Pengantar Manajemen - 41 BAB IV PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN LANJUTAN
42 - Pengantar Manajemen A. Teori Klasik Sebelum sejarah yang disebut zaman manajemen ilmiah muncul telah terjadi revolusi industry pada abad ke-19, yang menyebabkan kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen yang sistematik. Usaha-usaha pengembangan manajemen kemudian dilakukan oleh para teoritis. Pembahasan perkembangan teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen selanjutnya dilakukan dengan penguraikan para tokoh dan gagasan-gagasan mereka. Periode waktu Aliran manajemen Contributor 1870 – 1930 Manajemen Ilmiah Frederick W. Taylor Frank, Dan Lillian Gilbert Henry Gantt Harington Emerson 1900 – 1940 Teori Organisasi Klasik Henry Fayol Jame D. Mooney Mary Parker Follett Herbert Simon Chester I. Banard 1930 – 1940 Hubungan manusiawi Hawrthorne Studies Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, Hugo Munsterberg
Pengantar Manajemen - 43 1940 – Sekarang Aliran Modern Abraham maslow chris argyris, douglas McGregor, edgar schien, david McCleland, Robert blake & Jane Mouton, Ernest Dale. Petter Drucker dsb.dan ahliahli operating research (management science) Ada 2 tokoh yang mengemukakan Awal Teori Manajemen Klasik, yaitu : 1. Robert Owen (1771 -1858) Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan temadap kondisi kerja ini. Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat
44 - Pengantar Manajemen karyawan tinggal, dengan membangun rumahrumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut ―Bapak Personal Manajemen Modem‖. Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga membuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka. 2. Charles Babbage (1792 -1871) Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut ―rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)‖, Prinsip- prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan
Pengantar Manajemen - 45 merupakan dasar computer modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer‖. Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul ―On the Economy Of Machinery and Manufactures‖ (18 2). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsipprinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas. Ada beberapa tokoh yang mengemukakan Teori Manajemen Ilmiah : 1. Frederick W. Taylor (1856 -1915) Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip- prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan
46 - Pengantar Manajemen rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu : a. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar. b. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu pekerjaan. c. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja. d. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja. Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip- prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah: a. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan. b. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok. c. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual. d. Bekerja untuk hasil yang maksimal. e. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri
Pengantar Manajemen - 47 dan perusahaan. Buku-buku Taylor yang terkenal adalah ―Shop management (1930)‖, Principles Of Scientific Management (1911)‖, dan ―Testimory Before Special House Comittee (1912)‖. Dan pada tahun 1947, ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul ―Scientific Management‛. 2. Henry L Gant (1861 -1919) Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem ―Charting yang terkenal dengan ―Gant Chart. Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggaris bawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya ‚Gantt Chart‛ yang terkenal tersebut
48 - Pengantar Manajemen 3. Harrington Emerson (1853 – 1931) Pemborosan dan ketidak-efisienan adalah masalah-masalah yang dilihat emerson sebagai penyakit sistem industry. Oleh sebab itu Emerson mengemukakan 12 prinsip efisien yang sangat terkenal yang sangat ringkas sebagai berikut : a. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas b. Kegiatan yang dilakukan masuk akal c. Adanya staf yang cakap d. Disiplin e. Balas jasa yang adil f. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, ajeg, sistem informasi dan akuntansi g. Pemberiam perintah – perencanaan dan pengurutan kerja h. Adanya standar-standar dan skedul-skedul, metode dan waktu setiap kegiatan. i. Kondisi yang distandarisasi j. Operasi distandarisasi k. Intruksi-intruksi praktis tertulis standar l. Balas jasa efisien – rencana insentif
Pengantar Manajemen - 49 Ini adalah tokoh yang mengemukakan Teori Organisasi Klasik : 1. Henry Fayol (1841 -1925) Henry Fayol mengarang buku ‚General and Industrial management‛. Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan : a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang- barang produksi. b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi. c. Keuangan (pencarian dan penggunaanoptimum atas modal) berusaha mendapatkan dan menggunakan modal.
