The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku "Pengantar Ekonomi Mikro" ini memberikan sebuah panduan singkat yang
membawa pembaca ke dalam dunia ekonomi mikro, cabang ilmu ekonomi yang
memfokuskan pada analisis perilaku individu, rumah tangga, dan perusahaan dalam
konteks ekonomi. Buku ini terdiri dari 11 Bab yang merupakan kolaborasi sejumlah dosen dan praktisi dari berbagai institusi perguruan tinggi yang sesuai dengan bidang
kepakarannya yang tersebar di wilayah Indonesia. Sehingga pembahasannya
sangat menarik dan diperkaya penulisannya dari berbagai sudut pandang.

Buku ini membahas tentang berbagai hal terkait dengan konsep dan praktik
ilmu ekonomi mikro. Pembahasan di mulai dengan penjelasan umum tentang Ekonomi Mikro, Faktor apa saja yang mempengaruhi Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran, Elastisitas Permintaan dan Penawaran untuk membantu membuat keputusan yang tepat untuk menghadapi reaksi dari respon pasar.

Selanjutnya buku ini membahas Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan
sebagai pemenuhan kebutuhan manusia yang menjadi dasar adanya aktivitas
ekonomi di masyarakat, dan keseimbangan pasar di dalam harga dan teori permintaan penawaran.

Serta buku ini juga membahas tentang perilaku konsumen yang dijelaskan melalui pilihan tingkat kepuasannya dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Membahas Biaya produksi yang menjadi salah satu aspek penting suatu biaya untuk dialokasikan agar para
pengusaha mampu mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan berkembang serta dapat memahami Struktur pasar Persaingan Sempurna, Monopoli,
Oligopoli dan Monopolistik.

Pembahasan dalam buku ini sangat komprehensif serta sistematis sehingga layak untuk dijadikan sebuah refrensi bagi mahasiswa dan pihak lain yang tertarik untuk membaca guna meningkatkan ilmu pengetahuan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by penamudamedia, 2023-10-05 03:55:41

Pengantar Ekonomi Mikro

Buku "Pengantar Ekonomi Mikro" ini memberikan sebuah panduan singkat yang
membawa pembaca ke dalam dunia ekonomi mikro, cabang ilmu ekonomi yang
memfokuskan pada analisis perilaku individu, rumah tangga, dan perusahaan dalam
konteks ekonomi. Buku ini terdiri dari 11 Bab yang merupakan kolaborasi sejumlah dosen dan praktisi dari berbagai institusi perguruan tinggi yang sesuai dengan bidang
kepakarannya yang tersebar di wilayah Indonesia. Sehingga pembahasannya
sangat menarik dan diperkaya penulisannya dari berbagai sudut pandang.

Buku ini membahas tentang berbagai hal terkait dengan konsep dan praktik
ilmu ekonomi mikro. Pembahasan di mulai dengan penjelasan umum tentang Ekonomi Mikro, Faktor apa saja yang mempengaruhi Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran, Elastisitas Permintaan dan Penawaran untuk membantu membuat keputusan yang tepat untuk menghadapi reaksi dari respon pasar.

Selanjutnya buku ini membahas Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan
sebagai pemenuhan kebutuhan manusia yang menjadi dasar adanya aktivitas
ekonomi di masyarakat, dan keseimbangan pasar di dalam harga dan teori permintaan penawaran.

Serta buku ini juga membahas tentang perilaku konsumen yang dijelaskan melalui pilihan tingkat kepuasannya dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Membahas Biaya produksi yang menjadi salah satu aspek penting suatu biaya untuk dialokasikan agar para
pengusaha mampu mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan berkembang serta dapat memahami Struktur pasar Persaingan Sempurna, Monopoli,
Oligopoli dan Monopolistik.

Pembahasan dalam buku ini sangat komprehensif serta sistematis sehingga layak untuk dijadikan sebuah refrensi bagi mahasiswa dan pihak lain yang tertarik untuk membaca guna meningkatkan ilmu pengetahuan.

Pengantar Ekonomi Mikro 41 BAB 4 Elastisitas Permintaan dan Penawaran


42 Pengantar Ekonomi Mikro enawaran dan permintaan dapat memberi tahu kita apakah kekuatan tertentu meningkatkan atau mengurangi kuantitas suatu barang, namun mengetahui perubahan arah tidaklah cukup. Kita dapat membuat keputusan yang tepat apabila kita mengetahui seberapa besar reaksi dari respon pasar. Elastisitas merupakan seberapa besar respon pembeli dan penjual terhadap perubahan kondisi pasar yang digambarkan melalui hubungan kuantitatif antara kuantitas yang diminta atau kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan salah satu faktor penentunya (Mankiw, 2009; Case and Fair, 2012). Elastisitas juga dapat menunjukkan perubahan perilaku dari pelaku ekonomi baik dari sisi konsumen maupun produsen, serta dapat menunjukkan efek dari kebijakan pemerintah. Elastisitas permintaan dapat dibagi menjadi 3 konsep elastisitas yaitu elastistisitas harga permintaan, elastisitas permintaan pendapatan dan elastisitas permintaan silang. 1. Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand) Konsep elastisitas yang pertama akan dijelaskan yaitu elastisitas permintaan harga. Elastisitas permintaan harga adalah bagaimana ekonom mengukur respon dari perubahan kuantitas yang diminta karena perubahan harga. Elastisitas berubah sepanjang kurva permintaan, namun kemiringanya tidak. Slope/kemiringan suatu garis tidak membantu dalam menghitung elastisitas. Elastisitas berkaitan dengan perubahan sepanjang kurva daripada bentuk atau posisi kurva (Pindyck and Rubinfeld, 2013). Koefisien elastisitas permintaan diukur dari formula berikut:


Pengantar Ekonomi Mikro 43 EQ,P = Dimana % Q berarti persentase perubahan kuantitas dan % P berarti persentase perubahan harga. Elastisitas harga permintaan biasanya sebuah angka negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa ketika harga suatu barang naik, kuantitas permintaannya cenderung menurun. Namun, elastisitas harga permintaan tidak selalu konstan sepanjang kurva permintaan, sehingga harus berhati-hati ketika harga berubah dalam jumlah yang signifikan (Nicholson&Snyder, 2009; Samuelson& Nordhaus, 2010). Hasil dari pengukuran koefisien elastisitas menentukan kepekaan permintaan barang tersebut terhadap perubahan harga. a. Ketika koefisien elastisitas lebih dari 1, maka kita dapat menyatakan bahwa permintaan harganya elastis, karena persentase penurunan kuantitas permintaanya lebih tinggi dibandingkan persentase perubahan harganya. b. Ketika koefisien elastisitas kurang dari 1, maka kita dapat menyatakan bahwa permintaan harganya inelastis, karena persentase penurunan kuantitas permintaanya lebih kecil dibandingkan persentase perubahan harganya. c. Permintaan yang uniter berarti respon perubahan kuantitas barang yang diminta atas perubahan harga proporsional, dimana koefisien elastisitas adalah 1. d. Ketika koefisien elastisitas 0 (kurvanya vertikal sejajar dengan sumbu Y), berarti permintaan harganya inelastis sempurna. Hal ini berarti konsumen akan membeli barang dengan kuantitas


