Mengurai Dinamika Sosial - 41 telah mempengaruhi intensitas kontak budaya antar suku maupun dengan budaya luar. Secara khusus, kontak budaya dengan budaya lain tidak hanya meningkatkan intensitasnya, tetapi juga menyebar dengan cepat dan menyebar jauh dan luas. Mungkin ada perubahan orientasi budaya, yang mungkin mempengaruhi nilai-nilai masyarakat. Di era globalisasi, kita harus mampu mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan budaya kita (kearifan lokal dan kejeniusan). Oleh karena itu, penting untuk memahami budaya lokal tanah air dan mengembangkan produksi seni melalui pendekatan filosofis Indonesia yang dikenal dengan filsafat mistik (2012: 2). Pembangunan kebudayaan yang berkelanjutan dapat menunjang keberlangsungan kehidupan budaya yang mempengaruhi dan mencirikan karakter, jati diri, dan keutuhan bangsa Indonesia. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor penentu kekuatan dan ketahanan kebudayaan Indonesia terhadap pengaruh budaya dari sumber internal dan eksternal. Menurut Sediyawati, ketahanan budaya diartikan sebagai kemampuan suatu kebudayaan dalam mempertahankan jati dirinya. Hal ini dilakukan bukan dengan menolak seluruh unsur budaya asing, namun dengan menyaring, menyeleksi, dan bila perlu memodifikasi unsur budaya asing agar tetap selaras dengan ciri khasnya dan citra bangsa (Edi Sedyawati 2007: 7). Penjelasan di atas menjelaskan bahwa kajian filsafat mistik adalah pencarian kesempurnaan sejati (ngudi kasampurnan jati). Cara berpikir yang menempatkan
42 - Mengurai Dinamika Sosial individu di bawah masyarakat dan masyarakat di bawah alam semesta (hubungan makrokosmos dan mikrokosmos), serta mengedepankan kedamaian batin, keselarasan, dan keseimbangan, serta keikhlasan dalam segala peristiwa yang terjadi. Siapa pun yang hidup selaras dengan dirinya akan mampu hidup selaras dengan masyarakat, selaras dengan Tuhan, dan menjalani hidup yang saleh. Abcgs[ Putr[ \_rj_h^[j[t \[bw[ ‚e_[rc`[h fie[f adalah adat istiadat suatu masyarakat, termasuk nilai-nilai ^[h sug\_r gir[f y[ha ^cduhduhahy[‛. K_[rc`[h fie[f dua[ diartikan sebagai seperangkat pengetahuan dan praktik yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Menyelesaikan kesulitan dengan cara yang positif, benar, dan baik (2009: 2). Kearifan lokal secara sederhana diartikan sebagai kearifan lokal, namun secara filosofis kearifan lokal dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan masyarakat setempat yang bersifat pengalaman dan praktis. Bersifat empiris karena merupakan hasil pengolahan masyarakat setempat dan asumsi fakta-fakta yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, serta konsep-konsep yang dikembangkan sebagai hasil pengolahan pemikiran dalam sistem pengetahuan bersifat praktis karena bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang perlu diselesaikan. Kearifan lokal adalah bagian dari kebudayaan yang mempunyai nilai-nilai yang tinggi atau luhur. Kebudayaan telah membentuk dan memperkuat identitas kita sebagai manusia seutuhnya. Setiap manusia mempunyai identitas
Mengurai Dinamika Sosial - 43 yang dibangun melalui budayanya, dan di dalam budaya yang membentuk identitas manusia tersebut terdapat kearifan lokal. Penguatan kearifan lokal dalam pengembangan budaya daerah perlu dilakukan, karena hilangnya kearifan lokal di Indonesia dapat mempengaruhi ketahanan budaya dan menghambat pencapaian tujuan nasional. Di sisi lain, pengembangan kebudayaan daerah juga menekankan pada kelangsungan kehidupan kesenian tradisional, baik kesenian keraton maupun kesenian rakyat. Upaya konservasi dan pembangunan melalui pendidikan formal dan nonformal. Menurut Sediyawati, ketahanan budaya diartikan sebagai kemampuan suatu kebudayaan dalam mempertahankan jati dirinya. Hal ini dilakukan bukan dengan menolak seluruh unsur asing, namun dengan menyaring unsur budaya asing, menyeleksinya, memodifikasi bila perlu, dan menjaga agar tetap selaras dengan ciri khasnya dan citra bangsa (Edi Sedyawati 2007: 7). Faktanya, budaya Indonesia terus berubah seiring berjalannya waktu. Selain itu, dengan penyediaan sarana dan prasarana, seniman dapat lebih kreatif dan produktif dalam menghasilkan karya seninya. .
44 - Mengurai Dinamika Sosial 5 d Teori politik adalah studi tentang kekuasaan, pemerintahan, dan sistem sosial yang mengatur perilaku manusia dalam konteks politik. Ini mencakup berbagai pendekatan untuk memahami bagaimana keputusan
Mengurai Dinamika Sosial - 45 politik dibuat, distribusi kekuasaan, struktur politik, dan interaksi antara individu, kelompok, dan lembaga dalam masyarakat(Budiarjo, 2007). Dalam teori politik, konsep kekuasaan memiliki peran yang sangat sentral. Kekuasaan itu tersebar, berada di mana-mana (omnipresent), imanen terdapat dalam setiap relasi sosial. Hal ini bukan karena kekuasaan itu memiliki kemampuan mengkonsolidasikan segala sesuatu di bawah kondisi ketidaknampakannya, melainkan karena kekuasaan selalu diproduksi dalam setiap momen dan setiap relasi (Mudhoffir, 2013). Ada beberapa teori politik yang membahas tentang kekuasaan dan bagaimana kekuasaan dijalankan serta memeprtahankan dalam suatu sistem politik, berikut beberapa teori politik yang berkaitan dengan kekuasaan: 1. Teori Elit: teori ini mengatakan bahwa kekuasan dipegangoleh sekelompok elit yang kecil dalam masyarakat. Elit ini dapat terdiri dari tokoh politik, pemimpin bisnis atau golongan tertentu. Kekuatan elit saling tidak terbuka dan dikelola dengan cara yang tidak terligat oleh Masyarakat umum . 2. Pluralisme: Pluralisme menekankan bahwa kekuasaan tersebar diantara berbagai kelompok kepentingan dalam masyarakat. Menurut teoripluralisme, kekuasaan tidak hanya terfokus pada beberapa orang, namun juga pada beberapa kelompok yang bersaing satu sama lain. 3. Teori Hegemoni: teori Hegemoni dipopulerkan oleh Antonio Gramsci, dengan menyatakan bahwa kekuasaan dapat dijalankan melalui dominasi budaya dan ideologi, bukan hanya melalui kontrol politik. Hegemoni hubungan dengan pengaruh yang lebih
46 - Mengurai Dinamika Sosial luas dalam masyarakat, termasuk norma, nilai dan keyakinan yang mendukung struktur kekuasaan yang ada. 4. Teori Sosial-Kontruktivis: Teori ini menekankan bahwa kekuasaan tidak hanya bersifat material, tetapi juga bersifat simbolis dan konstruktif. Kekuasaan dipahami sebagai proses sosial yang melibatkan pada penekanan identitas, konstruksi norma, dan pengetahuan (Hidayat, 2009) Kekuasaan adalah sebuah konsep kepmimpinan yang kompleks dan memiliki banyak dimensi tergantung pada konteks yang dijalnkan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk menjamin terlaksananya kewajiban yang mengikat (Dewi, 2017). Menurut pendapat dari Tokoh John Locke kekuasaan dibagi dalam tiga bagian, yaitu: 1. Kekuasaan legislatif, bertugas dalam pembuatan undang-undang 2. Kekuasaan eksekutif bertugas dalam melaksanakan undang-undang, termasuk dalam melaksanakan kekuasaan untuk mengadili. 3. Kekuasaan federative bertugas dalam menjaga hubungan dengan negara lain (hubungan luar negeri). Sedangkan menurut Montesquie, kekuasaan juga terbagi menjadi tiga bagian yakni: 1. Kekuasaan Legislatif, bertugas untuk membuat undang-undang
Mengurai Dinamika Sosial - 47 2. Kekuasaan Eksekutif, bertugas menyelenggarakan undang-undang (namun dalam hal ini lebih menekankan pada tindakan politik luar negeri) 3. Kekuasaan Yudikatif, bertugas untuk mengadili atas pelanggaran undang-undang. Berdasarkan dua pendapat filsuf diatas, konsep trias politica menjadi dasar bagi Pemerintahan modern di banyak Negara, termasuk prinsip check and balances untuk saling mengimbangi dan saling mengawasi antar sesame Lembaga Negara. Dalam perspektif humaniora, konsep kekuasaan sering kali dipelajari dari berbagai sudut pandang, termasuk sejarah, sastra, filsafat, dan bahasa. Kekuasaan tidak hanya dipahami sebagai kontrol fisik atau politik, tetapi juga sebagai fenomena sosial yang melibatkan hubungan antara individu, kelompok, dan struktur kekuasaan dalam Masyarakat(Budiarjo, 2007). Dibawah ini adalah beberapa cara pandang dalam humaniora terhadap kekuasaan: 1. Filsafat: dalam filsafat politik, kekuasaan seringkali dilihat sebagai sebuah konsep kompleks dan multifaset. Beberapa filsuf seperti Montesquieu dan John Locke memiliki pandangan yang berbeda tentang sifat dan penggunaan kekuasaan Masyarakat. 2. Sejarah: sejarwan mempelajari bagaimana kekuasaan telah berkembang dari zaman kuno hingga modern, termasuk perubahan dalam struktur politikm ekonomi, dan sosial yang mempengaruhi distribusi kekuasaan.
