Pengantar Ekonomi Mikro 91 Gambar 10. Hubungan AVC, ATC, dan MC Pada gambar 10 memperlihatkan bahwa ketika TVC mengenai garis melalui titik origin, maka AVC berada pada titik minimumnya (titik A). Begitu juga saat TC mengenai garis melalui titik origin, maka ATC akan berada pada titik minimum (titik B). Pada kedua titik minimum AVC dan ATC, terlihat memotong MC. Adapun keterkaitan antara biaya-baiaya tersebut dapat dibuktikan dengan aljabar kalkulus dibawah ini: TFC = k (konstanta) TVC = f (Q) TC = TFC + TVC = k + f(Q) A B
92 Pengantar Ekonomi Mikro AVC = = AC = = Kondisi AVC minimum ketika = 0 atau = 0, maka bila – = 0 atau f ‘(Q) = atau f ‘(Q) = di mana f ‘(Q) = . Sehingga dalam istilah biaya, persamaan tersebut yakni : MC = AVC karena MC = = = / = f ‘(Q) Kondisi ATC minimum ketika = 0 atau ketika =0, bila– + – = 0. Atau f ’ (Q) = + = atau jika MC =AVC. Biaya produksi selalu berkaitan dengan penerimaan akhir yang akan diperoleh oleh produsen. Penerimaan atau pendapatan ini memiliki tiga konsep penting, diantaranya : 1. Total Revenue (TR) atau Pendapatan Total Pendapatan Total yaitu total seluruh pemasukan yang diterima oleh produsen dari hasil seluruh penjualan produk atau jasa (di mana output dikalikan dengan harga).
Pengantar Ekonomi Mikro 93 Rumus: TR = Pq.Q ; Pq : Harga output per unit Q : Jumlah output Gambar 11. Kurva Total Revenue 2. Average Revenue (AR) atau Pendapatan Rata-rata Pendapatan Rata-rata yaitu jumlah penerimaan ratarata yang di peroleh oleh produsen pada setiap unit yang dihasilkan, di peroleh dari pembagian antara pendapatan total (TR) dan output yang dihasilkan (Q). Rumus : AR = = AR = Pq = D (Demand = Permintaan) Gambar 12. Kurva Average Revenue
94 Pengantar Ekonomi Mikro 3. Marginal Revenue (MR) atau Pendapatan Marginal Pendapatan marginal merupakan jumlah penambahan pemasukan produsen sebagai bagian hasil dari penambahan penjualan total per satu unit output. Rumus : MR = Gambar 13. Kurva Marginal Revenue Hubungan antara TR, AR dan MR dapat dijelaskan melalui dua kurva berikut : 1. Kurva Permintaan Menurun Tabel 2. Contoh Kasus II Sumber : (Boediono, 2014)
Pengantar Ekonomi Mikro 95 Gambar 14. Hubungan TR, AR, dan MR pada Kurva Permintaan Menurun Berdasarkan gambar 14 diatas, terlihat bahwa adanya kurva permintaan menurun yang mana apabila produsen menurunkan harga produknya maka akan menyebabkan besarnya jumlah produk yang terjual (Kurva AR = D). Penerimaan total (TR) akan terus meningkat selama MR masih positif dengan Elastisitas lebih dari satu (E > 1) dan penerimaan total maksimum akan di peroleh (TR Maximum) jika MR = 0 atau saat Elastisitas sama dengan satu (E = 1), TR akan menurun saat MR mulai negatif dengan elastisitas kurang dari satu (E < 1). 2. Kurva Permintaan Horizontal Sumber : (Boediono, 2014)
96 Pengantar Ekonomi Mikro Gambar 15. Hubungan TR, AR, dan MR pada Kurva Permintaan horizontal Berdasarkan gambar 15 diatas, diketahui bahwa total penerimaan (TR) yang diperoleh oleh produsen tidak akan pernah maksimum, hal ini ditunjukan dengan TR berupa garis lurus yang menaik. Sedangkan pada MR akan terjadi persamaan garis dengan AR (=P) yang mana MR tidak akan pernah mengalami negatif artinya TR tidak akan mengalami penurunan juga. Kondisi seperti ini umumnya terjadi pada pasar persaingan sempurna, di mana produsen menerima harga jual setiap unit selalu tetap, berapapun jumlah volume output (Q) yang dijual oleh produsen. Biaya produksi tentu akan mempengaruhi seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh oleh produsen. Semakin besar biaya produksi yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau jasa, maka keuntungan produsen akan semakin rendah bahkan dapat mengalami kerugian jika biaya produksi melebihi pendapatan yang diterima.
Pengantar Ekonomi Mikro 97 Sebaliknya, produsen akan menghasilkan keuntungan yang besar atau maksimal ketika produsen dapat menekan biaya produksi yang dikorbankan untuk menghasilkan produk atau jasa yang ditargetkan. Selisih antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan ini juga disebut laba. Laba atau keuntungan merupakan total keseluruhan penerimaan (TR) yang diperoleh produsen setelah menguranginya dengan semua biaya-biaya dihabiskan (TC). Rumus : = TR – TC ; = Laba Perusahaan akan memperoleh laba apabila nilai positif ( > 0) atau total penerimaan lebih besar dari total biaya TR > TC. Hidayati, (2019) menyebutkan ada dua cara untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Pertama, barang diproduksi pada perbedaan tingkat yang maksimum antara total penjualan dan total biaya. Kedua, barang diproduksi kondisi MR sama dengan MC. Adapun cara kedua ini dijelaskan lebih detail pada kurva permintaan berikut: 1. Kurva Permintaan Menurun Perhatikan contoh tabel dan kurva berikut : Tabel 3. Contoh Kasus III Sumber : (Boediono, 2014)
98 Pengantar Ekonomi Mikro Gambar 16. Kurva Keuntungan Total Berdasarkan gambar 16 diatas, ditunjukan bahwa keuntungan maksimum akan terjadi ketika jarak slope antara garis singgung TR sama dengan slope dari garis singgung TC (jarak vertikal antara kurva TR dan kurva TC paling lebar yakni 230). Keuntungan maksimum akan tercapai ketika MR = MC atau kurva MR berpotongan dengan kurva MC terjadi pada output (Q) yang dihasilan. Sedangkan pada kurva TR maksimum atau AC minimum tidak selalu mengindikasikan produsen akan memperoleh keuntungan maksimum.
Pengantar Ekonomi Mikro 99 2. Kurva Permintaan Horizontal Perhatikan tabel dan kurva berikut : Tabel 4. Contoh Kasus IV Sumber : (Boediono, 2014) Gambar 17. Kurva Keuntungan Total
100 Pengantar Ekonomi Mikro Keuntungan maksimum pada permintaan horizontal dapat tercapai jika slope penerimaan total (TR) sama dengan slope dari total biaya TC atau ketika kondisi saat MR = MC. Namun mengingat pada kurva permintaan horizontal MR = AR = P = D, maka MC = MR = P = D sebagai posisi equilibrium produsen.