50 - Pengantar Manajemen d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan. e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik. f. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi: 1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya. 2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana. 3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka. 4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya. 5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya. B. Aliran Hubungan Manusiawi Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya adalah
Pengantar Manajemen - 51 sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga orang pelopor aliran perilaku yaitu: 1. Hugo Munsterberg (1863 -1916) Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya ―Psychology and Indutrial Efficiency‖, ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas : 1. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya. 2. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivias 3. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan. 2. William Ouchi (1981) William Ouchi, dalam bukunya ―theory Z –How America Business Can Meet The Japanese Challenge (1981)‖,
52 - Pengantar Manajemen memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang. Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok, ataupun hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Para manajer diharapkan semakin peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada masalah- masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, memperoleh dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi. Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di samping terlalu umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang mana yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan. 3. Elton Mayo (1880-1949) dan percobaan-percobaan hawthorne. Hubungan manusiawi yang merupakan istilah
Pengantar Manajemen - 53 umum sering menggambarkan cara seorang manajer berinteraksi dengan bawahannya. Bila ―manajemen personalia‖ memotivasi lebih besar untuk lebih baik dalam bekerja, maka hubungan manusiawi dalam organisasi tersebut ―baik‖ dan begitu juga sebaliknya. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang selalu baik, hendaknya manajer harus memahami mengapa karyawan bertingkah seperti yang hendak mereka lakukan dan faktor-faktor apa saja yang memotivasi mereka untuk melakukan hal demikian. Untuk mendukung pernyataan sebelumnya, Elton Mayo, dan asistennya Fritz J. Roethlisberger serta William J. Dickson melakukan studi tentang perilaku manusia dalam berbagai macam situuasi kerja yang dikenal dengan percobaan Howthorne. Mereka membagi karyawan atas dua kelompok kerja yang masing masing terdiri dari 6 karyawati dalam ruangan terpisah. Dalam satu ruangan, kondisi diubah-ubah secara periodik dan ruangan lainnya tidak. Sejumlah variabel yang diubah antara lain : upah dinaikan, periode istirahat dan jam lamanya makan siang diubah, hari kerja dan minggu kerja diperpendek, peneliti yang bertugas sebagai atasan mengikuti kelompok untuk memilih periode istirahatnya sendiri dan memberikan kesempatan untuk mengajukan usulan perubahan. Hasilnya, produktivitas di kedua ruang tersebut ternyata sama-sama meningkat. Elton Mayo dan kawan-kawan menyimpulkan bahwa insentif
54 - Pengantar Manajemen keuangan bukan penyebab kenaikan produktivitas, karena skedul pembayaran kelompok dipertahankan sama. Namun, hal yang membuat kondisi demikian justru karena reaksi interaksi emosional antara anggota kelompok dengan atasannya lebih penting dalam peningkatan produktivitas kerja kelompok daripada perubahan perubahan kondisi kerja diatas. Percobaan ini juga mengarahkan Mayo bahwa perhatian yang khusus dari seorang atasan yang dapat meningkatkan motivasi bekerja itu sangat berpengaruh terhadap usaha-usaha mereka. C. Aliran Manajemen Modern Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan ―OR Tema‖ dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan- putusannya. Teknikteknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hak penganggaran modal, manajemen cash flow,
Pengantar Manajemen - 55 penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalahmasalah social individu seperti motivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya sulit dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik- teknik ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks. D. Teori Manajemen di Masa Mendatang Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen. Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi. Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini. Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi yaitu:
56 - Pengantar Manajemen 1. Dominan yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing- masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen. 2. Divergensi yaitu dimana ketiga aliran masingmasing berkemabng sendiri- sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya. 3. Konvergensi yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran menjadi kabur. 4. Sintesis berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran- aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi. 5. Proliferasi merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan manajenlen tertentu. Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis merupakan penciptaan pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana perusahaanperusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk. Adanya inovasi yang terus menerus sebenarnya merupakan inisiatif dari individual dan interaksi dalam kelompok sehingga perubahan terns
Pengantar Manajemen - 57 teljadi merupakan hasil dari pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru. Latihan Soal 1. Bagaimana perkembangan teori manajemen ilmiah? 2. Bagaimana perkembangan teori organisasi klasik? 3. Apa yang di maksud pendekatan sistem dan kontigensi?
58 - Pengantar Manajemen BAB V PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengantar Manajemen - 59 A. Pengambilan Keputusan Manajer Setiap individu pasti melakukan pengambilan keputusan, baik itu keputusan perseorangan maupun keputusan secara kelompok, baik itu keputusan yang sifatnya ringan maupun yang sifatnya berat sekalipun. Pemilihan satu diantara beberapa alternatif untuk menentukan yang terbaik disebut dengan pengambilan keputusan. Penuh dengan pertimbangan, pemikiran dan analisa dalam pengambilan keputusan, oleh karena pengambilan keputusanmerupakan sesuatu yang belum diimplementasikan maka harus dilakukan pemilihan yang terbaik dari sekian banyak pilihan untuk pemgambilan keputusan. Pada umumnya pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang amat sulit dilakukan karena pengambilan keputusan dapat menghasilkan resiko yang kemungkinan terjadi dan belum diketahui kedepannya. Oleh sebab itu pengambilan keputusan harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Berikut adalah beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan, sebagai berikut: 1. Menurut pendapat Robbins (1997) ‛decision making is which chooses between two or more alternatives‛. Kepner (1975) berpendapat bahwa ‚mengambil keputusan berarti memilih antara berbagai macam cara mengerjakan sesuatu atau menyelesaikan sesuatu. Hal di atas mengandung pengertian bahwa pengambilan keputusan lebih berorientasi kepada