44 Pengantar Ekonomi Mikro yang sama berapapun tingkat harga dari barang tersebut (Nicholson&Snyder, 2009). e. Ketika koefisien elastisitasnya tak terhingga (kurvanya horizontal sejajar dengan sumbu X), berarti permintaannya elastis sempurna. Hanya ada 1 harga pada elastisitas ini, hal ini berarti penurunan harga yang sedikit dapat menyebabkan konsumen meningkatkan tak terhingga kuantitas barangnya (Nicholson & Snyder, 2009; Pindyck & Rubinfeld, 2013). Elastis Koefisien >1 Inelastis Koefisien <1 Uniter Koefisien =1 Elastis sempurna Koefisien = āˆž


Pengantar Ekonomi Mikro 45 Inelastis sempurna Koefisien = 0 Kurva Permintaan dari sebuah garis lurus Gambar 1. kurva elastisitas permintaan Contoh kasus Diketahui harga sebuah jeruk adalah Rp 1.000, maka kuantitas jeruk yang diminta sebanyak 200 unit. Turunnya harga jeruk menjadi Rp 800 mengakibatkan jumlah jeruk yang diminta meningkat menjadi 300 unit. Maka koefisien elastisitas permintaan jeruk yaitu Ed = Tanda minus pada koefisien elastisitas permintaan menunjukkan hubungan yang negatif antara harga dan kuantitas. Nilai koefisien 2,5 menunjukkan bahwa permintaan akan barang tersebut elastis, hal ini berarti 1% kenaikan harga jeruk, menyebabkan 2,5% perubahan kuantitas jeruk yang diminta.


46 Pengantar Ekonomi Mikro 2. Elastisitas Permintaan Silang (Cross Elasticity of Demand) Permintaan sebuah barang juga dapat dipengaruhi oleh harga barang lain. Contohnya butter dan margarin yang mudah menggantikan satu sama lain, permintaan masing-masing barng tergantung dari harga barang lain. Elastisitas permintaan silang (EQ,Pā€™) yaitu persentase perubahan kuantitas yang diminta (Q) karena perubahan 1% kenaikan dari harga barang lain (Nicholson&Snyder, 2009). Oleh karena itu elastisitas antara margarin dan butter dapat dinotasikan sebagai berikut EQ,Pā€™= Koefisien dari elastisitas silang dapat menunjukkan hubungan 2 macam barang (komoditi). Koefisien positif (>0) menunjukkan bahwa hubungan kedua barang adalah subtitusi, karena mereka bersaing di pasar, hal ini berarti kenaikan harga barang X, menyebabkan harga barang Y relatif murah dibandingkan harga barang X sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenaikan permintaan barang Y. Koefisien negatif (<0) menunjukkan bahwa hubungan kedua barang adalah komplementer (Pindyck and Rubinfeld, 2013). Contohnya adalah harga BBM dan Oli. Jika harga BBM meningkat, maka kuantitas BBM yang diminta menurun karena pemotor cenderung mengurangi berkendara, maka permintaan oli juga cenderung mengalami penurunan.


Pengantar Ekonomi Mikro 47 3. Elastisitas Pendapatan dari Permintaan (Income Elasticity of Demand) Elastisitas permintaan juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain, selain harga. Permintaan sebuah barang dapat meningkat atau menurun karena peningkatan pendapatan seorang konsumen. Elastisitas pendapatan permintaan (EQ,I) adalah persentase perubahan kuantitas barang yang diminta karena perubahan pendapatan (Nicholson&Snyder, 2009). Rumus elastisitas pendapatan EQ,I= = Barang normal dan barang mewah memiliki elastisitas pendapatan positif, saat pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan meningkat. Namun besaran elastisitas antar barang normal sangat bervariasi. Contohnya barang kebutuhan pokok cenderung memiliki elastisitas pendapatan yang kecil (kurang dari 1), Hukum Engel, karena konsumen akan tetap memilih membelanjakan uangnya untuk mengkonsumsi barang kebutuhan pokok apabila pendapatan mereka rendah (Nicholson&Snyder, 2009). Elastisitas pendapatan dari barang mewah besar karena konsumen tetap merasa dapat hidup tanpa barang tersebut jika pendapatan mereka rendah. Sedangkan barang inferior memiliki elasititas pendapatan negatif, karena konsumen memilih mengurangi konsumsi barang inferior saat pendapatan mereka meningkat (Mankiw, 2009).


48 Pengantar Ekonomi Mikro Selain harga barang yang bersangkutan, harga barang lain dan pendapatan, elastisitas permintaan juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti: a. Sifat barang Sifat suatu barang menentukan seberapa besar perubahan permintaan yang akan berubah. Perubahan kuantitas barang normal atau bisa kita klasifikasikan sebagai barang kebutuhan sehari-hari yang diminta masyarakat sangat peka terhadap perubahan harga. b. Jumlah pemakai Faktor selanjutnya adalah jumlah pemakai barang yang bersangkutan. Semakin banyak pemakai barang tersebut, maka semakin inelastis permintaannya. c. Jangka waktu Lama waktu pengamatan terhadap permintaan suatu barang menentukan pengaruhnya terhadap elastisitas barang tersebut. Permintaan barang tersebut akan semakin elastis apabila waktu pengamatan semakin lama(Mankiw, 2009). Elastisitas penawaran atau elastisitas harga penawaran (Es) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat 1% kenaikan harga barang. Koefisien dari elastisitas ini biasanya positif, karena biasanya kenaikan harga membuat produsen bergairah untuk meningkatkan outputnya (Case et al, 2012). Kita dapat menotasikan elastisitas penawaran sebagai berikut Es =


Pengantar Ekonomi Mikro 49 Penawaran suatu barang dinyatakan elastis apabila jumlah barang yang ditawarkan merespon besar terhadap perubahan harga (koefisien elastisitas penawarannya >1). Sedangkan penawaran suatu barang dinyatakan inelastis apabila jumlah yang ditawarkan kurang merespon terhadap perubahan harga (Mankiw, 2009). Kita juga dapat menghubungkan elastisitas penawaran dengan variabel lain seperti tingkat suku bunga, tingkat upah dan harga dari bahan baku dan harga dari barang lain yang berkaitan dengan proses produksi. Contohnya sebagian barang manufaktur, respon elastisitas penawaran terhadap harga barang baku adalah negatif. Kenaikan harga barang baku membuat ongkos produksi meningkat untuk sebuah perusahaan, dengan asumsi ceteris paribus, maka kuantitas supply akan menurun (Case et al, 2012). Elastis Koefisien >1 Inelastis Koefisien <1 Elastis uniter