Pengantar Ekonomi Mikro 101 BAB 9 Struktur Pasar Persaingan Sempurna
102 Pengantar Ekonomi Mikro Perilaku perusahaan dalam pasar dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk struktur pasar yang dihadapi. Bab ini membahas karakteristik dan perilaku produsen dalam pasar persaingan sempurna. Bab ini fokus pada diskusi pasar persaingan sempurna pada pasar barang. Perlu diketahui bahwa jumlah produsen dalam suatu pasar komoditas sangat bervariasi, dari yang jumlahnya satu hingga sangat banyak. Besar atau kecilnya jumlah perusahaan menentukan struktur dan perilaku individu dalam suatu pasar. Mengacu pada jumlah perusahaan, bentuk pasar dibedakan menjadi empat; (1) persaingan sempurna, (2) monopolistik, (3) oligopoli, dan (4) monopoli. Untuk lebih jelas, Tabel 1 meringkas karakteristik masing – masing struktur pasar: Tabel 1. Struktur Pasar menurut Jumlah Perusahaan Bentuk Pasar Persaingan Sempurna Monopolistik Oligopol i Monopoli Jumlah Produsen Sangat banyak Banyak Sedikit Hanya satu Jenis produk Homogenous Terdiferensiasi Homoge nous atau terdifer ensiasi Unik Kontrol harga Tidak ada Terbatas Kuat Sangat kuat Akses pasar Bebas keluar atau masuk Bebas keluar atau masuk Banyak hambat Terbatas
Pengantar Ekonomi Mikro 103 pasar pasar an masuk dan keluar Persaingan non-harga Tidak ada Iklan dan trademarks Ada Tidak ada Sumber: (Lipczynski et al., 2005; Coiacetto, 2009) Sejauh ini, pasar persaingan sempurna (kompetitif) dianggap sebagai bentuk pasar yang paling ideal karena bargaining power antara produsen dan konsumen seimbang. Dengan kata lain, harga pasar terbentuk atas interaksi banyak pedagang dan pembeli. Meski demikian, bentuk pasar ini sangat sulit ditemukan di abad 21, kecuali sektor pertanian konvensional. Ekonom, Knight, menjelaskan bahwa persaingan sempurna memerlukan perilaku rasional antara penjual dan pembeli, informasi penuh, tidak terdapat friksi antar pelaku ekonomi, dan mobilitas sempurna pasar faktor produksi (Robinson, 1934). Scholar lainnya, Chamberlain berpendapat bahwa pasar persaingan sempurna adalah kondisi pasar yang bersih dari unsur – unsur monopolis dan sifat barang homogen (Edwards, 1933). Kondisi ini sulit terpenuhi karena unsur monopolis sangat mudah muncul, baik secara alami maupun melalui kebijakan tertentu. Selain itu, pasar persaingan sempurna juga hanya dapat terbentuk jika informasi bersifat simetri (Stigler, 1957). Perlu digaris bawahi bahwa informasi yang asimetri adalah salah satu penyebab kegagalan pasar. Meskipun struktur pasar persaingan sempurna sulit ditemukan, penting untuk memahami asumsi – asumsi pasar tersebut sebagai dasar untuk mengidentifikasi bentuk pasar
104 Pengantar Ekonomi Mikro lainnya. Mengacu pada Pindyck & Rubinfeld (2013), tiga asumsi utama pasar persaingan sempurna adalah: (1) perusahaan bertindak sebagai price taker, (2) homogenitas produk, dan (3) bebas keluar dan masuk pasar. 1. Price taker Setiap produsen dalam pasar kompetitif tidak memiliki kekuatan untuk menentukkan harga barang. Sebaliknya, mereka bertindak sebagai price taker dalam pasar. Dikarenakan jumlah produsen sangat banyak, proporsi (share) barang yang dijual masing – masing perusahaan relatif sangat rendah jika dibandingkan dengan total share dalam industri. Oleh karena itu, perusahaan penawaran individu tidak signifikan mempengaruhi output pasar. Akibatnya, perilaku individu seperti perubahan jumlah kuantitas produksi tidak mengakibatkan perubahan harga. Dengan bahasa lain, harga pasar hanya dapat berubah melalui mekanisme transaksi antara penjual dan pembeli secara agregat. Asumsi price taker ini tidak hanya berlaku untuk produsen, tetapi juga konsumen. Jumlah konsumen diasumsikan sangat banyak sehingga perilaku individu konsumen juga tidak mampu mempengaruhi harga pasar. 2. Homogenitas barang Dalam praktiknya, situasi price taker hanya dapat terjadi jika produk – produk yang dijual di pasar bersifat homogen. Setiap barang yang diproduksi dapat disubstitusi dengan mudah oleh produk yang dijual oleh perusahaan lain. Konsumen dapat membeli barang dengan kualifikasi sama di perusahaan yang berbeda.
Pengantar Ekonomi Mikro 105 Konsekuensinya, tidak ada produsen yang dapat menaikan harga tanpa kehilangan pangsa pasar. Homogenitas produk juga mengakibatkan konsumen tidak mungkin lebih menyukai barang yang dihasilkan oleh perusahaan tertentu. Barang – barang homogen atau identik umumnya ditemukan di pasar tradisional pertanian. 3. Bebes untuk keluar masuk pasar Hambatan masuk untuk new entrant atau hambatan keluar untuk incumbent pada pasar persaingan sempurna hampir tidak ada. Baik hambatan alami maupun buatan (contoh peraturan perdagangan) cenderung tidak ada. Setiap pelaku usaha dapat dengan mudah keluar atau masuk pasar. Sebagai contoh, ketika produsen mengalami kerugian, ia dapat dengan mudah menutup usaha dan keluar dari pasar tersebut. Biaya untuk menutup usaha dan keluar dari pasar relatif rendah dibandingkan struktur pasar lainnya. Tidak hanya produsen, konsumen juga memiliki kemudahan pindah dari satu penjual ke penjual lainnya. Selain tiga komponen tersebut, mengacu pada Sexton (2013) dan Mankiw (2015), karakteristik lain dari pasar persaingan sempurna adalah maksimisasi laba, tidak ada regulasi pemerintah, mobilitas faktor produksi, dan informasi sempurna. Tujuan utama penjual dalam pasar kompetitif adalah laba. Untuk memperoleh laba maksimal, perusahaan harus memproduksi sejumlah barang dimana jarak antara revenue dan cost adalah terbesar. Pasar persaingan sempurna juga mengasumsikan tidak ada campur tangan pemerintah seperti
106 Pengantar Ekonomi Mikro kebijakan pajak, subsidi, dan harga. Terakhir, pasar persaingan sempurna hanya akan terjadi jika pasar faktor produksi (tenaga kerja dan modal) juga menghadapi persaingan kompetitif dan tidak terdapat asymmetric information. Tujuan perusahaan (termasuk dalam pasar kompetitif) adalah maksimisasi laba. Laba merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya. Permintaan total (Total RevenueTR) adalah jumlah output dikali dengan harga. Dikarenakan setiap produsen tidak memiliki kekuatan untuk menentukan harga (price taker) maka harga pasar adalah given, yaitu hasil dari interaksi penjual dan pembeli di pasar secara agregat. Kurva permintaan dan penawaran dalam pasar kompetitif disajikan pada Gambar 9(a) dan 9(b) Gambar 9.1 Perilaku maksimisasi laba menunjukkan bahwa menentukkan output dan harga adalah bagian dari mencapai
Pengantar Ekonomi Mikro 107 tujuan tersebut. Meski demikian, dikarenakan perusahaan dalam pasar kompetitif dimana harga adalah given (price taker) maka bentuk strategi yang relevan adalah menentukkan kuantitas (q) yang memaksimalkan laba. Jumlah barang yang diproduksi harus memperhitungkan permintaan pasar. Anggaplah adalah penerimaan dan adalah biaya sehingga penerimaan perusahaan adalah persamaan 9.1 (9.1) Besarnya penerimaan perusahaan tergantung pada q. Biaya total juga tergantung pada q. Oleh karena itu, laba ( ) dapat diformulasikan melalui persamaan 9.2 (9.2) Laba maksimal diperoleh hanya jika perusahaan memproduksi yang memaksimalkan jarak antara kurva penerimaan dan biaya. Prinsip ini dijelaskan pada Gambar 9.2. Penerimaan membentuk garis lengkung yang mengindikasikan bahwa produsen dapat menjual q yang lebih banyak hanya jika mengurangi harga. Kemiringan kurva ini disebut ‚penerimaan marginal (Marginal RevenueMR)‛. MR menjelaskan perubahan penerimaan akibat tambahan satu unit output q. Selain itu, Gambar 9.2 juga menampilkan kurva biaya marginal (Marginal Cost-MC). MC menunjukkan biaya tambahan akibat tambahan produksi q sebesar satu unit. Kurva positif meskipun kuantitas produksi nol karena terdapat biaya tetap yang harus ditanggung produsen dalam jangka pendek.
