The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini membahas pentingnya akuntansi manajemen dalam mengukur, menganalisis, dan memantau kinerja organisasi untuk mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.

Dalam buku ini, pembaca akan mempelajari konsep dasar akuntansi manajemen, seperti biaya produksi, penganggaran, analisis variansi, dan pengambilan keputusan berdasarkan biaya. Penulis menjelaskan bagaimana informasi akuntansi digunakan untuk mengukur dan mengendalikan aktivitas operasional, serta untuk mengevaluasi kinerja individu, tim, dan unit bisnis.


Buku ini juga membahas tentang peran akuntansi manajemen dalam proses perencanaan strategis, analisis keuntungan, penetapan harga, dan pengelolaan risiko. Pembaca akan mempelajari bagaimana informasi akuntansi dapat membantu manajemen dalam mengidentifikasi peluang bisnis, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mengambil keputusan yang tepat dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2024-03-02 06:22:56

Akuntansi Manajemen

Buku ini membahas pentingnya akuntansi manajemen dalam mengukur, menganalisis, dan memantau kinerja organisasi untuk mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.

Dalam buku ini, pembaca akan mempelajari konsep dasar akuntansi manajemen, seperti biaya produksi, penganggaran, analisis variansi, dan pengambilan keputusan berdasarkan biaya. Penulis menjelaskan bagaimana informasi akuntansi digunakan untuk mengukur dan mengendalikan aktivitas operasional, serta untuk mengevaluasi kinerja individu, tim, dan unit bisnis.


Buku ini juga membahas tentang peran akuntansi manajemen dalam proses perencanaan strategis, analisis keuntungan, penetapan harga, dan pengelolaan risiko. Pembaca akan mempelajari bagaimana informasi akuntansi dapat membantu manajemen dalam mengidentifikasi peluang bisnis, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mengambil keputusan yang tepat dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

Akuntansi Manajemen 91 atau Break Even Point (BEP) merupakan suatu kondisi perusahaan yang mana dalam operasionalnya tidak mendapat keuntungan dan juga tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, antara pendapatan dan biaya pada kondisi yang sama, sehingga labanya adalah nol. Analisa Break Even Point (BEP) adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara volume penjualan dan profitabilitas. Analisa ini disebut juga sebagai analisa impas, yaitu suatu metode untuk menentukan titik tertentu dimana penjualan dapat menutup biaya, sekaligus menunjukkan besarnya keuntungan atau kerugian perusahaan jika penjualan melampaui atau berada di bawah titik.(Maruta, 2018) Perhitungan Titik Impas : ( ) Atau Jumlah unit BEP = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit


92 Akuntansi Manajemen Contoh soal : Sumber : Hansen Mowen Laba = (penjualan – Beban Variabel) – Beban Tetap : $ 250 Q = $ 150 Q+ $ 35.000+ $ 0 $ 100 Q = $ 35.000 Q = $ 35.000 / $ 100 Q = 350 unit unit BEP = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit : Menurut Garrison (2017), dalam melakukan analisis target laba, dapat menggunakan dua metode (persamaan biaya volume laba dan pendekatan margin kontribusi), yaitu : Persamaan biaya-volume-laba, satu pendekatan dengan melakukan metode persamaan biaya-volume-laba yang dimana laba tidak sama dengan nol, yaitu dengan nol, yaitu dengan menggunakan rumus: Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba Pendekatan margin kontribusi, pendekatan dengan cara memperluas rumus margin kontribusi dengan memasukan target laba, yaitu dengan menggunakan rumus: Penjualan untuk mencapai target :


Akuntansi Manajemen 93 Menurut Jumingan (2011), “Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang maksimum. Besar kecilnya laba yang dicapai merupakan ukuran keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaannya”. Oleh karena itu, tugas manajemen untuk merencanakan masa depan perusahaan sehingga semua kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang telah diperkirakan dan direncanakan. Contoh soal : Anggaplah bahwa White Company ingin memperoleh laba operasi sebesar $ 100.000. dalam hal ini, berapakah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai hasil ini? Jika menggunakan laporan laba rugi maka hasilnya adalah sebagai berikut: $ 100.000 = ($250 x Unit) – ($150 x Unit) - $35.000 $ 135.000 = $100 x Unit Unit = 1.350 Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan target laba sebesar $ 100.000 pada biaya tetap dan langsung : Unit = ($35.000 + $100.000)/($250 - $150) Unit = $135.000/$100 Unit = 1.350


94 Akuntansi Manajemen Artinya White harus menjual 900 unit kotak es rumput untuk menghasilkan laba operasi sebesar $ 100.000. Laporan laba rugi berikut membuktikan hasil ini: Batas keamanan merupakan jumlah penjualan yang dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi batas keamanan, semakin rendah risiko untuk tidak mencapai titik impas. (Arrizqi, 2020). Dan menurut Garrison (2013), mengemukakan bahwa:margin of safety sebagai dari kelebihan penjualan yang dianggarkan (akrual) di atas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah di mana penjualan dapat menurut sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi rasio margin keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal. Perhitungan margin keamanan disajikan dalam bentuk persentase, dengan perhitungan sebagai berikut:margin of safety (%) = Total Penjualan yang dianggarkan (aktual) – Penjualan Dititik Impas. Perhitungan Margin of Safety adalah sebagai berikut: Total Per unit Penjualan (1.350 unit) $ 337.500 $ 250 Dikurangi: Bebabn Variabel 202.500 150 Margin kontribusi $ 135.000 $ 100 Dikurangi: Beban tetap 35.000 Laba operasi $ 100.000


Akuntansi Manajemen 95 Operating leverage terjadi saat perusahaan menggunakan aktiva yang akan mengakibatkan biaya atau beban tetap. Operating leverage berdampak pada dua arah, yaitu dapat memperbesar keuntungan perusahaan ataupun memperbesar kerugian perusahaan. (Utari et al., 2017) Suatu ukuran tentang seberapa sensitif laba bersih terhadap perubahan dalam penjualan. Tingkat operating leverage memberikan estimasi yang cepat pengaruh perubahan penjualan dalam persentase tertentu terhadap laba operasi bersih perusahaan. Semakin besar tingkat operating leverage, maka semakin besar pengaruh terhadap laba perusahaan. Tingkat operating leverage tidak konstan – tergantung dari tingkat penjualan perusahaan saat ini. Contoh soal : PT. Tiga Dara yang bergerak dibidang komponen motor listrik memperkirakan akan mencapai penjualan sebesar 400 unit pada tahun depan. Harga jual produk tersebut adalah Rp 250.000/Unit. Biaya tetap setahun sebesar Rp 35.000.000, sedangkan biaya variabelnya per unit sebesar Rp 150.000


96 Akuntansi Manajemen Diminta : Berapa DOL pada penjualan sebesar 400 unit tersebut ? Jawab : Degree of Operating Leverage ( DOL ) pada penjualan 400 unit adalah : ( ) ( ) ( ) ( ) Soal Jawab : Perusahaan Borneo memproduksi dan menjual pesawat telepon cordless elektromagnetik, Laporan Laba Rugi kontribusi perusahaan untuk tahun ini adalah sebagai berikut: Total Per Unit % Penjualan 22.500 kotak obat $ 4.500.000 $ 200 100% (-) Bebab Variabel 2.700.000 120 ? Margin Kontribuasi $ 1.800.000 $ 80 ? (-) Beban Tetap 1.200.000 Laba Bersih $ 600.000