60 - Pengantar Manajemen masalah yang timbul atau mungkin timbul‛. 2. Sedangkan George R. terry berpendapat bahwa ‚keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yangada‛. 3. Sementara Sondang P. berpendapat bahwan ‚pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat‛. Setelah kita melihat beberapa pendapat para ahli dapat kita simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah menetukan pilihan yang dianggap terbaik untuk kemajuan sebuah organisasi, dengan kata lain pengambilan keputusan adalah penentuan pilihan dari beberapa alternatif, dan pilihan yang diambil dianggap pilihan yang terbaik untuk kemajuan perusahaan. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, sebagai berikut: 1. Interaksi antar anggota Perusahaan Cara pandang setiap individu dapat mempengaruhi terhadap keputusan suatu organisasi, oleh sebab itu apabila ingin mengambil keputusan perlu diperhatikan segala kemungkinan yang terjadi pada setiap individu. 2. Interaksi antar kelompok organisasi Proses pemgambilan keputusan juga harus
Pengantar Manajemen - 61 memperhatikan interaksi antar kelompok organisasi, karena hal ini akan mempercepat pembentukan dewasanya kerja sama dalam suatu perusahaan. 3. Interaksi sekitar Perusahaan Sebaiknya semua keputusan yang diambil dalam sebuah perusahaan atau organisasi harus memperhatikan lingkungan sekitar perusahaan, sehingga keputusan yang dihasilkan dapat menghasilkan keputusan yang sesuai dengan harapan perusahaan. B. Proses Pengambilan Keputusan Ada berbagai teknik atau metode yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan.Tepat atau tidaknya teknik ini tergantung dari karakteristik masalahmasalah yang harus dipecahkan.Perlu disampaikan di sini bahwa ada beberapa istilah yang dapat menimbulkan kerancuan untuk menyebutkan teknik pengambilan keputusan. Ada sebagian literatur yang menyebut teknik pengambilan keputusan dengan istilah model atau metode (Tjiptono 2003)’’. Agar menghasilkan keputusan yang berkualitas dan efektif peneliti biasanya menggunakan tekhnik dan metode yang tepat. Dermawan (2003) ’’menyebutkan beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, antara lain analisis diagram Paretto, analisis perbandingan sepasang, analisis jaringan, teknik implikasi plusminus, teknik pohon keputusan, pemrograman garis
62 - Pengantar Manajemen lurus (linear programming), dan sebagainya‛. ‚Dalam konteks Total Quality Management, pakar kualitas W. Edwards Deming mengajukan cara pemecahan masalah melalui Statistical Process Control (SPC) atau Statistical Quality Control (SQC) yang dilandasi tujuh alat satistik utama, yaitu diagaram sebab-akibat, check sheet, diagram Paretto, run chart dan control chart, histogram, stratifikasi, dan scatter diagram (Tjiptono 2003)‛. Mengumpulkan informasi yang objektif biasanya menggunakan alat-alat yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan. Menganalisa dengan mengukur kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat perencanaan mengenai pengembangan institusi dengan melihat dan mempertimbangkan faktor- faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat baik dari dalam maupun dari luar organisasi (Mulyasa 2011: 68). Teknik ini menghasilkan keputusan yang berdasarkan faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah keputusan : 1. Jabatan. Keputusan yang tetapkan dipengaruhi oleh posisi atau kedudukan sangat menentukan yaitu apakah posisi seseorang itu masuk ke dalam pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) atau karyawan (staff) karena dari penentuan posisi inilah kemudian dapat ditentukan bagian apa yang harus dikerjakan pada
Pengantar Manajemen - 63 posisinya masing-masing sehingga keputusan yang diambil bisa tepat. 2. Peristiwa yang terjadi tidak sesuai harapan. Suatu peristiwa yang terjadi tidak sesuai harapan adalah tidak tercapainya suatu tujuan, jadi dalam mengambil suatu keputusan harus benarbenar dipahami masalah yang sedang dihadapi sehingga kita bisa mengambil keputusan yang tepat dan juga suatu tujuan dapat tercapai. 3. Keadaan sekeliling. Keadaan merupakan jumlah keseluruhan faktor yang serentak bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat. 4. Keadaan yang dialami. Keadaan yang dialamimerupakan keseluruhan faktor yang serentak bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya. 5. Pencapaian. Pencapain akhir yang ingin didapat adalah tujuan pribadi, kelompok dan organisasi, maupun tujuan usaha yang pada umumnya telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif.
64 - Pengantar Manajemen C. Tipe-tipe Pengambilan Keputusan Berikut ini tipe-tipe keputusan menurut pendapat T Hani Handoko adalah sebagai berikut: 1. Keputusan-keputusan yang terprogram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedurnya. Keputusan-keputusan ini rutin dan dibuat berulang-ulang. Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan- kebijaksanaan tertulis. Contohnya seorang manajer tidak perlu memikirkan penetapan gaji karyawan baru, karena organisasi pada umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi. 2. Keputusan-keputusan tidak terprogram adalah jenis pengambilan keputusan yang secara dadakan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak terprogram. Contoh masalah dalam keputusan tidak terprogram adalah pengananan lini produk yang jatuh dipasaran. Aplikasinya dapat kita lihat ketika CEO baru AT&T Michael Armstrong memutuskan untuk menjual dua unit bisnis yang tidak terkaitdan membeli Teleport Communications, sebuah perusahaan telepon lokal, ia membuat keputusan tidak terprogram. Menurut Johannes Supranto menyebutkan ada empat katagori dalam pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Keputusan yang sudah pasti (Certainlya) adalah jika informasi yang diperlukan untuk mengambil
Pengantar Manajemen - 65 keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan atau siatuasi ada kepastian. Dengan kata lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan secara tepat atau eskak hasil dari setiap tindakan (action). 2. Keputusan yang tidak pasti (uncertainly) adalah keputusan yang menanggung resiko walaupun tak dapat dipastikan dengan pasti akan tetapi diketahui nilai kemungkinan (probabilitanya). Bahwa manajer tahu sasaran mana yang ingin dicapai tetapi informasi yang didapat mengenai alternatif dan kejadian-kejadian di masa depan tidak lengkap. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya adalah harga, biaya produksi, volume atau tingkat suku bunga masa depan, sulit dianalisis dan diprediksi. Keputusan dengan risiko. 3. Keputusan dengan risiko adalah sebuah keputusan memiliki sasaran jelas daan didasarkan pada informasi yang baik, namun demikian konsekuensikonsekuensi masa depan dari masing-masing alternatif keputusan tidakpasti. 4. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak kondusif (ambiguitas), adalah pengambilan keputusan dalam situasi tidak kondusif atau lebih saling bertentangan atau ada konflik dalam situasi kompetitif. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu permainan (game).