108 Pengantar Ekonomi Mikro Gambar 9.2 Laba maksimal ditunjukkan pada output karena selisih antara penerimaan dan biaya mencapai jarak maksimal. Pada output penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC). Aturan bahwa laba maksimum ketika berlaku untuk semua produsen, baik pada struktur pasar kompetitif maupun non-kompetitif. Aturan ini dapat diturunkan menggunakan fungsi alajar, mencapai maksimum pada titik dimana tambahan output tidak menyebabkan tambahan laba. Dengan kata lain, : (9.3) menunjukkan penerimaan marginal dan merupakan biaya marginal. Laba maksimum terjadi ketika MR – MC = 0: (9.4) Diasumsikan bahwa dalam jangka pendek produsen menghadapi modal tetap dan harus menentukan input variabel untuk memaksimalkan laba. Gambar 9.3
Pengantar Ekonomi Mikro 109 menunjukkan keputusan jangka pendek yang dihadapi produsen yang mencangkup kurva penerimaan rata – rata (AR) dan marginal (MR) kurva biaya total rata – rata (ATC), biaya variabel rata – rata (AVC), dan biaya marginal (MC). Gambar 9.3 Laba maksimum pada titik a, dimana kuantitas produksi adalah = 10 dan harga, = $50. Pada titik ini, MR = MC. Untuk membuktikan bahwa =10 adalah kondisi maksimisasi laba, perhatikan bahwa ketika perusahaan memproduksi = 9 maka MR > MC. Artinya produsen dapat meningkatkan laba dengan cara menambahkan kuantitas produksi. Bidang antara adan merupakan laba yang hilang akibat berproduksi pada . Sebaliknya, ketika = 11, MR < MC yang menunjukkan bahwa mengurangi kuantitas produksi akan menghemat biaya. Bidang antara adan adalah laba yang hilang akibat memproduksi sejumlah . Dengan demikian, =10 merupakan laba maksimal yang ditunjukkan pada bidang ABCD. Pada Gambar 9.3, kurva MR dan MC bersinggungan pada output dan . Meski demikian, perlu dicatat bahwa tidak mengindikasikan kondisi laba maksimum. Tambahan output setelah masih meningkatkan laba karena MC < MC.
110 Pengantar Ekonomi Mikro Oleh karena itu, perusahaan harus menambah output jika masih produksi dibawah . Selain itu, kondisi memaksimalkan laba terjadi ketika penerimaan marginal sama dengan biaya marginal (MR = MC) pada titik kurva MC mulai naik. Gambar 9.4 Dalam praktiknya, perusahaan tidak selalu mendapatkan laba jangka pendek. Sangat mungkin bagi perusahaan mengalami rugi jangka pendek. Pada Gambar 9.3 produsen menikmati laba karena harga lebih besar daripada ATC. Sebaliknya, pada Gambar 9.4 produsen mengalami rugi karena harga lebih rendah daripada ATC yang disebabkan oleh biaya tetap yang lebih tinggi. Perubahan biaya tetap (TC) menyebabkan perubahan pada kurva ATC, tetapi tidak pada kurva MR dan MC. Pada output yang memaksimalkan laba, harga lebih rendah dari garis AB, menunjukkan kerugian rata – rata produksi. Segiempat ABCD menunjukkan kerugian total perusahaan. 1. Kapan sebaiknya menutup usaha? Perhatikan bahwa perusahaan menghadapi kerugian ketika < ATC pada yang memaksimalkan laba. Beberapa pelaku bisnis mungkin menganggap sebaiknya menutup usaha dan keluar dari pasar. Jika tetap
Pengantar Ekonomi Mikro 111 beroperasi, mereka hanya dapat meminimalkan kerugian pada output . Apakah menutup bisnis menjadi keputusan tepat? Tidak, perusahaan bisa tetap saja beroperasi dan mengalami kerugian jangka pendek karena berharap memperoleh laba di masa depan ketika harga jual produk naik dan biaya produksi turun. Laba negatif memang tidak diharapkan. Namun, perilaku ini membuka peluang di masa depan yang lebih baik. Perusahaan akan memiliki fleksibilitas dalam mengubah kombinasi input yang digunakan (modal, tenaga kerja, dan bahan dasar) sehingga dapat mengurangi biaya tetap rata – rata jika masih berada di industri dibandingkan keluar dan masuk ke industri lainnya. Tidak hanya itu, perusahaan juga dapat menikmati skala ekonomi. 2. Kurva Penawaran Jangka Pendek Kurva penawaran menjelaskan banyaknya kuantitas barang yang mungkin dihasilkan oleh produsen pada setiap harga yang mungkin. Perusahaan di pasar kompetitif akan menambah produksi (output) sampai pada titik = MC dan akan menutup usaha jika < AVC. Oleh karena itu, kurva penawaran perusahaan merupakan kurva MC pada kondisi MC > AVC. Gambar 9.5
112 Pengantar Ekonomi Mikro Gambar 9.5 menjelaskan kurva penawaran jangka pendek perusahaan. Perhatikan bahwa untuk berapapun yang lebih besar daripada AVC minimum, output yang memaksimalkan laba dapat terlihat di grafik. Pada , kuantitas yang diproduksi adalah , dan pada kuantitas yang diproduksi adalah . Untuk yang lebih rendah atau sama dengan AVC minimum maka output untuk memaksimalkan laba sama dengan nol. Gambar 9.6 menjelaskan bahwa kurva penawaran jangka pendek adalah kurva MC setelah bersinggungan antara MC dan AVC. Kurva penawaran jangka pendek untuk perusahaan kompetitif memiliki slope positif. Oleh karena itu, kenaikan harga pasar akan mendorong perusahaan – perusahaan untuk meningkatkan kuantitas produksi. Harga yang lebih tinggi tidak saja membuat tambahan produksi menjadi menguntungkan, akan tetapi juga meningkatkan laba total perusahaan. 3. Respons perusahaan terhadap perubahan harga input Ketika harga input berubah, perusahaan juga akan mengubah kuantitas produksi guna mengarahkan kondisi MC = , yaitu kondisi yang memaksimalkan laba. Namun, sering kali ketika harga produk berubah maka pada saat yang bersamaan dengan akan diikuti perubahaan harga input. Gambar 9.7 menampilkan bahwa kurva MC awal perusahaan yang berpotongan pada harga = $5. Perusahaan memaksimalkan laba dengan menghasilkan output pada . Jika terjadi perubahan pada salah satu harga input, maka kenaikan
Pengantar Ekonomi Mikro 113 harga ini menyebabkan pergeseran kurva biaya marginal dari MC1 ke MC2. Akibatnya, output yang memaksimalkan laba juga berubah dari menjadi , dimana = MC2. Dengan harga input yang lebih mahal, produsen mengurangi produksi guna mempertahankan laba maksimal. Sebaliknya, saat terjadi penurunan harga input, perusahaan akan meningkatkan jumlah produksi guna menuju kondisi equilibrium baru yang memaksimalkan laba. Kurva penawaran pasar jangka pendek menjelaskan jumlah barang yang diproduksi dalam jangka pendek pada setiap harga yang mungkin. Output industri adalah jumlah kuantitas penawaran dari seluruh individu produsen. Gambar 9.6 menunjukkan bahwa kurva MC1, MC2, dan MC3 adalah kurva penawaran masing – masing produsen A, B, dan C. Setiap kurva MC hanya menjelaskan bagian yang berada di atas kurva biaya variabel rata – rata. MC4 menunjukkan biaya marginal perusahaan yang tidak bersedia menjual produk dengan harga 40 Gambar 9.6