Akuntansi Manajemen 97 Manajemen sangat ingin meningkatkan kinerja laba perusahaan dan telah meminta analisis tentang beberapa hal: Diminta : 1. Hitunglah Rasio CM dan rasio beban variabel perusahaan 2. Hitunglah titik impas perusahaan dalam satuan mata uang dan dalam unit. Gunakan metode persamaan. 3. Asumsikan penjualan meningkat sebesar $. 500.000 tahun depan. Jika perilaku biaya tidak berubah, berapa banyak laba bersih perusahaan akan meningkat ? Gunakan rasio CM untuk menjawab. 4. Mengacu pada data awal. Asumsikan tahun depan manajemen ingin mendapat laba minimal $. 900.000. Berapa unit yang harus dijual untuk memenuhi target laba tersebut? 5. Mengacu pada data awal. Hitung margin keamanan perusahaan dalam satuan mata uang dan dalam bentuk persentase. 6. a. Hitung tingkat Operating Leverage pada tingkat penjualan saat ini. b. Asumsikan dengan usaha intensif tenaga penjual, penjualan perusahaan akan meningkat 8% tahun depan. Berapa persen laba bersih diharapkan akan meningkat ? Gunakan konsep operating leverage untuk menjawab. 7. Verifikasi jawaban (b) dengan menyiapkan laporan laba rugi yang baru yang menunjukkan 8 % kenaikan penjualan.


98 Akuntansi Manajemen 8. Dalam usaha untuk meningkatkan penjualan dan laba, manajemen sedang mempertimbangkan untuk menggunakan pengeras suara berkualitas lebih tinggi. Pengeras suara berkualitas lebih tinggi akan meningkatkan biaya variabel sebesar Rp. 10 per unit, tetapi manajemen dapat memberhentikan satu petugas pengawas bergaji $ 200.000 per tahun. Manajer penjualan memperkirakan pengeras suara berkualitas lebih tinggi akan meningkatkan penjualan tahunan setidaknya 20%. a. Dengan mengasumsikan bahwa perubahan dibuat seperti di atas, siapkan laporan laba rugi proyeksi untuk tahun depan. Tunjukkan data dalam total, per unit dan presentase. b. Hitung titik impas yang baru dalam unit dan satuan rupiah penjualan. Gunakan metode margin kontribusi. c. Apakah anda akan merekomendasikan untuk melakukan perubahan? Jawab : 1. Rasio CM dan Ratio beban Variabel Perusahaan 2. Titik impas perusahaan dalam Unit Penjualan = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba 200 Q = 120 Q + $ 1.200.000 80 Q = $ 1.200.000


Akuntansi Manajemen 99 Q = $ 1.200.000 / 120 = 15.000 unit Titik impas perusahaan dalam satuan Uang Q = 10.000 unit, maka 15.000 x $ 200 = $ 3.000.000 3. Peningkatan Penjualan $ 600.000 Dikalikan dengan rasio CM 40% Peningkatan laba diharapkan $ 240.000 Jika ditampilkan dalam Laporan Laba Rugi Margin Kontribusi adalah sebagai berikut : Awal Setelah peningkatan Per unit Penjualan 25.500 kotak obat $ 4.500.000 $ 5.100.000 $ 200 (-) Bebab Variabel 2.700.000 3.060.000 120 Margin Kontribuasi $ 1.800.000 $ 2.040.000 $ 80 (-) Beban Tetap 1.200.000 1.200.000 Laba Bersih $ 600.000 $ 840.000 4. Menggunakan Metode Persamaan : Penjualan = Biaya Var + Biaya Tetap + Laba $ 200 Q= $ 120 Q + $ 1.200.000 + $ 900.000 $ 80 Q = $ 2.100.000 Q = 26.250 unit Jika menggunakan margin kontribusi


100 Akuntansi Manajemen 5. Margin Keamanan dalam $ : ( ) ( ) 6. a. Tingkat Operating Leverage b. Peningkatan penjualan yang diharapkan x tingkal OL, maka 8 % x 3 = 24 % Jadi peningkatan laba bersih yang diharapkan adalah = 24 % c. Jika penjualan meningkat 8% maka 8% x 22.500 = 24.300 maka laporan laba rugi nya adalah sebagai berikut : Awal Setelah peningkatan Per unit Penjualan 24.300 kotak obat $ 4.500.000 $ 4.860.0 00 $ 2 0 0 (-) Bebab 2.700.000 2.916.0 1


Akuntansi Manajemen 101 Variabel 00 2 0 Margin Kontribuasi $ 1.800.000 $ 1.944.0 00 $ 8 0 (-) Beban Tetap 1.200.000 1.200.0 00 Laba Bersih $ 600.000 $ 744.000 Jadi peningkatan laba bersih $ 744.000 telah menggambarkan 24% yang artinya merupakan peningkatan dari laba bersih sebelumnya $ 600.000. 7. Peningkatan penjualan sebesar 25% akan mengakibatkan kenaikan sebesar 28.125 unit (25% x 22.500), untuk kenaikannya dapat dilihat pada laporan laba rugi margin kontribusi sebagai berikut : Setelah peningkatan Per unit Penjualan 28.125 kotak obat $ 5.625.000 $ 2 00 (-) Bebab Variabel 3.656.250 1 30 Margin Kontribuasi $ 1.968.750 $ 7 0 (-) Beban Tetap 1.000.000 Laba Bersih $ 968.750


102 Akuntansi Manajemen Perencanaan dan pengendalian merupakan dua fungsi utama dalam manajemen. Melalui perencanaan, seorang manajer merancang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan melalui pengendalian, mereka berusaha untuk mencegah penyimpangan yang dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut. Pada umumnya, kedua fungsi ini saling terkait erat. Perencanaan dapat dianggap sebagai tahap pengambilan keputusan sebelum tindakan dilakukan, dan juga sebagai langkah untuk menetapkan parameter yang memungkinkan pengendalian dilakukan. Di sisi lain, pengendalian memberikan informasi yang berharga untuk perencanaan selanjutnya. Dengan kata lain, perencanaan tanpa pengendalian adalah sia-sia, begitu pula sebaliknya, Sigit Mareta


Akuntansi Manajemen 103 pengendalian tidak dapat efektif dilakukan tanpa adanya rencana. Menyusun rencana melibatkan alokasi sumber daya yang ada dengan cara yang efisien dan efektif berdasarkan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, rencana dapat berfungsi sebagai panduan operasional. Agar panduan ini dapat diterapkan oleh individu pelaksana, rencana harus diuraikan menjadi program kerja yang spesifik oleh setiap pejabat atau manajer. Ada beberapa alasan mengapa rencana ini memiliki pentingnya dalam upaya mendukung pencapaian tujuan: 1. Mampu menilai apakah tujuan telah dirumuskan dengan realistis. 2. Memberikan panduan atau jadwal untuk pelaksanaan tugas. 3. Digunakan untuk menentukan sumber daya yang diperlukan. 4. Berfungsi sebagai alat komunikasi dan koordinasi yang efektif antara unit-unit. 5. Membantu dalam pengaturan dan penentuan wewenang bagi setiap pelaksana. 6. Menyediakan dasar untuk pengendalian. Secara prinsip, rencana disusun dalam bentuk model dasar yang melibatkan empat tahapan penting yang harus ditentukan: 1. "Apa yang harus kita capai?" 2. "Dimana dan bagaimana posisi kita saat ini?" 3. "Apa yang perlu kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut?"


