): E-commerce B2B melibatkan transaksi antara dua bisnis. Ini dapat mencakup pembelian dalam jumlah besar, seperti antara produsen dan distributor. Platform seperti Alibaba menjadi sarana penting dalam perdagangan B2B. 3. C2C (Consumer to Consumer): Pada model ini, konsumen menjual barang atau layanan secara langsung kepada konsumen lainnya. Contohnya adalah platform lelang online seperti eBay atau situs-situs jual-beli preloved seperti OLX. 4. Lainnya (seperti B2G, G2C, dll.): E-commerce juga mencakup model-model lainnya, seperti B2G (Business to Government), G2C (Government
5 to Consumer), dan sebagainya, tergantung pada konteks dan jenis transaksi yang dilibatkan. Penetrasi E-commerce dalam Berbagai Sektor Ekonomi: 1. Retail: E-commerce telah mengubah cara konsumen berbelanja, dengan peningkatan signifikan dalam penjualan online di sektor ritel. Toko-toko online menjadi alternatif yang populer untuk berbelanja konvensional. 2. Manufaktur dan Distribusi: Model B2B membantu produsen dan distributor untuk menjalankan operasi bisnis mereka secara efisien dan menjangkau pasar global dengan lebih mudah. 3. Jasa dan Hiburan: Penyedia jasa, seperti perusahaan perjalanan, penyedia layanan streaming, dan penyedia konten online, semakin mengandalkan e-commerce untuk menjangkau dan melayani pelanggan mereka. 4. Kesehatan dan Farmasi: E-commerce dalam sektor kesehatan dan farmasi memungkinkan pembelian obat, peralatan medis, dan konsultasi kesehatan online. 5. Pendidikan: Penjualan buku, kursus online, dan layanan pendidikan lainnya semakin berkembang melalui platform e-commerce. Dinamika Ekosistem yang Dinamis dan Kompleks:
6 Penetrasi e-commerce tidak hanya membentuk cara transaksi, tetapi juga menciptakan ekosistem bisnis yang dinamis dan kompleks. Interaksi antara pelaku ekonomi, inovasi teknologi, dan respons pasar bersama-sama menciptakan lanskap yang terus berubah. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap berbagai model bisnis dan ruang lingkup e-commerce, kita dapat menggali lebih dalam dampaknya dalam transformasi cara kita berdagang dan berinteraksi secara ekonomi di era digital ini. B. Perkembangan Sejarah E-commerce Sejak munculnya konsep e-commerce pada tahun 1970- an hingga era modern saat ini, melacak evolusi ini memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi dan tren konsumen berkontribusi terhadap perkembangan industri ini. Perkembangan Sejarah E-commerce: Dari Konsep Awal hingga Era Modern 1. 1970-an - Munculnya Konsep E-commerce: Era 1970-an ditandai dengan munculnya konsep awal perdagangan elektronik. Michael Aldrich, seorang peneliti Inggris, dianggap sebagai perintis e-commerce karena mengembangkan sistem pertama yang memungkinkan transaksi bisnis melalui sistem komputer. 2. 1980-an - Penggunaan Kartu Kredit dan Telepon: Dalam dekade ini, penggunaan kartu kredit secara luas diadopsi, mempermudah transaksi online. Sistem
7 telepon juga digunakan untuk memesan barang atau layanan dengan bantuan operator manusia. 3. 1990-an - Munculnya World Wide Web (WWW): Kemunculan World Wide Web oleh Tim Berners-Lee pada tahun 1991 membawa revolusi signifikan dalam ecommerce. Bisnis mulai membuka toko online mereka sendiri, dan Amazon didirikan pada tahun 1994 sebagai toko buku online pertama. 4. Akhir 1990-an - Dot-com Boom: Dot-com boom menyaksikan pertumbuhan pesat perusahaan e-commerce. Perusahaan seperti eBay (1995) dan Alibaba (1999) muncul, memberikan platform untuk perdagangan konsumen ke konsumen dan bisnis ke bisnis secara global. 5. 2000-an - Konsolidasi dan Kejatuhan Dot-com: Meskipun berkembang pesat, banyak perusahaan dot-com mengalami kegagalan pada awal 2000-an. Namun, pemain utama seperti Amazon dan eBay berhasil bertahan dan tumbuh lebih kuat. 6. 2010-an - Masa Keemasan E-commerce: Masa ini ditandai dengan pertumbuhan pesat ecommerce, didorong oleh meningkatnya konektivitas internet, perangkat mobile, dan peningkatan kepercayaan konsumen terhadap pembelian online. Munculnya layanan pengiriman cepat dan program keanggotaan juga menjadi tren dominan.
8 7. Era Modern - Inovasi dan Integrasi: Era modern menyaksikan terobosan teknologi seperti kecerdasan buatan, analitik data canggih, dan teknologi blockchain yang memengaruhi cara ecommerce dijalankan. Integrasi platform dan pengalaman pelanggan yang semakin personal menjadi fokus utama perusahaan e-commerce. 8. Pandemi COVID-19 - Akselerasi Digitalisasi: Pandemi COVID-19 pada tahun 2020 mempercepat transformasi digital dan e-commerce. Pembelian online meningkat pesat karena pembatasan fisik dan perubahan perilaku konsumen yang mendukung bisnis online. Tren Konsumen dan Teknologi: Seiring perkembangan sejarah e-commerce, tren konsumen dan inovasi teknologi secara bersamaan membentuk industri ini. Perubahan perilaku konsumen, seperti preferensi pembelian melalui perangkat mobile dan harapan akan pengalaman pembelian yang mulus, terus mendorong inovasi dalam e-commerce. Melacak perkembangan sejarah e-commerce memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana industri ini tumbuh dan beradaptasi seiring waktu, mencerminkan perubahan dalam teknologi dan pola pikir konsumen. Dalam konteks ini, e-commerce telah menjadi motor penggerak revolusi digital di dunia perdagangan.
