AKUNTANSI MANAJEMEN Copyright© PT Penamudamedia, 2024 Penulis: Dr. Muhammad Nur Abdi, S.E., MM., Fathihani, S.E., M.M., Dr. Ovi Hamidah Sari, SE.M.M., Meilin Veronica, SE, MM, Ak, CA., Estu Unggul Drajat, S.E., M.Ec.Dev., Devi Nur Cahaya Ningsih, S.E., M.S.A., Ak., CA., Erawati Kartika, S.E., M.SA., Sigit Mareta, S.E., M.Ak., Ema Khairunnisa Artha, S.E., M. Ak ., Dr. Muhtar Sapiri, S.E., M.M., M.Kes. Editor: Ihsan Nasihin, S.Ak., M.Ak ISBN: 978-623-88978-7-2 Desain Sampul: Tim PT Penamuda Media Tata Letak: Enbookdesign Diterbitkan Oleh PT Penamuda Media Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta HP/Whatsapp : +6285700592256 Email : [email protected] Web : www.penamuda.com Instagram : @penamudamedia Cetakan Pertama, Maret 2024 x + 158, 15x23 cm Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin Penerbit
v KATA PENGANTAR ami dengan bangga mempersembahkan buku ini tentang akuntansi manajemen. Buku ini ditujukan untuk memberikan pemahaman yang praktis dan komprehensif tentang konsep dasar dalam bidang akuntansi manajemen. Dalam dunia bisnis yang dinamis, akuntansi manajemen menjadi alat yang sangat penting dalam pengambilan keputusan yang efektif. Buku ini didesain untuk membantu pembaca memahami konsep dasar akuntansi manajemen, seperti perencanaan anggaran, pengendalian biaya, analisis kinerja, dan evaluasi investasi. Kami berharap buku ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat bagi para mahasiswa, praktisi bisnis, dan siapa pun yang tertarik untuk mempelajari akuntansi manajemen. Dengan pemahaman yang baik tentang akuntansi manajemen, pembaca akan dapat mengoptimalkan pengelolaan keuangan dalam organisasi mereka. Terakhir, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam pembuatan buku ini. Semoga buku ini memberikan wawasan yang berharga dan menjadi acuan yang berguna dalam praktik akuntansi manajemen. Hormat kami, K
vi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................ v DAFTAR ISI ......................................................................... vi Bab 1 ~ Konsep Dasar Akuntansi Manajemen ............................ 1 A. Pengertian Akuntansi Manajemen ................................... 1 B. Orientasi Pelaporan pada Akuntansi Manajemen .............. 4 C. Penggunaan Informasi dalam akuntansi manajemen......... 6 D. Pentingnya Akuntansi Manajemen dalam Perusahaan....... 9 Bab 2 ~ Prosedur Alokasi dan Biaya Produk ............................ 10 A. Definisi.........................................................................10 B. Tujuan Alokasi Biaya......................................................11 C. Biaya Bersama...............................................................12 D. Tujuan Alokasi Biaya Bersama ........................................12 E. Metode Alokasi Biaya Bersama .......................................13 F. Metode Pengalokasian Biaya Dua (2) Tahap (Two-Stage Cost Allocation Method) ........................................................16
vii G. Distorsi Yang Disebabkan Oleh Alokasi Dua Tahap........... 19 H. Perbedaan Antara Sistem Akuntansi Biaya Konvensional Dengan Sistem Penetapan Biaya Berdasarkan Aktivitas .... 20 Bab 3 ~ Data Biaya untuk Evaluasi Kinerja .............................. 22 A. Perkiraan biaya saat penyelesaian proyek (Estimate At Completion).................................................................. 27 Bab 4 ~ Konsep Biaya dan Pendapatan Usaha .......................... 31 A. Pengertian Biaya ........................................................... 31 B. Jenis-jenis Biaya ............................................................ 34 C. Analisis Biaya................................................................ 37 D. Pengendalian Biaya ....................................................... 41 Bab 5 ~ Pendapatan Usaha .................................................... 44 A. Konsep Pendapatan Usaha ............................................. 44 B. Strategi Meningkatkan Pendapatan Usaha ....................... 48 C. Manajemen Pendapatan Usaha....................................... 52 D. Perpajakan Pendapatan Usaha........................................ 53 Bab 6 ~ Manajemen Aktivitas ................................................ 58 A. Definisi Manajamen Aktivitas ......................................... 58 B. Implementasi Manajamen Aktivitas ................................ 59 C. Pertanggungjawaban Berdasarkan Keuangan Dibandingkan Dengan Berdasarkan Aktivitas ........................................ 61 D. Pengukuran Aktivitas..................................................... 64 E. Pelaporan Kualitas......................................................... 65
viii F. Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas........................................................................67 Bab 7 ~ Perhitungan Biaya Aktivitas ....................................... 75 A. Definisi Perhitungan Biaya Aktivitas................................75 B. Tingkatan Biaya dan Pemicu...........................................76 C. Perbandingan Perhitungan Biaya Aktivitas dan Biaya Tradisional....................................................................78 D. Kekuatan dan Kelemahan Perhitungan Biaya Aktivitas .....84 Bab 8 ~ CVP Analisys ............................................................ 87 A. Pengertian Cost-Volume-Profit Analysis ..........................87 B. Dasar-dasar Analisis Biaya-Volume-Laba .........................88 C. Analisis Titik Impas .......................................................91 D. Analisis Target Laba.......................................................92 E. Margin Keamanan .........................................................94 F. Operating Leverage........................................................95 Bab 9 ~ Penganggaran ......................................................... 102 A. Anggaran .................................................................... 102 B. Anggaran Operasional.................................................. 107 C. Anggaran Kas .............................................................. 109 D. Anggaran Laba Rugi & Neraca ...................................... 113 Bab 10 ~ Penentu Harga Transfer .......................................... 120 A. Pengertian Harga Transfer ........................................... 120 B. Penentuan Harga Transfer ........................................... 120 C. Penentuan harga transfer atas dasar biaya ..................... 121
ix D. Penetapan harga transfer dengan Full Costing .............. 122 E. Penentuan harga transfer atas dasar harga pasar ........... 123 F. Masalah dalam Penentuan Harga Transfer .................... 124 G. Struktur harga transfer model ABC (Kasus).................... 124 Bab 11 ~ Pengambilan Keputusan Base On Akuntansi Manajemen ............................................................................ 128 A. Konsep Biaya Untuk Pengambilan Keputusan................ 128 B. Jenis Biaya Untuk Pengambilan Keputusan.................... 129 C. Penerapan Pengambilan Keputusan Base on Akuntansi Manajemen................................................................. 132 Daftar Pustaka ................................................................... 141 Tentang Penulis ................................................................. 154
x
Akuntansi Manajemen 1 Akuntansi Manajemen adalah bagian dari akuntansi yang berfokus pada identifikasi, pengukuran, dan komunikasi informasi akuntansi yang bersifat mandatori dan berorientasi kepada masa yang akan datang. Konsep dasar akuntansi manajemen adalah berawal dari kebutuhan informasi yang akurat dan valid tentang suatu bisnis, perusahaan atau pun organisasi. Informasi tersebut dibutuhkan oleh pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan antara lain: pengelola, pemilik modal, masyarakat dan pemerintah.Pengelola dan pemilik modal membutuhkan informasi-informasi tersebut untuk digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan sebuah keputusan. Akuntansi manajemen membantu manajemen dalam melaksanakan tiga fungsi utama yaitu perencanaan, pengenMuhammad Nur Abdi
2 Akuntansi Manajemen dalian, dan pengambilan keputusan. Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, dimana terdapat pengambilan keputusan yang berkaitan dengan strategi perusahaan kedepan yang penuh dengan risiko. Beberapa perbedaan antara akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan meliputi : 1. Fokus : akuntansi manajemen bertujuan membantu manajemen dalam menyusun rencana, mengambil keputusan, dan mengendalikan biaya, sementara akuntansi keuangan bertujuan menyajikan informasi keuangan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. 2. Pengguna laporan : akuntansi manajemen membuat laporan yang spesifik dan detail, mengidentifikasi masalah, dan menyajikan masalah, sedangkan akuntansi keuangan membuat laporan yang menggambarkan kondisi dan performa perusahaan. 3. Metode : akuntansi manajemen menggunakan metode yang lebih kompleks dan berfokus pada informasi operasional, sementara akuntansi keuangan menggunakan metode yang lebih mudah dan akurat. Secara umum akuntansi manajemen lebih berkaitan dengan manajemen dan memiliki berbagai fungsi yang membantu manajemen dalam menjalani berbagai kegiatan sehari-hari.