48 - Mengurai Dinamika Sosial 3. Sastra: dalam sastra direfleksikan dan mengkritik kekuasaan dalam berbagai bentuknya. Melalui karya sastra, penulis dapat mengeksplorasi konsekuensi moral, psikologis, dan sosial dari pemegang kekuasaan serta dampaknya pada individu dan Masyarakat. 4. Bahasa: penelitian dalam bidang linguistic dan semiotika memperhatikan bagaimana kekuasaan tercermin dalam bahasa dan symbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi. 5. Antropologi: antropolog mempelajari kekuasaan dalam konteks budaya dan Masyarakat, termasuk cara-cara Dimana struktur kekuasaan dibentuk dan dipertahankan dalam berbagai kelompok sosial. Kekuasaan adalah konsep yang kompleks dan memiliki banyak dimensi tergantung pada konteksnya. Secara umum berikut beberapa aspek dalam konsep kekuasaan menurut perspektif humaniora: 1. Kekuasaan Politik: kekuasaan yang berkaitan dengan pemerintahan dan pengambilan keputusan dalam suatu negara atau lembaga politik. Kekuasaan politik dilihat dari perspektif eksekutif, legislatif, dan yudikatif. 2. Kekuasaan sosial: kekuasaan dalam konteks sosial mencangkup dinamika kekuasaan individu atau kelompok dalam masyarakat. Hal ini bisa terjadi dalam keluarga, lingkup tempat bekerja, atau dalam hubungan warga negara.
Mengurai Dinamika Sosial - 49 3. Kekuasaan ekonomi: kekuasana ekonomi, berkaitan dengan kontrol sumber daya ekonomi seperti uang, modal, dan properti. Individu yang memiliki kekuasaan ekonomi, memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan ekonomi kebijakan. 4. Kekuasaan Ilmiah dan Teknologi: kekuasaan dalam Ilmiah dan Teknologi ini mencakup pengaruh dan kontrol atas pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Individu yang memiliki kekuasaan dalam bidang ini, memiliki kemampuan kekuasaan dalam pengembangan dan penerapan teknologi. 5. Kekuasaan Religius: Kekuasaan dalam konteks agama melibatkan pengaruh dan otoritas dalam bidang keyakinan, praktik keagamaan, dan interpretasi doktrin keagamaan. Pemimpin agama dan isntitusi keagamaan seringkali memiliki kekuasaan yang signifikan dalam komunitas keagamaan. Perspekti kekuasaan memiliki makna yang cukup luas utamanya dalam ilmu humaniora. Dinamika merupakan suatu pola perubahan, pertumbuhan atau perkembangan dalam suatu bidang tertentu dan akan mempengaruhi serta berkaitan satu dengan yang lain (Hidayat, 2009). Dinamika konflik sosial dalam masyarakat adalah suatu proses kompleks di mana ketegangan, perbedaan, dan pertentangan antara kelompok atau individu dalam masyarakat dapat muncul,
50 - Mengurai Dinamika Sosial berkembang, dan berubah seiring waktu (Hidayat, 2009). Didalam proses jalannya dinamika, tentu akan menimbulkan suatu permasalahan yangg terjadi atau yang biasa disebut dengan konflik. Konflik yang terjadi dalam situasi sosial yang cukup kompleks diakibatkan oleh kondisi keberagaman tindakan, pola pikir, dan kehidupan dalam masyarakat(Dewi, 2017). Konflik sosial dalam masyarakat seringkali menjadi bahan kajian analisis dalam permasalahan sosial. Ada beberapa alasan atau faktor yang menjadi dinamika konflik dalam sosial diantaranya: 1. Ketidaksetaraan Ekonomi: dalam hal ekonomi, menjadi permaslaahan yang cukup mendasar disetiap kehidupan bermasyarakat. Ketidakpuasan atas rasa keadilan ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, ketidaksetaraan akses sumber daya, dan dapat memicu konflik antar kelompok kecil. 2. Ketidaksetaraan dalam sosial dan politik. Ketidaksetaraan dalam kekuasaan politik dan akses dalam pengambilan keputusan dapat meninmbulkan konflik sosial, seperti diskriminasi, pelanggaran HAM yang dapat memicu konflik antar kelompok yang berbeda. 3. Perubahan Sosial dan modernisasi: perubahan sosial yang cepat, seperti urbanisasi, sentralisasi atau globalisasi dapat memicu ketegangan sosial. 4. Kesenjangan Generasi: perbedaan dalam nilai, norma, dan aspirasi antar generasi yang berbeda juga dapat menyebabkan konflik sosial karena ketidaksepahaman antara generasi muda dan tua mengenai isu seperti teknologi, pendidikan, atau budaya
Mengurai Dinamika Sosial - 51 seringkali menjadi sumber ketegangan dalam masyarakat. 5. Kompetisi Sumber Daya: Kompetisi sumberdaya alam, tanah, air atau energi seringkali menjadi penyebab konflik sosial. Persaingan antara kontrol dan akses terhadap sumberdaya ini dapat menciptakan ketegangan antar kelompok untuk bersaing. Dinamika konflik sosial dalam masyarakat seringkali melibatkan serangkaian proses, interaksi, dan perubahan yang terjadi dalam konteks ketegangan antara individu, kelompok, atau entitas sosial lainnya. Peran identitas politik dalam dinamika konflik sangat penting, karena identitas politik dapat menjadi sumber utama ketegangan antara individu, kelompok, atau entitas sosial dalam masyarakat. Identitas politik merujuk pada cara individu atau kelompok mengidentifikasi diri mereka dalam konteks politik, termasuk afiliasi partai politik, ideologi, etnisitas, agama, atau orientasi politik lainnya. Identitas politik seringkali menjadi dasar bagi pengelompokan sosial dan polarisasi didalam masyarakat (Suparto, 2019). Individu dan kelompok yang memiliki identitas politik yang sama cenderung berkumpul sesama dengan mmebentuk kelompom yang solidaritasnya kuat. Identitas politik juga kerap kali menjadi terkait dnegan identitas ras atau agama, yang dapat memicu konflik sosial. Konflik atar kelompok agama atau etnis juga
52 - Mengurai Dinamika Sosial seringkali muncul dari ketegangan perbedaan budaya, nilai, atau aspirasi politil antar kelompok. Identitas politik, dapat digunakan sebagai alat untuk mobilisasi masyarakat dalam membentuk kelompok sosial koalisi politik. Pemimpin politik seringkali memanfaatkan identitas politik untuk menggalang dukungan politik dan memperkuat basis sektoral setiap koalisi (Nasrudin and Nurdin, 2019). Namun, identitas politik juga tidak jarang menjadi target diskriminasi atau marjinalisasi dalam masayarakat. Kelompok minoritas atau kelompok oposisi yang berbeda seringkali mengalami perlakuan yang tidak adil, kekerasan bahkan oenindasan oleh kelompok pro pemerintah atau mayoritas penguasa politik. Meskipun identitas politik kerap kali menjadi sumber konflik dalam dinamika kehidupan masyarakat, namun identitas politik dapat menjadi dasar dalam merekonsiliasi persatuan dilingkungan masyarakat. Upaya-upaya untuk membangun dialog antar kelompok, mempromosikan toleransi agar tidak terjadi ketegangan politik dan memperbaiki hubungan antar kelompok.