66 - Pengantar Manajemen D. Bagaimana Seorang Manajer sebagai Pengambil Keputusan Individu maupun kelompok ketika mengambil sebuah keputusan tidak langsung diputuskan begitu saja, melainkan ada pertimbangan-pertimbangan khusus dan hal tersebut sangat bergantung dari macam masalah dan situasi yang melingkupinya. Dengan demikian ada tahaptahap dalam pengambilan keputusan, sebagai berikut: 1. Memahami dan merumuskan masalah Seorang manager harus dapat melihat permasalahan dari sumber dan merumuskan dari mana masalah tersebut terjadi, sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan. 2. Mengumpulkan dan menganalisis data yang saling berhubungan Seorang manajer setelah merumuskan masalah maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data yang berhubungan dengan permasalahan sehingga dapat memberikan keputusan dalam memecahkan masalah. 3. Pengambilan alternatif-alternatif Seorang manajer juga harus dapat mempersiapkan pilihan-pilihan sebagai pembanding sebelum memutuskan keputusan yang terbaik. 4. Mengevaluasi pilihan-pilihan Sesudah manajer mengumpulkan dan menganalisis data seorang manager harus mengevaluasi pilihan-pilihan.
Pengantar Manajemen - 67 5. Pemilihan alternatif terbaik Setelah mengevaluasi alternatif seorang manager harus dapat memutuskan alternatif yang diambil dan yakin dengan pilihan yang ditentukan. 6. Implementasi keputusan Alternatif terbaik telah ditentukan maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan dari keputusan yang diambil dengan cara menerapkan kebijakan-kebijakan yang harus dilaksanakan. 7. Evaluasi hasil-hasil keputusan Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus. Latihan Soal 1. Jelaskan pada saat yang seperti apa keputusan itu diambil? 2. Jelaskan Tahap-tahap Pengambilan Keputusan 3. Jelaskan Tipe-tipe Pengambilan Keputusan 4. Jelaskan Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan ?
68 - Pengantar Manajemen BAB VI HAKIKAT PEKERJAAN MANAJER
Pengantar Manajemen - 69 A. Pengambilan Keputusan Berkelompok Adapun alasan pembuatan keputusan secara kelompok dianggap lebih efektif didasari oleh hal – hal berikut ini : 1. Manusia mempunyai keterbatasan secara individu. keterbatasan ini sering memberikan keputusan yang kurang maksimal dan cenderung hasil keputusan terbawa emosional dari si pembuat keputusan. bahwa keputusan individu akan memberikan kesulitan dari segi waktu dan informasi serta wawasan yang berkembang, sehingga dianggap jika secara bersamaan akan lebih luas dan cepat. 2. Bahwa keputusan kelompok dianggap paling ideal karena para pengambil keputusan secara kelompok adalah orang – orang yang akan menjalankan keputusan tersebut. Dengan keikutsertaan sebagai pembuat keputusan akan lebih mudah memahami dalam teknis pelaksanaan dan yang paling penting adanya rasa tanggung jawab penuh atas apa yang telah diputuskan karena memahami alur proses suatu keputusan itu diambil dan merasa bertanggungjawab kepada diri sendiri sebagai bagian pengambil keputusan. Namun penggunaan kelompok keputusan juga mempunyai beberapa kelemahan- kelemahan, antara lain: 1. Pemakaian waktu lebih lama. Pemakaian waktu lebih lama maksudnya bahwa keputusan dengan banyak orang otomatis harus didengar pendapat masukan dan tanggapan masing –
70 - Pengantar Manajemen masing peserta pengambil keputusan dan bahkan berbagai perbedaan- perbedaan yang bisa berlarut – larut. 2. Ada kemungkinan kelompok membuat keputusan yang bertentangan dengan koridor atau harapan organisasi atau perusahaan. Hal ini dimaksudkan, jika kelompok yang akan mengambil keputusan lebih mengedepankan kepentingan individu atau kelompoknya maka putusan yang diambil bisa tidak searah dengan harapan organisasi atau perusahaan. terutama hal-hal yang bersifat sangat strategis dan terkait dengan kepentingan – kepentingan individu anggota kelompok tersebut. Maka perlu terlebih dahulu di arahkan pada kondisi kepentingan organisasi diatas kepentingan pribadi. 3. Jika muncul permasalahan dari keputusan akan saling menyalahkan dan sulit mencari orang bertanggung jawab. Banyak kejadian didalam pengambilan keputusan secara kelompok ketika mengambil keputusan ditentukan dengan tidak sangat hati-hati, tetapi ketika dilaksanakan ternyata keputusan yang diambil benarbenar berdampak kurang baik bagi organisasi atau perusahaan, saat itu dapat dilihat seringnya para anggota pengambil keputusan mencari siapa yang harus disalahkan tanpa harus mengambil tanggung jawab dari kesalahan tersebut. dan mulai mengingatingat kembali proses keputusan itu diambil, bahwa siapa yang mengusulkan pertama sekali, siapa yang paling ngotot dan lain – lain.
Pengantar Manajemen - 71 B. Kebaikan dan Kelemahan Keputusan Berkelompok Kebaikan pengambilan keputusan berkelompok 1. Lebih banyak pengetahuan dan informasi Suatu kelompok yang terdiri dari banyak individu biasanya memiliki lebih banyak pengetahuan dan informasi sehingga menghasilkan keputusan yang berkualitas 2. Perbedaan pandangan Individu dengan pengalaman dan kepentingan yang berbeda-beda dapat membantu kelompok dalam melihat situasi keputusan atau suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda 3. Pemahaman lebih lengkap Individu yang mengikuti jalannya proses pengambilan keputusan, biasanya akan lebih memahami dasar pemikiran dalam pengambilan keputusan 4. Meningkatnya penerimaan Individu yang berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan, biasanya akan memiliki tingkat penerimaan yang lebih besar dan melaksanakan keputusan tersebut. 5. Dasar pelatihan Bagi partisipan yang kurang berpengalaman dalam pengambilan keputusan berkelompk dapat dilibatkan.