50 Pengantar Ekonomi Mikro Koefisien =1 Elastis sempurna Koefisien = āˆž Inelastis sempurna Koefisien = 0 Gambar 2. Kurva elastisitas penawaran Faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran yang utama adalah kapasitas produksi atau kemampuan peningkatan produksi. Apabila semua input didapatkan dengan harga pasar, maka output dapat ditingkatkan dengan sedikit kenaikan harga. Hal ini berarti elastisitas penawaran cukup besar. Faktor kedua yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah jangka waktu, dalam jangka panjang elastisitas penawaran lebih besar dibanding dalam jangka pendek, sebab dalam jangka panjang perusahaan dapat memaksimalkan inputnya baik dari sisi tenaga kerja maupun modal (Samuelson & Nordhaus, 2010). Faktor lainnya yang tidak kalah penting memengaruhi elastisitas penawaran adalah tingkat substitusi dengan produk lain, kebijakan pemerintah dan tingkat persaingan.


Pengantar Ekonomi Mikro 51 Istilah Koefisien Keterangan Elastisitas harga permintaan dan penawaran disebabkan perubahan harga barang itu sendiri Inelastis sempurna 0 Kuantitas tidak berubah apabila harga berubah Inelastis >0<1 Barang normal (kebutuhan pokok) Unitary 1 Perubahan Q proporsional dengan perubahan P Elastis >1 Barang mewah Elastis sempurna Tak terhingga Elastisitas Permintaan Pendapatan disebabkan perubahan pendapatan Barang Inferior Negatif Kuantitas menurun, saat pendapatan meningkat Barang Normal dan Barang Mewah Positif Kuantitas meningkat, saat pendapatan meningkat


52 Pengantar Ekonomi Mikro Elastisitas Permintaan Silang disebabkan perubahan harga barang lain Barang Substitusi Negatif Kenaikan harga barang lain, maka Kuantitas Y naik dan Kuantitas X kurang Barang Komplementer Positif Penurunan harga barang lain, maka Kuantitas Y dan X naik


Pengantar Ekonomi Mikro 53 BAB 5 Teori Produksi dan Kegiatan Perusahaan


54 Pengantar Ekonomi Mikro emenuhan kebutuhan manusia merupakan hal yang menjadi dasar adanya aktivitas ekonomi di masyarakat. Kebutuhan manusia atau permintaan individu terhadap suatu barang selalu berkaitan dengan penawaran. Penawaran barang dan jasa dilakukan oleh produsen yang terdiri dari usaha perorangan ataupun Perusahaan dalam skalal besar. Sehingga dalam melaksanakan prose produksi guna memenuhi permintaan konsumen, maka dalam proses produksi sudah tentu melibatkan beberapa factor produksi. Selain melibatkan factor produksi, kegiatan produksi tentu memerlukan biaya yang timbul dari masing-masing factor produksi. Produksi dan biaya mempunyai perilaku yang sesuai dengan hubungan perilaku antara kuantitas output dan dan input yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa. Tujuan dari usaha perorangan ataupun Perusahaan tidak hanya untuk memenuhi permintaan saja, akan tetapi untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun tujuan ini tidak selalu menjadi tujuan utama dari suatu usaha, Perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan saja, akan tetapi terdapat tujuan lain misalnya menghadirkan pelayanan sebaik-baiknya, memberikan kesempatan kerja bagi Masyarakat, dan tujuan-tujuan lain yang sifatnya non materi. Dalam melakukan proses produksi, usaha-usaha dalam sektor bisnis mempunyai bentuk dan jenis yang sangat bervariasi, mulai dari skala kecil sampai skala besar, perorangan atau Kerjasama, milik swata atau milik pemerintah dan masih banyak lagi bentuk-bentuk usaha dalam bidang bisnis. Dalam bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang digunakan dalam proses produksi serta mekanisme kegiatan dalam Perusahaan.


Pengantar Ekonomi Mikro 55 Produksi merupakan kegiatan untuk mengolah input menjadi output. Perusahaan mengatur sumber daya yang dimiliki dan mengubah bahan baku tersebut menjadi produk. Proses menerima input dan mengubahnya menjadu output disebut dengan produksi (Damayanti, 2013). Menurut (Sukirno, 2012) teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tigkat produksi barang tersebut. Sehingga kegiatan produksi bisa dikatakan sebagai kombinasi dari beberapa factor produksi yang kemudian diolah menjadi output barang ataupun jasa. Input produksi disebut juga dengan factor produksi. Factor produksi merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk memproduksi sesuatu. Misalnya jika sesorang ingin membuat kopi maka inputnya adalah kopi, gula, sendok, cangkir, tenaga kerja, dan biaya sehingga bisa menghasilkan produk secangkir kopi. Secara umum factor produksi terbagi menjadi 5, yaitu (Zahara and Anwar, 2021): 1. Capital (Modal) Dalam kegiatan memproduksi suatu barang dan jasa tentu yang dibutuhkan adalah modal yang akan digunakan dalam proses produksi tersebut. Modal yang digunakan dalam produksi dapat berupa uang ataupun barang. 2. Labor (Tenaga Kerja) Tenaga kerja merupakan komponen penting yang tidak bisa tergantikan dalam memproduksi barang dan jasa. Kendati pada zaman sekarang teknologi sudah


56 Pengantar Ekonomi Mikro banyak menggantikan posisi pekerjaan manusia, tenaga kerja tetaplah dibutuhkan untuk menjalankan proses produksi tersebut (Sukirno, 2004). 3. Resource (Sumber Daya) Tanah dan kekayaan alam adalah unsur pokok yang digunakan manusia dalam memproduksi suatu barang. Jika tidak ada sumber daya alam maka tidak ada bahan inti yang digunakan dalam produksi. Tanah sendiri mempunyai dua fungsi, selain sebagai bahan untuk diproduksi, tanah juga berfungsi sebagai tempat kegiatan produksi dilakukan. 4. Teknologi Teknologi saat ini masuk dalam kategori penting dalam kegiatan produksi. Peran teknologi dalam kegiatan produksi adalah untuk mempermudah manusia dalam menghasilkan output pada kegiatan produksinya. Dengan adanya teknologi, akan meningkatkan output yang dihasilkan oleh produsen. Misalnya saja jika tenaga kerja manusia memproduksi sepatu dalam jumlah 50 unit perhari, jika dengan bantuan teknologi maka dimungkinkan untuk seorang produsen bisa memproduksi dua hingga tiga kali lipat dari produksi yang hanya dikerjakan manusia secara manual. 5. Skill (Keterampilan) Keterampilan sering juga dikaitkan dengan kata majemen. Yaang diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjalankan bisnisnya. Jika hanya ada 4 faktor produksi di atas, akan tetapi tidak ada tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dalam menjalankan proses produksi, maka tidak akan menghasilkan output yang baik.