Mengurai Dinamika Sosial - 53 6 ada dasarnya, dunia dianggap sebagai satu kesatuan yang luas dan tak terbatas, tetapi dalam era globalisasi saat ini, dunia tampaknya semakin menyempit. Globalisasi menuntut perubahan, pertumbuhan, dan kemajuan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Hal ini terjadi melalui persaingan yang bebas dan cepat di semua bidang(Aulia, 2021). Globalisasi adalah proses penyatuan secara internasional yang terjadi baik dalam bidang ilmu P
54 - Mengurai Dinamika Sosial pengetahuan dan kebudayaan yang ada di setiap penjuru dunia dan dunia yang lain. Globalisasi ini terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia, pemikiran dan aspek yang lainnya (Humairoh & Dewi,2021). Pada dasarnya, pengertian dan makna globalisasi di kalangan ilmuwan masih mempunyai definisi yang disesuaikan dengan lingkup ideologi dan perspektif yang mereka gunakan. Globalisasi adalah fenomena yang dianggap sebagai suatu perjalanan sejarah atau proses sosial yang alami, yang menghubungkan negara-negara dan bangsa-bangsa di seluruh dunia secara lebih erat. Ini membentuk suatu struktur baru yang mempengaruhi semua aspek kehidupan, baik itu ekonomi, budaya, politik, atau teknologi. Pada awalnya, kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi menjadi ciri khas dari perkembangan globalisasi. Teknologi merupakan penggerak globalisasi. dengan kemajuan bidang teknologi akan mempengaruhi sektor-sektor bidang lain dalam kehidupan seperti bidang ekonomi, sosial, politik dan lain-lain (Harefa, 2022). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin memberi dukungan dalam upaya-upaya pembaharuan pemanfaatan hasil-hasil teknologi. Teknologi sangat berpengaruh terhadap globalisasi. Globalisasi, berasal dari kata global yang merujuk pada dunia, adalah fenomena di mana ruang lingkup kegiatan atau pengaruh mencapai skala global.
Mengurai Dinamika Sosial - 55 Berikut definisi Globalisasi menurut para Ahli 1. Selo Soemardjan S_fi Si_g[r^d[h \_rj_h^[j[t, ‚Gfi\[fcs[sc [^[f[b pencapaian komunikasi dan koordinasi yang efektif di seluruh dunia, di antara berbagai masyarakat, dengan tudu[h g_ha[^ijsc st[h^[r \[ru y[ha s_r[a[g.‛ 2. Anthony Giddens Anthony Giddens mengungkaje[h \[bw[ ‚cht_r[esc sosial yang semakin intens antara penduduk di seluruh dunia menghubungkan satu kejadian dengan kejadian lainnya, menciptakan dampak timbal balik antar wilayah yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di kedua wilayah tersebut s_][r[ fu[s‛. 3. Cochrane dan Pain Cochrane dan Pain menyatakan bahwa tanda adanya globalisasi adalah sistem budaya dan ekonomi yang merangkul seluruh dunia, membentuk sebuah masyarakat global yang berkembang secara seragam. Globalisasi adalah fenomena kompleks yang mencakup interaksi dan integrasi antara negara, peradaban, dan masyarakat di seluruh dunia dalam berbagai bidang seperti ekonomi, budaya, politik, dan teknologi. Sementara globalisasi membawa banyak manfaat seperti pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi, dan pertukaran budaya, namun juga menimbulkan tantangan yang perlu diatasi. Berikut adalah beberapa tantangan globalisasi yang sering dihadapi: Globalisasi bisa menghadirkan beberapa tantangan, seperti kesenjangan ekonomi, hilangnya identitas budaya lokal karena mengikuti gaya barat-baratan, masalah lingkungan,
56 - Mengurai Dinamika Sosial ketidakstabilan ekonomi, perubahan lingkungan, migrasi massal, ketidakstabilan politik dan perubahan dalam dunia kerja hal ini terjadi karena globalisasi membawa pengaruh global yang kuat melalui media massa. pengaruh globalisasi sangat kompleks dan diberbagai negara akan memperoleh dampak yang berbeda-beda (Hidayat & Dewi, 2021). Sejak dimulainya pembangunan, Indonesia telah merasakan dampak yang signifikan dari proses globalisasi. Hal ini tercermin dalam kembalinya tenaga ahli Indonesia yang telah menempuh pendidikan di luar negeri, serta kedatangan tenaga ahli atau konsultan dari berbagai negara. Dalam konteks ini, ide-ide dan nilai-nilai kehidupan dari berbagai belahan dunia mulai diterapkan dan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia (Musa, 2015). Secara fisik, globalisasi tercermin dalam perkembangan kota-kota yang semakin maju dan terhubung dengan jaringan kota-kota di seluruh dunia. Kemajuan ini bisa terlihat dari kemajuan infrastruktur telekomunikasi yang semakin maju, sistem transportasi yang semakin terhubung, dan kehadiran perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi secara global beserta jaringan cabangnya Dampak Globalisasi di Indonesia ada yang berdampak positif dan ada yang berdampak negatif dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia (Matondang, 2019). Dampak tersebut antara lain :
Mengurai Dinamika Sosial - 57 1. Dampak Positif Dampak positif globalisasi terhadap kehidupan sosial masyarakat adalah : a. Pertukaran budaya yang lebih luas dan lebih terbuka. Masyarakat memiliki akses yang lebih besar terhadap berbagai budaya, tradisi, dan cara hidup dari seluruh dunia melalui media massa, internet, dan perjalanan internasional. Hal ini dapat menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman budaya dan mengurangi stereotip dan prasangka antar kelompok. b. Kolaborasi lintas batas dalam bidang seperti seni, pendidikan, dan ilmu pengetahuan. Misalnya, kolaborasi antara peneliti dari berbagai negara dapat menghasilkan inovasi dan penemuan yang lebih cepat. Sementara itu, pertukaran pelajar dan pengajar memperkaya pengalaman belajar dan mengajar dengan perspektif global. c. Perubahan Tata Nilai dan Sikap Dalam konteks sosial, globalisasi menghasilkan transformasi dalam nilai-nilai dan sikap masyarakat, yang awalnya mungkin tidak didasarkan pada akal sehat atau alasan yang tepat, menjadi lebih rasional. d. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat mengalami kemudahan dalam berbagai aktivitas, mendorong pemikiran progresif, meningkatkan aksesibilitas informasi, dan me-
58 - Mengurai Dinamika Sosial ngurangi jarak antar individu atau kelompok yang berjauhan. e. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Globalisasi dapat meningkatkan budaya kerja yang kuat, mendorong dedikasi, disiplin, kemandirian, rasionalitas, sikap sportif, dan memfasilitasi akses mudah terhadap informasi pendidikan dan nonpendidikan. Ini juga memungkinkan pembelajaran bahasa asing secara daring dan mengadopsi aspek kehidupan sosial dari negara-negara lain. 2. Dampak negatif Dampak negatif globalisasi terhadap kehidupan sosial masyarakat adalah : a. Adopsi budaya populer global dapat mengancam keberlangsungan budaya lokal, menyebabkan homogenisasi budaya, dan mengurangi keanekaragaman budaya. b. Penetrasi nilai-nilai konsumerisme dan kapitalisme dari negara-negara maju dapat mengubah pola konsumsi dan prioritas nilai masyarakat, seringkali mengarah pada materialisme yang berlebihan dan mengabaikan nilai-nilai tradisional. c. Globalisasi ekonomi dapat meningkatkan kesenjangan sosial antara mereka yang terlibat dalam pasar global dan yang tidak, memperdalam ketimpangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin.
Mengurai Dinamika Sosial - 59 d. Kemudahan akses terhadap informasi dan teknologi melalui globalisasi dapat meningkatkan risiko terhadap penyebaran informasi palsu, radikalisme, dan ekstrimisme. e. Integrasi ekonomi global juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap krisis ekonomi global, yang dapat berdampak negatif pada kehidupan sosial masyarakat, termasuk melalui pengangguran dan ketidakstabilan ekonomi. f. Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilainilai budaya lokal seperti sikap kebersamaan (kepedulian sosial), gotong royong, rasa nasionalisme, bersikap sopan santun kepada orang yang lebih tua sehingga melahirkan gaya hidup berikut ini. Individualisme (mengutamakan kepentingan diri sendiri), hedonism,tidak sopan terhadap orang yang lebih tua dan kehidupan bebas remaja. g. Terjadinya kesenjangan sosial yang menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bisa merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia pada umumnya Secara keseluruhan, dampak negatif globalisasi terhadap kehidupan sosial masyarakat mencakup ancaman terhadap budaya lokal, materialisme yang berlebihan, ketimpangan sosial, penyebaran informasi negatif, dan kerentanan terhadap krisis ekonomi global.