114 Pengantar Ekonomi Mikro Pada harga berapapun di bawah = 10, industri tidak akan memproduksi barang dikarenakan AVC minimum dari produsen dengan biaya terendah. Antara dan , hanya ada 6 unit yang diproduksi dengan kondisi kurva penawaran pasar akan identik pada biaya marginal MC3 (perusahaan 3). Pada =15 penawaran pasar adalah jumlah kuantitas produksi ketiga perusahaan ( . menawarkan 2 unit, menawarkan 5 unit, dan menawarkan 8 unit. Pada harga yang berbeda lagi, misal = 40, memproduksi 4 unit, memproduksi 7 unit, dan memproduksi 10 unit sehingga penawaran industri menjadi 21 unit. Perhatikan bahwa kurva penawaran agregat memiliki slope positif, tetapi membengkok tajam pada harga =15. Hal in terjadi karena pada adalah harga dimana terdapat ketiga perusahaan memproduksi barang. MC4 menunjukkan kurva biaya marginal perusahaan yang tidak bersedia menjual barang di pasar tersebut. Elastisitas harga ( ) penawaran pasar mengukur sensitivitas total output terhadap perubahan harga pasar. adalah persentase perubahan kuantitas penawaran dalam merespons perubahan persen harga . (9.5) Karena kurva MC dalam jangka pendek memiliki kemiringan positif, maka jangka pendek juga selalu positif. Ketika biaya MC mulai meningkat signifikan dalam merespons kenaikan output, maka rendah, dan sebaliknya.
Pengantar Ekonomi Mikro 115 Dalam pendek, perusahaan menghadapi kendala kapasitas produksi dan sangat mahal untuk menambah kuantitas barang ketika biaya marginal meningkat dalam merespons kenaikan output. Kondisi ini mengindikasikan kurva penawaran yang elastis. Peningkatan kecil pada harga akan mendorong perusahaan untuk memproduksi barang lebih banyak. Surplus produsen suatu perusahaan adalah penjumlahan seluruh unit produksi yang berasal dari selisih antara harga pasar barang tersebut ( ) dan biaya produksi marginal (MC). Surplus produsen mencangkup bidang di atas kurva penawaran produsen tapi di bawah harga pasar. Gambar 9.7 Bidang ABCD pada Gambar 9.7 menunjukkan surplus produsen jangka pendek. Maksimisasi laba terjadi ketika kuantitas produksi sebesar , yaitu pada kondisi = MC. Surplus untuk setiap unit output adalah selisih antara p dengan MC untuk memproduksi barang. Dengan demikian, surplus produsen adalah jumlah dari ‚surplus unit‛. Pada gambar 9.11, surplus produsen adalah daerah di bawah kurva permintaan tapi di atas kurva MC, yaitu pada kuantitas
116 Pengantar Ekonomi Mikro yang memaksimalkan laba. surplus produsen dapat didefinisikan sebagai yaitu selisih antara penerimaan dan biaya total. Pada gambar 9.11, segiempat ABCD merupakan surplus produsen, yang sama dengan penerimaan (0AB ) dikurangi biaya variabel (0DC ). Gambar 9.8 Surplus perusahaan dan laba tidak sama meskipun memiliki hubungan kuat. Dalam jangka pendek, surplus produsen adalah total penerimaan dikurangi total biaya variabel, yang menunjukkan laba variabel. Sementara itu, laba dalam hal ini adalah penerimaan dikurangi seluruh biaya. Persamaan surplus produsen dan laba dapat ditulis sebagai berikut. (9.6) dimana PS adalah surplus produsen, R adalah penerimaan, dan VC adalah biaya variabel. Sementara itu, laba dapat ditulis: (9.7) Dengan demikian, dalam jangka pendek surplus produsen lebih besar daripada laba,
Pengantar Ekonomi Mikro 117 Gabungan surplus produsen masing – masing individu menunjukkan surplus produsen dalam pasar. Pada Gambar 9.12, kurva penawaran dimulai pada sumbu vertikal pada titik yang merupakan biaya variabel rata – rata dari perusahaan dengan biaya paling rendah di pasar tersebut. Surplus produsen pada Gambar 9.12 ditunjukkan pada bidang di bawah harga pasar tapi di atas kurva penawaran, yaitu antara 0 hingga Dalam jangka pendek, diasumsikan setidaknya terdapat satu input tetap (contoh modal) sehingga membatasi fleksibilitas perusahaan dalam memproduksi barang. Sebaliknya, dalam jangka panjang, perusahaan dapat mengubah seluruh (kombinasi) inputnya, termasuk kombinasi antara modal dan tenaga kerja. Tidak hanya itu, dalam pasar persaingan sempurna, perusahaan juga dapat dengan mudah untuk tetap beroperasi atau menutup dan keluar dari pasar. Gambar 9.13 menjelaskan mekanisme perusahaan dalam pasar persaingan sempurna menentukkan output jangka panjang yang memaksimalkan laba. Perusahaan tetap menghadapi kurva permintaan yang horizontal. Pada Gambar 9.13, perusahaan menerima 40$ berdasarkan harga berlaku ( pasar). Kurva biaya total rata – rata jangka pendek (SAC) dan kurva biaya marginal jangka pendek (SMC) cukup rendah untuk menghasilkan laba yang positif, yang ditunjukkan pada segiempat ABCD dengan memproduksi , dimana SMC = = MR. Kurva biaya rata – rata jangka panjang (LAC) mencerminkan terdapat skala ekonomi hingga tingkat output
118 Pengantar Ekonomi Mikro , dan skala disekonomis pada tingkat output yang lebih tingggi daripada . Kurva biaya marginal jangka panjang (LMC) memotong biaya rata – rata jangka panjang (LAC) dari arah bawah , yaitu pada titik SAC minimum. Gambar 9.9 Jika perusahaan meyakini bahwa pasar akan tetap berada pada $40, maka perusahaan akan menambah kapasitas produksi untuk menghasilkan , dimana biaya marginal jangka panjang sama dengan harga, = 40$.Katika ekspansi ini dilakukan, margin laba meningkat dari AB ke EF, dan laba total akan bertambah dari ABCD menjadi EFGD. Output memaksimalkan laba karena pada tingkat produksi yang lebih rendah, misalnya , nilai MR dari produksi tambahan lebih besar daripada MC. Dengan kata lain, ekspansi dilakukan karena di bawah laba belum maksimal. Sebaliknya, ketika kuantitas produksi di atas , MC lebih besar daripada MR sehingga meningkatkan produksi akan mengurangi laba. Secara teoritis, output jangka panjang di pasar kompetitif yang memaksimalkan laba adalah titik dimana biaya marginal jangka panjang sama dengan harga.