104 Akuntansi Manajemen 4. "Bagaimana kemajuan dalam pelaksanaan program kita?" Banyak perusahaan telah merancang rencana tahunan, yang sering kali disamakan dengan proses penyusunan anggaran. Rencana tahunan merupakan komponen dari rencana jangka panjang yang memiliki karakteristik yang lebih strategis. Rencana jangka panjang ini kemudian diuraikan dalam bentuk rencana tahunan dengan tujuan yang ditentukan berdasarkan kemampuan perusahaan dan taktiktaktik khusus. Proses ini mengharuskan analisis yang lebih cermat dan mendalam terhadap berbagai informasi eksternal dan internal. Menurut (Munandar, 2010) mengatakan bahwa anggaran suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”. Menurut (Radiansyah et al., 2023) Anggaran merupakan alat untuk mengawasi kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintah. Penganggaran perusahaan adalah salah satu aspek terpenting dalam manajemen keuangan yang memungkinkan perusahaan untuk merencanakan dan mengelola sumber daya finansialnya dengan cermat dan strategis. Anggaran adalah panduan untuk mencapai tujuan perusahaan, tetapi karena ada faktor-faktor eksternal yang sulit diprediksi seperti politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan lain-lain, ada kemungkinan bahwa pencapaian tujuan akan mengalami deviasi. Jika deviasi ini tidak ditangani, itu bisa mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan atau setidaknya menghambat kemajuan menuju tujuan tersebut.


Akuntansi Manajemen 105 Menurut (Markus Arnold, 2019) Perusahaan menggunakan tingkat anggaran tunggal untuk perencanaan dan evaluasi kinerja. Penganggaran memiliki fungsi yang berbeda di perusahaan. Di banyak perusahaan didapatkan hasil bahwa perusahaan menggunakan sistem anggaran secarabersama-sama untuk perencanaan operasional dan evaluasi kinerja. Dalam hal ini anggaran menjadi sangat penting dalam mencapai tujuan yang sudah dirumuska oleh perusahaan. Dalam pelaksanaan anggaran tindakan pengendalian yang meliputi pengawasan terhadap pendapatan dan pengeluaran juga harus diperhatikan. Agar dapat melakukan evaluasi yang efektif, perlu ada standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar ini harus mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi, dan perlu dilakukan penilaian terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi baik jumlah maupun harga dari sumber daya yang digunakan serta hasil yang dicapai. Pendapatan dan biaya merupakan elemen-elemen yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Standar biaya biasanya diterapkan untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Namun, untuk biaya-biaya yang tidak dapat teratribusi langsung, seperti biaya overhead pabrik, pendekatan yang berbeda digunakan. Standar biaya-biaya tersebut tidak dinyatakan dalam satuan produksi, tetapi dalam jumlah total produksi untuk jangka waktu tertentu. Biasanya, standar yang berbeda disiapkan dengan mengacu pada anggaran yang telah disesuaikan untuk setiap


106 Akuntansi Manajemen departemen atau kegiatan. Adapun beberapa hal yang harus dilakukan dalam penetapan standar tersebut yaitu : 1. Penetapan standar biaya pemakaian bahan baku Biaya penggunaan bahan dipengaruhi oleh dua elemen, yakni biaya per unit bahan dan volume bahan yang digunakan. 2. Penetepan standar biaya tenaga kerja Dalam proses produksi suatu produk, tenaga kerja juga diperlukan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan standar biaya tenaga kerja, yang mencakup standar upah dan standar efisiensi (waktu kerja). 3. Penetapatan standar biaya overhead (Biaya umum pabrik) Standar biaya overhead (Biaya umum pabrik) menjadi sulit ditentukan dengan menggunakan satuan hasil produksi sebagai dasar. Dalam konteks ini, standar biaya overhead dapat dibagi menjadi dua jenis: a. Biaya Variabel, yang memuncaknya bergantung pada tingkat aktivitas (produksi/penjualan) dan berubah seiring dengan perubahan aktivitas tersebut. b. Biaya Tetap, yang cenderung tetap atau stabil sampai tingkat aktivitas tertentu. Dengan karakteristik ini, penetapan standar biaya overhead (Biaya umum pabrik) tidak dapat diterapkan secara umum untuk semua tingkat kapasitas produksi, melainkan perlu dihubungkan dengan tingkat kapasitas produksi tertentu. Standar biaya yang dikaitkan dengan tingkat


Akuntansi Manajemen 107 kapasitas tertentu ini dikenal sebagai Anggaran Fleksibel (Flexible Budget). Tujuan yang telah disetujui dan disepakati kemudian diuraikan dalam bentuk nilai dalam mata uang. Proses ini dimulai dengan rencana penjualan yang mencakup perkiraan penjualan produk atau jasa yang akan dilakukan oleh perusahaan. Rencana penjualan ini kemudian menjadi landasan untuk menyusun berbagai anggaran lainnya, termasuk: 1. Anggaran Biaya Penjualan 2. Anggaran Biaya Produksi 3. Anggaran Biaya Umum dan Administrasi 4. Dan anggaran lain yang relevan Dengan demikian, nilai dalam mata uang yang diharapkan dari penjualan menjadi dasar bagi perencanaan dan pengalokasian anggaran dalam berbagai aspek operasional perusahaan. Anggaran Penjualan yang disusun oleh Departemen Penjualan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Anggaran Pendapatan Penjualan (Anggaran Pendapatan Penjualan) Anggaran Pendapatan Penjualan memiliki peran sentral dalam proses perencanaan keuangan perusahaan dan oleh karena itu, harus disusun dengan cermat mengingat sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut mencakup : Kondisi ekonomi secara umum, Kebijakan pemerintah yang berlaku, Tren