60 - Mengurai Dinamika Sosial Ketidaksetaraan global adalah fenomena di mana terdapat disparitas yang signifikan antara negara-negara di seluruh dunia dalam hal ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan. Fenomena yang terjadi adalah ketimpangan yang tidak adil dan tidak merata dalam pendistribusian sumber daya di seluruh dunia, baik itu dari aspek ekonomi, sosial, maupun budaya (Hisyam, 2016). Dari segi sosial, ketidaksetaraan ini tercermin dalam perbedaan akses terhadap sumber daya yang tersedia, baik itu kebutuhan primer seperti pangan, sandang, dan tempat tinggal, maupun kebutuhan sekunder seperti akses terhadap saluran politik dan hak asasi manusia. Pada tingkat ekonomi, ketidaksetaraan global mencerminkan kesenjangan yang besar antara negara-negara kaya dan miskin. Negara-negara maju memiliki ekonomi yang kuat, infrastruktur yang baik, dan tingkat pendapatan yang tinggi, sementara negara-negara berkembang seringkali menghadapi tantangan seperti kemiskinan, kurangnya akses terhadap sumber daya, dan ketidakstabilan ekonomi. Hal tersebut memberikan dampak negatif karena menyebabkan kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial merupakan perbedaan selisih jarak ekonomi antar kelompok yang satu dengan yang lain. Kesenjangan sosial disebut juga ketimpangan sosial (Rachbini & Abdullah. 2020) Pada Tingkat Sosial dan politik, ketidaksetaraan global dapat mengakibatkan kesenjangan dalam hal akses
Mengurai Dinamika Sosial - 61 terhadap pendidikan, layanan kesehatan, kesempatan kerja, dan hak asasi manusia. Ini sering kali menghasilkan polarisasi sosial dan politik, di mana kelompok-kelompok tertentu mungkin mendapatkan manfaat yang lebih besar sementara yang lain tertinggal. Dampak lingkungan dari ketidaksetaraan global juga signifikan, karena negara-negara dengan tingkat konsumsi yang tinggi sering kali berkontribusi pada kerusakan lingkungan global seperti perubahan iklim, polusi, dan kehilangan biodiversitas. Sementara itu, negara-negara yang kurang berkembang seringkali menjadi korban dari dampak-dampak ini tanpa memiliki sumber daya atau kapasitas untuk melindungi diri mereka sendiri. Ketidaksetaraan global bukan hanya merupakan masalah moral, tetapi juga memiliki implikasi yang luas dan kompleks bagi stabilitas ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan di tingkat global. Hal ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti kesenjangan pendapatan, akses terhadap pendidikan dan pelayanan kesehatan, peluang ekonomi, serta pengaruh politik dan kekuasaan. Mengatasi ketidaksetaraan global membutuhkan upaya bersama dari komunitas internasional, termasuk kebijakan yang mempromosikan pembangunan berkelanjutan, distribusi yang adil dari sumber daya ekonomi, dan akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan pelayanan kesehatan.
62 - Mengurai Dinamika Sosial Menurut Horton dan Hunt mengartikan nilai sebagai gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti (Narwoko & Suyanto, 2011). Prinsip dasar nilai mempengaruhi tindakan dan pemikiran seseorang, namun tidak memutuskan apakah suatu perilaku itu tepat atau tidak. dapat diketahui bahwa Nilai merupakan konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Contohnya, orang menganggap memberi bernilai baik, sedangkan memfitnah bernilai buruk. Perubahan nilai-nilai dalam konteks globalisasi mencerminkan adaptasi dan transformasi budaya, sosial, dan ekonomi di era yang semakin terhubung ini. Beberapa perubahan nilai yang dapat diamati dalam konteks globalisasi meliputi: 1. Individualisme vs. Kolektivisme: Di banyak masyarakat, nilai-nilai individualisme menjadi lebih dominan seiring dengan penetrasi budaya Barat dan promosi hak-hak individu. Namun, di beberapa kawasan, seperti Asia Timur, nilai-nilai kolektivisme tetap kuat (maula, 2023). 2. Diversitas dan Toleransi: Globalisasi telah memperkuat penghargaan terhadap diversitas budaya dan nilai-nilai toleransi. Masyarakat lebih terbuka terhadap perbedaan
Mengurai Dinamika Sosial - 63 budaya, agama, dan pandangan, terutama di kota-kota besar dan pusat-pusat global (Ridha, 2023). 3. Kapitalisme dan Konsumerisme: Nilai-nilai ekonomi, seperti kapitalisme dan konsumerisme, telah merambah ke berbagai negara melalui globalisasi ekonomi. Prioritas pada akumulasi kekayaan dan konsumsi barang telah meningkat di banyak masyarakat. 4. Kesadaran Lingkungan: Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan global, nilai-nilai yang menghargai berkelanjutan dan pelestarian lingkungan semakin muncul. Gerakan lingkungan global telah memperjuangkan nilai-nilai seperti konservasi sumber daya alam dan perlindungan lingkungan hidup. 5. Teknologi dan Inovasi: Nilai-nilai yang menghargai teknologi dan inovasi juga semakin berkembang. Di era digital ini, kemajuan teknologi menjadi simbol kemajuan dan keberhasilan bagi banyak individu dan masyarakat. 6. Keadilan Sosial dan Hak Asasi Manusia: Globalisasi telah memperkuat kesadaran akan isu-isu keadilan sosial dan hak asasi manusia di seluruh dunia. Nilai-nilai yang memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan perlindungan hak asasi manusia menjadi semakin penting dalam agenda global.
64 - Mengurai Dinamika Sosial 7. Pendekatan Multikulturalisme: Pendekatan multikulturalisme dalam menghargai dan merayakan perbedaan budaya semakin banyak dianut. Nilai-nilai yang mendorong dialog antarbudaya dan pengakuan atas kontribusi beragam budaya menjadi lebih dihargai. Perubahan nilai-nilai ini mencerminkan dinamika kompleks dalam masyarakat global saat ini, di mana interaksi antara budaya, teknologi, ekonomi, dan lingkungan semakin erat.