Pengantar Ekonomi Mikro 119 1. Laba akuntansi dan ekonomi Laba ekonomi mencangkup biaya oportunitas. Salah satu biaya oportunitas adalah pengembalian bagi pemilik usaha jika modal digunakan untuk investasi di sektor lain. Sementara itu, laba akuntansi adalah penerimaan dikurangi dengan biaya tenaga kerja. Dengan menggunakan dua faktor produksi, laba ekonomi ( ) adalah penerimaan ( ) dikurangi dengan biaya tenaga kerja ( ) dikurangi biya amodal ( ): (9.8) Dalam praktiknya, perusahaan dapat memperoleh laba ekonomi nol, yaitu kondisi ketika perusahaan memperoleh pengembalian yang normal dan kompetitif atas investasinya. Pengembalian normal ini adalah bagian dari biaya penggunaan modal, yaitu jumlah biaya oportunitas daripada menggunakan dananya untuk membeli modal untuk investasi di sektor lain. 2. Masuk dan keluar pasar Gambar 9.10 menunjukkan bahwa harga 50$ per unit mendorong perusahaan untuk meningkatkan output dan memperoleh laba positif. Dikarenakan laba sudah memperhitungkan biaya oportunitas penggunaan modal, laba positif menunjukkan adanya pengembalian yang tinggi atas suatu investasi modal. Pengembalian tinggi ini menyebabkan investor lain berupaya mengalihkan sumber daya dari industri lain ke industri yang menguntungkan ini. Tambahan produksi akibat
120 Pengantar Ekonomi Mikro masuknya perusahaan baru mendorong kurva penawaran bergeser ke kanan. Kondisi ini mendorong kenaikan output pasar dan kemudian penurunan harga. Gambar 9.14 menjelaskan situasi dimana laba positif yang menarik perusahaan lain untuk masuk ke pasar. Kenaikan jumlah pelaku menyebabkan kenaikan penawaran sehingga harga jual q berubah. Awalnya q per unit adalah sebesar 50 USD, kemudian perusahaan lain masuk ke pasar menyebabkan penawaran meningkat. Bagian b dari Gambar 9.14 menunjukkan pergeseran penawaran q dari kurva ke yang diikuti perubahan harga dari (50 USD) ke (40 USD). Gambar 9.10
Pengantar Ekonomi Mikro 121 BAB 10 Struktur Pasar Persaingan Monopoli
122 Pengantar Ekonomi Mikro asar merupakan perkumpulan para produsen dan konsumen yang mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda-beda kemudian timbul dari individu pembeli dan penjual yang memiliki perilaku yang berbeda, maka dari itu adanya struktur pasar persaingan sempurna dan struktur pasar persaingan tidak sempurna (Syahidin, 2022). Salah satu struktur pasar yang menjadi pembeda dari persaingan sempurna adalah persaingan monopoli. Monopoli itu sendiri masuk ke dalam struktur pasar persaingan tidak sempurna berikut dengan duopoli dan oligopoli. Secara pengertian monopoli merupakan suatu keadaan yang hanya ada satu penjual (penguasa) dan tidak ada pesaing maupun produk lain yang menyerupai serta terdapat hambatan untuk produsen lain masuk ke dalam pasar. Ini merupakan kasus monopoli murni atau pure monopoly. Dalam realitanya sulit didapatkan kasus seperti ini dari suatu perusahaan yang menjalankan kegiatan monopoli ini, di mana tidak ditemukan pesaing atau barang substitusi lainnya yang mirip dengan perusahaan yang menjalankan kegiatan monopoli. Jikalau pun ada perusahaan yang benar-benar melakukan monopoli dalam pasar dan tidak ada pesaing secara langsung, paling tidak ada pesaing secara tidak langsung, seperti contoh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero akan mendapatkan pesaing dari perusahaan angkutan umum lainnya seperti bis, travel, pesawat dan lain sebagainya. Seperti persaingan tidak langsung yang kemungkinan terdapat perusahaan-perusahaan baru yang masuk ke dalam pasar sehingga menimbulkan persaingan yang potensial. Dengan adanya persaingan potensial ini perilaku produsen monopoli tidak ada kebebasan seperti apa yang digambarkan dalam kasus monopoli murni. Demikian pula dengan kemungkinan adanya ikut campur tangan pemerintah juga bisa merupakan faktor
Pengantar Ekonomi Mikro 123 pembatas bagi kekuasaan monopoli bagi perusahaan (Boediono, 2011). 1. Penguasaan Bahan Mentah Strategis, artinya kalau X merupakan input utama untuk barang Y, maka penguasaan sumber-sumber X akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan X kepada perusahaan-perusahaan lain. 2. Hak Paten, artinya suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu atau cara produksi tertentu. 3. Terbatasnya Pasar, artinya jika perusahaan-perusahaan ingin masuk ke dalam pasar tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjual barang dan pasar hanya ada satu penjual. 4. Pemberian Hak Monopoli Oleh Pemerintah, artinya monopoli bisa dipegang pemerintah yang bertujuan untuk kepentingan umum seperti mencegah penyalahgunaan kekuasaan ekonomi sepihak dan lain sebagainya. (Boediono, 2011) 5. Faktor Skala Ekonomi, artinya yang memungkinkan produksi besar-besaran dengan biaya produksi persatuan yang lebih rendah, cabang produksi yang memerlukan modal dan jumlah yang begitu besar sehingga praktis tidak mungkin banyak dilaksanakan oleh produsen dan lebih efisien dikerjakan oleh satu perusahaan saja. (Anwar, 2021)
124 Pengantar Ekonomi Mikro Menurut Sri Adiningsih dkk dalam bukunya yang berjudul Teori Ekonomi Mikro edisi kedua mengatakan bahwa penyebab terjadinya utama perilaku monopoli bisa terjadi karena terdapat hambatan untuk masuk pasar, jika ada produsen lain dapat masuk pasar, maka menurut definisi bentuk monopoli tidak ada lagi. Dan terdapat dua jenis hambatan umum untuk masuk pasar; hambatan teknis (technical barrier) dan hambatan hukum (legal barrier). (Dr. Sri Adiningsih, 2003) 1. Keseimbangan Produsen dalam Jangka Pendek Selayaknya produsen yang menekuni pasar dalam persaingan sempurna, produsen monopoli juga harus dapat mencapai laba yang maksimum dengan menyamakan MR dan MC. Gambar 1. Laba Maksimal Produsen Monopoli Produsen monopoli juga bisa berdampak pada kerugian, meminimalkan kerugian pada tingkat output di mana MR = MC. 2. Keseimbangan Produsen dalam Jangka Panjang Produsen monopoli tidak mempunyai masalah dengan keseimbangan jika mereka menerima
Pengantar Ekonomi Mikro 125 keuntungan tertinggi dalam jangka pendek. Di pasar dengan persaingan sempurna, produsen mungkin hanya berharap memperoleh keuntungan normal dalam jangka panjang karena keuntungan supernormal akan menjadi patokan bagi produsen lain yang ingin memasuki pasar. Hal ini tidak berhubungan dengan produsen monopoli; sebaliknya, hal ini berlaku pada bagaimana produsen monopoli dapat mempertahankan kekuatan monopoli mereka dari waktu ke waktu karena keuntungan supernormal akan mengalir ke perusahaan monopoli ketika hambatan menghalangi produsen lain memasuki sektor pasar. Sebaliknya jika dalam masa jangka pendek produsen monopoli mengalami kerugian, ini akan menjadikan masalah besar dalam keseimbangan untuk masa jangka panjang. Jika perusahaan ingin mempertahankan eksistensinya dalam masa jangka panjang, produsen harus berusaha untuk mencapai laba. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah meningkatkan efisiensi agar biaya produksi menjadi lebih murah. (Anwar, 2021) Gambar 2. Penentuan Harga atau Output dalam Monopoli
126 Pengantar Ekonomi Mikro Produsen monopoli mempunyai kedudukan istimewa di pasar karena ia merupakan satu-satunya produsen yang ada di pasar. Pertanyaan yang muncul adalah apakah produsen monopoli tetap mengutamakan harga dan kualitas barang. Jika produsen monopoli menaikkan harga barangnya, ia tidak perlu khawatir pesaingnya akan menurunkan harga karena ia akan bersaing dengan omzet penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang ditanggung produsen. Dasar pertimbangan dalam menentukan jumlah dan harga yang dibayarkan kepada konsumen adalah monopoli. Permintaan pasar, atau permintaan monopoli, umumnya mengatur volume output yang dijual. Meskipun perusahaan monopoli adalah satu-satunya produsen di pasar, hal ini tidak memberinya hak untuk menetapkan harga sesuai keinginannya. Hal ini disebabkan oleh keinginan produsen untuk memaksimalkan pendapatan. Produsen monopoli harus terlebih dahulu menganggarkan biaya produksinya untuk memaksimalkan keuntungan, dan kondisi pasar sangat mempengaruhi pilihan ekonomi dari perilaku monopoli. (Dr. Akhmad, 2014) Ketika suatu wilayah yang hanya terdapat satu penghasil minyak tanah. Tabel di bawah ini menunjukkan bagaimana jumlah minyak tanah yang diberikan kepada konsumen mempengaruhi kemampuan perusahaan monopoli untuk membayar minyak tanah.