108 Akuntansi Manajemen pasar, Musim atau musiman, Aktivitas pesaing di pasar, Kebijakan internal perusahaan, Beragam jenis produk yang dijual, Saluran distribusi yang digunakan, Harga dan ketentuan pembayaran yang berlaku, Masukan dan pandangan dari para manajer, Masukan dari tim penjualan dan distributor, Biaya-biaya penjualan dan faktor-faktor lainnya yang relevan. Oleh karena itu, dalam Anggaran Pendapatan Penjualan, perlu dilakukan proyeksi terhadap: Total penjualan keseluruhan (total sales), yang menjawab pertanyaan: "Berapa banyak total penjualannya?", "Di mana wilayah atau daerah yang menjadi target pasarnya?", "Apa saja jenis produknya?", "Kapan periode waktunya?", "Siapa pelanggannya?" Penyusunan anggaran penjualan juga dapat mencakup variabel lain yang disesuaikan dengan kebutuhan manajemen, seperti berdasarkan kinerja energi penjualan, jumlah pesanan, dan faktor-faktor lain yang relevan. 2. Anggaran Biaya Penjualan (Anggaran Biaya Penjualan) Biaya Penjualan dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang mencakup: a. Biaya yang Terkait dengan Pelaksanaan Penjualan, termasuk:Gaji para tenaga penjual, Komisi yang diberikan kepada para tenaga penjual, Bonus yang diberikan kepada para tenaga penjual, Biaya perjalanan untuk tenaga penjual, Biaya hiburan untuk pelanggan. b. Biaya yang Terkait dengan Iklan dan Promosi Penjualan, termasuk: Gaji dan staf bonus yang terlibat dalam kegiatan periklanan, Biaya yang


Akuntansi Manajemen 109 dikeluarkan untuk jasa agen periklanan (Advertising Agencies), Biaya media iklan seperti iklan di surat kabar, majalah, TV, dan radio, Biaya promosi penjualan yang ditujukan kepada konsumen dan penyalur, Biaya tampilan dan promosi produk. c. Biaya yang Terkait dengan Distribusi Barang, termasuk: Biaya pengiriman barang jadi, Biaya pergudangan, Biaya ritel (ritel). d. Biaya yang Terkait dengan Administrasi Penjualan, termasuk: Gaji dan bonus manajer penjualan dan stafnya, Pengeluaran untuk kebutuhan tulis-menulis, Biaya sewa, asuransi, udara, listrik, telepon di departemen penjualan, Biaya perawatan dan perbaikan peralatan di departemen penjualan, Penyusutan aset yang digunakan di departemen Administrasi Penjualan. Terkadang, biaya penjualan tidak selalu dapat dikumpulkan secara logistik ke dalam empat kategori seperti yang disebutkan di atas, melainkan akan dikumpulkan berdasarkan jenis biaya tertentu yang lebih tepat, seperti yang berikut ini: Gaji, Komisi penjualan, Metode untuk penyalur, Biaya promosi, Biaya transportasi, Sampel untuk calon pelanggan, Administrasi penjualan, Penyusutan aset yang digunakan dalam administrasi penjualan. Kas mengacu pada sumber daya finansial dalam bentuk uang tunai yang tersedia di perusahaan dan dana yang disimpan di bank yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Kas adalah aset yang dapat digunakan untuk memenuhi berbagai


110 Akuntansi Manajemen kewajiban keuangan, termasuk yang timbul dari operasi sehari-hari perusahaan dan investasi. Menurut (Mareta, 2017) Perusahaan yang mempunyai alat–alat likuid yang besar, maka perusahaan tersebut akan mampu memenuhi semua hutang jangka pendek yang segera harus dipenuhi, berarti perusahaan tersebut dalamkeadaan likuid. Sedangkan perusahaan yang mempunyai alat–alat likuid kecil, maka perusahaan tersebut akan sulit untuk memenuhi hutang– hutang jangka pendeknya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya, yang berarti perusahaan memiliki kemampuan lebih besar untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Namun, terlalu banyak kas yang menganggur dapat mengurangi profitabilitas. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan mencari keseimbangan antara mencapai profitabilitas yang optimal dan menjaga likuiditas yang cukup. Hal ini dapat dicapai dengan mengelola kas secara efisien. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian kas adalah Anggaran Kas. Anggaran kas dapat disusun dengan berbagai jangka waktu, seperti mingguan, bulanan, atau per triwulan, dan bentuknya dapat bervariasi sesuai kebutuhan. Namun, inti dari semua anggaran kas berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian yang memiliki tujuan serupa, yaitu: a. Menanggapi bahwa penerimaan kas sesuai dengan rencana jumlah dan jadwal yang telah ditetapkan. b. mengisyaratkan bahwa pengeluaran kas sesuai dengan rencana jumlah dan jadwal yang telah ditetapkan.


Akuntansi Manajemen 111 c. untuk mengatasi kekurangan kas jika mungkin terjadi. d. untuk mengalokasikan kelebihan kas jika mungkin terjadi. Oleh karena itu, anggaran kas merupakan alat yang penting dalam manajemen keuangan perusahaan untuk mengatur arus kas dengan efisien dan mengelola sumber daya keuangan dengan baik. Anggaran kas mencakup perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas serta mencerminkan posisi kas perusahaan sebagai hasil dari aktivitas keuangan dalam periode anggaran tertentu. Penerimaan kas berasal dari sumber-sumber seperti penjualan tunai, penerimaan tagihan yang telah jatuh tempo, serta pendapatan dari sumber-sumber lain seperti hasil penjualan aset, pinjaman, bunga, sewa, dividen dari investasi saham di perusahaan lain, dan lain-lain. Pengeluaran kas mencakup berbagai pembayaran seperti pembelian bahan baku, barang dagangan, gaji dan upah, pembayaran angsuran pinjaman, bunga, pajak, jasa-jasa, akuisisi harta tetap, dan lain sebagainya. Saldo kas, atau posisi kas, merupakan hasil dari penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam praktiknya, realisasi penerimaan dan pengeluaran kas seringkali dapat berbeda dari yang telah direncanakan. Untuk memastikan bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya, biasanya ditetapkan kebijakan untuk menjaga saldo kas minimum. Artinya saldo kas perusahaan tidak boleh turun di bawah jumlah minimum yang telah ditetapkan.


112 Akuntansi Manajemen Anggaran Kas merupakan bagian integral dari sistem perencanaan yang lebih luas. Prosedur penyusunan anggaran ini biasanya dilakukan pada tahap akhir dari seluruh proses perencanaan. Pada umumnya, penyusunan anggaran bergantung pada beberapa faktor utama, yaitu: 1. Rencana dan Anggaran Keseluruhan Perusahaan: Mencakup seluruh rencana dan anggaran yang mencakup aktivitas perusahaan, mulai dari Rencana Penjualan hingga Anggaran Biaya dan Anggaran Investasi. 2. Kebijakan Perusahaan: Faktor-faktor ini mencakup kebijakan perusahaan, seperti kebijakan mengenai saldo kas minimum yang harus dipertahankan, kebijakan sumber dana, kebijakan pembelian dan pembayaran, kebijakan penjualan kredit, dan lain sebagainya. Terkait dengan saldo kas minimum, beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah: a. Volume kegiatan dan keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran kas. Semakin besar aktivitas perusahaan, semakin besar kecenderungan untuk mempertahankan saldo kas minimum yang lebih besar. Namun, penting untuk dicatat bahwa jumlah dan jadwal pengeluaran kas yang dapat dipenuhi dari penerimaan kas juga mempengaruhi keseimbangan ini. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan keseimbangan antara syarat pembelian dan syarat penjualan. b. Tingkat akurasi rencana arus kas. Jika rencana arus kas perusahaan selalu sesuai dengan kenyataan, maka perusahaan mungkin tidak perlu menjaga