Mengurai Dinamika Sosial - 65 7 ingkungan merupakan keseluruhan faktor yang dapat saling mempengaruhi berbagai macam organisme baik hidup maupun tidak hidup (Tytler et al., 2011). Faktorfaktor yang saling mempengaruhi menjadikan lingkungan dan ekosistem memiliki perbedaan. Ekosistem sendiri terbatas pada interaksi benda hidup (abiotik) dan benda tak hidup L
66 - Mengurai Dinamika Sosial (abiotik), sedangkan lingkungan mencakup hal yang lebih luas karena faktor yang saling mempengaruhi seperti ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya. Subjek utama yang menjadikan lingkungan mengalami perubahan adalah manusia. Hal ini karena manusia dan lingkungan memiliki hubungan yang terintegrasi satu sama lain. Manusia sangat bergantung pada lingkungan untuk bertahan hidup, sedangkan lingkungan membutuhkan manusia untuk menciptakan sumber daya alam melalui aktivitas manusia (Maja and Ayano, 2021). Akan tetapi pemanfaatan sumber daya alam oleh manusia harus mengacu pada aspek pelestarian agar lingkungan tetap mendapatkan keseimbangan untuk menunjang perkembangan yang berkelanjutan. Keberlanjutan kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh sumber daya alam yang ada pada lingkungan. Pemanfaatan tersebut bertujuan untuk menciptakan manusia yang sejahtera. Akan tetapi dampak dari aktivitas manusia baik secara individu maupun kelompok mengakibatkan lingkungan berubah ke arah yang lebih buruk. Eksploitasi sumber daya alam yang diakibatkan oleh pertambahan jumlah manusia di bumi seringkali tidak diiringi oleh kapasitas sumber daya alam. Pemanfaatan yang tidak terkendali menyebabkan keberlangsungan ekosistem dapat terancam. Selain pemanfaat-an lingkungan yang dieksploitasi, manusia juga melakukan pembangunan yang menjadikan alam secara alami mengalami perubahan ke arah alam buatan. Hal ini juga diiringi oleh perkembangan teknologi yang seringkali berpusat pada
Mengurai Dinamika Sosial - 67 kepentingan diri manusia untuk memenuhi kebutuhan dan ambisi hidupnya. Ambisi manusia dengan segala perkembangannya menjadikan lingkungan memiliki berbagai permasalahan. Perubahan lingkungan juga berdampak pada manusia, karena pada hakikatnya manusia dan lingkungan merupakan dua hal yang saling terikat. Oleh karena itu manusia sebagai subjek yang mengubah lingkungan akan tetapi manusia juga menjadi objek dari perubahan lingkungan. Isu lingkungan semakin bervariasi dan semakin kompleks. Kehidupan dan aktivitas sosial saat ini, banyak yang menghasilkan permasalahan lingkungan. Isu tersebut selalu berkesinambungan antara satu dan lainnya sehingga perkembangan dan penambahan isu semakin tidak terkontrol. Kontrol terhadap permasalahan lingkungan baru disadari beberapa tahun belakangan ini, namun kompleksitasnya yang tinggi menyebabkan permasalahan sulit untuk diatasi dan diselesaikan secara keseluruhan. Berawal dari kurangnya kesadaran dan perhatian terhadap pentingnya menjaga lingkungan, menjadi sumber utama permasalahan. Kehidupan sosial yang acuh tak acuh terhadap lingkungan dalam beberapa tahun yang lalu menjadi penyebab permasalahan lingkungan saat ini. Namun apakah manusia merasa menyesali perbuatannya? Penyesalan tidak akan terjadi ketika permasalahan
68 - Mengurai Dinamika Sosial lingkungan berdampak luas sehingga merasa bukan tanggung jawab individu. Ketidakpedulian terhadap lingkungan menyebabkan perilaku yang destruktif terhadap alam. Sedangkan dampak lingkungan yang dirasakan oleh banyak orang menjadikan setiap individu meminta pertanggung jawaban kepada pemerintah. Pemerintah yang menjadi pengatur dari bangsa harus peka dalam menganalisis lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat, sehingga peraturan yang diterapkan akan efektif dan efisien. Fenomena yang terjadi dalam sistem pemerintahan adalah kebijakan lingkungan yang tidak tepat karena pengaruh dari berbagai faktor. Kebijakan yang lemah dalam mengatur tatanan sosial dan tidak berdasarkan analisis dampak lingkungan menjadikan ketidakefektifan kebijakan (Jazuli, 2015). Hal ini menjadikan permasalahan lingkungan tidak dapat teratasi bahkan menjadi penghambat dalam upaya perlindungan lingkungan. Kebijakan lingkungan yang lemah tentunya akan memunculkan permasalahan-permasalahan baru. Permasalahan tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia yang kebal hukum. Pandangan tersebut berlaku pada sebagian individu yang memandang kebijakan hanya sebatas aturan yang jika dilanggar tidak begitu berdampak pada kehidupannya. Lemahnya kebijakan terhadap lingkungan menjadi penyebab terjadinya deforestasi, degradasi lahan, dan beberapa aktivitas manusia lainnya yang merusak. Kegiatan kegiatan tersebut memang bertujuan untuk mensejahterakan manusia, namun dampak besar yang
Mengurai Dinamika Sosial - 69 menanti akan membuat manusia semakin terpuruk. Ulah manusia tersebut akan menyebabkan hilangnya spesies dan keanekaragaman hayati yang menjadi ancaman serius terhadap ekosistem baik di darat maupun di lautan. Deforestasi dan degradasi lahan biasanya terjadi bukan hanya kepentingan individu saja. Pemerintah terkadang juga turut serta dalam hal tersebut. Pemerintah tidak boleh hanya memperhatikan salah satu sektor seperti halnya ekonomi, namun mengesampingkan sektor kelestarian lingkungan. Hal ini karena mayoritas aktivitas deforestasi dan terjadinya degradasi lahan yaitu untuk pembangunan infrastruktur. Rancangan atau penerapan pembangunan infrastruktur dalam suatu kawasan memang akan mendapatkan berbagai keuntungan dan bertujuan mensejahterakan kehidupan manusia. Akan tetapi pembangunan infrastruktur juga akan merusak jika tidak dianalisis lebih mendalam. Pembangunan seperti bendungan, jalan tol, dan industri memang sudah seharusnya dilakukan namun hal tersebut akan merusak ekosistem alami dan mengancam keberlanjutan lingkungan. Pembangunan infrastruktur yang merusak akan menimbulkan permasalahan baru bagi masyarakat yaitu ketidaksetaraan akses lingkungan. Walaupun istilah pembangunan seringkali digunakan untuk suatu kemakmuran, namun hal tersebut akan berdampak pada masyarakat miskin, minoritas dan wilayah pedesaan. Hal ini karena ketidaksetaraan akses terhadap lingkungan akan menjadikan masyarakat menderita karena sudah tidak mendapatkan lingkungan yang bersih dan sehat.
70 - Mengurai Dinamika Sosial Permasalahan ketidaksetaraan akses akan kembali menimbulkan permasalahan baru yaitu terjadinya konflik sumber daya. Persaingan atas sumber daya alam yang sudah semakin sedikit dan ketidaksetaraan terhadap lingkungan akan menimbulkan berbagai macam konflik baik antara masyarakat dan pemerintah atau kelompok yang berkepentingan, bahkan bisa terjadi konflik antar negara-negara. Permasalahan yang sudah semakin komplek, diiringi oleh semakin bertambahnya jumlah penduduk. Selain itu urbanisasi yang tidak berkelanjutan menjadikan semua masyarakat ingin hidup di kota. Pemerataan akses dan kebijakan sangat berperan penting dalam membuat paradigma masyarakat terhadap bagaimana cara mereka bertahan hidup. Pertumbuhan penduduk kota yang menjadi tidak terkendali tentunya akan menyebabkan degradasi lingkungan, dan kepadatan populasi yang tinggi sehingga kualitas hidup di perkotaan akan semakin berkurang. Peningkatan kuantitas tidak seiring dengan peningkatan kualitas dalam konteks lingkungan, bahkan permasalahan lingkungan akan memasuki tahap kompleksitasnya di daerah perkotaan. Daerah perkotaan akan banyak terjadi pencemaran udara, air dan tanah akibat dari industri dan kebijakan yang lemah. Krisis udara diakibatkan oleh banyaknya pabrik industri yang banyak mengeluarkan asap, dan banyaknya asap kendaraan bermotor yang sangat padat di wilayah perkotaan. Pencemaran air juga diakibatkan oleh industri yang membuang limbah secara sembarangan
Mengurai Dinamika Sosial - 71 sehingga terjadinya krisis air bersih semakin menambah penderitaan masyarakat. Sedangkan di pedesaan kualitas tanah yang semakin menurun akibat banyaknya penggunaan pupuk kimia dalam bidang pertanian menjadikan pencemaran tanah. Hasil pertanian yang menurun seiring dengan menurunnya kualitas tanah. Hal ini juga semakin membuat manusia sengsara. Pencemaran lingkungan pada akhirnya akan menjadikan perubahan iklim. Saat ini perubahan iklim memang sedang menjadi isu global dan menjadi tren permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Dampak kenaikan suhu dan perubahan pola cuaca yang ekstrim menjadikan kehidupan manusia akan terancam. Berbagai sektor akan lumpuh dan akan terjadi banyak konflik. Rentetan permasalahan tersebut bermula dari ketidakpedulian manusia akan lingkungan. Permasalahan permasalahan tersebut akan terus mengalir dan melahirkan permasalahan baru. Ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan berujung pada ketidakpedulian lingkungan terhadap manusia, karena pada hakikatnya manusia dan lingkungan saling mengikat dan terikat. Sumber utama permasalahan lingkungan adalah manusia. Berawal dari ketidakpedulian terhadap lingkungan menimbulkan dampak yang sangat memprihatinkan dan sudah sangat dirasakan. Oleh karena itu solusi dari