Akuntansi Manajemen 3 Sejumlah tokoh terkemuka dalam akuntansi manajemen meliputi : 1. Hariadi, Bambang : dalam buku “akuntansi manajerial suatu pengantar”, hariadi membahas konsep akuntansi manajemen, peranannya dan perbedaan dengan akuntansi keuangan. 2. Samsryn, L.M : dalam artikel “akuntansi manajerial suatu pengantar”, samsryn menjelaskan peranan akuntansi manajemen, seperti membantu manajemen dalam penilaian kinerja, membantu perencanaan manajemen dam memotivasi. 3. Machfoedz, Mas’ud : dalam buku “akuntansi manajemen” Machfoedz membahas konsep akuntansi manajemen, seperti penggunaan informasi operasional dan berbagai fungsi yang membantu manajemen. 4. Pengertian Akuntansi Manajemen menurut para ahli seperti Ralph Estes: Definisi Akuntansi Manajemen adalah dianggap suatu bidang akuntansi yang luas berkaitan dengan pengembangan dan penggunaan informasi akuntansi. 5. Menurut para ahli lainnya, yaitu Ronald M Copeland dan Paul E.Dascher: Pengertian akuntansi manajemen adalah bagian dari akuntansi yang berhubungan dengan identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi akuntansi untuk internal manajemen. Akuntansi manajemen merupakan cabang akuntansi yang berfokus pada pengumpulan, analisis, dan interprestasi data keuangan dan non keuangan untuk membantu manajemen dalam perencanaan, pengendalian dan
4 Akuntansi Manajemen pengambilan keputusan. Dimana fungsi akuntansi manajemen meliputi : 1. Perencanaan : akuntansi manajemen membantu manajemen dalam menyusun rencana bisnis, termasuk perencanaan anggaran dan proyeksi keuangan. 2. Pengendalian : akuntansi manajemen membantu manajemen dalam mengendalikan biaya dan memantau kinerja bisnis. 3. Pengambilan keputusan : akuntansi manajemen memberikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang tepat, termasuk dalam hal perluasan investasi atau restrukturisasi. 4. Evaluasi kinerja : akuntansi manajemen membantu manajemen dalam mengevaluasi kinerja bisnis dan mengembangkan strategi bisnis. Dengan demikian, akuntansi manajemen memiliki peran yang penting dalam membantu manajemen dalam menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis. Orientasi pelaporan pada akuntansi manajemen dapat membantu pengambilan keputusan di perusahaan dengan cara memberikan informasi yang relevan dan akurat untuk manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat. Laporan akuntansi manajemen dirancang berdasarkan biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan, sehingga laporan disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dalam mengambil keputusan. Selain itu, orientasi pelaporan akuntansi manajemen berorientasi pada masa depan dan
Akuntansi Manajemen 5 prediksi melalui pertimbangan berbagai faktor, sehingga membantu manajemen dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Informasi yang dihasilkan dari akuntansi manajemen nantinya akan dipakai sebagai bahan evaluasi dan sarana pengambilan keputusan untuk perusahaan. Orientasi pelaporan dalam akuntansi manajemen meliputi : 1. Mandiri : akuntansi manajemen membantu manajemen dalam menyusun rencana, mengambil keputusan, dan mengendalikan biaya dengan menggunakan informasi keuangan dan non-keuangan yang mandiri. 2. Masa depan : akuntansi manajemen berfokus pada informasi yang bersifat mandiri dan berorientasi kepada masa yang akan dating, sehingga membantu manajemen dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. 3. Luas : akuntansi manajemen membantu manajemen dalam berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk penilaian kinerja, perencanaan manajemen, dan motivasi manajemen 4. Tingkat Manajemen : akuntansi manajemen membuat laporan yang spesifik dan detail, mengidentifikasi masalah, dan menyelesaikan masalah sesuai dengan tingkat manajemen yang membutuhkannya. Orientasi pelaporan dalam akuntansi manajemen melibatkan penggunaan informasi keuangan dan nonkeuangan yang mandiri, berfokus pada masa depan, luas dalam membantu manajemen dalam berbagai kegiatan dan menyesuaikan laporan dengan tingkat manajemen yang membutuhkan.