9 C. Tren Global E-commerce Analisis terhadap tren global e-commerce menyoroti perubahan perilaku konsumen, inovasi teknologi, dan dinamika pasar global yang memengaruhi pertumbuhan dan arah perkembangan e-commerce. Tren Global E-commerce: Memahami Perubahan Perilaku Konsumen, Inovasi Teknologi, dan Dinamika Pasar 1. Peningkatan Mobile Commerce (M-commerce): Meningkatnya penetrasi perangkat mobile telah menjadi salah satu faktor pendorong utama pertumbuhan e-commerce. Konsumen cenderung melakukan pembelian melalui aplikasi mobile dan situs seluler, mendorong perusahaan e-commerce untuk fokus pada pengalaman pengguna yang dioptimalkan untuk perangkat mobile. 2. Penggunaan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dan Analitik Data: Integrasi kecerdasan buatan dan analitik data memungkinkan personalisasi yang lebih baik dalam pengalaman pelanggan. Sistem rekomendasi yang ditenagai oleh AI membantu meningkatkan relevansi produk, sementara analitik data memberikan wawasan mendalam tentang perilaku konsumen. 3. Peningkatan Penggunaan Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR): E-commerce mengadopsi AR dan VR untuk meningkatkan pengalaman belanja online. Misalnya, konsumen dapat "mencoba" pakaian atau melihat produk di dalam
10 rumah mereka melalui teknologi ini, memberikan nuansa belanja yang lebih nyata. 4. Globalisasi Perdagangan E-commerce: E-commerce telah membuka pasar global bagi bisnis kecil dan besar. Platform seperti Alibaba dan Amazon memungkinkan penjual untuk menjangkau konsumen di seluruh dunia, menciptakan dinamika pasar global yang lebih kompleks dan kompetitif. 5. Pentingnya Pengiriman Cepat dan Fleksibel: Konsumen semakin mengharapkan pengiriman yang cepat dan fleksibel. Layanan seperti pengiriman satu hari atau bahkan pengiriman pada hari yang sama menjadi standar, memotivasi perusahaan e-commerce untuk terus meningkatkan infrastruktur logistik mereka. 6. Keamanan dan Privasi: Keamanan transaksi online dan privasi data konsumen menjadi fokus utama. Konsumen semakin memperhatikan keamanan informasi pribadi mereka, dan perusahaan e-commerce harus aktif dalam menjaga dan meningkatkan keamanan platform mereka. 7. Pengembangan Model Bisnis Berlangganan dan Keanggotaan: Model bisnis berlangganan dan keanggotaan semakin populer. Pelanggan membayar biaya tetap untuk mendapatkan akses eksklusif, diskon khusus, atau layanan prioritas, menciptakan hubungan jangka panjang dengan merek.
11 8. Penggabungan E-commerce dan Penjualan Langsung ke Konsumen (DTC): Banyak merek memilih menjalankan model penjualan langsung ke konsumen untuk memotong perantara dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan. Ini memberikan kontrol lebih besar terhadap merek atas pengalaman pelanggan mereka. 9. Dampak Pandemi COVID-19: Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi ecommerce dengan mendorong konsumen untuk beralih ke pembelian online. Perusahaan e-commerce yang responsif dan mampu menyediakan layanan tanpa sentuhan menjadi sangat relevan selama periode ini. 10. Pentingnya Keberlanjutan dan Etika Bisnis: Konsumen semakin peduli terhadap keberlanjutan dan etika bisnis. Perusahaan e-commerce yang mengintegrasikan praktik berkelanjutan dan etika dalam operasional mereka dapat mendapatkan kepercayaan dan dukungan konsumen. Analisis terhadap tren global e-commerce mencerminkan perubahan dinamis dalam cara orang berbelanja dan berinteraksi dengan merek. Perusahaan e-commerce yang berhasil adalah yang mampu mengikuti dan beradaptasi dengan tren ini, memastikan pengalaman pelanggan yang memuaskan dan inovasi berkelanjutan dalam bisnis mereka. D. Manfaat dan Tantangan E-commerce E-commerce membawa sejumlah manfaat, seperti kemudahan akses, efisiensi bisnis, dan globalisasi. Namun,
12 tantangan seperti keamanan transaksi, privasi, dan persaingan yang semakin ketat juga menjadi fokus utama. Manfaat E-commerce: 1. Kemudahan Akses dan Ketersediaan 24/7: E-commerce memungkinkan konsumen untuk mengakses toko dan melakukan pembelian kapan saja, tanpa terbatas oleh batasan waktu dan lokasi geografis. Ini memberikan fleksibilitas yang tinggi kepada konsumen. 2. Efisiensi Bisnis: Proses bisnis menjadi lebih efisien melalui ecommerce. Penjualan, pembayaran, dan pengiriman dapat diotomatisasi, mengurangi biaya operasional dan waktu yang diperlukan untuk menjalankan transaksi. 3. Globalisasi dan Jangkauan Pasar yang Luas: E-commerce memungkinkan bisnis untuk menjangkau pasar global tanpa batasan fisik. Ini memberikan peluang untuk pertumbuhan bisnis dan ekspansi ke wilayah yang mungkin sulit diakses dengan model bisnis konvensional. 4. Personalisasi Pengalaman Pelanggan: Melalui analitik data dan kecerdasan buatan, ecommerce dapat memberikan pengalaman yang lebih personal dan relevan kepada pelanggan. Sistem rekomendasi dan penyesuaian dapat membimbing konsumen menuju produk yang sesuai dengan preferensi mereka.