72 - Pengantar Manajemen Kelemahan pengambilan keputusan berkelompok 1. Implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, harusdiselesaikan oleh para manajer secara individual 2. Berdasarkan pertimbngan nilai dari waktu sebagai sebagai salah satu sumber dayaorganisasi, keputusan kelompok sangat memakan biaya 3. Pembuatan keputusan kelompok adalahtidak efisien bila keputusan harus dibuatdengan cepat. 4. Keputusan kelompok dalam berbagai kasus dapat merupakan hasil kompromi ataubukan sepenuhnya keputusan kelompok 5. Bila atasan terlibat atau bila salah satu anggota mempunyai kepribadian dominankeputusan yang dibuat kelompok dlam kenyataannya bukan keputusan kelompok. C. Gaya dalam Pengambilan Keputusan Selain model rasionalitas keputusan, pendekatan lain yang digunakan untuk perilaku pengambilan keputusan dilakukan dengan berpusat pada gaya yang digunakan pimpinan dalam memilih alternatif pemecahan masalah. Contoh dari gaya keputusan yang merupakan representatif pimpinan dalam melakukan identifikasi adalah: (1) Karismatik (antusias, menarik, banyak bicara, dominan) oleh Richard Bronson dari Virgin Atlantic atau Herb Kelleher, pendiri Southwest Airlines; (2) Pemikir (kekuatan otak, pintar, logis, akademis) oleh Michael Dell dari Dell Computer aim Bill Gates dari Microsoft; (3) Skeptis (banyak permintaan, mengganggu, tidak
Pengantar Manajemen - 73 menyenangkan, suka melawan) oleh Steve Case dari AOLTime Warner atau Tom Siebel dari pengembang perangkat Siebel Systems; (4) Pengikut (tanggung jawab, berhati-hati, mengikuti tren, tawar-Menawar) oleh Peter Coors dari Coors Brewery atau Carly Fiorina dari Hewlett Packard; dan (5) Pengendali (logis, tidak emosional, bijaksana, cermat, akurat, analitis) oleh Mantan CEO Ford Jacques Nasser atau Martha Stewart dari Omnimedia). Beberapa gaya ini merefleksikan sejumlah dimensi psikologi termasuk bagaimana pembuat keputusan merasakan apa yang terjadi di sekitar mereka dan bagaimana mereka memproses informasi Ada empat gaya seorang pimpinan dalam mengambil keputusan yaitu : 1. Gaya Direktif Pengambilan keputusan dengan gaya direktif adalah pengambilan keputusan dengan melakukan pengarahan atau pemberian instruksi. Pimpinan yang menggunakan gaya direktif dalam mengambil keputusan mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Keuntungan dari pengambilan keputusan ini antara lain cenderung lebih logis, efisien, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Di samping keuntungan tersebut pengambilan keputusan ini lebih berfokus pada fakta dan berusaha menyelesaikan permasalahan dengan cepat, lebih berorientasi pada tindakan, cenderung berfokus pada jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan yang ditampilkan adalah gaya kepemimpinan otokratis.
74 - Pengantar Manajemen 2. Gaya Analitik Seorang pemimpin yang mengambil keputusan dengan gaya analitik adalah pengambilan keputusan yang menggunakan dasar analisis terhadap beberapa fenomena yang terjadi. Pimpinan yang mengambil keputusan dengan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Gaya analitik cenderung suka menganalisis sesuatu dan mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Dalam pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lama dan mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis. 3. Gaya Konseptual Seorang pemimpin yang mengambil keputusan dengan gaya konseptual adalah pengambilan keputusan yang menggunakan dasar konsep atas fenomena yang terjadi. Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk bias pada orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Tokohtokoh masyarakat pada lingkungan sosial yang memiliki pandangan luas selalu mempertimbangkan banyak pilihan dan banyak kemungkinan padamasa mendatang.. Sebelum membuat keputusan, pembuat keputusan ini terlebih dahulu membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual cenderung bagus
Pengantar Manajemen - 75 dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Dan lebih lebih berani mengambil risiko. 4. Gaya Perilaku Seorang pemimpin yang mengambil keputusan dengan gaya perilaku adalah pengambilan keputusan yang menggunakan dasar analisis terhadap perilaku bawahan atau rekan kerja. Pembuat keputusan gaya perilaku biasanya memiliki toleransi ambiguitas yang rendah. Pembuat keputusan biasanya bekerja dengan baik bersama orang lain dalam suasana keterbukaan dan saling bertukar pendapat. Mereka sangat terbuka terhadap masukan dan saran serta bersikap sportif dan bersahabat, dan lebih menyukai informasi yang bersifat verbal daripada tulisan. Pembuat keputusan ini menghadapi kesulitan untuk mengatakan ‚tidak‛ kepada orang lain dan mereka tidak dapat membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih. D. Metode Kuantitatif dalam Pengambilan Keputusan Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan menggunakan model-model matematika. Matematika sudah ditemukan oleh manusia ribuan tahun yang lalu dan telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi. Untuk kasus yang lebih kompleks tentu saja dibutuhkan model matematika yang lebih rumit. Telah banyak model analisis kuantitatif yang dikembangkan