6 Akuntansi Manajemen Orientasi pelaporan secara umum digunakan dalam akuntansi manajemen meliputi : 1) proyeksi atau prediksi performa perusahaan pada masa depan, dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan non-ekonomi. 2) laporan disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dalam pengambilan keputusan. 3) berorientasi pada informasi operasional yang bersifat mandatori dan berorientasi kepada masa yang akan dating. 4) disusun berdasarkan pada penilaian historis data masa lalu. 5) bentuk laporan yang terperinci untuk membantu manajemen dalam penilaian kinerja, perencanaan, dan pengendalian. Dalam akuntansi manajemen informasi sangat penting dikarenakan dapat di pergunakan untuk kepentingan perusahaan. Berikut beberapa kegunaan informasi dalam akuntansi manajemen. 1. Informasi digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan di perusahaan, meliputi : a) laporan keuangan dan non-keuangan yang spesifik dan detail, yang membantu manajemen dalam penilaian kinerja, perencanaan dan pengendalian. b) informasi biaya dan manfaat yang dihasilkan, yang membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat dalam hal perluasan, investasi, atau restrukturisasi. c) proyeksi atau prediksi performa perusahaan pada masa depan, dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan non-ekonomi. d) informasi operasional yang bersifat mandatori dan berorientasi pada masa yang akan dating, membantu manajemen dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Akuntansi Manajemen 7 2. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan biaya produksi dengan cara : a) mengukur biaya produksi dan pengeluaran operasional secara lebih rinci dan akurat. Dengan mengukur biaya produksi, manajemen dapat mengetahui harga pokok produksi atau jasa sehingga dapat menentukan harga jual yang tepat. b) mengendalikan biaya produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Dalam manufaktur, akuntansi manajemen digunakan untuk mengendalikan biaya produksi dan membantu perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan dengan menoptimalkan efesiensi operasional. c) membantu manajemen dalam membuat prediksi keuangan dan penganggaran. Dengan informasi yang ada, dapat membantu membuat prediksi keuangan yang akurat, sehingga dapat merencanakan kegiatan bisnis dengan lebih efektif dan efesien. d) mengidentifikasi biaya yang tidak perlu dan mengambil tindakan untuk menguranginya. e) informasi biaya produksi, penjualan dan keuntungan, yang membantu manajemen dalam membuat keputusan strategis, mengelola sumber daya dengan lebih efektif, dan mengoptimalkanalokasi sumber daya. 3. Akuntansi Manajemen dapat menghasilkan informasi akuntansi dan keuangan bisnis yang bermanfaat bagi perusahaan dan manajer melalui beberapa cara, seperti yang dijelaskan dalam sumber berikut : a) Menyediakan Informasi untuk pengambilan keputusan : akuntansi manajemen menghasilkan informasi keuangan dan nonkeuangan yang digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan manajerial. Informasi ini membantu
8 Akuntansi Manajemen manajer dalam perencanaan strategis, pengendalian biaya, evaluasi kinerja, pengambilan keputusan, serta evaluasi investasi. b) Mengidentifikasi Biaya yang Tidak Efesien : melalui analisis biaya, akuntansi manajemen dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi biaya yang tidak efesien, sehingga manajer dapat mengambil tindakan untuk menguranginya. c) evaluasi kinerja : akuntansi manajemen memungkinkan perusahaan untuk mengevakuasi kinerja departemen, produk atau proyek khusus. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau pengembangan lebih lanjut. 4. Informasi akuntansi manajemen dpat memperbaiki kinerja perusahaan dengan menggunakan indikator kinerja yang tepat, manajer dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan efesiensi operasional, keuntungan dan kepuasan pelanggan, beberapa indikator kinerja dalam evaluasi kinerja manajer berdasarkan akuntansi manajemen meliputi: a) kinerja keuangan : indikator ini mencakup profitabilitas, laba operasi, dan return on capital employed (ROCE), b) kinerja pelanggan : indikator ini mencakup kesadaran pelanggan, retention rate pelanggan, dan nilai pasar, c) kinerja proses bisnis : indikator ini mencakup waktu penyelesaian proses, efesiensi proses, dan produktivitas proses, d) kinerja pembelajaran dan pertumbuhan : indikator ini mencakup kesadaran karyawan, tingkat Pendidikan karyawan, dan kebijakan pengembangan sumber daya manusia, e) kinerja lainnya : indikator ini mencakup kinerja investasi, linerja asset, dan kinerja risiko.
Akuntansi Manajemen 9 Akuntansi manajemen dapat sangat penting dalam sebuah perusahaan karena berperan dalam menyediakan informasi keuangan yang relevan dan akurat untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang tepat. beberapa sumber menyatakan pentingnya akuntansi manajemen dalam hal berikut : 1. Menghasilkan Informasi Akuntansi Dan Keuangan Bisnis : akuntansi manajemen menghasilkan informasi akuntansi dan keuangan yang diperlukan untuk mengelola bisnis dengan efektif. 2. Menyusun Laporan Keuangan Secara Berkala : akuntansi manajemen membantu dalam menyusun laporan keuangan secara berkala, yang merupakan landasan bagi manajemen dalam mengambil keputusan. 3. Mengidentifikasi Biaya Produksi yang Tidak Efesien : akuntansi manajemen membantu perusahaan dalam emngidentifikasi biaya produksi yang tidak efesien, sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengambil langkah-langkah perbaikan. 4. Berperan Dalam Penyusunan Anggaran : akuntansi manajemen berperan dalam penyusunan anggaran, yang merupakan hal wajib dalam memulai sebuah bisnis.
10 Akuntansi Manajemen Menurut Horngren ( 2008 : 46 ), “Alokasi biaya adalah pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya tertentu”. Penetapan biaya adalah masalah menghubungkan kelompok biaya dan kumpulan biaya ke objek atau entitas yang berharga. Alokasi biaya adalah upaya untuk mengidentifikasi biaya dari satu atau lebih biaya dengan menggunakan fungsi biaya tunggal. Berdasarkan definisi di atas, pembagian biaya adalah yaitu, a) proses yang menghubungkan suatu biaya atau kelompok biaya dengan satu objek atau lebih; b) alokasi biaya mengidentifikasikan suatu biaya pada satu objek atau lebih. Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan biaya operasional ke produk melalui proses dua langkah. Pada tahap pertama, departemen produksi dibayar, dan pada tahap kedua, biaya departemen produksi ditransfer ke Nama Penulis
Akuntansi Manajemen 11 produk. Pada dasarnya, perusahaan mempunyai dua departemen: departemen produksi dan departemen pelayanan. Departemen produksi bertanggung jawab atas transformasi bahan mentah menjadi produk jadi. Saat ini departemen pelayanan merupakan departemen yang menunjang proses produksi. Semua biaya departemen jasa merupakan biaya overhead pabrik karena tidak dikeluarkan secara langsung dalam proses produksi. Prosedur alokasi biaya pada tahap satu (Stage 1 Cost Allocations) meliputi dua langkah, yaitu sebagai berikut: 1. Mengestimasi biaya overhead normal untuk setiap departemen (departemen produksi dan departemen jasa). 2. Mengalokasikan biaya overhead dari departemen jasa kepada departemen produksi. Hal ini dilakukan karena sistem akuntansi biaya konvensional mengasumsikan bahwa penggunaan sumber daya dalam departemen jasa tidak dapat diukur secara langsung kepada produk Alokasi biaya bertujuan untuk menentukan biaya produksi dan nilai buku. Dengan kata lain, tujuan alokasi biaya adalah untuk memberikan informasi kepada manajemen untuk pelaporan keuangan dan pengambilan keputusan. Menurut Horngren (2008:47), tujuan pembagian gaji adalah: 1. Memberikan informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi. 2. Memotivasi manajer Anda dan karyawan lainnya.