Akuntansi Manajemen 113 saldo kas minimum yang besar. Sebaliknya, jika realisasi arus kas seringkali jauh dari rencana, maka perusahaan mungkin perlu menjaga saldo kas minimum yang lebih besar. Akurasi rencana arus kas tergantung pada tingkat kepastian dalam pola bisnis, kemampuan dalam melakukan proyeksi ke depan, dan ketersediaan informasi yang relevan. c. Hubungan dengan Sumber Dana: Jika perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan sumber dana seperti bank atau kantor pusat, maka perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan kredit atau suntikan dana saat dibutuhkan. Dalam hal ini, perusahaan mungkin tidak perlu mempertahankan saldo kas minimum yang besar. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki hubungan yang kurang baik dengan sumber dana tersebut, perlu menjaga saldo kas minimum yang lebih besar sebagai cadangan. Sebagai tahap akhir dalam proses penyusunan anggaran perusahaan, terdapat penyusunan proyeksi laporan keuangan yang merupakan hasil akhir dari operasi perencanaan untuk suatu periode tertentu. Ini sangat penting karena manajemen perlu memahami posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang akan datang. Jenis laporan keuangan proyeksi yang disusun mencakup Anggaran Neraca dan Anggaran Laba Rugi. 1. Anggaran Laba Rugi Anggaran Laba Rugi adalah sebuah laporan yang menggambarkan kinerja perusahaan berdasarkan


114 Akuntansi Manajemen rencana kegiatan dalam periode tertentu. Kinerja atau hasil operasi perusahaan dapat diukur dari seberapa besar laba yang dihasilkan. Menurut (Mareta et al., 2020), Profitabilitas mengukur kinerja perusahaan yang tercermin dari keuntungan yang dihasilkan. Dengan kata lain, profitabilitas dapat memengaruhi nilai perusahaan. Laba pada dasarnya merupakan selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mencapai pendapatan tersebut. Penyusunan Anggaran Laba Rugi melibatkan beberapa komponen, antara lain: Anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran harga pokok penjualan, anggaran biaya penjualan, anggaran biaya umum dan administrasi. a. Anggaran Penjualan : Anggaran penjualan disusun berdasarkan rencana penjualan bersih yaitu hasil penjualan kotor dikurangi retur dan potongan penjualan b. Anggaran Produksi beserta anggaran pendukungnya. Anggaran biaya pertama yang dikurangkan dari anggaran penjualan adalah anggaran harga pokok penjualan, yang mencakup biaya pokok yang terkait dengan barang yang dijual. Nilai dari harga pokok penjualan ini bergantung pada metode penilaian persediaan yang diterapkan dalam sistem akuntansi. Perlu diingat bahwa anggaran harga pokok penjualan akan berbeda antara perusahaan perdagangan, industri jasa, dan perusahaan manufaktur. 1) Harga pokok penjualan pada perusahaan perdagangan:


Akuntansi Manajemen 115 HPP = Persediaan awal + Pembelian bersih - Persediaan akhir Dari rumusan di atas, jelas sekali bahwa rencana persediaan awal dan akhir sangat mempengaruhi besarnya harga pokok penjualan. 2) Harga pokok penjualan perusahaan manufaktur: HPP = Persediaan awal barang jadi + Harga pokok produksi - persediaan akhir barang jadi. Harga pokok produksi adalah harga pokok dari barang jadi yang diproduksi selama periode tertentu. HP Produksi merupakan bagian dari Anggaran Produksi yang dihitung sebagai berikut: HP Produksi = Persediaan awal barang 1/2 jadi + (bahan mentah yang dipakai + upah langsung + biaya umum pabrik) - persediaan akhir barang 1/2 jadi. Bahan mentah yang dipakai = Persediaan awal bahan mentah + pembelian - persediaan akhir a. Laba Kotor : selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan. b. Biaya Operasi : Biaya operasi terdiri dari biaya pemasaran dan biaya umum/administrasi. Merupakan total biaya yang terjadi di bagian Pemasaran dan Bagian Umum/Administrasi. c. Laba Operasi : Laba operasi ini merupakan sisa keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis utama. Laba operasi merupakan selisih laba kotor dikurangi biaya operasi. d. Pendapatan Lain dan Biaya Lain :Pendapatan lain dan biaya lain adalah penghasilan yang diperoleh


116 Akuntansi Manajemen dan biaya yang menjadi beban, bukan sebagai akibat dari kegiatan utama perusahaan. Pendapatan lain : Bunga deposito, dividen yang diterima atas saham penyertaan di perusahaan Iain, selisih kurs valuta asing. Biaya lain : Kerugian karena hilang/kebakaran, selisih kurs, bunga pinjaman (untuk kepentingan analisis, bunga disendirikan). e. Laba Bersih : Hasil operasi perusahaan yang sudah ditambah pendapatan lain dan dikurangi biaya lain merupakan laba kena pajak. Sisa laba setelah pajak adalah laba bersih yang menjadi hak pemegang saham. Dengan menyusun Anggaran Laba Rugi berdasarkan komponen-komponen ini, perusahaan dapat memiliki pandangan yang lebih rinci tentang proyeksi kinerja keuangan dalam periode tertentu. 2. Anggaran Neraca Anggaran neraca merupakan anggaran keuangan yang menunjukkan proyeksi posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya akhir dari suatu periode pembukuan yang akan datang. Ada dua kelompok besar informasi yang disajikan dalam neraca, yaitu kelompok harta dan kelompok utang & modal. a. Kelompok Harta Dibagi dalam 2 klasifikasi, yaitu harta lancar dan harta tidak lancar. 1) Harta Lancar Kas, besarnya kas pada anggaran neraca diperoleh dari saldo kas akhir pada anggaran kas. Misalnya : Surat


Akuntansi Manajemen 117 berharga yang mudah dijual, Piutang, dihitung dari saldo akhir piutang, Persediaan ditentukan dengan cara yang sama dengan hutang. Persediaan awal (+) Pembelian (-) Harga Pokok Penjualan = Persediaan akhir *) Pembelian diperoleh dari jumlah seluruh pembelian dalam suatu periode anggaran yang bersangkutan. **) Harga pokok penjualan diambil dari anggaran Laba/Rugi. Biaya-biaya yang dibayar di muka, misalnya asuransi, Uang muka pembelian. 2) Harta Tidak Lancar Penanaman (penyertaan) modal pada perusahaan Iain. a) Harta Tetap Berwujud (Aset Tetap Berwujud) seperti mesin, gedung, tanah, alat-alat, kendaraan dinas. b) Harta Tetap yang Tak Berwujud (Aset Tetap Tak Berwujud) misalnya: goodwill, paten, merek dagang dan sebagainya. b. Kelompok Utang dan Modal Kelompok utang dan modal menunjukkan sumbersumber dana untuk membelanjai harta perusahaan. Utang. Kelompok ini dibagi dalam 2 bagian, yaitu: Utang Jangka Pendek. Dalam neraca anggaran, kelompok ini merupakan saldo utang yang harus