Pengantar Ekonomi Mikro 127 Tabel 1. Pendapatan Total, Rata-Rata dan Marjinal Produsen Monopoli Jumlah / Liter (1) Harga (2) Pendapatan Total (3) Pendapatan Rata-Rata (4) Pendapata n Marjinal (5) 1 20.000 20.000 20.000 20.000 2 18.000 36.000 18.000 16.000 3 16.000 48.000 16.000 12.000 4 14.000 56.000 14.000 8.000 5 12.000 60.000 12.000 4.000 6 10.000 60.000 10.000 0 7 8.000 56.000 8.000 -4.000 8 6.000 48.000 6.000 -8.000 9 4.000 36.000 4.000 -12.000 Tabel 1 menampilkan jadwal permintaan produsen monopoli pada kolom pertama dan kedua (jumlah dan harga). Bila produsen monopoli memproduksi satu liter minyak tanah, harganya menjadi Rp. 20.000. Jika produsen monopoli menjual dua liter minyak tanah maka harganya turun menjadi Rp. 18.000. Jika produsen monopoli menjual tiga liter minyak tanah harganya harus diturunkan menjadi Rp. 16.000, jika empat liter minyak tanah menjadi Rp. 14.000, dan seterusnya. Kemudian kurva permintaan akan melandai ke bawah seperti kurva permintaan pada umumnya jika pada kolom satu dan dua dimasukkan pada grafik.
128 Pengantar Ekonomi Mikro Kolom ketiga tabel 1 menampilkan total pendapatan produsen monopoli. Jumlah tersebut sama dengan jumlah barang yang dijual (kolom 1) dan dikali harga barang yang dijual (kolom 2). Kolom keempat adalah pendapatan rata-rata monopoli. Pendapatan rata-rata produsen monopoli dihitung dengan membagi kolom total pendapatan dibagi dengan kolom jumlah. Pendapatan rata-rata produk pasti sama dengan harga produk. Hal ini juga berlaku untuk produsen monopoli. Kolom akhir adalah penerimaan marjinal produsen monopoli, yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh produsen monopoli atas setiap tambahan satu liter yang dijual. Untuk menghitungnya bisa mengambil perubahan pada pendapatan total apabila jumlah penjualan meningkat satu liter. Sebagai contoh ketika produsen memproduksi 2 liter minyak tanah, pendapatan totalnya sejumlah Rp. 36.000, naiknya produksi menjadi 3 liter, maka penerimaan total menjadi Rp. 46.000. jadi pendapatan marjinal adalah Rp. 48.000 – Rp. 36.000 = Rp. 12.000. Dasar perilaku produsen monopoli pada table 1 ini sangat penting untuk dijelaskan. Table di atas menjelaskan bahwa harga barang yang dijualnya selalu lebih besar dari pada pendapatan marjinal produsen monopoli. Sebagai contoh produsen monopoli menaikkan produksi dari 2 liter menjadi 3 liter, maka pendapatan marjinal hanya naik sebesar Rp. 12.000 saja walaupun setiap liternya dapat terjual Rp. 16.000. Untuk produsen monopoli pendapatan marjinal lebih kecil dari harga jual karena suatu monopoli menghadapi kurva permintaan menurun. Untuk meningkatkan jumlah
Pengantar Ekonomi Mikro 129 barang yang terjual, maka suatu produsen monopoli harus menurunkan harga barang yang dijualnya. Jadi untuk menjual liter yang ketiga maka produsen monopoli harus rela mendapatkan pendapatan yang lebih sedikit atas liter pertama, kedua, dan selanjutnya. (Dr. Akhmad, 2014) Pada dasarnya masyarakat sangat tidak menyukai keberadaan monopolis karna dianggap hanya mau berkuasa dan memang sendiri demi laba yang besar, merusak alokasi sumber daya, eksploitasi tenaga kerja dan masih banyak argumentasi lainnya yang menunjukkan bahwa keberadaan monopolis biasanya tidak disukai. (Dr. Sri Adiningsih, 2003) Dalam Islam adanya hanya satu penjual di pasar atau tidak adanya pesaing besar maupun kecil dalam pasar, bukanlah sesuatu yang haram dan terlarang. Semua orang berhak untuk menjadi produsen tanpa melihat apakah ada pesaing sejenis atau produsen sejenis lain atau tidak, secara harfiah monopoli dalam Islam boleh-boleh saja. Akan tetapi siapapun dia diharamkan untuk melakukan ihtikar. Ihtikar adalah mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi. (Karim, 2015) Abu Hurairah r.a meriwayatkan hadis Rasulullah Shallaallahu ‘alaihi wa Sallam sebagai berikut:
130 Pengantar Ekonomi Mikro ‚Barang siapa melakukan ihtikar untuk merusak harga pasar sehingga harga naik secara tajam, maka ia berdosa‛ (Riwayat Ibnu Majah dan Ahmad) Pada zaman Rasulullah Shallaallahu ‘alaihi wa Sallam cara melakukan ihtikar dengan menimbun harta/barang agar harga barang naik akibat kelangkaan tersebut. Secara rinci mazhab Syafi’i dan Hambali mendefinisikan ihtikar sebagai berikut ‚menimbun barang yang telah dibeli pada saat harga bergejolak tinggi untuk menjualnya dengan harga yang lebih tinggi pada saat dibutuhkan oleh penduduk setempat atau lainnya‛.