12 Akuntansi Manajemen 3. Menghitung biaya atau menghitung besarnya biaya. 4. Pengukuran pendapatan dan harta. Jika tujuan-tujuan ini tidak dapat dicapai secara bersamaan, manajer dan akuntan harus mulai menyelesaikan masalah alokasi biaya dengan mengidentifikasi tujuan mana yang harus diprioritaskan dalam keadaan yang mempengaruhinya. Mulyadi (2012:334) menjelaskan bahwa Biaya produk bersama (joint product cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya bersama yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik terjadi sejak input dimasukkan kedalam proses produksi sampai titik pemisahan. Bustami dan Nurlela (2006:149) menyatakan: tujuan dari pengalokasian biaya bersama adalah untuk berbagai alasan yaitu, a) Untuk menghitung harga pokok dan menentukan nilai persediaan untuk tujuan pelaporan internal; b) Menghitung harga pokok dan menentukan persediaan untuk tujuan pelaporan eksternal; c) Menilai persediaan untuk tujuan asuransi; d) Menentukan nilai persediaan jika terjadi kerusakan terhadap nilai barang yang rusak; e) Biaya bahan yang hancur; f) Menentukan biaya departemen atau devisi untuk tujuan pelaporan kinerja eksekutif; g) Pengaturan tarif
Akuntansi Manajemen 13 karena adanya sebagian produk atau jasa yang diproduksi dikenakan peraturan harga. Masalah akuntansi produk yang umum adalah masalah alokasi biaya yang umum. Oleh karena itu, masalah utama akuntansi biaya bersama adalah penentuan rasio biaya produksi yang timbul dari pengolahan bahan mentah hingga pemisahan produk menjadi identitas yang harus diperhitungkan oleh berbagai jenis produk bersama. Menurut Mulyadi ( 2009 : 336 ), biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan salah satu dari empat metode yaitu, 1) Metode nilai jual relative; 2) Metode satuan fisik; 3) Metode rata-rata biaya per satuan; 4) Metode rata-rata tertimbang. 1. Metode nilai jual relative Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Menurut metode ini, biaya bersama dialokasikan berdasarkan pada nilai jual relatif masing-masing produk bersama yang dihasilkan. Karena itu pengalokasian biaya bersama dapat menimbulkan situasi berikut : a. Harga Jual Diketahui Saat Titik Pisah (Split-Off). Apabila harga jual sudah diketahui saat split-off, maka biaya bersama dialokasikan ke masing-masing jenis produk dengan membagi total nilai harga jual setiap produk dengan total nilai jual seluruh produk yang diproduksi yang akan menghasilkan rasio dari
14 Akuntansi Manajemen masing-masing jenis produk. Rasio ini kemudian dikalikan dengan total biaya bersama. b. Harga Jual Tidak Diketahui Saat Titik Pisah (SplitOff). Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada titik pisah, maka harga tidak dapat diketahui pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga jual dapat diketahui setelah proses. Dasar yang dapat digunakan dalam mengalokasi biaya bersama adalah harga pasar hipotesis. Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lebih lanjut. 2. Metode satuan fisik Metode satuan fisik menentukan harga pokok produksi bersama sesuai dengan manfaat yang ditemukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini, biaya bersama dialokasikan ke produk atas dasar koefisien fisik yaitu bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk. Koefisien fisik dinyatakan dalam satan berat, volume atau ukuran lain. Dengan demikian, menghendaki bahwa produk bersama yang dihasilkan dapat diukur dengan satuan pokok yang sama. Jika produk bersama mempunyai satuan ukuran yang berbeda, maka harus ditentukan koefisien ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah berbagai satuan tersebut menjadi satuan ukuran yang sama.
Akuntansi Manajemen 15 3. Metode rata-rata biaya per satuan Metode rata-rata biaya persatuan hanya dapat digunakan jika produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari suatu proses bersama tetapi mutunya berbeda. Dalam metode ini harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi. Dasar pemikiran dari metode ini adalah karena semua produk dihasilkan dari proses yang sama, maka tidak mungkin biaya untuk memproduksi satu satuan produk berbeda satu sama lain. 4. Metode rata-rata tertimbang Dalam metode rata-rata tertimbang ini untuk mendapatkan dasar alokasi diperlukan suatu penimbang karena berbedanya tingkat kesulitan dalam proses produksi, kualitas tenaga kerja yang digunakan atau ukuran dari masingmasing produk dan lain sebagainya. Dasar perhitungan dalam metode ini adalah kuantitas produk dikalikan dengan angka penimbang dan hasil kalinya dipakai sebagai dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi dan pembebanan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk tiap jenis yang dihasilkan.
16 Akuntansi Manajemen Sistem akuntansi biaya konvensional membebankan biaya operasi (operating expense) kepada produk melalui prosedur dua tahap. Tahap pertama, biaya dibebankan kepada departemen produksi dan kemudian pada tahap kedua biaya departemen produksi dibebankan ke produk. Pada umumnya di dalam perusahaan ada 2 departemen, yaitu departemen produksi dan departemen jasa. Departemen produksi adalah departemen yang secara langsung bertanggung jawab dalam mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Sedangkan departemen jasa adalah departemen yang mendukung kegiatan produksi. Seluruh biay a departemen jasa merupakan biaya overhead pabrik sebab biaya-biaya tersebut tidak timbul langsung dari aktivitas produksi. 1. Alokasi Biaya Tahap Satu (1) (Stage 1 Cost Allocations) Prosedur alokasi biaya pada tahap satu meliputi dua langkah, yaitu sebagai berikut: a. Mengestimasi biaya overhead normal untuk setiap departemen (departemen produksi dan departemen jasa). b. Mengalokasikan biaya overhead dari departemen jasa kepada departemen produksi. Hal ini dilakukan karena sistem akuntansi biaya konvensional mengasumsikan bahwa penggunaan sumber daya dalam departemen jasa tidak dapat diukur secara langsung kepada produk.
Akuntansi Manajemen 17 Metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya dari departemen jasa kepada departemen produksi, antara lain: a. Metode alokasi langsung (Direct Allocation Method). Metode ini mengabaikan jasa yang diberikan oleh satu departemen jasa kepada departemen jasa yang lain (saling ketergantungan antara departemen jasa). Dalam metode ini biaya-biaya departemen jasa dialokasikan secara langsung kepada departemen produksi. b. Metode alokasi berurutan (Sequential Allocation Method). Metode yang mengakui adanya saling ketergantungan antara departemen jasa, dan mengalokasikan biayabiaya departemen jasa satu kepada departemen jasa yang lain secara berurutan. c. Metode alokasi resiprokal (Reciprocal Allocation Method). Metode ini mengalokasikan biaya dengan secara eksplisit memasukkan jasa yang saling diberikan antara semua departemen jasa. Dalam pengalokasian biaya perlu pemahaman mengenai dasar, atau cost driver, untuk setiap departemen jasa yang merefleksikan dan mengukur secara tepat aktivitas yang dilakukan oleh departemen tersebut. Dasar alokasi tidak selalu merefleksikan aktivitas yang mendorong timbulnya biaya-biaya departemen jasa dengan tepat. Misalnya, jumlah jam setup pada setiap departemen produksi merupakan dasar yang lebih baik dibandingkan jumlah setup untuk alokasi biaya departemen setup, jika waktu
18 Akuntansi Manajemen yang dibutuhkan untuk setiap setup berbeda pada semua departemen produksi. Oleh karena itu, tambahan biaya pengumpulan informasi harus dapat dikompensasikan dengan keuntungan potensial dari ketepatan penggunaan informasi yang lebih tepat yang dapat disediakan. 2. Alokasi Biaya Tahap Dua (2) (Stage 2 Cost Allocations) Pada tahap kedua biaya departemen produksi dialokasikan kepada produk. Pengalokasian biaya tahap dua memerlukan pemahaman atas dasar alokasi yang tepat pada setiap departemen produksi. Hal ini seringkali merupakan biaya yang dihubungkan dengan unit produk seperti jumlah unit yang diproduksi, jumlah jam tenaga kerja langsung serta jumlah jam mesin. Medequip menggunakan jam mesin sebagai dasar alokasi untuk dua departemen produksi (casting dan machining), karena adanya keterkaitan yang tinggi atas mesin-mesin guna mendukung tugas-tugas departemen tersebut. Sedangkan operasional pada dua departemen produksi yang lain (Assembly dan packing) lebih bersifat labor intensive, sehingga Medequip menggunakan jam tenaga kerja langsung sebagai dasar alokasinya. Tarif alokasi biaya overhead ditentukan untuk keempat departemen produksi dengan cara membagi biaya overhead yang diakumulasikan pada setiap departemen produksi dengan total unit yang sesuai dengan dasar alokasi yang ditetapkan.