118 Akuntansi Manajemen diselesaikan dalam jangka waktu paling lama satu tahun, atau dalam suatu masa perputaran usaha yang sesuai dengan masa yang digunakan dalam penggolongan utang lancar, misalnya: Utang dagang, Fasilitas cerukan/cerukan Bank, Pajak yang belum dibayar, Angsuran kredit jangka panjang yang sudah atau segera jatuh tempo, Utang dividen yang akan dibagikan, Penerimaan uang muka atas penjualan barang atau jasa. Utang Jangka Panjang. Utang jangka panjang adalah merupakan utang yang tidak jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau dalam suatu masa perputaran usaha, misalnya: Kewajiban, Pinjaman hipotik, Kredit investasi, Perjanjian-perjanjian pembelian dengan pembayaran angsuran lebih dari satu tahun. c. Modal atau Dana Sendiri Modal = Harta – Utang. Modal merupakan hak pemilik atas harta yang ada. Kelompok ini terdiri dari 2 bagian: 1) Modal Perusahaan Kelompok ini dapat berdiri sendiri dalam: Saham Biasa, Saham istimewa dan Agio saham, Selisih penilaian kembali, sebagai hasil keputusan pemerintah tentang Revaluasi Harta Tetap. 2) Laba Ditahan Umumnya laba yang tidak dipublikasikan digunakan untuk pengembangan perusahaan, dan dalam anggaran neraca yang dicantumkan secara kumulatif.


Akuntansi Manajemen 119 Besarnya Laba Ditahan tergantung pada keputusan rapat pemegang saham atau sesuai dengan yang telah diatur dalam tindakan pendirian perusahaan.


120 Akuntansi Manajemen Harga transfer merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer antarpusat pertanggungjawaban dalam perusahaan. Harga transfer terdiri dari semua bentuk alokasi biaya dari departemen pembantu dan departemen produksi dan harga jual produk atau jasa yang ditransfer antar pusat laba. Pengartian sempit harga transfer merupakan harga barang dan jasa yang ditransfer antara pusat laba dalam perusahaan yang sama. Karena manajer pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh, maka setiap transfer barang atau jasa antar pusat laba, selalu diperhitungkan didalamnya unsur laba. Harga transfer dalam arti luas dan sempit. Dalam arti luas harga transfer adalah perpindahan barang atau jasa yang Ema Khairunnisa Artha


Akuntansi Manajemen 121 diperuntukkan antar unit-unit atau antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. Dalam definisi ini harga transfer meliputi harga perpindahan barang atau jasa antar pusat biaya, pusat pendapatan maupun pusat laba. Dalam arti sempit harga transfer adalah : harga perpindahan barang atau jasa antara dua pusat laba atau lebih. Diharapkan penetapan harga transfer saling menguntungkan setiap divisi dan bagi perusahaan secara keseluruhan. Adapun tujuan penentuan harga transfer adalah : Penentuan harga transfer ini, dijual barang yang ditransfer antar divisi berdasarkan pada biaya penuh produk yang di transfer. Biaya penuh yang di transfer dapat dipilih antara biaya penuh sesungguhnya atau biaya penuh standar. Jika menggunakan biaya penuh sesungguhnya, kemungkinan yang dapat timbul adalah divisi pembeli akan dibebani dengan ketidakefesienan divisi penjual. Karenanya biaya penuh sesungguhnya tidak baik untuk penentuan harga transfer. Jika menggunakan biaya penuh standar divisi pembeli tidak dibebani ketidakefisienan divisi penjual akan tetapi biaya standar menimbulkan keengganan bagi divisi penjual memperbaiki efisiensi produksinya. Jika revisi penjual memperbaiki efisiensi produksinya, biaya penuh sebagai dasar penentuan harga jual akan turun sebagau akibatnya harga transfer akan turun. Metode penentuan harga transfer berdasarkan biaya dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan penentuan biaya: Full costing, Variabel costing atau Activity based costing.


122 Akuntansi Manajemen Jika full costing dipakai sebagai pendekatan perekayaan biaya yang digunakan sebagai penentuan harga transfer, unsur yang diperhitungkan pada harga transfer adalah sebagai berikut: Harga transfer = (Biaya produksi + Biaya non produksi) + Laba 1. Penetapan harga transfer dengan variabel costing Jika variable costing dipakai sebagai pendekatan perekayasaan biaya yang digunakan sebagai dasar penentuan harga transfer , unsur-unsur yang diperhitungan pada harga transfer adalah sebagai berikut: Harga transfer = Biaya produksi variabel + Laba 2. Penetapan harga transfer metode ABC Jika ABC dipakai sebagai penetapan harga transfer. Unsur-unsur yang diperhitungkan pada harga transfer dapat digolongkan sebagai berikut: Harga transfer = Biaya Penuh + Laba o Unit level activity o Batch related activity o Product sustaining activity o Facility sustaining activity


Akuntansi Manajemen 123 Unit Level Activity, biaya yang dipengaruhi oleh besar kecilnya unit produk yang dihasilkan. Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya energi dan biaya angkutan. Biaya ini dibebankan ke produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan. Batch Related Activity, biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi. Setup cost merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan equipment sebelum order produksi diproses. Besar kecilnya biaya ini tergantung frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi produksi. Product sustaining activity, biaya ini berhubungan dengan kegiatan desain produk, pengujian produk. Biaya ini dibebankan ke produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk yang akan dihasilkan selama umur produk tersebut Facility Sustaining Activity, biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Biaya ini dibebankan ke produk atas dasar taksiran unit produk yang dihasilkan pada kapasitas normal. Jika produk yang ditransfer antar divisi di dalam penentuan mempunyai harga pasar, pada umumnya harga pasar merupakan dasar yang adil dipandang dari pengukuran kinerja. Harga pasar merupakan penghasilan yang akan dikorbankan di dalam transfer produk kepada divisi pembeli, sedangkan bagi divisi pembeli harga pasar merupakan biaya yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari pihak luar.


124 Akuntansi Manajemen Setiap harga transfer akan menjadi biaya variabel bagi divisi pembeli, meskipun dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, harga transfer tersebut mengandung unsur biaya tetap dari divisi pembeli untuk pengambilan keputusan jangka pendek di bidang pemasaran akan berakibat terjadinya kesalahan kesimpulan. Jika divisi pembeli memperlakukan unsur biaya tetap yang terdapat dalam harga barang yang ditransfer dari divisi pentransfer sebagai biaya variabel, biaya variabel divisi pembeli akan berbeda dengan biaya variabel dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan. Jika manajer divisi pembeli melakukan perencanaan laba jangka pendek, ia akan memperlakukan harga yang dibayarkan kepada divisi pentransfer untuk produk yang ditransfer dari divisi pembeli tidak selalu berakibat optimasi laba perusahaan secara keseluruhan. Masalah tersebut selalu timbul jika produk atau jasa ditransfer dari divisi pentransfer ke divisi pembeli dengan menggunakan harga transfer persatuan. Masalah ini menjadi lebih besar dalam perusahaan yang divisinya memasarkan seluruh produknya ke divisi lain dalam perusahaan yang sama, divisi tersebut merupakan captive supplier. Struktur model ABC dengan mengetahui hirarki ABC unit-level activity, batch-related activity, product-sustaining activity, dan plant-level sustaining activity. Berikut adalah penggunaan metode ABC pada perusahaan farmasi.