13 5. Peningkatan Efisiensi Pasokan dan Inventaris: Integrasi teknologi e-commerce dengan rantai pasokan dapat mengoptimalkan manajemen inventaris dan pasokan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk merespons dengan cepat terhadap permintaan dan menghindari kelebihan atau kekurangan stok. 6. Biaya Operasional yang Lebih Rendah: Tanpa kebutuhan untuk gerai fisik atau staf penjualan yang besar, e-commerce dapat mengurangi biaya operasional secara signifikan, terutama bagi bisnis kecil dan menengah. Tantangan E-commerce: 1. Keamanan Transaksi dan Data: Keamanan menjadi salah satu tantangan utama ecommerce. Ancaman pencurian data dan transaksi ilegal membuat pentingnya investasi dalam sistem keamanan yang kuat dan pemahaman yang baik tentang praktik keamanan bagi pelaku e-commerce. 2. Masalah Privasi: Pelanggan semakin peduli terhadap privasi mereka dalam lingkungan digital. Bisnis e-commerce harus memastikan bahwa mereka mematuhi regulasi privasi dan memberikan transparansi tentang penggunaan data pelanggan. 3. Persaingan yang Semakin Ketat: Tingginya daya tarik e-commerce mengakibatkan persaingan yang semakin ketat. Bisnis harus dapat
14 membedakan diri mereka, baik melalui pelayanan pelanggan yang unggul, pengalaman pengguna yang inovatif, atau penawaran produk yang unik. 4. Kompleksitas Logistik dan Pengiriman: Pengiriman cepat dan andal menjadi tantangan logistik yang signifikan. Bisnis harus mencari cara untuk memenuhi ekspektasi pengiriman pelanggan tanpa meningkatkan biaya operasional secara berlebihan. 5. Ketergantungan pada Teknologi: Meskipun teknologi merupakan kekuatan utama ecommerce, ketergantungan yang tinggi pada teknologi juga dapat menjadi tantangan. Kegagalan sistem, serangan siber, atau masalah teknis lainnya dapat mengganggu operasional dan kepercayaan pelanggan. 6. Respon Terhadap Perubahan Pasar: Tren konsumen dan perubahan dalam pasar dapat terjadi dengan cepat. Bisnis e-commerce yang sukses harus dapat merespons perubahan ini dengan fleksibilitas dan inovasi. Dengan memahami manfaat dan tantangan e-commerce, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memaksimalkan keuntungan dari platform ini sambil mengelola risiko yang terkait.
15 TENTUNYA kalian telah mempelajari materi bab I ya berkaitan dengan Pendahuluan E-Commerce, namun pada Bab ini membahas Model Bisnis E-Commerce. Hadirnya teknologi digital sangat membantu pelaku bisnis dan konsumen sehingga dapat terjadi interaksi secara virtual melalui sebuah platform aplikasi berbasis E-Commerce,membuka peluang untuk memasarkan produk, jual-beli secara online tanpa perlu adanya toko secara fisik, hal inipun memerlukan pengetahun berkaitan dengan teknologi baik sebagai penjual maupun sebagai pembeli. Pada ECommerce tentunya memiliki kegiatan yang beragam, untuk 2 MODEL BISNIS E-COMMERCE
16 membedakan antara model bisnis yang ada pada E-Commerce, maka pada bab ini membahas tentang tipe dari model ECommerce. Model E-Commerce yang umum digunakan antara lain: 1. Model Business to Business (B2B), merupakan model bisnis pada E-Commerce yang dilakukan secara virtual oleh dua atau lebih pelaku bisnis/perusahaan (sebagai penjual dan pembeli) dan dilakukan secara rutin, dalam jangka waktu yang telah disepakati. Proses transaksi yang terjadi pada B2B biasanya dalam jumlah yang banyak/besar, dengan melakukan kesepakatan antar perusahaan tersebut. Pada transaksi B2B produk/jasa yang digunakan untuk proses transaksi umumnya mendukung kegiatan yang ada pada operasional perusahaan seperti: pendukung jasa professional, bahan baku, suku cadang, peralatan pendung dan lainnya. Intinya model B2B merupakan salah satu model bisnis yang ada pada perusahaan dan fokus pada penyediaan layanan/jasa maupun produk untuk perusahaan lain dan tidak digunakan untuk konsumen secara private/individual. Karakteristik dari B2B antara lain adalah : a. Umumnya dilakukan antar perusahaan, dimana proses pertukaran informasi dilakukan antar pelaku bisnis berdasarkan kepercayaan dan kebutuhan dari keduanya sesuai dengan perjanjian yang dilakukan b. Kegiatan B2B tidak berkaitan dengan konsumen akhir sebagai pengguna namun pada pelaku usaha, misalnya UMKM, pelaku bisnis, dan lainnya misalnya saja pada perusahaan yang menyediakan bahan-bahan untuk proses manufaktur produk c. Relasi yang dilakukan antar perusahaan sudah terjalin lama dan memiliki kesepakatan Bersama. Proses relasi
17 yang dilakukan antar perusahaan baik sebagai penjual maupun pembeli telah memahami selera dan kebutuhan perusahaan, sehingga informasi dan komunikasi yang ada terus berjalan sesuai dengan kebutuhan masingmasing baik penjual maupun pembeli. d. Target pada B2B adalah para pelaku binis, bukan untuk konsumen akhir. Umumnya B2B memberikan penawaran berupa bahan mentah sebagai produk yang dijualnya, dapat juga berupa suku cadang, bahan pangan dan lain yang dijual dalam jumlah yang besar/banyak. e. Harga Grosir, pada B2B umumnya harga yang digunakan berbeda dengan B2C yaitu harga grosir karena produk yang dijual/ditawarkan dalam jumlah banyak dan dari produsen langsung. f. Terjadinya hubungan bisnis yang berkelanjutan antara penjual dengan pembeli, karena berbeda dengan model bisnis lain, karena model ini membutuhkan pasokan/suplay barang/jasa yang secara berlanjut sesuai dengan kesepakatan bisnis secara stabil dari mitra yang digunakan untuk melakukan kegiatan bisnis. g. Terjadinya negosiasi yang sesuai antar pelaku bisnis, karena antara pelaku bisnis mendapatkan keuntungan yang optimal dari kegiatan bisnis yang dilakukannya. Gambar 1 Model Business to Business Sumber gambar : radarmagelang.jawapos.com