Akuntansi Manajemen 19 Sistem akuntansi biaya yang diterapkan pada banyak perusahaan dengan mempergunakan metode alokasi dua tahap seperti telah dijelaskan sebelumnya, dapat menimbulkan distorsi pada biaya produksi. Adapun faktor yang menyebabkan distorsi adalah, (1) Pengalokasian didasarkan pada ukuran-ukuran yang dihubungkan dengan unit; (2) Perbedaan dalam rasio konsumsi relatif. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa sistem akuntansi biaya konvensional tidak mampu lagi menyediakan informasi biaya secara akurat karena: 1. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan satu aktivitas sebagai penyebab terjadinya biaya seperti jam tenaga kerja langsung atau volume produksi. Namun kenyataannya, dalam pemanufakturan yang maju banyak aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya biaya (cost drivers). Sehingga dengan menggunakan faktor tunggal sebagai penyebab biaya akan menghasilkan informasi biaya yang terdistorsi. 2. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan pusat biaya (cost pools) yang terlalu besar dan biayanya merupakan biaya tidak langsung pada setiap jenis produk sehingga perlu dialokasikan. Biaya yang dialokasikan secara tidak langsung kepada produk dengan menggunakan dasar yang tidak proporsional dengan konsumsi sesungguhnya sumber daya oleh produk akan menghasilkan informasi biaya yang terdistorsi.
20 Akuntansi Manajemen 3. Sistem akuntansi biaya konvensional untuk biaya overhead pabrik terlalu menekan pada alokasi biaya overhead pabrik daripada berusaha untuk mengeliminasi pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah bagi konsumen. Dalam persaingan yang tajam, pengeliminasian pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah bagi konsumen justru yang terpenting agai perusahaan dapat memenangkan persaingan jangka panjang. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa meskipun kedua sistem biaya tersebut menggunakan pengalokasian 2 tahap, namun keduanya berbeda. ABC Systems di dalam tahap pertama lebih teliti dalam menelusuri konsumsi sumber daya dalam proses pembebanan biaya overhead pabrik kepada pusat biaya berdasarkan sebab akibat. Dalam hal ini, ABC Systems menggunakan dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih teliti dan membentuk pusat biaya yang lebih banyak sehingga penggunaan sumber daya dapat diikuti dengan teliti ke pusat biaya yang mengkonsumsinya. Pada tahap kedua, biaya overhead pabrik yang dikumpulkan dalam pusat biaya dibebankan kepada produk atas Gasar pembebanan yang lebih mencerminkan penggunaan aktivitas dalam menghasilkan produk. Apabila dalam sistem biaya konvensional pembebanan biaya overhead pabrik yang terkumpul di pusat biaya hanya didasarkan atas jam tenaga
Akuntansi Manajemen 21 kerja langsung, jam mesin, satuan produk, atau biaya tenaga kerja langsung. Dalam ABC Systems, biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk berdasarkan aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
22 Akuntansi Manajemen etiap perusahaan berusaha untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan agar bisa diketahui tentang kinerja perusahaan serta untuk mengetahui langkah selanjutnya yang harus dilakukan agar nantinya perusahaan bisa tetap berproduksi dan terus mendapatkan keuntungan, salah satunya adalah dengan cara mengevaluasi kinerja yang ada dengan melakukan pengendalian terhadap anggaran yang ada. Menurut Sawir (2000) anggaran berfungsi untuk menunjukan jumlah dan waktu akan kebutuhan dana perusahaan di masa yang akan datang, memberikan dasar untuk tindakan perbaikan jika jumlah dalam anggaran tidak sesuai dengan jumlah sebenarnya terjadi, dan anggaran memberikan dasar evaluasi atas kinerja perusahaan. Anggaran dalam perusahaan dipakai sebagai alat evaluasi kinerja. Hal ini dipertegas oleh teori Maher (2007) yang menyatakan bahwa anggaran sebagai alat untuk mengevaluasi dan mengendalikan kinerja perusahaan. Pengendalian terhadap kinerja bisa dilakukan melalui perencanaan, perencanaan ini dinyatakan S Ovi Hamidah Sari
Akuntansi Manajemen 23 dalam bentuk anggaran dan hasilnya dalam bentuk realisasi anggaran. Realisasi anggaran harus dipantau secara berkala dengan tujuan agar manajemen mendapatkan informasi apakah rencana sasaran yang tertuang dalam anggaran itu dilaksanakan sesuai dengan tujuan serta agar dapat memberikan tindakan koreksi secepat mungkin atas penyimpangan yang terjadi, yang menjadi patokan dalam pemantauan realisasi anggaran adalah jumlah yang tercantum dalam anggaran untuk setiap pos penjualan dan biaya (Wiyasha, 2007). Tindakan koreksi atau evaluasi kinerja yang dilakukan oleh manajemen juga bertujuan agar tidak terjadi penyimpangan atas sasaran yang telah ditetapkan selanjutnya. Perencanaan dalam anggaran sangat diperlukan karena dengan adanya perencanaan ini maka perusahaan akan dapat mengendalikan segala sesuatu yang berhubungan dengan penjualan ataupun biaya sehingga tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, itu menyebabkan proses penyusunan anggaran menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanaan. Suatu anggaran disusun untuk mencoba memperkirakan kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang. Hal ini merupakan bagian dari fungsi perencanaan, karena merupakan proyeksi ke depan dan dijabarkan dalam bentuk angka-angka sehingga dibutuhkan persiapan penyusunan anggaran yang matang, tajam, dan teliti. Penganggaran atau anggaran sangat penting bagi perusahaan karena “penganggaran adalah perencanaaan keuangan perusahaan yang sekaligus dipakai dasar sistem pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang”(Supriyono,2000:15) dan lebih lanjut Polimeni (2004) menyatakan bahwa anggaran adalah suatu gambaran kuantitatif dari tujuan-tujuan manajemen dan sebagai alat memantau kemajuan dalam mencapai tujuan tersebut. Jadi anggaran
24 Akuntansi Manajemen merupakan dasar perencanaan yang ditetapkan oleh perusahaan yang digunakan sebagai alat pengendalian dan evaluasi. Setiap perusahaan berusaha untuk bisa menyusun anggarannya dengan tepat. Anggaran yang ada perlu dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui anggaran yang disusun apakah sudah sesuai dengan realisasi anggarannya, apabila tidak sesuai perlu dianalisis lebih lanjut hal ini dipertegas oleh penyataan Machfoeds (2002) bahwa anggaran perlu direvisi atau dianalisis ketika pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang diharapkan atau direncanakan. Analisis anggaran dalam perusahaan perlu dilakukan, maka dengan analisis itu perusahaan bisa melakukan evaluasi terhadap tujuan dan sasaran. “Evaluasi terhadap tujuan dan sasaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan sebelumnya dapat tercapai atau tidak, apabila tidak tercapai dicari faktor penyebabnya” (Wibowo. 2007:266). Faktor penyebab dari adanya perbedaan antara tujuan yang ditetapkan dalam hal ini anggaran dengan realisasinya dapat diketahui dengan melakukan analisis terhadap anggaran itu sendiri. Analisis yang erat kaitannya dengan anggaran adalah analisis selisih yang berguna untuk menganalisis selisih antara perencanaan anggaran dengan realisasi yang ada dalam perusahaan. Data perencanaan dan realisasi anggaran bila dibandingkan akan menimbulkan suatu selisih. Selisih anggaran yang terjadi sangat perlu mendapatkan perhatian dari perusahaan karena selisih adalah perbedaan antara biaya menurut standar (budget) dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, penyebab dari adanya selisih tersebut bagi manejemen perlu diketahui dengan menganalisa selisih yang terjadi, karena selisih merupakan petunjuk adanya ketidaktepatan, ketidak effesiennya dari pelaksanaan atau sebaliknya yaitu tidak tepatnya standar. Atas selisih yang terjadi itu maka diperlukan analisis selisih sebab selisih yang terjadi