Pengantar Ekonomi Mikro 57 Fungsi produksi adalah hubungan antara factor-faktor produksi yang digunakan dengan jumlah output yang dihasilkan pada periode tertentu (Nasir and Arifin, 2023). Fungsi produksi selalu dinyatakan dengan bentuk rumus sebagai berikut: Q = f ( C, L, R, T, S ) Dimana Q adalah jumlah produksi atau output yang di hasilkan, C adalah capital / modal, L adalah Labour/tenaga kerja, R adalah Resource/Sumber daya alam, T adalah teknologi dan S adalah Skill atau kemampuan manajemen. Maksud dari persamaan di atas berarti bahwa tingkat produksi suatu barang selalu bergantung atau dipengaruhi oleh jumlah input atau factor produksi yang digunakan. Jumlah output yang berbeda akan memerlukan jumlah factor produksi yang berbeda-beda juga. Misalnya seorang petani yang ingin menghasilkan apel 2 kwintal tentu akan membutuhkan tanah yang lebih luas jika dibandingkan dengan petani yang hanya menghasilkan satu kwintal, serta bisa jadi dengan jumlah tenaga kerja dan modal yang berbeda pula. Dengan membandingkan berbagai macam gabungan factor produksi untuk menghasilkan sebuah barang tertentu, maka seorang produsen dapat memilih gabunan factor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang tersebut.


58 Pengantar Ekonomi Mikro Dalam pasal 1 butir 2 UU No. 8 Tahun 1997 mendifinisikan Perusahaan sebagai bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba baik yang diselenggarakan oleh orang perseorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum ataubukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia. Menurut pasal 1 huruf b UU No. 3 tahun 1982, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang bersifat tetap dan terus menerus didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba. Sedangkan menuruk Molengraaf (dalam Abdul Kadir), Perusahaan merupakan seluruh kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus, bertindak untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara mengadakan perdagangan barangbarang atau perjanjian perdagangan (Abdul Kadir, 2010). Melihat dari definisi Perusahaan di atas, maka Perusahaan tentu memiliki macam-macam bentuk usaha yang dijalankan. Berikut bentuk-bentuk Perusahaan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Perusahaan perseorangan Perusahaan perseorangan merupakan Perusahaan yang kegiatan usahanya dilakukan oleh satu orang saja contoh seperti penjual sate, restoran, toko kelontong dll. Jenis Perusahaan ini adalah bentuk usaha tanpa ada pemisahan antara kepemilikan pribadi dan kepemilikan Perusahaan. Dengan demikian harta pribadi juga merupakan harta Perusahaan. Orang yang mempunyai


Pengantar Ekonomi Mikro 59 bentuk usaha perseorangan mempunyai tanggungjawab yang tidak terbatas karena tidak adanya pembagian kewenangan dan tugas, semua risiko dan kegiatan Perusahaan ditanggung sendiri. 2. perusahaan perkongsian atau firma Firma dapat dikatakan Persekutuan atau perkongsian, adalah sekumpulan orang yang melakukan Kerjasama dalam hal berdagang. Firma juga merupakan kemitraan yang biasanya bergerak dalam bidang profitable(Permadi, 2019). 3. Perseoran terbatas Perseoran terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undangundang ini serta peraturan pelaksanaannya (Indonesia, 2007). Perseroan terbatas mempunyai kedudukan mandiri yang tidak bergantung pada pemegang saham. PT dapat melakukan kegiatan selayaknya manusia, dapat memiliki kekayaan asset ataupun berutang. 4. Perusahaan koperasi Koperasi adalah bentuk organiasi ekonomi yang dipilih oleh Sebagian anggota Masyarakat dalam rangka meningkatkan kemajuan ekonomi rumah tangga serta kesejahteraan seluruh anggota koperasi (Amran, 2021). Koperasi merupakan perkumpulan otonom orang per orang orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan dan budaya serta aspirasi bersama bersama melalui perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan secara demokratis.


60 Pengantar Ekonomi Mikro 5. Perusahaan milik negara Perusahaan milik negara biasa disebut dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah badan usaha yang seluruh atau Sebagian modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan langsung yang berasal dari kekayaan negara (Ansari, 2018). Didirikannya sebuah perusahann tujuannya tidak lain adala untuk memperoleh keuntungan atau nilai Perusahaan bagi pemegang saham atau pemilik. Namun pada prakteknya memaksimumkan keuntungan bukan merupakan satusatunya tujuan dari Perusahaan. Tujuan lainnya dapat berbeda-beda setiap Perusahaan, ada yang bertujuan untuk menaikkan volume penjualan, ada pula yang bertujuan untuk mengabdi untuk kepentingan Masyarakat. Selain itu dengan adanya Perusahaan dapat memberikan manfaaat bagi Masyarakat melalui lapangan kerja yang tercipta yang bisa membantu perekonomian Masyarakat. Guna mencapai memaksimumkan keuntungan, cara yang paling umum yang bisa ditempuh oleh Perusahaan adalah dengan meminimalisir biaya produksi sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Peminimuman biaya produksi ini dapat ditempuh dengan cara mencari kombinasi faktor produksi yang dapat menimbulkan biaya produksi yang paling minim. Sehingga prinsip yang harus dipegang oleh produsen adalah mengambil unit tambahan factor produksi yang biaya per rupiahnya akan menghasilkan tambahan nilai penjualan yang paling maksimum.