18 Pada gambar 1, merupakan model bisnis dari B2B dengan beberapa komponen yang mendukung kegiatan yang ada pada proses transaksi yang terjadi. Contoh B2B antara lain adalah : 1. Perusahaan distributor, merupakan perusahaan yang menjual produk dari produsen ke perusahaan lain 2. Pemasok Bahan Baku, yang umumnya menjual bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk-dari perusahaan yang ada 3. Perusahaan Jasa professional, misalnya jasa akuntansi bagi perusahaan, jasa konsultan bagi perusahaan Semua proses yang terjadi dilakukan secara online/virtual Kelebihan dari Model Bisnis B2B antara lain adalah : a. Terjadinya proses yang dilakukan antar pelaku bisnis/ perusahaan secara stabil dan berjalan terus dari waktu ke waktu b. Adanya Loyalitas antar pelaku bisnis, yaitu tertuang pada kontrak awal yang dilakukan, dimana pelaku bisnis memiliki kesepakatan perencanaan anggaran, pendapatan yang akan dihasilkan antar pelaku bisnis. c. Kekurangan dari model bisnis B2B adalah : d. Pelanggan yang ada umumnya lbh sedikit dsbanding B2C, karena produk yang dipasarkan lebih banyak e. Karena pesanan bisnis yang dilakukan lebih besar dan hubungannya jangka Panjang, maka waktu yang dibutuhkan lebih lama. 2. Model bisnis Business to Consumer (B2C), merupakan model bisnis yang dilakukan antar pelaku bisnis dengan konsumen secara langung secara online dan berguna untu memenuhi setiap kebutuhan konsumen
19 Gambar 2 Model Business to Consumer Sumber gambar : https://bithourproduction.com Karakteristik model bisnis B2C adalah : a. Pada model ini penjualan/pembelian terbuka bagi siapa saja dan tidak terbatas, setiap informasi yang ada pada produk yang akan dibeli oleh konsumen terbuka secara luas b. Transaksi yang dilakukan lebih sederhana, berbeda dengan model bisnis dari B2B, harus melakukan kontrak dengan format tertentu. Proses transaksi yang dilakukan tidak harus terjalin secara continue/terus menerus dan tidak berdasarkan relasi/hubungan yang terjalin lama antar penjual dan pembeli c. Model bisnis B2C menyediakan berbagai macam produk/jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen secara umum/masya-rakat sekalu konsumen (on Demand) d. Karena beragamnya kebutuhan konsumen maka secara tidak langsung adanya persaingan yang tinggi antar penjual, yaitu dengan menyediakan produk yang sama, maka secara tidak langsung akan muncul persaingan
20 yang tinggi antar konsumen, karena senantiasa berkaitan dengan kebutuhan barang-barang/produk konsumen (terjadinya persaingan yang tinggi antar penjual), dengan memasang harga yang bersaing antar penjual yang satu dengan yang lainnya. Tipe-tipe dari B2C antara lain adalah (dapat dilakukan baik secara online maupun offline). a. Penjualan produk yang ada secara langsung melalui layanan online dengan menjual produk-produk secara langsung kepada konsumen/pelanggan yang membutuhkannya dan mendapatkan keuntungan lebih besar/ banyak dengan menjualnya secara langsung melalui internet/secara online. b. Menggunakan iklan berbasis online dengan tujuan untuk meningkatkan minat pembeli. c. Berdasrkan komunitas seauai dengan hobi, minat dan ketertarikan yang sama dan mendapatkan informasi berdasarkan produk-produk yang diinginkan konsumen. d. Kelebihan dan kekurangan B2C Kelebihan B2C adalah : a. Informasi dan komunikasi dapat dilakukan secara langsung dari pelanggan kepada penjual melalui komunikasi chat misalnya ketika konsumen melakukan transaksi dan menanyakan apakah produknya tersedia atau tidak, seperti tampilan chat berikut ini (Komunikasi dan informasi yang terjadi)
21 b. Dengan adanya B2C secara online melalui website, maka konsumen yang mengingikan produk, maka pemasaran lebih luas Kekurangan dari B2C adalah : a. Model bisnis B2C sangat bergantung kepada konsumen yang membeli produk b. Produk yang dijual harus lebih beragam karena disesuaikan dengan kebutuhan konsumen Strategi yang dilakukan pada model bisnis B2C antara lain adalah: a. Memahami jenis konsumen dengan baik, yaitu dengan cara mempelajari apa yang dibutuhkan oleh konsumen, meberikan layanan yang lebih baik dan tepat b. Melakukan pemasaran secara online melalui media social iklan online yang dapat memudahkan konsumen Merupakan contoh komunikasi dan informasi antar penjual dan pembeli(informasi dan komunikasi terjadi secara langsung melalui online)