Akuntansi Manajemen 125 1. Unit biaya dapat dikenakan untuk semua biaya langsung dihubungkan dengan produksi setiap unit produk seperti tablet, capsule, dan ampoules. Biaya ini meliputi biaya bahan baku, bahan pengemas, dan upah langsung pekerja produksi. 2. Batch-related activity meliputi biaya sumber daya yang digunakan untuk setiap produk atau batch pengemasan, sebagian besar biaya persiapan, penyusunan, pembersihan, pengendalian mutu laboratorium pengujian, dan manajemen produksi dan computer. Seluruhnya ukuran untuk produksi berkenaan dengan farmasi pada umumnya ditentukan berdasar pada kapasitas wadah setiap itu tetapi batch memproses, menentukan pesanan pelanggan, pengemasan sirop atau tablet. Biaya produksi atau batch pengemasan dapat berbeda untuk setiap produk antar pabrik berbeda. Sebagai contoh, suatu pesanan kecil pelanggan dapat menggerakkan produksi dalam jumlah besar batch sirop atau tablet di mana hanya sebagian kecil yang dikemas untuk pesanan pelanggan. Biaya batch dari produksi dan semua biaya batch dari pengemasan. 3. Product-specific meliputi biaya terjadi dalam mendaftarkan produk, membuat perubahan proses produksi produk, dan mendesain kemasan. 4. Plant-Level yakni biaya pemeliharaan kapasitas lini produksi yang mencakup penyusutan, biaya pemeriksaan keselamatan, dan asuransi, seperti halnya biaya umum dari plant seperti penataan dan keamaan. Dalam banyaj aplikasi ABC, penyusutan mesin akan tercakup di biaya batch dan unit di hubungkan dengan produk yang lain. Teva memutuskan memperlakukan penyusutan


126 Akuntansi Manajemen peralatan sebagai plant-level sehingga kalkulasi biaya batch dan unit dapat digunakan untuk menaksir biaya marginal untuk memproduksi satu unit atau batch produk. Rumus perhitungan Harga Transfer dalam menganalisis : a. Harga transfer berdasarkan biaya Biaya variabel Biaya produksi variabel xxx Biaya pemasaran variabel xxx Biaya administrasi dan umum variabel xxx + Total biaya variabel xxx Biaya tetap Biaya produksi tetap xxx Biaya pemasaran tetap xxx Biaya administrasi umum tetap xxx + Total biaya tetap xxx + Harga transfer xxx b. Harga transfer berdasarkan biaya ditambah laba Biaya variabel xxx Biaya tetap xxx +


Akuntansi Manajemen 127 Total biaya xxx Ditambah markup xxx + Harga transfer xxx c. Harga transfer berdasarkan harga pasar Harga pasar xxx Biaya yang dapat dihindari xxx Potongan volume penjualan xxx Biaya penagihan xxx + Biaya gudang xxx xxx - Harga transfer xxx


128 Akuntansi Manajemen Pada dasarnya pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif pada masa yang akan datang. Dalam pengambilan keputusan, manajemen membutuhkan data biaya sebagai dasar pertimbangan dalam memilih salah satu alternatif. Karena pengambilan keputusan menyangkut masa yang akan datang (future cost). Alasan utama manajemen berkepentingan dengan data biaya masa akan datang karena biaya tersebut dapat dikendalikan. Sedangkan biaya masa lalu (historical cost) hanya dapat disajikan bahan untuk memprediksi kejadian masa yang akan datang tanpa dapat diubah atau dikendalikan. Konsep biaya untuk pengambilan keputusan berbeda dengan konsep biaya untuk menyusun laporan keuangan. Penyajian data biaya untuk pengambilan keputusan tidak terikat oleh standar akuntansi keuangan karena dalam Muhtar Sapiri


Akuntansi Manajemen 129 penyajiannya hanya untuk memenuhi kebutuhan manajemen atau lebih terperinci. Sedangkan biaya dalam laporan keuangan bersifat global dan selain disajikan untuk manajemen juga diperlukan oleh pihak luar perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas R. A. Supriyono (2000: 399): “Membagi konsep biaya untuk pengambilan keputusan sebagai berikut : (1) Biaya diferensial (diferensial cost); (2) Biaya kesempatan (opportunity cost); (3) Biaya kas (cash cost); (4) Biaya tenggelam (sunk cost”) Berikut ini akan diuraikan pengertian setiap konsep biaya dalam pengambilan keputusan, yaitu : 1. Biaya differensial (differential cost) Biaya differensial adalah biaya yang berbeda pada berbagai alternatif pengambilan keputusan yang mungkin untuk dipilih. Didalam pengambilan keputusan, biaya differensial dibandingkan dengan penghasilan differensial (differential revenues) untuk menentukan besarnya laba differensial (differential income). Penghasilan differensial adalah total pendapatan penjualan khusus. Sedangkan biaya differensial adalah tambahan biaya yang akan terjadi untuk melayani pesanan khusus. Laba differensial diperoleh dengan cara membandingkan antara penghasilan differensial dengan biaya differensial, dengan rumus sebagai berikut : Laba differensial = penghasilan differensial - biaya diferencial


130 Akuntansi Manajemen 2. Biaya kesempatan (opportunity cost) Biaya kesempatan digunakan untuk mengukur keuntungan atau kerugian antara alternatif untuk tetap beroperasi pada keadaan semula atau memilih kesempatan baik yang berupa alternatif-alternatif lainnya yang tersedia. Biaya kesempatan merupakan penghasilan atau penghematan biaya yang dikorbankan karena dipilihnya satu alternatif tertentu, sehingga penghasilan atau penghematan biaya tersebut. Dalam menentukan besarnya biaya kesempatan harus diperhitungkan adanya biaya hipotesis (hypothetical cost) atau biaya imputed (imputed cost) yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. 3. Biaya kas (cash cost) Biaya kas disebut pula dengan istilah biaya tunai atau biaya out of pocket. Biaya kas adalah biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sebagai akibat dari keputusan manajemen. Misalnya manajemen memutuskan untuk membeli aktiva tetap baru, maka cost aktiva ditambah biaya- biaya operasional dari aktiva tetap selama pemakaian yang akan datang adalah biaya kas. Akan tetapi, apabila aktiva tetap sudah dimiliki perusahaan, biaya depresiasi pada saat dimanfaatkan atau yang memerlukan alokasi cost pada periode yang memanfaatkan adalah bukan biaya kas karena pada saat dibebankan sebagai biaya tidak lagi memerlukan pengeluaran kas atau pengeluaran kasnya telah dilakukan pada masa lalu. Konsep biaya kas bermanfaat untuk menganalisa aliran dana atau aliran kas diwaktu