72 - Mengurai Dinamika Sosial permasalahan lingkungan adalah manusia itu sendiri sebagai pelaku utama yang menyebabkan masalah. Walaupun permasalahan lingkungan sudah dirasakan dampaknya, namun pembangunan tetap harus berjalan. Akan tetapi pentingnya pembangunan berkelanjutan sebagai upaya prevensi agar lingkungan tidak semakin rusak. Upaya-upaya tersebut membutuhkan peran masyarakat dari seluruh lapisan tanpa terkecuali. Hal ini bertujuan agar tujuan dari mengurangi dampak dan permasalahan lingkungan bisa segera teratasi. Posisi masyarakat sangat berperan penting dalam upaya pembangunan berkelanjutan. Masyarakat merupakan pemangku kepentingan utama yang terpengaruh oleh kebijakan, sehingga kontribusi aktif masyarakatlah yang akan menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik. Keberlanjutan menjadi simbol dan istilah yang digunakan setelah manusia mengalami dampak permasalahan lingkungan. Kehidupan tidak boleh berhenti dan kita harus memperbaiki, sehingga pentingnya aspek aspek keberlanjutan dalam masyarakat. Kunci utama dalam proses pembangunan berkelanjutan yaitu adanya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan (Tanjung, Sadono and Wibowo, 2017). Hal ini dimaksudkan agar kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah tepat sasaran. Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah sudah seharusnya terjadi saat ini sehingga tidak terjadi gap yang kembali menimbulkan permasalahan lingkungan. Keputusan keputusan yang diambil harus memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara
Mengurai Dinamika Sosial - 73 luas. Namun bagaimana cara mengetahui apakah keputusan tersebut sudah sesuai kebutuhan dan kepentingan masyarakat? Pengetahuan mengenai kebutuhan masyarakat membutuhkan pemahaman yang baik tentang dampak dan tindakan yang nantinya akan berpengaruh terhadap lingkungan. Pengetahuan dan pemahaman tersebut dapat terbentuk dari Pendidikan. Akan tetapi tingkat pendidikan masyarakat kita masih rendah, sehingga solusinya juga diberdayakan melalui kesadaran masyarakat. Pendidikan dan kesadaran masyarakat terkait isu-isu lingkungan dan keberlanjutan nantinya akan membentuk pola bagaimana cara mereka mengambil tindakan yang mengarah pada aspek keberlanjutan dalam kehidupan sehari hari. Segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari masyarakat merupakan aspek penting. Karena kesadaran individu adalah kunci utama dari peran masyarakat untuk mengatasi permasalahan lingkungan dengan aspek keberlanjutan. Aktivitas sehari hari yang dilakukan seperti pola konsumsi yang bertanggung jawab dan penggunaan energi yang efisien menjadi dasar dari perubahan dan keberlanjutan. Bermula dari diri sendiri terlebih dahulu nantinya akan berdampak pada aspek sosial yang lebih luas. Setelah kesadaran masyarakat akan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan, maka pelaksanaan proyek berkelanjutan akan lebih terorganisir. Organisasi masyarakat di tatanan sosial akan lebih mudah karena memiliki visi misi yang sama dan sejalan.
74 - Mengurai Dinamika Sosial Masyarakat dapat menjadi agen perubahan dengan menerapkan pembangunan berkelanjutan berbasis proyek dimulai dari tingkat local sekitar. Contoh pembangunan berkelanjutan berbasis proyek yaitu program pengelolaan sampah dengan baik, penggunaan energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan penggunaan transportasi ramah lingkungan. Program program tersebut nantinya akan berdampak secara nasional bahkan global. Program program tersebut tentunya membutuhkan pengawasan dan pengendalian yang dalam hal itu merupakan peran penting masyarakat untuk mengawasi implementasi proyek proyek pembangunan yang berkelanjutan. Dampak dari proyek tersebut harus mengacu pada bagaimana lingkungan menjadi lebih baik dan sudah seharusnya persetujuan masyarakat local. Seluruh lapisan masyarakat sudah seharusnya mencegah kerusakan lingkungan namun pembangunan tetap harus berjalan dengan syarat menerapkan pembangunan yang berkelanjutan. Perekonomian manusia bertumpu pada keberadaan sumber daya alam yang tersedia di bumi ini. Takdir manusia sebagai makhluk sosial dan biologis membutuhkan berbagai kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas, namun ketersediaan alam untuk memenuhi kebutuhan manusia sangat terbatas. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali melihat dan berpengalaman bahwa lahan yang dibutuhkan manusia semakin hari semakin meningkat
Mengurai Dinamika Sosial - 75 seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Hal ini mendorong terjadinya perubahan pola penggunaan lahan yang sebelumnya digunakan sebagai lahan pertanian menjadi lahan perumahan. Penggunaan sumber lahan untuk pertanian dan perhutanan semakin hari semakin langka. Peradaban modern yang membuat manusia semakin kurang bijak dalam menjaga lingkungan, menjadikan pembangunan terjadi secara signifikan. Hal ini berdampak pada kualitas lingkungan hidup yang turut mengalami penurunan. Ketidakseimbangan antara pemanfaatan lingkungan seperti pembangunan dengan penjagaan lingkungan, membutuhkan sinergi antara tindakan eksploitasi sumber daya alam dengan tindakan perlindungan. Kedua faktor tersebut seringkali terjadi konflik antara pembangunan dan konservasi lingkungan. Konflik antara pembangunan dan konservasi lingkungan merupakan suatu situasi yang sering terjadi di dalam proses pengembangan suatu kawasan. Pembangunan yang seringkali mengakibatkan konflik biasanya berupa proyek infrastruktur, industri, maupun pariwisata yang dapat mengancam keberlangsungan suatu sumber daya alam. Kualitas lingkungan akan terganggu akibat dari beberapa pembangunan tersebut. Pembangunan-pembangunan tersebut seringkali bertolak belakang dengan visi misi konservasi lingkungan yang berfokus pada perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan. Munculnya konflik antara kedua sektor tersebut dikarenakan dalam konservasi lingkungan
76 - Mengurai Dinamika Sosial diperlukan pengawasan dan pengendalian terhadap aktivias yang dapat merusak lingkungan. Beberapa contoh nyata kasus konflik yaitu pengembangan kawasan pariwisata candi Borobudur yang telah mengganggu kelestarian situs warisan budaya dunia. Hal ini karena pengelolaan yang tidak efektif dan kebijakan yang hanya berpihak pada pariwisata menyebabkan lingkungan menjadi rusak dan mengancam keberlangsungan situs tersebut (Darmawan, 2023). Konflik tersebut tentunya diakibatkan oleh suatu hal yang sama sama dianggap benar, karena mengembangkan kawasan wisata tentunya untuk mensejahterakan rakyat yang berada di lingkungan sekitar, sedangkan secara konservasi lingkungannya dapat merusak warisan budaya. Contoh selain pada aspek pengembangan pariwisata yaitu konflik lingkungan yang terjadi di bukit Mangunharjo Tembalang. Konflik tersebut terjadi akibat aktivitas penambangan galian C di bukit Mangunharjo yang mengancam keberlangsungan sumber daya alam serta mengganggu kualitas lingkungan. Hal ini disebabkan konservasi lingkungan yang harus diterapkan terganggu dengan adanya pembangunan yang tidak berkelanjutan (Supratiwi, 2013). Beberapa konflik yang berhubungan antara konservasi lingkungan dan pembangunan biasanya diselesaikan dengan kesepakatan dan kompromi antara kedua belah pihak yang berkepentingan. Namun selain terjadinya kesepakatan antara kedua belah pihak, konflik antara pembangunan dan konservasi lingkungan harus melalui
Mengurai Dinamika Sosial - 77 pendekatan yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan berbagai macam aspek. Pengelolaan konflik harus efektif dengan memahami aspek-aspek yang menyebabkan terjadinya konflik dan menyesuaikan dengan kebutuhan. Efektifitas dari penyelesaian konflik membutuhkan kebijakan yang tepat dan jelas dari pemerintah dalam mengatur penggunaan sumber daya alam di wilayah konservasi sehingga hal ini tentunya akan mencegah terjadinya konflik secara berkelanjutan (Mulyati, 2023). Pembuatan kebijakan juga harus memiliki instrumen yang sesuai dengan tipologi konflik yang terjadi pada masing-masing tempat. Penggunaan instrument regulasi, administrasi, fiskal, dan ekonomi sangat penting untuk selalu dipertimbangkan (Mulyati, 2023). Kebijakan tersebut harus dibuat berdasarkan pola pengelolaan yang berbasis masyarakat dengan memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan tidak merusak kualitas lingkungan dan tidak melanggar hukum adat masyarakat setempat. Pengintegrasikan hukum adat masyarakat setempat dengan kebijakan nasional dapat menjadi suatu alternatif solusi dalam mengurangi konflik (Kinasih, 2016). Hal ini karena hukum adat biasanya terintegrasi dengan lingkungan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu dengan pendekatan yang efektif, maka pembangunan yang berkelanjutan dan konservasi alam akan berlangsung dengan aman tanpa adanya konflik. Selain itu kegiatan kegiatan pembangunan dapat terjamin tidak mengganggu kualitas lingkungan sehingga keberlangsungan sumber daya alam akan terus terjaga.