22 mendapat-kan produk, karena konsumen tiap harinya selama 24 jam pasti membuka internet, karena dengan iklan secara visual akan menarik perhatian konsumen untuk memahami informasi apa saja yang ada pada produk tertentu. c. Adanya rekomendasi, ulasan positif dari konsumen, memberikan rating, testimoni serta melayani komplen konsumen secara jelas prosedurnya dan jika ada kesalahan dapat melakukan proses pengembalian karena akan menjadikan konsumen loyal dan satisfaction serta menjaga reputasi penjual dan secara tidak langsung kepercayaan konsumen akan tumbuh. Contoh model bisnis B2C secara online adalah situ2x E Commerce yang menyediakan hampir semua kebutuhan konsumen sehari-hari, diantaranya adalah : a. Retail online (Lazada, Shopee, tokopedia dan lainnya yang menyediakan berbagai macam produk sesuai dengan kebutuhan konsumen dan proses transaksi dapat dilakukan secara online) b. Bisnis makanan online melalui Gofood, Grabfood dan bisnis online makanan lainnya yang dapat dipesan baik menggunakan aplikasi mobile, web mobile maupun melalui website yang penjual miliki c. Aplikasi perjalanan, wisata serta transportasi secara online (traveloka, ticket.com, gojek dan lainnya yang menyediakan transportasi, perjalanan konsumen yang dapat dipesan secara online) d. Layanan keuangan digital yang dapat terhubung secara online, yaitu gopay, ovo, dana, flip dan lainnya yang menyediakan layanan transfer, pembayaran transaksi secara online
23 e. Layanan konten hiburan secara online, misalnya youtube, Netflix, Spotify dan layanan konten hiburan lainnya yang dapat konsumen nikmati sesuai dengan pilihan konsumen. 3. Model Bisnis Consumer to Consumer (C2C), merupakan model bisnis yang dilakukan antar konsumen, dimana konsumen dapat menjual produk/jasa kepada konsumen lain, umumnya menggunakan platform e-commerce secara online. Karakteristik dari C2C antara lain adalah : a. Proses transaksi lebih mudah dilakukan, karena terjadi antar konsumen dengan konsumen b. Tidak perlu terjalin hubungan bisnis dalam jangka yang Panjang, karena hanya melibatkan individu masingmasing. Proses transaksi yang terjadi juga hanya satu kali/dua kali saja dan tidak dalam jangka waktu berulang. c. Pemasaran yang dilakukan pada model bisnis sangat penting, yaitu dengan memasarkan produk/jasa yang dijual dan didukung oleh pemanfaatan teknologi sehingga dapat menjangkau konsumen atau pembeli secara luas dan dapat memberikan layanan kepada pembeli. Lebih mudah dan efisien, serta lebih hemat karena dapat melakukan proses negosiasi dengan penjual d. Produk yang dijual lebih beragam, karena transaksi yang dilakukan secara luas. Keuntungan dari C2C antara lain : a. Produk/jasa yang tidak dapat ditemukan di toko konvensional dapat ditemukan pada model bisnis C2C, karena dapat menjangkau secara luas sampai ke daerah-
24 daerah karena pemasarannya memanfaatkan teknologi secara online b. Pelanggan mendapatkan harga yang lebih murah karena proses negosiasi dapat dilakukan, untuk penjual juga biaya operasional lebih murah karena tidak perlu menyewa toko secara konvensional dan tidak harus membayar karyawan. Kekurangan dari C2C antara lain : a. Barang dan jasa perlu diperhatikan kualitasnya b. Model bisnis C2C belum dapat dipastikan konsumen yang menjual produk/jasanya, artinya resiko penipuan relative lebih tinggi c. Karena hanya proses transaksi antar konsumen saja, maka layanan kepada pelanggan umumnya tidak diberikan secara maksimal.
25 A. Proses Pertukaran Data Dalam E-Commerce Penggunaan E-Commerce tidak terlepas dari teknologi HTTP dimana selalu digunakan saat proses berselancar didunia maya melalui web browser. HTTP atau Hyper Text Transfer Protocol, adalah merupakan suatu protokol yang dipakai untuk proses pertukaran data salah satunya yaitu saat pengguna mengakses website pada browser ke server dalam hal ini website E-Commerce. 3 KEAMANAN DALAM E-COMMERCE
26 Jika kita gambarkan dan kiaskan adalah seperti berikut : 1. Cfc_hn Bliqm_l : ‚W_\ m_lp_l ! nifiha eclcge[h ^[h tampilkan halaman web www.penamuda.com‛ 2. W_\ S_lp_l : ‚B_lceon b[f[g[h y[ha ^cgchn[ : . . .‛ [n[o ‚H[f[g[h nc^[e n_lm_^c[ (404)‛ [n[o ‚H[f[g[h nc^[e ^cczche[h ohnoe ^c[em_m (403)‛ Protokol HTTP dibuat untuk mengelola dokumen HTML dan mengirimkannya kepada client, itulah mengapa protokol berikut paling sering dipakai dibandingkan dengan protokol lain. Sehingga secara disadari atau tidak semua browser sudah tentu menggunakan protokol HTTP salah satunya sebagai proses pertukaran data salah satunya dalam ECommerce. Secara default port HTTP ialah 8080 atau 80 meskipun tidak terlihat di browser. B. Macam Serangan Keamanan Dalam E-Commerce Terdapat berbagai macam ancaman dan serangan keamanan siber dalam E-Commerce, Sebagian besar masyarakat di Indonesia khususnya belum sepenuhnya sadar akan bahaya kerugian yang dapat ditimbulkan, berikut adalah beberapa ancaman siber yang dapat dihadapi para pengguna E-Commerce : 1. Phishing Phishing adalah merupakan tindakan yang bersifat mengelabui korban yang mengakibatkan tercurinya data sensitif contohnya seperti data pribadi, data kartu kredit hingga password akun. Dalam menjalankan aksinya, pelaku berpura-pura sebagai pihak terpercaya lalu meminta korban menginformasikan data-data korban.