76 - Pengantar Manajemen dalam pengambilan keputusan. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan: 1. Mendefinisikan masalah. Secara sederhana, masalah merupakan perbedaan (gap) antara situasi yang diinginkan dengan kenyataan yang ada. Jika seorang mahasiswa ingin memperoleh nilai A, tetapi ternyata hasil yang didapatkan kurang dari itu, maka mahasiswa tersebut menghadapi masalah. Pada dasarnya, semua langkap pengambilan keputusan dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi perbedaan yang ada antara yang diharapkan dan yang terjadi. 2. Mengembangkan model. Model adalah representasi dari sebuah situasi nyata. Model dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk; seperti model fisik, logika, atau matematika. Miniatur mobil atau maket rumah adalah contoh model fisik, sedang aliran listrik dengan rangkaian tertentu atau air mengalir dengan pola saluran tertentu adalah model logika untuk arus lalu-lintas. Model ekonomi yang menyatakan bahwa pendapatan merupakan fungsi dari konsumsi dan tabungan merupakan contoh model matematika. Dalam langkah pengembangan model dikenal istilah variabel yang nilai-nilainya akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Dalam kasus nyata, variabel-variabel ini sebagian dapat dikendalikan dan sebagian yang lain tidak. Lama lampu merah pada lampu pengatur lalu lintas dapat dikendalikan
Pengantar Manajemen - 77 dengan mudah, namun laju kendaraan dan jumlah kendaraan yang melewati sebuah jalan tidak mudah dikendalikan. 3. Mengumpulkan data. Data yang akurat sangat penting untuk menjamin analisis kuantitatif yang dilakukan menghasilkan keluaran seperti yang diinginkan. Sumber data untuk pengujian model dapat berupa laporan-laporan perusahaan seperti laporan keuangan dan dokumen perusahaan lainnya, hasil wawancara, pengukuran langsung di lapangan dan hasil sampling statistik. 4. Membuat solusi. Solusi yang diambil dalam pendekatan kuantitatif dilakukan dengan memanipulasi model dan dengan masukan data yang dihasilkan pada langkah sebelumnya. Banyak metode yang bisa dilakukan dalam membuat solusi, seperti memecahkan persamaan (model matematika) yang sudah dikembangkan sebelumnya, menggunakan pendekatan trial and error dengan data masukan yang berbedabeda untuk menghasilkan solusi ‛terbaik‛, atau menggunakan algoritma atau langkah-langkah penyelesaian detil khusus yang telah dikembangkan. 5. Menguji solusi. Untuk menjamin bahwa solusi yang dihasilkan merupakan yang terbaik, maka pengujian harus dilakukan, baik pada model ataupun pada data masukan. Pengujian ini dilakukan untuk melihat
78 - Pengantar Manajemen akurasi (accuracy) dan kelengkapan model dan data yang digunakan. Untuk melihat akurasi dan kelengkapan data, data yang diperoleh dari berbagai sumber dapat dimasukkan ke dalam model dan hasilnya dibandingkan. Model dan data yang akurat dan lengkap seharusnya menjamin konsistensi hasil. Pengujian ini penting dilakukan sebelum analisis hasil dilakukan. 6. Menganalisis hasil. Analisis hasil dilakukan untuk memahami langkah-langkah yang harus dilakukan jika sebuah keputusan telah dipilih. Selanjutnya implikasi langkah-langkah yang dilalukan juga harus dianalisis. Dalam langkah ini analisis sensitivitas (sensitivity analysis) menjadi sangat penting. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah-ubah nilai-nilai masukan model dan melihat perbedaan apa yang terjadi pada hasil. Dengan demikian, analisis sensitivitas akan membantu untuk lebih memahami masalah yang dihadapi dan kemungkinan-kemungkinan jawaban atas masalah tersebut. 7. Mengimplementasikan hasil. Langkah implementasi ini dilakukan dengan menerapkan hasil analisis ke dalam proses-proses yang terdapat dalam perusahaan. Tidak kalah penting dalam langkah ini adalah memonitor hasil dari penerapan solusi. Namun, perlu disadari bahwa implementasi hasil analisis (solusi) bukanlah tanpa hambatan. Salah satu hambatan yang mungkin
Pengantar Manajemen - 79 dihadapi adalah bagaimana meyakinkan pihak manajemen bahwa solusi yang ditawarkan merupakan yang terbaik dan akan memecahkan masalah yang ada. Dalam kasus ini, analisis sensitivitas atas model yang dihasilkan sekali lagi dapat digunakan untuk menjual solusi yang dihasilkan kepada pihak manajemen. Latihan Soal 1. Apakah pengambilan keputusan berkelompok lebih efektif? Jelaskan! 2. Jelaskan kebaikan dan kelemahan pengambilan keputusan secara berkelompok 3. Apa saja gaya dalam pengambilan keputusan? 4. Bagaimana langkah-langkah analisa kuantitatif dalam pengambilan keputusan?