Akuntansi Manajemen 25 antara anggaran dengan realisasi dianalisis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas atas penyebab terjadinya selisih itu (Wiyasha,2007). Analisis selisih sangat penting bagi manajemen baik sebagai alat penilai penanggungjawab biaya maupun sebagai alat untuk tindakan perbaikan. Perusahaan tidak hanya ingin mengetahui jumlah selisih antara hasil yang direncanakan dengan hasil sesungguhnya, namun yang lebih penting juga ingin mengetahui mengapa selisih tersebut bisa terjadi sehingga digunakanlah analisis selisih untuk menganalisis antara anggaran dengan realisasinya, sebab anggaran merupakan komitmen manajemen pusat mengenai prestasi yang seharusnya dicapai. (Mulyadi, 2005). Pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen yang dimaksudkan untuk menjaga agar pelaksanaan suatu kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara tepat waktu dan efisien. Dalam pengendalian bukan dimaksudkan untuk mencari kesalahan dari pelaksana, tetapi justru untuk penyelamatan terhadap pencapaian tujuan itu sendiri, dimana dapat digambarkan dalam siklus pengendalian pada gambar 1. : Gambar 1. Siklus Pengendalian (Sumber : Ervianto : 2004 )
26 Akuntansi Manajemen Pengendalian berkonsentrasi pada pengendalian pekerjaan kearah tujuan, penggunaan secara efektif sumber daya yang ada, perbaikan/koreksi masalah serta pemberian imbalan pencapaian tujuan. Adapun langkah – langkah dalam pengendalian yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Penentuan standart pekerjaan adalah rencana/ketentuan yang telah diterima bersama atau yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang. Standart berguna sebagai alat pembanding didalam kontrol dan alat untuk menjawab pertanyaan sampai seberapa jauh kegiatan atau suatu hasil telah dilaksanakan. 2. Pengukuran hasil adalah menilai atau menguur kegiatan yang sedang/telah dilaksanakan, dapat dilakukan dengan menggunakan laporan lisan, laporan tulisan, buku catatan harian, jadwal, grafik, inspeksi atau pengamatan langsung, pertemuan dengan aparat pelaksana dan lain – lain. Kegiatan untuk mendapatkan informasi tentang kemajuan pelaksanaan kegiatan atau disebut monitoring. 3. Pembandingan hasil penyimpangan yang terjadi dengan melakukan pembandingan antara hasil pengukuran dengan standart untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut perlu diperbaiki atau tidak. Kegiatan ini disebut dengan evaluasi. 4. Perbaikan terhadap pekerjaan standart untuk diketahui apakah adanya perbedaan dan faktor penyebabnya, maka langkah selanjutnya adalah mengusahakan dan melaksanakan tindakan perbaikan.
Akuntansi Manajemen 27 Tujuan daripada pengendalian adalah memantau, mengkaji, mengadakan koreksi dan bimbingan agar yang telah ditetapkan bisa terlaksana sesuai dengan perencanaan. Sistem pengendalian yang realistis perlu dilengkapi dengan metode yang dapat segera memberikan petunjuk atau mengungkapkan adanya penyimpangan (varian). Untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi yaitu dengan menganalisa data – data pelaporan pelaksanaan kegiatan pada waktu tertentu dan membandingkan dengan yang telah direncanakan. Macam penyimpangan yang sering ditemui dalam pelaksanaan proyek adalah : 1. Penyimpangan waktu terhadap jadwal 2. Penyimpangan biaya terhadap anggaran 3. Tanggal mulai terhadap rencana 4. Tanggal selesai terhadap rencana 5. Jumlah sumber daya terhadap anggaran Estimate At Completion (EAC) adalah evaluasi periodik terhadap status proyek yang menunjukan estimasi total biaya yang secara realistis akan dikeluarkan pada saat penyelesaian proyek. Untuk menghitung EAC diperlukan BAC/RAB, BCWP dan ACWP. BAC (Budgeted at Completion) adalah jumlah seluruh anggaran (BCWS) yang dialokasikan untuk proyek (diluar keuntungan yang diharapkan pelaksana proyek). Menurut Shtub, dkk (1994) menyatakan bahwa penentuan EAC dapat dilakukan melalui pendekatan, yaitu :
28 Akuntansi Manajemen 1. Original Estimate Approach : EAC = BAC – BCWP + ACWP Metode ini mengasumsikan bahwa kinerja yang telah lewat tidak memiliki hubungan apapun dengan kinerja dimasa yang akan datang. Metode ini adalah metode pengukuran EAC yang paling optimistis karena mengasumsikan semua kinerja yang tidak efisien tidak akan berulang lagi dan semua pekerjaan setelah saat pengukuran EAC akan berjalan dengan efisiensi. 2. Revised Estimate Approach Metode ini mengasumsikan bahwa penyimpangan biaya pada pekerjaan yang telah diselesaikan dapat menjadi dasar untuk memperkirakan penyimpangan biaya dari pekerjaan yang belum diselesaikan. EAC adalah ACWP ditambah Estimate to Complete (prakiraan biaya untuk menyelesaikan proyek) atau : EAC = ACWP + Estimate to Complete Sedangkan untuk menentukan Estimate to Complete (ETC)adalah sebagai berikut : ETC = − .......................................(2.6) Sehingga Estimate to Complete Prakiraan biaya keseluruhan (Estimate to Completion) adalah sama dengan jumlah pengeluaran sampai pada saat
Akuntansi Manajemen 29 pelaporan ditambah prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa atau : EAC = ACWP + ETC Dengan subtitusi ACWP = BCWP , akhirnya diperoleh rumus : CPI = + − , dimana BAC = RAB = BCWS CPI = Selanjutnya dari data EAC dan BAC dapat diperoleh rumus untuk menghitung penyimpangan atau varian pada saat penyelesaian Varian At Completion (VAC), yaitu : VAC = BAC – EAC 3. Efektivitas dan Efisien Efektivitas dan efisiensi dianggap penting karena suatu proyek membutuhkan suatu pengendalian yang efektif dan efisien yang ditandai dengan pencapaian tujuan yang tepat waktu dan biaya yang dikeluarkan tidak melebihi dari anggaran yang ada dalam kontrak atau dapat meminimkan
30 Akuntansi Manajemen pengeluaran dan peka terhadap penyimpangan – penyimpangan yang terjadi. Menurut Degarmo, dkk (1984), dalam menentukan efektivitas yang akan dicapai maka dapat digunakan rumus tersebut : Efektivitas = − k H − Pencapaian suatu jumlah hasil yang telah direncanakan menunjuk pada efektivitas. Didalam hal ini pemakaian sumber daya tidak dipermasalahkan, dengan kata lain efektivitas berhubungan dengan seberapa hasilnya yang tercapai. Sehingga efektivitas adalah suatu ukuran dengan seberapa jauh sasaran yang telah tercapai baik kualitas, kuantitas maupun watu dan biaya. Nilai efektivitas digambarkan oleh perbandingan nilai pengeluaran actual dengan pengeluaran yang direncanakan. Makin besar prosentasi sasaran yang dicapai maka main tinggi tingat efektivitasnya dalam arti dikatakan lebih efektif bila dengan masukan yang sama dipeoleh hasil lebih besar/baik atau dalam waktu yang lebih singkat. Sehingga dari hasil tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan secara efektif sangat berhubungan erat dengan hasil yang dicapai secara baik. Tindakan manajemen yang efektif hanya akan dapat dilakukan apabila penyebab varian biaya diketahui.