27 Modus lainnya adalah dengan cara mengirimkan pesan berisi tautan yang mengarah kepada situs yang menyerupai situs resmi perusahaan atau instansi untuk selanjutnya korban akan diminta untuk mengisi datadata informasi pribadi seperti biodata lengkap, nama ibu kandung, nomor kartu ATM dan informasi kartu kredit. Selanjutnya pelaku akan menggunakan data tersebut untuk membobol akun korban. Berikut adalah merupakan langkah yang dapat dilakukan guna menghindari serangan phishing : a. Lakukan hover atau arahkan (tanpa meng-klik) mouse pada tautan yang dicurigai, pastikan mengarah pada website yang benar. Contoh setelah di hover seharusnya muncul penamuda.com tetapi yang muncul adalah penamudafake1.com , jika demikian patut dicurigai tautan tersebut ialah phishing. b. Jangan pernah login pada halaman HTTP, pastikan halaman pada web atau login page adalah HTTPS c. Selalu menandai email yang dicurigai phishing kedalam spam atau junk folder d. Selalu update browser pada semua device untuk memproteksi segala bentuk serangan phishing 2. DDoS Distributed Denial of Service atau DDoS ialah serangan siber dengan cara mengirimkan fake traffic atau request palsu server atau web server secara terus menerus sehingga berakibat server tersebut kewalahan merespon traffic-traffice tersebut dan selanjutnya
28 menyebabkan sistem menjadi tidak dapat diakses atau terjadi downtime. Serangan DDoS secara garis besar targetnya ialah menyerang sistem online seperti website hingga spam email dalam jumlah traffic besar, penggunaan fake traffic dalam jumlah besar mengakibatkan traffic yang asli kesulitan dalam mendapatkan respon dari server, serangan ini juga semakin masif terjadi diberbagai perusahaan hingga ke instansi pemerintahan. 3. Malware Malware (Malicious Ware) merupakan software yang buat untuk melakukan kejahatan pada perangkat, dampaknya data-data akan menjadi korup dan dicuri oleh pelaku kejahatan siber. Modus yang dilakukan biasanya ialah melalui tautan yang kemudian di klik oleh korban melalui berbagai macam media messaging apps maupun email. Terdapat berbagai macam diantaranya ialah sebagai berikut. a. Ransomware Ransomware ialah merupakan serangan siber yang berakhir pada terenkripsinya data korban sehingga tidak dapat diakses oleh pemiliknya, kemudian pelaku meminta tebusan umumnya dalam bentuk crypto currency agar dibayarkan oleh korban. b. Spyware Spyware adalah serangan siber dengan tujuan mendapatkan informasi aktifitas korban pada device yang digunakan tanpa diketahui dan disadari oleh
29 korban. Spyware tidak hanya ada pada komputer PC atau laptop namun juga sudah muncul di device lainnya seperti pada smartphone atau telpon genggam. c. Adware Adware merupakan serangan siber yang melacak aktifitas korban dalam berselancar dan kemudian memunculkan iklan pada korban secara ilegal. Adware juga membuat profil korban termasuk didalamnya informasi pertemanan, histori pembelian online, info perjalanan dan lain sebagainya, informasi tersebut dapat digunakan untuk dijual pada pengiklan tanpa izin dari korban. d. Trojan Trojan merupakan teknik serangan yang diawali user mendownload file dan aktif tanpa harus dieksekusi terlebih dahulu. Trojan dapat bersembunyi didalam games, aplikasi, software patch maupun embedded didalam sebuah attachment yang termasuk kedalam email phishing. e. Worms Worm bekerja dengan cara menyebar melalui jaringan komputer dengan memanfaatkan celah pada sistem operasi di komputer. Tipe malware ini menyebar dengan menggandakan diri dan menginfeksi komputer lain tanpa perlu adanya aksi yang harus dilakukan oleh pengguna. Selanjutnya worm akan membuat sistem menjadi lambat dimana pada saat bersamaan menjadi pencurian data, menghapus file bahkan dapat dilanjut-
30 kan dengan serangan ransomware dengan mengenkripsi data pengguna atau korban kejahatan siber. f. Virus Virus adalah merupakan seperangkat kode yang dapat berbentuk aplikasi yang diserupai seperti tautan atau folder contohnya, sehingga pengguna secara tidak sadar akan mengeksekusinya. Virus itu sendiri tidak akan aktif dan bersemayam dalam bentuk file ataupun tautan di dalam komputer hingga di eksekusi dan kemudian menjadi aktif dan menyebar dengan menggandakan diri. Virus sering digunakan untuk pencurian data pengguna komputer, melancarkan serangan DDoS atau bahkan melancarkan serangan ransomware. g. Keylogger Keylogger merupakan tipe malware yang memonitor aktifitas user yang berujung pada serangan siber berikutnya seperti pencurian data sensitive dan lain sebagainya. Pada dasarnya prinsip keylogger bersifat legal jika digunakan contohnya adalah untuk memonitor aktifitas karyawan pada saat bekerja dan mengontrol aktifitas anak pada gadget. h. Rootkit Root adalah perangkat lunak yang menyerang dengan cara memberikan full akses administratif kepada attacker terhadap komputer korban. Rootkit umumnya disebarkan melalui phishing, attachement email, download dan juga sharing file secara bersama-sama.
31 i. Mobile Malware Sama halnya seperti dektop komputer, ancaman yang dihadapi perangkat mobile termasuk diantaranya trojan, ransomware, malvertising dan lain sebagainya. Metode penyebarannya dapat melalui phishing, download file mencurigakan dan juga untuk handphone yang telah di jailbreak yaitu dimana pengguna dengan sengaja menghilangkan Batasan keamanan yang telah dibuat oleh sistem menjadi semakin rentan untuk diserang. 4. Formjacking Formjacking adalah merupakan serangan siber dengan cara menginjeksi dan menyisipkan script dalam website menggunakan javascript (Norton, 2018). Selanjutnya javascript tersebut mencuri informasi penting dan data sensitif korban melalui form page pada website. Formjacking umumnya didesain untuk mencuri detail kartu kredit dan informasi pembayaran dari pengisian data pada form website yang selanjutnya data akan di kirim pada pelaku saat checkout. Penurunan serangan ransomware beserta turunannya terjadi Sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya penggunaan mobile technology, cloud computing hingga penurunan nilai cryptocurrency sehingga para pelaku kesulitan dan beralih dengan metode formjacking. Untuk dapat melakukan injeksi pelaku biasanya melakukan riset terhadap website yang akan di injeksi. Diantaranya ialah: a. Adanya third-party library code pada website
32 b. Penggunaan jenis Content Management System c. Konfigurasi web server atau software yang digunakan d. E-Commerce software tools yang dipakai e. Tingkat kemudahan kredensial web server yang dapat dibobol 5. Backdoor Backdoor dapat diartikan sebagai kemampuan melewati keamanan sistem pada suatu organisasi, di mana pada sebuah organisasi atau perusahaan terdapat mekanisme, individu, akun atau aplikasi tertentu yang diperbolehkan untuk masuk ke sistem. Attacker selanjutnya akan menggunakan malware untuk menginterupsi hingga mendapatkan akses melalui mekanisme tersebut. Backdoor juga dapat diartikan sebagai mekanisme tersembunyi dari pelaku kejahatan siber untuk menggunakan akses ke sistem tanpa authentikasi. Dalam prakteknya, vendor atau developer biasanya membuat backdor untuk kebutuhan tertentu seperti me-restore password pengguna dan lain sebagainya, developer terkadang menggunakan backdoor selama proses pembuatan aplikasi dan lupa untuk meng-uninstall sehingga sangat rentan diserang dan di sisipi oleh attacker melalui malware.