Pengantar Ekonomi Mikro 61 BAB 6 Keseimbangan Pasar


62 Pengantar Ekonomi Mikro Didalam teori permintaan, telah dijelaskan bahwa kebutuhan konsumen salah satu factor yang membentuk teori permintaan. Teori permintaan menerangkan tentang hubungan antara jumlah permintaan konsumen dan harga barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat factor-faktor yang paling menjadi landasan dalam teori permintaan yaitu : 1. Harga barang yang diperlukan konsumen 2. Harga barang lain yang berkaitan dengan barang yang diperlukan konsumen 3. Pendapatan rumah tangga 4. Cita rasa atau selera masyarakat 5. Jumlah pendudukan 6. Ramalan atau ekspektasi keadaan dimasa yang akan datang. Dari beberapa factor diatas, peran harga sangat dominan mempengaruhi jumlah permintaan konsumen terhadap suatu barang dan jasa. Didalam teori permintaan terdapat hokum permintaan yang pada dasarnya merupakan suatu kesimpulan dari seluruh teori permintaan, isi hokum permintaan yaitu semakin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak jumlah barang yang diminta oleh konsumen. Dan sebaliknya jika semakin tinggi harga suatu barang, maka semakin sedikit jumlah barang yang diminta oleh konsumen. Lalu muncul suatu pertanyaan mengapa jumlah permintaan dan tingkat harga suatu produk memiliki hubungan demikian? Hal tersebut terjadi karena ketika harga suatu barang berubah (dengan asumsi harga barang naik atau


Pengantar Ekonomi Mikro 63 turun), maka konsumen juga akan mengubah jumlah permintaan terhadap kebutuhan barang tersebut. Konsumen menganalisis bahwa harga barang yang tinggi, akan secara otomatis menurunkan minat konsumsi terhadap barang tersebut dan sebaliknya ketika barang turun makan secara otomatis konsumen akan menambah konsumsi terhadap barang tersebut. Selanjutnya, kenaikan harga barang akan menyebabkan pendapatan rill konsumen berkurang secara riil. Sehingga dengan demikian secara otomatis konsumen mengurangi konsumsi terhadap barang-barang yang mengalami kenaikan harga. Selain berkaitan dengan permintaan, harga juga berkaitan erat dengan penawaran. Kaitan ini dijelaskan dalam bunyi hokum penawaran yaitu jika tingkat harga naik maka jumlah barang yang tawarkan akan naik, dan sebaliknya jika tingkat harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan turun. Semakin tinggi tingkat harga barang dan jasa maka jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen juga akan semakin banyak, hal ini berlaku sebaliknya jika semakin rendah tingkat harga barang dan jasa maka tingkat penawaran oleh produse juga akan turun. Penawaran merupakan jumlah barang atau komoditas yang akan diproduksi oleh produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Penawaran dipengaruhi oleh factorfaktor sebagai berikut : 1. Biaya produksi 2. Tingkat teknologi yang digunakan


64 Pengantar Ekonomi Mikro 3. Tujuan perusahaan 4. Harga barang itu sendiri 5. Harga barang lain Harga suatu barang dianggap sangat penting dalam menentukan penawaran terhadap suatu barang tersebut. Kurva permintaan digambarkan dengan sumbu tegak yang menjelaskan tentang tingkat harga dan sumbu datar menjelaskan dengan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan disebut juga dengan kurva Demand, yaitu suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang atau jasa dengan jumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen. Berikut merupakan gambar kurva permintaan : Gambar 1. Kurva Permintaan


Pengantar Ekonomi Mikro 65 Kurva permintaan diatas menggambarkan bahwa ketika harga barang sebanyak Rp 8.000,- maka jumlah barang yang diminta sebanyak 50 buah. Ketika harga barang naik menjadi Rp.9000,- maka jumlah barang yang diminta turun menjadi 40 buah. Begitupun ketika harga barang semakin naik menjadi Rp 12.000,- maka jumlah barang yang diminta semakin mengalami penurunan menjadi 10 buah saja. Hal ini membuktikan bahwa harga sangat mempengaruhi jumlah permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Kurva penawaran dibentuk oleh sumbu tegak yang merupakan harga suatu barang, dan sumbu datar yaitu jumlah barang yang ditawarkan produsen. Kurva penawaran biasa dikenal dengan kurva supply, yaitu suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang yang ditawarkan produsen. Berikut merupakan contoh kurva penawaran : Gambar 2. Kurva Penawaran


66 Pengantar Ekonomi Mikro Gambar diatas menjelaskan tentang hubungan antara Harga suatu barang dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Ketika harga barang Rp 3000,- jumlah barang yang ditawarkan sebesar 5 buah, ketika harga barang naik menjadi Rp 4000,- jumlah barang yang ditawarkan sebanyak 10 buah. Dan ketika harga barang naik menjadi Rp. 7000,- maka jumlah barang yang ditawarkan naik menjadi 25 buah. Hal ini sesuai dengan bunyi hukum penawaran yaitu antara harga barang dan jumlah barang yang ditawarkan berhubungan secara positif. Perubahan jumlah permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa menyebabkan kurva Demand dan Supply juga akan berubah yang menyebabkan pergerakan atau pergeseran kurva. Kurva permintaan akan bergerak ke kanan atau kekiri jika terdapat permintaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor lain selain harga barang itu sendiri dianggap tetap atau cateris paribus. Perubahan harga barang atau jasa berakibat ke perubahan kuantitas barang yang diminta maka terjadi pergerakan sepanjang kurva permintaan. Sedangkan perubahan pendapatan, selera masyarakat, harga barang lain akan mengakibatkan perubahan terhadap permintaan maka terjadilah pergeseran kurva permintaan.


Pengantar Ekonomi Mikro 67 Gambar 3. Pergeseran kurva permintaan Ketika harga suatu barang berubah, kurva permintaan akan bergerak disepanjang kurva permintaan itu sendiri. Akan tetapi ketika factor lain yang mempengaruhi permintaan berubah (factor lain itu diantaranya adalah pendapatan, selera dll), hubungan antar harga dan kuantitas barang menjadi berubah sehingga kurva permintaan bergeser seperti gambar 3 diatas dari Kurva D bergeser ke kanan jika factor lain berubah naik, dan bergeser ke kiri jika factor lain berubah turun. Kurva penawaran menunjukkan hubungan antara kuantitas barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen serta harga yang terbentuk dari mekanisme pasar. Harga yang lebih tinggi akan menyebabkan perubahan kuantitas barang yang ditawarkan semakin meningkat, sebaliknya jika harga turun maka kuantitas barang yang ditawarkan juga akan mengalami penurunan hal ini mengakibatkan kruva penawaran bergerak disepanjang kurva penawaran. Sedangkan perubahan biaya, harga input, teknologi atau


68 Pengantar Ekonomi Mikro harga barang lain akan mengakibatkan pergeseran kurva penawaran. Gambar 4. Pergeseran kurva penawaran Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa ketika kuantitas barang berubah dari Q1 menjadi Q2 maka kurva penawaran akan bergeser dari S1 ke S2. Keseimbangan pasar merupakah kondisi dimana terjadi jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada suatu tingkat harga tertentu. Kondisi ini dirumuskan dengan Permintaan sama dengan Penawaran atau Qd = Qs. Ketika harga suatu barang dibawah harga keseimbangan maka terjadi kelebihan perimtaan. Hal ini karena ketika harga turun dibawah equilibriuam maka jumlah permintaan barang tersebut akan meningkat sebagaimana bunyi hukum permintaan yaitu ketika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta akan mengalami penurunan dan sebaliknya jika