Akuntansi Manajemen 31 Biaya adalah pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau perorangan untuk memproduksi barang atau jasa atau untuk menjalankan operasional perusahaan. Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai jenis, seperti biaya langsung dan tidak langsung, biaya variabel dan tetap, biaya produksi dan non-produksi, biaya modal dan pengeluaran periode, biaya relevan dan tidak relevan, dan lain-lain. Biaya juga dapat diklasifikasikan berdasarkan objek pengeluarannya atau fungsi pokok dalam Perusahaan (Ocbc.id, 2023a). 1. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya atau pengeluaran bisnis yang tidak tergantung pada perubahan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, sehingga tidak akan berubah meskipun terjadi perubahan dalam aktivitas bisnis yang Meilin Veronica
32 Akuntansi Manajemen sedang dilakukan. Biaya tetap termasuk dalam kategori fixed cost atau biaya tetap yang telah ditentukan, dan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti gaji karyawan, biaya sewa gedung/kantor/toko, biaya asuransi, biaya pajak properti, dan lain-lain (kamus.tokopedia.com, n.d.). Biaya tetap memiliki fungsi penting bagi perusahaan, antara lain untuk menentukan total biaya bersama dengan biaya variabel, menentukan apakah perusahaan sudah balik modal atau belum, dan mempermudah perusahaan dalam menentukan perolehan laba dalam jangka waktu yang Panjang (Maulida, 2021). 2. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan aktivitas bisnis dan produksi yang dihasilkan oleh Perusahaan (Wikipedia, 2023). Biaya variabel bervariasi tergantung pada volume produksi dan dapat naik atau turun tergantung pada perubahan jumlah produksi (kamus.tokopedia.com, n.d.). Contoh biaya variabel meliputi: a. Upah tenaga kerja langsung: Tenaga kerja yang langsung berperan dalam produksi sebuah barang akan dibayar saat sudah menghasilkan suatu produk (kamus.tokopedia.com, n.d.). b. Biaya bahan baku: Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku untuk produksi (Ismi, 2022). c. Biaya distribusi produk: Biaya yang dikeluarkan ketika mengantarkan suatu produk ke pelanggan,
Akuntansi Manajemen 33 seperti biaya bensin, mesin produksi, supir, dan listrik[8]. d. Komisi dalam penjualan: Komisi yang diberikan kepada tenaga penjual hanya ketika tenaga penjual berhasil menjualkan produk (Yulianto, 2023). Biaya variabel memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, seperti membantu pengendalian biaya perusahaan, membuat keputusan bisnis, memantau biaya yang dikeluarkan perusahaan, menetapkan target penjualan, mencegah pengeluaran yang berlebihan, mengurangi biaya produksi, menganalisis biaya untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, menghitung prediksi margin keuntungan, dan mengelola biaya variabel untuk meningkatkan keuntungan(Lathifa, 2021). 3. Biaya Semi-Variabel Biaya semi-variabel adalah jenis biaya yang terdiri dari unsur biaya tetap dan biaya variabel. Biaya semivariabel memiliki elemen biaya tetap dan biaya variabel di dalamnya, sehingga biaya ini tidak sepenuhnya bersifat tetap atau sepenuhnya variabel. Biaya semivariabel akan mengalami perubahan ketika terjadi perubahan volume kegiatan (Berita Bisnis, 2022). Contoh biaya semi-variabel meliputi biaya lembur, kendaraan perusahaan, biaya pengawasan dan inspeksi, biaya listrik dan telepon, biaya hubungan industrial, biaya asuransi kecelakaan, biaya pengelolaan bahan baku, dan lainnya (Berita Bisnis, 2023).
34 Akuntansi Manajemen 1. Biaya Produksi Biaya produksi adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan atau bisnis untuk menghasilkan produk dan jasa (Cnnindonesia, 2023). Biaya produksi terdiri dari beberapa komponen, yaitu biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik atau biaya tidak langsung (Setiawati, 2009). Biaya bahan baku langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang menjadi bagian dari produk akhir (Setiawati, 2009). Tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah karyawan yang secara langsung terlibat dalam proses produksi (Setiawati, 2009). Biaya overhead pabrik atau biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat diatribusikan secara langsung ke produk tertentu, seperti biaya sewa, listrik, dan perbaikan mesin (Setiawati, 2009). Untuk menghitung biaya produksi, perusahaan harus menghitung total biaya dari semua komponen biaya produksi (RUN System, 2022). 2. Biaya Administrasi Biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atau bisnis untuk mendukung operasional bisnis secara keseluruhan, seperti gaji karyawan, biaya persediaan kantor, sewa, perawatan kantor, pajak, dan lain-lain (Accurate.id, n.d.). Biaya administrasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti biaya bangunan, biaya listrik dan air, tenaga kerja, biaya asuransi, dan lain-lain(Ocbc.id,
Akuntansi Manajemen 35 2023b). Biaya administrasi juga sering digunakan dalam industri perbankan, di mana biaya administrasi adalah biaya yang dibebankan oleh bank kepada nasabah atau pemegang rekening (Faradilla, n.d.). Biaya administrasi memiliki fungsi penting dalam perusahaan, seperti membantu pengendalian biaya, mempermudah pencatatan keuangan, dan mendukung operasional bisnis agar tetap berlangsung (Team Money, 2022). 3. Biaya Pemasaran Biaya pemasaran adalah semua pengeluaran yang terkait dengan usaha pemasaran suatu produk atau layanan, baik online maupun offline (HImma, 2023). Biaya pemasaran meliputi berbagai komponen, seperti: a. Biaya penjualan dan distribusi: Melibatkan biaya yang terkait dengan kegiatan distribusi produk atau layanan, termasuk biaya transportasi, penyimpanan, dan komisi penjualan (HImma, 2023). b. Biaya public relation (PR): Termasuk biaya yang terkait dengan upaya membangun image positif pada perusahaan dan produk atau layanan yang ditawarkan (HImma, 2023). c. Biaya pemasaran digital: Melibatkan biaya yang terkait dengan pemasaran melalui digital platform, seperti website, media sosial, online ads campaign, Search Engine Optimization (SEO), dan content marketing (HImma, 2023). d. Biaya iklan: Menjamin biaya yang dikeluarkan untuk menggambarkan iklan, seperti iklan TV, iklan cetak, iklan digital, dan iklan konvensi (Sasanadigital.com, 2023).