78 - Mengurai Dinamika Sosial 8 Multikulturalisme Pada tahun 2020, populasi penduduk Indonesia mencapai 270,20 juta orang. Angka ini meningkat signifikan dari 237,64 juta orang pada tahun 2010 (BPS, 2021), menunjukkan penambahan sekitar 32 juta orang dalam waktu sepuluh tahun. Menurut Armansyah & Aryaningrum (2018) dan Taufik et al (2018) jumlah
Mengurai Dinamika Sosial - 79 penduduk yang besar ini memiliki efek negatif, terutama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Selain itu, menurut Armansyah et al (2021) dan Husnah (2019) efek negatif dari jumlah penduduk yang besar juga berdampak pada ketidakseimbangan persebaran penduduk, kesenjangan ekonomi dan sosial, kemiskinan, dan pengangguran. Mengatasi masalah ini biasanya dilakukan dengan migrasi. Migrasi didefinisikan secara umum sebagai perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain (Todaro & Smith, 2011). Migrasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu migrasi permanen dan migrasi sirkuler, pembagian jenis migrasi ini dijelaskan oleh Mantra (1981) dalam artikel yang ditulis oleh Sukamdi (2016). Migrasi permanen didefinisikan ketika seseorang berpindah tempat tinggal selama durasi paling tidak satu tahun, sedangkan migrasi sirkuler adalah mobilitas penduduk yang berlangsung selama paling sedikit satu hari dan paling lama satu tahun. Selain itu, Mantra (2000) dalam artikel yang ditulis oleh Purnomo (2009) menjelaskan berbagai jenis mobilitas penduduk pada Tabel 1. No Mobilitas Batas Wilayah Batas Waktu 1 Ulang-alik (commuting) Dukuh (Dusun) Lebih dari 6 jam, kembali di hari itu 2 Menginap/mon dok di daerah tujuan Dukuh (Dusun) Lebih dari satu hari tapi kurang dari 6 bulan 3 Permanen/men etap di daerah tujuan Dukuh (Dusun) 6 bulan atau lebih, menetap di daerah itu (Purnomo, 2009)
80 - Mengurai Dinamika Sosial Tingginya tingkat pengangguran pada suatu wilayah, seringkali menjadi alasan ekonomi bagi migran untuk melakukan migrasi. Namun, angka migrasi yang tinggi dapat menyebabkan masalah di tempat tujuan. Masalah yang dapat timbul seperti peningkatan jumlah pencari kerja, yang menyebabkan persaingan kerja meningkat (Armansyah et al., 2021; Tahitu, 2007). Selain itu, peningkatan jumlah migrasi menyebabkan peningkatan kriminalitas, kesenjangan sosial dan ekonomi, kemiskinan, dan pengangguran. Meskipun dampak negatif yang ditimbulkan cukup besar, keputusan untuk memberi batasan bagi penduduk yang ingin migrasi bukanlah kebijakan yang tepat. Proses migrasi memiliki beberapa dampak positif, seperti menawarkan tempat tinggal baru bagi komunitas, migran mendapatkan PAD di daerah tujuan dari kompensasi, dan terjadinya akulturasi budaya melalui perkawinan. Selain itu, migrasi memiliki efek negatif lainnya. Efek negatif yang ditimbulkan seperti peningkatan kepadatan penduduk, kerawanan sosial, permukiman yang tidak terorganisir, penurunan kesehatan lingkungan, dan munculnya penyakit masyarakat (Tahitu, 2007). Proses migrasi juga menjadi penyebab terjadinya akulturasi budaya, dimana akulturasi budaya ini lebih berdampak pada masyarakat di daerah tujuan. Perkawinan campuran (amalgasi) terjadi ketika budaya migran dari daerah asal bercampur dengan budaya dari daerah tujuan (Tahitu, 2007). Akulturasi budaya juga dapat terjadi
Mengurai Dinamika Sosial - 81 melalui interaksi yang intens antara migran dan penduduk setempat dalam durasi yang panjang. Proses akulturasi budaya dalam migrasi dipengaruhi oleh sejumlah variabel, menurut Armansyah et al (2022) hal ini dipengaruhi oleh waktu migrasi, perkawinan, durasi pergaulan, pendidikan, dan pendapatan. Faktorfaktor terjadinya proses akulturasi budaya dijelaskan oleh Armansyah et al (2022) sebagai berikut: 1. Durasi Migrasi Pemahaman seseorang terhadap wilayah tujuan migrasi akan meningkat seiring dengan dengan durasi migrasi (Sukamdi, 2016). Hal ini dianggap sebagai salah satu faktor terjadinya akulturasi budaya antara migran dangan penduduk setempat. Lamanya seseorang tinggal pada daerah tujuan juga memperngaruhi keputusan migran untuk melakukan migrasi permanen. 2. Perkawinan Migran yang memutuskan untuk menikah dengan penduduk setempat dapat menjadi faktor terjadinya akulturasi budaya. Hal ini mendukung akulturasi melalui perkawinan campuran dari migran dan nonmigran. Pasangan suami istri akan saling mempengaruhi bahasa, intonasi, adat dan norma lokal, budaya anak yang dilahirkan, dan sebagainya. Studi oleh Qaidar & Annisah. N (2018) menunjukkan bahwa budaya yang digunakan selama upacara pernikahan adalah bukti proses akulturasi.
82 - Mengurai Dinamika Sosial 3. Intensitas Pergaulan Proses akulturasi budaya dapat dipengaruhi oleh intensitas pergaulan. Seringkali, migran lebih mudah terpengaruh oleh budaya lokal karena lebih sering bergaul dengan orang lokal. Pergaulan dengan orang lokal membuat migran mempelajari bahasa, ucapan, pakaian, dan cara hidup masyarakat setempat. 4. Pendidikan Proses akulturasi budaya yang terjadi antara migran dan penduduk setempat di masyarakat dipengaruhi oleh faktor pendidiakan. Migran yang memiliki anak usia sekolah, akan menyekolahkan anaknya di sekolah setempat sehingga akan terjadi interaksi antara anak dengan lingkungan barunya. Kondisi ini akan berdampak besar pada budaya anak karena terjadinya interaksi antara anak migran dan pendidik atau teman sekolah. 5. Pendapatan Menurut penelitian (Purnomo, 2009), mayoritas migran akan memilih untuk menetap di wilayah tujuan ketika peluang gaji mereka lebih tinggi dibandingkan di daerah asal. Peristiwa ini menunjukkan bahwa ketika migran menerima peluang pendapatan yang lebih tinggi di daerah tujuan, mereka berpeluang untuk menetap. Dengan kata lain, salah satu dampak ekonomi migrasi bagi migran adalah pendapatan. Budaya di daerah asal dan tujuan seseorang juga dipengaruhi oleh migrasi. Akulturasi budaya dan
Mengurai Dinamika Sosial - 83 perubahan meningkat seiring lamanya migrasi, terutama jika migran memilih untuk menetap dan berkeluarga di tempat baru. Lama migrasi, perkawinan, intensitas interaksi sosial, pendapatan, dan pendidikan adalah beberapa faktor yang mempengaruhi akulturasi budaya selama proses migrasi. Kapasitas negara untuk menangani pluralitas budaya di dalam batas kedaulatannya dikenal sebagai multikulturalis-me. Multikulturalisme, sebagai filsafat politik, mencakup berbagai kebijakan dan ideologi. Multikulturalisme adalah kepercayaan bahwa budaya, ras, dan etnis, terutama kelompok minoritas, memiliki hak untuk diakui atas perbedaan mereka. Perbedaan yang dimaksud adalah dalam hal budaya politik yang dominan. Pengakuan yang diharapkan seperti diakui atas kontribusinya terhadap kehidupan budaya masyarakat politik secara keseluruhan, tuntutan perlindungan hukum untuk kelompok budaya tertentu, atau hak otonomi pemerintahan untuk kelompok budaya tertentu (Nindyamurti, 2021). Keharmonisan dalam suatu wilayah masyarakat multikultural memerlukan dukungan integrasi sosial untuk menghasilkan kehidupan yang harmonis dalam Masyarakat. Pada umumnya, proses integrasi menghasilkan keseimbang-an baru dalam sistem sosial. Sebagai contoh, integrasi budaya oleh para imigran, berarti menerima nilai budaya masyarakat setempat dan
84 - Mengurai Dinamika Sosial mempertahankan budaya asli dari daerah asal mereka. Integrasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti integrasi ekonomi, budaya, politik, dan budaya (Quway, 2018). Kearifan lokal seperti agama dan tradisi dapat menjadi sumber nilai yang menguatkan integrasi social di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapatSaid (2009) menyatakan bahwa kearifan lokal yang bersumber dari agama dan tradisi membantu mewujudkan integrasi sosial. Peran kearifan lokal dalam mendukung integrasi sosial juga sampaikan peneliti lain seperti Ernas (2018) dan Mufidah (2017) berpendapat bahwa kearifan lokal merupakan faktor utama dalam menciptakan integrasi sosial. Namun, beberapa penulis jurnal juga mengungkapkan bahwa terdapat ancaman terhadap integrasi sosial di Indonesia. Ernas (2018) dan Said (2009) menyatakan bahwa perbedaan pendapat politik dan radikal dapat mengancam dan memicu integrasi sosial serta kehidupan yang harmonis. Selain itu, (Kurniawati, 2017) menyoroti bahwa konflik dan tantangan terhadap integrasi sosial dapat disebabkan oleh kesenjangan ekonomi. Integrasi sosial perlu didukung oleh semua pihak yang berkomitmen untuk meraih tujuan bersama. Integrasi sosial masyarakat dapat terjadi secara asimilasi dimana proses yang terjadi adalah saling memperngaruhi sehingga lahir kebudayaan baru. Berikut ini adalah factor yang memperngaruhi integrasi sosial.