Pengantar Ekonomi Mikro 69 harga suatu barang turun maka jumlah barang yang diminta konsumen akan mengalami peningkatan. Jika tingkat permintaan bertambah atau meningkat, maka sebaliknya tingkat penawaran akan berkurang. Begitu juga sebaliknya ketika harga suatu barang melebihi harga keseimbangan maka akan terjadi kelebihan penawaran yang menyebabkan jumlah permintaan barang akan menurun. Hal ini seiring jalan dengan bunyi hukum penawaran yaitu ketika harga suatu barang naik maka jumlah barang yang ditawarkan produsen mengalami kenaikan dan sebaliknya jika harga suata barang turun maka jumlah barang yang ditawarkan produsen mengalami penurunan. Pasar akan mengalami keseimbangan (equilibrium) ketika kurva permintaan berpotongan dengan kurva penawaran yaitu pada saat keinginan konsumen bertemu dengan keinginan produsen. Contoh : didalam suatu pasar mengalami keseimbangan pada tingkat harga Rp12.000,- per Kg dengan kuantitas barang sebesar 8 unit perbulan. Pada keadaan tersebut kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuantitas yang diminta. Harga Per Unit Kuantitas barang yang diminta Kuantitas barang yang ditawarkan 14.000 6 10 12.000 8 8 10.000 10 6


70 Pengantar Ekonomi Mikro Table diatas dapat digambarkan dalam kurva keseimbangan yaitu : Gambar 5. Pergeseran kurva penawaran Ketika harga barang sebesar Rp 14.000,- jumlah barang yang diminta sebesar 6 dan jumlah barang yang ditawarkan sebesar 10 unit. Ketika harga barang turun menjadi Rp 12.000,- maka jumlah barang yang diminta dan ditawarkan sama-sama sebesar 8 unit. Dan jika harga barang turun kembali menjadi Rp 10.000,- maka jumlah barang yang diminta sebesar 10 sedangkan jumlah barang yang ditawarkan sebesar 6 unit. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya harga keseimbangan atau harga yang terjadi sesuai kesepakatan konsumen dan produsen terjadi pada Rp 12.000,- karena pada saat itu terjadi jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Seperti halnya yang terjadi pada kurva permintaan dan penawaran, kurva keseimbangan pasar juga mengalami


Pengantar Ekonomi Mikro 71 pergeseran kurva keseimbangan yang ditimbulkan oleh perubahan variable baik harga barang maupun jumlah barang yang diminta atau ditawarkan. Berikut gambar pergeseran kurva keseimbangan : Gambar 6. Kelebihan penawaran dan kelebihan permintaan Perubahan Kurva keseimbangan pasar terjadi jika ada perubahan di sisi permintaan dan penawaran dengan ketentuan berikut : 1. Ketika pada suatu harga tertentu mengakibatkan perubahan kuantitas barang yang diminta lebih besar dibandingkan dengan jumlah barang yang ditawarkan hal ini disebut dengan ekses permintaan atau kelebihan permintaan. Jumlah penawaran akan lebih kecil dari permintaan maka produsen yang tidak mendapatkan barang akan melakukan penawaran dengan harga yang lebih tinggi sehingga harga barang cenderung naik. Hal ini berdampak kepada : a. Produsen akan menambah kuantitas barang yang ditawarkan


72 Pengantar Ekonomi Mikro b. Dengan harga yang lebih tinggi maka konsumen akan mengurangi jumlah barang yang diminta. 2. Pada tingkat harga tertentu jumlah barang barang yang ditawarkan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barnag yang diminta konsumen. Hal ini mengakibatkan terjadinya ekses penawaran atau kelebihan penawaran. Produsen banyak menjual barang sehingga jumlah barang meningkat yang akan menyebabkan : a. Harga lebih rendah dan konsumen membeli barang tersebut dalam jumlah yang lebih banyak b. Untuk mengurangi bertumpuknya persediaan maka produsen akan mengurangi produksinya sehingga harga kembali normal


Pengantar Ekonomi Mikro 73 BAB 7 Teori Tingkah Laku Konsumen dan Kurva Kepuasan


74 Pengantar Ekonomi Mikro Perilaku konsumen dapat dijelaskan melalui pilihan tingkat kepuasannya dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Tingkat kepuasan atau sering disebut dengan utilitas merupakan ukuran jumlah dari kepuasan seseorang yang mendorongnya menentukan tingkat keputusan referensi (Mankiw, Quah dan Wilson, 2012; Karlan dan Morduch, 2014; Sukirno, 2015). Sebagai contoh, seseorang memilih untuk membeli tiket konser yang menurutnya dapat membuat lebih bahagia. Kepuasan dalam membeli tiket konser bisa disebut dengan utilitas yang memiliki sifat sangat subjektif namun dapat dipelajari dalam Imu Ekonomi. Menggunakan contoh pembelian tiket konser, seseorang akan menemui batasan tertentu. Misalnya, batasan anggaran atau dana dalam membeli tiket konser. Dalam memenuhi kepuasannya setiap indivindu dibatasi dengan constraints (Karlan dan Morduch, 2014). Kembali dengan contoh tiket konser. Jika seseorang tersebut memutuskan menambah pembelian tiket konser yang dinilai mampu meningkatkan kepuasannya. Tambahan pembelian tiket konser disebut dengan Marginal Utility atau perubahan total utilitas yang didapatkan dari mengkonsumsi tambahan satu unit barang atau jasa (Case, Fair dan Oster, 2014). Tingkat kepuasan seseorang akan terus bertambah, namun pada satu titik tertentu tingkat kepuasannya akan menurun. Artinya, tambahan konsumsi satu barang atau jasa


Pengantar Ekonomi Mikro 75 tidak selalu akan menambah kepuasannya. Pada konsumsi barang tertentu seperti konsumsi satu gelas air putih, konsumen pada awalnya akan meningkatkan kepuasannya namun ketika konsumsi air putih ditambah lagi, rasa haus akan berkurang dan bahkan mengurangi konsumsi air putih. Gambar 1. Total Utilitas Konsumsi Air Putih Perilaku ini disebut dengan diminishing marginal utility atau merupakan prinsip dari tambahan utilitas yang semakin berkurang dan memiliki tingkat utilitas yang lebih kecil dibandingkan tambahan unit gelas pertama dan kedua. Gambar 2. Batasan Anggaran Konsumsi Tiket Film dan Tiket Konser