33 C. Pencegahan Serangan Siber Pada E-Commerce 1. Backup Backup merupakan prinsip dasar mekanisme keamanan yang harus dijalankan dalam semua teknologi terutama dalam dunia e-commerce. Jika terdapat data yang hilang hal ini akan berakibat fatal terutama dari sisi kepercayaan pada semua stake-holder dan tentunya sangat merugikan. Data yang hilang juga dibarengi dengan mengecilnya harapan akan data tersebut dapat kembali. Maka dari itu backup adalah merupakan langkah sederhana yang menjadi sangat bermanfaat dan penting di kemudian hari. Backup dapat di ibaratkan seperti asuransi, organisasi atau perusahaan akan berharap tidak pernah akan menggunakannya namun harus memilikinya. 2. Beralih ke HTTPS HTTPS seperti yang telah dijelaskan sebelumnya ialah merupakan versi yang lebih aman dan secure dari protokol HTTP yang digunakan oleh semua browser untuk berselancar dan berkomunikasi dengan web server. HTTPS menjadi solusi keamanan yang lebih baik bila dibandingkan dengan HTTP, kebanyakan browser dewasa ini memunculkan notifikasi peringatan atau warning yang kemudian berisi informasi dan juga konfirmasi apakah pengguna benar-benar akan melanjutkan berselancar meskipun website yang diakses tidak aman atau insecure. Beberapa jenis browser juga
34 langsung memblok saat pengguna mengkases form pada website yang tidak dilengkapi dengan HTTPS protokol. 3. Penggunaan Sertifikat SSL SSL atau secure socket layer adalah merupakan protokol untuk enkripsi data, dan digunakan sebagai standar saat proses pertukaran data antar client & server terjadi dengan aman (Adobe Communications Team, 2022). SSL merupakan standard kemanan yang diakui dan telah terbukti untuk mengamankan transaksi online termasuk e-commerce. Jika dibandingkan HTTPS adalah merupakan protokol pada browser untuk komunikasi yang lebih aman, maka disisi lain SSL adalah protokol enkripsi yang digunakan oleh HTTPS untuk proses enkripsi data. Apabila suatu web e-commerce tidak terpasang SSL certificate, device lain yang berada dalam jaringan yang sama antara browser dan server akan mempunyai celah untuk mengakses data sensitif. Hacker selanjutnya akan mendapatkan keuntungan berupa informasi yang mudah di dapatkan seperti username, password, nomor kartu kredit dan informasi lainnya. Untuk itu fungsi dari SSL ialah menjadikan data tidak akan dapat terbaca oleh orang yang tidak berhak dan memastikan data sampai ke tujuan yang semestinya dengan mekanisme enkrpsi. 4. Firewall Dengan adanya firewall, maka dapat dilakukan konfigurasi terkait regulasi traffic apa saja yang boleh masuk dan keluar. Dengan server yang terinstall firewall, maka server akan hanya memperbolehkan traffic yang telah dipercaya dan sesuai dengan regulasi yang ada.
35 5. Antivirus Semua perangkat elektronik baik komputer, tablet, handphone, server dan lain sebagainya akan memerlukan sebuah program yang dapat mendeteksi dan memblokir apabila ditemukan malware. Untuk itu diperlukan antivirus yang terinstall di semua device terutama pada komputer server agar deteksi dini dapat dilakukan. 6. Payment Gateway Payment gateway adalah merupakan mekanisme atau layanan yang membantu transaksi online yang terjadi antara pembeli dan penjual. Ketika pelanggan melakukan pembelian maka payment gateway akan mengenkripsi informasi pembelian untuk kemudian dikirimkan ke institusi finansial. Payment gateway bertindak ditengah antara pembeli dan penjual dengan memproses seluruh transaksi secara aman. Saat ini teknologi payment gateway sudah menjadi salah satu yang harus dimiliki e-commerce dan banyak perusahaan yang menyediakan jasa tersebut. 7. Multi-layer Security Multilayer security ialah mekanisme penambahan metode keamanan pada saat akan memasuki sebuah sistem. Apabila layer pertama berhasil di bobol, maka hacker selanjutnya harus membobol layer berikutnya dan seterusnya, Multilayer security menjadikan hacker kesulitan dalam membobol keamanan sistem bila ada lebih dari satu layer.