80 - Pengantar Manajemen BAB VII PERENCANAAN
Pengantar Manajemen - 81 A. Pengertian Pengambilan Keputusan Manajer Setiap individu pasti melakukan pengambilan keputusan, baik itu keputusan perseorangan maupun keputusan secara kelompok, baik itu keputusan yang sifatnya ringan maupun yang sifatnya berat sekalipun. Pemilihan satu diantara beberapa alternatif untuk menentukan yang terbaik disebut dengan pengambilan keputusan. Penuh dengan pertimbangan, pemikiran dan analisa dalam pengambilan keputusan, oleh karena pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang belum diimplementasikan maka harus dilakukan pemilihan yang terbaik dari sekian banyak pilihan untuk pemgambilan keputusan. Pada umumnya pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang amat sulit dilakukan karena pengambilan keputusan dapat menghasilkan resiko yang kemungkinan terjadi dan belum diketahui kedepannya. Oleh sebab itu pengambilan keputusan harus dilakukan dengan sebaik mungkin. Berikut adalah beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan, sebagai berikut: 1. Menurut pendapat Robbins (1997) decision making is which chooses between two or more alternatives. Kepner (1975) berpendapat bahwa mengambil keputusan berarti memilih antara berbagai macam cara mengerjakan sesuatu atau menyelesaikan sesuatu. Hal di atas mengandung pengertian bahwa pengambilan keputusan lebih berorientasi kepada
82 - Pengantar Manajemen masalah yang timbul atau mungkin timbul. 2. Sedangkan George R. terry berpendapat bahwa keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. 3. Sementara Sondang P. berpendapat bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat. Setelah kita melihat beberapa pendapat para ahli dapat kita simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah menetukan pilihan yang dianggap terbaik untuk kemajuan sebuah organisasi, dengan kata lain pengambilan keputusan adalah penentuan pilihan dari beberapa alternatif, dan pilihan yang diambil dianggap pilihan yang terbaik untuk kemajuan perusahaan. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, sebagai berikut: 1. Interaksi antar anggota Perusahaan Cara pandang setiap individu dapat mempengaruhi terhadap keputusan suatu organisasi, oleh sebab itu apabila ingin mengambil keputusan perlu diperhatikan segala kemungkinan yang terjadi pada setiap individu. 2. Interaksi antar kelompok organisasi Proses pemgambilan keputusan juga harus memperhatikan interaksi antar kelompok organisasi,
Pengantar Manajemen - 83 karena hal ini akan mempercepat pembentukan dewasanya kerja sama dalam suatu perusahaan. 3. Interaksi sekitar Perusahaan Sebaiknya semua keputusan yang diambil dalam sebuah perusahaan/organisasi harus memperhatikan lingkungan sekitar perusahaan, sehingga keputusan yang dihasilkan dapat menghasilkan keputusan yang sesuai dengan harapan perusahaan. B. Proses Pengambilan Keputusan Ada berbagai teknik atau metode yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan.Tepat atau tidaknya teknik ini tergantung dari karakteristik masalahmasalah yang harus dipecahkan.Perlu disampaikan di sini bahwa ada beberapa istilah yang dapat menimbulkan kerancuan untuk menyebutkan teknik pengambilan keputusan. Ada sebagian literatur yang menyebut teknik pengambilan keputusan dengan istilah model atau metode (Tjiptono 2003). Agar menghasilkan keputusan yang berkualitas dan efektif peneliti biasanya menggunakan teknik dan metode yang tepat. Dermawan (2003) mengatakan beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, antara lain analisis diagram Paretto, analisis perbandingan sepasang, analisis jaringan, teknik implikasi plus-minus, teknik pohon keputusan, pemrograman garis lurus (linear programming), dan sebagainya. Dalam konteks Total Quality Management, pakar kualitas W. Edwards Deming mengajukan cara pemecahan masalah melalui Statistical
84 - Pengantar Manajemen Process Control (SPC) atau Statistical Quality Control (SQC) yang dilandasi tujuh alat satistik utama, yaitu diagram sebab-akibat, check sheet, diagram Paretto, run chart dan control chart, histogram, stratifikasi, dan scatter diagram (Tjiptono 2003). Mengumpulkan informasi yang objektif biasanya menggunakan alat-alat yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan. Menganalisa dengan mengukur kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat perencanaan mengenai pengembangan institusi dengan melihat dan mempertimbangkan faktorfaktor pendukung dan faktor-faktor penghambat baik dari dalam maupun dari luar organisasi. Teknik ini menghasilkan keputusan yang berdasarkan faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah keputusan : 1. Jabatan. Keputusan yang tetapkan dipengaruhi oleh posisi atau kedudukan sangat menentukan yaitu apakah posisi seseorang itu masuk ke dalam pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) atau karyawan (staff) karena dari penentuan posisi inilah kemudian dapat ditentukan bagian apa yang harus dikerjakan pada posisinya masing-masing sehingga keputusan yang diambil bisa tepat. 2. Peristiwa yang terjadi tidak sesuai harapan. Suatu peristiwa yang terjadi tidak sesuai harapan adalah tidak tercapainya suatu tujuan, jadi dalam
Pengantar Manajemen - 85 mengambil suatu keputusan harus benar-benar dipahami masalah yang sedang dihadapi sehingga kita bisa mengambil keputusan yang tepat dan juga suatu tujuan dapat tercapai. 3. Keadaan sekeliling. Keadaan merupakan jumlah keseluruhan faktor yang serentak bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat 4. Keadaan yang dialami. Keadaan yang dialami merupakan keseluruhan faktor yang serentak bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber dayasumber daya. 5. Pencapaian. Pencapain akhir yang ingin didapat adalah tujuan pribadi, kelompok dan organisasi, maupun tujuan usaha yang pada umumnya telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif. C. Tipe-tipe Pengambilan Keputusan Berikut ini tipe-tipe keputusan menurut pendapat T. Hani Handoko adalah sebagai berikut: 1. Keputusan-keputusan yang terprogram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan
86 - Pengantar Manajemen atau prosedurnya. Keputusan-keputusan ini rutin dan dibuat berulang-ulang. Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan- kebijaksanaan tertulis. Contohnya seorang manajer tidak perlu memikirkan penetapan gaji karyawan baru, karena organisasi pada umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi. 2. Keputusan-keputusan tidak terprogram adalah jenis pengambilan keputusan yang secara dadakan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak terprogram.contoh masalah dalam kputusan tidak terprogram adalah pengananan lini produk yang jatuh dipasaran. Aplikasinya dapat kita lihat ketika CEO baru AT&T Michael Armstrong memutuskan untuk menjual dua unit bisnis yang tidak terkaitdan membeli Teleport Communications, sebuah perusahaan telepon lokal, ia membuat keputusan tidak terprogram. Menurut Johannes Supranto menyebutkan ada empat katagori dalam pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Keputusan yang sudah pasti (Certainlya) adalah jika informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka keputusan dikatakan dalam keadaan atau siatuasi ada kepastian. Dengan kata lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan secara tepat atau eskak hasil dari setiap tindakan (action). 2. Keputusan yang tidak pasti (uncertainly) adalah keputusan yang menanggung resiko walaupun tak dapat dipastikan dengan pasti akan tetapi diketahui
Pengantar Manajemen - 87 nilai kemungkinan (probabilitanya). Bahwa manajer tahu sasaran mana yang ingin dicapai tetapi informasi yang didapat mengenai alternatif dan kejadiankejadian di masa depan tidak lengkap. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya adalah harga, biaya produksi, volume atau tingkat suku bunga masa depan, sulit dianalisis dan diprediksi. Keputusan dengan risiko. 3. Keputusan dengan risiko adalah sebuah keputusan memiliki sasaran jelas daan didasarkan pada informasi yang baik, namun demikian konsekuensikonsekuensi masa depan dari masing-masing alternatif keputusan tidakpasti. 4. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak kondusif (ambiguitas) adalah pengambilan keputusan dalam situasi tidak kondusif atau lebih saling bertentangan atau ada konflik dalam situasi kompetitif. Pengambil keputusan bisa juga berarti pemain (player) dalam suatu permainan (game). D. Seorang Manajer Sebagai Pengambil Keputusan Individu maupun kelompok ketika mengambil sebuah keputusan tidak langsung diputuskan begitu saja, melainkan ada pertimbangan-pertimbangan khusus dan hal tersebut sangat bergantung dari macam masalah dan situasi yang melingkupinya. Dengan demikian ada tahaptahap dalam pengambilan keputusan, sebagai berikut:
88 - Pengantar Manajemen 1. Memahami dan merumuskan masalah, seorang manager harus dapat melihat permasalahan dari sumber dan merumuskan dari mana masalah tersebut terjadi, sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan. 2. Mengumpulkan dan menganalisis data yang saling berhubungan, seorang manajer setelah merumuskan masalah maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data yang berhubungan dengan permasalahan sehingga dapat memberikan keputusan dalam memecahkan masalah. 3. Pengambilan alternatif-alternatif, seorang manajer juga harus dapat mempersiapkan pilihan-pilihan sebagai pembanding sebelum memutuskan keputusan yang terbaik. 4. Mengevaluasi pilihan-pilihan, sesudah manajer mengumpulkan dan menganalisis data seorang manager harus mengevaluasi pilihan-pilihan. 5. Pemilihan alternatif terbaik, setelah mengevaluasi alternatif seorang manager harus dapat memutuskan alternatif yang diambil dan yakin dengan pilihan yang ditentukan. 6. Implementasi keputusan, alternatif terbaik telah ditentukan maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan dari keputusan yang diambil dengan cara menerapkan kebijakan-kebijakan yang harus dilaksanakan. 7. Evaluasi hasil-hasil keputusan, implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus.
Pengantar Manajemen - 89 E. Pengambilan Keputusan Berkelompok Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terhindarkan dari bersosialisasi, berkomunikasi, dan membentuk koneksi dengan orang lain. Salah satu penghubung antara manusia satu dengan yang lainnya adalah melalui grup atau kelompok. Sebuah kelompok dapat didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang terhubung dalam hubungan sosial dan oleh hubungan sosial. Anggota sebuah kelompok umumnya memiliki kesamaan dalam beberapa aspek yang menyatukan mereka. Sebuah kelompok memiliki identitas sosial bersama, berinteraksi, dan memiliki tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut sebuah kelompok melakukan pengambilan keputusan-keputusan. Dalam banyak kasus, sebuah kelompok menunjukkan performa yang lebih baik dalam memilih, menilai, mengestimasi, dan menyelesaikan masalah dibandingkan dengan individu seorang. Menurut Marjorie Shaw (1932), sebuah kelompok dapat menghasilkan solusi yang lebih tepat, dan lebih baik dalam memeriksa kesalahan kalkulasi untuk masalah yang dihadapi (Forsyth, 2010). Teori fungsional pengambilan keputusan kelompok meyakini bahwa kelompok dengan kemampuan pengambilan keputusan yang baik umumnya menggunakan prosedur yang mengatur bagaimana mereka mengumpulkan, menganalisis, dan menimbang informasi. Secara umum, kelompok mengambil keputusan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut (Forsyth, 2010).
90 - Pengantar Manajemen 1. Fase orientasi, yang meliputi proses mendefinisikan masalah, menetapkan tujuan, dan mengembangkan strategi. 2. Fase diskusi, yang meliputi proses mengumpulkan informasi mengenai situasi yang dihadapi, dan mengidentifikasi, serta mempertimbangkan pilihanpilihan yang dimiliki. 3. Fase keputusan, meliputi proses menetapkan solusi melalui permufakatan, voting, maupun proses pengambilan keputusan sosial lainnya. 4. Fase implementasi, yang meliputi proses realisasi keputusan dan pengujian dampak keputusan tersebut. F. Kebaikan dan Kelemahan Keputusan Berkelompok Keputusan individual dan kelompok ini masing – masing memiliki kekuatan sendiri – sendiri, karenanya masing – masing juga tidak selalu ideal untuk semua situasi. Namun beberapa keunggulan keputusan kelompok dibandingkan dengan keputusan individual adalah sebagai berikut: 1. Informasi dan pengetahuan lebih lengkap. Dalam menghimpun sumber daya dari sejumlah individu , berarti lebih banyak masukan yang dipakai dalam proses pembuatan keputusan.