76 Pengantar Ekonomi Mikro Dalam menjelaskan konsep utilitas, terkadang akan lebih mudah untuk menggunakan grafik dalam membandingkan kepuasan seseorang mengkonsumsi berbagai jenis barang atau jasa. Grafik ini disebut dengan kurva indiferen, yang merupakan sebuah kurva untuk menampilkan kepuasan yang dimiliki seseorang dalam mengkonsumsi beragam kombinasi barang dan jasa. Disebut sebagai kurva indiferen (tidak berbeda) karena dalam satu kurva, kombinasi dua konsumsi memiliki tingkat kepuasan yang sama. Gambar 3. Kurva Indiferen Konsumsi Tiket Film dan Tiket Konser Dalam kurva tersebut, Hanif mengkonsumsi dua jenis komoditas yaitu tiket film dan tiket konser. Kemiringan kurva indiferen menjelaskan bagaimana Hanif mengkompensasi salah satu tiket untuk mendapatkan tiket yang lainnya. Misalnya, Ia akan mengorbankan satu tiket konser untuk bisa mendapatkan tambahan tiket film. Perilaku ini disebut dengan Marginal Rate of Substitution (MRS) yang mampu


Pengantar Ekonomi Mikro 77 menggambarkan keinginan konsumen untuk mensubsitusi dua jenis barang (Nicholson, 2005). Secara matematis perilaku Hanif dapat dihitung melalui persamaan berikut: MRS= MRS didapatkan dari tambahan utilitas karena mengkonsumsi tambahan barang X dibagi dengan tambahan utilitas dalam mengkonsumsi tambahan barang Y. Terdapat beberapa fitur dalam menjelaskan kurva indiferen untuk memudahkan pemahamannya. 1. Seorang konsumen memilih kurva indiferen tertinggi. Semakin tinggi atau semakin ke kanan atas kurva indiferen menggambarkan konsumen semakin puas untuk mengkonsumsi dua jenis barang atau jasa. Tanpa constraints, seseorang tidak akan memilih kurva indiferen yang lebih rendah. 2. Kurva indiferen tidak berpotongan dengan kurva indiferen lainnya. Misalnya diketahui satu kurva indiferen untuk mengkonsumsi dua jenis barang dengan kuantitas tertentu memiliki 10 tingkat utilitas. Sementara, kurva kedua memiliki tingkat utilitas 20 dengan kuantitas barang yang lebih banyak. Jika kedua kurva ini berpotongan, maka pilihan konsumen tersebut tidak dapat diperbandingkan. 3. Kurva indiferen selalu memiliki kemiringan negatif. Diasumsikan kedua jenis barang merupakan barang yang ingin dibeli, maka konsumen akan selalu memilih kedua barang lebih banyak. Kemiringan yang negatif pada


78 Pengantar Ekonomi Mikro kurva indiferen mengindikasikan bahwa jika barang yang dikonsumsi berkurang maka tingkat kepuasannya akan menurun, maka Ia perlu mengkompensasikannya dengan menambah satu barang lain. 4. Kurva indiferen selalu menghadap ke atas. Kurva indiferen yang menghadap atas merepresentasikan bahwa konsumsi yang berkurang pada salah satu barang, misal barang X, akan mengurangi kepuasannya. Namun, demi mendapatkan tingkat kepuasan yang tetap Ia akan mengkompensasi barang X dengan tambahan barang Y. 5. Menentukan Kurva Indiferens Tertinggi. Kita telah mengetahui bahwa kurva indiferen yang tertinggi memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Sehingga, cara yang paling mudah untuk menentukan pilihan tingkat konsumsi yang optimal bisa menggunakan kurva indiferen yang tertinggi dan bersentuhan dengan batasan anggaran. Gambar 4. Tingkat Konsumsi Tiket Film dan Tiket Konser Berdasarkan Kurva Indiferen dan Batasan Anggaran


Pengantar Ekonomi Mikro 79 Pada contoh Gambar 4, pilihan yang paling rasional adalah pada titik C karena mencapai utilitas yang maksimum dengan batasan anggaran tertentu. Dalam kondisi tertentu, anggaran dan harga barang yang dikonsumsi bisa berubah. Pada bagian ini kita akan mengetahui dampak dari perubahan pendapatan dan perubahan harga terhadap perilaku konsumsi indivindu. Kenaikan pendapatan mampu menggeser batasan anggaran ke kanan dan penurunan pendapatan bisa menggeser batasan anggaran ke kiri. Hal ini akan mempengaruhi jumlah barang yang dikonsumsi dan pada selanjutnya mampu mengubah tingkat kepuasan indivindu dengan asumsi barang yang dikonsumsi adalah barang normal. Gambar 5. Peningkatan Pendapatan pada Barang Normal


80 Pengantar Ekonomi Mikro Sementara itu, kenaikan atau penurunan harga hanya akan mempengaruhi daya beli indivindu tersebut yang pada selanjutnya akan mempengaruhi tingkat kepuasannya. Gambar 6. Efek dari Penurunan Harga Tiket Film Sebagai contoh, Hanif mendapatkan diskon sebesar Rp 200.000 dari tiket film yang dibelinya sementara batasan anggarannya tetap. Hal ini akan meningkatkan daya beli Hanif dan membuat pembelian tiket film semakin banyak sehingga tingkat kepuasannya meningkat. Terdapa dua dampak yang muncul dari perubahan harga, yaitu efek pendapatan dan efek substitusi. Perubahan harga tiket film dapat memutar kurva anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli tiket film meningkat. Efek substitusi mampu menggeser alokasi konsumsi tiket konser menjadi lebih banyak tiket film.


Pengantar Ekonomi Mikro 81 Gambar 7. Efek Substitusi Gambar 9. Efek Pendapatan 1. Perubahan harga tiket film dapat memutar kurva anggaran 2. Efek substitusi menggeser konsumsi pada I1 ke C2 Tiket film Tiket konser 3. Efek pendapatan menggeser konsumsi ke titik C3 , pada kurva anggaran yang bersinggung degan I2 Tiket film Tiket konser


82 Pengantar Ekonomi Mikro Sementara itu, efek pendapatan akan muncul apabila tingkat pendapatan berubah. Efek ini mampu mengubah jumlah kedua barang yang dibeli. Konsep permintaan indivindu yang digambarkan melalui tingkat kepuasan merupakan konsep penting di Ilmu Ekonomi. Kurva indiferen menggambarkan tingkat kepuasan konsumen dalam mengonsumsi kombinasi barang dan jasa. Kurva ini dapat membantu memahami keputusan konsumen yang rasional untuk konsumsi dengan batas anggaran yang ada.