36 Akuntansi Manajemen e. Biaya promosi: Termasuk biaya yang terkait dengan promosi produk atau layanan, seperti diskon, sampel, dan promosi lainnya (Sasanadigital.com, 2023). Menentukan biaya pemasaran membutuhkan pendekatan yang hati-hati dan terencana (HImma, 2023). Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda dalam menentukan budget biaya pemasaran: a. Analisis anggaran mulailah: Menganalisis anggaran secara keseluruhan dan menetapkan persentase yang masuk akal (HImma, 2023). b. Penelitian pasar: Lakukan penelitian pasar untuk memahami tren bisnis, perilaku konsumen, dan strategi pesaing (HImma, 2023). c. Tujuan pemasaran: Tetapkan tujuan yang jelas untuk kegiatan pemasaran dan identifikasi metrik yang dapat diukur (HImma, 2023). d. Evaluasi kanal pemasaran: Mengevaluasi berbagai kanal pemasaran dan menentukan yang paling efektif untuk mencapai tujuan pemasaran (HImma, 2023). 4. Biaya Penelitian dan Pengembangan Biaya penelitian dan pengembangan (R&D) adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menemukan ide baru, mencari informasi tentang teknologi baru, dan melakukan penelitian dasar serta mengembangkan produk menjadi produk yang dapat diproduksi. Biaya R&D dapat dikelompokkan menjadi dua kategori: biaya penelitian dan biaya pengembangan.
Akuntansi Manajemen 37 Biaya penelitian mencakup biaya untuk: a. Menemukan ide baru b. Mencari informasi tentang teknologi baru c. Melakukan penelitian dasar Biaya pengembangan mencakup biaya untuk: a. Mengubah ide menjadi produk yang dapat diproduksi b. Membuat prototipe produk c. Melakukan uji coba produk Perusahaan sering mengalokasikan biaya R&D ke dalam periode tertentu, yang disebut sebagai periode penelitian dan pengembangan. Biaya R&D dianggap sebagai biaya yang ditangguhkan atau ditunda karena manfaatnya baru akan oleh perusahaan dalam masa depan. Meskipun biaya R&D sering kali tidak langsung terkait dengan keuntungan finansial jangka pendek, investasi dalam R&D dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perusahaan, seperti meningkatkan kualitas produk, mengembangkan produk yang lebih efisien, dan meningkatkan pangsa pasar. 1. Break-even Point Break-even point adalah titik di mana total biaya dan total pendapatan sama, sehingga tidak ada kerugian atau keuntungan bagi bisnis. Dalam kata lain, perusahaan telah mencapai tingkat produksi di mana biaya produksi sama dengan pendapatan. Break-even point adalah
38 Akuntansi Manajemen kalkulasi penting dalam rencana bisnis, terutama bagi investor potensial yang ingin mengetahui kapan mereka akan mendapatkan pengembalian investasi mereka. Break-even point juga dapat membantu perusahaan dalam menganalisis biaya dan mengevaluasi keuntungan yang akan mereka peroleh. Untuk menghitung breakeven point, perusahaan harus mengetahui total biaya produksi dan harga jual per unit produk. Break-even point dapat dihitung dalam unit atau dalam nilai penjualan. Break-even point juga dapat dihitung menggunakan analisis sensitivitas dan analisis skenario. Break-even point adalah konsep yang umum digunakan dalam analisis keuangan dan dapat digunakan oleh berbagai pihak, seperti pengusaha, akuntan, perencana keuangan, manajer, dan pemasar (sba.gov, n.d.). 2. Analisis Cost-Volume-Profit Analisis Biaya-Volume-Laba (CVP) adalah alat analisis keuangan yang membantu bisnis menentukan hubungan antara biaya, volume, dan laba. Analisis ini juga dikenal sebagai analisis titik impas. Analisis CVP digunakan untuk menghitung titik impas, yaitu titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, dan tidak ada laba atau rugi. Analisis ini memperhitungkan biaya tetap, biaya variabel, harga jual, dan volume penjualan. Analisis CVP berguna untuk pengambilan keputusan jangka pendek, seperti menentukan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai margin keuntungan tertentu. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus, grafik, dan bagan. Analisis CVP membuat beberapa asumsi, termasuk bahwa harga jual,
Akuntansi Manajemen 39 biaya tetap dan biaya variabel per unit adalah konstan. Analisis CVP adalah alat yang berharga bagi manajer, akuntan, dan analis keuangan dalam membuat keputusan bisnis yang tepat (Sharma, 2023). 3. Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas adalah sebuah metode analisis yang digunakan untuk mengevaluasi bagaimana perubahan dalam satu variabel akan memengaruhi hasil akhir, seperti keuntungan perusahaan. Dalam konteks analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit/CVP), analisis sensitivitas menunjukkan bagaimana model CVP akan berubah dengan perubahan dalam salah satu variabelnya, misalnya perubahan dalam biaya tetap, biaya variabel, harga jual, atau kombinasi penjualan. Fokusnya biasanya adalah bagaimana perubahan dalam variabel akan mengubah keuntungan. Analisis sensitivitas membantu manajer dalam memahami dampak perubahan variabel-variabel tersebut terhadap keuntungan perusahaan, serta membantu dalam pengambilan keputusan. Misalnya, analisis sensitivitas dapat digunakan untuk mengevaluasi bagaimana kenaikan biaya produksi akan memengaruhi break-even point atau bagaimana perubahan harga jual akan memengubah target keuntungan. 4. Analisis Margin Kontribusi Analisis Margin Kontribusi adalah analisis yang digunakan untuk mengevaluasi bagaimana pendapatan bersih dari suatu produk atau layanan akan berkontribusi pada keuntungan perusahaan. Margin Kontribusi adalah perbedaan antara pendapatan bersih (harga jual per unit
40 Akuntansi Manajemen produk minus biaya variabel per unit) dan biaya variabel yang terkait dengan produksi dan penjualan (Hidayat, 2022). Margin Kontribusi dapat digunakan untuk menentukan harga jual yang tepat sehingga mencapai break-even point atau titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya (Putri, 2023). Berikut adalah cara menghitung Margin Kontribusi: Margin Kontribusi = Pendapatan Bersih - Biaya Variabel Analisis Margin Kontribusi memiliki beberapa peran penting: a. Memahami kontribusi suatu produk terhadap keuntungan Perusahaan (accurate.id, n.d.). b. Membantu perusahaan dalam mengidentifikasi produk atau layanan yang memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan (accurate.id, n.d.). c. Memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan harga jual dan biaya variabel untuk mencapai target keuntungan (accurate.id, n.d.). d. Membantu dalam perencanaan produksi dan penjualan, serta alokasi sumber daya (accurate.id, n.d.). Dengan melakukan analisis Margin Kontribusi, perusahaan dapat menentukan strategi harga jual yang tepat, mengoptimalkan biaya variabel, dan mencapai target keuntungan.