36 Contohnya ialah Multifactor authentication, yakni ketika pengguna telah berhasil login ke website ecommerce, selanjutnya pengguna di haruskan melakukan verfikasi berupa kode yang telah dikirimkan agar dapat masuk, kode dapat dikirimkan via SMS, email, telegram, whatsapp atau aplikasi authenticator. 8. E-Commerce Security Plugin E-Commerce security plugin menyediakan proteksi keamanan dari berbagai macam serangan seperti bot dan formjacking serta berbagai macam serangan siber lainnya. Beberapa produk security plugin akan dengan secara otomatis melakukan patch atau update secara berkala. Plugin akan bekerja dengan cara menangkal dan mencegah request permintaan berbahaya yang akan masuk ke web server. 9. Edukasi Pengguna dan Staff Celah keamanan sering terjadi bukan dari sisi keamanan pada web server namun pada pengguna ecommerce itu sendiri. Pengguna terkadang mudah dipengaruhi untuk meng-klik link berbahaya atau menggunakan password yang umum dan mudah ditebak. Edukasi pada pengguna e-commerce dapat dilakukan dengan menampilkan informasi pencegahan serangan phishing maupun penggunaan weak password melalui homepage website. Edukasi juga dapat disebarkan melalui SMS maupun aplikasi pesan instant lainnya. Perusahaan e-commerce juga harus mempunyai kebijakan policy yang jelas dan tegas dalam menindak
37 apabila ada kejahatan yang terjadi dilingkungan internal. Saat ada karyawan yang keluar atau mengundurkan diri, maka wajib bagi perusahaan untuk mencabut semua akses pada karyawan tersebut. Selain itu baik bagi pengguna maupun penyedia jasa e-commerce harus selalu waspada dan juga selalu memonitor apabila terjadi transaksi mencurigakan.
38 DALAM beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan belanja online (e-commerce) telah mengalami peningkatan yang tinggi di dunia termasuk Indonesia. E-commerce telah membuat masyarakat lebih suka berbelanja di situs web atau aplikasi, dengan semua aktivitas bisa dilakukan dimana dan kapan saja. Penerapan strategi e-commerce telah memberikan beberapa keuntungan baik bagi pembeli dan perusahaan yang telah menerapkan strategi ini. Bagi pembeli, dengan e-commerce pembeli dapat membeli produk disaat mereka punya waktu tanpa harus hadir secara langsung di toko, pembeli mempunyai banyak 4 LOGISTIK DAN PENGIRIMAN DALAM E-COMMERCE
39 waktu dalam proses memilih dan membandingkan produk serta harga di beberapa toko online yang ada. Bagi perusahaan, perusahaan dapat menjangkau pembeli lebih luas, pengurangan ketergantungan terhadap toko fisik dan dapat menganalisis data penjualan dari pembeli menjadi sebuah informasi yang tepat (Zennaro et al., 2022). Saat ini, e-commerce telah didominasi oleh transaksi business-to-customer (B2C), produk telah dipesan secara langsung oleh pembeli ke penjual perorangan atau melalui perusahaan penyedia marketplace. Dengan transaksi ini, penjual maupun perusahaan akan lebih sulit untuk memahami pembeli, mereka kadang hanya melakukan pembelian sekali dengan loyalitas rendah dan ekspektasi yang tinggi (K[q[ & Śqc[niqc_]- Sz]z_j[ńme[, 2021). Apabila produk yang dikirimkan gagal tiba tepat waktu, rusak atau proses pengiriman yang buruk maka pembeli tidak akan melakukan pembelian kembali di toko online tersebut. Dengan hal tersebut, maka logistik yang mempunyai peranan penting dalam proses bisnis e-commerce ini (Vakulenko et al., 2019). Digitalisasi logistik dalam industri telah semakin penting secara strategis bagi bisnis dikarenakan berdampak pada paradigma, model bisnis dan batasan industri. Perusahaanperusahaan telah banyak mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mengeksploitasi peluang digital yang berpotensi dapat mengubah ekonomi, masyarakat dan organisasi. Perusahaan ini telah melakukan pendorongan digitalisasi untuk membuat kekuatan perubahan yang tidak hanya antara organisasi, lembaga dan perusahaan namun juga sebagai peluang atau pembeda bisnis mereka dengan menciptakan produk atau layanan yang baru (Purbasari et al., 2023). Menurut (Kayikci, 2018) , digitalisasi logistik telah memberikan kemungkinan transparansi sepanjang
40 waktu mulai dari pemasok sampai ke pelanggan. Selain itu juga, logistik telah mendapatkan visi yang lebih besar dalam industri 4.0 secara berkelanjutan dalam menggunakan teknologi yang tepat dan dapat meningkatkan integrasi vertikal dan horizontal untuk setiap mitra di rantai pasokan yang ada (Raza et al., 2020). Perusahaan telah memiliki tantangan yang baru untuk melakukan digitalisasi pada layanan logistik yang saat ini lebih dikenal dengan istilah e-logistic. Konsep digitalisasi logistik adalah serangkaian kegiatan logistik yang termasuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian arus barang atau jasa seta informasi dapat terkait secara efektif dan efisien. Proses logistik yang dimulai dari titik asal sampai ke titik tujuan yang bertransformasi mengkonversi format manual ke format digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan perkembangan dunia teknologi yang pesat dan peningkatan permintaan pelanggan di era e-commerce membuat digitalisasi logistik sangat diperlukan. Secara tradisional membangun e-logistic membutuhkan sumber daya yang masif. Sumber daya masif di masa lalu ini menjadi suatu penghalang bagi perusahaan dalam menerapkan elogistic. Dengan spesialisasi bisnis dan perkembangan teknologi, biaya yang penerapan e-logistic dapat diminimalisir dengan menggunakan skema outsourching atau menggunakan penyedia jasa 3PL (third party logistic). 3PL telah berfokus dalam membangun infrastruktur dan penerapan teknologi logistik dalam mencapai skala ekonomis dan keunggulan kompetitif. Penyedia jasa 3PL ini menyediakan penyewaan infrastruktur atau teknologi kepada organisasi atau perusahaan yang membutuhkan layanan tersebut. Saat ini e-logistic dapat diakses dengan biaya yang minim sehingga penjual online di bisnis e-commerce skala kecil pun dapat menggunakan fasilitas tersebut (Wingdes, 2020).