Pengantar Ekonomi Mikro 83 BAB 8 Biaya Produksi


84 Pengantar Ekonomi Mikro alam menjalankan sebuah bisnis, biaya menjadi aspek yang penting untuk direncanakan atau dialokasikan agar para pengusaha mampu mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dapat berkembang. Dalam perencanaan ini, pengusaha/perusahaan dituntut untuk berapa harga dari bahanbahan utama dan penunjang dalam melakukan produksi baik jasa dan barang, melakukan distribusi ke konsumen agar perusahaan dapat memperoleh profit yang ditargetkan (Zahara, Vadila Mutia; Anwar, 2021). Selain itu, perusahaan juga harus mampu mengetahui tingkat produksi maksimum sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal juga. Pada bagian operasional di sebuah usaha, biaya produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang akan dioleh dalam proses produksi (Hanani, Nuhfil; Asmara, 2011). Faktorfaktor yang digunakan dalam berproduksi misalnya penggunaan sumber saya alam, sumber daya manusia, sumber saya teknologi, dll (Rizal, 2013). Biaya produksi dapat dilihat secara langsung dan secara tidak langsung (tersembunyi) (Syafaatul Hidayati, S.Pd., 2019). Biaya secara langsung atau secara ekplisit merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan-bahan mentan yang digunakan dalam aktivitas produksi oleh produsen dimana pembayarannya berupa uang. Sedangkan biaya yang tersembunyi atau secara tidak langsung terlihat adalah pengeluaran atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan berupa skill kewirausahaan pengelola usaha, modal yang digunakan, dan biaya yang dihabiskan untuk bangunan selama proses produksi berlangsung.


Pengantar Ekonomi Mikro 85 Sedangkan enurut ruang lingkupnya, biaya produksi dibagi menjadi dua yakni biaya internal dan biaya ekternal (Zahara, Vadila Mutia; Anwar, 2021). Pertama, biaya internal yakni biaya yang habis penggunaannya dalam melakukan kegiatan operasi dalam Perusahaan. Kedua, biaya ekternal yakni biaya yang harus keluarkan untuk menanggulangi akibat dari aktivitas operasional yang dilakukan Perusahaan dimana berakibat negative terhadap lingkungan disekitar lokasi Perusahaan. Untuk menganalisis biaya produksi, hal yang perlu diperhatikan yakni jangka waktu proses produk yang akan dihasilkan. Pertama, jangka waktu pendek (Short term) yaitu panjangnya waktu yang dibutuhkan oleh beberapa faktor-faktor produksi yang digunakan tidak tetap dan sebagian tidak dapat ditambah jumlahnya atau tetap. Kedua, jangka panjang (Long term) yaitu panjangnya waktu yang dibutuhkan oleh semua faktor-faktor produksi mengalami ketidak tetapan jumlahnya atau harganya sehingga seluruh biaya dianggap biaya variabel. Gambar 1. Kurva Jangka Pendek Gambar 2. Kurva Jangka Panjang


86 Pengantar Ekonomi Mikro Jika dilihat dari sifat biaya dihubungkan dengan banyaknya produksi (output) yang dihasilkan, biaya produksi dapat dibagi menjadi : 1. Total Fixed Cost (TFC) atau Biaya Tetap Total Biaya Tetap Total merupakan seluruh biaya yang keluar untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang jumlahnya tetap. Dalam hal ini, biaya-biaya tidak akan berubah dikeluarkan walaupun hasil output yang diproduksi dalam jumlah besar ataupun kecil. Adapun contohnya seperti biaya pembelian mesin, bangunan, penyewaan gedung, penyusutan dll. Gambar 3. Kurva Total Fixed Cost 2. Total Variable Cost (TVC) atau Biaya Variabel Total Biaya Variabel Total merupakan biaya-biaya yang dikorbankan untuk mendapatkan faktor-faktor pembuatan produk atau jasa yang dapat berubah jumlahnya. Jumlah biaya total variabel akan berubah seiring banyak dan sedikitnya jumlah produksi yang akan dihasilkan. Contohnya seperti : Biaya-biaya bahan utama atau tambahan, pembelian bensin/bahan penggerak mesin, gaji para karyawan, biaya listrik dll.


Pengantar Ekonomi Mikro 87 Gambar 4. Kurva Total Variable Cost 3. Total Cost (TC) atau Biaya Total Biaya total merupakan hasil biaya yang dihabiskan secara keseluruhan guna mencapai suatu tingkatan produksi yang telah ditentukan. Seluruh biaya tersebut di peroleh dari penjumlahan Biaya Tetap Total dan Biaya Variabel Total Rumus: TC = TFC + TVC Gambar 5. Kurva Total Cost 4. Average Fixed Cost (AFC) atau Biaya Tetap Rata-Rata Biaya tetap rata-rata merupakan biaya rata-rata yang dihabiskan dalam rangka mendapatkan faktor-faktor produksi yang tidak dapat dirubah jumlahnya Biaya tetap rata-rata diperoleh dari pembagian biaya tetap total dengan total jumlah barang yang diproduksi.


88 Pengantar Ekonomi Mikro Rumus : AFC = : dimana Q = Tingkat Output Gambar 6. Kurva Average Fixed Cost 5. Average Variable Cost (AVC) atau Biaya Variabel Rata-rata Biaya Variable Rata-rata merupakan biaya rata-rata yang dihabiskan dalam rangka untuk memdapatkan faktor-faktor dalam berproduksi yang dapat berubah jumlahnya. Biaya ini diperoleh dari pembagian Biaya Variabel Total dengan jumlah total barang yang diproduksi. Rumus: AVC = Gambar 7. Kurva Average Variable Cost


Pengantar Ekonomi Mikro 89 6. Average Total Cost (AC) atau Biaya Total Rata-rata Biaya total rata-rata merupakan biaya rata-rata dari total biaya keseluruhan yang telah dihabiskan terhadap jumlah total barang yang diproduksi. Rumus: AC = AFC + AVC atau dapat dihitung dengan : AC = = AFC Gambar 8. Kurva Average Cost 7. Marginal Cost (MC) atau Biaya Marginal Biaya marginal merupakan biaya yang ditambahkan untuk dikeluarkan sebagai akibat dari penambahan produksi per satu unit. Biaya marginal ini di peroleh dari pembagian dari selisih total biaya yang digunakan dengan selisih perubahan jumlah produksi yang diproduksi sebelum dan sesudah ditambahkan. Rumus : MC = di mana : Tambahan Produksi


90 Pengantar Ekonomi Mikro : Tambahan biaya produksi total Gambar 9. Kurva Marginal Cost Biaya-biaya tersebut saling berkaitan dan berikut korelasi diantara beberapa biaya-biaya yakni ATC, AVC, dan MC yang ditunjukan melalui tabel kasus 1 dan gambar 10 : Tabel. 1 Contoh Kasus Sumber : (Boediono, 2014)


Click to View FlipBook Version