Pengantar Ekonomi Mikro 131 BAB 11 Struktur Pasar Persaingan Oligopoli
132 Pengantar Ekonomi Mikro asar merujuk pada lokasi atau mekanisme di mana penjual atau pembeli bertemu untuk melakukan pertukaran produk, barang atau jasa. Teori ekonomi memandang pasar sebagai tempat di mana harga dan jumlah yang diperdagangkan ditentukan oleh interaksi antara penawaran (supply) dan permintaan (demand). Memahami konsep pasar menjadi penting dalam bidang ekonomi karena membantu dalam analisis perilaku konsumen, produsen, dan hasil alokasi sumber daya dalam perekonomian. Selain itu, berbagai jenis pasar (seperti pasar persaingan sempurna, monopoli dan lainnya) membantu menggambarkan dinamika ekonomi yang berbeda dan memberikan kerangka kerja untuk kebijakan ekonomi. Pada bab ini, kita hanya akan membahas mengenai pada pasar oligopoli mulai dari pengertian, karakteristik, model pasar oligopoli, hambatan serta kelebihan dan kekurangan dari pasar oligopoli. Istilah oligopoli berasal dari kata ‘oligi‛ dan ‘polein’. Oligi yang berarti sedikit dan polein yang memiliki arti menjual. Sehingga pasar oligopoli menggambarkan kondisi di mana terdapat sedikit penjual dalam pasar. Pasar oligopoli terbentuk dari sejumlah perusahaan yang memiliki porsi pasar yang besar, ditambah dengan persaingan yang ketat dan hambatan masuk yang tinggi. Dalam oligopoli, terdapat sedikit produsen yang bersaing untuk menguasai pasar, dan tindakan satu produsen sangat memengaruhi tindakan produsen lainnya. Oligopoli seringkali ditandai oleh tingkat ketergantungan yang kuat antar produsen, yang berarti keputusan satu produsen dapat
Pengantar Ekonomi Mikro 133 mempengaruhi harga dan keputusan yang diambil oleh produsen lain. Dalam pasar oligopoli, produk mungkin terdiferensiasi atau tidak. Yang penting, hanya sedikit perusahaan yang bertanggung jawab atas sebagian besar atau seluruh produksi. Dalam pasar oligopoli, beberapa atau semua perusahaan memperoleh keuntungan tinggi dalam jangka panjang karena hambatan masuk membuat perusahaan baru sulit atau bahkan tidak mungkin memasuki pasar. Oligopoli adalah bentuk struktur pasar yang paling umum. Contohnya termasuk industri otomotif, baja, aluminium, petrokimia, elektronik dan komputer. Di bawah ini adalah beberapa pengertian dari pasar oligopoli menurut beberapa ahli dalam (Fabiana Meijon Fadul, 2019) ; Dalam buku Teori Ekonomi Mikro, menurut Noor (2007), ‚pasar oligopoli adalah pasar di mana hanya ada beberapa produsen. Oleh karena itu, pada pasar oligopoli ini hanya ada beberapa pesaing saja dalam pasar. Dengan demikian bila produsen yang oligopolis ingin dapat keuntungan atau profit maksimum, bisa dilakukan dengan jalan berkolaborasi (kerja sama) dengan produsen lain menurunkan supply sehingga harga jual meningkat‛. Rahardja dan Manurung (2010) mendefinisikan struktur pasar atau industri oligopoli sebagai ‚pasar (industri) yang terdiri atas hanya sedikit perusahaan (produsen). Setiap perusahaan memiliki keuatan (cukup) besar untuk mempengaruhi harga pasar. Perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan lainnya dalam industri. Kondisi pasar oligopoli mendekati kondisi pasar monopoli‛.
134 Pengantar Ekonomi Mikro Pasar oligopoli memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari jenis pasar lainnya. Karakteristik pasar oligopoli berbeda-beda dan tergantung pada industri di mana perusahaan tersebut berada. Misalnya ; industri penerbangan dicirikan oleh tingginya hambatan masuk, diferensiasi produk, dan persaingan non harga. Atau industri otomotif, yang memiliki hambatan masuk yang tinggi tetapi sifat produk lebih cenderung homogen. Berikut beberapa karakteristik dari pasar oligopoli (Rahayu and Dinarossi, 2015) ; 1. Sedikit produsen dominan; Oligopoli ditandai oleh keberadaan hanya beberapa produsen yang dominan atau pemain utama di pasar. Ini berarti hanya beberapa perusahaan besar yang mendominasi produksi dan penjualan dalam industri tersebut. 2. Interdependence; Karakteristik kunci dari oligopoli adalah ketergantungan saling antar produsen. Tindakan satu produsen, seperti perubahan harga atau output, dapat mempengaruhi keputusan dan hasil produsen lain. Oleh karena itu, produsen dalam oligopoli harus mempertimbangkan reaksi pesaing mereka saat membuat keputusan. 3. Hambatan masuk; Pasar oligopoli sering kali memiliki hambatan masuk yang tinggi, yang menghalangi perusahaan baru untuk masuk ke pasar dengan mudah. Ini dapat mencakup biaya tinggi, kontrol atas sumber daya yang penting, atau regulasi yang ketat. 4. Keputusan strategis; Produsen dalam oligopoli sering membuat keputusan strategis yang kompleks. Mereka
Pengantar Ekonomi Mikro 135 harus mempertimbangkan reaksi pesaing dan memilih strategi yang paling menguntungkan untuk perusahaan mereka. 5. Variasi dalam produk; Oligopoli dapat mencakup produk dengan perbedaan yang signifikan atau produk yang hampir identik. Ini dapat mempengaruhi tingkat persaingan di pasar. 6. Kehilangan keuntungan; Produsen cenderung berjuang untuk mempertahankan pangsa pasar dan keuntungan mereka. Karena interaksi yang kuat di antara produsen, perubahan kecil dalam harga atau output dapat mengakibatkan perubahan besar dalam keuntungan. Ada beberapa model yang digunakan untuk menganalisis perilaku perusahaan dalam pasar oligopoli. Berikut adalah beberapa model umum yang digunakan (Reksoprayitno, 2011) ; 1. Model cournot; Model ini dinamai dari Antoine Augustin Cournot dan mengasumsikan bahwa perusahaan dalam pasar oligopoli akan memilih berapa banyak barang yang akan mereka produksi. Mereka mengambil keputusan ini dengan mempertimbangkan tindakan pesaing mereka. Ini adalah model di mana produsen menentukan output mereka sebelum harga ditentukan, dan mereka bersaing dalam kapasitas output. 2. Model Bertrand; Model Bertrand dinamai dari Joseph Bertrand dan mengasumsikan bahwa perusahaan dalam pasar oligopoli bersaing dalam harga. Dalam model ini, perusahaan akan mencoba untuk menetapkan harga