Mengurai Dinamika Sosial - 85 1. Toleransi Sikap toleransi muncul dalam aktivitas masyarakat sampai munculnya kesepakatan dalam masyarakat. Kesepakatan ini menunjang kehidupan bersama dalam wilayah tertentu integrasi sosial. 2. Keselarasan Pendidikan dan Ekonomi Kebersamaan dan perassan saling memiliki yang muncul dalam situasi sosial masyarakat akan memicu keinginan untuk maju bersama. Hal ini menimbulkan kesadaran akan pendidikan dan kemauan untuk menggali potensi diri. 3. Kekerabatan dan persaudaraan Masyarakat multikultural disuatu wilayah terutama pendatang baru yang sebagian besar adalah usia produktif, merupakan agen perdamaian yang dapat membaur dan mengaungkan perdamaian dalam keseharian. 4. Modernisasi Masyarakat multikultural memiliki sikap saling menghargai keberagaman budaya dari daerah tujuan sehingga dapat tercipta pemahaman terhap budaya yang berlaian (Nurhayati et al., 2021). Integrasi sosial dapat tercipta secara alami dalam suatu masyarakat multikultural. Masyarakat berintegrasi berdasarkan nilai dan norma yang berlaku. Integrasi sosial dalam masyarakat multikultural juga dipengaruhi oleh adanya ketergantungan antara migran dan penduduk asli dalam memenuhi kubutuhan.
86 - Mengurai Dinamika Sosial Menurut Tarmizi (2020) pendidikan multikultural adalah ide atau perspektif yang menekankan betapa pentingnya memahami dan menghargai perbedaan etnis dan sosial dalam membentuk karakter individu, interaksi sosial, cara hidup, dan peluang pendidikan bagi setiap orang, baik dalam kelompok maupun dalam konteks negara sebagai pengatur. Konsep ini menekankan bahwa memahami dan mengakui keragaman budaya dan sosial sangat penting untuk membangun masyarakat yang inklusif dan toleran. Menurut (Mahfut, 2014), pendidikan multikultural membantu orang memahami bahwa perbedaan adalah kehendak Tuhan yang harus dihargai. Pendidikan ini mengajarkan orang-orang bagaimana mengatasi perbedaan dengan toleransi. Pendidikan multikultural tidak hanya mengajarkan tentang keberagaman budaya, tetapi juga melibatkan pendidikan untuk komunitaskomunitas yang berbeda, termasuk kelompok minoritas. Pendidikan multikultural tidak hanya berfokus pada pemahaman tentang keragaman budaya, tetapi juga pada penerapan nilai-nilai toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan sebagai bagian integral dari proses pendidikan. Ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan berkeadilan, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang dan berkontribusi.
Mengurai Dinamika Sosial - 87 Indonesia adalah negara yang heterogen dengan berbagai budaya, adat istiadat, etnis, ras, bahasa, agama, dan budaya lainnya. Pendidikan multikultural sangat penting di Indonesia karena dapat mencegah konflik di masyarakat. Selain itu, pendidikan multikultural membantu anak-anak Indonesia belajar tentang kearifan budaya yang merupakan warisan penting dalam pembentukan negara. Pendekatan ini sesuai dengan system demokrasi Pancasila, yang merupakan dasar kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Berikut ini merupakan poin penting yang melatarbelakangi pendingnya Pendidikan multikultural. 1. Alternatif Penyelesaian konflik Indonesia memiliki budaya yang berkembang di masyarakat yang sangat beragam. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan Indonesia, karena mengatasi perbedaan sangat sulit. Harus dipahami bersama bahwa perbedaan yang ada bukanlah sumber konflik, tetapi merupakan mutiara yang sangat berharga. Jadi, pendidikan multikultural sangat penting untuk mempersiapkan siswa dan masyarakat untuk menghadapi arus budaya asing yang kuat dalam globalisasi. Pendidikan multikultural menjadi dasar untuk menyatukan keberagaman masyarakat yang ada di Indonesia. 2. Agar generasi muda mencintai budaya Pendidikan multikultural penting tidak hanya sebagai cara untuk mengatasi konflik, tetapi juga sebagai cara untuk menjaga generasi muda agar tetap
88 - Mengurai Dinamika Sosial setia pada budaya mereka, yang sangat penting dalam menghadapi pergeseran sosial dan budaya dalam globalisasi. Konfrontasi budaya di era global saat ini dapat menimbulkan masalah yang mengancam masa depan Indonesia untuk generasi berikutnya. Solusinya adalah bahwa generasi muda harus memiliki pemahaman yang luas tentang budaya global dan lokal agar mereka dapat berpikir secara global sambil mempertahankan kearifan lokal Indonesia. 3. Dasar pengembangan kurikulum Pendidikan multikultural menjadi hal yang sangat penting untuk di integrasikan dalam pengembagan kurikulum. Pendidikan multikultural perlu dikembangkan dalam kurikulum di sekolah atau di universitas. Kurikulum yang dikembangkan perlu dikemas sedemikian rupa untuk dimasukkan dalam topik dan konten yang disesuaikan berdasarkan jenjang pendidikan. 4. Masyarakat Indonesia yang multikultural Reformasi Indonesia bertujuan untuk membangun masyarakat madani yang memahami demokrasi Pancasila, penegakan hukum yang berkeadilan, bebas dari KKN, dan membangun tatanan sosial dan rasa aman untuk mendorong produktivitas masyarakat. Dengan menunjukkan sikap toleransi, menghargai, dan menghormati perbedaan antar sesama anak bangsa, kebhinekaan Indonesia, yang mencakup berbagai perbedaan, dapat dibentuk (Abdin & Tuharea, 2023).
Mengurai Dinamika Sosial - 89 Pendidikan multikultural mengajarkan bahwa perbedaan adalah kehendak Tuhan yang harus dihargai dan mengajarkan kita untuk toleran terhadap keragaman. Pendidikan multikultural dikatakan berhasil apabila masyarakat telah memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mencerminkan toleransi, sehingga dapat menghindari konflik yang timbul dari perbedaan suku, agama, budaya, dan lainnya. Oleh karena itu, integrasi pendidikan multikultural dalam kurikulum sekolah dan universitas menjadi sangat penting. Hal ini harus menjadi dasar dalam menyusun topik dan konten yang menarik sesuai dengan jenjang pendidikan.
90 - Mengurai Dinamika Sosial 9 Teknologi yang berkaitan dengan pengolahan data menjadi informasi dan penyebaran data menggunakan hardware (perangkat keras), software (perangkat lunak),