Akuntansi Manajemen 131 yang akan datang dalam hubungannya dengan keputusan penanaman modal. 4. Biaya tenggelam (sunk cost) Biaya tenggelam adalah biaya yang dalam situasi tertentu tidak dapat diperoleh kembali. Pengeluaran yang telah dilakukan pada masa lalu, umumnya tidak dapat diperoleh kembali. Misalnya, dalam keputusan alternatif untuk tetap memakai aktiva tetap lama atau mengganti dengan aktiva tetap baru, nilai buku aktiva tetap merupakan sunk cost yang tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam rencana penggantian tersebut. Biaya relevan dalam rencana penggantian aktiva tetap adalah penghematan biaya yang diperoleh dari penggantian, dengan mempertimbangkan pengaruh dari pajak atas laba, atau apabila penggantian tersebut akan menaikkan kapasitas produksi dan penjualan, maka kenaikan laba adanya penggantian harus dipertimbangkan. 5. Biaya pengganti (replacement cost) Pengambilan keputusan dapat berhubungan dengan biaya pengganti atau harga pokok pengganti. Biaya pengganti adalah biaya yang berhubungan dengan penggantian suatu aktiva atau jasa yang akan terjadi (future cost) diwaktu yang akan datang pada saat diadakan penggantian. Biaya dapat diukur jumlahnya dengan cara membeli atau memproduksi barang atau jasa yang sama. Selain bermanfaat untuk penyusunan anggaran dan biaya standar, konsep biaya pengganti juga bermanfaat dalam capital budgeting, misalnya


132 Akuntansi Manajemen perencanaan perbaikan/ pengembangan, penambahan, penggantian, pemberhentian dari aktiva tetap. Jenis biaya tersebut di atas merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan bila kita dihadapkan beberapa alternatif pilihan dalam pengambilan keputusan, khususnya untuk keputusan- keputusan yang bersifat jangka pendek (tactical decision making). Menurut Mulyadi (2001:126) keputusan yang bersifat taktis (tactical decision making).antara lain : 1. Special order decision making (keputusan menerima atau menolak pesanan khusus) Diharapkan pendirian perusahaan mampu memproduksi pada kondisi full capacity dalam rangka memenuhi permintaan pasar. Namun dalam prakteknya beberapa perusahaan tidak mampu mencapai hal tersebut, dengan kata lain perusahaan berproduksi dengan kondisi terdapat idle capasity. Salah satu penyebab karena tingkat persiangan yang cukup ketat atau kualitas produk yang dihasilkan tidak dapat bersaing. Dengkan kondisi idle capacity mendorong pihak manajemen perusahan mempertimbangkan penetapan harga jual jauh di bawah harga normal. Berikut ini adalah contoh kasus penerapan keputusan yang bersifat taktis (tactical decision making).untuk keputusan Special order decision making (keputusan menerima atau menolak pesanan khsus)


Akuntansi Manajemen 133 Penyelesaiaan: 2. Sell or process futher decision making (keputusan menjual atau memproses lebih lanjut. Terkadang Perusahaan diperhadapkan pada pilihan apakah produk yang dibuat dijual pada saat sekarang atau memprosesnya lebih lanjut dengan harapan harga jual produk tersebut di pasar akan meningkat, dengan asumsi terdapat tambahan biaya yang dikeluarkan akibat


134 Akuntansi Manajemen adanya pengolahan lebih lanjut produk tersebut. Dalam pengambilan keputusan seperti ini, informasi yang dibutuhkan pihak manajemen perusahaan adalah apakah terdapat tambahan laba yang diperoleh setelah proses lebih lanjut atau tidak ada. Berikut ini adalah contoh kasus penerapan keputusan yang bersifat taktis (tactical decision making).untuk keputusan Sell or process futher decision making (keputusan menjual atau memproses lebih lanjut. Penyelesaian Asumsi tidak memerlukan tambahan investasi


Akuntansi Manajemen 135 Asumsi memerlukan tambahan investasi Untuk menghitung apakah terdapat tambahan laba, maka kita harus menghitung nilai sekarang (present value) dari adanya tambahan laba sebesar Rp.25.000.000, karena pilihan proses lebih lanjut. 3. Stop or continue product line decision making (keputusan memberhentikan atau tetap melanjutkan lini produk) Perusahaan yang memiliki beberapa pusat laba, kadang-kadang salah satu pusat laba mengalami kondisi merugi secara terus menerus. Dalam kondisi seperti ini


136 Akuntansi Manajemen manajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan kegiatan usaha yang mengalami kerugian tersebut. Informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan tersebut adalah avoidable cost atau biaya yang dapat dihindari jika usaha tersebut ditutup, dibandingkan dengan foregone revenue yaitu penjualan yang hilang karena pilihan penutupan usaha. Jika manfaat yang diperoleh lebih besar (avoidable cost) dibandingkan dengan pengorbanan ( foregone revenue) maka keputusan penghentian yang dipilih, begitupula sebaliknya. Berikut ini adalah contoh kasus penerapan keputusan yang bersifat taktis (tactical decision making).untuk keputusan Stop or continue product line decision making (keputusan memberhentikan atau tetap melanjutkan lini produk)


Akuntansi Manajemen 137 Penyelesaian Biaya terhindarkan : Harga pokok produk =Rp.692.550.000 Gaji staf =Rp. 90.250.000 Total =Rp.782.800.000 Kedua jenis biaya tersebut merupakan biaya variabel dari keberadaan produk, sementara biaya yang lainnya adalah merupakan biaya Bersama untuk seluruh (tiga produk/common cost) 4. Make or Buy decision making (keputusan membuat atau membeli) Keputusan membeli atau membuat sendiri produk biasanya dihadapi Perusahaan-perusahaan yang komponen produknya terdiri dari berbagai komponen. Komponen produk tersebut tidak selamanya dibuat dibuat sendiri oleh Perusahaan, jika memungkinkan pemasok dari luar dapat memasok komponen dengan harga yang lebih murah, maka pilihan adalah membeli dari luar, begitupula sebaliknya. Terdapat dua kemungkinan jika Perusahaan ingin


138 Akuntansi Manajemen membeli dari luar, yang pertama fasilitas yang selama ini digunakan dianggap menganggur/tidak terpakai, atau yang kedua fasilitas dapat disewakan kepada pihak lain. Berikut ini adalah contoh kasus penerapan keputusan yang bersifat taktis (tactical decision making). untuk keputusan Make or Buy decision making (keputusan membuat atau membeli) Penyelesaian


Akuntansi Manajemen 139 5. Keputusan terhadap bauran produk dengan kendala Kadang pihak perusahaan diperhadapkan terhadap keputusan mana diantara sekian tipe produk yang dihasilkan akan diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak. Dalam prakteknya setiap produk yang diproduksi akan memerlukan waktu yang berbeda-beda, tergantung dari ukuran atau tingkat kerumitan produk itu sendiri. Dalam keputusan seperti ini, maka pihak manajemen perusahaan tidak hanya mempertimbangkan besanya laba masing-masing produk, namun juga harus dipertimbangkan waktu yang digunakan dalam proses pembuatannya. Berikut ini adalah contoh kasus penerapan keputusan yang bersifat taktis (tactical decision making). untuk keputusan terhadap bauran produk dengan kendala.


140 Akuntansi Manajemen Penyelesaian


Click to View FlipBook Version