136 Pengantar Ekonomi Mikro yang lebih rendah dari pesaing mereka untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Ini adalah model di mana harga ditentukan sebelum output. 3. Model Stackelberg; Model ini adalah variasi dari model Cournot, di mana satu perusahaan dianggap sebagai pemimpin yang menentukan outputnya terlebih dahulu, sementara perusahaan lain bertindak sebagai pengikut. Perusahaan pemimpin mempertimbangkan reaksi perusahaan pengikut dalam menentukan outputnya. 4. Model Kinked Demand Curve; Dalam model ini, terdapat asumsi bahwa jika suatu perusahaan menaikkan harga, pesaing akan mengikuti kenaikan tersebut, tetapi jika perusahaan menurunkan harga, pesaing tidak akan segera mengikuti. Ini menghasilkan kurva permintaan yang "mengikuti sudut" di sekitar harga keseimbangan. Kolusi adalah perilaku bisnis di mana pesaing dalam pasar, terutama dalam kasus pasar oligopoli yang terdiri dari beberapa produsen atau penjual dominan bekerja sama secara ilegal atau tidak sah untuk mencapai tujuan bersama yang menguntungkan mereka. Ini melibatkan kesepakatan rahasia antara pesaing untuk mempengaruhi harga, produksi, alokasi pasar atau tindakan lain yang dapat meningkatkan keuntungan mereka. Kolusi bertentangan dengan prinsip persaingan dan dilarang dalam banyak yuridiksi karena dapat merugikan konsumen dan mengurangi efesiensi ekonomi. Jenis-jenis kolusi dalam pasar oligopoly meliputi (Bhakti, 2015) ;
Pengantar Ekonomi Mikro 137 1. Kartel; Kartel adalah bentuk kolusi yang paling jelas dan terorganisir, di mana beberapa produsen di industri tertentu sepakat untuk mengendalikan harga, produksi, dan pangsa pasar. Mereka membuat perjanjian tertulis atau mengadakan pertemuan rutin untuk mengkoordinasikan kegiatan mereka. Contoh; Organisasi pengekspor minyak atau OPEC (Organization of The Petroleum Exporting Countries). 2. Kolusi tersirat (Tacit Collusion); kolusi tersirat merupakan kolusi yang terjadi ketika pesaing dalam pasar oligopoli tidak memiliki kesepakatan resmi, tetapi mereka secara implisit atau tidak langsung bekerja sama atau mengikuti tindakan satu sama lain. Contoh; dalam industri penerbangan, beberapa maskapai penerbangan secara tidak langsung mengikuti langkah satu sama lain. Misalnya dalam kebijakan penentuan menaikan atau menurunkan tarif mereka. Meskipun tidak ada kesepakatan resmi, tindakan mereka menunjukkan tindakan kolusif yang dapat merugikan konsumen. 3. Kolusi berdasarkan harga (Price Leadership). Bentuk kolusi ini merupakan bentuk kolusi di mana satu perusahaan dalam pasar oligopoli memainkan peran yang dominan dengan menjadi ‚pemimpin harga‛. Perusahaan ini mengumumkan perubahan harga pertama kali, dan pesaing lainnya biasanya akan mengikuti perubahan harga tersebut. Contoh; dalam industri mobil, jika satu produsen terkenal mengumumkan penurunan harga pada salah satu modelnya, pesaing lainnya akan mengikuti dengan menurunkan harga mobil mereka.
138 Pengantar Ekonomi Mikro 4. Pembagian pasar (Market Allocation); dalam model kolusi ini, perusahaan dalam pasar oligopoli secara diamdiam atau terbuka sepakat untuk membagi wilayah geografis atau segmen pasar tertentu di antara mereka. Ini menghindari persaingan langsung dalam area tertentu. Contoh; dua perusahaan besar mungkin sepakat untuk membagi pasar nasional menjadi wilayah timur dan barat, di mana setiap perusahaan mengendalikan wilayahnya masing-masing. Perusahaan dalam pasar oligopoli sering kali memiliki hambatan masuk pasar yang signifikan. Hambatan ini bisa berupa berbagai faktor yang membuat sulit atau mahal bagi perusahaan baru untuk mengambil bagian dalam industri tersebut. Berikut beberapa hambatan masuk dalam pasar oligopoli (Afif, 2021) ; 1. Economies of scale; produsen yang sudah ada mungkin telah mencapai skala ekonomi yang signifikan, yang berarti mereka dapat menghasilkan barang dengan biaya rata-rata yang lebih rendah. Perusahaan baru mungkin kesulitan bersaing dengan harga yang lebih rendah ini. 2. Kontrol atas sumber daya kunci; jika perusahaan yang sudah ada menguasai sumber daya kunci seperti akses ke bahan baku yang langka atau infrastruktur yang penting, perusahaan baru mungkin sulit untuk mendapatkan akses yang sama. 3. Biaya tinggi; oligopoli sering melibatkan biaya awal yang tinggi untuk memasuki pasar, seperti biaya riset dan
Pengantar Ekonomi Mikro 139 pengembangan, biaya promosi, atau biaya memenuhi regulasi pemerintah. 4. Barriers to distribution (hambatan distribusi); perusahaan yang sudah ada mungkin memiliki saluran distribusi yang mapan dan hubungan dengan distributor yang kuat. Ini membuat sulitnya perusahaan baru untuk menditribusikan produk mereka secara efisien. 5. Hak paten dan merek dagang; perusahaan yang sudah ada mungkin memiliki hak paten yang melindungi melindungi produk atau merek yang kuat, menghambat pesaing baru dalam menciptakan produk serupa atau bersaing dalam merek dagang yang sama. 6. Regulasi; beberapa industri dalam oligopoli mungkin tunduk pada regulasi pemerintah yang ketat, yang dapat meningkatkan hambatan masuk bagi perusahaan baru. Kombinasi faktor-faktor di atas dapat membuat hambatan masuk dalam pasar oligopoli sangat tinggi, sehingga sulit bagi perusahaan baru untuk bersaing. Ini sering menghasilkan dominasi jangka panjang oleh beberapa perusahaan besar yang sudah ada dalam pasar oligopoli. Hambatan ini juga dapat memiliki dampak negatif pada inovasi dan persaingan, yang mungkin tidak sekuat dalam pasar dengan hambatan masuk yang lebih rendah. Pasar oligopoli memiliki beberapa kelebihan atau manfaat yang dapat diamati, meskipun juga memiliki beberapa kelemahan. Kelebihan ini mencakup (Chairina and Hutagaol, 2022) ;
140 Pengantar Ekonomi Mikro 1. Inovasi dan Penelitian; Dalam upaya bersaing satu sama lain, perusahaan dalam pasar oligopoli seringkali mendorong inovasi dan penelitian. 2. Pilihan konsumen yang lebih luas; Meskipun terbatas dalam jumlah, perusahaan dalam pasar oligopoli seringkali berusaha untuk membedakan produk mereka agar lebih menarik bagi konsumen. 3. Dukungan untuk penelitian dan pengembangan (R&D); Perusahaan dalam pasar oligopoli seringkali memiliki sumber daya finansial yang cukup untuk mendukung penelitian dan pengembangan (R&D). 4. Kualitas Layanan Pelanggan; Persaingan dalam pasar oligopoli sering mendorong perusahaan untuk fokus pada layanan pelanggan yang responsif, dukungan teknis yang lebih baik, dan fasilitas layanan tambahan. 5. Stabilitas harga; Beberapa pasar oligopoli dapat menunjukkan stabilitas harga yang lebih besar dibandingkan dengan pasar yang lebih kompetitif. Ini karena perusahaan dalam pasar oligopoli cenderung berhati-hati dalam mengubah harga, yang dapat menguntungkan konsumen yang ingin harga yang lebih stabil. 6. Investasi capital intensif; Beberapa pasar oligopoli mungkin memerlukan investasi modal yang besar untuk masuk. Ini dapat mendorong perusahaan yang telah berinvestasi untuk tetap beroperasi di pasar dan menciptakan lapangan kerja yang stabil. 7. Economies of scale; Dalam beberapa kasus, perusahaan dalam pasar oligopoli dapat mencapai ekonomi skala yang signifikan, yang mengarah pada biaya produksi